OLEH :
KELOMPOK IV
Menurut Priyadi (2005: 1), berpikir kritis adalah proses mental untuk menganalisis
atau mengevaluasi informasi. Informasi yang dianalisis dapat berupa suatu argumen. Berkaitan
dengan sub-indikator kemampuan berpikir kritis menganalisis argumen, Bruneu (1987 dalam
Hassoubah, 2008: 30) menjelaskan bahwa terdapat pola pikir yang salah
yang seringkali dilakukan seseorang dalam menganalisis argumen, diantaranya:
a) Argumentasi yang diberikan tidak berhubungan dengan kesimpulan;
b) Berbeda argumen dari orang lain hanya berdasarkan bukti tertentu saja;
c) Loyalitas buta, yaitu seseorang yang kukuh dengan argumentasinya tanpa peduli dengan
banyaknya bukti yang berlawanan;
d) Menyetujui atau menerima argumen begitu saja tanpa bukti atau tanpa perlu bersusah payah
membuktikan kebenaran argumen tersebut.
Arthur L. Costa. 1988. Developing Mind. Association for Supervision and Curriculum Development
USA
Brady, L. 1992. Curriculum development. 4-th ed. New York: Prentice Hall.
Bryce, T.G.K., McCall, J., MacGregor, J., Robertson, I.J., dan Weston, R.A.J. 1990. Techniques for
assessing process skills in practical science: Teacher’s guide. Oxford: Heinemann
Educational Books.
Kumano, Y. (2001) The National Curriculum Standards Reform and Its Implementation. Makalah
diseminarkan di JICA Meeting tanggal 15 September 2001. Yogyakarta: FMIPA UNY.
Puckett, M. B & Black, J. K. (1994). Authentic Assessment of The Young Child. New York: Macmillan
College Publishing Company.