Anda di halaman 1dari 4

Tugas Resume Hari/Tanggal : Rabu / 30 Januari 2019

M. K. Biometeorologi Dosen : Prof. Dr. Ir. Yonny


Koesmaryono, MS.

AKLIMATISASI

Kelompok 4
Arin Zahrotul Wafiyah (G24160002)
Wiraditya Maulana A (G24160009)
Ambar Kurniawati (G24160019)
Firdah Nadya N (G24160024)
Widia Astuti (G24160033)
RR. Mashita Fauzia H (G24160034)
Nisa Nurjanah (G24160049)
Agatha Angela Damanik (G24160063)
Bayu Sakti Wicaksana(G24160073)
Aldi Alparando (G24160086)

DEPARTEMEN GEOFISIKA DAN METEOROLOGI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2019
AKLIMATISASI
Aklimatisasi didefinisikan sebagai bentuk adaptasi atau penyesuaian suatu
organime terhadap lingkungan yang baru (Conover dan Poole 1984). Kondisi
yang disesuaikan tersebut pada umumnya adalah suhu, kelembaban, pH tanah,
dan faktor iklim maupun non-iklim lainnya. Proses aklimatisasi didasarkan pada
kemampuan suatu organisme yang dapat mengatur morfologi dan metabolismenya
sehingga perubahan lingkungan tersebut dapat terkendali sebagaimana mestinya.
Perbedaan aklimatisasi dengan adaptasi yaitu jenis perubahannya dimana adaptasi
merupakan bentuk penyesuaian terhadap lingkungan yang memiliki periode
perubahan berulang (perubahannya seperti siklus), sedangkan pada kasus
aklimatisasi bentuk perubahannya serentak atau tiba-tiba berubah. Manusia,
hewan, dan tumbuhan mempunyai cara tersendiri untuk melakukan proses
aklimatisasi baik mandiri atau dengan bantuan makhluk hidup yang lainnya.
Aklimatisasi pada tumbuhan bisa dilakukan di rumah kaca maupun
persemaian. Contoh dari aklimatisasi pada tumbuhan yaitu pada tumbuhan paku-
pakuan di Kebun Raya Bogor (KRB) dan anggrek bulan hibrida. Tumbuhan paku
yang biasa hidup di ketinggian 1100 mdpl akan diambil sampelnya untuk bisa
tumbuh di KRB yang ketinggiannya hanya 300 mdpl. Paku-pakuan yang diambil
tersebut dibersihkan terlebih dahulu akarnya dari tanah dan mengurangi jumlah
daun untuk meminimalisir penguapan. Tanaman setelah tiba di KRB akan
diletakkan pada media tanam yang berisi tanah kompos dan tanah KRB dengan
perbandingan 1:1. Aklimatisasi pada tanaman ini dilakukan dengan cara
pertukaran tanah dengan tanah KRB dimana sebelum dialihkan ke media tanam
tersebut, akar tanaman direndam terlebih dahulu selama beberapa jam.
Aklimatisasi pada tumbuhan anggrek hibrida dilakukan karena secara alami, biji
anggrek tidak memiliki endosperma dan persetase perkecambahan sangat kecil
sehingga biji anggrek perlu dibiakkan di media yang mengandung banyak nutrisi
(Semiarti et all. 2007). Oleh karena itu, perlu alternatif dengan cara kultur
jaringan. Bibit tanaman yang telah ditumbuhkan dalam botol dikeluarkan secara
perlahan dan direndam pada larutan fungisida untuk diaklimatisasi. Aklimatisasi
pada tumbuhan ini memerlukan media khusus agar organ-organnya tidak busuk
dan tidak terserang penyakit. Batu zeolit dapat digunakan sebagai media alternatif
untuk aklimatisasi tanaman anggrek bulan hibrida. Kombinasi media zeolit+akar
pakis memberikan pengaruh terhadap pertambahan akar anggrek. Media yang
dipilih harus memiliki karakteristik penyerap nutrisi dan air serta aerasi yang baik
(Dwiyani et al. 2012).
Aklimatisasi pada hewan umunya dilakukan pada udang. Meskipun masih
banyak hewan lain, tetapi ikan tergolong hewan ektotermik yang tidak
menghasilkan panas dari tubuh. Oleh karena itu, suhu tubuhnya sangat tergantung
atau menyesuaikan dengan suhu lingkungan sekitarnya. Suhu lingkungan yang
tinggi akan menyebabkan hambatan terhadap proses biologis udang. Udang yang
sedang dibudidayakan di kolam mulanya dimasukan kedalam kantong benur saat
pagi dan malam hari. Kantong benur tersebut dibiarkan mengambang di kolam
sampai terindikasi adanya embun pada kantong benur. Embun tersebut mencirikan
bahwa suhu pada kantong benur telah mendekati suhu kolam pembesaran. Benur
yang berada di kantong tersebut sebelum ditebar ke kolam budidaya dilakukan
aklimatisasi salinitas terlebih dahulu. Proses aklimatisasi ini dilakukan dengan
cara memasukkan air yang diambil dari kolam pembesaran ke dalam kantong
benur sedikit demi sedikit sampai bibit terlihat tidak stress, kemudian bibit siap
ditebar di kolam budidaya. Selain benur, ikan nila yang dibudidayakan di lahan
gambutpun dilakukan aklimatisasi terlebih dahulu. Aklimatisasi dilakukan dengan
cara merubah lingkungan hidup nila secara perlahan-lahan yaitu ikan disimpan ke
dalam baskom plastik yang diisi air 20 liter selama kurang kebih 3 hari, kemudian
baskom plastik yang berisi ikan tersebut perlahan-perlahan diberi air gambut
sampai ikan merasa sesuai dengan lingkungan barunya yang terisi air gambut.
Proses ini terus dilakukan sampai ikan nila siap dan tidak mengalami stress akan
perubahan kondisi lingkungan tumbuhnya. Aklimatisasi ini disarankan lebih
membututhkan treatment terlbih dahulu supaya mendapatkan hasil yang maksimal
(Augusta 2012).
Aklimatisasi yang dilakukan oleh manusia umumnya dilakukan saat
hendak mendaki ke gunung, tebing, ataupun tempat tinggi lainnya yang
membutuhkan adrenalin yang kuat. Orang yang mendaki gunung perlu waktu
untuk melakukan aklimatisasi dengan cara latihan fisik dan mental untuk
menyesuaikan tubuh terhadap ketinggian tertentu. Langkah yang bisa dilakukan
sebelum dan ketika mendaki antara lain:
1. Mendaki dengan ritme yang konstan.
2. Pendakian dilakukan ke tempat yang tinggi, tetapi penginapan
dilakukan di tempat yang lebih rendah.
3. Minum secara teratur.
4. Makan makanan berkalori tinggi.
5. Istirahat dan tidur teratur.
Hal-hal tersebut dapat membantu tubuh manusia untuk menyesuaikan
dengan lingkungan yang didatanginya. Selain itu, aklimatisasi juga dilakukan oleh
atlet yang melakukan proses latihan di tempat dengan kondisi suhu yang berbeda
dari biasa. Saat atlet melakukan latihan di lingkungan yang lebih panas, biasanya
mereka menurunkan aktivitas latihan dengan durasi dan intensitas yang sama
dibandingkan saat udara sejuk. Hal ini dilakukan karena saat udara panas tubuh
lebih cepat mengeluarkan keringat sehingga jumlah kalori yang terbakar lebih
banyak dan cepat. Oleh karena itu, dilakukanlah hal tersebut agar atlet dapat
menyesuaikan kondisi fisiknya dengan lingkungan yang baru.
DAFTAR PUSTAKA
Augusta TS. 2012. Aklimatisasi benih ikan nila dengan pencampuran air gambut.
Jurnal Ilu Hewan Tropika. 1(2):78-82.
Conover CA, Poole RT. 1984. Acclimatization of indoor foliage plants. J. Hort.
Vol 6:119-154.
Dwiyani R, Purwantoro A, Indrianto A, Semiarti E. 2012. Konservasi anggrek
alam Indonesia melalui kultur embrio secara in-vitro. Jurnal Bumi Lestari.
12(1):93-98.
Semiarti E, Indrianto A, Purwanto A, Isminingsih S, Suseno N, Ishikawa T,
Yoshioka Y, Machida Y, Machida C. 2007. Agrobacterium-mediated
transformation of the wild orchid species Phalaenopsis amabilis. Plant
Biotechnol. Vol 24:265-272.

Anda mungkin juga menyukai