Anda di halaman 1dari 5

PENGARUH CARBOXYMETHYL CELULOSA NATRIUM SEBAGAI

PENGENTAL TERHADAP STABILITAS SIRUP TEMULAWAK


(CURCUMA XANTHORRIZA ROXB)

Nutrisia Aquariushinta Sayuti


Kementerian Kesehatan, Politeknik Kesehatan Surakarta, Jurusan Jamu

Abstract : Carboxymethyl celulosa natrium, Curcuma xanthorriza Roxb syrup,


Stability. The lack flavor and amylum contain of Curcuma xanthorriza Roxb
cause difficulty to make it in to syrup. Carboxymethyl Celulose Natrium (CMC-
Na) as a thickener was needed to solve the problem. The study aim to determine
the influence of CMC-Na to syrup’s stability Curcuma xanthorriza. The methode
was used to determine stability of syrup formulation with three formula with
variations in the amount of 1% CMC-Na solution and 80% sucrose solution.
Physical stability parameter of the syrup such as viscosity, acidity and
organoleptic analyzed by two way anava. The result showed that CMC-Na
effected on viscosity, acidity and organoleptic of the syrup. There are influence of
CMC-Na to syrup’s stability.

Keyword: Carboxymethyl celulosa natrium, Curcuma xanthorriza Roxb syrup,


Stability

Abstrak : Carboxymethyl celulosa natrium, Temulawak sirup, Stabilitas. Rasa


yang tidak enak dan kandungan amylum dalam temulawak (Curcuma xanthorriza
Roxb) menyulitkan dalam pembuatan sirup temulawak. Carboxymethyl Celulose
Natrium (CMC-Na) sebagai pengental diperlukan untuk mengatasi masalah
tersebut. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh CMC-Na
terhadap stabilitas sirup temulawak. Metode dipergunakan untuk mengetahui
stabilitas dari tiga formula sirup temulawak dengan konsentrasi larutan CMC-Na
1% dan larutan sucrosa 80% yang berbeda. Parameter stabilitas fisik dari sirup
yang terdiri dari viskositas, derajat keasaman dan organoleptic dianalisis dengan
anava dua arah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa CMC-Na berpengaruh pada
kekentalan, derajat keasaman dan organoleptis sirup. CMC-Na berpengaruh
terhadap stabilitas sirup.

Kata Kunci: Carboxymethyl celulosa natrium, Sirup temulawak, Stabilitas.

PENDAHULUAN radikal bebas sehingga dapat


Temulawak (Curcuma meminimalisir efek negatif dari
xanthorriza Roxb.) merupakan salah simplisia lain yang dikombinasikan
satu simplisia yang tidak pernah bersama temulawak (Puspitojati dan
ditinggalkan dalam pembuatan jamu. Santoso, 2012; Rachman et al, 2008).
Hal tersebut disebabkan oleh Rasa pahit dan kandungan pati
kandungan kurkumin dalam temulawak dalam temulawak seringkali
yang dari segi ilmiah dapat merangsang menyulitkan dalam memformulasikan
sekresi empedu mau pun menangkal simplisia ini dalam sediaan sirup. Hal

9
Nutrisia, Pengaruh Carboxymethyl Celulosa Natrium 10

ini dikeluhkan oleh beberapa Tabel 1


pengusaha jamu di daerah Sukoharjo, Formula sirup temulawak
Jawa Tengah. Salah satu cara
menghilangkan rasa pahit dalam sirup
bisa ditambahkan asam jawa, akan Bahan Formula Formula Formula
tetapi pati dalam temulawak terkadang I II III
Sucrosa 0 50 25
masih menyisakan endapan di dasar
80%
botol walau pun penyaringan sudah CMC-Na 50 0 25
dilakukan di akhir pembuatan sirup. 1%
Hal ini menyebabkan berkurangnya Asam Sitrat 3 3 3
penerimaan konsumen terhadap Madu 5 5 5
sediaan sirup yang dihasilkan. Bahan Na Benzoat 0,06 0,06 0,06
pengental yang dapat ditambahkan Infusa 60 ml 60 ml 60 ml
pada sediaan tersebut adalah Temulawak
sampai
Carboxymethyl celulosa natrium Keterangan :
(CMC-Na). CMC-Na dapat Formula I = 100% CMC-Na
mensuspensikan pati dalam sirup Formula II= 100% Sukrosa
temulawak sehingga diharapkan Formula III= 50% CMC-Na dan 50% Sukrosa
endapan tidak terjadi. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui pengaruh HASIL PENELITIAN
CMC-Na sebagai pengental terhadap Hasil penelitian menunjukkan
kestabilan sirup temulawak. Stabilitas bahwa CMC-Na berpengaruh pada
sirup diuji dengan penyimpanan selama kekentalan, derajat keasaman dan
4 minggu dengan pengujian setiap organoleptis sirup. CMC-Na
minggu. berpengaruh terhadap stabilitas sirup

METODE PENELITIAN PEMBAHASAN


Penelitian ini adalah penelitian Dalam penelitian, peneliti
eksperimental. Simplisia temulawak membandingkan stabilitas 3 formula
dan daging buah asam jawa dengan sirup dimana sirup formula II adalah
perbandingan berat 800 banding 1 resep asli yang sudah diproduksi oleh
diambil sarinya secara infundasi. beberapa pengusaha jamu di daerah
Perbandingan antara simplisia Sukoharjo, formula I formula sirup
temulawak dengan air yang digunakan tanpa gula sedangkan formula III
adalah 1 banding 4. Cairan infusa adalah kombinasi dari sukrosa dan
dibagi dua untuk membuat larutan CMC-Na. Formula tersebut adalah
sucrosa 80% dan larutan CMC-Na 1%. formula sirup yang pemakaiannya
Formula dapat dilihat pada tabel 1. harus dicampurkan dengan air
Pengujian stabilitas dilakukan dengan secukupnya terlebih dahulu untuk dapat
menyimpan sediaan sirup selama 4 dikonsumsi. Masing-masing formula
minggu dan diuji viskositas, derajat dibuat 60 ml dengan replikasi 3 kali.
keasaman (pH) dan organoleptik sirup. Hasil dari formula dilakukan uji
Analisa hasil dilakukan dengan analisa stabilitas dengan cara pengamatan
bivariat. viskositas, pH dan organoleptik.
Pengamatan dilakukan setiap minggu
selama 4 minggu dalam suhu kamar.
11 Jurnal Kebidanan Dan Kesehatan Tradisional, Volume 1, No 1, Maret 2016, hlm 1-99

Formulasi Viskositas (mPas) CMC-Na berpengaruh pada stabilitas


Minggu Minggu Minggu Minggu Minggu
viskositas sirup.
0 1 2 3 4 Menurut Murukmihadi, 2011,
Formula 149,33 131,67 131,67 132,67 133,67 penurunan viskositas sirup
I ± ± ± ± ±
0,57 1,53 1,53 1,53 1,53 kemungkinan juga disebabkan oleh
Formula II 121,00 122,33 110,33 101,33 99,00 teroksidasinya CMC-Na akibat
± ± ± ± ±
1,00 1,53 1,53 1,21 1,01 pengaruh udara. Kerusakan sistem
Formula III 129,00 120,67 121,00 114,00 103,67 dispersi koloid CMC-Na akibat
± ± ± ± ±
0,99 0,56 0,58 0,39 0,07 molekul oksigen udara terjadi dengan
Tabel 2 putusnya gugul karboksil sehingga
Hasil Viskositas Formulasi viskositas sirup menurun (Hoefler,
Sirup Temulawak A.C., 2004, Murukmihadi, dkk, 2011 ).
Hal inilah yang menyebabkan viscsitas
Keterangan : a ± b = purata ± SD sirup cenderung mengalami penurunan.
,n=3 Tabel 3
Viskositas sirup menurut tabel 2 Hasil pH Formulasi Sirup
memiliki kecenderungan menurun dari Temulawak
minggu ke minggu. Viskositas sirup Formulasi pH
berkaitan dengan konsentrasi CMC-Na
Minggu Minggu Minggu Minggu Minggu
dalam sirup. Semakin tinggi 0 1 2 3 4
konsentrasi CMC-Na semakin tinggi Formula 3,76 3,77 3,76 3,56 3,33
I ± ± ± ± ±
pula viskositas sirup yang dihasilkan. 0,03 0,15 0,11 0,03 0,01
CMC-Na mudah larut dalam air panas Formula 3,91 3,78 3,62 3,45 3,02
maupun air dingin. Pengurangan II ± ± ± ± ±
0,13 0,01 0,03 0,09 0,02
viskositas dapat terjadi pada saat Formula 3,41 3,29 3,32 3,29 3,20
pemanasan yang bersifat dapat balik III ± ± ± ± ±
0,93 0,11 0,67 0,74 0,08
(reversible). Saat Na-CMC dimasukkan Keterangan : a ± b = purata ± SD
ke dalam air, Na+ lepas dan diganti ,n=3
dengan ion H+ dan membentuk HCMC PH sirup menurut tabel 3
yang akan meningkatkan viskositas memiliki kecenderungan menurun dari
(Bochek et al., 2002). Kemasan yang minggu ke minggu. Uji anava dua arah
kurang kedap juga dapat menurunkan menunjukkan p value 0,00 sehingga
viskositas karena dapat menyebabkan dapat disimpulkan bahwa terdapat
sirup menyerap uap air dari luar, perbedaan bermaka antara derajat
sehingga menambah volume air dalam keasaman ketiga formula sirup. Tuckey
sirup (Panjaitan dan Saragih, 2012). test menunjukkan bahwa ada perbedaan
Analisa statistik anava dua arah antara satu formula dengan formula
pada viskositas ketiga formula pada lain sehingga dapat disimpulkan bahwa
tingkat kepercayaan 95% CMC-Na berpengaruh terhadap
menunjukkan p value 0,00 (< 0,05) stabilitas pH sirup.
sehingga dapat disimpulkan bahwa Viskositas larutan CMC-Na
terdapat perbedaan terhadap viskositas dipengaruhi oleh pH larutan, kisaran
ketiga formula yang diujikan. Uji pH CMC-Na adalah 5-11 sedangkan
Tuckey menjukkan terdapat perbedaan pH optimum adalah 5, dan jika pH
viskositas antara ketiga formula. Dari terlalu rendah (<3), CMC-Na akan
analisis ini dapat disimpulkan bahwa mengendap (Tranggono, dkk, 1991).
Nutrisia, Pengaruh Carboxymethyl Celulosa Natrium 12

CMC-Na mudah larut dalam air panas digunakan tidak mencukupi untuk
maupun air dingin. Pada pemanasan menutupi rasa tidak enak tersebut
dapat terjadi pengurangan viskositas walau pun rasa asam jawa memberikan
yang bersifat dapat balik (reversible). kesan segar ketika diminum.
Viskositas larutan CMC-Na KESIMPULAN DAN SARAN
dipengaruhi oleh pH larutan, kisaran Gambaran stabilitas fisik sirup
pH CMC-Na adalah 5-11 sedangkan temulawak adalah viskositas setiap
pH optimum adalah 5, dan jika pH formula cenderung menurun diiringi
terlalu rendah (<3), CMC-Na akan dengan penurunan pH sirup. Sirup
mengendap (Tranggono, dkk, 1991). formula yang tidak mengandung CMC-
Uji organoleptik meliputi Na tidak mampu mendispersikan zat
pengamatan warna, bau, rasa dan pati dari temulawak sehingga masih
tekstur pada sirup temulawak dengan terdapat endapan. Kesimpulan dari
menggunakan panca indera. Hasil uji penelitian ini adalah penambahan
organoleptik terhadap sirup temulawak CMC-Na berpengaruh pada stabilitas
formula I, II dan III selama sediaan sirup temulawak.
penyimpanan 4 minggu relatif stabil
yaitu beraroma temulawak, rasa, warna DAFTAR RUJUKAN
kuning kecoklatan, tekstur agak kental Bochek, A.M., Yusupova, L.D.,
akan tetapi pada formula II terdapat Zabivalova, N.M.,
sedikit endapan yang mengharuskan Petropavlovskii, G.A. 2002.
sirup dikocok dulu sebelum digunakan. Rheological Properties of
Hal ini disebabkan viskositas sirup Aqueous H-Carboxymethyl
formula II tidak cukup menahan Cellulose Solutions with
endapan serbuk. Kesan tanpa endapan Various Additives.Russian
ini lebih disukai oleh konsumen. Hal Journal of Applied
ini sesuai dengan hasil penelitian Anis Chemistry.75: 4–7.
Marfuah dan Sutaryono tentang CMC Hoefler, A.C., 2004, Sodium
sebagai suspending agent terhadap Carboximethyl Cellulose,
stabilitas fisik suspensi Kloramfenikol, Chemistry, Functionality, and
yang menyatakan bahwa suspensi yang Applications,
mengalami flokulasi mengalami proses http://www.herc.com/foodgums
sedimentasi terhambat. Pada partikel /index.htm, 22 Juni 2010.
tunggal yang bersentuhan kemudian Murukmihadi, Wahyuono, Marchaban,
menyatu menjadi flokulat bergerak Martono, 2011. Optimasi
turun, berasosiasi tidak hanya dengan Formulasi Sirup Fraksi tidak
partikel flokulat berikutnya tetapi juga Larut Etil Asetat Yang
dengan partikel tunggal yang sangat Mengandung Alkaloid dari
halus, cairan yang terbentuk adalah Bunga Kembang Sepatu
jernih (Voight, 1994). (Hibiscus rosa-sinensis L.),
Rasa pahit dan getir dari Jurnal, Jogjakarta : Majalah
temulawak sudah dapat ditutupi dengan Obat Tradisional 16(2) 101 –
rasa manis pada sirup formula I dan III 108.
sedangkan pada formula II masih Panjaitan, E. N., A. Saragih, dan D.
didapatkan rasa getir, hal ini Purba. 2012. Formulasi Gel dari
disebabkan rasa manis madu yang Ekstrak Rimpang Jahe Merah
13 Jurnal Kebidanan Dan Kesehatan Tradisional, Volume 1, No 1, Maret 2016, hlm 1-99

(Zingiber officinale Roscoe).


Journal of Pharmaceutics and
Pharmacology. 1(1): 9-20.
Universitas Sumatera Utara:
Jurusan Farmasi
Puspitojati, E dan Santoso, H. 2012.
Optimasi Fermentasi pada
Pembuatan Ekstrak Temulawak
Sebagai Bahan Baku Es Krim.
Jurnal ilmu-ilmu pertanian
volume 16, No. 2 , Desember
2012. Surakarta: Jurusan
pertanian.
Rachman, 2008, Aktivitas antioksidan
Ekstrak Tunggal dan
Kombinasinya dari Tanaman
Curcuma sp. Jurnal, Ilmu
Kefarmasian Indonesia, vol 6
No.2, 69-74.
Tranggono, IR , Latifah, 2007, Buku
Pegangan Ilmu Pengetahuan
Kosmetika, Jakarta, PT.
Gramedia Pustaka Utama
Voight, 1994, Buku Pelajaran
Teknologi Farmasi, Terjemahan
Soendani, Edisi V, Jogjakarta,
Universitas Gadjah Mada, 572-
537.

Anda mungkin juga menyukai