BUDIDAYA BELUT
Disusun oleh :
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah Dasar-dasar akuakultur mengenai budidaya belut ini.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB 1 Pendahuluan
BAB 3 Penutup
3.1 Kesimpulan 10
3.2 Saran 10
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN
1. Latar belakang
Belut berbeda dengan sidat, yang sering dipertukarkan. Ikan ini bisa
dikatakan tidak memiliki sirip , kecuali sirip ekor yang juga tereduksi,
sedangkan sidat masih memiliki sirip yang jelas. Ciri belut yang lain adalah
tidak bersisik (hanya sedikit) dapat bernapas melalui udara, bukaan insang
sempit, tidak memilii kantung renang dan tulang rusuk. Belut merupakan
hewan air darat sedangkan sidat hidup dilaut walaupun ada yang hidup di air
tawar. Mata belut biasanya tidak berfungsi baik. belut yang buta adalah belut
yang hidup didalam gua.
2. Rumusan masalah
2.1 Bagaimana cara budidaya belut secara umum
2.2 Bagaimana cara pemilihan lokasi
2.3 Bagaimana pemilihan induk
2.4 Bagaimana proses pemijahan
2.5 Berapa lama dan bagaimana panen
3. Tujuan
3.1 Untuk mengetahui cara membudidaya belut secara umum
3.2 Untuk mengetahui pemilihan lokasi yang baik dan benar
3.3 Untuk mengatahui bagaimana pemilihan induk yang bagus
3.4 Untuk mengetahui proses pemijahan
3.5 Untuk mengetahui waktu yang dibutuhkan untuk panen
BAB 2
LANDASAN TEORI
Belut merupakan jenis ikan yang banyak hidup liar disungai, perswahan dan
rawa-rawa. Ikan jenis ini biasanya menimbulkan masalah bagi petani, sebab belut
suka menggali lubang yang mengakibatkan sawah bocor atau kekeringan.
Spesies belut masuk dalam kelas pisces dengan nama latin synbranchaedae.
Belut merupaka jenis ikan yang paling nikmat dikonsumsi, serta memiliki
kandungan gizi yang tinggi dan tidk kalah dengan ikn.
Jenis belut yang ada diindonesia adalah belut sawah, belut rawa, dan belut
kali/sungai. Dari ketiga belut tersebut pertumbuhan dan adaptasi memiliki ciri
yang hampir sama. Tapi memiliki perbedaan yang sangat sedikit bhakan susah
untuk dideteksi.
2.3 Persyaratan lokasi
2.3.1 Secara klimatologis ikan belut tidak membutuhkan kondisi iklim dan
geografis yang spesifik. Ketinggian tempat budidaya ikan belut dapat
berada di dataran rendah sampai dataran tinggi. Begitu pula dengan
kelembaban dan curah hujan tidak ada batasan yang spesifik.
2.3.2 Kualitas air untuk pemeliharaan belut harus bersih, tidak terlalu
keruh dan tidak tercemar bahan-bahan kimia beracun, dan
minyak/limbah pabrik. Kondisi tanah dasar kolam tidak beracun.
2.3.3 Suhu udara/temperatur optimal untukpertumbuhan belut yaitu
berkisar antara 25-31 ᵒC.
2.3.4 Pada prinsipnya kondisi perairan adalah air yang harus bersih dan
kaya akan osigen terutama untuk bibit/benih yang masih kecil yaitu
ukuran 1-2 cm.
2.11 Panen
Pemanenan belut berupa 2 jenis yaitu :
1.1 Berupa benih/bibit yang dijual untuk diternak/dibudidayakan.
1.2 Berupa hasil akhir pemeliharaan belut yang siap dijual untuk konsumsi
(besarnya/panjangnya sesuai dengan permintaan pasar/konsumen).
Cara Penangkapan belut sama seperti menangkap ikan lainnya dengan
peralatan antara lain: bubu/posong, jaring/jala bermata lembut, dengan pancing
atau kail dan pengeringan air kolam sehingga belut tinggal diambil saja.
3.1 Kesimpulan
Belut ada tiga macam/jenis, antara lain : belut sawah, belut rawa, dan belut
kali/sungai. Dari ketiga belut tersebut memiliki pesamaan dan perbedaan yang
sangat sedikit. Jadi, sulit untuk dilihat oleh kasat mata mana yang belut sawah,
rawa atau sungai.
Budidaya belut itu harus memiliki kesabaran dan tingkat pengetauan yang
tinggi dikareakan tidak semua orang bisa berhasil dalam membudidayakan belut
ini. Banyak orang diluar sana yang inginmembudidayakan belut tapi mereka
menganggap bahwa belut hanyalah binatang yang sangat menggelikan yang
seperti ular. Padahal jika kita teleti dan kaji belut tidak seburk yang kita bayngkan.
Mungkin ada sebagian orang menganggap positif dan negative terhadap belut itu
sendiri.
3.2 Saran
Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih sangat jauh dari sempurna.
Untuk itu, penyusun mengharapkan adanya kritik dan saran dari semua pihak.
Serta dapat menjadikan makalah kami sebagai titik tolak pengetahuan tentang
belut yang lebih lanjut oleh pihak – pihak yang berminat menhkaji lebih dalam.
kami berharap agar budidaya belut dapat lebih dikmaksimalkan dan dilestarikan di
lingkungan masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
http://file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BAHASA_ARAB/195105281979031
AHMAD_SUKARNA_FIRDAUS/KEWIRAUSAHAAN/BUDIDAYA_BELUT.
pdf
http://digilib.unimed.ac.id/public/UNIMED-Research-22090-
06%20Bab%20II.pdf
http://www.migroplus.com/brosur/Budidaya%20belut.pdf
http://perpustakaandinaskelautandanperikanan.blogspot.com/2011/09/cara-
budidaya-belut.