Anda di halaman 1dari 4

1.

Kebutuhan akan Rasa Aman dan Nyaman

Apabila kebutuhan fisiologis individu telah terpuaskan, maka dalam diri individu
akan muncul satu kebutuhan lain sebagai kebutuhan yang dominan dan menuntut pemuasan,
yakni kebutuhan akan rasa aman (needs for self security). Hirarki Abraham Maslow dalam
Potter & Perry, 2006 menyebutkan bahwa kebutuhan rasa aman meliputi kebutuhan untuk di
lindungi, jauh dari sumber bahaya, baik berupa ancaman fisik maupun psikologi. Menurut
Maslow (dalam Koeswara, 1991, hlm. 121) yang dimaksud dengan kebutuhan akan rasa
aman, ialah kebutuhan yang mendorong individu untuk memperoleh ketenteraman, kepastian,
dan keteraturan dari lingkungannya (Rahmawati, 2016)

Maslow mengemukakan (dalam Koeswara, 1991, hlm. 121) kebutuhan akan rasa
aman sangat nyata dan bisa diamati pada bayi dan anak-anak karena ketidak berdayaan
mereka. Sebagai contoh seorang bayi akan memeberi respon ketakutan salah satunya dengan
menangis apabila ia tiba-tiba mendengar suara keras yang mengejutkan. Menurut Maslow
(dalam Koeswara, 1991, hlm. 121) kebutuhan rasa aman dapat berebentuk usaha-usaha untuk
memperoleh perlindungan dan keselamatan kerja, penghasilan tetap atau membayar asuransi.
Koeswara (1991, hlm. 121) menambahkan bahwa agama dan filsafat oleh sebagian orang
dianggap sebagai alat yang bisa membantu mereka dalam mengorganisasikan dunianya, dan
dengan mereka menyatukan diri dengan nilai-nilai yang terkandung dalam ajaran agama atau
fiksafat yang dianutnya maka ia akan merasa aman (Rahmawati, 2016).

Potter & Perry (2006) mengungkapkan kenyamanan / rasa nyaman adalah suatu
keadaan telah terpenuhinya kebutuhan dasar manusia yaitu kebutuhan akan ketentraman
(suatu kepuasan yang meningkatkan penampilan sehari-hari), kelegaan (kebutuhan telah
terpenuhi), dan transenden (keadaan tentang sesuatu yang melebihi masalah dan nyeri).
Kenyamanan mesti dipandang secara holistik yang mencakup empat aspek yaitu:
1. Fisik, berhubungan dengan sensasi tubuh.
2. Sosial, berhubungan dengan hubungan interpersonal, keluarga, dan sosial.
3. Psikospiritual, berhubungan dengan kewaspadaan internal dalam diri sendiri yang meliputi
harga diri, seksualitas, dan makna kehidupan).
4. Lingkungan, berhubungan dengan latar belakang pengalaman eksternal manusia seperti
cahaya, bunyi, temperatur, warna dan unsur alamiah lainnya.

Perubahan kenyamanan adalah dimana individu mengalami sensasi yang tidak


menyenangkan dan berespon terhadap rangsangan yang berbahaya. Nyeri merupakan
perasaan dan pengalaman emosional yang timbul dari kerusakan jaringan yang aktual dan
potensional atau gambaran adanya kerusakan (Unud).

2. Kebutuhan Cinta dan Kasih Sayang

Setelah kebutuhan fisiologis dan kebutuhan akan rasa aman terpenuhi, seseorang akan
termotivasi untuk memenuhi kebutuhan akan kasih sayang. Kebutuhan kasih sayang atau
menurut Koeswara (1991, hlm. 122) disebut dengan kebutuhan akan cinta dan rasa memiliki
adalah kebutuhan yang mendorong individu untuk mengadakan hubungan efektif atau ikatan
emosional dengan individu lain, baik dengan lawan jenis maupun dengan sesama jenis, baik
di lingkungan keluarga maupun di lingkungan masyarakat. Sebagai contoh, mahasiswa
perantauan yang jauh dari kampung halamannya akan kehilangan ikatan atau rasa memiliki,
maka ia termotivasi untuk membentuk ikatan baru dengan orang-orang atau kelompok yang
ada di tempat merantau. Menurut Jaenudin (2015, hlm. 132) pemuasan kebutuhan akan kasih
sayang atau cinta diwujudkan melalui hubungan yang akrab atau menjalin relasi dengan
orang lain (Rahmawati, 2016).

Maslow (dalam Koeswara, 1991, hlm. 123) secara tegas menolak pandangan Freud
yang mengatakan bahwa cinta dan afeksi itu berasal dari naluri seksual yang di sublimasikan.
Menurut Maslow (dalam Koeswara, 1991, hlm. 123) cinta dan seks adalah dua hal yang sama
sekali berbeda. Bagi Maslow, cinta menyangkut suatu hubungan sehat termasuk sikap saling
percaya. Ia mengatakan, “the love needs involve giving and receiving affection”. Kebutuhan
akan cinta meliputi cinta yang memberi dan cinta yang menerima (Jerome, 2013). Maslow
(dalam Koeswara, 1991, hlm. 123) akhirnya menyimpulkan bahwa antara kepuasan cinta dan
afeksi di masa kanak-kanak serta kesehatan mental di masa depan terdapat korelasi yang
signifikan (Rahmawati, 2016).

Ada dua jenis cinta yakni deficiency atau D-love dan being atau B-love. D-love adalah
kebutuhan cinta karena kekurangan, dimana orang yang mencintai sesuatu yang tidak
dimilikinya, seperti harga diri, seks, atau seseorang yang membuat dirinya menjadi tidak
sendirian. Misalnya, hubungan pacaran, hidup bersama atau perkawinan yang membuat orang
terpuaskan kenyamanan dan keamanannya. D-love adalah cinta yang mementingkan diri
sendiri, yang memperoleh daripada memberi. B-love didasarkan pada penilaian mengenai
orang lain apa adanya, tanpa keinginan mengubah atau memanfaatkan orang itu. Cinta yang
tidak berniat memiliki, tidak mempengaruhi, dan terutama bertujuan memberi orang lain
gambaran positif, penerimaan diri dan perasaan dicintai, yang membuka kesempatan orang
itu untuk berkembang (Academia).

Hal yang ditemukan Maslow yaitu tanpa cinta, pertumbuhan dan perkembangan
kemampuan orang akan terhambat. Karena kebutuhan akan cinta meliputi cinta yang
memberi dan cinta yang menerima. Kita harus memahami cinta; kita harus mampu
mengajarkannya, menciptakannya, dan meramalkannya. Jika tidak, dunia ini akan hanyut ke
dalam gelombang permusuhan dan kebencian (Uysal et all, 2017).
Daftar Pustaka

https://www.academia.edu/11597035/teori_hirarki_kebutuhan.

https://sinta.unud.ac.id/uploads/dokumen_dir/77a862032c68b1170c7989f3858a1433.pdf

Jerome, N. 2013. Application of the Maslow’s hierarchy of need theory; impacts and
implications on organizational culture, human resource and employee’s performance.
International Journal of Business and Management Invention.

Rahmawati, Dila. 2016. Teori Humanistik Abraham Maslow. Makalah. Fakultas Ilmu
Pendidikan. Universitas Pendidikan Indonesia.

Uysal, T., S. Aydemir., dan E. Genc. 2017. Maslow's hierarchy of needs in 21st century: the
examination of vocational differences. Researches on science and art in 21st century
turkey.

Anda mungkin juga menyukai