Anda di halaman 1dari 5

N42 Other disorders of prostate

N42.0 Calculus of prostate


Prostatic stone
Batu (batu) di prostat adalah formasi kristal dengan komposisi,
bentuk, ukuran yang berbeda. Mereka memiliki asal organik dan anorganik,
terbentuk di saluran ekskretoris kelenjar prostat pada saat-saat yang
merugikan: kegagalan hormonal, infeksi kronis dan stagnasi sekresi prostat.
Penyebab prostatitis, ditemukan pada 30% pria setelah 50 tahun.[1]
N42.1 Congestion and haemorrhage of prostate
N42.2 Atrophy of prostate
Atrofi prostatik adalah lesi jinak yang mungkin menyerupai
adenokarsinoma secara histologis dan pada pencitraan. Itu lebih sering di
zona perifer dan semakin penting dengan meningkatnya penggunaan biopsi
jarum. Atrofi difus terjadi sekunder untuk radioterapi dan / atau terapi
endokrin. Peradangan dan / atau iskemia lokal kronis dapat menyebabkan
atrofi fokal dengan meningkatnya frekuensi dalam usia. Atropi dapat
diklasifikasikan secara morfologis menjadi difus dan fokus. Yang terakhir
mungkin parsial, lengkap atau gabungan. Atrofi fokus parsial adalah
mimicker adenokarsinoma yang paling sering terjadi pada biopsi jarum.[2]
Atropi fokus lengkap dapat disubtip menjadi sederhana, sklerotik
dan hiperplastik (atau hiperplasia postatrofik). Gabungan lesi sering terjadi
dan atrofi parsial dapat mendahului atrofi lengkap. Beberapa tipe
morfologis atrofi fokus mungkin mewakili kontinum morfologis dan
subtipe hiperplastik (atau hiperplasia postatrofik) tampaknya berada di akhir
ekstrim dari kontinum ini. Peradangan kronis yang terkait dengan atrofi
fokus (atropi inflamasi proliferatif) miliki telah dikaitkan dengan neoplasia
intraepitel prostat tingkat tinggi dan / atau karsinoma. Namun, tautan ini
masih kontroversial di dalam literatur.
Pertanyaannya apakah peradangan secara langsung menghasilkan
kerusakan jaringan dan atrofi atau penghinaan lainnya menginduksi atrofi
secara langsung, dengan peradangan yang terjadi secara sekunder, masih
belum terselesaikan. Temuan menarik yang perlu studi lebih lanjut adalah
kemungkinan hubungan tingkat atrofi dengan peningkatan serum PSA.
N42.3 Displasia of prostate
Low grade dysplasia
Neoplasia intraepitelial prostat (PIN) didefinisikan sebagai
proliferasi intraluminal sel sekretaris sistem saluran-asinar prostat. PIN
biasanya melibatkan satu acini atau kelompok kecil acini, tetapi kadang-
kadang lebih luas. PIN ditemukan terutama di zona periferal prostat (75 -
80%), jarang di zona transisi (10- 15%), dan sangat jarang di zona tengah
(5%).
Ini distribusi mencerminkan frekuensi kecenderungan zona untuk
karsinoma prostat. Kontinum dari PIN tingkat rendah ke PIN tingkat tinggi
dan karsinoma invasif dini ditandai dengan sel basal gangguan lapisan,
hilangnya penanda sekretori secara progresif diferensiasi, dan peningkatan
nuklir dan nukleolus kelainan, aktivitas proliferatif, kepadatan pembuluh
mikro, ketidakstabilan genetik, dan konten DNA. PIN dapat dengan mudah
diidentifikasi bahkan pada tampilan daya rendah [3]. Mereka memiliki :
(1) sel-sel lapisan yang lebih gelap,
(2) lebih tebal dari mengelilingi saluran normal, dan
(3) mungkin memiliki kompleks pola pertumbuhan intraluminal.
N42.8 Other specified disorders of prostate
N42.9 Disorder of prostate, unspecified
N43.- Hydrocele and spermatocele
Incl: hydrocele of spermatic cord, testis or tunica vaginalis
Hidrokel adalah penumpukan cairan yang berlebihan di rongga
antara lapisan parietal dan viseral tunika vaginalis (cavum vaginalis). Dalam
keadaan normal, terdapat produksi cairan di cavum vaginalis yang
diimbangi oleh reabsorbsi sistem limfatik sekitarnya. Kelainan ini
ditemukan pada 80-90% bayi laki-laki, 90 -95% di antaranya akan
menghilang spontan sebelum usia 2 tahun. Hanya sekitar 6% kasus hidrokel
memiliki gejala klinis. Hidrokel juga ditemukan pada satu dari seratus laki-
laki dewasa, biasanya terjadi setelah dekade kedua kehidupan.[4]
Patofisiologi terjadinya kelainan ini adalah belum sempurnanya
penutupan prosesus vaginalis, sehingga terjadi aliran cairan peritoneum ke
cavum vaginalis, disertai dengan proses reabsorbsi oleh sistem limfatik di
daerah tersebut yang kurang adekuat. Apabila terdapat hubungan antara
hidrokel dengan rongga abdomen maka disebut hidrokel komunikans,
terutama ditemukan pada anak-anak.
Penyebab lain hidrokel adalah kelainan yang didapat pada testis atau
epididimis sehingga menyebabkan terjadinya akumulasi cairan yang
berlebihan pada cavum vaginalis. Pada keadaan ini,
tidak terdapat adanya hubungan hidrokel dengan rongga abdomen, disebut
juga dengan hidrokel nonkomunikans. Etiologi hidrokel jenis ini antara lain:
tumor, infeksi, atau trauma pada testis/epididimis, dan merupakan penyebab
hidrokel pada penderita dewasa. Hidrokel yang disebabkan oleh
penumpukan cairan pada bagian prosesus vaginalis yang tidak mengalami
obliterasi, tanpa adanya hubungan dengan rongga abdomen dan tunika
vaginalis testis disebut
hidrokel funikulus, namun kelainan ini jarang ditemukan.
Gambar 1. Kalisifikasi hydrocele
N43.0 Encysted hydrocele
N43.1 Infected hydrocele
N43.2 Other hydrocele
N43.3 Hydrocele, unspecified
N43.4 Spermatocele
Spermatokel, atau Kista Spermatik adalah suatu penyakit yang
berupa terbentuknya kantung abnormal atau kista yang terisus
dengan cairan dan sperma mati di dalam bagian epidimis, suatu
saluran bergulung padat yang berada di bagian belakang testis
dimana sperma biasanya tersimpan dan matang. Penderita jenis
penyakit ini biasanya tidak merasakan gejala apapun, jadi, meskipun
sebenarnya terjadi pembengkakan, penderita penyakit ini tidak
merasa nyeri sama sekali.[5]
Meskipun cukup mengganggu, spermatokel atau kista spermatic
ini ternyata tidak termasuk dalam jenis penyakit kanker dan bahkan
tidak mengganggu kesuburan kaum pria. Namun, jika spermatokel
atau kista spermatic ini tumbuh semakin besar, maka penderitanya
akan sangat merasa tidak nyaman.
Diagnosa awal dari penyakit ini biasanya berdasarkan pada hasil
pemeriksaan fisik yang berupa adanya massa di dalam skrotum yang
unilateral (hanya ditemukan pada salah satu testis) berbentuk lunak,
licin, dan berfluktuasi, berbatas tegas maupun padat. Spermatokel
atau kista spermatic ini termasuk dalam jenis penyakit yang jinak,
dan bahkan banyak pakar yang bilang penyakit ini sebenarnya tidak
perlu diobati, meskipun memang untuk beberapa kasus harus
dilakukan pembedahan untuk membuang kandungan berupa darah,
cairan, ataupun sel-sel yang mati di dalam. Pengobatan biasanya
dilakukan jika penderita penyakit ini sudah merasa sangat terganggu
dan tidak nyaman karena kondisi alat kelaminnya semakin
membesar atau ada kemungkinan dapat mengancam aliran darah ke
bagian testis. Selain adanya pembedahan, jenis pengobatan berupa
pengisapan cairan atau juga dapat disebut sebagai aspirasi dengan
bantuan jarum juga dapa dilakukan. Hanya saja, terkadang cara
pengobatan terakhir ini tidak benar-benar menuntaskan penyakit ini
sehingga dapat kambuh kembali ataupun menyebabkan infeksi.
Daftar Pustaka

[1] M. D. Arnaud Dessombz1*, Paul Me´ ria2, Dominique Bazin1,2,3,


“Prostatic Stones : Evidence of a Specific Chemistry Related to Infection and
Presence of Bacterial Imprints,” vol. 7, no. 12, pp. 1–5, 2012.
[2] A. Billis, “Prostatic Atrophy . Clinicopathological Significance,” vol. 36, no.
4, pp. 401–409, 2010.
[3] P. Sv and P. Sharan, “Prostatic intraepithelial neoplasia- the story evolves,”
vol. 6, no. March 1989, pp. 1028–1033, 2016.
[4] G. Alam and P. P. Hidrokel, “Bedah Umum FKUI – RSCM,” pp. 1–9, 2019.
[5] dr. T. Willy, “Mengenal Spermatokel Atau Kista Spermatik,” p. 2019, 2019.

Anda mungkin juga menyukai