Dosen Pengampu :
Bapak Achmad Kautsar, S.E., M.M.
Disusun oleh :
Kelompok 6 / Manajemen 2017 B
Penulis
ii
Daftar Isi
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Konsep Lean Manufacturing?
2. Bagaimana Konsep Lean Accounting?
3. Bagaimana Konsep Target Coasting?
1.3. Tujuan
1. Untuk mengetahui Konsep Lean Manufacturing
2. Untuk mengetahui Konsep Lean Accounting
3. Untuk mengetahui Konsep Target Costing
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Lean Manufacturing
Lean manufacturing adalah pendekatan yang didesain untuk meniadakan
buangan dan memaksimalkan nilai bagi pelanggan. Pendekatan ini memiliki cirri
pengiriman produk yang benar (tanpa cacat), pada waktu yang tepat dengan
kebutuhan pelanggan, serta dengan biaya serendah mungkin.
Sistem lean manufacturing menungkinkan para manajer untuk meniadakan
buangan, mengurangi biaya dan menjadi lebih efisien. Perusahaan yang
mengimplementasikan lean manufacturing mengejar strategi pengurangan biaya
dengan cara mendefinisikan ulang berbagai aktivitas yang dilaksanakan
perusahaan. Pengurangan biaya secara langsung berkaitan dengan kepemimpinan
biaya. Lean manufacturing menambah nilai melalui pengurangan buangan.
Implementasi lean manufacturing yang baik akan memberi berbagai perbaikan
besar, seperti kualitas yang lebih baik, peningkatan produktivitas, pengurangan
waktu tunggu, pengurangan persediaan dalam jumlah besar, pengurangan waktu
penyetelan, penurunan biaya produksi dan peningkatan tingkat produksi.
Sistem Lean Manufacturing juga telah diimplementasikan oleh berbagai
perusahaan berikut dengan hasil yang hampir sama :
Takata Seatbelts, Inc.
Lockheed Martin
The Boeing Company
Boston Scientific
Autoliv
Dell Computer
Littelfuse, Inc.
Steelcase, Inc.
Maytag
Raytheon Missile System
TI Group Automotive Systems
3
Pemberdayaan karyawan, struktur tim, manufaktur sel, pengurangan waktu
penyetelan, dan batch kecil kecil ada di dalam Sistem Produksi Toyota dan
merupakan bagian integral dari sistem lean manufacturing .
Apa hal yang memungkinkan perusahaan untuk dapat mencapai hasil seperti
yang dijelaskan melalui Celestica de Monterrey? Menjadi lean berarti harus ada
pemikiran yang lean. Lean manufacturing berbeda karena lima prinsip
pemikiranlean berikut ini :
Menspesifikasikan nilai tiap produk secara tepat.
Mengidentifikasi “arus nilai” untuk tiap produk.
Menciptakan arus nilai tanpa gangguan.
Memungkinkan pelanggan menciptakan nilai dari produsen.
Mengejar kesempurnaan.
4
Aktivitas didalam arus nilai adalah arus bernilai tambah atau tidak
bernilai tambah. Aktivitas yang tidak bernilai tambah adalah sumber
buangan. Aktivitas ini terdiri atas dua jenis:
a) Aktivitas yang dapat dihindarkan dalam jangka pendek
b) Aktivitas yang tidak dapat dihindarkan dalam jangka pendek karena
teknologi atau metode produksi saat ini.
Aktivitas yang termasuk dalam jenis pertama adalah aktivitas yang
dapat ditiadakan dengan sangat cepat, sedangkan jenis kedua
membutuhkan lebih banyak waktu dan usaha.
5
dan merupakan alat akuntabilitas langsung. Cara ini juga
menyederhanakan dan memfasilitasi perhitungan biaya produk. Dalam hal
tertentu, arus nilai adalah perusahaan yang independen dan tim arus nilai
bertanggung jawab atas perbaikan, pertumbuhan dan profitabilitasnya.
6
Produksi Sel
Struktur selular lebih dipilih dari struktur departemen karena
mengurangi lead time, mengurangi biaya produk, meningkatkan
kualitas, dan meningkatkan pengiriman tepat waktu. Manufaktur sel
berisi semua operasi di dekat yang diperlukan untuk menghasilkan
sebuah produk. Mesin-mesin yang digunakan biasanya dikelompokkan
dalam bentuk setengah lingkaran. Alasan untuk proses dengan lokasi
berdekatan adalah untuk meminimalkan waktu gerak dan untuk
menjaga aliran kontinu antara operasi tetap menjaga tidak adanya
persediaan antara dua operasi. Sel biasanya untuk memproduksi produk
yang memerlukan dengan proses serupa.
7
Waktu Proses
Permesinan 50 menit
Pencetakan 30 menit
Pengecatan 40 menit
Penyelesaian 30 menit
Total Pemrosesan 150 menit
Waktu Perpindahan dan Tunggu 40 menit
Total Waktu Batch 190 menit
8
tujuan ini, produsen lean harus mengidentifikasi dan meniadakan berbagai
bentuk buangan.
Buangan menghabiskan berbagai sumber daya tanpa menambah
nilai. Buangan adalah segala sesuatu yang tidak memiliki nilai bagi
pelanggan. Peniadaan buangan mengharuskan identifikasi berbagai bentuk
dan sumebrnya. Berikut delapan sumber yang umumnya dianggap sebagai
bentuk dari sumber buangan.
a) Produk cacat
b) Produk berlebih barang yang tidak dibutuhkan
c) Persediaan barang yang menunggu diproses atau digunakan
d) Pemrosesan yang tidak dibutuhkan
e) Perpindahan karyawan yang tidak perlu
f) Transportasi barang yang tidak perlu
g) Waktu tunggu
h) Desain barang dan jasa yang tidak memenuhi kebutuhan pelanggan
Pemberdayaan Karyawan
Keterlibatan karyawan sangat penting untuk mengidentifikasi dan
menghilangkan segala bentuk pemborosan. Perbedaan utama antara
perusahaan dengan sistem poduksi tradisional dan ramping adalah
tingkat partisipasi pekerja dalam pengelolaan organisasi. Dalam
lingkungan ramping, meningkatkan tingkat partisipasi meningkatkan
produktivitas dan efisiensi biaya keseluruhan. Karena pekerja memikul
tanggung jawab yang lebih besar, manajer sedikit diperlukan, dan
struktur organisasi menjadi lebih datar. Struktur yang datar
mempercepat dan meningkatkan kualitas pertukaran informasi.
Total Quality Control
Produksi lean membutuhkan banyak penekanan pada kualitas
manajemen. Suku cadang yang cacat akan menghentikan produksi.
Produksi lean tidak dapat diimplemantasikan tanpa komitmen atas
pengendalian kualitas total (Total Quality Control-TQC). TQC adalah
usaha tidak berkesudahan untuk menyempurnakan kualitas; keinginan
keras untuk mencapai proses desai dan produksi produk bebas cacat.
9
departemen cenderung mendorong produksi berlebih dan tidak sesuai dengan
system permintaan pull yang dibutuhkan dalam lean manufacturing.
Studi perhitungan biaya berdasarkan aktivitas menjelaskan bahwa
penggunaan tariff overhead kelseluruhan pabrik dalam pabrik yang memiliki
multiple produk dapat menghasilkan biaya produk yang menyesatkan jika
dibandingkan dengan pembebanan produksi terfokus atau pembebanan berdasarkan
aktivitas. Biaya produk yang menyesatkan dapat menandakan kegagalan dalam
lean manufacturing walaupun ada perbaikan yang signifikan
2.2.1. Arus nilai terfokus dan dapat tidaknya ditelesurinya biaya overhead
System perhitungan biaya menggunakan tiga metode untuk
membebankan berbagai biaya ke tiap produk: pene;usuran langsung,
penelusuran penggerak, dan alokasi. Dari ketiga metode tersebut yang
paling akurat adalah penelusuran langsung. Di lingkungan lean
manufacturing, biaya overhead yang dulu dibebankan oada berbagai produk
dengan menggunakan penelusuran penggerak atau alokasi, menggunakan
penelusuran langsung ke produk saat ini.
Perhitungan Biaya Produk
Biaya produk dihitung dengan mengambil biaya periode dan
membagi dengan output. Misalnya, bahwa biaya aliran nilai $800.000
untuk bulan Januari dan output untuk Januari adalah unit 5.000. Biaya
unit adalah $160 per unit ($ 800.000/5.000).
10
2.2.2. Perhitungan arus nilai untuk multiproduk
11
Biaya rata-rata biasanya dihitung per minggu dan didasarkan pada
biaya sesungguhnya. Contohnya selama minggu 6 April, Allen Autoparts
menghasilkan dan mengirimkan 1.000 unit Model C dan 4.000 unit Model
D untuk total 5.000 unit. Dengan menggunakan informasi biaya dari
tampilan 16-5, biaya unit rata-rata untuk arus nilai ABS sebesar $120
($600.000/5.000). dengan menggunakan berbagai unit yang dikirmkan
sebagai ganti dari unit yang dihasilkan para manajer akan termotivasi untuk
mengurangi persediaan. Jika unit yang dikirimkan lebih banyak daripada
yang dihasilkan, maka biaya unit rata-rata mingguan akan menurun dan
persediaan akan berkurang. Jika produk yang diproduksi lebih banyak
daripada yang dikirimkan, maka biaya unit akan meningkat (karena biaya
produksi unit yang diproduksi dan tidak dikirim akan ditambahkan sebagai
pembilang, hingga meniadakan insentif untuk menumpuk persediaan.
Beberapa perhintungan biaya per unit rata-rata tidak memasukkan
bahan baku (Biaya bahan baku antar produk bisa berbeda). Pada kasus ini,
biaya konversi rata-rata harus digunakan, biaya konversi rata-rata untuk
model C dan D adalah $38 ([$600.000 $10.000]/5.000). biaya produk rata-
rata berguna jikaa produk-produknya hampir sama dan menggunakan
sumber daya yang kira-kira dalam proporsi hampir sama atau jika
bauran produk relative stabil. Jika produk-produk yang ada cukup mirip,
maka biaya produk rata-rata akan mendekati biaya produk individual. Jika
bauran produknya stabil, maka tren dalam biaya produk rata-rata adalah
ukuran yang wajar atas berbagai perubahan dalam efisiensi ekonomis. Akan
tetapi, jika berbagai produk terssebut heterogen atau mencerminkan banyak
variasi melalui desain yang disesuaikan, maka biaya produk rata-rata
bukanlah ukuran yang tepat untuk menelurusi berbagai perubahan dalam
efisiensi arus nilai. Selain itu, tidak ada indikasi mengenai besarnya
perubahan dalam efisiensi arus nilai. Selain itu, tidak ada indikasi mengenai
besarnya biaya tiap produk. Pada kondisi inii, pendekatan yang memberikan
tingkat akurasi jauh lebih baik.
12
keputusan yang akan membuat komponen lebih efektif daripada
membelinya.
13
2.3. Target Biaya / Target Coasting
Krismiaji & Aryani (2011:335 dalam Febriana et al., 2016) Target Costing
adalah proses penentuan biaya maksimum yang dimungkinkan bagi pembuatan
sebuah produk baru dan kemudian merancang prototipe yang menguntungkan
dengan kendala biaya maksimum yang telah ditetapkan. Target costing merupakan
perbedaan antara harga jual produk atau jasa yang diperlukan untuk mencapai
pangsa pasar tertentu dengan laba per satuan yang diinginkan perusahaan menurut
Hansen dan Mowen 2009 : 361 ). Apabilatarget cost yang telah dihitung dibawah
harga pokok produk yang sekarang dapat tercapai, maka manajemen harus
merencanakan suatu program pengurangan biaya untuk menurunkan biaya yang
sekarang dikeluarkan untuk menghasilkan produk ke target cost.
Dengan menggunakan target costing ini maka dapat diketahui berapa biaya
produksi yang diperkenankan, yaitu dengan :
Biaya produksi = harga jual – laba yang diinginkan perusahaan dari harga
jual
2.3.1. Manajemen Siklus Hidup Produk dan Kegunaan dari Target Costing
Siklus hidup produk hanyalah waktu untuk produk yang ada, dari
konsepsi pengabaian. Biaya siklus hidup adalah semua biaya yang terkait
dengan produk untuk seluruh siklus kehidupan. Mereka termasuk
pengembangan (perencanaan, desain dan pengujian), produksi (konversi
14
kegiatan), dan logistik dukungan (iklan, distribusi, garansi, dan sebagainya).
Biaya hidup keseluruhan adalah biaya siklus hidup produk ditambah post
- purchase biaya, biaya operasi, dukungan, pemeliharaan dan pembuangan
yang dikeluarkan oleh pelanggan setelah membeli produk. Rantai nilai
adalah serangkaian kegiatan yang diperlukan untuk merancang,
mengembangkan, memproduksi, pasar, dan layanan produk (atau layanan).
Untuk produsen ramping, rantai nilai terdiri dari aliran nilai inovasi (produk
baru) dan aliran nilai pemenuhan order. Dengan demikian, manajemen
biaya siklus hidup berfokus pada mengelola kegiatan rantai nilai sehingga
keuntungan kompetitif jangka panjang dapat dihasilkan.
15
Tujuan Target Costing Menurut Monden yang dikutip Himawan,
Pendjaya (2005:11) target costing mempunyai dua tujuan, yaitu: Untuk
mengurangi biaya produk baru agar tingkat keuntungan yang dikehendaki
dapat tercapai. Untuk memotivasi seluruh karyawan perusahaan agar
memperoleh laba target pada saat pengembangan produk baru dengan
menjalankan metode target costing di seluruh aktivitas perusahaan.
Target costing merupakan cara yang sangat bermanfaat untuk
mengelola kebutuhan terhadap trade off antara peningkatan fungsionalitas
dan semakin tingginya biaya. Adapun lima tahap pengimplementasian
pendekatan target costing menurut Blocher et al. Terjemahan Tim
Penerjemah Penerbit Salemba (2008:619) adalah:
Menentukan harga pasar.
Menentukan laba yang diharapkan.
Menghitung target biaya (target cost) pada harga pasar dikurangi laba
yang diharapkan.
Menggunakan rekayasa nilai (value engineering) untuk menentukan
cara menurunkan biaya produk.
Menggunakan perhitungan biaya kaizen dan pengendalian
operasional untuk terus menurunkan biaya.
16
Prinsip-Prinsip Penerapan Target Costing, dikutip dalam Gerungan
(2013:866) menyatakan proses penerapan target costing menganut prinsip-
prinsip sebagai berikut:
Harga menentukan biaya (Price Led Costing) Persaingan yang
semakin ketat dan kompetitif membuat penetapan harga jual produk
bukan hal gampang. Harga jual kerap ditentukan oleh pasar, sehingga
harga pasar digunakan untuk menentukan target biaya.
Fokus pada pelanggan Kehendak atau kebutuhan pelanggan akan
kualitas, biaya dan fungsi secara simultan terdapat dalam produk dan
dimanfaatkan dalam pengambilan keputusan berkenaan dengan
desain dan perhitungan harga pokok produk. Bagi pelanggan manfaat
atas fitur dan fungsi yang ditawarkan oleh produk harus lebih besar
dari biaya perolehannya (alias harga jual dari sisi pandang
pengusaha).
Fokus pada desain produk dan desain proses Pengendalian biaya
ditenkankan pada tahapan desain produk dan tahapan desain proses
produksi. Dengan demikian setiap perubahan atau rekayasa harus
dilakukan sebelum proses produksi, dengan tujuan menekan biaya dan
mengurangi waktu terutama bagi produk baru.
17
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Lean manufacturing meliputi semua konsep dan teknik yang bertujuan
untuk menyederhanakan bisnis sampai pada kegiatankegiatan yang esensial saja
yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan dengan cara lebih efektif
dan menguntungkan. Sistem Lean Manufacturing memungkinkan para manajer
untuk meniadakan buangan, mengurangi biaya, dan menjadi lebih efisien. Lean
accounting merupakan suatu pendekatan yang dirancang untuk mendukung dan
mendorong penerapan lean manufacturing. Target Costing adalah proses penentuan
biaya maksimum yang dimungkinkan bagi pembuatan sebuah produk baru dan
kemudian merancang prototipe yang menguntungkan dengan kendala biaya
maksimum yang telah ditetapkan. Target costing merupakan perbedaan antara
harga jual produk atau jasa yang diperlukan untuk mencapai pangsa pasar tertentu
dengan laba per satuan yang diinginkan perusahaan. Dengan adanya 3 konsep ini
diharapakan perusahaan dapat melakukan menekan pengeluaran dan menambah
laba perusahaan. Selain itu perusahaan dapat beroperasi menghasilkan produk
dengan kerugian yang mini karena pengelolalaan produksi yang menerapkan lean
atau efisien.
3.2. Saran
Konsep Lean bertujuan untuk meningkatkan aktivitas yang efisien pada
perusahaan secara berkelanjutan dan penghilangan pemborosan. Dengan hilangnya
pemborosan, biaya dapat berkurang, sehingga laba akan meningkat. Pemborosan
diakibatkan oleh adanya aktivitas bukan penambah nilai dan aktivitas penambah
nilai yang tidak dilaksanakan secara efisien. Dengan demikian, fokus konsep lean
adalah penyebab terjadinya biaya itu sendiri, yaitu dengan menghilangkan aktivitas
bukan penambah nilai dan memperbaiki aktivitas penambah nilai yang akibatnya
adalah menurunkan biaya dan meningkatkan laba. Sehingga apabila Konsep Lean
dapat diterapkan dengan baik akan sangat menguntungkan perusahaan, dimana
dengan lebih menghemat biaya pengeluaran dan meningkatkan laba secara
signifikan
18
Daftar Pustaka
19