Anda di halaman 1dari 2

RSIA Pucuk Permata Hati beralamat di Jl.

Teuku Umar Barat No 71XX Denpasar merupakan unit bisnis


dari PT Amantaka yang berdiri pada tahun 2009. Selalu berbenah dan meningkatkan pelayanan baik dari
segi kualitas maupun kuantitas. Berawal dari sebuah Rumah Bersalin (RB) di tahun 2006, sang pendiri Dr.
dr. I Wayan Megadhana, Sp.OG(K) memiliki visi besar untuk menjadikan klinik spesialis tersebut menjadi
sebuah pusat pelayanan kesehatan Rumah Sakit Khusus Ibu Dan Anak yang dapat memenuhi harapan
masyarakat.

Sebuah pelayanan kesehatan yang menangani khusus masalah ibu dan anak mudah terjangkau dan
didasarkan atas sebuah niat mulia memberikan pelayanan yang didasari atas hati yang tulus pula. Kini
impian tersebut telah terwujud, kehadiran sebuah Rumah Sakit Khusus Ibu Dan Anak (RSIA) Pucuk
Permata Hati yang siap memenuhi harapan masyarakat akan sebuah pelayanan kesehatan yang
didasarkan atas kesadaran untuk selalu berbenah (Continous Improvement) dalam sebuah aspek
pelayanan itu sendiri. Diperkuat dengan motto “Perhatian Utama Pada Ibu Dan Buah Hati” yang menjadi
dasar setiap pribadi menggambarkan tugas yang teramat mulia.

Motto “Perhatian Utama Pada Ibu Dan Buah Hati” merupakan ekspresi dan komitmen seluruh staff
untuk memetik kebahagiaan dalam dunia pelayanan yang dilandasi dengan kemurnian hati. Hal ini
memberi energi positif bagi semua pihak khususnya dalam membantu kesembuhan pasien.

Di linkungan rumah sakit RSIA PPH dimana penyedia layanan kesehatan harus bekerja setiap hari
sangatlah kompleks. Pelayanan kesehatan yang diberikan oleh perwat maupu tenaga kesehatan lainnya
kepada pasien dan keluarga di rumah sakit sangatlah penting untuk memperhatikan keselamatan pasien
. melalui komunikasi efektif yang dilakukan di lingkungan rumah sakit dapat meminimalisir terjadinya
kesalahan dalam berkomunikasi. Informasi tentang asuhan pasien dan respon terhadap asuhan
dikomunikasikan antara praktisi medis, keperawatan dan praktisi kesehatan lainnya saat pergantian

shift. Informasi tersebut dapat dikomunikasikan baik secara lisan, tertulis atau elekronik. Salah satu
indikator keselamatan pasien adalah komunikasi yang efektif.

Dalam indikator tersebut dikatakan bahwa komunikasi yang paling mudah

mengalami kesalahan adalah perintah diberikan secara lisan, pelaporan kembali

hasil pemeriksaan kritis (seperti laboratorium klinis menelpon unit pelayanan

pasien untuk melaporkan hasil pemeriksaan segera/cito). Fasilitas pelayanan

kesehatan secara kolaboratif mengembangkan suatu kebijakan untuk perintah

lisan dan melalui telepon termasuk: menuliskan informasi secara lengkap baik itu

instruksi dokter ataupun hasil pemeriksaan oleh yang menerima informasi;

kemudian yang menerima pesan akan mengulang kembali instruksi atau hasil

pemeriksaan; dan mengkonfirmasi ulang terhadap apa yang telah dituliskan dan

yang telah dibaca ulang secara lengkap. Berdasarkan keseluruhan pemaparan hal tersebut diatas dan
beberapa

Anda mungkin juga menyukai