PELAKSANAAN PEKERJAAN
Untuk mencapai keberhasilan dalam hal mutu, efisiensi waktu dan optimalisasi
biaya pelaksanaan, dimana kami selaku calon kontraktor harus dapat
merealisasikan pekerjaan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan, biaya
yang telah dianggarkan, dan kualitas pekerjaan sesuai dengan yang diinginkan
pihak pengguna anggaran, sebagai upaya untuk terlaksananya rencana proyek
tersebut, maka berikut ini kami susun sebuah rencana pekerjaan dari awal
sampai pekerjaan berakhir yang terangkum dalam sebuah konsep yang disebut
Metode Pelaksanaan Kerja.
Manajemen proyek
Metode pelaksanaan pekerjaan mengacu kepada prinsip bahwa target
pembangunan harus dapat diselesaikan tepat waktu yang disesuaikan dengan
dokumen kontrak pekerjaan. Tepat biaya, mutu sesuai dengan RKS dan
spesifikasi teknis serta tidak melewati hari yang telah ditentukan. Proyek ini
merupakan proyek pekerjaan tanah yang berhubungan dengan pengurugan
dan pemadatan tanah.
1. Sifatnya sementara
2. Dikerjakan dalam batasan jangka waktu tertentu
3. Menggunakan sumber daya tertentu
4. Sasarannya ditetapkan dengan jelas
Untuk dapat menyelesaikan proyek dengan baik, sesuai dengan constraint dan
area kelimuan menurut PMBOK, seorang manajer proyek harus bisa
menyeimbangkan hal-hal berikut ini :
1. Ruang lingkup
2. Anggaran pelaksanaan pekerjaan
3. Jadwal kegiatan kerja
4. Sumber daya yang ada
5. Kualitas yang ditentukan
6. Resiko pekerjaan
Proyek bukanlah proyek ambisius yang selalu bisa dikerjakan dan hasilnya
sempurna. Keterbatasan sumber daya membatasi pencapaian suatu proyek
hanya sampai pada level tertentu. Batasan-batasan tersebut adalah :
1. Waktu
2. Mutu, dan
3. Biaya
Filosofi dari ketiga hubungan ini adalah jika kita menginginkan salah satunya
tinggi sebagai tolak ukur keberhasilan, maka 2 faktor yang lain akan
mengurangi “rating”-nya. Misalnya :
Keseimbangan knowledge
Suatu proyek jika mengacu kepada standar hampir bisa dipastikan hasilnya
adalah sukses. Mengingat segala sesuatunya telah diperhitungkan dan
ditentukan dengan ukuran-ukuran dan standar yang valid (teknik). Namun, hal
itu tidaklah selamanya benar, bahkan sudah hampir pasti salah, karena dalam
sebuah proyek, sudah pasti melibatkan banyak orang, dengan karakter masing-
masing yang berbeda, dan harus bisa disatukan dalam pelaksanaan pekerjaan.
Demikian juga faktor lingkungan sosial dan budaya dimana proyek itu
berlangsung. Ada kalanya beberapa pihak, utamanya penduduk lokal berharap
dilibatkan menjadi tenaga kerja. Padahal jika mengacu kepada aspek teknik,
mereka kadang kala tidak memenuhi kualifikasi. Akan tetapi di lapangan
pelaksanaan proyek, faktanya sering kali pula keadaan ini memaksa Technical
Spesification yang telah ditetapkan harus diabaikan oleh manajer proyek.
Belum yang lainnya mengenai masalah keamanan dan lain-lain. Oleh karena itu
proyek harus memperhitungkan 2 hal yang seperti diatas :
1. Aspek teknik
2. Aspek sosial kultural
Berikut item-item pekerjaan yang tercakup dalam proyek ini adalah sebagai
berikut :
1. Pekerjaan tanah.
a. Pembersihan lokasi.
b. Galian tanah & buangan hasil galian.
c. Galian tanah & urugan kembali pile cap.
d. Galian tanah & urugan kembali pile cap.
e. Pemadatan tanah
f. Urugan pasir padat
g. Bekisting dari pasangan batu bata
h. Pemotongan ujung kepala tiang dan pembuangannya
2. Struktur bawah.
a. Pengecoran beton.
Lantai kerja
Kolom beton
Shear wall
Beton pile cap
Tie beam beton
Dinding pit
Dinding sumpit
Dinding retaining wall
Capping beams
Waller beams
Lantai basement
Atap basement
Drop panel
Balok
Dinding ramp
Lantai ramp
Dinding STP
Dinding RWT dan GWT
b. Besi beton.
Pile cap
Tie beam
Ground slab
Dinding pit lift
Dinding sumpit
Retaining wall
Kolom
Lantai beton
Atap basement
Lantai ramp
Drop panel
Balok
Dinding ramp
Dinding STP.
Dinding RWT dan GWT
Dinding shear wall.
Capping beam
Waller beam
c. Bekisting.
Ground slab.
Dinding pit lift
Dinding sump pit
Retaining wall
a. Pengecoran beton.
Kolom
Dinding shear wall
Lantai beton
Lantai beton
Drop panel
Balok lantai
Atap beton
Balok atap
b. Besi beton.
Kolom
Lantai beton
Balok
Drop panel
Atap beton
Balok atap
Dinding shear wall
c. Bekisting.
Kolom
Lantai beton
Balok
Atap beton
Balok atap
Dinding shear wall
Sisi samping drop panel
a. Pengecoran beton.
Kolom
Dinding shear wall
Lantai beton
Balok lantai
Atap beton
Balok atap
b. Besi beton.
Kolom
Lantai beton
Balok
Atap beton
Balok atap
Dinding shear wall
c. Bekisting.
Kolom
Lantai beton
Balok
Atap beton
Balok atap
Dinding shear wall
PEKERJAAN STRUKTUR
A. Pendahuluan
Konsultan proyek
Koordinator dan para pelaksana
Pihak pemilik (owner) jika diperlukan
Pihak perencana / arsitek jika diperlukan
Halaman 1
Pekerjaan yang akan dilaksanakan pada proyek ini antara lain :
◙ Pekerjaan Tanah
◙ Struktur Bawah
Pengecoran
Pembesian
Bekisting
Pengecoran
Pembesian
Bekisting
Pengecoran
Pembesian
Bekisting
B. Peralatan
Halaman 2
1. Alat – alat Berat
a. Backhoe
Gambar Backhoe
Halaman 3
b. Conrete Pump Truk
Merupakan alat untuk memompa beton ready mix dari mixer truck ke
lokasi pengecoran. Penggunaan concrete pump truck ini untuk meningkatkan
kecepatan dan efisiensi waktu pengecoran.
Alat ini terdiri atas beberapa bagian, yaitu alat utama berupa mesin
pompa yang dilengkapi dengan tenaga penggerak berupa mesin diesel,
sejumlah pipa berdiameter 15 cm serta nenerapa alat tambahan berupa klem
penyambung pipa-pipa tersebut. Penggunaan mesin pompa kecil masih efisien
untuk ketinggian 4-5 lantai, selebihnya menggunakan tower crane. Dan untuk
pompa besar dapat menjangkau lebih dari itu, dan biasa digunakan di lantai 15
ke atas agar efisiensi biaya berkaitan dengan harga borongan sewanya.
Halaman 4
c. Tower Crane
Halaman 5
d. Concrete Mixer Truck
Merupakan alat untuk memompa beton ready mix dari mixer truck ke
lokasi pengecoran. Penggunaan concrete pump truck ini untuk meningkatkan
kecepatan dan efisiensi waktu pengecoran. Alat ini digunakan untuk
pengecoran balok dan plat lantai.
Alat ini terdiri atas beberapa bagian, yaitu alat utama berupa mesin
pompa yang dilengkapi dengan tenaga penggerak berupa mesin diesel,
sejumlah pipa berdiameter 15 cm serta nenerapa alat tambahan berupa klem
penyambung pipa-pipa tersebut. Penggunaan mesin pompa kecil masih efisien
untuk ketinggian 4-5 lantai, selebihnya menggunakan tower crane. Dan untuk
pompa besar dapat menjangkau lebih dari itu, dan biasa digunakan di lantai 15
ke atas agar efisiensi biaya berkaitan dengan harga borongan sewanya.
Halaman 6
e. Dum Truck
Dum Truck merupakan suatu alat yang dipergunakan untuk memindahkan atau
membuang suatu material hasil galian dari lokasi proyek ke lokasi proyek yang
telah ditetapkan kemana material tersebut itu dibuang / dijual. Pada saat
membawa material hasil galian, bagian belakang dum truck ditutup dengan
terpal dengan tujuan agar material tidak terjatuh dijalan raya dan debunya tidak
menggangu pengguna jalan lain.
Dalam proyek ini kurang lebih dari 20 dump truck yang digunakan pada
saat pekerjaan galian dan mobilisasinya pada saat malam hari dengan tujuan
agar proses pemindahan / pengiriman material dapat lebih cepat dan lancar.
Halaman 7
2. Alat – alat Survey
a. Theodolith
Gambar Theodolith
Halaman 8
b. Waterpass
Waterpass adalah alat yang digunakan untuk menetukan elevasi / peil lantai,
balok, lain – lain yang membutuhkan elvasi. Alat ini sanagt berguna untuk
mengecek ketebalan lantai saat pengecoran, sehingga lantai yang dihasilkan
dapat datar. Selain itu, waterpass juga dapat digunakan untuk pengecekan
bekisting pada kolom.
Gambar Waterpass
Halaman 9
c. Sipatan ( Marker )
Halaman 10
3. Alat – alat fabrikasi
a. Bar Bender
Halaman 11
b. Bar Cutter
Bar cutter merupakan alat pemotong besi tulangan sesuai ukuran yang
diinginkan. Menurut tenaga penggeraknya, bar cutter ada 2 jenis :
Halaman 12
2) Bar Cutter listrik
a. Vibrator
Gambar Vibrator
Halaman 13
Yang perlu diperhatikan dalam penggunaan alat ini adalah :
b. Concrete Mixer
Halaman 14
c. Trowel
Gambar Trowel.
C. Material
Halaman 15
1. Pasir (Agregat Halus)
1. Butiran – butiran pasir kasar, tajam dan keras, harus bersifat kekal ( tidak
hancur karena pengaruh cuaca ).
Halaman 16
2. Agregat Kasar
Agregat kasar berupa butir – butir yang beraneka ragam besarnya dan
apabila diayak harus memenuhi kriteria sisa di atas ayakan 31,5 mm harus 0 %
berat, sisa di atas ayakan 4 mm harus berkisar antara 90 % sampai 98 % berat
dan selisih antara sisa – sisa kumulatif di atas dua ayakan yang berurutan
adalah maksimum 60 % dan minimum 10 % berat.
o Agregat kasar harus terdiri dari butir – butir yang keras dan tidak
berpori.
o Agregat kasar tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1 %.
o Agregat kasar tidak boleh mengandung mengandung zat – zat
yang dapat merusak beton.
3. Semen
Halaman 17
Gambar Semen
4. Air
Halaman 18
D. Kendali mutu
Pengendalian mutu dalam suatu proyek merupakan hal yang penting, sebab
akan menentukan kualitas dari hasil pelaksanaan, apakah telah sesuai dengan
spesifikasi yang telah ditentukan. Tinjauan pengendalian dalam proyek yang
harus diperhatikan adalah: pengendalian mutu bahan dan peralatan,
pengendalian tenaga kerja, pengendalian waktu, teknis, biaya serta
pengendalian kesehatan keselamatan kerja (K3).
a. Agregat
Untuk agregat yang akan digunakan untuk bahan beton dari pihak
plant akan dilakukan uji lab apakah memenuhi syarat atau tidak dan
dari pihak pelaksana akan meminta hasil tes tersebut. Jika dilakukan
secara kasat mata, untuk mengetahui pasir tersebut bagus dengan
cara menggenggam jika menggumpal berarti pasir tersebut tidak
bagus.
2. Semen Portland
3. Besi
Halaman 19
Untuk tempat penyimpan sebaiknya diberi bantalan kayu dan
tempat yang kering unruk menghindari karat.
a. Uji Slump
Halaman 20
b. Uji Kuat Tekan (Crushing Test)
Tes uji kuat tekan ini bertujuan untuk mengetahui kuat tekan
beton karakteristik (kuat tekan maksimum yang dapat diterima oleh
beton sampai beton mengalami kehancuran). Cara pengujiannya :
Halaman 21
2. Pengendalian Mutu Peralatan
4. Pengendalian WAKTU
Halaman 22
Manfaat dari time schedule antara lain :
Halaman 23
6. PROGRESS REPORT
a. Laporan Harian
b. Laporan Mingguan
Halaman 24
kemajuan yang telah diperoleh. Laporan mingguan tidak dapat
dipisahkan dengan time schedule pelaksanaan pekerjaan yang telah
disusun oleh pihak Kontraktor Utama dengan persetujuan Project
Manager.
c. Laporan Bulanan
7. Pengendalian BIAYA
Halaman 25
dan dievaluasi sebagai pengendalian biaya. Selain itu, total biaya
yang telah dikeluarkan ini juga dapat digunakan untuk menyusun
kurva-S realisasi dan untuk mengestimasi prosentase pekerjaan
proyek yang telah dicapai.
8. Pengendalian K3
a. Safety Plan
b. Security Plan
c. House Keeping
Halaman 26
E. Pembahasan Pelaksanaan
1. DEWATERING
a. Pendahuluan
Halaman 27
Gambar Sumur Dewatering
Halaman 28
Gambar Sumur Recharging
b. Metode Pelaksanaan
Semua titik dewatering dibuat berada di dalam area galian, di mana titik
– titik tersebut ditentukan oleh pemberi tugas dengan dibantu team surveyor
agar letak sumur dewatering tidak berada pada posisi pondasi atau pile cap.
Halaman 29
5) Monitoring
Monitoring dilakukan selama 24 jam setiap pagi dan sore, dan dicatat
ketinggian air tanahnya. Monitoring dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui
ketinggian air tanah, sehingga dapat diketahui apakah terjadi penurunan tanah
atau tidak. Selain itu, staff dewatering juga mengikuti aktifitas pekerjaan galian
untuk memindahkan jalur listrik dan jalur pemipaan / selang yang dapat rusak
atau mengganggu kegiatan operasional galian, dan membantu sepenuhnya
pekerjaan galian agar tidak terhenti oleh gangguan air tanah.
c. Metode Teknis
Halaman 30
2) Konstruksi Sumur Piezometer
Halaman 31
3) Penutupan Sumur Dewatering
Halaman 32
Gambar Retaining wall - contiguous bored pile setelah penggalian
Pendahuluan
Halaman 33
Gambar Ground Anchor
Metode Pelaksanaan
3) Pekerjaan Persiapan
Halaman 34
4) Pekerjaan Drilling Tanah
Jenis pengeboran yang digunakan pada proyek ini adalah rotary drilling,
di mana mesin bor tersebut duduk di atas tanah / platform. Kotoran atau
Lumpur hasil pengeboran dari lubang bor dengan menyemprotkan air ke dalam
lubang bor. Diameter pengeboran 20 cm sampai kedalaman 30 meter dengan
kemiringan sudut 45°.
Alat yang digunakan untuk penarikan tendon anchor adalah satu unit
hydraulic pump dan satu unit Jack Freyssinet, yang sesuai dengan tipe tendon
anchor dan gaya yang bekerja pada tendon tersebut. Operasional penarikan
tendon anchor di proyek dicatat dalam suatu lampiran stressing record yang
mencatat pressure gaya pada Hydrolick Jack dan panjang elongasi yang terjadi
pada strand. Mutu grouting minimal saat stressing adalah 30 MPa. Stressing
yang dilakukan untuk setiap ground anchor adalah dua cycle ( 125 % dari
gaya yang bekerja ) dan satu lock off ( 110 % dari gaya yang bekerja ).
Halaman 35
Gambar Proses Stresing
Waller beam adalah bagian dari sistem dinding penahan tanah. Pada saat
proses penggalian di suatu lokasi dilakukan. Karena pengangkuran tidak
mungkin dilakukan di tiap angkur, maka dibuatlah waller beam sebagai pengikat
antar pile sehingga contiguous pile bekerja menjadi satu sistem penahan tanah.
Selain itu, waller beam juga difungsikan sebagai dudukan angkur. Struktur
waller beam sendiri sebenarnya sama dengan balok biasa yang terdiri dari
beton bertulang. Selain sebagai pembentuk, tulangan pada waller beam juga
dimasukkan ke contiguous pile untuk memperkuat ikatan antara waller dan pile.
Proses pembuatannya juga sama, yaitu setelah marking posisi kemudian
dilanjutkan ke pemasangan besi lalu bekisting kemudian di Cor. Setelah di cor,
baru kemudian angkur dipasang. Waller beam yang sudah jadi dibor dengan
sudut dan kedalaman tertentu, kemudian dilakukan proses ereksi kabel dengan
Halaman 36
metode post tensioning. Setelah proses post tension selesai, dilakukan grouting
untuk menutup lubang sisa pengeboran.
Halaman 37
4. PEKERJAAN BORED PILE
Metode kerja dari Bored Piling work (wet hole method) ini di review selama
pekerjaan Bored Pile berlangsung dan jika perlu akan di sesuaikan atau di
ubah menurut kondisi lapangan. Jika ada perubahan dari metode kerja
terlebih dahulu meminta persetujuan Pengawas Lapangan.
1.1 Urutan
1.2 Metodologi
Halaman 38
1.2.2 Temporary Casing
Soil auger dan soil bucket dipakai untuk pengeboran tanah yang halus
(soft), pasir (sand) sampai tanah keras (hard layer). Apabila dalam pengeboran
di temukan batu (rock) bisa di pakai Rock Auger atau Core Barrel. Chisel tidak
diijinkan dalam pengeboran jika tidak di setujui oleh pengawas lapangan.
Verticality dari Lubang bor dapat di check dengan melihat posisi dari
Kelly bar terhadap casing. Lubang bor dalam posisi vertikal jika Kelly Bar di
tengah (center) casing.
Halaman 39
Parameter dari Bentonite akan di check dan di test setiap pile setelah
proses de-sanding selesai di lakukan dengan mengambil sampel dari pile.
Properti dari caran bentonite akan di check sebelum proses casting di mulai.
Sampel tanah di ambil setiap 5 m dan akan di simpan di dalam plastik dan di
ditulis (marking) untuk referensi jika dibutuhkan. Setelah mencapai design
level alat Bor akan diganti alat bor dengan dasar yang flat (Cleaning Bucket).
Cleaning bucket berfungsi untuk membersikan dasar lubang Bor.
Halaman 40
Bentonite loss
Halaman 41
Gambar Mengukur Bored Length dengan Measuring tape
1.2.5 Casting
Pipa tremi akan dibuka secara continu, tetapi tetap di jaga agar pipa tremi
minimal 2 m tertanam di bawah concrete level .
Selama Casting, Bored log dan concrete record harus dipersiapkan yang
berisi data delivery time, Volume concrete, Concrete level (diukur tiap satu lori
concrete selesai dituang). Satu Sampel kubus atau Silinder diambil setiap 30
m3 atau sesuai dengan spesifikasi teknis dari konsultan.
Casing harus di cabut 2 jam setelah proses casting selesai. Jika ada plunge
column (I-beam) yang akan dipasang ke dalam Bored Pile, setelah casting
selesai dilakukan, casing terlebih dahulu dicabut sampai toe level casing
sedikit diatas concrete level. Dan Casing dicabut seutuhnya setelah 24
jam.Setelah Casting selesai, lubang juga harus di tutup (backfill) kembali
dengan pasir atau tanah setidaknya 4 jam setelah casting.
Halaman 42
1.2.6 Bentonite
Pada dasarnya, adukan tediri dari campuran yang seragam dalam air. Tempat
pengujian bentonite slurry (laboratorium) harus di sediakan di lapangan dan
pengujian bentonite slurry di lakukan bila proses casting Bored Pile akan di
mulai.
Proses pencatatan laporan Lab hasil pengujian Bentonite Slurry di simpan dan
kemudian di lampirkan dengan Bore Log.
Peralatan Pengujian Bentonite Slurry terdiri dari :
Halaman 43
Gambar Mud Balance
Gambar PH paper
Halaman 44
Gambar Marsh Cone
Halaman 45
Semua pengujian wajib di lakukan sesuai dengan spesifikasi dengan di
saksikan oleh pengawas lapan gan. Hasil pengujian harus di tanda tangani dan
di approve oleh pengawas lapangan.
4. PEKERJAAN MATFOUNDATION
a. Pendahuluan
Halaman 46
b. Dasar Teori
Berdasarkan ACI 207 : Mass Concrete adalah segala volume beton dengan
dimensi yang cukup besar sehingga perlu pengendalian thermal terhadap
panas yang ditimbulkan oleh proses hydrasi semen
2) Retak Thermal
Sebagai upaya untuk mengatasi retak thermal tersebut, dalam mass concrete
perlu memperhitungkan faktor-faktor berikut :
Halaman 47
sesuai persyaratan dan kebutuhan. Dalam hal ini penggunaan fly ash adalah
maksimal 25 % dari jumlah material cementitiuos.
c. Metode Pelakasanaan
Halaman 48
2. Bobok dan Pemotongan Kepala Bored Pile
(a)
(b)
Halaman 49
Penyemprotan Anti Rayap
Halaman 50
Pekerjaan Lantai Kerja
Halaman 51
4. Pekerjaan Bekisting
Halaman 52
Gambar Isometri
6. Pekerjaan Pembesian
Pembesian layer bawah terdiri dari tulangan menerus pada arah x dan
ditambah tulangan extra pada arah x dan y. penggunaan tulangan extra
berfunsi sebagai perkuatan didaerah tertentu yang mempunyai bahan lebih
besar dari daerah lain, seperti didaerah corewall yang berguna untuk Manahan
beban angina ataupun beban akibat gempa bumi. Penyusunan tulangan
tersebut disusun dalam empat lapis . lapis pertama terdiri atas tulangan
menerus arah x dan besi D32 – 200 mm; lapis kedua terdiri dari tulangan
menerus arah y dengan besi D32 – 200 mm ditambah tulangan sebagian selain
tulangan ekstra arah x dengan besi D22, D29, dan D32 tiap jarak 400 mm; lapis
keempat terdiri atas tulangan ekstra arah y dengan besi D22, D29, dan D32 tiap
jarak 400 mm
Halaman 53
Gambar Pembesian layer bawah
Halaman 54
c. Pembesian Layer Atas
Pembesian layer atas pada umumnya sama dengan layer bawah, perbedaanya
hanya pada penyusunan lapis pembesian. Penyusunan lapis pembesian pada
layer atas berkebalikan dengan layer bawah.
Halaman 55
Hal tersebut untuk menghindari adanya kesalahan pemasangan yang
berakibat pembongkaran ulang sehingga dapat mengganggu schedule kerja.
7. Separing ME
Halaman 56
Gambar Pemasangan Pipa
8. Pemasangan ThermoCouple
Halaman 57
Gambar Thermocouple
Halaman 58
Gambar Pemasangan loket kawat
Halaman 59
Inspeksi merupakan hal yang sangat penting, diharapkan ketika pengecoran
telah selesai dilakukan tidak akan ada masalah untuk pekerjaan berikutnya dan
juga menghindari adanya kecurangan yang dilakukan oleh pihak kontraktor.
Gambar Waterstop
Halaman 60
12. Pemasangan Tenda
(a)
Halaman 61
(b)
Beberapa jam sebelum dilakukan pengecoran, dinding bekisting dan lantai kerja
dari mat foundation dilapisi dengan waterproofing. Untuk lantai dengan cara
kristalisasi atau ditabur, sedangkan untuk dinding dengan cara disemprot.
Fungsi dari pelaksanaan waterproofing ini adalah agar membuat bikisting
menjadi kedap air sehingga air dari dalam tidak merembes keluar dan begitu
juga sebaliknya, air dari luar tidak bisa masuk kedalam
Halaman 62
(a)
(b)
Halaman 63
14. Pengecoran
Halaman 64
2) Lahan parker dan maneuver truk
Halaman 65
4) Instalasi Listrik ( adanya genset 150 KVA sebagai backup jika listrik PLN
padam )
5) Sistem Drainase ( Pembuangan air hujan yang jatuh dari terpal akan
dibuat saluran sementara
6) Concrete Pump ( diperlukan cadangan Concrete Pump apabila adanya
masalah pada saat pelaksanaan Cor )
1. Persiapan Laboraturium
Halaman 66
Gambar Perlengkapan pengujian
1. Water Supply
2.
Digunakan untuk kebutuhan cuci mixer, washing box dan lain – lain.
1. Kesipan Peralatan
Halaman 67
9) 9. Kerucut Abrams : 2 set
1. Kesiapan Material
1) Tes Slump 14 ± 2 cm
2) Suhu beton 30 ºC
3) Perjalanan Truck Mixer dari Batching Plant ke site proyek
Halaman 68
Area pengecoran pada mat foundation dibagi beberapa zona yang mana
setiap zona dibatasi oleh kawat loket. Pada saat pengecoran berlangsung
digunakan alat Vibrator untuk membantu beton agar agregat kasar dan halus
dapat menyatu, selain itu juga mengalirkan beton.
Halaman 69
15. Finishing Trowel
Pekerjaan ini dilakukan pada saat beton mendekati setting. Finish trowel
ini dilakukan dengan tujuan untuk memperhalus permukaan lantai beton yang
telah diberi floor hardener. Pelaksanaan floor hardener sendiri dilakukan
setelah 30 menit / beton setting, dan dilaksanakan dengan system tabor.
Komposisi yang digunakan 5 kg / m² dengan dua kali tabur dan dikontrol
elevasinya sesuai shop drawing. Proses penaburan dilakukan setelah relag
selesai.
Setelah permukaan lantai mat foundation sudah mulai mengeras, maka perlu
dilakukan curing. Proses curing ini dilakukan dengan cara pemasangan
steryfoam pada permukaan beton agar perubahan suhunya tetap terjaga.
Halaman 70
Gambar Pemasangan Stryfoam
Halaman 71
Kolom adalah struktur yang merupakan penyangga atau pilar yang akan
menyalurkan beban atau gaya vertikal dan lateral ke pondasi. Konstruksi
kekakuan kolom akan menentukan besarnya gaya lateral yang akan dipikul
oleh kolom tersebut. Adapun besar kecilnya kolom (dimensi kolom)
berdasarkan gambar perencanaan.
Halaman 72
Marking Kolom
Halaman 73
Sepatu Kolom
Pengecoran Kolom
Halaman 74
Pelepasan Bekisting Kolom
Halaman 75
Perapihan Kolom
Halaman 76
Contoh Gambar Kerja Kolom
Halaman 77
Halaman 78
Metode Kerja Pembongkaran Bekisting Kolom
* Persiapan Lahan
* Pembersihan Area Kerja
* Pada saat dilakukan bongkaran kolom area kerja harus bebas dari aktifitas
pekerja dan material proyek
Prosedur Pelaksanaan
Halaman 79
DINDING SHEAR WALL
Shear wall merupakan dinding beton yang dirancang untuk menahan geser,
gaya lateral akibat gempa bumi. Shear wall menahan dua gaya yaitu gaya
geser dan angkat
FUNGSI :
Halaman 80
3. Penulangan, pabrikasi tulangan shear wall dan core lift dikerjakan
pada los pekerjaan pembesian.
4. Pada saat pemasangan tulangan, digunakan tower crane untuk
mengangkat tulangan yang telah dirangkai, dibutuhkan tenaga kerja
yang terampil dalam pemasangan dan penyambungan pada shear
walldan core lift agar benar – benar tegak lurus seperti shear
wall dan core liftyang berada dilantai bawahnya.
5. Bentuk dan ukuran shear wall dan core lift pada proyek ini adalah
tipikal (sama), sehingga bahan bekisting shear wall dan core
lift terbuat dari baja pula.
Halaman 81
6. Dengan penggunaan bahan baja ini akan lebih menghemat bahan dan
biaya dalam pembuatan bekisting, karena dapat dipakai berulang-
ulang
7. Beton ready mix didatangkan dari batching plant dengan mutu yang
telah disyaratkan.
8. Setelah nilai slump memenuhi persyaratan, maka
beton ready mixdari concrete mixer truck dituang ke dalam concrete
bucket, kemudianconcrete bucket tersebut diangkat dengan tower
crane menuju ke lokasi pengecoran.
9. Pada saat pemindahan, concrete bucket ditutup/dikunci agar tidak
tumpah.
10. Tinggi jatuh penuangan beton disyaratkan sesuai dengan yang telah
ditentukan (≤ 1,50 m) usahakan sedekat mungkin antara
pipa tremiedengan permukaan beton lama. hal ini dilakukan untuk
menghindari agregat kasar, terlepas dari adukan beton.
11. Pekerjaan shear wall, kolom yang menyatu pada shear wall dikerjakan
bersamaan.
12. Perbedaan mendasar dari pekerjaan kolom dan shear wall adalah:
Halaman 82
Keterangan gambar :
Halaman 83
Tampak depan bekisting shear wall
Halaman 84
13. Gambar Pembesian shear wall
Halaman 85
Gambar pembesian dinding shear wall
Halaman 86
15. Perawatan beton
Halaman 87
PENGENDALIAN MUTU BANGUNAN
KELURUSAN BENTUK BANGUNAN
1. Menentukan as bangunan
o Pendahuluan
Halaman 88
Garis sempadan
Halaman 89
Pengukuran site
Halaman 90
Menentukan as bangunan gedung
Halaman 91
Garis as bangunan yang telah didapat dicatat oleh surveyornya.
As bangunan tersebut ditembakkan oleh theodolite ke
beberapa objek disekitarnya.
Dipilih objek yang tidak teganggu oleh keadaan sekitarnya dan
tidak mudah berubah.
Surveyor akan memilih beberapa objek yang menjadi bantuan
penetapan as bangunan sehingga lebih teliti dalam
menentukan koordinat as bangunan.
Ketika memindahkan as bangunan ke tingkat berikutnya,
dengan bantuan koordinat bantuan tadi maka akan lebih terjaga
ketelitiannya.
Halaman 92
SABUK TOWER CRANE
Namun pada proyek – proyek tertentu sabuk crane bias juga diikatkan
pada balok utama bangunan.
Halaman 93
KONTRAKTOR MEMBUAT
MEMPERSIAPKAN
SUATU REQUEST IJIN
SESUATU PEKERJAAN
PELAKSANAAN KERJA
PEKERJAAN SELESAI
RUANG COSTUMER
Sebelum memulai kerja kami membuat daftar shop drawing, brosur yang
didalamnya terdapat sample material dan warna. Shop drawing dan
approval material yang kami buat diajukan kepada konsultan pengawas
dan owner untuk di setujui, shop drawing menunjukkan ukuran, keadaan
di lapangan, dimensi peralatan, cara pemasangan yang sebenarnya. Shop
drawing tersebut kami koordinasikan dengan disiplin bidang kerja yang
lain. Dalam hal ini bagian sipil kaitannya dengan aplikasi di lapangan.
Shop drawing dan material serta warna yang tidak disetujui oleh
konsultan pengawas dan owner , akan kami perbaiki untuk kemudian
diajukan ulang.
PEMESANAN MATERIAL
1. PROSES PRODUKSI
Parts Manufacture,
Sub Assembly,
Final Assembly,
Inspection,
Uji kualitas (checking & Testing) melalui kontrol standar bentuk, dimensi,
finishing, feedback dari pekerja maupun operator
Re-work.
a. Durabilitas,
b. Ekonomis,
c. Material,
menentukan bahan yang pantas dan tepat berdasar fungsi dan makna
desain.
d. Konstruksi,
2. MATERIAL FURNITURE
2.1 Kayu
Di seluruh dunia terdapat 43.000 spesies jenis tumbuhan kayu yang telah
teridentifikasi, 30.000 diantaranya diproduksi menjadi berbagai macam
jenis bahan, dan 10.000 yang dieksploitasi secara komersial. Namun hanya
beberapa spesies yang khusus dikonsumsi untuk pekerjaan interior,
furnitur, dan kerajinan karena alasan ketersediaan, karakter dan nilai
komersial.
Klasifikasi Kayu
Secara umum masa tebang pohon dapat dilakukan kapan saja, namun
baik pula mempertimbangkan pemotongan pada musim panas yang
dapat menyebabkan pengeringan kelembaban pohon secara drastis.
Metode Potong
Kayu Jati, Kayu Mahoni, Kayu Sungkai, Kayu Ramin, Kayu Nyatoh, Kayu
Sonokeling, Kayu Pinus, Kayu Karet, Kayu Kamper (lokal : kayu yang
tersedia untuk digunakan sebagai bahan dasar mebel). Bahan-bahan ini
disediakan dalam bentuk logs atau gelondongan atau dengan pesanan
(melalui saw mills/ penggergajian) dalam bentuk balok atau papan.
Beberapa metode pemotongan adalah sbb :
Sisa bagian kulit kayu yang terpotong juga tetap mempunyai nilai
komersil, baik diproduksi untuk partikel/chip board juga dijual secara
satuan dengan harga yang lebih murah. Sisa bagian kulit luar (bark)
menyisakan sedikit lapisan daging kayu yang lazim disebut dengan
bahbir dan biasa digunakan untuk kriya kerajinan berukuran kecil.
makin berat makin kuat kayunya. Perhatikan rongga sel yang membentuk
pori-pori, untuk menentukan berat/kuat atau ringan/kurang kuatnya
kayu.
Keawetan kayu :
Ketahanan kayu terhadap serangan dari unsur perusak kayu dari luar
seperti : jamur, rayap, bubuk, cacing laut dan serangga lainnya (ukuran :
tahunan) Semakin keras semakin tahan terhadap serangan dari unsur-
unsur tersebut di atas. Contoh : Kayu Jati memiliki tectoquinon, kayu Ulin
memiliki Silica dll., sehingga kayu-kayu ini awet secara alami. Zat-zat
seperti ini mencegah serangan serangga tersebut.
Warna kayu :
Higroskopik :
Tekstur :
halus (k.ramin),
sedang (k.Jati),
kasar (k.Kamper).
Berat kayu :
Kekerasan :
Kesan raba :
1. kasar, halus, licin, dingin dsb. Hal ini tergantung dari tekstur,
kadar air dan zat ekstraktif di dalam kayu.
2. Contoh : k.Jati agak berlemak kalau diraba
3. Bau dan rasa :
kesan ini erat hubungannya dengan kesan raba.
Bau keasam-asaman pada k.Ulin,
bau zat penyamak pada k.Jati dll.
Nilai dekoratif :
Keteguhan tarik :
kekuatan tarik terbesar ialah sejajar arah serat.
Kelembaban Relatif
Karakterisitik kayu
Serap Warna, faktor serap warna yang sangat berbeda dari tiap jenis kayu
sehingga dapat merubah penampilan.
Durabilitas, mutu kuat kayu yang dilihat dari kelas awet, jenis dan harga
perlu dipertimbangkan oleh para perencana.
Cacat pada kayu dapat dibagi menjadi dua, yakni cacat alam yang terjadi
karena proses alamiah dan fitrah kayu tersebut. Yang lainnya adalah cacat
buatan yang terjadi karena kelalaian atau ketidaksempurnaan dalam
pemrosesannya.
2.2 Vinir
Tidak semua jenis kayu dapat diperoleh vinir-nya di pasaran. Bahan kayu
yang biasanya dibuat untuk vinir standar adalah kayu dengan kelas awet
dan kuat sekitar II-IV, bila dikupas tidak pecah, seperti :Meranti, Keruing,
Aghatis, Kapur, Kempas, Merawan, Mangir. Sedangkan untuk vinir
dekoratif digunakan kayu-kayu sbb : Jati, Sungkai, Pinus, Ramin,
Sonokeling, Ebony, Sonokembang, Renghas.
Dari satu bagian utuh sebuah pohon, pola uratnya dapat beragam,
misalnya bagian bawah (butt veneer), batang bohon (trunk veneer), serta
dahan. Ukuran yang sering ditemui dipasaran berkisar lebar 2 cm s/d 20
cm dengan panjang bebas. Hingga saat ini jenisnya telah berkembang
menjadi vinir-vinir dekoratif seperti vinir berwarna, dls.
Kayu papan yang dibuat dari beberapa lapisan veneer (yaitu lembaran
kayu tipis (0.24-6mm) yang dihasilkan dari pengupasan/penyayatan kayu
tertentu) yang ditumpuk satu sama lain secara bersilangan. Maksud dan
tujuan pembuatan jenis papan ini adalah untuk :
Good grades, mutunya kurang dari custom, cukup layak untuk finishing
natural melamic
Fibre Boards
Merupakan komposisi dari kayu yang diurai menjadi serat dan di-press
dengan temperatur tinggi serta dengan laminasi khusus, contohnya :
Medium board :
Hardboard :
1. Rigiditas
2. Ketersediaan dalam ukuran besar
3. Variasi ketebalan (modul)
4. Ekonomis
5. Metode bending lebih mudah
Gambar HPL
Beberapa peralatan tersebut sudah kita kenal sehari-hari dan secara luas
digunakan, namun bentuk dan variasinya dapat berbeda-beda ditiap
negara walau fungsi dan kegunaannya sama. Peralatan pendukung akan
memastikan ketelitian proses kerja antara gambar kerja (shop drawing)
hingga produk nyata.
Mistar, Sieghmat (Vernier caliper gauge), Besi siku (try-square), Bor, Palu,
Obeng, Penjepit (Cramp) merupakan peralatan sederhana yang
membutuhkan kemahiran pula dalam menggunakan serta memilih
tipenya berdasarkan tujuan bentuk maupun bahan yang akan digunakan.
Peralatan pendukung tersebut merupakan alat untuk menyempurnakan
sambungan, mengecek mutu bahan terhadap rupa, kontur dan kecukupan
dimensi.
1. Mesin Serut Kasar (Block Plane) untuk mengambil serat kayu dan
permukaan yang masih kasar, biasanya mata pisau berukuran lebar
dan tebal, serta pengaturan mata pisau yang turun tinggi.
Selanjutnya adalah Mesin Serut Halus untuk menghaluskan setelah
diserut kasar, dengan mata pisau yang lebih tipis dan tajam serta
pengaturan mata pisau lebih turun rendah.
2. Mesin Serut Sekonengan (Rebate Plane) untuk membuat
sekonengan, celah seperti pada rangka pintu dan jendela, dapat
pula untuk beberapa tahap penyerutan menghasilkan profil.
3. Mesin Serut Khusus (Combination/Specialized Plane) untuk
menghasilkan profil, atau groove dengan bentuk lengkung atau
kurva keliling yang fungsinya menyerupai Mesin Jig saw.
Pahat Tatah (Chisel & Gouge), selain umum digunakan untuk mengukir
kayu digunakan pula untuk membuat lubang dan pasangan sambungan
seperti sambungan lidah (lap joint), sambungan purus (mortise dan tenon
joint). Utamanya, teknik memukul pahat dan derajat kemiringan pahat
merupakan keahlian khusus yang sangat membutuhkan waktu dan
pengalaman.
Mesin untuk membuat pola lubang celah dengan bentuk atau pola
tertentu pada kayu seperti sekoneng, bentuk lubang persegi pada tengah
kayu, atau pola ukir seperti gambar atau tulisan. Dengan menyertakan
model fixture nya sehingga gerakan mata pisau akan mengikuti fixture-
nya. Prinsip kerja pisau seperti mata bor vertikal yang berputar kencang
dan memakan kayu menjadi serpihan, hanya saja belum dapat
membentuk sudut siku persegi, sehingga harus dibantu tahap berikutnya
oleh tatah/pahat. Kecepatan pisau lebih dari 27,000 rpm.
Mesin Bor bekerja dengan putaran mata bor searah jarum jam dengan
berbagai ukuran, dan jenis pisau disesuaikan dengan bahan, berbagai jenis
kayu, besi, tembok beton, granite, dls. Kecepatan putar mata bor lebih dari
1000 rpm tanpa beban. Perlu kemahiran khusus untuk menghasilkan
permukan kayu agar tetap halus, serta kejelian dalam mengatur derajat
vertikal bor.
Mesin bekerja dengan prinsip gerak orbital (4000 s/d 5000 orbit per
menit), dengan memasang lembaran hampelas pada mesin kemudian
menggerakannya ke sekeliling permukaan. Kelalaian posisi, seperti
miring, dapat membuat permukaan kayu tergores (scratch) sehingga
semakin sulit untuk dikembalikan seperti semula. Sulit menjangku celah
atau rongga tertentu pada furnitur, khususnya ukiran. Jenis lainnya
adalah hampelas dengan bentuk tabung kecil untuk menjangkau sudut
yang sulit dijangkau, namun dalam beberapa hal masih jauh lebih baik
menggunakan tangan.
Finishing (Spraying)
Membuat takikan
Menggirik benda kerja lengkung
Membuat alur hias atau alur vinir
Teknik sambungan kayu di belahan dunia lain tidak berbeda dengan yang
teknik yang kita miliki saat ini, dilihat dari teknik sambungan kayu
populer. Perbedaannya lebih jelas terlihat pada kerapihan dan
ketelitiannya, karena semua proses pekerjaan didukung dengan baik
dengan peralatan-peralatan khusus yang umumnya tidak digunakan oleh
para perajin atau tukang kayu di Indonesia.
Dari seluruh teknik sambungan kayu yang kita kenal, dapat ditandai
mulai dari kesederhanaannya hingga kerumitannya dan juga kekuatan
dan kelemahannya. Seorang desainer penting mengetahui kelebihan dan
kekurangan tersebut, untuk dapat menentukan jenis sambungan yang
tepat ditinjau dari fungsi, harga, serta estetikanya. Beberapa metode
sambungan yang umum kita kenali dalam produk furnitur adalah sbb:
Sambungan Ekor (Butt joints)
sambungan sudut
Sambungan adumanis
sambungan lapis T
sambungan tepi
sambungan lidah
sambungan menerus
Steam bending
Tekuk lapis
5.1 Perekat
Sejak berabad lalu lem (glue) telah digunakan sebagai perekat sambungan
kayu bahkan sebelum lahirnya perkuatan-perkuatan mekanis/sambungan
kayu (wood-joinery). Jenis-jenis lem/perekat dewasa ini sudah jauh
berkembang dan memiliki kelebihan diantaranya, tahan terhadap panas,
kelembaban (moisture), dan kemampuan rekat yang optimal melebihi
kuat serat kayu sendiri.
Jenis pertama lazim disebut dengan lem putih emulsi pekat (contoh : lem
Fox) jenis perekat yang populer dan termurah dapat dicampur dengan air
sehingga dapat diatur seberapa cair untuk memudahkan evaporasi kayu
terhadap cairan perekat tersebut. Kekurangan lem jenis ini tidak tahan
terhadap air (bila menyerap air maka sambungan akan merenggang).
Jenis kedua adalah lem kuning (Contoh : Aibon) cair-kental dan tahan
terhadap kelembaban, panas, serta air. Biasanya digunakan untuk lem
kayu lapis, dan kayu lunak atau kayu yang memiliki pori serat besar, serta
merekatkan plastic laminate seperti HPL.
Lem Urea-formaldehyde
Jenis lem sangat tahan terhadap air, tersedia dalam bentuk bubuk dan
dicampur dengan air. Dapat pula digunakan untuk katalis hardener.
Lem Resorcinol-resin
Lem yang paling unggul terhadap ketahanan air, dan cuaca merupakan
campuran dari dua bagian resin dan hardener. biasanya dipisah menjadi
tiga campuran dalam bentuk cair, resin, hardener, dan lem. Merekat
dengan sempurna dengan pengaturan suhu diatas 15oC. Lazimnya
digunakan pada produk-produk industri.
Aksesoris (Fittings)
A. Engsel
Handle, saat ini handle dengan model minimalis sangat banyak ditemui
dipasaran, bisanya jenis seperti ini menuntut ketelitian pula dalam proses
mengebor kayu agar citra bersih dan minimalis tetap terjaga. Namun
banyak pula tersedia dalam bentuk yang tradisional atau antik-kuno
seperti figur floral / animal decoration dls.
Beberapa tipe handle yakni : Drop handle, Ring pull, Drawer knob, flush
handle, dls.
Finishing interior dan eksterior untuk furnitur terletak pada daya tahan
terhadap cuaca dan kelembaban, dimana eksterior membutuhkan proteksi
terhadap kelembaban. sedangkan interior menekankan kerapihan serta
keindahan penampilan sehingga daya tahannya lebih lama dibanding
produk finishing eksterior.
Warna
Jenis dan warna pada finishing dapat dicapai dengan teknik pengecatan
atau pewarnaan kayu sbb:
Penampilan finishing kayu juga dapat dilihat atas pilihan rupa dasar,
yakni dengan finishing pori-pori tertutup (close pore) dan pori terbuka
(Open pore)
Tingkat kilap seperti gloss, semi gloss, dan dof dapat diatur dengan
menentukan pilihan berdasarkan estetika dan keperluannya.
a. Shellac
b. Pernis (Varnish)
pernis adalah materi berupa resin yang dicampur dengan terpentin. Awal
mula resin diperoleh dari fossil tapi hingga kini sudah digantikan dengan
resin sintetis. Proses pengeringan memakan waktu hingga 24-48 jam, oleh
c. Lacquer
2 komponen (pokyol
+ isocyanate)
(cat harus dicampur
Mebel berkualitas tinggi & interior
dengan hardener)
rumah mewah
Cat Tahan gores
Juga untuk mainan anak-anak /
Polyurethane Tahan terhadap
kerajinan tangan berkualitas
bahan kimia rumah
tinggi
tangga
Tahan air
Non-Toxic
Langkah atau tahapan dalam proses finishing kayu secara ilmiah disebut
sebagai ‘finish system/cycle/formula’. Sistematika Finishing Kayu (Wood
Finishing System) umumnya dipraktekkan dengan beragam sistematika.
Pengecatan finishing kayu secara dasar terdiri atas beberapa aplikasi
dengan fungsinya masing-masing yang dibedakan atas :
Wood Filler, yaitu bahan aplikasi pengisian pori dan celah kayu
Wood Stain, yaitu bahan aplikasi pewarnaan terhadap kayu
Cat Dasar, yaitu bahan aplikasi pelindung pewarnaan kayu
Cat Akhir, yaitu bahan aplikasi pelindung akhir dan tingkat kilap (sheen
grade)
Mempersiapkan Permukaan
Untuk furnitur atau kayu yang telah mengalami proses finishing maka
perlu dilakukan, pengelupasan serta bleaching untuk
membersihkan/mengatur warna kayu, namun untuk furnitur atau kayu
baru prosesnya dapat dengan langsung mengisi pori atau urat kayu
(wood filling)
A. Pengelupasan (Stripping)
Proses pengelupasan dilakukan pada kayu atau furnitur lama, yang telah
di finishing, metode yang dilakukan adalah
1. Mechanical stripping :
2. Chemical stripping :
B. Pemutihan (Bleaching)
C. Perataan (Patching)
Proses perataan adalah proses pengisian pori, celah dan lubang pada
permukaan kayu dengan menggunakan wood filler. Umumnya wood
filler mengandung resin yang dapat menyelinap masuk kedalam lubang
kayu dan kemudian berefek kering seperti donat (donut effect), penting
pula mempertimbangkan bahan wood filler yang ramah lingkungan
dengan bahan campuran air (wood filler water-based).
Stopper, sejenis dempul kayu yang dapat dicairkan dengan air (water-
based) atau pelumas seperti thinner (oil-based), penyesuaian warna dapat
dilakukan dengan menambahkan pewarna kayu (woodstain) dengan alat
bantu seperti palet (chisel) atau pisau khusus untuk memolesnya.
Cellulose Filler, Jenis dempul kayu berupa serbuk dengan campuran pasta
pengencang dan air.
Shellac Sticks, Jenis dempul untuk menambal lubang seperti mata kayu
dan retak. Wujudnya berupa stik shellac yang dikeraskan sehingga perlu
menggunakan solder atau glue-gun untuk mencairkannya
Wax Sticks, Jenis dempul atau pengisi celah kayu yang berukuran tipis
(hairline) khusus untuk finishing wax-polished yang penggunaannya
menggunakan campuran resin pigmen pewarna
E. Pewarnaan (Staining)
Fungsi utama Wood Stain adalah mewarnai kayu sesuai dengan warna
natural kayunya, ataupun pilihan berbagai macam warna khusus (fancy
sealer) yang tidak natural. Ciri yang baik dari Wood stain adalah tidak
menutupi serat-serat kayu tetapi justeru memperjelas dan memperindah
serat-serat kayu. Sifat-sifat yang dimiliki oleh wood stain yang baik adalah
cepat kering, penetrasi kedalam kayu baik sehingga serat-serat kayu yang
telah diwarnai tampil dengan cerah dan hasil warna tidak mudah pudar,
kecuali bila langsung terkena sinar matahari.
Pada dasarnya, semua jenis wood stain merupakan variasi dan kombinasi
dari kedua tipe stain berikut ini :
1. Dye stains
Jenis Dye Stains hanya menyerap pada serat kayu namun tidak masuk
hingga ke pori-pori, tersedia dua tipe :
2. Pigment stains
Cat dasar atau sering disebut Sanding Sealer merupakan satu tahapan
aplikasi untuk melindung lapisan pewarnaan kayu oleh stain, bahkan
sering pula proses ini dilakukan 2 atau 3 tahap lapisan dengan terlebih
dahulu melakukan amplas mengambang permukaan yang telah di-
sanding sebelumnya dengan kertas amplas terhalus. Hal ini dimaksudkan
untuk memberikan lapisan yang tebal dan permukaan yang rata serta
licin.
Cat akhir atau top coating merupakan sentuhan terakhir dari tahapan
finishing. selain untuk memberikan efek kilau juga sebagai pelindung
akhir dari seluruh proses aplikasi finishing.
PACKAGING
1. Ukuran produk
2. Jenis finishing
3. Material Furniture
4. Logistik
5. Lokasi konsumen
6. Harga Produk
Metode Packing
GEDUNG B
Sebelum memulai kerja kami membuat daftar shop drawing, brosur yang
didalamnya terdapat sample material dan warna. Shop drawing dan
approval material yang kami buat diajukan kepada konsultan pengawas
dan owner untuk di setujui, shop drawing menunjukkan ukuran, keadaan
di lapangan, dimensi peralatan, cara pemasangan yang sebenarnya. Shop
drawing tersebut kami koordinasikan dengan disiplin bidang kerja yang
lain. Dalam hal ini bagian sipil kaitannya dengan aplikasi di lapangan.
Shop drawing dan material serta warna yang tidak disetujui oleh
konsultan pengawas dan owner , akan kami perbaiki untuk kemudian
diajukan ulang.
PEMESANAN MATERIAL
1. PROSES PRODUKSI
Parts Manufacture,
Sub Assembly,
Final Assembly,
Inspection,
Uji kualitas (checking & Testing) melalui kontrol standar bentuk, dimensi,
finishing, feedback dari pekerja maupun operator
Re-work.
a. Durabilitas,
b. Ekonomis,
c. Material,
menentukan bahan yang pantas dan tepat berdasar fungsi dan makna
desain.
d. Konstruksi,
2. MATERIAL FURNITURE
2.1 Kayu
Di seluruh dunia terdapat 43.000 spesies jenis tumbuhan kayu yang telah
teridentifikasi, 30.000 diantaranya diproduksi menjadi berbagai macam
jenis bahan, dan 10.000 yang dieksploitasi secara komersial. Namun hanya
beberapa spesies yang khusus dikonsumsi untuk pekerjaan interior,
furnitur, dan kerajinan karena alasan ketersediaan, karakter dan nilai
komersial.
Klasifikasi Kayu
Secara umum masa tebang pohon dapat dilakukan kapan saja, namun
baik pula mempertimbangkan pemotongan pada musim panas yang
dapat menyebabkan pengeringan kelembaban pohon secara drastis.
Metode Potong
Kayu Jati, Kayu Mahoni, Kayu Sungkai, Kayu Ramin, Kayu Nyatoh, Kayu
Sonokeling, Kayu Pinus, Kayu Karet, Kayu Kamper (lokal : kayu yang
tersedia untuk digunakan sebagai bahan dasar mebel). Bahan-bahan ini
disediakan dalam bentuk logs atau gelondongan atau dengan pesanan
(melalui saw mills/ penggergajian) dalam bentuk balok atau papan.
Beberapa metode pemotongan adalah sbb :
Sisa bagian kulit kayu yang terpotong juga tetap mempunyai nilai
komersil, baik diproduksi untuk partikel/chip board juga dijual secara
satuan dengan harga yang lebih murah. Sisa bagian kulit luar (bark)
menyisakan sedikit lapisan daging kayu yang lazim disebut dengan
bahbir dan biasa digunakan untuk kriya kerajinan berukuran kecil.
makin berat makin kuat kayunya. Perhatikan rongga sel yang membentuk
pori-pori, untuk menentukan berat/kuat atau ringan/kurang kuatnya
kayu.
Keawetan kayu :
Ketahanan kayu terhadap serangan dari unsur perusak kayu dari luar
seperti : jamur, rayap, bubuk, cacing laut dan serangga lainnya (ukuran :
tahunan) Semakin keras semakin tahan terhadap serangan dari unsur-
unsur tersebut di atas. Contoh : Kayu Jati memiliki tectoquinon, kayu Ulin
memiliki Silica dll., sehingga kayu-kayu ini awet secara alami. Zat-zat
seperti ini mencegah serangan serangga tersebut.
Warna kayu :
Higroskopik :
Tekstur :
halus (k.ramin),
sedang (k.Jati),
kasar (k.Kamper).
Berat kayu :
Kekerasan :
Kesan raba :
4. kasar, halus, licin, dingin dsb. Hal ini tergantung dari tekstur,
kadar air dan zat ekstraktif di dalam kayu.
5. Contoh : k.Jati agak berlemak kalau diraba
6. Bau dan rasa :
kesan ini erat hubungannya dengan kesan raba.
Bau keasam-asaman pada k.Ulin,
bau zat penyamak pada k.Jati dll.
Nilai dekoratif :
Keteguhan tarik :
kekuatan tarik terbesar ialah sejajar arah serat.
Kelembaban Relatif
Karakterisitik kayu
Serap Warna, faktor serap warna yang sangat berbeda dari tiap jenis kayu
sehingga dapat merubah penampilan.
Durabilitas, mutu kuat kayu yang dilihat dari kelas awet, jenis dan harga
perlu dipertimbangkan oleh para perencana.
Cacat pada kayu dapat dibagi menjadi dua, yakni cacat alam yang terjadi
karena proses alamiah dan fitrah kayu tersebut. Yang lainnya adalah cacat
buatan yang terjadi karena kelalaian atau ketidaksempurnaan dalam
pemrosesannya.
2.2 Vinir
Tidak semua jenis kayu dapat diperoleh vinir-nya di pasaran. Bahan kayu
yang biasanya dibuat untuk vinir standar adalah kayu dengan kelas awet
dan kuat sekitar II-IV, bila dikupas tidak pecah, seperti :Meranti, Keruing,
Aghatis, Kapur, Kempas, Merawan, Mangir. Sedangkan untuk vinir
dekoratif digunakan kayu-kayu sbb : Jati, Sungkai, Pinus, Ramin,
Sonokeling, Ebony, Sonokembang, Renghas.
Dari satu bagian utuh sebuah pohon, pola uratnya dapat beragam,
misalnya bagian bawah (butt veneer), batang bohon (trunk veneer), serta
dahan. Ukuran yang sering ditemui dipasaran berkisar lebar 2 cm s/d 20
cm dengan panjang bebas. Hingga saat ini jenisnya telah berkembang
menjadi vinir-vinir dekoratif seperti vinir berwarna, dls.
Kayu papan yang dibuat dari beberapa lapisan veneer (yaitu lembaran
kayu tipis (0.24-6mm) yang dihasilkan dari pengupasan/penyayatan kayu
tertentu) yang ditumpuk satu sama lain secara bersilangan. Maksud dan
tujuan pembuatan jenis papan ini adalah untuk :
Good grades, mutunya kurang dari custom, cukup layak untuk finishing
natural melamic
Fibre Boards
Merupakan komposisi dari kayu yang diurai menjadi serat dan di-press
dengan temperatur tinggi serta dengan laminasi khusus, contohnya :
Medium board :
Hardboard :
6. Rigiditas
7. Ketersediaan dalam ukuran besar
8. Variasi ketebalan (modul)
9. Ekonomis
10. Metode bending lebih mudah
Gambar HPL
Beberapa peralatan tersebut sudah kita kenal sehari-hari dan secara luas
digunakan, namun bentuk dan variasinya dapat berbeda-beda ditiap
negara walau fungsi dan kegunaannya sama. Peralatan pendukung akan
memastikan ketelitian proses kerja antara gambar kerja (shop drawing)
hingga produk nyata.
Mistar, Sieghmat (Vernier caliper gauge), Besi siku (try-square), Bor, Palu,
Obeng, Penjepit (Cramp) merupakan peralatan sederhana yang
membutuhkan kemahiran pula dalam menggunakan serta memilih
tipenya berdasarkan tujuan bentuk maupun bahan yang akan digunakan.
Peralatan pendukung tersebut merupakan alat untuk menyempurnakan
sambungan, mengecek mutu bahan terhadap rupa, kontur dan kecukupan
dimensi.
4. Mesin Serut Kasar (Block Plane) untuk mengambil serat kayu dan
permukaan yang masih kasar, biasanya mata pisau berukuran lebar
dan tebal, serta pengaturan mata pisau yang turun tinggi.
Selanjutnya adalah Mesin Serut Halus untuk menghaluskan setelah
diserut kasar, dengan mata pisau yang lebih tipis dan tajam serta
pengaturan mata pisau lebih turun rendah.
5. Mesin Serut Sekonengan (Rebate Plane) untuk membuat
sekonengan, celah seperti pada rangka pintu dan jendela, dapat
pula untuk beberapa tahap penyerutan menghasilkan profil.
6. Mesin Serut Khusus (Combination/Specialized Plane) untuk
menghasilkan profil, atau groove dengan bentuk lengkung atau
kurva keliling yang fungsinya menyerupai Mesin Jig saw.
Pahat Tatah (Chisel & Gouge), selain umum digunakan untuk mengukir
kayu digunakan pula untuk membuat lubang dan pasangan sambungan
seperti sambungan lidah (lap joint), sambungan purus (mortise dan tenon
joint). Utamanya, teknik memukul pahat dan derajat kemiringan pahat
merupakan keahlian khusus yang sangat membutuhkan waktu dan
pengalaman.
Mesin untuk membuat pola lubang celah dengan bentuk atau pola
tertentu pada kayu seperti sekoneng, bentuk lubang persegi pada tengah
kayu, atau pola ukir seperti gambar atau tulisan. Dengan menyertakan
model fixture nya sehingga gerakan mata pisau akan mengikuti fixture-
nya. Prinsip kerja pisau seperti mata bor vertikal yang berputar kencang
dan memakan kayu menjadi serpihan, hanya saja belum dapat
membentuk sudut siku persegi, sehingga harus dibantu tahap berikutnya
oleh tatah/pahat. Kecepatan pisau lebih dari 27,000 rpm.
Mesin Bor bekerja dengan putaran mata bor searah jarum jam dengan
berbagai ukuran, dan jenis pisau disesuaikan dengan bahan, berbagai jenis
kayu, besi, tembok beton, granite, dls. Kecepatan putar mata bor lebih dari
1000 rpm tanpa beban. Perlu kemahiran khusus untuk menghasilkan
permukan kayu agar tetap halus, serta kejelian dalam mengatur derajat
vertikal bor.
Mesin bekerja dengan prinsip gerak orbital (4000 s/d 5000 orbit per
menit), dengan memasang lembaran hampelas pada mesin kemudian
menggerakannya ke sekeliling permukaan. Kelalaian posisi, seperti
miring, dapat membuat permukaan kayu tergores (scratch) sehingga
semakin sulit untuk dikembalikan seperti semula. Sulit menjangku celah
atau rongga tertentu pada furnitur, khususnya ukiran. Jenis lainnya
adalah hampelas dengan bentuk tabung kecil untuk menjangkau sudut
yang sulit dijangkau, namun dalam beberapa hal masih jauh lebih baik
menggunakan tangan.
Finishing (Spraying)
Membuat takikan
Menggirik benda kerja lengkung
Membuat alur hias atau alur vinir
Teknik sambungan kayu di belahan dunia lain tidak berbeda dengan yang
teknik yang kita miliki saat ini, dilihat dari teknik sambungan kayu
populer. Perbedaannya lebih jelas terlihat pada kerapihan dan
ketelitiannya, karena semua proses pekerjaan didukung dengan baik
dengan peralatan-peralatan khusus yang umumnya tidak digunakan oleh
para perajin atau tukang kayu di Indonesia.
Dari seluruh teknik sambungan kayu yang kita kenal, dapat ditandai
mulai dari kesederhanaannya hingga kerumitannya dan juga kekuatan
dan kelemahannya. Seorang desainer penting mengetahui kelebihan dan
kekurangan tersebut, untuk dapat menentukan jenis sambungan yang
tepat ditinjau dari fungsi, harga, serta estetikanya. Beberapa metode
sambungan yang umum kita kenali dalam produk furnitur adalah sbb:
Sambungan Ekor (Butt joints)
sambungan sudut
Sambungan adumanis
sambungan lapis T
sambungan tepi
sambungan lidah
sambungan menerus
Steam bending
Tekuk lapis
5.1 Perekat
Sejak berabad lalu lem (glue) telah digunakan sebagai perekat sambungan
kayu bahkan sebelum lahirnya perkuatan-perkuatan mekanis/sambungan
kayu (wood-joinery). Jenis-jenis lem/perekat dewasa ini sudah jauh
berkembang dan memiliki kelebihan diantaranya, tahan terhadap panas,
kelembaban (moisture), dan kemampuan rekat yang optimal melebihi
kuat serat kayu sendiri.
Jenis pertama lazim disebut dengan lem putih emulsi pekat (contoh : lem
Fox) jenis perekat yang populer dan termurah dapat dicampur dengan air
sehingga dapat diatur seberapa cair untuk memudahkan evaporasi kayu
terhadap cairan perekat tersebut. Kekurangan lem jenis ini tidak tahan
terhadap air (bila menyerap air maka sambungan akan merenggang).
Jenis kedua adalah lem kuning (Contoh : Aibon) cair-kental dan tahan
terhadap kelembaban, panas, serta air. Biasanya digunakan untuk lem
kayu lapis, dan kayu lunak atau kayu yang memiliki pori serat besar, serta
merekatkan plastic laminate seperti HPL.
Lem Urea-formaldehyde
Jenis lem sangat tahan terhadap air, tersedia dalam bentuk bubuk dan
dicampur dengan air. Dapat pula digunakan untuk katalis hardener.
Lem Resorcinol-resin
Lem yang paling unggul terhadap ketahanan air, dan cuaca merupakan
campuran dari dua bagian resin dan hardener. biasanya dipisah menjadi
tiga campuran dalam bentuk cair, resin, hardener, dan lem. Merekat
dengan sempurna dengan pengaturan suhu diatas 15oC. Lazimnya
digunakan pada produk-produk industri.
Aksesoris (Fittings)
A. Engsel
Handle, saat ini handle dengan model minimalis sangat banyak ditemui
dipasaran, bisanya jenis seperti ini menuntut ketelitian pula dalam proses
mengebor kayu agar citra bersih dan minimalis tetap terjaga. Namun
banyak pula tersedia dalam bentuk yang tradisional atau antik-kuno
seperti figur floral / animal decoration dls.
Beberapa tipe handle yakni : Drop handle, Ring pull, Drawer knob, flush
handle, dls.
Finishing interior dan eksterior untuk furnitur terletak pada daya tahan
terhadap cuaca dan kelembaban, dimana eksterior membutuhkan proteksi
terhadap kelembaban. sedangkan interior menekankan kerapihan serta
keindahan penampilan sehingga daya tahannya lebih lama dibanding
produk finishing eksterior.
Warna
Jenis dan warna pada finishing dapat dicapai dengan teknik pengecatan
atau pewarnaan kayu sbb:
Penampilan finishing kayu juga dapat dilihat atas pilihan rupa dasar,
yakni dengan finishing pori-pori tertutup (close pore) dan pori terbuka
(Open pore)
Tingkat kilap seperti gloss, semi gloss, dan dof dapat diatur dengan
menentukan pilihan berdasarkan estetika dan keperluannya.
a. Shellac
b. Pernis (Varnish)
pernis adalah materi berupa resin yang dicampur dengan terpentin. Awal
mula resin diperoleh dari fossil tapi hingga kini sudah digantikan dengan
resin sintetis. Proses pengeringan memakan waktu hingga 24-48 jam, oleh
c. Lacquer
2 komponen (pokyol
+ isocyanate)
(cat harus dicampur
Mebel berkualitas tinggi & interior
dengan hardener)
rumah mewah
Cat Tahan gores
Juga untuk mainan anak-anak /
Polyurethane Tahan terhadap
kerajinan tangan berkualitas
bahan kimia rumah
tinggi
tangga
Tahan air
Non-Toxic
Langkah atau tahapan dalam proses finishing kayu secara ilmiah disebut
sebagai ‘finish system/cycle/formula’. Sistematika Finishing Kayu (Wood
Finishing System) umumnya dipraktekkan dengan beragam sistematika.
Pengecatan finishing kayu secara dasar terdiri atas beberapa aplikasi
dengan fungsinya masing-masing yang dibedakan atas :
Wood Filler, yaitu bahan aplikasi pengisian pori dan celah kayu
Wood Stain, yaitu bahan aplikasi pewarnaan terhadap kayu
Cat Dasar, yaitu bahan aplikasi pelindung pewarnaan kayu
Cat Akhir, yaitu bahan aplikasi pelindung akhir dan tingkat kilap (sheen
grade)
Mempersiapkan Permukaan
Untuk furnitur atau kayu yang telah mengalami proses finishing maka
perlu dilakukan, pengelupasan serta bleaching untuk
membersihkan/mengatur warna kayu, namun untuk furnitur atau kayu
baru prosesnya dapat dengan langsung mengisi pori atau urat kayu
(wood filling)
A. Pengelupasan (Stripping)
Proses pengelupasan dilakukan pada kayu atau furnitur lama, yang telah
di finishing, metode yang dilakukan adalah
1. Mechanical stripping :
2. Chemical stripping :
B. Pemutihan (Bleaching)
C. Perataan (Patching)
Proses perataan adalah proses pengisian pori, celah dan lubang pada
permukaan kayu dengan menggunakan wood filler. Umumnya wood
filler mengandung resin yang dapat menyelinap masuk kedalam lubang
kayu dan kemudian berefek kering seperti donat (donut effect), penting
pula mempertimbangkan bahan wood filler yang ramah lingkungan
dengan bahan campuran air (wood filler water-based).
Stopper, sejenis dempul kayu yang dapat dicairkan dengan air (water-
based) atau pelumas seperti thinner (oil-based), penyesuaian warna dapat
dilakukan dengan menambahkan pewarna kayu (woodstain) dengan alat
bantu seperti palet (chisel) atau pisau khusus untuk memolesnya.
Cellulose Filler, Jenis dempul kayu berupa serbuk dengan campuran pasta
pengencang dan air.
Shellac Sticks, Jenis dempul untuk menambal lubang seperti mata kayu
dan retak. Wujudnya berupa stik shellac yang dikeraskan sehingga perlu
menggunakan solder atau glue-gun untuk mencairkannya
Wax Sticks, Jenis dempul atau pengisi celah kayu yang berukuran tipis
(hairline) khusus untuk finishing wax-polished yang penggunaannya
menggunakan campuran resin pigmen pewarna
E. Pewarnaan (Staining)
Fungsi utama Wood Stain adalah mewarnai kayu sesuai dengan warna
natural kayunya, ataupun pilihan berbagai macam warna khusus (fancy
sealer) yang tidak natural. Ciri yang baik dari Wood stain adalah tidak
menutupi serat-serat kayu tetapi justeru memperjelas dan memperindah
serat-serat kayu. Sifat-sifat yang dimiliki oleh wood stain yang baik adalah
cepat kering, penetrasi kedalam kayu baik sehingga serat-serat kayu yang
telah diwarnai tampil dengan cerah dan hasil warna tidak mudah pudar,
kecuali bila langsung terkena sinar matahari.
Pada dasarnya, semua jenis wood stain merupakan variasi dan kombinasi
dari kedua tipe stain berikut ini :
1. Dye stains
Jenis Dye Stains hanya menyerap pada serat kayu namun tidak masuk
hingga ke pori-pori, tersedia dua tipe :
2. Pigment stains
Cat dasar atau sering disebut Sanding Sealer merupakan satu tahapan
aplikasi untuk melindung lapisan pewarnaan kayu oleh stain, bahkan
sering pula proses ini dilakukan 2 atau 3 tahap lapisan dengan terlebih
dahulu melakukan amplas mengambang permukaan yang telah di-
sanding sebelumnya dengan kertas amplas terhalus. Hal ini dimaksudkan
untuk memberikan lapisan yang tebal dan permukaan yang rata serta
licin.
Cat akhir atau top coating merupakan sentuhan terakhir dari tahapan
finishing. selain untuk memberikan efek kilau juga sebagai pelindung
akhir dari seluruh proses aplikasi finishing.
PACKAGING
1. Ukuran produk
2. Jenis finishing
3. Material Furniture
4. Logistik
5. Lokasi konsumen
6. Harga Produk
Metode Packing
GEDUNG C
Sebelum memulai kerja kami membuat daftar shop drawing, brosur yang
didalamnya terdapat sample material dan warna. Shop drawing dan
approval material yang kami buat diajukan kepada konsultan pengawas
dan owner untuk di setujui, shop drawing menunjukkan ukuran, keadaan
di lapangan, dimensi peralatan, cara pemasangan yang sebenarnya. Shop
drawing tersebut kami koordinasikan dengan disiplin bidang kerja yang
lain. Dalam hal ini bagian sipil kaitannya dengan aplikasi di lapangan.
Shop drawing dan material serta warna yang tidak disetujui oleh
konsultan pengawas dan owner , akan kami perbaiki untuk kemudian
diajukan ulang.
PEMESANAN MATERIAL
1. PROSES PRODUKSI
Parts Manufacture,
Sub Assembly,
Final Assembly,
Inspection,
Uji kualitas (checking & Testing) melalui kontrol standar bentuk, dimensi,
finishing, feedback dari pekerja maupun operator
Re-work.
a. Durabilitas,
b. Ekonomis,
c. Material,
menentukan bahan yang pantas dan tepat berdasar fungsi dan makna
desain.
d. Konstruksi,
2. MATERIAL FURNITURE
2.1 Kayu
Di seluruh dunia terdapat 43.000 spesies jenis tumbuhan kayu yang telah
teridentifikasi, 30.000 diantaranya diproduksi menjadi berbagai macam
jenis bahan, dan 10.000 yang dieksploitasi secara komersial. Namun hanya
beberapa spesies yang khusus dikonsumsi untuk pekerjaan interior,
furnitur, dan kerajinan karena alasan ketersediaan, karakter dan nilai
komersial.
Klasifikasi Kayu
Secara umum masa tebang pohon dapat dilakukan kapan saja, namun
baik pula mempertimbangkan pemotongan pada musim panas yang
dapat menyebabkan pengeringan kelembaban pohon secara drastis.
Metode Potong
Kayu Jati, Kayu Mahoni, Kayu Sungkai, Kayu Ramin, Kayu Nyatoh, Kayu
Sonokeling, Kayu Pinus, Kayu Karet, Kayu Kamper (lokal : kayu yang
tersedia untuk digunakan sebagai bahan dasar mebel). Bahan-bahan ini
disediakan dalam bentuk logs atau gelondongan atau dengan pesanan
(melalui saw mills/ penggergajian) dalam bentuk balok atau papan.
Beberapa metode pemotongan adalah sbb :
Sisa bagian kulit kayu yang terpotong juga tetap mempunyai nilai
komersil, baik diproduksi untuk partikel/chip board juga dijual secara
satuan dengan harga yang lebih murah. Sisa bagian kulit luar (bark)
menyisakan sedikit lapisan daging kayu yang lazim disebut dengan
bahbir dan biasa digunakan untuk kriya kerajinan berukuran kecil.
makin berat makin kuat kayunya. Perhatikan rongga sel yang membentuk
pori-pori, untuk menentukan berat/kuat atau ringan/kurang kuatnya
kayu.
Keawetan kayu :
Ketahanan kayu terhadap serangan dari unsur perusak kayu dari luar
seperti : jamur, rayap, bubuk, cacing laut dan serangga lainnya (ukuran :
tahunan) Semakin keras semakin tahan terhadap serangan dari unsur-
unsur tersebut di atas. Contoh : Kayu Jati memiliki tectoquinon, kayu Ulin
memiliki Silica dll., sehingga kayu-kayu ini awet secara alami. Zat-zat
seperti ini mencegah serangan serangga tersebut.
Warna kayu :
Higroskopik :
Tekstur :
halus (k.ramin),
sedang (k.Jati),
kasar (k.Kamper).
Berat kayu :
Kekerasan :
Kesan raba :
7. kasar, halus, licin, dingin dsb. Hal ini tergantung dari tekstur,
kadar air dan zat ekstraktif di dalam kayu.
8. Contoh : k.Jati agak berlemak kalau diraba
9. Bau dan rasa :
kesan ini erat hubungannya dengan kesan raba.
Bau keasam-asaman pada k.Ulin,
bau zat penyamak pada k.Jati dll.
Nilai dekoratif :
Keteguhan tarik :
kekuatan tarik terbesar ialah sejajar arah serat.
Kelembaban Relatif
Karakterisitik kayu
Serap Warna, faktor serap warna yang sangat berbeda dari tiap jenis kayu
sehingga dapat merubah penampilan.
Durabilitas, mutu kuat kayu yang dilihat dari kelas awet, jenis dan harga
perlu dipertimbangkan oleh para perencana.
Cacat pada kayu dapat dibagi menjadi dua, yakni cacat alam yang terjadi
karena proses alamiah dan fitrah kayu tersebut. Yang lainnya adalah cacat
buatan yang terjadi karena kelalaian atau ketidaksempurnaan dalam
pemrosesannya.
2.2 Vinir
Tidak semua jenis kayu dapat diperoleh vinir-nya di pasaran. Bahan kayu
yang biasanya dibuat untuk vinir standar adalah kayu dengan kelas awet
dan kuat sekitar II-IV, bila dikupas tidak pecah, seperti :Meranti, Keruing,
Aghatis, Kapur, Kempas, Merawan, Mangir. Sedangkan untuk vinir
dekoratif digunakan kayu-kayu sbb : Jati, Sungkai, Pinus, Ramin,
Sonokeling, Ebony, Sonokembang, Renghas.
Dari satu bagian utuh sebuah pohon, pola uratnya dapat beragam,
misalnya bagian bawah (butt veneer), batang bohon (trunk veneer), serta
dahan. Ukuran yang sering ditemui dipasaran berkisar lebar 2 cm s/d 20
cm dengan panjang bebas. Hingga saat ini jenisnya telah berkembang
menjadi vinir-vinir dekoratif seperti vinir berwarna, dls.
Kayu papan yang dibuat dari beberapa lapisan veneer (yaitu lembaran
kayu tipis (0.24-6mm) yang dihasilkan dari pengupasan/penyayatan kayu
tertentu) yang ditumpuk satu sama lain secara bersilangan. Maksud dan
tujuan pembuatan jenis papan ini adalah untuk :
Good grades, mutunya kurang dari custom, cukup layak untuk finishing
natural melamic
Fibre Boards
Merupakan komposisi dari kayu yang diurai menjadi serat dan di-press
dengan temperatur tinggi serta dengan laminasi khusus, contohnya :
Medium board :
Hardboard :
11. Rigiditas
12. Ketersediaan dalam ukuran besar
13. Variasi ketebalan (modul)
14. Ekonomis
15. Metode bending lebih mudah
Gambar HPL
Beberapa peralatan tersebut sudah kita kenal sehari-hari dan secara luas
digunakan, namun bentuk dan variasinya dapat berbeda-beda ditiap
negara walau fungsi dan kegunaannya sama. Peralatan pendukung akan
memastikan ketelitian proses kerja antara gambar kerja (shop drawing)
hingga produk nyata.
Mistar, Sieghmat (Vernier caliper gauge), Besi siku (try-square), Bor, Palu,
Obeng, Penjepit (Cramp) merupakan peralatan sederhana yang
membutuhkan kemahiran pula dalam menggunakan serta memilih
tipenya berdasarkan tujuan bentuk maupun bahan yang akan digunakan.
Peralatan pendukung tersebut merupakan alat untuk menyempurnakan
sambungan, mengecek mutu bahan terhadap rupa, kontur dan kecukupan
dimensi.
7. Mesin Serut Kasar (Block Plane) untuk mengambil serat kayu dan
permukaan yang masih kasar, biasanya mata pisau berukuran lebar
dan tebal, serta pengaturan mata pisau yang turun tinggi.
Selanjutnya adalah Mesin Serut Halus untuk menghaluskan setelah
diserut kasar, dengan mata pisau yang lebih tipis dan tajam serta
pengaturan mata pisau lebih turun rendah.
8. Mesin Serut Sekonengan (Rebate Plane) untuk membuat
sekonengan, celah seperti pada rangka pintu dan jendela, dapat
pula untuk beberapa tahap penyerutan menghasilkan profil.
9. Mesin Serut Khusus (Combination/Specialized Plane) untuk
menghasilkan profil, atau groove dengan bentuk lengkung atau
kurva keliling yang fungsinya menyerupai Mesin Jig saw.
Pahat Tatah (Chisel & Gouge), selain umum digunakan untuk mengukir
kayu digunakan pula untuk membuat lubang dan pasangan sambungan
seperti sambungan lidah (lap joint), sambungan purus (mortise dan tenon
joint). Utamanya, teknik memukul pahat dan derajat kemiringan pahat
merupakan keahlian khusus yang sangat membutuhkan waktu dan
pengalaman.
Mesin untuk membuat pola lubang celah dengan bentuk atau pola
tertentu pada kayu seperti sekoneng, bentuk lubang persegi pada tengah
kayu, atau pola ukir seperti gambar atau tulisan. Dengan menyertakan
model fixture nya sehingga gerakan mata pisau akan mengikuti fixture-
nya. Prinsip kerja pisau seperti mata bor vertikal yang berputar kencang
dan memakan kayu menjadi serpihan, hanya saja belum dapat
membentuk sudut siku persegi, sehingga harus dibantu tahap berikutnya
oleh tatah/pahat. Kecepatan pisau lebih dari 27,000 rpm.
Mesin Bor bekerja dengan putaran mata bor searah jarum jam dengan
berbagai ukuran, dan jenis pisau disesuaikan dengan bahan, berbagai jenis
kayu, besi, tembok beton, granite, dls. Kecepatan putar mata bor lebih dari
1000 rpm tanpa beban. Perlu kemahiran khusus untuk menghasilkan
permukan kayu agar tetap halus, serta kejelian dalam mengatur derajat
vertikal bor.
Mesin bekerja dengan prinsip gerak orbital (4000 s/d 5000 orbit per
menit), dengan memasang lembaran hampelas pada mesin kemudian
menggerakannya ke sekeliling permukaan. Kelalaian posisi, seperti
miring, dapat membuat permukaan kayu tergores (scratch) sehingga
semakin sulit untuk dikembalikan seperti semula. Sulit menjangku celah
atau rongga tertentu pada furnitur, khususnya ukiran. Jenis lainnya
adalah hampelas dengan bentuk tabung kecil untuk menjangkau sudut
yang sulit dijangkau, namun dalam beberapa hal masih jauh lebih baik
menggunakan tangan.
Finishing (Spraying)
Membuat takikan
Menggirik benda kerja lengkung
Membuat alur hias atau alur vinir
Teknik sambungan kayu di belahan dunia lain tidak berbeda dengan yang
teknik yang kita miliki saat ini, dilihat dari teknik sambungan kayu
populer. Perbedaannya lebih jelas terlihat pada kerapihan dan
ketelitiannya, karena semua proses pekerjaan didukung dengan baik
dengan peralatan-peralatan khusus yang umumnya tidak digunakan oleh
para perajin atau tukang kayu di Indonesia.
Dari seluruh teknik sambungan kayu yang kita kenal, dapat ditandai
mulai dari kesederhanaannya hingga kerumitannya dan juga kekuatan
dan kelemahannya. Seorang desainer penting mengetahui kelebihan dan
kekurangan tersebut, untuk dapat menentukan jenis sambungan yang
tepat ditinjau dari fungsi, harga, serta estetikanya. Beberapa metode
sambungan yang umum kita kenali dalam produk furnitur adalah sbb:
Sambungan Ekor (Butt joints)
sambungan sudut
Sambungan adumanis
sambungan lapis T
sambungan tepi
sambungan lidah
sambungan menerus
Steam bending
Tekuk lapis
5.1 Perekat
Sejak berabad lalu lem (glue) telah digunakan sebagai perekat sambungan
kayu bahkan sebelum lahirnya perkuatan-perkuatan mekanis/sambungan
kayu (wood-joinery). Jenis-jenis lem/perekat dewasa ini sudah jauh
berkembang dan memiliki kelebihan diantaranya, tahan terhadap panas,
kelembaban (moisture), dan kemampuan rekat yang optimal melebihi
kuat serat kayu sendiri.
Jenis pertama lazim disebut dengan lem putih emulsi pekat (contoh : lem
Fox) jenis perekat yang populer dan termurah dapat dicampur dengan air
sehingga dapat diatur seberapa cair untuk memudahkan evaporasi kayu
terhadap cairan perekat tersebut. Kekurangan lem jenis ini tidak tahan
terhadap air (bila menyerap air maka sambungan akan merenggang).
Jenis kedua adalah lem kuning (Contoh : Aibon) cair-kental dan tahan
terhadap kelembaban, panas, serta air. Biasanya digunakan untuk lem
kayu lapis, dan kayu lunak atau kayu yang memiliki pori serat besar, serta
merekatkan plastic laminate seperti HPL.
Lem Urea-formaldehyde
Jenis lem sangat tahan terhadap air, tersedia dalam bentuk bubuk dan
dicampur dengan air. Dapat pula digunakan untuk katalis hardener.
Lem Resorcinol-resin
Lem yang paling unggul terhadap ketahanan air, dan cuaca merupakan
campuran dari dua bagian resin dan hardener. biasanya dipisah menjadi
tiga campuran dalam bentuk cair, resin, hardener, dan lem. Merekat
dengan sempurna dengan pengaturan suhu diatas 15oC. Lazimnya
digunakan pada produk-produk industri.
Aksesoris (Fittings)
A. Engsel
Handle, saat ini handle dengan model minimalis sangat banyak ditemui
dipasaran, bisanya jenis seperti ini menuntut ketelitian pula dalam proses
mengebor kayu agar citra bersih dan minimalis tetap terjaga. Namun
banyak pula tersedia dalam bentuk yang tradisional atau antik-kuno
seperti figur floral / animal decoration dls.
Beberapa tipe handle yakni : Drop handle, Ring pull, Drawer knob, flush
handle, dls.
Finishing interior dan eksterior untuk furnitur terletak pada daya tahan
terhadap cuaca dan kelembaban, dimana eksterior membutuhkan proteksi
terhadap kelembaban. sedangkan interior menekankan kerapihan serta
keindahan penampilan sehingga daya tahannya lebih lama dibanding
produk finishing eksterior.
Warna
Jenis dan warna pada finishing dapat dicapai dengan teknik pengecatan
atau pewarnaan kayu sbb:
Penampilan finishing kayu juga dapat dilihat atas pilihan rupa dasar,
yakni dengan finishing pori-pori tertutup (close pore) dan pori terbuka
(Open pore)
Tingkat kilap seperti gloss, semi gloss, dan dof dapat diatur dengan
menentukan pilihan berdasarkan estetika dan keperluannya.
a. Shellac
b. Pernis (Varnish)
pernis adalah materi berupa resin yang dicampur dengan terpentin. Awal
mula resin diperoleh dari fossil tapi hingga kini sudah digantikan dengan
resin sintetis. Proses pengeringan memakan waktu hingga 24-48 jam, oleh
c. Lacquer
2 komponen (pokyol
+ isocyanate)
(cat harus dicampur
Mebel berkualitas tinggi & interior
dengan hardener)
rumah mewah
Cat Tahan gores
Juga untuk mainan anak-anak /
Polyurethane Tahan terhadap
kerajinan tangan berkualitas
bahan kimia rumah
tinggi
tangga
Tahan air
Non-Toxic
Langkah atau tahapan dalam proses finishing kayu secara ilmiah disebut
sebagai ‘finish system/cycle/formula’. Sistematika Finishing Kayu (Wood
Finishing System) umumnya dipraktekkan dengan beragam sistematika.
Pengecatan finishing kayu secara dasar terdiri atas beberapa aplikasi
dengan fungsinya masing-masing yang dibedakan atas :
Wood Filler, yaitu bahan aplikasi pengisian pori dan celah kayu
Wood Stain, yaitu bahan aplikasi pewarnaan terhadap kayu
Cat Dasar, yaitu bahan aplikasi pelindung pewarnaan kayu
Cat Akhir, yaitu bahan aplikasi pelindung akhir dan tingkat kilap (sheen
grade)
Mempersiapkan Permukaan
Untuk furnitur atau kayu yang telah mengalami proses finishing maka
perlu dilakukan, pengelupasan serta bleaching untuk
membersihkan/mengatur warna kayu, namun untuk furnitur atau kayu
baru prosesnya dapat dengan langsung mengisi pori atau urat kayu
(wood filling)
A. Pengelupasan (Stripping)
Proses pengelupasan dilakukan pada kayu atau furnitur lama, yang telah
di finishing, metode yang dilakukan adalah
1. Mechanical stripping :
2. Chemical stripping :
B. Pemutihan (Bleaching)
C. Perataan (Patching)
Proses perataan adalah proses pengisian pori, celah dan lubang pada
permukaan kayu dengan menggunakan wood filler. Umumnya wood
filler mengandung resin yang dapat menyelinap masuk kedalam lubang
kayu dan kemudian berefek kering seperti donat (donut effect), penting
pula mempertimbangkan bahan wood filler yang ramah lingkungan
dengan bahan campuran air (wood filler water-based).
Stopper, sejenis dempul kayu yang dapat dicairkan dengan air (water-
based) atau pelumas seperti thinner (oil-based), penyesuaian warna dapat
dilakukan dengan menambahkan pewarna kayu (woodstain) dengan alat
bantu seperti palet (chisel) atau pisau khusus untuk memolesnya.
Cellulose Filler, Jenis dempul kayu berupa serbuk dengan campuran pasta
pengencang dan air.
Shellac Sticks, Jenis dempul untuk menambal lubang seperti mata kayu
dan retak. Wujudnya berupa stik shellac yang dikeraskan sehingga perlu
menggunakan solder atau glue-gun untuk mencairkannya
Wax Sticks, Jenis dempul atau pengisi celah kayu yang berukuran tipis
(hairline) khusus untuk finishing wax-polished yang penggunaannya
menggunakan campuran resin pigmen pewarna
E. Pewarnaan (Staining)
Fungsi utama Wood Stain adalah mewarnai kayu sesuai dengan warna
natural kayunya, ataupun pilihan berbagai macam warna khusus (fancy
sealer) yang tidak natural. Ciri yang baik dari Wood stain adalah tidak
menutupi serat-serat kayu tetapi justeru memperjelas dan memperindah
serat-serat kayu. Sifat-sifat yang dimiliki oleh wood stain yang baik adalah
cepat kering, penetrasi kedalam kayu baik sehingga serat-serat kayu yang
telah diwarnai tampil dengan cerah dan hasil warna tidak mudah pudar,
kecuali bila langsung terkena sinar matahari.
Pada dasarnya, semua jenis wood stain merupakan variasi dan kombinasi
dari kedua tipe stain berikut ini :
1. Dye stains
Jenis Dye Stains hanya menyerap pada serat kayu namun tidak masuk
hingga ke pori-pori, tersedia dua tipe :
2. Pigment stains
Cat dasar atau sering disebut Sanding Sealer merupakan satu tahapan
aplikasi untuk melindung lapisan pewarnaan kayu oleh stain, bahkan
sering pula proses ini dilakukan 2 atau 3 tahap lapisan dengan terlebih
dahulu melakukan amplas mengambang permukaan yang telah di-
sanding sebelumnya dengan kertas amplas terhalus. Hal ini dimaksudkan
untuk memberikan lapisan yang tebal dan permukaan yang rata serta
licin.
Cat akhir atau top coating merupakan sentuhan terakhir dari tahapan
finishing. selain untuk memberikan efek kilau juga sebagai pelindung
akhir dari seluruh proses aplikasi finishing.
PACKAGING
1. Ukuran produk
2. Jenis finishing
3. Material Furniture
4. Logistik
5. Lokasi konsumen
6. Harga Produk
Metode Packing
Kusen allumunium
Persiapan
Kami akan mengajukan request kerja kepada konsultan pengawas pekerjaan dan direksi
teknis lapangan, seperti sebagai berikut :
Kepala tukang
Tukang
Pekerja
Kusen alumunium
Skrup / ripet
Pelaksanaan
Pengukuran.
Pengerjaan pengukuran pada areal yang akan dipasangi kusen tersebut. Pekerjaan
dilakukan oleh surveyor dan asistennya. Surveyor akan memberikan tanda marking, as
dinding, elevasi, pada bidang struktur yang ada disekitarnya. Setelah tanda marking dari
surveyor sudah selesai, maka tukang dan pekerja akan segera melaksanakan pekerjaan
kusen. Contoh pelaksanaan pekerjaan alumunium :
Pekerjaan akhir
Jendela allumunium
Kami akan mengajukan request kerja kepada konsultan pengawas pekerjaan dan direksi
teknis lapangan, seperti sebagai berikut :
Kepala tukang
Tukang
Pekerja
Pelaksanaan
Pengukuran.
Pengerjaan pengukuran pada areal yang akan dipasangi jendela alumunium
tersebut. Pekerjaan dilakukan oleh surveyor dan asistennya. Surveyor akan
memberikan tanda marking, as dinding, elevasi, pada bidang struktur yang ada
disekitarnya.
Setelah tanda marking dari surveyor sudah selesai, maka tukang dan pekerja
akan segera melaksanakan pekerjaan jendela alumunium.
Membersihkan bidang yang akan dipasangi material jendela alumunium
tersebut.
Pekerjaan akhir
PEMBERSIHAN LAPANGAN
Kendali kualitas mutu pada pelaksanaan pekerjaan.
Dalam pelaksanaan proyek konstruksi, sasaran pengelolaan proyek (project management) disamping biaya dan
jadwal adalah pemenuhan persyaratan mutu. Dalam hubungan ini, suatu peralatan, material dan cara kerja diangap
memenuhi persyaratan mutu apabila dipenuhi semua persyaratan yang ditentukan dalam kriteria dan spesifikasi.
Dengan demikian, instalasi/bangunan yang dibangun atau produk yang dihasilkan, yang terdiri dari komponen
peralatan dan material yang memenuhi persyaratan mutu, dapat diharapkan berfungsi secara memuaskan selama
kurun waktu tertentu atau dengan kata lain siap untuk dipakai (fitness for use). Dan untuk mencapai tujuan tersebut
secara efektif dan ekonomis tidak hanya diperlukan pemeriksaan di tahap akhir sebelum diserahterimakan (FHO)
kepada pemilik proyek/konsumen, tetapi juga diperlukan serangkaian tindakan sepanjang siklus proyek mulai dari
penyusunan program, perencanaan, pengawasan, pemeriksanaan dan pengendalian mutu. Kegiatan tersebut
dikenal dengan penjaminan mutu (Quality Assurance-QA).
Dalam arti yang luas “mutu” atau “kualitas” bersifat subyektif. Suatu barang yang amat bermutu bagi seseorang
belum tentu bermutu bagi orang lain. Oleh karena itu, dunia usaha dan industri mencoba memberikan batasan
yang dapat diterima oleh kalangan yang berkepentingan, misalnya ISO 8402 (1986):[1]
“Mutu adalah sifat dan karakterisk produk atau jasa yang membuatnya memenuhi kebutuhan pelanggan atau
pemakai (customers).”
Sementara definisi lain untuk mutu yang sering diasosiasian dengan proyek adalah fitness for use. Istilah ini
disamping mempunyai arti seperti yang diuraikan diatas, juga memperhatikan masalah tersediaya produk,
kehandalan dan masalah pemeliharaan.
Definisi diatas tentunya akan sangat bervariasi tergantung pada masing-masing bidang usaha maupun industri.
Akan tetapi secara umum ada 4 (empat) spektrum mutu/kualitas yakni kualitas perencanaan (quality planning),
pemantauan kualitas (quality control), jaminan kualitas (quality assurance) dan pengembangan kualitas (quality
improvement).[2]
Manajemen mutu/kualitas mengadopsi beberapa prinsip-prinsip manajemen[3], yang dapat diterapkan pada
puncak manajemen perusahaan untuk menjadi pedoman bagi organisasi dalam mengembangkan kinerja
organisasi. Beberapa prinsip tersebut adalah sebagai berikut :
Fokus pada keinginan konsumen (customer focus) Suatu perusahaan dapat menjaga dan
mengembangkan konsumennya, bilamana
perusahaan dapat mengerti dan memahami
tuntutan dan kebutuhan konsumen saat ini dan
mendatang, sehingga berusaha memenuhi
kebutuhan dan mencoba memenuhi ekspetasi
konsumen adalah kuncinya.
Kepemimpinan (Leadership) Para pemimpin dalam setiap unit dalam suatu organisasi perusahaan
(penyedia jasa konstruksi) menyiapkan dan diarahkan untuk mengembangkan
budaya kualitas. Mereka harus dapat mengkreasikan dan memelihara budaya
kualitas dalam setiap lingkungan internal yang dipimpinnya, mendorong setiap
anggota timnya untuk mencapai tujuan perusahaan yakni pencapaian target
kualitas/ mutu pekerjaan, dan dalam hal ini mencapai mutu/ kualitas pekerjaan
konstruksi.
1|Page
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017
Pengembangan Individu (Involvement of people) Setiap individu baik karyawan maupun pemimpin pada
setiap level perusahaan jasa konstruksi harus memahami
budaya manajemen kualitas. Setiap individu harus berusaha
mengembangkan segala kemampuan dan kemungkinan
yang dapat digunakan bagi keuntungan perusahaan.
Pendekatan proses (Process approach) Hasil yang buruk dapat dikurangi bila setiap aktivitas dan kebutuhan
sumber daya (manusia, material/bahan/alat, waktu) dikelola dalam
suatu organisasi perusahaan sebagai suatu proses.
Pendekatan Sistem Pada Manajemen (System approach to management) Suatu organisasi perusahaan
dapat efektif dan efisien dalam
mengembangkan target dan
tujuan mutu/ kualitas yang
merupakan kontribusi dari tahap
identifikasi, pemahaman dan
pengelolaan semua proses yang
saling terkait sebagai suatu
sistem.
Terus Berkembang (Continual improvement) Salah satu target tujuan kualitas/mutu secara permanen dari
suatu organisasi adalah terus mengembangkan kinerja
pencampaian mutu semua aktivitasnya.
Pengelolaan mutu (Quality Management) bertujuan mencapai persyaratan mutu proyek pada pekerjaan pertama
tanpa adanya pengulangan (to do right things right the first time) dengan cara-cara yang efektif dan ekonomis.
Pengelolaan mutu proyek konstruksi merupakan unsur dari pengelolaan proyeks secara keseluruhan, yang antara
lain adalah sebagai berikut : Meletakan dasar filosofi dan kebijakan mutu proyek
Memberikan keputusan strategis mengenai hubungan antara mutu, biaya dan
jadwal
Membuat program penjaminan dan pengendalian mutu proyek (QA/ QC)
Implementasi Program QA/ QC.
Perlu juga dipahami bahwa penanganan masalah mutu dimulai sejak awal sampai proyek dinyatakan selesai. Pada
priode tersebut penyelenggaraan proyek dibagi menjadi pekerjaan spesifik, yang kemudian diserahkan kepada
masing-masing bidang/ unit sesuai keahlian. Jadi semua pihak memiliki tanggung jawab yang sama untuk menjaga
kualitas/ mutu, bila melaksanakan tugasnya dengan benar dan tepat dari segi mutu. Atau dengan kata lain harus
selalu berorientasi kepada mutu.
Penjaminan mutu (QA) adalah semua perencanaan dan langkah sistematis yang diperlukan untuk memberikan
keyaknian bahwa instalasi atau sistem yang akan diwujudkan dapat beroperasi secara memuaskan. Sedangkan
pengendalian mutu (QC) adalah bagian dari penjaminan mutu yang memberikan petunjuk dan cara-cara untuk
mengendalikan mutu material, struktur, komponen atau sistem agar memenuhi keperluan yang telah ditentukan.
2|Page
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017
Jadi Pengendalian Mutu (QC) meliputi tindakan-tindakan yang berupa: pengetesan, pengukuran dan pemeriksaan
apakah kegiatan-kegiatan engineering/konstruksi dan kegiatan lainnya telah memenuhi dan sesuai dengan kriteria
yang digariskan.
Masalah mutu/ kualitas dalam proyek konstruksi erat hubungannya dengan masalah-masalah berikut:
Material konstruksi, yang umumnya tersedia ataupun dapat dibeli di lokasi atau sekitar lokasi proyek.
Peralatan (equipment), yang dibuat di pabrik atas dasar pesanan, seperti kompresor, generator mesin-
mesin, dlsb. Peralatan demikian umumnya diangkut dari jarak jauh untuk sampai ke lokasi proyek.
Pelatihan dan sertifikasi tenaga konstruksi, misalnya melatih ahli mengelas, pertukangan, mandor dlsb.
Pengendalian proyek konstruksi mencakup dan tidak terbatas pada hal-hal sebagai berikut :
Hubungan antara fungsi-fungsi manajemen dan faktor-faktor yang menjadi ukuran suksesnya perencanaan dan
pengendalian termasuk pengendalian mutu. Merupakan kewajiban penyedia jasa konstruksi untuk menyiapkan
rencana pengawasan kualitas dan kepastian kualitas. Rencana pengawasan kualitas dan kepastian kualitas/
Quality Control dan Quality Assurance/ QA-QC meliputi kegiatan berikut :
QA/ QC manajer Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus menunjuk seorang QA/ QC manajer
sebelum pekerjaan konstruksi dilaksanakan. QA/ QC manajer akan bertaggung jawab
terhadap pelaksanaan dan keberlangsungan rencana pengawasan kualitas. Orang
yang ditunjuk oleh penyedia jasa konstruksi (kontraktor) sebagai QA/ QC manajer harus
disetujui oleh wakil pemberi kerja. QA/ QC manajer akan melaporkan pekerjaannya
langsung kepada Manajer proyek dari penyedia jasa konstruksi (kontraktor).
Perubahan pada rencana pengawasan kualitas Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus memberi
tahukan kepada wakil pemberi kerja secara tertulis segala
usulan perubahan pada rencana pengawasan kuaitas.
Perubahan yang dibuat pada rencana pengawasan kuaitas
tidak boleh dilaksanakan sebelum persetujuan tertulis dari
wakil pemberi kerja.
3|Page
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017
Hal-hal yang melekat pada rencana pengawasan kualitas Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus
memastikan bahwa rencana pengawasan kualitas
yang telah disetujui telah diikuti dan dilaksanakan
selama pelaksanaan pekerjaan. Seluruh hasil
pengawasan, record dan seluruh operasi
pengawasan kualitas harus dilaporkan secara
berkala kepada wakil pemberi kerja.
Dalam pengendalian kualitas/ mutu terdapat 2
(dua) komponen kegiatan utama dalam
pelaksanaan konstruksi yakni pengendalian
kualitas (QA) dan pengendalian kuantitas (QC).
Urain masing-masing kegiatan sebagai berikut :
Pengendalian Kualitas Pekerjaan pelaksanaan konstruksi dimulai dari pekerjaan tanah sampai pada konstruksi
akan dikendalikan dengan memberikan pengawasan, arahan, bimbingan dan instruksi
yang diperlukan kepada penyedia jasa konstruksi (kontraktor) guna menjamin bahwa
semua pekerjaan dilaksanakan dengan baik, tepat kualitas. Aspek-aspek pengendalian
mutu yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan konstruksi antara lain meliputi :
Setelah pekerjaan memenuhi persyaratan baik secara kualitas maupun persyaratan lainnya, maka pengukuran
kuantitas dapat dilakukan agar volume pekerjaan dengan teliti/akurat yang disetujui oleh konsultan sehingga
kuantitas dalam kontrak adalah benar diukur dan mendapat persetujuan dari konsultan.
Dalam pelaksanaan proyek konstruksi, sasaran pengelolaan proyek (project management) disamping biaya dan
jadwal adalah pemenuhan persyaratan mutu. Dalam hubungan ini, suatu peralatan, material dan cara kerja diangap
memenuhi persyaratan mutu apabila dipenuhi semua persyaratan yang ditentukan dalam kriteria dan spesifikasi.
Dengan demikian, instalasi/bangunan yang dibangun atau produk yang dihasilkan, yang terdiri dari komponen
peralatan dan material yang memenuhi persyaratan mutu, dapat diharapkan berfungsi secara memuaskan selama
kurun waktu tertentu atau dengan kata lain siap untuk dipakai (fitness for use). Dan untuk mencapai tujuan tersebut
4|Page
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017
secara efektif dan ekonomis tidak hanya diperlukan pemeriksaan di tahap akhir sebelum diserahterimakan (FHO)
kepada pemilik proyek/konsumen, tetapi juga diperlukan serangkaian tindakan sepanjang siklus proyek mulai dari
penyusunan program, perencanaan, pengawasan, pemeriksanaan dan pengendalian mutu. Kegiatan tersebut
dikenal dengan penjaminan mutu (Quality Assurance-QA).
Dalam arti yang luas “mutu” atau “kualitas” bersifat subyektif. Suatu barang yang amat bermutu bagi seseorang
belum tentu bermutu bagi orang lain. Oleh karena itu, dunia usaha dan industri mencoba memberikan batasan
yang dapat diterima oleh kalangan yang berkepentingan, misalnya ISO 8402 (1986):[1]
“Mutu adalah sifat dan karakterisk produk atau jasa yang membuatnya memenuhi kebutuhan pelanggan atau
pemakai (customers).”
Sementara definisi lain untuk mutu yang sering diasosiasian dengan proyek adalah fitness for use. Istilah ini
disamping mempunyai arti seperti yang diuraikan diatas, juga memperhatikan masalah tersediaya produk,
kehandalan dan masalah pemeliharaan.
Definisi diatas tentunya akan sangat bervariasi tergantung pada masing-masing bidang usaha maupun industri.
Akan tetapi secara umum ada 4 (empat) spektrum mutu/kualitas yakni kualitas perencanaan (quality planning),
pemantauan kualitas (quality control), jaminan kualitas (quality assurance) dan pengembangan kualitas (quality
improvement).[2]
Manajemen mutu/kualitas mengadopsi beberapa prinsip-prinsip manajemen[3], yang dapat diterapkan pada
puncak manajemen perusahaan untuk menjadi pedoman bagi organisasi dalam mengembangkan kinerja
organisasi. Beberapa prinsip tersebut adalah sebagai berikut :
Fokus pada keinginan konsumen (customer focus) Suatu perusahaan dapat menjaga dan
mengembangkan konsumennya, bilamana
perusahaan dapat mengerti dan memahami
tuntutan dan kebutuhan konsumen saat ini dan
mendatang, sehingga berusaha memenuhi
kebutuhan dan mencoba memenuhi ekspetasi
konsumen adalah kuncinya.
Kepemimpinan (Leadership) Para pemimpin dalam setiap unit dalam suatu organisasi perusahaan
(penyedia jasa konstruksi) menyiapkan dan diarahkan untuk mengembangkan
budaya kualitas. Mereka harus dapat mengkreasikan dan memelihara budaya
kualitas dalam setiap lingkungan internal yang dipimpinnya, mendorong setiap
anggota timnya untuk mencapai tujuan perusahaan yakni pencapaian target
kualitas/ mutu pekerjaan, dan dalam hal ini mencapai mutu/ kualitas pekerjaan
konstruksi.
Pengembangan Individu (Involvement of people) Setiap individu baik karyawan maupun pemimpin pada
setiap level perusahaan jasa konstruksi harus memahami
budaya manajemen kualitas. Setiap individu harus berusaha
mengembangkan segala kemampuan dan kemungkinan
yang dapat digunakan bagi keuntungan perusahaan.
Pendekatan proses (Process approach) Hasil yang buruk dapat dikurangi bila setiap aktivitas dan kebutuhan
sumber daya (manusia, material/bahan/alat, waktu) dikelola dalam
suatu organisasi perusahaan sebagai suatu proses.
Pendekatan Sistem Pada Manajemen (System approach to management) Suatu organisasi perusahaan
dapat efektif dan efisien dalam
mengembangkan target dan
5|Page
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017
Terus Berkembang (Continual improvement) Salah satu target tujuan kualitas/mutu secara permanen dari
suatu organisasi adalah terus mengembangkan kinerja
pencampaian mutu semua aktivitasnya.
Pengelolaan mutu (Quality Management) bertujuan mencapai persyaratan mutu proyek pada pekerjaan pertama
tanpa adanya pengulangan (to do right things right the first time) dengan cara-cara yang efektif dan ekonomis.
Pengelolaan mutu proyek konstruksi merupakan unsur dari pengelolaan proyeks secara keseluruhan, yang antara
lain adalah sebagai berikut : Meletakan dasar filosofi dan kebijakan mutu proyek
Memberikan keputusan strategis mengenai hubungan antara mutu, biaya dan
jadwal
Membuat program penjaminan dan pengendalian mutu proyek (QA/ QC)
Implementasi Program QA/ QC.
Perlu juga dipahami bahwa penanganan masalah mutu dimulai sejak awal sampai proyek dinyatakan selesai. Pada
priode tersebut penyelenggaraan proyek dibagi menjadi pekerjaan spesifik, yang kemudian diserahkan kepada
masing-masing bidang/ unit sesuai keahlian. Jadi semua pihak memiliki tanggung jawab yang sama untuk menjaga
kualitas/ mutu, bila melaksanakan tugasnya dengan benar dan tepat dari segi mutu. Atau dengan kata lain harus
selalu berorientasi kepada mutu.
Penjaminan mutu (QA) adalah semua perencanaan dan langkah sistematis yang diperlukan untuk memberikan
keyaknian bahwa instalasi atau sistem yang akan diwujudkan dapat beroperasi secara memuaskan. Sedangkan
pengendalian mutu (QC) adalah bagian dari penjaminan mutu yang memberikan petunjuk dan cara-cara untuk
mengendalikan mutu material, struktur, komponen atau sistem agar memenuhi keperluan yang telah ditentukan.
Jadi Pengendalian Mutu (QC) meliputi tindakan-tindakan yang berupa: pengetesan, pengukuran dan pemeriksaan
apakah kegiatan-kegiatan engineering/konstruksi dan kegiatan lainnya telah memenuhi dan sesuai dengan kriteria
yang digariskan.
Masalah mutu/ kualitas dalam proyek konstruksi erat hubungannya dengan masalah-masalah berikut:
Material konstruksi, yang umumnya tersedia ataupun dapat dibeli di lokasi atau sekitar lokasi proyek.
Peralatan (equipment), yang dibuat di pabrik atas dasar pesanan, seperti kompresor, generator mesin-
mesin, dlsb. Peralatan demikian umumnya diangkut dari jarak jauh untuk sampai ke lokasi proyek.
Pelatihan dan sertifikasi tenaga konstruksi, misalnya melatih ahli mengelas, pertukangan, mandor dlsb.
Pengendalian proyek konstruksi mencakup dan tidak terbatas pada hal-hal sebagai berikut :
6|Page
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017
Hubungan antara fungsi-fungsi manajemen dan faktor-faktor yang menjadi ukuran suksesnya perencanaan dan
pengendalian termasuk pengendalian mutu. Merupakan kewajiban penyedia jasa konstruksi untuk menyiapkan
rencana pengawasan kualitas dan kepastian kualitas. Rencana pengawasan kualitas dan kepastian kualitas/
Quality Control dan Quality Assurance/ QA-QC meliputi kegiatan berikut :
QA/ QC manajer Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus menunjuk seorang QA/ QC manajer
sebelum pekerjaan konstruksi dilaksanakan. QA/ QC manajer akan bertaggung jawab
terhadap pelaksanaan dan keberlangsungan rencana pengawasan kualitas. Orang
yang ditunjuk oleh penyedia jasa konstruksi (kontraktor) sebagai QA/ QC manajer harus
disetujui oleh wakil pemberi kerja. QA/ QC manajer akan melaporkan pekerjaannya
langsung kepada Manajer proyek dari penyedia jasa konstruksi (kontraktor).
Perubahan pada rencana pengawasan kualitas Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus memberi
tahukan kepada wakil pemberi kerja secara tertulis segala
usulan perubahan pada rencana pengawasan kuaitas.
Perubahan yang dibuat pada rencana pengawasan kuaitas
tidak boleh dilaksanakan sebelum persetujuan tertulis dari
wakil pemberi kerja.
Hal-hal yang melekat pada rencana pengawasan kualitas Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus
memastikan bahwa rencana pengawasan kualitas
yang telah disetujui telah diikuti dan dilaksanakan
selama pelaksanaan pekerjaan. Seluruh hasil
pengawasan, record dan seluruh operasi
pengawasan kualitas harus dilaporkan secara
berkala kepada wakil pemberi kerja.
Dalam pengendalian kualitas/ mutu terdapat 2
(dua) komponen kegiatan utama dalam
pelaksanaan konstruksi yakni pengendalian
kualitas (QA) dan pengendalian kuantitas (QC).
Urain masing-masing kegiatan sebagai berikut :
7|Page
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017
Pengendalian Kualitas Pekerjaan pelaksanaan konstruksi dimulai dari pekerjaan tanah sampai pada konstruksi
akan dikendalikan dengan memberikan pengawasan, arahan, bimbingan dan instruksi
yang diperlukan kepada penyedia jasa konstruksi (kontraktor) guna menjamin bahwa
semua pekerjaan dilaksanakan dengan baik, tepat kualitas. Aspek-aspek pengendalian
mutu yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan konstruksi antara lain meliputi :
Setelah pekerjaan memenuhi persyaratan baik secara kualitas maupun persyaratan lainnya, maka pengukuran
kuantitas dapat dilakukan agar volume pekerjaan dengan teliti/akurat yang disetujui oleh konsultan sehingga
kuantitas dalam kontrak adalah benar diukur dan mendapat persetujuan dari konsultan.
MOBILISASI
Kendali kualitas mutu pada pelaksanaan pekerjaan.
Dalam pelaksanaan proyek konstruksi, sasaran pengelolaan proyek (project management) disamping biaya dan
jadwal adalah pemenuhan persyaratan mutu. Dalam hubungan ini, suatu peralatan, material dan cara kerja diangap
memenuhi persyaratan mutu apabila dipenuhi semua persyaratan yang ditentukan dalam kriteria dan spesifikasi.
Dengan demikian, instalasi/bangunan yang dibangun atau produk yang dihasilkan, yang terdiri dari komponen
peralatan dan material yang memenuhi persyaratan mutu, dapat diharapkan berfungsi secara memuaskan selama
kurun waktu tertentu atau dengan kata lain siap untuk dipakai (fitness for use). Dan untuk mencapai tujuan tersebut
secara efektif dan ekonomis tidak hanya diperlukan pemeriksaan di tahap akhir sebelum diserahterimakan (FHO)
kepada pemilik proyek/konsumen, tetapi juga diperlukan serangkaian tindakan sepanjang siklus proyek mulai dari
penyusunan program, perencanaan, pengawasan, pemeriksanaan dan pengendalian mutu. Kegiatan tersebut
dikenal dengan penjaminan mutu (Quality Assurance-QA).
Dalam arti yang luas “mutu” atau “kualitas” bersifat subyektif. Suatu barang yang amat bermutu bagi seseorang
belum tentu bermutu bagi orang lain. Oleh karena itu, dunia usaha dan industri mencoba memberikan batasan
yang dapat diterima oleh kalangan yang berkepentingan, misalnya ISO 8402 (1986):[1]
“Mutu adalah sifat dan karakterisk produk atau jasa yang membuatnya memenuhi kebutuhan pelanggan atau
pemakai (customers).”
8|Page
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017
Sementara definisi lain untuk mutu yang sering diasosiasian dengan proyek adalah fitness for use. Istilah ini
disamping mempunyai arti seperti yang diuraikan diatas, juga memperhatikan masalah tersediaya produk,
kehandalan dan masalah pemeliharaan.
Definisi diatas tentunya akan sangat bervariasi tergantung pada masing-masing bidang usaha maupun industri.
Akan tetapi secara umum ada 4 (empat) spektrum mutu/kualitas yakni kualitas perencanaan (quality planning),
pemantauan kualitas (quality control), jaminan kualitas (quality assurance) dan pengembangan kualitas (quality
improvement).[2]
Manajemen mutu/kualitas mengadopsi beberapa prinsip-prinsip manajemen[3], yang dapat diterapkan pada
puncak manajemen perusahaan untuk menjadi pedoman bagi organisasi dalam mengembangkan kinerja
organisasi. Beberapa prinsip tersebut adalah sebagai berikut :
Fokus pada keinginan konsumen (customer focus) Suatu perusahaan dapat menjaga dan
mengembangkan konsumennya, bilamana
perusahaan dapat mengerti dan memahami
tuntutan dan kebutuhan konsumen saat ini dan
mendatang, sehingga berusaha memenuhi
kebutuhan dan mencoba memenuhi ekspetasi
konsumen adalah kuncinya.
Kepemimpinan (Leadership) Para pemimpin dalam setiap unit dalam suatu organisasi perusahaan
(penyedia jasa konstruksi) menyiapkan dan diarahkan untuk mengembangkan
budaya kualitas. Mereka harus dapat mengkreasikan dan memelihara budaya
kualitas dalam setiap lingkungan internal yang dipimpinnya, mendorong setiap
anggota timnya untuk mencapai tujuan perusahaan yakni pencapaian target
kualitas/ mutu pekerjaan, dan dalam hal ini mencapai mutu/ kualitas pekerjaan
konstruksi.
Pengembangan Individu (Involvement of people) Setiap individu baik karyawan maupun pemimpin pada
setiap level perusahaan jasa konstruksi harus memahami
budaya manajemen kualitas. Setiap individu harus berusaha
mengembangkan segala kemampuan dan kemungkinan
yang dapat digunakan bagi keuntungan perusahaan.
Pendekatan proses (Process approach) Hasil yang buruk dapat dikurangi bila setiap aktivitas dan kebutuhan
sumber daya (manusia, material/bahan/alat, waktu) dikelola dalam
suatu organisasi perusahaan sebagai suatu proses.
Pendekatan Sistem Pada Manajemen (System approach to management) Suatu organisasi perusahaan
dapat efektif dan efisien dalam
mengembangkan target dan
tujuan mutu/ kualitas yang
merupakan kontribusi dari tahap
identifikasi, pemahaman dan
pengelolaan semua proses yang
saling terkait sebagai suatu
sistem.
Terus Berkembang (Continual improvement) Salah satu target tujuan kualitas/mutu secara permanen dari
suatu organisasi adalah terus mengembangkan kinerja
pencampaian mutu semua aktivitasnya.
9|Page
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017
Pengelolaan mutu (Quality Management) bertujuan mencapai persyaratan mutu proyek pada pekerjaan pertama
tanpa adanya pengulangan (to do right things right the first time) dengan cara-cara yang efektif dan ekonomis.
Pengelolaan mutu proyek konstruksi merupakan unsur dari pengelolaan proyeks secara keseluruhan, yang antara
lain adalah sebagai berikut : Meletakan dasar filosofi dan kebijakan mutu proyek
Memberikan keputusan strategis mengenai hubungan antara mutu, biaya dan
jadwal
Membuat program penjaminan dan pengendalian mutu proyek (QA/ QC)
Implementasi Program QA/ QC.
Perlu juga dipahami bahwa penanganan masalah mutu dimulai sejak awal sampai proyek dinyatakan selesai. Pada
priode tersebut penyelenggaraan proyek dibagi menjadi pekerjaan spesifik, yang kemudian diserahkan kepada
masing-masing bidang/ unit sesuai keahlian. Jadi semua pihak memiliki tanggung jawab yang sama untuk menjaga
kualitas/ mutu, bila melaksanakan tugasnya dengan benar dan tepat dari segi mutu. Atau dengan kata lain harus
selalu berorientasi kepada mutu.
Penjaminan mutu (QA) adalah semua perencanaan dan langkah sistematis yang diperlukan untuk memberikan
keyaknian bahwa instalasi atau sistem yang akan diwujudkan dapat beroperasi secara memuaskan. Sedangkan
pengendalian mutu (QC) adalah bagian dari penjaminan mutu yang memberikan petunjuk dan cara-cara untuk
mengendalikan mutu material, struktur, komponen atau sistem agar memenuhi keperluan yang telah ditentukan.
Jadi Pengendalian Mutu (QC) meliputi tindakan-tindakan yang berupa: pengetesan, pengukuran dan pemeriksaan
apakah kegiatan-kegiatan engineering/konstruksi dan kegiatan lainnya telah memenuhi dan sesuai dengan kriteria
yang digariskan.
Masalah mutu/ kualitas dalam proyek konstruksi erat hubungannya dengan masalah-masalah berikut:
Material konstruksi, yang umumnya tersedia ataupun dapat dibeli di lokasi atau sekitar lokasi proyek.
Peralatan (equipment), yang dibuat di pabrik atas dasar pesanan, seperti kompresor, generator mesin-
mesin, dlsb. Peralatan demikian umumnya diangkut dari jarak jauh untuk sampai ke lokasi proyek.
Pelatihan dan sertifikasi tenaga konstruksi, misalnya melatih ahli mengelas, pertukangan, mandor dlsb.
Pengendalian proyek konstruksi mencakup dan tidak terbatas pada hal-hal sebagai berikut :
Hubungan antara fungsi-fungsi manajemen dan faktor-faktor yang menjadi ukuran suksesnya perencanaan dan
pengendalian termasuk pengendalian mutu. Merupakan kewajiban penyedia jasa konstruksi untuk menyiapkan
10 | P a g e
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017
rencana pengawasan kualitas dan kepastian kualitas. Rencana pengawasan kualitas dan kepastian kualitas/
Quality Control dan Quality Assurance/ QA-QC meliputi kegiatan berikut :
QA/ QC manajer Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus menunjuk seorang QA/ QC manajer
sebelum pekerjaan konstruksi dilaksanakan. QA/ QC manajer akan bertaggung jawab
terhadap pelaksanaan dan keberlangsungan rencana pengawasan kualitas. Orang
yang ditunjuk oleh penyedia jasa konstruksi (kontraktor) sebagai QA/ QC manajer harus
disetujui oleh wakil pemberi kerja. QA/ QC manajer akan melaporkan pekerjaannya
langsung kepada Manajer proyek dari penyedia jasa konstruksi (kontraktor).
Perubahan pada rencana pengawasan kualitas Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus memberi
tahukan kepada wakil pemberi kerja secara tertulis segala
usulan perubahan pada rencana pengawasan kuaitas.
Perubahan yang dibuat pada rencana pengawasan kuaitas
tidak boleh dilaksanakan sebelum persetujuan tertulis dari
wakil pemberi kerja.
Hal-hal yang melekat pada rencana pengawasan kualitas Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus
memastikan bahwa rencana pengawasan kualitas
yang telah disetujui telah diikuti dan dilaksanakan
selama pelaksanaan pekerjaan. Seluruh hasil
pengawasan, record dan seluruh operasi
pengawasan kualitas harus dilaporkan secara
berkala kepada wakil pemberi kerja.
Dalam pengendalian kualitas/ mutu terdapat 2
(dua) komponen kegiatan utama dalam
pelaksanaan konstruksi yakni pengendalian
kualitas (QA) dan pengendalian kuantitas (QC).
Urain masing-masing kegiatan sebagai berikut :
Pengendalian Kualitas Pekerjaan pelaksanaan konstruksi dimulai dari pekerjaan tanah sampai pada konstruksi
akan dikendalikan dengan memberikan pengawasan, arahan, bimbingan dan instruksi
yang diperlukan kepada penyedia jasa konstruksi (kontraktor) guna menjamin bahwa
semua pekerjaan dilaksanakan dengan baik, tepat kualitas. Aspek-aspek pengendalian
mutu yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan konstruksi antara lain meliputi :
11 | P a g e
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017
Setelah pekerjaan memenuhi persyaratan baik secara kualitas maupun persyaratan lainnya, maka pengukuran
kuantitas dapat dilakukan agar volume pekerjaan dengan teliti/akurat yang disetujui oleh konsultan sehingga
kuantitas dalam kontrak adalah benar diukur dan mendapat persetujuan dari konsultan.
Dalam pelaksanaan proyek konstruksi, sasaran pengelolaan proyek (project management) disamping biaya dan
jadwal adalah pemenuhan persyaratan mutu. Dalam hubungan ini, suatu peralatan, material dan cara kerja diangap
memenuhi persyaratan mutu apabila dipenuhi semua persyaratan yang ditentukan dalam kriteria dan spesifikasi.
Dengan demikian, instalasi/bangunan yang dibangun atau produk yang dihasilkan, yang terdiri dari komponen
peralatan dan material yang memenuhi persyaratan mutu, dapat diharapkan berfungsi secara memuaskan selama
kurun waktu tertentu atau dengan kata lain siap untuk dipakai (fitness for use). Dan untuk mencapai tujuan tersebut
secara efektif dan ekonomis tidak hanya diperlukan pemeriksaan di tahap akhir sebelum diserahterimakan (FHO)
kepada pemilik proyek/konsumen, tetapi juga diperlukan serangkaian tindakan sepanjang siklus proyek mulai dari
penyusunan program, perencanaan, pengawasan, pemeriksanaan dan pengendalian mutu. Kegiatan tersebut
dikenal dengan penjaminan mutu (Quality Assurance-QA).
Dalam arti yang luas “mutu” atau “kualitas” bersifat subyektif. Suatu barang yang amat bermutu bagi seseorang
belum tentu bermutu bagi orang lain. Oleh karena itu, dunia usaha dan industri mencoba memberikan batasan
yang dapat diterima oleh kalangan yang berkepentingan, misalnya ISO 8402 (1986):[1]
“Mutu adalah sifat dan karakterisk produk atau jasa yang membuatnya memenuhi kebutuhan pelanggan atau
pemakai (customers).”
Sementara definisi lain untuk mutu yang sering diasosiasian dengan proyek adalah fitness for use. Istilah ini
disamping mempunyai arti seperti yang diuraikan diatas, juga memperhatikan masalah tersediaya produk,
kehandalan dan masalah pemeliharaan.
Definisi diatas tentunya akan sangat bervariasi tergantung pada masing-masing bidang usaha maupun industri.
Akan tetapi secara umum ada 4 (empat) spektrum mutu/kualitas yakni kualitas perencanaan (quality planning),
pemantauan kualitas (quality control), jaminan kualitas (quality assurance) dan pengembangan kualitas (quality
improvement).[2]
Manajemen mutu/kualitas mengadopsi beberapa prinsip-prinsip manajemen[3], yang dapat diterapkan pada
puncak manajemen perusahaan untuk menjadi pedoman bagi organisasi dalam mengembangkan kinerja
organisasi. Beberapa prinsip tersebut adalah sebagai berikut :
12 | P a g e
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017
Fokus pada keinginan konsumen (customer focus) Suatu perusahaan dapat menjaga dan
mengembangkan konsumennya, bilamana
perusahaan dapat mengerti dan memahami
tuntutan dan kebutuhan konsumen saat ini dan
mendatang, sehingga berusaha memenuhi
kebutuhan dan mencoba memenuhi ekspetasi
konsumen adalah kuncinya.
Kepemimpinan (Leadership) Para pemimpin dalam setiap unit dalam suatu organisasi perusahaan
(penyedia jasa konstruksi) menyiapkan dan diarahkan untuk mengembangkan
budaya kualitas. Mereka harus dapat mengkreasikan dan memelihara budaya
kualitas dalam setiap lingkungan internal yang dipimpinnya, mendorong setiap
anggota timnya untuk mencapai tujuan perusahaan yakni pencapaian target
kualitas/ mutu pekerjaan, dan dalam hal ini mencapai mutu/ kualitas pekerjaan
konstruksi.
Pengembangan Individu (Involvement of people) Setiap individu baik karyawan maupun pemimpin pada
setiap level perusahaan jasa konstruksi harus memahami
budaya manajemen kualitas. Setiap individu harus berusaha
mengembangkan segala kemampuan dan kemungkinan
yang dapat digunakan bagi keuntungan perusahaan.
Pendekatan proses (Process approach) Hasil yang buruk dapat dikurangi bila setiap aktivitas dan kebutuhan
sumber daya (manusia, material/bahan/alat, waktu) dikelola dalam
suatu organisasi perusahaan sebagai suatu proses.
Pendekatan Sistem Pada Manajemen (System approach to management) Suatu organisasi perusahaan
dapat efektif dan efisien dalam
mengembangkan target dan
tujuan mutu/ kualitas yang
merupakan kontribusi dari tahap
identifikasi, pemahaman dan
pengelolaan semua proses yang
saling terkait sebagai suatu
sistem.
Terus Berkembang (Continual improvement) Salah satu target tujuan kualitas/mutu secara permanen dari
suatu organisasi adalah terus mengembangkan kinerja
pencampaian mutu semua aktivitasnya.
Pengelolaan mutu (Quality Management) bertujuan mencapai persyaratan mutu proyek pada pekerjaan pertama
tanpa adanya pengulangan (to do right things right the first time) dengan cara-cara yang efektif dan ekonomis.
13 | P a g e
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017
Pengelolaan mutu proyek konstruksi merupakan unsur dari pengelolaan proyeks secara keseluruhan, yang antara
lain adalah sebagai berikut : Meletakan dasar filosofi dan kebijakan mutu proyek
Memberikan keputusan strategis mengenai hubungan antara mutu, biaya dan
jadwal
Membuat program penjaminan dan pengendalian mutu proyek (QA/ QC)
Implementasi Program QA/ QC.
Perlu juga dipahami bahwa penanganan masalah mutu dimulai sejak awal sampai proyek dinyatakan selesai. Pada
priode tersebut penyelenggaraan proyek dibagi menjadi pekerjaan spesifik, yang kemudian diserahkan kepada
masing-masing bidang/ unit sesuai keahlian. Jadi semua pihak memiliki tanggung jawab yang sama untuk menjaga
kualitas/ mutu, bila melaksanakan tugasnya dengan benar dan tepat dari segi mutu. Atau dengan kata lain harus
selalu berorientasi kepada mutu.
Penjaminan mutu (QA) adalah semua perencanaan dan langkah sistematis yang diperlukan untuk memberikan
keyaknian bahwa instalasi atau sistem yang akan diwujudkan dapat beroperasi secara memuaskan. Sedangkan
pengendalian mutu (QC) adalah bagian dari penjaminan mutu yang memberikan petunjuk dan cara-cara untuk
mengendalikan mutu material, struktur, komponen atau sistem agar memenuhi keperluan yang telah ditentukan.
Jadi Pengendalian Mutu (QC) meliputi tindakan-tindakan yang berupa: pengetesan, pengukuran dan pemeriksaan
apakah kegiatan-kegiatan engineering/konstruksi dan kegiatan lainnya telah memenuhi dan sesuai dengan kriteria
yang digariskan.
Masalah mutu/ kualitas dalam proyek konstruksi erat hubungannya dengan masalah-masalah berikut:
Material konstruksi, yang umumnya tersedia ataupun dapat dibeli di lokasi atau sekitar lokasi proyek.
Peralatan (equipment), yang dibuat di pabrik atas dasar pesanan, seperti kompresor, generator mesin-
mesin, dlsb. Peralatan demikian umumnya diangkut dari jarak jauh untuk sampai ke lokasi proyek.
Pelatihan dan sertifikasi tenaga konstruksi, misalnya melatih ahli mengelas, pertukangan, mandor dlsb.
Pengendalian proyek konstruksi mencakup dan tidak terbatas pada hal-hal sebagai berikut :
Hubungan antara fungsi-fungsi manajemen dan faktor-faktor yang menjadi ukuran suksesnya perencanaan dan
pengendalian termasuk pengendalian mutu. Merupakan kewajiban penyedia jasa konstruksi untuk menyiapkan
rencana pengawasan kualitas dan kepastian kualitas. Rencana pengawasan kualitas dan kepastian kualitas/
Quality Control dan Quality Assurance/ QA-QC meliputi kegiatan berikut :
14 | P a g e
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017
QA/ QC manajer Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus menunjuk seorang QA/ QC manajer
sebelum pekerjaan konstruksi dilaksanakan. QA/ QC manajer akan bertaggung jawab
terhadap pelaksanaan dan keberlangsungan rencana pengawasan kualitas. Orang
yang ditunjuk oleh penyedia jasa konstruksi (kontraktor) sebagai QA/ QC manajer harus
disetujui oleh wakil pemberi kerja. QA/ QC manajer akan melaporkan pekerjaannya
langsung kepada Manajer proyek dari penyedia jasa konstruksi (kontraktor).
Perubahan pada rencana pengawasan kualitas Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus memberi
tahukan kepada wakil pemberi kerja secara tertulis segala
usulan perubahan pada rencana pengawasan kuaitas.
Perubahan yang dibuat pada rencana pengawasan kuaitas
tidak boleh dilaksanakan sebelum persetujuan tertulis dari
wakil pemberi kerja.
Hal-hal yang melekat pada rencana pengawasan kualitas Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus
memastikan bahwa rencana pengawasan kualitas
yang telah disetujui telah diikuti dan dilaksanakan
selama pelaksanaan pekerjaan. Seluruh hasil
pengawasan, record dan seluruh operasi
pengawasan kualitas harus dilaporkan secara
berkala kepada wakil pemberi kerja.
Dalam pengendalian kualitas/ mutu terdapat 2
(dua) komponen kegiatan utama dalam
pelaksanaan konstruksi yakni pengendalian
kualitas (QA) dan pengendalian kuantitas (QC).
Urain masing-masing kegiatan sebagai berikut :
Pengendalian Kualitas Pekerjaan pelaksanaan konstruksi dimulai dari pekerjaan tanah sampai pada konstruksi
akan dikendalikan dengan memberikan pengawasan, arahan, bimbingan dan instruksi
yang diperlukan kepada penyedia jasa konstruksi (kontraktor) guna menjamin bahwa
semua pekerjaan dilaksanakan dengan baik, tepat kualitas. Aspek-aspek pengendalian
mutu yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan konstruksi antara lain meliputi :
15 | P a g e
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017
Jenis pekerjaan
Tanggal diselesaikannya pekerjaan.
Setelah pekerjaan memenuhi persyaratan baik secara kualitas maupun persyaratan lainnya, maka pengukuran
kuantitas dapat dilakukan agar volume pekerjaan dengan teliti/akurat yang disetujui oleh konsultan sehingga
kuantitas dalam kontrak adalah benar diukur dan mendapat persetujuan dari konsultan.
Dalam pelaksanaan proyek konstruksi, sasaran pengelolaan proyek (project management) disamping biaya dan
jadwal adalah pemenuhan persyaratan mutu. Dalam hubungan ini, suatu peralatan, material dan cara kerja diangap
memenuhi persyaratan mutu apabila dipenuhi semua persyaratan yang ditentukan dalam kriteria dan spesifikasi.
Dengan demikian, instalasi/bangunan yang dibangun atau produk yang dihasilkan, yang terdiri dari komponen
peralatan dan material yang memenuhi persyaratan mutu, dapat diharapkan berfungsi secara memuaskan selama
kurun waktu tertentu atau dengan kata lain siap untuk dipakai (fitness for use). Dan untuk mencapai tujuan tersebut
secara efektif dan ekonomis tidak hanya diperlukan pemeriksaan di tahap akhir sebelum diserahterimakan (FHO)
kepada pemilik proyek/konsumen, tetapi juga diperlukan serangkaian tindakan sepanjang siklus proyek mulai dari
penyusunan program, perencanaan, pengawasan, pemeriksanaan dan pengendalian mutu. Kegiatan tersebut
dikenal dengan penjaminan mutu (Quality Assurance-QA).
Dalam arti yang luas “mutu” atau “kualitas” bersifat subyektif. Suatu barang yang amat bermutu bagi seseorang
belum tentu bermutu bagi orang lain. Oleh karena itu, dunia usaha dan industri mencoba memberikan batasan
yang dapat diterima oleh kalangan yang berkepentingan, misalnya ISO 8402 (1986):[1]
“Mutu adalah sifat dan karakterisk produk atau jasa yang membuatnya memenuhi kebutuhan pelanggan atau
pemakai (customers).”
Sementara definisi lain untuk mutu yang sering diasosiasian dengan proyek adalah fitness for use. Istilah ini
disamping mempunyai arti seperti yang diuraikan diatas, juga memperhatikan masalah tersediaya produk,
kehandalan dan masalah pemeliharaan.
Definisi diatas tentunya akan sangat bervariasi tergantung pada masing-masing bidang usaha maupun industri.
Akan tetapi secara umum ada 4 (empat) spektrum mutu/kualitas yakni kualitas perencanaan (quality planning),
pemantauan kualitas (quality control), jaminan kualitas (quality assurance) dan pengembangan kualitas (quality
improvement).[2]
Manajemen mutu/kualitas mengadopsi beberapa prinsip-prinsip manajemen[3], yang dapat diterapkan pada
puncak manajemen perusahaan untuk menjadi pedoman bagi organisasi dalam mengembangkan kinerja
organisasi. Beberapa prinsip tersebut adalah sebagai berikut :
Fokus pada keinginan konsumen (customer focus) Suatu perusahaan dapat menjaga dan
mengembangkan konsumennya, bilamana
perusahaan dapat mengerti dan memahami
tuntutan dan kebutuhan konsumen saat ini dan
mendatang, sehingga berusaha memenuhi
kebutuhan dan mencoba memenuhi ekspetasi
konsumen adalah kuncinya.
Kepemimpinan (Leadership) Para pemimpin dalam setiap unit dalam suatu organisasi perusahaan
(penyedia jasa konstruksi) menyiapkan dan diarahkan untuk mengembangkan
16 | P a g e
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017
Pengembangan Individu (Involvement of people) Setiap individu baik karyawan maupun pemimpin pada
setiap level perusahaan jasa konstruksi harus memahami
budaya manajemen kualitas. Setiap individu harus berusaha
mengembangkan segala kemampuan dan kemungkinan
yang dapat digunakan bagi keuntungan perusahaan.
Pendekatan proses (Process approach) Hasil yang buruk dapat dikurangi bila setiap aktivitas dan kebutuhan
sumber daya (manusia, material/bahan/alat, waktu) dikelola dalam
suatu organisasi perusahaan sebagai suatu proses.
Pendekatan Sistem Pada Manajemen (System approach to management) Suatu organisasi perusahaan
dapat efektif dan efisien dalam
mengembangkan target dan
tujuan mutu/ kualitas yang
merupakan kontribusi dari tahap
identifikasi, pemahaman dan
pengelolaan semua proses yang
saling terkait sebagai suatu
sistem.
Terus Berkembang (Continual improvement) Salah satu target tujuan kualitas/mutu secara permanen dari
suatu organisasi adalah terus mengembangkan kinerja
pencampaian mutu semua aktivitasnya.
Pengelolaan mutu (Quality Management) bertujuan mencapai persyaratan mutu proyek pada pekerjaan pertama
tanpa adanya pengulangan (to do right things right the first time) dengan cara-cara yang efektif dan ekonomis.
Pengelolaan mutu proyek konstruksi merupakan unsur dari pengelolaan proyeks secara keseluruhan, yang antara
lain adalah sebagai berikut : Meletakan dasar filosofi dan kebijakan mutu proyek
Memberikan keputusan strategis mengenai hubungan antara mutu, biaya dan
jadwal
Membuat program penjaminan dan pengendalian mutu proyek (QA/ QC)
Implementasi Program QA/ QC.
Perlu juga dipahami bahwa penanganan masalah mutu dimulai sejak awal sampai proyek dinyatakan selesai. Pada
priode tersebut penyelenggaraan proyek dibagi menjadi pekerjaan spesifik, yang kemudian diserahkan kepada
masing-masing bidang/ unit sesuai keahlian. Jadi semua pihak memiliki tanggung jawab yang sama untuk menjaga
17 | P a g e
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017
kualitas/ mutu, bila melaksanakan tugasnya dengan benar dan tepat dari segi mutu. Atau dengan kata lain harus
selalu berorientasi kepada mutu.
Penjaminan mutu (QA) adalah semua perencanaan dan langkah sistematis yang diperlukan untuk memberikan
keyaknian bahwa instalasi atau sistem yang akan diwujudkan dapat beroperasi secara memuaskan. Sedangkan
pengendalian mutu (QC) adalah bagian dari penjaminan mutu yang memberikan petunjuk dan cara-cara untuk
mengendalikan mutu material, struktur, komponen atau sistem agar memenuhi keperluan yang telah ditentukan.
Jadi Pengendalian Mutu (QC) meliputi tindakan-tindakan yang berupa: pengetesan, pengukuran dan pemeriksaan
apakah kegiatan-kegiatan engineering/konstruksi dan kegiatan lainnya telah memenuhi dan sesuai dengan kriteria
yang digariskan.
Masalah mutu/ kualitas dalam proyek konstruksi erat hubungannya dengan masalah-masalah berikut:
Material konstruksi, yang umumnya tersedia ataupun dapat dibeli di lokasi atau sekitar lokasi proyek.
Peralatan (equipment), yang dibuat di pabrik atas dasar pesanan, seperti kompresor, generator mesin-
mesin, dlsb. Peralatan demikian umumnya diangkut dari jarak jauh untuk sampai ke lokasi proyek.
Pelatihan dan sertifikasi tenaga konstruksi, misalnya melatih ahli mengelas, pertukangan, mandor dlsb.
Pengendalian proyek konstruksi mencakup dan tidak terbatas pada hal-hal sebagai berikut :
Hubungan antara fungsi-fungsi manajemen dan faktor-faktor yang menjadi ukuran suksesnya perencanaan dan
pengendalian termasuk pengendalian mutu. Merupakan kewajiban penyedia jasa konstruksi untuk menyiapkan
rencana pengawasan kualitas dan kepastian kualitas. Rencana pengawasan kualitas dan kepastian kualitas/
Quality Control dan Quality Assurance/ QA-QC meliputi kegiatan berikut :
QA/ QC manajer Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus menunjuk seorang QA/ QC manajer
sebelum pekerjaan konstruksi dilaksanakan. QA/ QC manajer akan bertaggung jawab
terhadap pelaksanaan dan keberlangsungan rencana pengawasan kualitas. Orang
yang ditunjuk oleh penyedia jasa konstruksi (kontraktor) sebagai QA/ QC manajer harus
disetujui oleh wakil pemberi kerja. QA/ QC manajer akan melaporkan pekerjaannya
langsung kepada Manajer proyek dari penyedia jasa konstruksi (kontraktor).
18 | P a g e
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017
Perubahan pada rencana pengawasan kualitas Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus memberi
tahukan kepada wakil pemberi kerja secara tertulis segala
usulan perubahan pada rencana pengawasan kuaitas.
Perubahan yang dibuat pada rencana pengawasan kuaitas
tidak boleh dilaksanakan sebelum persetujuan tertulis dari
wakil pemberi kerja.
Hal-hal yang melekat pada rencana pengawasan kualitas Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus
memastikan bahwa rencana pengawasan kualitas
yang telah disetujui telah diikuti dan dilaksanakan
selama pelaksanaan pekerjaan. Seluruh hasil
pengawasan, record dan seluruh operasi
pengawasan kualitas harus dilaporkan secara
berkala kepada wakil pemberi kerja.
Dalam pengendalian kualitas/ mutu terdapat 2
(dua) komponen kegiatan utama dalam
pelaksanaan konstruksi yakni pengendalian
kualitas (QA) dan pengendalian kuantitas (QC).
Urain masing-masing kegiatan sebagai berikut :
Pengendalian Kualitas Pekerjaan pelaksanaan konstruksi dimulai dari pekerjaan tanah sampai pada konstruksi
akan dikendalikan dengan memberikan pengawasan, arahan, bimbingan dan instruksi
yang diperlukan kepada penyedia jasa konstruksi (kontraktor) guna menjamin bahwa
semua pekerjaan dilaksanakan dengan baik, tepat kualitas. Aspek-aspek pengendalian
mutu yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan konstruksi antara lain meliputi :
Setelah pekerjaan memenuhi persyaratan baik secara kualitas maupun persyaratan lainnya, maka pengukuran
kuantitas dapat dilakukan agar volume pekerjaan dengan teliti/akurat yang disetujui oleh konsultan sehingga
kuantitas dalam kontrak adalah benar diukur dan mendapat persetujuan dari konsultan.
19 | P a g e
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017
Dalam pelaksanaan proyek konstruksi, sasaran pengelolaan proyek (project management) disamping biaya dan
jadwal adalah pemenuhan persyaratan mutu. Dalam hubungan ini, suatu peralatan, material dan cara kerja diangap
memenuhi persyaratan mutu apabila dipenuhi semua persyaratan yang ditentukan dalam kriteria dan spesifikasi.
Dengan demikian, instalasi/bangunan yang dibangun atau produk yang dihasilkan, yang terdiri dari komponen
peralatan dan material yang memenuhi persyaratan mutu, dapat diharapkan berfungsi secara memuaskan selama
kurun waktu tertentu atau dengan kata lain siap untuk dipakai (fitness for use). Dan untuk mencapai tujuan tersebut
secara efektif dan ekonomis tidak hanya diperlukan pemeriksaan di tahap akhir sebelum diserahterimakan (FHO)
kepada pemilik proyek/konsumen, tetapi juga diperlukan serangkaian tindakan sepanjang siklus proyek mulai dari
penyusunan program, perencanaan, pengawasan, pemeriksanaan dan pengendalian mutu. Kegiatan tersebut
dikenal dengan penjaminan mutu (Quality Assurance-QA).
Dalam arti yang luas “mutu” atau “kualitas” bersifat subyektif. Suatu barang yang amat bermutu bagi seseorang
belum tentu bermutu bagi orang lain. Oleh karena itu, dunia usaha dan industri mencoba memberikan batasan
yang dapat diterima oleh kalangan yang berkepentingan, misalnya ISO 8402 (1986):[1]
“Mutu adalah sifat dan karakterisk produk atau jasa yang membuatnya memenuhi kebutuhan pelanggan atau
pemakai (customers).”
Sementara definisi lain untuk mutu yang sering diasosiasian dengan proyek adalah fitness for use. Istilah ini
disamping mempunyai arti seperti yang diuraikan diatas, juga memperhatikan masalah tersediaya produk,
kehandalan dan masalah pemeliharaan.
Definisi diatas tentunya akan sangat bervariasi tergantung pada masing-masing bidang usaha maupun industri.
Akan tetapi secara umum ada 4 (empat) spektrum mutu/kualitas yakni kualitas perencanaan (quality planning),
pemantauan kualitas (quality control), jaminan kualitas (quality assurance) dan pengembangan kualitas (quality
improvement).[2]
Manajemen mutu/kualitas mengadopsi beberapa prinsip-prinsip manajemen[3], yang dapat diterapkan pada
puncak manajemen perusahaan untuk menjadi pedoman bagi organisasi dalam mengembangkan kinerja
organisasi. Beberapa prinsip tersebut adalah sebagai berikut :
Fokus pada keinginan konsumen (customer focus) Suatu perusahaan dapat menjaga dan
mengembangkan konsumennya, bilamana
perusahaan dapat mengerti dan memahami
tuntutan dan kebutuhan konsumen saat ini dan
mendatang, sehingga berusaha memenuhi
kebutuhan dan mencoba memenuhi ekspetasi
konsumen adalah kuncinya.
Kepemimpinan (Leadership) Para pemimpin dalam setiap unit dalam suatu organisasi perusahaan
(penyedia jasa konstruksi) menyiapkan dan diarahkan untuk mengembangkan
budaya kualitas. Mereka harus dapat mengkreasikan dan memelihara budaya
kualitas dalam setiap lingkungan internal yang dipimpinnya, mendorong setiap
anggota timnya untuk mencapai tujuan perusahaan yakni pencapaian target
20 | P a g e
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017
kualitas/ mutu pekerjaan, dan dalam hal ini mencapai mutu/ kualitas pekerjaan
konstruksi.
Pengembangan Individu (Involvement of people) Setiap individu baik karyawan maupun pemimpin pada
setiap level perusahaan jasa konstruksi harus memahami
budaya manajemen kualitas. Setiap individu harus berusaha
mengembangkan segala kemampuan dan kemungkinan
yang dapat digunakan bagi keuntungan perusahaan.
Pendekatan proses (Process approach) Hasil yang buruk dapat dikurangi bila setiap aktivitas dan kebutuhan
sumber daya (manusia, material/bahan/alat, waktu) dikelola dalam
suatu organisasi perusahaan sebagai suatu proses.
Pendekatan Sistem Pada Manajemen (System approach to management) Suatu organisasi perusahaan
dapat efektif dan efisien dalam
mengembangkan target dan
tujuan mutu/ kualitas yang
merupakan kontribusi dari tahap
identifikasi, pemahaman dan
pengelolaan semua proses yang
saling terkait sebagai suatu
sistem.
Terus Berkembang (Continual improvement) Salah satu target tujuan kualitas/mutu secara permanen dari
suatu organisasi adalah terus mengembangkan kinerja
pencampaian mutu semua aktivitasnya.
Pengelolaan mutu (Quality Management) bertujuan mencapai persyaratan mutu proyek pada pekerjaan pertama
tanpa adanya pengulangan (to do right things right the first time) dengan cara-cara yang efektif dan ekonomis.
Pengelolaan mutu proyek konstruksi merupakan unsur dari pengelolaan proyeks secara keseluruhan, yang antara
lain adalah sebagai berikut : Meletakan dasar filosofi dan kebijakan mutu proyek
Memberikan keputusan strategis mengenai hubungan antara mutu, biaya dan
jadwal
Membuat program penjaminan dan pengendalian mutu proyek (QA/ QC)
Implementasi Program QA/ QC.
Perlu juga dipahami bahwa penanganan masalah mutu dimulai sejak awal sampai proyek dinyatakan selesai. Pada
priode tersebut penyelenggaraan proyek dibagi menjadi pekerjaan spesifik, yang kemudian diserahkan kepada
masing-masing bidang/ unit sesuai keahlian. Jadi semua pihak memiliki tanggung jawab yang sama untuk menjaga
kualitas/ mutu, bila melaksanakan tugasnya dengan benar dan tepat dari segi mutu. Atau dengan kata lain harus
selalu berorientasi kepada mutu.
21 | P a g e
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017
Penjaminan mutu (QA) adalah semua perencanaan dan langkah sistematis yang diperlukan untuk memberikan
keyaknian bahwa instalasi atau sistem yang akan diwujudkan dapat beroperasi secara memuaskan. Sedangkan
pengendalian mutu (QC) adalah bagian dari penjaminan mutu yang memberikan petunjuk dan cara-cara untuk
mengendalikan mutu material, struktur, komponen atau sistem agar memenuhi keperluan yang telah ditentukan.
Jadi Pengendalian Mutu (QC) meliputi tindakan-tindakan yang berupa: pengetesan, pengukuran dan pemeriksaan
apakah kegiatan-kegiatan engineering/konstruksi dan kegiatan lainnya telah memenuhi dan sesuai dengan kriteria
yang digariskan.
Masalah mutu/ kualitas dalam proyek konstruksi erat hubungannya dengan masalah-masalah berikut:
Material konstruksi, yang umumnya tersedia ataupun dapat dibeli di lokasi atau sekitar lokasi proyek.
Peralatan (equipment), yang dibuat di pabrik atas dasar pesanan, seperti kompresor, generator mesin-
mesin, dlsb. Peralatan demikian umumnya diangkut dari jarak jauh untuk sampai ke lokasi proyek.
Pelatihan dan sertifikasi tenaga konstruksi, misalnya melatih ahli mengelas, pertukangan, mandor dlsb.
Pengendalian proyek konstruksi mencakup dan tidak terbatas pada hal-hal sebagai berikut :
Hubungan antara fungsi-fungsi manajemen dan faktor-faktor yang menjadi ukuran suksesnya perencanaan dan
pengendalian termasuk pengendalian mutu. Merupakan kewajiban penyedia jasa konstruksi untuk menyiapkan
rencana pengawasan kualitas dan kepastian kualitas. Rencana pengawasan kualitas dan kepastian kualitas/
Quality Control dan Quality Assurance/ QA-QC meliputi kegiatan berikut :
QA/ QC manajer Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus menunjuk seorang QA/ QC manajer
sebelum pekerjaan konstruksi dilaksanakan. QA/ QC manajer akan bertaggung jawab
terhadap pelaksanaan dan keberlangsungan rencana pengawasan kualitas. Orang
yang ditunjuk oleh penyedia jasa konstruksi (kontraktor) sebagai QA/ QC manajer harus
disetujui oleh wakil pemberi kerja. QA/ QC manajer akan melaporkan pekerjaannya
langsung kepada Manajer proyek dari penyedia jasa konstruksi (kontraktor).
22 | P a g e
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017
Perubahan pada rencana pengawasan kualitas Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus memberi
tahukan kepada wakil pemberi kerja secara tertulis segala
usulan perubahan pada rencana pengawasan kuaitas.
Perubahan yang dibuat pada rencana pengawasan kuaitas
tidak boleh dilaksanakan sebelum persetujuan tertulis dari
wakil pemberi kerja.
Hal-hal yang melekat pada rencana pengawasan kualitas Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus
memastikan bahwa rencana pengawasan kualitas
yang telah disetujui telah diikuti dan dilaksanakan
selama pelaksanaan pekerjaan. Seluruh hasil
pengawasan, record dan seluruh operasi
pengawasan kualitas harus dilaporkan secara
berkala kepada wakil pemberi kerja.
Dalam pengendalian kualitas/ mutu terdapat 2
(dua) komponen kegiatan utama dalam
pelaksanaan konstruksi yakni pengendalian
kualitas (QA) dan pengendalian kuantitas (QC).
Urain masing-masing kegiatan sebagai berikut :
Pengendalian Kualitas Pekerjaan pelaksanaan konstruksi dimulai dari pekerjaan tanah sampai pada konstruksi
akan dikendalikan dengan memberikan pengawasan, arahan, bimbingan dan instruksi
yang diperlukan kepada penyedia jasa konstruksi (kontraktor) guna menjamin bahwa
semua pekerjaan dilaksanakan dengan baik, tepat kualitas. Aspek-aspek pengendalian
mutu yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan konstruksi antara lain meliputi :
Setelah pekerjaan memenuhi persyaratan baik secara kualitas maupun persyaratan lainnya, maka pengukuran
kuantitas dapat dilakukan agar volume pekerjaan dengan teliti/akurat yang disetujui oleh konsultan sehingga
kuantitas dalam kontrak adalah benar diukur dan mendapat persetujuan dari konsultan.
23 | P a g e
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017
Dalam pelaksanaan proyek konstruksi, sasaran pengelolaan proyek (project management) disamping biaya dan
jadwal adalah pemenuhan persyaratan mutu. Dalam hubungan ini, suatu peralatan, material dan cara kerja diangap
memenuhi persyaratan mutu apabila dipenuhi semua persyaratan yang ditentukan dalam kriteria dan spesifikasi.
Dengan demikian, instalasi/bangunan yang dibangun atau produk yang dihasilkan, yang terdiri dari komponen
peralatan dan material yang memenuhi persyaratan mutu, dapat diharapkan berfungsi secara memuaskan selama
kurun waktu tertentu atau dengan kata lain siap untuk dipakai (fitness for use). Dan untuk mencapai tujuan tersebut
secara efektif dan ekonomis tidak hanya diperlukan pemeriksaan di tahap akhir sebelum diserahterimakan (FHO)
kepada pemilik proyek/konsumen, tetapi juga diperlukan serangkaian tindakan sepanjang siklus proyek mulai dari
penyusunan program, perencanaan, pengawasan, pemeriksanaan dan pengendalian mutu. Kegiatan tersebut
dikenal dengan penjaminan mutu (Quality Assurance-QA).
Dalam arti yang luas “mutu” atau “kualitas” bersifat subyektif. Suatu barang yang amat bermutu bagi seseorang
belum tentu bermutu bagi orang lain. Oleh karena itu, dunia usaha dan industri mencoba memberikan batasan
yang dapat diterima oleh kalangan yang berkepentingan, misalnya ISO 8402 (1986):[1]
“Mutu adalah sifat dan karakterisk produk atau jasa yang membuatnya memenuhi kebutuhan pelanggan atau
pemakai (customers).”
Sementara definisi lain untuk mutu yang sering diasosiasian dengan proyek adalah fitness for use. Istilah ini
disamping mempunyai arti seperti yang diuraikan diatas, juga memperhatikan masalah tersediaya produk,
kehandalan dan masalah pemeliharaan.
Definisi diatas tentunya akan sangat bervariasi tergantung pada masing-masing bidang usaha maupun industri.
Akan tetapi secara umum ada 4 (empat) spektrum mutu/kualitas yakni kualitas perencanaan (quality planning),
pemantauan kualitas (quality control), jaminan kualitas (quality assurance) dan pengembangan kualitas (quality
improvement).[2]
Manajemen mutu/kualitas mengadopsi beberapa prinsip-prinsip manajemen[3], yang dapat diterapkan pada
puncak manajemen perusahaan untuk menjadi pedoman bagi organisasi dalam mengembangkan kinerja
organisasi. Beberapa prinsip tersebut adalah sebagai berikut :
Fokus pada keinginan konsumen (customer focus) Suatu perusahaan dapat menjaga dan
mengembangkan konsumennya, bilamana
perusahaan dapat mengerti dan memahami
tuntutan dan kebutuhan konsumen saat ini dan
mendatang, sehingga berusaha memenuhi
kebutuhan dan mencoba memenuhi ekspetasi
konsumen adalah kuncinya.
Kepemimpinan (Leadership) Para pemimpin dalam setiap unit dalam suatu organisasi perusahaan
(penyedia jasa konstruksi) menyiapkan dan diarahkan untuk mengembangkan
budaya kualitas. Mereka harus dapat mengkreasikan dan memelihara budaya
kualitas dalam setiap lingkungan internal yang dipimpinnya, mendorong setiap
anggota timnya untuk mencapai tujuan perusahaan yakni pencapaian target
kualitas/ mutu pekerjaan, dan dalam hal ini mencapai mutu/ kualitas pekerjaan
konstruksi.
Pengembangan Individu (Involvement of people) Setiap individu baik karyawan maupun pemimpin pada
setiap level perusahaan jasa konstruksi harus memahami
budaya manajemen kualitas. Setiap individu harus berusaha
24 | P a g e
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017
Pendekatan Sistem Pada Manajemen (System approach to management) Suatu organisasi perusahaan
dapat efektif dan efisien dalam
mengembangkan target dan
tujuan mutu/ kualitas yang
merupakan kontribusi dari tahap
identifikasi, pemahaman dan
pengelolaan semua proses yang
saling terkait sebagai suatu
sistem.
Terus Berkembang (Continual improvement) Salah satu target tujuan kualitas/mutu secara permanen dari
suatu organisasi adalah terus mengembangkan kinerja
pencampaian mutu semua aktivitasnya.
Pengelolaan mutu (Quality Management) bertujuan mencapai persyaratan mutu proyek pada pekerjaan pertama
tanpa adanya pengulangan (to do right things right the first time) dengan cara-cara yang efektif dan ekonomis.
Pengelolaan mutu proyek konstruksi merupakan unsur dari pengelolaan proyeks secara keseluruhan, yang antara
lain adalah sebagai berikut : Meletakan dasar filosofi dan kebijakan mutu proyek
Memberikan keputusan strategis mengenai hubungan antara mutu, biaya dan
jadwal
Membuat program penjaminan dan pengendalian mutu proyek (QA/ QC)
Implementasi Program QA/ QC.
Perlu juga dipahami bahwa penanganan masalah mutu dimulai sejak awal sampai proyek dinyatakan selesai. Pada
priode tersebut penyelenggaraan proyek dibagi menjadi pekerjaan spesifik, yang kemudian diserahkan kepada
masing-masing bidang/ unit sesuai keahlian. Jadi semua pihak memiliki tanggung jawab yang sama untuk menjaga
kualitas/ mutu, bila melaksanakan tugasnya dengan benar dan tepat dari segi mutu. Atau dengan kata lain harus
selalu berorientasi kepada mutu.
Penjaminan mutu (QA) adalah semua perencanaan dan langkah sistematis yang diperlukan untuk memberikan
keyaknian bahwa instalasi atau sistem yang akan diwujudkan dapat beroperasi secara memuaskan. Sedangkan
pengendalian mutu (QC) adalah bagian dari penjaminan mutu yang memberikan petunjuk dan cara-cara untuk
mengendalikan mutu material, struktur, komponen atau sistem agar memenuhi keperluan yang telah ditentukan.
Jadi Pengendalian Mutu (QC) meliputi tindakan-tindakan yang berupa: pengetesan, pengukuran dan pemeriksaan
25 | P a g e
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017
apakah kegiatan-kegiatan engineering/konstruksi dan kegiatan lainnya telah memenuhi dan sesuai dengan kriteria
yang digariskan.
Masalah mutu/ kualitas dalam proyek konstruksi erat hubungannya dengan masalah-masalah berikut:
Material konstruksi, yang umumnya tersedia ataupun dapat dibeli di lokasi atau sekitar lokasi proyek.
Peralatan (equipment), yang dibuat di pabrik atas dasar pesanan, seperti kompresor, generator mesin-
mesin, dlsb. Peralatan demikian umumnya diangkut dari jarak jauh untuk sampai ke lokasi proyek.
Pelatihan dan sertifikasi tenaga konstruksi, misalnya melatih ahli mengelas, pertukangan, mandor dlsb.
Pengendalian proyek konstruksi mencakup dan tidak terbatas pada hal-hal sebagai berikut :
Hubungan antara fungsi-fungsi manajemen dan faktor-faktor yang menjadi ukuran suksesnya perencanaan dan
pengendalian termasuk pengendalian mutu. Merupakan kewajiban penyedia jasa konstruksi untuk menyiapkan
rencana pengawasan kualitas dan kepastian kualitas. Rencana pengawasan kualitas dan kepastian kualitas/
Quality Control dan Quality Assurance/ QA-QC meliputi kegiatan berikut :
QA/ QC manajer Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus menunjuk seorang QA/ QC manajer
sebelum pekerjaan konstruksi dilaksanakan. QA/ QC manajer akan bertaggung jawab
terhadap pelaksanaan dan keberlangsungan rencana pengawasan kualitas. Orang
yang ditunjuk oleh penyedia jasa konstruksi (kontraktor) sebagai QA/ QC manajer harus
disetujui oleh wakil pemberi kerja. QA/ QC manajer akan melaporkan pekerjaannya
langsung kepada Manajer proyek dari penyedia jasa konstruksi (kontraktor).
Perubahan pada rencana pengawasan kualitas Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus memberi
tahukan kepada wakil pemberi kerja secara tertulis segala
usulan perubahan pada rencana pengawasan kuaitas.
Perubahan yang dibuat pada rencana pengawasan kuaitas
tidak boleh dilaksanakan sebelum persetujuan tertulis dari
wakil pemberi kerja.
26 | P a g e
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017
Hal-hal yang melekat pada rencana pengawasan kualitas Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus
memastikan bahwa rencana pengawasan kualitas
yang telah disetujui telah diikuti dan dilaksanakan
selama pelaksanaan pekerjaan. Seluruh hasil
pengawasan, record dan seluruh operasi
pengawasan kualitas harus dilaporkan secara
berkala kepada wakil pemberi kerja.
Dalam pengendalian kualitas/ mutu terdapat 2
(dua) komponen kegiatan utama dalam
pelaksanaan konstruksi yakni pengendalian
kualitas (QA) dan pengendalian kuantitas (QC).
Urain masing-masing kegiatan sebagai berikut :
Pengendalian Kualitas Pekerjaan pelaksanaan konstruksi dimulai dari pekerjaan tanah sampai pada konstruksi
akan dikendalikan dengan memberikan pengawasan, arahan, bimbingan dan instruksi
yang diperlukan kepada penyedia jasa konstruksi (kontraktor) guna menjamin bahwa
semua pekerjaan dilaksanakan dengan baik, tepat kualitas. Aspek-aspek pengendalian
mutu yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan konstruksi antara lain meliputi :
Setelah pekerjaan memenuhi persyaratan baik secara kualitas maupun persyaratan lainnya, maka pengukuran
kuantitas dapat dilakukan agar volume pekerjaan dengan teliti/akurat yang disetujui oleh konsultan sehingga
kuantitas dalam kontrak adalah benar diukur dan mendapat persetujuan dari konsultan.
Dalam pelaksanaan proyek konstruksi, sasaran pengelolaan proyek (project management) disamping biaya dan
jadwal adalah pemenuhan persyaratan mutu. Dalam hubungan ini, suatu peralatan, material dan cara kerja diangap
memenuhi persyaratan mutu apabila dipenuhi semua persyaratan yang ditentukan dalam kriteria dan spesifikasi.
Dengan demikian, instalasi/bangunan yang dibangun atau produk yang dihasilkan, yang terdiri dari komponen
peralatan dan material yang memenuhi persyaratan mutu, dapat diharapkan berfungsi secara memuaskan selama
kurun waktu tertentu atau dengan kata lain siap untuk dipakai (fitness for use). Dan untuk mencapai tujuan tersebut
27 | P a g e
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017
secara efektif dan ekonomis tidak hanya diperlukan pemeriksaan di tahap akhir sebelum diserahterimakan (FHO)
kepada pemilik proyek/konsumen, tetapi juga diperlukan serangkaian tindakan sepanjang siklus proyek mulai dari
penyusunan program, perencanaan, pengawasan, pemeriksanaan dan pengendalian mutu. Kegiatan tersebut
dikenal dengan penjaminan mutu (Quality Assurance-QA).
Dalam arti yang luas “mutu” atau “kualitas” bersifat subyektif. Suatu barang yang amat bermutu bagi seseorang
belum tentu bermutu bagi orang lain. Oleh karena itu, dunia usaha dan industri mencoba memberikan batasan
yang dapat diterima oleh kalangan yang berkepentingan, misalnya ISO 8402 (1986):[1]
“Mutu adalah sifat dan karakterisk produk atau jasa yang membuatnya memenuhi kebutuhan pelanggan atau
pemakai (customers).”
Sementara definisi lain untuk mutu yang sering diasosiasian dengan proyek adalah fitness for use. Istilah ini
disamping mempunyai arti seperti yang diuraikan diatas, juga memperhatikan masalah tersediaya produk,
kehandalan dan masalah pemeliharaan.
Definisi diatas tentunya akan sangat bervariasi tergantung pada masing-masing bidang usaha maupun industri.
Akan tetapi secara umum ada 4 (empat) spektrum mutu/kualitas yakni kualitas perencanaan (quality planning),
pemantauan kualitas (quality control), jaminan kualitas (quality assurance) dan pengembangan kualitas (quality
improvement).[2]
Manajemen mutu/kualitas mengadopsi beberapa prinsip-prinsip manajemen[3], yang dapat diterapkan pada
puncak manajemen perusahaan untuk menjadi pedoman bagi organisasi dalam mengembangkan kinerja
organisasi. Beberapa prinsip tersebut adalah sebagai berikut :
Fokus pada keinginan konsumen (customer focus) Suatu perusahaan dapat menjaga dan
mengembangkan konsumennya, bilamana
perusahaan dapat mengerti dan memahami
tuntutan dan kebutuhan konsumen saat ini dan
mendatang, sehingga berusaha memenuhi
kebutuhan dan mencoba memenuhi ekspetasi
konsumen adalah kuncinya.
Kepemimpinan (Leadership) Para pemimpin dalam setiap unit dalam suatu organisasi perusahaan
(penyedia jasa konstruksi) menyiapkan dan diarahkan untuk mengembangkan
budaya kualitas. Mereka harus dapat mengkreasikan dan memelihara budaya
kualitas dalam setiap lingkungan internal yang dipimpinnya, mendorong setiap
anggota timnya untuk mencapai tujuan perusahaan yakni pencapaian target
kualitas/ mutu pekerjaan, dan dalam hal ini mencapai mutu/ kualitas pekerjaan
konstruksi.
Pengembangan Individu (Involvement of people) Setiap individu baik karyawan maupun pemimpin pada
setiap level perusahaan jasa konstruksi harus memahami
budaya manajemen kualitas. Setiap individu harus berusaha
mengembangkan segala kemampuan dan kemungkinan
yang dapat digunakan bagi keuntungan perusahaan.
Pendekatan proses (Process approach) Hasil yang buruk dapat dikurangi bila setiap aktivitas dan kebutuhan
sumber daya (manusia, material/bahan/alat, waktu) dikelola dalam
suatu organisasi perusahaan sebagai suatu proses.
Pendekatan Sistem Pada Manajemen (System approach to management) Suatu organisasi perusahaan
dapat efektif dan efisien dalam
28 | P a g e
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017
Terus Berkembang (Continual improvement) Salah satu target tujuan kualitas/mutu secara permanen dari
suatu organisasi adalah terus mengembangkan kinerja
pencampaian mutu semua aktivitasnya.
Pengelolaan mutu (Quality Management) bertujuan mencapai persyaratan mutu proyek pada pekerjaan pertama
tanpa adanya pengulangan (to do right things right the first time) dengan cara-cara yang efektif dan ekonomis.
Pengelolaan mutu proyek konstruksi merupakan unsur dari pengelolaan proyeks secara keseluruhan, yang antara
lain adalah sebagai berikut : Meletakan dasar filosofi dan kebijakan mutu proyek
Memberikan keputusan strategis mengenai hubungan antara mutu, biaya dan
jadwal
Membuat program penjaminan dan pengendalian mutu proyek (QA/ QC)
Implementasi Program QA/ QC.
Perlu juga dipahami bahwa penanganan masalah mutu dimulai sejak awal sampai proyek dinyatakan selesai. Pada
priode tersebut penyelenggaraan proyek dibagi menjadi pekerjaan spesifik, yang kemudian diserahkan kepada
masing-masing bidang/ unit sesuai keahlian. Jadi semua pihak memiliki tanggung jawab yang sama untuk menjaga
kualitas/ mutu, bila melaksanakan tugasnya dengan benar dan tepat dari segi mutu. Atau dengan kata lain harus
selalu berorientasi kepada mutu.
Penjaminan mutu (QA) adalah semua perencanaan dan langkah sistematis yang diperlukan untuk memberikan
keyaknian bahwa instalasi atau sistem yang akan diwujudkan dapat beroperasi secara memuaskan. Sedangkan
pengendalian mutu (QC) adalah bagian dari penjaminan mutu yang memberikan petunjuk dan cara-cara untuk
mengendalikan mutu material, struktur, komponen atau sistem agar memenuhi keperluan yang telah ditentukan.
Jadi Pengendalian Mutu (QC) meliputi tindakan-tindakan yang berupa: pengetesan, pengukuran dan pemeriksaan
apakah kegiatan-kegiatan engineering/konstruksi dan kegiatan lainnya telah memenuhi dan sesuai dengan kriteria
yang digariskan.
Masalah mutu/ kualitas dalam proyek konstruksi erat hubungannya dengan masalah-masalah berikut:
Material konstruksi, yang umumnya tersedia ataupun dapat dibeli di lokasi atau sekitar lokasi proyek.
Peralatan (equipment), yang dibuat di pabrik atas dasar pesanan, seperti kompresor, generator mesin-
mesin, dlsb. Peralatan demikian umumnya diangkut dari jarak jauh untuk sampai ke lokasi proyek.
Pelatihan dan sertifikasi tenaga konstruksi, misalnya melatih ahli mengelas, pertukangan, mandor dlsb.
29 | P a g e
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017
Pengendalian proyek konstruksi mencakup dan tidak terbatas pada hal-hal sebagai berikut :
Hubungan antara fungsi-fungsi manajemen dan faktor-faktor yang menjadi ukuran suksesnya perencanaan dan
pengendalian termasuk pengendalian mutu. Merupakan kewajiban penyedia jasa konstruksi untuk menyiapkan
rencana pengawasan kualitas dan kepastian kualitas. Rencana pengawasan kualitas dan kepastian kualitas/
Quality Control dan Quality Assurance/ QA-QC meliputi kegiatan berikut :
QA/ QC manajer Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus menunjuk seorang QA/ QC manajer
sebelum pekerjaan konstruksi dilaksanakan. QA/ QC manajer akan bertaggung jawab
terhadap pelaksanaan dan keberlangsungan rencana pengawasan kualitas. Orang
yang ditunjuk oleh penyedia jasa konstruksi (kontraktor) sebagai QA/ QC manajer harus
disetujui oleh wakil pemberi kerja. QA/ QC manajer akan melaporkan pekerjaannya
langsung kepada Manajer proyek dari penyedia jasa konstruksi (kontraktor).
Perubahan pada rencana pengawasan kualitas Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus memberi
tahukan kepada wakil pemberi kerja secara tertulis segala
usulan perubahan pada rencana pengawasan kuaitas.
Perubahan yang dibuat pada rencana pengawasan kuaitas
tidak boleh dilaksanakan sebelum persetujuan tertulis dari
wakil pemberi kerja.
Hal-hal yang melekat pada rencana pengawasan kualitas Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus
memastikan bahwa rencana pengawasan kualitas
yang telah disetujui telah diikuti dan dilaksanakan
selama pelaksanaan pekerjaan. Seluruh hasil
pengawasan, record dan seluruh operasi
pengawasan kualitas harus dilaporkan secara
berkala kepada wakil pemberi kerja.
Dalam pengendalian kualitas/ mutu terdapat 2
(dua) komponen kegiatan utama dalam
30 | P a g e
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017
Pengendalian Kualitas Pekerjaan pelaksanaan konstruksi dimulai dari pekerjaan tanah sampai pada konstruksi
akan dikendalikan dengan memberikan pengawasan, arahan, bimbingan dan instruksi
yang diperlukan kepada penyedia jasa konstruksi (kontraktor) guna menjamin bahwa
semua pekerjaan dilaksanakan dengan baik, tepat kualitas. Aspek-aspek pengendalian
mutu yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan konstruksi antara lain meliputi :
Setelah pekerjaan memenuhi persyaratan baik secara kualitas maupun persyaratan lainnya, maka pengukuran
kuantitas dapat dilakukan agar volume pekerjaan dengan teliti/akurat yang disetujui oleh konsultan sehingga
kuantitas dalam kontrak adalah benar diukur dan mendapat persetujuan dari konsultan.
Dalam pelaksanaan proyek konstruksi, sasaran pengelolaan proyek (project management) disamping biaya dan
jadwal adalah pemenuhan persyaratan mutu. Dalam hubungan ini, suatu peralatan, material dan cara kerja diangap
memenuhi persyaratan mutu apabila dipenuhi semua persyaratan yang ditentukan dalam kriteria dan spesifikasi.
Dengan demikian, instalasi/bangunan yang dibangun atau produk yang dihasilkan, yang terdiri dari komponen
peralatan dan material yang memenuhi persyaratan mutu, dapat diharapkan berfungsi secara memuaskan selama
kurun waktu tertentu atau dengan kata lain siap untuk dipakai (fitness for use). Dan untuk mencapai tujuan tersebut
secara efektif dan ekonomis tidak hanya diperlukan pemeriksaan di tahap akhir sebelum diserahterimakan (FHO)
kepada pemilik proyek/konsumen, tetapi juga diperlukan serangkaian tindakan sepanjang siklus proyek mulai dari
penyusunan program, perencanaan, pengawasan, pemeriksanaan dan pengendalian mutu. Kegiatan tersebut
dikenal dengan penjaminan mutu (Quality Assurance-QA).
31 | P a g e
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017
Dalam arti yang luas “mutu” atau “kualitas” bersifat subyektif. Suatu barang yang amat bermutu bagi seseorang
belum tentu bermutu bagi orang lain. Oleh karena itu, dunia usaha dan industri mencoba memberikan batasan
yang dapat diterima oleh kalangan yang berkepentingan, misalnya ISO 8402 (1986):[1]
“Mutu adalah sifat dan karakterisk produk atau jasa yang membuatnya memenuhi kebutuhan pelanggan atau
pemakai (customers).”
Sementara definisi lain untuk mutu yang sering diasosiasian dengan proyek adalah fitness for use. Istilah ini
disamping mempunyai arti seperti yang diuraikan diatas, juga memperhatikan masalah tersediaya produk,
kehandalan dan masalah pemeliharaan.
Definisi diatas tentunya akan sangat bervariasi tergantung pada masing-masing bidang usaha maupun industri.
Akan tetapi secara umum ada 4 (empat) spektrum mutu/kualitas yakni kualitas perencanaan (quality planning),
pemantauan kualitas (quality control), jaminan kualitas (quality assurance) dan pengembangan kualitas (quality
improvement).[2]
Manajemen mutu/kualitas mengadopsi beberapa prinsip-prinsip manajemen[3], yang dapat diterapkan pada
puncak manajemen perusahaan untuk menjadi pedoman bagi organisasi dalam mengembangkan kinerja
organisasi. Beberapa prinsip tersebut adalah sebagai berikut :
Fokus pada keinginan konsumen (customer focus) Suatu perusahaan dapat menjaga dan
mengembangkan konsumennya, bilamana
perusahaan dapat mengerti dan memahami
tuntutan dan kebutuhan konsumen saat ini dan
mendatang, sehingga berusaha memenuhi
kebutuhan dan mencoba memenuhi ekspetasi
konsumen adalah kuncinya.
Kepemimpinan (Leadership) Para pemimpin dalam setiap unit dalam suatu organisasi perusahaan
(penyedia jasa konstruksi) menyiapkan dan diarahkan untuk mengembangkan
budaya kualitas. Mereka harus dapat mengkreasikan dan memelihara budaya
kualitas dalam setiap lingkungan internal yang dipimpinnya, mendorong setiap
anggota timnya untuk mencapai tujuan perusahaan yakni pencapaian target
kualitas/ mutu pekerjaan, dan dalam hal ini mencapai mutu/ kualitas pekerjaan
konstruksi.
Pengembangan Individu (Involvement of people) Setiap individu baik karyawan maupun pemimpin pada
setiap level perusahaan jasa konstruksi harus memahami
budaya manajemen kualitas. Setiap individu harus berusaha
mengembangkan segala kemampuan dan kemungkinan
yang dapat digunakan bagi keuntungan perusahaan.
Pendekatan proses (Process approach) Hasil yang buruk dapat dikurangi bila setiap aktivitas dan kebutuhan
sumber daya (manusia, material/bahan/alat, waktu) dikelola dalam
suatu organisasi perusahaan sebagai suatu proses.
Pendekatan Sistem Pada Manajemen (System approach to management) Suatu organisasi perusahaan
dapat efektif dan efisien dalam
mengembangkan target dan
tujuan mutu/ kualitas yang
merupakan kontribusi dari tahap
identifikasi, pemahaman dan
32 | P a g e
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017
Terus Berkembang (Continual improvement) Salah satu target tujuan kualitas/mutu secara permanen dari
suatu organisasi adalah terus mengembangkan kinerja
pencampaian mutu semua aktivitasnya.
Pengelolaan mutu (Quality Management) bertujuan mencapai persyaratan mutu proyek pada pekerjaan pertama
tanpa adanya pengulangan (to do right things right the first time) dengan cara-cara yang efektif dan ekonomis.
Pengelolaan mutu proyek konstruksi merupakan unsur dari pengelolaan proyeks secara keseluruhan, yang antara
lain adalah sebagai berikut : Meletakan dasar filosofi dan kebijakan mutu proyek
Memberikan keputusan strategis mengenai hubungan antara mutu, biaya dan
jadwal
Membuat program penjaminan dan pengendalian mutu proyek (QA/ QC)
Implementasi Program QA/ QC.
Perlu juga dipahami bahwa penanganan masalah mutu dimulai sejak awal sampai proyek dinyatakan selesai. Pada
priode tersebut penyelenggaraan proyek dibagi menjadi pekerjaan spesifik, yang kemudian diserahkan kepada
masing-masing bidang/ unit sesuai keahlian. Jadi semua pihak memiliki tanggung jawab yang sama untuk menjaga
kualitas/ mutu, bila melaksanakan tugasnya dengan benar dan tepat dari segi mutu. Atau dengan kata lain harus
selalu berorientasi kepada mutu.
Penjaminan mutu (QA) adalah semua perencanaan dan langkah sistematis yang diperlukan untuk memberikan
keyaknian bahwa instalasi atau sistem yang akan diwujudkan dapat beroperasi secara memuaskan. Sedangkan
pengendalian mutu (QC) adalah bagian dari penjaminan mutu yang memberikan petunjuk dan cara-cara untuk
mengendalikan mutu material, struktur, komponen atau sistem agar memenuhi keperluan yang telah ditentukan.
Jadi Pengendalian Mutu (QC) meliputi tindakan-tindakan yang berupa: pengetesan, pengukuran dan pemeriksaan
apakah kegiatan-kegiatan engineering/konstruksi dan kegiatan lainnya telah memenuhi dan sesuai dengan kriteria
yang digariskan.
Masalah mutu/ kualitas dalam proyek konstruksi erat hubungannya dengan masalah-masalah berikut:
Material konstruksi, yang umumnya tersedia ataupun dapat dibeli di lokasi atau sekitar lokasi proyek.
Peralatan (equipment), yang dibuat di pabrik atas dasar pesanan, seperti kompresor, generator mesin-
mesin, dlsb. Peralatan demikian umumnya diangkut dari jarak jauh untuk sampai ke lokasi proyek.
Pelatihan dan sertifikasi tenaga konstruksi, misalnya melatih ahli mengelas, pertukangan, mandor dlsb.
33 | P a g e
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017
Pengendalian proyek konstruksi mencakup dan tidak terbatas pada hal-hal sebagai berikut :
Hubungan antara fungsi-fungsi manajemen dan faktor-faktor yang menjadi ukuran suksesnya perencanaan dan
pengendalian termasuk pengendalian mutu. Merupakan kewajiban penyedia jasa konstruksi untuk menyiapkan
rencana pengawasan kualitas dan kepastian kualitas. Rencana pengawasan kualitas dan kepastian kualitas/
Quality Control dan Quality Assurance/ QA-QC meliputi kegiatan berikut :
QA/ QC manajer Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus menunjuk seorang QA/ QC manajer
sebelum pekerjaan konstruksi dilaksanakan. QA/ QC manajer akan bertaggung jawab
terhadap pelaksanaan dan keberlangsungan rencana pengawasan kualitas. Orang
yang ditunjuk oleh penyedia jasa konstruksi (kontraktor) sebagai QA/ QC manajer harus
disetujui oleh wakil pemberi kerja. QA/ QC manajer akan melaporkan pekerjaannya
langsung kepada Manajer proyek dari penyedia jasa konstruksi (kontraktor).
Perubahan pada rencana pengawasan kualitas Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus memberi
tahukan kepada wakil pemberi kerja secara tertulis segala
usulan perubahan pada rencana pengawasan kuaitas.
Perubahan yang dibuat pada rencana pengawasan kuaitas
tidak boleh dilaksanakan sebelum persetujuan tertulis dari
wakil pemberi kerja.
Hal-hal yang melekat pada rencana pengawasan kualitas Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus
memastikan bahwa rencana pengawasan kualitas
yang telah disetujui telah diikuti dan dilaksanakan
selama pelaksanaan pekerjaan. Seluruh hasil
pengawasan, record dan seluruh operasi
pengawasan kualitas harus dilaporkan secara
berkala kepada wakil pemberi kerja.
Dalam pengendalian kualitas/ mutu terdapat 2
(dua) komponen kegiatan utama dalam
pelaksanaan konstruksi yakni pengendalian
34 | P a g e
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017
Pengendalian Kualitas Pekerjaan pelaksanaan konstruksi dimulai dari pekerjaan tanah sampai pada konstruksi
akan dikendalikan dengan memberikan pengawasan, arahan, bimbingan dan instruksi
yang diperlukan kepada penyedia jasa konstruksi (kontraktor) guna menjamin bahwa
semua pekerjaan dilaksanakan dengan baik, tepat kualitas. Aspek-aspek pengendalian
mutu yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan konstruksi antara lain meliputi :
Setelah pekerjaan memenuhi persyaratan baik secara kualitas maupun persyaratan lainnya, maka pengukuran
kuantitas dapat dilakukan agar volume pekerjaan dengan teliti/akurat yang disetujui oleh konsultan sehingga
kuantitas dalam kontrak adalah benar diukur dan mendapat persetujuan dari konsultan.
Dalam pelaksanaan proyek konstruksi, sasaran pengelolaan proyek (project management) disamping biaya dan
jadwal adalah pemenuhan persyaratan mutu. Dalam hubungan ini, suatu peralatan, material dan cara kerja diangap
memenuhi persyaratan mutu apabila dipenuhi semua persyaratan yang ditentukan dalam kriteria dan spesifikasi.
Dengan demikian, instalasi/bangunan yang dibangun atau produk yang dihasilkan, yang terdiri dari komponen
peralatan dan material yang memenuhi persyaratan mutu, dapat diharapkan berfungsi secara memuaskan selama
kurun waktu tertentu atau dengan kata lain siap untuk dipakai (fitness for use). Dan untuk mencapai tujuan tersebut
secara efektif dan ekonomis tidak hanya diperlukan pemeriksaan di tahap akhir sebelum diserahterimakan (FHO)
kepada pemilik proyek/konsumen, tetapi juga diperlukan serangkaian tindakan sepanjang siklus proyek mulai dari
penyusunan program, perencanaan, pengawasan, pemeriksanaan dan pengendalian mutu. Kegiatan tersebut
dikenal dengan penjaminan mutu (Quality Assurance-QA).
Dalam arti yang luas “mutu” atau “kualitas” bersifat subyektif. Suatu barang yang amat bermutu bagi seseorang
belum tentu bermutu bagi orang lain. Oleh karena itu, dunia usaha dan industri mencoba memberikan batasan
yang dapat diterima oleh kalangan yang berkepentingan, misalnya ISO 8402 (1986):[1]
35 | P a g e
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017
“Mutu adalah sifat dan karakterisk produk atau jasa yang membuatnya memenuhi kebutuhan pelanggan atau
pemakai (customers).”
Sementara definisi lain untuk mutu yang sering diasosiasian dengan proyek adalah fitness for use. Istilah ini
disamping mempunyai arti seperti yang diuraikan diatas, juga memperhatikan masalah tersediaya produk,
kehandalan dan masalah pemeliharaan.
Definisi diatas tentunya akan sangat bervariasi tergantung pada masing-masing bidang usaha maupun industri.
Akan tetapi secara umum ada 4 (empat) spektrum mutu/kualitas yakni kualitas perencanaan (quality planning),
pemantauan kualitas (quality control), jaminan kualitas (quality assurance) dan pengembangan kualitas (quality
improvement).[2]
Manajemen mutu/kualitas mengadopsi beberapa prinsip-prinsip manajemen[3], yang dapat diterapkan pada
puncak manajemen perusahaan untuk menjadi pedoman bagi organisasi dalam mengembangkan kinerja
organisasi. Beberapa prinsip tersebut adalah sebagai berikut :
Fokus pada keinginan konsumen (customer focus) Suatu perusahaan dapat menjaga dan
mengembangkan konsumennya, bilamana
perusahaan dapat mengerti dan memahami
tuntutan dan kebutuhan konsumen saat ini dan
mendatang, sehingga berusaha memenuhi
kebutuhan dan mencoba memenuhi ekspetasi
konsumen adalah kuncinya.
Kepemimpinan (Leadership) Para pemimpin dalam setiap unit dalam suatu organisasi perusahaan
(penyedia jasa konstruksi) menyiapkan dan diarahkan untuk mengembangkan
budaya kualitas. Mereka harus dapat mengkreasikan dan memelihara budaya
kualitas dalam setiap lingkungan internal yang dipimpinnya, mendorong setiap
anggota timnya untuk mencapai tujuan perusahaan yakni pencapaian target
kualitas/ mutu pekerjaan, dan dalam hal ini mencapai mutu/ kualitas pekerjaan
konstruksi.
Pengembangan Individu (Involvement of people) Setiap individu baik karyawan maupun pemimpin pada
setiap level perusahaan jasa konstruksi harus memahami
budaya manajemen kualitas. Setiap individu harus berusaha
mengembangkan segala kemampuan dan kemungkinan
yang dapat digunakan bagi keuntungan perusahaan.
Pendekatan proses (Process approach) Hasil yang buruk dapat dikurangi bila setiap aktivitas dan kebutuhan
sumber daya (manusia, material/bahan/alat, waktu) dikelola dalam
suatu organisasi perusahaan sebagai suatu proses.
Pendekatan Sistem Pada Manajemen (System approach to management) Suatu organisasi perusahaan
dapat efektif dan efisien dalam
mengembangkan target dan
tujuan mutu/ kualitas yang
merupakan kontribusi dari tahap
identifikasi, pemahaman dan
pengelolaan semua proses yang
saling terkait sebagai suatu
sistem.
36 | P a g e
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017
Terus Berkembang (Continual improvement) Salah satu target tujuan kualitas/mutu secara permanen dari
suatu organisasi adalah terus mengembangkan kinerja
pencampaian mutu semua aktivitasnya.
Pengelolaan mutu (Quality Management) bertujuan mencapai persyaratan mutu proyek pada pekerjaan pertama
tanpa adanya pengulangan (to do right things right the first time) dengan cara-cara yang efektif dan ekonomis.
Pengelolaan mutu proyek konstruksi merupakan unsur dari pengelolaan proyeks secara keseluruhan, yang antara
lain adalah sebagai berikut : Meletakan dasar filosofi dan kebijakan mutu proyek
Memberikan keputusan strategis mengenai hubungan antara mutu, biaya dan
jadwal
Membuat program penjaminan dan pengendalian mutu proyek (QA/ QC)
Implementasi Program QA/ QC.
Perlu juga dipahami bahwa penanganan masalah mutu dimulai sejak awal sampai proyek dinyatakan selesai. Pada
priode tersebut penyelenggaraan proyek dibagi menjadi pekerjaan spesifik, yang kemudian diserahkan kepada
masing-masing bidang/ unit sesuai keahlian. Jadi semua pihak memiliki tanggung jawab yang sama untuk menjaga
kualitas/ mutu, bila melaksanakan tugasnya dengan benar dan tepat dari segi mutu. Atau dengan kata lain harus
selalu berorientasi kepada mutu.
Penjaminan mutu (QA) adalah semua perencanaan dan langkah sistematis yang diperlukan untuk memberikan
keyaknian bahwa instalasi atau sistem yang akan diwujudkan dapat beroperasi secara memuaskan. Sedangkan
pengendalian mutu (QC) adalah bagian dari penjaminan mutu yang memberikan petunjuk dan cara-cara untuk
mengendalikan mutu material, struktur, komponen atau sistem agar memenuhi keperluan yang telah ditentukan.
Jadi Pengendalian Mutu (QC) meliputi tindakan-tindakan yang berupa: pengetesan, pengukuran dan pemeriksaan
apakah kegiatan-kegiatan engineering/konstruksi dan kegiatan lainnya telah memenuhi dan sesuai dengan kriteria
yang digariskan.
Masalah mutu/ kualitas dalam proyek konstruksi erat hubungannya dengan masalah-masalah berikut:
Material konstruksi, yang umumnya tersedia ataupun dapat dibeli di lokasi atau sekitar lokasi proyek.
Peralatan (equipment), yang dibuat di pabrik atas dasar pesanan, seperti kompresor, generator mesin-
mesin, dlsb. Peralatan demikian umumnya diangkut dari jarak jauh untuk sampai ke lokasi proyek.
Pelatihan dan sertifikasi tenaga konstruksi, misalnya melatih ahli mengelas, pertukangan, mandor dlsb.
Pengendalian proyek konstruksi mencakup dan tidak terbatas pada hal-hal sebagai berikut :
37 | P a g e
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017
Hubungan antara fungsi-fungsi manajemen dan faktor-faktor yang menjadi ukuran suksesnya perencanaan dan
pengendalian termasuk pengendalian mutu. Merupakan kewajiban penyedia jasa konstruksi untuk menyiapkan
rencana pengawasan kualitas dan kepastian kualitas. Rencana pengawasan kualitas dan kepastian kualitas/
Quality Control dan Quality Assurance/ QA-QC meliputi kegiatan berikut :
QA/ QC manajer Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus menunjuk seorang QA/ QC manajer
sebelum pekerjaan konstruksi dilaksanakan. QA/ QC manajer akan bertaggung jawab
terhadap pelaksanaan dan keberlangsungan rencana pengawasan kualitas. Orang
yang ditunjuk oleh penyedia jasa konstruksi (kontraktor) sebagai QA/ QC manajer harus
disetujui oleh wakil pemberi kerja. QA/ QC manajer akan melaporkan pekerjaannya
langsung kepada Manajer proyek dari penyedia jasa konstruksi (kontraktor).
Perubahan pada rencana pengawasan kualitas Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus memberi
tahukan kepada wakil pemberi kerja secara tertulis segala
usulan perubahan pada rencana pengawasan kuaitas.
Perubahan yang dibuat pada rencana pengawasan kuaitas
tidak boleh dilaksanakan sebelum persetujuan tertulis dari
wakil pemberi kerja.
Hal-hal yang melekat pada rencana pengawasan kualitas Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus
memastikan bahwa rencana pengawasan kualitas
yang telah disetujui telah diikuti dan dilaksanakan
selama pelaksanaan pekerjaan. Seluruh hasil
pengawasan, record dan seluruh operasi
pengawasan kualitas harus dilaporkan secara
berkala kepada wakil pemberi kerja.
Dalam pengendalian kualitas/ mutu terdapat 2
(dua) komponen kegiatan utama dalam
pelaksanaan konstruksi yakni pengendalian
kualitas (QA) dan pengendalian kuantitas (QC).
Urain masing-masing kegiatan sebagai berikut :
Pengendalian Kualitas Pekerjaan pelaksanaan konstruksi dimulai dari pekerjaan tanah sampai pada konstruksi
akan dikendalikan dengan memberikan pengawasan, arahan, bimbingan dan instruksi
yang diperlukan kepada penyedia jasa konstruksi (kontraktor) guna menjamin bahwa
38 | P a g e
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017
Setelah pekerjaan memenuhi persyaratan baik secara kualitas maupun persyaratan lainnya, maka pengukuran
kuantitas dapat dilakukan agar volume pekerjaan dengan teliti/akurat yang disetujui oleh konsultan sehingga
kuantitas dalam kontrak adalah benar diukur dan mendapat persetujuan dari konsultan.
Dalam pelaksanaan proyek konstruksi, sasaran pengelolaan proyek (project management) disamping biaya dan
jadwal adalah pemenuhan persyaratan mutu. Dalam hubungan ini, suatu peralatan, material dan cara kerja diangap
memenuhi persyaratan mutu apabila dipenuhi semua persyaratan yang ditentukan dalam kriteria dan spesifikasi.
Dengan demikian, instalasi/bangunan yang dibangun atau produk yang dihasilkan, yang terdiri dari komponen
peralatan dan material yang memenuhi persyaratan mutu, dapat diharapkan berfungsi secara memuaskan selama
kurun waktu tertentu atau dengan kata lain siap untuk dipakai (fitness for use). Dan untuk mencapai tujuan tersebut
secara efektif dan ekonomis tidak hanya diperlukan pemeriksaan di tahap akhir sebelum diserahterimakan (FHO)
kepada pemilik proyek/konsumen, tetapi juga diperlukan serangkaian tindakan sepanjang siklus proyek mulai dari
penyusunan program, perencanaan, pengawasan, pemeriksanaan dan pengendalian mutu. Kegiatan tersebut
dikenal dengan penjaminan mutu (Quality Assurance-QA).
Dalam arti yang luas “mutu” atau “kualitas” bersifat subyektif. Suatu barang yang amat bermutu bagi seseorang
belum tentu bermutu bagi orang lain. Oleh karena itu, dunia usaha dan industri mencoba memberikan batasan
yang dapat diterima oleh kalangan yang berkepentingan, misalnya ISO 8402 (1986):[1]
“Mutu adalah sifat dan karakterisk produk atau jasa yang membuatnya memenuhi kebutuhan pelanggan atau
pemakai (customers).”
Sementara definisi lain untuk mutu yang sering diasosiasian dengan proyek adalah fitness for use. Istilah ini
disamping mempunyai arti seperti yang diuraikan diatas, juga memperhatikan masalah tersediaya produk,
kehandalan dan masalah pemeliharaan.
39 | P a g e
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017
Definisi diatas tentunya akan sangat bervariasi tergantung pada masing-masing bidang usaha maupun industri.
Akan tetapi secara umum ada 4 (empat) spektrum mutu/kualitas yakni kualitas perencanaan (quality planning),
pemantauan kualitas (quality control), jaminan kualitas (quality assurance) dan pengembangan kualitas (quality
improvement).[2]
Manajemen mutu/kualitas mengadopsi beberapa prinsip-prinsip manajemen[3], yang dapat diterapkan pada
puncak manajemen perusahaan untuk menjadi pedoman bagi organisasi dalam mengembangkan kinerja
organisasi. Beberapa prinsip tersebut adalah sebagai berikut :
Fokus pada keinginan konsumen (customer focus) Suatu perusahaan dapat menjaga dan
mengembangkan konsumennya, bilamana
perusahaan dapat mengerti dan memahami
tuntutan dan kebutuhan konsumen saat ini dan
mendatang, sehingga berusaha memenuhi
kebutuhan dan mencoba memenuhi ekspetasi
konsumen adalah kuncinya.
Kepemimpinan (Leadership) Para pemimpin dalam setiap unit dalam suatu organisasi perusahaan
(penyedia jasa konstruksi) menyiapkan dan diarahkan untuk mengembangkan
budaya kualitas. Mereka harus dapat mengkreasikan dan memelihara budaya
kualitas dalam setiap lingkungan internal yang dipimpinnya, mendorong setiap
anggota timnya untuk mencapai tujuan perusahaan yakni pencapaian target
kualitas/ mutu pekerjaan, dan dalam hal ini mencapai mutu/ kualitas pekerjaan
konstruksi.
Pengembangan Individu (Involvement of people) Setiap individu baik karyawan maupun pemimpin pada
setiap level perusahaan jasa konstruksi harus memahami
budaya manajemen kualitas. Setiap individu harus berusaha
mengembangkan segala kemampuan dan kemungkinan
yang dapat digunakan bagi keuntungan perusahaan.
Pendekatan proses (Process approach) Hasil yang buruk dapat dikurangi bila setiap aktivitas dan kebutuhan
sumber daya (manusia, material/bahan/alat, waktu) dikelola dalam
suatu organisasi perusahaan sebagai suatu proses.
Pendekatan Sistem Pada Manajemen (System approach to management) Suatu organisasi perusahaan
dapat efektif dan efisien dalam
mengembangkan target dan
tujuan mutu/ kualitas yang
merupakan kontribusi dari tahap
identifikasi, pemahaman dan
pengelolaan semua proses yang
saling terkait sebagai suatu
sistem.
Terus Berkembang (Continual improvement) Salah satu target tujuan kualitas/mutu secara permanen dari
suatu organisasi adalah terus mengembangkan kinerja
pencampaian mutu semua aktivitasnya.
40 | P a g e
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017
Pengelolaan mutu (Quality Management) bertujuan mencapai persyaratan mutu proyek pada pekerjaan pertama
tanpa adanya pengulangan (to do right things right the first time) dengan cara-cara yang efektif dan ekonomis.
Pengelolaan mutu proyek konstruksi merupakan unsur dari pengelolaan proyeks secara keseluruhan, yang antara
lain adalah sebagai berikut : Meletakan dasar filosofi dan kebijakan mutu proyek
Memberikan keputusan strategis mengenai hubungan antara mutu, biaya dan
jadwal
Membuat program penjaminan dan pengendalian mutu proyek (QA/ QC)
Implementasi Program QA/ QC.
Perlu juga dipahami bahwa penanganan masalah mutu dimulai sejak awal sampai proyek dinyatakan selesai. Pada
priode tersebut penyelenggaraan proyek dibagi menjadi pekerjaan spesifik, yang kemudian diserahkan kepada
masing-masing bidang/ unit sesuai keahlian. Jadi semua pihak memiliki tanggung jawab yang sama untuk menjaga
kualitas/ mutu, bila melaksanakan tugasnya dengan benar dan tepat dari segi mutu. Atau dengan kata lain harus
selalu berorientasi kepada mutu.
Penjaminan mutu (QA) adalah semua perencanaan dan langkah sistematis yang diperlukan untuk memberikan
keyaknian bahwa instalasi atau sistem yang akan diwujudkan dapat beroperasi secara memuaskan. Sedangkan
pengendalian mutu (QC) adalah bagian dari penjaminan mutu yang memberikan petunjuk dan cara-cara untuk
mengendalikan mutu material, struktur, komponen atau sistem agar memenuhi keperluan yang telah ditentukan.
Jadi Pengendalian Mutu (QC) meliputi tindakan-tindakan yang berupa: pengetesan, pengukuran dan pemeriksaan
apakah kegiatan-kegiatan engineering/konstruksi dan kegiatan lainnya telah memenuhi dan sesuai dengan kriteria
yang digariskan.
Masalah mutu/ kualitas dalam proyek konstruksi erat hubungannya dengan masalah-masalah berikut:
Material konstruksi, yang umumnya tersedia ataupun dapat dibeli di lokasi atau sekitar lokasi proyek.
Peralatan (equipment), yang dibuat di pabrik atas dasar pesanan, seperti kompresor, generator mesin-
mesin, dlsb. Peralatan demikian umumnya diangkut dari jarak jauh untuk sampai ke lokasi proyek.
Pelatihan dan sertifikasi tenaga konstruksi, misalnya melatih ahli mengelas, pertukangan, mandor dlsb.
Pengendalian proyek konstruksi mencakup dan tidak terbatas pada hal-hal sebagai berikut :
Hubungan antara fungsi-fungsi manajemen dan faktor-faktor yang menjadi ukuran suksesnya perencanaan dan
pengendalian termasuk pengendalian mutu. Merupakan kewajiban penyedia jasa konstruksi untuk menyiapkan
rencana pengawasan kualitas dan kepastian kualitas. Rencana pengawasan kualitas dan kepastian kualitas/
Quality Control dan Quality Assurance/ QA-QC meliputi kegiatan berikut :
41 | P a g e
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017
QA/ QC manajer Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus menunjuk seorang QA/ QC manajer
sebelum pekerjaan konstruksi dilaksanakan. QA/ QC manajer akan bertaggung jawab
terhadap pelaksanaan dan keberlangsungan rencana pengawasan kualitas. Orang
yang ditunjuk oleh penyedia jasa konstruksi (kontraktor) sebagai QA/ QC manajer harus
disetujui oleh wakil pemberi kerja. QA/ QC manajer akan melaporkan pekerjaannya
langsung kepada Manajer proyek dari penyedia jasa konstruksi (kontraktor).
Perubahan pada rencana pengawasan kualitas Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus memberi
tahukan kepada wakil pemberi kerja secara tertulis segala
usulan perubahan pada rencana pengawasan kuaitas.
Perubahan yang dibuat pada rencana pengawasan kuaitas
tidak boleh dilaksanakan sebelum persetujuan tertulis dari
wakil pemberi kerja.
Hal-hal yang melekat pada rencana pengawasan kualitas Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus
memastikan bahwa rencana pengawasan kualitas
yang telah disetujui telah diikuti dan dilaksanakan
selama pelaksanaan pekerjaan. Seluruh hasil
pengawasan, record dan seluruh operasi
pengawasan kualitas harus dilaporkan secara
berkala kepada wakil pemberi kerja.
Dalam pengendalian kualitas/ mutu terdapat 2
(dua) komponen kegiatan utama dalam
pelaksanaan konstruksi yakni pengendalian
kualitas (QA) dan pengendalian kuantitas (QC).
Urain masing-masing kegiatan sebagai berikut :
Pengendalian Kualitas Pekerjaan pelaksanaan konstruksi dimulai dari pekerjaan tanah sampai pada konstruksi
akan dikendalikan dengan memberikan pengawasan, arahan, bimbingan dan instruksi
yang diperlukan kepada penyedia jasa konstruksi (kontraktor) guna menjamin bahwa
semua pekerjaan dilaksanakan dengan baik, tepat kualitas. Aspek-aspek pengendalian
mutu yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan konstruksi antara lain meliputi :
42 | P a g e
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017
Setelah pekerjaan memenuhi persyaratan baik secara kualitas maupun persyaratan lainnya, maka pengukuran
kuantitas dapat dilakukan agar volume pekerjaan dengan teliti/akurat yang disetujui oleh konsultan sehingga
kuantitas dalam kontrak adalah benar diukur dan mendapat persetujuan dari konsultan.
Dalam pelaksanaan proyek konstruksi, sasaran pengelolaan proyek (project management) disamping biaya dan
jadwal adalah pemenuhan persyaratan mutu. Dalam hubungan ini, suatu peralatan, material dan cara kerja diangap
memenuhi persyaratan mutu apabila dipenuhi semua persyaratan yang ditentukan dalam kriteria dan spesifikasi.
Dengan demikian, instalasi/bangunan yang dibangun atau produk yang dihasilkan, yang terdiri dari komponen
peralatan dan material yang memenuhi persyaratan mutu, dapat diharapkan berfungsi secara memuaskan selama
kurun waktu tertentu atau dengan kata lain siap untuk dipakai (fitness for use). Dan untuk mencapai tujuan tersebut
secara efektif dan ekonomis tidak hanya diperlukan pemeriksaan di tahap akhir sebelum diserahterimakan (FHO)
kepada pemilik proyek/konsumen, tetapi juga diperlukan serangkaian tindakan sepanjang siklus proyek mulai dari
penyusunan program, perencanaan, pengawasan, pemeriksanaan dan pengendalian mutu. Kegiatan tersebut
dikenal dengan penjaminan mutu (Quality Assurance-QA).
Dalam arti yang luas “mutu” atau “kualitas” bersifat subyektif. Suatu barang yang amat bermutu bagi seseorang
belum tentu bermutu bagi orang lain. Oleh karena itu, dunia usaha dan industri mencoba memberikan batasan
yang dapat diterima oleh kalangan yang berkepentingan, misalnya ISO 8402 (1986):[1]
“Mutu adalah sifat dan karakterisk produk atau jasa yang membuatnya memenuhi kebutuhan pelanggan atau
pemakai (customers).”
Sementara definisi lain untuk mutu yang sering diasosiasian dengan proyek adalah fitness for use. Istilah ini
disamping mempunyai arti seperti yang diuraikan diatas, juga memperhatikan masalah tersediaya produk,
kehandalan dan masalah pemeliharaan.
Definisi diatas tentunya akan sangat bervariasi tergantung pada masing-masing bidang usaha maupun industri.
Akan tetapi secara umum ada 4 (empat) spektrum mutu/kualitas yakni kualitas perencanaan (quality planning),
pemantauan kualitas (quality control), jaminan kualitas (quality assurance) dan pengembangan kualitas (quality
improvement).[2]
Manajemen mutu/kualitas mengadopsi beberapa prinsip-prinsip manajemen[3], yang dapat diterapkan pada
puncak manajemen perusahaan untuk menjadi pedoman bagi organisasi dalam mengembangkan kinerja
organisasi. Beberapa prinsip tersebut adalah sebagai berikut :
Fokus pada keinginan konsumen (customer focus) Suatu perusahaan dapat menjaga dan
mengembangkan konsumennya, bilamana
43 | P a g e
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017
Kepemimpinan (Leadership) Para pemimpin dalam setiap unit dalam suatu organisasi perusahaan
(penyedia jasa konstruksi) menyiapkan dan diarahkan untuk mengembangkan
budaya kualitas. Mereka harus dapat mengkreasikan dan memelihara budaya
kualitas dalam setiap lingkungan internal yang dipimpinnya, mendorong setiap
anggota timnya untuk mencapai tujuan perusahaan yakni pencapaian target
kualitas/ mutu pekerjaan, dan dalam hal ini mencapai mutu/ kualitas pekerjaan
konstruksi.
Pengembangan Individu (Involvement of people) Setiap individu baik karyawan maupun pemimpin pada
setiap level perusahaan jasa konstruksi harus memahami
budaya manajemen kualitas. Setiap individu harus berusaha
mengembangkan segala kemampuan dan kemungkinan
yang dapat digunakan bagi keuntungan perusahaan.
Pendekatan proses (Process approach) Hasil yang buruk dapat dikurangi bila setiap aktivitas dan kebutuhan
sumber daya (manusia, material/bahan/alat, waktu) dikelola dalam
suatu organisasi perusahaan sebagai suatu proses.
Pendekatan Sistem Pada Manajemen (System approach to management) Suatu organisasi perusahaan
dapat efektif dan efisien dalam
mengembangkan target dan
tujuan mutu/ kualitas yang
merupakan kontribusi dari tahap
identifikasi, pemahaman dan
pengelolaan semua proses yang
saling terkait sebagai suatu
sistem.
Terus Berkembang (Continual improvement) Salah satu target tujuan kualitas/mutu secara permanen dari
suatu organisasi adalah terus mengembangkan kinerja
pencampaian mutu semua aktivitasnya.
Pengelolaan mutu (Quality Management) bertujuan mencapai persyaratan mutu proyek pada pekerjaan pertama
tanpa adanya pengulangan (to do right things right the first time) dengan cara-cara yang efektif dan ekonomis.
Pengelolaan mutu proyek konstruksi merupakan unsur dari pengelolaan proyeks secara keseluruhan, yang antara
lain adalah sebagai berikut : Meletakan dasar filosofi dan kebijakan mutu proyek
44 | P a g e
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017
Perlu juga dipahami bahwa penanganan masalah mutu dimulai sejak awal sampai proyek dinyatakan selesai. Pada
priode tersebut penyelenggaraan proyek dibagi menjadi pekerjaan spesifik, yang kemudian diserahkan kepada
masing-masing bidang/ unit sesuai keahlian. Jadi semua pihak memiliki tanggung jawab yang sama untuk menjaga
kualitas/ mutu, bila melaksanakan tugasnya dengan benar dan tepat dari segi mutu. Atau dengan kata lain harus
selalu berorientasi kepada mutu.
Penjaminan mutu (QA) adalah semua perencanaan dan langkah sistematis yang diperlukan untuk memberikan
keyaknian bahwa instalasi atau sistem yang akan diwujudkan dapat beroperasi secara memuaskan. Sedangkan
pengendalian mutu (QC) adalah bagian dari penjaminan mutu yang memberikan petunjuk dan cara-cara untuk
mengendalikan mutu material, struktur, komponen atau sistem agar memenuhi keperluan yang telah ditentukan.
Jadi Pengendalian Mutu (QC) meliputi tindakan-tindakan yang berupa: pengetesan, pengukuran dan pemeriksaan
apakah kegiatan-kegiatan engineering/konstruksi dan kegiatan lainnya telah memenuhi dan sesuai dengan kriteria
yang digariskan.
Masalah mutu/ kualitas dalam proyek konstruksi erat hubungannya dengan masalah-masalah berikut:
Material konstruksi, yang umumnya tersedia ataupun dapat dibeli di lokasi atau sekitar lokasi proyek.
Peralatan (equipment), yang dibuat di pabrik atas dasar pesanan, seperti kompresor, generator mesin-
mesin, dlsb. Peralatan demikian umumnya diangkut dari jarak jauh untuk sampai ke lokasi proyek.
Pelatihan dan sertifikasi tenaga konstruksi, misalnya melatih ahli mengelas, pertukangan, mandor dlsb.
Pengendalian proyek konstruksi mencakup dan tidak terbatas pada hal-hal sebagai berikut :
Hubungan antara fungsi-fungsi manajemen dan faktor-faktor yang menjadi ukuran suksesnya perencanaan dan
pengendalian termasuk pengendalian mutu. Merupakan kewajiban penyedia jasa konstruksi untuk menyiapkan
rencana pengawasan kualitas dan kepastian kualitas. Rencana pengawasan kualitas dan kepastian kualitas/
Quality Control dan Quality Assurance/ QA-QC meliputi kegiatan berikut :
45 | P a g e
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017
QA/ QC manajer Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus menunjuk seorang QA/ QC manajer
sebelum pekerjaan konstruksi dilaksanakan. QA/ QC manajer akan bertaggung jawab
terhadap pelaksanaan dan keberlangsungan rencana pengawasan kualitas. Orang
yang ditunjuk oleh penyedia jasa konstruksi (kontraktor) sebagai QA/ QC manajer harus
disetujui oleh wakil pemberi kerja. QA/ QC manajer akan melaporkan pekerjaannya
langsung kepada Manajer proyek dari penyedia jasa konstruksi (kontraktor).
Perubahan pada rencana pengawasan kualitas Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus memberi
tahukan kepada wakil pemberi kerja secara tertulis segala
usulan perubahan pada rencana pengawasan kuaitas.
Perubahan yang dibuat pada rencana pengawasan kuaitas
tidak boleh dilaksanakan sebelum persetujuan tertulis dari
wakil pemberi kerja.
Hal-hal yang melekat pada rencana pengawasan kualitas Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus
memastikan bahwa rencana pengawasan kualitas
yang telah disetujui telah diikuti dan dilaksanakan
selama pelaksanaan pekerjaan. Seluruh hasil
pengawasan, record dan seluruh operasi
pengawasan kualitas harus dilaporkan secara
berkala kepada wakil pemberi kerja.
Dalam pengendalian kualitas/ mutu terdapat 2
(dua) komponen kegiatan utama dalam
pelaksanaan konstruksi yakni pengendalian
kualitas (QA) dan pengendalian kuantitas (QC).
Urain masing-masing kegiatan sebagai berikut :
Pengendalian Kualitas Pekerjaan pelaksanaan konstruksi dimulai dari pekerjaan tanah sampai pada konstruksi
akan dikendalikan dengan memberikan pengawasan, arahan, bimbingan dan instruksi
yang diperlukan kepada penyedia jasa konstruksi (kontraktor) guna menjamin bahwa
semua pekerjaan dilaksanakan dengan baik, tepat kualitas. Aspek-aspek pengendalian
mutu yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan konstruksi antara lain meliputi :
46 | P a g e
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017
Setelah pekerjaan memenuhi persyaratan baik secara kualitas maupun persyaratan lainnya, maka pengukuran
kuantitas dapat dilakukan agar volume pekerjaan dengan teliti/akurat yang disetujui oleh konsultan sehingga
kuantitas dalam kontrak adalah benar diukur dan mendapat persetujuan dari konsultan.
Dalam pelaksanaan proyek konstruksi, sasaran pengelolaan proyek (project management) disamping biaya dan
jadwal adalah pemenuhan persyaratan mutu. Dalam hubungan ini, suatu peralatan, material dan cara kerja diangap
memenuhi persyaratan mutu apabila dipenuhi semua persyaratan yang ditentukan dalam kriteria dan spesifikasi.
Dengan demikian, instalasi/bangunan yang dibangun atau produk yang dihasilkan, yang terdiri dari komponen
peralatan dan material yang memenuhi persyaratan mutu, dapat diharapkan berfungsi secara memuaskan selama
kurun waktu tertentu atau dengan kata lain siap untuk dipakai (fitness for use). Dan untuk mencapai tujuan tersebut
secara efektif dan ekonomis tidak hanya diperlukan pemeriksaan di tahap akhir sebelum diserahterimakan (FHO)
kepada pemilik proyek/konsumen, tetapi juga diperlukan serangkaian tindakan sepanjang siklus proyek mulai dari
penyusunan program, perencanaan, pengawasan, pemeriksanaan dan pengendalian mutu. Kegiatan tersebut
dikenal dengan penjaminan mutu (Quality Assurance-QA).
Dalam arti yang luas “mutu” atau “kualitas” bersifat subyektif. Suatu barang yang amat bermutu bagi seseorang
belum tentu bermutu bagi orang lain. Oleh karena itu, dunia usaha dan industri mencoba memberikan batasan
yang dapat diterima oleh kalangan yang berkepentingan, misalnya ISO 8402 (1986):[1]
“Mutu adalah sifat dan karakterisk produk atau jasa yang membuatnya memenuhi kebutuhan pelanggan atau
pemakai (customers).”
Sementara definisi lain untuk mutu yang sering diasosiasian dengan proyek adalah fitness for use. Istilah ini
disamping mempunyai arti seperti yang diuraikan diatas, juga memperhatikan masalah tersediaya produk,
kehandalan dan masalah pemeliharaan.
Definisi diatas tentunya akan sangat bervariasi tergantung pada masing-masing bidang usaha maupun industri.
Akan tetapi secara umum ada 4 (empat) spektrum mutu/kualitas yakni kualitas perencanaan (quality planning),
pemantauan kualitas (quality control), jaminan kualitas (quality assurance) dan pengembangan kualitas (quality
improvement).[2]
Manajemen mutu/kualitas mengadopsi beberapa prinsip-prinsip manajemen[3], yang dapat diterapkan pada
puncak manajemen perusahaan untuk menjadi pedoman bagi organisasi dalam mengembangkan kinerja
organisasi. Beberapa prinsip tersebut adalah sebagai berikut :
Fokus pada keinginan konsumen (customer focus) Suatu perusahaan dapat menjaga dan
mengembangkan konsumennya, bilamana
perusahaan dapat mengerti dan memahami
tuntutan dan kebutuhan konsumen saat ini dan
mendatang, sehingga berusaha memenuhi
kebutuhan dan mencoba memenuhi ekspetasi
konsumen adalah kuncinya.
Kepemimpinan (Leadership) Para pemimpin dalam setiap unit dalam suatu organisasi perusahaan
(penyedia jasa konstruksi) menyiapkan dan diarahkan untuk mengembangkan
budaya kualitas. Mereka harus dapat mengkreasikan dan memelihara budaya
kualitas dalam setiap lingkungan internal yang dipimpinnya, mendorong setiap
47 | P a g e
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017
Pengembangan Individu (Involvement of people) Setiap individu baik karyawan maupun pemimpin pada
setiap level perusahaan jasa konstruksi harus memahami
budaya manajemen kualitas. Setiap individu harus berusaha
mengembangkan segala kemampuan dan kemungkinan
yang dapat digunakan bagi keuntungan perusahaan.
Pendekatan proses (Process approach) Hasil yang buruk dapat dikurangi bila setiap aktivitas dan kebutuhan
sumber daya (manusia, material/bahan/alat, waktu) dikelola dalam
suatu organisasi perusahaan sebagai suatu proses.
Pendekatan Sistem Pada Manajemen (System approach to management) Suatu organisasi perusahaan
dapat efektif dan efisien dalam
mengembangkan target dan
tujuan mutu/ kualitas yang
merupakan kontribusi dari tahap
identifikasi, pemahaman dan
pengelolaan semua proses yang
saling terkait sebagai suatu
sistem.
Terus Berkembang (Continual improvement) Salah satu target tujuan kualitas/mutu secara permanen dari
suatu organisasi adalah terus mengembangkan kinerja
pencampaian mutu semua aktivitasnya.
Pengelolaan mutu (Quality Management) bertujuan mencapai persyaratan mutu proyek pada pekerjaan pertama
tanpa adanya pengulangan (to do right things right the first time) dengan cara-cara yang efektif dan ekonomis.
Pengelolaan mutu proyek konstruksi merupakan unsur dari pengelolaan proyeks secara keseluruhan, yang antara
lain adalah sebagai berikut : Meletakan dasar filosofi dan kebijakan mutu proyek
Memberikan keputusan strategis mengenai hubungan antara mutu, biaya dan
jadwal
Membuat program penjaminan dan pengendalian mutu proyek (QA/ QC)
Implementasi Program QA/ QC.
Perlu juga dipahami bahwa penanganan masalah mutu dimulai sejak awal sampai proyek dinyatakan selesai. Pada
priode tersebut penyelenggaraan proyek dibagi menjadi pekerjaan spesifik, yang kemudian diserahkan kepada
masing-masing bidang/ unit sesuai keahlian. Jadi semua pihak memiliki tanggung jawab yang sama untuk menjaga
kualitas/ mutu, bila melaksanakan tugasnya dengan benar dan tepat dari segi mutu. Atau dengan kata lain harus
selalu berorientasi kepada mutu.
48 | P a g e
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017
Penjaminan mutu (QA) adalah semua perencanaan dan langkah sistematis yang diperlukan untuk memberikan
keyaknian bahwa instalasi atau sistem yang akan diwujudkan dapat beroperasi secara memuaskan. Sedangkan
pengendalian mutu (QC) adalah bagian dari penjaminan mutu yang memberikan petunjuk dan cara-cara untuk
mengendalikan mutu material, struktur, komponen atau sistem agar memenuhi keperluan yang telah ditentukan.
Jadi Pengendalian Mutu (QC) meliputi tindakan-tindakan yang berupa: pengetesan, pengukuran dan pemeriksaan
apakah kegiatan-kegiatan engineering/konstruksi dan kegiatan lainnya telah memenuhi dan sesuai dengan kriteria
yang digariskan.
Masalah mutu/ kualitas dalam proyek konstruksi erat hubungannya dengan masalah-masalah berikut:
Material konstruksi, yang umumnya tersedia ataupun dapat dibeli di lokasi atau sekitar lokasi proyek.
Peralatan (equipment), yang dibuat di pabrik atas dasar pesanan, seperti kompresor, generator mesin-
mesin, dlsb. Peralatan demikian umumnya diangkut dari jarak jauh untuk sampai ke lokasi proyek.
Pelatihan dan sertifikasi tenaga konstruksi, misalnya melatih ahli mengelas, pertukangan, mandor dlsb.
Pengendalian proyek konstruksi mencakup dan tidak terbatas pada hal-hal sebagai berikut :
Hubungan antara fungsi-fungsi manajemen dan faktor-faktor yang menjadi ukuran suksesnya perencanaan dan
pengendalian termasuk pengendalian mutu. Merupakan kewajiban penyedia jasa konstruksi untuk menyiapkan
rencana pengawasan kualitas dan kepastian kualitas. Rencana pengawasan kualitas dan kepastian kualitas/
Quality Control dan Quality Assurance/ QA-QC meliputi kegiatan berikut :
QA/ QC manajer Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus menunjuk seorang QA/ QC manajer
sebelum pekerjaan konstruksi dilaksanakan. QA/ QC manajer akan bertaggung jawab
terhadap pelaksanaan dan keberlangsungan rencana pengawasan kualitas. Orang
yang ditunjuk oleh penyedia jasa konstruksi (kontraktor) sebagai QA/ QC manajer harus
disetujui oleh wakil pemberi kerja. QA/ QC manajer akan melaporkan pekerjaannya
langsung kepada Manajer proyek dari penyedia jasa konstruksi (kontraktor).
Perubahan pada rencana pengawasan kualitas Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus memberi
tahukan kepada wakil pemberi kerja secara tertulis segala
usulan perubahan pada rencana pengawasan kuaitas.
49 | P a g e
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017
Hal-hal yang melekat pada rencana pengawasan kualitas Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus
memastikan bahwa rencana pengawasan kualitas
yang telah disetujui telah diikuti dan dilaksanakan
selama pelaksanaan pekerjaan. Seluruh hasil
pengawasan, record dan seluruh operasi
pengawasan kualitas harus dilaporkan secara
berkala kepada wakil pemberi kerja.
Dalam pengendalian kualitas/ mutu terdapat 2
(dua) komponen kegiatan utama dalam
pelaksanaan konstruksi yakni pengendalian
kualitas (QA) dan pengendalian kuantitas (QC).
Urain masing-masing kegiatan sebagai berikut :
Pengendalian Kualitas Pekerjaan pelaksanaan konstruksi dimulai dari pekerjaan tanah sampai pada konstruksi
akan dikendalikan dengan memberikan pengawasan, arahan, bimbingan dan instruksi
yang diperlukan kepada penyedia jasa konstruksi (kontraktor) guna menjamin bahwa
semua pekerjaan dilaksanakan dengan baik, tepat kualitas. Aspek-aspek pengendalian
mutu yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan konstruksi antara lain meliputi :
Setelah pekerjaan memenuhi persyaratan baik secara kualitas maupun persyaratan lainnya, maka pengukuran
kuantitas dapat dilakukan agar volume pekerjaan dengan teliti/akurat yang disetujui oleh konsultan sehingga
kuantitas dalam kontrak adalah benar diukur dan mendapat persetujuan dari konsultan.
PEKERJAAN PEMASANGAN ALUCOPAN + RANGKA
Kendali kualitas mutu pada pelaksanaan pekerjaan.
Dalam pelaksanaan proyek konstruksi, sasaran pengelolaan proyek (project management) disamping biaya dan
jadwal adalah pemenuhan persyaratan mutu. Dalam hubungan ini, suatu peralatan, material dan cara kerja diangap
memenuhi persyaratan mutu apabila dipenuhi semua persyaratan yang ditentukan dalam kriteria dan spesifikasi.
50 | P a g e
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017
Dengan demikian, instalasi/bangunan yang dibangun atau produk yang dihasilkan, yang terdiri dari komponen
peralatan dan material yang memenuhi persyaratan mutu, dapat diharapkan berfungsi secara memuaskan selama
kurun waktu tertentu atau dengan kata lain siap untuk dipakai (fitness for use). Dan untuk mencapai tujuan tersebut
secara efektif dan ekonomis tidak hanya diperlukan pemeriksaan di tahap akhir sebelum diserahterimakan (FHO)
kepada pemilik proyek/konsumen, tetapi juga diperlukan serangkaian tindakan sepanjang siklus proyek mulai dari
penyusunan program, perencanaan, pengawasan, pemeriksanaan dan pengendalian mutu. Kegiatan tersebut
dikenal dengan penjaminan mutu (Quality Assurance-QA).
Dalam arti yang luas “mutu” atau “kualitas” bersifat subyektif. Suatu barang yang amat bermutu bagi seseorang
belum tentu bermutu bagi orang lain. Oleh karena itu, dunia usaha dan industri mencoba memberikan batasan
yang dapat diterima oleh kalangan yang berkepentingan, misalnya ISO 8402 (1986):[1]
“Mutu adalah sifat dan karakterisk produk atau jasa yang membuatnya memenuhi kebutuhan pelanggan atau
pemakai (customers).”
Sementara definisi lain untuk mutu yang sering diasosiasian dengan proyek adalah fitness for use. Istilah ini
disamping mempunyai arti seperti yang diuraikan diatas, juga memperhatikan masalah tersediaya produk,
kehandalan dan masalah pemeliharaan.
Definisi diatas tentunya akan sangat bervariasi tergantung pada masing-masing bidang usaha maupun industri.
Akan tetapi secara umum ada 4 (empat) spektrum mutu/kualitas yakni kualitas perencanaan (quality planning),
pemantauan kualitas (quality control), jaminan kualitas (quality assurance) dan pengembangan kualitas (quality
improvement).[2]
Manajemen mutu/kualitas mengadopsi beberapa prinsip-prinsip manajemen[3], yang dapat diterapkan pada
puncak manajemen perusahaan untuk menjadi pedoman bagi organisasi dalam mengembangkan kinerja
organisasi. Beberapa prinsip tersebut adalah sebagai berikut :
Fokus pada keinginan konsumen (customer focus) Suatu perusahaan dapat menjaga dan
mengembangkan konsumennya, bilamana
perusahaan dapat mengerti dan memahami
tuntutan dan kebutuhan konsumen saat ini dan
mendatang, sehingga berusaha memenuhi
kebutuhan dan mencoba memenuhi ekspetasi
konsumen adalah kuncinya.
Kepemimpinan (Leadership) Para pemimpin dalam setiap unit dalam suatu organisasi perusahaan
(penyedia jasa konstruksi) menyiapkan dan diarahkan untuk mengembangkan
budaya kualitas. Mereka harus dapat mengkreasikan dan memelihara budaya
kualitas dalam setiap lingkungan internal yang dipimpinnya, mendorong setiap
anggota timnya untuk mencapai tujuan perusahaan yakni pencapaian target
kualitas/ mutu pekerjaan, dan dalam hal ini mencapai mutu/ kualitas pekerjaan
konstruksi.
Pengembangan Individu (Involvement of people) Setiap individu baik karyawan maupun pemimpin pada
setiap level perusahaan jasa konstruksi harus memahami
budaya manajemen kualitas. Setiap individu harus berusaha
mengembangkan segala kemampuan dan kemungkinan
yang dapat digunakan bagi keuntungan perusahaan.
Pendekatan proses (Process approach) Hasil yang buruk dapat dikurangi bila setiap aktivitas dan kebutuhan
sumber daya (manusia, material/bahan/alat, waktu) dikelola dalam
suatu organisasi perusahaan sebagai suatu proses.
51 | P a g e
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017
Pendekatan Sistem Pada Manajemen (System approach to management) Suatu organisasi perusahaan
dapat efektif dan efisien dalam
mengembangkan target dan
tujuan mutu/ kualitas yang
merupakan kontribusi dari tahap
identifikasi, pemahaman dan
pengelolaan semua proses yang
saling terkait sebagai suatu
sistem.
Terus Berkembang (Continual improvement) Salah satu target tujuan kualitas/mutu secara permanen dari
suatu organisasi adalah terus mengembangkan kinerja
pencampaian mutu semua aktivitasnya.
Pengelolaan mutu (Quality Management) bertujuan mencapai persyaratan mutu proyek pada pekerjaan pertama
tanpa adanya pengulangan (to do right things right the first time) dengan cara-cara yang efektif dan ekonomis.
Pengelolaan mutu proyek konstruksi merupakan unsur dari pengelolaan proyeks secara keseluruhan, yang antara
lain adalah sebagai berikut : Meletakan dasar filosofi dan kebijakan mutu proyek
Memberikan keputusan strategis mengenai hubungan antara mutu, biaya dan
jadwal
Membuat program penjaminan dan pengendalian mutu proyek (QA/ QC)
Implementasi Program QA/ QC.
Perlu juga dipahami bahwa penanganan masalah mutu dimulai sejak awal sampai proyek dinyatakan selesai. Pada
priode tersebut penyelenggaraan proyek dibagi menjadi pekerjaan spesifik, yang kemudian diserahkan kepada
masing-masing bidang/ unit sesuai keahlian. Jadi semua pihak memiliki tanggung jawab yang sama untuk menjaga
kualitas/ mutu, bila melaksanakan tugasnya dengan benar dan tepat dari segi mutu. Atau dengan kata lain harus
selalu berorientasi kepada mutu.
Penjaminan mutu (QA) adalah semua perencanaan dan langkah sistematis yang diperlukan untuk memberikan
keyaknian bahwa instalasi atau sistem yang akan diwujudkan dapat beroperasi secara memuaskan. Sedangkan
pengendalian mutu (QC) adalah bagian dari penjaminan mutu yang memberikan petunjuk dan cara-cara untuk
mengendalikan mutu material, struktur, komponen atau sistem agar memenuhi keperluan yang telah ditentukan.
Jadi Pengendalian Mutu (QC) meliputi tindakan-tindakan yang berupa: pengetesan, pengukuran dan pemeriksaan
apakah kegiatan-kegiatan engineering/konstruksi dan kegiatan lainnya telah memenuhi dan sesuai dengan kriteria
yang digariskan.
52 | P a g e
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017
Masalah mutu/ kualitas dalam proyek konstruksi erat hubungannya dengan masalah-masalah berikut:
Material konstruksi, yang umumnya tersedia ataupun dapat dibeli di lokasi atau sekitar lokasi proyek.
Peralatan (equipment), yang dibuat di pabrik atas dasar pesanan, seperti kompresor, generator mesin-
mesin, dlsb. Peralatan demikian umumnya diangkut dari jarak jauh untuk sampai ke lokasi proyek.
Pelatihan dan sertifikasi tenaga konstruksi, misalnya melatih ahli mengelas, pertukangan, mandor dlsb.
Pengendalian proyek konstruksi mencakup dan tidak terbatas pada hal-hal sebagai berikut :
Hubungan antara fungsi-fungsi manajemen dan faktor-faktor yang menjadi ukuran suksesnya perencanaan dan
pengendalian termasuk pengendalian mutu. Merupakan kewajiban penyedia jasa konstruksi untuk menyiapkan
rencana pengawasan kualitas dan kepastian kualitas. Rencana pengawasan kualitas dan kepastian kualitas/
Quality Control dan Quality Assurance/ QA-QC meliputi kegiatan berikut :
QA/ QC manajer Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus menunjuk seorang QA/ QC manajer
sebelum pekerjaan konstruksi dilaksanakan. QA/ QC manajer akan bertaggung jawab
terhadap pelaksanaan dan keberlangsungan rencana pengawasan kualitas. Orang
yang ditunjuk oleh penyedia jasa konstruksi (kontraktor) sebagai QA/ QC manajer harus
disetujui oleh wakil pemberi kerja. QA/ QC manajer akan melaporkan pekerjaannya
langsung kepada Manajer proyek dari penyedia jasa konstruksi (kontraktor).
Perubahan pada rencana pengawasan kualitas Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus memberi
tahukan kepada wakil pemberi kerja secara tertulis segala
usulan perubahan pada rencana pengawasan kuaitas.
Perubahan yang dibuat pada rencana pengawasan kuaitas
tidak boleh dilaksanakan sebelum persetujuan tertulis dari
wakil pemberi kerja.
Hal-hal yang melekat pada rencana pengawasan kualitas Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus
memastikan bahwa rencana pengawasan kualitas
yang telah disetujui telah diikuti dan dilaksanakan
selama pelaksanaan pekerjaan. Seluruh hasil
53 | P a g e
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017
Pengendalian Kualitas Pekerjaan pelaksanaan konstruksi dimulai dari pekerjaan tanah sampai pada konstruksi
akan dikendalikan dengan memberikan pengawasan, arahan, bimbingan dan instruksi
yang diperlukan kepada penyedia jasa konstruksi (kontraktor) guna menjamin bahwa
semua pekerjaan dilaksanakan dengan baik, tepat kualitas. Aspek-aspek pengendalian
mutu yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan konstruksi antara lain meliputi :
Setelah pekerjaan memenuhi persyaratan baik secara kualitas maupun persyaratan lainnya, maka pengukuran
kuantitas dapat dilakukan agar volume pekerjaan dengan teliti/akurat yang disetujui oleh konsultan sehingga
kuantitas dalam kontrak adalah benar diukur dan mendapat persetujuan dari konsultan.
Dalam pelaksanaan proyek konstruksi, sasaran pengelolaan proyek (project management) disamping biaya dan
jadwal adalah pemenuhan persyaratan mutu. Dalam hubungan ini, suatu peralatan, material dan cara kerja diangap
memenuhi persyaratan mutu apabila dipenuhi semua persyaratan yang ditentukan dalam kriteria dan spesifikasi.
Dengan demikian, instalasi/bangunan yang dibangun atau produk yang dihasilkan, yang terdiri dari komponen
peralatan dan material yang memenuhi persyaratan mutu, dapat diharapkan berfungsi secara memuaskan selama
kurun waktu tertentu atau dengan kata lain siap untuk dipakai (fitness for use). Dan untuk mencapai tujuan tersebut
secara efektif dan ekonomis tidak hanya diperlukan pemeriksaan di tahap akhir sebelum diserahterimakan (FHO)
kepada pemilik proyek/konsumen, tetapi juga diperlukan serangkaian tindakan sepanjang siklus proyek mulai dari
penyusunan program, perencanaan, pengawasan, pemeriksanaan dan pengendalian mutu. Kegiatan tersebut
dikenal dengan penjaminan mutu (Quality Assurance-QA).
54 | P a g e
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017
Dalam arti yang luas “mutu” atau “kualitas” bersifat subyektif. Suatu barang yang amat bermutu bagi seseorang
belum tentu bermutu bagi orang lain. Oleh karena itu, dunia usaha dan industri mencoba memberikan batasan
yang dapat diterima oleh kalangan yang berkepentingan, misalnya ISO 8402 (1986):[1]
“Mutu adalah sifat dan karakterisk produk atau jasa yang membuatnya memenuhi kebutuhan pelanggan atau
pemakai (customers).”
Sementara definisi lain untuk mutu yang sering diasosiasian dengan proyek adalah fitness for use. Istilah ini
disamping mempunyai arti seperti yang diuraikan diatas, juga memperhatikan masalah tersediaya produk,
kehandalan dan masalah pemeliharaan.
Definisi diatas tentunya akan sangat bervariasi tergantung pada masing-masing bidang usaha maupun industri.
Akan tetapi secara umum ada 4 (empat) spektrum mutu/kualitas yakni kualitas perencanaan (quality planning),
pemantauan kualitas (quality control), jaminan kualitas (quality assurance) dan pengembangan kualitas (quality
improvement).[2]
Manajemen mutu/kualitas mengadopsi beberapa prinsip-prinsip manajemen[3], yang dapat diterapkan pada
puncak manajemen perusahaan untuk menjadi pedoman bagi organisasi dalam mengembangkan kinerja
organisasi. Beberapa prinsip tersebut adalah sebagai berikut :
Fokus pada keinginan konsumen (customer focus) Suatu perusahaan dapat menjaga dan
mengembangkan konsumennya, bilamana
perusahaan dapat mengerti dan memahami
tuntutan dan kebutuhan konsumen saat ini dan
mendatang, sehingga berusaha memenuhi
kebutuhan dan mencoba memenuhi ekspetasi
konsumen adalah kuncinya.
Kepemimpinan (Leadership) Para pemimpin dalam setiap unit dalam suatu organisasi perusahaan
(penyedia jasa konstruksi) menyiapkan dan diarahkan untuk mengembangkan
budaya kualitas. Mereka harus dapat mengkreasikan dan memelihara budaya
kualitas dalam setiap lingkungan internal yang dipimpinnya, mendorong setiap
anggota timnya untuk mencapai tujuan perusahaan yakni pencapaian target
kualitas/ mutu pekerjaan, dan dalam hal ini mencapai mutu/ kualitas pekerjaan
konstruksi.
Pengembangan Individu (Involvement of people) Setiap individu baik karyawan maupun pemimpin pada
setiap level perusahaan jasa konstruksi harus memahami
budaya manajemen kualitas. Setiap individu harus berusaha
mengembangkan segala kemampuan dan kemungkinan
yang dapat digunakan bagi keuntungan perusahaan.
Pendekatan proses (Process approach) Hasil yang buruk dapat dikurangi bila setiap aktivitas dan kebutuhan
sumber daya (manusia, material/bahan/alat, waktu) dikelola dalam
suatu organisasi perusahaan sebagai suatu proses.
Pendekatan Sistem Pada Manajemen (System approach to management) Suatu organisasi perusahaan
dapat efektif dan efisien dalam
mengembangkan target dan
tujuan mutu/ kualitas yang
merupakan kontribusi dari tahap
identifikasi, pemahaman dan
pengelolaan semua proses yang
55 | P a g e
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017
Terus Berkembang (Continual improvement) Salah satu target tujuan kualitas/mutu secara permanen dari
suatu organisasi adalah terus mengembangkan kinerja
pencampaian mutu semua aktivitasnya.
Pengelolaan mutu (Quality Management) bertujuan mencapai persyaratan mutu proyek pada pekerjaan pertama
tanpa adanya pengulangan (to do right things right the first time) dengan cara-cara yang efektif dan ekonomis.
Pengelolaan mutu proyek konstruksi merupakan unsur dari pengelolaan proyeks secara keseluruhan, yang antara
lain adalah sebagai berikut : Meletakan dasar filosofi dan kebijakan mutu proyek
Memberikan keputusan strategis mengenai hubungan antara mutu, biaya dan
jadwal
Membuat program penjaminan dan pengendalian mutu proyek (QA/ QC)
Implementasi Program QA/ QC.
Perlu juga dipahami bahwa penanganan masalah mutu dimulai sejak awal sampai proyek dinyatakan selesai. Pada
priode tersebut penyelenggaraan proyek dibagi menjadi pekerjaan spesifik, yang kemudian diserahkan kepada
masing-masing bidang/ unit sesuai keahlian. Jadi semua pihak memiliki tanggung jawab yang sama untuk menjaga
kualitas/ mutu, bila melaksanakan tugasnya dengan benar dan tepat dari segi mutu. Atau dengan kata lain harus
selalu berorientasi kepada mutu.
Penjaminan mutu (QA) adalah semua perencanaan dan langkah sistematis yang diperlukan untuk memberikan
keyaknian bahwa instalasi atau sistem yang akan diwujudkan dapat beroperasi secara memuaskan. Sedangkan
pengendalian mutu (QC) adalah bagian dari penjaminan mutu yang memberikan petunjuk dan cara-cara untuk
mengendalikan mutu material, struktur, komponen atau sistem agar memenuhi keperluan yang telah ditentukan.
Jadi Pengendalian Mutu (QC) meliputi tindakan-tindakan yang berupa: pengetesan, pengukuran dan pemeriksaan
apakah kegiatan-kegiatan engineering/konstruksi dan kegiatan lainnya telah memenuhi dan sesuai dengan kriteria
yang digariskan.
Masalah mutu/ kualitas dalam proyek konstruksi erat hubungannya dengan masalah-masalah berikut:
Material konstruksi, yang umumnya tersedia ataupun dapat dibeli di lokasi atau sekitar lokasi proyek.
Peralatan (equipment), yang dibuat di pabrik atas dasar pesanan, seperti kompresor, generator mesin-
mesin, dlsb. Peralatan demikian umumnya diangkut dari jarak jauh untuk sampai ke lokasi proyek.
Pelatihan dan sertifikasi tenaga konstruksi, misalnya melatih ahli mengelas, pertukangan, mandor dlsb.
Pengendalian proyek konstruksi mencakup dan tidak terbatas pada hal-hal sebagai berikut :
56 | P a g e
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017
Hubungan antara fungsi-fungsi manajemen dan faktor-faktor yang menjadi ukuran suksesnya perencanaan dan
pengendalian termasuk pengendalian mutu. Merupakan kewajiban penyedia jasa konstruksi untuk menyiapkan
rencana pengawasan kualitas dan kepastian kualitas. Rencana pengawasan kualitas dan kepastian kualitas/
Quality Control dan Quality Assurance/ QA-QC meliputi kegiatan berikut :
QA/ QC manajer Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus menunjuk seorang QA/ QC manajer
sebelum pekerjaan konstruksi dilaksanakan. QA/ QC manajer akan bertaggung jawab
terhadap pelaksanaan dan keberlangsungan rencana pengawasan kualitas. Orang
yang ditunjuk oleh penyedia jasa konstruksi (kontraktor) sebagai QA/ QC manajer harus
disetujui oleh wakil pemberi kerja. QA/ QC manajer akan melaporkan pekerjaannya
langsung kepada Manajer proyek dari penyedia jasa konstruksi (kontraktor).
Perubahan pada rencana pengawasan kualitas Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus memberi
tahukan kepada wakil pemberi kerja secara tertulis segala
usulan perubahan pada rencana pengawasan kuaitas.
Perubahan yang dibuat pada rencana pengawasan kuaitas
tidak boleh dilaksanakan sebelum persetujuan tertulis dari
wakil pemberi kerja.
Hal-hal yang melekat pada rencana pengawasan kualitas Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus
memastikan bahwa rencana pengawasan kualitas
yang telah disetujui telah diikuti dan dilaksanakan
selama pelaksanaan pekerjaan. Seluruh hasil
pengawasan, record dan seluruh operasi
pengawasan kualitas harus dilaporkan secara
berkala kepada wakil pemberi kerja.
Dalam pengendalian kualitas/ mutu terdapat 2
(dua) komponen kegiatan utama dalam
pelaksanaan konstruksi yakni pengendalian
kualitas (QA) dan pengendalian kuantitas (QC).
Urain masing-masing kegiatan sebagai berikut :
Pengendalian Kualitas Pekerjaan pelaksanaan konstruksi dimulai dari pekerjaan tanah sampai pada konstruksi
akan dikendalikan dengan memberikan pengawasan, arahan, bimbingan dan instruksi
yang diperlukan kepada penyedia jasa konstruksi (kontraktor) guna menjamin bahwa
semua pekerjaan dilaksanakan dengan baik, tepat kualitas. Aspek-aspek pengendalian
mutu yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan konstruksi antara lain meliputi :
57 | P a g e
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017
Setelah pekerjaan memenuhi persyaratan baik secara kualitas maupun persyaratan lainnya, maka pengukuran
kuantitas dapat dilakukan agar volume pekerjaan dengan teliti/akurat yang disetujui oleh konsultan sehingga
kuantitas dalam kontrak adalah benar diukur dan mendapat persetujuan dari konsultan.
Dalam pelaksanaan proyek konstruksi, sasaran pengelolaan proyek (project management) disamping biaya dan
jadwal adalah pemenuhan persyaratan mutu. Dalam hubungan ini, suatu peralatan, material dan cara kerja diangap
memenuhi persyaratan mutu apabila dipenuhi semua persyaratan yang ditentukan dalam kriteria dan spesifikasi.
Dengan demikian, instalasi/bangunan yang dibangun atau produk yang dihasilkan, yang terdiri dari komponen
peralatan dan material yang memenuhi persyaratan mutu, dapat diharapkan berfungsi secara memuaskan selama
kurun waktu tertentu atau dengan kata lain siap untuk dipakai (fitness for use). Dan untuk mencapai tujuan tersebut
secara efektif dan ekonomis tidak hanya diperlukan pemeriksaan di tahap akhir sebelum diserahterimakan (FHO)
kepada pemilik proyek/konsumen, tetapi juga diperlukan serangkaian tindakan sepanjang siklus proyek mulai dari
penyusunan program, perencanaan, pengawasan, pemeriksanaan dan pengendalian mutu. Kegiatan tersebut
dikenal dengan penjaminan mutu (Quality Assurance-QA).
Dalam arti yang luas “mutu” atau “kualitas” bersifat subyektif. Suatu barang yang amat bermutu bagi seseorang
belum tentu bermutu bagi orang lain. Oleh karena itu, dunia usaha dan industri mencoba memberikan batasan
yang dapat diterima oleh kalangan yang berkepentingan, misalnya ISO 8402 (1986):[1]
“Mutu adalah sifat dan karakterisk produk atau jasa yang membuatnya memenuhi kebutuhan pelanggan atau
pemakai (customers).”
Sementara definisi lain untuk mutu yang sering diasosiasian dengan proyek adalah fitness for use. Istilah ini
disamping mempunyai arti seperti yang diuraikan diatas, juga memperhatikan masalah tersediaya produk,
kehandalan dan masalah pemeliharaan.
Definisi diatas tentunya akan sangat bervariasi tergantung pada masing-masing bidang usaha maupun industri.
Akan tetapi secara umum ada 4 (empat) spektrum mutu/kualitas yakni kualitas perencanaan (quality planning),
58 | P a g e
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017
pemantauan kualitas (quality control), jaminan kualitas (quality assurance) dan pengembangan kualitas (quality
improvement).[2]
Manajemen mutu/kualitas mengadopsi beberapa prinsip-prinsip manajemen[3], yang dapat diterapkan pada
puncak manajemen perusahaan untuk menjadi pedoman bagi organisasi dalam mengembangkan kinerja
organisasi. Beberapa prinsip tersebut adalah sebagai berikut :
Fokus pada keinginan konsumen (customer focus) Suatu perusahaan dapat menjaga dan
mengembangkan konsumennya, bilamana
perusahaan dapat mengerti dan memahami
tuntutan dan kebutuhan konsumen saat ini dan
mendatang, sehingga berusaha memenuhi
kebutuhan dan mencoba memenuhi ekspetasi
konsumen adalah kuncinya.
Kepemimpinan (Leadership) Para pemimpin dalam setiap unit dalam suatu organisasi perusahaan
(penyedia jasa konstruksi) menyiapkan dan diarahkan untuk mengembangkan
budaya kualitas. Mereka harus dapat mengkreasikan dan memelihara budaya
kualitas dalam setiap lingkungan internal yang dipimpinnya, mendorong setiap
anggota timnya untuk mencapai tujuan perusahaan yakni pencapaian target
kualitas/ mutu pekerjaan, dan dalam hal ini mencapai mutu/ kualitas pekerjaan
konstruksi.
Pengembangan Individu (Involvement of people) Setiap individu baik karyawan maupun pemimpin pada
setiap level perusahaan jasa konstruksi harus memahami
budaya manajemen kualitas. Setiap individu harus berusaha
mengembangkan segala kemampuan dan kemungkinan
yang dapat digunakan bagi keuntungan perusahaan.
Pendekatan proses (Process approach) Hasil yang buruk dapat dikurangi bila setiap aktivitas dan kebutuhan
sumber daya (manusia, material/bahan/alat, waktu) dikelola dalam
suatu organisasi perusahaan sebagai suatu proses.
Pendekatan Sistem Pada Manajemen (System approach to management) Suatu organisasi perusahaan
dapat efektif dan efisien dalam
mengembangkan target dan
tujuan mutu/ kualitas yang
merupakan kontribusi dari tahap
identifikasi, pemahaman dan
pengelolaan semua proses yang
saling terkait sebagai suatu
sistem.
Terus Berkembang (Continual improvement) Salah satu target tujuan kualitas/mutu secara permanen dari
suatu organisasi adalah terus mengembangkan kinerja
pencampaian mutu semua aktivitasnya.
59 | P a g e
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017
Sejak hubungan antara suatu perusahaan (penyedia jasa konstruksi) dan supliernya adalah interdependent, maka
perlu dikembangkan hubungan yang saling menguntungkan diantara keduanya untuk memungkinkan
pengembangan meningkatkan value keduanya.
Pengelolaan mutu (Quality Management) bertujuan mencapai persyaratan mutu proyek pada pekerjaan pertama
tanpa adanya pengulangan (to do right things right the first time) dengan cara-cara yang efektif dan ekonomis.
Pengelolaan mutu proyek konstruksi merupakan unsur dari pengelolaan proyeks secara keseluruhan, yang antara
lain adalah sebagai berikut : Meletakan dasar filosofi dan kebijakan mutu proyek
Memberikan keputusan strategis mengenai hubungan antara mutu, biaya dan
jadwal
Membuat program penjaminan dan pengendalian mutu proyek (QA/ QC)
Implementasi Program QA/ QC.
Perlu juga dipahami bahwa penanganan masalah mutu dimulai sejak awal sampai proyek dinyatakan selesai. Pada
priode tersebut penyelenggaraan proyek dibagi menjadi pekerjaan spesifik, yang kemudian diserahkan kepada
masing-masing bidang/ unit sesuai keahlian. Jadi semua pihak memiliki tanggung jawab yang sama untuk menjaga
kualitas/ mutu, bila melaksanakan tugasnya dengan benar dan tepat dari segi mutu. Atau dengan kata lain harus
selalu berorientasi kepada mutu.
Penjaminan mutu (QA) adalah semua perencanaan dan langkah sistematis yang diperlukan untuk memberikan
keyaknian bahwa instalasi atau sistem yang akan diwujudkan dapat beroperasi secara memuaskan. Sedangkan
pengendalian mutu (QC) adalah bagian dari penjaminan mutu yang memberikan petunjuk dan cara-cara untuk
mengendalikan mutu material, struktur, komponen atau sistem agar memenuhi keperluan yang telah ditentukan.
Jadi Pengendalian Mutu (QC) meliputi tindakan-tindakan yang berupa: pengetesan, pengukuran dan pemeriksaan
apakah kegiatan-kegiatan engineering/konstruksi dan kegiatan lainnya telah memenuhi dan sesuai dengan kriteria
yang digariskan.
Masalah mutu/ kualitas dalam proyek konstruksi erat hubungannya dengan masalah-masalah berikut:
Material konstruksi, yang umumnya tersedia ataupun dapat dibeli di lokasi atau sekitar lokasi proyek.
Peralatan (equipment), yang dibuat di pabrik atas dasar pesanan, seperti kompresor, generator mesin-
mesin, dlsb. Peralatan demikian umumnya diangkut dari jarak jauh untuk sampai ke lokasi proyek.
Pelatihan dan sertifikasi tenaga konstruksi, misalnya melatih ahli mengelas, pertukangan, mandor dlsb.
Pengendalian proyek konstruksi mencakup dan tidak terbatas pada hal-hal sebagai berikut :
Hubungan antara fungsi-fungsi manajemen dan faktor-faktor yang menjadi ukuran suksesnya perencanaan dan
pengendalian termasuk pengendalian mutu. Merupakan kewajiban penyedia jasa konstruksi untuk menyiapkan
rencana pengawasan kualitas dan kepastian kualitas. Rencana pengawasan kualitas dan kepastian kualitas/
Quality Control dan Quality Assurance/ QA-QC meliputi kegiatan berikut :
60 | P a g e
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017
QA/ QC manajer Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus menunjuk seorang QA/ QC manajer
sebelum pekerjaan konstruksi dilaksanakan. QA/ QC manajer akan bertaggung jawab
terhadap pelaksanaan dan keberlangsungan rencana pengawasan kualitas. Orang
yang ditunjuk oleh penyedia jasa konstruksi (kontraktor) sebagai QA/ QC manajer harus
disetujui oleh wakil pemberi kerja. QA/ QC manajer akan melaporkan pekerjaannya
langsung kepada Manajer proyek dari penyedia jasa konstruksi (kontraktor).
Perubahan pada rencana pengawasan kualitas Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus memberi
tahukan kepada wakil pemberi kerja secara tertulis segala
usulan perubahan pada rencana pengawasan kuaitas.
Perubahan yang dibuat pada rencana pengawasan kuaitas
tidak boleh dilaksanakan sebelum persetujuan tertulis dari
wakil pemberi kerja.
Hal-hal yang melekat pada rencana pengawasan kualitas Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus
memastikan bahwa rencana pengawasan kualitas
yang telah disetujui telah diikuti dan dilaksanakan
selama pelaksanaan pekerjaan. Seluruh hasil
pengawasan, record dan seluruh operasi
pengawasan kualitas harus dilaporkan secara
berkala kepada wakil pemberi kerja.
Dalam pengendalian kualitas/ mutu terdapat 2
(dua) komponen kegiatan utama dalam
pelaksanaan konstruksi yakni pengendalian
kualitas (QA) dan pengendalian kuantitas (QC).
Urain masing-masing kegiatan sebagai berikut :
Pengendalian Kualitas Pekerjaan pelaksanaan konstruksi dimulai dari pekerjaan tanah sampai pada konstruksi
akan dikendalikan dengan memberikan pengawasan, arahan, bimbingan dan instruksi
yang diperlukan kepada penyedia jasa konstruksi (kontraktor) guna menjamin bahwa
semua pekerjaan dilaksanakan dengan baik, tepat kualitas. Aspek-aspek pengendalian
mutu yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan konstruksi antara lain meliputi :
61 | P a g e
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017
Setelah pekerjaan memenuhi persyaratan baik secara kualitas maupun persyaratan lainnya, maka pengukuran
kuantitas dapat dilakukan agar volume pekerjaan dengan teliti/akurat yang disetujui oleh konsultan sehingga
kuantitas dalam kontrak adalah benar diukur dan mendapat persetujuan dari konsultan.
Dalam pelaksanaan proyek konstruksi, sasaran pengelolaan proyek (project management) disamping biaya dan
jadwal adalah pemenuhan persyaratan mutu. Dalam hubungan ini, suatu peralatan, material dan cara kerja diangap
memenuhi persyaratan mutu apabila dipenuhi semua persyaratan yang ditentukan dalam kriteria dan spesifikasi.
Dengan demikian, instalasi/bangunan yang dibangun atau produk yang dihasilkan, yang terdiri dari komponen
peralatan dan material yang memenuhi persyaratan mutu, dapat diharapkan berfungsi secara memuaskan selama
kurun waktu tertentu atau dengan kata lain siap untuk dipakai (fitness for use). Dan untuk mencapai tujuan tersebut
secara efektif dan ekonomis tidak hanya diperlukan pemeriksaan di tahap akhir sebelum diserahterimakan (FHO)
kepada pemilik proyek/konsumen, tetapi juga diperlukan serangkaian tindakan sepanjang siklus proyek mulai dari
penyusunan program, perencanaan, pengawasan, pemeriksanaan dan pengendalian mutu. Kegiatan tersebut
dikenal dengan penjaminan mutu (Quality Assurance-QA).
Dalam arti yang luas “mutu” atau “kualitas” bersifat subyektif. Suatu barang yang amat bermutu bagi seseorang
belum tentu bermutu bagi orang lain. Oleh karena itu, dunia usaha dan industri mencoba memberikan batasan
yang dapat diterima oleh kalangan yang berkepentingan, misalnya ISO 8402 (1986):[1]
“Mutu adalah sifat dan karakterisk produk atau jasa yang membuatnya memenuhi kebutuhan pelanggan atau
pemakai (customers).”
Sementara definisi lain untuk mutu yang sering diasosiasian dengan proyek adalah fitness for use. Istilah ini
disamping mempunyai arti seperti yang diuraikan diatas, juga memperhatikan masalah tersediaya produk,
kehandalan dan masalah pemeliharaan.
Definisi diatas tentunya akan sangat bervariasi tergantung pada masing-masing bidang usaha maupun industri.
Akan tetapi secara umum ada 4 (empat) spektrum mutu/kualitas yakni kualitas perencanaan (quality planning),
pemantauan kualitas (quality control), jaminan kualitas (quality assurance) dan pengembangan kualitas (quality
improvement).[2]
Manajemen mutu/kualitas mengadopsi beberapa prinsip-prinsip manajemen[3], yang dapat diterapkan pada
puncak manajemen perusahaan untuk menjadi pedoman bagi organisasi dalam mengembangkan kinerja
organisasi. Beberapa prinsip tersebut adalah sebagai berikut :
Fokus pada keinginan konsumen (customer focus) Suatu perusahaan dapat menjaga dan
mengembangkan konsumennya, bilamana
62 | P a g e
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017
Kepemimpinan (Leadership) Para pemimpin dalam setiap unit dalam suatu organisasi perusahaan
(penyedia jasa konstruksi) menyiapkan dan diarahkan untuk mengembangkan
budaya kualitas. Mereka harus dapat mengkreasikan dan memelihara budaya
kualitas dalam setiap lingkungan internal yang dipimpinnya, mendorong setiap
anggota timnya untuk mencapai tujuan perusahaan yakni pencapaian target
kualitas/ mutu pekerjaan, dan dalam hal ini mencapai mutu/ kualitas pekerjaan
konstruksi.
Pengembangan Individu (Involvement of people) Setiap individu baik karyawan maupun pemimpin pada
setiap level perusahaan jasa konstruksi harus memahami
budaya manajemen kualitas. Setiap individu harus berusaha
mengembangkan segala kemampuan dan kemungkinan
yang dapat digunakan bagi keuntungan perusahaan.
Pendekatan proses (Process approach) Hasil yang buruk dapat dikurangi bila setiap aktivitas dan kebutuhan
sumber daya (manusia, material/bahan/alat, waktu) dikelola dalam
suatu organisasi perusahaan sebagai suatu proses.
Pendekatan Sistem Pada Manajemen (System approach to management) Suatu organisasi perusahaan
dapat efektif dan efisien dalam
mengembangkan target dan
tujuan mutu/ kualitas yang
merupakan kontribusi dari tahap
identifikasi, pemahaman dan
pengelolaan semua proses yang
saling terkait sebagai suatu
sistem.
Terus Berkembang (Continual improvement) Salah satu target tujuan kualitas/mutu secara permanen dari
suatu organisasi adalah terus mengembangkan kinerja
pencampaian mutu semua aktivitasnya.
Pengelolaan mutu (Quality Management) bertujuan mencapai persyaratan mutu proyek pada pekerjaan pertama
tanpa adanya pengulangan (to do right things right the first time) dengan cara-cara yang efektif dan ekonomis.
Pengelolaan mutu proyek konstruksi merupakan unsur dari pengelolaan proyeks secara keseluruhan, yang antara
lain adalah sebagai berikut : Meletakan dasar filosofi dan kebijakan mutu proyek
63 | P a g e
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017
Perlu juga dipahami bahwa penanganan masalah mutu dimulai sejak awal sampai proyek dinyatakan selesai. Pada
priode tersebut penyelenggaraan proyek dibagi menjadi pekerjaan spesifik, yang kemudian diserahkan kepada
masing-masing bidang/ unit sesuai keahlian. Jadi semua pihak memiliki tanggung jawab yang sama untuk menjaga
kualitas/ mutu, bila melaksanakan tugasnya dengan benar dan tepat dari segi mutu. Atau dengan kata lain harus
selalu berorientasi kepada mutu.
Penjaminan mutu (QA) adalah semua perencanaan dan langkah sistematis yang diperlukan untuk memberikan
keyaknian bahwa instalasi atau sistem yang akan diwujudkan dapat beroperasi secara memuaskan. Sedangkan
pengendalian mutu (QC) adalah bagian dari penjaminan mutu yang memberikan petunjuk dan cara-cara untuk
mengendalikan mutu material, struktur, komponen atau sistem agar memenuhi keperluan yang telah ditentukan.
Jadi Pengendalian Mutu (QC) meliputi tindakan-tindakan yang berupa: pengetesan, pengukuran dan pemeriksaan
apakah kegiatan-kegiatan engineering/konstruksi dan kegiatan lainnya telah memenuhi dan sesuai dengan kriteria
yang digariskan.
Masalah mutu/ kualitas dalam proyek konstruksi erat hubungannya dengan masalah-masalah berikut:
Material konstruksi, yang umumnya tersedia ataupun dapat dibeli di lokasi atau sekitar lokasi proyek.
Peralatan (equipment), yang dibuat di pabrik atas dasar pesanan, seperti kompresor, generator mesin-
mesin, dlsb. Peralatan demikian umumnya diangkut dari jarak jauh untuk sampai ke lokasi proyek.
Pelatihan dan sertifikasi tenaga konstruksi, misalnya melatih ahli mengelas, pertukangan, mandor dlsb.
Pengendalian proyek konstruksi mencakup dan tidak terbatas pada hal-hal sebagai berikut :
Hubungan antara fungsi-fungsi manajemen dan faktor-faktor yang menjadi ukuran suksesnya perencanaan dan
pengendalian termasuk pengendalian mutu. Merupakan kewajiban penyedia jasa konstruksi untuk menyiapkan
rencana pengawasan kualitas dan kepastian kualitas. Rencana pengawasan kualitas dan kepastian kualitas/
Quality Control dan Quality Assurance/ QA-QC meliputi kegiatan berikut :
64 | P a g e
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017
QA/ QC manajer Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus menunjuk seorang QA/ QC manajer
sebelum pekerjaan konstruksi dilaksanakan. QA/ QC manajer akan bertaggung jawab
terhadap pelaksanaan dan keberlangsungan rencana pengawasan kualitas. Orang
yang ditunjuk oleh penyedia jasa konstruksi (kontraktor) sebagai QA/ QC manajer harus
disetujui oleh wakil pemberi kerja. QA/ QC manajer akan melaporkan pekerjaannya
langsung kepada Manajer proyek dari penyedia jasa konstruksi (kontraktor).
Perubahan pada rencana pengawasan kualitas Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus memberi
tahukan kepada wakil pemberi kerja secara tertulis segala
usulan perubahan pada rencana pengawasan kuaitas.
Perubahan yang dibuat pada rencana pengawasan kuaitas
tidak boleh dilaksanakan sebelum persetujuan tertulis dari
wakil pemberi kerja.
Hal-hal yang melekat pada rencana pengawasan kualitas Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus
memastikan bahwa rencana pengawasan kualitas
yang telah disetujui telah diikuti dan dilaksanakan
selama pelaksanaan pekerjaan. Seluruh hasil
pengawasan, record dan seluruh operasi
pengawasan kualitas harus dilaporkan secara
berkala kepada wakil pemberi kerja.
Dalam pengendalian kualitas/ mutu terdapat 2
(dua) komponen kegiatan utama dalam
pelaksanaan konstruksi yakni pengendalian
kualitas (QA) dan pengendalian kuantitas (QC).
Urain masing-masing kegiatan sebagai berikut :
Pengendalian Kualitas Pekerjaan pelaksanaan konstruksi dimulai dari pekerjaan tanah sampai pada konstruksi
akan dikendalikan dengan memberikan pengawasan, arahan, bimbingan dan instruksi
yang diperlukan kepada penyedia jasa konstruksi (kontraktor) guna menjamin bahwa
semua pekerjaan dilaksanakan dengan baik, tepat kualitas. Aspek-aspek pengendalian
mutu yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan konstruksi antara lain meliputi :
65 | P a g e
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017
Setelah pekerjaan memenuhi persyaratan baik secara kualitas maupun persyaratan lainnya, maka pengukuran
kuantitas dapat dilakukan agar volume pekerjaan dengan teliti/akurat yang disetujui oleh konsultan sehingga
kuantitas dalam kontrak adalah benar diukur dan mendapat persetujuan dari konsultan.
Dalam pelaksanaan proyek konstruksi, sasaran pengelolaan proyek (project management) disamping biaya dan
jadwal adalah pemenuhan persyaratan mutu. Dalam hubungan ini, suatu peralatan, material dan cara kerja diangap
memenuhi persyaratan mutu apabila dipenuhi semua persyaratan yang ditentukan dalam kriteria dan spesifikasi.
Dengan demikian, instalasi/bangunan yang dibangun atau produk yang dihasilkan, yang terdiri dari komponen
peralatan dan material yang memenuhi persyaratan mutu, dapat diharapkan berfungsi secara memuaskan selama
kurun waktu tertentu atau dengan kata lain siap untuk dipakai (fitness for use). Dan untuk mencapai tujuan tersebut
secara efektif dan ekonomis tidak hanya diperlukan pemeriksaan di tahap akhir sebelum diserahterimakan (FHO)
kepada pemilik proyek/konsumen, tetapi juga diperlukan serangkaian tindakan sepanjang siklus proyek mulai dari
penyusunan program, perencanaan, pengawasan, pemeriksanaan dan pengendalian mutu. Kegiatan tersebut
dikenal dengan penjaminan mutu (Quality Assurance-QA).
Dalam arti yang luas “mutu” atau “kualitas” bersifat subyektif. Suatu barang yang amat bermutu bagi seseorang
belum tentu bermutu bagi orang lain. Oleh karena itu, dunia usaha dan industri mencoba memberikan batasan
yang dapat diterima oleh kalangan yang berkepentingan, misalnya ISO 8402 (1986):[1]
“Mutu adalah sifat dan karakterisk produk atau jasa yang membuatnya memenuhi kebutuhan pelanggan atau
pemakai (customers).”
Sementara definisi lain untuk mutu yang sering diasosiasian dengan proyek adalah fitness for use. Istilah ini
disamping mempunyai arti seperti yang diuraikan diatas, juga memperhatikan masalah tersediaya produk,
kehandalan dan masalah pemeliharaan.
Definisi diatas tentunya akan sangat bervariasi tergantung pada masing-masing bidang usaha maupun industri.
Akan tetapi secara umum ada 4 (empat) spektrum mutu/kualitas yakni kualitas perencanaan (quality planning),
pemantauan kualitas (quality control), jaminan kualitas (quality assurance) dan pengembangan kualitas (quality
improvement).[2]
Manajemen mutu/kualitas mengadopsi beberapa prinsip-prinsip manajemen[3], yang dapat diterapkan pada
puncak manajemen perusahaan untuk menjadi pedoman bagi organisasi dalam mengembangkan kinerja
organisasi. Beberapa prinsip tersebut adalah sebagai berikut :
Fokus pada keinginan konsumen (customer focus) Suatu perusahaan dapat menjaga dan
mengembangkan konsumennya, bilamana
perusahaan dapat mengerti dan memahami
tuntutan dan kebutuhan konsumen saat ini dan
mendatang, sehingga berusaha memenuhi
kebutuhan dan mencoba memenuhi ekspetasi
konsumen adalah kuncinya.
Kepemimpinan (Leadership) Para pemimpin dalam setiap unit dalam suatu organisasi perusahaan
(penyedia jasa konstruksi) menyiapkan dan diarahkan untuk mengembangkan
budaya kualitas. Mereka harus dapat mengkreasikan dan memelihara budaya
kualitas dalam setiap lingkungan internal yang dipimpinnya, mendorong setiap
66 | P a g e
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017
Pengembangan Individu (Involvement of people) Setiap individu baik karyawan maupun pemimpin pada
setiap level perusahaan jasa konstruksi harus memahami
budaya manajemen kualitas. Setiap individu harus berusaha
mengembangkan segala kemampuan dan kemungkinan
yang dapat digunakan bagi keuntungan perusahaan.
Pendekatan proses (Process approach) Hasil yang buruk dapat dikurangi bila setiap aktivitas dan kebutuhan
sumber daya (manusia, material/bahan/alat, waktu) dikelola dalam
suatu organisasi perusahaan sebagai suatu proses.
Pendekatan Sistem Pada Manajemen (System approach to management) Suatu organisasi perusahaan
dapat efektif dan efisien dalam
mengembangkan target dan
tujuan mutu/ kualitas yang
merupakan kontribusi dari tahap
identifikasi, pemahaman dan
pengelolaan semua proses yang
saling terkait sebagai suatu
sistem.
Terus Berkembang (Continual improvement) Salah satu target tujuan kualitas/mutu secara permanen dari
suatu organisasi adalah terus mengembangkan kinerja
pencampaian mutu semua aktivitasnya.
Pengelolaan mutu (Quality Management) bertujuan mencapai persyaratan mutu proyek pada pekerjaan pertama
tanpa adanya pengulangan (to do right things right the first time) dengan cara-cara yang efektif dan ekonomis.
Pengelolaan mutu proyek konstruksi merupakan unsur dari pengelolaan proyeks secara keseluruhan, yang antara
lain adalah sebagai berikut : Meletakan dasar filosofi dan kebijakan mutu proyek
Memberikan keputusan strategis mengenai hubungan antara mutu, biaya dan
jadwal
Membuat program penjaminan dan pengendalian mutu proyek (QA/ QC)
Implementasi Program QA/ QC.
Perlu juga dipahami bahwa penanganan masalah mutu dimulai sejak awal sampai proyek dinyatakan selesai. Pada
priode tersebut penyelenggaraan proyek dibagi menjadi pekerjaan spesifik, yang kemudian diserahkan kepada
masing-masing bidang/ unit sesuai keahlian. Jadi semua pihak memiliki tanggung jawab yang sama untuk menjaga
kualitas/ mutu, bila melaksanakan tugasnya dengan benar dan tepat dari segi mutu. Atau dengan kata lain harus
selalu berorientasi kepada mutu.
67 | P a g e
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017
Penjaminan mutu (QA) adalah semua perencanaan dan langkah sistematis yang diperlukan untuk memberikan
keyaknian bahwa instalasi atau sistem yang akan diwujudkan dapat beroperasi secara memuaskan. Sedangkan
pengendalian mutu (QC) adalah bagian dari penjaminan mutu yang memberikan petunjuk dan cara-cara untuk
mengendalikan mutu material, struktur, komponen atau sistem agar memenuhi keperluan yang telah ditentukan.
Jadi Pengendalian Mutu (QC) meliputi tindakan-tindakan yang berupa: pengetesan, pengukuran dan pemeriksaan
apakah kegiatan-kegiatan engineering/konstruksi dan kegiatan lainnya telah memenuhi dan sesuai dengan kriteria
yang digariskan.
Masalah mutu/ kualitas dalam proyek konstruksi erat hubungannya dengan masalah-masalah berikut:
Material konstruksi, yang umumnya tersedia ataupun dapat dibeli di lokasi atau sekitar lokasi proyek.
Peralatan (equipment), yang dibuat di pabrik atas dasar pesanan, seperti kompresor, generator mesin-
mesin, dlsb. Peralatan demikian umumnya diangkut dari jarak jauh untuk sampai ke lokasi proyek.
Pelatihan dan sertifikasi tenaga konstruksi, misalnya melatih ahli mengelas, pertukangan, mandor dlsb.
Pengendalian proyek konstruksi mencakup dan tidak terbatas pada hal-hal sebagai berikut :
Hubungan antara fungsi-fungsi manajemen dan faktor-faktor yang menjadi ukuran suksesnya perencanaan dan
pengendalian termasuk pengendalian mutu. Merupakan kewajiban penyedia jasa konstruksi untuk menyiapkan
rencana pengawasan kualitas dan kepastian kualitas. Rencana pengawasan kualitas dan kepastian kualitas/
Quality Control dan Quality Assurance/ QA-QC meliputi kegiatan berikut :
QA/ QC manajer Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus menunjuk seorang QA/ QC manajer
sebelum pekerjaan konstruksi dilaksanakan. QA/ QC manajer akan bertaggung jawab
terhadap pelaksanaan dan keberlangsungan rencana pengawasan kualitas. Orang
yang ditunjuk oleh penyedia jasa konstruksi (kontraktor) sebagai QA/ QC manajer harus
disetujui oleh wakil pemberi kerja. QA/ QC manajer akan melaporkan pekerjaannya
langsung kepada Manajer proyek dari penyedia jasa konstruksi (kontraktor).
Perubahan pada rencana pengawasan kualitas Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus memberi
tahukan kepada wakil pemberi kerja secara tertulis segala
usulan perubahan pada rencana pengawasan kuaitas.
68 | P a g e
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017
Hal-hal yang melekat pada rencana pengawasan kualitas Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus
memastikan bahwa rencana pengawasan kualitas
yang telah disetujui telah diikuti dan dilaksanakan
selama pelaksanaan pekerjaan. Seluruh hasil
pengawasan, record dan seluruh operasi
pengawasan kualitas harus dilaporkan secara
berkala kepada wakil pemberi kerja.
Dalam pengendalian kualitas/ mutu terdapat 2
(dua) komponen kegiatan utama dalam
pelaksanaan konstruksi yakni pengendalian
kualitas (QA) dan pengendalian kuantitas (QC).
Urain masing-masing kegiatan sebagai berikut :
Pengendalian Kualitas Pekerjaan pelaksanaan konstruksi dimulai dari pekerjaan tanah sampai pada konstruksi
akan dikendalikan dengan memberikan pengawasan, arahan, bimbingan dan instruksi
yang diperlukan kepada penyedia jasa konstruksi (kontraktor) guna menjamin bahwa
semua pekerjaan dilaksanakan dengan baik, tepat kualitas. Aspek-aspek pengendalian
mutu yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan konstruksi antara lain meliputi :
Setelah pekerjaan memenuhi persyaratan baik secara kualitas maupun persyaratan lainnya, maka pengukuran
kuantitas dapat dilakukan agar volume pekerjaan dengan teliti/akurat yang disetujui oleh konsultan sehingga
kuantitas dalam kontrak adalah benar diukur dan mendapat persetujuan dari konsultan.
69 | P a g e
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017
Dalam pelaksanaan proyek konstruksi, sasaran pengelolaan proyek (project management) disamping biaya dan
jadwal adalah pemenuhan persyaratan mutu. Dalam hubungan ini, suatu peralatan, material dan cara kerja diangap
memenuhi persyaratan mutu apabila dipenuhi semua persyaratan yang ditentukan dalam kriteria dan spesifikasi.
Dengan demikian, instalasi/bangunan yang dibangun atau produk yang dihasilkan, yang terdiri dari komponen
peralatan dan material yang memenuhi persyaratan mutu, dapat diharapkan berfungsi secara memuaskan selama
kurun waktu tertentu atau dengan kata lain siap untuk dipakai (fitness for use). Dan untuk mencapai tujuan tersebut
secara efektif dan ekonomis tidak hanya diperlukan pemeriksaan di tahap akhir sebelum diserahterimakan (FHO)
kepada pemilik proyek/konsumen, tetapi juga diperlukan serangkaian tindakan sepanjang siklus proyek mulai dari
penyusunan program, perencanaan, pengawasan, pemeriksanaan dan pengendalian mutu. Kegiatan tersebut
dikenal dengan penjaminan mutu (Quality Assurance-QA).
Dalam arti yang luas “mutu” atau “kualitas” bersifat subyektif. Suatu barang yang amat bermutu bagi seseorang
belum tentu bermutu bagi orang lain. Oleh karena itu, dunia usaha dan industri mencoba memberikan batasan
yang dapat diterima oleh kalangan yang berkepentingan, misalnya ISO 8402 (1986):[1]
“Mutu adalah sifat dan karakterisk produk atau jasa yang membuatnya memenuhi kebutuhan pelanggan atau
pemakai (customers).”
Sementara definisi lain untuk mutu yang sering diasosiasian dengan proyek adalah fitness for use. Istilah ini
disamping mempunyai arti seperti yang diuraikan diatas, juga memperhatikan masalah tersediaya produk,
kehandalan dan masalah pemeliharaan.
Definisi diatas tentunya akan sangat bervariasi tergantung pada masing-masing bidang usaha maupun industri.
Akan tetapi secara umum ada 4 (empat) spektrum mutu/kualitas yakni kualitas perencanaan (quality planning),
pemantauan kualitas (quality control), jaminan kualitas (quality assurance) dan pengembangan kualitas (quality
improvement).[2]
Manajemen mutu/kualitas mengadopsi beberapa prinsip-prinsip manajemen[3], yang dapat diterapkan pada
puncak manajemen perusahaan untuk menjadi pedoman bagi organisasi dalam mengembangkan kinerja
organisasi. Beberapa prinsip tersebut adalah sebagai berikut :
Fokus pada keinginan konsumen (customer focus) Suatu perusahaan dapat menjaga dan
mengembangkan konsumennya, bilamana
perusahaan dapat mengerti dan memahami
tuntutan dan kebutuhan konsumen saat ini dan
mendatang, sehingga berusaha memenuhi
kebutuhan dan mencoba memenuhi ekspetasi
konsumen adalah kuncinya.
Kepemimpinan (Leadership) Para pemimpin dalam setiap unit dalam suatu organisasi perusahaan
(penyedia jasa konstruksi) menyiapkan dan diarahkan untuk mengembangkan
budaya kualitas. Mereka harus dapat mengkreasikan dan memelihara budaya
kualitas dalam setiap lingkungan internal yang dipimpinnya, mendorong setiap
anggota timnya untuk mencapai tujuan perusahaan yakni pencapaian target
kualitas/ mutu pekerjaan, dan dalam hal ini mencapai mutu/ kualitas pekerjaan
konstruksi.
70 | P a g e
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017
Pengembangan Individu (Involvement of people) Setiap individu baik karyawan maupun pemimpin pada
setiap level perusahaan jasa konstruksi harus memahami
budaya manajemen kualitas. Setiap individu harus berusaha
mengembangkan segala kemampuan dan kemungkinan
yang dapat digunakan bagi keuntungan perusahaan.
Pendekatan proses (Process approach) Hasil yang buruk dapat dikurangi bila setiap aktivitas dan kebutuhan
sumber daya (manusia, material/bahan/alat, waktu) dikelola dalam
suatu organisasi perusahaan sebagai suatu proses.
Pendekatan Sistem Pada Manajemen (System approach to management) Suatu organisasi perusahaan
dapat efektif dan efisien dalam
mengembangkan target dan
tujuan mutu/ kualitas yang
merupakan kontribusi dari tahap
identifikasi, pemahaman dan
pengelolaan semua proses yang
saling terkait sebagai suatu
sistem.
Terus Berkembang (Continual improvement) Salah satu target tujuan kualitas/mutu secara permanen dari
suatu organisasi adalah terus mengembangkan kinerja
pencampaian mutu semua aktivitasnya.
Pengelolaan mutu (Quality Management) bertujuan mencapai persyaratan mutu proyek pada pekerjaan pertama
tanpa adanya pengulangan (to do right things right the first time) dengan cara-cara yang efektif dan ekonomis.
Pengelolaan mutu proyek konstruksi merupakan unsur dari pengelolaan proyeks secara keseluruhan, yang antara
lain adalah sebagai berikut : Meletakan dasar filosofi dan kebijakan mutu proyek
Memberikan keputusan strategis mengenai hubungan antara mutu, biaya dan
jadwal
Membuat program penjaminan dan pengendalian mutu proyek (QA/ QC)
Implementasi Program QA/ QC.
Perlu juga dipahami bahwa penanganan masalah mutu dimulai sejak awal sampai proyek dinyatakan selesai. Pada
priode tersebut penyelenggaraan proyek dibagi menjadi pekerjaan spesifik, yang kemudian diserahkan kepada
masing-masing bidang/ unit sesuai keahlian. Jadi semua pihak memiliki tanggung jawab yang sama untuk menjaga
kualitas/ mutu, bila melaksanakan tugasnya dengan benar dan tepat dari segi mutu. Atau dengan kata lain harus
selalu berorientasi kepada mutu.
Penjaminan mutu (QA) adalah semua perencanaan dan langkah sistematis yang diperlukan untuk memberikan
keyaknian bahwa instalasi atau sistem yang akan diwujudkan dapat beroperasi secara memuaskan. Sedangkan
pengendalian mutu (QC) adalah bagian dari penjaminan mutu yang memberikan petunjuk dan cara-cara untuk
mengendalikan mutu material, struktur, komponen atau sistem agar memenuhi keperluan yang telah ditentukan.
71 | P a g e
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017
Jadi Pengendalian Mutu (QC) meliputi tindakan-tindakan yang berupa: pengetesan, pengukuran dan pemeriksaan
apakah kegiatan-kegiatan engineering/konstruksi dan kegiatan lainnya telah memenuhi dan sesuai dengan kriteria
yang digariskan.
Masalah mutu/ kualitas dalam proyek konstruksi erat hubungannya dengan masalah-masalah berikut:
Material konstruksi, yang umumnya tersedia ataupun dapat dibeli di lokasi atau sekitar lokasi proyek.
Peralatan (equipment), yang dibuat di pabrik atas dasar pesanan, seperti kompresor, generator mesin-
mesin, dlsb. Peralatan demikian umumnya diangkut dari jarak jauh untuk sampai ke lokasi proyek.
Pelatihan dan sertifikasi tenaga konstruksi, misalnya melatih ahli mengelas, pertukangan, mandor dlsb.
Pengendalian proyek konstruksi mencakup dan tidak terbatas pada hal-hal sebagai berikut :
Hubungan antara fungsi-fungsi manajemen dan faktor-faktor yang menjadi ukuran suksesnya perencanaan dan
pengendalian termasuk pengendalian mutu. Merupakan kewajiban penyedia jasa konstruksi untuk menyiapkan
rencana pengawasan kualitas dan kepastian kualitas. Rencana pengawasan kualitas dan kepastian kualitas/
Quality Control dan Quality Assurance/ QA-QC meliputi kegiatan berikut :
QA/ QC manajer Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus menunjuk seorang QA/ QC manajer
sebelum pekerjaan konstruksi dilaksanakan. QA/ QC manajer akan bertaggung jawab
terhadap pelaksanaan dan keberlangsungan rencana pengawasan kualitas. Orang
yang ditunjuk oleh penyedia jasa konstruksi (kontraktor) sebagai QA/ QC manajer harus
disetujui oleh wakil pemberi kerja. QA/ QC manajer akan melaporkan pekerjaannya
langsung kepada Manajer proyek dari penyedia jasa konstruksi (kontraktor).
Perubahan pada rencana pengawasan kualitas Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus memberi
tahukan kepada wakil pemberi kerja secara tertulis segala
usulan perubahan pada rencana pengawasan kuaitas.
72 | P a g e
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017
Hal-hal yang melekat pada rencana pengawasan kualitas Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus
memastikan bahwa rencana pengawasan kualitas
yang telah disetujui telah diikuti dan dilaksanakan
selama pelaksanaan pekerjaan. Seluruh hasil
pengawasan, record dan seluruh operasi
pengawasan kualitas harus dilaporkan secara
berkala kepada wakil pemberi kerja.
Dalam pengendalian kualitas/ mutu terdapat 2
(dua) komponen kegiatan utama dalam
pelaksanaan konstruksi yakni pengendalian
kualitas (QA) dan pengendalian kuantitas (QC).
Urain masing-masing kegiatan sebagai berikut :
Pengendalian Kualitas Pekerjaan pelaksanaan konstruksi dimulai dari pekerjaan tanah sampai pada konstruksi
akan dikendalikan dengan memberikan pengawasan, arahan, bimbingan dan instruksi
yang diperlukan kepada penyedia jasa konstruksi (kontraktor) guna menjamin bahwa
semua pekerjaan dilaksanakan dengan baik, tepat kualitas. Aspek-aspek pengendalian
mutu yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan konstruksi antara lain meliputi :
Setelah pekerjaan memenuhi persyaratan baik secara kualitas maupun persyaratan lainnya, maka pengukuran
kuantitas dapat dilakukan agar volume pekerjaan dengan teliti/akurat yang disetujui oleh konsultan sehingga
kuantitas dalam kontrak adalah benar diukur dan mendapat persetujuan dari konsultan.
Dalam pelaksanaan proyek konstruksi, sasaran pengelolaan proyek (project management) disamping biaya dan
jadwal adalah pemenuhan persyaratan mutu. Dalam hubungan ini, suatu peralatan, material dan cara kerja diangap
73 | P a g e
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017
memenuhi persyaratan mutu apabila dipenuhi semua persyaratan yang ditentukan dalam kriteria dan spesifikasi.
Dengan demikian, instalasi/bangunan yang dibangun atau produk yang dihasilkan, yang terdiri dari komponen
peralatan dan material yang memenuhi persyaratan mutu, dapat diharapkan berfungsi secara memuaskan selama
kurun waktu tertentu atau dengan kata lain siap untuk dipakai (fitness for use). Dan untuk mencapai tujuan tersebut
secara efektif dan ekonomis tidak hanya diperlukan pemeriksaan di tahap akhir sebelum diserahterimakan (FHO)
kepada pemilik proyek/konsumen, tetapi juga diperlukan serangkaian tindakan sepanjang siklus proyek mulai dari
penyusunan program, perencanaan, pengawasan, pemeriksanaan dan pengendalian mutu. Kegiatan tersebut
dikenal dengan penjaminan mutu (Quality Assurance-QA).
Dalam arti yang luas “mutu” atau “kualitas” bersifat subyektif. Suatu barang yang amat bermutu bagi seseorang
belum tentu bermutu bagi orang lain. Oleh karena itu, dunia usaha dan industri mencoba memberikan batasan
yang dapat diterima oleh kalangan yang berkepentingan, misalnya ISO 8402 (1986):[1]
“Mutu adalah sifat dan karakterisk produk atau jasa yang membuatnya memenuhi kebutuhan pelanggan atau
pemakai (customers).”
Sementara definisi lain untuk mutu yang sering diasosiasian dengan proyek adalah fitness for use. Istilah ini
disamping mempunyai arti seperti yang diuraikan diatas, juga memperhatikan masalah tersediaya produk,
kehandalan dan masalah pemeliharaan.
Definisi diatas tentunya akan sangat bervariasi tergantung pada masing-masing bidang usaha maupun industri.
Akan tetapi secara umum ada 4 (empat) spektrum mutu/kualitas yakni kualitas perencanaan (quality planning),
pemantauan kualitas (quality control), jaminan kualitas (quality assurance) dan pengembangan kualitas (quality
improvement).[2]
Manajemen mutu/kualitas mengadopsi beberapa prinsip-prinsip manajemen[3], yang dapat diterapkan pada
puncak manajemen perusahaan untuk menjadi pedoman bagi organisasi dalam mengembangkan kinerja
organisasi. Beberapa prinsip tersebut adalah sebagai berikut :
Fokus pada keinginan konsumen (customer focus) Suatu perusahaan dapat menjaga dan
mengembangkan konsumennya, bilamana
perusahaan dapat mengerti dan memahami
tuntutan dan kebutuhan konsumen saat ini dan
mendatang, sehingga berusaha memenuhi
kebutuhan dan mencoba memenuhi ekspetasi
konsumen adalah kuncinya.
Kepemimpinan (Leadership) Para pemimpin dalam setiap unit dalam suatu organisasi perusahaan
(penyedia jasa konstruksi) menyiapkan dan diarahkan untuk mengembangkan
budaya kualitas. Mereka harus dapat mengkreasikan dan memelihara budaya
kualitas dalam setiap lingkungan internal yang dipimpinnya, mendorong setiap
anggota timnya untuk mencapai tujuan perusahaan yakni pencapaian target
kualitas/ mutu pekerjaan, dan dalam hal ini mencapai mutu/ kualitas pekerjaan
konstruksi.
Pengembangan Individu (Involvement of people) Setiap individu baik karyawan maupun pemimpin pada
setiap level perusahaan jasa konstruksi harus memahami
budaya manajemen kualitas. Setiap individu harus berusaha
mengembangkan segala kemampuan dan kemungkinan
yang dapat digunakan bagi keuntungan perusahaan.
Pendekatan proses (Process approach) Hasil yang buruk dapat dikurangi bila setiap aktivitas dan kebutuhan
sumber daya (manusia, material/bahan/alat, waktu) dikelola dalam
suatu organisasi perusahaan sebagai suatu proses.
74 | P a g e
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017
Pendekatan Sistem Pada Manajemen (System approach to management) Suatu organisasi perusahaan
dapat efektif dan efisien dalam
mengembangkan target dan
tujuan mutu/ kualitas yang
merupakan kontribusi dari tahap
identifikasi, pemahaman dan
pengelolaan semua proses yang
saling terkait sebagai suatu
sistem.
Terus Berkembang (Continual improvement) Salah satu target tujuan kualitas/mutu secara permanen dari
suatu organisasi adalah terus mengembangkan kinerja
pencampaian mutu semua aktivitasnya.
Pengelolaan mutu (Quality Management) bertujuan mencapai persyaratan mutu proyek pada pekerjaan pertama
tanpa adanya pengulangan (to do right things right the first time) dengan cara-cara yang efektif dan ekonomis.
Pengelolaan mutu proyek konstruksi merupakan unsur dari pengelolaan proyeks secara keseluruhan, yang antara
lain adalah sebagai berikut : Meletakan dasar filosofi dan kebijakan mutu proyek
Memberikan keputusan strategis mengenai hubungan antara mutu, biaya dan
jadwal
Membuat program penjaminan dan pengendalian mutu proyek (QA/ QC)
Implementasi Program QA/ QC.
Perlu juga dipahami bahwa penanganan masalah mutu dimulai sejak awal sampai proyek dinyatakan selesai. Pada
priode tersebut penyelenggaraan proyek dibagi menjadi pekerjaan spesifik, yang kemudian diserahkan kepada
masing-masing bidang/ unit sesuai keahlian. Jadi semua pihak memiliki tanggung jawab yang sama untuk menjaga
kualitas/ mutu, bila melaksanakan tugasnya dengan benar dan tepat dari segi mutu. Atau dengan kata lain harus
selalu berorientasi kepada mutu.
Penjaminan mutu (QA) adalah semua perencanaan dan langkah sistematis yang diperlukan untuk memberikan
keyaknian bahwa instalasi atau sistem yang akan diwujudkan dapat beroperasi secara memuaskan. Sedangkan
pengendalian mutu (QC) adalah bagian dari penjaminan mutu yang memberikan petunjuk dan cara-cara untuk
mengendalikan mutu material, struktur, komponen atau sistem agar memenuhi keperluan yang telah ditentukan.
Jadi Pengendalian Mutu (QC) meliputi tindakan-tindakan yang berupa: pengetesan, pengukuran dan pemeriksaan
apakah kegiatan-kegiatan engineering/konstruksi dan kegiatan lainnya telah memenuhi dan sesuai dengan kriteria
yang digariskan.
Masalah mutu/ kualitas dalam proyek konstruksi erat hubungannya dengan masalah-masalah berikut:
Material konstruksi, yang umumnya tersedia ataupun dapat dibeli di lokasi atau sekitar lokasi proyek.
Peralatan (equipment), yang dibuat di pabrik atas dasar pesanan, seperti kompresor, generator mesin-
mesin, dlsb. Peralatan demikian umumnya diangkut dari jarak jauh untuk sampai ke lokasi proyek.
75 | P a g e
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017
Pelatihan dan sertifikasi tenaga konstruksi, misalnya melatih ahli mengelas, pertukangan, mandor dlsb.
Pengendalian proyek konstruksi mencakup dan tidak terbatas pada hal-hal sebagai berikut :
Hubungan antara fungsi-fungsi manajemen dan faktor-faktor yang menjadi ukuran suksesnya perencanaan dan
pengendalian termasuk pengendalian mutu. Merupakan kewajiban penyedia jasa konstruksi untuk menyiapkan
rencana pengawasan kualitas dan kepastian kualitas. Rencana pengawasan kualitas dan kepastian kualitas/
Quality Control dan Quality Assurance/ QA-QC meliputi kegiatan berikut :
QA/ QC manajer Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus menunjuk seorang QA/ QC manajer
sebelum pekerjaan konstruksi dilaksanakan. QA/ QC manajer akan bertaggung jawab
terhadap pelaksanaan dan keberlangsungan rencana pengawasan kualitas. Orang
yang ditunjuk oleh penyedia jasa konstruksi (kontraktor) sebagai QA/ QC manajer harus
disetujui oleh wakil pemberi kerja. QA/ QC manajer akan melaporkan pekerjaannya
langsung kepada Manajer proyek dari penyedia jasa konstruksi (kontraktor).
Perubahan pada rencana pengawasan kualitas Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus memberi
tahukan kepada wakil pemberi kerja secara tertulis segala
usulan perubahan pada rencana pengawasan kuaitas.
Perubahan yang dibuat pada rencana pengawasan kuaitas
tidak boleh dilaksanakan sebelum persetujuan tertulis dari
wakil pemberi kerja.
Hal-hal yang melekat pada rencana pengawasan kualitas Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus
memastikan bahwa rencana pengawasan kualitas
yang telah disetujui telah diikuti dan dilaksanakan
selama pelaksanaan pekerjaan. Seluruh hasil
pengawasan, record dan seluruh operasi
pengawasan kualitas harus dilaporkan secara
berkala kepada wakil pemberi kerja.
Dalam pengendalian kualitas/ mutu terdapat 2
(dua) komponen kegiatan utama dalam
pelaksanaan konstruksi yakni pengendalian
76 | P a g e
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017
Pengendalian Kualitas Pekerjaan pelaksanaan konstruksi dimulai dari pekerjaan tanah sampai pada konstruksi
akan dikendalikan dengan memberikan pengawasan, arahan, bimbingan dan instruksi
yang diperlukan kepada penyedia jasa konstruksi (kontraktor) guna menjamin bahwa
semua pekerjaan dilaksanakan dengan baik, tepat kualitas. Aspek-aspek pengendalian
mutu yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan konstruksi antara lain meliputi :
Setelah pekerjaan memenuhi persyaratan baik secara kualitas maupun persyaratan lainnya, maka pengukuran
kuantitas dapat dilakukan agar volume pekerjaan dengan teliti/akurat yang disetujui oleh konsultan sehingga
kuantitas dalam kontrak adalah benar diukur dan mendapat persetujuan dari konsultan.
PENGADAAN AC SPLIT 2 PK
Kendali kualitas mutu pada pelaksanaan pekerjaan.
Dalam pelaksanaan proyek konstruksi, sasaran pengelolaan proyek (project management) disamping biaya dan
jadwal adalah pemenuhan persyaratan mutu. Dalam hubungan ini, suatu peralatan, material dan cara kerja diangap
memenuhi persyaratan mutu apabila dipenuhi semua persyaratan yang ditentukan dalam kriteria dan spesifikasi.
Dengan demikian, instalasi/bangunan yang dibangun atau produk yang dihasilkan, yang terdiri dari komponen
peralatan dan material yang memenuhi persyaratan mutu, dapat diharapkan berfungsi secara memuaskan selama
kurun waktu tertentu atau dengan kata lain siap untuk dipakai (fitness for use). Dan untuk mencapai tujuan tersebut
secara efektif dan ekonomis tidak hanya diperlukan pemeriksaan di tahap akhir sebelum diserahterimakan (FHO)
kepada pemilik proyek/konsumen, tetapi juga diperlukan serangkaian tindakan sepanjang siklus proyek mulai dari
penyusunan program, perencanaan, pengawasan, pemeriksanaan dan pengendalian mutu. Kegiatan tersebut
dikenal dengan penjaminan mutu (Quality Assurance-QA).
Dalam arti yang luas “mutu” atau “kualitas” bersifat subyektif. Suatu barang yang amat bermutu bagi seseorang
belum tentu bermutu bagi orang lain. Oleh karena itu, dunia usaha dan industri mencoba memberikan batasan
yang dapat diterima oleh kalangan yang berkepentingan, misalnya ISO 8402 (1986):[1]
77 | P a g e
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017
“Mutu adalah sifat dan karakterisk produk atau jasa yang membuatnya memenuhi kebutuhan pelanggan atau
pemakai (customers).”
Sementara definisi lain untuk mutu yang sering diasosiasian dengan proyek adalah fitness for use. Istilah ini
disamping mempunyai arti seperti yang diuraikan diatas, juga memperhatikan masalah tersediaya produk,
kehandalan dan masalah pemeliharaan.
Definisi diatas tentunya akan sangat bervariasi tergantung pada masing-masing bidang usaha maupun industri.
Akan tetapi secara umum ada 4 (empat) spektrum mutu/kualitas yakni kualitas perencanaan (quality planning),
pemantauan kualitas (quality control), jaminan kualitas (quality assurance) dan pengembangan kualitas (quality
improvement).[2]
Manajemen mutu/kualitas mengadopsi beberapa prinsip-prinsip manajemen[3], yang dapat diterapkan pada
puncak manajemen perusahaan untuk menjadi pedoman bagi organisasi dalam mengembangkan kinerja
organisasi. Beberapa prinsip tersebut adalah sebagai berikut :
Fokus pada keinginan konsumen (customer focus) Suatu perusahaan dapat menjaga dan
mengembangkan konsumennya, bilamana
perusahaan dapat mengerti dan memahami
tuntutan dan kebutuhan konsumen saat ini dan
mendatang, sehingga berusaha memenuhi
kebutuhan dan mencoba memenuhi ekspetasi
konsumen adalah kuncinya.
Kepemimpinan (Leadership) Para pemimpin dalam setiap unit dalam suatu organisasi perusahaan
(penyedia jasa konstruksi) menyiapkan dan diarahkan untuk mengembangkan
budaya kualitas. Mereka harus dapat mengkreasikan dan memelihara budaya
kualitas dalam setiap lingkungan internal yang dipimpinnya, mendorong setiap
anggota timnya untuk mencapai tujuan perusahaan yakni pencapaian target
kualitas/ mutu pekerjaan, dan dalam hal ini mencapai mutu/ kualitas pekerjaan
konstruksi.
Pengembangan Individu (Involvement of people) Setiap individu baik karyawan maupun pemimpin pada
setiap level perusahaan jasa konstruksi harus memahami
budaya manajemen kualitas. Setiap individu harus berusaha
mengembangkan segala kemampuan dan kemungkinan
yang dapat digunakan bagi keuntungan perusahaan.
Pendekatan proses (Process approach) Hasil yang buruk dapat dikurangi bila setiap aktivitas dan kebutuhan
sumber daya (manusia, material/bahan/alat, waktu) dikelola dalam
suatu organisasi perusahaan sebagai suatu proses.
Pendekatan Sistem Pada Manajemen (System approach to management) Suatu organisasi perusahaan
dapat efektif dan efisien dalam
mengembangkan target dan
tujuan mutu/ kualitas yang
merupakan kontribusi dari tahap
identifikasi, pemahaman dan
pengelolaan semua proses yang
saling terkait sebagai suatu
sistem.
78 | P a g e
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017
Terus Berkembang (Continual improvement) Salah satu target tujuan kualitas/mutu secara permanen dari
suatu organisasi adalah terus mengembangkan kinerja
pencampaian mutu semua aktivitasnya.
Pengelolaan mutu (Quality Management) bertujuan mencapai persyaratan mutu proyek pada pekerjaan pertama
tanpa adanya pengulangan (to do right things right the first time) dengan cara-cara yang efektif dan ekonomis.
Pengelolaan mutu proyek konstruksi merupakan unsur dari pengelolaan proyeks secara keseluruhan, yang antara
lain adalah sebagai berikut : Meletakan dasar filosofi dan kebijakan mutu proyek
Memberikan keputusan strategis mengenai hubungan antara mutu, biaya dan
jadwal
Membuat program penjaminan dan pengendalian mutu proyek (QA/ QC)
Implementasi Program QA/ QC.
Perlu juga dipahami bahwa penanganan masalah mutu dimulai sejak awal sampai proyek dinyatakan selesai. Pada
priode tersebut penyelenggaraan proyek dibagi menjadi pekerjaan spesifik, yang kemudian diserahkan kepada
masing-masing bidang/ unit sesuai keahlian. Jadi semua pihak memiliki tanggung jawab yang sama untuk menjaga
kualitas/ mutu, bila melaksanakan tugasnya dengan benar dan tepat dari segi mutu. Atau dengan kata lain harus
selalu berorientasi kepada mutu.
Penjaminan mutu (QA) adalah semua perencanaan dan langkah sistematis yang diperlukan untuk memberikan
keyaknian bahwa instalasi atau sistem yang akan diwujudkan dapat beroperasi secara memuaskan. Sedangkan
pengendalian mutu (QC) adalah bagian dari penjaminan mutu yang memberikan petunjuk dan cara-cara untuk
mengendalikan mutu material, struktur, komponen atau sistem agar memenuhi keperluan yang telah ditentukan.
Jadi Pengendalian Mutu (QC) meliputi tindakan-tindakan yang berupa: pengetesan, pengukuran dan pemeriksaan
apakah kegiatan-kegiatan engineering/konstruksi dan kegiatan lainnya telah memenuhi dan sesuai dengan kriteria
yang digariskan.
Masalah mutu/ kualitas dalam proyek konstruksi erat hubungannya dengan masalah-masalah berikut:
Material konstruksi, yang umumnya tersedia ataupun dapat dibeli di lokasi atau sekitar lokasi proyek.
Peralatan (equipment), yang dibuat di pabrik atas dasar pesanan, seperti kompresor, generator mesin-
mesin, dlsb. Peralatan demikian umumnya diangkut dari jarak jauh untuk sampai ke lokasi proyek.
Pelatihan dan sertifikasi tenaga konstruksi, misalnya melatih ahli mengelas, pertukangan, mandor dlsb.
Pengendalian proyek konstruksi mencakup dan tidak terbatas pada hal-hal sebagai berikut :
79 | P a g e
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017
Hubungan antara fungsi-fungsi manajemen dan faktor-faktor yang menjadi ukuran suksesnya perencanaan dan
pengendalian termasuk pengendalian mutu. Merupakan kewajiban penyedia jasa konstruksi untuk menyiapkan
rencana pengawasan kualitas dan kepastian kualitas. Rencana pengawasan kualitas dan kepastian kualitas/
Quality Control dan Quality Assurance/ QA-QC meliputi kegiatan berikut :
QA/ QC manajer Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus menunjuk seorang QA/ QC manajer
sebelum pekerjaan konstruksi dilaksanakan. QA/ QC manajer akan bertaggung jawab
terhadap pelaksanaan dan keberlangsungan rencana pengawasan kualitas. Orang
yang ditunjuk oleh penyedia jasa konstruksi (kontraktor) sebagai QA/ QC manajer harus
disetujui oleh wakil pemberi kerja. QA/ QC manajer akan melaporkan pekerjaannya
langsung kepada Manajer proyek dari penyedia jasa konstruksi (kontraktor).
Perubahan pada rencana pengawasan kualitas Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus memberi
tahukan kepada wakil pemberi kerja secara tertulis segala
usulan perubahan pada rencana pengawasan kuaitas.
Perubahan yang dibuat pada rencana pengawasan kuaitas
tidak boleh dilaksanakan sebelum persetujuan tertulis dari
wakil pemberi kerja.
Hal-hal yang melekat pada rencana pengawasan kualitas Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus
memastikan bahwa rencana pengawasan kualitas
yang telah disetujui telah diikuti dan dilaksanakan
selama pelaksanaan pekerjaan. Seluruh hasil
pengawasan, record dan seluruh operasi
pengawasan kualitas harus dilaporkan secara
berkala kepada wakil pemberi kerja.
Dalam pengendalian kualitas/ mutu terdapat 2
(dua) komponen kegiatan utama dalam
pelaksanaan konstruksi yakni pengendalian
kualitas (QA) dan pengendalian kuantitas (QC).
Urain masing-masing kegiatan sebagai berikut :
Pengendalian Kualitas Pekerjaan pelaksanaan konstruksi dimulai dari pekerjaan tanah sampai pada konstruksi
akan dikendalikan dengan memberikan pengawasan, arahan, bimbingan dan instruksi
yang diperlukan kepada penyedia jasa konstruksi (kontraktor) guna menjamin bahwa
semua pekerjaan dilaksanakan dengan baik, tepat kualitas. Aspek-aspek pengendalian
mutu yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan konstruksi antara lain meliputi :
80 | P a g e
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017
Setelah pekerjaan memenuhi persyaratan baik secara kualitas maupun persyaratan lainnya, maka pengukuran
kuantitas dapat dilakukan agar volume pekerjaan dengan teliti/akurat yang disetujui oleh konsultan sehingga
kuantitas dalam kontrak adalah benar diukur dan mendapat persetujuan dari konsultan.
Dalam pelaksanaan proyek konstruksi, sasaran pengelolaan proyek (project management) disamping biaya dan
jadwal adalah pemenuhan persyaratan mutu. Dalam hubungan ini, suatu peralatan, material dan cara kerja diangap
memenuhi persyaratan mutu apabila dipenuhi semua persyaratan yang ditentukan dalam kriteria dan spesifikasi.
Dengan demikian, instalasi/bangunan yang dibangun atau produk yang dihasilkan, yang terdiri dari komponen
peralatan dan material yang memenuhi persyaratan mutu, dapat diharapkan berfungsi secara memuaskan selama
kurun waktu tertentu atau dengan kata lain siap untuk dipakai (fitness for use). Dan untuk mencapai tujuan tersebut
secara efektif dan ekonomis tidak hanya diperlukan pemeriksaan di tahap akhir sebelum diserahterimakan (FHO)
kepada pemilik proyek/konsumen, tetapi juga diperlukan serangkaian tindakan sepanjang siklus proyek mulai dari
penyusunan program, perencanaan, pengawasan, pemeriksanaan dan pengendalian mutu. Kegiatan tersebut
dikenal dengan penjaminan mutu (Quality Assurance-QA).
Dalam arti yang luas “mutu” atau “kualitas” bersifat subyektif. Suatu barang yang amat bermutu bagi seseorang
belum tentu bermutu bagi orang lain. Oleh karena itu, dunia usaha dan industri mencoba memberikan batasan
yang dapat diterima oleh kalangan yang berkepentingan, misalnya ISO 8402 (1986):[1]
“Mutu adalah sifat dan karakterisk produk atau jasa yang membuatnya memenuhi kebutuhan pelanggan atau
pemakai (customers).”
Sementara definisi lain untuk mutu yang sering diasosiasian dengan proyek adalah fitness for use. Istilah ini
disamping mempunyai arti seperti yang diuraikan diatas, juga memperhatikan masalah tersediaya produk,
kehandalan dan masalah pemeliharaan.
Definisi diatas tentunya akan sangat bervariasi tergantung pada masing-masing bidang usaha maupun industri.
Akan tetapi secara umum ada 4 (empat) spektrum mutu/kualitas yakni kualitas perencanaan (quality planning),
81 | P a g e
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017
pemantauan kualitas (quality control), jaminan kualitas (quality assurance) dan pengembangan kualitas (quality
improvement).[2]
Manajemen mutu/kualitas mengadopsi beberapa prinsip-prinsip manajemen[3], yang dapat diterapkan pada
puncak manajemen perusahaan untuk menjadi pedoman bagi organisasi dalam mengembangkan kinerja
organisasi. Beberapa prinsip tersebut adalah sebagai berikut :
Fokus pada keinginan konsumen (customer focus) Suatu perusahaan dapat menjaga dan
mengembangkan konsumennya, bilamana
perusahaan dapat mengerti dan memahami
tuntutan dan kebutuhan konsumen saat ini dan
mendatang, sehingga berusaha memenuhi
kebutuhan dan mencoba memenuhi ekspetasi
konsumen adalah kuncinya.
Kepemimpinan (Leadership) Para pemimpin dalam setiap unit dalam suatu organisasi perusahaan
(penyedia jasa konstruksi) menyiapkan dan diarahkan untuk mengembangkan
budaya kualitas. Mereka harus dapat mengkreasikan dan memelihara budaya
kualitas dalam setiap lingkungan internal yang dipimpinnya, mendorong setiap
anggota timnya untuk mencapai tujuan perusahaan yakni pencapaian target
kualitas/ mutu pekerjaan, dan dalam hal ini mencapai mutu/ kualitas pekerjaan
konstruksi.
Pengembangan Individu (Involvement of people) Setiap individu baik karyawan maupun pemimpin pada
setiap level perusahaan jasa konstruksi harus memahami
budaya manajemen kualitas. Setiap individu harus berusaha
mengembangkan segala kemampuan dan kemungkinan
yang dapat digunakan bagi keuntungan perusahaan.
Pendekatan proses (Process approach) Hasil yang buruk dapat dikurangi bila setiap aktivitas dan kebutuhan
sumber daya (manusia, material/bahan/alat, waktu) dikelola dalam
suatu organisasi perusahaan sebagai suatu proses.
Pendekatan Sistem Pada Manajemen (System approach to management) Suatu organisasi perusahaan
dapat efektif dan efisien dalam
mengembangkan target dan
tujuan mutu/ kualitas yang
merupakan kontribusi dari tahap
identifikasi, pemahaman dan
pengelolaan semua proses yang
saling terkait sebagai suatu
sistem.
Terus Berkembang (Continual improvement) Salah satu target tujuan kualitas/mutu secara permanen dari
suatu organisasi adalah terus mengembangkan kinerja
pencampaian mutu semua aktivitasnya.
82 | P a g e
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017
Sejak hubungan antara suatu perusahaan (penyedia jasa konstruksi) dan supliernya adalah interdependent, maka
perlu dikembangkan hubungan yang saling menguntungkan diantara keduanya untuk memungkinkan
pengembangan meningkatkan value keduanya.
Pengelolaan mutu (Quality Management) bertujuan mencapai persyaratan mutu proyek pada pekerjaan pertama
tanpa adanya pengulangan (to do right things right the first time) dengan cara-cara yang efektif dan ekonomis.
Pengelolaan mutu proyek konstruksi merupakan unsur dari pengelolaan proyeks secara keseluruhan, yang antara
lain adalah sebagai berikut : Meletakan dasar filosofi dan kebijakan mutu proyek
Memberikan keputusan strategis mengenai hubungan antara mutu, biaya dan
jadwal
Membuat program penjaminan dan pengendalian mutu proyek (QA/ QC)
Implementasi Program QA/ QC.
Perlu juga dipahami bahwa penanganan masalah mutu dimulai sejak awal sampai proyek dinyatakan selesai. Pada
priode tersebut penyelenggaraan proyek dibagi menjadi pekerjaan spesifik, yang kemudian diserahkan kepada
masing-masing bidang/ unit sesuai keahlian. Jadi semua pihak memiliki tanggung jawab yang sama untuk menjaga
kualitas/ mutu, bila melaksanakan tugasnya dengan benar dan tepat dari segi mutu. Atau dengan kata lain harus
selalu berorientasi kepada mutu.
Penjaminan mutu (QA) adalah semua perencanaan dan langkah sistematis yang diperlukan untuk memberikan
keyaknian bahwa instalasi atau sistem yang akan diwujudkan dapat beroperasi secara memuaskan. Sedangkan
pengendalian mutu (QC) adalah bagian dari penjaminan mutu yang memberikan petunjuk dan cara-cara untuk
mengendalikan mutu material, struktur, komponen atau sistem agar memenuhi keperluan yang telah ditentukan.
Jadi Pengendalian Mutu (QC) meliputi tindakan-tindakan yang berupa: pengetesan, pengukuran dan pemeriksaan
apakah kegiatan-kegiatan engineering/konstruksi dan kegiatan lainnya telah memenuhi dan sesuai dengan kriteria
yang digariskan.
Masalah mutu/ kualitas dalam proyek konstruksi erat hubungannya dengan masalah-masalah berikut:
Material konstruksi, yang umumnya tersedia ataupun dapat dibeli di lokasi atau sekitar lokasi proyek.
Peralatan (equipment), yang dibuat di pabrik atas dasar pesanan, seperti kompresor, generator mesin-
mesin, dlsb. Peralatan demikian umumnya diangkut dari jarak jauh untuk sampai ke lokasi proyek.
Pelatihan dan sertifikasi tenaga konstruksi, misalnya melatih ahli mengelas, pertukangan, mandor dlsb.
Pengendalian proyek konstruksi mencakup dan tidak terbatas pada hal-hal sebagai berikut :
Hubungan antara fungsi-fungsi manajemen dan faktor-faktor yang menjadi ukuran suksesnya perencanaan dan
pengendalian termasuk pengendalian mutu. Merupakan kewajiban penyedia jasa konstruksi untuk menyiapkan
rencana pengawasan kualitas dan kepastian kualitas. Rencana pengawasan kualitas dan kepastian kualitas/
Quality Control dan Quality Assurance/ QA-QC meliputi kegiatan berikut :
83 | P a g e
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017
QA/ QC manajer Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus menunjuk seorang QA/ QC manajer
sebelum pekerjaan konstruksi dilaksanakan. QA/ QC manajer akan bertaggung jawab
terhadap pelaksanaan dan keberlangsungan rencana pengawasan kualitas. Orang
yang ditunjuk oleh penyedia jasa konstruksi (kontraktor) sebagai QA/ QC manajer harus
disetujui oleh wakil pemberi kerja. QA/ QC manajer akan melaporkan pekerjaannya
langsung kepada Manajer proyek dari penyedia jasa konstruksi (kontraktor).
Perubahan pada rencana pengawasan kualitas Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus memberi
tahukan kepada wakil pemberi kerja secara tertulis segala
usulan perubahan pada rencana pengawasan kuaitas.
Perubahan yang dibuat pada rencana pengawasan kuaitas
tidak boleh dilaksanakan sebelum persetujuan tertulis dari
wakil pemberi kerja.
Hal-hal yang melekat pada rencana pengawasan kualitas Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus
memastikan bahwa rencana pengawasan kualitas
yang telah disetujui telah diikuti dan dilaksanakan
selama pelaksanaan pekerjaan. Seluruh hasil
pengawasan, record dan seluruh operasi
pengawasan kualitas harus dilaporkan secara
berkala kepada wakil pemberi kerja.
Dalam pengendalian kualitas/ mutu terdapat 2
(dua) komponen kegiatan utama dalam
pelaksanaan konstruksi yakni pengendalian
kualitas (QA) dan pengendalian kuantitas (QC).
Urain masing-masing kegiatan sebagai berikut :
Pengendalian Kualitas Pekerjaan pelaksanaan konstruksi dimulai dari pekerjaan tanah sampai pada konstruksi
akan dikendalikan dengan memberikan pengawasan, arahan, bimbingan dan instruksi
yang diperlukan kepada penyedia jasa konstruksi (kontraktor) guna menjamin bahwa
semua pekerjaan dilaksanakan dengan baik, tepat kualitas. Aspek-aspek pengendalian
mutu yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan konstruksi antara lain meliputi :
84 | P a g e
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017
Setelah pekerjaan memenuhi persyaratan baik secara kualitas maupun persyaratan lainnya, maka pengukuran
kuantitas dapat dilakukan agar volume pekerjaan dengan teliti/akurat yang disetujui oleh konsultan sehingga
kuantitas dalam kontrak adalah benar diukur dan mendapat persetujuan dari konsultan.
KURSI STAFF
Kendali kualitas mutu pada pelaksanaan pekerjaan.
Dalam pelaksanaan proyek konstruksi, sasaran pengelolaan proyek (project management) disamping biaya dan
jadwal adalah pemenuhan persyaratan mutu. Dalam hubungan ini, suatu peralatan, material dan cara kerja diangap
memenuhi persyaratan mutu apabila dipenuhi semua persyaratan yang ditentukan dalam kriteria dan spesifikasi.
Dengan demikian, instalasi/bangunan yang dibangun atau produk yang dihasilkan, yang terdiri dari komponen
peralatan dan material yang memenuhi persyaratan mutu, dapat diharapkan berfungsi secara memuaskan selama
kurun waktu tertentu atau dengan kata lain siap untuk dipakai (fitness for use). Dan untuk mencapai tujuan tersebut
secara efektif dan ekonomis tidak hanya diperlukan pemeriksaan di tahap akhir sebelum diserahterimakan (FHO)
kepada pemilik proyek/konsumen, tetapi juga diperlukan serangkaian tindakan sepanjang siklus proyek mulai dari
penyusunan program, perencanaan, pengawasan, pemeriksanaan dan pengendalian mutu. Kegiatan tersebut
dikenal dengan penjaminan mutu (Quality Assurance-QA).
Dalam arti yang luas “mutu” atau “kualitas” bersifat subyektif. Suatu barang yang amat bermutu bagi seseorang
belum tentu bermutu bagi orang lain. Oleh karena itu, dunia usaha dan industri mencoba memberikan batasan
yang dapat diterima oleh kalangan yang berkepentingan, misalnya ISO 8402 (1986):[1]
“Mutu adalah sifat dan karakterisk produk atau jasa yang membuatnya memenuhi kebutuhan pelanggan atau
pemakai (customers).”
Sementara definisi lain untuk mutu yang sering diasosiasian dengan proyek adalah fitness for use. Istilah ini
disamping mempunyai arti seperti yang diuraikan diatas, juga memperhatikan masalah tersediaya produk,
kehandalan dan masalah pemeliharaan.
Definisi diatas tentunya akan sangat bervariasi tergantung pada masing-masing bidang usaha maupun industri.
Akan tetapi secara umum ada 4 (empat) spektrum mutu/kualitas yakni kualitas perencanaan (quality planning),
pemantauan kualitas (quality control), jaminan kualitas (quality assurance) dan pengembangan kualitas (quality
improvement).[2]
Manajemen mutu/kualitas mengadopsi beberapa prinsip-prinsip manajemen[3], yang dapat diterapkan pada
puncak manajemen perusahaan untuk menjadi pedoman bagi organisasi dalam mengembangkan kinerja
organisasi. Beberapa prinsip tersebut adalah sebagai berikut :
Fokus pada keinginan konsumen (customer focus) Suatu perusahaan dapat menjaga dan
mengembangkan konsumennya, bilamana
85 | P a g e
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017
Kepemimpinan (Leadership) Para pemimpin dalam setiap unit dalam suatu organisasi perusahaan
(penyedia jasa konstruksi) menyiapkan dan diarahkan untuk mengembangkan
budaya kualitas. Mereka harus dapat mengkreasikan dan memelihara budaya
kualitas dalam setiap lingkungan internal yang dipimpinnya, mendorong setiap
anggota timnya untuk mencapai tujuan perusahaan yakni pencapaian target
kualitas/ mutu pekerjaan, dan dalam hal ini mencapai mutu/ kualitas pekerjaan
konstruksi.
Pengembangan Individu (Involvement of people) Setiap individu baik karyawan maupun pemimpin pada
setiap level perusahaan jasa konstruksi harus memahami
budaya manajemen kualitas. Setiap individu harus berusaha
mengembangkan segala kemampuan dan kemungkinan
yang dapat digunakan bagi keuntungan perusahaan.
Pendekatan proses (Process approach) Hasil yang buruk dapat dikurangi bila setiap aktivitas dan kebutuhan
sumber daya (manusia, material/bahan/alat, waktu) dikelola dalam
suatu organisasi perusahaan sebagai suatu proses.
Pendekatan Sistem Pada Manajemen (System approach to management) Suatu organisasi perusahaan
dapat efektif dan efisien dalam
mengembangkan target dan
tujuan mutu/ kualitas yang
merupakan kontribusi dari tahap
identifikasi, pemahaman dan
pengelolaan semua proses yang
saling terkait sebagai suatu
sistem.
Terus Berkembang (Continual improvement) Salah satu target tujuan kualitas/mutu secara permanen dari
suatu organisasi adalah terus mengembangkan kinerja
pencampaian mutu semua aktivitasnya.
Pengelolaan mutu (Quality Management) bertujuan mencapai persyaratan mutu proyek pada pekerjaan pertama
tanpa adanya pengulangan (to do right things right the first time) dengan cara-cara yang efektif dan ekonomis.
Pengelolaan mutu proyek konstruksi merupakan unsur dari pengelolaan proyeks secara keseluruhan, yang antara
lain adalah sebagai berikut : Meletakan dasar filosofi dan kebijakan mutu proyek
86 | P a g e
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017
Perlu juga dipahami bahwa penanganan masalah mutu dimulai sejak awal sampai proyek dinyatakan selesai. Pada
priode tersebut penyelenggaraan proyek dibagi menjadi pekerjaan spesifik, yang kemudian diserahkan kepada
masing-masing bidang/ unit sesuai keahlian. Jadi semua pihak memiliki tanggung jawab yang sama untuk menjaga
kualitas/ mutu, bila melaksanakan tugasnya dengan benar dan tepat dari segi mutu. Atau dengan kata lain harus
selalu berorientasi kepada mutu.
Penjaminan mutu (QA) adalah semua perencanaan dan langkah sistematis yang diperlukan untuk memberikan
keyaknian bahwa instalasi atau sistem yang akan diwujudkan dapat beroperasi secara memuaskan. Sedangkan
pengendalian mutu (QC) adalah bagian dari penjaminan mutu yang memberikan petunjuk dan cara-cara untuk
mengendalikan mutu material, struktur, komponen atau sistem agar memenuhi keperluan yang telah ditentukan.
Jadi Pengendalian Mutu (QC) meliputi tindakan-tindakan yang berupa: pengetesan, pengukuran dan pemeriksaan
apakah kegiatan-kegiatan engineering/konstruksi dan kegiatan lainnya telah memenuhi dan sesuai dengan kriteria
yang digariskan.
Masalah mutu/ kualitas dalam proyek konstruksi erat hubungannya dengan masalah-masalah berikut:
Material konstruksi, yang umumnya tersedia ataupun dapat dibeli di lokasi atau sekitar lokasi proyek.
Peralatan (equipment), yang dibuat di pabrik atas dasar pesanan, seperti kompresor, generator mesin-
mesin, dlsb. Peralatan demikian umumnya diangkut dari jarak jauh untuk sampai ke lokasi proyek.
Pelatihan dan sertifikasi tenaga konstruksi, misalnya melatih ahli mengelas, pertukangan, mandor dlsb.
Pengendalian proyek konstruksi mencakup dan tidak terbatas pada hal-hal sebagai berikut :
Hubungan antara fungsi-fungsi manajemen dan faktor-faktor yang menjadi ukuran suksesnya perencanaan dan
pengendalian termasuk pengendalian mutu. Merupakan kewajiban penyedia jasa konstruksi untuk menyiapkan
rencana pengawasan kualitas dan kepastian kualitas. Rencana pengawasan kualitas dan kepastian kualitas/
Quality Control dan Quality Assurance/ QA-QC meliputi kegiatan berikut :
87 | P a g e
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017
QA/ QC manajer Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus menunjuk seorang QA/ QC manajer
sebelum pekerjaan konstruksi dilaksanakan. QA/ QC manajer akan bertaggung jawab
terhadap pelaksanaan dan keberlangsungan rencana pengawasan kualitas. Orang
yang ditunjuk oleh penyedia jasa konstruksi (kontraktor) sebagai QA/ QC manajer harus
disetujui oleh wakil pemberi kerja. QA/ QC manajer akan melaporkan pekerjaannya
langsung kepada Manajer proyek dari penyedia jasa konstruksi (kontraktor).
Perubahan pada rencana pengawasan kualitas Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus memberi
tahukan kepada wakil pemberi kerja secara tertulis segala
usulan perubahan pada rencana pengawasan kuaitas.
Perubahan yang dibuat pada rencana pengawasan kuaitas
tidak boleh dilaksanakan sebelum persetujuan tertulis dari
wakil pemberi kerja.
Hal-hal yang melekat pada rencana pengawasan kualitas Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus
memastikan bahwa rencana pengawasan kualitas
yang telah disetujui telah diikuti dan dilaksanakan
selama pelaksanaan pekerjaan. Seluruh hasil
pengawasan, record dan seluruh operasi
pengawasan kualitas harus dilaporkan secara
berkala kepada wakil pemberi kerja.
Dalam pengendalian kualitas/ mutu terdapat 2
(dua) komponen kegiatan utama dalam
pelaksanaan konstruksi yakni pengendalian
kualitas (QA) dan pengendalian kuantitas (QC).
Urain masing-masing kegiatan sebagai berikut :
Pengendalian Kualitas Pekerjaan pelaksanaan konstruksi dimulai dari pekerjaan tanah sampai pada konstruksi
akan dikendalikan dengan memberikan pengawasan, arahan, bimbingan dan instruksi
yang diperlukan kepada penyedia jasa konstruksi (kontraktor) guna menjamin bahwa
semua pekerjaan dilaksanakan dengan baik, tepat kualitas. Aspek-aspek pengendalian
mutu yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan konstruksi antara lain meliputi :
88 | P a g e
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017
Setelah pekerjaan memenuhi persyaratan baik secara kualitas maupun persyaratan lainnya, maka pengukuran
kuantitas dapat dilakukan agar volume pekerjaan dengan teliti/akurat yang disetujui oleh konsultan sehingga
kuantitas dalam kontrak adalah benar diukur dan mendapat persetujuan dari konsultan.
MEJA STAFF
Kendali kualitas mutu pada pelaksanaan pekerjaan.
Dalam pelaksanaan proyek konstruksi, sasaran pengelolaan proyek (project management) disamping biaya dan
jadwal adalah pemenuhan persyaratan mutu. Dalam hubungan ini, suatu peralatan, material dan cara kerja diangap
memenuhi persyaratan mutu apabila dipenuhi semua persyaratan yang ditentukan dalam kriteria dan spesifikasi.
Dengan demikian, instalasi/bangunan yang dibangun atau produk yang dihasilkan, yang terdiri dari komponen
peralatan dan material yang memenuhi persyaratan mutu, dapat diharapkan berfungsi secara memuaskan selama
kurun waktu tertentu atau dengan kata lain siap untuk dipakai (fitness for use). Dan untuk mencapai tujuan tersebut
secara efektif dan ekonomis tidak hanya diperlukan pemeriksaan di tahap akhir sebelum diserahterimakan (FHO)
kepada pemilik proyek/konsumen, tetapi juga diperlukan serangkaian tindakan sepanjang siklus proyek mulai dari
penyusunan program, perencanaan, pengawasan, pemeriksanaan dan pengendalian mutu. Kegiatan tersebut
dikenal dengan penjaminan mutu (Quality Assurance-QA).
Dalam arti yang luas “mutu” atau “kualitas” bersifat subyektif. Suatu barang yang amat bermutu bagi seseorang
belum tentu bermutu bagi orang lain. Oleh karena itu, dunia usaha dan industri mencoba memberikan batasan
yang dapat diterima oleh kalangan yang berkepentingan, misalnya ISO 8402 (1986):[1]
“Mutu adalah sifat dan karakterisk produk atau jasa yang membuatnya memenuhi kebutuhan pelanggan atau
pemakai (customers).”
Sementara definisi lain untuk mutu yang sering diasosiasian dengan proyek adalah fitness for use. Istilah ini
disamping mempunyai arti seperti yang diuraikan diatas, juga memperhatikan masalah tersediaya produk,
kehandalan dan masalah pemeliharaan.
Definisi diatas tentunya akan sangat bervariasi tergantung pada masing-masing bidang usaha maupun industri.
Akan tetapi secara umum ada 4 (empat) spektrum mutu/kualitas yakni kualitas perencanaan (quality planning),
pemantauan kualitas (quality control), jaminan kualitas (quality assurance) dan pengembangan kualitas (quality
improvement).[2]
Manajemen mutu/kualitas mengadopsi beberapa prinsip-prinsip manajemen[3], yang dapat diterapkan pada
puncak manajemen perusahaan untuk menjadi pedoman bagi organisasi dalam mengembangkan kinerja
organisasi. Beberapa prinsip tersebut adalah sebagai berikut :
Fokus pada keinginan konsumen (customer focus) Suatu perusahaan dapat menjaga dan
mengembangkan konsumennya, bilamana
perusahaan dapat mengerti dan memahami
tuntutan dan kebutuhan konsumen saat ini dan
mendatang, sehingga berusaha memenuhi
kebutuhan dan mencoba memenuhi ekspetasi
konsumen adalah kuncinya.
89 | P a g e
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017
Kepemimpinan (Leadership) Para pemimpin dalam setiap unit dalam suatu organisasi perusahaan
(penyedia jasa konstruksi) menyiapkan dan diarahkan untuk mengembangkan
budaya kualitas. Mereka harus dapat mengkreasikan dan memelihara budaya
kualitas dalam setiap lingkungan internal yang dipimpinnya, mendorong setiap
anggota timnya untuk mencapai tujuan perusahaan yakni pencapaian target
kualitas/ mutu pekerjaan, dan dalam hal ini mencapai mutu/ kualitas pekerjaan
konstruksi.
Pengembangan Individu (Involvement of people) Setiap individu baik karyawan maupun pemimpin pada
setiap level perusahaan jasa konstruksi harus memahami
budaya manajemen kualitas. Setiap individu harus berusaha
mengembangkan segala kemampuan dan kemungkinan
yang dapat digunakan bagi keuntungan perusahaan.
Pendekatan proses (Process approach) Hasil yang buruk dapat dikurangi bila setiap aktivitas dan kebutuhan
sumber daya (manusia, material/bahan/alat, waktu) dikelola dalam
suatu organisasi perusahaan sebagai suatu proses.
Pendekatan Sistem Pada Manajemen (System approach to management) Suatu organisasi perusahaan
dapat efektif dan efisien dalam
mengembangkan target dan
tujuan mutu/ kualitas yang
merupakan kontribusi dari tahap
identifikasi, pemahaman dan
pengelolaan semua proses yang
saling terkait sebagai suatu
sistem.
Terus Berkembang (Continual improvement) Salah satu target tujuan kualitas/mutu secara permanen dari
suatu organisasi adalah terus mengembangkan kinerja
pencampaian mutu semua aktivitasnya.
Pengelolaan mutu (Quality Management) bertujuan mencapai persyaratan mutu proyek pada pekerjaan pertama
tanpa adanya pengulangan (to do right things right the first time) dengan cara-cara yang efektif dan ekonomis.
Pengelolaan mutu proyek konstruksi merupakan unsur dari pengelolaan proyeks secara keseluruhan, yang antara
lain adalah sebagai berikut : Meletakan dasar filosofi dan kebijakan mutu proyek
Memberikan keputusan strategis mengenai hubungan antara mutu, biaya dan
jadwal
Membuat program penjaminan dan pengendalian mutu proyek (QA/ QC)
Implementasi Program QA/ QC.
90 | P a g e
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017
Perlu juga dipahami bahwa penanganan masalah mutu dimulai sejak awal sampai proyek dinyatakan selesai. Pada
priode tersebut penyelenggaraan proyek dibagi menjadi pekerjaan spesifik, yang kemudian diserahkan kepada
masing-masing bidang/ unit sesuai keahlian. Jadi semua pihak memiliki tanggung jawab yang sama untuk menjaga
kualitas/ mutu, bila melaksanakan tugasnya dengan benar dan tepat dari segi mutu. Atau dengan kata lain harus
selalu berorientasi kepada mutu.
Penjaminan mutu (QA) adalah semua perencanaan dan langkah sistematis yang diperlukan untuk memberikan
keyaknian bahwa instalasi atau sistem yang akan diwujudkan dapat beroperasi secara memuaskan. Sedangkan
pengendalian mutu (QC) adalah bagian dari penjaminan mutu yang memberikan petunjuk dan cara-cara untuk
mengendalikan mutu material, struktur, komponen atau sistem agar memenuhi keperluan yang telah ditentukan.
Jadi Pengendalian Mutu (QC) meliputi tindakan-tindakan yang berupa: pengetesan, pengukuran dan pemeriksaan
apakah kegiatan-kegiatan engineering/konstruksi dan kegiatan lainnya telah memenuhi dan sesuai dengan kriteria
yang digariskan.
Masalah mutu/ kualitas dalam proyek konstruksi erat hubungannya dengan masalah-masalah berikut:
Material konstruksi, yang umumnya tersedia ataupun dapat dibeli di lokasi atau sekitar lokasi proyek.
Peralatan (equipment), yang dibuat di pabrik atas dasar pesanan, seperti kompresor, generator mesin-
mesin, dlsb. Peralatan demikian umumnya diangkut dari jarak jauh untuk sampai ke lokasi proyek.
Pelatihan dan sertifikasi tenaga konstruksi, misalnya melatih ahli mengelas, pertukangan, mandor dlsb.
Pengendalian proyek konstruksi mencakup dan tidak terbatas pada hal-hal sebagai berikut :
Hubungan antara fungsi-fungsi manajemen dan faktor-faktor yang menjadi ukuran suksesnya perencanaan dan
pengendalian termasuk pengendalian mutu. Merupakan kewajiban penyedia jasa konstruksi untuk menyiapkan
rencana pengawasan kualitas dan kepastian kualitas. Rencana pengawasan kualitas dan kepastian kualitas/
Quality Control dan Quality Assurance/ QA-QC meliputi kegiatan berikut :
91 | P a g e
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017
QA/ QC manajer Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus menunjuk seorang QA/ QC manajer
sebelum pekerjaan konstruksi dilaksanakan. QA/ QC manajer akan bertaggung jawab
terhadap pelaksanaan dan keberlangsungan rencana pengawasan kualitas. Orang
yang ditunjuk oleh penyedia jasa konstruksi (kontraktor) sebagai QA/ QC manajer harus
disetujui oleh wakil pemberi kerja. QA/ QC manajer akan melaporkan pekerjaannya
langsung kepada Manajer proyek dari penyedia jasa konstruksi (kontraktor).
Perubahan pada rencana pengawasan kualitas Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus memberi
tahukan kepada wakil pemberi kerja secara tertulis segala
usulan perubahan pada rencana pengawasan kuaitas.
Perubahan yang dibuat pada rencana pengawasan kuaitas
tidak boleh dilaksanakan sebelum persetujuan tertulis dari
wakil pemberi kerja.
Hal-hal yang melekat pada rencana pengawasan kualitas Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus
memastikan bahwa rencana pengawasan kualitas
yang telah disetujui telah diikuti dan dilaksanakan
selama pelaksanaan pekerjaan. Seluruh hasil
pengawasan, record dan seluruh operasi
pengawasan kualitas harus dilaporkan secara
berkala kepada wakil pemberi kerja.
Dalam pengendalian kualitas/ mutu terdapat 2
(dua) komponen kegiatan utama dalam
pelaksanaan konstruksi yakni pengendalian
kualitas (QA) dan pengendalian kuantitas (QC).
Urain masing-masing kegiatan sebagai berikut :
Pengendalian Kualitas Pekerjaan pelaksanaan konstruksi dimulai dari pekerjaan tanah sampai pada konstruksi
akan dikendalikan dengan memberikan pengawasan, arahan, bimbingan dan instruksi
yang diperlukan kepada penyedia jasa konstruksi (kontraktor) guna menjamin bahwa
semua pekerjaan dilaksanakan dengan baik, tepat kualitas. Aspek-aspek pengendalian
mutu yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan konstruksi antara lain meliputi :
92 | P a g e
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017
Setelah pekerjaan memenuhi persyaratan baik secara kualitas maupun persyaratan lainnya, maka pengukuran
kuantitas dapat dilakukan agar volume pekerjaan dengan teliti/akurat yang disetujui oleh konsultan sehingga
kuantitas dalam kontrak adalah benar diukur dan mendapat persetujuan dari konsultan.
LEMARI ARSIP
Kendali kualitas mutu pada pelaksanaan pekerjaan.
Dalam pelaksanaan proyek konstruksi, sasaran pengelolaan proyek (project management) disamping biaya dan
jadwal adalah pemenuhan persyaratan mutu. Dalam hubungan ini, suatu peralatan, material dan cara kerja diangap
memenuhi persyaratan mutu apabila dipenuhi semua persyaratan yang ditentukan dalam kriteria dan spesifikasi.
Dengan demikian, instalasi/bangunan yang dibangun atau produk yang dihasilkan, yang terdiri dari komponen
peralatan dan material yang memenuhi persyaratan mutu, dapat diharapkan berfungsi secara memuaskan selama
kurun waktu tertentu atau dengan kata lain siap untuk dipakai (fitness for use). Dan untuk mencapai tujuan tersebut
secara efektif dan ekonomis tidak hanya diperlukan pemeriksaan di tahap akhir sebelum diserahterimakan (FHO)
kepada pemilik proyek/konsumen, tetapi juga diperlukan serangkaian tindakan sepanjang siklus proyek mulai dari
penyusunan program, perencanaan, pengawasan, pemeriksanaan dan pengendalian mutu. Kegiatan tersebut
dikenal dengan penjaminan mutu (Quality Assurance-QA).
Dalam arti yang luas “mutu” atau “kualitas” bersifat subyektif. Suatu barang yang amat bermutu bagi seseorang
belum tentu bermutu bagi orang lain. Oleh karena itu, dunia usaha dan industri mencoba memberikan batasan
yang dapat diterima oleh kalangan yang berkepentingan, misalnya ISO 8402 (1986):[1]
“Mutu adalah sifat dan karakterisk produk atau jasa yang membuatnya memenuhi kebutuhan pelanggan atau
pemakai (customers).”
Sementara definisi lain untuk mutu yang sering diasosiasian dengan proyek adalah fitness for use. Istilah ini
disamping mempunyai arti seperti yang diuraikan diatas, juga memperhatikan masalah tersediaya produk,
kehandalan dan masalah pemeliharaan.
Definisi diatas tentunya akan sangat bervariasi tergantung pada masing-masing bidang usaha maupun industri.
Akan tetapi secara umum ada 4 (empat) spektrum mutu/kualitas yakni kualitas perencanaan (quality planning),
pemantauan kualitas (quality control), jaminan kualitas (quality assurance) dan pengembangan kualitas (quality
improvement).[2]
Manajemen mutu/kualitas mengadopsi beberapa prinsip-prinsip manajemen[3], yang dapat diterapkan pada
puncak manajemen perusahaan untuk menjadi pedoman bagi organisasi dalam mengembangkan kinerja
organisasi. Beberapa prinsip tersebut adalah sebagai berikut :
Fokus pada keinginan konsumen (customer focus) Suatu perusahaan dapat menjaga dan
mengembangkan konsumennya, bilamana
perusahaan dapat mengerti dan memahami
tuntutan dan kebutuhan konsumen saat ini dan
mendatang, sehingga berusaha memenuhi
kebutuhan dan mencoba memenuhi ekspetasi
konsumen adalah kuncinya.
Kepemimpinan (Leadership) Para pemimpin dalam setiap unit dalam suatu organisasi perusahaan
(penyedia jasa konstruksi) menyiapkan dan diarahkan untuk mengembangkan
budaya kualitas. Mereka harus dapat mengkreasikan dan memelihara budaya
kualitas dalam setiap lingkungan internal yang dipimpinnya, mendorong setiap
anggota timnya untuk mencapai tujuan perusahaan yakni pencapaian target
93 | P a g e
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017
kualitas/ mutu pekerjaan, dan dalam hal ini mencapai mutu/ kualitas pekerjaan
konstruksi.
Pengembangan Individu (Involvement of people) Setiap individu baik karyawan maupun pemimpin pada
setiap level perusahaan jasa konstruksi harus memahami
budaya manajemen kualitas. Setiap individu harus berusaha
mengembangkan segala kemampuan dan kemungkinan
yang dapat digunakan bagi keuntungan perusahaan.
Pendekatan proses (Process approach) Hasil yang buruk dapat dikurangi bila setiap aktivitas dan kebutuhan
sumber daya (manusia, material/bahan/alat, waktu) dikelola dalam
suatu organisasi perusahaan sebagai suatu proses.
Pendekatan Sistem Pada Manajemen (System approach to management) Suatu organisasi perusahaan
dapat efektif dan efisien dalam
mengembangkan target dan
tujuan mutu/ kualitas yang
merupakan kontribusi dari tahap
identifikasi, pemahaman dan
pengelolaan semua proses yang
saling terkait sebagai suatu
sistem.
Terus Berkembang (Continual improvement) Salah satu target tujuan kualitas/mutu secara permanen dari
suatu organisasi adalah terus mengembangkan kinerja
pencampaian mutu semua aktivitasnya.
Pengelolaan mutu (Quality Management) bertujuan mencapai persyaratan mutu proyek pada pekerjaan pertama
tanpa adanya pengulangan (to do right things right the first time) dengan cara-cara yang efektif dan ekonomis.
Pengelolaan mutu proyek konstruksi merupakan unsur dari pengelolaan proyeks secara keseluruhan, yang antara
lain adalah sebagai berikut : Meletakan dasar filosofi dan kebijakan mutu proyek
Memberikan keputusan strategis mengenai hubungan antara mutu, biaya dan
jadwal
Membuat program penjaminan dan pengendalian mutu proyek (QA/ QC)
Implementasi Program QA/ QC.
Perlu juga dipahami bahwa penanganan masalah mutu dimulai sejak awal sampai proyek dinyatakan selesai. Pada
priode tersebut penyelenggaraan proyek dibagi menjadi pekerjaan spesifik, yang kemudian diserahkan kepada
masing-masing bidang/ unit sesuai keahlian. Jadi semua pihak memiliki tanggung jawab yang sama untuk menjaga
kualitas/ mutu, bila melaksanakan tugasnya dengan benar dan tepat dari segi mutu. Atau dengan kata lain harus
selalu berorientasi kepada mutu.
Penjaminan mutu (QA) adalah semua perencanaan dan langkah sistematis yang diperlukan untuk memberikan
keyaknian bahwa instalasi atau sistem yang akan diwujudkan dapat beroperasi secara memuaskan. Sedangkan
94 | P a g e
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017
pengendalian mutu (QC) adalah bagian dari penjaminan mutu yang memberikan petunjuk dan cara-cara untuk
mengendalikan mutu material, struktur, komponen atau sistem agar memenuhi keperluan yang telah ditentukan.
Jadi Pengendalian Mutu (QC) meliputi tindakan-tindakan yang berupa: pengetesan, pengukuran dan pemeriksaan
apakah kegiatan-kegiatan engineering/konstruksi dan kegiatan lainnya telah memenuhi dan sesuai dengan kriteria
yang digariskan.
Masalah mutu/ kualitas dalam proyek konstruksi erat hubungannya dengan masalah-masalah berikut:
Material konstruksi, yang umumnya tersedia ataupun dapat dibeli di lokasi atau sekitar lokasi proyek.
Peralatan (equipment), yang dibuat di pabrik atas dasar pesanan, seperti kompresor, generator mesin-
mesin, dlsb. Peralatan demikian umumnya diangkut dari jarak jauh untuk sampai ke lokasi proyek.
Pelatihan dan sertifikasi tenaga konstruksi, misalnya melatih ahli mengelas, pertukangan, mandor dlsb.
Pengendalian proyek konstruksi mencakup dan tidak terbatas pada hal-hal sebagai berikut :
Hubungan antara fungsi-fungsi manajemen dan faktor-faktor yang menjadi ukuran suksesnya perencanaan dan
pengendalian termasuk pengendalian mutu. Merupakan kewajiban penyedia jasa konstruksi untuk menyiapkan
rencana pengawasan kualitas dan kepastian kualitas. Rencana pengawasan kualitas dan kepastian kualitas/
Quality Control dan Quality Assurance/ QA-QC meliputi kegiatan berikut :
QA/ QC manajer Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus menunjuk seorang QA/ QC manajer
sebelum pekerjaan konstruksi dilaksanakan. QA/ QC manajer akan bertaggung jawab
terhadap pelaksanaan dan keberlangsungan rencana pengawasan kualitas. Orang
yang ditunjuk oleh penyedia jasa konstruksi (kontraktor) sebagai QA/ QC manajer harus
disetujui oleh wakil pemberi kerja. QA/ QC manajer akan melaporkan pekerjaannya
langsung kepada Manajer proyek dari penyedia jasa konstruksi (kontraktor).
Perubahan pada rencana pengawasan kualitas Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus memberi
tahukan kepada wakil pemberi kerja secara tertulis segala
usulan perubahan pada rencana pengawasan kuaitas.
Perubahan yang dibuat pada rencana pengawasan kuaitas
95 | P a g e
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017
Hal-hal yang melekat pada rencana pengawasan kualitas Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus
memastikan bahwa rencana pengawasan kualitas
yang telah disetujui telah diikuti dan dilaksanakan
selama pelaksanaan pekerjaan. Seluruh hasil
pengawasan, record dan seluruh operasi
pengawasan kualitas harus dilaporkan secara
berkala kepada wakil pemberi kerja.
Dalam pengendalian kualitas/ mutu terdapat 2
(dua) komponen kegiatan utama dalam
pelaksanaan konstruksi yakni pengendalian
kualitas (QA) dan pengendalian kuantitas (QC).
Urain masing-masing kegiatan sebagai berikut :
Pengendalian Kualitas Pekerjaan pelaksanaan konstruksi dimulai dari pekerjaan tanah sampai pada konstruksi
akan dikendalikan dengan memberikan pengawasan, arahan, bimbingan dan instruksi
yang diperlukan kepada penyedia jasa konstruksi (kontraktor) guna menjamin bahwa
semua pekerjaan dilaksanakan dengan baik, tepat kualitas. Aspek-aspek pengendalian
mutu yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan konstruksi antara lain meliputi :
Setelah pekerjaan memenuhi persyaratan baik secara kualitas maupun persyaratan lainnya, maka pengukuran
kuantitas dapat dilakukan agar volume pekerjaan dengan teliti/akurat yang disetujui oleh konsultan sehingga
kuantitas dalam kontrak adalah benar diukur dan mendapat persetujuan dari konsultan.
NAKAS
Kendali kualitas mutu pada pelaksanaan pekerjaan.
Dalam pelaksanaan proyek konstruksi, sasaran pengelolaan proyek (project management) disamping biaya dan
jadwal adalah pemenuhan persyaratan mutu. Dalam hubungan ini, suatu peralatan, material dan cara kerja diangap
memenuhi persyaratan mutu apabila dipenuhi semua persyaratan yang ditentukan dalam kriteria dan spesifikasi.
96 | P a g e
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017
Dengan demikian, instalasi/bangunan yang dibangun atau produk yang dihasilkan, yang terdiri dari komponen
peralatan dan material yang memenuhi persyaratan mutu, dapat diharapkan berfungsi secara memuaskan selama
kurun waktu tertentu atau dengan kata lain siap untuk dipakai (fitness for use). Dan untuk mencapai tujuan tersebut
secara efektif dan ekonomis tidak hanya diperlukan pemeriksaan di tahap akhir sebelum diserahterimakan (FHO)
kepada pemilik proyek/konsumen, tetapi juga diperlukan serangkaian tindakan sepanjang siklus proyek mulai dari
penyusunan program, perencanaan, pengawasan, pemeriksanaan dan pengendalian mutu. Kegiatan tersebut
dikenal dengan penjaminan mutu (Quality Assurance-QA).
Dalam arti yang luas “mutu” atau “kualitas” bersifat subyektif. Suatu barang yang amat bermutu bagi seseorang
belum tentu bermutu bagi orang lain. Oleh karena itu, dunia usaha dan industri mencoba memberikan batasan
yang dapat diterima oleh kalangan yang berkepentingan, misalnya ISO 8402 (1986):[1]
“Mutu adalah sifat dan karakterisk produk atau jasa yang membuatnya memenuhi kebutuhan pelanggan atau
pemakai (customers).”
Sementara definisi lain untuk mutu yang sering diasosiasian dengan proyek adalah fitness for use. Istilah ini
disamping mempunyai arti seperti yang diuraikan diatas, juga memperhatikan masalah tersediaya produk,
kehandalan dan masalah pemeliharaan.
Definisi diatas tentunya akan sangat bervariasi tergantung pada masing-masing bidang usaha maupun industri.
Akan tetapi secara umum ada 4 (empat) spektrum mutu/kualitas yakni kualitas perencanaan (quality planning),
pemantauan kualitas (quality control), jaminan kualitas (quality assurance) dan pengembangan kualitas (quality
improvement).[2]
Manajemen mutu/kualitas mengadopsi beberapa prinsip-prinsip manajemen[3], yang dapat diterapkan pada
puncak manajemen perusahaan untuk menjadi pedoman bagi organisasi dalam mengembangkan kinerja
organisasi. Beberapa prinsip tersebut adalah sebagai berikut :
Fokus pada keinginan konsumen (customer focus) Suatu perusahaan dapat menjaga dan
mengembangkan konsumennya, bilamana
perusahaan dapat mengerti dan memahami
tuntutan dan kebutuhan konsumen saat ini dan
mendatang, sehingga berusaha memenuhi
kebutuhan dan mencoba memenuhi ekspetasi
konsumen adalah kuncinya.
Kepemimpinan (Leadership) Para pemimpin dalam setiap unit dalam suatu organisasi perusahaan
(penyedia jasa konstruksi) menyiapkan dan diarahkan untuk mengembangkan
budaya kualitas. Mereka harus dapat mengkreasikan dan memelihara budaya
kualitas dalam setiap lingkungan internal yang dipimpinnya, mendorong setiap
anggota timnya untuk mencapai tujuan perusahaan yakni pencapaian target
kualitas/ mutu pekerjaan, dan dalam hal ini mencapai mutu/ kualitas pekerjaan
konstruksi.
Pengembangan Individu (Involvement of people) Setiap individu baik karyawan maupun pemimpin pada
setiap level perusahaan jasa konstruksi harus memahami
budaya manajemen kualitas. Setiap individu harus berusaha
mengembangkan segala kemampuan dan kemungkinan
yang dapat digunakan bagi keuntungan perusahaan.
Pendekatan proses (Process approach) Hasil yang buruk dapat dikurangi bila setiap aktivitas dan kebutuhan
sumber daya (manusia, material/bahan/alat, waktu) dikelola dalam
suatu organisasi perusahaan sebagai suatu proses.
97 | P a g e
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017
Pendekatan Sistem Pada Manajemen (System approach to management) Suatu organisasi perusahaan
dapat efektif dan efisien dalam
mengembangkan target dan
tujuan mutu/ kualitas yang
merupakan kontribusi dari tahap
identifikasi, pemahaman dan
pengelolaan semua proses yang
saling terkait sebagai suatu
sistem.
Terus Berkembang (Continual improvement) Salah satu target tujuan kualitas/mutu secara permanen dari
suatu organisasi adalah terus mengembangkan kinerja
pencampaian mutu semua aktivitasnya.
Pengelolaan mutu (Quality Management) bertujuan mencapai persyaratan mutu proyek pada pekerjaan pertama
tanpa adanya pengulangan (to do right things right the first time) dengan cara-cara yang efektif dan ekonomis.
Pengelolaan mutu proyek konstruksi merupakan unsur dari pengelolaan proyeks secara keseluruhan, yang antara
lain adalah sebagai berikut : Meletakan dasar filosofi dan kebijakan mutu proyek
Memberikan keputusan strategis mengenai hubungan antara mutu, biaya dan
jadwal
Membuat program penjaminan dan pengendalian mutu proyek (QA/ QC)
Implementasi Program QA/ QC.
Perlu juga dipahami bahwa penanganan masalah mutu dimulai sejak awal sampai proyek dinyatakan selesai. Pada
priode tersebut penyelenggaraan proyek dibagi menjadi pekerjaan spesifik, yang kemudian diserahkan kepada
masing-masing bidang/ unit sesuai keahlian. Jadi semua pihak memiliki tanggung jawab yang sama untuk menjaga
kualitas/ mutu, bila melaksanakan tugasnya dengan benar dan tepat dari segi mutu. Atau dengan kata lain harus
selalu berorientasi kepada mutu.
Penjaminan mutu (QA) adalah semua perencanaan dan langkah sistematis yang diperlukan untuk memberikan
keyaknian bahwa instalasi atau sistem yang akan diwujudkan dapat beroperasi secara memuaskan. Sedangkan
pengendalian mutu (QC) adalah bagian dari penjaminan mutu yang memberikan petunjuk dan cara-cara untuk
mengendalikan mutu material, struktur, komponen atau sistem agar memenuhi keperluan yang telah ditentukan.
Jadi Pengendalian Mutu (QC) meliputi tindakan-tindakan yang berupa: pengetesan, pengukuran dan pemeriksaan
apakah kegiatan-kegiatan engineering/konstruksi dan kegiatan lainnya telah memenuhi dan sesuai dengan kriteria
yang digariskan.
Masalah mutu/ kualitas dalam proyek konstruksi erat hubungannya dengan masalah-masalah berikut:
Material konstruksi, yang umumnya tersedia ataupun dapat dibeli di lokasi atau sekitar lokasi proyek.
98 | P a g e
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017
Peralatan (equipment), yang dibuat di pabrik atas dasar pesanan, seperti kompresor, generator mesin-
mesin, dlsb. Peralatan demikian umumnya diangkut dari jarak jauh untuk sampai ke lokasi proyek.
Pelatihan dan sertifikasi tenaga konstruksi, misalnya melatih ahli mengelas, pertukangan, mandor dlsb.
Pengendalian proyek konstruksi mencakup dan tidak terbatas pada hal-hal sebagai berikut :
Hubungan antara fungsi-fungsi manajemen dan faktor-faktor yang menjadi ukuran suksesnya perencanaan dan
pengendalian termasuk pengendalian mutu. Merupakan kewajiban penyedia jasa konstruksi untuk menyiapkan
rencana pengawasan kualitas dan kepastian kualitas. Rencana pengawasan kualitas dan kepastian kualitas/
Quality Control dan Quality Assurance/ QA-QC meliputi kegiatan berikut :
QA/ QC manajer Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus menunjuk seorang QA/ QC manajer
sebelum pekerjaan konstruksi dilaksanakan. QA/ QC manajer akan bertaggung jawab
terhadap pelaksanaan dan keberlangsungan rencana pengawasan kualitas. Orang
yang ditunjuk oleh penyedia jasa konstruksi (kontraktor) sebagai QA/ QC manajer harus
disetujui oleh wakil pemberi kerja. QA/ QC manajer akan melaporkan pekerjaannya
langsung kepada Manajer proyek dari penyedia jasa konstruksi (kontraktor).
Perubahan pada rencana pengawasan kualitas Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus memberi
tahukan kepada wakil pemberi kerja secara tertulis segala
usulan perubahan pada rencana pengawasan kuaitas.
Perubahan yang dibuat pada rencana pengawasan kuaitas
tidak boleh dilaksanakan sebelum persetujuan tertulis dari
wakil pemberi kerja.
Hal-hal yang melekat pada rencana pengawasan kualitas Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus
memastikan bahwa rencana pengawasan kualitas
yang telah disetujui telah diikuti dan dilaksanakan
selama pelaksanaan pekerjaan. Seluruh hasil
pengawasan, record dan seluruh operasi
pengawasan kualitas harus dilaporkan secara
berkala kepada wakil pemberi kerja.
99 | P a g e
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017
Pengendalian Kualitas Pekerjaan pelaksanaan konstruksi dimulai dari pekerjaan tanah sampai pada konstruksi
akan dikendalikan dengan memberikan pengawasan, arahan, bimbingan dan instruksi
yang diperlukan kepada penyedia jasa konstruksi (kontraktor) guna menjamin bahwa
semua pekerjaan dilaksanakan dengan baik, tepat kualitas. Aspek-aspek pengendalian
mutu yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan konstruksi antara lain meliputi :
Setelah pekerjaan memenuhi persyaratan baik secara kualitas maupun persyaratan lainnya, maka pengukuran
kuantitas dapat dilakukan agar volume pekerjaan dengan teliti/akurat yang disetujui oleh konsultan sehingga
kuantitas dalam kontrak adalah benar diukur dan mendapat persetujuan dari konsultan.
Dalam pelaksanaan proyek konstruksi, sasaran pengelolaan proyek (project management) disamping biaya dan
jadwal adalah pemenuhan persyaratan mutu. Dalam hubungan ini, suatu peralatan, material dan cara kerja diangap
memenuhi persyaratan mutu apabila dipenuhi semua persyaratan yang ditentukan dalam kriteria dan spesifikasi.
Dengan demikian, instalasi/bangunan yang dibangun atau produk yang dihasilkan, yang terdiri dari komponen
peralatan dan material yang memenuhi persyaratan mutu, dapat diharapkan berfungsi secara memuaskan selama
kurun waktu tertentu atau dengan kata lain siap untuk dipakai (fitness for use). Dan untuk mencapai tujuan tersebut
secara efektif dan ekonomis tidak hanya diperlukan pemeriksaan di tahap akhir sebelum diserahterimakan (FHO)
kepada pemilik proyek/konsumen, tetapi juga diperlukan serangkaian tindakan sepanjang siklus proyek mulai dari
penyusunan program, perencanaan, pengawasan, pemeriksanaan dan pengendalian mutu. Kegiatan tersebut
dikenal dengan penjaminan mutu (Quality Assurance-QA).
100 | P a g e
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017
Dalam arti yang luas “mutu” atau “kualitas” bersifat subyektif. Suatu barang yang amat bermutu bagi seseorang
belum tentu bermutu bagi orang lain. Oleh karena itu, dunia usaha dan industri mencoba memberikan batasan
yang dapat diterima oleh kalangan yang berkepentingan, misalnya ISO 8402 (1986):[1]
“Mutu adalah sifat dan karakterisk produk atau jasa yang membuatnya memenuhi kebutuhan pelanggan atau
pemakai (customers).”
Sementara definisi lain untuk mutu yang sering diasosiasian dengan proyek adalah fitness for use. Istilah ini
disamping mempunyai arti seperti yang diuraikan diatas, juga memperhatikan masalah tersediaya produk,
kehandalan dan masalah pemeliharaan.
Definisi diatas tentunya akan sangat bervariasi tergantung pada masing-masing bidang usaha maupun industri.
Akan tetapi secara umum ada 4 (empat) spektrum mutu/kualitas yakni kualitas perencanaan (quality planning),
pemantauan kualitas (quality control), jaminan kualitas (quality assurance) dan pengembangan kualitas (quality
improvement).[2]
Manajemen mutu/kualitas mengadopsi beberapa prinsip-prinsip manajemen[3], yang dapat diterapkan pada
puncak manajemen perusahaan untuk menjadi pedoman bagi organisasi dalam mengembangkan kinerja
organisasi. Beberapa prinsip tersebut adalah sebagai berikut :
Fokus pada keinginan konsumen (customer focus) Suatu perusahaan dapat menjaga dan
mengembangkan konsumennya, bilamana
perusahaan dapat mengerti dan memahami
tuntutan dan kebutuhan konsumen saat ini dan
mendatang, sehingga berusaha memenuhi
kebutuhan dan mencoba memenuhi ekspetasi
konsumen adalah kuncinya.
Kepemimpinan (Leadership) Para pemimpin dalam setiap unit dalam suatu organisasi perusahaan
(penyedia jasa konstruksi) menyiapkan dan diarahkan untuk mengembangkan
budaya kualitas. Mereka harus dapat mengkreasikan dan memelihara budaya
kualitas dalam setiap lingkungan internal yang dipimpinnya, mendorong setiap
anggota timnya untuk mencapai tujuan perusahaan yakni pencapaian target
kualitas/ mutu pekerjaan, dan dalam hal ini mencapai mutu/ kualitas pekerjaan
konstruksi.
Pengembangan Individu (Involvement of people) Setiap individu baik karyawan maupun pemimpin pada
setiap level perusahaan jasa konstruksi harus memahami
budaya manajemen kualitas. Setiap individu harus berusaha
mengembangkan segala kemampuan dan kemungkinan
yang dapat digunakan bagi keuntungan perusahaan.
Pendekatan proses (Process approach) Hasil yang buruk dapat dikurangi bila setiap aktivitas dan kebutuhan
sumber daya (manusia, material/bahan/alat, waktu) dikelola dalam
suatu organisasi perusahaan sebagai suatu proses.
Pendekatan Sistem Pada Manajemen (System approach to management) Suatu organisasi perusahaan
dapat efektif dan efisien dalam
mengembangkan target dan
tujuan mutu/ kualitas yang
merupakan kontribusi dari tahap
identifikasi, pemahaman dan
pengelolaan semua proses yang
101 | P a g e
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017
Terus Berkembang (Continual improvement) Salah satu target tujuan kualitas/mutu secara permanen dari
suatu organisasi adalah terus mengembangkan kinerja
pencampaian mutu semua aktivitasnya.
Pengelolaan mutu (Quality Management) bertujuan mencapai persyaratan mutu proyek pada pekerjaan pertama
tanpa adanya pengulangan (to do right things right the first time) dengan cara-cara yang efektif dan ekonomis.
Pengelolaan mutu proyek konstruksi merupakan unsur dari pengelolaan proyeks secara keseluruhan, yang antara
lain adalah sebagai berikut : Meletakan dasar filosofi dan kebijakan mutu proyek
Memberikan keputusan strategis mengenai hubungan antara mutu, biaya dan
jadwal
Membuat program penjaminan dan pengendalian mutu proyek (QA/ QC)
Implementasi Program QA/ QC.
Perlu juga dipahami bahwa penanganan masalah mutu dimulai sejak awal sampai proyek dinyatakan selesai. Pada
priode tersebut penyelenggaraan proyek dibagi menjadi pekerjaan spesifik, yang kemudian diserahkan kepada
masing-masing bidang/ unit sesuai keahlian. Jadi semua pihak memiliki tanggung jawab yang sama untuk menjaga
kualitas/ mutu, bila melaksanakan tugasnya dengan benar dan tepat dari segi mutu. Atau dengan kata lain harus
selalu berorientasi kepada mutu.
Penjaminan mutu (QA) adalah semua perencanaan dan langkah sistematis yang diperlukan untuk memberikan
keyaknian bahwa instalasi atau sistem yang akan diwujudkan dapat beroperasi secara memuaskan. Sedangkan
pengendalian mutu (QC) adalah bagian dari penjaminan mutu yang memberikan petunjuk dan cara-cara untuk
mengendalikan mutu material, struktur, komponen atau sistem agar memenuhi keperluan yang telah ditentukan.
Jadi Pengendalian Mutu (QC) meliputi tindakan-tindakan yang berupa: pengetesan, pengukuran dan pemeriksaan
apakah kegiatan-kegiatan engineering/konstruksi dan kegiatan lainnya telah memenuhi dan sesuai dengan kriteria
yang digariskan.
Masalah mutu/ kualitas dalam proyek konstruksi erat hubungannya dengan masalah-masalah berikut:
Material konstruksi, yang umumnya tersedia ataupun dapat dibeli di lokasi atau sekitar lokasi proyek.
Peralatan (equipment), yang dibuat di pabrik atas dasar pesanan, seperti kompresor, generator mesin-
mesin, dlsb. Peralatan demikian umumnya diangkut dari jarak jauh untuk sampai ke lokasi proyek.
Pelatihan dan sertifikasi tenaga konstruksi, misalnya melatih ahli mengelas, pertukangan, mandor dlsb.
Pengendalian proyek konstruksi mencakup dan tidak terbatas pada hal-hal sebagai berikut :
102 | P a g e
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017
Adanya jaminan bahwa semua rencana yang dibuat akan dapat dilaksanakan;
Monitoring hasil pelaksanaan dan membandingkannya dengan rencana, dan
Mengadakan langkah perbaikan (corrective action) pada saat yang paling awal.
Hubungan antara fungsi-fungsi manajemen dan faktor-faktor yang menjadi ukuran suksesnya perencanaan dan
pengendalian termasuk pengendalian mutu. Merupakan kewajiban penyedia jasa konstruksi untuk menyiapkan
rencana pengawasan kualitas dan kepastian kualitas. Rencana pengawasan kualitas dan kepastian kualitas/
Quality Control dan Quality Assurance/ QA-QC meliputi kegiatan berikut :
QA/ QC manajer Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus menunjuk seorang QA/ QC manajer
sebelum pekerjaan konstruksi dilaksanakan. QA/ QC manajer akan bertaggung jawab
terhadap pelaksanaan dan keberlangsungan rencana pengawasan kualitas. Orang
yang ditunjuk oleh penyedia jasa konstruksi (kontraktor) sebagai QA/ QC manajer harus
disetujui oleh wakil pemberi kerja. QA/ QC manajer akan melaporkan pekerjaannya
langsung kepada Manajer proyek dari penyedia jasa konstruksi (kontraktor).
Perubahan pada rencana pengawasan kualitas Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus memberi
tahukan kepada wakil pemberi kerja secara tertulis segala
usulan perubahan pada rencana pengawasan kuaitas.
Perubahan yang dibuat pada rencana pengawasan kuaitas
tidak boleh dilaksanakan sebelum persetujuan tertulis dari
wakil pemberi kerja.
Hal-hal yang melekat pada rencana pengawasan kualitas Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus
memastikan bahwa rencana pengawasan kualitas
yang telah disetujui telah diikuti dan dilaksanakan
selama pelaksanaan pekerjaan. Seluruh hasil
pengawasan, record dan seluruh operasi
pengawasan kualitas harus dilaporkan secara
berkala kepada wakil pemberi kerja.
Dalam pengendalian kualitas/ mutu terdapat 2
(dua) komponen kegiatan utama dalam
pelaksanaan konstruksi yakni pengendalian
kualitas (QA) dan pengendalian kuantitas (QC).
Urain masing-masing kegiatan sebagai berikut :
Pengendalian Kualitas Pekerjaan pelaksanaan konstruksi dimulai dari pekerjaan tanah sampai pada konstruksi
akan dikendalikan dengan memberikan pengawasan, arahan, bimbingan dan instruksi
yang diperlukan kepada penyedia jasa konstruksi (kontraktor) guna menjamin bahwa
103 | P a g e
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017
Setelah pekerjaan memenuhi persyaratan baik secara kualitas maupun persyaratan lainnya, maka pengukuran
kuantitas dapat dilakukan agar volume pekerjaan dengan teliti/akurat yang disetujui oleh konsultan sehingga
kuantitas dalam kontrak adalah benar diukur dan mendapat persetujuan dari konsultan.
Dalam pelaksanaan proyek konstruksi, sasaran pengelolaan proyek (project management) disamping biaya dan
jadwal adalah pemenuhan persyaratan mutu. Dalam hubungan ini, suatu peralatan, material dan cara kerja diangap
memenuhi persyaratan mutu apabila dipenuhi semua persyaratan yang ditentukan dalam kriteria dan spesifikasi.
Dengan demikian, instalasi/bangunan yang dibangun atau produk yang dihasilkan, yang terdiri dari komponen
peralatan dan material yang memenuhi persyaratan mutu, dapat diharapkan berfungsi secara memuaskan selama
kurun waktu tertentu atau dengan kata lain siap untuk dipakai (fitness for use). Dan untuk mencapai tujuan tersebut
secara efektif dan ekonomis tidak hanya diperlukan pemeriksaan di tahap akhir sebelum diserahterimakan (FHO)
kepada pemilik proyek/konsumen, tetapi juga diperlukan serangkaian tindakan sepanjang siklus proyek mulai dari
penyusunan program, perencanaan, pengawasan, pemeriksanaan dan pengendalian mutu. Kegiatan tersebut
dikenal dengan penjaminan mutu (Quality Assurance-QA).
Dalam arti yang luas “mutu” atau “kualitas” bersifat subyektif. Suatu barang yang amat bermutu bagi seseorang
belum tentu bermutu bagi orang lain. Oleh karena itu, dunia usaha dan industri mencoba memberikan batasan
yang dapat diterima oleh kalangan yang berkepentingan, misalnya ISO 8402 (1986):[1]
“Mutu adalah sifat dan karakterisk produk atau jasa yang membuatnya memenuhi kebutuhan pelanggan atau
pemakai (customers).”
Sementara definisi lain untuk mutu yang sering diasosiasian dengan proyek adalah fitness for use. Istilah ini
disamping mempunyai arti seperti yang diuraikan diatas, juga memperhatikan masalah tersediaya produk,
kehandalan dan masalah pemeliharaan.
104 | P a g e
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017
Definisi diatas tentunya akan sangat bervariasi tergantung pada masing-masing bidang usaha maupun industri.
Akan tetapi secara umum ada 4 (empat) spektrum mutu/kualitas yakni kualitas perencanaan (quality planning),
pemantauan kualitas (quality control), jaminan kualitas (quality assurance) dan pengembangan kualitas (quality
improvement).[2]
Manajemen mutu/kualitas mengadopsi beberapa prinsip-prinsip manajemen[3], yang dapat diterapkan pada
puncak manajemen perusahaan untuk menjadi pedoman bagi organisasi dalam mengembangkan kinerja
organisasi. Beberapa prinsip tersebut adalah sebagai berikut :
Fokus pada keinginan konsumen (customer focus) Suatu perusahaan dapat menjaga dan
mengembangkan konsumennya, bilamana
perusahaan dapat mengerti dan memahami
tuntutan dan kebutuhan konsumen saat ini dan
mendatang, sehingga berusaha memenuhi
kebutuhan dan mencoba memenuhi ekspetasi
konsumen adalah kuncinya.
Kepemimpinan (Leadership) Para pemimpin dalam setiap unit dalam suatu organisasi perusahaan
(penyedia jasa konstruksi) menyiapkan dan diarahkan untuk mengembangkan
budaya kualitas. Mereka harus dapat mengkreasikan dan memelihara budaya
kualitas dalam setiap lingkungan internal yang dipimpinnya, mendorong setiap
anggota timnya untuk mencapai tujuan perusahaan yakni pencapaian target
kualitas/ mutu pekerjaan, dan dalam hal ini mencapai mutu/ kualitas pekerjaan
konstruksi.
Pengembangan Individu (Involvement of people) Setiap individu baik karyawan maupun pemimpin pada
setiap level perusahaan jasa konstruksi harus memahami
budaya manajemen kualitas. Setiap individu harus berusaha
mengembangkan segala kemampuan dan kemungkinan
yang dapat digunakan bagi keuntungan perusahaan.
Pendekatan proses (Process approach) Hasil yang buruk dapat dikurangi bila setiap aktivitas dan kebutuhan
sumber daya (manusia, material/bahan/alat, waktu) dikelola dalam
suatu organisasi perusahaan sebagai suatu proses.
Pendekatan Sistem Pada Manajemen (System approach to management) Suatu organisasi perusahaan
dapat efektif dan efisien dalam
mengembangkan target dan
tujuan mutu/ kualitas yang
merupakan kontribusi dari tahap
identifikasi, pemahaman dan
pengelolaan semua proses yang
saling terkait sebagai suatu
sistem.
Terus Berkembang (Continual improvement) Salah satu target tujuan kualitas/mutu secara permanen dari
suatu organisasi adalah terus mengembangkan kinerja
pencampaian mutu semua aktivitasnya.
105 | P a g e
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017
Pengelolaan mutu (Quality Management) bertujuan mencapai persyaratan mutu proyek pada pekerjaan pertama
tanpa adanya pengulangan (to do right things right the first time) dengan cara-cara yang efektif dan ekonomis.
Pengelolaan mutu proyek konstruksi merupakan unsur dari pengelolaan proyeks secara keseluruhan, yang antara
lain adalah sebagai berikut : Meletakan dasar filosofi dan kebijakan mutu proyek
Memberikan keputusan strategis mengenai hubungan antara mutu, biaya dan
jadwal
Membuat program penjaminan dan pengendalian mutu proyek (QA/ QC)
Implementasi Program QA/ QC.
Perlu juga dipahami bahwa penanganan masalah mutu dimulai sejak awal sampai proyek dinyatakan selesai. Pada
priode tersebut penyelenggaraan proyek dibagi menjadi pekerjaan spesifik, yang kemudian diserahkan kepada
masing-masing bidang/ unit sesuai keahlian. Jadi semua pihak memiliki tanggung jawab yang sama untuk menjaga
kualitas/ mutu, bila melaksanakan tugasnya dengan benar dan tepat dari segi mutu. Atau dengan kata lain harus
selalu berorientasi kepada mutu.
Penjaminan mutu (QA) adalah semua perencanaan dan langkah sistematis yang diperlukan untuk memberikan
keyaknian bahwa instalasi atau sistem yang akan diwujudkan dapat beroperasi secara memuaskan. Sedangkan
pengendalian mutu (QC) adalah bagian dari penjaminan mutu yang memberikan petunjuk dan cara-cara untuk
mengendalikan mutu material, struktur, komponen atau sistem agar memenuhi keperluan yang telah ditentukan.
Jadi Pengendalian Mutu (QC) meliputi tindakan-tindakan yang berupa: pengetesan, pengukuran dan pemeriksaan
apakah kegiatan-kegiatan engineering/konstruksi dan kegiatan lainnya telah memenuhi dan sesuai dengan kriteria
yang digariskan.
Masalah mutu/ kualitas dalam proyek konstruksi erat hubungannya dengan masalah-masalah berikut:
Material konstruksi, yang umumnya tersedia ataupun dapat dibeli di lokasi atau sekitar lokasi proyek.
Peralatan (equipment), yang dibuat di pabrik atas dasar pesanan, seperti kompresor, generator mesin-
mesin, dlsb. Peralatan demikian umumnya diangkut dari jarak jauh untuk sampai ke lokasi proyek.
Pelatihan dan sertifikasi tenaga konstruksi, misalnya melatih ahli mengelas, pertukangan, mandor dlsb.
Pengendalian proyek konstruksi mencakup dan tidak terbatas pada hal-hal sebagai berikut :
Hubungan antara fungsi-fungsi manajemen dan faktor-faktor yang menjadi ukuran suksesnya perencanaan dan
pengendalian termasuk pengendalian mutu. Merupakan kewajiban penyedia jasa konstruksi untuk menyiapkan
rencana pengawasan kualitas dan kepastian kualitas. Rencana pengawasan kualitas dan kepastian kualitas/
Quality Control dan Quality Assurance/ QA-QC meliputi kegiatan berikut :
106 | P a g e
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017
QA/ QC manajer Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus menunjuk seorang QA/ QC manajer
sebelum pekerjaan konstruksi dilaksanakan. QA/ QC manajer akan bertaggung jawab
terhadap pelaksanaan dan keberlangsungan rencana pengawasan kualitas. Orang
yang ditunjuk oleh penyedia jasa konstruksi (kontraktor) sebagai QA/ QC manajer harus
disetujui oleh wakil pemberi kerja. QA/ QC manajer akan melaporkan pekerjaannya
langsung kepada Manajer proyek dari penyedia jasa konstruksi (kontraktor).
Perubahan pada rencana pengawasan kualitas Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus memberi
tahukan kepada wakil pemberi kerja secara tertulis segala
usulan perubahan pada rencana pengawasan kuaitas.
Perubahan yang dibuat pada rencana pengawasan kuaitas
tidak boleh dilaksanakan sebelum persetujuan tertulis dari
wakil pemberi kerja.
Hal-hal yang melekat pada rencana pengawasan kualitas Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus
memastikan bahwa rencana pengawasan kualitas
yang telah disetujui telah diikuti dan dilaksanakan
selama pelaksanaan pekerjaan. Seluruh hasil
pengawasan, record dan seluruh operasi
pengawasan kualitas harus dilaporkan secara
berkala kepada wakil pemberi kerja.
Dalam pengendalian kualitas/ mutu terdapat 2
(dua) komponen kegiatan utama dalam
pelaksanaan konstruksi yakni pengendalian
kualitas (QA) dan pengendalian kuantitas (QC).
Urain masing-masing kegiatan sebagai berikut :
Pengendalian Kualitas Pekerjaan pelaksanaan konstruksi dimulai dari pekerjaan tanah sampai pada konstruksi
akan dikendalikan dengan memberikan pengawasan, arahan, bimbingan dan instruksi
yang diperlukan kepada penyedia jasa konstruksi (kontraktor) guna menjamin bahwa
semua pekerjaan dilaksanakan dengan baik, tepat kualitas. Aspek-aspek pengendalian
mutu yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan konstruksi antara lain meliputi :
107 | P a g e
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017
Setelah pekerjaan memenuhi persyaratan baik secara kualitas maupun persyaratan lainnya, maka pengukuran
kuantitas dapat dilakukan agar volume pekerjaan dengan teliti/akurat yang disetujui oleh konsultan sehingga
kuantitas dalam kontrak adalah benar diukur dan mendapat persetujuan dari konsultan.
Dalam pelaksanaan proyek konstruksi, sasaran pengelolaan proyek (project management) disamping biaya dan
jadwal adalah pemenuhan persyaratan mutu. Dalam hubungan ini, suatu peralatan, material dan cara kerja diangap
memenuhi persyaratan mutu apabila dipenuhi semua persyaratan yang ditentukan dalam kriteria dan spesifikasi.
Dengan demikian, instalasi/bangunan yang dibangun atau produk yang dihasilkan, yang terdiri dari komponen
peralatan dan material yang memenuhi persyaratan mutu, dapat diharapkan berfungsi secara memuaskan selama
kurun waktu tertentu atau dengan kata lain siap untuk dipakai (fitness for use). Dan untuk mencapai tujuan tersebut
secara efektif dan ekonomis tidak hanya diperlukan pemeriksaan di tahap akhir sebelum diserahterimakan (FHO)
kepada pemilik proyek/konsumen, tetapi juga diperlukan serangkaian tindakan sepanjang siklus proyek mulai dari
penyusunan program, perencanaan, pengawasan, pemeriksanaan dan pengendalian mutu. Kegiatan tersebut
dikenal dengan penjaminan mutu (Quality Assurance-QA).
Dalam arti yang luas “mutu” atau “kualitas” bersifat subyektif. Suatu barang yang amat bermutu bagi seseorang
belum tentu bermutu bagi orang lain. Oleh karena itu, dunia usaha dan industri mencoba memberikan batasan
yang dapat diterima oleh kalangan yang berkepentingan, misalnya ISO 8402 (1986):[1]
“Mutu adalah sifat dan karakterisk produk atau jasa yang membuatnya memenuhi kebutuhan pelanggan atau
pemakai (customers).”
Sementara definisi lain untuk mutu yang sering diasosiasian dengan proyek adalah fitness for use. Istilah ini
disamping mempunyai arti seperti yang diuraikan diatas, juga memperhatikan masalah tersediaya produk,
kehandalan dan masalah pemeliharaan.
Definisi diatas tentunya akan sangat bervariasi tergantung pada masing-masing bidang usaha maupun industri.
Akan tetapi secara umum ada 4 (empat) spektrum mutu/kualitas yakni kualitas perencanaan (quality planning),
pemantauan kualitas (quality control), jaminan kualitas (quality assurance) dan pengembangan kualitas (quality
improvement).[2]
108 | P a g e
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017
Manajemen mutu/kualitas mengadopsi beberapa prinsip-prinsip manajemen[3], yang dapat diterapkan pada
puncak manajemen perusahaan untuk menjadi pedoman bagi organisasi dalam mengembangkan kinerja
organisasi. Beberapa prinsip tersebut adalah sebagai berikut :
Fokus pada keinginan konsumen (customer focus) Suatu perusahaan dapat menjaga dan
mengembangkan konsumennya, bilamana
perusahaan dapat mengerti dan memahami
tuntutan dan kebutuhan konsumen saat ini dan
mendatang, sehingga berusaha memenuhi
kebutuhan dan mencoba memenuhi ekspetasi
konsumen adalah kuncinya.
Kepemimpinan (Leadership) Para pemimpin dalam setiap unit dalam suatu organisasi perusahaan
(penyedia jasa konstruksi) menyiapkan dan diarahkan untuk mengembangkan
budaya kualitas. Mereka harus dapat mengkreasikan dan memelihara budaya
kualitas dalam setiap lingkungan internal yang dipimpinnya, mendorong setiap
anggota timnya untuk mencapai tujuan perusahaan yakni pencapaian target
kualitas/ mutu pekerjaan, dan dalam hal ini mencapai mutu/ kualitas pekerjaan
konstruksi.
Pengembangan Individu (Involvement of people) Setiap individu baik karyawan maupun pemimpin pada
setiap level perusahaan jasa konstruksi harus memahami
budaya manajemen kualitas. Setiap individu harus berusaha
mengembangkan segala kemampuan dan kemungkinan
yang dapat digunakan bagi keuntungan perusahaan.
Pendekatan proses (Process approach) Hasil yang buruk dapat dikurangi bila setiap aktivitas dan kebutuhan
sumber daya (manusia, material/bahan/alat, waktu) dikelola dalam
suatu organisasi perusahaan sebagai suatu proses.
Pendekatan Sistem Pada Manajemen (System approach to management) Suatu organisasi perusahaan
dapat efektif dan efisien dalam
mengembangkan target dan
tujuan mutu/ kualitas yang
merupakan kontribusi dari tahap
identifikasi, pemahaman dan
pengelolaan semua proses yang
saling terkait sebagai suatu
sistem.
Terus Berkembang (Continual improvement) Salah satu target tujuan kualitas/mutu secara permanen dari
suatu organisasi adalah terus mengembangkan kinerja
pencampaian mutu semua aktivitasnya.
109 | P a g e
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017
Pengelolaan mutu (Quality Management) bertujuan mencapai persyaratan mutu proyek pada pekerjaan pertama
tanpa adanya pengulangan (to do right things right the first time) dengan cara-cara yang efektif dan ekonomis.
Pengelolaan mutu proyek konstruksi merupakan unsur dari pengelolaan proyeks secara keseluruhan, yang antara
lain adalah sebagai berikut : Meletakan dasar filosofi dan kebijakan mutu proyek
Memberikan keputusan strategis mengenai hubungan antara mutu, biaya dan
jadwal
Membuat program penjaminan dan pengendalian mutu proyek (QA/ QC)
Implementasi Program QA/ QC.
Perlu juga dipahami bahwa penanganan masalah mutu dimulai sejak awal sampai proyek dinyatakan selesai. Pada
priode tersebut penyelenggaraan proyek dibagi menjadi pekerjaan spesifik, yang kemudian diserahkan kepada
masing-masing bidang/ unit sesuai keahlian. Jadi semua pihak memiliki tanggung jawab yang sama untuk menjaga
kualitas/ mutu, bila melaksanakan tugasnya dengan benar dan tepat dari segi mutu. Atau dengan kata lain harus
selalu berorientasi kepada mutu.
Penjaminan mutu (QA) adalah semua perencanaan dan langkah sistematis yang diperlukan untuk memberikan
keyaknian bahwa instalasi atau sistem yang akan diwujudkan dapat beroperasi secara memuaskan. Sedangkan
pengendalian mutu (QC) adalah bagian dari penjaminan mutu yang memberikan petunjuk dan cara-cara untuk
mengendalikan mutu material, struktur, komponen atau sistem agar memenuhi keperluan yang telah ditentukan.
Jadi Pengendalian Mutu (QC) meliputi tindakan-tindakan yang berupa: pengetesan, pengukuran dan pemeriksaan
apakah kegiatan-kegiatan engineering/konstruksi dan kegiatan lainnya telah memenuhi dan sesuai dengan kriteria
yang digariskan.
Masalah mutu/ kualitas dalam proyek konstruksi erat hubungannya dengan masalah-masalah berikut:
Material konstruksi, yang umumnya tersedia ataupun dapat dibeli di lokasi atau sekitar lokasi proyek.
Peralatan (equipment), yang dibuat di pabrik atas dasar pesanan, seperti kompresor, generator mesin-
mesin, dlsb. Peralatan demikian umumnya diangkut dari jarak jauh untuk sampai ke lokasi proyek.
Pelatihan dan sertifikasi tenaga konstruksi, misalnya melatih ahli mengelas, pertukangan, mandor dlsb.
Pengendalian proyek konstruksi mencakup dan tidak terbatas pada hal-hal sebagai berikut :
Hubungan antara fungsi-fungsi manajemen dan faktor-faktor yang menjadi ukuran suksesnya perencanaan dan
pengendalian termasuk pengendalian mutu. Merupakan kewajiban penyedia jasa konstruksi untuk menyiapkan
rencana pengawasan kualitas dan kepastian kualitas. Rencana pengawasan kualitas dan kepastian kualitas/
Quality Control dan Quality Assurance/ QA-QC meliputi kegiatan berikut :
110 | P a g e
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017
QA/ QC manajer Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus menunjuk seorang QA/ QC manajer
sebelum pekerjaan konstruksi dilaksanakan. QA/ QC manajer akan bertaggung jawab
terhadap pelaksanaan dan keberlangsungan rencana pengawasan kualitas. Orang
yang ditunjuk oleh penyedia jasa konstruksi (kontraktor) sebagai QA/ QC manajer harus
disetujui oleh wakil pemberi kerja. QA/ QC manajer akan melaporkan pekerjaannya
langsung kepada Manajer proyek dari penyedia jasa konstruksi (kontraktor).
Perubahan pada rencana pengawasan kualitas Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus memberi
tahukan kepada wakil pemberi kerja secara tertulis segala
usulan perubahan pada rencana pengawasan kuaitas.
Perubahan yang dibuat pada rencana pengawasan kuaitas
tidak boleh dilaksanakan sebelum persetujuan tertulis dari
wakil pemberi kerja.
Hal-hal yang melekat pada rencana pengawasan kualitas Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus
memastikan bahwa rencana pengawasan kualitas
yang telah disetujui telah diikuti dan dilaksanakan
selama pelaksanaan pekerjaan. Seluruh hasil
pengawasan, record dan seluruh operasi
pengawasan kualitas harus dilaporkan secara
berkala kepada wakil pemberi kerja.
Dalam pengendalian kualitas/ mutu terdapat 2
(dua) komponen kegiatan utama dalam
pelaksanaan konstruksi yakni pengendalian
kualitas (QA) dan pengendalian kuantitas (QC).
Urain masing-masing kegiatan sebagai berikut :
Pengendalian Kualitas Pekerjaan pelaksanaan konstruksi dimulai dari pekerjaan tanah sampai pada konstruksi
akan dikendalikan dengan memberikan pengawasan, arahan, bimbingan dan instruksi
yang diperlukan kepada penyedia jasa konstruksi (kontraktor) guna menjamin bahwa
semua pekerjaan dilaksanakan dengan baik, tepat kualitas. Aspek-aspek pengendalian
mutu yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan konstruksi antara lain meliputi :
111 | P a g e
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017
Setelah pekerjaan memenuhi persyaratan baik secara kualitas maupun persyaratan lainnya, maka pengukuran
kuantitas dapat dilakukan agar volume pekerjaan dengan teliti/akurat yang disetujui oleh konsultan sehingga
kuantitas dalam kontrak adalah benar diukur dan mendapat persetujuan dari konsultan.
Dalam pelaksanaan proyek konstruksi, sasaran pengelolaan proyek (project management) disamping biaya dan
jadwal adalah pemenuhan persyaratan mutu. Dalam hubungan ini, suatu peralatan, material dan cara kerja diangap
memenuhi persyaratan mutu apabila dipenuhi semua persyaratan yang ditentukan dalam kriteria dan spesifikasi.
Dengan demikian, instalasi/bangunan yang dibangun atau produk yang dihasilkan, yang terdiri dari komponen
peralatan dan material yang memenuhi persyaratan mutu, dapat diharapkan berfungsi secara memuaskan selama
kurun waktu tertentu atau dengan kata lain siap untuk dipakai (fitness for use). Dan untuk mencapai tujuan tersebut
secara efektif dan ekonomis tidak hanya diperlukan pemeriksaan di tahap akhir sebelum diserahterimakan (FHO)
kepada pemilik proyek/konsumen, tetapi juga diperlukan serangkaian tindakan sepanjang siklus proyek mulai dari
penyusunan program, perencanaan, pengawasan, pemeriksanaan dan pengendalian mutu. Kegiatan tersebut
dikenal dengan penjaminan mutu (Quality Assurance-QA).
Dalam arti yang luas “mutu” atau “kualitas” bersifat subyektif. Suatu barang yang amat bermutu bagi seseorang
belum tentu bermutu bagi orang lain. Oleh karena itu, dunia usaha dan industri mencoba memberikan batasan
yang dapat diterima oleh kalangan yang berkepentingan, misalnya ISO 8402 (1986):[1]
“Mutu adalah sifat dan karakterisk produk atau jasa yang membuatnya memenuhi kebutuhan pelanggan atau
pemakai (customers).”
Sementara definisi lain untuk mutu yang sering diasosiasian dengan proyek adalah fitness for use. Istilah ini
disamping mempunyai arti seperti yang diuraikan diatas, juga memperhatikan masalah tersediaya produk,
kehandalan dan masalah pemeliharaan.
Definisi diatas tentunya akan sangat bervariasi tergantung pada masing-masing bidang usaha maupun industri.
Akan tetapi secara umum ada 4 (empat) spektrum mutu/kualitas yakni kualitas perencanaan (quality planning),
pemantauan kualitas (quality control), jaminan kualitas (quality assurance) dan pengembangan kualitas (quality
improvement).[2]
Manajemen mutu/kualitas mengadopsi beberapa prinsip-prinsip manajemen[3], yang dapat diterapkan pada
puncak manajemen perusahaan untuk menjadi pedoman bagi organisasi dalam mengembangkan kinerja
organisasi. Beberapa prinsip tersebut adalah sebagai berikut :
Fokus pada keinginan konsumen (customer focus) Suatu perusahaan dapat menjaga dan
mengembangkan konsumennya, bilamana
perusahaan dapat mengerti dan memahami
112 | P a g e
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017
Kepemimpinan (Leadership) Para pemimpin dalam setiap unit dalam suatu organisasi perusahaan
(penyedia jasa konstruksi) menyiapkan dan diarahkan untuk mengembangkan
budaya kualitas. Mereka harus dapat mengkreasikan dan memelihara budaya
kualitas dalam setiap lingkungan internal yang dipimpinnya, mendorong setiap
anggota timnya untuk mencapai tujuan perusahaan yakni pencapaian target
kualitas/ mutu pekerjaan, dan dalam hal ini mencapai mutu/ kualitas pekerjaan
konstruksi.
Pengembangan Individu (Involvement of people) Setiap individu baik karyawan maupun pemimpin pada
setiap level perusahaan jasa konstruksi harus memahami
budaya manajemen kualitas. Setiap individu harus berusaha
mengembangkan segala kemampuan dan kemungkinan
yang dapat digunakan bagi keuntungan perusahaan.
Pendekatan proses (Process approach) Hasil yang buruk dapat dikurangi bila setiap aktivitas dan kebutuhan
sumber daya (manusia, material/bahan/alat, waktu) dikelola dalam
suatu organisasi perusahaan sebagai suatu proses.
Pendekatan Sistem Pada Manajemen (System approach to management) Suatu organisasi perusahaan
dapat efektif dan efisien dalam
mengembangkan target dan
tujuan mutu/ kualitas yang
merupakan kontribusi dari tahap
identifikasi, pemahaman dan
pengelolaan semua proses yang
saling terkait sebagai suatu
sistem.
Terus Berkembang (Continual improvement) Salah satu target tujuan kualitas/mutu secara permanen dari
suatu organisasi adalah terus mengembangkan kinerja
pencampaian mutu semua aktivitasnya.
Pengelolaan mutu (Quality Management) bertujuan mencapai persyaratan mutu proyek pada pekerjaan pertama
tanpa adanya pengulangan (to do right things right the first time) dengan cara-cara yang efektif dan ekonomis.
Pengelolaan mutu proyek konstruksi merupakan unsur dari pengelolaan proyeks secara keseluruhan, yang antara
lain adalah sebagai berikut : Meletakan dasar filosofi dan kebijakan mutu proyek
Memberikan keputusan strategis mengenai hubungan antara mutu, biaya dan
jadwal
Membuat program penjaminan dan pengendalian mutu proyek (QA/ QC)
113 | P a g e
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017
Perlu juga dipahami bahwa penanganan masalah mutu dimulai sejak awal sampai proyek dinyatakan selesai. Pada
priode tersebut penyelenggaraan proyek dibagi menjadi pekerjaan spesifik, yang kemudian diserahkan kepada
masing-masing bidang/ unit sesuai keahlian. Jadi semua pihak memiliki tanggung jawab yang sama untuk menjaga
kualitas/ mutu, bila melaksanakan tugasnya dengan benar dan tepat dari segi mutu. Atau dengan kata lain harus
selalu berorientasi kepada mutu.
Penjaminan mutu (QA) adalah semua perencanaan dan langkah sistematis yang diperlukan untuk memberikan
keyaknian bahwa instalasi atau sistem yang akan diwujudkan dapat beroperasi secara memuaskan. Sedangkan
pengendalian mutu (QC) adalah bagian dari penjaminan mutu yang memberikan petunjuk dan cara-cara untuk
mengendalikan mutu material, struktur, komponen atau sistem agar memenuhi keperluan yang telah ditentukan.
Jadi Pengendalian Mutu (QC) meliputi tindakan-tindakan yang berupa: pengetesan, pengukuran dan pemeriksaan
apakah kegiatan-kegiatan engineering/konstruksi dan kegiatan lainnya telah memenuhi dan sesuai dengan kriteria
yang digariskan.
Masalah mutu/ kualitas dalam proyek konstruksi erat hubungannya dengan masalah-masalah berikut:
Material konstruksi, yang umumnya tersedia ataupun dapat dibeli di lokasi atau sekitar lokasi proyek.
Peralatan (equipment), yang dibuat di pabrik atas dasar pesanan, seperti kompresor, generator mesin-
mesin, dlsb. Peralatan demikian umumnya diangkut dari jarak jauh untuk sampai ke lokasi proyek.
Pelatihan dan sertifikasi tenaga konstruksi, misalnya melatih ahli mengelas, pertukangan, mandor dlsb.
Pengendalian proyek konstruksi mencakup dan tidak terbatas pada hal-hal sebagai berikut :
Hubungan antara fungsi-fungsi manajemen dan faktor-faktor yang menjadi ukuran suksesnya perencanaan dan
pengendalian termasuk pengendalian mutu. Merupakan kewajiban penyedia jasa konstruksi untuk menyiapkan
rencana pengawasan kualitas dan kepastian kualitas. Rencana pengawasan kualitas dan kepastian kualitas/
Quality Control dan Quality Assurance/ QA-QC meliputi kegiatan berikut :
QA/ QC manajer Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus menunjuk seorang QA/ QC manajer
sebelum pekerjaan konstruksi dilaksanakan. QA/ QC manajer akan bertaggung jawab
terhadap pelaksanaan dan keberlangsungan rencana pengawasan kualitas. Orang
114 | P a g e
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017
yang ditunjuk oleh penyedia jasa konstruksi (kontraktor) sebagai QA/ QC manajer harus
disetujui oleh wakil pemberi kerja. QA/ QC manajer akan melaporkan pekerjaannya
langsung kepada Manajer proyek dari penyedia jasa konstruksi (kontraktor).
Perubahan pada rencana pengawasan kualitas Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus memberi
tahukan kepada wakil pemberi kerja secara tertulis segala
usulan perubahan pada rencana pengawasan kuaitas.
Perubahan yang dibuat pada rencana pengawasan kuaitas
tidak boleh dilaksanakan sebelum persetujuan tertulis dari
wakil pemberi kerja.
Hal-hal yang melekat pada rencana pengawasan kualitas Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus
memastikan bahwa rencana pengawasan kualitas
yang telah disetujui telah diikuti dan dilaksanakan
selama pelaksanaan pekerjaan. Seluruh hasil
pengawasan, record dan seluruh operasi
pengawasan kualitas harus dilaporkan secara
berkala kepada wakil pemberi kerja.
Dalam pengendalian kualitas/ mutu terdapat 2
(dua) komponen kegiatan utama dalam
pelaksanaan konstruksi yakni pengendalian
kualitas (QA) dan pengendalian kuantitas (QC).
Urain masing-masing kegiatan sebagai berikut :
Pengendalian Kualitas Pekerjaan pelaksanaan konstruksi dimulai dari pekerjaan tanah sampai pada konstruksi
akan dikendalikan dengan memberikan pengawasan, arahan, bimbingan dan instruksi
yang diperlukan kepada penyedia jasa konstruksi (kontraktor) guna menjamin bahwa
semua pekerjaan dilaksanakan dengan baik, tepat kualitas. Aspek-aspek pengendalian
mutu yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan konstruksi antara lain meliputi :
Setelah pekerjaan memenuhi persyaratan baik secara kualitas maupun persyaratan lainnya, maka pengukuran
kuantitas dapat dilakukan agar volume pekerjaan dengan teliti/akurat yang disetujui oleh konsultan sehingga
kuantitas dalam kontrak adalah benar diukur dan mendapat persetujuan dari konsultan.
115 | P a g e
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017
Dalam pelaksanaan proyek konstruksi, sasaran pengelolaan proyek (project management) disamping biaya dan
jadwal adalah pemenuhan persyaratan mutu. Dalam hubungan ini, suatu peralatan, material dan cara kerja diangap
memenuhi persyaratan mutu apabila dipenuhi semua persyaratan yang ditentukan dalam kriteria dan spesifikasi.
Dengan demikian, instalasi/bangunan yang dibangun atau produk yang dihasilkan, yang terdiri dari komponen
peralatan dan material yang memenuhi persyaratan mutu, dapat diharapkan berfungsi secara memuaskan selama
kurun waktu tertentu atau dengan kata lain siap untuk dipakai (fitness for use). Dan untuk mencapai tujuan tersebut
secara efektif dan ekonomis tidak hanya diperlukan pemeriksaan di tahap akhir sebelum diserahterimakan (FHO)
kepada pemilik proyek/konsumen, tetapi juga diperlukan serangkaian tindakan sepanjang siklus proyek mulai dari
penyusunan program, perencanaan, pengawasan, pemeriksanaan dan pengendalian mutu. Kegiatan tersebut
dikenal dengan penjaminan mutu (Quality Assurance-QA).
Dalam arti yang luas “mutu” atau “kualitas” bersifat subyektif. Suatu barang yang amat bermutu bagi seseorang
belum tentu bermutu bagi orang lain. Oleh karena itu, dunia usaha dan industri mencoba memberikan batasan
yang dapat diterima oleh kalangan yang berkepentingan, misalnya ISO 8402 (1986):[1]
“Mutu adalah sifat dan karakterisk produk atau jasa yang membuatnya memenuhi kebutuhan pelanggan atau
pemakai (customers).”
Sementara definisi lain untuk mutu yang sering diasosiasian dengan proyek adalah fitness for use. Istilah ini
disamping mempunyai arti seperti yang diuraikan diatas, juga memperhatikan masalah tersediaya produk,
kehandalan dan masalah pemeliharaan.
Definisi diatas tentunya akan sangat bervariasi tergantung pada masing-masing bidang usaha maupun industri.
Akan tetapi secara umum ada 4 (empat) spektrum mutu/kualitas yakni kualitas perencanaan (quality planning),
pemantauan kualitas (quality control), jaminan kualitas (quality assurance) dan pengembangan kualitas (quality
improvement).[2]
Manajemen mutu/kualitas mengadopsi beberapa prinsip-prinsip manajemen[3], yang dapat diterapkan pada
puncak manajemen perusahaan untuk menjadi pedoman bagi organisasi dalam mengembangkan kinerja
organisasi. Beberapa prinsip tersebut adalah sebagai berikut :
Fokus pada keinginan konsumen (customer focus) Suatu perusahaan dapat menjaga dan
mengembangkan konsumennya, bilamana
perusahaan dapat mengerti dan memahami
tuntutan dan kebutuhan konsumen saat ini dan
mendatang, sehingga berusaha memenuhi
kebutuhan dan mencoba memenuhi ekspetasi
konsumen adalah kuncinya.
Kepemimpinan (Leadership) Para pemimpin dalam setiap unit dalam suatu organisasi perusahaan
(penyedia jasa konstruksi) menyiapkan dan diarahkan untuk mengembangkan
budaya kualitas. Mereka harus dapat mengkreasikan dan memelihara budaya
kualitas dalam setiap lingkungan internal yang dipimpinnya, mendorong setiap
anggota timnya untuk mencapai tujuan perusahaan yakni pencapaian target
kualitas/ mutu pekerjaan, dan dalam hal ini mencapai mutu/ kualitas pekerjaan
konstruksi.
116 | P a g e
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017
Pengembangan Individu (Involvement of people) Setiap individu baik karyawan maupun pemimpin pada
setiap level perusahaan jasa konstruksi harus memahami
budaya manajemen kualitas. Setiap individu harus berusaha
mengembangkan segala kemampuan dan kemungkinan
yang dapat digunakan bagi keuntungan perusahaan.
Pendekatan proses (Process approach) Hasil yang buruk dapat dikurangi bila setiap aktivitas dan kebutuhan
sumber daya (manusia, material/bahan/alat, waktu) dikelola dalam
suatu organisasi perusahaan sebagai suatu proses.
Pendekatan Sistem Pada Manajemen (System approach to management) Suatu organisasi perusahaan
dapat efektif dan efisien dalam
mengembangkan target dan
tujuan mutu/ kualitas yang
merupakan kontribusi dari tahap
identifikasi, pemahaman dan
pengelolaan semua proses yang
saling terkait sebagai suatu
sistem.
Terus Berkembang (Continual improvement) Salah satu target tujuan kualitas/mutu secara permanen dari
suatu organisasi adalah terus mengembangkan kinerja
pencampaian mutu semua aktivitasnya.
Pengelolaan mutu (Quality Management) bertujuan mencapai persyaratan mutu proyek pada pekerjaan pertama
tanpa adanya pengulangan (to do right things right the first time) dengan cara-cara yang efektif dan ekonomis.
Pengelolaan mutu proyek konstruksi merupakan unsur dari pengelolaan proyeks secara keseluruhan, yang antara
lain adalah sebagai berikut : Meletakan dasar filosofi dan kebijakan mutu proyek
Memberikan keputusan strategis mengenai hubungan antara mutu, biaya dan
jadwal
Membuat program penjaminan dan pengendalian mutu proyek (QA/ QC)
Implementasi Program QA/ QC.
Perlu juga dipahami bahwa penanganan masalah mutu dimulai sejak awal sampai proyek dinyatakan selesai. Pada
priode tersebut penyelenggaraan proyek dibagi menjadi pekerjaan spesifik, yang kemudian diserahkan kepada
masing-masing bidang/ unit sesuai keahlian. Jadi semua pihak memiliki tanggung jawab yang sama untuk menjaga
kualitas/ mutu, bila melaksanakan tugasnya dengan benar dan tepat dari segi mutu. Atau dengan kata lain harus
selalu berorientasi kepada mutu.
Penjaminan mutu (QA) adalah semua perencanaan dan langkah sistematis yang diperlukan untuk memberikan
keyaknian bahwa instalasi atau sistem yang akan diwujudkan dapat beroperasi secara memuaskan. Sedangkan
pengendalian mutu (QC) adalah bagian dari penjaminan mutu yang memberikan petunjuk dan cara-cara untuk
mengendalikan mutu material, struktur, komponen atau sistem agar memenuhi keperluan yang telah ditentukan.
117 | P a g e
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017
Jadi Pengendalian Mutu (QC) meliputi tindakan-tindakan yang berupa: pengetesan, pengukuran dan pemeriksaan
apakah kegiatan-kegiatan engineering/konstruksi dan kegiatan lainnya telah memenuhi dan sesuai dengan kriteria
yang digariskan.
Masalah mutu/ kualitas dalam proyek konstruksi erat hubungannya dengan masalah-masalah berikut:
Material konstruksi, yang umumnya tersedia ataupun dapat dibeli di lokasi atau sekitar lokasi proyek.
Peralatan (equipment), yang dibuat di pabrik atas dasar pesanan, seperti kompresor, generator mesin-
mesin, dlsb. Peralatan demikian umumnya diangkut dari jarak jauh untuk sampai ke lokasi proyek.
Pelatihan dan sertifikasi tenaga konstruksi, misalnya melatih ahli mengelas, pertukangan, mandor dlsb.
Pengendalian proyek konstruksi mencakup dan tidak terbatas pada hal-hal sebagai berikut :
Hubungan antara fungsi-fungsi manajemen dan faktor-faktor yang menjadi ukuran suksesnya perencanaan dan
pengendalian termasuk pengendalian mutu. Merupakan kewajiban penyedia jasa konstruksi untuk menyiapkan
rencana pengawasan kualitas dan kepastian kualitas. Rencana pengawasan kualitas dan kepastian kualitas/
Quality Control dan Quality Assurance/ QA-QC meliputi kegiatan berikut :
QA/ QC manajer Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus menunjuk seorang QA/ QC manajer
sebelum pekerjaan konstruksi dilaksanakan. QA/ QC manajer akan bertaggung jawab
terhadap pelaksanaan dan keberlangsungan rencana pengawasan kualitas. Orang
yang ditunjuk oleh penyedia jasa konstruksi (kontraktor) sebagai QA/ QC manajer harus
disetujui oleh wakil pemberi kerja. QA/ QC manajer akan melaporkan pekerjaannya
langsung kepada Manajer proyek dari penyedia jasa konstruksi (kontraktor).
Perubahan pada rencana pengawasan kualitas Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus memberi
tahukan kepada wakil pemberi kerja secara tertulis segala
usulan perubahan pada rencana pengawasan kuaitas.
Perubahan yang dibuat pada rencana pengawasan kuaitas
tidak boleh dilaksanakan sebelum persetujuan tertulis dari
wakil pemberi kerja.
118 | P a g e
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017
Hal-hal yang melekat pada rencana pengawasan kualitas Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus
memastikan bahwa rencana pengawasan kualitas
yang telah disetujui telah diikuti dan dilaksanakan
selama pelaksanaan pekerjaan. Seluruh hasil
pengawasan, record dan seluruh operasi
pengawasan kualitas harus dilaporkan secara
berkala kepada wakil pemberi kerja.
Dalam pengendalian kualitas/ mutu terdapat 2
(dua) komponen kegiatan utama dalam
pelaksanaan konstruksi yakni pengendalian
kualitas (QA) dan pengendalian kuantitas (QC).
Urain masing-masing kegiatan sebagai berikut :
Pengendalian Kualitas Pekerjaan pelaksanaan konstruksi dimulai dari pekerjaan tanah sampai pada konstruksi
akan dikendalikan dengan memberikan pengawasan, arahan, bimbingan dan instruksi
yang diperlukan kepada penyedia jasa konstruksi (kontraktor) guna menjamin bahwa
semua pekerjaan dilaksanakan dengan baik, tepat kualitas. Aspek-aspek pengendalian
mutu yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan konstruksi antara lain meliputi :
Setelah pekerjaan memenuhi persyaratan baik secara kualitas maupun persyaratan lainnya, maka pengukuran
kuantitas dapat dilakukan agar volume pekerjaan dengan teliti/akurat yang disetujui oleh konsultan sehingga
kuantitas dalam kontrak adalah benar diukur dan mendapat persetujuan dari konsultan.
Dalam pelaksanaan proyek konstruksi, sasaran pengelolaan proyek (project management) disamping biaya dan
jadwal adalah pemenuhan persyaratan mutu. Dalam hubungan ini, suatu peralatan, material dan cara kerja diangap
memenuhi persyaratan mutu apabila dipenuhi semua persyaratan yang ditentukan dalam kriteria dan spesifikasi.
Dengan demikian, instalasi/bangunan yang dibangun atau produk yang dihasilkan, yang terdiri dari komponen
peralatan dan material yang memenuhi persyaratan mutu, dapat diharapkan berfungsi secara memuaskan selama
kurun waktu tertentu atau dengan kata lain siap untuk dipakai (fitness for use). Dan untuk mencapai tujuan tersebut
119 | P a g e
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017
secara efektif dan ekonomis tidak hanya diperlukan pemeriksaan di tahap akhir sebelum diserahterimakan (FHO)
kepada pemilik proyek/konsumen, tetapi juga diperlukan serangkaian tindakan sepanjang siklus proyek mulai dari
penyusunan program, perencanaan, pengawasan, pemeriksanaan dan pengendalian mutu. Kegiatan tersebut
dikenal dengan penjaminan mutu (Quality Assurance-QA).
Dalam arti yang luas “mutu” atau “kualitas” bersifat subyektif. Suatu barang yang amat bermutu bagi seseorang
belum tentu bermutu bagi orang lain. Oleh karena itu, dunia usaha dan industri mencoba memberikan batasan
yang dapat diterima oleh kalangan yang berkepentingan, misalnya ISO 8402 (1986):[1]
“Mutu adalah sifat dan karakterisk produk atau jasa yang membuatnya memenuhi kebutuhan pelanggan atau
pemakai (customers).”
Sementara definisi lain untuk mutu yang sering diasosiasian dengan proyek adalah fitness for use. Istilah ini
disamping mempunyai arti seperti yang diuraikan diatas, juga memperhatikan masalah tersediaya produk,
kehandalan dan masalah pemeliharaan.
Definisi diatas tentunya akan sangat bervariasi tergantung pada masing-masing bidang usaha maupun industri.
Akan tetapi secara umum ada 4 (empat) spektrum mutu/kualitas yakni kualitas perencanaan (quality planning),
pemantauan kualitas (quality control), jaminan kualitas (quality assurance) dan pengembangan kualitas (quality
improvement).[2]
Manajemen mutu/kualitas mengadopsi beberapa prinsip-prinsip manajemen[3], yang dapat diterapkan pada
puncak manajemen perusahaan untuk menjadi pedoman bagi organisasi dalam mengembangkan kinerja
organisasi. Beberapa prinsip tersebut adalah sebagai berikut :
Fokus pada keinginan konsumen (customer focus) Suatu perusahaan dapat menjaga dan
mengembangkan konsumennya, bilamana
perusahaan dapat mengerti dan memahami
tuntutan dan kebutuhan konsumen saat ini dan
mendatang, sehingga berusaha memenuhi
kebutuhan dan mencoba memenuhi ekspetasi
konsumen adalah kuncinya.
Kepemimpinan (Leadership) Para pemimpin dalam setiap unit dalam suatu organisasi perusahaan
(penyedia jasa konstruksi) menyiapkan dan diarahkan untuk mengembangkan
budaya kualitas. Mereka harus dapat mengkreasikan dan memelihara budaya
kualitas dalam setiap lingkungan internal yang dipimpinnya, mendorong setiap
anggota timnya untuk mencapai tujuan perusahaan yakni pencapaian target
kualitas/ mutu pekerjaan, dan dalam hal ini mencapai mutu/ kualitas pekerjaan
konstruksi.
Pengembangan Individu (Involvement of people) Setiap individu baik karyawan maupun pemimpin pada
setiap level perusahaan jasa konstruksi harus memahami
budaya manajemen kualitas. Setiap individu harus berusaha
mengembangkan segala kemampuan dan kemungkinan
yang dapat digunakan bagi keuntungan perusahaan.
Pendekatan proses (Process approach) Hasil yang buruk dapat dikurangi bila setiap aktivitas dan kebutuhan
sumber daya (manusia, material/bahan/alat, waktu) dikelola dalam
suatu organisasi perusahaan sebagai suatu proses.
Pendekatan Sistem Pada Manajemen (System approach to management) Suatu organisasi perusahaan
dapat efektif dan efisien dalam
120 | P a g e
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017
Terus Berkembang (Continual improvement) Salah satu target tujuan kualitas/mutu secara permanen dari
suatu organisasi adalah terus mengembangkan kinerja
pencampaian mutu semua aktivitasnya.
Pengelolaan mutu (Quality Management) bertujuan mencapai persyaratan mutu proyek pada pekerjaan pertama
tanpa adanya pengulangan (to do right things right the first time) dengan cara-cara yang efektif dan ekonomis.
Pengelolaan mutu proyek konstruksi merupakan unsur dari pengelolaan proyeks secara keseluruhan, yang antara
lain adalah sebagai berikut : Meletakan dasar filosofi dan kebijakan mutu proyek
Memberikan keputusan strategis mengenai hubungan antara mutu, biaya dan
jadwal
Membuat program penjaminan dan pengendalian mutu proyek (QA/ QC)
Implementasi Program QA/ QC.
Perlu juga dipahami bahwa penanganan masalah mutu dimulai sejak awal sampai proyek dinyatakan selesai. Pada
priode tersebut penyelenggaraan proyek dibagi menjadi pekerjaan spesifik, yang kemudian diserahkan kepada
masing-masing bidang/ unit sesuai keahlian. Jadi semua pihak memiliki tanggung jawab yang sama untuk menjaga
kualitas/ mutu, bila melaksanakan tugasnya dengan benar dan tepat dari segi mutu. Atau dengan kata lain harus
selalu berorientasi kepada mutu.
Penjaminan mutu (QA) adalah semua perencanaan dan langkah sistematis yang diperlukan untuk memberikan
keyaknian bahwa instalasi atau sistem yang akan diwujudkan dapat beroperasi secara memuaskan. Sedangkan
pengendalian mutu (QC) adalah bagian dari penjaminan mutu yang memberikan petunjuk dan cara-cara untuk
mengendalikan mutu material, struktur, komponen atau sistem agar memenuhi keperluan yang telah ditentukan.
Jadi Pengendalian Mutu (QC) meliputi tindakan-tindakan yang berupa: pengetesan, pengukuran dan pemeriksaan
apakah kegiatan-kegiatan engineering/konstruksi dan kegiatan lainnya telah memenuhi dan sesuai dengan kriteria
yang digariskan.
Masalah mutu/ kualitas dalam proyek konstruksi erat hubungannya dengan masalah-masalah berikut:
Material konstruksi, yang umumnya tersedia ataupun dapat dibeli di lokasi atau sekitar lokasi proyek.
Peralatan (equipment), yang dibuat di pabrik atas dasar pesanan, seperti kompresor, generator mesin-
mesin, dlsb. Peralatan demikian umumnya diangkut dari jarak jauh untuk sampai ke lokasi proyek.
Pelatihan dan sertifikasi tenaga konstruksi, misalnya melatih ahli mengelas, pertukangan, mandor dlsb.
121 | P a g e
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017
Pengendalian proyek konstruksi mencakup dan tidak terbatas pada hal-hal sebagai berikut :
Hubungan antara fungsi-fungsi manajemen dan faktor-faktor yang menjadi ukuran suksesnya perencanaan dan
pengendalian termasuk pengendalian mutu. Merupakan kewajiban penyedia jasa konstruksi untuk menyiapkan
rencana pengawasan kualitas dan kepastian kualitas. Rencana pengawasan kualitas dan kepastian kualitas/
Quality Control dan Quality Assurance/ QA-QC meliputi kegiatan berikut :
QA/ QC manajer Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus menunjuk seorang QA/ QC manajer
sebelum pekerjaan konstruksi dilaksanakan. QA/ QC manajer akan bertaggung jawab
terhadap pelaksanaan dan keberlangsungan rencana pengawasan kualitas. Orang
yang ditunjuk oleh penyedia jasa konstruksi (kontraktor) sebagai QA/ QC manajer harus
disetujui oleh wakil pemberi kerja. QA/ QC manajer akan melaporkan pekerjaannya
langsung kepada Manajer proyek dari penyedia jasa konstruksi (kontraktor).
Perubahan pada rencana pengawasan kualitas Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus memberi
tahukan kepada wakil pemberi kerja secara tertulis segala
usulan perubahan pada rencana pengawasan kuaitas.
Perubahan yang dibuat pada rencana pengawasan kuaitas
tidak boleh dilaksanakan sebelum persetujuan tertulis dari
wakil pemberi kerja.
Hal-hal yang melekat pada rencana pengawasan kualitas Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus
memastikan bahwa rencana pengawasan kualitas
yang telah disetujui telah diikuti dan dilaksanakan
selama pelaksanaan pekerjaan. Seluruh hasil
pengawasan, record dan seluruh operasi
pengawasan kualitas harus dilaporkan secara
berkala kepada wakil pemberi kerja.
Dalam pengendalian kualitas/ mutu terdapat 2
(dua) komponen kegiatan utama dalam
pelaksanaan konstruksi yakni pengendalian
122 | P a g e
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017
Pengendalian Kualitas Pekerjaan pelaksanaan konstruksi dimulai dari pekerjaan tanah sampai pada konstruksi
akan dikendalikan dengan memberikan pengawasan, arahan, bimbingan dan instruksi
yang diperlukan kepada penyedia jasa konstruksi (kontraktor) guna menjamin bahwa
semua pekerjaan dilaksanakan dengan baik, tepat kualitas. Aspek-aspek pengendalian
mutu yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan konstruksi antara lain meliputi :
Setelah pekerjaan memenuhi persyaratan baik secara kualitas maupun persyaratan lainnya, maka pengukuran
kuantitas dapat dilakukan agar volume pekerjaan dengan teliti/akurat yang disetujui oleh konsultan sehingga
kuantitas dalam kontrak adalah benar diukur dan mendapat persetujuan dari konsultan.
KURSI STAFF
Kendali kualitas mutu pada pelaksanaan pekerjaan.
Dalam pelaksanaan proyek konstruksi, sasaran pengelolaan proyek (project management) disamping biaya dan
jadwal adalah pemenuhan persyaratan mutu. Dalam hubungan ini, suatu peralatan, material dan cara kerja diangap
memenuhi persyaratan mutu apabila dipenuhi semua persyaratan yang ditentukan dalam kriteria dan spesifikasi.
Dengan demikian, instalasi/bangunan yang dibangun atau produk yang dihasilkan, yang terdiri dari komponen
peralatan dan material yang memenuhi persyaratan mutu, dapat diharapkan berfungsi secara memuaskan selama
kurun waktu tertentu atau dengan kata lain siap untuk dipakai (fitness for use). Dan untuk mencapai tujuan tersebut
secara efektif dan ekonomis tidak hanya diperlukan pemeriksaan di tahap akhir sebelum diserahterimakan (FHO)
kepada pemilik proyek/konsumen, tetapi juga diperlukan serangkaian tindakan sepanjang siklus proyek mulai dari
penyusunan program, perencanaan, pengawasan, pemeriksanaan dan pengendalian mutu. Kegiatan tersebut
dikenal dengan penjaminan mutu (Quality Assurance-QA).
Dalam arti yang luas “mutu” atau “kualitas” bersifat subyektif. Suatu barang yang amat bermutu bagi seseorang
belum tentu bermutu bagi orang lain. Oleh karena itu, dunia usaha dan industri mencoba memberikan batasan
yang dapat diterima oleh kalangan yang berkepentingan, misalnya ISO 8402 (1986):[1]
123 | P a g e
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017
“Mutu adalah sifat dan karakterisk produk atau jasa yang membuatnya memenuhi kebutuhan pelanggan atau
pemakai (customers).”
Sementara definisi lain untuk mutu yang sering diasosiasian dengan proyek adalah fitness for use. Istilah ini
disamping mempunyai arti seperti yang diuraikan diatas, juga memperhatikan masalah tersediaya produk,
kehandalan dan masalah pemeliharaan.
Definisi diatas tentunya akan sangat bervariasi tergantung pada masing-masing bidang usaha maupun industri.
Akan tetapi secara umum ada 4 (empat) spektrum mutu/kualitas yakni kualitas perencanaan (quality planning),
pemantauan kualitas (quality control), jaminan kualitas (quality assurance) dan pengembangan kualitas (quality
improvement).[2]
Manajemen mutu/kualitas mengadopsi beberapa prinsip-prinsip manajemen[3], yang dapat diterapkan pada
puncak manajemen perusahaan untuk menjadi pedoman bagi organisasi dalam mengembangkan kinerja
organisasi. Beberapa prinsip tersebut adalah sebagai berikut :
Fokus pada keinginan konsumen (customer focus) Suatu perusahaan dapat menjaga dan
mengembangkan konsumennya, bilamana
perusahaan dapat mengerti dan memahami
tuntutan dan kebutuhan konsumen saat ini dan
mendatang, sehingga berusaha memenuhi
kebutuhan dan mencoba memenuhi ekspetasi
konsumen adalah kuncinya.
Kepemimpinan (Leadership) Para pemimpin dalam setiap unit dalam suatu organisasi perusahaan
(penyedia jasa konstruksi) menyiapkan dan diarahkan untuk mengembangkan
budaya kualitas. Mereka harus dapat mengkreasikan dan memelihara budaya
kualitas dalam setiap lingkungan internal yang dipimpinnya, mendorong setiap
anggota timnya untuk mencapai tujuan perusahaan yakni pencapaian target
kualitas/ mutu pekerjaan, dan dalam hal ini mencapai mutu/ kualitas pekerjaan
konstruksi.
Pengembangan Individu (Involvement of people) Setiap individu baik karyawan maupun pemimpin pada
setiap level perusahaan jasa konstruksi harus memahami
budaya manajemen kualitas. Setiap individu harus berusaha
mengembangkan segala kemampuan dan kemungkinan
yang dapat digunakan bagi keuntungan perusahaan.
Pendekatan proses (Process approach) Hasil yang buruk dapat dikurangi bila setiap aktivitas dan kebutuhan
sumber daya (manusia, material/bahan/alat, waktu) dikelola dalam
suatu organisasi perusahaan sebagai suatu proses.
Pendekatan Sistem Pada Manajemen (System approach to management) Suatu organisasi perusahaan
dapat efektif dan efisien dalam
mengembangkan target dan
tujuan mutu/ kualitas yang
merupakan kontribusi dari tahap
identifikasi, pemahaman dan
pengelolaan semua proses yang
saling terkait sebagai suatu
sistem.
124 | P a g e
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017
Terus Berkembang (Continual improvement) Salah satu target tujuan kualitas/mutu secara permanen dari
suatu organisasi adalah terus mengembangkan kinerja
pencampaian mutu semua aktivitasnya.
Pengelolaan mutu (Quality Management) bertujuan mencapai persyaratan mutu proyek pada pekerjaan pertama
tanpa adanya pengulangan (to do right things right the first time) dengan cara-cara yang efektif dan ekonomis.
Pengelolaan mutu proyek konstruksi merupakan unsur dari pengelolaan proyeks secara keseluruhan, yang antara
lain adalah sebagai berikut : Meletakan dasar filosofi dan kebijakan mutu proyek
Memberikan keputusan strategis mengenai hubungan antara mutu, biaya dan
jadwal
Membuat program penjaminan dan pengendalian mutu proyek (QA/ QC)
Implementasi Program QA/ QC.
Perlu juga dipahami bahwa penanganan masalah mutu dimulai sejak awal sampai proyek dinyatakan selesai. Pada
priode tersebut penyelenggaraan proyek dibagi menjadi pekerjaan spesifik, yang kemudian diserahkan kepada
masing-masing bidang/ unit sesuai keahlian. Jadi semua pihak memiliki tanggung jawab yang sama untuk menjaga
kualitas/ mutu, bila melaksanakan tugasnya dengan benar dan tepat dari segi mutu. Atau dengan kata lain harus
selalu berorientasi kepada mutu.
Penjaminan mutu (QA) adalah semua perencanaan dan langkah sistematis yang diperlukan untuk memberikan
keyaknian bahwa instalasi atau sistem yang akan diwujudkan dapat beroperasi secara memuaskan. Sedangkan
pengendalian mutu (QC) adalah bagian dari penjaminan mutu yang memberikan petunjuk dan cara-cara untuk
mengendalikan mutu material, struktur, komponen atau sistem agar memenuhi keperluan yang telah ditentukan.
Jadi Pengendalian Mutu (QC) meliputi tindakan-tindakan yang berupa: pengetesan, pengukuran dan pemeriksaan
apakah kegiatan-kegiatan engineering/konstruksi dan kegiatan lainnya telah memenuhi dan sesuai dengan kriteria
yang digariskan.
Masalah mutu/ kualitas dalam proyek konstruksi erat hubungannya dengan masalah-masalah berikut:
Material konstruksi, yang umumnya tersedia ataupun dapat dibeli di lokasi atau sekitar lokasi proyek.
Peralatan (equipment), yang dibuat di pabrik atas dasar pesanan, seperti kompresor, generator mesin-
mesin, dlsb. Peralatan demikian umumnya diangkut dari jarak jauh untuk sampai ke lokasi proyek.
Pelatihan dan sertifikasi tenaga konstruksi, misalnya melatih ahli mengelas, pertukangan, mandor dlsb.
Pengendalian proyek konstruksi mencakup dan tidak terbatas pada hal-hal sebagai berikut :
125 | P a g e
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017
Hubungan antara fungsi-fungsi manajemen dan faktor-faktor yang menjadi ukuran suksesnya perencanaan dan
pengendalian termasuk pengendalian mutu. Merupakan kewajiban penyedia jasa konstruksi untuk menyiapkan
rencana pengawasan kualitas dan kepastian kualitas. Rencana pengawasan kualitas dan kepastian kualitas/
Quality Control dan Quality Assurance/ QA-QC meliputi kegiatan berikut :
QA/ QC manajer Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus menunjuk seorang QA/ QC manajer
sebelum pekerjaan konstruksi dilaksanakan. QA/ QC manajer akan bertaggung jawab
terhadap pelaksanaan dan keberlangsungan rencana pengawasan kualitas. Orang
yang ditunjuk oleh penyedia jasa konstruksi (kontraktor) sebagai QA/ QC manajer harus
disetujui oleh wakil pemberi kerja. QA/ QC manajer akan melaporkan pekerjaannya
langsung kepada Manajer proyek dari penyedia jasa konstruksi (kontraktor).
Perubahan pada rencana pengawasan kualitas Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus memberi
tahukan kepada wakil pemberi kerja secara tertulis segala
usulan perubahan pada rencana pengawasan kuaitas.
Perubahan yang dibuat pada rencana pengawasan kuaitas
tidak boleh dilaksanakan sebelum persetujuan tertulis dari
wakil pemberi kerja.
Hal-hal yang melekat pada rencana pengawasan kualitas Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus
memastikan bahwa rencana pengawasan kualitas
yang telah disetujui telah diikuti dan dilaksanakan
selama pelaksanaan pekerjaan. Seluruh hasil
pengawasan, record dan seluruh operasi
pengawasan kualitas harus dilaporkan secara
berkala kepada wakil pemberi kerja.
Dalam pengendalian kualitas/ mutu terdapat 2
(dua) komponen kegiatan utama dalam
pelaksanaan konstruksi yakni pengendalian
kualitas (QA) dan pengendalian kuantitas (QC).
Urain masing-masing kegiatan sebagai berikut :
Pengendalian Kualitas Pekerjaan pelaksanaan konstruksi dimulai dari pekerjaan tanah sampai pada konstruksi
akan dikendalikan dengan memberikan pengawasan, arahan, bimbingan dan instruksi
yang diperlukan kepada penyedia jasa konstruksi (kontraktor) guna menjamin bahwa
semua pekerjaan dilaksanakan dengan baik, tepat kualitas. Aspek-aspek pengendalian
mutu yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan konstruksi antara lain meliputi :
126 | P a g e
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017
Setelah pekerjaan memenuhi persyaratan baik secara kualitas maupun persyaratan lainnya, maka pengukuran
kuantitas dapat dilakukan agar volume pekerjaan dengan teliti/akurat yang disetujui oleh konsultan sehingga
kuantitas dalam kontrak adalah benar diukur dan mendapat persetujuan dari konsultan.
MEJA STAFF
Kendali kualitas mutu pada pelaksanaan pekerjaan.
Dalam pelaksanaan proyek konstruksi, sasaran pengelolaan proyek (project management) disamping biaya dan
jadwal adalah pemenuhan persyaratan mutu. Dalam hubungan ini, suatu peralatan, material dan cara kerja diangap
memenuhi persyaratan mutu apabila dipenuhi semua persyaratan yang ditentukan dalam kriteria dan spesifikasi.
Dengan demikian, instalasi/bangunan yang dibangun atau produk yang dihasilkan, yang terdiri dari komponen
peralatan dan material yang memenuhi persyaratan mutu, dapat diharapkan berfungsi secara memuaskan selama
kurun waktu tertentu atau dengan kata lain siap untuk dipakai (fitness for use). Dan untuk mencapai tujuan tersebut
secara efektif dan ekonomis tidak hanya diperlukan pemeriksaan di tahap akhir sebelum diserahterimakan (FHO)
kepada pemilik proyek/konsumen, tetapi juga diperlukan serangkaian tindakan sepanjang siklus proyek mulai dari
penyusunan program, perencanaan, pengawasan, pemeriksanaan dan pengendalian mutu. Kegiatan tersebut
dikenal dengan penjaminan mutu (Quality Assurance-QA).
Dalam arti yang luas “mutu” atau “kualitas” bersifat subyektif. Suatu barang yang amat bermutu bagi seseorang
belum tentu bermutu bagi orang lain. Oleh karena itu, dunia usaha dan industri mencoba memberikan batasan
yang dapat diterima oleh kalangan yang berkepentingan, misalnya ISO 8402 (1986):[1]
“Mutu adalah sifat dan karakterisk produk atau jasa yang membuatnya memenuhi kebutuhan pelanggan atau
pemakai (customers).”
127 | P a g e
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017
Sementara definisi lain untuk mutu yang sering diasosiasian dengan proyek adalah fitness for use. Istilah ini
disamping mempunyai arti seperti yang diuraikan diatas, juga memperhatikan masalah tersediaya produk,
kehandalan dan masalah pemeliharaan.
Definisi diatas tentunya akan sangat bervariasi tergantung pada masing-masing bidang usaha maupun industri.
Akan tetapi secara umum ada 4 (empat) spektrum mutu/kualitas yakni kualitas perencanaan (quality planning),
pemantauan kualitas (quality control), jaminan kualitas (quality assurance) dan pengembangan kualitas (quality
improvement).[2]
Manajemen mutu/kualitas mengadopsi beberapa prinsip-prinsip manajemen[3], yang dapat diterapkan pada
puncak manajemen perusahaan untuk menjadi pedoman bagi organisasi dalam mengembangkan kinerja
organisasi. Beberapa prinsip tersebut adalah sebagai berikut :
Fokus pada keinginan konsumen (customer focus) Suatu perusahaan dapat menjaga dan
mengembangkan konsumennya, bilamana
perusahaan dapat mengerti dan memahami
tuntutan dan kebutuhan konsumen saat ini dan
mendatang, sehingga berusaha memenuhi
kebutuhan dan mencoba memenuhi ekspetasi
konsumen adalah kuncinya.
Kepemimpinan (Leadership) Para pemimpin dalam setiap unit dalam suatu organisasi perusahaan
(penyedia jasa konstruksi) menyiapkan dan diarahkan untuk mengembangkan
budaya kualitas. Mereka harus dapat mengkreasikan dan memelihara budaya
kualitas dalam setiap lingkungan internal yang dipimpinnya, mendorong setiap
anggota timnya untuk mencapai tujuan perusahaan yakni pencapaian target
kualitas/ mutu pekerjaan, dan dalam hal ini mencapai mutu/ kualitas pekerjaan
konstruksi.
Pengembangan Individu (Involvement of people) Setiap individu baik karyawan maupun pemimpin pada
setiap level perusahaan jasa konstruksi harus memahami
budaya manajemen kualitas. Setiap individu harus berusaha
mengembangkan segala kemampuan dan kemungkinan
yang dapat digunakan bagi keuntungan perusahaan.
Pendekatan proses (Process approach) Hasil yang buruk dapat dikurangi bila setiap aktivitas dan kebutuhan
sumber daya (manusia, material/bahan/alat, waktu) dikelola dalam
suatu organisasi perusahaan sebagai suatu proses.
Pendekatan Sistem Pada Manajemen (System approach to management) Suatu organisasi perusahaan
dapat efektif dan efisien dalam
mengembangkan target dan
tujuan mutu/ kualitas yang
merupakan kontribusi dari tahap
identifikasi, pemahaman dan
pengelolaan semua proses yang
saling terkait sebagai suatu
sistem.
Terus Berkembang (Continual improvement) Salah satu target tujuan kualitas/mutu secara permanen dari
suatu organisasi adalah terus mengembangkan kinerja
pencampaian mutu semua aktivitasnya.
128 | P a g e
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017
Pengelolaan mutu (Quality Management) bertujuan mencapai persyaratan mutu proyek pada pekerjaan pertama
tanpa adanya pengulangan (to do right things right the first time) dengan cara-cara yang efektif dan ekonomis.
Pengelolaan mutu proyek konstruksi merupakan unsur dari pengelolaan proyeks secara keseluruhan, yang antara
lain adalah sebagai berikut : Meletakan dasar filosofi dan kebijakan mutu proyek
Memberikan keputusan strategis mengenai hubungan antara mutu, biaya dan
jadwal
Membuat program penjaminan dan pengendalian mutu proyek (QA/ QC)
Implementasi Program QA/ QC.
Perlu juga dipahami bahwa penanganan masalah mutu dimulai sejak awal sampai proyek dinyatakan selesai. Pada
priode tersebut penyelenggaraan proyek dibagi menjadi pekerjaan spesifik, yang kemudian diserahkan kepada
masing-masing bidang/ unit sesuai keahlian. Jadi semua pihak memiliki tanggung jawab yang sama untuk menjaga
kualitas/ mutu, bila melaksanakan tugasnya dengan benar dan tepat dari segi mutu. Atau dengan kata lain harus
selalu berorientasi kepada mutu.
Penjaminan mutu (QA) adalah semua perencanaan dan langkah sistematis yang diperlukan untuk memberikan
keyaknian bahwa instalasi atau sistem yang akan diwujudkan dapat beroperasi secara memuaskan. Sedangkan
pengendalian mutu (QC) adalah bagian dari penjaminan mutu yang memberikan petunjuk dan cara-cara untuk
mengendalikan mutu material, struktur, komponen atau sistem agar memenuhi keperluan yang telah ditentukan.
Jadi Pengendalian Mutu (QC) meliputi tindakan-tindakan yang berupa: pengetesan, pengukuran dan pemeriksaan
apakah kegiatan-kegiatan engineering/konstruksi dan kegiatan lainnya telah memenuhi dan sesuai dengan kriteria
yang digariskan.
Masalah mutu/ kualitas dalam proyek konstruksi erat hubungannya dengan masalah-masalah berikut:
Material konstruksi, yang umumnya tersedia ataupun dapat dibeli di lokasi atau sekitar lokasi proyek.
Peralatan (equipment), yang dibuat di pabrik atas dasar pesanan, seperti kompresor, generator mesin-
mesin, dlsb. Peralatan demikian umumnya diangkut dari jarak jauh untuk sampai ke lokasi proyek.
Pelatihan dan sertifikasi tenaga konstruksi, misalnya melatih ahli mengelas, pertukangan, mandor dlsb.
Pengendalian proyek konstruksi mencakup dan tidak terbatas pada hal-hal sebagai berikut :
129 | P a g e
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017
Hubungan antara fungsi-fungsi manajemen dan faktor-faktor yang menjadi ukuran suksesnya perencanaan dan
pengendalian termasuk pengendalian mutu. Merupakan kewajiban penyedia jasa konstruksi untuk menyiapkan
rencana pengawasan kualitas dan kepastian kualitas. Rencana pengawasan kualitas dan kepastian kualitas/
Quality Control dan Quality Assurance/ QA-QC meliputi kegiatan berikut :
QA/ QC manajer Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus menunjuk seorang QA/ QC manajer
sebelum pekerjaan konstruksi dilaksanakan. QA/ QC manajer akan bertaggung jawab
terhadap pelaksanaan dan keberlangsungan rencana pengawasan kualitas. Orang
yang ditunjuk oleh penyedia jasa konstruksi (kontraktor) sebagai QA/ QC manajer harus
disetujui oleh wakil pemberi kerja. QA/ QC manajer akan melaporkan pekerjaannya
langsung kepada Manajer proyek dari penyedia jasa konstruksi (kontraktor).
Perubahan pada rencana pengawasan kualitas Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus memberi
tahukan kepada wakil pemberi kerja secara tertulis segala
usulan perubahan pada rencana pengawasan kuaitas.
Perubahan yang dibuat pada rencana pengawasan kuaitas
tidak boleh dilaksanakan sebelum persetujuan tertulis dari
wakil pemberi kerja.
Hal-hal yang melekat pada rencana pengawasan kualitas Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus
memastikan bahwa rencana pengawasan kualitas
yang telah disetujui telah diikuti dan dilaksanakan
selama pelaksanaan pekerjaan. Seluruh hasil
pengawasan, record dan seluruh operasi
pengawasan kualitas harus dilaporkan secara
berkala kepada wakil pemberi kerja.
Dalam pengendalian kualitas/ mutu terdapat 2
(dua) komponen kegiatan utama dalam
pelaksanaan konstruksi yakni pengendalian
kualitas (QA) dan pengendalian kuantitas (QC).
Urain masing-masing kegiatan sebagai berikut :
Pengendalian Kualitas Pekerjaan pelaksanaan konstruksi dimulai dari pekerjaan tanah sampai pada konstruksi
akan dikendalikan dengan memberikan pengawasan, arahan, bimbingan dan instruksi
yang diperlukan kepada penyedia jasa konstruksi (kontraktor) guna menjamin bahwa
semua pekerjaan dilaksanakan dengan baik, tepat kualitas. Aspek-aspek pengendalian
mutu yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan konstruksi antara lain meliputi :
130 | P a g e
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017
Setelah pekerjaan memenuhi persyaratan baik secara kualitas maupun persyaratan lainnya, maka pengukuran
kuantitas dapat dilakukan agar volume pekerjaan dengan teliti/akurat yang disetujui oleh konsultan sehingga
kuantitas dalam kontrak adalah benar diukur dan mendapat persetujuan dari konsultan.
Dalam pelaksanaan proyek konstruksi, sasaran pengelolaan proyek (project management) disamping biaya dan
jadwal adalah pemenuhan persyaratan mutu. Dalam hubungan ini, suatu peralatan, material dan cara kerja diangap
memenuhi persyaratan mutu apabila dipenuhi semua persyaratan yang ditentukan dalam kriteria dan spesifikasi.
Dengan demikian, instalasi/bangunan yang dibangun atau produk yang dihasilkan, yang terdiri dari komponen
peralatan dan material yang memenuhi persyaratan mutu, dapat diharapkan berfungsi secara memuaskan selama
kurun waktu tertentu atau dengan kata lain siap untuk dipakai (fitness for use). Dan untuk mencapai tujuan tersebut
secara efektif dan ekonomis tidak hanya diperlukan pemeriksaan di tahap akhir sebelum diserahterimakan (FHO)
kepada pemilik proyek/konsumen, tetapi juga diperlukan serangkaian tindakan sepanjang siklus proyek mulai dari
penyusunan program, perencanaan, pengawasan, pemeriksanaan dan pengendalian mutu. Kegiatan tersebut
dikenal dengan penjaminan mutu (Quality Assurance-QA).
Dalam arti yang luas “mutu” atau “kualitas” bersifat subyektif. Suatu barang yang amat bermutu bagi seseorang
belum tentu bermutu bagi orang lain. Oleh karena itu, dunia usaha dan industri mencoba memberikan batasan
yang dapat diterima oleh kalangan yang berkepentingan, misalnya ISO 8402 (1986):[1]
“Mutu adalah sifat dan karakterisk produk atau jasa yang membuatnya memenuhi kebutuhan pelanggan atau
pemakai (customers).”
Sementara definisi lain untuk mutu yang sering diasosiasian dengan proyek adalah fitness for use. Istilah ini
disamping mempunyai arti seperti yang diuraikan diatas, juga memperhatikan masalah tersediaya produk,
kehandalan dan masalah pemeliharaan.
Definisi diatas tentunya akan sangat bervariasi tergantung pada masing-masing bidang usaha maupun industri.
Akan tetapi secara umum ada 4 (empat) spektrum mutu/kualitas yakni kualitas perencanaan (quality planning),
pemantauan kualitas (quality control), jaminan kualitas (quality assurance) dan pengembangan kualitas (quality
improvement).[2]
131 | P a g e
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017
Manajemen mutu/kualitas mengadopsi beberapa prinsip-prinsip manajemen[3], yang dapat diterapkan pada
puncak manajemen perusahaan untuk menjadi pedoman bagi organisasi dalam mengembangkan kinerja
organisasi. Beberapa prinsip tersebut adalah sebagai berikut :
Fokus pada keinginan konsumen (customer focus) Suatu perusahaan dapat menjaga dan
mengembangkan konsumennya, bilamana
perusahaan dapat mengerti dan memahami
tuntutan dan kebutuhan konsumen saat ini dan
mendatang, sehingga berusaha memenuhi
kebutuhan dan mencoba memenuhi ekspetasi
konsumen adalah kuncinya.
Kepemimpinan (Leadership) Para pemimpin dalam setiap unit dalam suatu organisasi perusahaan
(penyedia jasa konstruksi) menyiapkan dan diarahkan untuk mengembangkan
budaya kualitas. Mereka harus dapat mengkreasikan dan memelihara budaya
kualitas dalam setiap lingkungan internal yang dipimpinnya, mendorong setiap
anggota timnya untuk mencapai tujuan perusahaan yakni pencapaian target
kualitas/ mutu pekerjaan, dan dalam hal ini mencapai mutu/ kualitas pekerjaan
konstruksi.
Pengembangan Individu (Involvement of people) Setiap individu baik karyawan maupun pemimpin pada
setiap level perusahaan jasa konstruksi harus memahami
budaya manajemen kualitas. Setiap individu harus berusaha
mengembangkan segala kemampuan dan kemungkinan
yang dapat digunakan bagi keuntungan perusahaan.
Pendekatan proses (Process approach) Hasil yang buruk dapat dikurangi bila setiap aktivitas dan kebutuhan
sumber daya (manusia, material/bahan/alat, waktu) dikelola dalam
suatu organisasi perusahaan sebagai suatu proses.
Pendekatan Sistem Pada Manajemen (System approach to management) Suatu organisasi perusahaan
dapat efektif dan efisien dalam
mengembangkan target dan
tujuan mutu/ kualitas yang
merupakan kontribusi dari tahap
identifikasi, pemahaman dan
pengelolaan semua proses yang
saling terkait sebagai suatu
sistem.
Terus Berkembang (Continual improvement) Salah satu target tujuan kualitas/mutu secara permanen dari
suatu organisasi adalah terus mengembangkan kinerja
pencampaian mutu semua aktivitasnya.
132 | P a g e
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017
Pengelolaan mutu (Quality Management) bertujuan mencapai persyaratan mutu proyek pada pekerjaan pertama
tanpa adanya pengulangan (to do right things right the first time) dengan cara-cara yang efektif dan ekonomis.
Pengelolaan mutu proyek konstruksi merupakan unsur dari pengelolaan proyeks secara keseluruhan, yang antara
lain adalah sebagai berikut : Meletakan dasar filosofi dan kebijakan mutu proyek
Memberikan keputusan strategis mengenai hubungan antara mutu, biaya dan
jadwal
Membuat program penjaminan dan pengendalian mutu proyek (QA/ QC)
Implementasi Program QA/ QC.
Perlu juga dipahami bahwa penanganan masalah mutu dimulai sejak awal sampai proyek dinyatakan selesai. Pada
priode tersebut penyelenggaraan proyek dibagi menjadi pekerjaan spesifik, yang kemudian diserahkan kepada
masing-masing bidang/ unit sesuai keahlian. Jadi semua pihak memiliki tanggung jawab yang sama untuk menjaga
kualitas/ mutu, bila melaksanakan tugasnya dengan benar dan tepat dari segi mutu. Atau dengan kata lain harus
selalu berorientasi kepada mutu.
Penjaminan mutu (QA) adalah semua perencanaan dan langkah sistematis yang diperlukan untuk memberikan
keyaknian bahwa instalasi atau sistem yang akan diwujudkan dapat beroperasi secara memuaskan. Sedangkan
pengendalian mutu (QC) adalah bagian dari penjaminan mutu yang memberikan petunjuk dan cara-cara untuk
mengendalikan mutu material, struktur, komponen atau sistem agar memenuhi keperluan yang telah ditentukan.
Jadi Pengendalian Mutu (QC) meliputi tindakan-tindakan yang berupa: pengetesan, pengukuran dan pemeriksaan
apakah kegiatan-kegiatan engineering/konstruksi dan kegiatan lainnya telah memenuhi dan sesuai dengan kriteria
yang digariskan.
Masalah mutu/ kualitas dalam proyek konstruksi erat hubungannya dengan masalah-masalah berikut:
Material konstruksi, yang umumnya tersedia ataupun dapat dibeli di lokasi atau sekitar lokasi proyek.
Peralatan (equipment), yang dibuat di pabrik atas dasar pesanan, seperti kompresor, generator mesin-
mesin, dlsb. Peralatan demikian umumnya diangkut dari jarak jauh untuk sampai ke lokasi proyek.
Pelatihan dan sertifikasi tenaga konstruksi, misalnya melatih ahli mengelas, pertukangan, mandor dlsb.
Pengendalian proyek konstruksi mencakup dan tidak terbatas pada hal-hal sebagai berikut :
Hubungan antara fungsi-fungsi manajemen dan faktor-faktor yang menjadi ukuran suksesnya perencanaan dan
pengendalian termasuk pengendalian mutu. Merupakan kewajiban penyedia jasa konstruksi untuk menyiapkan
rencana pengawasan kualitas dan kepastian kualitas. Rencana pengawasan kualitas dan kepastian kualitas/
Quality Control dan Quality Assurance/ QA-QC meliputi kegiatan berikut :
133 | P a g e
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017
QA/ QC manajer Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus menunjuk seorang QA/ QC manajer
sebelum pekerjaan konstruksi dilaksanakan. QA/ QC manajer akan bertaggung jawab
terhadap pelaksanaan dan keberlangsungan rencana pengawasan kualitas. Orang
yang ditunjuk oleh penyedia jasa konstruksi (kontraktor) sebagai QA/ QC manajer harus
disetujui oleh wakil pemberi kerja. QA/ QC manajer akan melaporkan pekerjaannya
langsung kepada Manajer proyek dari penyedia jasa konstruksi (kontraktor).
Perubahan pada rencana pengawasan kualitas Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus memberi
tahukan kepada wakil pemberi kerja secara tertulis segala
usulan perubahan pada rencana pengawasan kuaitas.
Perubahan yang dibuat pada rencana pengawasan kuaitas
tidak boleh dilaksanakan sebelum persetujuan tertulis dari
wakil pemberi kerja.
Hal-hal yang melekat pada rencana pengawasan kualitas Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus
memastikan bahwa rencana pengawasan kualitas
yang telah disetujui telah diikuti dan dilaksanakan
selama pelaksanaan pekerjaan. Seluruh hasil
pengawasan, record dan seluruh operasi
pengawasan kualitas harus dilaporkan secara
berkala kepada wakil pemberi kerja.
Dalam pengendalian kualitas/ mutu terdapat 2
(dua) komponen kegiatan utama dalam
pelaksanaan konstruksi yakni pengendalian
kualitas (QA) dan pengendalian kuantitas (QC).
Urain masing-masing kegiatan sebagai berikut :
Pengendalian Kualitas Pekerjaan pelaksanaan konstruksi dimulai dari pekerjaan tanah sampai pada konstruksi
akan dikendalikan dengan memberikan pengawasan, arahan, bimbingan dan instruksi
yang diperlukan kepada penyedia jasa konstruksi (kontraktor) guna menjamin bahwa
semua pekerjaan dilaksanakan dengan baik, tepat kualitas. Aspek-aspek pengendalian
mutu yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan konstruksi antara lain meliputi :
134 | P a g e
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017
Metoda perhitungan
Lokasi kerja
Jenis pekerjaan
Tanggal diselesaikannya pekerjaan.
Setelah pekerjaan memenuhi persyaratan baik secara kualitas maupun persyaratan lainnya, maka pengukuran
kuantitas dapat dilakukan agar volume pekerjaan dengan teliti/akurat yang disetujui oleh konsultan sehingga
kuantitas dalam kontrak adalah benar diukur dan mendapat persetujuan dari konsultan.
LEMARI ARSIP
Kendali kualitas mutu pada pelaksanaan pekerjaan.
Dalam pelaksanaan proyek konstruksi, sasaran pengelolaan proyek (project management) disamping biaya dan
jadwal adalah pemenuhan persyaratan mutu. Dalam hubungan ini, suatu peralatan, material dan cara kerja diangap
memenuhi persyaratan mutu apabila dipenuhi semua persyaratan yang ditentukan dalam kriteria dan spesifikasi.
Dengan demikian, instalasi/bangunan yang dibangun atau produk yang dihasilkan, yang terdiri dari komponen
peralatan dan material yang memenuhi persyaratan mutu, dapat diharapkan berfungsi secara memuaskan selama
kurun waktu tertentu atau dengan kata lain siap untuk dipakai (fitness for use). Dan untuk mencapai tujuan tersebut
secara efektif dan ekonomis tidak hanya diperlukan pemeriksaan di tahap akhir sebelum diserahterimakan (FHO)
kepada pemilik proyek/konsumen, tetapi juga diperlukan serangkaian tindakan sepanjang siklus proyek mulai dari
penyusunan program, perencanaan, pengawasan, pemeriksanaan dan pengendalian mutu. Kegiatan tersebut
dikenal dengan penjaminan mutu (Quality Assurance-QA).
Dalam arti yang luas “mutu” atau “kualitas” bersifat subyektif. Suatu barang yang amat bermutu bagi seseorang
belum tentu bermutu bagi orang lain. Oleh karena itu, dunia usaha dan industri mencoba memberikan batasan
yang dapat diterima oleh kalangan yang berkepentingan, misalnya ISO 8402 (1986):[1]
“Mutu adalah sifat dan karakterisk produk atau jasa yang membuatnya memenuhi kebutuhan pelanggan atau
pemakai (customers).”
Sementara definisi lain untuk mutu yang sering diasosiasian dengan proyek adalah fitness for use. Istilah ini
disamping mempunyai arti seperti yang diuraikan diatas, juga memperhatikan masalah tersediaya produk,
kehandalan dan masalah pemeliharaan.
Definisi diatas tentunya akan sangat bervariasi tergantung pada masing-masing bidang usaha maupun industri.
Akan tetapi secara umum ada 4 (empat) spektrum mutu/kualitas yakni kualitas perencanaan (quality planning),
pemantauan kualitas (quality control), jaminan kualitas (quality assurance) dan pengembangan kualitas (quality
improvement).[2]
Manajemen mutu/kualitas mengadopsi beberapa prinsip-prinsip manajemen[3], yang dapat diterapkan pada
puncak manajemen perusahaan untuk menjadi pedoman bagi organisasi dalam mengembangkan kinerja
organisasi. Beberapa prinsip tersebut adalah sebagai berikut :
Fokus pada keinginan konsumen (customer focus) Suatu perusahaan dapat menjaga dan
mengembangkan konsumennya, bilamana
perusahaan dapat mengerti dan memahami
tuntutan dan kebutuhan konsumen saat ini dan
mendatang, sehingga berusaha memenuhi
kebutuhan dan mencoba memenuhi ekspetasi
konsumen adalah kuncinya.
135 | P a g e
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017
Kepemimpinan (Leadership) Para pemimpin dalam setiap unit dalam suatu organisasi perusahaan
(penyedia jasa konstruksi) menyiapkan dan diarahkan untuk mengembangkan
budaya kualitas. Mereka harus dapat mengkreasikan dan memelihara budaya
kualitas dalam setiap lingkungan internal yang dipimpinnya, mendorong setiap
anggota timnya untuk mencapai tujuan perusahaan yakni pencapaian target
kualitas/ mutu pekerjaan, dan dalam hal ini mencapai mutu/ kualitas pekerjaan
konstruksi.
Pengembangan Individu (Involvement of people) Setiap individu baik karyawan maupun pemimpin pada
setiap level perusahaan jasa konstruksi harus memahami
budaya manajemen kualitas. Setiap individu harus berusaha
mengembangkan segala kemampuan dan kemungkinan
yang dapat digunakan bagi keuntungan perusahaan.
Pendekatan proses (Process approach) Hasil yang buruk dapat dikurangi bila setiap aktivitas dan kebutuhan
sumber daya (manusia, material/bahan/alat, waktu) dikelola dalam
suatu organisasi perusahaan sebagai suatu proses.
Pendekatan Sistem Pada Manajemen (System approach to management) Suatu organisasi perusahaan
dapat efektif dan efisien dalam
mengembangkan target dan
tujuan mutu/ kualitas yang
merupakan kontribusi dari tahap
identifikasi, pemahaman dan
pengelolaan semua proses yang
saling terkait sebagai suatu
sistem.
Terus Berkembang (Continual improvement) Salah satu target tujuan kualitas/mutu secara permanen dari
suatu organisasi adalah terus mengembangkan kinerja
pencampaian mutu semua aktivitasnya.
Pengelolaan mutu (Quality Management) bertujuan mencapai persyaratan mutu proyek pada pekerjaan pertama
tanpa adanya pengulangan (to do right things right the first time) dengan cara-cara yang efektif dan ekonomis.
Pengelolaan mutu proyek konstruksi merupakan unsur dari pengelolaan proyeks secara keseluruhan, yang antara
lain adalah sebagai berikut : Meletakan dasar filosofi dan kebijakan mutu proyek
Memberikan keputusan strategis mengenai hubungan antara mutu, biaya dan
jadwal
Membuat program penjaminan dan pengendalian mutu proyek (QA/ QC)
Implementasi Program QA/ QC.
Perlu juga dipahami bahwa penanganan masalah mutu dimulai sejak awal sampai proyek dinyatakan selesai. Pada
priode tersebut penyelenggaraan proyek dibagi menjadi pekerjaan spesifik, yang kemudian diserahkan kepada
136 | P a g e
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017
masing-masing bidang/ unit sesuai keahlian. Jadi semua pihak memiliki tanggung jawab yang sama untuk menjaga
kualitas/ mutu, bila melaksanakan tugasnya dengan benar dan tepat dari segi mutu. Atau dengan kata lain harus
selalu berorientasi kepada mutu.
Penjaminan mutu (QA) adalah semua perencanaan dan langkah sistematis yang diperlukan untuk memberikan
keyaknian bahwa instalasi atau sistem yang akan diwujudkan dapat beroperasi secara memuaskan. Sedangkan
pengendalian mutu (QC) adalah bagian dari penjaminan mutu yang memberikan petunjuk dan cara-cara untuk
mengendalikan mutu material, struktur, komponen atau sistem agar memenuhi keperluan yang telah ditentukan.
Jadi Pengendalian Mutu (QC) meliputi tindakan-tindakan yang berupa: pengetesan, pengukuran dan pemeriksaan
apakah kegiatan-kegiatan engineering/konstruksi dan kegiatan lainnya telah memenuhi dan sesuai dengan kriteria
yang digariskan.
Masalah mutu/ kualitas dalam proyek konstruksi erat hubungannya dengan masalah-masalah berikut:
Material konstruksi, yang umumnya tersedia ataupun dapat dibeli di lokasi atau sekitar lokasi proyek.
Peralatan (equipment), yang dibuat di pabrik atas dasar pesanan, seperti kompresor, generator mesin-
mesin, dlsb. Peralatan demikian umumnya diangkut dari jarak jauh untuk sampai ke lokasi proyek.
Pelatihan dan sertifikasi tenaga konstruksi, misalnya melatih ahli mengelas, pertukangan, mandor dlsb.
Pengendalian proyek konstruksi mencakup dan tidak terbatas pada hal-hal sebagai berikut :
Hubungan antara fungsi-fungsi manajemen dan faktor-faktor yang menjadi ukuran suksesnya perencanaan dan
pengendalian termasuk pengendalian mutu. Merupakan kewajiban penyedia jasa konstruksi untuk menyiapkan
rencana pengawasan kualitas dan kepastian kualitas. Rencana pengawasan kualitas dan kepastian kualitas/
Quality Control dan Quality Assurance/ QA-QC meliputi kegiatan berikut :
QA/ QC manajer Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus menunjuk seorang QA/ QC manajer
sebelum pekerjaan konstruksi dilaksanakan. QA/ QC manajer akan bertaggung jawab
terhadap pelaksanaan dan keberlangsungan rencana pengawasan kualitas. Orang
yang ditunjuk oleh penyedia jasa konstruksi (kontraktor) sebagai QA/ QC manajer harus
disetujui oleh wakil pemberi kerja. QA/ QC manajer akan melaporkan pekerjaannya
langsung kepada Manajer proyek dari penyedia jasa konstruksi (kontraktor).
137 | P a g e
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017
Perubahan pada rencana pengawasan kualitas Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus memberi
tahukan kepada wakil pemberi kerja secara tertulis segala
usulan perubahan pada rencana pengawasan kuaitas.
Perubahan yang dibuat pada rencana pengawasan kuaitas
tidak boleh dilaksanakan sebelum persetujuan tertulis dari
wakil pemberi kerja.
Hal-hal yang melekat pada rencana pengawasan kualitas Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus
memastikan bahwa rencana pengawasan kualitas
yang telah disetujui telah diikuti dan dilaksanakan
selama pelaksanaan pekerjaan. Seluruh hasil
pengawasan, record dan seluruh operasi
pengawasan kualitas harus dilaporkan secara
berkala kepada wakil pemberi kerja.
Dalam pengendalian kualitas/ mutu terdapat 2
(dua) komponen kegiatan utama dalam
pelaksanaan konstruksi yakni pengendalian
kualitas (QA) dan pengendalian kuantitas (QC).
Urain masing-masing kegiatan sebagai berikut :
Pengendalian Kualitas Pekerjaan pelaksanaan konstruksi dimulai dari pekerjaan tanah sampai pada konstruksi
akan dikendalikan dengan memberikan pengawasan, arahan, bimbingan dan instruksi
yang diperlukan kepada penyedia jasa konstruksi (kontraktor) guna menjamin bahwa
semua pekerjaan dilaksanakan dengan baik, tepat kualitas. Aspek-aspek pengendalian
mutu yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan konstruksi antara lain meliputi :
Setelah pekerjaan memenuhi persyaratan baik secara kualitas maupun persyaratan lainnya, maka pengukuran
kuantitas dapat dilakukan agar volume pekerjaan dengan teliti/akurat yang disetujui oleh konsultan sehingga
kuantitas dalam kontrak adalah benar diukur dan mendapat persetujuan dari konsultan.
NAKAS
138 | P a g e
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017
Dalam pelaksanaan proyek konstruksi, sasaran pengelolaan proyek (project management) disamping biaya dan
jadwal adalah pemenuhan persyaratan mutu. Dalam hubungan ini, suatu peralatan, material dan cara kerja diangap
memenuhi persyaratan mutu apabila dipenuhi semua persyaratan yang ditentukan dalam kriteria dan spesifikasi.
Dengan demikian, instalasi/bangunan yang dibangun atau produk yang dihasilkan, yang terdiri dari komponen
peralatan dan material yang memenuhi persyaratan mutu, dapat diharapkan berfungsi secara memuaskan selama
kurun waktu tertentu atau dengan kata lain siap untuk dipakai (fitness for use). Dan untuk mencapai tujuan tersebut
secara efektif dan ekonomis tidak hanya diperlukan pemeriksaan di tahap akhir sebelum diserahterimakan (FHO)
kepada pemilik proyek/konsumen, tetapi juga diperlukan serangkaian tindakan sepanjang siklus proyek mulai dari
penyusunan program, perencanaan, pengawasan, pemeriksanaan dan pengendalian mutu. Kegiatan tersebut
dikenal dengan penjaminan mutu (Quality Assurance-QA).
Dalam arti yang luas “mutu” atau “kualitas” bersifat subyektif. Suatu barang yang amat bermutu bagi seseorang
belum tentu bermutu bagi orang lain. Oleh karena itu, dunia usaha dan industri mencoba memberikan batasan
yang dapat diterima oleh kalangan yang berkepentingan, misalnya ISO 8402 (1986):[1]
“Mutu adalah sifat dan karakterisk produk atau jasa yang membuatnya memenuhi kebutuhan pelanggan atau
pemakai (customers).”
Sementara definisi lain untuk mutu yang sering diasosiasian dengan proyek adalah fitness for use. Istilah ini
disamping mempunyai arti seperti yang diuraikan diatas, juga memperhatikan masalah tersediaya produk,
kehandalan dan masalah pemeliharaan.
Definisi diatas tentunya akan sangat bervariasi tergantung pada masing-masing bidang usaha maupun industri.
Akan tetapi secara umum ada 4 (empat) spektrum mutu/kualitas yakni kualitas perencanaan (quality planning),
pemantauan kualitas (quality control), jaminan kualitas (quality assurance) dan pengembangan kualitas (quality
improvement).[2]
Manajemen mutu/kualitas mengadopsi beberapa prinsip-prinsip manajemen[3], yang dapat diterapkan pada
puncak manajemen perusahaan untuk menjadi pedoman bagi organisasi dalam mengembangkan kinerja
organisasi. Beberapa prinsip tersebut adalah sebagai berikut :
Fokus pada keinginan konsumen (customer focus) Suatu perusahaan dapat menjaga dan
mengembangkan konsumennya, bilamana
perusahaan dapat mengerti dan memahami
tuntutan dan kebutuhan konsumen saat ini dan
mendatang, sehingga berusaha memenuhi
kebutuhan dan mencoba memenuhi ekspetasi
konsumen adalah kuncinya.
Kepemimpinan (Leadership) Para pemimpin dalam setiap unit dalam suatu organisasi perusahaan
(penyedia jasa konstruksi) menyiapkan dan diarahkan untuk mengembangkan
budaya kualitas. Mereka harus dapat mengkreasikan dan memelihara budaya
kualitas dalam setiap lingkungan internal yang dipimpinnya, mendorong setiap
anggota timnya untuk mencapai tujuan perusahaan yakni pencapaian target
kualitas/ mutu pekerjaan, dan dalam hal ini mencapai mutu/ kualitas pekerjaan
konstruksi.
Pengembangan Individu (Involvement of people) Setiap individu baik karyawan maupun pemimpin pada
setiap level perusahaan jasa konstruksi harus memahami
budaya manajemen kualitas. Setiap individu harus berusaha
139 | P a g e
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017
Pendekatan Sistem Pada Manajemen (System approach to management) Suatu organisasi perusahaan
dapat efektif dan efisien dalam
mengembangkan target dan
tujuan mutu/ kualitas yang
merupakan kontribusi dari tahap
identifikasi, pemahaman dan
pengelolaan semua proses yang
saling terkait sebagai suatu
sistem.
Terus Berkembang (Continual improvement) Salah satu target tujuan kualitas/mutu secara permanen dari
suatu organisasi adalah terus mengembangkan kinerja
pencampaian mutu semua aktivitasnya.
Pengelolaan mutu (Quality Management) bertujuan mencapai persyaratan mutu proyek pada pekerjaan pertama
tanpa adanya pengulangan (to do right things right the first time) dengan cara-cara yang efektif dan ekonomis.
Pengelolaan mutu proyek konstruksi merupakan unsur dari pengelolaan proyeks secara keseluruhan, yang antara
lain adalah sebagai berikut : Meletakan dasar filosofi dan kebijakan mutu proyek
Memberikan keputusan strategis mengenai hubungan antara mutu, biaya dan
jadwal
Membuat program penjaminan dan pengendalian mutu proyek (QA/ QC)
Implementasi Program QA/ QC.
Perlu juga dipahami bahwa penanganan masalah mutu dimulai sejak awal sampai proyek dinyatakan selesai. Pada
priode tersebut penyelenggaraan proyek dibagi menjadi pekerjaan spesifik, yang kemudian diserahkan kepada
masing-masing bidang/ unit sesuai keahlian. Jadi semua pihak memiliki tanggung jawab yang sama untuk menjaga
kualitas/ mutu, bila melaksanakan tugasnya dengan benar dan tepat dari segi mutu. Atau dengan kata lain harus
selalu berorientasi kepada mutu.
Penjaminan mutu (QA) adalah semua perencanaan dan langkah sistematis yang diperlukan untuk memberikan
keyaknian bahwa instalasi atau sistem yang akan diwujudkan dapat beroperasi secara memuaskan. Sedangkan
pengendalian mutu (QC) adalah bagian dari penjaminan mutu yang memberikan petunjuk dan cara-cara untuk
mengendalikan mutu material, struktur, komponen atau sistem agar memenuhi keperluan yang telah ditentukan.
Jadi Pengendalian Mutu (QC) meliputi tindakan-tindakan yang berupa: pengetesan, pengukuran dan pemeriksaan
apakah kegiatan-kegiatan engineering/konstruksi dan kegiatan lainnya telah memenuhi dan sesuai dengan kriteria
yang digariskan.
140 | P a g e
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017
Masalah mutu/ kualitas dalam proyek konstruksi erat hubungannya dengan masalah-masalah berikut:
Material konstruksi, yang umumnya tersedia ataupun dapat dibeli di lokasi atau sekitar lokasi proyek.
Peralatan (equipment), yang dibuat di pabrik atas dasar pesanan, seperti kompresor, generator mesin-
mesin, dlsb. Peralatan demikian umumnya diangkut dari jarak jauh untuk sampai ke lokasi proyek.
Pelatihan dan sertifikasi tenaga konstruksi, misalnya melatih ahli mengelas, pertukangan, mandor dlsb.
Pengendalian proyek konstruksi mencakup dan tidak terbatas pada hal-hal sebagai berikut :
Hubungan antara fungsi-fungsi manajemen dan faktor-faktor yang menjadi ukuran suksesnya perencanaan dan
pengendalian termasuk pengendalian mutu. Merupakan kewajiban penyedia jasa konstruksi untuk menyiapkan
rencana pengawasan kualitas dan kepastian kualitas. Rencana pengawasan kualitas dan kepastian kualitas/
Quality Control dan Quality Assurance/ QA-QC meliputi kegiatan berikut :
QA/ QC manajer Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus menunjuk seorang QA/ QC manajer
sebelum pekerjaan konstruksi dilaksanakan. QA/ QC manajer akan bertaggung jawab
terhadap pelaksanaan dan keberlangsungan rencana pengawasan kualitas. Orang
yang ditunjuk oleh penyedia jasa konstruksi (kontraktor) sebagai QA/ QC manajer harus
disetujui oleh wakil pemberi kerja. QA/ QC manajer akan melaporkan pekerjaannya
langsung kepada Manajer proyek dari penyedia jasa konstruksi (kontraktor).
Perubahan pada rencana pengawasan kualitas Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus memberi
tahukan kepada wakil pemberi kerja secara tertulis segala
usulan perubahan pada rencana pengawasan kuaitas.
Perubahan yang dibuat pada rencana pengawasan kuaitas
tidak boleh dilaksanakan sebelum persetujuan tertulis dari
wakil pemberi kerja.
Hal-hal yang melekat pada rencana pengawasan kualitas Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus
memastikan bahwa rencana pengawasan kualitas
yang telah disetujui telah diikuti dan dilaksanakan
141 | P a g e
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017
Pengendalian Kualitas Pekerjaan pelaksanaan konstruksi dimulai dari pekerjaan tanah sampai pada konstruksi
akan dikendalikan dengan memberikan pengawasan, arahan, bimbingan dan instruksi
yang diperlukan kepada penyedia jasa konstruksi (kontraktor) guna menjamin bahwa
semua pekerjaan dilaksanakan dengan baik, tepat kualitas. Aspek-aspek pengendalian
mutu yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan konstruksi antara lain meliputi :
Setelah pekerjaan memenuhi persyaratan baik secara kualitas maupun persyaratan lainnya, maka pengukuran
kuantitas dapat dilakukan agar volume pekerjaan dengan teliti/akurat yang disetujui oleh konsultan sehingga
kuantitas dalam kontrak adalah benar diukur dan mendapat persetujuan dari konsultan.
142 | P a g e
METODE KENDALI MUTU BAHAN MATERIAL
PEMBERSIHAN LAPANGAN
Kendali kualitas mutu pada pelaksanaan pekerjaan.
Pelaksanaan Pekerjaan konstruksi harus dapat menghasilkan mutu pekerjaan baik dari segi kualitas maupun
kuantitas. Untuk menjamin agar diperoleh hasil kerja yang baik dan sesuai dengan mutu yang disyaratkan, maka
perlu dilakukan Pengendalian Mutu ( Quality Control ) dengan cara melakukan pemeriksaan secara teratur, berkala
baik terhadap bahan-bahan yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan, maupun terhadp cara pelaksanaan
pekerjaan itu sendiri.
Proses pengendalian rencana mutu / Quality plan mencakup segala bidang yang terlibar dalam proses produksi
Sumber Daya Manusia ( SDM ), material, Peralatan, Proses, Sarana Kerja dan Sub Kontraktor.
B. Material
1. Pengujian sample bahan
2. Pemilihan sumber material ( kuantitas dan kualitas ) yang memadai
3. Pemilihan supplier
4. Jadwal kebutuhan material
5. Cara penyimpanan
6. Cara handling
7. Monitor dan pelaporan
C. Peralatan
1. Pemilihan jenis alat yang sesuai
2. Kalibrasi untuk alat tertentu ( ukuran, takaran dan timbangan )
3. Pemilihan sumber alat ( kuantitas, umur dan kualitas ) yang memadai
4. Pemilihan supplier alat yang baik
5. Pemilihan operator yang baik dan berpengalaman
6. Jadwal kebutuhan alat
7. Penyedian bahan bakar
8. Penyediaan suku cadang
9. Control service
10.Monitor dan pelaporan
D. Proses
1. Trial mix
2. Peralatan yang sesuai
3. Komposisi yang sesuai
4. Standar proses
5. Metoda pelaksanaan
6. Cek hasil
7. Monitor dan pelaporan
E. Sarana Kerja
1. Ruang yang memenuhi syarat keselamatan dan kesehatan
2. Kemudahan akses
3. Terpenuhinya alat kerja
Page 1 of 42
METODE KENDALI MUTU BAHAN MATERIAL
F. Sub Kontraktor
1. Seleksi
2. Pengawasan dan Pengarahan
Pelaksanaan Pekerjaan konstruksi harus dapat menghasilkan mutu pekerjaan baik dari segi kualitas maupun
kuantitas. Untuk menjamin agar diperoleh hasil kerja yang baik dan sesuai dengan mutu yang disyaratkan, maka
perlu dilakukan Pengendalian Mutu ( Quality Control ) dengan cara melakukan pemeriksaan secara teratur, berkala
baik terhadap bahan-bahan yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan, maupun terhadp cara pelaksanaan
pekerjaan itu sendiri.
Proses pengendalian rencana mutu / Quality plan mencakup segala bidang yang terlibar dalam proses produksi
Sumber Daya Manusia ( SDM ), material, Peralatan, Proses, Sarana Kerja dan Sub Kontraktor.
B. Material
1. Pengujian sample bahan
2. Pemilihan sumber material ( kuantitas dan kualitas ) yang memadai
3. Pemilihan supplier
4. Jadwal kebutuhan material
5. Cara penyimpanan
6. Cara handling
7. Monitor dan pelaporan
C. Peralatan
1. Pemilihan jenis alat yang sesuai
2. Kalibrasi untuk alat tertentu ( ukuran, takaran dan timbangan )
3. Pemilihan sumber alat ( kuantitas, umur dan kualitas ) yang memadai
4. Pemilihan supplier alat yang baik
5. Pemilihan operator yang baik dan berpengalaman
6. Jadwal kebutuhan alat
7. Penyedian bahan bakar
8. Penyediaan suku cadang
9. Control service
10.Monitor dan pelaporan
D. Proses
1. Trial mix
2. Peralatan yang sesuai
3. Komposisi yang sesuai
4. Standar proses
5. Metoda pelaksanaan
6. Cek hasil
Page 2 of 42
METODE KENDALI MUTU BAHAN MATERIAL
E. Sarana Kerja
1. Ruang yang memenuhi syarat keselamatan dan kesehatan
2. Kemudahan akses
3. Terpenuhinya alat kerja
4. Kemudahan mobilisasi dan komunikasi
F. Sub Kontraktor
1. Seleksi
2. Pengawasan dan Pengarahan
MOBILISASI
Kendali kualitas mutu pada pelaksanaan pekerjaan.
Pelaksanaan Pekerjaan konstruksi harus dapat menghasilkan mutu pekerjaan baik dari segi kualitas maupun
kuantitas. Untuk menjamin agar diperoleh hasil kerja yang baik dan sesuai dengan mutu yang disyaratkan, maka
perlu dilakukan Pengendalian Mutu ( Quality Control ) dengan cara melakukan pemeriksaan secara teratur, berkala
baik terhadap bahan-bahan yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan, maupun terhadp cara pelaksanaan
pekerjaan itu sendiri.
Proses pengendalian rencana mutu / Quality plan mencakup segala bidang yang terlibar dalam proses produksi
Sumber Daya Manusia ( SDM ), material, Peralatan, Proses, Sarana Kerja dan Sub Kontraktor.
B. Material
1. Pengujian sample bahan
2. Pemilihan sumber material ( kuantitas dan kualitas ) yang memadai
3. Pemilihan supplier
4. Jadwal kebutuhan material
5. Cara penyimpanan
6. Cara handling
7. Monitor dan pelaporan
C. Peralatan
1. Pemilihan jenis alat yang sesuai
2. Kalibrasi untuk alat tertentu ( ukuran, takaran dan timbangan )
3. Pemilihan sumber alat ( kuantitas, umur dan kualitas ) yang memadai
4. Pemilihan supplier alat yang baik
5. Pemilihan operator yang baik dan berpengalaman
6. Jadwal kebutuhan alat
7. Penyedian bahan bakar
8. Penyediaan suku cadang
9. Control service
10.Monitor dan pelaporan
Page 3 of 42
METODE KENDALI MUTU BAHAN MATERIAL
D. Proses
1. Trial mix
2. Peralatan yang sesuai
3. Komposisi yang sesuai
4. Standar proses
5. Metoda pelaksanaan
6. Cek hasil
7. Monitor dan pelaporan
E. Sarana Kerja
1. Ruang yang memenuhi syarat keselamatan dan kesehatan
2. Kemudahan akses
3. Terpenuhinya alat kerja
4. Kemudahan mobilisasi dan komunikasi
F. Sub Kontraktor
1. Seleksi
2. Pengawasan dan Pengarahan
Pelaksanaan Pekerjaan konstruksi harus dapat menghasilkan mutu pekerjaan baik dari segi kualitas maupun
kuantitas. Untuk menjamin agar diperoleh hasil kerja yang baik dan sesuai dengan mutu yang disyaratkan, maka
perlu dilakukan Pengendalian Mutu ( Quality Control ) dengan cara melakukan pemeriksaan secara teratur, berkala
baik terhadap bahan-bahan yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan, maupun terhadp cara pelaksanaan
pekerjaan itu sendiri.
Proses pengendalian rencana mutu / Quality plan mencakup segala bidang yang terlibar dalam proses produksi
Sumber Daya Manusia ( SDM ), material, Peralatan, Proses, Sarana Kerja dan Sub Kontraktor.
B. Material
1. Pengujian sample bahan
2. Pemilihan sumber material ( kuantitas dan kualitas ) yang memadai
3. Pemilihan supplier
4. Jadwal kebutuhan material
5. Cara penyimpanan
6. Cara handling
7. Monitor dan pelaporan
C. Peralatan
1. Pemilihan jenis alat yang sesuai
2. Kalibrasi untuk alat tertentu ( ukuran, takaran dan timbangan )
3. Pemilihan sumber alat ( kuantitas, umur dan kualitas ) yang memadai
4. Pemilihan supplier alat yang baik
5. Pemilihan operator yang baik dan berpengalaman
Page 4 of 42
METODE KENDALI MUTU BAHAN MATERIAL
D. Proses
1. Trial mix
2. Peralatan yang sesuai
3. Komposisi yang sesuai
4. Standar proses
5. Metoda pelaksanaan
6. Cek hasil
7. Monitor dan pelaporan
E. Sarana Kerja
1. Ruang yang memenuhi syarat keselamatan dan kesehatan
2. Kemudahan akses
3. Terpenuhinya alat kerja
4. Kemudahan mobilisasi dan komunikasi
F. Sub Kontraktor
1. Seleksi
2. Pengawasan dan Pengarahan
Pelaksanaan Pekerjaan konstruksi harus dapat menghasilkan mutu pekerjaan baik dari segi kualitas maupun
kuantitas. Untuk menjamin agar diperoleh hasil kerja yang baik dan sesuai dengan mutu yang disyaratkan, maka
perlu dilakukan Pengendalian Mutu ( Quality Control ) dengan cara melakukan pemeriksaan secara teratur, berkala
baik terhadap bahan-bahan yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan, maupun terhadp cara pelaksanaan
pekerjaan itu sendiri.
Proses pengendalian rencana mutu / Quality plan mencakup segala bidang yang terlibar dalam proses produksi
Sumber Daya Manusia ( SDM ), material, Peralatan, Proses, Sarana Kerja dan Sub Kontraktor.
B. Material
1. Pengujian sample bahan
2. Pemilihan sumber material ( kuantitas dan kualitas ) yang memadai
3. Pemilihan supplier
4. Jadwal kebutuhan material
5. Cara penyimpanan
6. Cara handling
7. Monitor dan pelaporan
Page 5 of 42
METODE KENDALI MUTU BAHAN MATERIAL
C. Peralatan
1. Pemilihan jenis alat yang sesuai
2. Kalibrasi untuk alat tertentu ( ukuran, takaran dan timbangan )
3. Pemilihan sumber alat ( kuantitas, umur dan kualitas ) yang memadai
4. Pemilihan supplier alat yang baik
5. Pemilihan operator yang baik dan berpengalaman
6. Jadwal kebutuhan alat
7. Penyedian bahan bakar
8. Penyediaan suku cadang
9. Control service
10.Monitor dan pelaporan
D. Proses
1. Trial mix
2. Peralatan yang sesuai
3. Komposisi yang sesuai
4. Standar proses
5. Metoda pelaksanaan
6. Cek hasil
7. Monitor dan pelaporan
E. Sarana Kerja
1. Ruang yang memenuhi syarat keselamatan dan kesehatan
2. Kemudahan akses
3. Terpenuhinya alat kerja
4. Kemudahan mobilisasi dan komunikasi
F. Sub Kontraktor
1. Seleksi
2. Pengawasan dan Pengarahan
Pelaksanaan Pekerjaan konstruksi harus dapat menghasilkan mutu pekerjaan baik dari segi kualitas maupun
kuantitas. Untuk menjamin agar diperoleh hasil kerja yang baik dan sesuai dengan mutu yang disyaratkan, maka
perlu dilakukan Pengendalian Mutu ( Quality Control ) dengan cara melakukan pemeriksaan secara teratur, berkala
baik terhadap bahan-bahan yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan, maupun terhadp cara pelaksanaan
pekerjaan itu sendiri.
Proses pengendalian rencana mutu / Quality plan mencakup segala bidang yang terlibar dalam proses produksi
Sumber Daya Manusia ( SDM ), material, Peralatan, Proses, Sarana Kerja dan Sub Kontraktor.
B. Material
1. Pengujian sample bahan
2. Pemilihan sumber material ( kuantitas dan kualitas ) yang memadai
Page 6 of 42
METODE KENDALI MUTU BAHAN MATERIAL
3. Pemilihan supplier
4. Jadwal kebutuhan material
5. Cara penyimpanan
6. Cara handling
7. Monitor dan pelaporan
C. Peralatan
1. Pemilihan jenis alat yang sesuai
2. Kalibrasi untuk alat tertentu ( ukuran, takaran dan timbangan )
3. Pemilihan sumber alat ( kuantitas, umur dan kualitas ) yang memadai
4. Pemilihan supplier alat yang baik
5. Pemilihan operator yang baik dan berpengalaman
6. Jadwal kebutuhan alat
7. Penyedian bahan bakar
8. Penyediaan suku cadang
9. Control service
10.Monitor dan pelaporan
D. Proses
1. Trial mix
2. Peralatan yang sesuai
3. Komposisi yang sesuai
4. Standar proses
5. Metoda pelaksanaan
6. Cek hasil
7. Monitor dan pelaporan
E. Sarana Kerja
1. Ruang yang memenuhi syarat keselamatan dan kesehatan
2. Kemudahan akses
3. Terpenuhinya alat kerja
4. Kemudahan mobilisasi dan komunikasi
F. Sub Kontraktor
1. Seleksi
2. Pengawasan dan Pengarahan
Pelaksanaan Pekerjaan konstruksi harus dapat menghasilkan mutu pekerjaan baik dari segi kualitas maupun
kuantitas. Untuk menjamin agar diperoleh hasil kerja yang baik dan sesuai dengan mutu yang disyaratkan, maka
perlu dilakukan Pengendalian Mutu ( Quality Control ) dengan cara melakukan pemeriksaan secara teratur, berkala
baik terhadap bahan-bahan yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan, maupun terhadp cara pelaksanaan
pekerjaan itu sendiri.
Proses pengendalian rencana mutu / Quality plan mencakup segala bidang yang terlibar dalam proses produksi
Sumber Daya Manusia ( SDM ), material, Peralatan, Proses, Sarana Kerja dan Sub Kontraktor.
Page 7 of 42
METODE KENDALI MUTU BAHAN MATERIAL
B. Material
1. Pengujian sample bahan
2. Pemilihan sumber material ( kuantitas dan kualitas ) yang memadai
3. Pemilihan supplier
4. Jadwal kebutuhan material
5. Cara penyimpanan
6. Cara handling
7. Monitor dan pelaporan
C. Peralatan
1. Pemilihan jenis alat yang sesuai
2. Kalibrasi untuk alat tertentu ( ukuran, takaran dan timbangan )
3. Pemilihan sumber alat ( kuantitas, umur dan kualitas ) yang memadai
4. Pemilihan supplier alat yang baik
5. Pemilihan operator yang baik dan berpengalaman
6. Jadwal kebutuhan alat
7. Penyedian bahan bakar
8. Penyediaan suku cadang
9. Control service
10.Monitor dan pelaporan
D. Proses
1. Trial mix
2. Peralatan yang sesuai
3. Komposisi yang sesuai
4. Standar proses
5. Metoda pelaksanaan
6. Cek hasil
7. Monitor dan pelaporan
E. Sarana Kerja
1. Ruang yang memenuhi syarat keselamatan dan kesehatan
2. Kemudahan akses
3. Terpenuhinya alat kerja
4. Kemudahan mobilisasi dan komunikasi
F. Sub Kontraktor
1. Seleksi
2. Pengawasan dan Pengarahan
Pelaksanaan Pekerjaan konstruksi harus dapat menghasilkan mutu pekerjaan baik dari segi kualitas maupun
kuantitas. Untuk menjamin agar diperoleh hasil kerja yang baik dan sesuai dengan mutu yang disyaratkan, maka
perlu dilakukan Pengendalian Mutu ( Quality Control ) dengan cara melakukan pemeriksaan secara teratur, berkala
baik terhadap bahan-bahan yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan, maupun terhadp cara pelaksanaan
pekerjaan itu sendiri.
Page 8 of 42
METODE KENDALI MUTU BAHAN MATERIAL
Proses pengendalian rencana mutu / Quality plan mencakup segala bidang yang terlibar dalam proses produksi
Sumber Daya Manusia ( SDM ), material, Peralatan, Proses, Sarana Kerja dan Sub Kontraktor.
B. Material
1. Pengujian sample bahan
2. Pemilihan sumber material ( kuantitas dan kualitas ) yang memadai
3. Pemilihan supplier
4. Jadwal kebutuhan material
5. Cara penyimpanan
6. Cara handling
7. Monitor dan pelaporan
C. Peralatan
1. Pemilihan jenis alat yang sesuai
2. Kalibrasi untuk alat tertentu ( ukuran, takaran dan timbangan )
3. Pemilihan sumber alat ( kuantitas, umur dan kualitas ) yang memadai
4. Pemilihan supplier alat yang baik
5. Pemilihan operator yang baik dan berpengalaman
6. Jadwal kebutuhan alat
7. Penyedian bahan bakar
8. Penyediaan suku cadang
9. Control service
10.Monitor dan pelaporan
D. Proses
1. Trial mix
2. Peralatan yang sesuai
3. Komposisi yang sesuai
4. Standar proses
5. Metoda pelaksanaan
6. Cek hasil
7. Monitor dan pelaporan
E. Sarana Kerja
1. Ruang yang memenuhi syarat keselamatan dan kesehatan
2. Kemudahan akses
3. Terpenuhinya alat kerja
4. Kemudahan mobilisasi dan komunikasi
F. Sub Kontraktor
1. Seleksi
2. Pengawasan dan Pengarahan
Page 9 of 42
METODE KENDALI MUTU BAHAN MATERIAL
Pelaksanaan Pekerjaan konstruksi harus dapat menghasilkan mutu pekerjaan baik dari segi kualitas maupun
kuantitas. Untuk menjamin agar diperoleh hasil kerja yang baik dan sesuai dengan mutu yang disyaratkan, maka
perlu dilakukan Pengendalian Mutu ( Quality Control ) dengan cara melakukan pemeriksaan secara teratur, berkala
baik terhadap bahan-bahan yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan, maupun terhadp cara pelaksanaan
pekerjaan itu sendiri.
Proses pengendalian rencana mutu / Quality plan mencakup segala bidang yang terlibar dalam proses produksi
Sumber Daya Manusia ( SDM ), material, Peralatan, Proses, Sarana Kerja dan Sub Kontraktor.
B. Material
1. Pengujian sample bahan
2. Pemilihan sumber material ( kuantitas dan kualitas ) yang memadai
3. Pemilihan supplier
4. Jadwal kebutuhan material
5. Cara penyimpanan
6. Cara handling
7. Monitor dan pelaporan
C. Peralatan
1. Pemilihan jenis alat yang sesuai
2. Kalibrasi untuk alat tertentu ( ukuran, takaran dan timbangan )
3. Pemilihan sumber alat ( kuantitas, umur dan kualitas ) yang memadai
4. Pemilihan supplier alat yang baik
5. Pemilihan operator yang baik dan berpengalaman
6. Jadwal kebutuhan alat
7. Penyedian bahan bakar
8. Penyediaan suku cadang
9. Control service
10.Monitor dan pelaporan
D. Proses
1. Trial mix
2. Peralatan yang sesuai
3. Komposisi yang sesuai
4. Standar proses
5. Metoda pelaksanaan
6. Cek hasil
7. Monitor dan pelaporan
E. Sarana Kerja
1. Ruang yang memenuhi syarat keselamatan dan kesehatan
2. Kemudahan akses
3. Terpenuhinya alat kerja
Page 10 of 42
METODE KENDALI MUTU BAHAN MATERIAL
F. Sub Kontraktor
1. Seleksi
2. Pengawasan dan Pengarahan
Pelaksanaan Pekerjaan konstruksi harus dapat menghasilkan mutu pekerjaan baik dari segi kualitas maupun
kuantitas. Untuk menjamin agar diperoleh hasil kerja yang baik dan sesuai dengan mutu yang disyaratkan, maka
perlu dilakukan Pengendalian Mutu ( Quality Control ) dengan cara melakukan pemeriksaan secara teratur, berkala
baik terhadap bahan-bahan yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan, maupun terhadp cara pelaksanaan
pekerjaan itu sendiri.
Proses pengendalian rencana mutu / Quality plan mencakup segala bidang yang terlibar dalam proses produksi
Sumber Daya Manusia ( SDM ), material, Peralatan, Proses, Sarana Kerja dan Sub Kontraktor.
B. Material
1. Pengujian sample bahan
2. Pemilihan sumber material ( kuantitas dan kualitas ) yang memadai
3. Pemilihan supplier
4. Jadwal kebutuhan material
5. Cara penyimpanan
6. Cara handling
7. Monitor dan pelaporan
C. Peralatan
1. Pemilihan jenis alat yang sesuai
2. Kalibrasi untuk alat tertentu ( ukuran, takaran dan timbangan )
3. Pemilihan sumber alat ( kuantitas, umur dan kualitas ) yang memadai
4. Pemilihan supplier alat yang baik
5. Pemilihan operator yang baik dan berpengalaman
6. Jadwal kebutuhan alat
7. Penyedian bahan bakar
8. Penyediaan suku cadang
9. Control service
10.Monitor dan pelaporan
D. Proses
1. Trial mix
2. Peralatan yang sesuai
3. Komposisi yang sesuai
4. Standar proses
5. Metoda pelaksanaan
6. Cek hasil
Page 11 of 42
METODE KENDALI MUTU BAHAN MATERIAL
E. Sarana Kerja
1. Ruang yang memenuhi syarat keselamatan dan kesehatan
2. Kemudahan akses
3. Terpenuhinya alat kerja
4. Kemudahan mobilisasi dan komunikasi
F. Sub Kontraktor
1. Seleksi
2. Pengawasan dan Pengarahan
Pelaksanaan Pekerjaan konstruksi harus dapat menghasilkan mutu pekerjaan baik dari segi kualitas maupun
kuantitas. Untuk menjamin agar diperoleh hasil kerja yang baik dan sesuai dengan mutu yang disyaratkan, maka
perlu dilakukan Pengendalian Mutu ( Quality Control ) dengan cara melakukan pemeriksaan secara teratur, berkala
baik terhadap bahan-bahan yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan, maupun terhadp cara pelaksanaan
pekerjaan itu sendiri.
Proses pengendalian rencana mutu / Quality plan mencakup segala bidang yang terlibar dalam proses produksi
Sumber Daya Manusia ( SDM ), material, Peralatan, Proses, Sarana Kerja dan Sub Kontraktor.
B. Material
1. Pengujian sample bahan
2. Pemilihan sumber material ( kuantitas dan kualitas ) yang memadai
3. Pemilihan supplier
4. Jadwal kebutuhan material
5. Cara penyimpanan
6. Cara handling
7. Monitor dan pelaporan
C. Peralatan
1. Pemilihan jenis alat yang sesuai
2. Kalibrasi untuk alat tertentu ( ukuran, takaran dan timbangan )
3. Pemilihan sumber alat ( kuantitas, umur dan kualitas ) yang memadai
4. Pemilihan supplier alat yang baik
5. Pemilihan operator yang baik dan berpengalaman
6. Jadwal kebutuhan alat
7. Penyedian bahan bakar
8. Penyediaan suku cadang
9. Control service
10.Monitor dan pelaporan
Page 12 of 42
METODE KENDALI MUTU BAHAN MATERIAL
D. Proses
1. Trial mix
2. Peralatan yang sesuai
3. Komposisi yang sesuai
4. Standar proses
5. Metoda pelaksanaan
6. Cek hasil
7. Monitor dan pelaporan
E. Sarana Kerja
1. Ruang yang memenuhi syarat keselamatan dan kesehatan
2. Kemudahan akses
3. Terpenuhinya alat kerja
4. Kemudahan mobilisasi dan komunikasi
F. Sub Kontraktor
1. Seleksi
2. Pengawasan dan Pengarahan
Pelaksanaan Pekerjaan konstruksi harus dapat menghasilkan mutu pekerjaan baik dari segi kualitas maupun
kuantitas. Untuk menjamin agar diperoleh hasil kerja yang baik dan sesuai dengan mutu yang disyaratkan, maka
perlu dilakukan Pengendalian Mutu ( Quality Control ) dengan cara melakukan pemeriksaan secara teratur, berkala
baik terhadap bahan-bahan yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan, maupun terhadp cara pelaksanaan
pekerjaan itu sendiri.
Proses pengendalian rencana mutu / Quality plan mencakup segala bidang yang terlibar dalam proses produksi
Sumber Daya Manusia ( SDM ), material, Peralatan, Proses, Sarana Kerja dan Sub Kontraktor.
B. Material
1. Pengujian sample bahan
2. Pemilihan sumber material ( kuantitas dan kualitas ) yang memadai
3. Pemilihan supplier
4. Jadwal kebutuhan material
5. Cara penyimpanan
6. Cara handling
7. Monitor dan pelaporan
C. Peralatan
1. Pemilihan jenis alat yang sesuai
2. Kalibrasi untuk alat tertentu ( ukuran, takaran dan timbangan )
3. Pemilihan sumber alat ( kuantitas, umur dan kualitas ) yang memadai
4. Pemilihan supplier alat yang baik
5. Pemilihan operator yang baik dan berpengalaman
Page 13 of 42
METODE KENDALI MUTU BAHAN MATERIAL
D. Proses
1. Trial mix
2. Peralatan yang sesuai
3. Komposisi yang sesuai
4. Standar proses
5. Metoda pelaksanaan
6. Cek hasil
7. Monitor dan pelaporan
E. Sarana Kerja
1. Ruang yang memenuhi syarat keselamatan dan kesehatan
2. Kemudahan akses
3. Terpenuhinya alat kerja
4. Kemudahan mobilisasi dan komunikasi
F. Sub Kontraktor
1. Seleksi
2. Pengawasan dan Pengarahan
Pelaksanaan Pekerjaan konstruksi harus dapat menghasilkan mutu pekerjaan baik dari segi kualitas maupun
kuantitas. Untuk menjamin agar diperoleh hasil kerja yang baik dan sesuai dengan mutu yang disyaratkan, maka
perlu dilakukan Pengendalian Mutu ( Quality Control ) dengan cara melakukan pemeriksaan secara teratur, berkala
baik terhadap bahan-bahan yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan, maupun terhadp cara pelaksanaan
pekerjaan itu sendiri.
Proses pengendalian rencana mutu / Quality plan mencakup segala bidang yang terlibar dalam proses produksi
Sumber Daya Manusia ( SDM ), material, Peralatan, Proses, Sarana Kerja dan Sub Kontraktor.
B. Material
1. Pengujian sample bahan
2. Pemilihan sumber material ( kuantitas dan kualitas ) yang memadai
3. Pemilihan supplier
4. Jadwal kebutuhan material
5. Cara penyimpanan
6. Cara handling
7. Monitor dan pelaporan
Page 14 of 42
METODE KENDALI MUTU BAHAN MATERIAL
C. Peralatan
1. Pemilihan jenis alat yang sesuai
2. Kalibrasi untuk alat tertentu ( ukuran, takaran dan timbangan )
3. Pemilihan sumber alat ( kuantitas, umur dan kualitas ) yang memadai
4. Pemilihan supplier alat yang baik
5. Pemilihan operator yang baik dan berpengalaman
6. Jadwal kebutuhan alat
7. Penyedian bahan bakar
8. Penyediaan suku cadang
9. Control service
10.Monitor dan pelaporan
D. Proses
1. Trial mix
2. Peralatan yang sesuai
3. Komposisi yang sesuai
4. Standar proses
5. Metoda pelaksanaan
6. Cek hasil
7. Monitor dan pelaporan
E. Sarana Kerja
1. Ruang yang memenuhi syarat keselamatan dan kesehatan
2. Kemudahan akses
3. Terpenuhinya alat kerja
4. Kemudahan mobilisasi dan komunikasi
F. Sub Kontraktor
1. Seleksi
2. Pengawasan dan Pengarahan
Pelaksanaan Pekerjaan konstruksi harus dapat menghasilkan mutu pekerjaan baik dari segi kualitas maupun
kuantitas. Untuk menjamin agar diperoleh hasil kerja yang baik dan sesuai dengan mutu yang disyaratkan, maka
perlu dilakukan Pengendalian Mutu ( Quality Control ) dengan cara melakukan pemeriksaan secara teratur, berkala
baik terhadap bahan-bahan yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan, maupun terhadp cara pelaksanaan
pekerjaan itu sendiri.
Proses pengendalian rencana mutu / Quality plan mencakup segala bidang yang terlibar dalam proses produksi
Sumber Daya Manusia ( SDM ), material, Peralatan, Proses, Sarana Kerja dan Sub Kontraktor.
B. Material
1. Pengujian sample bahan
2. Pemilihan sumber material ( kuantitas dan kualitas ) yang memadai
Page 15 of 42
METODE KENDALI MUTU BAHAN MATERIAL
3. Pemilihan supplier
4. Jadwal kebutuhan material
5. Cara penyimpanan
6. Cara handling
7. Monitor dan pelaporan
C. Peralatan
1. Pemilihan jenis alat yang sesuai
2. Kalibrasi untuk alat tertentu ( ukuran, takaran dan timbangan )
3. Pemilihan sumber alat ( kuantitas, umur dan kualitas ) yang memadai
4. Pemilihan supplier alat yang baik
5. Pemilihan operator yang baik dan berpengalaman
6. Jadwal kebutuhan alat
7. Penyedian bahan bakar
8. Penyediaan suku cadang
9. Control service
10.Monitor dan pelaporan
D. Proses
1. Trial mix
2. Peralatan yang sesuai
3. Komposisi yang sesuai
4. Standar proses
5. Metoda pelaksanaan
6. Cek hasil
7. Monitor dan pelaporan
E. Sarana Kerja
1. Ruang yang memenuhi syarat keselamatan dan kesehatan
2. Kemudahan akses
3. Terpenuhinya alat kerja
4. Kemudahan mobilisasi dan komunikasi
F. Sub Kontraktor
1. Seleksi
2. Pengawasan dan Pengarahan
Pelaksanaan Pekerjaan konstruksi harus dapat menghasilkan mutu pekerjaan baik dari segi kualitas maupun
kuantitas. Untuk menjamin agar diperoleh hasil kerja yang baik dan sesuai dengan mutu yang disyaratkan, maka
perlu dilakukan Pengendalian Mutu ( Quality Control ) dengan cara melakukan pemeriksaan secara teratur, berkala
baik terhadap bahan-bahan yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan, maupun terhadp cara pelaksanaan
pekerjaan itu sendiri.
Proses pengendalian rencana mutu / Quality plan mencakup segala bidang yang terlibar dalam proses produksi
Sumber Daya Manusia ( SDM ), material, Peralatan, Proses, Sarana Kerja dan Sub Kontraktor.
Page 16 of 42
METODE KENDALI MUTU BAHAN MATERIAL
B. Material
1. Pengujian sample bahan
2. Pemilihan sumber material ( kuantitas dan kualitas ) yang memadai
3. Pemilihan supplier
4. Jadwal kebutuhan material
5. Cara penyimpanan
6. Cara handling
7. Monitor dan pelaporan
C. Peralatan
1. Pemilihan jenis alat yang sesuai
2. Kalibrasi untuk alat tertentu ( ukuran, takaran dan timbangan )
3. Pemilihan sumber alat ( kuantitas, umur dan kualitas ) yang memadai
4. Pemilihan supplier alat yang baik
5. Pemilihan operator yang baik dan berpengalaman
6. Jadwal kebutuhan alat
7. Penyedian bahan bakar
8. Penyediaan suku cadang
9. Control service
10.Monitor dan pelaporan
D. Proses
1. Trial mix
2. Peralatan yang sesuai
3. Komposisi yang sesuai
4. Standar proses
5. Metoda pelaksanaan
6. Cek hasil
7. Monitor dan pelaporan
E. Sarana Kerja
1. Ruang yang memenuhi syarat keselamatan dan kesehatan
2. Kemudahan akses
3. Terpenuhinya alat kerja
4. Kemudahan mobilisasi dan komunikasi
F. Sub Kontraktor
1. Seleksi
2. Pengawasan dan Pengarahan
Pelaksanaan Pekerjaan konstruksi harus dapat menghasilkan mutu pekerjaan baik dari segi kualitas maupun
kuantitas. Untuk menjamin agar diperoleh hasil kerja yang baik dan sesuai dengan mutu yang disyaratkan, maka
perlu dilakukan Pengendalian Mutu ( Quality Control ) dengan cara melakukan pemeriksaan secara teratur, berkala
baik terhadap bahan-bahan yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan, maupun terhadp cara pelaksanaan
pekerjaan itu sendiri.
Page 17 of 42
METODE KENDALI MUTU BAHAN MATERIAL
Proses pengendalian rencana mutu / Quality plan mencakup segala bidang yang terlibar dalam proses produksi
Sumber Daya Manusia ( SDM ), material, Peralatan, Proses, Sarana Kerja dan Sub Kontraktor.
B. Material
1. Pengujian sample bahan
2. Pemilihan sumber material ( kuantitas dan kualitas ) yang memadai
3. Pemilihan supplier
4. Jadwal kebutuhan material
5. Cara penyimpanan
6. Cara handling
7. Monitor dan pelaporan
C. Peralatan
1. Pemilihan jenis alat yang sesuai
2. Kalibrasi untuk alat tertentu ( ukuran, takaran dan timbangan )
3. Pemilihan sumber alat ( kuantitas, umur dan kualitas ) yang memadai
4. Pemilihan supplier alat yang baik
5. Pemilihan operator yang baik dan berpengalaman
6. Jadwal kebutuhan alat
7. Penyedian bahan bakar
8. Penyediaan suku cadang
9. Control service
10.Monitor dan pelaporan
D. Proses
1. Trial mix
2. Peralatan yang sesuai
3. Komposisi yang sesuai
4. Standar proses
5. Metoda pelaksanaan
6. Cek hasil
7. Monitor dan pelaporan
E. Sarana Kerja
1. Ruang yang memenuhi syarat keselamatan dan kesehatan
2. Kemudahan akses
3. Terpenuhinya alat kerja
4. Kemudahan mobilisasi dan komunikasi
F. Sub Kontraktor
1. Seleksi
2. Pengawasan dan Pengarahan
Page 18 of 42
METODE KENDALI MUTU BAHAN MATERIAL
Pelaksanaan Pekerjaan konstruksi harus dapat menghasilkan mutu pekerjaan baik dari segi kualitas maupun
kuantitas. Untuk menjamin agar diperoleh hasil kerja yang baik dan sesuai dengan mutu yang disyaratkan, maka
perlu dilakukan Pengendalian Mutu ( Quality Control ) dengan cara melakukan pemeriksaan secara teratur, berkala
baik terhadap bahan-bahan yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan, maupun terhadp cara pelaksanaan
pekerjaan itu sendiri.
Proses pengendalian rencana mutu / Quality plan mencakup segala bidang yang terlibar dalam proses produksi
Sumber Daya Manusia ( SDM ), material, Peralatan, Proses, Sarana Kerja dan Sub Kontraktor.
B. Material
1. Pengujian sample bahan
2. Pemilihan sumber material ( kuantitas dan kualitas ) yang memadai
3. Pemilihan supplier
4. Jadwal kebutuhan material
5. Cara penyimpanan
6. Cara handling
7. Monitor dan pelaporan
C. Peralatan
1. Pemilihan jenis alat yang sesuai
2. Kalibrasi untuk alat tertentu ( ukuran, takaran dan timbangan )
3. Pemilihan sumber alat ( kuantitas, umur dan kualitas ) yang memadai
4. Pemilihan supplier alat yang baik
5. Pemilihan operator yang baik dan berpengalaman
6. Jadwal kebutuhan alat
7. Penyedian bahan bakar
8. Penyediaan suku cadang
9. Control service
10.Monitor dan pelaporan
D. Proses
1. Trial mix
2. Peralatan yang sesuai
3. Komposisi yang sesuai
4. Standar proses
5. Metoda pelaksanaan
6. Cek hasil
7. Monitor dan pelaporan
E. Sarana Kerja
1. Ruang yang memenuhi syarat keselamatan dan kesehatan
2. Kemudahan akses
3. Terpenuhinya alat kerja
Page 19 of 42
METODE KENDALI MUTU BAHAN MATERIAL
F. Sub Kontraktor
1. Seleksi
2. Pengawasan dan Pengarahan
Pelaksanaan Pekerjaan konstruksi harus dapat menghasilkan mutu pekerjaan baik dari segi kualitas maupun
kuantitas. Untuk menjamin agar diperoleh hasil kerja yang baik dan sesuai dengan mutu yang disyaratkan, maka
perlu dilakukan Pengendalian Mutu ( Quality Control ) dengan cara melakukan pemeriksaan secara teratur, berkala
baik terhadap bahan-bahan yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan, maupun terhadp cara pelaksanaan
pekerjaan itu sendiri.
Proses pengendalian rencana mutu / Quality plan mencakup segala bidang yang terlibar dalam proses produksi
Sumber Daya Manusia ( SDM ), material, Peralatan, Proses, Sarana Kerja dan Sub Kontraktor.
B. Material
1. Pengujian sample bahan
2. Pemilihan sumber material ( kuantitas dan kualitas ) yang memadai
3. Pemilihan supplier
4. Jadwal kebutuhan material
5. Cara penyimpanan
6. Cara handling
7. Monitor dan pelaporan
C. Peralatan
1. Pemilihan jenis alat yang sesuai
2. Kalibrasi untuk alat tertentu ( ukuran, takaran dan timbangan )
3. Pemilihan sumber alat ( kuantitas, umur dan kualitas ) yang memadai
4. Pemilihan supplier alat yang baik
5. Pemilihan operator yang baik dan berpengalaman
6. Jadwal kebutuhan alat
7. Penyedian bahan bakar
8. Penyediaan suku cadang
9. Control service
10.Monitor dan pelaporan
D. Proses
1. Trial mix
2. Peralatan yang sesuai
3. Komposisi yang sesuai
4. Standar proses
5. Metoda pelaksanaan
6. Cek hasil
Page 20 of 42
METODE KENDALI MUTU BAHAN MATERIAL
E. Sarana Kerja
1. Ruang yang memenuhi syarat keselamatan dan kesehatan
2. Kemudahan akses
3. Terpenuhinya alat kerja
4. Kemudahan mobilisasi dan komunikasi
F. Sub Kontraktor
1. Seleksi
2. Pengawasan dan Pengarahan
Pelaksanaan Pekerjaan konstruksi harus dapat menghasilkan mutu pekerjaan baik dari segi kualitas maupun
kuantitas. Untuk menjamin agar diperoleh hasil kerja yang baik dan sesuai dengan mutu yang disyaratkan, maka
perlu dilakukan Pengendalian Mutu ( Quality Control ) dengan cara melakukan pemeriksaan secara teratur, berkala
baik terhadap bahan-bahan yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan, maupun terhadp cara pelaksanaan
pekerjaan itu sendiri.
Proses pengendalian rencana mutu / Quality plan mencakup segala bidang yang terlibar dalam proses produksi
Sumber Daya Manusia ( SDM ), material, Peralatan, Proses, Sarana Kerja dan Sub Kontraktor.
B. Material
1. Pengujian sample bahan
2. Pemilihan sumber material ( kuantitas dan kualitas ) yang memadai
3. Pemilihan supplier
4. Jadwal kebutuhan material
5. Cara penyimpanan
6. Cara handling
7. Monitor dan pelaporan
C. Peralatan
1. Pemilihan jenis alat yang sesuai
2. Kalibrasi untuk alat tertentu ( ukuran, takaran dan timbangan )
3. Pemilihan sumber alat ( kuantitas, umur dan kualitas ) yang memadai
4. Pemilihan supplier alat yang baik
5. Pemilihan operator yang baik dan berpengalaman
6. Jadwal kebutuhan alat
7. Penyedian bahan bakar
8. Penyediaan suku cadang
9. Control service
10.Monitor dan pelaporan
Page 21 of 42
METODE KENDALI MUTU BAHAN MATERIAL
D. Proses
1. Trial mix
2. Peralatan yang sesuai
3. Komposisi yang sesuai
4. Standar proses
5. Metoda pelaksanaan
6. Cek hasil
7. Monitor dan pelaporan
E. Sarana Kerja
1. Ruang yang memenuhi syarat keselamatan dan kesehatan
2. Kemudahan akses
3. Terpenuhinya alat kerja
4. Kemudahan mobilisasi dan komunikasi
F. Sub Kontraktor
1. Seleksi
2. Pengawasan dan Pengarahan
Pelaksanaan Pekerjaan konstruksi harus dapat menghasilkan mutu pekerjaan baik dari segi kualitas maupun
kuantitas. Untuk menjamin agar diperoleh hasil kerja yang baik dan sesuai dengan mutu yang disyaratkan, maka
perlu dilakukan Pengendalian Mutu ( Quality Control ) dengan cara melakukan pemeriksaan secara teratur, berkala
baik terhadap bahan-bahan yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan, maupun terhadp cara pelaksanaan
pekerjaan itu sendiri.
Proses pengendalian rencana mutu / Quality plan mencakup segala bidang yang terlibar dalam proses produksi
Sumber Daya Manusia ( SDM ), material, Peralatan, Proses, Sarana Kerja dan Sub Kontraktor.
B. Material
1. Pengujian sample bahan
2. Pemilihan sumber material ( kuantitas dan kualitas ) yang memadai
3. Pemilihan supplier
4. Jadwal kebutuhan material
5. Cara penyimpanan
6. Cara handling
7. Monitor dan pelaporan
C. Peralatan
1. Pemilihan jenis alat yang sesuai
2. Kalibrasi untuk alat tertentu ( ukuran, takaran dan timbangan )
3. Pemilihan sumber alat ( kuantitas, umur dan kualitas ) yang memadai
4. Pemilihan supplier alat yang baik
5. Pemilihan operator yang baik dan berpengalaman
Page 22 of 42
METODE KENDALI MUTU BAHAN MATERIAL
D. Proses
1. Trial mix
2. Peralatan yang sesuai
3. Komposisi yang sesuai
4. Standar proses
5. Metoda pelaksanaan
6. Cek hasil
7. Monitor dan pelaporan
E. Sarana Kerja
1. Ruang yang memenuhi syarat keselamatan dan kesehatan
2. Kemudahan akses
3. Terpenuhinya alat kerja
4. Kemudahan mobilisasi dan komunikasi
F. Sub Kontraktor
1. Seleksi
2. Pengawasan dan Pengarahan
PENGADAAN AC SPLIT 2 PK
Kendali kualitas mutu pada pelaksanaan pekerjaan.
Pelaksanaan Pekerjaan konstruksi harus dapat menghasilkan mutu pekerjaan baik dari segi kualitas maupun
kuantitas. Untuk menjamin agar diperoleh hasil kerja yang baik dan sesuai dengan mutu yang disyaratkan, maka
perlu dilakukan Pengendalian Mutu ( Quality Control ) dengan cara melakukan pemeriksaan secara teratur, berkala
baik terhadap bahan-bahan yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan, maupun terhadp cara pelaksanaan
pekerjaan itu sendiri.
Proses pengendalian rencana mutu / Quality plan mencakup segala bidang yang terlibar dalam proses produksi
Sumber Daya Manusia ( SDM ), material, Peralatan, Proses, Sarana Kerja dan Sub Kontraktor.
B. Material
1. Pengujian sample bahan
2. Pemilihan sumber material ( kuantitas dan kualitas ) yang memadai
3. Pemilihan supplier
4. Jadwal kebutuhan material
5. Cara penyimpanan
6. Cara handling
7. Monitor dan pelaporan
Page 23 of 42
METODE KENDALI MUTU BAHAN MATERIAL
C. Peralatan
1. Pemilihan jenis alat yang sesuai
2. Kalibrasi untuk alat tertentu ( ukuran, takaran dan timbangan )
3. Pemilihan sumber alat ( kuantitas, umur dan kualitas ) yang memadai
4. Pemilihan supplier alat yang baik
5. Pemilihan operator yang baik dan berpengalaman
6. Jadwal kebutuhan alat
7. Penyedian bahan bakar
8. Penyediaan suku cadang
9. Control service
10.Monitor dan pelaporan
D. Proses
1. Trial mix
2. Peralatan yang sesuai
3. Komposisi yang sesuai
4. Standar proses
5. Metoda pelaksanaan
6. Cek hasil
7. Monitor dan pelaporan
E. Sarana Kerja
1. Ruang yang memenuhi syarat keselamatan dan kesehatan
2. Kemudahan akses
3. Terpenuhinya alat kerja
4. Kemudahan mobilisasi dan komunikasi
F. Sub Kontraktor
1. Seleksi
2. Pengawasan dan Pengarahan
Pelaksanaan Pekerjaan konstruksi harus dapat menghasilkan mutu pekerjaan baik dari segi kualitas maupun
kuantitas. Untuk menjamin agar diperoleh hasil kerja yang baik dan sesuai dengan mutu yang disyaratkan, maka
perlu dilakukan Pengendalian Mutu ( Quality Control ) dengan cara melakukan pemeriksaan secara teratur, berkala
baik terhadap bahan-bahan yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan, maupun terhadp cara pelaksanaan
pekerjaan itu sendiri.
Proses pengendalian rencana mutu / Quality plan mencakup segala bidang yang terlibar dalam proses produksi
Sumber Daya Manusia ( SDM ), material, Peralatan, Proses, Sarana Kerja dan Sub Kontraktor.
B. Material
1. Pengujian sample bahan
2. Pemilihan sumber material ( kuantitas dan kualitas ) yang memadai
Page 24 of 42
METODE KENDALI MUTU BAHAN MATERIAL
3. Pemilihan supplier
4. Jadwal kebutuhan material
5. Cara penyimpanan
6. Cara handling
7. Monitor dan pelaporan
C. Peralatan
1. Pemilihan jenis alat yang sesuai
2. Kalibrasi untuk alat tertentu ( ukuran, takaran dan timbangan )
3. Pemilihan sumber alat ( kuantitas, umur dan kualitas ) yang memadai
4. Pemilihan supplier alat yang baik
5. Pemilihan operator yang baik dan berpengalaman
6. Jadwal kebutuhan alat
7. Penyedian bahan bakar
8. Penyediaan suku cadang
9. Control service
10.Monitor dan pelaporan
D. Proses
1. Trial mix
2. Peralatan yang sesuai
3. Komposisi yang sesuai
4. Standar proses
5. Metoda pelaksanaan
6. Cek hasil
7. Monitor dan pelaporan
E. Sarana Kerja
1. Ruang yang memenuhi syarat keselamatan dan kesehatan
2. Kemudahan akses
3. Terpenuhinya alat kerja
4. Kemudahan mobilisasi dan komunikasi
F. Sub Kontraktor
1. Seleksi
2. Pengawasan dan Pengarahan
KURSI STAFF
Kendali kualitas mutu pada pelaksanaan pekerjaan.
Pelaksanaan Pekerjaan konstruksi harus dapat menghasilkan mutu pekerjaan baik dari segi kualitas maupun
kuantitas. Untuk menjamin agar diperoleh hasil kerja yang baik dan sesuai dengan mutu yang disyaratkan, maka
perlu dilakukan Pengendalian Mutu ( Quality Control ) dengan cara melakukan pemeriksaan secara teratur, berkala
baik terhadap bahan-bahan yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan, maupun terhadp cara pelaksanaan
pekerjaan itu sendiri.
Proses pengendalian rencana mutu / Quality plan mencakup segala bidang yang terlibar dalam proses produksi
Sumber Daya Manusia ( SDM ), material, Peralatan, Proses, Sarana Kerja dan Sub Kontraktor.
Page 25 of 42
METODE KENDALI MUTU BAHAN MATERIAL
B. Material
1. Pengujian sample bahan
2. Pemilihan sumber material ( kuantitas dan kualitas ) yang memadai
3. Pemilihan supplier
4. Jadwal kebutuhan material
5. Cara penyimpanan
6. Cara handling
7. Monitor dan pelaporan
C. Peralatan
1. Pemilihan jenis alat yang sesuai
2. Kalibrasi untuk alat tertentu ( ukuran, takaran dan timbangan )
3. Pemilihan sumber alat ( kuantitas, umur dan kualitas ) yang memadai
4. Pemilihan supplier alat yang baik
5. Pemilihan operator yang baik dan berpengalaman
6. Jadwal kebutuhan alat
7. Penyedian bahan bakar
8. Penyediaan suku cadang
9. Control service
10.Monitor dan pelaporan
D. Proses
1. Trial mix
2. Peralatan yang sesuai
3. Komposisi yang sesuai
4. Standar proses
5. Metoda pelaksanaan
6. Cek hasil
7. Monitor dan pelaporan
E. Sarana Kerja
1. Ruang yang memenuhi syarat keselamatan dan kesehatan
2. Kemudahan akses
3. Terpenuhinya alat kerja
4. Kemudahan mobilisasi dan komunikasi
F. Sub Kontraktor
1. Seleksi
2. Pengawasan dan Pengarahan
MEJA STAFF
Kendali kualitas mutu pada pelaksanaan pekerjaan.
Pelaksanaan Pekerjaan konstruksi harus dapat menghasilkan mutu pekerjaan baik dari segi kualitas maupun
kuantitas. Untuk menjamin agar diperoleh hasil kerja yang baik dan sesuai dengan mutu yang disyaratkan, maka
perlu dilakukan Pengendalian Mutu ( Quality Control ) dengan cara melakukan pemeriksaan secara teratur, berkala
baik terhadap bahan-bahan yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan, maupun terhadp cara pelaksanaan
pekerjaan itu sendiri.
Page 26 of 42
METODE KENDALI MUTU BAHAN MATERIAL
Proses pengendalian rencana mutu / Quality plan mencakup segala bidang yang terlibar dalam proses produksi
Sumber Daya Manusia ( SDM ), material, Peralatan, Proses, Sarana Kerja dan Sub Kontraktor.
B. Material
1. Pengujian sample bahan
2. Pemilihan sumber material ( kuantitas dan kualitas ) yang memadai
3. Pemilihan supplier
4. Jadwal kebutuhan material
5. Cara penyimpanan
6. Cara handling
7. Monitor dan pelaporan
C. Peralatan
1. Pemilihan jenis alat yang sesuai
2. Kalibrasi untuk alat tertentu ( ukuran, takaran dan timbangan )
3. Pemilihan sumber alat ( kuantitas, umur dan kualitas ) yang memadai
4. Pemilihan supplier alat yang baik
5. Pemilihan operator yang baik dan berpengalaman
6. Jadwal kebutuhan alat
7. Penyedian bahan bakar
8. Penyediaan suku cadang
9. Control service
10.Monitor dan pelaporan
D. Proses
1. Trial mix
2. Peralatan yang sesuai
3. Komposisi yang sesuai
4. Standar proses
5. Metoda pelaksanaan
6. Cek hasil
7. Monitor dan pelaporan
E. Sarana Kerja
1. Ruang yang memenuhi syarat keselamatan dan kesehatan
2. Kemudahan akses
3. Terpenuhinya alat kerja
4. Kemudahan mobilisasi dan komunikasi
F. Sub Kontraktor
1. Seleksi
2. Pengawasan dan Pengarahan
LEMARI ARSIP
Kendali kualitas mutu pada pelaksanaan pekerjaan.
Page 27 of 42
METODE KENDALI MUTU BAHAN MATERIAL
Pelaksanaan Pekerjaan konstruksi harus dapat menghasilkan mutu pekerjaan baik dari segi kualitas maupun
kuantitas. Untuk menjamin agar diperoleh hasil kerja yang baik dan sesuai dengan mutu yang disyaratkan, maka
perlu dilakukan Pengendalian Mutu ( Quality Control ) dengan cara melakukan pemeriksaan secara teratur, berkala
baik terhadap bahan-bahan yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan, maupun terhadp cara pelaksanaan
pekerjaan itu sendiri.
Proses pengendalian rencana mutu / Quality plan mencakup segala bidang yang terlibar dalam proses produksi
Sumber Daya Manusia ( SDM ), material, Peralatan, Proses, Sarana Kerja dan Sub Kontraktor.
B. Material
1. Pengujian sample bahan
2. Pemilihan sumber material ( kuantitas dan kualitas ) yang memadai
3. Pemilihan supplier
4. Jadwal kebutuhan material
5. Cara penyimpanan
6. Cara handling
7. Monitor dan pelaporan
C. Peralatan
1. Pemilihan jenis alat yang sesuai
2. Kalibrasi untuk alat tertentu ( ukuran, takaran dan timbangan )
3. Pemilihan sumber alat ( kuantitas, umur dan kualitas ) yang memadai
4. Pemilihan supplier alat yang baik
5. Pemilihan operator yang baik dan berpengalaman
6. Jadwal kebutuhan alat
7. Penyedian bahan bakar
8. Penyediaan suku cadang
9. Control service
10.Monitor dan pelaporan
D. Proses
1. Trial mix
2. Peralatan yang sesuai
3. Komposisi yang sesuai
4. Standar proses
5. Metoda pelaksanaan
6. Cek hasil
7. Monitor dan pelaporan
E. Sarana Kerja
1. Ruang yang memenuhi syarat keselamatan dan kesehatan
2. Kemudahan akses
3. Terpenuhinya alat kerja
4. Kemudahan mobilisasi dan komunikasi
F. Sub Kontraktor
Page 28 of 42
METODE KENDALI MUTU BAHAN MATERIAL
1. Seleksi
2. Pengawasan dan Pengarahan
NAKAS
Kendali kualitas mutu pada pelaksanaan pekerjaan.
Pelaksanaan Pekerjaan konstruksi harus dapat menghasilkan mutu pekerjaan baik dari segi kualitas maupun
kuantitas. Untuk menjamin agar diperoleh hasil kerja yang baik dan sesuai dengan mutu yang disyaratkan, maka
perlu dilakukan Pengendalian Mutu ( Quality Control ) dengan cara melakukan pemeriksaan secara teratur, berkala
baik terhadap bahan-bahan yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan, maupun terhadp cara pelaksanaan
pekerjaan itu sendiri.
Proses pengendalian rencana mutu / Quality plan mencakup segala bidang yang terlibar dalam proses produksi
Sumber Daya Manusia ( SDM ), material, Peralatan, Proses, Sarana Kerja dan Sub Kontraktor.
B. Material
1. Pengujian sample bahan
2. Pemilihan sumber material ( kuantitas dan kualitas ) yang memadai
3. Pemilihan supplier
4. Jadwal kebutuhan material
5. Cara penyimpanan
6. Cara handling
7. Monitor dan pelaporan
C. Peralatan
1. Pemilihan jenis alat yang sesuai
2. Kalibrasi untuk alat tertentu ( ukuran, takaran dan timbangan )
3. Pemilihan sumber alat ( kuantitas, umur dan kualitas ) yang memadai
4. Pemilihan supplier alat yang baik
5. Pemilihan operator yang baik dan berpengalaman
6. Jadwal kebutuhan alat
7. Penyedian bahan bakar
8. Penyediaan suku cadang
9. Control service
10.Monitor dan pelaporan
D. Proses
1. Trial mix
2. Peralatan yang sesuai
3. Komposisi yang sesuai
4. Standar proses
5. Metoda pelaksanaan
6. Cek hasil
7. Monitor dan pelaporan
E. Sarana Kerja
Page 29 of 42
METODE KENDALI MUTU BAHAN MATERIAL
F. Sub Kontraktor
1. Seleksi
2. Pengawasan dan Pengarahan
Pelaksanaan Pekerjaan konstruksi harus dapat menghasilkan mutu pekerjaan baik dari segi kualitas maupun
kuantitas. Untuk menjamin agar diperoleh hasil kerja yang baik dan sesuai dengan mutu yang disyaratkan, maka
perlu dilakukan Pengendalian Mutu ( Quality Control ) dengan cara melakukan pemeriksaan secara teratur, berkala
baik terhadap bahan-bahan yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan, maupun terhadp cara pelaksanaan
pekerjaan itu sendiri.
Proses pengendalian rencana mutu / Quality plan mencakup segala bidang yang terlibar dalam proses produksi
Sumber Daya Manusia ( SDM ), material, Peralatan, Proses, Sarana Kerja dan Sub Kontraktor.
B. Material
1. Pengujian sample bahan
2. Pemilihan sumber material ( kuantitas dan kualitas ) yang memadai
3. Pemilihan supplier
4. Jadwal kebutuhan material
5. Cara penyimpanan
6. Cara handling
7. Monitor dan pelaporan
C. Peralatan
1. Pemilihan jenis alat yang sesuai
2. Kalibrasi untuk alat tertentu ( ukuran, takaran dan timbangan )
3. Pemilihan sumber alat ( kuantitas, umur dan kualitas ) yang memadai
4. Pemilihan supplier alat yang baik
5. Pemilihan operator yang baik dan berpengalaman
6. Jadwal kebutuhan alat
7. Penyedian bahan bakar
8. Penyediaan suku cadang
9. Control service
10.Monitor dan pelaporan
D. Proses
1. Trial mix
2. Peralatan yang sesuai
3. Komposisi yang sesuai
Page 30 of 42
METODE KENDALI MUTU BAHAN MATERIAL
4. Standar proses
5. Metoda pelaksanaan
6. Cek hasil
7. Monitor dan pelaporan
E. Sarana Kerja
1. Ruang yang memenuhi syarat keselamatan dan kesehatan
2. Kemudahan akses
3. Terpenuhinya alat kerja
4. Kemudahan mobilisasi dan komunikasi
F. Sub Kontraktor
1. Seleksi
2. Pengawasan dan Pengarahan
Pelaksanaan Pekerjaan konstruksi harus dapat menghasilkan mutu pekerjaan baik dari segi kualitas maupun
kuantitas. Untuk menjamin agar diperoleh hasil kerja yang baik dan sesuai dengan mutu yang disyaratkan, maka
perlu dilakukan Pengendalian Mutu ( Quality Control ) dengan cara melakukan pemeriksaan secara teratur, berkala
baik terhadap bahan-bahan yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan, maupun terhadp cara pelaksanaan
pekerjaan itu sendiri.
Proses pengendalian rencana mutu / Quality plan mencakup segala bidang yang terlibar dalam proses produksi
Sumber Daya Manusia ( SDM ), material, Peralatan, Proses, Sarana Kerja dan Sub Kontraktor.
B. Material
1. Pengujian sample bahan
2. Pemilihan sumber material ( kuantitas dan kualitas ) yang memadai
3. Pemilihan supplier
4. Jadwal kebutuhan material
5. Cara penyimpanan
6. Cara handling
7. Monitor dan pelaporan
C. Peralatan
1. Pemilihan jenis alat yang sesuai
2. Kalibrasi untuk alat tertentu ( ukuran, takaran dan timbangan )
3. Pemilihan sumber alat ( kuantitas, umur dan kualitas ) yang memadai
4. Pemilihan supplier alat yang baik
5. Pemilihan operator yang baik dan berpengalaman
6. Jadwal kebutuhan alat
7. Penyedian bahan bakar
8. Penyediaan suku cadang
9. Control service
Page 31 of 42
METODE KENDALI MUTU BAHAN MATERIAL
D. Proses
1. Trial mix
2. Peralatan yang sesuai
3. Komposisi yang sesuai
4. Standar proses
5. Metoda pelaksanaan
6. Cek hasil
7. Monitor dan pelaporan
E. Sarana Kerja
1. Ruang yang memenuhi syarat keselamatan dan kesehatan
2. Kemudahan akses
3. Terpenuhinya alat kerja
4. Kemudahan mobilisasi dan komunikasi
F. Sub Kontraktor
1. Seleksi
2. Pengawasan dan Pengarahan
Pelaksanaan Pekerjaan konstruksi harus dapat menghasilkan mutu pekerjaan baik dari segi kualitas maupun
kuantitas. Untuk menjamin agar diperoleh hasil kerja yang baik dan sesuai dengan mutu yang disyaratkan, maka
perlu dilakukan Pengendalian Mutu ( Quality Control ) dengan cara melakukan pemeriksaan secara teratur, berkala
baik terhadap bahan-bahan yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan, maupun terhadp cara pelaksanaan
pekerjaan itu sendiri.
Proses pengendalian rencana mutu / Quality plan mencakup segala bidang yang terlibar dalam proses produksi
Sumber Daya Manusia ( SDM ), material, Peralatan, Proses, Sarana Kerja dan Sub Kontraktor.
B. Material
1. Pengujian sample bahan
2. Pemilihan sumber material ( kuantitas dan kualitas ) yang memadai
3. Pemilihan supplier
4. Jadwal kebutuhan material
5. Cara penyimpanan
6. Cara handling
7. Monitor dan pelaporan
C. Peralatan
1. Pemilihan jenis alat yang sesuai
2. Kalibrasi untuk alat tertentu ( ukuran, takaran dan timbangan )
3. Pemilihan sumber alat ( kuantitas, umur dan kualitas ) yang memadai
Page 32 of 42
METODE KENDALI MUTU BAHAN MATERIAL
D. Proses
1. Trial mix
2. Peralatan yang sesuai
3. Komposisi yang sesuai
4. Standar proses
5. Metoda pelaksanaan
6. Cek hasil
7. Monitor dan pelaporan
E. Sarana Kerja
1. Ruang yang memenuhi syarat keselamatan dan kesehatan
2. Kemudahan akses
3. Terpenuhinya alat kerja
4. Kemudahan mobilisasi dan komunikasi
F. Sub Kontraktor
1. Seleksi
2. Pengawasan dan Pengarahan
Pelaksanaan Pekerjaan konstruksi harus dapat menghasilkan mutu pekerjaan baik dari segi kualitas maupun
kuantitas. Untuk menjamin agar diperoleh hasil kerja yang baik dan sesuai dengan mutu yang disyaratkan, maka
perlu dilakukan Pengendalian Mutu ( Quality Control ) dengan cara melakukan pemeriksaan secara teratur, berkala
baik terhadap bahan-bahan yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan, maupun terhadp cara pelaksanaan
pekerjaan itu sendiri.
Proses pengendalian rencana mutu / Quality plan mencakup segala bidang yang terlibar dalam proses produksi
Sumber Daya Manusia ( SDM ), material, Peralatan, Proses, Sarana Kerja dan Sub Kontraktor.
B. Material
1. Pengujian sample bahan
2. Pemilihan sumber material ( kuantitas dan kualitas ) yang memadai
3. Pemilihan supplier
4. Jadwal kebutuhan material
5. Cara penyimpanan
6. Cara handling
Page 33 of 42
METODE KENDALI MUTU BAHAN MATERIAL
C. Peralatan
1. Pemilihan jenis alat yang sesuai
2. Kalibrasi untuk alat tertentu ( ukuran, takaran dan timbangan )
3. Pemilihan sumber alat ( kuantitas, umur dan kualitas ) yang memadai
4. Pemilihan supplier alat yang baik
5. Pemilihan operator yang baik dan berpengalaman
6. Jadwal kebutuhan alat
7. Penyedian bahan bakar
8. Penyediaan suku cadang
9. Control service
10.Monitor dan pelaporan
D. Proses
1. Trial mix
2. Peralatan yang sesuai
3. Komposisi yang sesuai
4. Standar proses
5. Metoda pelaksanaan
6. Cek hasil
7. Monitor dan pelaporan
E. Sarana Kerja
1. Ruang yang memenuhi syarat keselamatan dan kesehatan
2. Kemudahan akses
3. Terpenuhinya alat kerja
4. Kemudahan mobilisasi dan komunikasi
F. Sub Kontraktor
1. Seleksi
2. Pengawasan dan Pengarahan
Pelaksanaan Pekerjaan konstruksi harus dapat menghasilkan mutu pekerjaan baik dari segi kualitas maupun
kuantitas. Untuk menjamin agar diperoleh hasil kerja yang baik dan sesuai dengan mutu yang disyaratkan, maka
perlu dilakukan Pengendalian Mutu ( Quality Control ) dengan cara melakukan pemeriksaan secara teratur, berkala
baik terhadap bahan-bahan yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan, maupun terhadp cara pelaksanaan
pekerjaan itu sendiri.
Proses pengendalian rencana mutu / Quality plan mencakup segala bidang yang terlibar dalam proses produksi
Sumber Daya Manusia ( SDM ), material, Peralatan, Proses, Sarana Kerja dan Sub Kontraktor.
B. Material
Page 34 of 42
METODE KENDALI MUTU BAHAN MATERIAL
C. Peralatan
1. Pemilihan jenis alat yang sesuai
2. Kalibrasi untuk alat tertentu ( ukuran, takaran dan timbangan )
3. Pemilihan sumber alat ( kuantitas, umur dan kualitas ) yang memadai
4. Pemilihan supplier alat yang baik
5. Pemilihan operator yang baik dan berpengalaman
6. Jadwal kebutuhan alat
7. Penyedian bahan bakar
8. Penyediaan suku cadang
9. Control service
10.Monitor dan pelaporan
D. Proses
1. Trial mix
2. Peralatan yang sesuai
3. Komposisi yang sesuai
4. Standar proses
5. Metoda pelaksanaan
6. Cek hasil
7. Monitor dan pelaporan
E. Sarana Kerja
1. Ruang yang memenuhi syarat keselamatan dan kesehatan
2. Kemudahan akses
3. Terpenuhinya alat kerja
4. Kemudahan mobilisasi dan komunikasi
F. Sub Kontraktor
1. Seleksi
2. Pengawasan dan Pengarahan
Pelaksanaan Pekerjaan konstruksi harus dapat menghasilkan mutu pekerjaan baik dari segi kualitas maupun
kuantitas. Untuk menjamin agar diperoleh hasil kerja yang baik dan sesuai dengan mutu yang disyaratkan, maka
perlu dilakukan Pengendalian Mutu ( Quality Control ) dengan cara melakukan pemeriksaan secara teratur, berkala
baik terhadap bahan-bahan yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan, maupun terhadp cara pelaksanaan
pekerjaan itu sendiri.
Proses pengendalian rencana mutu / Quality plan mencakup segala bidang yang terlibar dalam proses produksi
Sumber Daya Manusia ( SDM ), material, Peralatan, Proses, Sarana Kerja dan Sub Kontraktor.
Page 35 of 42
METODE KENDALI MUTU BAHAN MATERIAL
B. Material
1. Pengujian sample bahan
2. Pemilihan sumber material ( kuantitas dan kualitas ) yang memadai
3. Pemilihan supplier
4. Jadwal kebutuhan material
5. Cara penyimpanan
6. Cara handling
7. Monitor dan pelaporan
C. Peralatan
1. Pemilihan jenis alat yang sesuai
2. Kalibrasi untuk alat tertentu ( ukuran, takaran dan timbangan )
3. Pemilihan sumber alat ( kuantitas, umur dan kualitas ) yang memadai
4. Pemilihan supplier alat yang baik
5. Pemilihan operator yang baik dan berpengalaman
6. Jadwal kebutuhan alat
7. Penyedian bahan bakar
8. Penyediaan suku cadang
9. Control service
10.Monitor dan pelaporan
D. Proses
1. Trial mix
2. Peralatan yang sesuai
3. Komposisi yang sesuai
4. Standar proses
5. Metoda pelaksanaan
6. Cek hasil
7. Monitor dan pelaporan
E. Sarana Kerja
1. Ruang yang memenuhi syarat keselamatan dan kesehatan
2. Kemudahan akses
3. Terpenuhinya alat kerja
4. Kemudahan mobilisasi dan komunikasi
F. Sub Kontraktor
1. Seleksi
2. Pengawasan dan Pengarahan
KURSI STAFF
Kendali kualitas mutu pada pelaksanaan pekerjaan.
Pelaksanaan Pekerjaan konstruksi harus dapat menghasilkan mutu pekerjaan baik dari segi kualitas maupun
kuantitas. Untuk menjamin agar diperoleh hasil kerja yang baik dan sesuai dengan mutu yang disyaratkan, maka
perlu dilakukan Pengendalian Mutu ( Quality Control ) dengan cara melakukan pemeriksaan secara teratur, berkala
Page 36 of 42
METODE KENDALI MUTU BAHAN MATERIAL
baik terhadap bahan-bahan yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan, maupun terhadp cara pelaksanaan
pekerjaan itu sendiri.
Proses pengendalian rencana mutu / Quality plan mencakup segala bidang yang terlibar dalam proses produksi
Sumber Daya Manusia ( SDM ), material, Peralatan, Proses, Sarana Kerja dan Sub Kontraktor.
B. Material
1. Pengujian sample bahan
2. Pemilihan sumber material ( kuantitas dan kualitas ) yang memadai
3. Pemilihan supplier
4. Jadwal kebutuhan material
5. Cara penyimpanan
6. Cara handling
7. Monitor dan pelaporan
C. Peralatan
1. Pemilihan jenis alat yang sesuai
2. Kalibrasi untuk alat tertentu ( ukuran, takaran dan timbangan )
3. Pemilihan sumber alat ( kuantitas, umur dan kualitas ) yang memadai
4. Pemilihan supplier alat yang baik
5. Pemilihan operator yang baik dan berpengalaman
6. Jadwal kebutuhan alat
7. Penyedian bahan bakar
8. Penyediaan suku cadang
9. Control service
10.Monitor dan pelaporan
D. Proses
1. Trial mix
2. Peralatan yang sesuai
3. Komposisi yang sesuai
4. Standar proses
5. Metoda pelaksanaan
6. Cek hasil
7. Monitor dan pelaporan
E. Sarana Kerja
1. Ruang yang memenuhi syarat keselamatan dan kesehatan
2. Kemudahan akses
3. Terpenuhinya alat kerja
4. Kemudahan mobilisasi dan komunikasi
F. Sub Kontraktor
1. Seleksi
2. Pengawasan dan Pengarahan
Page 37 of 42
METODE KENDALI MUTU BAHAN MATERIAL
MEJA STAFF
Kendali kualitas mutu pada pelaksanaan pekerjaan.
Pelaksanaan Pekerjaan konstruksi harus dapat menghasilkan mutu pekerjaan baik dari segi kualitas maupun
kuantitas. Untuk menjamin agar diperoleh hasil kerja yang baik dan sesuai dengan mutu yang disyaratkan, maka
perlu dilakukan Pengendalian Mutu ( Quality Control ) dengan cara melakukan pemeriksaan secara teratur, berkala
baik terhadap bahan-bahan yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan, maupun terhadp cara pelaksanaan
pekerjaan itu sendiri.
Proses pengendalian rencana mutu / Quality plan mencakup segala bidang yang terlibar dalam proses produksi
Sumber Daya Manusia ( SDM ), material, Peralatan, Proses, Sarana Kerja dan Sub Kontraktor.
B. Material
1. Pengujian sample bahan
2. Pemilihan sumber material ( kuantitas dan kualitas ) yang memadai
3. Pemilihan supplier
4. Jadwal kebutuhan material
5. Cara penyimpanan
6. Cara handling
7. Monitor dan pelaporan
C. Peralatan
1. Pemilihan jenis alat yang sesuai
2. Kalibrasi untuk alat tertentu ( ukuran, takaran dan timbangan )
3. Pemilihan sumber alat ( kuantitas, umur dan kualitas ) yang memadai
4. Pemilihan supplier alat yang baik
5. Pemilihan operator yang baik dan berpengalaman
6. Jadwal kebutuhan alat
7. Penyedian bahan bakar
8. Penyediaan suku cadang
9. Control service
10.Monitor dan pelaporan
D. Proses
1. Trial mix
2. Peralatan yang sesuai
3. Komposisi yang sesuai
4. Standar proses
5. Metoda pelaksanaan
6. Cek hasil
7. Monitor dan pelaporan
E. Sarana Kerja
1. Ruang yang memenuhi syarat keselamatan dan kesehatan
2. Kemudahan akses
3. Terpenuhinya alat kerja
Page 38 of 42
METODE KENDALI MUTU BAHAN MATERIAL
F. Sub Kontraktor
1. Seleksi
2. Pengawasan dan Pengarahan
Pelaksanaan Pekerjaan konstruksi harus dapat menghasilkan mutu pekerjaan baik dari segi kualitas maupun
kuantitas. Untuk menjamin agar diperoleh hasil kerja yang baik dan sesuai dengan mutu yang disyaratkan, maka
perlu dilakukan Pengendalian Mutu ( Quality Control ) dengan cara melakukan pemeriksaan secara teratur, berkala
baik terhadap bahan-bahan yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan, maupun terhadp cara pelaksanaan
pekerjaan itu sendiri.
Proses pengendalian rencana mutu / Quality plan mencakup segala bidang yang terlibar dalam proses produksi
Sumber Daya Manusia ( SDM ), material, Peralatan, Proses, Sarana Kerja dan Sub Kontraktor.
B. Material
1. Pengujian sample bahan
2. Pemilihan sumber material ( kuantitas dan kualitas ) yang memadai
3. Pemilihan supplier
4. Jadwal kebutuhan material
5. Cara penyimpanan
6. Cara handling
7. Monitor dan pelaporan
C. Peralatan
1. Pemilihan jenis alat yang sesuai
2. Kalibrasi untuk alat tertentu ( ukuran, takaran dan timbangan )
3. Pemilihan sumber alat ( kuantitas, umur dan kualitas ) yang memadai
4. Pemilihan supplier alat yang baik
5. Pemilihan operator yang baik dan berpengalaman
6. Jadwal kebutuhan alat
7. Penyedian bahan bakar
8. Penyediaan suku cadang
9. Control service
10.Monitor dan pelaporan
D. Proses
1. Trial mix
2. Peralatan yang sesuai
3. Komposisi yang sesuai
4. Standar proses
5. Metoda pelaksanaan
6. Cek hasil
Page 39 of 42
METODE KENDALI MUTU BAHAN MATERIAL
E. Sarana Kerja
1. Ruang yang memenuhi syarat keselamatan dan kesehatan
2. Kemudahan akses
3. Terpenuhinya alat kerja
4. Kemudahan mobilisasi dan komunikasi
F. Sub Kontraktor
1. Seleksi
2. Pengawasan dan Pengarahan
LEMARI ARSIP
Kendali kualitas mutu pada pelaksanaan pekerjaan.
Pelaksanaan Pekerjaan konstruksi harus dapat menghasilkan mutu pekerjaan baik dari segi kualitas maupun
kuantitas. Untuk menjamin agar diperoleh hasil kerja yang baik dan sesuai dengan mutu yang disyaratkan, maka
perlu dilakukan Pengendalian Mutu ( Quality Control ) dengan cara melakukan pemeriksaan secara teratur, berkala
baik terhadap bahan-bahan yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan, maupun terhadp cara pelaksanaan
pekerjaan itu sendiri.
Proses pengendalian rencana mutu / Quality plan mencakup segala bidang yang terlibar dalam proses produksi
Sumber Daya Manusia ( SDM ), material, Peralatan, Proses, Sarana Kerja dan Sub Kontraktor.
B. Material
1. Pengujian sample bahan
2. Pemilihan sumber material ( kuantitas dan kualitas ) yang memadai
3. Pemilihan supplier
4. Jadwal kebutuhan material
5. Cara penyimpanan
6. Cara handling
7. Monitor dan pelaporan
C. Peralatan
1. Pemilihan jenis alat yang sesuai
2. Kalibrasi untuk alat tertentu ( ukuran, takaran dan timbangan )
3. Pemilihan sumber alat ( kuantitas, umur dan kualitas ) yang memadai
4. Pemilihan supplier alat yang baik
5. Pemilihan operator yang baik dan berpengalaman
6. Jadwal kebutuhan alat
7. Penyedian bahan bakar
8. Penyediaan suku cadang
9. Control service
10.Monitor dan pelaporan
D. Proses
Page 40 of 42
METODE KENDALI MUTU BAHAN MATERIAL
1. Trial mix
2. Peralatan yang sesuai
3. Komposisi yang sesuai
4. Standar proses
5. Metoda pelaksanaan
6. Cek hasil
7. Monitor dan pelaporan
E. Sarana Kerja
1. Ruang yang memenuhi syarat keselamatan dan kesehatan
2. Kemudahan akses
3. Terpenuhinya alat kerja
4. Kemudahan mobilisasi dan komunikasi
F. Sub Kontraktor
1. Seleksi
2. Pengawasan dan Pengarahan
NAKAS
Kendali kualitas mutu pada pelaksanaan pekerjaan.
Pelaksanaan Pekerjaan konstruksi harus dapat menghasilkan mutu pekerjaan baik dari segi kualitas maupun
kuantitas. Untuk menjamin agar diperoleh hasil kerja yang baik dan sesuai dengan mutu yang disyaratkan, maka
perlu dilakukan Pengendalian Mutu ( Quality Control ) dengan cara melakukan pemeriksaan secara teratur, berkala
baik terhadap bahan-bahan yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan, maupun terhadp cara pelaksanaan
pekerjaan itu sendiri.
Proses pengendalian rencana mutu / Quality plan mencakup segala bidang yang terlibar dalam proses produksi
Sumber Daya Manusia ( SDM ), material, Peralatan, Proses, Sarana Kerja dan Sub Kontraktor.
B. Material
1. Pengujian sample bahan
2. Pemilihan sumber material ( kuantitas dan kualitas ) yang memadai
3. Pemilihan supplier
4. Jadwal kebutuhan material
5. Cara penyimpanan
6. Cara handling
7. Monitor dan pelaporan
C. Peralatan
1. Pemilihan jenis alat yang sesuai
2. Kalibrasi untuk alat tertentu ( ukuran, takaran dan timbangan )
3. Pemilihan sumber alat ( kuantitas, umur dan kualitas ) yang memadai
4. Pemilihan supplier alat yang baik
5. Pemilihan operator yang baik dan berpengalaman
6. Jadwal kebutuhan alat
Page 41 of 42
METODE KENDALI MUTU BAHAN MATERIAL
D. Proses
1. Trial mix
2. Peralatan yang sesuai
3. Komposisi yang sesuai
4. Standar proses
5. Metoda pelaksanaan
6. Cek hasil
7. Monitor dan pelaporan
E. Sarana Kerja
1. Ruang yang memenuhi syarat keselamatan dan kesehatan
2. Kemudahan akses
3. Terpenuhinya alat kerja
4. Kemudahan mobilisasi dan komunikasi
F. Sub Kontraktor
1. Seleksi
2. Pengawasan dan Pengarahan
Page 42 of 42
FLOWCHART KENDALI MUTU PEKERJAAN
PEKERJAAN PEMBERSIHAN
PEMBONGKARAN LANTAI
GALIAN TANAH
pengukurandilakukan.
Berita AcaraPematokan.
Menggunakan
Pelindung
Kepala: Safety
Helmet
Menggunakan
Pelindung Menggunakan
Pelindung Kaki :
Tangan: Sarung
Safety shoes
Tangan
Menggunakan Menggunakan
Pelindung Pelindung Mata :
Pernapasan: Kacamata
Masker Pengaman
Metode Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
a. Alat :
Statif 1 buah
Levelling 1 buah
Payung 1 buah
b. Bahan :
Gambar kerja
2. Langkah Kerja :
3. Cara Kerja :
ditandai (marking).
Metode Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
menggunakan teodolit.
f. Memasang paku dan dan tanda paring warna merah di bawah paku
bowplank.
Metode Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
dipadatkan/ditumbuk.
strauss)
pengecoran
dipakai kembali
Urugan pasir
Pasir yang digunakan untuk pengurugan harus dilakukan test tanah dan
bawah lantai
Urugan Tanah
Tanah yang digunakan untuk pengurugan dari tanah yang baik dan
Pengaturan
Penggunaan operasi alat berat Proteksi terhadap
framework untuk atau kegiatan lain kekurangan udara /
yang oksigen
lahan kerja
membahayakan
Menempatkan tangga
Proteksi terhadap pada galian yang dalam
Proteksi pada jaringan / instalasi lebih dari 2 (dua) meter
dinding galian kabel / pipa di lokasi dan dengan jarak
galian maksimum 8 m dari
pekerja.
gambar kerja.
posisinya(Centre Line)
menggunakan las.
dan Kolom.
beton harus sesuai dengan jobmix design yang ada. Bebas dari
pengawas.
Mesin pemancang
harus ditumpu oleh
dasar yang kuat
Bila pemancangan
dilakukan miring
maka:
Harus diberi
Pengimbang yang
sesuai.
. Instrumen yang
.Sambungan pipa miring harus
harus terikat dengan dilindunggi dari
baik kemungkinan
tergelincir
Cegah tiang-tiang
pancang dari jatuh
Bagian-bagian yang
Cegah alat pemukul
rusak harus diperbaiki
pancang meleset dari
oleh ahlinya dalam
sasaranya
keadaan tidak bekerja
Tiang-tiang yang
dikerek dengan tali
harus diangkat
sedemikian
rupasehingga tidak
berputar-putar atau
mengayun.
Metode Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
beton tersebut terlebih dahulu telahdilakukan job mix design dan nilai
Pekerjaan Pembesian.
digunakan yaitu besi Ø19 sebagai tulangan utama dan besi Ø10
Pembuatan Bekisting.
usuk 4/6 dan diberi skur-skur penahan agar tidak mudah roboh.
Kegiatan pengecoran.
yaitubesi Ø16 & Ø13 sebagai tulangan utama dan besi Ø8 sebagai
sengkang (begel)
kolom.
Dibuat kepala pada sisi sebelah kiri dan kanan kemudian ditarik
benang
Bata yang akan dipasang , harus siku dan ditegak luruskan oleh
surveyor.
barudipasang.
disiapkan.
Metode Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Pekerjaan Plesteran
Pasir pasang yang akan digunakan terlebih dahulu diayak. Hal ini
diperlukan.
Menggunakan
Pelindung
Kepala: Safety
Helmet
Menggunakan
Pelindung Menggunakan
Pelindung Kaki :
Tangan: Sarung
Safety shoes
Tangan
Menggunakan Menggunakan
Pelindung Pelindung Mata :
Pernapasan: Kacamata
Masker Pengaman
Metode Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
1 Menentukan elevasi plavond dan buat garis sipatan pada dinding & as
sumbu ruangan
Setelah kompon pengisi mengering, dengan kapi aplikasikan kompon gypsum sebagai
kompon penutup selebar +/- 35 cm diatas kompon tahap 1 setipis dan serapi mungkin.
Sekaligus pula tutup kepala sekrup dengan kompon gypsum
8 Pasang titik patok di sisi kiri dan kanannya, sebagai acuan tinggi dari
keramik.
10 Setelah itu, letakkan keramik diatasnya, dan dipadatkan dengan cara
sedikitmemukul keramik agar tepat menempel.
Metode Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Menggunakan
Pelindung
Kepala: Safety
Helmet
Menggunakan
Pelindung Menggunakan
Pelindung Kaki :
Tangan: Sarung
Safety shoes karet
Tangan lateks
Menggunakan Menggunakan
Pelindung Pelindung Mata :
Pernapasan: Kacamata
Masker Pengaman
Metode Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
dinding.
Persiapan alat bantu kerja, antara lain : steiger, roll, bak rool, kuas,
lembab.
tumpahan cat.
Metode Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Untuk dinding luar terlebih dahulu diberi lapisan alkali untuk anti
kering.
Menggunakan
Pelindung
Kepala: Safety
Helmet
Menggunakan
Pelindung Menggunakan
Pelindung Kaki :
Tangan: Sarung
Safety shoes karet
Tangan lateks
Menggunakan Menggunakan
Pelindung Pelindung Mata :
Pernapasan: Kacamata
Masker Pengaman
Metode Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
ligth washtafel, kaca cermin, hand drayer, jet washer, tisue holder,
hand shower, soap dish, urinoir, penyekat urinoir, floor drain, kran
sanitair.
Menggunakan
Pelindung
Kepala: Safety
Helmet
Menggunakan
Pelindung Menggunakan
Pelindung Kaki :
Tangan: Sarung
Safety shoes karet
Tangan lateks
Menggunakan Menggunakan
Pelindung Pelindung Mata :
Pernapasan: Kacamata
Masker Pengaman
Metode Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
o Persiapan material kerja, antara lain : semen PC, pasir, split, kaso,
tanda (marking) untuk posisi titik perletakan kolom beton praktis dan
balok latei.
Pengecoran beton
Waterproofing Membrane
yang dipanasi dengan alat Torching dan Elpiji. Pada lahan yang telah
Menutup semua lubang yang terdapat pada Membersihkan platform yang licin sehabis
lantai platform untuk mencegah benda hujan dan pekerjaan dapat dimulai setelah
terjatuh dengan bahan yang cukup kuat platform dipastikan aman
Meliputi Pekerjaan :
1. Pekerjaan Instalasi air Bersih dan Instalasi Air Kotor / Air Bekas
3. Pekerjaan Instalasi AC
Merencanakan metode
pemasangan perancah
(scaffolding) pada tahap awal
sebelum pekerjaan
perancah dimulai
Papan Perancah (platform)
a. Papan perancah (platform) yang
digunakan sebagai tempat
berpijak pekerja atau sebagai
dudukan bahan atau alat, harus
kuat. Memberikan pelatihan kepada
pekerja sebelum mulai
b. Lantai perancah harus diberi melakukan pemasangan
pagar pengaman, jika tingginya Memeriksa bahan yang akan dipergunakan sebagai perancah (scaffolding)
> 2m perancah sebelum dipergunakan. Pemeriksaan
c. Papan dengan bagian yang meliputi antara lain :
pecah tidak boleh digunakan. a. Memastikan bebas dari keretakan, cacat
d. Papan dengan mata kayu lebih permukaan dan lainnya.
d dari 2 " tidak boleh digunakan. b. Memastikan pengunci atau clam berfungsi
dengan baik
c. Kondisi tanah / dudukan dipastikan rata dan
mampu mendukung beban perancah dan
beban diatasnya
d. Support harus mampu menahan empat kali
beban yang ditumpunya.
e. Apabila ditemukan bagian scaffolding yang
rusak harus segera diperbaiki atau diganti
Proses pemasangan dan
pembongkaran perancah dengan tipe dan jenis yang sama. Menggunakan alat pelindung
(scaffolding) boleh dilakukan diri yang sesuai, antara lain
setelah ada ijin dari Pelaksana helm, sepatu safety, harness
yang kompeten dan harus safety belt / safety belt dsb
diawasi
Pemasangan perancah
mengikuti gambar kerja. Jika
diperkirakan masih
membahayakan maka gambar
perlu direvisi dan perancah
diperbaiki sesuai gambar baru.
Metode Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Pemasangan platform :
a. Titik tumpuan akhir papan platform harus terletak pada support
b. Overlap platform tidak boleh kurang dari 30cm melewati support.
c. Kayu platform tidak boleh dicat yang dapat menutupi keretakan.
d. Pemasangan kayu platform harus rapat.
e. Jenis/ komponen platform harus dengan ukuran dan tipe sama
f. Permukaan support harus dipastikan dalam kondisi datar
g. Perletakan akhir platform dalam kondisi bebas atau tidak dipaku harus l
lebih panjang minimum 15 cm dari support.
h. Bracing dalam kondisi terkunci.
Pekerja yang bekerja di platform dipastikan terbebas Memasang jaring pengaman (safety net) sekeliling
dari instalasi listrik scaffolding bila diperlukan
Metode Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
• Mengupayakan agar
teknisi telepon yang
bekerja dalam jangka
waktu yang lama
menggunakan ear phone
Pengendalian :
Menutup semua lubang yang terdapat pada Membersihkan platform yang licin sehabis
lantai platform untuk mencegah benda hujan dan pekerjaan dapat dimulai setelah
terjatuh dengan bahan yang cukup kuat platform dipastikan aman
Melakukan inspeksi semua pekerjaan ditempat Penumpukan sementara material harus dibatasi
ketinggian dan hasilnya dicatat, jika ditemukan dan ditempatkan tidak terlalu ketepi dan
kondisi maupun tindakan yang berbahaya disusun sedemikian rupa sehingga tidak mudah
segera melaporkan ke pelaksana terkait, dan jatuh dan pekerja memiliki ruang kerja yang
segera di amankan / diperbaiki cukup leluasa.
Pengaturan
Penggunaan operasi alat berat Proteksi terhadap
framework untuk atau kegiatan lain kekurangan udara /
yang oksigen
lahan kerja
membahayakan
Menempatkan tangga
Proteksi terhadap pada galian yang dalam
Proteksi pada jaringan / instalasi lebih dari 2 (dua) meter
dinding galian kabel / pipa di lokasi dan dengan jarak
galian maksimum 8 m dari
pekerja.
Pengendalian :
Debu Gangguan pernapasan Per.01/Permen/1980 2 1 2 (Risiko ringan) - Memakai masker kain 4 Orang Hand gloves 4 pasang
Tentang keselamatan Mungkin dapat - Pembasahan debu sesuai dengan arah Safety goggles 4 buah
kerja pada konstruksi diterima, akan tetapi mata angin Masker 4 buah
bangunan perlu diadakan penin-
jauan ulang terhadap
pekerjaan
(diperlukan peman-
tauan)
Gangguan penglihatan Per.01/Permen/1980 1 2 2 (Risiko ringan) - Memakai masker kain 4 Orang Hand gloves 4 pasang
Tentang keselamatan Mungkin dapat - Pembasahan debu sesuai dengan arah Safety goggles 4 buah
kerja pada konstruksi diterima, akan tetapi mata angin Masker 4 buah
bangunan perlu diadakan penin-
jauan ulang terhadap
pekerjaan
(diperlukan peman-
tauan)
I. 2 Pembuatan Papan Nama Proyek Kepala tertimpa Luka sedang hingga luka Kep.104/KPTS/1986 3 3 9 (Risiko sedang) a Menggunakan safety helmet 8 Orang Masker 8 buah
papan berat Tentang keselamatan & Pekerjaan boleh dite- b Orang yang melakukan pekerjaan adalah tukang kayu Safety gloves 8 pasang
kesehatan kerja pada ruskan dengan kepu- orang yang sudah berpengalaman (tukang Safety helmet 8 buah
tempat kerja konstruksi tusan manajemen & kayu)
telah dikonsultaskikan c Menggunakan hand gloves cotton
dengan tenaga ahli d Penyediaan obat-obatan P3K
dan tim penilai e Bekerja sesuai SOP (standart operation
procedure)
Tangan tersayat seng Luka sayat Per.01/Permen/1980 1 4 4 (Risiko ringan) - Memastikan orang yang bekerja adalah 3 Orang Safety gloves 3 pasang
Tentang keselamatan Mungkin dapat orang yang berpengalaman (tukang plumbing) tukang Safety helmet 3 buah
kerja pada konstruksi diterima, akan tetapi - Menggunakan hand gloves plumbing Safety shoes 3 pasang
bangunan perlu diadakan penin-
jauan ulang terhadap
pekerjaan
(diperlukan peman-
tauan)
NILAI RISIKO PENGGUNAAN ALAT KESELAMATAN
NO PEKERJAAN BAHAYA RISIKO Legal Kemungkinan Keparahan Total KATEGORI RISIKO PENGENDALIAN
Person Jenis Alat Keselamatan Vol Sat
a b axb
Tangan terkena paku, Luka memar, luka sayat Per.01/Permen/1980 1 4 4 (Risiko ringan) - Memastikan orang yang bekerja adalah 3 Orang Safety gloves 3 pasang
kawat, palu, gergaji Tentang keselamatan Mungkin dapat orang yang berpengalaman (tukang plumbing) tukang Safety helmet 3 buah
kerja pada konstruksi diterima, akan tetapi - Menggunakan hand gloves plumbing Safety shoes 3 pasang
bangunan perlu diadakan penin-
jauan ulang terhadap
pekerjaan
(diperlukan peman-
tauan)
Pemasangan papan nama Luka lebam Kep.174/Kepmen/1986 2 2 4 (Risiko ringan) * Metode kerja yang baik 4 orang Safety gloves 4 pasang
yang kurang presisi Tentang keselamatan & Mungkin dapat * Pemilihan jenis kayu dan seng yang adekuat tukang kayu Safety helmet 4 buah
menyebabkan roboh kesehatan kerja pada diterima, akan tetapi * Tim yang melakukan pekerjaan pemasangan Safety shoes 4 pasang
tempat kerja konstruksi perlu diadakan penin- pagar proyek adalah tim yang kompeten
jauan ulang terhadap
pekerjaan
(diperlukan peman-
tauan)
I. 3 Pembuatan Pagar Proyek Pemasangan pagar Luka lebam Kep.174/Kepmen/1986 2 2 4 (Risiko ringan) * Metode kerja yang baik 4 orang Safety gloves 4 pasang
yang kurang presisi Tentang keselamatan & Mungkin dapat * Pemilihan jenis kayu dan seng yang adekuat tukang kayu Safety helmet 4 buah
menyebabkan roboh kesehatan kerja pada diterima, akan tetapi * Tim yang melakukan pekerjaan pemasangan Safety shoes 4 pasang
nya pagar proyek tempat kerja konstruksi perlu diadakan penin- pagar proyek adalah tim yang kompeten
jauan ulang terhadap
pekerjaan
(diperlukan peman-
tauan)
Tangan tersayat seng Luka sayat Per.01/Permen/1980 1 4 4 (Risiko ringan) - Memastikan orang yang bekerja adalah 3 Orang Safety gloves 3 pasang
Tentang keselamatan Mungkin dapat orang yang berpengalaman (tukang plumbing) tukang Safety helmet 3 buah
kerja pada konstruksi diterima, akan tetapi - Menggunakan hand gloves plumbing Safety shoes 3 pasang
bangunan perlu diadakan penin-
jauan ulang terhadap
pekerjaan
(diperlukan peman-
tauan)
Tangan terkena paku, Luka memar, luka sayat Per.01/Permen/1980 1 4 4 (Risiko ringan) - Memastikan orang yang bekerja adalah 3 Orang Safety gloves 3 pasang
kawat, palu, gergaji Tentang keselamatan Mungkin dapat orang yang berpengalaman (tukang plumbing) tukang Safety helmet 3 buah
kerja pada konstruksi diterima, akan tetapi - Menggunakan hand gloves plumbing Safety shoes 3 pasang
bangunan perlu diadakan penin-
jauan ulang terhadap
pekerjaan
(diperlukan peman-
tauan)
NILAI RISIKO PENGGUNAAN ALAT KESELAMATAN
NO PEKERJAAN BAHAYA RISIKO Legal Kemungkinan Keparahan Total KATEGORI RISIKO PENGENDALIAN
Person Jenis Alat Keselamatan Vol Sat
a b axb
I. 4 Pembuatan Direksi Keet Jatuh dari ketinggian Patah tulang, terkilir Per.01/Permen/1980 3 4 12 (Risiko berat) * Bekerja pada ketinggian di atas 1,5 m 10 Orang Masker 8 buah
saat pemasangan Tentang keselamatan Diperlukan perhatian harus menggunakan body harnees Safety gloves 8 pasang
rangka atap kerja pada konstruksi dari pihak manajemen * Ring D pada pengait body harness harus Safety helmet 8 buah
bangunan pekerjaan harus dite- dikaitkan pada tempat yang adekuat yang Safety shoes 10 pasang
tapkan ulang atau berkedudukan di atas tubuh pemakai Body harness 4 set
atau dilakukan * Dilakukan oleh orang yang tidak takut Scaffolding 2 set
upaya pengendalian ketinggian Tangga 1 set
di tempat kerja * Meenggunakan safety helmet
untuk mengurangi * Alat yang digunakan untuk bekerja di atas
risiko ketinggian harus dalam keadaan yang
proper dan adekuat, seperti: tangga,
scaffolding
* Tangga berkaki dua digunakan untuk
pekerjan dengan ketinggian < 1,5 m
* Sedangkan scaffolding digunakan untuk
pekerjaan ketinggian > 1,5 m
Kejatuhan material Luka memar Per.03/Permen/1998 3 3 9 (Risiko sedang) - membatasi area kerja yang dibawah sejauh all pekerja Safety nett 1 set
dari atas Pekerjaan boleh dite- radius qo m dari pekerjaan yang berada Rambu 1 set
ruskan dengan kepu- di atas ketinggian pekerjaan ketinggian
tusan manajemen & - Menggunakan safety helmet safety helmet all pekerja
telah dikonsultaskikan - Induksi ke pekerja baik yang akan mela-
dengan tenaga ahli kukan pekerjaan di atas ketinggian maupun
dan tim penilai pekerja yang berada di atas
- Pemasangan safety nett untuk area dimana
dibawah pekerjaan terdapat lalu lalang
orang, safety nett ini dimaksudkan
untuk menghindari jatuhnya material
ke bawah
- Pemasangan rambu "Awas ada Pekerjaan
Di atas Ketinggian"
Kepala tertimpa Luka sedang hingga luka Kep.104/KPTS/1986 3 3 9 (Risiko sedang) a Menggunakan safety helmet 8 Orang Masker 8 buah
papan berat Tentang keselamatan & Pekerjaan boleh dite- b Orang yang melakukan pekerjaan adalah tukang kayu Safety gloves 8 pasang
kesehatan kerja pada ruskan dengan kepu- orang yang sudah berpengalaman (tukang Safety helmet 8 buah
tempat kerja konstruksi tusan manajemen & kayu)
telah dikonsultaskikan c Menggunakan hand gloves cotton
dengan tenaga ahli d Penyediaan obat-obatan P3K
dan tim penilai e Bekerja sesuai SOP (standart operation
procedure)
Kerusakan propertis Kep.174/Kepmen/1986 3 2 6 (Risiko sedang) - Pengaturan workshop kayu, kayu harus 4 Orang Masker 4 buah
Tentang keselamatan & Pekerjaan boleh dite- ditata sedemikian rupa agar kayu tidak loading kayu Safety gloves 4 pasang
kesehatan kerja pada ruskan dengan kepu- bercampur dengan material lain
tempat kerja konstruksi tusan manajemen & - Teknik penumpukan kayu untuk alasnya
telah dikonsultaskikan harus diberi bantalan agar tidak menyentuh
dengan tenaga ahli tanah secara langsung
dan tim penilai - Pemberian sekat agar kayu yang tertumpuk
tidak mengalami longsoran serta memper
hatikan batas ketinggian penumpukan kayu
yang tidak melebihi 1,5 m
NILAI RISIKO PENGGUNAAN ALAT KESELAMATAN
NO PEKERJAAN BAHAYA RISIKO Legal Kemungkinan Keparahan Total KATEGORI RISIKO PENGENDALIAN
Person Jenis Alat Keselamatan Vol Sat
a b axb
Tangan tertusuk paku Luka sedang hingga meng- Per.01/Permen/1980 3 1 3 (Risiko ringan) * Orang yang melakukan pekerjaan adalah 8 Orang Masker 8 buah
akibatkan tetanus Tentang keselamatan Mungkin dapat orang yang sudah berpengalaman (tukang tukang kayu Safety gloves 8 pasang
kerja pada konstruksi diterima, akan tetapi kayu)
bangunan perlu diadakan penin- * Menggunakan hand gloves cotton
jauan ulang terhadap * Penyediaan obat-obatan P3K
pekerjaan * Bekerja sesuai SOP (standart operation
(diperlukan peman- procedure)
tauan)
I. 5 Pembuatan Barak Kerja Kepala tertimpa Luka sedang hingga luka Kep.104/KPTS/1986 3 3 9 (Risiko sedang) a Menggunakan safety helmet 8 Orang Masker 8 buah
papan berat Tentang keselamatan & Pekerjaan boleh dite- b Orang yang melakukan pekerjaan adalah tukang kayu Safety gloves 8 pasang
kesehatan kerja pada ruskan dengan kepu- orang yang sudah berpengalaman (tukang Safety helmet 8 buah
tempat kerja konstruksi tusan manajemen & kayu)
telah dikonsultaskikan c Menggunakan hand gloves cotton
dengan tenaga ahli d Penyediaan obat-obatan P3K
dan tim penilai e Bekerja sesuai SOP (standart operation
procedure)
Kerusakan propertis Kep.174/Kepmen/1986 3 2 6 (Risiko sedang) - Pengaturan workshop kayu, kayu harus 4 Orang Masker 4 buah
Tentang keselamatan & Pekerjaan boleh dite- ditata sedemikian rupa agar kayu tidak loading kayu Safety gloves 4 pasang
kesehatan kerja pada ruskan dengan kepu- bercampur dengan material lain
tempat kerja konstruksi tusan manajemen & - Teknik penumpukan kayu untuk alasnya
telah dikonsultaskikan harus diberi bantalan agar tidak menyentuh
dengan tenaga ahli tanah secara langsung
dan tim penilai - Pemberian sekat agar kayu yang tertumpuk
tidak mengalami longsoran serta memper
hatikan batas ketinggian penumpukan kayu
yang tidak melebihi 1,5 m
Tangan tertusuk paku Luka sedang hingga meng- Per.01/Permen/1980 3 1 3 (Risiko ringan) * Orang yang melakukan pekerjaan adalah 8 Orang Masker 8 buah
akibatkan tetanus Tentang keselamatan Mungkin dapat orang yang sudah berpengalaman (tukang tukang kayu Safety gloves 8 pasang
kerja pada konstruksi diterima, akan tetapi kayu)
bangunan perlu diadakan penin- * Menggunakan hand gloves cotton
jauan ulang terhadap * Penyediaan obat-obatan P3K
pekerjaan * Bekerja sesuai SOP (standart operation
(diperlukan peman- procedure)
tauan)
Jatuh dari ketinggian Patah tulang, terkilir Per.01/Permen/1980 3 4 12 (Risiko berat) * Bekerja pada ketinggian di atas 1,5 m 10 Orang Masker 8 buah
saat pemasangan Tentang keselamatan Diperlukan perhatian harus menggunakan body harnees Safety gloves 8 pasang
rangka atap kerja pada konstruksi dari pihak manajemen * Ring D pada pengait body harness harus Safety helmet 8 buah
bangunan pekerjaan harus dite- dikaitkan pada tempat yang adekuat yang Safety shoes 10 pasang
tapkan ulang atau berkedudukan di atas tubuh pemakai Body harness 4 set
atau dilakukan * Dilakukan oleh orang yang tidak takut Scaffolding 2 set
upaya pengendalian ketinggian Tangga 1 set
di tempat kerja * Meenggunakan safety helmet
untuk mengurangi * Alat yang digunakan untuk bekerja di atas
risiko ketinggian harus dalam keadaan yang
proper dan adekuat, seperti: tangga,
scaffolding
* Tangga berkaki dua digunakan untuk
pekerjan dengan ketinggian < 1,5 m
* Sedangkan scaffolding digunakan untuk
pekerjaan ketinggian > 1,5 m
NILAI RISIKO PENGGUNAAN ALAT KESELAMATAN
NO PEKERJAAN BAHAYA RISIKO Legal Kemungkinan Keparahan Total KATEGORI RISIKO PENGENDALIAN
Person Jenis Alat Keselamatan Vol Sat
a b axb
Kejatuhan material Luka memar Per.03/Permen/1998 3 3 9 (Risiko sedang) - membatasi area kerja yang dibawah sejauh all pekerja Safety nett 1 set
dari atas Pekerjaan boleh dite- radius qo m dari pekerjaan yang berada Rambu 1 set
ruskan dengan kepu- di atas ketinggian pekerjaan ketinggian
tusan manajemen & - Menggunakan safety helmet safety helmet all pekerja
telah dikonsultaskikan - Induksi ke pekerja baik yang akan mela-
dengan tenaga ahli kukan pekerjaan di atas ketinggian maupun
dan tim penilai pekerja yang berada di atas
- Pemasangan safety nett untuk area dimana
dibawah pekerjaan terdapat lalu lalang
orang, safety nett ini dimaksudkan
untuk menghindari jatuhnya material
ke bawah
- Pemasangan rambu "Awas ada Pekerjaan
Di atas Ketinggian"
I. 6 Pengadaan Air Proyek Tertimpa profil tank Luka berat Per.01/Permen/1980 2 5 10 (Risiko berat) - Penatalaksanaan secara tim 2 Orang Safety helmet 2 buah
Tentang keselamatan Diperlukan perhatian - Menggunakan safety helmet Safety shoes 2 pasang
kerja pada konstruksi dari pihak manajemen
bangunan pekerjaan harus dite-
tapkan ulang atau
atau dilakukan
upaya pengendalian
di tempat kerja
untuk mengurangi
risiko
Terjepit pipa saat Luka ringan Per.01/Permen/1980 1 4 4 (Risiko ringan) - Memastikan orang yang bekerja adalah 3 Orang Safety gloves 3 pasang
melakukan penyam- Tentang keselamatan Mungkin dapat orang yang berpengalaman (tukang plumbing) tukang Safety helmet 3 buah
bungan pipa air kerja pada konstruksi diterima, akan tetapi - Menggunakan hand gloves plumbing Safety shoes 3 pasang
bangunan perlu diadakan penin-
jauan ulang terhadap
pekerjaan
(diperlukan peman-
tauan)
Terpeleset Patah tulang / sendi terkilir Kep.104/KPTS/1986 1 5 5 (Risiko ringan) a Menggunakan safety shoes karet 3 Orang Safety gloves 3 pasang
Tentang keselamatan & Mungkin dapat b Pemberian sign & symbol "awas licin" tukang Safety helmet 3 buah
kesehatan kerja pada diterima, akan tetapi plumbing Safety shoes 3 pasang
tempat kerja konstruksi perlu diadakan penin-
jauan ulang terhadap
pekerjaan
(diperlukan peman-
tauan)
Terhimpit truk tangki Luka berat Kep.174/Kepmen/1986 2 5 10 (Risiko berat) - Memeprehatikan lalu lintas bongkar muat 3 Orang Safety gloves 3 pasang
saat pengangkutan Tentang keselamatan & Diperlukan perhatian truk pengangkut air bersih tukang Safety helmet 3 buah
air bersih kesehatan kerja pada dari pihak manajemen - Tidak bekerja didekat sisi body truk dengan plumbing Safety shoes 3 pasang
tempat kerja konstruksi pekerjaan harus dite- radius 5 km
tapkan ulang atau - Memastikan sopir truk memiliki SIM
atau dilakukan
upaya pengendalian
di tempat kerja
untuk mengurangi
risiko
NILAI RISIKO PENGGUNAAN ALAT KESELAMATAN
NO PEKERJAAN BAHAYA RISIKO Legal Kemungkinan Keparahan Total KATEGORI RISIKO PENGENDALIAN
Person Jenis Alat Keselamatan Vol Sat
a b axb
Tergelincir saat mela- Terkilir Kep.104/KPTS/1986 3 3 9 (Risiko sedang) a Tanah bekas galian diberi rambu dan tanda 4 Masker 4 buah
kukan pengeboran / Tentang keselamatan & Pekerjaan boleh dite- agar tidak dilewati orang Safety gloves 4 pasang
penggalian sumur kesehatan kerja pada ruskan dengan kepu- b Tanah timbunan bekas galian dibuat talud Body harness 3 set
tempat kerja konstruksi tusan manajemen & atau dibuat tidak terlalu curam untuk meng-
telah dikonsultaskikan hindari longsoran tanah
dengan tenaga ahli c Bekerja secara team dan tidak dilakukan
dan tim penilai secara sendiri
Terhirup gas methan Terganggunya sistem saraf Kep.051/Kepmen/1999 3 5 15 (Risiko berat) * Melakukan identifikasi gas dahulu sebelum 2 Breathing apparatus 2 set
pada kedalaman pusat, korban jiwa Tentang nilai ambang batas Diperlukan perhatian bekerja di dalam penggalian Alat pemadam 2 set
saat pengedukan faktor fisika di tempat kerja dari pihak manajemen apakah terdapat gas beracun dan berbahaya Alat & Obat P3K 1 set
sumur pekerjaan harus dite- * Melakukan pengukran gas berbahaya tersebut
tapkan ulang atau misal gas methan apakah masih sesuai
atau dilakukan dengan NAB (nilai ambang batas) yang
upaya pengendalian diperkenankan
di tempat kerja * Melakukan pengukuran dengan menggu-
untuk mengurangi nakan gas detector
risiko * Apabila gas yang berada dalam penggalian
tersebut melampaui NAB (nilai ambang
batas) dan waktu yang diperkenankan. Maka
solusinya dengan penetralan gas tersebut
agar kadar nya dapat terkurangi
* Menggunakan SCBA (self contained
breathing apparatus)
* Pengaturan jam kerja. Dalam hal ini berarti
orang yang berada pada sumur galian tidak
boleh terlalu lama maksimal 10 menit
dan harus diangkat kembai gar tersikulasi
dengan udara O2 di luar
I. 7 Pengadaan dan Pembelian Kerusakan kendaraan - Kedatangan tenaga kerja Per.01/Permen/1980 1 2 2 (Risiko ringan) a Induksi pekerja, Induksi pengemudi 100 Orang Safety helmet 100 set
P3K terlambat Tentang keselamatan Mungkin dapat b Inspeksi kendaraan secara berkala tenaga Safety shoes 100 pasang
- Kemacetan lalu lintas kerja pada konstruksi diterima, akan tetapi (pengecekan air radiator, oli, mesin, lampu kerja
bangunan perlu diadakan penin- kendaraan, accu, rem)
jauan ulang terhadap c Setiap kendaraan harus memiliki perleng-
pekerjaan kapan standart kendaraan
(diperlukan peman- d SIM, surat jalan, sabuk pengaman, senter,
tauan) alat pemadam
Tidak memahami/me- - Kecelakaan lalu lintas Per.01/Permen/1980 2 4 8 (Risiko sedang) a Pelatihan safety riding 100 Orang Safety helmet 100 set
matuhi rambu lalu - Salah jalur Tentang keselamatan Pekerjaan boleh dite- b Induksi pekerja, Induksi pengemudi tenaga Safety shoes 100 pasang
lintas kerja pada konstruksi ruskan dengan kepu- c Inspeksi kendaraan secara berkala kerja Safety belt 10 set
bangunan tusan manajemen & (pengecekan air radiator, oli, mesin, lampu
telah dikonsultaskikan kendaraan, accu, rem)
dengan tenaga ahli d Setiap kendaraan harus memiliki perleng-
dan tim penilai kapan standart kendaraan
e SIM, surat jalan, sabuk pengaman, senter,
alat pemadam
NILAI RISIKO PENGGUNAAN ALAT KESELAMATAN
NO PEKERJAAN BAHAYA RISIKO Legal Kemungkinan Keparahan Total KATEGORI RISIKO PENGENDALIAN
Person Jenis Alat Keselamatan Vol Sat
a b axb
I. 8 Bak Penampungan Air Terpeleset Patah tulang / sendi terkilir Kep.104/KPTS/1986 1 5 5 (Risiko ringan) a Menggunakan safety shoes karet 3 Orang Safety gloves 3 pasang
dan Instalasi Tentang keselamatan & Mungkin dapat b Pemberian sign & symbol "awas licin" tukang Safety helmet 3 buah
kesehatan kerja pada diterima, akan tetapi plumbing Safety shoes 3 pasang
tempat kerja konstruksi perlu diadakan penin-
jauan ulang terhadap
pekerjaan
(diperlukan peman-
tauan)
Tertimpa profil tank Luka berat Per.01/Permen/1980 2 5 10 (Risiko berat) - Penatalaksanaan secara tim 2 Orang Safety helmet 2 buah
Tentang keselamatan Diperlukan perhatian - Menggunakan safety helmet Safety shoes 2 pasang
kerja pada konstruksi dari pihak manajemen
bangunan pekerjaan harus dite-
tapkan ulang atau
atau dilakukan
upaya pengendalian
di tempat kerja
untuk mengurangi
risiko
I. 9 Testing Material Material roboh karena - Kerugian material Per.01/Permen/1980 1 3 3 (Risiko ringan) - Penataan material & pengkondisian jumlah 4 Orang Safety helmet 4 set
overload - Stock berkurang Tentang keselamatan Mungkin dapat & item material tidak melebihi aturan muat bagian Safety shoes 4 pasang
kerja pada konstruksi diterima, akan tetapi kendaraan Logistik & Hand gloves 4 pasang
bangunan perlu diadakan penin- - Pengecekan material keluar dan masuk gudang Safety goggles 4 buah
jauan ulang terhadap proyek Masker 4 buah
pekerjaan - Memberlakukan surat ijin mengenai batas
(diperlukan peman- aman pengangkutan material terhadap
tauan) kendaraan
Tertusuk besi, kayu Luka sayat, luka robek Kep.174/Kepmen/1986 2 4 8 (Risiko sedang) * Penataan material besi dan kayu secara 5 Orang Safety helmet 5 set
koral Tentang keselamatan & Pekerjaan boleh dite- rapi Kuli angkut Safety shoes 5 pasang
kesehatan kerja pada ruskan dengan kepu- * area workshop dibedakan dengan tempat Hand gloves 5 pasang
tempat kerja konstruksi tusan manajemen & material Safety goggles 5 buah
telah dikonsultaskikan Masker 5 buah
dengan tenaga ahli
dan tim penilai
NILAI RISIKO PENGGUNAAN ALAT KESELAMATAN
NO PEKERJAAN BAHAYA RISIKO Legal Kemungkinan Keparahan Total KATEGORI RISIKO PENGENDALIAN
Person Jenis Alat Keselamatan Vol Sat
a b axb
I. 10 Shop Drawing dan As Built Kerusakan peralatan Kerusakan propertis Kep.174/Kepmen/1986 3 1 3 (Risiko ringan) a Melakukan pengecekan saat alat kerja (kom- 1 Orang Penatalaksanaan 0 0
Drawing kerja (komputer, Tentang keselamatan & Mungkin dapat puter, printer, calcilator) saat akan digunakan 5R
printer, calculator) kesehatan kerja pada diterima, akan tetapi b Perawatan berkala setiap alat kerja
tempat kerja konstruksi perlu diadakan penin- c Penatalaksanaan 5R
jauan ulang terhadap (resik, rawat, rapi, rajin, ringkas)
pekerjaan
(diperlukan peman-
tauan)
Pencemaran ling- Dampak kerusakan Kep.197/Kepmen/1999 3 1 3 (Risiko ringan) - Menaruh pada wadah & diberi label serta 1 Orang Penatalaksanaan 0 0
kungan lingkungan Tentang pengendalian Mungkin dapat ditempatkan khusus agar tidak disalahgunakan 5R
bahan kimia berbahaya diterima, akan tetapi - Perawatan berkala setiap alat kerja (computer,
perlu diadakan penin- calculator, printer)
jauan ulang terhadap
pekerjaan
(diperlukan peman-
tauan)
Berkurangnya kesehatan Kep.197/Kepmen/1999 3 3 9 (Risiko sedang) * Mengetahui jens tinta / toner yang akan 1 Orang Masker 1 buah
paru karena terhirup uap Tentang pengendalian Pekerjaan boleh dite- dipakai apakah sudah sesuai dengan
solvent pada pelarut bahan kimia berbahaya ruskan dengan kepu- lembar kerja keselamatan bahan (MSDS -
tinta printer tusan manajemen & Material safety data sheet)
telah dikonsultaskikan * Jika toner / tinnta terdapat MSDS berarti tinta
dengan tenaga ahli tersebut aman dan dapat dipergunakan
dan tim penilai sesuai dengan lembar petunjuk pemakaian
* Orang yang bekerja secara terus menerus /
lebih dari 8 jam kerja sehari sebaiknya mela-
kukan pemulihan dengan beristirahat # menit
di uadara terbuka setap 1 jam
* Pengaturan penempatan printer harus di
ruang yang terdapat sirkulasi udara yang baik
Robohnya berkas Kerusakan propertis Kep.104/KPTS/1986 2 1 2 (Risiko ringan) - Penataan berkas agar tidak melebihi kapasitas 1 Orang Rak berkas 2 set
pada rak dokumen Tentang keselamatan & Mungkin dapat muat rak Meja kerja 4 set
akibat penataan yang kesehatan kerja pada diterima, akan tetapi - Penataan sesuai 5R (resik, ringkas, rapi, Kursi 4 Set
kurang presisi tempat kerja konstruksi perlu diadakan penin- raajin, rawat) Loker / Brankas 2 set
jauan ulang terhadap
pekerjaan
(diperlukan peman-
tauan)
NILAI RISIKO PENGGUNAAN ALAT KESELAMATAN
NO PEKERJAAN BAHAYA RISIKO Legal Kemungkinan Keparahan Total KATEGORI RISIKO PENGENDALIAN
Person Jenis Alat Keselamatan Vol Sat
a b axb
I. 11 Laporan dan Fotograph Pencemaran ling- Dampak kerusakan Kep.197/Kepmen/1999 3 1 3 (Risiko ringan) - Menaruh pada wadah & diberi label serta 1 Orang Penatalaksanaan 0 0
kungan lingkungan Tentang pengendalian Mungkin dapat ditempatkan khusus agar tidak disalahgunakan 5R
bahan kimia berbahaya diterima, akan tetapi - Perawatan berkala setiap alat kerja (computer,
perlu diadakan penin- calculator, printer)
jauan ulang terhadap
pekerjaan
(diperlukan peman-
tauan)
Berkurangnya kesehatan Kep.197/Kepmen/1999 3 3 9 (Risiko sedang) * Mengetahui jens tinta / toner yang akan 1 Orang Masker 1 buah
paru karena terhirup uap Tentang pengendalian Pekerjaan boleh dite- dipakai apakah sudah sesuai dengan
solvent pada pelarut bahan kimia berbahaya ruskan dengan kepu- lembar kerja keselamatan bahan (MSDS -
tinta printer tusan manajemen & Material safety data sheet)
telah dikonsultaskikan * Jika toner / tinnta terdapat MSDS berarti tinta
dengan tenaga ahli tersebut aman dan dapat dipergunakan
dan tim penilai sesuai dengan lembar petunjuk pemakaian
* Orang yang bekerja secara terus menerus /
lebih dari 8 jam kerja sehari sebaiknya mela-
kukan pemulihan dengan beristirahat # menit
di uadara terbuka setap 1 jam
* Pengaturan penempatan printer harus di
ruang yang terdapat sirkulasi udara yang baik
Robohnya berkas Kerusakan propertis Kep.104/KPTS/1986 2 1 2 (Risiko ringan) - Penataan berkas agar tidak melebihi kapasitas 1 Orang Rak berkas 2 set
pada rak dokumen Tentang keselamatan & Mungkin dapat muat rak Meja kerja 4 set
akibat penataan yang kesehatan kerja pada diterima, akan tetapi - Penataan sesuai 5R (resik, ringkas, rapi, Kursi 4 Set
kurang presisi tempat kerja konstruksi perlu diadakan penin- raajin, rawat) Loker / Brankas 2 set
jauan ulang terhadap
pekerjaan
(diperlukan peman-
tauan)
Kerusakan peralatan Kerusakan propertis Kep.174/Kepmen/1986 3 1 3 (Risiko ringan) a Melakukan pengecekan saat alat kerja (kom- 1 Orang Penatalaksanaan 0 0
kerja (komputer, Tentang keselamatan & Mungkin dapat puter, printer, calcilator) saat akan digunakan 5R
printer, calculator) kesehatan kerja pada diterima, akan tetapi b Perawatan berkala setiap alat kerja
tempat kerja konstruksi perlu diadakan penin- c Penatalaksanaan 5R
jauan ulang terhadap (resik, rawat, rapi, rajin, ringkas)
pekerjaan
(diperlukan peman-
tauan)
NILAI RISIKO PENGGUNAAN ALAT KESELAMATAN
NO PEKERJAAN BAHAYA RISIKO Legal Kemungkinan Keparahan Total KATEGORI RISIKO PENGENDALIAN
Person Jenis Alat Keselamatan Vol Sat
a b axb
I. 12 Mobilisasi dan Demobilisasi Terjadinya tumbukan Kerusakan properti Kep.174/Kepmen/1986 2 4 8 (Risiko sedang) * Mengatur lalu lintas alat berat yang akan 4 Orang Safety helmet 4 set
Termasuk Alat Pancang crane pancang Tentang keselamatan & Pekerjaan boleh dite- dioperasikan pada tempat kerja operator Safety shoes 4 pasang
dengan alat berat kesehatan kerja pada ruskan dengan kepu- * safety induksi kepada setiap operator alat alat berat Hand gloves 4 pasang
yang lain tempat kerja konstruksi tusan manajemen & berat Safety goggles 4 buah
telah dikonsultaskikan * Pengecekan SIO (surat ijin operator) alat Masker 4 buah
dengan tenaga ahli berat
dan tim penilai
Terlindas alat berat Per.01/Permen/1980 2 5 10 (Risiko berat) - safety induksi kepada setiap operator alat 4 Orang Safety helmet 4 set
Tentang keselamatan Diperlukan perhatian berat operator Safety shoes 4 pasang
kerja pada konstruksi dari pihak manajemen - Pengecekan SIO (surat ijin operator) alat berat
bangunan pekerjaan harus dite- - Safety induksi kepada semua masyarkat
tapklan ulang atau pekerja yang berada di area kerja
dilakukan upaya agar mengetahui area aman dengan radius
pengendalian di tem- 20 m dari alat berat saat beroperasi
pat kerja untuk - Menggunakan alat pelindung diri berupa
mengurangi risiko safety helmet
Rombohnya vibro Kerusakan properti Kep.174/Kepmen/1986 2 4 8 (Risiko sedang) * Safety induksi kepada semua masyarkat 4 Orang Safety helmet 4 set
hammer Tentang keselamatan & Pekerjaan boleh dite- pekerja yang berada di area kerja operator Safety shoes 4 pasang
kesehatan kerja pada ruskan dengan kepu- agar mengetahui area aman dengan radius alat berat
tempat kerja konstruksi tusan manajemen & 20 m dari alat berat saat beroperasi
telah dikonsultaskikan * Menggunakan alat pelindung diri berupa
dengan tenaga ahli safety helmet
dan tim penilai
Korban jiwa Per.03/Permen/1998 2 5 10 (Risiko berat) * Mengatur lalu lintas alat berat yang akan 4 Orang Safety helmet 4 set
Tentang tata cara pela- Diperlukan perhatian dioperasikan pada tempat kerja operator Safety shoes 4 pasang
poran & pemeriksaan dari pihak manajemen * safety induksi kepada setiap operator alat alat berat Hand gloves 4 pasang
kecelakaan keerja pekerjaan harus dite- berat Safety goggles 4 buah
tapklan ulang atau * Pengecekan SIO (surat ijin operator) alat Masker 4 buah
dilakukan upaya berat
pengendalian di tem-
pat kerja untuk
mengurangi risiko
NILAI RISIKO PENGGUNAAN ALAT KESELAMATAN
NO PEKERJAAN BAHAYA RISIKO Legal Kemungkinan Keparahan Total KATEGORI RISIKO PENGENDALIAN
Person Jenis Alat Keselamatan Vol Sat
a b axb
I. 13 Listrik Kerja Terjatuh dari keting- Patah tulang, terkilir Kep.075/Kepmen/2002 3 4 12 (Risiko berat) * Memastikan bahwa orang yang memasang 10 Orang Masker 8 buah
gian saat pemasangan Tentang persyaratan Diperlukan perhatian adalah instalatir listrkik yang berpengalaman Safety gloves 8 pasang
armature umum instalasi dari pihak manajemen * Bekerja pada ketinggian di atas 1,5 m Safety helmet 8 buah
listrik di tempat kerja pekerjaan harus dite- harus menggunakan body harnees Safety shoes 10 pasang
tapkan ulang atau * Ring D pada pengait body harness harus Body harness 4 set
atau dilakukan dikaitkan pada tempat yang adekuat yang Scaffolding 2 set
upaya pengendalian berkedudukan di atas tubuh pemakai Tangga 1 set
di tempat kerja * Dilakukan oleh orang yang tidak takut
untuk mengurangi ketinggian
risiko * Meenggunakan safety helmet
* Alat yang digunakan untuk bekerja di atas
ketinggian harus dalam keadaan yang
proper dan adekuat, seperti: tangga,
scaffolding
* Tangga berkaki dua digunakan untuk
pekerjan dengan ketinggian < 1,5 m
* Sedangkan scaffolding digunakan untuk
pekerjaan ketinggian > 1,5 m
Tergelincir saat beker- Luka memar SNI-04-0225-2000 4 3 12 (Risiko berat) - Bekerja pada ketinggian di atas 1,5 m 10 Orang Masker 8 buah
ja di atas ketinggian Tentang pemberlakuan Diperlukan perhatian harus menggunakan body harnees Safety gloves 8 pasang
standar nasional indo- dari pihak manajemen - Ring D pada pengait body harness harus Safety helmet 8 buah
nesia persyaratan umum pekerjaan harus dite- dikaitkan pada tempat yang adekuat yang Safety shoes 10 pasang
instalasi listrik (PUIL) tapkan ulang atau berkedudukan di atas tubuh pemakai Body harness 4 set
2000 di tempat kerja atau dilakukan - Menggunakan safety shoes karet Scaffolding 2 set
upaya pengendalian - Memakai body harness Tangga 1 set
di tempat kerja
untuk mengurangi
risiko
Tumpahan BBM dari Kebakaran Kep.186/Kepmen/1999 3 5 15 (Risiko berat) a Area genset harus cukup ventilasi, lantai ter- 2 Orang Alat pemadam 2 tabung
pengisian genset tentang unit penanggu- Diperlukan perhatian bebas dari licinnya minyak, tida terdapt operator jenis dry powder
apabila genset digu- langan kenakaran di dari pihak manajemen sumber api di dekat genset (termasuk orang genset Karung goni basah 2 pcs
nakan sebagai sumber tempat kerja pekerjaan harus dite- merokok di dekat genset) Safety shoes karet 2 pasang
listrik utama tapkan ulang atau b Menjauhkan area genset dari kegiatan yang Safety gloves 2 pasang
Per.04/Permen/1980 atau dilakukan berhubungan dengan sumber panas, seperti
Tentag syarat-syarat upaya pengendalian pekerjaan pengelasan
pemasangan & pemeli- di tempat kerja c Menyediakan APAR (alat pemadam api
haraan alat pemadam untuk mengurangi ringan) disekitar area genset
api ringan risiko d Pengoperasian genset hanya dilakukan
oleh operator genset
e Memberi sign & symbol area bebas api
disekitar genset
f body genset haru dalam keadaan tertutup
atau tercover
NILAI RISIKO PENGGUNAAN ALAT KESELAMATAN
NO PEKERJAAN BAHAYA RISIKO Legal Kemungkinan Keparahan Total KATEGORI RISIKO PENGENDALIAN
Person Jenis Alat Keselamatan Vol Sat
a b axb
Tersengat arus listrik Luka bakar, Korban jiwa Kep.075/Kepmen/2002 4 4 16 (Risiko berat) - Isolasi kabel 2 Orang Safety helmet 2 buah
Tentang persyaratan Diperlukan perhatian - Memastikan kabel dalam keadaan baik operator Sign & symbol 1 set
umum instalasi dari pihak manajemen dan tak ada yang terkelupas genset Alat pemadam 2 tabung
listrik di tempat kerja pekerjaan harus dite- - Bekerja saat cuaca kering jenis dry powder
tapkan ulang atau - Memastika LOTO (Lock Out Tag Out) Karung goni basah 2 pcs
atau dilakukan memastikan arus listrik dan memberikan Safety shoes karet 2 pasang
upaya pengendalian tanda bahwa listrik sedang dalam perbaikan Safety gloves 2 pasang
di tempat kerja - Bekerja menggunakan bahan isolator (sepatu
untuk mengurangi karet, hand gloves pekerjaan listrik, safety
risiko helmet)
- Bekerja dengan tidak menngantongi
barang yang bersignal (HP, HT) korek api
I. 14 Sewa Genset Tumpahan BBM dari Kebakaran Kep.186/Kepmen/1999 3 5 15 (Risiko berat) a Area genset harus cukup ventilasi, lantai ter- 2 Orang Alat pemadam 2 tabung
pengisian genset tentang unit penanggu- Diperlukan perhatian bebas dari licinnya minyak, tida terdapt operator jenis dry powder
apabila genset digu- langan kenakaran di dari pihak manajemen sumber api di dekat genset (termasuk orang genset Karung goni basah 2 pcs
nakan sebagai sumber tempat kerja pekerjaan harus dite- merokok di dekat genset) Safety shoes karet 2 pasang
listrik utama tapkan ulang atau b Menjauhkan area genset dari kegiatan yang Safety gloves 2 pasang
Per.04/Permen/1980 atau dilakukan berhubungan dengan sumber panas, seperti
Tentag syarat-syarat upaya pengendalian pekerjaan pengelasan
pemasangan & pemeli- di tempat kerja c Menyediakan APAR (alat pemadam api
haraan alat pemadam untuk mengurangi ringan) disekitar area genset
api ringan risiko d Pengoperasian genset hanya dilakukan
oleh operator genset
e Memberi sign & symbol area bebas api
disekitar genset
f body genset haru dalam keadaan tertutup
atau tercover
Tersengat arus listrik Luka bakar, Korban jiwa Kep.075/Kepmen/2002 4 4 16 (Risiko berat) - Isolasi kabel 2 Orang Safety helmet 2 buah
Tentang persyaratan Diperlukan perhatian - Memastikan kabel dalam keadaan baik operator Sign & symbol 1 set
umum instalasi dari pihak manajemen dan tak ada yang terkelupas genset Alat pemadam 2 tabung
listrik di tempat kerja pekerjaan harus dite- - Bekerja saat cuaca kering jenis dry powder
tapkan ulang atau - Memastika LOTO (Lock Out Tag Out) Karung goni basah 2 pcs
atau dilakukan memastikan arus listrik dan memberikan Safety shoes karet 2 pasang
upaya pengendalian tanda bahwa listrik sedang dalam perbaikan Safety gloves 2 pasang
di tempat kerja - Bekerja menggunakan bahan isolator (sepatu
untuk mengurangi karet, hand gloves pekerjaan listrik, safety
risiko helmet)
- Bekerja dengan tidak menngantongi
barang yang bersignal (HP, HT) korek api
NILAI RISIKO PENGGUNAAN ALAT KESELAMATAN
NO PEKERJAAN BAHAYA RISIKO Legal Kemungkinan Keparahan Total KATEGORI RISIKO PENGENDALIAN
Person Jenis Alat Keselamatan Vol Sat
a b axb
II PEKERJAAN TANAH
II. 1 Galian tanah dan Terlindas Alat Berat Luka berat Kep.104/KPTS/1986 2 5 10 (Risiko berat) * Membuat barikade area alat kerja berat 2 Orang Safety helmet 2 buah
Urugan Tanah Kembali Excavator Tentang keselamatan & Diperlukan perhatian * Tidak bekerja di dekat alat berat dengan operator safety shoes 2 pasang
kesehatan kerja pada dari pihak manajemen radius 10 m
tempat kerja konstruksi pekerjaan harus dite- * Memastikan operator alat berat memiliki
tapkan ulang atau SIO (surat ijin operator)
atau dilakukan
upaya pengendalian
di tempat kerja
untuk mengurangi
risiko
Debu Gangguan pernapasan Per.01/Permen/1980 2 1 2 (Risiko ringan) - Memakai masker kain 4 Orang Hand gloves 4 pasang
Tentang keselamatan Mungkin dapat - Pembasahan debu sesuai dengan arah Safety goggles 4 buah
kerja pada konstruksi diterima, akan tetapi mata angin Masker 4 buah
bangunan perlu diadakan penin-
jauan ulang terhadap
pekerjaan
(diperlukan peman-
tauan)
Gangguan penglihatan Per.01/Permen/1980 1 2 2 (Risiko ringan) - Memakai masker kain 4 Orang Hand gloves 4 pasang
Tentang keselamatan Mungkin dapat - Pembasahan debu sesuai dengan arah Safety goggles 4 buah
kerja pada konstruksi diterima, akan tetapi mata angin Masker 4 buah
bangunan perlu diadakan penin-
jauan ulang terhadap
pekerjaan
(diperlukan peman-
tauan)
Tertimpa Tanah Urug Kerusakan properti Kep.174/Kepmen/1986 2 4 8 (Risiko sedang) * Safety induksi kepada semua masyarkat 4 Orang Safety helmet 4 set
Saat Peninggian Tentang keselamatan & Pekerjaan boleh dite- pekerja yang berada di area kerja operator Safety shoes 4 pasang
Elevasi dengan kesehatan kerja pada ruskan dengan kepu- agar mengetahui area aman dengan radius alat berat
Sirtu tempat kerja konstruksi tusan manajemen & 20 m dari alat berat saat beroperasi
telah dikonsultaskikan * Menggunakan alat pelindung diri berupa
dengan tenaga ahli safety helmet
dan tim penilai
Korban jiwa Per.03/Permen/1998 2 5 10 (Risiko berat) * Mengatur lalu lintas alat berat yang akan 4 Orang Safety helmet 4 set
Tentang tata cara pela- Diperlukan perhatian dioperasikan pada tempat kerja operator Safety shoes 4 pasang
poran & pemeriksaan dari pihak manajemen * safety induksi kepada setiap operator alat alat berat Hand gloves 4 pasang
kecelakaan keerja pekerjaan harus dite- berat Safety goggles 4 buah
tapklan ulang atau * Pengecekan SIO (surat ijin operator) alat Masker 4 buah
dilakukan upaya berat
pengendalian di tem-
pat kerja untuk
mengurangi risiko
NILAI RISIKO PENGGUNAAN ALAT KESELAMATAN
NO PEKERJAAN BAHAYA RISIKO Legal Kemungkinan Keparahan Total KATEGORI RISIKO PENGENDALIAN
Person Jenis Alat Keselamatan Vol Sat
a b axb
Tertumbuk Alat Berat Luka berat Kep.104/KPTS/1986 2 5 10 (Risiko berat) * Membuat barikade area alat kerja berat 2 Orang Safety helmet 2 buah
Dump Truck Tentang keselamatan & Diperlukan perhatian * Tidak bekerja di dekat alat berat dengan operator safety shoes 2 pasang
kesehatan kerja pada dari pihak manajemen radius 10 m
tempat kerja konstruksi pekerjaan harus dite- * Memastikan operator alat berat memiliki
tapkan ulang atau SIO (surat ijin operator)
atau dilakukan
upaya pengendalian
di tempat kerja
untuk mengurangi
risiko
III. 1 Pondasi Tiang Pancang Terjadinya tumbukan Kerusakan properti Kep.174/Kepmen/1986 2 4 8 (Risiko sedang) * Mengatur lalu lintas alat berat yang akan 4 Orang Safety helmet 4 set
crane pancang Tentang keselamatan & Pekerjaan boleh dite- dioperasikan pada tempat kerja operator Safety shoes 4 pasang
dengan alat berat kesehatan kerja pada ruskan dengan kepu- * safety induksi kepada setiap operator alat alat berat Hand gloves 4 pasang
yang lain tempat kerja konstruksi tusan manajemen & berat Safety goggles 4 buah
telah dikonsultaskikan * Pengecekan SIO (surat ijin operator) alat Masker 4 buah
dengan tenaga ahli berat
dan tim penilai
Terlindas alat berat Per.01/Permen/1980 2 5 10 (Risiko berat) - safety induksi kepada setiap operator alat 4 Orang Safety helmet 4 set
Tentang keselamatan Diperlukan perhatian berat operator Safety shoes 4 pasang
kerja pada konstruksi dari pihak manajemen - Pengecekan SIO (surat ijin operator) alat berat
bangunan pekerjaan harus dite- - Safety induksi kepada semua masyarkat
tapklan ulang atau pekerja yang berada di area kerja
dilakukan upaya agar mengetahui area aman dengan radius
pengendalian di tem- 20 m dari alat berat saat beroperasi
pat kerja untuk - Menggunakan alat pelindung diri berupa
mengurangi risiko safety helmet
Rombohnya vibro Kerusakan properti Kep.174/Kepmen/1986 2 4 8 (Risiko sedang) * Safety induksi kepada semua masyarkat 4 Orang Safety helmet 4 set
hammer Tentang keselamatan & Pekerjaan boleh dite- pekerja yang berada di area kerja operator Safety shoes 4 pasang
kesehatan kerja pada ruskan dengan kepu- agar mengetahui area aman dengan radius alat berat
tempat kerja konstruksi tusan manajemen & 20 m dari alat berat saat beroperasi
telah dikonsultaskikan * Menggunakan alat pelindung diri berupa
dengan tenaga ahli safety helmet
dan tim penilai
Korban jiwa Per.03/Permen/1998 2 5 10 (Risiko berat) * Mengatur lalu lintas alat berat yang akan 4 Orang Safety helmet 4 set
Tentang tata cara pela- Diperlukan perhatian dioperasikan pada tempat kerja operator Safety shoes 4 pasang
poran & pemeriksaan dari pihak manajemen * safety induksi kepada setiap operator alat alat berat Hand gloves 4 pasang
kecelakaan keerja pekerjaan harus dite- berat Safety goggles 4 buah
tapklan ulang atau * Pengecekan SIO (surat ijin operator) alat Masker 4 buah
dilakukan upaya berat
pengendalian di tem-
pat kerja untuk
mengurangi risiko
NILAI RISIKO PENGGUNAAN ALAT KESELAMATAN
NO PEKERJAAN BAHAYA RISIKO Legal Kemungkinan Keparahan Total KATEGORI RISIKO PENGENDALIAN
Person Jenis Alat Keselamatan Vol Sat
a b axb
Debu Saat Bor Pile Gangguan pernapasan Per.01/Permen/1980 2 1 2 (Risiko ringan) - Memakai masker kain 4 Orang Hand gloves 4 pasang
Tentang keselamatan Mungkin dapat - Pembasahan debu sesuai dengan arah Safety goggles 4 buah
kerja pada konstruksi diterima, akan tetapi mata angin Masker 4 buah
bangunan perlu diadakan penin-
jauan ulang terhadap
pekerjaan
(diperlukan peman-
tauan)
Gangguan penglihatan Per.01/Permen/1980 1 2 2 (Risiko ringan) - Memakai masker kain 4 Orang Hand gloves 4 pasang
Tentang keselamatan Mungkin dapat - Pembasahan debu sesuai dengan arah Safety goggles 4 buah
kerja pada konstruksi diterima, akan tetapi mata angin Masker 4 buah
bangunan perlu diadakan penin-
jauan ulang terhadap
pekerjaan
(diperlukan peman-
tauan)
Kebisingan Tuli ringan sementara Kep.174/Kepmen/1986 2 3 6 (Risiko sedang) - Peggunaan ear muff / ear plug pada saat dilakukan 5 Orang Ear muff / ear plug 5 Set
Saat Pemasangan Tentang keselamatan & Pekerjaan boleh dite- pemancangan (operator pancang, Goggles 5 pasang
Tiang Pancang Beton kesehatan kerja pada ruskan dengan kepu- - Sedapat mungkin untuk alat berat yang digunakan assisten operator, Safety helmet 5 set
tempat kerja konstruksi tusan manajemen & menguunakan hammer pile hidrolis untuk menghindari surveyor, Masker 5 buah
telah dikonsultaskikan kebisingan dan getaran pelaksana)
dengan tenaga ahli - Sebelum alat berat digunakan dipastikan dahulu
dan tim penilai kondisi mesin, sling besi, hammer dan long boom dalam
keaadan prepare
- Operator lat berat memiliki SIO (surat ijin operator)
yang masih berlaku
Tertimpa material pancang Luka berat Per.03/Permen/1998 3 5 15 (Risiko berat) a Sebelum alat berat digunakan dipastikan dahulu 5 Orang Safety helmet 5 set
saat sewing crane Tentang tata cara pela- Diperlukan perhatian kondisi mesin, sling besi, hammer dan long boom dalam (operator pancang, Safety shoes 5 pasang
dari woorkhop material poran & pemeriksaan dari pihak manajemen keaadan prepare assisten operator, Masker katun 5 bh
pancang ke titik peman- kecelakaan keerja pekerjaan harus dite- b Operator lat berat memiliki SIO (surat ijin operator) surveyor, Goggles 5 bh
cangan tapklan ulang atau yang masih berlaku pelaksana)
dilakukan upaya c Pembatasan area kerja untuk mobilisasi & pengangkatan
pengendalian di tem- material pancag minimal radius 15 m dari jarak
pat kerja untuk sewing crane
mengurangi risiko
Kebakaran Luka bakar, korban Kep.186/MEN/1999 3 4 12 (Risiko berat) a area sekitar pengelasan harus bebas dari bahan bakar 5 Orang sarung tangan las 1 pasang
Saat Pengelasan jiwa atau Diperlukan perhatian minyak (operator pancang, topeng las 1 set
Penyambungan Per.04/MEN/1980 dari pihak manajemen b Bila menggunakan Acytilen + oksigen pastikan tabung assisten pancang, kacamata las yang 1 buah
Tiang Pancang pekerjaan harus dite- berada dalam kondisi stabil berdiri bila perlu diikat tukang las, surveyor, memiliki filter kobalt
Serta Saat cutting Pile tapklan ulang atau agar tidak roboh pelaksana) biru
Manual dilakukan upaya c Jarak pengelasan dengan tabung acetylen, oksigen, travo apron 1 stel
pengendalian di tem- las kurang lebih 1,5 m
pat kerja untuk d Terdapat APAR (alat pemadam api ringan)
mengurangi risiko 3 kg jenis dry powder untuk antisipasi
bila terjadi peercikan api
e Pengelasan dilakukan oleh oraang yang berpengalaman
f Menggunakan apron pengelasan, topeg las,
sarung tangan pengelasan
g Assisten pancang bekerja sama dengan tukang las pancang
untuk memberikan dan mengatur kapan pancang
siap untuk dilakukan pengelasan penyambungan
NILAI RISIKO PENGGUNAAN ALAT KESELAMATAN
NO PEKERJAAN BAHAYA RISIKO Legal Kemungkinan Keparahan Total KATEGORI RISIKO PENGENDALIAN
Person Jenis Alat Keselamatan Vol Sat
a b axb
Ergonomis Bagi Helper Nyeri punggung Kep.104/KPTS/1986 2 2 4 (Risiko ringan) - Menghindari posisi tubuh jongkok / mem- 2 Orang Safety helmet 2 buah
Penyambungan Tiang Tentang keselamatan & Mungkin dapat bungkuk yang terlalu lama safety shoes 2 pasang
Pancang kesehatan kerja pada diterima, akan tetapi - Tidak mengangkat beban melebihi
tempat kerja konstruksi perlu diadakan penin- kapasitas otot / daya tegang otot
jauan ulang terhadap - Tidak mengangkat beban berat yang ber-
pekerjaan tumpu pada tulang belakang
(diperlukan peman-
tauan)
III. 2 Pile Cap Debu adukan semen Gangguan pernapasan Kep.51/Kepmen/1999 2 1 2 (Risiko ringan) - Memakai masker kain 4 Orang Hand gloves 4 pasang
Cor Beton K 275 Tentang nilai ambang batas Mungkin dapat - Pembasahan debu sesuai dengan arah (surveyor, Safety goggles 4 buah
Pile Cap faktor fisika di tempat kerja diterima, akan tetapi mata angin assisten Masker 4 buah
perlu diadakan penin- surveyor,
jauan ulang terhadap pelaksana,
pekerjaan tukang)
(diperlukan peman-
tauan)
Gangguan penglihatan Per.01/Permen/1980 1 2 2 (Risiko ringan) - Memakai masker kain 4 Orang Hand gloves 4 pasang
Tentang keselamatan Mungkin dapat - Pembasahan debu sesuai dengan arah (surveyor, Safety goggles 4 buah
kerja pada konstruksi diterima, akan tetapi mata angin assisten Masker 4 buah
bangunan perlu diadakan penin- surveyor,
jauan ulang terhadap pelaksana,
pekerjaan tukang)
(diperlukan peman-
tauan)
Tangan tersayat material Luka sayatan Kep.104/KPTS/1986 2 1 2 (Risiko ringan) Menggunakan hand gloves 10 orang Hand gloves 10 pasang
dan perkakas kerja Tetang keselamatan kerja dan Mungkin dapat (tukang, pelaksana)
Saat melakukan penggalian kesehatan kerja pada tempat diterima, akan tetapi
tanah pondasi poer dan kerja konstruksi perlu diadakan penin-
Urugan kembali bekas jauan ulang terhadap
galian pekerjaan
(diperlukan peman-
tauan)
Tangan tertusuk kayu Luka tertelusup pada tangan Kep.104/KPTS/1986 2 1 2 (Risiko ringan) Menggunakan hand gloves 10 orang Hand gloves 10 pasang
/ multiplek saat kegiatan Tetang keselamatan kerja dan Mungkin dapat (tukang, pelaksana)
Bekisting Pile Cap kesehatan kerja pada tempat diterima, akan tetapi
kerja konstruksi perlu diadakan penin-
jauan ulang terhadap
pekerjaan
(diperlukan peman-
tauan)
Tangan tersayat besi Luka tertelusup pada tangan Kep.104/KPTS/1986 2 1 2 (Risiko ringan) Menggunakan hand gloves 10 orang Hand gloves 10 pasang
saat kegiatan Pembesian Tetang keselamatan kerja dan Mungkin dapat (tukang, pelaksana)
Pile Cap kesehatan kerja pada tempat diterima, akan tetapi
kerja konstruksi perlu diadakan penin-
jauan ulang terhadap
pekerjaan
(diperlukan peman-
tauan)
Kaki Terantuk besi Luka memar Kep.174/Kepmen/1986 2 3 6 (Risiko sedang) - Menggunakan safety shoes boots karet 4 Orang Safety goggles 4 buah
pada area workshop Tentang keselamatan & Pekerjaan boleh dite- - Menggunakan hand gloves katun (surveyor, Safety shoes boots 4 pasang
pembesian dan bekesting kesehatan kerja pada ruskan dengan kepu- - Menggunakan masker assisten Hand gloves 4 pasang
NILAI RISIKO PENGGUNAAN ALAT KESELAMATAN
NO PEKERJAAN BAHAYA RISIKO Legal Kemungkinan Keparahan Total KATEGORI RISIKO PENGENDALIAN
Person Jenis Alat Keselamatan Vol Sat
a b axb
Pile Cap tempat kerja konstruksi tusan manajemen & - Menggunakan safety goggles surveyor, Masker 4 buah
telah dikonsultaskikan pelaksana,
dengan tenaga ahli tukang)
dan tim penilai
III. 3 Pedestal Kolom Tangan tertusuk kayu Luka tertelusup pada tangan Kep.104/KPTS/1986 2 1 2 (Risiko ringan) Menggunakan hand gloves 10 orang Hand gloves 10 pasang
/ multiplek saat kegiatan Tetang keselamatan kerja dan Mungkin dapat (tukang, pelaksana)
Bekisting Pedestal Kolom kesehatan kerja pada tempat diterima, akan tetapi
kerja konstruksi perlu diadakan penin-
jauan ulang terhadap
pekerjaan
(diperlukan peman-
tauan)
Tangan tersayat besi Luka tertelusup pada tangan Kep.104/KPTS/1986 2 1 2 (Risiko ringan) Menggunakan hand gloves 10 orang Hand gloves 10 pasang
saat kegiatan Pembesian Tetang keselamatan kerja dan Mungkin dapat (tukang, pelaksana)
Pedestal Kolom kesehatan kerja pada tempat diterima, akan tetapi
kerja konstruksi perlu diadakan penin-
jauan ulang terhadap
pekerjaan
(diperlukan peman-
tauan)
Kaki Terantuk besi Luka memar Kep.174/Kepmen/1986 2 3 6 (Risiko sedang) - Menggunakan safety shoes boots karet 4 Orang Safety goggles 4 buah
pada area workshop Tentang keselamatan & Pekerjaan boleh dite- - Menggunakan hand gloves katun (surveyor, Safety shoes boots 4 pasang
pembesian dan bekesting kesehatan kerja pada ruskan dengan kepu- - Menggunakan masker assisten Hand gloves 4 pasang
Pedestal Kolom tempat kerja konstruksi tusan manajemen & - Menggunakan safety goggles surveyor, Masker 4 buah
telah dikonsultaskikan pelaksana,
dengan tenaga ahli tukang)
dan tim penilai
Debu adukan semen Gangguan pernapasan Kep.51/Kepmen/1999 2 1 2 (Risiko ringan) - Memakai masker kain 4 Orang Hand gloves 4 pasang
Cor Beton K 275 Tentang nilai ambang batas Mungkin dapat - Pembasahan debu sesuai dengan arah (surveyor, Safety goggles 4 buah
Pedestal Kolom faktor fisika di tempat kerja diterima, akan tetapi mata angin assisten Masker 4 buah
perlu diadakan penin- surveyor,
jauan ulang terhadap pelaksana,
pekerjaan tukang)
(diperlukan peman-
tauan)
Gangguan penglihatan Per.01/Permen/1980 1 2 2 (Risiko ringan) - Memakai masker kain 4 Orang Hand gloves 4 pasang
Tentang keselamatan Mungkin dapat - Pembasahan debu sesuai dengan arah (surveyor, Safety goggles 4 buah
kerja pada konstruksi diterima, akan tetapi mata angin assisten Masker 4 buah
bangunan perlu diadakan penin- surveyor,
jauan ulang terhadap pelaksana,
pekerjaan tukang)
(diperlukan peman-
tauan)
NILAI RISIKO PENGGUNAAN ALAT KESELAMATAN
NO PEKERJAAN BAHAYA RISIKO Legal Kemungkinan Keparahan Total KATEGORI RISIKO PENGENDALIAN
Person Jenis Alat Keselamatan Vol Sat
a b axb
III. 4 Pekerjaan Plat Lantai Debu Urugan Pasir Gangguan pernapasan Kep.51/Kepmen/1999 2 1 2 (Risiko ringan) - Memakai masker kain 4 Orang Hand gloves 4 pasang
Bawah Lantai Tentang nilai ambang batas Mungkin dapat - Pembasahan debu sesuai dengan arah (surveyor, Safety goggles 4 buah
faktor fisika di tempat kerja diterima, akan tetapi mata angin assisten Masker 4 buah
perlu diadakan penin- surveyor,
jauan ulang terhadap pelaksana,
pekerjaan tukang)
(diperlukan peman-
tauan)
Gangguan penglihatan Per.01/Permen/1980 1 2 2 (Risiko ringan) - Memakai masker kain 4 Orang Hand gloves 4 pasang
Tentang keselamatan Mungkin dapat - Pembasahan debu sesuai dengan arah (surveyor, Safety goggles 4 buah
kerja pada konstruksi diterima, akan tetapi mata angin assisten Masker 4 buah
bangunan perlu diadakan penin- surveyor,
jauan ulang terhadap pelaksana,
pekerjaan tukang)
(diperlukan peman-
tauan)
Getaran mekanis saat Hand arm vibration Kep.174/Kepmen/1986 4 1 4 (Risiko ringan) a Pengaturan jam kerja dan istirahat misal 30 menit bekerja 8 orang Hand gloves 8 pasang
menggunakan vibrator Tentang keselamatan & Mungkin dapat 3 menit istirahat (tukang, pelaksana) khusus pengecoran
Saat pengecoran beton rabat kesehatan kerja pada diterima, akan tetapi b Menggunakan spon peredam pada gagang vibrator terbuat dari bahan lateks
tempat kerja konstruksi perlu diadakan penin- c menggunakan hand gloves
jauan ulang terhadap
pekerjaan
(diperlukan peman-
tauan)
Terkena cairan additon & iritasi kulit Per.01/Permen/1980 2 2 4 (Risiko ringan) - Mengetahui tata cara pemakaian dan penyimpanan 8 orang Hand gloves 8 pasang
addibond saat pengecoran Tentang keselamatan Mungkin dapat additon dan addibond (tukang, pelaksana) khusus pengecoran
Plat Basement kerja pada konstruksi diterima, akan tetapi - menggunakan hand gloves lateks terbuat dari bahan lateks
bangunan perlu diadakan penin-
jauan ulang terhadap
pekerjaan
(diperlukan peman-
tauan)
Gangguan pernapasan Kep.51/Kepmen/1999 2 2 4 (Risiko ringan) a memakaia masker berfilter carbon 8 orang masker carbon 8 buah
Tentang nilai ambang batas Mungkin dapat b Pekerja tidak terpapar terus menerus pada additon dan (tukang, pelaksana) Hand gloves 8 pasang
faktor fisika di tempat kerja diterima, akan tetapi addibond diberikan waktu istirahat setelah 1 jam khusus pengecoran
perlu diadakan penin- terbuat dari bahan lateks
jauan ulang terhadap
pekerjaan
(diperlukan peman-
tauan)
B LANTAI 1
III. 1 Kolom Tangan tertusuk kayu Luka tertelusup pada tangan Kep.104/KPTS/1986 2 1 2 (Risiko ringan) Menggunakan hand gloves 10 orang Hand gloves 10 pasang
/ multiplek saat kegiatan Tetang keselamatan kerja dan Mungkin dapat (tukang, pelaksana)
Bekisting Kolom kesehatan kerja pada tempat diterima, akan tetapi
kerja konstruksi perlu diadakan penin-
jauan ulang terhadap
pekerjaan
(diperlukan peman-
tauan)
Tangan tersayat besi Luka tertelusup pada tangan Kep.104/KPTS/1986 2 1 2 (Risiko ringan) Menggunakan hand gloves 10 orang Hand gloves 10 pasang
saat kegiatan Pembesian Tetang keselamatan kerja dan Mungkin dapat (tukang, pelaksana)
Kolom kesehatan kerja pada tempat diterima, akan tetapi
kerja konstruksi perlu diadakan penin-
jauan ulang terhadap
pekerjaan
(diperlukan peman-
NILAI RISIKO PENGGUNAAN ALAT KESELAMATAN
NO PEKERJAAN BAHAYA RISIKO Legal Kemungkinan Keparahan Total KATEGORI RISIKO PENGENDALIAN
Person Jenis Alat Keselamatan Vol Sat
a b axb
tauan)
NILAI RISIKO PENGGUNAAN ALAT KESELAMATAN
NO PEKERJAAN BAHAYA RISIKO Legal Kemungkinan Keparahan Total KATEGORI RISIKO PENGENDALIAN
Person Jenis Alat Keselamatan Vol Sat
a b axb
Kaki Terantuk besi Luka memar Kep.174/Kepmen/1986 2 3 6 (Risiko sedang) - Menggunakan safety shoes boots karet 4 Orang Safety goggles 4 buah
pada area workshop Tentang keselamatan & Pekerjaan boleh dite- - Menggunakan hand gloves katun (surveyor, Safety shoes boots 4 pasang
pembesian dan bekesting kesehatan kerja pada ruskan dengan kepu- - Menggunakan masker assisten Hand gloves 4 pasang
kolom tempat kerja konstruksi tusan manajemen & - Menggunakan safety goggles surveyor, Masker 4 buah
telah dikonsultaskikan pelaksana,
dengan tenaga ahli tukang)
dan tim penilai
Debu adukan semen Gangguan pernapasan Kep.51/Kepmen/1999 2 1 2 (Risiko ringan) - Memakai masker kain 4 Orang Hand gloves 4 pasang
Cor Beton K 275 Tentang nilai ambang batas Mungkin dapat - Pembasahan debu sesuai dengan arah (surveyor, Safety goggles 4 buah
Kolom faktor fisika di tempat kerja diterima, akan tetapi mata angin assisten Masker 4 buah
perlu diadakan penin- surveyor,
jauan ulang terhadap pelaksana,
pekerjaan tukang)
(diperlukan peman-
tauan)
Gangguan penglihatan Per.01/Permen/1980 1 2 2 (Risiko ringan) - Memakai masker kain 4 Orang Hand gloves 4 pasang
Tentang keselamatan Mungkin dapat - Pembasahan debu sesuai dengan arah (surveyor, Safety goggles 4 buah
kerja pada konstruksi diterima, akan tetapi mata angin assisten Masker 4 buah
bangunan perlu diadakan penin- surveyor,
jauan ulang terhadap pelaksana,
pekerjaan tukang)
(diperlukan peman-
tauan)
III. 2 Balok Getaran mekanis saat Hand arm vibration Kep.174/Kepmen/1986 4 1 4 (Risiko ringan) a Pengaturan jam kerja dan istirahat misal 30 menit bekerja 8 orang Hand gloves 8 pasang
menggunakan vibrator Tentang keselamatan & Mungkin dapat 3 menit istirahat (tukang, pelaksana) khusus pengecoran
Saat pengecoran beton kesehatan kerja pada diterima, akan tetapi b Menggunakan spon peredam pada gagang vibrator terbuat dari bahan lateks
Balok tempat kerja konstruksi perlu diadakan penin- c menggunakan hand gloves
jauan ulang terhadap
pekerjaan
(diperlukan peman-
tauan)
Terkena cairan additon & iritasi kulit Per.01/Permen/1980 2 2 4 (Risiko ringan) - Mengetahui tata cara pemakaian dan penyimpanan 8 orang Hand gloves 8 pasang
addibond saat pengecoran Tentang keselamatan Mungkin dapat additon dan addibond (tukang, pelaksana) khusus pengecoran
Balok kerja pada konstruksi diterima, akan tetapi - menggunakan hand gloves lateks terbuat dari bahan lateks
bangunan perlu diadakan penin-
jauan ulang terhadap
pekerjaan
(diperlukan peman-
tauan)
Gangguan pernapasan Kep.51/Kepmen/1999 2 2 4 (Risiko ringan) a memakaia masker berfilter carbon 8 orang masker carbon 8 buah
Tentang nilai ambang batas Mungkin dapat b Pekerja tidak terpapar terus menerus pada additon dan (tukang, pelaksana) Hand gloves 8 pasang
faktor fisika di tempat kerja diterima, akan tetapi addibond diberikan waktu istirahat setelah 1 jam khusus pengecoran
perlu diadakan penin- terbuat dari bahan lateks
jauan ulang terhadap
pekerjaan
(diperlukan peman-
tauan)
NILAI RISIKO PENGGUNAAN ALAT KESELAMATAN
NO PEKERJAAN BAHAYA RISIKO Legal Kemungkinan Keparahan Total KATEGORI RISIKO PENGENDALIAN
Person Jenis Alat Keselamatan Vol Sat
a b axb
III. 3 Tangga Kepala tertimpa Tangga Luka sedang hingga luka Kep.104/KPTS/1986 3 3 9 (Risiko sedang) a Menggunakan safety helmet 8 Orang Masker 8 buah
berat Tentang keselamatan & Pekerjaan boleh dite- b Orang yang melakukan pekerjaan adalah tukang kayu Safety gloves 8 pasang
kesehatan kerja pada ruskan dengan kepu- orang yang sudah berpengalaman (tukang Safety helmet 8 buah
tempat kerja konstruksi tusan manajemen & kayu)
telah dikonsultaskikan c Menggunakan hand gloves cotton
dengan tenaga ahli d Penyediaan obat-obatan P3K
dan tim penilai e Bekerja sesuai SOP (standart operation
procedure)
Jatuh dari ketinggian Patah tulang, terkilir Per.01/Permen/1980 3 4 12 (Risiko berat) * Bekerja pada ketinggian di atas 1,5 m 10 Orang Masker 8 buah
saat pemasangan Tangga Tentang keselamatan Diperlukan perhatian harus menggunakan body harnees Safety gloves 8 pasang
kerja pada konstruksi dari pihak manajemen * Ring D pada pengait body harness harus Safety helmet 8 buah
bangunan pekerjaan harus dite- dikaitkan pada tempat yang adekuat yang Safety shoes 10 pasang
tapkan ulang atau berkedudukan di atas tubuh pemakai Body harness 4 set
atau dilakukan * Dilakukan oleh orang yang tidak takut Scaffolding 2 set
upaya pengendalian ketinggian Tangga 1 set
di tempat kerja * Meenggunakan safety helmet
untuk mengurangi * Alat yang digunakan untuk bekerja di atas
risiko ketinggian harus dalam keadaan yang
proper dan adekuat, seperti: tangga,
scaffolding
* Tangga berkaki dua digunakan untuk
pekerjan dengan ketinggian < 1,5 m
* Sedangkan scaffolding digunakan untuk
pekerjaan ketinggian > 1,5 m
Kejatuhan material Luka memar Per.03/Permen/1998 3 3 9 (Risiko sedang) - membatasi area kerja yang dibawah sejauh all pekerja Safety nett 1 set
dari atas Pekerjaan boleh dite- radius qo m dari pekerjaan yang berada Rambu 1 set
ruskan dengan kepu- di atas ketinggian pekerjaan ketinggian
tusan manajemen & - Menggunakan safety helmet safety helmet all pekerja
telah dikonsultaskikan - Induksi ke pekerja baik yang akan mela-
dengan tenaga ahli kukan pekerjaan di atas ketinggian maupun
dan tim penilai pekerja yang berada di atas
- Pemasangan safety nett untuk area dimana
dibawah pekerjaan terdapat lalu lalang
orang, safety nett ini dimaksudkan
untuk menghindari jatuhnya material
ke bawah
- Pemasangan rambu "Awas ada Pekerjaan
Di atas Ketinggian"
Debu adukan semen Gangguan pernapasan Kep.51/Kepmen/1999 2 1 2 (Risiko ringan) - Memakai masker kain 4 Orang Hand gloves 4 pasang
Cor Beton K 250 Tentang nilai ambang batas Mungkin dapat - Pembasahan debu sesuai dengan arah (surveyor, Safety goggles 4 buah
faktor fisika di tempat kerja diterima, akan tetapi mata angin assisten Masker 4 buah
perlu diadakan penin- surveyor,
jauan ulang terhadap pelaksana,
pekerjaan tukang)
(diperlukan peman-
tauan)
Gangguan penglihatan Per.01/Permen/1980 1 2 2 (Risiko ringan) - Memakai masker kain 4 Orang Hand gloves 4 pasang
Tentang keselamatan Mungkin dapat - Pembasahan debu sesuai dengan arah (surveyor, Safety goggles 4 buah
kerja pada konstruksi diterima, akan tetapi mata angin assisten Masker 4 buah
bangunan perlu diadakan penin- surveyor,
jauan ulang terhadap pelaksana,
pekerjaan tukang)
(diperlukan peman-
tauan)
NILAI RISIKO PENGGUNAAN ALAT KESELAMATAN
NO PEKERJAAN BAHAYA RISIKO Legal Kemungkinan Keparahan Total KATEGORI RISIKO PENGENDALIAN
Person Jenis Alat Keselamatan Vol Sat
a b axb
C LANTAI 2
III. 1 Balok Kejatuhan material Luka memar Per.03/Permen/1998 3 3 9 (Risiko sedang) - membatasi area kerja yang dibawah sejauh all pekerja Safety nett 1 set
dari atas Pekerjaan boleh dite- radius qo m dari pekerjaan yang berada Rambu 1 set
ruskan dengan kepu- di atas ketinggian pekerjaan ketinggian
tusan manajemen & - Menggunakan safety helmet safety helmet all pekerja
telah dikonsultaskikan - Induksi ke pekerja baik yang akan mela-
dengan tenaga ahli kukan pekerjaan di atas ketinggian maupun
dan tim penilai pekerja yang berada di atas
- Pemasangan safety nett untuk area dimana
dibawah pekerjaan terdapat lalu lalang
orang, safety nett ini dimaksudkan
untuk menghindari jatuhnya material
ke bawah
- Pemasangan rambu "Awas ada Pekerjaan
Di atas Ketinggian"
Debu adukan semen Gangguan pernapasan Kep.51/Kepmen/1999 2 1 2 (Risiko ringan) - Memakai masker kain 4 Orang Hand gloves 4 pasang
Cor Beton K 225 Tentang nilai ambang batas Mungkin dapat - Pembasahan debu sesuai dengan arah (surveyor, Safety goggles 4 buah
faktor fisika di tempat kerja diterima, akan tetapi mata angin assisten Masker 4 buah
perlu diadakan penin- surveyor,
jauan ulang terhadap pelaksana,
pekerjaan tukang)
(diperlukan peman-
tauan)
Gangguan penglihatan Per.01/Permen/1980 1 2 2 (Risiko ringan) - Memakai masker kain 4 Orang Hand gloves 4 pasang
Tentang keselamatan Mungkin dapat - Pembasahan debu sesuai dengan arah (surveyor, Safety goggles 4 buah
kerja pada konstruksi diterima, akan tetapi mata angin assisten Masker 4 buah
bangunan perlu diadakan penin- surveyor,
jauan ulang terhadap pelaksana,
pekerjaan tukang)
(diperlukan peman-
tauan)
Getaran mekanis saat Hand arm vibration Kep.174/Kepmen/1986 4 1 4 (Risiko ringan) a Pengaturan jam kerja dan istirahat misal 30 menit bekerja 8 orang Hand gloves 8 pasang
menggunakan vibrator Tentang keselamatan & Mungkin dapat 3 menit istirahat (tukang, pelaksana) khusus pengecoran
Saat pengecoran beton kesehatan kerja pada diterima, akan tetapi b Menggunakan spon peredam pada gagang vibrator terbuat dari bahan lateks
Balok tempat kerja konstruksi perlu diadakan penin- c menggunakan hand gloves
jauan ulang terhadap
pekerjaan
(diperlukan peman-
tauan)
NILAI RISIKO PENGGUNAAN ALAT KESELAMATAN
NO PEKERJAAN BAHAYA RISIKO Legal Kemungkinan Keparahan Total KATEGORI RISIKO PENGENDALIAN
Person Jenis Alat Keselamatan Vol Sat
a b axb
III. 2 Pelat Lantai Kaki Terantuk pembesian Luka memar Kep.174/Kepmen/1986 2 3 6 (Risiko sedang) - Menggunakan safety shoes boots karet 4 Orang Safety goggles 4 buah
wiremesh Tentang keselamatan & Pekerjaan boleh dite- - Menggunakan hand gloves katun (surveyor, Safety shoes boots 4 pasang
kesehatan kerja pada ruskan dengan kepu- - Menggunakan masker assisten Hand gloves 4 pasang
tempat kerja konstruksi tusan manajemen & - Menggunakan safety goggles surveyor, Masker 4 buah
telah dikonsultaskikan pelaksana,
dengan tenaga ahli tukang)
dan tim penilai
Tangan tersayat steel Luka tertelusup pada tangan Kep.104/KPTS/1986 2 1 2 (Risiko ringan) Menggunakan hand gloves 10 orang Hand gloves 10 pasang
Floor Decking Tetang keselamatan kerja dan Mungkin dapat (tukang, pelaksana)
kesehatan kerja pada tempat diterima, akan tetapi
kerja konstruksi perlu diadakan penin-
jauan ulang terhadap
pekerjaan
(diperlukan peman-
tauan)
Debu adukan semen Gangguan pernapasan Kep.51/Kepmen/1999 2 1 2 (Risiko ringan) - Memakai masker kain 4 Orang Hand gloves 4 pasang
Cor Beton K 250 Tentang nilai ambang batas Mungkin dapat - Pembasahan debu sesuai dengan arah (surveyor, Safety goggles 4 buah
faktor fisika di tempat kerja diterima, akan tetapi mata angin assisten Masker 4 buah
perlu diadakan penin- surveyor,
jauan ulang terhadap pelaksana,
pekerjaan tukang)
(diperlukan peman-
tauan)
Gangguan penglihatan Per.01/Permen/1980 1 2 2 (Risiko ringan) - Memakai masker kain 4 Orang Hand gloves 4 pasang
Tentang keselamatan Mungkin dapat - Pembasahan debu sesuai dengan arah (surveyor, Safety goggles 4 buah
kerja pada konstruksi diterima, akan tetapi mata angin assisten Masker 4 buah
bangunan perlu diadakan penin- surveyor,
jauan ulang terhadap pelaksana,
pekerjaan tukang)
(diperlukan peman-
tauan)
III. 3 Kolom Kejatuhan material Luka memar Per.03/Permen/1998 3 3 9 (Risiko sedang) - membatasi area kerja yang dibawah sejauh all pekerja Safety nett 1 set
dari atas Pekerjaan boleh dite- radius qo m dari pekerjaan yang berada Rambu 1 set
ruskan dengan kepu- di atas ketinggian pekerjaan ketinggian
tusan manajemen & - Menggunakan safety helmet safety helmet all pekerja
telah dikonsultaskikan - Induksi ke pekerja baik yang akan mela-
dengan tenaga ahli kukan pekerjaan di atas ketinggian maupun
dan tim penilai pekerja yang berada di atas
- Pemasangan safety nett untuk area dimana
dibawah pekerjaan terdapat lalu lalang
orang, safety nett ini dimaksudkan
untuk menghindari jatuhnya material
ke bawah
- Pemasangan rambu "Awas ada Pekerjaan
Di atas Ketinggian"
Getaran mekanis saat Hand arm vibration Kep.174/Kepmen/1986 4 1 4 (Risiko ringan) a Pengaturan jam kerja dan istirahat misal 30 menit bekerja 8 orang Hand gloves 8 pasang
menggunakan vibrator Tentang keselamatan & Mungkin dapat 3 menit istirahat (tukang, pelaksana) khusus pengecoran
Saat pengecoran beton kesehatan kerja pada diterima, akan tetapi b Menggunakan spon peredam pada gagang vibrator terbuat dari bahan lateks
Kolom tempat kerja konstruksi perlu diadakan penin- c menggunakan hand gloves
jauan ulang terhadap
pekerjaan
(diperlukan peman-
tauan)
NILAI RISIKO PENGGUNAAN ALAT KESELAMATAN
NO PEKERJAAN BAHAYA RISIKO Legal Kemungkinan Keparahan Total KATEGORI RISIKO PENGENDALIAN
Person Jenis Alat Keselamatan Vol Sat
a b axb
III. 4 Tangga Kepala tertimpa Tangga Luka sedang hingga luka Kep.104/KPTS/1986 3 3 9 (Risiko sedang) a Menggunakan safety helmet 8 Orang Masker 8 buah
berat Tentang keselamatan & Pekerjaan boleh dite- b Orang yang melakukan pekerjaan adalah tukang kayu Safety gloves 8 pasang
kesehatan kerja pada ruskan dengan kepu- orang yang sudah berpengalaman (tukang Safety helmet 8 buah
tempat kerja konstruksi tusan manajemen & kayu)
telah dikonsultaskikan c Menggunakan hand gloves cotton
dengan tenaga ahli d Penyediaan obat-obatan P3K
dan tim penilai e Bekerja sesuai SOP (standart operation
procedure)
Jatuh dari ketinggian Patah tulang, terkilir Per.01/Permen/1980 3 4 12 (Risiko berat) * Bekerja pada ketinggian di atas 1,5 m 10 Orang Masker 8 buah
saat pemasangan Tangga Tentang keselamatan Diperlukan perhatian harus menggunakan body harnees Safety gloves 8 pasang
kerja pada konstruksi dari pihak manajemen * Ring D pada pengait body harness harus Safety helmet 8 buah
bangunan pekerjaan harus dite- dikaitkan pada tempat yang adekuat yang Safety shoes 10 pasang
tapkan ulang atau berkedudukan di atas tubuh pemakai Body harness 4 set
atau dilakukan * Dilakukan oleh orang yang tidak takut Scaffolding 2 set
upaya pengendalian ketinggian Tangga 1 set
di tempat kerja * Meenggunakan safety helmet
untuk mengurangi * Alat yang digunakan untuk bekerja di atas
risiko ketinggian harus dalam keadaan yang
proper dan adekuat, seperti: tangga,
scaffolding
* Tangga berkaki dua digunakan untuk
pekerjan dengan ketinggian < 1,5 m
* Sedangkan scaffolding digunakan untuk
pekerjaan ketinggian > 1,5 m
Kejatuhan material Luka memar Per.03/Permen/1998 3 3 9 (Risiko sedang) - membatasi area kerja yang dibawah sejauh all pekerja Safety nett 1 set
dari atas Pekerjaan boleh dite- radius qo m dari pekerjaan yang berada Rambu 1 set
ruskan dengan kepu- di atas ketinggian pekerjaan ketinggian
tusan manajemen & - Menggunakan safety helmet safety helmet all pekerja
telah dikonsultaskikan - Induksi ke pekerja baik yang akan mela-
dengan tenaga ahli kukan pekerjaan di atas ketinggian maupun
dan tim penilai pekerja yang berada di atas
- Pemasangan safety nett untuk area dimana
dibawah pekerjaan terdapat lalu lalang
orang, safety nett ini dimaksudkan
untuk menghindari jatuhnya material
ke bawah
- Pemasangan rambu "Awas ada Pekerjaan
Di atas Ketinggian"
Debu adukan semen Gangguan pernapasan Kep.51/Kepmen/1999 2 1 2 (Risiko ringan) - Memakai masker kain 4 Orang Hand gloves 4 pasang
Cor Beton K 250 Tentang nilai ambang batas Mungkin dapat - Pembasahan debu sesuai dengan arah (surveyor, Safety goggles 4 buah
faktor fisika di tempat kerja diterima, akan tetapi mata angin assisten Masker 4 buah
perlu diadakan penin- surveyor,
jauan ulang terhadap pelaksana,
pekerjaan tukang)
(diperlukan peman-
tauan)
Gangguan penglihatan Per.01/Permen/1980 1 2 2 (Risiko ringan) - Memakai masker kain 4 Orang Hand gloves 4 pasang
Tentang keselamatan Mungkin dapat - Pembasahan debu sesuai dengan arah (surveyor, Safety goggles 4 buah
kerja pada konstruksi diterima, akan tetapi mata angin assisten Masker 4 buah
bangunan perlu diadakan penin- surveyor,
jauan ulang terhadap pelaksana,
pekerjaan tukang)
(diperlukan peman-
tauan)
NILAI RISIKO PENGGUNAAN ALAT KESELAMATAN
NO PEKERJAAN BAHAYA RISIKO Legal Kemungkinan Keparahan Total KATEGORI RISIKO PENGENDALIAN
Person Jenis Alat Keselamatan Vol Sat
a b axb
D LANTAI 3
III. 1 Balok Kejatuhan material Luka memar Per.03/Permen/1998 3 3 9 (Risiko sedang) - membatasi area kerja yang dibawah sejauh all pekerja Safety nett 1 set
dari atas Pekerjaan boleh dite- radius qo m dari pekerjaan yang berada Rambu 1 set
ruskan dengan kepu- di atas ketinggian pekerjaan ketinggian
tusan manajemen & - Menggunakan safety helmet safety helmet all pekerja
telah dikonsultaskikan - Induksi ke pekerja baik yang akan mela-
dengan tenaga ahli kukan pekerjaan di atas ketinggian maupun
dan tim penilai pekerja yang berada di atas
- Pemasangan safety nett untuk area dimana
dibawah pekerjaan terdapat lalu lalang
orang, safety nett ini dimaksudkan
untuk menghindari jatuhnya material
ke bawah
- Pemasangan rambu "Awas ada Pekerjaan
Di atas Ketinggian"
Debu adukan semen Gangguan pernapasan Kep.51/Kepmen/1999 2 1 2 (Risiko ringan) - Memakai masker kain 4 Orang Hand gloves 4 pasang
Cor Beton K 225 Tentang nilai ambang batas Mungkin dapat - Pembasahan debu sesuai dengan arah (surveyor, Safety goggles 4 buah
faktor fisika di tempat kerja diterima, akan tetapi mata angin assisten Masker 4 buah
perlu diadakan penin- surveyor,
jauan ulang terhadap pelaksana,
pekerjaan tukang)
(diperlukan peman-
tauan)
Gangguan penglihatan Per.01/Permen/1980 1 2 2 (Risiko ringan) - Memakai masker kain 4 Orang Hand gloves 4 pasang
Tentang keselamatan Mungkin dapat - Pembasahan debu sesuai dengan arah (surveyor, Safety goggles 4 buah
kerja pada konstruksi diterima, akan tetapi mata angin assisten Masker 4 buah
bangunan perlu diadakan penin- surveyor,
jauan ulang terhadap pelaksana,
pekerjaan tukang)
(diperlukan peman-
tauan)
Getaran mekanis saat Hand arm vibration Kep.174/Kepmen/1986 4 1 4 (Risiko ringan) a Pengaturan jam kerja dan istirahat misal 30 menit bekerja 8 orang Hand gloves 8 pasang
menggunakan vibrator Tentang keselamatan & Mungkin dapat 3 menit istirahat (tukang, pelaksana) khusus pengecoran
Saat pengecoran beton kesehatan kerja pada diterima, akan tetapi b Menggunakan spon peredam pada gagang vibrator terbuat dari bahan lateks
Balok tempat kerja konstruksi perlu diadakan penin- c menggunakan hand gloves
jauan ulang terhadap
pekerjaan
(diperlukan peman-
tauan)
NILAI RISIKO PENGGUNAAN ALAT KESELAMATAN
NO PEKERJAAN BAHAYA RISIKO Legal Kemungkinan Keparahan Total KATEGORI RISIKO PENGENDALIAN
Person Jenis Alat Keselamatan Vol Sat
a b axb
III. 2 Pelat Lantai Kaki Terantuk pembesian Luka memar Kep.174/Kepmen/1986 2 3 6 (Risiko sedang) - Menggunakan safety shoes boots karet 4 Orang Safety goggles 4 buah
wiremesh Tentang keselamatan & Pekerjaan boleh dite- - Menggunakan hand gloves katun (surveyor, Safety shoes boots 4 pasang
kesehatan kerja pada ruskan dengan kepu- - Menggunakan masker assisten Hand gloves 4 pasang
tempat kerja konstruksi tusan manajemen & - Menggunakan safety goggles surveyor, Masker 4 buah
telah dikonsultaskikan pelaksana,
dengan tenaga ahli tukang)
dan tim penilai
Tangan tersayat steel Luka tertelusup pada tangan Kep.104/KPTS/1986 2 1 2 (Risiko ringan) Menggunakan hand gloves 10 orang Hand gloves 10 pasang
Floor Decking Tetang keselamatan kerja dan Mungkin dapat (tukang, pelaksana)
kesehatan kerja pada tempat diterima, akan tetapi
kerja konstruksi perlu diadakan penin-
jauan ulang terhadap
pekerjaan
(diperlukan peman-
tauan)
Debu adukan semen Gangguan pernapasan Kep.51/Kepmen/1999 2 1 2 (Risiko ringan) - Memakai masker kain 4 Orang Hand gloves 4 pasang
Cor Beton K 250 Tentang nilai ambang batas Mungkin dapat - Pembasahan debu sesuai dengan arah (surveyor, Safety goggles 4 buah
faktor fisika di tempat kerja diterima, akan tetapi mata angin assisten Masker 4 buah
perlu diadakan penin- surveyor,
jauan ulang terhadap pelaksana,
pekerjaan tukang)
(diperlukan peman-
tauan)
Gangguan penglihatan Per.01/Permen/1980 1 2 2 (Risiko ringan) - Memakai masker kain 4 Orang Hand gloves 4 pasang
Tentang keselamatan Mungkin dapat - Pembasahan debu sesuai dengan arah (surveyor, Safety goggles 4 buah
kerja pada konstruksi diterima, akan tetapi mata angin assisten Masker 4 buah
bangunan perlu diadakan penin- surveyor,
jauan ulang terhadap pelaksana,
pekerjaan tukang)
(diperlukan peman-
tauan)
III. 3 Kolom Kejatuhan material Luka memar Per.03/Permen/1998 3 3 9 (Risiko sedang) - membatasi area kerja yang dibawah sejauh all pekerja Safety nett 1 set
dari atas Pekerjaan boleh dite- radius qo m dari pekerjaan yang berada Rambu 1 set
ruskan dengan kepu- di atas ketinggian pekerjaan ketinggian
tusan manajemen & - Menggunakan safety helmet safety helmet all pekerja
telah dikonsultaskikan - Induksi ke pekerja baik yang akan mela-
dengan tenaga ahli kukan pekerjaan di atas ketinggian maupun
dan tim penilai pekerja yang berada di atas
- Pemasangan safety nett untuk area dimana
dibawah pekerjaan terdapat lalu lalang
orang, safety nett ini dimaksudkan
untuk menghindari jatuhnya material
ke bawah
- Pemasangan rambu "Awas ada Pekerjaan
Di atas Ketinggian"
Getaran mekanis saat Hand arm vibration Kep.174/Kepmen/1986 4 1 4 (Risiko ringan) a Pengaturan jam kerja dan istirahat misal 30 menit bekerja 8 orang Hand gloves 8 pasang
menggunakan vibrator Tentang keselamatan & Mungkin dapat 3 menit istirahat (tukang, pelaksana) khusus pengecoran
Saat pengecoran beton kesehatan kerja pada diterima, akan tetapi b Menggunakan spon peredam pada gagang vibrator terbuat dari bahan lateks
Kolom tempat kerja konstruksi perlu diadakan penin- c menggunakan hand gloves
jauan ulang terhadap
pekerjaan
(diperlukan peman-
tauan)
NILAI RISIKO PENGGUNAAN ALAT KESELAMATAN
NO PEKERJAAN BAHAYA RISIKO Legal Kemungkinan Keparahan Total KATEGORI RISIKO PENGENDALIAN
Person Jenis Alat Keselamatan Vol Sat
a b axb
III. 4 Tangga Kepala tertimpa Tangga Luka sedang hingga luka Kep.104/KPTS/1986 3 3 9 (Risiko sedang) a Menggunakan safety helmet 8 Orang Masker 8 buah
berat Tentang keselamatan & Pekerjaan boleh dite- b Orang yang melakukan pekerjaan adalah tukang kayu Safety gloves 8 pasang
kesehatan kerja pada ruskan dengan kepu- orang yang sudah berpengalaman (tukang Safety helmet 8 buah
tempat kerja konstruksi tusan manajemen & kayu)
telah dikonsultaskikan c Menggunakan hand gloves cotton
dengan tenaga ahli d Penyediaan obat-obatan P3K
dan tim penilai e Bekerja sesuai SOP (standart operation
procedure)
Jatuh dari ketinggian Patah tulang, terkilir Per.01/Permen/1980 3 4 12 (Risiko berat) * Bekerja pada ketinggian di atas 1,5 m 10 Orang Masker 8 buah
saat pemasangan Tangga Tentang keselamatan Diperlukan perhatian harus menggunakan body harnees Safety gloves 8 pasang
kerja pada konstruksi dari pihak manajemen * Ring D pada pengait body harness harus Safety helmet 8 buah
bangunan pekerjaan harus dite- dikaitkan pada tempat yang adekuat yang Safety shoes 10 pasang
tapkan ulang atau berkedudukan di atas tubuh pemakai Body harness 4 set
atau dilakukan * Dilakukan oleh orang yang tidak takut Scaffolding 2 set
upaya pengendalian ketinggian Tangga 1 set
di tempat kerja * Meenggunakan safety helmet
untuk mengurangi * Alat yang digunakan untuk bekerja di atas
risiko ketinggian harus dalam keadaan yang
proper dan adekuat, seperti: tangga,
scaffolding
* Tangga berkaki dua digunakan untuk
pekerjan dengan ketinggian < 1,5 m
* Sedangkan scaffolding digunakan untuk
pekerjaan ketinggian > 1,5 m
Kejatuhan material Luka memar Per.03/Permen/1998 3 3 9 (Risiko sedang) - membatasi area kerja yang dibawah sejauh all pekerja Safety nett 1 set
dari atas Pekerjaan boleh dite- radius qo m dari pekerjaan yang berada Rambu 1 set
ruskan dengan kepu- di atas ketinggian pekerjaan ketinggian
tusan manajemen & - Menggunakan safety helmet safety helmet all pekerja
telah dikonsultaskikan - Induksi ke pekerja baik yang akan mela-
dengan tenaga ahli kukan pekerjaan di atas ketinggian maupun
dan tim penilai pekerja yang berada di atas
- Pemasangan safety nett untuk area dimana
dibawah pekerjaan terdapat lalu lalang
orang, safety nett ini dimaksudkan
untuk menghindari jatuhnya material
ke bawah
- Pemasangan rambu "Awas ada Pekerjaan
Di atas Ketinggian"
Debu adukan semen Gangguan pernapasan Kep.51/Kepmen/1999 2 1 2 (Risiko ringan) - Memakai masker kain 4 Orang Hand gloves 4 pasang
Cor Beton K 250 Tentang nilai ambang batas Mungkin dapat - Pembasahan debu sesuai dengan arah (surveyor, Safety goggles 4 buah
faktor fisika di tempat kerja diterima, akan tetapi mata angin assisten Masker 4 buah
perlu diadakan penin- surveyor,
jauan ulang terhadap pelaksana,
pekerjaan tukang)
(diperlukan peman-
tauan)
Gangguan penglihatan Per.01/Permen/1980 1 2 2 (Risiko ringan) - Memakai masker kain 4 Orang Hand gloves 4 pasang
Tentang keselamatan Mungkin dapat - Pembasahan debu sesuai dengan arah (surveyor, Safety goggles 4 buah
kerja pada konstruksi diterima, akan tetapi mata angin assisten Masker 4 buah
bangunan perlu diadakan penin- surveyor,
jauan ulang terhadap pelaksana,
pekerjaan tukang)
(diperlukan peman-
tauan)
NILAI RISIKO PENGGUNAAN ALAT KESELAMATAN
NO PEKERJAAN BAHAYA RISIKO Legal Kemungkinan Keparahan Total KATEGORI RISIKO PENGENDALIAN
Person Jenis Alat Keselamatan Vol Sat
a b axb
PEKERJAAN ATAP Kepala tertimpa Luka sedang hingga luka Kep.104/KPTS/1986 3 3 9 (Risiko sedang) a Menggunakan safety helmet 8 Orang Masker 8 buah
Pedestal Kolom IWF berat Tentang keselamatan & Pekerjaan boleh dite- b Orang yang melakukan pekerjaan adalah tukang kayu Safety gloves 8 pasang
kesehatan kerja pada ruskan dengan kepu- orang yang sudah berpengalaman (tukang Safety helmet 8 buah
tempat kerja konstruksi tusan manajemen & kayu)
telah dikonsultaskikan c Menggunakan hand gloves cotton
dengan tenaga ahli d Penyediaan obat-obatan P3K
dan tim penilai e Bekerja sesuai SOP (standart operation
procedure)
Tangan tersayat plat Luka sayat Per.01/Permen/1980 1 4 4 (Risiko ringan) - Memastikan orang yang bekerja adalah 3 Orang Safety gloves 3 pasang
Tentang keselamatan Mungkin dapat orang yang berpengalaman (tukang plumbing) tukang Safety helmet 3 buah
kerja pada konstruksi diterima, akan tetapi - Menggunakan hand gloves plumbing Safety shoes 3 pasang
bangunan perlu diadakan penin-
jauan ulang terhadap
pekerjaan
(diperlukan peman-
tauan)
Tangan terkena paku, Luka memar, luka sayat Per.01/Permen/1980 1 4 4 (Risiko ringan) - Memastikan orang yang bekerja adalah 3 Orang Safety gloves 3 pasang
kawat, palu, gergaji Tentang keselamatan Mungkin dapat orang yang berpengalaman (tukang plumbing) tukang Safety helmet 3 buah
kerja pada konstruksi diterima, akan tetapi - Menggunakan hand gloves plumbing Safety shoes 3 pasang
bangunan perlu diadakan penin-
jauan ulang terhadap
pekerjaan
(diperlukan peman-
tauan)
Jatuh dari ketinggian Patah tulang, terkilir Per.01/Permen/1980 3 4 12 (Risiko berat) * Bekerja pada ketinggian di atas 1,5 m 10 Orang Masker 8 buah
saat pemasangan Kuda- Tentang keselamatan Diperlukan perhatian harus menggunakan body harnees Safety gloves 8 pasang
Kuda IWF kerja pada konstruksi dari pihak manajemen * Ring D pada pengait body harness harus Safety helmet 8 buah
bangunan pekerjaan harus dite- dikaitkan pada tempat yang adekuat yang Safety shoes 10 pasang
tapkan ulang atau berkedudukan di atas tubuh pemakai Body harness 4 set
atau dilakukan * Dilakukan oleh orang yang tidak takut Scaffolding 2 set
upaya pengendalian ketinggian Tangga 1 set
di tempat kerja * Meenggunakan safety helmet
untuk mengurangi * Alat yang digunakan untuk bekerja di atas
risiko ketinggian harus dalam keadaan yang
proper dan adekuat, seperti: tangga,
scaffolding
* Tangga berkaki dua digunakan untuk
pekerjan dengan ketinggian < 1,5 m
* Sedangkan scaffolding digunakan untuk
pekerjaan ketinggian > 1,5 m
Terkena cat zinchromate iritasi kulit Per.01/Permen/1980 1 5 5 (Risiko sedang) - Mengetahui tata cara pemakaian dan penyimpanan 8 orang Hand gloves 8 pasang
Tentang keselamatan Pekerjaan boleh dite- cat (tukang, pelaksana) khusus pengecoran
kerja pada konstruksi ruskan dengan kepu- - menggunakan hand gloves lateks terbuat dari bahan lateks
bangunan tusan manajemen &
telah dikonsultaskikan
dengan tenaga ahli
dan tim penilai
NILAI RISIKO PENGGUNAAN ALAT KESELAMATAN
NO PEKERJAAN BAHAYA RISIKO Legal Kemungkinan Keparahan Total KATEGORI RISIKO PENGENDALIAN
Person Jenis Alat Keselamatan Vol Sat
a b axb
Gangguan pernapasan Kep.51/Kepmen/1999 2 2 4 (Risiko ringan) a memakaia masker berfilter carbon 8 orang masker carbon 8 buah
Tentang nilai ambang batas Mungkin dapat b Pekerja tidak terpapar terus menerus pada cat (tukang, pelaksana) Hand gloves 8 pasang
faktor fisika di tempat kerja diterima, akan tetapi diberikan waktu istirahat setelah 1 jam khusus pengecoran
perlu diadakan penin- terbuat dari bahan lateks
jauan ulang terhadap
pekerjaan
(diperlukan peman-
tauan)
Tangan ttrekena pecahan Luka ringan hingga Kep.104/KPTS/1986 3 2 6 (Risiko sedang) a Orang yang melakukan pekerjaan ini adalah orang 8 Orang Hand gloves cotton 8 pasang
tile menyebabkan tetanus Tentang keselamatan kerja dan Pekerjaan boleh dite- yang berpengalaman (tukang kayu) (tukang, Goggles 8 pasang
kesehatan kerja pada tempat ruskan dengan kepu- b Menggunakan hand dloves cotton (sarung tangan yang pekerja, Safety helmet 8 set
kegiatan konstruksi tusan manajemen & terbuat dari bahan katun) pelaksana) Masker 8 buah
telah dikonsultaskikan c Penyediaan obat-obtan P3K
dengan tenaga ahli d Bekerja sesuai standar operasi teknis
dan tim penilai
Terpeleset Terkilir Kep.174/Kepmen/1986 4 1 4 (Risiko ringan) a Menggunakan safety shoes karet 6 orang Safety helmet 6 set
saat pemasangan lantai Tentang keselamatan & Mungkin dapat b Memastikan area kerja tidak licin (tiukang, pekerja) safety shoes karet 6 pasang
kamar mandi kesehatan kerja pada diterima, akan tetapi c Adpun area kerja yang sedang dilakukan pengerjaan
tempat kerja konstruksi perlu diadakan penin- harap untuk diberi tanda "awas lantai licin"
jauan ulang terhadap
pekerjaan
(diperlukan peman-
tauan)
Debu urugan pasir Gangguan pernapasan Kep.51/Kepmen/1999 2 1 2 (Risiko ringan) - Memakai masker kain 4 Orang Hand gloves 4 pasang
bawah lantai Tentang nilai ambang batas Mungkin dapat - Pembasahan debu sesuai dengan arah (surveyor, Safety goggles 4 buah
faktor fisika di tempat kerja diterima, akan tetapi mata angin assisten Masker 4 buah
perlu diadakan penin- surveyor,
jauan ulang terhadap pelaksana,
pekerjaan tukang)
(diperlukan peman-
tauan)
NILAI RISIKO PENGGUNAAN ALAT KESELAMATAN
NO PEKERJAAN BAHAYA RISIKO Legal Kemungkinan Keparahan Total KATEGORI RISIKO PENGENDALIAN
Person Jenis Alat Keselamatan Vol Sat
a b axb
Gangguan penglihatan Per.01/Permen/1980 1 2 2 (Risiko ringan) - Memakai masker kain 4 Orang Hand gloves 4 pasang
Tentang keselamatan Mungkin dapat - Pembasahan debu sesuai dengan arah (surveyor, Safety goggles 4 buah
kerja pada konstruksi diterima, akan tetapi mata angin assisten Masker 4 buah
bangunan perlu diadakan penin- surveyor,
jauan ulang terhadap pelaksana,
pekerjaan tukang)
(diperlukan peman-
tauan)
IV. 2 Pekerjaan Dinding Debu pasangan bata Gangguan pernapasan Per.01/Permen/1980 1 2 2 (Risiko ringan) - Memakai masker kain 4 Orang Hand gloves 4 pasang
merah Tentang keselamatan Mungkin dapat - Pembasahan debu sesuai dengan arah (surveyor, Safety goggles 4 buah
kerja pada konstruksi diterima, akan tetapi mata angin assisten Masker 4 buah
bangunan perlu diadakan penin- surveyor,
jauan ulang terhadap pelaksana,
pekerjaan tukang)
(diperlukan peman-
tauan)
Gangguan penglihatan Per.01/Permen/1980 1 2 2 (Risiko ringan) - Memakai masker kain 4 Orang Hand gloves 4 pasang
Tentang keselamatan Mungkin dapat - Pembasahan debu sesuai dengan arah (surveyor, Safety goggles 4 buah
kerja pada konstruksi diterima, akan tetapi mata angin assisten Masker 4 buah
bangunan perlu diadakan penin- surveyor,
jauan ulang terhadap pelaksana,
pekerjaan tukang)
(diperlukan peman-
tauan)
Kaki terantuk batu bata Luka memar Kep.174/Kepmen/1986 2 2 4 (Risiko ringan) - Menggunakan safety shoes boots karet 4 Orang Safety goggles 4 buah
Tentang keselamatan & Mungkin dapat - Menggunakan hand gloves katun (surveyor, Safety shoes boots 4 pasang
kesehatan kerja pada diterima, akan tetapi - Menggunakan masker assisten Hand gloves 4 pasang
tempat kerja konstruksi perlu diadakan penin- - Menggunakan safety goggles surveyor, Masker 4 buah
jauan ulang terhadap pelaksana,
pekerjaan tukang)
(diperlukan peman-
tauan)
Tertimpa batu bata Luka memar Kep.104/KPTS/1986 2 2 4 (Risiko ringan) a mnggunakan safety helmet 6 Orang Safety goggles 6 buah
Tetang keselamatan kerja dan Mungkin dapat b menggunakan hand gloves (tukang Safety shoes boots 6 pasang
kesehatan kerja pada tempat diterima, akan tetapi c memeberikan proteksi berupa safety net pekerja) Hand gloves 6 pasang
kerja konstruksi perlu diadakan penin- Masker 6 buah
jauan ulang terhadap
pekerjaan
(diperlukan peman-
tauan)
Kerobohan scaffolding Luka benturan Per.01/Permen/1980 2 4 8 (Risiko sedang) a Menghindari kemiringan pada scaffolding 8 Orang Safety nett 8 set
Tentang keselamatan Pekerjaan boleh dite- b Menghindari penempatan scaffolding pada pondasi lemah (tukang, Rambu, Tanda 1 set
kerja pada konstruksi ruskan dengan kepu- c Memastikan scaffolding dalam kondisi layak pakai pekerja, Helm 8 set
bangunan tusan manajemen & dan proper pelaksana) Safety shoes 8 pasang
telah dikonsultaskikan d Menghindari penempatan beban berat di atas scaffolding Masker 8 buah
dengan tenaga ahli e Menghindari pergeseran secara keras pada lantai licin Gloves 8 pasang
dan tim penilai dan bergelombang
f Melakukan inspeksi berkala scaffolding
NILAI RISIKO PENGGUNAAN ALAT KESELAMATAN
NO PEKERJAAN BAHAYA RISIKO Legal Kemungkinan Keparahan Total KATEGORI RISIKO PENGENDALIAN
Person Jenis Alat Keselamatan Vol Sat
a b axb
Jatuh dari ketinggian Patah tulang, terkilir Per.03/Permen/1998 3 4 12 (Risiko berat) - Bekerja dengan menggunakan body harness & Ring D 8 Orang Safety nett 8 set
Luka berat Tentang tata cara pelaporan dan Diperlukan perhatian dikaitkan pada tempat yang berkedudukan di atas tubuh (tukang, Rambu, Tanda 1 set
pemeriksaan kecelakaan kerja dari pihak manajemen pemakai dan adekuat pekerja, Helm 8 set
pekerjaan harus dite- - Dilakukan oleh orang yang tidak takut ketinggian pelaksana) Safety shoes 8 pasang
tapkan ulang atau - Melakukan pekerjaan sesuai dengan Standart operation Masker 8 buah
atau dilakukan procedure Gloves 8 pasang
upaya pengendalian - Memeriksa kelayakan peralatan kerja (tangga, scaffolding,
di tempat kerja towing crane, hoist)
untuk mengurangi - Memberi sign / tanda "hati-Hati sedang ada Pekerjaan
risiko di atas Ketinggian"
- Penggunaan safety helmet
- Menghindari kemiringan saat pendirian perancah /
scaffolding
- Menghindari penempatan scaffolding pada pondasi yang
kurang adekuat
- Menghindari pemakaian peralatan kerja seperti tangga,
scaffolding yang berkarat dan lapuk
- Inspeksi berkala peralatan kerja
- Memeberikan proteksi kerja seperti safety nett
untuuk menghindari kejatuhan material dari atas ke
bawah
Terpeleset saat pemasangan Terkilir Kep.174/Kepmen/1986 2 4 8 (Risiko sedang) a Menggunakan safety shoes karet 6 orang Safety helmet 6 set
dinding kamar mandi Tentang keselamatan & Pekerjaan boleh dite- b Memastikan area kerja tidak licin (tiukang, pekerja) safety shoes karet 6 pasang
kesehatan kerja pada ruskan dengan kepu- c Adpun area kerja yang sedang dilakukan pengerjaan
tempat kerja konstruksi tusan manajemen & harap untuk diberi tanda "awas lantai licin"
telah dikonsultaskikan
dengan tenaga ahli
dan tim penilai
IV. 3 Pekerjaan Pintu dan Acces- Tangan tersayat Luka sayat Kep.104/KPTS/1986 3 2 6 (Risiko sedang) Menggunakana hand gloves 6 orang Hand gloves 6 obuah
sories kayu dan multipleks Tetang keselamatan kerja dan Pekerjaan boleh dite- (tukang, pekerja)
kesehatan kerja pada tempat ruskan dengan kepu-
kerja konstruksi tusan manajemen &
telah dikonsultaskikan
dengan tenaga ahli
dan tim penilai
Tangan tergores alat Luka sayat Per.01/Permen/1980 3 2 6 (Risiko sedang) Penggunaan hand gloves katun 4 orang hand gloves katun 4 pasang
pemotong alminium Tentang keselamatan Pekerjaan boleh dite- (pekerja)
kerja pada konstruksi ruskan dengan kepu-
bangunan tusan manajemen &
telah dikonsultaskikan
dengan tenaga ahli
dan tim penilai
Gram alminium saat Gangguan pernapasan Per.01/Permen/1980 2 4 8 (Risiko sedang) - Memakai masker karbon 4 Orang Hand gloves 4 pasang
pemotongan Tentang keselamatan Pekerjaan boleh dite- - Pembasahan debu sesuai dengan arah (surveyor, Safety goggles 4 buah
kerja pada konstruksi ruskan dengan kepu- mata angin assisten Masker 4 buah
bangunan tusan manajemen & surveyor,
telah dikonsultaskikan pelaksana,
dengan tenaga ahli tukang)
dan tim penilai
NILAI RISIKO PENGGUNAAN ALAT KESELAMATAN
NO PEKERJAAN BAHAYA RISIKO Legal Kemungkinan Keparahan Total KATEGORI RISIKO PENGENDALIAN
Person Jenis Alat Keselamatan Vol Sat
a b axb
Gangguan penglihatan Per.01/Permen/1980 3 2 6 (Risiko sedang) - Memakai masker berfilter carbon 4 Orang Hand gloves 4 pasang
Tentang keselamatan Pekerjaan boleh dite- - Pembasahan debu sesuai dengan arah (surveyor, Safety goggles 4 buah
kerja pada konstruksi ruskan dengan kepu- mata angin assisten Masker 4 buah
bangunan tusan manajemen & surveyor,
telah dikonsultaskikan pelaksana,
dengan tenaga ahli tukang)
dan tim penilai
IV. 4 Pekerjaan Jendela dan Acces- Tangan tergores alat Luka sayat Per.01/Permen/1980 3 2 6 (Risiko sedang) Penggunaan hand gloves katun 4 orang hand gloves katun 4 pasang
sories pemotong alminium Tentang keselamatan Pekerjaan boleh dite- (pekerja)
kerja pada konstruksi ruskan dengan kepu-
bangunan tusan manajemen &
telah dikonsultaskikan
dengan tenaga ahli
dan tim penilai
Gram alminium saat Gangguan pernapasan Per.01/Permen/1980 2 4 8 (Risiko sedang) - Memakai masker karbon 4 Orang Hand gloves 4 pasang
pemotongan Tentang keselamatan Pekerjaan boleh dite- - Pembasahan debu sesuai dengan arah (surveyor, Safety goggles 4 buah
kerja pada konstruksi ruskan dengan kepu- mata angin assisten Masker 4 buah
bangunan tusan manajemen & surveyor,
telah dikonsultaskikan pelaksana,
dengan tenaga ahli tukang)
dan tim penilai
Gangguan penglihatan Per.01/Permen/1980 3 2 6 (Risiko sedang) - Memakai masker berfilter carbon 4 Orang Hand gloves 4 pasang
Tentang keselamatan Pekerjaan boleh dite- - Pembasahan debu sesuai dengan arah (surveyor, Safety goggles 4 buah
kerja pada konstruksi ruskan dengan kepu- mata angin assisten Masker 4 buah
bangunan tusan manajemen & surveyor,
telah dikonsultaskikan pelaksana,
dengan tenaga ahli tukang)
dan tim penilai
Jatuh dari ketinggian Patah tulang, terkilir Per.03/Permen/1998 3 5 15 (Risiko berat) - Bekerja dengan menggunakan body harness & Ring D 8 Orang Safety nett 8 set
saat pemasangan jendela Luka berat Tentang tata cara pelaporan dan Diperlukan perhatian dikaitkan pada tempat yang berkedudukan di atas tubuh (tukang, Rambu, Tanda 1 set
pemeriksaan kecelakaan kerja dari pihak manajemen pemakai dan adekuat pekerja, Helm 8 set
pekerjaan harus dite- - Dilakukan oleh orang yang tidak takut ketinggian pelaksana) Safety shoes 8 pasang
tapkan ulang atau - Melakukan pekerjaan sesuai dengan Standart operation Masker 8 buah
atau dilakukan procedure Gloves 8 pasang
upaya pengendalian - Memeriksa kelayakan peralatan kerja (tangga, scaffolding,
di tempat kerja towing crane, hoist)
untuk mengurangi - Memberi sign / tanda "hati-Hati sedang ada Pekerjaan
risiko di atas Ketinggian"
- Penggunaan safety helmet
- Menghindari kemiringan saat pendirian perancah /
scaffolding
- Menghindari penempatan scaffolding pada pondasi yang
kurang adekuat
- Menghindari pemakaian peralatan kerja seperti tangga,
scaffolding yang berkarat dan lapuk
- Inspeksi berkala peralatan kerja
- Memeberikan proteksi kerja seperti safety nett
untuuk menghindari kejatuhan material dari atas ke
bawah
NILAI RISIKO PENGGUNAAN ALAT KESELAMATAN
NO PEKERJAAN BAHAYA RISIKO Legal Kemungkinan Keparahan Total KATEGORI RISIKO PENGENDALIAN
Person Jenis Alat Keselamatan Vol Sat
a b axb
Tangan tersayat kaca Luka sayat Kep.104/KPTS/1986 3 3 9 (Risiko sedang) Menggunakana hand gloves 6 orang Hand gloves 6 obuah
Tetang keselamatan kerja dan Pekerjaan boleh dite- (tukang, pekerja)
kesehatan kerja pada tempat ruskan dengan kepu-
kerja konstruksi tusan manajemen &
telah dikonsultaskikan
dengan tenaga ahli
dan tim penilai
IV. 5 Pekerjaan Plafond tangan tertusuk pecahan Luka sayat Per.01/Permen/1980 2 4 8 (Risiko sedang) Penggunaan hand gloves katun 4 orang hand gloves katun 4 pasang
metal furing Tentang keselamatan Pekerjaan boleh dite- (pekerja)
kerja pada konstruksi ruskan dengan kepu-
bangunan tusan manajemen &
telah dikonsultaskikan
dengan tenaga ahli
dan tim penilai
Tangan tergores alat Luka sayat Per.01/Permen/1980 3 1 3 (Risiko berat) Penggunaan hand gloves katun 4 orang hand gloves katun 4 pasang
pemotong rangka hollow Tentang keselamatan Diperlukan perhatian (pekerja)
kerja pada konstruksi dari pihak manajemen
bangunan pekerjaan harus dite-
tapkan ulang atau
atau dilakukan
upaya pengendalian
di tempat kerja
untuk mengurangi
risiko
Gram metal furing Gangguan pernapasan Per.01/Permen/1980 3 2 6 (Risiko sedang) - Memakai masker karbon 4 Orang Hand gloves 4 pasang
Tentang keselamatan Pekerjaan boleh dite- - Pembasahan debu sesuai dengan arah (surveyor, Safety goggles 4 buah
kerja pada konstruksi ruskan dengan kepu- mata angin assisten Masker 4 buah
bangunan tusan manajemen & surveyor,
telah dikonsultaskikan pelaksana,
dengan tenaga ahli tukang)
dan tim penilai
Gangguan penglihatan Per.01/Permen/1980 3 3 9 (Risiko sedang) - Memakai masker berfilter carbon 4 Orang Hand gloves 4 pasang
Tentang keselamatan Pekerjaan boleh dite- - Pembasahan debu sesuai dengan arah (surveyor, Safety goggles 4 buah
kerja pada konstruksi ruskan dengan kepu- mata angin assisten Masker 4 buah
bangunan tusan manajemen & surveyor,
telah dikonsultaskikan pelaksana,
dengan tenaga ahli tukang)
dan tim penilai
NILAI RISIKO PENGGUNAAN ALAT KESELAMATAN
NO PEKERJAAN BAHAYA RISIKO Legal Kemungkinan Keparahan Total KATEGORI RISIKO PENGENDALIAN
Person Jenis Alat Keselamatan Vol Sat
a b axb
Kejatuhan material besi Kep.174/Kepmen/1986 2 5 10 (Risiko berat) - Melakukan engineering survey: 8 Orang Safety nett 8 set
hollow Tentang keselamatan & Diperlukan perhatian a. Merencanakan metode, peralatan & tenaga yang (tukang, Rambu, Tanda 1 set
kesehatan kerja pada dari pihak manajemen akan dipergunakan untuk pembuatan direksi keet serta pekerja, Helm 8 set
tempat kerja konstruksi pekerjaan harus dite- pengamanan kepentingan publik pelaksana) Safety shoes 8 pasang
tapkan ulang atau b. Membuat jalan yang aman untuk lalu lintas Masker 8 buah
atau dilakukan pekerja Gloves 8 pasang
upaya pengendalian c. Memastikan semua saluran arus listrik dalam
di tempat kerja kondisi mati saat pelaksanaan pembuatan direksi keet
untuk mengurangi saluran air dan gas dalam kondisi mati / tertutup
risiko Jika dipandang membahayakan, maka aliran
listrik, saluran air dan gas dapat
dipindahkan ke lokasi sementara
d Menyiapkan pelayanan kecelakaan kerja :
petugas P3K, rujukan RS, kendaraan untuk
mengangkut & alat komunikasi
e. Memasang barikade, pagar pengaman
f Menggunakan safety helmet
g. Melakukan induksi ke pekerja baik yang akan melakukan
pekerjaan di atas ketinggian maupun pekerja yang berada
di bawahnya
Kerobohan scaffolding Luka benturan Per.01/Permen/1980 3 4 12 (Risiko berat) a Menghindari kemiringan pada scaffolding 8 Orang Safety nett 8 set
Tentang keselamatan Diperlukan perhatian b Menghindari penempatan scaffolding pada pondasi lemah (tukang, Rambu, Tanda 1 set
kerja pada konstruksi dari pihak manajemen c Memastikan scaffolding dalam kondisi layak pakai pekerja, Helm 8 set
bangunan pekerjaan harus dite- dan proper pelaksana) Safety shoes 8 pasang
tapkan ulang atau d Menghindari penempatan beban berat di atas scaffolding Masker 8 buah
atau dilakukan e Menghindari pergeseran secara keras pada lantai licin Gloves 8 pasang
upaya pengendalian dan bergelombang
di tempat kerja f Melakukan inspeksi berkala scaffolding
untuk mengurangi
risiko
IV. 6 Pekerjaan Tangga Kepala tertimpa Tangga Luka sedang hingga luka Kep.104/KPTS/1986 3 3 9 (Risiko sedang) a Menggunakan safety helmet 8 Orang Masker 8 buah
berat Tentang keselamatan & Pekerjaan boleh dite- b Orang yang melakukan pekerjaan adalah tukang kayu Safety gloves 8 pasang
kesehatan kerja pada ruskan dengan kepu- orang yang sudah berpengalaman (tukang Safety helmet 8 buah
tempat kerja konstruksi tusan manajemen & kayu)
telah dikonsultaskikan c Menggunakan hand gloves cotton
dengan tenaga ahli d Penyediaan obat-obatan P3K
dan tim penilai e Bekerja sesuai SOP (standart operation
procedure)
Jatuh dari ketinggian Patah tulang, terkilir Per.01/Permen/1980 3 4 12 (Risiko berat) * Bekerja pada ketinggian di atas 1,5 m 10 Orang Masker 8 buah
saat pemasangan Tangga Tentang keselamatan Diperlukan perhatian harus menggunakan body harnees Safety gloves 8 pasang
kerja pada konstruksi dari pihak manajemen * Ring D pada pengait body harness harus Safety helmet 8 buah
bangunan pekerjaan harus dite- dikaitkan pada tempat yang adekuat yang Safety shoes 10 pasang
tapkan ulang atau berkedudukan di atas tubuh pemakai Body harness 4 set
atau dilakukan * Dilakukan oleh orang yang tidak takut Scaffolding 2 set
upaya pengendalian ketinggian Tangga 1 set
di tempat kerja * Meenggunakan safety helmet
untuk mengurangi * Alat yang digunakan untuk bekerja di atas
risiko ketinggian harus dalam keadaan yang
proper dan adekuat, seperti: tangga,
scaffolding
* Tangga berkaki dua digunakan untuk
pekerjan dengan ketinggian < 1,5 m
* Sedangkan scaffolding digunakan untuk
pekerjaan ketinggian > 1,5 m
NILAI RISIKO PENGGUNAAN ALAT KESELAMATAN
NO PEKERJAAN BAHAYA RISIKO Legal Kemungkinan Keparahan Total KATEGORI RISIKO PENGENDALIAN
Person Jenis Alat Keselamatan Vol Sat
a b axb
Kejatuhan material Luka memar Per.03/Permen/1998 3 3 9 (Risiko sedang) - membatasi area kerja yang dibawah sejauh all pekerja Safety nett 1 set
dari atas Pekerjaan boleh dite- radius qo m dari pekerjaan yang berada Rambu 1 set
ruskan dengan kepu- di atas ketinggian pekerjaan ketinggian
tusan manajemen & - Menggunakan safety helmet safety helmet all pekerja
telah dikonsultaskikan - Induksi ke pekerja baik yang akan mela-
dengan tenaga ahli kukan pekerjaan di atas ketinggian maupun
dan tim penilai pekerja yang berada di atas
- Pemasangan safety nett untuk area dimana
dibawah pekerjaan terdapat lalu lalang
orang, safety nett ini dimaksudkan
untuk menghindari jatuhnya material
ke bawah
- Pemasangan rambu "Awas ada Pekerjaan
Di atas Ketinggian"
Debu adukan semen Gangguan pernapasan Kep.51/Kepmen/1999 2 1 2 (Risiko ringan) - Memakai masker kain 4 Orang Hand gloves 4 pasang
Cor Beton K 250 Tentang nilai ambang batas Mungkin dapat - Pembasahan debu sesuai dengan arah (surveyor, Safety goggles 4 buah
faktor fisika di tempat kerja diterima, akan tetapi mata angin assisten Masker 4 buah
perlu diadakan penin- surveyor,
jauan ulang terhadap pelaksana,
pekerjaan tukang)
(diperlukan peman-
tauan)
Gangguan penglihatan Per.01/Permen/1980 1 2 2 (Risiko ringan) - Memakai masker kain 4 Orang Hand gloves 4 pasang
Tentang keselamatan Mungkin dapat - Pembasahan debu sesuai dengan arah (surveyor, Safety goggles 4 buah
kerja pada konstruksi diterima, akan tetapi mata angin assisten Masker 4 buah
bangunan perlu diadakan penin- surveyor,
jauan ulang terhadap pelaksana,
pekerjaan tukang)
(diperlukan peman-
tauan)
IV. 7 Pekerjaan Meja Beton Debu pasangan bata Gangguan pernapasan Per.01/Permen/1980 1 2 2 (Risiko ringan) - Memakai masker kain 4 Orang Hand gloves 4 pasang
merah Tentang keselamatan Mungkin dapat - Pembasahan debu sesuai dengan arah (surveyor, Safety goggles 4 buah
kerja pada konstruksi diterima, akan tetapi mata angin assisten Masker 4 buah
bangunan perlu diadakan penin- surveyor,
jauan ulang terhadap pelaksana,
pekerjaan tukang)
(diperlukan peman-
tauan)
Gangguan penglihatan Per.01/Permen/1980 1 2 2 (Risiko ringan) - Memakai masker kain 4 Orang Hand gloves 4 pasang
Tentang keselamatan Mungkin dapat - Pembasahan debu sesuai dengan arah (surveyor, Safety goggles 4 buah
kerja pada konstruksi diterima, akan tetapi mata angin assisten Masker 4 buah
bangunan perlu diadakan penin- surveyor,
jauan ulang terhadap pelaksana,
pekerjaan tukang)
(diperlukan peman-
tauan)
NILAI RISIKO PENGGUNAAN ALAT KESELAMATAN
NO PEKERJAAN BAHAYA RISIKO Legal Kemungkinan Keparahan Total KATEGORI RISIKO PENGENDALIAN
Person Jenis Alat Keselamatan Vol Sat
a b axb
Kaki terantuk batu bata Luka memar Kep.174/Kepmen/1986 2 2 4 (Risiko ringan) - Menggunakan safety shoes boots karet 4 Orang Safety goggles 4 buah
Tentang keselamatan & Mungkin dapat - Menggunakan hand gloves katun (surveyor, Safety shoes boots 4 pasang
kesehatan kerja pada diterima, akan tetapi - Menggunakan masker assisten Hand gloves 4 pasang
tempat kerja konstruksi perlu diadakan penin- - Menggunakan safety goggles surveyor, Masker 4 buah
jauan ulang terhadap pelaksana,
pekerjaan tukang)
(diperlukan peman-
tauan)
Tertimpa batu bata Luka memar Kep.104/KPTS/1986 2 2 4 (Risiko ringan) a mnggunakan safety helmet 6 Orang Safety goggles 6 buah
Tetang keselamatan kerja dan Mungkin dapat b menggunakan hand gloves (tukang Safety shoes boots 6 pasang
kesehatan kerja pada tempat diterima, akan tetapi c memeberikan proteksi berupa safety net pekerja) Hand gloves 6 pasang
kerja konstruksi perlu diadakan penin- Masker 6 buah
jauan ulang terhadap
pekerjaan
(diperlukan peman-
tauan)
Tangan tergores potongan Luka sayat Per.01/Permen/1980 3 1 3 (Risiko berat) Penggunaan hand gloves katun 4 orang hand gloves katun 4 pasang
Tile Tentang keselamatan Diperlukan perhatian (pekerja)
kerja pada konstruksi dari pihak manajemen
bangunan pekerjaan harus dite-
tapkan ulang atau
atau dilakukan
upaya pengendalian
di tempat kerja
untuk mengurangi
risiko
NILAI RISIKO PENGGUNAAN ALAT KESELAMATAN
NO PEKERJAAN BAHAYA RISIKO Legal Kemungkinan Keparahan Total KATEGORI RISIKO PENGENDALIAN
Person Jenis Alat Keselamatan Vol Sat
a b axb
IV. 8 Pekerjaan Pengecatan Terkena cat iritasi kulit Per.01/Permen/1980 5 1 5 (Risiko ringan) - Mengetahui tata cara pemakaian dan penyimpanan 8 orang Hand gloves 8 pasang
Tentang keselamatan Mungkin dapat cat (tukang, pelaksana) khusus pengecoran
kerja pada konstruksi diterima, akan tetapi - menggunakan hand gloves lateks terbuat dari bahan lateks
bangunan perlu diadakan penin-
jauan ulang terhadap
pekerjaan
(diperlukan peman-
tauan)
Gangguan pernapasan Kep.51/Kepmen/1999 4 1 4 (Risiko ringan) a memakaia masker berfilter carbon 8 orang masker carbon 8 buah
Tentang nilai ambang batas Mungkin dapat b Pekerja tidak terpapar terus menerus pada cat (tukang, pelaksana) Hand gloves 8 pasang
faktor fisika di tempat kerja diterima, akan tetapi diberikan waktu istirahat setelah 1 jam khusus pengecoran
perlu diadakan penin- terbuat dari bahan lateks
jauan ulang terhadap
pekerjaan
(diperlukan peman-
tauan)
Jatuh dari ketinggian Patah tulang, terkilir Per.01/Permen/1980 3 4 12 (Risiko berat) * Bekerja pada ketinggian di atas 1,5 m 10 Orang Masker 8 buah
saat pengecatan luar Tentang keselamatan Diperlukan perhatian harus menggunakan body harnees Safety gloves 8 pasang
di lantai 2 dan 3 kerja pada konstruksi dari pihak manajemen * Ring D pada pengait body harness harus Safety helmet 8 buah
bangunan pekerjaan harus dite- dikaitkan pada tempat yang adekuat yang Safety shoes 10 pasang
tapkan ulang atau berkedudukan di atas tubuh pemakai Body harness 4 set
atau dilakukan * Dilakukan oleh orang yang tidak takut Scaffolding 2 set
upaya pengendalian ketinggian Tangga 1 set
di tempat kerja * Meenggunakan safety helmet
untuk mengurangi * Alat yang digunakan untuk bekerja di atas
risiko ketinggian harus dalam keadaan yang
proper dan adekuat, seperti: tangga,
scaffolding
* Tangga berkaki dua digunakan untuk
pekerjan dengan ketinggian < 1,5 m
* Sedangkan scaffolding digunakan untuk
pekerjaan ketinggian > 1,5 m
IV. 1 Pekerjaan Lantai Material bobokan terkena Iritasi mata Per.01/Permen/1980 2 3 6 (Risiko sedang) Memakai safety goggles 5 orang Safety goggles 5 buah
mata Tentang keselamatan Pekerjaan boleh dite- (tukang, pekerja)
kerja pada konstruksi ruskan dengan kepu-
bangunan tusan manajemen &
telah dikonsultaskikan
dengan tenaga ahli
dan tim penilai
Tangan ttrekena pecahan Luka ringan hingga Kep.104/KPTS/1986 3 2 6 (Risiko sedang) a Orang yang melakukan pekerjaan ini adalah orang 8 Orang Hand gloves cotton 8 pasang
tile menyebabkan tetanus Tentang keselamatan kerja dan Pekerjaan boleh dite- yang berpengalaman (tukang kayu) (tukang, Goggles 8 pasang
kesehatan kerja pada tempat ruskan dengan kepu- b Menggunakan hand dloves cotton (sarung tangan yang pekerja, Safety helmet 8 set
kegiatan konstruksi tusan manajemen & terbuat dari bahan katun) pelaksana) Masker 8 buah
telah dikonsultaskikan c Penyediaan obat-obtan P3K
dengan tenaga ahli d Bekerja sesuai standar operasi teknis
dan tim penilai
NILAI RISIKO PENGGUNAAN ALAT KESELAMATAN
NO PEKERJAAN BAHAYA RISIKO Legal Kemungkinan Keparahan Total KATEGORI RISIKO PENGENDALIAN
Person Jenis Alat Keselamatan Vol Sat
a b axb
Terpeleset Terkilir Kep.174/Kepmen/1986 4 1 4 (Risiko ringan) a Menggunakan safety shoes karet 6 orang Safety helmet 6 set
saat pemasangan lantai Tentang keselamatan & Mungkin dapat b Memastikan area kerja tidak licin (tiukang, pekerja) safety shoes karet 6 pasang
kamar mandi kesehatan kerja pada diterima, akan tetapi c Adpun area kerja yang sedang dilakukan pengerjaan
tempat kerja konstruksi perlu diadakan penin- harap untuk diberi tanda "awas lantai licin"
jauan ulang terhadap
pekerjaan
(diperlukan peman-
tauan)
Debu urugan pasir Gangguan pernapasan Kep.51/Kepmen/1999 2 1 2 (Risiko ringan) - Memakai masker kain 4 Orang Hand gloves 4 pasang
bawah lantai Tentang nilai ambang batas Mungkin dapat - Pembasahan debu sesuai dengan arah (surveyor, Safety goggles 4 buah
faktor fisika di tempat kerja diterima, akan tetapi mata angin assisten Masker 4 buah
perlu diadakan penin- surveyor,
jauan ulang terhadap pelaksana,
pekerjaan tukang)
(diperlukan peman-
tauan)
Gangguan penglihatan Per.01/Permen/1980 1 2 2 (Risiko ringan) - Memakai masker kain 4 Orang Hand gloves 4 pasang
Tentang keselamatan Mungkin dapat - Pembasahan debu sesuai dengan arah (surveyor, Safety goggles 4 buah
kerja pada konstruksi diterima, akan tetapi mata angin assisten Masker 4 buah
bangunan perlu diadakan penin- surveyor,
jauan ulang terhadap pelaksana,
pekerjaan tukang)
(diperlukan peman-
tauan)
IV. 2 Pekerjaan Dinding Debu pasangan bata Gangguan pernapasan Per.01/Permen/1980 1 2 2 (Risiko ringan) - Memakai masker kain 4 Orang Hand gloves 4 pasang
merah Tentang keselamatan Mungkin dapat - Pembasahan debu sesuai dengan arah (surveyor, Safety goggles 4 buah
kerja pada konstruksi diterima, akan tetapi mata angin assisten Masker 4 buah
bangunan perlu diadakan penin- surveyor,
jauan ulang terhadap pelaksana,
pekerjaan tukang)
(diperlukan peman-
tauan)
Gangguan penglihatan Per.01/Permen/1980 1 2 2 (Risiko ringan) - Memakai masker kain 4 Orang Hand gloves 4 pasang
Tentang keselamatan Mungkin dapat - Pembasahan debu sesuai dengan arah (surveyor, Safety goggles 4 buah
kerja pada konstruksi diterima, akan tetapi mata angin assisten Masker 4 buah
bangunan perlu diadakan penin- surveyor,
jauan ulang terhadap pelaksana,
pekerjaan tukang)
(diperlukan peman-
tauan)
Kaki terantuk batu bata Luka memar Kep.174/Kepmen/1986 2 2 4 (Risiko ringan) - Menggunakan safety shoes boots karet 4 Orang Safety goggles 4 buah
Tentang keselamatan & Mungkin dapat - Menggunakan hand gloves katun (surveyor, Safety shoes boots 4 pasang
kesehatan kerja pada diterima, akan tetapi - Menggunakan masker assisten Hand gloves 4 pasang
tempat kerja konstruksi perlu diadakan penin- - Menggunakan safety goggles surveyor, Masker 4 buah
jauan ulang terhadap pelaksana,
pekerjaan tukang)
(diperlukan peman-
tauan)
NILAI RISIKO PENGGUNAAN ALAT KESELAMATAN
NO PEKERJAAN BAHAYA RISIKO Legal Kemungkinan Keparahan Total KATEGORI RISIKO PENGENDALIAN
Person Jenis Alat Keselamatan Vol Sat
a b axb
Tertimpa batu bata Luka memar Kep.104/KPTS/1986 2 2 4 (Risiko ringan) a mnggunakan safety helmet 6 Orang Safety goggles 6 buah
Tetang keselamatan kerja dan Mungkin dapat b menggunakan hand gloves (tukang Safety shoes boots 6 pasang
kesehatan kerja pada tempat diterima, akan tetapi c memeberikan proteksi berupa safety net pekerja) Hand gloves 6 pasang
kerja konstruksi perlu diadakan penin- Masker 6 buah
jauan ulang terhadap
pekerjaan
(diperlukan peman-
tauan)
Kerobohan scaffolding Luka benturan Per.01/Permen/1980 2 4 8 (Risiko sedang) a Menghindari kemiringan pada scaffolding 8 Orang Safety nett 8 set
Tentang keselamatan Pekerjaan boleh dite- b Menghindari penempatan scaffolding pada pondasi lemah (tukang, Rambu, Tanda 1 set
kerja pada konstruksi ruskan dengan kepu- c Memastikan scaffolding dalam kondisi layak pakai pekerja, Helm 8 set
bangunan tusan manajemen & dan proper pelaksana) Safety shoes 8 pasang
telah dikonsultaskikan d Menghindari penempatan beban berat di atas scaffolding Masker 8 buah
dengan tenaga ahli e Menghindari pergeseran secara keras pada lantai licin Gloves 8 pasang
dan tim penilai dan bergelombang
f Melakukan inspeksi berkala scaffolding
Jatuh dari ketinggian Patah tulang, terkilir Per.03/Permen/1998 3 4 12 (Risiko berat) - Bekerja dengan menggunakan body harness & Ring D 8 Orang Safety nett 8 set
Luka berat Tentang tata cara pelaporan dan Diperlukan perhatian dikaitkan pada tempat yang berkedudukan di atas tubuh (tukang, Rambu, Tanda 1 set
pemeriksaan kecelakaan kerja dari pihak manajemen pemakai dan adekuat pekerja, Helm 8 set
pekerjaan harus dite- - Dilakukan oleh orang yang tidak takut ketinggian pelaksana) Safety shoes 8 pasang
tapkan ulang atau - Melakukan pekerjaan sesuai dengan Standart operation Masker 8 buah
atau dilakukan procedure Gloves 8 pasang
upaya pengendalian - Memeriksa kelayakan peralatan kerja (tangga, scaffolding,
di tempat kerja towing crane, hoist)
untuk mengurangi - Memberi sign / tanda "hati-Hati sedang ada Pekerjaan
risiko di atas Ketinggian"
- Penggunaan safety helmet
- Menghindari kemiringan saat pendirian perancah /
scaffolding
- Menghindari penempatan scaffolding pada pondasi yang
kurang adekuat
- Menghindari pemakaian peralatan kerja seperti tangga,
scaffolding yang berkarat dan lapuk
- Inspeksi berkala peralatan kerja
- Memeberikan proteksi kerja seperti safety nett
untuuk menghindari kejatuhan material dari atas ke
bawah
Terpeleset saat pemasangan Terkilir Kep.174/Kepmen/1986 2 4 8 (Risiko sedang) a Menggunakan safety shoes karet 6 orang Safety helmet 6 set
dinding kamar mandi Tentang keselamatan & Pekerjaan boleh dite- b Memastikan area kerja tidak licin (tiukang, pekerja) safety shoes karet 6 pasang
kesehatan kerja pada ruskan dengan kepu- c Adpun area kerja yang sedang dilakukan pengerjaan
tempat kerja konstruksi tusan manajemen & harap untuk diberi tanda "awas lantai licin"
telah dikonsultaskikan
dengan tenaga ahli
dan tim penilai
NILAI RISIKO PENGGUNAAN ALAT KESELAMATAN
NO PEKERJAAN BAHAYA RISIKO Legal Kemungkinan Keparahan Total KATEGORI RISIKO PENGENDALIAN
Person Jenis Alat Keselamatan Vol Sat
a b axb
IV. 3 Pekerjaan Pintu dan Acces- Tangan tersayat Luka sayat Kep.104/KPTS/1986 3 2 6 (Risiko sedang) Menggunakana hand gloves 6 orang Hand gloves 6 obuah
sories kayu dan multipleks Tetang keselamatan kerja dan Pekerjaan boleh dite- (tukang, pekerja)
kesehatan kerja pada tempat ruskan dengan kepu-
kerja konstruksi tusan manajemen &
telah dikonsultaskikan
dengan tenaga ahli
dan tim penilai
Tangan tergores alat Luka sayat Per.01/Permen/1980 3 2 6 (Risiko sedang) Penggunaan hand gloves katun 4 orang hand gloves katun 4 pasang
pemotong alminium Tentang keselamatan Pekerjaan boleh dite- (pekerja)
kerja pada konstruksi ruskan dengan kepu-
bangunan tusan manajemen &
telah dikonsultaskikan
dengan tenaga ahli
dan tim penilai
Gram alminium saat Gangguan pernapasan Per.01/Permen/1980 2 4 8 (Risiko sedang) - Memakai masker karbon 4 Orang Hand gloves 4 pasang
pemotongan Tentang keselamatan Pekerjaan boleh dite- - Pembasahan debu sesuai dengan arah (surveyor, Safety goggles 4 buah
kerja pada konstruksi ruskan dengan kepu- mata angin assisten Masker 4 buah
bangunan tusan manajemen & surveyor,
telah dikonsultaskikan pelaksana,
dengan tenaga ahli tukang)
dan tim penilai
Gangguan penglihatan Per.01/Permen/1980 3 2 6 (Risiko sedang) - Memakai masker berfilter carbon 4 Orang Hand gloves 4 pasang
Tentang keselamatan Pekerjaan boleh dite- - Pembasahan debu sesuai dengan arah (surveyor, Safety goggles 4 buah
kerja pada konstruksi ruskan dengan kepu- mata angin assisten Masker 4 buah
bangunan tusan manajemen & surveyor,
telah dikonsultaskikan pelaksana,
dengan tenaga ahli tukang)
dan tim penilai
IV. 4 Pekerjaan Jendela dan Acces- Tangan tergores alat Luka sayat Per.01/Permen/1980 3 2 6 (Risiko sedang) Penggunaan hand gloves katun 4 orang hand gloves katun 4 pasang
sories pemotong alminium Tentang keselamatan Pekerjaan boleh dite- (pekerja)
kerja pada konstruksi ruskan dengan kepu-
bangunan tusan manajemen &
telah dikonsultaskikan
dengan tenaga ahli
dan tim penilai
Gram alminium saat Gangguan pernapasan Per.01/Permen/1980 2 4 8 (Risiko sedang) - Memakai masker karbon 4 Orang Hand gloves 4 pasang
pemotongan Tentang keselamatan Pekerjaan boleh dite- - Pembasahan debu sesuai dengan arah (surveyor, Safety goggles 4 buah
kerja pada konstruksi ruskan dengan kepu- mata angin assisten Masker 4 buah
bangunan tusan manajemen & surveyor,
telah dikonsultaskikan pelaksana,
dengan tenaga ahli tukang)
dan tim penilai
NILAI RISIKO PENGGUNAAN ALAT KESELAMATAN
NO PEKERJAAN BAHAYA RISIKO Legal Kemungkinan Keparahan Total KATEGORI RISIKO PENGENDALIAN
Person Jenis Alat Keselamatan Vol Sat
a b axb
Gangguan penglihatan Per.01/Permen/1980 3 2 6 (Risiko sedang) - Memakai masker berfilter carbon 4 Orang Hand gloves 4 pasang
Tentang keselamatan Pekerjaan boleh dite- - Pembasahan debu sesuai dengan arah (surveyor, Safety goggles 4 buah
kerja pada konstruksi ruskan dengan kepu- mata angin assisten Masker 4 buah
bangunan tusan manajemen & surveyor,
telah dikonsultaskikan pelaksana,
dengan tenaga ahli tukang)
dan tim penilai
Jatuh dari ketinggian Patah tulang, terkilir Per.03/Permen/1998 3 5 15 (Risiko berat) - Bekerja dengan menggunakan body harness & Ring D 8 Orang Safety nett 8 set
saat pemasangan jendela Luka berat Tentang tata cara pelaporan dan Diperlukan perhatian dikaitkan pada tempat yang berkedudukan di atas tubuh (tukang, Rambu, Tanda 1 set
pemeriksaan kecelakaan kerja dari pihak manajemen pemakai dan adekuat pekerja, Helm 8 set
pekerjaan harus dite- - Dilakukan oleh orang yang tidak takut ketinggian pelaksana) Safety shoes 8 pasang
tapkan ulang atau - Melakukan pekerjaan sesuai dengan Standart operation Masker 8 buah
atau dilakukan procedure Gloves 8 pasang
upaya pengendalian - Memeriksa kelayakan peralatan kerja (tangga, scaffolding,
di tempat kerja towing crane, hoist)
untuk mengurangi - Memberi sign / tanda "hati-Hati sedang ada Pekerjaan
risiko di atas Ketinggian"
- Penggunaan safety helmet
- Menghindari kemiringan saat pendirian perancah /
scaffolding
- Menghindari penempatan scaffolding pada pondasi yang
kurang adekuat
- Menghindari pemakaian peralatan kerja seperti tangga,
scaffolding yang berkarat dan lapuk
- Inspeksi berkala peralatan kerja
- Memeberikan proteksi kerja seperti safety nett
untuuk menghindari kejatuhan material dari atas ke
bawah
Tangan tersayat kaca Luka sayat Kep.104/KPTS/1986 3 3 9 (Risiko sedang) Menggunakana hand gloves 6 orang Hand gloves 6 obuah
Tetang keselamatan kerja dan Pekerjaan boleh dite- (tukang, pekerja)
kesehatan kerja pada tempat ruskan dengan kepu-
kerja konstruksi tusan manajemen &
telah dikonsultaskikan
dengan tenaga ahli
dan tim penilai
IV. 5 Pekerjaan Plafond tangan tertusuk pecahan Luka sayat Per.01/Permen/1980 2 4 8 (Risiko sedang) Penggunaan hand gloves katun 4 orang hand gloves katun 4 pasang
metal furing Tentang keselamatan Pekerjaan boleh dite- (pekerja)
kerja pada konstruksi ruskan dengan kepu-
bangunan tusan manajemen &
telah dikonsultaskikan
dengan tenaga ahli
dan tim penilai
Tangan tergores alat Luka sayat Per.01/Permen/1980 3 1 3 (Risiko berat) Penggunaan hand gloves katun 4 orang hand gloves katun 4 pasang
pemotong rangka hollow Tentang keselamatan Diperlukan perhatian (pekerja)
kerja pada konstruksi dari pihak manajemen
bangunan pekerjaan harus dite-
tapkan ulang atau
atau dilakukan
upaya pengendalian
di tempat kerja
untuk mengurangi
risiko
NILAI RISIKO PENGGUNAAN ALAT KESELAMATAN
NO PEKERJAAN BAHAYA RISIKO Legal Kemungkinan Keparahan Total KATEGORI RISIKO PENGENDALIAN
Person Jenis Alat Keselamatan Vol Sat
a b axb
Gram metal furing Gangguan pernapasan Per.01/Permen/1980 3 2 6 (Risiko sedang) - Memakai masker karbon 4 Orang Hand gloves 4 pasang
Tentang keselamatan Pekerjaan boleh dite- - Pembasahan debu sesuai dengan arah (surveyor, Safety goggles 4 buah
kerja pada konstruksi ruskan dengan kepu- mata angin assisten Masker 4 buah
bangunan tusan manajemen & surveyor,
telah dikonsultaskikan pelaksana,
dengan tenaga ahli tukang)
dan tim penilai
Gangguan penglihatan Per.01/Permen/1980 3 3 9 (Risiko sedang) - Memakai masker berfilter carbon 4 Orang Hand gloves 4 pasang
Tentang keselamatan Pekerjaan boleh dite- - Pembasahan debu sesuai dengan arah (surveyor, Safety goggles 4 buah
kerja pada konstruksi ruskan dengan kepu- mata angin assisten Masker 4 buah
bangunan tusan manajemen & surveyor,
telah dikonsultaskikan pelaksana,
dengan tenaga ahli tukang)
dan tim penilai
Kejatuhan material besi Kep.174/Kepmen/1986 2 5 10 (Risiko berat) - Melakukan engineering survey: 8 Orang Safety nett 8 set
hollow Tentang keselamatan & Diperlukan perhatian a. Merencanakan metode, peralatan & tenaga yang (tukang, Rambu, Tanda 1 set
kesehatan kerja pada dari pihak manajemen akan dipergunakan untuk pembuatan direksi keet serta pekerja, Helm 8 set
tempat kerja konstruksi pekerjaan harus dite- pengamanan kepentingan publik pelaksana) Safety shoes 8 pasang
tapkan ulang atau b. Membuat jalan yang aman untuk lalu lintas Masker 8 buah
atau dilakukan pekerja Gloves 8 pasang
upaya pengendalian c. Memastikan semua saluran arus listrik dalam
di tempat kerja kondisi mati saat pelaksanaan pembuatan direksi keet
untuk mengurangi saluran air dan gas dalam kondisi mati / tertutup
risiko Jika dipandang membahayakan, maka aliran
listrik, saluran air dan gas dapat
dipindahkan ke lokasi sementara
d Menyiapkan pelayanan kecelakaan kerja :
petugas P3K, rujukan RS, kendaraan untuk
mengangkut & alat komunikasi
e. Memasang barikade, pagar pengaman
f Menggunakan safety helmet
g. Melakukan induksi ke pekerja baik yang akan melakukan
pekerjaan di atas ketinggian maupun pekerja yang berada
di bawahnya
Kerobohan scaffolding Luka benturan Per.01/Permen/1980 3 4 12 (Risiko berat) a Menghindari kemiringan pada scaffolding 8 Orang Safety nett 8 set
Tentang keselamatan Diperlukan perhatian b Menghindari penempatan scaffolding pada pondasi lemah (tukang, Rambu, Tanda 1 set
kerja pada konstruksi dari pihak manajemen c Memastikan scaffolding dalam kondisi layak pakai pekerja, Helm 8 set
bangunan pekerjaan harus dite- dan proper pelaksana) Safety shoes 8 pasang
tapkan ulang atau d Menghindari penempatan beban berat di atas scaffolding Masker 8 buah
atau dilakukan e Menghindari pergeseran secara keras pada lantai licin Gloves 8 pasang
upaya pengendalian dan bergelombang
di tempat kerja f Melakukan inspeksi berkala scaffolding
untuk mengurangi
risiko
NILAI RISIKO PENGGUNAAN ALAT KESELAMATAN
NO PEKERJAAN BAHAYA RISIKO Legal Kemungkinan Keparahan Total KATEGORI RISIKO PENGENDALIAN
Person Jenis Alat Keselamatan Vol Sat
a b axb
IV. 6 Pekerjaan Tangga Kepala tertimpa Tangga Luka sedang hingga luka Kep.104/KPTS/1986 3 3 9 (Risiko sedang) a Menggunakan safety helmet 8 Orang Masker 8 buah
berat Tentang keselamatan & Pekerjaan boleh dite- b Orang yang melakukan pekerjaan adalah tukang kayu Safety gloves 8 pasang
kesehatan kerja pada ruskan dengan kepu- orang yang sudah berpengalaman (tukang Safety helmet 8 buah
tempat kerja konstruksi tusan manajemen & kayu)
telah dikonsultaskikan c Menggunakan hand gloves cotton
dengan tenaga ahli d Penyediaan obat-obatan P3K
dan tim penilai e Bekerja sesuai SOP (standart operation
procedure)
Jatuh dari ketinggian Patah tulang, terkilir Per.01/Permen/1980 3 4 12 (Risiko berat) * Bekerja pada ketinggian di atas 1,5 m 10 Orang Masker 8 buah
saat pemasangan Tangga Tentang keselamatan Diperlukan perhatian harus menggunakan body harnees Safety gloves 8 pasang
kerja pada konstruksi dari pihak manajemen * Ring D pada pengait body harness harus Safety helmet 8 buah
bangunan pekerjaan harus dite- dikaitkan pada tempat yang adekuat yang Safety shoes 10 pasang
tapkan ulang atau berkedudukan di atas tubuh pemakai Body harness 4 set
atau dilakukan * Dilakukan oleh orang yang tidak takut Scaffolding 2 set
upaya pengendalian ketinggian Tangga 1 set
di tempat kerja * Meenggunakan safety helmet
untuk mengurangi * Alat yang digunakan untuk bekerja di atas
risiko ketinggian harus dalam keadaan yang
proper dan adekuat, seperti: tangga,
scaffolding
* Tangga berkaki dua digunakan untuk
pekerjan dengan ketinggian < 1,5 m
* Sedangkan scaffolding digunakan untuk
pekerjaan ketinggian > 1,5 m
Kejatuhan material Luka memar Per.03/Permen/1998 3 3 9 (Risiko sedang) - membatasi area kerja yang dibawah sejauh all pekerja Safety nett 1 set
dari atas Pekerjaan boleh dite- radius qo m dari pekerjaan yang berada Rambu 1 set
ruskan dengan kepu- di atas ketinggian pekerjaan ketinggian
tusan manajemen & - Menggunakan safety helmet safety helmet all pekerja
telah dikonsultaskikan - Induksi ke pekerja baik yang akan mela-
dengan tenaga ahli kukan pekerjaan di atas ketinggian maupun
dan tim penilai pekerja yang berada di atas
- Pemasangan safety nett untuk area dimana
dibawah pekerjaan terdapat lalu lalang
orang, safety nett ini dimaksudkan
untuk menghindari jatuhnya material
ke bawah
- Pemasangan rambu "Awas ada Pekerjaan
Di atas Ketinggian"
Debu adukan semen Gangguan pernapasan Kep.51/Kepmen/1999 2 1 2 (Risiko ringan) - Memakai masker kain 4 Orang Hand gloves 4 pasang
Cor Beton K 250 Tentang nilai ambang batas Mungkin dapat - Pembasahan debu sesuai dengan arah (surveyor, Safety goggles 4 buah
faktor fisika di tempat kerja diterima, akan tetapi mata angin assisten Masker 4 buah
perlu diadakan penin- surveyor,
jauan ulang terhadap pelaksana,
pekerjaan tukang)
(diperlukan peman-
tauan)
Gangguan penglihatan Per.01/Permen/1980 1 2 2 (Risiko ringan) - Memakai masker kain 4 Orang Hand gloves 4 pasang
Tentang keselamatan Mungkin dapat - Pembasahan debu sesuai dengan arah (surveyor, Safety goggles 4 buah
kerja pada konstruksi diterima, akan tetapi mata angin assisten Masker 4 buah
bangunan perlu diadakan penin- surveyor,
jauan ulang terhadap pelaksana,
pekerjaan tukang)
(diperlukan peman-
tauan)
NILAI RISIKO PENGGUNAAN ALAT KESELAMATAN
NO PEKERJAAN BAHAYA RISIKO Legal Kemungkinan Keparahan Total KATEGORI RISIKO PENGENDALIAN
Person Jenis Alat Keselamatan Vol Sat
a b axb
IV. 7 Pekerjaan Railing Jatuh dari ketinggian Patah tulang, terkilir Per.01/Permen/1980 3 4 12 (Risiko berat) * Bekerja pada ketinggian di atas 1,5 m 10 Orang Masker 8 buah
saat pemasangan railing Tentang keselamatan Diperlukan perhatian harus menggunakan body harnees Safety gloves 8 pasang
kerja pada konstruksi dari pihak manajemen * Ring D pada pengait body harness harus Safety helmet 8 buah
bangunan pekerjaan harus dite- dikaitkan pada tempat yang adekuat yang Safety shoes 10 pasang
tapkan ulang atau berkedudukan di atas tubuh pemakai Body harness 4 set
atau dilakukan * Dilakukan oleh orang yang tidak takut Scaffolding 2 set
upaya pengendalian ketinggian Tangga 1 set
di tempat kerja * Meenggunakan safety helmet
untuk mengurangi * Alat yang digunakan untuk bekerja di atas
risiko ketinggian harus dalam keadaan yang
proper dan adekuat, seperti: tangga,
scaffolding
* Tangga berkaki dua digunakan untuk
pekerjan dengan ketinggian < 1,5 m
* Sedangkan scaffolding digunakan untuk
pekerjaan ketinggian > 1,5 m
Kejatuhan material Luka memar Per.03/Permen/1998 3 3 9 (Risiko sedang) - membatasi area kerja yang dibawah sejauh all pekerja Safety nett 1 set
dari atas Pekerjaan boleh dite- radius qo m dari pekerjaan yang berada Rambu 1 set
ruskan dengan kepu- di atas ketinggian pekerjaan ketinggian
tusan manajemen & - Menggunakan safety helmet safety helmet all pekerja
telah dikonsultaskikan - Induksi ke pekerja baik yang akan mela-
dengan tenaga ahli kukan pekerjaan di atas ketinggian maupun
dan tim penilai pekerja yang berada di atas
- Pemasangan safety nett untuk area dimana
dibawah pekerjaan terdapat lalu lalang
orang, safety nett ini dimaksudkan
untuk menghindari jatuhnya material
ke bawah
- Pemasangan rambu "Awas ada Pekerjaan
Di atas Ketinggian"
Tangan tergores potongan Luka sayat Per.01/Permen/1980 3 1 3 (Risiko berat) Penggunaan hand gloves katun 4 orang hand gloves katun 4 pasang
Railing Tentang keselamatan Diperlukan perhatian (pekerja)
kerja pada konstruksi dari pihak manajemen
bangunan pekerjaan harus dite-
tapkan ulang atau
atau dilakukan
upaya pengendalian
di tempat kerja
untuk mengurangi
risiko
Gram yang ditimbulkan Gangguan pernapasan Per.01/Permen/1980 3 2 6 (Risiko sedang) - Memakai masker karbon 4 Orang Hand gloves 4 pasang
pemotongan bahan untuk Tentang keselamatan Pekerjaan boleh dite- - Pembasahan debu sesuai dengan arah (surveyor, Safety goggles 4 buah
railing kerja pada konstruksi ruskan dengan kepu- mata angin assisten Masker 4 buah
bangunan tusan manajemen & surveyor,
telah dikonsultaskikan pelaksana,
dengan tenaga ahli tukang)
dan tim penilai
Gangguan penglihatan Per.01/Permen/1980 3 3 9 (Risiko sedang) - Memakai masker berfilter carbon 4 Orang Hand gloves 4 pasang
Tentang keselamatan Pekerjaan boleh dite- - Pembasahan debu sesuai dengan arah (surveyor, Safety goggles 4 buah
kerja pada konstruksi ruskan dengan kepu- mata angin assisten Masker 4 buah
bangunan tusan manajemen & surveyor,
telah dikonsultaskikan pelaksana,
dengan tenaga ahli tukang)
dan tim penilai
IV. 8 Pekerjaan Pengecatan Terkena cat iritasi kulit Per.01/Permen/1980 5 1 5 (Risiko ringan) - Mengetahui tata cara pemakaian dan penyimpanan 8 orang Hand gloves 8 pasang
Tentang keselamatan Mungkin dapat cat (tukang, pelaksana) khusus pengecoran
NILAI RISIKO PENGGUNAAN ALAT KESELAMATAN
NO PEKERJAAN BAHAYA RISIKO Legal Kemungkinan Keparahan Total KATEGORI RISIKO PENGENDALIAN
Person Jenis Alat Keselamatan Vol Sat
a b axb
kerja pada konstruksi diterima, akan tetapi - menggunakan hand gloves lateks terbuat dari bahan lateks
bangunan perlu diadakan penin-
jauan ulang terhadap
pekerjaan
(diperlukan peman-
tauan)
Gangguan pernapasan Kep.51/Kepmen/1999 4 1 4 (Risiko ringan) a memakaia masker berfilter carbon 8 orang masker carbon 8 buah
Tentang nilai ambang batas Mungkin dapat b Pekerja tidak terpapar terus menerus pada cat (tukang, pelaksana) Hand gloves 8 pasang
faktor fisika di tempat kerja diterima, akan tetapi diberikan waktu istirahat setelah 1 jam khusus pengecoran
perlu diadakan penin- terbuat dari bahan lateks
jauan ulang terhadap
pekerjaan
(diperlukan peman-
tauan)
Jatuh dari ketinggian Patah tulang, terkilir Per.01/Permen/1980 3 4 12 (Risiko berat) * Bekerja pada ketinggian di atas 1,5 m 10 Orang Masker 8 buah
saat pengecatan luar Tentang keselamatan Diperlukan perhatian harus menggunakan body harnees Safety gloves 8 pasang
di lantai 2 dan 3 kerja pada konstruksi dari pihak manajemen * Ring D pada pengait body harness harus Safety helmet 8 buah
bangunan pekerjaan harus dite- dikaitkan pada tempat yang adekuat yang Safety shoes 10 pasang
tapkan ulang atau berkedudukan di atas tubuh pemakai Body harness 4 set
atau dilakukan * Dilakukan oleh orang yang tidak takut Scaffolding 2 set
upaya pengendalian ketinggian Tangga 1 set
di tempat kerja * Meenggunakan safety helmet
untuk mengurangi * Alat yang digunakan untuk bekerja di atas
risiko ketinggian harus dalam keadaan yang
proper dan adekuat, seperti: tangga,
scaffolding
* Tangga berkaki dua digunakan untuk
pekerjan dengan ketinggian < 1,5 m
* Sedangkan scaffolding digunakan untuk
pekerjaan ketinggian > 1,5 m
NILAI RISIKO PENGGUNAAN ALAT KESELAMATAN
NO PEKERJAAN BAHAYA RISIKO Legal Kemungkinan Keparahan Total KATEGORI RISIKO PENGENDALIAN
Person Jenis Alat Keselamatan Vol Sat
a b axb
IV. 9 Pekerjaan Water Proofing Terkena bahan water iritasi kulit Per.01/Permen/1980 5 1 5 (Risiko ringan) - Mengetahui tata cara pemakaian dan penyimpanan 8 orang Hand gloves 8 pasang
proofing Tentang keselamatan Mungkin dapat cat (tukang, pelaksana) khusus pengecoran
kerja pada konstruksi diterima, akan tetapi - menggunakan hand gloves lateks terbuat dari bahan lateks
bangunan perlu diadakan penin-
jauan ulang terhadap
pekerjaan
(diperlukan peman-
tauan)
Gangguan pernapasan Kep.51/Kepmen/1999 4 1 4 (Risiko ringan) a memakaia masker berfilter carbon 8 orang masker carbon 8 buah
Tentang nilai ambang batas Mungkin dapat b Pekerja tidak terpapar terus menerus pada cat (tukang, pelaksana) Hand gloves 8 pasang
faktor fisika di tempat kerja diterima, akan tetapi diberikan waktu istirahat setelah 1 jam khusus pengecoran
perlu diadakan penin- terbuat dari bahan lateks
jauan ulang terhadap
pekerjaan
(diperlukan peman-
tauan)
D PEKERJAAN ATAP
1 Water Proofing Terkena bahan water iritasi kulit Per.01/Permen/1980 5 1 5 (Risiko ringan) - Mengetahui tata cara pemakaian dan penyimpanan 8 orang Hand gloves 8 pasang
proofing Tentang keselamatan Mungkin dapat cat (tukang, pelaksana) khusus pengecoran
kerja pada konstruksi diterima, akan tetapi - menggunakan hand gloves lateks terbuat dari bahan lateks
bangunan perlu diadakan penin-
jauan ulang terhadap
pekerjaan
(diperlukan peman-
tauan)
Gangguan pernapasan Kep.51/Kepmen/1999 4 1 4 (Risiko ringan) a memakaia masker berfilter carbon 8 orang masker carbon 8 buah
Tentang nilai ambang batas Mungkin dapat b Pekerja tidak terpapar terus menerus pada cat (tukang, pelaksana) Hand gloves 8 pasang
faktor fisika di tempat kerja diterima, akan tetapi diberikan waktu istirahat setelah 1 jam khusus pengecoran
perlu diadakan penin- terbuat dari bahan lateks
jauan ulang terhadap
pekerjaan
(diperlukan peman-
tauan)
F. 1 FIXTURE, FURNISHING
& EQUIPMENT
a. Pemasangan closet jongkok Tangan terjepit saat Luka sayat Per.01/Permen/1980 3 1 3 (Risiko berat) Penggunaan hand gloves katun 4 orang hand gloves katun 4 pasang
pemasangan closet Tentang keselamatan Diperlukan perhatian (pekerja)
duduk kerja pada konstruksi dari pihak manajemen
bangunan pekerjaan harus dite-
tapkan ulang atau
atau dilakukan
upaya pengendalian
di tempat kerja
untuk mengurangi
risiko
Kaki terjepit saat Luka memar Kep.174/Kepmen/1986 2 2 4 (Risiko ringan) - Menggunakan safety shoes boots karet 4 Orang Safety goggles 4 buah
pemasangan closet duduk Tentang keselamatan & Mungkin dapat - Menggunakan hand gloves katun (surveyor, Safety shoes boots 4 pasang
kesehatan kerja pada diterima, akan tetapi - Menggunakan masker assisten Hand gloves 4 pasang
tempat kerja konstruksi perlu diadakan penin- - Menggunakan safety goggles surveyor, Masker 4 buah
jauan ulang terhadap pelaksana,
pekerjaan tukang)
(diperlukan peman-
tauan)
Ergonomis saat pengang- Nyeri punggung Kep.104/KPTS/1986 2 2 4 (Risiko ringan) - Menghindari posisi tubuh jongkok / mem- 2 Orang Safety helmet 2 buah
katan closet duduk dan Tentang keselamatan & Mungkin dapat bungkuk yang terlalu lama safety shoes 2 pasang
pemasangan nya dengan kesehatan kerja pada diterima, akan tetapi - Tidak mengangkat beban melebihi
NILAI RISIKO PENGGUNAAN ALAT KESELAMATAN
NO PEKERJAAN BAHAYA RISIKO Legal Kemungkinan Keparahan Total KATEGORI RISIKO PENGENDALIAN
Person Jenis Alat Keselamatan Vol Sat
a b axb
jongkok tempat kerja konstruksi perlu diadakan penin- kapasitas otot / daya tegang otot
jauan ulang terhadap - Tidak mengangkat beban berat yang ber-
pekerjaan tumpu pada tulang belakang
(diperlukan peman-
tauan)
NILAI RISIKO PENGGUNAAN ALAT KESELAMATAN
NO PEKERJAAN BAHAYA RISIKO Legal Kemungkinan Keparahan Total KATEGORI RISIKO PENGENDALIAN
Person Jenis Alat Keselamatan Vol Sat
a b axb
b. Pemasangan wastafel Terpeleset Patah tulang / sendi terkilir Kep.104/KPTS/1986 1 5 5 (Risiko ringan) a Menggunakan safety shoes karet 3 Orang Safety gloves 3 pasang
Tentang keselamatan & Mungkin dapat b Pemberian sign & symbol "awas licin" tukang Safety helmet 3 buah
kesehatan kerja pada diterima, akan tetapi plumbing Safety shoes 3 pasang
tempat kerja konstruksi perlu diadakan penin-
jauan ulang terhadap
pekerjaan
(diperlukan peman-
tauan)
Tangan terkena perkakas Luka sayat Per.01/Permen/1980 3 1 3 (Risiko berat) Penggunaan hand gloves katun 4 orang hand gloves katun 4 pasang
kerja saat pemasangan Tentang keselamatan Diperlukan perhatian (pekerja)
wastafel kerja pada konstruksi dari pihak manajemen
bangunan pekerjaan harus dite-
tapkan ulang atau
atau dilakukan
upaya pengendalian
di tempat kerja
untuk mengurangi
risiko
c. Pemasangan soap holder Tangan terjepit saat Luka sayat Per.01/Permen/1980 3 1 3 (Risiko berat) Penggunaan hand gloves katun 4 orang hand gloves katun 4 pasang
dan Kran wastafel pemasangan jet washer Tentang keselamatan Diperlukan perhatian (pekerja)
serta Kran dinding kerja pada konstruksi dari pihak manajemen
bangunan pekerjaan harus dite-
tapkan ulang atau
atau dilakukan
upaya pengendalian
di tempat kerja
untuk mengurangi
risiko
d. Pemasangan floordrain Terpeleset Patah tulang / sendi terkilir Kep.104/KPTS/1986 1 5 5 (Risiko ringan) a Menggunakan safety shoes karet 3 Orang Safety gloves 3 pasang
Tentang keselamatan & Mungkin dapat b Pemberian sign & symbol "awas licin" tukang Safety helmet 3 buah
kesehatan kerja pada diterima, akan tetapi plumbing Safety shoes 3 pasang
tempat kerja konstruksi perlu diadakan penin-
jauan ulang terhadap
pekerjaan
(diperlukan peman-
tauan)
Ergonomis saat jongkok Nyeri punggung Kep.104/KPTS/1986 2 2 4 (Risiko ringan) - Menghindari posisi tubuh jongkok / mem- 2 Orang Safety helmet 2 buah
pemasanngan floordrain Tentang keselamatan & Mungkin dapat bungkuk yang terlalu lama safety shoes 2 pasang
kesehatan kerja pada diterima, akan tetapi - Tidak mengangkat beban melebihi
tempat kerja konstruksi perlu diadakan penin- kapasitas otot / daya tegang otot
jauan ulang terhadap - Tidak mengangkat beban berat yang ber-
pekerjaan tumpu pada tulang belakang
(diperlukan peman-
tauan)
I. Pekerjaan Air Bersih dan Air Terpeleset Patah tulang / sendi terkilir Kep.104/KPTS/1986 1 5 5 (Risiko ringan) a Menggunakan safety shoes karet 3 Orang Safety gloves 3 pasang
Kotor / Air Bekas Tentang keselamatan & Mungkin dapat b Pemberian sign & symbol "awas licin" tukang Safety helmet 3 buah
kesehatan kerja pada diterima, akan tetapi plumbing Safety shoes 3 pasang
tempat kerja konstruksi perlu diadakan penin-
jauan ulang terhadap
pekerjaan
(diperlukan peman-
tauan)
Ergonomis saat mengerjakan Nyeri punggung Kep.104/KPTS/1986 2 2 4 (Risiko ringan) - Menghindari posisi tubuh jongkok / mem- 2 Orang Safety helmet 2 buah
sistem plumbing Tentang keselamatan & Mungkin dapat bungkuk yang terlalu lama safety shoes 2 pasang
NILAI RISIKO PENGGUNAAN ALAT KESELAMATAN
NO PEKERJAAN BAHAYA RISIKO Legal Kemungkinan Keparahan Total KATEGORI RISIKO PENGENDALIAN
Person Jenis Alat Keselamatan Vol Sat
a b axb
kesehatan kerja pada diterima, akan tetapi - Tidak mengangkat beban melebihi
tempat kerja konstruksi perlu diadakan penin- kapasitas otot / daya tegang otot
jauan ulang terhadap - Tidak mengangkat beban berat yang ber-
pekerjaan tumpu pada tulang belakang
(diperlukan peman-
tauan)
NILAI RISIKO PENGGUNAAN ALAT KESELAMATAN
NO PEKERJAAN BAHAYA RISIKO Legal Kemungkinan Keparahan Total KATEGORI RISIKO PENGENDALIAN
Person Jenis Alat Keselamatan Vol Sat
a b axb
Kejatuhan pipa Luka memar Per.03/Permen/1998 3 3 9 (Risiko sedang) - membatasi area kerja yang dibawah sejauh all pekerja Safety nett 1 set
dari atas Pekerjaan boleh dite- radius qo m dari pekerjaan yang berada Rambu 1 set
ruskan dengan kepu- di atas ketinggian pekerjaan ketinggian
tusan manajemen & - Menggunakan safety helmet safety helmet all pekerja
telah dikonsultaskikan - Induksi ke pekerja baik yang akan mela-
dengan tenaga ahli kukan pekerjaan di atas ketinggian maupun
dan tim penilai pekerja yang berada di atas
- Pemasangan safety nett untuk area dimana
dibawah pekerjaan terdapat lalu lalang
orang, safety nett ini dimaksudkan
untuk menghindari jatuhnya material
ke bawah
- Pemasangan rambu "Awas ada Pekerjaan
Di atas Ketinggian"
Kepala tertimpa Luka sedang hingga luka Kep.104/KPTS/1986 3 3 9 (Risiko sedang) a Menggunakan safety helmet 8 Orang Masker 8 buah
pipa pvc saat pengesetan berat Tentang keselamatan & Pekerjaan boleh dite- b Orang yang melakukan pekerjaan adalah tukang kayu Safety gloves 8 pasang
pipa kesehatan kerja pada ruskan dengan kepu- orang yang sudah berpengalaman (tukang Safety helmet 8 buah
tempat kerja konstruksi tusan manajemen & kayu)
telah dikonsultaskikan c Menggunakan hand gloves cotton
dengan tenaga ahli d Penyediaan obat-obatan P3K
dan tim penilai e Bekerja sesuai SOP (standart operation
procedure)
Kerusakan propertis Kep.174/Kepmen/1986 3 2 6 (Risiko sedang) - Pengaturan workshop kayu, kayu harus 4 Orang Masker 4 buah
Tentang keselamatan & Pekerjaan boleh dite- ditata sedemikian rupa agar kayu tidak loading kayu Safety gloves 4 pasang
kesehatan kerja pada ruskan dengan kepu- bercampur dengan material lain
tempat kerja konstruksi tusan manajemen & - Teknik penumpukan kayu untuk alasnya
telah dikonsultaskikan harus diberi bantalan agar tidak menyentuh
dengan tenaga ahli tanah secara langsung
dan tim penilai - Pemberian sekat agar kayu yang tertumpuk
tidak mengalami longsoran serta memper
hatikan batas ketinggian penumpukan kayu
yang tidak melebihi 1,5 m
Tangan tertusuk alat Luka sedang hingga meng- Per.01/Permen/1980 3 1 3 (Risiko ringan) * Orang yang melakukan pekerjaan adalah 8 Orang Masker 8 buah
saat pengesetan akibatkan tetanus Tentang keselamatan Mungkin dapat orang yang sudah berpengalaman (tukang tukang kayu Safety gloves 8 pasang
kerja pada konstruksi diterima, akan tetapi kayu)
bangunan perlu diadakan penin- * Menggunakan hand gloves cotton
jauan ulang terhadap * Penyediaan obat-obatan P3K
pekerjaan * Bekerja sesuai SOP (standart operation
(diperlukan peman- procedure)
tauan)
2 Pekerjaan Pemipaan, Fitting Tangan tertusuk alat Luka sedang hingga meng- Per.01/Permen/1980 3 1 3 (Risiko ringan) * Orang yang melakukan pekerjaan adalah 8 Orang Masker 8 buah
dan Valve Sistem Distribusi saat pengesetan akibatkan tetanus Tentang keselamatan Mungkin dapat orang yang sudah berpengalaman (tukang tukang kayu Safety gloves 8 pasang
Air Bersih kerja pada konstruksi diterima, akan tetapi kayu)
a. Pemipaan Lantai 1,2 dan 3 bangunan perlu diadakan penin- * Menggunakan hand gloves cotton
jauan ulang terhadap * Penyediaan obat-obatan P3K
pekerjaan * Bekerja sesuai SOP (standart operation
(diperlukan peman- procedure)
tauan)
NILAI RISIKO PENGGUNAAN ALAT KESELAMATAN
NO PEKERJAAN BAHAYA RISIKO Legal Kemungkinan Keparahan Total KATEGORI RISIKO PENGENDALIAN
Person Jenis Alat Keselamatan Vol Sat
a b axb
3 Pekerjaan Pemipaan & Fitting Ergonomis saat mengerjakan Nyeri punggung Kep.104/KPTS/1986 2 2 4 (Risiko ringan) - Menghindari posisi tubuh jongkok / mem- 2 Orang Safety helmet 2 buah
Sistem Air Kotor, Air Buangan, sistem plumbing Tentang keselamatan & Mungkin dapat bungkuk yang terlalu lama safety shoes 2 pasang
dan Ventilasi kesehatan kerja pada diterima, akan tetapi - Tidak mengangkat beban melebihi
a. Pemipaan di lantai 1, 2 dan 3 tempat kerja konstruksi perlu diadakan penin- kapasitas otot / daya tegang otot
jauan ulang terhadap - Tidak mengangkat beban berat yang ber-
pekerjaan tumpu pada tulang belakang
(diperlukan peman-
tauan)
Jatuh dari ketinggian Patah tulang, terkilir Per.03/Permen/1998 3 4 12 (Risiko berat) - Bekerja dengan menggunakan body harness & Ring D 8 Orang Safety nett 8 set
saat pengesetan pipa Luka berat Tentang tata cara pelaporan dan Diperlukan perhatian dikaitkan pada tempat yang berkedudukan di atas tubuh (tukang, Rambu, Tanda 1 set
di lantai 2 dan 3 pemeriksaan kecelakaan kerja dari pihak manajemen pemakai dan adekuat pekerja, Helm 8 set
pekerjaan harus dite- - Dilakukan oleh orang yang tidak takut ketinggian pelaksana) Safety shoes 8 pasang
tapkan ulang atau - Melakukan pekerjaan sesuai dengan Standart operation Masker 8 buah
atau dilakukan procedure Gloves 8 pasang
upaya pengendalian - Memeriksa kelayakan peralatan kerja (tangga, scaffolding,
di tempat kerja towing crane, hoist)
untuk mengurangi - Memberi sign / tanda "hati-Hati sedang ada Pekerjaan
risiko di atas Ketinggian"
- Penggunaan safety helmet
- Menghindari kemiringan saat pendirian perancah /
scaffolding
- Menghindari penempatan scaffolding pada pondasi yang
kurang adekuat
- Menghindari pemakaian peralatan kerja seperti tangga,
scaffolding yang berkarat dan lapuk
- Inspeksi berkala peralatan kerja
- Memeberikan proteksi kerja seperti safety nett
untuuk menghindari kejatuhan material dari atas ke
bawah
4 Pekerjaan Pemipaan & Fitting Kerobohan scaffolding Luka benturan Per.01/Permen/1980 3 4 12 (Risiko berat) a Menghindari kemiringan pada scaffolding 8 Orang Safety nett 8 set
Sistem Drain Air Hujan Tentang keselamatan Diperlukan perhatian b Menghindari penempatan scaffolding pada pondasi lemah (tukang, Rambu, Tanda 1 set
kerja pada konstruksi dari pihak manajemen c Memastikan scaffolding dalam kondisi layak pakai pekerja, Helm 8 set
bangunan pekerjaan harus dite- dan proper pelaksana) Safety shoes 8 pasang
tapkan ulang atau d Menghindari penempatan beban berat di atas scaffolding Masker 8 buah
atau dilakukan e Menghindari pergeseran secara keras pada lantai licin Gloves 8 pasang
upaya pengendalian dan bergelombang
di tempat kerja f Melakukan inspeksi berkala scaffolding
untuk mengurangi
risiko
Jatuh dari ketinggian Patah tulang, terkilir Per.01/Permen/1980 3 4 12 (Risiko berat) * Bekerja pada ketinggian di atas 1,5 m 10 Orang Masker 8 buah
saat pemasangan Alumunium Tentang keselamatan Diperlukan perhatian harus menggunakan body harnees Safety gloves 8 pasang
Composite Panel kerja pada konstruksi dari pihak manajemen * Ring D pada pengait body harness harus Safety helmet 8 buah
bangunan pekerjaan harus dite- dikaitkan pada tempat yang adekuat yang Safety shoes 10 pasang
tapkan ulang atau berkedudukan di atas tubuh pemakai Body harness 4 set
atau dilakukan * Dilakukan oleh orang yang tidak takut Scaffolding 2 set
upaya pengendalian ketinggian Tangga 1 set
di tempat kerja * Meenggunakan safety helmet
untuk mengurangi * Alat yang digunakan untuk bekerja di atas
risiko ketinggian harus dalam keadaan yang
proper dan adekuat, seperti: tangga,
scaffolding
* Tangga berkaki dua digunakan untuk
pekerjan dengan ketinggian < 1,5 m
* Sedangkan scaffolding digunakan untuk
pekerjaan ketinggian > 1,5 m
NILAI RISIKO PENGGUNAAN ALAT KESELAMATAN
NO PEKERJAAN BAHAYA RISIKO Legal Kemungkinan Keparahan Total KATEGORI RISIKO PENGENDALIAN
Person Jenis Alat Keselamatan Vol Sat
a b axb
Kejatuhan material Luka memar Per.03/Permen/1998 3 3 9 (Risiko sedang) - membatasi area kerja yang dibawah sejauh all pekerja Safety nett 1 set
dari atas Pekerjaan boleh dite- radius qo m dari pekerjaan yang berada Rambu 1 set
ruskan dengan kepu- di atas ketinggian pekerjaan ketinggian
tusan manajemen & - Menggunakan safety helmet safety helmet all pekerja
telah dikonsultaskikan - Induksi ke pekerja baik yang akan mela-
dengan tenaga ahli kukan pekerjaan di atas ketinggian maupun
dan tim penilai pekerja yang berada di atas
- Pemasangan safety nett untuk area dimana
dibawah pekerjaan terdapat lalu lalang
orang, safety nett ini dimaksudkan
untuk menghindari jatuhnya material
ke bawah
- Pemasangan rambu "Awas ada Pekerjaan
Di atas Ketinggian"
PEKERJAAN FIRE Tangan terjepit valve Luka sedang hingga meng- Per.01/Permen/1980 3 1 3 (Risiko ringan) * Orang yang melakukan pekerjaan adalah 8 Orang Masker 8 buah
HYDRANT hydrant akibatkan tetanus Tentang keselamatan Mungkin dapat orang yang sudah berpengalaman (tukang Safety gloves 8 pasang
kerja pada konstruksi diterima, akan tetapi kayu)
bangunan perlu diadakan penin- * Menggunakan hand gloves cotton
jauan ulang terhadap * Penyediaan obat-obatan P3K
pekerjaan * Bekerja sesuai SOP (standart operation
(diperlukan peman- procedure)
tauan)
Terpeleset Patah tulang / sendi terkilir Kep.104/KPTS/1986 1 5 5 (Risiko ringan) a Menggunakan safety shoes karet 3 Orang Safety gloves 3 pasang
Tentang keselamatan & Mungkin dapat b Pemberian sign & symbol "awas licin" Safety helmet 3 buah
kesehatan kerja pada diterima, akan tetapi Safety shoes 3 pasang
tempat kerja konstruksi perlu diadakan penin-
jauan ulang terhadap
pekerjaan
(diperlukan peman-
tauan)
Jatuh dari ketinggian Patah tulang, terkilir Per.03/Permen/1998 3 4 12 (Risiko berat) - Bekerja dengan menggunakan body harness & Ring D 8 Orang Safety nett 8 set
saat pengesetan valve Luka berat Tentang tata cara pelaporan dan Diperlukan perhatian dikaitkan pada tempat yang berkedudukan di atas tubuh (tukang, Rambu, Tanda 1 set
hydrant di lantai 2 dan 3 pemeriksaan kecelakaan kerja dari pihak manajemen pemakai dan adekuat pekerja, Helm 8 set
pekerjaan harus dite- - Dilakukan oleh orang yang tidak takut ketinggian pelaksana) Safety shoes 8 pasang
tapkan ulang atau - Melakukan pekerjaan sesuai dengan Standart operation Masker 8 buah
atau dilakukan procedure Gloves 8 pasang
upaya pengendalian - Memeriksa kelayakan peralatan kerja (tangga, scaffolding,
di tempat kerja towing crane, hoist)
untuk mengurangi - Memberi sign / tanda "hati-Hati sedang ada Pekerjaan
risiko di atas Ketinggian"
- Penggunaan safety helmet
- Menghindari kemiringan saat pendirian perancah /
scaffolding
- Menghindari penempatan scaffolding pada pondasi yang
kurang adekuat
- Menghindari pemakaian peralatan kerja seperti tangga,
scaffolding yang berkarat dan lapuk
- Inspeksi berkala peralatan kerja
- Memeberikan proteksi kerja seperti safety nett
untuuk menghindari kejatuhan material dari atas ke
bawah
NILAI RISIKO PENGGUNAAN ALAT KESELAMATAN
NO PEKERJAAN BAHAYA RISIKO Legal Kemungkinan Keparahan Total KATEGORI RISIKO PENGENDALIAN
Person Jenis Alat Keselamatan Vol Sat
a b axb
PEKERJAAN TATA Terjatuh dari ketinggian Patah tulang, terkilir Kep.75/Kepmen/2002 3 5 15 (Risiko berat) a Bekerja dengan menggunakan body harness dan Ring D 3 orang Body harness 3 set
UDARA saat pemasangan AC Split Tentang Persyaratan Umum Diperlukan perhatian disematkan pada bagian yang lebih tinggi dan adekuat (tukang electrical) Hand gloves cotton 3 pasang
Instalasi Listrik dari pihak manajemen b Memeriksa kelayakan scaffolding / tangga sebelum Goggles 3 pasang
pekerjaan harus dite- digunakan Safety helmet 3 set
tapkan ulang atau c Memastikan orang yang melakukan pekerjaan listrik Scaffoding 4 Set
atau dilakukan adalah orang yang electrical yang berpengalaman
upaya pengendalian d Memberi sign / tanda "hati-Hati sedang ada Pekerjaan
di tempat kerja di atas Ketinggian"
untuk mengurangi e Penggunaan safety helmet
risiko f Menghindari kemiringan saat pendirian perancah /
scaffolding
g Menghindari penempatan scaffolding pada pondasi yang
kurang adekuat
h Menghindari pemakaian peralatan kerja seperti tangga,
scaffolding yang berkarat dan lapuk
i Inspeksi berkala peralatan kerja
j Memeberikan proteksi kerja seperti safety nett
untuuk menghindari kejatuhan material dari atas ke
bawah
Tersengat arus listrik Luka bakar Kep.75/Kepmen/2002 3 5 15 (Risiko berat) - Isolasi kabel 3 Orang Hand gloves karet 3 pasang
Tentang persyaratan umum Diperlukan perhatian - Memastikan kabel dalam keadaan baik dan tak ada (mechanical, Sepatu safety karet 3 pasang
instalasi listrik di tmpat kerja dari pihak manajemen yang terkelupas electrical) Pakaian isolator 3 set
pekerjaan harus dite- - Bekerja saat cuaca kering Safety helmet 3 set
tapkan ulang atau - Memastikan LOTO (lock out take out) mematikan arus
atau dilakukan listrik dan memberikan sign bahwa listrik sedang
upaya pengendalian diperbaiki
di tempat kerja - Bekerja menggunakan bahan isolator (sepatu karet,
untuk mengurangi gloves karet khusus peredam aliran listrik, safety helmet)
risiko - Bekerja dengan tidak mengantongi barang yang bersignal
(HP, HT) korek api
PEKERJAAN LISTRIK Terjatuh dari ketinggian Patah tulang, terkilir Kep.75/Kepmen/2002 2 5 10 (Risiko berat) - Bekerja dengan menggunakan body harness & Ring D 3 orang Body harness 3 set
saat pemasangan Tentang Persyaratan Umum Diperlukan perhatian dikaitkan pada tempat yang berkedudukan di atas tubuh (tukang electrical) Hand gloves cotton 3 pasang
dan penarikan kabel Instalasi Listrik dari pihak manajemen pemakai dan adekuat Goggles 3 pasang
pekerjaan harus dite- - Dilakukan oleh orang yang tidak takut ketinggian Safety helmet 3 set
tapklan ulang atau - Melakukan pekerjaan sesuai dengan Standart operation Scaffoding 4 Set
dilakukan upaya procedure
pengendalian di tem- - Memeriksa kelayakan peralatan kerja (tangga, scaffolding,
pat kerja untuk towing crane, hoist)
mengurangi risiko - Memberi sign / tanda "hati-Hati sedang ada Pekerjaan
di atas Ketinggian"
- Penggunaan safety helmet
- Menghindari kemiringan saat pendirian perancah /
scaffolding
- Menghindari penempatan scaffolding pada pondasi yang
kurang adekuat
- Menghindari pemakaian peralatan kerja seperti tangga,
scaffolding yang berkarat dan lapuk
- Inspeksi berkala peralatan kerja
- Memeberikan proteksi kerja seperti safety nett
untuuk menghindari kejatuhan material dari atas ke
bawah
NILAI RISIKO PENGGUNAAN ALAT KESELAMATAN
NO PEKERJAAN BAHAYA RISIKO Legal Kemungkinan Keparahan Total KATEGORI RISIKO PENGENDALIAN
Person Jenis Alat Keselamatan Vol Sat
a b axb
Tersengat arus listrik Luka bakar Kep.75/Kepmen/2002 3 3 9 (Risiko sedang) - Isolasi kabel 3 Orang Hand gloves karet 3 pasang
saat pengaktifan daya listrik Tentang persyaratan umum Pekerjaan boleh dite- - Memastikan kabel dalam keadaan baik dan tak ada (mechanical, Sepatu safety karet 3 pasang
instalasi listrik di tmpat kerja ruskan dengan kepu- yang terkelupas electrical) Pakaian isolator 3 set
tusan manajemen & - Bekerja saat cuaca kering Safety helmet 3 set
telah dikonsultaskikan - Memastikan LOTO (lock out take out) mematikan arus
dengan tenaga ahli listrik dan memberikan sign bahwa listrik sedang
dan tim penilai diperbaiki
- Bekerja menggunakan bahan isolator (sepatu karet,
gloves karet khusus peredam aliran listrik, safety helmet)
- Bekerja dengan tidak mengantongi barang yang bersignal
(HP, HT) korek api
Tergelincir saat melakukan Terkilir, memar Kep.104/KPTS/1986 1 5 5 (Risiko ringan) a Tanah bekas galian diberi rambu /tanda agar tidak 4 Orang Hand gloves karet 4 pasang
penggalian untuk Tentang keselamatan & kesehatan Mungkin dapat dilewati orang (ahli plumbing, Sepatu safety karet 4 pasang
Grounding BC-50 mm2 kerja pada tempat konstruksi diterima, akan tetapi b Tanah timbunan bekas galian dibuat talud / dibuat tukang keduk/bor)
perlu diadakan penin- tidak terlalu curam untuk menghindari longsoran tanah
jauan ulang terhadap c Bekerja secara team dan tidak melakukan nya secara
pekerjaan sendiri
(diperlukan peman-
tauan)
Terhirup gas berbahaya Gangguan sistem saraf pusat Kep.51/Kepmen/1999 2 5 10 (Risiko berat) * Melakukan pengukuran gas sebulum masuk / bekerja 4 Orang Hand gloves karet 4 pasang
dari dalam pengedukan zat lemas, korban jiwa Tentang nilai ambang batas Diperlukan perhatian di dalam penggalian yang lebih dari 1 m. (ahli plumbing, Sepatu safety karet 4 pasang
untuk grounding BC-50mm2 faktor fisika di tempat kerja dari pihak manajemen Pengukuran gas disini dimaksudkan apakah gas-gas tukang keduk/bor) Breathing apparatus 1 set
misal : gas methan pekerjaan harus dite- berbahaya seperti gas methan masih berada di dalam
tapklan ulang atau nilai ambang batas (NAB) yang diperkenanakan
dilakukan upaya * Menggunakan SCBA (self containing breathing
pengendalian di tem- apparatus) apabila di dalam peggalian yang melebihi
pat kerja untuk kedalaman 1 m memiliki kandungan oksigen cukup
mengurangi risiko terbatas ( < 20 %) maka dianjurkan untuk menggunakan
breathing apparatus yang didalamnya terdapat supply
gas oksigen
* Pengaturan jam kerja. Hal ini berarti orang berada pada
sumur galian tidak boleh terlalu lama maksimal 15
menit dan harus diangkat kembali agar tersirkulasi
dengan udara di luar
* Memastikan apabila terdapat gas berbahaya yang mudah
meledak atau gas beracun lainnya di atas nilai ambang
batas yang diperkenankan maka dilakukan penetralan
gas didalamnya dengan berbagai cara teknis kimia.
atau gas yang berbahaya tersebut disedot untuk
untuk dinetralisir .
NILAI RISIKO PENGGUNAAN ALAT KESELAMATAN
NO PEKERJAAN BAHAYA RISIKO Legal Kemungkinan Keparahan Total KATEGORI RISIKO PENGENDALIAN
Person Jenis Alat Keselamatan Vol Sat
a b axb
PEKERJAAN CABLE Kaki terantuk gulungan Luka memar Kep.174/Kepmen/1986 2 3 6 (Risiko sedang) - Menggunakan safety shoes boots karet 4 Orang Safety goggles 4 buah
TRAY kabel NYY / NYFGBY Tentang keselamatan & Pekerjaan boleh dite- - Menggunakan hand gloves katun (surveyor, Safety shoes boots 4 pasang
kesehatan kerja pada ruskan dengan kepu- - Menggunakan masker assisten Hand gloves 4 pasang
tempat kerja konstruksi tusan manajemen & - Menggunakan safety goggles surveyor, Masker 4 buah
telah dikonsultaskikan pelaksana,
dengan tenaga ahli tukang)
dan tim penilai
Tangan terkena Luka ringan hingga Kep.104/KPTS/1986 3 3 9 (Risiko sedang) a Orang yang melakukan pekerjaan ini adalah orang 8 Orang Hand gloves cotton 8 pasang
pisau cutter saat menyebabkan tetanus Tentang keselamatan kerja dan Pekerjaan boleh dite- yang berpengalaman (tukang kayu) (tukang, Goggles 8 pasang
pengelupasan kabel untuk kesehatan kerja pada tempat ruskan dengan kepu- b Menggunakan hand dloves cotton (sarung tangan yang pekerja, Safety helmet 8 set
dilakukan penyambungan kegiatan konstruksi tusan manajemen & terbuat dari bahan katun) pelaksana) Masker 8 buah
telah dikonsultaskikan c Penyediaan obat-obtan P3K
dengan tenaga ahli d Bekerja sesuai standar operasi teknis
dan tim penilai
Kebakaran Luka bakar, korban Kep.186/MEN/1999 3 4 12 (Risiko berat) a area sekitar pengelasan harus bebas dari bahan bakar 5 Orang sarung tangan las 1 pasang
jiwa atau Diperlukan perhatian minyak topeng las 1 set
Per.04/MEN/1980 dari pihak manajemen b Bila menggunakan Acytilen + oksigen pastikan tabung kacamata las yang 1 buah
pekerjaan harus dite- berada dalam kondisi stabil berdiri bila perlu diikat memiliki filter kobalt
tapklan ulang atau agar tidak roboh biru
dilakukan upaya c Jarak pengelasan dengan tabung acetylen, oksigen, travo apron 1 stel
pengendalian di tem- las kurang lebih 1,5 m
pat kerja untuk d Terdapat APAR (alat pemadam api ringan)
mengurangi risiko 3 kg jenis dry powder untuk antisipasi
bila terjadi peercikan api
e Pengelasan dilakukan oleh oraang yang berpengalaman
f Menggunakan apron pengelasan, topeg las,
sarung tangan pengelasan
g Assisten pancang bekerja sama dengan tukang las pancang
untuk memberikan dan mengatur kapan pancang
siap untuk dilakukan pengelasan penyambungan
B. Pentanahan Tergelincir saat melakukan Terkilir, memar Kep.104/KPTS/1986 1 5 5 (Risiko ringan) a Tanah bekas galian diberi rambu /tanda agar tidak 4 Orang Hand gloves karet 4 pasang
penggalian untuk Tentang keselamatan & kesehatan Mungkin dapat dilewati orang (ahli plumbing, Sepatu safety karet 4 pasang
Grounding BC-50 mm2 kerja pada tempat konstruksi diterima, akan tetapi b Tanah timbunan bekas galian dibuat talud / dibuat tukang keduk/bor)
perlu diadakan penin- tidak terlalu curam untuk menghindari longsoran tanah
jauan ulang terhadap c Bekerja secara team dan tidak melakukan nya secara
pekerjaan sendiri
(diperlukan peman-
tauan)
NILAI RISIKO PENGGUNAAN ALAT KESELAMATAN
NO PEKERJAAN BAHAYA RISIKO Legal Kemungkinan Keparahan Total KATEGORI RISIKO PENGENDALIAN
Person Jenis Alat Keselamatan Vol Sat
a b axb
PEKERJAAN TELEPHONE Kejatuhan material Luka memar Per.03/Permen/1998 3 3 9 (Risiko sedang) - membatasi area kerja yang dibawah sejauh all pekerja Safety nett 1 set
dari atas Pekerjaan boleh dite- radius qo m dari pekerjaan yang berada Rambu 1 set
ruskan dengan kepu- di atas ketinggian pekerjaan ketinggian
tusan manajemen & - Menggunakan safety helmet safety helmet all pekerja
telah dikonsultaskikan - Induksi ke pekerja baik yang akan mela-
dengan tenaga ahli kukan pekerjaan di atas ketinggian maupun
dan tim penilai pekerja yang berada di atas
- Pemasangan safety nett untuk area dimana
dibawah pekerjaan terdapat lalu lalang
orang, safety nett ini dimaksudkan
untuk menghindari jatuhnya material
ke bawah
- Pemasangan rambu "Awas ada Pekerjaan
Di atas Ketinggian"
Ergonomis Nyeri punggung Kep.104/KPTS/1986 3 2 6 (Risiko sedang) - Menghindari posisi tubuh jongkok / mem- 2 Orang Safety helmet 2 buah
Tentang keselamatan & Pekerjaan boleh dite- bungkuk yang terlalu lama safety shoes 2 pasang
kesehatan kerja pada ruskan dengan kepu- - Tidak mengangkat beban melebihi
tempat kerja konstruksi tusan manajemen & kapasitas otot / daya tegang otot
telah dikonsultaskikan - Tidak mengangkat beban berat yang ber-
dengan tenaga ahli tumpu pada tulang belakang
dan tim penilai
Tangan terkena Luka ringan hingga Kep.104/KPTS/1986 3 3 9 (Risiko sedang) a Orang yang melakukan pekerjaan ini adalah orang 8 Orang Hand gloves cotton 8 pasang
pisau cutter saat menyebabkan tetanus Tentang keselamatan kerja dan Pekerjaan boleh dite- yang berpengalaman (tukang kayu) (tukang, Goggles 8 pasang
pengelupasan kabel untuk kesehatan kerja pada tempat ruskan dengan kepu- b Menggunakan hand dloves cotton (sarung tangan yang pekerja, Safety helmet 8 set
dilakukan penyambungan kegiatan konstruksi tusan manajemen & terbuat dari bahan katun) pelaksana) Masker 8 buah
telah dikonsultaskikan c Penyediaan obat-obtan P3K
dengan tenaga ahli d Bekerja sesuai standar operasi teknis
dan tim penilai
NILAI RISIKO PENGGUNAAN ALAT KESELAMATAN
NO PEKERJAAN BAHAYA RISIKO Legal Kemungkinan Keparahan Total KATEGORI RISIKO PENGENDALIAN
Person Jenis Alat Keselamatan Vol Sat
a b axb
SISTEM FIRE ALARM Terjatuh dari ketinggian Patah tulang, terkilir Kep.75/Kepmen/2002 2 5 10 (Risiko berat) * Bekerja pada ketinggian di atas 1,5 m 3 orang Body harness 3 set
saat pemasangan Tentang Persyaratan Umum Diperlukan perhatian harus menggunakan body harnees (tukang electrical) Hand gloves cotton 3 pasang
Fire alarm Instalasi Listrik dari pihak manajemen * Ring D pada pengait body harness harus Goggles 3 pasang
pekerjaan harus dite- dikaitkan pada tempat yang adekuat yang Safety helmet 3 set
tapklan ulang atau berkedudukan di atas tubuh pemakai Scaffoding 4 Set
dilakukan upaya * Dilakukan oleh orang yang tidak takut
pengendalian di tem- ketinggian
pat kerja untuk * Meenggunakan safety helmet
mengurangi risiko * Alat yang digunakan untuk bekerja di atas
ketinggian harus dalam keadaan yang
proper dan adekuat, seperti: tangga,
scaffolding
* Tangga berkaki dua digunakan untuk
pekerjan dengan ketinggian < 1,5 m
* Sedangkan scaffolding digunakan untuk
pekerjaan ketinggian > 1,5 m
Tergelincir saat melakukan Terkilir, memar Kep.104/KPTS/1986 1 5 5 (Risiko ringan) a Tanah bekas galian diberi rambu /tanda agar tidak 4 Orang Hand gloves karet 4 pasang
penggalian untuk Tentang keselamatan & kesehatan Mungkin dapat dilewati orang (ahli plumbing, Sepatu safety karet 4 pasang
Grounding BC-50 mm2 kerja pada tempat konstruksi diterima, akan tetapi b Tanah timbunan bekas galian dibuat talud / dibuat tukang keduk/bor)
perlu diadakan penin- tidak terlalu curam untuk menghindari longsoran tanah
jauan ulang terhadap c Bekerja secara team dan tidak melakukan nya secara
pekerjaan sendiri
(diperlukan peman-
tauan)
SISTEM INSTALASI Tangan tersayat Luka ringan hingga Kep.104/KPTS/1986 3 3 9 (Risiko sedang) a Orang yang melakukan pekerjaan ini adalah orang 8 Orang Hand gloves cotton 8 pasang
TATA SUARA perkakas kerja menyebabkan tetanus Tentang keselamatan kerja dan Pekerjaan boleh dite- yang berpengalaman (tukang kayu) (tukang, Goggles 8 pasang
kesehatan kerja pada tempat ruskan dengan kepu- b Menggunakan hand dloves cotton (sarung tangan yang pekerja, Safety helmet 8 set
kegiatan konstruksi tusan manajemen & terbuat dari bahan katun) pelaksana) Masker 8 buah
telah dikonsultaskikan c Penyediaan obat-obtan P3K
dengan tenaga ahli d Bekerja sesuai standar operasi teknis
dan tim penilai
Terjatuh dari ketinggian Patah tulang, terkilir Kep.75/Kepmen/2002 2 5 10 (Risiko berat) * Bekerja pada ketinggian di atas 1,5 m 3 orang Body harness 3 set
saat pemasangan Tentang Persyaratan Umum Diperlukan perhatian harus menggunakan body harnees (tukang electrical) Hand gloves cotton 3 pasang
Ceiling speaker Instalasi Listrik dari pihak manajemen * Ring D pada pengait body harness harus Goggles 3 pasang
pekerjaan harus dite- dikaitkan pada tempat yang adekuat yang Safety helmet 3 set
tapklan ulang atau berkedudukan di atas tubuh pemakai Scaffoding 4 Set
dilakukan upaya * Dilakukan oleh orang yang tidak takut
pengendalian di tem- ketinggian
pat kerja untuk * Meenggunakan safety helmet
mengurangi risiko * Alat yang digunakan untuk bekerja di atas
ketinggian harus dalam keadaan yang
proper dan adekuat, seperti: tangga,
scaffolding
* Tangga berkaki dua digunakan untuk
pekerjan dengan ketinggian < 1,5 m
* Sedangkan scaffolding digunakan untuk
pekerjaan ketinggian > 1,5 m
Kebisingan Tuli ringan sementara Kep.174/Kepmen/1986 2 3 6 (Risiko sedang) - Peggunaan ear muff / ear plug pada saat dilakukan 5 Orang Ear muff / ear plug 5 Set
Saat fixtures volume control Tentang keselamatan & Pekerjaan boleh dite- Goggles 5 pasang
kesehatan kerja pada ruskan dengan kepu- Safety helmet 5 set
tempat kerja konstruksi tusan manajemen & Masker 5 buah
telah dikonsultaskikan
dengan tenaga ahli
dan tim penilai
PEKERJAAN PERSIAPAN
PEKERJAAN PERSIAPAN
PEKERJAAN PERSIAPAN
PEKERJAAN PERSIAPAN
Bouwplank
ZERO ACCIDENT
Personil : - Pelaksana
- Operator alat berat
PEKERJAAN PERSIAPAN
Pembersihan
Identifikasi lapangan
Risiko dandari
Bahaya perataan
Pekerjaan
Pembersihan Lapangan & Perataan
ZERO
ACCIDENT
- Kora;
- Cat Scaffolding
Peralatan :- Palu
- Gergaji
- Scaffolding
- Tangga
- Cangkul
- Sekop
Personil :- Pekerja + Mandor
- Pelaksana
Direksi Keet
Identifikasi Risiko Bahaya dari Pekerjaan
Pembuatan Direksi Ket dan Gudang Kerja
ZERO ACCIDENT
PEKERJAAN PERSIAPAN
Air kerja
PEKERJAAN PERSIAPAN
Terpeleset
Kaki tersandung pipa
Tangan tersayat
Tersetrum arus teginggi saat setting listrik kerja
Terbakar
Panas kerja, khusus bagi pekerjaan yang berhubungan dengan
energi panas yang ditimbulkan dari pekerjaan listrik
Jatuh dari ketinggian saat penarikan kabel, jatuh dari ketinggian
saat pemasangan armature lampu
ZERO ACCIDENT
PEKERJAAN PERSIAPAN
V. PAGAR SEMENTARA
Pembuatan pagar sementara di area kerja bertujuan untuk
memudahkan pengamanan lokasi kerja dari kepentingan luar yang
tidak berhubungan dengan area kerja, serta memudahkan
pengamanan di dalam lokasi kerja
Material : - Kayu
- Seng gelombang
Peralatan :- Palu
- Gergaji
Personil : - Pekerja + Mandor
PEKERJAAN PERSIAPAN
Debu
Kaki terantuk material
Tangan tersayat seng,, tangan tersayat
gergaji saat pemotongan kayu
Terpeleset
ZERO
ACCIDENT
PEKERJAAN PERSIAPAN
- tukang kayu
- tukang las
- tukang listrik
- tukang pipa
- tukang taman
- operator alat berat
PEKERJAAN TANAH
I. PEERJAAN GALIAN TANAH UNTUK PONDASI DAN SLOOF
Cofferdam, dinding penahan rembesan (cut off Dalam setiap saat, bilamana pekerja
wall) atau cara lainnya untuk mengalihkan air atau orang lain berada dalam lokasi
di daerah galian harus dirancang sebagaimana galian, dimana kepala mereka, yang
mestinya dan cukup kuat untuk menjamin meskipun hanya kadang-kadang saja,
bahwa keruntuhan mendadak yang dapat berada di bawah permukaan tanah,
membanjiri tempat kerja dengan cepat, tidak maka Kontraktor harus menempatkan
akan terjadi seorang pengawas keamanan di lokasi
kerja yang tugasnya hanya memantau
keamanan. Sepanjang waktu
Semua galian terbuka harus diberi rambu penggalian, peralatan galian cadangan
peringatan dan penghalang (barikade) (yang belum dipakai) serta
yang cukup untuk mencegah pekerja atau perlengkapan P3K harus tersedia pada
orang lain terjatuh ke dalamnya, dan tempat kerja galian.
setiap galian terbuka pada lokasi jalur
lalu-lintas maupun lokasi bahu jalan
harus diberi rambu tambahan pada
malam hari
ZERO
ACCIDENT
Kami selaku pelaksana menyediakan pasokan Timbunan yang telah dipadatkan dan
air yang cukup untuk pengendalian kadar air memenuhi ketentuan yang disyaratkan,
timbunan selama operasi penghamparan dan menjadi jenuh akibat hujan atau banjir
pemadatan atau karena hal lain, biasanya tidak
memerlukan pekerjaan perbaikan asalkan
sifat-sifat bahan dan kerataan permukaan
masih memenuhi ketentuan.
ZERO ACCIDENT
PEKERJAAN PONDASI DALAM
Personil : - Mandor
- Tukang Batu
- Operator Alat Berat
- Surveyor
- Pelaksana
Material : - Sheet Pile PS.220 6S A 500
- Tiang pancang diameter 40 cm
Alat : - Hammer Tiang Pancang
- Crane 30 Ton
dasar yang kuat. diberi tali atau rantai listrik yang tidak diamankan
secukupnya sebelumnya.
Bila pemancangan
Cegah terbaliknya mesin Cegah tali keluar dari Roda pengerak pada
pemancang roda kerekan dengan mesin pancang harus
memasang sanggurdi diberi pengaman
atau cara lain yang aman
Tiang-tiang yang
dikerek dengan tali Bagian-bagian yang Mesin pancang harus
mengayun
PEKERJAAN PONDASI DALAM
PEKERJAAN BETON
5.
3.
1.
PEKERJAAN BETON
1 2
Pemasangan besi beton yang panjang Pada waktu memasang besi beton
harus dikerjakan oleh pekerja yang yang vertical, pekerja harus berhati-
cukup jumlahnya, terutama pada hati agar besi beton tidak
tempat yang tinggi, untuk mencegah melengkung misalnya dengan cara
besi beton tersebut meliuk / mengikatkan bambu atau kayu
melengkung dan jatuh sementara
3 4
Ujung-ujung besi beton yang sudah Memasang besi beton di tempat
5
Pengangkatan atau penurunan
ikatan besi beton harus mengikuti
prosedur operasi pesawat angkat
( crane )
PEKERJAAN BETON
6
Bila menggunakan pesawat angkat 7
Semua pekerja yang bekerja di
( kran / crane ) untuk mengangkat
tempat tinggi harus dilengkapi dan
atau menurunkan sejumlah besi
menggunakan sabuk pengaman,
beton, harus menggunakan alat
sarung tangan, sepatu lapangan ,
bantu angkat yang terbuat dari tali
helm dan alat pelindung diri lain
kabel baja ( sling ) untuk mengikat
yang diperlukan
besi beton menjadi satu dan pada
saat pengangkatan atau penurunan
harus dipandu oleh petugas
ZERO ACCIDENT
Pekerjaan Pembesian
PEKERJAAN BETON
6. Menara atau tiang yang dipergunakan untuk mengangkat adukan beton ( concrete bucket
towers ) harus dibangun dan diperkuat sedemikian rupa sehingga terjamin kestabilannya
7. Usaha pencegahan yang praktis harus dilakukan untuk menghindarkan terjadinya
kecelakaan selama pekerjaan persiapan dan pembangunan konstruksi beton
4. Sewaktu beton dipompa atau dicor, pipa-pipa termasuk penghubung atau sambungan dan
penguat harus kuat
5. Sewaktu proses pembekuan beton ( setting concrete ) harus terhindar dari goncangan dan
bahan kimia yang dapat mengurangi kekuatan
1. Sewaktu lempengan ( panel ) atau lembaran beton ( slab ) dipasang pada dudukannya.
2. Setiap ujung-ujung ( besi, kayu, bambu dll ) yang mencuat, harus dilengkungkan atau
ditutup
3. Proses pengecoran harus dilakukan dengan hati-hati untuk menjamin bekisting dan
perancah dapat memikul / menahan seluruh beban sampai beton mengeras
10. Konstruksi beton bertulang yang berat untuk kerangka atap dan kerangka atas lainya
harus didasarkan pada gambar rencana.
11. Selama pengerjaan harus dicatat data sehari-hari kemajuan pengerjaan termasuk data
yang mempengaruhi kekuatan beton berdasarkan waktu pengerjaanya.
PEKERJAAN BETON
1. Lantai kerja sementara yang berfungsi menahan pipa pemompa beton harus cukup kuat untuk
menumpu pipa yang sedang terisi dan pekerja-pekerja pada waktu yang bersamaan, dan memiliki
Pekerja yang
faktor pengaman bertugas
sedikitnya 4. mengoperasikan alat penyemprot harus memakai APD yang cukup
2. Pipa penyalur
antarabeton
lain :pompaan harus :
masker pelindung pernafasan, kaca mata pelindung debu, sarung tangan dan
a. Diangker pada ujungnya dan pada lengkungan-lengkungannya.
sepatu karet
a. Diujung atas diberi keran penyalur udara.
b. Terikat kuat dengan ujung penyemprot dengan mengunakan kerah terpaku atau cara lain yang
aman.
3. Bila pipa pemompa beton sedang dibersihkan dengan air atau udara bertekanan tinggi tidak boleh
disambung atau dilepas, dan pekerja yang tidak berkepentingan harus berada di tempat aman
4. Setiap permulaan pengantian kerja alat pengatur tekanan pada pompa-pompa harus diperiksa
PEKERJAAN BETON
Campuran semen dapat menyebabkan penyakit kulit. Iritasi dan alergi dapat
disebabkan oleh adanya kontak langsung dengan semen basah, dan apabila
paparan dalam waktu yang lama dapat menyebabkan kulit terbakar
PEKERJAAN BETON
7. Dalam pelaksanaan pekerjaan ditempat ketinggian ( >2m) beberapa hal yang harus
diperhatikan antara lain :
8. Menggunakan perancah ( scaffolding ) atau tangga besi permanen
9. Dilengkapi APD yang sesuai ( sabuk pengaman / safety belt ) untuk menjamin agar
tidak terjatuh. Tali sabuk pengaman harus cukup pendek agar tinggi jatuh bebas
tidak melebihi 1,5 meter
10. Jaring pengaman harus digunakan dan dipasang untuk mengantisipasi jatuhnya
benda-2 yang dapat menimpa orang di bawahnya
11. Tangga harus dipasang dan dipastikan sudah terikat kuat dan aman pada bagian
atasnya untuk mencegah pergerakan
12. Jangan memakai tangga yang dibuat sendiri yang tidak dapat dijamin mengenai
kekuatan dan keamanannya
13. Jangan sekali-kali menggunakan tangga susun dan sejenisnya yang belum pernah
diperiksa oleh petugas K-3 dan jika masih ragu-ragu, segera tanyakan kepada
petugas k3
14. Pasang pagar pembatas pada sekitar area kerja agar jangan ada orang yang tidak
berkepentingan masuk / berada pada area kerja
PEKERJAAN DINDING
PEKERJAAN DINDING
Pekerjaan Dinding
Bahan / Material :
Bata merah bermutu baik, pembakaran sempurna, bebas dari cacat dan
retak maksimal belah menjadi dua bagian produk lokal dan memenuhi
persyaratan PUBBI.
1. Pasir pasang tidak diharuskan sama seperti syarat pasir beton, kadar
lumpur yang boleh dikandung maksimal 10 % dan mempunyai
butiran antara 0 sampai 1 mm.
2. Semen yang dipakai memenuhi persyaratan N.I 18 Type menurut
ASTM dan memenuhi S.400 Standar Portland Cement.
3. Rosster beton kualitas bagus dan berbentuk sempurna
Adukan / Campuran :
Adukan trasraam 1 Pc : 5 Ps dilaksanakan untuk : Semua pasangan bata
merah
Pasangan pondasi serta tempat – tempat lainnya yang diperlukan
seperti pasangan dinding.
Semua Plesteran dinding dan afwerking permukaan beton
PEKERJAAN PINTU DAN JENDELA
Pekerjaan Kayu :
1. Semua pekerjaan kayu yang tampak harus diserut rata
dan licin hingga memberikan penyelesaian yang baik dan
sedikit penghalusan.
2. Kayu yang dipakai untuk seluruh pekerjaan kusen, pintu
dan jendela adalah kayu jambi dengan ukuran yang
tercantum dalam gambar, untuk kusen ukuran 5/14 cm
adalah ukuran jadi.
3. Penyambungan pada sudut kusen, daun pintu / jendela,
list kaca dengan tiang kusen harus betul – betul rapih,
tegak lurus dan tidak terdapat celah – celah.
Pekerjaan Pintu dan Jendela
4. Pekerjaan kusen yang berhubungan dengan bata dan
kolom setiap sisinya harus dipasang besi angker diameter
10 mm, sebanyak 3 buah sesuai gambar, alur – laur air
diberikan pada permukaan kusen yang berhubungan
dengan dinding / kolom setebal 1 cm luar dan dalam.
a. Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat bantu lainnya untuk
melaksanakan pekerjaan sehingga dapat dicapai hasil pekerjaan yang baik dan
sempurna.
a. Pekerjaan ini meliputi seluruh kusen pintu, kusen jendela, kusen bovenlicht
seperti yang dinyatakan/ ditunjukkan dalam gambar serta shop drawing dari
Kontraktor.
PEKERJAAN PINTU DAN JENDELA
2. Persyaratan Bahan
- Persyaratan bahan yang digunakan harus memenuhi uraian dan syarat-syarat dari
pekerjaan alumunium serta memenuhi ketentuan-ketentuan dari pabrik
yang bersangkutan.
- Konstruksi kusen alumunium yang dikerjakan seperti yang ditunjukkan dalam detail
gambar termasuk bentuk dan ukurannya.
- Bahan yang akan diproses fabrikasi harus diseleksi terlebih dahulu sesuai dengan
bentuk toleransi ukuran, ketebalan, kesi-kuan, kelengkungan dan pewarnaan yang
dipersyaratkan.
- Untuk keseragaman warna disyaratkan, sebelum proses fabrikasi warna profil-
profil harus diseleksi secermat mungkin. Kemudian pada waktu pabrikasi unit-unit,
jendela, pintu partisi dll, profil harus diseleksi lagi warnanya sehingga dalam tiap
unit didapatkan warna yang sama. Pekerjaan memotong, punch dan drill, dengan mesin
harus sedemikian rupa sehingga diperoleh hasil yang telah dirangkai
untuk jendela, dinding dan pintu mempunyai toleransi ukuran sebagai berikut :
o Untuk tinggi dan lebar 1 mm
o Untuk diagonal 2 mm
- Accessories
Sekrup dari stainless steel galvanized kepala tertanam, weather strip dari
vinyl, pengikat alat penggantung yang dihubungkan dengan alumunium
harus ditutup caulking dan sealant, angkur-angkur untuk rangka/ kusen
alumunium terbuat dari steel plate tebal 2-3 mm, dengan lapisan zink
tidak kurang dari (13) mikron sehingga dapat bergeser.
- Bahan Finishing
Treatment untuk permukaan kusen jendela dan daun pintu yang
bersentuhan dengan bahan alkaline seperti beton, aduk atau plester
dan bahan lainnya harus diberi lapisan finish dari laquer yang
PEKERJAAN PINTU DAN JENDELA
c. Semua frame/ kusen baik untuk dinding, jendela dan pintu dikerjakan secara fabrikasi dengan
teliti sesuai dengan ukuran dan kondisi lapangan agar hasilnya dapat dipertanggung jawabkan.
d. Pemotongan alumunium hendaknya dijauhkan dari material besi untuk menghindarkan
penempelan debu besi pada permukaannya. Didasarkan untuk mengerjakannya pada tempat
yang aman dengan hati-hati tanpa menyebabkan kerusakan pada permukaannya.
e. Akhir bagian kusen harus disambung dengan kuat dan teliti dengan sekrup, rivet, stap dan
harus cocok. Pengelasan harus rapi untuk memperoleh kualitas dan bentuk yang sesuai
dengan gambar.
f. Angkur-angkur untuk rangka/kusen alumunium terbuat dari steel plate setebal 2 - 3 mm dan
ditempatkan pada interval 600 mm.
PEKERJAAN PINTU DAN JENDELA
g. Penyekrupan harus dipasang tidak terlihat dari luar dengan sekrup anti
karat/stainless steel, sedemikian rupa sehingga hair line dari tiap sambungan
harus kedap air dan memenuhi syarat kekuatan terhadap air sebesar 1000 kg/m2.
H. Celah antara kaca dan sistem kusen alumunium harus ditutup oleh sealant
i. Disyaratkan bahwa kusen alumunium dilengkapi oleh kemungkinan-kemungkinan
sebagai berikut:
o Dapat menjadi kusen untuk dinding kaca mati.
o Dapat cocok dengan jendela geser, jendela putar, dll.
o Sistem kusen dapat menampung pintu kaca frameless.
i. Untuk sistem partisi, harus mampu moveable dipasang tanpa harus dimatikan
secara penuh yang merusak baik lantai maupun langit-langit.
k. Untuk fitting hard ware dan reinforcing materials yang mana kusen alumunium akan
kontak dengan besi, tembaga atau lainnya maka permukaan metal yang bersangkutan
harus diberi lapisan chormium untuk menghindari kontak korosi.
l. Toleransi pemasangan kusen alumunium disatu sisi dinding adalah 10-25 mm yang
kemudian diisi dengan beton ringan/grout.
m Untuk memperoleh kekedapan terhadap kebocoran udara terutama pada ruang yang
dikondisikan hendaknya ditempatkan mohair dan jika perlu dapat digunakan synthetic
rubber atau bahan dari synthetic resin. Penggunaan ini pada swing door .
n. Sekeliling tepi kusen yang terlihat berbatasan dengan dinding agar diberi sealant supaya
kedap air dan kedap udara.
o. Tepi bawah ambang kusen exterior agar dilengkapi flashing untuk penahan air hujan
PEKERJAAN PLAFOND
PEKERJAAN PLAFOND
Pekerjaan Plafond Gypsum Board
Rangka Hollow
Personil :
.- Mandor
- Kepala Tukang
- Tukang Kayu
- Pekerja
Material :
- Gypsum Board
- Rangka Hollow
- Kalsiboard
Sacffolding
PEKERJAAN LANTAI
PEKERJAAN LANTAI
Personil : - Mandor
o Kepala Tukang
o Tukang batu
o Pekerja
Material : - Semen PC
o Semen warna
o Pasir pasang
o Keramik
Adukan :
Adukan pekerjaan lantai keramik memakai perbandingan 1 Pc : 5 Ps dipakai untuk
pemasangan lantai keramik dan ketebalan aduk maksimal 3 cm. dan untuk
adukan rabat beton memekai 1 Pc : 3 Ps : 5 Kr dengan ketebalan rabat 7 cm.
Pelaksanaan Pekerjaan :
1. Pemasangan lantai keramik diatas urugan pasir T.5 cm, terlebih dahulu diteliti
dahulu kebenaran ukuran dan pasir urug dibawahnya serta kepadatan peil
yang ditentukan
2. Semua lantai keramik yang akan dipasang terlebih dahulu direndam dalam air,
pengisian siar – siar harus cukup merata dan padat ,setelah dibersihkan dari
kotoran, pemolesan siar – siar lantai dapat dilakukan dengan air semen
3. Pekerjaan lantai yang tidak lurus / tidak waterpass, turun naik dan retak harus
dibongkar dan diperbaiki atas biaya rekanan, lantai yang sudah terpasang
dipeil dan dibersihkan
PEKERJAAN PENGECATAN
PEKERJAAN PENGECATAN
1. Pengecatan dilaksanakan pada semua dinding yang tampak,
permukaan beton yang tidak dilindungi bahan lain, ringbalk dan langit
– langit.
2. Semua dinding langit – langit yang akan dicat diplamuur atau didempul
dari jenis yang sama dari cat tembok, dihlauskan dengan amplas
hingga licin dan rata
PEKERJAAN ATAP
Meliputi pekerjaan kolom, balok, plat atap,
konsol beton, pelapisan waterproofing plat
(membrane), trowel finisher lantai atap,
screeding atap)
1. Sebelum pengecoran dimulai, semua bagian-bagian yang akan dicor harus bersih dan
bebas dari kotoran-kotoran dan bagian beton yang lepas. Bagian-bagian yang akan
ditanam dalam beton harus sudah terpasang (pipa-pipa untuk instalasi listrik,
plumbing dan perlengkapan-perlengkapan lain).
2. Cetakan atau pasangan dinding yang akan berhubungan dengan beton harus dibasahi
dengan air sampai jenuh dan tulangan harus sudah terpasang dengan baik. Bidang-
bidang beton lama yang akan dicor harus dibuat kasar terlebih dahulu dan kemudian
dibersihkan dari segala kotoran yang lepas.
3. Sesaat sebelum beton dicor, maka bidang-bidang tersebut harus disapu dengan spesi
mortar dengan susunan yang sama seperti adukan beton dan air harus dibuang dari
semua bagian-bagian yang akan dicor.
5 Apabila pengecoran tidak memakai begisting kayu maka dasar permukaan yang akan
dicat harus diberi beton dengan adukan 1 pc : 3 ps : 5 krk setebal 5 cm.
PEKERJAAN ATAP
Pekerjaan Bekisting
hati agar tidak terjadi kotak dengan baja tulangan yang dapat
mengurangi daya lekat beton dan dengan tulangan.
PEKERJAAN ATAP
7. Dalam hal terjadi bentuk beton yang tidak sesuai dengan gambar rencana, akan
mengadakan perbaikan atau pembentulan kembali.
8. Permukaan beton harus bersih dari sisa-sisa kayu cetakan dan pada
bagian-bagian konstruksi yang terpendam dalam tanah, cetakan harus
dicabut dan dibersihkan sebelum pengurugan dilakukan.
9. Untuk permukan beton yang diharuskan exposed, maka wajib memfinishnya tanpa
pekerjaan tambah
PEKERJAAN ATAP
Pemadatan Beton
3. . Pada daerah penulangan yang rapat , penggetaran dilakukan dengan alat penggetar yang
mempunyai frekwensi tinggi (rpm tinggi) untuk menjamin pengisian beton dan pemadatan
yang baik.
4. Dalam hal penggunaan vibrator, maka slump dari beton boleh melebihi 12,5.
5. Jarum penggetar harus dimasukkan kedalam adukan vertikal, tetapi dalam keadaan khusus
boleh miring 45 derajat dan jarum vibrator tidak boleh digerakkan secara horizontal.
6. Alat penggetar tidak boleh disentuh pada tulangan-tulangan, terutama pada tulangan yang
telah masuk pada beton yang telah mulai mengeras, serta berjarak minimal 5 cm dari
bekisting.
7. Setelah sekitar jarum nampak mengkilap, maka secara perlahan-lahan harus ditarik, hal ini
tercapai setelah bergetar 30 detik (maksimal).
Penyelesaian Pengecoran
1. Semua permukaan jadi hasil pekerjaan beton harus rata, lurus tanpa ada bagian-
bagian yang membekas pada permukaan. Ujung-ujung atau sudut-sudut harus
berbentuk penuh dan tajam.
PEKERJAAN ATAP
1. Semua pekerjaan beton harus dirawat secara baik dengan cara yang disetujui oleh
Konsultan Pengawas. Setelah pengecoran dan selesai, permukaan beton yang tidak
tertutup oleh cetakan harus tetap dijaga kelembabannya dengan jalan membasahi secara
terus menerus selama 7 (tujuh) hari.
3. Cetakan beton yang tidak dilindungi terhadap penguapan dan belum dibongkar, selama
masa perawatan beton harus selalu dibasahi untuk mengurangi keretakan dan terjadinya
celah-celah pada sambungan.
4. Lantai beton atau permukaan beton lainnya yang tidak disebut di atas, harus dirawat
dengan jalan membasahi atau menutupi dengan membran yang basah.
PEKERJAAN RANGKA BAJA DAN PENUTUP
Persyaratan Konstruksi
a. Sambungan
Alat penyambung antar elemen rangka atap yang digunakan untuk
pabrikasi dan instalasi adalah baut menakik sendiri (self drilling screw).
composite panel.
benang, selang air, cutting well, gerinda, bor, gun sealant, steiger, dll.
Fabrikasi rangka dan alumunium composite panel sesuai ukuran gambar kerja.
Pasang benang untuk acuan pemasangan rangka dan alumunium composite panel.
ZERO ACCIDENT
PEKERJAAN MEKANIKAL & ELEKTRIKAL
Meliputi pekerjaan :
A. Air Bersih
D. Fire Alarm
E. Air Conditioning
F. Telepon
G. Sound System
H. Data
PEKERJAAN AIR BERSIH DAN AIR KOTOR
Persiapan
Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan pemipaan
instalasi air bersih dan air kotor.
Approval material yang akan digunakan.
Persiapan lahan kerja.
Sebelum pekerjaan dilaksanakan, terlebih dahulu material kerja dan
alat bantu kerja disiapkan.
Tentukan dan beri tanda Pasang pipa PVC kelas AW (diameter sesuai
jalur instalasi dan titik gambar kerja) beserta gate valve, fitting dan
outletnya. accessories lainnya sesuai dengan tanda
yang sudah dibuat.
ZERO ACCIDENT
PEKERJAAN AIR BERSIH DAN AIR KOTOR
Pipa air kotor meggunakan pipas PVC kelas AW yang tahan terhadap tekanan 10 bar,
penyambungan pipa menggunakan lem PVC yang kuat sehingga tidak mudah bocor
Pasang pipa PVC kelas AW (diameter sesuai gambar kerja) beserta gate
valve, fitting dan accessories lainnya sesuai dengan tanda yang sudah dibuat.
Pipa PVC yang horizontal digantung pada plat lantai beton menggunakan besi siku
dan pipa diikat pada besi siku supaya tidak bergerak saat menerima beban air.
Pipa air kotor vertikal ditanam pada dinding, dikerjakan pada saat dinding belum
diplester + aci. Pipa yang ditanam di dinding harus diklem supaya tidak bergerak
saat menerima beban air.
Untuk pipa yang melintasi lantai terutama lantai dasar, maka kedalaman pipa
harus cukup, minimal 50 cm supaya tidak mudah pecah
Pipa yang akan disambung, bagian ujungnya harus dibersihkan dengan ampelas
supaya sambungan dapat lengket dengan kuat.
Untuk lantai dasar, pipa air hujan diberi bantalan yang cukup kuat agar sambungan
tidak kendor akibat beban air hujan yang dapat menyebabkan kebocoran.
PEKERJAAN LISTRIK
PERSIAPAN
PEMASANGAN
SPARING
PEMASANGAN
INSTALASI
dimana pipa tersebut harus ditanam dulu pada dinding bata sebelum
dinding diplester. Supaya tidak mudah bergerak pada saat dinding
diplester, maka pipa yang ditanam diberi klem dengan jarak sekitar 1 m.
pipa pelindung conduit yang diberi perkuatan klem dengan jarak sekitar
1 m, hal ini dimaksudkan untuk memudahkan maintenance. Pemasangan
kabel horizontal harus sejajar, tidak boleh saling melintas.
PEKERJAAN LISTRIK
PEMASANGAN
PANEL
Panel listrik dipasang pada dinding yang sudah ditentukan, rata dan tidak
miring.
Semua kabel yang masuk ke dalam panel listrik diberi tanda sesuai
Pada sisi pintu panel bagian dalam harus dibuat diagram instalasinya
termasuk daya cadangan yang sudah direncanakan, hal ini perlu untuk
memudahkan bila ada perbaikan instalasi.
PEMASANGAN
FITING DAN
ARMATURE
PEMASANGAN
SAKLAR DAN STOP
KONTAK
Stop Kontak
Marking jalur conduit pada dinding dan bobok dinding bata, jangan lupa
gunakan cutter.
Pasang conduit dan inbow dos.
TESTING DAN
COMISIONING
Sirkuit yang dilindungi oleh ELCB harus diuji setiap 6 bulan sekali
4. Periksa Check Tag validity
Sebelum memakai alat listrik portable harus dilakukan visual inspection
(inspeksi kasat mata) dengan memeriksa check tag validity nya. Barangkali ada
kabel terkelupas, plug tidak lengkap, dan sebagainya.
Sirkuit yang dilindungi oleh ELCB harus diuji setiap 6 bulan sekali
Pada saat bekerja dengan listrik, maka salah satu hal yang harus kita
perhatikan adalah jangan sampai tubuh kita terhubung langsung dengan tanah.
Hal ini karena tanah adalah kutub negatif untuk setiap aliran listik, terutama
PLN.
Oleh karena itu, maka kita harus mencegah tubuh kita berhubungan dengan
tanah atau bumi
12. Selalu mengecek aliran listrik dengan test pen
Sebelum kita mengerjakan pekerjaan, maka kita harus yain kabel mana yang
berisi aliran listrik dan mana yang sebagai negatifnya.
Untuk hal tersebut maka kita gunakan test pen untuk membedakan kabel
positif dan negatifnya. Kita cek aliran listrik pada kabel tersebut sehingga kita
tidak tersengat listrik saat bekerja.
PEKERJAAN LISTRIK
Dengan mematikan sentral listrik, maka kita mematikan sentral listrik dan
melepaskan sekringnya. Dengan demikian maka aliran listrik pada rangkaian
listrik di lingkungan kerja terputus semua. Setelah semua pekerjaan selesai,
maka kita pasang lagi sekring tersebut.
14. Mengisolasi sambungan listrik dengan baik
ika ternayata harus menyambung kabel, maka isolasi yang digunakan adalah
isolasi yang kuat dan tahan lama. Dan penyambungan kabel jangan
dilakukan pada satu tempat yang berseberangan, tetapi melakukan pada
suatu jarak tertentu, misalnya sekitar setengah sentimeter dari sambungan
yang satunya.
15. Pelatihan
Alasan umum terjadinya sengatan listrik adalah ketika seorang pekerja yang
tidak berpengalaman atau kurang terlatih mencoba melakukan pekerjaan yang
belum sanggup untuk mereka kerjakan. Bahkan jika pekerjaan tersebut
tampak cukup sederhana, sangat penting untuk memastikan bahwa hanya
pekerja yang kompeten dan memiliki kemampuan yang memadailah yang
melakukan pekerjaan perawatan dan perbaikan peralatan listrik.
Debu
Kepala terbentur atap bangunan
Jatuh dari ketinggian saat setting smoke
detector
Tangan tersayat kabel NYA
Terpeleset
ZERO ACCIDENT
PEKERJAAN AC
PEKERJAAN AC
Peralatan :
- Panel AC
- MCCB
- Lampu + Fuse
- Box Panel
- AC Split 1,5 PK, 2,5 PK, 4 PK
ZERO ACCIDENT
PEKERJAAN TELEPON
PEKERJAAN TELEPON
Peralatan :
- TB Telepon
- Outlet Telepon
- PABX
- MDF Telepon
- Arester
ZERO ACCIDENT
PEKERJAAN PENANGKAL PETIR
Material :
- Pipa galvanis
- Dudukan tiang penangkal
petir
Kaki tersandung
Tangan tersayat
Tersetrum
Terpeleset
ZERO ACCIDENT
TUJUAN K3 DI BIDANG KONSTRUKSI
KEBIJAKAN K3
PENGENDALIAN OPERASI K3
PENGENDALIAN OPERASI K3
Beberapa pengendalian operasi K3 Perusahaan mencakup antara
lain :
1. Umum :
o Perawatan dan perbaikan fasilitas/mesin/alat reguler.
darurat.
jasa.
o Komunikasi persyaratan pembelian barang kepada pemasok.
beracun (B3).
o Seleksi dan penilaian pemasok.
5. Kontraktor :
o Kriteria pemilihan kontraktor.
tempat kerja.
o Cara pemantauan perilaku dan pengawasan aktivitas di
tempat kerja.
4. Kontraktor :
o Persyaratan kriteria kinerja K3.
peralatan/perlengkapan/bahan/material kontraktor.
o Induksi K3.
LANDASAN HUKUM K3
Penerapan K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) memiliki
beberapa dasar hukum pelaksanaan. Di antaranya ialah Undang-
Undang No 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja, Permenaker
No 5 Tahun 1996 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja dan Permenaker No 4 Tahun 1987 tentang Panitia
Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3). Rangkuman
dasar-dasar hukum tersebut antara lain :
APAR (Alat
Pemadam
api Ringan)
Pakaian pemadam
Kebakaran
Helm
Pemadam
Kebakaran
2 Obat – obatan K3
Ear muff
Safety Shoes
Boots
Safety shoes
Tanpa bahan
Dasar logam
Untuk pekerja-
An listrik
RAMBU KESELAMATAN KERJA
Naked flames
forbidden Drop Safety helmet
must be worn
Pedestrains
must use this
route
General
mandatory
Face protection
STRUKTUR ORGANISASI K3
STRUKTUR ORGANISASI K3
Kepala Proyek
Sekretaris
DAMPAK LINGKUNGAN
Menempatkan tenaga
4. Kebersihan lingkungan
kebersihan sesuai jumlah
sampah yang dihasilkan
Manajemen pengelolaan
sampah
berupa talud
Menggunakan masker, sarung
tangan, safety shoes
4 Pengangkutan 2 o Mengatur traffic managemnt
tiang pengangkutan alat berat
o Pengaturan penempatan
material tiang pancang
o Memasang ramburambu
penunjuk arah
5 Penyambungan 3 - Memastikan orang yang
tiang pancang melakukan penyambungan
pipa pancang adalah orang
yang sudah berpengalaman
- Kegiatan pengelasan harus
dijauhkan dari sumber panas
seperti api dan BBM
- Operator crane pancang
dapat berkomunikasi dengan
baik dengan tukang las
pancang yang berada di
bawahnya
- Mempersiapkan APAR
- Menggunaka topeng las,
sarung tangan las, apron
6 Pekerjaan 2 Penggunaan sarung tangan
pembesian khusus pembesian
Penggunaan mesin bar
bender dan bar cutter dengan
hati-hati dan sesuai petunjuk
penggunaan
7 Penyimpanan alat 2 Penyesuaian dengan 5 R :
- Resik
- Ringkas
- Rawat
- Rajin
- Rapi
8 Penyimpanan 3 Menjauhkan gudang
bahan bakar penyimpanan bahan bakar
dengan sumber listrik dan
DAMPAK LINGKUNGAN
sumber api
Menjadikan area terbatas
untuk gudang BBM bagi orang
yang tidak berkepentingan
Penataan sesuai 5R
Managemnt limbah BBM
Hindari tumpahan BBM
Penempatan APAR
9 Pemasangan dan 3 o Pembongkaran bekisting
pembongkaran dilaksanakan sesuai tata
bekisting laksana dan berurutan
o Setelah pembongkaran
bekisting material (papan,
kayu, paku) harap ditata
sedimikian rupa agar
kedudkan dan posisi ya tidak
membahayakan pekerja yang
lain
o Pengunaan sarung tangan
besi, safety shoes, safety
helmet
10 Menggelar beton / 2 - Pengunaan sarung tangan
ready khusus pengecoran
- Mengunaan safety shoes
karet
- Pengunaan masker
- Apabila mengunakan
kendaraan mix beton maka
dipersiapakan untuk lalu
lintas angkutan kendaraan
11 Pengecoran beton 2 Pengunaan sarung tangan
khusus pengecoran
Mengunaan safety shoes
karet
Pengunaan masker
Apabila menggunakan molen
cor maka operator molen
dipastikan dapat
mengoperasikan secara baik
DAMPAK LINGKUNGAN
MANAJEMEN RISIKO K3
OPERATION PROCEDURE
langkah-langkah :
langkah-langkah
langkah-langkah
langkah-langkah
langkah-langkah
5 Adukan trasraam 1 Pc : 5 Ps
langkah-langkah
Pendahuluan
1 Menyediakan peralatan dan perlengkapan yang
mempunyai ketelitian cukup untuk menetapkan dan
mengawasi jumlah takaran dari masing-masing bahan
pembentukan beton dengan persetujuan dari Konsultan
Pengawas.
2 Pengaturan untuk pengangkutan, penimbangan dan
pencampuran dari material-material harus dengan
persetujuan Konsultan Pengawas dan seluruh operasi
harus dikontrol dan diawasi terus menerus oleh
seorang inspektor yang berpengalaman dan
bertanggung jawab
Cetakan Beton/Begisting
OPERATION PROCEDURE
hujan.
Pemadatan Beton
1 Bertanggung jawab untuk menyediakan peralatan
guna pengangkutan penuangan beton dengan
kekentalan secukupnya agar didapat beton yang padat
tanpa perlu penggetaran secara berlebih.
Baja Tulangan
Penyelesaian Beton
1 Semua permukaan jadi hasil pekerjaan beton harus
rata, lurus tanpa ada bagian-bagian yang membekas
pada permukaan. Ujung-ujung atau sudut-sudut harus
berbentuk penuh dan tajam.
Pengujian Beton
Temperatur
langkah-langkah
frameless.
1. Untuk sistem partisi, harus mampu moveable
dipasang tanpa
harus dimatikan secara penuh yang
merusak baik lantai maupun langit-langit.
2. Mempunyai accesories yang mampu mendukung
kemungkinan
diatas.
8 Untuk fitting hard ware
reinforcing materials yang mana kusen alumunium
akan kontak dengan besi, tembaga atau lainnya maka
permukaan metal yang bersangkutan harus diberi
lapisan chormium untuk menghindari kontak korosi.
9 Toleransi pemasangan kusen alumunium disatu sisi
dinding adalah 10-25 mm yang kemudian diisi dengan
beton ringan/grout.
10 Untuk memperoleh kekedapan terhadap kebocoran
udara terutama pada ruang yang
dikondisikan hendaknya ditempatkan mohair dan jika
perlu dapat digunakan synthetic rubber atau bahan dari
synthetic resin. Penggunaan ini pada swing door dan
double door.
11 Sekeliling tepi kusen yang terlihat berbatasan dengan
dinding agar diberi sealant supaya kedap air dan
kedap udara.
12 Tepi bawah ambang kusen exterior agar dilengkapi
flashing untuk penahan air hujan
OPERATION PROCEDURE
langkah-langkah
Pekerjaan Lantai
1 Pemasangan lantai keramik diatas urugan pasir T.5 cm,
terlebih dahulu diteliti dahulu kebenaran ukuran dan
pasir urug dibawahnya serta kepadatan peil yang
ditentukan
2 Semua lantai keramik yang akan dipasang terlebih
dahulu direndam dalam air, pengisian siar – siar harus
cukup merata dan padat ,setelah dibersihkan dari
kotoran, pemolesan siar – siar lantai dapat dilakukan
dengan air semen
3 Pekerjaan lantai yang tidak lurus / tidak waterpass,
turun naik dan retak harus dibongkar dan diperbaiki
atas biaya rekanan, lantai yang sudah terpasang dipeil
dan dibersihkan
Pekerjaan Dinding Keramik
langkah-langkah
langkah-langkah
Pekerjaan Plafond
1 Rangka plafond dipakai kayu yang kering, lurus tidak
bengkok dengan ukuran 5/10 cm untuk balok anak dan
bidang permukaan diserut rata.
2 Penggantung plafond menggunakan bahan kayu 5/7 cm
yang dipasang secukupnya, sehingga konstruksi rangka
plafond benar – benar kokoh dan stabil.
3 Pelaksanaan rangka plafond adalah 100 x 50 cm, untuk
setiap jarak maksimal 3 m harus dipasang balok induk
5/10 cm kearah bentang pendek, agar diperhatikan
bahwa gantungan plafond kayu 5/7 cm harus dipasang,
sehingga plafond benar – benar kaku.
4 Pertemuan antara plafond diberi nat sebesar 3 mm
yang lurus dan rapat, pertemuan plafond dinding sisi /
list plank dipasang list kayu ¼ cm.
5 Penutup plafond memakai asbes semen uk. 1 x 1
dengan ketebalan 4 mmList plafond menggunakan
ukuran ¼ kayu klas II
Pekerjaan Pengecatan
BENTUK LAPORAN K3
BENTUK LAPORAN K3
Kekerapan
Keparahan
Risiko yang
Jenis Pekerjaan Identifikasi Bahaya Dasar Hukum Tingkat Risiko Pengendalian
Nilai
Ditimbulkan
Kekerapan
Keparahan
Risiko yang
Jenis Pekerjaan Identifikasi Bahaya Dasar Hukum Tingkat Risiko Pengendalian
Nilai
Ditimbulkan
Kekerapan
Keparahan
Risiko yang
Jenis Pekerjaan Identifikasi Bahaya Dasar Hukum Tingkat Risiko Pengendalian
Nilai
Ditimbulkan
pengendalian di
tempat kerja
untuk
mengurangi
risiko
2. Uitset dan Tangan tertusuk Luka sedang 3 3 9 Per.01/Permen/ (Risiko Orang yang
Pasang paku hingga 1980 Sedang) melakukan pekerjaan
Bouwplank mengakibatka adalah orang yang
n tetanus Tentanng Pekerjaan sudah berpengalaman
Keselamatan kerja boleh (tukang kayu)
pada konstruksi diteruskan Menggunakan hand
bangunan dengan gloves cotton (sarung
keputusan tangan dari bahan
manajemen katun)
dan telah Penyediaan obat-
Nilai Risiko
Kekerapan
Keparahan
Risiko yang
Jenis Pekerjaan Identifikasi Bahaya Dasar Hukum Tingkat Risiko Pengendalian
Nilai
Ditimbulkan
Kekerapan
Keparahan
Risiko yang
Jenis Pekerjaan Identifikasi Bahaya Dasar Hukum Tingkat Risiko Pengendalian
Nilai
Ditimbulkan
Kekerapan
Keparahan
Risiko yang
Jenis Pekerjaan Identifikasi Bahaya Dasar Hukum Tingkat Risiko Pengendalian
Nilai
Ditimbulkan
memperhatikan batas
ketinggian
penumpukan papan,
tidak melebihi 1 m
Tangan tertusuk Luka sedang 3 3 9 Kep. (Risiko Orang yang
paku hinga 104/KPTS/1986 Sedang) melakukan pekerjaan
mengakitbatk Tentang Pekerjaan adalah orang yang
an tetanus keselamatan dan boleh sudah berpengalaman
kesehatan kerja diteruskan (tukang kayu)
pada tempat dengan Menggunakan hand
kegiatan konstruksi keputusan gloves cotton (sarung
manajemen tangan dari bahan
dan telah katun)
dikonsultasikan
dengan tenaga
ahli
4. Pembuatan Jatuh dari Luka sedang 2 5 10 Per.01/Permen/198 (Risiko Berat) Bekerja dengan
Gudang ketinggian saat hingga luka 0 Diperlukan menggunakan body
pemasangan berat Tentang perhatian dari harness dan ring-D
rangka atap keselamatan kerja pihak dikaitkan pada tempat
pada konstruksi manajemen, yang kuta yang
bangunan pekerjaan berkedudukan di atas
harus tubuh pemakai
ditetapkan Dialakukan oleh orang
ulang atau yang tidak takut
dilakukan ketinggian
upaya Melakukan pekerjaan
pengendalian di sesuai SOP (standart
tempat kerja operation procedure)
untuk
mengurangi
Nilai Risiko
Kekerapan
Keparahan
Risiko yang
Jenis Pekerjaan Identifikasi Bahaya Dasar Hukum Tingkat Risiko Pengendalian
Nilai
Ditimbulkan
risiko
Kejatuhan material Luka memar 2 3 6 Per.03/Permen/199 (Risiko o Membatasi area kerja
hingga luka 8 Sedang) yang dibawah sejauh
berat Tentang tata cara Pekerjaan radius 10 m dari
pelaporan dan boleh pekerjaan yang berada
pemeriksaan diteruskan di atas ketinggian
kecelakaan kerja dengan o Menggunakan safety
keputusan helmet
manajemen o Induksi ke pekerja
dan telah baik yang akan
dikonsultasikan melakukan pekerjaan
dengan tenaga di atas ketinggian
ahli dan tim maupun pekerja yang
penilai bekerja di bawah
Kekerapan
Keparahan
Risiko yang
Jenis Pekerjaan Identifikasi Bahaya Dasar Hukum Tingkat Risiko Pengendalian
Nilai
Ditimbulkan
Kekerapan
Keparahan
Risiko yang
Jenis Pekerjaan Identifikasi Bahaya Dasar Hukum Tingkat Risiko Pengendalian
Nilai
Ditimbulkan
procedure)
5. Air Kerja Tergelincir saat Luka ringan 1 4 4 Kep. (Risiko Ringan) Tanah bekas galian
melakukan – hingga 104/KPTS/1986 Mungkin dapat diberi rambu dan
pengeboran / luka sedang Tentang diterima, akan tanda agar tidak
penggalian keselamatan dan tetapi perlu dilewati orang
sumur kesehatan kerja diadakan Tanah timbunan
pada tempat peninjauan bekas galian dibuat
konstruksi ulang terhadap talud ataau
pekerjaan dibuattidak terlalu
(diperlukan curam untuk
pemantauan) menghindari
longsoran tanah
Bekerja secar team
tidak dilakukan
sendiri
Pengedukan Sistem saraf 2 5 10 Kep.51/Kepmen/19 (Risiko Berat) o Melakukan
sumur bor, pusat 99 Diperlukan pengukuran gas
Terhirup gas terganggu, Tentang nilai perhatian dari dahulu sebelum
methan korban jiwa ambang batas pihak bekerja di dalam
faktor fisika di manajemen, penggalian, apakah
tempat kerja pekerjaan gas methan tersebut
harus masih berada di
ditetapkan dalam ambang batas
ulang atau normal sesuai NAB
dilakukan (Nilai Ambang Batas)
upaya o Menggunakan SCBA
pengendalian di (self containing
tempat kerja breathing Aparatus)
untuk o Pengaturan jam kerja
mengurangi hal ini berarti orang
risiko berada pada sumur
Nilai Risiko
Kekerapan
Keparahan
Risiko yang
Jenis Pekerjaan Identifikasi Bahaya Dasar Hukum Tingkat Risiko Pengendalian
Nilai
Ditimbulkan
Kekerapan
Keparahan
Risiko yang
Jenis Pekerjaan Identifikasi Bahaya Dasar Hukum Tingkat Risiko Pengendalian
Nilai
Ditimbulkan
6. Mobilisasi & Terlindas truk Luka berat 2 5 10 Kep. (Risiko Berat) o Memperhatkan lalu
Demobilisasi tanki saat 174/Kepmen/1986 Diperlukan lintas bongkar muat
Tenaga Kerja pengangkutan air Tentang perhatian dari truk pengangkut air
bersih keselamatna dan pihak bersih
kesehatan kerja manajemen, o Tidak bekerja di dekat
pada tempat kerja pekerjaan sisi body truk dengan
konstruksi harus radius 5 m
ditetapkan o Memastikan supir truk
ulang atau memiliki SIM
dilakukan
upaya
pengendalian di
Demobilisasi tempat kerja
tenaga kerja untuk
mengurangi
risiko
Nilai Risiko
Kekerapan
Keparahan
Risiko yang
Jenis Pekerjaan Identifikasi Bahaya Dasar Hukum Tingkat Risiko Pengendalian
Nilai
Ditimbulkan
Mobilisasi & Material roboh Kerugian 1 3 3 Kep. Risiko Ringan) o Penataan material
Demobilisasi Akibat overload material 174/Kepmen/1986 Mungkin dapat dan mengkondisikan
Material karena stok Tentang diterima, akan jumlah & item
berkurang keselamatna dan tetapi perlu material tidak
Nilai Risiko
Kekerapan
Keparahan
Risiko yang
Jenis Pekerjaan Identifikasi Bahaya Dasar Hukum Tingkat Risiko Pengendalian
Nilai
Ditimbulkan
Kekerapan
Keparahan
Risiko yang
Jenis Pekerjaan Identifikasi Bahaya Dasar Hukum Tingkat Risiko Pengendalian
Nilai
Ditimbulkan
Kekerapan
Keparahan
Risiko yang
Jenis Pekerjaan Identifikasi Bahaya Dasar Hukum Tingkat Risiko Pengendalian
Nilai
Ditimbulkan
Kekerapan
Keparahan
Risiko yang
Jenis Pekerjaan Identifikasi Bahaya Dasar Hukum Tingkat Risiko Pengendalian
Nilai
Ditimbulkan
manajemen mengoperasikan
dan telah genset adalah orang
dikonsultasikan yang berpengalaman
dengan tenaga - Memastikan bahwa
ahli dan tim operator genset telah
penilai mengetahui bahaya,
risiko dan
penanggulangan
apabila terjadi hal-hal
yang tidak diingkan
Kekerapan
Keparahan
Risiko yang
Jenis Pekerjaan Identifikasi Bahaya Dasar Hukum Tingkat Risiko Pengendalian
Nilai
Ditimbulkan
menuangkan bahan
bakar pada genset,
genset dalam
keadaan Off
o Memastikan bahwa
sebelum penggunaan
genset , genset dalam
keadaan proper dan
dilakukan pengecekan
rutin.
I.12 Listrik Kerja Terjatuh dari Patah tulang 2 5 10 Kep.75/Kepmen/20 (Risiko Berat) o Bekerja dengan
Ketinggian saat 02 Diperlukan menggunakan body
pemasangan Tentang perhatian dari harness
armature persyaratan umum pihak o Memeriksa kelayakan
instalsi listrik di manajemen, peralatan kerja
tempat kerja pekerjaan (tangga, scaffolding,
harus towing crane)
ditetapkan o Memastikan bahwa
ulang atau orang yang
dilakukan melakukan instalatir
upaya listrik adalah orang
pengendalian di yang berpengalaman
tempat kerja o Melakukan induksi
untuk pekerja
mengurangi
risiko
Tergelincir saat Luka memar 2 4 8 SNI-04-0225-2000 (Risiko Menggunakan safety
bekerja di atas Tentang Sedang) shoes karet
ketinggian Pemberlakukan Pekerjaan Memakai body
Nilai Risiko
Kekerapan
Keparahan
Risiko yang
Jenis Pekerjaan Identifikasi Bahaya Dasar Hukum Tingkat Risiko Pengendalian
Nilai
Ditimbulkan
Kekerapan
Keparahan
Risiko yang
Jenis Pekerjaan Identifikasi Bahaya Dasar Hukum Tingkat Risiko Pengendalian
Nilai
Ditimbulkan
operator genset
o Memberi sign &
symbol area bebas
api di sekitas genset
o Area Genset harus
tertutup / genset
tercover
Kekerapan
Keparahan
Risiko yang
Jenis Pekerjaan Identifikasi Bahaya Dasar Hukum Tingkat Risiko Pengendalian
Nilai
Ditimbulkan
A. PEKERJAAN TANAH
Kekerapan
Keparahan
Risiko yang
Jenis Pekerjaan Identifikasi Bahaya Dasar Hukum Tingkat Risiko Pengendalian
Nilai
Ditimbulkan
Kekerapan
Keparahan
Risiko yang
Jenis Pekerjaan Identifikasi Bahaya Dasar Hukum Tingkat Risiko Pengendalian
Nilai
Ditimbulkan
Kekerapan
Keparahan
Risiko yang
Jenis Pekerjaan Identifikasi Bahaya Dasar Hukum Tingkat Risiko Pengendalian
Nilai
Ditimbulkan
Kekerapan
Keparahan
Risiko yang
Jenis Pekerjaan Identifikasi Bahaya Dasar Hukum Tingkat Risiko Pengendalian
Nilai
Ditimbulkan
Kekerapan
Keparahan
Risiko yang
Jenis Pekerjaan Identifikasi Bahaya Dasar Hukum Tingkat Risiko Pengendalian
Nilai
Ditimbulkan
Kekerapan
Keparahan
Risiko yang
Jenis Pekerjaan Identifikasi Bahaya Dasar Hukum Tingkat Risiko Pengendalian
Nilai
Ditimbulkan
Kekerapan
Keparahan
Risiko yang
Jenis Pekerjaan Identifikasi Bahaya Dasar Hukum Tingkat Risiko Pengendalian
Nilai
Ditimbulkan
risiko dan
penanggulangan
apabila terjadi hal-hal
yang tidak diingkan
Korban Jiwa 2 5 10 Per.03/Permen/199 Risiko Berat) o Penempatan Genset
8 Diperlukan harus dipisahkan
Tentag tata cara perhatian dari dengan peralatan
pelaporan dan pihak kerja yang lain, jauh
pemriksaan manajemen, dari bahan bakar
kecelakaan kerja pekerjaan misal solar dan bensin
harus o Menuliskan tanda
ditetapkan khusus area dilarang
ulang atau merokok dan segala
dilakukan kegiatan yang
upaya berhubungan dengan
pengendalian di api dan signal HP/HT
tempat kerja di daerah sekitar
untuk genset kurang lebih
mengurangi 5m
risiko o Memberi batas aman
pada genset agar
area genset bebas
dilalui orang
o Saat operator
menuangkan bahan
bakar pada genset,
genset dalam
keadaan Off
o Memastikan bahwa
sebelum penggunaan
genset , genset dalam
Nilai Risiko
Kekerapan
Keparahan
Risiko yang
Jenis Pekerjaan Identifikasi Bahaya Dasar Hukum Tingkat Risiko Pengendalian
Nilai
Ditimbulkan
Kekerapan
Keparahan
Risiko yang
Jenis Pekerjaan Identifikasi Bahaya Dasar Hukum Tingkat Risiko Pengendalian
Nilai
Ditimbulkan
Kekerapan
Keparahan
Risiko yang
Jenis Pekerjaan Identifikasi Bahaya Dasar Hukum Tingkat Risiko Pengendalian
Nilai
Ditimbulkan
Kekerapan
Keparahan
Risiko yang
Jenis Pekerjaan Identifikasi Bahaya Dasar Hukum Tingkat Risiko Pengendalian
Nilai
Ditimbulkan
bekerja sama
dengan tukang las
pancang untutk
memberikan dan
mengatur kapan
pancang siap untuk
dilakukan
pengelasan
penyambungan
Ergonomis bagi Nyeri 2 2 4 Kep.104/KPTS/1986 (Risiko Ringan) o Mengjindari posisi
helper punggung Tentang Mungkin dapat tubuh jongkok /
penyambungan keselamatan dan diterima, akan membungkuk yang
tiang pancang kesehatan kerja tetapi perlu terlalu lama
pada tempat kerja diadakan o Tidak mengangkat
konstruksi peninjauan beban melebihi
ulang terhadap kapasitas otot atau
pekerjaan daya regang otot
(diperlukan o Tidak engangkat
pemantauan) beban berat yang
bertumpu pada
tulang belakang
2. Pemecah Debu saat Gangguan 2 1 2 Per.01/Permen/ Risiko Ringan) Memakai masker kain
Kepala dilakukan Pernapasan 1980 Mungkin dapat Penyemprotan debu
Tiang pemancangan Tentanng diterima, akan menggunakan air /
Pancang Keselamatan kerja tetapi perlu sprayer dengan
pada konstruksi diadakan memperhatikan arah
bangunan peninjauan mata angin
ulang terhadap
pekerjaan
(diperlukan
pemantauan)
Nilai Risiko
Kekerapan
Keparahan
Risiko yang
Jenis Pekerjaan Identifikasi Bahaya Dasar Hukum Tingkat Risiko Pengendalian
Nilai
Ditimbulkan
Kekerapan
Keparahan
Risiko yang
Jenis Pekerjaan Identifikasi Bahaya Dasar Hukum Tingkat Risiko Pengendalian
Nilai
Ditimbulkan
pemantauan)
Kaki terantuk Terkilir 2 3 6 Keputusan Bersama (Risiko - Menggunakan safety
pecahan material Menteri Tenaga Sedang) shoes karet
kepala pancang Kera dan Menteri Pekerjaan
Pekerjaan Umum boleh - Bekerja sesuai dengan
No.104 Tahun 1986 diteruskan SOP (standart
Tentang dengan operation procedure)
keselamatan dan keputusan
kesehatan kerja manajemen
pada tempat dan telah
kegiatan konstruksi dikonsultasikan
dengan tenaga
ahli dan tim
penilai
C. PEKERJAAN BETON
1. Beton Rabat Debu urugan pasir Gangguan 2 1 2 Kep.51/Kepmen/19 (Risiko Ringan) - Memakai masker
Lantai Kerja bawah lantai Pernapasan 99 Mungkin dapat berfilter carbon
Tentang nilai diterima, akan
ambang batas tetapi perlu - Penyemprotan debu
faktor fisika di diadakan menggunakan air /
tempat kerja peninjauan sprayer dengan
ulang terhadap memperhatikan arah
pekerjaan mata angin
(diperlukan
pemantauan)
Iritasi Mata 2 1 2 Kep.51/Kepmen/19 (Risiko Ringan) Memakai goggles /
99 Mungkin dapat kacamata safety
Tentang nilai diterima, akan
ambang batas tetapi perlu
faktor fisika di diadakan
Nilai Risiko
Kekerapan
Keparahan
Risiko yang
Jenis Pekerjaan Identifikasi Bahaya Dasar Hukum Tingkat Risiko Pengendalian
Nilai
Ditimbulkan
Kekerapan
Keparahan
Risiko yang
Jenis Pekerjaan Identifikasi Bahaya Dasar Hukum Tingkat Risiko Pengendalian
Nilai
Ditimbulkan
Kekerapan
Keparahan
Risiko yang
Jenis Pekerjaan Identifikasi Bahaya Dasar Hukum Tingkat Risiko Pengendalian
Nilai
Ditimbulkan
Kekerapan
Keparahan
Risiko yang
Jenis Pekerjaan Identifikasi Bahaya Dasar Hukum Tingkat Risiko Pengendalian
Nilai
Ditimbulkan
pemantauan)
Terjatuh dari Terkilir, Patah 2 5 10 Keputusan Bersama (Risiko Berat) a. Prepare scaffolding
ketinggian saat Tulang Menteri Tenaga Diperlukan dalam keadaan yang
pemasangan Kera dan Menteri perhatian dari baik
bekisting balok Pekerjaan Umum pihak b. Memperhatikan
No.104 Tahun 1986 manajemen, pemasangan
Tentang pekerjaan scaffolding yang
keselamatan dan harus benar dan kuat
kesehatan kerja ditetapkan c. Bekerja di atas
pada tempat ulang atau ketinggian harus
kegiatan konstruksi dilakukan menggunakan body
upaya harness yang
pengendalian di dikaitkan di atas pada
tempat kerja kaitan yang kuat
untuk d. Pemasangan sign
mengurangi “ awas ada pekerjaan
risiko di atas”
Terpeleset Terkilir 2 3 6 Keputusan Bersama (Risiko - Menggunakan safety
Menteri Tenaga Sedang) shoes karet
Kera dan Menteri Pekerjaan
Pekerjaan Umum boleh - Bekerja sesuai dengan
No.104 Tahun 1986 diteruskan SOP (standart
Tentang dengan operation procedure)
keselamatan dan keputusan
kesehatan kerja manajemen
pada tempat dan telah
kegiatan konstruksi dikonsultasikan
dengan tenaga
ahli dan tim
penilai
Nilai Risiko
Kekerapan
Keparahan
Risiko yang
Jenis Pekerjaan Identifikasi Bahaya Dasar Hukum Tingkat Risiko Pengendalian
Nilai
Ditimbulkan
Kekerapan
Keparahan
Risiko yang
Jenis Pekerjaan Identifikasi Bahaya Dasar Hukum Tingkat Risiko Pengendalian
Nilai
Ditimbulkan
(diperlukan
pemantauan)
Beton Cor Tangan tersayat Iritasi 2 4 8 Kep.174/KPTS/198 (Risiko Menggunakan Hand
saat peralatan 6 Sedang) Gloves
kerja Tentang Pekerjaan Atau sarung tangan
keselamatna dan boleh latex untuk kegiatan
kesehatan kerja diteruskan pengecoran
pada tempat kerja dengan
konstruksi keputusan
manajemen
dan telah
dikonsultasikan
dengan tenaga
ahli dan tim
penilai
Tangan Terjepit Luka Iris 2 3 6 Per.01/Permen/198 (Risiko - Menggunakan hand
belt rantai molen 0 Sedang) gloves lateks
Tentang Pekerjaan
keselamatn kerja boleh - Memastikan body
konstruksi diteruskan molen tercover baik
bangunan dengan pada belt maupun
keputusan rantai
manajemen
dan telah
dikonsultasikan
dengan tenaga
ahli dan tim
penilai
Luka Ringan 1 2 2 Per.01/Permen/198 (Risiko Ringan) Membuat turap dan
cor 0 Mungkin dapat proteksi
Tentang diterima, akan
Nilai Risiko
Kekerapan
Keparahan
Risiko yang
Jenis Pekerjaan Identifikasi Bahaya Dasar Hukum Tingkat Risiko Pengendalian
Nilai
Ditimbulkan
Kekerapan
Keparahan
Risiko yang
Jenis Pekerjaan Identifikasi Bahaya Dasar Hukum Tingkat Risiko Pengendalian
Nilai
Ditimbulkan
(diperlukan
pemantauan)
Terkena cairan Iritasi Kulit 2 2 4 Per.01/Permen/198 (Risiko Ringan) - Menggunakan hand
kimia Additon & 0 Mungkin dapat gloves lateks atau
Adibon untuk Tentang diterima, akan sarung tangan
pengerasan & keselamatn kerja tetapi perlu khiusus kegiatan
penyambungan konstruksi diadakan pengecoran
beton bangunan peninjauan
ulang terhadap - Mengetahui tata cara
pekerjaan pemakaian &
(diperlukan penyimpanan aditon-
pemantauan) adibon
Gangguan 2 2 4 Per.01/Permen/198 (Risiko Ringan) - Menggunakan Masker
Pernapasan 0 Mungkin dapat berfilter carbon
Tentang diterima, akan
keselamatn kerja tetapi perlu - Pekerja tidak terpapar
konstruksi diadakan terus menerus pada
bangunan peninjauan aditon & adibon,
ulang terhadap diberikan waktu
pekerjaan istirahat setelah 2
(diperlukan jam bekerja
pemantauan)
3. Pembuatan Sloof
Pekerjaan Tangan Tertusuk Luka sedang 2 3 6 Kep.174/KPTS/198 (Risiko Menggunakan hand
Bekisting paku / tersayat 6 Sedang) gloves katun
kayu Tentang Pekerjaan
keselamatna dan boleh
kesehatan kerja diteruskan
pada tempat kerja dengan
konstruksi keputusan
manajemen
Nilai Risiko
Kekerapan
Keparahan
Risiko yang
Jenis Pekerjaan Identifikasi Bahaya Dasar Hukum Tingkat Risiko Pengendalian
Nilai
Ditimbulkan
dan telah
dikonsultasikan
dengan tenaga
ahli dan tim
penilai
Tertimpa Papan Luka Ringan 2 2 4 Per.01/Permen/198 (Risiko Ringan) Menggunakan safety
0 Mungkin dapat helmet
Tentang diterima, akan
keselamatn kerja tetapi perlu
konstruksi diadakan
bangunan peninjauan
ulang terhadap
pekerjaan
(diperlukan
pemantauan)
Terjatuh dari Terkilir, Patah 2 5 10 Keputusan Bersama (Risiko Berat) e. Prepare scaffolding
ketinggian saat Tulang Menteri Tenaga Diperlukan dalam keadaan yang
pemasangan Kera dan Menteri perhatian dari baik
bekisting balok Pekerjaan Umum pihak f. Memperhatikan
No.104 Tahun 1986 manajemen, pemasangan
Tentang pekerjaan scaffolding yang
keselamatan dan harus benar dan kuat
kesehatan kerja ditetapkan g. Bekerja di atas
pada tempat ulang atau ketinggian harus
kegiatan konstruksi dilakukan menggunakan body
upaya harness yang
pengendalian di dikaitkan di atas pada
tempat kerja kaitan yang kuat
untuk h. Pemasangan sign
mengurangi “ awas ada pekerjaan
risiko di atas”
Nilai Risiko
Kekerapan
Keparahan
Risiko yang
Jenis Pekerjaan Identifikasi Bahaya Dasar Hukum Tingkat Risiko Pengendalian
Nilai
Ditimbulkan
Kekerapan
Keparahan
Risiko yang
Jenis Pekerjaan Identifikasi Bahaya Dasar Hukum Tingkat Risiko Pengendalian
Nilai
Ditimbulkan
Kekerapan
Keparahan
Risiko yang
Jenis Pekerjaan Identifikasi Bahaya Dasar Hukum Tingkat Risiko Pengendalian
Nilai
Ditimbulkan
Kekerapan
Keparahan
Risiko yang
Jenis Pekerjaan Identifikasi Bahaya Dasar Hukum Tingkat Risiko Pengendalian
Nilai
Ditimbulkan
dan telah
dikonsultasikan
dengan tenaga
ahli dan tim
penilai
Tertimpa Papan Luka Ringan 2 2 4 Per.01/Permen/198 (Risiko Ringan) Menggunakan safety
0 Mungkin dapat helmet
Tentang diterima, akan
keselamatn kerja tetapi perlu
konstruksi diadakan
bangunan peninjauan
ulang terhadap
pekerjaan
(diperlukan
pemantauan)
Terjatuh dari Terkilir, Patah 2 5 10 Keputusan Bersama (Risiko Berat) i. Prepare scaffolding
ketinggian saat Tulang Menteri Tenaga Diperlukan dalam keadaan yang
pemasangan Kera dan Menteri perhatian dari baik
bekisting balok Pekerjaan Umum pihak j. Memperhatikan
No.104 Tahun 1986 manajemen, pemasangan
Tentang pekerjaan scaffolding yang
keselamatan dan harus benar dan kuat
kesehatan kerja ditetapkan k. Bekerja di atas
pada tempat ulang atau ketinggian harus
kegiatan konstruksi dilakukan menggunakan body
upaya harness yang
pengendalian di dikaitkan di atas pada
tempat kerja kaitan yang kuat
untuk l. Pemasangan sign
mengurangi “ awas ada pekerjaan
risiko di atas”
Nilai Risiko
Kekerapan
Keparahan
Risiko yang
Jenis Pekerjaan Identifikasi Bahaya Dasar Hukum Tingkat Risiko Pengendalian
Nilai
Ditimbulkan
Kekerapan
Keparahan
Risiko yang
Jenis Pekerjaan Identifikasi Bahaya Dasar Hukum Tingkat Risiko Pengendalian
Nilai
Ditimbulkan
Kekerapan
Keparahan
Risiko yang
Jenis Pekerjaan Identifikasi Bahaya Dasar Hukum Tingkat Risiko Pengendalian
Nilai
Ditimbulkan
Kekerapan
Keparahan
Risiko yang
Jenis Pekerjaan Identifikasi Bahaya Dasar Hukum Tingkat Risiko Pengendalian
Nilai
Ditimbulkan
tegang otot
h. Tidak mengangkat
beban berat yang
bertumpu pada tulang
belakang
- Pemadatan Getaran Mekanis Hand Arm 2 2 4 Per.01/Permen/198 (Risiko Ringan) - Pengaturan jam kerja
Beton saat Vibration 0 Mungkin dapat dan istirahat misal 30
menggunakan Tentang diterima, akan menit bekerja 3 menit
Vibrator keselamatn kerja tetapi perlu istirahat
konstruksi diadakan
bangunan peninjauan - Menggunakan spon
ulang terhadap peredam pad gagang
pekerjaan vibrator
(diperlukan
pemantauan)
Terkena cairan Iritasi Kulit 2 2 4 Per.01/Permen/198 (Risiko Ringan) - Menggunakan hand
kimia Additon & 0 Mungkin dapat gloves lateks atau
Adibon untuk Tentang diterima, akan sarung tangan
pengerasan & keselamatn kerja tetapi perlu khiusus kegiatan
penyambungan konstruksi diadakan pengecoran
beton bangunan peninjauan
ulang terhadap - Mengetahui tata cara
pekerjaan pemakaian &
(diperlukan penyimpanan aditon-
pemantauan) adibon
Gangguan 2 2 4 Per.01/Permen/198 (Risiko Ringan) - Menggunakan Masker
Pernapasan 0 Mungkin dapat berfilter carbon
Tentang diterima, akan
keselamatn kerja tetapi perlu - Pekerja tidak terpapar
konstruksi diadakan terus menerus pada
bangunan peninjauan aditon & adibon,
Nilai Risiko
Kekerapan
Keparahan
Risiko yang
Jenis Pekerjaan Identifikasi Bahaya Dasar Hukum Tingkat Risiko Pengendalian
Nilai
Ditimbulkan
Kekerapan
Keparahan
Risiko yang
Jenis Pekerjaan Identifikasi Bahaya Dasar Hukum Tingkat Risiko Pengendalian
Nilai
Ditimbulkan
Kekerapan
Keparahan
Risiko yang
Jenis Pekerjaan Identifikasi Bahaya Dasar Hukum Tingkat Risiko Pengendalian
Nilai
Ditimbulkan
Kekerapan
Keparahan
Risiko yang
Jenis Pekerjaan Identifikasi Bahaya Dasar Hukum Tingkat Risiko Pengendalian
Nilai
Ditimbulkan
Kekerapan
Keparahan
Risiko yang
Jenis Pekerjaan Identifikasi Bahaya Dasar Hukum Tingkat Risiko Pengendalian
Nilai
Ditimbulkan
Kekerapan
Keparahan
Risiko yang
Jenis Pekerjaan Identifikasi Bahaya Dasar Hukum Tingkat Risiko Pengendalian
Nilai
Ditimbulkan
Kekerapan
Keparahan
Risiko yang
Jenis Pekerjaan Identifikasi Bahaya Dasar Hukum Tingkat Risiko Pengendalian
Nilai
Ditimbulkan
Kekerapan
Keparahan
Risiko yang
Jenis Pekerjaan Identifikasi Bahaya Dasar Hukum Tingkat Risiko Pengendalian
Nilai
Ditimbulkan
Kekerapan
Keparahan
Risiko yang
Jenis Pekerjaan Identifikasi Bahaya Dasar Hukum Tingkat Risiko Pengendalian
Nilai
Ditimbulkan
pekerjaan
(diperlukan
pemantauan)
Ergonomis Low Back Pain 2 2 4 Keputusan Bersama (Risiko Ringan) i. Menghindari posisi
Menteri Tenaga tubuh jongkok /
Kera dan Menteri Mungkin dapat membungkuk yang
Pekerjaan Umum diterima, akan terlalu lama
No.104 Tahun 1986 tetapi perlu j. Pengaturan jam kerja
Tentang diadakan dan istirahat, misal
keselamatan dan peninjauan 30 menit bekerja 3
kesehatan kerja ulang terhadap menit istirahat
pada tempat pekerjaan k. Tidak mengangkat
kegiatan konstruksi (diperlukan beban melebihi
pemantauan) kapasitas otot / daya
tegang otot
l. Tidak mengangkat
beban berat yang
bertumpu pada tulang
belakang
- Pemadatan Getaran Mekanis Hand Arm 2 2 4 Per.01/Permen/198 (Risiko Ringan) - Pengaturan jam kerja
Beton saat Vibration 0 Mungkin dapat dan istirahat misal 30
menggunakan Tentang diterima, akan menit bekerja 3 menit
Vibrator keselamatn kerja tetapi perlu istirahat
konstruksi diadakan
bangunan peninjauan - Menggunakan spon
ulang terhadap peredam pad gagang
pekerjaan vibrator
(diperlukan
pemantauan)
erkena cairan Iritasi Kulit 2 2 4 Per.01/Permen/198 (Risiko Ringan) - Menggunakan hand
kimia Additon & 0 Mungkin dapat
Nilai Risiko
Kekerapan
Keparahan
Risiko yang
Jenis Pekerjaan Identifikasi Bahaya Dasar Hukum Tingkat Risiko Pengendalian
Nilai
Ditimbulkan
Kekerapan
Keparahan
Risiko yang
Jenis Pekerjaan Identifikasi Bahaya Dasar Hukum Tingkat Risiko Pengendalian
Nilai
Ditimbulkan
Kekerapan
Keparahan
Risiko yang
Jenis Pekerjaan Identifikasi Bahaya Dasar Hukum Tingkat Risiko Pengendalian
Nilai
Ditimbulkan
Kekerapan
Keparahan
Risiko yang
Jenis Pekerjaan Identifikasi Bahaya Dasar Hukum Tingkat Risiko Pengendalian
Nilai
Ditimbulkan
(diperlukan
pemantauan)
Iritasi Mata 2 1 2 Per.01/Permen/198 (Risiko Ringan) Memakai goggles /
0 Mungkin dapat kacamata safety
Tentang diterima, akan
keselamatn kerja tetapi perlu
konstruksi diadakan
bangunan peninjauan
ulang terhadap
pekerjaan
(diperlukan
pemantauan)
7. Pekerjaan Terkena gram Conjunctivis 2 3 6 Per.01/Permen/198 (Risiko Menggunakan goggles
Beton besi saat korrnea 0 Sedang)
tangga menggerinda Tentang Pekerjaan
keselamatn kerja boleh
konstruksi diteruskan
bangunan dengan
keputusan
manajemen
dan telah
dikonsultasikan
dengan tenaga
ahli dan tim
penilai
- Besi Beton Bysinosis 2 3 6 Per.01/Permen/198 (Risiko - Memastikan bahwa
Ulir (endapan 0 Sedang) orang yang
gram besi Tentang Pekerjaan melakukan pekerjaan
pada paru- keselamatn kerja boleh adalah orang yang
paru) konstruksi diteruskan berpengalaman
bangunan dengan
Nilai Risiko
Kekerapan
Keparahan
Risiko yang
Jenis Pekerjaan Identifikasi Bahaya Dasar Hukum Tingkat Risiko Pengendalian
Nilai
Ditimbulkan
Kekerapan
Keparahan
Risiko yang
Jenis Pekerjaan Identifikasi Bahaya Dasar Hukum Tingkat Risiko Pengendalian
Nilai
Ditimbulkan
Kekerapan
Keparahan
Risiko yang
Jenis Pekerjaan Identifikasi Bahaya Dasar Hukum Tingkat Risiko Pengendalian
Nilai
Ditimbulkan
Kekerapan
Keparahan
Risiko yang
Jenis Pekerjaan Identifikasi Bahaya Dasar Hukum Tingkat Risiko Pengendalian
Nilai
Ditimbulkan
Kekerapan
Keparahan
Risiko yang
Jenis Pekerjaan Identifikasi Bahaya Dasar Hukum Tingkat Risiko Pengendalian
Nilai
Ditimbulkan
Kekerapan
Keparahan
Risiko yang
Jenis Pekerjaan Identifikasi Bahaya Dasar Hukum Tingkat Risiko Pengendalian
Nilai
Ditimbulkan
Kekerapan
Keparahan
Risiko yang
Jenis Pekerjaan Identifikasi Bahaya Dasar Hukum Tingkat Risiko Pengendalian
Nilai
Ditimbulkan
E. PEKERJAAN DINDING
1. Pasang Bata Tertimpa bata Luka Ringan 1 2 2 Kep.174/KPTS/198 (Risiko Ringan) a. Menggunakan safety
Merah merah 6 Mungkin dapat helmet, hand gloves
Tentang diterima, akan b. Memberikan proteksi
keselamatna dan tetapi perlu berupa safety net
kesehatan kerja diadakan
pada tempat kerja peninjauan
konstruksi ulang terhadap
pekerjaan
Kerobohan Terjatuh, 2 3 6 Keputusan Bersama (Risiko a. Hindari kemiringan
scaffolding Luka Menteri Tenaga Sedang) pada scaffolding
benturan Kera dan Menteri Pekerjaan b. Hindari penempatan
Pekerjaan Umum boleh scaffolding pada
No.104 Tahun 1986 diteruskan pondasi lemah
Tentang dengan c. Memastikan kondisi
keselamatan dan keputusan scaffolding dalam
kesehatan kerja manajemen kondisi lyak pakai
pada tempat dan telah d. Hindari penempatan
kegiatan konstruksi dikonsultasikan material beban berat
dengan tenaga di atas scaffolding
ahli dan tim e. Hindari pergeseran
penilai secara keras pada
Nilai Risiko
Kekerapan
Keparahan
Risiko yang
Jenis Pekerjaan Identifikasi Bahaya Dasar Hukum Tingkat Risiko Pengendalian
Nilai
Ditimbulkan
Kekerapan
Keparahan
Risiko yang
Jenis Pekerjaan Identifikasi Bahaya Dasar Hukum Tingkat Risiko Pengendalian
Nilai
Ditimbulkan
Kekerapan
Keparahan
Risiko yang
Jenis Pekerjaan Identifikasi Bahaya Dasar Hukum Tingkat Risiko Pengendalian
Nilai
Ditimbulkan
Kekerapan
Keparahan
Risiko yang
Jenis Pekerjaan Identifikasi Bahaya Dasar Hukum Tingkat Risiko Pengendalian
Nilai
Ditimbulkan
kesehatan kerja
manajemen
pada tempat
dan telah
kegiatan konstruksi
dikonsultasikan
dengan tenaga
ahli dan tim
penilai
Tangan tergores Luka Robek 2 3 6 Keputusan Bersama (Risiko a. Menggunakan Hand
mesin pemotong Menteri Tenaga Sedang) Gloves
almini Kera dan Menteri Pekerjaan b. Pemeriksaan tools
Pekerjaan Umum boleh dan memastikan
No.104 Tahun 1986 diteruskan kelayakan pakai nya
Tentang dengan
keselamatan dan keputusan
kesehatan kerja manajemen
pada tempat dan telah
kegiatan konstruksi dikonsultasikan
dengan tenaga
ahli dan tim
penilai
G. PEKERJAAN PLAFOND
1. Pekerjaan Plafond Jatuh dari Patah Tulang 4 4 16 Per.01/Permen/198 (Risiko Berat) Bekerja pada
ketinggian 0 Diperlukan ketinggiann di atas
Tentang perhatian dari 1,5 m harus
keselamatn kerja pihak menggunakan body
konstruksi manajemen, harness
bangunan pekerjaan Ring D- pada pengait
harus body harness harus
ditetapkan dikaitkan pada
ulang atau tempat yang adekuat
dilakukan yang berkedudukan di
Nilai Risiko
Kekerapan
Keparahan
Risiko yang
Jenis Pekerjaan Identifikasi Bahaya Dasar Hukum Tingkat Risiko Pengendalian
Nilai
Ditimbulkan
Kekerapan
Keparahan
Risiko yang
Jenis Pekerjaan Identifikasi Bahaya Dasar Hukum Tingkat Risiko Pengendalian
Nilai
Ditimbulkan
(diperlukan
pemantauan)
Kerobohan Terjatuh, Luka 2 3 6 Keputusan Bersama (Risiko a. Hindari kemiringan
scaffolding benturan Menteri Tenaga Sedang) pada scaffolding
Kera dan Menteri Pekerjaan b. Hindari penempatan
Pekerjaan Umum boleh scaffolding pada
No.104 Tahun 1986 diteruskan pondasi lemah
Tentang dengan c. Memastikan kondisi
keselamatan dan keputusan scaffolding dalam
kesehatan kerja manajemen kondisi lyak pakai
pada tempat dan telah d. Hindari penempatan
kegiatan konstruksi dikonsultasikan material beban berat
dengan tenaga di atas scaffolding
ahli dan tim e. Hindari pergeseran
penilai secara keras pada
lantai licin dan
bergelombang
f. Inspeksi berkala
scaffolding
H. PEKERJAAN LANTAI
Kekerapan
Keparahan
Risiko yang
Jenis Pekerjaan Identifikasi Bahaya Dasar Hukum Tingkat Risiko Pengendalian
Nilai
Ditimbulkan
Kekerapan
Keparahan
Risiko yang
Jenis Pekerjaan Identifikasi Bahaya Dasar Hukum Tingkat Risiko Pengendalian
Nilai
Ditimbulkan
Kekerapan
Keparahan
Risiko yang
Jenis Pekerjaan Identifikasi Bahaya Dasar Hukum Tingkat Risiko Pengendalian
Nilai
Ditimbulkan
Kekerapan
Keparahan
Risiko yang
Jenis Pekerjaan Identifikasi Bahaya Dasar Hukum Tingkat Risiko Pengendalian
Nilai
Ditimbulkan
pengendalian di
tempat kerja
untuk
mengurangi
risiko
Kekerapan
Keparahan
Risiko yang
Jenis Pekerjaan Identifikasi Bahaya Dasar Hukum Tingkat Risiko Pengendalian
Nilai
Ditimbulkan
III.4 STRUKTUR Kepala tertimpa Luka berat 4 3 12 Kep.104/KPTS/198 (Risiko Berat) Menggunakan safety
RANGKA ATAP Pedetal Kolom IWF 6 Diperlukan helmet
- Rangka Tentang perhatian dari Orang yang
Kuda-Kuda keselamatan dan pihak melakukan
kesehatan kerja manajemen, pekerjaan adalah
- Pedestal pada tempat kerja pekerjaan orang yang ahli
Kuda-Kuda konstruksi harus dalam bidangnya
- Besi Pipa ditetapkan Menggunakan hand
Galvanis ulang atau gloves cotton
dilakukan Penyediaan obat-
upaya obatan dan saran
pengendalian di P3K
tempat kerja Bekerja sesuai SOP
untuk (standart operation
Nilai Risiko
Kekerapan
Keparahan
Risiko yang
Jenis Pekerjaan Identifikasi Bahaya Dasar Hukum Tingkat Risiko Pengendalian
Nilai
Ditimbulkan
mengurangi procedure)
risiko
Tangan tersayat Luka sayat 3 3 9 Kep.104/KPTS/198 (Risiko o Memastikan orang
plat 6 Sedang) yang bekerja adalah
Tentang Pekerjaan orang yang
keselamatan dan boleh berpengalaman
kesehatan kerja diteruskan o Menggunakan hand
pada tempat kerja dengan gloves
konstruksi keputusan
manajemen
dan telah
dikonsultasikan
dengan tenaga
ahli dan tim
penilai
Jatuh dari Patah Tulang 4 4 16 Per.01/Permen/198 (Risiko Berat) Bekerja pada
ketinggian saat 0 Diperlukan ketinggiann di atas
pemasangan Tentang perhatian dari 1,5 m harus
keselamatn kerja pihak menggunakan body
konstruksi manajemen, harness
bangunan pekerjaan Ring D- pada pengait
harus body harness harus
ditetapkan dikaitkan pada
ulang atau tempat yang adekuat
dilakukan yang berkedudukan di
upaya atas tubuh pemakai
pengendalian di Dilakukan oleh orang
tempat kerja yang tidak takut
untuk ketinggian
mengurangi Menggunakan safety
risiko helmet
Nilai Risiko
Kekerapan
Keparahan
Risiko yang
Jenis Pekerjaan Identifikasi Bahaya Dasar Hukum Tingkat Risiko Pengendalian
Nilai
Ditimbulkan
Kekerapan
Keparahan
Risiko yang
Jenis Pekerjaan Identifikasi Bahaya Dasar Hukum Tingkat Risiko Pengendalian
Nilai
Ditimbulkan
Galvanis tumbukan cran properti, 174/Kepmen/1986 Sedang) alat berat yang akan
dengan alat Tentang Pekerjaan dioperasikan pada
berat yang lain keselamatna dan boleh tempat kerja
kesehatan kerja diteruskan - Safety Induksi kepada
pada tempat kerja dengan setiap operator alat
konstruksi keputusan berat
manajemen - Pengecekan SIO
dan telah (Surat Ijin Operator)
dikonsultasikan alat berat
dengan tenaga
ahli dan tim
penilai
Terlindas 2 5 10 Per.01/Permen/ Risiko Berat) Mengatur lalu lintas
alat berat 1980 Diperlukan alat berat yang akan
Tentanng perhatian dari dioperasikan pada
Keselamatan kerja pihak tempat kerja
pada konstruksi manajemen, Safety Induksi kepada
bangunan pekerjaan setiap operator alat
harus berat
ditetapkan Pengecekan SIO
ulang atau (Surat Ijin Operator)
dilakukan alat berat
upaya Safety Induksi
pengendalian di terhadap semua
tempat kerja masyarakat pekerja
untuk yang berada di area
mengurangi kerja agar
risiko mengetahui area
kerja aman dengan
radius 20 m dari alat
berat saat beroperasi.
Nilai Risiko
Kekerapan
Keparahan
Risiko yang
Jenis Pekerjaan Identifikasi Bahaya Dasar Hukum Tingkat Risiko Pengendalian
Nilai
Ditimbulkan
Kekerapan
Keparahan
Risiko yang
Jenis Pekerjaan Identifikasi Bahaya Dasar Hukum Tingkat Risiko Pengendalian
Nilai
Ditimbulkan
Sambungan Baja Light saat kornea No.2 tahun 1982 Diperlukan b. Memakai apron
pengelasan Tentang kualifikasi perhatian dari c. Memakai sarung
sambungan baja juru las pihak tangan las
manajemen, d. Melakukan briefing
pekerjaan untuk proteksi saat
harus melakukan
ditetapkan pengelasan
ulang atau e. Terdapaat APAR di
dilakukan dekat pengelasan
upaya
pengendalian di
tempat kerja
untuk
mengurangi
risiko
Tersengat Arus Korabn jiwa 3 4 12 Permenakertrans (Risiko Berat) a. Proteksi terhadap
Listrik saat No.2 tahun 1982 Diperlukan bagian konduktif
pengelasan Tentang kualifikasi perhatian dari terbuka dari mesin /
sambungan baja juru las pihak trafo las
manajemen, b. Penggunaan isolasi
pekerjaan ganda pada kabel
harus c. Inspeksi berkala
ditetapkan terhadap trafo /
ulang atau mesin las dan kabel
dilakukan las
upaya
pengendalian di
tempat kerja
untuk
mengurangi
risiko
Nilai Risiko
Kekerapan
Keparahan
Risiko yang
Jenis Pekerjaan Identifikasi Bahaya Dasar Hukum Tingkat Risiko Pengendalian
Nilai
Ditimbulkan
Kekerapan
Keparahan
Risiko yang
Jenis Pekerjaan Identifikasi Bahaya Dasar Hukum Tingkat Risiko Pengendalian
Nilai
Ditimbulkan
2. Pekerjaan Tangan terjepit Luka memar 3 1 3 Per.01/Permen/198 Risiko Ringan) o Orang yang
Instalasi valve hydrant 0 Mungkin dapat melakukan instalasi
Hydrant Tentang diterima, akan hydrant adalah orang
keselamatan keja tetapi perlu yang ahli dibdagnya
pada konstruksi diadakan o Menggunakan hand
bangunan peninjauan gloves katun
ulang terhadap o Penyediaan sarana
pekerjaan P3K dan obat-obatan
(diperlukan P3K
pemantauan) o Bekerja sesuai Sop
Nilai Risiko
Kekerapan
Keparahan
Risiko yang
Jenis Pekerjaan Identifikasi Bahaya Dasar Hukum Tingkat Risiko Pengendalian
Nilai
Ditimbulkan
(standart Operation
procedure)
- Instalasi Tangan terjepit Luka memar 3 1 3 Per.01/Permen/198 Risiko Ringan) o Orang yang
Pipa pipa sprinkler saat 0 Mungkin dapat melakukan instalasi
Sprinkler pengesetan pipa Tentang diterima, akan hydrant adalah orang
keselamatan keja tetapi perlu yang ahli dibdagnya
pada konstruksi diadakan o Menggunakan hand
bangunan peninjauan gloves katun
ulang terhadap o Penyediaan sarana
pekerjaan P3K dan obat-obatan
(diperlukan P3K
pemantauan) o Bekerja sesuai Sop
(standart Operation
procedure)
Jatuh dari Patah tulang 3 4 12 Permenakertrans (Risiko Berat) a. Memakai body
Ketinggian No.3 Tahun 1982 Diperlukan harness
Tentang pelayanan perhatian dari b. Sign “ awas ada
kesehatan tenaga pihak pekerjaan di atas
kerja manajemen, ketinggian”
pekerjaan c. Memeriksa kelayakan
harus peralatan kerja dan
ditetapkan proteksi kerja
ulang atau
dilakukan
upaya
pengendalian di
tempat kerja
untuk
mengurangi
risiko
Nilai Risiko
Kekerapan
Keparahan
Risiko yang
Jenis Pekerjaan Identifikasi Bahaya Dasar Hukum Tingkat Risiko Pengendalian
Nilai
Ditimbulkan
PEKERJAAN INSTALASI AC
3. Instalasi AC Jatuh dari Patah tulang 3 4 12 Permenakertrans (Risiko Berat) d. Memakai body
Ketinggian No.3 Tahun 1982 Diperlukan harness
Tentang pelayanan perhatian dari e. Sign “ awas ada
kesehatan tenaga pihak pekerjaan di atas
kerja manajemen, ketinggian”
pekerjaan f. Memeriksa kelayakan
harus peralatan kerja dan
ditetapkan proteksi kerja
ulang atau
dilakukan
upaya
pengendalian di
tempat kerja
untuk
mengurangi
risiko
PEKERJAAN INSTALASI CCTV
Kekerapan
Keparahan
Risiko yang
Jenis Pekerjaan Identifikasi Bahaya Dasar Hukum Tingkat Risiko Pengendalian
Nilai
Ditimbulkan
Kekerapan
Keparahan
Risiko yang
Jenis Pekerjaan Identifikasi Bahaya Dasar Hukum Tingkat Risiko Pengendalian
Nilai
Ditimbulkan
IV.5 Pekerjaan Tergelincir saat Memar 2 5 10 Kep.104/KPTS/198 Risiko Berat) o Pemberian sign /
Instalasi penggalian untuk 6 Diperlukan tanda bahwa
Fire Alarm grounding /Arde Tentang perhatian dari distempat itu
- Heat maks 2 Ohm keselamatan dan pihak terdapay grounding
detector kesehatan kerja manajemen, instalasi fire alarm
pada tempat pekerjaan
- Manual konstruksi harus
break glass ditetapkan
- Alarm bell ulang atau
- Indicator dilakukan
Lamp upaya
pengendalian di
tempat kerja
untuk
mengurangi
risiko
Kekerapan
Keparahan
Risiko yang
Jenis Pekerjaan Identifikasi Bahaya Dasar Hukum Tingkat Risiko Pengendalian
Nilai
Ditimbulkan
kegiatan dikonsultasikan
pekerjaakonstruksi dengan tenaga
ahli dan tim
penilai
Pekerjaan Instalasi Tersengat arus Kejut jantung, 4 5 20 Kep.75/Kepmen/20 Risiko Berat) Isolasi kabel
Listrik listrik Luka bakar, 02 Memastiknn kabel
a. Penyambung Meninggal Tentang Diperlukan dalam keadaan baik
an Daya PLN dunia persyaratan umum perhatian dari dan tidak ada yang
b. Pengadaan instalasi listrik di pihak terkelupas
Transfomato tempat kerja manajemen, Bekerja saat cuaca
r pekerjaan kering
c. Instalasi harus Memastikan LOTO
Listrik ditetapkan (lokc out tag out)
Utama ulang atau Mematikan arus listrik
dilakukan dan memberikan sign
upaya bahwa listrik sedang
pengendalian di dalam perbaikan
tempat kerja Bekerja
untuk menggunakan bahan
mengurangi isolator(sepatu bukan
risiko beralskan plat, gloves
karet
Nilai Risiko
Kekerapan
Keparahan
Risiko yang
Jenis Pekerjaan Identifikasi Bahaya Dasar Hukum Tingkat Risiko Pengendalian
Nilai
Ditimbulkan
Bekerja tidak
mengantongi barang
yang bersignal dan
korek api
METODE PENANGANAN KENDALA DAN SOLUSI
A. LATAR BELAKANG
B. KENDALA
2. Machines (mesin-mesin)
5. Motivation (motivasi)
6. Money (keuangan)
7. Managerial
Pengawasan proyek.
Kualitas pengontrolan pekerjaan.
Pengalaman manajer lapangan.
Perhitungan keperluan material.
Perubahan desain.
METODE KENDALA DAN SOLUSI
8. Faktor lain
C. SOLUSI
2. Machines (mesin-mesin)
.
5. Motivation (motivasi)
6. Money (keuangan)
7. Managerial
8. Faktor lain
Kami akan memberikan contoh kendala yang akan terjadi pada pelaksanaan
proyek ini. Kendala yang akan kami berikan contoh yaitu kendala selama 1
minggu dan 2 minggu terhadap khusus pekerjaan pemancangan, serta dilihat
pengaruh daripada kendala tersebut terhadap progress termijn kontraktor.
Berikut penjelasannya :
Tenaga kerja
Bahan/ material
a. Pengiriman material
b. Ketersediaan bahan/ material (kuantitas)
c. Kualitas bahan/ material
Peralatan
a. Ketersediaan peralatan
b. Kualitas peralatan
Karakteristik tempat
Manajerial
a. Pengawasan proyek
b. Kualitas pengontrolan pekerjaan
c. Pengalaman manajer lapangan
d. Perhitungan keperluan material
e. Perubahan desain
f. Komunikasi antara konsultan dan kontraktor
g. Komunikasi antara kontraktor dan pemilik
h. Jadwal pengiriman material dan peralatan
i. Jadwal pekerjaan yang harus diselesaikan
j. Persiapan/penetapan rancangan tempat
Keuangan
Faktor lain
Pada alternatif ini manager proyek menyusun jadwal dalam pekerjaannya. Dalam
hal ini manager proyek harus memperhatikan beberapa asumsi, yaitu:
a. Tenaga kerja yang kerja bergantian (shift) bukan dari tenaga kerja yang
bekerja di proyek tersebut.
b. Tenaga kerja bergantian mulai bekerja setelah pekerja pagi selesai
bekerja sesuai jam kerjanya.
c. Adanya penurunan produktivitas pekerja bergantian sebab fase belajar
dan mereka bekerja pada malam hari, sedangkan produktivitas mereka
bila bekerja pagi hari, sama dengan pekerja yang sedang dipakai.
d. Upah pekerja bergantian lebih tinggi dari pekerja biasa.
e. Pengurangan durasi tiap kegiatan disamakan dengan metode pengurangan
durasi lembur.
ALTERNATIF PERCEPATAN KERJA
DENGAN MENAMBAH TENAGA KERJA BARU
BOBOT M1 M2 M3 M4 M5 M6 M7 M8 M9 M10 M11 M12 M13 M14 M15 M16 M17 M18 KENDALA
NO JENIS PEKERJAAN
(%) 01-07 08-14 15-21 22-28 29-35 36-42 37-49 50-56 57-63 64-70 71-77 78-84 85-91 92-98 99-105 106-112 113-119 120 1 MGGU 1 MGGU
I PEKERJAAN PERSIAPAN
1 Pembersihan Lapangan 0.29 0.143 0.143
2 Papan Nama Proyek 0.11 0.054 0.054
3 Mobilisasi 0.86 0.286 0.286 0.286
BOBOT PROGRESS RENCANA MINGGUAN 0.483 0.483 1.144 4.497 3.639 1.743 0.607 0.513 0.265 0.236 0.236 0.195 0.195 1.721 14.385 12.664 28.497 28.497 0.000 0.000
BOBOT PROGRESS RENCANA MINGGUAN KUMULATIF 0.483 0.965 2.110 6.607 10.246 11.988 12.595 13.108 13.374 13.609 13.845 14.040 14.235 15.957 30.342 43.006 71.503 100.000 100.000 100.000
PHO
METODE PENANGANAN KENDALA DAN SOLUSI
A. LATAR BELAKANG
B. KENDALA
2. Machines (mesin-mesin)
5. Motivation (motivasi)
6. Money (keuangan)
7. Managerial
Pengawasan proyek.
Kualitas pengontrolan pekerjaan.
Pengalaman manajer lapangan.
Perhitungan keperluan material.
Perubahan desain.
METODE KENDALA DAN SOLUSI
8. Faktor lain
C. SOLUSI
2. Machines (mesin-mesin)
.
5. Motivation (motivasi)
6. Money (keuangan)
7. Managerial
8. Faktor lain
Kami akan memberikan contoh kendala yang akan terjadi pada pelaksanaan
proyek ini. Kendala yang akan kami berikan contoh yaitu kendala selama 1
minggu dan 2 minggu terhadap khusus pekerjaan pemancangan, serta dilihat
pengaruh daripada kendala tersebut terhadap progress termijn kontraktor.
Berikut penjelasannya :
Tenaga kerja
Bahan/ material
a. Pengiriman material
b. Ketersediaan bahan/ material (kuantitas)
c. Kualitas bahan/ material
Peralatan
a. Ketersediaan peralatan
b. Kualitas peralatan
Karakteristik tempat
Manajerial
a. Pengawasan proyek
b. Kualitas pengontrolan pekerjaan
c. Pengalaman manajer lapangan
d. Perhitungan keperluan material
e. Perubahan desain
f. Komunikasi antara konsultan dan kontraktor
g. Komunikasi antara kontraktor dan pemilik
h. Jadwal pengiriman material dan peralatan
i. Jadwal pekerjaan yang harus diselesaikan
j. Persiapan/penetapan rancangan tempat
Keuangan
Faktor lain
Pada alternatif ini manager proyek menyusun jadwal dalam pekerjaannya. Dalam
hal ini manager proyek harus memperhatikan beberapa asumsi, yaitu:
a. Tenaga kerja yang kerja bergantian (shift) bukan dari tenaga kerja yang
bekerja di proyek tersebut.
b. Tenaga kerja bergantian mulai bekerja setelah pekerja pagi selesai
bekerja sesuai jam kerjanya.
c. Adanya penurunan produktivitas pekerja bergantian sebab fase belajar
dan mereka bekerja pada malam hari, sedangkan produktivitas mereka
bila bekerja pagi hari, sama dengan pekerja yang sedang dipakai.
d. Upah pekerja bergantian lebih tinggi dari pekerja biasa.
e. Pengurangan durasi tiap kegiatan disamakan dengan metode pengurangan
durasi lembur.
ALTERNATIF PERCEPATAN KERJA
DENGAN MENAMBAH TENAGA KERJA BARU
BOBOT M1 M2 M3 M4 M5 M6 M7 M8 M9 M10 M11 M12 M13 M14 M15 M16 M17 M18 KENDALA
NO JENIS PEKERJAAN
(%) 01-07 08-14 15-21 22-28 29-35 36-42 37-49 50-56 57-63 64-70 71-77 78-84 85-91 92-98 99-105 106-112 113-119 120 1 MGGU 1 MGGU
I PEKERJAAN PERSIAPAN
1 Pembersihan Lapangan 0.29 0.143 0.143
2 Papan Nama Proyek 0.11 0.054 0.054
3 Mobilisasi 0.86 0.286 0.286 0.286
BOBOT PROGRESS RENCANA MINGGUAN 0.483 0.483 1.144 4.497 3.639 1.743 0.607 0.513 0.265 0.236 0.236 0.195 0.195 1.721 14.385 12.664 28.497 28.497 0.000 0.000
BOBOT PROGRESS RENCANA MINGGUAN KUMULATIF 0.483 0.965 2.110 6.607 10.246 11.988 12.595 13.108 13.374 13.609 13.845 14.040 14.235 15.957 30.342 43.006 71.503 100.000 100.000 100.000
PHO
ID Task Task Name Duration Start Finish
August 2017 Predecessors September 2017
Mode 26 29 1 4 7 10 13 16 19 22 25
1 PROYEK 134 days Fri 9/1/17 Fri 1/12/18 PROYEK
9/1 1/12
2 Pembersihan Lapangan 14 days Fri 9/1/17 Thu 9/14/17 Pembersihan Lapangan
9/1 9/14
3 Papan Nama Proyek 14 days Fri 9/1/17 Thu 9/14/17 2SS Papan Nama Proyek
9/1 9/14
4 Mobilisasi 21 days Fri 9/1/17 Thu 9/21/17 2SS Mobilisasi
9/1 9/21
5 Pekerjaan Pembongkaran 14 days Fri 9/15/17 Thu 9/28/17 4SS+14 days Pekerjaan Pembongkaran Kusen dan Kaca Existing
Kusen dan Kaca Existing 9/15 9/28
6 Pekerjaan Pemindahan 14 days Fri 9/22/17 Thu 10/5/17 5SS+7 days Pekerjaan Pemindahan Alucopan Ex
Alucopan Existing 9/22 10/
7 Pekerjaan Pembongkaran 14 days Fri 9/22/17 Thu 10/5/17 6SS Pekerjaan Pembongkaran Lanta
Lantai 9/22 10/
8 Pekerjaan Galian Tanah 14 days Fri 10/6/17 Thu 7 Pekerja
10/19/17 10/6
Page 1
ID Task Task Name Duration Start Finish
August 2017 Predecessors September 2017
Mode 26 29 1 4 7 10 13 16 19 22 25
9 Pekerjaan Urugan Tanah 14 days Fri 10/6/17 Thu 8SS Pekerjaan U
Kembali 10/19/17 10/6
10 Pekerjaan Urugan Pasir 14 days Fri 10/20/17 Thu 11/2/17 8 Pekerjaan U
11/2
11 Pekerjaan Lantai kerja 14 days Fri 10/20/17 Thu 11/2/17 10SS Pekerjaan L
11/2
12 Pekerjaan Pasangan Pondasi 14 days Fri 10/6/17 Thu 9SS Pekerjaan Pasan
Batu gunung 10/19/17 10/6
13 Pekerjaan Sloof 20/40 14 days Fri 10/20/17 Thu 11/2/17 12 Pekerjaan S
11/2
14 Pekerjaan Pemasangan Baja 14 days Fri 11/3/17 Thu 13
Berat 11/16/17
15 Pekerjaan Pemasangan 28 days Mon Sun 14SS+10 days
Alucopan + Rangka 11/13/17 12/10/17
16 Pekerjaan Pemasangan Kusen 28 days Mon Sun 15SS
Alumunium 11/13/17 12/10/17
Task Manual Task
Split Duration-only
Milestone Manual Summary Rollup
Summary Manual Summary
BAGAN GRAFIK Project Summary Start-only
BAR CHART
KENDALA 2 MINGGU External Tasks Finish-only
External Milestone Deadline
Inactive Task Critical
Inactive Milestone Critical Split
Inactive Summary Progress
Page 2
ID Task Task Name Duration Start Finish
August 2017 Predecessors September 2017
Mode 26 29 1 4 7 10 13 16 19 22 25
17 Pekerjaan Pemasangan Kaca 28 days Mon Sun 16SS
mati bening 5mm 11/13/17 12/10/17
18 Pekerjaan PemasanganDaun 28 days Mon Sun 17SS
pintu Kaca tempered + 11/13/17 12/10/17
Assesories
19 Pekerjaan Pemasangan Atap + 28 days Sat 12/2/17 Fri 12/29/17 18SS+19 days
Rangka baja Ringan
20 Pekerjaan List Alumunium 28 days Sat 12/16/17 Fri 1/12/18 19SS+14 days
Page 3
ID Task Task Name Duration Start Finish
August 2017 Predecessors September 2017
Mode 26 29 1 4 7 10 13 16 19 22 25
24 PEK. REHAB R. INFO 35 days Fri 9/22/17Thu 10/26/17 PEK. REHAB R. INFO
9/22 10/26
30 Jadwal PHO 2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,13,14,15,16,17,18,19,20,21,22,23,25,26,27,28,29
0 days Fri 1/12/18 Fri 1/12/18
Page 4
October 2017 November 2017 December 2017 January 2018
25 28 1 4 7 10 13 16 19 22 25 28 31 3 6 9 12 15 18 21 24 27 30 3 6 9 12 15 18 21 24 27 30 2 5 8 11 14 17 20
PROYEK
1/12
ngan
9/14
yek
9/14
sasi
9/21
Pekerjaan Pembongkaran Kusen dan Kaca Existing
/15 9/28
Pekerjaan Pemindahan Alucopan Existing
9/22 10/5
Pekerjaan Pembongkaran Lantai
9/22 10/5
Pekerjaan Galian Tanah
10/6 10/19
Page 5
October 2017 November 2017 December 2017 January 2018
25 28 1 4 7 10 13 16 19 22 25 28 31 3 6 9 12 15 18 21 24 27 30 3 6 9 12 15 18 21 24 27 30 2 5 8 11 14 17 20
Pekerjaan Urugan Tanah Kembali
10/6 10/19
Pekerjaan Urugan Pasir
10/20 11/2
Pekerjaan Lantai kerja
10/20 11/2
Pekerjaan Pasangan Pondasi Batu gunung
10/6 10/19
Pekerjaan Sloof 20/40
10/20 11/2
Pekerjaan Pemasangan Baja Berat
11/3 11/16
Pekerjaan Pemasangan Alucopan + Rangka
11/13 12/10
Pekerjaan Pemasangan Kusen Alumunium
11/13 12/10
Page 6
October 2017 November 2017 December 2017 January 2018
25 28 1 4 7 10 13 16 19 22 25 28 31 3 6 9 12 15 18 21 24 27 30 3 6 9 12 15 18 21 24 27 30 2 5 8 11 14 17 20
Pekerjaan Pemasangan Kaca mati bening 5mm
11/13 12/10
Pekerjaan PemasanganDaun pintu Kaca tempered + Assesories
11/13 12/10
Page 7
October 2017 November 2017 December 2017 January 2018
25 28 1 4 7 10 13 16 19 22 25 28 31 3 6 9 12 15 18 21 24 27 30 3 6 9 12 15 18 21 24 27 30 2 5 8 11 14 17 20
PEK. REHAB R. INFO
9/22 10/26
1/12
Page 8
ID Task Task Name Duration Start Finish
August 2017 Predecessors September 2017
Mode 26 29 1 4 7 10 13 16 19 22
1 PROYEK 120 days Fri 9/1/17 Fri 12/29/17 PROYEK
9/1 12/29
2 Pembersihan Lapangan 14 days Fri 9/1/17 Thu 9/14/17 Pembersihan Lapangan
9/1 9/14
3 Papan Nama Proyek 14 days Fri 9/1/17 Thu 9/14/17 2SS Papan Nama Proyek
9/1 9/14
4 Mobilisasi 21 days Fri 9/1/17 Thu 9/21/17 2SS Mobilisasi
9/1 9/21
5 Pekerjaan Pembongkaran 14 days Fri 9/15/17 Thu 9/28/17 4SS+14 days Pekerjaan Pembongkaran Kusen dan Kaca Exis
Kusen dan Kaca Existing 9/15 9/28
6 Pekerjaan Pemindahan 14 days Fri 9/22/17 Thu 10/5/17 5SS+7 days Pekerjaan Pemindahan Alucop
Alucopan Existing 9/22
7 Pekerjaan Pembongkaran 14 days Fri 9/22/17 Thu 10/5/17 6SS Pekerjaan Pembongkaran
Lantai 9/22
8 Pekerjaan Galian Tanah 14 days Fri 10/6/17 Thu 7 Pekerjaan Galian T
10/19/17 10/19 10/6
Page 1
ID Task Task Name Duration Start Finish
August 2017 Predecessors September 2017
Mode 26 29 1 4 7 10 13 16 19 22
9 Pekerjaan Urugan Tanah 14 days Fri 10/6/17 Thu 8SS Pekerjaan Urugan Tana
Kembali 10/19/17 10/19 10/6
10 Pekerjaan Urugan Pasir 14 days Fri 10/20/17 Thu 11/2/17 8
12 Pekerjaan Pasangan Pondasi 14 days Fri 10/6/17 Thu 9SS Pekerjaan Pasangan Pondas
Batu gunung 10/19/17 10/19 10/6
13 Pekerjaan Sloof 20/40 14 days Fri 10/20/17 Thu 11/2/17 12
Page 2
ID Task Task Name Duration Start Finish
August 2017 Predecessors September 2017
Mode 26 29 1 4 7 10 13 16 19 22
17 Pekerjaan Pemasangan Kaca 28 days Mon Sun 16SS
mati bening 5mm 11/13/17 12/10/17
18 Pekerjaan PemasanganDaun 28 days Mon Sun 17SS
pintu Kaca tempered + 11/13/17 12/10/17
Assesories
19 Pekerjaan Pemasangan Atap + 28 days Sat 12/2/17 Fri 12/29/17 18SS+19 days
Rangka baja Ringan
20 Pekerjaan List Alumunium 28 days Sat 12/2/17 Fri 12/29/17 19SS
Page 3
ID Task Task Name Duration Start Finish
August 2017 Predecessors September 2017
Mode 26 29 1 4 7 10 13 16 19 22
24 PEK. REHAB R. INFO 35 days Fri 9/22/17Thu 10/26/17 PEK. REHAB R. INFO
9/22 10/26
30 Jadwal PHO 2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,13,14,15,16,17,18,19,20,21,22,23,25,26,27,28,29
0 days Fri 12/29/17 Fri 12/29/17
Page 4
7 October 2017 November 2017 December 2017 January 2018
22 25 28 1 4 7 10 13 16 19 22 25 28 31 3 6 9 12 15 18 21 24 27 30 3 6 9 12 15 18 21 24 27 30 2 5
PROYEK
12/29
pangan
9/14
royek
9/14
bilisasi
9/21
Pekerjaan Pembongkaran Kusen dan Kaca Existing
9/15 9/28
Pekerjaan Pemindahan Alucopan Existing
9/22 10/5
Pekerjaan Pembongkaran Lantai
9/22 10/5
Pekerjaan Galian Tanah
10/6 10/19
Page 5
7 October 2017 November 2017 December 2017 January 2018
22 25 28 1 4 7 10 13 16 19 22 25 28 31 3 6 9 12 15 18 21 24 27 30 3 6 9 12 15 18 21 24 27 30 2 5
Pekerjaan Urugan Tanah Kembali
10/6 10/19
Pekerjaan Urugan Pasir
10/20 11/2
Pekerjaan Lantai kerja
10/20 11/2
Pekerjaan Pasangan Pondasi Batu gunung
10/6 10/19
Pekerjaan Sloof 20/40
10/20 11/2
Pekerjaan Pemasangan Baja Berat
11/3 11/16
Pekerjaan Pemasangan Alucopan + Rangka
11/13 12/10
Pekerjaan Pemasangan Kusen Alumunium
11/13 12/10
Page 6
7 October 2017 November 2017 December 2017 January 2018
22 25 28 1 4 7 10 13 16 19 22 25 28 31 3 6 9 12 15 18 21 24 27 30 3 6 9 12 15 18 21 24 27 30 2 5
Pekerjaan Pemasangan Kaca mati bening 5mm
11/13 12/10
Pekerjaan PemasanganDaun pintu Kaca tempered + Assesories
11/13 12/10
Page 7
7 October 2017 November 2017 December 2017 January 2018
22 25 28 1 4 7 10 13 16 19 22 25 28 31 3 6 9 12 15 18 21 24 27 30 3 6 9 12 15 18 21 24 27 30 2 5
PEK. REHAB R. INFO
9/22 10/26
12/29
Page 8
ID Task Task Name Duration Start Finish
August 2017 Predecessors September 2017
Mode 26 29 1 4 7 10 13 16 19 22 25
1 PROYEK 134 days Fri 9/1/17 Fri 1/12/18 PROYEK
9/1 1/12
2 Pembersihan Lapangan 14 days Fri 9/1/17 Thu 9/14/17 Pembersihan Lapangan
9/1 9/14
3 Papan Nama Proyek 14 days Fri 9/1/17 Thu 9/14/17 2SS Papan Nama Proyek
9/1 9/14
4 Mobilisasi 21 days Fri 9/1/17 Thu 9/21/17 2SS Mobilisasi
9/1 9/21
5 Pekerjaan Pembongkaran 14 days Fri 9/15/17 Thu 9/28/17 4SS+14 days Pekerjaan Pembongkaran Kusen dan Kaca Existing
Kusen dan Kaca Existing 9/15 9/28
6 Pekerjaan Pemindahan 14 days Fri 9/22/17 Thu 10/5/17 5SS+7 days Pekerjaan Pemindahan Alucopan Ex
Alucopan Existing 9/22 10/
7 Pekerjaan Pembongkaran 14 days Fri 9/22/17 Thu 10/5/17 6SS Pekerjaan Pembongkaran Lanta
Lantai 9/22 10/
8 Pekerjaan Galian Tanah 14 days Fri 10/6/17 Thu 7 Pekerja
10/19/17 10/6
Page 1
ID Task Task Name Duration Start Finish
August 2017 Predecessors September 2017
Mode 26 29 1 4 7 10 13 16 19 22 25
9 Pekerjaan Urugan Tanah 14 days Fri 10/6/17 Thu 8SS Pekerjaan U
Kembali 10/19/17 10/6
10 Pekerjaan Urugan Pasir 14 days Fri 10/20/17 Thu 11/2/17 8 Pekerjaan U
11/2
11 Pekerjaan Lantai kerja 14 days Fri 10/20/17 Thu 11/2/17 10SS Pekerjaan L
11/2
12 Pekerjaan Pasangan Pondasi 14 days Fri 10/6/17 Thu 9SS Pekerjaan Pasan
Batu gunung 10/19/17 10/6
13 Pekerjaan Sloof 20/40 14 days Fri 10/20/17 Thu 11/2/17 12 Pekerjaan S
11/2
14 Pekerjaan Pemasangan Baja 14 days Fri 11/3/17 Thu 13
Berat 11/16/17
15 Pekerjaan Pemasangan 28 days Mon Sun 14SS+10 days
Alucopan + Rangka 11/13/17 12/10/17
16 Pekerjaan Pemasangan Kusen 28 days Mon Sun 15SS
Alumunium 11/13/17 12/10/17
Task Manual Task
Split Duration-only
Milestone Manual Summary Rollup
Summary Manual Summary
BAGAN GRAFIK Project Summary Start-only
GANTTCHART
KENDALA 2 MINGGU External Tasks Finish-only
External Milestone Deadline
Inactive Task Critical
Inactive Milestone Critical Split
Inactive Summary Progress
Page 2
ID Task Task Name Duration Start Finish
August 2017 Predecessors September 2017
Mode 26 29 1 4 7 10 13 16 19 22 25
17 Pekerjaan Pemasangan Kaca 28 days Mon Sun 16SS
mati bening 5mm 11/13/17 12/10/17
18 Pekerjaan PemasanganDaun 28 days Mon Sun 17SS
pintu Kaca tempered + 11/13/17 12/10/17
Assesories
19 Pekerjaan Pemasangan Atap + 28 days Sat 12/2/17 Fri 12/29/17 18SS+19 days
Rangka baja Ringan
20 Pekerjaan List Alumunium 28 days Sat 12/16/17 Fri 1/12/18 19SS+14 days
Page 3
ID Task Task Name Duration Start Finish
August 2017 Predecessors September 2017
Mode 26 29 1 4 7 10 13 16 19 22 25
24 PEK. REHAB R. INFO 35 days Fri 9/22/17Thu 10/26/17 PEK. REHAB R. INFO
9/22 10/26
30 Jadwal PHO 2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,13,14,15,16,17,18,19,20,21,22,23,25,26,27,28,29
0 days Fri 1/12/18 Fri 1/12/18
Page 4
October 2017 November 2017 December 2017 January 2018
25 28 1 4 7 10 13 16 19 22 25 28 31 3 6 9 12 15 18 21 24 27 30 3 6 9 12 15 18 21 24 27 30 2 5 8 11 14 17 20
PROYEK
1/12
ngan
9/14
yek
9/14
sasi
9/21
Pekerjaan Pembongkaran Kusen dan Kaca Existing
/15 9/28
Pekerjaan Pemindahan Alucopan Existing
9/22 10/5
Pekerjaan Pembongkaran Lantai
9/22 10/5
Pekerjaan Galian Tanah
10/6 10/19
Page 5
October 2017 November 2017 December 2017 January 2018
25 28 1 4 7 10 13 16 19 22 25 28 31 3 6 9 12 15 18 21 24 27 30 3 6 9 12 15 18 21 24 27 30 2 5 8 11 14 17 20
Pekerjaan Urugan Tanah Kembali
10/6 10/19
Pekerjaan Urugan Pasir
10/20 11/2
Pekerjaan Lantai kerja
10/20 11/2
Pekerjaan Pasangan Pondasi Batu gunung
10/6 10/19
Pekerjaan Sloof 20/40
10/20 11/2
Pekerjaan Pemasangan Baja Berat
11/3 11/16
Pekerjaan Pemasangan Alucopan + Rangka
11/13 12/10
Pekerjaan Pemasangan Kusen Alumunium
11/13 12/10
Page 6
October 2017 November 2017 December 2017 January 2018
25 28 1 4 7 10 13 16 19 22 25 28 31 3 6 9 12 15 18 21 24 27 30 3 6 9 12 15 18 21 24 27 30 2 5 8 11 14 17 20
Pekerjaan Pemasangan Kaca mati bening 5mm
11/13 12/10
Pekerjaan PemasanganDaun pintu Kaca tempered + Assesories
11/13 12/10
Page 7
October 2017 November 2017 December 2017 January 2018
25 28 1 4 7 10 13 16 19 22 25 28 31 3 6 9 12 15 18 21 24 27 30 3 6 9 12 15 18 21 24 27 30 2 5 8 11 14 17 20
PEK. REHAB R. INFO
9/22 10/26
1/12
Page 8
ID Task Task Name Duration Start Finish
August 2017 Predecessors September 2017
Mode 26 29 1 4 7 10 13 16 19 22
1 PROYEK 120 days Fri 9/1/17 Fri 12/29/17 PROYEK
9/1 12/29
2 Pembersihan Lapangan 14 days Fri 9/1/17 Thu 9/14/17 Pembersihan Lapangan
9/1 9/14
3 Papan Nama Proyek 14 days Fri 9/1/17 Thu 9/14/17 2SS Papan Nama Proyek
9/1 9/14
4 Mobilisasi 21 days Fri 9/1/17 Thu 9/21/17 2SS Mobilisasi
9/1 9/21
5 Pekerjaan Pembongkaran 14 days Fri 9/15/17 Thu 9/28/17 4SS+14 days Pekerjaan Pembongkaran Kusen dan Kaca Exis
Kusen dan Kaca Existing 9/15 9/28
6 Pekerjaan Pemindahan 14 days Fri 9/22/17 Thu 10/5/17 5SS+7 days Pekerjaan Pemindahan Alucop
Alucopan Existing 9/22
7 Pekerjaan Pembongkaran 14 days Fri 9/22/17 Thu 10/5/17 6SS Pekerjaan Pembongkaran
Lantai 9/22
8 Pekerjaan Galian Tanah 14 days Fri 10/6/17 Thu 7 Pekerjaan Galian T
10/19/17 10/19 10/6
Page 1
ID Task Task Name Duration Start Finish
August 2017 Predecessors September 2017
Mode 26 29 1 4 7 10 13 16 19 22
9 Pekerjaan Urugan Tanah 14 days Fri 10/6/17 Thu 8SS Pekerjaan Urugan Tana
Kembali 10/19/17 10/19 10/6
10 Pekerjaan Urugan Pasir 14 days Fri 10/20/17 Thu 11/2/17 8
12 Pekerjaan Pasangan Pondasi 14 days Fri 10/6/17 Thu 9SS Pekerjaan Pasangan Pondas
Batu gunung 10/19/17 10/19 10/6
13 Pekerjaan Sloof 20/40 14 days Fri 10/20/17 Thu 11/2/17 12
Page 2
ID Task Task Name Duration Start Finish
August 2017 Predecessors September 2017
Mode 26 29 1 4 7 10 13 16 19 22
17 Pekerjaan Pemasangan Kaca 28 days Mon Sun 16SS
mati bening 5mm 11/13/17 12/10/17
18 Pekerjaan PemasanganDaun 28 days Mon Sun 17SS
pintu Kaca tempered + 11/13/17 12/10/17
Assesories
19 Pekerjaan Pemasangan Atap + 28 days Sat 12/2/17 Fri 12/29/17 18SS+19 days
Rangka baja Ringan
20 Pekerjaan List Alumunium 28 days Sat 12/2/17 Fri 12/29/17 19SS
Page 3
ID Task Task Name Duration Start Finish
August 2017 Predecessors September 2017
Mode 26 29 1 4 7 10 13 16 19 22
24 PEK. REHAB R. INFO 35 days Fri 9/22/17Thu 10/26/17 PEK. REHAB R. INFO
9/22 10/26
30 Jadwal PHO 2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,13,14,15,16,17,18,19,20,21,22,23,25,26,27,28,29
0 days Fri 12/29/17 Fri 12/29/17
Page 4
7 October 2017 November 2017 December 2017 January 2018
22 25 28 1 4 7 10 13 16 19 22 25 28 31 3 6 9 12 15 18 21 24 27 30 3 6 9 12 15 18 21 24 27 30 2 5
PROYEK
12/29
pangan
9/14
royek
9/14
bilisasi
9/21
Pekerjaan Pembongkaran Kusen dan Kaca Existing
9/15 9/28
Pekerjaan Pemindahan Alucopan Existing
9/22 10/5
Pekerjaan Pembongkaran Lantai
9/22 10/5
Pekerjaan Galian Tanah
10/6 10/19
Page 5
7 October 2017 November 2017 December 2017 January 2018
22 25 28 1 4 7 10 13 16 19 22 25 28 31 3 6 9 12 15 18 21 24 27 30 3 6 9 12 15 18 21 24 27 30 2 5
Pekerjaan Urugan Tanah Kembali
10/6 10/19
Pekerjaan Urugan Pasir
10/20 11/2
Pekerjaan Lantai kerja
10/20 11/2
Pekerjaan Pasangan Pondasi Batu gunung
10/6 10/19
Pekerjaan Sloof 20/40
10/20 11/2
Pekerjaan Pemasangan Baja Berat
11/3 11/16
Pekerjaan Pemasangan Alucopan + Rangka
11/13 12/10
Pekerjaan Pemasangan Kusen Alumunium
11/13 12/10
Page 6
7 October 2017 November 2017 December 2017 January 2018
22 25 28 1 4 7 10 13 16 19 22 25 28 31 3 6 9 12 15 18 21 24 27 30 3 6 9 12 15 18 21 24 27 30 2 5
Pekerjaan Pemasangan Kaca mati bening 5mm
11/13 12/10
Pekerjaan PemasanganDaun pintu Kaca tempered + Assesories
11/13 12/10
Page 7
7 October 2017 November 2017 December 2017 January 2018
22 25 28 1 4 7 10 13 16 19 22 25 28 31 3 6 9 12 15 18 21 24 27 30 3 6 9 12 15 18 21 24 27 30 2 5
PEK. REHAB R. INFO
9/22 10/26
12/29
Page 8
NETWORK PLANNING PELAKSANAAN PEKERJAAN
KENDALA 2 MINGGU
Page 1
NETWORK PLANNING PELAKSANAAN PEKERJAAN
KENDALA 2 MINGGU
Page 2
NETWORK PLANNING PELAKSANAAN PEKERJAAN
KENDALA 2 MINGGU
Page 3
NETWORK PLANNING PELAKSANAAN PEKERJAAN
KENDALA 2 MINGGU
Page 4
NETWORK PLANNING PELAKSANAAN PEKERJAAN
KENDALA 2 MINGGU
Page 5
NETWORK PLANNING PELAKSANAAN PEKERJAAN
KENDALA 2 MINGGU
Page 6
NETWORK PLANNING PELAKSANAAN PEKERJAAN
KENDALA 2 MINGGU
Pekerjaan Pemasangan Kusen Alumunium Pekerjaan Pemasangan Kaca mati bening 5mm
Start: Mon 11/13/17ID: 16 Start: Mon 11/13/17ID: 17
Finish: Sun 12/10/17
Dur: 28 days Finish: Sun 12/10/17
Dur: 28 days
Res: Res:
Page 7
NETWORK PLANNING PELAKSANAAN PEKERJAAN
KENDALA 2 MINGGU
Page 8
NETWORK PLANNING PELAKSANAAN PEKERJAAN
KENDALA 2 MINGGU
Page 9
NETWORK PLANNING PELAKSANAAN PEKERJAAN
KENDALA 2 MINGGU
Page 10
NETWORK PLANNING PELAKSANAAN PEKERJAAN
KENDALA 2 MINGGU
Jadwal PHO
Page 11
BAGAN NETWORK PLANNING PELAKSANAAN PEKERJAAN
TINDAKAN SOLUSI PADA KENDALA SELAMA 2 MINGGU
Page 1
BAGAN NETWORK PLANNING PELAKSANAAN PEKERJAAN
TINDAKAN SOLUSI PADA KENDALA SELAMA 2 MINGGU
Page 2
BAGAN NETWORK PLANNING PELAKSANAAN PEKERJAAN
TINDAKAN SOLUSI PADA KENDALA SELAMA 2 MINGGU
Page 3
BAGAN NETWORK PLANNING PELAKSANAAN PEKERJAAN
TINDAKAN SOLUSI PADA KENDALA SELAMA 2 MINGGU
Page 4
BAGAN NETWORK PLANNING PELAKSANAAN PEKERJAAN
TINDAKAN SOLUSI PADA KENDALA SELAMA 2 MINGGU
Page 5
BAGAN NETWORK PLANNING PELAKSANAAN PEKERJAAN
TINDAKAN SOLUSI PADA KENDALA SELAMA 2 MINGGU
Page 6
BAGAN NETWORK PLANNING PELAKSANAAN PEKERJAAN
TINDAKAN SOLUSI PADA KENDALA SELAMA 2 MINGGU
Pekerjaan Pemasangan Kusen Alumunium Pekerjaan Pemasangan Kaca mati bening 5mm
Start: Mon 11/13/17ID: 16 Start: Mon 11/13/17ID: 17
Finish: Sun 12/10/17
Dur: 28 days Finish: Sun 12/10/17
Dur: 28 days
Res: Res:
Page 7
BAGAN NETWORK PLANNING PELAKSANAAN PEKERJAAN
TINDAKAN SOLUSI PADA KENDALA SELAMA 2 MINGGU
Page 8
BAGAN NETWORK PLANNING PELAKSANAAN PEKERJAAN
TINDAKAN SOLUSI PADA KENDALA SELAMA 2 MINGGU
Page 9
BAGAN NETWORK PLANNING PELAKSANAAN PEKERJAAN
TINDAKAN SOLUSI PADA KENDALA SELAMA 2 MINGGU
Page 10
BAGAN NETWORK PLANNING PELAKSANAAN PEKERJAAN
TINDAKAN SOLUSI PADA KENDALA SELAMA 2 MINGGU
Jadwal PHO
Page 11
KURVA S PELAKSANAAN PEKERJAAN
BOBOT M1 M2 M3 M4 M5 M6 M7 M8 M9 M10 M11 M12 M13 M14 M15 M16 M17 M18
NO JENIS PEKERJAAN
(%) 01-07 08-14 15-21 22-28 29-35 36-42 37-49 50-56 57-63 64-70 71-77 78-84 85-91 92-98 99-105 106-112 113-119 120
I PEKERJAAN PERSIAPAN
1 Pembersihan Lapangan 0.29 0.143 0.143
2 Papan Nama Proyek 0.11 0.054 0.054
3 Mobilisasi 0.86 0.286 0.286 0.286
BOBOT PROGRESS RENCANA MINGGUAN 0.483 0.483 1.144 4.497 3.639 1.743 0.607 0.513 0.265 0.236 0.236 0.195 0.195 1.721 14.385 12.664 28.497 28.497
BOBOT PROGRESS RENCANA MINGGUAN KUMULATIF 0.483 0.965 2.110 6.607 10.246 11.988 12.595 13.108 13.374 13.609 13.845 14.040 14.235 15.957 30.342 43.006 71.503 100.000
PHO
ID Task Task Name Duration Start Finish
Mode
1 PROYEK 120 days Fri 9/1/17 Fri 12/29/17
Task
Split
Milestone
Summary
Project Summary
External Tasks
External Milestone
Inactive Task
Inactive Milestone
Page 1
ID Task Task Name Duration Start Finish
Mode
11 Pekerjaan Lantai kerja 14 days Fri 10/20/17 Thu 11/2/17
Task
Split
Milestone
Summary
Project Summary
External Tasks
External Milestone
Inactive Task
Inactive Milestone
Page 2
ID Task Task Name Duration Start Finish
Mode
20 Pekerjaan List Alumunium 28 days Sat 12/2/17 Fri 12/29/17
Page 3
ID Task Task Name Duration Start Finish
Mode
30 Jadwal PHO 0 days Fri 12/29/17 Fri 12/29/17
Task
Split
Milestone
Summary
Project Summary
External Tasks
External Milestone
Inactive Task
Inactive Milestone
Page 4
ugust 2017 Predecessors September 2017 October 2017
26 29 1 4 7 10 13 16 19 22 25 28 1 4 7 10 13 16 19 22 25
PROYEK
9/1 12/29
Pembersihan Lapangan
9/1 9/14
2SS Papan Nama Proyek
9/1 9/14
2SS Mobilisasi
9/1 9/21
4SS+14 days Pekerjaan Pembongkaran Kusen dan Kaca Existing
9/15 9/28
5SS+7 days Pekerjaan Pemindahan Alucopan Existing
9/22 10/5
6SS Pekerjaan Pembongkaran Lantai
9/22 10/5
7 Pekerjaan Galian Tanah
10/6 10/19
8SS Pekerjaan Urugan Tanah Kembali
10/6 10/19
8 Pekerjaan Urugan Pasir
10/20 11/2
Task
Split
Milestone
Summary
Project Summary
External Tasks
External Milestone
Inactive Task
Inactive Milestone
Page 5
ugust 2017 Predecessors September 2017 October 2017
26 29 1 4 7 10 13 16 19 22 25 28 1 4 7 10 13 16 19 22 25
10SS Pekerjaan Lantai kerja
10/20 11/
9SS Pekerjaan Pasangan Pondasi Batu gunung
10/6 10/19
12 Pekerjaan Sloof 20/40
10/20 11/2
13 Pekerjaan Pe
11/3
14SS+10 days
15SS
16SS
17SS P
Task
Split
Milestone
Summary
Project Summary
External Tasks
External Milestone
Inactive Task
Inactive Milestone
Page 6
ugust 2017 Predecessors September 2017 October 2017
26 29 1 4 7 10 13 16 19 22 25 28 1 4 7 10 13 16 19 22 25
19SS Pe
12/29
20SS Pekerjaan P
12/29
21SS+14 days
12/29
22SS
12/29
PEK. REHAB R. INFO
9/22 10/26
4 Pekerjaan Pemasangan Kusen Alumunium
9/22 10/12
25SS Pekerjaan Pemasangan Kaca mati bening 5mm
9/22 10/12
26SS+14 days Pekerjaan Pemasangan Daun pintu Kaca tempered + Assesories
10/6 10/19
Task
Split
Milestone
Summary
Project Summary
External Tasks
External Milestone
Inactive Task
Inactive Milestone
Page 7
ugust 2017 Predecessors September 2017 October 2017
26 29 1 4 7 10 13 16 19 22 25 28 1 4 7 10 13 16 19 22 25
,19,20,21,22,23,25,26,27,28,29
Task
Split
Milestone
Summary
Project Summary
External Tasks
External Milestone
Inactive Task
Inactive Milestone
Page 8
November 2017 December 2017 January 2018
25 28 31 3 6 9 12 15 18 21 24 27 30 3 6 9 12 15 18 21 24 27 30 2 5
PROYEK
12/29
alian Tanah
10/19
n Tanah Kembali
10/19
Pekerjaan Urugan Pasir
10/20 11/2
Task
Split
Milestone
Summary
Project Summary
External Tasks
External Milestone
Inactive Task
Inactive Milestone
Page 9
November 2017 December 2017 January 2018
25 28 31 3 6 9 12 15 18 21 24 27 30 3 6 9 12 15 18 21 24 27 30 2 5
Pekerjaan Lantai kerja
10/20 11/2
Pekerjaan Pasangan Pondasi Batu gunung
10/19
Pekerjaan Sloof 20/40
10/20 11/2
Pekerjaan Pemasangan Baja Berat
11/3 11/16
Pekerjaan Pemasangan Alucopan + Rangka
11/13 12/10
Pekerjaan Pemasangan Kusen Alumunium
11/13 12/10
Pekerjaan Pemasangan Kaca mati bening 5mm
11/13 12/10
Pekerjaan PemasanganDaun pintu Kaca tempered + Assesories
11/13 12/10
Task
Split
Milestone
Summary
Project Summary
External Tasks
External Milestone
Inactive Task
Inactive Milestone
Page 10
November 2017 December 2017 January 2018
25 28 31 3 6 9 12 15 18 21 24 27 30 3 6 9 12 15 18 21 24 27 30 2 5
Pekerjaan List Alumunium
12/2 12/29
Pekerjaan Pemasangan Lantai Keramik 80x80
12/2 12/29
Pengadaan AC Split 2 PK
12/16 12/29
Pengadaan Mebelair
12/16 12/29
NFO
10/26
nium
10/12
ng 5mm
10/12
Pekerjaan Pemasangan Daun pintu Kaca tempered + Assesories
10/19
Task
Split
Milestone
Summary
Project Summary
External Tasks
External Milestone
Inactive Task
Inactive Milestone
Page 11
November 2017 December 2017 January 2018
25 28 31 3 6 9 12 15 18 21 24 27 30 3 6 9 12 15 18 21 24 27 30 2 5
12/29
Task
Split
Milestone
Summary
Project Summary
External Tasks
External Milestone
Inactive Task
Inactive Milestone
Page 12
BEBAN KERJA PERSONIL
ID Resource
Aug 27, '17Name Work Details Sep 3, '17
F S S M T W
Unassigned 0 hrs Work
1 site manager 960 hrs Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h
PROYEK 960 hrs Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h
2 manajer manajemen konstruksi
960 hrs Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h
PROYEK 960 hrs Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h
3 juru gambar arsitektur 960 hrs Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h
PROYEK 960 hrs Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h
4 mandor pasang atap 960 hrs Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h
PROYEK 960 hrs Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h
5 mandor tukang batu 960 hrs Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h
PROYEK 960 hrs Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h
6 tukang pasang lantai 960 hrs Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h
PROYEK 960 hrs Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h
7 tukang kaca 960 hrs Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h
PROYEK 960 hrs Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h
8 tukang pasang alumunium 960 hrs Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h
PROYEK 960 hrs Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h
9 teknisi ac 960 hrs Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h
PROYEK 960 hrs Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h
10 operator dump truck 960 hrs Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h
PROYEK 960 hrs Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h
11 administrasi 960 hrs Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h
PROYEK 960 hrs Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h
12 keuangan 960 hrs Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h
PROYEK 960 hrs Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h
13 keamanan 960 hrs Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h
PROYEK 960 hrs Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Page 1
BEBAN KERJA PERSONIL
Details Sep 10, '17 Sep 17, '17
W T F S S M T W T F S S
Work
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Page 2
BEBAN KERJA PERSONIL
Details Sep 17, '17 Sep 24, '17
S M T W T F S S M T W T
Work
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Page 3
BEBAN KERJA PERSONIL
Details Oct 1, '17 Oct 8, '17
T F S S M T W T F S S M
Work
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Page 4
BEBAN KERJA PERSONIL
Details
Oct 8, '17 Oct 15, '17
M T W T F S S M T W T F
Work
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Page 5
BEBAN KERJA PERSONIL
Details Oct 22, '17 Oct 29, '17
F S S M T W T F S S M T
Work
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Page 6
BEBAN KERJA PERSONIL
Details
Oct 29, '17 Nov 5, '17
T W T F S S M T W T F S
Work
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Page 7
BEBAN KERJA PERSONIL
Details Nov 12, '17 Nov 19, '17
S S M T W T F S S M T W
Work
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Page 8
BEBAN KERJA PERSONIL
7 Details Nov 26, '17 Dec 3, '17
W T F S S M T W T F S S
Work
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Page 9
BEBAN KERJA PERSONIL
Details Dec 3, '17 Dec 10, '17
S M T W T F S S M T W T
Work
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Page 10
BEBAN KERJA PERSONIL
Details Dec 17, '17 Dec 24, '17
T F S S M T W T F S S M
Work
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Page 11
BEBAN KERJA PERSONIL
Details
Dec 24, '17 Dec 31, '17
M T W T F S S M T W T
Work
Work 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h
Page 12
ID Task Task Name Duration Start Finish
August 2017 Predecessors September 2017
Mode 26 29 1 4 7 10 13 16 19 22
1 PROYEK 120 days Fri 9/1/17 Fri 12/29/17 PROYEK
9/1 12/29
2 Pembersihan Lapangan 14 days Fri 9/1/17 Thu 9/14/17 Pembersihan Lapangan
9/1 9/14
3 Papan Nama Proyek 14 days Fri 9/1/17 Thu 9/14/17 2SS Papan Nama Proyek
9/1 9/14
4 Mobilisasi 21 days Fri 9/1/17 Thu 9/21/17 2SS Mobilisasi
9/1 9/21
5 Pekerjaan Pembongkaran 14 days Fri 9/15/17 Thu 9/28/17 4SS+14 days Pekerjaan Pembongkaran Kusen dan Kaca Exis
Kusen dan Kaca Existing 9/15 9/28
6 Pekerjaan Pemindahan 14 days Fri 9/22/17 Thu 10/5/17 5SS+7 days Pekerjaan Pemindahan Alucop
Alucopan Existing 9/22
7 Pekerjaan Pembongkaran 14 days Fri 9/22/17 Thu 10/5/17 6SS Pekerjaan Pembongkaran
Lantai 9/22
8 Pekerjaan Galian Tanah 14 days Fri 10/6/17 Thu 7 Pekerjaan Galian T
10/19/17 10/19 10/6
Page 1
ID Task Task Name Duration Start Finish
August 2017 Predecessors September 2017
Mode 26 29 1 4 7 10 13 16 19 22
9 Pekerjaan Urugan Tanah 14 days Fri 10/6/17 Thu 8SS Pekerjaan Urugan Tana
Kembali 10/19/17 10/19 10/6
10 Pekerjaan Urugan Pasir 14 days Fri 10/20/17 Thu 11/2/17 8
12 Pekerjaan Pasangan Pondasi 14 days Fri 10/6/17 Thu 9SS Pekerjaan Pasangan Pondas
Batu gunung 10/19/17 10/19 10/6
13 Pekerjaan Sloof 20/40 14 days Fri 10/20/17 Thu 11/2/17 12
Page 2
ID Task Task Name Duration Start Finish
August 2017 Predecessors September 2017
Mode 26 29 1 4 7 10 13 16 19 22
17 Pekerjaan Pemasangan Kaca 28 days Mon Sun 16SS
mati bening 5mm 11/13/17 12/10/17
18 Pekerjaan PemasanganDaun 28 days Mon Sun 17SS
pintu Kaca tempered + 11/13/17 12/10/17
Assesories
19 Pekerjaan Pemasangan Atap + 28 days Sat 12/2/17 Fri 12/29/17 18SS+19 days
Rangka baja Ringan
20 Pekerjaan List Alumunium 28 days Sat 12/2/17 Fri 12/29/17 19SS
Page 3
ID Task Task Name Duration Start Finish
August 2017 Predecessors September 2017
Mode 26 29 1 4 7 10 13 16 19 22
24 PEK. REHAB R. INFO 35 days Fri 9/22/17Thu 10/26/17 PEK. REHAB R. INFO
9/22 10/26
25 Pekerjaan Pemasangan 21 days Fri 9/22/17 Thu 4 Pekerjaan Pemasangan K
Kusen Alumunium 10/12/17 9/22
26 Pekerjaan Pemasangan Kaca 21 days Fri 9/22/17 Thu 25SS Pekerjaan Pemasangan Kac
mati bening 5mm 10/12/17 9/22
27 Pekerjaan Pemasangan Daun 14 days Fri 10/6/17 Thu 26SS+14 days Pekerjaan Pemasangan Daun pintu Kac
pintu Kaca tempered + 10/19/17 10/19 10/6
Assesories
28 Pekerjaan Pemasangan 21 days Fri 10/6/17 Thu 27SS Pekerjaan Pemasangan Aluc
Alucopan + Rangka 10/26/17 10/26 10/6
29 Pekerjaan Penyambungan 14 days Fri 10/6/17 Thu 28SS Pekerjaan Penyambungan Ins
Instalasi AC Central 10/19/17 10/19 10/6
30 Jadwal PHO 2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,13,14,15,16,17,18,19,20,21,22,23,25,26,27,28,29
0 days Fri 12/29/17 Fri 12/29/17
Page 4
7 October 2017 November 2017 December 2017 January 2018
22 25 28 1 4 7 10 13 16 19 22 25 28 31 3 6 9 12 15 18 21 24 27 30 3 6 9 12 15 18 21 24 27 30 2 5
PROYEK
12/29
pangan
9/14
royek
9/14
bilisasi
9/21
Pekerjaan Pembongkaran Kusen dan Kaca Existing
9/15 9/28
Pekerjaan Pemindahan Alucopan Existing
9/22 10/5
Pekerjaan Pembongkaran Lantai
9/22 10/5
Pekerjaan Galian Tanah
10/6 10/19
Page 5
7 October 2017 November 2017 December 2017 January 2018
22 25 28 1 4 7 10 13 16 19 22 25 28 31 3 6 9 12 15 18 21 24 27 30 3 6 9 12 15 18 21 24 27 30 2 5
Pekerjaan Urugan Tanah Kembali
10/6 10/19
Pekerjaan Urugan Pasir
10/20 11/2
Pekerjaan Lantai kerja
10/20 11/2
Pekerjaan Pasangan Pondasi Batu gunung
10/6 10/19
Pekerjaan Sloof 20/40
10/20 11/2
Pekerjaan Pemasangan Baja Berat
11/3 11/16
Pekerjaan Pemasangan Alucopan + Rangka
11/13 12/10
Pekerjaan Pemasangan Kusen Alumunium
11/13 12/10
Page 6
7 October 2017 November 2017 December 2017 January 2018
22 25 28 1 4 7 10 13 16 19 22 25 28 31 3 6 9 12 15 18 21 24 27 30 3 6 9 12 15 18 21 24 27 30 2 5
Pekerjaan Pemasangan Kaca mati bening 5mm
11/13 12/10
Pekerjaan PemasanganDaun pintu Kaca tempered + Assesories
11/13 12/10
Page 7
7 October 2017 November 2017 December 2017 January 2018
22 25 28 1 4 7 10 13 16 19 22 25 28 31 3 6 9 12 15 18 21 24 27 30 3 6 9 12 15 18 21 24 27 30 2 5
PEK. REHAB R. INFO
9/22 10/26
Pekerjaan Pemasangan Kusen Alumunium
9/22 10/12
Pekerjaan Pemasangan Kaca mati bening 5mm
9/22 10/12
Pekerjaan Pemasangan Daun pintu Kaca tempered + Assesories
10/6 10/19
12/29
Page 8
PROYEK Pembersihan Lapangan
Start: 9/1/17 ID: 1 Start: 9/1/17 ID: 2
Finish: 12/29/17 Dur: 120 days Finish: 9/14/17 Dur: 14 days
Comp: 0% Res:
Page 1
Papan Nama Proyek
Start: 9/1/17 ID: 3
Finish: 9/14/17 Dur: 14 days
Res:
Page 2
Pekerjaan Pemindahan Alucopan Existing Pekerjaan Pembongkaran Lantai
Start: 9/22/17 ID: 6 Start: 9/22/17 ID: 7
Finish: 10/5/17 Dur: 14 days Finish: 10/5/17 Dur: 14 days
Res: Res:
Pekerjaan Pemasangan Kaca mati bening 5mm Pekerjaan Pemasangan Daun pintu Kaca tempered + Assesories
Start: 9/22/17 ID: 26 Start: 10/6/17 ID: 27
Finish: 10/12/17 Dur: 21 days Finish: 10/19/17 Dur: 14 days
Res: Res:
Page 3
Pekerjaan Galian Tanah Pekerjaan Urugan Pasir
Start: 10/6/17 ID: 8 Start: 10/20/17 ID: 10
Finish: 10/19/17 Dur: 14 days Finish: 11/2/17 Dur: 14 days
Res: Res:
Page 4
Pekerjaan Lantai kerja
Start: 10/20/17 ID: 11
Finish: 11/2/17 Dur: 14 days
Res:
Page 5
Pekerjaan Pemasangan Baja Berat Pekerjaan Pemasangan Alucopan + Rangka
Start: 11/3/17 ID: 14 Start: 11/13/17 ID: 15
Finish: 11/16/17 Dur: 14 days Finish: 12/10/17 Dur: 28 days
Res: Res:
Page 6
Pekerjaan Pemasangan Kusen Alumunium Pekerjaan Pemasangan Kaca mati bening 5mm
Start: 11/13/17 ID: 16 Start: 11/13/17 ID: 17
Finish: 12/10/17 Dur: 28 days Finish: 12/10/17 Dur: 28 days
Res: Res:
Page 7
Pekerjaan PemasanganDaun pintu Kaca tempered + Assesories
Pekerjaan Pemasangan Atap + Rangka baja Ringan
Start: 11/13/17 ID: 18 Start: 12/2/17 ID: 19
Finish: 12/10/17 Dur: 28 days Finish: 12/29/17 Dur: 28 days
Res: Res:
Page 8
Pekerjaan List Alumunium Pekerjaan Pemasangan Lantai Keramik 80x80
Start: 12/2/17 ID: 20 Start: 12/2/17 ID: 21
Finish: 12/29/17 Dur: 28 days Finish: 12/29/17 Dur: 28 days
Res: Res:
Page 9
Pengadaan AC Split 2 PK Pengadaan Mebelair
Start: 12/16/17 ID: 22 Start: 12/16/17 ID: 23
Finish: 12/29/17 Dur: 14 days Finish: 12/29/17 Dur: 14 days
Res: Res:
Page 10
Jadwal PHO
Page 11