Anda di halaman 1dari 1212

METODE TEKNIS

PELAKSANAAN PEKERJAAN

Untuk mencapai keberhasilan dalam hal mutu, efisiensi waktu dan optimalisasi
biaya pelaksanaan, dimana kami selaku calon kontraktor harus dapat
merealisasikan pekerjaan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan, biaya
yang telah dianggarkan, dan kualitas pekerjaan sesuai dengan yang diinginkan
pihak pengguna anggaran, sebagai upaya untuk terlaksananya rencana proyek
tersebut, maka berikut ini kami susun sebuah rencana pekerjaan dari awal
sampai pekerjaan berakhir yang terangkum dalam sebuah konsep yang disebut
Metode Pelaksanaan Kerja.

Demi kelancaran, keamanan, mobilisasi-demobilisasi alat, bahan serta staff dan


pekerja harus mendapatkan ijin, sesuai dengan peraturan yang berlaku serta
berkoordinasi dengan keamanan setempat.

Manajemen proyek
Metode pelaksanaan pekerjaan mengacu kepada prinsip bahwa target
pembangunan harus dapat diselesaikan tepat waktu yang disesuaikan dengan
dokumen kontrak pekerjaan. Tepat biaya, mutu sesuai dengan RKS dan
spesifikasi teknis serta tidak melewati hari yang telah ditentukan. Proyek ini
merupakan proyek pekerjaan tanah yang berhubungan dengan pengurugan
dan pemadatan tanah.

Untuk pedoman pelaksanaan pekerjaan kami akan menyusun sebuah jadwal


pelaksanaan kerja yang berupa grafik dengan sasaran target besaran progress
pekerjaan per minggu nya. Grafik ini dinamakan kurva S. Kurva S terdiri dari
urutan langkah-langkah pelaksanaan kerja sesuai dengan progress per minggu
nya.
Proyek adalah suatu kegiatan yang :

1. Sifatnya sementara
2. Dikerjakan dalam batasan jangka waktu tertentu
3. Menggunakan sumber daya tertentu
4. Sasarannya ditetapkan dengan jelas

Untuk dapat menyelesaikan proyek dengan baik, sesuai dengan constraint dan
area kelimuan menurut PMBOK, seorang manajer proyek harus bisa
menyeimbangkan hal-hal berikut ini :

1. Ruang lingkup
2. Anggaran pelaksanaan pekerjaan
3. Jadwal kegiatan kerja
4. Sumber daya yang ada
5. Kualitas yang ditentukan
6. Resiko pekerjaan

Proyek bukanlah proyek ambisius yang selalu bisa dikerjakan dan hasilnya
sempurna. Keterbatasan sumber daya membatasi pencapaian suatu proyek
hanya sampai pada level tertentu. Batasan-batasan tersebut adalah :

1. Waktu
2. Mutu, dan
3. Biaya
Filosofi dari ketiga hubungan ini adalah jika kita menginginkan salah satunya
tinggi sebagai tolak ukur keberhasilan, maka 2 faktor yang lain akan
mengurangi “rating”-nya. Misalnya :

1. Jika kita menginginkan waktunya cepat selesai, maka biaya akan


menjadi tidak disukai, karena menjadi tinggi. Demikian juga dengan
otomatis menurunnya kualitas.
2. Jika kita ingin biaya murah, maka sudah pasti kualitas akan lebih buruk
dan waktunya bisa menjadi tidak akan selesai.
3. Jika kita ingin kualitas yang bagus, maka biaya akan otomatis naik dan
waktu akan menyesuaikan.

Keseimbangan knowledge
Suatu proyek jika mengacu kepada standar hampir bisa dipastikan hasilnya
adalah sukses. Mengingat segala sesuatunya telah diperhitungkan dan
ditentukan dengan ukuran-ukuran dan standar yang valid (teknik). Namun, hal
itu tidaklah selamanya benar, bahkan sudah hampir pasti salah, karena dalam
sebuah proyek, sudah pasti melibatkan banyak orang, dengan karakter masing-
masing yang berbeda, dan harus bisa disatukan dalam pelaksanaan pekerjaan.

Demikian juga faktor lingkungan sosial dan budaya dimana proyek itu
berlangsung. Ada kalanya beberapa pihak, utamanya penduduk lokal berharap
dilibatkan menjadi tenaga kerja. Padahal jika mengacu kepada aspek teknik,
mereka kadang kala tidak memenuhi kualifikasi. Akan tetapi di lapangan
pelaksanaan proyek, faktanya sering kali pula keadaan ini memaksa Technical
Spesification yang telah ditetapkan harus diabaikan oleh manajer proyek.
Belum yang lainnya mengenai masalah keamanan dan lain-lain. Oleh karena itu
proyek harus memperhitungkan 2 hal yang seperti diatas :

1. Aspek teknik
2. Aspek sosial kultural

Metode pelaksanaan merupakan penjabaran tata cara teknik-teknik


pelaksanaan pekerjaan. Pada dasarnya metode pelaksanaan konstruksi
merupakan penerapan konsep rekayasa yang berpijak pada keterkaitan antara
persyaratan dalam dokumen pelelangan, keadaan teknis dan ekonomis di
lapangan, dan seluruh sumber daya termasuk pengalaman kontraktor. Metode
pelaksanaan pelaksanaan proyek untuk setiap jenis bangunan berbeda-beda.
Garis besar metode pelaksanaan kerja konstruksi meliputi :
1. Metode pelaksanaan pekerjaan persiapan.

- Perencanaan site plan.


- Perhitungan kebutuhan sumber daya alam.
- Mobilisasi dan demobilisasi peralatan, material dan tenaga kerja.
- Pelaksanaan pekerjaan di lapangan.

2. Perencanaan site plan.


Perencanaan site plan adalah perencanaan tata letak atau lay out dari
fasilitas-fasilitas yang diperlukan selama masa pelaksanaan pekerjaan
berlangsung.

Berikut item-item pekerjaan yang tercakup dalam proyek ini adalah sebagai
berikut :

1. Pekerjaan tanah.

a. Pembersihan lokasi.
b. Galian tanah & buangan hasil galian.
c. Galian tanah & urugan kembali pile cap.
d. Galian tanah & urugan kembali pile cap.
e. Pemadatan tanah
f. Urugan pasir padat
g. Bekisting dari pasangan batu bata
h. Pemotongan ujung kepala tiang dan pembuangannya

2. Struktur bawah.

a. Pengecoran beton.

 Lantai kerja
 Kolom beton
 Shear wall
 Beton pile cap
 Tie beam beton
 Dinding pit
 Dinding sumpit
 Dinding retaining wall
 Capping beams
 Waller beams
 Lantai basement
 Atap basement
 Drop panel
 Balok
 Dinding ramp
 Lantai ramp
 Dinding STP
 Dinding RWT dan GWT

b. Besi beton.

 Pile cap
 Tie beam
 Ground slab
 Dinding pit lift
 Dinding sumpit
 Retaining wall
 Kolom
 Lantai beton
 Atap basement
 Lantai ramp
 Drop panel
 Balok
 Dinding ramp
 Dinding STP.
 Dinding RWT dan GWT
 Dinding shear wall.
 Capping beam
 Waller beam

c. Bekisting.

 Dinding pit lift.


 Dinding sump pit.
 Retaining wall.
 Kolom.
 Dinding RWT dan GWT.
 Dinding STP.
 Dinding shear wall.
 Lantai beton.
 Lantai ramp.
 Balok lantai
 Dinding ramp
 Capping beam
 Waller beam
 Sisi samping drop panel
d. Waterproofing membrane dengan screed penutup

 Ground slab.
 Dinding pit lift
 Dinding sump pit
 Retaining wall

e. Pek. Ground anchors lengkap dengan pengeboran, pipa anchor


block dan lainnya.

 Ground anchor panjang 31 m


 Ground anchor panjang 28 m

f. Gutter di sepanjang dinding perimeter.

3. Struktur atas podium.

a. Pengecoran beton.

 Kolom
 Dinding shear wall
 Lantai beton
 Lantai beton
 Drop panel
 Balok lantai
 Atap beton
 Balok atap

b. Besi beton.

 Kolom
 Lantai beton
 Balok
 Drop panel
 Atap beton
 Balok atap
 Dinding shear wall

c. Bekisting.

 Kolom
 Lantai beton
 Balok
 Atap beton
 Balok atap
 Dinding shear wall
 Sisi samping drop panel

4. Struktur atas tower.

a. Pengecoran beton.

 Kolom
 Dinding shear wall
 Lantai beton
 Balok lantai
 Atap beton
 Balok atap

b. Besi beton.

 Kolom
 Lantai beton
 Balok
 Atap beton
 Balok atap
 Dinding shear wall

c. Bekisting.

 Kolom
 Lantai beton
 Balok
 Atap beton
 Balok atap
 Dinding shear wall
PEKERJAAN STRUKTUR

A. Pendahuluan

Tahap pelaksanaan merupakan tahapan untuk mewujudkan setiap


rencana yang dibuat oleh pihak perencana. Pelaksanaan pekerjaan merupakan
tahap yang sangat penting dan membutuhkan pengaturan serta pengawasan
pekerjaan yang baik sehingga diperoleh hasil yang baik, tepat pada waktunya,
dan sesuai dengan apa yang sudah direncanakan sebelumnya.

Tahap pelaksanaan pekerjaan merupakan tahap yang menentukan


berhasil tidaknya suatu proyek, oleh karena itu perlu dipersiapkan segala
sesuatu yang berhubungan dengan teknis pekerjaan, rencana kerja, serta
tenaga pelaksana khususnya tenaga ahli yang profesional yang dapat
mengatur pekerjaan dengan baik serta dapat mengambil keputusan-keputusan
mengenai masalah-masalah yang ditemui di lapangan.

Dalam pelaksanaan fisik suatu proyek bisa saja timbul masalah-masalah


yang tidak terduga dan tidak dapat diatasi oleh satu pihak saja. Untuk itulah
diperlukan adanya rapat koordinasi untuk memecahkan dan menyelesaikan
masalah bersama-sama. Dalam rapat koordinasi dihadiri oleh :

 Konsultan proyek
 Koordinator dan para pelaksana
 Pihak pemilik (owner) jika diperlukan
 Pihak perencana / arsitek jika diperlukan

Hal-hal yang dibahas dan diselesaikan dalam rapat koordinasi meliputi :

 Kemajuan ( progress) pekerjaan di lapangan


 Masalah-masalah dan solusinya menyangkut pelaksanaan di lapangan
 Realisasi pelaksanaan pekerjaan yang telah dicapai dibandingkan
dengan time schedule yang telah direncanakan
 Masalah administrasi yang menyangkut kelengkapan dokumen kontrak
 Sasaran yang akan dicapai untuk jangka waktu ke depan

Dalam tahap pelaksanaan, semua pelaksanaan pekerjaan di lapangan


mengikuti rencana yang telah dibuat oleh pihak perencana. Antara lain gambar
rencana dan segala detailnya, jenis material, dan dokumen lainnya. Tahap
selanjutnya kontraktor mengerjakan shop drawing sebagai gambar
pelaksanaan dengan ruang lingkup serta detail yang lebih sempit kemudian
untuk tahap akhir kontraktor membuat as built drawing sebagai gambar akhir
sesuai dengan yang ada di lapangan yang digunakan sebagai laporan akhir .

Halaman 1
Pekerjaan yang akan dilaksanakan pada proyek ini antara lain :

◙ Pekerjaan Tanah

◙ Struktur Bawah

 Pengecoran
 Pembesian
 Bekisting

◙ Struktur Atas Podium

 Pengecoran
 Pembesian
 Bekisting

◙ Struktur Atas Tower

 Pengecoran
 Pembesian
 Bekisting

B. Peralatan

Dalam pelaksanaan kegiatan proyek, agar lancar dan memenuhi target


mutu dan waktu harus didukung oleh peralatan yang memadai. Supaya dalam
penyediaan alat bias berfungsi secara optimal perlu adanya manajem
peralatan yang tertib. Dalam manajemen ini diperhatikan masalah pengolahan
peralatan proyek terdiri dari penyewaan, pembelian dan masalah perawatan
alat. Hal ini untuk mengefektifkan keberadaan alat dilapangan.

Peralatan pada proyek diantaranya termasuk kepemilikan


oleh kontraktor tersendiri, tapi untuk alat – alat berat kebanyakan dengan sewa
karena biaya akan lebih murah. peralatan pada proyek akan diuraikan dibawah
ini.

Halaman 2
1. Alat – alat Berat

a. Backhoe

Backhoe merupakan suatu alat yang digunakan untuk pekerjaan tanah


khususnya galian. Backhoe termasuk dalam jenis kendaraan excavator , karena
badannya dapat berputar 360o. Keuntungan dari penggunaan Backhoe adalah
dapat melakukan pekerjaan penggalian dengan lebih cepat dan lebih efisien.
Kinrja Backhoe biasanya di kombinasikan dengan Dump Truck pada saat galian
tanah. Pada proyek ini digunakan Backhoe dengan tipe Crawel, yang
mempunyai tenaga 100 HP dengan mengguanakan bahan bakar solar.

Gambar Backhoe

Halaman 3
b. Conrete Pump Truk

Merupakan alat untuk memompa beton ready mix dari mixer truck ke
lokasi pengecoran. Penggunaan concrete pump truck ini untuk meningkatkan
kecepatan dan efisiensi waktu pengecoran.

Alat ini terdiri atas beberapa bagian, yaitu alat utama berupa mesin
pompa yang dilengkapi dengan tenaga penggerak berupa mesin diesel,
sejumlah pipa berdiameter 15 cm serta nenerapa alat tambahan berupa klem
penyambung pipa-pipa tersebut. Penggunaan mesin pompa kecil masih efisien
untuk ketinggian 4-5 lantai, selebihnya menggunakan tower crane. Dan untuk
pompa besar dapat menjangkau lebih dari itu, dan biasa digunakan di lantai 15
ke atas agar efisiensi biaya berkaitan dengan harga borongan sewanya.

Gambar Concrete Pump Truck

Halaman 4
c. Tower Crane

Tower rane diperlukan terutama sebagai pengangkut vetikal bahan-


bahan untuk pekerjaan struktur, seperti besi beton, bekisting, beton cor,
pengangkutan material/bekas, dan material lainnya. Penempatan tower crane
harus direncanakan bisa menjangkau seluruh areal proyek konstruksi
bangunan yang akan dikerjakan dengan manuver yang aman tanpa terhalang.
Penggunaan tower crane tersebut juga harus memperhitungkan beban
maksimal yang mampu diangkatnya. Beban maksimal yang dapat diangkut oleh
TC adalah 2 ton. Operator TC harus siap untuk mengakomodasi perintah
pengangkutan dari mandor atau pengawas di daerah jangkauannya.

Gambar Tower Crane

Halaman 5
d. Concrete Mixer Truck

Merupakan alat untuk memompa beton ready mix dari mixer truck ke
lokasi pengecoran. Penggunaan concrete pump truck ini untuk meningkatkan
kecepatan dan efisiensi waktu pengecoran. Alat ini digunakan untuk
pengecoran balok dan plat lantai.

Alat ini terdiri atas beberapa bagian, yaitu alat utama berupa mesin
pompa yang dilengkapi dengan tenaga penggerak berupa mesin diesel,
sejumlah pipa berdiameter 15 cm serta nenerapa alat tambahan berupa klem
penyambung pipa-pipa tersebut. Penggunaan mesin pompa kecil masih efisien
untuk ketinggian 4-5 lantai, selebihnya menggunakan tower crane. Dan untuk
pompa besar dapat menjangkau lebih dari itu, dan biasa digunakan di lantai 15
ke atas agar efisiensi biaya berkaitan dengan harga borongan sewanya.

Gambar Concrete Mixer Truck

Halaman 6
e. Dum Truck

Dum Truck merupakan suatu alat yang dipergunakan untuk memindahkan atau
membuang suatu material hasil galian dari lokasi proyek ke lokasi proyek yang
telah ditetapkan kemana material tersebut itu dibuang / dijual. Pada saat
membawa material hasil galian, bagian belakang dum truck ditutup dengan
terpal dengan tujuan agar material tidak terjatuh dijalan raya dan debunya tidak
menggangu pengguna jalan lain.

Gambar Dum Truck

Dalam proyek ini kurang lebih dari 20 dump truck yang digunakan pada
saat pekerjaan galian dan mobilisasinya pada saat malam hari dengan tujuan
agar proses pemindahan / pengiriman material dapat lebih cepat dan lancar.

Halaman 7
2. Alat – alat Survey

a. Theodolith

Theodolith merupakan alat bantu dalam proyek untuk menentukan as


bangunan dan titik-titik as kolom pada tiap-tiap lantai agar bangunan yang
dibuat tidak miring. Alat ini dipergunakan juga untuk menentukan elevasi tanah
dan elevasi tanah galian timbunan. Cara operasionalnya adalah dengan
mengatur nuvo dan unting-unting di bawah theodolith. Kemudian menetapkan
salah satu titik sebagai acuan. Setelah itu, menembak titik-titik yang lain dengan
patokan titik awal yang ditetapkan tadi.

Gambar Theodolith

Halaman 8
b. Waterpass

Waterpass adalah alat yang digunakan untuk menetukan elevasi / peil lantai,
balok, lain – lain yang membutuhkan elvasi. Alat ini sanagt berguna untuk
mengecek ketebalan lantai saat pengecoran, sehingga lantai yang dihasilkan
dapat datar. Selain itu, waterpass juga dapat digunakan untuk pengecekan
bekisting pada kolom.

Gambar Waterpass

Halaman 9
c. Sipatan ( Marker )

Sipatan merupakan alat yang digunakan untuk memberi tanda setelah


pengukuran untuk marking setelah dilakukan. Bahan untuk sipatan ini adalah
tinta yang seing disebut tinta Cina. Tinta ini dapat bertahan dalam waktu yang
lama dan tidak mudah hilang atau luntur.

Gambar Hasil Sipatan

Halaman 10
3. Alat – alat fabrikasi

a. Bar Bender

Bar bender Merupakan alat yang digunakan untuk membengkokkan


tulangan berdiameter besar, seperti pada pembengkokan tulangan sengkang,
pembengkokan pada sambungan/overlap tulangan kolom, juga pada tulangan
balok, plat, dan dinding geser. Bar bender dab bar cutter haruslah ada dalam
suatu proyek dengan volume pembesian besar karena untuk memenuhi
kebutuhan pembesian baik itu precast atau pasang di tempat.

Gambar Bar Bander

Halaman 11
b. Bar Cutter

Baja tulangan dipesan dengan ukuran-ukuran panjang standart. Untuk


keperluan tulangan yang pendek, maka perlu dilakukan pemotongan terhadap
tulangan yang ada. Untuk itu diperlukan suatu alat pemotong tulangan, yaitu
gunting tulangan yang dioperasikan secara manual dengan menggunakan
tenaga manusia.

Gambar Bar Cutter

Bar cutter merupakan alat pemotong besi tulangan sesuai ukuran yang
diinginkan. Menurut tenaga penggeraknya, bar cutter ada 2 jenis :

1) Bar Cutter manual

Bar Cutter manual adalah alat pemotong baja beton menggunakan


penggerak tenaga manusia dengan kapasitas maksimum diameter 16 mm.

Halaman 12
2) Bar Cutter listrik

Keuntungan dari Bar Cutter listrik dibandingkan Bar Cutter manual


adalah Bar Cutter listrik dapat memotong besi tulangan dengan diameter besar
dengan mutu baja cukup tinggi disamping dapat mempersingkat waktu
pengerjaan. Kemampuannya memotong dapat dilakukan sekaligus seperti
tulangan diameter 10 mm dapat dilakukan pemotongan 6 buah sekaligus, 4
buah tulangan diameter 16 mm, 2 buah tulangan diameter 19 mm, 1 buah
tulangan diameter 25 mm

Dalam Pekerjaan Proyek ini kami menggunakan bar cutter listrik.

4. Alat – alat Pelaksanaan Pengecoran

a. Vibrator

Pada pengecoran beton dibutuhkan kepadatan yang utuh sehingga tidak


terdapat rongga dalam adukan beton, karena rongga tersebut dapat
mengurangi mutu dan kekuatan beton. Dalam pelaksanaan pengecoran
dibutuhkan vibrator yang fungsinya untuk memadatkan adukan beton pada saat
setelah pengecoran.

Vibrator merupakan alat penggetar mekanik yang digunakan untuk


menggetarkan adukan beton yang belum mengeras agar menghilangkan
rongga-rongga udara, sehingga beton menjadi lebih padat. Cara
operasionalnya dengan cara memasukkan selang penggetar ke dalam adukan
beton yang telah dituang ke dalam bekisting.

Gambar Vibrator

Halaman 13
Yang perlu diperhatikan dalam penggunaan alat ini adalah :

 Ujung belalai vibrator dimasukkan dalam adukan beton dengan posisi


vertikal
 Ujung vibrator diusahakan untuk tidak mengenai tulangan baja.
 Penggetaran dilakukan sekitar 10-15 detik untuk satu posisi.
 Penggetaran dilakukan selapis demi selapis untuk mendapatkan
pemadatan yang diinginkan.
 Ujung vibrator dicabut perlahan-lahan secara perlahan-lahan dari adukan
sehingga bekasnya dapat meutup kembali.

b. Concrete Mixer

Concrete Mixer atau yang sering disebut molen berguna untuk


mencampur dan mengaduk material beton agar lebih homogen. Adanya sirip –
sirip pada bagian dalam drum, memungkinkan teraduknya material dari adukan
beton secara merata pada waktu berputar. Alat ini digunakan khusus untuk
volume pekerjaan yang relatif kecil dan non struktural seperti pembuatan lantai
kerja, pmasangan batako, plesteran dan lain – lain. Drum pengaduk
mempunyai dua macam kecepatan gerak, yaitu gerak untuk mengatur posisi
drum dan gerak untuk mencampur adukan.

Gambar Concrete Mixer

Halaman 14
c. Trowel

Trowel adalah alat yang digunakan untuk menghaluskan permukaa


beton pada plat lantai yang menggunakan floor hardener pada lapisan
permukaannya. Permukaan beton yang telah ditaburi flour hardener diratakan
dengan ruskam, kemudian trowel digunakan untuk menghaluskan permukaan
tersebut.

Gambar Trowel.
C. Material

Didalam pelaksanaan suatu proyek, diperlukan adanya pengelolaan


bahan dan peralatan yang baik untuk menunjang kelancaran pekerjaan.
Penyimpangan terhadap bahan-bahan bangunan perlu mendapat perhatian
khusus mengingat adanya bahan-bahan bangunan yang sangat peka terhadap
kondisi lingkungan, seperti semen dan juga baja tulangan yang peka terhadap
pengaruh air dan udara sekitar. Pengaturan dan penyimpangan bahan-bahan
dan peralatan dalam proyek menjadi tanggung jawab bagian logistik dan
gudang.

Mengingat rencana pekerjaan Proyek Pembangunan yang dibatasi oleh


waktu, diusahakan penempatan material yang tepat dan seefisien mungkin
sehingga dapat mempercepat dan mempermudah pekerjaan. Di samping itu,
penempatan material yang baik dan tertata rapi akan mendukung efektifitas
kerja dan keselamatan kerja.

Halaman 15
1. Pasir (Agregat Halus)

Pasir digunakan untuk pekerjaan non struktural seperti pekerjaan


pembuatan lantai kerja, plesteran, dan digunakan untuk campuran adukan
beton yang dikerjakan di lapangan. Agregat halus yang digunakan sebagai
bahan pengisi pada proyek ini harus memenuhi beberapa syarat berikut :

1. Butiran – butiran pasir kasar, tajam dan keras, harus bersifat kekal ( tidak
hancur karena pengaruh cuaca ).

1. Pasir terdiri dari butir – butir yang beraneka ragam.


2. Pasir tidak boleh mengandung zat organik terlalu banyak.
3. Pasir laut tidak boleh digunakan di dalam semua mutu beton,
kecuali dengan menggunakan petunjuk – petunjuk dari lembaga
pemeriksaan bahan – bahan yang diakui.

2. Mendapat persetujuan dari pengawas lapangan.

Gambar Pasir (Agregat halus)

Halaman 16
2. Agregat Kasar

Agregat kasar berupa butir – butir yang beraneka ragam besarnya dan
apabila diayak harus memenuhi kriteria sisa di atas ayakan 31,5 mm harus 0 %
berat, sisa di atas ayakan 4 mm harus berkisar antara 90 % sampai 98 % berat
dan selisih antara sisa – sisa kumulatif di atas dua ayakan yang berurutan
adalah maksimum 60 % dan minimum 10 % berat.

Adapun syarat – syarat dari agregat kasar adalah sebagai berikut :

 Agregat kasar untuk beton dapat berupa kerikil sebagai hasil


desintegrasi alami dari batuan – batuan atau berupa batu pecah yang
diperoleh dari pemecahan batu.

o Agregat kasar harus terdiri dari butir – butir yang keras dan tidak
berpori.
o Agregat kasar tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1 %.
o Agregat kasar tidak boleh mengandung mengandung zat – zat
yang dapat merusak beton.

3. Semen

Semen digunakan sebagai bahan pengikat dalam pekerjaan konstruksi,


antara lain digunakan untuk pasangan batu bata dan plesteran. Dalam proyek
ini digunakan Semen yang telah disetujui oleh pengawas. Hal – hal yang perlu
diperhatikan dalam penyimpanan persediaan semen :

1. Sebelum diangkut ke lapangan untuk digunakan, semen harus dijaga


agar tidak lembab.
2. Dalam pengangkutan semen harus terlindung dari hujan dan zak
(kantong) asli dari pabriknya dalam keadaan tertutup rapat.
3. Tinggi tumpukan maksimum tidak lebih dari 2 m atau maksimal 10 zak.
Hal ini untuk menghindari rusaknya semen yang berada pada tumpukan
yang paling bawah akibat beban yang berat dalam waktu yang cukup
lama sebelum digunakan sebagai bahan bangunan.
4. Karena penimbunan semen dalam waktu yang lama juga akan
mempengaruhi mutu semen, maka diperlukan adanya pengaturan
penggunaan semen secara teliti. Sehingga dalam hal ini semen lama
harus dipergunakan terlebih dahulu.

Halaman 17
Gambar Semen

4. Air

Air untuk pembuatan dan perawatan beton tidak boleh mengandung


minyak, asam, alkali, garam – garam, bahan – bahan organis atau bahan –
bahan lain yang merusak beton dan baja tulangan. Dalam hal ini sebaiknya
dipakai air bersih yang dapat diminum. Bilamana mungkin menggunakan air
PDAM.

Gambar Bahan campuran beton

Halaman 18
D. Kendali mutu

Pengendalian mutu dalam suatu proyek merupakan hal yang penting, sebab
akan menentukan kualitas dari hasil pelaksanaan, apakah telah sesuai dengan
spesifikasi yang telah ditentukan. Tinjauan pengendalian dalam proyek yang
harus diperhatikan adalah: pengendalian mutu bahan dan peralatan,
pengendalian tenaga kerja, pengendalian waktu, teknis, biaya serta
pengendalian kesehatan keselamatan kerja (K3).

1. Pengendalian Mutu Bahan

Kualitas bahan dalam pekerjaan sangat menentukan untuk bisa


mencapai ketentuan dalam spesifikasi yang telah direncanakan,
sehingga pengendalian mutu bahan sangatlah penting akan
keberhasilan pembangunan dalam suatu proyek.

Standard yang digunakan dalam pengendalian mutu bahan ini


antara lain dari American Concrete Institute (ACI), American Standard
for Testing and Material (ASTM), Standard Nasional Indonesia (SNI).

a. Agregat

Untuk agregat yang akan digunakan untuk bahan beton dari pihak
plant akan dilakukan uji lab apakah memenuhi syarat atau tidak dan
dari pihak pelaksana akan meminta hasil tes tersebut. Jika dilakukan
secara kasat mata, untuk mengetahui pasir tersebut bagus dengan
cara menggenggam jika menggumpal berarti pasir tersebut tidak
bagus.

2. Semen Portland

Pada semen porland butiran-butiran tidak boleh mengumpal


keras, untuk penyimpanannya tidak boleh dalam keadaan lembab
untuk lebih menjaga semen tetap baik maka diberi bantalan kayu
sebagai tempat dibawahnya.

3. Besi

Merupakan material yang sangat penting dalam beton bertulang,


sehingga perlu dijaga mutu dan kualitasnya. Untuk mengetahui mutu
besi baik maka harus memenuhi syarat-syarat sebagi berikut :

1. Bebas dari kotoran-kotoran, lapisan minyak, karat, dan tidak retak


atau mengelupas.
2. Mempunyai penampang yang sama rata.
3. Ukuran disesuaikan dengan shop drawing.

Halaman 19
Untuk tempat penyimpan sebaiknya diberi bantalan kayu dan
tempat yang kering unruk menghindari karat.

Gambar Besi tulangan


4. Beton

Untuk pengujian mutu beton dilakukan dengan cara slump tes


untuk pengujian dilapangan dan uji kuat tekan jika hasil slump sesuai
spesifikasi. Untuk pengujian Crushing Test dilakukan oleh subkont
untuk beton readymix sedangkan untuk pengujiannya sendiri
dilakukan di Concrete Laboratory.

a. Uji Slump

Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui kadar air beton yang


berhubungan dengan mutu beton. Dalam pembangunan proyek
untuk pondasi. Pengujian dengan menggunakan kerucut Abrams,
sebagai berikut :

1) Menyiapkan kerucut abrans dengan diameter atas 10 cm, bawah


20 cm dan tinggi 30 cm yang diletakkan pada bidang datar namun
tidak menyerap air.
2) Adukan beton yang akan diuji dimasukkan dalam tiga lapis sambil
ditusuk 25 kali dengan tongkat baja agar adukan menjadi padat.
3) Setelah kerucut dibuka, kemudian diukur pada 3 tempat kemudian
diambil rata-rata
4) Adukan beton yang tidak sesuai dengan nilai slump rencana akan
direject.

Halaman 20
b. Uji Kuat Tekan (Crushing Test)

Tes uji kuat tekan ini bertujuan untuk mengetahui kuat tekan
beton karakteristik (kuat tekan maksimum yang dapat diterima oleh
beton sampai beton mengalami kehancuran). Cara pengujiannya :

1) Menyiapkan silinder berdiameter 15 cm dengan tinggi 30 cm, yang


telah diolesi pelumas pada bagian dalam.
2) Kemudian adukan beton dimasukkan ke silinder dalam tiga lapis
sambil ditusuk-tusuk hingga 30 kali.
3) Cetakan yang telah diberi kode itu kemudian didiamkan 24 jam
dan direndam dalam air (curing) selama 7 hari. Setelah itu barulah
diuji dengan crushing test.

Gambar Sampel Siap Uji

Halaman 21
2. Pengendalian Mutu Peralatan

Perawatan akan peralatan merupakan hal yang penting untuk


kelancaran pelaksanaan pekerjaan. Peran mekanik akan sangat
berguna untuk mencegah tertundanya pekerjaan akibat dari
kerusakan peralatan. Akan tetapi jika kerusakan sudah tidak dapat
ditangani oleh para mekanik, maka peralatan tersebut akan dikirim ke
bengkel pusat.

Untuk menghindari penundaan waktu kami mempunyai


cadangan yang dapat digunakan secara cepat seperti ketika
pengecoran dilaksanakan, concrete pump yang digunakan sebanyak 4
buah dengan ditambah 1 buah concrete pump dalam keadaan stanby.

3. Pengendalian TENAGA KERJA

Tenaga kerja dalam suatu proyek merupakan hal yang mutlak.


Penempatan tenaga kerja yang sesuai dengan jumlah dan
kemampuannya dapat menunjang tercapainya efisiensi dalam suatu
pekerjaan proyek, oleh karena itu diperlukan suatu pengendalian mutu
tenaga kerja. Pemilihan mandor untuk melaksanakan pekerjaan
secara borongan haruslah tepat. Maka tim pelaksana akan berhati-hati
dalam pemilihan mandor, sebab akan menentukan mutu sekaligus
ketepatan waktu selesai proyek.

Setiap tenaga kerja yang dibawa oleh para mandor haruslah


sudah mempunyai pengalaman yang sesuai dengan keahliannya,
seperti pembesian, pembobokan, bekisting hingga pengecoran.

4. Pengendalian WAKTU

Untuk menghindari adanya keterlambatan pelaksanaan maka


perlunya pengendalian waktu yang berdasarkan pada time schedule
pekerjaan. Keterlambatan pekerjaan pada suatu proyek akan
berpengaruh pada cost. Maka untuk mempermudah pelaksaan
dilapangan, manager sebaiknya membuat schedule yang lebih
sederhana akan tetapi tetap mengacu pada time schedule yang
dikeluarkan oleh engineering sebab tidak semua paham akan
pembacaan master schedule. Agar dapat berlangsung tepat waktu,
maka time schedule digunakan sebagai kontrol untuk mengatur tingkat
prestasi pekerjaan dengan lamanya pelaksanaannya. Sehingga
pekerjaan apa yang harus dikerjakan lebih dahulu dan kapan harus
dimulai dapat terjadwal dengan baik, sehingga kemungkinan
keterlambatan dapat diperkecil.

Halaman 22
Manfaat dari time schedule antara lain :

 Sebagai pedoman kerja bagi pelaksana terutama menyangkut


batasan waktu dan pelaksanaan tiap pekerjaan yang dilaksanakan.
 Sebagai koordinasi bagi pimpinan proyek terhadap semua
pelaksanaan pekerjaan.
 Sebagai tolak ukur kemajuan pekerjaan di setiap harinya, sehingga
progress report setiap waktu dapat dilihat.
 Sebagai evaluasi tahap akhir dari setiap pelaksanaan pekerjaan.

Setiap item pekerjaan pada time schedule mempunyai prosentase


bobot sendiri-sendiri sedangkan Time schedule menyatakan
pembagian waktu terperinci untuk setiap jenis pekerjaan, mulai dari
permulaan sampai akhir pekerjaan sehingga kumulatif prosentase
bobot pekerjaan ini akan membentuk kurve S. Untuk kurva S terdiri
dari kurva S rencana dan kurva S realisasi. Fungsi kurva S adalah :

 Menentukan waktu penyelesaian tiap bagian pekerjaan proyek.


 Menentukan besarnya biaya pelaksanaan proyek.
 Mengetahui progress pekerjaan yang dihasilkan dilapangan dengan
perencanaan, sehingga dapat menjadi bahan evaluasi.

5. Pengendalian TEKNIS PEKERJAAN

Pada pelaksanaan dilapangan biasanya akan mengalami


problem pada item pekerjaaan tertentu. Pengendalian Teknis
Pekerjaan menunjukkan tahap untuk pengawasan dan kontrol
terhadap kualitas pekerjaan. Hal ini memerlukan suatu menajemen
kualitas agar hasil pekerjaan dapat tercapai mutu sesuai rencana
proyek. Jika permasalahan yang dihadapi memerlukan perhitungan
teknis maka pihak engineering akan membuat metode repair yang
kemudian akan diajukan terlebih dahulu kepada konsultan perencana
.
Namun apabila problem yang dihadapi tidak memerlukan
perhitungan teknis seperti melendutnya bekisting, kami bersama
konsultan pengawas akan segera mencari pemecahannya. Dalam
pengendalian mutu ini peran QC (Quality Control) akan sangat
berperan, QC akan mendampingi supervisor dalam pelaksanaan
dilapangan.

Untuk pengendalian teknis memerlukan analisis permasalahan


yang timbul dilapangan sesuai yang diamati, begitu juga langkah yang
akan diambil sebagai penyelesaian dari problem yang ada.

Halaman 23
6. PROGRESS REPORT

Pengendalian hasil pekerjaan di lapangan dimaksudkan untuk


mengetahui perkembangan dan permasalahan di proyek melalui
laporan kemajuan dan koordinasi proyek. Laporan kemajuan proyek
dikerjakan secara berkala untuk mengetahui sejauh mana kemajuan
dari proyek itu.

a. Laporan Harian

Laporan harian dibuat setiap hari secara tertulis oleh pihak


pelaksana proyek dalam melakukan tugasnya dan dalam
mempertanggung jawabkan terhadap apa yang telah dilaksanakan
serta untuk mengetahui hasil kemajuan pekerjaannya apakah sesuai
dengan rencana atau tidak. Laporan ini dibuat untuk memberikan
informasi bagi pengendali proyek dan pemberi tugas melalui direksi
tentang perkembangan proyek. Dengan adanya laporan harian ini,
maka segala kegiatan proyek yang dilakukan tiap hari dapat dipantau.
Laporan harian berisikan data – data antara lain :

1) Waktu dan jam kerja


2) Pekerjaan yang telah dilaksanakan maupun yang belum
3) Keadaan cuaca
4) Bahan – bahan yang masuk ke lapangan
5) Peralatan yang tersedia di lapangan
6) Jumlah tenaga kerja di lapangan
7) Hal – hal yang terjadi di lapangan

b. Laporan Mingguan

Laporan mingguan bertujuan untuk memperolah gambaran


kemajuan pekerjaan yang telah dicapai dalam satu minggu yang
bersangkutan, disusun berdasarkan laporan harian selama satu
minggu tersebut. Laporan mingguan berisikan antara lain :

1) Jenis pekerjaan yang telah diselesaikan.


2) Volume dan prosentase pekerjaan dalam satu minggu.
3) Catatan – catatan lain yang diperlukan.

Prosentase pekerjaan yang telah dicapai sampai dengan minggu


tersebut dapat diketahui dengan memperhitungkan semua laporan
mingguan yang telah dibuat, ditambah dengan bobot prestasi
pekerjaan yang telah diselesaikan pada minggu itu. Dari prosentase
pekerjaan yang telah dicapai pada minggu ini kemudian dibandingkan
dengan prosentase pekerjaan yang telah dicapai pada minggu yang
bersangkutan, maka akan diketahui prosentase keterlambatan atau

Halaman 24
kemajuan yang telah diperoleh. Laporan mingguan tidak dapat
dipisahkan dengan time schedule pelaksanaan pekerjaan yang telah
disusun oleh pihak Kontraktor Utama dengan persetujuan Project
Manager.

c. Laporan Bulanan

Laporan bulanan pada prinsipnya sama dengan laporan


mingguan, yaitu untuk memberikan gambaran tentang kemajuan
proyek. Untuk tujuan itu dibuatlah rekapitulasi laporan mingguan
maupun laporan harian dengan dilengkapi foto – foto pelaksanaan
pekerjaan selama bulan yang bersangkutan. Laporan bulanan
dilaporkan kepada Pemilik Proyek (Owner).

d. Rapat Koordinasi Bulanan

Rapat koordinasi bulanan diadakan dengan dihadiri oleh panitia


pembangunan, Owner, Konsultan Perencana, Konsultan Pengawas
dan Kontraktor Utama. Dalam rapat ini dibahas hal – hal yang
berhubungan dengan pelaksanaan serta masalah – masalah teknis
yang timbul di lokasi proyek dan perkembangan proyek yang sedang
berjalan serta koordinasi masing – masing unsur proyek yang terlibat
langsung.

7. Pengendalian BIAYA

Perlunya pengendalian biaya adalah untuk dapat mengetahui


jumlah biaya dengan realisasi pekerjaan. Fungsi dari pengendalian
biaya agar dari Rencana Anggaran Biaya (RAB) tidak membengkak
dalam pelaksanaannya. Jikapun adanya pembengkakan maka
perlunya evaluasi biaya.

Salah satu penyebab terjadinya pembengkakan biaya adalah


adanya kesalahan dalam pelaksanaan dilapangan sehingga
membutuhkan perbaikan yang tentu saja menambah biaya dari segi
biaya material maupun tenaga kerja, maka untuk menghindari adanya
pembengkakan biaya yaitu dengan cara melakukan pelaksanaan
dilapangan dengan baik dan hati-hati.

Pengendalian biaya ini biasanya dilakukan dengan membuat


rekapitulasi biaya yang telah dikeluarkan. Setiap dilakukan pembelian
material, bagian logistic mencatat jumlah material yang dibeli dan
besarnya biaya yang dikeluarkan. Sedangkan pengendalian biaya
tenaga kerja dilakukan dengan memeriksa daftar presensi pekerja
selam satu minggu dan besarnya biaya yang dikeluarkan untuk
membayar gaji pekerja. Besar total biaya ini yang akan selalu dikontrol

Halaman 25
dan dievaluasi sebagai pengendalian biaya. Selain itu, total biaya
yang telah dikeluarkan ini juga dapat digunakan untuk menyusun
kurva-S realisasi dan untuk mengestimasi prosentase pekerjaan
proyek yang telah dicapai.

8. Pengendalian K3

Jaminan keselamatan dan kesehatan kerja sangat diperlukan


untuk melindungi para pekerja dari segala kemungkinan terjadinya
kecelakaan kerja. Perlindungan tenaga kerja dalam suatu proyek
dimaksudkan agar tenaga kerja dapat bekerja dengan aman dalam
melakukan pekerjaannya. Target K3 sendiri adalah ‘zero accident’
selama pelakasanaan di lapangan sehingga perlunya penyusunan:

a. Safety Plan

Identifikasi bahaya kerja, dan penanggulangannya,


rencana penempatan alat-alat pengamanan seperti pagar
pengaman, jaring pada tangga dan tepi bangunan, railing serta
rambu-rambu K3 serta rencana penempatan alat-alat
kebakaran (tabung pemadam api), dan lain-lain.

b. Security Plan

Prosedur keluar masuk bahan proyek, prosedur


penerimaan tamu, identifikasi daerah rawan di wilayah sekitar
proyek, dan prosedur komunikasi di proyek.

c. House Keeping

Lokasi penempatan dan jumlah toilet pekerja, tempat


sementara penimbunan material bekas, pengaturan kantor,
jalan sementara, gudang, barak pekerja dan lain-lain.

Pada pembangunan proyek ini, hal – hal tentang


kesejahteraan dan keselamatan kerja sudah diperhatikan, yaitu
dengan adanya alat – alat, perlengkapan, dan fasilitas yang
berhubungan dengan masalah kesejahteraan dan keselamatan
kerja.

Halaman 26
E. Pembahasan Pelaksanaan

1. DEWATERING

a. Pendahuluan

Pada pembangunan gedung bertingkat yang tingginya lebih dari lima


lantai biasanya sering dibuat basement dengan alasan untuk menambah
ruangan atau sering juga digunakan sebagai lahan parkir. Untuk melaksanakan
basement, maka penggalian tidak dapat dihindarkan dan bilamana permukaan
air tanah lebih tinggi dari rencana lantai basement, maka pemompaan harus
dilakukan sebagai upaya untuk pengeringan lahan agar memungkinkan
pelaksanaan konstruksi. Salah satu metode yang dapat digunakan untuk
mengatasi masalah ini adalah dengan menggunakan metode pengatusan
dengan pemompaan, di mana sistem pemompaan tersebut dilakukan dengan
dewatering sistem sumur titik ( well point system ).

Dewatering merupakan suatu pekerjaan yang diperlukan untuk


mengeringkan lahan galian di bawah muka air tanah dan untuk mengatasi gaya
uplift selama masa konstruksi basement. Pekerjaan dewatering mutlak
diperlukan sampai bangunan selesai atau berat konstruksi bangunan dapat
mengimbangi gaya uplift. Selain itu, dewatering juga diperlukan untuk
menanggulangi bila terjadi genangan pada konstruksi basement atau pondasi,
baik akibat air hujan ataupun rembesan air tanah. Dewatering dioperasikan
selama 24 jam selama pekerjaan basement.

Pada pembangunan proyek ini akan digunakan beberapa sumur


dewatering, sumur piezometer, dan sumur recharging. Masing – masing sumur
tersebut dibor sampai pada kedalaman minus 20 meter dengan diameter sumur
8” dan diameter casing PVC 6” untuk sumur dewatering; diameter sumur 4”
dan diameter casing 2,5” untuk sumur piezometer; dan diameter sumur 8” dan
diameter casing 6” untuk sumur recharging. Penentuan banyaknya jumlah
sumur yang digunakan mengacu dari :

 Data spesifikasi teknis rencana bangunan, luas galian, dan kedalaman


galian
 Data penelitian tanah dan pumpimg test
 Pertimbangan kondisi lahan di sekitar proyek
 Pengalaman sejenis yang telah dilakukan

Halaman 27
Gambar Sumur Dewatering

Gambar Sumur Piezometer

Halaman 28
Gambar Sumur Recharging

b. Metode Pelaksanaan

Metode pelaksanaan dan pekerjaan persiapan dewatering system well


point dapat dijelaskan sebagai berikut :

1) Penentuan Titik Dewatering

Semua titik dewatering dibuat berada di dalam area galian, di mana titik
– titik tersebut ditentukan oleh pemberi tugas dengan dibantu team surveyor
agar letak sumur dewatering tidak berada pada posisi pondasi atau pile cap.

2) Penentuan Titik Piezometer

Titik piezometer dipasang pada sisi rencana bangunan proyek.

3) Pembuatan Pit dan Saluran

Pembuatan pit dan saluran dilakukan di dalam pelaksanaan galian.


Dalam hal ini, melihat kondisi lapangan pada prinsipnya saluran dan pit
berguna untuk melokalisir air agar tidak menggenang sehingga tidak
mengganggu kontraktor galian dalam bekerja atau pekerjaan lantai kerja.
Saluran dibuat disepanjang tepi galian di dalam area galian oleh kontraktor
galian. Kemudian setiap jarak ± 40 meter dibuatkan pit dan standby pompa
permukaan.

4) Sistem Saluran Pembuangan

Sistem saluran pembuangan dibuang sebagian ke sumur recharging dan


air pemompaan piezometer akan diendapkan di bak penampungan air.

Halaman 29
5) Monitoring

Monitoring dilakukan selama 24 jam setiap pagi dan sore, dan dicatat
ketinggian air tanahnya. Monitoring dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui
ketinggian air tanah, sehingga dapat diketahui apakah terjadi penurunan tanah
atau tidak. Selain itu, staff dewatering juga mengikuti aktifitas pekerjaan galian
untuk memindahkan jalur listrik dan jalur pemipaan / selang yang dapat rusak
atau mengganggu kegiatan operasional galian, dan membantu sepenuhnya
pekerjaan galian agar tidak terhenti oleh gangguan air tanah.

c. Metode Teknis

1). Konstruksi Sumur Dewatering

Pekerjaan ini dilakukan dengan tahap – tahap sebagai berikut :

a) Penentuan titik dewatering dan elevasi oleh tim surveyor


b) Pengeboran dengan alat mesin bor dengan sistem wash boring
sampai pada kedalaman minus 20 meter dengan diameter 8 inchi
c) Pemasangan casing PVC dengan diameter 6 inchi
d) Pengisian grevell antara casing dengan dinding bor yang berfungsi
sebagai filter
e) Instalasi pompa submersible beserta perlengkapan elektroda pipa
galvanis dan kabel listrik
f) Instalasi listrik dari PLN ke panel induk dan panel otomatis pompa
g) Instalasi plumbing ( selang dan pemipaan ) dan pemompaan
dewatering siap difungsikan

Gambar Konstruksi Sumur Dewatering

Halaman 30
2) Konstruksi Sumur Piezometer

Tahapan pekerjaan pembuatan sumur piezometer atau sumur


pengamatan sama halnya dengan sumur dewatering, hanya
perbedaannya pada diameter boring dan casing. Sumur piezometer ini
memiliki diameter boring 4 inchi dengan diameter casing 2,5 inchi.
Adapun fungsi sumur piezometer ini untuk memantau penurunan
permukaan air tanah akibat pemompaan dewatering.

Gambar Konstruksi Sumur Piezometer

Halaman 31
3) Penutupan Sumur Dewatering

Penghentian sumur dewatering dilaksanakan setelah beban uplift


akibat air tanah telah seimbang dengan berat konstruksi. Oleh karena
itu, penggunaan sumur dewatering tidak digunakan kembali. Pada saat
sumur dewatering tidak digunakan kembali, maka lubang sumur
tersebut harus segera ditutup.

2. PEKERJAAN RETAINING WALL

Pembuatan dinding basement ini pada dasarnya adalah juga merupakan


dinding penahan tanah, yang sekaligus dapat berfungsi untuk dewatering dan
penahan gaya horizontal untuk pelat lantai basement. Pembuatan dinding
basement dengan bored-pile dari beton yang diselingi dengan bored-pile dari
bentonite, yang disebut contiguous-pile

Pembuatan dinding basement dengan bored-pile beton dan bentonite,


dengan cara slang-seling. Bored-pile diisi dengan bentonite, sebelum
bentonitenya terlalu keras, di antaranya harus segera dibor untuk diselingi
dengan bored-pile yang diisi dengan beton. Untuk menghindari longsornya
tanah yang terlalu banyak sewaktu pengeboran, cara pengeboran dari bored-
pile yang sejenis, dibuat dengan cara loncat selang satu titik bored-pile yang
sejenis pula. Kedalaman dan diameter dari bored-pile berdasarkan ketinggian
basement.

Gambar Retaining wall - contiguous bored pile

Halaman 32
Gambar Retaining wall - contiguous bored pile setelah penggalian

2. PEKERJAAN GROUND ANCHOR

Pendahuluan

Ground Anchor adalah bangunan yang berfungsi sebagai penahan tanah


agar tidak mengalami longsor atau sliding akibat adanya beban yang bekerja di
sekitar tanah tersebut. Pada pembangunan proyek ini digunakan ground
anchor dan dipasang pada sisi – sisi galian karena letaknya berbatasan
langsung dengan gedung – gedung yang telah ada sebelumnya. Dengan
adanya ground Anchor tersebut diharapkan tanah tidak mengalami longsor
akibat beban yang berasal dari gedung – gedung sekitar dan tidak terjadi
penurunan tanah pada gedung – gedung di sekitar proyek tersebut.
Berdasarkan pengalaman pekerjaan dengan type pondasi yang sama, setiap
harinya rata – rata dapat diselesaikan 4 titik / alat.

Halaman 33
Gambar Ground Anchor

Metode Pelaksanaan

Metode pelaksanaan ground anchor dapat dijelaskan sebagai berikut :

1) Penentuan Elevasi dan Marking

Proses ini dilakukan untuk menentukan ground anchor dan posisi


capping beam pada posisi yang sesuai dengan gambar shop drawing.

2) Pengecoran Capping Beam

Pengecoran capping beam dilakukan setelah didapat elevasi, marking,


dan pemasangan bekisting. Capping beam dibuat tiap jarak 4,2 Meter dengan
dimensi 40 x 40 cm. Mutu Beton yang digunakan sesuai dengan spesifikasi
yang dipersyaratkan.

3) Pekerjaan Persiapan

Persiapan yang dilakukan adalah menyediakan alat – alat yang


digunakan untuk proses drilling, grouting, maupun stressing.

Halaman 34
4) Pekerjaan Drilling Tanah

Jenis pengeboran yang digunakan pada proyek ini adalah rotary drilling,
di mana mesin bor tersebut duduk di atas tanah / platform. Kotoran atau
Lumpur hasil pengeboran dari lubang bor dengan menyemprotkan air ke dalam
lubang bor. Diameter pengeboran 20 cm sampai kedalaman 30 meter dengan
kemiringan sudut 45°.

5) Instalasi Tendon Anchor

Strand yang digunakan adalah 7 – wire strand berdiameter 12,7 mm.


perakitan tendon dilakukan di proyek. Tendon dimasukkan ke dalam lubang
dengan cara manual. Sebelum instalasi tendon dilakukan, air bertekanan
disemprotkan ke dalam lubang untuk mengeluarkan lumpur sisa pengeboran.

6) Grouting Tendon Anchor

Pekerjaan grouting dilakukan setelah pengeboran selesai dan dilakukan


pada hari yang sama atau dalam kurun waktu paling lambat satu hari setelah
pengeboran selesai. Komposisi material grouting yang digunakan adalah 1 zak
portland cement ( 1 zak = 50 kg ) + 20 liter air + 225 gram grout additive ( cebex
100 ), dengan water cement ratio 0,45.

7) Stressing Tendon Anchor

Alat yang digunakan untuk penarikan tendon anchor adalah satu unit
hydraulic pump dan satu unit Jack Freyssinet, yang sesuai dengan tipe tendon
anchor dan gaya yang bekerja pada tendon tersebut. Operasional penarikan
tendon anchor di proyek dicatat dalam suatu lampiran stressing record yang
mencatat pressure gaya pada Hydrolick Jack dan panjang elongasi yang terjadi
pada strand. Mutu grouting minimal saat stressing adalah 30 MPa. Stressing
yang dilakukan untuk setiap ground anchor adalah dua cycle ( 125 % dari
gaya yang bekerja ) dan satu lock off ( 110 % dari gaya yang bekerja ).

Halaman 35
Gambar Proses Stresing

Pelepasan Kepala Anchor

Setelah semua pekerjaan di atas selesai, maka ground anchor sudah


berfungsi seperti yang direncanakan. Fungsi ground anchor dapat ditiadakan
apabila bangunan sudah berdiri dan diapraghma wall sudah terhubung dengan
struktur. Biasanya head anchor akan dilepas / direalase pada saat ground
anchor tidak difungsikan lagi, tapi apabila owner tidak menginginkan head
anchor untuk dilepas maka pekerjaan realease anchor ditiadakan. Jadi,
pekerjaan realease anchor tergantung pihak owner.

4. PEKERJAAN WALLER BEAM

Waller beam adalah bagian dari sistem dinding penahan tanah. Pada saat
proses penggalian di suatu lokasi dilakukan. Karena pengangkuran tidak
mungkin dilakukan di tiap angkur, maka dibuatlah waller beam sebagai pengikat
antar pile sehingga contiguous pile bekerja menjadi satu sistem penahan tanah.

Selain itu, waller beam juga difungsikan sebagai dudukan angkur. Struktur
waller beam sendiri sebenarnya sama dengan balok biasa yang terdiri dari
beton bertulang. Selain sebagai pembentuk, tulangan pada waller beam juga
dimasukkan ke contiguous pile untuk memperkuat ikatan antara waller dan pile.
Proses pembuatannya juga sama, yaitu setelah marking posisi kemudian
dilanjutkan ke pemasangan besi lalu bekisting kemudian di Cor. Setelah di cor,
baru kemudian angkur dipasang. Waller beam yang sudah jadi dibor dengan
sudut dan kedalaman tertentu, kemudian dilakukan proses ereksi kabel dengan

Halaman 36
metode post tensioning. Setelah proses post tension selesai, dilakukan grouting
untuk menutup lubang sisa pengeboran.

Gambar Waller beam

Gambar Metode Pekerjaan Waller beam

Halaman 37
4. PEKERJAAN BORED PILE

Metode kerja dari Bored Piling work (wet hole method) ini di review selama
pekerjaan Bored Pile berlangsung dan jika perlu akan di sesuaikan atau di
ubah menurut kondisi lapangan. Jika ada perubahan dari metode kerja
terlebih dahulu meminta persetujuan Pengawas Lapangan.

1.1 Urutan

Prosedur urutan pekerjaan Bored adalah sebagai berikut :

1. Marking Posisi Pile oleh surveyor


2. Instal casing sementara (Temporary casing)
3. Mulai melakukan Pengeboran (Boring)
4. Jika Lubang Bor tidak stabil, Boring harus dilakukan dengan bentonite
5. Setelah Pengeboran sudah mencapai Toe Level, lakukan inpeksi
Lapangan untuk konfirmasi toe level
6. Lowering Steel Cage ke dalam lubang Bor
7. Casting bored pile dengan pipa tremi
8. Cabut (extract ) casing

1.2 Metodologi

1.2.1 Setting Out

Kontraktor harus menyediakan license surveyor dalam membuat setting out


poin /titik Bored pile yang akan di bor. Kemudian 4 poin sebagai referensi
yang dipasang /offset tidak kurang dari 1 m dari titik posisi pile.

Gambar Peg-Pile point

Halaman 38
1.2.2 Temporary Casing

Cara pemasangan casing sementara yaitu dengan menggunakan Vibrator


(Vibro-hammer) yang di pukul ke dalam tanah. Verticality di check dengan
menggunakan 2 plum yang di letakkan secara ortogonal atau spirit level jika
casing kurang dari 4 m.

Gambar Install casing sementara dengan Vibro hammer


1.2.3 Boring

Soil auger dan soil bucket dipakai untuk pengeboran tanah yang halus
(soft), pasir (sand) sampai tanah keras (hard layer). Apabila dalam pengeboran
di temukan batu (rock) bisa di pakai Rock Auger atau Core Barrel. Chisel tidak
diijinkan dalam pengeboran jika tidak di setujui oleh pengawas lapangan.

Verticality Kelly Bar Mesin Bor dapat di Check dengan menggunakan 2


benang yang diposisikan sebagai Plum line secara tegak lurus sebelum
pengeboran di mulai.

Verticality dari Lubang bor dapat di check dengan melihat posisi dari
Kelly bar terhadap casing. Lubang bor dalam posisi vertikal jika Kelly Bar di
tengah (center) casing.

Selama proses pengeboran, akan d ipakai adukan bentonite untuk


menjaga agar lubang bor tidak runtuh (collpase). Disini Bentonite berperan
untuk menstabilkan lubang bor dengan memastikan tekanan di dalam
Borehole lebih besar daripada tekanan horizontal dari tanah dan air tanah.

Halaman 39
Parameter dari Bentonite akan di check dan di test setiap pile setelah
proses de-sanding selesai di lakukan dengan mengambil sampel dari pile.
Properti dari caran bentonite akan di check sebelum proses casting di mulai.

Sampel tanah di ambil setiap 5 m dan akan di simpan di dalam plastik dan di
ditulis (marking) untuk referensi jika dibutuhkan. Setelah mencapai design
level alat Bor akan diganti alat bor dengan dasar yang flat (Cleaning Bucket).
Cleaning bucket berfungsi untuk membersikan dasar lubang Bor.

Pengukuran kedalaman lubang Bor dilakukan dengan menurukan measuring


tape sampai ke dasar lubang bor. Di ujung measuring tape di pasang plum
dengan berat yang cukup agar memastikan measuring tape sampai ke dasar
Borehole.

Gambar Proses Boring

Halaman 40
Bentonite loss

Jika terjadi kehilangan bentonite secara tiba-tiba, langkah –langkah yang


perlu diambil :

1. Adukan Bentonite ditambah ke Lubang bor untuk menjaga bentonite


tetap di ketinggian level yang cukup. Jika hanya minor loss proses
boring tetap di lanjutkan dengan memperhatikan bentonite level
apakah masih mengalami penurunan atau tidak.
2. Lubang bor akan diurug (backfill) dengan tanah untuk mencegah
kehilangan bentonite, kemudian dipadatkan (compact) dengan Chisel .
3. Setelah kehilangan bentonite (Bentonite loss) dapat di kontrol, baru
boring dapat di lanjutkan. Dalam kasus kehilangan bentonite ini apabila
tidak dapat di atasi dengan usaha diatas maka Borehole dapat di backfill
kembali dan masalah ini lebih baik didiskusikan dan di review dengan
konsultan dan kontraktor.

1.2.4 Reinforcement (Steel Cage)

Steel Cage akan di pabrikasi di tempat Fabrication Yard. Lokasi


pabrikasi ini sudah di tentukan di dalam logistic plan kontraktor. Helical Link
akan di las pada Tulangan utama (main reinforcement), demikian juga laping
akan di las secukupnya jika steel lebih dari 12 m sehingga memungkinkan steel
cage akan di bagi menjadi 2 section. Hal ini untuk menjaga agar main
reinforcement tetap tersambung bila steel cage akan di pindahkan

Steel cage yang sudah di pabrikasi kemudian di turunkan ke lubang bor


yang sudah selesai di bor sampai disain toe level. Steel cage akan di topang
sementara dengan 2 (dua) besi hook sampai proses casting selesai.
kapasitas besi hook harus di dihitung apakah mencukupi atau tidak.
Pengangkatan (Lifting) harus di usahakan agar tidak terjadi buckling pada
steel cage.

Gambar Proses memasukkan Steel cage ke Bored Hole

Halaman 41
Gambar Mengukur Bored Length dengan Measuring tape

1.2.5 Casting

Metode casting adalah dengan menggunakan pipa tremi. Ready mix


dituang melalui bucket yang berbentuk pipa corong. Panjang pipa tremi 2m,
3m, dan 1 m yang disambung. Sebelum ready mix dituang terlebih dahulu
sterofom di tuang ke dalam corong untuk melancarkan aliran ready mix dalam
pipa tremi. Casting akan dihentikan jika concrete sudah mencapai minimum
300 mm diatas cut off level. Over Cast di lakukan untuk menghindari concrete
yang bercampur dengan tanah /unsound concrete sewaktu pencabutan casing.

Pipa tremi akan dibuka secara continu, tetapi tetap di jaga agar pipa tremi
minimal 2 m tertanam di bawah concrete level .

Selama Casting, Bored log dan concrete record harus dipersiapkan yang
berisi data delivery time, Volume concrete, Concrete level (diukur tiap satu lori
concrete selesai dituang). Satu Sampel kubus atau Silinder diambil setiap 30
m3 atau sesuai dengan spesifikasi teknis dari konsultan.

Casing harus di cabut 2 jam setelah proses casting selesai. Jika ada plunge
column (I-beam) yang akan dipasang ke dalam Bored Pile, setelah casting
selesai dilakukan, casing terlebih dahulu dicabut sampai toe level casing
sedikit diatas concrete level. Dan Casing dicabut seutuhnya setelah 24
jam.Setelah Casting selesai, lubang juga harus di tutup (backfill) kembali
dengan pasir atau tanah setidaknya 4 jam setelah casting.

Halaman 42
1.2.6 Bentonite

Bubuk Bentonite dicampur dengan air dalam digestor dengan kapasitas 2 m /


per satu kali batching.

Adukan bentonite (Bentonite Slurry) di simpan di dalam Silo dengan total


kapasitas 2,5 x Volume total borehole yang ukurannya terbesar. Adukan
(slurry) di daur ulang dengan menggunkan mesin desanding.

Gambar Bentonite Plant


Properti Bentonite Slurry

Pada dasarnya, adukan tediri dari campuran yang seragam dalam air. Tempat
pengujian bentonite slurry (laboratorium) harus di sediakan di lapangan dan
pengujian bentonite slurry di lakukan bila proses casting Bored Pile akan di
mulai.

Proses pencatatan laporan Lab hasil pengujian Bentonite Slurry di simpan dan
kemudian di lampirkan dengan Bore Log.
Peralatan Pengujian Bentonite Slurry terdiri dari :

1) 1 Mud Balance (Density test)


2) 1 March Cone (Viscocity test)
3) 1 Sand Screen Set (Sand Content test)
4) PH paper (mengukur PH)

Halaman 43
Gambar Mud Balance

Gambar PH paper

Halaman 44
Gambar Marsh Cone

Gambar Sand Filter

Halaman 45
Semua pengujian wajib di lakukan sesuai dengan spesifikasi dengan di
saksikan oleh pengawas lapan gan. Hasil pengujian harus di tanda tangani dan
di approve oleh pengawas lapangan.

4. PEKERJAAN MATFOUNDATION

a. Pendahuluan

Mat Foundation adalah pondasi dangkal yang memiliki luasan / bentuk


menyerupai maras. Pekerjaan mat foundation proyek ini merupkan
pekerjaan mass concrete karena pondasi akan dicor memiliki volume 2033 m³.
Mass Concrete adalah pengecoran satu area dengan volume yang sangat
besar dan dilakukan secara terus – menerus. Mass Concrete merupakan salah
satu alternatif pengecoran dengan volume yang sangat besar atau kecil secara
terus – menerus untuk mengecor sejumlah volume beton yang dipengaruhi oleh
faktor teknik dan ekonomi.

Pertimbangan utama dalam melaksanakan penngecoran secara besar –


besaran adalah kontrol terhadap panas yang dihasilkan dari proses hidrasi
akibat Massa beton yang besar yang dapat mengakibat retak dan akibat dari
waktu pengecoran yang lama dapat menimbulkan cold joint. Akibat kenaikan
temperatur dalam beton tersebut dan juga suhu keseluruhan kontruksi ketika
beton menjadi dingin secara berangsur – berangsur, dapat menimbulkan
terjadinya retak. Perubahan suhu maksimum ( Thermal shock ) yang dapat
menyebabkan retak ( Thermal Cracking ) adalah 40º C antara temperature
beton dengan lingkungan dan adanya perbedaan temperature beton lebih dari
20º C.

Sebagai upaya untuk mengantisipasi hal tersebut diatas adalah dengan


menghitung faktor – faktor sebagai berikut :

 Kemampuan produsen ready mixed menyediakan volume beton dalam


jumlah besar dan dalam waktu yang cepat, dengan memperhitungakan
durasi pelaksanaan dan kesiapan sumberdaya.
 Karakter beton yang dipergunakan, dengan memperhitungkan
kandungan semen, jenis agregat dan kemungkinan pemakaian bahan
campuran ( admixture ) dan lain – lain.
 Pengendalian temperatur, dengan melakukan perawatan beton (Curing)
secara efektif disesuaikan dengan keadaan cuaca sekitarnya pada saat
pengecoran, selain itu perlu pengadaan tulangan distribusi yang
memadai untuk mengontol retak awal.

Halaman 46
b. Dasar Teori

1) Definisi Mass Concrete

Berdasarkan ACI 207 : Mass Concrete adalah segala volume beton dengan
dimensi yang cukup besar sehingga perlu pengendalian thermal terhadap
panas yang ditimbulkan oleh proses hydrasi semen

2) Retak Thermal

Terjadinya retak thermal karena bagian beton dipermukaan yang mendingin


lebih cepat oleh pelepasan panas di udara mengalami kontraksi dan menjadi
kekangan terhadap pengembangan volume beton bagian dalam yang panas.
Perbedaan suhu beton antara lapisan bawah, tengah dan atas ≤ 20 0 C

Sebagai upaya untuk mengatasi retak thermal tersebut, dalam mass concrete
perlu memperhitungkan faktor-faktor berikut :

a) Kontinyuitas supply yaitu kemampuan produsen readymix menyediakan


beton dalam jumlah yang besar dan dalam waktu yang cepat dengan
memperhiungkan durasi pelaksanaan dan kesiapan sumber daya.

Beberapa hal yang mempengaruhi kontinyuitas pengiriman :

1. Persiapan alat, personel dan infrastruktur proyek (jalan akses, lahan


parkir dan maneuver truck mixer serta area cuci truck mixer).
2. Kapasitas batching plan. Kapasitas batching plan harus ≥ 1 kapasitas
bongkar proyek.
3. Cycle time dari batching plan ke lokasi proyek. Cycle time terdiri dari :

Waktu loading beton


1. Waktu perjalanan berangkat ke lokasi proyek
2. Waktu parker, manuver dan tunggu di proyek
3. Waktu bongkar (COR)
4. Waktu cuci truck mixer di proyek
5. Waktu perjalanan pulang dari proyek menuju batching plan
6. Jumlah kebutuhan minimal truck mixer.

a) Karakter beton yang dipergunakan dengan memperhitungkan,


kandungan semen, kandungan fly ash jenis agregat dan kemungkinan
pemakaian bahan campuran (admixture), dll.
b) Penggunaan jenis semen tertentu dapat mempengaruhi karakteristik
beton untuk mass concrete, karena itu hanya semen yang cukup sesuai harus
digunakan untuk mendapatkan kekuatan yang dikehendaki. Maka dalam hal ini
diusulkan untuk digunakan semen type I dengan fly ash dengan prosentase

Halaman 47
sesuai persyaratan dan kebutuhan. Dalam hal ini penggunaan fly ash adalah
maksimal 25 % dari jumlah material cementitiuos.

c) Mix Design menggunakan spesifikasi sebagai berikut (sesuai spesifikasi


teknis dan ACI 21.1.1) :

1. Mutu beton adalah fc. 27,5 Mpa.


2. Prosentase fly ash 23 %
3. Suhu on site ≤ 300 C.
4. Water Cement Ratio = 0.45
5. Slump 14 ± 2 (12 – 16) cm.
6. Initial setting time 7 jam.

c. Metode Pelakasanaan

Metode pelaksanaan Mat Foundation dapat dijelaskan sebagai berikut

1. Galian Tanah Area Mat Foundation

Galian tanah area mat foundation dilaksanakan sesuai shop drawing


dengan kedalaman 250 cm dari elevasi lantai dasar basement – 3, akan tetapi
pada dasar mat foundation ditambah 5 cm untuk lantai kerja dan pada galian
samping masing – masing diberi penambahan 15 cm yang digunakan untuk
bekisting dari pasangan batako, galian pada area ini dilakukan dengan bantuan
backhoe, sedangkan untuk area yang sulit dijangkau backhoe dilakukan
dengan tenaga manusia.

Gambar 4.34. Galian dengan menggunakan backhoe

Halaman 48
2. Bobok dan Pemotongan Kepala Bored Pile

Setelah proses pengggalian selesai, maka akan bampak kepala – kepala


bore pile yang sudah tertanam sebelumnya. Kemudian kepala pancang yang
tampak tersebut akan dipotong hingga ketinggian besi tulangan minimal satu
meter dari dasar. Sebelum proses pemancangan dilakukan, terlebih dahulu
kepala – kepala pancang tersebut di bobok agar besi tulangannya dapat
terpisah dari beton. Proses pemotangan pancang ini dilakukan dengan bantuan
tower crane dengan tujuan mempermudah pengangkatan dari area mat
foundation, selain itu juga mempermudah waktu pelaksanaannya.

(a)

(b)

Gambar (a) Bobok Pancang (b) Pemotongan Pancang dengan TC

Halaman 49
Penyemprotan Anti Rayap

Penyemprotan anti rayap dilakukan sebelum lantai kerja dibuat. Daerah


– daerah yang disemprotkan antara lain seluruh lapisan bawah dan dinding
samping mat foundation. Penyemprotan anti rayap ini dilakukan dengan tujuan
untuk memberikan penghalang kimia atara kontruksi bangunan dan tanah,
sehinga melindungi bangunan dari serangan rayap. Material yang digunakan
adalah STEDFAST 15 EC dengan komposisi satu liter stedfast 15 EC dicampur
dengan 50 liter air. Aplikasi untuk 1m memputuhkan lima liter campuran. Pada
waktu penyemprotan anti rayap ini kondisi tanah harus kering / tidak ada
genangan air.

Gambar Stedfast penyemprot Anti rayap

Halaman 50
Pekerjaan Lantai Kerja

Pekerjaan lantai kerja dilaksanakan setelah seluruh lapisan bawah mat


foundation diratakan dan disemprotkan dengan anti rayap. Pekerjaan lantai
kerja dilaksanakan selambat – lambatnya satu hari setelah penyemprotan anti
rayap. Pekerjaan lantai kerja dibuat dengan ketebalan 50 mm. material beton
yang digunkan adalah material beton ready mix B-0. Mutu beton B-0 adalah K-
125. Penentuan ketebalan lantai kerja diketahui dengan menggunkan alat
elevasi level dengan bantuan tim Surveyor.

Gambar Pengecoran lantai kerja

Halaman 51
4. Pekerjaan Bekisting

Pekerjaan Bekisting dikerjakan pada sisi mat foundation dari material


batako setinggi dua meter dan stop cor stinggi 500 mm untuk posisi starter bar
bagian pembesian slab basement – 3. Pemasangan batako untuk dinding
bekisting mat foundation ini dikerjakan dalam dua tahap yaitu tahap pertama
dinding batako dipasang setinggi 1200 mm, dan tahap kedua dinding batako
dipasang lagi setinggi 800 mm dari tinggi tahap pertama. Hal ini dilakukan untuk
meghindari rubuhnya dinding dari longsoran tanah diatasnya. Dalam
pemasangan batako ini, seluruh permukaannya harus dipasang secara rapat
dan rata atau tidak beloh berongga.

Gambar Pemasangan Batako

Halaman 52
Gambar Isometri

6. Pekerjaan Pembesian

Pembesian dilaksanakan setelah seluruh area mat foundation


dibersihakan dari kotoran atau bekas – bekas material yang berserakan dengan
menggunakan air compressor. Mutu besi tulangan yang digunakan adalah U50
( fy = 5000 kg/ cm ) dan pengikat atar besi digunakan kawat bendrat.
Pemasangan pembesian terdiri dari beberapa pekerjaan anara lain :

a . Pembesian Layer Bawah

Pembesian layer bawah terdiri dari tulangan menerus pada arah x dan
ditambah tulangan extra pada arah x dan y. penggunaan tulangan extra
berfunsi sebagai perkuatan didaerah tertentu yang mempunyai bahan lebih
besar dari daerah lain, seperti didaerah corewall yang berguna untuk Manahan
beban angina ataupun beban akibat gempa bumi. Penyusunan tulangan
tersebut disusun dalam empat lapis . lapis pertama terdiri atas tulangan
menerus arah x dan besi D32 – 200 mm; lapis kedua terdiri dari tulangan
menerus arah y dengan besi D32 – 200 mm ditambah tulangan sebagian selain
tulangan ekstra arah x dengan besi D22, D29, dan D32 tiap jarak 400 mm; lapis
keempat terdiri atas tulangan ekstra arah y dengan besi D22, D29, dan D32 tiap
jarak 400 mm

Halaman 53
Gambar Pembesian layer bawah

1. b. Pemasangan Kaki ayam

Untuk menghubungkan antara layer atas dengan layer bawah diperlukan


kaki ayam. Kaki ayam sendiri menggunakan besi D25 dengan tinggi ± 2 meter,
dimana bagian bawah dari kaki ayam tersebut diikatkan pada pembesian layer
bawah menggunakan kawat bendrat. Kaki ayam dipasang setiap jarak 2 meter
untuk arah y dan 2,4 untuk arah x.

Gambar Pemasangan Kaki ayam

Halaman 54
c. Pembesian Layer Atas

Pembesian layer atas pada umumnya sama dengan layer bawah, perbedaanya
hanya pada penyusunan lapis pembesian. Penyusunan lapis pembesian pada
layer atas berkebalikan dengan layer bawah.

Gambar Pembesian Layer atas

d. Pembesian Overstek kolom bawah dan Core wall

Pembesian Overstek tulangan kolom bawah dan corewall dikerjakan


dengan mutu besi U ( fy = 5000kg / cm² ). Sebelum dilakukan pembesian,
makan perlu diberi marking agar tidak terjadi kesalahan letak pemasangan,
surveor akan mencari as tiap kolom dengan nalat theodolith dengan mengacu
pada Bench Mark (BM) yangtelah ditentukan. Tinggi penulangan stek kolom
adalah 48,5 m dan tinggi penulangan stek carewall 4,5 m, semuanya itu diukur
dari TOC mat foundation.
Yang sangat perlu diperlihatkan dalam pelaksanaan pembesian
dilapangan adalah

 Posisi pembesian yang seharusnya dikerjakan


 Jumlah Besi
 Tipe Besi

Halaman 55
Hal tersebut untuk menghindari adanya kesalahan pemasangan yang
berakibat pembongkaran ulang sehingga dapat mengganggu schedule kerja.

Gambar Pembesian didaerah corewall

7. Separing ME

Sparing ME merupakan pemasangan pipa / plumbing yang dilakukan


oleh pihak ME yang berfungsi untuk saluran air. Pemasangan sparing ME pada
area mat foundation menggunakan CIP dia 2”, 3”, 4” berjarak (50-70) cm di
bawah TOC mat foundation. Pada pekerjaan sparing ME sangat diwajibkan teliti
dan tepat karena apabila ada kesalahan setelah pengecoran selesai maka akan
sangat sukar untuk membongkar ulang karena adanya pembesian Mat
Foudation.

Halaman 56
Gambar Pemasangan Pipa

8. Pemasangan ThermoCouple

Monitoring temperature beton dalam pengecoran mat foundation adalah


sesuatu hal yang sangat penting. Terjadinya perbedaan temperature yang
sangat besar akan menimbulkan efek keretakan pada beton yang akan
berakibat fatal. Alat yang dipakai untuk memonitor perbedaan temperature
tersebut adalah Thermocouple. Thermocouple dipakai selain untuk memonitor
suhu/perbedaan temperature pada tiap bagian, juga digunakan untuk mengukur
perbedaan suhu maximum yang terjadi setelah pengecoran selesai,
thermocouple menggunakan 3 layer dan 4 titik, sehingga jumlah thermocouple
12 buah. Pengukuran thermocouple dilakukan tiap dua jam untuk 24 jam
pertama, dan setiap 3 jam untuk 24 jam berikutnya.

Halaman 57
Gambar Thermocouple

9. Pemasangan Kawat Loket / Penahan Longsoran Beton

Berdasarkan pembagian area pengecoran dan setting time beton maka


pengecoran mat foundation dibagi dalam beberapa zone, setiap pembagian
zone dipasang kawat loket/mesh (20 x 20) mm yang berfungsi untuk menahan
supaya beton tidak longsor, diamana longsoran beton tersebut dapat
mengakibatkan Could joint pada daerah beton tertentu saat pengecoran
dengan valume besar secara terus menerus.

Dengan adanya jumlah beton dengan skala besar maka diperlukan


adanya perkuatan pada kaat loket. Untuk perkuatan horizontal menggunakan
besi D13, sedangkan untuk perkuatan vertikal menggunakan besi D-22.

Halaman 58
Gambar Pemasangan loket kawat

10. Inspeksi Dan Survey

Dilakukan setelah pengecoran dimulai yang bertujuan mengetahui


apakah pembesian yang terpasang sesuai dengan gambar kerja, kegiatan ini
akan dilakukan oleh pihak pelaksana dengan pihak manajemen kontruksi.
Daftar pembesian / checklist akan dibawa saat inspeksi dilakukan dilapangan,
check list untuk pembesian meliputi :

1. Shop drawing sudah di approval


2. Diameter, jenis jumlah dan jarak besi sesuia shop drawing
3. Overlaping sambungan sesuai dengan gambar
4. Beton decking terpasang dengan jumlah dan diameter yang telah
ditentukan ( 4 Buah / m²)
5. Kaki ayam terpasang,diameter besi dan jarak sesuai dengan persyaratan
6. Ikatan besi ( ikatan silang ) dengan bendrat cukup kuat ( tidak bergetar
saat diketok )
7. Besi bersih dari karat, oli, beton kering dan tanah
8. Jarak bersiih pembesian minimal 45 mm
9. Bending / bengkok besi sudah sesuai persyaratan yaitu 5D
10. Elavasi tulangan / pembesisan sudah benar dan kuat

Halaman 59
Inspeksi merupakan hal yang sangat penting, diharapkan ketika pengecoran
telah selesai dilakukan tidak akan ada masalah untuk pekerjaan berikutnya dan
juga menghindari adanya kecurangan yang dilakukan oleh pihak kontraktor.

Gambar Inspeksi dan survai

11. Pemasangan Stop Cor

Dilakukan pada proses pengecoran dimulai, terdiri dari plywood 18 kayu


50/70 dan list kayu 40 x 40 sebagai tempat waterstop. Berfungsi agar tidak ada
kebocoran antara pertemuan beton lama dan beton baru bertemu.

Gambar Waterstop

Halaman 60
12. Pemasangan Tenda

Pada saat pengecoran diperlukan adanya ansipasi oeh pihak pelaksana


apabila terjadi hujan yang dapat mengganggu pengecoran dan dapat merusak
mutu beton, maka pemasangan tenda sebagai alternatif tindakan yang
dilakukan dan berfungsi juga menghindar panas sinar matahari secara
langsung. Untuk rangka tenda sebagai alternative tindakan yang dilakukan dan
berfungsi juga menghindari panas sinar matahari secara langsung. Untuk
rangka tenda menggunakan pipa besi ф1 – 1,5. Pipa rangka dimasukan pada
tulangan besi yang telah dilas pada kaki ayam. Untuk ketinggian terpal pada
tepi tenda diberi perkuatan berupa ikatan dirangka atas tenda kepasak.

Gambar Detail Tenda

(a)

Halaman 61
(b)

Gambar (a) Rangka tenda (b) Tenda di beri terpal

13. Pekerjaan Waterproofing

Beberapa jam sebelum dilakukan pengecoran, dinding bekisting dan lantai kerja
dari mat foundation dilapisi dengan waterproofing. Untuk lantai dengan cara
kristalisasi atau ditabur, sedangkan untuk dinding dengan cara disemprot.
Fungsi dari pelaksanaan waterproofing ini adalah agar membuat bikisting
menjadi kedap air sehingga air dari dalam tidak merembes keluar dan begitu
juga sebaliknya, air dari luar tidak bisa masuk kedalam

Pada pelaksanaannya untuk penyemprotan waterproofing dinding


bekisting menggunakan dua aplikasi. Pada aplikasi pertama dilakukan
penaburan Formdexplus 1,5 kg/m2, pelaksanaan 15 menit sebelum cor.
Sedangkan pada aplikasi kedua dilakukan penyemprotan dilakukan
penyemprotan pada dinding bekisting dalam, aplikasi ini terdiri dari lapisan dari
dua lapisan yaitu lapisan pertama dengan komposisi 0,5 kg / m, dan lapisan
kedua 1 kg / m. aplikasi kedua dilaksanakan 3 jam sebelum cor.

Halaman 62
(a)

(b)

Gambar (a). Bahan waterproofing (Formdexplus)


(b). Penyemprotan Waterproofing

Halaman 63
14. Pengecoran

Pengecoran mat foundation memerlukan jumlah volume beton yang tidak


sedikit dan tentu juga memerlukan biaya yang sangat besar , sehingga sangat
penting untuk persiapan antara lain :

1. Persiapan Insfrastruktur Proyek

1) Jalan Akses Truk Mixer

Gambar Jalan Akses truk Mixer

Halaman 64
2) Lahan parker dan maneuver truk

Gambar Lahan parkir dan manuever Truk

3) Area Cuci truk Mixer ( Washing Bay )

Gambar Washing Bay

Halaman 65
4) Instalasi Listrik ( adanya genset 150 KVA sebagai backup jika listrik PLN
padam )
5) Sistem Drainase ( Pembuangan air hujan yang jatuh dari terpal akan
dibuat saluran sementara
6) Concrete Pump ( diperlukan cadangan Concrete Pump apabila adanya
masalah pada saat pelaksanaan Cor )

Gambar Concrete Pump

1. Persiapan Laboraturium

1) Persiapan di site ( gerobak, kerucut Abrams, Rojokan, palu, senter, alat


Bantu komunikasi, meteran )
2) Persiapan personel menggunakan shif ( kepala plan, Supervisor produksi,
staff, teknisi, dll )

Halaman 66
Gambar Perlengkapan pengujian

1. Water Supply
2.
Digunakan untuk kebutuhan cuci mixer, washing box dan lain – lain.

1. Kesipan Peralatan

1) 1. Concrete Pump : 4 on site + 1 stand by


2) 2. Vibrator : 4 on site + 1 stand by
3) 3. Compressor : 2 Buah
4) 4. Pompa engine : 2 Buah
5) 5. Pompa DAB 1” : 1 Buah
6) 6. Silinder : 115 Buah
7) 7. Troli : 3 Buah
8) 8. Termometer : 2 Buah ( 1 cadangan )

Halaman 67
9) 9. Kerucut Abrams : 2 set

1. Kesiapan Material

1) Beton fc’ 27,5 Mpa, fa 23 % pakai es = 216 m³


2) Besi beton 281 ton
3) Plastik sheet 1200 m²
4) Styrofoam 1200 m²
5) Kawat loket 390 m²

Pengecoran Mat Foundation pada proyek The Pakubuwono View ini


mempunyai persyaratan beton sebagi berikut :

1) Tes Slump 14 ± 2 cm
2) Suhu beton 30 ºC
3) Perjalanan Truck Mixer dari Batching Plant ke site proyek

TM yang masuk ke lokasi pengecoran akan dicek waktu kedatangannya,


suhu beton, dan nilainya slumnya. Bila waktu kedatangnya, suhu , dan tes
slump tidak memenuhi syarat maka TM tersebut akan segera dipulangkan atau
di reject. Pada TM yang memenuhi syarat akan langsung menuju concrete
pump untuk loading. Bila saat waktu antrian terlalu lama maka akan diadakan
tes slump lagi jika saat pengetesan gagal maka akan direject dari pihak
pelaksana.

Halaman 68
Area pengecoran pada mat foundation dibagi beberapa zona yang mana
setiap zona dibatasi oleh kawat loket. Pada saat pengecoran berlangsung
digunakan alat Vibrator untuk membantu beton agar agregat kasar dan halus
dapat menyatu, selain itu juga mengalirkan beton.

Halaman 69
15. Finishing Trowel

Pekerjaan ini dilakukan pada saat beton mendekati setting. Finish trowel
ini dilakukan dengan tujuan untuk memperhalus permukaan lantai beton yang
telah diberi floor hardener. Pelaksanaan floor hardener sendiri dilakukan
setelah 30 menit / beton setting, dan dilaksanakan dengan system tabor.
Komposisi yang digunakan 5 kg / m² dengan dua kali tabur dan dikontrol
elevasinya sesuai shop drawing. Proses penaburan dilakukan setelah relag
selesai.

Gambar Finishing Trowel

16. Pemasangan Steryfoam

Setelah permukaan lantai mat foundation sudah mulai mengeras, maka perlu
dilakukan curing. Proses curing ini dilakukan dengan cara pemasangan
steryfoam pada permukaan beton agar perubahan suhunya tetap terjaga.

Pemasangan steryfoam ini bertujuan menghindari adanya retak thermal


pada permukaan beton akibat perubahan yang dihasilkan oleh suhu dalam
beton dengan suhu luar. Dalam hal ini steryfoam berfungsi sebagai filter antara
suhu udara luar dengan suhu dalam beton.

Halaman 70
Gambar Pemasangan Stryfoam

METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN KOLOM

Pekerjaan struktur atas melibatkan beberapa kegiatan antara lain adalah


pekerjaan pengukurаn, pembesian, bekisting, pengecoran, pembongkaran
bekisting, dan perawatan beton yang dilakukan pada elemen-elemen struktur
atas seperti kolom, shear wall dan corelift, ok dan pelat lantai.

Halaman 71
Kolom adalah struktur yang merupakan penyangga atau pilar yang akan
menyalurkan beban atau gaya vertikal dan lateral ke pondasi. Konstruksi
kekakuan kolom akan menentukan besarnya gaya lateral yang akan dipikul
oleh kolom tersebut. Adapun besar kecilnya kolom (dimensi kolom)
berdasarkan gambar perencanaan.

Urutan pelaksanaan pekerjaan kolom sebagai berikut :

* Stek Tulangan Kolom + Mаrkіnɡ


* Pabrikasi Tulangan Kolom
* Pemasangan Tulangan Kolom + Decking
* Pemasangan Sepatu Kolom
* Instalasi Pipa Elektrikal
* Pabrikasi Bekisting Kolom
* Instalasi Bekisting yang Telah Diberi Oil Form
* Pemberian Beton Eksisting dengan Calbond
* Pengecoran Kolom
* Pembongkaran Bekisting Kolom
* Perawatan Beton

Urutan Pelaksanaan Kolom

Halaman 72
Marking Kolom

Fabrikasi Penulangan Kolom

Fabrikasi Bekisting Kolom

Halaman 73
Sepatu Kolom

Pengecoran Kolom

Halaman 74
Pelepasan Bekisting Kolom

Bekisting Kepala Kolom

Halaman 75
Perapihan Kolom

Penentuan Aѕ Kolom (Pemberian Mаrkіnɡ)

Titik-titik аѕ kolom diperoleh dari hasil pekerjaan tim survey yang


melakukan pengukuran dan pematokan, yaitu mаrkіnɡ berupa titik-titik atau
garis yang digunakan sebagai dasar penentuan letak bekisting dan tulangan
kolom. Penentuan аѕ kolom dilakukan dengan menggunakan alat theodolite.
Untuk pekerjaan pengukuran ini diperlukan juru ukur (surveyor) yang
berpengalaman, khususnya dalam pelaksanaan gedung bertingkat (surveyor
yang bersertifikat). Posisi аѕ kolom arah vertikal ditentukan berdasarkan аѕ
kolom pada lantai sebelumnya. Proses pemindahan titik аѕ (axis) kolom dari
lantai bawah ke lantai atas berikutnya dengan pembuatan lubang-lubang pada
pelat lantai (gambar 1.2). Lubang-lubang tersebut nantinya ditutup kembali
setelah pemindahan titik аѕ kolom selesai.

Posisi аѕ kolom harus sentris kedudukannya terhadap аѕ pada lantai


sebelumnya, untuk itu dilakukan juga pengecekan dengan menggunakan
benang dan unting-unting. Dengan bantuan titik-titik acuan bangunan yang
sentris disetiap lantainya, maka dapat ditentukan letak аѕ kolom dan kemudian
dibuat аѕ-аѕ yang lain dengan mengikuti jarak yang telah disyaratkan dalam
perencanaan awal.

Pengecekan аѕ kolom dilakukan dengan menempatkan alat theodolite pada


mаrkіnɡ tersebut dan kemudian mengecek kelurusan mаrkіnɡ kolom.
Penempatan titik kontrol pada proyek ini dilakukan pada pagar di salah satu sisi
dan titik kontrol lainnya berada pada ɡƖіԁе over dikarenakan proyek ini berada
tepat di pinggir jalan yang dilintasi oleh ɡƖіԁе over tersebut.

Halaman 76
Contoh Gambar Kerja Kolom

Halaman 77
Halaman 78
Metode Kerja Pembongkaran Bekisting Kolom

* Persiapan Lahan
* Pembersihan Area Kerja
* Pada saat dilakukan bongkaran kolom area kerja harus bebas dari aktifitas
pekerja dan material proyek

Prosedur Pelaksanaan

* Persiapan Alat TC (Tower Crane)


* Persiapan Pekerja (2 Orang)
* Tahap pertama melepas support bekisting kolom
* Tahap kedua melonggarkan ikatan tie rod samping bekisting kolom
* Tahap ketiga pengikatan sling TC ke bekisting Kolom
* Tahap keempat pengangkatan bekisting kolom menggunakan TC
* Bekisting Kolom diletakan ke area stock bekisting kolom
* Pekerjaan Pelepasan Bekisting Kolom menggunakan Metode ini
membutuhkan kurang lebih 10 menit
* Repair kolom yang kurang mulus

Halaman 79
DINDING SHEAR WALL

Shear wall merupakan dinding beton yang dirancang untuk menahan geser,
gaya lateral akibat gempa bumi. Shear wall menahan dua gaya yaitu gaya
geser dan angkat

FUNGSI :

1. Memberikan kekuatan lateral yang dibutuhkan untuk menahan gaya


horizontal.
2. Memberikan kekakuan lateral untuk mencegah lantai dan rangka atap
dari gerakan pendukungnya.

METODE PELAKSANAAN DINDING SHEAR WALL

1. Pekerjaan shear wall dan core lift melibatkan beberapa kegiatan


antara lain adalah Penentuan titik-titik as shear wall dan core
liftdiperoleh dari hasil pekerjaan tim survey yang melakukan
pengukuran dan pematokan, yaitu marking berupa titik-titik atau garis
yang digunakan sebagai dasar penentuan letak bekisting dan
tulangan kolom.
2. Penentuan as kolom dilakukan dengan menggunakan alat theodolite.

Halaman 80
3. Penulangan, pabrikasi tulangan shear wall dan core lift dikerjakan
pada los pekerjaan pembesian.
4. Pada saat pemasangan tulangan, digunakan tower crane untuk
mengangkat tulangan yang telah dirangkai, dibutuhkan tenaga kerja
yang terampil dalam pemasangan dan penyambungan pada shear
walldan core lift agar benar – benar tegak lurus seperti shear
wall dan core liftyang berada dilantai bawahnya.

5. Bentuk dan ukuran shear wall dan core lift pada proyek ini adalah
tipikal (sama), sehingga bahan bekisting shear wall dan core
lift terbuat dari baja pula.

Halaman 81
6. Dengan penggunaan bahan baja ini akan lebih menghemat bahan dan
biaya dalam pembuatan bekisting, karena dapat dipakai berulang-
ulang
7. Beton ready mix didatangkan dari batching plant dengan mutu yang
telah disyaratkan.
8. Setelah nilai slump memenuhi persyaratan, maka
beton ready mixdari concrete mixer truck dituang ke dalam concrete
bucket, kemudianconcrete bucket tersebut diangkat dengan tower
crane menuju ke lokasi pengecoran.
9. Pada saat pemindahan, concrete bucket ditutup/dikunci agar tidak
tumpah.
10. Tinggi jatuh penuangan beton disyaratkan sesuai dengan yang telah
ditentukan (≤ 1,50 m) usahakan sedekat mungkin antara
pipa tremiedengan permukaan beton lama. hal ini dilakukan untuk
menghindari agregat kasar, terlepas dari adukan beton.
11. Pekerjaan shear wall, kolom yang menyatu pada shear wall dikerjakan
bersamaan.
12. Perbedaan mendasar dari pekerjaan kolom dan shear wall adalah:

- Pekerjaan shear wall mempunyai permukaan yang luas


menyerupai dinding, sehingga pada pemasangan bekisting arah
memanjangnya dipasang tie rod lebih banyak untuk mengurangi
lendutan pada bekisting karena gaya tekan beton pada saat
pengecoran tergolong besar.
- Pemasangan tie rod yang dilindungi oleh pipa PVC dimasukkan
ke dalamshear wall /dinding geser.
- Pemasangan push pull prop RSS1 dan kickers brace AV1 lebih
dari 2 pada sisi memanjangnya.

Halaman 82
Keterangan gambar :

a. Push pull prop RSS1 dan kickers brace AV1


b. Push pull prop RSS1 dan kickers brace AV1
c. Wing nut
d. Kolom
e. Tie rod

Halaman 83
Tampak depan bekisting shear wall

Halaman 84
13. Gambar Pembesian shear wall

Pembesian di rakit di workshop khusus pembesian. Kemudian


menggunakan bantuan tower crane untuk mengangkut pembesian
yang sudah selesai ke tempat pemasangan pembesian dinding shaer
wall.

Halaman 85
Gambar pembesian dinding shear wall

14. Pengecoran dinding shear wall

- Setelah pembesian dan pekerjaan bekisting dinding shear wall


selesai, maka selanjutnya adalah pekerjaan pengecoran.
- Kami akan mengajukan request untuk melaksanakan pekerjaan
tersebut kepada direksi teknis lapangan.

Halaman 86
15. Perawatan beton

Kami akan melakukan perawatan beton (curing) kepada beton dinding


shear wall yang sudah dibongkar bekisting. Dengan melakukan
penyiraman air ke permukaan beton yang baru dibongkar.

Contoh salah satu tindakan penyiraman

Halaman 87
PENGENDALIAN MUTU BANGUNAN
KELURUSAN BENTUK BANGUNAN

Dalam mengerjakan sebuah bangunan tinggi, maka pengawasan oleh seorang


surveyor akan menjadi lebih sulit daripada pekerjaan bangunan dengan tingkat
tidak terlalu tinggi.

1. Menentukan as bangunan

o Pendahuluan

 Pengukuran dan pematokan (setting out/stake out)


adalah pekerjaan tahap awal dalam pelaksanaan
pekerjaan konstruksi, sebelum malaksanakan
pengukuran dan pematokan juru ukur perlu menyiapkan
dokumen gambar kerja (gambar rencana, gambar denah
ruang dan gambar denah pondasi).
 Pada pengukuran dan pematokan bangunan gedung
serta bloking dan kavling perumahan dengan bentuk
ruang siku siku dapat dipergunakan 2 (dua) cara yaitu
dengan cara menerapkan rumus Phytagoras untuk
menghitung panjang sisi segitiga.
 Pada umumnya untuk membuat kesikuan gedung di
lapangan menggunakan perbandingan sisi segitiga
dengan ukuran sisi segitiga 60 cm: 80 cm : 100 cm, 3
m: 4 m : 5 m, 6 m: 8 m : 10 m dsb, pada cara ini
menggunakan alat ukur jarak datar pita ukur baja
panjang 30 m atau 50 m dengan ketelitian bacaan mm.
 Selain cara sederhana pada pengukuran dan pematokan
dapat juga menerapkan sistem koordinat, alat yang
digunakan pada cara ini adalah teodolit manual, teodolit
digital atau teodolit total station (TS) dengan ketelitian
bacaan sudut satuan detik, pada pelaksanaan sistem ini
juru ukur dapat melakukan pekerjaan pengukuran dan
pematokan titik-titik as sesuai data ukuran yang ada
pada gambar denah ruang yang sudah dihitung jarak
dan sudut datarnya, dengan sekali berdiri teodolit pada
patok tetap sebagai referensi dapat melaksanakan
pengkuran dan pematokan semua titik as gedung sesuai
kemampuan jarak bidik minimum dan maksimum
teodolit.

Halaman 88
 Garis sempadan

Pada pekerjaan pengukuran dan pematokan garis


sempadan bangunan titik tetap harus sesuai dengan
persyaratan yang ditentukan dan bekerja sama dengan
instansi yang terkait, pada awal pekerjaan pengukuran
dan pematokan.

 Datum utama dan sekunder

 Sebagai ketinggian referensi, patok tetap yang


ada di lapangan digunakan sebagai referensi atau
pedoman. Patok permanen dibuat dari beton
dengan ukuran panjang, lebar dan tinggi sesuai
dengan persyaratan, ditempatkan pada derah
aman serta diikat dan ditandai dengan teliti. Patok
tetap referensi merupakan patok referensi semua
pengukuran dan pematokan gedung (jarak dan
sudur datar serta koordinat).
 Pengukuran titik dan level lainnya dikerjakan
secara teliti menggunakan alat sipat datar atau
waterpass dan theodolite yang telah dikalibrasi.

 Papan referensi elevasi

 Papan referensi bangunan dibuat dari kayu dan


dipasang dengan kokoh dan akurat pada letaknya
 Tanda referensi bangunan dibuat dari
kayu dengan ukuran lebar minimum 150 mm dan
tebal 20 mm.
 Referensi elevasi bangunan sama dengan datum
utama, kecuali ditentukan lain.
 Setelah selesai pemasangan referensi bangunan,
kontraktor harusmelaporkan kepada pengawas
untuk inspeksi dan persetujuan.
 Semua tanda yang menunjukan as dan elevasi
harus dibuat dari cat terang dan tahan cuaca,
menggunakan simbol standard yang disetujui
pengawas.

Halaman 89
 Pengukuran site

 Kontraktor harus memulai pekerjaan berpedoman


pada as utama dan asreferensi seperti yang
terlihat pada rencana tapak dan bertanggung
jawab penuh atas hasil pengukuran.
 Kontraktor harus menyediakan material, alat dan
tenaga kerja, termasuk juru ukur yang
berpengalaman, dan setiap saat diperlukan harus
siap mengadakan pengukuran ulang.
 Kontraktor harus bertanggung jawab untuk
melindungi dan memelihara patok tetap utama
selama pekerjaan pembangunan. Kontraktor
bertanggung jawabuntuk memelihara patok
sekunder dilapangan dengan jumlah dan posisi
sesuaipengarahan pengawas.

 Tahap pematokan dan pengukuran

 Meginterpretasi data dan informasi yang disajikan


pada gambar kerja (gambar site plan, denah
ruang dan pondasi).
 Menghitung jarak datar dan sudut datar setiap as
gedung sesuai gambar kerja.
 Menyajikan hasil hitungan dalam bentuk tabel.
 Menentukan garis sempadan ( Rooi ) bangunan
sesuai gambar rencana (site plan)
 Menentukan basis ukur sebagai pedoman
pengukuran jarak dan sudut datar .
 Menentukan setiap as bangunan gedung sesuai
jarak dan sudut datar yang telah dihitung.
 Mengontrol kesikuan dan jarak datar sesuai data
ukuran yang tersedia pada gambar denah ruang
dan pondasi
 Menghitung kebutuhan bahan konstruksi
bowplank.
 Memasang patok bowplank menerus sesuai
bentuk dan ukuran gedung
 Menentukan peil lantai ( ± 0.00 )
 Memindah as ukuran gedung pada konstruksi
bowplank.
 Mengontrol kesikuan dan jarak sesuai denah
ruang dan pondasi

Halaman 90
Menentukan as bangunan gedung

Halaman 91
Garis as bangunan yang telah didapat dicatat oleh surveyornya.
As bangunan tersebut ditembakkan oleh theodolite ke
beberapa objek disekitarnya.
Dipilih objek yang tidak teganggu oleh keadaan sekitarnya dan
tidak mudah berubah.
Surveyor akan memilih beberapa objek yang menjadi bantuan
penetapan as bangunan sehingga lebih teliti dalam
menentukan koordinat as bangunan.
Ketika memindahkan as bangunan ke tingkat berikutnya,
dengan bantuan koordinat bantuan tadi maka akan lebih terjaga
ketelitiannya.

Halaman 92
SABUK TOWER CRANE

 Sabuk pengaman (collar frame atau anchorages frame) merupakan


sabuk besi penghubung tower crane dengan bangunan yang fungsinya
untuk menjaga kestabilan tower crane.

 Setelah ketinggian tower crane melampaui batas frame standing yang


diijinkan oleh pabrik pembuat,tower crane harus dipasang sabuk
pengaman yang diikatkan pada bagunan kolom.

 Dalam pemasangannya,harus diperhatikan kekeuatan bracing agar


konstruksi stabil menerima beban tarik dan tekan.

 Namun pada proyek – proyek tertentu sabuk crane bias juga diikatkan
pada balok utama bangunan.

Halaman 93
KONTRAKTOR MEMBUAT
MEMPERSIAPKAN
SUATU REQUEST IJIN
SESUATU PEKERJAAN
PELAKSANAAN KERJA

MENGAJUKAN REQUEST MEMPERSIAPKAN ALAT,


PENGAJUAN ULANG
PEKERJAAN KE DIREKSI TENAGA DAN BAHAN
REQUEST PEKERJAAN
TEKNIS

REQUEST PEKERJAAN REQUEST PEKERJAAN DITERIMA DIREKSI TEKNSI


DITOLAK OLEH DIREKSI
TEKNSI

PENGUKURAN, SPESIFIKASI MELAKSANAKAN PEKERJAAN


TEKNIS, PENGAWASAN
PEKERJAAN, PENERAPAN K3

PEKERJAAN SELESAI

PERBAIKAN HASIL PEKERJAAN HASIL KERJA DITERIMA

HASIL KERJA DITOLAK


PEMBUATAN LAPORAN PEKERJAAN
PEKERJAAN INTERIOR

METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN INTERIOR

RUANG COSTUMER

Dalam Pelaksanaan Pekerjaan, Penggunaan metode yang tepat, praktis,


cepat dan aman, sangat membantu dalam penyelesaian pekerjaan.
Sehingga, target 3T yaitu tepat mutu/ kualitas, tepat biaya/ kuantitas dan
tepat waktu sebagaimana ditetapkan, dapat tercapai.
Adakalanya juga diperlukan suatu metode terobosan untuk
menyelesaikan pekerjaan lapangan. Khususnya pada saat menghadapi
kendala–kendala yang diakibatkan oleh kondisi lapangan yang tidak
sesuai dengan dugaan sebelumnya. Untuk itu, penerapan metode
pelaksanaan pekerjaan yang sesuai kondisi lapangan, akan sangat
membantu dalam penyelesaian proyek ini. Dalam melaksanakan
pekerjaan pada proyek pekerjaan pengadaan meubelair :

PENGAJUAN SHOP DRAWING, SAMPLE MATERIAL DAN WARNA

Sebelum memulai kerja kami membuat daftar shop drawing, brosur yang
didalamnya terdapat sample material dan warna. Shop drawing dan
approval material yang kami buat diajukan kepada konsultan pengawas
dan owner untuk di setujui, shop drawing menunjukkan ukuran, keadaan
di lapangan, dimensi peralatan, cara pemasangan yang sebenarnya. Shop
drawing tersebut kami koordinasikan dengan disiplin bidang kerja yang
lain. Dalam hal ini bagian sipil kaitannya dengan aplikasi di lapangan.
Shop drawing dan material serta warna yang tidak disetujui oleh
konsultan pengawas dan owner , akan kami perbaiki untuk kemudian
diajukan ulang.

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


1
PEKERJAAN INTERIOR

PEMESANAN MATERIAL

Setelah shop drawing dan color scheme di setujui dilanjutkan dengan


pemesanan barang dan produksi, barang-barang yang dipesan adalah
item barang-barang keluaran dari pabrikan sesuai dengan pabrikan
pendukung yang dipersyaratkan. Selain barang-barang pabrikan ada
beberapa barang yang dibuat dengan handmade, barang-barang tersebut
kami buat di workshop kami dengan tenaga ahli furniture dan peralatan
yang memadai.

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


2
PEKERJAAN INTERIOR

Gambar alur pemesanan barang pabrikan

1. PROSES PRODUKSI

1.1 Jalur Produksi (Production Run)

Perancangan atau desain dari imajinasi hingga realitas melewati beberapa


proses yakni : searching, planning, inventing dan constructing.
Perancangan menjadi sebuah proses selektif terhadap kelemahan serta
kekurangan dalam proses produksi. Beragam problematika dalam proses
produksi menuntut reflek dan fleksibilitas untuk dapat menentukan
prosedur kerja /produksi yang lebih efisien serta efektif.

Mata rantai kerja produksi khususnya di furniture workshop, secara


berurutan adalah desain, produksi, intermediasi. Mata rantai produksi di
workshop merupakan tahapan yang sangat kritis, karena menyangkut
tenaga kerja, bahan baku serta operasi mesin.

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


3
PEKERJAAN INTERIOR

Proses produksi disusun atas :

Parts Manufacture,

Persiapan bahan dan peralatan dengan menggunakan Jig dan Fixtures


yang telah lebih dahulu dipersiapkan oleh divisi lain seperti Tooling
Division Selanjutnya pemotongan menjadi bagian-bagian dasar.
Dilanjutkan dengan Pembentukkan (shaping), pembuatan sambungan
(jointing) hingga finishing komponen dasar tersebut.

Mesin-mesin yang disiapkan oleh tooling division secara umum antara


lain :

 Mesin Gergaji Belah dan potong


 Mesin ketam kayu/serut (planner)
 Mesin Bor (Drilling)
 Mesin Profil Kayu
 Mesin Router kayu
 Mesin amplas kayu
 dll

Peralatan-peralatan tersebut akan dijelaskan secara detail pada bagian


material dan alat.

Sub Assembly,

Set-up, perangkaian antar komponen (assembly), pengencangan


(fastening), pemolesan atau penyelarasan (finishing)

Final Assembly,

Set-up, perangkaian antar komponen (assembly), pengencangan


(fastening), pemolesan atau penyelarasan (finishing)

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


4
PEKERJAAN INTERIOR

Inspection,

Uji kualitas (checking & Testing) melalui kontrol standar bentuk, dimensi,
finishing, feedback dari pekerja maupun operator

Re-work.

Perbaikan (repairing), pengepasan (refitting), finishing ulang, atau reject

1.2 Mutu Kerja

a. Durabilitas,

teknik pertukangan (workmanship) yang baik dan teliti hingga mampu


menghasilkan mutu kuat awet yang dapat diandalkan dari segi material,
konstruksi, finishing.

b. Ekonomis,

mempertimbangkan penghematan bahan dan upah tukang, yakni melalui


minimalisasi penggunaan bahan terbuang, serta pola kerja yang praktis.

c. Material,

menentukan bahan yang pantas dan tepat berdasar fungsi dan makna
desain.

d. Konstruksi,

merancang sistem konstruksi yang sederhana, praktis dan logis, sehingga


dapat dilaksanakan dengan mudah, baik secara manual maupun masinal.

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


5
PEKERJAAN INTERIOR

e. Standar Keselamatan Kerja,

secara teoritis proses/teknik produksi barang yang baik mensyaratkan


konsistensi dalam beberapa hal, yakni :

Keselamatan dan kesehatan,

Adalah pertimbangan terhadap penggunaan peralatan pelindung wajah


dan tubuh, penggunaan bahan, serta memastikan kecermatan dan
kebersihan kerja guna menghindari cidera maupun efek kesehatan bagi
konsumen melalui ketidak rapihan wujud produk. Beberapa hal diatas
sangat tegas diatur dalam regulasi standar kerja Eropa (DIN atau EU
Norms).

1.3. Perkembangan Teknologi Workmanship

Furnitur menempati posisi kedua setelah fashion sebagai produk trendy


yang sangat cepat perubahannya karena permintaan pasar. Setiap tahun
negeri skandinavia menyelenggarakan pameran produk dan insustri kayu
dan furnitur yang selalu diminati oleh kaum industrialis maupun
masyarakat eropa umumnya. Produk-produk mutakhir selalu
dipamerkan mulai dari sambungan (joinery), bahan furnitur, bahan
finishing, furnitur-furnitur terbaik, hands-tool, sampai mesin-mesin berat
yang pendukung produksi furnitur dan perkayuan.

Hal ini menjadi indikasi derasnya perkembangan dunia tentang industri


furnitur beserta seluruh komponen pendukungnya. Segala sesuatu yang
dikembangkan tidak sekedar menjadi produk yang memenuhi tuntutan
estetika, namun mengimbangi isu-isu popular yang tengah berkembang
seperti bahan-bahan kimia ramah lingkungan, segmentasi usia, material
baru, dll. Hal ini juga menjelaskan demikian banyaknya pembaharuan-
pembaharuan yang telah terjadi.

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


6
PEKERJAAN INTERIOR

2. MATERIAL FURNITURE

2.1 Kayu

Di seluruh dunia terdapat 43.000 spesies jenis tumbuhan kayu yang telah
teridentifikasi, 30.000 diantaranya diproduksi menjadi berbagai macam
jenis bahan, dan 10.000 yang dieksploitasi secara komersial. Namun hanya
beberapa spesies yang khusus dikonsumsi untuk pekerjaan interior,
furnitur, dan kerajinan karena alasan ketersediaan, karakter dan nilai
komersial.

Klasifikasi Kayu

Setiap jenis pohon merupakan exogen, yang artinya menghasilkan serat


kayu melalui lapisan umur kayu tahunan (annual ring). Lapisan umur
kayu tersebut berada dibalik kulit luar kayu (bark), membentuk struktur
kerucut tipikal. Melalui potongan atau irisan batang kayu dengan
beberapa garis-garis didalamnya yang banyak memberikan informasi
tentang karakter kayu. Klasifikasi kayu dibagi menjadi Jenis Kayu Kuat,
Kayu Lunak, dan dapat ditambahkan dengan jenis rerumputan raksasa
seperti bambu, palem, dls.

Kayu Kuat (Hardwoods)

Merupakan klasifikasi kayu yang dilihat berdasarkan kekuatannya yang


mempengaruhi proses produksi, durabilitas, dan nilai komersil. Kayu
kelas kuat biasanya ditandai dengan warna yang cenderung gelap, urat
kayu (grain) yang jelas, serta garis tahun (annual ring) yang cenderung
lebar. Contohnya, kayu jati, sonokeling, African Ebony, dls.

Kayu Lunak (Softwoods)

Merupakan klasifikasi kayu ditinjau berdasarkan tingkat lunaknya dan


kelas awetnya, biasa ditandai dengan warna yang cenderung terang dan
serat yang rapat. Beberapa contohnya adalah kayu albasiah, ramin,
sungkai, dls.

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


7
PEKERJAAN INTERIOR

Berikut ini adalah anatomi lapisan pohon teriris horizontal :

1. Selimut/Kulit luar (bark), melindungi bagian dalam kayu dari


gangguan alam (kimiawi, fisikal).
2. Kulit dalam (bast), berfungsi sebagai penyalur makanan
3. Kambium
4. Daging kayu (sapwood), setiap bagian tengah yang diapit 2 garis
tahun (annual ring) mengalirkan air ke dahan untuk proses
fotosintesis
5. Jantung kayu (heartwood), ditandai dengan perbedaan warna yang
lebih gelap merupakan tulang tengah pohon.
6. Inti / mata kayu (pith)

Gambar struktur lapisan kayu

Secara umum masa tebang pohon dapat dilakukan kapan saja, namun
baik pula mempertimbangkan pemotongan pada musim panas yang
dapat menyebabkan pengeringan kelembaban pohon secara drastis.

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


8
PEKERJAAN INTERIOR

Metode Potong

Kayu Jati, Kayu Mahoni, Kayu Sungkai, Kayu Ramin, Kayu Nyatoh, Kayu
Sonokeling, Kayu Pinus, Kayu Karet, Kayu Kamper (lokal : kayu yang
tersedia untuk digunakan sebagai bahan dasar mebel). Bahan-bahan ini
disediakan dalam bentuk logs atau gelondongan atau dengan pesanan
(melalui saw mills/ penggergajian) dalam bentuk balok atau papan.
Beberapa metode pemotongan adalah sbb :

1. Irisan lurus/potongan tangensial (plain-sawn), merupakan


pemotongan secara lurus horizontal/vertical
2. Irisan perempat/potongan radial (quarter-sawn), merupakan
pemotongan dengan membagi seluruh lingkar pohon menjadi 4
bagian per 45 derajat.
3. Irisan lurus (billet-sawn), merupakan irisan seperti plain-sawn
namun dibagi dua pada bagian tengah.

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


9
PEKERJAAN INTERIOR

Gambar urat kayu

Gambar profil potongan kayu

Sisa bagian kulit kayu yang terpotong juga tetap mempunyai nilai
komersil, baik diproduksi untuk partikel/chip board juga dijual secara
satuan dengan harga yang lebih murah. Sisa bagian kulit luar (bark)
menyisakan sedikit lapisan daging kayu yang lazim disebut dengan
bahbir dan biasa digunakan untuk kriya kerajinan berukuran kecil.

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


10
PEKERJAAN INTERIOR

Gambar metode potong kayu

Gambar urat kayu berdasarkan metode potong kayu

A. Sifat-sifat fisik kayu

Berat Jenis kayu :

makin berat makin kuat kayunya. Perhatikan rongga sel yang membentuk
pori-pori, untuk menentukan berat/kuat atau ringan/kurang kuatnya
kayu.

Keawetan kayu :

Ketahanan kayu terhadap serangan dari unsur perusak kayu dari luar
seperti : jamur, rayap, bubuk, cacing laut dan serangga lainnya (ukuran :
tahunan) Semakin keras semakin tahan terhadap serangan dari unsur-
unsur tersebut di atas. Contoh : Kayu Jati memiliki tectoquinon, kayu Ulin
memiliki Silica dll., sehingga kayu-kayu ini awet secara alami. Zat-zat
seperti ini mencegah serangan serangga tersebut.

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


11
PEKERJAAN INTERIOR

Warna kayu :

warna cenderung putih (K.Kungkai), kuning (K.Ramin, K.Pinus), putih


dan kemerah-merahan (K.Mahoni), hitam-ungu (K.Sonokeling), coklat
(K.Jati, K.Nyatoh, K.Kamper) Warna yang ada pada kayu ditentukan oleh
: struktur anatomi kayu, umur kayu, kekeringan kayu. Warna pada kayu
pada umumnya adalah campuran dari beberapa jenis warna.

Higroskopik :

menyerap dan melepasnya air atau kelembaban dari kayu, yang


mengakibatkan kembang atau susutnya kayu

Tekstur :

halus (k.ramin),
sedang (k.Jati),
kasar (k.Kamper).

Kualitas estetis serat :

1. berpadu, serat berselang-seling (k.renghas,k. kapur),


2. berombak (k.merbau),
3. berpilin (k.damar,k. bintangur)

Berat kayu :

1. sangat berat (k.balau),


2. berat(k.Jati),
3. agak berat(k.sungkai),
4. ringan (k.balsa, k. pinus)

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


12
PEKERJAAN INTERIOR

Kekerasan :

1. Sangat keras (k.Balau/Bengkirai/Ulin),


2. keras (k.Jati/Sonokeling),
3. sedang (k.Mahoni),
4. lunak (k.Balsa/pinus)

Kesan raba :

1. kasar, halus, licin, dingin dsb. Hal ini tergantung dari tekstur,
kadar air dan zat ekstraktif di dalam kayu.
2. Contoh : k.Jati agak berlemak kalau diraba
3. Bau dan rasa :
kesan ini erat hubungannya dengan kesan raba.
Bau keasam-asaman pada k.Ulin,
bau zat penyamak pada k.Jati dll.

Nilai dekoratif :

kualitas serta, warna dan tekstur dalam kesatuan pola tertentu.

Contoh : k. Sonokeling, Sonokembang, Renghas, Eboni, Jati, Pinus,


Sungkai

B. Sifat Mekanik Kayu

Keteguhan tarik :
kekuatan tarik terbesar ialah sejajar arah serat.

Keteguhan tekan/ kompresi :


keteguhan tekan tegak lurus arah serat kayu lebih kecil daripada
keteguhan tekan sejajar arah serat kayu.

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


13
PEKERJAAN INTERIOR

Sifat-sifat mekanik lain seperti :

keteguhan geser, lengkung, kekakuan, keuletan, kekerasan dan keteguhan


belah yang lebih sesuai dipertimbangkan untuk kebutuhan bangunan dan
keperluan khusus lainnya.

C. Sifat-sifat Kimia Kayu

Pengenalan sifat kimia dari kayu diperlukan untuk mengetahui ketahanan


kayu terhadap serangan dari serangga perusak kayu. Pada umumnya
kayu dari pohon berdaun lebar terdiri dari zat kimia sbb. :

- Karbohidrat (selulosa dan hemiselulosa), Non-karbohidrat (lignin) dan


unsur kayu yang diendapkan selama proses pertumbuhan atau zat
ekstraktif.

Kelembaban Relatif

Tiap jenis kayu apapun memiliki kelembaban relatif yang tetap


diperlukan oleh kayu tersebut. Ambang batas normal kelembaban kayu
biasa berbeda-beda bila mengacu peraturan Departemen Kehutanan, di
negara eropa terdapat standar dengan klasifikasi berdasarkan
penggunaan kayu pada bangunan, contohnya untuk kategori interior
ruang tamu, ruang tidur, kantor dan juga eksterior. Namun umumnya
untuk bahan interior berkisar 10 s/d 14 per cent (+/- 6 s/d 9 liter per M3).
Pengukuran terhadap kadar kelembaban kayu menggunakan alat
hygrometer.

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


14
PEKERJAAN INTERIOR

Metode Pengeringan Kayu

Pengeringan alami (air drying)


Metode pengeringan dengan cara menumpuk (stacking) kayu dan
membiarkan kelembabannya menguap selama beberapa minggu.

Gambar metode pengeringan kayu

Pengeringan buatan (kiln drying)

Metode yang serupa dengan cara menumpuk namun dibantu


pengeringannya menggunakan udara panas yang dilairkan antar rongga
tumpukan kayu.

Penciutan dan Pemuaian

Bagaimanapun baiknya jenis kayu siap pakai apapun secara alamiah ia


terikat terhadap sifat fisik dan kimiawinya terhadap alam. Sehingga
sebaik apapun jenis kayu tersebut maka perubahan dan ketidaksesuaian
akan terjadi dalam proses pengerjaan kayu, manusia hanya dapat
memperkecilnya bukan menghindari sama sekali. Beberapa faktor yang
mempengaruhinya adalah : Jenis kayu, metoda potong, perbedaan iklim,
kelembaban.

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


15
PEKERJAAN INTERIOR

Gambar efek alam terhadap kayu

Karakterisitik kayu

Sebagai perencana interior selain dituntut kecermatan teknis juga


kemampuannya dalam membaca estetika yang tepat terutama dalam hal
pemilihan bahan. Begitupula kecermatan kita dalam dalam mengenal
beberapa karakteristik kayu sebagai berikut :

Urat kayu (grain), ia dapat meningkatkan kualitas atau menentukan citra


dan kelas pengguna (form follows mean).

Tekstur, ragam jenis tekstur juga sangat berpengaruh terhadap kerapihan,


keindahan proses finishing

Figur, variasi atas warna-warna alami kayu, kekhasan, keunikan atau


motif alamiah tertentu,ketidakseragaman garis tahun yang memiliki
keunikan masing-masing

Serap Warna, faktor serap warna yang sangat berbeda dari tiap jenis kayu
sehingga dapat merubah penampilan.

Wewangian (odour), wangi yang dihasilkan dan dampaknya juga menjadi


pertimbangan desain.

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


16
PEKERJAAN INTERIOR

Durabilitas, mutu kuat kayu yang dilihat dari kelas awet, jenis dan harga
perlu dipertimbangkan oleh para perencana.

Daya tahan terhadap api, pertimbangan jenis kayu dan komposisi


kimiawinya yang resisten terhadap api.

Cacat pada kayu (defects)

Cacat pada kayu dapat dibagi menjadi dua, yakni cacat alam yang terjadi
karena proses alamiah dan fitrah kayu tersebut. Yang lainnya adalah cacat
buatan yang terjadi karena kelalaian atau ketidaksempurnaan dalam
pemrosesannya.

Penyakit pada kayu

Kayu merupakan makanan utama serangga, pencegahannya dapat


dilakukan pada saat kayu masih sebagai bahan mentah/siap pakai (raw-
material) maupun setelah menjadi produk. Proses perlindungannya dapat
menggunakan penyemprotan cairan kimia anti serangga atau
melapisinya. Dampak serangan serangga menimbulkan efek yang
bermacam-macam, seperti jamur, debu dan lubang-lubangyang
ditinggalkannya, namun yang paling dikhawatirkan adalah keropos pada
kayu.

Keuntungan kayu solid :

1. Sambungan lebih mudah dibentuk


2. Mudah diukir
3. Tidak perlu cover untuk menutupi bagian tepi (edging)
4. Sekrup dan paku lebih kencang
5. Permukaan yang baik untuk finishing (natural)

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


17
PEKERJAAN INTERIOR

2.2 Vinir

Vinir merupakan lembaran tipis hasil pengulitan kayu dengan metode


tertentu sehingga menghasilkan lembaran kayu dengan ketebalan 0.1 mm
sampai 3mm yang dimanfaatkan untuk melapisi produk-produk furnitur.
Vinir telah dipergunakan oleh bangsa mesir sejak 4000 tahun yang lalu
dan masih sama penggunaannya hingga kini.

Tidak semua jenis kayu dapat diperoleh vinir-nya di pasaran. Bahan kayu
yang biasanya dibuat untuk vinir standar adalah kayu dengan kelas awet
dan kuat sekitar II-IV, bila dikupas tidak pecah, seperti :Meranti, Keruing,
Aghatis, Kapur, Kempas, Merawan, Mangir. Sedangkan untuk vinir
dekoratif digunakan kayu-kayu sbb : Jati, Sungkai, Pinus, Ramin,
Sonokeling, Ebony, Sonokembang, Renghas.

Dari satu bagian utuh sebuah pohon, pola uratnya dapat beragam,
misalnya bagian bawah (butt veneer), batang bohon (trunk veneer), serta
dahan. Ukuran yang sering ditemui dipasaran berkisar lebar 2 cm s/d 20
cm dengan panjang bebas. Hingga saat ini jenisnya telah berkembang
menjadi vinir-vinir dekoratif seperti vinir berwarna, dls.

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


18
PEKERJAAN INTERIOR

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


19
PEKERJAAN INTERIOR

2.3. Papan Manufaktur

Papan manufaktur merupakan produk fabrikasi industri material interior


dan arsitektur yang paling diminati saat ini karena efisiensi dan praktis
dalam penggunaannya, sehingga kemudian berkembang menjadi
beragam jenis seperti dibawah ini :

Kayu lapis (plywood)

Kayu papan yang dibuat dari beberapa lapisan veneer (yaitu lembaran
kayu tipis (0.24-6mm) yang dihasilkan dari pengupasan/penyayatan kayu
tertentu) yang ditumpuk satu sama lain secara bersilangan. Maksud dan
tujuan pembuatan jenis papan ini adalah untuk :

1. menghemat penggunaan kayu,


2. mendapatkan papan yang lebar/besar,
3. memanfaatkan jenis kayu bernilai rendah,
4. menambah kekuatan dan mutu kayu dengan memperindah unsur
dekoratif lapisan permukaan kayu.

Variasi ketebalan multipleks adalah :

24, 22, 20, 18, 15, 12, 9, 6, 4, 3, 2 mm (lokal sebagian)


Contohnya adalah : tripleks, multipleks, block board, laminboard.

Kayu lapis (plywood) memiliki klasifikasi sbb :

Custom grades, yang dipilih berdasarkan keindahan warna dan uratnya.


Contohnya adalah Decorative-faced tripleks 3mm : Teak plywood, Ramin
plywood, Sungkai plywood, Rose plywood, Red Oak plywood, Melamin
plywood dll.

Good grades, mutunya kurang dari custom, cukup layak untuk finishing
natural melamic

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


20
PEKERJAAN INTERIOR

Sound & Utilities grades, memiliki mutu rendah biasanya digunakan


untuk pekerjaan struktur, atau dapat pula dilapis oleh finishing duco
Backing grades, mutu paling rendah yang dimanfaartkan untuk pekerjaan
struktur yang tidak terlihat.

Particle board / chipboards

Merupakan papan manufaktur fabrikasi dengan komposisi serbuk /


ampas kayu yang direkatkan dengan lem resin hingga menjadi lembaran-
lembaran rigid. Cukup stabil karena meniadakan sifat-sifat fisik kayu
melalui proses penguraian kayu menjadi serbuk. Namun kurang baik
menerima serapan cairan finishing, karena tingkat serapnya yang tinggi.

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


21
PEKERJAAN INTERIOR

Contoh pengembangannya : papan ampas tebu (ukuran sama dengan


multipleks lokal), papan serat atau debu kelapa, Coco fibre dan CocoDust

Fibre Boards

Merupakan komposisi dari kayu yang diurai menjadi serat dan di-press
dengan temperatur tinggi serta dengan laminasi khusus, contohnya :

Medium board :

High Density Fibreboard (HDF), Low Density Fibreboard (LDF), Medium


Density Fibreboard (MDF), Wood-veneered MDF (Oak dll)

Hardboard :

standard board, tempered hardboard, embosed hardboard, decorative-


faced hardboard, perforated hardboard (import). Bahan-bahan ini
biasanya tersedia dalam ukuran panjang 244 cm, Lebar 122 cm, kecuali
untuk keperluan khusus seperti daun pintu rumah, ukuran bahan yang
tersedia 200cm x 90cm

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


22
PEKERJAAN INTERIOR

Cacat pada kayu lapis

Umumnya disebabkan oleh proses pressing atau perekatan yang tidak


sempurna baik Karena faktor kelalaian ataupun kesengajaan.

Gambar cacat pada kayu lapis

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


23
PEKERJAAN INTERIOR

Keuntungan papan manufaktur

1. Rigiditas
2. Ketersediaan dalam ukuran besar
3. Variasi ketebalan (modul)
4. Ekonomis
5. Metode bending lebih mudah

2.4 Plastik Laminasi

Industri material saat ini telah menyediakan beragam bahan pelapis


dekoratif yang sangat membantu meningkatkan mutu kerja desainer
interior. Salah satunya produk fabrikasi plastic laminate, yang dihasilkan
menjadi beragam jenis seperti Polyvinyl Acetate (PVA, Phenol
Formaldehyde (PF), Melamine Formaldehyde (MF). Diproduksi melalui
sebuah metode High Pressure Laminate (HPL) beberapa jenis tersebut
umum dikonsumsi dengan nama pasar seperti Formica, Tacon, dls

Gambar HPL

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


24
PEKERJAAN INTERIOR

3. ALAT & MESIN PERKAYUAN

3.1 Alat Manual (Handtools)

Syarat awal dalam proses pekerjaan kayu (woodworking) adalah


memastikan kelengkapan peralatan pendukung kepresisian yang
memenuhi prinsip ketepatan dan keterukuran, atas dasar ketiga hal
dibawah ini :

1. sebagai alat penanda (marking tool),


2. sebagai alat ukur (measuring tool),
3. sebagai alat penguji (testing tool).

Beberapa peralatan tersebut sudah kita kenal sehari-hari dan secara luas
digunakan, namun bentuk dan variasinya dapat berbeda-beda ditiap
negara walau fungsi dan kegunaannya sama. Peralatan pendukung akan
memastikan ketelitian proses kerja antara gambar kerja (shop drawing)
hingga produk nyata.

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


25
PEKERJAAN INTERIOR

Gambar peralatan pendukung

Gambar alat penanda

Mistar, Sieghmat (Vernier caliper gauge), Besi siku (try-square), Bor, Palu,
Obeng, Penjepit (Cramp) merupakan peralatan sederhana yang
membutuhkan kemahiran pula dalam menggunakan serta memilih
tipenya berdasarkan tujuan bentuk maupun bahan yang akan digunakan.
Peralatan pendukung tersebut merupakan alat untuk menyempurnakan
sambungan, mengecek mutu bahan terhadap rupa, kontur dan kecukupan
dimensi.

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


26
PEKERJAAN INTERIOR

Gambar peralatan penanda garis

Selanjutnya, Peralatan dasar secara manual dalam pekerjaan kayu


khususnya desain mebel terbagi menjadi tiga yakni :

Alat potong (Sawing)

Gergaji Tangan (Hand Saw)terdapat berbagai macam jenis ukuran dan


variasi handle, dan mata gergaji. Ukuran dan modelnya tidak jarang
dimodifikasi oleh tukang sehingga nyaman dipakai dan bahkan terbentuk
dgn sendirinya karena proses selama bertahun-tahun. Dua jenis handle
yang sering digunakan adalah kayu dan plastik, model plastik fabrikasi
biasanya dapat pula digunakan sebagai mistar siku 45o/90o. Sedangkan
mata gergaji, bila mata gergaji pendek, seragam dan rapat maka berfungsi
sebagai gergaji potong (crosscut saw), dan bila mata gergaji besar kecil,
serta bersiku besar maka berfungsi sebagai gergaji belah (rip saw).

Dalam membelah ataupun memotong perlu pula diketahui jenis


material/bahannya untuk menjaga kerapihan. Jenis lainnya adalah gergaji
lengkung biasanya untuk panel seperti tripleks (Cop saw), gergaji panel
seperi MDF menggunakan gergaji panel (Panel saw), dan yang khusus
seperti Gergaji adumanis (mitre saw), ekor burung (dovetail saw), dls. Inti
dari beragam alat potong tersebut menjaga agar potongan gergaji lurus,
tipis, siku dan kontinu.

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


27
PEKERJAAN INTERIOR

Gambar macam-macam gergaji

Gambar model handle dan gigi gergaji

Gambar jenis gergaji untuk fabrikasi

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


28
PEKERJAAN INTERIOR

Alat pembentuk (Forming)

Mesin Serut (Jack Plane), digunakan untuk memperhalus siku, lengkung,


dan kontur profil. Variasinya sangat banyak sekali, tapi terbagi atas 3
yakni:

1. Mesin Serut Kasar (Block Plane) untuk mengambil serat kayu dan
permukaan yang masih kasar, biasanya mata pisau berukuran lebar
dan tebal, serta pengaturan mata pisau yang turun tinggi.
Selanjutnya adalah Mesin Serut Halus untuk menghaluskan setelah
diserut kasar, dengan mata pisau yang lebih tipis dan tajam serta
pengaturan mata pisau lebih turun rendah.
2. Mesin Serut Sekonengan (Rebate Plane) untuk membuat
sekonengan, celah seperti pada rangka pintu dan jendela, dapat
pula untuk beberapa tahap penyerutan menghasilkan profil.
3. Mesin Serut Khusus (Combination/Specialized Plane) untuk
menghasilkan profil, atau groove dengan bentuk lengkung atau
kurva keliling yang fungsinya menyerupai Mesin Jig saw.

Inti dari proses penyerutan adalah menghasilkan permukaan kayu yang


halus, dan membuang kotoran serta cacad yang terdapat pada kayu,
sehingga pemilihan mata serut yang tajam dan pengaturannya ketinggian
mata pisau sangat penting untuk menghindari cacat gelombang
serut/tatal (ripple) yang justeru tercipta karena pisau tumpul dan
pasangan mata pisau yang miring, dll.

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


29
PEKERJAAN INTERIOR

Pahat Tatah (Chisel & Gouge), selain umum digunakan untuk mengukir
kayu digunakan pula untuk membuat lubang dan pasangan sambungan
seperti sambungan lidah (lap joint), sambungan purus (mortise dan tenon
joint). Utamanya, teknik memukul pahat dan derajat kemiringan pahat
merupakan keahlian khusus yang sangat membutuhkan waktu dan
pengalaman.

Alat Penyelesaian (Smoothing/Finishing)

1. Hampelas bukanlah sebuah alat, walau secara manual dalam


proses penghalusan hampelas hanya sebagai bahan namun pada
proses masinal ia menjadi mesin penghalus.
2. Kuas, merupakan alat sederhana yang dapat ditukargunakan
penggunaannya dengan busa (sponge) ataupun kain lap. Kelebihan
dari kuas adalah rambut kuas mampu mencapai rongga-rongga
kayu lebih masuk ke dalam finishing tanpa proses
pelapisan/dempul (sanding/woodfiller) terlebih dahulu.
Sedangkan kain lap atau busa dapat dibentuk sehingga mampu
mencapai sudut dan celah yang sulit dijangkau oleh kuas.

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


30
PEKERJAAN INTERIOR

3.2 Mesin Kayu Portable

Mesin Potong Putar (Circular Saw)

Mesin potong dengan pisau putar lingkar berdiameter 16,5cm sd 25,4cm


dengan kemampuan potong tebal 5cm. Lebih cocok untuk memotong
plywood. Umumnya menggunakan alat bantu seperti dudukan untuk
kayu (bench).

Gambar mesin potong kayu

Gergaji Listrik (Electric Chain Saw)

Gergaji untuk memotong gelondongan menjadi balok atau papan dalam


bentuk yang belum halus sempurna. Lebih mudah dikontrol dan cepat
karena bentuknya yang panjang sehinggga jangkauannya lebih luas
terutama untuk gelondongan kayu (log).

Gambar gergaji listrik

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


31
PEKERJAAN INTERIOR

Mesin Potong Bebas (Jig Saw)

Gergaji belah dengan mata pisau yang bergerak vertikal dengan


kecepatan di atas 3000 strokes/menit dengan prinsip kerja menyerupai
mesin jahit bedanya alat ini digerakkan dan diarahkan mengikuti garis
tanda (marking) yang telah lebih dulu dibuat. Kemampuan jangkau tebal
belah berkisar 6 cm untuk jenis kayu lunak, dan 2,5cm untuk jenis kayu
keras. Sangat baik untuk membuat bentuk lengkung dan kurvatur pada
papan plywood, tersedia pula beragam jenis mata pisau yang dapat
disesuaikan dengan material yang akan dipotong seperti acrylic,
fibreglass. plastik, dll. Derajat kemiringan mata pisau juga dapat diatur
sehingga dapat membuat tepi miring (beveled edge), dll.

Gambar mesin potong

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


32
PEKERJAAN INTERIOR

Mesin Serut / Ketam (Planer)

Gambar mesin serut

Mesin ketam atau serut sangat membantu dalam proses penghalusan


kayu, cost-saving dan time-saving. Dapat pula dengan pilihan mata pisau
tertentu membuat groove atau sekonengan, untuk celah kaca jendela,
ataupun pintu. Perlu keterampilan khusus karena ketidakstabilan dalam
menahan getaran akan menghasilkan gagal serut/tatal yang sangat buruk
bagi sebuah kayu. Suara mesinnya merupakan yang paling bising
diantara seluruh jenis mesin, dan menghasilkan serpihan sampah
kayu/serutan yang sangat banyak.

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


33
PEKERJAAN INTERIOR

Mesin Girik (Router)

Gambar mesin router

Mesin untuk membuat pola lubang celah dengan bentuk atau pola
tertentu pada kayu seperti sekoneng, bentuk lubang persegi pada tengah
kayu, atau pola ukir seperti gambar atau tulisan. Dengan menyertakan
model fixture nya sehingga gerakan mata pisau akan mengikuti fixture-
nya. Prinsip kerja pisau seperti mata bor vertikal yang berputar kencang
dan memakan kayu menjadi serpihan, hanya saja belum dapat
membentuk sudut siku persegi, sehingga harus dibantu tahap berikutnya
oleh tatah/pahat. Kecepatan pisau lebih dari 27,000 rpm.

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


34
PEKERJAAN INTERIOR

Mesin Bor (Drill)

Mesin Bor bekerja dengan putaran mata bor searah jarum jam dengan
berbagai ukuran, dan jenis pisau disesuaikan dengan bahan, berbagai jenis
kayu, besi, tembok beton, granite, dls. Kecepatan putar mata bor lebih dari
1000 rpm tanpa beban. Perlu kemahiran khusus untuk menghasilkan
permukan kayu agar tetap halus, serta kejelian dalam mengatur derajat
vertikal bor.

Gambar mesin bor

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


35
PEKERJAAN INTERIOR

Mesin Hampelas (Sander)

Mesin bekerja dengan prinsip gerak orbital (4000 s/d 5000 orbit per
menit), dengan memasang lembaran hampelas pada mesin kemudian
menggerakannya ke sekeliling permukaan. Kelalaian posisi, seperti
miring, dapat membuat permukaan kayu tergores (scratch) sehingga
semakin sulit untuk dikembalikan seperti semula. Sulit menjangku celah
atau rongga tertentu pada furnitur, khususnya ukiran. Jenis lainnya
adalah hampelas dengan bentuk tabung kecil untuk menjangkau sudut
yang sulit dijangkau, namun dalam beberapa hal masih jauh lebih baik
menggunakan tangan.

Gambar mesin amplas

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


36
PEKERJAAN INTERIOR

Finishing (Spraying)

Spray Gun, alat kendali untuk menembakkan/menyemprotkan cairan


pelapis dan finishing yang terdiri dari tabung berisi cairan finishing
(container), alat kendali (spray), selang udara (air-supply hose).

Kompresor, modul elektrik yang berfungsi mengalirkan udara yang telah


lebih dahulu disaring dan selanjutnya disemprotkan oleh spraygun
dengan dilengkapi pengatur tekanan (Air adjustment valve)

Gambar peralatan pengecatan

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


37
PEKERJAAN INTERIOR

3.3 Mesin Kayu Berat

Pada metode penyusunan atas dasar proses, maka penyusunan mesin


dikelompokkan dengan cara :

1. Pekerjaan kayu utuh


2. Pembelahan, pemotongan, penyerutan, pembentukan, pelubangan,
penghalusan permukaan dan penyetelan, dikelompokkan dalam
pekerjaan pembuatan komponenn mebel bukan bidang seperti,
kaki kursi, rangka dan komponen kursi lainnya.

Pekerjaan kayu yang berbentuk bidang atau papan


juga akan melalui tahap pembelahan, pemotongan, pelapisan, dan
penghalusan bidang papan, untuk digunakan sebagai daun pintu, sisi
lemari, bidang atas meja dls.

Melalui perencanaan penyusunan mesin-mesin dalam bengkel


(workshop) dapat dihasilkan proses produksi yang teratur serta optimal,
seperti :

1. Teraturnya aliran kerja (line production)


2. Mengurangi perpindahan bahan (material handling)
3. mendapatkan ruang kerja yang leluasa
4. mengurangi ongkos produksi
5. memungkinkan pengawasan produksi yang baik
6. memperbaiki moral para buruh
7. mengurangi ‘congesty point’ (penumpukan bahan , dll)
8. dls

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


38
PEKERJAAN INTERIOR

Gambar layout workshop

Mesin Potong / Gergaji Lingkar(Cross-cutting Saw dan Edging Saw)


Pengoperasian mesin gergaji lingkar umumnya tidak membawa kesulitan
namun tetap diperlukan tentang jenis-jenis dan sifat kayu. Bila tidak maka
akan banyak kayu terbuang karena kesalahan menguasai cara potong
terhadap ragam kayu. Hasil setinggi-tingginya tergantung pada baik atau
tidaknya daun gergaji. Beberapa hal berikut ini perlu menjadi perhatian :

- Reaksi iris pada kayu terhadap daun gergaji


- Penghantar panjang pendek
- Menggergaji serong
- Menggergaji sisi

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


39
PEKERJAAN INTERIOR

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


40
PEKERJAAN INTERIOR

b. Mesin Serut / Ketam (Planning Machine)

Pertimbangkan benda kerja, arah serat dan tebal benda untuk


menentukan proses pengetaman. Sebaiknya mulai dengan sisi yang
cekung. Penting pula diketahui keadaan mesin, kecepatan putar pisau.
Mesin yang sudah tua dengan bantalan peluru sudah longgar dan goyang
atau daun meja yang miring dapat menghasilkan ketaman yang buruk.
Kecepatan putar minimal 4.500p/menit.

Beberapa hal berikut ini perlu menjadi perhatian :

1. Meratakan dan menyambung


2. Alat luncur untuk ketam benda kerja

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


41
PEKERJAAN INTERIOR

c. Mesin Bor / Pelubang (Drilling Press)

Mesin pelubang dengan dudukkan dapat lebih memastikan kepresisian


lubang karena faktor stabilitas tegak lurusnya.

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


42
PEKERJAAN INTERIOR

Mesin Purus dan pelubang (Tenoning & Mortising Machine)

Mesin yang berfungsi menghasilkan salah satu jenis sambungan purus.


Metode kerja seperti metode Mesin Router

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


43
PEKERJAAN INTERIOR

Mesin Girik /Frais (Vertical Spindle Moulder dan Router Machine)

Alat dengan banyak kemungkinan membentuk kayu, seperti profilan


serta menghasilkan kaki atau lengan kursi yang melengkung. komposisi
mesin terdiri dari Lengan Kemudi, Batang Peluncur Tekanan, Sepatu
Penekan Vertikal, Garpu Pengeras, dll kesemuanya memungkinkan
pembuatan kayu dengan profilan dan alur yang streamline.

Membuat takikan
Menggirik benda kerja lengkung
Membuat alur hias atau alur vinir

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


44
PEKERJAAN INTERIOR

Mesin Hampelas (Sanding Machine)

Mesin hampelas dengan model cakram (disk sander) biasanya digunakan


untuk bagian tepi (edges), ujung (ends), chamfers, bevels dan tapers.
Tetapi kurang efektif untuk permukaan kayu yang luas. Model lainnya
adalah model hampelas sabuk yang juga berputar (Belt Sander).

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


45
PEKERJAAN INTERIOR

Mesin Bubud (Spindler Machine)

Mesin untuk menghasilkan profil 3 dimensi (keliling) dengan sistem


menempatkan kayu dalam putaran dan mata kayu digerakkan sepanjang
putaran untuk mendapatkan lengkung dan cekukkan yang diharapkan.

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


46
PEKERJAAN INTERIOR

Mesin Router (Router Machine)

Merupakan mesin yang menghaisilkan bentuk dengan rupa kedalaman,


profil, serta dapat mencetak figur-figur atau ornamen.

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


47
PEKERJAAN INTERIOR

Mesin Profil (Moulding Machine)

Mesin profil dapt digunakan untuk menghasilkan cornice, plinth serta


edging mengikuti mall yang telah dibuat terlebih dahulu, dan prinsip
kerja mesin menyerupai mesin router.

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


48
PEKERJAAN INTERIOR

Mesin Penekuk (Bending Machine)

Penekukan kayu merupakan suatu proses melunakkan kayu secara


temporer dengan menggunakan aliran udara panas maupun aliran air
kemudian kayu dapat dibentuk menjadi kurvatur, streamline melalui
proses penekanan (high pressure) dengan konsol hidrolic pada mall
cetaknya dan kemudian dikeringkan untuk mendapatkan penekukan
yang permanen karena sifat fisik partikel kayu yang telah diubah.

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


49
PEKERJAAN INTERIOR

Mesin Serbaguna (Universal Machine)

Sebuah mesin yang mampu menampung berbagai macam fungsi kerja


seperti :
membelah (ripping), memotong (cutting), mengetam (planner), serut
kasar (thicknesser), membor (drill press), dan membuat sambungan purus
(mortise).

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


50
PEKERJAAN INTERIOR

4. PROSES SAMBUNG DAN TEKUK KAYU

4.1 Proses Pekerjaan Sambungan

Teknik sambungan kayu telah berevolusi sejak berabad-abad yang lalu


berkembang sesuai kebutuhan, dan kreasi baru. Bahkan variasinya juga
berkembang menjadi trend estetika. Pada dasarnya semua teknik
sambungan kayu dimaksudkan untuk menjaga stabilitas serta
mengencangkan hubungan satu bagian kayu dengan bagian yang lainnya
(Self-supporting) hingga tercapai keteguhan dan rigiditas. Pertimbangan
terhadap beragam teknik sambungan kayu bermuara pada 2 hal utama
yakni :

Perubahan fisik yang disebabkan oleh sifat-sifat alamiah kayu, seperti


pergeseran, pergerakkan, penciutan, pemuaian.
Menahan, Mengunci antar bagian kayu baik dalam posisi sejajar /
berlawanan/bersimpangan agar mampu menahan tekanan, gaya tarik,
dorong, tekan (suspension and tension moment), tumbukkan, gesekan,
beban kejut (sudden-impact).

Teknik sambungan kayu di belahan dunia lain tidak berbeda dengan yang
teknik yang kita miliki saat ini, dilihat dari teknik sambungan kayu
populer. Perbedaannya lebih jelas terlihat pada kerapihan dan
ketelitiannya, karena semua proses pekerjaan didukung dengan baik
dengan peralatan-peralatan khusus yang umumnya tidak digunakan oleh
para perajin atau tukang kayu di Indonesia.

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


51
PEKERJAAN INTERIOR

Dari seluruh teknik sambungan kayu yang kita kenal, dapat ditandai
mulai dari kesederhanaannya hingga kerumitannya dan juga kekuatan
dan kelemahannya. Seorang desainer penting mengetahui kelebihan dan
kekurangan tersebut, untuk dapat menentukan jenis sambungan yang
tepat ditinjau dari fungsi, harga, serta estetikanya. Beberapa metode
sambungan yang umum kita kenali dalam produk furnitur adalah sbb:
Sambungan Ekor (Butt joints)

Jenis sambungan ini digunakan untuk menyatukan dua atau lebih


potongan kayu pada bagian ujung secara sederhana

sambungan sudut

Gambar sambungan sudut

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


52
PEKERJAAN INTERIOR

Sambungan adumanis

Gambar sambungan adu manis

Sambungan Lapis (Lap and Halving Joints)

jenis sambungan dengan terlebih dahulu membuat celah (rebate) atau


seperti sekonengan baik disalah satu sisi atau kedua potongan kayu
tersebut.

sambungan lapis sederhana

Gambar sambungan sederhana dengan celah

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


53
PEKERJAAN INTERIOR

sambungan lapis adumanis

Gambar sambungan lapis adumanis dengan celah

sambungan lapis silang

Gambar sambungan lapis silang

sambungan lapis sudut

Gambar sambungan lapis sudut dengan celah

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


54
PEKERJAAN INTERIOR

sambungan lapis T

Gambar sambungan lapis T

sambungan lapis ekor burung

Gambar sambungan ekor burung dengan celah

Sambungan tepi / pinggir (Edge to edge joints)

jenis sambungan pinggir merupakan sambungan yang biasa digunakan


untuk membuat bidang, dan tidak untuk menahan beban kecuali dengan
lapisan dasar dibawahnya.

sambungan tepi

Gambar sambungan tepi

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


55
PEKERJAAN INTERIOR

sambungan lidah

Gambar sambungan lidah


sambungan lidah lepas

Gambar sambungan lidah lepas

Gambar sambungan dengan balok ikat

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


56
PEKERJAAN INTERIOR

Gambar penggunaan clamp untuk perekatan

Sambungan alur (Housings / dado joints)


Jenis sambungan dengan model slot / alur

sambungan menerus

Gambar sabungan alur biasa dengan celah

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


57
PEKERJAAN INTERIOR

sambungan ekor burung

Gambar sabungan ekor burung dengan celah

sambungan tidak menerus

Gambar sabungan alur setengah dengan celah

Sambungan Purus (Mortise & tenon joints)

Jenis sambungan dengan prinsip (laki-perempuan) dengan batang julur


dan lubangnya.

sambungan purus menerus


sambungan purus ganda
sambungan purus kembar
sambungan pin
sambungan tidak menerus
sambungan purus dengan pasak

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


58
PEKERJAAN INTERIOR

Gambar beberapa sambungan purus

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


59
PEKERJAAN INTERIOR

Gambar beberapa sambungan lapis

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


60
PEKERJAAN INTERIOR

Sambungan jari lurus / biskuit (Bridle joints)

Gambar sambungan berlapis

Sambungan pasak (Dowel joints)

Gambar beberapa sambungan pasak

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


61
PEKERJAAN INTERIOR

Sambungan ekor burung


sambungan ekor burung menerus
sambungan ekor burung dekoratif
sambungan ekor burung adumanis
sambungan ekor burung lapis

Gambar variasi pengerjaan sambungan masinal

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


62
PEKERJAAN INTERIOR

Gambar modifikasi sambungan

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


63
PEKERJAAN INTERIOR

Gambar modifikasi sambungan

Gambar modifikasi sambungan

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


64
PEKERJAAN INTERIOR

Sambungan papan lapis

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


65
PEKERJAAN INTERIOR

4.2. Teknik Penekukan Kayu (Woodbending)

Hingga kini teknik penekukan kayu tetap merupakan teknik yang


eksklusif, walau di negeri skandinavia teknik tersebut sudah menjadi hal
yang umum karena sejarah teknik perkayuannya yang sudah amat tua.

Peralatan bending masih merupakan barang mahal bagi workshop atau


bengkel mebel di Indonesia. Untuk tetap mencapai teknik penekukan
kayu maka diperlukan cara khusus yang hanya dapat diterapkan pada
jeins papan lapis. sedangkan untuk kayu solid lebih sering diupayakan
dengan cara membentuk tekukan dengan membuang daging kayu sampai
terbentuk tekukan yang diinginkan.

Teknik penekukan kayu merupakan satu upaya merubah sifat alamiah


kayu dengan berbagai macam cara, pemanasan sehingga dapat mengatur
partikel pembentuk kekencangan kayu, atau dengan cara membuat celah
(groove) secara melebar di sepanjang bidang melintang dari arah tekuk
papan (kerfing)

Garis celah tekuk (Kerfing)

Caranya dengan membuat garis celah menggunakan gerjaji khusus


(backsaw) dengan jarak antar celah (groove) yang teratur dan tergantung
kurva tekukan. Dengan posisi celah berada searah dengan tekukan atau
berada di bagian dalam.

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


66
PEKERJAAN INTERIOR

Gambar proses penekukan kayu

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


67
PEKERJAAN INTERIOR

Gambar proses penekukan kayu

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


68
PEKERJAAN INTERIOR

Steam bending

Suatu proses pemanasan terhadap kayu dengan menggunakan alat


pemanas khusus berfungsi melunakkan serat kayu hingga mudah
ditekuk. Proses penekukkan biasanya menggunakan strap atau alat bantu
tekuk dan mal pembentuknya (fixture)

Gambar cetakan penekuk kayu

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


69
PEKERJAAN INTERIOR

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


70
PEKERJAAN INTERIOR

Tekuk lapis

Penekukan dengan beberapa tahapan laminasi, yakni merekatkan lembar


perlembar papan dengan mengandalkan kekuatan lem sebagai pengikat
keteguhan tekuk (dry-bent). Alat bantu lainnya adalah cetakan/mal
(Male-female former).

Gambar metode penekukan secara kering

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


71
PEKERJAAN INTERIOR

Gambar metode penekukan secara kering

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


72
PEKERJAAN INTERIOR

Gambar penekukan kayu dengan tekanan

5. APLIKASI PEREKAT, PENGENCANG (Fastening), AKSESORIS


(Fitting)

Setelah memahami tentang proses produksi, material, peralatan dan


mesin, serta proses pekerjaan sambungan, maka aplikasi pendukung
produksi furnitur seperti perekat, pengencang dan aksesoris perlu pula
diketahui manfaat maupun proses pengerjaannya. Perekat, pengencang
dan aksesoris saat ini telah mengalami perkembangan yang luar biasa.

5.1 Perekat

Sejak berabad lalu lem (glue) telah digunakan sebagai perekat sambungan
kayu bahkan sebelum lahirnya perkuatan-perkuatan mekanis/sambungan
kayu (wood-joinery). Jenis-jenis lem/perekat dewasa ini sudah jauh
berkembang dan memiliki kelebihan diantaranya, tahan terhadap panas,
kelembaban (moisture), dan kemampuan rekat yang optimal melebihi
kuat serat kayu sendiri.

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


73
PEKERJAAN INTERIOR

Beberapa jenis perekat yang bisa kita kenali adalah sbb :

Lem Hewan (Animal Glues)

Diproduksi melalui kulit hewan dan tulang yang menghasilkan katalis


protein sebagi perekat berkualitas dan tidak beracun (non-toxic).
Digunakan oleh para pekerja kayu tradisional, namun di beberapa tempat
di negara asing, masih digunakan untuk perkerjaan vinir bermotif (hand-
laid veneer).

Glue Gun / Hot Melt Glue

Berbentuk stik silindris serupa dengan sealant, pengolesan menggunakan


alat ellectrical gun yang mengalirkan panas sehingga melumerkan lem
stik. Biasa digunakan untuk membuat mock-up atau prototype karena
mengering dengan cepat dan praktis. Serta digunakan pula untuk aplikasi
industri perekatan vinir terhadap alasnya (groundwork).

Gambar glue gun

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


74
PEKERJAAN INTERIOR

Lem PVA (Polyinyl Acetate)

Jenis pertama lazim disebut dengan lem putih emulsi pekat (contoh : lem
Fox) jenis perekat yang populer dan termurah dapat dicampur dengan air
sehingga dapat diatur seberapa cair untuk memudahkan evaporasi kayu
terhadap cairan perekat tersebut. Kekurangan lem jenis ini tidak tahan
terhadap air (bila menyerap air maka sambungan akan merenggang).

Jenis kedua adalah lem kuning (Contoh : Aibon) cair-kental dan tahan
terhadap kelembaban, panas, serta air. Biasanya digunakan untuk lem
kayu lapis, dan kayu lunak atau kayu yang memiliki pori serat besar, serta
merekatkan plastic laminate seperti HPL.

Lem Urea-formaldehyde

Jenis lem sangat tahan terhadap air, tersedia dalam bentuk bubuk dan
dicampur dengan air. Dapat pula digunakan untuk katalis hardener.
Lem Resorcinol-resin

Lem yang paling unggul terhadap ketahanan air, dan cuaca merupakan
campuran dari dua bagian resin dan hardener. biasanya dipisah menjadi
tiga campuran dalam bentuk cair, resin, hardener, dan lem. Merekat
dengan sempurna dengan pengaturan suhu diatas 15oC. Lazimnya
digunakan pada produk-produk industri.

Gambar mengoleskan lem

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


75
PEKERJAAN INTERIOR

Gambar mengoleskan lem pada permukaan kayu

Pengencang (Paku, Sekrup dan Dowel)

Paku, Sekrup dan Dowel merupakan satu mekanisme pengencangan


sambungan kayu yang sangat baik, selain kuat pemasangannyapun relatif
mudah. Pada perkembangannya dua jenis pengencang Sekrup dan Dowel
semakin dimodifikasi menjadi jauh lebih baik dari segi, kekuatan,
mekanisme, mutu bahan (tahan karat), dan estetikanya.

Paku umumnya berkembang pada konstruksi arsitektur dan interior,


namun pada pekerjaan kayu, paku digunakan unyuk beberapa hal seperti
pembuatan mock-up, juga untuk mengencangkan upholster dengan kayu.
Paku merupakan pengencang yang sangat tradisional, paku yang
dikendalikan atas tumpuan ketuk sangat sulit dijamin kelurusannya
sehingga menjadi hal yang kurang menguntungkan dalam proses
produksi furnitur. Beberapa jenis paku yang sering ditemui dalam
furnitur adalah sbb :

Paku besi, untuk menggabungkan kayu dgn plat metal tipis


Paku kursi, dipakai untuk memasang bantalan / pengempuk pada kursi
Paku semat, dipakai untuk menyemat kain pada mebel kayu
Paku panel, untuk menggabungkan papan
Paku Chevron , sebagai penyambung sudut dari kerangka mebel
Paku cacing / gelombang (corrugated fastener), untuk sambungan kayu
Paku plat (timber connector), plat untuk menggabungkan kayu

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


76
PEKERJAAN INTERIOR

Gambar jenis-jenis paku untuk meubel

Sekrup merupakan pengencang sambungan kayu dengan mekanisme ulir


berpilinnya (60 persen panjang sekrup adalah ulir) yang ‘menggigit’ kayu.
tidak banyak perkembangan dari sisi ulir, perkembangannya dapat dilihat
pada ukuran, tipe kepala, lapisan pelindung karat.

Yang perlu diperhatikan dalam proses penyekrupan adalah :

Panjang sekrup dan ketebalan bahan


Jenis kayu atau bahan
Kelurusan proses penyekrupan/kemiringan dapat menggunakan alat
bantu pocket-hole screwed joint.
mengatur kedalaman sekrup terhadap permukaan kayu.

Gambar jenis-jenis sekrup untuk meubel

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


77
PEKERJAAN INTERIOR

Dowel merupakan bentuk modern dari prinsip mekanis sebuah pasak


dalam furnitur, tersusun atas dua bagian yakni pin dan rumahnya. Dowel
seringkali digunakan untuk furnitur jenis loose /knock down furniture,
Dowel umum dipasang pada furnitur-furnitur fabrikasi karena praktis,
dapat di lepas-pasang sehingga memudahkan pengiriman barang.

Gambar mekanisme kerja dowel

Gambar jenis pasak / dowel kayu

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


78
PEKERJAAN INTERIOR

Aksesoris (Fittings)

A. Engsel

Penggunaan engsel dalam pembuatan storage, cabinet dan produk sejenis


sudah merupakan hal biasa, yang perlu diperhatikan adalah pemilihan
tipe atau jenis engsel tersebut. Saat ini beragam tipe engsel yang terdapat
di pasaran bukan sekedar variasi bentuk, namun juga variasi mekanisme
bukaan (doors opening) yang berpengaruh terhadap tampilan
kenyamanan menggunakan furnitur tersebut dan menandai citra desain
modern. Karena tidak saja menyembunyikan engsel sedemikan rupa
sehingga desain tampak bersih (clean) dan mudah dibuka-tutup.

Proses pemasangan engsel membutuhkan proses pembuatan lubang


tanam dengan pahat. Beberapa jenis engsel diperlukan lubang tanam yang
cukup dalam untuk menyimpan rumah engsel, sehingga diperlukan
kemampuan khusus dalam hal menggunakan pahat. Berbeda dengan
proses fabrikasi dimana pembuatan celah umumnya menggunakan router
machine, sehingga baik ukuran luar dan kedalaman dapat dikerjakan
dalam waktu singkat dan rapih. Beberapa tipe engsel yakni :

Engsel Kupu-kupu (Butt hinge), engsel tradisional yang masih umum


digunakan hingga kini untuk lemari pakaian (wardrobes), dll
Engsel Lepas (Lift-off hinge), biasa digunakan untuk cermin lipat, diman
sebagai modifikasi desain cermin lipat bisa dilepas.
Engsel Flush (Flush hinge), engsel dalam engsel
Engsel Sendok (Concealed hinge), engsel paling populer karena
mekanismenya bekerja dengan baik
Engsel batang (Cranked hinge), engsel kabinet yang dapat terbuka 180O
Engsel tidur (Flush fitting flap hinge), engsel untuk membuka kebawah

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


79
PEKERJAAN INTERIOR

Gambar macam – macam jenis engsel

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


80
PEKERJAAN INTERIOR

Gambar engsel lurus pintu lemari

Gambar mekanisme kerja engsel folding door

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


81
PEKERJAAN INTERIOR

B. Kunci, Handle, Height-adjuster, Glider, Roda (Castor), Drawer

Beberapa atribut furnitur seperti kunci, stopper, height adjuster, glider


dan roda merupakan atribut pelengkap dalam produksi furnitur. Proses
pemasangannya dapat dilakukan sebelum finishing atau setelah finishing,
biasanya atribut yang sifatnya fittings/lepas-pasang dapat dipasang
kemudian setelah finishing. Jikalau dalam kondisi tertentu harus tetap
terpasang ketika finishing maka perlu kecermatan dalam membuat
lapisan pembungkus untuk atribut pelengkap tersebut.

Kunci, proses pemasangan biasanya dibantu dengan alat manual seperti


pahat dan bor, namun untuk proses fabrikasi menggunakan router
machine. beberapa tipe kunci yakni :

Sliding door lock,


Door,
bolt,
Magnetic catch (jepit udang), dll

Gambar mekanisme kerja kunci

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


82
PEKERJAAN INTERIOR

Gambar jenis-jenis kunci

Handle, saat ini handle dengan model minimalis sangat banyak ditemui
dipasaran, bisanya jenis seperti ini menuntut ketelitian pula dalam proses
mengebor kayu agar citra bersih dan minimalis tetap terjaga. Namun
banyak pula tersedia dalam bentuk yang tradisional atau antik-kuno
seperti figur floral / animal decoration dls.

Gambar jenis-jenis handle

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


83
PEKERJAAN INTERIOR

Beberapa tipe handle yakni : Drop handle, Ring pull, Drawer knob, flush
handle, dls.

Drawers atau laci sesuai konsep mekanisnya tarik-geser maka drawer


menunjang sebagai rail-track system untuk membantu agar prinsip tarik –
geser pada laci menjadi baik. Namun proses pembuatan drawer seringkali
sulit dilakukan dengan cara manual karena untuk menjaga kepresisian
drawer kiri dan kanan agar bergerak atau bergeser secara seimbang maka
seringkali celah yang telah dibuat harus diubah-ubah menggunakan
pahat, serta untuk mengatur ketinggian yang sejajar perlu pula mengatur
keseragaman tinggi rendah sekrup, dan hal ini sering meninggalkan bekas
bor yang kurang baik.

Gambar rel laci

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


84
PEKERJAAN INTERIOR

Gambar rel laci

Height Adjuster (Glider, pedestal), komponen kaki untuk furnitur yang


dapat diatur ketinggiannya. Dipasangkan pada alas bawah furnitur dan
dapat diatur tinggi rendahnya dengan memutar baud.

Gambar height adjuster

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


85
PEKERJAAN INTERIOR

Gambar height adjuster

6. RESTORASI, PERBAIKAN DAN FINISHING

6.1 Restorasi Furnitur Kayu

Restorasi furnitur merupakan proses perawatan atau pelestarian terhadap


mebel atau furnitur untuk menghilangkan dan mengganti bagian-bagian
yang telah cacat dengan mempertimbangkan aspek orisinalitasnya serta
perawatan, seperti membuang sisa-sisa bekas perekat, dls.

Perawatan terhadap furnitur yang rusak karena usia maupun


penggunaan, menuntut pengetahuan khusus untuk mendapatkan hasil
yang baik. Pengetahuan khusus tersebut berupa pemahaman tentang
periodisasi, teknik ukir, bahan dan teknik finishing tradisional, serta
penguasaan sifat kimiawi dan fisika kayu. Keputusan-keputusan ekstrim
juga perlu diambil seperti membongkar konstruksi, atau bahkan
memotong bagian yang telah dimakan rayap (worm-eaten) atau ulat kayu
dan mengganti dengan kayu baru yang sesuai.

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


86
PEKERJAAN INTERIOR

6.2 Finishing Kayu

Perbedaan finished dan unfinished kayu adalah kemampuannya dalam


melindungi permukaan kayu terhadap kelembaban, maupun sinar
matahari (UV-light) yang dapat menyebabkan perubahan warna karena
efek photodegradasi, pembusukkan kayu dan faktor-faktor perusak
lainnya.

Finishing interior dan eksterior untuk furnitur terletak pada daya tahan
terhadap cuaca dan kelembaban, dimana eksterior membutuhkan proteksi
terhadap kelembaban. sedangkan interior menekankan kerapihan serta
keindahan penampilan sehingga daya tahannya lebih lama dibanding
produk finishing eksterior.

A. Tujuan Finishing Kayu

Aplikasi finishing untuk berbagai macam produk interior maupun


furnitur diterapkan dengan beberapa alasan sbb :

1. Memperindah penampilan (Enhancement of appearance)


2. Melestarikan penampilan (Preservation of the appearance)
3. Melindungi kayu dan penampilannya (Protection and appearance)
4. Memudahkan perawatan (Provide an easy to clean surface)

Penampilan akhir dari wood finishing dapat dibedakan dari :

Warna

Jenis dan warna pada finishing dapat dicapai dengan teknik pengecatan
atau pewarnaan kayu sbb:

natural, transparan, semi transparan, Solid/Duco, Simpang rupa (Special


effect).

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


87
PEKERJAAN INTERIOR

Bentuk geometris (Geometrical shape)

Penampilan finishing kayu juga dapat dilihat atas pilihan rupa dasar,
yakni dengan finishing pori-pori tertutup (close pore) dan pori terbuka
(Open pore)

Tingkat kilap (sheen grade)

Tingkat kilap seperti gloss, semi gloss, dan dof dapat diatur dengan
menentukan pilihan berdasarkan estetika dan keperluannya.

B. Kualitas Finishing Kayu

Menilai finishing kayu dilakukan dengan memperhatikan faktor-faktor


berikut :

1. Beauty of the finish


2. Durability of the finish
3. Stability of the finish

Tipe Cat Finishing

a. Shellac

Shellac merupakan campuran finishing paling tua dan masih digunakan


hingga kini. bahan dasar pewarna diperoleh dari serangga sejenis kutu
yang umum terdapat di India dan Siam. Terdiri dari dua dua pilihan
warna natural color (orange shellac) dan bleeched color (white shellac).
Jenis natural digunakan pada kayu berwarna gelap, sedangkan bleeched
untuk kayu yang cenderung putih / terang.

b. Pernis (Varnish)

pernis adalah materi berupa resin yang dicampur dengan terpentin. Awal
mula resin diperoleh dari fossil tapi hingga kini sudah digantikan dengan
resin sintetis. Proses pengeringan memakan waktu hingga 24-48 jam, oleh

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


88
PEKERJAAN INTERIOR

sebab itu sering ditambahkan aplikasi pengering (drying agents) untuk


mempercepat pengeringan.

c. Lacquer

Lacquer sangat populer dalam sistem finishing kayu, Mengering hanya


dalam 30-60 menit sehingga mengurangi kemungkinan debu menempel
pada permukaan dalma waktu yang demikian pendek. Selain itu tahan
terhadap air, alcohol, dan stain. Bahan dasar lacquer adalah
Nitrocellulose. efek akhirnya menghasilkan permukaan film yang sangat
keras.

Bagan Tipe Cat Finishing

JENIS SIFAT PENGGUNAAN


1 komponen
Cepat kering
Cat NC / Mudah dicat ulang
Mebel & interior yang
Lacquer (mudah perawatan)
membutuhkan refinishing praktis
(Nitro Cocok untuk
seperti hotel.
Cellulose) finishing open pore
tidak berbau pedas /
tajam
2 komponen
(cat harus dicampur
dengan hardener)
Tahan gores
Tahan terhadap
Cat Melamic Mebel & interior umumnya
bahan kimia rumah
tangga
Tahan air
Gloss baik (utk top
coat gloss)
1 komponen
Mebel & interior dengan sistem
Berwarna sangat
Cat Acrylic finishing natural atau semi
bening
transparan color
Tidak menguning

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


89
PEKERJAAN INTERIOR

Mudah dicat ulang


(mudah perawatan)

2 komponen (pokyol
+ isocyanate)
(cat harus dicampur
Mebel berkualitas tinggi & interior
dengan hardener)
rumah mewah
Cat Tahan gores
Juga untuk mainan anak-anak /
Polyurethane Tahan terhadap
kerajinan tangan berkualitas
bahan kimia rumah
tinggi
tangga
Tahan air
Non-Toxic

Sistem Finishing Kayu

Langkah atau tahapan dalam proses finishing kayu secara ilmiah disebut
sebagai ‘finish system/cycle/formula’. Sistematika Finishing Kayu (Wood
Finishing System) umumnya dipraktekkan dengan beragam sistematika.
Pengecatan finishing kayu secara dasar terdiri atas beberapa aplikasi
dengan fungsinya masing-masing yang dibedakan atas :

Wood Filler, yaitu bahan aplikasi pengisian pori dan celah kayu
Wood Stain, yaitu bahan aplikasi pewarnaan terhadap kayu
Cat Dasar, yaitu bahan aplikasi pelindung pewarnaan kayu
Cat Akhir, yaitu bahan aplikasi pelindung akhir dan tingkat kilap (sheen
grade)

Mempersiapkan Permukaan

Persiapan permukaan dapat dibedakan atas :

jenis furnitur atau kayu yang telah mendapatkan aplikasi (treatment)


finishing sebelumnya jenis furnitur atau kayu sama sekali baru

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


90
PEKERJAAN INTERIOR

Untuk furnitur atau kayu yang telah mengalami proses finishing maka
perlu dilakukan, pengelupasan serta bleaching untuk
membersihkan/mengatur warna kayu, namun untuk furnitur atau kayu
baru prosesnya dapat dengan langsung mengisi pori atau urat kayu
(wood filling)

A. Pengelupasan (Stripping)

Proses pengelupasan dilakukan pada kayu atau furnitur lama, yang telah
di finishing, metode yang dilakukan adalah

1. Mechanical stripping :

- metode pengelupasan/pengelentekkan dengan alat kape atau pisau besi


dengan terlebih dahulu mengalirkan udara panas pada kayu tersebut.
- Metode pengelupasan dengan material abrasif seperti kertas amplas
(sand paper)

2. Chemical stripping :

- Campuran kimiawi untuk mengangkat dan membuang lapisan finishing


(paint strippers/finish removers) yakni Jenis campuran kimiawi aktif
berupa Methylene Chloride atauu N-Methyl-2-Pyrolidone (NMP). Dengan
menggunakan bantuan sikat maka kerekatan lapisan finishing dengan
kayu dapat terlepas. Bila lapisan finishing berlapis-lapis maka proses
pengelupasan tersebut dapat dilakukan berulang-ulang.

B. Pemutihan (Bleaching)

Teknik bleaching merupakan proses membuang bekas finishing yang


tingkat kerekatan sangat kuat sehingga meninggalkan residu sekalipun
sehabis diamplas. proses ini disebut dengan proses pemutihan kayu
menggunakan bleaching asam oxalic atau jenis lain seperti hydrogen
peroxide.

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


91
PEKERJAAN INTERIOR

C. Perataan (Patching)

Mempersiapkan permukaan kayu menjadi hal penting untuk


mendapatkan hasil finishing yang optimal. Beberapa hal yang perlu
dipersiapkan untuk kayu baru (belum ada treatment finishing adalah
dengan membersihkan dan menambal cacat (defect) permukaan kayu
seperti retak (cracks), lubang (holes), dan mata kayu (dead knots).

Proses perataan adalah proses pengisian pori, celah dan lubang pada
permukaan kayu dengan menggunakan wood filler. Umumnya wood
filler mengandung resin yang dapat menyelinap masuk kedalam lubang
kayu dan kemudian berefek kering seperti donat (donut effect), penting
pula mempertimbangkan bahan wood filler yang ramah lingkungan
dengan bahan campuran air (wood filler water-based).

Tahapan penambalan pori/serat &pengamplasan merupakan satu paket


kerja.

a. Menambal lubang kayu (Wood Filling)

Fungsi utama wood filler adalah mengisi pori-pori kayu untuk


memperoleh penampilan finishing dengan tipe close pore. Pengisian pori-
pori kayu merupakan tahap paling awal dari rangkaian sistem finishing.
Sifat-sifat yang dimiliki oleh wood filler yang baik adalah cepat kering,
mudah diamplas dan menyerap stain tanpa menimbulkan belang-belang.
Beberapa ragam wood filler yakni :

Stopper, sejenis dempul kayu yang dapat dicairkan dengan air (water-
based) atau pelumas seperti thinner (oil-based), penyesuaian warna dapat
dilakukan dengan menambahkan pewarna kayu (woodstain) dengan alat
bantu seperti palet (chisel) atau pisau khusus untuk memolesnya.
Cellulose Filler, Jenis dempul kayu berupa serbuk dengan campuran pasta
pengencang dan air.

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


92
PEKERJAAN INTERIOR

Shellac Sticks, Jenis dempul untuk menambal lubang seperti mata kayu
dan retak. Wujudnya berupa stik shellac yang dikeraskan sehingga perlu
menggunakan solder atau glue-gun untuk mencairkannya
Wax Sticks, Jenis dempul atau pengisi celah kayu yang berukuran tipis
(hairline) khusus untuk finishing wax-polished yang penggunaannya
menggunakan campuran resin pigmen pewarna

Gambar lapisan finishing untuk type pori terbuka

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


93
PEKERJAAN INTERIOR

b. Mengamplas permukaan kayu (Sanding)

Pengamplasan dimaksudkan untu mengangkat woodfiler yang tersisa


pada permukaan kayu selain yang masuk dalam pori-pori kayu. Untuk
membuang sisa-sisa woodfiller maka diperlukan amplas halus yang tidak
akan banyak mengambil permukaan kayu, seperti kertas amplas halus no.
240/180.

Berbagai macam material yang digunakn untu kmenghasilkan kertas


amplas seperti Silicon carbide, zirconia, ceramic, dan untuk backing kayer
digunakan kain, paper

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


94
PEKERJAAN INTERIOR

E. Pewarnaan (Staining)

Fungsi utama Wood Stain adalah mewarnai kayu sesuai dengan warna
natural kayunya, ataupun pilihan berbagai macam warna khusus (fancy
sealer) yang tidak natural. Ciri yang baik dari Wood stain adalah tidak
menutupi serat-serat kayu tetapi justeru memperjelas dan memperindah
serat-serat kayu. Sifat-sifat yang dimiliki oleh wood stain yang baik adalah
cepat kering, penetrasi kedalam kayu baik sehingga serat-serat kayu yang
telah diwarnai tampil dengan cerah dan hasil warna tidak mudah pudar,
kecuali bila langsung terkena sinar matahari.

Aplikasinya dapat menggunakan kuas/spray gun kemudian diratakan


dengan kain bal/kain katun sebelum mengering. Perlu diperhatikan pula
bahwa stain tidak memerlukan pengamplasan seperti pada proses aplikasi
lainnya. Modifikasi berupa pencampuran beberapa warna juga sering
digunakan.

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


95
PEKERJAAN INTERIOR

Pembuatan efek-efek seperti retak seribu, motif marmer, granit, dls


merupakan proses modifikasi kreatif wood staining dengan teknik khusus
keterampilan penyemprotan cairan thinner.

Pada dasarnya, semua jenis wood stain merupakan variasi dan kombinasi
dari kedua tipe stain berikut ini :

1. Dye stains

Jenis Dye Stains hanya menyerap pada serat kayu namun tidak masuk
hingga ke pori-pori, tersedia dua tipe :

– Jenis aniline sensitif terhadap sinar matahari hingga cahaya buatan


- NGR (Non Grain Raising) dengan alcohol atau acetone base yang
optimal menghasilkan kebeningan dan tahan terhadap Ultra Violet (UV
resistance)

2. Pigment stains

Pigmented stains menghasilkan kekuatan warna yang mantap menerap


hingga ke serat dan pori kayu sehingga banyak direkomendasikan bagi
finishing arsitektural. Saat ini tersedia dalam bentuk cair maupun gel.

Gambar ragam kuas untuk finishing

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


96
PEKERJAAN INTERIOR

F. Pengisian Urat kayu (Grain filling)

Pengisian urat kayu yang optimal menggunakan Grain Filler akan


menghasilkan efek permukaan cermin ang sangat baik. Namun sangat
jarang digunakan sekalipun oleh ahli finishing pofesional disebabkan
tidak populernya produk ini dan sulit dalam penggunaannya. Pengisian
urat kayu sangat disarankan untuk berapa jenis kayu misalnya, mahoni,
oak dan walnut. Proses pengisian urat kayu (grain filling) dilakukan
setelah pewarnaan kayu (staining). Grain filler juga mengandung cukup
banyak resin dan kadar minyak yang mebutuhkan kecermatan yang hati-
hati.

G. Melindungi warna kayu (Base Coating)

Cat dasar atau sering disebut Sanding Sealer merupakan satu tahapan
aplikasi untuk melindung lapisan pewarnaan kayu oleh stain, bahkan
sering pula proses ini dilakukan 2 atau 3 tahap lapisan dengan terlebih
dahulu melakukan amplas mengambang permukaan yang telah di-
sanding sebelumnya dengan kertas amplas terhalus. Hal ini dimaksudkan
untuk memberikan lapisan yang tebal dan permukaan yang rata serta
licin.

H. Melindungi dan mengkilaukan seluruh proses finishing (Top Coating)

Cat akhir atau top coating merupakan sentuhan terakhir dari tahapan
finishing. selain untuk memberikan efek kilau juga sebagai pelindung
akhir dari seluruh proses aplikasi finishing.

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


97
PEKERJAAN INTERIOR

Teknik semprot (Spraying)

Mempersiapkan kompresor, dibutuhkan bebera menit untuk


menstabilkan tekanan angin, sehingga tidak ada letupan-letupan
mendadak yang membuat cacat pada finishing.

Mempersiapkan campuran aplikasi finishing dengan takaran atau


komposisi yang sesuai dan menjaga konsistensi campuran dalam tabung
(cup) yang benar-benar terbebas dari partikel apapun. Kini tersedia filter
untuk menyaring udara yang keluar dari kompresor menjamin kebersihan
aliran udara.

Atur tekanan angin agar tidak terjadi over-spray.


Selalu mempersiapkan papan untuk menguji kepekatan campuran dan
juga tekanan angin.

Selesai melakukan finishing, cup dan gun harus benar-benar dalam


kondisi bersih, terbebas dari sisa cairan finishing yang tertinggal dan lama
kelamaan menjadi residu.

Gambar komponen peralatan finishing

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


98
PEKERJAAN INTERIOR

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


99
PEKERJAAN INTERIOR

Keamanan dalam proses finishing

Hal-hal yang perlu dijaga dalam proses Finishing adalah :

 Umumnya bahan-bahan finishing mudah terbakar (flammable),


sehingga tempatkan bahan-bahan tersebut pada posisi yang jauh
dari panas dan api seperti rokok, lampu, dls.
 Bahan-bahan finishing merupakan bahan kimia yang sangat
beracun sehingga hindari menghisap secara berlebihan dan terus
menerus
 Tersedia cream pelapis kulit tangan skin cleanser khusus untuk
membersihkan sisa cairan finishing yang melekat pada kulit, tidak
dianjurkan menggunakan cairan thinner untuk membersihkannya.

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


100
PEKERJAAN INTERIOR

PACKAGING

Pengaturan packaging bisa menjadi sebuah masalah besar apabila tidak


dipikirkan secara hati-hati dan detail. Metode packing menjadi salah satu
kontributor terjaganya kualitas produk hingga sampai di tangan owner.

Menurut survey, kerusakan barang karena masalah packing tercatat


mencapai 2% dari total produk yang diproduksi. Ini adalah suatu jumlah
yang besar pada sebuah produk. Masalah timbul pada beberapa langkah
di dalam produksi, transportasi hingga perakitan (untuk produk Knock
Down).

Faktor Penting Packing

Sebagai produsen furniture, mendesain packing untuk sebuah produk


perlu mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:

1. Ukuran produk

Lebih besar akan membutuhkan pengamanan yang lebih baik sehingga


perlu dialokasikan beberapa bahan yang berkualitas lebih baik.

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


101
PEKERJAAN INTERIOR

2. Jenis finishing

Produk tanpa finishing bukan berarti tidak memerlukan packing yang


baik, namun dengan perbedaan itu perlu dipilih bahan packing yang
sesuai. Misalnya dengan jenis finishing pigment warna sebaiknya jangan
gunakan bahan packing dari kertas karton.

3. Material Furniture

Furniture kayu selalu dikombinasikan dengan bahan lain seperti


aluminium, plastik, karet, kulit, tekstil, kaca, rotan, hingga bambu.
masing-masing jenis bahan tersebut memerlukan penanganan khusus
dalam hal packing. Terutama kaca/cermin harus diberikan ekstra
pengamanan pada saat packing.

4. Logistik

Resiko kerusakan produk untuk pengiriman di dalam kota tidak sama


dengan produk yang harus melalui perjalanan sepanjang ratusan
kilometer atau bahkan ribuan kilometer. Tentu saja akan lebih baik
apabila keduanya memiliki packing yang sama-sama aman. Perlu
dipikirkan juga kemungkinan-kemungkina yang bisa terjadi terhadap
mode angkutan yang akan digunakan, apakah produk akan diangkut
hanya dengan mobil, dengan motor, dengan pesawat atau kereta api.

5. Lokasi konsumen

Di Indonesia peraturan tentang bahan packing yang bisa didaur ulang


masih belum ketat untuk diterapkan, namun apabila kita hendak
mengirim produk ke negara yang sangat memperhatikan lingkungan, kita
harus perhatikan jenis bahan packing yang digunakan.

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


102
PEKERJAAN INTERIOR

6. Harga Produk

Ini perlu menjadi pertimbangan penting bagi kita sebagai konsumen


ataupun sebagai produsen furniture. Sebuah kursi yang dibalut kulit dan
finishing yang sangat baik tentu saja, sebagai konsumen akan menuntut
barang tersebut sampai di lokasi dalam keadaan utuh tanpa cacat
sedikitpun. Produsen seharusnya tidak ragu-ragu mengalokasikan dana
lebih untuk membuat packing seaman mungkin.

Metode Packing

Pada umumnya packing furniture bisa dilakukan dalam 3 kategori:


Single Packing: satu buah produk dipacking dengan individu
packing/karton. Contohnya adalah kursi kerja, meja makan besar, dll.
Metode ini digunakan hampir pada seluruh jenis produk dengan semua
jenis ukuran dan semua jenis pengiriman.

Multiple Packing: dipakai pada produk furniture & aksesoris yang


berukuran kecil dan sedang. Misalnya set kursi makan yang terdiri dari 2
atau 4 buah kursi dalam satu karton. juga digunakan pada produk yang
berukuran kecil seperti rak-rak piring gelas dan aksessoris, untuk
membantu kemudahan logistik barang.

Pallet packing: hanya dilakukan oleh pabrik-pabrik besar yang


mengirimkan barangnya ke luar negeri menggunakan kontainer. Palet
membantu menjaga packing + beberapa karton lainnya tetap stabil selama
perjalanan.

Karena produksi dan fabrikasi komponen-komponen meubelair yang


kami buat berada di Jakarta, maka kami menggunakan metode pallet
packing.

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


103
PEKERJAAN INTERIOR

Setelah barang sampai di lokasi kami akan menggunakan gudang


penyimpanan untuk menyimpan semua barang sebelum di aplikasikan ke
lokasi, kami akan mengengaplikasian material meubelair dengan melihat
gambar layout dan mengajukan approval shop drawing lay out kepada
owner sebelum memasang barang.

Pekerjaan ducting kami kerjakan bersamaan dengan pekerjaan fisik


bangunan ruang makan, kami akan berkoordinasi dengan pihak
kontraktor pembangunan gedung dalam pelaksanaan pekerjaan.

Demikian metode pekerjaan ini kami buat sebagai uraian singkat


pelaksanaan pekerjaan dan fabrikasi.

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


104
PEKERJAAN INTERIOR

METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN INTERIOR GD. B

GEDUNG B

Dalam Pelaksanaan Pekerjaan, Penggunaan metode yang tepat, praktis,


cepat dan aman, sangat membantu dalam penyelesaian pekerjaan.
Sehingga, target 3T yaitu tepat mutu/ kualitas, tepat biaya/ kuantitas dan
tepat waktu sebagaimana ditetapkan, dapat tercapai.
Adakalanya juga diperlukan suatu metode terobosan untuk
menyelesaikan pekerjaan lapangan. Khususnya pada saat menghadapi
kendala–kendala yang diakibatkan oleh kondisi lapangan yang tidak
sesuai dengan dugaan sebelumnya. Untuk itu, penerapan metode
pelaksanaan pekerjaan yang sesuai kondisi lapangan, akan sangat
membantu dalam penyelesaian proyek ini. Dalam melaksanakan
pekerjaan pada proyek pekerjaan pengadaan meubelair :

PENGAJUAN SHOP DRAWING, SAMPLE MATERIAL DAN WARNA

Sebelum memulai kerja kami membuat daftar shop drawing, brosur yang
didalamnya terdapat sample material dan warna. Shop drawing dan
approval material yang kami buat diajukan kepada konsultan pengawas
dan owner untuk di setujui, shop drawing menunjukkan ukuran, keadaan
di lapangan, dimensi peralatan, cara pemasangan yang sebenarnya. Shop
drawing tersebut kami koordinasikan dengan disiplin bidang kerja yang
lain. Dalam hal ini bagian sipil kaitannya dengan aplikasi di lapangan.
Shop drawing dan material serta warna yang tidak disetujui oleh
konsultan pengawas dan owner , akan kami perbaiki untuk kemudian
diajukan ulang.

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


105
PEKERJAAN INTERIOR

PEMESANAN MATERIAL

Setelah shop drawing dan color scheme di setujui dilanjutkan dengan


pemesanan barang dan produksi, barang-barang yang dipesan adalah
item barang-barang keluaran dari pabrikan sesuai dengan pabrikan
pendukung yang dipersyaratkan. Selain barang-barang pabrikan ada
beberapa barang yang dibuat dengan handmade, barang-barang tersebut
kami buat di workshop kami dengan tenaga ahli furniture dan peralatan
yang memadai.

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


106
PEKERJAAN INTERIOR

Gambar alur pemesanan barang pabrikan

1. PROSES PRODUKSI

1.1 Jalur Produksi (Production Run)

Perancangan atau desain dari imajinasi hingga realitas melewati beberapa


proses yakni : searching, planning, inventing dan constructing.
Perancangan menjadi sebuah proses selektif terhadap kelemahan serta
kekurangan dalam proses produksi. Beragam problematika dalam proses
produksi menuntut reflek dan fleksibilitas untuk dapat menentukan
prosedur kerja /produksi yang lebih efisien serta efektif.

Mata rantai kerja produksi khususnya di furniture workshop, secara


berurutan adalah desain, produksi, intermediasi. Mata rantai produksi di
workshop merupakan tahapan yang sangat kritis, karena menyangkut
tenaga kerja, bahan baku serta operasi mesin.

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


107
PEKERJAAN INTERIOR

Proses produksi disusun atas :

Parts Manufacture,

Persiapan bahan dan peralatan dengan menggunakan Jig dan Fixtures


yang telah lebih dahulu dipersiapkan oleh divisi lain seperti Tooling
Division Selanjutnya pemotongan menjadi bagian-bagian dasar.
Dilanjutkan dengan Pembentukkan (shaping), pembuatan sambungan
(jointing) hingga finishing komponen dasar tersebut.

Mesin-mesin yang disiapkan oleh tooling division secara umum antara


lain :

 Mesin Gergaji Belah dan potong


 Mesin ketam kayu/serut (planner)
 Mesin Bor (Drilling)
 Mesin Profil Kayu
 Mesin Router kayu
 Mesin amplas kayu
 dll

Peralatan-peralatan tersebut akan dijelaskan secara detail pada bagian


material dan alat.

Sub Assembly,

Set-up, perangkaian antar komponen (assembly), pengencangan


(fastening), pemolesan atau penyelarasan (finishing)

Final Assembly,

Set-up, perangkaian antar komponen (assembly), pengencangan


(fastening), pemolesan atau penyelarasan (finishing)

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


108
PEKERJAAN INTERIOR

Inspection,

Uji kualitas (checking & Testing) melalui kontrol standar bentuk, dimensi,
finishing, feedback dari pekerja maupun operator

Re-work.

Perbaikan (repairing), pengepasan (refitting), finishing ulang, atau reject

1.2 Mutu Kerja

a. Durabilitas,

teknik pertukangan (workmanship) yang baik dan teliti hingga mampu


menghasilkan mutu kuat awet yang dapat diandalkan dari segi material,
konstruksi, finishing.

b. Ekonomis,

mempertimbangkan penghematan bahan dan upah tukang, yakni melalui


minimalisasi penggunaan bahan terbuang, serta pola kerja yang praktis.

c. Material,

menentukan bahan yang pantas dan tepat berdasar fungsi dan makna
desain.

d. Konstruksi,

merancang sistem konstruksi yang sederhana, praktis dan logis, sehingga


dapat dilaksanakan dengan mudah, baik secara manual maupun masinal.

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


109
PEKERJAAN INTERIOR

e. Standar Keselamatan Kerja,

secara teoritis proses/teknik produksi barang yang baik mensyaratkan


konsistensi dalam beberapa hal, yakni :

Keselamatan dan kesehatan,

Adalah pertimbangan terhadap penggunaan peralatan pelindung wajah


dan tubuh, penggunaan bahan, serta memastikan kecermatan dan
kebersihan kerja guna menghindari cidera maupun efek kesehatan bagi
konsumen melalui ketidak rapihan wujud produk. Beberapa hal diatas
sangat tegas diatur dalam regulasi standar kerja Eropa (DIN atau EU
Norms).

1.3. Perkembangan Teknologi Workmanship

Furnitur menempati posisi kedua setelah fashion sebagai produk trendy


yang sangat cepat perubahannya karena permintaan pasar. Setiap tahun
negeri skandinavia menyelenggarakan pameran produk dan insustri kayu
dan furnitur yang selalu diminati oleh kaum industrialis maupun
masyarakat eropa umumnya. Produk-produk mutakhir selalu
dipamerkan mulai dari sambungan (joinery), bahan furnitur, bahan
finishing, furnitur-furnitur terbaik, hands-tool, sampai mesin-mesin berat
yang pendukung produksi furnitur dan perkayuan.

Hal ini menjadi indikasi derasnya perkembangan dunia tentang industri


furnitur beserta seluruh komponen pendukungnya. Segala sesuatu yang
dikembangkan tidak sekedar menjadi produk yang memenuhi tuntutan
estetika, namun mengimbangi isu-isu popular yang tengah berkembang
seperti bahan-bahan kimia ramah lingkungan, segmentasi usia, material
baru, dll. Hal ini juga menjelaskan demikian banyaknya pembaharuan-
pembaharuan yang telah terjadi.

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


110
PEKERJAAN INTERIOR

2. MATERIAL FURNITURE

2.1 Kayu

Di seluruh dunia terdapat 43.000 spesies jenis tumbuhan kayu yang telah
teridentifikasi, 30.000 diantaranya diproduksi menjadi berbagai macam
jenis bahan, dan 10.000 yang dieksploitasi secara komersial. Namun hanya
beberapa spesies yang khusus dikonsumsi untuk pekerjaan interior,
furnitur, dan kerajinan karena alasan ketersediaan, karakter dan nilai
komersial.

Klasifikasi Kayu

Setiap jenis pohon merupakan exogen, yang artinya menghasilkan serat


kayu melalui lapisan umur kayu tahunan (annual ring). Lapisan umur
kayu tersebut berada dibalik kulit luar kayu (bark), membentuk struktur
kerucut tipikal. Melalui potongan atau irisan batang kayu dengan
beberapa garis-garis didalamnya yang banyak memberikan informasi
tentang karakter kayu. Klasifikasi kayu dibagi menjadi Jenis Kayu Kuat,
Kayu Lunak, dan dapat ditambahkan dengan jenis rerumputan raksasa
seperti bambu, palem, dls.

Kayu Kuat (Hardwoods)

Merupakan klasifikasi kayu yang dilihat berdasarkan kekuatannya yang


mempengaruhi proses produksi, durabilitas, dan nilai komersil. Kayu
kelas kuat biasanya ditandai dengan warna yang cenderung gelap, urat
kayu (grain) yang jelas, serta garis tahun (annual ring) yang cenderung
lebar. Contohnya, kayu jati, sonokeling, African Ebony, dls.

Kayu Lunak (Softwoods)

Merupakan klasifikasi kayu ditinjau berdasarkan tingkat lunaknya dan


kelas awetnya, biasa ditandai dengan warna yang cenderung terang dan
serat yang rapat. Beberapa contohnya adalah kayu albasiah, ramin,
sungkai, dls.

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


111
PEKERJAAN INTERIOR

Berikut ini adalah anatomi lapisan pohon teriris horizontal :

7. Selimut/Kulit luar (bark), melindungi bagian dalam kayu dari


gangguan alam (kimiawi, fisikal).
8. Kulit dalam (bast), berfungsi sebagai penyalur makanan
9. Kambium
10. Daging kayu (sapwood), setiap bagian tengah yang diapit 2 garis
tahun (annual ring) mengalirkan air ke dahan untuk proses
fotosintesis
11. Jantung kayu (heartwood), ditandai dengan perbedaan warna yang
lebih gelap merupakan tulang tengah pohon.
12. Inti / mata kayu (pith)

Gambar struktur lapisan kayu

Secara umum masa tebang pohon dapat dilakukan kapan saja, namun
baik pula mempertimbangkan pemotongan pada musim panas yang
dapat menyebabkan pengeringan kelembaban pohon secara drastis.

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


112
PEKERJAAN INTERIOR

Metode Potong

Kayu Jati, Kayu Mahoni, Kayu Sungkai, Kayu Ramin, Kayu Nyatoh, Kayu
Sonokeling, Kayu Pinus, Kayu Karet, Kayu Kamper (lokal : kayu yang
tersedia untuk digunakan sebagai bahan dasar mebel). Bahan-bahan ini
disediakan dalam bentuk logs atau gelondongan atau dengan pesanan
(melalui saw mills/ penggergajian) dalam bentuk balok atau papan.
Beberapa metode pemotongan adalah sbb :

4. Irisan lurus/potongan tangensial (plain-sawn), merupakan


pemotongan secara lurus horizontal/vertical
5. Irisan perempat/potongan radial (quarter-sawn), merupakan
pemotongan dengan membagi seluruh lingkar pohon menjadi 4
bagian per 45 derajat.
6. Irisan lurus (billet-sawn), merupakan irisan seperti plain-sawn
namun dibagi dua pada bagian tengah.

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


113
PEKERJAAN INTERIOR

Gambar urat kayu

Gambar profil potongan kayu

Sisa bagian kulit kayu yang terpotong juga tetap mempunyai nilai
komersil, baik diproduksi untuk partikel/chip board juga dijual secara
satuan dengan harga yang lebih murah. Sisa bagian kulit luar (bark)
menyisakan sedikit lapisan daging kayu yang lazim disebut dengan
bahbir dan biasa digunakan untuk kriya kerajinan berukuran kecil.

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


114
PEKERJAAN INTERIOR

Gambar metode potong kayu

Gambar urat kayu berdasarkan metode potong kayu

A. Sifat-sifat fisik kayu

Berat Jenis kayu :

makin berat makin kuat kayunya. Perhatikan rongga sel yang membentuk
pori-pori, untuk menentukan berat/kuat atau ringan/kurang kuatnya
kayu.

Keawetan kayu :

Ketahanan kayu terhadap serangan dari unsur perusak kayu dari luar
seperti : jamur, rayap, bubuk, cacing laut dan serangga lainnya (ukuran :
tahunan) Semakin keras semakin tahan terhadap serangan dari unsur-
unsur tersebut di atas. Contoh : Kayu Jati memiliki tectoquinon, kayu Ulin
memiliki Silica dll., sehingga kayu-kayu ini awet secara alami. Zat-zat
seperti ini mencegah serangan serangga tersebut.

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


115
PEKERJAAN INTERIOR

Warna kayu :

warna cenderung putih (K.Kungkai), kuning (K.Ramin, K.Pinus), putih


dan kemerah-merahan (K.Mahoni), hitam-ungu (K.Sonokeling), coklat
(K.Jati, K.Nyatoh, K.Kamper) Warna yang ada pada kayu ditentukan oleh
: struktur anatomi kayu, umur kayu, kekeringan kayu. Warna pada kayu
pada umumnya adalah campuran dari beberapa jenis warna.

Higroskopik :

menyerap dan melepasnya air atau kelembaban dari kayu, yang


mengakibatkan kembang atau susutnya kayu

Tekstur :

halus (k.ramin),
sedang (k.Jati),
kasar (k.Kamper).

Kualitas estetis serat :

4. berpadu, serat berselang-seling (k.renghas,k. kapur),


5. berombak (k.merbau),
6. berpilin (k.damar,k. bintangur)

Berat kayu :

5. sangat berat (k.balau),


6. berat(k.Jati),
7. agak berat(k.sungkai),
8. ringan (k.balsa, k. pinus)

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


116
PEKERJAAN INTERIOR

Kekerasan :

5. Sangat keras (k.Balau/Bengkirai/Ulin),


6. keras (k.Jati/Sonokeling),
7. sedang (k.Mahoni),
8. lunak (k.Balsa/pinus)

Kesan raba :

4. kasar, halus, licin, dingin dsb. Hal ini tergantung dari tekstur,
kadar air dan zat ekstraktif di dalam kayu.
5. Contoh : k.Jati agak berlemak kalau diraba
6. Bau dan rasa :
kesan ini erat hubungannya dengan kesan raba.
Bau keasam-asaman pada k.Ulin,
bau zat penyamak pada k.Jati dll.

Nilai dekoratif :

kualitas serta, warna dan tekstur dalam kesatuan pola tertentu.

Contoh : k. Sonokeling, Sonokembang, Renghas, Eboni, Jati, Pinus,


Sungkai

B. Sifat Mekanik Kayu

Keteguhan tarik :
kekuatan tarik terbesar ialah sejajar arah serat.

Keteguhan tekan/ kompresi :


keteguhan tekan tegak lurus arah serat kayu lebih kecil daripada
keteguhan tekan sejajar arah serat kayu.

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


117
PEKERJAAN INTERIOR

Sifat-sifat mekanik lain seperti :

keteguhan geser, lengkung, kekakuan, keuletan, kekerasan dan keteguhan


belah yang lebih sesuai dipertimbangkan untuk kebutuhan bangunan dan
keperluan khusus lainnya.

C. Sifat-sifat Kimia Kayu

Pengenalan sifat kimia dari kayu diperlukan untuk mengetahui ketahanan


kayu terhadap serangan dari serangga perusak kayu. Pada umumnya
kayu dari pohon berdaun lebar terdiri dari zat kimia sbb. :

- Karbohidrat (selulosa dan hemiselulosa), Non-karbohidrat (lignin) dan


unsur kayu yang diendapkan selama proses pertumbuhan atau zat
ekstraktif.

Kelembaban Relatif

Tiap jenis kayu apapun memiliki kelembaban relatif yang tetap


diperlukan oleh kayu tersebut. Ambang batas normal kelembaban kayu
biasa berbeda-beda bila mengacu peraturan Departemen Kehutanan, di
negara eropa terdapat standar dengan klasifikasi berdasarkan
penggunaan kayu pada bangunan, contohnya untuk kategori interior
ruang tamu, ruang tidur, kantor dan juga eksterior. Namun umumnya
untuk bahan interior berkisar 10 s/d 14 per cent (+/- 6 s/d 9 liter per M3).
Pengukuran terhadap kadar kelembaban kayu menggunakan alat
hygrometer.

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


118
PEKERJAAN INTERIOR

Metode Pengeringan Kayu

Pengeringan alami (air drying)


Metode pengeringan dengan cara menumpuk (stacking) kayu dan
membiarkan kelembabannya menguap selama beberapa minggu.

Gambar metode pengeringan kayu

Pengeringan buatan (kiln drying)

Metode yang serupa dengan cara menumpuk namun dibantu


pengeringannya menggunakan udara panas yang dilairkan antar rongga
tumpukan kayu.

Penciutan dan Pemuaian

Bagaimanapun baiknya jenis kayu siap pakai apapun secara alamiah ia


terikat terhadap sifat fisik dan kimiawinya terhadap alam. Sehingga
sebaik apapun jenis kayu tersebut maka perubahan dan ketidaksesuaian
akan terjadi dalam proses pengerjaan kayu, manusia hanya dapat
memperkecilnya bukan menghindari sama sekali. Beberapa faktor yang
mempengaruhinya adalah : Jenis kayu, metoda potong, perbedaan iklim,
kelembaban.

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


119
PEKERJAAN INTERIOR

Gambar efek alam terhadap kayu

Karakterisitik kayu

Sebagai perencana interior selain dituntut kecermatan teknis juga


kemampuannya dalam membaca estetika yang tepat terutama dalam hal
pemilihan bahan. Begitupula kecermatan kita dalam dalam mengenal
beberapa karakteristik kayu sebagai berikut :

Urat kayu (grain), ia dapat meningkatkan kualitas atau menentukan citra


dan kelas pengguna (form follows mean).

Tekstur, ragam jenis tekstur juga sangat berpengaruh terhadap kerapihan,


keindahan proses finishing

Figur, variasi atas warna-warna alami kayu, kekhasan, keunikan atau


motif alamiah tertentu,ketidakseragaman garis tahun yang memiliki
keunikan masing-masing

Serap Warna, faktor serap warna yang sangat berbeda dari tiap jenis kayu
sehingga dapat merubah penampilan.

Wewangian (odour), wangi yang dihasilkan dan dampaknya juga menjadi


pertimbangan desain.

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


120
PEKERJAAN INTERIOR

Durabilitas, mutu kuat kayu yang dilihat dari kelas awet, jenis dan harga
perlu dipertimbangkan oleh para perencana.

Daya tahan terhadap api, pertimbangan jenis kayu dan komposisi


kimiawinya yang resisten terhadap api.

Cacat pada kayu (defects)

Cacat pada kayu dapat dibagi menjadi dua, yakni cacat alam yang terjadi
karena proses alamiah dan fitrah kayu tersebut. Yang lainnya adalah cacat
buatan yang terjadi karena kelalaian atau ketidaksempurnaan dalam
pemrosesannya.

Penyakit pada kayu

Kayu merupakan makanan utama serangga, pencegahannya dapat


dilakukan pada saat kayu masih sebagai bahan mentah/siap pakai (raw-
material) maupun setelah menjadi produk. Proses perlindungannya dapat
menggunakan penyemprotan cairan kimia anti serangga atau
melapisinya. Dampak serangan serangga menimbulkan efek yang
bermacam-macam, seperti jamur, debu dan lubang-lubangyang
ditinggalkannya, namun yang paling dikhawatirkan adalah keropos pada
kayu.

Keuntungan kayu solid :

6. Sambungan lebih mudah dibentuk


7. Mudah diukir
8. Tidak perlu cover untuk menutupi bagian tepi (edging)
9. Sekrup dan paku lebih kencang
10. Permukaan yang baik untuk finishing (natural)

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


121
PEKERJAAN INTERIOR

2.2 Vinir

Vinir merupakan lembaran tipis hasil pengulitan kayu dengan metode


tertentu sehingga menghasilkan lembaran kayu dengan ketebalan 0.1 mm
sampai 3mm yang dimanfaatkan untuk melapisi produk-produk furnitur.
Vinir telah dipergunakan oleh bangsa mesir sejak 4000 tahun yang lalu
dan masih sama penggunaannya hingga kini.

Tidak semua jenis kayu dapat diperoleh vinir-nya di pasaran. Bahan kayu
yang biasanya dibuat untuk vinir standar adalah kayu dengan kelas awet
dan kuat sekitar II-IV, bila dikupas tidak pecah, seperti :Meranti, Keruing,
Aghatis, Kapur, Kempas, Merawan, Mangir. Sedangkan untuk vinir
dekoratif digunakan kayu-kayu sbb : Jati, Sungkai, Pinus, Ramin,
Sonokeling, Ebony, Sonokembang, Renghas.

Dari satu bagian utuh sebuah pohon, pola uratnya dapat beragam,
misalnya bagian bawah (butt veneer), batang bohon (trunk veneer), serta
dahan. Ukuran yang sering ditemui dipasaran berkisar lebar 2 cm s/d 20
cm dengan panjang bebas. Hingga saat ini jenisnya telah berkembang
menjadi vinir-vinir dekoratif seperti vinir berwarna, dls.

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


122
PEKERJAAN INTERIOR

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


123
PEKERJAAN INTERIOR

2.3. Papan Manufaktur

Papan manufaktur merupakan produk fabrikasi industri material interior


dan arsitektur yang paling diminati saat ini karena efisiensi dan praktis
dalam penggunaannya, sehingga kemudian berkembang menjadi
beragam jenis seperti dibawah ini :

Kayu lapis (plywood)

Kayu papan yang dibuat dari beberapa lapisan veneer (yaitu lembaran
kayu tipis (0.24-6mm) yang dihasilkan dari pengupasan/penyayatan kayu
tertentu) yang ditumpuk satu sama lain secara bersilangan. Maksud dan
tujuan pembuatan jenis papan ini adalah untuk :

5. menghemat penggunaan kayu,


6. mendapatkan papan yang lebar/besar,
7. memanfaatkan jenis kayu bernilai rendah,
8. menambah kekuatan dan mutu kayu dengan memperindah unsur
dekoratif lapisan permukaan kayu.

Variasi ketebalan multipleks adalah :

24, 22, 20, 18, 15, 12, 9, 6, 4, 3, 2 mm (lokal sebagian)


Contohnya adalah : tripleks, multipleks, block board, laminboard.

Kayu lapis (plywood) memiliki klasifikasi sbb :

Custom grades, yang dipilih berdasarkan keindahan warna dan uratnya.


Contohnya adalah Decorative-faced tripleks 3mm : Teak plywood, Ramin
plywood, Sungkai plywood, Rose plywood, Red Oak plywood, Melamin
plywood dll.

Good grades, mutunya kurang dari custom, cukup layak untuk finishing
natural melamic

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


124
PEKERJAAN INTERIOR

Sound & Utilities grades, memiliki mutu rendah biasanya digunakan


untuk pekerjaan struktur, atau dapat pula dilapis oleh finishing duco
Backing grades, mutu paling rendah yang dimanfaartkan untuk pekerjaan
struktur yang tidak terlihat.

Particle board / chipboards

Merupakan papan manufaktur fabrikasi dengan komposisi serbuk /


ampas kayu yang direkatkan dengan lem resin hingga menjadi lembaran-
lembaran rigid. Cukup stabil karena meniadakan sifat-sifat fisik kayu
melalui proses penguraian kayu menjadi serbuk. Namun kurang baik
menerima serapan cairan finishing, karena tingkat serapnya yang tinggi.

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


125
PEKERJAAN INTERIOR

Contoh pengembangannya : papan ampas tebu (ukuran sama dengan


multipleks lokal), papan serat atau debu kelapa, Coco fibre dan CocoDust

Fibre Boards

Merupakan komposisi dari kayu yang diurai menjadi serat dan di-press
dengan temperatur tinggi serta dengan laminasi khusus, contohnya :

Medium board :

High Density Fibreboard (HDF), Low Density Fibreboard (LDF), Medium


Density Fibreboard (MDF), Wood-veneered MDF (Oak dll)

Hardboard :

standard board, tempered hardboard, embosed hardboard, decorative-


faced hardboard, perforated hardboard (import). Bahan-bahan ini
biasanya tersedia dalam ukuran panjang 244 cm, Lebar 122 cm, kecuali
untuk keperluan khusus seperti daun pintu rumah, ukuran bahan yang
tersedia 200cm x 90cm

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


126
PEKERJAAN INTERIOR

Cacat pada kayu lapis

Umumnya disebabkan oleh proses pressing atau perekatan yang tidak


sempurna baik Karena faktor kelalaian ataupun kesengajaan.

Gambar cacat pada kayu lapis

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


127
PEKERJAAN INTERIOR

Keuntungan papan manufaktur

6. Rigiditas
7. Ketersediaan dalam ukuran besar
8. Variasi ketebalan (modul)
9. Ekonomis
10. Metode bending lebih mudah

2.4 Plastik Laminasi

Industri material saat ini telah menyediakan beragam bahan pelapis


dekoratif yang sangat membantu meningkatkan mutu kerja desainer
interior. Salah satunya produk fabrikasi plastic laminate, yang dihasilkan
menjadi beragam jenis seperti Polyvinyl Acetate (PVA, Phenol
Formaldehyde (PF), Melamine Formaldehyde (MF). Diproduksi melalui
sebuah metode High Pressure Laminate (HPL) beberapa jenis tersebut
umum dikonsumsi dengan nama pasar seperti Formica, Tacon, dls

Gambar HPL

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


128
PEKERJAAN INTERIOR

3. ALAT & MESIN PERKAYUAN

3.1 Alat Manual (Handtools)

Syarat awal dalam proses pekerjaan kayu (woodworking) adalah


memastikan kelengkapan peralatan pendukung kepresisian yang
memenuhi prinsip ketepatan dan keterukuran, atas dasar ketiga hal
dibawah ini :

4. sebagai alat penanda (marking tool),


5. sebagai alat ukur (measuring tool),
6. sebagai alat penguji (testing tool).

Beberapa peralatan tersebut sudah kita kenal sehari-hari dan secara luas
digunakan, namun bentuk dan variasinya dapat berbeda-beda ditiap
negara walau fungsi dan kegunaannya sama. Peralatan pendukung akan
memastikan ketelitian proses kerja antara gambar kerja (shop drawing)
hingga produk nyata.

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


129
PEKERJAAN INTERIOR

Gambar peralatan pendukung

Gambar alat penanda

Mistar, Sieghmat (Vernier caliper gauge), Besi siku (try-square), Bor, Palu,
Obeng, Penjepit (Cramp) merupakan peralatan sederhana yang
membutuhkan kemahiran pula dalam menggunakan serta memilih
tipenya berdasarkan tujuan bentuk maupun bahan yang akan digunakan.
Peralatan pendukung tersebut merupakan alat untuk menyempurnakan
sambungan, mengecek mutu bahan terhadap rupa, kontur dan kecukupan
dimensi.

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


130
PEKERJAAN INTERIOR

Gambar peralatan penanda garis

Selanjutnya, Peralatan dasar secara manual dalam pekerjaan kayu


khususnya desain mebel terbagi menjadi tiga yakni :

Alat potong (Sawing)

Gergaji Tangan (Hand Saw)terdapat berbagai macam jenis ukuran dan


variasi handle, dan mata gergaji. Ukuran dan modelnya tidak jarang
dimodifikasi oleh tukang sehingga nyaman dipakai dan bahkan terbentuk
dgn sendirinya karena proses selama bertahun-tahun. Dua jenis handle
yang sering digunakan adalah kayu dan plastik, model plastik fabrikasi
biasanya dapat pula digunakan sebagai mistar siku 45o/90o. Sedangkan
mata gergaji, bila mata gergaji pendek, seragam dan rapat maka berfungsi
sebagai gergaji potong (crosscut saw), dan bila mata gergaji besar kecil,
serta bersiku besar maka berfungsi sebagai gergaji belah (rip saw).

Dalam membelah ataupun memotong perlu pula diketahui jenis


material/bahannya untuk menjaga kerapihan. Jenis lainnya adalah gergaji
lengkung biasanya untuk panel seperti tripleks (Cop saw), gergaji panel
seperi MDF menggunakan gergaji panel (Panel saw), dan yang khusus
seperti Gergaji adumanis (mitre saw), ekor burung (dovetail saw), dls. Inti
dari beragam alat potong tersebut menjaga agar potongan gergaji lurus,
tipis, siku dan kontinu.

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


131
PEKERJAAN INTERIOR

Gambar macam-macam gergaji

Gambar model handle dan gigi gergaji

Gambar jenis gergaji untuk fabrikasi

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


132
PEKERJAAN INTERIOR

Alat pembentuk (Forming)

Mesin Serut (Jack Plane), digunakan untuk memperhalus siku, lengkung,


dan kontur profil. Variasinya sangat banyak sekali, tapi terbagi atas 3
yakni:

4. Mesin Serut Kasar (Block Plane) untuk mengambil serat kayu dan
permukaan yang masih kasar, biasanya mata pisau berukuran lebar
dan tebal, serta pengaturan mata pisau yang turun tinggi.
Selanjutnya adalah Mesin Serut Halus untuk menghaluskan setelah
diserut kasar, dengan mata pisau yang lebih tipis dan tajam serta
pengaturan mata pisau lebih turun rendah.
5. Mesin Serut Sekonengan (Rebate Plane) untuk membuat
sekonengan, celah seperti pada rangka pintu dan jendela, dapat
pula untuk beberapa tahap penyerutan menghasilkan profil.
6. Mesin Serut Khusus (Combination/Specialized Plane) untuk
menghasilkan profil, atau groove dengan bentuk lengkung atau
kurva keliling yang fungsinya menyerupai Mesin Jig saw.

Inti dari proses penyerutan adalah menghasilkan permukaan kayu yang


halus, dan membuang kotoran serta cacad yang terdapat pada kayu,
sehingga pemilihan mata serut yang tajam dan pengaturannya ketinggian
mata pisau sangat penting untuk menghindari cacat gelombang
serut/tatal (ripple) yang justeru tercipta karena pisau tumpul dan
pasangan mata pisau yang miring, dll.

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


133
PEKERJAAN INTERIOR

Pahat Tatah (Chisel & Gouge), selain umum digunakan untuk mengukir
kayu digunakan pula untuk membuat lubang dan pasangan sambungan
seperti sambungan lidah (lap joint), sambungan purus (mortise dan tenon
joint). Utamanya, teknik memukul pahat dan derajat kemiringan pahat
merupakan keahlian khusus yang sangat membutuhkan waktu dan
pengalaman.

Alat Penyelesaian (Smoothing/Finishing)

3. Hampelas bukanlah sebuah alat, walau secara manual dalam


proses penghalusan hampelas hanya sebagai bahan namun pada
proses masinal ia menjadi mesin penghalus.
4. Kuas, merupakan alat sederhana yang dapat ditukargunakan
penggunaannya dengan busa (sponge) ataupun kain lap. Kelebihan
dari kuas adalah rambut kuas mampu mencapai rongga-rongga
kayu lebih masuk ke dalam finishing tanpa proses
pelapisan/dempul (sanding/woodfiller) terlebih dahulu.
Sedangkan kain lap atau busa dapat dibentuk sehingga mampu
mencapai sudut dan celah yang sulit dijangkau oleh kuas.

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


134
PEKERJAAN INTERIOR

3.2 Mesin Kayu Portable

Mesin Potong Putar (Circular Saw)

Mesin potong dengan pisau putar lingkar berdiameter 16,5cm sd 25,4cm


dengan kemampuan potong tebal 5cm. Lebih cocok untuk memotong
plywood. Umumnya menggunakan alat bantu seperti dudukan untuk
kayu (bench).

Gambar mesin potong kayu

Gergaji Listrik (Electric Chain Saw)

Gergaji untuk memotong gelondongan menjadi balok atau papan dalam


bentuk yang belum halus sempurna. Lebih mudah dikontrol dan cepat
karena bentuknya yang panjang sehinggga jangkauannya lebih luas
terutama untuk gelondongan kayu (log).

Gambar gergaji listrik

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


135
PEKERJAAN INTERIOR

Mesin Potong Bebas (Jig Saw)

Gergaji belah dengan mata pisau yang bergerak vertikal dengan


kecepatan di atas 3000 strokes/menit dengan prinsip kerja menyerupai
mesin jahit bedanya alat ini digerakkan dan diarahkan mengikuti garis
tanda (marking) yang telah lebih dulu dibuat. Kemampuan jangkau tebal
belah berkisar 6 cm untuk jenis kayu lunak, dan 2,5cm untuk jenis kayu
keras. Sangat baik untuk membuat bentuk lengkung dan kurvatur pada
papan plywood, tersedia pula beragam jenis mata pisau yang dapat
disesuaikan dengan material yang akan dipotong seperti acrylic,
fibreglass. plastik, dll. Derajat kemiringan mata pisau juga dapat diatur
sehingga dapat membuat tepi miring (beveled edge), dll.

Gambar mesin potong

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


136
PEKERJAAN INTERIOR

Mesin Serut / Ketam (Planer)

Gambar mesin serut

Mesin ketam atau serut sangat membantu dalam proses penghalusan


kayu, cost-saving dan time-saving. Dapat pula dengan pilihan mata pisau
tertentu membuat groove atau sekonengan, untuk celah kaca jendela,
ataupun pintu. Perlu keterampilan khusus karena ketidakstabilan dalam
menahan getaran akan menghasilkan gagal serut/tatal yang sangat buruk
bagi sebuah kayu. Suara mesinnya merupakan yang paling bising
diantara seluruh jenis mesin, dan menghasilkan serpihan sampah
kayu/serutan yang sangat banyak.

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


137
PEKERJAAN INTERIOR

Mesin Girik (Router)

Gambar mesin router

Mesin untuk membuat pola lubang celah dengan bentuk atau pola
tertentu pada kayu seperti sekoneng, bentuk lubang persegi pada tengah
kayu, atau pola ukir seperti gambar atau tulisan. Dengan menyertakan
model fixture nya sehingga gerakan mata pisau akan mengikuti fixture-
nya. Prinsip kerja pisau seperti mata bor vertikal yang berputar kencang
dan memakan kayu menjadi serpihan, hanya saja belum dapat
membentuk sudut siku persegi, sehingga harus dibantu tahap berikutnya
oleh tatah/pahat. Kecepatan pisau lebih dari 27,000 rpm.

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


138
PEKERJAAN INTERIOR

Mesin Bor (Drill)

Mesin Bor bekerja dengan putaran mata bor searah jarum jam dengan
berbagai ukuran, dan jenis pisau disesuaikan dengan bahan, berbagai jenis
kayu, besi, tembok beton, granite, dls. Kecepatan putar mata bor lebih dari
1000 rpm tanpa beban. Perlu kemahiran khusus untuk menghasilkan
permukan kayu agar tetap halus, serta kejelian dalam mengatur derajat
vertikal bor.

Gambar mesin bor

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


139
PEKERJAAN INTERIOR

Mesin Hampelas (Sander)

Mesin bekerja dengan prinsip gerak orbital (4000 s/d 5000 orbit per
menit), dengan memasang lembaran hampelas pada mesin kemudian
menggerakannya ke sekeliling permukaan. Kelalaian posisi, seperti
miring, dapat membuat permukaan kayu tergores (scratch) sehingga
semakin sulit untuk dikembalikan seperti semula. Sulit menjangku celah
atau rongga tertentu pada furnitur, khususnya ukiran. Jenis lainnya
adalah hampelas dengan bentuk tabung kecil untuk menjangkau sudut
yang sulit dijangkau, namun dalam beberapa hal masih jauh lebih baik
menggunakan tangan.

Gambar mesin amplas

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


140
PEKERJAAN INTERIOR

Finishing (Spraying)

Spray Gun, alat kendali untuk menembakkan/menyemprotkan cairan


pelapis dan finishing yang terdiri dari tabung berisi cairan finishing
(container), alat kendali (spray), selang udara (air-supply hose).

Kompresor, modul elektrik yang berfungsi mengalirkan udara yang telah


lebih dahulu disaring dan selanjutnya disemprotkan oleh spraygun
dengan dilengkapi pengatur tekanan (Air adjustment valve)

Gambar peralatan pengecatan

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


141
PEKERJAAN INTERIOR

3.3 Mesin Kayu Berat

Pada metode penyusunan atas dasar proses, maka penyusunan mesin


dikelompokkan dengan cara :

3. Pekerjaan kayu utuh


4. Pembelahan, pemotongan, penyerutan, pembentukan, pelubangan,
penghalusan permukaan dan penyetelan, dikelompokkan dalam
pekerjaan pembuatan komponenn mebel bukan bidang seperti,
kaki kursi, rangka dan komponen kursi lainnya.

Pekerjaan kayu yang berbentuk bidang atau papan


juga akan melalui tahap pembelahan, pemotongan, pelapisan, dan
penghalusan bidang papan, untuk digunakan sebagai daun pintu, sisi
lemari, bidang atas meja dls.

Melalui perencanaan penyusunan mesin-mesin dalam bengkel


(workshop) dapat dihasilkan proses produksi yang teratur serta optimal,
seperti :

9. Teraturnya aliran kerja (line production)


10. Mengurangi perpindahan bahan (material handling)
11. mendapatkan ruang kerja yang leluasa
12. mengurangi ongkos produksi
13. memungkinkan pengawasan produksi yang baik
14. memperbaiki moral para buruh
15. mengurangi ‘congesty point’ (penumpukan bahan , dll)
16. dls

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


142
PEKERJAAN INTERIOR

Gambar layout workshop

Mesin Potong / Gergaji Lingkar(Cross-cutting Saw dan Edging Saw)


Pengoperasian mesin gergaji lingkar umumnya tidak membawa kesulitan
namun tetap diperlukan tentang jenis-jenis dan sifat kayu. Bila tidak maka
akan banyak kayu terbuang karena kesalahan menguasai cara potong
terhadap ragam kayu. Hasil setinggi-tingginya tergantung pada baik atau
tidaknya daun gergaji. Beberapa hal berikut ini perlu menjadi perhatian :

- Reaksi iris pada kayu terhadap daun gergaji


- Penghantar panjang pendek
- Menggergaji serong
- Menggergaji sisi

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


143
PEKERJAAN INTERIOR

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


144
PEKERJAAN INTERIOR

b. Mesin Serut / Ketam (Planning Machine)

Pertimbangkan benda kerja, arah serat dan tebal benda untuk


menentukan proses pengetaman. Sebaiknya mulai dengan sisi yang
cekung. Penting pula diketahui keadaan mesin, kecepatan putar pisau.
Mesin yang sudah tua dengan bantalan peluru sudah longgar dan goyang
atau daun meja yang miring dapat menghasilkan ketaman yang buruk.
Kecepatan putar minimal 4.500p/menit.

Beberapa hal berikut ini perlu menjadi perhatian :

3. Meratakan dan menyambung


4. Alat luncur untuk ketam benda kerja

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


145
PEKERJAAN INTERIOR

c. Mesin Bor / Pelubang (Drilling Press)

Mesin pelubang dengan dudukkan dapat lebih memastikan kepresisian


lubang karena faktor stabilitas tegak lurusnya.

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


146
PEKERJAAN INTERIOR

Mesin Purus dan pelubang (Tenoning & Mortising Machine)

Mesin yang berfungsi menghasilkan salah satu jenis sambungan purus.


Metode kerja seperti metode Mesin Router

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


147
PEKERJAAN INTERIOR

Mesin Girik /Frais (Vertical Spindle Moulder dan Router Machine)

Alat dengan banyak kemungkinan membentuk kayu, seperti profilan


serta menghasilkan kaki atau lengan kursi yang melengkung. komposisi
mesin terdiri dari Lengan Kemudi, Batang Peluncur Tekanan, Sepatu
Penekan Vertikal, Garpu Pengeras, dll kesemuanya memungkinkan
pembuatan kayu dengan profilan dan alur yang streamline.

Membuat takikan
Menggirik benda kerja lengkung
Membuat alur hias atau alur vinir

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


148
PEKERJAAN INTERIOR

Mesin Hampelas (Sanding Machine)

Mesin hampelas dengan model cakram (disk sander) biasanya digunakan


untuk bagian tepi (edges), ujung (ends), chamfers, bevels dan tapers.
Tetapi kurang efektif untuk permukaan kayu yang luas. Model lainnya
adalah model hampelas sabuk yang juga berputar (Belt Sander).

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


149
PEKERJAAN INTERIOR

Mesin Bubud (Spindler Machine)

Mesin untuk menghasilkan profil 3 dimensi (keliling) dengan sistem


menempatkan kayu dalam putaran dan mata kayu digerakkan sepanjang
putaran untuk mendapatkan lengkung dan cekukkan yang diharapkan.

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


150
PEKERJAAN INTERIOR

Mesin Router (Router Machine)

Merupakan mesin yang menghaisilkan bentuk dengan rupa kedalaman,


profil, serta dapat mencetak figur-figur atau ornamen.

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


151
PEKERJAAN INTERIOR

Mesin Profil (Moulding Machine)

Mesin profil dapt digunakan untuk menghasilkan cornice, plinth serta


edging mengikuti mall yang telah dibuat terlebih dahulu, dan prinsip
kerja mesin menyerupai mesin router.

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


152
PEKERJAAN INTERIOR

Mesin Penekuk (Bending Machine)

Penekukan kayu merupakan suatu proses melunakkan kayu secara


temporer dengan menggunakan aliran udara panas maupun aliran air
kemudian kayu dapat dibentuk menjadi kurvatur, streamline melalui
proses penekanan (high pressure) dengan konsol hidrolic pada mall
cetaknya dan kemudian dikeringkan untuk mendapatkan penekukan
yang permanen karena sifat fisik partikel kayu yang telah diubah.

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


153
PEKERJAAN INTERIOR

Mesin Serbaguna (Universal Machine)

Sebuah mesin yang mampu menampung berbagai macam fungsi kerja


seperti :
membelah (ripping), memotong (cutting), mengetam (planner), serut
kasar (thicknesser), membor (drill press), dan membuat sambungan purus
(mortise).

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


154
PEKERJAAN INTERIOR

4. PROSES SAMBUNG DAN TEKUK KAYU

4.1 Proses Pekerjaan Sambungan

Teknik sambungan kayu telah berevolusi sejak berabad-abad yang lalu


berkembang sesuai kebutuhan, dan kreasi baru. Bahkan variasinya juga
berkembang menjadi trend estetika. Pada dasarnya semua teknik
sambungan kayu dimaksudkan untuk menjaga stabilitas serta
mengencangkan hubungan satu bagian kayu dengan bagian yang lainnya
(Self-supporting) hingga tercapai keteguhan dan rigiditas. Pertimbangan
terhadap beragam teknik sambungan kayu bermuara pada 2 hal utama
yakni :

Perubahan fisik yang disebabkan oleh sifat-sifat alamiah kayu, seperti


pergeseran, pergerakkan, penciutan, pemuaian.
Menahan, Mengunci antar bagian kayu baik dalam posisi sejajar /
berlawanan/bersimpangan agar mampu menahan tekanan, gaya tarik,
dorong, tekan (suspension and tension moment), tumbukkan, gesekan,
beban kejut (sudden-impact).

Teknik sambungan kayu di belahan dunia lain tidak berbeda dengan yang
teknik yang kita miliki saat ini, dilihat dari teknik sambungan kayu
populer. Perbedaannya lebih jelas terlihat pada kerapihan dan
ketelitiannya, karena semua proses pekerjaan didukung dengan baik
dengan peralatan-peralatan khusus yang umumnya tidak digunakan oleh
para perajin atau tukang kayu di Indonesia.

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


155
PEKERJAAN INTERIOR

Dari seluruh teknik sambungan kayu yang kita kenal, dapat ditandai
mulai dari kesederhanaannya hingga kerumitannya dan juga kekuatan
dan kelemahannya. Seorang desainer penting mengetahui kelebihan dan
kekurangan tersebut, untuk dapat menentukan jenis sambungan yang
tepat ditinjau dari fungsi, harga, serta estetikanya. Beberapa metode
sambungan yang umum kita kenali dalam produk furnitur adalah sbb:
Sambungan Ekor (Butt joints)

Jenis sambungan ini digunakan untuk menyatukan dua atau lebih


potongan kayu pada bagian ujung secara sederhana

sambungan sudut

Gambar sambungan sudut

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


156
PEKERJAAN INTERIOR

Sambungan adumanis

Gambar sambungan adu manis

Sambungan Lapis (Lap and Halving Joints)

jenis sambungan dengan terlebih dahulu membuat celah (rebate) atau


seperti sekonengan baik disalah satu sisi atau kedua potongan kayu
tersebut.

sambungan lapis sederhana

Gambar sambungan sederhana dengan celah

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


157
PEKERJAAN INTERIOR

sambungan lapis adumanis

Gambar sambungan lapis adumanis dengan celah

sambungan lapis silang

Gambar sambungan lapis silang

sambungan lapis sudut

Gambar sambungan lapis sudut dengan celah

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


158
PEKERJAAN INTERIOR

sambungan lapis T

Gambar sambungan lapis T

sambungan lapis ekor burung

Gambar sambungan ekor burung dengan celah

Sambungan tepi / pinggir (Edge to edge joints)

jenis sambungan pinggir merupakan sambungan yang biasa digunakan


untuk membuat bidang, dan tidak untuk menahan beban kecuali dengan
lapisan dasar dibawahnya.

sambungan tepi

Gambar sambungan tepi

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


159
PEKERJAAN INTERIOR

sambungan lidah

Gambar sambungan lidah


sambungan lidah lepas

Gambar sambungan lidah lepas

Gambar sambungan dengan balok ikat

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


160
PEKERJAAN INTERIOR

Gambar penggunaan clamp untuk perekatan

Sambungan alur (Housings / dado joints)


Jenis sambungan dengan model slot / alur

sambungan menerus

Gambar sabungan alur biasa dengan celah

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


161
PEKERJAAN INTERIOR

sambungan ekor burung

Gambar sabungan ekor burung dengan celah

sambungan tidak menerus

Gambar sabungan alur setengah dengan celah

Sambungan Purus (Mortise & tenon joints)

Jenis sambungan dengan prinsip (laki-perempuan) dengan batang julur


dan lubangnya.

sambungan purus menerus


sambungan purus ganda
sambungan purus kembar
sambungan pin
sambungan tidak menerus
sambungan purus dengan pasak

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


162
PEKERJAAN INTERIOR

Gambar beberapa sambungan purus

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


163
PEKERJAAN INTERIOR

Gambar beberapa sambungan lapis

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


164
PEKERJAAN INTERIOR

Sambungan jari lurus / biskuit (Bridle joints)

Gambar sambungan berlapis

Sambungan pasak (Dowel joints)

Gambar beberapa sambungan pasak

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


165
PEKERJAAN INTERIOR

Sambungan ekor burung


sambungan ekor burung menerus
sambungan ekor burung dekoratif
sambungan ekor burung adumanis
sambungan ekor burung lapis

Gambar variasi pengerjaan sambungan masinal

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


166
PEKERJAAN INTERIOR

Gambar modifikasi sambungan

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


167
PEKERJAAN INTERIOR

Gambar modifikasi sambungan

Gambar modifikasi sambungan

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


168
PEKERJAAN INTERIOR

Sambungan papan lapis

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


169
PEKERJAAN INTERIOR

4.2. Teknik Penekukan Kayu (Woodbending)

Hingga kini teknik penekukan kayu tetap merupakan teknik yang


eksklusif, walau di negeri skandinavia teknik tersebut sudah menjadi hal
yang umum karena sejarah teknik perkayuannya yang sudah amat tua.

Peralatan bending masih merupakan barang mahal bagi workshop atau


bengkel mebel di Indonesia. Untuk tetap mencapai teknik penekukan
kayu maka diperlukan cara khusus yang hanya dapat diterapkan pada
jeins papan lapis. sedangkan untuk kayu solid lebih sering diupayakan
dengan cara membentuk tekukan dengan membuang daging kayu sampai
terbentuk tekukan yang diinginkan.

Teknik penekukan kayu merupakan satu upaya merubah sifat alamiah


kayu dengan berbagai macam cara, pemanasan sehingga dapat mengatur
partikel pembentuk kekencangan kayu, atau dengan cara membuat celah
(groove) secara melebar di sepanjang bidang melintang dari arah tekuk
papan (kerfing)

Garis celah tekuk (Kerfing)

Caranya dengan membuat garis celah menggunakan gerjaji khusus


(backsaw) dengan jarak antar celah (groove) yang teratur dan tergantung
kurva tekukan. Dengan posisi celah berada searah dengan tekukan atau
berada di bagian dalam.

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


170
PEKERJAAN INTERIOR

Gambar proses penekukan kayu

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


171
PEKERJAAN INTERIOR

Gambar proses penekukan kayu

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


172
PEKERJAAN INTERIOR

Steam bending

Suatu proses pemanasan terhadap kayu dengan menggunakan alat


pemanas khusus berfungsi melunakkan serat kayu hingga mudah
ditekuk. Proses penekukkan biasanya menggunakan strap atau alat bantu
tekuk dan mal pembentuknya (fixture)

Gambar cetakan penekuk kayu

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


173
PEKERJAAN INTERIOR

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


174
PEKERJAAN INTERIOR

Tekuk lapis

Penekukan dengan beberapa tahapan laminasi, yakni merekatkan lembar


perlembar papan dengan mengandalkan kekuatan lem sebagai pengikat
keteguhan tekuk (dry-bent). Alat bantu lainnya adalah cetakan/mal
(Male-female former).

Gambar metode penekukan secara kering

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


175
PEKERJAAN INTERIOR

Gambar metode penekukan secara kering

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


176
PEKERJAAN INTERIOR

Gambar penekukan kayu dengan tekanan

5. APLIKASI PEREKAT, PENGENCANG (Fastening), AKSESORIS


(Fitting)

Setelah memahami tentang proses produksi, material, peralatan dan


mesin, serta proses pekerjaan sambungan, maka aplikasi pendukung
produksi furnitur seperti perekat, pengencang dan aksesoris perlu pula
diketahui manfaat maupun proses pengerjaannya. Perekat, pengencang
dan aksesoris saat ini telah mengalami perkembangan yang luar biasa.

5.1 Perekat

Sejak berabad lalu lem (glue) telah digunakan sebagai perekat sambungan
kayu bahkan sebelum lahirnya perkuatan-perkuatan mekanis/sambungan
kayu (wood-joinery). Jenis-jenis lem/perekat dewasa ini sudah jauh
berkembang dan memiliki kelebihan diantaranya, tahan terhadap panas,
kelembaban (moisture), dan kemampuan rekat yang optimal melebihi
kuat serat kayu sendiri.

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


177
PEKERJAAN INTERIOR

Beberapa jenis perekat yang bisa kita kenali adalah sbb :

Lem Hewan (Animal Glues)

Diproduksi melalui kulit hewan dan tulang yang menghasilkan katalis


protein sebagi perekat berkualitas dan tidak beracun (non-toxic).
Digunakan oleh para pekerja kayu tradisional, namun di beberapa tempat
di negara asing, masih digunakan untuk perkerjaan vinir bermotif (hand-
laid veneer).

Glue Gun / Hot Melt Glue

Berbentuk stik silindris serupa dengan sealant, pengolesan menggunakan


alat ellectrical gun yang mengalirkan panas sehingga melumerkan lem
stik. Biasa digunakan untuk membuat mock-up atau prototype karena
mengering dengan cepat dan praktis. Serta digunakan pula untuk aplikasi
industri perekatan vinir terhadap alasnya (groundwork).

Gambar glue gun

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


178
PEKERJAAN INTERIOR

Lem PVA (Polyinyl Acetate)

Jenis pertama lazim disebut dengan lem putih emulsi pekat (contoh : lem
Fox) jenis perekat yang populer dan termurah dapat dicampur dengan air
sehingga dapat diatur seberapa cair untuk memudahkan evaporasi kayu
terhadap cairan perekat tersebut. Kekurangan lem jenis ini tidak tahan
terhadap air (bila menyerap air maka sambungan akan merenggang).

Jenis kedua adalah lem kuning (Contoh : Aibon) cair-kental dan tahan
terhadap kelembaban, panas, serta air. Biasanya digunakan untuk lem
kayu lapis, dan kayu lunak atau kayu yang memiliki pori serat besar, serta
merekatkan plastic laminate seperti HPL.

Lem Urea-formaldehyde

Jenis lem sangat tahan terhadap air, tersedia dalam bentuk bubuk dan
dicampur dengan air. Dapat pula digunakan untuk katalis hardener.
Lem Resorcinol-resin

Lem yang paling unggul terhadap ketahanan air, dan cuaca merupakan
campuran dari dua bagian resin dan hardener. biasanya dipisah menjadi
tiga campuran dalam bentuk cair, resin, hardener, dan lem. Merekat
dengan sempurna dengan pengaturan suhu diatas 15oC. Lazimnya
digunakan pada produk-produk industri.

Gambar mengoleskan lem

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


179
PEKERJAAN INTERIOR

Gambar mengoleskan lem pada permukaan kayu

Pengencang (Paku, Sekrup dan Dowel)

Paku, Sekrup dan Dowel merupakan satu mekanisme pengencangan


sambungan kayu yang sangat baik, selain kuat pemasangannyapun relatif
mudah. Pada perkembangannya dua jenis pengencang Sekrup dan Dowel
semakin dimodifikasi menjadi jauh lebih baik dari segi, kekuatan,
mekanisme, mutu bahan (tahan karat), dan estetikanya.

Paku umumnya berkembang pada konstruksi arsitektur dan interior,


namun pada pekerjaan kayu, paku digunakan unyuk beberapa hal seperti
pembuatan mock-up, juga untuk mengencangkan upholster dengan kayu.
Paku merupakan pengencang yang sangat tradisional, paku yang
dikendalikan atas tumpuan ketuk sangat sulit dijamin kelurusannya
sehingga menjadi hal yang kurang menguntungkan dalam proses
produksi furnitur. Beberapa jenis paku yang sering ditemui dalam
furnitur adalah sbb :

Paku besi, untuk menggabungkan kayu dgn plat metal tipis


Paku kursi, dipakai untuk memasang bantalan / pengempuk pada kursi
Paku semat, dipakai untuk menyemat kain pada mebel kayu
Paku panel, untuk menggabungkan papan
Paku Chevron , sebagai penyambung sudut dari kerangka mebel
Paku cacing / gelombang (corrugated fastener), untuk sambungan kayu
Paku plat (timber connector), plat untuk menggabungkan kayu

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


180
PEKERJAAN INTERIOR

Gambar jenis-jenis paku untuk meubel

Sekrup merupakan pengencang sambungan kayu dengan mekanisme ulir


berpilinnya (60 persen panjang sekrup adalah ulir) yang ‘menggigit’ kayu.
tidak banyak perkembangan dari sisi ulir, perkembangannya dapat dilihat
pada ukuran, tipe kepala, lapisan pelindung karat.

Yang perlu diperhatikan dalam proses penyekrupan adalah :

Panjang sekrup dan ketebalan bahan


Jenis kayu atau bahan
Kelurusan proses penyekrupan/kemiringan dapat menggunakan alat
bantu pocket-hole screwed joint.
mengatur kedalaman sekrup terhadap permukaan kayu.

Gambar jenis-jenis sekrup untuk meubel

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


181
PEKERJAAN INTERIOR

Dowel merupakan bentuk modern dari prinsip mekanis sebuah pasak


dalam furnitur, tersusun atas dua bagian yakni pin dan rumahnya. Dowel
seringkali digunakan untuk furnitur jenis loose /knock down furniture,
Dowel umum dipasang pada furnitur-furnitur fabrikasi karena praktis,
dapat di lepas-pasang sehingga memudahkan pengiriman barang.

Gambar mekanisme kerja dowel

Gambar jenis pasak / dowel kayu

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


182
PEKERJAAN INTERIOR

Aksesoris (Fittings)

A. Engsel

Penggunaan engsel dalam pembuatan storage, cabinet dan produk sejenis


sudah merupakan hal biasa, yang perlu diperhatikan adalah pemilihan
tipe atau jenis engsel tersebut. Saat ini beragam tipe engsel yang terdapat
di pasaran bukan sekedar variasi bentuk, namun juga variasi mekanisme
bukaan (doors opening) yang berpengaruh terhadap tampilan
kenyamanan menggunakan furnitur tersebut dan menandai citra desain
modern. Karena tidak saja menyembunyikan engsel sedemikan rupa
sehingga desain tampak bersih (clean) dan mudah dibuka-tutup.

Proses pemasangan engsel membutuhkan proses pembuatan lubang


tanam dengan pahat. Beberapa jenis engsel diperlukan lubang tanam yang
cukup dalam untuk menyimpan rumah engsel, sehingga diperlukan
kemampuan khusus dalam hal menggunakan pahat. Berbeda dengan
proses fabrikasi dimana pembuatan celah umumnya menggunakan router
machine, sehingga baik ukuran luar dan kedalaman dapat dikerjakan
dalam waktu singkat dan rapih. Beberapa tipe engsel yakni :

Engsel Kupu-kupu (Butt hinge), engsel tradisional yang masih umum


digunakan hingga kini untuk lemari pakaian (wardrobes), dll
Engsel Lepas (Lift-off hinge), biasa digunakan untuk cermin lipat, diman
sebagai modifikasi desain cermin lipat bisa dilepas.
Engsel Flush (Flush hinge), engsel dalam engsel
Engsel Sendok (Concealed hinge), engsel paling populer karena
mekanismenya bekerja dengan baik
Engsel batang (Cranked hinge), engsel kabinet yang dapat terbuka 180O
Engsel tidur (Flush fitting flap hinge), engsel untuk membuka kebawah

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


183
PEKERJAAN INTERIOR

Gambar macam – macam jenis engsel

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


184
PEKERJAAN INTERIOR

Gambar engsel lurus pintu lemari

Gambar mekanisme kerja engsel folding door

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


185
PEKERJAAN INTERIOR

B. Kunci, Handle, Height-adjuster, Glider, Roda (Castor), Drawer

Beberapa atribut furnitur seperti kunci, stopper, height adjuster, glider


dan roda merupakan atribut pelengkap dalam produksi furnitur. Proses
pemasangannya dapat dilakukan sebelum finishing atau setelah finishing,
biasanya atribut yang sifatnya fittings/lepas-pasang dapat dipasang
kemudian setelah finishing. Jikalau dalam kondisi tertentu harus tetap
terpasang ketika finishing maka perlu kecermatan dalam membuat
lapisan pembungkus untuk atribut pelengkap tersebut.

Kunci, proses pemasangan biasanya dibantu dengan alat manual seperti


pahat dan bor, namun untuk proses fabrikasi menggunakan router
machine. beberapa tipe kunci yakni :

Sliding door lock,


Door,
bolt,
Magnetic catch (jepit udang), dll

Gambar mekanisme kerja kunci

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


186
PEKERJAAN INTERIOR

Gambar jenis-jenis kunci

Handle, saat ini handle dengan model minimalis sangat banyak ditemui
dipasaran, bisanya jenis seperti ini menuntut ketelitian pula dalam proses
mengebor kayu agar citra bersih dan minimalis tetap terjaga. Namun
banyak pula tersedia dalam bentuk yang tradisional atau antik-kuno
seperti figur floral / animal decoration dls.

Gambar jenis-jenis handle

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


187
PEKERJAAN INTERIOR

Beberapa tipe handle yakni : Drop handle, Ring pull, Drawer knob, flush
handle, dls.

Drawers atau laci sesuai konsep mekanisnya tarik-geser maka drawer


menunjang sebagai rail-track system untuk membantu agar prinsip tarik –
geser pada laci menjadi baik. Namun proses pembuatan drawer seringkali
sulit dilakukan dengan cara manual karena untuk menjaga kepresisian
drawer kiri dan kanan agar bergerak atau bergeser secara seimbang maka
seringkali celah yang telah dibuat harus diubah-ubah menggunakan
pahat, serta untuk mengatur ketinggian yang sejajar perlu pula mengatur
keseragaman tinggi rendah sekrup, dan hal ini sering meninggalkan bekas
bor yang kurang baik.

Gambar rel laci

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


188
PEKERJAAN INTERIOR

Gambar rel laci

Height Adjuster (Glider, pedestal), komponen kaki untuk furnitur yang


dapat diatur ketinggiannya. Dipasangkan pada alas bawah furnitur dan
dapat diatur tinggi rendahnya dengan memutar baud.

Gambar height adjuster

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


189
PEKERJAAN INTERIOR

Gambar height adjuster

6. RESTORASI, PERBAIKAN DAN FINISHING

6.1 Restorasi Furnitur Kayu

Restorasi furnitur merupakan proses perawatan atau pelestarian terhadap


mebel atau furnitur untuk menghilangkan dan mengganti bagian-bagian
yang telah cacat dengan mempertimbangkan aspek orisinalitasnya serta
perawatan, seperti membuang sisa-sisa bekas perekat, dls.

Perawatan terhadap furnitur yang rusak karena usia maupun


penggunaan, menuntut pengetahuan khusus untuk mendapatkan hasil
yang baik. Pengetahuan khusus tersebut berupa pemahaman tentang
periodisasi, teknik ukir, bahan dan teknik finishing tradisional, serta
penguasaan sifat kimiawi dan fisika kayu. Keputusan-keputusan ekstrim
juga perlu diambil seperti membongkar konstruksi, atau bahkan
memotong bagian yang telah dimakan rayap (worm-eaten) atau ulat kayu
dan mengganti dengan kayu baru yang sesuai.

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


190
PEKERJAAN INTERIOR

6.2 Finishing Kayu

Perbedaan finished dan unfinished kayu adalah kemampuannya dalam


melindungi permukaan kayu terhadap kelembaban, maupun sinar
matahari (UV-light) yang dapat menyebabkan perubahan warna karena
efek photodegradasi, pembusukkan kayu dan faktor-faktor perusak
lainnya.

Finishing interior dan eksterior untuk furnitur terletak pada daya tahan
terhadap cuaca dan kelembaban, dimana eksterior membutuhkan proteksi
terhadap kelembaban. sedangkan interior menekankan kerapihan serta
keindahan penampilan sehingga daya tahannya lebih lama dibanding
produk finishing eksterior.

A. Tujuan Finishing Kayu

Aplikasi finishing untuk berbagai macam produk interior maupun


furnitur diterapkan dengan beberapa alasan sbb :

1. Memperindah penampilan (Enhancement of appearance)


2. Melestarikan penampilan (Preservation of the appearance)
3. Melindungi kayu dan penampilannya (Protection and appearance)
4. Memudahkan perawatan (Provide an easy to clean surface)

Penampilan akhir dari wood finishing dapat dibedakan dari :

Warna

Jenis dan warna pada finishing dapat dicapai dengan teknik pengecatan
atau pewarnaan kayu sbb:

natural, transparan, semi transparan, Solid/Duco, Simpang rupa (Special


effect).

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


191
PEKERJAAN INTERIOR

Bentuk geometris (Geometrical shape)

Penampilan finishing kayu juga dapat dilihat atas pilihan rupa dasar,
yakni dengan finishing pori-pori tertutup (close pore) dan pori terbuka
(Open pore)

Tingkat kilap (sheen grade)

Tingkat kilap seperti gloss, semi gloss, dan dof dapat diatur dengan
menentukan pilihan berdasarkan estetika dan keperluannya.

B. Kualitas Finishing Kayu

Menilai finishing kayu dilakukan dengan memperhatikan faktor-faktor


berikut :

1. Beauty of the finish


2. Durability of the finish
3. Stability of the finish

Tipe Cat Finishing

a. Shellac

Shellac merupakan campuran finishing paling tua dan masih digunakan


hingga kini. bahan dasar pewarna diperoleh dari serangga sejenis kutu
yang umum terdapat di India dan Siam. Terdiri dari dua dua pilihan
warna natural color (orange shellac) dan bleeched color (white shellac).
Jenis natural digunakan pada kayu berwarna gelap, sedangkan bleeched
untuk kayu yang cenderung putih / terang.

b. Pernis (Varnish)

pernis adalah materi berupa resin yang dicampur dengan terpentin. Awal
mula resin diperoleh dari fossil tapi hingga kini sudah digantikan dengan
resin sintetis. Proses pengeringan memakan waktu hingga 24-48 jam, oleh

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


192
PEKERJAAN INTERIOR

sebab itu sering ditambahkan aplikasi pengering (drying agents) untuk


mempercepat pengeringan.

c. Lacquer

Lacquer sangat populer dalam sistem finishing kayu, Mengering hanya


dalam 30-60 menit sehingga mengurangi kemungkinan debu menempel
pada permukaan dalma waktu yang demikian pendek. Selain itu tahan
terhadap air, alcohol, dan stain. Bahan dasar lacquer adalah
Nitrocellulose. efek akhirnya menghasilkan permukaan film yang sangat
keras.

Bagan Tipe Cat Finishing

JENIS SIFAT PENGGUNAAN


1 komponen
Cepat kering
Cat NC / Mudah dicat ulang
Mebel & interior yang
Lacquer (mudah perawatan)
membutuhkan refinishing praktis
(Nitro Cocok untuk
seperti hotel.
Cellulose) finishing open pore
tidak berbau pedas /
tajam
2 komponen
(cat harus dicampur
dengan hardener)
Tahan gores
Tahan terhadap
Cat Melamic Mebel & interior umumnya
bahan kimia rumah
tangga
Tahan air
Gloss baik (utk top
coat gloss)
1 komponen
Mebel & interior dengan sistem
Berwarna sangat
Cat Acrylic finishing natural atau semi
bening
transparan color
Tidak menguning

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


193
PEKERJAAN INTERIOR

Mudah dicat ulang


(mudah perawatan)

2 komponen (pokyol
+ isocyanate)
(cat harus dicampur
Mebel berkualitas tinggi & interior
dengan hardener)
rumah mewah
Cat Tahan gores
Juga untuk mainan anak-anak /
Polyurethane Tahan terhadap
kerajinan tangan berkualitas
bahan kimia rumah
tinggi
tangga
Tahan air
Non-Toxic

Sistem Finishing Kayu

Langkah atau tahapan dalam proses finishing kayu secara ilmiah disebut
sebagai ‘finish system/cycle/formula’. Sistematika Finishing Kayu (Wood
Finishing System) umumnya dipraktekkan dengan beragam sistematika.
Pengecatan finishing kayu secara dasar terdiri atas beberapa aplikasi
dengan fungsinya masing-masing yang dibedakan atas :

Wood Filler, yaitu bahan aplikasi pengisian pori dan celah kayu
Wood Stain, yaitu bahan aplikasi pewarnaan terhadap kayu
Cat Dasar, yaitu bahan aplikasi pelindung pewarnaan kayu
Cat Akhir, yaitu bahan aplikasi pelindung akhir dan tingkat kilap (sheen
grade)

Mempersiapkan Permukaan

Persiapan permukaan dapat dibedakan atas :

jenis furnitur atau kayu yang telah mendapatkan aplikasi (treatment)


finishing sebelumnya jenis furnitur atau kayu sama sekali baru

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


194
PEKERJAAN INTERIOR

Untuk furnitur atau kayu yang telah mengalami proses finishing maka
perlu dilakukan, pengelupasan serta bleaching untuk
membersihkan/mengatur warna kayu, namun untuk furnitur atau kayu
baru prosesnya dapat dengan langsung mengisi pori atau urat kayu
(wood filling)

A. Pengelupasan (Stripping)

Proses pengelupasan dilakukan pada kayu atau furnitur lama, yang telah
di finishing, metode yang dilakukan adalah

1. Mechanical stripping :

- metode pengelupasan/pengelentekkan dengan alat kape atau pisau besi


dengan terlebih dahulu mengalirkan udara panas pada kayu tersebut.
- Metode pengelupasan dengan material abrasif seperti kertas amplas
(sand paper)

2. Chemical stripping :

- Campuran kimiawi untuk mengangkat dan membuang lapisan finishing


(paint strippers/finish removers) yakni Jenis campuran kimiawi aktif
berupa Methylene Chloride atauu N-Methyl-2-Pyrolidone (NMP). Dengan
menggunakan bantuan sikat maka kerekatan lapisan finishing dengan
kayu dapat terlepas. Bila lapisan finishing berlapis-lapis maka proses
pengelupasan tersebut dapat dilakukan berulang-ulang.

B. Pemutihan (Bleaching)

Teknik bleaching merupakan proses membuang bekas finishing yang


tingkat kerekatan sangat kuat sehingga meninggalkan residu sekalipun
sehabis diamplas. proses ini disebut dengan proses pemutihan kayu
menggunakan bleaching asam oxalic atau jenis lain seperti hydrogen
peroxide.

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


195
PEKERJAAN INTERIOR

C. Perataan (Patching)

Mempersiapkan permukaan kayu menjadi hal penting untuk


mendapatkan hasil finishing yang optimal. Beberapa hal yang perlu
dipersiapkan untuk kayu baru (belum ada treatment finishing adalah
dengan membersihkan dan menambal cacat (defect) permukaan kayu
seperti retak (cracks), lubang (holes), dan mata kayu (dead knots).

Proses perataan adalah proses pengisian pori, celah dan lubang pada
permukaan kayu dengan menggunakan wood filler. Umumnya wood
filler mengandung resin yang dapat menyelinap masuk kedalam lubang
kayu dan kemudian berefek kering seperti donat (donut effect), penting
pula mempertimbangkan bahan wood filler yang ramah lingkungan
dengan bahan campuran air (wood filler water-based).

Tahapan penambalan pori/serat &pengamplasan merupakan satu paket


kerja.

a. Menambal lubang kayu (Wood Filling)

Fungsi utama wood filler adalah mengisi pori-pori kayu untuk


memperoleh penampilan finishing dengan tipe close pore. Pengisian pori-
pori kayu merupakan tahap paling awal dari rangkaian sistem finishing.
Sifat-sifat yang dimiliki oleh wood filler yang baik adalah cepat kering,
mudah diamplas dan menyerap stain tanpa menimbulkan belang-belang.
Beberapa ragam wood filler yakni :

Stopper, sejenis dempul kayu yang dapat dicairkan dengan air (water-
based) atau pelumas seperti thinner (oil-based), penyesuaian warna dapat
dilakukan dengan menambahkan pewarna kayu (woodstain) dengan alat
bantu seperti palet (chisel) atau pisau khusus untuk memolesnya.
Cellulose Filler, Jenis dempul kayu berupa serbuk dengan campuran pasta
pengencang dan air.

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


196
PEKERJAAN INTERIOR

Shellac Sticks, Jenis dempul untuk menambal lubang seperti mata kayu
dan retak. Wujudnya berupa stik shellac yang dikeraskan sehingga perlu
menggunakan solder atau glue-gun untuk mencairkannya
Wax Sticks, Jenis dempul atau pengisi celah kayu yang berukuran tipis
(hairline) khusus untuk finishing wax-polished yang penggunaannya
menggunakan campuran resin pigmen pewarna

Gambar lapisan finishing untuk type pori terbuka

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


197
PEKERJAAN INTERIOR

b. Mengamplas permukaan kayu (Sanding)

Pengamplasan dimaksudkan untu mengangkat woodfiler yang tersisa


pada permukaan kayu selain yang masuk dalam pori-pori kayu. Untuk
membuang sisa-sisa woodfiller maka diperlukan amplas halus yang tidak
akan banyak mengambil permukaan kayu, seperti kertas amplas halus no.
240/180.

Berbagai macam material yang digunakn untu kmenghasilkan kertas


amplas seperti Silicon carbide, zirconia, ceramic, dan untuk backing kayer
digunakan kain, paper

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


198
PEKERJAAN INTERIOR

E. Pewarnaan (Staining)

Fungsi utama Wood Stain adalah mewarnai kayu sesuai dengan warna
natural kayunya, ataupun pilihan berbagai macam warna khusus (fancy
sealer) yang tidak natural. Ciri yang baik dari Wood stain adalah tidak
menutupi serat-serat kayu tetapi justeru memperjelas dan memperindah
serat-serat kayu. Sifat-sifat yang dimiliki oleh wood stain yang baik adalah
cepat kering, penetrasi kedalam kayu baik sehingga serat-serat kayu yang
telah diwarnai tampil dengan cerah dan hasil warna tidak mudah pudar,
kecuali bila langsung terkena sinar matahari.

Aplikasinya dapat menggunakan kuas/spray gun kemudian diratakan


dengan kain bal/kain katun sebelum mengering. Perlu diperhatikan pula
bahwa stain tidak memerlukan pengamplasan seperti pada proses aplikasi
lainnya. Modifikasi berupa pencampuran beberapa warna juga sering
digunakan.

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


199
PEKERJAAN INTERIOR

Pembuatan efek-efek seperti retak seribu, motif marmer, granit, dls


merupakan proses modifikasi kreatif wood staining dengan teknik khusus
keterampilan penyemprotan cairan thinner.

Pada dasarnya, semua jenis wood stain merupakan variasi dan kombinasi
dari kedua tipe stain berikut ini :

1. Dye stains

Jenis Dye Stains hanya menyerap pada serat kayu namun tidak masuk
hingga ke pori-pori, tersedia dua tipe :

– Jenis aniline sensitif terhadap sinar matahari hingga cahaya buatan


- NGR (Non Grain Raising) dengan alcohol atau acetone base yang
optimal menghasilkan kebeningan dan tahan terhadap Ultra Violet (UV
resistance)

2. Pigment stains

Pigmented stains menghasilkan kekuatan warna yang mantap menerap


hingga ke serat dan pori kayu sehingga banyak direkomendasikan bagi
finishing arsitektural. Saat ini tersedia dalam bentuk cair maupun gel.

Gambar ragam kuas untuk finishing

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


200
PEKERJAAN INTERIOR

F. Pengisian Urat kayu (Grain filling)

Pengisian urat kayu yang optimal menggunakan Grain Filler akan


menghasilkan efek permukaan cermin ang sangat baik. Namun sangat
jarang digunakan sekalipun oleh ahli finishing pofesional disebabkan
tidak populernya produk ini dan sulit dalam penggunaannya. Pengisian
urat kayu sangat disarankan untuk berapa jenis kayu misalnya, mahoni,
oak dan walnut. Proses pengisian urat kayu (grain filling) dilakukan
setelah pewarnaan kayu (staining). Grain filler juga mengandung cukup
banyak resin dan kadar minyak yang mebutuhkan kecermatan yang hati-
hati.

G. Melindungi warna kayu (Base Coating)

Cat dasar atau sering disebut Sanding Sealer merupakan satu tahapan
aplikasi untuk melindung lapisan pewarnaan kayu oleh stain, bahkan
sering pula proses ini dilakukan 2 atau 3 tahap lapisan dengan terlebih
dahulu melakukan amplas mengambang permukaan yang telah di-
sanding sebelumnya dengan kertas amplas terhalus. Hal ini dimaksudkan
untuk memberikan lapisan yang tebal dan permukaan yang rata serta
licin.

H. Melindungi dan mengkilaukan seluruh proses finishing (Top Coating)

Cat akhir atau top coating merupakan sentuhan terakhir dari tahapan
finishing. selain untuk memberikan efek kilau juga sebagai pelindung
akhir dari seluruh proses aplikasi finishing.

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


201
PEKERJAAN INTERIOR

Teknik semprot (Spraying)

Mempersiapkan kompresor, dibutuhkan bebera menit untuk


menstabilkan tekanan angin, sehingga tidak ada letupan-letupan
mendadak yang membuat cacat pada finishing.

Mempersiapkan campuran aplikasi finishing dengan takaran atau


komposisi yang sesuai dan menjaga konsistensi campuran dalam tabung
(cup) yang benar-benar terbebas dari partikel apapun. Kini tersedia filter
untuk menyaring udara yang keluar dari kompresor menjamin kebersihan
aliran udara.

Atur tekanan angin agar tidak terjadi over-spray.


Selalu mempersiapkan papan untuk menguji kepekatan campuran dan
juga tekanan angin.

Selesai melakukan finishing, cup dan gun harus benar-benar dalam


kondisi bersih, terbebas dari sisa cairan finishing yang tertinggal dan lama
kelamaan menjadi residu.

Gambar komponen peralatan finishing

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


202
PEKERJAAN INTERIOR

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


203
PEKERJAAN INTERIOR

Keamanan dalam proses finishing

Hal-hal yang perlu dijaga dalam proses Finishing adalah :

 Umumnya bahan-bahan finishing mudah terbakar (flammable),


sehingga tempatkan bahan-bahan tersebut pada posisi yang jauh
dari panas dan api seperti rokok, lampu, dls.
 Bahan-bahan finishing merupakan bahan kimia yang sangat
beracun sehingga hindari menghisap secara berlebihan dan terus
menerus
 Tersedia cream pelapis kulit tangan skin cleanser khusus untuk
membersihkan sisa cairan finishing yang melekat pada kulit, tidak
dianjurkan menggunakan cairan thinner untuk membersihkannya.

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


204
PEKERJAAN INTERIOR

PACKAGING

Pengaturan packaging bisa menjadi sebuah masalah besar apabila tidak


dipikirkan secara hati-hati dan detail. Metode packing menjadi salah satu
kontributor terjaganya kualitas produk hingga sampai di tangan owner.

Menurut survey, kerusakan barang karena masalah packing tercatat


mencapai 2% dari total produk yang diproduksi. Ini adalah suatu jumlah
yang besar pada sebuah produk. Masalah timbul pada beberapa langkah
di dalam produksi, transportasi hingga perakitan (untuk produk Knock
Down).

Faktor Penting Packing

Sebagai produsen furniture, mendesain packing untuk sebuah produk


perlu mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:

1. Ukuran produk

Lebih besar akan membutuhkan pengamanan yang lebih baik sehingga


perlu dialokasikan beberapa bahan yang berkualitas lebih baik.

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


205
PEKERJAAN INTERIOR

2. Jenis finishing

Produk tanpa finishing bukan berarti tidak memerlukan packing yang


baik, namun dengan perbedaan itu perlu dipilih bahan packing yang
sesuai. Misalnya dengan jenis finishing pigment warna sebaiknya jangan
gunakan bahan packing dari kertas karton.

3. Material Furniture

Furniture kayu selalu dikombinasikan dengan bahan lain seperti


aluminium, plastik, karet, kulit, tekstil, kaca, rotan, hingga bambu.
masing-masing jenis bahan tersebut memerlukan penanganan khusus
dalam hal packing. Terutama kaca/cermin harus diberikan ekstra
pengamanan pada saat packing.

4. Logistik

Resiko kerusakan produk untuk pengiriman di dalam kota tidak sama


dengan produk yang harus melalui perjalanan sepanjang ratusan
kilometer atau bahkan ribuan kilometer. Tentu saja akan lebih baik
apabila keduanya memiliki packing yang sama-sama aman. Perlu
dipikirkan juga kemungkinan-kemungkina yang bisa terjadi terhadap
mode angkutan yang akan digunakan, apakah produk akan diangkut
hanya dengan mobil, dengan motor, dengan pesawat atau kereta api.

5. Lokasi konsumen

Di Indonesia peraturan tentang bahan packing yang bisa didaur ulang


masih belum ketat untuk diterapkan, namun apabila kita hendak
mengirim produk ke negara yang sangat memperhatikan lingkungan, kita
harus perhatikan jenis bahan packing yang digunakan.

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


206
PEKERJAAN INTERIOR

6. Harga Produk

Ini perlu menjadi pertimbangan penting bagi kita sebagai konsumen


ataupun sebagai produsen furniture. Sebuah kursi yang dibalut kulit dan
finishing yang sangat baik tentu saja, sebagai konsumen akan menuntut
barang tersebut sampai di lokasi dalam keadaan utuh tanpa cacat
sedikitpun. Produsen seharusnya tidak ragu-ragu mengalokasikan dana
lebih untuk membuat packing seaman mungkin.

Metode Packing

Pada umumnya packing furniture bisa dilakukan dalam 3 kategori:


Single Packing: satu buah produk dipacking dengan individu
packing/karton. Contohnya adalah kursi kerja, meja makan besar, dll.
Metode ini digunakan hampir pada seluruh jenis produk dengan semua
jenis ukuran dan semua jenis pengiriman.

Multiple Packing: dipakai pada produk furniture & aksesoris yang


berukuran kecil dan sedang. Misalnya set kursi makan yang terdiri dari 2
atau 4 buah kursi dalam satu karton. juga digunakan pada produk yang
berukuran kecil seperti rak-rak piring gelas dan aksessoris, untuk
membantu kemudahan logistik barang.

Pallet packing: hanya dilakukan oleh pabrik-pabrik besar yang


mengirimkan barangnya ke luar negeri menggunakan kontainer. Palet
membantu menjaga packing + beberapa karton lainnya tetap stabil selama
perjalanan.

Karena produksi dan fabrikasi komponen-komponen meubelair yang


kami buat berada di Jakarta, maka kami menggunakan metode pallet
packing.

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


207
PEKERJAAN INTERIOR

Setelah barang sampai di lokasi kami akan menggunakan gudang


penyimpanan untuk menyimpan semua barang sebelum di aplikasikan ke
lokasi, kami akan mengengaplikasian material meubelair dengan melihat
gambar layout dan mengajukan approval shop drawing lay out kepada
owner sebelum memasang barang.

Pekerjaan ducting kami kerjakan bersamaan dengan pekerjaan fisik


bangunan ruang makan, kami akan berkoordinasi dengan pihak
kontraktor pembangunan gedung dalam pelaksanaan pekerjaan.

Demikian metode pekerjaan ini kami buat sebagai uraian singkat


pelaksanaan pekerjaan dan fabrikasi.

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


208
PEKERJAAN INTERIOR

METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN INTERIOR GD. C

GEDUNG C

Dalam Pelaksanaan Pekerjaan, Penggunaan metode yang tepat, praktis,


cepat dan aman, sangat membantu dalam penyelesaian pekerjaan.
Sehingga, target 3T yaitu tepat mutu/ kualitas, tepat biaya/ kuantitas dan
tepat waktu sebagaimana ditetapkan, dapat tercapai.
Adakalanya juga diperlukan suatu metode terobosan untuk
menyelesaikan pekerjaan lapangan. Khususnya pada saat menghadapi
kendala–kendala yang diakibatkan oleh kondisi lapangan yang tidak
sesuai dengan dugaan sebelumnya. Untuk itu, penerapan metode
pelaksanaan pekerjaan yang sesuai kondisi lapangan, akan sangat
membantu dalam penyelesaian proyek ini. Dalam melaksanakan
pekerjaan pada proyek pekerjaan pengadaan meubelair :

PENGAJUAN SHOP DRAWING, SAMPLE MATERIAL DAN WARNA

Sebelum memulai kerja kami membuat daftar shop drawing, brosur yang
didalamnya terdapat sample material dan warna. Shop drawing dan
approval material yang kami buat diajukan kepada konsultan pengawas
dan owner untuk di setujui, shop drawing menunjukkan ukuran, keadaan
di lapangan, dimensi peralatan, cara pemasangan yang sebenarnya. Shop
drawing tersebut kami koordinasikan dengan disiplin bidang kerja yang
lain. Dalam hal ini bagian sipil kaitannya dengan aplikasi di lapangan.
Shop drawing dan material serta warna yang tidak disetujui oleh
konsultan pengawas dan owner , akan kami perbaiki untuk kemudian
diajukan ulang.

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


209
PEKERJAAN INTERIOR

PEMESANAN MATERIAL

Setelah shop drawing dan color scheme di setujui dilanjutkan dengan


pemesanan barang dan produksi, barang-barang yang dipesan adalah
item barang-barang keluaran dari pabrikan sesuai dengan pabrikan
pendukung yang dipersyaratkan. Selain barang-barang pabrikan ada
beberapa barang yang dibuat dengan handmade, barang-barang tersebut
kami buat di workshop kami dengan tenaga ahli furniture dan peralatan
yang memadai.

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


210
PEKERJAAN INTERIOR

Gambar alur pemesanan barang pabrikan

1. PROSES PRODUKSI

1.1 Jalur Produksi (Production Run)

Perancangan atau desain dari imajinasi hingga realitas melewati beberapa


proses yakni : searching, planning, inventing dan constructing.
Perancangan menjadi sebuah proses selektif terhadap kelemahan serta
kekurangan dalam proses produksi. Beragam problematika dalam proses
produksi menuntut reflek dan fleksibilitas untuk dapat menentukan
prosedur kerja /produksi yang lebih efisien serta efektif.

Mata rantai kerja produksi khususnya di furniture workshop, secara


berurutan adalah desain, produksi, intermediasi. Mata rantai produksi di
workshop merupakan tahapan yang sangat kritis, karena menyangkut
tenaga kerja, bahan baku serta operasi mesin.

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


211
PEKERJAAN INTERIOR

Proses produksi disusun atas :

Parts Manufacture,

Persiapan bahan dan peralatan dengan menggunakan Jig dan Fixtures


yang telah lebih dahulu dipersiapkan oleh divisi lain seperti Tooling
Division Selanjutnya pemotongan menjadi bagian-bagian dasar.
Dilanjutkan dengan Pembentukkan (shaping), pembuatan sambungan
(jointing) hingga finishing komponen dasar tersebut.

Mesin-mesin yang disiapkan oleh tooling division secara umum antara


lain :

 Mesin Gergaji Belah dan potong


 Mesin ketam kayu/serut (planner)
 Mesin Bor (Drilling)
 Mesin Profil Kayu
 Mesin Router kayu
 Mesin amplas kayu
 dll

Peralatan-peralatan tersebut akan dijelaskan secara detail pada bagian


material dan alat.

Sub Assembly,

Set-up, perangkaian antar komponen (assembly), pengencangan


(fastening), pemolesan atau penyelarasan (finishing)

Final Assembly,

Set-up, perangkaian antar komponen (assembly), pengencangan


(fastening), pemolesan atau penyelarasan (finishing)

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


212
PEKERJAAN INTERIOR

Inspection,

Uji kualitas (checking & Testing) melalui kontrol standar bentuk, dimensi,
finishing, feedback dari pekerja maupun operator

Re-work.

Perbaikan (repairing), pengepasan (refitting), finishing ulang, atau reject

1.2 Mutu Kerja

a. Durabilitas,

teknik pertukangan (workmanship) yang baik dan teliti hingga mampu


menghasilkan mutu kuat awet yang dapat diandalkan dari segi material,
konstruksi, finishing.

b. Ekonomis,

mempertimbangkan penghematan bahan dan upah tukang, yakni melalui


minimalisasi penggunaan bahan terbuang, serta pola kerja yang praktis.

c. Material,

menentukan bahan yang pantas dan tepat berdasar fungsi dan makna
desain.

d. Konstruksi,

merancang sistem konstruksi yang sederhana, praktis dan logis, sehingga


dapat dilaksanakan dengan mudah, baik secara manual maupun masinal.

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


213
PEKERJAAN INTERIOR

e. Standar Keselamatan Kerja,

secara teoritis proses/teknik produksi barang yang baik mensyaratkan


konsistensi dalam beberapa hal, yakni :

Keselamatan dan kesehatan,

Adalah pertimbangan terhadap penggunaan peralatan pelindung wajah


dan tubuh, penggunaan bahan, serta memastikan kecermatan dan
kebersihan kerja guna menghindari cidera maupun efek kesehatan bagi
konsumen melalui ketidak rapihan wujud produk. Beberapa hal diatas
sangat tegas diatur dalam regulasi standar kerja Eropa (DIN atau EU
Norms).

1.3. Perkembangan Teknologi Workmanship

Furnitur menempati posisi kedua setelah fashion sebagai produk trendy


yang sangat cepat perubahannya karena permintaan pasar. Setiap tahun
negeri skandinavia menyelenggarakan pameran produk dan insustri kayu
dan furnitur yang selalu diminati oleh kaum industrialis maupun
masyarakat eropa umumnya. Produk-produk mutakhir selalu
dipamerkan mulai dari sambungan (joinery), bahan furnitur, bahan
finishing, furnitur-furnitur terbaik, hands-tool, sampai mesin-mesin berat
yang pendukung produksi furnitur dan perkayuan.

Hal ini menjadi indikasi derasnya perkembangan dunia tentang industri


furnitur beserta seluruh komponen pendukungnya. Segala sesuatu yang
dikembangkan tidak sekedar menjadi produk yang memenuhi tuntutan
estetika, namun mengimbangi isu-isu popular yang tengah berkembang
seperti bahan-bahan kimia ramah lingkungan, segmentasi usia, material
baru, dll. Hal ini juga menjelaskan demikian banyaknya pembaharuan-
pembaharuan yang telah terjadi.

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


214
PEKERJAAN INTERIOR

2. MATERIAL FURNITURE

2.1 Kayu

Di seluruh dunia terdapat 43.000 spesies jenis tumbuhan kayu yang telah
teridentifikasi, 30.000 diantaranya diproduksi menjadi berbagai macam
jenis bahan, dan 10.000 yang dieksploitasi secara komersial. Namun hanya
beberapa spesies yang khusus dikonsumsi untuk pekerjaan interior,
furnitur, dan kerajinan karena alasan ketersediaan, karakter dan nilai
komersial.

Klasifikasi Kayu

Setiap jenis pohon merupakan exogen, yang artinya menghasilkan serat


kayu melalui lapisan umur kayu tahunan (annual ring). Lapisan umur
kayu tersebut berada dibalik kulit luar kayu (bark), membentuk struktur
kerucut tipikal. Melalui potongan atau irisan batang kayu dengan
beberapa garis-garis didalamnya yang banyak memberikan informasi
tentang karakter kayu. Klasifikasi kayu dibagi menjadi Jenis Kayu Kuat,
Kayu Lunak, dan dapat ditambahkan dengan jenis rerumputan raksasa
seperti bambu, palem, dls.

Kayu Kuat (Hardwoods)

Merupakan klasifikasi kayu yang dilihat berdasarkan kekuatannya yang


mempengaruhi proses produksi, durabilitas, dan nilai komersil. Kayu
kelas kuat biasanya ditandai dengan warna yang cenderung gelap, urat
kayu (grain) yang jelas, serta garis tahun (annual ring) yang cenderung
lebar. Contohnya, kayu jati, sonokeling, African Ebony, dls.

Kayu Lunak (Softwoods)

Merupakan klasifikasi kayu ditinjau berdasarkan tingkat lunaknya dan


kelas awetnya, biasa ditandai dengan warna yang cenderung terang dan
serat yang rapat. Beberapa contohnya adalah kayu albasiah, ramin,
sungkai, dls.

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


215
PEKERJAAN INTERIOR

Berikut ini adalah anatomi lapisan pohon teriris horizontal :

13. Selimut/Kulit luar (bark), melindungi bagian dalam kayu dari


gangguan alam (kimiawi, fisikal).
14. Kulit dalam (bast), berfungsi sebagai penyalur makanan
15. Kambium
16. Daging kayu (sapwood), setiap bagian tengah yang diapit 2 garis
tahun (annual ring) mengalirkan air ke dahan untuk proses
fotosintesis
17. Jantung kayu (heartwood), ditandai dengan perbedaan warna yang
lebih gelap merupakan tulang tengah pohon.
18. Inti / mata kayu (pith)

Gambar struktur lapisan kayu

Secara umum masa tebang pohon dapat dilakukan kapan saja, namun
baik pula mempertimbangkan pemotongan pada musim panas yang
dapat menyebabkan pengeringan kelembaban pohon secara drastis.

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


216
PEKERJAAN INTERIOR

Metode Potong

Kayu Jati, Kayu Mahoni, Kayu Sungkai, Kayu Ramin, Kayu Nyatoh, Kayu
Sonokeling, Kayu Pinus, Kayu Karet, Kayu Kamper (lokal : kayu yang
tersedia untuk digunakan sebagai bahan dasar mebel). Bahan-bahan ini
disediakan dalam bentuk logs atau gelondongan atau dengan pesanan
(melalui saw mills/ penggergajian) dalam bentuk balok atau papan.
Beberapa metode pemotongan adalah sbb :

7. Irisan lurus/potongan tangensial (plain-sawn), merupakan


pemotongan secara lurus horizontal/vertical
8. Irisan perempat/potongan radial (quarter-sawn), merupakan
pemotongan dengan membagi seluruh lingkar pohon menjadi 4
bagian per 45 derajat.
9. Irisan lurus (billet-sawn), merupakan irisan seperti plain-sawn
namun dibagi dua pada bagian tengah.

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


217
PEKERJAAN INTERIOR

Gambar urat kayu

Gambar profil potongan kayu

Sisa bagian kulit kayu yang terpotong juga tetap mempunyai nilai
komersil, baik diproduksi untuk partikel/chip board juga dijual secara
satuan dengan harga yang lebih murah. Sisa bagian kulit luar (bark)
menyisakan sedikit lapisan daging kayu yang lazim disebut dengan
bahbir dan biasa digunakan untuk kriya kerajinan berukuran kecil.

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


218
PEKERJAAN INTERIOR

Gambar metode potong kayu

Gambar urat kayu berdasarkan metode potong kayu

A. Sifat-sifat fisik kayu

Berat Jenis kayu :

makin berat makin kuat kayunya. Perhatikan rongga sel yang membentuk
pori-pori, untuk menentukan berat/kuat atau ringan/kurang kuatnya
kayu.

Keawetan kayu :

Ketahanan kayu terhadap serangan dari unsur perusak kayu dari luar
seperti : jamur, rayap, bubuk, cacing laut dan serangga lainnya (ukuran :
tahunan) Semakin keras semakin tahan terhadap serangan dari unsur-
unsur tersebut di atas. Contoh : Kayu Jati memiliki tectoquinon, kayu Ulin
memiliki Silica dll., sehingga kayu-kayu ini awet secara alami. Zat-zat
seperti ini mencegah serangan serangga tersebut.

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


219
PEKERJAAN INTERIOR

Warna kayu :

warna cenderung putih (K.Kungkai), kuning (K.Ramin, K.Pinus), putih


dan kemerah-merahan (K.Mahoni), hitam-ungu (K.Sonokeling), coklat
(K.Jati, K.Nyatoh, K.Kamper) Warna yang ada pada kayu ditentukan oleh
: struktur anatomi kayu, umur kayu, kekeringan kayu. Warna pada kayu
pada umumnya adalah campuran dari beberapa jenis warna.

Higroskopik :

menyerap dan melepasnya air atau kelembaban dari kayu, yang


mengakibatkan kembang atau susutnya kayu

Tekstur :

halus (k.ramin),
sedang (k.Jati),
kasar (k.Kamper).

Kualitas estetis serat :

7. berpadu, serat berselang-seling (k.renghas,k. kapur),


8. berombak (k.merbau),
9. berpilin (k.damar,k. bintangur)

Berat kayu :

9. sangat berat (k.balau),


10. berat(k.Jati),
11. agak berat(k.sungkai),
12. ringan (k.balsa, k. pinus)

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


220
PEKERJAAN INTERIOR

Kekerasan :

9. Sangat keras (k.Balau/Bengkirai/Ulin),


10. keras (k.Jati/Sonokeling),
11. sedang (k.Mahoni),
12. lunak (k.Balsa/pinus)

Kesan raba :

7. kasar, halus, licin, dingin dsb. Hal ini tergantung dari tekstur,
kadar air dan zat ekstraktif di dalam kayu.
8. Contoh : k.Jati agak berlemak kalau diraba
9. Bau dan rasa :
kesan ini erat hubungannya dengan kesan raba.
Bau keasam-asaman pada k.Ulin,
bau zat penyamak pada k.Jati dll.

Nilai dekoratif :

kualitas serta, warna dan tekstur dalam kesatuan pola tertentu.

Contoh : k. Sonokeling, Sonokembang, Renghas, Eboni, Jati, Pinus,


Sungkai

B. Sifat Mekanik Kayu

Keteguhan tarik :
kekuatan tarik terbesar ialah sejajar arah serat.

Keteguhan tekan/ kompresi :


keteguhan tekan tegak lurus arah serat kayu lebih kecil daripada
keteguhan tekan sejajar arah serat kayu.

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


221
PEKERJAAN INTERIOR

Sifat-sifat mekanik lain seperti :

keteguhan geser, lengkung, kekakuan, keuletan, kekerasan dan keteguhan


belah yang lebih sesuai dipertimbangkan untuk kebutuhan bangunan dan
keperluan khusus lainnya.

C. Sifat-sifat Kimia Kayu

Pengenalan sifat kimia dari kayu diperlukan untuk mengetahui ketahanan


kayu terhadap serangan dari serangga perusak kayu. Pada umumnya
kayu dari pohon berdaun lebar terdiri dari zat kimia sbb. :

- Karbohidrat (selulosa dan hemiselulosa), Non-karbohidrat (lignin) dan


unsur kayu yang diendapkan selama proses pertumbuhan atau zat
ekstraktif.

Kelembaban Relatif

Tiap jenis kayu apapun memiliki kelembaban relatif yang tetap


diperlukan oleh kayu tersebut. Ambang batas normal kelembaban kayu
biasa berbeda-beda bila mengacu peraturan Departemen Kehutanan, di
negara eropa terdapat standar dengan klasifikasi berdasarkan
penggunaan kayu pada bangunan, contohnya untuk kategori interior
ruang tamu, ruang tidur, kantor dan juga eksterior. Namun umumnya
untuk bahan interior berkisar 10 s/d 14 per cent (+/- 6 s/d 9 liter per M3).
Pengukuran terhadap kadar kelembaban kayu menggunakan alat
hygrometer.

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


222
PEKERJAAN INTERIOR

Metode Pengeringan Kayu

Pengeringan alami (air drying)


Metode pengeringan dengan cara menumpuk (stacking) kayu dan
membiarkan kelembabannya menguap selama beberapa minggu.

Gambar metode pengeringan kayu

Pengeringan buatan (kiln drying)

Metode yang serupa dengan cara menumpuk namun dibantu


pengeringannya menggunakan udara panas yang dilairkan antar rongga
tumpukan kayu.

Penciutan dan Pemuaian

Bagaimanapun baiknya jenis kayu siap pakai apapun secara alamiah ia


terikat terhadap sifat fisik dan kimiawinya terhadap alam. Sehingga
sebaik apapun jenis kayu tersebut maka perubahan dan ketidaksesuaian
akan terjadi dalam proses pengerjaan kayu, manusia hanya dapat
memperkecilnya bukan menghindari sama sekali. Beberapa faktor yang
mempengaruhinya adalah : Jenis kayu, metoda potong, perbedaan iklim,
kelembaban.

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


223
PEKERJAAN INTERIOR

Gambar efek alam terhadap kayu

Karakterisitik kayu

Sebagai perencana interior selain dituntut kecermatan teknis juga


kemampuannya dalam membaca estetika yang tepat terutama dalam hal
pemilihan bahan. Begitupula kecermatan kita dalam dalam mengenal
beberapa karakteristik kayu sebagai berikut :

Urat kayu (grain), ia dapat meningkatkan kualitas atau menentukan citra


dan kelas pengguna (form follows mean).

Tekstur, ragam jenis tekstur juga sangat berpengaruh terhadap kerapihan,


keindahan proses finishing

Figur, variasi atas warna-warna alami kayu, kekhasan, keunikan atau


motif alamiah tertentu,ketidakseragaman garis tahun yang memiliki
keunikan masing-masing

Serap Warna, faktor serap warna yang sangat berbeda dari tiap jenis kayu
sehingga dapat merubah penampilan.

Wewangian (odour), wangi yang dihasilkan dan dampaknya juga menjadi


pertimbangan desain.

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


224
PEKERJAAN INTERIOR

Durabilitas, mutu kuat kayu yang dilihat dari kelas awet, jenis dan harga
perlu dipertimbangkan oleh para perencana.

Daya tahan terhadap api, pertimbangan jenis kayu dan komposisi


kimiawinya yang resisten terhadap api.

Cacat pada kayu (defects)

Cacat pada kayu dapat dibagi menjadi dua, yakni cacat alam yang terjadi
karena proses alamiah dan fitrah kayu tersebut. Yang lainnya adalah cacat
buatan yang terjadi karena kelalaian atau ketidaksempurnaan dalam
pemrosesannya.

Penyakit pada kayu

Kayu merupakan makanan utama serangga, pencegahannya dapat


dilakukan pada saat kayu masih sebagai bahan mentah/siap pakai (raw-
material) maupun setelah menjadi produk. Proses perlindungannya dapat
menggunakan penyemprotan cairan kimia anti serangga atau
melapisinya. Dampak serangan serangga menimbulkan efek yang
bermacam-macam, seperti jamur, debu dan lubang-lubangyang
ditinggalkannya, namun yang paling dikhawatirkan adalah keropos pada
kayu.

Keuntungan kayu solid :

11. Sambungan lebih mudah dibentuk


12. Mudah diukir
13. Tidak perlu cover untuk menutupi bagian tepi (edging)
14. Sekrup dan paku lebih kencang
15. Permukaan yang baik untuk finishing (natural)

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


225
PEKERJAAN INTERIOR

2.2 Vinir

Vinir merupakan lembaran tipis hasil pengulitan kayu dengan metode


tertentu sehingga menghasilkan lembaran kayu dengan ketebalan 0.1 mm
sampai 3mm yang dimanfaatkan untuk melapisi produk-produk furnitur.
Vinir telah dipergunakan oleh bangsa mesir sejak 4000 tahun yang lalu
dan masih sama penggunaannya hingga kini.

Tidak semua jenis kayu dapat diperoleh vinir-nya di pasaran. Bahan kayu
yang biasanya dibuat untuk vinir standar adalah kayu dengan kelas awet
dan kuat sekitar II-IV, bila dikupas tidak pecah, seperti :Meranti, Keruing,
Aghatis, Kapur, Kempas, Merawan, Mangir. Sedangkan untuk vinir
dekoratif digunakan kayu-kayu sbb : Jati, Sungkai, Pinus, Ramin,
Sonokeling, Ebony, Sonokembang, Renghas.

Dari satu bagian utuh sebuah pohon, pola uratnya dapat beragam,
misalnya bagian bawah (butt veneer), batang bohon (trunk veneer), serta
dahan. Ukuran yang sering ditemui dipasaran berkisar lebar 2 cm s/d 20
cm dengan panjang bebas. Hingga saat ini jenisnya telah berkembang
menjadi vinir-vinir dekoratif seperti vinir berwarna, dls.

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


226
PEKERJAAN INTERIOR

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


227
PEKERJAAN INTERIOR

2.3. Papan Manufaktur

Papan manufaktur merupakan produk fabrikasi industri material interior


dan arsitektur yang paling diminati saat ini karena efisiensi dan praktis
dalam penggunaannya, sehingga kemudian berkembang menjadi
beragam jenis seperti dibawah ini :

Kayu lapis (plywood)

Kayu papan yang dibuat dari beberapa lapisan veneer (yaitu lembaran
kayu tipis (0.24-6mm) yang dihasilkan dari pengupasan/penyayatan kayu
tertentu) yang ditumpuk satu sama lain secara bersilangan. Maksud dan
tujuan pembuatan jenis papan ini adalah untuk :

9. menghemat penggunaan kayu,


10. mendapatkan papan yang lebar/besar,
11. memanfaatkan jenis kayu bernilai rendah,
12. menambah kekuatan dan mutu kayu dengan memperindah unsur
dekoratif lapisan permukaan kayu.

Variasi ketebalan multipleks adalah :

24, 22, 20, 18, 15, 12, 9, 6, 4, 3, 2 mm (lokal sebagian)


Contohnya adalah : tripleks, multipleks, block board, laminboard.

Kayu lapis (plywood) memiliki klasifikasi sbb :

Custom grades, yang dipilih berdasarkan keindahan warna dan uratnya.


Contohnya adalah Decorative-faced tripleks 3mm : Teak plywood, Ramin
plywood, Sungkai plywood, Rose plywood, Red Oak plywood, Melamin
plywood dll.

Good grades, mutunya kurang dari custom, cukup layak untuk finishing
natural melamic

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


228
PEKERJAAN INTERIOR

Sound & Utilities grades, memiliki mutu rendah biasanya digunakan


untuk pekerjaan struktur, atau dapat pula dilapis oleh finishing duco
Backing grades, mutu paling rendah yang dimanfaartkan untuk pekerjaan
struktur yang tidak terlihat.

Particle board / chipboards

Merupakan papan manufaktur fabrikasi dengan komposisi serbuk /


ampas kayu yang direkatkan dengan lem resin hingga menjadi lembaran-
lembaran rigid. Cukup stabil karena meniadakan sifat-sifat fisik kayu
melalui proses penguraian kayu menjadi serbuk. Namun kurang baik
menerima serapan cairan finishing, karena tingkat serapnya yang tinggi.

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


229
PEKERJAAN INTERIOR

Contoh pengembangannya : papan ampas tebu (ukuran sama dengan


multipleks lokal), papan serat atau debu kelapa, Coco fibre dan CocoDust

Fibre Boards

Merupakan komposisi dari kayu yang diurai menjadi serat dan di-press
dengan temperatur tinggi serta dengan laminasi khusus, contohnya :

Medium board :

High Density Fibreboard (HDF), Low Density Fibreboard (LDF), Medium


Density Fibreboard (MDF), Wood-veneered MDF (Oak dll)

Hardboard :

standard board, tempered hardboard, embosed hardboard, decorative-


faced hardboard, perforated hardboard (import). Bahan-bahan ini
biasanya tersedia dalam ukuran panjang 244 cm, Lebar 122 cm, kecuali
untuk keperluan khusus seperti daun pintu rumah, ukuran bahan yang
tersedia 200cm x 90cm

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


230
PEKERJAAN INTERIOR

Cacat pada kayu lapis

Umumnya disebabkan oleh proses pressing atau perekatan yang tidak


sempurna baik Karena faktor kelalaian ataupun kesengajaan.

Gambar cacat pada kayu lapis

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


231
PEKERJAAN INTERIOR

Keuntungan papan manufaktur

11. Rigiditas
12. Ketersediaan dalam ukuran besar
13. Variasi ketebalan (modul)
14. Ekonomis
15. Metode bending lebih mudah

2.4 Plastik Laminasi

Industri material saat ini telah menyediakan beragam bahan pelapis


dekoratif yang sangat membantu meningkatkan mutu kerja desainer
interior. Salah satunya produk fabrikasi plastic laminate, yang dihasilkan
menjadi beragam jenis seperti Polyvinyl Acetate (PVA, Phenol
Formaldehyde (PF), Melamine Formaldehyde (MF). Diproduksi melalui
sebuah metode High Pressure Laminate (HPL) beberapa jenis tersebut
umum dikonsumsi dengan nama pasar seperti Formica, Tacon, dls

Gambar HPL

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


232
PEKERJAAN INTERIOR

3. ALAT & MESIN PERKAYUAN

3.1 Alat Manual (Handtools)

Syarat awal dalam proses pekerjaan kayu (woodworking) adalah


memastikan kelengkapan peralatan pendukung kepresisian yang
memenuhi prinsip ketepatan dan keterukuran, atas dasar ketiga hal
dibawah ini :

7. sebagai alat penanda (marking tool),


8. sebagai alat ukur (measuring tool),
9. sebagai alat penguji (testing tool).

Beberapa peralatan tersebut sudah kita kenal sehari-hari dan secara luas
digunakan, namun bentuk dan variasinya dapat berbeda-beda ditiap
negara walau fungsi dan kegunaannya sama. Peralatan pendukung akan
memastikan ketelitian proses kerja antara gambar kerja (shop drawing)
hingga produk nyata.

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


233
PEKERJAAN INTERIOR

Gambar peralatan pendukung

Gambar alat penanda

Mistar, Sieghmat (Vernier caliper gauge), Besi siku (try-square), Bor, Palu,
Obeng, Penjepit (Cramp) merupakan peralatan sederhana yang
membutuhkan kemahiran pula dalam menggunakan serta memilih
tipenya berdasarkan tujuan bentuk maupun bahan yang akan digunakan.
Peralatan pendukung tersebut merupakan alat untuk menyempurnakan
sambungan, mengecek mutu bahan terhadap rupa, kontur dan kecukupan
dimensi.

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


234
PEKERJAAN INTERIOR

Gambar peralatan penanda garis

Selanjutnya, Peralatan dasar secara manual dalam pekerjaan kayu


khususnya desain mebel terbagi menjadi tiga yakni :

Alat potong (Sawing)

Gergaji Tangan (Hand Saw)terdapat berbagai macam jenis ukuran dan


variasi handle, dan mata gergaji. Ukuran dan modelnya tidak jarang
dimodifikasi oleh tukang sehingga nyaman dipakai dan bahkan terbentuk
dgn sendirinya karena proses selama bertahun-tahun. Dua jenis handle
yang sering digunakan adalah kayu dan plastik, model plastik fabrikasi
biasanya dapat pula digunakan sebagai mistar siku 45o/90o. Sedangkan
mata gergaji, bila mata gergaji pendek, seragam dan rapat maka berfungsi
sebagai gergaji potong (crosscut saw), dan bila mata gergaji besar kecil,
serta bersiku besar maka berfungsi sebagai gergaji belah (rip saw).

Dalam membelah ataupun memotong perlu pula diketahui jenis


material/bahannya untuk menjaga kerapihan. Jenis lainnya adalah gergaji
lengkung biasanya untuk panel seperti tripleks (Cop saw), gergaji panel
seperi MDF menggunakan gergaji panel (Panel saw), dan yang khusus
seperti Gergaji adumanis (mitre saw), ekor burung (dovetail saw), dls. Inti
dari beragam alat potong tersebut menjaga agar potongan gergaji lurus,
tipis, siku dan kontinu.

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


235
PEKERJAAN INTERIOR

Gambar macam-macam gergaji

Gambar model handle dan gigi gergaji

Gambar jenis gergaji untuk fabrikasi

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


236
PEKERJAAN INTERIOR

Alat pembentuk (Forming)

Mesin Serut (Jack Plane), digunakan untuk memperhalus siku, lengkung,


dan kontur profil. Variasinya sangat banyak sekali, tapi terbagi atas 3
yakni:

7. Mesin Serut Kasar (Block Plane) untuk mengambil serat kayu dan
permukaan yang masih kasar, biasanya mata pisau berukuran lebar
dan tebal, serta pengaturan mata pisau yang turun tinggi.
Selanjutnya adalah Mesin Serut Halus untuk menghaluskan setelah
diserut kasar, dengan mata pisau yang lebih tipis dan tajam serta
pengaturan mata pisau lebih turun rendah.
8. Mesin Serut Sekonengan (Rebate Plane) untuk membuat
sekonengan, celah seperti pada rangka pintu dan jendela, dapat
pula untuk beberapa tahap penyerutan menghasilkan profil.
9. Mesin Serut Khusus (Combination/Specialized Plane) untuk
menghasilkan profil, atau groove dengan bentuk lengkung atau
kurva keliling yang fungsinya menyerupai Mesin Jig saw.

Inti dari proses penyerutan adalah menghasilkan permukaan kayu yang


halus, dan membuang kotoran serta cacad yang terdapat pada kayu,
sehingga pemilihan mata serut yang tajam dan pengaturannya ketinggian
mata pisau sangat penting untuk menghindari cacat gelombang
serut/tatal (ripple) yang justeru tercipta karena pisau tumpul dan
pasangan mata pisau yang miring, dll.

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


237
PEKERJAAN INTERIOR

Pahat Tatah (Chisel & Gouge), selain umum digunakan untuk mengukir
kayu digunakan pula untuk membuat lubang dan pasangan sambungan
seperti sambungan lidah (lap joint), sambungan purus (mortise dan tenon
joint). Utamanya, teknik memukul pahat dan derajat kemiringan pahat
merupakan keahlian khusus yang sangat membutuhkan waktu dan
pengalaman.

Alat Penyelesaian (Smoothing/Finishing)

5. Hampelas bukanlah sebuah alat, walau secara manual dalam


proses penghalusan hampelas hanya sebagai bahan namun pada
proses masinal ia menjadi mesin penghalus.
6. Kuas, merupakan alat sederhana yang dapat ditukargunakan
penggunaannya dengan busa (sponge) ataupun kain lap. Kelebihan
dari kuas adalah rambut kuas mampu mencapai rongga-rongga
kayu lebih masuk ke dalam finishing tanpa proses
pelapisan/dempul (sanding/woodfiller) terlebih dahulu.
Sedangkan kain lap atau busa dapat dibentuk sehingga mampu
mencapai sudut dan celah yang sulit dijangkau oleh kuas.

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


238
PEKERJAAN INTERIOR

3.2 Mesin Kayu Portable

Mesin Potong Putar (Circular Saw)

Mesin potong dengan pisau putar lingkar berdiameter 16,5cm sd 25,4cm


dengan kemampuan potong tebal 5cm. Lebih cocok untuk memotong
plywood. Umumnya menggunakan alat bantu seperti dudukan untuk
kayu (bench).

Gambar mesin potong kayu

Gergaji Listrik (Electric Chain Saw)

Gergaji untuk memotong gelondongan menjadi balok atau papan dalam


bentuk yang belum halus sempurna. Lebih mudah dikontrol dan cepat
karena bentuknya yang panjang sehinggga jangkauannya lebih luas
terutama untuk gelondongan kayu (log).

Gambar gergaji listrik

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


239
PEKERJAAN INTERIOR

Mesin Potong Bebas (Jig Saw)

Gergaji belah dengan mata pisau yang bergerak vertikal dengan


kecepatan di atas 3000 strokes/menit dengan prinsip kerja menyerupai
mesin jahit bedanya alat ini digerakkan dan diarahkan mengikuti garis
tanda (marking) yang telah lebih dulu dibuat. Kemampuan jangkau tebal
belah berkisar 6 cm untuk jenis kayu lunak, dan 2,5cm untuk jenis kayu
keras. Sangat baik untuk membuat bentuk lengkung dan kurvatur pada
papan plywood, tersedia pula beragam jenis mata pisau yang dapat
disesuaikan dengan material yang akan dipotong seperti acrylic,
fibreglass. plastik, dll. Derajat kemiringan mata pisau juga dapat diatur
sehingga dapat membuat tepi miring (beveled edge), dll.

Gambar mesin potong

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


240
PEKERJAAN INTERIOR

Mesin Serut / Ketam (Planer)

Gambar mesin serut

Mesin ketam atau serut sangat membantu dalam proses penghalusan


kayu, cost-saving dan time-saving. Dapat pula dengan pilihan mata pisau
tertentu membuat groove atau sekonengan, untuk celah kaca jendela,
ataupun pintu. Perlu keterampilan khusus karena ketidakstabilan dalam
menahan getaran akan menghasilkan gagal serut/tatal yang sangat buruk
bagi sebuah kayu. Suara mesinnya merupakan yang paling bising
diantara seluruh jenis mesin, dan menghasilkan serpihan sampah
kayu/serutan yang sangat banyak.

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


241
PEKERJAAN INTERIOR

Mesin Girik (Router)

Gambar mesin router

Mesin untuk membuat pola lubang celah dengan bentuk atau pola
tertentu pada kayu seperti sekoneng, bentuk lubang persegi pada tengah
kayu, atau pola ukir seperti gambar atau tulisan. Dengan menyertakan
model fixture nya sehingga gerakan mata pisau akan mengikuti fixture-
nya. Prinsip kerja pisau seperti mata bor vertikal yang berputar kencang
dan memakan kayu menjadi serpihan, hanya saja belum dapat
membentuk sudut siku persegi, sehingga harus dibantu tahap berikutnya
oleh tatah/pahat. Kecepatan pisau lebih dari 27,000 rpm.

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


242
PEKERJAAN INTERIOR

Mesin Bor (Drill)

Mesin Bor bekerja dengan putaran mata bor searah jarum jam dengan
berbagai ukuran, dan jenis pisau disesuaikan dengan bahan, berbagai jenis
kayu, besi, tembok beton, granite, dls. Kecepatan putar mata bor lebih dari
1000 rpm tanpa beban. Perlu kemahiran khusus untuk menghasilkan
permukan kayu agar tetap halus, serta kejelian dalam mengatur derajat
vertikal bor.

Gambar mesin bor

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


243
PEKERJAAN INTERIOR

Mesin Hampelas (Sander)

Mesin bekerja dengan prinsip gerak orbital (4000 s/d 5000 orbit per
menit), dengan memasang lembaran hampelas pada mesin kemudian
menggerakannya ke sekeliling permukaan. Kelalaian posisi, seperti
miring, dapat membuat permukaan kayu tergores (scratch) sehingga
semakin sulit untuk dikembalikan seperti semula. Sulit menjangku celah
atau rongga tertentu pada furnitur, khususnya ukiran. Jenis lainnya
adalah hampelas dengan bentuk tabung kecil untuk menjangkau sudut
yang sulit dijangkau, namun dalam beberapa hal masih jauh lebih baik
menggunakan tangan.

Gambar mesin amplas

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


244
PEKERJAAN INTERIOR

Finishing (Spraying)

Spray Gun, alat kendali untuk menembakkan/menyemprotkan cairan


pelapis dan finishing yang terdiri dari tabung berisi cairan finishing
(container), alat kendali (spray), selang udara (air-supply hose).

Kompresor, modul elektrik yang berfungsi mengalirkan udara yang telah


lebih dahulu disaring dan selanjutnya disemprotkan oleh spraygun
dengan dilengkapi pengatur tekanan (Air adjustment valve)

Gambar peralatan pengecatan

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


245
PEKERJAAN INTERIOR

3.3 Mesin Kayu Berat

Pada metode penyusunan atas dasar proses, maka penyusunan mesin


dikelompokkan dengan cara :

5. Pekerjaan kayu utuh


6. Pembelahan, pemotongan, penyerutan, pembentukan, pelubangan,
penghalusan permukaan dan penyetelan, dikelompokkan dalam
pekerjaan pembuatan komponenn mebel bukan bidang seperti,
kaki kursi, rangka dan komponen kursi lainnya.

Pekerjaan kayu yang berbentuk bidang atau papan


juga akan melalui tahap pembelahan, pemotongan, pelapisan, dan
penghalusan bidang papan, untuk digunakan sebagai daun pintu, sisi
lemari, bidang atas meja dls.

Melalui perencanaan penyusunan mesin-mesin dalam bengkel


(workshop) dapat dihasilkan proses produksi yang teratur serta optimal,
seperti :

17. Teraturnya aliran kerja (line production)


18. Mengurangi perpindahan bahan (material handling)
19. mendapatkan ruang kerja yang leluasa
20. mengurangi ongkos produksi
21. memungkinkan pengawasan produksi yang baik
22. memperbaiki moral para buruh
23. mengurangi ‘congesty point’ (penumpukan bahan , dll)
24. dls

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


246
PEKERJAAN INTERIOR

Gambar layout workshop

Mesin Potong / Gergaji Lingkar(Cross-cutting Saw dan Edging Saw)


Pengoperasian mesin gergaji lingkar umumnya tidak membawa kesulitan
namun tetap diperlukan tentang jenis-jenis dan sifat kayu. Bila tidak maka
akan banyak kayu terbuang karena kesalahan menguasai cara potong
terhadap ragam kayu. Hasil setinggi-tingginya tergantung pada baik atau
tidaknya daun gergaji. Beberapa hal berikut ini perlu menjadi perhatian :

- Reaksi iris pada kayu terhadap daun gergaji


- Penghantar panjang pendek
- Menggergaji serong
- Menggergaji sisi

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


247
PEKERJAAN INTERIOR

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


248
PEKERJAAN INTERIOR

b. Mesin Serut / Ketam (Planning Machine)

Pertimbangkan benda kerja, arah serat dan tebal benda untuk


menentukan proses pengetaman. Sebaiknya mulai dengan sisi yang
cekung. Penting pula diketahui keadaan mesin, kecepatan putar pisau.
Mesin yang sudah tua dengan bantalan peluru sudah longgar dan goyang
atau daun meja yang miring dapat menghasilkan ketaman yang buruk.
Kecepatan putar minimal 4.500p/menit.

Beberapa hal berikut ini perlu menjadi perhatian :

5. Meratakan dan menyambung


6. Alat luncur untuk ketam benda kerja

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


249
PEKERJAAN INTERIOR

c. Mesin Bor / Pelubang (Drilling Press)

Mesin pelubang dengan dudukkan dapat lebih memastikan kepresisian


lubang karena faktor stabilitas tegak lurusnya.

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


250
PEKERJAAN INTERIOR

Mesin Purus dan pelubang (Tenoning & Mortising Machine)

Mesin yang berfungsi menghasilkan salah satu jenis sambungan purus.


Metode kerja seperti metode Mesin Router

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


251
PEKERJAAN INTERIOR

Mesin Girik /Frais (Vertical Spindle Moulder dan Router Machine)

Alat dengan banyak kemungkinan membentuk kayu, seperti profilan


serta menghasilkan kaki atau lengan kursi yang melengkung. komposisi
mesin terdiri dari Lengan Kemudi, Batang Peluncur Tekanan, Sepatu
Penekan Vertikal, Garpu Pengeras, dll kesemuanya memungkinkan
pembuatan kayu dengan profilan dan alur yang streamline.

Membuat takikan
Menggirik benda kerja lengkung
Membuat alur hias atau alur vinir

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


252
PEKERJAAN INTERIOR

Mesin Hampelas (Sanding Machine)

Mesin hampelas dengan model cakram (disk sander) biasanya digunakan


untuk bagian tepi (edges), ujung (ends), chamfers, bevels dan tapers.
Tetapi kurang efektif untuk permukaan kayu yang luas. Model lainnya
adalah model hampelas sabuk yang juga berputar (Belt Sander).

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


253
PEKERJAAN INTERIOR

Mesin Bubud (Spindler Machine)

Mesin untuk menghasilkan profil 3 dimensi (keliling) dengan sistem


menempatkan kayu dalam putaran dan mata kayu digerakkan sepanjang
putaran untuk mendapatkan lengkung dan cekukkan yang diharapkan.

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


254
PEKERJAAN INTERIOR

Mesin Router (Router Machine)

Merupakan mesin yang menghaisilkan bentuk dengan rupa kedalaman,


profil, serta dapat mencetak figur-figur atau ornamen.

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


255
PEKERJAAN INTERIOR

Mesin Profil (Moulding Machine)

Mesin profil dapt digunakan untuk menghasilkan cornice, plinth serta


edging mengikuti mall yang telah dibuat terlebih dahulu, dan prinsip
kerja mesin menyerupai mesin router.

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


256
PEKERJAAN INTERIOR

Mesin Penekuk (Bending Machine)

Penekukan kayu merupakan suatu proses melunakkan kayu secara


temporer dengan menggunakan aliran udara panas maupun aliran air
kemudian kayu dapat dibentuk menjadi kurvatur, streamline melalui
proses penekanan (high pressure) dengan konsol hidrolic pada mall
cetaknya dan kemudian dikeringkan untuk mendapatkan penekukan
yang permanen karena sifat fisik partikel kayu yang telah diubah.

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


257
PEKERJAAN INTERIOR

Mesin Serbaguna (Universal Machine)

Sebuah mesin yang mampu menampung berbagai macam fungsi kerja


seperti :
membelah (ripping), memotong (cutting), mengetam (planner), serut
kasar (thicknesser), membor (drill press), dan membuat sambungan purus
(mortise).

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


258
PEKERJAAN INTERIOR

4. PROSES SAMBUNG DAN TEKUK KAYU

4.1 Proses Pekerjaan Sambungan

Teknik sambungan kayu telah berevolusi sejak berabad-abad yang lalu


berkembang sesuai kebutuhan, dan kreasi baru. Bahkan variasinya juga
berkembang menjadi trend estetika. Pada dasarnya semua teknik
sambungan kayu dimaksudkan untuk menjaga stabilitas serta
mengencangkan hubungan satu bagian kayu dengan bagian yang lainnya
(Self-supporting) hingga tercapai keteguhan dan rigiditas. Pertimbangan
terhadap beragam teknik sambungan kayu bermuara pada 2 hal utama
yakni :

Perubahan fisik yang disebabkan oleh sifat-sifat alamiah kayu, seperti


pergeseran, pergerakkan, penciutan, pemuaian.
Menahan, Mengunci antar bagian kayu baik dalam posisi sejajar /
berlawanan/bersimpangan agar mampu menahan tekanan, gaya tarik,
dorong, tekan (suspension and tension moment), tumbukkan, gesekan,
beban kejut (sudden-impact).

Teknik sambungan kayu di belahan dunia lain tidak berbeda dengan yang
teknik yang kita miliki saat ini, dilihat dari teknik sambungan kayu
populer. Perbedaannya lebih jelas terlihat pada kerapihan dan
ketelitiannya, karena semua proses pekerjaan didukung dengan baik
dengan peralatan-peralatan khusus yang umumnya tidak digunakan oleh
para perajin atau tukang kayu di Indonesia.

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


259
PEKERJAAN INTERIOR

Dari seluruh teknik sambungan kayu yang kita kenal, dapat ditandai
mulai dari kesederhanaannya hingga kerumitannya dan juga kekuatan
dan kelemahannya. Seorang desainer penting mengetahui kelebihan dan
kekurangan tersebut, untuk dapat menentukan jenis sambungan yang
tepat ditinjau dari fungsi, harga, serta estetikanya. Beberapa metode
sambungan yang umum kita kenali dalam produk furnitur adalah sbb:
Sambungan Ekor (Butt joints)

Jenis sambungan ini digunakan untuk menyatukan dua atau lebih


potongan kayu pada bagian ujung secara sederhana

sambungan sudut

Gambar sambungan sudut

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


260
PEKERJAAN INTERIOR

Sambungan adumanis

Gambar sambungan adu manis

Sambungan Lapis (Lap and Halving Joints)

jenis sambungan dengan terlebih dahulu membuat celah (rebate) atau


seperti sekonengan baik disalah satu sisi atau kedua potongan kayu
tersebut.

sambungan lapis sederhana

Gambar sambungan sederhana dengan celah

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


261
PEKERJAAN INTERIOR

sambungan lapis adumanis

Gambar sambungan lapis adumanis dengan celah

sambungan lapis silang

Gambar sambungan lapis silang

sambungan lapis sudut

Gambar sambungan lapis sudut dengan celah

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


262
PEKERJAAN INTERIOR

sambungan lapis T

Gambar sambungan lapis T

sambungan lapis ekor burung

Gambar sambungan ekor burung dengan celah

Sambungan tepi / pinggir (Edge to edge joints)

jenis sambungan pinggir merupakan sambungan yang biasa digunakan


untuk membuat bidang, dan tidak untuk menahan beban kecuali dengan
lapisan dasar dibawahnya.

sambungan tepi

Gambar sambungan tepi

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


263
PEKERJAAN INTERIOR

sambungan lidah

Gambar sambungan lidah


sambungan lidah lepas

Gambar sambungan lidah lepas

Gambar sambungan dengan balok ikat

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


264
PEKERJAAN INTERIOR

Gambar penggunaan clamp untuk perekatan

Sambungan alur (Housings / dado joints)


Jenis sambungan dengan model slot / alur

sambungan menerus

Gambar sabungan alur biasa dengan celah

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


265
PEKERJAAN INTERIOR

sambungan ekor burung

Gambar sabungan ekor burung dengan celah

sambungan tidak menerus

Gambar sabungan alur setengah dengan celah

Sambungan Purus (Mortise & tenon joints)

Jenis sambungan dengan prinsip (laki-perempuan) dengan batang julur


dan lubangnya.

sambungan purus menerus


sambungan purus ganda
sambungan purus kembar
sambungan pin
sambungan tidak menerus
sambungan purus dengan pasak

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


266
PEKERJAAN INTERIOR

Gambar beberapa sambungan purus

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


267
PEKERJAAN INTERIOR

Gambar beberapa sambungan lapis

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


268
PEKERJAAN INTERIOR

Sambungan jari lurus / biskuit (Bridle joints)

Gambar sambungan berlapis

Sambungan pasak (Dowel joints)

Gambar beberapa sambungan pasak

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


269
PEKERJAAN INTERIOR

Sambungan ekor burung


sambungan ekor burung menerus
sambungan ekor burung dekoratif
sambungan ekor burung adumanis
sambungan ekor burung lapis

Gambar variasi pengerjaan sambungan masinal

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


270
PEKERJAAN INTERIOR

Gambar modifikasi sambungan

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


271
PEKERJAAN INTERIOR

Gambar modifikasi sambungan

Gambar modifikasi sambungan

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


272
PEKERJAAN INTERIOR

Sambungan papan lapis

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


273
PEKERJAAN INTERIOR

4.2. Teknik Penekukan Kayu (Woodbending)

Hingga kini teknik penekukan kayu tetap merupakan teknik yang


eksklusif, walau di negeri skandinavia teknik tersebut sudah menjadi hal
yang umum karena sejarah teknik perkayuannya yang sudah amat tua.

Peralatan bending masih merupakan barang mahal bagi workshop atau


bengkel mebel di Indonesia. Untuk tetap mencapai teknik penekukan
kayu maka diperlukan cara khusus yang hanya dapat diterapkan pada
jeins papan lapis. sedangkan untuk kayu solid lebih sering diupayakan
dengan cara membentuk tekukan dengan membuang daging kayu sampai
terbentuk tekukan yang diinginkan.

Teknik penekukan kayu merupakan satu upaya merubah sifat alamiah


kayu dengan berbagai macam cara, pemanasan sehingga dapat mengatur
partikel pembentuk kekencangan kayu, atau dengan cara membuat celah
(groove) secara melebar di sepanjang bidang melintang dari arah tekuk
papan (kerfing)

Garis celah tekuk (Kerfing)

Caranya dengan membuat garis celah menggunakan gerjaji khusus


(backsaw) dengan jarak antar celah (groove) yang teratur dan tergantung
kurva tekukan. Dengan posisi celah berada searah dengan tekukan atau
berada di bagian dalam.

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


274
PEKERJAAN INTERIOR

Gambar proses penekukan kayu

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


275
PEKERJAAN INTERIOR

Gambar proses penekukan kayu

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


276
PEKERJAAN INTERIOR

Steam bending

Suatu proses pemanasan terhadap kayu dengan menggunakan alat


pemanas khusus berfungsi melunakkan serat kayu hingga mudah
ditekuk. Proses penekukkan biasanya menggunakan strap atau alat bantu
tekuk dan mal pembentuknya (fixture)

Gambar cetakan penekuk kayu

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


277
PEKERJAAN INTERIOR

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


278
PEKERJAAN INTERIOR

Tekuk lapis

Penekukan dengan beberapa tahapan laminasi, yakni merekatkan lembar


perlembar papan dengan mengandalkan kekuatan lem sebagai pengikat
keteguhan tekuk (dry-bent). Alat bantu lainnya adalah cetakan/mal
(Male-female former).

Gambar metode penekukan secara kering

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


279
PEKERJAAN INTERIOR

Gambar metode penekukan secara kering

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


280
PEKERJAAN INTERIOR

Gambar penekukan kayu dengan tekanan

5. APLIKASI PEREKAT, PENGENCANG (Fastening), AKSESORIS


(Fitting)

Setelah memahami tentang proses produksi, material, peralatan dan


mesin, serta proses pekerjaan sambungan, maka aplikasi pendukung
produksi furnitur seperti perekat, pengencang dan aksesoris perlu pula
diketahui manfaat maupun proses pengerjaannya. Perekat, pengencang
dan aksesoris saat ini telah mengalami perkembangan yang luar biasa.

5.1 Perekat

Sejak berabad lalu lem (glue) telah digunakan sebagai perekat sambungan
kayu bahkan sebelum lahirnya perkuatan-perkuatan mekanis/sambungan
kayu (wood-joinery). Jenis-jenis lem/perekat dewasa ini sudah jauh
berkembang dan memiliki kelebihan diantaranya, tahan terhadap panas,
kelembaban (moisture), dan kemampuan rekat yang optimal melebihi
kuat serat kayu sendiri.

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


281
PEKERJAAN INTERIOR

Beberapa jenis perekat yang bisa kita kenali adalah sbb :

Lem Hewan (Animal Glues)

Diproduksi melalui kulit hewan dan tulang yang menghasilkan katalis


protein sebagi perekat berkualitas dan tidak beracun (non-toxic).
Digunakan oleh para pekerja kayu tradisional, namun di beberapa tempat
di negara asing, masih digunakan untuk perkerjaan vinir bermotif (hand-
laid veneer).

Glue Gun / Hot Melt Glue

Berbentuk stik silindris serupa dengan sealant, pengolesan menggunakan


alat ellectrical gun yang mengalirkan panas sehingga melumerkan lem
stik. Biasa digunakan untuk membuat mock-up atau prototype karena
mengering dengan cepat dan praktis. Serta digunakan pula untuk aplikasi
industri perekatan vinir terhadap alasnya (groundwork).

Gambar glue gun

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


282
PEKERJAAN INTERIOR

Lem PVA (Polyinyl Acetate)

Jenis pertama lazim disebut dengan lem putih emulsi pekat (contoh : lem
Fox) jenis perekat yang populer dan termurah dapat dicampur dengan air
sehingga dapat diatur seberapa cair untuk memudahkan evaporasi kayu
terhadap cairan perekat tersebut. Kekurangan lem jenis ini tidak tahan
terhadap air (bila menyerap air maka sambungan akan merenggang).

Jenis kedua adalah lem kuning (Contoh : Aibon) cair-kental dan tahan
terhadap kelembaban, panas, serta air. Biasanya digunakan untuk lem
kayu lapis, dan kayu lunak atau kayu yang memiliki pori serat besar, serta
merekatkan plastic laminate seperti HPL.

Lem Urea-formaldehyde

Jenis lem sangat tahan terhadap air, tersedia dalam bentuk bubuk dan
dicampur dengan air. Dapat pula digunakan untuk katalis hardener.
Lem Resorcinol-resin

Lem yang paling unggul terhadap ketahanan air, dan cuaca merupakan
campuran dari dua bagian resin dan hardener. biasanya dipisah menjadi
tiga campuran dalam bentuk cair, resin, hardener, dan lem. Merekat
dengan sempurna dengan pengaturan suhu diatas 15oC. Lazimnya
digunakan pada produk-produk industri.

Gambar mengoleskan lem

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


283
PEKERJAAN INTERIOR

Gambar mengoleskan lem pada permukaan kayu

Pengencang (Paku, Sekrup dan Dowel)

Paku, Sekrup dan Dowel merupakan satu mekanisme pengencangan


sambungan kayu yang sangat baik, selain kuat pemasangannyapun relatif
mudah. Pada perkembangannya dua jenis pengencang Sekrup dan Dowel
semakin dimodifikasi menjadi jauh lebih baik dari segi, kekuatan,
mekanisme, mutu bahan (tahan karat), dan estetikanya.

Paku umumnya berkembang pada konstruksi arsitektur dan interior,


namun pada pekerjaan kayu, paku digunakan unyuk beberapa hal seperti
pembuatan mock-up, juga untuk mengencangkan upholster dengan kayu.
Paku merupakan pengencang yang sangat tradisional, paku yang
dikendalikan atas tumpuan ketuk sangat sulit dijamin kelurusannya
sehingga menjadi hal yang kurang menguntungkan dalam proses
produksi furnitur. Beberapa jenis paku yang sering ditemui dalam
furnitur adalah sbb :

Paku besi, untuk menggabungkan kayu dgn plat metal tipis


Paku kursi, dipakai untuk memasang bantalan / pengempuk pada kursi
Paku semat, dipakai untuk menyemat kain pada mebel kayu
Paku panel, untuk menggabungkan papan
Paku Chevron , sebagai penyambung sudut dari kerangka mebel
Paku cacing / gelombang (corrugated fastener), untuk sambungan kayu
Paku plat (timber connector), plat untuk menggabungkan kayu

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


284
PEKERJAAN INTERIOR

Gambar jenis-jenis paku untuk meubel

Sekrup merupakan pengencang sambungan kayu dengan mekanisme ulir


berpilinnya (60 persen panjang sekrup adalah ulir) yang ‘menggigit’ kayu.
tidak banyak perkembangan dari sisi ulir, perkembangannya dapat dilihat
pada ukuran, tipe kepala, lapisan pelindung karat.

Yang perlu diperhatikan dalam proses penyekrupan adalah :

Panjang sekrup dan ketebalan bahan


Jenis kayu atau bahan
Kelurusan proses penyekrupan/kemiringan dapat menggunakan alat
bantu pocket-hole screwed joint.
mengatur kedalaman sekrup terhadap permukaan kayu.

Gambar jenis-jenis sekrup untuk meubel

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


285
PEKERJAAN INTERIOR

Dowel merupakan bentuk modern dari prinsip mekanis sebuah pasak


dalam furnitur, tersusun atas dua bagian yakni pin dan rumahnya. Dowel
seringkali digunakan untuk furnitur jenis loose /knock down furniture,
Dowel umum dipasang pada furnitur-furnitur fabrikasi karena praktis,
dapat di lepas-pasang sehingga memudahkan pengiriman barang.

Gambar mekanisme kerja dowel

Gambar jenis pasak / dowel kayu

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


286
PEKERJAAN INTERIOR

Aksesoris (Fittings)

A. Engsel

Penggunaan engsel dalam pembuatan storage, cabinet dan produk sejenis


sudah merupakan hal biasa, yang perlu diperhatikan adalah pemilihan
tipe atau jenis engsel tersebut. Saat ini beragam tipe engsel yang terdapat
di pasaran bukan sekedar variasi bentuk, namun juga variasi mekanisme
bukaan (doors opening) yang berpengaruh terhadap tampilan
kenyamanan menggunakan furnitur tersebut dan menandai citra desain
modern. Karena tidak saja menyembunyikan engsel sedemikan rupa
sehingga desain tampak bersih (clean) dan mudah dibuka-tutup.

Proses pemasangan engsel membutuhkan proses pembuatan lubang


tanam dengan pahat. Beberapa jenis engsel diperlukan lubang tanam yang
cukup dalam untuk menyimpan rumah engsel, sehingga diperlukan
kemampuan khusus dalam hal menggunakan pahat. Berbeda dengan
proses fabrikasi dimana pembuatan celah umumnya menggunakan router
machine, sehingga baik ukuran luar dan kedalaman dapat dikerjakan
dalam waktu singkat dan rapih. Beberapa tipe engsel yakni :

Engsel Kupu-kupu (Butt hinge), engsel tradisional yang masih umum


digunakan hingga kini untuk lemari pakaian (wardrobes), dll
Engsel Lepas (Lift-off hinge), biasa digunakan untuk cermin lipat, diman
sebagai modifikasi desain cermin lipat bisa dilepas.
Engsel Flush (Flush hinge), engsel dalam engsel
Engsel Sendok (Concealed hinge), engsel paling populer karena
mekanismenya bekerja dengan baik
Engsel batang (Cranked hinge), engsel kabinet yang dapat terbuka 180O
Engsel tidur (Flush fitting flap hinge), engsel untuk membuka kebawah

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


287
PEKERJAAN INTERIOR

Gambar macam – macam jenis engsel

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


288
PEKERJAAN INTERIOR

Gambar engsel lurus pintu lemari

Gambar mekanisme kerja engsel folding door

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


289
PEKERJAAN INTERIOR

B. Kunci, Handle, Height-adjuster, Glider, Roda (Castor), Drawer

Beberapa atribut furnitur seperti kunci, stopper, height adjuster, glider


dan roda merupakan atribut pelengkap dalam produksi furnitur. Proses
pemasangannya dapat dilakukan sebelum finishing atau setelah finishing,
biasanya atribut yang sifatnya fittings/lepas-pasang dapat dipasang
kemudian setelah finishing. Jikalau dalam kondisi tertentu harus tetap
terpasang ketika finishing maka perlu kecermatan dalam membuat
lapisan pembungkus untuk atribut pelengkap tersebut.

Kunci, proses pemasangan biasanya dibantu dengan alat manual seperti


pahat dan bor, namun untuk proses fabrikasi menggunakan router
machine. beberapa tipe kunci yakni :

Sliding door lock,


Door,
bolt,
Magnetic catch (jepit udang), dll

Gambar mekanisme kerja kunci

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


290
PEKERJAAN INTERIOR

Gambar jenis-jenis kunci

Handle, saat ini handle dengan model minimalis sangat banyak ditemui
dipasaran, bisanya jenis seperti ini menuntut ketelitian pula dalam proses
mengebor kayu agar citra bersih dan minimalis tetap terjaga. Namun
banyak pula tersedia dalam bentuk yang tradisional atau antik-kuno
seperti figur floral / animal decoration dls.

Gambar jenis-jenis handle

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


291
PEKERJAAN INTERIOR

Beberapa tipe handle yakni : Drop handle, Ring pull, Drawer knob, flush
handle, dls.

Drawers atau laci sesuai konsep mekanisnya tarik-geser maka drawer


menunjang sebagai rail-track system untuk membantu agar prinsip tarik –
geser pada laci menjadi baik. Namun proses pembuatan drawer seringkali
sulit dilakukan dengan cara manual karena untuk menjaga kepresisian
drawer kiri dan kanan agar bergerak atau bergeser secara seimbang maka
seringkali celah yang telah dibuat harus diubah-ubah menggunakan
pahat, serta untuk mengatur ketinggian yang sejajar perlu pula mengatur
keseragaman tinggi rendah sekrup, dan hal ini sering meninggalkan bekas
bor yang kurang baik.

Gambar rel laci

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


292
PEKERJAAN INTERIOR

Gambar rel laci

Height Adjuster (Glider, pedestal), komponen kaki untuk furnitur yang


dapat diatur ketinggiannya. Dipasangkan pada alas bawah furnitur dan
dapat diatur tinggi rendahnya dengan memutar baud.

Gambar height adjuster

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


293
PEKERJAAN INTERIOR

Gambar height adjuster

6. RESTORASI, PERBAIKAN DAN FINISHING

6.1 Restorasi Furnitur Kayu

Restorasi furnitur merupakan proses perawatan atau pelestarian terhadap


mebel atau furnitur untuk menghilangkan dan mengganti bagian-bagian
yang telah cacat dengan mempertimbangkan aspek orisinalitasnya serta
perawatan, seperti membuang sisa-sisa bekas perekat, dls.

Perawatan terhadap furnitur yang rusak karena usia maupun


penggunaan, menuntut pengetahuan khusus untuk mendapatkan hasil
yang baik. Pengetahuan khusus tersebut berupa pemahaman tentang
periodisasi, teknik ukir, bahan dan teknik finishing tradisional, serta
penguasaan sifat kimiawi dan fisika kayu. Keputusan-keputusan ekstrim
juga perlu diambil seperti membongkar konstruksi, atau bahkan
memotong bagian yang telah dimakan rayap (worm-eaten) atau ulat kayu
dan mengganti dengan kayu baru yang sesuai.

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


294
PEKERJAAN INTERIOR

6.2 Finishing Kayu

Perbedaan finished dan unfinished kayu adalah kemampuannya dalam


melindungi permukaan kayu terhadap kelembaban, maupun sinar
matahari (UV-light) yang dapat menyebabkan perubahan warna karena
efek photodegradasi, pembusukkan kayu dan faktor-faktor perusak
lainnya.

Finishing interior dan eksterior untuk furnitur terletak pada daya tahan
terhadap cuaca dan kelembaban, dimana eksterior membutuhkan proteksi
terhadap kelembaban. sedangkan interior menekankan kerapihan serta
keindahan penampilan sehingga daya tahannya lebih lama dibanding
produk finishing eksterior.

A. Tujuan Finishing Kayu

Aplikasi finishing untuk berbagai macam produk interior maupun


furnitur diterapkan dengan beberapa alasan sbb :

1. Memperindah penampilan (Enhancement of appearance)


2. Melestarikan penampilan (Preservation of the appearance)
3. Melindungi kayu dan penampilannya (Protection and appearance)
4. Memudahkan perawatan (Provide an easy to clean surface)

Penampilan akhir dari wood finishing dapat dibedakan dari :

Warna

Jenis dan warna pada finishing dapat dicapai dengan teknik pengecatan
atau pewarnaan kayu sbb:

natural, transparan, semi transparan, Solid/Duco, Simpang rupa (Special


effect).

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


295
PEKERJAAN INTERIOR

Bentuk geometris (Geometrical shape)

Penampilan finishing kayu juga dapat dilihat atas pilihan rupa dasar,
yakni dengan finishing pori-pori tertutup (close pore) dan pori terbuka
(Open pore)

Tingkat kilap (sheen grade)

Tingkat kilap seperti gloss, semi gloss, dan dof dapat diatur dengan
menentukan pilihan berdasarkan estetika dan keperluannya.

B. Kualitas Finishing Kayu

Menilai finishing kayu dilakukan dengan memperhatikan faktor-faktor


berikut :

1. Beauty of the finish


2. Durability of the finish
3. Stability of the finish

Tipe Cat Finishing

a. Shellac

Shellac merupakan campuran finishing paling tua dan masih digunakan


hingga kini. bahan dasar pewarna diperoleh dari serangga sejenis kutu
yang umum terdapat di India dan Siam. Terdiri dari dua dua pilihan
warna natural color (orange shellac) dan bleeched color (white shellac).
Jenis natural digunakan pada kayu berwarna gelap, sedangkan bleeched
untuk kayu yang cenderung putih / terang.

b. Pernis (Varnish)

pernis adalah materi berupa resin yang dicampur dengan terpentin. Awal
mula resin diperoleh dari fossil tapi hingga kini sudah digantikan dengan
resin sintetis. Proses pengeringan memakan waktu hingga 24-48 jam, oleh

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


296
PEKERJAAN INTERIOR

sebab itu sering ditambahkan aplikasi pengering (drying agents) untuk


mempercepat pengeringan.

c. Lacquer

Lacquer sangat populer dalam sistem finishing kayu, Mengering hanya


dalam 30-60 menit sehingga mengurangi kemungkinan debu menempel
pada permukaan dalma waktu yang demikian pendek. Selain itu tahan
terhadap air, alcohol, dan stain. Bahan dasar lacquer adalah
Nitrocellulose. efek akhirnya menghasilkan permukaan film yang sangat
keras.

Bagan Tipe Cat Finishing

JENIS SIFAT PENGGUNAAN


1 komponen
Cepat kering
Cat NC / Mudah dicat ulang
Mebel & interior yang
Lacquer (mudah perawatan)
membutuhkan refinishing praktis
(Nitro Cocok untuk
seperti hotel.
Cellulose) finishing open pore
tidak berbau pedas /
tajam
2 komponen
(cat harus dicampur
dengan hardener)
Tahan gores
Tahan terhadap
Cat Melamic Mebel & interior umumnya
bahan kimia rumah
tangga
Tahan air
Gloss baik (utk top
coat gloss)
1 komponen
Mebel & interior dengan sistem
Berwarna sangat
Cat Acrylic finishing natural atau semi
bening
transparan color
Tidak menguning

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


297
PEKERJAAN INTERIOR

Mudah dicat ulang


(mudah perawatan)

2 komponen (pokyol
+ isocyanate)
(cat harus dicampur
Mebel berkualitas tinggi & interior
dengan hardener)
rumah mewah
Cat Tahan gores
Juga untuk mainan anak-anak /
Polyurethane Tahan terhadap
kerajinan tangan berkualitas
bahan kimia rumah
tinggi
tangga
Tahan air
Non-Toxic

Sistem Finishing Kayu

Langkah atau tahapan dalam proses finishing kayu secara ilmiah disebut
sebagai ‘finish system/cycle/formula’. Sistematika Finishing Kayu (Wood
Finishing System) umumnya dipraktekkan dengan beragam sistematika.
Pengecatan finishing kayu secara dasar terdiri atas beberapa aplikasi
dengan fungsinya masing-masing yang dibedakan atas :

Wood Filler, yaitu bahan aplikasi pengisian pori dan celah kayu
Wood Stain, yaitu bahan aplikasi pewarnaan terhadap kayu
Cat Dasar, yaitu bahan aplikasi pelindung pewarnaan kayu
Cat Akhir, yaitu bahan aplikasi pelindung akhir dan tingkat kilap (sheen
grade)

Mempersiapkan Permukaan

Persiapan permukaan dapat dibedakan atas :

jenis furnitur atau kayu yang telah mendapatkan aplikasi (treatment)


finishing sebelumnya jenis furnitur atau kayu sama sekali baru

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


298
PEKERJAAN INTERIOR

Untuk furnitur atau kayu yang telah mengalami proses finishing maka
perlu dilakukan, pengelupasan serta bleaching untuk
membersihkan/mengatur warna kayu, namun untuk furnitur atau kayu
baru prosesnya dapat dengan langsung mengisi pori atau urat kayu
(wood filling)

A. Pengelupasan (Stripping)

Proses pengelupasan dilakukan pada kayu atau furnitur lama, yang telah
di finishing, metode yang dilakukan adalah

1. Mechanical stripping :

- metode pengelupasan/pengelentekkan dengan alat kape atau pisau besi


dengan terlebih dahulu mengalirkan udara panas pada kayu tersebut.
- Metode pengelupasan dengan material abrasif seperti kertas amplas
(sand paper)

2. Chemical stripping :

- Campuran kimiawi untuk mengangkat dan membuang lapisan finishing


(paint strippers/finish removers) yakni Jenis campuran kimiawi aktif
berupa Methylene Chloride atauu N-Methyl-2-Pyrolidone (NMP). Dengan
menggunakan bantuan sikat maka kerekatan lapisan finishing dengan
kayu dapat terlepas. Bila lapisan finishing berlapis-lapis maka proses
pengelupasan tersebut dapat dilakukan berulang-ulang.

B. Pemutihan (Bleaching)

Teknik bleaching merupakan proses membuang bekas finishing yang


tingkat kerekatan sangat kuat sehingga meninggalkan residu sekalipun
sehabis diamplas. proses ini disebut dengan proses pemutihan kayu
menggunakan bleaching asam oxalic atau jenis lain seperti hydrogen
peroxide.

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


299
PEKERJAAN INTERIOR

C. Perataan (Patching)

Mempersiapkan permukaan kayu menjadi hal penting untuk


mendapatkan hasil finishing yang optimal. Beberapa hal yang perlu
dipersiapkan untuk kayu baru (belum ada treatment finishing adalah
dengan membersihkan dan menambal cacat (defect) permukaan kayu
seperti retak (cracks), lubang (holes), dan mata kayu (dead knots).

Proses perataan adalah proses pengisian pori, celah dan lubang pada
permukaan kayu dengan menggunakan wood filler. Umumnya wood
filler mengandung resin yang dapat menyelinap masuk kedalam lubang
kayu dan kemudian berefek kering seperti donat (donut effect), penting
pula mempertimbangkan bahan wood filler yang ramah lingkungan
dengan bahan campuran air (wood filler water-based).

Tahapan penambalan pori/serat &pengamplasan merupakan satu paket


kerja.

a. Menambal lubang kayu (Wood Filling)

Fungsi utama wood filler adalah mengisi pori-pori kayu untuk


memperoleh penampilan finishing dengan tipe close pore. Pengisian pori-
pori kayu merupakan tahap paling awal dari rangkaian sistem finishing.
Sifat-sifat yang dimiliki oleh wood filler yang baik adalah cepat kering,
mudah diamplas dan menyerap stain tanpa menimbulkan belang-belang.
Beberapa ragam wood filler yakni :

Stopper, sejenis dempul kayu yang dapat dicairkan dengan air (water-
based) atau pelumas seperti thinner (oil-based), penyesuaian warna dapat
dilakukan dengan menambahkan pewarna kayu (woodstain) dengan alat
bantu seperti palet (chisel) atau pisau khusus untuk memolesnya.
Cellulose Filler, Jenis dempul kayu berupa serbuk dengan campuran pasta
pengencang dan air.

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


300
PEKERJAAN INTERIOR

Shellac Sticks, Jenis dempul untuk menambal lubang seperti mata kayu
dan retak. Wujudnya berupa stik shellac yang dikeraskan sehingga perlu
menggunakan solder atau glue-gun untuk mencairkannya
Wax Sticks, Jenis dempul atau pengisi celah kayu yang berukuran tipis
(hairline) khusus untuk finishing wax-polished yang penggunaannya
menggunakan campuran resin pigmen pewarna

Gambar lapisan finishing untuk type pori terbuka

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


301
PEKERJAAN INTERIOR

b. Mengamplas permukaan kayu (Sanding)

Pengamplasan dimaksudkan untu mengangkat woodfiler yang tersisa


pada permukaan kayu selain yang masuk dalam pori-pori kayu. Untuk
membuang sisa-sisa woodfiller maka diperlukan amplas halus yang tidak
akan banyak mengambil permukaan kayu, seperti kertas amplas halus no.
240/180.

Berbagai macam material yang digunakn untu kmenghasilkan kertas


amplas seperti Silicon carbide, zirconia, ceramic, dan untuk backing kayer
digunakan kain, paper

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


302
PEKERJAAN INTERIOR

E. Pewarnaan (Staining)

Fungsi utama Wood Stain adalah mewarnai kayu sesuai dengan warna
natural kayunya, ataupun pilihan berbagai macam warna khusus (fancy
sealer) yang tidak natural. Ciri yang baik dari Wood stain adalah tidak
menutupi serat-serat kayu tetapi justeru memperjelas dan memperindah
serat-serat kayu. Sifat-sifat yang dimiliki oleh wood stain yang baik adalah
cepat kering, penetrasi kedalam kayu baik sehingga serat-serat kayu yang
telah diwarnai tampil dengan cerah dan hasil warna tidak mudah pudar,
kecuali bila langsung terkena sinar matahari.

Aplikasinya dapat menggunakan kuas/spray gun kemudian diratakan


dengan kain bal/kain katun sebelum mengering. Perlu diperhatikan pula
bahwa stain tidak memerlukan pengamplasan seperti pada proses aplikasi
lainnya. Modifikasi berupa pencampuran beberapa warna juga sering
digunakan.

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


303
PEKERJAAN INTERIOR

Pembuatan efek-efek seperti retak seribu, motif marmer, granit, dls


merupakan proses modifikasi kreatif wood staining dengan teknik khusus
keterampilan penyemprotan cairan thinner.

Pada dasarnya, semua jenis wood stain merupakan variasi dan kombinasi
dari kedua tipe stain berikut ini :

1. Dye stains

Jenis Dye Stains hanya menyerap pada serat kayu namun tidak masuk
hingga ke pori-pori, tersedia dua tipe :

– Jenis aniline sensitif terhadap sinar matahari hingga cahaya buatan


- NGR (Non Grain Raising) dengan alcohol atau acetone base yang
optimal menghasilkan kebeningan dan tahan terhadap Ultra Violet (UV
resistance)

2. Pigment stains

Pigmented stains menghasilkan kekuatan warna yang mantap menerap


hingga ke serat dan pori kayu sehingga banyak direkomendasikan bagi
finishing arsitektural. Saat ini tersedia dalam bentuk cair maupun gel.

Gambar ragam kuas untuk finishing

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


304
PEKERJAAN INTERIOR

F. Pengisian Urat kayu (Grain filling)

Pengisian urat kayu yang optimal menggunakan Grain Filler akan


menghasilkan efek permukaan cermin ang sangat baik. Namun sangat
jarang digunakan sekalipun oleh ahli finishing pofesional disebabkan
tidak populernya produk ini dan sulit dalam penggunaannya. Pengisian
urat kayu sangat disarankan untuk berapa jenis kayu misalnya, mahoni,
oak dan walnut. Proses pengisian urat kayu (grain filling) dilakukan
setelah pewarnaan kayu (staining). Grain filler juga mengandung cukup
banyak resin dan kadar minyak yang mebutuhkan kecermatan yang hati-
hati.

G. Melindungi warna kayu (Base Coating)

Cat dasar atau sering disebut Sanding Sealer merupakan satu tahapan
aplikasi untuk melindung lapisan pewarnaan kayu oleh stain, bahkan
sering pula proses ini dilakukan 2 atau 3 tahap lapisan dengan terlebih
dahulu melakukan amplas mengambang permukaan yang telah di-
sanding sebelumnya dengan kertas amplas terhalus. Hal ini dimaksudkan
untuk memberikan lapisan yang tebal dan permukaan yang rata serta
licin.

H. Melindungi dan mengkilaukan seluruh proses finishing (Top Coating)

Cat akhir atau top coating merupakan sentuhan terakhir dari tahapan
finishing. selain untuk memberikan efek kilau juga sebagai pelindung
akhir dari seluruh proses aplikasi finishing.

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


305
PEKERJAAN INTERIOR

Teknik semprot (Spraying)

Mempersiapkan kompresor, dibutuhkan bebera menit untuk


menstabilkan tekanan angin, sehingga tidak ada letupan-letupan
mendadak yang membuat cacat pada finishing.

Mempersiapkan campuran aplikasi finishing dengan takaran atau


komposisi yang sesuai dan menjaga konsistensi campuran dalam tabung
(cup) yang benar-benar terbebas dari partikel apapun. Kini tersedia filter
untuk menyaring udara yang keluar dari kompresor menjamin kebersihan
aliran udara.

Atur tekanan angin agar tidak terjadi over-spray.


Selalu mempersiapkan papan untuk menguji kepekatan campuran dan
juga tekanan angin.

Selesai melakukan finishing, cup dan gun harus benar-benar dalam


kondisi bersih, terbebas dari sisa cairan finishing yang tertinggal dan lama
kelamaan menjadi residu.

Gambar komponen peralatan finishing

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


306
PEKERJAAN INTERIOR

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


307
PEKERJAAN INTERIOR

Keamanan dalam proses finishing

Hal-hal yang perlu dijaga dalam proses Finishing adalah :

 Umumnya bahan-bahan finishing mudah terbakar (flammable),


sehingga tempatkan bahan-bahan tersebut pada posisi yang jauh
dari panas dan api seperti rokok, lampu, dls.
 Bahan-bahan finishing merupakan bahan kimia yang sangat
beracun sehingga hindari menghisap secara berlebihan dan terus
menerus
 Tersedia cream pelapis kulit tangan skin cleanser khusus untuk
membersihkan sisa cairan finishing yang melekat pada kulit, tidak
dianjurkan menggunakan cairan thinner untuk membersihkannya.

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


308
PEKERJAAN INTERIOR

PACKAGING

Pengaturan packaging bisa menjadi sebuah masalah besar apabila tidak


dipikirkan secara hati-hati dan detail. Metode packing menjadi salah satu
kontributor terjaganya kualitas produk hingga sampai di tangan owner.

Menurut survey, kerusakan barang karena masalah packing tercatat


mencapai 2% dari total produk yang diproduksi. Ini adalah suatu jumlah
yang besar pada sebuah produk. Masalah timbul pada beberapa langkah
di dalam produksi, transportasi hingga perakitan (untuk produk Knock
Down).

Faktor Penting Packing

Sebagai produsen furniture, mendesain packing untuk sebuah produk


perlu mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:

1. Ukuran produk

Lebih besar akan membutuhkan pengamanan yang lebih baik sehingga


perlu dialokasikan beberapa bahan yang berkualitas lebih baik.

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


309
PEKERJAAN INTERIOR

2. Jenis finishing

Produk tanpa finishing bukan berarti tidak memerlukan packing yang


baik, namun dengan perbedaan itu perlu dipilih bahan packing yang
sesuai. Misalnya dengan jenis finishing pigment warna sebaiknya jangan
gunakan bahan packing dari kertas karton.

3. Material Furniture

Furniture kayu selalu dikombinasikan dengan bahan lain seperti


aluminium, plastik, karet, kulit, tekstil, kaca, rotan, hingga bambu.
masing-masing jenis bahan tersebut memerlukan penanganan khusus
dalam hal packing. Terutama kaca/cermin harus diberikan ekstra
pengamanan pada saat packing.

4. Logistik

Resiko kerusakan produk untuk pengiriman di dalam kota tidak sama


dengan produk yang harus melalui perjalanan sepanjang ratusan
kilometer atau bahkan ribuan kilometer. Tentu saja akan lebih baik
apabila keduanya memiliki packing yang sama-sama aman. Perlu
dipikirkan juga kemungkinan-kemungkina yang bisa terjadi terhadap
mode angkutan yang akan digunakan, apakah produk akan diangkut
hanya dengan mobil, dengan motor, dengan pesawat atau kereta api.

5. Lokasi konsumen

Di Indonesia peraturan tentang bahan packing yang bisa didaur ulang


masih belum ketat untuk diterapkan, namun apabila kita hendak
mengirim produk ke negara yang sangat memperhatikan lingkungan, kita
harus perhatikan jenis bahan packing yang digunakan.

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


310
PEKERJAAN INTERIOR

6. Harga Produk

Ini perlu menjadi pertimbangan penting bagi kita sebagai konsumen


ataupun sebagai produsen furniture. Sebuah kursi yang dibalut kulit dan
finishing yang sangat baik tentu saja, sebagai konsumen akan menuntut
barang tersebut sampai di lokasi dalam keadaan utuh tanpa cacat
sedikitpun. Produsen seharusnya tidak ragu-ragu mengalokasikan dana
lebih untuk membuat packing seaman mungkin.

Metode Packing

Pada umumnya packing furniture bisa dilakukan dalam 3 kategori:


Single Packing: satu buah produk dipacking dengan individu
packing/karton. Contohnya adalah kursi kerja, meja makan besar, dll.
Metode ini digunakan hampir pada seluruh jenis produk dengan semua
jenis ukuran dan semua jenis pengiriman.

Multiple Packing: dipakai pada produk furniture & aksesoris yang


berukuran kecil dan sedang. Misalnya set kursi makan yang terdiri dari 2
atau 4 buah kursi dalam satu karton. juga digunakan pada produk yang
berukuran kecil seperti rak-rak piring gelas dan aksessoris, untuk
membantu kemudahan logistik barang.

Pallet packing: hanya dilakukan oleh pabrik-pabrik besar yang


mengirimkan barangnya ke luar negeri menggunakan kontainer. Palet
membantu menjaga packing + beberapa karton lainnya tetap stabil selama
perjalanan.

Karena produksi dan fabrikasi komponen-komponen meubelair yang


kami buat berada di Jakarta, maka kami menggunakan metode pallet
packing.

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


311
PEKERJAAN INTERIOR

Setelah barang sampai di lokasi kami akan menggunakan gudang


penyimpanan untuk menyimpan semua barang sebelum di aplikasikan ke
lokasi, kami akan mengengaplikasian material meubelair dengan melihat
gambar layout dan mengajukan approval shop drawing lay out kepada
owner sebelum memasang barang.

Pekerjaan ducting kami kerjakan bersamaan dengan pekerjaan fisik


bangunan ruang makan, kami akan berkoordinasi dengan pihak
kontraktor pembangunan gedung dalam pelaksanaan pekerjaan.

Demikian metode pekerjaan ini kami buat sebagai uraian singkat


pelaksanaan pekerjaan dan fabrikasi.

Penjelasan Rincian Metode Teknis Pelaksanaan Pekerjaan


312
BANGUNAN GEDUNG
PINTU-JENDELA

PEKERJAAN PINTU DAN JENDELA


Berikut penjelasan masing-masing lingkup pekerjaan pintu dan jendela yang masuk ke
dalam pekerjaan arsitektur.

Kusen allumunium
Persiapan

Kami akan mengajukan request kerja kepada konsultan pengawas pekerjaan dan direksi
teknis lapangan, seperti sebagai berikut :

 Metode teknis pelaksanaan pekerjaan


 Sampel / contoh material ( jika diperlukan )
 Gambar kerja shop drawing
 Warna material / hasil pekerjaan ( jika diperlukan )

Mempersiapkan tenaga kerja

 Kepala tukang
 Tukang
 Pekerja

Mempersiapkan peralatan yang akan digunakan


Mempersiapkan material dan bahan yang akan digunakan pada pelaksanaan pekerjaan.

 Kusen alumunium
 Skrup / ripet

Contoh kusen pintu :

PEKERJAAN PEMBANGUNAN RUANG COSTUMER SERVICE


1
TAHUN ANGGARAN 2107
BANGUNAN GEDUNG
PINTU-JENDELA

Contoh kusen jendela :

Pelaksanaan
Pengukuran.

Pengerjaan pengukuran pada areal yang akan dipasangi kusen tersebut. Pekerjaan
dilakukan oleh surveyor dan asistennya. Surveyor akan memberikan tanda marking, as
dinding, elevasi, pada bidang struktur yang ada disekitarnya. Setelah tanda marking dari
surveyor sudah selesai, maka tukang dan pekerja akan segera melaksanakan pekerjaan
kusen. Contoh pelaksanaan pekerjaan alumunium :

PEKERJAAN PEMBANGUNAN RUANG COSTUMER SERVICE


2
TAHUN ANGGARAN 2107
BANGUNAN GEDUNG
PINTU-JENDELA

 Membersihkan bidang yang akan dipasangi material kusen tersebut.


 Mengukur tempat pemasangan.
 Memasang kusen tersebut pada tempatnya yang sesuai gambar rencana kerja.
 Pemasangan kusen kami kerjakan dengan rapi dan sedetail mungkin.
 Sambungan-sambungan kami kerjakan dengan memperhatikan kerapihannya.
 Untuk kusen allumunium dikarenakan kekuatannya tidak seperti kusen kayu,
maka pada tempat pemasangan angkur akan kami berikan sepotong kayu di
dalam kusen tersebut sehingga kuat menopang beban pintu nantinya. Hal ini
akan kami kerjakan dengan sedetail dan serapih mungkin.

Pekerjaan akhir

 Setelah pekerjaan selesai, maka kami akan melakukan pemeriksaan bersama-


sama dengan konsultan pengawas pekerjaan dan direksi teknis lapangan.
 Jika hasil pekerjaan sudah disetujui dan diterima oleh mereka, maka kami akan
melanjutkan pekerjaan setelahnya.
 Jika hasil pekerjaan belum diterima, maka kami akan melaksanakan perbaikan
pada hasil pekerjaan tersebut.
 Setelah pekerjaan selesai, maka kami akan membuatkan laporan harian hasil
pelaksanaan pekerjaan yang berupa gambar, tabel data, maupun poto
dokumentasi pekerjaan.
 Kemudian laporan tersebut kami bundel / jilid / dengan rapi menjadi beberapa
rangkap dan kami serahkan kepada konsultan pengawas pekerjaan dan direksi
teknis lapangan.

Jendela allumunium

PEKERJAAN PEMBANGUNAN RUANG COSTUMER SERVICE


3
TAHUN ANGGARAN 2107
BANGUNAN GEDUNG
PINTU-JENDELA

Tahapan pelaksanaan pekerjaan. Persiapan :

Kami akan mengajukan request kerja kepada konsultan pengawas pekerjaan dan direksi
teknis lapangan, seperti sebagai berikut :

 Metode teknis pelaksanaan pekerjaan


 Sampel / contoh material ( jika diperlukan )
 Gambar kerja shop drawing
 Warna material / hasil pekerjaan ( jika diperlukan )

Mempersiapkan tenaga kerja

 Kepala tukang
 Tukang
 Pekerja

Mempersiapkan peralatan yang akan digunakan


Mempersiapkan material dan bahan yang akan digunakan pada pelaksanaan pekerjaan.

Pelaksanaan

 Pengukuran.
 Pengerjaan pengukuran pada areal yang akan dipasangi jendela alumunium
tersebut. Pekerjaan dilakukan oleh surveyor dan asistennya. Surveyor akan
memberikan tanda marking, as dinding, elevasi, pada bidang struktur yang ada
disekitarnya.
 Setelah tanda marking dari surveyor sudah selesai, maka tukang dan pekerja
akan segera melaksanakan pekerjaan jendela alumunium.
 Membersihkan bidang yang akan dipasangi material jendela alumunium
tersebut.

PEKERJAAN PEMBANGUNAN RUANG COSTUMER SERVICE


4
TAHUN ANGGARAN 2107
BANGUNAN GEDUNG
PINTU-JENDELA

 Mengukur tempat pemasangan.


 Pembuatan jendela alumunium sesuai dengan RKS, gambar kerja shop drawing.
 Batang-batang alumunium dipotong sesuai ukuran pada gambar kerja shop
drawing. Kemudian disatukan dengan menggunakan skrup. Kami perhatikan
kerapihan dalam pemasangannya.
 Pemasangan kaca dengan disilent yang rapi. Sehingga hasil pekerjaan bagus
dilihat.
 Memberikan perlindungan terhadap jendela alumunium yang sudah dibuat.
 Memperhatikan kerapihan dan kebersihan dalam pembuatannya.
 Memperhatikan detail pada pembuatannya.
 Finishing jendela alumunium kami perhatikan sedemikian rupa sehingga hasil
yang didapatkan bagus.
 Memasang jendela alumunium tersebut pada tempatnya yang sesuai gambar
rencana kerja.
 Pemasangan jendela alumunium kami kerjakan dengan rapi dan sedetail
mungkin.
 Sambungan-sambungan kami kerjakan dengan memperhatikan kerapihannya.
 Kami perhatikan detail pemasangan engsel.

Pekerjaan akhir

 Setelah pekerjaan selesai, maka kami akan melakukan pemeriksaan bersama-


sama dengan konsultan pengawas pekerjaan dan direksi teknis lapangan.
 Jika hasil pekerjaan sudah disetujui dan diterima oleh mereka, maka kami akan
melanjutkan pekerjaan setelahnya.
 Jika hasil pekerjaan belum diterima, maka kami akan melaksanakan perbaikan
pada hasil pekerjaan tersebut.
 Setelah pekerjaan selesai, maka kami akan membuatkan laporan harian hasil
pelaksanaan pekerjaan yang berupa gambar, tabel data, maupun poto
dokumentasi pekerjaan.
 Kemudian laporan tersebut kami bundel / jilid / dengan rapi menjadi beberapa
rangkap dan kami serahkan kepada konsultan pengawas pekerjaan dan direksi
teknis lapangan.

PEKERJAAN PEMBANGUNAN RUANG COSTUMER SERVICE


5
TAHUN ANGGARAN 2107
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017

PEMBERSIHAN LAPANGAN
Kendali kualitas mutu pada pelaksanaan pekerjaan.

Dalam pelaksanaan proyek konstruksi, sasaran pengelolaan proyek (project management) disamping biaya dan
jadwal adalah pemenuhan persyaratan mutu. Dalam hubungan ini, suatu peralatan, material dan cara kerja diangap
memenuhi persyaratan mutu apabila dipenuhi semua persyaratan yang ditentukan dalam kriteria dan spesifikasi.
Dengan demikian, instalasi/bangunan yang dibangun atau produk yang dihasilkan, yang terdiri dari komponen
peralatan dan material yang memenuhi persyaratan mutu, dapat diharapkan berfungsi secara memuaskan selama
kurun waktu tertentu atau dengan kata lain siap untuk dipakai (fitness for use). Dan untuk mencapai tujuan tersebut
secara efektif dan ekonomis tidak hanya diperlukan pemeriksaan di tahap akhir sebelum diserahterimakan (FHO)
kepada pemilik proyek/konsumen, tetapi juga diperlukan serangkaian tindakan sepanjang siklus proyek mulai dari
penyusunan program, perencanaan, pengawasan, pemeriksanaan dan pengendalian mutu. Kegiatan tersebut
dikenal dengan penjaminan mutu (Quality Assurance-QA).

Dalam arti yang luas “mutu” atau “kualitas” bersifat subyektif. Suatu barang yang amat bermutu bagi seseorang
belum tentu bermutu bagi orang lain. Oleh karena itu, dunia usaha dan industri mencoba memberikan batasan
yang dapat diterima oleh kalangan yang berkepentingan, misalnya ISO 8402 (1986):[1]

“Mutu adalah sifat dan karakterisk produk atau jasa yang membuatnya memenuhi kebutuhan pelanggan atau
pemakai (customers).”

Sementara definisi lain untuk mutu yang sering diasosiasian dengan proyek adalah fitness for use. Istilah ini
disamping mempunyai arti seperti yang diuraikan diatas, juga memperhatikan masalah tersediaya produk,
kehandalan dan masalah pemeliharaan.

Definisi diatas tentunya akan sangat bervariasi tergantung pada masing-masing bidang usaha maupun industri.
Akan tetapi secara umum ada 4 (empat) spektrum mutu/kualitas yakni kualitas perencanaan (quality planning),
pemantauan kualitas (quality control), jaminan kualitas (quality assurance) dan pengembangan kualitas (quality
improvement).[2]

Manajemen mutu/kualitas mengadopsi beberapa prinsip-prinsip manajemen[3], yang dapat diterapkan pada
puncak manajemen perusahaan untuk menjadi pedoman bagi organisasi dalam mengembangkan kinerja
organisasi. Beberapa prinsip tersebut adalah sebagai berikut :

Fokus pada keinginan konsumen (customer focus) Suatu perusahaan dapat menjaga dan
mengembangkan konsumennya, bilamana
perusahaan dapat mengerti dan memahami
tuntutan dan kebutuhan konsumen saat ini dan
mendatang, sehingga berusaha memenuhi
kebutuhan dan mencoba memenuhi ekspetasi
konsumen adalah kuncinya.

Kepemimpinan (Leadership) Para pemimpin dalam setiap unit dalam suatu organisasi perusahaan
(penyedia jasa konstruksi) menyiapkan dan diarahkan untuk mengembangkan
budaya kualitas. Mereka harus dapat mengkreasikan dan memelihara budaya
kualitas dalam setiap lingkungan internal yang dipimpinnya, mendorong setiap
anggota timnya untuk mencapai tujuan perusahaan yakni pencapaian target
kualitas/ mutu pekerjaan, dan dalam hal ini mencapai mutu/ kualitas pekerjaan
konstruksi.

1|Page
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017

Pengembangan Individu (Involvement of people) Setiap individu baik karyawan maupun pemimpin pada
setiap level perusahaan jasa konstruksi harus memahami
budaya manajemen kualitas. Setiap individu harus berusaha
mengembangkan segala kemampuan dan kemungkinan
yang dapat digunakan bagi keuntungan perusahaan.
Pendekatan proses (Process approach) Hasil yang buruk dapat dikurangi bila setiap aktivitas dan kebutuhan
sumber daya (manusia, material/bahan/alat, waktu) dikelola dalam
suatu organisasi perusahaan sebagai suatu proses.

Pendekatan Sistem Pada Manajemen (System approach to management) Suatu organisasi perusahaan
dapat efektif dan efisien dalam
mengembangkan target dan
tujuan mutu/ kualitas yang
merupakan kontribusi dari tahap
identifikasi, pemahaman dan
pengelolaan semua proses yang
saling terkait sebagai suatu
sistem.

Terus Berkembang (Continual improvement) Salah satu target tujuan kualitas/mutu secara permanen dari
suatu organisasi adalah terus mengembangkan kinerja
pencampaian mutu semua aktivitasnya.

Perumusan Keputusan Berdasarkan Pendekatan Fakta


(Factual approach to decision making)
Keputusan-keputusan yang efektif adalah beranjak dari dari analisis data dan informasi yang benar.

Membangun Hubungan yang Saling Menguntungkan dengan Suplier


(Mutually beneficial supplier relationships)
Sejak hubungan antara suatu perusahaan (penyedia jasa konstruksi) dan supliernya adalah interdependent, maka
perlu dikembangkan hubungan yang saling menguntungkan diantara keduanya untuk memungkinkan
pengembangan meningkatkan value keduanya.

Pengelolaan mutu (Quality Management) bertujuan mencapai persyaratan mutu proyek pada pekerjaan pertama
tanpa adanya pengulangan (to do right things right the first time) dengan cara-cara yang efektif dan ekonomis.
Pengelolaan mutu proyek konstruksi merupakan unsur dari pengelolaan proyeks secara keseluruhan, yang antara
lain adalah sebagai berikut : Meletakan dasar filosofi dan kebijakan mutu proyek
Memberikan keputusan strategis mengenai hubungan antara mutu, biaya dan
jadwal
Membuat program penjaminan dan pengendalian mutu proyek (QA/ QC)
Implementasi Program QA/ QC.

Perlu juga dipahami bahwa penanganan masalah mutu dimulai sejak awal sampai proyek dinyatakan selesai. Pada
priode tersebut penyelenggaraan proyek dibagi menjadi pekerjaan spesifik, yang kemudian diserahkan kepada
masing-masing bidang/ unit sesuai keahlian. Jadi semua pihak memiliki tanggung jawab yang sama untuk menjaga
kualitas/ mutu, bila melaksanakan tugasnya dengan benar dan tepat dari segi mutu. Atau dengan kata lain harus
selalu berorientasi kepada mutu.

Penjaminan mutu (QA) adalah semua perencanaan dan langkah sistematis yang diperlukan untuk memberikan
keyaknian bahwa instalasi atau sistem yang akan diwujudkan dapat beroperasi secara memuaskan. Sedangkan
pengendalian mutu (QC) adalah bagian dari penjaminan mutu yang memberikan petunjuk dan cara-cara untuk
mengendalikan mutu material, struktur, komponen atau sistem agar memenuhi keperluan yang telah ditentukan.

2|Page
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017

Jadi Pengendalian Mutu (QC) meliputi tindakan-tindakan yang berupa: pengetesan, pengukuran dan pemeriksaan
apakah kegiatan-kegiatan engineering/konstruksi dan kegiatan lainnya telah memenuhi dan sesuai dengan kriteria
yang digariskan.

Masalah mutu/ kualitas dalam proyek konstruksi erat hubungannya dengan masalah-masalah berikut:

Material konstruksi, yang umumnya tersedia ataupun dapat dibeli di lokasi atau sekitar lokasi proyek.
Peralatan (equipment), yang dibuat di pabrik atas dasar pesanan, seperti kompresor, generator mesin-
mesin, dlsb. Peralatan demikian umumnya diangkut dari jarak jauh untuk sampai ke lokasi proyek.
Pelatihan dan sertifikasi tenaga konstruksi, misalnya melatih ahli mengelas, pertukangan, mandor dlsb.

Pengendalian proyek konstruksi mencakup dan tidak terbatas pada hal-hal sebagai berikut :

Membuat kerangka kerja secara total;


Pengisian tenaga kerja termasuk penunjukan konsultan;
Menjamin bahwa semua informasi yang ada telah dikomunikasikan ke semua pihak terkait;
Adanya jaminan bahwa semua rencana yang dibuat akan dapat dilaksanakan;
Monitoring hasil pelaksanaan dan membandingkannya dengan rencana, dan
Mengadakan langkah perbaikan (corrective action) pada saat yang paling awal.

Hubungan antara fungsi-fungsi manajemen dan faktor-faktor yang menjadi ukuran suksesnya perencanaan dan
pengendalian termasuk pengendalian mutu. Merupakan kewajiban penyedia jasa konstruksi untuk menyiapkan
rencana pengawasan kualitas dan kepastian kualitas. Rencana pengawasan kualitas dan kepastian kualitas/
Quality Control dan Quality Assurance/ QA-QC meliputi kegiatan berikut :

Rencana pengawasan kualitas Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus mendapatkan


persetujuan dari wakil pemberi kerja mengenai QA-QC untuk seluruh
pekerjaan yang menjelaskan seluruh prosedur, instruksi, rekaman-
rekaman, dan personil yang digunakan untuk memastikan dan
mengontrol kualitas pekerjaan.

Rencana QA/ QC harus diajukan penyedia jasa konstruksi


(kontraktor) kepada wakil pemberi kerja sebelum rapt mulainya
proyek. Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus menyajikan
kepada wakil pemberi kerja rencana pengawasan kualitas yang akan
dilaksanakannya. Rencana QA/ QC tersebut harus disetujui oleh
wakil pemberi kerja agar sesuai dengan yang diharapkan.

QA/ QC manajer Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus menunjuk seorang QA/ QC manajer
sebelum pekerjaan konstruksi dilaksanakan. QA/ QC manajer akan bertaggung jawab
terhadap pelaksanaan dan keberlangsungan rencana pengawasan kualitas. Orang
yang ditunjuk oleh penyedia jasa konstruksi (kontraktor) sebagai QA/ QC manajer harus
disetujui oleh wakil pemberi kerja. QA/ QC manajer akan melaporkan pekerjaannya
langsung kepada Manajer proyek dari penyedia jasa konstruksi (kontraktor).

Perubahan pada rencana pengawasan kualitas Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus memberi
tahukan kepada wakil pemberi kerja secara tertulis segala
usulan perubahan pada rencana pengawasan kuaitas.
Perubahan yang dibuat pada rencana pengawasan kuaitas
tidak boleh dilaksanakan sebelum persetujuan tertulis dari
wakil pemberi kerja.

3|Page
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017

Hal-hal yang melekat pada rencana pengawasan kualitas Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus
memastikan bahwa rencana pengawasan kualitas
yang telah disetujui telah diikuti dan dilaksanakan
selama pelaksanaan pekerjaan. Seluruh hasil
pengawasan, record dan seluruh operasi
pengawasan kualitas harus dilaporkan secara
berkala kepada wakil pemberi kerja.
Dalam pengendalian kualitas/ mutu terdapat 2
(dua) komponen kegiatan utama dalam
pelaksanaan konstruksi yakni pengendalian
kualitas (QA) dan pengendalian kuantitas (QC).
Urain masing-masing kegiatan sebagai berikut :

Pengendalian Kualitas Pekerjaan pelaksanaan konstruksi dimulai dari pekerjaan tanah sampai pada konstruksi
akan dikendalikan dengan memberikan pengawasan, arahan, bimbingan dan instruksi
yang diperlukan kepada penyedia jasa konstruksi (kontraktor) guna menjamin bahwa
semua pekerjaan dilaksanakan dengan baik, tepat kualitas. Aspek-aspek pengendalian
mutu yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan konstruksi antara lain meliputi :

- Peralatan yang digunakan


- Cara pengangkutan material/campuran ke lokasi kerja.
- Penyimpanan bahan/material
- Pengujian material yang akan digunakan termasuk peralatan laboratorium.
- Pengujian rutin laboratorium selama pelaksanaan
- Test lapangan
- Administrasi dan formulir-formulir.

Pengendalian Kuantitas Pengawasan kuantitas (Quantity Control), dilakukan dengan mengecek


bahan-bahan/ campuran yang ditempatkan atau yang dipindahkan oleh
penyedia jasa konstruksi (kontraktor) atau yang terpasang. Konsultan akan
memproses bahan-bahan/ campuran berdasarkan atas :

 Hasil pengukuran yang memenuhi batas toleransi pembayaran.


 Metoda perhitungan
 Lokasi kerja
 Jenis pekerjaan
 Tanggal diselesaikannya pekerjaan.

Setelah pekerjaan memenuhi persyaratan baik secara kualitas maupun persyaratan lainnya, maka pengukuran
kuantitas dapat dilakukan agar volume pekerjaan dengan teliti/akurat yang disetujui oleh konsultan sehingga
kuantitas dalam kontrak adalah benar diukur dan mendapat persetujuan dari konsultan.

PAPAN NAMA PROYEK


Kendali kualitas mutu pada pelaksanaan pekerjaan.

Dalam pelaksanaan proyek konstruksi, sasaran pengelolaan proyek (project management) disamping biaya dan
jadwal adalah pemenuhan persyaratan mutu. Dalam hubungan ini, suatu peralatan, material dan cara kerja diangap
memenuhi persyaratan mutu apabila dipenuhi semua persyaratan yang ditentukan dalam kriteria dan spesifikasi.
Dengan demikian, instalasi/bangunan yang dibangun atau produk yang dihasilkan, yang terdiri dari komponen
peralatan dan material yang memenuhi persyaratan mutu, dapat diharapkan berfungsi secara memuaskan selama
kurun waktu tertentu atau dengan kata lain siap untuk dipakai (fitness for use). Dan untuk mencapai tujuan tersebut

4|Page
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017

secara efektif dan ekonomis tidak hanya diperlukan pemeriksaan di tahap akhir sebelum diserahterimakan (FHO)
kepada pemilik proyek/konsumen, tetapi juga diperlukan serangkaian tindakan sepanjang siklus proyek mulai dari
penyusunan program, perencanaan, pengawasan, pemeriksanaan dan pengendalian mutu. Kegiatan tersebut
dikenal dengan penjaminan mutu (Quality Assurance-QA).

Dalam arti yang luas “mutu” atau “kualitas” bersifat subyektif. Suatu barang yang amat bermutu bagi seseorang
belum tentu bermutu bagi orang lain. Oleh karena itu, dunia usaha dan industri mencoba memberikan batasan
yang dapat diterima oleh kalangan yang berkepentingan, misalnya ISO 8402 (1986):[1]

“Mutu adalah sifat dan karakterisk produk atau jasa yang membuatnya memenuhi kebutuhan pelanggan atau
pemakai (customers).”
Sementara definisi lain untuk mutu yang sering diasosiasian dengan proyek adalah fitness for use. Istilah ini
disamping mempunyai arti seperti yang diuraikan diatas, juga memperhatikan masalah tersediaya produk,
kehandalan dan masalah pemeliharaan.

Definisi diatas tentunya akan sangat bervariasi tergantung pada masing-masing bidang usaha maupun industri.
Akan tetapi secara umum ada 4 (empat) spektrum mutu/kualitas yakni kualitas perencanaan (quality planning),
pemantauan kualitas (quality control), jaminan kualitas (quality assurance) dan pengembangan kualitas (quality
improvement).[2]

Manajemen mutu/kualitas mengadopsi beberapa prinsip-prinsip manajemen[3], yang dapat diterapkan pada
puncak manajemen perusahaan untuk menjadi pedoman bagi organisasi dalam mengembangkan kinerja
organisasi. Beberapa prinsip tersebut adalah sebagai berikut :

Fokus pada keinginan konsumen (customer focus) Suatu perusahaan dapat menjaga dan
mengembangkan konsumennya, bilamana
perusahaan dapat mengerti dan memahami
tuntutan dan kebutuhan konsumen saat ini dan
mendatang, sehingga berusaha memenuhi
kebutuhan dan mencoba memenuhi ekspetasi
konsumen adalah kuncinya.

Kepemimpinan (Leadership) Para pemimpin dalam setiap unit dalam suatu organisasi perusahaan
(penyedia jasa konstruksi) menyiapkan dan diarahkan untuk mengembangkan
budaya kualitas. Mereka harus dapat mengkreasikan dan memelihara budaya
kualitas dalam setiap lingkungan internal yang dipimpinnya, mendorong setiap
anggota timnya untuk mencapai tujuan perusahaan yakni pencapaian target
kualitas/ mutu pekerjaan, dan dalam hal ini mencapai mutu/ kualitas pekerjaan
konstruksi.

Pengembangan Individu (Involvement of people) Setiap individu baik karyawan maupun pemimpin pada
setiap level perusahaan jasa konstruksi harus memahami
budaya manajemen kualitas. Setiap individu harus berusaha
mengembangkan segala kemampuan dan kemungkinan
yang dapat digunakan bagi keuntungan perusahaan.
Pendekatan proses (Process approach) Hasil yang buruk dapat dikurangi bila setiap aktivitas dan kebutuhan
sumber daya (manusia, material/bahan/alat, waktu) dikelola dalam
suatu organisasi perusahaan sebagai suatu proses.

Pendekatan Sistem Pada Manajemen (System approach to management) Suatu organisasi perusahaan
dapat efektif dan efisien dalam
mengembangkan target dan

5|Page
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017

tujuan mutu/ kualitas yang


merupakan kontribusi dari tahap
identifikasi, pemahaman dan
pengelolaan semua proses yang
saling terkait sebagai suatu
sistem.

Terus Berkembang (Continual improvement) Salah satu target tujuan kualitas/mutu secara permanen dari
suatu organisasi adalah terus mengembangkan kinerja
pencampaian mutu semua aktivitasnya.

Perumusan Keputusan Berdasarkan Pendekatan Fakta


(Factual approach to decision making)
Keputusan-keputusan yang efektif adalah beranjak dari dari analisis data dan informasi yang benar.

Membangun Hubungan yang Saling Menguntungkan dengan Suplier


(Mutually beneficial supplier relationships)
Sejak hubungan antara suatu perusahaan (penyedia jasa konstruksi) dan supliernya adalah interdependent, maka
perlu dikembangkan hubungan yang saling menguntungkan diantara keduanya untuk memungkinkan
pengembangan meningkatkan value keduanya.

Pengelolaan mutu (Quality Management) bertujuan mencapai persyaratan mutu proyek pada pekerjaan pertama
tanpa adanya pengulangan (to do right things right the first time) dengan cara-cara yang efektif dan ekonomis.
Pengelolaan mutu proyek konstruksi merupakan unsur dari pengelolaan proyeks secara keseluruhan, yang antara
lain adalah sebagai berikut : Meletakan dasar filosofi dan kebijakan mutu proyek
Memberikan keputusan strategis mengenai hubungan antara mutu, biaya dan
jadwal
Membuat program penjaminan dan pengendalian mutu proyek (QA/ QC)
Implementasi Program QA/ QC.

Perlu juga dipahami bahwa penanganan masalah mutu dimulai sejak awal sampai proyek dinyatakan selesai. Pada
priode tersebut penyelenggaraan proyek dibagi menjadi pekerjaan spesifik, yang kemudian diserahkan kepada
masing-masing bidang/ unit sesuai keahlian. Jadi semua pihak memiliki tanggung jawab yang sama untuk menjaga
kualitas/ mutu, bila melaksanakan tugasnya dengan benar dan tepat dari segi mutu. Atau dengan kata lain harus
selalu berorientasi kepada mutu.

Penjaminan mutu (QA) adalah semua perencanaan dan langkah sistematis yang diperlukan untuk memberikan
keyaknian bahwa instalasi atau sistem yang akan diwujudkan dapat beroperasi secara memuaskan. Sedangkan
pengendalian mutu (QC) adalah bagian dari penjaminan mutu yang memberikan petunjuk dan cara-cara untuk
mengendalikan mutu material, struktur, komponen atau sistem agar memenuhi keperluan yang telah ditentukan.
Jadi Pengendalian Mutu (QC) meliputi tindakan-tindakan yang berupa: pengetesan, pengukuran dan pemeriksaan
apakah kegiatan-kegiatan engineering/konstruksi dan kegiatan lainnya telah memenuhi dan sesuai dengan kriteria
yang digariskan.

Masalah mutu/ kualitas dalam proyek konstruksi erat hubungannya dengan masalah-masalah berikut:

Material konstruksi, yang umumnya tersedia ataupun dapat dibeli di lokasi atau sekitar lokasi proyek.
Peralatan (equipment), yang dibuat di pabrik atas dasar pesanan, seperti kompresor, generator mesin-
mesin, dlsb. Peralatan demikian umumnya diangkut dari jarak jauh untuk sampai ke lokasi proyek.
Pelatihan dan sertifikasi tenaga konstruksi, misalnya melatih ahli mengelas, pertukangan, mandor dlsb.

Pengendalian proyek konstruksi mencakup dan tidak terbatas pada hal-hal sebagai berikut :

6|Page
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017

Membuat kerangka kerja secara total;


Pengisian tenaga kerja termasuk penunjukan konsultan;
Menjamin bahwa semua informasi yang ada telah dikomunikasikan ke semua pihak terkait;
Adanya jaminan bahwa semua rencana yang dibuat akan dapat dilaksanakan;
Monitoring hasil pelaksanaan dan membandingkannya dengan rencana, dan
Mengadakan langkah perbaikan (corrective action) pada saat yang paling awal.

Hubungan antara fungsi-fungsi manajemen dan faktor-faktor yang menjadi ukuran suksesnya perencanaan dan
pengendalian termasuk pengendalian mutu. Merupakan kewajiban penyedia jasa konstruksi untuk menyiapkan
rencana pengawasan kualitas dan kepastian kualitas. Rencana pengawasan kualitas dan kepastian kualitas/
Quality Control dan Quality Assurance/ QA-QC meliputi kegiatan berikut :

Rencana pengawasan kualitas Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus mendapatkan


persetujuan dari wakil pemberi kerja mengenai QA-QC untuk seluruh
pekerjaan yang menjelaskan seluruh prosedur, instruksi, rekaman-
rekaman, dan personil yang digunakan untuk memastikan dan
mengontrol kualitas pekerjaan.

Rencana QA/ QC harus diajukan penyedia jasa konstruksi


(kontraktor) kepada wakil pemberi kerja sebelum rapt mulainya
proyek. Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus menyajikan
kepada wakil pemberi kerja rencana pengawasan kualitas yang akan
dilaksanakannya. Rencana QA/ QC tersebut harus disetujui oleh
wakil pemberi kerja agar sesuai dengan yang diharapkan.

QA/ QC manajer Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus menunjuk seorang QA/ QC manajer
sebelum pekerjaan konstruksi dilaksanakan. QA/ QC manajer akan bertaggung jawab
terhadap pelaksanaan dan keberlangsungan rencana pengawasan kualitas. Orang
yang ditunjuk oleh penyedia jasa konstruksi (kontraktor) sebagai QA/ QC manajer harus
disetujui oleh wakil pemberi kerja. QA/ QC manajer akan melaporkan pekerjaannya
langsung kepada Manajer proyek dari penyedia jasa konstruksi (kontraktor).

Perubahan pada rencana pengawasan kualitas Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus memberi
tahukan kepada wakil pemberi kerja secara tertulis segala
usulan perubahan pada rencana pengawasan kuaitas.
Perubahan yang dibuat pada rencana pengawasan kuaitas
tidak boleh dilaksanakan sebelum persetujuan tertulis dari
wakil pemberi kerja.

Hal-hal yang melekat pada rencana pengawasan kualitas Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus
memastikan bahwa rencana pengawasan kualitas
yang telah disetujui telah diikuti dan dilaksanakan
selama pelaksanaan pekerjaan. Seluruh hasil
pengawasan, record dan seluruh operasi
pengawasan kualitas harus dilaporkan secara
berkala kepada wakil pemberi kerja.
Dalam pengendalian kualitas/ mutu terdapat 2
(dua) komponen kegiatan utama dalam
pelaksanaan konstruksi yakni pengendalian
kualitas (QA) dan pengendalian kuantitas (QC).
Urain masing-masing kegiatan sebagai berikut :

7|Page
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017

Pengendalian Kualitas Pekerjaan pelaksanaan konstruksi dimulai dari pekerjaan tanah sampai pada konstruksi
akan dikendalikan dengan memberikan pengawasan, arahan, bimbingan dan instruksi
yang diperlukan kepada penyedia jasa konstruksi (kontraktor) guna menjamin bahwa
semua pekerjaan dilaksanakan dengan baik, tepat kualitas. Aspek-aspek pengendalian
mutu yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan konstruksi antara lain meliputi :

- Peralatan yang digunakan


- Cara pengangkutan material/campuran ke lokasi kerja.
- Penyimpanan bahan/material
- Pengujian material yang akan digunakan termasuk peralatan laboratorium.
- Pengujian rutin laboratorium selama pelaksanaan
- Test lapangan
- Administrasi dan formulir-formulir.

Pengendalian Kuantitas Pengawasan kuantitas (Quantity Control), dilakukan dengan mengecek


bahan-bahan/ campuran yang ditempatkan atau yang dipindahkan oleh
penyedia jasa konstruksi (kontraktor) atau yang terpasang. Konsultan akan
memproses bahan-bahan/ campuran berdasarkan atas :

 Hasil pengukuran yang memenuhi batas toleransi pembayaran.


 Metoda perhitungan
 Lokasi kerja
 Jenis pekerjaan
 Tanggal diselesaikannya pekerjaan.

Setelah pekerjaan memenuhi persyaratan baik secara kualitas maupun persyaratan lainnya, maka pengukuran
kuantitas dapat dilakukan agar volume pekerjaan dengan teliti/akurat yang disetujui oleh konsultan sehingga
kuantitas dalam kontrak adalah benar diukur dan mendapat persetujuan dari konsultan.

MOBILISASI
Kendali kualitas mutu pada pelaksanaan pekerjaan.

Dalam pelaksanaan proyek konstruksi, sasaran pengelolaan proyek (project management) disamping biaya dan
jadwal adalah pemenuhan persyaratan mutu. Dalam hubungan ini, suatu peralatan, material dan cara kerja diangap
memenuhi persyaratan mutu apabila dipenuhi semua persyaratan yang ditentukan dalam kriteria dan spesifikasi.
Dengan demikian, instalasi/bangunan yang dibangun atau produk yang dihasilkan, yang terdiri dari komponen
peralatan dan material yang memenuhi persyaratan mutu, dapat diharapkan berfungsi secara memuaskan selama
kurun waktu tertentu atau dengan kata lain siap untuk dipakai (fitness for use). Dan untuk mencapai tujuan tersebut
secara efektif dan ekonomis tidak hanya diperlukan pemeriksaan di tahap akhir sebelum diserahterimakan (FHO)
kepada pemilik proyek/konsumen, tetapi juga diperlukan serangkaian tindakan sepanjang siklus proyek mulai dari
penyusunan program, perencanaan, pengawasan, pemeriksanaan dan pengendalian mutu. Kegiatan tersebut
dikenal dengan penjaminan mutu (Quality Assurance-QA).

Dalam arti yang luas “mutu” atau “kualitas” bersifat subyektif. Suatu barang yang amat bermutu bagi seseorang
belum tentu bermutu bagi orang lain. Oleh karena itu, dunia usaha dan industri mencoba memberikan batasan
yang dapat diterima oleh kalangan yang berkepentingan, misalnya ISO 8402 (1986):[1]

“Mutu adalah sifat dan karakterisk produk atau jasa yang membuatnya memenuhi kebutuhan pelanggan atau
pemakai (customers).”

8|Page
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017

Sementara definisi lain untuk mutu yang sering diasosiasian dengan proyek adalah fitness for use. Istilah ini
disamping mempunyai arti seperti yang diuraikan diatas, juga memperhatikan masalah tersediaya produk,
kehandalan dan masalah pemeliharaan.

Definisi diatas tentunya akan sangat bervariasi tergantung pada masing-masing bidang usaha maupun industri.
Akan tetapi secara umum ada 4 (empat) spektrum mutu/kualitas yakni kualitas perencanaan (quality planning),
pemantauan kualitas (quality control), jaminan kualitas (quality assurance) dan pengembangan kualitas (quality
improvement).[2]

Manajemen mutu/kualitas mengadopsi beberapa prinsip-prinsip manajemen[3], yang dapat diterapkan pada
puncak manajemen perusahaan untuk menjadi pedoman bagi organisasi dalam mengembangkan kinerja
organisasi. Beberapa prinsip tersebut adalah sebagai berikut :

Fokus pada keinginan konsumen (customer focus) Suatu perusahaan dapat menjaga dan
mengembangkan konsumennya, bilamana
perusahaan dapat mengerti dan memahami
tuntutan dan kebutuhan konsumen saat ini dan
mendatang, sehingga berusaha memenuhi
kebutuhan dan mencoba memenuhi ekspetasi
konsumen adalah kuncinya.

Kepemimpinan (Leadership) Para pemimpin dalam setiap unit dalam suatu organisasi perusahaan
(penyedia jasa konstruksi) menyiapkan dan diarahkan untuk mengembangkan
budaya kualitas. Mereka harus dapat mengkreasikan dan memelihara budaya
kualitas dalam setiap lingkungan internal yang dipimpinnya, mendorong setiap
anggota timnya untuk mencapai tujuan perusahaan yakni pencapaian target
kualitas/ mutu pekerjaan, dan dalam hal ini mencapai mutu/ kualitas pekerjaan
konstruksi.

Pengembangan Individu (Involvement of people) Setiap individu baik karyawan maupun pemimpin pada
setiap level perusahaan jasa konstruksi harus memahami
budaya manajemen kualitas. Setiap individu harus berusaha
mengembangkan segala kemampuan dan kemungkinan
yang dapat digunakan bagi keuntungan perusahaan.
Pendekatan proses (Process approach) Hasil yang buruk dapat dikurangi bila setiap aktivitas dan kebutuhan
sumber daya (manusia, material/bahan/alat, waktu) dikelola dalam
suatu organisasi perusahaan sebagai suatu proses.

Pendekatan Sistem Pada Manajemen (System approach to management) Suatu organisasi perusahaan
dapat efektif dan efisien dalam
mengembangkan target dan
tujuan mutu/ kualitas yang
merupakan kontribusi dari tahap
identifikasi, pemahaman dan
pengelolaan semua proses yang
saling terkait sebagai suatu
sistem.

Terus Berkembang (Continual improvement) Salah satu target tujuan kualitas/mutu secara permanen dari
suatu organisasi adalah terus mengembangkan kinerja
pencampaian mutu semua aktivitasnya.

9|Page
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017

Perumusan Keputusan Berdasarkan Pendekatan Fakta


(Factual approach to decision making)
Keputusan-keputusan yang efektif adalah beranjak dari dari analisis data dan informasi yang benar.

Membangun Hubungan yang Saling Menguntungkan dengan Suplier


(Mutually beneficial supplier relationships)
Sejak hubungan antara suatu perusahaan (penyedia jasa konstruksi) dan supliernya adalah interdependent, maka
perlu dikembangkan hubungan yang saling menguntungkan diantara keduanya untuk memungkinkan
pengembangan meningkatkan value keduanya.

Pengelolaan mutu (Quality Management) bertujuan mencapai persyaratan mutu proyek pada pekerjaan pertama
tanpa adanya pengulangan (to do right things right the first time) dengan cara-cara yang efektif dan ekonomis.
Pengelolaan mutu proyek konstruksi merupakan unsur dari pengelolaan proyeks secara keseluruhan, yang antara
lain adalah sebagai berikut : Meletakan dasar filosofi dan kebijakan mutu proyek
Memberikan keputusan strategis mengenai hubungan antara mutu, biaya dan
jadwal
Membuat program penjaminan dan pengendalian mutu proyek (QA/ QC)
Implementasi Program QA/ QC.

Perlu juga dipahami bahwa penanganan masalah mutu dimulai sejak awal sampai proyek dinyatakan selesai. Pada
priode tersebut penyelenggaraan proyek dibagi menjadi pekerjaan spesifik, yang kemudian diserahkan kepada
masing-masing bidang/ unit sesuai keahlian. Jadi semua pihak memiliki tanggung jawab yang sama untuk menjaga
kualitas/ mutu, bila melaksanakan tugasnya dengan benar dan tepat dari segi mutu. Atau dengan kata lain harus
selalu berorientasi kepada mutu.

Penjaminan mutu (QA) adalah semua perencanaan dan langkah sistematis yang diperlukan untuk memberikan
keyaknian bahwa instalasi atau sistem yang akan diwujudkan dapat beroperasi secara memuaskan. Sedangkan
pengendalian mutu (QC) adalah bagian dari penjaminan mutu yang memberikan petunjuk dan cara-cara untuk
mengendalikan mutu material, struktur, komponen atau sistem agar memenuhi keperluan yang telah ditentukan.
Jadi Pengendalian Mutu (QC) meliputi tindakan-tindakan yang berupa: pengetesan, pengukuran dan pemeriksaan
apakah kegiatan-kegiatan engineering/konstruksi dan kegiatan lainnya telah memenuhi dan sesuai dengan kriteria
yang digariskan.

Masalah mutu/ kualitas dalam proyek konstruksi erat hubungannya dengan masalah-masalah berikut:

Material konstruksi, yang umumnya tersedia ataupun dapat dibeli di lokasi atau sekitar lokasi proyek.
Peralatan (equipment), yang dibuat di pabrik atas dasar pesanan, seperti kompresor, generator mesin-
mesin, dlsb. Peralatan demikian umumnya diangkut dari jarak jauh untuk sampai ke lokasi proyek.
Pelatihan dan sertifikasi tenaga konstruksi, misalnya melatih ahli mengelas, pertukangan, mandor dlsb.

Pengendalian proyek konstruksi mencakup dan tidak terbatas pada hal-hal sebagai berikut :

Membuat kerangka kerja secara total;


Pengisian tenaga kerja termasuk penunjukan konsultan;
Menjamin bahwa semua informasi yang ada telah dikomunikasikan ke semua pihak terkait;
Adanya jaminan bahwa semua rencana yang dibuat akan dapat dilaksanakan;
Monitoring hasil pelaksanaan dan membandingkannya dengan rencana, dan
Mengadakan langkah perbaikan (corrective action) pada saat yang paling awal.

Hubungan antara fungsi-fungsi manajemen dan faktor-faktor yang menjadi ukuran suksesnya perencanaan dan
pengendalian termasuk pengendalian mutu. Merupakan kewajiban penyedia jasa konstruksi untuk menyiapkan

10 | P a g e
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017

rencana pengawasan kualitas dan kepastian kualitas. Rencana pengawasan kualitas dan kepastian kualitas/
Quality Control dan Quality Assurance/ QA-QC meliputi kegiatan berikut :

Rencana pengawasan kualitas Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus mendapatkan


persetujuan dari wakil pemberi kerja mengenai QA-QC untuk seluruh
pekerjaan yang menjelaskan seluruh prosedur, instruksi, rekaman-
rekaman, dan personil yang digunakan untuk memastikan dan
mengontrol kualitas pekerjaan.

Rencana QA/ QC harus diajukan penyedia jasa konstruksi


(kontraktor) kepada wakil pemberi kerja sebelum rapt mulainya
proyek. Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus menyajikan
kepada wakil pemberi kerja rencana pengawasan kualitas yang akan
dilaksanakannya. Rencana QA/ QC tersebut harus disetujui oleh
wakil pemberi kerja agar sesuai dengan yang diharapkan.

QA/ QC manajer Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus menunjuk seorang QA/ QC manajer
sebelum pekerjaan konstruksi dilaksanakan. QA/ QC manajer akan bertaggung jawab
terhadap pelaksanaan dan keberlangsungan rencana pengawasan kualitas. Orang
yang ditunjuk oleh penyedia jasa konstruksi (kontraktor) sebagai QA/ QC manajer harus
disetujui oleh wakil pemberi kerja. QA/ QC manajer akan melaporkan pekerjaannya
langsung kepada Manajer proyek dari penyedia jasa konstruksi (kontraktor).

Perubahan pada rencana pengawasan kualitas Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus memberi
tahukan kepada wakil pemberi kerja secara tertulis segala
usulan perubahan pada rencana pengawasan kuaitas.
Perubahan yang dibuat pada rencana pengawasan kuaitas
tidak boleh dilaksanakan sebelum persetujuan tertulis dari
wakil pemberi kerja.
Hal-hal yang melekat pada rencana pengawasan kualitas Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus
memastikan bahwa rencana pengawasan kualitas
yang telah disetujui telah diikuti dan dilaksanakan
selama pelaksanaan pekerjaan. Seluruh hasil
pengawasan, record dan seluruh operasi
pengawasan kualitas harus dilaporkan secara
berkala kepada wakil pemberi kerja.
Dalam pengendalian kualitas/ mutu terdapat 2
(dua) komponen kegiatan utama dalam
pelaksanaan konstruksi yakni pengendalian
kualitas (QA) dan pengendalian kuantitas (QC).
Urain masing-masing kegiatan sebagai berikut :

Pengendalian Kualitas Pekerjaan pelaksanaan konstruksi dimulai dari pekerjaan tanah sampai pada konstruksi
akan dikendalikan dengan memberikan pengawasan, arahan, bimbingan dan instruksi
yang diperlukan kepada penyedia jasa konstruksi (kontraktor) guna menjamin bahwa
semua pekerjaan dilaksanakan dengan baik, tepat kualitas. Aspek-aspek pengendalian
mutu yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan konstruksi antara lain meliputi :

- Peralatan yang digunakan


- Cara pengangkutan material/campuran ke lokasi kerja.
- Penyimpanan bahan/material
- Pengujian material yang akan digunakan termasuk peralatan laboratorium.

11 | P a g e
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017

- Pengujian rutin laboratorium selama pelaksanaan


- Test lapangan
- Administrasi dan formulir-formulir.

Pengendalian Kuantitas Pengawasan kuantitas (Quantity Control), dilakukan dengan mengecek


bahan-bahan/ campuran yang ditempatkan atau yang dipindahkan oleh
penyedia jasa konstruksi (kontraktor) atau yang terpasang. Konsultan akan
memproses bahan-bahan/ campuran berdasarkan atas :

 Hasil pengukuran yang memenuhi batas toleransi pembayaran.


 Metoda perhitungan
 Lokasi kerja
 Jenis pekerjaan
 Tanggal diselesaikannya pekerjaan.

Setelah pekerjaan memenuhi persyaratan baik secara kualitas maupun persyaratan lainnya, maka pengukuran
kuantitas dapat dilakukan agar volume pekerjaan dengan teliti/akurat yang disetujui oleh konsultan sehingga
kuantitas dalam kontrak adalah benar diukur dan mendapat persetujuan dari konsultan.

PEKERJAAN PEMBONGKARAN KUSEN DAN KACA EXISTING


Kendali kualitas mutu pada pelaksanaan pekerjaan.

Dalam pelaksanaan proyek konstruksi, sasaran pengelolaan proyek (project management) disamping biaya dan
jadwal adalah pemenuhan persyaratan mutu. Dalam hubungan ini, suatu peralatan, material dan cara kerja diangap
memenuhi persyaratan mutu apabila dipenuhi semua persyaratan yang ditentukan dalam kriteria dan spesifikasi.
Dengan demikian, instalasi/bangunan yang dibangun atau produk yang dihasilkan, yang terdiri dari komponen
peralatan dan material yang memenuhi persyaratan mutu, dapat diharapkan berfungsi secara memuaskan selama
kurun waktu tertentu atau dengan kata lain siap untuk dipakai (fitness for use). Dan untuk mencapai tujuan tersebut
secara efektif dan ekonomis tidak hanya diperlukan pemeriksaan di tahap akhir sebelum diserahterimakan (FHO)
kepada pemilik proyek/konsumen, tetapi juga diperlukan serangkaian tindakan sepanjang siklus proyek mulai dari
penyusunan program, perencanaan, pengawasan, pemeriksanaan dan pengendalian mutu. Kegiatan tersebut
dikenal dengan penjaminan mutu (Quality Assurance-QA).
Dalam arti yang luas “mutu” atau “kualitas” bersifat subyektif. Suatu barang yang amat bermutu bagi seseorang
belum tentu bermutu bagi orang lain. Oleh karena itu, dunia usaha dan industri mencoba memberikan batasan
yang dapat diterima oleh kalangan yang berkepentingan, misalnya ISO 8402 (1986):[1]

“Mutu adalah sifat dan karakterisk produk atau jasa yang membuatnya memenuhi kebutuhan pelanggan atau
pemakai (customers).”

Sementara definisi lain untuk mutu yang sering diasosiasian dengan proyek adalah fitness for use. Istilah ini
disamping mempunyai arti seperti yang diuraikan diatas, juga memperhatikan masalah tersediaya produk,
kehandalan dan masalah pemeliharaan.

Definisi diatas tentunya akan sangat bervariasi tergantung pada masing-masing bidang usaha maupun industri.
Akan tetapi secara umum ada 4 (empat) spektrum mutu/kualitas yakni kualitas perencanaan (quality planning),
pemantauan kualitas (quality control), jaminan kualitas (quality assurance) dan pengembangan kualitas (quality
improvement).[2]

Manajemen mutu/kualitas mengadopsi beberapa prinsip-prinsip manajemen[3], yang dapat diterapkan pada
puncak manajemen perusahaan untuk menjadi pedoman bagi organisasi dalam mengembangkan kinerja
organisasi. Beberapa prinsip tersebut adalah sebagai berikut :

12 | P a g e
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017

Fokus pada keinginan konsumen (customer focus) Suatu perusahaan dapat menjaga dan
mengembangkan konsumennya, bilamana
perusahaan dapat mengerti dan memahami
tuntutan dan kebutuhan konsumen saat ini dan
mendatang, sehingga berusaha memenuhi
kebutuhan dan mencoba memenuhi ekspetasi
konsumen adalah kuncinya.

Kepemimpinan (Leadership) Para pemimpin dalam setiap unit dalam suatu organisasi perusahaan
(penyedia jasa konstruksi) menyiapkan dan diarahkan untuk mengembangkan
budaya kualitas. Mereka harus dapat mengkreasikan dan memelihara budaya
kualitas dalam setiap lingkungan internal yang dipimpinnya, mendorong setiap
anggota timnya untuk mencapai tujuan perusahaan yakni pencapaian target
kualitas/ mutu pekerjaan, dan dalam hal ini mencapai mutu/ kualitas pekerjaan
konstruksi.

Pengembangan Individu (Involvement of people) Setiap individu baik karyawan maupun pemimpin pada
setiap level perusahaan jasa konstruksi harus memahami
budaya manajemen kualitas. Setiap individu harus berusaha
mengembangkan segala kemampuan dan kemungkinan
yang dapat digunakan bagi keuntungan perusahaan.
Pendekatan proses (Process approach) Hasil yang buruk dapat dikurangi bila setiap aktivitas dan kebutuhan
sumber daya (manusia, material/bahan/alat, waktu) dikelola dalam
suatu organisasi perusahaan sebagai suatu proses.

Pendekatan Sistem Pada Manajemen (System approach to management) Suatu organisasi perusahaan
dapat efektif dan efisien dalam
mengembangkan target dan
tujuan mutu/ kualitas yang
merupakan kontribusi dari tahap
identifikasi, pemahaman dan
pengelolaan semua proses yang
saling terkait sebagai suatu
sistem.

Terus Berkembang (Continual improvement) Salah satu target tujuan kualitas/mutu secara permanen dari
suatu organisasi adalah terus mengembangkan kinerja
pencampaian mutu semua aktivitasnya.

Perumusan Keputusan Berdasarkan Pendekatan Fakta


(Factual approach to decision making)
Keputusan-keputusan yang efektif adalah beranjak dari dari analisis data dan informasi yang benar.

Membangun Hubungan yang Saling Menguntungkan dengan Suplier


(Mutually beneficial supplier relationships)
Sejak hubungan antara suatu perusahaan (penyedia jasa konstruksi) dan supliernya adalah interdependent, maka
perlu dikembangkan hubungan yang saling menguntungkan diantara keduanya untuk memungkinkan
pengembangan meningkatkan value keduanya.

Pengelolaan mutu (Quality Management) bertujuan mencapai persyaratan mutu proyek pada pekerjaan pertama
tanpa adanya pengulangan (to do right things right the first time) dengan cara-cara yang efektif dan ekonomis.

13 | P a g e
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017

Pengelolaan mutu proyek konstruksi merupakan unsur dari pengelolaan proyeks secara keseluruhan, yang antara
lain adalah sebagai berikut : Meletakan dasar filosofi dan kebijakan mutu proyek
Memberikan keputusan strategis mengenai hubungan antara mutu, biaya dan
jadwal
Membuat program penjaminan dan pengendalian mutu proyek (QA/ QC)
Implementasi Program QA/ QC.

Perlu juga dipahami bahwa penanganan masalah mutu dimulai sejak awal sampai proyek dinyatakan selesai. Pada
priode tersebut penyelenggaraan proyek dibagi menjadi pekerjaan spesifik, yang kemudian diserahkan kepada
masing-masing bidang/ unit sesuai keahlian. Jadi semua pihak memiliki tanggung jawab yang sama untuk menjaga
kualitas/ mutu, bila melaksanakan tugasnya dengan benar dan tepat dari segi mutu. Atau dengan kata lain harus
selalu berorientasi kepada mutu.

Penjaminan mutu (QA) adalah semua perencanaan dan langkah sistematis yang diperlukan untuk memberikan
keyaknian bahwa instalasi atau sistem yang akan diwujudkan dapat beroperasi secara memuaskan. Sedangkan
pengendalian mutu (QC) adalah bagian dari penjaminan mutu yang memberikan petunjuk dan cara-cara untuk
mengendalikan mutu material, struktur, komponen atau sistem agar memenuhi keperluan yang telah ditentukan.
Jadi Pengendalian Mutu (QC) meliputi tindakan-tindakan yang berupa: pengetesan, pengukuran dan pemeriksaan
apakah kegiatan-kegiatan engineering/konstruksi dan kegiatan lainnya telah memenuhi dan sesuai dengan kriteria
yang digariskan.

Masalah mutu/ kualitas dalam proyek konstruksi erat hubungannya dengan masalah-masalah berikut:

Material konstruksi, yang umumnya tersedia ataupun dapat dibeli di lokasi atau sekitar lokasi proyek.
Peralatan (equipment), yang dibuat di pabrik atas dasar pesanan, seperti kompresor, generator mesin-
mesin, dlsb. Peralatan demikian umumnya diangkut dari jarak jauh untuk sampai ke lokasi proyek.
Pelatihan dan sertifikasi tenaga konstruksi, misalnya melatih ahli mengelas, pertukangan, mandor dlsb.

Pengendalian proyek konstruksi mencakup dan tidak terbatas pada hal-hal sebagai berikut :

Membuat kerangka kerja secara total;


Pengisian tenaga kerja termasuk penunjukan konsultan;
Menjamin bahwa semua informasi yang ada telah dikomunikasikan ke semua pihak terkait;
Adanya jaminan bahwa semua rencana yang dibuat akan dapat dilaksanakan;
Monitoring hasil pelaksanaan dan membandingkannya dengan rencana, dan
Mengadakan langkah perbaikan (corrective action) pada saat yang paling awal.

Hubungan antara fungsi-fungsi manajemen dan faktor-faktor yang menjadi ukuran suksesnya perencanaan dan
pengendalian termasuk pengendalian mutu. Merupakan kewajiban penyedia jasa konstruksi untuk menyiapkan
rencana pengawasan kualitas dan kepastian kualitas. Rencana pengawasan kualitas dan kepastian kualitas/
Quality Control dan Quality Assurance/ QA-QC meliputi kegiatan berikut :

Rencana pengawasan kualitas Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus mendapatkan


persetujuan dari wakil pemberi kerja mengenai QA-QC untuk seluruh
pekerjaan yang menjelaskan seluruh prosedur, instruksi, rekaman-
rekaman, dan personil yang digunakan untuk memastikan dan
mengontrol kualitas pekerjaan.

Rencana QA/ QC harus diajukan penyedia jasa konstruksi


(kontraktor) kepada wakil pemberi kerja sebelum rapt mulainya
proyek. Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus menyajikan
kepada wakil pemberi kerja rencana pengawasan kualitas yang akan

14 | P a g e
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017

dilaksanakannya. Rencana QA/ QC tersebut harus disetujui oleh


wakil pemberi kerja agar sesuai dengan yang diharapkan.

QA/ QC manajer Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus menunjuk seorang QA/ QC manajer
sebelum pekerjaan konstruksi dilaksanakan. QA/ QC manajer akan bertaggung jawab
terhadap pelaksanaan dan keberlangsungan rencana pengawasan kualitas. Orang
yang ditunjuk oleh penyedia jasa konstruksi (kontraktor) sebagai QA/ QC manajer harus
disetujui oleh wakil pemberi kerja. QA/ QC manajer akan melaporkan pekerjaannya
langsung kepada Manajer proyek dari penyedia jasa konstruksi (kontraktor).

Perubahan pada rencana pengawasan kualitas Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus memberi
tahukan kepada wakil pemberi kerja secara tertulis segala
usulan perubahan pada rencana pengawasan kuaitas.
Perubahan yang dibuat pada rencana pengawasan kuaitas
tidak boleh dilaksanakan sebelum persetujuan tertulis dari
wakil pemberi kerja.

Hal-hal yang melekat pada rencana pengawasan kualitas Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus
memastikan bahwa rencana pengawasan kualitas
yang telah disetujui telah diikuti dan dilaksanakan
selama pelaksanaan pekerjaan. Seluruh hasil
pengawasan, record dan seluruh operasi
pengawasan kualitas harus dilaporkan secara
berkala kepada wakil pemberi kerja.
Dalam pengendalian kualitas/ mutu terdapat 2
(dua) komponen kegiatan utama dalam
pelaksanaan konstruksi yakni pengendalian
kualitas (QA) dan pengendalian kuantitas (QC).
Urain masing-masing kegiatan sebagai berikut :

Pengendalian Kualitas Pekerjaan pelaksanaan konstruksi dimulai dari pekerjaan tanah sampai pada konstruksi
akan dikendalikan dengan memberikan pengawasan, arahan, bimbingan dan instruksi
yang diperlukan kepada penyedia jasa konstruksi (kontraktor) guna menjamin bahwa
semua pekerjaan dilaksanakan dengan baik, tepat kualitas. Aspek-aspek pengendalian
mutu yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan konstruksi antara lain meliputi :

- Peralatan yang digunakan


- Cara pengangkutan material/campuran ke lokasi kerja.
- Penyimpanan bahan/material
- Pengujian material yang akan digunakan termasuk peralatan laboratorium.
- Pengujian rutin laboratorium selama pelaksanaan
- Test lapangan
- Administrasi dan formulir-formulir.

Pengendalian Kuantitas Pengawasan kuantitas (Quantity Control), dilakukan dengan mengecek


bahan-bahan/ campuran yang ditempatkan atau yang dipindahkan oleh
penyedia jasa konstruksi (kontraktor) atau yang terpasang. Konsultan akan
memproses bahan-bahan/ campuran berdasarkan atas :

 Hasil pengukuran yang memenuhi batas toleransi pembayaran.


 Metoda perhitungan
 Lokasi kerja

15 | P a g e
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017

 Jenis pekerjaan
 Tanggal diselesaikannya pekerjaan.

Setelah pekerjaan memenuhi persyaratan baik secara kualitas maupun persyaratan lainnya, maka pengukuran
kuantitas dapat dilakukan agar volume pekerjaan dengan teliti/akurat yang disetujui oleh konsultan sehingga
kuantitas dalam kontrak adalah benar diukur dan mendapat persetujuan dari konsultan.

PEKERJAAN PEMINDAHAN ALUCOPAN EXISTING


Kendali kualitas mutu pada pelaksanaan pekerjaan.

Dalam pelaksanaan proyek konstruksi, sasaran pengelolaan proyek (project management) disamping biaya dan
jadwal adalah pemenuhan persyaratan mutu. Dalam hubungan ini, suatu peralatan, material dan cara kerja diangap
memenuhi persyaratan mutu apabila dipenuhi semua persyaratan yang ditentukan dalam kriteria dan spesifikasi.
Dengan demikian, instalasi/bangunan yang dibangun atau produk yang dihasilkan, yang terdiri dari komponen
peralatan dan material yang memenuhi persyaratan mutu, dapat diharapkan berfungsi secara memuaskan selama
kurun waktu tertentu atau dengan kata lain siap untuk dipakai (fitness for use). Dan untuk mencapai tujuan tersebut
secara efektif dan ekonomis tidak hanya diperlukan pemeriksaan di tahap akhir sebelum diserahterimakan (FHO)
kepada pemilik proyek/konsumen, tetapi juga diperlukan serangkaian tindakan sepanjang siklus proyek mulai dari
penyusunan program, perencanaan, pengawasan, pemeriksanaan dan pengendalian mutu. Kegiatan tersebut
dikenal dengan penjaminan mutu (Quality Assurance-QA).

Dalam arti yang luas “mutu” atau “kualitas” bersifat subyektif. Suatu barang yang amat bermutu bagi seseorang
belum tentu bermutu bagi orang lain. Oleh karena itu, dunia usaha dan industri mencoba memberikan batasan
yang dapat diterima oleh kalangan yang berkepentingan, misalnya ISO 8402 (1986):[1]

“Mutu adalah sifat dan karakterisk produk atau jasa yang membuatnya memenuhi kebutuhan pelanggan atau
pemakai (customers).”

Sementara definisi lain untuk mutu yang sering diasosiasian dengan proyek adalah fitness for use. Istilah ini
disamping mempunyai arti seperti yang diuraikan diatas, juga memperhatikan masalah tersediaya produk,
kehandalan dan masalah pemeliharaan.

Definisi diatas tentunya akan sangat bervariasi tergantung pada masing-masing bidang usaha maupun industri.
Akan tetapi secara umum ada 4 (empat) spektrum mutu/kualitas yakni kualitas perencanaan (quality planning),
pemantauan kualitas (quality control), jaminan kualitas (quality assurance) dan pengembangan kualitas (quality
improvement).[2]

Manajemen mutu/kualitas mengadopsi beberapa prinsip-prinsip manajemen[3], yang dapat diterapkan pada
puncak manajemen perusahaan untuk menjadi pedoman bagi organisasi dalam mengembangkan kinerja
organisasi. Beberapa prinsip tersebut adalah sebagai berikut :

Fokus pada keinginan konsumen (customer focus) Suatu perusahaan dapat menjaga dan
mengembangkan konsumennya, bilamana
perusahaan dapat mengerti dan memahami
tuntutan dan kebutuhan konsumen saat ini dan
mendatang, sehingga berusaha memenuhi
kebutuhan dan mencoba memenuhi ekspetasi
konsumen adalah kuncinya.

Kepemimpinan (Leadership) Para pemimpin dalam setiap unit dalam suatu organisasi perusahaan
(penyedia jasa konstruksi) menyiapkan dan diarahkan untuk mengembangkan

16 | P a g e
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017

budaya kualitas. Mereka harus dapat mengkreasikan dan memelihara budaya


kualitas dalam setiap lingkungan internal yang dipimpinnya, mendorong setiap
anggota timnya untuk mencapai tujuan perusahaan yakni pencapaian target
kualitas/ mutu pekerjaan, dan dalam hal ini mencapai mutu/ kualitas pekerjaan
konstruksi.

Pengembangan Individu (Involvement of people) Setiap individu baik karyawan maupun pemimpin pada
setiap level perusahaan jasa konstruksi harus memahami
budaya manajemen kualitas. Setiap individu harus berusaha
mengembangkan segala kemampuan dan kemungkinan
yang dapat digunakan bagi keuntungan perusahaan.
Pendekatan proses (Process approach) Hasil yang buruk dapat dikurangi bila setiap aktivitas dan kebutuhan
sumber daya (manusia, material/bahan/alat, waktu) dikelola dalam
suatu organisasi perusahaan sebagai suatu proses.

Pendekatan Sistem Pada Manajemen (System approach to management) Suatu organisasi perusahaan
dapat efektif dan efisien dalam
mengembangkan target dan
tujuan mutu/ kualitas yang
merupakan kontribusi dari tahap
identifikasi, pemahaman dan
pengelolaan semua proses yang
saling terkait sebagai suatu
sistem.

Terus Berkembang (Continual improvement) Salah satu target tujuan kualitas/mutu secara permanen dari
suatu organisasi adalah terus mengembangkan kinerja
pencampaian mutu semua aktivitasnya.

Perumusan Keputusan Berdasarkan Pendekatan Fakta


(Factual approach to decision making)
Keputusan-keputusan yang efektif adalah beranjak dari dari analisis data dan informasi yang benar.

Membangun Hubungan yang Saling Menguntungkan dengan Suplier


(Mutually beneficial supplier relationships)
Sejak hubungan antara suatu perusahaan (penyedia jasa konstruksi) dan supliernya adalah interdependent, maka
perlu dikembangkan hubungan yang saling menguntungkan diantara keduanya untuk memungkinkan
pengembangan meningkatkan value keduanya.

Pengelolaan mutu (Quality Management) bertujuan mencapai persyaratan mutu proyek pada pekerjaan pertama
tanpa adanya pengulangan (to do right things right the first time) dengan cara-cara yang efektif dan ekonomis.
Pengelolaan mutu proyek konstruksi merupakan unsur dari pengelolaan proyeks secara keseluruhan, yang antara
lain adalah sebagai berikut : Meletakan dasar filosofi dan kebijakan mutu proyek
Memberikan keputusan strategis mengenai hubungan antara mutu, biaya dan
jadwal
Membuat program penjaminan dan pengendalian mutu proyek (QA/ QC)
Implementasi Program QA/ QC.

Perlu juga dipahami bahwa penanganan masalah mutu dimulai sejak awal sampai proyek dinyatakan selesai. Pada
priode tersebut penyelenggaraan proyek dibagi menjadi pekerjaan spesifik, yang kemudian diserahkan kepada
masing-masing bidang/ unit sesuai keahlian. Jadi semua pihak memiliki tanggung jawab yang sama untuk menjaga

17 | P a g e
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017

kualitas/ mutu, bila melaksanakan tugasnya dengan benar dan tepat dari segi mutu. Atau dengan kata lain harus
selalu berorientasi kepada mutu.

Penjaminan mutu (QA) adalah semua perencanaan dan langkah sistematis yang diperlukan untuk memberikan
keyaknian bahwa instalasi atau sistem yang akan diwujudkan dapat beroperasi secara memuaskan. Sedangkan
pengendalian mutu (QC) adalah bagian dari penjaminan mutu yang memberikan petunjuk dan cara-cara untuk
mengendalikan mutu material, struktur, komponen atau sistem agar memenuhi keperluan yang telah ditentukan.
Jadi Pengendalian Mutu (QC) meliputi tindakan-tindakan yang berupa: pengetesan, pengukuran dan pemeriksaan
apakah kegiatan-kegiatan engineering/konstruksi dan kegiatan lainnya telah memenuhi dan sesuai dengan kriteria
yang digariskan.

Masalah mutu/ kualitas dalam proyek konstruksi erat hubungannya dengan masalah-masalah berikut:

Material konstruksi, yang umumnya tersedia ataupun dapat dibeli di lokasi atau sekitar lokasi proyek.
Peralatan (equipment), yang dibuat di pabrik atas dasar pesanan, seperti kompresor, generator mesin-
mesin, dlsb. Peralatan demikian umumnya diangkut dari jarak jauh untuk sampai ke lokasi proyek.
Pelatihan dan sertifikasi tenaga konstruksi, misalnya melatih ahli mengelas, pertukangan, mandor dlsb.

Pengendalian proyek konstruksi mencakup dan tidak terbatas pada hal-hal sebagai berikut :

Membuat kerangka kerja secara total;


Pengisian tenaga kerja termasuk penunjukan konsultan;
Menjamin bahwa semua informasi yang ada telah dikomunikasikan ke semua pihak terkait;
Adanya jaminan bahwa semua rencana yang dibuat akan dapat dilaksanakan;
Monitoring hasil pelaksanaan dan membandingkannya dengan rencana, dan
Mengadakan langkah perbaikan (corrective action) pada saat yang paling awal.

Hubungan antara fungsi-fungsi manajemen dan faktor-faktor yang menjadi ukuran suksesnya perencanaan dan
pengendalian termasuk pengendalian mutu. Merupakan kewajiban penyedia jasa konstruksi untuk menyiapkan
rencana pengawasan kualitas dan kepastian kualitas. Rencana pengawasan kualitas dan kepastian kualitas/
Quality Control dan Quality Assurance/ QA-QC meliputi kegiatan berikut :

Rencana pengawasan kualitas Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus mendapatkan


persetujuan dari wakil pemberi kerja mengenai QA-QC untuk seluruh
pekerjaan yang menjelaskan seluruh prosedur, instruksi, rekaman-
rekaman, dan personil yang digunakan untuk memastikan dan
mengontrol kualitas pekerjaan.

Rencana QA/ QC harus diajukan penyedia jasa konstruksi


(kontraktor) kepada wakil pemberi kerja sebelum rapt mulainya
proyek. Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus menyajikan
kepada wakil pemberi kerja rencana pengawasan kualitas yang akan
dilaksanakannya. Rencana QA/ QC tersebut harus disetujui oleh
wakil pemberi kerja agar sesuai dengan yang diharapkan.

QA/ QC manajer Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus menunjuk seorang QA/ QC manajer
sebelum pekerjaan konstruksi dilaksanakan. QA/ QC manajer akan bertaggung jawab
terhadap pelaksanaan dan keberlangsungan rencana pengawasan kualitas. Orang
yang ditunjuk oleh penyedia jasa konstruksi (kontraktor) sebagai QA/ QC manajer harus
disetujui oleh wakil pemberi kerja. QA/ QC manajer akan melaporkan pekerjaannya
langsung kepada Manajer proyek dari penyedia jasa konstruksi (kontraktor).

18 | P a g e
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017

Perubahan pada rencana pengawasan kualitas Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus memberi
tahukan kepada wakil pemberi kerja secara tertulis segala
usulan perubahan pada rencana pengawasan kuaitas.
Perubahan yang dibuat pada rencana pengawasan kuaitas
tidak boleh dilaksanakan sebelum persetujuan tertulis dari
wakil pemberi kerja.

Hal-hal yang melekat pada rencana pengawasan kualitas Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus
memastikan bahwa rencana pengawasan kualitas
yang telah disetujui telah diikuti dan dilaksanakan
selama pelaksanaan pekerjaan. Seluruh hasil
pengawasan, record dan seluruh operasi
pengawasan kualitas harus dilaporkan secara
berkala kepada wakil pemberi kerja.
Dalam pengendalian kualitas/ mutu terdapat 2
(dua) komponen kegiatan utama dalam
pelaksanaan konstruksi yakni pengendalian
kualitas (QA) dan pengendalian kuantitas (QC).
Urain masing-masing kegiatan sebagai berikut :

Pengendalian Kualitas Pekerjaan pelaksanaan konstruksi dimulai dari pekerjaan tanah sampai pada konstruksi
akan dikendalikan dengan memberikan pengawasan, arahan, bimbingan dan instruksi
yang diperlukan kepada penyedia jasa konstruksi (kontraktor) guna menjamin bahwa
semua pekerjaan dilaksanakan dengan baik, tepat kualitas. Aspek-aspek pengendalian
mutu yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan konstruksi antara lain meliputi :

- Peralatan yang digunakan


- Cara pengangkutan material/campuran ke lokasi kerja.
- Penyimpanan bahan/material
- Pengujian material yang akan digunakan termasuk peralatan laboratorium.
- Pengujian rutin laboratorium selama pelaksanaan
- Test lapangan
- Administrasi dan formulir-formulir.

Pengendalian Kuantitas Pengawasan kuantitas (Quantity Control), dilakukan dengan mengecek


bahan-bahan/ campuran yang ditempatkan atau yang dipindahkan oleh
penyedia jasa konstruksi (kontraktor) atau yang terpasang. Konsultan akan
memproses bahan-bahan/ campuran berdasarkan atas :

 Hasil pengukuran yang memenuhi batas toleransi pembayaran.


 Metoda perhitungan
 Lokasi kerja
 Jenis pekerjaan
 Tanggal diselesaikannya pekerjaan.

Setelah pekerjaan memenuhi persyaratan baik secara kualitas maupun persyaratan lainnya, maka pengukuran
kuantitas dapat dilakukan agar volume pekerjaan dengan teliti/akurat yang disetujui oleh konsultan sehingga
kuantitas dalam kontrak adalah benar diukur dan mendapat persetujuan dari konsultan.

19 | P a g e
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017

PEKERJAAN PEMBONGKARAN LANTAI


Kendali kualitas mutu pada pelaksanaan pekerjaan.

Dalam pelaksanaan proyek konstruksi, sasaran pengelolaan proyek (project management) disamping biaya dan
jadwal adalah pemenuhan persyaratan mutu. Dalam hubungan ini, suatu peralatan, material dan cara kerja diangap
memenuhi persyaratan mutu apabila dipenuhi semua persyaratan yang ditentukan dalam kriteria dan spesifikasi.
Dengan demikian, instalasi/bangunan yang dibangun atau produk yang dihasilkan, yang terdiri dari komponen
peralatan dan material yang memenuhi persyaratan mutu, dapat diharapkan berfungsi secara memuaskan selama
kurun waktu tertentu atau dengan kata lain siap untuk dipakai (fitness for use). Dan untuk mencapai tujuan tersebut
secara efektif dan ekonomis tidak hanya diperlukan pemeriksaan di tahap akhir sebelum diserahterimakan (FHO)
kepada pemilik proyek/konsumen, tetapi juga diperlukan serangkaian tindakan sepanjang siklus proyek mulai dari
penyusunan program, perencanaan, pengawasan, pemeriksanaan dan pengendalian mutu. Kegiatan tersebut
dikenal dengan penjaminan mutu (Quality Assurance-QA).

Dalam arti yang luas “mutu” atau “kualitas” bersifat subyektif. Suatu barang yang amat bermutu bagi seseorang
belum tentu bermutu bagi orang lain. Oleh karena itu, dunia usaha dan industri mencoba memberikan batasan
yang dapat diterima oleh kalangan yang berkepentingan, misalnya ISO 8402 (1986):[1]

“Mutu adalah sifat dan karakterisk produk atau jasa yang membuatnya memenuhi kebutuhan pelanggan atau
pemakai (customers).”

Sementara definisi lain untuk mutu yang sering diasosiasian dengan proyek adalah fitness for use. Istilah ini
disamping mempunyai arti seperti yang diuraikan diatas, juga memperhatikan masalah tersediaya produk,
kehandalan dan masalah pemeliharaan.

Definisi diatas tentunya akan sangat bervariasi tergantung pada masing-masing bidang usaha maupun industri.
Akan tetapi secara umum ada 4 (empat) spektrum mutu/kualitas yakni kualitas perencanaan (quality planning),
pemantauan kualitas (quality control), jaminan kualitas (quality assurance) dan pengembangan kualitas (quality
improvement).[2]

Manajemen mutu/kualitas mengadopsi beberapa prinsip-prinsip manajemen[3], yang dapat diterapkan pada
puncak manajemen perusahaan untuk menjadi pedoman bagi organisasi dalam mengembangkan kinerja
organisasi. Beberapa prinsip tersebut adalah sebagai berikut :

Fokus pada keinginan konsumen (customer focus) Suatu perusahaan dapat menjaga dan
mengembangkan konsumennya, bilamana
perusahaan dapat mengerti dan memahami
tuntutan dan kebutuhan konsumen saat ini dan
mendatang, sehingga berusaha memenuhi
kebutuhan dan mencoba memenuhi ekspetasi
konsumen adalah kuncinya.

Kepemimpinan (Leadership) Para pemimpin dalam setiap unit dalam suatu organisasi perusahaan
(penyedia jasa konstruksi) menyiapkan dan diarahkan untuk mengembangkan
budaya kualitas. Mereka harus dapat mengkreasikan dan memelihara budaya
kualitas dalam setiap lingkungan internal yang dipimpinnya, mendorong setiap
anggota timnya untuk mencapai tujuan perusahaan yakni pencapaian target

20 | P a g e
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017

kualitas/ mutu pekerjaan, dan dalam hal ini mencapai mutu/ kualitas pekerjaan
konstruksi.

Pengembangan Individu (Involvement of people) Setiap individu baik karyawan maupun pemimpin pada
setiap level perusahaan jasa konstruksi harus memahami
budaya manajemen kualitas. Setiap individu harus berusaha
mengembangkan segala kemampuan dan kemungkinan
yang dapat digunakan bagi keuntungan perusahaan.
Pendekatan proses (Process approach) Hasil yang buruk dapat dikurangi bila setiap aktivitas dan kebutuhan
sumber daya (manusia, material/bahan/alat, waktu) dikelola dalam
suatu organisasi perusahaan sebagai suatu proses.

Pendekatan Sistem Pada Manajemen (System approach to management) Suatu organisasi perusahaan
dapat efektif dan efisien dalam
mengembangkan target dan
tujuan mutu/ kualitas yang
merupakan kontribusi dari tahap
identifikasi, pemahaman dan
pengelolaan semua proses yang
saling terkait sebagai suatu
sistem.

Terus Berkembang (Continual improvement) Salah satu target tujuan kualitas/mutu secara permanen dari
suatu organisasi adalah terus mengembangkan kinerja
pencampaian mutu semua aktivitasnya.

Perumusan Keputusan Berdasarkan Pendekatan Fakta


(Factual approach to decision making)
Keputusan-keputusan yang efektif adalah beranjak dari dari analisis data dan informasi yang benar.

Membangun Hubungan yang Saling Menguntungkan dengan Suplier


(Mutually beneficial supplier relationships)
Sejak hubungan antara suatu perusahaan (penyedia jasa konstruksi) dan supliernya adalah interdependent, maka
perlu dikembangkan hubungan yang saling menguntungkan diantara keduanya untuk memungkinkan
pengembangan meningkatkan value keduanya.

Pengelolaan mutu (Quality Management) bertujuan mencapai persyaratan mutu proyek pada pekerjaan pertama
tanpa adanya pengulangan (to do right things right the first time) dengan cara-cara yang efektif dan ekonomis.
Pengelolaan mutu proyek konstruksi merupakan unsur dari pengelolaan proyeks secara keseluruhan, yang antara
lain adalah sebagai berikut : Meletakan dasar filosofi dan kebijakan mutu proyek
Memberikan keputusan strategis mengenai hubungan antara mutu, biaya dan
jadwal
Membuat program penjaminan dan pengendalian mutu proyek (QA/ QC)
Implementasi Program QA/ QC.

Perlu juga dipahami bahwa penanganan masalah mutu dimulai sejak awal sampai proyek dinyatakan selesai. Pada
priode tersebut penyelenggaraan proyek dibagi menjadi pekerjaan spesifik, yang kemudian diserahkan kepada
masing-masing bidang/ unit sesuai keahlian. Jadi semua pihak memiliki tanggung jawab yang sama untuk menjaga
kualitas/ mutu, bila melaksanakan tugasnya dengan benar dan tepat dari segi mutu. Atau dengan kata lain harus
selalu berorientasi kepada mutu.

21 | P a g e
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017

Penjaminan mutu (QA) adalah semua perencanaan dan langkah sistematis yang diperlukan untuk memberikan
keyaknian bahwa instalasi atau sistem yang akan diwujudkan dapat beroperasi secara memuaskan. Sedangkan
pengendalian mutu (QC) adalah bagian dari penjaminan mutu yang memberikan petunjuk dan cara-cara untuk
mengendalikan mutu material, struktur, komponen atau sistem agar memenuhi keperluan yang telah ditentukan.
Jadi Pengendalian Mutu (QC) meliputi tindakan-tindakan yang berupa: pengetesan, pengukuran dan pemeriksaan
apakah kegiatan-kegiatan engineering/konstruksi dan kegiatan lainnya telah memenuhi dan sesuai dengan kriteria
yang digariskan.

Masalah mutu/ kualitas dalam proyek konstruksi erat hubungannya dengan masalah-masalah berikut:

Material konstruksi, yang umumnya tersedia ataupun dapat dibeli di lokasi atau sekitar lokasi proyek.
Peralatan (equipment), yang dibuat di pabrik atas dasar pesanan, seperti kompresor, generator mesin-
mesin, dlsb. Peralatan demikian umumnya diangkut dari jarak jauh untuk sampai ke lokasi proyek.
Pelatihan dan sertifikasi tenaga konstruksi, misalnya melatih ahli mengelas, pertukangan, mandor dlsb.

Pengendalian proyek konstruksi mencakup dan tidak terbatas pada hal-hal sebagai berikut :

Membuat kerangka kerja secara total;


Pengisian tenaga kerja termasuk penunjukan konsultan;
Menjamin bahwa semua informasi yang ada telah dikomunikasikan ke semua pihak terkait;
Adanya jaminan bahwa semua rencana yang dibuat akan dapat dilaksanakan;
Monitoring hasil pelaksanaan dan membandingkannya dengan rencana, dan
Mengadakan langkah perbaikan (corrective action) pada saat yang paling awal.

Hubungan antara fungsi-fungsi manajemen dan faktor-faktor yang menjadi ukuran suksesnya perencanaan dan
pengendalian termasuk pengendalian mutu. Merupakan kewajiban penyedia jasa konstruksi untuk menyiapkan
rencana pengawasan kualitas dan kepastian kualitas. Rencana pengawasan kualitas dan kepastian kualitas/
Quality Control dan Quality Assurance/ QA-QC meliputi kegiatan berikut :

Rencana pengawasan kualitas Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus mendapatkan


persetujuan dari wakil pemberi kerja mengenai QA-QC untuk seluruh
pekerjaan yang menjelaskan seluruh prosedur, instruksi, rekaman-
rekaman, dan personil yang digunakan untuk memastikan dan
mengontrol kualitas pekerjaan.

Rencana QA/ QC harus diajukan penyedia jasa konstruksi


(kontraktor) kepada wakil pemberi kerja sebelum rapt mulainya
proyek. Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus menyajikan
kepada wakil pemberi kerja rencana pengawasan kualitas yang akan
dilaksanakannya. Rencana QA/ QC tersebut harus disetujui oleh
wakil pemberi kerja agar sesuai dengan yang diharapkan.

QA/ QC manajer Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus menunjuk seorang QA/ QC manajer
sebelum pekerjaan konstruksi dilaksanakan. QA/ QC manajer akan bertaggung jawab
terhadap pelaksanaan dan keberlangsungan rencana pengawasan kualitas. Orang
yang ditunjuk oleh penyedia jasa konstruksi (kontraktor) sebagai QA/ QC manajer harus
disetujui oleh wakil pemberi kerja. QA/ QC manajer akan melaporkan pekerjaannya
langsung kepada Manajer proyek dari penyedia jasa konstruksi (kontraktor).

22 | P a g e
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017

Perubahan pada rencana pengawasan kualitas Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus memberi
tahukan kepada wakil pemberi kerja secara tertulis segala
usulan perubahan pada rencana pengawasan kuaitas.
Perubahan yang dibuat pada rencana pengawasan kuaitas
tidak boleh dilaksanakan sebelum persetujuan tertulis dari
wakil pemberi kerja.

Hal-hal yang melekat pada rencana pengawasan kualitas Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus
memastikan bahwa rencana pengawasan kualitas
yang telah disetujui telah diikuti dan dilaksanakan
selama pelaksanaan pekerjaan. Seluruh hasil
pengawasan, record dan seluruh operasi
pengawasan kualitas harus dilaporkan secara
berkala kepada wakil pemberi kerja.
Dalam pengendalian kualitas/ mutu terdapat 2
(dua) komponen kegiatan utama dalam
pelaksanaan konstruksi yakni pengendalian
kualitas (QA) dan pengendalian kuantitas (QC).
Urain masing-masing kegiatan sebagai berikut :

Pengendalian Kualitas Pekerjaan pelaksanaan konstruksi dimulai dari pekerjaan tanah sampai pada konstruksi
akan dikendalikan dengan memberikan pengawasan, arahan, bimbingan dan instruksi
yang diperlukan kepada penyedia jasa konstruksi (kontraktor) guna menjamin bahwa
semua pekerjaan dilaksanakan dengan baik, tepat kualitas. Aspek-aspek pengendalian
mutu yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan konstruksi antara lain meliputi :

- Peralatan yang digunakan


- Cara pengangkutan material/campuran ke lokasi kerja.
- Penyimpanan bahan/material
- Pengujian material yang akan digunakan termasuk peralatan laboratorium.
- Pengujian rutin laboratorium selama pelaksanaan
- Test lapangan
- Administrasi dan formulir-formulir.

Pengendalian Kuantitas Pengawasan kuantitas (Quantity Control), dilakukan dengan mengecek


bahan-bahan/ campuran yang ditempatkan atau yang dipindahkan oleh
penyedia jasa konstruksi (kontraktor) atau yang terpasang. Konsultan akan
memproses bahan-bahan/ campuran berdasarkan atas :

 Hasil pengukuran yang memenuhi batas toleransi pembayaran.


 Metoda perhitungan
 Lokasi kerja
 Jenis pekerjaan
 Tanggal diselesaikannya pekerjaan.

Setelah pekerjaan memenuhi persyaratan baik secara kualitas maupun persyaratan lainnya, maka pengukuran
kuantitas dapat dilakukan agar volume pekerjaan dengan teliti/akurat yang disetujui oleh konsultan sehingga
kuantitas dalam kontrak adalah benar diukur dan mendapat persetujuan dari konsultan.

PEKERJAAN GALIAN TANAH

23 | P a g e
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017

Kendali kualitas mutu pada pelaksanaan pekerjaan.

Dalam pelaksanaan proyek konstruksi, sasaran pengelolaan proyek (project management) disamping biaya dan
jadwal adalah pemenuhan persyaratan mutu. Dalam hubungan ini, suatu peralatan, material dan cara kerja diangap
memenuhi persyaratan mutu apabila dipenuhi semua persyaratan yang ditentukan dalam kriteria dan spesifikasi.
Dengan demikian, instalasi/bangunan yang dibangun atau produk yang dihasilkan, yang terdiri dari komponen
peralatan dan material yang memenuhi persyaratan mutu, dapat diharapkan berfungsi secara memuaskan selama
kurun waktu tertentu atau dengan kata lain siap untuk dipakai (fitness for use). Dan untuk mencapai tujuan tersebut
secara efektif dan ekonomis tidak hanya diperlukan pemeriksaan di tahap akhir sebelum diserahterimakan (FHO)
kepada pemilik proyek/konsumen, tetapi juga diperlukan serangkaian tindakan sepanjang siklus proyek mulai dari
penyusunan program, perencanaan, pengawasan, pemeriksanaan dan pengendalian mutu. Kegiatan tersebut
dikenal dengan penjaminan mutu (Quality Assurance-QA).

Dalam arti yang luas “mutu” atau “kualitas” bersifat subyektif. Suatu barang yang amat bermutu bagi seseorang
belum tentu bermutu bagi orang lain. Oleh karena itu, dunia usaha dan industri mencoba memberikan batasan
yang dapat diterima oleh kalangan yang berkepentingan, misalnya ISO 8402 (1986):[1]

“Mutu adalah sifat dan karakterisk produk atau jasa yang membuatnya memenuhi kebutuhan pelanggan atau
pemakai (customers).”

Sementara definisi lain untuk mutu yang sering diasosiasian dengan proyek adalah fitness for use. Istilah ini
disamping mempunyai arti seperti yang diuraikan diatas, juga memperhatikan masalah tersediaya produk,
kehandalan dan masalah pemeliharaan.

Definisi diatas tentunya akan sangat bervariasi tergantung pada masing-masing bidang usaha maupun industri.
Akan tetapi secara umum ada 4 (empat) spektrum mutu/kualitas yakni kualitas perencanaan (quality planning),
pemantauan kualitas (quality control), jaminan kualitas (quality assurance) dan pengembangan kualitas (quality
improvement).[2]

Manajemen mutu/kualitas mengadopsi beberapa prinsip-prinsip manajemen[3], yang dapat diterapkan pada
puncak manajemen perusahaan untuk menjadi pedoman bagi organisasi dalam mengembangkan kinerja
organisasi. Beberapa prinsip tersebut adalah sebagai berikut :

Fokus pada keinginan konsumen (customer focus) Suatu perusahaan dapat menjaga dan
mengembangkan konsumennya, bilamana
perusahaan dapat mengerti dan memahami
tuntutan dan kebutuhan konsumen saat ini dan
mendatang, sehingga berusaha memenuhi
kebutuhan dan mencoba memenuhi ekspetasi
konsumen adalah kuncinya.

Kepemimpinan (Leadership) Para pemimpin dalam setiap unit dalam suatu organisasi perusahaan
(penyedia jasa konstruksi) menyiapkan dan diarahkan untuk mengembangkan
budaya kualitas. Mereka harus dapat mengkreasikan dan memelihara budaya
kualitas dalam setiap lingkungan internal yang dipimpinnya, mendorong setiap
anggota timnya untuk mencapai tujuan perusahaan yakni pencapaian target
kualitas/ mutu pekerjaan, dan dalam hal ini mencapai mutu/ kualitas pekerjaan
konstruksi.

Pengembangan Individu (Involvement of people) Setiap individu baik karyawan maupun pemimpin pada
setiap level perusahaan jasa konstruksi harus memahami
budaya manajemen kualitas. Setiap individu harus berusaha

24 | P a g e
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017

mengembangkan segala kemampuan dan kemungkinan


yang dapat digunakan bagi keuntungan perusahaan.
Pendekatan proses (Process approach) Hasil yang buruk dapat dikurangi bila setiap aktivitas dan kebutuhan
sumber daya (manusia, material/bahan/alat, waktu) dikelola dalam
suatu organisasi perusahaan sebagai suatu proses.

Pendekatan Sistem Pada Manajemen (System approach to management) Suatu organisasi perusahaan
dapat efektif dan efisien dalam
mengembangkan target dan
tujuan mutu/ kualitas yang
merupakan kontribusi dari tahap
identifikasi, pemahaman dan
pengelolaan semua proses yang
saling terkait sebagai suatu
sistem.

Terus Berkembang (Continual improvement) Salah satu target tujuan kualitas/mutu secara permanen dari
suatu organisasi adalah terus mengembangkan kinerja
pencampaian mutu semua aktivitasnya.

Perumusan Keputusan Berdasarkan Pendekatan Fakta


(Factual approach to decision making)
Keputusan-keputusan yang efektif adalah beranjak dari dari analisis data dan informasi yang benar.

Membangun Hubungan yang Saling Menguntungkan dengan Suplier


(Mutually beneficial supplier relationships)
Sejak hubungan antara suatu perusahaan (penyedia jasa konstruksi) dan supliernya adalah interdependent, maka
perlu dikembangkan hubungan yang saling menguntungkan diantara keduanya untuk memungkinkan
pengembangan meningkatkan value keduanya.

Pengelolaan mutu (Quality Management) bertujuan mencapai persyaratan mutu proyek pada pekerjaan pertama
tanpa adanya pengulangan (to do right things right the first time) dengan cara-cara yang efektif dan ekonomis.
Pengelolaan mutu proyek konstruksi merupakan unsur dari pengelolaan proyeks secara keseluruhan, yang antara
lain adalah sebagai berikut : Meletakan dasar filosofi dan kebijakan mutu proyek
Memberikan keputusan strategis mengenai hubungan antara mutu, biaya dan
jadwal
Membuat program penjaminan dan pengendalian mutu proyek (QA/ QC)
Implementasi Program QA/ QC.

Perlu juga dipahami bahwa penanganan masalah mutu dimulai sejak awal sampai proyek dinyatakan selesai. Pada
priode tersebut penyelenggaraan proyek dibagi menjadi pekerjaan spesifik, yang kemudian diserahkan kepada
masing-masing bidang/ unit sesuai keahlian. Jadi semua pihak memiliki tanggung jawab yang sama untuk menjaga
kualitas/ mutu, bila melaksanakan tugasnya dengan benar dan tepat dari segi mutu. Atau dengan kata lain harus
selalu berorientasi kepada mutu.

Penjaminan mutu (QA) adalah semua perencanaan dan langkah sistematis yang diperlukan untuk memberikan
keyaknian bahwa instalasi atau sistem yang akan diwujudkan dapat beroperasi secara memuaskan. Sedangkan
pengendalian mutu (QC) adalah bagian dari penjaminan mutu yang memberikan petunjuk dan cara-cara untuk
mengendalikan mutu material, struktur, komponen atau sistem agar memenuhi keperluan yang telah ditentukan.
Jadi Pengendalian Mutu (QC) meliputi tindakan-tindakan yang berupa: pengetesan, pengukuran dan pemeriksaan

25 | P a g e
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017

apakah kegiatan-kegiatan engineering/konstruksi dan kegiatan lainnya telah memenuhi dan sesuai dengan kriteria
yang digariskan.

Masalah mutu/ kualitas dalam proyek konstruksi erat hubungannya dengan masalah-masalah berikut:

Material konstruksi, yang umumnya tersedia ataupun dapat dibeli di lokasi atau sekitar lokasi proyek.
Peralatan (equipment), yang dibuat di pabrik atas dasar pesanan, seperti kompresor, generator mesin-
mesin, dlsb. Peralatan demikian umumnya diangkut dari jarak jauh untuk sampai ke lokasi proyek.
Pelatihan dan sertifikasi tenaga konstruksi, misalnya melatih ahli mengelas, pertukangan, mandor dlsb.

Pengendalian proyek konstruksi mencakup dan tidak terbatas pada hal-hal sebagai berikut :

Membuat kerangka kerja secara total;


Pengisian tenaga kerja termasuk penunjukan konsultan;
Menjamin bahwa semua informasi yang ada telah dikomunikasikan ke semua pihak terkait;
Adanya jaminan bahwa semua rencana yang dibuat akan dapat dilaksanakan;
Monitoring hasil pelaksanaan dan membandingkannya dengan rencana, dan
Mengadakan langkah perbaikan (corrective action) pada saat yang paling awal.

Hubungan antara fungsi-fungsi manajemen dan faktor-faktor yang menjadi ukuran suksesnya perencanaan dan
pengendalian termasuk pengendalian mutu. Merupakan kewajiban penyedia jasa konstruksi untuk menyiapkan
rencana pengawasan kualitas dan kepastian kualitas. Rencana pengawasan kualitas dan kepastian kualitas/
Quality Control dan Quality Assurance/ QA-QC meliputi kegiatan berikut :

Rencana pengawasan kualitas Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus mendapatkan


persetujuan dari wakil pemberi kerja mengenai QA-QC untuk seluruh
pekerjaan yang menjelaskan seluruh prosedur, instruksi, rekaman-
rekaman, dan personil yang digunakan untuk memastikan dan
mengontrol kualitas pekerjaan.

Rencana QA/ QC harus diajukan penyedia jasa konstruksi


(kontraktor) kepada wakil pemberi kerja sebelum rapt mulainya
proyek. Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus menyajikan
kepada wakil pemberi kerja rencana pengawasan kualitas yang akan
dilaksanakannya. Rencana QA/ QC tersebut harus disetujui oleh
wakil pemberi kerja agar sesuai dengan yang diharapkan.

QA/ QC manajer Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus menunjuk seorang QA/ QC manajer
sebelum pekerjaan konstruksi dilaksanakan. QA/ QC manajer akan bertaggung jawab
terhadap pelaksanaan dan keberlangsungan rencana pengawasan kualitas. Orang
yang ditunjuk oleh penyedia jasa konstruksi (kontraktor) sebagai QA/ QC manajer harus
disetujui oleh wakil pemberi kerja. QA/ QC manajer akan melaporkan pekerjaannya
langsung kepada Manajer proyek dari penyedia jasa konstruksi (kontraktor).

Perubahan pada rencana pengawasan kualitas Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus memberi
tahukan kepada wakil pemberi kerja secara tertulis segala
usulan perubahan pada rencana pengawasan kuaitas.
Perubahan yang dibuat pada rencana pengawasan kuaitas
tidak boleh dilaksanakan sebelum persetujuan tertulis dari
wakil pemberi kerja.

26 | P a g e
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017

Hal-hal yang melekat pada rencana pengawasan kualitas Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus
memastikan bahwa rencana pengawasan kualitas
yang telah disetujui telah diikuti dan dilaksanakan
selama pelaksanaan pekerjaan. Seluruh hasil
pengawasan, record dan seluruh operasi
pengawasan kualitas harus dilaporkan secara
berkala kepada wakil pemberi kerja.
Dalam pengendalian kualitas/ mutu terdapat 2
(dua) komponen kegiatan utama dalam
pelaksanaan konstruksi yakni pengendalian
kualitas (QA) dan pengendalian kuantitas (QC).
Urain masing-masing kegiatan sebagai berikut :

Pengendalian Kualitas Pekerjaan pelaksanaan konstruksi dimulai dari pekerjaan tanah sampai pada konstruksi
akan dikendalikan dengan memberikan pengawasan, arahan, bimbingan dan instruksi
yang diperlukan kepada penyedia jasa konstruksi (kontraktor) guna menjamin bahwa
semua pekerjaan dilaksanakan dengan baik, tepat kualitas. Aspek-aspek pengendalian
mutu yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan konstruksi antara lain meliputi :

- Peralatan yang digunakan


- Cara pengangkutan material/campuran ke lokasi kerja.
- Penyimpanan bahan/material
- Pengujian material yang akan digunakan termasuk peralatan laboratorium.
- Pengujian rutin laboratorium selama pelaksanaan
- Test lapangan
- Administrasi dan formulir-formulir.

Pengendalian Kuantitas Pengawasan kuantitas (Quantity Control), dilakukan dengan mengecek


bahan-bahan/ campuran yang ditempatkan atau yang dipindahkan oleh
penyedia jasa konstruksi (kontraktor) atau yang terpasang. Konsultan akan
memproses bahan-bahan/ campuran berdasarkan atas :

 Hasil pengukuran yang memenuhi batas toleransi pembayaran.


 Metoda perhitungan
 Lokasi kerja
 Jenis pekerjaan
 Tanggal diselesaikannya pekerjaan.

Setelah pekerjaan memenuhi persyaratan baik secara kualitas maupun persyaratan lainnya, maka pengukuran
kuantitas dapat dilakukan agar volume pekerjaan dengan teliti/akurat yang disetujui oleh konsultan sehingga
kuantitas dalam kontrak adalah benar diukur dan mendapat persetujuan dari konsultan.

PEKERJAAN URUGAN TANAH KEMBALI


Kendali kualitas mutu pada pelaksanaan pekerjaan.

Dalam pelaksanaan proyek konstruksi, sasaran pengelolaan proyek (project management) disamping biaya dan
jadwal adalah pemenuhan persyaratan mutu. Dalam hubungan ini, suatu peralatan, material dan cara kerja diangap
memenuhi persyaratan mutu apabila dipenuhi semua persyaratan yang ditentukan dalam kriteria dan spesifikasi.
Dengan demikian, instalasi/bangunan yang dibangun atau produk yang dihasilkan, yang terdiri dari komponen
peralatan dan material yang memenuhi persyaratan mutu, dapat diharapkan berfungsi secara memuaskan selama
kurun waktu tertentu atau dengan kata lain siap untuk dipakai (fitness for use). Dan untuk mencapai tujuan tersebut

27 | P a g e
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017

secara efektif dan ekonomis tidak hanya diperlukan pemeriksaan di tahap akhir sebelum diserahterimakan (FHO)
kepada pemilik proyek/konsumen, tetapi juga diperlukan serangkaian tindakan sepanjang siklus proyek mulai dari
penyusunan program, perencanaan, pengawasan, pemeriksanaan dan pengendalian mutu. Kegiatan tersebut
dikenal dengan penjaminan mutu (Quality Assurance-QA).

Dalam arti yang luas “mutu” atau “kualitas” bersifat subyektif. Suatu barang yang amat bermutu bagi seseorang
belum tentu bermutu bagi orang lain. Oleh karena itu, dunia usaha dan industri mencoba memberikan batasan
yang dapat diterima oleh kalangan yang berkepentingan, misalnya ISO 8402 (1986):[1]

“Mutu adalah sifat dan karakterisk produk atau jasa yang membuatnya memenuhi kebutuhan pelanggan atau
pemakai (customers).”

Sementara definisi lain untuk mutu yang sering diasosiasian dengan proyek adalah fitness for use. Istilah ini
disamping mempunyai arti seperti yang diuraikan diatas, juga memperhatikan masalah tersediaya produk,
kehandalan dan masalah pemeliharaan.

Definisi diatas tentunya akan sangat bervariasi tergantung pada masing-masing bidang usaha maupun industri.
Akan tetapi secara umum ada 4 (empat) spektrum mutu/kualitas yakni kualitas perencanaan (quality planning),
pemantauan kualitas (quality control), jaminan kualitas (quality assurance) dan pengembangan kualitas (quality
improvement).[2]

Manajemen mutu/kualitas mengadopsi beberapa prinsip-prinsip manajemen[3], yang dapat diterapkan pada
puncak manajemen perusahaan untuk menjadi pedoman bagi organisasi dalam mengembangkan kinerja
organisasi. Beberapa prinsip tersebut adalah sebagai berikut :

Fokus pada keinginan konsumen (customer focus) Suatu perusahaan dapat menjaga dan
mengembangkan konsumennya, bilamana
perusahaan dapat mengerti dan memahami
tuntutan dan kebutuhan konsumen saat ini dan
mendatang, sehingga berusaha memenuhi
kebutuhan dan mencoba memenuhi ekspetasi
konsumen adalah kuncinya.

Kepemimpinan (Leadership) Para pemimpin dalam setiap unit dalam suatu organisasi perusahaan
(penyedia jasa konstruksi) menyiapkan dan diarahkan untuk mengembangkan
budaya kualitas. Mereka harus dapat mengkreasikan dan memelihara budaya
kualitas dalam setiap lingkungan internal yang dipimpinnya, mendorong setiap
anggota timnya untuk mencapai tujuan perusahaan yakni pencapaian target
kualitas/ mutu pekerjaan, dan dalam hal ini mencapai mutu/ kualitas pekerjaan
konstruksi.

Pengembangan Individu (Involvement of people) Setiap individu baik karyawan maupun pemimpin pada
setiap level perusahaan jasa konstruksi harus memahami
budaya manajemen kualitas. Setiap individu harus berusaha
mengembangkan segala kemampuan dan kemungkinan
yang dapat digunakan bagi keuntungan perusahaan.
Pendekatan proses (Process approach) Hasil yang buruk dapat dikurangi bila setiap aktivitas dan kebutuhan
sumber daya (manusia, material/bahan/alat, waktu) dikelola dalam
suatu organisasi perusahaan sebagai suatu proses.

Pendekatan Sistem Pada Manajemen (System approach to management) Suatu organisasi perusahaan
dapat efektif dan efisien dalam

28 | P a g e
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017

mengembangkan target dan


tujuan mutu/ kualitas yang
merupakan kontribusi dari tahap
identifikasi, pemahaman dan
pengelolaan semua proses yang
saling terkait sebagai suatu
sistem.

Terus Berkembang (Continual improvement) Salah satu target tujuan kualitas/mutu secara permanen dari
suatu organisasi adalah terus mengembangkan kinerja
pencampaian mutu semua aktivitasnya.

Perumusan Keputusan Berdasarkan Pendekatan Fakta


(Factual approach to decision making)
Keputusan-keputusan yang efektif adalah beranjak dari dari analisis data dan informasi yang benar.

Membangun Hubungan yang Saling Menguntungkan dengan Suplier


(Mutually beneficial supplier relationships)
Sejak hubungan antara suatu perusahaan (penyedia jasa konstruksi) dan supliernya adalah interdependent, maka
perlu dikembangkan hubungan yang saling menguntungkan diantara keduanya untuk memungkinkan
pengembangan meningkatkan value keduanya.

Pengelolaan mutu (Quality Management) bertujuan mencapai persyaratan mutu proyek pada pekerjaan pertama
tanpa adanya pengulangan (to do right things right the first time) dengan cara-cara yang efektif dan ekonomis.
Pengelolaan mutu proyek konstruksi merupakan unsur dari pengelolaan proyeks secara keseluruhan, yang antara
lain adalah sebagai berikut : Meletakan dasar filosofi dan kebijakan mutu proyek
Memberikan keputusan strategis mengenai hubungan antara mutu, biaya dan
jadwal
Membuat program penjaminan dan pengendalian mutu proyek (QA/ QC)
Implementasi Program QA/ QC.

Perlu juga dipahami bahwa penanganan masalah mutu dimulai sejak awal sampai proyek dinyatakan selesai. Pada
priode tersebut penyelenggaraan proyek dibagi menjadi pekerjaan spesifik, yang kemudian diserahkan kepada
masing-masing bidang/ unit sesuai keahlian. Jadi semua pihak memiliki tanggung jawab yang sama untuk menjaga
kualitas/ mutu, bila melaksanakan tugasnya dengan benar dan tepat dari segi mutu. Atau dengan kata lain harus
selalu berorientasi kepada mutu.

Penjaminan mutu (QA) adalah semua perencanaan dan langkah sistematis yang diperlukan untuk memberikan
keyaknian bahwa instalasi atau sistem yang akan diwujudkan dapat beroperasi secara memuaskan. Sedangkan
pengendalian mutu (QC) adalah bagian dari penjaminan mutu yang memberikan petunjuk dan cara-cara untuk
mengendalikan mutu material, struktur, komponen atau sistem agar memenuhi keperluan yang telah ditentukan.
Jadi Pengendalian Mutu (QC) meliputi tindakan-tindakan yang berupa: pengetesan, pengukuran dan pemeriksaan
apakah kegiatan-kegiatan engineering/konstruksi dan kegiatan lainnya telah memenuhi dan sesuai dengan kriteria
yang digariskan.

Masalah mutu/ kualitas dalam proyek konstruksi erat hubungannya dengan masalah-masalah berikut:

Material konstruksi, yang umumnya tersedia ataupun dapat dibeli di lokasi atau sekitar lokasi proyek.
Peralatan (equipment), yang dibuat di pabrik atas dasar pesanan, seperti kompresor, generator mesin-
mesin, dlsb. Peralatan demikian umumnya diangkut dari jarak jauh untuk sampai ke lokasi proyek.
Pelatihan dan sertifikasi tenaga konstruksi, misalnya melatih ahli mengelas, pertukangan, mandor dlsb.

29 | P a g e
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017

Pengendalian proyek konstruksi mencakup dan tidak terbatas pada hal-hal sebagai berikut :

Membuat kerangka kerja secara total;


Pengisian tenaga kerja termasuk penunjukan konsultan;
Menjamin bahwa semua informasi yang ada telah dikomunikasikan ke semua pihak terkait;
Adanya jaminan bahwa semua rencana yang dibuat akan dapat dilaksanakan;
Monitoring hasil pelaksanaan dan membandingkannya dengan rencana, dan
Mengadakan langkah perbaikan (corrective action) pada saat yang paling awal.

Hubungan antara fungsi-fungsi manajemen dan faktor-faktor yang menjadi ukuran suksesnya perencanaan dan
pengendalian termasuk pengendalian mutu. Merupakan kewajiban penyedia jasa konstruksi untuk menyiapkan
rencana pengawasan kualitas dan kepastian kualitas. Rencana pengawasan kualitas dan kepastian kualitas/
Quality Control dan Quality Assurance/ QA-QC meliputi kegiatan berikut :

Rencana pengawasan kualitas Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus mendapatkan


persetujuan dari wakil pemberi kerja mengenai QA-QC untuk seluruh
pekerjaan yang menjelaskan seluruh prosedur, instruksi, rekaman-
rekaman, dan personil yang digunakan untuk memastikan dan
mengontrol kualitas pekerjaan.

Rencana QA/ QC harus diajukan penyedia jasa konstruksi


(kontraktor) kepada wakil pemberi kerja sebelum rapt mulainya
proyek. Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus menyajikan
kepada wakil pemberi kerja rencana pengawasan kualitas yang akan
dilaksanakannya. Rencana QA/ QC tersebut harus disetujui oleh
wakil pemberi kerja agar sesuai dengan yang diharapkan.

QA/ QC manajer Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus menunjuk seorang QA/ QC manajer
sebelum pekerjaan konstruksi dilaksanakan. QA/ QC manajer akan bertaggung jawab
terhadap pelaksanaan dan keberlangsungan rencana pengawasan kualitas. Orang
yang ditunjuk oleh penyedia jasa konstruksi (kontraktor) sebagai QA/ QC manajer harus
disetujui oleh wakil pemberi kerja. QA/ QC manajer akan melaporkan pekerjaannya
langsung kepada Manajer proyek dari penyedia jasa konstruksi (kontraktor).

Perubahan pada rencana pengawasan kualitas Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus memberi
tahukan kepada wakil pemberi kerja secara tertulis segala
usulan perubahan pada rencana pengawasan kuaitas.
Perubahan yang dibuat pada rencana pengawasan kuaitas
tidak boleh dilaksanakan sebelum persetujuan tertulis dari
wakil pemberi kerja.

Hal-hal yang melekat pada rencana pengawasan kualitas Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus
memastikan bahwa rencana pengawasan kualitas
yang telah disetujui telah diikuti dan dilaksanakan
selama pelaksanaan pekerjaan. Seluruh hasil
pengawasan, record dan seluruh operasi
pengawasan kualitas harus dilaporkan secara
berkala kepada wakil pemberi kerja.
Dalam pengendalian kualitas/ mutu terdapat 2
(dua) komponen kegiatan utama dalam

30 | P a g e
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017

pelaksanaan konstruksi yakni pengendalian


kualitas (QA) dan pengendalian kuantitas (QC).
Urain masing-masing kegiatan sebagai berikut :

Pengendalian Kualitas Pekerjaan pelaksanaan konstruksi dimulai dari pekerjaan tanah sampai pada konstruksi
akan dikendalikan dengan memberikan pengawasan, arahan, bimbingan dan instruksi
yang diperlukan kepada penyedia jasa konstruksi (kontraktor) guna menjamin bahwa
semua pekerjaan dilaksanakan dengan baik, tepat kualitas. Aspek-aspek pengendalian
mutu yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan konstruksi antara lain meliputi :

- Peralatan yang digunakan


- Cara pengangkutan material/campuran ke lokasi kerja.
- Penyimpanan bahan/material
- Pengujian material yang akan digunakan termasuk peralatan laboratorium.
- Pengujian rutin laboratorium selama pelaksanaan
- Test lapangan
- Administrasi dan formulir-formulir.

Pengendalian Kuantitas Pengawasan kuantitas (Quantity Control), dilakukan dengan mengecek


bahan-bahan/ campuran yang ditempatkan atau yang dipindahkan oleh
penyedia jasa konstruksi (kontraktor) atau yang terpasang. Konsultan akan
memproses bahan-bahan/ campuran berdasarkan atas :

 Hasil pengukuran yang memenuhi batas toleransi pembayaran.


 Metoda perhitungan
 Lokasi kerja
 Jenis pekerjaan
 Tanggal diselesaikannya pekerjaan.

Setelah pekerjaan memenuhi persyaratan baik secara kualitas maupun persyaratan lainnya, maka pengukuran
kuantitas dapat dilakukan agar volume pekerjaan dengan teliti/akurat yang disetujui oleh konsultan sehingga
kuantitas dalam kontrak adalah benar diukur dan mendapat persetujuan dari konsultan.

PEKERJAAN URUGAN PASIR


Kendali kualitas mutu pada pelaksanaan pekerjaan.

Dalam pelaksanaan proyek konstruksi, sasaran pengelolaan proyek (project management) disamping biaya dan
jadwal adalah pemenuhan persyaratan mutu. Dalam hubungan ini, suatu peralatan, material dan cara kerja diangap
memenuhi persyaratan mutu apabila dipenuhi semua persyaratan yang ditentukan dalam kriteria dan spesifikasi.
Dengan demikian, instalasi/bangunan yang dibangun atau produk yang dihasilkan, yang terdiri dari komponen
peralatan dan material yang memenuhi persyaratan mutu, dapat diharapkan berfungsi secara memuaskan selama
kurun waktu tertentu atau dengan kata lain siap untuk dipakai (fitness for use). Dan untuk mencapai tujuan tersebut
secara efektif dan ekonomis tidak hanya diperlukan pemeriksaan di tahap akhir sebelum diserahterimakan (FHO)
kepada pemilik proyek/konsumen, tetapi juga diperlukan serangkaian tindakan sepanjang siklus proyek mulai dari
penyusunan program, perencanaan, pengawasan, pemeriksanaan dan pengendalian mutu. Kegiatan tersebut
dikenal dengan penjaminan mutu (Quality Assurance-QA).

31 | P a g e
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017

Dalam arti yang luas “mutu” atau “kualitas” bersifat subyektif. Suatu barang yang amat bermutu bagi seseorang
belum tentu bermutu bagi orang lain. Oleh karena itu, dunia usaha dan industri mencoba memberikan batasan
yang dapat diterima oleh kalangan yang berkepentingan, misalnya ISO 8402 (1986):[1]

“Mutu adalah sifat dan karakterisk produk atau jasa yang membuatnya memenuhi kebutuhan pelanggan atau
pemakai (customers).”

Sementara definisi lain untuk mutu yang sering diasosiasian dengan proyek adalah fitness for use. Istilah ini
disamping mempunyai arti seperti yang diuraikan diatas, juga memperhatikan masalah tersediaya produk,
kehandalan dan masalah pemeliharaan.

Definisi diatas tentunya akan sangat bervariasi tergantung pada masing-masing bidang usaha maupun industri.
Akan tetapi secara umum ada 4 (empat) spektrum mutu/kualitas yakni kualitas perencanaan (quality planning),
pemantauan kualitas (quality control), jaminan kualitas (quality assurance) dan pengembangan kualitas (quality
improvement).[2]

Manajemen mutu/kualitas mengadopsi beberapa prinsip-prinsip manajemen[3], yang dapat diterapkan pada
puncak manajemen perusahaan untuk menjadi pedoman bagi organisasi dalam mengembangkan kinerja
organisasi. Beberapa prinsip tersebut adalah sebagai berikut :

Fokus pada keinginan konsumen (customer focus) Suatu perusahaan dapat menjaga dan
mengembangkan konsumennya, bilamana
perusahaan dapat mengerti dan memahami
tuntutan dan kebutuhan konsumen saat ini dan
mendatang, sehingga berusaha memenuhi
kebutuhan dan mencoba memenuhi ekspetasi
konsumen adalah kuncinya.

Kepemimpinan (Leadership) Para pemimpin dalam setiap unit dalam suatu organisasi perusahaan
(penyedia jasa konstruksi) menyiapkan dan diarahkan untuk mengembangkan
budaya kualitas. Mereka harus dapat mengkreasikan dan memelihara budaya
kualitas dalam setiap lingkungan internal yang dipimpinnya, mendorong setiap
anggota timnya untuk mencapai tujuan perusahaan yakni pencapaian target
kualitas/ mutu pekerjaan, dan dalam hal ini mencapai mutu/ kualitas pekerjaan
konstruksi.

Pengembangan Individu (Involvement of people) Setiap individu baik karyawan maupun pemimpin pada
setiap level perusahaan jasa konstruksi harus memahami
budaya manajemen kualitas. Setiap individu harus berusaha
mengembangkan segala kemampuan dan kemungkinan
yang dapat digunakan bagi keuntungan perusahaan.
Pendekatan proses (Process approach) Hasil yang buruk dapat dikurangi bila setiap aktivitas dan kebutuhan
sumber daya (manusia, material/bahan/alat, waktu) dikelola dalam
suatu organisasi perusahaan sebagai suatu proses.

Pendekatan Sistem Pada Manajemen (System approach to management) Suatu organisasi perusahaan
dapat efektif dan efisien dalam
mengembangkan target dan
tujuan mutu/ kualitas yang
merupakan kontribusi dari tahap
identifikasi, pemahaman dan

32 | P a g e
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017

pengelolaan semua proses yang


saling terkait sebagai suatu
sistem.

Terus Berkembang (Continual improvement) Salah satu target tujuan kualitas/mutu secara permanen dari
suatu organisasi adalah terus mengembangkan kinerja
pencampaian mutu semua aktivitasnya.

Perumusan Keputusan Berdasarkan Pendekatan Fakta


(Factual approach to decision making)
Keputusan-keputusan yang efektif adalah beranjak dari dari analisis data dan informasi yang benar.

Membangun Hubungan yang Saling Menguntungkan dengan Suplier


(Mutually beneficial supplier relationships)
Sejak hubungan antara suatu perusahaan (penyedia jasa konstruksi) dan supliernya adalah interdependent, maka
perlu dikembangkan hubungan yang saling menguntungkan diantara keduanya untuk memungkinkan
pengembangan meningkatkan value keduanya.

Pengelolaan mutu (Quality Management) bertujuan mencapai persyaratan mutu proyek pada pekerjaan pertama
tanpa adanya pengulangan (to do right things right the first time) dengan cara-cara yang efektif dan ekonomis.
Pengelolaan mutu proyek konstruksi merupakan unsur dari pengelolaan proyeks secara keseluruhan, yang antara
lain adalah sebagai berikut : Meletakan dasar filosofi dan kebijakan mutu proyek
Memberikan keputusan strategis mengenai hubungan antara mutu, biaya dan
jadwal
Membuat program penjaminan dan pengendalian mutu proyek (QA/ QC)
Implementasi Program QA/ QC.

Perlu juga dipahami bahwa penanganan masalah mutu dimulai sejak awal sampai proyek dinyatakan selesai. Pada
priode tersebut penyelenggaraan proyek dibagi menjadi pekerjaan spesifik, yang kemudian diserahkan kepada
masing-masing bidang/ unit sesuai keahlian. Jadi semua pihak memiliki tanggung jawab yang sama untuk menjaga
kualitas/ mutu, bila melaksanakan tugasnya dengan benar dan tepat dari segi mutu. Atau dengan kata lain harus
selalu berorientasi kepada mutu.

Penjaminan mutu (QA) adalah semua perencanaan dan langkah sistematis yang diperlukan untuk memberikan
keyaknian bahwa instalasi atau sistem yang akan diwujudkan dapat beroperasi secara memuaskan. Sedangkan
pengendalian mutu (QC) adalah bagian dari penjaminan mutu yang memberikan petunjuk dan cara-cara untuk
mengendalikan mutu material, struktur, komponen atau sistem agar memenuhi keperluan yang telah ditentukan.
Jadi Pengendalian Mutu (QC) meliputi tindakan-tindakan yang berupa: pengetesan, pengukuran dan pemeriksaan
apakah kegiatan-kegiatan engineering/konstruksi dan kegiatan lainnya telah memenuhi dan sesuai dengan kriteria
yang digariskan.

Masalah mutu/ kualitas dalam proyek konstruksi erat hubungannya dengan masalah-masalah berikut:

Material konstruksi, yang umumnya tersedia ataupun dapat dibeli di lokasi atau sekitar lokasi proyek.
Peralatan (equipment), yang dibuat di pabrik atas dasar pesanan, seperti kompresor, generator mesin-
mesin, dlsb. Peralatan demikian umumnya diangkut dari jarak jauh untuk sampai ke lokasi proyek.
Pelatihan dan sertifikasi tenaga konstruksi, misalnya melatih ahli mengelas, pertukangan, mandor dlsb.

33 | P a g e
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017

Pengendalian proyek konstruksi mencakup dan tidak terbatas pada hal-hal sebagai berikut :

Membuat kerangka kerja secara total;


Pengisian tenaga kerja termasuk penunjukan konsultan;
Menjamin bahwa semua informasi yang ada telah dikomunikasikan ke semua pihak terkait;
Adanya jaminan bahwa semua rencana yang dibuat akan dapat dilaksanakan;
Monitoring hasil pelaksanaan dan membandingkannya dengan rencana, dan
Mengadakan langkah perbaikan (corrective action) pada saat yang paling awal.

Hubungan antara fungsi-fungsi manajemen dan faktor-faktor yang menjadi ukuran suksesnya perencanaan dan
pengendalian termasuk pengendalian mutu. Merupakan kewajiban penyedia jasa konstruksi untuk menyiapkan
rencana pengawasan kualitas dan kepastian kualitas. Rencana pengawasan kualitas dan kepastian kualitas/
Quality Control dan Quality Assurance/ QA-QC meliputi kegiatan berikut :

Rencana pengawasan kualitas Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus mendapatkan


persetujuan dari wakil pemberi kerja mengenai QA-QC untuk seluruh
pekerjaan yang menjelaskan seluruh prosedur, instruksi, rekaman-
rekaman, dan personil yang digunakan untuk memastikan dan
mengontrol kualitas pekerjaan.

Rencana QA/ QC harus diajukan penyedia jasa konstruksi


(kontraktor) kepada wakil pemberi kerja sebelum rapt mulainya
proyek. Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus menyajikan
kepada wakil pemberi kerja rencana pengawasan kualitas yang akan
dilaksanakannya. Rencana QA/ QC tersebut harus disetujui oleh
wakil pemberi kerja agar sesuai dengan yang diharapkan.

QA/ QC manajer Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus menunjuk seorang QA/ QC manajer
sebelum pekerjaan konstruksi dilaksanakan. QA/ QC manajer akan bertaggung jawab
terhadap pelaksanaan dan keberlangsungan rencana pengawasan kualitas. Orang
yang ditunjuk oleh penyedia jasa konstruksi (kontraktor) sebagai QA/ QC manajer harus
disetujui oleh wakil pemberi kerja. QA/ QC manajer akan melaporkan pekerjaannya
langsung kepada Manajer proyek dari penyedia jasa konstruksi (kontraktor).

Perubahan pada rencana pengawasan kualitas Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus memberi
tahukan kepada wakil pemberi kerja secara tertulis segala
usulan perubahan pada rencana pengawasan kuaitas.
Perubahan yang dibuat pada rencana pengawasan kuaitas
tidak boleh dilaksanakan sebelum persetujuan tertulis dari
wakil pemberi kerja.

Hal-hal yang melekat pada rencana pengawasan kualitas Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus
memastikan bahwa rencana pengawasan kualitas
yang telah disetujui telah diikuti dan dilaksanakan
selama pelaksanaan pekerjaan. Seluruh hasil
pengawasan, record dan seluruh operasi
pengawasan kualitas harus dilaporkan secara
berkala kepada wakil pemberi kerja.
Dalam pengendalian kualitas/ mutu terdapat 2
(dua) komponen kegiatan utama dalam
pelaksanaan konstruksi yakni pengendalian

34 | P a g e
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017

kualitas (QA) dan pengendalian kuantitas (QC).


Urain masing-masing kegiatan sebagai berikut :

Pengendalian Kualitas Pekerjaan pelaksanaan konstruksi dimulai dari pekerjaan tanah sampai pada konstruksi
akan dikendalikan dengan memberikan pengawasan, arahan, bimbingan dan instruksi
yang diperlukan kepada penyedia jasa konstruksi (kontraktor) guna menjamin bahwa
semua pekerjaan dilaksanakan dengan baik, tepat kualitas. Aspek-aspek pengendalian
mutu yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan konstruksi antara lain meliputi :

- Peralatan yang digunakan


- Cara pengangkutan material/campuran ke lokasi kerja.
- Penyimpanan bahan/material
- Pengujian material yang akan digunakan termasuk peralatan laboratorium.
- Pengujian rutin laboratorium selama pelaksanaan
- Test lapangan
- Administrasi dan formulir-formulir.

Pengendalian Kuantitas Pengawasan kuantitas (Quantity Control), dilakukan dengan mengecek


bahan-bahan/ campuran yang ditempatkan atau yang dipindahkan oleh
penyedia jasa konstruksi (kontraktor) atau yang terpasang. Konsultan akan
memproses bahan-bahan/ campuran berdasarkan atas :

 Hasil pengukuran yang memenuhi batas toleransi pembayaran.


 Metoda perhitungan
 Lokasi kerja
 Jenis pekerjaan
 Tanggal diselesaikannya pekerjaan.

Setelah pekerjaan memenuhi persyaratan baik secara kualitas maupun persyaratan lainnya, maka pengukuran
kuantitas dapat dilakukan agar volume pekerjaan dengan teliti/akurat yang disetujui oleh konsultan sehingga
kuantitas dalam kontrak adalah benar diukur dan mendapat persetujuan dari konsultan.

PEKERJAAN LANTAI KERJA


Kendali kualitas mutu pada pelaksanaan pekerjaan.

Dalam pelaksanaan proyek konstruksi, sasaran pengelolaan proyek (project management) disamping biaya dan
jadwal adalah pemenuhan persyaratan mutu. Dalam hubungan ini, suatu peralatan, material dan cara kerja diangap
memenuhi persyaratan mutu apabila dipenuhi semua persyaratan yang ditentukan dalam kriteria dan spesifikasi.
Dengan demikian, instalasi/bangunan yang dibangun atau produk yang dihasilkan, yang terdiri dari komponen
peralatan dan material yang memenuhi persyaratan mutu, dapat diharapkan berfungsi secara memuaskan selama
kurun waktu tertentu atau dengan kata lain siap untuk dipakai (fitness for use). Dan untuk mencapai tujuan tersebut
secara efektif dan ekonomis tidak hanya diperlukan pemeriksaan di tahap akhir sebelum diserahterimakan (FHO)
kepada pemilik proyek/konsumen, tetapi juga diperlukan serangkaian tindakan sepanjang siklus proyek mulai dari
penyusunan program, perencanaan, pengawasan, pemeriksanaan dan pengendalian mutu. Kegiatan tersebut
dikenal dengan penjaminan mutu (Quality Assurance-QA).

Dalam arti yang luas “mutu” atau “kualitas” bersifat subyektif. Suatu barang yang amat bermutu bagi seseorang
belum tentu bermutu bagi orang lain. Oleh karena itu, dunia usaha dan industri mencoba memberikan batasan
yang dapat diterima oleh kalangan yang berkepentingan, misalnya ISO 8402 (1986):[1]

35 | P a g e
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017

“Mutu adalah sifat dan karakterisk produk atau jasa yang membuatnya memenuhi kebutuhan pelanggan atau
pemakai (customers).”

Sementara definisi lain untuk mutu yang sering diasosiasian dengan proyek adalah fitness for use. Istilah ini
disamping mempunyai arti seperti yang diuraikan diatas, juga memperhatikan masalah tersediaya produk,
kehandalan dan masalah pemeliharaan.

Definisi diatas tentunya akan sangat bervariasi tergantung pada masing-masing bidang usaha maupun industri.
Akan tetapi secara umum ada 4 (empat) spektrum mutu/kualitas yakni kualitas perencanaan (quality planning),
pemantauan kualitas (quality control), jaminan kualitas (quality assurance) dan pengembangan kualitas (quality
improvement).[2]

Manajemen mutu/kualitas mengadopsi beberapa prinsip-prinsip manajemen[3], yang dapat diterapkan pada
puncak manajemen perusahaan untuk menjadi pedoman bagi organisasi dalam mengembangkan kinerja
organisasi. Beberapa prinsip tersebut adalah sebagai berikut :

Fokus pada keinginan konsumen (customer focus) Suatu perusahaan dapat menjaga dan
mengembangkan konsumennya, bilamana
perusahaan dapat mengerti dan memahami
tuntutan dan kebutuhan konsumen saat ini dan
mendatang, sehingga berusaha memenuhi
kebutuhan dan mencoba memenuhi ekspetasi
konsumen adalah kuncinya.

Kepemimpinan (Leadership) Para pemimpin dalam setiap unit dalam suatu organisasi perusahaan
(penyedia jasa konstruksi) menyiapkan dan diarahkan untuk mengembangkan
budaya kualitas. Mereka harus dapat mengkreasikan dan memelihara budaya
kualitas dalam setiap lingkungan internal yang dipimpinnya, mendorong setiap
anggota timnya untuk mencapai tujuan perusahaan yakni pencapaian target
kualitas/ mutu pekerjaan, dan dalam hal ini mencapai mutu/ kualitas pekerjaan
konstruksi.

Pengembangan Individu (Involvement of people) Setiap individu baik karyawan maupun pemimpin pada
setiap level perusahaan jasa konstruksi harus memahami
budaya manajemen kualitas. Setiap individu harus berusaha
mengembangkan segala kemampuan dan kemungkinan
yang dapat digunakan bagi keuntungan perusahaan.
Pendekatan proses (Process approach) Hasil yang buruk dapat dikurangi bila setiap aktivitas dan kebutuhan
sumber daya (manusia, material/bahan/alat, waktu) dikelola dalam
suatu organisasi perusahaan sebagai suatu proses.

Pendekatan Sistem Pada Manajemen (System approach to management) Suatu organisasi perusahaan
dapat efektif dan efisien dalam
mengembangkan target dan
tujuan mutu/ kualitas yang
merupakan kontribusi dari tahap
identifikasi, pemahaman dan
pengelolaan semua proses yang
saling terkait sebagai suatu
sistem.

36 | P a g e
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017

Terus Berkembang (Continual improvement) Salah satu target tujuan kualitas/mutu secara permanen dari
suatu organisasi adalah terus mengembangkan kinerja
pencampaian mutu semua aktivitasnya.

Perumusan Keputusan Berdasarkan Pendekatan Fakta


(Factual approach to decision making)
Keputusan-keputusan yang efektif adalah beranjak dari dari analisis data dan informasi yang benar.

Membangun Hubungan yang Saling Menguntungkan dengan Suplier


(Mutually beneficial supplier relationships)
Sejak hubungan antara suatu perusahaan (penyedia jasa konstruksi) dan supliernya adalah interdependent, maka
perlu dikembangkan hubungan yang saling menguntungkan diantara keduanya untuk memungkinkan
pengembangan meningkatkan value keduanya.

Pengelolaan mutu (Quality Management) bertujuan mencapai persyaratan mutu proyek pada pekerjaan pertama
tanpa adanya pengulangan (to do right things right the first time) dengan cara-cara yang efektif dan ekonomis.
Pengelolaan mutu proyek konstruksi merupakan unsur dari pengelolaan proyeks secara keseluruhan, yang antara
lain adalah sebagai berikut : Meletakan dasar filosofi dan kebijakan mutu proyek
Memberikan keputusan strategis mengenai hubungan antara mutu, biaya dan
jadwal
Membuat program penjaminan dan pengendalian mutu proyek (QA/ QC)
Implementasi Program QA/ QC.

Perlu juga dipahami bahwa penanganan masalah mutu dimulai sejak awal sampai proyek dinyatakan selesai. Pada
priode tersebut penyelenggaraan proyek dibagi menjadi pekerjaan spesifik, yang kemudian diserahkan kepada
masing-masing bidang/ unit sesuai keahlian. Jadi semua pihak memiliki tanggung jawab yang sama untuk menjaga
kualitas/ mutu, bila melaksanakan tugasnya dengan benar dan tepat dari segi mutu. Atau dengan kata lain harus
selalu berorientasi kepada mutu.

Penjaminan mutu (QA) adalah semua perencanaan dan langkah sistematis yang diperlukan untuk memberikan
keyaknian bahwa instalasi atau sistem yang akan diwujudkan dapat beroperasi secara memuaskan. Sedangkan
pengendalian mutu (QC) adalah bagian dari penjaminan mutu yang memberikan petunjuk dan cara-cara untuk
mengendalikan mutu material, struktur, komponen atau sistem agar memenuhi keperluan yang telah ditentukan.
Jadi Pengendalian Mutu (QC) meliputi tindakan-tindakan yang berupa: pengetesan, pengukuran dan pemeriksaan
apakah kegiatan-kegiatan engineering/konstruksi dan kegiatan lainnya telah memenuhi dan sesuai dengan kriteria
yang digariskan.

Masalah mutu/ kualitas dalam proyek konstruksi erat hubungannya dengan masalah-masalah berikut:

Material konstruksi, yang umumnya tersedia ataupun dapat dibeli di lokasi atau sekitar lokasi proyek.
Peralatan (equipment), yang dibuat di pabrik atas dasar pesanan, seperti kompresor, generator mesin-
mesin, dlsb. Peralatan demikian umumnya diangkut dari jarak jauh untuk sampai ke lokasi proyek.
Pelatihan dan sertifikasi tenaga konstruksi, misalnya melatih ahli mengelas, pertukangan, mandor dlsb.

Pengendalian proyek konstruksi mencakup dan tidak terbatas pada hal-hal sebagai berikut :

Membuat kerangka kerja secara total;


Pengisian tenaga kerja termasuk penunjukan konsultan;
Menjamin bahwa semua informasi yang ada telah dikomunikasikan ke semua pihak terkait;
Adanya jaminan bahwa semua rencana yang dibuat akan dapat dilaksanakan;

37 | P a g e
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017

Monitoring hasil pelaksanaan dan membandingkannya dengan rencana, dan


Mengadakan langkah perbaikan (corrective action) pada saat yang paling awal.

Hubungan antara fungsi-fungsi manajemen dan faktor-faktor yang menjadi ukuran suksesnya perencanaan dan
pengendalian termasuk pengendalian mutu. Merupakan kewajiban penyedia jasa konstruksi untuk menyiapkan
rencana pengawasan kualitas dan kepastian kualitas. Rencana pengawasan kualitas dan kepastian kualitas/
Quality Control dan Quality Assurance/ QA-QC meliputi kegiatan berikut :

Rencana pengawasan kualitas Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus mendapatkan


persetujuan dari wakil pemberi kerja mengenai QA-QC untuk seluruh
pekerjaan yang menjelaskan seluruh prosedur, instruksi, rekaman-
rekaman, dan personil yang digunakan untuk memastikan dan
mengontrol kualitas pekerjaan.

Rencana QA/ QC harus diajukan penyedia jasa konstruksi


(kontraktor) kepada wakil pemberi kerja sebelum rapt mulainya
proyek. Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus menyajikan
kepada wakil pemberi kerja rencana pengawasan kualitas yang akan
dilaksanakannya. Rencana QA/ QC tersebut harus disetujui oleh
wakil pemberi kerja agar sesuai dengan yang diharapkan.

QA/ QC manajer Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus menunjuk seorang QA/ QC manajer
sebelum pekerjaan konstruksi dilaksanakan. QA/ QC manajer akan bertaggung jawab
terhadap pelaksanaan dan keberlangsungan rencana pengawasan kualitas. Orang
yang ditunjuk oleh penyedia jasa konstruksi (kontraktor) sebagai QA/ QC manajer harus
disetujui oleh wakil pemberi kerja. QA/ QC manajer akan melaporkan pekerjaannya
langsung kepada Manajer proyek dari penyedia jasa konstruksi (kontraktor).

Perubahan pada rencana pengawasan kualitas Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus memberi
tahukan kepada wakil pemberi kerja secara tertulis segala
usulan perubahan pada rencana pengawasan kuaitas.
Perubahan yang dibuat pada rencana pengawasan kuaitas
tidak boleh dilaksanakan sebelum persetujuan tertulis dari
wakil pemberi kerja.

Hal-hal yang melekat pada rencana pengawasan kualitas Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus
memastikan bahwa rencana pengawasan kualitas
yang telah disetujui telah diikuti dan dilaksanakan
selama pelaksanaan pekerjaan. Seluruh hasil
pengawasan, record dan seluruh operasi
pengawasan kualitas harus dilaporkan secara
berkala kepada wakil pemberi kerja.
Dalam pengendalian kualitas/ mutu terdapat 2
(dua) komponen kegiatan utama dalam
pelaksanaan konstruksi yakni pengendalian
kualitas (QA) dan pengendalian kuantitas (QC).
Urain masing-masing kegiatan sebagai berikut :

Pengendalian Kualitas Pekerjaan pelaksanaan konstruksi dimulai dari pekerjaan tanah sampai pada konstruksi
akan dikendalikan dengan memberikan pengawasan, arahan, bimbingan dan instruksi
yang diperlukan kepada penyedia jasa konstruksi (kontraktor) guna menjamin bahwa

38 | P a g e
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017

semua pekerjaan dilaksanakan dengan baik, tepat kualitas. Aspek-aspek pengendalian


mutu yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan konstruksi antara lain meliputi :

- Peralatan yang digunakan


- Cara pengangkutan material/campuran ke lokasi kerja.
- Penyimpanan bahan/material
- Pengujian material yang akan digunakan termasuk peralatan laboratorium.
- Pengujian rutin laboratorium selama pelaksanaan
- Test lapangan
- Administrasi dan formulir-formulir.

Pengendalian Kuantitas Pengawasan kuantitas (Quantity Control), dilakukan dengan mengecek


bahan-bahan/ campuran yang ditempatkan atau yang dipindahkan oleh
penyedia jasa konstruksi (kontraktor) atau yang terpasang. Konsultan akan
memproses bahan-bahan/ campuran berdasarkan atas :

 Hasil pengukuran yang memenuhi batas toleransi pembayaran.


 Metoda perhitungan
 Lokasi kerja
 Jenis pekerjaan
 Tanggal diselesaikannya pekerjaan.

Setelah pekerjaan memenuhi persyaratan baik secara kualitas maupun persyaratan lainnya, maka pengukuran
kuantitas dapat dilakukan agar volume pekerjaan dengan teliti/akurat yang disetujui oleh konsultan sehingga
kuantitas dalam kontrak adalah benar diukur dan mendapat persetujuan dari konsultan.

PEKERJAAN PASANGAN PONDASI BATU GUNUNG


Kendali kualitas mutu pada pelaksanaan pekerjaan.

Dalam pelaksanaan proyek konstruksi, sasaran pengelolaan proyek (project management) disamping biaya dan
jadwal adalah pemenuhan persyaratan mutu. Dalam hubungan ini, suatu peralatan, material dan cara kerja diangap
memenuhi persyaratan mutu apabila dipenuhi semua persyaratan yang ditentukan dalam kriteria dan spesifikasi.
Dengan demikian, instalasi/bangunan yang dibangun atau produk yang dihasilkan, yang terdiri dari komponen
peralatan dan material yang memenuhi persyaratan mutu, dapat diharapkan berfungsi secara memuaskan selama
kurun waktu tertentu atau dengan kata lain siap untuk dipakai (fitness for use). Dan untuk mencapai tujuan tersebut
secara efektif dan ekonomis tidak hanya diperlukan pemeriksaan di tahap akhir sebelum diserahterimakan (FHO)
kepada pemilik proyek/konsumen, tetapi juga diperlukan serangkaian tindakan sepanjang siklus proyek mulai dari
penyusunan program, perencanaan, pengawasan, pemeriksanaan dan pengendalian mutu. Kegiatan tersebut
dikenal dengan penjaminan mutu (Quality Assurance-QA).

Dalam arti yang luas “mutu” atau “kualitas” bersifat subyektif. Suatu barang yang amat bermutu bagi seseorang
belum tentu bermutu bagi orang lain. Oleh karena itu, dunia usaha dan industri mencoba memberikan batasan
yang dapat diterima oleh kalangan yang berkepentingan, misalnya ISO 8402 (1986):[1]

“Mutu adalah sifat dan karakterisk produk atau jasa yang membuatnya memenuhi kebutuhan pelanggan atau
pemakai (customers).”

Sementara definisi lain untuk mutu yang sering diasosiasian dengan proyek adalah fitness for use. Istilah ini
disamping mempunyai arti seperti yang diuraikan diatas, juga memperhatikan masalah tersediaya produk,
kehandalan dan masalah pemeliharaan.

39 | P a g e
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017

Definisi diatas tentunya akan sangat bervariasi tergantung pada masing-masing bidang usaha maupun industri.
Akan tetapi secara umum ada 4 (empat) spektrum mutu/kualitas yakni kualitas perencanaan (quality planning),
pemantauan kualitas (quality control), jaminan kualitas (quality assurance) dan pengembangan kualitas (quality
improvement).[2]

Manajemen mutu/kualitas mengadopsi beberapa prinsip-prinsip manajemen[3], yang dapat diterapkan pada
puncak manajemen perusahaan untuk menjadi pedoman bagi organisasi dalam mengembangkan kinerja
organisasi. Beberapa prinsip tersebut adalah sebagai berikut :

Fokus pada keinginan konsumen (customer focus) Suatu perusahaan dapat menjaga dan
mengembangkan konsumennya, bilamana
perusahaan dapat mengerti dan memahami
tuntutan dan kebutuhan konsumen saat ini dan
mendatang, sehingga berusaha memenuhi
kebutuhan dan mencoba memenuhi ekspetasi
konsumen adalah kuncinya.

Kepemimpinan (Leadership) Para pemimpin dalam setiap unit dalam suatu organisasi perusahaan
(penyedia jasa konstruksi) menyiapkan dan diarahkan untuk mengembangkan
budaya kualitas. Mereka harus dapat mengkreasikan dan memelihara budaya
kualitas dalam setiap lingkungan internal yang dipimpinnya, mendorong setiap
anggota timnya untuk mencapai tujuan perusahaan yakni pencapaian target
kualitas/ mutu pekerjaan, dan dalam hal ini mencapai mutu/ kualitas pekerjaan
konstruksi.

Pengembangan Individu (Involvement of people) Setiap individu baik karyawan maupun pemimpin pada
setiap level perusahaan jasa konstruksi harus memahami
budaya manajemen kualitas. Setiap individu harus berusaha
mengembangkan segala kemampuan dan kemungkinan
yang dapat digunakan bagi keuntungan perusahaan.
Pendekatan proses (Process approach) Hasil yang buruk dapat dikurangi bila setiap aktivitas dan kebutuhan
sumber daya (manusia, material/bahan/alat, waktu) dikelola dalam
suatu organisasi perusahaan sebagai suatu proses.

Pendekatan Sistem Pada Manajemen (System approach to management) Suatu organisasi perusahaan
dapat efektif dan efisien dalam
mengembangkan target dan
tujuan mutu/ kualitas yang
merupakan kontribusi dari tahap
identifikasi, pemahaman dan
pengelolaan semua proses yang
saling terkait sebagai suatu
sistem.

Terus Berkembang (Continual improvement) Salah satu target tujuan kualitas/mutu secara permanen dari
suatu organisasi adalah terus mengembangkan kinerja
pencampaian mutu semua aktivitasnya.

Perumusan Keputusan Berdasarkan Pendekatan Fakta


(Factual approach to decision making)
Keputusan-keputusan yang efektif adalah beranjak dari dari analisis data dan informasi yang benar.

40 | P a g e
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017

Membangun Hubungan yang Saling Menguntungkan dengan Suplier


(Mutually beneficial supplier relationships)
Sejak hubungan antara suatu perusahaan (penyedia jasa konstruksi) dan supliernya adalah interdependent, maka
perlu dikembangkan hubungan yang saling menguntungkan diantara keduanya untuk memungkinkan
pengembangan meningkatkan value keduanya.

Pengelolaan mutu (Quality Management) bertujuan mencapai persyaratan mutu proyek pada pekerjaan pertama
tanpa adanya pengulangan (to do right things right the first time) dengan cara-cara yang efektif dan ekonomis.
Pengelolaan mutu proyek konstruksi merupakan unsur dari pengelolaan proyeks secara keseluruhan, yang antara
lain adalah sebagai berikut : Meletakan dasar filosofi dan kebijakan mutu proyek
Memberikan keputusan strategis mengenai hubungan antara mutu, biaya dan
jadwal
Membuat program penjaminan dan pengendalian mutu proyek (QA/ QC)
Implementasi Program QA/ QC.

Perlu juga dipahami bahwa penanganan masalah mutu dimulai sejak awal sampai proyek dinyatakan selesai. Pada
priode tersebut penyelenggaraan proyek dibagi menjadi pekerjaan spesifik, yang kemudian diserahkan kepada
masing-masing bidang/ unit sesuai keahlian. Jadi semua pihak memiliki tanggung jawab yang sama untuk menjaga
kualitas/ mutu, bila melaksanakan tugasnya dengan benar dan tepat dari segi mutu. Atau dengan kata lain harus
selalu berorientasi kepada mutu.

Penjaminan mutu (QA) adalah semua perencanaan dan langkah sistematis yang diperlukan untuk memberikan
keyaknian bahwa instalasi atau sistem yang akan diwujudkan dapat beroperasi secara memuaskan. Sedangkan
pengendalian mutu (QC) adalah bagian dari penjaminan mutu yang memberikan petunjuk dan cara-cara untuk
mengendalikan mutu material, struktur, komponen atau sistem agar memenuhi keperluan yang telah ditentukan.
Jadi Pengendalian Mutu (QC) meliputi tindakan-tindakan yang berupa: pengetesan, pengukuran dan pemeriksaan
apakah kegiatan-kegiatan engineering/konstruksi dan kegiatan lainnya telah memenuhi dan sesuai dengan kriteria
yang digariskan.

Masalah mutu/ kualitas dalam proyek konstruksi erat hubungannya dengan masalah-masalah berikut:

Material konstruksi, yang umumnya tersedia ataupun dapat dibeli di lokasi atau sekitar lokasi proyek.
Peralatan (equipment), yang dibuat di pabrik atas dasar pesanan, seperti kompresor, generator mesin-
mesin, dlsb. Peralatan demikian umumnya diangkut dari jarak jauh untuk sampai ke lokasi proyek.
Pelatihan dan sertifikasi tenaga konstruksi, misalnya melatih ahli mengelas, pertukangan, mandor dlsb.

Pengendalian proyek konstruksi mencakup dan tidak terbatas pada hal-hal sebagai berikut :

Membuat kerangka kerja secara total;


Pengisian tenaga kerja termasuk penunjukan konsultan;
Menjamin bahwa semua informasi yang ada telah dikomunikasikan ke semua pihak terkait;
Adanya jaminan bahwa semua rencana yang dibuat akan dapat dilaksanakan;
Monitoring hasil pelaksanaan dan membandingkannya dengan rencana, dan
Mengadakan langkah perbaikan (corrective action) pada saat yang paling awal.

Hubungan antara fungsi-fungsi manajemen dan faktor-faktor yang menjadi ukuran suksesnya perencanaan dan
pengendalian termasuk pengendalian mutu. Merupakan kewajiban penyedia jasa konstruksi untuk menyiapkan
rencana pengawasan kualitas dan kepastian kualitas. Rencana pengawasan kualitas dan kepastian kualitas/
Quality Control dan Quality Assurance/ QA-QC meliputi kegiatan berikut :

Rencana pengawasan kualitas Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus mendapatkan


persetujuan dari wakil pemberi kerja mengenai QA-QC untuk seluruh

41 | P a g e
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017

pekerjaan yang menjelaskan seluruh prosedur, instruksi, rekaman-


rekaman, dan personil yang digunakan untuk memastikan dan
mengontrol kualitas pekerjaan.

Rencana QA/ QC harus diajukan penyedia jasa konstruksi


(kontraktor) kepada wakil pemberi kerja sebelum rapt mulainya
proyek. Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus menyajikan
kepada wakil pemberi kerja rencana pengawasan kualitas yang akan
dilaksanakannya. Rencana QA/ QC tersebut harus disetujui oleh
wakil pemberi kerja agar sesuai dengan yang diharapkan.

QA/ QC manajer Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus menunjuk seorang QA/ QC manajer
sebelum pekerjaan konstruksi dilaksanakan. QA/ QC manajer akan bertaggung jawab
terhadap pelaksanaan dan keberlangsungan rencana pengawasan kualitas. Orang
yang ditunjuk oleh penyedia jasa konstruksi (kontraktor) sebagai QA/ QC manajer harus
disetujui oleh wakil pemberi kerja. QA/ QC manajer akan melaporkan pekerjaannya
langsung kepada Manajer proyek dari penyedia jasa konstruksi (kontraktor).

Perubahan pada rencana pengawasan kualitas Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus memberi
tahukan kepada wakil pemberi kerja secara tertulis segala
usulan perubahan pada rencana pengawasan kuaitas.
Perubahan yang dibuat pada rencana pengawasan kuaitas
tidak boleh dilaksanakan sebelum persetujuan tertulis dari
wakil pemberi kerja.

Hal-hal yang melekat pada rencana pengawasan kualitas Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus
memastikan bahwa rencana pengawasan kualitas
yang telah disetujui telah diikuti dan dilaksanakan
selama pelaksanaan pekerjaan. Seluruh hasil
pengawasan, record dan seluruh operasi
pengawasan kualitas harus dilaporkan secara
berkala kepada wakil pemberi kerja.
Dalam pengendalian kualitas/ mutu terdapat 2
(dua) komponen kegiatan utama dalam
pelaksanaan konstruksi yakni pengendalian
kualitas (QA) dan pengendalian kuantitas (QC).
Urain masing-masing kegiatan sebagai berikut :

Pengendalian Kualitas Pekerjaan pelaksanaan konstruksi dimulai dari pekerjaan tanah sampai pada konstruksi
akan dikendalikan dengan memberikan pengawasan, arahan, bimbingan dan instruksi
yang diperlukan kepada penyedia jasa konstruksi (kontraktor) guna menjamin bahwa
semua pekerjaan dilaksanakan dengan baik, tepat kualitas. Aspek-aspek pengendalian
mutu yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan konstruksi antara lain meliputi :

- Peralatan yang digunakan


- Cara pengangkutan material/campuran ke lokasi kerja.
- Penyimpanan bahan/material
- Pengujian material yang akan digunakan termasuk peralatan laboratorium.
- Pengujian rutin laboratorium selama pelaksanaan
- Test lapangan
- Administrasi dan formulir-formulir.

42 | P a g e
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017

Pengendalian Kuantitas Pengawasan kuantitas (Quantity Control), dilakukan dengan mengecek


bahan-bahan/ campuran yang ditempatkan atau yang dipindahkan oleh
penyedia jasa konstruksi (kontraktor) atau yang terpasang. Konsultan akan
memproses bahan-bahan/ campuran berdasarkan atas :

 Hasil pengukuran yang memenuhi batas toleransi pembayaran.


 Metoda perhitungan
 Lokasi kerja
 Jenis pekerjaan
 Tanggal diselesaikannya pekerjaan.

Setelah pekerjaan memenuhi persyaratan baik secara kualitas maupun persyaratan lainnya, maka pengukuran
kuantitas dapat dilakukan agar volume pekerjaan dengan teliti/akurat yang disetujui oleh konsultan sehingga
kuantitas dalam kontrak adalah benar diukur dan mendapat persetujuan dari konsultan.

PEKERJAAN SLOOF 20/40


Kendali kualitas mutu pada pelaksanaan pekerjaan.

Dalam pelaksanaan proyek konstruksi, sasaran pengelolaan proyek (project management) disamping biaya dan
jadwal adalah pemenuhan persyaratan mutu. Dalam hubungan ini, suatu peralatan, material dan cara kerja diangap
memenuhi persyaratan mutu apabila dipenuhi semua persyaratan yang ditentukan dalam kriteria dan spesifikasi.
Dengan demikian, instalasi/bangunan yang dibangun atau produk yang dihasilkan, yang terdiri dari komponen
peralatan dan material yang memenuhi persyaratan mutu, dapat diharapkan berfungsi secara memuaskan selama
kurun waktu tertentu atau dengan kata lain siap untuk dipakai (fitness for use). Dan untuk mencapai tujuan tersebut
secara efektif dan ekonomis tidak hanya diperlukan pemeriksaan di tahap akhir sebelum diserahterimakan (FHO)
kepada pemilik proyek/konsumen, tetapi juga diperlukan serangkaian tindakan sepanjang siklus proyek mulai dari
penyusunan program, perencanaan, pengawasan, pemeriksanaan dan pengendalian mutu. Kegiatan tersebut
dikenal dengan penjaminan mutu (Quality Assurance-QA).

Dalam arti yang luas “mutu” atau “kualitas” bersifat subyektif. Suatu barang yang amat bermutu bagi seseorang
belum tentu bermutu bagi orang lain. Oleh karena itu, dunia usaha dan industri mencoba memberikan batasan
yang dapat diterima oleh kalangan yang berkepentingan, misalnya ISO 8402 (1986):[1]

“Mutu adalah sifat dan karakterisk produk atau jasa yang membuatnya memenuhi kebutuhan pelanggan atau
pemakai (customers).”

Sementara definisi lain untuk mutu yang sering diasosiasian dengan proyek adalah fitness for use. Istilah ini
disamping mempunyai arti seperti yang diuraikan diatas, juga memperhatikan masalah tersediaya produk,
kehandalan dan masalah pemeliharaan.

Definisi diatas tentunya akan sangat bervariasi tergantung pada masing-masing bidang usaha maupun industri.
Akan tetapi secara umum ada 4 (empat) spektrum mutu/kualitas yakni kualitas perencanaan (quality planning),
pemantauan kualitas (quality control), jaminan kualitas (quality assurance) dan pengembangan kualitas (quality
improvement).[2]

Manajemen mutu/kualitas mengadopsi beberapa prinsip-prinsip manajemen[3], yang dapat diterapkan pada
puncak manajemen perusahaan untuk menjadi pedoman bagi organisasi dalam mengembangkan kinerja
organisasi. Beberapa prinsip tersebut adalah sebagai berikut :

Fokus pada keinginan konsumen (customer focus) Suatu perusahaan dapat menjaga dan
mengembangkan konsumennya, bilamana

43 | P a g e
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017

perusahaan dapat mengerti dan memahami


tuntutan dan kebutuhan konsumen saat ini dan
mendatang, sehingga berusaha memenuhi
kebutuhan dan mencoba memenuhi ekspetasi
konsumen adalah kuncinya.

Kepemimpinan (Leadership) Para pemimpin dalam setiap unit dalam suatu organisasi perusahaan
(penyedia jasa konstruksi) menyiapkan dan diarahkan untuk mengembangkan
budaya kualitas. Mereka harus dapat mengkreasikan dan memelihara budaya
kualitas dalam setiap lingkungan internal yang dipimpinnya, mendorong setiap
anggota timnya untuk mencapai tujuan perusahaan yakni pencapaian target
kualitas/ mutu pekerjaan, dan dalam hal ini mencapai mutu/ kualitas pekerjaan
konstruksi.

Pengembangan Individu (Involvement of people) Setiap individu baik karyawan maupun pemimpin pada
setiap level perusahaan jasa konstruksi harus memahami
budaya manajemen kualitas. Setiap individu harus berusaha
mengembangkan segala kemampuan dan kemungkinan
yang dapat digunakan bagi keuntungan perusahaan.
Pendekatan proses (Process approach) Hasil yang buruk dapat dikurangi bila setiap aktivitas dan kebutuhan
sumber daya (manusia, material/bahan/alat, waktu) dikelola dalam
suatu organisasi perusahaan sebagai suatu proses.

Pendekatan Sistem Pada Manajemen (System approach to management) Suatu organisasi perusahaan
dapat efektif dan efisien dalam
mengembangkan target dan
tujuan mutu/ kualitas yang
merupakan kontribusi dari tahap
identifikasi, pemahaman dan
pengelolaan semua proses yang
saling terkait sebagai suatu
sistem.

Terus Berkembang (Continual improvement) Salah satu target tujuan kualitas/mutu secara permanen dari
suatu organisasi adalah terus mengembangkan kinerja
pencampaian mutu semua aktivitasnya.

Perumusan Keputusan Berdasarkan Pendekatan Fakta


(Factual approach to decision making)
Keputusan-keputusan yang efektif adalah beranjak dari dari analisis data dan informasi yang benar.

Membangun Hubungan yang Saling Menguntungkan dengan Suplier


(Mutually beneficial supplier relationships)
Sejak hubungan antara suatu perusahaan (penyedia jasa konstruksi) dan supliernya adalah interdependent, maka
perlu dikembangkan hubungan yang saling menguntungkan diantara keduanya untuk memungkinkan
pengembangan meningkatkan value keduanya.

Pengelolaan mutu (Quality Management) bertujuan mencapai persyaratan mutu proyek pada pekerjaan pertama
tanpa adanya pengulangan (to do right things right the first time) dengan cara-cara yang efektif dan ekonomis.
Pengelolaan mutu proyek konstruksi merupakan unsur dari pengelolaan proyeks secara keseluruhan, yang antara
lain adalah sebagai berikut : Meletakan dasar filosofi dan kebijakan mutu proyek

44 | P a g e
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017

Memberikan keputusan strategis mengenai hubungan antara mutu, biaya dan


jadwal
Membuat program penjaminan dan pengendalian mutu proyek (QA/ QC)
Implementasi Program QA/ QC.

Perlu juga dipahami bahwa penanganan masalah mutu dimulai sejak awal sampai proyek dinyatakan selesai. Pada
priode tersebut penyelenggaraan proyek dibagi menjadi pekerjaan spesifik, yang kemudian diserahkan kepada
masing-masing bidang/ unit sesuai keahlian. Jadi semua pihak memiliki tanggung jawab yang sama untuk menjaga
kualitas/ mutu, bila melaksanakan tugasnya dengan benar dan tepat dari segi mutu. Atau dengan kata lain harus
selalu berorientasi kepada mutu.

Penjaminan mutu (QA) adalah semua perencanaan dan langkah sistematis yang diperlukan untuk memberikan
keyaknian bahwa instalasi atau sistem yang akan diwujudkan dapat beroperasi secara memuaskan. Sedangkan
pengendalian mutu (QC) adalah bagian dari penjaminan mutu yang memberikan petunjuk dan cara-cara untuk
mengendalikan mutu material, struktur, komponen atau sistem agar memenuhi keperluan yang telah ditentukan.
Jadi Pengendalian Mutu (QC) meliputi tindakan-tindakan yang berupa: pengetesan, pengukuran dan pemeriksaan
apakah kegiatan-kegiatan engineering/konstruksi dan kegiatan lainnya telah memenuhi dan sesuai dengan kriteria
yang digariskan.

Masalah mutu/ kualitas dalam proyek konstruksi erat hubungannya dengan masalah-masalah berikut:

Material konstruksi, yang umumnya tersedia ataupun dapat dibeli di lokasi atau sekitar lokasi proyek.
Peralatan (equipment), yang dibuat di pabrik atas dasar pesanan, seperti kompresor, generator mesin-
mesin, dlsb. Peralatan demikian umumnya diangkut dari jarak jauh untuk sampai ke lokasi proyek.
Pelatihan dan sertifikasi tenaga konstruksi, misalnya melatih ahli mengelas, pertukangan, mandor dlsb.

Pengendalian proyek konstruksi mencakup dan tidak terbatas pada hal-hal sebagai berikut :

Membuat kerangka kerja secara total;


Pengisian tenaga kerja termasuk penunjukan konsultan;
Menjamin bahwa semua informasi yang ada telah dikomunikasikan ke semua pihak terkait;
Adanya jaminan bahwa semua rencana yang dibuat akan dapat dilaksanakan;
Monitoring hasil pelaksanaan dan membandingkannya dengan rencana, dan
Mengadakan langkah perbaikan (corrective action) pada saat yang paling awal.

Hubungan antara fungsi-fungsi manajemen dan faktor-faktor yang menjadi ukuran suksesnya perencanaan dan
pengendalian termasuk pengendalian mutu. Merupakan kewajiban penyedia jasa konstruksi untuk menyiapkan
rencana pengawasan kualitas dan kepastian kualitas. Rencana pengawasan kualitas dan kepastian kualitas/
Quality Control dan Quality Assurance/ QA-QC meliputi kegiatan berikut :

Rencana pengawasan kualitas Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus mendapatkan


persetujuan dari wakil pemberi kerja mengenai QA-QC untuk seluruh
pekerjaan yang menjelaskan seluruh prosedur, instruksi, rekaman-
rekaman, dan personil yang digunakan untuk memastikan dan
mengontrol kualitas pekerjaan.

Rencana QA/ QC harus diajukan penyedia jasa konstruksi


(kontraktor) kepada wakil pemberi kerja sebelum rapt mulainya
proyek. Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus menyajikan
kepada wakil pemberi kerja rencana pengawasan kualitas yang akan
dilaksanakannya. Rencana QA/ QC tersebut harus disetujui oleh
wakil pemberi kerja agar sesuai dengan yang diharapkan.

45 | P a g e
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017

QA/ QC manajer Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus menunjuk seorang QA/ QC manajer
sebelum pekerjaan konstruksi dilaksanakan. QA/ QC manajer akan bertaggung jawab
terhadap pelaksanaan dan keberlangsungan rencana pengawasan kualitas. Orang
yang ditunjuk oleh penyedia jasa konstruksi (kontraktor) sebagai QA/ QC manajer harus
disetujui oleh wakil pemberi kerja. QA/ QC manajer akan melaporkan pekerjaannya
langsung kepada Manajer proyek dari penyedia jasa konstruksi (kontraktor).

Perubahan pada rencana pengawasan kualitas Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus memberi
tahukan kepada wakil pemberi kerja secara tertulis segala
usulan perubahan pada rencana pengawasan kuaitas.
Perubahan yang dibuat pada rencana pengawasan kuaitas
tidak boleh dilaksanakan sebelum persetujuan tertulis dari
wakil pemberi kerja.

Hal-hal yang melekat pada rencana pengawasan kualitas Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus
memastikan bahwa rencana pengawasan kualitas
yang telah disetujui telah diikuti dan dilaksanakan
selama pelaksanaan pekerjaan. Seluruh hasil
pengawasan, record dan seluruh operasi
pengawasan kualitas harus dilaporkan secara
berkala kepada wakil pemberi kerja.
Dalam pengendalian kualitas/ mutu terdapat 2
(dua) komponen kegiatan utama dalam
pelaksanaan konstruksi yakni pengendalian
kualitas (QA) dan pengendalian kuantitas (QC).
Urain masing-masing kegiatan sebagai berikut :

Pengendalian Kualitas Pekerjaan pelaksanaan konstruksi dimulai dari pekerjaan tanah sampai pada konstruksi
akan dikendalikan dengan memberikan pengawasan, arahan, bimbingan dan instruksi
yang diperlukan kepada penyedia jasa konstruksi (kontraktor) guna menjamin bahwa
semua pekerjaan dilaksanakan dengan baik, tepat kualitas. Aspek-aspek pengendalian
mutu yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan konstruksi antara lain meliputi :

- Peralatan yang digunakan


- Cara pengangkutan material/campuran ke lokasi kerja.
- Penyimpanan bahan/material
- Pengujian material yang akan digunakan termasuk peralatan laboratorium.
- Pengujian rutin laboratorium selama pelaksanaan
- Test lapangan
- Administrasi dan formulir-formulir.

Pengendalian Kuantitas Pengawasan kuantitas (Quantity Control), dilakukan dengan mengecek


bahan-bahan/ campuran yang ditempatkan atau yang dipindahkan oleh
penyedia jasa konstruksi (kontraktor) atau yang terpasang. Konsultan akan
memproses bahan-bahan/ campuran berdasarkan atas :

 Hasil pengukuran yang memenuhi batas toleransi pembayaran.


 Metoda perhitungan
 Lokasi kerja
 Jenis pekerjaan
 Tanggal diselesaikannya pekerjaan.

46 | P a g e
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017

Setelah pekerjaan memenuhi persyaratan baik secara kualitas maupun persyaratan lainnya, maka pengukuran
kuantitas dapat dilakukan agar volume pekerjaan dengan teliti/akurat yang disetujui oleh konsultan sehingga
kuantitas dalam kontrak adalah benar diukur dan mendapat persetujuan dari konsultan.

PEKERJAAN PEMASANGAN BAJA BERAT


Kendali kualitas mutu pada pelaksanaan pekerjaan.

Dalam pelaksanaan proyek konstruksi, sasaran pengelolaan proyek (project management) disamping biaya dan
jadwal adalah pemenuhan persyaratan mutu. Dalam hubungan ini, suatu peralatan, material dan cara kerja diangap
memenuhi persyaratan mutu apabila dipenuhi semua persyaratan yang ditentukan dalam kriteria dan spesifikasi.
Dengan demikian, instalasi/bangunan yang dibangun atau produk yang dihasilkan, yang terdiri dari komponen
peralatan dan material yang memenuhi persyaratan mutu, dapat diharapkan berfungsi secara memuaskan selama
kurun waktu tertentu atau dengan kata lain siap untuk dipakai (fitness for use). Dan untuk mencapai tujuan tersebut
secara efektif dan ekonomis tidak hanya diperlukan pemeriksaan di tahap akhir sebelum diserahterimakan (FHO)
kepada pemilik proyek/konsumen, tetapi juga diperlukan serangkaian tindakan sepanjang siklus proyek mulai dari
penyusunan program, perencanaan, pengawasan, pemeriksanaan dan pengendalian mutu. Kegiatan tersebut
dikenal dengan penjaminan mutu (Quality Assurance-QA).

Dalam arti yang luas “mutu” atau “kualitas” bersifat subyektif. Suatu barang yang amat bermutu bagi seseorang
belum tentu bermutu bagi orang lain. Oleh karena itu, dunia usaha dan industri mencoba memberikan batasan
yang dapat diterima oleh kalangan yang berkepentingan, misalnya ISO 8402 (1986):[1]

“Mutu adalah sifat dan karakterisk produk atau jasa yang membuatnya memenuhi kebutuhan pelanggan atau
pemakai (customers).”

Sementara definisi lain untuk mutu yang sering diasosiasian dengan proyek adalah fitness for use. Istilah ini
disamping mempunyai arti seperti yang diuraikan diatas, juga memperhatikan masalah tersediaya produk,
kehandalan dan masalah pemeliharaan.

Definisi diatas tentunya akan sangat bervariasi tergantung pada masing-masing bidang usaha maupun industri.
Akan tetapi secara umum ada 4 (empat) spektrum mutu/kualitas yakni kualitas perencanaan (quality planning),
pemantauan kualitas (quality control), jaminan kualitas (quality assurance) dan pengembangan kualitas (quality
improvement).[2]

Manajemen mutu/kualitas mengadopsi beberapa prinsip-prinsip manajemen[3], yang dapat diterapkan pada
puncak manajemen perusahaan untuk menjadi pedoman bagi organisasi dalam mengembangkan kinerja
organisasi. Beberapa prinsip tersebut adalah sebagai berikut :

Fokus pada keinginan konsumen (customer focus) Suatu perusahaan dapat menjaga dan
mengembangkan konsumennya, bilamana
perusahaan dapat mengerti dan memahami
tuntutan dan kebutuhan konsumen saat ini dan
mendatang, sehingga berusaha memenuhi
kebutuhan dan mencoba memenuhi ekspetasi
konsumen adalah kuncinya.

Kepemimpinan (Leadership) Para pemimpin dalam setiap unit dalam suatu organisasi perusahaan
(penyedia jasa konstruksi) menyiapkan dan diarahkan untuk mengembangkan
budaya kualitas. Mereka harus dapat mengkreasikan dan memelihara budaya
kualitas dalam setiap lingkungan internal yang dipimpinnya, mendorong setiap

47 | P a g e
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017

anggota timnya untuk mencapai tujuan perusahaan yakni pencapaian target


kualitas/ mutu pekerjaan, dan dalam hal ini mencapai mutu/ kualitas pekerjaan
konstruksi.

Pengembangan Individu (Involvement of people) Setiap individu baik karyawan maupun pemimpin pada
setiap level perusahaan jasa konstruksi harus memahami
budaya manajemen kualitas. Setiap individu harus berusaha
mengembangkan segala kemampuan dan kemungkinan
yang dapat digunakan bagi keuntungan perusahaan.
Pendekatan proses (Process approach) Hasil yang buruk dapat dikurangi bila setiap aktivitas dan kebutuhan
sumber daya (manusia, material/bahan/alat, waktu) dikelola dalam
suatu organisasi perusahaan sebagai suatu proses.

Pendekatan Sistem Pada Manajemen (System approach to management) Suatu organisasi perusahaan
dapat efektif dan efisien dalam
mengembangkan target dan
tujuan mutu/ kualitas yang
merupakan kontribusi dari tahap
identifikasi, pemahaman dan
pengelolaan semua proses yang
saling terkait sebagai suatu
sistem.

Terus Berkembang (Continual improvement) Salah satu target tujuan kualitas/mutu secara permanen dari
suatu organisasi adalah terus mengembangkan kinerja
pencampaian mutu semua aktivitasnya.

Perumusan Keputusan Berdasarkan Pendekatan Fakta


(Factual approach to decision making)
Keputusan-keputusan yang efektif adalah beranjak dari dari analisis data dan informasi yang benar.

Membangun Hubungan yang Saling Menguntungkan dengan Suplier


(Mutually beneficial supplier relationships)
Sejak hubungan antara suatu perusahaan (penyedia jasa konstruksi) dan supliernya adalah interdependent, maka
perlu dikembangkan hubungan yang saling menguntungkan diantara keduanya untuk memungkinkan
pengembangan meningkatkan value keduanya.

Pengelolaan mutu (Quality Management) bertujuan mencapai persyaratan mutu proyek pada pekerjaan pertama
tanpa adanya pengulangan (to do right things right the first time) dengan cara-cara yang efektif dan ekonomis.
Pengelolaan mutu proyek konstruksi merupakan unsur dari pengelolaan proyeks secara keseluruhan, yang antara
lain adalah sebagai berikut : Meletakan dasar filosofi dan kebijakan mutu proyek
Memberikan keputusan strategis mengenai hubungan antara mutu, biaya dan
jadwal
Membuat program penjaminan dan pengendalian mutu proyek (QA/ QC)
Implementasi Program QA/ QC.

Perlu juga dipahami bahwa penanganan masalah mutu dimulai sejak awal sampai proyek dinyatakan selesai. Pada
priode tersebut penyelenggaraan proyek dibagi menjadi pekerjaan spesifik, yang kemudian diserahkan kepada
masing-masing bidang/ unit sesuai keahlian. Jadi semua pihak memiliki tanggung jawab yang sama untuk menjaga
kualitas/ mutu, bila melaksanakan tugasnya dengan benar dan tepat dari segi mutu. Atau dengan kata lain harus
selalu berorientasi kepada mutu.

48 | P a g e
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017

Penjaminan mutu (QA) adalah semua perencanaan dan langkah sistematis yang diperlukan untuk memberikan
keyaknian bahwa instalasi atau sistem yang akan diwujudkan dapat beroperasi secara memuaskan. Sedangkan
pengendalian mutu (QC) adalah bagian dari penjaminan mutu yang memberikan petunjuk dan cara-cara untuk
mengendalikan mutu material, struktur, komponen atau sistem agar memenuhi keperluan yang telah ditentukan.
Jadi Pengendalian Mutu (QC) meliputi tindakan-tindakan yang berupa: pengetesan, pengukuran dan pemeriksaan
apakah kegiatan-kegiatan engineering/konstruksi dan kegiatan lainnya telah memenuhi dan sesuai dengan kriteria
yang digariskan.

Masalah mutu/ kualitas dalam proyek konstruksi erat hubungannya dengan masalah-masalah berikut:

Material konstruksi, yang umumnya tersedia ataupun dapat dibeli di lokasi atau sekitar lokasi proyek.
Peralatan (equipment), yang dibuat di pabrik atas dasar pesanan, seperti kompresor, generator mesin-
mesin, dlsb. Peralatan demikian umumnya diangkut dari jarak jauh untuk sampai ke lokasi proyek.
Pelatihan dan sertifikasi tenaga konstruksi, misalnya melatih ahli mengelas, pertukangan, mandor dlsb.

Pengendalian proyek konstruksi mencakup dan tidak terbatas pada hal-hal sebagai berikut :

Membuat kerangka kerja secara total;


Pengisian tenaga kerja termasuk penunjukan konsultan;
Menjamin bahwa semua informasi yang ada telah dikomunikasikan ke semua pihak terkait;
Adanya jaminan bahwa semua rencana yang dibuat akan dapat dilaksanakan;
Monitoring hasil pelaksanaan dan membandingkannya dengan rencana, dan
Mengadakan langkah perbaikan (corrective action) pada saat yang paling awal.

Hubungan antara fungsi-fungsi manajemen dan faktor-faktor yang menjadi ukuran suksesnya perencanaan dan
pengendalian termasuk pengendalian mutu. Merupakan kewajiban penyedia jasa konstruksi untuk menyiapkan
rencana pengawasan kualitas dan kepastian kualitas. Rencana pengawasan kualitas dan kepastian kualitas/
Quality Control dan Quality Assurance/ QA-QC meliputi kegiatan berikut :

Rencana pengawasan kualitas Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus mendapatkan


persetujuan dari wakil pemberi kerja mengenai QA-QC untuk seluruh
pekerjaan yang menjelaskan seluruh prosedur, instruksi, rekaman-
rekaman, dan personil yang digunakan untuk memastikan dan
mengontrol kualitas pekerjaan.

Rencana QA/ QC harus diajukan penyedia jasa konstruksi


(kontraktor) kepada wakil pemberi kerja sebelum rapt mulainya
proyek. Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus menyajikan
kepada wakil pemberi kerja rencana pengawasan kualitas yang akan
dilaksanakannya. Rencana QA/ QC tersebut harus disetujui oleh
wakil pemberi kerja agar sesuai dengan yang diharapkan.

QA/ QC manajer Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus menunjuk seorang QA/ QC manajer
sebelum pekerjaan konstruksi dilaksanakan. QA/ QC manajer akan bertaggung jawab
terhadap pelaksanaan dan keberlangsungan rencana pengawasan kualitas. Orang
yang ditunjuk oleh penyedia jasa konstruksi (kontraktor) sebagai QA/ QC manajer harus
disetujui oleh wakil pemberi kerja. QA/ QC manajer akan melaporkan pekerjaannya
langsung kepada Manajer proyek dari penyedia jasa konstruksi (kontraktor).

Perubahan pada rencana pengawasan kualitas Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus memberi
tahukan kepada wakil pemberi kerja secara tertulis segala
usulan perubahan pada rencana pengawasan kuaitas.

49 | P a g e
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017

Perubahan yang dibuat pada rencana pengawasan kuaitas


tidak boleh dilaksanakan sebelum persetujuan tertulis dari
wakil pemberi kerja.

Hal-hal yang melekat pada rencana pengawasan kualitas Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus
memastikan bahwa rencana pengawasan kualitas
yang telah disetujui telah diikuti dan dilaksanakan
selama pelaksanaan pekerjaan. Seluruh hasil
pengawasan, record dan seluruh operasi
pengawasan kualitas harus dilaporkan secara
berkala kepada wakil pemberi kerja.
Dalam pengendalian kualitas/ mutu terdapat 2
(dua) komponen kegiatan utama dalam
pelaksanaan konstruksi yakni pengendalian
kualitas (QA) dan pengendalian kuantitas (QC).
Urain masing-masing kegiatan sebagai berikut :

Pengendalian Kualitas Pekerjaan pelaksanaan konstruksi dimulai dari pekerjaan tanah sampai pada konstruksi
akan dikendalikan dengan memberikan pengawasan, arahan, bimbingan dan instruksi
yang diperlukan kepada penyedia jasa konstruksi (kontraktor) guna menjamin bahwa
semua pekerjaan dilaksanakan dengan baik, tepat kualitas. Aspek-aspek pengendalian
mutu yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan konstruksi antara lain meliputi :

- Peralatan yang digunakan


- Cara pengangkutan material/campuran ke lokasi kerja.
- Penyimpanan bahan/material
- Pengujian material yang akan digunakan termasuk peralatan laboratorium.
- Pengujian rutin laboratorium selama pelaksanaan
- Test lapangan
- Administrasi dan formulir-formulir.

Pengendalian Kuantitas Pengawasan kuantitas (Quantity Control), dilakukan dengan mengecek


bahan-bahan/ campuran yang ditempatkan atau yang dipindahkan oleh
penyedia jasa konstruksi (kontraktor) atau yang terpasang. Konsultan akan
memproses bahan-bahan/ campuran berdasarkan atas :

 Hasil pengukuran yang memenuhi batas toleransi pembayaran.


 Metoda perhitungan
 Lokasi kerja
 Jenis pekerjaan
 Tanggal diselesaikannya pekerjaan.

Setelah pekerjaan memenuhi persyaratan baik secara kualitas maupun persyaratan lainnya, maka pengukuran
kuantitas dapat dilakukan agar volume pekerjaan dengan teliti/akurat yang disetujui oleh konsultan sehingga
kuantitas dalam kontrak adalah benar diukur dan mendapat persetujuan dari konsultan.
PEKERJAAN PEMASANGAN ALUCOPAN + RANGKA
Kendali kualitas mutu pada pelaksanaan pekerjaan.

Dalam pelaksanaan proyek konstruksi, sasaran pengelolaan proyek (project management) disamping biaya dan
jadwal adalah pemenuhan persyaratan mutu. Dalam hubungan ini, suatu peralatan, material dan cara kerja diangap
memenuhi persyaratan mutu apabila dipenuhi semua persyaratan yang ditentukan dalam kriteria dan spesifikasi.

50 | P a g e
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017

Dengan demikian, instalasi/bangunan yang dibangun atau produk yang dihasilkan, yang terdiri dari komponen
peralatan dan material yang memenuhi persyaratan mutu, dapat diharapkan berfungsi secara memuaskan selama
kurun waktu tertentu atau dengan kata lain siap untuk dipakai (fitness for use). Dan untuk mencapai tujuan tersebut
secara efektif dan ekonomis tidak hanya diperlukan pemeriksaan di tahap akhir sebelum diserahterimakan (FHO)
kepada pemilik proyek/konsumen, tetapi juga diperlukan serangkaian tindakan sepanjang siklus proyek mulai dari
penyusunan program, perencanaan, pengawasan, pemeriksanaan dan pengendalian mutu. Kegiatan tersebut
dikenal dengan penjaminan mutu (Quality Assurance-QA).

Dalam arti yang luas “mutu” atau “kualitas” bersifat subyektif. Suatu barang yang amat bermutu bagi seseorang
belum tentu bermutu bagi orang lain. Oleh karena itu, dunia usaha dan industri mencoba memberikan batasan
yang dapat diterima oleh kalangan yang berkepentingan, misalnya ISO 8402 (1986):[1]

“Mutu adalah sifat dan karakterisk produk atau jasa yang membuatnya memenuhi kebutuhan pelanggan atau
pemakai (customers).”

Sementara definisi lain untuk mutu yang sering diasosiasian dengan proyek adalah fitness for use. Istilah ini
disamping mempunyai arti seperti yang diuraikan diatas, juga memperhatikan masalah tersediaya produk,
kehandalan dan masalah pemeliharaan.

Definisi diatas tentunya akan sangat bervariasi tergantung pada masing-masing bidang usaha maupun industri.
Akan tetapi secara umum ada 4 (empat) spektrum mutu/kualitas yakni kualitas perencanaan (quality planning),
pemantauan kualitas (quality control), jaminan kualitas (quality assurance) dan pengembangan kualitas (quality
improvement).[2]

Manajemen mutu/kualitas mengadopsi beberapa prinsip-prinsip manajemen[3], yang dapat diterapkan pada
puncak manajemen perusahaan untuk menjadi pedoman bagi organisasi dalam mengembangkan kinerja
organisasi. Beberapa prinsip tersebut adalah sebagai berikut :

Fokus pada keinginan konsumen (customer focus) Suatu perusahaan dapat menjaga dan
mengembangkan konsumennya, bilamana
perusahaan dapat mengerti dan memahami
tuntutan dan kebutuhan konsumen saat ini dan
mendatang, sehingga berusaha memenuhi
kebutuhan dan mencoba memenuhi ekspetasi
konsumen adalah kuncinya.

Kepemimpinan (Leadership) Para pemimpin dalam setiap unit dalam suatu organisasi perusahaan
(penyedia jasa konstruksi) menyiapkan dan diarahkan untuk mengembangkan
budaya kualitas. Mereka harus dapat mengkreasikan dan memelihara budaya
kualitas dalam setiap lingkungan internal yang dipimpinnya, mendorong setiap
anggota timnya untuk mencapai tujuan perusahaan yakni pencapaian target
kualitas/ mutu pekerjaan, dan dalam hal ini mencapai mutu/ kualitas pekerjaan
konstruksi.

Pengembangan Individu (Involvement of people) Setiap individu baik karyawan maupun pemimpin pada
setiap level perusahaan jasa konstruksi harus memahami
budaya manajemen kualitas. Setiap individu harus berusaha
mengembangkan segala kemampuan dan kemungkinan
yang dapat digunakan bagi keuntungan perusahaan.
Pendekatan proses (Process approach) Hasil yang buruk dapat dikurangi bila setiap aktivitas dan kebutuhan
sumber daya (manusia, material/bahan/alat, waktu) dikelola dalam
suatu organisasi perusahaan sebagai suatu proses.

51 | P a g e
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017

Pendekatan Sistem Pada Manajemen (System approach to management) Suatu organisasi perusahaan
dapat efektif dan efisien dalam
mengembangkan target dan
tujuan mutu/ kualitas yang
merupakan kontribusi dari tahap
identifikasi, pemahaman dan
pengelolaan semua proses yang
saling terkait sebagai suatu
sistem.

Terus Berkembang (Continual improvement) Salah satu target tujuan kualitas/mutu secara permanen dari
suatu organisasi adalah terus mengembangkan kinerja
pencampaian mutu semua aktivitasnya.

Perumusan Keputusan Berdasarkan Pendekatan Fakta


(Factual approach to decision making)
Keputusan-keputusan yang efektif adalah beranjak dari dari analisis data dan informasi yang benar.

Membangun Hubungan yang Saling Menguntungkan dengan Suplier


(Mutually beneficial supplier relationships)
Sejak hubungan antara suatu perusahaan (penyedia jasa konstruksi) dan supliernya adalah interdependent, maka
perlu dikembangkan hubungan yang saling menguntungkan diantara keduanya untuk memungkinkan
pengembangan meningkatkan value keduanya.

Pengelolaan mutu (Quality Management) bertujuan mencapai persyaratan mutu proyek pada pekerjaan pertama
tanpa adanya pengulangan (to do right things right the first time) dengan cara-cara yang efektif dan ekonomis.
Pengelolaan mutu proyek konstruksi merupakan unsur dari pengelolaan proyeks secara keseluruhan, yang antara
lain adalah sebagai berikut : Meletakan dasar filosofi dan kebijakan mutu proyek
Memberikan keputusan strategis mengenai hubungan antara mutu, biaya dan
jadwal
Membuat program penjaminan dan pengendalian mutu proyek (QA/ QC)
Implementasi Program QA/ QC.

Perlu juga dipahami bahwa penanganan masalah mutu dimulai sejak awal sampai proyek dinyatakan selesai. Pada
priode tersebut penyelenggaraan proyek dibagi menjadi pekerjaan spesifik, yang kemudian diserahkan kepada
masing-masing bidang/ unit sesuai keahlian. Jadi semua pihak memiliki tanggung jawab yang sama untuk menjaga
kualitas/ mutu, bila melaksanakan tugasnya dengan benar dan tepat dari segi mutu. Atau dengan kata lain harus
selalu berorientasi kepada mutu.

Penjaminan mutu (QA) adalah semua perencanaan dan langkah sistematis yang diperlukan untuk memberikan
keyaknian bahwa instalasi atau sistem yang akan diwujudkan dapat beroperasi secara memuaskan. Sedangkan
pengendalian mutu (QC) adalah bagian dari penjaminan mutu yang memberikan petunjuk dan cara-cara untuk
mengendalikan mutu material, struktur, komponen atau sistem agar memenuhi keperluan yang telah ditentukan.
Jadi Pengendalian Mutu (QC) meliputi tindakan-tindakan yang berupa: pengetesan, pengukuran dan pemeriksaan
apakah kegiatan-kegiatan engineering/konstruksi dan kegiatan lainnya telah memenuhi dan sesuai dengan kriteria
yang digariskan.

52 | P a g e
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017

Masalah mutu/ kualitas dalam proyek konstruksi erat hubungannya dengan masalah-masalah berikut:

Material konstruksi, yang umumnya tersedia ataupun dapat dibeli di lokasi atau sekitar lokasi proyek.
Peralatan (equipment), yang dibuat di pabrik atas dasar pesanan, seperti kompresor, generator mesin-
mesin, dlsb. Peralatan demikian umumnya diangkut dari jarak jauh untuk sampai ke lokasi proyek.
Pelatihan dan sertifikasi tenaga konstruksi, misalnya melatih ahli mengelas, pertukangan, mandor dlsb.

Pengendalian proyek konstruksi mencakup dan tidak terbatas pada hal-hal sebagai berikut :

Membuat kerangka kerja secara total;


Pengisian tenaga kerja termasuk penunjukan konsultan;
Menjamin bahwa semua informasi yang ada telah dikomunikasikan ke semua pihak terkait;
Adanya jaminan bahwa semua rencana yang dibuat akan dapat dilaksanakan;
Monitoring hasil pelaksanaan dan membandingkannya dengan rencana, dan
Mengadakan langkah perbaikan (corrective action) pada saat yang paling awal.

Hubungan antara fungsi-fungsi manajemen dan faktor-faktor yang menjadi ukuran suksesnya perencanaan dan
pengendalian termasuk pengendalian mutu. Merupakan kewajiban penyedia jasa konstruksi untuk menyiapkan
rencana pengawasan kualitas dan kepastian kualitas. Rencana pengawasan kualitas dan kepastian kualitas/
Quality Control dan Quality Assurance/ QA-QC meliputi kegiatan berikut :

Rencana pengawasan kualitas Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus mendapatkan


persetujuan dari wakil pemberi kerja mengenai QA-QC untuk seluruh
pekerjaan yang menjelaskan seluruh prosedur, instruksi, rekaman-
rekaman, dan personil yang digunakan untuk memastikan dan
mengontrol kualitas pekerjaan.

Rencana QA/ QC harus diajukan penyedia jasa konstruksi


(kontraktor) kepada wakil pemberi kerja sebelum rapt mulainya
proyek. Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus menyajikan
kepada wakil pemberi kerja rencana pengawasan kualitas yang akan
dilaksanakannya. Rencana QA/ QC tersebut harus disetujui oleh
wakil pemberi kerja agar sesuai dengan yang diharapkan.

QA/ QC manajer Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus menunjuk seorang QA/ QC manajer
sebelum pekerjaan konstruksi dilaksanakan. QA/ QC manajer akan bertaggung jawab
terhadap pelaksanaan dan keberlangsungan rencana pengawasan kualitas. Orang
yang ditunjuk oleh penyedia jasa konstruksi (kontraktor) sebagai QA/ QC manajer harus
disetujui oleh wakil pemberi kerja. QA/ QC manajer akan melaporkan pekerjaannya
langsung kepada Manajer proyek dari penyedia jasa konstruksi (kontraktor).

Perubahan pada rencana pengawasan kualitas Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus memberi
tahukan kepada wakil pemberi kerja secara tertulis segala
usulan perubahan pada rencana pengawasan kuaitas.
Perubahan yang dibuat pada rencana pengawasan kuaitas
tidak boleh dilaksanakan sebelum persetujuan tertulis dari
wakil pemberi kerja.

Hal-hal yang melekat pada rencana pengawasan kualitas Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus
memastikan bahwa rencana pengawasan kualitas
yang telah disetujui telah diikuti dan dilaksanakan
selama pelaksanaan pekerjaan. Seluruh hasil

53 | P a g e
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017

pengawasan, record dan seluruh operasi


pengawasan kualitas harus dilaporkan secara
berkala kepada wakil pemberi kerja.
Dalam pengendalian kualitas/ mutu terdapat 2
(dua) komponen kegiatan utama dalam
pelaksanaan konstruksi yakni pengendalian
kualitas (QA) dan pengendalian kuantitas (QC).
Urain masing-masing kegiatan sebagai berikut :

Pengendalian Kualitas Pekerjaan pelaksanaan konstruksi dimulai dari pekerjaan tanah sampai pada konstruksi
akan dikendalikan dengan memberikan pengawasan, arahan, bimbingan dan instruksi
yang diperlukan kepada penyedia jasa konstruksi (kontraktor) guna menjamin bahwa
semua pekerjaan dilaksanakan dengan baik, tepat kualitas. Aspek-aspek pengendalian
mutu yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan konstruksi antara lain meliputi :

- Peralatan yang digunakan


- Cara pengangkutan material/campuran ke lokasi kerja.
- Penyimpanan bahan/material
- Pengujian material yang akan digunakan termasuk peralatan laboratorium.
- Pengujian rutin laboratorium selama pelaksanaan
- Test lapangan
- Administrasi dan formulir-formulir.

Pengendalian Kuantitas Pengawasan kuantitas (Quantity Control), dilakukan dengan mengecek


bahan-bahan/ campuran yang ditempatkan atau yang dipindahkan oleh
penyedia jasa konstruksi (kontraktor) atau yang terpasang. Konsultan akan
memproses bahan-bahan/ campuran berdasarkan atas :

 Hasil pengukuran yang memenuhi batas toleransi pembayaran.


 Metoda perhitungan
 Lokasi kerja
 Jenis pekerjaan
 Tanggal diselesaikannya pekerjaan.

Setelah pekerjaan memenuhi persyaratan baik secara kualitas maupun persyaratan lainnya, maka pengukuran
kuantitas dapat dilakukan agar volume pekerjaan dengan teliti/akurat yang disetujui oleh konsultan sehingga
kuantitas dalam kontrak adalah benar diukur dan mendapat persetujuan dari konsultan.

PEKERJAAN PEMASANGAN KUSEN ALUMUNIUM


Kendali kualitas mutu pada pelaksanaan pekerjaan.

Dalam pelaksanaan proyek konstruksi, sasaran pengelolaan proyek (project management) disamping biaya dan
jadwal adalah pemenuhan persyaratan mutu. Dalam hubungan ini, suatu peralatan, material dan cara kerja diangap
memenuhi persyaratan mutu apabila dipenuhi semua persyaratan yang ditentukan dalam kriteria dan spesifikasi.
Dengan demikian, instalasi/bangunan yang dibangun atau produk yang dihasilkan, yang terdiri dari komponen
peralatan dan material yang memenuhi persyaratan mutu, dapat diharapkan berfungsi secara memuaskan selama
kurun waktu tertentu atau dengan kata lain siap untuk dipakai (fitness for use). Dan untuk mencapai tujuan tersebut
secara efektif dan ekonomis tidak hanya diperlukan pemeriksaan di tahap akhir sebelum diserahterimakan (FHO)
kepada pemilik proyek/konsumen, tetapi juga diperlukan serangkaian tindakan sepanjang siklus proyek mulai dari
penyusunan program, perencanaan, pengawasan, pemeriksanaan dan pengendalian mutu. Kegiatan tersebut
dikenal dengan penjaminan mutu (Quality Assurance-QA).

54 | P a g e
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017

Dalam arti yang luas “mutu” atau “kualitas” bersifat subyektif. Suatu barang yang amat bermutu bagi seseorang
belum tentu bermutu bagi orang lain. Oleh karena itu, dunia usaha dan industri mencoba memberikan batasan
yang dapat diterima oleh kalangan yang berkepentingan, misalnya ISO 8402 (1986):[1]

“Mutu adalah sifat dan karakterisk produk atau jasa yang membuatnya memenuhi kebutuhan pelanggan atau
pemakai (customers).”
Sementara definisi lain untuk mutu yang sering diasosiasian dengan proyek adalah fitness for use. Istilah ini
disamping mempunyai arti seperti yang diuraikan diatas, juga memperhatikan masalah tersediaya produk,
kehandalan dan masalah pemeliharaan.

Definisi diatas tentunya akan sangat bervariasi tergantung pada masing-masing bidang usaha maupun industri.
Akan tetapi secara umum ada 4 (empat) spektrum mutu/kualitas yakni kualitas perencanaan (quality planning),
pemantauan kualitas (quality control), jaminan kualitas (quality assurance) dan pengembangan kualitas (quality
improvement).[2]

Manajemen mutu/kualitas mengadopsi beberapa prinsip-prinsip manajemen[3], yang dapat diterapkan pada
puncak manajemen perusahaan untuk menjadi pedoman bagi organisasi dalam mengembangkan kinerja
organisasi. Beberapa prinsip tersebut adalah sebagai berikut :

Fokus pada keinginan konsumen (customer focus) Suatu perusahaan dapat menjaga dan
mengembangkan konsumennya, bilamana
perusahaan dapat mengerti dan memahami
tuntutan dan kebutuhan konsumen saat ini dan
mendatang, sehingga berusaha memenuhi
kebutuhan dan mencoba memenuhi ekspetasi
konsumen adalah kuncinya.

Kepemimpinan (Leadership) Para pemimpin dalam setiap unit dalam suatu organisasi perusahaan
(penyedia jasa konstruksi) menyiapkan dan diarahkan untuk mengembangkan
budaya kualitas. Mereka harus dapat mengkreasikan dan memelihara budaya
kualitas dalam setiap lingkungan internal yang dipimpinnya, mendorong setiap
anggota timnya untuk mencapai tujuan perusahaan yakni pencapaian target
kualitas/ mutu pekerjaan, dan dalam hal ini mencapai mutu/ kualitas pekerjaan
konstruksi.

Pengembangan Individu (Involvement of people) Setiap individu baik karyawan maupun pemimpin pada
setiap level perusahaan jasa konstruksi harus memahami
budaya manajemen kualitas. Setiap individu harus berusaha
mengembangkan segala kemampuan dan kemungkinan
yang dapat digunakan bagi keuntungan perusahaan.
Pendekatan proses (Process approach) Hasil yang buruk dapat dikurangi bila setiap aktivitas dan kebutuhan
sumber daya (manusia, material/bahan/alat, waktu) dikelola dalam
suatu organisasi perusahaan sebagai suatu proses.

Pendekatan Sistem Pada Manajemen (System approach to management) Suatu organisasi perusahaan
dapat efektif dan efisien dalam
mengembangkan target dan
tujuan mutu/ kualitas yang
merupakan kontribusi dari tahap
identifikasi, pemahaman dan
pengelolaan semua proses yang

55 | P a g e
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017

saling terkait sebagai suatu


sistem.

Terus Berkembang (Continual improvement) Salah satu target tujuan kualitas/mutu secara permanen dari
suatu organisasi adalah terus mengembangkan kinerja
pencampaian mutu semua aktivitasnya.

Perumusan Keputusan Berdasarkan Pendekatan Fakta


(Factual approach to decision making)
Keputusan-keputusan yang efektif adalah beranjak dari dari analisis data dan informasi yang benar.
Membangun Hubungan yang Saling Menguntungkan dengan Suplier
(Mutually beneficial supplier relationships)
Sejak hubungan antara suatu perusahaan (penyedia jasa konstruksi) dan supliernya adalah interdependent, maka
perlu dikembangkan hubungan yang saling menguntungkan diantara keduanya untuk memungkinkan
pengembangan meningkatkan value keduanya.

Pengelolaan mutu (Quality Management) bertujuan mencapai persyaratan mutu proyek pada pekerjaan pertama
tanpa adanya pengulangan (to do right things right the first time) dengan cara-cara yang efektif dan ekonomis.
Pengelolaan mutu proyek konstruksi merupakan unsur dari pengelolaan proyeks secara keseluruhan, yang antara
lain adalah sebagai berikut : Meletakan dasar filosofi dan kebijakan mutu proyek
Memberikan keputusan strategis mengenai hubungan antara mutu, biaya dan
jadwal
Membuat program penjaminan dan pengendalian mutu proyek (QA/ QC)
Implementasi Program QA/ QC.

Perlu juga dipahami bahwa penanganan masalah mutu dimulai sejak awal sampai proyek dinyatakan selesai. Pada
priode tersebut penyelenggaraan proyek dibagi menjadi pekerjaan spesifik, yang kemudian diserahkan kepada
masing-masing bidang/ unit sesuai keahlian. Jadi semua pihak memiliki tanggung jawab yang sama untuk menjaga
kualitas/ mutu, bila melaksanakan tugasnya dengan benar dan tepat dari segi mutu. Atau dengan kata lain harus
selalu berorientasi kepada mutu.

Penjaminan mutu (QA) adalah semua perencanaan dan langkah sistematis yang diperlukan untuk memberikan
keyaknian bahwa instalasi atau sistem yang akan diwujudkan dapat beroperasi secara memuaskan. Sedangkan
pengendalian mutu (QC) adalah bagian dari penjaminan mutu yang memberikan petunjuk dan cara-cara untuk
mengendalikan mutu material, struktur, komponen atau sistem agar memenuhi keperluan yang telah ditentukan.
Jadi Pengendalian Mutu (QC) meliputi tindakan-tindakan yang berupa: pengetesan, pengukuran dan pemeriksaan
apakah kegiatan-kegiatan engineering/konstruksi dan kegiatan lainnya telah memenuhi dan sesuai dengan kriteria
yang digariskan.

Masalah mutu/ kualitas dalam proyek konstruksi erat hubungannya dengan masalah-masalah berikut:

Material konstruksi, yang umumnya tersedia ataupun dapat dibeli di lokasi atau sekitar lokasi proyek.
Peralatan (equipment), yang dibuat di pabrik atas dasar pesanan, seperti kompresor, generator mesin-
mesin, dlsb. Peralatan demikian umumnya diangkut dari jarak jauh untuk sampai ke lokasi proyek.
Pelatihan dan sertifikasi tenaga konstruksi, misalnya melatih ahli mengelas, pertukangan, mandor dlsb.

Pengendalian proyek konstruksi mencakup dan tidak terbatas pada hal-hal sebagai berikut :

Membuat kerangka kerja secara total;


Pengisian tenaga kerja termasuk penunjukan konsultan;
Menjamin bahwa semua informasi yang ada telah dikomunikasikan ke semua pihak terkait;
Adanya jaminan bahwa semua rencana yang dibuat akan dapat dilaksanakan;

56 | P a g e
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017

Monitoring hasil pelaksanaan dan membandingkannya dengan rencana, dan


Mengadakan langkah perbaikan (corrective action) pada saat yang paling awal.

Hubungan antara fungsi-fungsi manajemen dan faktor-faktor yang menjadi ukuran suksesnya perencanaan dan
pengendalian termasuk pengendalian mutu. Merupakan kewajiban penyedia jasa konstruksi untuk menyiapkan
rencana pengawasan kualitas dan kepastian kualitas. Rencana pengawasan kualitas dan kepastian kualitas/
Quality Control dan Quality Assurance/ QA-QC meliputi kegiatan berikut :

Rencana pengawasan kualitas Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus mendapatkan


persetujuan dari wakil pemberi kerja mengenai QA-QC untuk seluruh
pekerjaan yang menjelaskan seluruh prosedur, instruksi, rekaman-
rekaman, dan personil yang digunakan untuk memastikan dan
mengontrol kualitas pekerjaan.
Rencana QA/ QC harus diajukan penyedia jasa konstruksi
(kontraktor) kepada wakil pemberi kerja sebelum rapt mulainya
proyek. Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus menyajikan
kepada wakil pemberi kerja rencana pengawasan kualitas yang akan
dilaksanakannya. Rencana QA/ QC tersebut harus disetujui oleh
wakil pemberi kerja agar sesuai dengan yang diharapkan.

QA/ QC manajer Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus menunjuk seorang QA/ QC manajer
sebelum pekerjaan konstruksi dilaksanakan. QA/ QC manajer akan bertaggung jawab
terhadap pelaksanaan dan keberlangsungan rencana pengawasan kualitas. Orang
yang ditunjuk oleh penyedia jasa konstruksi (kontraktor) sebagai QA/ QC manajer harus
disetujui oleh wakil pemberi kerja. QA/ QC manajer akan melaporkan pekerjaannya
langsung kepada Manajer proyek dari penyedia jasa konstruksi (kontraktor).

Perubahan pada rencana pengawasan kualitas Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus memberi
tahukan kepada wakil pemberi kerja secara tertulis segala
usulan perubahan pada rencana pengawasan kuaitas.
Perubahan yang dibuat pada rencana pengawasan kuaitas
tidak boleh dilaksanakan sebelum persetujuan tertulis dari
wakil pemberi kerja.

Hal-hal yang melekat pada rencana pengawasan kualitas Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus
memastikan bahwa rencana pengawasan kualitas
yang telah disetujui telah diikuti dan dilaksanakan
selama pelaksanaan pekerjaan. Seluruh hasil
pengawasan, record dan seluruh operasi
pengawasan kualitas harus dilaporkan secara
berkala kepada wakil pemberi kerja.
Dalam pengendalian kualitas/ mutu terdapat 2
(dua) komponen kegiatan utama dalam
pelaksanaan konstruksi yakni pengendalian
kualitas (QA) dan pengendalian kuantitas (QC).
Urain masing-masing kegiatan sebagai berikut :

Pengendalian Kualitas Pekerjaan pelaksanaan konstruksi dimulai dari pekerjaan tanah sampai pada konstruksi
akan dikendalikan dengan memberikan pengawasan, arahan, bimbingan dan instruksi
yang diperlukan kepada penyedia jasa konstruksi (kontraktor) guna menjamin bahwa
semua pekerjaan dilaksanakan dengan baik, tepat kualitas. Aspek-aspek pengendalian
mutu yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan konstruksi antara lain meliputi :

57 | P a g e
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017

- Peralatan yang digunakan


- Cara pengangkutan material/campuran ke lokasi kerja.
- Penyimpanan bahan/material
- Pengujian material yang akan digunakan termasuk peralatan laboratorium.
- Pengujian rutin laboratorium selama pelaksanaan
- Test lapangan
- Administrasi dan formulir-formulir.

Pengendalian Kuantitas Pengawasan kuantitas (Quantity Control), dilakukan dengan mengecek


bahan-bahan/ campuran yang ditempatkan atau yang dipindahkan oleh
penyedia jasa konstruksi (kontraktor) atau yang terpasang. Konsultan akan
memproses bahan-bahan/ campuran berdasarkan atas :

 Hasil pengukuran yang memenuhi batas toleransi pembayaran.


 Metoda perhitungan
 Lokasi kerja
 Jenis pekerjaan
 Tanggal diselesaikannya pekerjaan.

Setelah pekerjaan memenuhi persyaratan baik secara kualitas maupun persyaratan lainnya, maka pengukuran
kuantitas dapat dilakukan agar volume pekerjaan dengan teliti/akurat yang disetujui oleh konsultan sehingga
kuantitas dalam kontrak adalah benar diukur dan mendapat persetujuan dari konsultan.

PEKERJAAN PEMASANGAN KACA MATI BENING 5MM


Kendali kualitas mutu pada pelaksanaan pekerjaan.

Dalam pelaksanaan proyek konstruksi, sasaran pengelolaan proyek (project management) disamping biaya dan
jadwal adalah pemenuhan persyaratan mutu. Dalam hubungan ini, suatu peralatan, material dan cara kerja diangap
memenuhi persyaratan mutu apabila dipenuhi semua persyaratan yang ditentukan dalam kriteria dan spesifikasi.
Dengan demikian, instalasi/bangunan yang dibangun atau produk yang dihasilkan, yang terdiri dari komponen
peralatan dan material yang memenuhi persyaratan mutu, dapat diharapkan berfungsi secara memuaskan selama
kurun waktu tertentu atau dengan kata lain siap untuk dipakai (fitness for use). Dan untuk mencapai tujuan tersebut
secara efektif dan ekonomis tidak hanya diperlukan pemeriksaan di tahap akhir sebelum diserahterimakan (FHO)
kepada pemilik proyek/konsumen, tetapi juga diperlukan serangkaian tindakan sepanjang siklus proyek mulai dari
penyusunan program, perencanaan, pengawasan, pemeriksanaan dan pengendalian mutu. Kegiatan tersebut
dikenal dengan penjaminan mutu (Quality Assurance-QA).

Dalam arti yang luas “mutu” atau “kualitas” bersifat subyektif. Suatu barang yang amat bermutu bagi seseorang
belum tentu bermutu bagi orang lain. Oleh karena itu, dunia usaha dan industri mencoba memberikan batasan
yang dapat diterima oleh kalangan yang berkepentingan, misalnya ISO 8402 (1986):[1]

“Mutu adalah sifat dan karakterisk produk atau jasa yang membuatnya memenuhi kebutuhan pelanggan atau
pemakai (customers).”

Sementara definisi lain untuk mutu yang sering diasosiasian dengan proyek adalah fitness for use. Istilah ini
disamping mempunyai arti seperti yang diuraikan diatas, juga memperhatikan masalah tersediaya produk,
kehandalan dan masalah pemeliharaan.

Definisi diatas tentunya akan sangat bervariasi tergantung pada masing-masing bidang usaha maupun industri.
Akan tetapi secara umum ada 4 (empat) spektrum mutu/kualitas yakni kualitas perencanaan (quality planning),

58 | P a g e
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017

pemantauan kualitas (quality control), jaminan kualitas (quality assurance) dan pengembangan kualitas (quality
improvement).[2]

Manajemen mutu/kualitas mengadopsi beberapa prinsip-prinsip manajemen[3], yang dapat diterapkan pada
puncak manajemen perusahaan untuk menjadi pedoman bagi organisasi dalam mengembangkan kinerja
organisasi. Beberapa prinsip tersebut adalah sebagai berikut :

Fokus pada keinginan konsumen (customer focus) Suatu perusahaan dapat menjaga dan
mengembangkan konsumennya, bilamana
perusahaan dapat mengerti dan memahami
tuntutan dan kebutuhan konsumen saat ini dan
mendatang, sehingga berusaha memenuhi
kebutuhan dan mencoba memenuhi ekspetasi
konsumen adalah kuncinya.

Kepemimpinan (Leadership) Para pemimpin dalam setiap unit dalam suatu organisasi perusahaan
(penyedia jasa konstruksi) menyiapkan dan diarahkan untuk mengembangkan
budaya kualitas. Mereka harus dapat mengkreasikan dan memelihara budaya
kualitas dalam setiap lingkungan internal yang dipimpinnya, mendorong setiap
anggota timnya untuk mencapai tujuan perusahaan yakni pencapaian target
kualitas/ mutu pekerjaan, dan dalam hal ini mencapai mutu/ kualitas pekerjaan
konstruksi.

Pengembangan Individu (Involvement of people) Setiap individu baik karyawan maupun pemimpin pada
setiap level perusahaan jasa konstruksi harus memahami
budaya manajemen kualitas. Setiap individu harus berusaha
mengembangkan segala kemampuan dan kemungkinan
yang dapat digunakan bagi keuntungan perusahaan.
Pendekatan proses (Process approach) Hasil yang buruk dapat dikurangi bila setiap aktivitas dan kebutuhan
sumber daya (manusia, material/bahan/alat, waktu) dikelola dalam
suatu organisasi perusahaan sebagai suatu proses.

Pendekatan Sistem Pada Manajemen (System approach to management) Suatu organisasi perusahaan
dapat efektif dan efisien dalam
mengembangkan target dan
tujuan mutu/ kualitas yang
merupakan kontribusi dari tahap
identifikasi, pemahaman dan
pengelolaan semua proses yang
saling terkait sebagai suatu
sistem.

Terus Berkembang (Continual improvement) Salah satu target tujuan kualitas/mutu secara permanen dari
suatu organisasi adalah terus mengembangkan kinerja
pencampaian mutu semua aktivitasnya.

Perumusan Keputusan Berdasarkan Pendekatan Fakta


(Factual approach to decision making)
Keputusan-keputusan yang efektif adalah beranjak dari dari analisis data dan informasi yang benar.

Membangun Hubungan yang Saling Menguntungkan dengan Suplier


(Mutually beneficial supplier relationships)

59 | P a g e
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017

Sejak hubungan antara suatu perusahaan (penyedia jasa konstruksi) dan supliernya adalah interdependent, maka
perlu dikembangkan hubungan yang saling menguntungkan diantara keduanya untuk memungkinkan
pengembangan meningkatkan value keduanya.

Pengelolaan mutu (Quality Management) bertujuan mencapai persyaratan mutu proyek pada pekerjaan pertama
tanpa adanya pengulangan (to do right things right the first time) dengan cara-cara yang efektif dan ekonomis.
Pengelolaan mutu proyek konstruksi merupakan unsur dari pengelolaan proyeks secara keseluruhan, yang antara
lain adalah sebagai berikut : Meletakan dasar filosofi dan kebijakan mutu proyek
Memberikan keputusan strategis mengenai hubungan antara mutu, biaya dan
jadwal
Membuat program penjaminan dan pengendalian mutu proyek (QA/ QC)
Implementasi Program QA/ QC.

Perlu juga dipahami bahwa penanganan masalah mutu dimulai sejak awal sampai proyek dinyatakan selesai. Pada
priode tersebut penyelenggaraan proyek dibagi menjadi pekerjaan spesifik, yang kemudian diserahkan kepada
masing-masing bidang/ unit sesuai keahlian. Jadi semua pihak memiliki tanggung jawab yang sama untuk menjaga
kualitas/ mutu, bila melaksanakan tugasnya dengan benar dan tepat dari segi mutu. Atau dengan kata lain harus
selalu berorientasi kepada mutu.

Penjaminan mutu (QA) adalah semua perencanaan dan langkah sistematis yang diperlukan untuk memberikan
keyaknian bahwa instalasi atau sistem yang akan diwujudkan dapat beroperasi secara memuaskan. Sedangkan
pengendalian mutu (QC) adalah bagian dari penjaminan mutu yang memberikan petunjuk dan cara-cara untuk
mengendalikan mutu material, struktur, komponen atau sistem agar memenuhi keperluan yang telah ditentukan.
Jadi Pengendalian Mutu (QC) meliputi tindakan-tindakan yang berupa: pengetesan, pengukuran dan pemeriksaan
apakah kegiatan-kegiatan engineering/konstruksi dan kegiatan lainnya telah memenuhi dan sesuai dengan kriteria
yang digariskan.

Masalah mutu/ kualitas dalam proyek konstruksi erat hubungannya dengan masalah-masalah berikut:

Material konstruksi, yang umumnya tersedia ataupun dapat dibeli di lokasi atau sekitar lokasi proyek.
Peralatan (equipment), yang dibuat di pabrik atas dasar pesanan, seperti kompresor, generator mesin-
mesin, dlsb. Peralatan demikian umumnya diangkut dari jarak jauh untuk sampai ke lokasi proyek.
Pelatihan dan sertifikasi tenaga konstruksi, misalnya melatih ahli mengelas, pertukangan, mandor dlsb.

Pengendalian proyek konstruksi mencakup dan tidak terbatas pada hal-hal sebagai berikut :

Membuat kerangka kerja secara total;


Pengisian tenaga kerja termasuk penunjukan konsultan;
Menjamin bahwa semua informasi yang ada telah dikomunikasikan ke semua pihak terkait;
Adanya jaminan bahwa semua rencana yang dibuat akan dapat dilaksanakan;
Monitoring hasil pelaksanaan dan membandingkannya dengan rencana, dan
Mengadakan langkah perbaikan (corrective action) pada saat yang paling awal.

Hubungan antara fungsi-fungsi manajemen dan faktor-faktor yang menjadi ukuran suksesnya perencanaan dan
pengendalian termasuk pengendalian mutu. Merupakan kewajiban penyedia jasa konstruksi untuk menyiapkan
rencana pengawasan kualitas dan kepastian kualitas. Rencana pengawasan kualitas dan kepastian kualitas/
Quality Control dan Quality Assurance/ QA-QC meliputi kegiatan berikut :

Rencana pengawasan kualitas Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus mendapatkan


persetujuan dari wakil pemberi kerja mengenai QA-QC untuk seluruh
pekerjaan yang menjelaskan seluruh prosedur, instruksi, rekaman-

60 | P a g e
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017

rekaman, dan personil yang digunakan untuk memastikan dan


mengontrol kualitas pekerjaan.

Rencana QA/ QC harus diajukan penyedia jasa konstruksi


(kontraktor) kepada wakil pemberi kerja sebelum rapt mulainya
proyek. Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus menyajikan
kepada wakil pemberi kerja rencana pengawasan kualitas yang akan
dilaksanakannya. Rencana QA/ QC tersebut harus disetujui oleh
wakil pemberi kerja agar sesuai dengan yang diharapkan.

QA/ QC manajer Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus menunjuk seorang QA/ QC manajer
sebelum pekerjaan konstruksi dilaksanakan. QA/ QC manajer akan bertaggung jawab
terhadap pelaksanaan dan keberlangsungan rencana pengawasan kualitas. Orang
yang ditunjuk oleh penyedia jasa konstruksi (kontraktor) sebagai QA/ QC manajer harus
disetujui oleh wakil pemberi kerja. QA/ QC manajer akan melaporkan pekerjaannya
langsung kepada Manajer proyek dari penyedia jasa konstruksi (kontraktor).

Perubahan pada rencana pengawasan kualitas Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus memberi
tahukan kepada wakil pemberi kerja secara tertulis segala
usulan perubahan pada rencana pengawasan kuaitas.
Perubahan yang dibuat pada rencana pengawasan kuaitas
tidak boleh dilaksanakan sebelum persetujuan tertulis dari
wakil pemberi kerja.

Hal-hal yang melekat pada rencana pengawasan kualitas Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus
memastikan bahwa rencana pengawasan kualitas
yang telah disetujui telah diikuti dan dilaksanakan
selama pelaksanaan pekerjaan. Seluruh hasil
pengawasan, record dan seluruh operasi
pengawasan kualitas harus dilaporkan secara
berkala kepada wakil pemberi kerja.
Dalam pengendalian kualitas/ mutu terdapat 2
(dua) komponen kegiatan utama dalam
pelaksanaan konstruksi yakni pengendalian
kualitas (QA) dan pengendalian kuantitas (QC).
Urain masing-masing kegiatan sebagai berikut :

Pengendalian Kualitas Pekerjaan pelaksanaan konstruksi dimulai dari pekerjaan tanah sampai pada konstruksi
akan dikendalikan dengan memberikan pengawasan, arahan, bimbingan dan instruksi
yang diperlukan kepada penyedia jasa konstruksi (kontraktor) guna menjamin bahwa
semua pekerjaan dilaksanakan dengan baik, tepat kualitas. Aspek-aspek pengendalian
mutu yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan konstruksi antara lain meliputi :

- Peralatan yang digunakan


- Cara pengangkutan material/campuran ke lokasi kerja.
- Penyimpanan bahan/material
- Pengujian material yang akan digunakan termasuk peralatan laboratorium.
- Pengujian rutin laboratorium selama pelaksanaan
- Test lapangan
- Administrasi dan formulir-formulir.

61 | P a g e
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017

Pengendalian Kuantitas Pengawasan kuantitas (Quantity Control), dilakukan dengan mengecek


bahan-bahan/ campuran yang ditempatkan atau yang dipindahkan oleh
penyedia jasa konstruksi (kontraktor) atau yang terpasang. Konsultan akan
memproses bahan-bahan/ campuran berdasarkan atas :

 Hasil pengukuran yang memenuhi batas toleransi pembayaran.


 Metoda perhitungan
 Lokasi kerja
 Jenis pekerjaan
 Tanggal diselesaikannya pekerjaan.

Setelah pekerjaan memenuhi persyaratan baik secara kualitas maupun persyaratan lainnya, maka pengukuran
kuantitas dapat dilakukan agar volume pekerjaan dengan teliti/akurat yang disetujui oleh konsultan sehingga
kuantitas dalam kontrak adalah benar diukur dan mendapat persetujuan dari konsultan.

PEKERJAAN PEMASANGAN DAUN PINTU KACA TEMPERED + ASSESORIES


Kendali kualitas mutu pada pelaksanaan pekerjaan.

Dalam pelaksanaan proyek konstruksi, sasaran pengelolaan proyek (project management) disamping biaya dan
jadwal adalah pemenuhan persyaratan mutu. Dalam hubungan ini, suatu peralatan, material dan cara kerja diangap
memenuhi persyaratan mutu apabila dipenuhi semua persyaratan yang ditentukan dalam kriteria dan spesifikasi.
Dengan demikian, instalasi/bangunan yang dibangun atau produk yang dihasilkan, yang terdiri dari komponen
peralatan dan material yang memenuhi persyaratan mutu, dapat diharapkan berfungsi secara memuaskan selama
kurun waktu tertentu atau dengan kata lain siap untuk dipakai (fitness for use). Dan untuk mencapai tujuan tersebut
secara efektif dan ekonomis tidak hanya diperlukan pemeriksaan di tahap akhir sebelum diserahterimakan (FHO)
kepada pemilik proyek/konsumen, tetapi juga diperlukan serangkaian tindakan sepanjang siklus proyek mulai dari
penyusunan program, perencanaan, pengawasan, pemeriksanaan dan pengendalian mutu. Kegiatan tersebut
dikenal dengan penjaminan mutu (Quality Assurance-QA).

Dalam arti yang luas “mutu” atau “kualitas” bersifat subyektif. Suatu barang yang amat bermutu bagi seseorang
belum tentu bermutu bagi orang lain. Oleh karena itu, dunia usaha dan industri mencoba memberikan batasan
yang dapat diterima oleh kalangan yang berkepentingan, misalnya ISO 8402 (1986):[1]

“Mutu adalah sifat dan karakterisk produk atau jasa yang membuatnya memenuhi kebutuhan pelanggan atau
pemakai (customers).”

Sementara definisi lain untuk mutu yang sering diasosiasian dengan proyek adalah fitness for use. Istilah ini
disamping mempunyai arti seperti yang diuraikan diatas, juga memperhatikan masalah tersediaya produk,
kehandalan dan masalah pemeliharaan.

Definisi diatas tentunya akan sangat bervariasi tergantung pada masing-masing bidang usaha maupun industri.
Akan tetapi secara umum ada 4 (empat) spektrum mutu/kualitas yakni kualitas perencanaan (quality planning),
pemantauan kualitas (quality control), jaminan kualitas (quality assurance) dan pengembangan kualitas (quality
improvement).[2]

Manajemen mutu/kualitas mengadopsi beberapa prinsip-prinsip manajemen[3], yang dapat diterapkan pada
puncak manajemen perusahaan untuk menjadi pedoman bagi organisasi dalam mengembangkan kinerja
organisasi. Beberapa prinsip tersebut adalah sebagai berikut :

Fokus pada keinginan konsumen (customer focus) Suatu perusahaan dapat menjaga dan
mengembangkan konsumennya, bilamana

62 | P a g e
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017

perusahaan dapat mengerti dan memahami


tuntutan dan kebutuhan konsumen saat ini dan
mendatang, sehingga berusaha memenuhi
kebutuhan dan mencoba memenuhi ekspetasi
konsumen adalah kuncinya.

Kepemimpinan (Leadership) Para pemimpin dalam setiap unit dalam suatu organisasi perusahaan
(penyedia jasa konstruksi) menyiapkan dan diarahkan untuk mengembangkan
budaya kualitas. Mereka harus dapat mengkreasikan dan memelihara budaya
kualitas dalam setiap lingkungan internal yang dipimpinnya, mendorong setiap
anggota timnya untuk mencapai tujuan perusahaan yakni pencapaian target
kualitas/ mutu pekerjaan, dan dalam hal ini mencapai mutu/ kualitas pekerjaan
konstruksi.

Pengembangan Individu (Involvement of people) Setiap individu baik karyawan maupun pemimpin pada
setiap level perusahaan jasa konstruksi harus memahami
budaya manajemen kualitas. Setiap individu harus berusaha
mengembangkan segala kemampuan dan kemungkinan
yang dapat digunakan bagi keuntungan perusahaan.
Pendekatan proses (Process approach) Hasil yang buruk dapat dikurangi bila setiap aktivitas dan kebutuhan
sumber daya (manusia, material/bahan/alat, waktu) dikelola dalam
suatu organisasi perusahaan sebagai suatu proses.

Pendekatan Sistem Pada Manajemen (System approach to management) Suatu organisasi perusahaan
dapat efektif dan efisien dalam
mengembangkan target dan
tujuan mutu/ kualitas yang
merupakan kontribusi dari tahap
identifikasi, pemahaman dan
pengelolaan semua proses yang
saling terkait sebagai suatu
sistem.

Terus Berkembang (Continual improvement) Salah satu target tujuan kualitas/mutu secara permanen dari
suatu organisasi adalah terus mengembangkan kinerja
pencampaian mutu semua aktivitasnya.

Perumusan Keputusan Berdasarkan Pendekatan Fakta


(Factual approach to decision making)
Keputusan-keputusan yang efektif adalah beranjak dari dari analisis data dan informasi yang benar.

Membangun Hubungan yang Saling Menguntungkan dengan Suplier


(Mutually beneficial supplier relationships)
Sejak hubungan antara suatu perusahaan (penyedia jasa konstruksi) dan supliernya adalah interdependent, maka
perlu dikembangkan hubungan yang saling menguntungkan diantara keduanya untuk memungkinkan
pengembangan meningkatkan value keduanya.

Pengelolaan mutu (Quality Management) bertujuan mencapai persyaratan mutu proyek pada pekerjaan pertama
tanpa adanya pengulangan (to do right things right the first time) dengan cara-cara yang efektif dan ekonomis.
Pengelolaan mutu proyek konstruksi merupakan unsur dari pengelolaan proyeks secara keseluruhan, yang antara
lain adalah sebagai berikut : Meletakan dasar filosofi dan kebijakan mutu proyek

63 | P a g e
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017

Memberikan keputusan strategis mengenai hubungan antara mutu, biaya dan


jadwal
Membuat program penjaminan dan pengendalian mutu proyek (QA/ QC)
Implementasi Program QA/ QC.

Perlu juga dipahami bahwa penanganan masalah mutu dimulai sejak awal sampai proyek dinyatakan selesai. Pada
priode tersebut penyelenggaraan proyek dibagi menjadi pekerjaan spesifik, yang kemudian diserahkan kepada
masing-masing bidang/ unit sesuai keahlian. Jadi semua pihak memiliki tanggung jawab yang sama untuk menjaga
kualitas/ mutu, bila melaksanakan tugasnya dengan benar dan tepat dari segi mutu. Atau dengan kata lain harus
selalu berorientasi kepada mutu.

Penjaminan mutu (QA) adalah semua perencanaan dan langkah sistematis yang diperlukan untuk memberikan
keyaknian bahwa instalasi atau sistem yang akan diwujudkan dapat beroperasi secara memuaskan. Sedangkan
pengendalian mutu (QC) adalah bagian dari penjaminan mutu yang memberikan petunjuk dan cara-cara untuk
mengendalikan mutu material, struktur, komponen atau sistem agar memenuhi keperluan yang telah ditentukan.
Jadi Pengendalian Mutu (QC) meliputi tindakan-tindakan yang berupa: pengetesan, pengukuran dan pemeriksaan
apakah kegiatan-kegiatan engineering/konstruksi dan kegiatan lainnya telah memenuhi dan sesuai dengan kriteria
yang digariskan.

Masalah mutu/ kualitas dalam proyek konstruksi erat hubungannya dengan masalah-masalah berikut:

Material konstruksi, yang umumnya tersedia ataupun dapat dibeli di lokasi atau sekitar lokasi proyek.
Peralatan (equipment), yang dibuat di pabrik atas dasar pesanan, seperti kompresor, generator mesin-
mesin, dlsb. Peralatan demikian umumnya diangkut dari jarak jauh untuk sampai ke lokasi proyek.
Pelatihan dan sertifikasi tenaga konstruksi, misalnya melatih ahli mengelas, pertukangan, mandor dlsb.

Pengendalian proyek konstruksi mencakup dan tidak terbatas pada hal-hal sebagai berikut :

Membuat kerangka kerja secara total;


Pengisian tenaga kerja termasuk penunjukan konsultan;
Menjamin bahwa semua informasi yang ada telah dikomunikasikan ke semua pihak terkait;
Adanya jaminan bahwa semua rencana yang dibuat akan dapat dilaksanakan;
Monitoring hasil pelaksanaan dan membandingkannya dengan rencana, dan
Mengadakan langkah perbaikan (corrective action) pada saat yang paling awal.

Hubungan antara fungsi-fungsi manajemen dan faktor-faktor yang menjadi ukuran suksesnya perencanaan dan
pengendalian termasuk pengendalian mutu. Merupakan kewajiban penyedia jasa konstruksi untuk menyiapkan
rencana pengawasan kualitas dan kepastian kualitas. Rencana pengawasan kualitas dan kepastian kualitas/
Quality Control dan Quality Assurance/ QA-QC meliputi kegiatan berikut :

Rencana pengawasan kualitas Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus mendapatkan


persetujuan dari wakil pemberi kerja mengenai QA-QC untuk seluruh
pekerjaan yang menjelaskan seluruh prosedur, instruksi, rekaman-
rekaman, dan personil yang digunakan untuk memastikan dan
mengontrol kualitas pekerjaan.

Rencana QA/ QC harus diajukan penyedia jasa konstruksi


(kontraktor) kepada wakil pemberi kerja sebelum rapt mulainya
proyek. Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus menyajikan
kepada wakil pemberi kerja rencana pengawasan kualitas yang akan
dilaksanakannya. Rencana QA/ QC tersebut harus disetujui oleh
wakil pemberi kerja agar sesuai dengan yang diharapkan.

64 | P a g e
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017

QA/ QC manajer Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus menunjuk seorang QA/ QC manajer
sebelum pekerjaan konstruksi dilaksanakan. QA/ QC manajer akan bertaggung jawab
terhadap pelaksanaan dan keberlangsungan rencana pengawasan kualitas. Orang
yang ditunjuk oleh penyedia jasa konstruksi (kontraktor) sebagai QA/ QC manajer harus
disetujui oleh wakil pemberi kerja. QA/ QC manajer akan melaporkan pekerjaannya
langsung kepada Manajer proyek dari penyedia jasa konstruksi (kontraktor).

Perubahan pada rencana pengawasan kualitas Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus memberi
tahukan kepada wakil pemberi kerja secara tertulis segala
usulan perubahan pada rencana pengawasan kuaitas.
Perubahan yang dibuat pada rencana pengawasan kuaitas
tidak boleh dilaksanakan sebelum persetujuan tertulis dari
wakil pemberi kerja.

Hal-hal yang melekat pada rencana pengawasan kualitas Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus
memastikan bahwa rencana pengawasan kualitas
yang telah disetujui telah diikuti dan dilaksanakan
selama pelaksanaan pekerjaan. Seluruh hasil
pengawasan, record dan seluruh operasi
pengawasan kualitas harus dilaporkan secara
berkala kepada wakil pemberi kerja.
Dalam pengendalian kualitas/ mutu terdapat 2
(dua) komponen kegiatan utama dalam
pelaksanaan konstruksi yakni pengendalian
kualitas (QA) dan pengendalian kuantitas (QC).
Urain masing-masing kegiatan sebagai berikut :

Pengendalian Kualitas Pekerjaan pelaksanaan konstruksi dimulai dari pekerjaan tanah sampai pada konstruksi
akan dikendalikan dengan memberikan pengawasan, arahan, bimbingan dan instruksi
yang diperlukan kepada penyedia jasa konstruksi (kontraktor) guna menjamin bahwa
semua pekerjaan dilaksanakan dengan baik, tepat kualitas. Aspek-aspek pengendalian
mutu yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan konstruksi antara lain meliputi :

- Peralatan yang digunakan


- Cara pengangkutan material/campuran ke lokasi kerja.
- Penyimpanan bahan/material
- Pengujian material yang akan digunakan termasuk peralatan laboratorium.
- Pengujian rutin laboratorium selama pelaksanaan
- Test lapangan
- Administrasi dan formulir-formulir.

Pengendalian Kuantitas Pengawasan kuantitas (Quantity Control), dilakukan dengan mengecek


bahan-bahan/ campuran yang ditempatkan atau yang dipindahkan oleh
penyedia jasa konstruksi (kontraktor) atau yang terpasang. Konsultan akan
memproses bahan-bahan/ campuran berdasarkan atas :

 Hasil pengukuran yang memenuhi batas toleransi pembayaran.


 Metoda perhitungan
 Lokasi kerja
 Jenis pekerjaan
 Tanggal diselesaikannya pekerjaan.

65 | P a g e
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017

Setelah pekerjaan memenuhi persyaratan baik secara kualitas maupun persyaratan lainnya, maka pengukuran
kuantitas dapat dilakukan agar volume pekerjaan dengan teliti/akurat yang disetujui oleh konsultan sehingga
kuantitas dalam kontrak adalah benar diukur dan mendapat persetujuan dari konsultan.

PEKERJAAN PEMASANGAN ATAP + RANGKA BAJA RINGAN


Kendali kualitas mutu pada pelaksanaan pekerjaan.

Dalam pelaksanaan proyek konstruksi, sasaran pengelolaan proyek (project management) disamping biaya dan
jadwal adalah pemenuhan persyaratan mutu. Dalam hubungan ini, suatu peralatan, material dan cara kerja diangap
memenuhi persyaratan mutu apabila dipenuhi semua persyaratan yang ditentukan dalam kriteria dan spesifikasi.
Dengan demikian, instalasi/bangunan yang dibangun atau produk yang dihasilkan, yang terdiri dari komponen
peralatan dan material yang memenuhi persyaratan mutu, dapat diharapkan berfungsi secara memuaskan selama
kurun waktu tertentu atau dengan kata lain siap untuk dipakai (fitness for use). Dan untuk mencapai tujuan tersebut
secara efektif dan ekonomis tidak hanya diperlukan pemeriksaan di tahap akhir sebelum diserahterimakan (FHO)
kepada pemilik proyek/konsumen, tetapi juga diperlukan serangkaian tindakan sepanjang siklus proyek mulai dari
penyusunan program, perencanaan, pengawasan, pemeriksanaan dan pengendalian mutu. Kegiatan tersebut
dikenal dengan penjaminan mutu (Quality Assurance-QA).

Dalam arti yang luas “mutu” atau “kualitas” bersifat subyektif. Suatu barang yang amat bermutu bagi seseorang
belum tentu bermutu bagi orang lain. Oleh karena itu, dunia usaha dan industri mencoba memberikan batasan
yang dapat diterima oleh kalangan yang berkepentingan, misalnya ISO 8402 (1986):[1]

“Mutu adalah sifat dan karakterisk produk atau jasa yang membuatnya memenuhi kebutuhan pelanggan atau
pemakai (customers).”

Sementara definisi lain untuk mutu yang sering diasosiasian dengan proyek adalah fitness for use. Istilah ini
disamping mempunyai arti seperti yang diuraikan diatas, juga memperhatikan masalah tersediaya produk,
kehandalan dan masalah pemeliharaan.

Definisi diatas tentunya akan sangat bervariasi tergantung pada masing-masing bidang usaha maupun industri.
Akan tetapi secara umum ada 4 (empat) spektrum mutu/kualitas yakni kualitas perencanaan (quality planning),
pemantauan kualitas (quality control), jaminan kualitas (quality assurance) dan pengembangan kualitas (quality
improvement).[2]

Manajemen mutu/kualitas mengadopsi beberapa prinsip-prinsip manajemen[3], yang dapat diterapkan pada
puncak manajemen perusahaan untuk menjadi pedoman bagi organisasi dalam mengembangkan kinerja
organisasi. Beberapa prinsip tersebut adalah sebagai berikut :

Fokus pada keinginan konsumen (customer focus) Suatu perusahaan dapat menjaga dan
mengembangkan konsumennya, bilamana
perusahaan dapat mengerti dan memahami
tuntutan dan kebutuhan konsumen saat ini dan
mendatang, sehingga berusaha memenuhi
kebutuhan dan mencoba memenuhi ekspetasi
konsumen adalah kuncinya.

Kepemimpinan (Leadership) Para pemimpin dalam setiap unit dalam suatu organisasi perusahaan
(penyedia jasa konstruksi) menyiapkan dan diarahkan untuk mengembangkan
budaya kualitas. Mereka harus dapat mengkreasikan dan memelihara budaya
kualitas dalam setiap lingkungan internal yang dipimpinnya, mendorong setiap

66 | P a g e
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017

anggota timnya untuk mencapai tujuan perusahaan yakni pencapaian target


kualitas/ mutu pekerjaan, dan dalam hal ini mencapai mutu/ kualitas pekerjaan
konstruksi.

Pengembangan Individu (Involvement of people) Setiap individu baik karyawan maupun pemimpin pada
setiap level perusahaan jasa konstruksi harus memahami
budaya manajemen kualitas. Setiap individu harus berusaha
mengembangkan segala kemampuan dan kemungkinan
yang dapat digunakan bagi keuntungan perusahaan.
Pendekatan proses (Process approach) Hasil yang buruk dapat dikurangi bila setiap aktivitas dan kebutuhan
sumber daya (manusia, material/bahan/alat, waktu) dikelola dalam
suatu organisasi perusahaan sebagai suatu proses.

Pendekatan Sistem Pada Manajemen (System approach to management) Suatu organisasi perusahaan
dapat efektif dan efisien dalam
mengembangkan target dan
tujuan mutu/ kualitas yang
merupakan kontribusi dari tahap
identifikasi, pemahaman dan
pengelolaan semua proses yang
saling terkait sebagai suatu
sistem.

Terus Berkembang (Continual improvement) Salah satu target tujuan kualitas/mutu secara permanen dari
suatu organisasi adalah terus mengembangkan kinerja
pencampaian mutu semua aktivitasnya.

Perumusan Keputusan Berdasarkan Pendekatan Fakta


(Factual approach to decision making)
Keputusan-keputusan yang efektif adalah beranjak dari dari analisis data dan informasi yang benar.

Membangun Hubungan yang Saling Menguntungkan dengan Suplier


(Mutually beneficial supplier relationships)
Sejak hubungan antara suatu perusahaan (penyedia jasa konstruksi) dan supliernya adalah interdependent, maka
perlu dikembangkan hubungan yang saling menguntungkan diantara keduanya untuk memungkinkan
pengembangan meningkatkan value keduanya.

Pengelolaan mutu (Quality Management) bertujuan mencapai persyaratan mutu proyek pada pekerjaan pertama
tanpa adanya pengulangan (to do right things right the first time) dengan cara-cara yang efektif dan ekonomis.
Pengelolaan mutu proyek konstruksi merupakan unsur dari pengelolaan proyeks secara keseluruhan, yang antara
lain adalah sebagai berikut : Meletakan dasar filosofi dan kebijakan mutu proyek
Memberikan keputusan strategis mengenai hubungan antara mutu, biaya dan
jadwal
Membuat program penjaminan dan pengendalian mutu proyek (QA/ QC)
Implementasi Program QA/ QC.

Perlu juga dipahami bahwa penanganan masalah mutu dimulai sejak awal sampai proyek dinyatakan selesai. Pada
priode tersebut penyelenggaraan proyek dibagi menjadi pekerjaan spesifik, yang kemudian diserahkan kepada
masing-masing bidang/ unit sesuai keahlian. Jadi semua pihak memiliki tanggung jawab yang sama untuk menjaga
kualitas/ mutu, bila melaksanakan tugasnya dengan benar dan tepat dari segi mutu. Atau dengan kata lain harus
selalu berorientasi kepada mutu.

67 | P a g e
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017

Penjaminan mutu (QA) adalah semua perencanaan dan langkah sistematis yang diperlukan untuk memberikan
keyaknian bahwa instalasi atau sistem yang akan diwujudkan dapat beroperasi secara memuaskan. Sedangkan
pengendalian mutu (QC) adalah bagian dari penjaminan mutu yang memberikan petunjuk dan cara-cara untuk
mengendalikan mutu material, struktur, komponen atau sistem agar memenuhi keperluan yang telah ditentukan.
Jadi Pengendalian Mutu (QC) meliputi tindakan-tindakan yang berupa: pengetesan, pengukuran dan pemeriksaan
apakah kegiatan-kegiatan engineering/konstruksi dan kegiatan lainnya telah memenuhi dan sesuai dengan kriteria
yang digariskan.

Masalah mutu/ kualitas dalam proyek konstruksi erat hubungannya dengan masalah-masalah berikut:

Material konstruksi, yang umumnya tersedia ataupun dapat dibeli di lokasi atau sekitar lokasi proyek.
Peralatan (equipment), yang dibuat di pabrik atas dasar pesanan, seperti kompresor, generator mesin-
mesin, dlsb. Peralatan demikian umumnya diangkut dari jarak jauh untuk sampai ke lokasi proyek.
Pelatihan dan sertifikasi tenaga konstruksi, misalnya melatih ahli mengelas, pertukangan, mandor dlsb.

Pengendalian proyek konstruksi mencakup dan tidak terbatas pada hal-hal sebagai berikut :

Membuat kerangka kerja secara total;


Pengisian tenaga kerja termasuk penunjukan konsultan;
Menjamin bahwa semua informasi yang ada telah dikomunikasikan ke semua pihak terkait;
Adanya jaminan bahwa semua rencana yang dibuat akan dapat dilaksanakan;
Monitoring hasil pelaksanaan dan membandingkannya dengan rencana, dan
Mengadakan langkah perbaikan (corrective action) pada saat yang paling awal.

Hubungan antara fungsi-fungsi manajemen dan faktor-faktor yang menjadi ukuran suksesnya perencanaan dan
pengendalian termasuk pengendalian mutu. Merupakan kewajiban penyedia jasa konstruksi untuk menyiapkan
rencana pengawasan kualitas dan kepastian kualitas. Rencana pengawasan kualitas dan kepastian kualitas/
Quality Control dan Quality Assurance/ QA-QC meliputi kegiatan berikut :

Rencana pengawasan kualitas Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus mendapatkan


persetujuan dari wakil pemberi kerja mengenai QA-QC untuk seluruh
pekerjaan yang menjelaskan seluruh prosedur, instruksi, rekaman-
rekaman, dan personil yang digunakan untuk memastikan dan
mengontrol kualitas pekerjaan.

Rencana QA/ QC harus diajukan penyedia jasa konstruksi


(kontraktor) kepada wakil pemberi kerja sebelum rapt mulainya
proyek. Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus menyajikan
kepada wakil pemberi kerja rencana pengawasan kualitas yang akan
dilaksanakannya. Rencana QA/ QC tersebut harus disetujui oleh
wakil pemberi kerja agar sesuai dengan yang diharapkan.

QA/ QC manajer Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus menunjuk seorang QA/ QC manajer
sebelum pekerjaan konstruksi dilaksanakan. QA/ QC manajer akan bertaggung jawab
terhadap pelaksanaan dan keberlangsungan rencana pengawasan kualitas. Orang
yang ditunjuk oleh penyedia jasa konstruksi (kontraktor) sebagai QA/ QC manajer harus
disetujui oleh wakil pemberi kerja. QA/ QC manajer akan melaporkan pekerjaannya
langsung kepada Manajer proyek dari penyedia jasa konstruksi (kontraktor).

Perubahan pada rencana pengawasan kualitas Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus memberi
tahukan kepada wakil pemberi kerja secara tertulis segala
usulan perubahan pada rencana pengawasan kuaitas.

68 | P a g e
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017

Perubahan yang dibuat pada rencana pengawasan kuaitas


tidak boleh dilaksanakan sebelum persetujuan tertulis dari
wakil pemberi kerja.

Hal-hal yang melekat pada rencana pengawasan kualitas Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus
memastikan bahwa rencana pengawasan kualitas
yang telah disetujui telah diikuti dan dilaksanakan
selama pelaksanaan pekerjaan. Seluruh hasil
pengawasan, record dan seluruh operasi
pengawasan kualitas harus dilaporkan secara
berkala kepada wakil pemberi kerja.
Dalam pengendalian kualitas/ mutu terdapat 2
(dua) komponen kegiatan utama dalam
pelaksanaan konstruksi yakni pengendalian
kualitas (QA) dan pengendalian kuantitas (QC).
Urain masing-masing kegiatan sebagai berikut :

Pengendalian Kualitas Pekerjaan pelaksanaan konstruksi dimulai dari pekerjaan tanah sampai pada konstruksi
akan dikendalikan dengan memberikan pengawasan, arahan, bimbingan dan instruksi
yang diperlukan kepada penyedia jasa konstruksi (kontraktor) guna menjamin bahwa
semua pekerjaan dilaksanakan dengan baik, tepat kualitas. Aspek-aspek pengendalian
mutu yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan konstruksi antara lain meliputi :

- Peralatan yang digunakan


- Cara pengangkutan material/campuran ke lokasi kerja.
- Penyimpanan bahan/material
- Pengujian material yang akan digunakan termasuk peralatan laboratorium.
- Pengujian rutin laboratorium selama pelaksanaan
- Test lapangan
- Administrasi dan formulir-formulir.

Pengendalian Kuantitas Pengawasan kuantitas (Quantity Control), dilakukan dengan mengecek


bahan-bahan/ campuran yang ditempatkan atau yang dipindahkan oleh
penyedia jasa konstruksi (kontraktor) atau yang terpasang. Konsultan akan
memproses bahan-bahan/ campuran berdasarkan atas :

 Hasil pengukuran yang memenuhi batas toleransi pembayaran.


 Metoda perhitungan
 Lokasi kerja
 Jenis pekerjaan
 Tanggal diselesaikannya pekerjaan.

Setelah pekerjaan memenuhi persyaratan baik secara kualitas maupun persyaratan lainnya, maka pengukuran
kuantitas dapat dilakukan agar volume pekerjaan dengan teliti/akurat yang disetujui oleh konsultan sehingga
kuantitas dalam kontrak adalah benar diukur dan mendapat persetujuan dari konsultan.

69 | P a g e
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017

PEKERJAAN LIST ALUMUNIUM


Kendali kualitas mutu pada pelaksanaan pekerjaan.

Dalam pelaksanaan proyek konstruksi, sasaran pengelolaan proyek (project management) disamping biaya dan
jadwal adalah pemenuhan persyaratan mutu. Dalam hubungan ini, suatu peralatan, material dan cara kerja diangap
memenuhi persyaratan mutu apabila dipenuhi semua persyaratan yang ditentukan dalam kriteria dan spesifikasi.
Dengan demikian, instalasi/bangunan yang dibangun atau produk yang dihasilkan, yang terdiri dari komponen
peralatan dan material yang memenuhi persyaratan mutu, dapat diharapkan berfungsi secara memuaskan selama
kurun waktu tertentu atau dengan kata lain siap untuk dipakai (fitness for use). Dan untuk mencapai tujuan tersebut
secara efektif dan ekonomis tidak hanya diperlukan pemeriksaan di tahap akhir sebelum diserahterimakan (FHO)
kepada pemilik proyek/konsumen, tetapi juga diperlukan serangkaian tindakan sepanjang siklus proyek mulai dari
penyusunan program, perencanaan, pengawasan, pemeriksanaan dan pengendalian mutu. Kegiatan tersebut
dikenal dengan penjaminan mutu (Quality Assurance-QA).

Dalam arti yang luas “mutu” atau “kualitas” bersifat subyektif. Suatu barang yang amat bermutu bagi seseorang
belum tentu bermutu bagi orang lain. Oleh karena itu, dunia usaha dan industri mencoba memberikan batasan
yang dapat diterima oleh kalangan yang berkepentingan, misalnya ISO 8402 (1986):[1]

“Mutu adalah sifat dan karakterisk produk atau jasa yang membuatnya memenuhi kebutuhan pelanggan atau
pemakai (customers).”

Sementara definisi lain untuk mutu yang sering diasosiasian dengan proyek adalah fitness for use. Istilah ini
disamping mempunyai arti seperti yang diuraikan diatas, juga memperhatikan masalah tersediaya produk,
kehandalan dan masalah pemeliharaan.

Definisi diatas tentunya akan sangat bervariasi tergantung pada masing-masing bidang usaha maupun industri.
Akan tetapi secara umum ada 4 (empat) spektrum mutu/kualitas yakni kualitas perencanaan (quality planning),
pemantauan kualitas (quality control), jaminan kualitas (quality assurance) dan pengembangan kualitas (quality
improvement).[2]

Manajemen mutu/kualitas mengadopsi beberapa prinsip-prinsip manajemen[3], yang dapat diterapkan pada
puncak manajemen perusahaan untuk menjadi pedoman bagi organisasi dalam mengembangkan kinerja
organisasi. Beberapa prinsip tersebut adalah sebagai berikut :

Fokus pada keinginan konsumen (customer focus) Suatu perusahaan dapat menjaga dan
mengembangkan konsumennya, bilamana
perusahaan dapat mengerti dan memahami
tuntutan dan kebutuhan konsumen saat ini dan
mendatang, sehingga berusaha memenuhi
kebutuhan dan mencoba memenuhi ekspetasi
konsumen adalah kuncinya.

Kepemimpinan (Leadership) Para pemimpin dalam setiap unit dalam suatu organisasi perusahaan
(penyedia jasa konstruksi) menyiapkan dan diarahkan untuk mengembangkan
budaya kualitas. Mereka harus dapat mengkreasikan dan memelihara budaya
kualitas dalam setiap lingkungan internal yang dipimpinnya, mendorong setiap
anggota timnya untuk mencapai tujuan perusahaan yakni pencapaian target
kualitas/ mutu pekerjaan, dan dalam hal ini mencapai mutu/ kualitas pekerjaan
konstruksi.

70 | P a g e
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017

Pengembangan Individu (Involvement of people) Setiap individu baik karyawan maupun pemimpin pada
setiap level perusahaan jasa konstruksi harus memahami
budaya manajemen kualitas. Setiap individu harus berusaha
mengembangkan segala kemampuan dan kemungkinan
yang dapat digunakan bagi keuntungan perusahaan.
Pendekatan proses (Process approach) Hasil yang buruk dapat dikurangi bila setiap aktivitas dan kebutuhan
sumber daya (manusia, material/bahan/alat, waktu) dikelola dalam
suatu organisasi perusahaan sebagai suatu proses.

Pendekatan Sistem Pada Manajemen (System approach to management) Suatu organisasi perusahaan
dapat efektif dan efisien dalam
mengembangkan target dan
tujuan mutu/ kualitas yang
merupakan kontribusi dari tahap
identifikasi, pemahaman dan
pengelolaan semua proses yang
saling terkait sebagai suatu
sistem.

Terus Berkembang (Continual improvement) Salah satu target tujuan kualitas/mutu secara permanen dari
suatu organisasi adalah terus mengembangkan kinerja
pencampaian mutu semua aktivitasnya.

Perumusan Keputusan Berdasarkan Pendekatan Fakta


(Factual approach to decision making)
Keputusan-keputusan yang efektif adalah beranjak dari dari analisis data dan informasi yang benar.

Membangun Hubungan yang Saling Menguntungkan dengan Suplier


(Mutually beneficial supplier relationships)
Sejak hubungan antara suatu perusahaan (penyedia jasa konstruksi) dan supliernya adalah interdependent, maka
perlu dikembangkan hubungan yang saling menguntungkan diantara keduanya untuk memungkinkan
pengembangan meningkatkan value keduanya.

Pengelolaan mutu (Quality Management) bertujuan mencapai persyaratan mutu proyek pada pekerjaan pertama
tanpa adanya pengulangan (to do right things right the first time) dengan cara-cara yang efektif dan ekonomis.
Pengelolaan mutu proyek konstruksi merupakan unsur dari pengelolaan proyeks secara keseluruhan, yang antara
lain adalah sebagai berikut : Meletakan dasar filosofi dan kebijakan mutu proyek
Memberikan keputusan strategis mengenai hubungan antara mutu, biaya dan
jadwal
Membuat program penjaminan dan pengendalian mutu proyek (QA/ QC)
Implementasi Program QA/ QC.

Perlu juga dipahami bahwa penanganan masalah mutu dimulai sejak awal sampai proyek dinyatakan selesai. Pada
priode tersebut penyelenggaraan proyek dibagi menjadi pekerjaan spesifik, yang kemudian diserahkan kepada
masing-masing bidang/ unit sesuai keahlian. Jadi semua pihak memiliki tanggung jawab yang sama untuk menjaga
kualitas/ mutu, bila melaksanakan tugasnya dengan benar dan tepat dari segi mutu. Atau dengan kata lain harus
selalu berorientasi kepada mutu.

Penjaminan mutu (QA) adalah semua perencanaan dan langkah sistematis yang diperlukan untuk memberikan
keyaknian bahwa instalasi atau sistem yang akan diwujudkan dapat beroperasi secara memuaskan. Sedangkan
pengendalian mutu (QC) adalah bagian dari penjaminan mutu yang memberikan petunjuk dan cara-cara untuk
mengendalikan mutu material, struktur, komponen atau sistem agar memenuhi keperluan yang telah ditentukan.

71 | P a g e
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017

Jadi Pengendalian Mutu (QC) meliputi tindakan-tindakan yang berupa: pengetesan, pengukuran dan pemeriksaan
apakah kegiatan-kegiatan engineering/konstruksi dan kegiatan lainnya telah memenuhi dan sesuai dengan kriteria
yang digariskan.

Masalah mutu/ kualitas dalam proyek konstruksi erat hubungannya dengan masalah-masalah berikut:

Material konstruksi, yang umumnya tersedia ataupun dapat dibeli di lokasi atau sekitar lokasi proyek.
Peralatan (equipment), yang dibuat di pabrik atas dasar pesanan, seperti kompresor, generator mesin-
mesin, dlsb. Peralatan demikian umumnya diangkut dari jarak jauh untuk sampai ke lokasi proyek.
Pelatihan dan sertifikasi tenaga konstruksi, misalnya melatih ahli mengelas, pertukangan, mandor dlsb.

Pengendalian proyek konstruksi mencakup dan tidak terbatas pada hal-hal sebagai berikut :

Membuat kerangka kerja secara total;


Pengisian tenaga kerja termasuk penunjukan konsultan;
Menjamin bahwa semua informasi yang ada telah dikomunikasikan ke semua pihak terkait;
Adanya jaminan bahwa semua rencana yang dibuat akan dapat dilaksanakan;
Monitoring hasil pelaksanaan dan membandingkannya dengan rencana, dan
Mengadakan langkah perbaikan (corrective action) pada saat yang paling awal.

Hubungan antara fungsi-fungsi manajemen dan faktor-faktor yang menjadi ukuran suksesnya perencanaan dan
pengendalian termasuk pengendalian mutu. Merupakan kewajiban penyedia jasa konstruksi untuk menyiapkan
rencana pengawasan kualitas dan kepastian kualitas. Rencana pengawasan kualitas dan kepastian kualitas/
Quality Control dan Quality Assurance/ QA-QC meliputi kegiatan berikut :

Rencana pengawasan kualitas Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus mendapatkan


persetujuan dari wakil pemberi kerja mengenai QA-QC untuk seluruh
pekerjaan yang menjelaskan seluruh prosedur, instruksi, rekaman-
rekaman, dan personil yang digunakan untuk memastikan dan
mengontrol kualitas pekerjaan.

Rencana QA/ QC harus diajukan penyedia jasa konstruksi


(kontraktor) kepada wakil pemberi kerja sebelum rapt mulainya
proyek. Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus menyajikan
kepada wakil pemberi kerja rencana pengawasan kualitas yang akan
dilaksanakannya. Rencana QA/ QC tersebut harus disetujui oleh
wakil pemberi kerja agar sesuai dengan yang diharapkan.

QA/ QC manajer Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus menunjuk seorang QA/ QC manajer
sebelum pekerjaan konstruksi dilaksanakan. QA/ QC manajer akan bertaggung jawab
terhadap pelaksanaan dan keberlangsungan rencana pengawasan kualitas. Orang
yang ditunjuk oleh penyedia jasa konstruksi (kontraktor) sebagai QA/ QC manajer harus
disetujui oleh wakil pemberi kerja. QA/ QC manajer akan melaporkan pekerjaannya
langsung kepada Manajer proyek dari penyedia jasa konstruksi (kontraktor).

Perubahan pada rencana pengawasan kualitas Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus memberi
tahukan kepada wakil pemberi kerja secara tertulis segala
usulan perubahan pada rencana pengawasan kuaitas.

72 | P a g e
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017

Perubahan yang dibuat pada rencana pengawasan kuaitas


tidak boleh dilaksanakan sebelum persetujuan tertulis dari
wakil pemberi kerja.

Hal-hal yang melekat pada rencana pengawasan kualitas Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus
memastikan bahwa rencana pengawasan kualitas
yang telah disetujui telah diikuti dan dilaksanakan
selama pelaksanaan pekerjaan. Seluruh hasil
pengawasan, record dan seluruh operasi
pengawasan kualitas harus dilaporkan secara
berkala kepada wakil pemberi kerja.
Dalam pengendalian kualitas/ mutu terdapat 2
(dua) komponen kegiatan utama dalam
pelaksanaan konstruksi yakni pengendalian
kualitas (QA) dan pengendalian kuantitas (QC).
Urain masing-masing kegiatan sebagai berikut :

Pengendalian Kualitas Pekerjaan pelaksanaan konstruksi dimulai dari pekerjaan tanah sampai pada konstruksi
akan dikendalikan dengan memberikan pengawasan, arahan, bimbingan dan instruksi
yang diperlukan kepada penyedia jasa konstruksi (kontraktor) guna menjamin bahwa
semua pekerjaan dilaksanakan dengan baik, tepat kualitas. Aspek-aspek pengendalian
mutu yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan konstruksi antara lain meliputi :

- Peralatan yang digunakan


- Cara pengangkutan material/campuran ke lokasi kerja.
- Penyimpanan bahan/material
- Pengujian material yang akan digunakan termasuk peralatan laboratorium.
- Pengujian rutin laboratorium selama pelaksanaan
- Test lapangan
- Administrasi dan formulir-formulir.

Pengendalian Kuantitas Pengawasan kuantitas (Quantity Control), dilakukan dengan mengecek


bahan-bahan/ campuran yang ditempatkan atau yang dipindahkan oleh
penyedia jasa konstruksi (kontraktor) atau yang terpasang. Konsultan akan
memproses bahan-bahan/ campuran berdasarkan atas :

 Hasil pengukuran yang memenuhi batas toleransi pembayaran.


 Metoda perhitungan
 Lokasi kerja
 Jenis pekerjaan
 Tanggal diselesaikannya pekerjaan.

Setelah pekerjaan memenuhi persyaratan baik secara kualitas maupun persyaratan lainnya, maka pengukuran
kuantitas dapat dilakukan agar volume pekerjaan dengan teliti/akurat yang disetujui oleh konsultan sehingga
kuantitas dalam kontrak adalah benar diukur dan mendapat persetujuan dari konsultan.

PEKERJAAN PEMASANGAN LANTAI KERAMIK 80X80


Kendali kualitas mutu pada pelaksanaan pekerjaan.

Dalam pelaksanaan proyek konstruksi, sasaran pengelolaan proyek (project management) disamping biaya dan
jadwal adalah pemenuhan persyaratan mutu. Dalam hubungan ini, suatu peralatan, material dan cara kerja diangap

73 | P a g e
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017

memenuhi persyaratan mutu apabila dipenuhi semua persyaratan yang ditentukan dalam kriteria dan spesifikasi.
Dengan demikian, instalasi/bangunan yang dibangun atau produk yang dihasilkan, yang terdiri dari komponen
peralatan dan material yang memenuhi persyaratan mutu, dapat diharapkan berfungsi secara memuaskan selama
kurun waktu tertentu atau dengan kata lain siap untuk dipakai (fitness for use). Dan untuk mencapai tujuan tersebut
secara efektif dan ekonomis tidak hanya diperlukan pemeriksaan di tahap akhir sebelum diserahterimakan (FHO)
kepada pemilik proyek/konsumen, tetapi juga diperlukan serangkaian tindakan sepanjang siklus proyek mulai dari
penyusunan program, perencanaan, pengawasan, pemeriksanaan dan pengendalian mutu. Kegiatan tersebut
dikenal dengan penjaminan mutu (Quality Assurance-QA).

Dalam arti yang luas “mutu” atau “kualitas” bersifat subyektif. Suatu barang yang amat bermutu bagi seseorang
belum tentu bermutu bagi orang lain. Oleh karena itu, dunia usaha dan industri mencoba memberikan batasan
yang dapat diterima oleh kalangan yang berkepentingan, misalnya ISO 8402 (1986):[1]

“Mutu adalah sifat dan karakterisk produk atau jasa yang membuatnya memenuhi kebutuhan pelanggan atau
pemakai (customers).”
Sementara definisi lain untuk mutu yang sering diasosiasian dengan proyek adalah fitness for use. Istilah ini
disamping mempunyai arti seperti yang diuraikan diatas, juga memperhatikan masalah tersediaya produk,
kehandalan dan masalah pemeliharaan.

Definisi diatas tentunya akan sangat bervariasi tergantung pada masing-masing bidang usaha maupun industri.
Akan tetapi secara umum ada 4 (empat) spektrum mutu/kualitas yakni kualitas perencanaan (quality planning),
pemantauan kualitas (quality control), jaminan kualitas (quality assurance) dan pengembangan kualitas (quality
improvement).[2]

Manajemen mutu/kualitas mengadopsi beberapa prinsip-prinsip manajemen[3], yang dapat diterapkan pada
puncak manajemen perusahaan untuk menjadi pedoman bagi organisasi dalam mengembangkan kinerja
organisasi. Beberapa prinsip tersebut adalah sebagai berikut :

Fokus pada keinginan konsumen (customer focus) Suatu perusahaan dapat menjaga dan
mengembangkan konsumennya, bilamana
perusahaan dapat mengerti dan memahami
tuntutan dan kebutuhan konsumen saat ini dan
mendatang, sehingga berusaha memenuhi
kebutuhan dan mencoba memenuhi ekspetasi
konsumen adalah kuncinya.

Kepemimpinan (Leadership) Para pemimpin dalam setiap unit dalam suatu organisasi perusahaan
(penyedia jasa konstruksi) menyiapkan dan diarahkan untuk mengembangkan
budaya kualitas. Mereka harus dapat mengkreasikan dan memelihara budaya
kualitas dalam setiap lingkungan internal yang dipimpinnya, mendorong setiap
anggota timnya untuk mencapai tujuan perusahaan yakni pencapaian target
kualitas/ mutu pekerjaan, dan dalam hal ini mencapai mutu/ kualitas pekerjaan
konstruksi.

Pengembangan Individu (Involvement of people) Setiap individu baik karyawan maupun pemimpin pada
setiap level perusahaan jasa konstruksi harus memahami
budaya manajemen kualitas. Setiap individu harus berusaha
mengembangkan segala kemampuan dan kemungkinan
yang dapat digunakan bagi keuntungan perusahaan.
Pendekatan proses (Process approach) Hasil yang buruk dapat dikurangi bila setiap aktivitas dan kebutuhan
sumber daya (manusia, material/bahan/alat, waktu) dikelola dalam
suatu organisasi perusahaan sebagai suatu proses.

74 | P a g e
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017

Pendekatan Sistem Pada Manajemen (System approach to management) Suatu organisasi perusahaan
dapat efektif dan efisien dalam
mengembangkan target dan
tujuan mutu/ kualitas yang
merupakan kontribusi dari tahap
identifikasi, pemahaman dan
pengelolaan semua proses yang
saling terkait sebagai suatu
sistem.

Terus Berkembang (Continual improvement) Salah satu target tujuan kualitas/mutu secara permanen dari
suatu organisasi adalah terus mengembangkan kinerja
pencampaian mutu semua aktivitasnya.

Perumusan Keputusan Berdasarkan Pendekatan Fakta


(Factual approach to decision making)
Keputusan-keputusan yang efektif adalah beranjak dari dari analisis data dan informasi yang benar.
Membangun Hubungan yang Saling Menguntungkan dengan Suplier
(Mutually beneficial supplier relationships)
Sejak hubungan antara suatu perusahaan (penyedia jasa konstruksi) dan supliernya adalah interdependent, maka
perlu dikembangkan hubungan yang saling menguntungkan diantara keduanya untuk memungkinkan
pengembangan meningkatkan value keduanya.

Pengelolaan mutu (Quality Management) bertujuan mencapai persyaratan mutu proyek pada pekerjaan pertama
tanpa adanya pengulangan (to do right things right the first time) dengan cara-cara yang efektif dan ekonomis.
Pengelolaan mutu proyek konstruksi merupakan unsur dari pengelolaan proyeks secara keseluruhan, yang antara
lain adalah sebagai berikut : Meletakan dasar filosofi dan kebijakan mutu proyek
Memberikan keputusan strategis mengenai hubungan antara mutu, biaya dan
jadwal
Membuat program penjaminan dan pengendalian mutu proyek (QA/ QC)
Implementasi Program QA/ QC.

Perlu juga dipahami bahwa penanganan masalah mutu dimulai sejak awal sampai proyek dinyatakan selesai. Pada
priode tersebut penyelenggaraan proyek dibagi menjadi pekerjaan spesifik, yang kemudian diserahkan kepada
masing-masing bidang/ unit sesuai keahlian. Jadi semua pihak memiliki tanggung jawab yang sama untuk menjaga
kualitas/ mutu, bila melaksanakan tugasnya dengan benar dan tepat dari segi mutu. Atau dengan kata lain harus
selalu berorientasi kepada mutu.

Penjaminan mutu (QA) adalah semua perencanaan dan langkah sistematis yang diperlukan untuk memberikan
keyaknian bahwa instalasi atau sistem yang akan diwujudkan dapat beroperasi secara memuaskan. Sedangkan
pengendalian mutu (QC) adalah bagian dari penjaminan mutu yang memberikan petunjuk dan cara-cara untuk
mengendalikan mutu material, struktur, komponen atau sistem agar memenuhi keperluan yang telah ditentukan.
Jadi Pengendalian Mutu (QC) meliputi tindakan-tindakan yang berupa: pengetesan, pengukuran dan pemeriksaan
apakah kegiatan-kegiatan engineering/konstruksi dan kegiatan lainnya telah memenuhi dan sesuai dengan kriteria
yang digariskan.

Masalah mutu/ kualitas dalam proyek konstruksi erat hubungannya dengan masalah-masalah berikut:

Material konstruksi, yang umumnya tersedia ataupun dapat dibeli di lokasi atau sekitar lokasi proyek.
Peralatan (equipment), yang dibuat di pabrik atas dasar pesanan, seperti kompresor, generator mesin-
mesin, dlsb. Peralatan demikian umumnya diangkut dari jarak jauh untuk sampai ke lokasi proyek.

75 | P a g e
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017

Pelatihan dan sertifikasi tenaga konstruksi, misalnya melatih ahli mengelas, pertukangan, mandor dlsb.

Pengendalian proyek konstruksi mencakup dan tidak terbatas pada hal-hal sebagai berikut :

Membuat kerangka kerja secara total;


Pengisian tenaga kerja termasuk penunjukan konsultan;
Menjamin bahwa semua informasi yang ada telah dikomunikasikan ke semua pihak terkait;
Adanya jaminan bahwa semua rencana yang dibuat akan dapat dilaksanakan;
Monitoring hasil pelaksanaan dan membandingkannya dengan rencana, dan
Mengadakan langkah perbaikan (corrective action) pada saat yang paling awal.

Hubungan antara fungsi-fungsi manajemen dan faktor-faktor yang menjadi ukuran suksesnya perencanaan dan
pengendalian termasuk pengendalian mutu. Merupakan kewajiban penyedia jasa konstruksi untuk menyiapkan
rencana pengawasan kualitas dan kepastian kualitas. Rencana pengawasan kualitas dan kepastian kualitas/
Quality Control dan Quality Assurance/ QA-QC meliputi kegiatan berikut :

Rencana pengawasan kualitas Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus mendapatkan


persetujuan dari wakil pemberi kerja mengenai QA-QC untuk seluruh
pekerjaan yang menjelaskan seluruh prosedur, instruksi, rekaman-
rekaman, dan personil yang digunakan untuk memastikan dan
mengontrol kualitas pekerjaan.
Rencana QA/ QC harus diajukan penyedia jasa konstruksi
(kontraktor) kepada wakil pemberi kerja sebelum rapt mulainya
proyek. Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus menyajikan
kepada wakil pemberi kerja rencana pengawasan kualitas yang akan
dilaksanakannya. Rencana QA/ QC tersebut harus disetujui oleh
wakil pemberi kerja agar sesuai dengan yang diharapkan.

QA/ QC manajer Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus menunjuk seorang QA/ QC manajer
sebelum pekerjaan konstruksi dilaksanakan. QA/ QC manajer akan bertaggung jawab
terhadap pelaksanaan dan keberlangsungan rencana pengawasan kualitas. Orang
yang ditunjuk oleh penyedia jasa konstruksi (kontraktor) sebagai QA/ QC manajer harus
disetujui oleh wakil pemberi kerja. QA/ QC manajer akan melaporkan pekerjaannya
langsung kepada Manajer proyek dari penyedia jasa konstruksi (kontraktor).

Perubahan pada rencana pengawasan kualitas Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus memberi
tahukan kepada wakil pemberi kerja secara tertulis segala
usulan perubahan pada rencana pengawasan kuaitas.
Perubahan yang dibuat pada rencana pengawasan kuaitas
tidak boleh dilaksanakan sebelum persetujuan tertulis dari
wakil pemberi kerja.

Hal-hal yang melekat pada rencana pengawasan kualitas Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus
memastikan bahwa rencana pengawasan kualitas
yang telah disetujui telah diikuti dan dilaksanakan
selama pelaksanaan pekerjaan. Seluruh hasil
pengawasan, record dan seluruh operasi
pengawasan kualitas harus dilaporkan secara
berkala kepada wakil pemberi kerja.
Dalam pengendalian kualitas/ mutu terdapat 2
(dua) komponen kegiatan utama dalam
pelaksanaan konstruksi yakni pengendalian

76 | P a g e
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017

kualitas (QA) dan pengendalian kuantitas (QC).


Urain masing-masing kegiatan sebagai berikut :

Pengendalian Kualitas Pekerjaan pelaksanaan konstruksi dimulai dari pekerjaan tanah sampai pada konstruksi
akan dikendalikan dengan memberikan pengawasan, arahan, bimbingan dan instruksi
yang diperlukan kepada penyedia jasa konstruksi (kontraktor) guna menjamin bahwa
semua pekerjaan dilaksanakan dengan baik, tepat kualitas. Aspek-aspek pengendalian
mutu yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan konstruksi antara lain meliputi :

- Peralatan yang digunakan


- Cara pengangkutan material/campuran ke lokasi kerja.
- Penyimpanan bahan/material
- Pengujian material yang akan digunakan termasuk peralatan laboratorium.
- Pengujian rutin laboratorium selama pelaksanaan
- Test lapangan
- Administrasi dan formulir-formulir.

Pengendalian Kuantitas Pengawasan kuantitas (Quantity Control), dilakukan dengan mengecek


bahan-bahan/ campuran yang ditempatkan atau yang dipindahkan oleh
penyedia jasa konstruksi (kontraktor) atau yang terpasang. Konsultan akan
memproses bahan-bahan/ campuran berdasarkan atas :

 Hasil pengukuran yang memenuhi batas toleransi pembayaran.


 Metoda perhitungan
 Lokasi kerja
 Jenis pekerjaan
 Tanggal diselesaikannya pekerjaan.

Setelah pekerjaan memenuhi persyaratan baik secara kualitas maupun persyaratan lainnya, maka pengukuran
kuantitas dapat dilakukan agar volume pekerjaan dengan teliti/akurat yang disetujui oleh konsultan sehingga
kuantitas dalam kontrak adalah benar diukur dan mendapat persetujuan dari konsultan.

PENGADAAN AC SPLIT 2 PK
Kendali kualitas mutu pada pelaksanaan pekerjaan.

Dalam pelaksanaan proyek konstruksi, sasaran pengelolaan proyek (project management) disamping biaya dan
jadwal adalah pemenuhan persyaratan mutu. Dalam hubungan ini, suatu peralatan, material dan cara kerja diangap
memenuhi persyaratan mutu apabila dipenuhi semua persyaratan yang ditentukan dalam kriteria dan spesifikasi.
Dengan demikian, instalasi/bangunan yang dibangun atau produk yang dihasilkan, yang terdiri dari komponen
peralatan dan material yang memenuhi persyaratan mutu, dapat diharapkan berfungsi secara memuaskan selama
kurun waktu tertentu atau dengan kata lain siap untuk dipakai (fitness for use). Dan untuk mencapai tujuan tersebut
secara efektif dan ekonomis tidak hanya diperlukan pemeriksaan di tahap akhir sebelum diserahterimakan (FHO)
kepada pemilik proyek/konsumen, tetapi juga diperlukan serangkaian tindakan sepanjang siklus proyek mulai dari
penyusunan program, perencanaan, pengawasan, pemeriksanaan dan pengendalian mutu. Kegiatan tersebut
dikenal dengan penjaminan mutu (Quality Assurance-QA).

Dalam arti yang luas “mutu” atau “kualitas” bersifat subyektif. Suatu barang yang amat bermutu bagi seseorang
belum tentu bermutu bagi orang lain. Oleh karena itu, dunia usaha dan industri mencoba memberikan batasan
yang dapat diterima oleh kalangan yang berkepentingan, misalnya ISO 8402 (1986):[1]

77 | P a g e
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017

“Mutu adalah sifat dan karakterisk produk atau jasa yang membuatnya memenuhi kebutuhan pelanggan atau
pemakai (customers).”

Sementara definisi lain untuk mutu yang sering diasosiasian dengan proyek adalah fitness for use. Istilah ini
disamping mempunyai arti seperti yang diuraikan diatas, juga memperhatikan masalah tersediaya produk,
kehandalan dan masalah pemeliharaan.

Definisi diatas tentunya akan sangat bervariasi tergantung pada masing-masing bidang usaha maupun industri.
Akan tetapi secara umum ada 4 (empat) spektrum mutu/kualitas yakni kualitas perencanaan (quality planning),
pemantauan kualitas (quality control), jaminan kualitas (quality assurance) dan pengembangan kualitas (quality
improvement).[2]

Manajemen mutu/kualitas mengadopsi beberapa prinsip-prinsip manajemen[3], yang dapat diterapkan pada
puncak manajemen perusahaan untuk menjadi pedoman bagi organisasi dalam mengembangkan kinerja
organisasi. Beberapa prinsip tersebut adalah sebagai berikut :

Fokus pada keinginan konsumen (customer focus) Suatu perusahaan dapat menjaga dan
mengembangkan konsumennya, bilamana
perusahaan dapat mengerti dan memahami
tuntutan dan kebutuhan konsumen saat ini dan
mendatang, sehingga berusaha memenuhi
kebutuhan dan mencoba memenuhi ekspetasi
konsumen adalah kuncinya.

Kepemimpinan (Leadership) Para pemimpin dalam setiap unit dalam suatu organisasi perusahaan
(penyedia jasa konstruksi) menyiapkan dan diarahkan untuk mengembangkan
budaya kualitas. Mereka harus dapat mengkreasikan dan memelihara budaya
kualitas dalam setiap lingkungan internal yang dipimpinnya, mendorong setiap
anggota timnya untuk mencapai tujuan perusahaan yakni pencapaian target
kualitas/ mutu pekerjaan, dan dalam hal ini mencapai mutu/ kualitas pekerjaan
konstruksi.

Pengembangan Individu (Involvement of people) Setiap individu baik karyawan maupun pemimpin pada
setiap level perusahaan jasa konstruksi harus memahami
budaya manajemen kualitas. Setiap individu harus berusaha
mengembangkan segala kemampuan dan kemungkinan
yang dapat digunakan bagi keuntungan perusahaan.
Pendekatan proses (Process approach) Hasil yang buruk dapat dikurangi bila setiap aktivitas dan kebutuhan
sumber daya (manusia, material/bahan/alat, waktu) dikelola dalam
suatu organisasi perusahaan sebagai suatu proses.

Pendekatan Sistem Pada Manajemen (System approach to management) Suatu organisasi perusahaan
dapat efektif dan efisien dalam
mengembangkan target dan
tujuan mutu/ kualitas yang
merupakan kontribusi dari tahap
identifikasi, pemahaman dan
pengelolaan semua proses yang
saling terkait sebagai suatu
sistem.

78 | P a g e
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017

Terus Berkembang (Continual improvement) Salah satu target tujuan kualitas/mutu secara permanen dari
suatu organisasi adalah terus mengembangkan kinerja
pencampaian mutu semua aktivitasnya.

Perumusan Keputusan Berdasarkan Pendekatan Fakta


(Factual approach to decision making)
Keputusan-keputusan yang efektif adalah beranjak dari dari analisis data dan informasi yang benar.

Membangun Hubungan yang Saling Menguntungkan dengan Suplier


(Mutually beneficial supplier relationships)
Sejak hubungan antara suatu perusahaan (penyedia jasa konstruksi) dan supliernya adalah interdependent, maka
perlu dikembangkan hubungan yang saling menguntungkan diantara keduanya untuk memungkinkan
pengembangan meningkatkan value keduanya.

Pengelolaan mutu (Quality Management) bertujuan mencapai persyaratan mutu proyek pada pekerjaan pertama
tanpa adanya pengulangan (to do right things right the first time) dengan cara-cara yang efektif dan ekonomis.
Pengelolaan mutu proyek konstruksi merupakan unsur dari pengelolaan proyeks secara keseluruhan, yang antara
lain adalah sebagai berikut : Meletakan dasar filosofi dan kebijakan mutu proyek
Memberikan keputusan strategis mengenai hubungan antara mutu, biaya dan
jadwal
Membuat program penjaminan dan pengendalian mutu proyek (QA/ QC)
Implementasi Program QA/ QC.

Perlu juga dipahami bahwa penanganan masalah mutu dimulai sejak awal sampai proyek dinyatakan selesai. Pada
priode tersebut penyelenggaraan proyek dibagi menjadi pekerjaan spesifik, yang kemudian diserahkan kepada
masing-masing bidang/ unit sesuai keahlian. Jadi semua pihak memiliki tanggung jawab yang sama untuk menjaga
kualitas/ mutu, bila melaksanakan tugasnya dengan benar dan tepat dari segi mutu. Atau dengan kata lain harus
selalu berorientasi kepada mutu.

Penjaminan mutu (QA) adalah semua perencanaan dan langkah sistematis yang diperlukan untuk memberikan
keyaknian bahwa instalasi atau sistem yang akan diwujudkan dapat beroperasi secara memuaskan. Sedangkan
pengendalian mutu (QC) adalah bagian dari penjaminan mutu yang memberikan petunjuk dan cara-cara untuk
mengendalikan mutu material, struktur, komponen atau sistem agar memenuhi keperluan yang telah ditentukan.
Jadi Pengendalian Mutu (QC) meliputi tindakan-tindakan yang berupa: pengetesan, pengukuran dan pemeriksaan
apakah kegiatan-kegiatan engineering/konstruksi dan kegiatan lainnya telah memenuhi dan sesuai dengan kriteria
yang digariskan.

Masalah mutu/ kualitas dalam proyek konstruksi erat hubungannya dengan masalah-masalah berikut:

Material konstruksi, yang umumnya tersedia ataupun dapat dibeli di lokasi atau sekitar lokasi proyek.
Peralatan (equipment), yang dibuat di pabrik atas dasar pesanan, seperti kompresor, generator mesin-
mesin, dlsb. Peralatan demikian umumnya diangkut dari jarak jauh untuk sampai ke lokasi proyek.
Pelatihan dan sertifikasi tenaga konstruksi, misalnya melatih ahli mengelas, pertukangan, mandor dlsb.

Pengendalian proyek konstruksi mencakup dan tidak terbatas pada hal-hal sebagai berikut :

Membuat kerangka kerja secara total;


Pengisian tenaga kerja termasuk penunjukan konsultan;
Menjamin bahwa semua informasi yang ada telah dikomunikasikan ke semua pihak terkait;
Adanya jaminan bahwa semua rencana yang dibuat akan dapat dilaksanakan;
Monitoring hasil pelaksanaan dan membandingkannya dengan rencana, dan
Mengadakan langkah perbaikan (corrective action) pada saat yang paling awal.

79 | P a g e
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017

Hubungan antara fungsi-fungsi manajemen dan faktor-faktor yang menjadi ukuran suksesnya perencanaan dan
pengendalian termasuk pengendalian mutu. Merupakan kewajiban penyedia jasa konstruksi untuk menyiapkan
rencana pengawasan kualitas dan kepastian kualitas. Rencana pengawasan kualitas dan kepastian kualitas/
Quality Control dan Quality Assurance/ QA-QC meliputi kegiatan berikut :

Rencana pengawasan kualitas Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus mendapatkan


persetujuan dari wakil pemberi kerja mengenai QA-QC untuk seluruh
pekerjaan yang menjelaskan seluruh prosedur, instruksi, rekaman-
rekaman, dan personil yang digunakan untuk memastikan dan
mengontrol kualitas pekerjaan.

Rencana QA/ QC harus diajukan penyedia jasa konstruksi


(kontraktor) kepada wakil pemberi kerja sebelum rapt mulainya
proyek. Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus menyajikan
kepada wakil pemberi kerja rencana pengawasan kualitas yang akan
dilaksanakannya. Rencana QA/ QC tersebut harus disetujui oleh
wakil pemberi kerja agar sesuai dengan yang diharapkan.

QA/ QC manajer Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus menunjuk seorang QA/ QC manajer
sebelum pekerjaan konstruksi dilaksanakan. QA/ QC manajer akan bertaggung jawab
terhadap pelaksanaan dan keberlangsungan rencana pengawasan kualitas. Orang
yang ditunjuk oleh penyedia jasa konstruksi (kontraktor) sebagai QA/ QC manajer harus
disetujui oleh wakil pemberi kerja. QA/ QC manajer akan melaporkan pekerjaannya
langsung kepada Manajer proyek dari penyedia jasa konstruksi (kontraktor).

Perubahan pada rencana pengawasan kualitas Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus memberi
tahukan kepada wakil pemberi kerja secara tertulis segala
usulan perubahan pada rencana pengawasan kuaitas.
Perubahan yang dibuat pada rencana pengawasan kuaitas
tidak boleh dilaksanakan sebelum persetujuan tertulis dari
wakil pemberi kerja.

Hal-hal yang melekat pada rencana pengawasan kualitas Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus
memastikan bahwa rencana pengawasan kualitas
yang telah disetujui telah diikuti dan dilaksanakan
selama pelaksanaan pekerjaan. Seluruh hasil
pengawasan, record dan seluruh operasi
pengawasan kualitas harus dilaporkan secara
berkala kepada wakil pemberi kerja.
Dalam pengendalian kualitas/ mutu terdapat 2
(dua) komponen kegiatan utama dalam
pelaksanaan konstruksi yakni pengendalian
kualitas (QA) dan pengendalian kuantitas (QC).
Urain masing-masing kegiatan sebagai berikut :

Pengendalian Kualitas Pekerjaan pelaksanaan konstruksi dimulai dari pekerjaan tanah sampai pada konstruksi
akan dikendalikan dengan memberikan pengawasan, arahan, bimbingan dan instruksi
yang diperlukan kepada penyedia jasa konstruksi (kontraktor) guna menjamin bahwa
semua pekerjaan dilaksanakan dengan baik, tepat kualitas. Aspek-aspek pengendalian
mutu yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan konstruksi antara lain meliputi :

80 | P a g e
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017

- Peralatan yang digunakan


- Cara pengangkutan material/campuran ke lokasi kerja.
- Penyimpanan bahan/material
- Pengujian material yang akan digunakan termasuk peralatan laboratorium.
- Pengujian rutin laboratorium selama pelaksanaan
- Test lapangan
- Administrasi dan formulir-formulir.

Pengendalian Kuantitas Pengawasan kuantitas (Quantity Control), dilakukan dengan mengecek


bahan-bahan/ campuran yang ditempatkan atau yang dipindahkan oleh
penyedia jasa konstruksi (kontraktor) atau yang terpasang. Konsultan akan
memproses bahan-bahan/ campuran berdasarkan atas :

 Hasil pengukuran yang memenuhi batas toleransi pembayaran.


 Metoda perhitungan
 Lokasi kerja
 Jenis pekerjaan
 Tanggal diselesaikannya pekerjaan.

Setelah pekerjaan memenuhi persyaratan baik secara kualitas maupun persyaratan lainnya, maka pengukuran
kuantitas dapat dilakukan agar volume pekerjaan dengan teliti/akurat yang disetujui oleh konsultan sehingga
kuantitas dalam kontrak adalah benar diukur dan mendapat persetujuan dari konsultan.

KURSI TUNGGU 4 DUDUKAN


Kendali kualitas mutu pada pelaksanaan pekerjaan.

Dalam pelaksanaan proyek konstruksi, sasaran pengelolaan proyek (project management) disamping biaya dan
jadwal adalah pemenuhan persyaratan mutu. Dalam hubungan ini, suatu peralatan, material dan cara kerja diangap
memenuhi persyaratan mutu apabila dipenuhi semua persyaratan yang ditentukan dalam kriteria dan spesifikasi.
Dengan demikian, instalasi/bangunan yang dibangun atau produk yang dihasilkan, yang terdiri dari komponen
peralatan dan material yang memenuhi persyaratan mutu, dapat diharapkan berfungsi secara memuaskan selama
kurun waktu tertentu atau dengan kata lain siap untuk dipakai (fitness for use). Dan untuk mencapai tujuan tersebut
secara efektif dan ekonomis tidak hanya diperlukan pemeriksaan di tahap akhir sebelum diserahterimakan (FHO)
kepada pemilik proyek/konsumen, tetapi juga diperlukan serangkaian tindakan sepanjang siklus proyek mulai dari
penyusunan program, perencanaan, pengawasan, pemeriksanaan dan pengendalian mutu. Kegiatan tersebut
dikenal dengan penjaminan mutu (Quality Assurance-QA).

Dalam arti yang luas “mutu” atau “kualitas” bersifat subyektif. Suatu barang yang amat bermutu bagi seseorang
belum tentu bermutu bagi orang lain. Oleh karena itu, dunia usaha dan industri mencoba memberikan batasan
yang dapat diterima oleh kalangan yang berkepentingan, misalnya ISO 8402 (1986):[1]

“Mutu adalah sifat dan karakterisk produk atau jasa yang membuatnya memenuhi kebutuhan pelanggan atau
pemakai (customers).”

Sementara definisi lain untuk mutu yang sering diasosiasian dengan proyek adalah fitness for use. Istilah ini
disamping mempunyai arti seperti yang diuraikan diatas, juga memperhatikan masalah tersediaya produk,
kehandalan dan masalah pemeliharaan.

Definisi diatas tentunya akan sangat bervariasi tergantung pada masing-masing bidang usaha maupun industri.
Akan tetapi secara umum ada 4 (empat) spektrum mutu/kualitas yakni kualitas perencanaan (quality planning),

81 | P a g e
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017

pemantauan kualitas (quality control), jaminan kualitas (quality assurance) dan pengembangan kualitas (quality
improvement).[2]

Manajemen mutu/kualitas mengadopsi beberapa prinsip-prinsip manajemen[3], yang dapat diterapkan pada
puncak manajemen perusahaan untuk menjadi pedoman bagi organisasi dalam mengembangkan kinerja
organisasi. Beberapa prinsip tersebut adalah sebagai berikut :

Fokus pada keinginan konsumen (customer focus) Suatu perusahaan dapat menjaga dan
mengembangkan konsumennya, bilamana
perusahaan dapat mengerti dan memahami
tuntutan dan kebutuhan konsumen saat ini dan
mendatang, sehingga berusaha memenuhi
kebutuhan dan mencoba memenuhi ekspetasi
konsumen adalah kuncinya.

Kepemimpinan (Leadership) Para pemimpin dalam setiap unit dalam suatu organisasi perusahaan
(penyedia jasa konstruksi) menyiapkan dan diarahkan untuk mengembangkan
budaya kualitas. Mereka harus dapat mengkreasikan dan memelihara budaya
kualitas dalam setiap lingkungan internal yang dipimpinnya, mendorong setiap
anggota timnya untuk mencapai tujuan perusahaan yakni pencapaian target
kualitas/ mutu pekerjaan, dan dalam hal ini mencapai mutu/ kualitas pekerjaan
konstruksi.

Pengembangan Individu (Involvement of people) Setiap individu baik karyawan maupun pemimpin pada
setiap level perusahaan jasa konstruksi harus memahami
budaya manajemen kualitas. Setiap individu harus berusaha
mengembangkan segala kemampuan dan kemungkinan
yang dapat digunakan bagi keuntungan perusahaan.
Pendekatan proses (Process approach) Hasil yang buruk dapat dikurangi bila setiap aktivitas dan kebutuhan
sumber daya (manusia, material/bahan/alat, waktu) dikelola dalam
suatu organisasi perusahaan sebagai suatu proses.

Pendekatan Sistem Pada Manajemen (System approach to management) Suatu organisasi perusahaan
dapat efektif dan efisien dalam
mengembangkan target dan
tujuan mutu/ kualitas yang
merupakan kontribusi dari tahap
identifikasi, pemahaman dan
pengelolaan semua proses yang
saling terkait sebagai suatu
sistem.

Terus Berkembang (Continual improvement) Salah satu target tujuan kualitas/mutu secara permanen dari
suatu organisasi adalah terus mengembangkan kinerja
pencampaian mutu semua aktivitasnya.

Perumusan Keputusan Berdasarkan Pendekatan Fakta


(Factual approach to decision making)
Keputusan-keputusan yang efektif adalah beranjak dari dari analisis data dan informasi yang benar.

Membangun Hubungan yang Saling Menguntungkan dengan Suplier


(Mutually beneficial supplier relationships)

82 | P a g e
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017

Sejak hubungan antara suatu perusahaan (penyedia jasa konstruksi) dan supliernya adalah interdependent, maka
perlu dikembangkan hubungan yang saling menguntungkan diantara keduanya untuk memungkinkan
pengembangan meningkatkan value keduanya.

Pengelolaan mutu (Quality Management) bertujuan mencapai persyaratan mutu proyek pada pekerjaan pertama
tanpa adanya pengulangan (to do right things right the first time) dengan cara-cara yang efektif dan ekonomis.
Pengelolaan mutu proyek konstruksi merupakan unsur dari pengelolaan proyeks secara keseluruhan, yang antara
lain adalah sebagai berikut : Meletakan dasar filosofi dan kebijakan mutu proyek
Memberikan keputusan strategis mengenai hubungan antara mutu, biaya dan
jadwal
Membuat program penjaminan dan pengendalian mutu proyek (QA/ QC)
Implementasi Program QA/ QC.

Perlu juga dipahami bahwa penanganan masalah mutu dimulai sejak awal sampai proyek dinyatakan selesai. Pada
priode tersebut penyelenggaraan proyek dibagi menjadi pekerjaan spesifik, yang kemudian diserahkan kepada
masing-masing bidang/ unit sesuai keahlian. Jadi semua pihak memiliki tanggung jawab yang sama untuk menjaga
kualitas/ mutu, bila melaksanakan tugasnya dengan benar dan tepat dari segi mutu. Atau dengan kata lain harus
selalu berorientasi kepada mutu.

Penjaminan mutu (QA) adalah semua perencanaan dan langkah sistematis yang diperlukan untuk memberikan
keyaknian bahwa instalasi atau sistem yang akan diwujudkan dapat beroperasi secara memuaskan. Sedangkan
pengendalian mutu (QC) adalah bagian dari penjaminan mutu yang memberikan petunjuk dan cara-cara untuk
mengendalikan mutu material, struktur, komponen atau sistem agar memenuhi keperluan yang telah ditentukan.
Jadi Pengendalian Mutu (QC) meliputi tindakan-tindakan yang berupa: pengetesan, pengukuran dan pemeriksaan
apakah kegiatan-kegiatan engineering/konstruksi dan kegiatan lainnya telah memenuhi dan sesuai dengan kriteria
yang digariskan.

Masalah mutu/ kualitas dalam proyek konstruksi erat hubungannya dengan masalah-masalah berikut:

Material konstruksi, yang umumnya tersedia ataupun dapat dibeli di lokasi atau sekitar lokasi proyek.
Peralatan (equipment), yang dibuat di pabrik atas dasar pesanan, seperti kompresor, generator mesin-
mesin, dlsb. Peralatan demikian umumnya diangkut dari jarak jauh untuk sampai ke lokasi proyek.
Pelatihan dan sertifikasi tenaga konstruksi, misalnya melatih ahli mengelas, pertukangan, mandor dlsb.

Pengendalian proyek konstruksi mencakup dan tidak terbatas pada hal-hal sebagai berikut :

Membuat kerangka kerja secara total;


Pengisian tenaga kerja termasuk penunjukan konsultan;
Menjamin bahwa semua informasi yang ada telah dikomunikasikan ke semua pihak terkait;
Adanya jaminan bahwa semua rencana yang dibuat akan dapat dilaksanakan;
Monitoring hasil pelaksanaan dan membandingkannya dengan rencana, dan
Mengadakan langkah perbaikan (corrective action) pada saat yang paling awal.

Hubungan antara fungsi-fungsi manajemen dan faktor-faktor yang menjadi ukuran suksesnya perencanaan dan
pengendalian termasuk pengendalian mutu. Merupakan kewajiban penyedia jasa konstruksi untuk menyiapkan
rencana pengawasan kualitas dan kepastian kualitas. Rencana pengawasan kualitas dan kepastian kualitas/
Quality Control dan Quality Assurance/ QA-QC meliputi kegiatan berikut :

Rencana pengawasan kualitas Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus mendapatkan


persetujuan dari wakil pemberi kerja mengenai QA-QC untuk seluruh
pekerjaan yang menjelaskan seluruh prosedur, instruksi, rekaman-

83 | P a g e
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017

rekaman, dan personil yang digunakan untuk memastikan dan


mengontrol kualitas pekerjaan.

Rencana QA/ QC harus diajukan penyedia jasa konstruksi


(kontraktor) kepada wakil pemberi kerja sebelum rapt mulainya
proyek. Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus menyajikan
kepada wakil pemberi kerja rencana pengawasan kualitas yang akan
dilaksanakannya. Rencana QA/ QC tersebut harus disetujui oleh
wakil pemberi kerja agar sesuai dengan yang diharapkan.

QA/ QC manajer Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus menunjuk seorang QA/ QC manajer
sebelum pekerjaan konstruksi dilaksanakan. QA/ QC manajer akan bertaggung jawab
terhadap pelaksanaan dan keberlangsungan rencana pengawasan kualitas. Orang
yang ditunjuk oleh penyedia jasa konstruksi (kontraktor) sebagai QA/ QC manajer harus
disetujui oleh wakil pemberi kerja. QA/ QC manajer akan melaporkan pekerjaannya
langsung kepada Manajer proyek dari penyedia jasa konstruksi (kontraktor).

Perubahan pada rencana pengawasan kualitas Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus memberi
tahukan kepada wakil pemberi kerja secara tertulis segala
usulan perubahan pada rencana pengawasan kuaitas.
Perubahan yang dibuat pada rencana pengawasan kuaitas
tidak boleh dilaksanakan sebelum persetujuan tertulis dari
wakil pemberi kerja.

Hal-hal yang melekat pada rencana pengawasan kualitas Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus
memastikan bahwa rencana pengawasan kualitas
yang telah disetujui telah diikuti dan dilaksanakan
selama pelaksanaan pekerjaan. Seluruh hasil
pengawasan, record dan seluruh operasi
pengawasan kualitas harus dilaporkan secara
berkala kepada wakil pemberi kerja.
Dalam pengendalian kualitas/ mutu terdapat 2
(dua) komponen kegiatan utama dalam
pelaksanaan konstruksi yakni pengendalian
kualitas (QA) dan pengendalian kuantitas (QC).
Urain masing-masing kegiatan sebagai berikut :

Pengendalian Kualitas Pekerjaan pelaksanaan konstruksi dimulai dari pekerjaan tanah sampai pada konstruksi
akan dikendalikan dengan memberikan pengawasan, arahan, bimbingan dan instruksi
yang diperlukan kepada penyedia jasa konstruksi (kontraktor) guna menjamin bahwa
semua pekerjaan dilaksanakan dengan baik, tepat kualitas. Aspek-aspek pengendalian
mutu yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan konstruksi antara lain meliputi :

- Peralatan yang digunakan


- Cara pengangkutan material/campuran ke lokasi kerja.
- Penyimpanan bahan/material
- Pengujian material yang akan digunakan termasuk peralatan laboratorium.
- Pengujian rutin laboratorium selama pelaksanaan
- Test lapangan
- Administrasi dan formulir-formulir.

84 | P a g e
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017

Pengendalian Kuantitas Pengawasan kuantitas (Quantity Control), dilakukan dengan mengecek


bahan-bahan/ campuran yang ditempatkan atau yang dipindahkan oleh
penyedia jasa konstruksi (kontraktor) atau yang terpasang. Konsultan akan
memproses bahan-bahan/ campuran berdasarkan atas :

 Hasil pengukuran yang memenuhi batas toleransi pembayaran.


 Metoda perhitungan
 Lokasi kerja
 Jenis pekerjaan
 Tanggal diselesaikannya pekerjaan.

Setelah pekerjaan memenuhi persyaratan baik secara kualitas maupun persyaratan lainnya, maka pengukuran
kuantitas dapat dilakukan agar volume pekerjaan dengan teliti/akurat yang disetujui oleh konsultan sehingga
kuantitas dalam kontrak adalah benar diukur dan mendapat persetujuan dari konsultan.

KURSI STAFF
Kendali kualitas mutu pada pelaksanaan pekerjaan.

Dalam pelaksanaan proyek konstruksi, sasaran pengelolaan proyek (project management) disamping biaya dan
jadwal adalah pemenuhan persyaratan mutu. Dalam hubungan ini, suatu peralatan, material dan cara kerja diangap
memenuhi persyaratan mutu apabila dipenuhi semua persyaratan yang ditentukan dalam kriteria dan spesifikasi.
Dengan demikian, instalasi/bangunan yang dibangun atau produk yang dihasilkan, yang terdiri dari komponen
peralatan dan material yang memenuhi persyaratan mutu, dapat diharapkan berfungsi secara memuaskan selama
kurun waktu tertentu atau dengan kata lain siap untuk dipakai (fitness for use). Dan untuk mencapai tujuan tersebut
secara efektif dan ekonomis tidak hanya diperlukan pemeriksaan di tahap akhir sebelum diserahterimakan (FHO)
kepada pemilik proyek/konsumen, tetapi juga diperlukan serangkaian tindakan sepanjang siklus proyek mulai dari
penyusunan program, perencanaan, pengawasan, pemeriksanaan dan pengendalian mutu. Kegiatan tersebut
dikenal dengan penjaminan mutu (Quality Assurance-QA).

Dalam arti yang luas “mutu” atau “kualitas” bersifat subyektif. Suatu barang yang amat bermutu bagi seseorang
belum tentu bermutu bagi orang lain. Oleh karena itu, dunia usaha dan industri mencoba memberikan batasan
yang dapat diterima oleh kalangan yang berkepentingan, misalnya ISO 8402 (1986):[1]

“Mutu adalah sifat dan karakterisk produk atau jasa yang membuatnya memenuhi kebutuhan pelanggan atau
pemakai (customers).”

Sementara definisi lain untuk mutu yang sering diasosiasian dengan proyek adalah fitness for use. Istilah ini
disamping mempunyai arti seperti yang diuraikan diatas, juga memperhatikan masalah tersediaya produk,
kehandalan dan masalah pemeliharaan.

Definisi diatas tentunya akan sangat bervariasi tergantung pada masing-masing bidang usaha maupun industri.
Akan tetapi secara umum ada 4 (empat) spektrum mutu/kualitas yakni kualitas perencanaan (quality planning),
pemantauan kualitas (quality control), jaminan kualitas (quality assurance) dan pengembangan kualitas (quality
improvement).[2]

Manajemen mutu/kualitas mengadopsi beberapa prinsip-prinsip manajemen[3], yang dapat diterapkan pada
puncak manajemen perusahaan untuk menjadi pedoman bagi organisasi dalam mengembangkan kinerja
organisasi. Beberapa prinsip tersebut adalah sebagai berikut :

Fokus pada keinginan konsumen (customer focus) Suatu perusahaan dapat menjaga dan
mengembangkan konsumennya, bilamana

85 | P a g e
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017

perusahaan dapat mengerti dan memahami


tuntutan dan kebutuhan konsumen saat ini dan
mendatang, sehingga berusaha memenuhi
kebutuhan dan mencoba memenuhi ekspetasi
konsumen adalah kuncinya.

Kepemimpinan (Leadership) Para pemimpin dalam setiap unit dalam suatu organisasi perusahaan
(penyedia jasa konstruksi) menyiapkan dan diarahkan untuk mengembangkan
budaya kualitas. Mereka harus dapat mengkreasikan dan memelihara budaya
kualitas dalam setiap lingkungan internal yang dipimpinnya, mendorong setiap
anggota timnya untuk mencapai tujuan perusahaan yakni pencapaian target
kualitas/ mutu pekerjaan, dan dalam hal ini mencapai mutu/ kualitas pekerjaan
konstruksi.

Pengembangan Individu (Involvement of people) Setiap individu baik karyawan maupun pemimpin pada
setiap level perusahaan jasa konstruksi harus memahami
budaya manajemen kualitas. Setiap individu harus berusaha
mengembangkan segala kemampuan dan kemungkinan
yang dapat digunakan bagi keuntungan perusahaan.
Pendekatan proses (Process approach) Hasil yang buruk dapat dikurangi bila setiap aktivitas dan kebutuhan
sumber daya (manusia, material/bahan/alat, waktu) dikelola dalam
suatu organisasi perusahaan sebagai suatu proses.

Pendekatan Sistem Pada Manajemen (System approach to management) Suatu organisasi perusahaan
dapat efektif dan efisien dalam
mengembangkan target dan
tujuan mutu/ kualitas yang
merupakan kontribusi dari tahap
identifikasi, pemahaman dan
pengelolaan semua proses yang
saling terkait sebagai suatu
sistem.

Terus Berkembang (Continual improvement) Salah satu target tujuan kualitas/mutu secara permanen dari
suatu organisasi adalah terus mengembangkan kinerja
pencampaian mutu semua aktivitasnya.

Perumusan Keputusan Berdasarkan Pendekatan Fakta


(Factual approach to decision making)
Keputusan-keputusan yang efektif adalah beranjak dari dari analisis data dan informasi yang benar.

Membangun Hubungan yang Saling Menguntungkan dengan Suplier


(Mutually beneficial supplier relationships)
Sejak hubungan antara suatu perusahaan (penyedia jasa konstruksi) dan supliernya adalah interdependent, maka
perlu dikembangkan hubungan yang saling menguntungkan diantara keduanya untuk memungkinkan
pengembangan meningkatkan value keduanya.

Pengelolaan mutu (Quality Management) bertujuan mencapai persyaratan mutu proyek pada pekerjaan pertama
tanpa adanya pengulangan (to do right things right the first time) dengan cara-cara yang efektif dan ekonomis.
Pengelolaan mutu proyek konstruksi merupakan unsur dari pengelolaan proyeks secara keseluruhan, yang antara
lain adalah sebagai berikut : Meletakan dasar filosofi dan kebijakan mutu proyek

86 | P a g e
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017

Memberikan keputusan strategis mengenai hubungan antara mutu, biaya dan


jadwal
Membuat program penjaminan dan pengendalian mutu proyek (QA/ QC)
Implementasi Program QA/ QC.

Perlu juga dipahami bahwa penanganan masalah mutu dimulai sejak awal sampai proyek dinyatakan selesai. Pada
priode tersebut penyelenggaraan proyek dibagi menjadi pekerjaan spesifik, yang kemudian diserahkan kepada
masing-masing bidang/ unit sesuai keahlian. Jadi semua pihak memiliki tanggung jawab yang sama untuk menjaga
kualitas/ mutu, bila melaksanakan tugasnya dengan benar dan tepat dari segi mutu. Atau dengan kata lain harus
selalu berorientasi kepada mutu.

Penjaminan mutu (QA) adalah semua perencanaan dan langkah sistematis yang diperlukan untuk memberikan
keyaknian bahwa instalasi atau sistem yang akan diwujudkan dapat beroperasi secara memuaskan. Sedangkan
pengendalian mutu (QC) adalah bagian dari penjaminan mutu yang memberikan petunjuk dan cara-cara untuk
mengendalikan mutu material, struktur, komponen atau sistem agar memenuhi keperluan yang telah ditentukan.
Jadi Pengendalian Mutu (QC) meliputi tindakan-tindakan yang berupa: pengetesan, pengukuran dan pemeriksaan
apakah kegiatan-kegiatan engineering/konstruksi dan kegiatan lainnya telah memenuhi dan sesuai dengan kriteria
yang digariskan.

Masalah mutu/ kualitas dalam proyek konstruksi erat hubungannya dengan masalah-masalah berikut:

Material konstruksi, yang umumnya tersedia ataupun dapat dibeli di lokasi atau sekitar lokasi proyek.
Peralatan (equipment), yang dibuat di pabrik atas dasar pesanan, seperti kompresor, generator mesin-
mesin, dlsb. Peralatan demikian umumnya diangkut dari jarak jauh untuk sampai ke lokasi proyek.
Pelatihan dan sertifikasi tenaga konstruksi, misalnya melatih ahli mengelas, pertukangan, mandor dlsb.

Pengendalian proyek konstruksi mencakup dan tidak terbatas pada hal-hal sebagai berikut :

Membuat kerangka kerja secara total;


Pengisian tenaga kerja termasuk penunjukan konsultan;
Menjamin bahwa semua informasi yang ada telah dikomunikasikan ke semua pihak terkait;
Adanya jaminan bahwa semua rencana yang dibuat akan dapat dilaksanakan;
Monitoring hasil pelaksanaan dan membandingkannya dengan rencana, dan
Mengadakan langkah perbaikan (corrective action) pada saat yang paling awal.

Hubungan antara fungsi-fungsi manajemen dan faktor-faktor yang menjadi ukuran suksesnya perencanaan dan
pengendalian termasuk pengendalian mutu. Merupakan kewajiban penyedia jasa konstruksi untuk menyiapkan
rencana pengawasan kualitas dan kepastian kualitas. Rencana pengawasan kualitas dan kepastian kualitas/
Quality Control dan Quality Assurance/ QA-QC meliputi kegiatan berikut :

Rencana pengawasan kualitas Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus mendapatkan


persetujuan dari wakil pemberi kerja mengenai QA-QC untuk seluruh
pekerjaan yang menjelaskan seluruh prosedur, instruksi, rekaman-
rekaman, dan personil yang digunakan untuk memastikan dan
mengontrol kualitas pekerjaan.

Rencana QA/ QC harus diajukan penyedia jasa konstruksi


(kontraktor) kepada wakil pemberi kerja sebelum rapt mulainya
proyek. Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus menyajikan
kepada wakil pemberi kerja rencana pengawasan kualitas yang akan
dilaksanakannya. Rencana QA/ QC tersebut harus disetujui oleh
wakil pemberi kerja agar sesuai dengan yang diharapkan.

87 | P a g e
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017

QA/ QC manajer Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus menunjuk seorang QA/ QC manajer
sebelum pekerjaan konstruksi dilaksanakan. QA/ QC manajer akan bertaggung jawab
terhadap pelaksanaan dan keberlangsungan rencana pengawasan kualitas. Orang
yang ditunjuk oleh penyedia jasa konstruksi (kontraktor) sebagai QA/ QC manajer harus
disetujui oleh wakil pemberi kerja. QA/ QC manajer akan melaporkan pekerjaannya
langsung kepada Manajer proyek dari penyedia jasa konstruksi (kontraktor).

Perubahan pada rencana pengawasan kualitas Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus memberi
tahukan kepada wakil pemberi kerja secara tertulis segala
usulan perubahan pada rencana pengawasan kuaitas.
Perubahan yang dibuat pada rencana pengawasan kuaitas
tidak boleh dilaksanakan sebelum persetujuan tertulis dari
wakil pemberi kerja.

Hal-hal yang melekat pada rencana pengawasan kualitas Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus
memastikan bahwa rencana pengawasan kualitas
yang telah disetujui telah diikuti dan dilaksanakan
selama pelaksanaan pekerjaan. Seluruh hasil
pengawasan, record dan seluruh operasi
pengawasan kualitas harus dilaporkan secara
berkala kepada wakil pemberi kerja.
Dalam pengendalian kualitas/ mutu terdapat 2
(dua) komponen kegiatan utama dalam
pelaksanaan konstruksi yakni pengendalian
kualitas (QA) dan pengendalian kuantitas (QC).
Urain masing-masing kegiatan sebagai berikut :

Pengendalian Kualitas Pekerjaan pelaksanaan konstruksi dimulai dari pekerjaan tanah sampai pada konstruksi
akan dikendalikan dengan memberikan pengawasan, arahan, bimbingan dan instruksi
yang diperlukan kepada penyedia jasa konstruksi (kontraktor) guna menjamin bahwa
semua pekerjaan dilaksanakan dengan baik, tepat kualitas. Aspek-aspek pengendalian
mutu yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan konstruksi antara lain meliputi :

- Peralatan yang digunakan


- Cara pengangkutan material/campuran ke lokasi kerja.
- Penyimpanan bahan/material
- Pengujian material yang akan digunakan termasuk peralatan laboratorium.
- Pengujian rutin laboratorium selama pelaksanaan
- Test lapangan
- Administrasi dan formulir-formulir.

Pengendalian Kuantitas Pengawasan kuantitas (Quantity Control), dilakukan dengan mengecek


bahan-bahan/ campuran yang ditempatkan atau yang dipindahkan oleh
penyedia jasa konstruksi (kontraktor) atau yang terpasang. Konsultan akan
memproses bahan-bahan/ campuran berdasarkan atas :

 Hasil pengukuran yang memenuhi batas toleransi pembayaran.


 Metoda perhitungan
 Lokasi kerja
 Jenis pekerjaan
 Tanggal diselesaikannya pekerjaan.

88 | P a g e
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017

Setelah pekerjaan memenuhi persyaratan baik secara kualitas maupun persyaratan lainnya, maka pengukuran
kuantitas dapat dilakukan agar volume pekerjaan dengan teliti/akurat yang disetujui oleh konsultan sehingga
kuantitas dalam kontrak adalah benar diukur dan mendapat persetujuan dari konsultan.

MEJA STAFF
Kendali kualitas mutu pada pelaksanaan pekerjaan.

Dalam pelaksanaan proyek konstruksi, sasaran pengelolaan proyek (project management) disamping biaya dan
jadwal adalah pemenuhan persyaratan mutu. Dalam hubungan ini, suatu peralatan, material dan cara kerja diangap
memenuhi persyaratan mutu apabila dipenuhi semua persyaratan yang ditentukan dalam kriteria dan spesifikasi.
Dengan demikian, instalasi/bangunan yang dibangun atau produk yang dihasilkan, yang terdiri dari komponen
peralatan dan material yang memenuhi persyaratan mutu, dapat diharapkan berfungsi secara memuaskan selama
kurun waktu tertentu atau dengan kata lain siap untuk dipakai (fitness for use). Dan untuk mencapai tujuan tersebut
secara efektif dan ekonomis tidak hanya diperlukan pemeriksaan di tahap akhir sebelum diserahterimakan (FHO)
kepada pemilik proyek/konsumen, tetapi juga diperlukan serangkaian tindakan sepanjang siklus proyek mulai dari
penyusunan program, perencanaan, pengawasan, pemeriksanaan dan pengendalian mutu. Kegiatan tersebut
dikenal dengan penjaminan mutu (Quality Assurance-QA).

Dalam arti yang luas “mutu” atau “kualitas” bersifat subyektif. Suatu barang yang amat bermutu bagi seseorang
belum tentu bermutu bagi orang lain. Oleh karena itu, dunia usaha dan industri mencoba memberikan batasan
yang dapat diterima oleh kalangan yang berkepentingan, misalnya ISO 8402 (1986):[1]

“Mutu adalah sifat dan karakterisk produk atau jasa yang membuatnya memenuhi kebutuhan pelanggan atau
pemakai (customers).”

Sementara definisi lain untuk mutu yang sering diasosiasian dengan proyek adalah fitness for use. Istilah ini
disamping mempunyai arti seperti yang diuraikan diatas, juga memperhatikan masalah tersediaya produk,
kehandalan dan masalah pemeliharaan.

Definisi diatas tentunya akan sangat bervariasi tergantung pada masing-masing bidang usaha maupun industri.
Akan tetapi secara umum ada 4 (empat) spektrum mutu/kualitas yakni kualitas perencanaan (quality planning),
pemantauan kualitas (quality control), jaminan kualitas (quality assurance) dan pengembangan kualitas (quality
improvement).[2]

Manajemen mutu/kualitas mengadopsi beberapa prinsip-prinsip manajemen[3], yang dapat diterapkan pada
puncak manajemen perusahaan untuk menjadi pedoman bagi organisasi dalam mengembangkan kinerja
organisasi. Beberapa prinsip tersebut adalah sebagai berikut :

Fokus pada keinginan konsumen (customer focus) Suatu perusahaan dapat menjaga dan
mengembangkan konsumennya, bilamana
perusahaan dapat mengerti dan memahami
tuntutan dan kebutuhan konsumen saat ini dan
mendatang, sehingga berusaha memenuhi
kebutuhan dan mencoba memenuhi ekspetasi
konsumen adalah kuncinya.

89 | P a g e
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017

Kepemimpinan (Leadership) Para pemimpin dalam setiap unit dalam suatu organisasi perusahaan
(penyedia jasa konstruksi) menyiapkan dan diarahkan untuk mengembangkan
budaya kualitas. Mereka harus dapat mengkreasikan dan memelihara budaya
kualitas dalam setiap lingkungan internal yang dipimpinnya, mendorong setiap
anggota timnya untuk mencapai tujuan perusahaan yakni pencapaian target
kualitas/ mutu pekerjaan, dan dalam hal ini mencapai mutu/ kualitas pekerjaan
konstruksi.

Pengembangan Individu (Involvement of people) Setiap individu baik karyawan maupun pemimpin pada
setiap level perusahaan jasa konstruksi harus memahami
budaya manajemen kualitas. Setiap individu harus berusaha
mengembangkan segala kemampuan dan kemungkinan
yang dapat digunakan bagi keuntungan perusahaan.
Pendekatan proses (Process approach) Hasil yang buruk dapat dikurangi bila setiap aktivitas dan kebutuhan
sumber daya (manusia, material/bahan/alat, waktu) dikelola dalam
suatu organisasi perusahaan sebagai suatu proses.

Pendekatan Sistem Pada Manajemen (System approach to management) Suatu organisasi perusahaan
dapat efektif dan efisien dalam
mengembangkan target dan
tujuan mutu/ kualitas yang
merupakan kontribusi dari tahap
identifikasi, pemahaman dan
pengelolaan semua proses yang
saling terkait sebagai suatu
sistem.

Terus Berkembang (Continual improvement) Salah satu target tujuan kualitas/mutu secara permanen dari
suatu organisasi adalah terus mengembangkan kinerja
pencampaian mutu semua aktivitasnya.

Perumusan Keputusan Berdasarkan Pendekatan Fakta


(Factual approach to decision making)
Keputusan-keputusan yang efektif adalah beranjak dari dari analisis data dan informasi yang benar.

Membangun Hubungan yang Saling Menguntungkan dengan Suplier


(Mutually beneficial supplier relationships)
Sejak hubungan antara suatu perusahaan (penyedia jasa konstruksi) dan supliernya adalah interdependent, maka
perlu dikembangkan hubungan yang saling menguntungkan diantara keduanya untuk memungkinkan
pengembangan meningkatkan value keduanya.

Pengelolaan mutu (Quality Management) bertujuan mencapai persyaratan mutu proyek pada pekerjaan pertama
tanpa adanya pengulangan (to do right things right the first time) dengan cara-cara yang efektif dan ekonomis.
Pengelolaan mutu proyek konstruksi merupakan unsur dari pengelolaan proyeks secara keseluruhan, yang antara
lain adalah sebagai berikut : Meletakan dasar filosofi dan kebijakan mutu proyek
Memberikan keputusan strategis mengenai hubungan antara mutu, biaya dan
jadwal
Membuat program penjaminan dan pengendalian mutu proyek (QA/ QC)
Implementasi Program QA/ QC.

90 | P a g e
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017

Perlu juga dipahami bahwa penanganan masalah mutu dimulai sejak awal sampai proyek dinyatakan selesai. Pada
priode tersebut penyelenggaraan proyek dibagi menjadi pekerjaan spesifik, yang kemudian diserahkan kepada
masing-masing bidang/ unit sesuai keahlian. Jadi semua pihak memiliki tanggung jawab yang sama untuk menjaga
kualitas/ mutu, bila melaksanakan tugasnya dengan benar dan tepat dari segi mutu. Atau dengan kata lain harus
selalu berorientasi kepada mutu.

Penjaminan mutu (QA) adalah semua perencanaan dan langkah sistematis yang diperlukan untuk memberikan
keyaknian bahwa instalasi atau sistem yang akan diwujudkan dapat beroperasi secara memuaskan. Sedangkan
pengendalian mutu (QC) adalah bagian dari penjaminan mutu yang memberikan petunjuk dan cara-cara untuk
mengendalikan mutu material, struktur, komponen atau sistem agar memenuhi keperluan yang telah ditentukan.
Jadi Pengendalian Mutu (QC) meliputi tindakan-tindakan yang berupa: pengetesan, pengukuran dan pemeriksaan
apakah kegiatan-kegiatan engineering/konstruksi dan kegiatan lainnya telah memenuhi dan sesuai dengan kriteria
yang digariskan.

Masalah mutu/ kualitas dalam proyek konstruksi erat hubungannya dengan masalah-masalah berikut:

Material konstruksi, yang umumnya tersedia ataupun dapat dibeli di lokasi atau sekitar lokasi proyek.
Peralatan (equipment), yang dibuat di pabrik atas dasar pesanan, seperti kompresor, generator mesin-
mesin, dlsb. Peralatan demikian umumnya diangkut dari jarak jauh untuk sampai ke lokasi proyek.
Pelatihan dan sertifikasi tenaga konstruksi, misalnya melatih ahli mengelas, pertukangan, mandor dlsb.

Pengendalian proyek konstruksi mencakup dan tidak terbatas pada hal-hal sebagai berikut :

Membuat kerangka kerja secara total;


Pengisian tenaga kerja termasuk penunjukan konsultan;
Menjamin bahwa semua informasi yang ada telah dikomunikasikan ke semua pihak terkait;
Adanya jaminan bahwa semua rencana yang dibuat akan dapat dilaksanakan;
Monitoring hasil pelaksanaan dan membandingkannya dengan rencana, dan
Mengadakan langkah perbaikan (corrective action) pada saat yang paling awal.

Hubungan antara fungsi-fungsi manajemen dan faktor-faktor yang menjadi ukuran suksesnya perencanaan dan
pengendalian termasuk pengendalian mutu. Merupakan kewajiban penyedia jasa konstruksi untuk menyiapkan
rencana pengawasan kualitas dan kepastian kualitas. Rencana pengawasan kualitas dan kepastian kualitas/
Quality Control dan Quality Assurance/ QA-QC meliputi kegiatan berikut :

Rencana pengawasan kualitas Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus mendapatkan


persetujuan dari wakil pemberi kerja mengenai QA-QC untuk seluruh
pekerjaan yang menjelaskan seluruh prosedur, instruksi, rekaman-
rekaman, dan personil yang digunakan untuk memastikan dan
mengontrol kualitas pekerjaan.

Rencana QA/ QC harus diajukan penyedia jasa konstruksi


(kontraktor) kepada wakil pemberi kerja sebelum rapt mulainya
proyek. Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus menyajikan
kepada wakil pemberi kerja rencana pengawasan kualitas yang akan
dilaksanakannya. Rencana QA/ QC tersebut harus disetujui oleh
wakil pemberi kerja agar sesuai dengan yang diharapkan.

91 | P a g e
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017

QA/ QC manajer Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus menunjuk seorang QA/ QC manajer
sebelum pekerjaan konstruksi dilaksanakan. QA/ QC manajer akan bertaggung jawab
terhadap pelaksanaan dan keberlangsungan rencana pengawasan kualitas. Orang
yang ditunjuk oleh penyedia jasa konstruksi (kontraktor) sebagai QA/ QC manajer harus
disetujui oleh wakil pemberi kerja. QA/ QC manajer akan melaporkan pekerjaannya
langsung kepada Manajer proyek dari penyedia jasa konstruksi (kontraktor).

Perubahan pada rencana pengawasan kualitas Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus memberi
tahukan kepada wakil pemberi kerja secara tertulis segala
usulan perubahan pada rencana pengawasan kuaitas.
Perubahan yang dibuat pada rencana pengawasan kuaitas
tidak boleh dilaksanakan sebelum persetujuan tertulis dari
wakil pemberi kerja.

Hal-hal yang melekat pada rencana pengawasan kualitas Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus
memastikan bahwa rencana pengawasan kualitas
yang telah disetujui telah diikuti dan dilaksanakan
selama pelaksanaan pekerjaan. Seluruh hasil
pengawasan, record dan seluruh operasi
pengawasan kualitas harus dilaporkan secara
berkala kepada wakil pemberi kerja.
Dalam pengendalian kualitas/ mutu terdapat 2
(dua) komponen kegiatan utama dalam
pelaksanaan konstruksi yakni pengendalian
kualitas (QA) dan pengendalian kuantitas (QC).
Urain masing-masing kegiatan sebagai berikut :

Pengendalian Kualitas Pekerjaan pelaksanaan konstruksi dimulai dari pekerjaan tanah sampai pada konstruksi
akan dikendalikan dengan memberikan pengawasan, arahan, bimbingan dan instruksi
yang diperlukan kepada penyedia jasa konstruksi (kontraktor) guna menjamin bahwa
semua pekerjaan dilaksanakan dengan baik, tepat kualitas. Aspek-aspek pengendalian
mutu yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan konstruksi antara lain meliputi :

- Peralatan yang digunakan


- Cara pengangkutan material/campuran ke lokasi kerja.
- Penyimpanan bahan/material
- Pengujian material yang akan digunakan termasuk peralatan laboratorium.
- Pengujian rutin laboratorium selama pelaksanaan
- Test lapangan
- Administrasi dan formulir-formulir.

Pengendalian Kuantitas Pengawasan kuantitas (Quantity Control), dilakukan dengan mengecek


bahan-bahan/ campuran yang ditempatkan atau yang dipindahkan oleh
penyedia jasa konstruksi (kontraktor) atau yang terpasang. Konsultan akan
memproses bahan-bahan/ campuran berdasarkan atas :

 Hasil pengukuran yang memenuhi batas toleransi pembayaran.


 Metoda perhitungan
 Lokasi kerja
 Jenis pekerjaan
 Tanggal diselesaikannya pekerjaan.

92 | P a g e
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017

Setelah pekerjaan memenuhi persyaratan baik secara kualitas maupun persyaratan lainnya, maka pengukuran
kuantitas dapat dilakukan agar volume pekerjaan dengan teliti/akurat yang disetujui oleh konsultan sehingga
kuantitas dalam kontrak adalah benar diukur dan mendapat persetujuan dari konsultan.

LEMARI ARSIP
Kendali kualitas mutu pada pelaksanaan pekerjaan.

Dalam pelaksanaan proyek konstruksi, sasaran pengelolaan proyek (project management) disamping biaya dan
jadwal adalah pemenuhan persyaratan mutu. Dalam hubungan ini, suatu peralatan, material dan cara kerja diangap
memenuhi persyaratan mutu apabila dipenuhi semua persyaratan yang ditentukan dalam kriteria dan spesifikasi.
Dengan demikian, instalasi/bangunan yang dibangun atau produk yang dihasilkan, yang terdiri dari komponen
peralatan dan material yang memenuhi persyaratan mutu, dapat diharapkan berfungsi secara memuaskan selama
kurun waktu tertentu atau dengan kata lain siap untuk dipakai (fitness for use). Dan untuk mencapai tujuan tersebut
secara efektif dan ekonomis tidak hanya diperlukan pemeriksaan di tahap akhir sebelum diserahterimakan (FHO)
kepada pemilik proyek/konsumen, tetapi juga diperlukan serangkaian tindakan sepanjang siklus proyek mulai dari
penyusunan program, perencanaan, pengawasan, pemeriksanaan dan pengendalian mutu. Kegiatan tersebut
dikenal dengan penjaminan mutu (Quality Assurance-QA).

Dalam arti yang luas “mutu” atau “kualitas” bersifat subyektif. Suatu barang yang amat bermutu bagi seseorang
belum tentu bermutu bagi orang lain. Oleh karena itu, dunia usaha dan industri mencoba memberikan batasan
yang dapat diterima oleh kalangan yang berkepentingan, misalnya ISO 8402 (1986):[1]

“Mutu adalah sifat dan karakterisk produk atau jasa yang membuatnya memenuhi kebutuhan pelanggan atau
pemakai (customers).”
Sementara definisi lain untuk mutu yang sering diasosiasian dengan proyek adalah fitness for use. Istilah ini
disamping mempunyai arti seperti yang diuraikan diatas, juga memperhatikan masalah tersediaya produk,
kehandalan dan masalah pemeliharaan.

Definisi diatas tentunya akan sangat bervariasi tergantung pada masing-masing bidang usaha maupun industri.
Akan tetapi secara umum ada 4 (empat) spektrum mutu/kualitas yakni kualitas perencanaan (quality planning),
pemantauan kualitas (quality control), jaminan kualitas (quality assurance) dan pengembangan kualitas (quality
improvement).[2]

Manajemen mutu/kualitas mengadopsi beberapa prinsip-prinsip manajemen[3], yang dapat diterapkan pada
puncak manajemen perusahaan untuk menjadi pedoman bagi organisasi dalam mengembangkan kinerja
organisasi. Beberapa prinsip tersebut adalah sebagai berikut :

Fokus pada keinginan konsumen (customer focus) Suatu perusahaan dapat menjaga dan
mengembangkan konsumennya, bilamana
perusahaan dapat mengerti dan memahami
tuntutan dan kebutuhan konsumen saat ini dan
mendatang, sehingga berusaha memenuhi
kebutuhan dan mencoba memenuhi ekspetasi
konsumen adalah kuncinya.

Kepemimpinan (Leadership) Para pemimpin dalam setiap unit dalam suatu organisasi perusahaan
(penyedia jasa konstruksi) menyiapkan dan diarahkan untuk mengembangkan
budaya kualitas. Mereka harus dapat mengkreasikan dan memelihara budaya
kualitas dalam setiap lingkungan internal yang dipimpinnya, mendorong setiap
anggota timnya untuk mencapai tujuan perusahaan yakni pencapaian target

93 | P a g e
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017

kualitas/ mutu pekerjaan, dan dalam hal ini mencapai mutu/ kualitas pekerjaan
konstruksi.

Pengembangan Individu (Involvement of people) Setiap individu baik karyawan maupun pemimpin pada
setiap level perusahaan jasa konstruksi harus memahami
budaya manajemen kualitas. Setiap individu harus berusaha
mengembangkan segala kemampuan dan kemungkinan
yang dapat digunakan bagi keuntungan perusahaan.
Pendekatan proses (Process approach) Hasil yang buruk dapat dikurangi bila setiap aktivitas dan kebutuhan
sumber daya (manusia, material/bahan/alat, waktu) dikelola dalam
suatu organisasi perusahaan sebagai suatu proses.

Pendekatan Sistem Pada Manajemen (System approach to management) Suatu organisasi perusahaan
dapat efektif dan efisien dalam
mengembangkan target dan
tujuan mutu/ kualitas yang
merupakan kontribusi dari tahap
identifikasi, pemahaman dan
pengelolaan semua proses yang
saling terkait sebagai suatu
sistem.

Terus Berkembang (Continual improvement) Salah satu target tujuan kualitas/mutu secara permanen dari
suatu organisasi adalah terus mengembangkan kinerja
pencampaian mutu semua aktivitasnya.

Perumusan Keputusan Berdasarkan Pendekatan Fakta


(Factual approach to decision making)
Keputusan-keputusan yang efektif adalah beranjak dari dari analisis data dan informasi yang benar.
Membangun Hubungan yang Saling Menguntungkan dengan Suplier
(Mutually beneficial supplier relationships)
Sejak hubungan antara suatu perusahaan (penyedia jasa konstruksi) dan supliernya adalah interdependent, maka
perlu dikembangkan hubungan yang saling menguntungkan diantara keduanya untuk memungkinkan
pengembangan meningkatkan value keduanya.

Pengelolaan mutu (Quality Management) bertujuan mencapai persyaratan mutu proyek pada pekerjaan pertama
tanpa adanya pengulangan (to do right things right the first time) dengan cara-cara yang efektif dan ekonomis.
Pengelolaan mutu proyek konstruksi merupakan unsur dari pengelolaan proyeks secara keseluruhan, yang antara
lain adalah sebagai berikut : Meletakan dasar filosofi dan kebijakan mutu proyek
Memberikan keputusan strategis mengenai hubungan antara mutu, biaya dan
jadwal
Membuat program penjaminan dan pengendalian mutu proyek (QA/ QC)
Implementasi Program QA/ QC.

Perlu juga dipahami bahwa penanganan masalah mutu dimulai sejak awal sampai proyek dinyatakan selesai. Pada
priode tersebut penyelenggaraan proyek dibagi menjadi pekerjaan spesifik, yang kemudian diserahkan kepada
masing-masing bidang/ unit sesuai keahlian. Jadi semua pihak memiliki tanggung jawab yang sama untuk menjaga
kualitas/ mutu, bila melaksanakan tugasnya dengan benar dan tepat dari segi mutu. Atau dengan kata lain harus
selalu berorientasi kepada mutu.

Penjaminan mutu (QA) adalah semua perencanaan dan langkah sistematis yang diperlukan untuk memberikan
keyaknian bahwa instalasi atau sistem yang akan diwujudkan dapat beroperasi secara memuaskan. Sedangkan

94 | P a g e
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017

pengendalian mutu (QC) adalah bagian dari penjaminan mutu yang memberikan petunjuk dan cara-cara untuk
mengendalikan mutu material, struktur, komponen atau sistem agar memenuhi keperluan yang telah ditentukan.
Jadi Pengendalian Mutu (QC) meliputi tindakan-tindakan yang berupa: pengetesan, pengukuran dan pemeriksaan
apakah kegiatan-kegiatan engineering/konstruksi dan kegiatan lainnya telah memenuhi dan sesuai dengan kriteria
yang digariskan.

Masalah mutu/ kualitas dalam proyek konstruksi erat hubungannya dengan masalah-masalah berikut:

Material konstruksi, yang umumnya tersedia ataupun dapat dibeli di lokasi atau sekitar lokasi proyek.
Peralatan (equipment), yang dibuat di pabrik atas dasar pesanan, seperti kompresor, generator mesin-
mesin, dlsb. Peralatan demikian umumnya diangkut dari jarak jauh untuk sampai ke lokasi proyek.
Pelatihan dan sertifikasi tenaga konstruksi, misalnya melatih ahli mengelas, pertukangan, mandor dlsb.

Pengendalian proyek konstruksi mencakup dan tidak terbatas pada hal-hal sebagai berikut :

Membuat kerangka kerja secara total;


Pengisian tenaga kerja termasuk penunjukan konsultan;
Menjamin bahwa semua informasi yang ada telah dikomunikasikan ke semua pihak terkait;
Adanya jaminan bahwa semua rencana yang dibuat akan dapat dilaksanakan;
Monitoring hasil pelaksanaan dan membandingkannya dengan rencana, dan
Mengadakan langkah perbaikan (corrective action) pada saat yang paling awal.

Hubungan antara fungsi-fungsi manajemen dan faktor-faktor yang menjadi ukuran suksesnya perencanaan dan
pengendalian termasuk pengendalian mutu. Merupakan kewajiban penyedia jasa konstruksi untuk menyiapkan
rencana pengawasan kualitas dan kepastian kualitas. Rencana pengawasan kualitas dan kepastian kualitas/
Quality Control dan Quality Assurance/ QA-QC meliputi kegiatan berikut :

Rencana pengawasan kualitas Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus mendapatkan


persetujuan dari wakil pemberi kerja mengenai QA-QC untuk seluruh
pekerjaan yang menjelaskan seluruh prosedur, instruksi, rekaman-
rekaman, dan personil yang digunakan untuk memastikan dan
mengontrol kualitas pekerjaan.

Rencana QA/ QC harus diajukan penyedia jasa konstruksi


(kontraktor) kepada wakil pemberi kerja sebelum rapt mulainya
proyek. Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus menyajikan
kepada wakil pemberi kerja rencana pengawasan kualitas yang akan
dilaksanakannya. Rencana QA/ QC tersebut harus disetujui oleh
wakil pemberi kerja agar sesuai dengan yang diharapkan.

QA/ QC manajer Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus menunjuk seorang QA/ QC manajer
sebelum pekerjaan konstruksi dilaksanakan. QA/ QC manajer akan bertaggung jawab
terhadap pelaksanaan dan keberlangsungan rencana pengawasan kualitas. Orang
yang ditunjuk oleh penyedia jasa konstruksi (kontraktor) sebagai QA/ QC manajer harus
disetujui oleh wakil pemberi kerja. QA/ QC manajer akan melaporkan pekerjaannya
langsung kepada Manajer proyek dari penyedia jasa konstruksi (kontraktor).

Perubahan pada rencana pengawasan kualitas Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus memberi
tahukan kepada wakil pemberi kerja secara tertulis segala
usulan perubahan pada rencana pengawasan kuaitas.
Perubahan yang dibuat pada rencana pengawasan kuaitas

95 | P a g e
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017

tidak boleh dilaksanakan sebelum persetujuan tertulis dari


wakil pemberi kerja.

Hal-hal yang melekat pada rencana pengawasan kualitas Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus
memastikan bahwa rencana pengawasan kualitas
yang telah disetujui telah diikuti dan dilaksanakan
selama pelaksanaan pekerjaan. Seluruh hasil
pengawasan, record dan seluruh operasi
pengawasan kualitas harus dilaporkan secara
berkala kepada wakil pemberi kerja.
Dalam pengendalian kualitas/ mutu terdapat 2
(dua) komponen kegiatan utama dalam
pelaksanaan konstruksi yakni pengendalian
kualitas (QA) dan pengendalian kuantitas (QC).
Urain masing-masing kegiatan sebagai berikut :

Pengendalian Kualitas Pekerjaan pelaksanaan konstruksi dimulai dari pekerjaan tanah sampai pada konstruksi
akan dikendalikan dengan memberikan pengawasan, arahan, bimbingan dan instruksi
yang diperlukan kepada penyedia jasa konstruksi (kontraktor) guna menjamin bahwa
semua pekerjaan dilaksanakan dengan baik, tepat kualitas. Aspek-aspek pengendalian
mutu yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan konstruksi antara lain meliputi :

- Peralatan yang digunakan


- Cara pengangkutan material/campuran ke lokasi kerja.
- Penyimpanan bahan/material
- Pengujian material yang akan digunakan termasuk peralatan laboratorium.
- Pengujian rutin laboratorium selama pelaksanaan
- Test lapangan
- Administrasi dan formulir-formulir.

Pengendalian Kuantitas Pengawasan kuantitas (Quantity Control), dilakukan dengan mengecek


bahan-bahan/ campuran yang ditempatkan atau yang dipindahkan oleh
penyedia jasa konstruksi (kontraktor) atau yang terpasang. Konsultan akan
memproses bahan-bahan/ campuran berdasarkan atas :

 Hasil pengukuran yang memenuhi batas toleransi pembayaran.


 Metoda perhitungan
 Lokasi kerja
 Jenis pekerjaan
 Tanggal diselesaikannya pekerjaan.

Setelah pekerjaan memenuhi persyaratan baik secara kualitas maupun persyaratan lainnya, maka pengukuran
kuantitas dapat dilakukan agar volume pekerjaan dengan teliti/akurat yang disetujui oleh konsultan sehingga
kuantitas dalam kontrak adalah benar diukur dan mendapat persetujuan dari konsultan.

NAKAS
Kendali kualitas mutu pada pelaksanaan pekerjaan.

Dalam pelaksanaan proyek konstruksi, sasaran pengelolaan proyek (project management) disamping biaya dan
jadwal adalah pemenuhan persyaratan mutu. Dalam hubungan ini, suatu peralatan, material dan cara kerja diangap
memenuhi persyaratan mutu apabila dipenuhi semua persyaratan yang ditentukan dalam kriteria dan spesifikasi.

96 | P a g e
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017

Dengan demikian, instalasi/bangunan yang dibangun atau produk yang dihasilkan, yang terdiri dari komponen
peralatan dan material yang memenuhi persyaratan mutu, dapat diharapkan berfungsi secara memuaskan selama
kurun waktu tertentu atau dengan kata lain siap untuk dipakai (fitness for use). Dan untuk mencapai tujuan tersebut
secara efektif dan ekonomis tidak hanya diperlukan pemeriksaan di tahap akhir sebelum diserahterimakan (FHO)
kepada pemilik proyek/konsumen, tetapi juga diperlukan serangkaian tindakan sepanjang siklus proyek mulai dari
penyusunan program, perencanaan, pengawasan, pemeriksanaan dan pengendalian mutu. Kegiatan tersebut
dikenal dengan penjaminan mutu (Quality Assurance-QA).

Dalam arti yang luas “mutu” atau “kualitas” bersifat subyektif. Suatu barang yang amat bermutu bagi seseorang
belum tentu bermutu bagi orang lain. Oleh karena itu, dunia usaha dan industri mencoba memberikan batasan
yang dapat diterima oleh kalangan yang berkepentingan, misalnya ISO 8402 (1986):[1]

“Mutu adalah sifat dan karakterisk produk atau jasa yang membuatnya memenuhi kebutuhan pelanggan atau
pemakai (customers).”

Sementara definisi lain untuk mutu yang sering diasosiasian dengan proyek adalah fitness for use. Istilah ini
disamping mempunyai arti seperti yang diuraikan diatas, juga memperhatikan masalah tersediaya produk,
kehandalan dan masalah pemeliharaan.

Definisi diatas tentunya akan sangat bervariasi tergantung pada masing-masing bidang usaha maupun industri.
Akan tetapi secara umum ada 4 (empat) spektrum mutu/kualitas yakni kualitas perencanaan (quality planning),
pemantauan kualitas (quality control), jaminan kualitas (quality assurance) dan pengembangan kualitas (quality
improvement).[2]

Manajemen mutu/kualitas mengadopsi beberapa prinsip-prinsip manajemen[3], yang dapat diterapkan pada
puncak manajemen perusahaan untuk menjadi pedoman bagi organisasi dalam mengembangkan kinerja
organisasi. Beberapa prinsip tersebut adalah sebagai berikut :

Fokus pada keinginan konsumen (customer focus) Suatu perusahaan dapat menjaga dan
mengembangkan konsumennya, bilamana
perusahaan dapat mengerti dan memahami
tuntutan dan kebutuhan konsumen saat ini dan
mendatang, sehingga berusaha memenuhi
kebutuhan dan mencoba memenuhi ekspetasi
konsumen adalah kuncinya.

Kepemimpinan (Leadership) Para pemimpin dalam setiap unit dalam suatu organisasi perusahaan
(penyedia jasa konstruksi) menyiapkan dan diarahkan untuk mengembangkan
budaya kualitas. Mereka harus dapat mengkreasikan dan memelihara budaya
kualitas dalam setiap lingkungan internal yang dipimpinnya, mendorong setiap
anggota timnya untuk mencapai tujuan perusahaan yakni pencapaian target
kualitas/ mutu pekerjaan, dan dalam hal ini mencapai mutu/ kualitas pekerjaan
konstruksi.

Pengembangan Individu (Involvement of people) Setiap individu baik karyawan maupun pemimpin pada
setiap level perusahaan jasa konstruksi harus memahami
budaya manajemen kualitas. Setiap individu harus berusaha
mengembangkan segala kemampuan dan kemungkinan
yang dapat digunakan bagi keuntungan perusahaan.
Pendekatan proses (Process approach) Hasil yang buruk dapat dikurangi bila setiap aktivitas dan kebutuhan
sumber daya (manusia, material/bahan/alat, waktu) dikelola dalam
suatu organisasi perusahaan sebagai suatu proses.

97 | P a g e
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017

Pendekatan Sistem Pada Manajemen (System approach to management) Suatu organisasi perusahaan
dapat efektif dan efisien dalam
mengembangkan target dan
tujuan mutu/ kualitas yang
merupakan kontribusi dari tahap
identifikasi, pemahaman dan
pengelolaan semua proses yang
saling terkait sebagai suatu
sistem.

Terus Berkembang (Continual improvement) Salah satu target tujuan kualitas/mutu secara permanen dari
suatu organisasi adalah terus mengembangkan kinerja
pencampaian mutu semua aktivitasnya.

Perumusan Keputusan Berdasarkan Pendekatan Fakta


(Factual approach to decision making)
Keputusan-keputusan yang efektif adalah beranjak dari dari analisis data dan informasi yang benar.

Membangun Hubungan yang Saling Menguntungkan dengan Suplier


(Mutually beneficial supplier relationships)
Sejak hubungan antara suatu perusahaan (penyedia jasa konstruksi) dan supliernya adalah interdependent, maka
perlu dikembangkan hubungan yang saling menguntungkan diantara keduanya untuk memungkinkan
pengembangan meningkatkan value keduanya.

Pengelolaan mutu (Quality Management) bertujuan mencapai persyaratan mutu proyek pada pekerjaan pertama
tanpa adanya pengulangan (to do right things right the first time) dengan cara-cara yang efektif dan ekonomis.
Pengelolaan mutu proyek konstruksi merupakan unsur dari pengelolaan proyeks secara keseluruhan, yang antara
lain adalah sebagai berikut : Meletakan dasar filosofi dan kebijakan mutu proyek
Memberikan keputusan strategis mengenai hubungan antara mutu, biaya dan
jadwal
Membuat program penjaminan dan pengendalian mutu proyek (QA/ QC)
Implementasi Program QA/ QC.

Perlu juga dipahami bahwa penanganan masalah mutu dimulai sejak awal sampai proyek dinyatakan selesai. Pada
priode tersebut penyelenggaraan proyek dibagi menjadi pekerjaan spesifik, yang kemudian diserahkan kepada
masing-masing bidang/ unit sesuai keahlian. Jadi semua pihak memiliki tanggung jawab yang sama untuk menjaga
kualitas/ mutu, bila melaksanakan tugasnya dengan benar dan tepat dari segi mutu. Atau dengan kata lain harus
selalu berorientasi kepada mutu.

Penjaminan mutu (QA) adalah semua perencanaan dan langkah sistematis yang diperlukan untuk memberikan
keyaknian bahwa instalasi atau sistem yang akan diwujudkan dapat beroperasi secara memuaskan. Sedangkan
pengendalian mutu (QC) adalah bagian dari penjaminan mutu yang memberikan petunjuk dan cara-cara untuk
mengendalikan mutu material, struktur, komponen atau sistem agar memenuhi keperluan yang telah ditentukan.
Jadi Pengendalian Mutu (QC) meliputi tindakan-tindakan yang berupa: pengetesan, pengukuran dan pemeriksaan
apakah kegiatan-kegiatan engineering/konstruksi dan kegiatan lainnya telah memenuhi dan sesuai dengan kriteria
yang digariskan.

Masalah mutu/ kualitas dalam proyek konstruksi erat hubungannya dengan masalah-masalah berikut:

Material konstruksi, yang umumnya tersedia ataupun dapat dibeli di lokasi atau sekitar lokasi proyek.

98 | P a g e
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017

Peralatan (equipment), yang dibuat di pabrik atas dasar pesanan, seperti kompresor, generator mesin-
mesin, dlsb. Peralatan demikian umumnya diangkut dari jarak jauh untuk sampai ke lokasi proyek.
Pelatihan dan sertifikasi tenaga konstruksi, misalnya melatih ahli mengelas, pertukangan, mandor dlsb.

Pengendalian proyek konstruksi mencakup dan tidak terbatas pada hal-hal sebagai berikut :

Membuat kerangka kerja secara total;


Pengisian tenaga kerja termasuk penunjukan konsultan;
Menjamin bahwa semua informasi yang ada telah dikomunikasikan ke semua pihak terkait;
Adanya jaminan bahwa semua rencana yang dibuat akan dapat dilaksanakan;
Monitoring hasil pelaksanaan dan membandingkannya dengan rencana, dan
Mengadakan langkah perbaikan (corrective action) pada saat yang paling awal.

Hubungan antara fungsi-fungsi manajemen dan faktor-faktor yang menjadi ukuran suksesnya perencanaan dan
pengendalian termasuk pengendalian mutu. Merupakan kewajiban penyedia jasa konstruksi untuk menyiapkan
rencana pengawasan kualitas dan kepastian kualitas. Rencana pengawasan kualitas dan kepastian kualitas/
Quality Control dan Quality Assurance/ QA-QC meliputi kegiatan berikut :

Rencana pengawasan kualitas Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus mendapatkan


persetujuan dari wakil pemberi kerja mengenai QA-QC untuk seluruh
pekerjaan yang menjelaskan seluruh prosedur, instruksi, rekaman-
rekaman, dan personil yang digunakan untuk memastikan dan
mengontrol kualitas pekerjaan.

Rencana QA/ QC harus diajukan penyedia jasa konstruksi


(kontraktor) kepada wakil pemberi kerja sebelum rapt mulainya
proyek. Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus menyajikan
kepada wakil pemberi kerja rencana pengawasan kualitas yang akan
dilaksanakannya. Rencana QA/ QC tersebut harus disetujui oleh
wakil pemberi kerja agar sesuai dengan yang diharapkan.

QA/ QC manajer Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus menunjuk seorang QA/ QC manajer
sebelum pekerjaan konstruksi dilaksanakan. QA/ QC manajer akan bertaggung jawab
terhadap pelaksanaan dan keberlangsungan rencana pengawasan kualitas. Orang
yang ditunjuk oleh penyedia jasa konstruksi (kontraktor) sebagai QA/ QC manajer harus
disetujui oleh wakil pemberi kerja. QA/ QC manajer akan melaporkan pekerjaannya
langsung kepada Manajer proyek dari penyedia jasa konstruksi (kontraktor).

Perubahan pada rencana pengawasan kualitas Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus memberi
tahukan kepada wakil pemberi kerja secara tertulis segala
usulan perubahan pada rencana pengawasan kuaitas.
Perubahan yang dibuat pada rencana pengawasan kuaitas
tidak boleh dilaksanakan sebelum persetujuan tertulis dari
wakil pemberi kerja.

Hal-hal yang melekat pada rencana pengawasan kualitas Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus
memastikan bahwa rencana pengawasan kualitas
yang telah disetujui telah diikuti dan dilaksanakan
selama pelaksanaan pekerjaan. Seluruh hasil
pengawasan, record dan seluruh operasi
pengawasan kualitas harus dilaporkan secara
berkala kepada wakil pemberi kerja.

99 | P a g e
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017

Dalam pengendalian kualitas/ mutu terdapat 2


(dua) komponen kegiatan utama dalam
pelaksanaan konstruksi yakni pengendalian
kualitas (QA) dan pengendalian kuantitas (QC).
Urain masing-masing kegiatan sebagai berikut :

Pengendalian Kualitas Pekerjaan pelaksanaan konstruksi dimulai dari pekerjaan tanah sampai pada konstruksi
akan dikendalikan dengan memberikan pengawasan, arahan, bimbingan dan instruksi
yang diperlukan kepada penyedia jasa konstruksi (kontraktor) guna menjamin bahwa
semua pekerjaan dilaksanakan dengan baik, tepat kualitas. Aspek-aspek pengendalian
mutu yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan konstruksi antara lain meliputi :

- Peralatan yang digunakan


- Cara pengangkutan material/campuran ke lokasi kerja.
- Penyimpanan bahan/material
- Pengujian material yang akan digunakan termasuk peralatan laboratorium.
- Pengujian rutin laboratorium selama pelaksanaan
- Test lapangan
- Administrasi dan formulir-formulir.

Pengendalian Kuantitas Pengawasan kuantitas (Quantity Control), dilakukan dengan mengecek


bahan-bahan/ campuran yang ditempatkan atau yang dipindahkan oleh
penyedia jasa konstruksi (kontraktor) atau yang terpasang. Konsultan akan
memproses bahan-bahan/ campuran berdasarkan atas :

 Hasil pengukuran yang memenuhi batas toleransi pembayaran.


 Metoda perhitungan
 Lokasi kerja
 Jenis pekerjaan
 Tanggal diselesaikannya pekerjaan.

Setelah pekerjaan memenuhi persyaratan baik secara kualitas maupun persyaratan lainnya, maka pengukuran
kuantitas dapat dilakukan agar volume pekerjaan dengan teliti/akurat yang disetujui oleh konsultan sehingga
kuantitas dalam kontrak adalah benar diukur dan mendapat persetujuan dari konsultan.

PEKERJAAN PEMASANGAN KUSEN ALUMUNIUM


Kendali kualitas mutu pada pelaksanaan pekerjaan.

Dalam pelaksanaan proyek konstruksi, sasaran pengelolaan proyek (project management) disamping biaya dan
jadwal adalah pemenuhan persyaratan mutu. Dalam hubungan ini, suatu peralatan, material dan cara kerja diangap
memenuhi persyaratan mutu apabila dipenuhi semua persyaratan yang ditentukan dalam kriteria dan spesifikasi.
Dengan demikian, instalasi/bangunan yang dibangun atau produk yang dihasilkan, yang terdiri dari komponen
peralatan dan material yang memenuhi persyaratan mutu, dapat diharapkan berfungsi secara memuaskan selama
kurun waktu tertentu atau dengan kata lain siap untuk dipakai (fitness for use). Dan untuk mencapai tujuan tersebut
secara efektif dan ekonomis tidak hanya diperlukan pemeriksaan di tahap akhir sebelum diserahterimakan (FHO)
kepada pemilik proyek/konsumen, tetapi juga diperlukan serangkaian tindakan sepanjang siklus proyek mulai dari
penyusunan program, perencanaan, pengawasan, pemeriksanaan dan pengendalian mutu. Kegiatan tersebut
dikenal dengan penjaminan mutu (Quality Assurance-QA).

100 | P a g e
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017

Dalam arti yang luas “mutu” atau “kualitas” bersifat subyektif. Suatu barang yang amat bermutu bagi seseorang
belum tentu bermutu bagi orang lain. Oleh karena itu, dunia usaha dan industri mencoba memberikan batasan
yang dapat diterima oleh kalangan yang berkepentingan, misalnya ISO 8402 (1986):[1]

“Mutu adalah sifat dan karakterisk produk atau jasa yang membuatnya memenuhi kebutuhan pelanggan atau
pemakai (customers).”

Sementara definisi lain untuk mutu yang sering diasosiasian dengan proyek adalah fitness for use. Istilah ini
disamping mempunyai arti seperti yang diuraikan diatas, juga memperhatikan masalah tersediaya produk,
kehandalan dan masalah pemeliharaan.

Definisi diatas tentunya akan sangat bervariasi tergantung pada masing-masing bidang usaha maupun industri.
Akan tetapi secara umum ada 4 (empat) spektrum mutu/kualitas yakni kualitas perencanaan (quality planning),
pemantauan kualitas (quality control), jaminan kualitas (quality assurance) dan pengembangan kualitas (quality
improvement).[2]

Manajemen mutu/kualitas mengadopsi beberapa prinsip-prinsip manajemen[3], yang dapat diterapkan pada
puncak manajemen perusahaan untuk menjadi pedoman bagi organisasi dalam mengembangkan kinerja
organisasi. Beberapa prinsip tersebut adalah sebagai berikut :

Fokus pada keinginan konsumen (customer focus) Suatu perusahaan dapat menjaga dan
mengembangkan konsumennya, bilamana
perusahaan dapat mengerti dan memahami
tuntutan dan kebutuhan konsumen saat ini dan
mendatang, sehingga berusaha memenuhi
kebutuhan dan mencoba memenuhi ekspetasi
konsumen adalah kuncinya.

Kepemimpinan (Leadership) Para pemimpin dalam setiap unit dalam suatu organisasi perusahaan
(penyedia jasa konstruksi) menyiapkan dan diarahkan untuk mengembangkan
budaya kualitas. Mereka harus dapat mengkreasikan dan memelihara budaya
kualitas dalam setiap lingkungan internal yang dipimpinnya, mendorong setiap
anggota timnya untuk mencapai tujuan perusahaan yakni pencapaian target
kualitas/ mutu pekerjaan, dan dalam hal ini mencapai mutu/ kualitas pekerjaan
konstruksi.

Pengembangan Individu (Involvement of people) Setiap individu baik karyawan maupun pemimpin pada
setiap level perusahaan jasa konstruksi harus memahami
budaya manajemen kualitas. Setiap individu harus berusaha
mengembangkan segala kemampuan dan kemungkinan
yang dapat digunakan bagi keuntungan perusahaan.
Pendekatan proses (Process approach) Hasil yang buruk dapat dikurangi bila setiap aktivitas dan kebutuhan
sumber daya (manusia, material/bahan/alat, waktu) dikelola dalam
suatu organisasi perusahaan sebagai suatu proses.

Pendekatan Sistem Pada Manajemen (System approach to management) Suatu organisasi perusahaan
dapat efektif dan efisien dalam
mengembangkan target dan
tujuan mutu/ kualitas yang
merupakan kontribusi dari tahap
identifikasi, pemahaman dan
pengelolaan semua proses yang

101 | P a g e
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017

saling terkait sebagai suatu


sistem.

Terus Berkembang (Continual improvement) Salah satu target tujuan kualitas/mutu secara permanen dari
suatu organisasi adalah terus mengembangkan kinerja
pencampaian mutu semua aktivitasnya.

Perumusan Keputusan Berdasarkan Pendekatan Fakta


(Factual approach to decision making)
Keputusan-keputusan yang efektif adalah beranjak dari dari analisis data dan informasi yang benar.

Membangun Hubungan yang Saling Menguntungkan dengan Suplier


(Mutually beneficial supplier relationships)
Sejak hubungan antara suatu perusahaan (penyedia jasa konstruksi) dan supliernya adalah interdependent, maka
perlu dikembangkan hubungan yang saling menguntungkan diantara keduanya untuk memungkinkan
pengembangan meningkatkan value keduanya.

Pengelolaan mutu (Quality Management) bertujuan mencapai persyaratan mutu proyek pada pekerjaan pertama
tanpa adanya pengulangan (to do right things right the first time) dengan cara-cara yang efektif dan ekonomis.
Pengelolaan mutu proyek konstruksi merupakan unsur dari pengelolaan proyeks secara keseluruhan, yang antara
lain adalah sebagai berikut : Meletakan dasar filosofi dan kebijakan mutu proyek
Memberikan keputusan strategis mengenai hubungan antara mutu, biaya dan
jadwal
Membuat program penjaminan dan pengendalian mutu proyek (QA/ QC)
Implementasi Program QA/ QC.

Perlu juga dipahami bahwa penanganan masalah mutu dimulai sejak awal sampai proyek dinyatakan selesai. Pada
priode tersebut penyelenggaraan proyek dibagi menjadi pekerjaan spesifik, yang kemudian diserahkan kepada
masing-masing bidang/ unit sesuai keahlian. Jadi semua pihak memiliki tanggung jawab yang sama untuk menjaga
kualitas/ mutu, bila melaksanakan tugasnya dengan benar dan tepat dari segi mutu. Atau dengan kata lain harus
selalu berorientasi kepada mutu.

Penjaminan mutu (QA) adalah semua perencanaan dan langkah sistematis yang diperlukan untuk memberikan
keyaknian bahwa instalasi atau sistem yang akan diwujudkan dapat beroperasi secara memuaskan. Sedangkan
pengendalian mutu (QC) adalah bagian dari penjaminan mutu yang memberikan petunjuk dan cara-cara untuk
mengendalikan mutu material, struktur, komponen atau sistem agar memenuhi keperluan yang telah ditentukan.
Jadi Pengendalian Mutu (QC) meliputi tindakan-tindakan yang berupa: pengetesan, pengukuran dan pemeriksaan
apakah kegiatan-kegiatan engineering/konstruksi dan kegiatan lainnya telah memenuhi dan sesuai dengan kriteria
yang digariskan.

Masalah mutu/ kualitas dalam proyek konstruksi erat hubungannya dengan masalah-masalah berikut:

Material konstruksi, yang umumnya tersedia ataupun dapat dibeli di lokasi atau sekitar lokasi proyek.
Peralatan (equipment), yang dibuat di pabrik atas dasar pesanan, seperti kompresor, generator mesin-
mesin, dlsb. Peralatan demikian umumnya diangkut dari jarak jauh untuk sampai ke lokasi proyek.
Pelatihan dan sertifikasi tenaga konstruksi, misalnya melatih ahli mengelas, pertukangan, mandor dlsb.

Pengendalian proyek konstruksi mencakup dan tidak terbatas pada hal-hal sebagai berikut :

Membuat kerangka kerja secara total;


Pengisian tenaga kerja termasuk penunjukan konsultan;
Menjamin bahwa semua informasi yang ada telah dikomunikasikan ke semua pihak terkait;

102 | P a g e
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017

Adanya jaminan bahwa semua rencana yang dibuat akan dapat dilaksanakan;
Monitoring hasil pelaksanaan dan membandingkannya dengan rencana, dan
Mengadakan langkah perbaikan (corrective action) pada saat yang paling awal.

Hubungan antara fungsi-fungsi manajemen dan faktor-faktor yang menjadi ukuran suksesnya perencanaan dan
pengendalian termasuk pengendalian mutu. Merupakan kewajiban penyedia jasa konstruksi untuk menyiapkan
rencana pengawasan kualitas dan kepastian kualitas. Rencana pengawasan kualitas dan kepastian kualitas/
Quality Control dan Quality Assurance/ QA-QC meliputi kegiatan berikut :

Rencana pengawasan kualitas Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus mendapatkan


persetujuan dari wakil pemberi kerja mengenai QA-QC untuk seluruh
pekerjaan yang menjelaskan seluruh prosedur, instruksi, rekaman-
rekaman, dan personil yang digunakan untuk memastikan dan
mengontrol kualitas pekerjaan.

Rencana QA/ QC harus diajukan penyedia jasa konstruksi


(kontraktor) kepada wakil pemberi kerja sebelum rapt mulainya
proyek. Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus menyajikan
kepada wakil pemberi kerja rencana pengawasan kualitas yang akan
dilaksanakannya. Rencana QA/ QC tersebut harus disetujui oleh
wakil pemberi kerja agar sesuai dengan yang diharapkan.

QA/ QC manajer Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus menunjuk seorang QA/ QC manajer
sebelum pekerjaan konstruksi dilaksanakan. QA/ QC manajer akan bertaggung jawab
terhadap pelaksanaan dan keberlangsungan rencana pengawasan kualitas. Orang
yang ditunjuk oleh penyedia jasa konstruksi (kontraktor) sebagai QA/ QC manajer harus
disetujui oleh wakil pemberi kerja. QA/ QC manajer akan melaporkan pekerjaannya
langsung kepada Manajer proyek dari penyedia jasa konstruksi (kontraktor).

Perubahan pada rencana pengawasan kualitas Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus memberi
tahukan kepada wakil pemberi kerja secara tertulis segala
usulan perubahan pada rencana pengawasan kuaitas.
Perubahan yang dibuat pada rencana pengawasan kuaitas
tidak boleh dilaksanakan sebelum persetujuan tertulis dari
wakil pemberi kerja.

Hal-hal yang melekat pada rencana pengawasan kualitas Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus
memastikan bahwa rencana pengawasan kualitas
yang telah disetujui telah diikuti dan dilaksanakan
selama pelaksanaan pekerjaan. Seluruh hasil
pengawasan, record dan seluruh operasi
pengawasan kualitas harus dilaporkan secara
berkala kepada wakil pemberi kerja.
Dalam pengendalian kualitas/ mutu terdapat 2
(dua) komponen kegiatan utama dalam
pelaksanaan konstruksi yakni pengendalian
kualitas (QA) dan pengendalian kuantitas (QC).
Urain masing-masing kegiatan sebagai berikut :

Pengendalian Kualitas Pekerjaan pelaksanaan konstruksi dimulai dari pekerjaan tanah sampai pada konstruksi
akan dikendalikan dengan memberikan pengawasan, arahan, bimbingan dan instruksi
yang diperlukan kepada penyedia jasa konstruksi (kontraktor) guna menjamin bahwa

103 | P a g e
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017

semua pekerjaan dilaksanakan dengan baik, tepat kualitas. Aspek-aspek pengendalian


mutu yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan konstruksi antara lain meliputi :

- Peralatan yang digunakan


- Cara pengangkutan material/campuran ke lokasi kerja.
- Penyimpanan bahan/material
- Pengujian material yang akan digunakan termasuk peralatan laboratorium.
- Pengujian rutin laboratorium selama pelaksanaan
- Test lapangan
- Administrasi dan formulir-formulir.

Pengendalian Kuantitas Pengawasan kuantitas (Quantity Control), dilakukan dengan mengecek


bahan-bahan/ campuran yang ditempatkan atau yang dipindahkan oleh
penyedia jasa konstruksi (kontraktor) atau yang terpasang. Konsultan akan
memproses bahan-bahan/ campuran berdasarkan atas :

 Hasil pengukuran yang memenuhi batas toleransi pembayaran.


 Metoda perhitungan
 Lokasi kerja
 Jenis pekerjaan
 Tanggal diselesaikannya pekerjaan.

Setelah pekerjaan memenuhi persyaratan baik secara kualitas maupun persyaratan lainnya, maka pengukuran
kuantitas dapat dilakukan agar volume pekerjaan dengan teliti/akurat yang disetujui oleh konsultan sehingga
kuantitas dalam kontrak adalah benar diukur dan mendapat persetujuan dari konsultan.

PEKERJAAN PEMASANGAN KACA MATI BENING 5MM


Kendali kualitas mutu pada pelaksanaan pekerjaan.

Dalam pelaksanaan proyek konstruksi, sasaran pengelolaan proyek (project management) disamping biaya dan
jadwal adalah pemenuhan persyaratan mutu. Dalam hubungan ini, suatu peralatan, material dan cara kerja diangap
memenuhi persyaratan mutu apabila dipenuhi semua persyaratan yang ditentukan dalam kriteria dan spesifikasi.
Dengan demikian, instalasi/bangunan yang dibangun atau produk yang dihasilkan, yang terdiri dari komponen
peralatan dan material yang memenuhi persyaratan mutu, dapat diharapkan berfungsi secara memuaskan selama
kurun waktu tertentu atau dengan kata lain siap untuk dipakai (fitness for use). Dan untuk mencapai tujuan tersebut
secara efektif dan ekonomis tidak hanya diperlukan pemeriksaan di tahap akhir sebelum diserahterimakan (FHO)
kepada pemilik proyek/konsumen, tetapi juga diperlukan serangkaian tindakan sepanjang siklus proyek mulai dari
penyusunan program, perencanaan, pengawasan, pemeriksanaan dan pengendalian mutu. Kegiatan tersebut
dikenal dengan penjaminan mutu (Quality Assurance-QA).

Dalam arti yang luas “mutu” atau “kualitas” bersifat subyektif. Suatu barang yang amat bermutu bagi seseorang
belum tentu bermutu bagi orang lain. Oleh karena itu, dunia usaha dan industri mencoba memberikan batasan
yang dapat diterima oleh kalangan yang berkepentingan, misalnya ISO 8402 (1986):[1]

“Mutu adalah sifat dan karakterisk produk atau jasa yang membuatnya memenuhi kebutuhan pelanggan atau
pemakai (customers).”

Sementara definisi lain untuk mutu yang sering diasosiasian dengan proyek adalah fitness for use. Istilah ini
disamping mempunyai arti seperti yang diuraikan diatas, juga memperhatikan masalah tersediaya produk,
kehandalan dan masalah pemeliharaan.

104 | P a g e
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017

Definisi diatas tentunya akan sangat bervariasi tergantung pada masing-masing bidang usaha maupun industri.
Akan tetapi secara umum ada 4 (empat) spektrum mutu/kualitas yakni kualitas perencanaan (quality planning),
pemantauan kualitas (quality control), jaminan kualitas (quality assurance) dan pengembangan kualitas (quality
improvement).[2]

Manajemen mutu/kualitas mengadopsi beberapa prinsip-prinsip manajemen[3], yang dapat diterapkan pada
puncak manajemen perusahaan untuk menjadi pedoman bagi organisasi dalam mengembangkan kinerja
organisasi. Beberapa prinsip tersebut adalah sebagai berikut :

Fokus pada keinginan konsumen (customer focus) Suatu perusahaan dapat menjaga dan
mengembangkan konsumennya, bilamana
perusahaan dapat mengerti dan memahami
tuntutan dan kebutuhan konsumen saat ini dan
mendatang, sehingga berusaha memenuhi
kebutuhan dan mencoba memenuhi ekspetasi
konsumen adalah kuncinya.

Kepemimpinan (Leadership) Para pemimpin dalam setiap unit dalam suatu organisasi perusahaan
(penyedia jasa konstruksi) menyiapkan dan diarahkan untuk mengembangkan
budaya kualitas. Mereka harus dapat mengkreasikan dan memelihara budaya
kualitas dalam setiap lingkungan internal yang dipimpinnya, mendorong setiap
anggota timnya untuk mencapai tujuan perusahaan yakni pencapaian target
kualitas/ mutu pekerjaan, dan dalam hal ini mencapai mutu/ kualitas pekerjaan
konstruksi.

Pengembangan Individu (Involvement of people) Setiap individu baik karyawan maupun pemimpin pada
setiap level perusahaan jasa konstruksi harus memahami
budaya manajemen kualitas. Setiap individu harus berusaha
mengembangkan segala kemampuan dan kemungkinan
yang dapat digunakan bagi keuntungan perusahaan.
Pendekatan proses (Process approach) Hasil yang buruk dapat dikurangi bila setiap aktivitas dan kebutuhan
sumber daya (manusia, material/bahan/alat, waktu) dikelola dalam
suatu organisasi perusahaan sebagai suatu proses.

Pendekatan Sistem Pada Manajemen (System approach to management) Suatu organisasi perusahaan
dapat efektif dan efisien dalam
mengembangkan target dan
tujuan mutu/ kualitas yang
merupakan kontribusi dari tahap
identifikasi, pemahaman dan
pengelolaan semua proses yang
saling terkait sebagai suatu
sistem.

Terus Berkembang (Continual improvement) Salah satu target tujuan kualitas/mutu secara permanen dari
suatu organisasi adalah terus mengembangkan kinerja
pencampaian mutu semua aktivitasnya.

Perumusan Keputusan Berdasarkan Pendekatan Fakta


(Factual approach to decision making)
Keputusan-keputusan yang efektif adalah beranjak dari dari analisis data dan informasi yang benar.

105 | P a g e
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017

Membangun Hubungan yang Saling Menguntungkan dengan Suplier


(Mutually beneficial supplier relationships)
Sejak hubungan antara suatu perusahaan (penyedia jasa konstruksi) dan supliernya adalah interdependent, maka
perlu dikembangkan hubungan yang saling menguntungkan diantara keduanya untuk memungkinkan
pengembangan meningkatkan value keduanya.

Pengelolaan mutu (Quality Management) bertujuan mencapai persyaratan mutu proyek pada pekerjaan pertama
tanpa adanya pengulangan (to do right things right the first time) dengan cara-cara yang efektif dan ekonomis.
Pengelolaan mutu proyek konstruksi merupakan unsur dari pengelolaan proyeks secara keseluruhan, yang antara
lain adalah sebagai berikut : Meletakan dasar filosofi dan kebijakan mutu proyek
Memberikan keputusan strategis mengenai hubungan antara mutu, biaya dan
jadwal
Membuat program penjaminan dan pengendalian mutu proyek (QA/ QC)
Implementasi Program QA/ QC.

Perlu juga dipahami bahwa penanganan masalah mutu dimulai sejak awal sampai proyek dinyatakan selesai. Pada
priode tersebut penyelenggaraan proyek dibagi menjadi pekerjaan spesifik, yang kemudian diserahkan kepada
masing-masing bidang/ unit sesuai keahlian. Jadi semua pihak memiliki tanggung jawab yang sama untuk menjaga
kualitas/ mutu, bila melaksanakan tugasnya dengan benar dan tepat dari segi mutu. Atau dengan kata lain harus
selalu berorientasi kepada mutu.

Penjaminan mutu (QA) adalah semua perencanaan dan langkah sistematis yang diperlukan untuk memberikan
keyaknian bahwa instalasi atau sistem yang akan diwujudkan dapat beroperasi secara memuaskan. Sedangkan
pengendalian mutu (QC) adalah bagian dari penjaminan mutu yang memberikan petunjuk dan cara-cara untuk
mengendalikan mutu material, struktur, komponen atau sistem agar memenuhi keperluan yang telah ditentukan.
Jadi Pengendalian Mutu (QC) meliputi tindakan-tindakan yang berupa: pengetesan, pengukuran dan pemeriksaan
apakah kegiatan-kegiatan engineering/konstruksi dan kegiatan lainnya telah memenuhi dan sesuai dengan kriteria
yang digariskan.

Masalah mutu/ kualitas dalam proyek konstruksi erat hubungannya dengan masalah-masalah berikut:

Material konstruksi, yang umumnya tersedia ataupun dapat dibeli di lokasi atau sekitar lokasi proyek.
Peralatan (equipment), yang dibuat di pabrik atas dasar pesanan, seperti kompresor, generator mesin-
mesin, dlsb. Peralatan demikian umumnya diangkut dari jarak jauh untuk sampai ke lokasi proyek.
Pelatihan dan sertifikasi tenaga konstruksi, misalnya melatih ahli mengelas, pertukangan, mandor dlsb.

Pengendalian proyek konstruksi mencakup dan tidak terbatas pada hal-hal sebagai berikut :

Membuat kerangka kerja secara total;


Pengisian tenaga kerja termasuk penunjukan konsultan;
Menjamin bahwa semua informasi yang ada telah dikomunikasikan ke semua pihak terkait;
Adanya jaminan bahwa semua rencana yang dibuat akan dapat dilaksanakan;
Monitoring hasil pelaksanaan dan membandingkannya dengan rencana, dan
Mengadakan langkah perbaikan (corrective action) pada saat yang paling awal.

Hubungan antara fungsi-fungsi manajemen dan faktor-faktor yang menjadi ukuran suksesnya perencanaan dan
pengendalian termasuk pengendalian mutu. Merupakan kewajiban penyedia jasa konstruksi untuk menyiapkan
rencana pengawasan kualitas dan kepastian kualitas. Rencana pengawasan kualitas dan kepastian kualitas/
Quality Control dan Quality Assurance/ QA-QC meliputi kegiatan berikut :

Rencana pengawasan kualitas Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus mendapatkan


persetujuan dari wakil pemberi kerja mengenai QA-QC untuk seluruh

106 | P a g e
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017

pekerjaan yang menjelaskan seluruh prosedur, instruksi, rekaman-


rekaman, dan personil yang digunakan untuk memastikan dan
mengontrol kualitas pekerjaan.

Rencana QA/ QC harus diajukan penyedia jasa konstruksi


(kontraktor) kepada wakil pemberi kerja sebelum rapt mulainya
proyek. Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus menyajikan
kepada wakil pemberi kerja rencana pengawasan kualitas yang akan
dilaksanakannya. Rencana QA/ QC tersebut harus disetujui oleh
wakil pemberi kerja agar sesuai dengan yang diharapkan.

QA/ QC manajer Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus menunjuk seorang QA/ QC manajer
sebelum pekerjaan konstruksi dilaksanakan. QA/ QC manajer akan bertaggung jawab
terhadap pelaksanaan dan keberlangsungan rencana pengawasan kualitas. Orang
yang ditunjuk oleh penyedia jasa konstruksi (kontraktor) sebagai QA/ QC manajer harus
disetujui oleh wakil pemberi kerja. QA/ QC manajer akan melaporkan pekerjaannya
langsung kepada Manajer proyek dari penyedia jasa konstruksi (kontraktor).

Perubahan pada rencana pengawasan kualitas Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus memberi
tahukan kepada wakil pemberi kerja secara tertulis segala
usulan perubahan pada rencana pengawasan kuaitas.
Perubahan yang dibuat pada rencana pengawasan kuaitas
tidak boleh dilaksanakan sebelum persetujuan tertulis dari
wakil pemberi kerja.

Hal-hal yang melekat pada rencana pengawasan kualitas Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus
memastikan bahwa rencana pengawasan kualitas
yang telah disetujui telah diikuti dan dilaksanakan
selama pelaksanaan pekerjaan. Seluruh hasil
pengawasan, record dan seluruh operasi
pengawasan kualitas harus dilaporkan secara
berkala kepada wakil pemberi kerja.
Dalam pengendalian kualitas/ mutu terdapat 2
(dua) komponen kegiatan utama dalam
pelaksanaan konstruksi yakni pengendalian
kualitas (QA) dan pengendalian kuantitas (QC).
Urain masing-masing kegiatan sebagai berikut :

Pengendalian Kualitas Pekerjaan pelaksanaan konstruksi dimulai dari pekerjaan tanah sampai pada konstruksi
akan dikendalikan dengan memberikan pengawasan, arahan, bimbingan dan instruksi
yang diperlukan kepada penyedia jasa konstruksi (kontraktor) guna menjamin bahwa
semua pekerjaan dilaksanakan dengan baik, tepat kualitas. Aspek-aspek pengendalian
mutu yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan konstruksi antara lain meliputi :

- Peralatan yang digunakan


- Cara pengangkutan material/campuran ke lokasi kerja.
- Penyimpanan bahan/material
- Pengujian material yang akan digunakan termasuk peralatan laboratorium.
- Pengujian rutin laboratorium selama pelaksanaan
- Test lapangan
- Administrasi dan formulir-formulir.

107 | P a g e
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017

Pengendalian Kuantitas Pengawasan kuantitas (Quantity Control), dilakukan dengan mengecek


bahan-bahan/ campuran yang ditempatkan atau yang dipindahkan oleh
penyedia jasa konstruksi (kontraktor) atau yang terpasang. Konsultan akan
memproses bahan-bahan/ campuran berdasarkan atas :

 Hasil pengukuran yang memenuhi batas toleransi pembayaran.


 Metoda perhitungan
 Lokasi kerja
 Jenis pekerjaan
 Tanggal diselesaikannya pekerjaan.

Setelah pekerjaan memenuhi persyaratan baik secara kualitas maupun persyaratan lainnya, maka pengukuran
kuantitas dapat dilakukan agar volume pekerjaan dengan teliti/akurat yang disetujui oleh konsultan sehingga
kuantitas dalam kontrak adalah benar diukur dan mendapat persetujuan dari konsultan.

PEKERJAAN PEMASANGAN DAUN PINTU KACA TEMPERED + ASSESORIES


Kendali kualitas mutu pada pelaksanaan pekerjaan.

Dalam pelaksanaan proyek konstruksi, sasaran pengelolaan proyek (project management) disamping biaya dan
jadwal adalah pemenuhan persyaratan mutu. Dalam hubungan ini, suatu peralatan, material dan cara kerja diangap
memenuhi persyaratan mutu apabila dipenuhi semua persyaratan yang ditentukan dalam kriteria dan spesifikasi.
Dengan demikian, instalasi/bangunan yang dibangun atau produk yang dihasilkan, yang terdiri dari komponen
peralatan dan material yang memenuhi persyaratan mutu, dapat diharapkan berfungsi secara memuaskan selama
kurun waktu tertentu atau dengan kata lain siap untuk dipakai (fitness for use). Dan untuk mencapai tujuan tersebut
secara efektif dan ekonomis tidak hanya diperlukan pemeriksaan di tahap akhir sebelum diserahterimakan (FHO)
kepada pemilik proyek/konsumen, tetapi juga diperlukan serangkaian tindakan sepanjang siklus proyek mulai dari
penyusunan program, perencanaan, pengawasan, pemeriksanaan dan pengendalian mutu. Kegiatan tersebut
dikenal dengan penjaminan mutu (Quality Assurance-QA).

Dalam arti yang luas “mutu” atau “kualitas” bersifat subyektif. Suatu barang yang amat bermutu bagi seseorang
belum tentu bermutu bagi orang lain. Oleh karena itu, dunia usaha dan industri mencoba memberikan batasan
yang dapat diterima oleh kalangan yang berkepentingan, misalnya ISO 8402 (1986):[1]

“Mutu adalah sifat dan karakterisk produk atau jasa yang membuatnya memenuhi kebutuhan pelanggan atau
pemakai (customers).”

Sementara definisi lain untuk mutu yang sering diasosiasian dengan proyek adalah fitness for use. Istilah ini
disamping mempunyai arti seperti yang diuraikan diatas, juga memperhatikan masalah tersediaya produk,
kehandalan dan masalah pemeliharaan.

Definisi diatas tentunya akan sangat bervariasi tergantung pada masing-masing bidang usaha maupun industri.
Akan tetapi secara umum ada 4 (empat) spektrum mutu/kualitas yakni kualitas perencanaan (quality planning),
pemantauan kualitas (quality control), jaminan kualitas (quality assurance) dan pengembangan kualitas (quality
improvement).[2]

108 | P a g e
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017

Manajemen mutu/kualitas mengadopsi beberapa prinsip-prinsip manajemen[3], yang dapat diterapkan pada
puncak manajemen perusahaan untuk menjadi pedoman bagi organisasi dalam mengembangkan kinerja
organisasi. Beberapa prinsip tersebut adalah sebagai berikut :

Fokus pada keinginan konsumen (customer focus) Suatu perusahaan dapat menjaga dan
mengembangkan konsumennya, bilamana
perusahaan dapat mengerti dan memahami
tuntutan dan kebutuhan konsumen saat ini dan
mendatang, sehingga berusaha memenuhi
kebutuhan dan mencoba memenuhi ekspetasi
konsumen adalah kuncinya.

Kepemimpinan (Leadership) Para pemimpin dalam setiap unit dalam suatu organisasi perusahaan
(penyedia jasa konstruksi) menyiapkan dan diarahkan untuk mengembangkan
budaya kualitas. Mereka harus dapat mengkreasikan dan memelihara budaya
kualitas dalam setiap lingkungan internal yang dipimpinnya, mendorong setiap
anggota timnya untuk mencapai tujuan perusahaan yakni pencapaian target
kualitas/ mutu pekerjaan, dan dalam hal ini mencapai mutu/ kualitas pekerjaan
konstruksi.

Pengembangan Individu (Involvement of people) Setiap individu baik karyawan maupun pemimpin pada
setiap level perusahaan jasa konstruksi harus memahami
budaya manajemen kualitas. Setiap individu harus berusaha
mengembangkan segala kemampuan dan kemungkinan
yang dapat digunakan bagi keuntungan perusahaan.
Pendekatan proses (Process approach) Hasil yang buruk dapat dikurangi bila setiap aktivitas dan kebutuhan
sumber daya (manusia, material/bahan/alat, waktu) dikelola dalam
suatu organisasi perusahaan sebagai suatu proses.

Pendekatan Sistem Pada Manajemen (System approach to management) Suatu organisasi perusahaan
dapat efektif dan efisien dalam
mengembangkan target dan
tujuan mutu/ kualitas yang
merupakan kontribusi dari tahap
identifikasi, pemahaman dan
pengelolaan semua proses yang
saling terkait sebagai suatu
sistem.

Terus Berkembang (Continual improvement) Salah satu target tujuan kualitas/mutu secara permanen dari
suatu organisasi adalah terus mengembangkan kinerja
pencampaian mutu semua aktivitasnya.

Perumusan Keputusan Berdasarkan Pendekatan Fakta


(Factual approach to decision making)
Keputusan-keputusan yang efektif adalah beranjak dari dari analisis data dan informasi yang benar.

Membangun Hubungan yang Saling Menguntungkan dengan Suplier


(Mutually beneficial supplier relationships)
Sejak hubungan antara suatu perusahaan (penyedia jasa konstruksi) dan supliernya adalah interdependent, maka
perlu dikembangkan hubungan yang saling menguntungkan diantara keduanya untuk memungkinkan
pengembangan meningkatkan value keduanya.

109 | P a g e
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017

Pengelolaan mutu (Quality Management) bertujuan mencapai persyaratan mutu proyek pada pekerjaan pertama
tanpa adanya pengulangan (to do right things right the first time) dengan cara-cara yang efektif dan ekonomis.
Pengelolaan mutu proyek konstruksi merupakan unsur dari pengelolaan proyeks secara keseluruhan, yang antara
lain adalah sebagai berikut : Meletakan dasar filosofi dan kebijakan mutu proyek
Memberikan keputusan strategis mengenai hubungan antara mutu, biaya dan
jadwal
Membuat program penjaminan dan pengendalian mutu proyek (QA/ QC)
Implementasi Program QA/ QC.

Perlu juga dipahami bahwa penanganan masalah mutu dimulai sejak awal sampai proyek dinyatakan selesai. Pada
priode tersebut penyelenggaraan proyek dibagi menjadi pekerjaan spesifik, yang kemudian diserahkan kepada
masing-masing bidang/ unit sesuai keahlian. Jadi semua pihak memiliki tanggung jawab yang sama untuk menjaga
kualitas/ mutu, bila melaksanakan tugasnya dengan benar dan tepat dari segi mutu. Atau dengan kata lain harus
selalu berorientasi kepada mutu.

Penjaminan mutu (QA) adalah semua perencanaan dan langkah sistematis yang diperlukan untuk memberikan
keyaknian bahwa instalasi atau sistem yang akan diwujudkan dapat beroperasi secara memuaskan. Sedangkan
pengendalian mutu (QC) adalah bagian dari penjaminan mutu yang memberikan petunjuk dan cara-cara untuk
mengendalikan mutu material, struktur, komponen atau sistem agar memenuhi keperluan yang telah ditentukan.
Jadi Pengendalian Mutu (QC) meliputi tindakan-tindakan yang berupa: pengetesan, pengukuran dan pemeriksaan
apakah kegiatan-kegiatan engineering/konstruksi dan kegiatan lainnya telah memenuhi dan sesuai dengan kriteria
yang digariskan.

Masalah mutu/ kualitas dalam proyek konstruksi erat hubungannya dengan masalah-masalah berikut:

Material konstruksi, yang umumnya tersedia ataupun dapat dibeli di lokasi atau sekitar lokasi proyek.
Peralatan (equipment), yang dibuat di pabrik atas dasar pesanan, seperti kompresor, generator mesin-
mesin, dlsb. Peralatan demikian umumnya diangkut dari jarak jauh untuk sampai ke lokasi proyek.
Pelatihan dan sertifikasi tenaga konstruksi, misalnya melatih ahli mengelas, pertukangan, mandor dlsb.

Pengendalian proyek konstruksi mencakup dan tidak terbatas pada hal-hal sebagai berikut :

Membuat kerangka kerja secara total;


Pengisian tenaga kerja termasuk penunjukan konsultan;
Menjamin bahwa semua informasi yang ada telah dikomunikasikan ke semua pihak terkait;
Adanya jaminan bahwa semua rencana yang dibuat akan dapat dilaksanakan;
Monitoring hasil pelaksanaan dan membandingkannya dengan rencana, dan
Mengadakan langkah perbaikan (corrective action) pada saat yang paling awal.

Hubungan antara fungsi-fungsi manajemen dan faktor-faktor yang menjadi ukuran suksesnya perencanaan dan
pengendalian termasuk pengendalian mutu. Merupakan kewajiban penyedia jasa konstruksi untuk menyiapkan
rencana pengawasan kualitas dan kepastian kualitas. Rencana pengawasan kualitas dan kepastian kualitas/
Quality Control dan Quality Assurance/ QA-QC meliputi kegiatan berikut :

Rencana pengawasan kualitas Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus mendapatkan


persetujuan dari wakil pemberi kerja mengenai QA-QC untuk seluruh
pekerjaan yang menjelaskan seluruh prosedur, instruksi, rekaman-

110 | P a g e
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017

rekaman, dan personil yang digunakan untuk memastikan dan


mengontrol kualitas pekerjaan.

Rencana QA/ QC harus diajukan penyedia jasa konstruksi


(kontraktor) kepada wakil pemberi kerja sebelum rapt mulainya
proyek. Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus menyajikan
kepada wakil pemberi kerja rencana pengawasan kualitas yang akan
dilaksanakannya. Rencana QA/ QC tersebut harus disetujui oleh
wakil pemberi kerja agar sesuai dengan yang diharapkan.

QA/ QC manajer Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus menunjuk seorang QA/ QC manajer
sebelum pekerjaan konstruksi dilaksanakan. QA/ QC manajer akan bertaggung jawab
terhadap pelaksanaan dan keberlangsungan rencana pengawasan kualitas. Orang
yang ditunjuk oleh penyedia jasa konstruksi (kontraktor) sebagai QA/ QC manajer harus
disetujui oleh wakil pemberi kerja. QA/ QC manajer akan melaporkan pekerjaannya
langsung kepada Manajer proyek dari penyedia jasa konstruksi (kontraktor).

Perubahan pada rencana pengawasan kualitas Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus memberi
tahukan kepada wakil pemberi kerja secara tertulis segala
usulan perubahan pada rencana pengawasan kuaitas.
Perubahan yang dibuat pada rencana pengawasan kuaitas
tidak boleh dilaksanakan sebelum persetujuan tertulis dari
wakil pemberi kerja.

Hal-hal yang melekat pada rencana pengawasan kualitas Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus
memastikan bahwa rencana pengawasan kualitas
yang telah disetujui telah diikuti dan dilaksanakan
selama pelaksanaan pekerjaan. Seluruh hasil
pengawasan, record dan seluruh operasi
pengawasan kualitas harus dilaporkan secara
berkala kepada wakil pemberi kerja.
Dalam pengendalian kualitas/ mutu terdapat 2
(dua) komponen kegiatan utama dalam
pelaksanaan konstruksi yakni pengendalian
kualitas (QA) dan pengendalian kuantitas (QC).
Urain masing-masing kegiatan sebagai berikut :

Pengendalian Kualitas Pekerjaan pelaksanaan konstruksi dimulai dari pekerjaan tanah sampai pada konstruksi
akan dikendalikan dengan memberikan pengawasan, arahan, bimbingan dan instruksi
yang diperlukan kepada penyedia jasa konstruksi (kontraktor) guna menjamin bahwa
semua pekerjaan dilaksanakan dengan baik, tepat kualitas. Aspek-aspek pengendalian
mutu yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan konstruksi antara lain meliputi :

- Peralatan yang digunakan


- Cara pengangkutan material/campuran ke lokasi kerja.
- Penyimpanan bahan/material
- Pengujian material yang akan digunakan termasuk peralatan laboratorium.
- Pengujian rutin laboratorium selama pelaksanaan
- Test lapangan
- Administrasi dan formulir-formulir.

111 | P a g e
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017

Pengendalian Kuantitas Pengawasan kuantitas (Quantity Control), dilakukan dengan mengecek


bahan-bahan/ campuran yang ditempatkan atau yang dipindahkan oleh
penyedia jasa konstruksi (kontraktor) atau yang terpasang. Konsultan akan
memproses bahan-bahan/ campuran berdasarkan atas :

 Hasil pengukuran yang memenuhi batas toleransi pembayaran.


 Metoda perhitungan
 Lokasi kerja
 Jenis pekerjaan
 Tanggal diselesaikannya pekerjaan.

Setelah pekerjaan memenuhi persyaratan baik secara kualitas maupun persyaratan lainnya, maka pengukuran
kuantitas dapat dilakukan agar volume pekerjaan dengan teliti/akurat yang disetujui oleh konsultan sehingga
kuantitas dalam kontrak adalah benar diukur dan mendapat persetujuan dari konsultan.

PEKERJAAN PEMASANGAN ALUCOPAN + RANGKA


Kendali kualitas mutu pada pelaksanaan pekerjaan.

Dalam pelaksanaan proyek konstruksi, sasaran pengelolaan proyek (project management) disamping biaya dan
jadwal adalah pemenuhan persyaratan mutu. Dalam hubungan ini, suatu peralatan, material dan cara kerja diangap
memenuhi persyaratan mutu apabila dipenuhi semua persyaratan yang ditentukan dalam kriteria dan spesifikasi.
Dengan demikian, instalasi/bangunan yang dibangun atau produk yang dihasilkan, yang terdiri dari komponen
peralatan dan material yang memenuhi persyaratan mutu, dapat diharapkan berfungsi secara memuaskan selama
kurun waktu tertentu atau dengan kata lain siap untuk dipakai (fitness for use). Dan untuk mencapai tujuan tersebut
secara efektif dan ekonomis tidak hanya diperlukan pemeriksaan di tahap akhir sebelum diserahterimakan (FHO)
kepada pemilik proyek/konsumen, tetapi juga diperlukan serangkaian tindakan sepanjang siklus proyek mulai dari
penyusunan program, perencanaan, pengawasan, pemeriksanaan dan pengendalian mutu. Kegiatan tersebut
dikenal dengan penjaminan mutu (Quality Assurance-QA).

Dalam arti yang luas “mutu” atau “kualitas” bersifat subyektif. Suatu barang yang amat bermutu bagi seseorang
belum tentu bermutu bagi orang lain. Oleh karena itu, dunia usaha dan industri mencoba memberikan batasan
yang dapat diterima oleh kalangan yang berkepentingan, misalnya ISO 8402 (1986):[1]

“Mutu adalah sifat dan karakterisk produk atau jasa yang membuatnya memenuhi kebutuhan pelanggan atau
pemakai (customers).”
Sementara definisi lain untuk mutu yang sering diasosiasian dengan proyek adalah fitness for use. Istilah ini
disamping mempunyai arti seperti yang diuraikan diatas, juga memperhatikan masalah tersediaya produk,
kehandalan dan masalah pemeliharaan.

Definisi diatas tentunya akan sangat bervariasi tergantung pada masing-masing bidang usaha maupun industri.
Akan tetapi secara umum ada 4 (empat) spektrum mutu/kualitas yakni kualitas perencanaan (quality planning),
pemantauan kualitas (quality control), jaminan kualitas (quality assurance) dan pengembangan kualitas (quality
improvement).[2]

Manajemen mutu/kualitas mengadopsi beberapa prinsip-prinsip manajemen[3], yang dapat diterapkan pada
puncak manajemen perusahaan untuk menjadi pedoman bagi organisasi dalam mengembangkan kinerja
organisasi. Beberapa prinsip tersebut adalah sebagai berikut :

Fokus pada keinginan konsumen (customer focus) Suatu perusahaan dapat menjaga dan
mengembangkan konsumennya, bilamana
perusahaan dapat mengerti dan memahami

112 | P a g e
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017

tuntutan dan kebutuhan konsumen saat ini dan


mendatang, sehingga berusaha memenuhi
kebutuhan dan mencoba memenuhi ekspetasi
konsumen adalah kuncinya.

Kepemimpinan (Leadership) Para pemimpin dalam setiap unit dalam suatu organisasi perusahaan
(penyedia jasa konstruksi) menyiapkan dan diarahkan untuk mengembangkan
budaya kualitas. Mereka harus dapat mengkreasikan dan memelihara budaya
kualitas dalam setiap lingkungan internal yang dipimpinnya, mendorong setiap
anggota timnya untuk mencapai tujuan perusahaan yakni pencapaian target
kualitas/ mutu pekerjaan, dan dalam hal ini mencapai mutu/ kualitas pekerjaan
konstruksi.

Pengembangan Individu (Involvement of people) Setiap individu baik karyawan maupun pemimpin pada
setiap level perusahaan jasa konstruksi harus memahami
budaya manajemen kualitas. Setiap individu harus berusaha
mengembangkan segala kemampuan dan kemungkinan
yang dapat digunakan bagi keuntungan perusahaan.
Pendekatan proses (Process approach) Hasil yang buruk dapat dikurangi bila setiap aktivitas dan kebutuhan
sumber daya (manusia, material/bahan/alat, waktu) dikelola dalam
suatu organisasi perusahaan sebagai suatu proses.

Pendekatan Sistem Pada Manajemen (System approach to management) Suatu organisasi perusahaan
dapat efektif dan efisien dalam
mengembangkan target dan
tujuan mutu/ kualitas yang
merupakan kontribusi dari tahap
identifikasi, pemahaman dan
pengelolaan semua proses yang
saling terkait sebagai suatu
sistem.

Terus Berkembang (Continual improvement) Salah satu target tujuan kualitas/mutu secara permanen dari
suatu organisasi adalah terus mengembangkan kinerja
pencampaian mutu semua aktivitasnya.

Perumusan Keputusan Berdasarkan Pendekatan Fakta


(Factual approach to decision making)
Keputusan-keputusan yang efektif adalah beranjak dari dari analisis data dan informasi yang benar.
Membangun Hubungan yang Saling Menguntungkan dengan Suplier
(Mutually beneficial supplier relationships)
Sejak hubungan antara suatu perusahaan (penyedia jasa konstruksi) dan supliernya adalah interdependent, maka
perlu dikembangkan hubungan yang saling menguntungkan diantara keduanya untuk memungkinkan
pengembangan meningkatkan value keduanya.

Pengelolaan mutu (Quality Management) bertujuan mencapai persyaratan mutu proyek pada pekerjaan pertama
tanpa adanya pengulangan (to do right things right the first time) dengan cara-cara yang efektif dan ekonomis.
Pengelolaan mutu proyek konstruksi merupakan unsur dari pengelolaan proyeks secara keseluruhan, yang antara
lain adalah sebagai berikut : Meletakan dasar filosofi dan kebijakan mutu proyek
Memberikan keputusan strategis mengenai hubungan antara mutu, biaya dan
jadwal
Membuat program penjaminan dan pengendalian mutu proyek (QA/ QC)

113 | P a g e
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017

Implementasi Program QA/ QC.

Perlu juga dipahami bahwa penanganan masalah mutu dimulai sejak awal sampai proyek dinyatakan selesai. Pada
priode tersebut penyelenggaraan proyek dibagi menjadi pekerjaan spesifik, yang kemudian diserahkan kepada
masing-masing bidang/ unit sesuai keahlian. Jadi semua pihak memiliki tanggung jawab yang sama untuk menjaga
kualitas/ mutu, bila melaksanakan tugasnya dengan benar dan tepat dari segi mutu. Atau dengan kata lain harus
selalu berorientasi kepada mutu.

Penjaminan mutu (QA) adalah semua perencanaan dan langkah sistematis yang diperlukan untuk memberikan
keyaknian bahwa instalasi atau sistem yang akan diwujudkan dapat beroperasi secara memuaskan. Sedangkan
pengendalian mutu (QC) adalah bagian dari penjaminan mutu yang memberikan petunjuk dan cara-cara untuk
mengendalikan mutu material, struktur, komponen atau sistem agar memenuhi keperluan yang telah ditentukan.
Jadi Pengendalian Mutu (QC) meliputi tindakan-tindakan yang berupa: pengetesan, pengukuran dan pemeriksaan
apakah kegiatan-kegiatan engineering/konstruksi dan kegiatan lainnya telah memenuhi dan sesuai dengan kriteria
yang digariskan.

Masalah mutu/ kualitas dalam proyek konstruksi erat hubungannya dengan masalah-masalah berikut:

Material konstruksi, yang umumnya tersedia ataupun dapat dibeli di lokasi atau sekitar lokasi proyek.
Peralatan (equipment), yang dibuat di pabrik atas dasar pesanan, seperti kompresor, generator mesin-
mesin, dlsb. Peralatan demikian umumnya diangkut dari jarak jauh untuk sampai ke lokasi proyek.
Pelatihan dan sertifikasi tenaga konstruksi, misalnya melatih ahli mengelas, pertukangan, mandor dlsb.

Pengendalian proyek konstruksi mencakup dan tidak terbatas pada hal-hal sebagai berikut :

Membuat kerangka kerja secara total;


Pengisian tenaga kerja termasuk penunjukan konsultan;
Menjamin bahwa semua informasi yang ada telah dikomunikasikan ke semua pihak terkait;
Adanya jaminan bahwa semua rencana yang dibuat akan dapat dilaksanakan;
Monitoring hasil pelaksanaan dan membandingkannya dengan rencana, dan
Mengadakan langkah perbaikan (corrective action) pada saat yang paling awal.

Hubungan antara fungsi-fungsi manajemen dan faktor-faktor yang menjadi ukuran suksesnya perencanaan dan
pengendalian termasuk pengendalian mutu. Merupakan kewajiban penyedia jasa konstruksi untuk menyiapkan
rencana pengawasan kualitas dan kepastian kualitas. Rencana pengawasan kualitas dan kepastian kualitas/
Quality Control dan Quality Assurance/ QA-QC meliputi kegiatan berikut :

Rencana pengawasan kualitas Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus mendapatkan


persetujuan dari wakil pemberi kerja mengenai QA-QC untuk seluruh
pekerjaan yang menjelaskan seluruh prosedur, instruksi, rekaman-
rekaman, dan personil yang digunakan untuk memastikan dan
mengontrol kualitas pekerjaan.
Rencana QA/ QC harus diajukan penyedia jasa konstruksi
(kontraktor) kepada wakil pemberi kerja sebelum rapt mulainya
proyek. Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus menyajikan
kepada wakil pemberi kerja rencana pengawasan kualitas yang akan
dilaksanakannya. Rencana QA/ QC tersebut harus disetujui oleh
wakil pemberi kerja agar sesuai dengan yang diharapkan.

QA/ QC manajer Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus menunjuk seorang QA/ QC manajer
sebelum pekerjaan konstruksi dilaksanakan. QA/ QC manajer akan bertaggung jawab
terhadap pelaksanaan dan keberlangsungan rencana pengawasan kualitas. Orang

114 | P a g e
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017

yang ditunjuk oleh penyedia jasa konstruksi (kontraktor) sebagai QA/ QC manajer harus
disetujui oleh wakil pemberi kerja. QA/ QC manajer akan melaporkan pekerjaannya
langsung kepada Manajer proyek dari penyedia jasa konstruksi (kontraktor).

Perubahan pada rencana pengawasan kualitas Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus memberi
tahukan kepada wakil pemberi kerja secara tertulis segala
usulan perubahan pada rencana pengawasan kuaitas.
Perubahan yang dibuat pada rencana pengawasan kuaitas
tidak boleh dilaksanakan sebelum persetujuan tertulis dari
wakil pemberi kerja.

Hal-hal yang melekat pada rencana pengawasan kualitas Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus
memastikan bahwa rencana pengawasan kualitas
yang telah disetujui telah diikuti dan dilaksanakan
selama pelaksanaan pekerjaan. Seluruh hasil
pengawasan, record dan seluruh operasi
pengawasan kualitas harus dilaporkan secara
berkala kepada wakil pemberi kerja.
Dalam pengendalian kualitas/ mutu terdapat 2
(dua) komponen kegiatan utama dalam
pelaksanaan konstruksi yakni pengendalian
kualitas (QA) dan pengendalian kuantitas (QC).
Urain masing-masing kegiatan sebagai berikut :

Pengendalian Kualitas Pekerjaan pelaksanaan konstruksi dimulai dari pekerjaan tanah sampai pada konstruksi
akan dikendalikan dengan memberikan pengawasan, arahan, bimbingan dan instruksi
yang diperlukan kepada penyedia jasa konstruksi (kontraktor) guna menjamin bahwa
semua pekerjaan dilaksanakan dengan baik, tepat kualitas. Aspek-aspek pengendalian
mutu yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan konstruksi antara lain meliputi :

- Peralatan yang digunakan


- Cara pengangkutan material/campuran ke lokasi kerja.
- Penyimpanan bahan/material
- Pengujian material yang akan digunakan termasuk peralatan laboratorium.
- Pengujian rutin laboratorium selama pelaksanaan
- Test lapangan
- Administrasi dan formulir-formulir.

Pengendalian Kuantitas Pengawasan kuantitas (Quantity Control), dilakukan dengan mengecek


bahan-bahan/ campuran yang ditempatkan atau yang dipindahkan oleh
penyedia jasa konstruksi (kontraktor) atau yang terpasang. Konsultan akan
memproses bahan-bahan/ campuran berdasarkan atas :

 Hasil pengukuran yang memenuhi batas toleransi pembayaran.


 Metoda perhitungan
 Lokasi kerja
 Jenis pekerjaan
 Tanggal diselesaikannya pekerjaan.

Setelah pekerjaan memenuhi persyaratan baik secara kualitas maupun persyaratan lainnya, maka pengukuran
kuantitas dapat dilakukan agar volume pekerjaan dengan teliti/akurat yang disetujui oleh konsultan sehingga
kuantitas dalam kontrak adalah benar diukur dan mendapat persetujuan dari konsultan.

115 | P a g e
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017

PEKERJAAN PENYAMBUNGAN INSTALASI AC CENTRAL


Kendali kualitas mutu pada pelaksanaan pekerjaan.

Dalam pelaksanaan proyek konstruksi, sasaran pengelolaan proyek (project management) disamping biaya dan
jadwal adalah pemenuhan persyaratan mutu. Dalam hubungan ini, suatu peralatan, material dan cara kerja diangap
memenuhi persyaratan mutu apabila dipenuhi semua persyaratan yang ditentukan dalam kriteria dan spesifikasi.
Dengan demikian, instalasi/bangunan yang dibangun atau produk yang dihasilkan, yang terdiri dari komponen
peralatan dan material yang memenuhi persyaratan mutu, dapat diharapkan berfungsi secara memuaskan selama
kurun waktu tertentu atau dengan kata lain siap untuk dipakai (fitness for use). Dan untuk mencapai tujuan tersebut
secara efektif dan ekonomis tidak hanya diperlukan pemeriksaan di tahap akhir sebelum diserahterimakan (FHO)
kepada pemilik proyek/konsumen, tetapi juga diperlukan serangkaian tindakan sepanjang siklus proyek mulai dari
penyusunan program, perencanaan, pengawasan, pemeriksanaan dan pengendalian mutu. Kegiatan tersebut
dikenal dengan penjaminan mutu (Quality Assurance-QA).

Dalam arti yang luas “mutu” atau “kualitas” bersifat subyektif. Suatu barang yang amat bermutu bagi seseorang
belum tentu bermutu bagi orang lain. Oleh karena itu, dunia usaha dan industri mencoba memberikan batasan
yang dapat diterima oleh kalangan yang berkepentingan, misalnya ISO 8402 (1986):[1]

“Mutu adalah sifat dan karakterisk produk atau jasa yang membuatnya memenuhi kebutuhan pelanggan atau
pemakai (customers).”

Sementara definisi lain untuk mutu yang sering diasosiasian dengan proyek adalah fitness for use. Istilah ini
disamping mempunyai arti seperti yang diuraikan diatas, juga memperhatikan masalah tersediaya produk,
kehandalan dan masalah pemeliharaan.

Definisi diatas tentunya akan sangat bervariasi tergantung pada masing-masing bidang usaha maupun industri.
Akan tetapi secara umum ada 4 (empat) spektrum mutu/kualitas yakni kualitas perencanaan (quality planning),
pemantauan kualitas (quality control), jaminan kualitas (quality assurance) dan pengembangan kualitas (quality
improvement).[2]

Manajemen mutu/kualitas mengadopsi beberapa prinsip-prinsip manajemen[3], yang dapat diterapkan pada
puncak manajemen perusahaan untuk menjadi pedoman bagi organisasi dalam mengembangkan kinerja
organisasi. Beberapa prinsip tersebut adalah sebagai berikut :

Fokus pada keinginan konsumen (customer focus) Suatu perusahaan dapat menjaga dan
mengembangkan konsumennya, bilamana
perusahaan dapat mengerti dan memahami
tuntutan dan kebutuhan konsumen saat ini dan
mendatang, sehingga berusaha memenuhi
kebutuhan dan mencoba memenuhi ekspetasi
konsumen adalah kuncinya.

Kepemimpinan (Leadership) Para pemimpin dalam setiap unit dalam suatu organisasi perusahaan
(penyedia jasa konstruksi) menyiapkan dan diarahkan untuk mengembangkan
budaya kualitas. Mereka harus dapat mengkreasikan dan memelihara budaya
kualitas dalam setiap lingkungan internal yang dipimpinnya, mendorong setiap
anggota timnya untuk mencapai tujuan perusahaan yakni pencapaian target
kualitas/ mutu pekerjaan, dan dalam hal ini mencapai mutu/ kualitas pekerjaan
konstruksi.

116 | P a g e
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017

Pengembangan Individu (Involvement of people) Setiap individu baik karyawan maupun pemimpin pada
setiap level perusahaan jasa konstruksi harus memahami
budaya manajemen kualitas. Setiap individu harus berusaha
mengembangkan segala kemampuan dan kemungkinan
yang dapat digunakan bagi keuntungan perusahaan.
Pendekatan proses (Process approach) Hasil yang buruk dapat dikurangi bila setiap aktivitas dan kebutuhan
sumber daya (manusia, material/bahan/alat, waktu) dikelola dalam
suatu organisasi perusahaan sebagai suatu proses.

Pendekatan Sistem Pada Manajemen (System approach to management) Suatu organisasi perusahaan
dapat efektif dan efisien dalam
mengembangkan target dan
tujuan mutu/ kualitas yang
merupakan kontribusi dari tahap
identifikasi, pemahaman dan
pengelolaan semua proses yang
saling terkait sebagai suatu
sistem.

Terus Berkembang (Continual improvement) Salah satu target tujuan kualitas/mutu secara permanen dari
suatu organisasi adalah terus mengembangkan kinerja
pencampaian mutu semua aktivitasnya.

Perumusan Keputusan Berdasarkan Pendekatan Fakta


(Factual approach to decision making)
Keputusan-keputusan yang efektif adalah beranjak dari dari analisis data dan informasi yang benar.

Membangun Hubungan yang Saling Menguntungkan dengan Suplier


(Mutually beneficial supplier relationships)
Sejak hubungan antara suatu perusahaan (penyedia jasa konstruksi) dan supliernya adalah interdependent, maka
perlu dikembangkan hubungan yang saling menguntungkan diantara keduanya untuk memungkinkan
pengembangan meningkatkan value keduanya.

Pengelolaan mutu (Quality Management) bertujuan mencapai persyaratan mutu proyek pada pekerjaan pertama
tanpa adanya pengulangan (to do right things right the first time) dengan cara-cara yang efektif dan ekonomis.
Pengelolaan mutu proyek konstruksi merupakan unsur dari pengelolaan proyeks secara keseluruhan, yang antara
lain adalah sebagai berikut : Meletakan dasar filosofi dan kebijakan mutu proyek
Memberikan keputusan strategis mengenai hubungan antara mutu, biaya dan
jadwal
Membuat program penjaminan dan pengendalian mutu proyek (QA/ QC)
Implementasi Program QA/ QC.

Perlu juga dipahami bahwa penanganan masalah mutu dimulai sejak awal sampai proyek dinyatakan selesai. Pada
priode tersebut penyelenggaraan proyek dibagi menjadi pekerjaan spesifik, yang kemudian diserahkan kepada
masing-masing bidang/ unit sesuai keahlian. Jadi semua pihak memiliki tanggung jawab yang sama untuk menjaga
kualitas/ mutu, bila melaksanakan tugasnya dengan benar dan tepat dari segi mutu. Atau dengan kata lain harus
selalu berorientasi kepada mutu.

Penjaminan mutu (QA) adalah semua perencanaan dan langkah sistematis yang diperlukan untuk memberikan
keyaknian bahwa instalasi atau sistem yang akan diwujudkan dapat beroperasi secara memuaskan. Sedangkan
pengendalian mutu (QC) adalah bagian dari penjaminan mutu yang memberikan petunjuk dan cara-cara untuk
mengendalikan mutu material, struktur, komponen atau sistem agar memenuhi keperluan yang telah ditentukan.

117 | P a g e
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017

Jadi Pengendalian Mutu (QC) meliputi tindakan-tindakan yang berupa: pengetesan, pengukuran dan pemeriksaan
apakah kegiatan-kegiatan engineering/konstruksi dan kegiatan lainnya telah memenuhi dan sesuai dengan kriteria
yang digariskan.

Masalah mutu/ kualitas dalam proyek konstruksi erat hubungannya dengan masalah-masalah berikut:

Material konstruksi, yang umumnya tersedia ataupun dapat dibeli di lokasi atau sekitar lokasi proyek.
Peralatan (equipment), yang dibuat di pabrik atas dasar pesanan, seperti kompresor, generator mesin-
mesin, dlsb. Peralatan demikian umumnya diangkut dari jarak jauh untuk sampai ke lokasi proyek.
Pelatihan dan sertifikasi tenaga konstruksi, misalnya melatih ahli mengelas, pertukangan, mandor dlsb.

Pengendalian proyek konstruksi mencakup dan tidak terbatas pada hal-hal sebagai berikut :

Membuat kerangka kerja secara total;


Pengisian tenaga kerja termasuk penunjukan konsultan;
Menjamin bahwa semua informasi yang ada telah dikomunikasikan ke semua pihak terkait;
Adanya jaminan bahwa semua rencana yang dibuat akan dapat dilaksanakan;
Monitoring hasil pelaksanaan dan membandingkannya dengan rencana, dan
Mengadakan langkah perbaikan (corrective action) pada saat yang paling awal.

Hubungan antara fungsi-fungsi manajemen dan faktor-faktor yang menjadi ukuran suksesnya perencanaan dan
pengendalian termasuk pengendalian mutu. Merupakan kewajiban penyedia jasa konstruksi untuk menyiapkan
rencana pengawasan kualitas dan kepastian kualitas. Rencana pengawasan kualitas dan kepastian kualitas/
Quality Control dan Quality Assurance/ QA-QC meliputi kegiatan berikut :

Rencana pengawasan kualitas Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus mendapatkan


persetujuan dari wakil pemberi kerja mengenai QA-QC untuk seluruh
pekerjaan yang menjelaskan seluruh prosedur, instruksi, rekaman-
rekaman, dan personil yang digunakan untuk memastikan dan
mengontrol kualitas pekerjaan.

Rencana QA/ QC harus diajukan penyedia jasa konstruksi


(kontraktor) kepada wakil pemberi kerja sebelum rapt mulainya
proyek. Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus menyajikan
kepada wakil pemberi kerja rencana pengawasan kualitas yang akan
dilaksanakannya. Rencana QA/ QC tersebut harus disetujui oleh
wakil pemberi kerja agar sesuai dengan yang diharapkan.

QA/ QC manajer Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus menunjuk seorang QA/ QC manajer
sebelum pekerjaan konstruksi dilaksanakan. QA/ QC manajer akan bertaggung jawab
terhadap pelaksanaan dan keberlangsungan rencana pengawasan kualitas. Orang
yang ditunjuk oleh penyedia jasa konstruksi (kontraktor) sebagai QA/ QC manajer harus
disetujui oleh wakil pemberi kerja. QA/ QC manajer akan melaporkan pekerjaannya
langsung kepada Manajer proyek dari penyedia jasa konstruksi (kontraktor).

Perubahan pada rencana pengawasan kualitas Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus memberi
tahukan kepada wakil pemberi kerja secara tertulis segala
usulan perubahan pada rencana pengawasan kuaitas.
Perubahan yang dibuat pada rencana pengawasan kuaitas
tidak boleh dilaksanakan sebelum persetujuan tertulis dari
wakil pemberi kerja.

118 | P a g e
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017

Hal-hal yang melekat pada rencana pengawasan kualitas Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus
memastikan bahwa rencana pengawasan kualitas
yang telah disetujui telah diikuti dan dilaksanakan
selama pelaksanaan pekerjaan. Seluruh hasil
pengawasan, record dan seluruh operasi
pengawasan kualitas harus dilaporkan secara
berkala kepada wakil pemberi kerja.
Dalam pengendalian kualitas/ mutu terdapat 2
(dua) komponen kegiatan utama dalam
pelaksanaan konstruksi yakni pengendalian
kualitas (QA) dan pengendalian kuantitas (QC).
Urain masing-masing kegiatan sebagai berikut :

Pengendalian Kualitas Pekerjaan pelaksanaan konstruksi dimulai dari pekerjaan tanah sampai pada konstruksi
akan dikendalikan dengan memberikan pengawasan, arahan, bimbingan dan instruksi
yang diperlukan kepada penyedia jasa konstruksi (kontraktor) guna menjamin bahwa
semua pekerjaan dilaksanakan dengan baik, tepat kualitas. Aspek-aspek pengendalian
mutu yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan konstruksi antara lain meliputi :

- Peralatan yang digunakan


- Cara pengangkutan material/campuran ke lokasi kerja.
- Penyimpanan bahan/material
- Pengujian material yang akan digunakan termasuk peralatan laboratorium.
- Pengujian rutin laboratorium selama pelaksanaan
- Test lapangan
- Administrasi dan formulir-formulir.

Pengendalian Kuantitas Pengawasan kuantitas (Quantity Control), dilakukan dengan mengecek


bahan-bahan/ campuran yang ditempatkan atau yang dipindahkan oleh
penyedia jasa konstruksi (kontraktor) atau yang terpasang. Konsultan akan
memproses bahan-bahan/ campuran berdasarkan atas :

 Hasil pengukuran yang memenuhi batas toleransi pembayaran.


 Metoda perhitungan
 Lokasi kerja
 Jenis pekerjaan
 Tanggal diselesaikannya pekerjaan.

Setelah pekerjaan memenuhi persyaratan baik secara kualitas maupun persyaratan lainnya, maka pengukuran
kuantitas dapat dilakukan agar volume pekerjaan dengan teliti/akurat yang disetujui oleh konsultan sehingga
kuantitas dalam kontrak adalah benar diukur dan mendapat persetujuan dari konsultan.

KURSI TUNGGU 4 DUDUKAN


Kendali kualitas mutu pada pelaksanaan pekerjaan.

Dalam pelaksanaan proyek konstruksi, sasaran pengelolaan proyek (project management) disamping biaya dan
jadwal adalah pemenuhan persyaratan mutu. Dalam hubungan ini, suatu peralatan, material dan cara kerja diangap
memenuhi persyaratan mutu apabila dipenuhi semua persyaratan yang ditentukan dalam kriteria dan spesifikasi.
Dengan demikian, instalasi/bangunan yang dibangun atau produk yang dihasilkan, yang terdiri dari komponen
peralatan dan material yang memenuhi persyaratan mutu, dapat diharapkan berfungsi secara memuaskan selama
kurun waktu tertentu atau dengan kata lain siap untuk dipakai (fitness for use). Dan untuk mencapai tujuan tersebut

119 | P a g e
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017

secara efektif dan ekonomis tidak hanya diperlukan pemeriksaan di tahap akhir sebelum diserahterimakan (FHO)
kepada pemilik proyek/konsumen, tetapi juga diperlukan serangkaian tindakan sepanjang siklus proyek mulai dari
penyusunan program, perencanaan, pengawasan, pemeriksanaan dan pengendalian mutu. Kegiatan tersebut
dikenal dengan penjaminan mutu (Quality Assurance-QA).

Dalam arti yang luas “mutu” atau “kualitas” bersifat subyektif. Suatu barang yang amat bermutu bagi seseorang
belum tentu bermutu bagi orang lain. Oleh karena itu, dunia usaha dan industri mencoba memberikan batasan
yang dapat diterima oleh kalangan yang berkepentingan, misalnya ISO 8402 (1986):[1]

“Mutu adalah sifat dan karakterisk produk atau jasa yang membuatnya memenuhi kebutuhan pelanggan atau
pemakai (customers).”

Sementara definisi lain untuk mutu yang sering diasosiasian dengan proyek adalah fitness for use. Istilah ini
disamping mempunyai arti seperti yang diuraikan diatas, juga memperhatikan masalah tersediaya produk,
kehandalan dan masalah pemeliharaan.

Definisi diatas tentunya akan sangat bervariasi tergantung pada masing-masing bidang usaha maupun industri.
Akan tetapi secara umum ada 4 (empat) spektrum mutu/kualitas yakni kualitas perencanaan (quality planning),
pemantauan kualitas (quality control), jaminan kualitas (quality assurance) dan pengembangan kualitas (quality
improvement).[2]

Manajemen mutu/kualitas mengadopsi beberapa prinsip-prinsip manajemen[3], yang dapat diterapkan pada
puncak manajemen perusahaan untuk menjadi pedoman bagi organisasi dalam mengembangkan kinerja
organisasi. Beberapa prinsip tersebut adalah sebagai berikut :

Fokus pada keinginan konsumen (customer focus) Suatu perusahaan dapat menjaga dan
mengembangkan konsumennya, bilamana
perusahaan dapat mengerti dan memahami
tuntutan dan kebutuhan konsumen saat ini dan
mendatang, sehingga berusaha memenuhi
kebutuhan dan mencoba memenuhi ekspetasi
konsumen adalah kuncinya.

Kepemimpinan (Leadership) Para pemimpin dalam setiap unit dalam suatu organisasi perusahaan
(penyedia jasa konstruksi) menyiapkan dan diarahkan untuk mengembangkan
budaya kualitas. Mereka harus dapat mengkreasikan dan memelihara budaya
kualitas dalam setiap lingkungan internal yang dipimpinnya, mendorong setiap
anggota timnya untuk mencapai tujuan perusahaan yakni pencapaian target
kualitas/ mutu pekerjaan, dan dalam hal ini mencapai mutu/ kualitas pekerjaan
konstruksi.

Pengembangan Individu (Involvement of people) Setiap individu baik karyawan maupun pemimpin pada
setiap level perusahaan jasa konstruksi harus memahami
budaya manajemen kualitas. Setiap individu harus berusaha
mengembangkan segala kemampuan dan kemungkinan
yang dapat digunakan bagi keuntungan perusahaan.
Pendekatan proses (Process approach) Hasil yang buruk dapat dikurangi bila setiap aktivitas dan kebutuhan
sumber daya (manusia, material/bahan/alat, waktu) dikelola dalam
suatu organisasi perusahaan sebagai suatu proses.

Pendekatan Sistem Pada Manajemen (System approach to management) Suatu organisasi perusahaan
dapat efektif dan efisien dalam

120 | P a g e
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017

mengembangkan target dan


tujuan mutu/ kualitas yang
merupakan kontribusi dari tahap
identifikasi, pemahaman dan
pengelolaan semua proses yang
saling terkait sebagai suatu
sistem.

Terus Berkembang (Continual improvement) Salah satu target tujuan kualitas/mutu secara permanen dari
suatu organisasi adalah terus mengembangkan kinerja
pencampaian mutu semua aktivitasnya.

Perumusan Keputusan Berdasarkan Pendekatan Fakta


(Factual approach to decision making)
Keputusan-keputusan yang efektif adalah beranjak dari dari analisis data dan informasi yang benar.

Membangun Hubungan yang Saling Menguntungkan dengan Suplier


(Mutually beneficial supplier relationships)
Sejak hubungan antara suatu perusahaan (penyedia jasa konstruksi) dan supliernya adalah interdependent, maka
perlu dikembangkan hubungan yang saling menguntungkan diantara keduanya untuk memungkinkan
pengembangan meningkatkan value keduanya.

Pengelolaan mutu (Quality Management) bertujuan mencapai persyaratan mutu proyek pada pekerjaan pertama
tanpa adanya pengulangan (to do right things right the first time) dengan cara-cara yang efektif dan ekonomis.
Pengelolaan mutu proyek konstruksi merupakan unsur dari pengelolaan proyeks secara keseluruhan, yang antara
lain adalah sebagai berikut : Meletakan dasar filosofi dan kebijakan mutu proyek
Memberikan keputusan strategis mengenai hubungan antara mutu, biaya dan
jadwal
Membuat program penjaminan dan pengendalian mutu proyek (QA/ QC)
Implementasi Program QA/ QC.

Perlu juga dipahami bahwa penanganan masalah mutu dimulai sejak awal sampai proyek dinyatakan selesai. Pada
priode tersebut penyelenggaraan proyek dibagi menjadi pekerjaan spesifik, yang kemudian diserahkan kepada
masing-masing bidang/ unit sesuai keahlian. Jadi semua pihak memiliki tanggung jawab yang sama untuk menjaga
kualitas/ mutu, bila melaksanakan tugasnya dengan benar dan tepat dari segi mutu. Atau dengan kata lain harus
selalu berorientasi kepada mutu.

Penjaminan mutu (QA) adalah semua perencanaan dan langkah sistematis yang diperlukan untuk memberikan
keyaknian bahwa instalasi atau sistem yang akan diwujudkan dapat beroperasi secara memuaskan. Sedangkan
pengendalian mutu (QC) adalah bagian dari penjaminan mutu yang memberikan petunjuk dan cara-cara untuk
mengendalikan mutu material, struktur, komponen atau sistem agar memenuhi keperluan yang telah ditentukan.
Jadi Pengendalian Mutu (QC) meliputi tindakan-tindakan yang berupa: pengetesan, pengukuran dan pemeriksaan
apakah kegiatan-kegiatan engineering/konstruksi dan kegiatan lainnya telah memenuhi dan sesuai dengan kriteria
yang digariskan.

Masalah mutu/ kualitas dalam proyek konstruksi erat hubungannya dengan masalah-masalah berikut:

Material konstruksi, yang umumnya tersedia ataupun dapat dibeli di lokasi atau sekitar lokasi proyek.
Peralatan (equipment), yang dibuat di pabrik atas dasar pesanan, seperti kompresor, generator mesin-
mesin, dlsb. Peralatan demikian umumnya diangkut dari jarak jauh untuk sampai ke lokasi proyek.
Pelatihan dan sertifikasi tenaga konstruksi, misalnya melatih ahli mengelas, pertukangan, mandor dlsb.

121 | P a g e
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017

Pengendalian proyek konstruksi mencakup dan tidak terbatas pada hal-hal sebagai berikut :

Membuat kerangka kerja secara total;


Pengisian tenaga kerja termasuk penunjukan konsultan;
Menjamin bahwa semua informasi yang ada telah dikomunikasikan ke semua pihak terkait;
Adanya jaminan bahwa semua rencana yang dibuat akan dapat dilaksanakan;
Monitoring hasil pelaksanaan dan membandingkannya dengan rencana, dan
Mengadakan langkah perbaikan (corrective action) pada saat yang paling awal.

Hubungan antara fungsi-fungsi manajemen dan faktor-faktor yang menjadi ukuran suksesnya perencanaan dan
pengendalian termasuk pengendalian mutu. Merupakan kewajiban penyedia jasa konstruksi untuk menyiapkan
rencana pengawasan kualitas dan kepastian kualitas. Rencana pengawasan kualitas dan kepastian kualitas/
Quality Control dan Quality Assurance/ QA-QC meliputi kegiatan berikut :

Rencana pengawasan kualitas Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus mendapatkan


persetujuan dari wakil pemberi kerja mengenai QA-QC untuk seluruh
pekerjaan yang menjelaskan seluruh prosedur, instruksi, rekaman-
rekaman, dan personil yang digunakan untuk memastikan dan
mengontrol kualitas pekerjaan.

Rencana QA/ QC harus diajukan penyedia jasa konstruksi


(kontraktor) kepada wakil pemberi kerja sebelum rapt mulainya
proyek. Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus menyajikan
kepada wakil pemberi kerja rencana pengawasan kualitas yang akan
dilaksanakannya. Rencana QA/ QC tersebut harus disetujui oleh
wakil pemberi kerja agar sesuai dengan yang diharapkan.

QA/ QC manajer Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus menunjuk seorang QA/ QC manajer
sebelum pekerjaan konstruksi dilaksanakan. QA/ QC manajer akan bertaggung jawab
terhadap pelaksanaan dan keberlangsungan rencana pengawasan kualitas. Orang
yang ditunjuk oleh penyedia jasa konstruksi (kontraktor) sebagai QA/ QC manajer harus
disetujui oleh wakil pemberi kerja. QA/ QC manajer akan melaporkan pekerjaannya
langsung kepada Manajer proyek dari penyedia jasa konstruksi (kontraktor).

Perubahan pada rencana pengawasan kualitas Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus memberi
tahukan kepada wakil pemberi kerja secara tertulis segala
usulan perubahan pada rencana pengawasan kuaitas.
Perubahan yang dibuat pada rencana pengawasan kuaitas
tidak boleh dilaksanakan sebelum persetujuan tertulis dari
wakil pemberi kerja.

Hal-hal yang melekat pada rencana pengawasan kualitas Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus
memastikan bahwa rencana pengawasan kualitas
yang telah disetujui telah diikuti dan dilaksanakan
selama pelaksanaan pekerjaan. Seluruh hasil
pengawasan, record dan seluruh operasi
pengawasan kualitas harus dilaporkan secara
berkala kepada wakil pemberi kerja.
Dalam pengendalian kualitas/ mutu terdapat 2
(dua) komponen kegiatan utama dalam
pelaksanaan konstruksi yakni pengendalian

122 | P a g e
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017

kualitas (QA) dan pengendalian kuantitas (QC).


Urain masing-masing kegiatan sebagai berikut :

Pengendalian Kualitas Pekerjaan pelaksanaan konstruksi dimulai dari pekerjaan tanah sampai pada konstruksi
akan dikendalikan dengan memberikan pengawasan, arahan, bimbingan dan instruksi
yang diperlukan kepada penyedia jasa konstruksi (kontraktor) guna menjamin bahwa
semua pekerjaan dilaksanakan dengan baik, tepat kualitas. Aspek-aspek pengendalian
mutu yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan konstruksi antara lain meliputi :

- Peralatan yang digunakan


- Cara pengangkutan material/campuran ke lokasi kerja.
- Penyimpanan bahan/material
- Pengujian material yang akan digunakan termasuk peralatan laboratorium.
- Pengujian rutin laboratorium selama pelaksanaan
- Test lapangan
- Administrasi dan formulir-formulir.

Pengendalian Kuantitas Pengawasan kuantitas (Quantity Control), dilakukan dengan mengecek


bahan-bahan/ campuran yang ditempatkan atau yang dipindahkan oleh
penyedia jasa konstruksi (kontraktor) atau yang terpasang. Konsultan akan
memproses bahan-bahan/ campuran berdasarkan atas :

 Hasil pengukuran yang memenuhi batas toleransi pembayaran.


 Metoda perhitungan
 Lokasi kerja
 Jenis pekerjaan
 Tanggal diselesaikannya pekerjaan.

Setelah pekerjaan memenuhi persyaratan baik secara kualitas maupun persyaratan lainnya, maka pengukuran
kuantitas dapat dilakukan agar volume pekerjaan dengan teliti/akurat yang disetujui oleh konsultan sehingga
kuantitas dalam kontrak adalah benar diukur dan mendapat persetujuan dari konsultan.

KURSI STAFF
Kendali kualitas mutu pada pelaksanaan pekerjaan.

Dalam pelaksanaan proyek konstruksi, sasaran pengelolaan proyek (project management) disamping biaya dan
jadwal adalah pemenuhan persyaratan mutu. Dalam hubungan ini, suatu peralatan, material dan cara kerja diangap
memenuhi persyaratan mutu apabila dipenuhi semua persyaratan yang ditentukan dalam kriteria dan spesifikasi.
Dengan demikian, instalasi/bangunan yang dibangun atau produk yang dihasilkan, yang terdiri dari komponen
peralatan dan material yang memenuhi persyaratan mutu, dapat diharapkan berfungsi secara memuaskan selama
kurun waktu tertentu atau dengan kata lain siap untuk dipakai (fitness for use). Dan untuk mencapai tujuan tersebut
secara efektif dan ekonomis tidak hanya diperlukan pemeriksaan di tahap akhir sebelum diserahterimakan (FHO)
kepada pemilik proyek/konsumen, tetapi juga diperlukan serangkaian tindakan sepanjang siklus proyek mulai dari
penyusunan program, perencanaan, pengawasan, pemeriksanaan dan pengendalian mutu. Kegiatan tersebut
dikenal dengan penjaminan mutu (Quality Assurance-QA).

Dalam arti yang luas “mutu” atau “kualitas” bersifat subyektif. Suatu barang yang amat bermutu bagi seseorang
belum tentu bermutu bagi orang lain. Oleh karena itu, dunia usaha dan industri mencoba memberikan batasan
yang dapat diterima oleh kalangan yang berkepentingan, misalnya ISO 8402 (1986):[1]

123 | P a g e
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017

“Mutu adalah sifat dan karakterisk produk atau jasa yang membuatnya memenuhi kebutuhan pelanggan atau
pemakai (customers).”

Sementara definisi lain untuk mutu yang sering diasosiasian dengan proyek adalah fitness for use. Istilah ini
disamping mempunyai arti seperti yang diuraikan diatas, juga memperhatikan masalah tersediaya produk,
kehandalan dan masalah pemeliharaan.

Definisi diatas tentunya akan sangat bervariasi tergantung pada masing-masing bidang usaha maupun industri.
Akan tetapi secara umum ada 4 (empat) spektrum mutu/kualitas yakni kualitas perencanaan (quality planning),
pemantauan kualitas (quality control), jaminan kualitas (quality assurance) dan pengembangan kualitas (quality
improvement).[2]

Manajemen mutu/kualitas mengadopsi beberapa prinsip-prinsip manajemen[3], yang dapat diterapkan pada
puncak manajemen perusahaan untuk menjadi pedoman bagi organisasi dalam mengembangkan kinerja
organisasi. Beberapa prinsip tersebut adalah sebagai berikut :

Fokus pada keinginan konsumen (customer focus) Suatu perusahaan dapat menjaga dan
mengembangkan konsumennya, bilamana
perusahaan dapat mengerti dan memahami
tuntutan dan kebutuhan konsumen saat ini dan
mendatang, sehingga berusaha memenuhi
kebutuhan dan mencoba memenuhi ekspetasi
konsumen adalah kuncinya.

Kepemimpinan (Leadership) Para pemimpin dalam setiap unit dalam suatu organisasi perusahaan
(penyedia jasa konstruksi) menyiapkan dan diarahkan untuk mengembangkan
budaya kualitas. Mereka harus dapat mengkreasikan dan memelihara budaya
kualitas dalam setiap lingkungan internal yang dipimpinnya, mendorong setiap
anggota timnya untuk mencapai tujuan perusahaan yakni pencapaian target
kualitas/ mutu pekerjaan, dan dalam hal ini mencapai mutu/ kualitas pekerjaan
konstruksi.

Pengembangan Individu (Involvement of people) Setiap individu baik karyawan maupun pemimpin pada
setiap level perusahaan jasa konstruksi harus memahami
budaya manajemen kualitas. Setiap individu harus berusaha
mengembangkan segala kemampuan dan kemungkinan
yang dapat digunakan bagi keuntungan perusahaan.
Pendekatan proses (Process approach) Hasil yang buruk dapat dikurangi bila setiap aktivitas dan kebutuhan
sumber daya (manusia, material/bahan/alat, waktu) dikelola dalam
suatu organisasi perusahaan sebagai suatu proses.

Pendekatan Sistem Pada Manajemen (System approach to management) Suatu organisasi perusahaan
dapat efektif dan efisien dalam
mengembangkan target dan
tujuan mutu/ kualitas yang
merupakan kontribusi dari tahap
identifikasi, pemahaman dan
pengelolaan semua proses yang
saling terkait sebagai suatu
sistem.

124 | P a g e
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017

Terus Berkembang (Continual improvement) Salah satu target tujuan kualitas/mutu secara permanen dari
suatu organisasi adalah terus mengembangkan kinerja
pencampaian mutu semua aktivitasnya.

Perumusan Keputusan Berdasarkan Pendekatan Fakta


(Factual approach to decision making)
Keputusan-keputusan yang efektif adalah beranjak dari dari analisis data dan informasi yang benar.

Membangun Hubungan yang Saling Menguntungkan dengan Suplier


(Mutually beneficial supplier relationships)
Sejak hubungan antara suatu perusahaan (penyedia jasa konstruksi) dan supliernya adalah interdependent, maka
perlu dikembangkan hubungan yang saling menguntungkan diantara keduanya untuk memungkinkan
pengembangan meningkatkan value keduanya.

Pengelolaan mutu (Quality Management) bertujuan mencapai persyaratan mutu proyek pada pekerjaan pertama
tanpa adanya pengulangan (to do right things right the first time) dengan cara-cara yang efektif dan ekonomis.
Pengelolaan mutu proyek konstruksi merupakan unsur dari pengelolaan proyeks secara keseluruhan, yang antara
lain adalah sebagai berikut : Meletakan dasar filosofi dan kebijakan mutu proyek
Memberikan keputusan strategis mengenai hubungan antara mutu, biaya dan
jadwal
Membuat program penjaminan dan pengendalian mutu proyek (QA/ QC)
Implementasi Program QA/ QC.

Perlu juga dipahami bahwa penanganan masalah mutu dimulai sejak awal sampai proyek dinyatakan selesai. Pada
priode tersebut penyelenggaraan proyek dibagi menjadi pekerjaan spesifik, yang kemudian diserahkan kepada
masing-masing bidang/ unit sesuai keahlian. Jadi semua pihak memiliki tanggung jawab yang sama untuk menjaga
kualitas/ mutu, bila melaksanakan tugasnya dengan benar dan tepat dari segi mutu. Atau dengan kata lain harus
selalu berorientasi kepada mutu.

Penjaminan mutu (QA) adalah semua perencanaan dan langkah sistematis yang diperlukan untuk memberikan
keyaknian bahwa instalasi atau sistem yang akan diwujudkan dapat beroperasi secara memuaskan. Sedangkan
pengendalian mutu (QC) adalah bagian dari penjaminan mutu yang memberikan petunjuk dan cara-cara untuk
mengendalikan mutu material, struktur, komponen atau sistem agar memenuhi keperluan yang telah ditentukan.
Jadi Pengendalian Mutu (QC) meliputi tindakan-tindakan yang berupa: pengetesan, pengukuran dan pemeriksaan
apakah kegiatan-kegiatan engineering/konstruksi dan kegiatan lainnya telah memenuhi dan sesuai dengan kriteria
yang digariskan.

Masalah mutu/ kualitas dalam proyek konstruksi erat hubungannya dengan masalah-masalah berikut:

Material konstruksi, yang umumnya tersedia ataupun dapat dibeli di lokasi atau sekitar lokasi proyek.
Peralatan (equipment), yang dibuat di pabrik atas dasar pesanan, seperti kompresor, generator mesin-
mesin, dlsb. Peralatan demikian umumnya diangkut dari jarak jauh untuk sampai ke lokasi proyek.
Pelatihan dan sertifikasi tenaga konstruksi, misalnya melatih ahli mengelas, pertukangan, mandor dlsb.

Pengendalian proyek konstruksi mencakup dan tidak terbatas pada hal-hal sebagai berikut :

Membuat kerangka kerja secara total;


Pengisian tenaga kerja termasuk penunjukan konsultan;
Menjamin bahwa semua informasi yang ada telah dikomunikasikan ke semua pihak terkait;
Adanya jaminan bahwa semua rencana yang dibuat akan dapat dilaksanakan;
Monitoring hasil pelaksanaan dan membandingkannya dengan rencana, dan
Mengadakan langkah perbaikan (corrective action) pada saat yang paling awal.

125 | P a g e
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017

Hubungan antara fungsi-fungsi manajemen dan faktor-faktor yang menjadi ukuran suksesnya perencanaan dan
pengendalian termasuk pengendalian mutu. Merupakan kewajiban penyedia jasa konstruksi untuk menyiapkan
rencana pengawasan kualitas dan kepastian kualitas. Rencana pengawasan kualitas dan kepastian kualitas/
Quality Control dan Quality Assurance/ QA-QC meliputi kegiatan berikut :

Rencana pengawasan kualitas Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus mendapatkan


persetujuan dari wakil pemberi kerja mengenai QA-QC untuk seluruh
pekerjaan yang menjelaskan seluruh prosedur, instruksi, rekaman-
rekaman, dan personil yang digunakan untuk memastikan dan
mengontrol kualitas pekerjaan.

Rencana QA/ QC harus diajukan penyedia jasa konstruksi


(kontraktor) kepada wakil pemberi kerja sebelum rapt mulainya
proyek. Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus menyajikan
kepada wakil pemberi kerja rencana pengawasan kualitas yang akan
dilaksanakannya. Rencana QA/ QC tersebut harus disetujui oleh
wakil pemberi kerja agar sesuai dengan yang diharapkan.

QA/ QC manajer Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus menunjuk seorang QA/ QC manajer
sebelum pekerjaan konstruksi dilaksanakan. QA/ QC manajer akan bertaggung jawab
terhadap pelaksanaan dan keberlangsungan rencana pengawasan kualitas. Orang
yang ditunjuk oleh penyedia jasa konstruksi (kontraktor) sebagai QA/ QC manajer harus
disetujui oleh wakil pemberi kerja. QA/ QC manajer akan melaporkan pekerjaannya
langsung kepada Manajer proyek dari penyedia jasa konstruksi (kontraktor).

Perubahan pada rencana pengawasan kualitas Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus memberi
tahukan kepada wakil pemberi kerja secara tertulis segala
usulan perubahan pada rencana pengawasan kuaitas.
Perubahan yang dibuat pada rencana pengawasan kuaitas
tidak boleh dilaksanakan sebelum persetujuan tertulis dari
wakil pemberi kerja.

Hal-hal yang melekat pada rencana pengawasan kualitas Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus
memastikan bahwa rencana pengawasan kualitas
yang telah disetujui telah diikuti dan dilaksanakan
selama pelaksanaan pekerjaan. Seluruh hasil
pengawasan, record dan seluruh operasi
pengawasan kualitas harus dilaporkan secara
berkala kepada wakil pemberi kerja.
Dalam pengendalian kualitas/ mutu terdapat 2
(dua) komponen kegiatan utama dalam
pelaksanaan konstruksi yakni pengendalian
kualitas (QA) dan pengendalian kuantitas (QC).
Urain masing-masing kegiatan sebagai berikut :

Pengendalian Kualitas Pekerjaan pelaksanaan konstruksi dimulai dari pekerjaan tanah sampai pada konstruksi
akan dikendalikan dengan memberikan pengawasan, arahan, bimbingan dan instruksi
yang diperlukan kepada penyedia jasa konstruksi (kontraktor) guna menjamin bahwa
semua pekerjaan dilaksanakan dengan baik, tepat kualitas. Aspek-aspek pengendalian
mutu yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan konstruksi antara lain meliputi :

126 | P a g e
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017

- Peralatan yang digunakan


- Cara pengangkutan material/campuran ke lokasi kerja.
- Penyimpanan bahan/material
- Pengujian material yang akan digunakan termasuk peralatan laboratorium.
- Pengujian rutin laboratorium selama pelaksanaan
- Test lapangan
- Administrasi dan formulir-formulir.

Pengendalian Kuantitas Pengawasan kuantitas (Quantity Control), dilakukan dengan mengecek


bahan-bahan/ campuran yang ditempatkan atau yang dipindahkan oleh
penyedia jasa konstruksi (kontraktor) atau yang terpasang. Konsultan akan
memproses bahan-bahan/ campuran berdasarkan atas :

 Hasil pengukuran yang memenuhi batas toleransi pembayaran.


 Metoda perhitungan
 Lokasi kerja
 Jenis pekerjaan
 Tanggal diselesaikannya pekerjaan.

Setelah pekerjaan memenuhi persyaratan baik secara kualitas maupun persyaratan lainnya, maka pengukuran
kuantitas dapat dilakukan agar volume pekerjaan dengan teliti/akurat yang disetujui oleh konsultan sehingga
kuantitas dalam kontrak adalah benar diukur dan mendapat persetujuan dari konsultan.

MEJA STAFF
Kendali kualitas mutu pada pelaksanaan pekerjaan.

Dalam pelaksanaan proyek konstruksi, sasaran pengelolaan proyek (project management) disamping biaya dan
jadwal adalah pemenuhan persyaratan mutu. Dalam hubungan ini, suatu peralatan, material dan cara kerja diangap
memenuhi persyaratan mutu apabila dipenuhi semua persyaratan yang ditentukan dalam kriteria dan spesifikasi.
Dengan demikian, instalasi/bangunan yang dibangun atau produk yang dihasilkan, yang terdiri dari komponen
peralatan dan material yang memenuhi persyaratan mutu, dapat diharapkan berfungsi secara memuaskan selama
kurun waktu tertentu atau dengan kata lain siap untuk dipakai (fitness for use). Dan untuk mencapai tujuan tersebut
secara efektif dan ekonomis tidak hanya diperlukan pemeriksaan di tahap akhir sebelum diserahterimakan (FHO)
kepada pemilik proyek/konsumen, tetapi juga diperlukan serangkaian tindakan sepanjang siklus proyek mulai dari
penyusunan program, perencanaan, pengawasan, pemeriksanaan dan pengendalian mutu. Kegiatan tersebut
dikenal dengan penjaminan mutu (Quality Assurance-QA).

Dalam arti yang luas “mutu” atau “kualitas” bersifat subyektif. Suatu barang yang amat bermutu bagi seseorang
belum tentu bermutu bagi orang lain. Oleh karena itu, dunia usaha dan industri mencoba memberikan batasan
yang dapat diterima oleh kalangan yang berkepentingan, misalnya ISO 8402 (1986):[1]

“Mutu adalah sifat dan karakterisk produk atau jasa yang membuatnya memenuhi kebutuhan pelanggan atau
pemakai (customers).”

127 | P a g e
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017

Sementara definisi lain untuk mutu yang sering diasosiasian dengan proyek adalah fitness for use. Istilah ini
disamping mempunyai arti seperti yang diuraikan diatas, juga memperhatikan masalah tersediaya produk,
kehandalan dan masalah pemeliharaan.

Definisi diatas tentunya akan sangat bervariasi tergantung pada masing-masing bidang usaha maupun industri.
Akan tetapi secara umum ada 4 (empat) spektrum mutu/kualitas yakni kualitas perencanaan (quality planning),
pemantauan kualitas (quality control), jaminan kualitas (quality assurance) dan pengembangan kualitas (quality
improvement).[2]

Manajemen mutu/kualitas mengadopsi beberapa prinsip-prinsip manajemen[3], yang dapat diterapkan pada
puncak manajemen perusahaan untuk menjadi pedoman bagi organisasi dalam mengembangkan kinerja
organisasi. Beberapa prinsip tersebut adalah sebagai berikut :

Fokus pada keinginan konsumen (customer focus) Suatu perusahaan dapat menjaga dan
mengembangkan konsumennya, bilamana
perusahaan dapat mengerti dan memahami
tuntutan dan kebutuhan konsumen saat ini dan
mendatang, sehingga berusaha memenuhi
kebutuhan dan mencoba memenuhi ekspetasi
konsumen adalah kuncinya.

Kepemimpinan (Leadership) Para pemimpin dalam setiap unit dalam suatu organisasi perusahaan
(penyedia jasa konstruksi) menyiapkan dan diarahkan untuk mengembangkan
budaya kualitas. Mereka harus dapat mengkreasikan dan memelihara budaya
kualitas dalam setiap lingkungan internal yang dipimpinnya, mendorong setiap
anggota timnya untuk mencapai tujuan perusahaan yakni pencapaian target
kualitas/ mutu pekerjaan, dan dalam hal ini mencapai mutu/ kualitas pekerjaan
konstruksi.

Pengembangan Individu (Involvement of people) Setiap individu baik karyawan maupun pemimpin pada
setiap level perusahaan jasa konstruksi harus memahami
budaya manajemen kualitas. Setiap individu harus berusaha
mengembangkan segala kemampuan dan kemungkinan
yang dapat digunakan bagi keuntungan perusahaan.
Pendekatan proses (Process approach) Hasil yang buruk dapat dikurangi bila setiap aktivitas dan kebutuhan
sumber daya (manusia, material/bahan/alat, waktu) dikelola dalam
suatu organisasi perusahaan sebagai suatu proses.

Pendekatan Sistem Pada Manajemen (System approach to management) Suatu organisasi perusahaan
dapat efektif dan efisien dalam
mengembangkan target dan
tujuan mutu/ kualitas yang
merupakan kontribusi dari tahap
identifikasi, pemahaman dan
pengelolaan semua proses yang
saling terkait sebagai suatu
sistem.

Terus Berkembang (Continual improvement) Salah satu target tujuan kualitas/mutu secara permanen dari
suatu organisasi adalah terus mengembangkan kinerja
pencampaian mutu semua aktivitasnya.

128 | P a g e
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017

Perumusan Keputusan Berdasarkan Pendekatan Fakta


(Factual approach to decision making)
Keputusan-keputusan yang efektif adalah beranjak dari dari analisis data dan informasi yang benar.

Membangun Hubungan yang Saling Menguntungkan dengan Suplier


(Mutually beneficial supplier relationships)
Sejak hubungan antara suatu perusahaan (penyedia jasa konstruksi) dan supliernya adalah interdependent, maka
perlu dikembangkan hubungan yang saling menguntungkan diantara keduanya untuk memungkinkan
pengembangan meningkatkan value keduanya.

Pengelolaan mutu (Quality Management) bertujuan mencapai persyaratan mutu proyek pada pekerjaan pertama
tanpa adanya pengulangan (to do right things right the first time) dengan cara-cara yang efektif dan ekonomis.
Pengelolaan mutu proyek konstruksi merupakan unsur dari pengelolaan proyeks secara keseluruhan, yang antara
lain adalah sebagai berikut : Meletakan dasar filosofi dan kebijakan mutu proyek
Memberikan keputusan strategis mengenai hubungan antara mutu, biaya dan
jadwal
Membuat program penjaminan dan pengendalian mutu proyek (QA/ QC)
Implementasi Program QA/ QC.

Perlu juga dipahami bahwa penanganan masalah mutu dimulai sejak awal sampai proyek dinyatakan selesai. Pada
priode tersebut penyelenggaraan proyek dibagi menjadi pekerjaan spesifik, yang kemudian diserahkan kepada
masing-masing bidang/ unit sesuai keahlian. Jadi semua pihak memiliki tanggung jawab yang sama untuk menjaga
kualitas/ mutu, bila melaksanakan tugasnya dengan benar dan tepat dari segi mutu. Atau dengan kata lain harus
selalu berorientasi kepada mutu.

Penjaminan mutu (QA) adalah semua perencanaan dan langkah sistematis yang diperlukan untuk memberikan
keyaknian bahwa instalasi atau sistem yang akan diwujudkan dapat beroperasi secara memuaskan. Sedangkan
pengendalian mutu (QC) adalah bagian dari penjaminan mutu yang memberikan petunjuk dan cara-cara untuk
mengendalikan mutu material, struktur, komponen atau sistem agar memenuhi keperluan yang telah ditentukan.
Jadi Pengendalian Mutu (QC) meliputi tindakan-tindakan yang berupa: pengetesan, pengukuran dan pemeriksaan
apakah kegiatan-kegiatan engineering/konstruksi dan kegiatan lainnya telah memenuhi dan sesuai dengan kriteria
yang digariskan.

Masalah mutu/ kualitas dalam proyek konstruksi erat hubungannya dengan masalah-masalah berikut:

Material konstruksi, yang umumnya tersedia ataupun dapat dibeli di lokasi atau sekitar lokasi proyek.
Peralatan (equipment), yang dibuat di pabrik atas dasar pesanan, seperti kompresor, generator mesin-
mesin, dlsb. Peralatan demikian umumnya diangkut dari jarak jauh untuk sampai ke lokasi proyek.
Pelatihan dan sertifikasi tenaga konstruksi, misalnya melatih ahli mengelas, pertukangan, mandor dlsb.

Pengendalian proyek konstruksi mencakup dan tidak terbatas pada hal-hal sebagai berikut :

Membuat kerangka kerja secara total;


Pengisian tenaga kerja termasuk penunjukan konsultan;
Menjamin bahwa semua informasi yang ada telah dikomunikasikan ke semua pihak terkait;
Adanya jaminan bahwa semua rencana yang dibuat akan dapat dilaksanakan;
Monitoring hasil pelaksanaan dan membandingkannya dengan rencana, dan
Mengadakan langkah perbaikan (corrective action) pada saat yang paling awal.

129 | P a g e
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017

Hubungan antara fungsi-fungsi manajemen dan faktor-faktor yang menjadi ukuran suksesnya perencanaan dan
pengendalian termasuk pengendalian mutu. Merupakan kewajiban penyedia jasa konstruksi untuk menyiapkan
rencana pengawasan kualitas dan kepastian kualitas. Rencana pengawasan kualitas dan kepastian kualitas/
Quality Control dan Quality Assurance/ QA-QC meliputi kegiatan berikut :

Rencana pengawasan kualitas Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus mendapatkan


persetujuan dari wakil pemberi kerja mengenai QA-QC untuk seluruh
pekerjaan yang menjelaskan seluruh prosedur, instruksi, rekaman-
rekaman, dan personil yang digunakan untuk memastikan dan
mengontrol kualitas pekerjaan.

Rencana QA/ QC harus diajukan penyedia jasa konstruksi


(kontraktor) kepada wakil pemberi kerja sebelum rapt mulainya
proyek. Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus menyajikan
kepada wakil pemberi kerja rencana pengawasan kualitas yang akan
dilaksanakannya. Rencana QA/ QC tersebut harus disetujui oleh
wakil pemberi kerja agar sesuai dengan yang diharapkan.

QA/ QC manajer Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus menunjuk seorang QA/ QC manajer
sebelum pekerjaan konstruksi dilaksanakan. QA/ QC manajer akan bertaggung jawab
terhadap pelaksanaan dan keberlangsungan rencana pengawasan kualitas. Orang
yang ditunjuk oleh penyedia jasa konstruksi (kontraktor) sebagai QA/ QC manajer harus
disetujui oleh wakil pemberi kerja. QA/ QC manajer akan melaporkan pekerjaannya
langsung kepada Manajer proyek dari penyedia jasa konstruksi (kontraktor).

Perubahan pada rencana pengawasan kualitas Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus memberi
tahukan kepada wakil pemberi kerja secara tertulis segala
usulan perubahan pada rencana pengawasan kuaitas.
Perubahan yang dibuat pada rencana pengawasan kuaitas
tidak boleh dilaksanakan sebelum persetujuan tertulis dari
wakil pemberi kerja.

Hal-hal yang melekat pada rencana pengawasan kualitas Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus
memastikan bahwa rencana pengawasan kualitas
yang telah disetujui telah diikuti dan dilaksanakan
selama pelaksanaan pekerjaan. Seluruh hasil
pengawasan, record dan seluruh operasi
pengawasan kualitas harus dilaporkan secara
berkala kepada wakil pemberi kerja.
Dalam pengendalian kualitas/ mutu terdapat 2
(dua) komponen kegiatan utama dalam
pelaksanaan konstruksi yakni pengendalian
kualitas (QA) dan pengendalian kuantitas (QC).
Urain masing-masing kegiatan sebagai berikut :

Pengendalian Kualitas Pekerjaan pelaksanaan konstruksi dimulai dari pekerjaan tanah sampai pada konstruksi
akan dikendalikan dengan memberikan pengawasan, arahan, bimbingan dan instruksi
yang diperlukan kepada penyedia jasa konstruksi (kontraktor) guna menjamin bahwa
semua pekerjaan dilaksanakan dengan baik, tepat kualitas. Aspek-aspek pengendalian
mutu yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan konstruksi antara lain meliputi :

130 | P a g e
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017

- Peralatan yang digunakan


- Cara pengangkutan material/campuran ke lokasi kerja.
- Penyimpanan bahan/material
- Pengujian material yang akan digunakan termasuk peralatan laboratorium.
- Pengujian rutin laboratorium selama pelaksanaan
- Test lapangan
- Administrasi dan formulir-formulir.

Pengendalian Kuantitas Pengawasan kuantitas (Quantity Control), dilakukan dengan mengecek


bahan-bahan/ campuran yang ditempatkan atau yang dipindahkan oleh
penyedia jasa konstruksi (kontraktor) atau yang terpasang. Konsultan akan
memproses bahan-bahan/ campuran berdasarkan atas :

 Hasil pengukuran yang memenuhi batas toleransi pembayaran.


 Metoda perhitungan
 Lokasi kerja
 Jenis pekerjaan
 Tanggal diselesaikannya pekerjaan.

Setelah pekerjaan memenuhi persyaratan baik secara kualitas maupun persyaratan lainnya, maka pengukuran
kuantitas dapat dilakukan agar volume pekerjaan dengan teliti/akurat yang disetujui oleh konsultan sehingga
kuantitas dalam kontrak adalah benar diukur dan mendapat persetujuan dari konsultan.

MEJA LOKET DAN INTERIOR LOKET


Kendali kualitas mutu pada pelaksanaan pekerjaan.

Dalam pelaksanaan proyek konstruksi, sasaran pengelolaan proyek (project management) disamping biaya dan
jadwal adalah pemenuhan persyaratan mutu. Dalam hubungan ini, suatu peralatan, material dan cara kerja diangap
memenuhi persyaratan mutu apabila dipenuhi semua persyaratan yang ditentukan dalam kriteria dan spesifikasi.
Dengan demikian, instalasi/bangunan yang dibangun atau produk yang dihasilkan, yang terdiri dari komponen
peralatan dan material yang memenuhi persyaratan mutu, dapat diharapkan berfungsi secara memuaskan selama
kurun waktu tertentu atau dengan kata lain siap untuk dipakai (fitness for use). Dan untuk mencapai tujuan tersebut
secara efektif dan ekonomis tidak hanya diperlukan pemeriksaan di tahap akhir sebelum diserahterimakan (FHO)
kepada pemilik proyek/konsumen, tetapi juga diperlukan serangkaian tindakan sepanjang siklus proyek mulai dari
penyusunan program, perencanaan, pengawasan, pemeriksanaan dan pengendalian mutu. Kegiatan tersebut
dikenal dengan penjaminan mutu (Quality Assurance-QA).

Dalam arti yang luas “mutu” atau “kualitas” bersifat subyektif. Suatu barang yang amat bermutu bagi seseorang
belum tentu bermutu bagi orang lain. Oleh karena itu, dunia usaha dan industri mencoba memberikan batasan
yang dapat diterima oleh kalangan yang berkepentingan, misalnya ISO 8402 (1986):[1]

“Mutu adalah sifat dan karakterisk produk atau jasa yang membuatnya memenuhi kebutuhan pelanggan atau
pemakai (customers).”
Sementara definisi lain untuk mutu yang sering diasosiasian dengan proyek adalah fitness for use. Istilah ini
disamping mempunyai arti seperti yang diuraikan diatas, juga memperhatikan masalah tersediaya produk,
kehandalan dan masalah pemeliharaan.

Definisi diatas tentunya akan sangat bervariasi tergantung pada masing-masing bidang usaha maupun industri.
Akan tetapi secara umum ada 4 (empat) spektrum mutu/kualitas yakni kualitas perencanaan (quality planning),
pemantauan kualitas (quality control), jaminan kualitas (quality assurance) dan pengembangan kualitas (quality
improvement).[2]

131 | P a g e
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017

Manajemen mutu/kualitas mengadopsi beberapa prinsip-prinsip manajemen[3], yang dapat diterapkan pada
puncak manajemen perusahaan untuk menjadi pedoman bagi organisasi dalam mengembangkan kinerja
organisasi. Beberapa prinsip tersebut adalah sebagai berikut :

Fokus pada keinginan konsumen (customer focus) Suatu perusahaan dapat menjaga dan
mengembangkan konsumennya, bilamana
perusahaan dapat mengerti dan memahami
tuntutan dan kebutuhan konsumen saat ini dan
mendatang, sehingga berusaha memenuhi
kebutuhan dan mencoba memenuhi ekspetasi
konsumen adalah kuncinya.

Kepemimpinan (Leadership) Para pemimpin dalam setiap unit dalam suatu organisasi perusahaan
(penyedia jasa konstruksi) menyiapkan dan diarahkan untuk mengembangkan
budaya kualitas. Mereka harus dapat mengkreasikan dan memelihara budaya
kualitas dalam setiap lingkungan internal yang dipimpinnya, mendorong setiap
anggota timnya untuk mencapai tujuan perusahaan yakni pencapaian target
kualitas/ mutu pekerjaan, dan dalam hal ini mencapai mutu/ kualitas pekerjaan
konstruksi.

Pengembangan Individu (Involvement of people) Setiap individu baik karyawan maupun pemimpin pada
setiap level perusahaan jasa konstruksi harus memahami
budaya manajemen kualitas. Setiap individu harus berusaha
mengembangkan segala kemampuan dan kemungkinan
yang dapat digunakan bagi keuntungan perusahaan.
Pendekatan proses (Process approach) Hasil yang buruk dapat dikurangi bila setiap aktivitas dan kebutuhan
sumber daya (manusia, material/bahan/alat, waktu) dikelola dalam
suatu organisasi perusahaan sebagai suatu proses.

Pendekatan Sistem Pada Manajemen (System approach to management) Suatu organisasi perusahaan
dapat efektif dan efisien dalam
mengembangkan target dan
tujuan mutu/ kualitas yang
merupakan kontribusi dari tahap
identifikasi, pemahaman dan
pengelolaan semua proses yang
saling terkait sebagai suatu
sistem.

Terus Berkembang (Continual improvement) Salah satu target tujuan kualitas/mutu secara permanen dari
suatu organisasi adalah terus mengembangkan kinerja
pencampaian mutu semua aktivitasnya.

Perumusan Keputusan Berdasarkan Pendekatan Fakta


(Factual approach to decision making)
Keputusan-keputusan yang efektif adalah beranjak dari dari analisis data dan informasi yang benar.
Membangun Hubungan yang Saling Menguntungkan dengan Suplier
(Mutually beneficial supplier relationships)
Sejak hubungan antara suatu perusahaan (penyedia jasa konstruksi) dan supliernya adalah interdependent, maka
perlu dikembangkan hubungan yang saling menguntungkan diantara keduanya untuk memungkinkan
pengembangan meningkatkan value keduanya.

132 | P a g e
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017

Pengelolaan mutu (Quality Management) bertujuan mencapai persyaratan mutu proyek pada pekerjaan pertama
tanpa adanya pengulangan (to do right things right the first time) dengan cara-cara yang efektif dan ekonomis.
Pengelolaan mutu proyek konstruksi merupakan unsur dari pengelolaan proyeks secara keseluruhan, yang antara
lain adalah sebagai berikut : Meletakan dasar filosofi dan kebijakan mutu proyek
Memberikan keputusan strategis mengenai hubungan antara mutu, biaya dan
jadwal
Membuat program penjaminan dan pengendalian mutu proyek (QA/ QC)
Implementasi Program QA/ QC.

Perlu juga dipahami bahwa penanganan masalah mutu dimulai sejak awal sampai proyek dinyatakan selesai. Pada
priode tersebut penyelenggaraan proyek dibagi menjadi pekerjaan spesifik, yang kemudian diserahkan kepada
masing-masing bidang/ unit sesuai keahlian. Jadi semua pihak memiliki tanggung jawab yang sama untuk menjaga
kualitas/ mutu, bila melaksanakan tugasnya dengan benar dan tepat dari segi mutu. Atau dengan kata lain harus
selalu berorientasi kepada mutu.

Penjaminan mutu (QA) adalah semua perencanaan dan langkah sistematis yang diperlukan untuk memberikan
keyaknian bahwa instalasi atau sistem yang akan diwujudkan dapat beroperasi secara memuaskan. Sedangkan
pengendalian mutu (QC) adalah bagian dari penjaminan mutu yang memberikan petunjuk dan cara-cara untuk
mengendalikan mutu material, struktur, komponen atau sistem agar memenuhi keperluan yang telah ditentukan.
Jadi Pengendalian Mutu (QC) meliputi tindakan-tindakan yang berupa: pengetesan, pengukuran dan pemeriksaan
apakah kegiatan-kegiatan engineering/konstruksi dan kegiatan lainnya telah memenuhi dan sesuai dengan kriteria
yang digariskan.

Masalah mutu/ kualitas dalam proyek konstruksi erat hubungannya dengan masalah-masalah berikut:

Material konstruksi, yang umumnya tersedia ataupun dapat dibeli di lokasi atau sekitar lokasi proyek.
Peralatan (equipment), yang dibuat di pabrik atas dasar pesanan, seperti kompresor, generator mesin-
mesin, dlsb. Peralatan demikian umumnya diangkut dari jarak jauh untuk sampai ke lokasi proyek.
Pelatihan dan sertifikasi tenaga konstruksi, misalnya melatih ahli mengelas, pertukangan, mandor dlsb.

Pengendalian proyek konstruksi mencakup dan tidak terbatas pada hal-hal sebagai berikut :

Membuat kerangka kerja secara total;


Pengisian tenaga kerja termasuk penunjukan konsultan;
Menjamin bahwa semua informasi yang ada telah dikomunikasikan ke semua pihak terkait;
Adanya jaminan bahwa semua rencana yang dibuat akan dapat dilaksanakan;
Monitoring hasil pelaksanaan dan membandingkannya dengan rencana, dan
Mengadakan langkah perbaikan (corrective action) pada saat yang paling awal.

Hubungan antara fungsi-fungsi manajemen dan faktor-faktor yang menjadi ukuran suksesnya perencanaan dan
pengendalian termasuk pengendalian mutu. Merupakan kewajiban penyedia jasa konstruksi untuk menyiapkan
rencana pengawasan kualitas dan kepastian kualitas. Rencana pengawasan kualitas dan kepastian kualitas/
Quality Control dan Quality Assurance/ QA-QC meliputi kegiatan berikut :

Rencana pengawasan kualitas Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus mendapatkan


persetujuan dari wakil pemberi kerja mengenai QA-QC untuk seluruh
pekerjaan yang menjelaskan seluruh prosedur, instruksi, rekaman-
rekaman, dan personil yang digunakan untuk memastikan dan
mengontrol kualitas pekerjaan.
Rencana QA/ QC harus diajukan penyedia jasa konstruksi
(kontraktor) kepada wakil pemberi kerja sebelum rapt mulainya

133 | P a g e
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017

proyek. Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus menyajikan


kepada wakil pemberi kerja rencana pengawasan kualitas yang akan
dilaksanakannya. Rencana QA/ QC tersebut harus disetujui oleh
wakil pemberi kerja agar sesuai dengan yang diharapkan.

QA/ QC manajer Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus menunjuk seorang QA/ QC manajer
sebelum pekerjaan konstruksi dilaksanakan. QA/ QC manajer akan bertaggung jawab
terhadap pelaksanaan dan keberlangsungan rencana pengawasan kualitas. Orang
yang ditunjuk oleh penyedia jasa konstruksi (kontraktor) sebagai QA/ QC manajer harus
disetujui oleh wakil pemberi kerja. QA/ QC manajer akan melaporkan pekerjaannya
langsung kepada Manajer proyek dari penyedia jasa konstruksi (kontraktor).

Perubahan pada rencana pengawasan kualitas Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus memberi
tahukan kepada wakil pemberi kerja secara tertulis segala
usulan perubahan pada rencana pengawasan kuaitas.
Perubahan yang dibuat pada rencana pengawasan kuaitas
tidak boleh dilaksanakan sebelum persetujuan tertulis dari
wakil pemberi kerja.

Hal-hal yang melekat pada rencana pengawasan kualitas Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus
memastikan bahwa rencana pengawasan kualitas
yang telah disetujui telah diikuti dan dilaksanakan
selama pelaksanaan pekerjaan. Seluruh hasil
pengawasan, record dan seluruh operasi
pengawasan kualitas harus dilaporkan secara
berkala kepada wakil pemberi kerja.
Dalam pengendalian kualitas/ mutu terdapat 2
(dua) komponen kegiatan utama dalam
pelaksanaan konstruksi yakni pengendalian
kualitas (QA) dan pengendalian kuantitas (QC).
Urain masing-masing kegiatan sebagai berikut :

Pengendalian Kualitas Pekerjaan pelaksanaan konstruksi dimulai dari pekerjaan tanah sampai pada konstruksi
akan dikendalikan dengan memberikan pengawasan, arahan, bimbingan dan instruksi
yang diperlukan kepada penyedia jasa konstruksi (kontraktor) guna menjamin bahwa
semua pekerjaan dilaksanakan dengan baik, tepat kualitas. Aspek-aspek pengendalian
mutu yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan konstruksi antara lain meliputi :

- Peralatan yang digunakan


- Cara pengangkutan material/campuran ke lokasi kerja.
- Penyimpanan bahan/material
- Pengujian material yang akan digunakan termasuk peralatan laboratorium.
- Pengujian rutin laboratorium selama pelaksanaan
- Test lapangan
- Administrasi dan formulir-formulir.

Pengendalian Kuantitas Pengawasan kuantitas (Quantity Control), dilakukan dengan mengecek


bahan-bahan/ campuran yang ditempatkan atau yang dipindahkan oleh
penyedia jasa konstruksi (kontraktor) atau yang terpasang. Konsultan akan
memproses bahan-bahan/ campuran berdasarkan atas :

 Hasil pengukuran yang memenuhi batas toleransi pembayaran.

134 | P a g e
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017

 Metoda perhitungan
 Lokasi kerja
 Jenis pekerjaan
 Tanggal diselesaikannya pekerjaan.

Setelah pekerjaan memenuhi persyaratan baik secara kualitas maupun persyaratan lainnya, maka pengukuran
kuantitas dapat dilakukan agar volume pekerjaan dengan teliti/akurat yang disetujui oleh konsultan sehingga
kuantitas dalam kontrak adalah benar diukur dan mendapat persetujuan dari konsultan.

LEMARI ARSIP
Kendali kualitas mutu pada pelaksanaan pekerjaan.

Dalam pelaksanaan proyek konstruksi, sasaran pengelolaan proyek (project management) disamping biaya dan
jadwal adalah pemenuhan persyaratan mutu. Dalam hubungan ini, suatu peralatan, material dan cara kerja diangap
memenuhi persyaratan mutu apabila dipenuhi semua persyaratan yang ditentukan dalam kriteria dan spesifikasi.
Dengan demikian, instalasi/bangunan yang dibangun atau produk yang dihasilkan, yang terdiri dari komponen
peralatan dan material yang memenuhi persyaratan mutu, dapat diharapkan berfungsi secara memuaskan selama
kurun waktu tertentu atau dengan kata lain siap untuk dipakai (fitness for use). Dan untuk mencapai tujuan tersebut
secara efektif dan ekonomis tidak hanya diperlukan pemeriksaan di tahap akhir sebelum diserahterimakan (FHO)
kepada pemilik proyek/konsumen, tetapi juga diperlukan serangkaian tindakan sepanjang siklus proyek mulai dari
penyusunan program, perencanaan, pengawasan, pemeriksanaan dan pengendalian mutu. Kegiatan tersebut
dikenal dengan penjaminan mutu (Quality Assurance-QA).

Dalam arti yang luas “mutu” atau “kualitas” bersifat subyektif. Suatu barang yang amat bermutu bagi seseorang
belum tentu bermutu bagi orang lain. Oleh karena itu, dunia usaha dan industri mencoba memberikan batasan
yang dapat diterima oleh kalangan yang berkepentingan, misalnya ISO 8402 (1986):[1]

“Mutu adalah sifat dan karakterisk produk atau jasa yang membuatnya memenuhi kebutuhan pelanggan atau
pemakai (customers).”

Sementara definisi lain untuk mutu yang sering diasosiasian dengan proyek adalah fitness for use. Istilah ini
disamping mempunyai arti seperti yang diuraikan diatas, juga memperhatikan masalah tersediaya produk,
kehandalan dan masalah pemeliharaan.

Definisi diatas tentunya akan sangat bervariasi tergantung pada masing-masing bidang usaha maupun industri.
Akan tetapi secara umum ada 4 (empat) spektrum mutu/kualitas yakni kualitas perencanaan (quality planning),
pemantauan kualitas (quality control), jaminan kualitas (quality assurance) dan pengembangan kualitas (quality
improvement).[2]

Manajemen mutu/kualitas mengadopsi beberapa prinsip-prinsip manajemen[3], yang dapat diterapkan pada
puncak manajemen perusahaan untuk menjadi pedoman bagi organisasi dalam mengembangkan kinerja
organisasi. Beberapa prinsip tersebut adalah sebagai berikut :

Fokus pada keinginan konsumen (customer focus) Suatu perusahaan dapat menjaga dan
mengembangkan konsumennya, bilamana
perusahaan dapat mengerti dan memahami
tuntutan dan kebutuhan konsumen saat ini dan
mendatang, sehingga berusaha memenuhi
kebutuhan dan mencoba memenuhi ekspetasi
konsumen adalah kuncinya.

135 | P a g e
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017

Kepemimpinan (Leadership) Para pemimpin dalam setiap unit dalam suatu organisasi perusahaan
(penyedia jasa konstruksi) menyiapkan dan diarahkan untuk mengembangkan
budaya kualitas. Mereka harus dapat mengkreasikan dan memelihara budaya
kualitas dalam setiap lingkungan internal yang dipimpinnya, mendorong setiap
anggota timnya untuk mencapai tujuan perusahaan yakni pencapaian target
kualitas/ mutu pekerjaan, dan dalam hal ini mencapai mutu/ kualitas pekerjaan
konstruksi.

Pengembangan Individu (Involvement of people) Setiap individu baik karyawan maupun pemimpin pada
setiap level perusahaan jasa konstruksi harus memahami
budaya manajemen kualitas. Setiap individu harus berusaha
mengembangkan segala kemampuan dan kemungkinan
yang dapat digunakan bagi keuntungan perusahaan.
Pendekatan proses (Process approach) Hasil yang buruk dapat dikurangi bila setiap aktivitas dan kebutuhan
sumber daya (manusia, material/bahan/alat, waktu) dikelola dalam
suatu organisasi perusahaan sebagai suatu proses.

Pendekatan Sistem Pada Manajemen (System approach to management) Suatu organisasi perusahaan
dapat efektif dan efisien dalam
mengembangkan target dan
tujuan mutu/ kualitas yang
merupakan kontribusi dari tahap
identifikasi, pemahaman dan
pengelolaan semua proses yang
saling terkait sebagai suatu
sistem.

Terus Berkembang (Continual improvement) Salah satu target tujuan kualitas/mutu secara permanen dari
suatu organisasi adalah terus mengembangkan kinerja
pencampaian mutu semua aktivitasnya.

Perumusan Keputusan Berdasarkan Pendekatan Fakta


(Factual approach to decision making)
Keputusan-keputusan yang efektif adalah beranjak dari dari analisis data dan informasi yang benar.

Membangun Hubungan yang Saling Menguntungkan dengan Suplier


(Mutually beneficial supplier relationships)
Sejak hubungan antara suatu perusahaan (penyedia jasa konstruksi) dan supliernya adalah interdependent, maka
perlu dikembangkan hubungan yang saling menguntungkan diantara keduanya untuk memungkinkan
pengembangan meningkatkan value keduanya.

Pengelolaan mutu (Quality Management) bertujuan mencapai persyaratan mutu proyek pada pekerjaan pertama
tanpa adanya pengulangan (to do right things right the first time) dengan cara-cara yang efektif dan ekonomis.
Pengelolaan mutu proyek konstruksi merupakan unsur dari pengelolaan proyeks secara keseluruhan, yang antara
lain adalah sebagai berikut : Meletakan dasar filosofi dan kebijakan mutu proyek
Memberikan keputusan strategis mengenai hubungan antara mutu, biaya dan
jadwal
Membuat program penjaminan dan pengendalian mutu proyek (QA/ QC)
Implementasi Program QA/ QC.

Perlu juga dipahami bahwa penanganan masalah mutu dimulai sejak awal sampai proyek dinyatakan selesai. Pada
priode tersebut penyelenggaraan proyek dibagi menjadi pekerjaan spesifik, yang kemudian diserahkan kepada

136 | P a g e
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017

masing-masing bidang/ unit sesuai keahlian. Jadi semua pihak memiliki tanggung jawab yang sama untuk menjaga
kualitas/ mutu, bila melaksanakan tugasnya dengan benar dan tepat dari segi mutu. Atau dengan kata lain harus
selalu berorientasi kepada mutu.

Penjaminan mutu (QA) adalah semua perencanaan dan langkah sistematis yang diperlukan untuk memberikan
keyaknian bahwa instalasi atau sistem yang akan diwujudkan dapat beroperasi secara memuaskan. Sedangkan
pengendalian mutu (QC) adalah bagian dari penjaminan mutu yang memberikan petunjuk dan cara-cara untuk
mengendalikan mutu material, struktur, komponen atau sistem agar memenuhi keperluan yang telah ditentukan.
Jadi Pengendalian Mutu (QC) meliputi tindakan-tindakan yang berupa: pengetesan, pengukuran dan pemeriksaan
apakah kegiatan-kegiatan engineering/konstruksi dan kegiatan lainnya telah memenuhi dan sesuai dengan kriteria
yang digariskan.

Masalah mutu/ kualitas dalam proyek konstruksi erat hubungannya dengan masalah-masalah berikut:

Material konstruksi, yang umumnya tersedia ataupun dapat dibeli di lokasi atau sekitar lokasi proyek.
Peralatan (equipment), yang dibuat di pabrik atas dasar pesanan, seperti kompresor, generator mesin-
mesin, dlsb. Peralatan demikian umumnya diangkut dari jarak jauh untuk sampai ke lokasi proyek.
Pelatihan dan sertifikasi tenaga konstruksi, misalnya melatih ahli mengelas, pertukangan, mandor dlsb.

Pengendalian proyek konstruksi mencakup dan tidak terbatas pada hal-hal sebagai berikut :

Membuat kerangka kerja secara total;


Pengisian tenaga kerja termasuk penunjukan konsultan;
Menjamin bahwa semua informasi yang ada telah dikomunikasikan ke semua pihak terkait;
Adanya jaminan bahwa semua rencana yang dibuat akan dapat dilaksanakan;
Monitoring hasil pelaksanaan dan membandingkannya dengan rencana, dan
Mengadakan langkah perbaikan (corrective action) pada saat yang paling awal.

Hubungan antara fungsi-fungsi manajemen dan faktor-faktor yang menjadi ukuran suksesnya perencanaan dan
pengendalian termasuk pengendalian mutu. Merupakan kewajiban penyedia jasa konstruksi untuk menyiapkan
rencana pengawasan kualitas dan kepastian kualitas. Rencana pengawasan kualitas dan kepastian kualitas/
Quality Control dan Quality Assurance/ QA-QC meliputi kegiatan berikut :

Rencana pengawasan kualitas Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus mendapatkan


persetujuan dari wakil pemberi kerja mengenai QA-QC untuk seluruh
pekerjaan yang menjelaskan seluruh prosedur, instruksi, rekaman-
rekaman, dan personil yang digunakan untuk memastikan dan
mengontrol kualitas pekerjaan.

Rencana QA/ QC harus diajukan penyedia jasa konstruksi


(kontraktor) kepada wakil pemberi kerja sebelum rapt mulainya
proyek. Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus menyajikan
kepada wakil pemberi kerja rencana pengawasan kualitas yang akan
dilaksanakannya. Rencana QA/ QC tersebut harus disetujui oleh
wakil pemberi kerja agar sesuai dengan yang diharapkan.

QA/ QC manajer Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus menunjuk seorang QA/ QC manajer
sebelum pekerjaan konstruksi dilaksanakan. QA/ QC manajer akan bertaggung jawab
terhadap pelaksanaan dan keberlangsungan rencana pengawasan kualitas. Orang
yang ditunjuk oleh penyedia jasa konstruksi (kontraktor) sebagai QA/ QC manajer harus
disetujui oleh wakil pemberi kerja. QA/ QC manajer akan melaporkan pekerjaannya
langsung kepada Manajer proyek dari penyedia jasa konstruksi (kontraktor).

137 | P a g e
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017

Perubahan pada rencana pengawasan kualitas Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus memberi
tahukan kepada wakil pemberi kerja secara tertulis segala
usulan perubahan pada rencana pengawasan kuaitas.
Perubahan yang dibuat pada rencana pengawasan kuaitas
tidak boleh dilaksanakan sebelum persetujuan tertulis dari
wakil pemberi kerja.

Hal-hal yang melekat pada rencana pengawasan kualitas Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus
memastikan bahwa rencana pengawasan kualitas
yang telah disetujui telah diikuti dan dilaksanakan
selama pelaksanaan pekerjaan. Seluruh hasil
pengawasan, record dan seluruh operasi
pengawasan kualitas harus dilaporkan secara
berkala kepada wakil pemberi kerja.
Dalam pengendalian kualitas/ mutu terdapat 2
(dua) komponen kegiatan utama dalam
pelaksanaan konstruksi yakni pengendalian
kualitas (QA) dan pengendalian kuantitas (QC).
Urain masing-masing kegiatan sebagai berikut :

Pengendalian Kualitas Pekerjaan pelaksanaan konstruksi dimulai dari pekerjaan tanah sampai pada konstruksi
akan dikendalikan dengan memberikan pengawasan, arahan, bimbingan dan instruksi
yang diperlukan kepada penyedia jasa konstruksi (kontraktor) guna menjamin bahwa
semua pekerjaan dilaksanakan dengan baik, tepat kualitas. Aspek-aspek pengendalian
mutu yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan konstruksi antara lain meliputi :

- Peralatan yang digunakan


- Cara pengangkutan material/campuran ke lokasi kerja.
- Penyimpanan bahan/material
- Pengujian material yang akan digunakan termasuk peralatan laboratorium.
- Pengujian rutin laboratorium selama pelaksanaan
- Test lapangan
- Administrasi dan formulir-formulir.

Pengendalian Kuantitas Pengawasan kuantitas (Quantity Control), dilakukan dengan mengecek


bahan-bahan/ campuran yang ditempatkan atau yang dipindahkan oleh
penyedia jasa konstruksi (kontraktor) atau yang terpasang. Konsultan akan
memproses bahan-bahan/ campuran berdasarkan atas :

 Hasil pengukuran yang memenuhi batas toleransi pembayaran.


 Metoda perhitungan
 Lokasi kerja
 Jenis pekerjaan
 Tanggal diselesaikannya pekerjaan.

Setelah pekerjaan memenuhi persyaratan baik secara kualitas maupun persyaratan lainnya, maka pengukuran
kuantitas dapat dilakukan agar volume pekerjaan dengan teliti/akurat yang disetujui oleh konsultan sehingga
kuantitas dalam kontrak adalah benar diukur dan mendapat persetujuan dari konsultan.

NAKAS

138 | P a g e
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017

Kendali kualitas mutu pada pelaksanaan pekerjaan.

Dalam pelaksanaan proyek konstruksi, sasaran pengelolaan proyek (project management) disamping biaya dan
jadwal adalah pemenuhan persyaratan mutu. Dalam hubungan ini, suatu peralatan, material dan cara kerja diangap
memenuhi persyaratan mutu apabila dipenuhi semua persyaratan yang ditentukan dalam kriteria dan spesifikasi.
Dengan demikian, instalasi/bangunan yang dibangun atau produk yang dihasilkan, yang terdiri dari komponen
peralatan dan material yang memenuhi persyaratan mutu, dapat diharapkan berfungsi secara memuaskan selama
kurun waktu tertentu atau dengan kata lain siap untuk dipakai (fitness for use). Dan untuk mencapai tujuan tersebut
secara efektif dan ekonomis tidak hanya diperlukan pemeriksaan di tahap akhir sebelum diserahterimakan (FHO)
kepada pemilik proyek/konsumen, tetapi juga diperlukan serangkaian tindakan sepanjang siklus proyek mulai dari
penyusunan program, perencanaan, pengawasan, pemeriksanaan dan pengendalian mutu. Kegiatan tersebut
dikenal dengan penjaminan mutu (Quality Assurance-QA).

Dalam arti yang luas “mutu” atau “kualitas” bersifat subyektif. Suatu barang yang amat bermutu bagi seseorang
belum tentu bermutu bagi orang lain. Oleh karena itu, dunia usaha dan industri mencoba memberikan batasan
yang dapat diterima oleh kalangan yang berkepentingan, misalnya ISO 8402 (1986):[1]

“Mutu adalah sifat dan karakterisk produk atau jasa yang membuatnya memenuhi kebutuhan pelanggan atau
pemakai (customers).”

Sementara definisi lain untuk mutu yang sering diasosiasian dengan proyek adalah fitness for use. Istilah ini
disamping mempunyai arti seperti yang diuraikan diatas, juga memperhatikan masalah tersediaya produk,
kehandalan dan masalah pemeliharaan.

Definisi diatas tentunya akan sangat bervariasi tergantung pada masing-masing bidang usaha maupun industri.
Akan tetapi secara umum ada 4 (empat) spektrum mutu/kualitas yakni kualitas perencanaan (quality planning),
pemantauan kualitas (quality control), jaminan kualitas (quality assurance) dan pengembangan kualitas (quality
improvement).[2]

Manajemen mutu/kualitas mengadopsi beberapa prinsip-prinsip manajemen[3], yang dapat diterapkan pada
puncak manajemen perusahaan untuk menjadi pedoman bagi organisasi dalam mengembangkan kinerja
organisasi. Beberapa prinsip tersebut adalah sebagai berikut :

Fokus pada keinginan konsumen (customer focus) Suatu perusahaan dapat menjaga dan
mengembangkan konsumennya, bilamana
perusahaan dapat mengerti dan memahami
tuntutan dan kebutuhan konsumen saat ini dan
mendatang, sehingga berusaha memenuhi
kebutuhan dan mencoba memenuhi ekspetasi
konsumen adalah kuncinya.

Kepemimpinan (Leadership) Para pemimpin dalam setiap unit dalam suatu organisasi perusahaan
(penyedia jasa konstruksi) menyiapkan dan diarahkan untuk mengembangkan
budaya kualitas. Mereka harus dapat mengkreasikan dan memelihara budaya
kualitas dalam setiap lingkungan internal yang dipimpinnya, mendorong setiap
anggota timnya untuk mencapai tujuan perusahaan yakni pencapaian target
kualitas/ mutu pekerjaan, dan dalam hal ini mencapai mutu/ kualitas pekerjaan
konstruksi.

Pengembangan Individu (Involvement of people) Setiap individu baik karyawan maupun pemimpin pada
setiap level perusahaan jasa konstruksi harus memahami
budaya manajemen kualitas. Setiap individu harus berusaha

139 | P a g e
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017

mengembangkan segala kemampuan dan kemungkinan


yang dapat digunakan bagi keuntungan perusahaan.
Pendekatan proses (Process approach) Hasil yang buruk dapat dikurangi bila setiap aktivitas dan kebutuhan
sumber daya (manusia, material/bahan/alat, waktu) dikelola dalam
suatu organisasi perusahaan sebagai suatu proses.

Pendekatan Sistem Pada Manajemen (System approach to management) Suatu organisasi perusahaan
dapat efektif dan efisien dalam
mengembangkan target dan
tujuan mutu/ kualitas yang
merupakan kontribusi dari tahap
identifikasi, pemahaman dan
pengelolaan semua proses yang
saling terkait sebagai suatu
sistem.

Terus Berkembang (Continual improvement) Salah satu target tujuan kualitas/mutu secara permanen dari
suatu organisasi adalah terus mengembangkan kinerja
pencampaian mutu semua aktivitasnya.

Perumusan Keputusan Berdasarkan Pendekatan Fakta


(Factual approach to decision making)
Keputusan-keputusan yang efektif adalah beranjak dari dari analisis data dan informasi yang benar.

Membangun Hubungan yang Saling Menguntungkan dengan Suplier


(Mutually beneficial supplier relationships)
Sejak hubungan antara suatu perusahaan (penyedia jasa konstruksi) dan supliernya adalah interdependent, maka
perlu dikembangkan hubungan yang saling menguntungkan diantara keduanya untuk memungkinkan
pengembangan meningkatkan value keduanya.

Pengelolaan mutu (Quality Management) bertujuan mencapai persyaratan mutu proyek pada pekerjaan pertama
tanpa adanya pengulangan (to do right things right the first time) dengan cara-cara yang efektif dan ekonomis.
Pengelolaan mutu proyek konstruksi merupakan unsur dari pengelolaan proyeks secara keseluruhan, yang antara
lain adalah sebagai berikut : Meletakan dasar filosofi dan kebijakan mutu proyek
Memberikan keputusan strategis mengenai hubungan antara mutu, biaya dan
jadwal
Membuat program penjaminan dan pengendalian mutu proyek (QA/ QC)
Implementasi Program QA/ QC.

Perlu juga dipahami bahwa penanganan masalah mutu dimulai sejak awal sampai proyek dinyatakan selesai. Pada
priode tersebut penyelenggaraan proyek dibagi menjadi pekerjaan spesifik, yang kemudian diserahkan kepada
masing-masing bidang/ unit sesuai keahlian. Jadi semua pihak memiliki tanggung jawab yang sama untuk menjaga
kualitas/ mutu, bila melaksanakan tugasnya dengan benar dan tepat dari segi mutu. Atau dengan kata lain harus
selalu berorientasi kepada mutu.

Penjaminan mutu (QA) adalah semua perencanaan dan langkah sistematis yang diperlukan untuk memberikan
keyaknian bahwa instalasi atau sistem yang akan diwujudkan dapat beroperasi secara memuaskan. Sedangkan
pengendalian mutu (QC) adalah bagian dari penjaminan mutu yang memberikan petunjuk dan cara-cara untuk
mengendalikan mutu material, struktur, komponen atau sistem agar memenuhi keperluan yang telah ditentukan.
Jadi Pengendalian Mutu (QC) meliputi tindakan-tindakan yang berupa: pengetesan, pengukuran dan pemeriksaan
apakah kegiatan-kegiatan engineering/konstruksi dan kegiatan lainnya telah memenuhi dan sesuai dengan kriteria
yang digariskan.

140 | P a g e
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017

Masalah mutu/ kualitas dalam proyek konstruksi erat hubungannya dengan masalah-masalah berikut:

Material konstruksi, yang umumnya tersedia ataupun dapat dibeli di lokasi atau sekitar lokasi proyek.
Peralatan (equipment), yang dibuat di pabrik atas dasar pesanan, seperti kompresor, generator mesin-
mesin, dlsb. Peralatan demikian umumnya diangkut dari jarak jauh untuk sampai ke lokasi proyek.
Pelatihan dan sertifikasi tenaga konstruksi, misalnya melatih ahli mengelas, pertukangan, mandor dlsb.

Pengendalian proyek konstruksi mencakup dan tidak terbatas pada hal-hal sebagai berikut :

Membuat kerangka kerja secara total;


Pengisian tenaga kerja termasuk penunjukan konsultan;
Menjamin bahwa semua informasi yang ada telah dikomunikasikan ke semua pihak terkait;
Adanya jaminan bahwa semua rencana yang dibuat akan dapat dilaksanakan;
Monitoring hasil pelaksanaan dan membandingkannya dengan rencana, dan
Mengadakan langkah perbaikan (corrective action) pada saat yang paling awal.

Hubungan antara fungsi-fungsi manajemen dan faktor-faktor yang menjadi ukuran suksesnya perencanaan dan
pengendalian termasuk pengendalian mutu. Merupakan kewajiban penyedia jasa konstruksi untuk menyiapkan
rencana pengawasan kualitas dan kepastian kualitas. Rencana pengawasan kualitas dan kepastian kualitas/
Quality Control dan Quality Assurance/ QA-QC meliputi kegiatan berikut :

Rencana pengawasan kualitas Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus mendapatkan


persetujuan dari wakil pemberi kerja mengenai QA-QC untuk seluruh
pekerjaan yang menjelaskan seluruh prosedur, instruksi, rekaman-
rekaman, dan personil yang digunakan untuk memastikan dan
mengontrol kualitas pekerjaan.

Rencana QA/ QC harus diajukan penyedia jasa konstruksi


(kontraktor) kepada wakil pemberi kerja sebelum rapt mulainya
proyek. Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus menyajikan
kepada wakil pemberi kerja rencana pengawasan kualitas yang akan
dilaksanakannya. Rencana QA/ QC tersebut harus disetujui oleh
wakil pemberi kerja agar sesuai dengan yang diharapkan.

QA/ QC manajer Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus menunjuk seorang QA/ QC manajer
sebelum pekerjaan konstruksi dilaksanakan. QA/ QC manajer akan bertaggung jawab
terhadap pelaksanaan dan keberlangsungan rencana pengawasan kualitas. Orang
yang ditunjuk oleh penyedia jasa konstruksi (kontraktor) sebagai QA/ QC manajer harus
disetujui oleh wakil pemberi kerja. QA/ QC manajer akan melaporkan pekerjaannya
langsung kepada Manajer proyek dari penyedia jasa konstruksi (kontraktor).

Perubahan pada rencana pengawasan kualitas Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus memberi
tahukan kepada wakil pemberi kerja secara tertulis segala
usulan perubahan pada rencana pengawasan kuaitas.
Perubahan yang dibuat pada rencana pengawasan kuaitas
tidak boleh dilaksanakan sebelum persetujuan tertulis dari
wakil pemberi kerja.

Hal-hal yang melekat pada rencana pengawasan kualitas Penyedia jasa konstruksi (kontraktor) harus
memastikan bahwa rencana pengawasan kualitas
yang telah disetujui telah diikuti dan dilaksanakan

141 | P a g e
METODE KENDALI MUTU
PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PROYEK PEMBUATAN RUANGAN COSTUMER SERVICE. TA. APBN 2017

selama pelaksanaan pekerjaan. Seluruh hasil


pengawasan, record dan seluruh operasi
pengawasan kualitas harus dilaporkan secara
berkala kepada wakil pemberi kerja.
Dalam pengendalian kualitas/ mutu terdapat 2
(dua) komponen kegiatan utama dalam
pelaksanaan konstruksi yakni pengendalian
kualitas (QA) dan pengendalian kuantitas (QC).
Urain masing-masing kegiatan sebagai berikut :

Pengendalian Kualitas Pekerjaan pelaksanaan konstruksi dimulai dari pekerjaan tanah sampai pada konstruksi
akan dikendalikan dengan memberikan pengawasan, arahan, bimbingan dan instruksi
yang diperlukan kepada penyedia jasa konstruksi (kontraktor) guna menjamin bahwa
semua pekerjaan dilaksanakan dengan baik, tepat kualitas. Aspek-aspek pengendalian
mutu yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan konstruksi antara lain meliputi :

- Peralatan yang digunakan


- Cara pengangkutan material/campuran ke lokasi kerja.
- Penyimpanan bahan/material
- Pengujian material yang akan digunakan termasuk peralatan laboratorium.
- Pengujian rutin laboratorium selama pelaksanaan
- Test lapangan
- Administrasi dan formulir-formulir.

Pengendalian Kuantitas Pengawasan kuantitas (Quantity Control), dilakukan dengan mengecek


bahan-bahan/ campuran yang ditempatkan atau yang dipindahkan oleh
penyedia jasa konstruksi (kontraktor) atau yang terpasang. Konsultan akan
memproses bahan-bahan/ campuran berdasarkan atas :

 Hasil pengukuran yang memenuhi batas toleransi pembayaran.


 Metoda perhitungan
 Lokasi kerja
 Jenis pekerjaan
 Tanggal diselesaikannya pekerjaan.

Setelah pekerjaan memenuhi persyaratan baik secara kualitas maupun persyaratan lainnya, maka pengukuran
kuantitas dapat dilakukan agar volume pekerjaan dengan teliti/akurat yang disetujui oleh konsultan sehingga
kuantitas dalam kontrak adalah benar diukur dan mendapat persetujuan dari konsultan.

142 | P a g e
METODE KENDALI MUTU BAHAN MATERIAL

PEMBERSIHAN LAPANGAN
Kendali kualitas mutu pada pelaksanaan pekerjaan.

Pelaksanaan Pekerjaan konstruksi harus dapat menghasilkan mutu pekerjaan baik dari segi kualitas maupun
kuantitas. Untuk menjamin agar diperoleh hasil kerja yang baik dan sesuai dengan mutu yang disyaratkan, maka
perlu dilakukan Pengendalian Mutu ( Quality Control ) dengan cara melakukan pemeriksaan secara teratur, berkala
baik terhadap bahan-bahan yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan, maupun terhadp cara pelaksanaan
pekerjaan itu sendiri.

Proses pengendalian rencana mutu / Quality plan mencakup segala bidang yang terlibar dalam proses produksi
Sumber Daya Manusia ( SDM ), material, Peralatan, Proses, Sarana Kerja dan Sub Kontraktor.

A. Sumber Daya Manusia


1. Memilih Sumber Daya Manusia ( SDM ) yang bermoral baik dan mempunyai pengalaman sejenis
2. Pengarahan dan pembinaan
3. Monitor dan pelaporan

B. Material
1. Pengujian sample bahan
2. Pemilihan sumber material ( kuantitas dan kualitas ) yang memadai
3. Pemilihan supplier
4. Jadwal kebutuhan material
5. Cara penyimpanan
6. Cara handling
7. Monitor dan pelaporan

C. Peralatan
1. Pemilihan jenis alat yang sesuai
2. Kalibrasi untuk alat tertentu ( ukuran, takaran dan timbangan )
3. Pemilihan sumber alat ( kuantitas, umur dan kualitas ) yang memadai
4. Pemilihan supplier alat yang baik
5. Pemilihan operator yang baik dan berpengalaman
6. Jadwal kebutuhan alat
7. Penyedian bahan bakar
8. Penyediaan suku cadang
9. Control service
10.Monitor dan pelaporan

D. Proses
1. Trial mix
2. Peralatan yang sesuai
3. Komposisi yang sesuai
4. Standar proses
5. Metoda pelaksanaan
6. Cek hasil
7. Monitor dan pelaporan

E. Sarana Kerja
1. Ruang yang memenuhi syarat keselamatan dan kesehatan
2. Kemudahan akses
3. Terpenuhinya alat kerja

Page 1 of 42
METODE KENDALI MUTU BAHAN MATERIAL

4. Kemudahan mobilisasi dan komunikasi

F. Sub Kontraktor
1. Seleksi
2. Pengawasan dan Pengarahan

PAPAN NAMA PROYEK


Kendali kualitas mutu pada pelaksanaan pekerjaan.

Pelaksanaan Pekerjaan konstruksi harus dapat menghasilkan mutu pekerjaan baik dari segi kualitas maupun
kuantitas. Untuk menjamin agar diperoleh hasil kerja yang baik dan sesuai dengan mutu yang disyaratkan, maka
perlu dilakukan Pengendalian Mutu ( Quality Control ) dengan cara melakukan pemeriksaan secara teratur, berkala
baik terhadap bahan-bahan yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan, maupun terhadp cara pelaksanaan
pekerjaan itu sendiri.

Proses pengendalian rencana mutu / Quality plan mencakup segala bidang yang terlibar dalam proses produksi
Sumber Daya Manusia ( SDM ), material, Peralatan, Proses, Sarana Kerja dan Sub Kontraktor.

A. Sumber Daya Manusia


1. Memilih Sumber Daya Manusia ( SDM ) yang bermoral baik dan mempunyai pengalaman sejenis
2. Pengarahan dan pembinaan
3. Monitor dan pelaporan

B. Material
1. Pengujian sample bahan
2. Pemilihan sumber material ( kuantitas dan kualitas ) yang memadai
3. Pemilihan supplier
4. Jadwal kebutuhan material
5. Cara penyimpanan
6. Cara handling
7. Monitor dan pelaporan

C. Peralatan
1. Pemilihan jenis alat yang sesuai
2. Kalibrasi untuk alat tertentu ( ukuran, takaran dan timbangan )
3. Pemilihan sumber alat ( kuantitas, umur dan kualitas ) yang memadai
4. Pemilihan supplier alat yang baik
5. Pemilihan operator yang baik dan berpengalaman
6. Jadwal kebutuhan alat
7. Penyedian bahan bakar
8. Penyediaan suku cadang
9. Control service
10.Monitor dan pelaporan

D. Proses
1. Trial mix
2. Peralatan yang sesuai
3. Komposisi yang sesuai
4. Standar proses
5. Metoda pelaksanaan
6. Cek hasil

Page 2 of 42
METODE KENDALI MUTU BAHAN MATERIAL

7. Monitor dan pelaporan

E. Sarana Kerja
1. Ruang yang memenuhi syarat keselamatan dan kesehatan
2. Kemudahan akses
3. Terpenuhinya alat kerja
4. Kemudahan mobilisasi dan komunikasi

F. Sub Kontraktor
1. Seleksi
2. Pengawasan dan Pengarahan

MOBILISASI
Kendali kualitas mutu pada pelaksanaan pekerjaan.

Pelaksanaan Pekerjaan konstruksi harus dapat menghasilkan mutu pekerjaan baik dari segi kualitas maupun
kuantitas. Untuk menjamin agar diperoleh hasil kerja yang baik dan sesuai dengan mutu yang disyaratkan, maka
perlu dilakukan Pengendalian Mutu ( Quality Control ) dengan cara melakukan pemeriksaan secara teratur, berkala
baik terhadap bahan-bahan yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan, maupun terhadp cara pelaksanaan
pekerjaan itu sendiri.

Proses pengendalian rencana mutu / Quality plan mencakup segala bidang yang terlibar dalam proses produksi
Sumber Daya Manusia ( SDM ), material, Peralatan, Proses, Sarana Kerja dan Sub Kontraktor.

A. Sumber Daya Manusia


1. Memilih Sumber Daya Manusia ( SDM ) yang bermoral baik dan mempunyai pengalaman sejenis
2. Pengarahan dan pembinaan
3. Monitor dan pelaporan

B. Material
1. Pengujian sample bahan
2. Pemilihan sumber material ( kuantitas dan kualitas ) yang memadai
3. Pemilihan supplier
4. Jadwal kebutuhan material
5. Cara penyimpanan
6. Cara handling
7. Monitor dan pelaporan

C. Peralatan
1. Pemilihan jenis alat yang sesuai
2. Kalibrasi untuk alat tertentu ( ukuran, takaran dan timbangan )
3. Pemilihan sumber alat ( kuantitas, umur dan kualitas ) yang memadai
4. Pemilihan supplier alat yang baik
5. Pemilihan operator yang baik dan berpengalaman
6. Jadwal kebutuhan alat
7. Penyedian bahan bakar
8. Penyediaan suku cadang
9. Control service
10.Monitor dan pelaporan

Page 3 of 42
METODE KENDALI MUTU BAHAN MATERIAL

D. Proses
1. Trial mix
2. Peralatan yang sesuai
3. Komposisi yang sesuai
4. Standar proses
5. Metoda pelaksanaan
6. Cek hasil
7. Monitor dan pelaporan

E. Sarana Kerja
1. Ruang yang memenuhi syarat keselamatan dan kesehatan
2. Kemudahan akses
3. Terpenuhinya alat kerja
4. Kemudahan mobilisasi dan komunikasi

F. Sub Kontraktor
1. Seleksi
2. Pengawasan dan Pengarahan

PEKERJAAN PEMBONGKARAN KUSEN DAN KACA EXISTING


Kendali kualitas mutu pada pelaksanaan pekerjaan.

Pelaksanaan Pekerjaan konstruksi harus dapat menghasilkan mutu pekerjaan baik dari segi kualitas maupun
kuantitas. Untuk menjamin agar diperoleh hasil kerja yang baik dan sesuai dengan mutu yang disyaratkan, maka
perlu dilakukan Pengendalian Mutu ( Quality Control ) dengan cara melakukan pemeriksaan secara teratur, berkala
baik terhadap bahan-bahan yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan, maupun terhadp cara pelaksanaan
pekerjaan itu sendiri.

Proses pengendalian rencana mutu / Quality plan mencakup segala bidang yang terlibar dalam proses produksi
Sumber Daya Manusia ( SDM ), material, Peralatan, Proses, Sarana Kerja dan Sub Kontraktor.

A. Sumber Daya Manusia


1. Memilih Sumber Daya Manusia ( SDM ) yang bermoral baik dan mempunyai pengalaman sejenis
2. Pengarahan dan pembinaan
3. Monitor dan pelaporan

B. Material
1. Pengujian sample bahan
2. Pemilihan sumber material ( kuantitas dan kualitas ) yang memadai
3. Pemilihan supplier
4. Jadwal kebutuhan material
5. Cara penyimpanan
6. Cara handling
7. Monitor dan pelaporan

C. Peralatan
1. Pemilihan jenis alat yang sesuai
2. Kalibrasi untuk alat tertentu ( ukuran, takaran dan timbangan )
3. Pemilihan sumber alat ( kuantitas, umur dan kualitas ) yang memadai
4. Pemilihan supplier alat yang baik
5. Pemilihan operator yang baik dan berpengalaman

Page 4 of 42
METODE KENDALI MUTU BAHAN MATERIAL

6. Jadwal kebutuhan alat


7. Penyedian bahan bakar
8. Penyediaan suku cadang
9. Control service
10.Monitor dan pelaporan

D. Proses
1. Trial mix
2. Peralatan yang sesuai
3. Komposisi yang sesuai
4. Standar proses
5. Metoda pelaksanaan
6. Cek hasil
7. Monitor dan pelaporan

E. Sarana Kerja
1. Ruang yang memenuhi syarat keselamatan dan kesehatan
2. Kemudahan akses
3. Terpenuhinya alat kerja
4. Kemudahan mobilisasi dan komunikasi

F. Sub Kontraktor
1. Seleksi
2. Pengawasan dan Pengarahan

PEKERJAAN PEMINDAHAN ALUCOPAN EXISTING


Kendali kualitas mutu pada pelaksanaan pekerjaan.

Pelaksanaan Pekerjaan konstruksi harus dapat menghasilkan mutu pekerjaan baik dari segi kualitas maupun
kuantitas. Untuk menjamin agar diperoleh hasil kerja yang baik dan sesuai dengan mutu yang disyaratkan, maka
perlu dilakukan Pengendalian Mutu ( Quality Control ) dengan cara melakukan pemeriksaan secara teratur, berkala
baik terhadap bahan-bahan yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan, maupun terhadp cara pelaksanaan
pekerjaan itu sendiri.

Proses pengendalian rencana mutu / Quality plan mencakup segala bidang yang terlibar dalam proses produksi
Sumber Daya Manusia ( SDM ), material, Peralatan, Proses, Sarana Kerja dan Sub Kontraktor.

A. Sumber Daya Manusia


1. Memilih Sumber Daya Manusia ( SDM ) yang bermoral baik dan mempunyai pengalaman sejenis
2. Pengarahan dan pembinaan
3. Monitor dan pelaporan

B. Material
1. Pengujian sample bahan
2. Pemilihan sumber material ( kuantitas dan kualitas ) yang memadai
3. Pemilihan supplier
4. Jadwal kebutuhan material
5. Cara penyimpanan
6. Cara handling
7. Monitor dan pelaporan

Page 5 of 42
METODE KENDALI MUTU BAHAN MATERIAL

C. Peralatan
1. Pemilihan jenis alat yang sesuai
2. Kalibrasi untuk alat tertentu ( ukuran, takaran dan timbangan )
3. Pemilihan sumber alat ( kuantitas, umur dan kualitas ) yang memadai
4. Pemilihan supplier alat yang baik
5. Pemilihan operator yang baik dan berpengalaman
6. Jadwal kebutuhan alat
7. Penyedian bahan bakar
8. Penyediaan suku cadang
9. Control service
10.Monitor dan pelaporan

D. Proses
1. Trial mix
2. Peralatan yang sesuai
3. Komposisi yang sesuai
4. Standar proses
5. Metoda pelaksanaan
6. Cek hasil
7. Monitor dan pelaporan

E. Sarana Kerja
1. Ruang yang memenuhi syarat keselamatan dan kesehatan
2. Kemudahan akses
3. Terpenuhinya alat kerja
4. Kemudahan mobilisasi dan komunikasi

F. Sub Kontraktor
1. Seleksi
2. Pengawasan dan Pengarahan

PEKERJAAN PEMBONGKARAN LANTAI


Kendali kualitas mutu pada pelaksanaan pekerjaan.

Pelaksanaan Pekerjaan konstruksi harus dapat menghasilkan mutu pekerjaan baik dari segi kualitas maupun
kuantitas. Untuk menjamin agar diperoleh hasil kerja yang baik dan sesuai dengan mutu yang disyaratkan, maka
perlu dilakukan Pengendalian Mutu ( Quality Control ) dengan cara melakukan pemeriksaan secara teratur, berkala
baik terhadap bahan-bahan yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan, maupun terhadp cara pelaksanaan
pekerjaan itu sendiri.

Proses pengendalian rencana mutu / Quality plan mencakup segala bidang yang terlibar dalam proses produksi
Sumber Daya Manusia ( SDM ), material, Peralatan, Proses, Sarana Kerja dan Sub Kontraktor.

A. Sumber Daya Manusia


1. Memilih Sumber Daya Manusia ( SDM ) yang bermoral baik dan mempunyai pengalaman sejenis
2. Pengarahan dan pembinaan
3. Monitor dan pelaporan

B. Material
1. Pengujian sample bahan
2. Pemilihan sumber material ( kuantitas dan kualitas ) yang memadai

Page 6 of 42
METODE KENDALI MUTU BAHAN MATERIAL

3. Pemilihan supplier
4. Jadwal kebutuhan material
5. Cara penyimpanan
6. Cara handling
7. Monitor dan pelaporan

C. Peralatan
1. Pemilihan jenis alat yang sesuai
2. Kalibrasi untuk alat tertentu ( ukuran, takaran dan timbangan )
3. Pemilihan sumber alat ( kuantitas, umur dan kualitas ) yang memadai
4. Pemilihan supplier alat yang baik
5. Pemilihan operator yang baik dan berpengalaman
6. Jadwal kebutuhan alat
7. Penyedian bahan bakar
8. Penyediaan suku cadang
9. Control service
10.Monitor dan pelaporan

D. Proses
1. Trial mix
2. Peralatan yang sesuai
3. Komposisi yang sesuai
4. Standar proses
5. Metoda pelaksanaan
6. Cek hasil
7. Monitor dan pelaporan

E. Sarana Kerja
1. Ruang yang memenuhi syarat keselamatan dan kesehatan
2. Kemudahan akses
3. Terpenuhinya alat kerja
4. Kemudahan mobilisasi dan komunikasi

F. Sub Kontraktor
1. Seleksi
2. Pengawasan dan Pengarahan

PEKERJAAN GALIAN TANAH


Kendali kualitas mutu pada pelaksanaan pekerjaan.

Pelaksanaan Pekerjaan konstruksi harus dapat menghasilkan mutu pekerjaan baik dari segi kualitas maupun
kuantitas. Untuk menjamin agar diperoleh hasil kerja yang baik dan sesuai dengan mutu yang disyaratkan, maka
perlu dilakukan Pengendalian Mutu ( Quality Control ) dengan cara melakukan pemeriksaan secara teratur, berkala
baik terhadap bahan-bahan yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan, maupun terhadp cara pelaksanaan
pekerjaan itu sendiri.

Proses pengendalian rencana mutu / Quality plan mencakup segala bidang yang terlibar dalam proses produksi
Sumber Daya Manusia ( SDM ), material, Peralatan, Proses, Sarana Kerja dan Sub Kontraktor.

A. Sumber Daya Manusia


1. Memilih Sumber Daya Manusia ( SDM ) yang bermoral baik dan mempunyai pengalaman sejenis

Page 7 of 42
METODE KENDALI MUTU BAHAN MATERIAL

2. Pengarahan dan pembinaan


3. Monitor dan pelaporan

B. Material
1. Pengujian sample bahan
2. Pemilihan sumber material ( kuantitas dan kualitas ) yang memadai
3. Pemilihan supplier
4. Jadwal kebutuhan material
5. Cara penyimpanan
6. Cara handling
7. Monitor dan pelaporan

C. Peralatan
1. Pemilihan jenis alat yang sesuai
2. Kalibrasi untuk alat tertentu ( ukuran, takaran dan timbangan )
3. Pemilihan sumber alat ( kuantitas, umur dan kualitas ) yang memadai
4. Pemilihan supplier alat yang baik
5. Pemilihan operator yang baik dan berpengalaman
6. Jadwal kebutuhan alat
7. Penyedian bahan bakar
8. Penyediaan suku cadang
9. Control service
10.Monitor dan pelaporan

D. Proses
1. Trial mix
2. Peralatan yang sesuai
3. Komposisi yang sesuai
4. Standar proses
5. Metoda pelaksanaan
6. Cek hasil
7. Monitor dan pelaporan

E. Sarana Kerja
1. Ruang yang memenuhi syarat keselamatan dan kesehatan
2. Kemudahan akses
3. Terpenuhinya alat kerja
4. Kemudahan mobilisasi dan komunikasi

F. Sub Kontraktor
1. Seleksi
2. Pengawasan dan Pengarahan

PEKERJAAN URUGAN TANAH KEMBALI


Kendali kualitas mutu pada pelaksanaan pekerjaan.

Pelaksanaan Pekerjaan konstruksi harus dapat menghasilkan mutu pekerjaan baik dari segi kualitas maupun
kuantitas. Untuk menjamin agar diperoleh hasil kerja yang baik dan sesuai dengan mutu yang disyaratkan, maka
perlu dilakukan Pengendalian Mutu ( Quality Control ) dengan cara melakukan pemeriksaan secara teratur, berkala
baik terhadap bahan-bahan yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan, maupun terhadp cara pelaksanaan
pekerjaan itu sendiri.

Page 8 of 42
METODE KENDALI MUTU BAHAN MATERIAL

Proses pengendalian rencana mutu / Quality plan mencakup segala bidang yang terlibar dalam proses produksi
Sumber Daya Manusia ( SDM ), material, Peralatan, Proses, Sarana Kerja dan Sub Kontraktor.

A. Sumber Daya Manusia


1. Memilih Sumber Daya Manusia ( SDM ) yang bermoral baik dan mempunyai pengalaman sejenis
2. Pengarahan dan pembinaan
3. Monitor dan pelaporan

B. Material
1. Pengujian sample bahan
2. Pemilihan sumber material ( kuantitas dan kualitas ) yang memadai
3. Pemilihan supplier
4. Jadwal kebutuhan material
5. Cara penyimpanan
6. Cara handling
7. Monitor dan pelaporan

C. Peralatan
1. Pemilihan jenis alat yang sesuai
2. Kalibrasi untuk alat tertentu ( ukuran, takaran dan timbangan )
3. Pemilihan sumber alat ( kuantitas, umur dan kualitas ) yang memadai
4. Pemilihan supplier alat yang baik
5. Pemilihan operator yang baik dan berpengalaman
6. Jadwal kebutuhan alat
7. Penyedian bahan bakar
8. Penyediaan suku cadang
9. Control service
10.Monitor dan pelaporan

D. Proses
1. Trial mix
2. Peralatan yang sesuai
3. Komposisi yang sesuai
4. Standar proses
5. Metoda pelaksanaan
6. Cek hasil
7. Monitor dan pelaporan

E. Sarana Kerja
1. Ruang yang memenuhi syarat keselamatan dan kesehatan
2. Kemudahan akses
3. Terpenuhinya alat kerja
4. Kemudahan mobilisasi dan komunikasi

F. Sub Kontraktor
1. Seleksi
2. Pengawasan dan Pengarahan

Page 9 of 42
METODE KENDALI MUTU BAHAN MATERIAL

PEKERJAAN URUGAN PASIR


Kendali kualitas mutu pada pelaksanaan pekerjaan.

Pelaksanaan Pekerjaan konstruksi harus dapat menghasilkan mutu pekerjaan baik dari segi kualitas maupun
kuantitas. Untuk menjamin agar diperoleh hasil kerja yang baik dan sesuai dengan mutu yang disyaratkan, maka
perlu dilakukan Pengendalian Mutu ( Quality Control ) dengan cara melakukan pemeriksaan secara teratur, berkala
baik terhadap bahan-bahan yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan, maupun terhadp cara pelaksanaan
pekerjaan itu sendiri.

Proses pengendalian rencana mutu / Quality plan mencakup segala bidang yang terlibar dalam proses produksi
Sumber Daya Manusia ( SDM ), material, Peralatan, Proses, Sarana Kerja dan Sub Kontraktor.

A. Sumber Daya Manusia


1. Memilih Sumber Daya Manusia ( SDM ) yang bermoral baik dan mempunyai pengalaman sejenis
2. Pengarahan dan pembinaan
3. Monitor dan pelaporan

B. Material
1. Pengujian sample bahan
2. Pemilihan sumber material ( kuantitas dan kualitas ) yang memadai
3. Pemilihan supplier
4. Jadwal kebutuhan material
5. Cara penyimpanan
6. Cara handling
7. Monitor dan pelaporan

C. Peralatan
1. Pemilihan jenis alat yang sesuai
2. Kalibrasi untuk alat tertentu ( ukuran, takaran dan timbangan )
3. Pemilihan sumber alat ( kuantitas, umur dan kualitas ) yang memadai
4. Pemilihan supplier alat yang baik
5. Pemilihan operator yang baik dan berpengalaman
6. Jadwal kebutuhan alat
7. Penyedian bahan bakar
8. Penyediaan suku cadang
9. Control service
10.Monitor dan pelaporan

D. Proses
1. Trial mix
2. Peralatan yang sesuai
3. Komposisi yang sesuai
4. Standar proses
5. Metoda pelaksanaan
6. Cek hasil
7. Monitor dan pelaporan

E. Sarana Kerja
1. Ruang yang memenuhi syarat keselamatan dan kesehatan
2. Kemudahan akses
3. Terpenuhinya alat kerja

Page 10 of 42
METODE KENDALI MUTU BAHAN MATERIAL

4. Kemudahan mobilisasi dan komunikasi

F. Sub Kontraktor
1. Seleksi
2. Pengawasan dan Pengarahan

PEKERJAAN LANTAI KERJA


Kendali kualitas mutu pada pelaksanaan pekerjaan.

Pelaksanaan Pekerjaan konstruksi harus dapat menghasilkan mutu pekerjaan baik dari segi kualitas maupun
kuantitas. Untuk menjamin agar diperoleh hasil kerja yang baik dan sesuai dengan mutu yang disyaratkan, maka
perlu dilakukan Pengendalian Mutu ( Quality Control ) dengan cara melakukan pemeriksaan secara teratur, berkala
baik terhadap bahan-bahan yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan, maupun terhadp cara pelaksanaan
pekerjaan itu sendiri.

Proses pengendalian rencana mutu / Quality plan mencakup segala bidang yang terlibar dalam proses produksi
Sumber Daya Manusia ( SDM ), material, Peralatan, Proses, Sarana Kerja dan Sub Kontraktor.

A. Sumber Daya Manusia


1. Memilih Sumber Daya Manusia ( SDM ) yang bermoral baik dan mempunyai pengalaman sejenis
2. Pengarahan dan pembinaan
3. Monitor dan pelaporan

B. Material
1. Pengujian sample bahan
2. Pemilihan sumber material ( kuantitas dan kualitas ) yang memadai
3. Pemilihan supplier
4. Jadwal kebutuhan material
5. Cara penyimpanan
6. Cara handling
7. Monitor dan pelaporan

C. Peralatan
1. Pemilihan jenis alat yang sesuai
2. Kalibrasi untuk alat tertentu ( ukuran, takaran dan timbangan )
3. Pemilihan sumber alat ( kuantitas, umur dan kualitas ) yang memadai
4. Pemilihan supplier alat yang baik
5. Pemilihan operator yang baik dan berpengalaman
6. Jadwal kebutuhan alat
7. Penyedian bahan bakar
8. Penyediaan suku cadang
9. Control service
10.Monitor dan pelaporan

D. Proses
1. Trial mix
2. Peralatan yang sesuai
3. Komposisi yang sesuai
4. Standar proses
5. Metoda pelaksanaan
6. Cek hasil

Page 11 of 42
METODE KENDALI MUTU BAHAN MATERIAL

7. Monitor dan pelaporan

E. Sarana Kerja
1. Ruang yang memenuhi syarat keselamatan dan kesehatan
2. Kemudahan akses
3. Terpenuhinya alat kerja
4. Kemudahan mobilisasi dan komunikasi

F. Sub Kontraktor
1. Seleksi
2. Pengawasan dan Pengarahan

PEKERJAAN PASANGAN PONDASI BATU GUNUNG


Kendali kualitas mutu pada pelaksanaan pekerjaan.

Pelaksanaan Pekerjaan konstruksi harus dapat menghasilkan mutu pekerjaan baik dari segi kualitas maupun
kuantitas. Untuk menjamin agar diperoleh hasil kerja yang baik dan sesuai dengan mutu yang disyaratkan, maka
perlu dilakukan Pengendalian Mutu ( Quality Control ) dengan cara melakukan pemeriksaan secara teratur, berkala
baik terhadap bahan-bahan yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan, maupun terhadp cara pelaksanaan
pekerjaan itu sendiri.

Proses pengendalian rencana mutu / Quality plan mencakup segala bidang yang terlibar dalam proses produksi
Sumber Daya Manusia ( SDM ), material, Peralatan, Proses, Sarana Kerja dan Sub Kontraktor.

A. Sumber Daya Manusia


1. Memilih Sumber Daya Manusia ( SDM ) yang bermoral baik dan mempunyai pengalaman sejenis
2. Pengarahan dan pembinaan
3. Monitor dan pelaporan

B. Material
1. Pengujian sample bahan
2. Pemilihan sumber material ( kuantitas dan kualitas ) yang memadai
3. Pemilihan supplier
4. Jadwal kebutuhan material
5. Cara penyimpanan
6. Cara handling
7. Monitor dan pelaporan

C. Peralatan
1. Pemilihan jenis alat yang sesuai
2. Kalibrasi untuk alat tertentu ( ukuran, takaran dan timbangan )
3. Pemilihan sumber alat ( kuantitas, umur dan kualitas ) yang memadai
4. Pemilihan supplier alat yang baik
5. Pemilihan operator yang baik dan berpengalaman
6. Jadwal kebutuhan alat
7. Penyedian bahan bakar
8. Penyediaan suku cadang
9. Control service
10.Monitor dan pelaporan

Page 12 of 42
METODE KENDALI MUTU BAHAN MATERIAL

D. Proses
1. Trial mix
2. Peralatan yang sesuai
3. Komposisi yang sesuai
4. Standar proses
5. Metoda pelaksanaan
6. Cek hasil
7. Monitor dan pelaporan

E. Sarana Kerja
1. Ruang yang memenuhi syarat keselamatan dan kesehatan
2. Kemudahan akses
3. Terpenuhinya alat kerja
4. Kemudahan mobilisasi dan komunikasi

F. Sub Kontraktor
1. Seleksi
2. Pengawasan dan Pengarahan

PEKERJAAN SLOOF 20/40


Kendali kualitas mutu pada pelaksanaan pekerjaan.

Pelaksanaan Pekerjaan konstruksi harus dapat menghasilkan mutu pekerjaan baik dari segi kualitas maupun
kuantitas. Untuk menjamin agar diperoleh hasil kerja yang baik dan sesuai dengan mutu yang disyaratkan, maka
perlu dilakukan Pengendalian Mutu ( Quality Control ) dengan cara melakukan pemeriksaan secara teratur, berkala
baik terhadap bahan-bahan yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan, maupun terhadp cara pelaksanaan
pekerjaan itu sendiri.

Proses pengendalian rencana mutu / Quality plan mencakup segala bidang yang terlibar dalam proses produksi
Sumber Daya Manusia ( SDM ), material, Peralatan, Proses, Sarana Kerja dan Sub Kontraktor.

A. Sumber Daya Manusia


1. Memilih Sumber Daya Manusia ( SDM ) yang bermoral baik dan mempunyai pengalaman sejenis
2. Pengarahan dan pembinaan
3. Monitor dan pelaporan

B. Material
1. Pengujian sample bahan
2. Pemilihan sumber material ( kuantitas dan kualitas ) yang memadai
3. Pemilihan supplier
4. Jadwal kebutuhan material
5. Cara penyimpanan
6. Cara handling
7. Monitor dan pelaporan

C. Peralatan
1. Pemilihan jenis alat yang sesuai
2. Kalibrasi untuk alat tertentu ( ukuran, takaran dan timbangan )
3. Pemilihan sumber alat ( kuantitas, umur dan kualitas ) yang memadai
4. Pemilihan supplier alat yang baik
5. Pemilihan operator yang baik dan berpengalaman

Page 13 of 42
METODE KENDALI MUTU BAHAN MATERIAL

6. Jadwal kebutuhan alat


7. Penyedian bahan bakar
8. Penyediaan suku cadang
9. Control service
10.Monitor dan pelaporan

D. Proses
1. Trial mix
2. Peralatan yang sesuai
3. Komposisi yang sesuai
4. Standar proses
5. Metoda pelaksanaan
6. Cek hasil
7. Monitor dan pelaporan

E. Sarana Kerja
1. Ruang yang memenuhi syarat keselamatan dan kesehatan
2. Kemudahan akses
3. Terpenuhinya alat kerja
4. Kemudahan mobilisasi dan komunikasi

F. Sub Kontraktor
1. Seleksi
2. Pengawasan dan Pengarahan

PEKERJAAN PEMASANGAN BAJA BERAT


Kendali kualitas mutu pada pelaksanaan pekerjaan.

Pelaksanaan Pekerjaan konstruksi harus dapat menghasilkan mutu pekerjaan baik dari segi kualitas maupun
kuantitas. Untuk menjamin agar diperoleh hasil kerja yang baik dan sesuai dengan mutu yang disyaratkan, maka
perlu dilakukan Pengendalian Mutu ( Quality Control ) dengan cara melakukan pemeriksaan secara teratur, berkala
baik terhadap bahan-bahan yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan, maupun terhadp cara pelaksanaan
pekerjaan itu sendiri.

Proses pengendalian rencana mutu / Quality plan mencakup segala bidang yang terlibar dalam proses produksi
Sumber Daya Manusia ( SDM ), material, Peralatan, Proses, Sarana Kerja dan Sub Kontraktor.

A. Sumber Daya Manusia


1. Memilih Sumber Daya Manusia ( SDM ) yang bermoral baik dan mempunyai pengalaman sejenis
2. Pengarahan dan pembinaan
3. Monitor dan pelaporan

B. Material
1. Pengujian sample bahan
2. Pemilihan sumber material ( kuantitas dan kualitas ) yang memadai
3. Pemilihan supplier
4. Jadwal kebutuhan material
5. Cara penyimpanan
6. Cara handling
7. Monitor dan pelaporan

Page 14 of 42
METODE KENDALI MUTU BAHAN MATERIAL

C. Peralatan
1. Pemilihan jenis alat yang sesuai
2. Kalibrasi untuk alat tertentu ( ukuran, takaran dan timbangan )
3. Pemilihan sumber alat ( kuantitas, umur dan kualitas ) yang memadai
4. Pemilihan supplier alat yang baik
5. Pemilihan operator yang baik dan berpengalaman
6. Jadwal kebutuhan alat
7. Penyedian bahan bakar
8. Penyediaan suku cadang
9. Control service
10.Monitor dan pelaporan

D. Proses
1. Trial mix
2. Peralatan yang sesuai
3. Komposisi yang sesuai
4. Standar proses
5. Metoda pelaksanaan
6. Cek hasil
7. Monitor dan pelaporan

E. Sarana Kerja
1. Ruang yang memenuhi syarat keselamatan dan kesehatan
2. Kemudahan akses
3. Terpenuhinya alat kerja
4. Kemudahan mobilisasi dan komunikasi

F. Sub Kontraktor
1. Seleksi
2. Pengawasan dan Pengarahan

PEKERJAAN PEMASANGAN ALUCOPAN + RANGKA


Kendali kualitas mutu pada pelaksanaan pekerjaan.

Pelaksanaan Pekerjaan konstruksi harus dapat menghasilkan mutu pekerjaan baik dari segi kualitas maupun
kuantitas. Untuk menjamin agar diperoleh hasil kerja yang baik dan sesuai dengan mutu yang disyaratkan, maka
perlu dilakukan Pengendalian Mutu ( Quality Control ) dengan cara melakukan pemeriksaan secara teratur, berkala
baik terhadap bahan-bahan yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan, maupun terhadp cara pelaksanaan
pekerjaan itu sendiri.

Proses pengendalian rencana mutu / Quality plan mencakup segala bidang yang terlibar dalam proses produksi
Sumber Daya Manusia ( SDM ), material, Peralatan, Proses, Sarana Kerja dan Sub Kontraktor.

A. Sumber Daya Manusia


1. Memilih Sumber Daya Manusia ( SDM ) yang bermoral baik dan mempunyai pengalaman sejenis
2. Pengarahan dan pembinaan
3. Monitor dan pelaporan

B. Material
1. Pengujian sample bahan
2. Pemilihan sumber material ( kuantitas dan kualitas ) yang memadai

Page 15 of 42
METODE KENDALI MUTU BAHAN MATERIAL

3. Pemilihan supplier
4. Jadwal kebutuhan material
5. Cara penyimpanan
6. Cara handling
7. Monitor dan pelaporan

C. Peralatan
1. Pemilihan jenis alat yang sesuai
2. Kalibrasi untuk alat tertentu ( ukuran, takaran dan timbangan )
3. Pemilihan sumber alat ( kuantitas, umur dan kualitas ) yang memadai
4. Pemilihan supplier alat yang baik
5. Pemilihan operator yang baik dan berpengalaman
6. Jadwal kebutuhan alat
7. Penyedian bahan bakar
8. Penyediaan suku cadang
9. Control service
10.Monitor dan pelaporan

D. Proses
1. Trial mix
2. Peralatan yang sesuai
3. Komposisi yang sesuai
4. Standar proses
5. Metoda pelaksanaan
6. Cek hasil
7. Monitor dan pelaporan

E. Sarana Kerja
1. Ruang yang memenuhi syarat keselamatan dan kesehatan
2. Kemudahan akses
3. Terpenuhinya alat kerja
4. Kemudahan mobilisasi dan komunikasi

F. Sub Kontraktor
1. Seleksi
2. Pengawasan dan Pengarahan

PEKERJAAN PEMASANGAN KUSEN ALUMUNIUM


Kendali kualitas mutu pada pelaksanaan pekerjaan.

Pelaksanaan Pekerjaan konstruksi harus dapat menghasilkan mutu pekerjaan baik dari segi kualitas maupun
kuantitas. Untuk menjamin agar diperoleh hasil kerja yang baik dan sesuai dengan mutu yang disyaratkan, maka
perlu dilakukan Pengendalian Mutu ( Quality Control ) dengan cara melakukan pemeriksaan secara teratur, berkala
baik terhadap bahan-bahan yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan, maupun terhadp cara pelaksanaan
pekerjaan itu sendiri.

Proses pengendalian rencana mutu / Quality plan mencakup segala bidang yang terlibar dalam proses produksi
Sumber Daya Manusia ( SDM ), material, Peralatan, Proses, Sarana Kerja dan Sub Kontraktor.

A. Sumber Daya Manusia


1. Memilih Sumber Daya Manusia ( SDM ) yang bermoral baik dan mempunyai pengalaman sejenis

Page 16 of 42
METODE KENDALI MUTU BAHAN MATERIAL

2. Pengarahan dan pembinaan


3. Monitor dan pelaporan

B. Material
1. Pengujian sample bahan
2. Pemilihan sumber material ( kuantitas dan kualitas ) yang memadai
3. Pemilihan supplier
4. Jadwal kebutuhan material
5. Cara penyimpanan
6. Cara handling
7. Monitor dan pelaporan

C. Peralatan
1. Pemilihan jenis alat yang sesuai
2. Kalibrasi untuk alat tertentu ( ukuran, takaran dan timbangan )
3. Pemilihan sumber alat ( kuantitas, umur dan kualitas ) yang memadai
4. Pemilihan supplier alat yang baik
5. Pemilihan operator yang baik dan berpengalaman
6. Jadwal kebutuhan alat
7. Penyedian bahan bakar
8. Penyediaan suku cadang
9. Control service
10.Monitor dan pelaporan

D. Proses
1. Trial mix
2. Peralatan yang sesuai
3. Komposisi yang sesuai
4. Standar proses
5. Metoda pelaksanaan
6. Cek hasil
7. Monitor dan pelaporan

E. Sarana Kerja
1. Ruang yang memenuhi syarat keselamatan dan kesehatan
2. Kemudahan akses
3. Terpenuhinya alat kerja
4. Kemudahan mobilisasi dan komunikasi

F. Sub Kontraktor
1. Seleksi
2. Pengawasan dan Pengarahan

PEKERJAAN PEMASANGAN KACA MATI BENING 5MM


Kendali kualitas mutu pada pelaksanaan pekerjaan.

Pelaksanaan Pekerjaan konstruksi harus dapat menghasilkan mutu pekerjaan baik dari segi kualitas maupun
kuantitas. Untuk menjamin agar diperoleh hasil kerja yang baik dan sesuai dengan mutu yang disyaratkan, maka
perlu dilakukan Pengendalian Mutu ( Quality Control ) dengan cara melakukan pemeriksaan secara teratur, berkala
baik terhadap bahan-bahan yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan, maupun terhadp cara pelaksanaan
pekerjaan itu sendiri.

Page 17 of 42
METODE KENDALI MUTU BAHAN MATERIAL

Proses pengendalian rencana mutu / Quality plan mencakup segala bidang yang terlibar dalam proses produksi
Sumber Daya Manusia ( SDM ), material, Peralatan, Proses, Sarana Kerja dan Sub Kontraktor.

A. Sumber Daya Manusia


1. Memilih Sumber Daya Manusia ( SDM ) yang bermoral baik dan mempunyai pengalaman sejenis
2. Pengarahan dan pembinaan
3. Monitor dan pelaporan

B. Material
1. Pengujian sample bahan
2. Pemilihan sumber material ( kuantitas dan kualitas ) yang memadai
3. Pemilihan supplier
4. Jadwal kebutuhan material
5. Cara penyimpanan
6. Cara handling
7. Monitor dan pelaporan

C. Peralatan
1. Pemilihan jenis alat yang sesuai
2. Kalibrasi untuk alat tertentu ( ukuran, takaran dan timbangan )
3. Pemilihan sumber alat ( kuantitas, umur dan kualitas ) yang memadai
4. Pemilihan supplier alat yang baik
5. Pemilihan operator yang baik dan berpengalaman
6. Jadwal kebutuhan alat
7. Penyedian bahan bakar
8. Penyediaan suku cadang
9. Control service
10.Monitor dan pelaporan

D. Proses
1. Trial mix
2. Peralatan yang sesuai
3. Komposisi yang sesuai
4. Standar proses
5. Metoda pelaksanaan
6. Cek hasil
7. Monitor dan pelaporan

E. Sarana Kerja
1. Ruang yang memenuhi syarat keselamatan dan kesehatan
2. Kemudahan akses
3. Terpenuhinya alat kerja
4. Kemudahan mobilisasi dan komunikasi

F. Sub Kontraktor
1. Seleksi
2. Pengawasan dan Pengarahan

Page 18 of 42
METODE KENDALI MUTU BAHAN MATERIAL

PEKERJAAN PEMASANGAN DAUN PINTU KACA TEMPERED + ASSESORIES


Kendali kualitas mutu pada pelaksanaan pekerjaan.

Pelaksanaan Pekerjaan konstruksi harus dapat menghasilkan mutu pekerjaan baik dari segi kualitas maupun
kuantitas. Untuk menjamin agar diperoleh hasil kerja yang baik dan sesuai dengan mutu yang disyaratkan, maka
perlu dilakukan Pengendalian Mutu ( Quality Control ) dengan cara melakukan pemeriksaan secara teratur, berkala
baik terhadap bahan-bahan yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan, maupun terhadp cara pelaksanaan
pekerjaan itu sendiri.

Proses pengendalian rencana mutu / Quality plan mencakup segala bidang yang terlibar dalam proses produksi
Sumber Daya Manusia ( SDM ), material, Peralatan, Proses, Sarana Kerja dan Sub Kontraktor.

A. Sumber Daya Manusia


1. Memilih Sumber Daya Manusia ( SDM ) yang bermoral baik dan mempunyai pengalaman sejenis
2. Pengarahan dan pembinaan
3. Monitor dan pelaporan

B. Material
1. Pengujian sample bahan
2. Pemilihan sumber material ( kuantitas dan kualitas ) yang memadai
3. Pemilihan supplier
4. Jadwal kebutuhan material
5. Cara penyimpanan
6. Cara handling
7. Monitor dan pelaporan

C. Peralatan
1. Pemilihan jenis alat yang sesuai
2. Kalibrasi untuk alat tertentu ( ukuran, takaran dan timbangan )
3. Pemilihan sumber alat ( kuantitas, umur dan kualitas ) yang memadai
4. Pemilihan supplier alat yang baik
5. Pemilihan operator yang baik dan berpengalaman
6. Jadwal kebutuhan alat
7. Penyedian bahan bakar
8. Penyediaan suku cadang
9. Control service
10.Monitor dan pelaporan

D. Proses
1. Trial mix
2. Peralatan yang sesuai
3. Komposisi yang sesuai
4. Standar proses
5. Metoda pelaksanaan
6. Cek hasil
7. Monitor dan pelaporan

E. Sarana Kerja
1. Ruang yang memenuhi syarat keselamatan dan kesehatan
2. Kemudahan akses
3. Terpenuhinya alat kerja

Page 19 of 42
METODE KENDALI MUTU BAHAN MATERIAL

4. Kemudahan mobilisasi dan komunikasi

F. Sub Kontraktor
1. Seleksi
2. Pengawasan dan Pengarahan

PEKERJAAN PEMASANGAN ATAP + RANGKA BAJA RINGAN


Kendali kualitas mutu pada pelaksanaan pekerjaan.

Pelaksanaan Pekerjaan konstruksi harus dapat menghasilkan mutu pekerjaan baik dari segi kualitas maupun
kuantitas. Untuk menjamin agar diperoleh hasil kerja yang baik dan sesuai dengan mutu yang disyaratkan, maka
perlu dilakukan Pengendalian Mutu ( Quality Control ) dengan cara melakukan pemeriksaan secara teratur, berkala
baik terhadap bahan-bahan yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan, maupun terhadp cara pelaksanaan
pekerjaan itu sendiri.

Proses pengendalian rencana mutu / Quality plan mencakup segala bidang yang terlibar dalam proses produksi
Sumber Daya Manusia ( SDM ), material, Peralatan, Proses, Sarana Kerja dan Sub Kontraktor.

A. Sumber Daya Manusia


1. Memilih Sumber Daya Manusia ( SDM ) yang bermoral baik dan mempunyai pengalaman sejenis
2. Pengarahan dan pembinaan
3. Monitor dan pelaporan

B. Material
1. Pengujian sample bahan
2. Pemilihan sumber material ( kuantitas dan kualitas ) yang memadai
3. Pemilihan supplier
4. Jadwal kebutuhan material
5. Cara penyimpanan
6. Cara handling
7. Monitor dan pelaporan

C. Peralatan
1. Pemilihan jenis alat yang sesuai
2. Kalibrasi untuk alat tertentu ( ukuran, takaran dan timbangan )
3. Pemilihan sumber alat ( kuantitas, umur dan kualitas ) yang memadai
4. Pemilihan supplier alat yang baik
5. Pemilihan operator yang baik dan berpengalaman
6. Jadwal kebutuhan alat
7. Penyedian bahan bakar
8. Penyediaan suku cadang
9. Control service
10.Monitor dan pelaporan

D. Proses
1. Trial mix
2. Peralatan yang sesuai
3. Komposisi yang sesuai
4. Standar proses
5. Metoda pelaksanaan
6. Cek hasil

Page 20 of 42
METODE KENDALI MUTU BAHAN MATERIAL

7. Monitor dan pelaporan

E. Sarana Kerja
1. Ruang yang memenuhi syarat keselamatan dan kesehatan
2. Kemudahan akses
3. Terpenuhinya alat kerja
4. Kemudahan mobilisasi dan komunikasi

F. Sub Kontraktor
1. Seleksi
2. Pengawasan dan Pengarahan

PEKERJAAN LIST ALUMUNIUM


Kendali kualitas mutu pada pelaksanaan pekerjaan.

Pelaksanaan Pekerjaan konstruksi harus dapat menghasilkan mutu pekerjaan baik dari segi kualitas maupun
kuantitas. Untuk menjamin agar diperoleh hasil kerja yang baik dan sesuai dengan mutu yang disyaratkan, maka
perlu dilakukan Pengendalian Mutu ( Quality Control ) dengan cara melakukan pemeriksaan secara teratur, berkala
baik terhadap bahan-bahan yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan, maupun terhadp cara pelaksanaan
pekerjaan itu sendiri.

Proses pengendalian rencana mutu / Quality plan mencakup segala bidang yang terlibar dalam proses produksi
Sumber Daya Manusia ( SDM ), material, Peralatan, Proses, Sarana Kerja dan Sub Kontraktor.

A. Sumber Daya Manusia


1. Memilih Sumber Daya Manusia ( SDM ) yang bermoral baik dan mempunyai pengalaman sejenis
2. Pengarahan dan pembinaan
3. Monitor dan pelaporan

B. Material
1. Pengujian sample bahan
2. Pemilihan sumber material ( kuantitas dan kualitas ) yang memadai
3. Pemilihan supplier
4. Jadwal kebutuhan material
5. Cara penyimpanan
6. Cara handling
7. Monitor dan pelaporan

C. Peralatan
1. Pemilihan jenis alat yang sesuai
2. Kalibrasi untuk alat tertentu ( ukuran, takaran dan timbangan )
3. Pemilihan sumber alat ( kuantitas, umur dan kualitas ) yang memadai
4. Pemilihan supplier alat yang baik
5. Pemilihan operator yang baik dan berpengalaman
6. Jadwal kebutuhan alat
7. Penyedian bahan bakar
8. Penyediaan suku cadang
9. Control service
10.Monitor dan pelaporan

Page 21 of 42
METODE KENDALI MUTU BAHAN MATERIAL

D. Proses
1. Trial mix
2. Peralatan yang sesuai
3. Komposisi yang sesuai
4. Standar proses
5. Metoda pelaksanaan
6. Cek hasil
7. Monitor dan pelaporan

E. Sarana Kerja
1. Ruang yang memenuhi syarat keselamatan dan kesehatan
2. Kemudahan akses
3. Terpenuhinya alat kerja
4. Kemudahan mobilisasi dan komunikasi

F. Sub Kontraktor
1. Seleksi
2. Pengawasan dan Pengarahan

PEKERJAAN PEMASANGAN LANTAI KERAMIK 80X80


Kendali kualitas mutu pada pelaksanaan pekerjaan.

Pelaksanaan Pekerjaan konstruksi harus dapat menghasilkan mutu pekerjaan baik dari segi kualitas maupun
kuantitas. Untuk menjamin agar diperoleh hasil kerja yang baik dan sesuai dengan mutu yang disyaratkan, maka
perlu dilakukan Pengendalian Mutu ( Quality Control ) dengan cara melakukan pemeriksaan secara teratur, berkala
baik terhadap bahan-bahan yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan, maupun terhadp cara pelaksanaan
pekerjaan itu sendiri.

Proses pengendalian rencana mutu / Quality plan mencakup segala bidang yang terlibar dalam proses produksi
Sumber Daya Manusia ( SDM ), material, Peralatan, Proses, Sarana Kerja dan Sub Kontraktor.

A. Sumber Daya Manusia


1. Memilih Sumber Daya Manusia ( SDM ) yang bermoral baik dan mempunyai pengalaman sejenis
2. Pengarahan dan pembinaan
3. Monitor dan pelaporan

B. Material
1. Pengujian sample bahan
2. Pemilihan sumber material ( kuantitas dan kualitas ) yang memadai
3. Pemilihan supplier
4. Jadwal kebutuhan material
5. Cara penyimpanan
6. Cara handling
7. Monitor dan pelaporan

C. Peralatan
1. Pemilihan jenis alat yang sesuai
2. Kalibrasi untuk alat tertentu ( ukuran, takaran dan timbangan )
3. Pemilihan sumber alat ( kuantitas, umur dan kualitas ) yang memadai
4. Pemilihan supplier alat yang baik
5. Pemilihan operator yang baik dan berpengalaman

Page 22 of 42
METODE KENDALI MUTU BAHAN MATERIAL

6. Jadwal kebutuhan alat


7. Penyedian bahan bakar
8. Penyediaan suku cadang
9. Control service
10.Monitor dan pelaporan

D. Proses
1. Trial mix
2. Peralatan yang sesuai
3. Komposisi yang sesuai
4. Standar proses
5. Metoda pelaksanaan
6. Cek hasil
7. Monitor dan pelaporan

E. Sarana Kerja
1. Ruang yang memenuhi syarat keselamatan dan kesehatan
2. Kemudahan akses
3. Terpenuhinya alat kerja
4. Kemudahan mobilisasi dan komunikasi

F. Sub Kontraktor
1. Seleksi
2. Pengawasan dan Pengarahan

PENGADAAN AC SPLIT 2 PK
Kendali kualitas mutu pada pelaksanaan pekerjaan.

Pelaksanaan Pekerjaan konstruksi harus dapat menghasilkan mutu pekerjaan baik dari segi kualitas maupun
kuantitas. Untuk menjamin agar diperoleh hasil kerja yang baik dan sesuai dengan mutu yang disyaratkan, maka
perlu dilakukan Pengendalian Mutu ( Quality Control ) dengan cara melakukan pemeriksaan secara teratur, berkala
baik terhadap bahan-bahan yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan, maupun terhadp cara pelaksanaan
pekerjaan itu sendiri.

Proses pengendalian rencana mutu / Quality plan mencakup segala bidang yang terlibar dalam proses produksi
Sumber Daya Manusia ( SDM ), material, Peralatan, Proses, Sarana Kerja dan Sub Kontraktor.

A. Sumber Daya Manusia


1. Memilih Sumber Daya Manusia ( SDM ) yang bermoral baik dan mempunyai pengalaman sejenis
2. Pengarahan dan pembinaan
3. Monitor dan pelaporan

B. Material
1. Pengujian sample bahan
2. Pemilihan sumber material ( kuantitas dan kualitas ) yang memadai
3. Pemilihan supplier
4. Jadwal kebutuhan material
5. Cara penyimpanan
6. Cara handling
7. Monitor dan pelaporan

Page 23 of 42
METODE KENDALI MUTU BAHAN MATERIAL

C. Peralatan
1. Pemilihan jenis alat yang sesuai
2. Kalibrasi untuk alat tertentu ( ukuran, takaran dan timbangan )
3. Pemilihan sumber alat ( kuantitas, umur dan kualitas ) yang memadai
4. Pemilihan supplier alat yang baik
5. Pemilihan operator yang baik dan berpengalaman
6. Jadwal kebutuhan alat
7. Penyedian bahan bakar
8. Penyediaan suku cadang
9. Control service
10.Monitor dan pelaporan

D. Proses
1. Trial mix
2. Peralatan yang sesuai
3. Komposisi yang sesuai
4. Standar proses
5. Metoda pelaksanaan
6. Cek hasil
7. Monitor dan pelaporan

E. Sarana Kerja
1. Ruang yang memenuhi syarat keselamatan dan kesehatan
2. Kemudahan akses
3. Terpenuhinya alat kerja
4. Kemudahan mobilisasi dan komunikasi

F. Sub Kontraktor
1. Seleksi
2. Pengawasan dan Pengarahan

KURSI TUNGGU 4 DUDUKAN


Kendali kualitas mutu pada pelaksanaan pekerjaan.

Pelaksanaan Pekerjaan konstruksi harus dapat menghasilkan mutu pekerjaan baik dari segi kualitas maupun
kuantitas. Untuk menjamin agar diperoleh hasil kerja yang baik dan sesuai dengan mutu yang disyaratkan, maka
perlu dilakukan Pengendalian Mutu ( Quality Control ) dengan cara melakukan pemeriksaan secara teratur, berkala
baik terhadap bahan-bahan yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan, maupun terhadp cara pelaksanaan
pekerjaan itu sendiri.

Proses pengendalian rencana mutu / Quality plan mencakup segala bidang yang terlibar dalam proses produksi
Sumber Daya Manusia ( SDM ), material, Peralatan, Proses, Sarana Kerja dan Sub Kontraktor.

A. Sumber Daya Manusia


1. Memilih Sumber Daya Manusia ( SDM ) yang bermoral baik dan mempunyai pengalaman sejenis
2. Pengarahan dan pembinaan
3. Monitor dan pelaporan

B. Material
1. Pengujian sample bahan
2. Pemilihan sumber material ( kuantitas dan kualitas ) yang memadai

Page 24 of 42
METODE KENDALI MUTU BAHAN MATERIAL

3. Pemilihan supplier
4. Jadwal kebutuhan material
5. Cara penyimpanan
6. Cara handling
7. Monitor dan pelaporan

C. Peralatan
1. Pemilihan jenis alat yang sesuai
2. Kalibrasi untuk alat tertentu ( ukuran, takaran dan timbangan )
3. Pemilihan sumber alat ( kuantitas, umur dan kualitas ) yang memadai
4. Pemilihan supplier alat yang baik
5. Pemilihan operator yang baik dan berpengalaman
6. Jadwal kebutuhan alat
7. Penyedian bahan bakar
8. Penyediaan suku cadang
9. Control service
10.Monitor dan pelaporan

D. Proses
1. Trial mix
2. Peralatan yang sesuai
3. Komposisi yang sesuai
4. Standar proses
5. Metoda pelaksanaan
6. Cek hasil
7. Monitor dan pelaporan

E. Sarana Kerja
1. Ruang yang memenuhi syarat keselamatan dan kesehatan
2. Kemudahan akses
3. Terpenuhinya alat kerja
4. Kemudahan mobilisasi dan komunikasi

F. Sub Kontraktor
1. Seleksi
2. Pengawasan dan Pengarahan

KURSI STAFF
Kendali kualitas mutu pada pelaksanaan pekerjaan.

Pelaksanaan Pekerjaan konstruksi harus dapat menghasilkan mutu pekerjaan baik dari segi kualitas maupun
kuantitas. Untuk menjamin agar diperoleh hasil kerja yang baik dan sesuai dengan mutu yang disyaratkan, maka
perlu dilakukan Pengendalian Mutu ( Quality Control ) dengan cara melakukan pemeriksaan secara teratur, berkala
baik terhadap bahan-bahan yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan, maupun terhadp cara pelaksanaan
pekerjaan itu sendiri.

Proses pengendalian rencana mutu / Quality plan mencakup segala bidang yang terlibar dalam proses produksi
Sumber Daya Manusia ( SDM ), material, Peralatan, Proses, Sarana Kerja dan Sub Kontraktor.

A. Sumber Daya Manusia


1. Memilih Sumber Daya Manusia ( SDM ) yang bermoral baik dan mempunyai pengalaman sejenis

Page 25 of 42
METODE KENDALI MUTU BAHAN MATERIAL

2. Pengarahan dan pembinaan


3. Monitor dan pelaporan

B. Material
1. Pengujian sample bahan
2. Pemilihan sumber material ( kuantitas dan kualitas ) yang memadai
3. Pemilihan supplier
4. Jadwal kebutuhan material
5. Cara penyimpanan
6. Cara handling
7. Monitor dan pelaporan

C. Peralatan
1. Pemilihan jenis alat yang sesuai
2. Kalibrasi untuk alat tertentu ( ukuran, takaran dan timbangan )
3. Pemilihan sumber alat ( kuantitas, umur dan kualitas ) yang memadai
4. Pemilihan supplier alat yang baik
5. Pemilihan operator yang baik dan berpengalaman
6. Jadwal kebutuhan alat
7. Penyedian bahan bakar
8. Penyediaan suku cadang
9. Control service
10.Monitor dan pelaporan

D. Proses
1. Trial mix
2. Peralatan yang sesuai
3. Komposisi yang sesuai
4. Standar proses
5. Metoda pelaksanaan
6. Cek hasil
7. Monitor dan pelaporan

E. Sarana Kerja
1. Ruang yang memenuhi syarat keselamatan dan kesehatan
2. Kemudahan akses
3. Terpenuhinya alat kerja
4. Kemudahan mobilisasi dan komunikasi

F. Sub Kontraktor
1. Seleksi
2. Pengawasan dan Pengarahan

MEJA STAFF
Kendali kualitas mutu pada pelaksanaan pekerjaan.

Pelaksanaan Pekerjaan konstruksi harus dapat menghasilkan mutu pekerjaan baik dari segi kualitas maupun
kuantitas. Untuk menjamin agar diperoleh hasil kerja yang baik dan sesuai dengan mutu yang disyaratkan, maka
perlu dilakukan Pengendalian Mutu ( Quality Control ) dengan cara melakukan pemeriksaan secara teratur, berkala
baik terhadap bahan-bahan yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan, maupun terhadp cara pelaksanaan
pekerjaan itu sendiri.

Page 26 of 42
METODE KENDALI MUTU BAHAN MATERIAL

Proses pengendalian rencana mutu / Quality plan mencakup segala bidang yang terlibar dalam proses produksi
Sumber Daya Manusia ( SDM ), material, Peralatan, Proses, Sarana Kerja dan Sub Kontraktor.

A. Sumber Daya Manusia


1. Memilih Sumber Daya Manusia ( SDM ) yang bermoral baik dan mempunyai pengalaman sejenis
2. Pengarahan dan pembinaan
3. Monitor dan pelaporan

B. Material
1. Pengujian sample bahan
2. Pemilihan sumber material ( kuantitas dan kualitas ) yang memadai
3. Pemilihan supplier
4. Jadwal kebutuhan material
5. Cara penyimpanan
6. Cara handling
7. Monitor dan pelaporan

C. Peralatan
1. Pemilihan jenis alat yang sesuai
2. Kalibrasi untuk alat tertentu ( ukuran, takaran dan timbangan )
3. Pemilihan sumber alat ( kuantitas, umur dan kualitas ) yang memadai
4. Pemilihan supplier alat yang baik
5. Pemilihan operator yang baik dan berpengalaman
6. Jadwal kebutuhan alat
7. Penyedian bahan bakar
8. Penyediaan suku cadang
9. Control service
10.Monitor dan pelaporan

D. Proses
1. Trial mix
2. Peralatan yang sesuai
3. Komposisi yang sesuai
4. Standar proses
5. Metoda pelaksanaan
6. Cek hasil
7. Monitor dan pelaporan

E. Sarana Kerja
1. Ruang yang memenuhi syarat keselamatan dan kesehatan
2. Kemudahan akses
3. Terpenuhinya alat kerja
4. Kemudahan mobilisasi dan komunikasi

F. Sub Kontraktor
1. Seleksi
2. Pengawasan dan Pengarahan

LEMARI ARSIP
Kendali kualitas mutu pada pelaksanaan pekerjaan.

Page 27 of 42
METODE KENDALI MUTU BAHAN MATERIAL

Pelaksanaan Pekerjaan konstruksi harus dapat menghasilkan mutu pekerjaan baik dari segi kualitas maupun
kuantitas. Untuk menjamin agar diperoleh hasil kerja yang baik dan sesuai dengan mutu yang disyaratkan, maka
perlu dilakukan Pengendalian Mutu ( Quality Control ) dengan cara melakukan pemeriksaan secara teratur, berkala
baik terhadap bahan-bahan yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan, maupun terhadp cara pelaksanaan
pekerjaan itu sendiri.

Proses pengendalian rencana mutu / Quality plan mencakup segala bidang yang terlibar dalam proses produksi
Sumber Daya Manusia ( SDM ), material, Peralatan, Proses, Sarana Kerja dan Sub Kontraktor.

A. Sumber Daya Manusia


1. Memilih Sumber Daya Manusia ( SDM ) yang bermoral baik dan mempunyai pengalaman sejenis
2. Pengarahan dan pembinaan
3. Monitor dan pelaporan

B. Material
1. Pengujian sample bahan
2. Pemilihan sumber material ( kuantitas dan kualitas ) yang memadai
3. Pemilihan supplier
4. Jadwal kebutuhan material
5. Cara penyimpanan
6. Cara handling
7. Monitor dan pelaporan

C. Peralatan
1. Pemilihan jenis alat yang sesuai
2. Kalibrasi untuk alat tertentu ( ukuran, takaran dan timbangan )
3. Pemilihan sumber alat ( kuantitas, umur dan kualitas ) yang memadai
4. Pemilihan supplier alat yang baik
5. Pemilihan operator yang baik dan berpengalaman
6. Jadwal kebutuhan alat
7. Penyedian bahan bakar
8. Penyediaan suku cadang
9. Control service
10.Monitor dan pelaporan

D. Proses
1. Trial mix
2. Peralatan yang sesuai
3. Komposisi yang sesuai
4. Standar proses
5. Metoda pelaksanaan
6. Cek hasil
7. Monitor dan pelaporan

E. Sarana Kerja
1. Ruang yang memenuhi syarat keselamatan dan kesehatan
2. Kemudahan akses
3. Terpenuhinya alat kerja
4. Kemudahan mobilisasi dan komunikasi

F. Sub Kontraktor

Page 28 of 42
METODE KENDALI MUTU BAHAN MATERIAL

1. Seleksi
2. Pengawasan dan Pengarahan

NAKAS
Kendali kualitas mutu pada pelaksanaan pekerjaan.

Pelaksanaan Pekerjaan konstruksi harus dapat menghasilkan mutu pekerjaan baik dari segi kualitas maupun
kuantitas. Untuk menjamin agar diperoleh hasil kerja yang baik dan sesuai dengan mutu yang disyaratkan, maka
perlu dilakukan Pengendalian Mutu ( Quality Control ) dengan cara melakukan pemeriksaan secara teratur, berkala
baik terhadap bahan-bahan yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan, maupun terhadp cara pelaksanaan
pekerjaan itu sendiri.

Proses pengendalian rencana mutu / Quality plan mencakup segala bidang yang terlibar dalam proses produksi
Sumber Daya Manusia ( SDM ), material, Peralatan, Proses, Sarana Kerja dan Sub Kontraktor.

A. Sumber Daya Manusia


1. Memilih Sumber Daya Manusia ( SDM ) yang bermoral baik dan mempunyai pengalaman sejenis
2. Pengarahan dan pembinaan
3. Monitor dan pelaporan

B. Material
1. Pengujian sample bahan
2. Pemilihan sumber material ( kuantitas dan kualitas ) yang memadai
3. Pemilihan supplier
4. Jadwal kebutuhan material
5. Cara penyimpanan
6. Cara handling
7. Monitor dan pelaporan

C. Peralatan
1. Pemilihan jenis alat yang sesuai
2. Kalibrasi untuk alat tertentu ( ukuran, takaran dan timbangan )
3. Pemilihan sumber alat ( kuantitas, umur dan kualitas ) yang memadai
4. Pemilihan supplier alat yang baik
5. Pemilihan operator yang baik dan berpengalaman
6. Jadwal kebutuhan alat
7. Penyedian bahan bakar
8. Penyediaan suku cadang
9. Control service
10.Monitor dan pelaporan

D. Proses
1. Trial mix
2. Peralatan yang sesuai
3. Komposisi yang sesuai
4. Standar proses
5. Metoda pelaksanaan
6. Cek hasil
7. Monitor dan pelaporan

E. Sarana Kerja

Page 29 of 42
METODE KENDALI MUTU BAHAN MATERIAL

1. Ruang yang memenuhi syarat keselamatan dan kesehatan


2. Kemudahan akses
3. Terpenuhinya alat kerja
4. Kemudahan mobilisasi dan komunikasi

F. Sub Kontraktor
1. Seleksi
2. Pengawasan dan Pengarahan

PEKERJAAN PEMASANGAN KUSEN ALUMUNIUM


Kendali kualitas mutu pada pelaksanaan pekerjaan.

Pelaksanaan Pekerjaan konstruksi harus dapat menghasilkan mutu pekerjaan baik dari segi kualitas maupun
kuantitas. Untuk menjamin agar diperoleh hasil kerja yang baik dan sesuai dengan mutu yang disyaratkan, maka
perlu dilakukan Pengendalian Mutu ( Quality Control ) dengan cara melakukan pemeriksaan secara teratur, berkala
baik terhadap bahan-bahan yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan, maupun terhadp cara pelaksanaan
pekerjaan itu sendiri.

Proses pengendalian rencana mutu / Quality plan mencakup segala bidang yang terlibar dalam proses produksi
Sumber Daya Manusia ( SDM ), material, Peralatan, Proses, Sarana Kerja dan Sub Kontraktor.

A. Sumber Daya Manusia


1. Memilih Sumber Daya Manusia ( SDM ) yang bermoral baik dan mempunyai pengalaman sejenis
2. Pengarahan dan pembinaan
3. Monitor dan pelaporan

B. Material
1. Pengujian sample bahan
2. Pemilihan sumber material ( kuantitas dan kualitas ) yang memadai
3. Pemilihan supplier
4. Jadwal kebutuhan material
5. Cara penyimpanan
6. Cara handling
7. Monitor dan pelaporan

C. Peralatan
1. Pemilihan jenis alat yang sesuai
2. Kalibrasi untuk alat tertentu ( ukuran, takaran dan timbangan )
3. Pemilihan sumber alat ( kuantitas, umur dan kualitas ) yang memadai
4. Pemilihan supplier alat yang baik
5. Pemilihan operator yang baik dan berpengalaman
6. Jadwal kebutuhan alat
7. Penyedian bahan bakar
8. Penyediaan suku cadang
9. Control service
10.Monitor dan pelaporan

D. Proses
1. Trial mix
2. Peralatan yang sesuai
3. Komposisi yang sesuai

Page 30 of 42
METODE KENDALI MUTU BAHAN MATERIAL

4. Standar proses
5. Metoda pelaksanaan
6. Cek hasil
7. Monitor dan pelaporan

E. Sarana Kerja
1. Ruang yang memenuhi syarat keselamatan dan kesehatan
2. Kemudahan akses
3. Terpenuhinya alat kerja
4. Kemudahan mobilisasi dan komunikasi

F. Sub Kontraktor
1. Seleksi
2. Pengawasan dan Pengarahan

PEKERJAAN PEMASANGAN KACA MATI BENING 5MM


Kendali kualitas mutu pada pelaksanaan pekerjaan.

Pelaksanaan Pekerjaan konstruksi harus dapat menghasilkan mutu pekerjaan baik dari segi kualitas maupun
kuantitas. Untuk menjamin agar diperoleh hasil kerja yang baik dan sesuai dengan mutu yang disyaratkan, maka
perlu dilakukan Pengendalian Mutu ( Quality Control ) dengan cara melakukan pemeriksaan secara teratur, berkala
baik terhadap bahan-bahan yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan, maupun terhadp cara pelaksanaan
pekerjaan itu sendiri.

Proses pengendalian rencana mutu / Quality plan mencakup segala bidang yang terlibar dalam proses produksi
Sumber Daya Manusia ( SDM ), material, Peralatan, Proses, Sarana Kerja dan Sub Kontraktor.

A. Sumber Daya Manusia


1. Memilih Sumber Daya Manusia ( SDM ) yang bermoral baik dan mempunyai pengalaman sejenis
2. Pengarahan dan pembinaan
3. Monitor dan pelaporan

B. Material
1. Pengujian sample bahan
2. Pemilihan sumber material ( kuantitas dan kualitas ) yang memadai
3. Pemilihan supplier
4. Jadwal kebutuhan material
5. Cara penyimpanan
6. Cara handling
7. Monitor dan pelaporan

C. Peralatan
1. Pemilihan jenis alat yang sesuai
2. Kalibrasi untuk alat tertentu ( ukuran, takaran dan timbangan )
3. Pemilihan sumber alat ( kuantitas, umur dan kualitas ) yang memadai
4. Pemilihan supplier alat yang baik
5. Pemilihan operator yang baik dan berpengalaman
6. Jadwal kebutuhan alat
7. Penyedian bahan bakar
8. Penyediaan suku cadang
9. Control service

Page 31 of 42
METODE KENDALI MUTU BAHAN MATERIAL

10.Monitor dan pelaporan

D. Proses
1. Trial mix
2. Peralatan yang sesuai
3. Komposisi yang sesuai
4. Standar proses
5. Metoda pelaksanaan
6. Cek hasil
7. Monitor dan pelaporan

E. Sarana Kerja
1. Ruang yang memenuhi syarat keselamatan dan kesehatan
2. Kemudahan akses
3. Terpenuhinya alat kerja
4. Kemudahan mobilisasi dan komunikasi

F. Sub Kontraktor
1. Seleksi
2. Pengawasan dan Pengarahan

PEKERJAAN PEMASANGAN DAUN PINTU KACA TEMPERED + ASSESORIES


Kendali kualitas mutu pada pelaksanaan pekerjaan.

Pelaksanaan Pekerjaan konstruksi harus dapat menghasilkan mutu pekerjaan baik dari segi kualitas maupun
kuantitas. Untuk menjamin agar diperoleh hasil kerja yang baik dan sesuai dengan mutu yang disyaratkan, maka
perlu dilakukan Pengendalian Mutu ( Quality Control ) dengan cara melakukan pemeriksaan secara teratur, berkala
baik terhadap bahan-bahan yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan, maupun terhadp cara pelaksanaan
pekerjaan itu sendiri.

Proses pengendalian rencana mutu / Quality plan mencakup segala bidang yang terlibar dalam proses produksi
Sumber Daya Manusia ( SDM ), material, Peralatan, Proses, Sarana Kerja dan Sub Kontraktor.

A. Sumber Daya Manusia


1. Memilih Sumber Daya Manusia ( SDM ) yang bermoral baik dan mempunyai pengalaman sejenis
2. Pengarahan dan pembinaan
3. Monitor dan pelaporan

B. Material
1. Pengujian sample bahan
2. Pemilihan sumber material ( kuantitas dan kualitas ) yang memadai
3. Pemilihan supplier
4. Jadwal kebutuhan material
5. Cara penyimpanan
6. Cara handling
7. Monitor dan pelaporan

C. Peralatan
1. Pemilihan jenis alat yang sesuai
2. Kalibrasi untuk alat tertentu ( ukuran, takaran dan timbangan )
3. Pemilihan sumber alat ( kuantitas, umur dan kualitas ) yang memadai

Page 32 of 42
METODE KENDALI MUTU BAHAN MATERIAL

4. Pemilihan supplier alat yang baik


5. Pemilihan operator yang baik dan berpengalaman
6. Jadwal kebutuhan alat
7. Penyedian bahan bakar
8. Penyediaan suku cadang
9. Control service
10.Monitor dan pelaporan

D. Proses
1. Trial mix
2. Peralatan yang sesuai
3. Komposisi yang sesuai
4. Standar proses
5. Metoda pelaksanaan
6. Cek hasil
7. Monitor dan pelaporan

E. Sarana Kerja
1. Ruang yang memenuhi syarat keselamatan dan kesehatan
2. Kemudahan akses
3. Terpenuhinya alat kerja
4. Kemudahan mobilisasi dan komunikasi

F. Sub Kontraktor
1. Seleksi
2. Pengawasan dan Pengarahan

PEKERJAAN PEMASANGAN ALUCOPAN + RANGKA


Kendali kualitas mutu pada pelaksanaan pekerjaan.

Pelaksanaan Pekerjaan konstruksi harus dapat menghasilkan mutu pekerjaan baik dari segi kualitas maupun
kuantitas. Untuk menjamin agar diperoleh hasil kerja yang baik dan sesuai dengan mutu yang disyaratkan, maka
perlu dilakukan Pengendalian Mutu ( Quality Control ) dengan cara melakukan pemeriksaan secara teratur, berkala
baik terhadap bahan-bahan yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan, maupun terhadp cara pelaksanaan
pekerjaan itu sendiri.

Proses pengendalian rencana mutu / Quality plan mencakup segala bidang yang terlibar dalam proses produksi
Sumber Daya Manusia ( SDM ), material, Peralatan, Proses, Sarana Kerja dan Sub Kontraktor.

A. Sumber Daya Manusia


1. Memilih Sumber Daya Manusia ( SDM ) yang bermoral baik dan mempunyai pengalaman sejenis
2. Pengarahan dan pembinaan
3. Monitor dan pelaporan

B. Material
1. Pengujian sample bahan
2. Pemilihan sumber material ( kuantitas dan kualitas ) yang memadai
3. Pemilihan supplier
4. Jadwal kebutuhan material
5. Cara penyimpanan
6. Cara handling

Page 33 of 42
METODE KENDALI MUTU BAHAN MATERIAL

7. Monitor dan pelaporan

C. Peralatan
1. Pemilihan jenis alat yang sesuai
2. Kalibrasi untuk alat tertentu ( ukuran, takaran dan timbangan )
3. Pemilihan sumber alat ( kuantitas, umur dan kualitas ) yang memadai
4. Pemilihan supplier alat yang baik
5. Pemilihan operator yang baik dan berpengalaman
6. Jadwal kebutuhan alat
7. Penyedian bahan bakar
8. Penyediaan suku cadang
9. Control service
10.Monitor dan pelaporan

D. Proses
1. Trial mix
2. Peralatan yang sesuai
3. Komposisi yang sesuai
4. Standar proses
5. Metoda pelaksanaan
6. Cek hasil
7. Monitor dan pelaporan

E. Sarana Kerja
1. Ruang yang memenuhi syarat keselamatan dan kesehatan
2. Kemudahan akses
3. Terpenuhinya alat kerja
4. Kemudahan mobilisasi dan komunikasi

F. Sub Kontraktor
1. Seleksi
2. Pengawasan dan Pengarahan

PEKERJAAN PENYAMBUNGAN INSTALASI AC CENTRAL


Kendali kualitas mutu pada pelaksanaan pekerjaan.

Pelaksanaan Pekerjaan konstruksi harus dapat menghasilkan mutu pekerjaan baik dari segi kualitas maupun
kuantitas. Untuk menjamin agar diperoleh hasil kerja yang baik dan sesuai dengan mutu yang disyaratkan, maka
perlu dilakukan Pengendalian Mutu ( Quality Control ) dengan cara melakukan pemeriksaan secara teratur, berkala
baik terhadap bahan-bahan yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan, maupun terhadp cara pelaksanaan
pekerjaan itu sendiri.

Proses pengendalian rencana mutu / Quality plan mencakup segala bidang yang terlibar dalam proses produksi
Sumber Daya Manusia ( SDM ), material, Peralatan, Proses, Sarana Kerja dan Sub Kontraktor.

A. Sumber Daya Manusia


1. Memilih Sumber Daya Manusia ( SDM ) yang bermoral baik dan mempunyai pengalaman sejenis
2. Pengarahan dan pembinaan
3. Monitor dan pelaporan

B. Material

Page 34 of 42
METODE KENDALI MUTU BAHAN MATERIAL

1. Pengujian sample bahan


2. Pemilihan sumber material ( kuantitas dan kualitas ) yang memadai
3. Pemilihan supplier
4. Jadwal kebutuhan material
5. Cara penyimpanan
6. Cara handling
7. Monitor dan pelaporan

C. Peralatan
1. Pemilihan jenis alat yang sesuai
2. Kalibrasi untuk alat tertentu ( ukuran, takaran dan timbangan )
3. Pemilihan sumber alat ( kuantitas, umur dan kualitas ) yang memadai
4. Pemilihan supplier alat yang baik
5. Pemilihan operator yang baik dan berpengalaman
6. Jadwal kebutuhan alat
7. Penyedian bahan bakar
8. Penyediaan suku cadang
9. Control service
10.Monitor dan pelaporan

D. Proses
1. Trial mix
2. Peralatan yang sesuai
3. Komposisi yang sesuai
4. Standar proses
5. Metoda pelaksanaan
6. Cek hasil
7. Monitor dan pelaporan

E. Sarana Kerja
1. Ruang yang memenuhi syarat keselamatan dan kesehatan
2. Kemudahan akses
3. Terpenuhinya alat kerja
4. Kemudahan mobilisasi dan komunikasi

F. Sub Kontraktor
1. Seleksi
2. Pengawasan dan Pengarahan

KURSI TUNGGU 4 DUDUKAN


Kendali kualitas mutu pada pelaksanaan pekerjaan.

Pelaksanaan Pekerjaan konstruksi harus dapat menghasilkan mutu pekerjaan baik dari segi kualitas maupun
kuantitas. Untuk menjamin agar diperoleh hasil kerja yang baik dan sesuai dengan mutu yang disyaratkan, maka
perlu dilakukan Pengendalian Mutu ( Quality Control ) dengan cara melakukan pemeriksaan secara teratur, berkala
baik terhadap bahan-bahan yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan, maupun terhadp cara pelaksanaan
pekerjaan itu sendiri.

Proses pengendalian rencana mutu / Quality plan mencakup segala bidang yang terlibar dalam proses produksi
Sumber Daya Manusia ( SDM ), material, Peralatan, Proses, Sarana Kerja dan Sub Kontraktor.

Page 35 of 42
METODE KENDALI MUTU BAHAN MATERIAL

A. Sumber Daya Manusia


1. Memilih Sumber Daya Manusia ( SDM ) yang bermoral baik dan mempunyai pengalaman sejenis
2. Pengarahan dan pembinaan
3. Monitor dan pelaporan

B. Material
1. Pengujian sample bahan
2. Pemilihan sumber material ( kuantitas dan kualitas ) yang memadai
3. Pemilihan supplier
4. Jadwal kebutuhan material
5. Cara penyimpanan
6. Cara handling
7. Monitor dan pelaporan

C. Peralatan
1. Pemilihan jenis alat yang sesuai
2. Kalibrasi untuk alat tertentu ( ukuran, takaran dan timbangan )
3. Pemilihan sumber alat ( kuantitas, umur dan kualitas ) yang memadai
4. Pemilihan supplier alat yang baik
5. Pemilihan operator yang baik dan berpengalaman
6. Jadwal kebutuhan alat
7. Penyedian bahan bakar
8. Penyediaan suku cadang
9. Control service
10.Monitor dan pelaporan

D. Proses
1. Trial mix
2. Peralatan yang sesuai
3. Komposisi yang sesuai
4. Standar proses
5. Metoda pelaksanaan
6. Cek hasil
7. Monitor dan pelaporan

E. Sarana Kerja
1. Ruang yang memenuhi syarat keselamatan dan kesehatan
2. Kemudahan akses
3. Terpenuhinya alat kerja
4. Kemudahan mobilisasi dan komunikasi

F. Sub Kontraktor
1. Seleksi
2. Pengawasan dan Pengarahan

KURSI STAFF
Kendali kualitas mutu pada pelaksanaan pekerjaan.

Pelaksanaan Pekerjaan konstruksi harus dapat menghasilkan mutu pekerjaan baik dari segi kualitas maupun
kuantitas. Untuk menjamin agar diperoleh hasil kerja yang baik dan sesuai dengan mutu yang disyaratkan, maka
perlu dilakukan Pengendalian Mutu ( Quality Control ) dengan cara melakukan pemeriksaan secara teratur, berkala

Page 36 of 42
METODE KENDALI MUTU BAHAN MATERIAL

baik terhadap bahan-bahan yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan, maupun terhadp cara pelaksanaan
pekerjaan itu sendiri.

Proses pengendalian rencana mutu / Quality plan mencakup segala bidang yang terlibar dalam proses produksi
Sumber Daya Manusia ( SDM ), material, Peralatan, Proses, Sarana Kerja dan Sub Kontraktor.

A. Sumber Daya Manusia


1. Memilih Sumber Daya Manusia ( SDM ) yang bermoral baik dan mempunyai pengalaman sejenis
2. Pengarahan dan pembinaan
3. Monitor dan pelaporan

B. Material
1. Pengujian sample bahan
2. Pemilihan sumber material ( kuantitas dan kualitas ) yang memadai
3. Pemilihan supplier
4. Jadwal kebutuhan material
5. Cara penyimpanan
6. Cara handling
7. Monitor dan pelaporan

C. Peralatan
1. Pemilihan jenis alat yang sesuai
2. Kalibrasi untuk alat tertentu ( ukuran, takaran dan timbangan )
3. Pemilihan sumber alat ( kuantitas, umur dan kualitas ) yang memadai
4. Pemilihan supplier alat yang baik
5. Pemilihan operator yang baik dan berpengalaman
6. Jadwal kebutuhan alat
7. Penyedian bahan bakar
8. Penyediaan suku cadang
9. Control service
10.Monitor dan pelaporan

D. Proses
1. Trial mix
2. Peralatan yang sesuai
3. Komposisi yang sesuai
4. Standar proses
5. Metoda pelaksanaan
6. Cek hasil
7. Monitor dan pelaporan

E. Sarana Kerja
1. Ruang yang memenuhi syarat keselamatan dan kesehatan
2. Kemudahan akses
3. Terpenuhinya alat kerja
4. Kemudahan mobilisasi dan komunikasi

F. Sub Kontraktor
1. Seleksi
2. Pengawasan dan Pengarahan

Page 37 of 42
METODE KENDALI MUTU BAHAN MATERIAL

MEJA STAFF
Kendali kualitas mutu pada pelaksanaan pekerjaan.

Pelaksanaan Pekerjaan konstruksi harus dapat menghasilkan mutu pekerjaan baik dari segi kualitas maupun
kuantitas. Untuk menjamin agar diperoleh hasil kerja yang baik dan sesuai dengan mutu yang disyaratkan, maka
perlu dilakukan Pengendalian Mutu ( Quality Control ) dengan cara melakukan pemeriksaan secara teratur, berkala
baik terhadap bahan-bahan yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan, maupun terhadp cara pelaksanaan
pekerjaan itu sendiri.

Proses pengendalian rencana mutu / Quality plan mencakup segala bidang yang terlibar dalam proses produksi
Sumber Daya Manusia ( SDM ), material, Peralatan, Proses, Sarana Kerja dan Sub Kontraktor.

A. Sumber Daya Manusia


1. Memilih Sumber Daya Manusia ( SDM ) yang bermoral baik dan mempunyai pengalaman sejenis
2. Pengarahan dan pembinaan
3. Monitor dan pelaporan

B. Material
1. Pengujian sample bahan
2. Pemilihan sumber material ( kuantitas dan kualitas ) yang memadai
3. Pemilihan supplier
4. Jadwal kebutuhan material
5. Cara penyimpanan
6. Cara handling
7. Monitor dan pelaporan

C. Peralatan
1. Pemilihan jenis alat yang sesuai
2. Kalibrasi untuk alat tertentu ( ukuran, takaran dan timbangan )
3. Pemilihan sumber alat ( kuantitas, umur dan kualitas ) yang memadai
4. Pemilihan supplier alat yang baik
5. Pemilihan operator yang baik dan berpengalaman
6. Jadwal kebutuhan alat
7. Penyedian bahan bakar
8. Penyediaan suku cadang
9. Control service
10.Monitor dan pelaporan

D. Proses
1. Trial mix
2. Peralatan yang sesuai
3. Komposisi yang sesuai
4. Standar proses
5. Metoda pelaksanaan
6. Cek hasil
7. Monitor dan pelaporan

E. Sarana Kerja
1. Ruang yang memenuhi syarat keselamatan dan kesehatan
2. Kemudahan akses
3. Terpenuhinya alat kerja

Page 38 of 42
METODE KENDALI MUTU BAHAN MATERIAL

4. Kemudahan mobilisasi dan komunikasi

F. Sub Kontraktor
1. Seleksi
2. Pengawasan dan Pengarahan

MEJA LOKET DAN INTERIOR LOKET


Kendali kualitas mutu pada pelaksanaan pekerjaan.

Pelaksanaan Pekerjaan konstruksi harus dapat menghasilkan mutu pekerjaan baik dari segi kualitas maupun
kuantitas. Untuk menjamin agar diperoleh hasil kerja yang baik dan sesuai dengan mutu yang disyaratkan, maka
perlu dilakukan Pengendalian Mutu ( Quality Control ) dengan cara melakukan pemeriksaan secara teratur, berkala
baik terhadap bahan-bahan yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan, maupun terhadp cara pelaksanaan
pekerjaan itu sendiri.

Proses pengendalian rencana mutu / Quality plan mencakup segala bidang yang terlibar dalam proses produksi
Sumber Daya Manusia ( SDM ), material, Peralatan, Proses, Sarana Kerja dan Sub Kontraktor.

A. Sumber Daya Manusia


1. Memilih Sumber Daya Manusia ( SDM ) yang bermoral baik dan mempunyai pengalaman sejenis
2. Pengarahan dan pembinaan
3. Monitor dan pelaporan

B. Material
1. Pengujian sample bahan
2. Pemilihan sumber material ( kuantitas dan kualitas ) yang memadai
3. Pemilihan supplier
4. Jadwal kebutuhan material
5. Cara penyimpanan
6. Cara handling
7. Monitor dan pelaporan

C. Peralatan
1. Pemilihan jenis alat yang sesuai
2. Kalibrasi untuk alat tertentu ( ukuran, takaran dan timbangan )
3. Pemilihan sumber alat ( kuantitas, umur dan kualitas ) yang memadai
4. Pemilihan supplier alat yang baik
5. Pemilihan operator yang baik dan berpengalaman
6. Jadwal kebutuhan alat
7. Penyedian bahan bakar
8. Penyediaan suku cadang
9. Control service
10.Monitor dan pelaporan

D. Proses
1. Trial mix
2. Peralatan yang sesuai
3. Komposisi yang sesuai
4. Standar proses
5. Metoda pelaksanaan
6. Cek hasil

Page 39 of 42
METODE KENDALI MUTU BAHAN MATERIAL

7. Monitor dan pelaporan

E. Sarana Kerja
1. Ruang yang memenuhi syarat keselamatan dan kesehatan
2. Kemudahan akses
3. Terpenuhinya alat kerja
4. Kemudahan mobilisasi dan komunikasi

F. Sub Kontraktor
1. Seleksi
2. Pengawasan dan Pengarahan

LEMARI ARSIP
Kendali kualitas mutu pada pelaksanaan pekerjaan.

Pelaksanaan Pekerjaan konstruksi harus dapat menghasilkan mutu pekerjaan baik dari segi kualitas maupun
kuantitas. Untuk menjamin agar diperoleh hasil kerja yang baik dan sesuai dengan mutu yang disyaratkan, maka
perlu dilakukan Pengendalian Mutu ( Quality Control ) dengan cara melakukan pemeriksaan secara teratur, berkala
baik terhadap bahan-bahan yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan, maupun terhadp cara pelaksanaan
pekerjaan itu sendiri.

Proses pengendalian rencana mutu / Quality plan mencakup segala bidang yang terlibar dalam proses produksi
Sumber Daya Manusia ( SDM ), material, Peralatan, Proses, Sarana Kerja dan Sub Kontraktor.

A. Sumber Daya Manusia


1. Memilih Sumber Daya Manusia ( SDM ) yang bermoral baik dan mempunyai pengalaman sejenis
2. Pengarahan dan pembinaan
3. Monitor dan pelaporan

B. Material
1. Pengujian sample bahan
2. Pemilihan sumber material ( kuantitas dan kualitas ) yang memadai
3. Pemilihan supplier
4. Jadwal kebutuhan material
5. Cara penyimpanan
6. Cara handling
7. Monitor dan pelaporan

C. Peralatan
1. Pemilihan jenis alat yang sesuai
2. Kalibrasi untuk alat tertentu ( ukuran, takaran dan timbangan )
3. Pemilihan sumber alat ( kuantitas, umur dan kualitas ) yang memadai
4. Pemilihan supplier alat yang baik
5. Pemilihan operator yang baik dan berpengalaman
6. Jadwal kebutuhan alat
7. Penyedian bahan bakar
8. Penyediaan suku cadang
9. Control service
10.Monitor dan pelaporan

D. Proses

Page 40 of 42
METODE KENDALI MUTU BAHAN MATERIAL

1. Trial mix
2. Peralatan yang sesuai
3. Komposisi yang sesuai
4. Standar proses
5. Metoda pelaksanaan
6. Cek hasil
7. Monitor dan pelaporan

E. Sarana Kerja
1. Ruang yang memenuhi syarat keselamatan dan kesehatan
2. Kemudahan akses
3. Terpenuhinya alat kerja
4. Kemudahan mobilisasi dan komunikasi

F. Sub Kontraktor
1. Seleksi
2. Pengawasan dan Pengarahan

NAKAS
Kendali kualitas mutu pada pelaksanaan pekerjaan.

Pelaksanaan Pekerjaan konstruksi harus dapat menghasilkan mutu pekerjaan baik dari segi kualitas maupun
kuantitas. Untuk menjamin agar diperoleh hasil kerja yang baik dan sesuai dengan mutu yang disyaratkan, maka
perlu dilakukan Pengendalian Mutu ( Quality Control ) dengan cara melakukan pemeriksaan secara teratur, berkala
baik terhadap bahan-bahan yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan, maupun terhadp cara pelaksanaan
pekerjaan itu sendiri.

Proses pengendalian rencana mutu / Quality plan mencakup segala bidang yang terlibar dalam proses produksi
Sumber Daya Manusia ( SDM ), material, Peralatan, Proses, Sarana Kerja dan Sub Kontraktor.

A. Sumber Daya Manusia


1. Memilih Sumber Daya Manusia ( SDM ) yang bermoral baik dan mempunyai pengalaman sejenis
2. Pengarahan dan pembinaan
3. Monitor dan pelaporan

B. Material
1. Pengujian sample bahan
2. Pemilihan sumber material ( kuantitas dan kualitas ) yang memadai
3. Pemilihan supplier
4. Jadwal kebutuhan material
5. Cara penyimpanan
6. Cara handling
7. Monitor dan pelaporan

C. Peralatan
1. Pemilihan jenis alat yang sesuai
2. Kalibrasi untuk alat tertentu ( ukuran, takaran dan timbangan )
3. Pemilihan sumber alat ( kuantitas, umur dan kualitas ) yang memadai
4. Pemilihan supplier alat yang baik
5. Pemilihan operator yang baik dan berpengalaman
6. Jadwal kebutuhan alat

Page 41 of 42
METODE KENDALI MUTU BAHAN MATERIAL

7. Penyedian bahan bakar


8. Penyediaan suku cadang
9. Control service
10.Monitor dan pelaporan

D. Proses
1. Trial mix
2. Peralatan yang sesuai
3. Komposisi yang sesuai
4. Standar proses
5. Metoda pelaksanaan
6. Cek hasil
7. Monitor dan pelaporan

E. Sarana Kerja
1. Ruang yang memenuhi syarat keselamatan dan kesehatan
2. Kemudahan akses
3. Terpenuhinya alat kerja
4. Kemudahan mobilisasi dan komunikasi

F. Sub Kontraktor
1. Seleksi
2. Pengawasan dan Pengarahan

Page 42 of 42
FLOWCHART KENDALI MUTU PEKERJAAN
PEKERJAAN PEMBERSIHAN

BAGAN FLOWCHART KENDALI MUTU PELAKSANAAN PEKERJAAN


FLOWCHART KENDALI MUTU PEKERJAAN DAN KANTOR PUSAT

BAGAN FLOWCHART KENDALI MUTU PELAKSANAAN PEKERJAAN


FLOWCHART KENDALI MUTU PEKERJAAN

BAGAN FLOWCHART KENDALI MUTU PELAKSANAAN PEKERJAAN


FLOWCHART KENDALI MUTU PEKERJAAN
PEKERJAAN PAPAN NAMA PROYEK

BAGAN FLOWCHART KENDALI MUTU PELAKSANAAN PEKERJAAN


FLOWCHART KENDALI MUTU PEKERJAAN DAN KANTOR PUSAT

BAGAN FLOWCHART KENDALI MUTU PELAKSANAAN PEKERJAAN


FLOWCHART KENDALI MUTU PEKERJAAN

BAGAN FLOWCHART KENDALI MUTU PELAKSANAAN PEKERJAAN


FLOWCHART KENDALI MUTU PEKERJAAN
PEKERJAAN MOBILISASI

BAGAN FLOWCHART KENDALI MUTU PELAKSANAAN PEKERJAAN


FLOWCHART KENDALI MUTU PEKERJAAN DAN KANTOR PUSAT

BAGAN FLOWCHART KENDALI MUTU PELAKSANAAN PEKERJAAN


FLOWCHART KENDALI MUTU PEKERJAAN

BAGAN FLOWCHART KENDALI MUTU PELAKSANAAN PEKERJAAN


FLOWCHART KENDALI MUTU PEKERJAAN
Pekerjaan Pembongkaran Kusen dan Kaca Existing

BAGAN FLOWCHART KENDALI MUTU PELAKSANAAN PEKERJAAN


FLOWCHART KENDALI MUTU PEKERJAAN DAN KANTOR PUSAT

BAGAN FLOWCHART KENDALI MUTU PELAKSANAAN PEKERJAAN


FLOWCHART KENDALI MUTU PEKERJAAN

BAGAN FLOWCHART KENDALI MUTU PELAKSANAAN PEKERJAAN


FLOWCHART KENDALI MUTU PEKERJAAN
PEMINDAHAN ALUCUPON EKSISTING

BAGAN FLOWCHART KENDALI MUTU PELAKSANAAN PEKERJAAN


FLOWCHART KENDALI MUTU PEKERJAAN DAN KANTOR PUSAT

BAGAN FLOWCHART KENDALI MUTU PELAKSANAAN PEKERJAAN


FLOWCHART KENDALI MUTU PEKERJAAN

BAGAN FLOWCHART KENDALI MUTU PELAKSANAAN PEKERJAAN


FLOWCHART KENDALI MUTU PEKERJAAN

PEMBONGKARAN LANTAI

BAGAN FLOWCHART KENDALI MUTU PELAKSANAAN PEKERJAAN


FLOWCHART KENDALI MUTU PEKERJAAN DAN KANTOR PUSAT

BAGAN FLOWCHART KENDALI MUTU PELAKSANAAN PEKERJAAN


FLOWCHART KENDALI MUTU PEKERJAAN

BAGAN FLOWCHART KENDALI MUTU PELAKSANAAN PEKERJAAN


FLOWCHART KENDALI MUTU PEKERJAAN

GALIAN TANAH

BAGAN FLOWCHART KENDALI MUTU PELAKSANAAN PEKERJAAN


FLOWCHART KENDALI MUTU PEKERJAAN DAN KANTOR PUSAT

BAGAN FLOWCHART KENDALI MUTU PELAKSANAAN PEKERJAAN


FLOWCHART KENDALI MUTU PEKERJAAN

BAGAN FLOWCHART KENDALI MUTU PELAKSANAAN PEKERJAAN


BAGAN FLOWCHART KENDALI MUTU PELAKSANAAN PEKERJAAN
FLOWCHART KENDALI MUTU PEKERJAAN

PEMASANGAN BAJA BERAT

BAGAN FLOWCHART KENDALI MUTU PELAKSANAAN PEKERJAAN


FLOWCHART KENDALI MUTU PEKERJAAN DAN KANTOR PUSAT

BAGAN FLOWCHART KENDALI MUTU PELAKSANAAN PEKERJAAN


FLOWCHART KENDALI MUTU PEKERJAAN

BAGAN FLOWCHART KENDALI MUTU PELAKSANAAN PEKERJAAN


FLOWCHART KENDALI MUTU PEKERJAAN

PEMASANGAN ALUCUPON DAN RANGKA

BAGAN FLOWCHART KENDALI MUTU PELAKSANAAN PEKERJAAN


FLOWCHART KENDALI MUTU PEKERJAAN DAN KANTOR PUSAT

BAGAN FLOWCHART KENDALI MUTU PELAKSANAAN PEKERJAAN


FLOWCHART KENDALI MUTU PEKERJAAN

BAGAN FLOWCHART KENDALI MUTU PELAKSANAAN PEKERJAAN


FLOWCHART KENDALI MUTU PEKERJAAN

PEKERJAAN PEMASANGAN KUSEN, PINTU DAN JENDELA

BAGAN FLOWCHART KENDALI MUTU PELAKSANAAN PEKERJAAN


FLOWCHART KENDALI MUTU PEKERJAAN DAN KANTOR PUSAT

BAGAN FLOWCHART KENDALI MUTU PELAKSANAAN PEKERJAAN


FLOWCHART KENDALI MUTU PEKERJAAN

BAGAN FLOWCHART KENDALI MUTU PELAKSANAAN PEKERJAAN


FLOWCHART KENDALI MUTU PEKERJAAN

PEKERJAAN PEMASANGAN KACA MATI BENING 5 MM

BAGAN FLOWCHART KENDALI MUTU PELAKSANAAN PEKERJAAN


FLOWCHART KENDALI MUTU PEKERJAAN DAN KANTOR PUSAT

BAGAN FLOWCHART KENDALI MUTU PELAKSANAAN PEKERJAAN


FLOWCHART KENDALI MUTU PEKERJAAN

BAGAN FLOWCHART KENDALI MUTU PELAKSANAAN PEKERJAAN


FLOWCHART KENDALI MUTU PEKERJAAN

PEKERJAAN PEMASANGAN DAUN PINTU & KACA TEMPERED

BAGAN FLOWCHART KENDALI MUTU PELAKSANAAN PEKERJAAN


FLOWCHART KENDALI MUTU PEKERJAAN DAN KANTOR PUSAT

BAGAN FLOWCHART KENDALI MUTU PELAKSANAAN PEKERJAAN


FLOWCHART KENDALI MUTU PEKERJAAN

BAGAN FLOWCHART KENDALI MUTU PELAKSANAAN PEKERJAAN


FLOWCHART KENDALI MUTU PEKERJAAN

PEKERJAAN PEMASANGAN ATAP DAN RANGKA BAJA RINGAN

BAGAN FLOWCHART KENDALI MUTU PELAKSANAAN PEKERJAAN


FLOWCHART KENDALI MUTU PEKERJAAN DAN KANTOR PUSAT

BAGAN FLOWCHART KENDALI MUTU PELAKSANAAN PEKERJAAN


FLOWCHART KENDALI MUTU PEKERJAAN

BAGAN FLOWCHART KENDALI MUTU PELAKSANAAN PEKERJAAN


FLOWCHART KENDALI MUTU PEKERJAAN

PEKERJAAN PEMASANGAN LIST ALUMUNIUM

BAGAN FLOWCHART KENDALI MUTU PELAKSANAAN PEKERJAAN


FLOWCHART KENDALI MUTU PEKERJAAN DAN KANTOR PUSAT

BAGAN FLOWCHART KENDALI MUTU PELAKSANAAN PEKERJAAN


FLOWCHART KENDALI MUTU PEKERJAAN

BAGAN FLOWCHART KENDALI MUTU PELAKSANAAN PEKERJAAN


FLOWCHART KENDALI MUTU PEKERJAAN

PEKERJAAN PEMASANGAN LANTAI KERAMIK

BAGAN FLOWCHART KENDALI MUTU PELAKSANAAN PEKERJAAN


FLOWCHART KENDALI MUTU PEKERJAAN DAN KANTOR PUSAT

BAGAN FLOWCHART KENDALI MUTU PELAKSANAAN PEKERJAAN


FLOWCHART KENDALI MUTU PEKERJAAN

BAGAN FLOWCHART KENDALI MUTU PELAKSANAAN PEKERJAAN


FLOWCHART KENDALI MUTU PEKERJAAN

PEKERJAAN PENGADAAN AC SPLIT 2 PK

BAGAN FLOWCHART KENDALI MUTU PELAKSANAAN PEKERJAAN


FLOWCHART KENDALI MUTU PEKERJAAN DAN KANTOR PUSAT

BAGAN FLOWCHART KENDALI MUTU PELAKSANAAN PEKERJAAN


FLOWCHART KENDALI MUTU PEKERJAAN

BAGAN FLOWCHART KENDALI MUTU PELAKSANAAN PEKERJAAN


FLOWCHART KENDALI MUTU PEKERJAAN

PEKERJAAN MEUBELAIR KURSI TUNGGU 4 DUDUKAN

BAGAN FLOWCHART KENDALI MUTU PELAKSANAAN PEKERJAAN


FLOWCHART KENDALI MUTU PEKERJAAN DAN KANTOR PUSAT

BAGAN FLOWCHART KENDALI MUTU PELAKSANAAN PEKERJAAN


FLOWCHART KENDALI MUTU PEKERJAAN

BAGAN FLOWCHART KENDALI MUTU PELAKSANAAN PEKERJAAN


FLOWCHART KENDALI MUTU PEKERJAAN

PEKERJAAN MEUBELAIR KURSI STAFF

BAGAN FLOWCHART KENDALI MUTU PELAKSANAAN PEKERJAAN


FLOWCHART KENDALI MUTU PEKERJAAN DAN KANTOR PUSAT

BAGAN FLOWCHART KENDALI MUTU PELAKSANAAN PEKERJAAN


FLOWCHART KENDALI MUTU PEKERJAAN

BAGAN FLOWCHART KENDALI MUTU PELAKSANAAN PEKERJAAN


FLOWCHART KENDALI MUTU PEKERJAAN

PEKERJAAN MEUBELAIR MEJA STAFF

BAGAN FLOWCHART KENDALI MUTU PELAKSANAAN PEKERJAAN


FLOWCHART KENDALI MUTU PEKERJAAN DAN KANTOR PUSAT

BAGAN FLOWCHART KENDALI MUTU PELAKSANAAN PEKERJAAN


FLOWCHART KENDALI MUTU PEKERJAAN

BAGAN FLOWCHART KENDALI MUTU PELAKSANAAN PEKERJAAN


FLOWCHART KENDALI MUTU PEKERJAAN

PEKERJAAN LEMARI ARSIP

BAGAN FLOWCHART KENDALI MUTU PELAKSANAAN PEKERJAAN


FLOWCHART KENDALI MUTU PEKERJAAN DAN KANTOR PUSAT

BAGAN FLOWCHART KENDALI MUTU PELAKSANAAN PEKERJAAN


FLOWCHART KENDALI MUTU PEKERJAAN

BAGAN FLOWCHART KENDALI MUTU PELAKSANAAN PEKERJAAN


Metode Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

I. PEKERJAAN PENYIAPAN LAHAN & BUOWPLANK

- Pekerjaan ini biasanya dilakukan seiring atau setelah pekerjaan

pengukurandilakukan.

- Pemasangan Bouwplank (Pematokan) dilaksanakan bersama-sama

oleh pihak Proyek, Perencana Pengawas, Pelaksana dan dibuat

Berita AcaraPematokan.

Menggunakan
Pelindung
Kepala: Safety
Helmet

Menggunakan
Pelindung Menggunakan
Pelindung Kaki :
Tangan: Sarung
Safety shoes
Tangan

Menggunakan Menggunakan
Pelindung Pelindung Mata :
Pernapasan: Kacamata
Masker Pengaman
Metode Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Analisa Keselamatan Pekerjaan Pemasangan Bouwplank :

a. Alat :

Teodolit TL - 6DE 1 buah

Statif 1 buah

Rol meter ( 30 m ) 1 buah

Levelling 1 buah

Baak Ukur 1 buah

Nivo Kotak 1 buah

Meteran Lipat 1 buah

Alas tulis 1 buah

Palu besi 1 kg 1 buah

Palu besi 5 kg 1 buah

Payung 1 buah

b. Bahan :

Gambar kerja

Tabel data hasil hitungan

Kayu 2 x 3 x 3 cm sesuai jumlah titik as gedung

Paku usuk sesuai jumlah titik as gedung

Benang snur 1 rol

Kapur tulis warna merah


Metode Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

2. Langkah Kerja :

a. Menyiapkan gambar kerja

b. Menyiapkan peralatan dan bahan

c. Menyiapkan tabel hasil hitungan

d. Menentukan sempadan bangunan

e. Menentukan setiap as gedung

f. Menentukan Konstruksi bowplank

3. Cara Kerja :

a. Menancapkan patok dengan kokoh dan tegak setiap panjang 2 m

atau disesuaikan dengan panjang papan.

b Menentukan peil lantai pada setiap patok bowplank

dengan menggunakan AlatSipat Datar (Waterpass)

c. Memasang papan bowplank pada patok bowplank yang sudah

ditandai (marking).
Metode Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

e. Mempidahkan setiap as gedung keatas papan bowplank dengan

menggunakan teodolit.

f. Memasang paku dan dan tanda paring warna merah di bawah paku

pada setiap as gedung lihat gambar 6 di bawah. .

g. Menarik benang dari as ke as yang ada di atas patok bowplank.

h. Mengontrol ukuran dan kesikuan ruang yang sudah dipindah di atas

bowplank.
Metode Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

II. PEKERJAAN TANAH

 Galian tanah untuk pondasi sesuai dengan ukuran dalam

gambar pelaksanaan atau sampai tanah keras. Apabila diperlukan

untuk mencapai daya dukung yang baik,dasar galian

dipadatkan/ditumbuk.

 Jika galian melampaui batas kedalaman, kami menimbun kembali

dan memadatkan sampai kepadatan maksimum,Hasil galian yang

dapat dipakai untuk penimbunan diangkut langsung ke tempat yang

sudah direncanakan dan disetujui oleh Direksi.

 Jika galian melampaui batas kedalaman, menimbun kembali

dan dipadatkan sampai kepadatan maksimum.

 Membersihkan lokasi galian pondasi beton strauss

 Melaksanakan marking (sebelum dan sesudah pengecoran pondasi

strauss)

 Melaksanakan fabrikasi besi pondasi strauss sesuai dan sequence

pengecoran

 Melaksanakan fabrikasi bekisting pondasi strauss sesuai siklus

 Melaksanakan penyetelan besi pondasi dan beton decking

sesuai sequence pengecoran

 Melaksanakan pemasangan/instalasi MEP dan embeded (bila ada)


Metode Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

 Melaksanakan pemasangan dan penyetelan bekisting pondasi

strauss sesuai siklus pengecoran

 Mengecek batas cor & verticallity pondasi strauss

 Melaksanakan dan awasi pengecoran beton pondasi

 Melaksanakan bongkar bekisting pondasi ( Perhatikan umur beton )

cara pembongkaran diusahakan tidak merusak bekisting yang akan

dipakai kembali

Urugan pasir

Pasir yang digunakan untuk pengurugan harus dilakukan test tanah dan

atas persetujuan Direksi. Dipilih pasir yang baik secara teknis,bebas

dari akar, bahan-bahan organis, barang bekas/sampah dan terlebih

dahulu mendapat persetujuan Direksi dengan ukuran ketebalan 10 cm di

bawah lantai

Urugan Tanah

 Tanah yang digunakan untuk pengurugan dari tanah yang baik dan

memenuhi syarat teknis, bebas dari akar, bahan-bahan organis,

barang bekas/sampah dan terlebih dahulu mendapatkan persetujuan

Direksi lapangan. Jika diijinkan dapat digunakan tanah bekasgalian.

 Pengurugan dilakukan lapis demi lapis tiap 20 cm dengan ketebalan

+ 40 cm dalam keadaan padat, kemudian dibasahi dan dipadatkan.

Direksi dapat memerintahkan pengurugan melebihi ukuran,

diperhitungkan penyusutan tanah akibat konsolidasi.


Metode Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Galian tanah untuk pondasi sesuai dengan ukuran dalam gambar

pelaksanaan atau sampai tanah keras. Apabila diperlukan untuk

mencapai daya dukung yang baik, dasar galian dipadatkan/ditumbuk.


Metode Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

 1 Membekali pekerja dengan alat pelindung diri ( √


APD ) yang sesuai dan sarana pengamanan lainnya,
jika kedalaman galian melebihi tinggi pekerja.
Jarak antar tangga minimum 25 feet atau 7,62 m.
 2 Memberikan penjelasan kepada pekerja mengenai √
potensi bahaya yang mungkin terjadi, antara lain
bahaya longsor dan cara penyelamatan diri.
 3 Memasang barikade, rambu atau stop log sebagai √
pembatas roda kendaraan angkut material di lokasi
galian.
 4 Tidak memperkenankan meletakkan hasil galian √
terlalu dekat dengan pinggir galian. Jarak yang
aman minimum 2 (dua) feet atau 0,65 m dari batas
tepi galian.
 5 Tidak memperkenankan memarkir alat berat dekat √
dengan tepi galian dan memastikan alat berat
diparkir di tempat yang aman dan rata.
 6 Melakukan inspeksi secara periodik oleh petugas √
yang kompeten. Apabila petugas menemukan atau
melihat indikasi kegagalan dari sistem
perlindungan (protective sistem) atau bahaya yang
lain, maka segera memerintahkan kepada pekerja
untuk meninggalkan pekerjaan galian dan melarang
pekerja kembali ke lokasi galian sebelum tindakan
perbaikan dilakukan.
 7 Sebelum penggalian tanah di setiap tempat dimulai,

stabilitas tanah harus diuji terlebih dahulu oleh
Metode Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Tenik atau Pelaksana di lokasi galian dan


lingkungan sekitar lokasi galian.
 8 Sebelum melakukan penggalian dipastikan lokasi
instalasi kabel listrik, instalasi pipa gas, air bersih
dan instalasi lainnya dengan memasang patok- √
patok yang jelas sebagai tanda lokasi serta
melakukan koordinasi dengan pihak terkait,
 9 Merencanakan dan siapkan sistem perlindungan
(protective sistem) terhadap kemungkinan bahaya
yang terjadi sebelum penggalian dimulai. Sistem √
perlindungan harus mampu menahan seluruh
kemungkinan longsoran.
Metode Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Sistem Proteksi dari bahaya kecelakaan kerja yang

ditimbulkan dari pekerjaan tanah (Galian Tanah dan

Urugan Tanah Kembai) adalah :

Pengaturan
Penggunaan operasi alat berat Proteksi terhadap
framework untuk atau kegiatan lain kekurangan udara /
yang oksigen
lahan kerja
membahayakan

Menempatkan tangga
Proteksi terhadap pada galian yang dalam
Proteksi pada jaringan / instalasi lebih dari 2 (dua) meter
dinding galian kabel / pipa di lokasi dan dengan jarak
galian maksimum 8 m dari
pekerja.

Pembuatan drainase Proteksi terhadap


Menggunakan Alat
Pelndung Diri bagi
untuk mengalirkan kemungkinan adanya
Pekerja Berupa Helm,
air gas beracun
Sepatu pengaman
Metode Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Adapun Pelaksanaan Pekerjaan Tiang Pancang yaitu :

 Melakukan pengukuran kembali dengan theodolit untuk

mendapatkantitik-titik yang akan dipancang dan sesuai dengan

gambar kerja.

 Setelah didapatkan titik-titik yang akan dipancang, selanjutnya

diaturposisi atau kedudukan dari crane.

 Setelah itu dilakukan penyetelan tiang pancang agar tepat pada

posisinya(Centre Line)

 Jika tiang pancang telah pas (Centre) maka selanjutnya tiang

pancangdipukul dengan menggunakan hammer. Jika tiang

pancang tersebut telahhampir tertancap seluruhnya namun

setelah dilakukan tes calendering(PDA Test) masih belum


Metode Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

mencapai tanah keras, maka tiang pancangdisambung dengan

menggunakan las.

 Kegiatan pemancangan dapat dihentikan jika hasil tes

calendering (PDATest) telah menunjukkan nilai yang diinginkan

atau telah mencapai tanahkeras. Untuk mengetahui tiang pancang

telah mencapai tanah keras yaitu jika dipukul hammer (alat

pemukul) akan membalik.

 Sisa tiang pancang yang muncul di permukaan tanah dipotong

dan dibobokdengan menggunakan alat potong, kemudian besi

dari tiang pancang yangmuncul disambungkan ke balok Sloof

dan Kolom.

 Pondasi Plat SetempatPondasi Plat Setempat terbuat dengan

mutu beton K-300. Hal pertamadilakukan yaitu merakit tulangan

dan bekisting pondasi sesuai dengan gambarkerja. Perakitan dan

pembuatan mal ini dapat dilakukan bersamaan denganpengalian

tanah pondasi. Setelah itu bekisting diletakkan diatas lantai

kerjadan besi tulangan dimasukkan ke dalam bekisting. Sebelum

besi tulangandiletakkan di dalam bekisting, diatas lantai kerja di

berikan beton tahu kira-kiraberukuran 2x2x2 cm dengan mutu

beton yang sama. Beton tahu ini berfungsiagar kedudukan

tulangan pas berada di tengah dan memberikan ruang

untukselimut beton yang cukup.Jika tulangan dan bekisting telah

dipasang maka campuran beton dapatdituang. Ketinggian

curahan harus diperhatikan agar seluruh rongga dapattertutupi


Metode Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

oleh material.Bahan-bahan yang digunakan dalam campuran

beton harus sesuai dengan jobmix design yang ada. Bebas dari

material organik, debu dan telah mendapatpersetujuan dari

pengawas.

Mesin pemancang
harus ditumpu oleh
dasar yang kuat

Bila digunakan dua


buah mesin pemancang Untuk mencegah
maka jarak antara bahaya mesin
mesin-mesin tersebut Pemancang Harus
sekurang-kurangnya diberi tali atau rantai
sepanjang kakinya secukupnya
yang terpanjang

Mesin Pemancang tidak


boleh digunakan di dekat
jaringan listrik yang tidak
diamankan sebelumnya

Untuk mencapai lantai


Kerekan pada mesin kerja dan roda pengerak
pemancang harus pada ujung atas harus
sesuai tengan berupa tangga yang
persyaratan keamanan memenuhi
syarat keselamatan

Lantai kerja dan tempat


kerja operator alat
pemancang harus
terlindung dari cuaca
Metode Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Bila pemancangan
dilakukan miring
maka:
Harus diberi
Pengimbang yang
sesuai.

. Instrumen yang
.Sambungan pipa miring harus
harus terikat dengan dilindunggi dari
baik kemungkinan
tergelincir

Saluran Uap atau udara


pada mesin pemancang
harus terbuat dari pipa baja
atau sejenisnya

Pipa uap atau udara


untuk palu pancang
harus terikat kuat pada Roda pengerak pada
palu pancang untuk mesin pancang harus
menghindari gerakan diberi pengaman
menyabet bila
sambungan putus.

Saluran uap atau udara


dimaksud harus dapat
dikendalikan dengan
mudah melaui klep-
klep penutup

Cegah tiang-tiang
pancang dari jatuh

Bagian-bagian yang
Cegah alat pemukul
rusak harus diperbaiki
pancang meleset dari
oleh ahlinya dalam
sasaranya
keadaan tidak bekerja

Mesin Pancang harus


dioperasikan oleh orang
yang kompeten

Mesin pancang harus


diperiksa terlebih
Cegah terbaliknya dahulu dan
mesin pemancang dinyatakan aman oleh
ahlinya sebelum
dipergunsksn

Cegah tali keluar dari


roda kerekan dengan
memasang sanggurdi
atau cara lain yang
aman
Metode Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Pada saat tidak


digunakan palu mesin
pemancang harus
terkunci di bagian
bawah

Drum penyimpanan Bila tiang


bahan bakar harus dipancangkan miring
berada di tempat yang harus dipasang rel
aman pengarah

Semua yang terlibat dalam


pemancangan harus
mengunakan APD yang
memenuhi Syarat.

Bila tiang sedang


Memastikan alat
dibawa ke posisi
pancang di evaluasi
pemancangan tidak
dan dilakukan
boleh diarahkan dengan
pengecekan secara
tangan tetapi harus
berkala
dengan tali pengarah

Tiang-tiang yang
dikerek dengan tali
harus diangkat
sedemikian
rupasehingga tidak
berputar-putar atau
mengayun.
Metode Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Pengecoran balok sloof dilakukan setelah pondasi plat setempat dan

pile capselesai dilakukan. Pada dasarnya pelaksanaan balok sloof sama

denganpelaksanaan Pondasi Plat Setempat. Bekisting dan tulangan besi

dirakit terlebihdahulu sesuai dengan shop drawing. Setelah itu barulah

campuran betondituangkan, campuran beton yang digunakan sama

dengan campuran betonPondasi yaitu mutu beton K-300. Campuran

beton tersebut terlebih dahulu telahdilakukan job mix design dan nilai

slump tesnya sesuai dengan spesifikasi teknis.Dalam pelaksanaan

pekerjaan ini perlu adanya persetujuan dari pengawas.

 Pekerjaan Pembesian.

Fabrikasi pembesian dilakukan ditempat fabrikasi. Besiyang

digunakan yaitu besi Ø19 sebagai tulangan utama dan besi Ø10

sebagaisengkang (begel). Besi ini dirakit dan dibentuk sesuai

dengan shop drawing.

 Pembuatan Bekisting.

Bekisting dibuat dari multiplex 9 mm yang diperkuatdengan kayu

usuk 4/6 dan diberi skur-skur penahan agar tidak mudah roboh.

 Melakukan Kontrol Kualitas.

Ada 2 kontrol kualitas yang dilakukan. Kontrolkualitas pertama

yaitu Kontrol Kualitas Sebelum dilakukan pengecoranmeliputi

kontrol kualitas terhadap posisi dan kondisi bekisting, posisi

danpenempatatan pembesian, jarak antar tulangan, panjang


Metode Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

penjangkaran,ketebalan beton decking (Beton tahu), ukuran baja

tulangan yang digunakan,posisi penempatan water stop.Kontrol

Kualitas kedua yaitu Kontrol kualitas saat pengecoran. Pada

saatberlangsungnya pengecoran, campuran dari Concrete

mixer Truck diambilsampelnya. Sampel diambil menurut ketentuan

yang tercantum dalamspesifikasi.Pekerjaan Kontrol kualitas ini

akan dilakukan bersama-sama dengan konsultanpengawas untuk

selanjutnya dibuat berita acara pengesahan kontrol kualitas.

 Kegiatan pengecoran.

Pengecoran dilakukan secara langsung dan menyeluruh

 Kegiatan Curing (perawatan)Curing (perawatan) dilakukan sehari

(24 jam) setelah pengecoran selesaidilakukan dengan dibasahi air

dan dijaga/dikontrol untuk tetap dalamkeadaan basah.


Metode Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Pekerjaan Cor Balok

Pelaksanaan pekerjaan ini sama dengan pelaksanaan pekerjaan kolom,

hanya sajadalam pengerjaan bekisting perlu adanya tambahan kayu

dolken/ubar. Kayu iniberfungsi sebagai steger/penopang dari bekisting

agar bekisting tetap padatempatnya (tidak terjadi lendutan). Kayu

steger tersebut ditegakkan dengan jaraksekitar 40 cm. Pelaksanaan

pengecoran balok atau ring balok, biasanya seiringandengan

pelaksanaan Pelat lantai. Dalam proyek ini tulangan yang digunakan

yaitubesi Ø16 & Ø13 sebagai tulangan utama dan besi Ø8 sebagai

sengkang (begel)

Pekerjaan Cor Beton Plat Lantai

Proses pelaksanaan pekerjaan ini yaitu :

 Pekerjaan Pengukuran dan BekistingPemasangan bekisting

pelat lantai didahului dengan pengukuran posisi

balok.Pengukuran dilakukan dengan cara memberi tanda as

bangunan pada kolomlantai bawah yang tadinya ada pada lantai

bawah. Pengukuran ini ditujukanuntuk mengantisipasi

kesalahan pada posisi balok.Dari hasil pengukuran tersebut

maka bekisting balok dan pelat dapatdifabrikasi pada posisi

yang benar diatas perancah yang telah disiapkan.Pengaturan

level balok dan pelat dapat dilakukan dengan

mengaturketinggian perancah (Scafolding). Proses pemasangan


Metode Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

bekisting ini dibantuoleh surveyor untuk mengontrol level

balok dan pelat.

 Pekerjaan PembesianFabrikasi pembesian dilakukan di tempat

fabrikasi, setelah bekisting siap, besitulangan yang telah siap

dipasang dan dirangkai dilokasi. Pembesian balokdilakukan

terlebih dahulu, setelah itu diikuti dengan pembesian pelat

lantai.Panjang penjangkaran dipasang 30xD Tulangan Utama.

 Leveling Pengecoran pelat lantaiAgar pengecoran pelat lantai

mencapai level yang benar dan tidak terjadiperbedaan tinggi

finishing cor, maka perlu dibuat alat bantu levelingpengecoran.

Leveling pengecoran dibuat dari besi siku L.50.50.5

yangditumpukan pada beberapa titik besi beton. Besi beton ini

ditancapkan hinggaposisi besi siku tidak lagi bergeser.

Penempatan besi siku diukur denganwaterpass dan diukur pada

level sesuai gambar desain.

 Pekerjaan Kontrol KualitasKontrol kualitas yang dilakukan

sama dengan kontrol kualitas yang dilakukanpada pekerjaan

kolom.

 Pengecoran betonPengecoran dilakukan dengan Ready Mix

truck yang dibantu denganpenggunaan Concrete Pump. Dalam

hal ini pengecoran dilakukan secarasekaligus balok dan pelat

seluruh lantai. Untuk mempercepat prosespengecoran dipakai

Concrete Pump. Pengecoran dibantu dengan alat vibratoruntuk

meratakan dan memadatkan campuran. Selanjutnya finishing


Metode Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

lantai corini adalah rata namun dibiarkan kasar karena

selanjutnya akan dilakukanpekerjaan lantai.

 Pekerjaan curingSama hal nya dengan pekerjaan kolom, Curing

(Perawatan) dilakukan seharisetelah dilakukan pengecoran.

Konstruksi beton bertulang yang


Bak muatan beton diarahkan
berat untuk kerangka atap dan Badan pekerja harus sebanyak
ketujuan dengan cara yang aman
kerangka atas lainya harus mungkin tertutup
dan diberi sangkutan pengaman
didasarkan pada gambar rencana

Lantai kerja sementara yang


Selama pengerjaan harus dicatat berfungsi menahan pipa pemompa
data sehari-hari kemajuan Harus dilakukan tindakan beton harus cukup kuat untuk
pengerjaan termasuk data yang pencegahan untuk mencegah debu menumpu pipa yang sedang terisi
mempengaruhi kekuatan beton berterbangan dan pekerja-pekerja pada waktu
berdasarkan waktu pengerjaanya yang bersamaan, dan memiliki
faktor pengaman sedikitnya 4.

Bila pipa pemompa beton sedang


dibersihkan dengan air atau udara
Para pekerja harus mengunakan Tempat penyimpanan bahan dan bertekanan tinggi tidak boleh
APD alat harus dipagar dan tertutup disambung atau dilepas, dan
pekerja yang tidak berkepentingan
harus berada di tempat aman.
Metode Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Setelah pekerjaan struktur lantai satu selesai, maka pekerjaan dinding

dapat segera dimulai. Sebelum dinding dipasang, batu bata yang

digunakan terlebihdahulu di rendam di dalam air sebentar.Proses

Pengerjaan dinding bata yaitu :

 Adukan spesi terlebih dahulu diaduk, sesuai dengan campuran

yang terdapatpada gambar kerja dan spesifikasi teknis.

 Dilakukan pengukuran terhadap posisi yang akan dipasangi bata.

 Dibuat kepala pada sisi sebelah kiri dan kanan kemudian ditarik

benang

 Bata yang akan dipasang , harus siku dan ditegak luruskan oleh

surveyor.

 Sebelum dipasang batu bata dibasahi terlebih dahulu kemudian

barudipasang.

 Batu bata disatukan dengan menggunakan spesi yang sudah

disiapkan.
Metode Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

 Terakhir dilakukan penguukuran dengan menggunakan waterpass.

Hal inibertujuan untuk melihat apakah batu bata yang dipasang

telah lurus.Adapun peralatan yang digunakan yaitu waterpass,

skrop, ember, benang,sipatan, pacul, dan cetok.

Pekerjaan Plesteran

Pekerjaan plesteran dilakukan setelah pekerjaan dinding dilakukan atau

dapat jugadilakukan sehari setelah dinding dipasang. Proses

pelaksanaan pekerjaan plesteranyaitu :

 Pasir pasang yang akan digunakan terlebih dahulu diayak. Hal ini

untukmenghilangkan sampah-sampah yang ada pada pasir.

 Kemudian spesi diaduk sesuai dengan kebutuhan spesi yang

diperlukan.

 Pasangan dinding bata terlebih dahulu disiram air

 Dibuat kepala plesteran pada beberapa bagian

 Permukaan dinding diplesteer kemudian diratakan dengan sipatan

 Setelah proses plesteran selesai dilakukan baru lah dap dilakukan

prosespengacian dengan menggunakan campuran semen dan air.


Metode Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

 Apabila sudah kering digosok menggunakan kertas bekas sak

semen hinggahalus.Peralatan yang digunakan pada pekerjaan ini

sama dengan peralatan yangdigunakan pada pekerjaan dinding.

Menggunakan
Pelindung
Kepala: Safety
Helmet

Menggunakan
Pelindung Menggunakan
Pelindung Kaki :
Tangan: Sarung
Safety shoes
Tangan

Menggunakan Menggunakan
Pelindung Pelindung Mata :
Pernapasan: Kacamata
Masker Pengaman
Metode Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Pemasangan kusen pintu dapat dilakukan bersamaan dengan

pemasangan bata,atau untuk kusen aluminium dilakukan setelah balok

gantung dan dinding terpasang. Sedangkan untuk pemasangan pintu

dan jendela dapat dilakukankemudian, atau ketika pekerjaan lantai

selesai dilakukan namun tetapmemperhatikan gambar detail yang ada

pada shop drawing.Bersamaan dengan pemasangan pintu dan jendela,

dipasang juga aksesoris daripintu dan jendela seperti, kunci tanam,

handle jendela, handle pintu, dan lainsebagainya.


Metode Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Sebelum kusen dimatikan ke dinding, Proteksi plastik (blue sheet) pada


harus dicek dahulu elevasi dan bagian kusen alumunium dapat
kesikuan kusen alumunium dengan dilepas, apabila lokasi pekerjaan
alat bantu waterpass/unting-unting. sudah benar-benar bersih dari
Apabila tidak lurus maka diganjal kotoran dan tidak ada lagi pekerjaan
dengan bahan dari hardboard, yang dapat merusak aluminium
sehingga lebih kuat dan tahan lama tersebut.

Kusen alumunium yang telah Pemasangan hardware


difabrikasi dipasang setelah dikerjakan setelah kondisi
kondisi lapangan siap yaitu lapangan benar-benar aman dan
pekerjaan plesteran dan acian tidak ada lagi pekerjaan yang
sudah selesai. Sistem dapat merusak kusen dan
pemasangan dengan di screw alumunium dan daunnya.
fisher menggunakan fisher S8.

Setelah kusen aluminium terpasang,


dilanjutkan dengan pemasangan
frame untuk pintu/jendela, kaca dan
Untuk mencegah kebocoran hardwere. Frame pintu/jendela
maka hubungan antara dipasang pada kusen dengan
alumunium dengan dinding di isi menggunakan penggantung engsel
silicone sealant. yang disekrup ke kusen.

Menggunakan Alat Pelindung


Keselamatan Berupa :
- sarung tangan,
- kacamata pengaman,
- sepatu pengaman dan
- helm pengaman
Metode Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Standart Operation Procedure (SOP) Pekerjaan Plafond :

1 Menentukan elevasi plavond dan buat garis sipatan pada dinding & as

sumbu ruangan

2 memasang rangka tepi (steel hollow) dan wall angle profil L/

moulding profil W sebagai list tepi tepat pada sipatan

3 Menentukan jarak penempatan kait penggantung

4 Memasang benang untuk pedoman penentuan titik paku penggantung

untuk menjamin kelurusan

5 Memasang paku kait dan rod/penggantung

6 Memasang rangka utama

7 Memasang rangka pembagi

8 Memasang dan kencangkan klip / rod.

9 Memasang panel gypsum

10 Mengecek kerapihan dan kerataan bidang plafond

11 Menutup sambungan antara panel gypsum dengan paper tape dan

compound lalu diampelas dan difinishing dengan cat


Metode Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Pemasangan Compound pada sambungan Nat Plafond

Menempelkan paper tape Agar pekerjaan menutup


Melakukan pelapisan pada diatas nat sedemikian rupa sambungan mendapatkan hasil
petemuan bidang panel dengan setelah sebelumnya nat yang maksimal maka
compound dibersihkan dari debu dengan digunakanlah alat mesin
kuas bersih amplas (Hand Sander)

Setelah kompon penutup


Dengan kapi aplikasikan kompon gypsum sebagai kompon kering, amplas seluruh
pengisi sekaligus menutup paper tape setipis mungkin namun
permukaan yang ber-kompon
pastikan menembus paper tape dan mengisi nat dibelakangnya.
dengan amplas ukuran sedang
Sekaligus pula tutup kepala sektup dengan kompon gypsum
dan menggunakan alat bantu

Setelah kompon pengisi mengering, dengan kapi aplikasikan kompon gypsum sebagai
kompon penutup selebar +/- 35 cm diatas kompon tahap 1 setipis dan serapi mungkin.
Sekaligus pula tutup kepala sekrup dengan kompon gypsum

1 Melakukan identifikasi potensi bahaya semua pekerjaan Identify


yang berada di ketinggian dan hasilnya dicatat.
2 Merencanakan pengendalian terhadap kemungkinan risiko Identify
yang akan terjadi (risk control) dan mencatat hasilnya.
3 Sebelum bekerja, para pekerja harus mendapat ijin terlebih Identify
dahulu dari supervisor terkait.
4 Memastikan para pekerja yang akan bekerja di ketinggian Identify
harus dalam kondisi sehat dan tidak mempunyai rasa takut
bekerja di ketinggian.
5 Menggunakan Alat Pelindung Diri ( APD ) yang memadai Identify
sesuai dengan aspek keselamatan kerja, harness safety belt,
helm dan sepatu safety.
6 Memasang tali pengaman (life line) untuk mengaitkan Identify
harness safety belt / safety belt yang cukup kuat dan aman
untuk menahan beban pekerja bila terjadi bahaya dan tidak
Metode Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

mengganggu pergerakan pekerja.

7 Membuat platform untuk pekerja, alat dan bahan yang Identify


cukup kuat dan aman. Tepi plat form harus diberi railing /
pagar pembatas yang kuat / mampu menahan dorongan
minimal 100 kg.
8 Menempatkan peralatan atau bahan kedalam kantong / Identify
wadah agar tidak mudah jatuh.
9 Menutup semua lubang yang terdapat pada lantai platform Identify
untuk mencegah benda terjatuh dengan bahan yang cukup
kuat.
10 Memersihkan platform yang licin sehabis hujan dan Identify
pekerjaan dapat dimulai setelah platform dipastikan aman.
11 Bila dipersyaratkan atau bila dipandang perlu maka jaring Identify
pengaman harus dipasang
12 Penumpukan sementara material harus dibatasi dan Identify
ditempatkan tidak terlalu ketepi dan disusun sedemikian
rupa sehingga tidak mudah jatuh dan pekerja memiliki
ruang kerja yang cukup leluasa.
13 Supervisor pekerjaan harus memonitor masing-masing Identify
lokasi dimana pekerjaan di ketinggian sedang dilakukan.
14 Melakukan inspeksi semua pekerjaan ditempat ketinggian Identify
dan hasilnya dicatat, jika ditemukan kondisi maupun
tindakan yang berbahaya segera melaporkan ke pelaksana
terkait, dan segera di amankan / diperbaiki.

15 Tidak diperkenankan meninggalkan pekerjaan dalam Identify


keadaan bahan yang terpasang mudah terlepas dan
peralatan serta bahan dipastikan sudah tersimpan rapi di
kantong.
Metode Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Standart Operation Procedure (SOP) Pekerjaan Lantai:

1 Mula-mula permukaan tanah disiangi hingga jenuh

2 Kemudian campuran beton lantai diletakkan diatas permukaan


tanah.Campuran beton yang digunakan sesuai dengan spesifikasi
teknis yang ada

3 Cek kembali elevasi dari dasar lantai bersma dengan konsultan


pengawas.Setelah beton mengeras barulah dapat dipasang keramik
4 Menentukan siku dari ruang yang akan dipasang keramik

5 Sebelum dipasang keramik disiram/direndam di dalam air terlebih


dahulu.

6 Bersihkan permukaan lantai dari semua kotoran dan sampah organiik


lainnya
7 Kemudian spesi diaduk sesuai dengan kebutuhan

8 Pasang titik patok di sisi kiri dan kanannya, sebagai acuan tinggi dari
keramik.

9 Letakkan spesi adukan diatas lantai cor beton, kemudian ratakan

10 Setelah itu, letakkan keramik diatasnya, dan dipadatkan dengan cara
sedikitmemukul keramik agar tepat menempel.
Metode Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Menggunakan
Pelindung
Kepala: Safety
Helmet

Menggunakan
Pelindung Menggunakan
Pelindung Kaki :
Tangan: Sarung
Safety shoes karet
Tangan lateks

Menggunakan Menggunakan
Pelindung Pelindung Mata :
Pernapasan: Kacamata
Masker Pengaman
Metode Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Standart Operation Procedure Pekerjaan Pengecatan :

 Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan cat

dinding.

 Approval material yang akan digunakan.

 Persiapan lahan kerja.

 Persiapan material kerja, antara lain : cat dinding emultion, plamir

dinding, sealer, alkali (anti jamur), ampelas, air , dll.

 Persiapan alat bantu kerja, antara lain : steiger, roll, bak rool, kuas,

 Aplikasi pengecatan dengan menggunakan roll dan untuk bagian

sudut menggunakan kuas.

 Pastikan dahulu permukaan dinding dalam keadaan kering tidak

lembab.

 Proteksi area kerja dengan plastic terutama untuk menghindari

tumpahan cat.
Metode Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

 Permukaan dinding dibersihkan dahulu sebelum di cat, yaitu

dengan diampelas, sikat kawat atau gurinda jenis mangkok (bila

ada plesteran + aci yang tidak rata).

 Setelah permukaan dinding bersih, diberi lapisan plamir dinding

supaya pori-pori/lubang-lubang kecil dan retak-retak halus tertutup.

 Setelah plamir kering, permukaan dinding diampelas lagi agar

mendapatkan permukaan yang bersih/halus.

 Selanjutnya permukaan dinding diberi lapisan dasar sealer (untuk

pengikat cat). Apabila setelah disealer timbul retak rambut, maka

dilakukan plamir ulang dan diampelas.

 Untuk dinding luar terlebih dahulu diberi lapisan alkali untuk anti

jamur/lumut. Kemudian dilakukan pengecatan finish untuk dinding

minimal 2 (dua) lapis dengan menggunakan cat dinding emultion.

 Pengulangan cat dilakukan setelah lapisan cat sebelumnya telah

kering.

Menggunakan
Pelindung
Kepala: Safety
Helmet

Menggunakan
Pelindung Menggunakan
Pelindung Kaki :
Tangan: Sarung
Safety shoes karet
Tangan lateks

Menggunakan Menggunakan
Pelindung Pelindung Mata :
Pernapasan: Kacamata
Masker Pengaman
Metode Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Standart Operation Procedure Pekerjaan Toilet:

Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan sanitair.

Approval material yang akan digunakan.

Persiapan lahan kerja.

Persiapan material kerja, antara lain : monoblock, washtafel, cove

ligth washtafel, kaca cermin, hand drayer, jet washer, tisue holder,

hand shower, soap dish, urinoir, penyekat urinoir, floor drain, kran

dinding, kichen zink, seal tape, sealant, dll.

Persiapan alat bantu kerja, antara lain : bor, gerinda, waterpass,

obeng, kunci pas, gun sealant, dll.

Terlebih dahulu dilakukan pengukuran (marking area) untuk titik

penempatan dan elevasi ketinggian alat sanitair.

Standart Operation Procedure Pekerjaan Sanitair:

Pelaksanaan pekerjaan pemasangan sanitair dan asseccoriesnya

dapat dikerjakan bersamaan dengan pekerjaan pengecatan atau

pada saat bangunan pada tahap penyelesaian untuk serah terima,

hal ini dilakukan untuk menjaga alat-alat sanitair tersebut tidak

rusak/hilang sebelum bangunan digunakan.

Beri tanda (marking area) untuk penempatan posisi alat sanitair.

Pastikan posisi titik inlet untuk connect ke alat sanitair sudah

terpasang sesuai dengan gambar kerja.


Metode Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Untuk inlet berupa drat, penyambungan terlebih dahulu

menggunakan seal tape.

Pasang alat sanitary pada posisi yang telah diberi tanda.

Proteksi alat sanitair yang sudah terpasang.

Untuk testing pada pekerjaan sanitair adalah test fungsi alat

sanitair.

Menggunakan
Pelindung
Kepala: Safety
Helmet

Menggunakan
Pelindung Menggunakan
Pelindung Kaki :
Tangan: Sarung
Safety shoes karet
Tangan lateks

Menggunakan Menggunakan
Pelindung Pelindung Mata :
Pernapasan: Kacamata
Masker Pengaman
Metode Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Standart Operation Procedure Pekerjaan Atap :

o Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan kolom

praktis dan balok latei.

o Approval material yang akan digunakan.

o Persiapan lahan kerja.

o Persiapan material kerja, antara lain : semen PC, pasir, split, kaso,

multiplek, besi beton, kawat beton, paku, air, dll.

o Persiapan alat bantu kerja, antara lain : theodolith, waterpass, meteran,

bor listrik, gunting besi, pembengkok besi, gergaji, unting-unting,

benang, selang air, dll.

o Surveyor melakukan pengukuran dengan theodolith dan memberi

tanda (marking) untuk posisi titik perletakan kolom beton praktis dan

balok latei.

Pengecoran beton

o Sebelum pengecoran terlebih dahulu harus diperiksa kekuatan acuan

yang sudah dipasang / difabrikasi, semua ukuran sudah sesuai rencana.

o Pengecoran beton dilakukan menggunakan beton readymix K-175.

o Setelah area siap, lakukan pengecoran beton. Tuang adukan beton ke

area pengecoran, adukan beton diratakan dan dipadatkan sehingga

beton tidak ada sarang tawon/keropos.


Metode Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Waterproofing Membrane

o Membersihan lokasi, pasang camper / pinggulan pada tiap – tiap

pertemuan lantai dan dinding

o Primer dengan alat kuas / roll cat sampai merata.

o Membiarkan primer mengering ± 3 – 4 jam.

o Mengaplikasilkan waterproofing membrane Proofex Torchseal 3 PV

yang dipanasi dengan alat Torching dan Elpiji. Pada lahan yang telah

disiapkan tekan – tekan hingga rata.

o Memasang screed proteksi pada lokasi waterproofing, untuk menjaga

kerusakan pada waterproofing membrane.

o Dalam pelaksanaan pekerjaan berikutnya diusahakan waterproofing

tidak dipaku atau kena benda tajam lain.

Menggunakan Alat Pelindung


Sebelum bekerja, para pekerja Diri ( APD ) yang memadai
harus mendapat ijin terlebih sesuai dengan aspek keselamatan
dahulu dari supervisor terkait. kerja, harness safety belt, helm
dan sepatu safety

Memasang tali pengaman (life line)


Merencanakan pengendalian untuk mengaitkan harness safety belt
terhadap kemungkinan risiko yang / safety belt yang cukup kuat dan
akan terjadi (risk control) dan aman untuk menahan beban pekerja
mencatat hasilnya bila terjadi bahaya dan tidak
mengganggu pergerakan pekerja

Membuat platform untuk pekerja,


alat dan bahan yang cukup kuat dan
Melakukan identifikasi potensi
aman. Tepi plat form harus diberi
bahaya semua pekerjaan yang berada
railing / pagar pembatas yang kuat /
di ketinggian dan hasilnya dicatat
mampu menahan dorongan minimal
100 kg

Memastikan para pekerja yang akan


bekerja di ketinggian harus dalam
kondisi sehat dan tidak mempunyai
rasa takut bekerja di ketinggian
Metode Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Menutup semua lubang yang terdapat pada Membersihkan platform yang licin sehabis
lantai platform untuk mencegah benda hujan dan pekerjaan dapat dimulai setelah
terjatuh dengan bahan yang cukup kuat platform dipastikan aman

Melakukan inspeksi semua pekerjaan Penumpukan sementara material harus


ditempat ketinggian dan hasilnya dicatat, jika dibatasi dan ditempatkan tidak terlalu ketepi
ditemukan kondisi maupun tindakan yang dan disusun sedemikian rupa sehingga tidak
berbahaya segera melaporkan ke pelaksana mudah jatuh dan pekerja memiliki ruang kerja
terkait, dan segera di amankan / diperbaiki yang cukup leluasa.

Supervisor pekerjaan harus memonitor


Bila dipersyaratkan atau bila dipandang perlu masing-masing lokasi dimana pekerjaan di
maka jaring pengaman harus dipasang
ketinggian sedang dilakukan

Menempatkan peralatan atau bahan kedalam


kantong / wadah agar tidak mudah jatuh.

Tidak diperkenankan meninggalkan pekerjaan


dalam keadaan bahan yang terpasang mudah
terlepas dan peralatan serta bahan dipastikan
sudah tersimpan rapi di kantong.
Metode Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Meliputi Pekerjaan :

Air Bersih Listrik Sound


& Air Kotor System

Hydrant Tata Udara CCTV &


MATV

Fire Alarm Telepon Cable Tray

Identifikasi Bahaya Pekerjaan Mekanikal dan elektrikal :

1. Pekerjaan Instalasi air Bersih dan Instalasi Air Kotor / Air Bekas

• Memastikan orang yang yang melakukan


pekerjaan instalasi adalah orang yang
kompeten di bidang nya
Terjepit pipa • menggunakan alat pelindung seperti:
• - sarung tangan lateks
• - sepatu karet
• - helm keselamatan

• Memberi sign dan symbol ;


• awas ada pekerjaan sambungan pipa, atau
terdapat sign "hati-hati lantai licin"
Terpeleset
Metode Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

2. Pekerjaan Instalasi Hydrant

Identifikasi bahaya pekerjaan instalasi hydra

Tangan terjepit valve hydrant

•Melakukan pekerjaan sesuai dengan standart operation procedure pengerjaan


hydrant
•Menyediakan sarana P3K di tempat kerja berikut dengan obat-obatan P3K
•Orang yang melakukan instalasi hydrant adalah orang yang memiliki keahlian
khusus dan keterampilan di bidang setting hydrant
•Menggunakan alat keselamatan berupa :
•a. safety shoes
•b. safety helmet
•c. sarung tangan
•d. kacamata keselamatan

Pembangunan Gedung Asrama C, Kampus ATKP Makassar | 39


Metode Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

3. Pekerjaan Instalasi AC

Merencanakan metode
pemasangan perancah
(scaffolding) pada tahap awal
sebelum pekerjaan
perancah dimulai
Papan Perancah (platform)
a. Papan perancah (platform) yang
digunakan sebagai tempat
berpijak pekerja atau sebagai
dudukan bahan atau alat, harus
kuat. Memberikan pelatihan kepada
pekerja sebelum mulai
b. Lantai perancah harus diberi melakukan pemasangan
pagar pengaman, jika tingginya Memeriksa bahan yang akan dipergunakan sebagai perancah (scaffolding)
> 2m perancah sebelum dipergunakan. Pemeriksaan
c. Papan dengan bagian yang meliputi antara lain :
pecah tidak boleh digunakan. a. Memastikan bebas dari keretakan, cacat
d. Papan dengan mata kayu lebih permukaan dan lainnya.
d dari 2 " tidak boleh digunakan. b. Memastikan pengunci atau clam berfungsi
dengan baik
c. Kondisi tanah / dudukan dipastikan rata dan
mampu mendukung beban perancah dan
beban diatasnya
d. Support harus mampu menahan empat kali
beban yang ditumpunya.
e. Apabila ditemukan bagian scaffolding yang
rusak harus segera diperbaiki atau diganti
Proses pemasangan dan
pembongkaran perancah dengan tipe dan jenis yang sama. Menggunakan alat pelindung
(scaffolding) boleh dilakukan diri yang sesuai, antara lain
setelah ada ijin dari Pelaksana helm, sepatu safety, harness
yang kompeten dan harus safety belt / safety belt dsb
diawasi

Pemasangan perancah
mengikuti gambar kerja. Jika
diperkirakan masih
membahayakan maka gambar
perlu direvisi dan perancah
diperbaiki sesuai gambar baru.
Metode Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Pemasangan platform :
a. Titik tumpuan akhir papan platform harus terletak pada support
b. Overlap platform tidak boleh kurang dari 30cm melewati support.
c. Kayu platform tidak boleh dicat yang dapat menutupi keretakan.
d. Pemasangan kayu platform harus rapat.
e. Jenis/ komponen platform harus dengan ukuran dan tipe sama
f. Permukaan support harus dipastikan dalam kondisi datar
g. Perletakan akhir platform dalam kondisi bebas atau tidak dipaku harus l
lebih panjang minimum 15 cm dari support.
h. Bracing dalam kondisi terkunci.

Jika ketinggian scaffolding empat kali lebar base nya


harus dipasang support yang diikatkan ke bangunan Pekerja tidak diperkenankan naik lewat crossbrace
atau tiang untuk menjaga kestabilannya.

Pekerja yang bekerja di platform dipastikan terbebas Memasang jaring pengaman (safety net) sekeliling
dari instalasi listrik scaffolding bila diperlukan
Metode Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

4. Pekerjaan Instalasi CCTV


Identifikasi Risiko : Kerusakan properti
Pengendalian :

• Melakukan pemeriksaan secara rutin terhadap panel CCTV


-
• Menempatkan dan mengatur sedemikian rupa terhadap
jaringan atau instalsi listrik untuk menghindari terjadinya
- kerusakan

• Operator yang tidak terlatih atau tidak ahli tidak


diperkenankan melkukan pekerjaan yang berhubungan dengan
- instalsi CCTV

5. Pekerjaan Instalsi Telepon


Identifikasi Risiko : kerusakan ringan pada indera pendengaran
Pengendalian :

• Mengupayakan agar
teknisi telepon yang
bekerja dalam jangka
waktu yang lama
menggunakan ear phone

- agar penggunaan nya


dikurangi. untuk
menghindari paparan
bunyi yang terjadi
secara berulang dalam
jangka waktu yang lama
Metode Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

6. Instalasi Sound System

Identifikasi risiko : terjatuh saat pemasangan spaker

Pengendalian :

Menggunakan Alat Pelindung Diri


Sebelum bekerja, para pekerja ( APD ) yang memadai sesuai
harus mendapat ijin terlebih dahulu dengan aspek keselamatan kerja,
dari supervisor terkait. harness safety belt, helm dan
sepatu safety

Merencanakan pengendalian terhadap Memasang tali pengaman (life line)


kemungkinan risiko yang akan terjadi untuk mengaitkan harness safety belt
(risk control) dan mencatat hasilnya / safety belt yang cukup kuat dan
aman untuk menahan beban pekerja
bila terjadi bahaya dan tidak
mengganggu pergerakan pekerja

Melakukan identifikasi potensi


bahaya semua pekerjaan yang berada
di ketinggian dan hasilnya dicatat
Membuat platform untuk pekerja,
alat dan bahan yang cukup kuat dan
aman. Tepi plat form harus diberi
railing / pagar pembatas yang kuat /
Memastikan para pekerja yang akan mampu menahan dorongan minimal
bekerja di ketinggian harus dalam 100 kg
kondisi sehat dan tidak mempunyai
rasa takut bekerja di ketinggian

Menutup semua lubang yang terdapat pada Membersihkan platform yang licin sehabis
lantai platform untuk mencegah benda hujan dan pekerjaan dapat dimulai setelah
terjatuh dengan bahan yang cukup kuat platform dipastikan aman

Melakukan inspeksi semua pekerjaan ditempat Penumpukan sementara material harus dibatasi
ketinggian dan hasilnya dicatat, jika ditemukan dan ditempatkan tidak terlalu ketepi dan
kondisi maupun tindakan yang berbahaya disusun sedemikian rupa sehingga tidak mudah
segera melaporkan ke pelaksana terkait, dan jatuh dan pekerja memiliki ruang kerja yang
segera di amankan / diperbaiki cukup leluasa.

Bila dipersyaratkan atau bila dipandang perlu


maka jaring pengaman harus dipasang Supervisor pekerjaan harus memonitor masing-
masing lokasi dimana pekerjaan di ketinggian
sedang dilakukan

Menempatkan peralatan atau bahan kedalam


kantong / wadah agar tidak mudah jatuh.

Tidak diperkenankan meninggalkan pekerjaan


dalam keadaan bahan yang terpasang mudah
terlepas dan peralatan serta bahan dipastikan
sudah tersimpan rapi di kantong.
Metode Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

7. Instalasi Fire alarm

Identifikasi bahaya : tergelincir saat penggalian untuk arde 2 ohm


Pengendalian :

Pengaturan
Penggunaan operasi alat berat Proteksi terhadap
framework untuk atau kegiatan lain kekurangan udara /
yang oksigen
lahan kerja
membahayakan

Menempatkan tangga
Proteksi terhadap pada galian yang dalam
Proteksi pada jaringan / instalasi lebih dari 2 (dua) meter
dinding galian kabel / pipa di lokasi dan dengan jarak
galian maksimum 8 m dari
pekerja.

Pembuatan drainase Proteksi terhadap


Menggunakan Alat
Pelndung Diri bagi
untuk mengalirkan kemungkinan adanya
Pekerja Berupa Helm,
air gas beracun
Sepatu pengaman

8. Instalasi Listrik dan Cable Tray

Identifikasi risiko : tersengat arus listrik

Pengendalian :

Mengunakan alat pelindung


Kabel horizontal dipasang pada plat Diri (APD) berupa : Fitting dan armature
lantai beton dengan menggunakan pipa dipasang setelah
pelindung conduit yang diberi perkuatan - safety helmet
kabel ditest
klem dengan jarak sekitar 1 m, hal ini - safety shoes non plat ketahanannya, agar
dimaksudkan untuk memudahkan - sarung tangan isolator tidak terjadi
maintenance. Pemasangan kabel bongkar/pasang
horizontal harus sejajar, tidak boleh - full body harness
armature.
saling melintas

Kabel vertical ditanam pada dinding Test tahanan kabel


dengan perlindungan pipa conduit, sebesar 2 ohm dan
dimana pipa tersebut harus ditanam grounding serta test
dulu pada dinding bata sebelum fitting/armature selama ±
dinding diplester. Supaya tidak mudah 1 x 24 jam
bergerak pada saat dinding diplester,
maka pipa yang ditanam diberi klem
dengan jarak sekitar 1 m.

Semua kabel yang masuk ke dalam panel


listrik diberi tanda sesuai dengan
kegunaannya dan dilengkapi dengan ring
karet supaya lubang panel bagian atas
dapat terlindung dari debu/kotoran.
Khusus untuk kabel dengan Ø 16 mm2
harus diberi sepatu kabel dalam panel
Tabel Job Safety Analysis
(Analisa Keselamatan Pekerjaan, Disertai dengan Kategori Risiko dan Statistik Penggunaan Alat Keselamatan)

NILAI RISIKO PENGGUNAAN ALAT KESELAMATAN


NO PEKERJAAN BAHAYA RISIKO Legal Kemungkinan Keparahan Total KATEGORI RISIKO PENGENDALIAN
Person Jenis Alat Keselamatan Vol Sat
a b axb
I PEKERJAAN PRELIMINARIES
I. 1 Pembersihan Lokasi Digigit binatang Luka dan infeksi Kep.174/Kepmen/1986 2 4 8 (Risiko sedang) * Menggunakan safety shoes boots karet 4 Orang Safety shoes boots 4 pasang
(tikus, ular, lebah) Tentang keselamatan & Pekerjaan boleh dite- * Menggunakan hand gloves katun Hand gloves 4 pasang
kesehatan kerja pada ruskan dengan kepu- * Bekerja dalam tim agar ika terjadi Safety goggles 4 buah
tempat kerja konstruksi tusan manajemen & kegawat daruratan medis, bisa saling Masker 4 buah
telah dikonsultaskikan menolong safety helmet 4 buah
dengan tenaga ahli
dan tim penilai

Debu Gangguan pernapasan Per.01/Permen/1980 2 1 2 (Risiko ringan) - Memakai masker kain 4 Orang Hand gloves 4 pasang
Tentang keselamatan Mungkin dapat - Pembasahan debu sesuai dengan arah Safety goggles 4 buah
kerja pada konstruksi diterima, akan tetapi mata angin Masker 4 buah
bangunan perlu diadakan penin-
jauan ulang terhadap
pekerjaan
(diperlukan peman-
tauan)

Gangguan penglihatan Per.01/Permen/1980 1 2 2 (Risiko ringan) - Memakai masker kain 4 Orang Hand gloves 4 pasang
Tentang keselamatan Mungkin dapat - Pembasahan debu sesuai dengan arah Safety goggles 4 buah
kerja pada konstruksi diterima, akan tetapi mata angin Masker 4 buah
bangunan perlu diadakan penin-
jauan ulang terhadap
pekerjaan
(diperlukan peman-
tauan)

I. 2 Pembuatan Papan Nama Proyek Kepala tertimpa Luka sedang hingga luka Kep.104/KPTS/1986 3 3 9 (Risiko sedang) a Menggunakan safety helmet 8 Orang Masker 8 buah
papan berat Tentang keselamatan & Pekerjaan boleh dite- b Orang yang melakukan pekerjaan adalah tukang kayu Safety gloves 8 pasang
kesehatan kerja pada ruskan dengan kepu- orang yang sudah berpengalaman (tukang Safety helmet 8 buah
tempat kerja konstruksi tusan manajemen & kayu)
telah dikonsultaskikan c Menggunakan hand gloves cotton
dengan tenaga ahli d Penyediaan obat-obatan P3K
dan tim penilai e Bekerja sesuai SOP (standart operation
procedure)

Tangan tersayat seng Luka sayat Per.01/Permen/1980 1 4 4 (Risiko ringan) - Memastikan orang yang bekerja adalah 3 Orang Safety gloves 3 pasang
Tentang keselamatan Mungkin dapat orang yang berpengalaman (tukang plumbing) tukang Safety helmet 3 buah
kerja pada konstruksi diterima, akan tetapi - Menggunakan hand gloves plumbing Safety shoes 3 pasang
bangunan perlu diadakan penin-
jauan ulang terhadap
pekerjaan
(diperlukan peman-
tauan)
NILAI RISIKO PENGGUNAAN ALAT KESELAMATAN
NO PEKERJAAN BAHAYA RISIKO Legal Kemungkinan Keparahan Total KATEGORI RISIKO PENGENDALIAN
Person Jenis Alat Keselamatan Vol Sat
a b axb
Tangan terkena paku, Luka memar, luka sayat Per.01/Permen/1980 1 4 4 (Risiko ringan) - Memastikan orang yang bekerja adalah 3 Orang Safety gloves 3 pasang
kawat, palu, gergaji Tentang keselamatan Mungkin dapat orang yang berpengalaman (tukang plumbing) tukang Safety helmet 3 buah
kerja pada konstruksi diterima, akan tetapi - Menggunakan hand gloves plumbing Safety shoes 3 pasang
bangunan perlu diadakan penin-
jauan ulang terhadap
pekerjaan
(diperlukan peman-
tauan)

Pemasangan papan nama Luka lebam Kep.174/Kepmen/1986 2 2 4 (Risiko ringan) * Metode kerja yang baik 4 orang Safety gloves 4 pasang
yang kurang presisi Tentang keselamatan & Mungkin dapat * Pemilihan jenis kayu dan seng yang adekuat tukang kayu Safety helmet 4 buah
menyebabkan roboh kesehatan kerja pada diterima, akan tetapi * Tim yang melakukan pekerjaan pemasangan Safety shoes 4 pasang
tempat kerja konstruksi perlu diadakan penin- pagar proyek adalah tim yang kompeten
jauan ulang terhadap
pekerjaan
(diperlukan peman-
tauan)

I. 3 Pembuatan Pagar Proyek Pemasangan pagar Luka lebam Kep.174/Kepmen/1986 2 2 4 (Risiko ringan) * Metode kerja yang baik 4 orang Safety gloves 4 pasang
yang kurang presisi Tentang keselamatan & Mungkin dapat * Pemilihan jenis kayu dan seng yang adekuat tukang kayu Safety helmet 4 buah
menyebabkan roboh kesehatan kerja pada diterima, akan tetapi * Tim yang melakukan pekerjaan pemasangan Safety shoes 4 pasang
nya pagar proyek tempat kerja konstruksi perlu diadakan penin- pagar proyek adalah tim yang kompeten
jauan ulang terhadap
pekerjaan
(diperlukan peman-
tauan)

Tangan tersayat seng Luka sayat Per.01/Permen/1980 1 4 4 (Risiko ringan) - Memastikan orang yang bekerja adalah 3 Orang Safety gloves 3 pasang
Tentang keselamatan Mungkin dapat orang yang berpengalaman (tukang plumbing) tukang Safety helmet 3 buah
kerja pada konstruksi diterima, akan tetapi - Menggunakan hand gloves plumbing Safety shoes 3 pasang
bangunan perlu diadakan penin-
jauan ulang terhadap
pekerjaan
(diperlukan peman-
tauan)

Tangan terkena paku, Luka memar, luka sayat Per.01/Permen/1980 1 4 4 (Risiko ringan) - Memastikan orang yang bekerja adalah 3 Orang Safety gloves 3 pasang
kawat, palu, gergaji Tentang keselamatan Mungkin dapat orang yang berpengalaman (tukang plumbing) tukang Safety helmet 3 buah
kerja pada konstruksi diterima, akan tetapi - Menggunakan hand gloves plumbing Safety shoes 3 pasang
bangunan perlu diadakan penin-
jauan ulang terhadap
pekerjaan
(diperlukan peman-
tauan)
NILAI RISIKO PENGGUNAAN ALAT KESELAMATAN
NO PEKERJAAN BAHAYA RISIKO Legal Kemungkinan Keparahan Total KATEGORI RISIKO PENGENDALIAN
Person Jenis Alat Keselamatan Vol Sat
a b axb
I. 4 Pembuatan Direksi Keet Jatuh dari ketinggian Patah tulang, terkilir Per.01/Permen/1980 3 4 12 (Risiko berat) * Bekerja pada ketinggian di atas 1,5 m 10 Orang Masker 8 buah
saat pemasangan Tentang keselamatan Diperlukan perhatian harus menggunakan body harnees Safety gloves 8 pasang
rangka atap kerja pada konstruksi dari pihak manajemen * Ring D pada pengait body harness harus Safety helmet 8 buah
bangunan pekerjaan harus dite- dikaitkan pada tempat yang adekuat yang Safety shoes 10 pasang
tapkan ulang atau berkedudukan di atas tubuh pemakai Body harness 4 set
atau dilakukan * Dilakukan oleh orang yang tidak takut Scaffolding 2 set
upaya pengendalian ketinggian Tangga 1 set
di tempat kerja * Meenggunakan safety helmet
untuk mengurangi * Alat yang digunakan untuk bekerja di atas
risiko ketinggian harus dalam keadaan yang
proper dan adekuat, seperti: tangga,
scaffolding
* Tangga berkaki dua digunakan untuk
pekerjan dengan ketinggian < 1,5 m
* Sedangkan scaffolding digunakan untuk
pekerjaan ketinggian > 1,5 m

Kejatuhan material Luka memar Per.03/Permen/1998 3 3 9 (Risiko sedang) - membatasi area kerja yang dibawah sejauh all pekerja Safety nett 1 set
dari atas Pekerjaan boleh dite- radius qo m dari pekerjaan yang berada Rambu 1 set
ruskan dengan kepu- di atas ketinggian pekerjaan ketinggian
tusan manajemen & - Menggunakan safety helmet safety helmet all pekerja
telah dikonsultaskikan - Induksi ke pekerja baik yang akan mela-
dengan tenaga ahli kukan pekerjaan di atas ketinggian maupun
dan tim penilai pekerja yang berada di atas
- Pemasangan safety nett untuk area dimana
dibawah pekerjaan terdapat lalu lalang
orang, safety nett ini dimaksudkan
untuk menghindari jatuhnya material
ke bawah
- Pemasangan rambu "Awas ada Pekerjaan
Di atas Ketinggian"

Kepala tertimpa Luka sedang hingga luka Kep.104/KPTS/1986 3 3 9 (Risiko sedang) a Menggunakan safety helmet 8 Orang Masker 8 buah
papan berat Tentang keselamatan & Pekerjaan boleh dite- b Orang yang melakukan pekerjaan adalah tukang kayu Safety gloves 8 pasang
kesehatan kerja pada ruskan dengan kepu- orang yang sudah berpengalaman (tukang Safety helmet 8 buah
tempat kerja konstruksi tusan manajemen & kayu)
telah dikonsultaskikan c Menggunakan hand gloves cotton
dengan tenaga ahli d Penyediaan obat-obatan P3K
dan tim penilai e Bekerja sesuai SOP (standart operation
procedure)

Kerusakan propertis Kep.174/Kepmen/1986 3 2 6 (Risiko sedang) - Pengaturan workshop kayu, kayu harus 4 Orang Masker 4 buah
Tentang keselamatan & Pekerjaan boleh dite- ditata sedemikian rupa agar kayu tidak loading kayu Safety gloves 4 pasang
kesehatan kerja pada ruskan dengan kepu- bercampur dengan material lain
tempat kerja konstruksi tusan manajemen & - Teknik penumpukan kayu untuk alasnya
telah dikonsultaskikan harus diberi bantalan agar tidak menyentuh
dengan tenaga ahli tanah secara langsung
dan tim penilai - Pemberian sekat agar kayu yang tertumpuk
tidak mengalami longsoran serta memper
hatikan batas ketinggian penumpukan kayu
yang tidak melebihi 1,5 m
NILAI RISIKO PENGGUNAAN ALAT KESELAMATAN
NO PEKERJAAN BAHAYA RISIKO Legal Kemungkinan Keparahan Total KATEGORI RISIKO PENGENDALIAN
Person Jenis Alat Keselamatan Vol Sat
a b axb
Tangan tertusuk paku Luka sedang hingga meng- Per.01/Permen/1980 3 1 3 (Risiko ringan) * Orang yang melakukan pekerjaan adalah 8 Orang Masker 8 buah
akibatkan tetanus Tentang keselamatan Mungkin dapat orang yang sudah berpengalaman (tukang tukang kayu Safety gloves 8 pasang
kerja pada konstruksi diterima, akan tetapi kayu)
bangunan perlu diadakan penin- * Menggunakan hand gloves cotton
jauan ulang terhadap * Penyediaan obat-obatan P3K
pekerjaan * Bekerja sesuai SOP (standart operation
(diperlukan peman- procedure)
tauan)

I. 5 Pembuatan Barak Kerja Kepala tertimpa Luka sedang hingga luka Kep.104/KPTS/1986 3 3 9 (Risiko sedang) a Menggunakan safety helmet 8 Orang Masker 8 buah
papan berat Tentang keselamatan & Pekerjaan boleh dite- b Orang yang melakukan pekerjaan adalah tukang kayu Safety gloves 8 pasang
kesehatan kerja pada ruskan dengan kepu- orang yang sudah berpengalaman (tukang Safety helmet 8 buah
tempat kerja konstruksi tusan manajemen & kayu)
telah dikonsultaskikan c Menggunakan hand gloves cotton
dengan tenaga ahli d Penyediaan obat-obatan P3K
dan tim penilai e Bekerja sesuai SOP (standart operation
procedure)

Kerusakan propertis Kep.174/Kepmen/1986 3 2 6 (Risiko sedang) - Pengaturan workshop kayu, kayu harus 4 Orang Masker 4 buah
Tentang keselamatan & Pekerjaan boleh dite- ditata sedemikian rupa agar kayu tidak loading kayu Safety gloves 4 pasang
kesehatan kerja pada ruskan dengan kepu- bercampur dengan material lain
tempat kerja konstruksi tusan manajemen & - Teknik penumpukan kayu untuk alasnya
telah dikonsultaskikan harus diberi bantalan agar tidak menyentuh
dengan tenaga ahli tanah secara langsung
dan tim penilai - Pemberian sekat agar kayu yang tertumpuk
tidak mengalami longsoran serta memper
hatikan batas ketinggian penumpukan kayu
yang tidak melebihi 1,5 m

Tangan tertusuk paku Luka sedang hingga meng- Per.01/Permen/1980 3 1 3 (Risiko ringan) * Orang yang melakukan pekerjaan adalah 8 Orang Masker 8 buah
akibatkan tetanus Tentang keselamatan Mungkin dapat orang yang sudah berpengalaman (tukang tukang kayu Safety gloves 8 pasang
kerja pada konstruksi diterima, akan tetapi kayu)
bangunan perlu diadakan penin- * Menggunakan hand gloves cotton
jauan ulang terhadap * Penyediaan obat-obatan P3K
pekerjaan * Bekerja sesuai SOP (standart operation
(diperlukan peman- procedure)
tauan)

Jatuh dari ketinggian Patah tulang, terkilir Per.01/Permen/1980 3 4 12 (Risiko berat) * Bekerja pada ketinggian di atas 1,5 m 10 Orang Masker 8 buah
saat pemasangan Tentang keselamatan Diperlukan perhatian harus menggunakan body harnees Safety gloves 8 pasang
rangka atap kerja pada konstruksi dari pihak manajemen * Ring D pada pengait body harness harus Safety helmet 8 buah
bangunan pekerjaan harus dite- dikaitkan pada tempat yang adekuat yang Safety shoes 10 pasang
tapkan ulang atau berkedudukan di atas tubuh pemakai Body harness 4 set
atau dilakukan * Dilakukan oleh orang yang tidak takut Scaffolding 2 set
upaya pengendalian ketinggian Tangga 1 set
di tempat kerja * Meenggunakan safety helmet
untuk mengurangi * Alat yang digunakan untuk bekerja di atas
risiko ketinggian harus dalam keadaan yang
proper dan adekuat, seperti: tangga,
scaffolding
* Tangga berkaki dua digunakan untuk
pekerjan dengan ketinggian < 1,5 m
* Sedangkan scaffolding digunakan untuk
pekerjaan ketinggian > 1,5 m
NILAI RISIKO PENGGUNAAN ALAT KESELAMATAN
NO PEKERJAAN BAHAYA RISIKO Legal Kemungkinan Keparahan Total KATEGORI RISIKO PENGENDALIAN
Person Jenis Alat Keselamatan Vol Sat
a b axb
Kejatuhan material Luka memar Per.03/Permen/1998 3 3 9 (Risiko sedang) - membatasi area kerja yang dibawah sejauh all pekerja Safety nett 1 set
dari atas Pekerjaan boleh dite- radius qo m dari pekerjaan yang berada Rambu 1 set
ruskan dengan kepu- di atas ketinggian pekerjaan ketinggian
tusan manajemen & - Menggunakan safety helmet safety helmet all pekerja
telah dikonsultaskikan - Induksi ke pekerja baik yang akan mela-
dengan tenaga ahli kukan pekerjaan di atas ketinggian maupun
dan tim penilai pekerja yang berada di atas
- Pemasangan safety nett untuk area dimana
dibawah pekerjaan terdapat lalu lalang
orang, safety nett ini dimaksudkan
untuk menghindari jatuhnya material
ke bawah
- Pemasangan rambu "Awas ada Pekerjaan
Di atas Ketinggian"

I. 6 Pengadaan Air Proyek Tertimpa profil tank Luka berat Per.01/Permen/1980 2 5 10 (Risiko berat) - Penatalaksanaan secara tim 2 Orang Safety helmet 2 buah
Tentang keselamatan Diperlukan perhatian - Menggunakan safety helmet Safety shoes 2 pasang
kerja pada konstruksi dari pihak manajemen
bangunan pekerjaan harus dite-
tapkan ulang atau
atau dilakukan
upaya pengendalian
di tempat kerja
untuk mengurangi
risiko

Terjepit pipa saat Luka ringan Per.01/Permen/1980 1 4 4 (Risiko ringan) - Memastikan orang yang bekerja adalah 3 Orang Safety gloves 3 pasang
melakukan penyam- Tentang keselamatan Mungkin dapat orang yang berpengalaman (tukang plumbing) tukang Safety helmet 3 buah
bungan pipa air kerja pada konstruksi diterima, akan tetapi - Menggunakan hand gloves plumbing Safety shoes 3 pasang
bangunan perlu diadakan penin-
jauan ulang terhadap
pekerjaan
(diperlukan peman-
tauan)

Terpeleset Patah tulang / sendi terkilir Kep.104/KPTS/1986 1 5 5 (Risiko ringan) a Menggunakan safety shoes karet 3 Orang Safety gloves 3 pasang
Tentang keselamatan & Mungkin dapat b Pemberian sign & symbol "awas licin" tukang Safety helmet 3 buah
kesehatan kerja pada diterima, akan tetapi plumbing Safety shoes 3 pasang
tempat kerja konstruksi perlu diadakan penin-
jauan ulang terhadap
pekerjaan
(diperlukan peman-
tauan)

Terhimpit truk tangki Luka berat Kep.174/Kepmen/1986 2 5 10 (Risiko berat) - Memeprehatikan lalu lintas bongkar muat 3 Orang Safety gloves 3 pasang
saat pengangkutan Tentang keselamatan & Diperlukan perhatian truk pengangkut air bersih tukang Safety helmet 3 buah
air bersih kesehatan kerja pada dari pihak manajemen - Tidak bekerja didekat sisi body truk dengan plumbing Safety shoes 3 pasang
tempat kerja konstruksi pekerjaan harus dite- radius 5 km
tapkan ulang atau - Memastikan sopir truk memiliki SIM
atau dilakukan
upaya pengendalian
di tempat kerja
untuk mengurangi
risiko
NILAI RISIKO PENGGUNAAN ALAT KESELAMATAN
NO PEKERJAAN BAHAYA RISIKO Legal Kemungkinan Keparahan Total KATEGORI RISIKO PENGENDALIAN
Person Jenis Alat Keselamatan Vol Sat
a b axb
Tergelincir saat mela- Terkilir Kep.104/KPTS/1986 3 3 9 (Risiko sedang) a Tanah bekas galian diberi rambu dan tanda 4 Masker 4 buah
kukan pengeboran / Tentang keselamatan & Pekerjaan boleh dite- agar tidak dilewati orang Safety gloves 4 pasang
penggalian sumur kesehatan kerja pada ruskan dengan kepu- b Tanah timbunan bekas galian dibuat talud Body harness 3 set
tempat kerja konstruksi tusan manajemen & atau dibuat tidak terlalu curam untuk meng-
telah dikonsultaskikan hindari longsoran tanah
dengan tenaga ahli c Bekerja secara team dan tidak dilakukan
dan tim penilai secara sendiri

Terhirup gas methan Terganggunya sistem saraf Kep.051/Kepmen/1999 3 5 15 (Risiko berat) * Melakukan identifikasi gas dahulu sebelum 2 Breathing apparatus 2 set
pada kedalaman pusat, korban jiwa Tentang nilai ambang batas Diperlukan perhatian bekerja di dalam penggalian Alat pemadam 2 set
saat pengedukan faktor fisika di tempat kerja dari pihak manajemen apakah terdapat gas beracun dan berbahaya Alat & Obat P3K 1 set
sumur pekerjaan harus dite- * Melakukan pengukran gas berbahaya tersebut
tapkan ulang atau misal gas methan apakah masih sesuai
atau dilakukan dengan NAB (nilai ambang batas) yang
upaya pengendalian diperkenankan
di tempat kerja * Melakukan pengukuran dengan menggu-
untuk mengurangi nakan gas detector
risiko * Apabila gas yang berada dalam penggalian
tersebut melampaui NAB (nilai ambang
batas) dan waktu yang diperkenankan. Maka
solusinya dengan penetralan gas tersebut
agar kadar nya dapat terkurangi
* Menggunakan SCBA (self contained
breathing apparatus)
* Pengaturan jam kerja. Dalam hal ini berarti
orang yang berada pada sumur galian tidak
boleh terlalu lama maksimal 10 menit
dan harus diangkat kembai gar tersikulasi
dengan udara O2 di luar

I. 7 Pengadaan dan Pembelian Kerusakan kendaraan - Kedatangan tenaga kerja Per.01/Permen/1980 1 2 2 (Risiko ringan) a Induksi pekerja, Induksi pengemudi 100 Orang Safety helmet 100 set
P3K terlambat Tentang keselamatan Mungkin dapat b Inspeksi kendaraan secara berkala tenaga Safety shoes 100 pasang
- Kemacetan lalu lintas kerja pada konstruksi diterima, akan tetapi (pengecekan air radiator, oli, mesin, lampu kerja
bangunan perlu diadakan penin- kendaraan, accu, rem)
jauan ulang terhadap c Setiap kendaraan harus memiliki perleng-
pekerjaan kapan standart kendaraan
(diperlukan peman- d SIM, surat jalan, sabuk pengaman, senter,
tauan) alat pemadam

Tidak memahami/me- - Kecelakaan lalu lintas Per.01/Permen/1980 2 4 8 (Risiko sedang) a Pelatihan safety riding 100 Orang Safety helmet 100 set
matuhi rambu lalu - Salah jalur Tentang keselamatan Pekerjaan boleh dite- b Induksi pekerja, Induksi pengemudi tenaga Safety shoes 100 pasang
lintas kerja pada konstruksi ruskan dengan kepu- c Inspeksi kendaraan secara berkala kerja Safety belt 10 set
bangunan tusan manajemen & (pengecekan air radiator, oli, mesin, lampu
telah dikonsultaskikan kendaraan, accu, rem)
dengan tenaga ahli d Setiap kendaraan harus memiliki perleng-
dan tim penilai kapan standart kendaraan
e SIM, surat jalan, sabuk pengaman, senter,
alat pemadam
NILAI RISIKO PENGGUNAAN ALAT KESELAMATAN
NO PEKERJAAN BAHAYA RISIKO Legal Kemungkinan Keparahan Total KATEGORI RISIKO PENGENDALIAN
Person Jenis Alat Keselamatan Vol Sat
a b axb
I. 8 Bak Penampungan Air Terpeleset Patah tulang / sendi terkilir Kep.104/KPTS/1986 1 5 5 (Risiko ringan) a Menggunakan safety shoes karet 3 Orang Safety gloves 3 pasang
dan Instalasi Tentang keselamatan & Mungkin dapat b Pemberian sign & symbol "awas licin" tukang Safety helmet 3 buah
kesehatan kerja pada diterima, akan tetapi plumbing Safety shoes 3 pasang
tempat kerja konstruksi perlu diadakan penin-
jauan ulang terhadap
pekerjaan
(diperlukan peman-
tauan)

Tertimpa profil tank Luka berat Per.01/Permen/1980 2 5 10 (Risiko berat) - Penatalaksanaan secara tim 2 Orang Safety helmet 2 buah
Tentang keselamatan Diperlukan perhatian - Menggunakan safety helmet Safety shoes 2 pasang
kerja pada konstruksi dari pihak manajemen
bangunan pekerjaan harus dite-
tapkan ulang atau
atau dilakukan
upaya pengendalian
di tempat kerja
untuk mengurangi
risiko

I. 9 Testing Material Material roboh karena - Kerugian material Per.01/Permen/1980 1 3 3 (Risiko ringan) - Penataan material & pengkondisian jumlah 4 Orang Safety helmet 4 set
overload - Stock berkurang Tentang keselamatan Mungkin dapat & item material tidak melebihi aturan muat bagian Safety shoes 4 pasang
kerja pada konstruksi diterima, akan tetapi kendaraan Logistik & Hand gloves 4 pasang
bangunan perlu diadakan penin- - Pengecekan material keluar dan masuk gudang Safety goggles 4 buah
jauan ulang terhadap proyek Masker 4 buah
pekerjaan - Memberlakukan surat ijin mengenai batas
(diperlukan peman- aman pengangkutan material terhadap
tauan) kendaraan

Tertusuk besi, kayu Luka sayat, luka robek Kep.174/Kepmen/1986 2 4 8 (Risiko sedang) * Penataan material besi dan kayu secara 5 Orang Safety helmet 5 set
koral Tentang keselamatan & Pekerjaan boleh dite- rapi Kuli angkut Safety shoes 5 pasang
kesehatan kerja pada ruskan dengan kepu- * area workshop dibedakan dengan tempat Hand gloves 5 pasang
tempat kerja konstruksi tusan manajemen & material Safety goggles 5 buah
telah dikonsultaskikan Masker 5 buah
dengan tenaga ahli
dan tim penilai
NILAI RISIKO PENGGUNAAN ALAT KESELAMATAN
NO PEKERJAAN BAHAYA RISIKO Legal Kemungkinan Keparahan Total KATEGORI RISIKO PENGENDALIAN
Person Jenis Alat Keselamatan Vol Sat
a b axb
I. 10 Shop Drawing dan As Built Kerusakan peralatan Kerusakan propertis Kep.174/Kepmen/1986 3 1 3 (Risiko ringan) a Melakukan pengecekan saat alat kerja (kom- 1 Orang Penatalaksanaan 0 0
Drawing kerja (komputer, Tentang keselamatan & Mungkin dapat puter, printer, calcilator) saat akan digunakan 5R
printer, calculator) kesehatan kerja pada diterima, akan tetapi b Perawatan berkala setiap alat kerja
tempat kerja konstruksi perlu diadakan penin- c Penatalaksanaan 5R
jauan ulang terhadap (resik, rawat, rapi, rajin, ringkas)
pekerjaan
(diperlukan peman-
tauan)

Pencemaran ling- Dampak kerusakan Kep.197/Kepmen/1999 3 1 3 (Risiko ringan) - Menaruh pada wadah & diberi label serta 1 Orang Penatalaksanaan 0 0
kungan lingkungan Tentang pengendalian Mungkin dapat ditempatkan khusus agar tidak disalahgunakan 5R
bahan kimia berbahaya diterima, akan tetapi - Perawatan berkala setiap alat kerja (computer,
perlu diadakan penin- calculator, printer)
jauan ulang terhadap
pekerjaan
(diperlukan peman-
tauan)

Berkurangnya kesehatan Kep.197/Kepmen/1999 3 3 9 (Risiko sedang) * Mengetahui jens tinta / toner yang akan 1 Orang Masker 1 buah
paru karena terhirup uap Tentang pengendalian Pekerjaan boleh dite- dipakai apakah sudah sesuai dengan
solvent pada pelarut bahan kimia berbahaya ruskan dengan kepu- lembar kerja keselamatan bahan (MSDS -
tinta printer tusan manajemen & Material safety data sheet)
telah dikonsultaskikan * Jika toner / tinnta terdapat MSDS berarti tinta
dengan tenaga ahli tersebut aman dan dapat dipergunakan
dan tim penilai sesuai dengan lembar petunjuk pemakaian
* Orang yang bekerja secara terus menerus /
lebih dari 8 jam kerja sehari sebaiknya mela-
kukan pemulihan dengan beristirahat # menit
di uadara terbuka setap 1 jam
* Pengaturan penempatan printer harus di
ruang yang terdapat sirkulasi udara yang baik

Robohnya berkas Kerusakan propertis Kep.104/KPTS/1986 2 1 2 (Risiko ringan) - Penataan berkas agar tidak melebihi kapasitas 1 Orang Rak berkas 2 set
pada rak dokumen Tentang keselamatan & Mungkin dapat muat rak Meja kerja 4 set
akibat penataan yang kesehatan kerja pada diterima, akan tetapi - Penataan sesuai 5R (resik, ringkas, rapi, Kursi 4 Set
kurang presisi tempat kerja konstruksi perlu diadakan penin- raajin, rawat) Loker / Brankas 2 set
jauan ulang terhadap
pekerjaan
(diperlukan peman-
tauan)
NILAI RISIKO PENGGUNAAN ALAT KESELAMATAN
NO PEKERJAAN BAHAYA RISIKO Legal Kemungkinan Keparahan Total KATEGORI RISIKO PENGENDALIAN
Person Jenis Alat Keselamatan Vol Sat
a b axb
I. 11 Laporan dan Fotograph Pencemaran ling- Dampak kerusakan Kep.197/Kepmen/1999 3 1 3 (Risiko ringan) - Menaruh pada wadah & diberi label serta 1 Orang Penatalaksanaan 0 0
kungan lingkungan Tentang pengendalian Mungkin dapat ditempatkan khusus agar tidak disalahgunakan 5R
bahan kimia berbahaya diterima, akan tetapi - Perawatan berkala setiap alat kerja (computer,
perlu diadakan penin- calculator, printer)
jauan ulang terhadap
pekerjaan
(diperlukan peman-
tauan)

Berkurangnya kesehatan Kep.197/Kepmen/1999 3 3 9 (Risiko sedang) * Mengetahui jens tinta / toner yang akan 1 Orang Masker 1 buah
paru karena terhirup uap Tentang pengendalian Pekerjaan boleh dite- dipakai apakah sudah sesuai dengan
solvent pada pelarut bahan kimia berbahaya ruskan dengan kepu- lembar kerja keselamatan bahan (MSDS -
tinta printer tusan manajemen & Material safety data sheet)
telah dikonsultaskikan * Jika toner / tinnta terdapat MSDS berarti tinta
dengan tenaga ahli tersebut aman dan dapat dipergunakan
dan tim penilai sesuai dengan lembar petunjuk pemakaian
* Orang yang bekerja secara terus menerus /
lebih dari 8 jam kerja sehari sebaiknya mela-
kukan pemulihan dengan beristirahat # menit
di uadara terbuka setap 1 jam
* Pengaturan penempatan printer harus di
ruang yang terdapat sirkulasi udara yang baik

Robohnya berkas Kerusakan propertis Kep.104/KPTS/1986 2 1 2 (Risiko ringan) - Penataan berkas agar tidak melebihi kapasitas 1 Orang Rak berkas 2 set
pada rak dokumen Tentang keselamatan & Mungkin dapat muat rak Meja kerja 4 set
akibat penataan yang kesehatan kerja pada diterima, akan tetapi - Penataan sesuai 5R (resik, ringkas, rapi, Kursi 4 Set
kurang presisi tempat kerja konstruksi perlu diadakan penin- raajin, rawat) Loker / Brankas 2 set
jauan ulang terhadap
pekerjaan
(diperlukan peman-
tauan)

Kerusakan peralatan Kerusakan propertis Kep.174/Kepmen/1986 3 1 3 (Risiko ringan) a Melakukan pengecekan saat alat kerja (kom- 1 Orang Penatalaksanaan 0 0
kerja (komputer, Tentang keselamatan & Mungkin dapat puter, printer, calcilator) saat akan digunakan 5R
printer, calculator) kesehatan kerja pada diterima, akan tetapi b Perawatan berkala setiap alat kerja
tempat kerja konstruksi perlu diadakan penin- c Penatalaksanaan 5R
jauan ulang terhadap (resik, rawat, rapi, rajin, ringkas)
pekerjaan
(diperlukan peman-
tauan)
NILAI RISIKO PENGGUNAAN ALAT KESELAMATAN
NO PEKERJAAN BAHAYA RISIKO Legal Kemungkinan Keparahan Total KATEGORI RISIKO PENGENDALIAN
Person Jenis Alat Keselamatan Vol Sat
a b axb
I. 12 Mobilisasi dan Demobilisasi Terjadinya tumbukan Kerusakan properti Kep.174/Kepmen/1986 2 4 8 (Risiko sedang) * Mengatur lalu lintas alat berat yang akan 4 Orang Safety helmet 4 set
Termasuk Alat Pancang crane pancang Tentang keselamatan & Pekerjaan boleh dite- dioperasikan pada tempat kerja operator Safety shoes 4 pasang
dengan alat berat kesehatan kerja pada ruskan dengan kepu- * safety induksi kepada setiap operator alat alat berat Hand gloves 4 pasang
yang lain tempat kerja konstruksi tusan manajemen & berat Safety goggles 4 buah
telah dikonsultaskikan * Pengecekan SIO (surat ijin operator) alat Masker 4 buah
dengan tenaga ahli berat
dan tim penilai

Terlindas alat berat Per.01/Permen/1980 2 5 10 (Risiko berat) - safety induksi kepada setiap operator alat 4 Orang Safety helmet 4 set
Tentang keselamatan Diperlukan perhatian berat operator Safety shoes 4 pasang
kerja pada konstruksi dari pihak manajemen - Pengecekan SIO (surat ijin operator) alat berat
bangunan pekerjaan harus dite- - Safety induksi kepada semua masyarkat
tapklan ulang atau pekerja yang berada di area kerja
dilakukan upaya agar mengetahui area aman dengan radius
pengendalian di tem- 20 m dari alat berat saat beroperasi
pat kerja untuk - Menggunakan alat pelindung diri berupa
mengurangi risiko safety helmet

Rombohnya vibro Kerusakan properti Kep.174/Kepmen/1986 2 4 8 (Risiko sedang) * Safety induksi kepada semua masyarkat 4 Orang Safety helmet 4 set
hammer Tentang keselamatan & Pekerjaan boleh dite- pekerja yang berada di area kerja operator Safety shoes 4 pasang
kesehatan kerja pada ruskan dengan kepu- agar mengetahui area aman dengan radius alat berat
tempat kerja konstruksi tusan manajemen & 20 m dari alat berat saat beroperasi
telah dikonsultaskikan * Menggunakan alat pelindung diri berupa
dengan tenaga ahli safety helmet
dan tim penilai

Korban jiwa Per.03/Permen/1998 2 5 10 (Risiko berat) * Mengatur lalu lintas alat berat yang akan 4 Orang Safety helmet 4 set
Tentang tata cara pela- Diperlukan perhatian dioperasikan pada tempat kerja operator Safety shoes 4 pasang
poran & pemeriksaan dari pihak manajemen * safety induksi kepada setiap operator alat alat berat Hand gloves 4 pasang
kecelakaan keerja pekerjaan harus dite- berat Safety goggles 4 buah
tapklan ulang atau * Pengecekan SIO (surat ijin operator) alat Masker 4 buah
dilakukan upaya berat
pengendalian di tem-
pat kerja untuk
mengurangi risiko
NILAI RISIKO PENGGUNAAN ALAT KESELAMATAN
NO PEKERJAAN BAHAYA RISIKO Legal Kemungkinan Keparahan Total KATEGORI RISIKO PENGENDALIAN
Person Jenis Alat Keselamatan Vol Sat
a b axb
I. 13 Listrik Kerja Terjatuh dari keting- Patah tulang, terkilir Kep.075/Kepmen/2002 3 4 12 (Risiko berat) * Memastikan bahwa orang yang memasang 10 Orang Masker 8 buah
gian saat pemasangan Tentang persyaratan Diperlukan perhatian adalah instalatir listrkik yang berpengalaman Safety gloves 8 pasang
armature umum instalasi dari pihak manajemen * Bekerja pada ketinggian di atas 1,5 m Safety helmet 8 buah
listrik di tempat kerja pekerjaan harus dite- harus menggunakan body harnees Safety shoes 10 pasang
tapkan ulang atau * Ring D pada pengait body harness harus Body harness 4 set
atau dilakukan dikaitkan pada tempat yang adekuat yang Scaffolding 2 set
upaya pengendalian berkedudukan di atas tubuh pemakai Tangga 1 set
di tempat kerja * Dilakukan oleh orang yang tidak takut
untuk mengurangi ketinggian
risiko * Meenggunakan safety helmet
* Alat yang digunakan untuk bekerja di atas
ketinggian harus dalam keadaan yang
proper dan adekuat, seperti: tangga,
scaffolding
* Tangga berkaki dua digunakan untuk
pekerjan dengan ketinggian < 1,5 m
* Sedangkan scaffolding digunakan untuk
pekerjaan ketinggian > 1,5 m

Tergelincir saat beker- Luka memar SNI-04-0225-2000 4 3 12 (Risiko berat) - Bekerja pada ketinggian di atas 1,5 m 10 Orang Masker 8 buah
ja di atas ketinggian Tentang pemberlakuan Diperlukan perhatian harus menggunakan body harnees Safety gloves 8 pasang
standar nasional indo- dari pihak manajemen - Ring D pada pengait body harness harus Safety helmet 8 buah
nesia persyaratan umum pekerjaan harus dite- dikaitkan pada tempat yang adekuat yang Safety shoes 10 pasang
instalasi listrik (PUIL) tapkan ulang atau berkedudukan di atas tubuh pemakai Body harness 4 set
2000 di tempat kerja atau dilakukan - Menggunakan safety shoes karet Scaffolding 2 set
upaya pengendalian - Memakai body harness Tangga 1 set
di tempat kerja
untuk mengurangi
risiko

Tumpahan BBM dari Kebakaran Kep.186/Kepmen/1999 3 5 15 (Risiko berat) a Area genset harus cukup ventilasi, lantai ter- 2 Orang Alat pemadam 2 tabung
pengisian genset tentang unit penanggu- Diperlukan perhatian bebas dari licinnya minyak, tida terdapt operator jenis dry powder
apabila genset digu- langan kenakaran di dari pihak manajemen sumber api di dekat genset (termasuk orang genset Karung goni basah 2 pcs
nakan sebagai sumber tempat kerja pekerjaan harus dite- merokok di dekat genset) Safety shoes karet 2 pasang
listrik utama tapkan ulang atau b Menjauhkan area genset dari kegiatan yang Safety gloves 2 pasang
Per.04/Permen/1980 atau dilakukan berhubungan dengan sumber panas, seperti
Tentag syarat-syarat upaya pengendalian pekerjaan pengelasan
pemasangan & pemeli- di tempat kerja c Menyediakan APAR (alat pemadam api
haraan alat pemadam untuk mengurangi ringan) disekitar area genset
api ringan risiko d Pengoperasian genset hanya dilakukan
oleh operator genset
e Memberi sign & symbol area bebas api
disekitar genset
f body genset haru dalam keadaan tertutup
atau tercover
NILAI RISIKO PENGGUNAAN ALAT KESELAMATAN
NO PEKERJAAN BAHAYA RISIKO Legal Kemungkinan Keparahan Total KATEGORI RISIKO PENGENDALIAN
Person Jenis Alat Keselamatan Vol Sat
a b axb
Tersengat arus listrik Luka bakar, Korban jiwa Kep.075/Kepmen/2002 4 4 16 (Risiko berat) - Isolasi kabel 2 Orang Safety helmet 2 buah
Tentang persyaratan Diperlukan perhatian - Memastikan kabel dalam keadaan baik operator Sign & symbol 1 set
umum instalasi dari pihak manajemen dan tak ada yang terkelupas genset Alat pemadam 2 tabung
listrik di tempat kerja pekerjaan harus dite- - Bekerja saat cuaca kering jenis dry powder
tapkan ulang atau - Memastika LOTO (Lock Out Tag Out) Karung goni basah 2 pcs
atau dilakukan memastikan arus listrik dan memberikan Safety shoes karet 2 pasang
upaya pengendalian tanda bahwa listrik sedang dalam perbaikan Safety gloves 2 pasang
di tempat kerja - Bekerja menggunakan bahan isolator (sepatu
untuk mengurangi karet, hand gloves pekerjaan listrik, safety
risiko helmet)
- Bekerja dengan tidak menngantongi
barang yang bersignal (HP, HT) korek api

I. 14 Sewa Genset Tumpahan BBM dari Kebakaran Kep.186/Kepmen/1999 3 5 15 (Risiko berat) a Area genset harus cukup ventilasi, lantai ter- 2 Orang Alat pemadam 2 tabung
pengisian genset tentang unit penanggu- Diperlukan perhatian bebas dari licinnya minyak, tida terdapt operator jenis dry powder
apabila genset digu- langan kenakaran di dari pihak manajemen sumber api di dekat genset (termasuk orang genset Karung goni basah 2 pcs
nakan sebagai sumber tempat kerja pekerjaan harus dite- merokok di dekat genset) Safety shoes karet 2 pasang
listrik utama tapkan ulang atau b Menjauhkan area genset dari kegiatan yang Safety gloves 2 pasang
Per.04/Permen/1980 atau dilakukan berhubungan dengan sumber panas, seperti
Tentag syarat-syarat upaya pengendalian pekerjaan pengelasan
pemasangan & pemeli- di tempat kerja c Menyediakan APAR (alat pemadam api
haraan alat pemadam untuk mengurangi ringan) disekitar area genset
api ringan risiko d Pengoperasian genset hanya dilakukan
oleh operator genset
e Memberi sign & symbol area bebas api
disekitar genset
f body genset haru dalam keadaan tertutup
atau tercover

Tersengat arus listrik Luka bakar, Korban jiwa Kep.075/Kepmen/2002 4 4 16 (Risiko berat) - Isolasi kabel 2 Orang Safety helmet 2 buah
Tentang persyaratan Diperlukan perhatian - Memastikan kabel dalam keadaan baik operator Sign & symbol 1 set
umum instalasi dari pihak manajemen dan tak ada yang terkelupas genset Alat pemadam 2 tabung
listrik di tempat kerja pekerjaan harus dite- - Bekerja saat cuaca kering jenis dry powder
tapkan ulang atau - Memastika LOTO (Lock Out Tag Out) Karung goni basah 2 pcs
atau dilakukan memastikan arus listrik dan memberikan Safety shoes karet 2 pasang
upaya pengendalian tanda bahwa listrik sedang dalam perbaikan Safety gloves 2 pasang
di tempat kerja - Bekerja menggunakan bahan isolator (sepatu
untuk mengurangi karet, hand gloves pekerjaan listrik, safety
risiko helmet)
- Bekerja dengan tidak menngantongi
barang yang bersignal (HP, HT) korek api
NILAI RISIKO PENGGUNAAN ALAT KESELAMATAN
NO PEKERJAAN BAHAYA RISIKO Legal Kemungkinan Keparahan Total KATEGORI RISIKO PENGENDALIAN
Person Jenis Alat Keselamatan Vol Sat
a b axb
II PEKERJAAN TANAH

II. 1 Galian tanah dan Terlindas Alat Berat Luka berat Kep.104/KPTS/1986 2 5 10 (Risiko berat) * Membuat barikade area alat kerja berat 2 Orang Safety helmet 2 buah
Urugan Tanah Kembali Excavator Tentang keselamatan & Diperlukan perhatian * Tidak bekerja di dekat alat berat dengan operator safety shoes 2 pasang
kesehatan kerja pada dari pihak manajemen radius 10 m
tempat kerja konstruksi pekerjaan harus dite- * Memastikan operator alat berat memiliki
tapkan ulang atau SIO (surat ijin operator)
atau dilakukan
upaya pengendalian
di tempat kerja
untuk mengurangi
risiko

Debu Gangguan pernapasan Per.01/Permen/1980 2 1 2 (Risiko ringan) - Memakai masker kain 4 Orang Hand gloves 4 pasang
Tentang keselamatan Mungkin dapat - Pembasahan debu sesuai dengan arah Safety goggles 4 buah
kerja pada konstruksi diterima, akan tetapi mata angin Masker 4 buah
bangunan perlu diadakan penin-
jauan ulang terhadap
pekerjaan
(diperlukan peman-
tauan)

Gangguan penglihatan Per.01/Permen/1980 1 2 2 (Risiko ringan) - Memakai masker kain 4 Orang Hand gloves 4 pasang
Tentang keselamatan Mungkin dapat - Pembasahan debu sesuai dengan arah Safety goggles 4 buah
kerja pada konstruksi diterima, akan tetapi mata angin Masker 4 buah
bangunan perlu diadakan penin-
jauan ulang terhadap
pekerjaan
(diperlukan peman-
tauan)

Tertimpa Tanah Urug Kerusakan properti Kep.174/Kepmen/1986 2 4 8 (Risiko sedang) * Safety induksi kepada semua masyarkat 4 Orang Safety helmet 4 set
Saat Peninggian Tentang keselamatan & Pekerjaan boleh dite- pekerja yang berada di area kerja operator Safety shoes 4 pasang
Elevasi dengan kesehatan kerja pada ruskan dengan kepu- agar mengetahui area aman dengan radius alat berat
Sirtu tempat kerja konstruksi tusan manajemen & 20 m dari alat berat saat beroperasi
telah dikonsultaskikan * Menggunakan alat pelindung diri berupa
dengan tenaga ahli safety helmet
dan tim penilai

Korban jiwa Per.03/Permen/1998 2 5 10 (Risiko berat) * Mengatur lalu lintas alat berat yang akan 4 Orang Safety helmet 4 set
Tentang tata cara pela- Diperlukan perhatian dioperasikan pada tempat kerja operator Safety shoes 4 pasang
poran & pemeriksaan dari pihak manajemen * safety induksi kepada setiap operator alat alat berat Hand gloves 4 pasang
kecelakaan keerja pekerjaan harus dite- berat Safety goggles 4 buah
tapklan ulang atau * Pengecekan SIO (surat ijin operator) alat Masker 4 buah
dilakukan upaya berat
pengendalian di tem-
pat kerja untuk
mengurangi risiko
NILAI RISIKO PENGGUNAAN ALAT KESELAMATAN
NO PEKERJAAN BAHAYA RISIKO Legal Kemungkinan Keparahan Total KATEGORI RISIKO PENGENDALIAN
Person Jenis Alat Keselamatan Vol Sat
a b axb
Tertumbuk Alat Berat Luka berat Kep.104/KPTS/1986 2 5 10 (Risiko berat) * Membuat barikade area alat kerja berat 2 Orang Safety helmet 2 buah
Dump Truck Tentang keselamatan & Diperlukan perhatian * Tidak bekerja di dekat alat berat dengan operator safety shoes 2 pasang
kesehatan kerja pada dari pihak manajemen radius 10 m
tempat kerja konstruksi pekerjaan harus dite- * Memastikan operator alat berat memiliki
tapkan ulang atau SIO (surat ijin operator)
atau dilakukan
upaya pengendalian
di tempat kerja
untuk mengurangi
risiko

III PEKERJAAN PONDASI DALAM

III. 1 Pondasi Tiang Pancang Terjadinya tumbukan Kerusakan properti Kep.174/Kepmen/1986 2 4 8 (Risiko sedang) * Mengatur lalu lintas alat berat yang akan 4 Orang Safety helmet 4 set
crane pancang Tentang keselamatan & Pekerjaan boleh dite- dioperasikan pada tempat kerja operator Safety shoes 4 pasang
dengan alat berat kesehatan kerja pada ruskan dengan kepu- * safety induksi kepada setiap operator alat alat berat Hand gloves 4 pasang
yang lain tempat kerja konstruksi tusan manajemen & berat Safety goggles 4 buah
telah dikonsultaskikan * Pengecekan SIO (surat ijin operator) alat Masker 4 buah
dengan tenaga ahli berat
dan tim penilai

Terlindas alat berat Per.01/Permen/1980 2 5 10 (Risiko berat) - safety induksi kepada setiap operator alat 4 Orang Safety helmet 4 set
Tentang keselamatan Diperlukan perhatian berat operator Safety shoes 4 pasang
kerja pada konstruksi dari pihak manajemen - Pengecekan SIO (surat ijin operator) alat berat
bangunan pekerjaan harus dite- - Safety induksi kepada semua masyarkat
tapklan ulang atau pekerja yang berada di area kerja
dilakukan upaya agar mengetahui area aman dengan radius
pengendalian di tem- 20 m dari alat berat saat beroperasi
pat kerja untuk - Menggunakan alat pelindung diri berupa
mengurangi risiko safety helmet

Rombohnya vibro Kerusakan properti Kep.174/Kepmen/1986 2 4 8 (Risiko sedang) * Safety induksi kepada semua masyarkat 4 Orang Safety helmet 4 set
hammer Tentang keselamatan & Pekerjaan boleh dite- pekerja yang berada di area kerja operator Safety shoes 4 pasang
kesehatan kerja pada ruskan dengan kepu- agar mengetahui area aman dengan radius alat berat
tempat kerja konstruksi tusan manajemen & 20 m dari alat berat saat beroperasi
telah dikonsultaskikan * Menggunakan alat pelindung diri berupa
dengan tenaga ahli safety helmet
dan tim penilai

Korban jiwa Per.03/Permen/1998 2 5 10 (Risiko berat) * Mengatur lalu lintas alat berat yang akan 4 Orang Safety helmet 4 set
Tentang tata cara pela- Diperlukan perhatian dioperasikan pada tempat kerja operator Safety shoes 4 pasang
poran & pemeriksaan dari pihak manajemen * safety induksi kepada setiap operator alat alat berat Hand gloves 4 pasang
kecelakaan keerja pekerjaan harus dite- berat Safety goggles 4 buah
tapklan ulang atau * Pengecekan SIO (surat ijin operator) alat Masker 4 buah
dilakukan upaya berat
pengendalian di tem-
pat kerja untuk
mengurangi risiko
NILAI RISIKO PENGGUNAAN ALAT KESELAMATAN
NO PEKERJAAN BAHAYA RISIKO Legal Kemungkinan Keparahan Total KATEGORI RISIKO PENGENDALIAN
Person Jenis Alat Keselamatan Vol Sat
a b axb
Debu Saat Bor Pile Gangguan pernapasan Per.01/Permen/1980 2 1 2 (Risiko ringan) - Memakai masker kain 4 Orang Hand gloves 4 pasang
Tentang keselamatan Mungkin dapat - Pembasahan debu sesuai dengan arah Safety goggles 4 buah
kerja pada konstruksi diterima, akan tetapi mata angin Masker 4 buah
bangunan perlu diadakan penin-
jauan ulang terhadap
pekerjaan
(diperlukan peman-
tauan)

Gangguan penglihatan Per.01/Permen/1980 1 2 2 (Risiko ringan) - Memakai masker kain 4 Orang Hand gloves 4 pasang
Tentang keselamatan Mungkin dapat - Pembasahan debu sesuai dengan arah Safety goggles 4 buah
kerja pada konstruksi diterima, akan tetapi mata angin Masker 4 buah
bangunan perlu diadakan penin-
jauan ulang terhadap
pekerjaan
(diperlukan peman-
tauan)

Kebisingan Tuli ringan sementara Kep.174/Kepmen/1986 2 3 6 (Risiko sedang) - Peggunaan ear muff / ear plug pada saat dilakukan 5 Orang Ear muff / ear plug 5 Set
Saat Pemasangan Tentang keselamatan & Pekerjaan boleh dite- pemancangan (operator pancang, Goggles 5 pasang
Tiang Pancang Beton kesehatan kerja pada ruskan dengan kepu- - Sedapat mungkin untuk alat berat yang digunakan assisten operator, Safety helmet 5 set
tempat kerja konstruksi tusan manajemen & menguunakan hammer pile hidrolis untuk menghindari surveyor, Masker 5 buah
telah dikonsultaskikan kebisingan dan getaran pelaksana)
dengan tenaga ahli - Sebelum alat berat digunakan dipastikan dahulu
dan tim penilai kondisi mesin, sling besi, hammer dan long boom dalam
keaadan prepare
- Operator lat berat memiliki SIO (surat ijin operator)
yang masih berlaku

Tertimpa material pancang Luka berat Per.03/Permen/1998 3 5 15 (Risiko berat) a Sebelum alat berat digunakan dipastikan dahulu 5 Orang Safety helmet 5 set
saat sewing crane Tentang tata cara pela- Diperlukan perhatian kondisi mesin, sling besi, hammer dan long boom dalam (operator pancang, Safety shoes 5 pasang
dari woorkhop material poran & pemeriksaan dari pihak manajemen keaadan prepare assisten operator, Masker katun 5 bh
pancang ke titik peman- kecelakaan keerja pekerjaan harus dite- b Operator lat berat memiliki SIO (surat ijin operator) surveyor, Goggles 5 bh
cangan tapklan ulang atau yang masih berlaku pelaksana)
dilakukan upaya c Pembatasan area kerja untuk mobilisasi & pengangkatan
pengendalian di tem- material pancag minimal radius 15 m dari jarak
pat kerja untuk sewing crane
mengurangi risiko

Kebakaran Luka bakar, korban Kep.186/MEN/1999 3 4 12 (Risiko berat) a area sekitar pengelasan harus bebas dari bahan bakar 5 Orang sarung tangan las 1 pasang
Saat Pengelasan jiwa atau Diperlukan perhatian minyak (operator pancang, topeng las 1 set
Penyambungan Per.04/MEN/1980 dari pihak manajemen b Bila menggunakan Acytilen + oksigen pastikan tabung assisten pancang, kacamata las yang 1 buah
Tiang Pancang pekerjaan harus dite- berada dalam kondisi stabil berdiri bila perlu diikat tukang las, surveyor, memiliki filter kobalt
Serta Saat cutting Pile tapklan ulang atau agar tidak roboh pelaksana) biru
Manual dilakukan upaya c Jarak pengelasan dengan tabung acetylen, oksigen, travo apron 1 stel
pengendalian di tem- las kurang lebih 1,5 m
pat kerja untuk d Terdapat APAR (alat pemadam api ringan)
mengurangi risiko 3 kg jenis dry powder untuk antisipasi
bila terjadi peercikan api
e Pengelasan dilakukan oleh oraang yang berpengalaman
f Menggunakan apron pengelasan, topeg las,
sarung tangan pengelasan
g Assisten pancang bekerja sama dengan tukang las pancang
untuk memberikan dan mengatur kapan pancang
siap untuk dilakukan pengelasan penyambungan
NILAI RISIKO PENGGUNAAN ALAT KESELAMATAN
NO PEKERJAAN BAHAYA RISIKO Legal Kemungkinan Keparahan Total KATEGORI RISIKO PENGENDALIAN
Person Jenis Alat Keselamatan Vol Sat
a b axb
Ergonomis Bagi Helper Nyeri punggung Kep.104/KPTS/1986 2 2 4 (Risiko ringan) - Menghindari posisi tubuh jongkok / mem- 2 Orang Safety helmet 2 buah
Penyambungan Tiang Tentang keselamatan & Mungkin dapat bungkuk yang terlalu lama safety shoes 2 pasang
Pancang kesehatan kerja pada diterima, akan tetapi - Tidak mengangkat beban melebihi
tempat kerja konstruksi perlu diadakan penin- kapasitas otot / daya tegang otot
jauan ulang terhadap - Tidak mengangkat beban berat yang ber-
pekerjaan tumpu pada tulang belakang
(diperlukan peman-
tauan)

III. 2 Pile Cap Debu adukan semen Gangguan pernapasan Kep.51/Kepmen/1999 2 1 2 (Risiko ringan) - Memakai masker kain 4 Orang Hand gloves 4 pasang
Cor Beton K 275 Tentang nilai ambang batas Mungkin dapat - Pembasahan debu sesuai dengan arah (surveyor, Safety goggles 4 buah
Pile Cap faktor fisika di tempat kerja diterima, akan tetapi mata angin assisten Masker 4 buah
perlu diadakan penin- surveyor,
jauan ulang terhadap pelaksana,
pekerjaan tukang)
(diperlukan peman-
tauan)

Gangguan penglihatan Per.01/Permen/1980 1 2 2 (Risiko ringan) - Memakai masker kain 4 Orang Hand gloves 4 pasang
Tentang keselamatan Mungkin dapat - Pembasahan debu sesuai dengan arah (surveyor, Safety goggles 4 buah
kerja pada konstruksi diterima, akan tetapi mata angin assisten Masker 4 buah
bangunan perlu diadakan penin- surveyor,
jauan ulang terhadap pelaksana,
pekerjaan tukang)
(diperlukan peman-
tauan)

Tangan tersayat material Luka sayatan Kep.104/KPTS/1986 2 1 2 (Risiko ringan) Menggunakan hand gloves 10 orang Hand gloves 10 pasang
dan perkakas kerja Tetang keselamatan kerja dan Mungkin dapat (tukang, pelaksana)
Saat melakukan penggalian kesehatan kerja pada tempat diterima, akan tetapi
tanah pondasi poer dan kerja konstruksi perlu diadakan penin-
Urugan kembali bekas jauan ulang terhadap
galian pekerjaan
(diperlukan peman-
tauan)

Tangan tertusuk kayu Luka tertelusup pada tangan Kep.104/KPTS/1986 2 1 2 (Risiko ringan) Menggunakan hand gloves 10 orang Hand gloves 10 pasang
/ multiplek saat kegiatan Tetang keselamatan kerja dan Mungkin dapat (tukang, pelaksana)
Bekisting Pile Cap kesehatan kerja pada tempat diterima, akan tetapi
kerja konstruksi perlu diadakan penin-
jauan ulang terhadap
pekerjaan
(diperlukan peman-
tauan)

Tangan tersayat besi Luka tertelusup pada tangan Kep.104/KPTS/1986 2 1 2 (Risiko ringan) Menggunakan hand gloves 10 orang Hand gloves 10 pasang
saat kegiatan Pembesian Tetang keselamatan kerja dan Mungkin dapat (tukang, pelaksana)
Pile Cap kesehatan kerja pada tempat diterima, akan tetapi
kerja konstruksi perlu diadakan penin-
jauan ulang terhadap
pekerjaan
(diperlukan peman-
tauan)

Kaki Terantuk besi Luka memar Kep.174/Kepmen/1986 2 3 6 (Risiko sedang) - Menggunakan safety shoes boots karet 4 Orang Safety goggles 4 buah
pada area workshop Tentang keselamatan & Pekerjaan boleh dite- - Menggunakan hand gloves katun (surveyor, Safety shoes boots 4 pasang
pembesian dan bekesting kesehatan kerja pada ruskan dengan kepu- - Menggunakan masker assisten Hand gloves 4 pasang
NILAI RISIKO PENGGUNAAN ALAT KESELAMATAN
NO PEKERJAAN BAHAYA RISIKO Legal Kemungkinan Keparahan Total KATEGORI RISIKO PENGENDALIAN
Person Jenis Alat Keselamatan Vol Sat
a b axb
Pile Cap tempat kerja konstruksi tusan manajemen & - Menggunakan safety goggles surveyor, Masker 4 buah
telah dikonsultaskikan pelaksana,
dengan tenaga ahli tukang)
dan tim penilai

III. 3 Pedestal Kolom Tangan tertusuk kayu Luka tertelusup pada tangan Kep.104/KPTS/1986 2 1 2 (Risiko ringan) Menggunakan hand gloves 10 orang Hand gloves 10 pasang
/ multiplek saat kegiatan Tetang keselamatan kerja dan Mungkin dapat (tukang, pelaksana)
Bekisting Pedestal Kolom kesehatan kerja pada tempat diterima, akan tetapi
kerja konstruksi perlu diadakan penin-
jauan ulang terhadap
pekerjaan
(diperlukan peman-
tauan)

Tangan tersayat besi Luka tertelusup pada tangan Kep.104/KPTS/1986 2 1 2 (Risiko ringan) Menggunakan hand gloves 10 orang Hand gloves 10 pasang
saat kegiatan Pembesian Tetang keselamatan kerja dan Mungkin dapat (tukang, pelaksana)
Pedestal Kolom kesehatan kerja pada tempat diterima, akan tetapi
kerja konstruksi perlu diadakan penin-
jauan ulang terhadap
pekerjaan
(diperlukan peman-
tauan)

Kaki Terantuk besi Luka memar Kep.174/Kepmen/1986 2 3 6 (Risiko sedang) - Menggunakan safety shoes boots karet 4 Orang Safety goggles 4 buah
pada area workshop Tentang keselamatan & Pekerjaan boleh dite- - Menggunakan hand gloves katun (surveyor, Safety shoes boots 4 pasang
pembesian dan bekesting kesehatan kerja pada ruskan dengan kepu- - Menggunakan masker assisten Hand gloves 4 pasang
Pedestal Kolom tempat kerja konstruksi tusan manajemen & - Menggunakan safety goggles surveyor, Masker 4 buah
telah dikonsultaskikan pelaksana,
dengan tenaga ahli tukang)
dan tim penilai

Debu adukan semen Gangguan pernapasan Kep.51/Kepmen/1999 2 1 2 (Risiko ringan) - Memakai masker kain 4 Orang Hand gloves 4 pasang
Cor Beton K 275 Tentang nilai ambang batas Mungkin dapat - Pembasahan debu sesuai dengan arah (surveyor, Safety goggles 4 buah
Pedestal Kolom faktor fisika di tempat kerja diterima, akan tetapi mata angin assisten Masker 4 buah
perlu diadakan penin- surveyor,
jauan ulang terhadap pelaksana,
pekerjaan tukang)
(diperlukan peman-
tauan)

Gangguan penglihatan Per.01/Permen/1980 1 2 2 (Risiko ringan) - Memakai masker kain 4 Orang Hand gloves 4 pasang
Tentang keselamatan Mungkin dapat - Pembasahan debu sesuai dengan arah (surveyor, Safety goggles 4 buah
kerja pada konstruksi diterima, akan tetapi mata angin assisten Masker 4 buah
bangunan perlu diadakan penin- surveyor,
jauan ulang terhadap pelaksana,
pekerjaan tukang)
(diperlukan peman-
tauan)
NILAI RISIKO PENGGUNAAN ALAT KESELAMATAN
NO PEKERJAAN BAHAYA RISIKO Legal Kemungkinan Keparahan Total KATEGORI RISIKO PENGENDALIAN
Person Jenis Alat Keselamatan Vol Sat
a b axb
III. 4 Pekerjaan Plat Lantai Debu Urugan Pasir Gangguan pernapasan Kep.51/Kepmen/1999 2 1 2 (Risiko ringan) - Memakai masker kain 4 Orang Hand gloves 4 pasang
Bawah Lantai Tentang nilai ambang batas Mungkin dapat - Pembasahan debu sesuai dengan arah (surveyor, Safety goggles 4 buah
faktor fisika di tempat kerja diterima, akan tetapi mata angin assisten Masker 4 buah
perlu diadakan penin- surveyor,
jauan ulang terhadap pelaksana,
pekerjaan tukang)
(diperlukan peman-
tauan)

Gangguan penglihatan Per.01/Permen/1980 1 2 2 (Risiko ringan) - Memakai masker kain 4 Orang Hand gloves 4 pasang
Tentang keselamatan Mungkin dapat - Pembasahan debu sesuai dengan arah (surveyor, Safety goggles 4 buah
kerja pada konstruksi diterima, akan tetapi mata angin assisten Masker 4 buah
bangunan perlu diadakan penin- surveyor,
jauan ulang terhadap pelaksana,
pekerjaan tukang)
(diperlukan peman-
tauan)

Getaran mekanis saat Hand arm vibration Kep.174/Kepmen/1986 4 1 4 (Risiko ringan) a Pengaturan jam kerja dan istirahat misal 30 menit bekerja 8 orang Hand gloves 8 pasang
menggunakan vibrator Tentang keselamatan & Mungkin dapat 3 menit istirahat (tukang, pelaksana) khusus pengecoran
Saat pengecoran beton rabat kesehatan kerja pada diterima, akan tetapi b Menggunakan spon peredam pada gagang vibrator terbuat dari bahan lateks
tempat kerja konstruksi perlu diadakan penin- c menggunakan hand gloves
jauan ulang terhadap
pekerjaan
(diperlukan peman-
tauan)

Terkena cairan additon & iritasi kulit Per.01/Permen/1980 2 2 4 (Risiko ringan) - Mengetahui tata cara pemakaian dan penyimpanan 8 orang Hand gloves 8 pasang
addibond saat pengecoran Tentang keselamatan Mungkin dapat additon dan addibond (tukang, pelaksana) khusus pengecoran
Plat Basement kerja pada konstruksi diterima, akan tetapi - menggunakan hand gloves lateks terbuat dari bahan lateks
bangunan perlu diadakan penin-
jauan ulang terhadap
pekerjaan
(diperlukan peman-
tauan)

Gangguan pernapasan Kep.51/Kepmen/1999 2 2 4 (Risiko ringan) a memakaia masker berfilter carbon 8 orang masker carbon 8 buah
Tentang nilai ambang batas Mungkin dapat b Pekerja tidak terpapar terus menerus pada additon dan (tukang, pelaksana) Hand gloves 8 pasang
faktor fisika di tempat kerja diterima, akan tetapi addibond diberikan waktu istirahat setelah 1 jam khusus pengecoran
perlu diadakan penin- terbuat dari bahan lateks
jauan ulang terhadap
pekerjaan
(diperlukan peman-
tauan)

B LANTAI 1
III. 1 Kolom Tangan tertusuk kayu Luka tertelusup pada tangan Kep.104/KPTS/1986 2 1 2 (Risiko ringan) Menggunakan hand gloves 10 orang Hand gloves 10 pasang
/ multiplek saat kegiatan Tetang keselamatan kerja dan Mungkin dapat (tukang, pelaksana)
Bekisting Kolom kesehatan kerja pada tempat diterima, akan tetapi
kerja konstruksi perlu diadakan penin-
jauan ulang terhadap
pekerjaan
(diperlukan peman-
tauan)

Tangan tersayat besi Luka tertelusup pada tangan Kep.104/KPTS/1986 2 1 2 (Risiko ringan) Menggunakan hand gloves 10 orang Hand gloves 10 pasang
saat kegiatan Pembesian Tetang keselamatan kerja dan Mungkin dapat (tukang, pelaksana)
Kolom kesehatan kerja pada tempat diterima, akan tetapi
kerja konstruksi perlu diadakan penin-
jauan ulang terhadap
pekerjaan
(diperlukan peman-
NILAI RISIKO PENGGUNAAN ALAT KESELAMATAN
NO PEKERJAAN BAHAYA RISIKO Legal Kemungkinan Keparahan Total KATEGORI RISIKO PENGENDALIAN
Person Jenis Alat Keselamatan Vol Sat
a b axb
tauan)
NILAI RISIKO PENGGUNAAN ALAT KESELAMATAN
NO PEKERJAAN BAHAYA RISIKO Legal Kemungkinan Keparahan Total KATEGORI RISIKO PENGENDALIAN
Person Jenis Alat Keselamatan Vol Sat
a b axb
Kaki Terantuk besi Luka memar Kep.174/Kepmen/1986 2 3 6 (Risiko sedang) - Menggunakan safety shoes boots karet 4 Orang Safety goggles 4 buah
pada area workshop Tentang keselamatan & Pekerjaan boleh dite- - Menggunakan hand gloves katun (surveyor, Safety shoes boots 4 pasang
pembesian dan bekesting kesehatan kerja pada ruskan dengan kepu- - Menggunakan masker assisten Hand gloves 4 pasang
kolom tempat kerja konstruksi tusan manajemen & - Menggunakan safety goggles surveyor, Masker 4 buah
telah dikonsultaskikan pelaksana,
dengan tenaga ahli tukang)
dan tim penilai

Debu adukan semen Gangguan pernapasan Kep.51/Kepmen/1999 2 1 2 (Risiko ringan) - Memakai masker kain 4 Orang Hand gloves 4 pasang
Cor Beton K 275 Tentang nilai ambang batas Mungkin dapat - Pembasahan debu sesuai dengan arah (surveyor, Safety goggles 4 buah
Kolom faktor fisika di tempat kerja diterima, akan tetapi mata angin assisten Masker 4 buah
perlu diadakan penin- surveyor,
jauan ulang terhadap pelaksana,
pekerjaan tukang)
(diperlukan peman-
tauan)

Gangguan penglihatan Per.01/Permen/1980 1 2 2 (Risiko ringan) - Memakai masker kain 4 Orang Hand gloves 4 pasang
Tentang keselamatan Mungkin dapat - Pembasahan debu sesuai dengan arah (surveyor, Safety goggles 4 buah
kerja pada konstruksi diterima, akan tetapi mata angin assisten Masker 4 buah
bangunan perlu diadakan penin- surveyor,
jauan ulang terhadap pelaksana,
pekerjaan tukang)
(diperlukan peman-
tauan)

III. 2 Balok Getaran mekanis saat Hand arm vibration Kep.174/Kepmen/1986 4 1 4 (Risiko ringan) a Pengaturan jam kerja dan istirahat misal 30 menit bekerja 8 orang Hand gloves 8 pasang
menggunakan vibrator Tentang keselamatan & Mungkin dapat 3 menit istirahat (tukang, pelaksana) khusus pengecoran
Saat pengecoran beton kesehatan kerja pada diterima, akan tetapi b Menggunakan spon peredam pada gagang vibrator terbuat dari bahan lateks
Balok tempat kerja konstruksi perlu diadakan penin- c menggunakan hand gloves
jauan ulang terhadap
pekerjaan
(diperlukan peman-
tauan)

Terkena cairan additon & iritasi kulit Per.01/Permen/1980 2 2 4 (Risiko ringan) - Mengetahui tata cara pemakaian dan penyimpanan 8 orang Hand gloves 8 pasang
addibond saat pengecoran Tentang keselamatan Mungkin dapat additon dan addibond (tukang, pelaksana) khusus pengecoran
Balok kerja pada konstruksi diterima, akan tetapi - menggunakan hand gloves lateks terbuat dari bahan lateks
bangunan perlu diadakan penin-
jauan ulang terhadap
pekerjaan
(diperlukan peman-
tauan)

Gangguan pernapasan Kep.51/Kepmen/1999 2 2 4 (Risiko ringan) a memakaia masker berfilter carbon 8 orang masker carbon 8 buah
Tentang nilai ambang batas Mungkin dapat b Pekerja tidak terpapar terus menerus pada additon dan (tukang, pelaksana) Hand gloves 8 pasang
faktor fisika di tempat kerja diterima, akan tetapi addibond diberikan waktu istirahat setelah 1 jam khusus pengecoran
perlu diadakan penin- terbuat dari bahan lateks
jauan ulang terhadap
pekerjaan
(diperlukan peman-
tauan)
NILAI RISIKO PENGGUNAAN ALAT KESELAMATAN
NO PEKERJAAN BAHAYA RISIKO Legal Kemungkinan Keparahan Total KATEGORI RISIKO PENGENDALIAN
Person Jenis Alat Keselamatan Vol Sat
a b axb
III. 3 Tangga Kepala tertimpa Tangga Luka sedang hingga luka Kep.104/KPTS/1986 3 3 9 (Risiko sedang) a Menggunakan safety helmet 8 Orang Masker 8 buah
berat Tentang keselamatan & Pekerjaan boleh dite- b Orang yang melakukan pekerjaan adalah tukang kayu Safety gloves 8 pasang
kesehatan kerja pada ruskan dengan kepu- orang yang sudah berpengalaman (tukang Safety helmet 8 buah
tempat kerja konstruksi tusan manajemen & kayu)
telah dikonsultaskikan c Menggunakan hand gloves cotton
dengan tenaga ahli d Penyediaan obat-obatan P3K
dan tim penilai e Bekerja sesuai SOP (standart operation
procedure)

Jatuh dari ketinggian Patah tulang, terkilir Per.01/Permen/1980 3 4 12 (Risiko berat) * Bekerja pada ketinggian di atas 1,5 m 10 Orang Masker 8 buah
saat pemasangan Tangga Tentang keselamatan Diperlukan perhatian harus menggunakan body harnees Safety gloves 8 pasang
kerja pada konstruksi dari pihak manajemen * Ring D pada pengait body harness harus Safety helmet 8 buah
bangunan pekerjaan harus dite- dikaitkan pada tempat yang adekuat yang Safety shoes 10 pasang
tapkan ulang atau berkedudukan di atas tubuh pemakai Body harness 4 set
atau dilakukan * Dilakukan oleh orang yang tidak takut Scaffolding 2 set
upaya pengendalian ketinggian Tangga 1 set
di tempat kerja * Meenggunakan safety helmet
untuk mengurangi * Alat yang digunakan untuk bekerja di atas
risiko ketinggian harus dalam keadaan yang
proper dan adekuat, seperti: tangga,
scaffolding
* Tangga berkaki dua digunakan untuk
pekerjan dengan ketinggian < 1,5 m
* Sedangkan scaffolding digunakan untuk
pekerjaan ketinggian > 1,5 m

Kejatuhan material Luka memar Per.03/Permen/1998 3 3 9 (Risiko sedang) - membatasi area kerja yang dibawah sejauh all pekerja Safety nett 1 set
dari atas Pekerjaan boleh dite- radius qo m dari pekerjaan yang berada Rambu 1 set
ruskan dengan kepu- di atas ketinggian pekerjaan ketinggian
tusan manajemen & - Menggunakan safety helmet safety helmet all pekerja
telah dikonsultaskikan - Induksi ke pekerja baik yang akan mela-
dengan tenaga ahli kukan pekerjaan di atas ketinggian maupun
dan tim penilai pekerja yang berada di atas
- Pemasangan safety nett untuk area dimana
dibawah pekerjaan terdapat lalu lalang
orang, safety nett ini dimaksudkan
untuk menghindari jatuhnya material
ke bawah
- Pemasangan rambu "Awas ada Pekerjaan
Di atas Ketinggian"

Debu adukan semen Gangguan pernapasan Kep.51/Kepmen/1999 2 1 2 (Risiko ringan) - Memakai masker kain 4 Orang Hand gloves 4 pasang
Cor Beton K 250 Tentang nilai ambang batas Mungkin dapat - Pembasahan debu sesuai dengan arah (surveyor, Safety goggles 4 buah
faktor fisika di tempat kerja diterima, akan tetapi mata angin assisten Masker 4 buah
perlu diadakan penin- surveyor,
jauan ulang terhadap pelaksana,
pekerjaan tukang)
(diperlukan peman-
tauan)

Gangguan penglihatan Per.01/Permen/1980 1 2 2 (Risiko ringan) - Memakai masker kain 4 Orang Hand gloves 4 pasang
Tentang keselamatan Mungkin dapat - Pembasahan debu sesuai dengan arah (surveyor, Safety goggles 4 buah
kerja pada konstruksi diterima, akan tetapi mata angin assisten Masker 4 buah
bangunan perlu diadakan penin- surveyor,
jauan ulang terhadap pelaksana,
pekerjaan tukang)
(diperlukan peman-
tauan)
NILAI RISIKO PENGGUNAAN ALAT KESELAMATAN
NO PEKERJAAN BAHAYA RISIKO Legal Kemungkinan Keparahan Total KATEGORI RISIKO PENGENDALIAN
Person Jenis Alat Keselamatan Vol Sat
a b axb
C LANTAI 2
III. 1 Balok Kejatuhan material Luka memar Per.03/Permen/1998 3 3 9 (Risiko sedang) - membatasi area kerja yang dibawah sejauh all pekerja Safety nett 1 set
dari atas Pekerjaan boleh dite- radius qo m dari pekerjaan yang berada Rambu 1 set
ruskan dengan kepu- di atas ketinggian pekerjaan ketinggian
tusan manajemen & - Menggunakan safety helmet safety helmet all pekerja
telah dikonsultaskikan - Induksi ke pekerja baik yang akan mela-
dengan tenaga ahli kukan pekerjaan di atas ketinggian maupun
dan tim penilai pekerja yang berada di atas
- Pemasangan safety nett untuk area dimana
dibawah pekerjaan terdapat lalu lalang
orang, safety nett ini dimaksudkan
untuk menghindari jatuhnya material
ke bawah
- Pemasangan rambu "Awas ada Pekerjaan
Di atas Ketinggian"

Debu adukan semen Gangguan pernapasan Kep.51/Kepmen/1999 2 1 2 (Risiko ringan) - Memakai masker kain 4 Orang Hand gloves 4 pasang
Cor Beton K 225 Tentang nilai ambang batas Mungkin dapat - Pembasahan debu sesuai dengan arah (surveyor, Safety goggles 4 buah
faktor fisika di tempat kerja diterima, akan tetapi mata angin assisten Masker 4 buah
perlu diadakan penin- surveyor,
jauan ulang terhadap pelaksana,
pekerjaan tukang)
(diperlukan peman-
tauan)

Gangguan penglihatan Per.01/Permen/1980 1 2 2 (Risiko ringan) - Memakai masker kain 4 Orang Hand gloves 4 pasang
Tentang keselamatan Mungkin dapat - Pembasahan debu sesuai dengan arah (surveyor, Safety goggles 4 buah
kerja pada konstruksi diterima, akan tetapi mata angin assisten Masker 4 buah
bangunan perlu diadakan penin- surveyor,
jauan ulang terhadap pelaksana,
pekerjaan tukang)
(diperlukan peman-
tauan)

Getaran mekanis saat Hand arm vibration Kep.174/Kepmen/1986 4 1 4 (Risiko ringan) a Pengaturan jam kerja dan istirahat misal 30 menit bekerja 8 orang Hand gloves 8 pasang
menggunakan vibrator Tentang keselamatan & Mungkin dapat 3 menit istirahat (tukang, pelaksana) khusus pengecoran
Saat pengecoran beton kesehatan kerja pada diterima, akan tetapi b Menggunakan spon peredam pada gagang vibrator terbuat dari bahan lateks
Balok tempat kerja konstruksi perlu diadakan penin- c menggunakan hand gloves
jauan ulang terhadap
pekerjaan
(diperlukan peman-
tauan)
NILAI RISIKO PENGGUNAAN ALAT KESELAMATAN
NO PEKERJAAN BAHAYA RISIKO Legal Kemungkinan Keparahan Total KATEGORI RISIKO PENGENDALIAN
Person Jenis Alat Keselamatan Vol Sat
a b axb
III. 2 Pelat Lantai Kaki Terantuk pembesian Luka memar Kep.174/Kepmen/1986 2 3 6 (Risiko sedang) - Menggunakan safety shoes boots karet 4 Orang Safety goggles 4 buah
wiremesh Tentang keselamatan & Pekerjaan boleh dite- - Menggunakan hand gloves katun (surveyor, Safety shoes boots 4 pasang
kesehatan kerja pada ruskan dengan kepu- - Menggunakan masker assisten Hand gloves 4 pasang
tempat kerja konstruksi tusan manajemen & - Menggunakan safety goggles surveyor, Masker 4 buah
telah dikonsultaskikan pelaksana,
dengan tenaga ahli tukang)
dan tim penilai

Tangan tersayat steel Luka tertelusup pada tangan Kep.104/KPTS/1986 2 1 2 (Risiko ringan) Menggunakan hand gloves 10 orang Hand gloves 10 pasang
Floor Decking Tetang keselamatan kerja dan Mungkin dapat (tukang, pelaksana)
kesehatan kerja pada tempat diterima, akan tetapi
kerja konstruksi perlu diadakan penin-
jauan ulang terhadap
pekerjaan
(diperlukan peman-
tauan)

Debu adukan semen Gangguan pernapasan Kep.51/Kepmen/1999 2 1 2 (Risiko ringan) - Memakai masker kain 4 Orang Hand gloves 4 pasang
Cor Beton K 250 Tentang nilai ambang batas Mungkin dapat - Pembasahan debu sesuai dengan arah (surveyor, Safety goggles 4 buah
faktor fisika di tempat kerja diterima, akan tetapi mata angin assisten Masker 4 buah
perlu diadakan penin- surveyor,
jauan ulang terhadap pelaksana,
pekerjaan tukang)
(diperlukan peman-
tauan)

Gangguan penglihatan Per.01/Permen/1980 1 2 2 (Risiko ringan) - Memakai masker kain 4 Orang Hand gloves 4 pasang
Tentang keselamatan Mungkin dapat - Pembasahan debu sesuai dengan arah (surveyor, Safety goggles 4 buah
kerja pada konstruksi diterima, akan tetapi mata angin assisten Masker 4 buah
bangunan perlu diadakan penin- surveyor,
jauan ulang terhadap pelaksana,
pekerjaan tukang)
(diperlukan peman-
tauan)

III. 3 Kolom Kejatuhan material Luka memar Per.03/Permen/1998 3 3 9 (Risiko sedang) - membatasi area kerja yang dibawah sejauh all pekerja Safety nett 1 set
dari atas Pekerjaan boleh dite- radius qo m dari pekerjaan yang berada Rambu 1 set
ruskan dengan kepu- di atas ketinggian pekerjaan ketinggian
tusan manajemen & - Menggunakan safety helmet safety helmet all pekerja
telah dikonsultaskikan - Induksi ke pekerja baik yang akan mela-
dengan tenaga ahli kukan pekerjaan di atas ketinggian maupun
dan tim penilai pekerja yang berada di atas
- Pemasangan safety nett untuk area dimana
dibawah pekerjaan terdapat lalu lalang
orang, safety nett ini dimaksudkan
untuk menghindari jatuhnya material
ke bawah
- Pemasangan rambu "Awas ada Pekerjaan
Di atas Ketinggian"

Getaran mekanis saat Hand arm vibration Kep.174/Kepmen/1986 4 1 4 (Risiko ringan) a Pengaturan jam kerja dan istirahat misal 30 menit bekerja 8 orang Hand gloves 8 pasang
menggunakan vibrator Tentang keselamatan & Mungkin dapat 3 menit istirahat (tukang, pelaksana) khusus pengecoran
Saat pengecoran beton kesehatan kerja pada diterima, akan tetapi b Menggunakan spon peredam pada gagang vibrator terbuat dari bahan lateks
Kolom tempat kerja konstruksi perlu diadakan penin- c menggunakan hand gloves
jauan ulang terhadap
pekerjaan
(diperlukan peman-
tauan)
NILAI RISIKO PENGGUNAAN ALAT KESELAMATAN
NO PEKERJAAN BAHAYA RISIKO Legal Kemungkinan Keparahan Total KATEGORI RISIKO PENGENDALIAN
Person Jenis Alat Keselamatan Vol Sat
a b axb
III. 4 Tangga Kepala tertimpa Tangga Luka sedang hingga luka Kep.104/KPTS/1986 3 3 9 (Risiko sedang) a Menggunakan safety helmet 8 Orang Masker 8 buah
berat Tentang keselamatan & Pekerjaan boleh dite- b Orang yang melakukan pekerjaan adalah tukang kayu Safety gloves 8 pasang
kesehatan kerja pada ruskan dengan kepu- orang yang sudah berpengalaman (tukang Safety helmet 8 buah
tempat kerja konstruksi tusan manajemen & kayu)
telah dikonsultaskikan c Menggunakan hand gloves cotton
dengan tenaga ahli d Penyediaan obat-obatan P3K
dan tim penilai e Bekerja sesuai SOP (standart operation
procedure)

Jatuh dari ketinggian Patah tulang, terkilir Per.01/Permen/1980 3 4 12 (Risiko berat) * Bekerja pada ketinggian di atas 1,5 m 10 Orang Masker 8 buah
saat pemasangan Tangga Tentang keselamatan Diperlukan perhatian harus menggunakan body harnees Safety gloves 8 pasang
kerja pada konstruksi dari pihak manajemen * Ring D pada pengait body harness harus Safety helmet 8 buah
bangunan pekerjaan harus dite- dikaitkan pada tempat yang adekuat yang Safety shoes 10 pasang
tapkan ulang atau berkedudukan di atas tubuh pemakai Body harness 4 set
atau dilakukan * Dilakukan oleh orang yang tidak takut Scaffolding 2 set
upaya pengendalian ketinggian Tangga 1 set
di tempat kerja * Meenggunakan safety helmet
untuk mengurangi * Alat yang digunakan untuk bekerja di atas
risiko ketinggian harus dalam keadaan yang
proper dan adekuat, seperti: tangga,
scaffolding
* Tangga berkaki dua digunakan untuk
pekerjan dengan ketinggian < 1,5 m
* Sedangkan scaffolding digunakan untuk
pekerjaan ketinggian > 1,5 m

Kejatuhan material Luka memar Per.03/Permen/1998 3 3 9 (Risiko sedang) - membatasi area kerja yang dibawah sejauh all pekerja Safety nett 1 set
dari atas Pekerjaan boleh dite- radius qo m dari pekerjaan yang berada Rambu 1 set
ruskan dengan kepu- di atas ketinggian pekerjaan ketinggian
tusan manajemen & - Menggunakan safety helmet safety helmet all pekerja
telah dikonsultaskikan - Induksi ke pekerja baik yang akan mela-
dengan tenaga ahli kukan pekerjaan di atas ketinggian maupun
dan tim penilai pekerja yang berada di atas
- Pemasangan safety nett untuk area dimana
dibawah pekerjaan terdapat lalu lalang
orang, safety nett ini dimaksudkan
untuk menghindari jatuhnya material
ke bawah
- Pemasangan rambu "Awas ada Pekerjaan
Di atas Ketinggian"

Debu adukan semen Gangguan pernapasan Kep.51/Kepmen/1999 2 1 2 (Risiko ringan) - Memakai masker kain 4 Orang Hand gloves 4 pasang
Cor Beton K 250 Tentang nilai ambang batas Mungkin dapat - Pembasahan debu sesuai dengan arah (surveyor, Safety goggles 4 buah
faktor fisika di tempat kerja diterima, akan tetapi mata angin assisten Masker 4 buah
perlu diadakan penin- surveyor,
jauan ulang terhadap pelaksana,
pekerjaan tukang)
(diperlukan peman-
tauan)

Gangguan penglihatan Per.01/Permen/1980 1 2 2 (Risiko ringan) - Memakai masker kain 4 Orang Hand gloves 4 pasang
Tentang keselamatan Mungkin dapat - Pembasahan debu sesuai dengan arah (surveyor, Safety goggles 4 buah
kerja pada konstruksi diterima, akan tetapi mata angin assisten Masker 4 buah
bangunan perlu diadakan penin- surveyor,
jauan ulang terhadap pelaksana,
pekerjaan tukang)
(diperlukan peman-
tauan)
NILAI RISIKO PENGGUNAAN ALAT KESELAMATAN
NO PEKERJAAN BAHAYA RISIKO Legal Kemungkinan Keparahan Total KATEGORI RISIKO PENGENDALIAN
Person Jenis Alat Keselamatan Vol Sat
a b axb
D LANTAI 3
III. 1 Balok Kejatuhan material Luka memar Per.03/Permen/1998 3 3 9 (Risiko sedang) - membatasi area kerja yang dibawah sejauh all pekerja Safety nett 1 set
dari atas Pekerjaan boleh dite- radius qo m dari pekerjaan yang berada Rambu 1 set
ruskan dengan kepu- di atas ketinggian pekerjaan ketinggian
tusan manajemen & - Menggunakan safety helmet safety helmet all pekerja
telah dikonsultaskikan - Induksi ke pekerja baik yang akan mela-
dengan tenaga ahli kukan pekerjaan di atas ketinggian maupun
dan tim penilai pekerja yang berada di atas
- Pemasangan safety nett untuk area dimana
dibawah pekerjaan terdapat lalu lalang
orang, safety nett ini dimaksudkan
untuk menghindari jatuhnya material
ke bawah
- Pemasangan rambu "Awas ada Pekerjaan
Di atas Ketinggian"

Debu adukan semen Gangguan pernapasan Kep.51/Kepmen/1999 2 1 2 (Risiko ringan) - Memakai masker kain 4 Orang Hand gloves 4 pasang
Cor Beton K 225 Tentang nilai ambang batas Mungkin dapat - Pembasahan debu sesuai dengan arah (surveyor, Safety goggles 4 buah
faktor fisika di tempat kerja diterima, akan tetapi mata angin assisten Masker 4 buah
perlu diadakan penin- surveyor,
jauan ulang terhadap pelaksana,
pekerjaan tukang)
(diperlukan peman-
tauan)

Gangguan penglihatan Per.01/Permen/1980 1 2 2 (Risiko ringan) - Memakai masker kain 4 Orang Hand gloves 4 pasang
Tentang keselamatan Mungkin dapat - Pembasahan debu sesuai dengan arah (surveyor, Safety goggles 4 buah
kerja pada konstruksi diterima, akan tetapi mata angin assisten Masker 4 buah
bangunan perlu diadakan penin- surveyor,
jauan ulang terhadap pelaksana,
pekerjaan tukang)
(diperlukan peman-
tauan)

Getaran mekanis saat Hand arm vibration Kep.174/Kepmen/1986 4 1 4 (Risiko ringan) a Pengaturan jam kerja dan istirahat misal 30 menit bekerja 8 orang Hand gloves 8 pasang
menggunakan vibrator Tentang keselamatan & Mungkin dapat 3 menit istirahat (tukang, pelaksana) khusus pengecoran
Saat pengecoran beton kesehatan kerja pada diterima, akan tetapi b Menggunakan spon peredam pada gagang vibrator terbuat dari bahan lateks
Balok tempat kerja konstruksi perlu diadakan penin- c menggunakan hand gloves
jauan ulang terhadap
pekerjaan
(diperlukan peman-
tauan)
NILAI RISIKO PENGGUNAAN ALAT KESELAMATAN
NO PEKERJAAN BAHAYA RISIKO Legal Kemungkinan Keparahan Total KATEGORI RISIKO PENGENDALIAN
Person Jenis Alat Keselamatan Vol Sat
a b axb
III. 2 Pelat Lantai Kaki Terantuk pembesian Luka memar Kep.174/Kepmen/1986 2 3 6 (Risiko sedang) - Menggunakan safety shoes boots karet 4 Orang Safety goggles 4 buah
wiremesh Tentang keselamatan & Pekerjaan boleh dite- - Menggunakan hand gloves katun (surveyor, Safety shoes boots 4 pasang
kesehatan kerja pada ruskan dengan kepu- - Menggunakan masker assisten Hand gloves 4 pasang
tempat kerja konstruksi tusan manajemen & - Menggunakan safety goggles surveyor, Masker 4 buah
telah dikonsultaskikan pelaksana,
dengan tenaga ahli tukang)
dan tim penilai

Tangan tersayat steel Luka tertelusup pada tangan Kep.104/KPTS/1986 2 1 2 (Risiko ringan) Menggunakan hand gloves 10 orang Hand gloves 10 pasang
Floor Decking Tetang keselamatan kerja dan Mungkin dapat (tukang, pelaksana)
kesehatan kerja pada tempat diterima, akan tetapi
kerja konstruksi perlu diadakan penin-
jauan ulang terhadap
pekerjaan
(diperlukan peman-
tauan)

Debu adukan semen Gangguan pernapasan Kep.51/Kepmen/1999 2 1 2 (Risiko ringan) - Memakai masker kain 4 Orang Hand gloves 4 pasang
Cor Beton K 250 Tentang nilai ambang batas Mungkin dapat - Pembasahan debu sesuai dengan arah (surveyor, Safety goggles 4 buah
faktor fisika di tempat kerja diterima, akan tetapi mata angin assisten Masker 4 buah
perlu diadakan penin- surveyor,
jauan ulang terhadap pelaksana,
pekerjaan tukang)
(diperlukan peman-
tauan)

Gangguan penglihatan Per.01/Permen/1980 1 2 2 (Risiko ringan) - Memakai masker kain 4 Orang Hand gloves 4 pasang
Tentang keselamatan Mungkin dapat - Pembasahan debu sesuai dengan arah (surveyor, Safety goggles 4 buah
kerja pada konstruksi diterima, akan tetapi mata angin assisten Masker 4 buah
bangunan perlu diadakan penin- surveyor,
jauan ulang terhadap pelaksana,
pekerjaan tukang)
(diperlukan peman-
tauan)

III. 3 Kolom Kejatuhan material Luka memar Per.03/Permen/1998 3 3 9 (Risiko sedang) - membatasi area kerja yang dibawah sejauh all pekerja Safety nett 1 set
dari atas Pekerjaan boleh dite- radius qo m dari pekerjaan yang berada Rambu 1 set
ruskan dengan kepu- di atas ketinggian pekerjaan ketinggian
tusan manajemen & - Menggunakan safety helmet safety helmet all pekerja
telah dikonsultaskikan - Induksi ke pekerja baik yang akan mela-
dengan tenaga ahli kukan pekerjaan di atas ketinggian maupun
dan tim penilai pekerja yang berada di atas
- Pemasangan safety nett untuk area dimana
dibawah pekerjaan terdapat lalu lalang
orang, safety nett ini dimaksudkan
untuk menghindari jatuhnya material
ke bawah
- Pemasangan rambu "Awas ada Pekerjaan
Di atas Ketinggian"

Getaran mekanis saat Hand arm vibration Kep.174/Kepmen/1986 4 1 4 (Risiko ringan) a Pengaturan jam kerja dan istirahat misal 30 menit bekerja 8 orang Hand gloves 8 pasang
menggunakan vibrator Tentang keselamatan & Mungkin dapat 3 menit istirahat (tukang, pelaksana) khusus pengecoran
Saat pengecoran beton kesehatan kerja pada diterima, akan tetapi b Menggunakan spon peredam pada gagang vibrator terbuat dari bahan lateks
Kolom tempat kerja konstruksi perlu diadakan penin- c menggunakan hand gloves
jauan ulang terhadap
pekerjaan
(diperlukan peman-
tauan)
NILAI RISIKO PENGGUNAAN ALAT KESELAMATAN
NO PEKERJAAN BAHAYA RISIKO Legal Kemungkinan Keparahan Total KATEGORI RISIKO PENGENDALIAN
Person Jenis Alat Keselamatan Vol Sat
a b axb
III. 4 Tangga Kepala tertimpa Tangga Luka sedang hingga luka Kep.104/KPTS/1986 3 3 9 (Risiko sedang) a Menggunakan safety helmet 8 Orang Masker 8 buah
berat Tentang keselamatan & Pekerjaan boleh dite- b Orang yang melakukan pekerjaan adalah tukang kayu Safety gloves 8 pasang
kesehatan kerja pada ruskan dengan kepu- orang yang sudah berpengalaman (tukang Safety helmet 8 buah
tempat kerja konstruksi tusan manajemen & kayu)
telah dikonsultaskikan c Menggunakan hand gloves cotton
dengan tenaga ahli d Penyediaan obat-obatan P3K
dan tim penilai e Bekerja sesuai SOP (standart operation
procedure)

Jatuh dari ketinggian Patah tulang, terkilir Per.01/Permen/1980 3 4 12 (Risiko berat) * Bekerja pada ketinggian di atas 1,5 m 10 Orang Masker 8 buah
saat pemasangan Tangga Tentang keselamatan Diperlukan perhatian harus menggunakan body harnees Safety gloves 8 pasang
kerja pada konstruksi dari pihak manajemen * Ring D pada pengait body harness harus Safety helmet 8 buah
bangunan pekerjaan harus dite- dikaitkan pada tempat yang adekuat yang Safety shoes 10 pasang
tapkan ulang atau berkedudukan di atas tubuh pemakai Body harness 4 set
atau dilakukan * Dilakukan oleh orang yang tidak takut Scaffolding 2 set
upaya pengendalian ketinggian Tangga 1 set
di tempat kerja * Meenggunakan safety helmet
untuk mengurangi * Alat yang digunakan untuk bekerja di atas
risiko ketinggian harus dalam keadaan yang
proper dan adekuat, seperti: tangga,
scaffolding
* Tangga berkaki dua digunakan untuk
pekerjan dengan ketinggian < 1,5 m
* Sedangkan scaffolding digunakan untuk
pekerjaan ketinggian > 1,5 m

Kejatuhan material Luka memar Per.03/Permen/1998 3 3 9 (Risiko sedang) - membatasi area kerja yang dibawah sejauh all pekerja Safety nett 1 set
dari atas Pekerjaan boleh dite- radius qo m dari pekerjaan yang berada Rambu 1 set
ruskan dengan kepu- di atas ketinggian pekerjaan ketinggian
tusan manajemen & - Menggunakan safety helmet safety helmet all pekerja
telah dikonsultaskikan - Induksi ke pekerja baik yang akan mela-
dengan tenaga ahli kukan pekerjaan di atas ketinggian maupun
dan tim penilai pekerja yang berada di atas
- Pemasangan safety nett untuk area dimana
dibawah pekerjaan terdapat lalu lalang
orang, safety nett ini dimaksudkan
untuk menghindari jatuhnya material
ke bawah
- Pemasangan rambu "Awas ada Pekerjaan
Di atas Ketinggian"

Debu adukan semen Gangguan pernapasan Kep.51/Kepmen/1999 2 1 2 (Risiko ringan) - Memakai masker kain 4 Orang Hand gloves 4 pasang
Cor Beton K 250 Tentang nilai ambang batas Mungkin dapat - Pembasahan debu sesuai dengan arah (surveyor, Safety goggles 4 buah
faktor fisika di tempat kerja diterima, akan tetapi mata angin assisten Masker 4 buah
perlu diadakan penin- surveyor,
jauan ulang terhadap pelaksana,
pekerjaan tukang)
(diperlukan peman-
tauan)

Gangguan penglihatan Per.01/Permen/1980 1 2 2 (Risiko ringan) - Memakai masker kain 4 Orang Hand gloves 4 pasang
Tentang keselamatan Mungkin dapat - Pembasahan debu sesuai dengan arah (surveyor, Safety goggles 4 buah
kerja pada konstruksi diterima, akan tetapi mata angin assisten Masker 4 buah
bangunan perlu diadakan penin- surveyor,
jauan ulang terhadap pelaksana,
pekerjaan tukang)
(diperlukan peman-
tauan)
NILAI RISIKO PENGGUNAAN ALAT KESELAMATAN
NO PEKERJAAN BAHAYA RISIKO Legal Kemungkinan Keparahan Total KATEGORI RISIKO PENGENDALIAN
Person Jenis Alat Keselamatan Vol Sat
a b axb
PEKERJAAN ATAP Kepala tertimpa Luka sedang hingga luka Kep.104/KPTS/1986 3 3 9 (Risiko sedang) a Menggunakan safety helmet 8 Orang Masker 8 buah
Pedestal Kolom IWF berat Tentang keselamatan & Pekerjaan boleh dite- b Orang yang melakukan pekerjaan adalah tukang kayu Safety gloves 8 pasang
kesehatan kerja pada ruskan dengan kepu- orang yang sudah berpengalaman (tukang Safety helmet 8 buah
tempat kerja konstruksi tusan manajemen & kayu)
telah dikonsultaskikan c Menggunakan hand gloves cotton
dengan tenaga ahli d Penyediaan obat-obatan P3K
dan tim penilai e Bekerja sesuai SOP (standart operation
procedure)

Tangan tersayat plat Luka sayat Per.01/Permen/1980 1 4 4 (Risiko ringan) - Memastikan orang yang bekerja adalah 3 Orang Safety gloves 3 pasang
Tentang keselamatan Mungkin dapat orang yang berpengalaman (tukang plumbing) tukang Safety helmet 3 buah
kerja pada konstruksi diterima, akan tetapi - Menggunakan hand gloves plumbing Safety shoes 3 pasang
bangunan perlu diadakan penin-
jauan ulang terhadap
pekerjaan
(diperlukan peman-
tauan)

Tangan terkena paku, Luka memar, luka sayat Per.01/Permen/1980 1 4 4 (Risiko ringan) - Memastikan orang yang bekerja adalah 3 Orang Safety gloves 3 pasang
kawat, palu, gergaji Tentang keselamatan Mungkin dapat orang yang berpengalaman (tukang plumbing) tukang Safety helmet 3 buah
kerja pada konstruksi diterima, akan tetapi - Menggunakan hand gloves plumbing Safety shoes 3 pasang
bangunan perlu diadakan penin-
jauan ulang terhadap
pekerjaan
(diperlukan peman-
tauan)

Jatuh dari ketinggian Patah tulang, terkilir Per.01/Permen/1980 3 4 12 (Risiko berat) * Bekerja pada ketinggian di atas 1,5 m 10 Orang Masker 8 buah
saat pemasangan Kuda- Tentang keselamatan Diperlukan perhatian harus menggunakan body harnees Safety gloves 8 pasang
Kuda IWF kerja pada konstruksi dari pihak manajemen * Ring D pada pengait body harness harus Safety helmet 8 buah
bangunan pekerjaan harus dite- dikaitkan pada tempat yang adekuat yang Safety shoes 10 pasang
tapkan ulang atau berkedudukan di atas tubuh pemakai Body harness 4 set
atau dilakukan * Dilakukan oleh orang yang tidak takut Scaffolding 2 set
upaya pengendalian ketinggian Tangga 1 set
di tempat kerja * Meenggunakan safety helmet
untuk mengurangi * Alat yang digunakan untuk bekerja di atas
risiko ketinggian harus dalam keadaan yang
proper dan adekuat, seperti: tangga,
scaffolding
* Tangga berkaki dua digunakan untuk
pekerjan dengan ketinggian < 1,5 m
* Sedangkan scaffolding digunakan untuk
pekerjaan ketinggian > 1,5 m

Terkena cat zinchromate iritasi kulit Per.01/Permen/1980 1 5 5 (Risiko sedang) - Mengetahui tata cara pemakaian dan penyimpanan 8 orang Hand gloves 8 pasang
Tentang keselamatan Pekerjaan boleh dite- cat (tukang, pelaksana) khusus pengecoran
kerja pada konstruksi ruskan dengan kepu- - menggunakan hand gloves lateks terbuat dari bahan lateks
bangunan tusan manajemen &
telah dikonsultaskikan
dengan tenaga ahli
dan tim penilai
NILAI RISIKO PENGGUNAAN ALAT KESELAMATAN
NO PEKERJAAN BAHAYA RISIKO Legal Kemungkinan Keparahan Total KATEGORI RISIKO PENGENDALIAN
Person Jenis Alat Keselamatan Vol Sat
a b axb
Gangguan pernapasan Kep.51/Kepmen/1999 2 2 4 (Risiko ringan) a memakaia masker berfilter carbon 8 orang masker carbon 8 buah
Tentang nilai ambang batas Mungkin dapat b Pekerja tidak terpapar terus menerus pada cat (tukang, pelaksana) Hand gloves 8 pasang
faktor fisika di tempat kerja diterima, akan tetapi diberikan waktu istirahat setelah 1 jam khusus pengecoran
perlu diadakan penin- terbuat dari bahan lateks
jauan ulang terhadap
pekerjaan
(diperlukan peman-
tauan)

IV. 1 PEKERJAAN ARSITEKTUR


IV. 1 Pekerjaan Lantai Material bobokan terkena Iritasi mata Per.01/Permen/1980 2 3 6 (Risiko sedang) Memakai safety goggles 5 orang Safety goggles 5 buah
mata Tentang keselamatan Pekerjaan boleh dite- (tukang, pekerja)
kerja pada konstruksi ruskan dengan kepu-
bangunan tusan manajemen &
telah dikonsultaskikan
dengan tenaga ahli
dan tim penilai

Tangan ttrekena pecahan Luka ringan hingga Kep.104/KPTS/1986 3 2 6 (Risiko sedang) a Orang yang melakukan pekerjaan ini adalah orang 8 Orang Hand gloves cotton 8 pasang
tile menyebabkan tetanus Tentang keselamatan kerja dan Pekerjaan boleh dite- yang berpengalaman (tukang kayu) (tukang, Goggles 8 pasang
kesehatan kerja pada tempat ruskan dengan kepu- b Menggunakan hand dloves cotton (sarung tangan yang pekerja, Safety helmet 8 set
kegiatan konstruksi tusan manajemen & terbuat dari bahan katun) pelaksana) Masker 8 buah
telah dikonsultaskikan c Penyediaan obat-obtan P3K
dengan tenaga ahli d Bekerja sesuai standar operasi teknis
dan tim penilai

Terpeleset Terkilir Kep.174/Kepmen/1986 4 1 4 (Risiko ringan) a Menggunakan safety shoes karet 6 orang Safety helmet 6 set
saat pemasangan lantai Tentang keselamatan & Mungkin dapat b Memastikan area kerja tidak licin (tiukang, pekerja) safety shoes karet 6 pasang
kamar mandi kesehatan kerja pada diterima, akan tetapi c Adpun area kerja yang sedang dilakukan pengerjaan
tempat kerja konstruksi perlu diadakan penin- harap untuk diberi tanda "awas lantai licin"
jauan ulang terhadap
pekerjaan
(diperlukan peman-
tauan)

Debu urugan pasir Gangguan pernapasan Kep.51/Kepmen/1999 2 1 2 (Risiko ringan) - Memakai masker kain 4 Orang Hand gloves 4 pasang
bawah lantai Tentang nilai ambang batas Mungkin dapat - Pembasahan debu sesuai dengan arah (surveyor, Safety goggles 4 buah
faktor fisika di tempat kerja diterima, akan tetapi mata angin assisten Masker 4 buah
perlu diadakan penin- surveyor,
jauan ulang terhadap pelaksana,
pekerjaan tukang)
(diperlukan peman-
tauan)
NILAI RISIKO PENGGUNAAN ALAT KESELAMATAN
NO PEKERJAAN BAHAYA RISIKO Legal Kemungkinan Keparahan Total KATEGORI RISIKO PENGENDALIAN
Person Jenis Alat Keselamatan Vol Sat
a b axb
Gangguan penglihatan Per.01/Permen/1980 1 2 2 (Risiko ringan) - Memakai masker kain 4 Orang Hand gloves 4 pasang
Tentang keselamatan Mungkin dapat - Pembasahan debu sesuai dengan arah (surveyor, Safety goggles 4 buah
kerja pada konstruksi diterima, akan tetapi mata angin assisten Masker 4 buah
bangunan perlu diadakan penin- surveyor,
jauan ulang terhadap pelaksana,
pekerjaan tukang)
(diperlukan peman-
tauan)

IV. 2 Pekerjaan Dinding Debu pasangan bata Gangguan pernapasan Per.01/Permen/1980 1 2 2 (Risiko ringan) - Memakai masker kain 4 Orang Hand gloves 4 pasang
merah Tentang keselamatan Mungkin dapat - Pembasahan debu sesuai dengan arah (surveyor, Safety goggles 4 buah
kerja pada konstruksi diterima, akan tetapi mata angin assisten Masker 4 buah
bangunan perlu diadakan penin- surveyor,
jauan ulang terhadap pelaksana,
pekerjaan tukang)
(diperlukan peman-
tauan)

Gangguan penglihatan Per.01/Permen/1980 1 2 2 (Risiko ringan) - Memakai masker kain 4 Orang Hand gloves 4 pasang
Tentang keselamatan Mungkin dapat - Pembasahan debu sesuai dengan arah (surveyor, Safety goggles 4 buah
kerja pada konstruksi diterima, akan tetapi mata angin assisten Masker 4 buah
bangunan perlu diadakan penin- surveyor,
jauan ulang terhadap pelaksana,
pekerjaan tukang)
(diperlukan peman-
tauan)

Kaki terantuk batu bata Luka memar Kep.174/Kepmen/1986 2 2 4 (Risiko ringan) - Menggunakan safety shoes boots karet 4 Orang Safety goggles 4 buah
Tentang keselamatan & Mungkin dapat - Menggunakan hand gloves katun (surveyor, Safety shoes boots 4 pasang
kesehatan kerja pada diterima, akan tetapi - Menggunakan masker assisten Hand gloves 4 pasang
tempat kerja konstruksi perlu diadakan penin- - Menggunakan safety goggles surveyor, Masker 4 buah
jauan ulang terhadap pelaksana,
pekerjaan tukang)
(diperlukan peman-
tauan)

Tertimpa batu bata Luka memar Kep.104/KPTS/1986 2 2 4 (Risiko ringan) a mnggunakan safety helmet 6 Orang Safety goggles 6 buah
Tetang keselamatan kerja dan Mungkin dapat b menggunakan hand gloves (tukang Safety shoes boots 6 pasang
kesehatan kerja pada tempat diterima, akan tetapi c memeberikan proteksi berupa safety net pekerja) Hand gloves 6 pasang
kerja konstruksi perlu diadakan penin- Masker 6 buah
jauan ulang terhadap
pekerjaan
(diperlukan peman-
tauan)

Kerobohan scaffolding Luka benturan Per.01/Permen/1980 2 4 8 (Risiko sedang) a Menghindari kemiringan pada scaffolding 8 Orang Safety nett 8 set
Tentang keselamatan Pekerjaan boleh dite- b Menghindari penempatan scaffolding pada pondasi lemah (tukang, Rambu, Tanda 1 set
kerja pada konstruksi ruskan dengan kepu- c Memastikan scaffolding dalam kondisi layak pakai pekerja, Helm 8 set
bangunan tusan manajemen & dan proper pelaksana) Safety shoes 8 pasang
telah dikonsultaskikan d Menghindari penempatan beban berat di atas scaffolding Masker 8 buah
dengan tenaga ahli e Menghindari pergeseran secara keras pada lantai licin Gloves 8 pasang
dan tim penilai dan bergelombang
f Melakukan inspeksi berkala scaffolding
NILAI RISIKO PENGGUNAAN ALAT KESELAMATAN
NO PEKERJAAN BAHAYA RISIKO Legal Kemungkinan Keparahan Total KATEGORI RISIKO PENGENDALIAN
Person Jenis Alat Keselamatan Vol Sat
a b axb
Jatuh dari ketinggian Patah tulang, terkilir Per.03/Permen/1998 3 4 12 (Risiko berat) - Bekerja dengan menggunakan body harness & Ring D 8 Orang Safety nett 8 set
Luka berat Tentang tata cara pelaporan dan Diperlukan perhatian dikaitkan pada tempat yang berkedudukan di atas tubuh (tukang, Rambu, Tanda 1 set
pemeriksaan kecelakaan kerja dari pihak manajemen pemakai dan adekuat pekerja, Helm 8 set
pekerjaan harus dite- - Dilakukan oleh orang yang tidak takut ketinggian pelaksana) Safety shoes 8 pasang
tapkan ulang atau - Melakukan pekerjaan sesuai dengan Standart operation Masker 8 buah
atau dilakukan procedure Gloves 8 pasang
upaya pengendalian - Memeriksa kelayakan peralatan kerja (tangga, scaffolding,
di tempat kerja towing crane, hoist)
untuk mengurangi - Memberi sign / tanda "hati-Hati sedang ada Pekerjaan
risiko di atas Ketinggian"
- Penggunaan safety helmet
- Menghindari kemiringan saat pendirian perancah /
scaffolding
- Menghindari penempatan scaffolding pada pondasi yang
kurang adekuat
- Menghindari pemakaian peralatan kerja seperti tangga,
scaffolding yang berkarat dan lapuk
- Inspeksi berkala peralatan kerja
- Memeberikan proteksi kerja seperti safety nett
untuuk menghindari kejatuhan material dari atas ke
bawah

Terpeleset saat pemasangan Terkilir Kep.174/Kepmen/1986 2 4 8 (Risiko sedang) a Menggunakan safety shoes karet 6 orang Safety helmet 6 set
dinding kamar mandi Tentang keselamatan & Pekerjaan boleh dite- b Memastikan area kerja tidak licin (tiukang, pekerja) safety shoes karet 6 pasang
kesehatan kerja pada ruskan dengan kepu- c Adpun area kerja yang sedang dilakukan pengerjaan
tempat kerja konstruksi tusan manajemen & harap untuk diberi tanda "awas lantai licin"
telah dikonsultaskikan
dengan tenaga ahli
dan tim penilai

IV. 3 Pekerjaan Pintu dan Acces- Tangan tersayat Luka sayat Kep.104/KPTS/1986 3 2 6 (Risiko sedang) Menggunakana hand gloves 6 orang Hand gloves 6 obuah
sories kayu dan multipleks Tetang keselamatan kerja dan Pekerjaan boleh dite- (tukang, pekerja)
kesehatan kerja pada tempat ruskan dengan kepu-
kerja konstruksi tusan manajemen &
telah dikonsultaskikan
dengan tenaga ahli
dan tim penilai

Tangan tergores alat Luka sayat Per.01/Permen/1980 3 2 6 (Risiko sedang) Penggunaan hand gloves katun 4 orang hand gloves katun 4 pasang
pemotong alminium Tentang keselamatan Pekerjaan boleh dite- (pekerja)
kerja pada konstruksi ruskan dengan kepu-
bangunan tusan manajemen &
telah dikonsultaskikan
dengan tenaga ahli
dan tim penilai

Gram alminium saat Gangguan pernapasan Per.01/Permen/1980 2 4 8 (Risiko sedang) - Memakai masker karbon 4 Orang Hand gloves 4 pasang
pemotongan Tentang keselamatan Pekerjaan boleh dite- - Pembasahan debu sesuai dengan arah (surveyor, Safety goggles 4 buah
kerja pada konstruksi ruskan dengan kepu- mata angin assisten Masker 4 buah
bangunan tusan manajemen & surveyor,
telah dikonsultaskikan pelaksana,
dengan tenaga ahli tukang)
dan tim penilai
NILAI RISIKO PENGGUNAAN ALAT KESELAMATAN
NO PEKERJAAN BAHAYA RISIKO Legal Kemungkinan Keparahan Total KATEGORI RISIKO PENGENDALIAN
Person Jenis Alat Keselamatan Vol Sat
a b axb
Gangguan penglihatan Per.01/Permen/1980 3 2 6 (Risiko sedang) - Memakai masker berfilter carbon 4 Orang Hand gloves 4 pasang
Tentang keselamatan Pekerjaan boleh dite- - Pembasahan debu sesuai dengan arah (surveyor, Safety goggles 4 buah
kerja pada konstruksi ruskan dengan kepu- mata angin assisten Masker 4 buah
bangunan tusan manajemen & surveyor,
telah dikonsultaskikan pelaksana,
dengan tenaga ahli tukang)
dan tim penilai

IV. 4 Pekerjaan Jendela dan Acces- Tangan tergores alat Luka sayat Per.01/Permen/1980 3 2 6 (Risiko sedang) Penggunaan hand gloves katun 4 orang hand gloves katun 4 pasang
sories pemotong alminium Tentang keselamatan Pekerjaan boleh dite- (pekerja)
kerja pada konstruksi ruskan dengan kepu-
bangunan tusan manajemen &
telah dikonsultaskikan
dengan tenaga ahli
dan tim penilai

Gram alminium saat Gangguan pernapasan Per.01/Permen/1980 2 4 8 (Risiko sedang) - Memakai masker karbon 4 Orang Hand gloves 4 pasang
pemotongan Tentang keselamatan Pekerjaan boleh dite- - Pembasahan debu sesuai dengan arah (surveyor, Safety goggles 4 buah
kerja pada konstruksi ruskan dengan kepu- mata angin assisten Masker 4 buah
bangunan tusan manajemen & surveyor,
telah dikonsultaskikan pelaksana,
dengan tenaga ahli tukang)
dan tim penilai

Gangguan penglihatan Per.01/Permen/1980 3 2 6 (Risiko sedang) - Memakai masker berfilter carbon 4 Orang Hand gloves 4 pasang
Tentang keselamatan Pekerjaan boleh dite- - Pembasahan debu sesuai dengan arah (surveyor, Safety goggles 4 buah
kerja pada konstruksi ruskan dengan kepu- mata angin assisten Masker 4 buah
bangunan tusan manajemen & surveyor,
telah dikonsultaskikan pelaksana,
dengan tenaga ahli tukang)
dan tim penilai

Jatuh dari ketinggian Patah tulang, terkilir Per.03/Permen/1998 3 5 15 (Risiko berat) - Bekerja dengan menggunakan body harness & Ring D 8 Orang Safety nett 8 set
saat pemasangan jendela Luka berat Tentang tata cara pelaporan dan Diperlukan perhatian dikaitkan pada tempat yang berkedudukan di atas tubuh (tukang, Rambu, Tanda 1 set
pemeriksaan kecelakaan kerja dari pihak manajemen pemakai dan adekuat pekerja, Helm 8 set
pekerjaan harus dite- - Dilakukan oleh orang yang tidak takut ketinggian pelaksana) Safety shoes 8 pasang
tapkan ulang atau - Melakukan pekerjaan sesuai dengan Standart operation Masker 8 buah
atau dilakukan procedure Gloves 8 pasang
upaya pengendalian - Memeriksa kelayakan peralatan kerja (tangga, scaffolding,
di tempat kerja towing crane, hoist)
untuk mengurangi - Memberi sign / tanda "hati-Hati sedang ada Pekerjaan
risiko di atas Ketinggian"
- Penggunaan safety helmet
- Menghindari kemiringan saat pendirian perancah /
scaffolding
- Menghindari penempatan scaffolding pada pondasi yang
kurang adekuat
- Menghindari pemakaian peralatan kerja seperti tangga,
scaffolding yang berkarat dan lapuk
- Inspeksi berkala peralatan kerja
- Memeberikan proteksi kerja seperti safety nett
untuuk menghindari kejatuhan material dari atas ke
bawah
NILAI RISIKO PENGGUNAAN ALAT KESELAMATAN
NO PEKERJAAN BAHAYA RISIKO Legal Kemungkinan Keparahan Total KATEGORI RISIKO PENGENDALIAN
Person Jenis Alat Keselamatan Vol Sat
a b axb
Tangan tersayat kaca Luka sayat Kep.104/KPTS/1986 3 3 9 (Risiko sedang) Menggunakana hand gloves 6 orang Hand gloves 6 obuah
Tetang keselamatan kerja dan Pekerjaan boleh dite- (tukang, pekerja)
kesehatan kerja pada tempat ruskan dengan kepu-
kerja konstruksi tusan manajemen &
telah dikonsultaskikan
dengan tenaga ahli
dan tim penilai

IV. 5 Pekerjaan Plafond tangan tertusuk pecahan Luka sayat Per.01/Permen/1980 2 4 8 (Risiko sedang) Penggunaan hand gloves katun 4 orang hand gloves katun 4 pasang
metal furing Tentang keselamatan Pekerjaan boleh dite- (pekerja)
kerja pada konstruksi ruskan dengan kepu-
bangunan tusan manajemen &
telah dikonsultaskikan
dengan tenaga ahli
dan tim penilai

Tangan tergores alat Luka sayat Per.01/Permen/1980 3 1 3 (Risiko berat) Penggunaan hand gloves katun 4 orang hand gloves katun 4 pasang
pemotong rangka hollow Tentang keselamatan Diperlukan perhatian (pekerja)
kerja pada konstruksi dari pihak manajemen
bangunan pekerjaan harus dite-
tapkan ulang atau
atau dilakukan
upaya pengendalian
di tempat kerja
untuk mengurangi
risiko

Gram metal furing Gangguan pernapasan Per.01/Permen/1980 3 2 6 (Risiko sedang) - Memakai masker karbon 4 Orang Hand gloves 4 pasang
Tentang keselamatan Pekerjaan boleh dite- - Pembasahan debu sesuai dengan arah (surveyor, Safety goggles 4 buah
kerja pada konstruksi ruskan dengan kepu- mata angin assisten Masker 4 buah
bangunan tusan manajemen & surveyor,
telah dikonsultaskikan pelaksana,
dengan tenaga ahli tukang)
dan tim penilai

Gangguan penglihatan Per.01/Permen/1980 3 3 9 (Risiko sedang) - Memakai masker berfilter carbon 4 Orang Hand gloves 4 pasang
Tentang keselamatan Pekerjaan boleh dite- - Pembasahan debu sesuai dengan arah (surveyor, Safety goggles 4 buah
kerja pada konstruksi ruskan dengan kepu- mata angin assisten Masker 4 buah
bangunan tusan manajemen & surveyor,
telah dikonsultaskikan pelaksana,
dengan tenaga ahli tukang)
dan tim penilai
NILAI RISIKO PENGGUNAAN ALAT KESELAMATAN
NO PEKERJAAN BAHAYA RISIKO Legal Kemungkinan Keparahan Total KATEGORI RISIKO PENGENDALIAN
Person Jenis Alat Keselamatan Vol Sat
a b axb
Kejatuhan material besi Kep.174/Kepmen/1986 2 5 10 (Risiko berat) - Melakukan engineering survey: 8 Orang Safety nett 8 set
hollow Tentang keselamatan & Diperlukan perhatian a. Merencanakan metode, peralatan & tenaga yang (tukang, Rambu, Tanda 1 set
kesehatan kerja pada dari pihak manajemen akan dipergunakan untuk pembuatan direksi keet serta pekerja, Helm 8 set
tempat kerja konstruksi pekerjaan harus dite- pengamanan kepentingan publik pelaksana) Safety shoes 8 pasang
tapkan ulang atau b. Membuat jalan yang aman untuk lalu lintas Masker 8 buah
atau dilakukan pekerja Gloves 8 pasang
upaya pengendalian c. Memastikan semua saluran arus listrik dalam
di tempat kerja kondisi mati saat pelaksanaan pembuatan direksi keet
untuk mengurangi saluran air dan gas dalam kondisi mati / tertutup
risiko Jika dipandang membahayakan, maka aliran
listrik, saluran air dan gas dapat
dipindahkan ke lokasi sementara
d Menyiapkan pelayanan kecelakaan kerja :
petugas P3K, rujukan RS, kendaraan untuk
mengangkut & alat komunikasi
e. Memasang barikade, pagar pengaman
f Menggunakan safety helmet
g. Melakukan induksi ke pekerja baik yang akan melakukan
pekerjaan di atas ketinggian maupun pekerja yang berada
di bawahnya

Kerobohan scaffolding Luka benturan Per.01/Permen/1980 3 4 12 (Risiko berat) a Menghindari kemiringan pada scaffolding 8 Orang Safety nett 8 set
Tentang keselamatan Diperlukan perhatian b Menghindari penempatan scaffolding pada pondasi lemah (tukang, Rambu, Tanda 1 set
kerja pada konstruksi dari pihak manajemen c Memastikan scaffolding dalam kondisi layak pakai pekerja, Helm 8 set
bangunan pekerjaan harus dite- dan proper pelaksana) Safety shoes 8 pasang
tapkan ulang atau d Menghindari penempatan beban berat di atas scaffolding Masker 8 buah
atau dilakukan e Menghindari pergeseran secara keras pada lantai licin Gloves 8 pasang
upaya pengendalian dan bergelombang
di tempat kerja f Melakukan inspeksi berkala scaffolding
untuk mengurangi
risiko

IV. 6 Pekerjaan Tangga Kepala tertimpa Tangga Luka sedang hingga luka Kep.104/KPTS/1986 3 3 9 (Risiko sedang) a Menggunakan safety helmet 8 Orang Masker 8 buah
berat Tentang keselamatan & Pekerjaan boleh dite- b Orang yang melakukan pekerjaan adalah tukang kayu Safety gloves 8 pasang
kesehatan kerja pada ruskan dengan kepu- orang yang sudah berpengalaman (tukang Safety helmet 8 buah
tempat kerja konstruksi tusan manajemen & kayu)
telah dikonsultaskikan c Menggunakan hand gloves cotton
dengan tenaga ahli d Penyediaan obat-obatan P3K
dan tim penilai e Bekerja sesuai SOP (standart operation
procedure)

Jatuh dari ketinggian Patah tulang, terkilir Per.01/Permen/1980 3 4 12 (Risiko berat) * Bekerja pada ketinggian di atas 1,5 m 10 Orang Masker 8 buah
saat pemasangan Tangga Tentang keselamatan Diperlukan perhatian harus menggunakan body harnees Safety gloves 8 pasang
kerja pada konstruksi dari pihak manajemen * Ring D pada pengait body harness harus Safety helmet 8 buah
bangunan pekerjaan harus dite- dikaitkan pada tempat yang adekuat yang Safety shoes 10 pasang
tapkan ulang atau berkedudukan di atas tubuh pemakai Body harness 4 set
atau dilakukan * Dilakukan oleh orang yang tidak takut Scaffolding 2 set
upaya pengendalian ketinggian Tangga 1 set
di tempat kerja * Meenggunakan safety helmet
untuk mengurangi * Alat yang digunakan untuk bekerja di atas
risiko ketinggian harus dalam keadaan yang
proper dan adekuat, seperti: tangga,
scaffolding
* Tangga berkaki dua digunakan untuk
pekerjan dengan ketinggian < 1,5 m
* Sedangkan scaffolding digunakan untuk
pekerjaan ketinggian > 1,5 m
NILAI RISIKO PENGGUNAAN ALAT KESELAMATAN
NO PEKERJAAN BAHAYA RISIKO Legal Kemungkinan Keparahan Total KATEGORI RISIKO PENGENDALIAN
Person Jenis Alat Keselamatan Vol Sat
a b axb
Kejatuhan material Luka memar Per.03/Permen/1998 3 3 9 (Risiko sedang) - membatasi area kerja yang dibawah sejauh all pekerja Safety nett 1 set
dari atas Pekerjaan boleh dite- radius qo m dari pekerjaan yang berada Rambu 1 set
ruskan dengan kepu- di atas ketinggian pekerjaan ketinggian
tusan manajemen & - Menggunakan safety helmet safety helmet all pekerja
telah dikonsultaskikan - Induksi ke pekerja baik yang akan mela-
dengan tenaga ahli kukan pekerjaan di atas ketinggian maupun
dan tim penilai pekerja yang berada di atas
- Pemasangan safety nett untuk area dimana
dibawah pekerjaan terdapat lalu lalang
orang, safety nett ini dimaksudkan
untuk menghindari jatuhnya material
ke bawah
- Pemasangan rambu "Awas ada Pekerjaan
Di atas Ketinggian"

Debu adukan semen Gangguan pernapasan Kep.51/Kepmen/1999 2 1 2 (Risiko ringan) - Memakai masker kain 4 Orang Hand gloves 4 pasang
Cor Beton K 250 Tentang nilai ambang batas Mungkin dapat - Pembasahan debu sesuai dengan arah (surveyor, Safety goggles 4 buah
faktor fisika di tempat kerja diterima, akan tetapi mata angin assisten Masker 4 buah
perlu diadakan penin- surveyor,
jauan ulang terhadap pelaksana,
pekerjaan tukang)
(diperlukan peman-
tauan)

Gangguan penglihatan Per.01/Permen/1980 1 2 2 (Risiko ringan) - Memakai masker kain 4 Orang Hand gloves 4 pasang
Tentang keselamatan Mungkin dapat - Pembasahan debu sesuai dengan arah (surveyor, Safety goggles 4 buah
kerja pada konstruksi diterima, akan tetapi mata angin assisten Masker 4 buah
bangunan perlu diadakan penin- surveyor,
jauan ulang terhadap pelaksana,
pekerjaan tukang)
(diperlukan peman-
tauan)

IV. 7 Pekerjaan Meja Beton Debu pasangan bata Gangguan pernapasan Per.01/Permen/1980 1 2 2 (Risiko ringan) - Memakai masker kain 4 Orang Hand gloves 4 pasang
merah Tentang keselamatan Mungkin dapat - Pembasahan debu sesuai dengan arah (surveyor, Safety goggles 4 buah
kerja pada konstruksi diterima, akan tetapi mata angin assisten Masker 4 buah
bangunan perlu diadakan penin- surveyor,
jauan ulang terhadap pelaksana,
pekerjaan tukang)
(diperlukan peman-
tauan)

Gangguan penglihatan Per.01/Permen/1980 1 2 2 (Risiko ringan) - Memakai masker kain 4 Orang Hand gloves 4 pasang
Tentang keselamatan Mungkin dapat - Pembasahan debu sesuai dengan arah (surveyor, Safety goggles 4 buah
kerja pada konstruksi diterima, akan tetapi mata angin assisten Masker 4 buah
bangunan perlu diadakan penin- surveyor,
jauan ulang terhadap pelaksana,
pekerjaan tukang)
(diperlukan peman-
tauan)
NILAI RISIKO PENGGUNAAN ALAT KESELAMATAN
NO PEKERJAAN BAHAYA RISIKO Legal Kemungkinan Keparahan Total KATEGORI RISIKO PENGENDALIAN
Person Jenis Alat Keselamatan Vol Sat
a b axb
Kaki terantuk batu bata Luka memar Kep.174/Kepmen/1986 2 2 4 (Risiko ringan) - Menggunakan safety shoes boots karet 4 Orang Safety goggles 4 buah
Tentang keselamatan & Mungkin dapat - Menggunakan hand gloves katun (surveyor, Safety shoes boots 4 pasang
kesehatan kerja pada diterima, akan tetapi - Menggunakan masker assisten Hand gloves 4 pasang
tempat kerja konstruksi perlu diadakan penin- - Menggunakan safety goggles surveyor, Masker 4 buah
jauan ulang terhadap pelaksana,
pekerjaan tukang)
(diperlukan peman-
tauan)

Tertimpa batu bata Luka memar Kep.104/KPTS/1986 2 2 4 (Risiko ringan) a mnggunakan safety helmet 6 Orang Safety goggles 6 buah
Tetang keselamatan kerja dan Mungkin dapat b menggunakan hand gloves (tukang Safety shoes boots 6 pasang
kesehatan kerja pada tempat diterima, akan tetapi c memeberikan proteksi berupa safety net pekerja) Hand gloves 6 pasang
kerja konstruksi perlu diadakan penin- Masker 6 buah
jauan ulang terhadap
pekerjaan
(diperlukan peman-
tauan)

Tangan tergores potongan Luka sayat Per.01/Permen/1980 3 1 3 (Risiko berat) Penggunaan hand gloves katun 4 orang hand gloves katun 4 pasang
Tile Tentang keselamatan Diperlukan perhatian (pekerja)
kerja pada konstruksi dari pihak manajemen
bangunan pekerjaan harus dite-
tapkan ulang atau
atau dilakukan
upaya pengendalian
di tempat kerja
untuk mengurangi
risiko
NILAI RISIKO PENGGUNAAN ALAT KESELAMATAN
NO PEKERJAAN BAHAYA RISIKO Legal Kemungkinan Keparahan Total KATEGORI RISIKO PENGENDALIAN
Person Jenis Alat Keselamatan Vol Sat
a b axb
IV. 8 Pekerjaan Pengecatan Terkena cat iritasi kulit Per.01/Permen/1980 5 1 5 (Risiko ringan) - Mengetahui tata cara pemakaian dan penyimpanan 8 orang Hand gloves 8 pasang
Tentang keselamatan Mungkin dapat cat (tukang, pelaksana) khusus pengecoran
kerja pada konstruksi diterima, akan tetapi - menggunakan hand gloves lateks terbuat dari bahan lateks
bangunan perlu diadakan penin-
jauan ulang terhadap
pekerjaan
(diperlukan peman-
tauan)

Gangguan pernapasan Kep.51/Kepmen/1999 4 1 4 (Risiko ringan) a memakaia masker berfilter carbon 8 orang masker carbon 8 buah
Tentang nilai ambang batas Mungkin dapat b Pekerja tidak terpapar terus menerus pada cat (tukang, pelaksana) Hand gloves 8 pasang
faktor fisika di tempat kerja diterima, akan tetapi diberikan waktu istirahat setelah 1 jam khusus pengecoran
perlu diadakan penin- terbuat dari bahan lateks
jauan ulang terhadap
pekerjaan
(diperlukan peman-
tauan)

Jatuh dari ketinggian Patah tulang, terkilir Per.01/Permen/1980 3 4 12 (Risiko berat) * Bekerja pada ketinggian di atas 1,5 m 10 Orang Masker 8 buah
saat pengecatan luar Tentang keselamatan Diperlukan perhatian harus menggunakan body harnees Safety gloves 8 pasang
di lantai 2 dan 3 kerja pada konstruksi dari pihak manajemen * Ring D pada pengait body harness harus Safety helmet 8 buah
bangunan pekerjaan harus dite- dikaitkan pada tempat yang adekuat yang Safety shoes 10 pasang
tapkan ulang atau berkedudukan di atas tubuh pemakai Body harness 4 set
atau dilakukan * Dilakukan oleh orang yang tidak takut Scaffolding 2 set
upaya pengendalian ketinggian Tangga 1 set
di tempat kerja * Meenggunakan safety helmet
untuk mengurangi * Alat yang digunakan untuk bekerja di atas
risiko ketinggian harus dalam keadaan yang
proper dan adekuat, seperti: tangga,
scaffolding
* Tangga berkaki dua digunakan untuk
pekerjan dengan ketinggian < 1,5 m
* Sedangkan scaffolding digunakan untuk
pekerjaan ketinggian > 1,5 m

B (LANTAI 2 dan LANTAI 3)

IV. 1 Pekerjaan Lantai Material bobokan terkena Iritasi mata Per.01/Permen/1980 2 3 6 (Risiko sedang) Memakai safety goggles 5 orang Safety goggles 5 buah
mata Tentang keselamatan Pekerjaan boleh dite- (tukang, pekerja)
kerja pada konstruksi ruskan dengan kepu-
bangunan tusan manajemen &
telah dikonsultaskikan
dengan tenaga ahli
dan tim penilai

Tangan ttrekena pecahan Luka ringan hingga Kep.104/KPTS/1986 3 2 6 (Risiko sedang) a Orang yang melakukan pekerjaan ini adalah orang 8 Orang Hand gloves cotton 8 pasang
tile menyebabkan tetanus Tentang keselamatan kerja dan Pekerjaan boleh dite- yang berpengalaman (tukang kayu) (tukang, Goggles 8 pasang
kesehatan kerja pada tempat ruskan dengan kepu- b Menggunakan hand dloves cotton (sarung tangan yang pekerja, Safety helmet 8 set
kegiatan konstruksi tusan manajemen & terbuat dari bahan katun) pelaksana) Masker 8 buah
telah dikonsultaskikan c Penyediaan obat-obtan P3K
dengan tenaga ahli d Bekerja sesuai standar operasi teknis
dan tim penilai
NILAI RISIKO PENGGUNAAN ALAT KESELAMATAN
NO PEKERJAAN BAHAYA RISIKO Legal Kemungkinan Keparahan Total KATEGORI RISIKO PENGENDALIAN
Person Jenis Alat Keselamatan Vol Sat
a b axb
Terpeleset Terkilir Kep.174/Kepmen/1986 4 1 4 (Risiko ringan) a Menggunakan safety shoes karet 6 orang Safety helmet 6 set
saat pemasangan lantai Tentang keselamatan & Mungkin dapat b Memastikan area kerja tidak licin (tiukang, pekerja) safety shoes karet 6 pasang
kamar mandi kesehatan kerja pada diterima, akan tetapi c Adpun area kerja yang sedang dilakukan pengerjaan
tempat kerja konstruksi perlu diadakan penin- harap untuk diberi tanda "awas lantai licin"
jauan ulang terhadap
pekerjaan
(diperlukan peman-
tauan)

Debu urugan pasir Gangguan pernapasan Kep.51/Kepmen/1999 2 1 2 (Risiko ringan) - Memakai masker kain 4 Orang Hand gloves 4 pasang
bawah lantai Tentang nilai ambang batas Mungkin dapat - Pembasahan debu sesuai dengan arah (surveyor, Safety goggles 4 buah
faktor fisika di tempat kerja diterima, akan tetapi mata angin assisten Masker 4 buah
perlu diadakan penin- surveyor,
jauan ulang terhadap pelaksana,
pekerjaan tukang)
(diperlukan peman-
tauan)

Gangguan penglihatan Per.01/Permen/1980 1 2 2 (Risiko ringan) - Memakai masker kain 4 Orang Hand gloves 4 pasang
Tentang keselamatan Mungkin dapat - Pembasahan debu sesuai dengan arah (surveyor, Safety goggles 4 buah
kerja pada konstruksi diterima, akan tetapi mata angin assisten Masker 4 buah
bangunan perlu diadakan penin- surveyor,
jauan ulang terhadap pelaksana,
pekerjaan tukang)
(diperlukan peman-
tauan)

IV. 2 Pekerjaan Dinding Debu pasangan bata Gangguan pernapasan Per.01/Permen/1980 1 2 2 (Risiko ringan) - Memakai masker kain 4 Orang Hand gloves 4 pasang
merah Tentang keselamatan Mungkin dapat - Pembasahan debu sesuai dengan arah (surveyor, Safety goggles 4 buah
kerja pada konstruksi diterima, akan tetapi mata angin assisten Masker 4 buah
bangunan perlu diadakan penin- surveyor,
jauan ulang terhadap pelaksana,
pekerjaan tukang)
(diperlukan peman-
tauan)

Gangguan penglihatan Per.01/Permen/1980 1 2 2 (Risiko ringan) - Memakai masker kain 4 Orang Hand gloves 4 pasang
Tentang keselamatan Mungkin dapat - Pembasahan debu sesuai dengan arah (surveyor, Safety goggles 4 buah
kerja pada konstruksi diterima, akan tetapi mata angin assisten Masker 4 buah
bangunan perlu diadakan penin- surveyor,
jauan ulang terhadap pelaksana,
pekerjaan tukang)
(diperlukan peman-
tauan)

Kaki terantuk batu bata Luka memar Kep.174/Kepmen/1986 2 2 4 (Risiko ringan) - Menggunakan safety shoes boots karet 4 Orang Safety goggles 4 buah
Tentang keselamatan & Mungkin dapat - Menggunakan hand gloves katun (surveyor, Safety shoes boots 4 pasang
kesehatan kerja pada diterima, akan tetapi - Menggunakan masker assisten Hand gloves 4 pasang
tempat kerja konstruksi perlu diadakan penin- - Menggunakan safety goggles surveyor, Masker 4 buah
jauan ulang terhadap pelaksana,
pekerjaan tukang)
(diperlukan peman-
tauan)
NILAI RISIKO PENGGUNAAN ALAT KESELAMATAN
NO PEKERJAAN BAHAYA RISIKO Legal Kemungkinan Keparahan Total KATEGORI RISIKO PENGENDALIAN
Person Jenis Alat Keselamatan Vol Sat
a b axb
Tertimpa batu bata Luka memar Kep.104/KPTS/1986 2 2 4 (Risiko ringan) a mnggunakan safety helmet 6 Orang Safety goggles 6 buah
Tetang keselamatan kerja dan Mungkin dapat b menggunakan hand gloves (tukang Safety shoes boots 6 pasang
kesehatan kerja pada tempat diterima, akan tetapi c memeberikan proteksi berupa safety net pekerja) Hand gloves 6 pasang
kerja konstruksi perlu diadakan penin- Masker 6 buah
jauan ulang terhadap
pekerjaan
(diperlukan peman-
tauan)

Kerobohan scaffolding Luka benturan Per.01/Permen/1980 2 4 8 (Risiko sedang) a Menghindari kemiringan pada scaffolding 8 Orang Safety nett 8 set
Tentang keselamatan Pekerjaan boleh dite- b Menghindari penempatan scaffolding pada pondasi lemah (tukang, Rambu, Tanda 1 set
kerja pada konstruksi ruskan dengan kepu- c Memastikan scaffolding dalam kondisi layak pakai pekerja, Helm 8 set
bangunan tusan manajemen & dan proper pelaksana) Safety shoes 8 pasang
telah dikonsultaskikan d Menghindari penempatan beban berat di atas scaffolding Masker 8 buah
dengan tenaga ahli e Menghindari pergeseran secara keras pada lantai licin Gloves 8 pasang
dan tim penilai dan bergelombang
f Melakukan inspeksi berkala scaffolding

Jatuh dari ketinggian Patah tulang, terkilir Per.03/Permen/1998 3 4 12 (Risiko berat) - Bekerja dengan menggunakan body harness & Ring D 8 Orang Safety nett 8 set
Luka berat Tentang tata cara pelaporan dan Diperlukan perhatian dikaitkan pada tempat yang berkedudukan di atas tubuh (tukang, Rambu, Tanda 1 set
pemeriksaan kecelakaan kerja dari pihak manajemen pemakai dan adekuat pekerja, Helm 8 set
pekerjaan harus dite- - Dilakukan oleh orang yang tidak takut ketinggian pelaksana) Safety shoes 8 pasang
tapkan ulang atau - Melakukan pekerjaan sesuai dengan Standart operation Masker 8 buah
atau dilakukan procedure Gloves 8 pasang
upaya pengendalian - Memeriksa kelayakan peralatan kerja (tangga, scaffolding,
di tempat kerja towing crane, hoist)
untuk mengurangi - Memberi sign / tanda "hati-Hati sedang ada Pekerjaan
risiko di atas Ketinggian"
- Penggunaan safety helmet
- Menghindari kemiringan saat pendirian perancah /
scaffolding
- Menghindari penempatan scaffolding pada pondasi yang
kurang adekuat
- Menghindari pemakaian peralatan kerja seperti tangga,
scaffolding yang berkarat dan lapuk
- Inspeksi berkala peralatan kerja
- Memeberikan proteksi kerja seperti safety nett
untuuk menghindari kejatuhan material dari atas ke
bawah

Terpeleset saat pemasangan Terkilir Kep.174/Kepmen/1986 2 4 8 (Risiko sedang) a Menggunakan safety shoes karet 6 orang Safety helmet 6 set
dinding kamar mandi Tentang keselamatan & Pekerjaan boleh dite- b Memastikan area kerja tidak licin (tiukang, pekerja) safety shoes karet 6 pasang
kesehatan kerja pada ruskan dengan kepu- c Adpun area kerja yang sedang dilakukan pengerjaan
tempat kerja konstruksi tusan manajemen & harap untuk diberi tanda "awas lantai licin"
telah dikonsultaskikan
dengan tenaga ahli
dan tim penilai
NILAI RISIKO PENGGUNAAN ALAT KESELAMATAN
NO PEKERJAAN BAHAYA RISIKO Legal Kemungkinan Keparahan Total KATEGORI RISIKO PENGENDALIAN
Person Jenis Alat Keselamatan Vol Sat
a b axb
IV. 3 Pekerjaan Pintu dan Acces- Tangan tersayat Luka sayat Kep.104/KPTS/1986 3 2 6 (Risiko sedang) Menggunakana hand gloves 6 orang Hand gloves 6 obuah
sories kayu dan multipleks Tetang keselamatan kerja dan Pekerjaan boleh dite- (tukang, pekerja)
kesehatan kerja pada tempat ruskan dengan kepu-
kerja konstruksi tusan manajemen &
telah dikonsultaskikan
dengan tenaga ahli
dan tim penilai

Tangan tergores alat Luka sayat Per.01/Permen/1980 3 2 6 (Risiko sedang) Penggunaan hand gloves katun 4 orang hand gloves katun 4 pasang
pemotong alminium Tentang keselamatan Pekerjaan boleh dite- (pekerja)
kerja pada konstruksi ruskan dengan kepu-
bangunan tusan manajemen &
telah dikonsultaskikan
dengan tenaga ahli
dan tim penilai

Gram alminium saat Gangguan pernapasan Per.01/Permen/1980 2 4 8 (Risiko sedang) - Memakai masker karbon 4 Orang Hand gloves 4 pasang
pemotongan Tentang keselamatan Pekerjaan boleh dite- - Pembasahan debu sesuai dengan arah (surveyor, Safety goggles 4 buah
kerja pada konstruksi ruskan dengan kepu- mata angin assisten Masker 4 buah
bangunan tusan manajemen & surveyor,
telah dikonsultaskikan pelaksana,
dengan tenaga ahli tukang)
dan tim penilai

Gangguan penglihatan Per.01/Permen/1980 3 2 6 (Risiko sedang) - Memakai masker berfilter carbon 4 Orang Hand gloves 4 pasang
Tentang keselamatan Pekerjaan boleh dite- - Pembasahan debu sesuai dengan arah (surveyor, Safety goggles 4 buah
kerja pada konstruksi ruskan dengan kepu- mata angin assisten Masker 4 buah
bangunan tusan manajemen & surveyor,
telah dikonsultaskikan pelaksana,
dengan tenaga ahli tukang)
dan tim penilai

IV. 4 Pekerjaan Jendela dan Acces- Tangan tergores alat Luka sayat Per.01/Permen/1980 3 2 6 (Risiko sedang) Penggunaan hand gloves katun 4 orang hand gloves katun 4 pasang
sories pemotong alminium Tentang keselamatan Pekerjaan boleh dite- (pekerja)
kerja pada konstruksi ruskan dengan kepu-
bangunan tusan manajemen &
telah dikonsultaskikan
dengan tenaga ahli
dan tim penilai

Gram alminium saat Gangguan pernapasan Per.01/Permen/1980 2 4 8 (Risiko sedang) - Memakai masker karbon 4 Orang Hand gloves 4 pasang
pemotongan Tentang keselamatan Pekerjaan boleh dite- - Pembasahan debu sesuai dengan arah (surveyor, Safety goggles 4 buah
kerja pada konstruksi ruskan dengan kepu- mata angin assisten Masker 4 buah
bangunan tusan manajemen & surveyor,
telah dikonsultaskikan pelaksana,
dengan tenaga ahli tukang)
dan tim penilai
NILAI RISIKO PENGGUNAAN ALAT KESELAMATAN
NO PEKERJAAN BAHAYA RISIKO Legal Kemungkinan Keparahan Total KATEGORI RISIKO PENGENDALIAN
Person Jenis Alat Keselamatan Vol Sat
a b axb
Gangguan penglihatan Per.01/Permen/1980 3 2 6 (Risiko sedang) - Memakai masker berfilter carbon 4 Orang Hand gloves 4 pasang
Tentang keselamatan Pekerjaan boleh dite- - Pembasahan debu sesuai dengan arah (surveyor, Safety goggles 4 buah
kerja pada konstruksi ruskan dengan kepu- mata angin assisten Masker 4 buah
bangunan tusan manajemen & surveyor,
telah dikonsultaskikan pelaksana,
dengan tenaga ahli tukang)
dan tim penilai

Jatuh dari ketinggian Patah tulang, terkilir Per.03/Permen/1998 3 5 15 (Risiko berat) - Bekerja dengan menggunakan body harness & Ring D 8 Orang Safety nett 8 set
saat pemasangan jendela Luka berat Tentang tata cara pelaporan dan Diperlukan perhatian dikaitkan pada tempat yang berkedudukan di atas tubuh (tukang, Rambu, Tanda 1 set
pemeriksaan kecelakaan kerja dari pihak manajemen pemakai dan adekuat pekerja, Helm 8 set
pekerjaan harus dite- - Dilakukan oleh orang yang tidak takut ketinggian pelaksana) Safety shoes 8 pasang
tapkan ulang atau - Melakukan pekerjaan sesuai dengan Standart operation Masker 8 buah
atau dilakukan procedure Gloves 8 pasang
upaya pengendalian - Memeriksa kelayakan peralatan kerja (tangga, scaffolding,
di tempat kerja towing crane, hoist)
untuk mengurangi - Memberi sign / tanda "hati-Hati sedang ada Pekerjaan
risiko di atas Ketinggian"
- Penggunaan safety helmet
- Menghindari kemiringan saat pendirian perancah /
scaffolding
- Menghindari penempatan scaffolding pada pondasi yang
kurang adekuat
- Menghindari pemakaian peralatan kerja seperti tangga,
scaffolding yang berkarat dan lapuk
- Inspeksi berkala peralatan kerja
- Memeberikan proteksi kerja seperti safety nett
untuuk menghindari kejatuhan material dari atas ke
bawah

Tangan tersayat kaca Luka sayat Kep.104/KPTS/1986 3 3 9 (Risiko sedang) Menggunakana hand gloves 6 orang Hand gloves 6 obuah
Tetang keselamatan kerja dan Pekerjaan boleh dite- (tukang, pekerja)
kesehatan kerja pada tempat ruskan dengan kepu-
kerja konstruksi tusan manajemen &
telah dikonsultaskikan
dengan tenaga ahli
dan tim penilai

IV. 5 Pekerjaan Plafond tangan tertusuk pecahan Luka sayat Per.01/Permen/1980 2 4 8 (Risiko sedang) Penggunaan hand gloves katun 4 orang hand gloves katun 4 pasang
metal furing Tentang keselamatan Pekerjaan boleh dite- (pekerja)
kerja pada konstruksi ruskan dengan kepu-
bangunan tusan manajemen &
telah dikonsultaskikan
dengan tenaga ahli
dan tim penilai

Tangan tergores alat Luka sayat Per.01/Permen/1980 3 1 3 (Risiko berat) Penggunaan hand gloves katun 4 orang hand gloves katun 4 pasang
pemotong rangka hollow Tentang keselamatan Diperlukan perhatian (pekerja)
kerja pada konstruksi dari pihak manajemen
bangunan pekerjaan harus dite-
tapkan ulang atau
atau dilakukan
upaya pengendalian
di tempat kerja
untuk mengurangi
risiko
NILAI RISIKO PENGGUNAAN ALAT KESELAMATAN
NO PEKERJAAN BAHAYA RISIKO Legal Kemungkinan Keparahan Total KATEGORI RISIKO PENGENDALIAN
Person Jenis Alat Keselamatan Vol Sat
a b axb
Gram metal furing Gangguan pernapasan Per.01/Permen/1980 3 2 6 (Risiko sedang) - Memakai masker karbon 4 Orang Hand gloves 4 pasang
Tentang keselamatan Pekerjaan boleh dite- - Pembasahan debu sesuai dengan arah (surveyor, Safety goggles 4 buah
kerja pada konstruksi ruskan dengan kepu- mata angin assisten Masker 4 buah
bangunan tusan manajemen & surveyor,
telah dikonsultaskikan pelaksana,
dengan tenaga ahli tukang)
dan tim penilai

Gangguan penglihatan Per.01/Permen/1980 3 3 9 (Risiko sedang) - Memakai masker berfilter carbon 4 Orang Hand gloves 4 pasang
Tentang keselamatan Pekerjaan boleh dite- - Pembasahan debu sesuai dengan arah (surveyor, Safety goggles 4 buah
kerja pada konstruksi ruskan dengan kepu- mata angin assisten Masker 4 buah
bangunan tusan manajemen & surveyor,
telah dikonsultaskikan pelaksana,
dengan tenaga ahli tukang)
dan tim penilai

Kejatuhan material besi Kep.174/Kepmen/1986 2 5 10 (Risiko berat) - Melakukan engineering survey: 8 Orang Safety nett 8 set
hollow Tentang keselamatan & Diperlukan perhatian a. Merencanakan metode, peralatan & tenaga yang (tukang, Rambu, Tanda 1 set
kesehatan kerja pada dari pihak manajemen akan dipergunakan untuk pembuatan direksi keet serta pekerja, Helm 8 set
tempat kerja konstruksi pekerjaan harus dite- pengamanan kepentingan publik pelaksana) Safety shoes 8 pasang
tapkan ulang atau b. Membuat jalan yang aman untuk lalu lintas Masker 8 buah
atau dilakukan pekerja Gloves 8 pasang
upaya pengendalian c. Memastikan semua saluran arus listrik dalam
di tempat kerja kondisi mati saat pelaksanaan pembuatan direksi keet
untuk mengurangi saluran air dan gas dalam kondisi mati / tertutup
risiko Jika dipandang membahayakan, maka aliran
listrik, saluran air dan gas dapat
dipindahkan ke lokasi sementara
d Menyiapkan pelayanan kecelakaan kerja :
petugas P3K, rujukan RS, kendaraan untuk
mengangkut & alat komunikasi
e. Memasang barikade, pagar pengaman
f Menggunakan safety helmet
g. Melakukan induksi ke pekerja baik yang akan melakukan
pekerjaan di atas ketinggian maupun pekerja yang berada
di bawahnya

Kerobohan scaffolding Luka benturan Per.01/Permen/1980 3 4 12 (Risiko berat) a Menghindari kemiringan pada scaffolding 8 Orang Safety nett 8 set
Tentang keselamatan Diperlukan perhatian b Menghindari penempatan scaffolding pada pondasi lemah (tukang, Rambu, Tanda 1 set
kerja pada konstruksi dari pihak manajemen c Memastikan scaffolding dalam kondisi layak pakai pekerja, Helm 8 set
bangunan pekerjaan harus dite- dan proper pelaksana) Safety shoes 8 pasang
tapkan ulang atau d Menghindari penempatan beban berat di atas scaffolding Masker 8 buah
atau dilakukan e Menghindari pergeseran secara keras pada lantai licin Gloves 8 pasang
upaya pengendalian dan bergelombang
di tempat kerja f Melakukan inspeksi berkala scaffolding
untuk mengurangi
risiko
NILAI RISIKO PENGGUNAAN ALAT KESELAMATAN
NO PEKERJAAN BAHAYA RISIKO Legal Kemungkinan Keparahan Total KATEGORI RISIKO PENGENDALIAN
Person Jenis Alat Keselamatan Vol Sat
a b axb
IV. 6 Pekerjaan Tangga Kepala tertimpa Tangga Luka sedang hingga luka Kep.104/KPTS/1986 3 3 9 (Risiko sedang) a Menggunakan safety helmet 8 Orang Masker 8 buah
berat Tentang keselamatan & Pekerjaan boleh dite- b Orang yang melakukan pekerjaan adalah tukang kayu Safety gloves 8 pasang
kesehatan kerja pada ruskan dengan kepu- orang yang sudah berpengalaman (tukang Safety helmet 8 buah
tempat kerja konstruksi tusan manajemen & kayu)
telah dikonsultaskikan c Menggunakan hand gloves cotton
dengan tenaga ahli d Penyediaan obat-obatan P3K
dan tim penilai e Bekerja sesuai SOP (standart operation
procedure)

Jatuh dari ketinggian Patah tulang, terkilir Per.01/Permen/1980 3 4 12 (Risiko berat) * Bekerja pada ketinggian di atas 1,5 m 10 Orang Masker 8 buah
saat pemasangan Tangga Tentang keselamatan Diperlukan perhatian harus menggunakan body harnees Safety gloves 8 pasang
kerja pada konstruksi dari pihak manajemen * Ring D pada pengait body harness harus Safety helmet 8 buah
bangunan pekerjaan harus dite- dikaitkan pada tempat yang adekuat yang Safety shoes 10 pasang
tapkan ulang atau berkedudukan di atas tubuh pemakai Body harness 4 set
atau dilakukan * Dilakukan oleh orang yang tidak takut Scaffolding 2 set
upaya pengendalian ketinggian Tangga 1 set
di tempat kerja * Meenggunakan safety helmet
untuk mengurangi * Alat yang digunakan untuk bekerja di atas
risiko ketinggian harus dalam keadaan yang
proper dan adekuat, seperti: tangga,
scaffolding
* Tangga berkaki dua digunakan untuk
pekerjan dengan ketinggian < 1,5 m
* Sedangkan scaffolding digunakan untuk
pekerjaan ketinggian > 1,5 m

Kejatuhan material Luka memar Per.03/Permen/1998 3 3 9 (Risiko sedang) - membatasi area kerja yang dibawah sejauh all pekerja Safety nett 1 set
dari atas Pekerjaan boleh dite- radius qo m dari pekerjaan yang berada Rambu 1 set
ruskan dengan kepu- di atas ketinggian pekerjaan ketinggian
tusan manajemen & - Menggunakan safety helmet safety helmet all pekerja
telah dikonsultaskikan - Induksi ke pekerja baik yang akan mela-
dengan tenaga ahli kukan pekerjaan di atas ketinggian maupun
dan tim penilai pekerja yang berada di atas
- Pemasangan safety nett untuk area dimana
dibawah pekerjaan terdapat lalu lalang
orang, safety nett ini dimaksudkan
untuk menghindari jatuhnya material
ke bawah
- Pemasangan rambu "Awas ada Pekerjaan
Di atas Ketinggian"

Debu adukan semen Gangguan pernapasan Kep.51/Kepmen/1999 2 1 2 (Risiko ringan) - Memakai masker kain 4 Orang Hand gloves 4 pasang
Cor Beton K 250 Tentang nilai ambang batas Mungkin dapat - Pembasahan debu sesuai dengan arah (surveyor, Safety goggles 4 buah
faktor fisika di tempat kerja diterima, akan tetapi mata angin assisten Masker 4 buah
perlu diadakan penin- surveyor,
jauan ulang terhadap pelaksana,
pekerjaan tukang)
(diperlukan peman-
tauan)

Gangguan penglihatan Per.01/Permen/1980 1 2 2 (Risiko ringan) - Memakai masker kain 4 Orang Hand gloves 4 pasang
Tentang keselamatan Mungkin dapat - Pembasahan debu sesuai dengan arah (surveyor, Safety goggles 4 buah
kerja pada konstruksi diterima, akan tetapi mata angin assisten Masker 4 buah
bangunan perlu diadakan penin- surveyor,
jauan ulang terhadap pelaksana,
pekerjaan tukang)
(diperlukan peman-
tauan)
NILAI RISIKO PENGGUNAAN ALAT KESELAMATAN
NO PEKERJAAN BAHAYA RISIKO Legal Kemungkinan Keparahan Total KATEGORI RISIKO PENGENDALIAN
Person Jenis Alat Keselamatan Vol Sat
a b axb
IV. 7 Pekerjaan Railing Jatuh dari ketinggian Patah tulang, terkilir Per.01/Permen/1980 3 4 12 (Risiko berat) * Bekerja pada ketinggian di atas 1,5 m 10 Orang Masker 8 buah
saat pemasangan railing Tentang keselamatan Diperlukan perhatian harus menggunakan body harnees Safety gloves 8 pasang
kerja pada konstruksi dari pihak manajemen * Ring D pada pengait body harness harus Safety helmet 8 buah
bangunan pekerjaan harus dite- dikaitkan pada tempat yang adekuat yang Safety shoes 10 pasang
tapkan ulang atau berkedudukan di atas tubuh pemakai Body harness 4 set
atau dilakukan * Dilakukan oleh orang yang tidak takut Scaffolding 2 set
upaya pengendalian ketinggian Tangga 1 set
di tempat kerja * Meenggunakan safety helmet
untuk mengurangi * Alat yang digunakan untuk bekerja di atas
risiko ketinggian harus dalam keadaan yang
proper dan adekuat, seperti: tangga,
scaffolding
* Tangga berkaki dua digunakan untuk
pekerjan dengan ketinggian < 1,5 m
* Sedangkan scaffolding digunakan untuk
pekerjaan ketinggian > 1,5 m

Kejatuhan material Luka memar Per.03/Permen/1998 3 3 9 (Risiko sedang) - membatasi area kerja yang dibawah sejauh all pekerja Safety nett 1 set
dari atas Pekerjaan boleh dite- radius qo m dari pekerjaan yang berada Rambu 1 set
ruskan dengan kepu- di atas ketinggian pekerjaan ketinggian
tusan manajemen & - Menggunakan safety helmet safety helmet all pekerja
telah dikonsultaskikan - Induksi ke pekerja baik yang akan mela-
dengan tenaga ahli kukan pekerjaan di atas ketinggian maupun
dan tim penilai pekerja yang berada di atas
- Pemasangan safety nett untuk area dimana
dibawah pekerjaan terdapat lalu lalang
orang, safety nett ini dimaksudkan
untuk menghindari jatuhnya material
ke bawah
- Pemasangan rambu "Awas ada Pekerjaan
Di atas Ketinggian"

Tangan tergores potongan Luka sayat Per.01/Permen/1980 3 1 3 (Risiko berat) Penggunaan hand gloves katun 4 orang hand gloves katun 4 pasang
Railing Tentang keselamatan Diperlukan perhatian (pekerja)
kerja pada konstruksi dari pihak manajemen
bangunan pekerjaan harus dite-
tapkan ulang atau
atau dilakukan
upaya pengendalian
di tempat kerja
untuk mengurangi
risiko

Gram yang ditimbulkan Gangguan pernapasan Per.01/Permen/1980 3 2 6 (Risiko sedang) - Memakai masker karbon 4 Orang Hand gloves 4 pasang
pemotongan bahan untuk Tentang keselamatan Pekerjaan boleh dite- - Pembasahan debu sesuai dengan arah (surveyor, Safety goggles 4 buah
railing kerja pada konstruksi ruskan dengan kepu- mata angin assisten Masker 4 buah
bangunan tusan manajemen & surveyor,
telah dikonsultaskikan pelaksana,
dengan tenaga ahli tukang)
dan tim penilai

Gangguan penglihatan Per.01/Permen/1980 3 3 9 (Risiko sedang) - Memakai masker berfilter carbon 4 Orang Hand gloves 4 pasang
Tentang keselamatan Pekerjaan boleh dite- - Pembasahan debu sesuai dengan arah (surveyor, Safety goggles 4 buah
kerja pada konstruksi ruskan dengan kepu- mata angin assisten Masker 4 buah
bangunan tusan manajemen & surveyor,
telah dikonsultaskikan pelaksana,
dengan tenaga ahli tukang)
dan tim penilai

IV. 8 Pekerjaan Pengecatan Terkena cat iritasi kulit Per.01/Permen/1980 5 1 5 (Risiko ringan) - Mengetahui tata cara pemakaian dan penyimpanan 8 orang Hand gloves 8 pasang
Tentang keselamatan Mungkin dapat cat (tukang, pelaksana) khusus pengecoran
NILAI RISIKO PENGGUNAAN ALAT KESELAMATAN
NO PEKERJAAN BAHAYA RISIKO Legal Kemungkinan Keparahan Total KATEGORI RISIKO PENGENDALIAN
Person Jenis Alat Keselamatan Vol Sat
a b axb
kerja pada konstruksi diterima, akan tetapi - menggunakan hand gloves lateks terbuat dari bahan lateks
bangunan perlu diadakan penin-
jauan ulang terhadap
pekerjaan
(diperlukan peman-
tauan)

Gangguan pernapasan Kep.51/Kepmen/1999 4 1 4 (Risiko ringan) a memakaia masker berfilter carbon 8 orang masker carbon 8 buah
Tentang nilai ambang batas Mungkin dapat b Pekerja tidak terpapar terus menerus pada cat (tukang, pelaksana) Hand gloves 8 pasang
faktor fisika di tempat kerja diterima, akan tetapi diberikan waktu istirahat setelah 1 jam khusus pengecoran
perlu diadakan penin- terbuat dari bahan lateks
jauan ulang terhadap
pekerjaan
(diperlukan peman-
tauan)

Jatuh dari ketinggian Patah tulang, terkilir Per.01/Permen/1980 3 4 12 (Risiko berat) * Bekerja pada ketinggian di atas 1,5 m 10 Orang Masker 8 buah
saat pengecatan luar Tentang keselamatan Diperlukan perhatian harus menggunakan body harnees Safety gloves 8 pasang
di lantai 2 dan 3 kerja pada konstruksi dari pihak manajemen * Ring D pada pengait body harness harus Safety helmet 8 buah
bangunan pekerjaan harus dite- dikaitkan pada tempat yang adekuat yang Safety shoes 10 pasang
tapkan ulang atau berkedudukan di atas tubuh pemakai Body harness 4 set
atau dilakukan * Dilakukan oleh orang yang tidak takut Scaffolding 2 set
upaya pengendalian ketinggian Tangga 1 set
di tempat kerja * Meenggunakan safety helmet
untuk mengurangi * Alat yang digunakan untuk bekerja di atas
risiko ketinggian harus dalam keadaan yang
proper dan adekuat, seperti: tangga,
scaffolding
* Tangga berkaki dua digunakan untuk
pekerjan dengan ketinggian < 1,5 m
* Sedangkan scaffolding digunakan untuk
pekerjaan ketinggian > 1,5 m
NILAI RISIKO PENGGUNAAN ALAT KESELAMATAN
NO PEKERJAAN BAHAYA RISIKO Legal Kemungkinan Keparahan Total KATEGORI RISIKO PENGENDALIAN
Person Jenis Alat Keselamatan Vol Sat
a b axb
IV. 9 Pekerjaan Water Proofing Terkena bahan water iritasi kulit Per.01/Permen/1980 5 1 5 (Risiko ringan) - Mengetahui tata cara pemakaian dan penyimpanan 8 orang Hand gloves 8 pasang
proofing Tentang keselamatan Mungkin dapat cat (tukang, pelaksana) khusus pengecoran
kerja pada konstruksi diterima, akan tetapi - menggunakan hand gloves lateks terbuat dari bahan lateks
bangunan perlu diadakan penin-
jauan ulang terhadap
pekerjaan
(diperlukan peman-
tauan)

Gangguan pernapasan Kep.51/Kepmen/1999 4 1 4 (Risiko ringan) a memakaia masker berfilter carbon 8 orang masker carbon 8 buah
Tentang nilai ambang batas Mungkin dapat b Pekerja tidak terpapar terus menerus pada cat (tukang, pelaksana) Hand gloves 8 pasang
faktor fisika di tempat kerja diterima, akan tetapi diberikan waktu istirahat setelah 1 jam khusus pengecoran
perlu diadakan penin- terbuat dari bahan lateks
jauan ulang terhadap
pekerjaan
(diperlukan peman-
tauan)

D PEKERJAAN ATAP
1 Water Proofing Terkena bahan water iritasi kulit Per.01/Permen/1980 5 1 5 (Risiko ringan) - Mengetahui tata cara pemakaian dan penyimpanan 8 orang Hand gloves 8 pasang
proofing Tentang keselamatan Mungkin dapat cat (tukang, pelaksana) khusus pengecoran
kerja pada konstruksi diterima, akan tetapi - menggunakan hand gloves lateks terbuat dari bahan lateks
bangunan perlu diadakan penin-
jauan ulang terhadap
pekerjaan
(diperlukan peman-
tauan)

Gangguan pernapasan Kep.51/Kepmen/1999 4 1 4 (Risiko ringan) a memakaia masker berfilter carbon 8 orang masker carbon 8 buah
Tentang nilai ambang batas Mungkin dapat b Pekerja tidak terpapar terus menerus pada cat (tukang, pelaksana) Hand gloves 8 pasang
faktor fisika di tempat kerja diterima, akan tetapi diberikan waktu istirahat setelah 1 jam khusus pengecoran
perlu diadakan penin- terbuat dari bahan lateks
jauan ulang terhadap
pekerjaan
(diperlukan peman-
tauan)

F. 1 FIXTURE, FURNISHING
& EQUIPMENT
a. Pemasangan closet jongkok Tangan terjepit saat Luka sayat Per.01/Permen/1980 3 1 3 (Risiko berat) Penggunaan hand gloves katun 4 orang hand gloves katun 4 pasang
pemasangan closet Tentang keselamatan Diperlukan perhatian (pekerja)
duduk kerja pada konstruksi dari pihak manajemen
bangunan pekerjaan harus dite-
tapkan ulang atau
atau dilakukan
upaya pengendalian
di tempat kerja
untuk mengurangi
risiko

Kaki terjepit saat Luka memar Kep.174/Kepmen/1986 2 2 4 (Risiko ringan) - Menggunakan safety shoes boots karet 4 Orang Safety goggles 4 buah
pemasangan closet duduk Tentang keselamatan & Mungkin dapat - Menggunakan hand gloves katun (surveyor, Safety shoes boots 4 pasang
kesehatan kerja pada diterima, akan tetapi - Menggunakan masker assisten Hand gloves 4 pasang
tempat kerja konstruksi perlu diadakan penin- - Menggunakan safety goggles surveyor, Masker 4 buah
jauan ulang terhadap pelaksana,
pekerjaan tukang)
(diperlukan peman-
tauan)

Ergonomis saat pengang- Nyeri punggung Kep.104/KPTS/1986 2 2 4 (Risiko ringan) - Menghindari posisi tubuh jongkok / mem- 2 Orang Safety helmet 2 buah
katan closet duduk dan Tentang keselamatan & Mungkin dapat bungkuk yang terlalu lama safety shoes 2 pasang
pemasangan nya dengan kesehatan kerja pada diterima, akan tetapi - Tidak mengangkat beban melebihi
NILAI RISIKO PENGGUNAAN ALAT KESELAMATAN
NO PEKERJAAN BAHAYA RISIKO Legal Kemungkinan Keparahan Total KATEGORI RISIKO PENGENDALIAN
Person Jenis Alat Keselamatan Vol Sat
a b axb
jongkok tempat kerja konstruksi perlu diadakan penin- kapasitas otot / daya tegang otot
jauan ulang terhadap - Tidak mengangkat beban berat yang ber-
pekerjaan tumpu pada tulang belakang
(diperlukan peman-
tauan)
NILAI RISIKO PENGGUNAAN ALAT KESELAMATAN
NO PEKERJAAN BAHAYA RISIKO Legal Kemungkinan Keparahan Total KATEGORI RISIKO PENGENDALIAN
Person Jenis Alat Keselamatan Vol Sat
a b axb
b. Pemasangan wastafel Terpeleset Patah tulang / sendi terkilir Kep.104/KPTS/1986 1 5 5 (Risiko ringan) a Menggunakan safety shoes karet 3 Orang Safety gloves 3 pasang
Tentang keselamatan & Mungkin dapat b Pemberian sign & symbol "awas licin" tukang Safety helmet 3 buah
kesehatan kerja pada diterima, akan tetapi plumbing Safety shoes 3 pasang
tempat kerja konstruksi perlu diadakan penin-
jauan ulang terhadap
pekerjaan
(diperlukan peman-
tauan)

Tangan terkena perkakas Luka sayat Per.01/Permen/1980 3 1 3 (Risiko berat) Penggunaan hand gloves katun 4 orang hand gloves katun 4 pasang
kerja saat pemasangan Tentang keselamatan Diperlukan perhatian (pekerja)
wastafel kerja pada konstruksi dari pihak manajemen
bangunan pekerjaan harus dite-
tapkan ulang atau
atau dilakukan
upaya pengendalian
di tempat kerja
untuk mengurangi
risiko

c. Pemasangan soap holder Tangan terjepit saat Luka sayat Per.01/Permen/1980 3 1 3 (Risiko berat) Penggunaan hand gloves katun 4 orang hand gloves katun 4 pasang
dan Kran wastafel pemasangan jet washer Tentang keselamatan Diperlukan perhatian (pekerja)
serta Kran dinding kerja pada konstruksi dari pihak manajemen
bangunan pekerjaan harus dite-
tapkan ulang atau
atau dilakukan
upaya pengendalian
di tempat kerja
untuk mengurangi
risiko

d. Pemasangan floordrain Terpeleset Patah tulang / sendi terkilir Kep.104/KPTS/1986 1 5 5 (Risiko ringan) a Menggunakan safety shoes karet 3 Orang Safety gloves 3 pasang
Tentang keselamatan & Mungkin dapat b Pemberian sign & symbol "awas licin" tukang Safety helmet 3 buah
kesehatan kerja pada diterima, akan tetapi plumbing Safety shoes 3 pasang
tempat kerja konstruksi perlu diadakan penin-
jauan ulang terhadap
pekerjaan
(diperlukan peman-
tauan)

Ergonomis saat jongkok Nyeri punggung Kep.104/KPTS/1986 2 2 4 (Risiko ringan) - Menghindari posisi tubuh jongkok / mem- 2 Orang Safety helmet 2 buah
pemasanngan floordrain Tentang keselamatan & Mungkin dapat bungkuk yang terlalu lama safety shoes 2 pasang
kesehatan kerja pada diterima, akan tetapi - Tidak mengangkat beban melebihi
tempat kerja konstruksi perlu diadakan penin- kapasitas otot / daya tegang otot
jauan ulang terhadap - Tidak mengangkat beban berat yang ber-
pekerjaan tumpu pada tulang belakang
(diperlukan peman-
tauan)

PEKERJAAN MEKANIKAL & ELEKTRIKAL

I. Pekerjaan Air Bersih dan Air Terpeleset Patah tulang / sendi terkilir Kep.104/KPTS/1986 1 5 5 (Risiko ringan) a Menggunakan safety shoes karet 3 Orang Safety gloves 3 pasang
Kotor / Air Bekas Tentang keselamatan & Mungkin dapat b Pemberian sign & symbol "awas licin" tukang Safety helmet 3 buah
kesehatan kerja pada diterima, akan tetapi plumbing Safety shoes 3 pasang
tempat kerja konstruksi perlu diadakan penin-
jauan ulang terhadap
pekerjaan
(diperlukan peman-
tauan)

Ergonomis saat mengerjakan Nyeri punggung Kep.104/KPTS/1986 2 2 4 (Risiko ringan) - Menghindari posisi tubuh jongkok / mem- 2 Orang Safety helmet 2 buah
sistem plumbing Tentang keselamatan & Mungkin dapat bungkuk yang terlalu lama safety shoes 2 pasang
NILAI RISIKO PENGGUNAAN ALAT KESELAMATAN
NO PEKERJAAN BAHAYA RISIKO Legal Kemungkinan Keparahan Total KATEGORI RISIKO PENGENDALIAN
Person Jenis Alat Keselamatan Vol Sat
a b axb
kesehatan kerja pada diterima, akan tetapi - Tidak mengangkat beban melebihi
tempat kerja konstruksi perlu diadakan penin- kapasitas otot / daya tegang otot
jauan ulang terhadap - Tidak mengangkat beban berat yang ber-
pekerjaan tumpu pada tulang belakang
(diperlukan peman-
tauan)
NILAI RISIKO PENGGUNAAN ALAT KESELAMATAN
NO PEKERJAAN BAHAYA RISIKO Legal Kemungkinan Keparahan Total KATEGORI RISIKO PENGENDALIAN
Person Jenis Alat Keselamatan Vol Sat
a b axb
Kejatuhan pipa Luka memar Per.03/Permen/1998 3 3 9 (Risiko sedang) - membatasi area kerja yang dibawah sejauh all pekerja Safety nett 1 set
dari atas Pekerjaan boleh dite- radius qo m dari pekerjaan yang berada Rambu 1 set
ruskan dengan kepu- di atas ketinggian pekerjaan ketinggian
tusan manajemen & - Menggunakan safety helmet safety helmet all pekerja
telah dikonsultaskikan - Induksi ke pekerja baik yang akan mela-
dengan tenaga ahli kukan pekerjaan di atas ketinggian maupun
dan tim penilai pekerja yang berada di atas
- Pemasangan safety nett untuk area dimana
dibawah pekerjaan terdapat lalu lalang
orang, safety nett ini dimaksudkan
untuk menghindari jatuhnya material
ke bawah
- Pemasangan rambu "Awas ada Pekerjaan
Di atas Ketinggian"

Kepala tertimpa Luka sedang hingga luka Kep.104/KPTS/1986 3 3 9 (Risiko sedang) a Menggunakan safety helmet 8 Orang Masker 8 buah
pipa pvc saat pengesetan berat Tentang keselamatan & Pekerjaan boleh dite- b Orang yang melakukan pekerjaan adalah tukang kayu Safety gloves 8 pasang
pipa kesehatan kerja pada ruskan dengan kepu- orang yang sudah berpengalaman (tukang Safety helmet 8 buah
tempat kerja konstruksi tusan manajemen & kayu)
telah dikonsultaskikan c Menggunakan hand gloves cotton
dengan tenaga ahli d Penyediaan obat-obatan P3K
dan tim penilai e Bekerja sesuai SOP (standart operation
procedure)

Kerusakan propertis Kep.174/Kepmen/1986 3 2 6 (Risiko sedang) - Pengaturan workshop kayu, kayu harus 4 Orang Masker 4 buah
Tentang keselamatan & Pekerjaan boleh dite- ditata sedemikian rupa agar kayu tidak loading kayu Safety gloves 4 pasang
kesehatan kerja pada ruskan dengan kepu- bercampur dengan material lain
tempat kerja konstruksi tusan manajemen & - Teknik penumpukan kayu untuk alasnya
telah dikonsultaskikan harus diberi bantalan agar tidak menyentuh
dengan tenaga ahli tanah secara langsung
dan tim penilai - Pemberian sekat agar kayu yang tertumpuk
tidak mengalami longsoran serta memper
hatikan batas ketinggian penumpukan kayu
yang tidak melebihi 1,5 m

Tangan tertusuk alat Luka sedang hingga meng- Per.01/Permen/1980 3 1 3 (Risiko ringan) * Orang yang melakukan pekerjaan adalah 8 Orang Masker 8 buah
saat pengesetan akibatkan tetanus Tentang keselamatan Mungkin dapat orang yang sudah berpengalaman (tukang tukang kayu Safety gloves 8 pasang
kerja pada konstruksi diterima, akan tetapi kayu)
bangunan perlu diadakan penin- * Menggunakan hand gloves cotton
jauan ulang terhadap * Penyediaan obat-obatan P3K
pekerjaan * Bekerja sesuai SOP (standart operation
(diperlukan peman- procedure)
tauan)

2 Pekerjaan Pemipaan, Fitting Tangan tertusuk alat Luka sedang hingga meng- Per.01/Permen/1980 3 1 3 (Risiko ringan) * Orang yang melakukan pekerjaan adalah 8 Orang Masker 8 buah
dan Valve Sistem Distribusi saat pengesetan akibatkan tetanus Tentang keselamatan Mungkin dapat orang yang sudah berpengalaman (tukang tukang kayu Safety gloves 8 pasang
Air Bersih kerja pada konstruksi diterima, akan tetapi kayu)
a. Pemipaan Lantai 1,2 dan 3 bangunan perlu diadakan penin- * Menggunakan hand gloves cotton
jauan ulang terhadap * Penyediaan obat-obatan P3K
pekerjaan * Bekerja sesuai SOP (standart operation
(diperlukan peman- procedure)
tauan)
NILAI RISIKO PENGGUNAAN ALAT KESELAMATAN
NO PEKERJAAN BAHAYA RISIKO Legal Kemungkinan Keparahan Total KATEGORI RISIKO PENGENDALIAN
Person Jenis Alat Keselamatan Vol Sat
a b axb
3 Pekerjaan Pemipaan & Fitting Ergonomis saat mengerjakan Nyeri punggung Kep.104/KPTS/1986 2 2 4 (Risiko ringan) - Menghindari posisi tubuh jongkok / mem- 2 Orang Safety helmet 2 buah
Sistem Air Kotor, Air Buangan, sistem plumbing Tentang keselamatan & Mungkin dapat bungkuk yang terlalu lama safety shoes 2 pasang
dan Ventilasi kesehatan kerja pada diterima, akan tetapi - Tidak mengangkat beban melebihi
a. Pemipaan di lantai 1, 2 dan 3 tempat kerja konstruksi perlu diadakan penin- kapasitas otot / daya tegang otot
jauan ulang terhadap - Tidak mengangkat beban berat yang ber-
pekerjaan tumpu pada tulang belakang
(diperlukan peman-
tauan)

Jatuh dari ketinggian Patah tulang, terkilir Per.03/Permen/1998 3 4 12 (Risiko berat) - Bekerja dengan menggunakan body harness & Ring D 8 Orang Safety nett 8 set
saat pengesetan pipa Luka berat Tentang tata cara pelaporan dan Diperlukan perhatian dikaitkan pada tempat yang berkedudukan di atas tubuh (tukang, Rambu, Tanda 1 set
di lantai 2 dan 3 pemeriksaan kecelakaan kerja dari pihak manajemen pemakai dan adekuat pekerja, Helm 8 set
pekerjaan harus dite- - Dilakukan oleh orang yang tidak takut ketinggian pelaksana) Safety shoes 8 pasang
tapkan ulang atau - Melakukan pekerjaan sesuai dengan Standart operation Masker 8 buah
atau dilakukan procedure Gloves 8 pasang
upaya pengendalian - Memeriksa kelayakan peralatan kerja (tangga, scaffolding,
di tempat kerja towing crane, hoist)
untuk mengurangi - Memberi sign / tanda "hati-Hati sedang ada Pekerjaan
risiko di atas Ketinggian"
- Penggunaan safety helmet
- Menghindari kemiringan saat pendirian perancah /
scaffolding
- Menghindari penempatan scaffolding pada pondasi yang
kurang adekuat
- Menghindari pemakaian peralatan kerja seperti tangga,
scaffolding yang berkarat dan lapuk
- Inspeksi berkala peralatan kerja
- Memeberikan proteksi kerja seperti safety nett
untuuk menghindari kejatuhan material dari atas ke
bawah

4 Pekerjaan Pemipaan & Fitting Kerobohan scaffolding Luka benturan Per.01/Permen/1980 3 4 12 (Risiko berat) a Menghindari kemiringan pada scaffolding 8 Orang Safety nett 8 set
Sistem Drain Air Hujan Tentang keselamatan Diperlukan perhatian b Menghindari penempatan scaffolding pada pondasi lemah (tukang, Rambu, Tanda 1 set
kerja pada konstruksi dari pihak manajemen c Memastikan scaffolding dalam kondisi layak pakai pekerja, Helm 8 set
bangunan pekerjaan harus dite- dan proper pelaksana) Safety shoes 8 pasang
tapkan ulang atau d Menghindari penempatan beban berat di atas scaffolding Masker 8 buah
atau dilakukan e Menghindari pergeseran secara keras pada lantai licin Gloves 8 pasang
upaya pengendalian dan bergelombang
di tempat kerja f Melakukan inspeksi berkala scaffolding
untuk mengurangi
risiko

Jatuh dari ketinggian Patah tulang, terkilir Per.01/Permen/1980 3 4 12 (Risiko berat) * Bekerja pada ketinggian di atas 1,5 m 10 Orang Masker 8 buah
saat pemasangan Alumunium Tentang keselamatan Diperlukan perhatian harus menggunakan body harnees Safety gloves 8 pasang
Composite Panel kerja pada konstruksi dari pihak manajemen * Ring D pada pengait body harness harus Safety helmet 8 buah
bangunan pekerjaan harus dite- dikaitkan pada tempat yang adekuat yang Safety shoes 10 pasang
tapkan ulang atau berkedudukan di atas tubuh pemakai Body harness 4 set
atau dilakukan * Dilakukan oleh orang yang tidak takut Scaffolding 2 set
upaya pengendalian ketinggian Tangga 1 set
di tempat kerja * Meenggunakan safety helmet
untuk mengurangi * Alat yang digunakan untuk bekerja di atas
risiko ketinggian harus dalam keadaan yang
proper dan adekuat, seperti: tangga,
scaffolding
* Tangga berkaki dua digunakan untuk
pekerjan dengan ketinggian < 1,5 m
* Sedangkan scaffolding digunakan untuk
pekerjaan ketinggian > 1,5 m
NILAI RISIKO PENGGUNAAN ALAT KESELAMATAN
NO PEKERJAAN BAHAYA RISIKO Legal Kemungkinan Keparahan Total KATEGORI RISIKO PENGENDALIAN
Person Jenis Alat Keselamatan Vol Sat
a b axb
Kejatuhan material Luka memar Per.03/Permen/1998 3 3 9 (Risiko sedang) - membatasi area kerja yang dibawah sejauh all pekerja Safety nett 1 set
dari atas Pekerjaan boleh dite- radius qo m dari pekerjaan yang berada Rambu 1 set
ruskan dengan kepu- di atas ketinggian pekerjaan ketinggian
tusan manajemen & - Menggunakan safety helmet safety helmet all pekerja
telah dikonsultaskikan - Induksi ke pekerja baik yang akan mela-
dengan tenaga ahli kukan pekerjaan di atas ketinggian maupun
dan tim penilai pekerja yang berada di atas
- Pemasangan safety nett untuk area dimana
dibawah pekerjaan terdapat lalu lalang
orang, safety nett ini dimaksudkan
untuk menghindari jatuhnya material
ke bawah
- Pemasangan rambu "Awas ada Pekerjaan
Di atas Ketinggian"

PEKERJAAN FIRE Tangan terjepit valve Luka sedang hingga meng- Per.01/Permen/1980 3 1 3 (Risiko ringan) * Orang yang melakukan pekerjaan adalah 8 Orang Masker 8 buah
HYDRANT hydrant akibatkan tetanus Tentang keselamatan Mungkin dapat orang yang sudah berpengalaman (tukang Safety gloves 8 pasang
kerja pada konstruksi diterima, akan tetapi kayu)
bangunan perlu diadakan penin- * Menggunakan hand gloves cotton
jauan ulang terhadap * Penyediaan obat-obatan P3K
pekerjaan * Bekerja sesuai SOP (standart operation
(diperlukan peman- procedure)
tauan)

Terpeleset Patah tulang / sendi terkilir Kep.104/KPTS/1986 1 5 5 (Risiko ringan) a Menggunakan safety shoes karet 3 Orang Safety gloves 3 pasang
Tentang keselamatan & Mungkin dapat b Pemberian sign & symbol "awas licin" Safety helmet 3 buah
kesehatan kerja pada diterima, akan tetapi Safety shoes 3 pasang
tempat kerja konstruksi perlu diadakan penin-
jauan ulang terhadap
pekerjaan
(diperlukan peman-
tauan)

Jatuh dari ketinggian Patah tulang, terkilir Per.03/Permen/1998 3 4 12 (Risiko berat) - Bekerja dengan menggunakan body harness & Ring D 8 Orang Safety nett 8 set
saat pengesetan valve Luka berat Tentang tata cara pelaporan dan Diperlukan perhatian dikaitkan pada tempat yang berkedudukan di atas tubuh (tukang, Rambu, Tanda 1 set
hydrant di lantai 2 dan 3 pemeriksaan kecelakaan kerja dari pihak manajemen pemakai dan adekuat pekerja, Helm 8 set
pekerjaan harus dite- - Dilakukan oleh orang yang tidak takut ketinggian pelaksana) Safety shoes 8 pasang
tapkan ulang atau - Melakukan pekerjaan sesuai dengan Standart operation Masker 8 buah
atau dilakukan procedure Gloves 8 pasang
upaya pengendalian - Memeriksa kelayakan peralatan kerja (tangga, scaffolding,
di tempat kerja towing crane, hoist)
untuk mengurangi - Memberi sign / tanda "hati-Hati sedang ada Pekerjaan
risiko di atas Ketinggian"
- Penggunaan safety helmet
- Menghindari kemiringan saat pendirian perancah /
scaffolding
- Menghindari penempatan scaffolding pada pondasi yang
kurang adekuat
- Menghindari pemakaian peralatan kerja seperti tangga,
scaffolding yang berkarat dan lapuk
- Inspeksi berkala peralatan kerja
- Memeberikan proteksi kerja seperti safety nett
untuuk menghindari kejatuhan material dari atas ke
bawah
NILAI RISIKO PENGGUNAAN ALAT KESELAMATAN
NO PEKERJAAN BAHAYA RISIKO Legal Kemungkinan Keparahan Total KATEGORI RISIKO PENGENDALIAN
Person Jenis Alat Keselamatan Vol Sat
a b axb
PEKERJAAN TATA Terjatuh dari ketinggian Patah tulang, terkilir Kep.75/Kepmen/2002 3 5 15 (Risiko berat) a Bekerja dengan menggunakan body harness dan Ring D 3 orang Body harness 3 set
UDARA saat pemasangan AC Split Tentang Persyaratan Umum Diperlukan perhatian disematkan pada bagian yang lebih tinggi dan adekuat (tukang electrical) Hand gloves cotton 3 pasang
Instalasi Listrik dari pihak manajemen b Memeriksa kelayakan scaffolding / tangga sebelum Goggles 3 pasang
pekerjaan harus dite- digunakan Safety helmet 3 set
tapkan ulang atau c Memastikan orang yang melakukan pekerjaan listrik Scaffoding 4 Set
atau dilakukan adalah orang yang electrical yang berpengalaman
upaya pengendalian d Memberi sign / tanda "hati-Hati sedang ada Pekerjaan
di tempat kerja di atas Ketinggian"
untuk mengurangi e Penggunaan safety helmet
risiko f Menghindari kemiringan saat pendirian perancah /
scaffolding
g Menghindari penempatan scaffolding pada pondasi yang
kurang adekuat
h Menghindari pemakaian peralatan kerja seperti tangga,
scaffolding yang berkarat dan lapuk
i Inspeksi berkala peralatan kerja
j Memeberikan proteksi kerja seperti safety nett
untuuk menghindari kejatuhan material dari atas ke
bawah

Tersengat arus listrik Luka bakar Kep.75/Kepmen/2002 3 5 15 (Risiko berat) - Isolasi kabel 3 Orang Hand gloves karet 3 pasang
Tentang persyaratan umum Diperlukan perhatian - Memastikan kabel dalam keadaan baik dan tak ada (mechanical, Sepatu safety karet 3 pasang
instalasi listrik di tmpat kerja dari pihak manajemen yang terkelupas electrical) Pakaian isolator 3 set
pekerjaan harus dite- - Bekerja saat cuaca kering Safety helmet 3 set
tapkan ulang atau - Memastikan LOTO (lock out take out) mematikan arus
atau dilakukan listrik dan memberikan sign bahwa listrik sedang
upaya pengendalian diperbaiki
di tempat kerja - Bekerja menggunakan bahan isolator (sepatu karet,
untuk mengurangi gloves karet khusus peredam aliran listrik, safety helmet)
risiko - Bekerja dengan tidak mengantongi barang yang bersignal
(HP, HT) korek api

PEKERJAAN LISTRIK Terjatuh dari ketinggian Patah tulang, terkilir Kep.75/Kepmen/2002 2 5 10 (Risiko berat) - Bekerja dengan menggunakan body harness & Ring D 3 orang Body harness 3 set
saat pemasangan Tentang Persyaratan Umum Diperlukan perhatian dikaitkan pada tempat yang berkedudukan di atas tubuh (tukang electrical) Hand gloves cotton 3 pasang
dan penarikan kabel Instalasi Listrik dari pihak manajemen pemakai dan adekuat Goggles 3 pasang
pekerjaan harus dite- - Dilakukan oleh orang yang tidak takut ketinggian Safety helmet 3 set
tapklan ulang atau - Melakukan pekerjaan sesuai dengan Standart operation Scaffoding 4 Set
dilakukan upaya procedure
pengendalian di tem- - Memeriksa kelayakan peralatan kerja (tangga, scaffolding,
pat kerja untuk towing crane, hoist)
mengurangi risiko - Memberi sign / tanda "hati-Hati sedang ada Pekerjaan
di atas Ketinggian"
- Penggunaan safety helmet
- Menghindari kemiringan saat pendirian perancah /
scaffolding
- Menghindari penempatan scaffolding pada pondasi yang
kurang adekuat
- Menghindari pemakaian peralatan kerja seperti tangga,
scaffolding yang berkarat dan lapuk
- Inspeksi berkala peralatan kerja
- Memeberikan proteksi kerja seperti safety nett
untuuk menghindari kejatuhan material dari atas ke
bawah
NILAI RISIKO PENGGUNAAN ALAT KESELAMATAN
NO PEKERJAAN BAHAYA RISIKO Legal Kemungkinan Keparahan Total KATEGORI RISIKO PENGENDALIAN
Person Jenis Alat Keselamatan Vol Sat
a b axb
Tersengat arus listrik Luka bakar Kep.75/Kepmen/2002 3 3 9 (Risiko sedang) - Isolasi kabel 3 Orang Hand gloves karet 3 pasang
saat pengaktifan daya listrik Tentang persyaratan umum Pekerjaan boleh dite- - Memastikan kabel dalam keadaan baik dan tak ada (mechanical, Sepatu safety karet 3 pasang
instalasi listrik di tmpat kerja ruskan dengan kepu- yang terkelupas electrical) Pakaian isolator 3 set
tusan manajemen & - Bekerja saat cuaca kering Safety helmet 3 set
telah dikonsultaskikan - Memastikan LOTO (lock out take out) mematikan arus
dengan tenaga ahli listrik dan memberikan sign bahwa listrik sedang
dan tim penilai diperbaiki
- Bekerja menggunakan bahan isolator (sepatu karet,
gloves karet khusus peredam aliran listrik, safety helmet)
- Bekerja dengan tidak mengantongi barang yang bersignal
(HP, HT) korek api

Tergelincir saat melakukan Terkilir, memar Kep.104/KPTS/1986 1 5 5 (Risiko ringan) a Tanah bekas galian diberi rambu /tanda agar tidak 4 Orang Hand gloves karet 4 pasang
penggalian untuk Tentang keselamatan & kesehatan Mungkin dapat dilewati orang (ahli plumbing, Sepatu safety karet 4 pasang
Grounding BC-50 mm2 kerja pada tempat konstruksi diterima, akan tetapi b Tanah timbunan bekas galian dibuat talud / dibuat tukang keduk/bor)
perlu diadakan penin- tidak terlalu curam untuk menghindari longsoran tanah
jauan ulang terhadap c Bekerja secara team dan tidak melakukan nya secara
pekerjaan sendiri
(diperlukan peman-
tauan)

Terhirup gas berbahaya Gangguan sistem saraf pusat Kep.51/Kepmen/1999 2 5 10 (Risiko berat) * Melakukan pengukuran gas sebulum masuk / bekerja 4 Orang Hand gloves karet 4 pasang
dari dalam pengedukan zat lemas, korban jiwa Tentang nilai ambang batas Diperlukan perhatian di dalam penggalian yang lebih dari 1 m. (ahli plumbing, Sepatu safety karet 4 pasang
untuk grounding BC-50mm2 faktor fisika di tempat kerja dari pihak manajemen Pengukuran gas disini dimaksudkan apakah gas-gas tukang keduk/bor) Breathing apparatus 1 set
misal : gas methan pekerjaan harus dite- berbahaya seperti gas methan masih berada di dalam
tapklan ulang atau nilai ambang batas (NAB) yang diperkenanakan
dilakukan upaya * Menggunakan SCBA (self containing breathing
pengendalian di tem- apparatus) apabila di dalam peggalian yang melebihi
pat kerja untuk kedalaman 1 m memiliki kandungan oksigen cukup
mengurangi risiko terbatas ( < 20 %) maka dianjurkan untuk menggunakan
breathing apparatus yang didalamnya terdapat supply
gas oksigen
* Pengaturan jam kerja. Hal ini berarti orang berada pada
sumur galian tidak boleh terlalu lama maksimal 15
menit dan harus diangkat kembali agar tersirkulasi
dengan udara di luar
* Memastikan apabila terdapat gas berbahaya yang mudah
meledak atau gas beracun lainnya di atas nilai ambang
batas yang diperkenankan maka dilakukan penetralan
gas didalamnya dengan berbagai cara teknis kimia.
atau gas yang berbahaya tersebut disedot untuk
untuk dinetralisir .
NILAI RISIKO PENGGUNAAN ALAT KESELAMATAN
NO PEKERJAAN BAHAYA RISIKO Legal Kemungkinan Keparahan Total KATEGORI RISIKO PENGENDALIAN
Person Jenis Alat Keselamatan Vol Sat
a b axb
PEKERJAAN CABLE Kaki terantuk gulungan Luka memar Kep.174/Kepmen/1986 2 3 6 (Risiko sedang) - Menggunakan safety shoes boots karet 4 Orang Safety goggles 4 buah
TRAY kabel NYY / NYFGBY Tentang keselamatan & Pekerjaan boleh dite- - Menggunakan hand gloves katun (surveyor, Safety shoes boots 4 pasang
kesehatan kerja pada ruskan dengan kepu- - Menggunakan masker assisten Hand gloves 4 pasang
tempat kerja konstruksi tusan manajemen & - Menggunakan safety goggles surveyor, Masker 4 buah
telah dikonsultaskikan pelaksana,
dengan tenaga ahli tukang)
dan tim penilai

Tangan terkena Luka ringan hingga Kep.104/KPTS/1986 3 3 9 (Risiko sedang) a Orang yang melakukan pekerjaan ini adalah orang 8 Orang Hand gloves cotton 8 pasang
pisau cutter saat menyebabkan tetanus Tentang keselamatan kerja dan Pekerjaan boleh dite- yang berpengalaman (tukang kayu) (tukang, Goggles 8 pasang
pengelupasan kabel untuk kesehatan kerja pada tempat ruskan dengan kepu- b Menggunakan hand dloves cotton (sarung tangan yang pekerja, Safety helmet 8 set
dilakukan penyambungan kegiatan konstruksi tusan manajemen & terbuat dari bahan katun) pelaksana) Masker 8 buah
telah dikonsultaskikan c Penyediaan obat-obtan P3K
dengan tenaga ahli d Bekerja sesuai standar operasi teknis
dan tim penilai

Kebakaran Luka bakar, korban Kep.186/MEN/1999 3 4 12 (Risiko berat) a area sekitar pengelasan harus bebas dari bahan bakar 5 Orang sarung tangan las 1 pasang
jiwa atau Diperlukan perhatian minyak topeng las 1 set
Per.04/MEN/1980 dari pihak manajemen b Bila menggunakan Acytilen + oksigen pastikan tabung kacamata las yang 1 buah
pekerjaan harus dite- berada dalam kondisi stabil berdiri bila perlu diikat memiliki filter kobalt
tapklan ulang atau agar tidak roboh biru
dilakukan upaya c Jarak pengelasan dengan tabung acetylen, oksigen, travo apron 1 stel
pengendalian di tem- las kurang lebih 1,5 m
pat kerja untuk d Terdapat APAR (alat pemadam api ringan)
mengurangi risiko 3 kg jenis dry powder untuk antisipasi
bila terjadi peercikan api
e Pengelasan dilakukan oleh oraang yang berpengalaman
f Menggunakan apron pengelasan, topeg las,
sarung tangan pengelasan
g Assisten pancang bekerja sama dengan tukang las pancang
untuk memberikan dan mengatur kapan pancang
siap untuk dilakukan pengelasan penyambungan

B. Pentanahan Tergelincir saat melakukan Terkilir, memar Kep.104/KPTS/1986 1 5 5 (Risiko ringan) a Tanah bekas galian diberi rambu /tanda agar tidak 4 Orang Hand gloves karet 4 pasang
penggalian untuk Tentang keselamatan & kesehatan Mungkin dapat dilewati orang (ahli plumbing, Sepatu safety karet 4 pasang
Grounding BC-50 mm2 kerja pada tempat konstruksi diterima, akan tetapi b Tanah timbunan bekas galian dibuat talud / dibuat tukang keduk/bor)
perlu diadakan penin- tidak terlalu curam untuk menghindari longsoran tanah
jauan ulang terhadap c Bekerja secara team dan tidak melakukan nya secara
pekerjaan sendiri
(diperlukan peman-
tauan)
NILAI RISIKO PENGGUNAAN ALAT KESELAMATAN
NO PEKERJAAN BAHAYA RISIKO Legal Kemungkinan Keparahan Total KATEGORI RISIKO PENGENDALIAN
Person Jenis Alat Keselamatan Vol Sat
a b axb
PEKERJAAN TELEPHONE Kejatuhan material Luka memar Per.03/Permen/1998 3 3 9 (Risiko sedang) - membatasi area kerja yang dibawah sejauh all pekerja Safety nett 1 set
dari atas Pekerjaan boleh dite- radius qo m dari pekerjaan yang berada Rambu 1 set
ruskan dengan kepu- di atas ketinggian pekerjaan ketinggian
tusan manajemen & - Menggunakan safety helmet safety helmet all pekerja
telah dikonsultaskikan - Induksi ke pekerja baik yang akan mela-
dengan tenaga ahli kukan pekerjaan di atas ketinggian maupun
dan tim penilai pekerja yang berada di atas
- Pemasangan safety nett untuk area dimana
dibawah pekerjaan terdapat lalu lalang
orang, safety nett ini dimaksudkan
untuk menghindari jatuhnya material
ke bawah
- Pemasangan rambu "Awas ada Pekerjaan
Di atas Ketinggian"

Ergonomis Nyeri punggung Kep.104/KPTS/1986 3 2 6 (Risiko sedang) - Menghindari posisi tubuh jongkok / mem- 2 Orang Safety helmet 2 buah
Tentang keselamatan & Pekerjaan boleh dite- bungkuk yang terlalu lama safety shoes 2 pasang
kesehatan kerja pada ruskan dengan kepu- - Tidak mengangkat beban melebihi
tempat kerja konstruksi tusan manajemen & kapasitas otot / daya tegang otot
telah dikonsultaskikan - Tidak mengangkat beban berat yang ber-
dengan tenaga ahli tumpu pada tulang belakang
dan tim penilai

Tangan terkena Luka ringan hingga Kep.104/KPTS/1986 3 3 9 (Risiko sedang) a Orang yang melakukan pekerjaan ini adalah orang 8 Orang Hand gloves cotton 8 pasang
pisau cutter saat menyebabkan tetanus Tentang keselamatan kerja dan Pekerjaan boleh dite- yang berpengalaman (tukang kayu) (tukang, Goggles 8 pasang
pengelupasan kabel untuk kesehatan kerja pada tempat ruskan dengan kepu- b Menggunakan hand dloves cotton (sarung tangan yang pekerja, Safety helmet 8 set
dilakukan penyambungan kegiatan konstruksi tusan manajemen & terbuat dari bahan katun) pelaksana) Masker 8 buah
telah dikonsultaskikan c Penyediaan obat-obtan P3K
dengan tenaga ahli d Bekerja sesuai standar operasi teknis
dan tim penilai
NILAI RISIKO PENGGUNAAN ALAT KESELAMATAN
NO PEKERJAAN BAHAYA RISIKO Legal Kemungkinan Keparahan Total KATEGORI RISIKO PENGENDALIAN
Person Jenis Alat Keselamatan Vol Sat
a b axb
SISTEM FIRE ALARM Terjatuh dari ketinggian Patah tulang, terkilir Kep.75/Kepmen/2002 2 5 10 (Risiko berat) * Bekerja pada ketinggian di atas 1,5 m 3 orang Body harness 3 set
saat pemasangan Tentang Persyaratan Umum Diperlukan perhatian harus menggunakan body harnees (tukang electrical) Hand gloves cotton 3 pasang
Fire alarm Instalasi Listrik dari pihak manajemen * Ring D pada pengait body harness harus Goggles 3 pasang
pekerjaan harus dite- dikaitkan pada tempat yang adekuat yang Safety helmet 3 set
tapklan ulang atau berkedudukan di atas tubuh pemakai Scaffoding 4 Set
dilakukan upaya * Dilakukan oleh orang yang tidak takut
pengendalian di tem- ketinggian
pat kerja untuk * Meenggunakan safety helmet
mengurangi risiko * Alat yang digunakan untuk bekerja di atas
ketinggian harus dalam keadaan yang
proper dan adekuat, seperti: tangga,
scaffolding
* Tangga berkaki dua digunakan untuk
pekerjan dengan ketinggian < 1,5 m
* Sedangkan scaffolding digunakan untuk
pekerjaan ketinggian > 1,5 m

Tergelincir saat melakukan Terkilir, memar Kep.104/KPTS/1986 1 5 5 (Risiko ringan) a Tanah bekas galian diberi rambu /tanda agar tidak 4 Orang Hand gloves karet 4 pasang
penggalian untuk Tentang keselamatan & kesehatan Mungkin dapat dilewati orang (ahli plumbing, Sepatu safety karet 4 pasang
Grounding BC-50 mm2 kerja pada tempat konstruksi diterima, akan tetapi b Tanah timbunan bekas galian dibuat talud / dibuat tukang keduk/bor)
perlu diadakan penin- tidak terlalu curam untuk menghindari longsoran tanah
jauan ulang terhadap c Bekerja secara team dan tidak melakukan nya secara
pekerjaan sendiri
(diperlukan peman-
tauan)

SISTEM INSTALASI Tangan tersayat Luka ringan hingga Kep.104/KPTS/1986 3 3 9 (Risiko sedang) a Orang yang melakukan pekerjaan ini adalah orang 8 Orang Hand gloves cotton 8 pasang
TATA SUARA perkakas kerja menyebabkan tetanus Tentang keselamatan kerja dan Pekerjaan boleh dite- yang berpengalaman (tukang kayu) (tukang, Goggles 8 pasang
kesehatan kerja pada tempat ruskan dengan kepu- b Menggunakan hand dloves cotton (sarung tangan yang pekerja, Safety helmet 8 set
kegiatan konstruksi tusan manajemen & terbuat dari bahan katun) pelaksana) Masker 8 buah
telah dikonsultaskikan c Penyediaan obat-obtan P3K
dengan tenaga ahli d Bekerja sesuai standar operasi teknis
dan tim penilai

Terjatuh dari ketinggian Patah tulang, terkilir Kep.75/Kepmen/2002 2 5 10 (Risiko berat) * Bekerja pada ketinggian di atas 1,5 m 3 orang Body harness 3 set
saat pemasangan Tentang Persyaratan Umum Diperlukan perhatian harus menggunakan body harnees (tukang electrical) Hand gloves cotton 3 pasang
Ceiling speaker Instalasi Listrik dari pihak manajemen * Ring D pada pengait body harness harus Goggles 3 pasang
pekerjaan harus dite- dikaitkan pada tempat yang adekuat yang Safety helmet 3 set
tapklan ulang atau berkedudukan di atas tubuh pemakai Scaffoding 4 Set
dilakukan upaya * Dilakukan oleh orang yang tidak takut
pengendalian di tem- ketinggian
pat kerja untuk * Meenggunakan safety helmet
mengurangi risiko * Alat yang digunakan untuk bekerja di atas
ketinggian harus dalam keadaan yang
proper dan adekuat, seperti: tangga,
scaffolding
* Tangga berkaki dua digunakan untuk
pekerjan dengan ketinggian < 1,5 m
* Sedangkan scaffolding digunakan untuk
pekerjaan ketinggian > 1,5 m

Kebisingan Tuli ringan sementara Kep.174/Kepmen/1986 2 3 6 (Risiko sedang) - Peggunaan ear muff / ear plug pada saat dilakukan 5 Orang Ear muff / ear plug 5 Set
Saat fixtures volume control Tentang keselamatan & Pekerjaan boleh dite- Goggles 5 pasang
kesehatan kerja pada ruskan dengan kepu- Safety helmet 5 set
tempat kerja konstruksi tusan manajemen & Masker 5 buah
telah dikonsultaskikan
dengan tenaga ahli
dan tim penilai
PEKERJAAN PERSIAPAN
PEKERJAAN PERSIAPAN
PEKERJAAN PERSIAPAN

PEKERJAAN PERSIAPAN

I. UITSET DAN PEMASANGAN BOUWPLANK


Meode pelaksanaan keselamatan kerja pada pemasangan uitset
dan bowplank adalah sebagai berikut :
a. Bouwplank dibuat dari kayu terentang (kayu kelas III) ukuran
minimum 3/20 cm yang utuh dan kering. Bouwplank dipasang
dengan tiang-tiang dari kayu sejenis ukuran 5/7 cm dan
dipasang pada setiap jarak satu meter. Papan harus lurus dan
diketam halus pada bagian atasnya.
b. Bouwplank harus datar (waterpas) dan tegak lurus.
Pengukuran harus memakai alat ukur yang disetujui Pengawas
Lapangan.
c. Bouwplank menunjukkan ketinggian  0.00. Letak dan
ketinggian permukaan bouwplank harus dijaga dan dipelihara
agar tidak berubah selama pekerjaan berlangsung.
Material :- Kayu kelas III, ukuran min 3 / 20 cm
- Papan
Peralatan :- Palu
- Gergaji
- Bak Ukur
- Waterpass
- Benangan
Personil :- Surveyor
- Pekerja + Mandor
- Pelaksana
PEKERJAAN PERSIAPAN

Bouwplank

Identifikasi Risiko Bahaya dari Pekerjaan


Pemasangan Bouwplank

 Kaki terantuk batu


 Kaki tertusuk paku
 Tangan tersayat gergaji saat pemotongan
kayu
 Hempasan debu serbuk kayu saat
menggergaji kayu yang masuk ke mata dan
hidung

Langkah Pengendalian dan Pencegahan :


1. Mempersiapkan metode kerja / SOP (standart operation procedure)
2. Mempersiapkan gambar kerja
3. Mempersiapkan material dan alat yang akan digunakan untuk bekerja
4. Melakukan safety briefing / toolbox meeting bersama dengan personil
terkait (pekerja, mandor, pelaksana, surveyor).
Safety briefing / tollbox meeting bertujuan untuk melakukan koordinasi
kerja,
PEKERJAAN PERSIAPAN

menemukan kendala dan Menentukan solusi


5. Menggunakan alat pelindung diri berupa :
- alat pelindung kaki : safety shoes
- alat pelindung kepala : safety helmet
- hand gloves / sarung tangan untuk pekerjaan kayu.
- alat pelindung pernafasan : menggunakan masker
6. Dari segi personil, sebaiknya yang melakukan pekerjaan adalah
tenaga kerja yang sesuai dengan keahliannya, dalam hal ini adalah
tukang kayu dan kenek nya. Karena banyak terjadi kecelakaan
kerja yang disebabkan dari faktor kemampuan dan keahlian tenaga
kerja yang tidak sesuai dengan jenis pekerjaannya.

ZERO ACCIDENT

II. PEMBERSIHAN LAPANGAN & PERATAAN


Metode pelaksanaan keselamatan kerja pada pembersihan
lapangan dan perataan adalah sebagai berikut :
a. Semua penghalang di dalam batas tanah yang menghalangi
jalannya pekerjaan seperti adanya pepohonan, batu-batuan
atau puing-puing bekas bangunan dibongkar dan dibersihkan
serta dipindahkan dari tanah bangunan kecuali barang-barang
yang ditentukan harus dilindungi agar tetap utuh.
PEKERJAAN PERSIAPAN

b. Pelaksanaan pembongkaran harus dilakukan dengan sebaik-


baiknya untuk menghindarkan bangunan yang berdekatan dari
kerusakan. Bahan-bahan bekas bongkaran tidak diperkenankan
untuk dipergunakan kembali dan harus diangkut keluar dari
halaman proyek.
Peralatan: - Excavator
Untuk meloading material ke bak dump truck,
untuk meratakan material tanah setelah
dibersihkan
- Dump truck
Untuk memuat hasil bongkaran / pohon, batu-
batuan

Excavator Dump truck

Personil : - Pelaksana
- Operator alat berat
PEKERJAAN PERSIAPAN

Pembersihan
Identifikasi lapangan
Risiko dandari
Bahaya perataan
Pekerjaan
Pembersihan Lapangan & Perataan

 Debu yang masuk ke mata dan hidung


 Tertumbuk alat berat saat mobilisasi
 Kaki terantuk batu
 Tangan tersayat dahan atau material
expose
 Terpeleset, biasanya terjadi saat musim

Langkah Pengendalian dan Pencegahan :


o Mempersiapkan metode kerja / SOP (standart operation procedure)
o Mempersiapkan alat berat yang akan digunakan untuk bekerja
o Menentukan lokasi disposal / tempat pembuangan material expose
o Melakukan safety briefing / toolbox meeting bersama dengan personil
terkait (operator alat berat,, pelaksana,).
Safety briefing / tollbox meeting bertujuan untuk melakukan koordinasi
kerja, menemukan kendala dan Menentukan solusi

o Menggunakan alat pelindung diri berupa :


- alat pelindung kaki : safety shoes
- alat pelindung kepala : safety helmet
- alat pelindung tangan : hand gloves / sarung tangan
- alat pelindung pernafasan : menggunakan masker
o Pengecekan rutin alat berat (pelumas, bahan bakar, mesin dll)
o Mempersiapan obat-obatan P3K
o Membuat batasan area lintas bagi pejalan kaki, kendaraan roda dua
maupun kendaraan roda 4 saat alat berat melakukan mobilisasi, Untuk
menghindari tumbukan dengan alat berat
PEKERJAAN PERSIAPAN

ZERO
ACCIDENT

III. PEMBUATAN DIREKSI KEET & GUDANG KERJA


Metode pelaksanaan keselamatan kerja pada pembuatan direksi
keet dan gudang kerja adalah sebagai berikut :
Membangun kantor dan perlengkapannya, los kerja, gudang dan
halaman kerja (work yard) di dalam halaman pekerjaan, yang
diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan sesuai Kontrak.
Kontraktor menyediakan untuk pekerja/ buruhnya fasilitas
sementara (tempat mandi dan peturasan) yang memadai untuk
mandi dan buang air. Kami pelaksana membuat tata letak/ denah
halaman proyek dan rencana konstruksi fasilitas-fasilitas tersebut.
Dan menjamin agar seluruh fasilitas itu tetap bersih dan terhindar
dari kerusakan.
Material :- Kayu
- Multiplek
- Asbes
- Semen
- Pasir
PEKERJAAN PERSIAPAN

- Kora;
- Cat Scaffolding
Peralatan :- Palu
- Gergaji
- Scaffolding
- Tangga
- Cangkul
- Sekop
Personil :- Pekerja + Mandor
- Pelaksana

Direksi Keet
Identifikasi Risiko Bahaya dari Pekerjaan
Pembuatan Direksi Ket dan Gudang Kerja

 Kaki terantuk batu


 Kaki tertusuk paku
 Tangan tersayat gergaji saat pemotongan kayu
 Debu serbuk kayu saat menggergaji masuk ke mata dan hidung
 Tangan terjepit
 Jatuh dari ketinggian saat pemasangan atap direksi keet
 Kepala kejatuhan papan
 Terpeleset, apabila musim hujan telah tiba
 Kerobohan tangga / scaffolding saat setting pekerjaan diatas ketinggian
(pemasangan atap direksi keet)
PEKERJAAN PERSIAPAN

Langkah Pengendalian dan Pencegahan :


 Mempersiapkan metode kerja / SOP (standart operation procedure)
 Mempersiapkan gambar kerja
 Mempersiapkan material dan alat yang akan digunakan untuk bekerja
 Melakukan safety briefing / toolbox meeting bersama dengan personil
terkait (pekerja, mandor, pelaksana)
Safety briefing / tollbox meeting bertujuan untuk melakukan koordinasi
kerja,

menemukan kendala dan Menentukan solusi


 Menggunakan alat pelindung diri berupa :
- alat pelindung kaki : safety shoes
- alat pelindung kepala : safety helmet
- hand gloves / sarung tangan untuk pekerjaan kayu.
- alat pelindung pernafasan : menggunakan masker
- alat pelindung mata : safety goggles
- alat pelindung yang digunakan saat bekerja di atas ketinggian : body
harness
 Menentukan area gudang material untuk penyimpanan alat dan bahan.
 Menentukan area fabrikasi kayu
 Mengecek scaffolding & tangga sebelum digunakan da memastikan,
scaffolding dan tangga dalam keadaan proper

ZERO ACCIDENT
PEKERJAAN PERSIAPAN

Alat pelindung kepala Alat pelindung kaki Alat pelindung tangan

Alat pelindung untuk bekerja di atas ketinggian Alat pelindung mata

IV. LISTRIK KERJA & AIR KERJA


Metode pelaksanaan keselamatan kerja pada penyediaan listrik
dan air kerja adalah sebagai berikut :
- Kami selaku pelaksana menyediakan air atas tanggungan/
biaya sendiri yang dibutuhkan untuk melaksanakan pekerjaan
ini, yaitu :
Air kerja untuk pencampur atau keperluan lainnya yang
memenuhi persyaratan sesuai jenis pekerjaan, cukup bersih,
bebas dari segala macam kotoran dan zat-zat seperti minyak,
asam, garam, dan sebagainya yang dapat merusak atau
PEKERJAAN PERSIAPAN

mengurangi kekuatan konstruksi. Air bersih untuk keperluan


sehari-hari seperti minum, mandi/ buang air dan kebutuhan
lain para pekerja. Kualitas air yang disediakan untuk keperluan
tersebut harus cukup terjamin.
- Kami selaku pelaksana menyediakan daya listrik atas
tanggungan/ biaya sendiri sementara yang dibutuhkan untuk
peralatan dan penerangan serta keperluan lainnya dalam
melaksanakan pekerjaan ini. Pemasangan sistem listrik
sementara ini harus memenuhi persyaratan yang berlaku.
Kontraktor harus mengatur dan menjaga agar jaringan dan
peralatan listrik tidak membahayakan para pekerja di lapangan.

Generator set Penyambungan daya listrik

Air kerja
PEKERJAAN PERSIAPAN

Peralatann :- Tangki air kapasitas besar


- Pipa
- Pompa
- Generator set

Identifikasi Risiko Bahaya dari Penyediaan


listrik dan air kerja

 Terpeleset
 Kaki tersandung pipa
 Tangan tersayat
 Tersetrum arus teginggi saat setting listrik kerja
 Terbakar
 Panas kerja, khusus bagi pekerjaan yang berhubungan dengan
energi panas yang ditimbulkan dari pekerjaan listrik
 Jatuh dari ketinggian saat penarikan kabel, jatuh dari ketinggian
saat pemasangan armature lampu

Langkah Pengendalian dan Pencegahan :


Mempersiapkan metode kerja / SOP (standart operation
procedure)
Mempersiapkan pelaporan teknis terhadap instansi terkait misal
PDAM dan PLN
Mempersiapkan material dan alat yang akan digunakan untuk
bekerja
PEKERJAAN PERSIAPAN

Melakukan safety briefing / toolbox meeting bersama dengan


personil terkait (pekerja, mandor, pelaksana, tukang ME, tukang
plumbing).
Safety briefing / tollbox meeting bertujuan untuk melakukan
koordinasi kerja,
menemukan kendala dan Menentukan solusi
Menggunakan alat pelindung diri saat bekerja untuk setting listrik
kerja yang berupa :
- alat pelindung kaki yang terbuat dari bahan non logam : safety
shoes karet
- alat pelindung kepala yang bersifat isolator : safety helmet tipe B
- hand gloves / sarung tangan untuk pekerjaan listrik.
- alat pelindung dari pekerjaan di atas ketinggian : full body harness
Menggunakan alat pelindung diri saat bekerja untuk setting air kerja
yang berupa :
- alat pelindung kaki yang terbuat dari karet : safety shoes karet
- alat pelindung kepala : safety helmet
- alat pelindung tangan : hand gloves lateks
Personil yang melakukan pemasangan air kerja adalah personil yang
ahli dibidang nya seperti tukang plumbing
Personil yang melakukan setting out listrik kerja adalah tukang
mekanikal elektrikal (M/E)
Mengusahakan agar MCB atau sumber listrik tertutup
Memishakan sumber listrik dengan gudang bahan bakar
Pemberian Name Tag pada sumber listrik tegangan tinggi
Kabel yang digunakan memiliki daya isolator yang baik
Pengecekan rutin terhadap kabel, sambungan kabel dan sumber
listrik
Mempersiapkan obat-obatan P3K
Mencantumkan nomor telpon darurat seperti pemadam kebakaran
terdekat, RS / Fasilitas kesehatan terdekat

ZERO ACCIDENT
PEKERJAAN PERSIAPAN

V. PAGAR SEMENTARA
Pembuatan pagar sementara di area kerja bertujuan untuk
memudahkan pengamanan lokasi kerja dari kepentingan luar yang
tidak berhubungan dengan area kerja, serta memudahkan
pengamanan di dalam lokasi kerja

Pagar sementara proyek

Material : - Kayu
- Seng gelombang
Peralatan :- Palu
- Gergaji
Personil : - Pekerja + Mandor
PEKERJAAN PERSIAPAN

Identifikasi Risiko Bahaya dari Pekerjaan


Pemasangan Pagar Sementara Proyek

 Debu
 Kaki terantuk material
 Tangan tersayat seng,, tangan tersayat
gergaji saat pemotongan kayu
Terpeleset

Langkah Pengendalian dan Pencegahan :


 Mempersiapkan metode kerja / SOP (standart operation procedure)
 Mempersiapkan gambar kerja
 Mempersiapkan material dan alat yang akan digunakan untuk bekerja
 Melakukan safety briefing / toolbox meeting bersama dengan personil
terkait (pekerja, mandor, pelaksana, surveyor).
Safety briefing / tollbox meeting bertujuan untuk melakukan
koordinasi kerja,menemukan kendala dan Menentukan solusi
 Menggunakan alat pelindung diri berupa :
- alat pelindung kaki : safety shoes
- alat pelindung kepala : safety helmet
- hand gloves / sarung tangan untuk pekerjaan kayu.
- alat pelindung pernafasan : menggunakan masker

ZERO
ACCIDENT
PEKERJAAN PERSIAPAN

VI. MOBILISASI DAN DEMOBILISASI


Alat berat yang digunakan pada pekerjaan pembangunan gedung
ruang kelas B kali ini adalah :
Peralatan : - crane 30 ton
- hammer tiang pancang
- pompa beton
- bulldozer
- dump truck
- excavator
- motor grader
- water tank truck Sheet pile
Material : - sheet pile PS.220 6S A 500
- tiang pancang diameter 40 cm
- batu belah 15/20
- bata merah
- beton ready mix K 225, K 300
- pasir, semen
- rangka hollow
- gypsumb baord Tiang pancang
- dolken kayu meranti
- alucopand
- angker
- besi baja IWF, besi CNP
Personil : - tukang batu
- tukang besi
- tukang cat Besi baja IWF
PEKERJAAN PERSIAPAN

- tukang kayu
- tukang las
- tukang listrik
- tukang pipa
- tukang taman
- operator alat berat

Crane 30 ton hammer tiang pancang pompa beton

Bulldozer Motor grader Water tank truck


PEKERJAAN TANAH

PEKERJAAN TANAH
I. PEERJAAN GALIAN TANAH UNTUK PONDASI DAN SLOOF

Galian tanah untuk pondasi


Kami selaku pelaksana memikul
semua tanggung jawab dalam
Keselamatan Kerja menjamin keselamatan pekerja, yang
Pekerjaan Galian
melaksanakan pekerjaan galian,
Tanah Pondasi
penduduk dan bangunan yang ada di
sekitar lokasi galian.

Selama pelaksanaan pekerjaan galian, lereng Peralatan berat untuk pemindahan


sementara galian yang stabil dan mampu menahan tanah, pemadatan atau keperluan
pekerjaan, struktur atau mesin di sekitarnya, harus lainnya tidak diijinkan berada atau
dipertahankan sepanjang waktu, penyokong (shoring) beroperasi lebih dekat 1,5 m dari tepi
dan pengaku (bracing) yang memadai harus dipasang galian parit untuk gorong-gorong pipa
bilamana permukaan lereng galian mungkin tidak stabil. atau galian pondasi untuk struktur,
Bilamana diperlukan, Kontraktor harus menyokong atau terkecuali bilamana pipa atau struktur
mendukung struktur di sekitarnya, yang jika tidak lainnya yang telah terpasang dalam
dilaksanakan dapat menjadi tidak stabil atau rusak oleh galian dan galian tersebut telah
pekerjaan galian tersebut. Untuk menjaga stabilitas ditimbun kembali dengan bahan yang
lereng galian dan keamanan pekerja maka galian tanah disetujui dan telah dipadatkan.
yang lebih dari 5 m harus dibuat bertangga dengan
teras selebar 1 m.
PEKERJAAN TANAH

Cofferdam, dinding penahan rembesan (cut off Dalam setiap saat, bilamana pekerja
wall) atau cara lainnya untuk mengalihkan air atau orang lain berada dalam lokasi
di daerah galian harus dirancang sebagaimana galian, dimana kepala mereka, yang
mestinya dan cukup kuat untuk menjamin meskipun hanya kadang-kadang saja,
bahwa keruntuhan mendadak yang dapat berada di bawah permukaan tanah,
membanjiri tempat kerja dengan cepat, tidak maka Kontraktor harus menempatkan
akan terjadi seorang pengawas keamanan di lokasi
kerja yang tugasnya hanya memantau
keamanan. Sepanjang waktu
Semua galian terbuka harus diberi rambu penggalian, peralatan galian cadangan
peringatan dan penghalang (barikade) (yang belum dipakai) serta
yang cukup untuk mencegah pekerja atau perlengkapan P3K harus tersedia pada
orang lain terjatuh ke dalamnya, dan tempat kerja galian.
setiap galian terbuka pada lokasi jalur
lalu-lintas maupun lokasi bahu jalan
harus diberi rambu tambahan pada
malam hari

ZERO
ACCIDENT

II. PEKERJAAN URUGAN PASIR DAN URUGAN TANAH KEMBALI


PEKERJAAN TANAH
Kami selaku pelaksana menjamin bahwa pekerjaan
harus dijaga tetap kering segera sebelum dan selama
Keselamatan Kerja pekerjaan penghamparan dan pemadatan, dan selama
Pekerjaan Urugan Pasir
pelaksanaan timbunan harus memiliki lereng melintang
dan Tanah Kembali
yang cukup untuk membantu drainase badan jalan dari
setiap curahan air hujan dan juga harus menjamin
bahwa pekerjaan akhir mempunyai drainase yang baik.
Bilamana memungkinkan, air yang berasal dari tempat
kerja harus dibuang ke dalam sistim drainase
permanen.

Kami selaku pelaksana menyediakan pasokan Timbunan yang telah dipadatkan dan
air yang cukup untuk pengendalian kadar air memenuhi ketentuan yang disyaratkan,
timbunan selama operasi penghamparan dan menjadi jenuh akibat hujan atau banjir
pemadatan atau karena hal lain, biasanya tidak
memerlukan pekerjaan perbaikan asalkan
sifat-sifat bahan dan kerataan permukaan
masih memenuhi ketentuan.

ZERO ACCIDENT
PEKERJAAN PONDASI DALAM

PEKERJAAN PONDASI DALAM


PEKERJAAN PEMANCANGAN

Personil : - Mandor
- Tukang Batu
- Operator Alat Berat
- Surveyor
- Pelaksana
Material : - Sheet Pile PS.220 6S A 500
- Tiang pancang diameter 40 cm
Alat : - Hammer Tiang Pancang
- Crane 30 Ton

Pemancangan dengan tiang pancang Pemancangan dengan sheet pile


PEKERJAAN PONDASI DALAM

Persyaratan Keselamatan Kerja Pemancangan

Mesin pemancang Mesin Pemancang tidak boleh


Untuk mencegah bahaya
harus ditumpu oleh mesin Pemancang Harus digunakan di dekat jaringan

dasar yang kuat. diberi tali atau rantai listrik yang tidak diamankan
secukupnya sebelumnya.

Untuk mencapai lantai Bila digunakan dua buah


Lantai kerja dan tempat kerja dan roda pengerak mesin pemancang maka
kerja operator alat pada ujung atas harus jarak antara mesin-mesin
pemancang harus berupa tangga yang tersebut sekurang-
terlindung dari cuaca memenuhi syarat kurangnya sepanjang
keselamatan kakinya yang terpanjang.

Bila pemancangan

Kerekan pada mesin dilakukan miring


maka: Saluran Uap atau udara
pemancang harus sesuai
o Harus diberi Pengimbang pada mesin pemancang
tengan persyaratan
yang sesuai. harus terbuat dari pipa
keamanan
o Instrumen yang miring baja atau sejenisnya

harus dilindunggi dari


kemungkinan tergelincir.
PEKERJAAN PONDASI DALAM

Sambungan pipa harus Saluran uap atau


Pipa uap atau udara
terikat dengan baik udara dimaksud
untuk palu pancang
harus dapat
harus terikat kuat pada
dikendalikan dengan
palu pancang untuk
mudah melaui klep-
menghindari
klep penutup.
gerakan menyabet bila
sambungan putus

Cegah terbaliknya mesin Cegah tali keluar dari Roda pengerak pada
pemancang roda kerekan dengan mesin pancang harus
memasang sanggurdi diberi pengaman
atau cara lain yang aman

Cegah alat pemukul Cegah tiang-tiang Mesin Pancang harus


pancang meleset dari pancang dari jatuh dioperasikan oleh orang
sasaranya yang kompeten

Tiang-tiang yang
dikerek dengan tali Bagian-bagian yang Mesin pancang harus

harus diangkat rusak harus diperbaiki diperiksa terlebih dahulu

sedemikian oleh ahlinya dalam dan dinyatakan aman

rupasehingga tidak keadaan tidak bekerja oleh ahlinya sebelum

berputar-putar atau dipergunakan

mengayun
PEKERJAAN PONDASI DALAM

Bila tiang sedang Drum penyimpanan Pada saat tidak

dibawa ke posisi bahan bakar harus berada digunakan palu mesin

pemancangan tidak di tempat yang aman pemancang harus

boleh diarahkan dengan terkunci di bagian bawah.


tangan tetapi harus
dengan tali pengarah

Semua yang terlibat Bila tiang dipancangkan


dalam pemancangan miring harus dipasang rel
harus mengunakan pengarah
APD yang memenuhi
ZERO ACCIDENT Syarat.
PEKERJAAN BETON

PEKERJAAN BETON

Keselamatan Kerja PEKERJAAN BEKISTING

6. Rute aman harus disediakan 4. Bagian bentuk perancah dari


pada tiap bagian dari bangunan pendukung rangkanya
bekisting yang menyebabkan
tergelincir harus ditutup rapat
dengan papan

5.

2. Titik-titik penjangkaran 3. Bentuk sambungan rangka


perancah gantung yang bekisting menara harus
mendukung bekisting harus direncanakan mampu menerima
terpancang dan mempunyai beban eksternal dan factor
daya tahan yg kuat
keselamatan harus diperhitungkan

3.

5. Perancah gantung yang


digunakan pada bagian luar
bangunan yang berbentuk
cerobong harus dijangkarkan
untuk menahan kekuatan ZERO ACCIDENT
angin

1.
PEKERJAAN BETON

Keselamatan Kerja PEKERJAAN PEMBESIAN

1 2
Pemasangan besi beton yang panjang Pada waktu memasang besi beton
harus dikerjakan oleh pekerja yang yang vertical, pekerja harus berhati-
cukup jumlahnya, terutama pada hati agar besi beton tidak
tempat yang tinggi, untuk mencegah melengkung misalnya dengan cara
besi beton tersebut meliuk / mengikatkan bambu atau kayu
melengkung dan jatuh sementara

3 4
Ujung-ujung besi beton yang sudah Memasang besi beton di tempat

tertanam harus ditutup dengan tinggi harus memakai perancah,


potongan bambu atau lainnya, baik dilarang keras naik / turun melalui
setiap besi beton masing-2 atau besi beton yang sudah terpasang
secara kelompok batang besi, untuk
mencegah kecelakaan fatal

5
Pengangkatan atau penurunan
ikatan besi beton harus mengikuti
prosedur operasi pesawat angkat
( crane )
PEKERJAAN BETON

6
Bila menggunakan pesawat angkat 7
Semua pekerja yang bekerja di
( kran / crane ) untuk mengangkat
tempat tinggi harus dilengkapi dan
atau menurunkan sejumlah besi
menggunakan sabuk pengaman,
beton, harus menggunakan alat
sarung tangan, sepatu lapangan ,
bantu angkat yang terbuat dari tali
helm dan alat pelindung diri lain
kabel baja ( sling ) untuk mengikat
yang diperlukan
besi beton menjadi satu dan pada
saat pengangkatan atau penurunan
harus dipandu oleh petugas

ZERO ACCIDENT

Pekerjaan Pembesian
PEKERJAAN BETON

Keselamatan Kerja PEKERJAAN PEMBETONAN

8. Pemeriksaan semua peralatan dan mesin yang akan digunakan


9. Pemeriksaan semua perancah / steiger , stut-2, ikatan penyangga dll Apabila menggunakan
peralatan concrete pump Pada proses pelaksanaan penuangan beton

6. Menara atau tiang yang dipergunakan untuk mengangkat adukan beton ( concrete bucket
towers ) harus dibangun dan diperkuat sedemikian rupa sehingga terjamin kestabilannya
7. Usaha pencegahan yang praktis harus dilakukan untuk menghindarkan terjadinya
kecelakaan selama pekerjaan persiapan dan pembangunan konstruksi beton

4. Sewaktu beton dipompa atau dicor, pipa-pipa termasuk penghubung atau sambungan dan
penguat harus kuat
5. Sewaktu proses pembekuan beton ( setting concrete ) harus terhindar dari goncangan dan
bahan kimia yang dapat mengurangi kekuatan

1. Sewaktu lempengan ( panel ) atau lembaran beton ( slab ) dipasang pada dudukannya.
2. Setiap ujung-ujung ( besi, kayu, bambu dll ) yang mencuat, harus dilengkungkan atau
ditutup
3. Proses pengecoran harus dilakukan dengan hati-hati untuk menjamin bekisting dan
perancah dapat memikul / menahan seluruh beban sampai beton mengeras

10. Konstruksi beton bertulang yang berat untuk kerangka atap dan kerangka atas lainya
harus didasarkan pada gambar rencana.
11. Selama pengerjaan harus dicatat data sehari-hari kemajuan pengerjaan termasuk data
yang mempengaruhi kekuatan beton berdasarkan waktu pengerjaanya.
PEKERJAAN BETON

Syarat pengecoran dan pemancangan beton

1. Para pekerja harus mengunakan APD.


2. Badan pekerja harus sebanyak mungkin tertutup.
3. Harus dilakukan tindakan pencegahan untuk mencegah debu berterbangan.
4. Tempat penyimpanan bahan dan alat harus dipagar dan tertutup.
5. Konveyor yang tersumbat harus dihentikan terlebih dahulu sebelum diusahakan membuka
hambatan.

Syarat-Syarat Bak Muatan

1. Bak muatan semen tidak boleh disi penuh.


2. Bak muatan beton diarahkan ketujuan dengan cara yang aman dan diberi sangkutan pengaman.

Syarat-syarat pipa-pipa dan pompa-pompa penyalur beton

1. Lantai kerja sementara yang berfungsi menahan pipa pemompa beton harus cukup kuat untuk
menumpu pipa yang sedang terisi dan pekerja-pekerja pada waktu yang bersamaan, dan memiliki
Pekerja yang
faktor pengaman bertugas
sedikitnya 4. mengoperasikan alat penyemprot harus memakai APD yang cukup
2. Pipa penyalur
antarabeton
lain :pompaan harus :
masker pelindung pernafasan, kaca mata pelindung debu, sarung tangan dan
a. Diangker pada ujungnya dan pada lengkungan-lengkungannya.
sepatu karet
a. Diujung atas diberi keran penyalur udara.
b. Terikat kuat dengan ujung penyemprot dengan mengunakan kerah terpaku atau cara lain yang
aman.
3. Bila pipa pemompa beton sedang dibersihkan dengan air atau udara bertekanan tinggi tidak boleh
disambung atau dilepas, dan pekerja yang tidak berkepentingan harus berada di tempat aman
4. Setiap permulaan pengantian kerja alat pengatur tekanan pada pompa-pompa harus diperiksa
PEKERJAAN BETON

Keselamatan Kerja PEKERJAAN SHOTCRETE

Alat pelindung pernafasan Alat pelindung mata Sarung tangan karet


Sepatu karet

IDENTIFIKASI RISIKO BAHAYA :

Campuran semen dapat menyebabkan penyakit kulit. Iritasi dan alergi dapat
disebabkan oleh adanya kontak langsung dengan semen basah, dan apabila
paparan dalam waktu yang lama dapat menyebabkan kulit terbakar
PEKERJAAN BETON

Keselamatan Kerja PEKERJAAN DI TEMPAT TINGGI

7. Dalam pelaksanaan pekerjaan ditempat ketinggian ( >2m) beberapa hal yang harus
diperhatikan antara lain :
8. Menggunakan perancah ( scaffolding ) atau tangga besi permanen
9. Dilengkapi APD yang sesuai ( sabuk pengaman / safety belt ) untuk menjamin agar
tidak terjatuh. Tali sabuk pengaman harus cukup pendek agar tinggi jatuh bebas
tidak melebihi 1,5 meter

4. Jaring pengaman harus digunakan dan dipasang untuk mengantisipasi jatuhnya


benda-2 yang dapat menimpa orang di bawahnya
5. Tangga harus dipasang dan dipastikan sudah terikat kuat dan aman pada bagian
atasnya untuk mencegah pergerakan
6. Jangan memakai tangga yang dibuat sendiri yang tidak dapat dijamin mengenai
kekuatan dan keamanannya

1. Harus dipersiapkan jalur yang aman sebelum memulai pekerjaan


2. Harus dipastikan tempat dudukan tangga tersambung aman dan papan dudukannya
terpasang rapat untuk mencegah orang tersandung dengan barang-barang yang
jatuh
3. Harus dipastikan bahwa daerah dibawahnya bersih dari reruntuhan dan barang-2
lain yang tidak diperlukan
PEKERJAAN BETON

10. Jaring pengaman harus digunakan dan dipasang untuk mengantisipasi jatuhnya
benda-2 yang dapat menimpa orang di bawahnya
11. Tangga harus dipasang dan dipastikan sudah terikat kuat dan aman pada bagian
atasnya untuk mencegah pergerakan
12. Jangan memakai tangga yang dibuat sendiri yang tidak dapat dijamin mengenai
kekuatan dan keamanannya

13. Jangan sekali-kali menggunakan tangga susun dan sejenisnya yang belum pernah
diperiksa oleh petugas K-3 dan jika masih ragu-ragu, segera tanyakan kepada
petugas k3
14. Pasang pagar pembatas pada sekitar area kerja agar jangan ada orang yang tidak
berkepentingan masuk / berada pada area kerja
PEKERJAAN DINDING

PEKERJAAN DINDING

Pekerjaan Dinding

Bahan / Material :
Bata merah bermutu baik, pembakaran sempurna, bebas dari cacat dan
retak maksimal belah menjadi dua bagian produk lokal dan memenuhi
persyaratan PUBBI.
1. Pasir pasang tidak diharuskan sama seperti syarat pasir beton, kadar
lumpur yang boleh dikandung maksimal 10 % dan mempunyai
butiran antara 0 sampai 1 mm.
2. Semen yang dipakai memenuhi persyaratan N.I 18 Type menurut
ASTM dan memenuhi S.400 Standar Portland Cement.
3. Rosster beton kualitas bagus dan berbentuk sempurna

Adukan / Campuran :
Adukan trasraam 1 Pc : 5 Ps dilaksanakan untuk : Semua pasangan bata
merah
 Pasangan pondasi serta tempat – tempat lainnya yang diperlukan
seperti pasangan dinding.
 Semua Plesteran dinding dan afwerking permukaan beton
PEKERJAAN PINTU DAN JENDELA

PEKERJAAN PINTU DAN JENDELA

Pekerjaan Kayu :
1. Semua pekerjaan kayu yang tampak harus diserut rata
dan licin hingga memberikan penyelesaian yang baik dan
sedikit penghalusan.
2. Kayu yang dipakai untuk seluruh pekerjaan kusen, pintu
dan jendela adalah kayu jambi dengan ukuran yang
tercantum dalam gambar, untuk kusen ukuran 5/14 cm
adalah ukuran jadi.
3. Penyambungan pada sudut kusen, daun pintu / jendela,
list kaca dengan tiang kusen harus betul – betul rapih,
tegak lurus dan tidak terdapat celah – celah.
Pekerjaan Pintu dan Jendela
4. Pekerjaan kusen yang berhubungan dengan bata dan
kolom setiap sisinya harus dipasang besi angker diameter
10 mm, sebanyak 3 buah sesuai gambar, alur – laur air
diberikan pada permukaan kusen yang berhubungan
dengan dinding / kolom setebal 1 cm luar dan dalam.

Pekerjaan Kusen Aluminium :


1. Lingkup Pekerjaan

a. Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat bantu lainnya untuk
melaksanakan pekerjaan sehingga dapat dicapai hasil pekerjaan yang baik dan
sempurna.

a. Pekerjaan ini meliputi seluruh kusen pintu, kusen jendela, kusen bovenlicht
seperti yang dinyatakan/ ditunjukkan dalam gambar serta shop drawing dari
Kontraktor.
PEKERJAAN PINTU DAN JENDELA

2. Persyaratan Bahan

- Persyaratan bahan yang digunakan harus memenuhi uraian dan syarat-syarat dari
pekerjaan alumunium serta memenuhi ketentuan-ketentuan dari pabrik
yang bersangkutan.
- Konstruksi kusen alumunium yang dikerjakan seperti yang ditunjukkan dalam detail
gambar termasuk bentuk dan ukurannya.
- Bahan yang akan diproses fabrikasi harus diseleksi terlebih dahulu sesuai dengan
bentuk toleransi ukuran, ketebalan, kesi-kuan, kelengkungan dan pewarnaan yang
dipersyaratkan.
- Untuk keseragaman warna disyaratkan, sebelum proses fabrikasi warna profil-
profil harus diseleksi secermat mungkin. Kemudian pada waktu pabrikasi unit-unit,
jendela, pintu partisi dll, profil harus diseleksi lagi warnanya sehingga dalam tiap
unit didapatkan warna yang sama. Pekerjaan memotong, punch dan drill, dengan mesin
harus sedemikian rupa sehingga diperoleh hasil yang telah dirangkai
untuk jendela, dinding dan pintu mempunyai toleransi ukuran sebagai berikut :
o Untuk tinggi dan lebar 1 mm
o Untuk diagonal 2 mm

- Accessories
Sekrup dari stainless steel galvanized kepala tertanam, weather strip dari
vinyl, pengikat alat penggantung yang dihubungkan dengan alumunium
harus ditutup caulking dan sealant, angkur-angkur untuk rangka/ kusen
alumunium terbuat dari steel plate tebal 2-3 mm, dengan lapisan zink
tidak kurang dari (13) mikron sehingga dapat bergeser.

- Bahan Finishing
Treatment untuk permukaan kusen jendela dan daun pintu yang
bersentuhan dengan bahan alkaline seperti beton, aduk atau plester
dan bahan lainnya harus diberi lapisan finish dari laquer yang
PEKERJAAN PINTU DAN JENDELA

jernih atau anti corrosive treatment dengan insulating war-


nish seperti asphaltic varnish atau bahan insulation lainnya.

Keselamtan Kerja PEKERJAAN PINTU KAYU DAN KUSEN


ALUMINIUM
a. Sebelum memulai pelaksanaan Kontraktor meneliti gambar-gambar dan kondisi dilapangan
(ukuran dan peil lubang dan membuat contoh jadi untuk semua detail sambungan dan profil
alumunium yang berhubungan dengan sistem konstruksi bahan lain).
b. Prioritas proses fabrikasi, harus sudah siap sebelum pekerjaan dimulai, dengan membuat
lengkap dahulu shop drawing dengan petunjuk Konsultan Pengawas meliputi gambar denah,
lokasi, merk, kualitas, bentuk dan ukuran.

c. Semua frame/ kusen baik untuk dinding, jendela dan pintu dikerjakan secara fabrikasi dengan
teliti sesuai dengan ukuran dan kondisi lapangan agar hasilnya dapat dipertanggung jawabkan.
d. Pemotongan alumunium hendaknya dijauhkan dari material besi untuk menghindarkan
penempelan debu besi pada permukaannya. Didasarkan untuk mengerjakannya pada tempat
yang aman dengan hati-hati tanpa menyebabkan kerusakan pada permukaannya.

e. Akhir bagian kusen harus disambung dengan kuat dan teliti dengan sekrup, rivet, stap dan
harus cocok. Pengelasan harus rapi untuk memperoleh kualitas dan bentuk yang sesuai
dengan gambar.
f. Angkur-angkur untuk rangka/kusen alumunium terbuat dari steel plate setebal 2 - 3 mm dan
ditempatkan pada interval 600 mm.
PEKERJAAN PINTU DAN JENDELA
g. Penyekrupan harus dipasang tidak terlihat dari luar dengan sekrup anti
karat/stainless steel, sedemikian rupa sehingga hair line dari tiap sambungan
harus kedap air dan memenuhi syarat kekuatan terhadap air sebesar 1000 kg/m2.
H. Celah antara kaca dan sistem kusen alumunium harus ditutup oleh sealant
i. Disyaratkan bahwa kusen alumunium dilengkapi oleh kemungkinan-kemungkinan
sebagai berikut:
o Dapat menjadi kusen untuk dinding kaca mati.
o Dapat cocok dengan jendela geser, jendela putar, dll.
o Sistem kusen dapat menampung pintu kaca frameless.

i. Untuk sistem partisi, harus mampu moveable dipasang tanpa harus dimatikan
secara penuh yang merusak baik lantai maupun langit-langit.

j. Mempunyai accesories yang mampu mendukung kemungkinan diatas.

k. Untuk fitting hard ware dan reinforcing materials yang mana kusen alumunium akan
kontak dengan besi, tembaga atau lainnya maka permukaan metal yang bersangkutan
harus diberi lapisan chormium untuk menghindari kontak korosi.

l. Toleransi pemasangan kusen alumunium disatu sisi dinding adalah 10-25 mm yang
kemudian diisi dengan beton ringan/grout.
m Untuk memperoleh kekedapan terhadap kebocoran udara terutama pada ruang yang
dikondisikan hendaknya ditempatkan mohair dan jika perlu dapat digunakan synthetic
rubber atau bahan dari synthetic resin. Penggunaan ini pada swing door .
n. Sekeliling tepi kusen yang terlihat berbatasan dengan dinding agar diberi sealant supaya
kedap air dan kedap udara.

o. Tepi bawah ambang kusen exterior agar dilengkapi flashing untuk penahan air hujan
PEKERJAAN PLAFOND

PEKERJAAN PLAFOND
Pekerjaan Plafond Gypsum Board
Rangka Hollow
Personil :
.- Mandor
- Kepala Tukang
- Tukang Kayu
- Pekerja

Material :
- Gypsum Board
- Rangka Hollow
- Kalsiboard

Keselamatan Kerja Pekerjaan plafond :


1. Mengerjakan pekerjaan sesuai dengan gambar rencana kerja
2. Mengetahui dan bekerja sesuai SOP (standart operation procedure)
3. Menggunakan alat pelindung diri saat bekerja di atas ketinggian
(atau bekerja di atas 1,8 meter dari perukaan tanah)
Alat pellindung diri yang dibutuhkan yaitu :
- Full body harness : pelindung dari bahaya jatuh
- Safety helmet : alat pelindung kepala
- Safety shoes : alat pelindung kaki
- Hand gloves : alat pelindung tangan
- Kacamata pengaman : alat pelindung mata
- Masker : alat pelindung pernafasan
PEKERJAAN PLAFOND

Keselamatan kerja pada penggunaan scaffolding :


1. Scaffolding yang digunakan adalah scaffolding yang beroda untuk
memudahkan mobilisasi
2. Roda scaffolding hendaknya memiliki stopper atau pengunci roda
3. Penggunaan pada scaffolding yang disusun secara fertikal maka
setiap tumpukan nya maka ditempatkan join pin
4. Catwalk atau lantai kerja pada scaffolding terbuat dari bahan yang
adekuat dan saling mengikat
5. Tangga scaffolding wajib dipasang untuk memudahkan naik dan
turun nya pekerja saat mulai bekerja di atas ketinggian
6. Bekerja di atas ketinggian harus melibatkan tim, baik tim yang
sedang melakukan pekerjaan di atas maupun tim yang di bawah
yang mengawasi dan membantu mobilisasi sacffolding
7. Pengecekan scaffolding dilakukan secara berkala
8. Pekerja yang bekerja di atas ketinggian wajib menggunakan body
harness (sabuk pengaman dari bahaya ketinggian) dimana tali
pengait pada body harness harus dikaitkan pada tempat / tali (life
line) yang kuat

Sacffolding
PEKERJAAN LANTAI

PEKERJAAN LANTAI
Personil : - Mandor
o Kepala Tukang
o Tukang batu
o Pekerja
Material : - Semen PC
o Semen warna
o Pasir pasang
o Keramik
Adukan :
Adukan pekerjaan lantai keramik memakai perbandingan 1 Pc : 5 Ps dipakai untuk
pemasangan lantai keramik dan ketebalan aduk maksimal 3 cm. dan untuk
adukan rabat beton memekai 1 Pc : 3 Ps : 5 Kr dengan ketebalan rabat 7 cm.
Pelaksanaan Pekerjaan :
1. Pemasangan lantai keramik diatas urugan pasir T.5 cm, terlebih dahulu diteliti
dahulu kebenaran ukuran dan pasir urug dibawahnya serta kepadatan peil
yang ditentukan
2. Semua lantai keramik yang akan dipasang terlebih dahulu direndam dalam air,
pengisian siar – siar harus cukup merata dan padat ,setelah dibersihkan dari
kotoran, pemolesan siar – siar lantai dapat dilakukan dengan air semen
3. Pekerjaan lantai yang tidak lurus / tidak waterpass, turun naik dan retak harus
dibongkar dan diperbaiki atas biaya rekanan, lantai yang sudah terpasang
dipeil dan dibersihkan
PEKERJAAN PENGECATAN

PEKERJAAN PENGECATAN
1. Pengecatan dilaksanakan pada semua dinding yang tampak,
permukaan beton yang tidak dilindungi bahan lain, ringbalk dan langit
– langit.
2. Semua dinding langit – langit yang akan dicat diplamuur atau didempul
dari jenis yang sama dari cat tembok, dihlauskan dengan amplas
hingga licin dan rata

Alat pelindung diri yang digunakan untuk kegiatan pengecatan :


1. Memakai alat pelindung pernapasan, masker
2. Memakai alat pelindung tangan , hand gloves
3. Memakai alat pelindung kepala, safety helmet
4. Apabila bekerja di atas ketinggian :
 Bekerja di atas ketinggian harus melibatkan tim, baik tim yang
sedang melakukan pekerjaan di atas maupun tim yang di bawah
yang mengawasi dan membantu mobilisasi sacffolding
 Pengecekan scaffolding dilakukan secara berkala
 Mengerjakan pekerjaan sesuai dengan gambar rencana kerja
 Mengetahui dan bekerja sesuai SOP (standart operation
procedure)
 Menggunakan alat pelindung diri saat bekerja di atas ketinggian
(atau bekerja di atas 1,8 meter dari perukaan tanah)
PEKERJAAN FIXTURE TOILET DAN DRAINASE

PEKERJAAN FIXTURE TOILET DAN DRAINASE

Meliputi pekerjaan yang menyangkut dengan pemasangan :


- Closet duduk
- Closet jongkok
- Urinoir putuh
- Hand shower
- Wastafel
- Cermin
- Soap holder
- Floor drain
- Tissue holder
- Kran air
- Bak kontrol
- Roof drain
- Ground tank
- Saluran terbuka U Gutter Pasangan Bata dan Plester

Alat pelindung diri yang digunakan untuk kegiatan fixture toilet :


o Memakai alat pelindung tangan, hand gloves
o Memakai alat pelindung kaki , safety shoes
o Memakai alat pelindung kepala, safety helmet
PEKERJAAN ATAP

PEKERJAAN ATAP
Meliputi pekerjaan kolom, balok, plat atap,
konsol beton, pelapisan waterproofing plat
(membrane), trowel finisher lantai atap,
screeding atap)

Persiapan Pekerjaan Pengecoran :

1. Sebelum pengecoran dimulai, semua bagian-bagian yang akan dicor harus bersih dan
bebas dari kotoran-kotoran dan bagian beton yang lepas. Bagian-bagian yang akan
ditanam dalam beton harus sudah terpasang (pipa-pipa untuk instalasi listrik,
plumbing dan perlengkapan-perlengkapan lain).

2. Cetakan atau pasangan dinding yang akan berhubungan dengan beton harus dibasahi
dengan air sampai jenuh dan tulangan harus sudah terpasang dengan baik. Bidang-
bidang beton lama yang akan dicor harus dibuat kasar terlebih dahulu dan kemudian
dibersihkan dari segala kotoran yang lepas.

3. Sesaat sebelum beton dicor, maka bidang-bidang tersebut harus disapu dengan spesi
mortar dengan susunan yang sama seperti adukan beton dan air harus dibuang dari
semua bagian-bagian yang akan dicor.

4. Menjaga kondisi bagian-bagian tersebut sampai ijin pengecoran diberikan oleh


Konsultan Pengawas.

5 Apabila pengecoran tidak memakai begisting kayu maka dasar permukaan yang akan
dicat harus diberi beton dengan adukan 1 pc : 3 ps : 5 krk setebal 5 cm.
PEKERJAAN ATAP

Pekerjaan Bekisting

3. Tiang-tiang penyangga harus direncanakan sedemikian rupa agar dapat memberikan


penunjang seperti yang dibutuhkan tanpa adanya “overstress” atau perpindahan tempat pada
beberapa bagian konstruksi yang dibebani. Struktur dari tiang penyangga harus kuat dan kaku
untuk menunjang berat sendiri dan beban yang ada diatasnya selama pelaksanaan.

4. Penulangan, cetakan harus diteliti untuk memastikan kebenaran


letaknya, kekuatan dan tidak akan terjadi penurunan dan
pengembangan pada saat beton dituang. Permukaan cetakan harus
bersih dari segala macam kotoran, dan diberi “form oil” untuk
mencegah lekatnya beton pada cetakan. Pelaksanaanya harus berhati-
PEKERJAAN ATAP

hati agar tidak terjadi kotak dengan baja tulangan yang dapat
mengurangi daya lekat beton dan dengan tulangan.
PEKERJAAN ATAP

5. Dengan persetujuan Konsultan Pengawas cetakan dapat dibongkar lebih awal


apabila hasil pengujian dari benda uji yang menpunyai kondisi sama dengan beton
sebenarnya, telah mencapai 75% dari kekuatan beton pada umur 28 hari. Segala
ijin yang diberikan oleh Konsultan Pengawas, tidak mengurangi atau membebaskan
tanggung jawab tehadap kerusakan yang timbul akibat pembongkaran cetakan.

6. Pembongkaran cetakan harus dilaksanakan dengan hati-hati sehingga


tidak menyebabkan cacat pada permukaan beton dan dapat menjamin
keselamatan penuh atas struktur-struktur yang dicetak.

7. Dalam hal terjadi bentuk beton yang tidak sesuai dengan gambar rencana, akan
mengadakan perbaikan atau pembentulan kembali.

8. Permukaan beton harus bersih dari sisa-sisa kayu cetakan dan pada
bagian-bagian konstruksi yang terpendam dalam tanah, cetakan harus
dicabut dan dibersihkan sebelum pengurugan dilakukan.

9. Untuk permukan beton yang diharuskan exposed, maka wajib memfinishnya tanpa
pekerjaan tambah
PEKERJAAN ATAP

 Pengangkutan dan Pengecoran

1. Waktu pengangkutan harus 4. Adukan beton tidak boleh dituang bila


diperhitungkan dengan cermat, waktu sejak dicampurnya air pada
sehingga waktu antara pengadukan semen dan agregat telah melampaui
dan pengecoran tidak lebih dari 1 1,5 jam, dan waktu ini dapat
(satu) jam dan tidak terjadi berkurang, bila Konsultan Pengawas
perbedaan pengikatan yang menganggap perlu berdasarkan kondisi
menyolok antara beton yang sudah tertentu.
dicor dan yang akan dicor.
5. Pengecoran harus dilakukan
2. Apabila waktu yang dibutuhkan sedemikian rupa untuk menghindarkan
untuk pengangkutan melebihi waktu terjadinya pemisahan material
yang ditentukan, maka harus dipakai (segregation) dan perubahan letak
bahan-bahan penghambat tulangan. Cara penuangan dengan
pengikatan (retarder) dengan alat-alat pembantu seperti talang,
persetujuan Konsultan Pengawas. pipa, chute dan sebagainya harus
mendapat persetujuan Konsultan
3. Memberitahukan Konsultan Pengawas dan alat-alat tersebut harus
Pengawas selambat-lambatnya 2 selalu bersih dan bebas dari sisa-sisa
(dua) hari sebelum pengecoran beton beton yang mengeras.
dilaksanakan. Persetujuan untuk
melaksanakan pengecoran beton 6. Adukan tidak boleh dijatuhkan secara
berkaitan dengan pelaksanaan bebas dari ketinggian lebih dari 1,5 m.
pekerjaan cetakan dan pemasangan Bila memungkinkan sebaiknya
baja tulangan serta bukti bahwa akan digunakan pipa yang terisi penuh
dapat melaksanakan pengecoran adukan dengan pangkalnya terbenam
tanpa gangguan. dalam adukan yang baru dituang.
PEKERJAAN ATAP

7. Penggetaran tidak boleh dilaksanakan pada


beton yang telah mengalami “initial 9. Bila pengecoran beton harus berhenti
set“ atau yang telah mengeras dalam batas sementara, sedang beton sudah menjadi
dimana beton akan menjadi plastis karena keras dan tidak berubah bentuk, maka
getaran, penggetaran harus bersamaan bagian tersebut harus dibersihkan dari
dengan penuangan beton. lapisan air semen (laitance) dan partikel-
partikel yang terlepas sampai suatu
8. Semua pengecoran bagian dasar konstruksi kedalaman yang cukup, sehingga didapat
beton yang menyentuh tanah harus diberi beton yang padat. Segera setelah
lantai kerja setebal 5 cm, agar menjamin pemberhentian pengecoran, adukan yang
duduknya tulangan dengan baik dan lekat pada tulangan dan cetakan harus
mencegah penyerapan air semen oleh dibersihkan.
tanah /pasir secara langsung.

10. Semua pengecoran harus dilaksanakan


siang hari dan apabila diperkirakan
pengecoran dari suatu bagian tidak dapat
diselesaikan pada siang hari, maka
sebaiknya tidak dilaksanakan, kecuali atas
persetujuan Konsultan Pengawas dapat
dilaksanakan pada malam hari dengan
ketentuan bahwa sistem penerangan
sudah disiapkan dan memenuhi syarat,
serta penyiapan tenda-tenda untuk
menjaga terjadi hujan.

 Pemadatan Beton

1. Bertanggung jawab untuk menyediakan peralatan guna pengangkutan penuangan beton


dengan kekentalan secukupnya agar didapat beton yang padat tanpa perlu penggetaran
secara berlebih.
PEKERJAAN ATAP

2. Pemadatan beton seluruhnya harus dilaksanakan dengan “Mechanical Vibrator” dan


dioperasikan oleh orang yang berpengalaman.
Penggetaran dilakukan secukupnya agar tidak mengakibatkan “Over Vibration” dan tidak
diperkenankan melakukan penggetaran dengan maksud untuk mengalirkan beton. Hasil
beton harus merupakan masa yang utuh, bebas dari lubang-lubang, segregasi atau keropos.

3. . Pada daerah penulangan yang rapat , penggetaran dilakukan dengan alat penggetar yang
mempunyai frekwensi tinggi (rpm tinggi) untuk menjamin pengisian beton dan pemadatan
yang baik.
4. Dalam hal penggunaan vibrator, maka slump dari beton boleh melebihi 12,5.

5. Jarum penggetar harus dimasukkan kedalam adukan vertikal, tetapi dalam keadaan khusus
boleh miring 45 derajat dan jarum vibrator tidak boleh digerakkan secara horizontal.
6. Alat penggetar tidak boleh disentuh pada tulangan-tulangan, terutama pada tulangan yang
telah masuk pada beton yang telah mulai mengeras, serta berjarak minimal 5 cm dari
bekisting.
7. Setelah sekitar jarum nampak mengkilap, maka secara perlahan-lahan harus ditarik, hal ini
tercapai setelah bergetar 30 detik (maksimal).

 Penyambungan dan Dilatasi


1. Rencana atau schedule pengecoran harus disiapkan untuk
penyelesaian satu konstruksi secara menyeluruh, termasuk
persetujuan letak “ Construction joints” (sambungan
konstruksi).Dalam keadaan tertentu dan mendesak, Konsultan
Pengawas dapat merubah letak “Construction joints” tersebut .
PEKERJAAN ATAP

2. Permukaan “ Construction joints” harus bersih dan dibuat kasar


dengan mengupas seluruh permukaan sampai didapat permukaan
beton yang padat.

3. “Construction joints’ harus diusahakan berbentuk garis miring.


Sedapat mungkin dihindarkan adanya “Construction joints” tegak,
kalaupun diperlukan maka harus dimintakan persetujuan dari
Konsultan Pengawas.
Bila “Construction joints” tegak diperlukan, maka tulangan harus
menonjol sedemikian rupa sehingga didapatkan suatu struktur
yang monolit.

4. Sebelum pengecoran dilanjutkan, permukaan beton harus dibasahi


dan diberi lapisan “grout” segera sebelum beton dituang.

5. Untuk penyambungan beton lama dan baru, harus menggunakan


bahan additive “Bonding Agent” (lem beton) yang disetujui
konsultan pengawas.

6. . Dilatasi antar kolom atau balok menggunakan Stereofon dan


Sealant.

 Penyelesaian Pengecoran

1. Semua permukaan jadi hasil pekerjaan beton harus rata, lurus tanpa ada bagian-
bagian yang membekas pada permukaan. Ujung-ujung atau sudut-sudut harus
berbentuk penuh dan tajam.
PEKERJAAN ATAP

2. Bagian-bagian yang rapuh, kasar, berlubang, dan tidak memenuhi persyaratan


harus segera diperbaiki dengan cara memahatnya dan mengisinya kembali
dengan adukan beton yang sesuai baik kekuatan maupun warnanya untuk
kemudian diratakan. Bila diperlukan, seluruh permukaan beton dihaluskan dengan
ampelas, carborondum atau gurinda.

3. Permukaan pekerjaan beton harus mempunyai bentuk jadi yang rata.


Toleransi kerataan pada permukaan lantai tidak boleh melampaui 1cm
dalam jarak 10 m. Tidak dibenarkan untuk menaburkan semen kering pada
permukaan beton dengan maksud menyerap kelebihan air.

 Perawatan dan Perlindungan Beton

1. Semua pekerjaan beton harus dirawat secara baik dengan cara yang disetujui oleh
Konsultan Pengawas. Setelah pengecoran dan selesai, permukaan beton yang tidak
tertutup oleh cetakan harus tetap dijaga kelembabannya dengan jalan membasahi secara
terus menerus selama 7 (tujuh) hari.

2. Permukaan-permukaan beton yang dibongkar cetakannya sedang masa perawatan beton


belum dilampaui, harus dirawat dan dilindungi seperti tersebut pada ayat (1) dan tidak
boleh tertindih barang atau terinjak langsung pada permukaan beton.

3. Cetakan beton yang tidak dilindungi terhadap penguapan dan belum dibongkar, selama
masa perawatan beton harus selalu dibasahi untuk mengurangi keretakan dan terjadinya
celah-celah pada sambungan.

4. Lantai beton atau permukaan beton lainnya yang tidak disebut di atas, harus dirawat
dengan jalan membasahi atau menutupi dengan membran yang basah.
PEKERJAAN RANGKA BAJA DAN PENUTUP

PEKERJAAN RANGKA BAJA DAN PENUTUP

Pekerjaan ini meliputi pengiriman material ke lapangan, perangkaian


(assembling) dan ereksi (erection) seluruh pekerjaan pemasangan baja
ringan seperti tercantum dalam gambar kerja meliputi :

a. Pekerjaan rangka atap (Roof truss)


b. Pekerjaan reng (Batten)
c. Pekerjaan Jurai (Valley gutter)
PEKERJAAN RANGKA BAJA DAN PENUTUP

Persyaratan Konstruksi

a. Sambungan
Alat penyambung antar elemen rangka atap yang digunakan untuk
pabrikasi dan instalasi adalah baut menakik sendiri (self drilling screw).

Keselamatan Kerja Pekerjaan Rangka Baja

1. Pekerjaan pemotongan material 4. Untuk satu bidang atap yang


baja ringan harus menggunakan akan dipasangkan,
peralatan yang sesuai, alat pengangkatan dan perletakan
potong listrik dan gunting dan sebelum mulai dipasang, posisi
telah ditentukan oleh pabrik rusuk atas /rusuk bawah harus
2. Alat potong harus dalam kondisi sama, agar pemasangan dapat
baik dilakukan dengan lancar (tidak
3. Pemotongan material harus memutar rusuk yang salah
mengikuti gambar kerja Bagian letaknya) untuk itu pastikan
bekas irisan harua benar-benar terlebih dahulu arah mata
datar, lurus dan bersih anginnya.
PEKERJAAN RANGKA BAJA DAN PENUTUP

5. Tumpangan rusuk dengan celah


6. Agar tumpangan rusuk
anti kapiler selalu berada di bawah
memanjang kedap air disarankan
rusuk tanpa celah anti kapiler.
untuk menggunakan sekerup
Pada kondisi kemiringan atap
tumpangan sisi dipasang di tengah
kurang dari 15’ diharuskan pada
jarak tumpangan pada atap
ujung lembar puncak atap ditekuk
dengan jarak Tumpuan > 950 mm.
keatas 75’ dengan menggunakan
7. Sambungan talang, Menggunakan
alat tekuk yang khusus untuk itu.
perekat plinkote dan kain kasa
Bila terdapat sambungan pada
pada alas sambung, pengikatan
satu bentang panjang maka cara
dengan paku keling/rivet minimal
pemasangannya dimulai dan
2 baris selang seling, terakhir
diselesaikan terlebih dahulu dari
lapisan sealent dari jenis kedap air
bagian bawah selebar
dan tahan cuaca dengan lebar
bentangannya, sedangkan overlap
sambungan minimal 150mm.
sambungan minimum yang
disarankan adalah 200mm.
PEKERJAAN ORNAMEN ALUMINIUM
COMPOSITE PANEL

PEKERJAAN ORNAMEN ALUMINIUM COMPOSITE


PANEL

 Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan alumunium

composite panel.

 Approval material yang akan digunakan.

 Persiapan lahan kerja.

 Persiapan material kerja, antara lain : alumunium composite panel,

rangka alumunium, baut dynabolt, sekrup, sealant, dll.

 Persiapan alat bantu kerja, antara lain : theodolith, waterpass, meteran,

benang, selang air, cutting well, gerinda, bor, gun sealant, steiger, dll.

 Lakukan pengecekan dan pengukuran dilapangan (marking area) untuk

area yang akan dipasang alumunium composite panel.

Pelaksanaan pekerjaan alumunium composite panel

 Fabrikasi rangka dan alumunium composite panel sesuai ukuran gambar kerja.

 Pasang benang untuk acuan pemasangan rangka dan alumunium composite panel.

 Pasang dudukan rangka pada area dengan perkuatan baut dynabolt..

 Pasang rangka alumunium pada dudukan rangka.


PEKERJAAN ORNAMEN ALUMINIUM
COMPOSITE PANEL

 Cerk kerataan dan kesikuan rangka alumunium terpasang.

 Pasang alumunium composite panel pada rangka alumunium dengan perkuatan


sekrup.

 Cek kerataan dan kesikuan pemasangan alumunium composite panel.

 Perapihan nat antara alumunium composite panel dengan sealant.

 Setelah pekerjaan selesai, bersihkan pelindung blue sheet pada alumunium


composite panel.

Keselamatan kerja pada penggunaan scaffolding untuk Pekerjaan di


atas Ketinggian :

Penggunaan pada scaffolding yang Catwalk atau lantai kerja pada


disusun secara fertikal maka scaffolding terbuat dari bahan
setiap tumpukan nya maka yang adekuat dan saling
ditempatkan join pin mengikat

Bekerja di atas ketinggian harus


Tangga scaffolding wajib
melibatkan tim, baik tim yang
dipasang untuk memudahkan
sedang melakukan pekerjaan di
naik dan turun nya pekerja saat
atas maupun tim yang di bawah
mulai bekerja di atas ketinggian
yang mengawasi dan membantu
mobilisasi sacffolding
PEKERJAAN ORNAMEN ALUMINIUM
COMPOSITE PANEL

Pekerja yang bekerja di atas


Pengecekan scaffolding
ketinggian wajib menggunakan body
dilakukan secara berkala
harness (sabuk pengaman dari
bahaya ketinggian) dimana tali
pengait pada body harness harus
dikaitkan pada tempat / tali (life line)
yang kuat

ZERO ACCIDENT
PEKERJAAN MEKANIKAL & ELEKTRIKAL

PEKERJAAN MEKANIKAL & ELEKTRIKAL

Meliputi pekerjaan :

A. Air Bersih

B. Air Kotor dan Air Bekas


C. Listrik
PEKERJAAN MEKANIKAL & ELEKTRIKAL

D. Fire Alarm

E. Air Conditioning
F. Telepon
G. Sound System

H. Data
PEKERJAAN AIR BERSIH DAN AIR KOTOR

PEKERJAAN AIR BERSIH DAN AIR KOTOR

PEKERJAAN AIR BERSIH

Persiapan
 Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan pemipaan
instalasi air bersih dan air kotor.
 Approval material yang akan digunakan.
 Persiapan lahan kerja.
 Sebelum pekerjaan dilaksanakan, terlebih dahulu material kerja dan
alat bantu kerja disiapkan.

Pekerjaan pemasangan Pemasangan package booster pump (pararel 3


pompa), kapasitas 120 ltr/mnt berikut accesoriesnya.
PEKERJAAN AIR BERSIH DAN AIR KOTOR

Keselamatan Kerja Pekerjaan Instalasi Plumbing Air Bersih

Tentukan dan beri tanda Pasang pipa PVC kelas AW (diameter sesuai
jalur instalasi dan titik gambar kerja) beserta gate valve, fitting dan
outletnya. accessories lainnya sesuai dengan tanda
yang sudah dibuat.

Untuk pipa yang Pasang pipa PVC (diameter sesuai gambar


melintasi lantai kerja) beserta gate valve, fitting dan
(terutama lantai dasar, accessories lainnya sesuai dengan tanda
maka kedalaman yang sudah dibuat.
pipa harus cukup,
minimal 50 cm supaya
tidak mudah pecah.

Pipa yang akan


disambung, bagian Khusus untuk sambungan ke sanitary

ujungnya harus (kran), pipa diberi soket draat luar dan

dibersihkan supaya diberi lapisan seal tape baru disambungkan

sambungan dapat ke alat sanitair.

lengket dengan kuat.


PEKERJAAN AIR BERSIH DAN AIR KOTOR

Penyediaan sarana P3K : Alat pelindung diri yang digunakan untuk


pekerjaan plumbing :
- Plester
- Alat pelindung tangan : sarung tangan
- Kasa / perabn
lateks
- Cairan antiseptik
- Alat pelindung kaki : sepatu safety sool
- Betadine
karet
- Kapas
- Alat pelindung pernapasan : masker
- Cream untu inflamasi
- Alat pelindung kepala : safety helmet
- Antibiotik dll

ZERO ACCIDENT
PEKERJAAN AIR BERSIH DAN AIR KOTOR

PEKERJAAN INSTALASI PLUMBING AIR KOTOR, AIR BEKAS DAN VENT

Pipa air kotor meggunakan pipas PVC kelas AW yang tahan terhadap tekanan 10 bar,
penyambungan pipa menggunakan lem PVC yang kuat sehingga tidak mudah bocor

Tentukan dan beri tanda jalur instalasi dan titik outletnya

Pasang pipa PVC kelas AW (diameter sesuai gambar kerja) beserta gate
valve, fitting dan accessories lainnya sesuai dengan tanda yang sudah dibuat.

Pasangan clean out dan accessories lainnya

Pipa PVC yang horizontal digantung pada plat lantai beton menggunakan besi siku
dan pipa diikat pada besi siku supaya tidak bergerak saat menerima beban air.

Pipa air kotor vertikal ditanam pada dinding, dikerjakan pada saat dinding belum
diplester + aci. Pipa yang ditanam di dinding harus diklem supaya tidak bergerak
saat menerima beban air.

Untuk pipa yang melintasi lantai terutama lantai dasar, maka kedalaman pipa
harus cukup, minimal 50 cm supaya tidak mudah pecah

Pipa yang akan disambung, bagian ujungnya harus dibersihkan dengan ampelas
supaya sambungan dapat lengket dengan kuat.

Untuk lantai dasar, pipa air hujan diberi bantalan yang cukup kuat agar sambungan
tidak kendor akibat beban air hujan yang dapat menyebabkan kebocoran.

Pemasangan vent out untuk instalasi pipa air kotor padat.

Pemasangan roof drain untuk instalasi pipa air hujan

Buat sumur resapan dan bak kontrol


PEKERJAAN AIR BERSIH DAN AIR KOTOR

Testing dan commissioning


Sebelum disambung ke sanitair semua pipa plumbing harus di test
dulu dengan menggunakan tekanan hydrostatis sebesar 5 – 8 bar
selama 24 jam, dimana pada saat itu tidak boleh ada penurunan
tanah.

Khusus untuk instalasi air bersih, sebelum digunakan pipa


dibersihkan dahulu (flushing) dari kotoran yang mungkin masih
tersisa dalam pipa. Pembersihan pipa dapat melalui lubang clean
out.

Sebelum test commissioning terlebih dahulu dilakukan test intern


yang dimaksudkan apabila ada kegagalan fungsi dari instalasi dan
peralatan yang terpasang dapat segera ditanggulangi/diperbaiki.

Test commissioning dari fungsi masing-masing peralatan yang


terpasang
PEKERJAAN LISTRIK

PEKERJAAN LISTRIK

PERSIAPAN

Langkah Pekerjaan Persiapan :

 Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan elektrikal

arus kuat dan arus lemah.

 Approval material yang akan digunakan.

 Persiapan lahan kerja.

 Sebelum pekerjaan dilaksanakan, terlebih dahulu material kerja dan alat

bantu kerja disiapkan.


PEKERJAAN LISTRIK

PEMASANGAN
SPARING

Langkah Pekerjaan Sparing Kabel:

Sparing dipasang dulu apabila ada pengecoran beton lantai, untuk


menghindari bobokan beton pada saat penyambungan kabel antar lantai.

PEMASANGAN
INSTALASI

Langkah Pekerjaan Instalasi Kabel:

 Kabel vertical ditanam pada dinding dengan perlindungan pipa conduit,

dimana pipa tersebut harus ditanam dulu pada dinding bata sebelum
dinding diplester. Supaya tidak mudah bergerak pada saat dinding
diplester, maka pipa yang ditanam diberi klem dengan jarak sekitar 1 m.

 Kabel horizontal dipasang pada plat lantai beton dengan menggunakan

pipa pelindung conduit yang diberi perkuatan klem dengan jarak sekitar
1 m, hal ini dimaksudkan untuk memudahkan maintenance. Pemasangan
kabel horizontal harus sejajar, tidak boleh saling melintas.
PEKERJAAN LISTRIK

PEMASANGAN
PANEL

Langkah Pemasangan Panel :

 Panel listrik dipasang pada dinding yang sudah ditentukan, rata dan tidak

miring.

 Semua kabel yang masuk ke dalam panel listrik diberi tanda sesuai

dengan kegunaannya dan dilengkapi dengan ring karet supaya lubang


panel bagian atas dapat terlindung dari debu/kotoran. Khusus untuk
kabel dengan Ø 16 mm2 harus diberi sepatu kabel dalam panel.

 Pada sisi pintu panel bagian dalam harus dibuat diagram instalasinya

termasuk daya cadangan yang sudah direncanakan, hal ini perlu untuk
memudahkan bila ada perbaikan instalasi.

PEMASANGAN
FITING DAN
ARMATURE

Langkah Pemasangan Fitting dan


Armature:
PEKERJAAN LISTRIK

Fitting dan armature dipasang setelah kabel ditest ketahanannya, agar


tidak terjadi bongkar/pasang armature.

PEMASANGAN
SAKLAR DAN STOP
KONTAK

Langkah Pemasangan Saklar dan

Stop Kontak

Marking jalur conduit pada dinding dan bobok dinding bata, jangan lupa
gunakan cutter.
 Pasang conduit dan inbow dos.

 Tunggu sampai plester dinding akhir.

 Sambungan saklar, stop kontak dengan aslinya.

 Pasang saklar dan stop kontak, gunakan waterpass agar rata.

TESTING DAN
COMISIONING

Testing dan Commisioning


PEKERJAAN LISTRIK

 Test tahanan kabel sebesar 2 ohm dan grounding serta test


fitting/armature selama ± 1 x 24 jam

Keselamatan Kerja Pekerjaan Listrik :

1. Buat ijin kerja untuk Overhead Power Line


Memeperhatikan jarak/radius aman serta tindakan aman yang
direkomendasikan pada saat lifting equipment tersangkut ke kabel listrik di
atasnya.
2. Menggunakan ELCB (Earth Leakage circuit Breaker)
Peralatan yang berfungsi mengalihkan sengatan listrik dengan cara pengaliran
arus yang ke tubuh menuju grounding

3. Memasang Seluruh Sirkuit dengan Pelindung ELCB

Sirkuit yang dilindungi oleh ELCB harus diuji setiap 6 bulan sekali
4. Periksa Check Tag validity
Sebelum memakai alat listrik portable harus dilakukan visual inspection
(inspeksi kasat mata) dengan memeriksa check tag validity nya. Barangkali ada
kabel terkelupas, plug tidak lengkap, dan sebagainya.

5. Melakukan Tagging per Tiga Bulanan Sesuai Standar Internasional


Mengecek semua peralatan listrik pertiga bulanan, lalu mentagging alat yang
masih layak pakai
6. Buat ijin kerja untuk Overhead Power Line
Memeperhatikan jarak/radius aman serta tindakan aman yang
direkomendasikan pada saat lifting equipment tersangkut ke kabel listrik di
atasnya.
PEKERJAAN LISTRIK

7. Menggunakan ELCB (Earth Leakage circuit Breaker)


Peralatan yang berfungsi mengalihkan sengatan listrik dengan cara pengaliran
arus yang ke tubuh menuju grounding
8. Memasang Seluruh Sirkuit dengan Pelindung ELCB

Sirkuit yang dilindungi oleh ELCB harus diuji setiap 6 bulan sekali

9. Periksa Check Tag validity


Sebelum memakai alat listrik portable harus dilakukan visual inspection
(inspeksi kasat mata) dengan memeriksa check tag validity nya. Barangkali ada
kabel terkelupas, plug tidak lengkap, dan sebagainya.
10. Melakukan Tagging per Tiga Bulanan Sesuai Standar Internasional
Mengecek semua peralatan listrik pertiga bulanan, lalu mentagging alat yang
masih layak pakai

11. Beralas kaki

Pada saat bekerja dengan listrik, maka salah satu hal yang harus kita
perhatikan adalah jangan sampai tubuh kita terhubung langsung dengan tanah.
Hal ini karena tanah adalah kutub negatif untuk setiap aliran listik, terutama
PLN.

Oleh karena itu, maka kita harus mencegah tubuh kita berhubungan dengan
tanah atau bumi
12. Selalu mengecek aliran listrik dengan test pen

Sebelum kita mengerjakan pekerjaan, maka kita harus yain kabel mana yang
berisi aliran listrik dan mana yang sebagai negatifnya.

Untuk hal tersebut maka kita gunakan test pen untuk membedakan kabel
positif dan negatifnya. Kita cek aliran listrik pada kabel tersebut sehingga kita
tidak tersengat listrik saat bekerja.
PEKERJAAN LISTRIK

13. Mematikan sentral listrik pada saat memperbaiaki listrik

Dengan mematikan sentral listrik, maka kita mematikan sentral listrik dan
melepaskan sekringnya. Dengan demikian maka aliran listrik pada rangkaian
listrik di lingkungan kerja terputus semua. Setelah semua pekerjaan selesai,
maka kita pasang lagi sekring tersebut.
14. Mengisolasi sambungan listrik dengan baik
ika ternayata harus menyambung kabel, maka isolasi yang digunakan adalah
isolasi yang kuat dan tahan lama. Dan penyambungan kabel jangan
dilakukan pada satu tempat yang berseberangan, tetapi melakukan pada
suatu jarak tertentu, misalnya sekitar setengah sentimeter dari sambungan
yang satunya.

15. Pelatihan
Alasan umum terjadinya sengatan listrik adalah ketika seorang pekerja yang
tidak berpengalaman atau kurang terlatih mencoba melakukan pekerjaan yang
belum sanggup untuk mereka kerjakan. Bahkan jika pekerjaan tersebut
tampak cukup sederhana, sangat penting untuk memastikan bahwa hanya
pekerja yang kompeten dan memiliki kemampuan yang memadailah yang
melakukan pekerjaan perawatan dan perbaikan peralatan listrik.

16. Pengujian & Pemeliharaan Rutin


Kabel cacat, peralatan rusak, dan colokan yang tidak terpasang dengan benar
dapat meningkatkan risiko sengatan listrik. Karenanya, penting untuk
melakukan penilaian risiko secara teratur, memperingatkan pekerja untuk
selalu waspada, dan melaporkan potensi bahaya listrik sesegera mungkin.
Ingatlah, mencegah lebih baik daripada mengobati
PEKERJAAN FIRE ALARM

PEKERJAAN FIRE ALARM


Peralatan :
- MCFA
- Anuciator
- MDF
- Head Detector
- Smoke Detector
- Alarm Bell
- Manual Push Bottom
- Indicator Lamp
- Instalasi kabel NYA + PVC Conduit

Identifikasi Risiko Bahaya Pekerjaan Instalasi Fire Alarm:

 Debu
 Kepala terbentur atap bangunan
 Jatuh dari ketinggian saat setting smoke
detector
 Tangan tersayat kabel NYA
 Terpeleset

Langkah Pengendalian dan Pencegahan :


 Mempersiapkan metode kerja / SOP (standart operation procedure)
 Mempersiapkan gambar kerja
 Mempersiapkan material dan alat yang akan digunakan untuk bekerja
 Melakukan safety briefing / toolbox meeting bersama dengan personil
terkait (staff ME).
Safety briefing / tollbox meeting bertujuan untuk melakukan koordinasi
kerja,menemukan kendala dan Menentukan solusi
PEKERJAAN FIRE ALARM

 Menggunakan alat pelindung diri berupa :


- alat pelindung kaki : safety shoes
- alat pelindung kepala : safety helmet
- hand gloves / sarung tangan
- alat pelindung pernafasan : menggunakan masker
- body harness untuk pelindung dari bahaya jatuh
 Melakukan testing dan Commisioning
 Dan Mengurus perijinan pada Depnaker
 Grounding BC 16 mm2

ZERO ACCIDENT
PEKERJAAN AC

PEKERJAAN AC
Peralatan :
- Panel AC
- MCCB
- Lampu + Fuse
- Box Panel
- AC Split 1,5 PK, 2,5 PK, 4 PK

Identifikasi Risiko Bahaya Pekerjaan Instalasi AC:

 Kepala terbentur atap


 Nyeri tulang Punggung / Low Back Pain
 Jatuh dari ketinggian saat setting AC
 Tangan tersayat pipa saluran pembuangan
 Kaki Terpeleset

Langkah Pengendalian dan Pencegahan :


 Mempersiapkan metode kerja / SOP (standart operation procedure)
 Mempersiapkan gambar kerja
 Mempersiapkan material dan alat yang akan digunakan untuk bekerja
 Melakukan safety briefing / toolbox meeting bersama dengan personil
terkait (staff ME).
Safety briefing / tollbox meeting bertujuan untuk melakukan koordinasi
kerja,menemukan kendala dan Menentukan solusi
PEKERJAAN AC

 Menggunakan alat pelindung diri berupa :


- alat pelindung kaki : safety shoes
- alat pelindung kepala : safety helmet
- hand gloves / sarung tangan
- alat pelindung pernafasan : menggunakan masker
- body harness untuk pelindung dari bahaya jatuh
 Melakukan testing dan Commisioning
 Grounding BC 16 mm2

ZERO ACCIDENT
PEKERJAAN TELEPON

PEKERJAAN TELEPON

Peralatan :
- TB Telepon
- Outlet Telepon
- PABX
- MDF Telepon
- Arester

Identifikasi Risiko Bahaya Pekerjaan Instalasi Telepon:

 Tangan tersayat peralatan kerja


 Kaki Terpeleset

Langkah Pengendalian dan Pencegahan :


 Mempersiapkan metode kerja / SOP (standart operation procedure)
 Mempersiapkan gambar kerja
 Mempersiapkan material dan alat yang akan digunakan untuk bekerja
 Melakukan safety briefing / toolbox meeting bersama dengan personil terkait
(staff ME).
Safety briefing / tollbox meeting bertujuan untuk melakukan koordinasi kerja,
menemukan kendala dan Menentukan solusi
PEKERJAAN TELEPON

 Menggunakan alat pelindung diri berupa :


- alat pelindung kaki : safety shoes
- alat pelindung kepala : safety helmet
- hand gloves / sarung tangan
 Melakukan testing dan Commisioning
 Grounding BC 16 mm2
 Perijinan pada Telkom

ZERO ACCIDENT
PEKERJAAN PENANGKAL PETIR

PEKERJAAN PENANGKAL PETIR


peralatan Utama :
- Conductor NYY
- Non radioactive viking type G
V6 radius 132 m
- Obstruction light
- Lighting strike counter viking
- Spitzen dan rood tembaga

Material :
- Pipa galvanis
- Dudukan tiang penangkal
petir

Identifikasi Risiko Bahaya dari Pekerjaan Penangkal Petir

 Kaki tersandung
 Tangan tersayat
 Tersetrum
 Terpeleset

Langkah Pengendalian dan Pencegahan :


Mempersiapkan metode kerja / SOP (standart operation
procedure)
Mempersiapkan material dan alat yang akan digunakan untuk
bekerja
PEKERJAAN PENANGKAL PETIR

Melakukan safety briefing / toolbox meeting bersama dengan personil


terkait safety briefing / tollbox meeting bertujuan untuk melakukan
koordinasi kerja, menemukan kendala dan Menentukan solusi
Menggunakan alat pelindung diri saat bekerja yang berupa :
- alat pelindung kaki yang terbuat dari bahan non logam : safety
shoes karet
- alat pelindung kepala yang bersifat isolator : safety helmet tipe B
- hand gloves / sarung tangan
- alat pelindung dari pekerjaan di atas ketinggian : full body
harness
Personil yang melakukan pemasangan air kerja adalah personil
yang ahli dibidang nya seperti tukang elektikal / vendor elektrikal
Mengusahakan agar MCB atau sumber listrik tertutup
Memishakan sumber listrik dengan gudang bahan bakar
Pemberian Name Tag pada sumber listrik tegangan tinggi
Kabel yang digunakan memiliki daya isolator yang baik
Pengecekan rutin terhadap kabel, sambungan kabel dan sumber
listrik
Mempersiapkan obat-obatan P3K
Mencantumkan nomor telpon darurat seperti pemadam kebakaran
terdekat, RS / Fasilitas kesehatan terdekat
Grounding BC 16 mm2 (2 ohm)
Melakukan testing dan commisioning

ZERO ACCIDENT
TUJUAN K3 DI BIDANG KONSTRUKSI

TUJUAN K3 DI BIDANG KONSTRUKSI

I. MAKSUD & TUJUAN PELAKSANAAN K3 DI BIDANG JASA


KONSTRUKSI
Tujuan pelaksanaan K3 PT. DHARMA PERDANA MUDA dalam
bidang konstruksi
1. Mengetahui dan memahami dengan benar apa yang di maksud
dengan penerapan K3, khususnya dalam setiap kegiatan jasa
konstruksi.
2. Bekerja dan melaksanakan pekerjaan dengan benar, mengikuti
ketentuan, batasan dan tahapan pelaksanaan yang diisyaratkan
sesuai dengan pedoman keselamatan dan kesehatan kerja di
tempat kegiatan konstruksi.
3. Menghindarkan setiap kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja
dengan melakukan tindakan pencegahan dan perbaikan,
pengawasan dan inspeksi, untuk memenuhi keselamatan dan
kesehatan kerja.
Maksud Pelaksanaan K3 Bidang Jasa Konstruksi
Agar setiap pekerja yang akan mulai bekerja di Lokasi Proyek
dapat mengetahui secara pasti semua tata cara, aturan,
persyaratan administrasi dan teknis yang harus dipenuhi sebelum
melaksanakan pekerjaan, sehingga kelak nantinya mempermudah
atau memperlancar squen/urutan persiapan kerja bagi pekerja
dalam segi Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lindung
Lingkungan.
TUJUAN K3 DI BIDANG KONSTRUKSI

II. FUNGSI K3 DI BIDANG JASA KONSTRUKSI


Fungsi dari Kesehatan kerja
1. Identifikasi dan Melakukan Penilaian terhadap resiko dari
bahaya kesehatan di
tempat kerja
2. Memberikan saran terhadap perencanaan dan
pengorganisasian dan praktek
kerja termasuk desain tempat kerja
3. Memberikan saran, informasi, pelatihan dan edukasi tentang
kesehatan kerja
dan APD
4. Melaksanakan surveilan terhadap kesehatan kerja
5. Terlibat dalam pross rehabilitasi
6. Mengelolah P3K dan tindakan darurat

Fungsi dari Keselamatan kerja


1. Antisipasi, identifikasi dan evaluasi kondisi dan praktek
berbahaya
2. Buat desain pengendalian bahaya, metode, prosedur dan
program
3. Terapkan, dokumentasikan dan informasikan rekan lainnya
dalam hal pengendalian bahaya dan program pengendalian
bahaya
4. Ukur, periksa kembali keefektifitas pengendaliahn bahaya dan
program pengendalian bahaya
RUANG LINGKUP K3L

RUANG LINGKUP K3L

III. LINGKUP KESELAMATAN, KESEHATAN KERJA DAN


LINGKUNGAN

PT.DHARMA PERDANA MUDA dalam menggarap bidang pekerjaan


maka pertama sekali yang harus diperhatikan dan
dipertimbangkan ialah dari segi keselamatan, kesehatan Kerja dan
lindungan lingkungan, terutama didalam fasilitas kerja dan
ditempat pelaksanaan pekerjaan berlangsung, meliputi :

 Penyedian fasilitas Keselamatan kerja seperti APD Standar


(Safety Sign Board, Safety line/Barricade, Poster K3, Spanduk
dan lain-lain) sesuai dengan kebutuhan.
 Penyedian fasilitas Kesehatan seperti pengobatan bila sakit dan

terjadi kecelakaan ditempat kerja dan mengikut sertakan


program Jamsostek atau jaminan Asuransi lainnya.
 Penyediaan Kotak P3K (Obat-abatan) sesuai dengan standart

untuk dikantor, work shop, gudang, kendaraan dan Equipment.


 Penyedian fasilitas Lindung lingkungan seperti membuat
saluran/parit sementara disekitar lokasi kerja, penyedian Tempat
Pembuangan Sementara (TPS), kotak atau drum-drum sampah,
menyediakan drum penampungan oli bekas,menyediakan tempat
merokok (Smoking Post/shelter) pada tempat yang telah
ditentukan oleh Betasurya Prima Consortium dan lain-lain sesuai
kebutuhan.
RUANG LINGKUP K3L

 Penyedian Alat Pemadam Api Ringan (APAR) pada tempat-


tempat yang diperlukan seperti Ruang Kantor, Work Shop,
Gudang, Lokasi penyimpanan bahan bakar minyak, tempat
penyimpanan botol-botol gas bertekanan dan mudah terbakar,
Genset dan lain-lain sesuai kebutuhan.

IV. SAFETY INDUKSI DAN ORIENTASI


Setiap Calon pekerja (Semua tingkatan/Level) yang akan bekerja
dilokasi proyek atau ditempat kerjanya, maka terlebih dahulu
harus mengikuti standar umum untuk mengikuti pengenalan
dasar Safety Induksi dan Orientasi yang dilaksanakan oleh
Departement Safety/HSE dan Personalia/GA yang ditunjuk oleh
pihak perusahaan, tujuannya yakni untuk memberikan informasi
penting kepada calon pekerja tentang tata cara, aturan dan
persyaratan yang harus diterapkan oleh calon pekerja apabila
nantinya akan melaksanakan suatu pekerjaan.
Syarat standar biasanya yang harus dilengkapi oleh calon pekerja
seperti dibawah ini :
 Melampirkan daftar nama dan identitas (copy KTP/SIM) calon

pekerja yang masih berlaku, yang tujuannya adalah untuk


memastikan kebenaran warga negara/domisili dan identitas ini
sebagai data acuan jika terjadi suatu bahaya yang tidak diingini
seperti kecelakaan fatal yang merenggut nyawa si pekerja,
maka dengan data identitas inilah yang kita gunakan untuk
menghubungi pihak keluarga si korban itu nantinya.
RUANG LINGKUP K3L

 Calon Pekerja dibawah Level Supervisor harus melampirkan

surat keterangan sehat dari Dokter atau Dokter Puskesmas


setempat, sedangkan untuk level supervisor keatas harus
melampirkan Hasil Medical Check Up dari rumah sakit dan masa
berlaku 1 tahun dari tanggal pelaksanaan medical check-up,
gunanya untuk memastikan calon pekerja tidak mempunyai
masalah dari segi kesehatan termasuk penyakit menular yang
bisa membahayakan kesehatan bagi orang yang berada di
sekitarnya.
 Calon pekerja harus sudah dilengkapi dengan Alat Pelindung

Diri Standar seperti : Helmet, Safety Shoes, Kaca mata dan


APD lainnya sesuai dengan jenis pekerjaan dan kebutuhan. jika
belum dilengkapi maka calon pekerja belum diberikan izin
untuk bekerja atau memasuki area fasilitas kerja, tujuannya
tentu untuk melindungi para pekerja dari segala bahaya
dilingkungan kerja yang tidak diingini.
KEBIJAKAN K3

KEBIJAKAN K3
PENGENDALIAN OPERASI K3

PENGENDALIAN OPERASI K3
Beberapa pengendalian operasi K3 Perusahaan mencakup antara
lain :
1. Umum :
o Perawatan dan perbaikan fasilitas/mesin/alat reguler.

o Kebersihan dan perawatan tempat kerja.

o Pengaturan lalu lintas manusia/barang, dsb.

o Pemasokan dan Perawatan Fasilitas Kerja/Fasilitas Umum.

o Perawatan suhu lingkungan kerja.

o Perawatan sistem ventilasi dan sistem instalasi listrik.

o Perawatan sarana tanggap darurat.

o Kebijakan terkait dinas luar, intimidasi, pelecehan,

penggunaan obat-obatan dan alkohol.


o Program-program kesehatan dan pengobatan umum.

o Program pelatihan dan pengembangan pengetahuan.

o Pengendalian akses tempat kerja.

2. Pekerjaan Bahaya Tinggi :


o Penggunaan prosedur, instruksi kerja dan cara kerja aman.

o Penggunaan peralatan/mesin yang tepat.

o Sertifikasi pelatihan tenaga kerja keahlian khusus.

o Penggunaan izin kerja.

o Prosedur pengendalian akses keluar masuk tenaga kerja di

tempat kerja bahaya tinggi.


o Pengendalian untuk pencegahan penyakit akibat kerja.
PENGENDALIAN OPERASI K3

3. Penggunaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) :


o Pembatasan area-area penggunaan bahan berbahaya dan

beracun (B3) di tempat kerja.


o Pengamanan pemasokan dan pengendalian akses keluar

masuk penyimpanan bahan berbahaya dan beracun (B3).


o Barikade sumber radiasi.

o Isolasi pencemaran biologis.

o Pengetahuan penggunaan dan ketersediaan perlengkapan

darurat.

4. Pembelian Barang, Peralatan dan Jasa :


o Menyusun persyaratan pembelian barang, peralatan dan

jasa.
o Komunikasi persyaratan pembelian barang kepada pemasok.

o Persyaratan transportasi/pengiriman bahan berbahaya dan

beracun (B3).
o Seleksi dan penilaian pemasok.

o Pemeriksaan penerimaan barang/peralatan/jasa.

5. Kontraktor :
o Kriteria pemilihan kontraktor.

o Komunikasi persyaratan kepada kontraktor.

o Evaluasi dan penilaian kinerja K3 berkala.

6. Tamu, Pengunjung dan Pihak Luar :


o Pengendalian akses masuk.
PENGENDALIAN OPERASI K3

o Pengetahuan dan kemampuan mengenai izin penggunaan

peralatan/perlengkapan/mesin/material di tempat kerja.


o Penyediaan pelatihan/induksi yang diperlukan.

o Pengendalian administratif rambu dan tanda bahaya di

tempat kerja.
o Cara pemantauan perilaku dan pengawasan aktivitas di

tempat kerja.

Penetapan kriteria operasi K3 Perusahaan mencakup beberapa


hal sebagai berikut :
1. Pekerjaan Bahaya Tinggi :
o Penggunaan peralatan/perlengkapan yang telah ditentukan

beserta prosedur/instuksi kerja penggunaannya.


o Persyaratan kompetensi keahlian.

o Petunjuk individu mengenai penilaian resiko terhadap

kejadian yang muncul tiba-tiba dalam pekerjaan.

2. Penggunaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) :


o Daftar bahan berbahaya dan beracun (B3) yang disetujui.

o Penentuan Nilai Ambang Batas (NAB).

o Penentuan Nilai Ambang Kuantitas (NAK).

o Penentuan lokasi dan kondisi penyimpanan.

3. Area Kerja Bahaya Tinggi :


o Penentuan APD (Alat Pelindung Diri).

o Penentuan persyaratan masuk.

o Penentuan persyaratan kondisi kesehatan/kebugaran.


PENGENDALIAN OPERASI K3

4. Kontraktor :
o Persyaratan kriteria kinerja K3.

o Persyaratan pelatihan maupun kompetensi keahlian

terhadap personel di bawah kendali kontraktor.


o Persyaratan pemeriksaan

peralatan/perlengkapan/bahan/material kontraktor.

5. Tamu, Pengunjung dan Pihak Luar :


o Pengendalian dan pembatasan akses masuk dan akses

keluar tempat kerja.


o Persyaratan APD (Alat Pelindung Diri).

o Induksi K3.

o Persyaratan tanggap darurat.


LANDASAN HUKUM K3

LANDASAN HUKUM K3
Penerapan K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) memiliki
beberapa dasar hukum pelaksanaan. Di antaranya ialah Undang-
Undang No 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja, Permenaker
No 5 Tahun 1996 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja dan Permenaker No 4 Tahun 1987 tentang Panitia
Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3). Rangkuman
dasar-dasar hukum tersebut antara lain :

UU No 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja :


1. Tempat dimana dilakukan pekerjaan bagi suatu usaha.
2. Adanya tenaga kerja yang bekerja di sana.
3. Adanya bahaya kerja di tempat itu.
Permenaker No 5 Tahun 1996 Tentang Sistem Manajemen K3 :

Setiap perusahaan yang memperkerjakan seratus tenaga kerja


atau lebih dan atau yang mengandung potensi bahaya yang
ditimbulkan oleh karakteristik proses atau bahan produksi yang
dapat mengakibatkan kecelakaan kerja seperti peledakan,
kebakaran, pencemaran lingkungan dan penyakit akibat kerja
(PAK).
Permenaker No 4 Tahun 1987 Tentang Panitia Pembina
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3) :
1. Tempat kerja dimana pengusaha atau pengurus
memperkerjakan 100 orang atau lebih.
LANDASAN HUKUM K3

2. Tempat kerja dimana pengusaha memperkerjakan kurang dari


seratus orang tetapi menggunakan bahan, proses dan instalasi
yang memiliki resiko besar akan terjadinya peledakan,
kebakaran, keracunan dan pencemaran radioaktif.
ALAT KESELAMATAN KERJA

ALAT KESELAMATAN KERJA


No Deskripsi Alat Gambar

1 Alat untuk bahaya kebakaran

APAR (Alat
Pemadam
api Ringan)

Pakaian pemadam
Kebakaran

Helm
Pemadam
Kebakaran
2 Obat – obatan K3

Perlengkapan alat pertolongan


pertama pada kecelakaan
(stetoskop, tensi meter,
termometer, pinset, obat-
obatan P3K)
3 Alat pelindung dari pekerjaan
yang berada di ketinggian Safety Belt
>1,5m Dan Full Body
Harness
ALAT KESELAMATAN KERJA

4 Alat pelindung saat musin


hujan Mantel hujan

5 Alat pelindung kepala Safety helmet

6 Alat pelindung mata

Safety glasses, goggles

7 Alat pelindung wajah Topeng las

8 Alat pelindung pernapasan Respirator


dan masker

9 Alat pelindung pendengaran


Ear plug
ALAT KESELAMATAN KERJA

Ear muff

10 Alat pelindung tangan


Hand gloves
(sarung
tangan
Las

11 Alat pelindung kaki

Safety Shoes
Boots

Safety shoes
Tanpa bahan
Dasar logam
Untuk pekerja-
An listrik
RAMBU KESELAMATAN KERJA

RAMBU KESELAMATAN KERJA


Prohibitory Warning signs Mandatory
signs signs

No smoking General danger Eye protection


must be worn

Naked flames
forbidden Drop Safety helmet
must be worn

No access for Low


pedestrians temperature Ear protection
must be worn

Do not Overhead load


extinguish with Safety boots
water must be worn
RAMBU KESELAMATAN KERJA

No access for Industrial Safety gloves


unauthorised vehicles must be worn
persons

Danger: Safety overalls


No access for Electricity must be worn
industrial
vehicles

Pedestrains
must use this
route

General
mandatory

Face protection
STRUKTUR ORGANISASI K3

STRUKTUR ORGANISASI K3

Kepala Proyek

Sekretaris

Petugas K3/ Ahli K3

Pelaksana K3 Emergency Anggota

Para Pelaksana Tim K3 Teknik &


adm.kontrak
Staff Teknik
Personalia
Logistik &
Peralatan
Surveyor
Satuan
pengamanan
Subkont
Mandor
DAMPAK LINGKUNGAN

DAMPAK LINGKUNGAN

Risiko Dampak Lingkungan Langkah

1. Kenyaman pengguna jalan a. Membersihakan jalan pada


pintu keluar dan masuk
proyek
b. Memasang ambu

2. Pencemaran tanah  Meminimalisasi limbah padat


dan limbah cair
 Prosedur penanganan
tumpahan
 Manajemn pengelolaan
limbah padat
 Penyediaan bak sampah dan
pemisahan jenis sampah

3. Pencemaran udara Mengukur emisi kendaraan


dan udara ambien
Pemberian rambu larangan
merokok dilokasi kerja dan
pembuatan lokasi khusus
merokok

 Menempatkan tenaga
4. Kebersihan lingkungan
kebersihan sesuai jumlah
sampah yang dihasilkan
 Manajemen pengelolaan
sampah

5. Kenyamanan sekitar  Menyirami jalan agar tidak


berdebu
masyarakat
 Pemasangan rambu
DAMPAK LINGKUNGAN

6. Pencemaran air o Mengukur kondisi limabh cair


(BOD / COD)
o Penanganan tumpahan&
penyediaan bak sampah
khusus untuk limbah cair B3
o Meminimalisasi pemakaian
air dan memasang tanda
penghematan pemakaian air
o Pembuatan saluran penyalur
air buangan

Aktivitas Pekerjaan Yang Mengandung Bahaya

No Item Pekerjaan Nilai Kontrol


Bahaya
1 Menggunakan 4 o Menggunakan kabel sesia
aliran listrik kapasitas,
o Memakai alas kaki saat
bersentuhan dengan kegiatan
kelistrikan
o Panel ditutup
o Penataan jalur kabel
o Sambungan kabel terisolasi
dengan baik
o Menyediakan APAR
o Memeriksa kelayakan dan
inspeksi kabel listrik
2 Galian tanah 2 - Membuat perkuatan dari segi
bangunan, membuat tangga
kerja, memasang barikade
- Memberikan pengarahan pada
pekerja
- Menggunakan masker, sarung
tangan, safety shoes
3 Pengurugan tanah 2  Membuat batas urugan
DAMPAK LINGKUNGAN

berupa talud
 Menggunakan masker, sarung
tangan, safety shoes
4 Pengangkutan 2 o Mengatur traffic managemnt
tiang pengangkutan alat berat
o Pengaturan penempatan
material tiang pancang
o Memasang ramburambu
penunjuk arah
5 Penyambungan 3 - Memastikan orang yang
tiang pancang melakukan penyambungan
pipa pancang adalah orang
yang sudah berpengalaman
- Kegiatan pengelasan harus
dijauhkan dari sumber panas
seperti api dan BBM
- Operator crane pancang
dapat berkomunikasi dengan
baik dengan tukang las
pancang yang berada di
bawahnya
- Mempersiapkan APAR
- Menggunaka topeng las,
sarung tangan las, apron
6 Pekerjaan 2 Penggunaan sarung tangan
pembesian khusus pembesian
Penggunaan mesin bar
bender dan bar cutter dengan
hati-hati dan sesuai petunjuk
penggunaan
7 Penyimpanan alat 2 Penyesuaian dengan 5 R :
- Resik
- Ringkas
- Rawat
- Rajin
- Rapi
8 Penyimpanan 3  Menjauhkan gudang
bahan bakar penyimpanan bahan bakar
dengan sumber listrik dan
DAMPAK LINGKUNGAN

sumber api
 Menjadikan area terbatas
untuk gudang BBM bagi orang
yang tidak berkepentingan
 Penataan sesuai 5R
 Managemnt limbah BBM
 Hindari tumpahan BBM
 Penempatan APAR
9 Pemasangan dan 3 o Pembongkaran bekisting
pembongkaran dilaksanakan sesuai tata
bekisting laksana dan berurutan
o Setelah pembongkaran
bekisting material (papan,
kayu, paku) harap ditata
sedimikian rupa agar
kedudkan dan posisi ya tidak
membahayakan pekerja yang
lain
o Pengunaan sarung tangan
besi, safety shoes, safety
helmet
10 Menggelar beton / 2 - Pengunaan sarung tangan
ready khusus pengecoran
- Mengunaan safety shoes
karet
- Pengunaan masker
- Apabila mengunakan
kendaraan mix beton maka
dipersiapakan untuk lalu
lintas angkutan kendaraan
11 Pengecoran beton 2 Pengunaan sarung tangan
khusus pengecoran
Mengunaan safety shoes
karet
Pengunaan masker
Apabila menggunakan molen
cor maka operator molen
dipastikan dapat
mengoperasikan secara baik
DAMPAK LINGKUNGAN

dan mengetahui tata kelola


12 Memasang kuda- 2 - Scaffolding ebrada pada
kuda baja pijakan yang tepat dan kuat
- Memasang rambu pengaman
bahwa ada pekerjaan di atas
ketinggian
- Pemasangan jaring
keselamatan / safety net
- Menggunakan body harness
13 Pengelasan 4  Mengecek semua peralatan
pengelasan yang akan
dipakai :
- LPG & Oksigen
- Kabel pengelasan
- Manometer tabung
masing-masing gas
- Kondisi dan posisi tabung
- Ligkungan sekitar, apakah
dekat dengan sum ber api
atau listrik
- Trafolas
- Elektroda
 Mnggunakan topeng las,
sarung anagn las, apron
 Menggunakan metode kerja
yang benar
 Bila pengelasan dilakukan di
atas ketinggian , maka :
- Mengecek kondisi
scaffolding
- Memastikan pijkan / lantai
kerja kuat
- Menggunakan body
harness
JUMLAH 33
DAMPAK LINGKUNGAN
MANAJEMEN RISIKO K3

MANAJEMEN RISIKO K3

Pengertian (definisi) resiko K3 (risk) ialah potensi kerugian yang


bisa diakibatkan apabila berkontak dengan suatu bahaya ataupun
terhadap kegagalan suatu fungsi.

Penilaian Resiko merupakan hasil kali antara nilai frekuensi


dengan nilai keparahan suatu resiko. Untuk menentukan kagori
suatu resiko apakah itu rendah, sedang, tinggi ataupun ekstrim
dapat menggunakan metode matriks resiko seperti pada tabel
matriks resiko di bawah :
KEPARAHAN
Tabel Matriks Resiko Sangat Sangat
Ringan Sedang Berat
Ringan Berat
Sangat
Sedang Tinggi Tinggi Ekstrim Ekstrim
Sering
Sering Sedang Sedang Tinggi Tinggi Ekstrim
FREKUENSI Sedang Rendah Sedang Sedang Tinggi Ekstrim
Jarang Rendah Sedang Sedang Tinggi Tinggi
Sangat
Rendah Rendah Sedang Sedang Tinggi
Jarang
MANAJEMEN RISIKO K3

Tabel di bawah merupakan contoh parameter keseringan dari


tabel matriks resiko di atas :
Kategori
Contoh Parameter I Contoh Parameter II
Keseringan
Terjadi 1X dalam masa Probabilitas 1 dari 1.000.000
Sangat Jarang
lebih dari 1 tahun jam kerja orang lebih
Bisa terjadi 1X dalam Probabilitas 1 dari 1.000.000
Jarang
setahun jam kerja orang
Bisa terjadi 1X dalam Probabilitas 1 dari 100.000 jam
Sedang
sebulan kerja orang
Bisa terjadi 1X dalam Probabilitas 1 dari 1000 jam
Sering
seminggu kerja orang
Probabilitas 1 dari 100 jam
Sangat Sering Terjadi hampir setiap hari
kerja orang

Tabel di bawah merupakan contoh parameter keparahan dari tabel


matriks resiko:
Kategori
Contoh Parameter I Contoh Parameter II
Keparahan
Tidak terdapat cedera/penyakit, Total kerugian kecelakaan
Sangat
tenaga kerja dapat langsung kerja kurang dari Rp.
Ringan
bekerja kembali 1.000.000
Total kerugian kecelakaan
Cedera ringan, tenaga kerja dapat kerja antara Rp.
Ringan
langsung bekerja kembali 1.000.000 – Rp.
1.500.000
Total kerugian kecelakaan
Mendapat P3K atau tindakan medis,
kerja antara Rp.
Sedang tidak ada hilang jam kerja lebih dari
1.500.000 – Rp.
1X24 jam
5.000.000
Memerlukan tindakan medis Total kerugian kecelakaan
Parah
lanjut/rujukan, cacat sementara, kerja antara Rp.
MANAJEMEN RISIKO K3

terdapat jam kerja hilang 1X24 jam 5.000.000 – Rp.


10.000.000
Cacat Permanen, Kematian, Total kerugian kecelakaan
Sangat
terdapat jam kerja hilang lebih dari kerja lebih dari Rp.
Parah
1X24 jam 10.000.000

Tabel di bawah merupakan representasi kategori resiko yang


dihasilkan dari penilaian matriks resiko :
Rendah Perlu Aturan/Prosedur/Rambu
Sedang Perlu Tindakan Langsung
Tinggi Perlu Perencanaan Pengendalian
Ekstrim Perlu Perhatian Manajemen Atas
OPERATION PROCEDURE

OPERATION PROCEDURE

Instruksi K3L Pekerjaan Galian


langkah-langkah

1 Sebelum penggalian tanah di setiap tempat dimulai,


stabilitas tanah harus diuji terlebih dahulu oleh Tenik atau
Pelaksana di lokasi galian dan lingkungan sekitar lokasi
galian.
2 Sebelum melakukan penggalian harus dipastikan lokasi
instalasi kabel listrik, instalasi pipa gas, air bersih dan
instalasi lainnya dengan memasang patok-patok yang jelas
sebagai tanda lokasi serta melakukan koordinasi dengan
pihak terkait,
3 Rencanakan dan siapkan sistem perlindungan (protective
sistem) terhadap kemungkinan bahaya yang terjadi sebelum
penggalian dimulai. Sistem perlindungan harus mampu
menahan seluruh kemungkinan longsoran. Sistem
perlindungan antara lain :
a. Penggunaan framework untuk lahan kerja
b. Proteksi pada dinding galian
c. Pembuatan drainase untuk mengalirkan air
d. Pengaturan operasi alat berat atau kegiatan lain yang
membahayakan
e. Proteksi terhadap jaringan / instalasi kabel / pipa di lokasi
galian
f. Proteksi terhadap kemungkinan adanya gas beracun
g. Proteksi terhadap kekurangan udara / oksigen
h. Menempatkan tangga pada galian yang dalam lebih dari 2
(dua) meter dan dengan jarak maksimum 8 m dari pekerja.
4 Bekali pekerja dengan alat pelindung diri ( APD ) yang
sesuai dan sarana pengamanan lainnya, jika kedalaman
galian melebihi tinggi pekerja. Jarak antar tangga minimum
25 feet atau 7,62 m.
5 Berikan penjelasan kepada pekerja mengenai potensi
bahaya yang mungkin terjadi, antara lain bahaya longsor
OPERATION PROCEDURE

dan cara penyelamatan diri.


6 Pasang barikade, rambu atau stop log sebagai pembatas
roda kendaraan angkut material di lokasi galian.
7 Tidak diperkenankan meletakkan hasil galian terlalu dekat
dengan pinggir galian. Jarak yang aman minimum 2 (dua)
feet atau 0,65 m dari batas tepi galian.
8 Tidak diperkenankan memarkir alat berat dekat dengan tepi
galian dan memastikan alat berat diparkir di tempat yang
aman dan rata.
9 Lakukan inspeksi secara periodik oleh petugas yang
kompeten. Apabila petugas menemukan atau melihat
indikasi kegagalan dari sistem perlindungan (protective
sistem) atau bahaya yang lain, maka segera memerintahkan
kepada pekerja untuk meninggalkan pekerjaan galian dan
melarang pekerja kembali ke lokasi galian sebelum tindakan
perbaikan dilakukan.
10 Inspeksi juga harus dilakukan pada galian setelah kondisi
hujan, banjir atau keadaan lain yang membahayakan galian
OPERATION PROCEDURE

Instruksi K3L Pekerjaan Scaffolding

langkah-langkah :

1 Merencanakan metode pemasangan perancah (scaffolding)


pada tahap awal sebelum pekerjaan perancah dimulai .
2 Memeriksa bahan yang akan dipergunakan sebagai
perancah sebelum dipergunakan. Pemeriksaan meliputi
antara lain :
a. Memastikan bebas dari keretakan, cacat permukaan
dan lainnya.
b. Memastikan pengunci atau clam berfungsi dengan baik
c. Kondisi tanah / dudukan dipastikan rata dan
mampu mendukung beban perancah dan beban diatasnya
d. Support harus mampu menahan empat kali beban yang
ditumpunya.
e. Apabila ditemukan bagian scaffolding yang rusak harus
segera diperbaiki atau diganti dengan tipe dan jenis yang
sama.
3 Papan Perancah (platform)
a. Papan perancah (platform) yang digunakan sebagai
tempat berpijak pekerja atau sebagai dudukan bahan atau
alat, harus kuat.
b. Lantai perancah harus diberi pagar pengaman, jika
tingginya > 2 m
c. Papan dengan bagian yang pecah tidak boleh
digunakan.
d. Papan dengan mata kayu lebih dari 2 " tidak boleh
digunakan.
4 Proses pemasangan dan pembongkaran perancah
(scaffolding) boleh dilakukan setelah ada ijin dari Pelaksana
yang kompeten dan harus diawasi.
5 Pemasangan perancah mengikuti gambar kerja. Jika
diperkirakan masih membahayakan maka gambar perlu
direvisi dan perancah diperbaiki sesuai gambar baru.
6 Memberikan pelatihan kepada pekerja sebelum mulai
melakukan pemasangan perancah (scaffolding)
OPERATION PROCEDURE

7 Menggunakan alat pelindung diri yang sesuai, antara lain


helm, sepatu safety, harness safety belt / safety belt dsb.
8 Pemasangan platform :
a. Titik tumpuan akhir papan platform harus terletak pada
support
b. Overlap platform tidak boleh kurang dari 30cm melewati
support.
c. Kayu platform tidak boleh dicat yang dapat menutupi
keretakan.
d. Pemasangan kayu platform harus rapat.
e. Jenis/ komponen platform harus dengan ukuran dan tipe
sama
f. Permukaan support harus dipastikan dalam kondisi datar
g. Perletakan akhir platform dalam kondisi bebas atau tidak
dipaku harus lebih panjang minimum 15 cm dari support.
h. Bracing dalam kondisi terkunci.
9 Jika ketinggian scaffolding empat kali lebar base nya harus
dipasang support yang diikatkan ke bangunan atau tiang
untuk menjaga kestabilannya.
10 Pekerja yang bekerja di platform dipastikan terbebas dari
instalasi listrik.
11 Pekerja tidak diperkenankan naik lewat crossbrace.
12 Memasang jaring pengaman (safety net) sekeliling
scaffolding bila diperlukan.
OPERATION PROCEDURE

Instruksi K3L Pekerjaan Ketinggian

langkah-langkah

1 Lakukan identifikasi potensi bahaya semua pekerjaan yang


berada di ketinggian dan hasilnya dicatat.
2 Rencanakan pengendalian terhadap kemungkinan risiko
yang akan terjadi (risk control) dan mencatat hasilnya.
3 Sebelum bekerja, para pekerja harus mendapat ijin terlebih
dahulu dari supervisor terkait.
4 Pastikan para pekerja yang akan bekerja di ketinggian
harus dalam kondisi sehat dan tidak mempunyai rasa takut
bekerja di ketinggian.
5 Gunakan Alat Pelindung Diri ( APD ) yang memadai sesuai
dengan aspek keselamatan kerja, harness safety belt, helm
dan sepatu safety.
6 Pasang tali pengaman (life line) untuk mengaitkan harness
safety belt / safety belt yang cukup kuat dan aman untuk
menahan beban pekerja bila terjadi bahaya dan tidak
mengganggu pergerakan pekerja.
7 Buat platform untuk pekerja, alat dan bahan yang cukup
kuat dan aman. Tepi plat form harus diberi railing / pagar
pembatas yang kuat / mampu menahan dorongan minimal
100 kg.
8 Tempatkan peralatan atau bahan kedalam kantong / wadah
agar tidak mudah jatuh.
9 Tutup semua lubang yang terdapat pada lantai platform
untuk mencegah benda terjatuh dengan bahan yang cukup
kuat.
10 Bersihkan platform yang licin sehabis hujan dan pekerjaan
dapat dimulai setelah platform dipastikan aman.
11 Bila dipersyaratkan atau bila dipandang perlu maka jaring
pengaman harus dipasang
12 Penumpukan sementara material harus dibatasi dan
ditempatkan tidak terlalu ketepi dan disusun sedemikian
rupa sehingga tidak mudah jatuh dan pekerja memiliki
ruang kerja yang cukup leluasa.
OPERATION PROCEDURE

13 Supervisor pekerjaan harus memonitor masing-masing


lokasi dimana pekerjaan di ketinggian sedang dilakukan.
14 Lakukan inspeksi semua pekerjaan ditempat ketinggian dan
hasilnya dicatat, jika ditemukan kondisi maupun tindakan
yang berbahaya segera melaporkan ke pelaksana terkait,
dan segera di amankan / diperbaiki.
15 Tidak diperkenankan meninggalkan pekerjaan dalam
keadaan bahan yang terpasang mudah terlepas dan
peralatan serta bahan dipastikan sudah tersimpan rapi di
kantong.
OPERATION PROCEDURE

Instruksi K3L Pekerjaan Pengelasan

langkah-langkah

1 Pastikan bahwa tukang las yang melaksanakan


pekerjaan pengelasan konstruksi atau instalasi memiliki
sertifikat dan atau berpengalaman yang sesuai dengan
pekerjaan pengelasan yang sedang ditangani.
2 Supervisor harus menjelaskan instruksi kerja
pengelasan kepada tukang las dan pekerja untuk
dimengerti dan diikuti, serta menjelaskan potensi
bahaya pekerjaan pengelasan antara lain : zinc,
cadmium, beryllium, ferro oksida, mercury, butiran
logam halus (lead), fluorides, clorinated hydrocarbon
solvent, carbon monoksida (CO), ozone (O3), nitrogen
aksida (NO & NO2), radiasi : sinar ultraviolet, sinar
infrared dsb.
3 Pengelasan tidak diperkenankan dilakukan didaerah
yang mudah terbakar atau mudah meledak, apabila
terpaksa dilakukan maka harus mendapat ijin kerja dari
supervisor yang terkait.
4 Jenis kawat las yang dipakai harus sesuai dengan
besarnya ampere yang yang dihasilkan oleh mesin las.
5 Periksa tekanan tabung gas dan kebocoran sebelum
dipergunakan.
Tabung gas yang masih isi harus ditempatkan dalam
posisi tegak, tidak diperkenankan dalam posisi tidur
(datar). Tabung gas yang sudah kosong di beri label
“Kosong”.
6 Gunakan alat pelindung diri ( APD ) yang sesuai, antara
lain : helm, sepatu safety, sarung tangan, kaca mata
pelindung, masker pelindung / Penutup muka kepala
dan pelindung dada sebelum melakukan pekerjaan
pengelasan.
7 Apabila tidak digunakan, mesin las harus dimatikan.
8 Sediakan alat pemadam kebakaran portable atau pasir
yang ditempatkan dalam suatu wadah dan ditempatkan
didaerah yang mudah dijangkau.
OPERATION PROCEDURE

9 Kabel tanah pengelasan (grounding) sebaiknya


dipasang tetap di tempat kerja atau ditempatkan 3m
dari lokasi kerja dan dapat terlihat oleh orang lain yang
melintas.
10 Tukang las tidak diperbolehkan menggulung selang atau
kabel di sekeliling tubuh mereka pada saat melakukan
pengelasan.
11 Semua bahan yang mudah terbakar dan mudah
meledak harus disingkirkan atau diberi penghalang
yang memadai.
12 Alat-alat dipastikan dalam posisi stabil, sehingga tidak
mudah bergeser atau terguling saat operasi.
13 Supervisor pekerjaan harus memonitor masing-masing
lokasi dimana pekerjaan pengelasan sedang dilakukan.
14 Pada waktu bekerja di tempat yang tinggi, tindakan
berjaga-jaga harus diambil dan dipasang pengaman
untuk mencegah jatuhnya batang pengelasan, sisa
potongan atau peralatan yang lainnya.
15 Pengelasan dengan menggunakan bahan karbit, tabung
karbit ditempatkan minimal 10 m dari tempat
pengelasan. regulator yang digunakan harus sesuai dan
utuh (tidak retak / pecah). Flash back aristor harus
terpasang dengan benar, posisi tidak boleh terbalik.
OPERATION PROCEDURE

Instruksi K3L Pekerjaan Pemasangan Kaca

langkah-langkah

1 Kaca adalah benda terbuat dari bahan glass yang pipih


pada umumnya mempunyai ketebalan yang
sama, mempunyai sifat tembus cahaya, dapat
diperoleh dari proses-proses tarik tembus cahaya, tarik,
gilas dan pengambangan (float glass).
2 Kaca lembaran yang berbentuk segi empat harus
mempunyai sudut serta tepi potongan yang rata
dan lurus, toleransi kesikuan maximum yang
diperkenankan adalah 1,5 mm per meter.
3 Kaca yang digunakan harus bebas dari gelembung
(ruang-ruang yang berisi gas yang terdapat pada kaca).
4 Kaca yang digunakan harus bebas dari komposisi kimia
yang dapat mengganggu pandangan
5 Kaca harus bebas dari keretakan (garis-garis pecah
baik sebagian atau seluruh tebal kaca).
6 Kaca harus bebas dari gumpilan tepi (tonjolan pada sisi
panjang dan lebar ke arah luar/ masuk).
7 Harus bebas dari benang (string) dan gelombang
(wave) benang adalah cacat garis timbul yang
tembus pandangan, gelombang adalah permukaan
kaca yang berubah dan mengganggu pandangan
8 Bebas lengkungan (lembaran kaca yang bengkok).

9 Mutu kaca lembaran yang digunakan mutu AA


10 Bahan kaca dari jenis Clear Glass dan kaca polos/
buram dengan ketebalan 3 mm harus sesuai SNI 0047-
1989-A.Digunakan setaraf produk PT. ASAHI MAS
11 Bahan yang terpasang harus dilindungi dari kerusakan
dan benturan, dan diberi tanda untuk mudah
diketahui, tanda-tanda tidak boleh menggunakan
kapur. Tanda-tanda harus dibuat dari potongan kertas
yang direkatkan dengan menggunakan lem aci.
12 Pemotongan kaca harus rapi dan lurus, diharuskan
menggunakan alat-alat pemotong kaca khusus
OPERATION PROCEDURE

13 Pemotongan kaca harus disesuaikan ukuran rangka,


minimal 10 mm masuk kedalam alur kaca pada kusen
14 Pembersih akhir dari kaca harus menggunakan kain
katun yang lunak dengan menggunakan cairan
pembersih kaca
15 Hubungan kaca dengan kaca atau kaca dengan material
lain tanpa melalui kusen, harus diisi dengan lem silikon
warna transparan cara pemasangan dan persiapan-
persiapan pemasangan harus mengikuti petunjuk yang
dikeluarkan pabrik
16 Kaca harus terpasang rapi, sisi tepi harus lurus dan
rata, tidak diperkenankan retak/ pecah, dan bebas dari
segala noda dan bekas goresan
OPERATION PROCEDURE

Instruksi K3L Pekerjaan Dinding dan Plesteran

langkah-langkah

1 Bata merah bermutu baik, pembakaran sempurna,


bebas dari cacat dan retak maksimal belah menjadi dua
bagian produk lokal dan memenuhi persyaratan PUBBI
2 Pasir pasang tidak diharuskan sama seperti syarat pasir
beton, kadar lumpur yang boleh dikandung maksimal
10 % dan mempunyai butiran antara 0 sampai 1 mm.
3 Semen yang dipakai memenuhi persyaratan N.I 18 Type
menurut ASTM dan memenuhi S.400 Standar Portland
Cement.
4 Rosster beton kualitas bagus dan berbentuk sempurna

5 Adukan trasraam 1 Pc : 5 Ps

6 Semua pasangan bata merah ( sesuai rincian gambar )


OPERATION PROCEDURE

Instruksi K3L Pekerjaan Beton

langkah-langkah

Pendahuluan
1 Menyediakan peralatan dan perlengkapan yang
mempunyai ketelitian cukup untuk menetapkan dan
mengawasi jumlah takaran dari masing-masing bahan
pembentukan beton dengan persetujuan dari Konsultan
Pengawas.
2 Pengaturan untuk pengangkutan, penimbangan dan
pencampuran dari material-material harus dengan
persetujuan Konsultan Pengawas dan seluruh operasi
harus dikontrol dan diawasi terus menerus oleh
seorang inspektor yang berpengalaman dan
bertanggung jawab

3 Pengadukan harus dilakukan dengan mesin pengaduk


beton (Bacth Mixer atau Portable Continous Mixer).
Mesin pengaduk harus betul-betul kosong sebelum
menerima bahan-bahan dari adukan selanjutnya dan
harus dicuci bila tidak digunakan lebih dari 30 menit.

4 Bahan-bahan pembentuk beton harus dicampur dan


diaduk selama 1,5 menit sesudah semua bahan ada
dalam mixer. Waktu pengadukan harus ditambah, bila
kapasitas mesin lebih besar dari 1,5 m3 dan Konsultan
Pengawas berwenang untuk menambah waktu
pengadukan jika ternyata pemasukan bahan dan cara
pengadukan gagal untuk mendapatkan hasil adukan
dengan kekentalan dan warna yang merata/seragam.
Beton yang dihasilkan harus seragam dalam komposisi
dan konsistensi dalam setiap adukan
OPERATION PROCEDURE

5 Mesin pengaduk tidak boleh dibebani melebihi


kapasitas yang telah ditentukan. Air harus dituang
terlebih dahulu untuk selanjutnya ditambahkan selama
pengadukan. Tidak diperkenankan melakukan
pengadukan yang berlebihan yang membutuhkan
penambahan air untuk mendapatkan konsistensi beton
yang dikehendaki
Persiapan Pengecoran
1 Sebelum pengecoran dimulai, semua bagian-bagian
yang akan dicor harus bersih dan bebas dari kotoran-
kotoran dan bagian beton yang lepas. Bagian-bagian
yang akan ditanam dalam beton harus sudah terpasang
(pipa-pipa untuk instalasi listrik, plumbing dan
perlengkapan-perlengkapan lain).

2 Cetakan atau pasangan dinding yang akan


berhubungan dengan beton harus dibasahi dengan air
sampai jenuh dan tulangan harus sudah terpasang
dengan baik. Bidang-bidang beton lama yang akan
dicor harus dibuat kasar terlebih dahulu dan kemudian
dibersihkan dari segala kotoran yang lepas.

3 Sesaat sebelum beton dicor, maka bidang-bidang


tersebut harus disapu dengan spesi mortar dengan
susunan yang sama seperti adukan beton dan air harus
dibuang dari semua bagian-bagian yang akan dicor.

4 Menjaga kondisi bagian-bagian tersebut sampai ijin


pengecoran diberikan oleh Konsultan Pengawas.

5 Apabila pengecoran tidak memakai begisting kayu


maka dasar permukaan yang akan dicat harus diberi
beton dengan adukan 1 pc : 3 ps : 5 krk setebal 5 cm.

Cetakan Beton/Begisting
OPERATION PROCEDURE

1 Rencana cetakan beton menjadi tanggung jawab


sepenuhnya. Cetakan harus sesuai dengan bentuk,
ukuran batas-batas dan bidang dari hasil beton yang
direncanakan, serta tidak boleh bocor dan harus cukup
kaku untuk mencegah terjadinya perpindahan tempat
atau kelonggaran dari penyangga harus menggunakan
Multiplex.

2 Permukaan cetakan harus cukup rata dan halus serta


tidak boleh ada lekukan, lubang-lubang atau terjadi
lendutan. Sehubungan pada cetakan diusahakan lurus
dan rata dalam arah Horisontal dan Vertikal, terutama
untuk permukaan beton yang tidak di
“finish“ ( exposeconcrete ) .

3 Tiang-tiang penyangga harus direncanakan sedemikian


rupa agar dapat memberikan penunjang seperti yang
dibutuhkan tanpa adanya “overstress” atau
perpindahan tempat pada beberapa bagian konstruksi
yang dibebani. Struktur dari tiang penyangga harus
kuat dan kaku untuk menunjang berat sendiri dan
beban yang ada diatasnya selama pelaksanaan.

4 Penulangan, cetakan harus diteliti untuk memastikan


kebenaran letaknya, kekuatan dan tidak akan terjadi
penurunan dan pengembangan pada saat beton
dituang. Permukaan cetakan harus bersih dari segala
macam kotoran, dan diberi “form oil” untuk mencegah
lekatnya beton pada cetakan. Pelaksanaanya harus
berhati-hati agar tidak terjadi kotak dengan baja
tulangan yang dapat mengurangi daya lekat beton dan
dengan tulangan.
OPERATION PROCEDURE

5 Cetakan beton dapat dibongkar dengan persetujuan


terlulis dari Konsultan Pengawas, atau jika beton telah
melampaui waktu sebagai berikut :

a. Bagian sisi balok 48 jam


b. Balok tanpa beban konstruksi 7 hari
c. Balok dengan beban konstruksi 21 hari
d. Plat lantai 21 hari
6 Dengan persetujuan Konsultan Pengawas cetakan
dapat dibongkar lebih awal apabila hasil pengujian dari
benda uji yang menpunyai kondisi sama dengan beton
sebenarnya, telah mencapai 75% dari kekuatan beton
pada umur 28 hari. Segala ijin yang diberikan oleh
Konsultan Pengawas, tidak mengurangi atau
membebaskan tanggung jawab tehadap kerusakan
yang timbul akibat pembongkaran cetakan.

7 Pembongkaran cetakan harus dilaksanakan dengan


hati-hati sehingga tidak menyebabkan cacat pada
permukaan beton dan dapat menjamin keselamatan
penuh atas struktur-struktur yang dicetak.

8 Dalam hal terjadi bentuk beton yang tidak sesuai


dengan gambar rencana, akan mengadakan perbaikan
atau pembentulan kembali.

9 Permukaan beton harus bersih dari sisa-sisa kayu


cetakan dan pada bagian-bagian konstruksi yang
terpendam dalam tanah, cetakan harus dicabut dan
dibersihkan sebelum pengurugan dilakukan.

10 Untuk permukan beton yang diharuskan exposed, maka


wajib memfinishnya tanpa pekerjaan tambah.
Pengangkutan & Pengecoran
OPERATION PROCEDURE

1 Waktu pengangkutan harus diperhitungkan dengan


cermat, sehingga waktu antara pengadukan dan
pengecoran tidak lebih dari 1 (satu) jam dan tidak
terjadi perbedaan pengikatan yang menyolok antara
beton yang sudah dicor dan yang akan dicor.

2 Apabila waktu yang dibutuhkan untuk pengangkutan


melebihi waktu yang ditentukan, maka harus dipakai
bahan-bahan penghambat pengikatan (retarder)
dengan persetujuan Konsultan Pengawas.

3 Memberitahukan Konsultan Pengawas selambat-


lambatnya 2 (dua) hari sebelum pengecoran beton
dilaksanakan. Persetujuan untuk melaksanakan
pengecoran beton berkaitan dengan pelaksanaan
pekerjaan cetakan dan pemasangan baja tulangan
serta bukti bahwa akan dapat melaksanakan
pengecoran tanpa gangguan.
4 Adukan beton tidak boleh dituang bila waktu sejak
dicampurnya air pada semen dan agregat telah
melampaui 1,5 jam, dan waktu ini dapat berkurang,
bila Konsultan Pengawas menganggap perlu
berdasarkan kondisi tertentu.

5 Pengecoran harus dilakukan sedemikian rupa untuk


menghindarkan terjadinya pemisahan material
(segregation) dan perubahan letak tulangan. Cara
penuangan dengan alat-alat pembantu seperti talang,
pipa, chute dan sebagainya harus mendapat
persetujuan Konsultan Pengawas dan alat-alat
tersebut harus selalu bersih dan bebas dari sisa-sisa
beton yang mengeras.

6 Adukan tidak boleh dijatuhkan secara bebas dari


ketinggian lebih dari 1,5 m. Bila memungkinkan
OPERATION PROCEDURE

sebaiknya digunakan pipa yang terisi penuh adukan


dengan pangkalnya terbenam dalam adukan yang
baru dituang.

7 Penggetaran tidak boleh dilaksanakan pada beton


yang telah mengalami “initial set“ atau yang telah
mengeras dalam batas dimana beton akan menjadi
plastis karena getaran, penggetaran harus bersamaan
dengan penuangan beton.

8 Semua pengecoran bagian dasar konstruksi beton


yang menyentuh tanah harus diberi lantai kerja
setebal 5 cm, agar menjamin duduknya tulangan
dengan baik dan mencegah penyerapan air semen
oleh tanah /pasir secara langsung.

9 Bila pengecoran beton harus berhenti sementara,


sedang beton sudah menjadi keras dan tidak berubah
bentuk, maka bagian tersebut harus dibersihkan dari
lapisan air semen (laitance) dan partikel-partikel yang
terlepas sampai suatu kedalaman yang cukup,
sehingga didapat beton yang padat. Segera setelah
pemberhentian pengecoran, adukan yang lekat pada
tulangan dan cetakan harus dibersihkan.

10 Semua pengecoran harus dilaksanakan siang hari dan


apabila diperkirakan pengecoran dari suatu bagian
tidak dapat diselesaikan pada siang hari, maka
sebaiknya tidak dilaksanakan, kecuali atas
persetujuan Konsultan Pengawas dapat dilaksanakan
pada malam hari dengan ketentuan bahwa sistem
penerangan sudah disiapkan dan memenuhi syarat,
serta penyiapan tenda-tenda untuk menjaga terjadi
OPERATION PROCEDURE

hujan.

Pemadatan Beton
1 Bertanggung jawab untuk menyediakan peralatan
guna pengangkutan penuangan beton dengan
kekentalan secukupnya agar didapat beton yang padat
tanpa perlu penggetaran secara berlebih.

2 Pemadatan beton seluruhnya harus dilaksanakan


dengan “Mechanical Vibrator” dan dioperasikan oleh
orang yang berpengalaman.

Penggetaran dilakukan secukupnya agar tidak


mengakibatkan “Over Vibration” dan tidak
diperkenankan melakukan penggetaran dengan
maksud untuk mengalirkan beton.

Hasil beton harus merupakan masa yang utuh, bebas


dari lubang-lubang, segregasi atau keropos.

3 Pada daerah penulangan yang rapat , penggetaran


dilakukan dengan alat penggetar yang mempunyai
frekwensi tinggi (rpm tinggi) untuk menjamin
pengisian beton dan pemadatan yang baik.

4 Dalam hal penggunaan vibrator, maka slump dari


beton boleh melebihi 12,5.

5 Jarum penggetar harus dimasukkan kedalam adukan


vertikal, tetapi dalam keadaan khusus boleh miring 45
derajat dan jarum vibrator tidak boleh digerakkan
secara horizontal.

6 Alat penggetar tidak boleh disentuh pada tulangan-


tulangan, terutama pada tulangan yang telah masuk
OPERATION PROCEDURE

pada beton yang telah mulai mengeras, serta berjarak


minimal 5 cm dari bekisting.

7 Setelah sekitar jarum nampak mengkilap, maka


secara perlahan-lahan harus ditarik, hal ini tercapai
setelah bergetar 30 detik (maksimal).

Penyambungan Konstruksi dan Dilatasi

1 Rencana atau schedule pengecoran harus disiapkan


untuk penyelesaian satu konstruksi secara
menyeluruh, termasuk persetujuan letak
“ Construction joints” (sambungan konstruksi).

Dalam keadaan tertentu dan mendesak, Konsultan


Pengawas dapat merubah letak “Construction joints”
tersebut .

2 Permukaan “ Construction joints” harus bersih dan


dibuat kasar dengan mengupas seluruh permukaan
sampai didapat permukaan beton yang padat.

3 “Construction joints’ harus diusahakan berbentuk


garis miring. Sedapat mungkin dihindarkan adanya
“Construction joints” tegak, kalaupun diperlukan maka
harus dimintakan persetujuan dari Konsultan
Pengawas.
Bila “Construction joints” tegak diperlukan, maka
tulangan harus menonjol sedemikian rupa sehingga
didapatkan suatu struktur yang monolit.

4 Sebelum pengecoran dilanjutkan, permukaan beton


harus dibasahi dan diberi lapisan “grout” segera
sebelum beton dituang.

5 Untuk penyambungan beton lama dan baru, harus


menggunakan bahan additive “Bonding Agent” (lem
OPERATION PROCEDURE

beton) yang disetujui konsultan pengawas.

6 .Dilatasi antar kolom atau balok menggunakan


Stereofon dan Sealant.

Baja Tulangan

1 Semua baja tulangan yang dipakai adalah tulangan


besi polos, harus bersih dari segala macam kotoran,
karat, minyak, cat dan lain-lain yang akan merusak
mutu beton.

2 Pelaksanaan penyambungan, pemotongan,


pembengkokan dan pemasangan harus sesuai dengan
persyaratan dalam SKSNI T 15-1991

3 Selimut beton harus mempunyai ketebalan minimal


sebagai berikut :

Bagian Tebal selimut beton


konstruksi (cm )
Pelat 2,0 cm
Balok 2,5 cm
Kolom 2,5 cm
Sloof dan 3 cm
Pondasi
Benda yang Tertanam Dalam Beton
1 Semua angkur, baut, pipa dan benda-benda lain yang
diperlukan tertanam dalam beton, harus terikat
dengan baik pada cetakan sebelum pengecoran
2 Benda-benda tersebut harus dalam keadaan bersih,
bebas dari karat dan kotoran-kotoran lain pada saat
mengecor
3 Sebelum dilakukan pengecoran pipa-pipa harus sudah
diuji dengan baik, baru boleh dicor.
OPERATION PROCEDURE

Penyelesaian Beton
1 Semua permukaan jadi hasil pekerjaan beton harus
rata, lurus tanpa ada bagian-bagian yang membekas
pada permukaan. Ujung-ujung atau sudut-sudut harus
berbentuk penuh dan tajam.

2 Bagian-bagian yang rapuh, kasar, berlubang, dan


tidak memenuhi persyaratan harus segera diperbaiki
dengan cara memahatnya dan mengisinya kembali
dengan adukan beton yang sesuai baik kekuatan
maupun warnanya untuk kemudian diratakan. Bila
diperlukan, seluruh permukaan beton dihaluskan
dengan ampelas, carborondum atau gurinda.

3 Permukaan pekerjaan beton harus mempunyai bentuk


jadi yang rata. Toleransi kerataan pada permukaan
lantai tidak boleh melampaui 1cm dalam jarak 10 m.
Tidak dibenarkan untuk menaburkan semen kering
pada permukaan beton dengan maksud menyerap
kelebihan air.

Perawatan dan Perlindungan Beton

1 Semua pekerjaan beton harus dirawat secara baik


dengan cara yang disetujui oleh Konsultan Pengawas.
Setelah pengecoran dan selesai, permukaan beton
yang tidak tertutup oleh cetakan harus tetap dijaga
kelembabannya dengan jalan membasahi secara terus
menerus selama 7 (tujuh) hari.

2 Permukaan-permukaan beton yang dibongkar


cetakannya sedang masa perawatan beton belum
dilampaui, harus dirawat dan dilindungi seperti
tersebut pada ayat (1) dan tidak boleh tertindih
OPERATION PROCEDURE

barang atau terinjak langsung pada permukaan beton.

3 Cetakan beton yang tidak dilindungi terhadap


penguapan dan belum dibongkar, selama masa
perawatan beton harus selalu dibasahi untuk
mengurangi keretakan dan terjadinya celah-celah
pada sambungan.

4 Lantai beton atau permukaan beton lainnya yang


tidak disebut di atas, harus dirawat dengan jalan
membasahi atau menutupi dengan membran yang
basah.

Pengujian Beton

1 Secara umum pengujian beton harus mengikuti


ketentuan dalam SKSNI dan minimum memenuhi
persyaratan seperti yang tersebut dalam ayat berikut.

2 Untuk setiap jenis beton harus dibuat satu pengujian,


yang dikerjakan dalam satu hari dengan volume
sampai sejumlah 5 m3, atau 2 benda uji.

3 Untuk satu pengujian dibutuhkan 4 (empat) buah


benda uji berbentuk kubus 15 x 15 x 15 cm. Satu
benda uji akan dites pada umur 28 hari dan hasilnya
segera dilaporkan kepada Konsultan Pengawas,
sedangkan 3 (tiga) benda uji lainnya hasil rata-rata
dari ketiga spesimen tersebut. Batas kekuatan beton
rata-rata harus sama atau lebih dari kekuatan
karakteristik 225 kg/cm2 untuk mutu beton K 225,
tidak boleh ada satu benda uji yang hasil tesnya lebih
kecil dari = 160 kg/cm2.
OPERATION PROCEDURE

4 Bila diperlukan dapat ditambah dengan satu benda uji


lagi ditinggal dilapangan, dibiarkan mengalami proses
perawatann yang sama dengan keadaan sebenarnya.

5 Kubus-kubus yang baru dicetak disimpan pada tempat


yang bebas getaran dan ditutup dengan karung basah
selama 24 jam.

Temperatur

1 Suhu beton pada waktu dicor tidak boleh lebih dari 32


derajat Celsius. Bila suhu dari beton yang ditaruh
berada antara 27 derajat dan 32 derajat Celsius,
maka beton harus diaduk ditempat pekerjaan dan
langsung dicor.

2 Bila pada saat pembuatan beton berada pada iklim


yang dapat mengakibatkan suhu beton melebihi dari
32 Derajat Celsius, maka pemborong harus
mengambil langkah-langkah yang efektif, umpamanya
mendinginkan agregat atau mengecor pada waktu
malam hari
OPERATION PROCEDURE

Instruksi K3L Pekerjaan Kusen Kayu dan Aluminium

langkah-langkah

1 Prioritas proses fabrikasi, harus sudah siap


sebelum pekerjaan dimulai, dengan membuat lengkap
dahulu shop drawing dengan petunjuk Konsultan
Pengawas meliputi gambar denah, lokasi, merk,
kualitas, bentuk dan ukuran.
2 Semua frame/ kusen baik untuk dinding, jendela dan
pintu dikerjakan secara fabrikasi dengan teliti
sesuai dengan ukuran dan kondisi lapangan agar
hasilnya dapat dipertanggung jawabkan.
3 Pemotongan alumunium hendaknya dijauhkan dari
material besi untuk menghindarkan penempelan debu
besi pada permukaannya. Didasarkan untuk
mengerjakannya pada tempat yang aman dengan hati-
hati tanpa menyebabkan kerusakan pada
permukaannya.
4 . Akhir bagian kusen harus disambung dengan
kuat dan teliti dengan sekrup, rivet, stap dan harus
cocok. Pengelasan harus rapi untuk memperoleh
kualitas dan bentuk yang sesuai dengan gambar.
5 .. Angkur-angkur untuk rangka/kusen alumunium
terbuat dari steel plate setebal 2 - 3 mm dan
ditempatkan pada interval 600 mm.
6 Penyekrupan harus dipasang tidak terlihat dari luar
dengan sekrup anti karat/stainless steel, sedemikian
rupa sehingga hair line dari tiap sambungan
harus kedap air dan memenuhi syarat kekuatan
terhadap air sebesar 1000 kg/m2.
Celah antara kaca dan sistem kusen alumunium harus
ditutup oleh sealant.
7 Disyaratkan bahwa kusen alumunium dilengkapi
oleh kemungkinan-kemungkinan sebagai berikut:
1. Dapat menjadi kusen untuk dinding kaca mati.
2. Dapat cocok dengan jendela geser, jendela putar,
3. Sistem kusen dapat menampung pintu kaca
OPERATION PROCEDURE

frameless.
1. Untuk sistem partisi, harus mampu moveable
dipasang tanpa
harus dimatikan secara penuh yang
merusak baik lantai maupun langit-langit.
2. Mempunyai accesories yang mampu mendukung
kemungkinan
diatas.
8 Untuk fitting hard ware
reinforcing materials yang mana kusen alumunium
akan kontak dengan besi, tembaga atau lainnya maka
permukaan metal yang bersangkutan harus diberi
lapisan chormium untuk menghindari kontak korosi.
9 Toleransi pemasangan kusen alumunium disatu sisi
dinding adalah 10-25 mm yang kemudian diisi dengan
beton ringan/grout.
10 Untuk memperoleh kekedapan terhadap kebocoran
udara terutama pada ruang yang
dikondisikan hendaknya ditempatkan mohair dan jika
perlu dapat digunakan synthetic rubber atau bahan dari
synthetic resin. Penggunaan ini pada swing door dan
double door.
11 Sekeliling tepi kusen yang terlihat berbatasan dengan
dinding agar diberi sealant supaya kedap air dan
kedap udara.
12 Tepi bawah ambang kusen exterior agar dilengkapi
flashing untuk penahan air hujan
OPERATION PROCEDURE

Instruksi K3L Pekerjaan Lantai dan Keramik

langkah-langkah

Pekerjaan Lantai
1 Pemasangan lantai keramik diatas urugan pasir T.5 cm,
terlebih dahulu diteliti dahulu kebenaran ukuran dan
pasir urug dibawahnya serta kepadatan peil yang
ditentukan
2 Semua lantai keramik yang akan dipasang terlebih
dahulu direndam dalam air, pengisian siar – siar harus
cukup merata dan padat ,setelah dibersihkan dari
kotoran, pemolesan siar – siar lantai dapat dilakukan
dengan air semen
3 Pekerjaan lantai yang tidak lurus / tidak waterpass,
turun naik dan retak harus dibongkar dan diperbaiki
atas biaya rekanan, lantai yang sudah terpasang dipeil
dan dibersihkan
Pekerjaan Dinding Keramik

1 Pada permukaan dinding beton/bata merah yang ada,


keramik dapat langsung diletakkan, dengan
menggunakan perekat spesi 1 pc : 3 pasir, diaduk baik
memakai larutan supercement, jumlah pemakaian
adalah 1 % dari berat semen yang dipakai dengan
tebal adukan tidak lebih 1,5 cm atau bahan perekat
khusus, dengan memperhatikan sehingga mendapatkan
ketebalan dinding seperti tertera pada gambar.
2 Keramik yang dipasang adalah yang telah diseleksi
dengan baik, warna, motif keramik harus sama tidak
boleh retak, gompal atau cacat lainnya.
3 Pemotongan keramik harus menggunakan alat potong
khusus untuk itu, sesuai petunjuk pabrik.
4 Sebelum keramik dipasang, keramik terlebih dahulu
harus direndam air sampai jenuh.
5 Pola keramik harus memperhatikan ukuran/letak dan
semua peralatan yang akan terpasang di dinding
seperti : panel, stop kontak, lemari gantung dan lain-
OPERATION PROCEDURE

lain yang tertera di dalam gambar.

6 Ketinggian peil tepi atas pola keramik disesuaikan


gambar

Instruksi K3L Pekerjaan Batu Bata

langkah-langkah

1 Pemasangan batu bata yang dilaksanakan harus


dipasang rata, tegak dan lajur dan penaikannya diukur
tepat dengan tiang lot, dan kecuali bilamana tidak
diperlihatkan dalam gambar-gambar maka setiap lajur
naik, bata harus putus sambungan dengan lajur
bawahnya. Sebelum pekerjaan pemasangan
dilaksanakan bata/ batako harus direndam/ dibasahi
dengan air dahulu. Beton untuk sloof, kolom praktis
dan ringbalk dipasang untuk setiap luas dinding
maksimum 12 m2. Sesuai jam kerja, seluruh lajur
pasangan batu bata yang belum selesai, harus ditutup
(dilindungi) dengan kertas semen, atau dengan cara-
cara lain yang disetujui oleh Konsultan Pengawas.
OPERATION PROCEDURE

Instruksi K3L Pekerjaan Plafond dan Pengecatan

langkah-langkah

Pekerjaan Plafond
1 Rangka plafond dipakai kayu yang kering, lurus tidak
bengkok dengan ukuran 5/10 cm untuk balok anak dan
bidang permukaan diserut rata.
2 Penggantung plafond menggunakan bahan kayu 5/7 cm
yang dipasang secukupnya, sehingga konstruksi rangka
plafond benar – benar kokoh dan stabil.
3 Pelaksanaan rangka plafond adalah 100 x 50 cm, untuk
setiap jarak maksimal 3 m harus dipasang balok induk
5/10 cm kearah bentang pendek, agar diperhatikan
bahwa gantungan plafond kayu 5/7 cm harus dipasang,
sehingga plafond benar – benar kaku.
4 Pertemuan antara plafond diberi nat sebesar 3 mm
yang lurus dan rapat, pertemuan plafond dinding sisi /
list plank dipasang list kayu ¼ cm.
5 Penutup plafond memakai asbes semen uk. 1 x 1
dengan ketebalan 4 mmList plafond menggunakan
ukuran ¼ kayu klas II
Pekerjaan Pengecatan

1 Pengecatan dilaksanakan pada semua dinding yang


tampak, permukaan beton yang tidak dilindungi bahan
lain, ringbalk dan langit – langit.
2 Semua dinding langit – langit yang akan dicat
diplamuur atau didempul dari jenis yang sama dari cat
tembok, dihlauskan dengan amplas hingga licin dan
rata .
BENTUK LAPORAN K3

BENTUK LAPORAN K3
BENTUK LAPORAN K3

Form laporan identifikasi bahaya, penilaian dan pengendalian risiko

Identifikasi Bahaya, Penilaian dan Pengendalian Resiko meliputi :

1. Aktivitas rutin maupun non-rutin.


2. Aktivitas siapa saja yang mendapat akses ke tempat kerja (tamu,
pengunjung, kontraktor dan suplier).
3. Faktor budaya manusia.
4. Bahaya dari luar tempat kerja yang dapat mempengaruhi
Keselamatan dan Kesehatan Kerja di tempat kerja.
5. Bahaya aspek lingkungan di tempat kerja (tanah, air, udara, flora
dan fauna).
6. Infrastruktur, perlatan, permesinan, bahan dan material yang
digunakan dalam aktivitas operasional pekerjaan.
7. Dampak perubahan organisasi, aktivitas dan material yang
digunakan.
8. Dampak perubahan sistem manajemen.
9. Pemenuhan perundangan-undangan dan peraturan yang berlaku.
10. Desain tempat kerja, proses, instalasi, prosedur, struktur organisasi
termasuk penerapannya terhadap kemampuan perorangan.

Identifikasi bahaya meliputi faktor-faktor bahaya di tempat kerja antara


lain :

1. Biologi (jamur, virus, bakteri, mikroorganisme, tanaman, binatang).


2. Kimia (bahan/material/gas/uap/debu/cairan beracun, berbahaya,
mudah meledak/menyala/terbakar, korosif, iritan, bertekanan, reaktif,
BENTUK LAPORAN K3

radioaktif, oksidator, penyebab kanker, bahaya pernafasan,


membahayakan lingkungan, dsb).
3. Fisik/Mekanik (infrastruktur, mesin/alat/perlengkapan/kendaraan/alat
berat, ketinggian, tekanan, suhu, ruang terbatas/terkurung, cahaya,
listrik, radiasi, kebisingan, getaran dan ventilasi).
4. Biomekanik (postur/posisi kerja, pengangkutan manual, gerakan
berulang serta ergonomi tempat kerja/alat/mesin).
5. Psikis/Sosial (berlebihnya beban kerja, komunikasi, pengendalian
manajemen, lingkungan sosial tempat kerja, kekerasan dan
intimidasi).
BENTUK LAPORAN K3
BENTUK LAPORAN K3
Nilai Risiko

Kekerapan

Keparahan
Risiko yang
Jenis Pekerjaan Identifikasi Bahaya Dasar Hukum Tingkat Risiko Pengendalian

Nilai
Ditimbulkan

PEMBANGUNAN GEDUNG ASRAMA EKSEKUTIF

1. Pembersihan Debu Gangguan 2 1 2 Per.01/Permen/ (Risiko Ringan)  Memakai masker kain


Lapangan dan Pernapasan 1980 Mungkin dapat  Penyemprotan debu
Perataan Tentang diterima, akan menggunakan air /
Keselamatan kerja tetapi perlu sprayer dengan
pada konstruksi diadakan memperhatikan arah
bangunan peninjauan mata angin
ulang terhadap
pekerjaan
(diperlukan
pemantauan)

Gangguan 2 1 2 Per.01/Permen/ (Risiko Memakai goggles /


pengelihatan 1980 Ringan) kacamata safety
Tentang Mungkin dapat
Keselamatan kerja diterima, akan
pada konstruksi tetapi perlu
bangunan diadakan
peninjauan
ulang
terhadap
pekerjaan
(diperlukan
pemantauan)

Digigit Luka ringan 2 4 8 Kep. (Risiko a. Menggunakan Safety


binatang hingga berat 174/Kepmen/1986 Sedang) shoes boots
(tikus, ular) Tentang Pekerjaan b. Mengunakan hand
keselamatna dan boleh gloves katun
Nilai Risiko

Kekerapan

Keparahan
Risiko yang
Jenis Pekerjaan Identifikasi Bahaya Dasar Hukum Tingkat Risiko Pengendalian

Nilai
Ditimbulkan

kesehatan kerja diteruskan c. Bekerja dalam tim,


pada tempat kerja dengan agar jika terjadi
konstruksi keputusan kegawat daruratan
manajemen medis dapat
dan telah tertolong.
dikonsultasikan
dengan tenaga
ahli dan tim
penilai
Penebangan Luka 2 2 4 Kep. (Risiko Ringan) a. Memakai hand gloves
dahan sayatan 174/Kepmen/1986 Mungkin dapat b. Memakai safety shoes
tanaman Tentang diterima, akan – boots
keselamatna dan tetapi perlu
kesehatan kerja diadakan
pada tempat kerja peninjauan
konstruksi ulang terhadap
pekerjaan
(diperlukan
pemantauan)

Terlindas alat Luka Berat 2 5 10 Kep. (Risiko Berat) a. Membuat barikade


berat 104/KPTS/1986 Diperlukan area kerja alat berat
excavator Tentang perhatian dari b. Tidak bekerja di dekat
keselamatna dan pihak alat berat dengan
kesehatan kerja manajemen, radius 5 m
pada tempat kerja pekerjaan c. Memastikan opeerator
konstruksi harus alat berat memiliki
ditetapkan SIO (Surat Ijin
ulang atau Operator)
dilakukan
upaya
Nilai Risiko

Kekerapan

Keparahan
Risiko yang
Jenis Pekerjaan Identifikasi Bahaya Dasar Hukum Tingkat Risiko Pengendalian

Nilai
Ditimbulkan

pengendalian di
tempat kerja
untuk
mengurangi
risiko

Ergonomis Nyeri 2 3 6 Kep. (Risiko  Menghindari posisi


Punggung / 104/KPTS/1986 Sedang) tubuh jongkok /
low Back Tentang Pekerjaan membungkuk yang
Pain keselamatna dan boleh terlalu lama
kesehatan kerja diteruskan  Tidak mengangkat
pada tempat kerja dengan beban melebihi
konstruksi keputusan kapasitas otot / daya
manajemen tegang otot
dan telah  Tidak mengangkat
dikonsultasikan beban berat yang
dengan tenaga bertumpu pada tulang
ahli dan tim belakang
penilai

2. Uitset dan Tangan tertusuk Luka sedang 3 3 9 Per.01/Permen/ (Risiko  Orang yang
Pasang paku hingga 1980 Sedang) melakukan pekerjaan
Bouwplank mengakibatka adalah orang yang
n tetanus Tentanng Pekerjaan sudah berpengalaman
Keselamatan kerja boleh (tukang kayu)
pada konstruksi diteruskan  Menggunakan hand
bangunan dengan gloves cotton (sarung
keputusan tangan dari bahan
manajemen katun)
dan telah  Penyediaan obat-
Nilai Risiko

Kekerapan

Keparahan
Risiko yang
Jenis Pekerjaan Identifikasi Bahaya Dasar Hukum Tingkat Risiko Pengendalian

Nilai
Ditimbulkan

dikonsultasikan obatan P3K


dengan tenaga  Bekerja sesuai SOP
ahli dan tim (standart operation
penilai procedure)
3. Pembuatan Jatuh dari Luka sedang 2 5 10 Per.01/Permen/198 (Risiko Berat)  Bekerja dengan
Direksi Keet ketinggian saat hingga luka 0 Diperlukan menggunakan body
pemasangan berat Tentang perhatian dari harness dan ring-D
rangka atap keselamatan kerja pihak dikaitkan pada tempat
pada konstruksi manajemen, yang kuta yang
bangunan pekerjaan berkedudukan di atas
harus tubuh pemakai
ditetapkan  Dialakukan oleh orang
ulang atau yang tidak takut
dilakukan ketinggian
upaya  Melakukan pekerjaan
pengendalian di sesuai SOP (standart
tempat kerja operation procedure)
untuk
mengurangi
risiko

Kejatuhan material Luka memar 2 3 6 Per.03/Permen/199 (Risiko o Membatasi area kerja


hingga luka 8 Sedang) yang dibawah sejauh
berat Tentang tata cara Pekerjaan radius 10 m dari
pelaporan dan boleh pekerjaan yang berada
pemeriksaan diteruskan di atas ketinggian
kecelakaan kerja dengan o Menggunakan safety
keputusan helmet
manajemen o Induksi ke pekerja
dan telah baik yang akan
dikonsultasikan melakukan pekerjaan
Nilai Risiko

Kekerapan

Keparahan
Risiko yang
Jenis Pekerjaan Identifikasi Bahaya Dasar Hukum Tingkat Risiko Pengendalian

Nilai
Ditimbulkan

dengan tenaga di atas ketinggian


ahli dan tim maupun pekerja yang
penilai bekerja di bawah
Kepala tertimpa Luka sedang 3 3 9 Per.01/Permen/ (Risiko  Menggunakan Safety
papan hingga luka 1980 Sedang) Helmet
berat Tentang Pekerjaan  Orang yang
Keselamatan kerja boleh melakukan pekerjaan
pada konstruksi diteruskan adalah orang yang
bangunan dengan sudah berpengalaman
keputusan (tukang kayu)
manajemen  Penyediaan obat-
dan telah obatan P3K
dikonsultasikan  Bekerja sesuai SOP
dengan tenaga (standart operation
ahli dan tim procedure)
penilai
Kerusakan 3 2 6 Kep.174/Kepmen/1 (Risiko o Pengaturan workshop
propertis 986 Sedang) kayu harus ditata
Tentang Pekerjaan sedemikian rupa agar
keselamatan dan boleh kayu tidak terkena air,
kesehatan kerja diteruskan dan bercampur
pada tempat dengan dengan material lain.
kegiatan konstruksi keputusan o Teknik penumpukan
manajemen papan untuk alasnya
dan telah harus diberi bantalan
dikonsultasikan agar tidak menyentuh
dengan tenaga tanah secara langsung
ahli dan tim o Pemberian sekat agar
penilai papan yang tertumpuk
tidak mengalami
longsoran serta
Nilai Risiko

Kekerapan

Keparahan
Risiko yang
Jenis Pekerjaan Identifikasi Bahaya Dasar Hukum Tingkat Risiko Pengendalian

Nilai
Ditimbulkan

memperhatikan batas
ketinggian
penumpukan papan,
tidak melebihi 1 m
Tangan tertusuk Luka sedang 3 3 9 Kep. (Risiko  Orang yang
paku hinga 104/KPTS/1986 Sedang) melakukan pekerjaan
mengakitbatk Tentang Pekerjaan adalah orang yang
an tetanus keselamatan dan boleh sudah berpengalaman
kesehatan kerja diteruskan (tukang kayu)
pada tempat dengan  Menggunakan hand
kegiatan konstruksi keputusan gloves cotton (sarung
manajemen tangan dari bahan
dan telah katun)
dikonsultasikan
dengan tenaga
ahli
4. Pembuatan Jatuh dari Luka sedang 2 5 10 Per.01/Permen/198 (Risiko Berat)  Bekerja dengan
Gudang ketinggian saat hingga luka 0 Diperlukan menggunakan body
pemasangan berat Tentang perhatian dari harness dan ring-D
rangka atap keselamatan kerja pihak dikaitkan pada tempat
pada konstruksi manajemen, yang kuta yang
bangunan pekerjaan berkedudukan di atas
harus tubuh pemakai
ditetapkan  Dialakukan oleh orang
ulang atau yang tidak takut
dilakukan ketinggian
upaya  Melakukan pekerjaan
pengendalian di sesuai SOP (standart
tempat kerja operation procedure)
untuk
mengurangi
Nilai Risiko

Kekerapan

Keparahan
Risiko yang
Jenis Pekerjaan Identifikasi Bahaya Dasar Hukum Tingkat Risiko Pengendalian

Nilai
Ditimbulkan

risiko
Kejatuhan material Luka memar 2 3 6 Per.03/Permen/199 (Risiko o Membatasi area kerja
hingga luka 8 Sedang) yang dibawah sejauh
berat Tentang tata cara Pekerjaan radius 10 m dari
pelaporan dan boleh pekerjaan yang berada
pemeriksaan diteruskan di atas ketinggian
kecelakaan kerja dengan o Menggunakan safety
keputusan helmet
manajemen o Induksi ke pekerja
dan telah baik yang akan
dikonsultasikan melakukan pekerjaan
dengan tenaga di atas ketinggian
ahli dan tim maupun pekerja yang
penilai bekerja di bawah

Kepala tertimpa Luka sedang 3 3 9 Per.01/Permen/ (Risiko  Menggunakan Safety


papan hingga luka 1980 Sedang) Helmet
berat Tentang Pekerjaan  Orang yang
Keselamatan kerja boleh melakukan pekerjaan
pada konstruksi diteruskan adalah orang yang
bangunan dengan sudah berpengalaman
keputusan (tukang kayu)
manajemen  Penyediaan obat-
dan telah obatan P3K
dikonsultasikan  Bekerja sesuai SOP
dengan tenaga (standart operation
ahli dan tim procedure)
penilai

Kerusakan 3 2 6 Kep.174/Kepmen/1 (Risiko o Pengaturan workshop


propertis 986 Sedang) kayu harus ditata
Nilai Risiko

Kekerapan

Keparahan
Risiko yang
Jenis Pekerjaan Identifikasi Bahaya Dasar Hukum Tingkat Risiko Pengendalian

Nilai
Ditimbulkan

Tentang Pekerjaan sedemikian rupa agar


keselamatan dan boleh kayu tidak terkena air,
kesehatan kerja diteruskan dan bercampur
pada tempat dengan dengan material lain.
kegiatan konstruksi keputusan o Teknik penumpukan
manajemen papan untuk alasnya
dan telah harus diberi bantalan
dikonsultasikan agar tidak menyentuh
dengan tenaga tanah secara langsung
ahli dan tim o Pemberian sekat agar
penilai papan yang tertumpuk
tidak mengalami
longsoran serta
memperhatikan batas
ketinggian
penumpukan papan,
tidak melebihi 1 m

Tangan tertusuk Luka sedang 3 3 9 Kep. (Risiko  Orang yang


paku hinga 104/KPTS/1986 Sedang) melakukan pekerjaan
mengakitbatk Tentang Pekerjaan adalah orang yang
an tetanus keselamatan dan boleh sudah berpengalaman
kesehatan kerja diteruskan (tukang kayu)
pada tempat dengan  Menggunakan hand
kegiatan konstruksi keputusan gloves cotton (sarung
manajemen tangan dari bahan
dan telah katun)
dikonsultasikan  Penyediaan obat-
dengan tenaga obatan P3K
ahli dan tim  Bekerja sesuai SOP
penilai (standart operation
Nilai Risiko

Kekerapan

Keparahan
Risiko yang
Jenis Pekerjaan Identifikasi Bahaya Dasar Hukum Tingkat Risiko Pengendalian

Nilai
Ditimbulkan

procedure)
5. Air Kerja Tergelincir saat Luka ringan 1 4 4 Kep. (Risiko Ringan)  Tanah bekas galian
melakukan – hingga 104/KPTS/1986 Mungkin dapat diberi rambu dan
pengeboran / luka sedang Tentang diterima, akan tanda agar tidak
penggalian keselamatan dan tetapi perlu dilewati orang
sumur kesehatan kerja diadakan  Tanah timbunan
pada tempat peninjauan bekas galian dibuat
konstruksi ulang terhadap talud ataau
pekerjaan dibuattidak terlalu
(diperlukan curam untuk
pemantauan) menghindari
longsoran tanah
 Bekerja secar team
tidak dilakukan
sendiri
Pengedukan Sistem saraf 2 5 10 Kep.51/Kepmen/19 (Risiko Berat) o Melakukan
sumur bor, pusat 99 Diperlukan pengukuran gas
Terhirup gas terganggu, Tentang nilai perhatian dari dahulu sebelum
methan korban jiwa ambang batas pihak bekerja di dalam
faktor fisika di manajemen, penggalian, apakah
tempat kerja pekerjaan gas methan tersebut
harus masih berada di
ditetapkan dalam ambang batas
ulang atau normal sesuai NAB
dilakukan (Nilai Ambang Batas)
upaya o Menggunakan SCBA
pengendalian di (self containing
tempat kerja breathing Aparatus)
untuk o Pengaturan jam kerja
mengurangi hal ini berarti orang
risiko berada pada sumur
Nilai Risiko

Kekerapan

Keparahan
Risiko yang
Jenis Pekerjaan Identifikasi Bahaya Dasar Hukum Tingkat Risiko Pengendalian

Nilai
Ditimbulkan

galian tidak boleh


terlalu lama maksimal
10 menit dan harus
diangkat kembali agar
tersikulasi dengan
udara di luar.
Tertimpa profil Luka Berat 2 5 10 Per.01/Permen/ (Risiko Berat)  Penatalaksanaan
tank 1980 Diperlukan dilaksanakan secara
Tentanng perhatian dari tim
Keselamatan kerja pihak  Menggunakan safety
pada konstruksi manajemen, helmet
bangunan pekerjaan
harus
ditetapkan
ulang atau
dilakukan
upaya
pengendalian di
tempat kerja
mengurangi
risiko
Terjepit pipa saat Luka ringan 1 3 3 Per.01/Permen/ (Risiko Ringan) o Memastikan orang
melakukan 1980 Mungkin dapat yang bekerja adalah
penyambungan Tentanng diterima, akan orang yang
pipa air bersih Keselamatan kerja tetapi perlu berpengalaman
pada konstruksi diadakan (tukang plumbing)
bangunan peninjauan o Menggunakan Hand
ulang terhadap gloves
pekerjaan
(diperlukan
pemantauan)
Nilai Risiko

Kekerapan

Keparahan
Risiko yang
Jenis Pekerjaan Identifikasi Bahaya Dasar Hukum Tingkat Risiko Pengendalian

Nilai
Ditimbulkan

Terpeleset Patah 1 4 4 Kep. (Risiko Ringan)  Menggunakan safety


Tulang / 104/KPTS/1986 Mungkin dapat shoes karet
Sendi Tentang diterima, akan  Pemberian Sign /
Terkilir keselamatna dan tetapi perlu symbol “awas licin”
kesehatan kerja diadakan
pada tempat kerja peninjauan
konstruksi ulang terhadap
pekerjaan
(diperlukan
pemantauan)

6. Mobilisasi & Terlindas truk Luka berat 2 5 10 Kep. (Risiko Berat) o Memperhatkan lalu
Demobilisasi tanki saat 174/Kepmen/1986 Diperlukan lintas bongkar muat
Tenaga Kerja pengangkutan air Tentang perhatian dari truk pengangkut air
bersih keselamatna dan pihak bersih
kesehatan kerja manajemen, o Tidak bekerja di dekat
pada tempat kerja pekerjaan sisi body truk dengan
konstruksi harus radius 5 m
ditetapkan o Memastikan supir truk
ulang atau memiliki SIM
dilakukan
upaya
pengendalian di
Demobilisasi tempat kerja
tenaga kerja untuk
mengurangi
risiko
Nilai Risiko

Kekerapan

Keparahan
Risiko yang
Jenis Pekerjaan Identifikasi Bahaya Dasar Hukum Tingkat Risiko Pengendalian

Nilai
Ditimbulkan

Kerusakan a. Material 1 2 2 Per.01/Permen/ (Risiko Ringan)  Induksi ke pengemudi


kendaraan terlamba 1980 Mungkin dapat  Inspeksi kendaraan
t Tentanng diterima, akan secara berkala
b. Menggan Keselamatan kerja tetapi perlu (pengecekan air
ggu lalu pada konstruksi diadakan radiator, oli mesin,
lintas bangunan peninjauan lampu kendaraan,
ulang terhadap Accu, rem)
pekerjaan  Setiap kendaraan
(diperlukan harus memiliki
pemantauan) perlengkapan
standart kendaran
 (SIM, surat jalan,
sabuk pengaman,
senter, APAR / alat
pemadam api ringan
Tidak a. Kecelaka 1 4 4 Per.01/Permen/ Risiko Ringan) - Induksi ke pengemudi
memahami / an lalu 1980 Mungkin dapat - Pemeriksaan SIM
mematuhi lintas Tentanng diterima, akan - Pelatihan Safety
rambu lalu b. Salah Keselamatan kerja tetapi perlu Riding
lintas jalur pada konstruksi diadakan
bangunan peninjauan
ulang terhadap
pekerjaan
(diperlukan
pemantauan)

Mobilisasi & Material roboh Kerugian 1 3 3 Kep. Risiko Ringan) o Penataan material
Demobilisasi Akibat overload material 174/Kepmen/1986 Mungkin dapat dan mengkondisikan
Material karena stok Tentang diterima, akan jumlah & item
berkurang keselamatna dan tetapi perlu material tidak
Nilai Risiko

Kekerapan

Keparahan
Risiko yang
Jenis Pekerjaan Identifikasi Bahaya Dasar Hukum Tingkat Risiko Pengendalian

Nilai
Ditimbulkan

kesehatan kerja diadakan melabihi aturan muat


pada tempat kerja peninjauan kendaraan
konstruksi ulang terhadap o Pengecekan material
pekerjaan keluar dan masuk
(diperlukan proyek
pemantauan) o Memberlakukan surat
ijin mengenai batas
aman pengangkutan
material terhadap
kendaraan
Tertusuk besi / Luka sayat, 2 3 6 Kep. (Risiko  Penataan material
kayu, koral luka robek 174/Kepmen/1986 Sedang) besi dan kayu secara
Tentang Pekerjaan rapi
keselamatna dan boleh  area workshop
kesehatan kerja diteruskan dibedakan dengan
pada tempat kerja dengan tempat material
konstruksi keputusan
manajemen
dan telah
dikonsultasikan
dengan tenaga
ahli dan tim
penilai
Mobilisasi & Terjadinya Kerusakan 2 4 8 Kep. (Risiko - Mengatur lalu lintas
Demobilisasi tumbukan crane properti, 174/Kepmen/1986 Sedang) alat berat yang akan
Peralatan Kerja pancang dengan Tentang Pekerjaan dioperasikan pada
alat berat yang keselamatna dan boleh tempat kerja
lain kesehatan kerja diteruskan - Safety Induksi kepada
pada tempat kerja dengan setiap operator alat
konstruksi keputusan berat
manajemen - Pengecekan SIO
Nilai Risiko

Kekerapan

Keparahan
Risiko yang
Jenis Pekerjaan Identifikasi Bahaya Dasar Hukum Tingkat Risiko Pengendalian

Nilai
Ditimbulkan

dan telah (Surat Ijin Operator)


dikonsultasikan alat berat
dengan tenaga
ahli dan tim
penilai
Terlindas 2 5 10 Per.01/Permen/ Risiko Berat)  Mengatur lalu lintas
alat berat 1980 Diperlukan alat berat yang akan
Tentanng perhatian dari dioperasikan pada
Keselamatan kerja pihak tempat kerja
pada konstruksi manajemen,  Safety Induksi kepada
bangunan pekerjaan setiap operator alat
harus berat
ditetapkan  Pengecekan SIO
ulang atau (Surat Ijin Operator)
dilakukan alat berat
upaya  Safety Induksi
pengendalian di terhadap semua
tempat kerja masyarakat pekerja
untuk yang berada di area
mengurangi kerja agar
risiko mengetahui area
kerja aman dengan
radius 20 m dari alat
berat saat beroperasi.
Robohnya vibro Kerusakan 2 4 8 Per.01/Permen/ (Risiko  Safety Induksi
hammer Properti 1980 Sedang) terhadap semua
Tentanng Pekerjaan masyarakat pekerja
Keselamatan kerja boleh yang berada di area
pada konstruksi diteruskan kerja agar
bangunan dengan mengetahui area
keputusan kerja aman dengan
Nilai Risiko

Kekerapan

Keparahan
Risiko yang
Jenis Pekerjaan Identifikasi Bahaya Dasar Hukum Tingkat Risiko Pengendalian

Nilai
Ditimbulkan

manajemen radius 20 m dari alat


dan telah berat saat beroperasi.
dikonsultasikan  Menggunakan Alat
dengan tenaga Pelindung diri berupa
ahli dan tim safety Helmet
penilai
Korban Jiwa 2 5 10 Per.03/Permen/199 Risiko Berat) o Mengetahui dan
8 Diperlukan mengoperasikan
Tentag tata cara perhatian dari Genset sesuai SOP
pelaporan dan pihak (Standart Operration
pemriksaan manajemen, Procedure)
kecelakaan kerja pekerjaan o Safety Induksi
harus terhadap semua
ditetapkan masyarakat pekerja
ulang atau yang berada di area
dilakukan kerja agar
upaya mengetahui area
pengendalian di kerja aman dengan
tempat kerja radius 20 m dari alat
untuk berat saat beroperasi.
mengurangi o Menggunakan Alat
risiko Pelindung diri berupa
safety Helmet

Genset Terbakar Kerusakan 2 4 8 Kep. (Risiko - Mengetahui dan


Propertis 174/Kepmen/1986 Sedang) mengoperasikan
Tentang Pekerjaan Genset sesuai SOP
keselamatna dan boleh (Standart Operration
kesehatan kerja diteruskan Procedure)
pada tempat kerja dengan - Memastikan bahwa
konstruksi keputusan orang yang
Nilai Risiko

Kekerapan

Keparahan
Risiko yang
Jenis Pekerjaan Identifikasi Bahaya Dasar Hukum Tingkat Risiko Pengendalian

Nilai
Ditimbulkan

manajemen mengoperasikan
dan telah genset adalah orang
dikonsultasikan yang berpengalaman
dengan tenaga - Memastikan bahwa
ahli dan tim operator genset telah
penilai mengetahui bahaya,
risiko dan
penanggulangan
apabila terjadi hal-hal
yang tidak diingkan

Korban Jiwa 2 5 10 Per.03/Permen/199 Risiko Berat) o Penempatan Genset


8 Diperlukan harus dipisahkan
Tentag tata cara perhatian dari dengan peralatan
pelaporan dan pihak kerja yang lain, jauh
pemriksaan manajemen, dari bahan bakar
kecelakaan kerja pekerjaan misal solar dan bensin
harus o Menuliskan tanda
ditetapkan khusus area dilarang
ulang atau merokok dan segala
dilakukan kegiatan yang
upaya berhubungan dengan
pengendalian di api dan signal HP/HT
tempat kerja di daerah sekitar
untuk genset kurang lebih
mengurangi 5m
risiko o Memberi batas aman
pada genset agar
area genset bebas
dilalui orang
o Saat operator
Nilai Risiko

Kekerapan

Keparahan
Risiko yang
Jenis Pekerjaan Identifikasi Bahaya Dasar Hukum Tingkat Risiko Pengendalian

Nilai
Ditimbulkan

menuangkan bahan
bakar pada genset,
genset dalam
keadaan Off
o Memastikan bahwa
sebelum penggunaan
genset , genset dalam
keadaan proper dan
dilakukan pengecekan
rutin.

I.12 Listrik Kerja Terjatuh dari Patah tulang 2 5 10 Kep.75/Kepmen/20 (Risiko Berat) o Bekerja dengan
Ketinggian saat 02 Diperlukan menggunakan body
pemasangan Tentang perhatian dari harness
armature persyaratan umum pihak o Memeriksa kelayakan
instalsi listrik di manajemen, peralatan kerja
tempat kerja pekerjaan (tangga, scaffolding,
harus towing crane)
ditetapkan o Memastikan bahwa
ulang atau orang yang
dilakukan melakukan instalatir
upaya listrik adalah orang
pengendalian di yang berpengalaman
tempat kerja o Melakukan induksi
untuk pekerja
mengurangi
risiko
Tergelincir saat Luka memar 2 4 8 SNI-04-0225-2000 (Risiko  Menggunakan safety
bekerja di atas Tentang Sedang) shoes karet
ketinggian Pemberlakukan Pekerjaan  Memakai body
Nilai Risiko

Kekerapan

Keparahan
Risiko yang
Jenis Pekerjaan Identifikasi Bahaya Dasar Hukum Tingkat Risiko Pengendalian

Nilai
Ditimbulkan

standar nasional boleh harness


indonesia diteruskan
persyaratan dengan
umuminstalasi keputusan
listrik (PUIL) 2000 manajemen
di tempat kerja dan telah
dikonsultasikan
dengan tenaga
ahli dan tim
penilai
Tumpahan BBM Kebakaran 3 5 15 Kep.186/Kepmen/1 (Risiko Berat) o Area genset harus
dari pengisian 999 Diperlukan cukup ventilasi,
genset apabila Tentang unit perhatian dari lantai terbebas dari
genset penanggulangan pihak licin nya minyak,
digunakan kebakaran di manajemen, tidak terdapat sumber
sebagai sumber tempat kerja pekerjaan api didekat genset
listrik cadangan harus (termasuk orang
Per.04/Permen/198 ditetapkan merokok di dekat
0 ulang atau genset)
Tentang syarat- dilakukan o Menjauhkan area
syarat pemasangan upaya genset dari kegiatan
dan pemeliharaan pengendalian di yang behubungan
alat pemadam api tempat kerja dengan sumber
ringan (APAR) untuk panas, seperti
mengurangi pekerjaan pengelasan
risiko o Menyediakan APAR
(Alat Pemadam Api
Ringan) di sekitar
area gnset
o Pengoperasian genset
hanya dilakukan oleh
Nilai Risiko

Kekerapan

Keparahan
Risiko yang
Jenis Pekerjaan Identifikasi Bahaya Dasar Hukum Tingkat Risiko Pengendalian

Nilai
Ditimbulkan

operator genset
o Memberi sign &
symbol area bebas
api di sekitas genset
o Area Genset harus
tertutup / genset
tercover

Tersengat Arus Luka Bakar 3 3 9 Kep.75/Kepmen/20 (Risiko a. Isolasi kabel


Listrik 02 Sedang) b. Memastikan kabel
Tentang Pekerjaan dalam keadaan baik
persyaratan umum boleh dan tak ada yang
instalsi listrik di diteruskan terkelupas
tempat kerja dengan c. Bekerja saat cuaca
keputusan kering
manajemen d. Memastikan LOTO
dan telah (Lock Out Take OUT)
dikonsultasikan mematikan arus listrik
dengan tenaga dan memberikan sign
ahli dan tim bahwa listrik sedang
penilai diperbaiki
e. Bekerja
menggunakan bahan
isolator (sepatu karet,
gloves karet khusu
peredam aliran listrik,
safeety Helmet)
f. Bekerja dengan tidak
mengantongi barang
yang bersignal
Nilai Risiko

Kekerapan

Keparahan
Risiko yang
Jenis Pekerjaan Identifikasi Bahaya Dasar Hukum Tingkat Risiko Pengendalian

Nilai
Ditimbulkan

A. PEKERJAAN TANAH

B.1 Galian Tanah Ergonomis Nyeri 2 3 6 Kep. (Risiko - Menghindari posisi


Punggung / 104/KPTS/1986 Sedang) tubuh jongkok /
low Back Pain Tentang Pekerjaan membungkuk yang
keselamatna dan boleh terlalu lama
kesehatan kerja diteruskan - Tidak mengangkat
pada tempat kerja dengan beban melebihi
konstruksi keputusan kapasitas otot / daya
manajemen tegang otot
dan telah - Tidak mengangkat
dikonsultasikan beban bertumpu
dengan tenaga tulang belakang
ahli dan tim
penilai
Getaran mekanis Hand Arm 2 2 4 Per.01/Permen/198 (Risiko Ringan) Pengaturan jam kerja
saat penggunaan Vibration 0 Mungkin dapat dan istirahat misal 30
Excavator Tentang diterima, akan menit bekerja 3 menit
keselamatn kerja tetapi perlu istirahat
konstruksi diadakan
bangunan peninjauan
ulang terhadap
pekerjaan
(diperlukan
pemantauan)
Debu Gangguan 2 1 2 Kep.51/Kepmen/19 (Risiko Ringan) - Memakai masker
Pernapasan 99 Mungkin dapat berfilter carbon
Tentang nilai diterima, akan - Penyemprotan debu
ambang batas tetapi perlu menggunakan air /
faktor fisika di diadakan sprayer dengan
tempat kerja peninjauan memperhatikan arah
Nilai Risiko

Kekerapan

Keparahan
Risiko yang
Jenis Pekerjaan Identifikasi Bahaya Dasar Hukum Tingkat Risiko Pengendalian

Nilai
Ditimbulkan

ulang terhadap mata angin


pekerjaan
(diperlukan
pemantauan)
Gangguan 2 1 2 Kep.51/Kepmen/19 (Risiko Ringan) Memakai goggles /
pengelihatan 99 Mungkin dapat kacamata safety
Tentang nilai diterima, akan
ambang batas tetapi perlu
faktor fisika di diadakan
tempat kerja peninjauan
ulang terhadap
pekerjaan
(diperlukan
pemantauan)
Terlindas alat Luka berat 1 5 5 Kep. (Risiko a. Membuat barikade
berat Vibro Roller 104/KPTS/1986 Sedang) area kerja alat berat
saat perataan Tentang Pekerjaan b. Tidak bekerja di dekat
jalan keselamatna dan boleh alat berat dengan
kesehatan kerja diteruskan radius 5 m
pada tempat kerja dengan c. Memastikan opeerator
konstruksi keputusan alat berat memiliki
manajemen SIO
dan telah
dikonsultasikan
dengan tenaga
ahli dan tim
penilai
2, Urugan Pasir Debu Gangguan 2 1 2 Kep.51/Kepmen/19 (Risiko Ringan) - Memakai masker
Pernapasan 99 Mungkin dapat berfilter carbon
Tentang nilai diterima, akan - Penyemprotan debu
ambang batas tetapi perlu menggunakan air /
Nilai Risiko

Kekerapan

Keparahan
Risiko yang
Jenis Pekerjaan Identifikasi Bahaya Dasar Hukum Tingkat Risiko Pengendalian

Nilai
Ditimbulkan

faktor fisika di diadakan sprayer dengan


tempat kerja peninjauan memperhatikan arah
ulang terhadap mata angin
pekerjaan
(diperlukan
pemantauan)
Gangguan 2 1 2 Kep.51/Kepmen/19 (Risiko Ringan) Memakai goggles /
pengelihatan 99 Mungkin dapat kacamata safety
Tentang nilai diterima, akan
ambang batas tetapi perlu
faktor fisika di diadakan
tempat kerja peninjauan
ulang terhadap
pekerjaan
(diperlukan
pemantauan)
Terlindas alat Luka berat 1 5 5 Kep. (Risiko d. Membuat barikade
berat Vibro Roller 104/KPTS/1986 Sedang) area kerja alat berat
saat perataan Tentang Pekerjaan e. Tidak bekerja di dekat
jalan keselamatna dan boleh alat berat dengan
kesehatan kerja diteruskan radius 5 m
pada tempat kerja dengan f. Memastikan opeerator
konstruksi keputusan alat berat memiliki
manajemen SIO
dan telah
dikonsultasikan
dengan tenaga
ahli dan tim
penilai
3. Urugan Tanah Debu Gangguan 2 1 2 Kep.51/Kepmen/19 (Risiko Ringan) - Memakai masker
kembali Pernapasan 99 Mungkin dapat berfilter carbon
Nilai Risiko

Kekerapan

Keparahan
Risiko yang
Jenis Pekerjaan Identifikasi Bahaya Dasar Hukum Tingkat Risiko Pengendalian

Nilai
Ditimbulkan

Tentang nilai diterima, akan - Penyemprotan debu


ambang batas tetapi perlu menggunakan air /
faktor fisika di diadakan sprayer dengan
tempat kerja peninjauan memperhatikan arah
ulang terhadap mata angin
pekerjaan
(diperlukan
pemantauan)
Gangguan 2 1 2 Kep.51/Kepmen/19 (Risiko Ringan) Memakai goggles /
pengelihatan 99 Mungkin dapat kacamata safety
Tentang nilai diterima, akan
ambang batas tetapi perlu
faktor fisika di diadakan
tempat kerja peninjauan
ulang terhadap
pekerjaan
(diperlukan
pemantauan)
4. Urugan Tanah Debu Gangguan 2 1 2 Kep.51/Kepmen/19 (Risiko Ringan) - Memakai masker
Peninggian Pernapasan 99 Mungkin dapat berfilter carbon
Lantai Tentang nilai diterima, akan - Penyemprotan debu
ambang batas tetapi perlu menggunakan air /
faktor fisika di diadakan sprayer dengan
tempat kerja peninjauan memperhatikan arah
ulang terhadap mata angin
pekerjaan
(diperlukan
pemantauan)
2 1 2 Kep.51/Kepmen/19 (Risiko Ringan) Memakai goggles /
pengelihatan 99 Mungkin dapat kacamata safety
Tentang nilai diterima, akan
Nilai Risiko

Kekerapan

Keparahan
Risiko yang
Jenis Pekerjaan Identifikasi Bahaya Dasar Hukum Tingkat Risiko Pengendalian

Nilai
Ditimbulkan

ambang batas tetapi perlu


faktor fisika di diadakan
tempat kerja peninjauan
ulang terhadap
pekerjaan
(diperlukan
pemantauan)

B. PEKERJAAN PONDASI DALAM

1. Pemasangan Terjadinya Kerusakan 2 4 8 Kep. (Risiko - Mengatur lalu lintas


Tiang tumbukan crane properti, 174/Kepmen/1986 Sedang) alat berat yang akan
Pancang pancang dengan Tentang Pekerjaan dioperasikan pada
alat berat yang keselamatna dan boleh tempat kerja
lain kesehatan kerja diteruskan - Safety Induksi kepada
pada tempat kerja dengan setiap operator alat
konstruksi keputusan berat
manajemen - Pengecekan SIO
dan telah (Surat Ijin Operator)
dikonsultasikan alat berat
dengan tenaga
ahli dan tim
penilai
Terlindas 2 5 10 Per.01/Permen/ Risiko Berat)  Mengatur lalu lintas
alat berat 1980 Diperlukan alat berat yang akan
Tentanng perhatian dari dioperasikan pada
Keselamatan kerja pihak tempat kerja
pada konstruksi manajemen,  Safety Induksi kepada
bangunan pekerjaan setiap operator alat
harus berat
ditetapkan  Pengecekan SIO
Nilai Risiko

Kekerapan

Keparahan
Risiko yang
Jenis Pekerjaan Identifikasi Bahaya Dasar Hukum Tingkat Risiko Pengendalian

Nilai
Ditimbulkan

ulang atau (Surat Ijin Operator)


dilakukan alat berat
upaya  Safety Induksi
pengendalian di terhadap semua
tempat kerja masyarakat pekerja
untuk yang berada di area
mengurangi kerja agar
risiko mengetahui area
kerja aman dengan
radius 20 m dari alat
berat saat beroperasi.
Robohnya vibro Kerusakan 2 4 8 Per.01/Permen/ (Risiko  Safety Induksi
hammer Properti 1980 Sedang) terhadap semua
Tentanng Pekerjaan masyarakat pekerja
Keselamatan kerja boleh yang berada di area
pada konstruksi diteruskan kerja agar
bangunan dengan mengetahui area
keputusan kerja aman dengan
manajemen radius 20 m dari alat
dan telah berat saat beroperasi.
dikonsultasikan  Menggunakan Alat
dengan tenaga Pelindung diri berupa
ahli dan tim safety Helmet
penilai
Korban Jiwa 2 5 10 Per.03/Permen/199 Risiko Berat) o Mengetahui dan
8 Diperlukan mengoperasikan
Tentag tata cara perhatian dari Genset sesuai SOP
pelaporan dan pihak (Standart Operration
pemriksaan manajemen, Procedure)
kecelakaan kerja pekerjaan o Safety Induksi
harus terhadap semua
Nilai Risiko

Kekerapan

Keparahan
Risiko yang
Jenis Pekerjaan Identifikasi Bahaya Dasar Hukum Tingkat Risiko Pengendalian

Nilai
Ditimbulkan

ditetapkan masyarakat pekerja


ulang atau yang berada di area
dilakukan kerja agar
upaya mengetahui area
pengendalian di kerja aman dengan
tempat kerja radius 20 m dari alat
untuk berat saat beroperasi.
mengurangi o Menggunakan Alat
risiko Pelindung diri berupa
safety Helmet
Genset Terbakar Kerusakan 2 4 8 Kep. (Risiko - Mengetahui dan
Propertis 174/Kepmen/1986 Sedang) mengoperasikan
Tentang Pekerjaan Genset sesuai SOP
keselamatna dan boleh (Standart Operration
kesehatan kerja diteruskan Procedure)
pada tempat kerja dengan
konstruksi keputusan
manajemen
dan telah
dikonsultasikan
dengan tenaga
ahli dan tim
penilai
- Memastikan bahwa
orang yang
mengoperasikan
genset adalah orang
yang berpengalaman
- Memastikan bahwa
operator genset telah
mengetahui bahaya,
Nilai Risiko

Kekerapan

Keparahan
Risiko yang
Jenis Pekerjaan Identifikasi Bahaya Dasar Hukum Tingkat Risiko Pengendalian

Nilai
Ditimbulkan

risiko dan
penanggulangan
apabila terjadi hal-hal
yang tidak diingkan
Korban Jiwa 2 5 10 Per.03/Permen/199 Risiko Berat) o Penempatan Genset
8 Diperlukan harus dipisahkan
Tentag tata cara perhatian dari dengan peralatan
pelaporan dan pihak kerja yang lain, jauh
pemriksaan manajemen, dari bahan bakar
kecelakaan kerja pekerjaan misal solar dan bensin
harus o Menuliskan tanda
ditetapkan khusus area dilarang
ulang atau merokok dan segala
dilakukan kegiatan yang
upaya berhubungan dengan
pengendalian di api dan signal HP/HT
tempat kerja di daerah sekitar
untuk genset kurang lebih
mengurangi 5m
risiko o Memberi batas aman
pada genset agar
area genset bebas
dilalui orang
o Saat operator
menuangkan bahan
bakar pada genset,
genset dalam
keadaan Off
o Memastikan bahwa
sebelum penggunaan
genset , genset dalam
Nilai Risiko

Kekerapan

Keparahan
Risiko yang
Jenis Pekerjaan Identifikasi Bahaya Dasar Hukum Tingkat Risiko Pengendalian

Nilai
Ditimbulkan

keadaan proper dan


dilakukan pengecekan
rutin.

Debu saat Gangguan 2 1 2 Per.01/Permen/ Risiko Ringan)  Memakai masker kain


dilakukan Pernapasan 1980 Mungkin dapat  Penyemprotan debu
pemancangan Tentanng diterima, akan menggunakan air /
Keselamatan kerja tetapi perlu sprayer dengan
pada konstruksi diadakan memperhatikan arah
bangunan peninjauan mata angin
ulang terhadap
pekerjaan
(diperlukan
pemantauan)
Gangguan 2 1 2 Per.01/Permen/ Risiko Ringan) Memakai goggles /
pengelihatan 1980 Mungkin dapat kacamata safety
Tentanng diterima, akan
Keselamatan kerja tetapi perlu
pada konstruksi diadakan
bangunan peninjauan
ulang terhadap
pekerjaan
(diperlukan
pemantauan)
Kebisingan saat Tuli ringan 2 3 6 Kep.174/Kepmen/1 (Risiko a. Penggunaan Ear Muff
pemancangan sementara 986 Sedang) / Ear Plug
Tentang Pekerjaan b. Sedapat mungkin
keselamatan dan Boleh untuk alat berat yang
kesehatan kerja diteruskan digunakan
pada tempat kerja dengan menggunakan
konstruksi keputusan hammer pile hidrolis
Nilai Risiko

Kekerapan

Keparahan
Risiko yang
Jenis Pekerjaan Identifikasi Bahaya Dasar Hukum Tingkat Risiko Pengendalian

Nilai
Ditimbulkan

manajemen untuk menghindari


dan telah getaran sekitar dan
dikonsultasika kebisingan
n dengan lingkungan
tenaga ahli c. Sebelum alat berat
dan tim penilai digunakan dipastikan
dahulu kondisi
mesin, sling besi,
hammer dan long
boom dalam keadaan
prepare
d. Operator alat berat
memiliki SIO (surat
ijin operator) yang
masih berlaku
Tertimpa material Luka berat 3 5 15 Per.03/Permen/19 Risiko Berat)  Sebelum alat berat
pancang saat 98 Diperlukan digunakan dipastikan
sewing crane ke Tentang tata cara perhatian dari dahulu kondisi mesin,
titik pelaporan dan pihak sling besi, hammer
pemancangan pemeriksan manajemen, dan long boom dalam
kecelakaan kerja pekerjaan keadaan prepare
harus  Operator alat berat
ditetapkan memiliki SIO (surat
ulang atau ijin operator) yang
dilakukan masih berlaku
upaya  Pembatasan area
pengendalian kerja untuk
di tempat mobilisasi dan
kerja untuk pengangkatan
mengurangi material pancang
risiko minimal radius 15m
Nilai Risiko

Kekerapan

Keparahan
Risiko yang
Jenis Pekerjaan Identifikasi Bahaya Dasar Hukum Tingkat Risiko Pengendalian

Nilai
Ditimbulkan

dari jarak sewing


crane
Kebakaran saat Luka berat, 4 4 16 Kep.186/Men/1999 Risiko Berat) a. Area sekitar
pengelasa korbn jiwa atau Diperlukan pengelasan harus
penyambungan Per.04/Men/1980 perhatian dari bebas dari bahan
tiang pancang pihak bakar minyak
serta saat cutting manajemen, b. Bila menggunakan
pile manual pekerjaan Acytilen + Oksigen
harus pastikan tabung
ditetapkan berada dalam
ulang atau keadaan berdiri bila
dilakukan perlu diikat agar
upaya tidak roboh
pengendalian c. Jarak pngelasan
di tempat dengan tabung
kerja untuk acytilen, oksigen,
mengurangi travo las kurang
risiko lebih 1,5 m
d. Terdapat APAR (alat
pemadam api
ringan) 3 kg jenis
dry powder untuk
antisipasi bila terjadi
percikan api
e. Pengelasan
dilakukan oleh orang
yang berpengalamn
f. Menggunakan apron
pengelasan, topeng
las, sarung tangan
Asisten pancang
Nilai Risiko

Kekerapan

Keparahan
Risiko yang
Jenis Pekerjaan Identifikasi Bahaya Dasar Hukum Tingkat Risiko Pengendalian

Nilai
Ditimbulkan

bekerja sama
dengan tukang las
pancang untutk
memberikan dan
mengatur kapan
pancang siap untuk
dilakukan
pengelasan
penyambungan
Ergonomis bagi Nyeri 2 2 4 Kep.104/KPTS/1986 (Risiko Ringan) o Mengjindari posisi
helper punggung Tentang Mungkin dapat tubuh jongkok /
penyambungan keselamatan dan diterima, akan membungkuk yang
tiang pancang kesehatan kerja tetapi perlu terlalu lama
pada tempat kerja diadakan o Tidak mengangkat
konstruksi peninjauan beban melebihi
ulang terhadap kapasitas otot atau
pekerjaan daya regang otot
(diperlukan o Tidak engangkat
pemantauan) beban berat yang
bertumpu pada
tulang belakang
2. Pemecah Debu saat Gangguan 2 1 2 Per.01/Permen/ Risiko Ringan)  Memakai masker kain
Kepala dilakukan Pernapasan 1980 Mungkin dapat  Penyemprotan debu
Tiang pemancangan Tentanng diterima, akan menggunakan air /
Pancang Keselamatan kerja tetapi perlu sprayer dengan
pada konstruksi diadakan memperhatikan arah
bangunan peninjauan mata angin
ulang terhadap
pekerjaan
(diperlukan
pemantauan)
Nilai Risiko

Kekerapan

Keparahan
Risiko yang
Jenis Pekerjaan Identifikasi Bahaya Dasar Hukum Tingkat Risiko Pengendalian

Nilai
Ditimbulkan

Gangguan 2 1 2 Per.01/Permen/ Risiko Ringan) Memakai goggles /


pengelihatan 1980 Mungkin dapat kacamata safety
Tentanng diterima, akan
Keselamatan kerja tetapi perlu
pada konstruksi diadakan
bangunan peninjauan
ulang terhadap
pekerjaan
(diperlukan
pemantauan)
Ergonomis bagi Nyeri 2 2 4 Kep.104/KPTS/1986 (Risiko Ringan) o Mengjindari posisi
helper punggung Tentang Mungkin dapat tubuh jongkok /
penyambungan keselamatan dan diterima, akan membungkuk yang
tiang pancang kesehatan kerja tetapi perlu terlalu lama
pada tempat kerja diadakan o Tidak mengangkat
konstruksi peninjauan beban melebihi
ulang terhadap kapasitas otot atau
pekerjaan daya regang otot
(diperlukan o Tidak engangkat
pemantauan) beban berat yang
bertumpu pada
tulang belakang
Tangan tersayat Luka sayatan 2 2 4 Per.01/Permen/198 (Risiko Ringan) Menggunakan Hand
saat 0 Mungkin dapat Gloves
menaggunakan Tentang diterima, akan
peralatan kerja keselamatn kerja tetapi perlu
konstruksi diadakan
bangunan peninjauan
ulang terhadap
pekerjaan
(diperlukan
Nilai Risiko

Kekerapan

Keparahan
Risiko yang
Jenis Pekerjaan Identifikasi Bahaya Dasar Hukum Tingkat Risiko Pengendalian

Nilai
Ditimbulkan

pemantauan)
Kaki terantuk Terkilir 2 3 6 Keputusan Bersama (Risiko - Menggunakan safety
pecahan material Menteri Tenaga Sedang) shoes karet
kepala pancang Kera dan Menteri Pekerjaan
Pekerjaan Umum boleh - Bekerja sesuai dengan
No.104 Tahun 1986 diteruskan SOP (standart
Tentang dengan operation procedure)
keselamatan dan keputusan
kesehatan kerja manajemen
pada tempat dan telah
kegiatan konstruksi dikonsultasikan
dengan tenaga
ahli dan tim
penilai
C. PEKERJAAN BETON

1. Beton Rabat Debu urugan pasir Gangguan 2 1 2 Kep.51/Kepmen/19 (Risiko Ringan) - Memakai masker
Lantai Kerja bawah lantai Pernapasan 99 Mungkin dapat berfilter carbon
Tentang nilai diterima, akan
ambang batas tetapi perlu - Penyemprotan debu
faktor fisika di diadakan menggunakan air /
tempat kerja peninjauan sprayer dengan
ulang terhadap memperhatikan arah
pekerjaan mata angin
(diperlukan
pemantauan)
Iritasi Mata 2 1 2 Kep.51/Kepmen/19 (Risiko Ringan) Memakai goggles /
99 Mungkin dapat kacamata safety
Tentang nilai diterima, akan
ambang batas tetapi perlu
faktor fisika di diadakan
Nilai Risiko

Kekerapan

Keparahan
Risiko yang
Jenis Pekerjaan Identifikasi Bahaya Dasar Hukum Tingkat Risiko Pengendalian

Nilai
Ditimbulkan

tempat kerja peninjauan


ulang terhadap
pekerjaan
(diperlukan
pemantauan)
Tangan tersayat Luka sayatan 2 2 4 Per.01/Permen/198 (Risiko Ringan) Menggunakan Hand
saat 0 Mungkin dapat Gloves
menaggunakan Tentang diterima, akan
peralatan kerja keselamatn kerja tetapi perlu
konstruksi diadakan
bangunan peninjauan
ulang terhadap
pekerjaan
(diperlukan
pemantauan)
Ergonomis Low Back Pain 2 3 6 Kep. (Risiko a. Menghindari posisi
104/KPTS/1986 Sedang) tubuh jongkok /
Tentang Pekerjaan membungkuk yang
keselamatna dan boleh terlalu lama
kesehatan kerja diteruskan b. Pengaturan jam kerja
pada tempat kerja dengan dan istirahat, misal
konstruksi keputusan 30 menit bekerja 3
manajemen menit istirahat
dan telah c. Tidak mengangkat
dikonsultasikan beban melebihi
dengan tenaga kapasitas otot / daya
ahli dan tim tegang otot
penilai d. Tidak mengangkat
beban berat yang
bertumpu pada tulang
belakang
Nilai Risiko

Kekerapan

Keparahan
Risiko yang
Jenis Pekerjaan Identifikasi Bahaya Dasar Hukum Tingkat Risiko Pengendalian

Nilai
Ditimbulkan

2. Pondasi Poer Terkena gram Conjunctivis 2 3 6 Per.01/Permen/198 (Risiko Menggunakan


besi saat korrnea 0 Sedang) goggles
menggerinda Tentang Pekerjaan
keselamatn kerja boleh
konstruksi diteruskan
bangunan dengan
keputusan
manajemen
dan telah
dikonsultasikan
dengan tenaga
ahli dan tim
penilai
- Besi Beton Bysinosis 2 3 6 Per.01/Permen/198 (Risiko - Memastikan bahwa
Ulir (endapan 0 Sedang) orang yang
gram besi Tentang Pekerjaan melakukan pekerjaan
pada paru- keselamatn kerja boleh adalah orang yang
paru) konstruksi diteruskan berpengalaman
bangunan dengan
keputusan - Menggunakan masker
manajemen berfilter carbon
dan telah
dikonsultasikan
dengan tenaga
ahli dan tim
penilai
Tertusuk besi saat Tetanus, Luka 2 4 8 Keputusan Bersama (Risiko - Menggunakan Hand
menggunakan Bar Sobek Menteri Tenaga Sedang) gloves
Cutter & Bar Kera dan Menteri Pekerjaan
Bender Pekerjaan Umum boleh - Memastikan bahwa
Nilai Risiko

Kekerapan

Keparahan
Risiko yang
Jenis Pekerjaan Identifikasi Bahaya Dasar Hukum Tingkat Risiko Pengendalian

Nilai
Ditimbulkan

No.104 Tahun 1986 diteruskan tukang besi


Tentang dengan berpengalaman
keselamatan dan keputusan menggunakan alat
kesehatan kerja manajemen bar bender & bar
pada tempat dan telah cutter)
kegiatan konstruksi dikonsultasikan
dengan tenaga
ahli dan tim
penilai
- Bekisting Tangan Tertusuk Luka sedang 2 3 6 Kep.174/KPTS/198 (Risiko Menggunakan hand
Pondasi paku / tersayat 6 Sedang) gloves katun
kayu Tentang Pekerjaan
keselamatna dan boleh
kesehatan kerja diteruskan
pada tempat kerja dengan
konstruksi keputusan
manajemen
dan telah
dikonsultasikan
dengan tenaga
ahli dan tim
penilai
Tertimpa Papan Luka Ringan 2 2 4 Per.01/Permen/198 (Risiko Ringan) Menggunakan safety
0 Mungkin dapat helmet
Tentang diterima, akan
keselamatn kerja tetapi perlu
konstruksi diadakan
bangunan peninjauan
ulang terhadap
pekerjaan
(diperlukan
Nilai Risiko

Kekerapan

Keparahan
Risiko yang
Jenis Pekerjaan Identifikasi Bahaya Dasar Hukum Tingkat Risiko Pengendalian

Nilai
Ditimbulkan

pemantauan)
Terjatuh dari Terkilir, Patah 2 5 10 Keputusan Bersama (Risiko Berat) a. Prepare scaffolding
ketinggian saat Tulang Menteri Tenaga Diperlukan dalam keadaan yang
pemasangan Kera dan Menteri perhatian dari baik
bekisting balok Pekerjaan Umum pihak b. Memperhatikan
No.104 Tahun 1986 manajemen, pemasangan
Tentang pekerjaan scaffolding yang
keselamatan dan harus benar dan kuat
kesehatan kerja ditetapkan c. Bekerja di atas
pada tempat ulang atau ketinggian harus
kegiatan konstruksi dilakukan menggunakan body
upaya harness yang
pengendalian di dikaitkan di atas pada
tempat kerja kaitan yang kuat
untuk d. Pemasangan sign
mengurangi “ awas ada pekerjaan
risiko di atas”
Terpeleset Terkilir 2 3 6 Keputusan Bersama (Risiko - Menggunakan safety
Menteri Tenaga Sedang) shoes karet
Kera dan Menteri Pekerjaan
Pekerjaan Umum boleh - Bekerja sesuai dengan
No.104 Tahun 1986 diteruskan SOP (standart
Tentang dengan operation procedure)
keselamatan dan keputusan
kesehatan kerja manajemen
pada tempat dan telah
kegiatan konstruksi dikonsultasikan
dengan tenaga
ahli dan tim
penilai
Nilai Risiko

Kekerapan

Keparahan
Risiko yang
Jenis Pekerjaan Identifikasi Bahaya Dasar Hukum Tingkat Risiko Pengendalian

Nilai
Ditimbulkan

Tersayat Gergaji Luka Sayatan 2 3 6 Per.01/Permen/198 (Risiko - Menggunakan hand


saat pemotongan / Luka Iris 0 Sedang) gloves
papan Tentang Pekerjaan
keselamatn kerja boleh - Bekerja sesuai
konstruksi diteruskan dengan pengalaman
bangunan dengan (tukang kayu), fokus
keputusan pada pekerjaan
manajemen
dan telah
dikonsultasikan
dengan tenaga
ahli dan tim
penilai
Debu serbuk kayu Gangguan 2 1 2 Per.01/Permen/198 (Risiko Ringan) - Memakai masker
Pernapasan 0 Mungkin dapat berfilter carbon
Tentang diterima, akan
keselamatn kerja tetapi perlu - Penyemprotan debu
konstruksi diadakan menggunakan air /
bangunan peninjauan sprayer dengan
ulang terhadap memperhatikan arah
pekerjaan mata angin
(diperlukan
pemantauan)
Iritasi Mata 2 1 2 Per.01/Permen/198 (Risiko Ringan) Memakai goggles /
0 Mungkin dapat kacamata safety
Tentang diterima, akan
keselamatn kerja tetapi perlu
konstruksi diadakan
bangunan peninjauan
ulang terhadap
pekerjaan
Nilai Risiko

Kekerapan

Keparahan
Risiko yang
Jenis Pekerjaan Identifikasi Bahaya Dasar Hukum Tingkat Risiko Pengendalian

Nilai
Ditimbulkan

(diperlukan
pemantauan)
Beton Cor Tangan tersayat Iritasi 2 4 8 Kep.174/KPTS/198 (Risiko Menggunakan Hand
saat peralatan 6 Sedang) Gloves
kerja Tentang Pekerjaan Atau sarung tangan
keselamatna dan boleh latex untuk kegiatan
kesehatan kerja diteruskan pengecoran
pada tempat kerja dengan
konstruksi keputusan
manajemen
dan telah
dikonsultasikan
dengan tenaga
ahli dan tim
penilai
Tangan Terjepit Luka Iris 2 3 6 Per.01/Permen/198 (Risiko - Menggunakan hand
belt rantai molen 0 Sedang) gloves lateks
Tentang Pekerjaan
keselamatn kerja boleh - Memastikan body
konstruksi diteruskan molen tercover baik
bangunan dengan pada belt maupun
keputusan rantai
manajemen
dan telah
dikonsultasikan
dengan tenaga
ahli dan tim
penilai
Luka Ringan 1 2 2 Per.01/Permen/198 (Risiko Ringan) Membuat turap dan
cor 0 Mungkin dapat proteksi
Tentang diterima, akan
Nilai Risiko

Kekerapan

Keparahan
Risiko yang
Jenis Pekerjaan Identifikasi Bahaya Dasar Hukum Tingkat Risiko Pengendalian

Nilai
Ditimbulkan

keselamatn kerja tetapi perlu


konstruksi diadakan
bangunan peninjauan
ulang terhadap
pekerjaan
(diperlukan
pemantauan)
Ergonomis Low Back Pain 2 2 4 Keputusan Bersama (Risiko Ringan) a. Menghindari posisi
Menteri Tenaga tubuh jongkok /
Kera dan Menteri Mungkin dapat membungkuk yang
Pekerjaan Umum diterima, akan terlalu lama
No.104 Tahun 1986 tetapi perlu b. Pengaturan jam kerja
Tentang diadakan dan istirahat, misal
keselamatan dan peninjauan 30 menit bekerja 3
kesehatan kerja ulang terhadap menit istirahat
pada tempat pekerjaan c. Tidak mengangkat
kegiatan konstruksi (diperlukan beban melebihi
pemantauan) kapasitas otot / daya
tegang otot
d. Tidak mengangkat
beban berat yang
bertumpu pada tulang
belakang
- Pemadatan Getaran Mekanis Hand Arm 2 2 4 Per.01/Permen/198 (Risiko Ringan) - Pengaturan jam kerja
Beton saat Vibration 0 Mungkin dapat dan istirahat misal 30
menggunakan Tentang diterima, akan menit bekerja 3 menit
Vibrator keselamatn kerja tetapi perlu istirahat
konstruksi diadakan
bangunan peninjauan - Menggunakan spon
ulang terhadap peredam pad gagang
pekerjaan vibrator
Nilai Risiko

Kekerapan

Keparahan
Risiko yang
Jenis Pekerjaan Identifikasi Bahaya Dasar Hukum Tingkat Risiko Pengendalian

Nilai
Ditimbulkan

(diperlukan
pemantauan)
Terkena cairan Iritasi Kulit 2 2 4 Per.01/Permen/198 (Risiko Ringan) - Menggunakan hand
kimia Additon & 0 Mungkin dapat gloves lateks atau
Adibon untuk Tentang diterima, akan sarung tangan
pengerasan & keselamatn kerja tetapi perlu khiusus kegiatan
penyambungan konstruksi diadakan pengecoran
beton bangunan peninjauan
ulang terhadap - Mengetahui tata cara
pekerjaan pemakaian &
(diperlukan penyimpanan aditon-
pemantauan) adibon
Gangguan 2 2 4 Per.01/Permen/198 (Risiko Ringan) - Menggunakan Masker
Pernapasan 0 Mungkin dapat berfilter carbon
Tentang diterima, akan
keselamatn kerja tetapi perlu - Pekerja tidak terpapar
konstruksi diadakan terus menerus pada
bangunan peninjauan aditon & adibon,
ulang terhadap diberikan waktu
pekerjaan istirahat setelah 2
(diperlukan jam bekerja
pemantauan)
3. Pembuatan Sloof
Pekerjaan Tangan Tertusuk Luka sedang 2 3 6 Kep.174/KPTS/198 (Risiko Menggunakan hand
Bekisting paku / tersayat 6 Sedang) gloves katun
kayu Tentang Pekerjaan
keselamatna dan boleh
kesehatan kerja diteruskan
pada tempat kerja dengan
konstruksi keputusan
manajemen
Nilai Risiko

Kekerapan

Keparahan
Risiko yang
Jenis Pekerjaan Identifikasi Bahaya Dasar Hukum Tingkat Risiko Pengendalian

Nilai
Ditimbulkan

dan telah
dikonsultasikan
dengan tenaga
ahli dan tim
penilai
Tertimpa Papan Luka Ringan 2 2 4 Per.01/Permen/198 (Risiko Ringan) Menggunakan safety
0 Mungkin dapat helmet
Tentang diterima, akan
keselamatn kerja tetapi perlu
konstruksi diadakan
bangunan peninjauan
ulang terhadap
pekerjaan
(diperlukan
pemantauan)
Terjatuh dari Terkilir, Patah 2 5 10 Keputusan Bersama (Risiko Berat) e. Prepare scaffolding
ketinggian saat Tulang Menteri Tenaga Diperlukan dalam keadaan yang
pemasangan Kera dan Menteri perhatian dari baik
bekisting balok Pekerjaan Umum pihak f. Memperhatikan
No.104 Tahun 1986 manajemen, pemasangan
Tentang pekerjaan scaffolding yang
keselamatan dan harus benar dan kuat
kesehatan kerja ditetapkan g. Bekerja di atas
pada tempat ulang atau ketinggian harus
kegiatan konstruksi dilakukan menggunakan body
upaya harness yang
pengendalian di dikaitkan di atas pada
tempat kerja kaitan yang kuat
untuk h. Pemasangan sign
mengurangi “ awas ada pekerjaan
risiko di atas”
Nilai Risiko

Kekerapan

Keparahan
Risiko yang
Jenis Pekerjaan Identifikasi Bahaya Dasar Hukum Tingkat Risiko Pengendalian

Nilai
Ditimbulkan

Terpeleset Terkilir 2 3 6 Keputusan Bersama (Risiko - Menggunakan safety


Menteri Tenaga Sedang) shoes karet
Kera dan Menteri Pekerjaan
Pekerjaan Umum boleh - Bekerja sesuai dengan
No.104 Tahun 1986 diteruskan SOP (standart
Tentang dengan operation procedure)
keselamatan dan keputusan
kesehatan kerja manajemen
pada tempat dan telah
kegiatan konstruksi dikonsultasikan
dengan tenaga
ahli dan tim
penilai
Tersayat Gergaji Luka Sayatan 2 3 6 Per.01/Permen/198 (Risiko - Menggunakan hand
saat pemotongan / Luka Iris 0 Sedang) gloves
papan Tentang Pekerjaan
keselamatn kerja boleh - Bekerja sesuai
konstruksi diteruskan dengan pengalaman
bangunan dengan (tukang kayu), fokus
keputusan pada pekerjaan
manajemen
dan telah
dikonsultasikan
dengan tenaga
ahli dan tim
penilai
Debu serbuk kayu Gangguan 2 1 2 Per.01/Permen/198 (Risiko Ringan) - Memakai masker
Pernapasan 0 Mungkin dapat berfilter carbon
Tentang diterima, akan
keselamatn kerja tetapi perlu - Penyemprotan debu
konstruksi diadakan menggunakan air /
Nilai Risiko

Kekerapan

Keparahan
Risiko yang
Jenis Pekerjaan Identifikasi Bahaya Dasar Hukum Tingkat Risiko Pengendalian

Nilai
Ditimbulkan

bangunan peninjauan sprayer dengan


ulang terhadap memperhatikan arah
pekerjaan mata angin
(diperlukan
pemantauan)
Iritasi Mata 2 1 2 Per.01/Permen/198 (Risiko Ringan) Memakai goggles /
0 Mungkin dapat kacamata safety
Tentang diterima, akan
keselamatn kerja tetapi perlu
konstruksi diadakan
bangunan peninjauan
ulang terhadap
pekerjaan
(diperlukan
pemantauan)
4. Pekerjaan Terkena gram Conjunctivis 2 3 6 Per.01/Permen/198 (Risiko Menggunakan goggles
Kolom besi saat korrnea 0 Sedang)
menggerinda Tentang Pekerjaan
keselamatn kerja boleh
konstruksi diteruskan
bangunan dengan
keputusan
manajemen
dan telah
dikonsultasikan
dengan tenaga
ahli dan tim
penilai
- Besi Beton Bysinosis 2 3 6 Per.01/Permen/198 (Risiko - Memastikan bahwa
Ulir (endapan 0 Sedang) orang yang
gram besi Tentang Pekerjaan
Nilai Risiko

Kekerapan

Keparahan
Risiko yang
Jenis Pekerjaan Identifikasi Bahaya Dasar Hukum Tingkat Risiko Pengendalian

Nilai
Ditimbulkan

pada paru- keselamatn kerja boleh melakukan pekerjaan


paru) konstruksi diteruskan adalah orang yang
bangunan dengan berpengalaman
keputusan - Menggunakan masker
manajemen berfilter carbon
dan telah
dikonsultasikan
dengan tenaga
ahli dan tim
penilai
Tertusuk besi saat Tetanus, Luka 2 4 8 Keputusan Bersama (Risiko - Menggunakan Hand
menggunakan Bar Sobek Menteri Tenaga Sedang) gloves
Cutter & Bar Kera dan Menteri Pekerjaan
Bender Pekerjaan Umum boleh - Memastikan bahwa
No.104 Tahun 1986 diteruskan tukang besi
Tentang dengan berpengalaman
keselamatan dan keputusan menggunakan alat
kesehatan kerja manajemen bar bender & bar
pada tempat dan telah cutter)
kegiatan konstruksi dikonsultasikan
dengan tenaga
ahli dan tim
penilai
- Bekisting Tangan Tertusuk Luka sedang 2 3 6 Kep.174/KPTS/198 (Risiko Menggunakan hand
Pondasi paku / tersayat 6 Sedang) gloves katun
kayu Tentang Pekerjaan
keselamatna dan boleh
kesehatan kerja diteruskan
pada tempat kerja dengan
konstruksi keputusan
manajemen
Nilai Risiko

Kekerapan

Keparahan
Risiko yang
Jenis Pekerjaan Identifikasi Bahaya Dasar Hukum Tingkat Risiko Pengendalian

Nilai
Ditimbulkan

dan telah
dikonsultasikan
dengan tenaga
ahli dan tim
penilai
Tertimpa Papan Luka Ringan 2 2 4 Per.01/Permen/198 (Risiko Ringan) Menggunakan safety
0 Mungkin dapat helmet
Tentang diterima, akan
keselamatn kerja tetapi perlu
konstruksi diadakan
bangunan peninjauan
ulang terhadap
pekerjaan
(diperlukan
pemantauan)
Terjatuh dari Terkilir, Patah 2 5 10 Keputusan Bersama (Risiko Berat) i. Prepare scaffolding
ketinggian saat Tulang Menteri Tenaga Diperlukan dalam keadaan yang
pemasangan Kera dan Menteri perhatian dari baik
bekisting balok Pekerjaan Umum pihak j. Memperhatikan
No.104 Tahun 1986 manajemen, pemasangan
Tentang pekerjaan scaffolding yang
keselamatan dan harus benar dan kuat
kesehatan kerja ditetapkan k. Bekerja di atas
pada tempat ulang atau ketinggian harus
kegiatan konstruksi dilakukan menggunakan body
upaya harness yang
pengendalian di dikaitkan di atas pada
tempat kerja kaitan yang kuat
untuk l. Pemasangan sign
mengurangi “ awas ada pekerjaan
risiko di atas”
Nilai Risiko

Kekerapan

Keparahan
Risiko yang
Jenis Pekerjaan Identifikasi Bahaya Dasar Hukum Tingkat Risiko Pengendalian

Nilai
Ditimbulkan

Terpeleset Terkilir 2 3 6 Keputusan Bersama (Risiko - Menggunakan safety


Menteri Tenaga Sedang) shoes karet
Kera dan Menteri Pekerjaan
Pekerjaan Umum boleh - Bekerja sesuai dengan
No.104 Tahun 1986 diteruskan SOP (standart
Tentang dengan operation procedure)
keselamatan dan keputusan
kesehatan kerja manajemen
pada tempat dan telah
kegiatan konstruksi dikonsultasikan
dengan tenaga
ahli dan tim
penilai
Tersayat Gergaji Luka Sayatan 2 3 6 Per.01/Permen/198 (Risiko - Menggunakan hand
saat pemotongan / Luka Iris 0 Sedang) gloves
papan Tentang Pekerjaan
keselamatn kerja boleh - Bekerja sesuai
konstruksi diteruskan dengan pengalaman
bangunan dengan (tukang kayu), fokus
keputusan pada pekerjaan
manajemen
dan telah
dikonsultasikan
dengan tenaga
ahli dan tim
penilai
Debu serbuk kayu Gangguan 2 1 2 Per.01/Permen/198 (Risiko Ringan) - Memakai masker
Pernapasan 0 Mungkin dapat berfilter carbon
Tentang diterima, akan
keselamatn kerja tetapi perlu - Penyemprotan debu
konstruksi diadakan menggunakan air /
Nilai Risiko

Kekerapan

Keparahan
Risiko yang
Jenis Pekerjaan Identifikasi Bahaya Dasar Hukum Tingkat Risiko Pengendalian

Nilai
Ditimbulkan

bangunan peninjauan sprayer dengan


ulang terhadap memperhatikan arah
pekerjaan mata angin
(diperlukan
pemantauan)
Iritasi Mata 2 1 2 Per.01/Permen/198 (Risiko Ringan) Memakai goggles /
0 Mungkin dapat kacamata safety
Tentang diterima, akan
keselamatn kerja tetapi perlu
konstruksi diadakan
bangunan peninjauan
ulang terhadap
pekerjaan
(diperlukan
pemantauan)
Beton Cor Tangan tersayat Iritasi 2 4 8 Kep.174/KPTS/198 (Risiko Menggunakan Hand
saat peralatan 6 Sedang) Gloves
kerja Tentang Pekerjaan Atau sarung tangan
keselamatna dan boleh latex untuk kegiatan
kesehatan kerja diteruskan pengecoran
pada tempat kerja dengan
konstruksi keputusan
manajemen
dan telah
dikonsultasikan
dengan tenaga
ahli dan tim
penilai
Tangan Terjepit Luka Iris 2 3 6 Per.01/Permen/198 (Risiko - Menggunakan hand
belt rantai molen 0 Sedang) gloves lateks
Tentang Pekerjaan
Nilai Risiko

Kekerapan

Keparahan
Risiko yang
Jenis Pekerjaan Identifikasi Bahaya Dasar Hukum Tingkat Risiko Pengendalian

Nilai
Ditimbulkan

keselamatn kerja boleh - Memastikan body


konstruksi diteruskan molen tercover baik
bangunan dengan pada belt maupun
keputusan rantai
manajemen
dan telah
dikonsultasikan
dengan tenaga
ahli dan tim
penilai
Tertimpa material Luka Ringan 1 2 2 Per.01/Permen/198 (Risiko Ringan) Membuat turap dan
cor 0 Mungkin dapat proteksi
Tentang diterima, akan
keselamatn kerja tetapi perlu
konstruksi diadakan
bangunan peninjauan
ulang terhadap
pekerjaan
(diperlukan
pemantauan)
Ergonomis Low Back Pain 2 2 4 Keputusan Bersama (Risiko Ringan) e. Menghindari posisi
Menteri Tenaga tubuh jongkok /
Kera dan Menteri Mungkin dapat membungkuk yang
Pekerjaan Umum diterima, akan terlalu lama
No.104 Tahun 1986 tetapi perlu f. Pengaturan jam kerja
Tentang diadakan dan istirahat, misal
keselamatan dan peninjauan 30 menit bekerja 3
kesehatan kerja ulang terhadap menit istirahat
pada tempat pekerjaan g. Tidak mengangkat
kegiatan konstruksi (diperlukan beban melebihi
pemantauan) kapasitas otot / daya
Nilai Risiko

Kekerapan

Keparahan
Risiko yang
Jenis Pekerjaan Identifikasi Bahaya Dasar Hukum Tingkat Risiko Pengendalian

Nilai
Ditimbulkan

tegang otot
h. Tidak mengangkat
beban berat yang
bertumpu pada tulang
belakang
- Pemadatan Getaran Mekanis Hand Arm 2 2 4 Per.01/Permen/198 (Risiko Ringan) - Pengaturan jam kerja
Beton saat Vibration 0 Mungkin dapat dan istirahat misal 30
menggunakan Tentang diterima, akan menit bekerja 3 menit
Vibrator keselamatn kerja tetapi perlu istirahat
konstruksi diadakan
bangunan peninjauan - Menggunakan spon
ulang terhadap peredam pad gagang
pekerjaan vibrator
(diperlukan
pemantauan)
Terkena cairan Iritasi Kulit 2 2 4 Per.01/Permen/198 (Risiko Ringan) - Menggunakan hand
kimia Additon & 0 Mungkin dapat gloves lateks atau
Adibon untuk Tentang diterima, akan sarung tangan
pengerasan & keselamatn kerja tetapi perlu khiusus kegiatan
penyambungan konstruksi diadakan pengecoran
beton bangunan peninjauan
ulang terhadap - Mengetahui tata cara
pekerjaan pemakaian &
(diperlukan penyimpanan aditon-
pemantauan) adibon
Gangguan 2 2 4 Per.01/Permen/198 (Risiko Ringan) - Menggunakan Masker
Pernapasan 0 Mungkin dapat berfilter carbon
Tentang diterima, akan
keselamatn kerja tetapi perlu - Pekerja tidak terpapar
konstruksi diadakan terus menerus pada
bangunan peninjauan aditon & adibon,
Nilai Risiko

Kekerapan

Keparahan
Risiko yang
Jenis Pekerjaan Identifikasi Bahaya Dasar Hukum Tingkat Risiko Pengendalian

Nilai
Ditimbulkan

ulang terhadap diberikan waktu


pekerjaan istirahat setelah 2
(diperlukan jam bekerja
pemantauan)
5. Balok
Pekerjaan Tangan Tertusuk Luka sedang 2 3 6 Kep.174/KPTS/198 (Risiko Menggunakan hand
Bekisting paku / tersayat 6 Sedang) gloves katun
kayu Tentang Pekerjaan
keselamatna dan boleh
kesehatan kerja diteruskan
pada tempat kerja dengan
konstruksi keputusan
manajemen
dan telah
dikonsultasikan
dengan tenaga
ahli dan tim
penilai
Tertimpa Papan Luka Ringan 2 2 4 Per.01/Permen/198 (Risiko Ringan) Menggunakan safety
0 Mungkin dapat helmet
Tentang diterima, akan
keselamatn kerja tetapi perlu
konstruksi diadakan
bangunan peninjauan
ulang terhadap
pekerjaan
(diperlukan
pemantauan)
Terjatuh dari Terkilir, Patah 2 5 10 Keputusan Bersama (Risiko Berat) m. Prepare scaffolding
ketinggian saat Tulang Menteri Tenaga Diperlukan dalam keadaan yang
pemasangan Kera dan Menteri perhatian dari baik
Nilai Risiko

Kekerapan

Keparahan
Risiko yang
Jenis Pekerjaan Identifikasi Bahaya Dasar Hukum Tingkat Risiko Pengendalian

Nilai
Ditimbulkan

bekisting balok Pekerjaan Umum pihak n. Memperhatikan


No.104 Tahun 1986 manajemen, pemasangan
Tentang pekerjaan scaffolding yang
keselamatan dan harus benar dan kuat
kesehatan kerja ditetapkan o. Bekerja di atas
pada tempat ulang atau ketinggian harus
kegiatan konstruksi dilakukan menggunakan body
upaya harness yang
pengendalian di dikaitkan di atas pada
tempat kerja kaitan yang kuat
untuk p. Pemasangan sign
mengurangi “ awas ada pekerjaan
risiko di atas”
Terpeleset Terkilir 2 3 6 Keputusan Bersama (Risiko - Menggunakan safety
Menteri Tenaga Sedang) shoes karet
Kera dan Menteri Pekerjaan
Pekerjaan Umum boleh - Bekerja sesuai dengan
No.104 Tahun 1986 diteruskan SOP (standart
Tentang dengan operation procedure)
keselamatan dan keputusan
kesehatan kerja manajemen
pada tempat dan telah
kegiatan konstruksi dikonsultasikan
dengan tenaga
ahli dan tim
penilai
Tersayat Gergaji Luka Sayatan 2 3 6 Per.01/Permen/198 (Risiko - Menggunakan hand
saat pemotongan / Luka Iris 0 Sedang) gloves
papan Tentang Pekerjaan
keselamatn kerja boleh - Bekerja sesuai
konstruksi diteruskan dengan pengalaman
Nilai Risiko

Kekerapan

Keparahan
Risiko yang
Jenis Pekerjaan Identifikasi Bahaya Dasar Hukum Tingkat Risiko Pengendalian

Nilai
Ditimbulkan

bangunan dengan (tukang kayu), fokus


keputusan pada pekerjaan
manajemen
dan telah
dikonsultasikan
dengan tenaga
ahli dan tim
penilai
Debu serbuk kayu Gangguan 2 1 2 Per.01/Permen/198 (Risiko Ringan) - Memakai masker
Pernapasan 0 Mungkin dapat berfilter carbon
Tentang diterima, akan
keselamatn kerja tetapi perlu - Penyemprotan debu
konstruksi diadakan menggunakan air /
bangunan peninjauan sprayer dengan
ulang terhadap memperhatikan arah
pekerjaan mata angin
(diperlukan
pemantauan)
Iritasi Mata 2 1 2 Per.01/Permen/198 (Risiko Ringan) Memakai goggles /
0 Mungkin dapat kacamata safety
Tentang diterima, akan
keselamatn kerja tetapi perlu
konstruksi diadakan
bangunan peninjauan
ulang terhadap
pekerjaan
(diperlukan
pemantauan)
6. Pekerjaan Terkena gram Conjunctivis 2 3 6 Per.01/Permen/198 (Risiko Menggunakan goggles
Plat besi saat korrnea 0 Sedang)
Leufel dan menggerinda Tentang Pekerjaan
Nilai Risiko

Kekerapan

Keparahan
Risiko yang
Jenis Pekerjaan Identifikasi Bahaya Dasar Hukum Tingkat Risiko Pengendalian

Nilai
Ditimbulkan

Plat Lantai keselamatn kerja boleh


dasar konstruksi diteruskan
bangunan dengan
keputusan
manajemen
dan telah
dikonsultasikan
dengan tenaga
ahli dan tim
penilai
- Besi Beton Bysinosis 2 3 6 Per.01/Permen/198 (Risiko - Memastikan bahwa
Ulir (endapan 0 Sedang) orang yang
gram besi Tentang Pekerjaan melakukan pekerjaan
pada paru- keselamatn kerja boleh adalah orang yang
paru) konstruksi diteruskan berpengalaman
bangunan dengan
keputusan - Menggunakan masker
manajemen berfilter carbon
dan telah
dikonsultasikan
dengan tenaga
ahli dan tim
penilai
Tertusuk besi saat Tetanus, Luka 2 4 8 Keputusan Bersama (Risiko - Menggunakan Hand
menggunakan Bar Sobek Menteri Tenaga Sedang) gloves
Cutter & Bar Kera dan Menteri Pekerjaan
Bender Pekerjaan Umum boleh - Memastikan bahwa
No.104 Tahun 1986 diteruskan tukang besi
Tentang dengan berpengalaman
keselamatan dan keputusan menggunakan alat
kesehatan kerja manajemen bar bender & bar
Nilai Risiko

Kekerapan

Keparahan
Risiko yang
Jenis Pekerjaan Identifikasi Bahaya Dasar Hukum Tingkat Risiko Pengendalian

Nilai
Ditimbulkan

pada tempat dan telah cutter)


kegiatan konstruksi
dikonsultasikan
dengan tenaga
ahli dan tim
penilai
- Bekisting Tangan Tertusuk Luka sedang 2 3 6 Kep.174/KPTS/198 (Risiko Menggunakan hand
Pondasi paku / tersayat 6 Sedang) gloves katun
kayu Tentang Pekerjaan
keselamatna dan boleh
kesehatan kerja diteruskan
pada tempat kerja dengan
konstruksi keputusan
manajemen
dan telah
dikonsultasikan
dengan tenaga
ahli dan tim
penilai
Tertimpa Papan Luka Ringan 2 2 4 Per.01/Permen/198 (Risiko Ringan) Menggunakan safety
0 Mungkin dapat helmet
Tentang diterima, akan
keselamatn kerja tetapi perlu
konstruksi diadakan
bangunan peninjauan
ulang terhadap
pekerjaan
(diperlukan
pemantauan)
Terjatuh dari Terkilir, Patah 2 5 10 Keputusan Bersama (Risiko Berat) q. Prepare scaffolding
ketinggian saat Tulang Menteri Tenaga Diperlukan dalam keadaan yang
pemasangan Kera dan Menteri perhatian dari baik
Nilai Risiko

Kekerapan

Keparahan
Risiko yang
Jenis Pekerjaan Identifikasi Bahaya Dasar Hukum Tingkat Risiko Pengendalian

Nilai
Ditimbulkan

bekisting balok Pekerjaan Umum pihak r. Memperhatikan


No.104 Tahun 1986 manajemen, pemasangan
Tentang pekerjaan scaffolding yang
keselamatan dan harus benar dan kuat
kesehatan kerja ditetapkan s. Bekerja di atas
pada tempat ulang atau ketinggian harus
kegiatan konstruksi dilakukan menggunakan body
upaya harness yang
pengendalian di dikaitkan di atas pada
tempat kerja kaitan yang kuat
untuk t. Pemasangan sign
mengurangi “ awas ada pekerjaan
risiko di atas”
Terpeleset Terkilir 2 3 6 Keputusan Bersama (Risiko - Menggunakan safety
Menteri Tenaga Sedang) shoes karet
Kera dan Menteri Pekerjaan
Pekerjaan Umum boleh - Bekerja sesuai dengan
No.104 Tahun 1986 diteruskan SOP (standart
Tentang dengan operation procedure)
keselamatan dan keputusan
kesehatan kerja manajemen
pada tempat dan telah
kegiatan konstruksi dikonsultasikan
dengan tenaga
ahli dan tim
penilai
Tersayat Gergaji Luka Sayatan 2 3 6 Per.01/Permen/198 (Risiko - Menggunakan hand
saat pemotongan / Luka Iris 0 Sedang) gloves
papan Tentang Pekerjaan
keselamatn kerja boleh - Bekerja sesuai
konstruksi diteruskan dengan pengalaman
Nilai Risiko

Kekerapan

Keparahan
Risiko yang
Jenis Pekerjaan Identifikasi Bahaya Dasar Hukum Tingkat Risiko Pengendalian

Nilai
Ditimbulkan

bangunan dengan (tukang kayu), fokus


keputusan pada pekerjaan
manajemen
dan telah
dikonsultasikan
dengan tenaga
ahli dan tim
penilai

Debu serbuk kayu Gangguan 2 1 2 Per.01/Permen/198 (Risiko Ringan) - Memakai masker


Pernapasan 0 Mungkin dapat berfilter carbon
Tentang diterima, akan
keselamatn kerja tetapi perlu - Penyemprotan debu
konstruksi diadakan menggunakan air /
bangunan peninjauan sprayer dengan
ulang terhadap memperhatikan arah
pekerjaan mata angin
(diperlukan
pemantauan)
Iritasi Mata 2 1 2 Per.01/Permen/198 (Risiko Ringan) Memakai goggles /
0 Mungkin dapat kacamata safety
Tentang diterima, akan
keselamatn kerja tetapi perlu
konstruksi diadakan
bangunan peninjauan
ulang terhadap
pekerjaan
(diperlukan
pemantauan)
Beton Cor Tangan tersayat Iritasi 2 4 8 Kep.174/KPTS/198 (Risiko Menggunakan Hand
saat peralatan 6 Sedang) Gloves
Nilai Risiko

Kekerapan

Keparahan
Risiko yang
Jenis Pekerjaan Identifikasi Bahaya Dasar Hukum Tingkat Risiko Pengendalian

Nilai
Ditimbulkan

kerja Tentang Pekerjaan Atau sarung tangan


keselamatna dan boleh latex untuk kegiatan
kesehatan kerja diteruskan pengecoran
pada tempat kerja dengan
konstruksi keputusan
manajemen
dan telah
dikonsultasikan
dengan tenaga
ahli dan tim
penilai
Tangan Terjepit Luka Iris 2 3 6 Per.01/Permen/198 (Risiko - Menggunakan hand
belt rantai molen 0 Sedang) gloves lateks
Tentang Pekerjaan
keselamatn kerja boleh - Memastikan body
konstruksi diteruskan molen tercover baik
bangunan dengan pada belt maupun
keputusan rantai
manajemen
dan telah
dikonsultasikan
dengan tenaga
ahli dan tim
penilai
Tertimpa material Luka Ringan 1 2 2 Per.01/Permen/198 (Risiko Ringan) Membuat turap dan
cor 0 Mungkin dapat proteksi
Tentang diterima, akan
keselamatn kerja tetapi perlu
konstruksi diadakan
bangunan peninjauan
ulang terhadap
Nilai Risiko

Kekerapan

Keparahan
Risiko yang
Jenis Pekerjaan Identifikasi Bahaya Dasar Hukum Tingkat Risiko Pengendalian

Nilai
Ditimbulkan

pekerjaan
(diperlukan
pemantauan)
Ergonomis Low Back Pain 2 2 4 Keputusan Bersama (Risiko Ringan) i. Menghindari posisi
Menteri Tenaga tubuh jongkok /
Kera dan Menteri Mungkin dapat membungkuk yang
Pekerjaan Umum diterima, akan terlalu lama
No.104 Tahun 1986 tetapi perlu j. Pengaturan jam kerja
Tentang diadakan dan istirahat, misal
keselamatan dan peninjauan 30 menit bekerja 3
kesehatan kerja ulang terhadap menit istirahat
pada tempat pekerjaan k. Tidak mengangkat
kegiatan konstruksi (diperlukan beban melebihi
pemantauan) kapasitas otot / daya
tegang otot
l. Tidak mengangkat
beban berat yang
bertumpu pada tulang
belakang
- Pemadatan Getaran Mekanis Hand Arm 2 2 4 Per.01/Permen/198 (Risiko Ringan) - Pengaturan jam kerja
Beton saat Vibration 0 Mungkin dapat dan istirahat misal 30
menggunakan Tentang diterima, akan menit bekerja 3 menit
Vibrator keselamatn kerja tetapi perlu istirahat
konstruksi diadakan
bangunan peninjauan - Menggunakan spon
ulang terhadap peredam pad gagang
pekerjaan vibrator
(diperlukan
pemantauan)
erkena cairan Iritasi Kulit 2 2 4 Per.01/Permen/198 (Risiko Ringan) - Menggunakan hand
kimia Additon & 0 Mungkin dapat
Nilai Risiko

Kekerapan

Keparahan
Risiko yang
Jenis Pekerjaan Identifikasi Bahaya Dasar Hukum Tingkat Risiko Pengendalian

Nilai
Ditimbulkan

Adibon untuk Tentang diterima, akan gloves lateks atau


pengerasan & keselamatn kerja tetapi perlu sarung tangan
penyambungan konstruksi diadakan khiusus kegiatan
beton bangunan peninjauan pengecoran
ulang terhadap - Mengetahui tata cara
pekerjaan pemakaian &
(diperlukan penyimpanan aditon-
pemantauan) adibon
Gangguan 2 2 4 Per.01/Permen/198 (Risiko Ringan) - Menggunakan Masker
Pernapasan 0 Mungkin dapat berfilter carbon
Tentang diterima, akan
keselamatn kerja tetapi perlu - Pekerja tidak terpapar
konstruksi diadakan terus menerus pada
bangunan peninjauan aditon & adibon,
ulang terhadap diberikan waktu
pekerjaan istirahat setelah 2
(diperlukan jam bekerja
pemantauan)
Kolom Praktis
Pekerjaan Tangan Tertusuk Luka sedang 2 3 6 Kep.174/KPTS/198 (Risiko Menggunakan hand
Bekisting paku / tersayat 6 Sedang) gloves katun
kayu Tentang Pekerjaan
keselamatna dan boleh
kesehatan kerja diteruskan
pada tempat kerja dengan
konstruksi keputusan
manajemen
dan telah
dikonsultasikan
dengan tenaga
Nilai Risiko

Kekerapan

Keparahan
Risiko yang
Jenis Pekerjaan Identifikasi Bahaya Dasar Hukum Tingkat Risiko Pengendalian

Nilai
Ditimbulkan

ahli dan tim


penilai
Tertimpa Papan Luka Ringan 2 2 4 Per.01/Permen/198 (Risiko Ringan) Menggunakan safety
0 Mungkin dapat helmet
Tentang diterima, akan
keselamatn kerja tetapi perlu
konstruksi diadakan
bangunan peninjauan
ulang terhadap
pekerjaan
(diperlukan
pemantauan)
Terjatuh dari Terkilir, Patah 2 5 10 Keputusan Bersama (Risiko Berat) u. Prepare scaffolding
ketinggian saat Tulang Menteri Tenaga Diperlukan dalam keadaan yang
pemasangan Kera dan Menteri perhatian dari baik
bekisting balok Pekerjaan Umum pihak v. Memperhatikan
No.104 Tahun 1986 manajemen, pemasangan
Tentang pekerjaan scaffolding yang
keselamatan dan harus benar dan kuat
kesehatan kerja ditetapkan w. Bekerja di atas
pada tempat ulang atau ketinggian harus
kegiatan konstruksi dilakukan menggunakan body
upaya harness yang
pengendalian di dikaitkan di atas pada
tempat kerja kaitan yang kuat
untuk x. Pemasangan sign
mengurangi “ awas ada pekerjaan
risiko di atas”
Terpeleset Terkilir 2 3 6 Keputusan Bersama (Risiko - Menggunakan safety
Menteri Tenaga Sedang) shoes karet
Kera dan Menteri Pekerjaan
Nilai Risiko

Kekerapan

Keparahan
Risiko yang
Jenis Pekerjaan Identifikasi Bahaya Dasar Hukum Tingkat Risiko Pengendalian

Nilai
Ditimbulkan

Pekerjaan Umum boleh - Bekerja sesuai dengan


No.104 Tahun 1986 diteruskan SOP (standart
Tentang dengan operation procedure)
keselamatan dan keputusan
kesehatan kerja manajemen
pada tempat dan telah
kegiatan konstruksi dikonsultasikan
dengan tenaga
ahli dan tim
penilai
Tersayat Gergaji Luka Sayatan 2 3 6 Per.01/Permen/198 (Risiko - Menggunakan hand
saat pemotongan / Luka Iris 0 Sedang) gloves
papan Tentang Pekerjaan
keselamatn kerja boleh - Bekerja sesuai
konstruksi diteruskan dengan pengalaman
bangunan dengan (tukang kayu), fokus
keputusan pada pekerjaan
manajemen
dan telah
dikonsultasikan
dengan tenaga
ahli dan tim
penilai
Debu serbuk kayu Gangguan 2 1 2 Per.01/Permen/198 (Risiko Ringan) - Memakai masker
Pernapasan 0 Mungkin dapat berfilter carbon
Tentang diterima, akan
keselamatn kerja tetapi perlu - Penyemprotan debu
konstruksi diadakan menggunakan air /
bangunan peninjauan sprayer dengan
ulang terhadap memperhatikan arah
pekerjaan mata angin
Nilai Risiko

Kekerapan

Keparahan
Risiko yang
Jenis Pekerjaan Identifikasi Bahaya Dasar Hukum Tingkat Risiko Pengendalian

Nilai
Ditimbulkan

(diperlukan
pemantauan)
Iritasi Mata 2 1 2 Per.01/Permen/198 (Risiko Ringan) Memakai goggles /
0 Mungkin dapat kacamata safety
Tentang diterima, akan
keselamatn kerja tetapi perlu
konstruksi diadakan
bangunan peninjauan
ulang terhadap
pekerjaan
(diperlukan
pemantauan)
7. Pekerjaan Terkena gram Conjunctivis 2 3 6 Per.01/Permen/198 (Risiko Menggunakan goggles
Beton besi saat korrnea 0 Sedang)
tangga menggerinda Tentang Pekerjaan
keselamatn kerja boleh
konstruksi diteruskan
bangunan dengan
keputusan
manajemen
dan telah
dikonsultasikan
dengan tenaga
ahli dan tim
penilai
- Besi Beton Bysinosis 2 3 6 Per.01/Permen/198 (Risiko - Memastikan bahwa
Ulir (endapan 0 Sedang) orang yang
gram besi Tentang Pekerjaan melakukan pekerjaan
pada paru- keselamatn kerja boleh adalah orang yang
paru) konstruksi diteruskan berpengalaman
bangunan dengan
Nilai Risiko

Kekerapan

Keparahan
Risiko yang
Jenis Pekerjaan Identifikasi Bahaya Dasar Hukum Tingkat Risiko Pengendalian

Nilai
Ditimbulkan

keputusan - Menggunakan masker


manajemen berfilter carbon
dan telah
dikonsultasikan
dengan tenaga
ahli dan tim
penilai
Tertusuk besi saat Tetanus, Luka 2 4 8 Keputusan Bersama (Risiko - Menggunakan Hand
menggunakan Bar Sobek Menteri Tenaga Sedang) gloves
Cutter & Bar Kera dan Menteri Pekerjaan
Bender Pekerjaan Umum boleh - Memastikan bahwa
No.104 Tahun 1986 diteruskan tukang besi
Tentang dengan berpengalaman
keselamatan dan keputusan menggunakan alat
kesehatan kerja manajemen bar bender & bar
pada tempat dan telah cutter)
kegiatan konstruksi dikonsultasikan
dengan tenaga
ahli dan tim
penilai
- Bekisting Tangan Tertusuk Luka sedang 2 3 6 Kep.174/KPTS/198 (Risiko Menggunakan hand
Pondasi paku / tersayat 6 Sedang) gloves katun
kayu Tentang Pekerjaan
keselamatna dan boleh
kesehatan kerja diteruskan
pada tempat kerja dengan
konstruksi keputusan
manajemen
dan telah
dikonsultasikan
dengan tenaga
Nilai Risiko

Kekerapan

Keparahan
Risiko yang
Jenis Pekerjaan Identifikasi Bahaya Dasar Hukum Tingkat Risiko Pengendalian

Nilai
Ditimbulkan

ahli dan tim


penilai
Tertimpa Papan Luka Ringan 2 2 4 Per.01/Permen/198 (Risiko Ringan) Menggunakan safety
0 Mungkin dapat helmet
Tentang diterima, akan
keselamatn kerja tetapi perlu
konstruksi diadakan
bangunan peninjauan
ulang terhadap
pekerjaan
(diperlukan
pemantauan)
Terjatuh dari Terkilir, Patah 2 5 10 Keputusan Bersama (Risiko Berat) y. Prepare scaffolding
ketinggian saat Tulang Menteri Tenaga Diperlukan dalam keadaan yang
pemasangan Kera dan Menteri perhatian dari baik
bekisting balok Pekerjaan Umum pihak z. Memperhatikan
No.104 Tahun 1986 manajemen, pemasangan
Tentang pekerjaan scaffolding yang
keselamatan dan harus benar dan kuat
kesehatan kerja ditetapkan aa. Bek
pada tempat ulang atau erja di atas ketinggian
kegiatan konstruksi dilakukan harus menggunakan
upaya body harness yang
pengendalian di dikaitkan di atas pada
tempat kerja kaitan yang kuat
untuk bb. Pem
mengurangi asangan sign “ awas
risiko ada pekerjaan di
atas”
Terpeleset Terkilir 2 3 6 Keputusan Bersama (Risiko - Menggunakan safety
Menteri Tenaga Sedang)
Nilai Risiko

Kekerapan

Keparahan
Risiko yang
Jenis Pekerjaan Identifikasi Bahaya Dasar Hukum Tingkat Risiko Pengendalian

Nilai
Ditimbulkan

Kera dan Menteri Pekerjaan shoes karet


Pekerjaan Umum boleh - Bekerja sesuai dengan
No.104 Tahun 1986 diteruskan SOP (standart
Tentang dengan operation procedure)
keselamatan dan keputusan
kesehatan kerja manajemen
pada tempat dan telah
kegiatan konstruksi dikonsultasikan
dengan tenaga
ahli dan tim
penilai
Tersayat Gergaji Luka Sayatan 2 3 6 Per.01/Permen/198 (Risiko - Menggunakan hand
saat pemotongan / Luka Iris 0 Sedang) gloves
papan Tentang Pekerjaan
keselamatn kerja boleh - Bekerja sesuai
konstruksi diteruskan dengan pengalaman
bangunan dengan (tukang kayu), fokus
keputusan pada pekerjaan
manajemen
dan telah
dikonsultasikan
dengan tenaga
ahli dan tim
penilai
Debu serbuk kayu Gangguan 2 1 2 Per.01/Permen/198 (Risiko Ringan) - Memakai masker
Pernapasan 0 Mungkin dapat berfilter carbon
Tentang diterima, akan
keselamatn kerja tetapi perlu - Penyemprotan debu
konstruksi diadakan menggunakan air /
bangunan peninjauan sprayer dengan
ulang terhadap memperhatikan arah
Nilai Risiko

Kekerapan

Keparahan
Risiko yang
Jenis Pekerjaan Identifikasi Bahaya Dasar Hukum Tingkat Risiko Pengendalian

Nilai
Ditimbulkan

pekerjaan mata angin


(diperlukan
pemantauan)
Iritasi Mata 2 1 2 Per.01/Permen/198 (Risiko Ringan) Memakai goggles /
0 Mungkin dapat kacamata safety
Tentang diterima, akan
keselamatn kerja tetapi perlu
konstruksi diadakan
bangunan peninjauan
ulang terhadap
pekerjaan
(diperlukan
pemantauan)
Beton Cor Tangan tersayat Iritasi 2 4 8 Kep.174/KPTS/198 (Risiko Menggunakan Hand
saat peralatan 6 Sedang) Gloves
kerja Tentang Pekerjaan Atau sarung tangan
keselamatna dan boleh latex untuk kegiatan
kesehatan kerja diteruskan pengecoran
pada tempat kerja dengan
konstruksi keputusan
manajemen
dan telah
dikonsultasikan
dengan tenaga
ahli dan tim
penilai
Tangan Terjepit Luka Iris 2 3 6 Per.01/Permen/198 (Risiko - Menggunakan hand
belt rantai molen 0 Sedang) gloves lateks
Tentang Pekerjaan
keselamatn kerja boleh - Memastikan body
konstruksi diteruskan molen tercover baik
Nilai Risiko

Kekerapan

Keparahan
Risiko yang
Jenis Pekerjaan Identifikasi Bahaya Dasar Hukum Tingkat Risiko Pengendalian

Nilai
Ditimbulkan

bangunan dengan pada belt maupun


keputusan rantai
manajemen
dan telah
dikonsultasikan
dengan tenaga
ahli dan tim
penilai
Tertimpa material Luka Ringan 1 2 2 Per.01/Permen/198 (Risiko Ringan) Membuat turap dan
cor 0 Mungkin dapat proteksi
Tentang diterima, akan
keselamatn kerja tetapi perlu
konstruksi diadakan
bangunan peninjauan
ulang terhadap
pekerjaan
(diperlukan
pemantauan)
Ergonomis Low Back Pain 2 2 4 Keputusan Bersama (Risiko Ringan) m. Menghindari posisi
Menteri Tenaga tubuh jongkok /
Kera dan Menteri Mungkin dapat membungkuk yang
Pekerjaan Umum diterima, akan terlalu lama
No.104 Tahun 1986 tetapi perlu n. Pengaturan jam kerja
Tentang diadakan dan istirahat, misal
keselamatan dan peninjauan 30 menit bekerja 3
kesehatan kerja ulang terhadap menit istirahat
pada tempat pekerjaan o. Tidak mengangkat
kegiatan konstruksi (diperlukan beban melebihi
pemantauan) kapasitas otot / daya
tegang otot
p. Tidak mengangkat
Nilai Risiko

Kekerapan

Keparahan
Risiko yang
Jenis Pekerjaan Identifikasi Bahaya Dasar Hukum Tingkat Risiko Pengendalian

Nilai
Ditimbulkan

beban berat yang


bertumpu pada tulang
belakang
- Pemadatan Getaran Mekanis Hand Arm 2 2 4 Per.01/Permen/198 (Risiko Ringan) - Pengaturan jam kerja
Beton saat Vibration 0 Mungkin dapat dan istirahat misal 30
menggunakan Tentang diterima, akan menit bekerja 3 menit
Vibrator keselamatn kerja tetapi perlu istirahat
konstruksi diadakan
bangunan peninjauan - Menggunakan spon
ulang terhadap peredam pad gagang
pekerjaan vibrator
(diperlukan
pemantauan)

Terkena cairan Iritasi Kulit 2 2 4 Per.01/Permen/198 (Risiko Ringan) - Menggunakan hand


kimia Additon & 0 Mungkin dapat gloves lateks atau
Adibon untuk Tentang diterima, akan sarung tangan
pengerasan & keselamatn kerja tetapi perlu khiusus kegiatan
penyambungan konstruksi diadakan pengecoran
beton bangunan peninjauan
ulang terhadap - Mengetahui tata cara
pekerjaan pemakaian &
(diperlukan penyimpanan aditon-
pemantauan) adibon

Gangguan 2 2 4 Per.01/Permen/198 (Risiko Ringan) - Menggunakan Masker


Pernapasan 0 Mungkin dapat berfilter carbon
Tentang diterima, akan
keselamatn kerja tetapi perlu - Pekerja tidak terpapar
konstruksi diadakan terus menerus pada
bangunan peninjauan aditon & adibon,
Nilai Risiko

Kekerapan

Keparahan
Risiko yang
Jenis Pekerjaan Identifikasi Bahaya Dasar Hukum Tingkat Risiko Pengendalian

Nilai
Ditimbulkan

ulang terhadap diberikan waktu


pekerjaan istirahat setelah 2
(diperlukan jam bekerja
pemantauan)

E. PEKERJAAN DINDING

1. Pasang Bata Tertimpa bata Luka Ringan 1 2 2 Kep.174/KPTS/198 (Risiko Ringan) a. Menggunakan safety
Merah merah 6 Mungkin dapat helmet, hand gloves
Tentang diterima, akan b. Memberikan proteksi
keselamatna dan tetapi perlu berupa safety net
kesehatan kerja diadakan
pada tempat kerja peninjauan
konstruksi ulang terhadap
pekerjaan
Kerobohan Terjatuh, 2 3 6 Keputusan Bersama (Risiko a. Hindari kemiringan
scaffolding Luka Menteri Tenaga Sedang) pada scaffolding
benturan Kera dan Menteri Pekerjaan b. Hindari penempatan
Pekerjaan Umum boleh scaffolding pada
No.104 Tahun 1986 diteruskan pondasi lemah
Tentang dengan c. Memastikan kondisi
keselamatan dan keputusan scaffolding dalam
kesehatan kerja manajemen kondisi lyak pakai
pada tempat dan telah d. Hindari penempatan
kegiatan konstruksi dikonsultasikan material beban berat
dengan tenaga di atas scaffolding
ahli dan tim e. Hindari pergeseran
penilai secara keras pada
Nilai Risiko

Kekerapan

Keparahan
Risiko yang
Jenis Pekerjaan Identifikasi Bahaya Dasar Hukum Tingkat Risiko Pengendalian

Nilai
Ditimbulkan

lantai licin dan


bergelombang
f. Inspeksi berkala
scaffolding
Jatuh dari Patah tulang 3 4 12 Per.01/Permen/198 (Risiko Berat) a. Memakai body
Ketinggian 0 Diperlukan harness
Tentang perhatian dari b. Memberikan sign
keselamatn kerja pihak “ awas ada pekerjaan
konstruksi manajemen, di ketinggian”
bangunan pekerjaan c. Memeriksa kelayakan
harus peralatan kerja dan
ditetapkan proteksi kerja
ulang atau
dilakukan
upaya
pengendalian di
tempat kerja
untuk
mengurangi
risiko
Tergores alat Luka Sayat 2 2 4 Per.01/Permen/198 (Risiko Ringan) - Menggunakan hand
Kerja 0 Mungkin dapat gloves
Tentang diterima, akan
keselamatn kerja tetapi perlu - Penempatan alat
konstruksi diadakan kerja dengan rapi
bangunan peninjauan
ulang terhadap
pekerjaan
(diperlukan
pemantauan)
Terpeleset Terkilir 2 2 4 Keputusan Bersama (Risiko Ringan) a. Menggunakan safety
Nilai Risiko

Kekerapan

Keparahan
Risiko yang
Jenis Pekerjaan Identifikasi Bahaya Dasar Hukum Tingkat Risiko Pengendalian

Nilai
Ditimbulkan

Menteri Tenaga Mungkin dapat shoes karet


Kera dan Menteri diterima, akan b. Memastikan area
Pekerjaan Umum tetapi perlu kerja tidak licin
No.104 Tahun 1986 diadakan
Tentang peninjauan
keselamatan dan ulang terhadap
kesehatan kerja pekerjaan
pada tempat (diperlukan
kegiatan konstruksi pemantauan)
- Pembobokan Material bobokan Iritasi Mata 1 4 4 Kep.174/KPTS/198 (Risiko Ringan) Memakai goggles
, Plesteran, terkena mata 6 Mungkin dapat
Acian Tentang diterima, akan
keselamatna dan tetapi perlu
kesehatan kerja diadakan
pada tempat kerja peninjauan
konstruksi ulang terhadap
pekerjaan
(diperlukan
pemantauan)
Debu bobokan Gangguan 2 1 2 Kep.174/KPTS/198 (Risiko Ringan) - Memakai masker
Pernapasan 6 Mungkin dapat berfilter carbon
Tentang diterima, akan
keselamatna dan tetapi perlu - Penyemprotan debu
kesehatan kerja diadakan menggunakan air /
pada tempat kerja peninjauan sprayer dengan
konstruksi ulang terhadap memperhatikan arah
pekerjaan mata angin
(diperlukan
pemantauan)
Iritasi Mata 2 1 2 Kep.174/KPTS/198 (Risiko Ringan) Memakai goggles /
6 Mungkin dapat kacamata safety
Nilai Risiko

Kekerapan

Keparahan
Risiko yang
Jenis Pekerjaan Identifikasi Bahaya Dasar Hukum Tingkat Risiko Pengendalian

Nilai
Ditimbulkan

Tentang diterima, akan


keselamatna dan tetapi perlu
kesehatan kerja diadakan
pada tempat kerja peninjauan
konstruksi ulang terhadap
pekerjaan
(diperlukan
pemantauan)

F. PEKERJAAN PINTU DAN JENDELA

Tangan tergores Luka gores 2 3 6 Per.01/Permen/198 (Risiko - Menggunakan Hand


Ujung aluminium 0 Sedang) Gloves
Tentang Pekerjaan
keselamatn kerja boleh - Pemeriksaan tools
konstruksi diteruskan dan memastikan
bangunan dengan kelayakan pakai nya
keputusan
manajemen
dan telah
dikonsultasikan
dengan tenaga
ahli dan tim
penilai
Tangan Tertimpa Luka gores 2 3 6 Keputusan Bersama (Risiko a. Menggunakan Hand
Fuphet paku Menteri Tenaga Sedang) Gloves
alumunium Kera dan Menteri Pekerjaan b. Pemeriksaan tools
Pekerjaan Umum boleh dan memastikan
No.104 Tahun 1986 diteruskan kelayakan pakai nya
Tentang dengan
keselamatan dan keputusan
Nilai Risiko

Kekerapan

Keparahan
Risiko yang
Jenis Pekerjaan Identifikasi Bahaya Dasar Hukum Tingkat Risiko Pengendalian

Nilai
Ditimbulkan

kesehatan kerja
manajemen
pada tempat
dan telah
kegiatan konstruksi
dikonsultasikan
dengan tenaga
ahli dan tim
penilai
Tangan tergores Luka Robek 2 3 6 Keputusan Bersama (Risiko a. Menggunakan Hand
mesin pemotong Menteri Tenaga Sedang) Gloves
almini Kera dan Menteri Pekerjaan b. Pemeriksaan tools
Pekerjaan Umum boleh dan memastikan
No.104 Tahun 1986 diteruskan kelayakan pakai nya
Tentang dengan
keselamatan dan keputusan
kesehatan kerja manajemen
pada tempat dan telah
kegiatan konstruksi dikonsultasikan
dengan tenaga
ahli dan tim
penilai
G. PEKERJAAN PLAFOND

1. Pekerjaan Plafond Jatuh dari Patah Tulang 4 4 16 Per.01/Permen/198 (Risiko Berat) Bekerja pada
ketinggian 0 Diperlukan ketinggiann di atas
Tentang perhatian dari 1,5 m harus
keselamatn kerja pihak menggunakan body
konstruksi manajemen, harness
bangunan pekerjaan Ring D- pada pengait
harus body harness harus
ditetapkan dikaitkan pada
ulang atau tempat yang adekuat
dilakukan yang berkedudukan di
Nilai Risiko

Kekerapan

Keparahan
Risiko yang
Jenis Pekerjaan Identifikasi Bahaya Dasar Hukum Tingkat Risiko Pengendalian

Nilai
Ditimbulkan

upaya atas tubuh pemakai


pengendalian di Dilakukan oleh orang
tempat kerja yang tidak takut
untuk ketinggian
mengurangi Menggunakan safety
risiko helmet
Alat yang digunakan
untuk bekerja di atas
ketinggian harus
dalam keadaan yang
proper dan adekuat,
seperti : tangga,
scaffolding
Tangga berkaki dua
hanya digunakan
untuk pekerjaan yang
berada pada
ketinggian < 1,5 m
Sedangkan
scaffolding digunakan
untuk pekerjaan
dengan ketinggian
>1,5 m
Kejatuhan Luka sedang 2 2 4 Per.01/Permen/198 (Risiko Ringan) - Bekerja memakai
Material / 0 Mungkin dapat safety helmet
Peralatan Kerja Tentang diterima, akan
keselamatn kerja tetapi perlu - Bekerja tidak di dekat
konstruksi diadakan dengan pekerjaan
bangunan peninjauan yang berada di
ulang terhadap ketinggian
pekerjaan
Nilai Risiko

Kekerapan

Keparahan
Risiko yang
Jenis Pekerjaan Identifikasi Bahaya Dasar Hukum Tingkat Risiko Pengendalian

Nilai
Ditimbulkan

(diperlukan
pemantauan)
Kerobohan Terjatuh, Luka 2 3 6 Keputusan Bersama (Risiko a. Hindari kemiringan
scaffolding benturan Menteri Tenaga Sedang) pada scaffolding
Kera dan Menteri Pekerjaan b. Hindari penempatan
Pekerjaan Umum boleh scaffolding pada
No.104 Tahun 1986 diteruskan pondasi lemah
Tentang dengan c. Memastikan kondisi
keselamatan dan keputusan scaffolding dalam
kesehatan kerja manajemen kondisi lyak pakai
pada tempat dan telah d. Hindari penempatan
kegiatan konstruksi dikonsultasikan material beban berat
dengan tenaga di atas scaffolding
ahli dan tim e. Hindari pergeseran
penilai secara keras pada
lantai licin dan
bergelombang
f. Inspeksi berkala
scaffolding

H. PEKERJAAN LANTAI

Terpeleset saat Terkilir 2 1 2 Kep.174/Kepmen/1 (Risiko Ringan) o Menggunakan safety


pemasangan 986 Mungkin dapat shoes karet
keramik Tentang diterima, akan o Memastikan area
keselamatan dan tetapi perlu kerja yang lain tidak
kesehatankerja diadakan ikut terpapar licin
pada tempat kerja peninjauan o Adapun area kerja
Nilai Risiko

Kekerapan

Keparahan
Risiko yang
Jenis Pekerjaan Identifikasi Bahaya Dasar Hukum Tingkat Risiko Pengendalian

Nilai
Ditimbulkan

konstruksi ulang terhadap yang sedang


pekerjaan dilakukan pengerjaan
(diperlukan harap untuk diberi
pemantauan) tanda “awas lantai
licin”
Tangan tersayat Luka sayat 3 3 9 Kep.104/KPTS/198 (Risiko o Memastikan orang
pecahan tile 6 Sedang) yang bekerja adalah
Tentang Pekerjaan orang yang
keselamatan dan boleh berpengalaman
kesehatan kerja diteruskan o Menggunakan hand
pada tempat kerja dengan gloves
konstruksi keputusan
manajemen
dan telah
dikonsultasikan
dengan tenaga
ahli dan tim
penilai
Tangan terjepit Luka sedang 1 4 4 Per.01/Permen/198 (Risiko Ringan) Menggunakan Hand
cutter tile 0 Mungkin dapat Gloves
Tentang diterima, akan
keselamatn kerja tetapi perlu
konstruksi diadakan
bangunan peninjauan
ulang terhadap
pekerjaan
(diperlukan
pemantauan)
Terkena serbuk Gangguan 1 3 3 Per.01/Permen/198 (Risiko Ringan) Memakai masker kain
keramik pernapasan 0 Mungkin dapat
Tentang diterima, akan
Nilai Risiko

Kekerapan

Keparahan
Risiko yang
Jenis Pekerjaan Identifikasi Bahaya Dasar Hukum Tingkat Risiko Pengendalian

Nilai
Ditimbulkan

keselamatn kerja tetapi perlu


konstruksi diadakan
bangunan peninjauan
ulang terhadap
pekerjaan
(diperlukan
pemantauan)
Tangan tergores Luka sayat 2 4 8 Keputusan Bersama (Risiko - Menggunakan Hand
gerinda potong Menteri Tenaga Sedang) Gloves
Kera dan Menteri Pekerjaan
Pekerjaan Umum boleh - Orang yang
No.104 Tahun 1986 diteruskan melakukan pekerjaan
Tentang dengan adalah orang yang
keselamatan dan keputusan berpengalaman
kesehatan kerja manajemen
pada tempat dan telah
kegiatan konstruksi dikonsultasikan
dengan tenaga
ahli dan tim
penilai
Mata Bor gerinda Kerusakan 2 4 8 Per.01/Permen/198 (Risiko - Menggunakan goggles
pecah propertis 0 Sedang)
Tentang Pekerjaan - Inspeksi tools berkala
keselamatn kerja boleh
konstruksi diteruskan
bangunan dengan
keputusan
manajemen
dan telah
dikonsultasikan
dengan tenaga
Nilai Risiko

Kekerapan

Keparahan
Risiko yang
Jenis Pekerjaan Identifikasi Bahaya Dasar Hukum Tingkat Risiko Pengendalian

Nilai
Ditimbulkan

ahli dan tim


penilai
PEKERJAAN PENGECATAN

Mengamplas Debu Ganguan 2 1 2 Per.01/Permen/198 (Risiko Ringan) Memakai masker kain


acian pernapasan 0 Mungkin dapat
Tentang diterima, akan
keselamatn kerja tetapi perlu
konstruksi diadakan
bangunan peninjauan
ulang terhadap
pekerjaan
Iritasi mata 1 2 2 Per.01/Permen/198 Risiko Ringan) Memakai goggles
0 Mungkin dapat
Tentang diterima, akan
keselamatn kerja tetapi perlu
konstruksi diadakan
bangunan peninjauan
ulang terhadap
pekerjaan
Pengecatan Jatuh dari Luka berat 2 5 10 Keputusan Bersama (Risiko Berat) a. Memakai body
Ketinggian Menteri Tenaga Diperlukan harness
Kera dan Menteri perhatian dari b. Sign “ awas ada
Pekerjaan Umum pihak pekerjaan di atas
No.104 Tahun 1986 manajemen, ketinggian”
Tentang pekerjaan c. Memeriksa kelayakan
keselamatan dan harus peralatan kerja dan
kesehatan kerja ditetapkan proteksi kerja
pada tempat ulang atau
kegiatan konstruksi dilakukan
upaya
Nilai Risiko

Kekerapan

Keparahan
Risiko yang
Jenis Pekerjaan Identifikasi Bahaya Dasar Hukum Tingkat Risiko Pengendalian

Nilai
Ditimbulkan

pengendalian di
tempat kerja
untuk
mengurangi
risiko

I. PEKERJAAN FIXTURE TOILET DAN DRAINASE

Terpeleset Patah 1 4 4 Kep. Risiko Ringan)  Menggunakan safety


Tulang / 104/KPTS/1986 Mungkin dapat shoes karet
Sendi Tentang diterima, akan  Pemberian Sign /
Terkilir keselamatna dan tetapi perlu symbol “awas licin”
kesehatan kerja diadakan
pada tempat kerja peninjauan
konstruksi ulang terhadap
pekerjaan
(diperlukan
pemantauan)
Tangan tergores Luka memar 3 1 3 Per.01/Permen/198 Risiko Ringan) o Orang yang
pearlatan kerja 0 Mungkin dapat melakukan instalasi
Tentang diterima, akan hydrant adalah orang
keselamatan keja tetapi perlu yang ahli dibdagnya
pada konstruksi diadakan o Menggunakan hand
bangunan peninjauan gloves katun
ulang terhadap o Penyediaan sarana
pekerjaan P3K dan obat-obatan
(diperlukan P3K
pemantauan) o Bekerja sesuai Sop
(standart Operation
procedure)
Nilai Risiko

Kekerapan

Keparahan
Risiko yang
Jenis Pekerjaan Identifikasi Bahaya Dasar Hukum Tingkat Risiko Pengendalian

Nilai
Ditimbulkan

pipa sprinkler saat 0 Mungkin dapat melakukan instalasi


pengesetan pipa Tentang diterima, akan hydrant adalah orang
keselamatan keja tetapi perlu yang ahli dibdagnya
pada konstruksi diadakan o Menggunakan hand
bangunan peninjauan gloves katun
ulang terhadap o Penyediaan sarana
pekerjaan P3K dan obat-obatan
(diperlukan P3K
pemantauan) o Bekerja sesuai Sop
(standart Operation
procedure)

PEKERJAAN RANGKA DAN PENUTUP

III.4 STRUKTUR Kepala tertimpa Luka berat 4 3 12 Kep.104/KPTS/198 (Risiko Berat)  Menggunakan safety
RANGKA ATAP Pedetal Kolom IWF 6 Diperlukan helmet
- Rangka Tentang perhatian dari  Orang yang
Kuda-Kuda keselamatan dan pihak melakukan
kesehatan kerja manajemen, pekerjaan adalah
- Pedestal pada tempat kerja pekerjaan orang yang ahli
Kuda-Kuda konstruksi harus dalam bidangnya
- Besi Pipa ditetapkan  Menggunakan hand
Galvanis ulang atau gloves cotton
dilakukan  Penyediaan obat-
upaya obatan dan saran
pengendalian di P3K
tempat kerja  Bekerja sesuai SOP
untuk (standart operation
Nilai Risiko

Kekerapan

Keparahan
Risiko yang
Jenis Pekerjaan Identifikasi Bahaya Dasar Hukum Tingkat Risiko Pengendalian

Nilai
Ditimbulkan

mengurangi procedure)
risiko
Tangan tersayat Luka sayat 3 3 9 Kep.104/KPTS/198 (Risiko o Memastikan orang
plat 6 Sedang) yang bekerja adalah
Tentang Pekerjaan orang yang
keselamatan dan boleh berpengalaman
kesehatan kerja diteruskan o Menggunakan hand
pada tempat kerja dengan gloves
konstruksi keputusan
manajemen
dan telah
dikonsultasikan
dengan tenaga
ahli dan tim
penilai
Jatuh dari Patah Tulang 4 4 16 Per.01/Permen/198 (Risiko Berat) Bekerja pada
ketinggian saat 0 Diperlukan ketinggiann di atas
pemasangan Tentang perhatian dari 1,5 m harus
keselamatn kerja pihak menggunakan body
konstruksi manajemen, harness
bangunan pekerjaan Ring D- pada pengait
harus body harness harus
ditetapkan dikaitkan pada
ulang atau tempat yang adekuat
dilakukan yang berkedudukan di
upaya atas tubuh pemakai
pengendalian di Dilakukan oleh orang
tempat kerja yang tidak takut
untuk ketinggian
mengurangi Menggunakan safety
risiko helmet
Nilai Risiko

Kekerapan

Keparahan
Risiko yang
Jenis Pekerjaan Identifikasi Bahaya Dasar Hukum Tingkat Risiko Pengendalian

Nilai
Ditimbulkan

Alat yang digunakan


untuk bekerja di atas
ketinggian harus
dalam keadaan yang
proper dan adekuat,
seperti : tangga,
scaffolding
Tangga berkaki dua
hanya digunakan
untuk pekerjaan yang
berada pada
ketinggian < 1,5 m
Sedangkan
scaffolding digunakan
untuk pekerjaan
dengan ketinggian
>1,5 m
Iritasi Kulit yang Iritasi kulit 1 5 5 Kep.51/Kepmen/19 (Risiko  Mengetahui tata cara
disebabkan karena 99 Sedang) penyimpanan cat
pengecatan WF Tentang nilai Pekerjaan  Menggunakan hand
dengan ambang batas boleh gloves lateks
menggunakan cat faktor fisiko di diteruskan
zinchromate tempat kerja dengan
keputusan
manajemen
dan telah
dikonsultasikan
dengan tenaga
ahli dan tim
penilai
Erection Besi Pipa Terjadinya Kerusakan 2 4 8 Kep. (Risiko - Mengatur lalu lintas
Nilai Risiko

Kekerapan

Keparahan
Risiko yang
Jenis Pekerjaan Identifikasi Bahaya Dasar Hukum Tingkat Risiko Pengendalian

Nilai
Ditimbulkan

Galvanis tumbukan cran properti, 174/Kepmen/1986 Sedang) alat berat yang akan
dengan alat Tentang Pekerjaan dioperasikan pada
berat yang lain keselamatna dan boleh tempat kerja
kesehatan kerja diteruskan - Safety Induksi kepada
pada tempat kerja dengan setiap operator alat
konstruksi keputusan berat
manajemen - Pengecekan SIO
dan telah (Surat Ijin Operator)
dikonsultasikan alat berat
dengan tenaga
ahli dan tim
penilai
Terlindas 2 5 10 Per.01/Permen/ Risiko Berat)  Mengatur lalu lintas
alat berat 1980 Diperlukan alat berat yang akan
Tentanng perhatian dari dioperasikan pada
Keselamatan kerja pihak tempat kerja
pada konstruksi manajemen,  Safety Induksi kepada
bangunan pekerjaan setiap operator alat
harus berat
ditetapkan  Pengecekan SIO
ulang atau (Surat Ijin Operator)
dilakukan alat berat
upaya  Safety Induksi
pengendalian di terhadap semua
tempat kerja masyarakat pekerja
untuk yang berada di area
mengurangi kerja agar
risiko mengetahui area
kerja aman dengan
radius 20 m dari alat
berat saat beroperasi.
Nilai Risiko

Kekerapan

Keparahan
Risiko yang
Jenis Pekerjaan Identifikasi Bahaya Dasar Hukum Tingkat Risiko Pengendalian

Nilai
Ditimbulkan

Tali baja crane Kerusakan 2 4 8 Per.01/Permen/ (Risiko


 Safety Induksi
putus Properti 1980 Sedang)
terhadap semua
Tentanng Pekerjaan
masyarakat pekerja
Keselamatan kerja boleh
yang berada di area
pada konstruksi diteruskan
kerja agar
bangunan dengan
mengetahui area
keputusan
kerja aman dengan
manajemen
radius 20 m dari alat
dan telah
berat saat beroperasi.
dikonsultasikan
 Menggunakan Alat
dengan tenaga
Pelindung diri berupa
ahli dan tim
safety Helmet
penilai
Korban Jiwa 2 5 10 Per.03/Permen/199 Risiko Berat) o Mengetahui dan
8 Diperlukan mengoperasikan
Tentag tata cara perhatian dari Genset sesuai SOP
pelaporan dan pihak (Standart Operration
pemriksaan manajemen, Procedure)
kecelakaan kerja pekerjaan o Safety Induksi
harus terhadap semua
ditetapkan masyarakat pekerja
ulang atau yang berada di area
dilakukan kerja agar
upaya mengetahui area
pengendalian di kerja aman dengan
tempat kerja radius 20 m dari alat
untuk berat saat beroperasi.
mengurangi o Menggunakan Alat
risiko Pelindung diri berupa
safety Helmet
Pengelasan Radiasi Vissible Conjuctivis 2 5 10 Permenakertrans (Risiko Berat) a. Memakai topeng Las
Nilai Risiko

Kekerapan

Keparahan
Risiko yang
Jenis Pekerjaan Identifikasi Bahaya Dasar Hukum Tingkat Risiko Pengendalian

Nilai
Ditimbulkan

Sambungan Baja Light saat kornea No.2 tahun 1982 Diperlukan b. Memakai apron
pengelasan Tentang kualifikasi perhatian dari c. Memakai sarung
sambungan baja juru las pihak tangan las
manajemen, d. Melakukan briefing
pekerjaan untuk proteksi saat
harus melakukan
ditetapkan pengelasan
ulang atau e. Terdapaat APAR di
dilakukan dekat pengelasan
upaya
pengendalian di
tempat kerja
untuk
mengurangi
risiko
Tersengat Arus Korabn jiwa 3 4 12 Permenakertrans (Risiko Berat) a. Proteksi terhadap
Listrik saat No.2 tahun 1982 Diperlukan bagian konduktif
pengelasan Tentang kualifikasi perhatian dari terbuka dari mesin /
sambungan baja juru las pihak trafo las
manajemen, b. Penggunaan isolasi
pekerjaan ganda pada kabel
harus c. Inspeksi berkala
ditetapkan terhadap trafo /
ulang atau mesin las dan kabel
dilakukan las
upaya
pengendalian di
tempat kerja
untuk
mengurangi
risiko
Nilai Risiko

Kekerapan

Keparahan
Risiko yang
Jenis Pekerjaan Identifikasi Bahaya Dasar Hukum Tingkat Risiko Pengendalian

Nilai
Ditimbulkan

Kabel / tabung Kerugian 4 4 16 Kep.186/Kepmen/1 (Risiko Berat) - Memasang kabel las


Las Terbakar propertis 999 Diperlukan dengan benar serta
(blander) Tentang unit perhatian dari memastikan kaabel
penanggulangan pihak tidak terkelupas
kebakaran di manajemen,
tempat kerja pekerjaan - Tabung Las (blander)
Instruksi menteri harus di posisikan tegak dan
tenaga kerja No.11 ditetapkan diikat agar tidak
tahun 1997 ulang atau roboh
Tentang dilakukan - Membersihkan area
pengawasan khusus upaya dari bahan yang
K3 penanggulangan pengendalian di mudah terbakar
kebakaran tempat kerja - Menyiapkan APAR /
untuk Karung basah/fire
mengurangi blanket
risiko
- Pengecekan power
trafo/mesin las
sebelum digunakan
- Menempatkan sign
“awas ada pekerjaan
panas”
- Inspeksi berkala tools

PEKERJAAN MEKANIKAL & ELEKTRIKAL

PEKERJAAN INSTALASI AIR BERSIH & AIR KOTOR

1. Pekerjaan Air Bersih


Pekerjaan Terjepit pipa saat Luka ringan 1 3 3 Per.01/Permen/ Risiko Ringan) o Memastikan orang
Instalasi Air melakukan 1980 Mungkin dapat yang bekerja adalah
Nilai Risiko

Kekerapan

Keparahan
Risiko yang
Jenis Pekerjaan Identifikasi Bahaya Dasar Hukum Tingkat Risiko Pengendalian

Nilai
Ditimbulkan

Bersih dan penyambungan Tentanng diterima, akan orang yang


Instalasi Air Kotor pipa air bersih Keselamatan kerja tetapi perlu berpengalaman
serta Air Bekas pada konstruksi diadakan (tukang plumbing)
bangunan peninjauan o Menggunakan Hand
ulang terhadap gloves
pekerjaan
(diperlukan
pemantauan)
Terpeleset Patah 1 4 4 Kep. Risiko Ringan)  Menggunakan safety
Tulang / 104/KPTS/1986 Mungkin dapat shoes karet
Sendi Tentang diterima, akan  Pemberian Sign /
Terkilir keselamatna dan tetapi perlu symbol “awas licin”
kesehatan kerja diadakan
pada tempat kerja peninjauan
konstruksi ulang terhadap
pekerjaan
(diperlukan
pemantauan)

 PEKERJAAN INSTALASI HIDRANT

2. Pekerjaan Tangan terjepit Luka memar 3 1 3 Per.01/Permen/198 Risiko Ringan) o Orang yang
Instalasi valve hydrant 0 Mungkin dapat melakukan instalasi
Hydrant Tentang diterima, akan hydrant adalah orang
keselamatan keja tetapi perlu yang ahli dibdagnya
pada konstruksi diadakan o Menggunakan hand
bangunan peninjauan gloves katun
ulang terhadap o Penyediaan sarana
pekerjaan P3K dan obat-obatan
(diperlukan P3K
pemantauan) o Bekerja sesuai Sop
Nilai Risiko

Kekerapan

Keparahan
Risiko yang
Jenis Pekerjaan Identifikasi Bahaya Dasar Hukum Tingkat Risiko Pengendalian

Nilai
Ditimbulkan

(standart Operation
procedure)
- Instalasi Tangan terjepit Luka memar 3 1 3 Per.01/Permen/198 Risiko Ringan) o Orang yang
Pipa pipa sprinkler saat 0 Mungkin dapat melakukan instalasi
Sprinkler pengesetan pipa Tentang diterima, akan hydrant adalah orang
keselamatan keja tetapi perlu yang ahli dibdagnya
pada konstruksi diadakan o Menggunakan hand
bangunan peninjauan gloves katun
ulang terhadap o Penyediaan sarana
pekerjaan P3K dan obat-obatan
(diperlukan P3K
pemantauan) o Bekerja sesuai Sop
(standart Operation
procedure)
Jatuh dari Patah tulang 3 4 12 Permenakertrans (Risiko Berat) a. Memakai body
Ketinggian No.3 Tahun 1982 Diperlukan harness
Tentang pelayanan perhatian dari b. Sign “ awas ada
kesehatan tenaga pihak pekerjaan di atas
kerja manajemen, ketinggian”
pekerjaan c. Memeriksa kelayakan
harus peralatan kerja dan
ditetapkan proteksi kerja
ulang atau
dilakukan
upaya
pengendalian di
tempat kerja
untuk
mengurangi
risiko
Nilai Risiko

Kekerapan

Keparahan
Risiko yang
Jenis Pekerjaan Identifikasi Bahaya Dasar Hukum Tingkat Risiko Pengendalian

Nilai
Ditimbulkan

PEKERJAAN INSTALASI AC

3. Instalasi AC Jatuh dari Patah tulang 3 4 12 Permenakertrans (Risiko Berat) d. Memakai body
Ketinggian No.3 Tahun 1982 Diperlukan harness
Tentang pelayanan perhatian dari e. Sign “ awas ada
kesehatan tenaga pihak pekerjaan di atas
kerja manajemen, ketinggian”
pekerjaan f. Memeriksa kelayakan
harus peralatan kerja dan
ditetapkan proteksi kerja
ulang atau
dilakukan
upaya
pengendalian di
tempat kerja
untuk
mengurangi
risiko
PEKERJAAN INSTALASI CCTV

4. Pekerjaan Kerusakan Kerugian 1 5 5 Per.01/Permen/198 Risiko Sedang)  Melakukan


Instalasi CCTV properti materi 0 Pekerjaan pemeriksaan secara
Tentang boleh rutin terhadap panel
keselamatn kerja diteruskan CCTV
konstruksi dengan  Menempatkan dan
bangunan keputusan mengatur sedemikian
manajemen rupa terhadap
dan telah jaringan atau instalasi
Nilai Risiko

Kekerapan

Keparahan
Risiko yang
Jenis Pekerjaan Identifikasi Bahaya Dasar Hukum Tingkat Risiko Pengendalian

Nilai
Ditimbulkan

dikonsultasikan untuk menghindari


dengan tenaga terjadinya kerusakan
ahli dan tim  Oparator yang tidak
penilai terlatih atau tidak hali
tidak diperkenankan
melakukan pekerjaan
yang berhubungan
dengan instalasi CCTV

PEKERJAAN INSTALASI TELEPHONE

IV.3 Instalasi Penggunaan Kerusakan 2 2 4 Kep.75/Kepmen/20 Risiko Ringan) o Diupayakan agar


Telephone saluran pendengaran 02 Mungkin dapat teknisi telephone
komunikasi pada secara Tentang diterima, akan yang bekerja dalam
teknisi Telephone sementara persyaratan umum tetapi perlu jangka waktu yang
instalasi listrik di diadakan lama menggunakan
tempat kerja peninjauan sarana komunikasi
ulang terhadap yang butuh audio
pekerjaan sensory agar
(diperlukan penggunaan nya
pemantauan) dikurangi. Hal ini
untuk mengurangi
paparan suara yang
terlalu lama di
telenga yang dapat
mengakibatkan
kerusakan sistem
pendengaran.

IV.4 Instalasi Sound Tergelincir saat Patah tuang,


Nilai Risiko

Kekerapan

Keparahan
Risiko yang
Jenis Pekerjaan Identifikasi Bahaya Dasar Hukum Tingkat Risiko Pengendalian

Nilai
Ditimbulkan

Sistem pemasangan terkilir


instalasi ceiling
speaker
 PEKERJAAN INSTALASI FIRE ALARM

IV.5 Pekerjaan Tergelincir saat Memar 2 5 10 Kep.104/KPTS/198 Risiko Berat) o Pemberian sign /
Instalasi penggalian untuk 6 Diperlukan tanda bahwa
Fire Alarm grounding /Arde Tentang perhatian dari distempat itu
- Heat maks 2 Ohm keselamatan dan pihak terdapay grounding
detector kesehatan kerja manajemen, instalasi fire alarm
pada tempat pekerjaan
- Manual konstruksi harus
break glass ditetapkan
- Alarm bell ulang atau
- Indicator dilakukan
Lamp upaya
pengendalian di
tempat kerja
untuk
mengurangi
risiko

Tangan tergores Luka sayat 2 4 8 Keputusan Bersama (Risiko - Menggunakan Hand


pisau saat Menteri Tenaga Sedang) Gloves
pengesetan Kera dan Menteri Pekerjaan
instalasi fire Pekerjaan Umum boleh -- Orang yang
alarm No.104 Tahun 1986 diteruskan melakukan pekerjaan
Tentang dengan adalah orang yang
keselamatan dan keputusan berpengalaman
kesehatan kerja manajemen
pada tempat dan telah
Nilai Risiko

Kekerapan

Keparahan
Risiko yang
Jenis Pekerjaan Identifikasi Bahaya Dasar Hukum Tingkat Risiko Pengendalian

Nilai
Ditimbulkan

kegiatan dikonsultasikan
pekerjaakonstruksi dengan tenaga
ahli dan tim
penilai

PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK

Pekerjaan Instalasi Tersengat arus Kejut jantung, 4 5 20 Kep.75/Kepmen/20 Risiko Berat) Isolasi kabel
Listrik listrik Luka bakar, 02 Memastiknn kabel
a. Penyambung Meninggal Tentang Diperlukan dalam keadaan baik
an Daya PLN dunia persyaratan umum perhatian dari dan tidak ada yang
b. Pengadaan instalasi listrik di pihak terkelupas
Transfomato tempat kerja manajemen, Bekerja saat cuaca
r pekerjaan kering
c. Instalasi harus Memastikan LOTO
Listrik ditetapkan (lokc out tag out)
Utama ulang atau Mematikan arus listrik
dilakukan dan memberikan sign
upaya bahwa listrik sedang
pengendalian di dalam perbaikan
tempat kerja Bekerja
untuk menggunakan bahan
mengurangi isolator(sepatu bukan
risiko beralskan plat, gloves
karet
Nilai Risiko

Kekerapan

Keparahan
Risiko yang
Jenis Pekerjaan Identifikasi Bahaya Dasar Hukum Tingkat Risiko Pengendalian

Nilai
Ditimbulkan

Bekerja tidak
mengantongi barang
yang bersignal dan
korek api
METODE PENANGANAN KENDALA DAN SOLUSI

KENDALA 2 MINGGU, MELIPUTI URAIAN POTENSI KENDALA, DAN


MENGGAMBARKAN PERUBAHAN BENTUK : KURVA S; BARCHART; NETWORK
PLANNING.
METODE KENDALA DAN SOLUSI

METODE KENDALA DAN SOLUSI

A. LATAR BELAKANG

Suatu proyek dapat dikatakan sebagai suatu rangkaian kegiatan


kegiatan yang punyai saat awal dilaksanakan serta diselesaikan dalam
jangka waktu tertentu untuk mencapai suatu tujuan. Proyek akan
dikatakan selesai apabila seluruh kegiatan yang merangkai proyek
tersebut selesai. Kegiatan-kegiatan yang mengisi suatu proyek memiliki
keterikatan. Hal ini memungkinkan suatu kegiatan harus diselesaikan lebih
dulu sebelum kegiatan yang lain dimulai.

B. KENDALA

Pada metode ini akan kami membahas tentang kendala-kendala


yang mungkin terjadi di lapangan nantinya serta tindakan penanganannya.
Masalah yang sering muncul umumya bersumber dari elemen-elemen
proses yang terdiri dari yaitu Money, Media, Material, Method, Motivation,
Machine, dan Manpower yang merupakan faktor yang dapat dikendalikan
dan dapat diperkirakan atau diprediksi, sebagai berikut :

1. Manpower (tenaga kerja)

 Kekurangan dalam pengetahuan (tidak terlatih, tidak


berpengalaman).
 kekurangan dalam ketrampilan dasar yang berkaitan dengan
mental dan fisik, kelelahan, stress, ketidakpedulian, dll.
 Keahlian tenaga kerja.
 Kedisplinan tenaga kerja.
 Motivasi kerja para pekerja.
 Angka ketidakhadiran tenaga kerja.
 Ketersediaan tenaga kerja .
METODE KENDALA DAN SOLUSI

 Pergantian tenaga kerja .


 Komunikasi antara tenaga kerja dengan kontraktor .

2. Machines (mesin-mesin)

 Peralatan yang berkaitan dengan tidak ada sistem


perawatan.
 Fasilitas peralatan/kurangnya/tidak ada peralatan.
 Peralatan yang tidak sesuai dengan spesifikasi tugas, tidak
dikalibrasi, terlalu rumit, terlalu panas, dll.
 Kwalitas peralatan.
 Dll.

3. Materials (bahan baku dan bahan penolong)

 Ketiadaan spesifikasi kualitas dari bahan baku dan bahan


penolong yang digunakan.
 ketidaksesuaian dengan spesifikasi kualitas bahan baku dan
bahan penolong yang ditetapkan.
 Ketersediaan bahan/ material.
 Ketiadaan penanganan yang efektif terhadap bahan baku
dan bahan penolong itu, dll.

4. Media berkaitan dengan tempat

 Keadaan permukaan dan dibawah permukaan tanah.


 Penglihatan atau kekurangan dalam lampu penerangan
 tanggapan lingkungan sekitar.
 Karakteristik fisik bangunan sekitar lokasi proyek.
 lingkungan kerja yang kondusif.
 Tempat penyimpanan bahan/material.
METODE KENDALA DAN SOLUSI

 Akses ke lokasi proyek.


 Kebutuhan ruang kerja.
 Lokasi proyek.
 aspek-aspek kebersihan
 waktu kerja yang tidak memperhatikan kesehatan dan
keselamatan kerja
 , ventilasi yang buruk, kebisingan yang berlebihan, dll.

5. Motivation (motivasi)

 Berkaitan dengan ketiadaan sikap kerja yang benar dan


professional (tidak kreatif, bersifat reaktif, tidak mampu
bekerjasama dalam tim, dll), yang dalam hal ini disebabkan
oleh sistem balas jasa dan penghargaan yang tidak adil
kepada tenaga kerja.

6. Money (keuangan)

 Berkaitan dengan ketiadaan dukungan financial (keuangan)


yang mantap guna memperlancar proyek peningkatan
kualitas yang akan diterapkan.
 Harga material
 Dll

7. Managerial

 Pengawasan proyek.
 Kualitas pengontrolan pekerjaan.
 Pengalaman manajer lapangan.
 Perhitungan keperluan material.
 Perubahan desain.
METODE KENDALA DAN SOLUSI

 Komunikasi antara konsultan dan kontraktor.


 Komunikasi antara kontraktor dan pemilik.
 Jadwal pengiriman material dan peralatan.
 Jadwal pekerjaan yang harus diselesaikan.
 Persiapan/penetapan rancangan tempat.

8. Faktor lain

 Intensitas curah hujan.


 Keadaan alam.
 Kondisi ekonomi.
 Kecelakaan kerja.
 Kejadian tak terduga.

Saat muncul suatu masalah, kontraktor dituntut untuk mencari


solusi yang tepat dalam menyelesaikan masalah tersebut. Solusi terhadap
suatu permasalahan tidak akan efektif jika tidak diidentifikasikan dan
diimplementasilan dengan tepat.Maka dari itu kami akan menyusun
sebuah metode untuk mengejar ketinggalan progress pekerjaan akibat
kendala tersebut. berikut penjelasannya.

C. SOLUSI

1. Manpower (tenaga kerja), Solusi :

 DENGAN KERJA BERGANTIAN (SHIFT),Pada alternatif ini


manager proyek menyusun jadwal dalam pekerjaannya.
Dalam hal ini manager proyek harus memperhatikan
beberapa asumsi, yaitu:

a. Tenaga kerja yang kerja bergantian (shift) bukan dari


tenaga kerja yang bekerja di proyek tersebut.
METODE KENDALA DAN SOLUSI

b. Tenaga kerja bergantian mulai bekerja setelah pekerja


pagi selesai bekerja sesuai jam kerjanya.
c. Adanya penurunan produktivitas pekerja bergantian
sebab fase belajar dan mereka bekerja pada malam hari,
sedangkan produktivitas mereka bila bekerja pagi hari,
sama dengan pekerja yang sedang dipakai.
d. Upah pekerja bergantian lebih tinggi dari pekerja biasa.
e. Pengurangan durasi tiap kegiatan disamakan dengan
metode pengurangan durasi lembur.

 DENGAN MENAMBAH TENAGA KERJA BARU,Untuk


pengurangan durasi dengan metode menambah tenaga
kerja baru digunakan beberapa asumsi:

a. Tenaga kerja baru diambil dari luar daerah lokasi proyek.


b. Adanya biaya transportasi, uang makan dan lain-lain.
c. Upah buat tenaga baru lebih tinggi dari pekerja tetap.
d. Produktivitas dan jam kerja sama dengan pekerja tetap.
e. Jumlah yang dipakai pada setiap kegiatan sesuai
kebutuhan pada kegiatan tersebut.
f. Jumlah pengurangan durasi tiap kegiatan diambil sama
dengan pengurangan durasi dengan lembur.

 Hanya memperkerjakan pekerja yang berpengalaman serta


ahli dalam bidangnya,terampilan kuat mental dan fisik
dengan menyeleksi saat perekrutan pekerja.
 Menyiapkan radio panggil untuk komunikasi.
 Absensi pekerja.
 Pemberitahuan lewat media Koran tentang lowongan kerja.
.
METODE KENDALA DAN SOLUSI

2. Machines (mesin-mesin)

 Perawatan peralatan setiap saat.


 Melengkapi perelatan dan fasilitasnya.
 Peralatan dikalibrasi sebelum proyek dimulai.
 Membeli peralatan yang berkwalitas dan telah dapat
dibuktikan kwalitasnya.
 Kami akan langsung demobilisasi alat yang rusak dan
mobilisasi alat berat baru yang lebih kuat dan tahan lama.
 Memberikan arahan dan perintah kepada operator masing-
masing alat berat tersebut agar merawat alat masing-masing
dan segera memberitahukan kepada kami apabila
membutuhkan spare part yang harus dibeli.

3. Materials (bahan baku dan bahan penolong)

 Test spesifikasi material


 Survey lokasi penyuplay material.
 Bertindak cepat,aktif dalam mengontrol material agar tidak
kehabisan.

4. Media berkaitan dengan tempat

 Menjaga kebersihan bersama.


 Lampu penerangan harus memadai dengan menambah kva
generator.
 Komunikasi atasan dan bawahan dan pekerja.
 Membuat tempat penyimpanan bahan/material yang sesuai
kelayakan.
 Membuat jalan kerja.
 Membuat direksikeet dan bedeng yang layak dan sehat
METODE KENDALA DAN SOLUSI

.
5. Motivation (motivasi)

 Sikap kerja yang benar dan professional.


 Memberi motivasi kepada pekerja sebelum pekerjaan
dimulai.

6. Money (keuangan)

 Berkomunikasi atau memberi laporan harian kepada atasan


agar penyuplayan dana tidak terlambat.
 Tidak melakukan penawaran harga lelang proyek yang tidak
terlalu rendah.
 Tidak membuat keterlambatan pekerjaan sehingga termin
bias keluar tepat waktunya.

7. Managerial

 Melakukan pengawasan proyek setiap detil pekerjaannya.


 Melakukan pengontrolan pekerjaan yang rutin.
 Perhitungan keperluan material haruslah tepat dan tidak
terlalu berlebihan.
 Komunikasi antara konsultan dan kontraktor.
 Komunikasi antara kontraktor dan pemilik.
 Jadwal pengiriman material dan peralatan yang harus
terkoordinir.

8. Faktor lain

 Dalam merencanakan schedule awal pelaksanaan akan


kami perhatikan waktu-waktu di saat hujan akan sering turun
hujan. Jadi akan kami lakukan percepatan pekerjaan
METODE KENDALA DAN SOLUSI

sehingga ketika hujan turun maka progress kami tidak


banyak terhambat.
 Berdoa sebelum bekerja.

Implementasi suatu sistem manajemen tidak menjanjikan bahwa


tidak akan muncul permasalahan bagi organisasi/proyek. Munculnya
permasalahan pun tidak menandakan bahwa organisasi/proyek tidak
mampu dalam implementasi sistem. Implementasi suatu sistem
manajemen yang baik mengharuskan suatu organisasi/proyek untuk
menyelesaikan permasalahan-permasalahan tersebut yang muncul.
Permasalahan yang muncul perlu diidentifikasi dan diselesaikan hingga ke
akar permasalahannya, dengan harapan bahwa permasalahan yang
serupa tidak akan muncul kembali. Identifikasi dan penyelesaian masalah
yang tepat akan membawa organisasi menuju ke perbaikan dan
peningkatan yang berkesinambungan.
METODE KENDALA DAN SOLUSI TERHADAP PEKERJAAN PROYEK

Pada pelaksanaan pekerjaan di lapangan nantinya mungkin/ pasti akan ditemui


halangan. Karena tidak semua rencana berjalan dengan semestinya. Itu adalah
pengalaman kami sebagai kontraktor. Pada metode ini akan kami bahas tentang
kendala-kendala yang mungkin terjadi di lapangan nantinya.

Kami akan memberikan contoh kendala yang akan terjadi pada pelaksanaan
proyek ini. Kendala yang akan kami berikan contoh yaitu kendala selama 1
minggu dan 2 minggu terhadap khusus pekerjaan pemancangan, serta dilihat
pengaruh daripada kendala tersebut terhadap progress termijn kontraktor.
Berikut penjelasannya :

Penyebab terjadinya kendala :

Tenaga kerja

a. Keahlian tenaga kerja


b. Kedisplinan tenaga kerja
c. Motivasi kerja para pekerja
d. Angka ketidakhadiran tenaga kerja
e. Ketersediaan tenaga kerja
f. Pergantian tenaga kerja
g. Komunikasi antara tenaga kerja dengan kontraktor

Bahan/ material

a. Pengiriman material
b. Ketersediaan bahan/ material (kuantitas)
c. Kualitas bahan/ material

Peralatan

a. Ketersediaan peralatan
b. Kualitas peralatan

Karakteristik tempat

a. Keadaan permukaan dan dibawah permukaan tanah


b. Penglihatan atau tanggapan lingkungan sekitar
c. Karakteristik fisik bangunan sekitar lokasi proyek
d. Tempat penyimpanan bahan/material
e. Akses ke lokasi proyek
f. Kebutuhan ruang kerja
g. Lokasi proyek

Manajerial

a. Pengawasan proyek
b. Kualitas pengontrolan pekerjaan
c. Pengalaman manajer lapangan
d. Perhitungan keperluan material
e. Perubahan desain
f. Komunikasi antara konsultan dan kontraktor
g. Komunikasi antara kontraktor dan pemilik
h. Jadwal pengiriman material dan peralatan
i. Jadwal pekerjaan yang harus diselesaikan
j. Persiapan/penetapan rancangan tempat

Keuangan

a. Pembayaran oleh owner


b. Harga material

Faktor lain

a. Intensitas curah hujan


b. Keadaan alam
c. Kondisi ekonomi
d. Kecelakaan kerja
e. Kejadian tak terduga

Karena adanya kendala-kendala di lapangan selama pelaksanaan pekerjaan,


maka kami akan menyusun sebuah metode untuk mengejar ketinggalan
progress akibat kendala tersebut. berikut penjelasannya.

ALTERNATIF PERCEPATAN KERJA


DENGAN KERJA BERGANTIAN (SHIFT)

Pada alternatif ini manager proyek menyusun jadwal dalam pekerjaannya. Dalam
hal ini manager proyek harus memperhatikan beberapa asumsi, yaitu:

a. Tenaga kerja yang kerja bergantian (shift) bukan dari tenaga kerja yang
bekerja di proyek tersebut.
b. Tenaga kerja bergantian mulai bekerja setelah pekerja pagi selesai
bekerja sesuai jam kerjanya.
c. Adanya penurunan produktivitas pekerja bergantian sebab fase belajar
dan mereka bekerja pada malam hari, sedangkan produktivitas mereka
bila bekerja pagi hari, sama dengan pekerja yang sedang dipakai.
d. Upah pekerja bergantian lebih tinggi dari pekerja biasa.
e. Pengurangan durasi tiap kegiatan disamakan dengan metode pengurangan
durasi lembur.
ALTERNATIF PERCEPATAN KERJA
DENGAN MENAMBAH TENAGA KERJA BARU

Untuk pengurangan durasi dengan metode menambah tenaga kerja baru


digunakan beberapa asumsi:

a. Tenaga kerja baru diambil dari luar daerah lokasi proyek.


b. Adanya biaya transportasi, uang makan dan lain-lain.
c. Upah buat tenaga baru lebih tinggi dari pekerja tetap.
d. Produktivitas dan jam kerja sama dengan pekerja tetap.
e. Jumlah yang dipakai pada setiap kegiatan sesuai kebutuhan pada kegiatan
tersebut.
f. Jumlah pengurangan durasi tiap kegiatan diambil sama dengan
pengurangan durasi dengan lembur.
KURVA S PELAKSANAAN PEKERJAAN : NORMAL - KENDALA 2 MINGGU - SOLUSI

PEKERJAAN : PEMBUATAN RUANG CUSTOMER SERVICE 1 PAKET


LOKASI : UPBU KELAS 1 MUTIARA SIS AL-JUFRI PALU
TAHUN ANGGARAN : 2017

BOBOT M1 M2 M3 M4 M5 M6 M7 M8 M9 M10 M11 M12 M13 M14 M15 M16 M17 M18 KENDALA
NO JENIS PEKERJAAN
(%) 01-07 08-14 15-21 22-28 29-35 36-42 37-49 50-56 57-63 64-70 71-77 78-84 85-91 92-98 99-105 106-112 113-119 120 1 MGGU 1 MGGU

I PEKERJAAN PERSIAPAN
1 Pembersihan Lapangan 0.29 0.143 0.143
2 Papan Nama Proyek 0.11 0.054 0.054
3 Mobilisasi 0.86 0.286 0.286 0.286

II PEKERJAAN RUANG CUSTOMER SERVICE


1 Pekerjaan Pembongkaran Kusen dan Kaca Existing 1.72 0.858 0.858
2 Pekerjaan Pemindahan Alucopan Existing 3.58 1.788 1.788
3 Pekerjaan Pembongkaran Lantai 1.43 0.715 0.715
4 Pekerjaan Galian Tanah 0.09 0.047 0.047
5 Pekerjaan Urugan Tanah Kembali 0.01 0.007 0.007
6 Pekerjaan Urugan Pasir 0.44 0.222 0.222
7 Pekerjaan Lantai kerja 0.09 0.043 0.043
8 Pekerjaan Pasangan Pondasi Batu gunung 0.46 0.229 0.229
9 Pekerjaan Sloof 20/40 0.39 0.195 0.195
10 Pekerjaan Pemasangan Baja Berat 3.44 1.721 1.721
11 Pekerjaan Pemasangan Alucopan + Rangka 26.55 6.638 6.638 6.638 6.638
12 Pekerjaan Pemasangan Kusen Alumunium 2.77 0.693 0.693 0.693 0.693
13 Pekerjaan Pemasangan Kaca mati bening 5mm 1.55 0.387 0.387 0.387 0.387
14 Pekerjaan PemasanganDaun pintu Kaca tempered + Assesories 0.62 0.155 0.155 0.155 0.155
15 Pekerjaan Pemasangan Atap + Rangka baja Ringan 5.95 1.489 1.489 1.489 1.489
16 Pekerjaan List Alumunium 5.40 1.351 1.351 1.351 1.351
17 Pekerjaan Pemasangan Lantai Keramik 80x80 7.80 1.951 1.951 1.951 1.951
18 Pengadaan AC Split 2 PK 3.15 1.573 1.573
19 Pengadaan Mebelair :
a Kursi Tunggu 4 Dudukan 1.29 0.644 0.644
b Kursi Staff 1.89 0.944 0.944
c Meja Staff 2.43 1.216 1.216
d Lemari Arsip 1.86 0.930 0.930
e Nakas 0.43 0.215 0.215

III PEKERJAAN REHAB RUANG INFORMASI


1 Pekerjaan Pemasangan Kusen Alumunium 2.42 0.807 0.807 0.807
2 Pekerjaan Pemasangan Kaca mati bening 5mm 0.99 0.329 0.329 0.329
3 Pek. Pasang Daun pintu Kaca tempered + Assesories 0.62 0.311 0.311
4 Pekerjaan Pemasangan Alucopan + Rangka 0.75 0.248 0.248 0.248
5 Pekerjaan Penyambungan Instalasi AC Central 1.29 0.644 0.644
6 Pengadaan Mebelair :
a Kursi Tunggu 4 Dudukan 1.29 0.644 0.644
b Kursi Staff 1.89 0.944 0.944
c Meja Staff 2.43 1.216 1.216
d Meja Loket dan Interior Loket 11.44 5.721 5.721
e Lemari Arsip 1.86 0.930 0.930
f Nakas 0.43 0.215 0.215

BOBOT PROGRESS RENCANA MINGGUAN 0.483 0.483 1.144 4.497 3.639 1.743 0.607 0.513 0.265 0.236 0.236 0.195 0.195 1.721 14.385 12.664 28.497 28.497 0.000 0.000
BOBOT PROGRESS RENCANA MINGGUAN KUMULATIF 0.483 0.965 2.110 6.607 10.246 11.988 12.595 13.108 13.374 13.609 13.845 14.040 14.235 15.957 30.342 43.006 71.503 100.000 100.000 100.000
PHO
METODE PENANGANAN KENDALA DAN SOLUSI

SOLUSI 2 MINGGU, MELIPUTI URAIAN POTENSI KENDALA, DAN


MENGGAMBARKAN PERUBAHAN BENTUK : KURVA S; BARCHART; NETWORK
PLANNING.
METODE KENDALA DAN SOLUSI

METODE KENDALA DAN SOLUSI

A. LATAR BELAKANG

Suatu proyek dapat dikatakan sebagai suatu rangkaian kegiatan


kegiatan yang punyai saat awal dilaksanakan serta diselesaikan dalam
jangka waktu tertentu untuk mencapai suatu tujuan. Proyek akan
dikatakan selesai apabila seluruh kegiatan yang merangkai proyek
tersebut selesai. Kegiatan-kegiatan yang mengisi suatu proyek memiliki
keterikatan. Hal ini memungkinkan suatu kegiatan harus diselesaikan lebih
dulu sebelum kegiatan yang lain dimulai.

B. KENDALA

Pada metode ini akan kami membahas tentang kendala-kendala


yang mungkin terjadi di lapangan nantinya serta tindakan penanganannya.
Masalah yang sering muncul umumya bersumber dari elemen-elemen
proses yang terdiri dari yaitu Money, Media, Material, Method, Motivation,
Machine, dan Manpower yang merupakan faktor yang dapat dikendalikan
dan dapat diperkirakan atau diprediksi, sebagai berikut :

1. Manpower (tenaga kerja)

 Kekurangan dalam pengetahuan (tidak terlatih, tidak


berpengalaman).
 kekurangan dalam ketrampilan dasar yang berkaitan dengan
mental dan fisik, kelelahan, stress, ketidakpedulian, dll.
 Keahlian tenaga kerja.
 Kedisplinan tenaga kerja.
 Motivasi kerja para pekerja.
 Angka ketidakhadiran tenaga kerja.
 Ketersediaan tenaga kerja .
METODE KENDALA DAN SOLUSI

 Pergantian tenaga kerja .


 Komunikasi antara tenaga kerja dengan kontraktor .

2. Machines (mesin-mesin)

 Peralatan yang berkaitan dengan tidak ada sistem


perawatan.
 Fasilitas peralatan/kurangnya/tidak ada peralatan.
 Peralatan yang tidak sesuai dengan spesifikasi tugas, tidak
dikalibrasi, terlalu rumit, terlalu panas, dll.
 Kwalitas peralatan.
 Dll.

3. Materials (bahan baku dan bahan penolong)

 Ketiadaan spesifikasi kualitas dari bahan baku dan bahan


penolong yang digunakan.
 ketidaksesuaian dengan spesifikasi kualitas bahan baku dan
bahan penolong yang ditetapkan.
 Ketersediaan bahan/ material.
 Ketiadaan penanganan yang efektif terhadap bahan baku
dan bahan penolong itu, dll.

4. Media berkaitan dengan tempat

 Keadaan permukaan dan dibawah permukaan tanah.


 Penglihatan atau kekurangan dalam lampu penerangan
 tanggapan lingkungan sekitar.
 Karakteristik fisik bangunan sekitar lokasi proyek.
 lingkungan kerja yang kondusif.
 Tempat penyimpanan bahan/material.
METODE KENDALA DAN SOLUSI

 Akses ke lokasi proyek.


 Kebutuhan ruang kerja.
 Lokasi proyek.
 aspek-aspek kebersihan
 waktu kerja yang tidak memperhatikan kesehatan dan
keselamatan kerja
 , ventilasi yang buruk, kebisingan yang berlebihan, dll.

5. Motivation (motivasi)

 Berkaitan dengan ketiadaan sikap kerja yang benar dan


professional (tidak kreatif, bersifat reaktif, tidak mampu
bekerjasama dalam tim, dll), yang dalam hal ini disebabkan
oleh sistem balas jasa dan penghargaan yang tidak adil
kepada tenaga kerja.

6. Money (keuangan)

 Berkaitan dengan ketiadaan dukungan financial (keuangan)


yang mantap guna memperlancar proyek peningkatan
kualitas yang akan diterapkan.
 Harga material
 Dll

7. Managerial

 Pengawasan proyek.
 Kualitas pengontrolan pekerjaan.
 Pengalaman manajer lapangan.
 Perhitungan keperluan material.
 Perubahan desain.
METODE KENDALA DAN SOLUSI

 Komunikasi antara konsultan dan kontraktor.


 Komunikasi antara kontraktor dan pemilik.
 Jadwal pengiriman material dan peralatan.
 Jadwal pekerjaan yang harus diselesaikan.
 Persiapan/penetapan rancangan tempat.

8. Faktor lain

 Intensitas curah hujan.


 Keadaan alam.
 Kondisi ekonomi.
 Kecelakaan kerja.
 Kejadian tak terduga.

Saat muncul suatu masalah, kontraktor dituntut untuk mencari


solusi yang tepat dalam menyelesaikan masalah tersebut. Solusi terhadap
suatu permasalahan tidak akan efektif jika tidak diidentifikasikan dan
diimplementasilan dengan tepat.Maka dari itu kami akan menyusun
sebuah metode untuk mengejar ketinggalan progress pekerjaan akibat
kendala tersebut. berikut penjelasannya.

C. SOLUSI

1. Manpower (tenaga kerja), Solusi :

 DENGAN KERJA BERGANTIAN (SHIFT),Pada alternatif ini


manager proyek menyusun jadwal dalam pekerjaannya.
Dalam hal ini manager proyek harus memperhatikan
beberapa asumsi, yaitu:

a. Tenaga kerja yang kerja bergantian (shift) bukan dari


tenaga kerja yang bekerja di proyek tersebut.
METODE KENDALA DAN SOLUSI

b. Tenaga kerja bergantian mulai bekerja setelah pekerja


pagi selesai bekerja sesuai jam kerjanya.
c. Adanya penurunan produktivitas pekerja bergantian
sebab fase belajar dan mereka bekerja pada malam hari,
sedangkan produktivitas mereka bila bekerja pagi hari,
sama dengan pekerja yang sedang dipakai.
d. Upah pekerja bergantian lebih tinggi dari pekerja biasa.
e. Pengurangan durasi tiap kegiatan disamakan dengan
metode pengurangan durasi lembur.

 DENGAN MENAMBAH TENAGA KERJA BARU,Untuk


pengurangan durasi dengan metode menambah tenaga
kerja baru digunakan beberapa asumsi:

a. Tenaga kerja baru diambil dari luar daerah lokasi proyek.


b. Adanya biaya transportasi, uang makan dan lain-lain.
c. Upah buat tenaga baru lebih tinggi dari pekerja tetap.
d. Produktivitas dan jam kerja sama dengan pekerja tetap.
e. Jumlah yang dipakai pada setiap kegiatan sesuai
kebutuhan pada kegiatan tersebut.
f. Jumlah pengurangan durasi tiap kegiatan diambil sama
dengan pengurangan durasi dengan lembur.

 Hanya memperkerjakan pekerja yang berpengalaman serta


ahli dalam bidangnya,terampilan kuat mental dan fisik
dengan menyeleksi saat perekrutan pekerja.
 Menyiapkan radio panggil untuk komunikasi.
 Absensi pekerja.
 Pemberitahuan lewat media Koran tentang lowongan kerja.
.
METODE KENDALA DAN SOLUSI

2. Machines (mesin-mesin)

 Perawatan peralatan setiap saat.


 Melengkapi perelatan dan fasilitasnya.
 Peralatan dikalibrasi sebelum proyek dimulai.
 Membeli peralatan yang berkwalitas dan telah dapat
dibuktikan kwalitasnya.
 Kami akan langsung demobilisasi alat yang rusak dan
mobilisasi alat berat baru yang lebih kuat dan tahan lama.
 Memberikan arahan dan perintah kepada operator masing-
masing alat berat tersebut agar merawat alat masing-masing
dan segera memberitahukan kepada kami apabila
membutuhkan spare part yang harus dibeli.

3. Materials (bahan baku dan bahan penolong)

 Test spesifikasi material


 Survey lokasi penyuplay material.
 Bertindak cepat,aktif dalam mengontrol material agar tidak
kehabisan.

4. Media berkaitan dengan tempat

 Menjaga kebersihan bersama.


 Lampu penerangan harus memadai dengan menambah kva
generator.
 Komunikasi atasan dan bawahan dan pekerja.
 Membuat tempat penyimpanan bahan/material yang sesuai
kelayakan.
 Membuat jalan kerja.
 Membuat direksikeet dan bedeng yang layak dan sehat
METODE KENDALA DAN SOLUSI

.
5. Motivation (motivasi)

 Sikap kerja yang benar dan professional.


 Memberi motivasi kepada pekerja sebelum pekerjaan
dimulai.

6. Money (keuangan)

 Berkomunikasi atau memberi laporan harian kepada atasan


agar penyuplayan dana tidak terlambat.
 Tidak melakukan penawaran harga lelang proyek yang tidak
terlalu rendah.
 Tidak membuat keterlambatan pekerjaan sehingga termin
bias keluar tepat waktunya.

7. Managerial

 Melakukan pengawasan proyek setiap detil pekerjaannya.


 Melakukan pengontrolan pekerjaan yang rutin.
 Perhitungan keperluan material haruslah tepat dan tidak
terlalu berlebihan.
 Komunikasi antara konsultan dan kontraktor.
 Komunikasi antara kontraktor dan pemilik.
 Jadwal pengiriman material dan peralatan yang harus
terkoordinir.

8. Faktor lain

 Dalam merencanakan schedule awal pelaksanaan akan


kami perhatikan waktu-waktu di saat hujan akan sering turun
hujan. Jadi akan kami lakukan percepatan pekerjaan
METODE KENDALA DAN SOLUSI

sehingga ketika hujan turun maka progress kami tidak


banyak terhambat.
 Berdoa sebelum bekerja.

Implementasi suatu sistem manajemen tidak menjanjikan bahwa


tidak akan muncul permasalahan bagi organisasi/proyek. Munculnya
permasalahan pun tidak menandakan bahwa organisasi/proyek tidak
mampu dalam implementasi sistem. Implementasi suatu sistem
manajemen yang baik mengharuskan suatu organisasi/proyek untuk
menyelesaikan permasalahan-permasalahan tersebut yang muncul.
Permasalahan yang muncul perlu diidentifikasi dan diselesaikan hingga ke
akar permasalahannya, dengan harapan bahwa permasalahan yang
serupa tidak akan muncul kembali. Identifikasi dan penyelesaian masalah
yang tepat akan membawa organisasi menuju ke perbaikan dan
peningkatan yang berkesinambungan.
METODE KENDALA DAN SOLUSI TERHADAP PEKERJAAN PROYEK

Pada pelaksanaan pekerjaan di lapangan nantinya mungkin/ pasti akan ditemui


halangan. Karena tidak semua rencana berjalan dengan semestinya. Itu adalah
pengalaman kami sebagai kontraktor. Pada metode ini akan kami bahas tentang
kendala-kendala yang mungkin terjadi di lapangan nantinya.

Kami akan memberikan contoh kendala yang akan terjadi pada pelaksanaan
proyek ini. Kendala yang akan kami berikan contoh yaitu kendala selama 1
minggu dan 2 minggu terhadap khusus pekerjaan pemancangan, serta dilihat
pengaruh daripada kendala tersebut terhadap progress termijn kontraktor.
Berikut penjelasannya :

Penyebab terjadinya kendala :

Tenaga kerja

a. Keahlian tenaga kerja


b. Kedisplinan tenaga kerja
c. Motivasi kerja para pekerja
d. Angka ketidakhadiran tenaga kerja
e. Ketersediaan tenaga kerja
f. Pergantian tenaga kerja
g. Komunikasi antara tenaga kerja dengan kontraktor

Bahan/ material

a. Pengiriman material
b. Ketersediaan bahan/ material (kuantitas)
c. Kualitas bahan/ material

Peralatan

a. Ketersediaan peralatan
b. Kualitas peralatan

Karakteristik tempat

a. Keadaan permukaan dan dibawah permukaan tanah


b. Penglihatan atau tanggapan lingkungan sekitar
c. Karakteristik fisik bangunan sekitar lokasi proyek
d. Tempat penyimpanan bahan/material
e. Akses ke lokasi proyek
f. Kebutuhan ruang kerja
g. Lokasi proyek

Manajerial

a. Pengawasan proyek
b. Kualitas pengontrolan pekerjaan
c. Pengalaman manajer lapangan
d. Perhitungan keperluan material
e. Perubahan desain
f. Komunikasi antara konsultan dan kontraktor
g. Komunikasi antara kontraktor dan pemilik
h. Jadwal pengiriman material dan peralatan
i. Jadwal pekerjaan yang harus diselesaikan
j. Persiapan/penetapan rancangan tempat

Keuangan

a. Pembayaran oleh owner


b. Harga material

Faktor lain

a. Intensitas curah hujan


b. Keadaan alam
c. Kondisi ekonomi
d. Kecelakaan kerja
e. Kejadian tak terduga

Karena adanya kendala-kendala di lapangan selama pelaksanaan pekerjaan,


maka kami akan menyusun sebuah metode untuk mengejar ketinggalan
progress akibat kendala tersebut. berikut penjelasannya.

ALTERNATIF PERCEPATAN KERJA


DENGAN KERJA BERGANTIAN (SHIFT)

Pada alternatif ini manager proyek menyusun jadwal dalam pekerjaannya. Dalam
hal ini manager proyek harus memperhatikan beberapa asumsi, yaitu:

a. Tenaga kerja yang kerja bergantian (shift) bukan dari tenaga kerja yang
bekerja di proyek tersebut.
b. Tenaga kerja bergantian mulai bekerja setelah pekerja pagi selesai
bekerja sesuai jam kerjanya.
c. Adanya penurunan produktivitas pekerja bergantian sebab fase belajar
dan mereka bekerja pada malam hari, sedangkan produktivitas mereka
bila bekerja pagi hari, sama dengan pekerja yang sedang dipakai.
d. Upah pekerja bergantian lebih tinggi dari pekerja biasa.
e. Pengurangan durasi tiap kegiatan disamakan dengan metode pengurangan
durasi lembur.
ALTERNATIF PERCEPATAN KERJA
DENGAN MENAMBAH TENAGA KERJA BARU

Untuk pengurangan durasi dengan metode menambah tenaga kerja baru


digunakan beberapa asumsi:

a. Tenaga kerja baru diambil dari luar daerah lokasi proyek.


b. Adanya biaya transportasi, uang makan dan lain-lain.
c. Upah buat tenaga baru lebih tinggi dari pekerja tetap.
d. Produktivitas dan jam kerja sama dengan pekerja tetap.
e. Jumlah yang dipakai pada setiap kegiatan sesuai kebutuhan pada kegiatan
tersebut.
f. Jumlah pengurangan durasi tiap kegiatan diambil sama dengan
pengurangan durasi dengan lembur.
KURVA S PELAKSANAAN PEKERJAAN : NORMAL - KENDALA 2 MINGGU - SOLUSI

PEKERJAAN : PEMBUATAN RUANG CUSTOMER SERVICE 1 PAKET


LOKASI : UPBU KELAS 1 MUTIARA SIS AL-JUFRI PALU
TAHUN ANGGARAN : 2017

BOBOT M1 M2 M3 M4 M5 M6 M7 M8 M9 M10 M11 M12 M13 M14 M15 M16 M17 M18 KENDALA
NO JENIS PEKERJAAN
(%) 01-07 08-14 15-21 22-28 29-35 36-42 37-49 50-56 57-63 64-70 71-77 78-84 85-91 92-98 99-105 106-112 113-119 120 1 MGGU 1 MGGU

I PEKERJAAN PERSIAPAN
1 Pembersihan Lapangan 0.29 0.143 0.143
2 Papan Nama Proyek 0.11 0.054 0.054
3 Mobilisasi 0.86 0.286 0.286 0.286

II PEKERJAAN RUANG CUSTOMER SERVICE


1 Pekerjaan Pembongkaran Kusen dan Kaca Existing 1.72 0.858 0.858
2 Pekerjaan Pemindahan Alucopan Existing 3.58 1.788 1.788
3 Pekerjaan Pembongkaran Lantai 1.43 0.715 0.715
4 Pekerjaan Galian Tanah 0.09 0.047 0.047
5 Pekerjaan Urugan Tanah Kembali 0.01 0.007 0.007
6 Pekerjaan Urugan Pasir 0.44 0.222 0.222
7 Pekerjaan Lantai kerja 0.09 0.043 0.043
8 Pekerjaan Pasangan Pondasi Batu gunung 0.46 0.229 0.229
9 Pekerjaan Sloof 20/40 0.39 0.195 0.195
10 Pekerjaan Pemasangan Baja Berat 3.44 1.721 1.721
11 Pekerjaan Pemasangan Alucopan + Rangka 26.55 6.638 6.638 6.638 6.638
12 Pekerjaan Pemasangan Kusen Alumunium 2.77 0.693 0.693 0.693 0.693
13 Pekerjaan Pemasangan Kaca mati bening 5mm 1.55 0.387 0.387 0.387 0.387
14 pek. Pasang Daun pintu Kaca tempered + Assesories 0.62 0.155 0.155 0.155 0.155
15 Pekerjaan Pemasangan Atap + Rangka baja Ringan 5.95 1.489 1.489 1.489 1.489
16 Pekerjaan List Alumunium 5.40 1.351 1.351 1.351 1.351
17 Pekerjaan Pemasangan Lantai Keramik 80x80 7.80 1.951 1.951 1.951 1.951
18 Pengadaan AC Split 2 PK 3.15 1.573 1.573
19 Pengadaan Mebelair :
a Kursi Tunggu 4 Dudukan 1.29 0.644 0.644
b Kursi Staff 1.89 0.944 0.944
c Meja Staff 2.43 1.216 1.216
d Lemari Arsip 1.86 0.930 0.930
e Nakas 0.43 0.215 0.215

III PEKERJAAN REHAB RUANG INFORMASI


1 Pekerjaan Pemasangan Kusen Alumunium 2.42 0.807 0.807 0.807
2 Pekerjaan Pemasangan Kaca mati bening 5mm 0.99 0.329 0.329 0.329
3 Pek. Pasang Daun pintu Kaca tempered + Assesories 0.62 0.311 0.311
4 Pekerjaan Pemasangan Alucopan + Rangka 0.75 0.248 0.248 0.248
5 Pekerjaan Penyambungan Instalasi AC Central 1.29 0.644 0.644
6 Pengadaan Mebelair :
a Kursi Tunggu 4 Dudukan 1.29 0.644 0.644
b Kursi Staff 1.89 0.944 0.944
c Meja Staff 2.43 1.216 1.216
d Meja Loket dan Interior Loket 11.44 5.721 5.721
e Lemari Arsip 1.86 0.930 0.930
f Nakas 0.43 0.215 0.215

BOBOT PROGRESS RENCANA MINGGUAN 0.483 0.483 1.144 4.497 3.639 1.743 0.607 0.513 0.265 0.236 0.236 0.195 0.195 1.721 14.385 12.664 28.497 28.497 0.000 0.000
BOBOT PROGRESS RENCANA MINGGUAN KUMULATIF 0.483 0.965 2.110 6.607 10.246 11.988 12.595 13.108 13.374 13.609 13.845 14.040 14.235 15.957 30.342 43.006 71.503 100.000 100.000 100.000
PHO
ID Task Task Name Duration Start Finish
August 2017 Predecessors September 2017
Mode 26 29 1 4 7 10 13 16 19 22 25
1 PROYEK 134 days Fri 9/1/17 Fri 1/12/18 PROYEK
9/1 1/12
2 Pembersihan Lapangan 14 days Fri 9/1/17 Thu 9/14/17 Pembersihan Lapangan
9/1 9/14
3 Papan Nama Proyek 14 days Fri 9/1/17 Thu 9/14/17 2SS Papan Nama Proyek
9/1 9/14
4 Mobilisasi 21 days Fri 9/1/17 Thu 9/21/17 2SS Mobilisasi
9/1 9/21
5 Pekerjaan Pembongkaran 14 days Fri 9/15/17 Thu 9/28/17 4SS+14 days Pekerjaan Pembongkaran Kusen dan Kaca Existing
Kusen dan Kaca Existing 9/15 9/28
6 Pekerjaan Pemindahan 14 days Fri 9/22/17 Thu 10/5/17 5SS+7 days Pekerjaan Pemindahan Alucopan Ex
Alucopan Existing 9/22 10/
7 Pekerjaan Pembongkaran 14 days Fri 9/22/17 Thu 10/5/17 6SS Pekerjaan Pembongkaran Lanta
Lantai 9/22 10/
8 Pekerjaan Galian Tanah 14 days Fri 10/6/17 Thu 7 Pekerja
10/19/17 10/6

Task Manual Task


Split Duration-only
Milestone Manual Summary Rollup
Summary Manual Summary
BAGAN GRAFIK Project Summary Start-only
BAR CHART
KENDALA 2 MINGGU External Tasks Finish-only
External Milestone Deadline
Inactive Task Critical
Inactive Milestone Critical Split
Inactive Summary Progress

Page 1
ID Task Task Name Duration Start Finish
August 2017 Predecessors September 2017
Mode 26 29 1 4 7 10 13 16 19 22 25
9 Pekerjaan Urugan Tanah 14 days Fri 10/6/17 Thu 8SS Pekerjaan U
Kembali 10/19/17 10/6
10 Pekerjaan Urugan Pasir 14 days Fri 10/20/17 Thu 11/2/17 8 Pekerjaan U
11/2
11 Pekerjaan Lantai kerja 14 days Fri 10/20/17 Thu 11/2/17 10SS Pekerjaan L
11/2
12 Pekerjaan Pasangan Pondasi 14 days Fri 10/6/17 Thu 9SS Pekerjaan Pasan
Batu gunung 10/19/17 10/6
13 Pekerjaan Sloof 20/40 14 days Fri 10/20/17 Thu 11/2/17 12 Pekerjaan S
11/2
14 Pekerjaan Pemasangan Baja 14 days Fri 11/3/17 Thu 13
Berat 11/16/17
15 Pekerjaan Pemasangan 28 days Mon Sun 14SS+10 days
Alucopan + Rangka 11/13/17 12/10/17
16 Pekerjaan Pemasangan Kusen 28 days Mon Sun 15SS
Alumunium 11/13/17 12/10/17
Task Manual Task
Split Duration-only
Milestone Manual Summary Rollup
Summary Manual Summary
BAGAN GRAFIK Project Summary Start-only
BAR CHART
KENDALA 2 MINGGU External Tasks Finish-only
External Milestone Deadline
Inactive Task Critical
Inactive Milestone Critical Split
Inactive Summary Progress

Page 2
ID Task Task Name Duration Start Finish
August 2017 Predecessors September 2017
Mode 26 29 1 4 7 10 13 16 19 22 25
17 Pekerjaan Pemasangan Kaca 28 days Mon Sun 16SS
mati bening 5mm 11/13/17 12/10/17
18 Pekerjaan PemasanganDaun 28 days Mon Sun 17SS
pintu Kaca tempered + 11/13/17 12/10/17
Assesories
19 Pekerjaan Pemasangan Atap + 28 days Sat 12/2/17 Fri 12/29/17 18SS+19 days
Rangka baja Ringan
20 Pekerjaan List Alumunium 28 days Sat 12/16/17 Fri 1/12/18 19SS+14 days

21 Pekerjaan Pemasangan Lantai 28 days Sat 12/16/17 Fri 1/12/18 20SS


Keramik 80x80
22 Pengadaan AC Split 2 PK 14 days Sat 12/30/17 Fri 1/12/18 21SS+14 days

23 Pengadaan Mebelair 14 days Sat 12/30/17 Fri 1/12/18 22SS

Task Manual Task


Split Duration-only
Milestone Manual Summary Rollup
Summary Manual Summary
BAGAN GRAFIK Project Summary Start-only
BAR CHART
KENDALA 2 MINGGU External Tasks Finish-only
External Milestone Deadline
Inactive Task Critical
Inactive Milestone Critical Split
Inactive Summary Progress

Page 3
ID Task Task Name Duration Start Finish
August 2017 Predecessors September 2017
Mode 26 29 1 4 7 10 13 16 19 22 25
24 PEK. REHAB R. INFO 35 days Fri 9/22/17Thu 10/26/17 PEK. REHAB R. INFO
9/22 10/26
30 Jadwal PHO 2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,13,14,15,16,17,18,19,20,21,22,23,25,26,27,28,29
0 days Fri 1/12/18 Fri 1/12/18

Task Manual Task


Split Duration-only
Milestone Manual Summary Rollup
Summary Manual Summary
BAGAN GRAFIK Project Summary Start-only
BAR CHART
KENDALA 2 MINGGU External Tasks Finish-only
External Milestone Deadline
Inactive Task Critical
Inactive Milestone Critical Split
Inactive Summary Progress

Page 4
October 2017 November 2017 December 2017 January 2018
25 28 1 4 7 10 13 16 19 22 25 28 31 3 6 9 12 15 18 21 24 27 30 3 6 9 12 15 18 21 24 27 30 2 5 8 11 14 17 20
PROYEK
1/12
ngan
9/14
yek
9/14
sasi
9/21
Pekerjaan Pembongkaran Kusen dan Kaca Existing
/15 9/28
Pekerjaan Pemindahan Alucopan Existing
9/22 10/5
Pekerjaan Pembongkaran Lantai
9/22 10/5
Pekerjaan Galian Tanah
10/6 10/19

Task Manual Task


Split Duration-only
Milestone Manual Summary Rollup
Summary Manual Summary
BAGAN GRAFIK Project Summary Start-only
BAR CHART
KENDALA 2 MINGGU External Tasks Finish-only
External Milestone Deadline
Inactive Task Critical
Inactive Milestone Critical Split
Inactive Summary Progress

Page 5
October 2017 November 2017 December 2017 January 2018
25 28 1 4 7 10 13 16 19 22 25 28 31 3 6 9 12 15 18 21 24 27 30 3 6 9 12 15 18 21 24 27 30 2 5 8 11 14 17 20
Pekerjaan Urugan Tanah Kembali
10/6 10/19
Pekerjaan Urugan Pasir
10/20 11/2
Pekerjaan Lantai kerja
10/20 11/2
Pekerjaan Pasangan Pondasi Batu gunung
10/6 10/19
Pekerjaan Sloof 20/40
10/20 11/2
Pekerjaan Pemasangan Baja Berat
11/3 11/16
Pekerjaan Pemasangan Alucopan + Rangka
11/13 12/10
Pekerjaan Pemasangan Kusen Alumunium
11/13 12/10

Task Manual Task


Split Duration-only
Milestone Manual Summary Rollup
Summary Manual Summary
BAGAN GRAFIK Project Summary Start-only
BAR CHART
KENDALA 2 MINGGU External Tasks Finish-only
External Milestone Deadline
Inactive Task Critical
Inactive Milestone Critical Split
Inactive Summary Progress

Page 6
October 2017 November 2017 December 2017 January 2018
25 28 1 4 7 10 13 16 19 22 25 28 31 3 6 9 12 15 18 21 24 27 30 3 6 9 12 15 18 21 24 27 30 2 5 8 11 14 17 20
Pekerjaan Pemasangan Kaca mati bening 5mm
11/13 12/10
Pekerjaan PemasanganDaun pintu Kaca tempered + Assesories
11/13 12/10

Pekerjaan Pemasangan Atap + Rangka baja Ringan


12/2 12/29
Pekerjaan List Alumunium
12/16 1/12
Pekerjaan Pemasangan Lantai Keramik 80x80
12/16 1/12
Pengadaan AC Split 2 PK
12/30 1/12
Pengadaan Mebelair
12/30 1/12

Task Manual Task


Split Duration-only
Milestone Manual Summary Rollup
Summary Manual Summary
BAGAN GRAFIK Project Summary Start-only
BAR CHART
KENDALA 2 MINGGU External Tasks Finish-only
External Milestone Deadline
Inactive Task Critical
Inactive Milestone Critical Split
Inactive Summary Progress

Page 7
October 2017 November 2017 December 2017 January 2018
25 28 1 4 7 10 13 16 19 22 25 28 31 3 6 9 12 15 18 21 24 27 30 3 6 9 12 15 18 21 24 27 30 2 5 8 11 14 17 20
PEK. REHAB R. INFO
9/22 10/26

1/12

Task Manual Task


Split Duration-only
Milestone Manual Summary Rollup
Summary Manual Summary
BAGAN GRAFIK Project Summary Start-only
BAR CHART
KENDALA 2 MINGGU External Tasks Finish-only
External Milestone Deadline
Inactive Task Critical
Inactive Milestone Critical Split
Inactive Summary Progress

Page 8
ID Task Task Name Duration Start Finish
August 2017 Predecessors September 2017
Mode 26 29 1 4 7 10 13 16 19 22
1 PROYEK 120 days Fri 9/1/17 Fri 12/29/17 PROYEK
9/1 12/29
2 Pembersihan Lapangan 14 days Fri 9/1/17 Thu 9/14/17 Pembersihan Lapangan
9/1 9/14
3 Papan Nama Proyek 14 days Fri 9/1/17 Thu 9/14/17 2SS Papan Nama Proyek
9/1 9/14
4 Mobilisasi 21 days Fri 9/1/17 Thu 9/21/17 2SS Mobilisasi
9/1 9/21
5 Pekerjaan Pembongkaran 14 days Fri 9/15/17 Thu 9/28/17 4SS+14 days Pekerjaan Pembongkaran Kusen dan Kaca Exis
Kusen dan Kaca Existing 9/15 9/28
6 Pekerjaan Pemindahan 14 days Fri 9/22/17 Thu 10/5/17 5SS+7 days Pekerjaan Pemindahan Alucop
Alucopan Existing 9/22
7 Pekerjaan Pembongkaran 14 days Fri 9/22/17 Thu 10/5/17 6SS Pekerjaan Pembongkaran
Lantai 9/22
8 Pekerjaan Galian Tanah 14 days Fri 10/6/17 Thu 7 Pekerjaan Galian T
10/19/17 10/19 10/6

Task Manual Task


Split Duration-only
Milestone Manual Summary Rollup
Summary Manual Summary
BAGAN GRAFIK Project Summary Start-only
BAR CHART
SOLUSI PADA KENDALA External Tasks Finish-only
External Milestone Deadline
Inactive Task Critical
Inactive Milestone Critical Split
Inactive Summary Progress

Page 1
ID Task Task Name Duration Start Finish
August 2017 Predecessors September 2017
Mode 26 29 1 4 7 10 13 16 19 22
9 Pekerjaan Urugan Tanah 14 days Fri 10/6/17 Thu 8SS Pekerjaan Urugan Tana
Kembali 10/19/17 10/19 10/6
10 Pekerjaan Urugan Pasir 14 days Fri 10/20/17 Thu 11/2/17 8

11 Pekerjaan Lantai kerja 14 days Fri 10/20/17 Thu 11/2/17 10SS

12 Pekerjaan Pasangan Pondasi 14 days Fri 10/6/17 Thu 9SS Pekerjaan Pasangan Pondas
Batu gunung 10/19/17 10/19 10/6
13 Pekerjaan Sloof 20/40 14 days Fri 10/20/17 Thu 11/2/17 12

14 Pekerjaan Pemasangan Baja 14 days Fri 11/3/17 Thu 13


Berat 11/16/17
15 Pekerjaan Pemasangan 28 days Mon Sun 14SS+10 days
Alucopan + Rangka 11/13/17 12/10/17
16 Pekerjaan Pemasangan Kusen 28 days Mon Sun 15SS
Alumunium 11/13/17 12/10/17
Task Manual Task
Split Duration-only
Milestone Manual Summary Rollup
Summary Manual Summary
BAGAN GRAFIK Project Summary Start-only
BAR CHART
SOLUSI PADA KENDALA External Tasks Finish-only
External Milestone Deadline
Inactive Task Critical
Inactive Milestone Critical Split
Inactive Summary Progress

Page 2
ID Task Task Name Duration Start Finish
August 2017 Predecessors September 2017
Mode 26 29 1 4 7 10 13 16 19 22
17 Pekerjaan Pemasangan Kaca 28 days Mon Sun 16SS
mati bening 5mm 11/13/17 12/10/17
18 Pekerjaan PemasanganDaun 28 days Mon Sun 17SS
pintu Kaca tempered + 11/13/17 12/10/17
Assesories
19 Pekerjaan Pemasangan Atap + 28 days Sat 12/2/17 Fri 12/29/17 18SS+19 days
Rangka baja Ringan
20 Pekerjaan List Alumunium 28 days Sat 12/2/17 Fri 12/29/17 19SS

21 Pekerjaan Pemasangan Lantai 28 days Sat 12/2/17 Fri 12/29/17 20SS


Keramik 80x80
22 Pengadaan AC Split 2 PK 14 days Sat 12/16/17 Fri 12/29/17 21SS+14 days

23 Pengadaan Mebelair 14 days Sat 12/16/17 Fri 12/29/17 22SS

Task Manual Task


Split Duration-only
Milestone Manual Summary Rollup
Summary Manual Summary
BAGAN GRAFIK Project Summary Start-only
BAR CHART
SOLUSI PADA KENDALA External Tasks Finish-only
External Milestone Deadline
Inactive Task Critical
Inactive Milestone Critical Split
Inactive Summary Progress

Page 3
ID Task Task Name Duration Start Finish
August 2017 Predecessors September 2017
Mode 26 29 1 4 7 10 13 16 19 22
24 PEK. REHAB R. INFO 35 days Fri 9/22/17Thu 10/26/17 PEK. REHAB R. INFO
9/22 10/26
30 Jadwal PHO 2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,13,14,15,16,17,18,19,20,21,22,23,25,26,27,28,29
0 days Fri 12/29/17 Fri 12/29/17

Task Manual Task


Split Duration-only
Milestone Manual Summary Rollup
Summary Manual Summary
BAGAN GRAFIK Project Summary Start-only
BAR CHART
SOLUSI PADA KENDALA External Tasks Finish-only
External Milestone Deadline
Inactive Task Critical
Inactive Milestone Critical Split
Inactive Summary Progress

Page 4
7 October 2017 November 2017 December 2017 January 2018
22 25 28 1 4 7 10 13 16 19 22 25 28 31 3 6 9 12 15 18 21 24 27 30 3 6 9 12 15 18 21 24 27 30 2 5
PROYEK
12/29
pangan
9/14
royek
9/14
bilisasi
9/21
Pekerjaan Pembongkaran Kusen dan Kaca Existing
9/15 9/28
Pekerjaan Pemindahan Alucopan Existing
9/22 10/5
Pekerjaan Pembongkaran Lantai
9/22 10/5
Pekerjaan Galian Tanah
10/6 10/19

Task Manual Task


Split Duration-only
Milestone Manual Summary Rollup
Summary Manual Summary
BAGAN GRAFIK Project Summary Start-only
BAR CHART
SOLUSI PADA KENDALA External Tasks Finish-only
External Milestone Deadline
Inactive Task Critical
Inactive Milestone Critical Split
Inactive Summary Progress

Page 5
7 October 2017 November 2017 December 2017 January 2018
22 25 28 1 4 7 10 13 16 19 22 25 28 31 3 6 9 12 15 18 21 24 27 30 3 6 9 12 15 18 21 24 27 30 2 5
Pekerjaan Urugan Tanah Kembali
10/6 10/19
Pekerjaan Urugan Pasir
10/20 11/2
Pekerjaan Lantai kerja
10/20 11/2
Pekerjaan Pasangan Pondasi Batu gunung
10/6 10/19
Pekerjaan Sloof 20/40
10/20 11/2
Pekerjaan Pemasangan Baja Berat
11/3 11/16
Pekerjaan Pemasangan Alucopan + Rangka
11/13 12/10
Pekerjaan Pemasangan Kusen Alumunium
11/13 12/10

Task Manual Task


Split Duration-only
Milestone Manual Summary Rollup
Summary Manual Summary
BAGAN GRAFIK Project Summary Start-only
BAR CHART
SOLUSI PADA KENDALA External Tasks Finish-only
External Milestone Deadline
Inactive Task Critical
Inactive Milestone Critical Split
Inactive Summary Progress

Page 6
7 October 2017 November 2017 December 2017 January 2018
22 25 28 1 4 7 10 13 16 19 22 25 28 31 3 6 9 12 15 18 21 24 27 30 3 6 9 12 15 18 21 24 27 30 2 5
Pekerjaan Pemasangan Kaca mati bening 5mm
11/13 12/10
Pekerjaan PemasanganDaun pintu Kaca tempered + Assesories
11/13 12/10

Pekerjaan Pemasangan Atap + Rangka baja Ringan


12/2 12/29
Pekerjaan List Alumunium
12/2 12/29
Pekerjaan Pemasangan Lantai Keramik 80x80
12/2 12/29
Pengadaan AC Split 2 PK
12/16 12/29
Pengadaan Mebelair
12/16 12/29

Task Manual Task


Split Duration-only
Milestone Manual Summary Rollup
Summary Manual Summary
BAGAN GRAFIK Project Summary Start-only
BAR CHART
SOLUSI PADA KENDALA External Tasks Finish-only
External Milestone Deadline
Inactive Task Critical
Inactive Milestone Critical Split
Inactive Summary Progress

Page 7
7 October 2017 November 2017 December 2017 January 2018
22 25 28 1 4 7 10 13 16 19 22 25 28 31 3 6 9 12 15 18 21 24 27 30 3 6 9 12 15 18 21 24 27 30 2 5
PEK. REHAB R. INFO
9/22 10/26

12/29

Task Manual Task


Split Duration-only
Milestone Manual Summary Rollup
Summary Manual Summary
BAGAN GRAFIK Project Summary Start-only
BAR CHART
SOLUSI PADA KENDALA External Tasks Finish-only
External Milestone Deadline
Inactive Task Critical
Inactive Milestone Critical Split
Inactive Summary Progress

Page 8
ID Task Task Name Duration Start Finish
August 2017 Predecessors September 2017
Mode 26 29 1 4 7 10 13 16 19 22 25
1 PROYEK 134 days Fri 9/1/17 Fri 1/12/18 PROYEK
9/1 1/12
2 Pembersihan Lapangan 14 days Fri 9/1/17 Thu 9/14/17 Pembersihan Lapangan
9/1 9/14
3 Papan Nama Proyek 14 days Fri 9/1/17 Thu 9/14/17 2SS Papan Nama Proyek
9/1 9/14
4 Mobilisasi 21 days Fri 9/1/17 Thu 9/21/17 2SS Mobilisasi
9/1 9/21
5 Pekerjaan Pembongkaran 14 days Fri 9/15/17 Thu 9/28/17 4SS+14 days Pekerjaan Pembongkaran Kusen dan Kaca Existing
Kusen dan Kaca Existing 9/15 9/28
6 Pekerjaan Pemindahan 14 days Fri 9/22/17 Thu 10/5/17 5SS+7 days Pekerjaan Pemindahan Alucopan Ex
Alucopan Existing 9/22 10/
7 Pekerjaan Pembongkaran 14 days Fri 9/22/17 Thu 10/5/17 6SS Pekerjaan Pembongkaran Lanta
Lantai 9/22 10/
8 Pekerjaan Galian Tanah 14 days Fri 10/6/17 Thu 7 Pekerja
10/19/17 10/6

Task Manual Task


Split Duration-only
Milestone Manual Summary Rollup
Summary Manual Summary
BAGAN GRAFIK Project Summary Start-only
GANTTCHART
KENDALA 2 MINGGU External Tasks Finish-only
External Milestone Deadline
Inactive Task Critical
Inactive Milestone Critical Split
Inactive Summary Progress

Page 1
ID Task Task Name Duration Start Finish
August 2017 Predecessors September 2017
Mode 26 29 1 4 7 10 13 16 19 22 25
9 Pekerjaan Urugan Tanah 14 days Fri 10/6/17 Thu 8SS Pekerjaan U
Kembali 10/19/17 10/6
10 Pekerjaan Urugan Pasir 14 days Fri 10/20/17 Thu 11/2/17 8 Pekerjaan U
11/2
11 Pekerjaan Lantai kerja 14 days Fri 10/20/17 Thu 11/2/17 10SS Pekerjaan L
11/2
12 Pekerjaan Pasangan Pondasi 14 days Fri 10/6/17 Thu 9SS Pekerjaan Pasan
Batu gunung 10/19/17 10/6
13 Pekerjaan Sloof 20/40 14 days Fri 10/20/17 Thu 11/2/17 12 Pekerjaan S
11/2
14 Pekerjaan Pemasangan Baja 14 days Fri 11/3/17 Thu 13
Berat 11/16/17
15 Pekerjaan Pemasangan 28 days Mon Sun 14SS+10 days
Alucopan + Rangka 11/13/17 12/10/17
16 Pekerjaan Pemasangan Kusen 28 days Mon Sun 15SS
Alumunium 11/13/17 12/10/17
Task Manual Task
Split Duration-only
Milestone Manual Summary Rollup
Summary Manual Summary
BAGAN GRAFIK Project Summary Start-only
GANTTCHART
KENDALA 2 MINGGU External Tasks Finish-only
External Milestone Deadline
Inactive Task Critical
Inactive Milestone Critical Split
Inactive Summary Progress

Page 2
ID Task Task Name Duration Start Finish
August 2017 Predecessors September 2017
Mode 26 29 1 4 7 10 13 16 19 22 25
17 Pekerjaan Pemasangan Kaca 28 days Mon Sun 16SS
mati bening 5mm 11/13/17 12/10/17
18 Pekerjaan PemasanganDaun 28 days Mon Sun 17SS
pintu Kaca tempered + 11/13/17 12/10/17
Assesories
19 Pekerjaan Pemasangan Atap + 28 days Sat 12/2/17 Fri 12/29/17 18SS+19 days
Rangka baja Ringan
20 Pekerjaan List Alumunium 28 days Sat 12/16/17 Fri 1/12/18 19SS+14 days

21 Pekerjaan Pemasangan Lantai 28 days Sat 12/16/17 Fri 1/12/18 20SS


Keramik 80x80
22 Pengadaan AC Split 2 PK 14 days Sat 12/30/17 Fri 1/12/18 21SS+14 days

23 Pengadaan Mebelair 14 days Sat 12/30/17 Fri 1/12/18 22SS

Task Manual Task


Split Duration-only
Milestone Manual Summary Rollup
Summary Manual Summary
BAGAN GRAFIK Project Summary Start-only
GANTTCHART
KENDALA 2 MINGGU External Tasks Finish-only
External Milestone Deadline
Inactive Task Critical
Inactive Milestone Critical Split
Inactive Summary Progress

Page 3
ID Task Task Name Duration Start Finish
August 2017 Predecessors September 2017
Mode 26 29 1 4 7 10 13 16 19 22 25
24 PEK. REHAB R. INFO 35 days Fri 9/22/17Thu 10/26/17 PEK. REHAB R. INFO
9/22 10/26
30 Jadwal PHO 2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,13,14,15,16,17,18,19,20,21,22,23,25,26,27,28,29
0 days Fri 1/12/18 Fri 1/12/18

Task Manual Task


Split Duration-only
Milestone Manual Summary Rollup
Summary Manual Summary
BAGAN GRAFIK Project Summary Start-only
GANTTCHART
KENDALA 2 MINGGU External Tasks Finish-only
External Milestone Deadline
Inactive Task Critical
Inactive Milestone Critical Split
Inactive Summary Progress

Page 4
October 2017 November 2017 December 2017 January 2018
25 28 1 4 7 10 13 16 19 22 25 28 31 3 6 9 12 15 18 21 24 27 30 3 6 9 12 15 18 21 24 27 30 2 5 8 11 14 17 20
PROYEK
1/12
ngan
9/14
yek
9/14
sasi
9/21
Pekerjaan Pembongkaran Kusen dan Kaca Existing
/15 9/28
Pekerjaan Pemindahan Alucopan Existing
9/22 10/5
Pekerjaan Pembongkaran Lantai
9/22 10/5
Pekerjaan Galian Tanah
10/6 10/19

Task Manual Task


Split Duration-only
Milestone Manual Summary Rollup
Summary Manual Summary
BAGAN GRAFIK Project Summary Start-only
GANTTCHART
KENDALA 2 MINGGU External Tasks Finish-only
External Milestone Deadline
Inactive Task Critical
Inactive Milestone Critical Split
Inactive Summary Progress

Page 5
October 2017 November 2017 December 2017 January 2018
25 28 1 4 7 10 13 16 19 22 25 28 31 3 6 9 12 15 18 21 24 27 30 3 6 9 12 15 18 21 24 27 30 2 5 8 11 14 17 20
Pekerjaan Urugan Tanah Kembali
10/6 10/19
Pekerjaan Urugan Pasir
10/20 11/2
Pekerjaan Lantai kerja
10/20 11/2
Pekerjaan Pasangan Pondasi Batu gunung
10/6 10/19
Pekerjaan Sloof 20/40
10/20 11/2
Pekerjaan Pemasangan Baja Berat
11/3 11/16
Pekerjaan Pemasangan Alucopan + Rangka
11/13 12/10
Pekerjaan Pemasangan Kusen Alumunium
11/13 12/10

Task Manual Task


Split Duration-only
Milestone Manual Summary Rollup
Summary Manual Summary
BAGAN GRAFIK Project Summary Start-only
GANTTCHART
KENDALA 2 MINGGU External Tasks Finish-only
External Milestone Deadline
Inactive Task Critical
Inactive Milestone Critical Split
Inactive Summary Progress

Page 6
October 2017 November 2017 December 2017 January 2018
25 28 1 4 7 10 13 16 19 22 25 28 31 3 6 9 12 15 18 21 24 27 30 3 6 9 12 15 18 21 24 27 30 2 5 8 11 14 17 20
Pekerjaan Pemasangan Kaca mati bening 5mm
11/13 12/10
Pekerjaan PemasanganDaun pintu Kaca tempered + Assesories
11/13 12/10

Pekerjaan Pemasangan Atap + Rangka baja Ringan


12/2 12/29
Pekerjaan List Alumunium
12/16 1/12
Pekerjaan Pemasangan Lantai Keramik 80x80
12/16 1/12
Pengadaan AC Split 2 PK
12/30 1/12
Pengadaan Mebelair
12/30 1/12

Task Manual Task


Split Duration-only
Milestone Manual Summary Rollup
Summary Manual Summary
BAGAN GRAFIK Project Summary Start-only
GANTTCHART
KENDALA 2 MINGGU External Tasks Finish-only
External Milestone Deadline
Inactive Task Critical
Inactive Milestone Critical Split
Inactive Summary Progress

Page 7
October 2017 November 2017 December 2017 January 2018
25 28 1 4 7 10 13 16 19 22 25 28 31 3 6 9 12 15 18 21 24 27 30 3 6 9 12 15 18 21 24 27 30 2 5 8 11 14 17 20
PEK. REHAB R. INFO
9/22 10/26

1/12

Task Manual Task


Split Duration-only
Milestone Manual Summary Rollup
Summary Manual Summary
BAGAN GRAFIK Project Summary Start-only
GANTTCHART
KENDALA 2 MINGGU External Tasks Finish-only
External Milestone Deadline
Inactive Task Critical
Inactive Milestone Critical Split
Inactive Summary Progress

Page 8
ID Task Task Name Duration Start Finish
August 2017 Predecessors September 2017
Mode 26 29 1 4 7 10 13 16 19 22
1 PROYEK 120 days Fri 9/1/17 Fri 12/29/17 PROYEK
9/1 12/29
2 Pembersihan Lapangan 14 days Fri 9/1/17 Thu 9/14/17 Pembersihan Lapangan
9/1 9/14
3 Papan Nama Proyek 14 days Fri 9/1/17 Thu 9/14/17 2SS Papan Nama Proyek
9/1 9/14
4 Mobilisasi 21 days Fri 9/1/17 Thu 9/21/17 2SS Mobilisasi
9/1 9/21
5 Pekerjaan Pembongkaran 14 days Fri 9/15/17 Thu 9/28/17 4SS+14 days Pekerjaan Pembongkaran Kusen dan Kaca Exis
Kusen dan Kaca Existing 9/15 9/28
6 Pekerjaan Pemindahan 14 days Fri 9/22/17 Thu 10/5/17 5SS+7 days Pekerjaan Pemindahan Alucop
Alucopan Existing 9/22
7 Pekerjaan Pembongkaran 14 days Fri 9/22/17 Thu 10/5/17 6SS Pekerjaan Pembongkaran
Lantai 9/22
8 Pekerjaan Galian Tanah 14 days Fri 10/6/17 Thu 7 Pekerjaan Galian T
10/19/17 10/19 10/6

Task Manual Task


Split Duration-only
Milestone Manual Summary Rollup
Summary Manual Summary
BAGAN GRAFIK Project Summary Start-only
GANTT CHART
SOLUSI PADA KENDALA External Tasks Finish-only
External Milestone Deadline
Inactive Task Critical
Inactive Milestone Critical Split
Inactive Summary Progress

Page 1
ID Task Task Name Duration Start Finish
August 2017 Predecessors September 2017
Mode 26 29 1 4 7 10 13 16 19 22
9 Pekerjaan Urugan Tanah 14 days Fri 10/6/17 Thu 8SS Pekerjaan Urugan Tana
Kembali 10/19/17 10/19 10/6
10 Pekerjaan Urugan Pasir 14 days Fri 10/20/17 Thu 11/2/17 8

11 Pekerjaan Lantai kerja 14 days Fri 10/20/17 Thu 11/2/17 10SS

12 Pekerjaan Pasangan Pondasi 14 days Fri 10/6/17 Thu 9SS Pekerjaan Pasangan Pondas
Batu gunung 10/19/17 10/19 10/6
13 Pekerjaan Sloof 20/40 14 days Fri 10/20/17 Thu 11/2/17 12

14 Pekerjaan Pemasangan Baja 14 days Fri 11/3/17 Thu 13


Berat 11/16/17
15 Pekerjaan Pemasangan 28 days Mon Sun 14SS+10 days
Alucopan + Rangka 11/13/17 12/10/17
16 Pekerjaan Pemasangan Kusen 28 days Mon Sun 15SS
Alumunium 11/13/17 12/10/17
Task Manual Task
Split Duration-only
Milestone Manual Summary Rollup
Summary Manual Summary
BAGAN GRAFIK Project Summary Start-only
GANTT CHART
SOLUSI PADA KENDALA External Tasks Finish-only
External Milestone Deadline
Inactive Task Critical
Inactive Milestone Critical Split
Inactive Summary Progress

Page 2
ID Task Task Name Duration Start Finish
August 2017 Predecessors September 2017
Mode 26 29 1 4 7 10 13 16 19 22
17 Pekerjaan Pemasangan Kaca 28 days Mon Sun 16SS
mati bening 5mm 11/13/17 12/10/17
18 Pekerjaan PemasanganDaun 28 days Mon Sun 17SS
pintu Kaca tempered + 11/13/17 12/10/17
Assesories
19 Pekerjaan Pemasangan Atap + 28 days Sat 12/2/17 Fri 12/29/17 18SS+19 days
Rangka baja Ringan
20 Pekerjaan List Alumunium 28 days Sat 12/2/17 Fri 12/29/17 19SS

21 Pekerjaan Pemasangan Lantai 28 days Sat 12/2/17 Fri 12/29/17 20SS


Keramik 80x80
22 Pengadaan AC Split 2 PK 14 days Sat 12/16/17 Fri 12/29/17 21SS+14 days

23 Pengadaan Mebelair 14 days Sat 12/16/17 Fri 12/29/17 22SS

Task Manual Task


Split Duration-only
Milestone Manual Summary Rollup
Summary Manual Summary
BAGAN GRAFIK Project Summary Start-only
GANTT CHART
SOLUSI PADA KENDALA External Tasks Finish-only
External Milestone Deadline
Inactive Task Critical
Inactive Milestone Critical Split
Inactive Summary Progress

Page 3
ID Task Task Name Duration Start Finish
August 2017 Predecessors September 2017
Mode 26 29 1 4 7 10 13 16 19 22
24 PEK. REHAB R. INFO 35 days Fri 9/22/17Thu 10/26/17 PEK. REHAB R. INFO
9/22 10/26
30 Jadwal PHO 2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,13,14,15,16,17,18,19,20,21,22,23,25,26,27,28,29
0 days Fri 12/29/17 Fri 12/29/17

Task Manual Task


Split Duration-only
Milestone Manual Summary Rollup
Summary Manual Summary
BAGAN GRAFIK Project Summary Start-only
GANTT CHART
SOLUSI PADA KENDALA External Tasks Finish-only
External Milestone Deadline
Inactive Task Critical
Inactive Milestone Critical Split
Inactive Summary Progress

Page 4
7 October 2017 November 2017 December 2017 January 2018
22 25 28 1 4 7 10 13 16 19 22 25 28 31 3 6 9 12 15 18 21 24 27 30 3 6 9 12 15 18 21 24 27 30 2 5
PROYEK
12/29
pangan
9/14
royek
9/14
bilisasi
9/21
Pekerjaan Pembongkaran Kusen dan Kaca Existing
9/15 9/28
Pekerjaan Pemindahan Alucopan Existing
9/22 10/5
Pekerjaan Pembongkaran Lantai
9/22 10/5
Pekerjaan Galian Tanah
10/6 10/19

Task Manual Task


Split Duration-only
Milestone Manual Summary Rollup
Summary Manual Summary
BAGAN GRAFIK Project Summary Start-only
GANTT CHART
SOLUSI PADA KENDALA External Tasks Finish-only
External Milestone Deadline
Inactive Task Critical
Inactive Milestone Critical Split
Inactive Summary Progress

Page 5
7 October 2017 November 2017 December 2017 January 2018
22 25 28 1 4 7 10 13 16 19 22 25 28 31 3 6 9 12 15 18 21 24 27 30 3 6 9 12 15 18 21 24 27 30 2 5
Pekerjaan Urugan Tanah Kembali
10/6 10/19
Pekerjaan Urugan Pasir
10/20 11/2
Pekerjaan Lantai kerja
10/20 11/2
Pekerjaan Pasangan Pondasi Batu gunung
10/6 10/19
Pekerjaan Sloof 20/40
10/20 11/2
Pekerjaan Pemasangan Baja Berat
11/3 11/16
Pekerjaan Pemasangan Alucopan + Rangka
11/13 12/10
Pekerjaan Pemasangan Kusen Alumunium
11/13 12/10

Task Manual Task


Split Duration-only
Milestone Manual Summary Rollup
Summary Manual Summary
BAGAN GRAFIK Project Summary Start-only
GANTT CHART
SOLUSI PADA KENDALA External Tasks Finish-only
External Milestone Deadline
Inactive Task Critical
Inactive Milestone Critical Split
Inactive Summary Progress

Page 6
7 October 2017 November 2017 December 2017 January 2018
22 25 28 1 4 7 10 13 16 19 22 25 28 31 3 6 9 12 15 18 21 24 27 30 3 6 9 12 15 18 21 24 27 30 2 5
Pekerjaan Pemasangan Kaca mati bening 5mm
11/13 12/10
Pekerjaan PemasanganDaun pintu Kaca tempered + Assesories
11/13 12/10

Pekerjaan Pemasangan Atap + Rangka baja Ringan


12/2 12/29
Pekerjaan List Alumunium
12/2 12/29
Pekerjaan Pemasangan Lantai Keramik 80x80
12/2 12/29
Pengadaan AC Split 2 PK
12/16 12/29
Pengadaan Mebelair
12/16 12/29

Task Manual Task


Split Duration-only
Milestone Manual Summary Rollup
Summary Manual Summary
BAGAN GRAFIK Project Summary Start-only
GANTT CHART
SOLUSI PADA KENDALA External Tasks Finish-only
External Milestone Deadline
Inactive Task Critical
Inactive Milestone Critical Split
Inactive Summary Progress

Page 7
7 October 2017 November 2017 December 2017 January 2018
22 25 28 1 4 7 10 13 16 19 22 25 28 31 3 6 9 12 15 18 21 24 27 30 3 6 9 12 15 18 21 24 27 30 2 5
PEK. REHAB R. INFO
9/22 10/26

12/29

Task Manual Task


Split Duration-only
Milestone Manual Summary Rollup
Summary Manual Summary
BAGAN GRAFIK Project Summary Start-only
GANTT CHART
SOLUSI PADA KENDALA External Tasks Finish-only
External Milestone Deadline
Inactive Task Critical
Inactive Milestone Critical Split
Inactive Summary Progress

Page 8
NETWORK PLANNING PELAKSANAAN PEKERJAAN
KENDALA 2 MINGGU

PROYEK Pembersihan Lapangan


Start: 9/1/17 ID: 1 Start: Fri 9/1/17 ID: 2
Finish: 1/12/18 Dur: 134 days Finish: Thu 9/14/17Dur: 14 days
Comp: 0% Res:

PEK. REHAB R. INFO


Start: 9/22/17 ID: 24
Finish: 10/26/17 Dur: 35 days
Comp: 0%

Critical Summary Critical External

Noncritical Critical Inserted External

Critical Milestone Inserted Project Summary

Milestone Critical Marked Highlighted Critical

Critical Summary Marked Highlighted Noncritical

Page 1
NETWORK PLANNING PELAKSANAAN PEKERJAAN
KENDALA 2 MINGGU

Papan Nama Proyek


Start: Fri 9/1/17 ID: 3
Finish: Thu 9/14/17Dur: 14 days
Res:

Mobilisasi Pekerjaan Pembongkaran Kusen dan Kaca Existing


Start: Fri 9/1/17 ID: 4 Start: Fri 9/15/17 ID: 5
Finish: Thu 9/21/17Dur: 21 days Finish: Thu 9/28/17Dur: 14 days
Res: Res:

Critical Summary Critical External

Noncritical Critical Inserted External

Critical Milestone Inserted Project Summary

Milestone Critical Marked Highlighted Critical

Critical Summary Marked Highlighted Noncritical

Page 2
NETWORK PLANNING PELAKSANAAN PEKERJAAN
KENDALA 2 MINGGU

Pekerjaan Pemindahan Alucopan Existing Pekerjaan Pembongkaran Lantai


Start: Fri 9/22/17 ID: 6 Start: Fri 9/22/17 ID: 7
Finish: Thu 10/5/17Dur: 14 days Finish: Thu 10/5/17Dur: 14 days
Res: Res:

Critical Summary Critical External

Noncritical Critical Inserted External

Critical Milestone Inserted Project Summary

Milestone Critical Marked Highlighted Critical

Critical Summary Marked Highlighted Noncritical

Page 3
NETWORK PLANNING PELAKSANAAN PEKERJAAN
KENDALA 2 MINGGU

Pekerjaan Galian Tanah Pekerjaan Urugan Pasir


Start: Fri 10/6/17 ID: 8 Start: Fri 10/20/17 ID: 10
Finish: Thu 10/19/17
Dur: 14 days Finish: Thu 11/2/17Dur: 14 days
Res: Res:

Pekerjaan Urugan Tanah Kembali


Start: Fri 10/6/17 ID: 9
Finish: Thu 10/19/17
Dur: 14 days
Res:

Critical Summary Critical External

Noncritical Critical Inserted External

Critical Milestone Inserted Project Summary

Milestone Critical Marked Highlighted Critical

Critical Summary Marked Highlighted Noncritical

Page 4
NETWORK PLANNING PELAKSANAAN PEKERJAAN
KENDALA 2 MINGGU

Pekerjaan Lantai kerja


Start: Fri 10/20/17 ID: 11
Finish: Thu 11/2/17Dur: 14 days
Res:

Pekerjaan Pasangan Pondasi Batu gunung Pekerjaan Sloof 20/40


Start: Fri 10/6/17 ID: 12 Start: Fri 10/20/17 ID: 13
Finish: Thu 10/19/17
Dur: 14 days Finish: Thu 11/2/17Dur: 14 days
Res: Res:

Critical Summary Critical External

Noncritical Critical Inserted External

Critical Milestone Inserted Project Summary

Milestone Critical Marked Highlighted Critical

Critical Summary Marked Highlighted Noncritical

Page 5
NETWORK PLANNING PELAKSANAAN PEKERJAAN
KENDALA 2 MINGGU

Pekerjaan Pemasangan Baja Berat Pekerjaan Pemasangan Alucopan + Rangka


Start: Fri 11/3/17 ID: 14 Start: Mon 11/13/17ID: 15
Finish: Thu 11/16/17
Dur: 14 days Finish: Sun 12/10/17
Dur: 28 days
Res: Res:

Critical Summary Critical External

Noncritical Critical Inserted External

Critical Milestone Inserted Project Summary

Milestone Critical Marked Highlighted Critical

Critical Summary Marked Highlighted Noncritical

Page 6
NETWORK PLANNING PELAKSANAAN PEKERJAAN
KENDALA 2 MINGGU

Pekerjaan Pemasangan Kusen Alumunium Pekerjaan Pemasangan Kaca mati bening 5mm
Start: Mon 11/13/17ID: 16 Start: Mon 11/13/17ID: 17
Finish: Sun 12/10/17
Dur: 28 days Finish: Sun 12/10/17
Dur: 28 days
Res: Res:

Critical Summary Critical External

Noncritical Critical Inserted External

Critical Milestone Inserted Project Summary

Milestone Critical Marked Highlighted Critical

Critical Summary Marked Highlighted Noncritical

Page 7
NETWORK PLANNING PELAKSANAAN PEKERJAAN
KENDALA 2 MINGGU

Pekerjaan PemasanganDaun pintu Kaca tempered + Assesories


Pekerjaan Pemasangan Atap + Rangka baja Ringan
Start: Mon 11/13/17ID: 18 Start: Sat 12/2/17 ID: 19
Finish: Sun 12/10/17
Dur: 28 days Finish: Fri 12/29/17Dur: 28 days
Res: Res:

Critical Summary Critical External

Noncritical Critical Inserted External

Critical Milestone Inserted Project Summary

Milestone Critical Marked Highlighted Critical

Critical Summary Marked Highlighted Noncritical

Page 8
NETWORK PLANNING PELAKSANAAN PEKERJAAN
KENDALA 2 MINGGU

Pekerjaan List Alumunium Pekerjaan Pemasangan Lantai Keramik 80x80


Start: Sat 12/16/17ID: 20 Start: Sat 12/16/17ID: 21
Finish: Fri 1/12/18 Dur: 28 days Finish: Fri 1/12/18 Dur: 28 days
Res: Res:

Critical Summary Critical External

Noncritical Critical Inserted External

Critical Milestone Inserted Project Summary

Milestone Critical Marked Highlighted Critical

Critical Summary Marked Highlighted Noncritical

Page 9
NETWORK PLANNING PELAKSANAAN PEKERJAAN
KENDALA 2 MINGGU

Pengadaan AC Split 2 PK Pengadaan Mebelair


Start: Sat 12/30/17ID: 22 Start: Sat 12/30/17ID: 23
Finish: Fri 1/12/18 Dur: 14 days Finish: Fri 1/12/18 Dur: 14 days
Res: Res:

Critical Summary Critical External

Noncritical Critical Inserted External

Critical Milestone Inserted Project Summary

Milestone Critical Marked Highlighted Critical

Critical Summary Marked Highlighted Noncritical

Page 10
NETWORK PLANNING PELAKSANAAN PEKERJAAN
KENDALA 2 MINGGU

Jadwal PHO

Milestone Date: Fri 1/12/18


ID: 30

Critical Summary Critical External

Noncritical Critical Inserted External

Critical Milestone Inserted Project Summary

Milestone Critical Marked Highlighted Critical

Critical Summary Marked Highlighted Noncritical

Page 11
BAGAN NETWORK PLANNING PELAKSANAAN PEKERJAAN
TINDAKAN SOLUSI PADA KENDALA SELAMA 2 MINGGU

PROYEK Pembersihan Lapangan


Start: Fri 9/1/17 ID: 1 Start: Fri 9/1/17 ID: 2
Finish: Fri 12/29/17Dur: 120 days Finish: Thu 9/14/17Dur: 14 days
Comp: 0% Res:

PEK. REHAB R. INFO


Start: Fri 9/22/17 ID: 24
Finish: Thu 10/26/17
Dur: 35 days
Comp: 0%

Critical Summary Critical External

Noncritical Critical Inserted External

Critical Milestone Inserted Project Summary

Milestone Critical Marked Highlighted Critical

Critical Summary Marked Highlighted Noncritical

Page 1
BAGAN NETWORK PLANNING PELAKSANAAN PEKERJAAN
TINDAKAN SOLUSI PADA KENDALA SELAMA 2 MINGGU

Papan Nama Proyek


Start: Fri 9/1/17 ID: 3
Finish: Thu 9/14/17Dur: 14 days
Res:

Mobilisasi Pekerjaan Pembongkaran Kusen dan Kaca Existing


Start: Fri 9/1/17 ID: 4 Start: Fri 9/15/17 ID: 5
Finish: Thu 9/21/17Dur: 21 days Finish: Thu 9/28/17Dur: 14 days
Res: Res:

Critical Summary Critical External

Noncritical Critical Inserted External

Critical Milestone Inserted Project Summary

Milestone Critical Marked Highlighted Critical

Critical Summary Marked Highlighted Noncritical

Page 2
BAGAN NETWORK PLANNING PELAKSANAAN PEKERJAAN
TINDAKAN SOLUSI PADA KENDALA SELAMA 2 MINGGU

Pekerjaan Pemindahan Alucopan Existing Pekerjaan Pembongkaran Lantai


Start: Fri 9/22/17 ID: 6 Start: Fri 9/22/17 ID: 7
Finish: Thu 10/5/17Dur: 14 days Finish: Thu 10/5/17Dur: 14 days
Res: Res:

Critical Summary Critical External

Noncritical Critical Inserted External

Critical Milestone Inserted Project Summary

Milestone Critical Marked Highlighted Critical

Critical Summary Marked Highlighted Noncritical

Page 3
BAGAN NETWORK PLANNING PELAKSANAAN PEKERJAAN
TINDAKAN SOLUSI PADA KENDALA SELAMA 2 MINGGU

Pekerjaan Galian Tanah Pekerjaan Urugan Pasir


Start: Fri 10/6/17 ID: 8 Start: Fri 10/20/17 ID: 10
Finish: Thu 10/19/17
Dur: 14 days Finish: Thu 11/2/17Dur: 14 days
Res: Res:

Pekerjaan Urugan Tanah Kembali


Start: Fri 10/6/17 ID: 9
Finish: Thu 10/19/17
Dur: 14 days
Res:

Critical Summary Critical External

Noncritical Critical Inserted External

Critical Milestone Inserted Project Summary

Milestone Critical Marked Highlighted Critical

Critical Summary Marked Highlighted Noncritical

Page 4
BAGAN NETWORK PLANNING PELAKSANAAN PEKERJAAN
TINDAKAN SOLUSI PADA KENDALA SELAMA 2 MINGGU

Pekerjaan Lantai kerja


Start: Fri 10/20/17 ID: 11
Finish: Thu 11/2/17Dur: 14 days
Res:

Pekerjaan Pasangan Pondasi Batu gunung Pekerjaan Sloof 20/40


Start: Fri 10/6/17 ID: 12 Start: Fri 10/20/17 ID: 13
Finish: Thu 10/19/17
Dur: 14 days Finish: Thu 11/2/17Dur: 14 days
Res: Res:

Critical Summary Critical External

Noncritical Critical Inserted External

Critical Milestone Inserted Project Summary

Milestone Critical Marked Highlighted Critical

Critical Summary Marked Highlighted Noncritical

Page 5
BAGAN NETWORK PLANNING PELAKSANAAN PEKERJAAN
TINDAKAN SOLUSI PADA KENDALA SELAMA 2 MINGGU

Pekerjaan Pemasangan Baja Berat Pekerjaan Pemasangan Alucopan + Rangka


Start: Fri 11/3/17 ID: 14 Start: Mon 11/13/17ID: 15
Finish: Thu 11/16/17
Dur: 14 days Finish: Sun 12/10/17
Dur: 28 days
Res: Res:

Critical Summary Critical External

Noncritical Critical Inserted External

Critical Milestone Inserted Project Summary

Milestone Critical Marked Highlighted Critical

Critical Summary Marked Highlighted Noncritical

Page 6
BAGAN NETWORK PLANNING PELAKSANAAN PEKERJAAN
TINDAKAN SOLUSI PADA KENDALA SELAMA 2 MINGGU

Pekerjaan Pemasangan Kusen Alumunium Pekerjaan Pemasangan Kaca mati bening 5mm
Start: Mon 11/13/17ID: 16 Start: Mon 11/13/17ID: 17
Finish: Sun 12/10/17
Dur: 28 days Finish: Sun 12/10/17
Dur: 28 days
Res: Res:

Critical Summary Critical External

Noncritical Critical Inserted External

Critical Milestone Inserted Project Summary

Milestone Critical Marked Highlighted Critical

Critical Summary Marked Highlighted Noncritical

Page 7
BAGAN NETWORK PLANNING PELAKSANAAN PEKERJAAN
TINDAKAN SOLUSI PADA KENDALA SELAMA 2 MINGGU

Pekerjaan PemasanganDaun pintu Kaca tempered + Assesories


Pekerjaan Pemasangan Atap + Rangka baja Ringan
Start: Mon 11/13/17ID: 18 Start: Sat 12/2/17 ID: 19
Finish: Sun 12/10/17
Dur: 28 days Finish: Fri 12/29/17Dur: 28 days
Res: Res:

Critical Summary Critical External

Noncritical Critical Inserted External

Critical Milestone Inserted Project Summary

Milestone Critical Marked Highlighted Critical

Critical Summary Marked Highlighted Noncritical

Page 8
BAGAN NETWORK PLANNING PELAKSANAAN PEKERJAAN
TINDAKAN SOLUSI PADA KENDALA SELAMA 2 MINGGU

Pekerjaan List Alumunium Pekerjaan Pemasangan Lantai Keramik 80x80


Start: Sat 12/2/17 ID: 20 Start: Sat 12/2/17 ID: 21
Finish: Fri 12/29/17Dur: 28 days Finish: Fri 12/29/17Dur: 28 days
Res: Res:

Critical Summary Critical External

Noncritical Critical Inserted External

Critical Milestone Inserted Project Summary

Milestone Critical Marked Highlighted Critical

Critical Summary Marked Highlighted Noncritical

Page 9
BAGAN NETWORK PLANNING PELAKSANAAN PEKERJAAN
TINDAKAN SOLUSI PADA KENDALA SELAMA 2 MINGGU

Pengadaan AC Split 2 PK Pengadaan Mebelair


Start: Sat 12/16/17ID: 22 Start: Sat 12/16/17ID: 23
Finish: Fri 12/29/17Dur: 14 days Finish: Fri 12/29/17Dur: 14 days
Res: Res:

Critical Summary Critical External

Noncritical Critical Inserted External

Critical Milestone Inserted Project Summary

Milestone Critical Marked Highlighted Critical

Critical Summary Marked Highlighted Noncritical

Page 10
BAGAN NETWORK PLANNING PELAKSANAAN PEKERJAAN
TINDAKAN SOLUSI PADA KENDALA SELAMA 2 MINGGU

Jadwal PHO

Milestone Date: Fri 12/29/17


ID: 30

Critical Summary Critical External

Noncritical Critical Inserted External

Critical Milestone Inserted Project Summary

Milestone Critical Marked Highlighted Critical

Critical Summary Marked Highlighted Noncritical

Page 11
KURVA S PELAKSANAAN PEKERJAAN

PEKERJAAN : PEMBUATAN RUANG CUSTOMER SERVICE 1 PAKET


LOKASI : UPBU KELAS 1 MUTIARA SIS AL-JUFRI PALU
TAHUN ANGGARAN : 2017

BOBOT M1 M2 M3 M4 M5 M6 M7 M8 M9 M10 M11 M12 M13 M14 M15 M16 M17 M18
NO JENIS PEKERJAAN
(%) 01-07 08-14 15-21 22-28 29-35 36-42 37-49 50-56 57-63 64-70 71-77 78-84 85-91 92-98 99-105 106-112 113-119 120

I PEKERJAAN PERSIAPAN
1 Pembersihan Lapangan 0.29 0.143 0.143
2 Papan Nama Proyek 0.11 0.054 0.054
3 Mobilisasi 0.86 0.286 0.286 0.286

II PEKERJAAN RUANG CUSTOMER SERVICE


1 Pekerjaan Pembongkaran Kusen dan Kaca Existing 1.72 0.858 0.858
2 Pekerjaan Pemindahan Alucopan Existing 3.58 1.788 1.788
3 Pekerjaan Pembongkaran Lantai 1.43 0.715 0.715
4 Pekerjaan Galian Tanah 0.09 0.047 0.047
5 Pekerjaan Urugan Tanah Kembali 0.01 0.007 0.007
6 Pekerjaan Urugan Pasir 0.44 0.222 0.222
7 Pekerjaan Lantai kerja 0.09 0.043 0.043
8 Pekerjaan Pasangan Pondasi Batu gunung 0.46 0.229 0.229
9 Pekerjaan Sloof 20/40 0.39 0.195 0.195
10 Pekerjaan Pemasangan Baja Berat 3.44 1.721 1.721
11 Pekerjaan Pemasangan Alucopan + Rangka 26.55 6.638 6.638 6.638 6.638
12 Pekerjaan Pemasangan Kusen Alumunium 2.77 0.693 0.693 0.693 0.693
13 Pekerjaan Pemasangan Kaca mati bening 5mm 1.55 0.387 0.387 0.387 0.387
14 pek. Pasang Daun pintu Kaca tempered + Assesories 0.62 0.155 0.155 0.155 0.155
15 Pekerjaan Pemasangan Atap + Rangka baja Ringan 5.95 1.489 1.489 1.489 1.489
16 Pekerjaan List Alumunium 5.40 1.351 1.351 1.351 1.351
17 Pekerjaan Pemasangan Lantai Keramik 80x80 7.80 1.951 1.951 1.951 1.951
18 Pengadaan AC Split 2 PK 3.15 1.573 1.573
19 Pengadaan Mebelair :
a Kursi Tunggu 4 Dudukan 1.29 0.644 0.644
b Kursi Staff 1.89 0.944 0.944
c Meja Staff 2.43 1.216 1.216
d Lemari Arsip 1.86 0.930 0.930
e Nakas 0.43 0.215 0.215

III PEKERJAAN REHAB RUANG INFORMASI


1 Pekerjaan Pemasangan Kusen Alumunium 2.42 0.807 0.807 0.807
2 Pekerjaan Pemasangan Kaca mati bening 5mm 0.99 0.329 0.329 0.329
3 Pek. Pasang Daun pintu Kaca tempered + Assesories 0.62 0.311 0.311
4 Pekerjaan Pemasangan Alucopan + Rangka 0.75 0.248 0.248 0.248
5 Pekerjaan Penyambungan Instalasi AC Central 1.29 0.644 0.644
6 Pengadaan Mebelair :
a Kursi Tunggu 4 Dudukan 1.29 0.644 0.644
b Kursi Staff 1.89 0.944 0.944
c Meja Staff 2.43 1.216 1.216
d Meja Loket dan Interior Loket 11.44 5.721 5.721
e Lemari Arsip 1.86 0.930 0.930
f Nakas 0.43 0.215 0.215

BOBOT PROGRESS RENCANA MINGGUAN 0.483 0.483 1.144 4.497 3.639 1.743 0.607 0.513 0.265 0.236 0.236 0.195 0.195 1.721 14.385 12.664 28.497 28.497
BOBOT PROGRESS RENCANA MINGGUAN KUMULATIF 0.483 0.965 2.110 6.607 10.246 11.988 12.595 13.108 13.374 13.609 13.845 14.040 14.235 15.957 30.342 43.006 71.503 100.000
PHO
ID Task Task Name Duration Start Finish
Mode
1 PROYEK 120 days Fri 9/1/17 Fri 12/29/17

2 Pembersihan Lapangan 14 days Fri 9/1/17 Thu 9/14/17

3 Papan Nama Proyek 14 days Fri 9/1/17 Thu 9/14/17

4 Mobilisasi 21 days Fri 9/1/17 Thu 9/21/17

5 Pekerjaan Pembongkaran 14 days Fri 9/15/17 Thu 9/28/17


Kusen dan Kaca Existing
6 Pekerjaan Pemindahan 14 days Fri 9/22/17 Thu 10/5/17
Alucopan Existing
7 Pekerjaan Pembongkaran 14 days Fri 9/22/17 Thu 10/5/17
Lantai
8 Pekerjaan Galian Tanah 14 days Fri 10/6/17 Thu
10/19/17
9 Pekerjaan Urugan Tanah 14 days Fri 10/6/17 Thu
Kembali 10/19/17
10 Pekerjaan Urugan Pasir 14 days Fri 10/20/17 Thu 11/2/17

Task
Split
Milestone
Summary
Project Summary
External Tasks
External Milestone
Inactive Task
Inactive Milestone

BAGAN GRAFIK Inactive Summary


BARCHART Manual Task
Duration-only
Manual Summary Rollup
Manual Summary
Start-only
Finish-only
Deadline
Critical
Critical Split
Progress

Page 1
ID Task Task Name Duration Start Finish
Mode
11 Pekerjaan Lantai kerja 14 days Fri 10/20/17 Thu 11/2/17

12 Pekerjaan Pasangan Pondasi 14 days Fri 10/6/17 Thu


Batu gunung 10/19/17
13 Pekerjaan Sloof 20/40 14 days Fri 10/20/17 Thu 11/2/17

14 Pekerjaan Pemasangan Baja 14 days Fri 11/3/17 Thu


Berat 11/16/17
15 Pekerjaan Pemasangan 28 days Mon Sun
Alucopan + Rangka 11/13/17 12/10/17
16 Pekerjaan Pemasangan Kusen 28 days Mon Sun
Alumunium 11/13/17 12/10/17
17 Pekerjaan Pemasangan Kaca 28 days Mon Sun
mati bening 5mm 11/13/17 12/10/17
18 Pekerjaan PemasanganDaun 28 days Mon Sun
pintu Kaca tempered + 11/13/17 12/10/17
Assesories
19 Pekerjaan Pemasangan Atap + 28 days Sat 12/2/17 Fri 12/29/17
Rangka baja Ringan

Task
Split
Milestone
Summary
Project Summary
External Tasks
External Milestone
Inactive Task
Inactive Milestone

BAGAN GRAFIK Inactive Summary


BARCHART Manual Task
Duration-only
Manual Summary Rollup
Manual Summary
Start-only
Finish-only
Deadline
Critical
Critical Split
Progress

Page 2
ID Task Task Name Duration Start Finish
Mode
20 Pekerjaan List Alumunium 28 days Sat 12/2/17 Fri 12/29/17

21 Pekerjaan Pemasangan Lantai 28 days Sat 12/2/17 Fri 12/29/17


Keramik 80x80
22 Pengadaan AC Split 2 PK 14 days Sat 12/16/17 Fri 12/29/17

23 Pengadaan Mebelair 14 days Sat 12/16/17 Fri 12/29/17

24 PEK. REHAB R. INFO 35 days Fri 9/22/17Thu 10/26/17

25 Pekerjaan Pemasangan 21 days Fri 9/22/17 Thu


Kusen Alumunium 10/12/17
26 Pekerjaan Pemasangan Kaca 21 days Fri 9/22/17 Thu
mati bening 5mm 10/12/17
27 Pekerjaan Pemasangan Daun 14 days Fri 10/6/17 Thu
pintu Kaca tempered + 10/19/17
Assesories
28 Pekerjaan Pemasangan 21 days Fri 10/6/17 Thu
Alucopan + Rangka 10/26/17
29 Pekerjaan Penyambungan 14 days Fri 10/6/17 Thu
Instalasi AC Central 10/19/17
Task
Split
Milestone
Summary
Project Summary
External Tasks
External Milestone
Inactive Task
Inactive Milestone

BAGAN GRAFIK Inactive Summary


BARCHART Manual Task
Duration-only
Manual Summary Rollup
Manual Summary
Start-only
Finish-only
Deadline
Critical
Critical Split
Progress

Page 3
ID Task Task Name Duration Start Finish
Mode
30 Jadwal PHO 0 days Fri 12/29/17 Fri 12/29/17

Task
Split
Milestone
Summary
Project Summary
External Tasks
External Milestone
Inactive Task
Inactive Milestone

BAGAN GRAFIK Inactive Summary


BARCHART Manual Task
Duration-only
Manual Summary Rollup
Manual Summary
Start-only
Finish-only
Deadline
Critical
Critical Split
Progress

Page 4
ugust 2017 Predecessors September 2017 October 2017
26 29 1 4 7 10 13 16 19 22 25 28 1 4 7 10 13 16 19 22 25
PROYEK
9/1 12/29
Pembersihan Lapangan
9/1 9/14
2SS Papan Nama Proyek
9/1 9/14
2SS Mobilisasi
9/1 9/21
4SS+14 days Pekerjaan Pembongkaran Kusen dan Kaca Existing
9/15 9/28
5SS+7 days Pekerjaan Pemindahan Alucopan Existing
9/22 10/5
6SS Pekerjaan Pembongkaran Lantai
9/22 10/5
7 Pekerjaan Galian Tanah
10/6 10/19
8SS Pekerjaan Urugan Tanah Kembali
10/6 10/19
8 Pekerjaan Urugan Pasir
10/20 11/2

Task
Split
Milestone
Summary
Project Summary
External Tasks
External Milestone
Inactive Task
Inactive Milestone

BAGAN GRAFIK Inactive Summary


BARCHART Manual Task
Duration-only
Manual Summary Rollup
Manual Summary
Start-only
Finish-only
Deadline
Critical
Critical Split
Progress

Page 5
ugust 2017 Predecessors September 2017 October 2017
26 29 1 4 7 10 13 16 19 22 25 28 1 4 7 10 13 16 19 22 25
10SS Pekerjaan Lantai kerja
10/20 11/
9SS Pekerjaan Pasangan Pondasi Batu gunung
10/6 10/19
12 Pekerjaan Sloof 20/40
10/20 11/2
13 Pekerjaan Pe
11/3
14SS+10 days

15SS

16SS

17SS P

18SS+19 days Pekerjaan Pem


12/29

Task
Split
Milestone
Summary
Project Summary
External Tasks
External Milestone
Inactive Task
Inactive Milestone

BAGAN GRAFIK Inactive Summary


BARCHART Manual Task
Duration-only
Manual Summary Rollup
Manual Summary
Start-only
Finish-only
Deadline
Critical
Critical Split
Progress

Page 6
ugust 2017 Predecessors September 2017 October 2017
26 29 1 4 7 10 13 16 19 22 25 28 1 4 7 10 13 16 19 22 25
19SS Pe
12/29
20SS Pekerjaan P
12/29
21SS+14 days
12/29
22SS
12/29
PEK. REHAB R. INFO
9/22 10/26
4 Pekerjaan Pemasangan Kusen Alumunium
9/22 10/12
25SS Pekerjaan Pemasangan Kaca mati bening 5mm
9/22 10/12
26SS+14 days Pekerjaan Pemasangan Daun pintu Kaca tempered + Assesories
10/6 10/19

27SS Pekerjaan Pemasangan Alucopan + Rangka


10/6 10/26
28SS Pekerjaan Penyambungan Instalasi AC Central
10/6 10/19

Task
Split
Milestone
Summary
Project Summary
External Tasks
External Milestone
Inactive Task
Inactive Milestone

BAGAN GRAFIK Inactive Summary


BARCHART Manual Task
Duration-only
Manual Summary Rollup
Manual Summary
Start-only
Finish-only
Deadline
Critical
Critical Split
Progress

Page 7
ugust 2017 Predecessors September 2017 October 2017
26 29 1 4 7 10 13 16 19 22 25 28 1 4 7 10 13 16 19 22 25
,19,20,21,22,23,25,26,27,28,29

Task
Split
Milestone
Summary
Project Summary
External Tasks
External Milestone
Inactive Task
Inactive Milestone

BAGAN GRAFIK Inactive Summary


BARCHART Manual Task
Duration-only
Manual Summary Rollup
Manual Summary
Start-only
Finish-only
Deadline
Critical
Critical Split
Progress

Page 8
November 2017 December 2017 January 2018
25 28 31 3 6 9 12 15 18 21 24 27 30 3 6 9 12 15 18 21 24 27 30 2 5
PROYEK
12/29

alian Tanah
10/19
n Tanah Kembali
10/19
Pekerjaan Urugan Pasir
10/20 11/2

Task
Split
Milestone
Summary
Project Summary
External Tasks
External Milestone
Inactive Task
Inactive Milestone

BAGAN GRAFIK Inactive Summary


BARCHART Manual Task
Duration-only
Manual Summary Rollup
Manual Summary
Start-only
Finish-only
Deadline
Critical
Critical Split
Progress

Page 9
November 2017 December 2017 January 2018
25 28 31 3 6 9 12 15 18 21 24 27 30 3 6 9 12 15 18 21 24 27 30 2 5
Pekerjaan Lantai kerja
10/20 11/2
Pekerjaan Pasangan Pondasi Batu gunung
10/19
Pekerjaan Sloof 20/40
10/20 11/2
Pekerjaan Pemasangan Baja Berat
11/3 11/16
Pekerjaan Pemasangan Alucopan + Rangka
11/13 12/10
Pekerjaan Pemasangan Kusen Alumunium
11/13 12/10
Pekerjaan Pemasangan Kaca mati bening 5mm
11/13 12/10
Pekerjaan PemasanganDaun pintu Kaca tempered + Assesories
11/13 12/10

Pekerjaan Pemasangan Atap + Rangka baja Ringan


12/2 12/29

Task
Split
Milestone
Summary
Project Summary
External Tasks
External Milestone
Inactive Task
Inactive Milestone

BAGAN GRAFIK Inactive Summary


BARCHART Manual Task
Duration-only
Manual Summary Rollup
Manual Summary
Start-only
Finish-only
Deadline
Critical
Critical Split
Progress

Page 10
November 2017 December 2017 January 2018
25 28 31 3 6 9 12 15 18 21 24 27 30 3 6 9 12 15 18 21 24 27 30 2 5
Pekerjaan List Alumunium
12/2 12/29
Pekerjaan Pemasangan Lantai Keramik 80x80
12/2 12/29
Pengadaan AC Split 2 PK
12/16 12/29
Pengadaan Mebelair
12/16 12/29
NFO
10/26
nium
10/12
ng 5mm
10/12
Pekerjaan Pemasangan Daun pintu Kaca tempered + Assesories
10/19

Pekerjaan Pemasangan Alucopan + Rangka


10/26
Pekerjaan Penyambungan Instalasi AC Central
10/19

Task
Split
Milestone
Summary
Project Summary
External Tasks
External Milestone
Inactive Task
Inactive Milestone

BAGAN GRAFIK Inactive Summary


BARCHART Manual Task
Duration-only
Manual Summary Rollup
Manual Summary
Start-only
Finish-only
Deadline
Critical
Critical Split
Progress

Page 11
November 2017 December 2017 January 2018
25 28 31 3 6 9 12 15 18 21 24 27 30 3 6 9 12 15 18 21 24 27 30 2 5

12/29

Task
Split
Milestone
Summary
Project Summary
External Tasks
External Milestone
Inactive Task
Inactive Milestone

BAGAN GRAFIK Inactive Summary


BARCHART Manual Task
Duration-only
Manual Summary Rollup
Manual Summary
Start-only
Finish-only
Deadline
Critical
Critical Split
Progress

Page 12
BEBAN KERJA PERSONIL
ID Resource
Aug 27, '17Name Work Details Sep 3, '17
F S S M T W
Unassigned 0 hrs Work
1 site manager 960 hrs Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h
PROYEK 960 hrs Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h
2 manajer manajemen konstruksi
960 hrs Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h
PROYEK 960 hrs Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h
3 juru gambar arsitektur 960 hrs Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h
PROYEK 960 hrs Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h
4 mandor pasang atap 960 hrs Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h
PROYEK 960 hrs Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h
5 mandor tukang batu 960 hrs Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h
PROYEK 960 hrs Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h
6 tukang pasang lantai 960 hrs Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h
PROYEK 960 hrs Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h
7 tukang kaca 960 hrs Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h
PROYEK 960 hrs Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h
8 tukang pasang alumunium 960 hrs Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h
PROYEK 960 hrs Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h
9 teknisi ac 960 hrs Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h
PROYEK 960 hrs Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h
10 operator dump truck 960 hrs Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h
PROYEK 960 hrs Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h
11 administrasi 960 hrs Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h
PROYEK 960 hrs Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h
12 keuangan 960 hrs Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h
PROYEK 960 hrs Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h
13 keamanan 960 hrs Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h
PROYEK 960 hrs Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h

Page 1
BEBAN KERJA PERSONIL
Details Sep 10, '17 Sep 17, '17
W T F S S M T W T F S S
Work
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h

Page 2
BEBAN KERJA PERSONIL
Details Sep 17, '17 Sep 24, '17
S M T W T F S S M T W T
Work
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h

Page 3
BEBAN KERJA PERSONIL
Details Oct 1, '17 Oct 8, '17
T F S S M T W T F S S M
Work
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h

Page 4
BEBAN KERJA PERSONIL
Details
Oct 8, '17 Oct 15, '17
M T W T F S S M T W T F
Work
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h

Page 5
BEBAN KERJA PERSONIL
Details Oct 22, '17 Oct 29, '17
F S S M T W T F S S M T
Work
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h

Page 6
BEBAN KERJA PERSONIL
Details
Oct 29, '17 Nov 5, '17
T W T F S S M T W T F S
Work
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h

Page 7
BEBAN KERJA PERSONIL
Details Nov 12, '17 Nov 19, '17
S S M T W T F S S M T W
Work
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h

Page 8
BEBAN KERJA PERSONIL
7 Details Nov 26, '17 Dec 3, '17
W T F S S M T W T F S S
Work
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h

Page 9
BEBAN KERJA PERSONIL
Details Dec 3, '17 Dec 10, '17
S M T W T F S S M T W T
Work
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h

Page 10
BEBAN KERJA PERSONIL
Details Dec 17, '17 Dec 24, '17
T F S S M T W T F S S M
Work
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h 8h

Page 11
BEBAN KERJA PERSONIL
Details
Dec 24, '17 Dec 31, '17
M T W T F S S M T W T
Work
Work 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h
Work 8h 8h 8h 8h 8h

Page 12
ID Task Task Name Duration Start Finish
August 2017 Predecessors September 2017
Mode 26 29 1 4 7 10 13 16 19 22
1 PROYEK 120 days Fri 9/1/17 Fri 12/29/17 PROYEK
9/1 12/29
2 Pembersihan Lapangan 14 days Fri 9/1/17 Thu 9/14/17 Pembersihan Lapangan
9/1 9/14
3 Papan Nama Proyek 14 days Fri 9/1/17 Thu 9/14/17 2SS Papan Nama Proyek
9/1 9/14
4 Mobilisasi 21 days Fri 9/1/17 Thu 9/21/17 2SS Mobilisasi
9/1 9/21
5 Pekerjaan Pembongkaran 14 days Fri 9/15/17 Thu 9/28/17 4SS+14 days Pekerjaan Pembongkaran Kusen dan Kaca Exis
Kusen dan Kaca Existing 9/15 9/28
6 Pekerjaan Pemindahan 14 days Fri 9/22/17 Thu 10/5/17 5SS+7 days Pekerjaan Pemindahan Alucop
Alucopan Existing 9/22
7 Pekerjaan Pembongkaran 14 days Fri 9/22/17 Thu 10/5/17 6SS Pekerjaan Pembongkaran
Lantai 9/22
8 Pekerjaan Galian Tanah 14 days Fri 10/6/17 Thu 7 Pekerjaan Galian T
10/19/17 10/19 10/6

Task Manual Task


Split Duration-only
Milestone Manual Summary Rollup
Summary Manual Summary

BAGAN GRAFIK Project Summary Start-only


GANTTCHART External Tasks Finish-only
External Milestone Deadline
Inactive Task Critical
Inactive Milestone Critical Split
Inactive Summary Progress

Page 1
ID Task Task Name Duration Start Finish
August 2017 Predecessors September 2017
Mode 26 29 1 4 7 10 13 16 19 22
9 Pekerjaan Urugan Tanah 14 days Fri 10/6/17 Thu 8SS Pekerjaan Urugan Tana
Kembali 10/19/17 10/19 10/6
10 Pekerjaan Urugan Pasir 14 days Fri 10/20/17 Thu 11/2/17 8

11 Pekerjaan Lantai kerja 14 days Fri 10/20/17 Thu 11/2/17 10SS

12 Pekerjaan Pasangan Pondasi 14 days Fri 10/6/17 Thu 9SS Pekerjaan Pasangan Pondas
Batu gunung 10/19/17 10/19 10/6
13 Pekerjaan Sloof 20/40 14 days Fri 10/20/17 Thu 11/2/17 12

14 Pekerjaan Pemasangan Baja 14 days Fri 11/3/17 Thu 13


Berat 11/16/17
15 Pekerjaan Pemasangan 28 days Mon Sun 14SS+10 days
Alucopan + Rangka 11/13/17 12/10/17
16 Pekerjaan Pemasangan Kusen 28 days Mon Sun 15SS
Alumunium 11/13/17 12/10/17
Task Manual Task
Split Duration-only
Milestone Manual Summary Rollup
Summary Manual Summary

BAGAN GRAFIK Project Summary Start-only


GANTTCHART External Tasks Finish-only
External Milestone Deadline
Inactive Task Critical
Inactive Milestone Critical Split
Inactive Summary Progress

Page 2
ID Task Task Name Duration Start Finish
August 2017 Predecessors September 2017
Mode 26 29 1 4 7 10 13 16 19 22
17 Pekerjaan Pemasangan Kaca 28 days Mon Sun 16SS
mati bening 5mm 11/13/17 12/10/17
18 Pekerjaan PemasanganDaun 28 days Mon Sun 17SS
pintu Kaca tempered + 11/13/17 12/10/17
Assesories
19 Pekerjaan Pemasangan Atap + 28 days Sat 12/2/17 Fri 12/29/17 18SS+19 days
Rangka baja Ringan
20 Pekerjaan List Alumunium 28 days Sat 12/2/17 Fri 12/29/17 19SS

21 Pekerjaan Pemasangan Lantai 28 days Sat 12/2/17 Fri 12/29/17 20SS


Keramik 80x80
22 Pengadaan AC Split 2 PK 14 days Sat 12/16/17 Fri 12/29/17 21SS+14 days

23 Pengadaan Mebelair 14 days Sat 12/16/17 Fri 12/29/17 22SS

Task Manual Task


Split Duration-only
Milestone Manual Summary Rollup
Summary Manual Summary

BAGAN GRAFIK Project Summary Start-only


GANTTCHART External Tasks Finish-only
External Milestone Deadline
Inactive Task Critical
Inactive Milestone Critical Split
Inactive Summary Progress

Page 3
ID Task Task Name Duration Start Finish
August 2017 Predecessors September 2017
Mode 26 29 1 4 7 10 13 16 19 22
24 PEK. REHAB R. INFO 35 days Fri 9/22/17Thu 10/26/17 PEK. REHAB R. INFO
9/22 10/26
25 Pekerjaan Pemasangan 21 days Fri 9/22/17 Thu 4 Pekerjaan Pemasangan K
Kusen Alumunium 10/12/17 9/22
26 Pekerjaan Pemasangan Kaca 21 days Fri 9/22/17 Thu 25SS Pekerjaan Pemasangan Kac
mati bening 5mm 10/12/17 9/22
27 Pekerjaan Pemasangan Daun 14 days Fri 10/6/17 Thu 26SS+14 days Pekerjaan Pemasangan Daun pintu Kac
pintu Kaca tempered + 10/19/17 10/19 10/6
Assesories
28 Pekerjaan Pemasangan 21 days Fri 10/6/17 Thu 27SS Pekerjaan Pemasangan Aluc
Alucopan + Rangka 10/26/17 10/26 10/6
29 Pekerjaan Penyambungan 14 days Fri 10/6/17 Thu 28SS Pekerjaan Penyambungan Ins
Instalasi AC Central 10/19/17 10/19 10/6
30 Jadwal PHO 2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,13,14,15,16,17,18,19,20,21,22,23,25,26,27,28,29
0 days Fri 12/29/17 Fri 12/29/17

Task Manual Task


Split Duration-only
Milestone Manual Summary Rollup
Summary Manual Summary

BAGAN GRAFIK Project Summary Start-only


GANTTCHART External Tasks Finish-only
External Milestone Deadline
Inactive Task Critical
Inactive Milestone Critical Split
Inactive Summary Progress

Page 4
7 October 2017 November 2017 December 2017 January 2018
22 25 28 1 4 7 10 13 16 19 22 25 28 31 3 6 9 12 15 18 21 24 27 30 3 6 9 12 15 18 21 24 27 30 2 5
PROYEK
12/29
pangan
9/14
royek
9/14
bilisasi
9/21
Pekerjaan Pembongkaran Kusen dan Kaca Existing
9/15 9/28
Pekerjaan Pemindahan Alucopan Existing
9/22 10/5
Pekerjaan Pembongkaran Lantai
9/22 10/5
Pekerjaan Galian Tanah
10/6 10/19

Task Manual Task


Split Duration-only
Milestone Manual Summary Rollup
Summary Manual Summary

BAGAN GRAFIK Project Summary Start-only


GANTTCHART External Tasks Finish-only
External Milestone Deadline
Inactive Task Critical
Inactive Milestone Critical Split
Inactive Summary Progress

Page 5
7 October 2017 November 2017 December 2017 January 2018
22 25 28 1 4 7 10 13 16 19 22 25 28 31 3 6 9 12 15 18 21 24 27 30 3 6 9 12 15 18 21 24 27 30 2 5
Pekerjaan Urugan Tanah Kembali
10/6 10/19
Pekerjaan Urugan Pasir
10/20 11/2
Pekerjaan Lantai kerja
10/20 11/2
Pekerjaan Pasangan Pondasi Batu gunung
10/6 10/19
Pekerjaan Sloof 20/40
10/20 11/2
Pekerjaan Pemasangan Baja Berat
11/3 11/16
Pekerjaan Pemasangan Alucopan + Rangka
11/13 12/10
Pekerjaan Pemasangan Kusen Alumunium
11/13 12/10

Task Manual Task


Split Duration-only
Milestone Manual Summary Rollup
Summary Manual Summary

BAGAN GRAFIK Project Summary Start-only


GANTTCHART External Tasks Finish-only
External Milestone Deadline
Inactive Task Critical
Inactive Milestone Critical Split
Inactive Summary Progress

Page 6
7 October 2017 November 2017 December 2017 January 2018
22 25 28 1 4 7 10 13 16 19 22 25 28 31 3 6 9 12 15 18 21 24 27 30 3 6 9 12 15 18 21 24 27 30 2 5
Pekerjaan Pemasangan Kaca mati bening 5mm
11/13 12/10
Pekerjaan PemasanganDaun pintu Kaca tempered + Assesories
11/13 12/10

Pekerjaan Pemasangan Atap + Rangka baja Ringan


12/2 12/29
Pekerjaan List Alumunium
12/2 12/29
Pekerjaan Pemasangan Lantai Keramik 80x80
12/2 12/29
Pengadaan AC Split 2 PK
12/16 12/29
Pengadaan Mebelair
12/16 12/29

Task Manual Task


Split Duration-only
Milestone Manual Summary Rollup
Summary Manual Summary

BAGAN GRAFIK Project Summary Start-only


GANTTCHART External Tasks Finish-only
External Milestone Deadline
Inactive Task Critical
Inactive Milestone Critical Split
Inactive Summary Progress

Page 7
7 October 2017 November 2017 December 2017 January 2018
22 25 28 1 4 7 10 13 16 19 22 25 28 31 3 6 9 12 15 18 21 24 27 30 3 6 9 12 15 18 21 24 27 30 2 5
PEK. REHAB R. INFO
9/22 10/26
Pekerjaan Pemasangan Kusen Alumunium
9/22 10/12
Pekerjaan Pemasangan Kaca mati bening 5mm
9/22 10/12
Pekerjaan Pemasangan Daun pintu Kaca tempered + Assesories
10/6 10/19

Pekerjaan Pemasangan Alucopan + Rangka


10/6 10/26
Pekerjaan Penyambungan Instalasi AC Central
10/6 10/19

12/29

Task Manual Task


Split Duration-only
Milestone Manual Summary Rollup
Summary Manual Summary

BAGAN GRAFIK Project Summary Start-only


GANTTCHART External Tasks Finish-only
External Milestone Deadline
Inactive Task Critical
Inactive Milestone Critical Split
Inactive Summary Progress

Page 8
PROYEK Pembersihan Lapangan
Start: 9/1/17 ID: 1 Start: 9/1/17 ID: 2
Finish: 12/29/17 Dur: 120 days Finish: 9/14/17 Dur: 14 days
Comp: 0% Res:

PEK. REHAB R. INFO


Start: 9/22/17 ID: 24
Finish: 10/26/17 Dur: 35 days
Comp: 0%

Critical Summary Critical External

Noncritical Critical Inserted External

Critical Milestone Inserted Project Summary

Milestone Critical Marked Highlighted Critical

Critical Summary Marked Highlighted Noncritical

Page 1
Papan Nama Proyek
Start: 9/1/17 ID: 3
Finish: 9/14/17 Dur: 14 days
Res:

Mobilisasi Pekerjaan Pembongkaran Kusen dan Kaca Existing


Start: 9/1/17 ID: 4 Start: 9/15/17 ID: 5
Finish: 9/21/17 Dur: 21 days Finish: 9/28/17 Dur: 14 days
Res: Res:

Pekerjaan Pemasangan Kusen Alumunium


Start: 9/22/17 ID: 25
Finish: 10/12/17 Dur: 21 days
Res:

Critical Summary Critical External

Noncritical Critical Inserted External

Critical Milestone Inserted Project Summary

Milestone Critical Marked Highlighted Critical

Critical Summary Marked Highlighted Noncritical

Page 2
Pekerjaan Pemindahan Alucopan Existing Pekerjaan Pembongkaran Lantai
Start: 9/22/17 ID: 6 Start: 9/22/17 ID: 7
Finish: 10/5/17 Dur: 14 days Finish: 10/5/17 Dur: 14 days
Res: Res:

Pekerjaan Pemasangan Kaca mati bening 5mm Pekerjaan Pemasangan Daun pintu Kaca tempered + Assesories
Start: 9/22/17 ID: 26 Start: 10/6/17 ID: 27
Finish: 10/12/17 Dur: 21 days Finish: 10/19/17 Dur: 14 days
Res: Res:

Critical Summary Critical External

Noncritical Critical Inserted External

Critical Milestone Inserted Project Summary

Milestone Critical Marked Highlighted Critical

Critical Summary Marked Highlighted Noncritical

Page 3
Pekerjaan Galian Tanah Pekerjaan Urugan Pasir
Start: 10/6/17 ID: 8 Start: 10/20/17 ID: 10
Finish: 10/19/17 Dur: 14 days Finish: 11/2/17 Dur: 14 days
Res: Res:

Pekerjaan Urugan Tanah Kembali


Start: 10/6/17 ID: 9
Finish: 10/19/17 Dur: 14 days
Res:

Pekerjaan Pemasangan Alucopan + Rangka Pekerjaan Penyambungan Instalasi AC Central


Start: 10/6/17 ID: 28 Start: 10/6/17 ID: 29
Finish: 10/26/17 Dur: 21 days Finish: 10/19/17 Dur: 14 days
Res: Res:

Critical Summary Critical External

Noncritical Critical Inserted External

Critical Milestone Inserted Project Summary

Milestone Critical Marked Highlighted Critical

Critical Summary Marked Highlighted Noncritical

Page 4
Pekerjaan Lantai kerja
Start: 10/20/17 ID: 11
Finish: 11/2/17 Dur: 14 days
Res:

Pekerjaan Pasangan Pondasi Batu gunung Pekerjaan Sloof 20/40


Start: 10/6/17 ID: 12 Start: 10/20/17 ID: 13
Finish: 10/19/17 Dur: 14 days Finish: 11/2/17 Dur: 14 days
Res: Res:

Critical Summary Critical External

Noncritical Critical Inserted External

Critical Milestone Inserted Project Summary

Milestone Critical Marked Highlighted Critical

Critical Summary Marked Highlighted Noncritical

Page 5
Pekerjaan Pemasangan Baja Berat Pekerjaan Pemasangan Alucopan + Rangka
Start: 11/3/17 ID: 14 Start: 11/13/17 ID: 15
Finish: 11/16/17 Dur: 14 days Finish: 12/10/17 Dur: 28 days
Res: Res:

Critical Summary Critical External

Noncritical Critical Inserted External

Critical Milestone Inserted Project Summary

Milestone Critical Marked Highlighted Critical

Critical Summary Marked Highlighted Noncritical

Page 6
Pekerjaan Pemasangan Kusen Alumunium Pekerjaan Pemasangan Kaca mati bening 5mm
Start: 11/13/17 ID: 16 Start: 11/13/17 ID: 17
Finish: 12/10/17 Dur: 28 days Finish: 12/10/17 Dur: 28 days
Res: Res:

Critical Summary Critical External

Noncritical Critical Inserted External

Critical Milestone Inserted Project Summary

Milestone Critical Marked Highlighted Critical

Critical Summary Marked Highlighted Noncritical

Page 7
Pekerjaan PemasanganDaun pintu Kaca tempered + Assesories
Pekerjaan Pemasangan Atap + Rangka baja Ringan
Start: 11/13/17 ID: 18 Start: 12/2/17 ID: 19
Finish: 12/10/17 Dur: 28 days Finish: 12/29/17 Dur: 28 days
Res: Res:

Critical Summary Critical External

Noncritical Critical Inserted External

Critical Milestone Inserted Project Summary

Milestone Critical Marked Highlighted Critical

Critical Summary Marked Highlighted Noncritical

Page 8
Pekerjaan List Alumunium Pekerjaan Pemasangan Lantai Keramik 80x80
Start: 12/2/17 ID: 20 Start: 12/2/17 ID: 21
Finish: 12/29/17 Dur: 28 days Finish: 12/29/17 Dur: 28 days
Res: Res:

Critical Summary Critical External

Noncritical Critical Inserted External

Critical Milestone Inserted Project Summary

Milestone Critical Marked Highlighted Critical

Critical Summary Marked Highlighted Noncritical

Page 9
Pengadaan AC Split 2 PK Pengadaan Mebelair
Start: 12/16/17 ID: 22 Start: 12/16/17 ID: 23
Finish: 12/29/17 Dur: 14 days Finish: 12/29/17 Dur: 14 days
Res: Res:

Critical Summary Critical External

Noncritical Critical Inserted External

Critical Milestone Inserted Project Summary

Milestone Critical Marked Highlighted Critical

Critical Summary Marked Highlighted Noncritical

Page 10
Jadwal PHO

Milestone Date: 12/29/17


ID: 30

Critical Summary Critical External

Noncritical Critical Inserted External

Critical Milestone Inserted Project Summary

Milestone Critical Marked Highlighted Critical

Critical Summary Marked Highlighted Noncritical

Page 11

Anda mungkin juga menyukai