Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH METEOROLOGI LAUT

Skala Beaufort

Disusun oleh:
Kelompok 8
Maria Frisa Hutabarat 230210120006
Isnan Fazri Pangestu 230210120044
Muhammad Soffa Firdaus 230210120056
Maulida Ranintyari 230210120062

UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN
JATINANGOR

2013
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum. Wr. Wb.


Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan rahmat-Nya
penyusun dapat menyelesaikan Makalah ini dengan batas-batas kemampuan yang penyusun miliki
guna melengkapi tugas dari mata kuliah Meteorologi Laut tahun ajaran 2013.
Penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penyelesaian
laporan ini. Tidak lupa juga penyusun ucapkan terima kasih kepada seluruh teman sejawat yang telah
membantu dan mendukung dalam penyelesaian laporan ini sebagaimana mestinya.
Penyusun menyajikan makalah ini dengan maksud untuk mengetahui dan memberi tahu kepada
khalayak luas tentang Skala Beaufort dan juga disertai dengan bukti fisik yang telah penyusun
dapatkan. Selain itu, tujuan penyusun membuat makalah ini adalah untuk memenuhi nilai dari mata
kuliah Meteorologi Laut
Harapan penyusun, makalah ini dapat bermanfaat dan menambah pengetahuan kita semua
tentang Skala Beaufort selain itu, semoga nilai yang penyusun peroleh sepadan dengan jerih payah
yang telah penyusun laksanakan demi terselesaikannya makalah ini. Akhir kata, penyusun
mengucapkan mohon maaf makalah ini kurang sempurna, karena itulah penyusun sangat berterima
kasih apabila ada pembaca yang memberikan saran dan kritik demi kesempurnaan makalah ini.
Wassalamualaikum. Wr. Wb

Jatinangor, November 2013

Penyusun
DAFTAR ISI

BAB Halaman
KATA PENGANTAR ....................................................................................................... ii
DAFTAR ISI ...................................................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR .........................................................................................................
DAFTAR TABEL..............................................................................................................

I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ........................................................................................................... 1
1.2 Tujuan ....................................................................................................................... 1

II. TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Macam-Macam Perhitungan Pergerakan Angin ........................................................ 3
2.2 Sejarah Skala Beaufort .............................................................................................. 5
2.3 Skala Pada Skala Beaufort ......................................................................................... 8

III. KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan ................................................................................................................ 10

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 19


DAFTAR GAMBAR

No Judul Halaman
1. Diary Beaufort yang Menunjukkan Keaslian Skalanya ...................................
2. Sir Francis Beaufort ..........................................................................................
3. The Beaufort Scale ...........................................................................................
4. Beaufort Scale on Land ....................................................................................
5. Beaufort Scale on Sea .......................................................................................

DAFTAR TABEL

No Judul Halaman
1. Kecepatan dan Kekuatan Angin oleh Mr. Rous ...............................................
2. Skala Angin yang digunakan pada tahun 1780 ................................................
3. Kriteria Skala Pada Skala Beaufort ..................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Diantara kebanyakan orang, ada beberapa orang yang tertarik dengan kajian meteorologi,
seperti cuaca dan proses yang terjadi di dalamnya. Meteorologi atau ilmu cuaca adalah ilmu
pengetahuan yang mengkaji peristiwa-peristiwa cuaca dalam jangka waktu tertentu dan ruang terbatas.
Cuaca dan iklim tersebut di pengaruhi oleh adanya rotasi dan revolusi bumi serta perbedaan letak
lintang, sehingga terjadi perbedaan cuaca dan iklim antara satu tempat dengan tempat lain. Proses
terjadinya cuaca dan iklim adalah karena kombinasi variabel iklim yang sama, yang disebut dengan
unsur ikim. Adapun unsur dari iklim tersebut adalah suhu, angin, intensitas penyinaran cahaya
matahari, kelembapan, tekanan udara dan keawanan.
Meskipun pada kenyataan angin tidak dapat dilihat bagaimana wujudnya, namun masih dapat
diketahui keberadaannya melalui efek yang ditimbulkan pada benda – benda yang mendapat hembusan
angin. Seperti ketika kita melihat dahan – dahan pohon bergerak atau bendera yang berkibar kita tahu
bahwa ada angin yang berhembus.
Hukum gerak menyatakan bahwa sebuah benda yang dalam keadaan diam akan bergerak akan
tetap bertahan pada keadaannya. Kecuali ada gaya dari luar yang bekerja terhadap benda tersebut, Oleh
karena itulah udara yang tenang akan kembali menjadi (angin) bila ada gaya yang bekerja di atmosfer
yang menyebabkan terjadinya keadaan tidak seimbang (Handoko,1999).
Massa udara yang bergerak disebut angin. Angin dapat bergerak secara horizontal maupun
secara vertikal dengan kecepatan yang bervariasi dan berfluktuasi secara dinamis. Faktor pendorong
bergeraknya massa udara adalah perbedaan tekanan udara antara satu tempat dengan tempat yang lain.
Angin selalu bertiup dari tempat dengan tekanan udara tinggi ke tekanan udara lebih rendah. Jika tidak
ada gaya lain yang mempengaruhi, maka angin akan bergerak secara langsung dari udara bertekanan
tinggi ke udara bertekanan rendah. Akan tetapi, perputaran bumi pada sumbunya, akan menimbulkan
gaya yang akan mempengaruhi arah pergerakan angin. Pengaruh perputaran bumi terhadap arah angin
disebut pengaruh Coriolis (Lakitan,2002).
Variasi arah dan kecepatan angin dapat terjadi jika angin bergeser dengan permukaan yang licin
(smooth), variasi yang diakibatkan oleh kekasaran permukan disebut turbulensi mekanis. Turbulensi
dapat pula terjadi pada saat udara panas pada permukaan bergerak ke atas secara vertikal, karena
adanya resistensi dari lapisan udara di atasnya. Turbulensi yang disebabkan perbedaan suhu lapisan
atmosfer ini disebut turbulensi termal atau kadang disebut turbulensi konfektif. Fluktuasi kecepatan
angin akibat turbulensi mekanis umumnya lebih kecil tetapi frekuensinya lebih tinggi (lebih cepat)
dibandingkan dengan fluktuasi akibat turbulensi termal (Karim,1985).
Mempelajari ilmu sangatlah dibutuhkan, karena hal tersebut berpengaruh langsung dalam
kehidupan manusia. Seperti halnya unsur-unsur yang mempengaruhi cuaca dan iklim, salah satunya
adalah angin. Karena angin merupakan unsur yang mendasar dalam ilmu meteorologi yang dapat
memberikan dampak bagi lingkungan di sekitarnya. Dalam makalah ini pergerakkan penghitungan
angin dengan menggunakan metode Skala Beaufort akan dibahas.

1.2 Tujuan
Tujuan disusunnya makalah ini adalah:
1. Mengetahui cara pengukuran pergerakkan angin dengan menggunakan Skala Beaufort
2. Mengetahui poin-poin pada Skala Beaufort
3. Mengetahui efek dan dampak fisik lingkungan yang ditimbulkan akibat pergerakkan angin dari
pengukuran Skala Beaufort
BAB II
ISI

2.1 Macam-Macam Perhitungan Pergerakan Angin


Angin merupakan salah satu unsur meteorologi yang parameternya perlu diketahui dengan jelas,
biasanya terdiri dari arah dan kecepatan. Arah angin ditetapkan sebagai arah darimana angin
berhembus dan bukan arah kemana angin akan menuju, sementara kecepatan angin diartikan sebagai
kecepatan perpindahan angin dari satu lokasi ke lokasi yang lain. Angin itu sendiri adalah udara yang
bergerak yang terjadi akibat bumi berotasi serta adanya perbedaan tekanan udara di lingkungan sekitar.
Angin terjadi karena adanya perbedaan tekanan udara atau perbedaan suhu udara pada suatu daerah
atau wilayah. Hal ini berkaitan dengan besarnya energi panas matahari yang di terima oleh permukaan
bumi. Pada suatu wilayah, daerah yang menerima energi panas matahari lebih besar akan mempunyai
suhu udara yang lebih panas dan tekanan udara yang cenderung lebih rendah. Sehingga akan terjadi
perbedaan suhu dan tekanan udara antara daerah yang menerima energi panas lebih besar dengan
daerah lain yang lebih sedikit menerima energi panas, akibatnya akan terjadi aliran udara pada wilayah
tersebut. Meskipun pada kenyataan angin tidak dapat dilihat bagaimana wujudnya, namun masih dapat
diketahui keberadaannya melalui efek yang ditimbulkan pada benda-benda yang mendapat hembusan
angin. Seperti ketika kita melihat dahan-dahan poho bergerak, bendera yang berkibar, perahu yang
bergerak di lautan kita tahu bahwa ada angin yang berhembus. Dari mana angin bertiup dan berapa
kecepatannya dapat diketahui denan menggunakan alat-alat pengukur angin. Alat-alat pengukur angin
tersebut adalah
a. Anemometer, yaitu alat yang mengukur kecepatan angin
b. Wind vane, yaitu alat untuk mengeahui arah angin.
c. Windsock, yaitu alat untuk mengetahui arah angin dan memperkirakan besar kecepatan angin ,
biasanya ditemukan di bandara-bandara
Sebelum alat pengukur kecepatan angin ditemukan di atas ditemukan, para pengamat
menentukan kecepatan dan arah angin dengan memperhatikan kondisi lingkungan sekitar. Kondisi
lingkungan ini bisa dijadikan acuan, dimana acuan tersebut digunakan untu menentukan besaran arah
dan kecepatan angin. Hal ini dilakukan sebagai penolong bagi pengamat dalam melakukan observasi.
Cara pengamatan dengan parameter lingkungan ini yaitu dengan membaca keadaan lingkungan dan
kemudian disesuaikan dengan pedoman penilaian kecepatan angina menurut skala. Skala yang dipakai
adalah Skala Beaufort.
Beaufort Wind Scale atau Skala Beaufort merupakan system yang mengutarakan kecepatan
angin berdasarkan efek yang ditimbulkan dari kecepatan angin tersebut. Skala Beaufort biasanya
digunakan untuk membandingkan hasil pencatatan kecepatan angin dengan anemometer.

2.2 Sejarah Skala Beaufort


Pada awal abad ke-19, versi kuantitatif skala angin telah dirancang, skala angin tersebut
merupakan hasil karya rancangan Colonel Capper dari East India Company. Dalam bukunya
‘Obeservations on the winds and monsoons’, 1801 beliau mereproduksi sebuah tabel dari perbedaan
kecepatan dan kekuatan angin, yang sebelumnya dibuat oleh Mr. Rous. Dengan cermat beliau membuat
tabel itu dari sejumlah besar fakta adan eksperimen.
Terms of the wind Velocity of wind Perpendicular force on one
square foot in Avoirdupois
Miles in one hour Feet in one second
pounds
Almost calm 1 1.47 0.005

Just perceptible 2 2.93 0.020


3 4.40 0.044
Gentle breeze 4 5.87 0.079
5 7.33 0.123
Fresh breeze 10 14.64 0.492
15 22.00 1.107
Fresh gale 20 29.34 1.968
25 36.67 3.075
Strong gale 30 44.01 4.429
35 51.34 6.027
Hard gale 40 56.68 7.873
45 66.01 9.963
Storm 50 75.35 12.300
Violent hurricanes, 60 88.02 17.715
tempests, etc. 80 117.36 31.490
100 146.70 49.200

Tabel 1. Kecepatan dan Kekuatan Angin oleh Mr. Rous

Dari tahun 1660 dan seterusnya, arsip mengenai cuaca terus disimpan, sehingga menjadi terkenal
pada tahun 1723 oleh James Jurin (1684-1750). Kemudian skala tersebut direkomendasikan oleh
Secretary of the Royal Society yang digunakan sebagai skala untuk mengamati dan memperkirakan
catatan kekuatan angin. Enam puluh tahun kemudian, di Ephemerides diterbitkan pada tahun 178—an
oleh Paletine Meteorological Society of Mannheim, yaitu masyarakat pertama di dunia meteorologi
yang memuncukan skala sebagai berikut, dengan menunjukkan kekuatan menengah angin.

Number Specification

0 Calm
1 Leaves rustle

2 Small branches move


3 Large branches in motion and dust swirls up from the ground

4 Twigs and branches break off trees


Tabel 2. Skala Angin yang digunakan pada tahun 1780
Sir Francis Beaufort menyusun skala kekuatan anginnya pada tahun 1805, ketika melayani kapal
HMS Woolwich dan pertama kali disebutkan dalam log pribadinya pada tanggal 13 Januari 1806 yang
menyatakan bawaha ia akan memperkirakan kekuatan angin menurut skalanya sendiri.

Gambar 1. Diary Beaufort yang Menunjukkan Keaslian Skalanya


Sumber: en.wikipedia.org

Sir Francis Beaufort dilahirkan di Irlandia pada tahun 1774 dan pergi ke lautan sejak tahun 1787.
Beaufort mengambil komando kapal HMS Woolwich pada 1805, karir berlayar lautnya berakhir pada
tahun 1812 ketika ia terluka parah dalam pelayaran menuji Turki, saat sedang melakukan survey
sementara di pantai Asia Kecil. Setelah pemulihan, ia mengejar sejumlah penelitian ilmiah yang
tertinggal, pada 1829 Beaufort diangkat menjadi hydrographer Angkatan Laut, pada saat Beaufort
berpangkat kapten. Pada tahun 1831, Beaufort ditugaskan melakukan pelayaran yang mengaggumkan
dari Beagle. Selama perjalanan ( Desember 1831 sampai Oktober 1836), skala kekuatan angin Beaufort
digunakan secara resmi untuk pertama kalinya. Pada tahun 1854 Komandan Beagle, Robert FitzRoy
pada akhirnya menjadi direktur pertama pada perushaan yang dikenal saat ini, yaitu Met Office. Robert
FitzRoy dan Beaufort adalah teman dekat selama bertahun-tahun.
Beaufort diubah skalanya pada tahun 1807, ketika ia memutuskan untuk menggabungkan kategari
1 dan 2 dan selanjutnya menggukanan perluasan skala dari 0-12. Pada tahun yang sama, ia
menambahkan penjelasan dari kanvas yang bisa dilukakan oleh sebuah kapal dengan penuh rekayasa
dalam kondisi angin yang berbeda. Seperti yang dilakukan oleh obeservers of the Paletine
Meteorological Society, iya sering memperkirakan pergerakkan yang terjadi pada saat menggunakan
kapal. Dengan keyakainan dan percaya diri Beaufort dapat memperkirakan kekuatan angin secara
akurat.
Skala beaufort diciptakan oleh Sir Francis Beaufort. Sir Francis Beaufort ialah seorang kapten di
British Royal Navy pada abad ke-19, lebih tepatnya pada tahun 1805. Pada tahun tersebut, petugas
pangkalan angkatan laut sedang melakukan kegiatan rutin yaitu observasi cuaca, akan tetapi mereka
tidak memegang standar atau skala yang digunakan sehingga menghasilkan pengamatan yang bersifat
subjektif.
Sir Francis Beaufort melihat kekuatan angin mempunyai dampak langsung terhadap gelombang
laut. Sir Francis Beaufort meciptakan skala berdasarkan pengalaman dan pengamatan di atas kapal-
kapal perang yang pernah dia tumpangi, sehingga Beaufort menghasilkan suatu standar kecepatan
angin yang disebut dengan Skala beaufort. Skala ini dimaksud untuk mengetahui gambaran efek dari
berbagai kecepatan angin serta untuk memperhatikan kondisi alam sekitarnya.

Gambar 2: Sir Francis Beaufort


Sumber: en.wikipedia.org

Skala Beaufort dikenal hingga saat ini. Skala terendah pada Skala beaufort ini adalah skala 0
(tenang) yang ditandai dengan hamper tidak adanya angina dan asap yang bisa membumbung lurus ke
atas. Skala tengahnya adalah 6 (angin kencang) dan skala terbesarnya adalah 12 (badai).
Skala Beaufort mengalami beberapa revisi, seperti:
 Pada tahun 1906, Skala Beaufort digunakan tidak hanya di laut, melainkan di darat juga
 Pada tahun 1926, Skala Beaufort di korelasi dengan kecepatan angina yang sesungguhnya
 Pada tahun 1946, skala Beaufort ditambah skalanya 13-17 skala, akan tetapi penggunaannya
tidak universal. Hal ini dikarenakan Skala Beaufort digunakan hanya pada negara-negara
tertentu sebagai indicator kekuatan badai/siklon atau untuk kasus khusus seperti siklon tropis.
 Pada tahun 1947 WMO (World Meteorological Organization) menetapkan standar baku Skala
Beaufort

2.3 Skala Pada Skala Beaufort


Penentuan Skala Beaufort 1946 didasarkan pada rumus empiris:

Dimana V adalah kecepatan setara dengan angin 10 meter di atas perukaan laut, dan B adalah
jumlah Skala Beaufort.
Terdapat 13 skala pada Skala Beaufort, dimulai dari skala 0 sampai skala 12. Berikut
merupakan kriterianya:
Skala Kategori Satuan Skala Keadaan di Daratan Keadaan di Lautan
Beaufort Km/jam Knots
0 Udara 0 0 Asap bergerak secara Permukaan laut seperti
tenang vertical kaca
1~3 Angin ≤19 ≤10 Angin terasa di wajah; Riuk kecil terbentuk
lemah daun-daun berdesir; namun tidak pecah;
kincir angina bergerak permukaan tetap seperti
oleh angin kaca
4 Angin 20~29 11~16 Mengangkat debu dan Ombak kecil mulai
sedang menerbangkan kertas; memanjang; garis-garis
cabang pohon kecil buih sering terbntuk
bergerak
5 Angin 30~39 17~21 Pohon kecil berayun; Ombank ukuran sedang;
segar siulan terdengar pada buih berarak-arak
kabel telepon; paying
sulit digunakan
6 Angin kuat 40~50 22~27 Pohon-pohon bergerak; Ombak besar mulai
terasa sulit berjalan terbentuk, buih tipis
melawan arah angina melebar dari puncaknya,
kadnag-kadang timbul
percikan
7 Angin ribut 51~62 28~33 Ranting-ranting patah; Laut mulai bergolak, buih
semakin sulit bergerak putih mulai terbawa angin
maju dan membentukaludr-alur
sesuai arah angina
8 Angin ribut 63~75 34~40 Kerusakan bangunan Gelombang agak tinggi
sedang mulai muncul; atap dan lebih panjang ; puncak
rumah lepas; cabang gelombang yang pecah
yang lebih besar patah mulai bergulung; buih
yang terbesar anginnya
semakin jelas alur-alurnya
9 Angin ribut 76~87 41~47 Jarang terjadi di daratan; Gelombang tinggi
kuat pohon-pohon tercabut; terbentuk buih tebal
kerusakan bangunan berlajur-lajur; puncak
yang cukup parah gelombang roboh
bergulung-gulung; percik-
percik air mulai
mengganggu penglihatan
10 Badai 88~120 48~55 Jarang terjadi di daratan; Gelombang sangat tinggi
pohon-pohon tercabut; dengan puncak
kerusakan bangunan memayungi; buh yang
yang cukup parah ditimbulkan membentuk
tampal-tampal buih
raksasa yang didorong
angin, seluruh permukaan
laut memutih; gulungan
ombak menjadi dahsyat;
penglihatan terganggu
11 Badai kuat 103~117 56~63 Gelombang amat sangat
tinggi (kapal-kapal kecil
sedang terganggu
pandangan karenanya),
permukaan laut tertutup
tertutup penuh tampal-
tampal putih buih karena
seluruh puncak gelombang
Sangat jarang terjadi;
menghamburkan buih yang
kerusakan yang
terdorong angina;
menyebar luas
penglihatan terganggu
3 3
12+ Topan 118 64 Udara tertutup penuh oleh
buih dan percik air;
permukaan laut memutih
penuh oleh percik-percik
air yang terhanyut angina;
pernglihatan amat sangat
terganggu
Tabel 3: Kriteria Skala Pada Skala Beaufort
Gambar 3: The Beaufort Scale
Sumber: www.howtoons.com

Gambar 4: Beaufort Scale on Land


Sumber: universetoday.com
Gambar 5: Beaufort Scale on Sea
Sumber: www.delta-s.org
BAB III
KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan
 Skala Beaufort dijadikan pedoman sebagai penentuan pergerakan angin. Setelah pengamat
memperhatikan kondisi lingkungan sekitar yang dijadikan acuan serta dampak yang
ditimbulkan akibat pergerakan angin tersebut.
 Terd apat 13 point yang terdapat pada Skala Beaufort dengan kategori udara tenang (skala 0),
angina lemah (skala 1~3), angina sedang (skala 4), angina segar (skala 5), angina kuat (skala 6),
angina ribut (skala 7), angin rebut sedang (skala 8), angin ribut kuat (skala 9), badai (skala 10),
badai kuat (skala 11), topan (skala 12)
 Efek yang ditimbulkan jika dilihat pada tabel yang menjelaskan karakteristik setiap Skala
Beaufort adalah berhembusnya angina yang menyebabkan daun-daun pohon bergerak atau
bendera yang berkibar, semakin besar kecepatan anginnya semakin besar juga dampak yang
ditimbulkan seperti dampak yang terjadi di daratan yaitu rating-ranting pohon patah sampai
bangunan mulai hancur dan pohon mulai tercabut dari tanah, atau dampak yang terjadi di lautan
seperti gelombang air laut mulai tinggi dan semakin tinggi berbanding lurus dengan kecepatan
anginnya, serta jarak penglihatan yang semakin sempit jika kita mengalaminya.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. -. Skala Beaufort. http://id.termwiki.com/ID:Beaufort_scale_%E2%82%81. 12 Nopember


2013.
Anonim. -. Tentang Meteorologi?.
http://www.meteojuanda.info/index.php?option=com_content&view=article&id=36&Itemid=34.
12 Nopember 2013
Anonim. -. Aku Ingin Tahu Alat Ukur Cuaca. http://edukasi.kompasiana.com/2012/04/14/aku-ingin-
tahu-alat-ukur-cuaca-454993.html. 12 Nopember 2013
Sepriando, Alpon. 2009. Skala Beaufort. http://meteo-go.blogspot.com/2009/02/skala-beaufort.html. 12
Nopember 2013
Sulbar, Radar. 2009. Mengetahui Kecepatan Angin Berdasar Skala. http://radar-
sulbar.com/beranda/mengetahui-kecepatan-angin-berdasar-skala/. 12 Nopember 2013
Warsudi, Edi. 2012. Skala Beaufort. http://staklim-bengkulu.net/index.php/artikel/85-skala-beaufort. 12
Nopember 2013

Anda mungkin juga menyukai