Anda di halaman 1dari 34

Gambaran Tingkat Kepatuhan

Penggunaan Obat Antihipertensi


Pada Pasien Hipertensi Di
Puskesmas Sewon 1
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang
Hipertensi membunuh hampir 8 juta orang setiap tahun, dimana hampir 1,5 juta adalah
penduduk wilayah Asia Tenggara. Diperkirakan 1 dari 3 orang dewasa di Asia Teggara
menderita hipertensi (WHO, 2011). Menurut Hamid (2011), dalam Seminar The 5
Scientific Meeting on Hypertension 2011, tingkat prevalensi hipertensi di Indonesia
mencapai 31,7 persen dari total penduduk dewasa. Data WHO (2011) menunjukkan, di
seluruh dunia, sekitar 972 juta orang atau 26,4% penghuni bumi mengidap hipertensi, ,
333 juta berada di negara maju dan 639 sisanya berada di negara berkembang, temasuk
Indonesia

Ketidakpatuhan pasien menjadi masalah serius yang dihadapi para tenaga


kesehatan profesional. Hal ini disebabkan karena hipertensi merupakan
penyakit yang paling banyak dialami oleh masyarakat tanpa ada gejala yang
signifikan dan juga merupakan penyakit yang menimbulkan penyakit lain yang
berbahaya bila tidak diobati secepatnya (Niven, 2002). Berdasarkan hal di atas
maka tingkat kepatuhan pasien hipertensi dapat diteliti dan menjadi salah satu
alasan dilakukan penelitian tentang tingkat kepatuhan
. Perumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, perumusan masalah penelitian
ini adalah “Bagaimana gambaran tingkat kepatuhan penggunaan
obat antihipertensi pada pasien hipertensi di wilayah kerja
puskesmas Sewon I Bantul?

Tujuan Umum
Mengetahui gambaran tingkat kepatuhan penggunaan obat
antihipertensi pada pasien hipertensi di wilayah kerja puskesmas
Sewon I Bantul
Tujuan Khusus
• Untuk mengetahui obat antihipertensi yang diberikan pada pasien
hipertensi di wilayah kerja puskesmas Sewon I Bantul
• Untuk mengetahui prevalensi hipertensi berdasarkan jenis kelamin pada
pasien rawat jalan di wilayah kerja puskesmas Sewon I Bantul
• Untuk mengetahui prevalensi hipertensi berdasarkan umur pada pasien
rawat jalan di wilayah kerja puskesmas Sewon I Bantul
• Untuk mengetahui prevalensi hipertensi berdasarkan tingkat pendidikan
pada pasien rawat jalan di wilayah kerja puskesmas Sewon I Bantul
• Untuk mengetahui stadium tekanan darah berdasarkan tingkat kepatuhan
meminum obat antihipertensi pada pasien rawat jalan di wilayah kerja
puskesmas Sewon I Bantul
Judul Pengarang / Sumber / Hasil Penelitian
Tahun
Faktor-faktor yang Lily Widianto Didapatkan 9 partisipan
mempengaruhi pasien / Universitas dengan kepatuhan
hipertensi rawat jalan Mulawarman / 2013 sedang dan rendah yang
tidak patuh minum obat terdiri dari 6 perempuan
antihipertensi dan 3 laki-laki. Faktor
Puskesmas Sempaja yang teridentifikasi
Samarinda : Sebuah adalah factor
penelitian Kualitatif pasien:merasa sehat,
malas minum obat, takut
terdiagnosis, merasa
pengobatan tidak manjur,
tidak teliti, takut efek
samping obat. Factor
obat : menggunakan obat
tradisional bersamaan
atau menggantikan obat
antihipertensi.
Tingkat kepatuhan Dwi Lutiati/ Hasil penelitian menunjukkan Pada penelitian
penggunaan obat USU/2016 bahwa tingkat kepatuhan pasien tersebut, juga
antihipertensi paa hipertensi rawat jalan adalah dibahas mengenai
pasien rawat jalan sebesar 28% (tinggi), 30% factor-faktor yang
di Rumah Sakit (sedang), dan 42% (rendah). berpengaruh
Haji Medan Berdasarkan hasil analisis terhadap kepatuhan
didapatkan bahwa tidak terdapat dari penggunaan obat
hubungan yang signifikan antihipertensi pada
karakteristik pasien (usia, jenis partisipan.
kelamin, pendidikan, riwayat Selain itu, setiap
hipertensi keluarga, dan regimen variable karakteristik
pengobatan) dengan tingkat dianalisis secara
kepatuhan dalam penggunaan deskriptif dengan
obat antihipertensi. Tingkat menggunakan uji
kepatuhan penggunaan obat statistic Chi-Square
antihipertensi memiliki hubungan untuk meihat
yang signifikan dengan tekanan hubungannya dengan
darah terkontrol tingkat kepatuhan
Profil kepatuhan Alfindra Hasil penelitian menunjukkan Pada penelitian
minum obat Sepalawandika/ hanya 4,2% responden yang tersebut, juga
antihipertensi di Universitas memiliki kepatuhan meminum dibahas mengenai
lingkungan Tarumanegara/ obat yang tinggi, sedangkan factor-faktor yang
Universitas 2015 95,8% responden memiliki berpengaruh
Tarumanegara kepatuhan meminum obat yang terhadap kepatuhan
periode Juli- rendah. Faktor-faktor yang dari penggunaan
Desember 2015 mempengaruhi, antara lain : obat antihipertensi
motivasi, sikap negative, pada partisipan.
hubungan dokter pasien,
kompleksitas pengobatan, rasa
obat, pelayanan kesehatan,
efektifitas waktu, dukungan
sosial, masalah finansial.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Definisi
Hipertensi didefenisikan sebagai tekanan darah persisten
dimana tekanan sistoliknya di atas 140 mmHg dan tekanan
diastolik di atas 90 mmHg (Smeltzer & Bare, 2002). Menurut
Potter dan Perry (2006), hipertensi merupakan gangguan
asimptomatik yang ditandai dengan peningkatan tekanan darah
secara persisten, dimana diagnose hipertensi pada orang dewasa
ditetapkan paling sedikit dua kunjungan dimana lebih tinggi atau
pada 140/90 mmHg
Klasifikasi Hipertensi berdasar JNC VII
Kategori Sistolik (mm Hg) Diastolik (mmHg)

Normal <120 <80

Prehipertensi 120-139 80-89

Hipertensi Stage I 140-159 90-99

Hipertensi Stage II ≥160 ≥100


Faktor Penyebab Hipertensi

• Jenis kelamin
• Usia
• Obesitas
• Pola makan
• Rokok/Tembakau
Penatalaksanaan
Penatalaksaanaan
Hipertensi
berdasar JNC VIII
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepatuhan

• Motivasi klien untuk sembuh


• Tingkat perubahan gaya hidup yang dibutuhkan
• Persepsi keparahan masalah kesehatan
• Nilai upaya mengurangi ancaman penyakit
• Kesulitan memahami dan melakukan perilaku khusus
• Tingkat gangguan penyakit atau rangkaian terapi
• Keyakinan bahwa terapi yang diprogramkan akan membantu atau tidak
membantu
• Kerumitan , efek samping yang diajukan
• Warisan budaya tertentu yang membuat kepatuhan menjadi sulit
dilakukan
• Tingkat kepuasan dan kualitas serta jenis hubungan dengan penyediaan
layanan kesehatan
Cara-cara Meningkatkan Kepatuhan
dari segi tenaga medis

• Meningkatkan keterampilan komunikasi para dokter.


• Memberikan informasi yang jelas kepada pasien tentang
penyakitnya dan cara pengobatannya
• Memberikan dukungan sosial
• Pendekatan perilaku.
Kerangka Teori

Rutin Tingkat Tekanan


mengkonsumsi kepatuhan
obat
darah
yang baik
antihipertensi terkontrol
Hipotesis

Ho = Tingkat kepatuhan penggunaan obat antihipertensi


pada pasien hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Sewon I
Bantul baik
H1 = Tingkat kepatuhan penggunaan obat antihipertensi
pada pasien hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Sewon I
Bantul tidak baik
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
METODE PENELITIAN
Desain Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan yaitu metode deskriptif dengan desain
penelitian survey
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Sewon 1 Bantul.
Waktu penelitian dimulai sejak 31 Oktober 2017 hingga 2 November 2017.
Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu untuk diteliti (Sugiyono,
2005). Populasi pada penelitian ini yaitu masyarakat di wilayah kerja
Puskesmas Sewon 1 Bantul
Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu untuk diteliti
(Sugiyono, 2005). Populasi pada penelitian ini yaitu masyarakat di
wilayah kerja Puskesmas Sewon 1 Bantul. Teknik ini termasuk ke dalam
kelompok nonprobability sampling.
Kriteria inklusi
Pasien yang datang ke poliklinik umum pada tanggal 31 Oktober 2017
hingga 2 November 2017.
Pasien yang telah mendapatkan obat antihipertensi minimal 1 bulan
Kriteria eksklusi:
Peserta yang tidak bersedia mengikuti penelitian ini
Peserta yang tidak mengisi semua poin kuesioner penelitian ini
 Instrumen Penelitian
 Alat tulis
 Kuesioner Morisky Modification Scale (MMS)
 Sphygmomanometer
Peneliti mendata pasien Peneliti melakukan
Peneliti membagikan
yang datang berkunjung di pengukuran tensi pada
kuesioner dan alat tulis
poli umum pasien

Peserta mengisi kuesioner


Peneliti menjelaskan cara
Kuesioner dikumpulkan dengan pendampingan
mengisi kuesioner
peneliti

Kuesioner dipilih
berdasarkan kriteria Pengolahan data Analisis data
eksklusi sampel
Morisky Modification Scale
Hasil Penelitian

Jenis Kelamin Jumlah Presentase(%)

Laki-laki 9 36

Perempuan 16 64

Kategori Umur Jumlah Presentase (%)


>70 tahun 4 16
60-69 tahun 12 48
50-59 tahun 4 16
40-49 tahun 5 20
Tingkat Pendidikan Jumlah Presentase (%)
Tidak bersekolah 2 8
Lulus SD 10 40
Lulus SMP 3 12
Lulus SMA 10 40
Lulus PT 0 0

Nama Obat Jumlah Presentase (%)

Captopril 10 34,7

Amlodipin 15 51,7

Candesartan 2 6,7

Herbesser 1 3,4

Irbesartan 1 3,4
Keterangan Frekuensi Presentase
(Ya) (%)
Apakah bapak/ibu terkadang lupa minum obat? 14 56
Selama dua minggu terakhir, adakah bapak/ibu pada 13 52
suatu hari tidak meminum obat?
Apakah bapak/ibu pernah mengurangi atau menghentikan 13 52
penggunaan obat tanpa memberi tahu ke dokter karena
merasakan kondisi lebih buruk/tidak nyaman saat
menggunakan obat?
Saat melakukan perjalanan atau meninggalkan rumah, 9 36
apakah bapak/ibu terkadang lupa untuk membawa serta
obat?
Apakah bapak/ibu kemarin meminum semua obat? 15 60

Saat merasa keadaan membaik, apakah bapak/ibu 15 60


terkadang memilih untuk berhenti meminum obat?

Sebagian orang merasa tidak nyaman jika harus 10 40


meminum obat setiap hari, apakah bapak/ibu pernah
merasa terganggu karena keadaan seperti itu?
Skor Kategori Frekuensi Presentase
(%)
2 Rendah 17 68
1 atau 2 Sedang 2 8
0 Tinggi 6 24
Kepatuhan Stage hipertensi Jumlah Presentase (%)
Tinggi Normal 1 4
Prehipertensi 0 0
Hipertensi Stage I 3 12
Hipertensi Stage II 2 8
Sedang Normal 0 0
Prehipertensi 1 4
Hipertensi Stage I 1 4
Hipertensi Stage II 0 0
Rendah Normal 1 4
Prehipertensi 4 16
Hipertensi Stage I 8 32
Hipertensi Stage II 4 16
Kesimpulan
• Tingkat kepatuhan penggunaan obat antihipertensi pada pasien
hipertensi di wilayah kerja puskesmas Sewon 1 rendah yakni
sebanyak 68%
• Jenis kelamin perempuan memiliki prevalensi hipertensi yang lebih
dominan dibanding laki-laki dengan 64%
• Kategori umur 60-69 tahun memiliki prevalensi hipertensi yang lebih
dominan dibanding kategori umur lainnya dengan 48%
• Prevalensi hipertensi tertinggi pada tingkat pendidikan lulus Sekolah
Dasar dengan 40% dibanding tingkat pendidikan lainnya
• Penggunaan obat antihipertensi yang banyak digunakan adalah
amlodipin

Saran
Diperlukan penelitian lebih lanjut dengan kelompok yang lebih besar dengan metode
penelitian observasi langsung, Perlu adanya penelitian mengenai faktor-faktor lain
yang mempengaruhi kepatuhan terapi pada hipertensi
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai