Anda di halaman 1dari 9

SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

Mata Kuliah :Manajemen Sumber Daya Manusia II


Hari/Tanggal : Kamis, 19 Desember 2019
Tipe Soal : Paper (Take Home)
Target Date : Sabtu, 21 Desember 2019
Bentuk File : Ms Word nama File ( No Mhs/Nama/Judul Paper/UTS)
Email ke : novita.setyawati@gmail.com cc
Novita.setyawati@perbanas.id
Dosen : Novita Setyawati, S.Psi, M.B.A

Berdasarkan data dalam pemberitaan media masa terlampir yang menyampaikan


Analisa dan berita kondisi perusahaan Garuda Indonesia kurun waktu 2018-19,
Lakukan Analisa/Kajian secara komprehensif dan berikan Rekomendasi dan Saran
terhadap kondisi Perusahan Garuda Indonesia kurun waktu 2018-2019 dengan
menggunakan beberapa pendekatan /teori Manajemen Sumber Daya Manusia ( pilih
minimal 3 teori diantara 7 teori yang bersesuaian ), yaitu :
a. HR model multiperan
b. 8 dampak Tantangan Keunggulan Kompetitif
c. Strategy Management HR
d. Balance Score Card
e. Kompetensi
f. Budaya Perusahaan
g. Kepemimpinan

Selamat Mengerjakan
Kumpulan Berita dari Beberapa Media Masa Online

Garuda Indonesia, dari Abeng hingga


Soemarno
22 Juli 2019 11:01 Diperbarui: 24 Juli 2019 18:15 1 11 19

Dokpri

Turbulensi PT Garuda Indonesia masih terus berlanjut. Kasus viralnya video menu tulisan
tangan Rius Fernandes baru saja mereda setelah pengacara kondang Hotman Paris Hutapea
melakukan mediasi antara kedua belah pihak. RUPSLB segera digelar dalam bulan
September yang akan datang. Rasanya bakal ada pembongkaran besar-besaran baik di Dewan
Direksi maupun di Dewan Komisaris.

Masih belum hilang ingatan kita tentang rekayasa laporan keuangan tahun 2018 dan kasus
mega korupsi 2017 yang melibatkan Emirsyah Satar, Direktur Utama periode 22 Maret 2005
- 8 Desember 2014. Lebih menarik lagi PT (Persero) Garuda Tbk adalah BUMN yang di
tahun 2018 memiliki aset sebesar USD 4,37 miliar (Rp61 triliun) tidak menyetor dividen
kepada negara sejak tahun 2011.

Coba kita lihat sedikit kilas balik BUMN dengan bidang usaha transportasi udara (air
carrier) komersiel dengan Direktur Utama saat ini I Gusti Ngurah Askhara Danadiputra.
Perusahaan flagship carrier Indonesia ini pertama kali menerbangkan pesawatnya di tahun
1949.

Di tahun 1964 Garuda memasuki era jet dengan datangnya tiga pesawat baru Convair 990A
yang diberi nama "Majapahit", "Pajajaran" dan "Sriwijaya". Ini menjadikan Garuda
Indonesia maskapai pertama di Asia Tenggara yang mengoperasikan pesawat jet subsonik.

Delapan belas tahun kemudian, tepatnya di tahun 1982 Garuda Indonesia menjadi maskapai
pengguna pertama Airbus A300B4-600 FFCC. Wiweko yang menjabat Dirut selama 16
tahun berhasil membawa GIA menjadi maskapai terbesar ke 2 se Asia setelah Japan Airlines
serta menjadi maskapai terbesar dan berpengaruh di belahan bumi bagian selatan.

Lima belas tahun berikutnya Garuda Indonesia terdampak krisis moneter 1997/98. Garuda
terlilit utang yang sangat besar berjumlah US$ 1,6 miliar (Rp22,4 triliun) dengan ekuitas
minus US$ 300 juta. Dengan ekuitas negatif tersebut nilai pasar Garuda hanya USD1, lebih
murah dari harga sebungkus rokok kretek.

Selain terdampak krisis mneter 1997/98 tersebut, penyebab pokok lain kondisi Garuda yang
mengenaskan pada waktu itu adalah dewan direksi yang tidak becus, KKN, dan jumlah
pegawai yang sangat berlebihan.

Tanri Abeng yang menjabat Menteri BUMN pada waktu itu mendapat dukungan dari
Presiden Soeharto untuk mencopot Dirut Garuda, Supendi, yang juga adalah Mayjen TNI AD
dan sebelumnya bertugas sebagai ajudan Presiden Soeharto.

Selain membongkar seluruh Dewan Direksi Garuda, Tanri Abeng juga melakukan
rasionalisasi jumlah karyawan. Sebanyak 6.000 karyawan dipensiunkan secara dini dan 7.000
orang lainnya tetap dipertahankan.

Penulis belum menemukan dokumen terkait dengan deal-deal yang dibuat oleh Tanri Abeng
dengan para kreditur Garuda pada waktu itu. Deal-deal tersebut tentunya alot karena para
kreditur tersebut mengancam akan membrangkutkan Garuda.

Penulis belum juga berhasil menemukan berapa besar negara perlu menyuntikan dana segar
Penyertaan Modal Negara (PMN) untuk menalangi utang Garuda Indonesia ketika itu.
Walaupun demikian, penulis yakin jumlahnya dalam bilangan triliun rupiah.

Turbulensi Garuda Indonesia yang cukup hebat di tahun 1997/98 hingga 2.000 tersebut juga
diangkat oleh Rizal Ramli, yang ketika itu menjabat sebagai Menteri Koordinator
Perekonomian.

Disini Rizal Ramli mengklaim terlibat dalam penyelamatan Garuda Indonesia pada waktu
itu. Menurut Rizal, klik disini, di tahun 2.000 itu, Garuda terlilit utang US$ 1,8 miliar (Rp18
triliun).
Versi Tanri Abeng nilai utang tersebut sedikit lebih rendah yaitu USD1,6 miliar. Tambahan
penjelasan dari Rizal Ramli adalah utang Garuda tersebut adalah pada konsorsium Bank
Eropa. dan menurut Rizal Ramli, jika utang itu tidak dibayar, konsorsium bank Eropa yang
memberi pinjaman akan menarik pesawat-pesawat Garuda.

Reaksi pemerintah ketika itu, lanjut Ekonom jebolan Boston Univ. USA ini, mengancam
balik konsorsium bank ke pengadilan karena pemerintah memiliki data valid atas
penggelembungan atau mark up sebesar 50 persen atas pembelian pesawat udara tersebut.

Pihak konsorsium dengan Garuda berdamai, demikian ditambahkan oleh Menteri


Koordinator Bidang Kemaritiman yang dijabat Rizal Ramli dalam kurun waktu 27 Juli 2015
hingga 27 Agustus 2016.

Namun, penulis belum menemukan data yang lebih rinci format perdamaian tersebut. Misal,
berapa besar utang Garuda yang kemudian disepakati oleh kedua belah pihak. Juga, penulis
belum dapat mengakses data terkait berapa banyak negara perlu kembali menyuntikan dana
segar PMN, jika ada, ke Garuda Indonesia ketika itu.

Lebih jauh lagi, penulis belum dapat mengakses berita, jika ada, sanggahan dan/atau
penjelasan lebih lanjut dari pihak pemerintah atas isu utang Garuda tahun 2.000 tersebut.
Pihak pemerintah disini tentu saja adalah Menteri BUMN dan Menteri Keuangan serta dari
Garuda Indonesia sendiri.

Di masa-masa krisis moneter 1997/98 tersebut, Garuda Indonesia juga mengalami musibah
yang besar. Pada tanggal 26 September 1997. GA dengan Penerbangan 152 jurusan Jakarta -
Medan jatuh di desa Buah Nabar, dekat Medan, Sumatera Utara. Seluruh 234 penumpang dan
awak pesawat tewas

Secara keseluruhan, ada beberapa catatan kecelakaan yang dialami Garuda Indonesia dalam
kurun waktu 1967 - 2007. Dalam periode ini ada 13 musibah/kecelakaan yang menewaskan
435 orang. Tidak terlihat ada catatan kecelakaan penerbangan Garuda Indonesia dalam
periode 2008 hingga saat ini 2019.

Empat belas tahun kemudian, 2014, Garuda Indonesia yang tadinya hanya berharga One US
Dollar kini sudah berharga Billions USD. Ini klaim Tanri Abeng yang dirilis oleh beberapa
media ketika itu termasuk financedetik, CNN Indonesia, dan Berita Satu.

Walaupun demikian, beberapa data PMN dan dividen untuk negara dari Garuda Indonesia
dalam periode yang diklaim oleh Tanri Abeng tersebut tidak begitu menggembirakan.

Tahun 2006 dan 2007 ketika Dirut Garuda dijabat oleh Emirsyah Satar perusahaan ini
menerima suntikan dana segar PMN dari negara masing-masing sebesar Rp500 miliar.

Selain itu, data tahun 2008 - 2018 memperlihatkan tidak sepeser pun Garuda pernah
menyetor dividen untuk negara. Dengan demikian semasa Emirsyah menjabat itu, 2005 -
2014, Garuda Indonesia tidak ada menyetor dividen untuk negara kecuali jika ada data di
tahun 2005 - 2007 yang penulis tidak berhasil mengaksesnya.

Di tahun 2015, Rizal Ramli kembali bekoar dan saat itu ribut dengan Rini Soemarno. Klik
disini, atau, disini, misalnya. Rizal Ramli mengkritik dengan keras rencana pembelian
pesawat berbadan lebar yang akan digunakan Garuda untuk rute Eropa. Kritikan ini berujung
tersingkirnya Beliau dari Kabinet Kerja Jokowi.

Saat ini, ternyata kepretan Rizal Ramli ini terkesan banyak bermuatan positip. Garuda untung
di rute domestik, menurut salah seorang Kompasianer kita sebab Garuda memiliki load
factor yang tinggi sekitar 80 persen. Yang membuat Garuda rugi kelihatannya sebagian
bersumber dari penerbangan rute luar negeri.

Rute luar negeri GA dengan pesawat berbadan besar, seperti kritikan Rizal Ramli, yang
memerlukan avtur dalam volume yang besar serta dengan biaya operasional yang mahal, dan
di sisi lain load factor yang rendah (sepi penumpang) sehingga biaya operasional saja jauh
diatas pendapatan.

Selain itu, kasus jumlah karyawan yang sangat berlebihan di Era Tanri Abeng diatas
kelihatannya kembali menggrogoti Garuda hingga Era Rini Soemarno sekarang. Di Era serba
otomatis sekarang jumlah karyawan Garuda Indonesia masih belum dirasionalisasi.

Dengan jumlah karyawan sebanyak 20.000 orang jelas sangat berlebihan termasuk juga jika
dibandingkan dengan Singapore Airlines yang hanya memiliki 14.729 karyawan, AirAsia
17.000 karyawan, dan Malaysia Airlines yang cukup dengan 14.000 orang karyawan.

Di Era Bu Rini sekarang, 2014 - 2019, Dirut Garuda sudah diganti sebanyak tiga kali.
Pertama, Emirsyah Satar yang mengundurkan diri di tahun 2014 digantikan oleh Muhammad
Arif Wibowo. Tiga tahun kemudian di tahun 2017, Muhammad Arif Wibowo diganti oleh
Pahala Nugraha Mansury, yang hanya bertahan satu tahun hingga 2018. Tahun 2018 hingga
saat ini, Dirut Garuda dijabat oleh I Gusti Ngurah Askhara Danadiputra.

Kasus bongkar pasang tiga orang Dirut Garuda hanya dalam waktu lima tahun
mengindikasikan kurang baiknya dukungan lingkungan politik, sistem, budaya, serta proses
rekrutmen Dirut BUMN yang mencakup juga Dirut Garuda yang dilakukan oleh Tim Menteri
BUMN, Rini Soemarno.

Tak heran Jika Rizal Ramli kembali berteriak dan kali ini menyerukan untuk mencopot Rini
Soemarno dari jabatan Menteri BUMN dalam upaya penyelamatan Garuda Indonesia,
klik disini atau disini.

Dirut Garuda yang sekarang yang akrab dipanggil Ari Askhara baru saja mengalami
turbulensi laporan keuangan bermasalah dan menu tulis tangan. Kasus menu tulis tangan ini
sudah terselesaikan setelah Pengacara kondang Hotman Paris Hutapea tampil sebagai
mediator diantara PT Garuda Indonesia dengan youtuber Rius Fernandez.
Kasus laporan keuangan tahun 2018 juga kelihatannya sudah mereda. Kantor Akuntan Publik
yang mengaudit laporan ini sudah dikenakan sanksi larangan praktek selama satu tahun.
Dewan Direksi Garuda dan Dewan Komisaris, kecuali dua orang yang menolak
menandatangani laporan keuangan tersebut, dikenakan sangsi membayar denda, walaupun
dalam jumlah yang tidak seberapa.

Selain itu, laporan keuangan tahun 2018 tersebut sudah direvisi. Di laporan awal, yang
ditolak oleh dua orang anggota Dewan Komisaris Garuda Indonesia, dicantumkan Garuda
membukukan laba bersih US$810 ribu ( Rp11 miliar) untuk tahun 2018, yang sebelumnya
untuk Tw III rugi sebesar USD128 juta (Rp2 triliun). Dalam laporan keuangan yang sudah di
revisi, Garuda Indonesia untuk tahun 2018 ternyata rugi sebesar Rp364 miliar.

Pola laporan keuangan Garuda yang rugi besar di Tw III dan ujuk-ujuk laba besar di Tw IV
(laporan akhir tahun) pernah juga terjadi di tahun 2015 dan 2016. Kasus tahun 2016 adalah
rugi di Tw III sebesar US$ 44 juta atau sekitar Rp 585 miliar tetapi mendapat laba sebesar
US$ 59 juta pada akhir tahun 2016 (Tw IV). Sedangkan kasus tahun 2015 adalah rugi di Tw
III sebesar USD8 juta kemudian ujuk-ujuk laba sebesar USD71 juta di Tw IV.

Banyak yang bersuara, termasuk beberapa Kompasianer, agar Dewan Direksi Garuda
dibongkar pada RUPSLB bulan September yang akan datang. Penulis setuju dengan suara
tersebut dengan catatan Dewan Komisaris Garuda juga bukan saja perlu dibongkar tetapi
prinsip pengangkatan Dewan Komisaris tersebut perlu dirombak.

Dewan Komisaris harus orang yang bekerja penuh waktu dan bukan kerja sambilan seperti
yang berlaku saat ini. Dewan komisaris yang bekerja sambilan tersebut adalah yang berasal
dari pemerintahan yang mencakup dari Kementerian BUMN dan Kementerian yang lain.
Mereka itu umumnya adalah yang memiliki jabatan Direktur Jenderal yang jelas tidak akan
memiliki waktu untuk mengawasi perusahaan.

Adalah sangat menusuk rasa keadilan, jika Dewan Komisaris dan/atau Dewan Pengawas
BUMN hanya bekerja paruh waktu, hanya menandatangani tangani laporan keuangan
(sebagian tidak dibaca lagi), tidak memiliki tanggung jawab tetapi menerima gaji, bonus,
tantiem, miliaran rupiah setiap tahunnya plus berbagai fasilitas lain termasuk kesehatan dan
golf. Mereka hanya datang rapat dua atau tiga kali dalam setahun dan tanda tangan saja.

Kita berharap Garuda bukan seperti itik Buruk Rupa lagi tetapi itik dengan telur emas.
Garuda, yang dengan kepemilikan pemerintah tinggal senilai Rp6,4 triliun saja, bukan saja
tidak akan pernah lagi membebani keuangan negara tetapi juga dapat selalu menyetor dividen
untuk negara.

Diatas kesemua itu, Menteri BUMN wajib menerapkan prinsip Kwartet DPPE secara
konsisten bukan saja untuk Garuda Indonesia tetapi juga untuk seluruh BUMN (137) dan
anak cucunya (1.000). Kwartet DPPE tersebut adalah:

(i) developing a sound performance-monitoring system

(ii) promoting financial and fiscal discipline


(iii) professionalizing SOE boards, dan

(iv) enhancing transparency and disclosure;

Awak Kabin Garuda Indonesia Mimpikan


Sosok Pimpinan yang Berakhlak Baik

Pebrianto Eko Wicaksono


09 Des 2019, 15:56 WIB
12

Seragam Pramugari Garuda Indonesia rancangan Anne Avantie (Dok. Anne Avantie)

Liputan6.com, Jakarta - Ikatan Awak Kabin Garuda Indonesia (IKAGI) menyampaikan aspirasi
tentang sosok Direktur Utama Garuda Indonesia yang baru kepada Menteri Badan Usaha
Milik Negara (BUMN) Erick Thohir. Saat ini, Kementerian BUMN memang tengah mencari
sosok yang layak untuk menduduki posisi nomor satu di Garuda tersebut.

Ketua IKAGI Zaenal Muttaqin mengatakan, sosok yang diharapkan awak kabin untuk
mengisi jabatan direktur utama adalah sosok yang memiliki misi membangun perusahaan,
serta memiliki ahlak dan moral yang baik.

"Kami minta ke Garuda dan Kementerian agar bersama membangun perusahaan ini dengan
pemimpin berahlak dan moral baik," kata Zaenal, di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta,
Senin (9/10/2019).

Menurut Zaenal, pihaknya tidak mempermasalahkan jabatan Direktur Utama Garuda


Indonesia nanti berasal dari eksternal.

Berdasarkan kabar yang dia dapat, pemegang saham akan menunjuk kalangan profesional
untuk mengisi jabatan Direktur Utama Garuda Indonesia usai dipecatnya I Gusti Ngurah
Askhara Danadiputra alias Ari Askhara dari jabatan tersebut.

"Isu yang saya terima memang dari kalangan profesional. Saya tidak usulkan apapun terkait
figur BOD, yang kami inginkan orang berakhlak yang baik," tuturnya.

Zaenal berharap, jajaran direksi yang akan melakukan pembersihan di Garuda


Indonesia mendapat perlindungan hukum agar perbaikan pada maskapai nasional tersebut
benar dilakukan.
"Yang penting siapapun BOD-nya kami minta perlindungan hukum untuk BOD yang
melakukan bersih-bersih," tandasnya.

2 dari 2 halaman

Menkeu Sebut Penyelundupan Harley Bos Garuda


Rugikan Negara
CNN Indonesia | Kamis, 05/12/2019 16:50 WIB
Bagikan :

Kementerian Keuangan merilis temuan komponen motor Harley Davidson bekas dan dua buah Sepeda
Brompton ilegal yang masuk ke Indonesia melalui pesawat Airbus A330-900 milik Garuda Indonesia. (CNN
Indonesia/Yuliyanna Fauzi).

Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Keuangan Sri Mulyani mengungkap negara dirugikan sekitar
Rp532 juta hingga Rp1,5 miliar karena penyelundupan kompone Harley-Davidson oleh Dirut
Garuda I Gusti Ngurah Askhara Danadiputra (Ari Askhara).

"Perkiraan total kerugian negara berkisar antara Rp532 juta sampai dengan Rp1,5 miliar," ujar
Sri Mulyani, Kamis (5/12).

Sri Mulyani memaparkan berdasarkan hasil penelusuran di pasaran, perkiraan nilai motor
Harley-Davidson tersebut berkisar antara Rp200 juta hingga Rp800 juta per unit. Sedangkan
nilai dari sepeda Brompton berkisar antara Rp50 juta hingga Rp60 juta per unit.

Hasil pemeriksaan Bea Cukai terhadap pesawat tersebut, pada bagian kabin cockpit dan
penumpang pesawat tidak diketemukan pelanggaran kepabeanan dan tidak ditemukan barang
kargo lain. Namun, pemeriksaan pada lambung pesawat (tempat bagasi penumpang) ditemukan
beberapa koper bagasi penumpang dan 18 koli yang keseluruhannya memiliki claim tag sebagai
bagasi penumpang.

Terhadap bagasi penumpang berupa koper telah dilakukan pemeriksaan dan ditemukan barang-
barang keperluan pribadi penumpang sedangkan pemeriksaan terhadap 18 koli tersebut
ditemukan 15 koli berisi sparepart motor Harley Davidson bekas dengan kondisi terurai, dan 3
koli berisi 2 unit sepeda Brompton kondisi baru beserta aksesoris sepeda.

Buntut kejadian ini, Menteri BUMN Erick Thohir akan memberhentikan Ari dari jabatan orang
nomor satu di maskapai pelat merah itu.

"Saya sebagai Menteri BUMN akan memberhentikan Dirut Garuda," ujar Erick di Jakarta, Kamis
(5/12).

Erick mengungkapkan pembelian komponen Harley-Davidson merupakan pesanan Ari melalui


pegawainya. CNNIndonesia berupaya untuk meminta tanggapan Ari atas penyelundupan yang
dituduhkan kepadanya tersebut.

Tapi, sampai dengan berita diturunkan Ari belum memberikan tanggapannya.

Anda mungkin juga menyukai