KELOMPOK TUTORIAL 06
Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca. Namun
terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna.
1
BAB I PENDAHULUAN
I. Scenario
A 50-years-old man visited RSGM UMY because he felt unconfident with his mouth
breath. He also often felt thirsty, hungry and urination. From medical history taking, the dentist
knowed that the patient had been suffered from diabetes mellitus since 2 years ago and he had
specific smell of his breath due to macronutrients metabolism disorder. His blood sugar level in
time was 215 mg/dl.
2
BAB II PEMBAHASAN
1. APA YANG DIMAKSUD DARI DIABETES MELITUS ?
Diabetes Melitus adalah penyakit endrokrin karena adanya peningkatan glukosa dalam
darah.Diabetes Melitus merupakan penyakit kronis yang ditandai dengan hiperglikemia dan
intoleransi glukosa yang terjadi karena kelenjar pankreas tidak dapat memproduksi insulin secara
adekuat atau karena tubuh tidak dapat menggunakan insulin yang diproduksi secara efektif atau
keduanya. Diabetes melitus juga termasuk dalam kelainan metabolisme dimana gula dalam darah
tidak dapat digunakan dengan baik sehingga dapat menyebabkan hiperglikemia(kenaikan kadar
gula dalam darah). Pada penderita Diabetes Melitus, glukosa dalam darah tidak dapat disimpan
atau dicerna oleh tubuh karena. Diabetes melitus terdapat 4 tipe diabetes yaitu diabetes melitus
tipe 1 atau Insulin Dependent Diabetes Melitus (IDDM), diabetes melitus tipe 2 atau Non Insulin
Dependent Diabetes Melitus (NIDDM), diabetes melitus tipe lain dan diabetes melitus gestasional.
Defisiensi insulin terjadi karena rusaknya sel β pankreas akibat terjadinya desensitasi kelenjar
pankreas dan insulin di jaringan perifer, defisiensi insulin juga dapat di pengaruhi oleh virus, zat
kimia, dan lain-lain.
Macam-macam tipe Diabetes Melitus :
3
Poliuri
Poliuri merupakan kondisi dimana urin yang dikeluarkan melebihi normal. Gejala
ini sebenarnya merupakan usaha tubuh untuk menghindari kekurangan cairan
(dehidrasi). Poliuri merupakan gejala umum pada penderita diabetes melitus.
Biasanya banyaknya urin ini disebabkan gula dalam darah (glukosa) yang terlalu
banyak sehingga akan membuat tubuh harus segera mengeluarkan kelebihan gula
tersebut melalui ginjal bersama urin. Gejala ini sering terjadi yaitu saat kadar gula
dalam darah relatif lebih tinggi.
Polidipsi
Polidipsi yaitu rasa haus yang berlebihan sehingga akan menyebabkan minum
lebih sering. Tubuh banyak mengeluarkan air (dalam bentuk urin), secara otomatis
menimbulkan rasa haus untuk mengganti cairan yang keluar. Selama kadar gula
dalam darah belum terkontrol baik, maka keinginan untuk minum akan timbul
terus. Sebaliknya minum yang banyak akan terus menimbulkan keinginan untuk
selalu buang air kecil. Dua hal ini merupakan rangkaian sebab akibat yang akan
terjadi selagi tubuh belum dapat mengendalikan kadar gula dalam darahnya.
Polifagi
Polifagi merupakan sebuah kondisi dimana sering merasa lapar berlebihan atau
nafsu makan yang meningkat yang disebabkan oleh berkurangnya cadangan gula
dalam tubuh meskipun kadar gula dalam darah tinggi.Oleh karena
ketidakmampuan insulin dalam menyalurkan gula sebagai sumber tenaga dalam
tubuh, membuat tubuh merasa lemas seperti kurang tenaga.
Berat badan menurun, karena hormone insulin tidak dapat dicerna atau kekurangan hormone
insulin sehingga glukosa dalam darah tidak dapat dicerna dan diserap oleh tubuh untuk menjadi
energy. Sehingga tubuh merespon dengan melakukan glukoneogenesis berupa pemecahan lemak
dalam tubuh (lipolisis) yang menyebabkan berat badan menurun. Polidipsi(sering merasa
haus),poliuri(sering buang air kecil), dan polifagi(sering merasa lapar),Sering ngantuk,Bau
mulut,Lemas,Mudah terkena penyakit,Luka susah kering (darah susah membeku).Sering
mengalami infeksi pada gusi, kulit, vagina, atau saluran kemih.Muncul bercak hitam pada leher
ketiak dan selangkangan sebagai tanda terjadinya resistensi insulin.Mengalami hipoglikemia
reaktif terjadi beberapa ja setelah makan akibat produksi insulin yang berlebihan . Ada keton pada
urin, karena tubuh tidak dapat menggunakan gula sebagai energy, untuk mengetahui ada keton
dalam urin melalui pemeriksaan. Kaki sakit dan mati rasa karena gula darah tinggii yang merusak
saraf.
4
3. PENYEBAB DIABETES MELLITUS
Menurut Wijayakusuma (2004), penyakit DM dapat disebabkan oleh beberapa hal, yaitu:
a. Pola Makan
Pola makan secara berlebihan dan melebihi jumlah kadar kalori yang dibutuhkan oleh
tubuh dapat memacu timbulnya DM. Hal ini disebabkan jumlah atau kadar insulin oleh sel β
pankreas mempunyai kapasitas maksimum untuk disekresikan.
b. Obesitas
Orang yang gemuk dengan berat badan melebihi 90 kg mempunyai kecenderungan lebih
besar untuk terserang DM dibandingkan dengan orang yang tidak gemuk.
c. Faktor genetik
Seorang anak dapat diwarisi gen penyebab DM dari orang tua. Biasanya, seseorang yang
menderita DM mempunyai anggota keluarga yang terkena juga.
d. Bahan-bahan kimia dan obat-obatan
Bahan kimiawi tertentu dapat mengiritasi pankreas yang menyebabkan radang pankreas.
Peradangan pada pankreas dapat menyebabkan pankreas tidak berfungsi secara optimal dalam
mensekresikan hormon yang diperlukan untuk metabolisme dalam tubuh, termasuk hormon
insulin.
e. Penyakit dan infeksi pada pankreas
Diabetes Melitus Tipe 1: terkait dengan faktor genetik dan sistem kekebalan tubuh, yang
mengakibatkan kerusakan sel-sel yang memproduksi insulin, sehingga sel tidak mampu
untuk memproduksi insulin yang dibutuhkan oleh tubuh. Kelompok orang yang paling
sering mengidap penyakit ini adalah anak-anak dan remaja, yang mewakili 3% dari jumlah
seluruh pasien yang ada.
Diabetes Melitus Tipe 2: terkait dengan faktor pola makan yang tidak sehat, obesitas, dan
kurangnya olahraga. Sel-sel tubuh menjadi resisten terhadap insulin dan tidak bisa
menyerap dan menggunakan dekstrosa dan kelebihan gula darah yang dihasilkan secara
5
efektif. Jenis diabetes melitus ini memiliki predisposisi genetik yang lebih tinggi daripada
Tipe 1.
Diabetes Melitus Gestasional: disebabkan oleh perubahan hormon yang dihasilkan selama
kehamilan dan biasanya berkurang atau menghilang setelah melahirkan. Studi dalam
beberapa tahun terakhir ini menunjukkan bahwa wanita yang pernah mengalami diabetes
melitus gestasional memiliki tingkat risiko yang lebih tinggi untuk mengidap penyakit
diabetes melitus tipe II, sehingga wanita tersebut harus lebih memerhatikan pola makan
yang sehat demi mengurangi risiko tersebut.
Jenis lain dari Diabetes Melitus: Ada beberapa penyebab lain yang berbeda dari ketiga jenis
diabetes melitus di atas, termasuk sekresi insulin yang tidak memadai yang disebabkan
oleh penyakit genetik tertentu, disebabkan secara tidak langsung oleh penyakit lainnya
(misalnya pankreatitis, yaitu peradangan pada pankreas), yang diakibatkan oleh obat atau
bahan kimia lainnya.
3. Olahraga
Berolahraga setiap hari membantu menjaga berat badan yang sehat, menurunkan kadar
gula darah dan meningkatkan sensitivitas Anda terhadap insulin. Jadi, berolahragalah setiap hari
selama minimal 30 menit untuk menjaga tingkat gula darah dalam rentang normal.
4. Menurunkan berat badan
Berat badan berlebih dapat menjadi memperbesar risiko seseorang terkena diabetes. Jadi,
pastikan bahwa Anda dapat menurunkan berat badan dan menjaganya tetap normal.
Tidak peduli seberapa bencinya Anda pada sarapan, sangat penting untuk sarapan setiap
hari. Hal itu membantu mengurangi risiko terkena diabetes. Makan sarapan yang sehat tidak hanya
membantu mengontrol nafsu makan, tetapi juga membantu mengontrol konsumsi kalori.
6
6. Hindari makanan berlemak
Junk food dan makanan yang biasa Anda beli di jalan umumnya tinggi lemak jenuh, yang
dapat meningkatkan kadar kolesterol jahat di tubuh. Ini pada gilirannya juga dapat mempengaruhi
tingkat gula darah dalam tubuh. Jadi, hindari junk food dan makanan berlemak lainnya.
7. Hindari minuman manis
Soda, minuman ringan atau berperasa dapat meningkatkan risiko terkena diabetes. Semua
minuman berpemanis merupakan sumber gula yang tak terlihat, yang dapat meningkatkan kadar
gula darah Anda.
8. Makan banyak sayuran
Daging memang lezat, namun Anda tidak harus memakannya setiap hari, karena dapat
menimbulkan risiko diabetes. Dengan demikian, perbanyak konsumsi sayuran setiap hari. Mereka
akan membantu Anda mencegah diabetes.
9. Hindari stres
Stres yang berlebihan dapat meningkatkan kadar gula darah Anda. Jadi, kurangi tingkat
stres dengan berlatih yoga, meditasi atau latihan pernapasan.
7
Pada kasus diabetes tipe 1 yang berat, dokter dapat merekomendasikan operasi pencangkokan
(transplantasi) pankreas untuk mengganti pankreas yang mengalami kerusakan. Pasien diabetes
tipe 1 yang berhasil menjalani operasi tersebut tidak lagi memerlukan terapi insulin, namun harus
mengonsumsi obat imunosupresif secara rutin.
Pada pasien diabetes tipe 2, dokter akan meresepkan obat-obatan, salah satunya adalah
metformin, obat minum yang berfungsi untuk menurunkan produksi glukosa dari hati. Selain itu,
obat diabetes lain yang bekerja dengan cara menjaga kadar glukosa dalam darah agar tidak terlalu
tinggi setelah pasien makan, juga dapat diberikan.
Pasien diabetes harus mengontrol gula darahnya secara disiplin melalui pola makan sehat agar
gula darah tidak mengalami kenaikan hingga di atas normal. Selain mengontrol kadar glukosa,
pasien dengan kondisi ini juga akan diaturkan jadwal untuk menjalani tes HbA1C guna memantau
kadar gula darah selama 2-3 bulan terakhir.
8
Kondisi kencing manis menandakan seseorang mengaami hiperglikemi yang menyebabkan
glukosuria, yaitu kodisi dimana urin mengandung glukosa. Hal ini diakibatkan oleh laju aliran
tubulus ginjal besar sehingga terjadi penurunan reabsorbsi air dan nutrisi kemudian ekskresi air
dan natrium semakin tinggi yang dinamakan polyuria (banyak urin). Karena eksresi air dan
natrium sangat tinggi, tubuh menjadi kekurangan air dan natrium sehingga memberikan sinyal ke
otak untuk minum cairan yang banyak dan penderita akan merasa haus yang berlebihan. Kondisi
ini dinamakan polydipsia (haus berlebih). Dampak yang terjadi dari polyuria yaitu natrium dalam
darah berkurang, lipolysis asam lemak meningkat sehingga menyebabkan berat badan turun drastic
karena tubuh menggunakan lemak sebagai sumber energy utama nya. Hal ini menyebabkan
penderita mengalami polyphagia (banyak makan).
Berdasarkan literatur yang saya dapatkan bahwa pada penderita diabetes salah satu
tandanya adalah Poliuria, dimana penderita banyak buang air kecil sehingga cairan di dalam tubuh
berkurang yang dapat mengakibatkan jumlah saliva berkurang dan mulut terasa kering, sehingga
disarankan pada penderita untuk mengkonsumsi buah yang asam sehingga dapat merangsang
kelenjar air liur untuk mengeluarkan air liur.(6)
9
komplikasi nomor satu terbesar khusus di rongga mulut. Hampir sekitar 80% pasien Diabetes
Melitus gusinya bermasalah. Tanda-tanda periodontitis antara lain pasien mengeluh gusinya
mudah berdarah, warna gusi menjadi mengkilat, tekstur kulit jeruknya (stippling) hilang, kantong
gusi menjadi dalam, dan ada kerusakan tulang di sekitar gigi, pasien mengeluh giginya goyah
sehingga mudah lepas.
Menurut teori yang saya dapatkan hal tersebut diakibatkan berkurangnya jumlah air liur,
sehingga terjadi penumpukan sisa makanan yang melekat pada permukaan gigi dan mengakibatkan
gusi menjadi infeksi dan mudah berdarah.(5)
5) Oral thrush
Penderita diabetes yang sering mengkonsumsi antibiotik untuk memerangi infeksi sangat
rentan mengalami infeksi jamur pada mulut dan lidah. Apalagi penderita diabetes yang merokok,
risiko terjadinya infeksi jamur jauh lebih besar.Oral thrush atau oral candida adalah infeksi di
dalam mulut yang disebabkan oleh jamur, sejumlah kecil jamur candida ada di dalam mulut. Pada
penderita Diabetes Melites kronis dimana tubuh rentan terhadap infeksi sehingga sering
menggunakan antibiotik dapat mengganggu keseimbangan kuman di dalam mulut yang
mengakibatkan jamur candida berkembang tidak terkontrol sehingga menyebabkant thrush. Dari
hasil pengamatan saya selama berpraktik sebagai dokter gigi yang ditandai dengan adanya lapisan
putih kekuningan pada lidah, tonsil maupun kerongkongan.
10
8. BERAPAKAH KADAR GULA NORMAL PADA DARAH?
Namun, sebenarnya kadar gula normal atau tidak di dalam darah, bisa berubah
sepanjang waktu, seperti sebelum makan dan setelah makan. Berikut ini merupakan
kisaran normal kadar gula darah di tiap waktunya :
- Setelah tidak makan selama 8 jam (puasa): kurang dari 100 mg/dl
- Sebelum makan: 70-130 mg/dl
- Setelah makan (1-2 jam): kurang dari 180 mg/dl
- Sebelum tidur : 100-140 mg/dl
9. DEFINISI METABOLISME MAKRONUTRIENS
11
Metabolisme meliputi setiap proses kimiawi yang terjadi di dalam badan, metabolisme
merupakan proses dasar yang terjadi pada setiap orang bahkan tiap makhluk hidup agar fungsi
tubuhnya dapat berjalan dengan normal. Dalam tubuh manusia, proses ini terjadi dalam dua cara,
anabolisme dan katalisme. Makronutrien adalah zat makanan yang dibutuhkan dalam jumlah yang
banyak oleh tubuh. Setiap makronutrien hampir sering ditemukan di setiap jenis sumber makanan.
Perbedaannya terletak pada persentase kandungan tiap jenis makanan. Zat-zat yang tergolong
dalam makronutrien ini adalah karbohidrat, protein dan lemak. Ketiga zat ini dibutuhkan dalam
jumlah yang banyak karena memiliki peran yang sangat penting bagi tubuh. Sebagai contoh, tubuh
membutuhkan nutrisi ini untuk tumbuh, berkembang serta perbaikan jaringan yang rusak.
Sehingga, metabolisme makronutrien adalah proses kimiawi penguraian Karbohidrat, lemak,
protein
10.FUNGSI MAKRONUTRIEN
Untuk menghasilkan energi yang dibutuhkan untuk metabolisme system. Makronutrien
merupakan zat makanan yang diperlukan oleh tubuh dalam jumlah besar, meliputi karbohidrat,
lemak, protein, dan air.
12
11.PENYEBAB GANGGUAN METABOLISM MAKRONUTRIEN
KARBOHIDRAT
o Diabetes Melitus adanya resisten(tubuh kurang merespon) thdp insulin diikat sel darah
merah serta adanya reseptor
o Kekurangan hormone insulin karena kelelahan pada pancreas sehingga produksi insulin
turun
o Galaktrosemia, kelainan metabolisme yang menyebabkan tubuh tidak mampu memecah gula
jenis galaktosa dengan baik. Galaktosa adalah jenis gula yang terdapat dalam susu.
o Sindrom mcardle, suatu kelainan yang menyebabkan tubuh tidak mampu memecah
glikogen. Glikogen adalah bentuk gula yang tersimpan di seluruh jaringan tubuh, terutama
otot dan hati.
PROTEIN
o Fenilketonuria, terjadi ketika kadar asam amino (protein) fenilalanin dalam darah terlalu
tinggi.
o Maple syrup urine disease (MSUD),Penyakit urine sirup mapel terjadi ketika tubuh tidak
mampu menyerap asam amino.
o Alkaptonuria, terjadi ketika tubuh tidak mampu memecah asam amino tirosin dan fenilalanin
dengan baik, sehingga urine penderitanya berwarna hitam kecoklatan ketika terpapar udara.
o Ataksia Friedreich, terjadi saat protein jenis frataksin di dalam tubuh berkurang dan memicu
kerusakan pada saraf yang mengendalikan kemampuan berjalan dan kerja jantung.
LEMAK
o Penyakit Gaucher adalah penyakit yang membuat tubuh tidak mampu memecah lemak,
sehingga lemak menumpuk di hati, limpa, dan sumsum tulang. Gangguan ini akan memicu
kerusakan tulang.
o Penyakit Tay-Sachs mengakibatkan penumpukan lemak di otak.
o Xanthoma, Gangguan pada kulit yang muncul akibat adanya penumpukan lemak di bawah
permukaan kulit.
Gangguan metabolik paling sering disebabkan oleh kelainan genetik yang diturunkan dalam
keluarga. Kelainan genetik ini memengaruhi kinerja kelenjar endokrin dalam menghasilkan enzim
yang digunakan dalam proses metabolisme. Akibatnya, jumlah enzim yang dihasilkan akan
berkurang atau bahkan tidak diproduksi sama sekali.
Hilang atau rusaknya enzim pencernaan juga menyebabkan zat-zat beracun di dalam tubuh
tidak dapat dikeluarkan dan menumpuk di aliran darah. Kondisi ini dapat memengaruhi fungsi
organ dalam tubuh.
12.METABOLISME MAKRONUTRIEN
13
I. METABOLISME KARBOHIDRAT
Karbohidrat mengalami pencernaan secara mekanis dan kimiawi. Hasil pencernaan tersebut
berupa monosakarida seperti glukosa, fruktosa dan galaktosa. Monosakarida diserap oleh darah di
jonjot usus halus, selanjutnya melalui vena porta hepatica dibawa ke hati. Di dalam hati, glukosa
mengalami dua kemungkinan :
Beredar bersama aliran darah untuk memenuhi kebutuhan energi sel-sel tubuh.
Jika terdapat kelebihan akan diubah menjadi glikogen dengan bantuan hormon insulin.
Untuk menghasilkan energi, glukosa mengalami proses oksidasi yaitu:
a. Glikolisis – Glukosa diaktifkan oleh molekul ATP menjadi glukosa fosfat – Melalui tahap-
tahap proses kimia yang kompleks, glukosa fosfat diubah menjadi asam piruvat, yaitu
senyawa hasil akhir glikolisis yang memiliki 3 atom karbon.
b. Daur Kreb’s – Asam piruvat mengalami oksidasi sehingga melepaskan CO2 dan asetil Ko-
A. – Asetil Ko-A mengalami oksidasi sempurna di dalam siklus asam sitrat (daur kreb’s)
sehingga menghasilkan atom Hidrogen berenergi tinggi, serta membebaskan molekul CO2.
c. Sistem Transpor elektron – Atom hidrogen berenergi tinggi dari siklus kreb’s aka
dipisahkan menjadi proton (H+ ) dan elektron berenergi tinggi. – Ion H+ menangkap
elektron dari oksigen bebas membentuk senyawa air. – Elektron berenergi tinggi
dipindahkan ke dalam molekul pembawa elektron (NAD dan FAD) untuk masuk ke dalam
rantai transpor elektron dan fosforilasi oksidatif yang akhirnya menghasilkan energi berupa
ATP. – Proses ini berlangsung dengan bantuan enzim sitokrom.
14
INTINYA jalur-jalur metabolisme karbohidrat dijelaskan sebagai berikut:
- Glukosa mengalami glikolisis menjadi 2 piruvat (aerob) menghasilkan energi berupa ATP.
- Selanjutnya piruvat dioksidasi menjadi asetil KoA.
- Asetil KoA akan masuk ke jalur siklus asam sitrat/siklus Krebs. Dalam tahap ini dihasilkan
energi berupa ATP.
- Jika sumber glukosa berlebihan, maka glukosa dirangkai menjadi polimer glukosa
(glikogen) yang disimpan di hati dan otot sebagai cadangan energi jangka pendek
(glikogenesis). Jika kapasitas penyimpanan glikogen sudah penuh, maka karbohidrat
dikonversi menjadi jaringan lipid (glukolipid) sebagai cadangan energi jangka panjang.
- Jika terjadi kekurangan glukosa, maka glikogen dipecah menjadi glukosa (glikogenolisis).
Selanjutnya mengalami glikolisis, oksidasi piruvat sampai siklus asam sitrat/Krebs.
- Jika glukosa dari diet dan cadangan glikogen tak tersedia, maka sumber energi berasal dari
lipid dan protein. Jalur ini dinamakan glukoneogenesis.
Hati merupakan organ tubuh di mana terjadi reaksi katabolisme maupun anabolisme protein.
Asam-asam amino yang terbentuk dibawa oleh darah ke dalam jaringan untuk digunakan. Proses
anabolik maupun katabolik juga terjadi dalam jaringan di luar hati. Asam amino yang terdapat
dalam darah berasal dari tiga sumber yaitu absorpsi melalui dinding usus, hasil penguraian protein
dalam sel, dan hasil sintesis asam amino dalam sel. Banyaknya asam amino dalam darah
tergantung pada keseimbangan antara pembentukan asam amino dan penggunaannya.
Bila kelebihan asam amino dari jumlah yang digunakan untuk biosintesis protein, maka kelebihan
asam amino akan diubah menjadi asam keto yang dapat masuk ke dalam siklus asam sitrat atau
diubah menjadi urea. Hati berfungsi sebagai pengatur konsentrasi asam amino dalam darah (Stryer,
2000).
Dalam tubuh kita, protein mengalami perubahan-perubahan tertentu dengan kecepatan yang
berbeda untuk tiap protein. Protein dalam darah, hati dan organ tubuh lain mempunyai waktu paruh
(half-life) antara 2,5 sampai 10 hari. Protein yang terdapat pada jaringan otot mempunyai waktu
paruh = 120 hari. Rata-rata tiap hari 1,2 gram protein per kilogram berat badan diubah menjadi
senyawa lain.
Sel-sel mati, lalu komponennya mengalami proses penguraian atau katabolisme dan
dibentuk sel-sel baru.
Masing-masing protein mengalami proses penguraian dan terjadi sintesis protein baru,
tanpa ada sel yang mati.
Protein dikeluarkan dari dalam sel diganti dengan sintesis protein baru.
15
Protein dalam makanan diperlukan untuk menyediakan asam amino yang akan digunakan
untuk memproduksi senyawa nitrogen yang lain, untuk mengganti protein dalam jaringan yang
mengalami proses penguraian dan untuk mengganti nitrogen yang telah dikeluarkan dari tubuh
dalam bentuk urea. Ada beberapa asam amino yang dibutuhkan oleh tubuh, tetapi tidak dapat di-
produksi oleh tubuh dalam jumlah yang memadai. Oleh karena itu asam amino tersebut
dinamakan asam amino esensial, harus diperoleh dari makanan (Murray, 2001).
Secara ringkas metabolisme protein mahluk hidup ditunjukkan pada Gambar berikut :
Jumlah Asam Amino dalam darah tergantung dari jumlah yang diterima dan .jumlah yang
digunakan. Pada proses pencernaan makanan, protein diubah menjadi asam amino oleh beberapa
reaksi hidrolisis serta enzim-enzim yang bersangkutan. Enzim-enzim yang bekerja pada proses
hidrolisis protein antara lain ialah pepsin, tripsin, kimotripsin, karboksi peptidase, amino
peptidase, tripeptidase dan dipeptidase (Murray, 2001).
Setelah protein diubah menjadi asam-asam amino, maka dengan proses absorpsi melalui
dinding usus, asam amino tersebut sampai ke dalam pembuluh darah. Proses absorpsi ini ialah
proses transpor aktif yang memerlukan energi. Asam-asam amino dikarboksilat atau asam
diamino diabsorpsi lebih lambat daripada asam amino netral.
Katabolisme asam amino terjadi melalui reaksi transaminasi yang melibatkan pemindahan
gugus amino secara enzimatik dari satu asam amino ke asam amino lainnya. Enzim yang terlibat
dalam reaksi ini adalah transaminase atau aminotransaminase. Enzim ini spesifik bagi
ketoglutarat sebagai penerima gugus amino namun tidak spesifik bagi asam amino sebagai
pemberi gugus amino.
Transaminase mempunyai gugus prostetik, piridoksal fosfat, pada sisi aktifnya yang berfungsi
sebagai senyawa antara pembawa gugus amino menuju ketoglutarat. Molekul ini mengalami
perubahan dapat balik di antara bentuk aldehidanya ( piridoksal fosfat), yang dapat menerima
gugus amino, dan bentuk teraminasinya (piridoksamin fosfat).
Dalam reaksi ini tidak terjadi deaminasi total, karena ketoglutarat teraminasi pada saat asam
amino mengalami deaminasi. Dan reaksinya bersifat dapat balik karena tetapan keseimbangannya
mencapai 1.0. Tujuan keseluruhan reaksi transaminasi adalah mengumpulkan gugus amino dari
berbagai asam amino ke bentuk asam amino glutamat. Ada sekitar 12 asam amino protein yang
mengalami reaksi transaminasi dalam proses degradasinya. Beberapa asam amino lain mengalami
proses deaminasi dan dekarboksilasi.
Proses deaminasi asam amino dapat terjadi secara oksidatif dan non oksidatif. Contoh asam
amino yang mengalami proses deaminasi oksidatif adalah asam glutamat. Reaksi degradasi asam
glutamat dikatalis oleh enzim L- glutamat dehidrogenase yang dibantu oleh NAD atau NADP.
Deaminasi non oksidatif ditunjukkan pada gambar di bawah ini, yaitu penghilangan gugus
amino dari asam amino serin yang dikatalis oleh enzim serin dehidratase. Asam amino treonin juga
dapat mengalami deaminasi non oksidatif dengan katalis treonin dehidratase menjadi keto butirat.
Dekarboksilasi asam amino merupakan cara lain dalam degradasi asam amino penyusun protein.
Reaksi ini menghasilkan senyawa amin.
Degradasi asam amino protein menghasilkan limbah nitrogen berupa amonia. Senyawa ini
bersifat racun bagi organisme tertentu. Agar tidak beracun biasanya gugus amino diekskresi dari
tubuh dalam bentuk urea, yaitu suatu senyawa yang larut dalam air bersifat nontoksik sebagai
bentuk ekskresi nitrogen.
17
Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Metabolisme Sel Beserta Penjelasannya
Proses metabolisme protein dimulai dari proses pencernaan di mulut sampai di usus halus,
dilanjutkan dengan proses metabolisme asam amino. Yaitu sebagian besar zat makanan yang
mengandung protein dipecahkan menjadi molekul-molekul yang lebih kecil terlebih dahulu
sebelum diabsorpsi dari saluran pencernaan. Protein diabsorpsi di usus halus dalam bentuk asam
amino → masuk darah. Dalam darah asam amino disebar keseluruh sel untuk disimpan. Didalam
sel asam amino disimpan dalam bentuk protein (dengan menggunakan enzim). Hati merupakan
jaringan utama untuk menyimpan dan mengolah protein Perubahan kimia dalam proses
pencernaan dilakukan dengan bantuan enzim-enzim saluran pencernaan yang mengkatalisis
hidrolisis protein menjadi asam amino.
18
Protein dalam makanan dicerna dalam lambung dan usus di katabolisme menjadi asam
amino yang diabsorbsi dan dibawa oleh darah. Asam amino dalam darah di bawa ke hati menjadi
asam amino dalam hati (ekstra sel), kemudian asam amino tersebut ada yang di simpan dalam hati
(intra sel) dan sebagian dibawa oleh darah ke jaringan-jaringan tubuh. Asam amino yang dibawa
ke hati dikatakan ekstra sel karena sebagian asam amino dalam hati ini kemudian akan dibawa
sebagian keluar dari sel atau menuju ke seluruh jaringan tubuh yang membutuhkan.
Setelah masuk ke jaringan-jaringan tubuh asam amino ini akan masuk ke sel-sel tubuh
(asam amino dalam sel). Dan sebagiannya lagi tetap didalam hati (intra sel) sebagai cadangan
protein dalam tubuh, bila tubuh kekurangan protein maka asam amino ini diubah menjadi protein
dan sebaliknya jika tubuh membutuhkan asam amino dari dalam tubuh maka protein di rombak
kembali menjadi asam amino. Dan asam amino ini juga berfungsi membentuk senyawa N lain
yang berfungsi untuk pembentukan sel-sel tubuh, senyawa nitrogen ini merupakan bagian utama
dari semu protein, enzim, dan proses metabolik yang disertakan pada sintesa dan perpindahan
energi.
Keseimbangan nitrogen tubuh dikatakan positif bila n masuk tubuh > n yg keluar dari tubuh
berarti sintesis protein > katabolismenya, terjadi misalnya pada masa penyembuhan, masa
pertumbuhan, masa hamil keseimbangan nitrogen yg negatif berarti katabolisme protein >
sintesisnya, terjadi misalnya pada waktu kelaparan, sakit keseimbangan nitrogen yg setimbang
terdapat pada orang dewasa normal dan sehat. Bila ada kelebihan asam amino dari jumlah yang
digunakan maka asam amino diubah menjadi asam keto. Proses perubahan tersebut terjadi dalam
siklus asam sitrat. Atau diubah mejadi urea. Berikut proses perubahan asam amino menjadi asam
keto dalam siklus sitrat. Asam amino yang dibuat dalam hati atau dihasilkan dari proses
katabolisme protein dalam hati, dibawa oleh darah kedalam jaringan untuk digunakan.
Proses anabolisme dan katabolisme terjadi dalam hati dan jaringan. Asam amino yang terdapat
dalam darah berasal dari tiga sumber yaitu:
19
III. METABOLISME LEMAK
Metabolisme asam lemak (sama seperti metabolisme lainnya) terdiri dari proses katabolik yang
menghasilkan energi, dan proses anabolik yang membuat molekul penting seperti
trigliserida, second messenger, hormon lokal, dan badan keton. Metabolisme lemak adalah proses
kompleks dalam tubuh organisme yang mempunyai beberapa reaksi dan jalurnya tersendiri.
Berikut adalah beberapa metabolisme yang melibatkan molekul lemak dalam tubuh organisme.
(Baca: Jenis Jenis Enzim)
Lemak yang terdapat dalam tubuh kita tidak hanya berasal dari makanan yang mengandung
lemak, tetapi bisa juga berasal dari karbohidrat dan protein. Ini karena terdapat hubungan antara
metabolisme lemak, metabolisme karbohidrat dan metabolisme protein. Oksidasi asam lemak
jenuh ini mempunyai tahap-tahap reaksi yaitu:
Reaksi 1: Pembentukan heksanoil koenzim A yang berlangsung dengan katalis enzim asil KoA
sintesase atau disebut juga tiokinase.
Reaksi 2: Pembentukan senyawa tidak jenuh dengan oksidasi. Reaksi ini membentuk enoil
KoA dengan cara oksidasi. Enzim yang berperan sebagai katalis dalam reaksi ini adalah Enzim
asil KoA dehidrogenase.
Reaksi 3: Hidrasi. Dalam reaksi ini, enzim enoil KoA hidratase berperan sebagai katalis dan
menghasilkan L-hidroksiasil koenzim A. Reaksi ini reaksi hidrasi terhadap ikatan rangkap antara
C-2 dan C-3.
Reaksi 4: Oksidasi. Reaksi ini adalah reaksi oksidasi yang mengubah hidroksiasil koenzim A
menjadi ketoasil koenzim A. Enzim katalis dalam reaksi ini adalah L-hidroksiasil koenzim A
dehidrogenase.
Reaksi 5: Butiril koenzim A. Reaksi pemecahan ikatan C – C, sehingga menghasilkan asetil
koenzim A dan asil koenzim A. Asil koenzim A yang terbentuk pada reaksi ini mengalami
metabolsime lanjutan melalui reaksi tahap 2 hingga tahap 5, demikian seterusnya sampai rantai
karbon (C) pada asam lemak dirombak menjadi molekul molekul asetil koenzim A. Selanjutnya
asetil koenzim A ini teroksidasi menjadi CO2 dan H2O melalui siklus Krebs atau digunakan untuk
reaksi-reaksi yang membutuhkan asetil koenzim A. (Baca: Fungsi Asetilkolin)
Asam asetoasetat ini terbentuk dari asetil koenzim A dari 3 tahap reaksi, yaitu:
20
Tahap 1: 2 molekul asetil koenzim A berkondensasi membentuk asetoasetil koenzim A. Enzim
katalis dalam reaksi ini adalah enzim ketotiolase.
Tahap 2: Asetoasetil koenzim A bereaksi dengan asetil koenzim A dan air, menghasilkan 3-
hidroksi-3-metilgluratil koenzim A. Enzim katalis dalam reaksi ini adalah hidroksi-metilguratil
koenzim A sintetase.
Tahap 3: Perombakan 3-hidroksi-3-metilgluratil koenzim A menjadi asetil koenzim A dan asam
asetosetat.
Sintesis asam lemak berasal dari asetil koenzim A dan enzim yang bekerja sebagai katalis
adalah kompleks enzim-enzim yang terdapat pada sitoplasma, sedangkan enzim pemecah asam
lemak terdapat pada mitokondria. Sintesis asam lemak ini bukan berarti kebalikan dari jalur
penguraian asam lemak, tetapi pembentukan asam lemak sebagian besar berlangsung melalui jalur
metabolik lain, meskipun ada bagian kecil asam lemak yang dihasilkan melalui kebalikan reaksi
penguraian asam lemak dalam mitokondria.
Beberapa karakteristik yang bisa kita amati dalam sintesis asam lemak ini adalah:
Sintesis asam lemak terjadi dalam sitoplasma, sedangkan oksidasi terjadi pada mitokondria.
Senyawa-senyawa antara dalam sintesis asam lemak terikat pada ACP (acyl carrier protein),
sedangkan pada pemecahan asam lemak, senyawa antara terikat pada koenzim A.
Beberapa enzim yang bekerja sebagai katalis pada sintesis asam lemak adalah termasuk dari bagian
kompleks multi enzim yang disebut asam lemak sintetase. Pada pemecahan asam lemak, tidak
terdapat sistem multi enzim.
Perpanjangan rantai karbon pada sintesis asam lemak adalah penambahan 2 atom karbon secara
berturut-turut yang berasal dari asetil koenzim A. Senyawa yang berfungsi sebagaia donor unit 2
atom karbon ini adalah malonil ACP.
Dalam sintesis asam lemak, NADPH berfungsi sebagai reduktor.
Jadi, lemak adalah salah satu makronutrisi penting untuk organisme uniseluler, selain
karbohidrat dan protein. Fungsi utama lemak adalah sebagai cadangan sumber energi pengganti
karbohidrat, dan metabolisme lemak dalam tubuh organisme ini berhubungan dengan metabolisme
karbohidrat. Untuk menunjang proses metabolisme, dibutuhkan protein yang bisa mengkatalis
(mempercepat atau memperlambat) reaksi-reaksi, protein ini disebut enzim. Enzim memainkan
peran sentral dalam proses metabolisme, baik itu metabolisme karbohidrat atau
metabolisme lemak.
21
A. Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa pasien dalam scenario tersebut mengalami diabetes mellitus yang
gejala khasnya yaitu 3 P (polidipsi,poliuri,polifagi) yang membuat penderita sering buang air kecil,
selalu merasa haus dan selalu merasa lapar. Diabetes Mellitus sendiri berdasarkan penyebabnya
dibagi menjadi 2 jenis, yaitu diabetes mellitus tipe 1 dan tipe 2. Diabetes Mellitus tipe 1 disebabkan
oleh karena tubuh kekurangan hormone insulin yang berfungsi dalam pengikatan glukosa dalam
darah. Sedangkan, pada Diabetes Mellitus tipe 2 disebabkan karena gangguan pada sel reseptor
hormone insulin yang tidak bisa menangkap hormone insulin sehingga menyebabkan gula atau
glukosa tidak terserap dengan baik oleh tubuh. Penanganan yang dapat diberikan oleh seorang
dokter gigi adalah merujuk pasien untuk ke dokter umum agar penyakitnya dapat disembuhkan.
22
B. Daftar Pustaka
https://dosenbiologi.com/manusia/metabolisme-lemak
https://www.gurupendidikan.co.id/metabolisme-protein/
http://sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/files_dosen/modul/Pertemuan_6IPA4310407.pdf
23