Anda di halaman 1dari 12

Filsafat Nusantara

Desain Komunikasi Visual – Universitas Inraprasta PGRI


Dr. Dendi Pratama, M.M., M.Ds.

KARAPAN SAPI SEBAGAI TRADISI DAN JATI DIRI


SERTA MARTABAT MASYARAKAT MADURA

M. Ghoni Kamal (201746500321)


Dicky Kurnia Aj (201746500368)
Bimo Catur Putra (201746500...)

Abstract. Karapan sapi yang merupakan perlombaan pacu adu balap sapi yang berasal dari Madura
Jawa Timur, untuk masyarakat Madura karapan sapi bukan hanya sebuah pesta rakyat semata atau
acara yang rutin diselenggarakan tiap tahun yang telah diwarisi. Tetapi karapan sapi untuk
masyarakat Madura adalah sebagai bentuk symbol prestise yang dapat mengangkat jati diri serta
martabat masyarakat Madura, karena sapi yang mereka gunakan adalah sapi dengan kualitas
istimewa dan telah di lakukan perawatan dan perlakuan yang istimewa pula. Tujuan dari artikel ini
adalah sebagai rujukan dan penambahan ilmu atau pengalaman baru untuk para pembaca dan
peminat karapan sapi. Dari pembahasan yang akan dipaparkan, para pembaca diharapkan mampu
mengenali, menguasai, dan mengerti objek kajian yang akan kami bahas. Masalah yang telah kami
rumuskan berupa bagaimana karapan sapi itu berpengaruh terhadap kehidupan bermasyarakat,
realigi, danmemiliki pengaruh terhadap alam sekitar. Hasil yang telah didapat berupa perjalanan
atau lingkar waktu karapan masa dulu hingga bagaimana perubahan karapan sapi di era masa kini.
Kajian yang akan kami bahas dibagi menjadi rida, yakni hubungan karapan sapi dengan Ketuhanan,
Alam atau lingkungan, dan hubungan kekerabatan atau manusia.

Kata Kunci: Karapan, Sapi, Madura, Budaya Indonesia, Wisata Daerah

Correspondence author: Name, E-mail, City, and Country

This work is licensed under a CC-BY-NC

Pendahuluan
Karapan sapi yang merupakan perlombaan pacu adu balap sapi yang berasal dari
Madura Jawa Timur, untuk masyarakat Madura karapan sapi bukan hanya sebuah pesta rakyat
semata atau acara yang rutin diselenggarakan tiap tahun yang telah diwarisi. Tetapi karapan sapi
untuk masyarakat Madura adalah sebagai bentuk symbol prestise yang dapat mengangkat jati
diri serta martabat masyarakat Madura, karena sapi yang mereka gunakan adalah sapi dengan
kualitas istimewa dan telah di lakukan perawatan dan perlakuan yang istimewa pula.
Dalam kegiatan karapan sapi, harga diri para pemilik sapi dipertaruhkan, dan biasanya
mereka mendapat hadiah uang namun hadiah dari pertarungan mereka dapatkan pula. Kalau
mereka kalah, harga diri pemilik jatuh dan biasanya mereka telah menghabiskan uang yang tidak
sedikit untuk karapan sapi ini. Karena perawatan sapi – sapi sebelum pertandingan mahal,

1
2 Filsafat Nusantara

terkadang mereka menyewa dukun agar menjaga sapinya selamat dari serangan musuh mereka
dalam pertandingan.
sang pemilik sapi mempersiapkan sapi pacuannya dengan memberikan pijatan khusus
dan makanan tidak kurang dari 80 butir telur setiap harinya, agar stamina dan kekuatan sapi sapi
tersebut terjaga. Bahkan perlakuan istimewa sapi sapi tersebut dibeberapa rumah terlihat ada
yang menghiasi garasi bukan kendaraan mobil tetapi malah sapi tersebut yang berada digarasi
rumah. Maklum saja karena untuk sapi yang memenangkan pertandingan dapat mencapai harga
Rp 75 juta per ekornya.
Dalam even karapan sapi para penonton tidak hanya disuguhi adu cepat sapi dan
ketangkasan para jokinya, tetapi sebelum memulai para pemilik biasanya melakukan ritual arak-
arakan sapi disekelilingi pacuan disertai alat musik seronen perpaduan alat musik khas Madura
sehingga membuat acara ini menjadi semakin meriah.state of the art, the introduction must
critically review the relevant literatures (with citation) and summarizing the current academic
debate regarding the topic. [This is formatted as Body Text].

Gaya Penulisan
Tujuan utama pelaporan ilmiah adalah komunikasi yang jelas. Anda dapat mencapai ini
dengan menghadirkan ide-ide secara tertib dan dengan mengekspresikan diri Anda dengan
lancar dan tepat. Membangun nada yang menyampaikan poin-poin penting studi Anda dengan
cara yang menarik akan melibatkan pembaca dan mengomunikasikan ide-ide Anda dengan lebih
efektif.
Anda harus merangkum masalah yang akan diatasi, memberikan latar belakang pada
subjek, mendiskusikan penelitian sebelumnya tentang topik tersebut, dan menjelaskan dengan
tepat apa yang akan dibahas oleh makalah, mengapa, dan bagaimana. Hal yang baik untuk
dihindari adalah membuat pengantar Anda menjadi sebuah minireview. Ada sejumlah besar
literatur di luar sana, tetapi sebagai seorang ilmuwan Anda harus dapat memilih hal-hal yang
paling relevan dengan pekerjaan Anda dan menjelaskan alasannya. Ini menunjukkan kepada
editor / reviewer / pembaca bahwa Anda benar-benar memahami bidang penelitian Anda dan
bahwa Anda bisa langsung ke masalah yang paling penting.
Artikel tentang Jurnal Desain dibagi menjadi beberapa bagian umum berikut ini: (1)
Pendahuluan, (2) Metode, (3) Hasil dan Diskusi, (4) Kesimpulan, (5) Ucapan Terima Kasih, dan
(7) Referensi.

Metode
Metode penelitian yang kami lakukan adalah dengan mengumpulkan data dan inti kajian
dari berbagai sumber terkait bahasan topik yang kami berikan. Sumber yang kami dapatkan
berasal dari Buku dan artikel yang kemudian kami telaah dan mendapatkan inti pokok bahasan
yang sesuai dari runtutan bahasan yang telah kami tetapkan.

Hasil dan Diskusi

Sapi Madura Sebagai Perubahan Alam dan Lingkungan


Pada zaman dahulu masih bersistim kerajaan yang dimana pasti raja tersebut ingin sekali
berusaha keras menciptakan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat di negerinya yang ia
Title 3
Authors

pimpin. Raja tersebut bergelar Katandur . Dahulu pulau madura dikenal sebagai dataran yang
tandus dan dipenuhi dengan batu kapur. Raja tersebut berfikir keras bagaimana caranya untuk
mendapatkan sumber pencaharian untuk rakyatnya. Ia juga telah banyak memiliki pengalaman-
pengalaman hebat yang sudah berhasil dengan baik.
Ia berfikir agar masyarakat dengan mudah meningkatkan hasil produksi pangan yang
pada masanya sudah kita ketahui bahwa zaman dahulu masyaarkat bercocok tanam dengan
sangat sederhana dan bersahaja yang dimana masih menggunakan alat serba batu. Lalu sang
raja akhirnya menemukan suatu gagasan namun penuh perhitungan yang dimana mengubah
cara lama bercocok tanam (mengolah dan mengelola tanah) dengan cara baru. Dari kondisi
lingkungan, ia melihat bahwa banyak sekali tamnaman bambu dimana-mana dan hewan
lembupun juga sangat banyak. Ia membuat alat yang terbuat dari bambu yang nantinya dapat
mencangkul balikan tanah dengan cara di tarik oleh sapi agar dapat dengan cepat ditanami
dengan baik dan jauh lebih efisien. Alhasil usaha tersebut dapat diterima dengan baik di
masyarakan dan dianggap berhasil dan pengolahan dalam bertani menjadi maju. Tanah Madura
yang terkenal tidak sesubur pulau jawa karena dipenuhi karang akhirnya berhasil ditanami
pohon dengan beraneka ragam.
Namun sekarang yang kita lihat tidak menggunakan bambu lagi melainkan
menggunakan kayu yang telah dibentuk dan ujung kayu bagian bawahnya dilapisi besi sehingga
alat itu tidak cepat rusak.

Karapan Sapi dan Alam


Ketika kita membahas atau Berkata Madura kebanyakan orang akan berfikir bahwa Madura
adalah sebuah pulau kapur yang tandus, banyak ditanami pohon jagung, pantai yang
mengandung banyak garam dan penduduknya yang pekerja keras. Karapan sapi seperti yang
sudah dijelaskan bahwa kegiatan tersebut dibuat sebagai perubahan cara masyarakat dalam
bertani & bercocok tanam. Hal itu dianggap sangat berhasil pada zamannya.

1. Asal Usul Sapi Madura


Sebagian orang berpendapat bahwa sapi Madura berasal dari persilangan antara Sapi
Bali (Bos sondaicus) dengan sapi Zebu (Bos Indicus). Kemungkinan juga kalau sapi Madura
mengandunf darah Bos Taurus, karna hasil dari persilangan sapi Jawa dengan sapi Bali. Sapi
Jawa sendiri merupakan hasil perkawinan dari Bos Indicus dan Bos taurus.
Payne dan rollinson (1974) beranggapan kalau sapi Madura merupakan hasil
perkawinan silang antara sapi Jawa dengan sapi Bali. Payne sendiri mengatakan kalau sapi
Madura adalah sapi perkawinan silang antara sapi Bali dengan Zebu. “Supritono dkk. (1978)
bahkan menyimpulkan kalau sapi Madura sendiri memiliki darah Bos Indicus, Bos sondaicus
dan sekaligus juga darah Bos taurus.
Penelitian “Bloodtype” pernah dilakukan oleh tim peneliti dari jepang yang mereka
mendapatkan hasil bahwa sapi Madura merupakan pertengahan antara sapi Bali dan jawa.

(Bos taurus)

Sapi Zebu
(Bos indicus)
4 Filsafat Nusantara

Sapi
Madura

Sapi Jawa (PO) Sapi Bali


(Bos sondaicus)

Gambar : Skema asal-usul Sapi Madura

Dari skema yang sudah dipaparkan diatas dapat diketahui bahwa sapi Madura
merupakan hasil persilangan antara sapi Bali dengan sapi Zebu atau dengan sapi Jawa. Tetapi
terlihat yang paing dominan adalah sapi Madura berasal dari darah sapi Bali yang kemudian
diikuti darah sapi Zebu dan sapi Jawa.

2. Karakteristik dan Sifat Sapi Madura


Sapi Madura merupakan hasil persilangan antara sapi bali (Bos Sondaicus) denagn
sapi PO maupun Brahman, yang merupakan turunan dari Bos Indicus. Sapi madura memiliki
ciri-ciri yaitu berwarna kuning muda kecoklat-coklatan hingga merah, kaki bawah dan
moncongnya berwarna keputih-putihan. Tetapi warna kulit sapi madura jantan tidak berubah
walaupun umurnya bertambah tua. warnanya akan berubah menjadi kehitaman atau lebih
gelap dari warna mudanya. Sedangkan bila pada sapi Bali jantan warnanya akan berubah
hitam dan menjadi lebih gelap dari biasanya jika umurnya bertambah tua. Bila sapi Madura
betina umumnya mempunyai warna yang hampir serupa dengan sapi Bali namun warna
putih pada kaki bagian bawah dan pantatnya tidak tetlalu jelas tidak seperti sapi Bali pada
umumnya.Walaupun begitu sapi Madura miliki sifat genetik yang berbeda dibandingkan sapi
Bali ataupun jenis sapi lainnya.

3. Sifat Genetik Sapi Madura


Sapi madura tergolong kedalam sapi sapi tropis yang dimana kebanyakan dipelihara
dengan cara tradisional. Sapi Madura yang merupakan ras sapi domestik kedua di Indonesia
setelah sapi Bali mengandung darah Bos sondaicus dan Bos indicus. Kombinasi darah antara
sapi Bali yang mengandung darah dari Bos sondaicus dan Bos indicus tersebut menjadikan
sapi Madura memiliki kemampuan untuk berkembang biak didalam lingkungan atau iklim di
Madura yang khususnya terdapat di Indonesia pada umumnya.
Sapi madura dianggap sebagai ras sapi yang merupakan ras asli Indonesia yang telah
terseleksi dan dipertahankan keasliannya di pulau Madura. Sapi madura merupakan sapi
potong lokal yang terbentuk akibat dari adalnya isolasi alam dan pengaruh lingkungan,
sehingga meimbulkan adanya keseragaman karakteristik yang paling menonjol di antara sapi
potong lokal lainnya di Indonesia.
Karena sapi Madura mempunyai komposisi darah Bos indicus, maka memiliki sifat-
sifat genetik yang sangat khas seperti: tidak mudah stres karena pengaruh dari iklim dan
lingkungan yang keras, dan mempunyai daya tahan yang kuat terhadap serangan caplak
(penyakit). Karena sifat genetik dan seleksi alam dan lingkungan yang ketat dalam kurun
waktu yang lama itulah yang menjadikan sapi Madura mempunyai daya adaptasi yang tinggi
terhadap lingkungan.
Title 5
Authors

4. Keunggulan Sapi Madura Dibandingkan Sapi Lainnya


Sapi Madura terkenal dengan larinya yang sangat kencang dan kuat dibandingkan
dengan sapi lainnya. Sapi Madura berlari dalam waktu 9-10 detik dapat menempuh jarak
sekitar 130 meter. Karena itu sapi Madura seringkali dijadikan sapi Karapan dikarenakan
kemampuannya itu. Untuk saat ini Karapan Sapi yang sering digelar di Madura ataupun diluar
pulau Madura selalu menggunakan sapi Madura.
Karena Sapi Madura memiliki kemampuan lari yang luarbiasa maka di Madura sering
kali adiadakannya Karapan Sapi. Dalam setahun biasanya diadakan lomba sebanyak 20-30
kali baik dalam tingkat kecamatan, kabupaten, dan kepresidenan. Lomba Karapan Sapi juga
sering diadakan pada hari-hari besar dan peringatan hari nasional lainnya seperti HUT
Kemerdekaan RI dan HUT ABRI. Sapi Madura biasa dikenal mempunyai sifat yabng tenang
dan tidak muda takut walaupun disana terdapat orang banyak bahkan didepan cermin
sekalipun. Hal ini terbukti pada saat dilaksanakannya kontes Sapi Sonok yang dimana sapi
betina dihias dengan pakaian istimewa khas Madura. Kontes Sapi Sonok tersebut biasa
diadakan sebelum mulainya kontes Karapan Sapi.
Sapi madura juga dapat diperuntukan sebagai tenaga kerja dalam bidang pertanian
dikarenakan sapi Madura memiliki kekuatan yang luar biasa. Yang tak kalah pentingya adalah
sapi Madura memiliki sumber penghasil daging (sapi potong) yang sangat potensial
dibandingkan dengan sapi lainnya. Oleh sebab itu pemerintah sudah selayaknya melindungi
keaslian sapi Madura dengan undang-undang Veterinair.

5. Ternak Kerja
Seperti yang sudah dijelaskan pada serajah karapan sapi diatas, sang raja
menggunakan sapi sebagai alat untuk mengolah tanah agar masyarakat mampu
meningkatkan jumlah produksi pangan dengan sangat efisien. Jadi secara tradisional sapi
digunakan sebagai ternak kerja untuk mengolah sawah dengan baik. Disamping itu sapi
Madura dapat menghasilkan pupuk kandang yang sangat baik dan memberikan kesuburan
pada tanah dan pedet (sebutan untuk anak sapi ternak dari usia lahir sampai 8 bulan) untuk
kelangsungan populasinya.
Walaupun sapi dinilai sudah sangat tradisional untuk masa sekarang, namun
masyarakat Madura tetap menjaga dan mempergunakannya. Dari sisi positifnya sapi msh di
pergunakan karena tidak bersifat merusak lingkungan dan tidak berpolusi. Hal itu sudah
menjadi tradisi mereka dan mereka sangat menjaga apa yang nenek moyang mereka lakukan.
Kebanyakan Masyarakat Madura menyimpan sapi di pekarangan rumah dan bahkan garasi
mereka. Hasil sapi pemenang dari hasil pentandingan bernilai sangat mahal yang bisa
mencapai ratusan juta rupiah.
Secara unum sapi digunakan sebagai ternak kerja yang merupakan hal terpenting
dalam pertanian. Petani biasa memelihara sapi tersebut untuk ternak kerja. Fungsi sapi di
bidang pertanian adalah sebagai tenaga utama dalam penggarapan tanah pertanian. Sapi
Madura juga biasa dipergunakan untuk tegalan (lahan kering yang ditanami tanaman
musiman atau tahunan. Biasalnya lahan yang tersedia kecil/ tidak mencapai satu hektar). Di
Madura masyarakat menggunakan Sapinya untuk mengolah lahan tegalan berjumlah 2 sapi
untuk 1 hektar lahan. Mereka tidak pernah hanya menggunakan satu sapi karena dua sapi
saja dapat memerlukan waktu untuk mengolah lahan selama empat hari. Bila hanya satu sapi
yang dipergunakan bisa mencapai 5-7 hari pengerjaan pengolahan lahan dalam satu lahan
tegalan. Bila untuk menyelesaikan pengolahan sawah sekitar satu hektar atau lebih, sapi
Madura memerlukan waktu sekitar delapan belas hari apabila menggunakan dua sapi pekerja
6 Filsafat Nusantara

berpasangan. Bila hanya menggunakan satu sapi Madura, memerlukan waktu sekitar 20-25
hari pengerjaan dalann satu hektar.
Selain sebagai sapi untuk mengolah lahan pertanian, sapi Madura biasa dipekerjakan
sebagai sapi pengangkut/gerobak barang. Biasanya sapi yang digunakan secara berpasangan
namun kebanyakan satu gerobak untuk satu sapi penarik. Sapi itu dipergunakan untuk
membawa hasil panen dan barang kebutuhan rumah tangga. Hal tersebut sudah banyak kita
jumpai bukan hanya dimadura saja namun kebanyakan kampung yang serig kita lihat di jalan
pedesaan.

6. Penghasil Pupuk Untuk Kesuburan Tanah

Sapi Mdura juga sangat bermanfaat dan berfungsi untuk penghasil pupuk kandang
yang memberikan kesuburan tanah dengan sangat baik. Pupuk dari kotoran sapi biasanya
lebih bermanfaat dibandingkan pupuk buatan. Hal ini di karenakan pupuk sapi mengandung
banyak unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman karena pupuk tersebut berasal dari
makhluk hidup dan digunakan untuk makhluk hidup pula yang dimana pupuk tersebut
terdapat campuran kotoran sapi, air kencing, dan sisa pakan yang lebih lengkap bagi
kesuburan tanah.
Seseorang bernama “Shodiq Eko Ariyanto” melakukan uji coba untuk memperbaiki
kualitas pupuk kandang sapi dan pengaplikasiannya pada tanaman jagung Manis (Zea mays
saccharata Sturt). Metode penelitiannya tersebut dilaksanakan di Laboratium Fakultas
Pertanian Universitas Maria Kudus dan di Desa Wonosekar, Kecamatan Gembong, Kabupaten
Pati dengan ketinggian sekitar 150 meter diatas permukaan laut. Bahan penelitian yang
digunakan antara lain benih jagung, pupuk kandang sapi, SP36, Bioaktivator EM-4, pupuk
urea, MOL (Mikroorganisme Lokal) dan tetes tebu. Hal tersebut dilakukannya untuk lebih
mengembangkan dan memperbaiki kualitas pupuk kandang sapi yang diperlakuakn dengan
bioaktivator pada proses pengomposan. Bioaktivator adalah bahan yang mengandung
mikroorganisme efektif yang secara aktif dapat menbantu dalam memfermentasi dan
mengkomposisikan sampah organik dan limbah ternak; menghambat pertumbuhan hama
dan penyakit-penyakit tanaman yang terdapat dalam tanah dan meningkatkan proses
fotosintesis dengan sangat baik.
Hasil dari analisis pupuk kandang sapi yang telah difermentasikan dengan
bioaktivator EM-4 dam mikroorganismelokal (MOL) menunjukan kalau jenis dari bioaktivator
sangat berpengaruh besar terhadap kualitas pupuk yang dihasilkan. Pupuk organik masih
berada pada kisaran Standar Nasional Indonesia (SNI) dari hasil yang telah diujicoba. Bila
dibandingkan, hasil fermentasi pupuk kandang sapi dengan bioaktivator EM-4 jauh lebih baik
dibandingkan dengan sifat kimia asli dari pupuk kandang

7. Sapi Karapan

Karapan sapi sudah menjadi ciri khas dan tradisi yang sudah melekat pada
masyarakat Madura yang dulunya digunakan hanya untuk membajak sawah atau tegalan.
Namun sekarang karapan sapi tersebut tidak lagi dilakukan di sawah. Karapan sapi menjadi
sebuah tradisi balap sapi yang dilakukan atas rasa syukur karena masyarakat telah di beri
kemudahan dalam bercocok tanam dan mengelola alam. Sekarang karapan sapi di lakukan
disuatu tempat atau lapangan yang panjangnya 130 meter. Untuk jarak sepanjang itu biasa
di tempuh sapi Madura dalam waktu 9-10 detik. Di Madura seringkali peternak lebih
Title 7
Authors

memperhatikan sapi mereka daripada keluarganya. Sebelum sapi menjadi sapi karap, para
pemilik senantiasa melakukan perawatan intensif kepada sapi mereka yang memerlukan
biaya yang tidak sedikit. Biasanya sebelum memulai karapan, sapi tersebut diberi perawatan
sampai 6 bulan lamanya. Jadi bila sapi tersebut kalah dalam pertandingan, para pemilih
menjadi merugi sebab biaya yang mereka keluarkan untuk merawat sapi tidak ada
kembalinya modal.

8. Karapan Sapi Untuk Mendukung Program Wisata Daerah

Indonesia merupakan negara yang kaya akan kebudayaan dan keindahan alamnya.
Hal tersebut menjadikan Indonesia menjadi salah satu destinasi wisata terpopuler dunia. Tak
jarang turis-turis berdatangan hanya untuk berlibur dan menikmati pesona alamnya. Pulau
Madura termasuk kedalam kawasan Jawa Timur namun Madura memiliki kebudayaan unik
yang tidak ada pada kebudayaan Jawa Timur umunya. Pulau Madura terkenal dengan
keindahan alamnya dan memiliki salah satu kebudayaan yaitu Karapan Sapi yang memiliki hal
keunikan tersendiri. Dengan hal kaunikan tersebutkan Pulau Madura sangat berpotensi
sebagai objek wisata daerah sekaligus keindahan alam.
Seorang yang bernama Kuntowodjoyo menggambarkan tradisi khas Madura ini
adalah sebagai suatu gabungan dari hiburan, perayaan rakyat, pertunjukan ternak, dan
balapan atau pacuan sapi. Tradisi yang sering diselenggarakan ini selalu menarik perhatian.
Acara ini sering diadakan ketika hari-hari besar seperti HUT RI dan acara peringatan suatu hal
penting. Acara sepasag sapi yang menarik semacam kereta kayu yang dipacu ini telah
dinobatkan sebagai wisata andalan dan primadona Jawa Timur.
Karapan sapi yang sekarang tidak seperti yang dulu lagi. Kini pelaksanaan lebih
kompleks dan jenis kegiatan karapan sapi pun beragam. Penyelenggaraan karapan sapi
dibagi dua yakni formal dan non-formal. Karapan sapi formal biasa kerap diadakan tiap tahun
oleh panitia yang dibentuk panitia. Wktu untuk pelaksanaan rutin dan brsifat tetap. Dalam
Karapan sapi formal, puncak pelaksanaannya adalah karapan sapi gubeng yang dimana para
peserta memperebutkan piala bergilir Presiden RI. Bila non-formal biasanya bersifat tidak
tetap dan waktu pelaksanaannya selalu berbeda-beda. Kegiatannyapun diawasi aparat
kepolisian agar ketertiban dan agenda pelaksanaan bisa berjalan dengan lancar. Ada yang
mendapat hadiah ada pula yang tidak. Walaupun tidak mendapat hadiah, para peserta tetap
senang dan menikmati acara tersebut sebagai wujud partisipasi dan penghormatan kepada
leluhur.
Seperti apapun permainan sapi dimasa sekarang, namun tetap saja permainan
tersebut sudah dikenal sebagai tradisi asli masyarakat madura yang telah dikenal luas. Hal
itu dapat menjadi hal yang sangat menarik di mata dunia bila dikaji lebih lanjut. Untuk
mendukung pariwisata yang baik diperlukan pula fasilitas yang baik pula untuk memudahkan
para wisatawan yang datang. Diperlukan pula sarana informasi yang memadai agar dapat
tercipta sistem promosi dalam berbagai bentuk sesuang kebutuhan dan situasi lapangan saat
ini.
Dari hasil uji coba pembaharuan tersebut masyarakat Madura yang menjadi salah
satu produsen sapi ternak terbesar diindonesia diharapkan mampu dapat mengolah sumber
daya dan lahan mereka dengan lebih baik untuk meningkatkan tingkat produktifitas dan
kualitas produksi hasil panen mereka. Hasil alam akan tumbuh lebih subur dan masyarakat
dapat lebih makmur.
8 Filsafat Nusantara

Hubungan Karapan Sapi Dengan Tuhan

Pulau Madura, yang oleh sementara kalangan dipandang sebagai “ekor” kebudayaan
jawa,ternyata memiliki beberapa tadisi unik yang tidak di temukan di pulau jawa, termasuk di
pulau lainnya di Indonesia. Di antara tradisi unik tersebut adalah ‘ karapan sapi ‘.kuntowidjoyo
menggambarkan tradisi khas madura ini sebagai suatu kombinasi dari perayaan rakyat, hiburan,
pertunjukan kesehatan ternak, dan pacuan sapi. Tradisi yang telah berlangsung turun menurun
ini selalu menarik perhatian masyarakat luas. Setiap kali di gelar karapan sapi, setiap kali di gelar
karapan sapi, utamanya kerapan sapi gubeng, madura di banjiri pengunjung dari luar madura
termasukwisatawan mancanegara. Oleh karena itu, sangat beralasan apabila karapan sapi di
nobatkan sebagai salah satu obyek wisata budaya primadona andalan jawa timur .
Berdasarkan cerita yang berkembang di masyarakat madura, keberadaan kerapan sapi
tak bisa di lepaskan dari figure seorang kyai ‘Ahmad Baidawi’ ( yang di kenal dengan sebutan
pangeran katandur) salah seorang penyebar islam di di madura. Konon kyai baidawi
menyebarkan islam di madura (utamanya di sumenep) atas peintah sunan kudus, salah seorang
dari Sembilan wali berpengaruh dalam penyebaran islam di tanah jawa. Suatu ketika , kyai
baidawi melaporkan keberhasilan misi dakwahnya kepada sunan kudus yang telah
mengutusnya. Atas keberhasilan tersebut, kyai baidawi di perintahkan untuk tinggal menetap di
madura meneruskan misi dakwahnya. Namun sebelum sebelum kembali ke madura, keduanya
berdoa kepada allah agar jagung yang di tanam tidak lg berumur 1 hari, melainkan 100 hari. Dan
doa tersebut di kabulkan. Maka, setiba kembali di madura kyai baidawi menjelaskan kepada
masyarakat tentang perubahan masa panen dari 1 hari menjadi 100 hari. Karena sudah
merasakan manfaat tanaman jagung, perubahan masa panen tidak menyurutkan semangat
petani menanam jagung.semakin hari masyarkat yang bercocok tanam jagung terus bertambah.
Dalam perkembangan berikutnya, karena pengelolaan tanah pertanian dengan tenaga
manusia dirasa kurang efektif, muncul ide kyai baidawi untuk menggunakan sapi.bertani dengan
menggunakan jasa sapi membuat petani lebih cepat mengolah lahan dan hasil pertanianpun
lebih banyak dari sebelumnya. Dampaknya, kehidupan masyarakat semakin Makmur. Untuk
mensyukuri hasil tani yang semakin melimpah, setiap pasca panen kyai baidawi
menyelenggarakan “pesta panen” di sebuah alun alun dengan hiburan lomba lari sapi yang
diiringii music-musik tradisioanal.momentum itu, olh kyai baidawi, juga di gunakan sebagai
forum pembagian zakat hasil tani kepada yang berhak ( mustahiqqin). Sejak itu, larapan sapi
menjadi tradisi turun menurun yang tetap lestari hingga sekarang.
Karapan sapi cecara harfiah memang tidak ada di dalam al quran dan hadits nabi, tetapi
allah SWT memberikan tuntunan bahwa semua hewan itu di peruntukan bagi manusia sebagai
firman allah SWT dalam surat al-hajj ayat 28. Berdasarkan ayat tersebut maka seluruh manusia
di perbolehkan berternak hewan yang dalam hal ini termasuk hewan sapi. Orang Madura dalam
berternak sapi di gunakan untuk persiapan mengikuti lomba karapan sapi , tetapi mayoritas
penduduk memelihara sapi adalah sebagai alat untuk mengolah sawah. Jadi dalam hal ini
menjadi petani dan sekaligus menjadi peternak sapi. Sedangkan bagi para pemilik sapi kerap
pada umumnya mereka hanya merawat dan memelihara sapi untuk kepentingan apabila ada
perlombaan karapan sapi saja.
Dan selain Allah SWT memberikan tuntunan bahwa semua hewan ternak itu di
peruntukan bagi manusia, juga di sebutkan dalam ayat al quran tentang kegunaan dari binatang
ternak. Dan dalam ayat tersebut manusia telah di berikan hewan ternak oleh allah SWT adalah
untuk di gunakan dalam usaha atau mencari rezeki. Selain itu juga manusia juga di perbolehkan
makan daging dari binatang ternak tersebut. Agar manusia selalu ingat dan bersyukur atas
Title 9
Authors

karunia yang telah di berikannya kepada mereka. Sedangkan hubungan karapan sapi dengan
berternak sapi tidak dapat di pisahkan, karena ilmu dalam berternak sapi akan selalu di
pergunakan dalam pemeliharaan dan perawatan sapi kerap. Sehingga dari budaya karapan sapi
tersebut timbul budaya berternak sapi dan hal ini merupakan hal yang positif sehingga mereka
bertambah giat dalam berternak sapi.
Perlombaan karapan sapi belum di laksanakan oleh nabi dan para sahabatnya, namun
kami mengqiyaskan kepada hadits yang membolehkan adanya perlombaan itu yang di
riwayatkan oleh ibnu umar yang berbuyi “ sesungguhnya rasulullah SAW pernah mengadakan
pacuan kuda dan memberi hadiah kepada para pemenangnya “. Dalam hadist tersebut di
bolehkan mengadakan perlombaan kuda dengan tujuan agar badan menjadi lebih sehat dan
kuat dengan berolahraga. Selain itu pacuan kuda juga termasuk kategori permainan sama
seperti karapan sapi, namun tujuannya berbeda yaitu untuk mendorong agar masyarakat dapat
berternak sapi dengan lebih baik. Namun pada saat sekarang kerapan sapi telah berubah dan
sedikit berbeda dengan kerapan sapi pada saat pertama kali di ciptakan. Seperti penggunaan
kaleles mengganti alat yang di sebut salaga. Selain itu alat untuk mempercepat larinya sapi kalua
dulu menggunakan pecut, namun sekarang menggunakan paku yang di tancapkan pada kayu.
Dan pada saat perlombaan di lakukan dengan cara di pukulkan pada pantat sapi kerap. Dan hal
tersebut bisa di tambah dengan cara memberikan balsam agar sapi merasakan panas dan dapat
lari dengan cepat. Penggunaan alat berupa paku tersebut tentu saja dapat membuat sapi lari
cepat, tetapi alat itu juga bisa membuat sapi tersebut terluka. dan hal tersebut dapat di masukan
pada kategori menyakiti binatang. Padahal nabi Muhammad SAW telah melarang untuk
menyakiti binatang.

Kesimpulan
Kesimpulan yang telah kami dapat bahwa karapan sapi bukan hanya merupakan suatu
upacara atau kegiatan biasa yang sudah menjadi sebuah kebiasaan, namun menjadi sebuah
perilaku yang mencerminkan jati diri masyarakat Madura itu sendiri yang bersumber dari nenek
moyang mereka. Dari kegiatan yang sudah ditimbulkan itu menghasilkannan suatu perilaku yang
berpengaruh terhadap alam (lingkungan), Manusia (sosial) dan juga ketuhanan. Seiring
berjalannya waktu, kegiatan yang menjadi perilakupun turut berubah akibat dari tingkat
kebutuhan dan kondisi yang dijalankan oleh masyarakat kian berkembang.
Karapan sapi dengan alam dulunya merupanan ide dasar untuk merubah kondisi situasi
lingkungan sekitar dan pola masyarakat dalam menggembangkan dan meningkatkan
perekonomian dan status masyarakat masyarakat Madura. Hal itu juga didukung dengan rasa
syukur masyarakat Madura kepada Tuhan dikarenakan mereka telah diberi kemudahan dalam
cara bercocok tanam dan mengembangkan daerahnya dengan subur yang dulunya merupakan
lahan tandus. Dari situlah menghasilkan kegiatan karapan sapi yang mempunyai dampak dalam
bermasyarakat dan bersosial masyarakat Madura.

Ucapan Terima Kasih


Para penulis harus mengakui sumber pendanaan apa pun yang mendukung penelitian
dan dapat mengakui peninjau luar dari draft mereka

Referensi
10 Filsafat Nusantara

Buku: SAPI MADURA – SEBAGAI TERNAK KERJA, POTONG, KARAPAN, DAN SONOK (Ir. Gunawan,
MS.) Penerbit Kanisius, tahun terbit 1993.
Sapi Madura yang merupakan ras campuran dari sapi bali (Bos sondaicus) dengan sapi
Zebu (Bos indicus) merupakan sapi yang memiliki stamina dan daya tahan yang kuat menjadikan
sapi Madura sebagai Sapi Karapan. Karapan sapi sendiri memiliki ciri yang berbeda dengan sapi
lainnya seperti ujung ekor pinggir telinga yang berwarna hitam dan warna keseluruhan tubuh
akan berubah menjadi hitam gelap saat mereka bertambah tua. Sebelum karapan sapi dimulai
biasanya diadakan juga acara kontes Sapi Sonok yang dimana sapi Madura dihias dan didandani.
Fungsi lain dari sapi madura yaitu sebagai Ternak kerja, Penghasil pupuk dan pedet yang
baik, dan sapi potong. Sebagai ternak kerja biasa dipergunakan sebagai pembajakan sawah dan
pengangkut hasil panen. Sapi madura juga di kenla sebagai sapi dengan penghasil pupuk terbaik
dikarenakan perawantan dan pemberian pakan pilihan dengan kualitas terbaik yang nantinya
ketika karapan akan dimulai, sapi mendapatkan tenaga yang maksimal. Sistem pemeliharaan,
kondisi, dan perawatan sapi juga perlu diperhatikan agar sapi tidak terjangkit penyakit dan selalu
sehat dan siap ketika suatu saat diadakan kontes.
Adanya sapi Madura sendiri dapat meningkatkan perekonomian masyarakat Madura.
Faktor produksi, Pemasaran, jumlah pemotongan dan pengeluaran sapi yang baik akan
meningkatkan pendapatan yang baik pula. Kondisi dan strategi pemasaran juga perlu
diperhatian agar si penjual tidak kalah bersaing dengan sapi lokal lainnya.

Artikel: PERBAIKAN KUALITAS PUPUK KANDANG SAPI DAN APLIKASINYA PADA TANAMAN
JAGUNG MANIS (Shodiq Eko Ariyanto) Diterbitkan 29 Desember 2011

Dalam ilmu biologi sering dilakukannya riset dan penelitian kepada suatu hal yang
nantinya hasil riset tersebut mendapatkan hasil pembaharian yang lebih baik dari sebelumya. Di
sini dilakukanlah upaya perbaikan kualitas pupuk kandang sapi menggunakan Mikroorganisme
loka (MOL) dan Bioaktivator EM-4. Pengujian dilakukan pada jagung manis yang perhektarna
masih rendah, rata-rata 2,89 ton tonggkol segar per hektar.
Dari hasil pengujian didapatkanlah hasil analisis pupuk kandang sapi yang
difermentasikan dengan ioaktifator EM-4 dan MOL menunjukan bahwajenis Bioaktifator
terhadap kualitas pupuk organik. Bioaktifator EM-4 memberikan hasil yang lebih baik
dibandingkan Mikroorganisme Lokal dikarenakan kandungan mikroorganisme yang berperan
dalam mendekomposisi pupuk kandang sapi pada EM-4 lebih baik yang memiliki unsur hara yang
lebih dibutuhkan pada tanaman.
Pemberian pupuk organik hasil fermentasi pupuk kandang sapi berpengaruh terhadap
berat kering tanaman, berat tongkol per tanaman, dan berat tongkol per hektar tanaman kagung
manis, hasil terbaik pada dosis 10 ton-1 hektar are. Pupuk organik hasil fermentasi EM-4
menunjukan hasil lebih baik dibandingkan MOL.

Artikel: KERAPAN SAPI; “PESTA” RAKYAT MADURA (PERSPEKTIF HISTORIS-NORMATIF)


(Mohammad Kosim) Diterbitkan 1 April 2007

Karapan sapi awalnya diselenggarakan sebagai suatu kesenial masyarakat khas madura
yang diadakan setiap selesai panen dalam rangka pesta panen dan peringatan hari-hari besar.
Asal usul karapan sapi sendiri karena seorang pangeran menemukan ide agar tanah dapat
tumbuh subur dengan cepat dan meningkatkan perekonomian masyarakat. Maka ditemukanlah
ide ini yaitu mengunakan sepasang sapi yang dilengkapi dengan pengonong dan naggeleh atau
Title 11
Authors

salageh, kemudian seorang petani sambil memegang ujung naggeleh/salageh menikuti dari
belakang untuk membajak tanah-tanah yang hendak ditanami. Cara seperti ini di Madura
dikenal dengan nama asaka.
Lalu dari adanya ide itu berkembanglah motif pemeliharaan sapi menjadi alat
transportasi (penarik jikar/dokar). Sapi madura berbeda dengan sapi lainnya. Memiliki ukuran
kecil dan berwarna kecoklatan. Walaupun sapi madura bertubuh kecil sehingga berdaging
sedikit dan bisa jadi tak menghasilkan susu, sapi Madura sangat cocok untuk alam Madura yang
beriklim kering. Oleh karenanya di masa Belanda dibuatlah aturan yang melarang masuknya sapi
luar ke Madura untuk menjaga kemurnian trah yang mapan.
Kerapan sapi masa kini sudak tidak sama lagi dengan yang dulu. Banyak perubahan pola
pelaksanaan dan pengaruh dari masyarakat. Kini pelaksanaan karapan sapi sangat kompleks,
banyak pihak yang terlibat, dan motif atau jenisnya pun juga beragam. Ada 2 jenis karapan sapi,
Karapan sapi formal dan non-formal. Karapan sapi formal diselenggarakan secara rutin oleh
pihak panitia yang telah dibentuk oleh pemerintah. Waktu pelaksanaan relatif tetap dan puncak
karapan sapinya adalah gubeng yang memperebutkan piala bergilir Presiden RI. Untuk non-
formal, tidak selalu diselenggarakan panitia yang ditentukan, pelaksanaannya pun diawasi
aparat kepolisian karena menyangkut ketertiban dan keamanan.

Artikel: PERANCANGAN DIORAMA DIGITAL INTERAKTIF KARAPAN SAPI MADURA MELALUI


PENDEKATAN ETNOGRAFI UNTUK MENDUKUNG PROGRAM PROMOSI WISATA DAERAH
(Hamdan Noverio) Diterbitkan 20 Desember 2014

Keindahan alam Indonesia merupakan salah satu sisi menarik yang dapat menjadi
sasaran wisatawan asing maupun domestik untuk berlibur di Indonesia. Pulau Madura adalah
salah satu pulau yang menyimpan berbagai macam keindahan alam dan kebudayaan, salah satu
kebudayaannya yaitu karapan sapi. Kebudayaan ini sudah terkenal di penjuru Indonesia tak
terkecuali negara tetangga sekalipun.
Perancangan diorama digital interaktif ini dibuat untuk dapat membantu Pulau Madura
untuk mendukung sektor pariwisata. Selain itu alasan dibuatnya diorama digital yang berbentuk
karapan sapi supaya salah satu aset kebudayaan dapat dilestarikan oleh anak dan cucu.
Pemainan karapan sapi adalah sebuah tradisi asli yang berasal dari Pulau Madura. Pada
dasarnya karapan sapi sendiri adalah sebuah permainan yang dikenalkan oleh para petani untuk
membajak sawah. Tetapi permainin tersebut kian lama menjadi sebuah perlombaan dan
berujung pada adu gengsi, prestise dan harga diri bagi pemilik sapi kerapan.

Artikel : KARAPAN SAPI DI PULAU MADURA DARI ASPEK KOMUNIKASI DAN ASPEK LOCAL
WISDOM PADA SEKTOR PERTANIAN (Indrayoto Budi Santoso) Di Terbitkan 18 November 2006

Karapan sapi merupakan media komunikasi masyarakat Madura, untuk


menginformasikan saat musim tanam ketika musim hujan mulai turun, saat dimana media lain
seperti, TV, radio, dan media cetak masih jarang. Saat ini media komunikasi karapan sapi
tersebut telah berubah berkembang mengarah pada aspek olahraga dan perkembangan
pariwisata bersinergi dengan media informasi lainnya, dan meninggalkan aspek utamanya
sebagai media komunikasi alami pertanian. Masyarakat lebih tertarik dengan
mempertontonkan sapinya di lomba-lomba dan event pariwisata.
Selain itu, Karapan sapi merupakan media komunikasi alami dan teknik komunikasi di
komunitasnya, yaitu tradisional masyarakat Madura terkait musim tanam pada sector
12 Filsafat Nusantara

pertanian. L.B. Becker menyatakan media mempengaruhi persepsi khalayak mengenai apa yang
diangggap penting melalui teknik pemilihan dan penonjolan. Dengan teknik-teknik tersebut,
media memberikan tanda-tanda tentang mana isu yang dianggap penting (Rakhmat, 1989:92).
media karapan sapi sebagai media komunikasi musim tanam di sector pertanian yang cenderung
berubah, yaitu: 1). David Krech, 1995-1996: ”Kelompok cenderung untuk mengalami
perubahan-perubahan kearah yang stabil (sel f stabi l izing changes), (kelompok dan individu)
dalam st ruktur dan kepemimpinan sebagai suatu konsekuensi dari konfl ik-konfl ik internal ,
kekuatan-kekuatan eksternal dan pergeseran-pergeseran dalam keanggotaan”. 2). Dijelaskan:
“Efekt i fi tas kelompok sebagian ditentukan oleh tabiat sal ing mempengaruhi antar sesama
anggota, sepert i gaya kepemimpinan, ketergantungan motivasi dan hubungan persahabatan “.
Dan, 3). Perubahan sikap individu pada hakekatnya, terjadi karena adanya st imulus (rangsangan
). Perubahan tersebut dapat terjadi secara mudah atau secara sukar. Perubahan sikap individu
searah dengan pengaruh dan perkembangan pengetahuan/teknologi . Perubahan sikap juga ada
dua macam, yai tu : perubahan sikap dua arah atau kongruen-perubahan sikap berlawanan atau
inkongruen, dalam konteks ini terlihat masyarakat Madura berubah secara kongruen.

Anda mungkin juga menyukai