Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN OBSERVASI

KESENIAN KUDA LUMPING DI ERA MILENIAL

Untuk memenuhi tugas


Mata pelajaran bahasa indonesia
Adenta Karima Rahma S,Pd

Disusun oleh :
Rike Fatmawati
Devi Hidayatul Agustina
Desy Rahmawati
Dela Trisnawati
Hidayatul Muziaroh

SMK GRAHA MADINA SINGOSARI


Jl.Kebon Agung, Gondorejo Krajan,
Tamanharjo, Kec. Singosari, Kabupaten Malang, Jawa timur
65153
2023

i
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha

Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah

melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami


dapat

menyelesaikan laporan observasi tentang “Kesenian Kuda Lumping di Era


Milenial”.

Laporan ini telah kami susun dengan maksimal dan bimbingan dari Ibu Adenta
Karima Rahma S,pd. Serta dukungan dari orang tua.

Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada

kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena

itu kami berterima kasih juga kepada Ibu Adenta Karima Rahma S,Pd

Akhir kata kami berharap semoga laporan observasi tentang Kesenian Kuda
Lumping ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.

MALANG,11 FEBRUARI 2023

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL…………………………………………………………….i

KATA PENGANTAR…………………………………………………………..ii

DAFTAR ISI…………………………………………………………………….iii

BAB I Pendahuluan

1.1 Latar Belakang………………………………………………………..1


1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………….2
1.3 Tujuan………………………………………………………………...2
1.4 Manfaat Penelitian……………………………………………………2

BAB II Inti

2.1 Kajian Pustaka………………………………………………………..3

2.2 Metode Penelitian…………………………………………………….4

BAB III

3.1 Kesimpulan………………………………………………….………..5

3.2 Saran…………………………………………………………….…….6

DAFTAR PUSAKA……………………………………………………………...7

DAFTAR LAMAN………………………………………………………………7

LAMPIRAN……………………………………………………………………...8

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kesenian sebagai bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat


jenisnya semakin beragam, oleh karena itu masyarakat banyak mendapat pilihan
untuk memenuhi kebutuhan berkesenian yang sesuai dengan selera seninya.
Khususnya dalam menikmati seni pertunjukan, baik yang tradisional maupun
modern.

Kesenian tradisional adalah kesenian yang lahir karena adanya dorongan


emosi atas dasar pandangan hidup dan kepentingan masyarakat pendukungnya
secara turun temurun.

Kebudayaan Indonesia adalah satu kondisi majemuk karena bermodalkan


berbagai kebudayaan lingkungan wilayah yang berkembang menurut tuntutan
sejarahnya sendiri-sendiri. Kebudayaan tumbuh dan berkembang dengan berbagai
ragam yang berbeda, antara kebudayaan satu dengan kebudayaan.

Kesenian Kuda Lumping merupakan pertunjukan seni tari tradisonal yang


keberadaannya sudah ada sejak lama dan sampai sekarang perkembangannya
mengalami pasang surut. Hal itu dipengaruhi oleh upaya pelestarian kesenian
tradisional para masyarakat yang belum maksimal. Pelestarian kesenian
tradisional yang merupakan simbol identities dari masyarakat pendukungnya.

Ketertarikan peneliti terhadap pertunjukan Kuda Lumping dikarenakan


masih tetap konsisten menjaga tradisi bentuk dan sajian pertunjukannya sampai
sekarang dan tetap melakukan pengembangan sesuai zaman sekarang tanpa keluar
dari bentuk pertunjukan yang terdahulu. Mulai dari ragam gerak tarinya, pola lantai,
tata rias dan busananya
yang lebih bervariatif dan adanya penambahan instrumen yang lebih modern.

1
1.2 Rumusan Masalah
Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini berkaitan dengan
“Pengertian dan Asal Kesenian Kuda Lumping.

1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas tujuan yang hendak dicapai dalam
penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mendeskripsikan “Pengertian dan
Asal Kesenian Kuda Lumping”.

1.4 Manfaat Penelitian

Untuk mengetahui dan memahami informasi dan menambah pengalaman


dalam masalah yang dikaji dalam hal ini tentang Pengertian dan Asal
Pertunjukan Kesenian Kuda Lumping.

2
BAB II

Inti

2.1 Kajian Pustaka

Peneliti memberikan tinjauan terhadap beberapa website yang dapat


dijadikan sebagai acuan dalam penelitian yang di lakukan, yaitu :

1. Kuda Lumping yang juga kerap disebut Jathilan atau Jaran Kepang oleh
masyarakat Jawa, dan merupakan tari tradisional Jawa yang menampilkan
sekelompok prajurit yang tengah menunggang kuda. Tari Kuda Lumping
berasal dari Ponorogo, tarian ini menggunakan bambu atau bahan lainnya yang
dipotong dan dianyam menyerupai bentuk kuda, ditambah hiasan rambut tiruan
dari tali plastik yang digelung atau dikepang, atau sejenisnya. Cat atau kain
beraneka warna akan menghias anyaman kuda ini.Biasanya, tarian Kuda
Lumping cuma menyuguhkan adegan prajurit berkuda. Namun, terdapat
beberapa penampilan Kuda Lumping yang menampilkan atraksi kekebalan,
kesurupan, sampai kekuatan magis. Misalnya, atraksi kekebalan tubuh terhadap
pecut dan memakan beling. (https://www.gramedia.com/literasi/tari-kuda-
lumping/)

2. Kuda lumping adalah seni tari yang dimainkan dengan properti berupa kuda
tiruan, yang terbuat dari anyaman bambu atau bahan lainnya dengan dihiasi
rambut tiruan dari tali plastik atau sejenisnya yang di gelung atau di kepang,
sehingga pada masyarakat jawa sering disebut sebagai jaran kepang. Tidak
satupun catatan sejarah mampu menjelaskan asal mula tarian ini, hanya riwayat
verbal yang diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya.
(https://id.m.wikipedia.org/wiki/Kuda_lumping)

3. Kuda Kepang adalah salah satu seni pertunjukan yang terdiri atas beberapa
pemain musik, penari, dan seperangkat alat musik. Kuda lumping atau
jarang kepang merupakan kesenian rakyat yang bersifat ritual warisan masa
lalu yang dapat dilihat dari ciri-ciri sebagai kesenian kuno, yaitu sebagai
sarana upacara ritual.
(https://mediacenter.serdangbedagaikab.go.id/2022/12/30/seni-
pertunjukan-kuda-kepang-di-sei-bamban/)

3
2.2 Metode Penelitian

Menggunakan situs jaringan internet untuk membuka blog yang berisi


informasi tentang Seni Kuda Lumping sebagai bahan referensi dalam
penyelesaian laporan ini.

4
BAB III

Penutup
3.1 Kesimpulan

Kuda lumping juga disebut “Jaran Kepang” adalah tarian tradisional


Jawa yang menampilkan sekelompok Prajurit tengah menunggang kuda. Tarian
Tradisional yang dimainkan secara “tidak berpola” oleh rakyat kebanyakan
tersebut telah lahir dan digemari masyarakat, khisisnya di Jawa, sejak adanya
kerajaan-kerajaan kuno tempo dulu. Awalnya, memurut sejarah, seni kuda
lumping lahir sebagai simbolisasi bahwa rakyat juga memiliki kemampuan
(kedigdayaan) dalam menghadapi musuh ataupun melawan kekuatan elite
kerajaan yang memiliki bala tentara. Disamping itu juga sebagai media
menghadirkan hiburan yang murah-meriah namun fenomenal kepada rakyat
banyak. (http://wayangkulitdankudalumping.blogspot.co.id/2011/07/asal-
usultarian-kuda-lumping-jaranan).

Kesenian kuda lumping mempunyai fungsi: (1) Ritual skral dalam


upacara bersih desa, (2) Pertunjukan, (3) Hiburan. Mencermati kata ritual itu
akan terbayang adanya suasana magis dalam pelaksanaan kesenian itu Kuda
lumping merupakan bagian dari kesenian yang sejak dulu digunakan sebagai
srana untuk melibatkan masyarakat secara langsung dalam pertunjukan.
Kesenian kuda lumping dapat tumbuh dengan cepat dilingkungan masyarakat
dan lingkunganya melalui gending-gending jawa serta gerak tarian para jatilan
dengan menunggangi kuda dari anyaman bambu. Seni kuda lumping tidak dapat
lepas dari tata hidup dan kehidupan masyarakat dan lingkungannya. Masyarakat
secara langsung ikut terlibat dalam pertunjukan, sehingga kesenian kuda
lumping merupakan bidang kesenian yang paling dekat untuk mengekspresikan
tata hidup masyarakat dan lingkungannya.
(http://jurnalonline.um.ac.id/data/artikel3E729291C48DF587768D2F44DD87A
F69.pdf).

5
Kesenian kuda lumping adalah termasuk dalam kerakyatan. kesenian rakyat
yang dihasilkan oleh rakyat baik secara individu maupun kelompok, merupakan milik
atau diakui secara bersama-sama. rakyat yang dihasilkan merupakan cerminan dari jiwa
lingkungannya. Berangkat dari suatu keadaan dalam lingkungan etnik, adat atau
kesepakatan bersama yang turun temurun serta mempunyai fungsi yang sangat penting
bagi masyarakat pendukungnya.

Fungsi seni pertunjukan rakyat adalah sebagai berikut: (1) penghibur, (2)
alat pemersatu masyarakat desa, (3) alat informasi atau komunikasi, (4) pengisi
kebutuhan apresiasi, (5) pelestarian warisan nenek moyang, dan (6) estetika atau
santapan estetis yang gratis bagi masyarakat pendukungnya karena kesenian ini berasal
dari rakyat dan dinikmati oleh rakyat baik penonton atau penikmat
maupun para pemainnya.

3.2 Saran

Disarankan untuk tetap berupaya menjaga dan melestarikan kesenian


Kuda Lumping agar terjaga eksistensinya dengan melakukan berbagai inovasi,
melakukan pelatihan terus-menerus kepada masyarakat yang ingin bergabung
menjadi anggota kesenian dan selalu menjaga kekompakan Group agar selalu
solid.

6
DAFTAR PUSAKA

Aditya Rinanjani. 2016. Eksistensi kesenian kuda lumping group panji budhoyo
di dusun surugajah desa ngargosari kecamatan sukorejo kabupaten kendal.
Semarang:Universitas Negeri Semarang

DAFTAR LAMAN

(https://www.gramedia.com/literasi/tari-kuda-lumping/)

(https://id.m.wikipedia.org/wiki/Kuda_lumping)

(https://mediacenter.serdangbedagaikab.go.id/2022/12/30/seni-pertunjukan-kuda-
kepang-di-sei-bamban/)

7
LAMPIRAN

Foto Dokumentasi Seni Kuda Lumping

Anda mungkin juga menyukai