Anda di halaman 1dari 9

PENGAMATAN BURUNG DENGAN METODE IPA (Index Ponctualle

de’Abondance)

Sabtu, 26 November 2011

PENGAMATAN BURUNG DENGAN METODE IPA


(Index Ponctualle de’Abondance)
(Laporan Praktikum Analisis Keanekaragaman Flora dan Fauna)

Oleh :

Kelompok I

Andrian Dwi. A 0814081027


Anita Dewi Agustin 08540810
Agung Wahyudi 08140810
Noerma Puspita. M 08140810
Rumiko Rivando 0814081062
Hemi Barokah 06140810
JURUSAN KEHUTANAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2011

I. PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Burung adalah salah satu kekayaan hayati yang dimiliki oleh Indonesia. Struktur vegetasi
merupakan salah satu faktor kunci yang mempengaruhi kekayaan spesies burung pada tingkat
lokal. Burung dijumpai hampir di setiap tempat dan mempunyai posisi penting sebagai salah
satu kekayaan satwa Indonesia. Jenisnya sangat beranekaragam dan masing-masing jenis
memiliki nilai keindahan tersendiri. Hidupnya memerlukan syarat-syarat tertentu yaitu
adanya kondisi habitat yang cocok dan aman dari segala macam gangguan (Hernowo, 1985).

Sebagai salah satu komponen ekosistem, burung mempunyai hubungan timbal balik dan
saling tergantung dengan lingkungannya. Atas dasar peran dan manfaat ini maka kehadiran
burung dalam suatu ekosistem perlu dipertahankan (Arumasari, 1989).

Selama proses evolusi dan perkembangan kehidupan berlangsung, burung


selalu beradaptasi dengan berbagai faktor, baik fisik (abiotik) maupun biotik. Hasil adaptasi
ini mengakibatkan burung hadir atau menetap di suatu yang sesuai dengan kehidupannya dan
tempat untuk kehidupannya tersebut secara keseluruhan disebut sebagai habitat (Rusmendro,
2004).

Struktur vegetasi merupakan salah satu faktor kunci yang mempengaruhi kekayaan spesies
burung pada tingkat lokal Hubungan yang sangat erat antara komunitas burung dengan indeks
keragaman habitat menunjukkan bahwa burung sangat tergantung pada keragaman kompleksitas
dari pohon, tiang dan semak). Ada perbedaan struktur komunitas burung pada daerah yang
mempunyai struktur vegetasi yang berbeda ataupun antara vegetasi alami dengan yang terganggu
(Paeman, 2002).

Perbedaan jenis-jenis burung pada masing-masing pengamatan menurut


Hernowo (1988), apabila kondisi habitatnya kurang baik dalam mendukung kehidupan
burung seperti kurangnya sumber pakan atau faktor lain (luas area dan iklim) dapat
mempengaruhi keberadaan jenis burung. Lack (1971), menyatakan bahwa jumlah jenis
burung sangat bergantung pada karakteristik habitat, jumlah jenis burung juga dipengaruhi
oleh tingkat penggunaan sumber daya yang ada.

Tingkat keseringan burung liar menggunakan jenis tumbuhan merupakan


salah satu kriteria untuk menunjukkan tingkat ketergantungan burung dalam menggunakan
suatu habitat untuk melakukan aktivitas (Wiharyanto, 1996).

Pada praktikum ini dilakukan pengambilan data tentang keaneragaman jenis burung di
Universitas Lampung pada vegetasi di sekitar Gedung Fakultas Teknik. Pengambilan data
burung tersebut dilakukan dengan metode IPA (Index Ponctualle de’Abondance). Metoda
IPA dimaksudkan untuk mencatat populasi hewan dan biasanya dipergunakan untuk burung
secara semi kuantitatif. Cara kerjanya diawali dengan menentukan tempat-tempat untuk
mencatat populasi hewan secara acak di masing-masing habitat yang ada. Tempat yang
dipilih ini merupakan nomor-nomor IPA yang menjadi titik-titik pengamatan di areal
pengamatan. Dari data itu dapat dianalisis nilai frekuensi, dominasi dan index diversitas
hewan pada masing-masing habitat serta bias pula dianalisis nilai kesamaan (similarity index)
komunitas hewan tertentu antara suatu habitat dengan habitat yang lain.

B. Tujuan

Tujuan dari praktikum ini yaitu untuk mengetahui kelimpahan, dominansi dan mengetahui
berbagai index keanekaragaman jenis di sekitar Gedung Fakultas Teknik Universitas
Lampung.

II. METODE PENGAMATAN

A. Lokasi dan Waktu


Pengamatan dilaksanakan pada tanggal 11 Februari 2011 di sekitar Gedung Fakultas Teknik
Universitas Lampung. Dimulai pukul 07.30 - 09.00 WIB.

B. Alat dan bahan

Peralatan dan bahan yang digunakan pada praktikum ini antara lain Panduan Praktikum
Analisis Keanekaragaman Flora dan Fauna, tali rapia, alat tulis, tally sheet, dan jam digital.

C. Cara kerja

Metode yang digunakan ialah metode kombinasi titik hitung atau IPA (Index Ponctualle
de’Abondance) dengan langkah kerja sebagai berikut :
1. Menentukan 5 titik sebagai stasiun pengamatan;
2. Jarak setiap stasiun pengamatan ialah 100 meter. Jadi jarak dari stasiun awal ke stasiun
pengamatan terakhir sejauh 400 meter;

100 m
400 meter
3. Pengamatan dilakukan mulai pukul 07.30 s.d. 09.00 WIB;
4. Waktu pengamatan di setiap stasiun adalah 15 menit;
- Mencatat dan membuat sketsa jenis burung yang terlihat maupun yang terdengar,
- Mencatat jumlah individu per spesies pada setiap stasiun pengamatan,
- Membuat pengamatan.
5. Menganalisis data ;
6. Pembuatan laporan akhir.
III. HASIL PENGAMATAN

Tabel 1. Hasil pengamatan di Stasiun A

No Cuaca Jam Jenis Burung Jumlah Ket

1 Berawan 07.20 Seriti 1 Terbang


2 Berawan 07.21 Cicit 1 Bertengger
3 Berawan 07.25 Emprit 3 Bertengger
4 Berawan 07.28 Cicit 1 Suara
5 Berawan 07.30 Cicit 2 Bertengger
Tabel 2. Hasil pengamatan di Stasiun B

No Cuaca Jam Jenis Burung Jumlah Ket

1 Berawan 07.40 kutilang 4 Bertengger


2 Berawan 07.44 Cicit 2 Bertengger
3 Berawan 07.50 Cicit Banyak Suara
4 Berawan 07.53 Cicit 1 Bertengger

Tabel 3. Hasil pengamatan di Stasiun C

No Cuaca Jam Jenis Burung Jumlah Ket

1 Berawan 08.02 Perkukut 2 Terbang


2 Berawan 08.03 kutilang 2 Terbang
3 Berawan 08.10 Seriti 1 Terbang
4 Berawan 08.10 Kutilang 2 Bertengger
5 Berawan 08.15 emprit 2 Terbang

Tabel 4. Hasil pengamatan di Stasiun D

No Cuaca Jam Jenis Burung Jumlah Ket

1 Berawan 08.22 Seriti 1 Terbang


2 Berawan 08.23 Emprit 2 Bertengger
3 Berawan 08.25 Kutilang 3 Suara
4 Berawan 08.26 cicit 2 Terbang

Tabel 5. Hasil pengamatan di Stasiun E

No Cuaca Jam Jenis Burung Jumlah Ket

1 Cerah 08.42 Kutilang 1 Suara


2 Cerah 08.43 kutilang 2 Terbang
3 Cerah 08.45 Cicit 1 Suara
4 Cerah 08.46 Kutilang 4 Terbang
5 Cerah 08.46 Seriti 1 Terbang
6 Cerah 08.47 Cicit 2 Terbang
7 Cerah 08.52 Cicit 2 Bertengger
DAFTAR PUSTAKA

Arumsari, R. Komunitas Burung Pada Berbagai Habitat Di Kampus UI Depok.


Skripsi Sarjana Fakultas MIPA, Jakarta. 1989. 5 hlm

Basuni, S. Studi Relung Ekologi Tiga Jenis Burung Srangengeng (Famili


Nectariniidae) Di Hutan Gunung Walet, Sukabumi. Fakultas Pasca Sarjana IPB, Bogor. 1988.
7 hlm

Hernowo, JB. Studi Pengaruh Tanaman Pekarangan Terhadap


Keanekaragaman Jenis Burung Daerah Pemukiman Penduduk Perkampungan Di Wilayah
Tingkat II Bogor. Skripsi Sarjana Fakultas Kehutanan IPB, Bogor. 1985
.
Lack , D. Ecological isolation in birds. Blackwell Scientific Publication.
Oxford and Edinburg. 1971. 163 hlm

Paeman, PB. 2002. The Scale of Community Structure: Habitat Varition and Avian Guilds in The
Tropical Forest. Ecological Monographs 72: 19-39.

Rusmendro, H. Materi Perkuliahan Ekologi Tumbuhan. Fakultas Biologi


Universitas Nasional.Jakarta. 2004.

Wiharyanto, A. Pemanfaatan Tumbuhan Oleh Burung Liar Di Kebun Binatang


Ragunan, Jakarta. Skripsi Sarjana. Fakultas Biologi Universitas Nasional,
Jakarta. 1996.
SKETSA

1. Seriti

2. Kutilang

3. Prenjak
4. Cicit / Burung Madu (Anthereptes malacensis)

Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO


theproperty-developer
Diposkan oleh SYLVESTER ' 08 di Sabtu, November 26, 2011 Kirimkan Ini lewat Email
BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook

0 komentar:

Poskan Komentar

Anda mungkin juga menyukai