Laporan Praktik Kerja Lapangan Annisa Real-1
Laporan Praktik Kerja Lapangan Annisa Real-1
OLEH
NUR ANNISA ISTIQAMAH
NIM : 31412A0028
FAKULTAS PERTANIAN
MATARAM, 2018
i
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN (PKL)
Diajukan sebagai salah satu syarat kelengkapan menyelesaikan studi strata satu (S1) Pada
Program Studi Teknik Pertanian Fakultas Pertanian
Universitas Muhammadiyah Mataram
OLEH
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM
MATARAM, 2018
ii
HALAMAN PENGESAHAN
Mengetahui, :
Program Studi TP
Ketua, Pembimbing PKL/Penguji,
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik serta
hidayahnya sehingga penulisan laporan praktek kerja lapangan yang berjudul:“ Sistem
Pengolahan Kopi Arabika dan Analisa Performansi Mesin di PT. Perkebunan
Nusantara XII Kalisat Jampit Kabupaten Bondowoso, Jawa TImur” dapat terselesaikan
dengan baik dan tepat waktu. Penulis sangat menyadari bahwa dalam penulisan Laporan ini
telah banyak mendapat sumbangan saran dan ide-ide dari berbagai pihak.Pada kesempatan ini
penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga, khususnya kepada:
1. Ibu Ir. Asmawati, MP. Selaku Dekan Fakultas Pertanian, sekaligus sebagai dosen
pembimbing PKL
2. Ibu Ir. Marianah, M.Si Selaku Wakil Dekan I Fakultas Pertanian Universitas
Muhammadiyah Mataram.
3. Bapak Syirril Ihromi, SP.MP Selaku Wakil Dekan II Fakultas Pertanian Universitas
Muhammadiyah Mataram.
4. Bapak Budy Wiryono, SP., M.Si Selaku Ketua Program Studi Teknik Pertanian Fakultas
Pertanian Universitas Muhammadiyah Mataram.
5. Bapak Heri Suciyoko, S.P Selaku Manajer PT. Perkebunan Nusantara XII Kalisat Jampit
Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur.
6. Bapak Danu Rahadis, S.TP Selaku Asisten Teknologi dan Pengolahan PT. Perkebunan
Nusanatara XII Kalisat Jampit sekaligus sebagai Pembimbing Lapang dalam pelaksanaan
PKL.
7. Seluruh Pegawai PT. Perkebunan Nusantara XII yang turut membantu dalam proses
Praktek Kerja Lapangan.
8. Semua pihak yang telah banyak membantu sehingga penulisan Laporan ini dapat
diselesaikan.
Penulis menyadari bahwa masih banyak terdapat ketidak sempurnaan dalam teknik
penyajian dan materi dari Laporan ini. Oleh karena itu dengan senang hati penulis
mengharapkan adanya kritik dan saran-saran untuk perbaikan demi kesempurnaan tulisan ini.
iv
DAFTAR ISI
v
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Struktur Organisasi Perusahaan ................................................................. 9
2. Proses Pemetikan Biji Kopi....................................................................... 11
3. Sortasi Kopi Gelondong ........................................................................... 12
4. Proses Penimbangan Gelondong Di Kebun .............................................. 13
5. Proses Penerimaan Bahan Baku Di Jembatan Timbang ........................... 15
6. Mesin Conish Tank.................................................................................... 15
7. Mesin Pulping ........................................................................................... 16
8. Bak Fermentasi ......................................................................................... 17
9. Tempat Pencucian .................................................................................... 18
10. Tempat Penuntasan .................................................................................. 18
11. Lantai Penjemuran .................................................................................... 19
12. Proses Pengeringan Kombinasi di Vis Dryer ............................................ 19
13. Cup Taste .................................................................................................. 21
14. Proses Penggudangan ............................................................................... 22
15. Proses Penggerbusan ................................................................................. 22
16. Proses Pengayakan ................................................................................... 23
17. Proses Sortasi ............................................................................................ 25
vi
Analisa Performansi Mesin Dan Sistem Pengolahan Kopi Arabika Di PT.
Perkebunan Nusantara XII Kalisat Jampit Bondowoso - Jawa Timur
1)
Nur Annisa Istiqamah, 2Asmawati
RINGKASAN
Praktik Kerja Lapang (PKL) merupakan kegiatan wajib yang harus ditempuh oleh
mahasiswa Strata 1 (S1) pada Jurusan Teknik Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas
Muhammadiyah Mataram. Praktek kerja lapangan yang dilakukan berlokasi di PT.
Perkebunan Kalisat Jampit Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur merupakan perusahaan yang
bergerak di sektor perkebunan dengan komoditi utama yaitu karet, kopi (arabika dan robusta),
kakao (edel dan bulk) dan teh. Dalam proses pelaksanaan PKL mahasiswa lebih
memfokuskan pengamatan dan praktek kerja di proses pengolahan dan permesinan yang
berada di pabrik. Ini disesuaikan dengan tugas khusus yang diberikan oleh Dosen
Pembimbing PKL yang berjudul “Analisa Performansi Mesin Dan Sistem Pengolahan Kopi
Arabika Di PT. Perkebunan Nusantara XII Kalisat Jampit Bondowoso - Jawa Timur” .
PT Perkebunan Nusantara XII (Persero) merupakan salah satu Badan Usaha Milik
Negara (BUMN) yang berlokasi di Jawa Timur. PT Perkebunan Nusantara XII Kebun
Kalisat-Jampit berlokasi di Desa Kalisat Kecamatan Sempol Kabupaten Bondowoso. Kebun
Kalisat-Jampit terbagi ke dalam enam afdeling diantaranya Afdeling Pabrik (6,00 Ha),
Afdeling Kampung Baru (402,22 Ha), Afdeling Sempol (387,94 Ha), Afdeling Kampung
Malang (1.491,41 Ha), Afdeling Krepekan (386,68 Ha) dan Afdeling Jampit (1.431,16 Ha).
Komoditi yang diolah pada PT Perkebunan Nusantara XII yaitu kopi arabika, dan macadamia.
Bahan baku yang digunakan adalah kopi arabika yang diperoleh dari kebun milik PT.
Perkebunan Nusantara XII Kalisat Jampit. Bahan baku yang diperoleh akan diolah menjadi 2
cara berdasarkan kualitasnya yaitu superior yang terdiri dari kopi gelondong warna merah
sempurna dan kuning kehijauan (bangcuk), dan inferior yang terdiri dari kopi gelondong
warna hijau dan hitam kering. Metode pengolahan utama yang digunakan adalah metode
pengolahan basah. Sedangkan metode pengolahan kering digunakan sebagai solusi untuk
bahan baku kopi yang tidak dapat diolah dengan pengolahan metode basah. Metode
pangolahan lain yang diterapkan adalah pengolahan kopi luwak arabika.
1) Mahasiswa PKL
2) Dosen Pembimbing
vii
BAB I. PENDAHULUAN
1
mahasiswa agar lebih mengenal dunia keprofesiannya, mengetahui kondisi
lingkungan kerja dengan mengamati dan ikut serta secara langsung yaitu pada
bidang teknik pertanian, sehingga akan meningkatkan kemampuan dalam
mengaplikasikan teori ilmu yang diperoleh di bangku kuliah.
Melalui program PKL ini mahasiswa akan mempunyai kesempatan
berada dalam suatu lingkungan baru, yaitu berhubungan langsung dengan
dunia kerja beserta orang-orang yang terlibat didalamnya. Selain itu,
mahasiswa juga dapat merasakan bagaimana budaya kerja suatu perusahaaan
tertentu dan bersama dengan pakar-pakar terbaik di bidangnya. Untuk itu
Praktik kerja Lapangan (PKL) integral dari proses pendidikan yang
merupakan usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik atau mahasiswa
melalui kegiatan pelatihan agar mampu dan dapat melaksanakan peranannya
di masa mendatang sesuai dengan peran yang diharapkan. Dengan demikian,
PKL merupakan proses pendidikan untuk mengamalkan ilmu pengetahuan
secara melembaga di dunia kerja.
PT. Perkebunan Nusantara XII yang biasa disebut dengan PTPN XII
adalah Perseroan Terbatas. PT. Perkebunan Nusantara XII merupakan salah
satu peninggalan kolonial belanda yang kemudian dikelola oleh negara untuk
dapat dinikmati oleh masyarakat indonesia. PT Perkebunan Nusantara XII
didirikan berdasarkan peraturan pemerintah Republik Indonesia nomor 17
tahun 1996. Kantor pusat PT. Perkebunan Nusantara XII berada di Jalan
Rajawali No. 44 Surabaya, sedangkan perkebunan meliputi beberapa daerah
di wilayah Jawa Timur.
PT. Perkebunan Nusantara XII merupakan perusahaan yang bergerak
di sektor perkebunan dengan komoditi utama yaitu karet, kopi (arabika dan
robusta), kakao (edel dan bulk) dan teh. Hampir semua komoditi tersebut
merupakan komoditi peninggalan kolonial belanda yang dipelihara dan
diperbaiki serta ditanam ulang oleh pihak PT Perkebunan Nusantara XII
dengan menggunakan teknologi pertanian yang lebih baik. PT. Perkebunan
Nusantara XII memproduksi beberapa komoditi utama, dari sekian komoditi
yang diproduksi kopi merupakan salah satu komoditi yang diproduksi oleh
2
PT, Perkebunan Nusantara XII. Jenis kopi yang dibudidayakan dan
diproduksi merupakan kopi arabika dan kopi robusta.
Kopi merupakan salah satu jenis tanaman yang sudah lama dikenal
dan dibudidayakan oleh masyarakat indonesia. Kopi banyak dibudidayakan
oleh masyarakat indonesia karena kopi merupakan komoditi yang memiliki
nilai ekonomis yang lumayan tinggi dibandingkan dengan beberapa komoditi
lainnya yang berperan sangat penting sebagai penghasil devisa negara dan
sumber penghasilan para petani kopi indonesia. Menurut Rahardjo (2012)
bahwa konsumsi kopi dunia terhadap kopi arabika mencapai 70% dan kopi
robusta mencapai 26%. Kopi yang banyak dikonsumsi ini diproduksi oleh PT.
Perkebunan Nusantara XII, yang kemudian ikut berperan dalam pemasok
kopi untuk masyarakat dunia. Untuk dapat ikut mengambil alih dalam
pemasok kopi, PT, Perkebunan Nusantara XII terus berupaya untuk
meningkatkan produktivitas dan mutu kopi sehingga daya saing kopi di
Indonesia dapat bersaing di pasar dunia.
Aak (1980) mengemukakan bahwa kopi arabika merupakan kopi yang
banyak dikembangkan di dunia maupun di Indonesia khususnya. Kopi
arabika ini ditanam pada dataran tinggi, pada indonesia sendiri kopi jenis
arabika dapat tumbuh dan berproduksi pada ketinggian 1000-1750 m dari
permukaan laut. Kopi jenis arabika ini cenderung memiliki aroma dan rasa
yang kuat dibandingkan dengan beberapa jenis kopi lainnya. Sedangkan kopi
robusta merupakan salah satu jenis kopi yang berasal dari afrika. Kopi
robusta ini memiliki nama lain kopi Canephora yang digunakan sebagai
nama botani. Kopi robusta memiliki dari segi produksi yang lebih tinggi
dibandingkan jenis kopi arabika.
Teknologi budaya kopi memang sangat berpengaruh dalam penentu
mutu kopi yang baik, selain itu teknologi pengolahan kopi tentunya sangat
berpengaruh besar dalam menentukan kualitas dan cita rasa kopi. Teknologi
pengolahan kopi merupakan penanganan pasca panen yang terdiri dari proses
fermentasi, pencucian, sortasi, pengeringan, penyangraian dan penggilingan
kopi hingga menjadi bubuk kopi. Pada setiap pengolahan biji kopi ini tentu
3
alat dan mesin pertanian yang digunakan beserta dengan bangunan dan
lingkungan sekitar pengolahan biji kopi memiliki peranan yang penting untuk
menentukan kualitas dan mutu kopi yang diproduksi.
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi berkembang begitu pesat dan bagi
yang tidak mempunyai bekal tentu saja akan jauh tertinggal dan tidak bisa
mengimbangi serta mengikuti perkembangan zaman. Maka dari itu
diperlukan suatu wadah yang meningkatkan keahlian dan keterampilan
dengan mental baik rohani maupun fisik yang mendukung serta yang paling
penting adalah aplikasi atau penerapan ilmu. Untuk mengaplikasikan ilmu
tersebut tidak cukup dengan kemampuan kognitif tanpa dikuti dengan
kemampuan interaksi yang baik dengan lingkungan nyata di luar bangku
kuliah. Kesadaran akan penguasaan terhadap disiplin ilmu setiap individu
akan muncul ketika bertemu dengan kebutuhan di lapangan yang lebih nyata.
PT. Perkebunan Nusantara XII dikenal sebagai produsen kopi untuk
masyarakat dunia, tentunya untuk dapat bersaing dengan kopi lain di pasar
dunia PT. Perkebunan Nusantara XII terus berupaya untuk meningkatkan
teknologi budidaya dan pengolahan pasca panen kopi. Oleh karena itu, untuk
mengetahui teknik pengolahan kopi yang tepat perlunya untuk dilaksanakan
Praktik Kerja Lapangan ini pada PT. Perkebunan Nusantara XII Kalisat
Jampit Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur.
4
1.3. Manfaat Praktik Kerja Lapangan
Adapun manfaat dari Praktik Kerja Lapangan ini antara lain adalah
a. Meningkatkan dan melatih keterampilan mahasiswa sesuai dengan
pengetahuan yang diperoleh selama mengikuti perkuliahan di Fakultas
Pertanian Universitas Muhammadiyah Mataram.
b. Memperluas proses penyerapan teknologi baru dan modern dari pabrik PT.
Perkebunan Nusantara XII Kalisat Jampit.
c. Mempelajari dinamika dan kondisi nyata dunia kerja pada unit-unit kerja,
dalam lingkungan pabrik PT. Perkebunan Nusantara XII Kalisat Jampit.
d. Meningkatkan wawasan di bidang keteknikan pengolahan serta melatih
tanggung jawab dan kedisiplinan mahasiswa sebelum memasuki dunia
kerja.
e. Mengetahui perbedaan penerapan teori di perkuliahan dengan kondisi
kerja di pabrik pengolahan PT. Perkebunan Nusantara XII Kalisat Jampit.
5
BAB II. TINJAUAN UMUM TEMPAT PKL
6
merupakan Badan Usaha Milik Negara dengan status Perseroan Terbatas
yang keseluruhan sahamnya dimiliki oleh Pemerintah Republik Indonesia.
Berdasarkan PP nomor 17 tahun 1996, dituangkan dalam akte notaris Harun
Kamil, SH nomor 45 tanggal 11 Maret 1996 dan disahkan oleh Menteri
Kehakiman Republik Indonesia dengan SK nomor C.2-8340 HT.01.01
tanggal 8 Agustus 1996. Akte perubahan Anggaran Dasar perusahaan nomor
62 tanggal 24 Mei 2000 dibuat oleh notaris Justisia Soetandio, SH dan
disahkan Menteri Hukum dan Perundang- Undangan Republik Indonesia
dengan SK No. C. 22950 HT 01.04 tahun 2000. Selanjutnya, Akte Notaris
Nomor 62 diubah menjadi Akte Nomor 30 Notaris Habib Adjie, SH., M.Hum
tanggal 16 Agustus 2008. PTP Nusantara XII memiliki visi "Menjadi
Perusahaan Agribisnis yang berdayasaing tinggi dan mampu tumbuh-
kembang berkelanjutan".
7
fungsi dan tugas dari masing-masing penanggung jawab seperti yang terlihat
pada Gambar 1.
8
MANAJER
Heri Suciyoko,S. P
WAKIL MANAJER
Ardi Rajasas,S.P
MANDOR
10
BAB III. PELAKSANAN PKL
11
merah sempurna 93%, bancuk 5% dan kopi hijau dan hitam 2% dan inferior
5%. Sortasi kebun dilakukan dengan menyiapkan alas pilih yang di beri
bendera tiap mandor dan memisahkan buah kopi terdiri dari merah, bancuk,
kuning, hijau dan hitam. Proses sortasi gelondong di kebun dapat dilihat pada
gambar 3.
c. Penimbangan
Penimbangan kopi gelondong merupakan proses lanjutan setelah
dilakukan sortasi, penimbangan kopi gelondong bertujuan untuk
mengetahui total berat kopi gelondong yang akan dikirim ke pabrik. Proses
penimbangan di kebun dilakukan secara manual menggunakan dacin atau
timbangan gantung. Proses penimbangan gelondong di kebun dapat dilihat
pada gambar 4
12
Gambar 4. Proses Penimbangan Gelondong Di Kebun
d. Pengiriman ke Pabrik
Pengiriman dilakukan setelah proses penimbangan selesai.
Proses pengangkutan kopi glondong kepabrik dilakukan menggunakan
truk-truk pengangkut.
13
Penerapan GAP dan GHP menjadi jaminan bagi konsumen,
bahwa produk yang dipasarkan diperoleh dari hasil serangkaian
proses yang efisien, produktif dan ramah lingkungan (Kemenper,
2012).
Kopi arabika merupakan bahan baku di PT. Perkebunan
Nusantara XII Kebun Kalisat-Jampit yang diterima dari 5 afdeling
yaitu afdeling Kampung Baru, afdeling Sempol, afdeling Jampit,
afdeling Kampung Malang, dan afdeling Kerepekan. Kopi
gelondong yang datang harus melewati jembatan untuk
mengetahui berat kopi glondong per afdeling. Bahan baku yang
akan diolah dibagi menjadi 2 kualitas yaitu superior yang terdiri
dari kopi glondong warna merah sempurna dan bancuk serta
kualitas inferior yang terdiri dari kopi glondong warna hijau dan
hitam kering.
Proses penerimaan bahan baku atau kopi glondong
dilakukan di bak penampung sebagai tempat untuk menampung
kopi glondong yang kemudian dilakukan uji petik bahan baku per
afdeling. Bak penampung dilengkapi beberapa lubang dan kran
air yang berfungsi mengalirkan kopi glondong kedalam conish
tank. Proses penerimaan bahan baku di jembatan timbang dapat
dilihat pada gambar 5.
14
Gambar 5. Proses Penerimaan Bahan Baku Di Jembatan Timbang
15
c. Proses Pengupasan Kulit Kopi (Pulping)
Pulping merupkan proses pemisahan biji kopi dari kulit buah
secara mekanik dimana prinsipnya menekan buah sehingga biji
keluar menjadi biji kopi HS (Hard Skin) basah atau Biji Kopi yang
masih memiliki kulit tanduk. Proses ini dibantu oleh adanya lendir
diantara kulit buah sehingga, mudah terpisahkan dari kulit tanduk.
Alat yang digunakan yaitu vis pulper dan anglia pulper. Vis pulper
digunakan untuk kopi jenis normal sedangkan anglia pulper
digunakan untuk jenis kopi rambangan. Kecepatan alat ini tidak
boleh melebihi 300 rpm karena hal ini akan menyebabkan biji kopi
menjadi pecah. Proses pulping dapat dilihat pada gambar 7.
d. Proses Fermentasi
Proses fermentasi bertujuan untuk menguraikan lapisan
lendir, mempermudah proses pencucian, dan untuk membentuk
warna, rasa dan aroma, dimana proses fermentasi berlangsung
selama 36 jam pada suhu 22-250C dan langsung ditutup terpal
penutup tanpa ditambahkan biakan mikroorganisme. Pulp diuraikan
oleh bakteri alami secara anaerob. Apabila dalam proses fermentasi
bejalan tidak sesuai dengan waktu dan suhu standar yang
ditentukan akan mempengaruhi cita rasa kopi arabika. Fermentasi
dilakukan didalam bak fermentasi. Jumlah bak fermentasi terdiri
16
dari 6 unit dimana, 4 unit untuk HS (Hard Skin) basah normal dan
2 unit HS (Hard Skin) basah rambangan, dengan kapasitas 18
ton/unit HS (Hard Skin) basah. Panjang bak fermentasi 640 m2,
lebar 280 m2 dan tinggi 120 m2. Proses fermentasi dapat dilihat
pada gambar 8.
17
Gambar 9. Proses Pencucian
f. Penutasan (Penirisan)
Penutasan dilakukan setelah biji kopi benar-benar bersih
dan bebas dari lendir. Penutasan merupakan proses meniriskan atau
mengurangi volume air pada permukaan biji kopi HS (Hard Skin),
dan mempercepat proses pengeringan di lantai jemur. Lama
penutasan berkisar antara 4-8 jam tergantung kondisi lantai jemur
dan jumlah kopi glondong yang akan diproses. Proses penutasan
dapat dilihat pada gambar 10.
18
g. Penjemuran/Pengeringan
Pengeringan merupakan salah satu penanganan untuk
mengawetkan biji kopi agar tidak cepat rusak dengan bantuan
panas untuk mengurangi kadar air dalam biji kopi HS (Hard Skin).
Selain itu, pengeringan juga sangat menentukan mutu fisik dan cita
rasa kopi. Kadar air kopi kering 10,5 % dengan ketebalan
hamparan antara 8-10 cm. Metode pengeringan yang diterapkan di
pabrik pengolahan kopi arabika PT. Perkebunan Nusantara
XII kebun Kalisat-Jampit yaitu meliputi pengeringan/FSD (Full
Sun Drying) dan pengeringan kombinasi. Berikut uraian proses
pengeringan FDS (Full Sun Drying)dan pengeringan Kombinasi :
19
Gambar 11. Proses Penjemuran
2. Pengeringan Kombinasi
Pengeringan kombinasi merupakan kombinasi antara
berapa jenis pengeringan, umumnya antara pengeringan FSD
dengan mekanis (Vis Dryer dan Mason). Pengeringan kombinasi
hanya dilakukan apabila kapasitas lantai penjemuran tidak
cukup, faktor cuaca yang tidak mendukung serta permintaan
konsumen yang mendesak.. Pengeringan kombinasi dapat
dilakukan dengan catatan kadar air biji kopi +30% ditandai
dengan bendera kuning di lantai jemur dengan berat blek 9
kg/blek. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi penurunan kadar air
yang signifikan pada biji kopi yang dapat menurunkan mutu biji
kopi yang dihasilkan.
20
secara periodik atau berkala setiap satu jam sekali hingga
kadar air biji kopi mencapai 10,5%.
21
lantai jemur. Warna hijau dengan berat blek antara 14-9,5
kg/blek. Warna kuning dengan berat blek antara 9,4-7,5 kg,
dan warna merah dengan berat blek antara 7,4-7 kg. Untuk
satu blek yang beratnya 9 kg memiliki kadar air + 30%.
22
standar mutu yang digunakan adalah standar mutu yang disepakati
oleh konsuman internasional.
23
j. Penggerbusan
Penggerbusan adalah proses pemisahan biji kopi dengan
kulit tanduk. Sebelum dilakukan proses penggerebusan kadar air
terlebih dahulu diperiksa yaitu sekitar 10,5-11% agar biji kopi tidak
banyak pecah adapun standar pecah dari proses penggerbusan
adalah maksimal 3%. Alat pengupas kulit tanduk disebut huller.
Selama penggerbusan selalu diawasi oleh teknisi sehingga apabila
terjadi kesalahan akan segera diperbaiki.
k. Pengayakan (Grading)
Grading atau pengayakan adalah proses memisahkan biji
kopi berdasarkan ukuran biji. Terdapat 4 tingkatan alat
pengayakan yang memisahkan masing-masing ukuran. Ayakan
pertama memisahkan ukuran X atau besar (tidak lolos ayakan 6,5
mm), ayakan kedua memisahkan ukuran M atau sedang (tidak
lolos ayakan 6 mm) dan ayakan ketiga memisahkan ukuran S atau
kecil (tidak lolos ayakan 5 mm) pada ayakan ini biasanya
terdapat peaberry yaitu kopi yang berasal dari buah kopi arabika
yang berisi satu keping biji di dalamnya (biji tunggal) dan ayakan
keempat memisahkan ukuran SS di mana memiliki mutu paling
kecil dan kualitas PE atau poli embrio (lolos 5 mm). Selanjutnya,
hasil ayakan dikemas dalam karung menurut size dan label
24
gudang sebagai jaminan agar tidak terjadi kekeliruan dalam
pengambilan untuk proses berikutnya (sortasi) adapun berat per
karung sebelum sortasi adalah 50 kg..
l. Sortasi biji
Sortasi merupakan suatu proses untuk memilih dan
memisahkan biji kopi yang berkualitas baik dengan biji kopi yang
cacat. dan mengeluarkan benda asing lainnya yang dapat
mengurangi mutu biji kopi. Proses sortasi pada PT. Perkebunan
Nusantara XII dilakukan secara manual dengan menggunakan
tenaga manusia dan sesuai dengan SNI 01-2907-2008. Sortasi ini
menggunakan sistem kelompok 4 orang yang menyortir setiap
meja yang dilengkapi dengan 5 kotak tempat biji-biji cacat yang
disortir. Masing-masing penyortir mempunyai tugas sendiri-
sendiri yaitu :
1) Orang pertama bertugas mengeluarkan benda asing, batu,
ranting, glondong dan HS dimasukkan ke kotak pertama.
25
Disamping itu bertugas mengeluarkan biji cacat berat (hitam,
hitam pecah, hitam sebagian dan biji pecah) dan dimasukkan
ke kotak kedua. Biji-biji di dalam kotak kedua sebagai bahan
mutu lokal B.
2) Orang kedua bertugas mengeluarkan biji cacat sedang akibat
mesin (hitam sebagian, biji terbakar/coklat, muda, tutul berat
dan lubang > 1) dan dimasukkan ke dalam kotak ketiga sebagai
bahan mutu lokal K. disamping itu juga bertugas untuk
mengulang tugas orang pertama yang terlewat tidak diambil,
dimasukkan ke kotak pertama dan kedua sesuai cacatnya.
3) Orang ketiga bertugas mengeluarkan biji cacat ringan (tutul
ringan dan lubang 1) dan biji faded/warna muda ke dalam
kotak keempat. Biji-biji di dalam kotak keempat sebagai bahan
mutu WP-2 (non speciality). Disamping itu juga bertugas
mengulang mengambil biji cacat sedang dan biji cacat berat
yang kelewatan tidak terambil oleh penyortir sebelumnya dan
dimasukkan ke kotak kedua atau ketiga sesuai jenis cacatnya.
4) Orang keempat bertugas mengeluarkan biji poly embrio (PE)
dimasukkan ke dalam kotak kelima. Biji-biji di dalam kotak
kelima sebagai bahan mutu PE. Disamping itu juga bertugas
mengulangi mengambil biji cacat berat sedang dan ringan
untuk dimasukkan ke dalam kotak sesuai jenis cacatnya. Biji-
biji yang tidak tersortir (normal) didorong kearah samping
melalui corong keluar masuk ke dalam karung sebagai biji-biji
mutu 1.
26
Gambar 17. Proses Sortasi
m. Proses Pengemasan
Pengemasan dilakukan untuk mempermudah pengangkutan
dan penyimpanan disamping itu untuk mempertahankan mutu fisik
dan cita rasa, menghindari kontaminasi bau, mempermudah
penanganan, serta menghindari serangan kutu dan jamur. Adapun
berat setiap karung adalah 60 kg/karung.
27
angkut, kapasitas alat angkut dengan jumlah muatan dan
ketepatan berat timbangan hasil yang akan dikirim. Biasanya kopi
yang akan di ekspor keluar negeri sebelumnya akan disimpan di
gudang penyimpanan utama di Surabaya, yang selanjutnya akan
dikirim melalui kapal laut. Sedangkan untuk konsumen pasar
dalam negeri biasanya lansung dikirim atau distok sementara di
gudang utama yang berada di Surabaya.
28
b. Pengeringan
Pengeringan merupakan salah satu penanganan untuk
mengawetkan biji kopi agar tidak cepat rusak dengan bantuan
panas untuk mengurangi kadar air dalam biji kopi HS (Hard Skin).
Selain itu, pengeringan juga sangat menentukan mutu fisik dan
cita rasa kopi. Kadar air kopi kering 10,5 % dengan ketebalan
hamparan antara 8-10 cm. Metode pengeringan yang diterapkan di
pabrik pengolahan kopi arabika PT. Perkebunan Nusantara
XII kebun Kalisat-Jampit yaitu meliputi pengeringan/FSD (Full
Sun Drying) dan pengeringan kombinasi.
c. Penggerbusan
Penggerbusan adalah proses pemisahan biji kopi dengan kulit
tanduk. Sebelum dilakukan proses penggerebusan kadar air
terlebih dahulu diperiksa yaitu sekitar 10,5-11% agar biji kopi
tidak banyak pecah adapun standar pecah dari proses
penggerbusan adalah maksimal 3%. Alat pengupas kulit tanduk
disebut huller. Selama penggerbusan selalu diawasi oleh teknisi
sehingga apabila terjadi kesalahan akan segera diperbaiki.
d. Sortasi
Sortasi merupakan suatu proses untuk memilih dan memisahkan
biji kopi yang berkualitas baik dengan biji kopi yang cacat. dan
mengeluarkan benda asing lainnya yang dapat mengurangi mutu
biji kopi. Proses sortasi pada PT. Perkebunan Nusantara XII
dilakukan secara manual dengan menggunakan tenaga manusia
dan sesuai dengan SNI 01-2907-2008. Sortasi ini menggunakan
sistem kelompok 4 orang yang menyortir setiap meja yang
dilengkapi dengan 5 kotak tempat biji-biji cacat yang disortir.
e. Pengemasan
Pengemasan dilakukan untuk mempermudah pengangkutan dan
penyimpanan disamping itu untuk mempertahankan mutu fisik dan
cita rasa, menghindari kontaminasi bau, mempermudah
29
penanganan, serta menghindari serangan kutu dan jamur. Adapun
berat setiap karung adalah 60 kg/karung.
f. Pengiriman
Proses pengiriman atau pendistribusian bertujuan untuk memenuhi
kontrak penjualan. Faktor yang perlu diperhatikan sebelum
dilakukan proses pengiriman kopi adalah kelayakan alat angkut,
kapasitas alat angkut dengan jumlah muatan dan ketepatan berat
timbangan hasil yang akan dikirim. Biasanya kopi yang akan di
ekspor keluar negeri sebelumnya akan disimpan di gudang
penyimpanan utama di Surabaya, yang selanjutnya akan dikirim
melalui kapal laut. Sedangkan untuk konsumen pasar dalam negeri
biasanya lansung dikirim atau distok sementara di gudang utama
yang berada di Surabaya.
30
3.4. Tugas Khusus
Adapun tugas khusus yang yang di utamakan dalam proses PKL ini
yaitu Sistem Pengolahan Kopi dan Analisa Performansi Mesin di PT.
Perkebunan XII Kalisat Jampit. Dalam menunjang proses produksi, Pabrik
Pengolahan PT. Perkebunan Nusantara XII kebun Kalisat-Jampit pada setiap
tahap proses pengolahan memanfaatkan alat dan mesin untuk mempermudah
pekerja dalam proses pengolahan. Jenis alat alat mesin yang digunakan dalam
proses pengolahan kopi Arabika beragam, di tiap-tiap tahapan proses yang
sesuai dengan kebutuhan.
Mesin dan alat pengolahan kopi arabika terpasang diruang-ruang
pengolahan. Tiap tahapan proses membutuhkan mesin dan alat pembantu.
Mesin dan alat yang ada di pabrik Pengolahan PTP Nusantara XII kebun
Kalisat-Jampit antara lain : jembatan timbang, ruang pengolahan basah,
lantai jemur, ruang mason, ruang vis drayer, ruang silo, ruang gerbus, ruang
ready dan sortasi serta ruang laboratorium quality control. Untuk menjaga
keamanan pekerja (operator mesin), mencapai hasil yang masimal dan
perawatan mesin dan alat. dibeberapa bagian mesin dan peralatan terpasang
standar prosedur operasinal. (Rukmana, 2014). Berikut sistem pengolahan
dan performansi dari alat danmesin di PT. Perkebunan Nusantara XII Kalisat
Jampit.
31
cepat dan mudah diambil langkah penanggulangan. Sedangkan tujuan
melakukan penimbangan yaitu untuk mengetahui banyaknya kopi
gelondong yang dihasilkan pada masing-masing afdeling dan untuk
menyesuaikan dengan hasil timbangan dikebun. Mekanisme penimbangan
di jambatan timbang menggunakan sistem komputerisasi. Berat awal truk
yang masuk dengan muatan kopi gelondong dikurangi dengan berat truk
yang keluar tanpa muatan. Selisih dari pengurang tersebut diperoleh berat
kopi gelondong yang masuk ke pabrik. Berikut spesifikasi jembatan
timbang. Berikut Spesifikasi dari jembatan timbang :
32
Pada PT Perkebunan Nusantara XII Kebun Kalisat Jampit
pengolahan kopi gelondong dilakukan pada dua tempat yaitu pabrik
lama dan pabrik baru. Pengolahan kopi gelondong yang belum matang
atau masih berwarna hijau dan kopi gelondong yang telah jatuh ke
tanah dilakukan di pabrik lama. Sedangkan untuk kopi gelondong yang
matang atau berwarna merah dilakukan di pabrik baru. Pada dasarnya
proses pengolahan yang dilakukan pada dua tempat ini sama.
Penerimaan merupakan tahap awal dari proses pengolahan.
Setelah penimbangan di jembatan timbang, kopi gelondong kemudian
ditampung sementara di sipon untuk persiapan tahapan proses
selanjutnya. Kapasitas sipon adalah 265 ton kopi gelondong / hari. Bak
penampung dilengkapi beberapa lubang dan kran air yang berfungsi
mengalirkan kopi gelondong kedalam conish tank. Pada tahapan ini
juga dilakukan uji petik. Uji petik adalah proses pengambilan sampel
setiap kopi gelondong yang masuk ke sipon dari masing-masing
afdeling untuk diuji kualitasnya. Sampel kopi gelondong untuk uji petik
diambil sampai dengan 10 kg dari 5 ton kopi gelondong tiap afdeling.
Namun untuk pengujiannya digunakan 1 kg. Proses pengambilan
sampel dilakukan secara acak (random). Parameter yang diamati antara
lain: persentase kopi yang berkualitas baik atau kopi gelondong merah,
persentase kopi gelondong bangcuk, persentase kopi gelondong hijau,
persentase rambangan dan persentase benda asing. Berikut Spesifikasi
dari Bak Penerimaan (Sipon).
33
Gambar 19. Bak penerimaan (Sipon)
2) Conishtank
Sortasi awal dilakukan di conish tank. Conish tank merupakan
tempat penampungan kopi gelondong sebelum masuk ke proses
penggilingan (pulping). Conish tank berfungsi untuk memisahkan kopi
gelondong normal dengan kopi rambangan. Media pemisah yang
digunakan yaitu air. Kopi gelondong berkualitas baik (normal) akan
tenggelam karena memiliki masa jenis yang lebih berat dari masa jenia
air sedangkan kopi rambangan akan mengapung. Kopi gelondong
berkualitas baik masuk ke mesin viss pulper melalui corong yang
terdapat didasar Conish tank. Sedangkan kopi gelondong rambangan
akan masuk ke mesin anglia pulper. Selain menjadi media pemisah, air
juga berperan dalam membawa kopi gelondong. Berikut spesifikasi dari
mesin Conish Tank :
34
Kapasitas : 4 ton gelondong/jam
Material : Bak semen
Tenaga Penggerak
- Type/Model : Motor Listrik 1 HP
- Daya/Putaran Mesin : 1440 Rpm
- Bahan Bakar : Listrik
- Transmisi : V belt, 3 alur, jenis B
Dimensi Peralatan
- Panjang : 67 cm
- Lebar : 60 cm
- Tinggi : 70 cm
Fungsi : Memisahkan kopi gelondong berkualitas baik dan kopi
rambangan sebelum melalui proses pulping.
Jumlah : 4 unit (2 unit di ruang pengolahan basah lama dan 2 unit
diruang pengolahan basah baru).
K. Kerja : 196 Ton kopi gelondong perhari
3) Mesin pulping
Kopi gelondong yang telah melalui timbangan di jembatan penimbang
akan masuk kedalam proses penggilingan. Penggilingan (Pulping) merupakan
peroses pemisahan biji berkulit tanduk dengan kulit buah secara mekanik
dengan bantuan lendir mucilage yang ada diantara kulit buah sehingga,
mudah terpisahkan dari kulit buah. Proses penggilingan (pulping) bertujuan
untuk memisahkan kopi dari kulit terluar dan mesocarp (bagian daging)
sehingga menjadi kopi HS (Horen Skin) basah. Proses penggilingan
menggunakan alat Viss Pulper dan Anglia Pulper. Pada dasarnya prinsip dari
kedua alat ini sama yaitu melepaskan eksocarp dan mesocarp biji kopi
dimana prosesnya dilakukan pada air mengalir. Hanya saja yang menjadi
pembeda dari kedua alat ini yaitu kapasitasnya. Viss pulper memiliki
kapasitas 3 ton/unit/jam digunakan untuk kopi normal sedangkan anglia
35
pulper memiliki kapasitas 2 ton/unit/jam untuk kopi rambangan. Di dalam vis
pulper maupun anglia pulper terdapat bubble plat dan karet yang berfungsi
untuk menekan buah kopi sehingga biji dengan dengan kulitnya terpisah. HS
basah yang keluar selanjutnya akan masuk ke bak fermentasi dengan media
transportasi air. Berikut spesifikasi mesin Viss Pulper dan Anglia Pulper :
36
Fungsi : Untuk memisahkan (mengupas) biji kopi dari kulitnya.
Vis pulper digunakan untuk pulping kopi gelondong
yang berkualitas baik.
Anglia Pulpa
Merk/type : Picador
Kapasitas : 2 ton kopi gelondong/jam/unit
Motor penggerak : Motor Listrik 3 Phase
- Daya : 5,5 KW
- Voltage : 380 V
- Ampere : 13 A
- Rpm : 950 Rpm
Fungsi : Untuk mengupas kulit kopi dari jenis rambangan.
Jumlah : 2 unit
Kapasitas : 2 ton/unit/jam
4) Bak Fermentasi
Setelah proses penggilingan, HS basah akan masuk ke bak fermentasi.
Fermentasi merupakan salah satu tahapan pengolahan basah kopi arabika
yang salah satunya dapat menentukan mutu dan kualitas kopi. Fermentasi
berfungsi untuk menciptakan cita rasa dan aroma biji kopi, untuk melepaskan
biji kopi berlendir (mucilage) yang masih melekat pada kulit tanduk dan pada
proses pencucian akan mudah terlepas (terpisah) sehingga mempermudah
proses pengeringan (Widiotomo dan Yusianto, 2013). Fermentasi dilakukan
dalam keadaaan tidak tergenang air. Proses fermentasi terjadi di bak
fermentasi yang berkapasitas 8 ton, dimana dalam bak fermentasi terdapat
lubang di bagian bawah sebagai jalan keluarnya air, lubang tersebut
dilengkapi dengan saringan serta papan untuk mengatur pengeluaran air.
37
Metode fermentasi yang dilakukan adalah fermentasi kering. Fermentasi kopi
secara kering adalah dengan menggundukkan kopi yang ke luar dari pulper
dan ditutup dengan terpal. Selama proses fermentasi terjadi hidrolisis pektin
yang disebabkan, oleh enzim pektihase yang terdapat di dalam buah.
Reaksinya dipercepat dengan bantuan mikroba.
Proses fermentasi di PT Perkebunan Nusantara XII Kebun Kalisat-
Jampit berlangsung selama 36 jam pada suhu 22-250C yang merupakan suhu
lingkungan dan langsung ditutup terpal penutup di bak fermentasi tanpa
ditambahkan mikroorganisme. Apabila dalam proses fermentasi bejalan tidak
sesuai dengan waktu dan suhu standar yang ditentukan akan mempengaruhi
cita rasa kopi arabika seperti aroma yang apek saat penjemuran.
Suhu HS basah yang di fermentasi diukur setiap 6 jam sekali. Standar
suhu rata-rata pada proses fermentasi sekitar 22-25oC. proses fermentasi
dipengaruhi oleh FATTOM (Food, Air, Temperature, Time, Oxygen and
Moisture). Untuk gelondongan kopi regular difermentasi di pengolahan basah
yang baru, proses fermentasi terdapat 6 bak fermentasi, 4 bak fermentasi
besar untuk kopi reguler HS basah dengan kapasitas per unitnya 18 ton HS
basah. Sedangkan 2 bak lainnya yang berukuran lebih kecil dari bak
fermentasi kopi regular digunakan untuk proses fermentasi kopi rambangan
dengan kapasitas 8 ton HS basah per unit. Kopi bangcuk difermentasi di
pengolahan basah yang lama proses fermentasi terdapat 6 bak fermentasi, 4
bak fermentasi besar untuk kopi bangcuk HS basah dengan kapasitas per
unitnya 18 ton HS basah. Sedangkan 2 bak lainnya digunakan untuk proses
fermentasi kopi rambangan dengan kapasitas 8 ton HS basah per unit. Berikut
spesifikasi Bak Fermentasi :
38
Gambar 22. Bak Fermentasi
Bentuk : Bak semen
Kapasitas : 8 ton gelondong/unit
Fungsi : Sebagai tempat fermentasi biji kopi setelah digiling.
5) Aqua Pulpa
Proses pencucian dilakukan setelah fermentasi selama 36 jam di bak
penampung. Kopi HS basah setelah difermentasi kemudian dicuci dengan
menggunakan washer (Aqua Pulpa) dan HS hasil cucian dialirkan ke dalam
saluran pencucian (serpentin got) untuk dikopyok agar kopi HS benar-benar
bersih dari lendir, disamping itu juga untuk memisahkan kulit yang masih
terbawa. Kopi HS setelah dicuci/dikopyok dalam di-serpentin got lalu
dialirkan ke bak penutasan.
Pencucian HS basah dilakukan dengan mesin aqua pulpa. Jumlah
mesin yang digunakan yaitu sebanyak 2 unit, dengan kapasitas masing-
masing per unit 3 ton per jam. Prinsip kerja mesin aqua pulpa adalah gesekan
antar kopi dengan air. Proses yang terjadi di aqua pulpa yaitu biji kopi setelah
difermentasi akan dialirkan ke bak alir, kemudian biji kopi akan dinaikkan
oleh skrew yang didalamnya diangkat oleh cross conveyor menuju ke ruang
aqua pulper untuk dilakukan pembersihan lendir. Setelah dibersihkan akan
masuk ke conis tank yang berfungsi untuk memisahkan biji kopi berdasarkan
39
mutu. Biji kopi dengan mutu yang bagus yaitu biji kopi yang tenggelam di
dalam air sedangkan biji kopi dengan mutu yang kurang bagus akan
mengambang. Biji kopi yang mengambang dan kulit kopi akan keluar melalui
pipa pembuangan yang berada di bagian atas conis tank sedangkan biji kopi
yang bagus akan masuk ke pipa conis tank dibagian bawah. Biji kopi yang
keluar melalui pipa conis tank selanjutnya akan mengalir ke serpentin got
yang berfungsi untuk membersihkan sisa-sisa kulit kopi. Biji kopi akan
dihisap dengan menggunakan pompa, kemudian dikeluarkan ke saringan
penutasan yang berfungsi untuk meniriskan air. Setelah ditiriskan biji kopi
dipindahkan ke lantai pengeringan.
Proses pencucian bertujuan membersihkan lendir yang melekat pada
biji kopi dimana proses pencucian dilakukan dengan terlebih dahulu
menyiapkan sekat-sekat serpentine got atau later S. Kopi dialirkan dari bak
fermentasi menuju aqua pulpa dan diperikas pecah kopi HS basah maksimal
3% yang keluar pada bak serpentine got. Proses pembilasan ini dilakukan di
bak serpentine got yang bertujuan untuk membersihkan sisa kulit buah yang
masih ada dengan bantuan sorkot panjang. Adapun media pencucian dan
pembilasan adalah air. Berikut Spesifikasi mesin Aqua Pulpa :
40
- Daya : 22 KW
- Voltage : 380 V
- Ampere : 46,5 A
- Rpm : 1460 Rpm
Fungsi : Aqua pulpa berfungsi sebagai alat untuk membersihkan
kopi HS basah setelah melalui proses fermentasi.
6) Lantai Penutasan/Penirisan
Setelah kopi HS (hard skin) basah dicuci kemudian dilakukan
penutasan untuk mengurangi air sisa pencucian. Penutasan merupakan
pengeringan pendahuluan pada kopi berkulit tanduk basah setelah proses
pencucian. Proses ini bertujuan untuk mengurangi air pada permukaan biji
kopi sehingga beban pengeringan berkurang. Proses penuntasan
berlangsung minimal 4 jam umumnya sampai kadar airnya mencapai 50%.
Kapasitas bak penutasan 219,6 ton HS basah per hari dengan luas 117 m2.
Penuntasan dilakukan di lantai yang terbuat dari plat baja yang berlubang.
Lubang yang terdapat pada lantai adalah jalur keluarnya air pada permukaan
kopi. Pengeringan HS basah dilanjutkan, dengan pengeringan sinar matahari
hingga kadar air
41
Material : Plat baja berlubang
Jumlah : 4 unit
Kapasitas : 100 ton gelondong/hari
Fungsi : Tempat pengeringan pendahuluan untuk mengurangi
sebagian air yang terikut selama pencucian.
42
Fungsi : Sebagai pengangkut otomatis yaitu mengangkut biji kopi
HS basah yang telah melalui proses pulping ke dalam bak fermentasi.
b. Pompa Kivu
Merk/type : Bental
Kapasitas : 5 – 10 liter/detik
Motor penggerak :
- Daya : 7 - 12 KW
- Voltage : 380 dan 380/660
- Ampere : 13 dan 22,3/12,8 A
- Rpm : 1455 Rpm
Fungsi : Untuk menyalurkan biji kopi HS basah dari got serpentin
ke bak penutasan dengan cara memompa air bersamaan dengan biji kopi
HS basah melalui aliran pipa besi.
c. Elevator
Merk/type : Bental
Kapasitas : 2 ton HS/jam
Motor penggerak :
- Daya : 5 PK
- Voltage : 220/380
- Ampere : 3,8/2,8
- Rpm : 1420 Rpm
Fungsi : Mengangkut biji kopi HS setengah kering dari hooper
(bak penampungan HS) disalurkan ke ruang silo (tempat
penyimpanan HS kering sementara).
43
menggunakan lantai jemur telah maksimal namun kadar air belum mencapai
10,5%. Pengeringan kombinasi dapat dilakukan apabila kadar air biji kopi
±30% yang ditandai dengan bendera kuning di lantai jemur dengan berat
kaleng 9 kg/kaleng. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi penurunan kadar air
yang signifikan pada biji kopi yang dapat menurunkan mutu biji kopi yang
dihasilkan. Pada umumnya prinsip kerja pengeringan kombinasi pada ruang
mason dan vis dryer hampir sama, perbedaannya terletak pada penggunaan
blower. Pengeringan dengan Vis dryer dilakukan dengan memanfaatkan udara
panas yang dihasilkan dari pembakaran kayu yang dialirkan melalui pipa.
Sedangkan pada mason terdapat blower yang berfungsi untuk
menghembuskan udara panas menuju tromol. Hal ini dilakukan agar tidak
terjadi penurunan kadar air yang signifikan pada biji kopi yang dapat
menurunkan mutu biji kopi yang dihasilkan. Berikut spesifikasi Mesin
pengering kombinasi dan mesin pendukungnya :
a. Mason
Merk/type : Kemajuan
Kapasitas : 4,5 ton HS kering
Motor penggerak :
- Daya : 5,4
- Voltage : 220/380
- Ampere : 15,2/8,8 A, 15/9 A dan 15,3/8,5 A
- Rpm : 1425 – 1430 Rpm
Fungsi : Sebagai alat pengering mekanis
44
b. Vis Dryer
Kapasitas : 2,25 ton kopi pasar/unit
Bentuk : Ruangan
Material : Lantai baja
Fungsi : Sebagai alat pengering mekanis
9) Silo
Tempering merupakan proses penyimpanan sementara biji kopi yang
masih memiliki kulit tanduk sebelum di huller/gerbus. Tempering berfungsi
untuk menyeragamkan kadar air dan warna biji kopi sebelum proses
penggerbusan. Penyeragaman kadar air dimaksudkan agar biji kopi tidak
pecah selama penggerbusan. Proses tempering dilakukan pada suatu bak
penampung yang disebut silo. Silo merupakan bak penampung yang
berbentuk kubus terbuat dari plat baja dengan luas 450 m2 yang berkapasitas
38 ton HS kering per unit. Untuk kopi arabika tempering dilakukan minimal 2
minggu. Silo juga digunakan sebagai tempat penyimpanan biji kopi karena
menyimpan biji kopi yang berkulit tanduk dirasa lebih aman dari pada
menyimpan biji kopi. Berikut spesifikasi Silo :
45
Fungsi : Menampung biji kopi HS kering sebelum melalui proses
penggerbusan dan pengayakan.
46
Gambar 28. Mesin Gerbus / Huller
Merk/type : Bental
Kapasitas : 600 kg kopi/jam
Motor penggerak : 5 HP
- Daya : 30 PK
- Voltage : 380
- Ampere : 48,5
- Rpm : 1460 Rpm
Fungsi : Untuk memisahkan (mengupas) biji kopi dari kulit
tanduk menjadi kopi beras.
11) Greader
47
digerbus berdasarkan ukurannya. Terdapat 4 tingkatan alat pengayakan yang
memisahkan masing-masing ukuran. Ayakan pertama memisahkan ukuran X
atau besar (tidak lolos ayakan Ø 6,5 mm), ayakan kedua memisahkan ukuran
M atau sedang (tidak lolos ayakan Ø 6,0 mm) dan ayakan ketiga memisahkan
ukuran S atau kecil (tidak lolos ayakan Ø 5,0 mm), Pada ayakan ini biasanya
terdapat peaberry yaitu kopi yang berasal dari buah kopi arabika yang berisi
satu keping biji di dalamnya (biji tunggal) dan ayakan keempat memisahkan
ukuran SS (< Ø 5,0 mm). Kapasitas greader adalah 600 kg kopi pasar/jam.
Hasil ayakan dikemas dalam karung menurut size dan diberikan tanda pada
karung sebagai jaminan agar tidak terjadi kekeliruan dalam pengambilan
untuk proses berikutnya (sortasi). Tanda bisa dalam bentuk warna tali karung
yang berbeda untuk setiap jenis size. Adapun berat per karung sebelum sortasi
adalah 50 kg. Berikut spesifikasi mesin Greader :
Merk/type : Bental
Kapasitas : 600 kg kopi/jam
Motor penggerak : 2 PK
- Daya : 5 PK
- Voltage : 220/380
- Ampere : 9,1
- Rpm : 1420
Fungsi : Untuk memisahkan biji kopi berdasarkan ukuran.
48
3.5. Kendala Yang Dihadapi
Selama pelaksanaan PKL yang dilakukan PT. Perkebunan XII Kebun
Kalisat Jampi terdapat beberapa kendala yang dihadapi oleh peserta PKL
yaitu:
3.5.1. Perusahaan
a. Tidak seimbangnya ilmu yang didapatkan pada bangku kuliah
dengan lapangan, sehingga berdampak pada tidak seimbangnya teori
dengan praktek.
b. Tingkat pendidikan karyawan dan pekerja dipabrik masih tergolong
rendah.
3.5.2. Mahasiswa
a. Pada saat PKL berlangsung, pabrik sedang tidak beroperasi karena
belum tersedianya kopi yang bisa diolah.
b. Kurangnya komunikasi dan pengarahan antara mahasiswa
pelaksanaan PKL dengan Pembimbing Lapangan.
49
3.6.2. Mahasiswa
a. Sebaiknya pelaksanaan PKL dilakukan pada bulan Juni-Agustus dimana
Kopi yang dapat diolah sedang tersedia.
b. Mahasiswa dan Pembimbing Lapangan sebaiknya lebih sering
berkomikasi dan berdiskusi sehingga mendapatkan pengarahan yang
maksimal.
50
BAB VI. PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan laporan Praktek Perja Lapangan ( PKL) yang di laksanaan
di PT. Perkebunan Nusantara XII Bondowoso, Jawa Timur dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut :
a. PT Perkebunan Nusantara XII (Persero) merupakan salah satu Badan
Usaha Milik Negara (BUMN) yang berlokasi di Jawa Timur. PT
Perkebunan Nusantara XII Kebun Kalisat-Jampit berlokasi di Desa Kalisat
Kecamatan Sempol Kabupaten Bondowoso. Kebun Kalisat-Jampit terbagi
ke dalam enam afdeling diantaranya Afdeling Pabrik (6,00 Ha), Afdeling
Kampung Baru (402,22 Ha), Afdeling Sempol (387,94 Ha), Afdeling
Kampung Malang (1.491,41 Ha), Afdeling Krepekan (386,68 Ha) dan
Afdeling Jampit (1.431,16 Ha).
b. Komoditi yang diolah pada PT Perkebunan Nusantara XII yaitu kopi
arabika, dan makadamia
c. Bahan baku yang digunakan adalah kopi arabika yang diperoleh dari
kebun milik PT. Perkebunan Nusantara XII Kalisat Jampit. Bahan baku
yang diperoleh akan diolah menjadi 2 cara berdasarkan kualitasnya yaitu
superior yang terdiri dari kopi gelondong warna merah sempurna dan
kuning kehijauan (bangcuk), dan inferior yang terdiri dari kopi gelondong
warna hijau dan hitam kering.
d. Metode pengolahan utama yang digunakan adalah metode pengolahan
basah. Sedangkan metode pengolahan kering digunakan sebagai solusi
untuk bahan baku kopi yang tidak dapat diolah dengan pengolahan metode
basah. Metode pangolahan lain yang diterapkan adalah pengolahan kopi
luwak arabika.
51
4.2 Saran
a. Mahasiswa yang akan melaksanakan PKL (Praktek Kerja Lapangan)
sebaiknya dilakukan pada saat buah kopi yang akan diolah tersedia,
sehingga mahasiswa dapat melihat dan mengikuti secara langsung proses
pengolahan kopi secara basah maupun kering.
b. Para karyawan yang bekerja di pabrik sebaiknya lebih memperhatikan
SOP (Standart Operation Procedur).
c. Memanfaatkan limbah dari hasil pengolahan di pabrik seperti kulit
makadamia menjadi bahan pembuat briket.
d. Komunikasi dan pengarahan oleh Pembimbing Lapangan sebaiknya lebih
rutin dan terjadwal sehingga informasi yang didapatkan lebih maksimal.
52
DAFTAR PUSTAKA
Aak, (1980). Pengendalian Mutu Kopi. Unit Pelayanan Jasa Training Dan
Konsultasi Persatuan purnakaryawan Perkebunan RI Cabang PTPN XII.
Dewi, dkk. 2015. Analisis Financial dan Nilai Tambah Pengolahan Kopi Arabika
Dikoperasi Tani Manic Sedana Kabupaten Bangle. Jurnal Agribisnis dan
Agrowisata. Vol.4(2):25-39
PT Perkebunan Nusantara XII, 2015. Standard Mutu dan Sistem Sortasi. Bagian
Teknik dan Pengolahan, Surabaya.
Rahadi, D., 2012. Proses Pengolahan Biji Kopi. Jurusan Ilmu Dan Teknologi
Pangan Universitas Sebelas Maret. Surakarta.
Rukmana, R., 2014. Untung Selangit Dari Agribisnis Kopi. Penerbit Lily
Publisher. Yogyakarta.
Widiotomo, S., dan Yusianto, 2013. Optimasi Proses Fermentasi Biji Kopi
Arabika dalam Fermentor Terkendali. Jurnal Pusat Penelitian Kopi dan
Kakao Indonesia Jember. Vol 29(1):53-68..
53