Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH ALAT INDUSTRI KIMIA

“ALAT PENCAMPURAN”

DISUSUN OLEH :
1. R. Vanji Habibul M 16031010197
2. Hans Balapradhana 18031010116
3. Zamroni Dita Firdaus 18031010127

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR


FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK KIMIA
2019

1
KATA PENGANTAR

Dengan mengucap puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang
Maha Esa, karena telah melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan
pengetahuan sehingga makalah tentang alat pencampuran ini bisa selesai pada
waktunya.

Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman yang telah


berkontribusi dengan memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa disusun
dengan baik dan rapi. Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah
pengetahuan para pembaca. Namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa
makalah ini masih jauh dari kata sempurna, sehingga kami sangat mengharapkan
kritik serta saran yang bersifat membangun demi tercipatanya makalah selanjutnya
yang lebih baik lagi.

Demikian, apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis


mohon maaf yang sebesar-besarnya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima
kasih.

Surabaya, 30 September 2019

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................2


DAFTAR ISI ...........................................................................................................3
BAB 1 PENDAHULUAN.......................................................................................4
1.1 LATAR BELAKANG ....................................................................................4
1.2 RUMUSAN MASALAH................................................................................4
1.3 TUJUAN .........................................................................................................5
1.4 MANFAAT.....................................................................................................5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................6
2.1 PENGERTIAN PENCAMPURAN .............................................................6
2.1.1 ALAT PENCAMPUR BAHAN CAIR/LIQUID.........................................7
2.1.2 ALAT PENCAMPUR BAHAN PADAT ....................................................8
2.1.3 ALAT PENCAMPUR BAHAN PASTA/VISCOUS ..................................9
2.2 JENIS-JENIS PERALATAN PENCAMPUR ...........................................12
2.3 PENGADUK .............................................................................................. 16
2.1.3 JENIS-JENIS PENGADUK .......................................................................17
2.4 KECEPATAN PENGADUK .....................................................................20
2.4.1 KECEPATAN PUTARAN RENDAH.......................................................20
2.4.2 KECEPATAN PUTARAN SEDANG.......................................................20
2.4.3 KECEPATAN PUTARAN TINGGI..........................................................21
2.5 JUMLAH PENGADUK.............................................................................21
2.5.1 PEMILIHAN PENGADUK.......................................................................21
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................. 23
3.1 KESIMPULAN............................................................................................. 23
3.2 SARAN .........................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................24

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sarjana teknik kimia adalah orang yang mempunyai keahlian dalam


perencanaan, pembuatan dan pengoperasian serta pengembangan pabrik/industri
dimana bahan mengalami suatu perubahan dari bahan baku menjadi produk. Sarjana
teknik kimia bekerja dalam 4 devisi utama dari industri proses kimia, yaitu :
penelitian dan pengembangan, perencanaan, pembuatan serta penjualan. Oleh
karena itu sarjana teknik kimia harus mempunyai pengetahuan dasar yang kuat di
bagian kimia, fisika dan matematika, juga harus tahu kapan menggunakan
pengetahuan/kemampuan yang diperoleh dari pengalaman kerekayasaan untuk
menyelesaikan persoalan dalan industri kimia.
Proyek Perekayasaan pabrik kimia mempunyai tujuan :
1. Merencanakan dan mendirikan suatu pabrik
2. Merencanakan dan mendirikan suatu tambahan terhadap pabrik yang
sudah ada.
3. Memperbaiki dan memodernisasi suatu pabrik yang sudah ada.
Pengembangan proyek dari permulaan sampai beroperasinya pabrik memerlukan
pengintegrasian fasilitas dan personil, dimana personil harus mampu menampung
persoalan – persoalan yang berhubungan dengan : penelitian dan pengembangan,
evaluasi serta perencanaan.
Dalam Evaluasi ( khususnya dalam evaluasi proses , perekayasaan dan
perencanaan) personil dituntut mempunyai dasar pengetahuan yang cukup terhadap
alat – alat yang ada didalam industri kimia, sehingga dapat dilakukan seleksi dan
spesifikasi alat – alat industri kima secara tapat, dan nantinya dapat ditingkatkan ke
spesifikasi atau perencanaan secara detail.
Berdasarkan uraian diatas dalam kuliah ini akan dibahas secara sederhana :
jenis - jenis, bentuk, prinsip kerja dan kegunaan dari alat – alat dalam industri kimia,
sehingga dapat memahami dan mengadakan pemilihan alat – alat untuk industri
kimia secara tepat serta dapat dipakai pada pembuatan flow sheet untuk tugas akhir
Perencanaan Pabrik.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian pencampuran?

4
2. Bagaimana cara kerja alat pencampur?
3. Ada berapa jenis alat pencampur?
4. Komponen apa saja kah yang terdapat dalam alat pencampur itu?

1.3 Tujuan
1. Agar mahasiswa mengetahui pengertian pencampuran
2. Agar mahasiswa mengetahui cara kerja dari alat pencampur
3. Agar mahasiswa mengetahui jenis dari alat pencampur
4. Agar mahasiswa mengetahui komponen-komponen dalam alat pencampur

1.4 Manfaat
1. Agar mahasiswa lebih memahami pengertian dari pencampuran
2. Agar mahasiswa lebih memahami aplikasi dari alat pencampur

5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Pencampuran


Pencampuran merupakan proses mencampurkan satu atau lebih bahan
dengan menambahkan satu bahan ke bahan lainnya sehingga membuat suatu bentuk
yang seragam dari beberapa konstituen baik cair-padat, padat-padat, maupun cair-
gas. Komponen yang jumlahnya lebih banyak lebih banyak disebut fase kontinyu
dan yang lebih sedikit disebut fase disperse. (Fellows, 1990).

Menurut Kusdarini (1997), tujuan pencampuran dengan menggunakan alat


pencampur adonan (mixer) adalah untuk memperoleh adonan yang elastis dan
menghasilkan pengembangan gluten yang diinginkan. Alat pencampur ini terdiri
dari tempat untuk menampung bahan dan as stainless steel. As stainless steel yang
bercabang tegak lurus berfungsi untuk mencampurkan bahan baku yang berputar
akibat adanya puli penggerak. Batang-batang pengaduk tersebut akan memecah dan
mengaduk bahan dengan meningkatkan pengacakan dan distribusi bahan, sehingga
terjadi pencampuran. Campuran tersebut akan membentuk adonan yang kompak
dan uniform.

Prinsip pencampuran bahan banyak diturunkan dari prinsip mekanika fluida


dan perpindahan bahan, karena pencampuran bahan akan ada bila terjadi gerakan
atau perpindahan bahan yang akan dicampur baik secara horizontal ataupun
vertikal. Ada dua jenis pencampuran, yaitu (1) pencampuran sebagai proses
terminal sehingga hasilnya merupakan suatu bahan jadi yang siap pakai, dan (2)
pencampuran merupakan proses pelengkap atau proses yang mempercepat proses
lainnya seperti pemanasan, pendinginan atau reaksi kimia.

Pada proses pencampuran diharapkan tercapai suatu derajat keseragaman


tertentu. Derajat keseragaman ini berbeda-beda tergantung pada tujuan
pencampuran yaitu keseragaman dalam konsentrasi satu macam bahan atau lebih,

6
keseragaman suhu, atau keseragaman fisik tepung. Pencampuran ini dapat terjadi
antara bahan solid-solid, solid-liquid, solid-gas, liquid-liquid, liquid-gas, dan gasgas
(Handoko, 1992).
Peralatan pencampur dapat dibagi atau diklasifikasikan atas beberapa
kategori, yaitu:

1. Berdasarkan jenis bahan yang dicampur yaitu alat pencampur liquid, alat
pencampur padat, dan alat pencampur pasta

2. Berdasarkan jenis agitator, yaitu double cone mixer, ribbon blender,


planetary mixers, danpropeller mixers.

2.1.1. Alat Pencampur Bahan Cair/liquid


Bahan cair diaduk untuk mencapai beberapa maksud, diantaranya (Mc Cabe
et al,1985) :

1. Mensuspensikan patikel padatan.


2. Menggabungkan bahan cair yang dapat saling bercampur.
3. Mendispersikan gas dalam bentuk gelembung halus
4. Mendispersikan bahan cair lain yang tidak dapat bercampur 5. Meningkatkan
pindah panas antara bahan cair dan sumber panas.

Pengadukan bahan cair umumnya dilakukan dalam suatu bejana, biasanya


berbentuk silinder, yang memiliki sumbu vertikal. Bagian atas dari bejana bisa
terbuka terhadap udara atau dapat juga tertutup. Dasar bejana pada umumnya
dicekungkan, artinya tidak rata, agar tidak dihindari adanya sudut atau bagian yang
tidak bisa dipenetrasi oleh aliran fluida. Sebuah pengaduk (impeller) terakit pada
sumbu yang menggantung ke atas. Sumbu ini digerakkan oleh motor listrik yang
kadang-kadang langsung dihubungkan ke sumbu tetapi lebih sering melalui kotak
gear pengurang kecepatan. Perlengkapan tambahan seperti jalur masuk atau keluar
bahan, coil pemanas, jaket atau termometer rendam atau alat pengukur suhu lainnya
merupakan komponen tetap alat pencampur bahan cair ini.

Tiga tipe utama impeller adalah propeller (baling-baling), paddles (pedal),


dan turbin. Setiap tipe memiliki banyak variasi dan subtipe. Sekalipun masih
terdapat tipe impeller lain yang juga berguna untuk situasi tertentu, akan tetapi
ketiga tipe tersebut mungkin dapat mengatasi 95% masalah pencampuran bahan cair

7
yang ada. Untuk pencampuran liquid, propeller mixer adalah jenis yang paling
umum dan paling memuaskan.Alat ini terdiri dari tangki silinder yang dilengkapi
dengan propeller/ blades beserta motor pemutar. Bentuk propeller, impeller, blades
didisain sedemikian rupa untuk efektifitas pencampuran dan disesuaikan dengan
viskositas fluid. Pada jenis alat pencampur ini diusahakan untuk dihindari tipe aliran
monoton yang berputar melingkari dinding tangki , penambahan sekat-sekat
(baffles) pada dinding tangki juga dapat menciptakan pengaruh pengadukan, namun
menimbulkan masalah karena sulit membersihkannya.

2.1.2. Alat Pencampur Bahan Padat


Pada umumnya, untuk mencampur bahan-bahan berpartikel padat
digunakan mesin pencampur yang lebih ringan daripada bahan viscous.Dalam hal
ini digunakan ribbon blender dan double cone mixers. Ribbon blender terdiri dari
silinder horizontal yang di dalamnya dilengkapi dengan ”screw” berputar dan
pengaduk pita berbentuk heliks. Dua pita yang bergerak berlawanan dirakit pada
sumbu yang sama. Yang satu menggerakkan padatan perlahan kesatu arah,
sedangkan yang lain menggerakkannya dengan cepat ke arah lain. Pita-pita bisa
kontinyu maupun terputus-putus. Pencampuran dihasilkan oleh turbulensi yang
diinduksi oleh pengaduk yang beraksi berlawanan, jadi tidak oleh gerakan lamban
padatan sepanjang rongga aduk. Beberapa ribbon blender beroperasi secara batch
yaitu dengan membuat padatan sekaligus dan mengaduknya sampai tercampur rata.
Ribbon blender tipe lain bekerja secara kontinu yaitu bahan padatan diumpankan
pada salah satu ujung rongga aduk dan dikeluarkan pada ujung lainnya. Ribbon
blender adalah pencampur yang efektif untuk tepung-tepungan yang tidak mengalir
dengan sendirinya. Beberapa unit batch memiliki kapasitas yang sangat besar
sehingga mampu memuat sampai 9000 galon bahan padat. Kebutuhan daya
umumnya berukuran sedang.

Planetery mixer merupakan alat pencampur bahan padat yang bekerja


berdasarkan perputaran planet dimana beater berputar mengitari bowl sedangkan
bowl tidak berputar sehingga menghasilkan adonan yang lembut dan merata.

Aplikasi alat ini adalah pada industri bakery (roti dan kue).

8
Yang umum ditemui yaitu kneader yang berbentuk sigmoid yang berputar
didalam suatu ”can” atau ”vessel” dengan berbagai kecepatan. Prinsip dari alat ini
adalah disamping mencampur juga mengadon yaitu membagi, mematahkan dan
selalu membuat luas permukaan yang baru sesering mungkin terhadap adonan.

2.1.3. Alat Pencampur Bahan pasta/viscous


Dibandingkan dengan pencampuran pada bahan cair, proses pencampuran
pada bahan viscous memerlukan tenaga yang lebih banyak.Hal ini disebabkan oleh
kenyataan bahwa pada bahan viscous dan juga bahan padat tidak mungkin terbentuk
aliran yang dapat memindahkan bagian yang belum tercampur ke daerah
pencampuran di sekitar impeller seperti pada pengadukan bahan cair.

Pada pencampuran bahan viscous seluruh bahan yang akan dicampur harus
dibawa ke pengaduk atau pengaduknya sendiri yang mendatangi seluruh bagian
campuran. Aksi pada mesin-mesin pencampuran merupakan kombinasi shear
berkecepatan rendah, penyapuan (wiping), pelipatan (folding), pelemasan
(stretching, dan penekanan (compressing). Energi mekanik diaplikasikan oleh
komponen-komponen yang bergerak langsung pada massa bahan.

Diantara mesin pencampur pasta yang relatif dikenal adalah change-can


mixer dan kneaders. Change-can mixer merupakan alat yang memiliki wadah kecil
dan dapat dipindah-pindahkan sebagai tempat bahan yang akan dicampur. Wadah
ini berukuran sekitar 5-10 galon.Pada pony mixer, pengaduk terdiri dari beberapa
bilah vertical atau jari yang terpasang pada head yang berputar dan diletakkan di
dekat dinding wadah.Pada beater mixer, wadah atau bejana bersifat
stationer.Pengaduknya memiliki gerakan melingkar sehingga ketika berputar secara
berulang mendatangi seluruh bagian dari bejana.

Mixer merupakan salah satu alat pencampur dalam sistem emulsi sehingga
menghasilkan suatu dispersi yang seragam atau homogen. Terdapat dua jenis mixer
yang berdasarkan jumlah propeler-nya (turbin), yaitu mixer dengan satu propeller
dan mixer dengan dua propiller. Mixer dengan satu propeller adalah mixer yang
biasanya digunakan untuk cairan dengan viskositas rendah. Sedangkan mixer

9
dengan dua propiller umumnya diigunakan pada cairan dengan viskositas tinggi.
Hal ini karena satu propeller tidak mampu mensirkulasikan keseluruhan massa dari
bahan pencampur (emulsi), selain itu ketinggi emulsi bervariasi dari waktu ke waktu
(Suryani, dkk., 2002).

Gerakan pencampuran pada mixer bahan baik secara horizontal maupun


secara vertikal tersebut dapat bervariasi bergantung dari jenis pengaduk/ propeller
yang digunakan, sehingga hasil yang didapat akan bervariasi pula. Peralatan
Pencampur dengan menggunakan satu pengaduk/ propeller biasanya digunakan
untuk mengaduk bahan dengan viskositas rendah, sedangkan peralatan pengaduk
dengan lebih dari satu propeller digunakan untuk mengaduk bahan dengan
viskositas tinggi.

Hal ini sesuai dengan pendapat Handoko (1992), yang menyatakan bahwa
satu prinsip penerapan untuk mencampur bahan dengan viskositas yang tinggi dan
berbentuk pasta adalah kinerja yang tergantung pada kontak langsung antara
material pencampur dengan bahan yang akan dicampur. Untuk bahan dengan
viskositas tinggi dan berbentuk pasta ini banyak menggunakan model pencampur
seperti:pencampur tipe pancim, pencampur dengan pisau berbentuk z.

Aliran yang terjadi di dalam bahan diperkirakan berupa seperti pada gambar
berikut sehingga pencampuran akan terjadi dengan cepat dan teratur. pandangan
depan pandangan lintang

→ → → →

← ← ← ←

← ← ← ←

→ → → →

Gambar 2.1 Aliran yang terjadi dalam bahan

10
Kebutuhan tenaga yang diperlukan untuk mencampur suatu jumlah tertentu
bahan (cairan) tergantung pada viskositas cairan tersebut. Selain itu kecepatan
mixer juga berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan bahan-bahan tersebut. Mixer
dengan kecepatan rendah biasanya digunakan untuk cairan dengan viskositas tinggi
dimana campurannya pekat, licin dan sebagainya. Kecepatan tinggi biasanya
berkisar antara 1400-1800 rpm, kecepatan sedang biasanya adalah 1500 rpm dan
kecepatan rendah berkisar antara 100-500 rpm.

Derajat keseragaman pencampuran, dalam diukur dari sample yang diambil


selama pencampuran, dalam hal ini jika komponen yang dicampur telah
terdistribusi mealui komponen lain secara random (acak), maka dikatakan
pencampuran telah berlangsung dengan baik.

Statistik untuk mengukur derajat pencampuran dapat dilihat sebagai berikut


: (Wiranatakusumah, 1992).

1. Campuran Berbentuk Pasta


Jika suatu campuran berbentuk pasta, misalkan tepung dan air dicampurkan maka
akan ada suatu nilai rata-rata air adonan pada setiap waktu tertentu pencampuran
yang disebut u. Jika selama pencampuran berlangsung diambil sejumlah contoh dan
dianalisa kadar airnya, maka kandungan air adonan tersebut memberikan nilai Xi,
misalkan jumlah spot sampel yang terambil adalah N dan nilai X rata-rata yang
terukur adalah x, maka jika N sangat besar, x akan sama dengan u. Jika N kecil, x
mungkin akan berbeda dengan u. Dengan kata lain jika pencampuran berlangsung
sangat sempurna (ideal) setiap nilai Xi yang terukur haruslah sama dengan x dan
jika pencampuran kurang sempurna akan diperoleh Xi ≠ x.

2. Campuran Berbentuk Granula


Pendekatan yang dilakukan dalam hal ini sama dengan pendekatan pada campuran
berbentuk pasta. Sejumlah contoh diambil secara acak dari nilai ratarata hasil
analisa. Perbedaannya adalah jika campuran berbentuk pasta indeks pencampuran
didasarkan pada kondisi sebelum pencampuran, maka disini didasarkan pada
kondisi setelah pencampuran tercampur sempurna. Jika tepung susu dan gula
dicampur dalam hal ini fraksi tepung susu disebut P dan fraksi gula disebut Q, pada
kondisi tercampur sempurna maka :

11
p+q=1

3. Campuran liquid
Campuran jenis ini dapat dilakukan dan di analisa seperti halnya dengan
campuran-campuran sebelumnya, untuk liquid miscible yang dimaksud,
pencampuran akan sangat dipengaruhi oleh sifat-sifat liquid itu sendiri, seperti
viskositas, densitas, jenis alat pencampuran (type mixer) dan tenaga yang
dibutuhkan untuk menggerakkan propeller atau blades. Salah satu persamaan
umum pencampuran liquid adalah sebagai berikut : Po = k (Re)n (Fr)m

Po : Power number = P/D5 F3 ρ

Re : Reynold number = D2 Fρ/μ

Fr : Froude number = D F2/g


D : diameter propeller, m
F : frekuensi rotasi propeller/blades, rpm
ρ : densitas likuid, kg/m3 μ :
viskositas fluid, Pa.s

P : tenaga yang dikonsumsi oleh propeller, J/dt

2.2. Jenis – Jenis Peralatan Pencampur.


1. Planetary Mixer
Planetary Mixer merupakan alat pencampuran bahan viskous, seperti pasta.
Prinsip penerapan untuk mencampur bahan dengan viskositas yang tinggi dan
berbentuk pasta adalah kinerja yang tergantung pada kontak langsung antara
material pencampur dengan bahan yang akan dicampur. Dibandingkan dengan
pencampuran pada bahan cair, proses pencampuran bahan yang viskous
memerlukan tenaga yang lebih banyak. Hal ini disebabkan oleh kenyataan bahwa
pada bahan viskous tidak mungkin terbentuk arus aliran yang dapat memindahkan
bagian bahan yang belum tercampur ke daerah pencampuran di sekitar impeller
seperti pada pengadukan bahan cair. Sehingga proses pencampuran bahan pasta itu
menjadi relatif lebih rumit.

12
Planetary Mixer merupakan tipe mixer yang memiliki 3 fungsi pengadukan
disesuaikan dengan tools-nya yaitu flat bitter untuk menghaluskan butter cream,
wiper untuk adonan yang lunak serta berfungsi untuk menaikkan volume telur,
dough hook untuk adonan roti. Dengan demikian dalam satu mixer bisa didapatkan
3 fungsi kerja yang bisa memberi jawaban akan investasi yang lebih efektif dan
efisien. Planetary Mixer, mesin mixer adonan roti dengan berbagai kapasitas.
Sistem kerja sesuai metode planet untuk menghasilkan campuiran adonan yang
merata.

Planetary mixer terdiri dari wadah atau bejana yang bersifat stasioner
sedangkan pengaduk yang digunakan mempunyai gerakan melingkar sehingga
ketika berputar, pengaduk secara berulang mendatangi seluruh bagian pada bejana.
Pada saat proses pencampuran berlangsung ruang pencampuran berada dalam
keadaan tertutup. Hal itu dimaksudkan agar bahan yang sedang bercampur tidak
sampai tumpah keluar karena perputaran dari pengaduk.

impeller

Wadah yang
ikut berputar

Gambar 2.2 Planetary Mixer

(http://www.snowtechpro.com/product1.htm).

2. Ribbon Blender
Ribbon Blender merupakan salah satu alat pencampur dalam sistem emulsi
sehingga menghasilkan suatu dispersi/adonan yang seragam atau homogen. Sumber
tenaga pada Ribbon Blenderberfungsi sebagai penggerak dalam proses pengadukan.
Tenaga dari motor penggerak untuk pengaduk ditransmisikan secara langsung
dengan menggunakan besi.

13
Pengaduk itu sendiri memiliki fungsi untuk mengalirkan bahan dalam alat
pengaduk yang bergerak dan wadah yang diam. Pengaduk juga berfungsi untuk
mengaduk selama proses penampungan dan untuk menghindari
pengendapan.Proses pencampuran adonan dengan Ribbon Blender bertujuan untuk
memperoleh adonan yang elastis dan menghasilkan pengembangan gluten yang
diinginkan.

Alat ini dapat dicoba dan digunakan pada batch yang konsisten serta
pencampurannya kontinue untuk bahan bubuk (tepung) dan granula. Gardner
Ribbon Mixers mudah dibersihkan sehingga mudah untuk digunakan kembali.

Spesifikasi :
- Desain higienis
- Kapasitas antara 3.5 sampai 20.000 liter
- Dibuat berdasarkan permintaan konsumen

bak

Motor listrik

impeller

Gambar 2.3 Ribbon Blender

Keuntungan :

a. Waktu pencampurannya cepat dan pemeliharaan alat mudah.


b. Bahan dengan ukuran kecil dapat didispersikan secara homogen tanpa
membutuhkan perlakuan pencampuran terlebih dahulu.

3. Double Cone Blender


Alat ini merupakan alat pencampur sederhana, penggunaan energi dalam
pencampurannya kecil dan cocok digunakan untuk mencampur bahan yang halus
dan rapuh.

14
Spesifikasi alat :
- Kapasitasnya antara 2 samapai 100.000 liter.
- Desainnya higienis dengan segel diluar alat.
- Muatannya bekerja secara otomatis melalui pneumatic conveying
system.

- Dibuat berdasarkan permintaan konsumen.

Gambar 2.4 Double Cone Mixer

(http://www.snowtechpro.com/product1.htm)

Keuntungan :
- Mudah digunakan untuk bahan-bahan halus
- Higienis dan mudah dibersihkan
- Prinsip kerjanya seperti KEMUTEC’s dengan multi shear deflector
plate untuk perbaikan efesiensi sehingga granula dan bubuk (tepung)
bebas mengalir

- Kehilangan produk dapat diminimalkan

4. Vertical Double Rotary Mixer


Vertical double rotary mixer digunakan untuk mencampurkan bahan yang
padat-padat.Mixer ini digunakan untuk kontinyu adalah padat-padat dan padatcair
pencampuran untuk medium untuk produksi besar secara terus menerus. Mixer
ganda memiliki poros pencampuran disesuaikan dengan dayung dalam mixer
vertikal tujuan pencampuran dapat diselesaikan di bawah gaya gravitasi dengan
dampak diasingkan. Produksi berbagai output mixer ini adalah 100 Kg. to 50000
Kgs.

15
Gambar 2.5 Vertical Double Rotary Mixer

5. AlexanderWerk

Gambar 2.6 Alexanderwerk

(http://www.snowtechpro.com/product1.htm).

2.3. Pengaduk
Pemilihan pengaduk yang tepat menjadi salah satu faktor penting dalam
menghasilkan proses dan pencampuran yang efektif. Pengaduk jenis baling-baling
(propeller) dengan aliran aksial dan pengaduk jenis turbin dengan aliran radial
menjadi pilihan yang lazim dalam pengadukan dan pencampuran.

16
2.3.1. Jenis-jenis Pengaduk
Secara umum, terdapat empat jenis pengaduk yang biasa digunakan, yaitu
pengaduk baling–baling (propeller), pengaduk turbin (turbine),
pengaduk dayung (paddle), dan pengaduk helical ribbon.

1. Pengaduk jenis baling-baling (Propeller)


Ada beberapa jenis pengaduk yang biasa digunakan, yaitu:
- Marine propeller
- Hydrofoil propeller
- High flow propeller

Gambar 2.7 Pengaduk jenis Baling-baling (a), Daun Dipertajam (b),


Balingbaling kapal (c)

Baling-baling ini digunakan pada kecepatan berkisar antara 400 hingga 1750
rpm (revolutions per minute) dan digunakan untuk cairan dengan viskositas rendah.

2. Pengaduk Dayung (Paddle)


Berbagai jenis pengaduk dayung biasanya digunakan pada kecepatan rendah
diantaranya 20 hingga 200 rpm. Dayung datar berdaun dua atau empat biasa
digunakan dalam sebuah proses pengadukan. Panjang total dari pengadukan dayung
biasanya 60 - 80% dari diameter tangki dan lebar dari daunnya 1/6 - 1/10 dari
panjangnya. Beberapa jenis paddle yaitu:

- Paddle anchor
- Paddle flat beam – basic
- Paddle double – motion
- Paddle gate
- Paddle horseshoe

17
- Paddle glassed steel (used in glass-lined vessels)
- Paddle finger
- Paddle helix
- Multi paddle

Gambar 2.8 Pengaduk Jenis Dayung (Paddle) berdaun dua

Pengaduk dayung menjadi tidak efektif untuk suspensi padatan, karena aliran radial
bisa terbentuk namun aliran aksial dan vertikal menjadi kecil.Sebuah dayung
jangkar atau pagar, yang terlihat pada gambar 6 biasa digunakan dalam
pengadukan.Jenis ini menyapu dan mengeruk dinding tangki dan kadang-kadang
bagian bawah tangki. Jenis ini digunakan pada cairan kental dimana endapan pada
dinding dapat terbentuk dan juga digunakan untuk meningkatkan transfer panas dari
dan ke dinding tangki. Bagaimanapun jenis ini adalah pencampuran yang buruk.
Pengaduk dayung sering digunakan untuk proses pembuatan pasn kanji, cat, bahan
perekat dan kosmetik.

3. Pengaduk Turbin
Pengaduk turbin adalah pengaduk dayung yang memiliki banyak daun
pengaduk dan berukuran lebih pendek, digunakan pada kecepatan tinggi untuk
cairan dengan rentang kekentalan yang sangat luas. Diameter dari sebuah turbin
biasanya antara 30 - 50% dari diamter tangki. Turbin biasanya memiliki empat atau
enam daun pengaduk.

Turbin dengan daun yang datar memberikan aliran yang radial. Jenis ini juga
berguna untuk dispersi gas yang baik, gas akan dialirkan dari bagian bawah
pengadukdan akan menuju ke bagian daun pengaduk lalu tepotong-potong menjadi
gelembung gas. Beberapa jenis turbin yaitu:

18
- Turbine disc flat blade
- Turbine hub mounted curved blade
- Turbine disc mounted curved blade
- Turbine pitched blade
- Turbine bar
- Turbine shrouded

Gambar 2.9 Pengaduk Turbin pada bagian variasi

Pada turbin dengan daun yang dibuat miring sebesar 45o, seperti yang
terlihat pada Gambar 3, beberapa aliran aksial akan terbentuk sehingga sebuah
kombinasi dari aliran aksial dan radial akan terbentuk. Jenis ini berguna dalam
suspensi padatan kerena aliran langsung ke bawah dan akan menyapu padatan ke
atas. Terkadang sebuah turbin dengan hanya empat daun miring digunakan dalam
suspensi padat.Pengaduk dengan aliran aksial menghasilkan pergerakan fluida yang
lebih besar dan pencampuran per satuan daya dan sangat berguna dalam suspensi
padatan.

Gambar 2.10 Pengaduk Turbin Baling-baling

4. Pengaduk Helical-Ribbon
Jenis pengaduk ini digunakan pada larutan pada kekentalan yang tinggi dan
beroperasi pada rpm yang rendah pada bagian laminer. Ribbon (bentuk seperti pita)
dibentuk dalam sebuah bagian helical (bentuknya seperti baling-balling helikopter
dan ditempelkan ke pusat sumbu pengaduk). Cairan bergerak dalam sebuah bagian

19
aliran berliku-liku pada bagiam bawah dan naik ke bagian atas pengaduk.Beberapa
jenis pengaduk helical-ribbon yaitu:

- Ribbon impeller
- Double Ribbon impeller
- Helical screw impeller
- Sigma impeller
- Z-blades

Gambar 2.11. Pengaduk Jenis (a), (b) & (c) Hellical-Ribbon, (d) SemiSpiral
2.4. Kecepatan Pengaduk
Salah satu variasi dasar dalam proses pengadukan dan pencampuran adalah
kecepatan putaran pengaduk yang digunakan. Variasi kecepatan putaran pengaduk
bisa memberikan gambaran mengenai pola aliran yang dihasilkan dan daya listrik
yang dibutuhkan dalam proses pengadukan dan pencampuran. Secara umum
klasifikasi kecepatan putaran pengaduk dibagi tiga, yaitu : kecepatan putaran
rendah, sedang dan tinggi.

2.4.1 Kecepatan putaran rendah


Kecepatan rendan yang digunakan berkisar pada kecepatan 400 rpm.
Pengadukan dengan kecepatan ini umumnya digunakan untuk minyak kental,
lumpur dimana terdapat serat atau pada cairan yang dapat menimbulkan busa. Jenis
pengaduk ini meghasilkan pergerakan batch yang empurna dengan sebuah
permukaan fluida yang datar untuk menjaga temperatur atau mencampur larutan
dengan viskositas dan gravitasi spesifik yang sama.

2.4.2 Kecepatan putaran sedang


Kecepatan sedang yang digunakan berkisar pada kecepatan 1150 rpm.
Pengaduk dengan kecepatan ini umumnya digunakan untuk larutan sirup kental dan
minyak pernis.

20
Jenis ini paling sering digunakan untuk meriakkan permukaan pada viskositas yang
rendah, mengurangi waktu pencampuan, mencampuran larutan dengan viskositas
yang berbeda dan bertujuan untuk memanaskan atau mendinginkan.

2.4.3 Kecepatan putaran tinggi


Kecepatan tinggi yang digunakan berkisar pada kecepatan 1750 rpm.
Pengaduk dengan kecepatan ini umumnya digunakan untuk fluida dengan
viskositas rendah misalnya air. Tingkat pengadukan ini menghasilkan permukaan
yang cekung pada viskositas yang rendah dan dibutuhkan ketika waktu
pencampuran sangat lama atau perbedaan viskositas sangat besar.

2.5. Jumlah Pengaduk


Penambahan jumlah pengaduk yang digunakan pada dasarnya untuk tetap
menjaga efektifitas pengadukan pada kondisi yang berubah. Ketinggian fluida yang
lebih besar dari diameter tangki, disertai dengan viskositas fluida yang lebih besar
dann diameter pengaduk yang lebih kecil dari dimensi yang biasa digunakan,
merupakan kondisi dimana pengaduk yang digunakan lebih dari satu buah, dengan
jarak antar pengaduk sama dengan jarak pengaduk paling bawah ke dasar tangki.
Penjelasan mengenai kondisi pengadukan dimana lebih dari satu pengaduk yang
digunakan dapat dilihat dalam tabel 2.1.

Tabel 2.1 Kondisi untuk Pemilihan Pengaduk

2.5.1 Pemilihan Pengaduk


Viskositas dari cairan adalah salah satu dari beberapa faktor yang mempengaruhi
pemilihan jenis pengaduk. Indikasi dari rentang viskositas pada setiap jenis
pengaduk adalah :

21
- Pengaduk jenis baling-baling digunakan untuk viskositas fluida di bawah
Pa.s (3000 cP)

- Pengaduk jenis turbin bisa digunakan untuk viskositas di bawah 100 Pa.s
(100.000 cp)

- Pengaduk jenis dayung yang dimodifikasi seperti pengaduk jangkar bisa


digunakan untuk viskositas antara 50 - 500 Pa.s (500.000 cP)

- Pengaduk jenis pita melingkar biasa digunakan untuk viskositas di atas 1000
Pa.s dan telah digunakan hingga viskositas 25.000 Pa.s. Untuk viskositas
lebih dari 2,5 - 5 Pa.s (5000 cP) dan diatasnya, sekat tidak diperlukan karena
hanya terjadi pusaran kecil.

Gambar 2.12 Pola aliran yang dihasilkan oleh jenis-jenis pengaduk yang
berbeda, (a) Impeller, (b) Propeller, (c) Paddle dan (d) Helical ribbon

Hal yang harus diperhatikan pada tipe pengaduk adalah dengan


mengevaluasi range kerja dari pengaduk tersebut berdasakan viskositas cairan.
Range kerja beberapa tipe pengaduk pada tingkat viskositas cairan yang berbeda
ditunjukkan pada tabel 2.

Tabel 2.2 Daerah Kerja Pengaduk Berdasarkan Viskositas Cairan

Dari tabel 2, pengaduk tipe propeller memiliki range kerja yang sama baik untuk
proses batch maupun proses kontinyu.

22
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
3.1 KESIMPULAN
Pencampuran merupakan proses mencampurkan satu atau lebih
bahan dengan menambahkan satu bahan ke bahan lainnya sehingga
membuat suatu bentuk yang seragam dari beberapa konstituen baik cair-
padat, padat-padat, maupun cair-gas. Komponen yang jumlahnya lebih
banyak lebih banyak disebut fase kontinyu dan yang lebih sedikit disebut
fase disperse.
3. 2 SARAN
Penulis menyadari bahwa makalah diatas banyak sekali kesalahan
dan jauh dari kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut
dengan berpedoman pada banyak sumber yang dapat dipertanggungjawab
kan. Maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran mengenai
pembahasan makalah dalam kesimpulan diatas.

23
DAFTAR PUSTAKA

Fellows, P. 1990. Food Processing Technology Principles and Practice. New York:
Ellis Horwood.
Hambali, E. dan A. Suryani. 2002. Teknologi Emulsi. Departemen Teknologi
Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor,
Bogor, Hal 23
Handoko, H. T. (1992). Manajemen Personalia dan SDM. Jakarta: PBFE.
McCabe, W.I. and Smith, J.C. 1985. Unit Operation of Chemical Engineering. 4th
edition. McGraw Hill Book Company. Singapore
Wiranatakusumah, A. dkk. 1992. Prinsip Teknik Pangan. PAU Pangan dan Gizi.
IPB Bogor

24

Anda mungkin juga menyukai