Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kehidupan manusia di dunia merupakan anugerah dari Allah SWT.


Dengan segala pemberian-Nya manusia dapat mengecap segala kenikmatan yang
bisa dirasakan oleh dirinya. Tapi dengan anugerah tersebut kadangkala manusia
lupa akan dzat Allah SWT yang telah memberikannya. Untuk hal tersebut
manusia harus mendapatkan suatu bimbingan sehingga di dalam kehidupannya
dapat berbuat sesuai dengan bimbingan Allah SWT. Hidup yang dibimbing
syariah akan melahirkan kesadaran untuk berprilaku yang sesuai dengan tuntutan
dan tuntunan Allah dan Rasulnya yang tergambar dalam hukum Allah yang
Normatif dan Deskriptif. Sebagian dari syariat terdapat aturan tentang ibadah,
baik ibadah khusus maupun ibadah umum. Sumber syariat adalah Al-Qur’an dan
As-Sunnah, sedangkan hal-hal yang belum diatur secara pasti di dalam kedua
sumber tersebut digunakan ra’yu (Ijtihad). Syariat dapat dilaksanakan apabila
pada diri seseorang telah tertanam Aqidah atau keimanan.

B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan pernyataan diatas, dapat di rumuskan berupa pernyataan masalah,
yaitu:
1. Apa pengertian syariat islam?
2. Bagaimana penerapan syariat islam di Aceh?
3. Bagaimana efektifitas penerapan syariat islam dalam masyarakat Aceh?

C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian syariat islam.
2. Untuk mengetahui penerapan syariat islam di Aceh .

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN SYARIAT ISLAM

Syari’at Islam merupakan aturan hukum yang ditetapkan Allah untuk


kemaslahatan ummat manusia. Hukum atau peraturan dalam menjalankan dan
mengamalkan agama Allah termasuk syari’at Islam. peraturan yang telah
ditetapkan Allah kepada manusia, baik hubungannya terhadap Allah, maupun
hubungan terhadap sesama manusia, alam dan kehidupan. Sebab hukum yang
bersumber dari Allah (seperti Syari’at Islam) dinamakan hukum samawi,
sedangkan hukum yang dibuat oleh manusia disebut hukum wadh’i. Syari’at
Islam sebagai hukum samawi berlaku mutlak sedangkan hukum wadh’i sifatnya
berlaku relatif hanya berdasarkan kepada kepentingan dan kebutuhan manusia
dalam masa-masa tertentu.1
Syari’at Islam adalah peraturan/ hukum-hukum agama yang diwahyukan
kepada nabi besar Muhammad SAW, yaitu berupa kitab suci Al-Qur’an,
sunnah/hadist nabi yang diperbuat atau disabdakan dan yang ditakrirkan oleh nabi
termasuk juga bagian dari syari’at Islam. Syari’at meliputi di dalamnya semua
tingkah laku manusia , yang disandarkan pada wahyu Allah dan sunnah Rasul-
Nya.2
Syariat dalam pengertian etimologis adalah jalan yang harus ditempuh.
Dalam arti teknis, syariat adalah seperangkat norma ilahi yang mengatur
hubungan manusia dengan Allah, hubungan manusia dengan manusia lain dalam
kehidupan sosial, hubungan manusia dengan benda dan alam lingkungan
hidupnya.3

1
http://albertosouza47.blogspot.com/2011/04/syariat-islam-dan-hukum-islam.html di akses
tanggal 9 november 2014
2
http://albertosouza47.blogspot.com/2011/04/syariat-islam-dan-hukum-islam.html di akses
tanggal 9 november 2014
3
Daud Ali Muhammad, Hukum Islam: Pengantar ilmu hukum dan tata hukum Islam di Indonesia,
cet. Ketiga Belas (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2006). hlm. 34.

2
B. PRINSIP-PRINSIP SYARIAT ISLAM

1 Tidak Mempersulit (‘Adam al-Haraj)


Dalam menetapkan syariat Islam, al-Quran senantiasa memperhitungkan
kemampuan manusia dalam melaksanaknnya. Itu diwujudkan dengan mamberikan
kemudahan dan kelonggaran (tasamuh wa rukhsah) kepada mansusia, agar
menerima ketetapan hukum dengan kesanggupan yang dimiliknya.

2. Mengurangi Beban (Taqlil al-Taklif)


Prinsip kedua ini merupakan langkah prenventif (penanggulangan)
terhadap mukallaf dari pengurangan atau penambahan dalam kewajiban agama.
Al-Quran tidak memberikan hukum kepada mukallaf agar ia menambahi atau
menguranginya, meskipun hal itu mungkin dianggap wajar menurut kacamata
sosial. Hal ini guna memperingan dan menjaga nilai-nilai kemaslahatan manusia
pada umumnya, agar tercipta suatu pelaksanaan hukum tanpa ddasari parasaan
terbebani yang berujung pada kesulitan. Umat manusia tidak diperintahkan untuk
mencari-cari sesuatu yang justru akan memperberat diri sendiri.

3. Penetapan Hukum secara Periodik


Al-quran merupakan kitab suci yang dalam prosesi tasri’ sangat
memperhatikan berbagai aspek, baik natural, spiritual, kultural, maupun sosial
umat. Dalam menetapkan hukum, al-Quran selalu mempertimbangkan, apakah
mental spiritual manusia telah siap untuk menerima ketentuan yang akan
dibebankan kepadanya. Hal ini terkait erat dengan prinsip kedua, yakni tidak
memberatkan umat. Karena itulah, hukum syariat dalam al-Quran tidak
diturunkan secara serta merta dengan format yang final, melainkan secara
bertahap, dengan maksud agar umat tidak merasa terkejut dengan syariat yang
tiba-tiba. Karenanya, wahyu al-Quran senantiasa turun sesuai dengan kondisi dan
realita yang terjadi pada waktu itu.

3
4. Sejalan dengan Kemaslahatan Universal
Islam bukan hanya doktrin belaka yang identik dengan pembebanan, tetapi
juga ajaran yangbertujuan untuk menyejahterakan manusia.

5. Persamaan dan Keadilan (al-Musawah wa al-Adalah)


Persamaan hak di muka adalah salah satu prinsip utama syariat Islam, baik
yang berkaitan dengan ibadah atau muamalah. Persamaan hak tersebut tidak
hanya berlaku bagi umat Islam, tetapi juga bagi seluruh agama. Mereka diberi hak
untuk memutuskan hukum sesuai dengan ajaran masing-masing, kecuali kalau
mereka dengan sukarela meminta keputusan hukum sesuai hukum Islam.4

C. TUJUAN PENERAPAN SYARIAT ISLAM DI ACEH


Pemberian otonomi khusus kepada Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam
(NAD), yang di dalamnya termasuk kewenangan penuh menegakkan syariat
Islam, merupakan harapan masyarakat Aceh sejak lama. Masyarakat Aceh telah
sejak lama dikenal sebagai bumi “serambi Mekah”,5 sebuah penyebutan yang
merefleksikan penghayatan dan pengamalan syariat Islam mewarnai setiap sendi
kehidupan masyarakat.6
Keberhasilan pemerintah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD)
dalam mempersiapkan sejumlah perangkat hukum berupa qanun sebagai payung
hukum penegakan syariat Islam, merupakan langkah positif menuju keberhasilan
penegakan syariat Islam ini. Lembaga yang oleh pemerintah Provinsi Nanggroe
Aceh Darussalam (NAD) diberi wewenang mempersiapkan pelaksanaan syari’at
Islam ini adalah Dinas Syariat Islam Provinsi dan Kabupaten/Kota di Provinsi
Nanggroe Aceh Darussalam (NAD). 7

4
http://ayoekya1989.blogspot.com/2013/09/makalah-syariat-islam-lengkap.html di akses tanggal 9
november 2014
5
Syamsul Rijal, Dinamika Sosial Keagamaan Dalam Pelaksanaan Syariat Islam., (Banda Aceh:
Dinas Syariat Provinsi NAD, 2007)., hlm. 88
6
Syamsul Rijal, Dinamika..., hlm. 38.
7
Syamsul Rijal, Dinamika..., hlm. 38.

4
Visi penegakan syariat Islam di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam
(NAD) adalah “terwujudnya masyarakat Aceh yang sejahtera dan bermartabat
sebagai hasil dari pelaksanaan syariat Islam secara kaffah”8.

Visi ini kemudian dijabarkan lebih lanjut dalam rumusan misi9:


1. menyebarluaskan pelaksanaan syariat Islam;
2. mempersiapkan, mensosialisasikan qanun dan perundang-undangan
pelaksanaan syariat Islam;
3. mempersiapkan dan membina sumber daya manusia pelaksana dan
pengawasan syariat Islam;
4. membina dan memantapkan kesadaran beragama masyarakat; dan
5. mewujudkan pengadilan yang jujur, adil, mengayomi, berwibawa serta
murah, dan cepat.

8
Syamsul Rijal, Dinamika..., hlm. 38
9
Syamsul Rijal, Dinamika..., hlm. 38

5
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Syariah adalah ketentuan-ketentuan agama yang merupakan pegangan bagi


manusia di dalam hidupnya untuk meningkatkan kwalitas hidupnya dalam rangka
mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat. Syariah Islam adalah tata cara
pengaturan tentang perilaku hidup manusia untuk mencapai keridhoan Allah SWT
yang dirumuskan dalam Al-Qur’an. pemberlakuan syariat Islam di Provinsi
Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) adalah sejalan dengan realitas sosiologis dan
kesejarahan daerah dan masyarakat Aceh. Sejarah sosial masyarakat Aceh
memperlihatkan bahwa masyarakat Aceh telah menjalankan syariat Islam sejak
lama, sehingga dikenal sebagai bumi serambi Makkah. Visi penegakan syariat
Islam di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) adalah “terwujudnya
masyarakat Aceh yang sejahtera dan bermartabat sebagai hasil dari pelaksanaan
syariat Islam secara kaffah.

B. SARAN

Dari pemaparan kami di atas mungkin banyak kekeliruan atau kesalahan


dalam penulisan, oleh karna itu kami mohon kritik dan sarannya agar kami bisa
belajar dan memperbaiki kesalahan kami. Atas kekurangannya kami mohon maaf.

Anda mungkin juga menyukai