Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Syariat Islam dalam konteks ini Alquran dan Hadis senantiasa mengatur
berbagai aspek kehidupan manusia sehari-hari. Dengan memberi petunjuk kepada
hal-hal yang sebaiknya dilakukan dan mana yang tidak pantas dilakukan. Rasulullah
SAW merupakan suri teladan yang patut dicontoh oleh seluruh umat di dunia ini,
beliau diutus oleh Allah menjadi panutan bagi seluruh umat. Rasul telah memberikan
contoh dalam berbagai hal dalam kehidupan ini, salah satunya adalah contoh tauladan
dalam hal etika makan dan minum untuk kemaslahatan umat manusia. Misalnya,
Nabi Muhammad SAW melarang kaumnya makan dan minum sambil berdiri, yang
ternyata secara medis dapat dibuktikan oleh ilmu kedokteran modern yang
mengungkapkan bahwa minum dalam keadaan berdiri menyebabkan air mengalir
berjatuhan dengan keras pada dasar lambung dan menumbuknya, sehingga lambung
kendor dan pencernaan menjadi sulit (Al-HAfidz, 2007). Penemuan ini sejalan
dengan peringatan Rasulullah SAW kepada manusia tentang resiko kesehatan apabila
makan dan minum dengan cara berdiri sesuai sabdanya:

‫فليستقي نسي فمن قائما منكم احد يشربن ال‬

Artinya: “Jangan kalian minum sambil berdiri! Apabila kalian lupa, maka
hendaknya ia muntahkan. Sesungghnya beliau melarang seseorang minum sambil
berdiri. Qatadah berkata: “Bagaimana dengan makan? Beliau menjawab: itu lebih
buruk lagi (Arikunto, 2012).

Al-Qur’an juga meminta manusia agar memerhatikan dengan cermat kedaan


dirinya, dan mendorongnya mempelajari keadaan tubuh, jiwa, dan hubungan diantara
keduanya. Allah dengan tegas menyatakan bahwa semua makhluk-Nya termasuk
manusia diciptakan bukan tanpa tujuan seperti yang diterangkan pada Q.S Ali Imran
ayat 191. Al-Qur’an juga memberikan petunujuk yang berguna tentang pola makan
yang seimbang yang mengandung sejumlah zat bermanfaat bagi pertumbuhan,
kekuatan, dan perbaikan sel-sel tubuh manusia, seperti protein hewani, lemak,
kalsium, zat besi dan garam. Selain itu kebiasaan makan juga menjadi peranan
penting, diriwayatkan bahwa Rasulullah pernah bersabda :

“Perut adalah tempat penyimpanan tubuh. Pembuluh darah mengalir menuju perut.
Jika perut sehat, maka pembuluh darah juga sehat. Tetapi jika perut berada dalam
kondisi yang buruk pembuluh darah juga akan menjadi buruk.”

Sabda ini adalah peringatan kepada kaum beriman agar memelihara peurtnya
dengan menghindari berbagai makanan dan minuman yang dapat mengotori perut
dengan berbagai penyakit. Maka dari sebenarnya secara konseptual, semuanya telah
diatur oleh islam dengan sejelas-jelasnya. Namun di era kehidupan modern ini
banyak dijumpai kebiasaan dan prilaku manusia yang mulai menyimpang dan tidak
sesuai syariah islam, sementara syariah telah memberikan petunjuk untuk dipedomani
perihal pengaturan pola makan dan kebiasaan makan. Sehingga makalah ini
membahas lebih jauh perihal pengaturan makan, pola makan, dan kebiasaan makan
yang sesuai dengan syariah islam dan sesuai ajaran Rasulullah SAW.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana pengaturan makanan menurut syariat Islam?


2. Bagaimana pola makan yang seimbang?
3. Bagaimana Perbedaan kebiasaan makan kita dengan Rasulullah SAW?

1.3 Tujuan Masalah

1. Untuk mengetahui pengaturan makanan menurut syariat islam


2. Untuk memahami pola makan yang seimbang
3. Untuk mengetahui perbedaan kebiasaan makan kita dengan Rasulullah SAW
BAB I

ISI

3.1 Pengaturan Makanan

Status gizi merupakan suatu ukuran mengenai kondisi tubuh seseorang yang
dapat dilihat dari makanan yang dikonsumsi dan penggunaan zat-zat gizi di dalam
tubuh. Kondisi tubuh seseorang dapat ditandai dengan terjadinya perubahan fisik
ditandai dengan pertumbuhan badan yang pesat dan matangnya organ reproduksi.
Perubahan- perubahan yang terjadi pada setiap individu ini cenderung akan
menimbulkan berbagai permasalahan dan perubahan perilaku, contohnya pada
kehidupan seorang remaja. Salah satu bentuk perubahan perilaku pada masa remaja
adalah perubahan perilaku makan, baik mengarah keperilaku makanan yang sehat
ataupun cenderung mengarah kepada perilaku makan yang tidak sehat (Proverawati,
2010).

Perilaku makan baik adalah perilaku konsumsi makan sehari-hari yang sesuai
dengan kebutuhan gizi setiap individu untuk hidup sehat dan produktif.
Keseimbangan gizi dapat dicapai oleh setiap orang, sehingga harus mengonsumsi
minimal satu jenis bahan makanan dari tiap golongan bahan makanan seperti
karbohidrat, protein hewani dan nabati, sayuran, buah dan susu atau sering kita sebut
dengan pola makan empat sehat lima sempurna (Bobak, 2005). Sedangkan perilaku
makan tidak baik menurut Sarintohe dan Prawitasari (2006), yaitu kebiasaan
mengkonsumsi makanan yang tidak memberi semua zat-zat gizi esensial seperti
karbohidrat, lemak dan protein yang dibutuhkan dalam metabolisme tubuh. Perilaku
makan tidak baik seperti makan yang tidak teratur baik waktu ataupun jenis makanan,
diet penurunan berat badan, binge eating, kebiasaan makan pada malam hari dapat
merusak kesehatan dan keseejahteraan psikologis individu.
Adapun faktor internal yang mempengaruhi perilaku makan adalah faktor
fisik dan faktor psikologis. Pada faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi perilaku
makan adalah budaya, ekonomi, norma sosial, pengetahuan, dan media ataupun
periklanan. Khususnya yang terjadi pada remaja puteri dimana ia mulai berfikir dan
lebih sensitif terhadap perubahan ukuran, bentuk tubuh dan penampilan. Faktor
psikologis yang mempengaruhi perilaku makan seseorang adalah ketidakpuasan citra
tubuh yang negatif menunjukkan harga diri yang rendah dan menjadi salah perubahan
perilaku kehidupan modern antara lain konsumsi makanan tinggi kalori, tinggi lemak,
tinggi kolesterol, tinggi garam, rendah serat atau mengkonsumsi makanan cepat saji
yang saat ini banyak sekali ditawarkan kepada masyarakat. Remaja merupakan
kelompok yang rentan terhadap perubahan fisik ini sering kali memiliki pola perilaku
makan yang tidak sehat. Ini terlihat pada perilaku remaja yang selalu dianggap benar
oleh remaja itu sendiri seperti melakukan diet yang ketat, mengurangi asupan
makanan dengan melewatkan makan pagi, dan menahan rasa lapar. Ini dilakukan agar
remaja tetap memiliki tubuh langsing, dan takut untuk menjadi gemuk (Barasi, 2007).

Al-Quran meminta kita sebagai manusia agar selalu memperhatikan dengan


seksama terhadap dirinya, dan mendorong nya untuk mempelajari keadaan tubuh,
jiwa dan hubungan diantara keduanya. Jika seseorang dengan seksama memerhatikan
ini semua dengan mudah ia akan menemukan tanda-tanda eksistensi Allah dalam
dirinya. Alloh dengan tegas menyatakan bahwa semua makhluk-Nya termasuk
manusia diciptakan bukan tanpa tujuan, dimana alloh berfirman : QS. Ali Imran,
(QS.3:191) yaitu :

‫ّللا يذْ ُك ُرون الَّذِين‬ ِ ‫ت خ ْل‬


َّ ‫ق ِفي ويتف َّك ُرون ُجنُو ِب ِه ْم وعلى وقُعُودًا ِقيا ًما‬ ِ ‫اط ًل هذا خل ْقت ما ربَّنا و ْاْل ْر‬
ِ ‫ض السَّماوا‬ ِ ‫ب‬
‫سبْحانك‬ ِ َّ‫الن‬
ُ ‫ار عذاب ف ِقنا‬

Dijelaskan oleh ayat tersebut bahwa orang-orang yang mengingat Allah dalam semua
kondisi mereka, baik berdiri, duduk dan dalam keadaan mereka berbaring. Mereka
mentadaburi dalam penciptaan langit dan bumi seraya berkata, ”Wahai tuhan kami,
Engkau tidaklah menciptakan makhluk ciptaan ini dengan sia-sia., dan Engkah Maha
suci dari hal itu. Maka jauhkanlah dari kami siksaan neraka”.

Oleh karena itu, memeliara kesehatan jasmani amat penting agar ruh dan jiwa
juga sehat. Selain itu pengaturan makanan memainkan peranan yang penting dalam
kedoteran islam. Islam mengharamkan jenis makanan tertentu karena dampaknya
yang buruk sertav menghalalkan semua makanan lainnya yang halal dan baik.
Makanan bagi umat Islam tidak sekedar sarana pemenuh kebutuhan secara lahiriyah,
tetapi juga bagian dari kebutuhan spiritual. Selain itu, kemuliaan akhlak dan adat
istiadat suatu bangsa juga dipengaruhi oleh jenis makanan dan cara memperolehnya.
Halal dan haram makananpun juga diatur karena masalah ini tidak hanya menyangkut
hubungan antar sesama manusia namun hubungan manusia dengan Tuhan.

Kebanyakan orang-orang memberi statement mengenai suatu rezeki yang


mengatakan bahwa rezeki itu adalah uang, penghasilan yang besar, bahan makanan
yang makmur, rumah yang megah, atau memiliki kendaraan pribadi, akan tetapi
menurut para ulama, rezki itu bukan hanya sebatas sederetan materi saja. Menurut
A.F. Jaelani, rezki merupakan “segala anugrah dankarunia Allah”. Itu berarti meliputi
uang, pekerjaan, rumah, kendaraan, makanan, anak-anak yang saleh, istri yang
salehah, kesehatan, ketenangan batin, ilmu pengetahuan, dan segala sesuatu yang
dirasa nikmat dan membawa manfaat. Rezeki itu merupakan segala sesuatu yang
ditentukan Allah yang kemudian dapat dipakai, dimakan, dinikmati dengan cara
memperoleh yang halal dan yang baik, sehingga dapat membawa manfaat bagi
semua. Dalam al-Qur’an cara memperoleh rezeki yang halal dan yang baik yang
disebut kata “Halalan tayyiban” itu terdapat dalam empat ayat yaitu pada QS. al-
Baqarah/2: 168, QS. al-Ma’idah/5: 88, QS. al- Anfal/8: 69 dengan QS. an-Nahl/16:
114. Dari empat surat tersebut kata halalan tayyiban mengandung berbagai macam
makna dalam menafsirkannya.
Pertama, perintah memakan yang halal dan larangan mengikuti langkah-
langkah setan dalam QS. al-Baqarah/2: 168 yaitu :

ُ َّ‫ض فِي ِم َّما ُكلُوا الن‬


‫اس أيُّها يا‬ ِ ‫ت تت َّ ِبعُوا ول ط ِيبًا حل ًل ْاْل ْر‬ ُ ‫ان ُخ‬
ِ ‫طوا‬ َّ ‫ُم ِبين عد ُو ل ُك ْم ِإنَّهُ ۚ ال‬
ِ ‫شيْط‬

Artinya : ”Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang
terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; karena
sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu”.

Ayat tersebut menjelaskan bahwa orang Quraisy pada waktu dahulu mengharamkan
barang yang halal dan menyembelih binatang tidak menyebut asma Allah, dengan
adanya peristiwa itu, ayat tersebut turun berlaku untuk semua orang baik Islam
maupun non muslim. Haram di sini ada dua yaitu haram zatnya dan haram Arid
(haram mendatang karena sesuatu sebab). Penafsiran ayat di atas, bahwa halal berarti
zatnya (yang telah ditetapkan oleh Allah), sedangkan tayyiban berarti cara
memperolehnya.

Kedua, larangan mengharamkan makanan yang halal, sebagaimana firman

Allah, dalam QS. al-Ma’idah/5: 88 yaitu :

‫ّللاُ رزق ُك ُم ِم َّما و ُكلُوا‬ َّ ‫ُمؤْ ِمنُون بِ ِه أ ْنت ُ ْم الَّذِي‬


َّ ‫ّللا واتَّقُوا ۚ طيِبًا حل ًل‬

Artinya : “Dan makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang Allah telah
rezkikan kepadamu, dan bertakwalah kepada Allah yang kamu beriman kepada-
Nya”.

Menurut Hamka dalam ayat tersebut berkaitan dengan adanya seorang sahabat Nabi
yang melakukan zuhud sehingga mereka mengharamkan barang yang halal seperti
tidak makan daging, menjauhi istrinya, dengan peristiwa itu maka ayat ini turun
ditujukan kepada orang mu’min. Maka untuk menuju kehidupan dunia, harus
memakan dengan cara yang halal dan yang baik, sehingga dapat beribadah dengan
sempurna. Dapat disimpulkan halal di sini berarti suatu yang diperbolehkan agama,
sedangkan tayyiban berarti suatu kekuatan yang bisa untuk jalan ke dunia dan akhirat
(Departemen agama : 38).

Ketiga, masalah harta tawanan perang. Sebagaimana firman Allah dalam QS.
al-Anfal/8: 69 yaitu:

‫ّللا واتَّقُوا ۚ ط ِيبًا حل ًل غنِ ْمت ُ ْم ِم َّما ف ُكلُوا‬ َّ ‫ر ِحيم غفُور‬


َّ ۚ ‫ّللا إِ َّن‬

Artinya : “Maka makanlah dari sebagian rampasan perang yang telah kamu ambil
itu sebagai makanan yang halal lagi baik, dan bertakwalah kepada Allah,
sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”.

Ayat di atas menjelaskan bahwa dengan rahmat dan kasih sayang-Nya, Allah tidak
menimpakan siksa kepada kaum muslimin atas tindakan yang beliau lakukan, bahkan
mengampuni dan mengizinkan mereka memakan, memiliki dan mempergunakan
hasil dari tebusan tawanan itu. Dengan empat perlima untuk bersama, dan seperlima
untuk Allah dan Rasul.Kata halal pada ayat tersebut berarti harta yang telah
ditetapkan oleh Allah, sedangkan tayyiban berarti cara memperolehnya dengan jalan
tawanan perang atau tebusan (Departemen agama, hal 477).

Keempat, masalah makanan yang halal dan yang haram,sebagaimana

firman Allah dalam QS. An-Nahl/16: 114 yaitu:

‫ّللاُ رزق ُك ُم ِم َّما ف ُكلُوا‬


َّ ‫ّللاِ نِ ْعمت وا ْش ُك ُروا طيِبًا حل ًل‬
َّ ‫ت ْعبُدُون إِيَّاهُ ُك ْنت ُ ْم إِ ْن‬

Artinya : “Maka makanlah yang halal lagi baik dari rezki yang telah diberikan Allah
kepadamu; dan syukurilah nikmat Allah jika kamu hanya kepada-Nya saja
menyembah”.

Pada ayat ini disebut dua pokok yang terpenting, yaitu halal dan baik, yang halal ialah
yang tidak dilarang oleh agama, sedangkan memakan daging babi, memakan atau
meminum darah, memakan bangkai dan memakan makanan yang disembelih bukan
karena Allah. Semuanya itu telah dinyatakan haram, lalu disebut pula makanan yang
baik yaitu diterima oleh selera, yang tidak menjijikkan. Misalnya anak kambing yang
telah disembelih adalah halal dimakan, tetapi kalau tidak dimasak terlebih dahulu,
langsung saja dimakan daging mentah itu, mungkin sekali tidak baik, lantaran itu
maka kata-kata yang baik atau dalam asal kata tayyib, adalah ukuran dari kebiasaan
sendiri-sendiri atau kemajuan masyarakat (Hamka, hal 3977).

Memahami halalan tayyiban dari empat ayat di atas, menimbulkan perbedaan


makna. Sehingga halal disini berarti membebaskan, melepaskan, memecahkan,
membubarkan dan membolehkan, dengan syarat :

(1) tidak menyebabkan seseorang tidak dihukum jika menggunakannya


(2) boleh dikerjakan menurut syarat
(3) dihalalkan Allah di dalam kitabnya

Dalam al-Qur’an, kata halal dan haram juga diungkapkan dengan kata lain, yaitu
tayyiban, berdasarkan ayat-ayat di atas, yang termasuk kategori tayyiban mencakup
semua yang dianggap baik dan dinikmati oleh manusia tanpa adanya nash atau dalil
pengharamannya. Para ahli tafsir ketika menjelaskan kata tayyiban dalam konteks
perintah makan mengatakan bahwa ia berarti makanan yang tidak kotor dari segi
zatnya atau rusak (kadaluwarsa), atau dicampuri benda najis. Ada juga yang
mengartikannya sebagai makanan yang mengundang selera bagi yang akan
memakannya dan tidak membahayakan fisik dan akalnya, sehingga kata taayyiban
dalam makanan adalah:

(1) makanan sehat (makanan yang memiliki zat gizi dan cukup seimbang)

(2) proporsional, sesuai dengan kebutuhan pemakan dengan tidak berlebihan dan
tidak kurang
(3) aman (terhindar dari siksa Tuhan baik di dunia maupun di akhirat) tentunya
sebelum

itu adalah halal.

Pada dasarnya semua makanan yang ada di dunia ini halal untuk dimakan,
kecuali terdapat dalil yang melarang baik itu dari al- Qur’an atau hadith. Sesuai
dengan kaidah fiqh:

‫التحريم على الدليل يدل حتى اإلباحة األشياء في األصل‬

Artinya: “Asal dari segala sesuatu adalah mubah, selagi tidak ada dalil yang
melarangnya”.

Maksud dari kaidah ini adalah bahwa hukum asal segala sesuatu yang diciptakan
Allah.swt adalah halal dan mubah, kecuali terdapat naṣh ṣaḥīih yang menunjukkan
keharamannya. Dengan kata lain jika tidak terdapat naṣh ṣaḥīih atau tidak tegas
penunjukan keharamannya, maka sesuatu itu tetaplah pada hukum asalnya yaitu
mubah.

3.2 Pola Makan Yang Seimbang

Secara bahasa kata pola makan terdiri dari dua suku kata yaitu pola dan makan.
Pola dalam bahasa Arab berarti ‫ تصميم‬yang berasal dari kata ‫ يُص ِم ُم – صمم‬berarti
mendisain, memberi gaya, merencanakan, membuat denah, merancang. Sedang dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) berarti gambar yang dipakai untuk contoh
batik, corak batik atau tenun, ragi atau suri, potongan kertas yang dipakai sebagai
contoh dalam membuat baju dan sebagainya. Model, sistem, cara kerja, bentuk
(struktur) yang tetap, jadi pola berarti suatu bentuk atau gambaran dalam melakukan
suatu aktivitas.
Secara pengertian pola makan adalah suatu cara atau usaha dalam
menggambarkan pengaturan jumlah, jenis, jadwal dan pengolahan makanan dengan
maksud untuk mempertahankan kesehatan yang baik, nilai gizi, dan mencegah atau
membantu kesembuhan penyakit. Pada prinsipnya, pola makan sehat harus
memperhatikan faktor J4A, yaitu jumlah, jenis, jadwal dan jurus masak serta yang
terpenting juga adalah aktivitas fisik secara teratur yang membantu proses dari hasil
pola makan sehat dengan mengahasilkan bentuk badan yang ideal dan sehat
(Hanjaya, 2011).

Berikut uraian dari faktor J4A; jumlah, jenis, jadwal dan jurus masak serta

aktivitas fisik:

1. Dilihat dari Segi Jumlah

Pengertian jumlah adalah makanan yang dikonsumsi harus lengkap dan


seimbang. Lengkap artinya meliputi zat gizi, yaitu karbohidrat, protein, lemak,
vitamin, mineral dan air, sedangkan seimbang adalah memenuhi zat gizi yang
dibutuhkan tubuh dengan sesuai kebutuhan masing-masing. Hal ini perlu diketahui
agar ketika mengkonsumsi makanan menghasilkan pelbagai aktivitas yang penting
dalam tubuh. Berikut uraian dari unsur gizi:

a. Hidratang (Karbohidrat) merupakan sumber energi utama bagi manusia


sehinggajenis nutrien ini dinamakan pula zat tenaga. Karbohidrat yang ada
dalam akanan adalah pati, sukrosa, laktosa dan fruktosa. Karbohidrat ini
berfungsi agar menghasilkan panas dan energi bagi segala bentuk aktivitas
tubuh. Ketika berlebihan akan timbulnya berbagai kelainanan usus pada usia
lanjut dan menimbulkan kegemukan (obesitas) dan ketia kekurangan
hidratang, produksi keton (metabolism lemak) akan terjadi dengan kecepatan
yang melebihi kecepatan pembuangannya sehingga timbul akumulasi dalam
tubuh yang mengakibatkan suatu keadaan keracunan, yaitu ketois
(Sediaoetama, 2010).
b. Protein merupakan zat gizi yang sangat penting bersumber dari hewani
(hewan) dan nabati (tumbuhan). Adapun jika mengkonsumsi protein tidak
seimbang maka aka muncul penyakit yang dinamakan marasmus dan
kwashior. Pada marasmus penderita sangat kurus sedangkan Lwashior
penderitanya berat badan tidak terlalu menurun namun tampak ekspresi muka
dengan mata yang redup tidak bersinar (Sediaoetama, 2010).
c. Lemak merupakan sumber energi padat yang menghasilkan lebih dari dua
kali energi yang dihasilkan oleh karbohidrat. Satu gram lemak menghasilkan
9 kalori energi. Namun, ketika dikonsumsi secara berlebihan dan sebaliknya
maka akan mendatangkan penyakit (Sediaoetama, 2010).
d. Vitamin adalah ikatan organik yang terdapat dalam pangan, yang bukan
merupakan karbohidrat, protein atau lemak (dengan demikian tidak
menghasilkan energi). Vitamin dibutuhkan oleh tubuh untuk mengatur proses
metabolisme. Pada kondisi kekurangan vitamin mengakibatkan buta senja,
kekurangan vitamin D yaitu gangguan pertumbuhan tulang dan lain
sebagainya (Sunita Almatsier, 2011).
e. Mineral dan air, sekitar 4% dari tubuh kita terdiri atas mineral, yang dalam
analisa bahan makanan tertinggal sebagai kadar abu, yaitu sisa yang teringgal
bila suatu sampel bahan makanan dibakar sempurna di dalam suatu tungku
(Muffle Furnace). Air merupakan komponen penting dalam tubuh kita, sebab
semua reaksi biokimiawi di dalam sel dan jaringan terjadi dalam medium air.
Kedua zat gizi ini jika cara mengonsumsinya tidak seimbang maka akan
mengakibatkan suatu penyakit (Sunita Almatsier, 2011).

Dari uraian zat gizi di atas dapat diambil kesimpulan bahwa makan
harusseimbang dengan kebutuhan tenaga. Dengan kata lain, input energi harus harus
sama dengan output energi. Namun, sebaliknya yang telah disebutkan pada poin-poin
zat gizi di atas, jika mengonsumsi makanan yang kurang standar kecukupan gizi, juga
menyebabkan tubuh tidak sehat, badan tampak kurus dan penampilam kurang
2. Dilihat dari Segi Jenis Makanan

Jenis makanan adalah makanan yang menentukan dampaknya pada kesehatan


tubuh. Seperti makanan yang dapat membahayakan tubuh jika dikonsumsi secara
berlebihan maka memicu berbagai penyakit SEPERTI daging merah, garam, gula
dan makanan yang mengandung lemak jenuh. Contoh besarnya adalah makanan
modern

yang merupakan produk dari berbagai olahan makanan, seperti hot dog, burger, pizza,
fried chicken, dan ice cream (Kadir, 2016).

Berikut jenis makanan yang dapat membahayakan tubuh seperti yang disebutkan di
atas:

a. Fast Food yaitu makanan yang berserat rendah dan bergizi tinggi. Namun, rendah
akan sayur dan disinyalir sebagai makanan tinggi garam. Fast food mengandalkan
pangan hewani ternak sebagai menu utama yang merupakan sumber lemak dan
kolestrol.
b. Junk Food merupakan makanan yang hanya banyak kalori namun sedikit gizi,
seperti makanan ringan (snack). Misalnya pada berbagai jenis keripik yang jika
dikonsumsi terus maka akan terasa kenyang dan mengakibatkan tidak menonsumsi
makanan yang lain.
c. Bahaya lalap mentah, ketika mengonsumsi sayuran dalam bentuk mentah sebagai
lalap berarti zat gizi yang dikandungnya tidak rusak. Namun demikian, resiko
tercemari jasad renik (hewan kecil yang hidup di sayuran), seperti telur cacing
gelang cukup besar dan kemungkinan tercemar oleh pestisida yang kadangkadang
penyenprotannya tanpa dosis yang tepat.
d. Soft Drink, atau minuman ringan umumnya banyak mengandung kalori tetapi
kandungan gizinya sangat rendah. Oleh karena itu, konsumsi minuman ringan
yang berlebihan dapat menyebabkan kegemukan, selain itu gula di dalamnya dapat
menyebabkan carries pada gigi (Ali, 2004).Rasio yang tinggi antara asam lemak
trans (banyak terdapat dalam margarin dan makanan yang digoreng) yang rendah,
dan asupan gula sederhana yang rendah merupakan pola makan yang dapat
mengurangi resiko penyakit ardiovaskular. Pola makan seperti ini juga disertai
dengan dengan menjaga berat badan yang ideal, banyak olah raga, tidak merokok
dan sebagainya. Walaupun para ahli tidak dapat menentukan faktor yang paling
dominan dari semua faktor ini ternyata bahwa kombinasi pola makan dengan gaya
hidup sehat akan mampu memberikan efek yang optimal (Jansen, 2006).

Dengan demikian, mengonsumsi berbagai jenis makanan, Seperti fast food, junk food
dan soft drink boleh-boleh saja. Namun, yang terpenting adalah dengan takaran yang
sesuai dengan kebutuhan tubuh. Selain itu, makanan seperti sayurmayur dan buah-
buahan, bisa juga mengakibatkan munculnya penyakit ketika cara pengonsumsian
tidak dilakukan secara seimbang.

3. Dilihat dari Segi Jadwal

Pelu diperhatikan bahwa dalam jadwal makan perlu dilakukan dengan jumlah dan
waktu yang benar. Menurut berbagai kajian, waktu makan yang baik adalah tiga kali
sehari. Ini berarti makan pagi (sarapan), makan siang dan makan malam hendaknya
jangan ditinggalkan. Namun, seringkali diantara ketiganya masih ada yang
terlalaikan seperti makan pagi karena diburu waktu yang sempit. Secara kuantitas
dan kualitas akan sulit memenuhi gizi pada tubuh apabila hanya makan satu kali atau
dua kali sehari. Sebab, sarapan pagi akan menyumbangkan gizi sekitar 25%, ini
adalah jumlah yang signifikan. Konsep sarapan pagi yang mengacu pada pada empat
sehat lima seimbang tidak sejalan dengan food combining, yaitu pagi hari dianjurkan
minum juice, juga dianjurkan makan nasi tanpa lauk-pauk. Padahal konsep gizi
seimbang adalah berdasar pada aneka ragam konsumsi pangan baik untuk sarapan
pagi, siang dan malam

4. Dilihat dari Segi Jurus Masak


Jurus atau cara mengelolah makanan merupakan hal yang penting dalam
menentukan sehat atau tidaknya makanan yang dikonsumsi. Sebab, bisa saja dalam

pengolahan makanan mengalami suatu kesalahan yaitu bahan-bahan makanan yang

awalnya sempurna akan gizi, tetapi karena pengolahannya yang salah akhirnya nilai

gizinya hilang dan bersifat menyerang kesehatan. Dalam pengelolaan makanan yang
perlu diperhatikan adalah bahan makananya dan alat-alat yang dipakai dalam
memasak. Setelah pemilihan dari keduanya, berikut cara-cara yang baik dalam
mengelolah makanan agar tetap sehat:

a. Pisahkanlah bahan makanan mentah berupa daging ternak, unggas dan ikan dari
bahan makanan lain. Simpan bahan-bahan makanan di dalam wadah tertutup
rapat. Hal ini bertujuan untuk menghindari kontak bahan makanan mentah
dengan makanan jadi dan yang telah dimasak. Sebab, bahan makanan mentah
masih mengandung mikroorganisme berbahaya yang dapat mencemari bahan
makanan lain yang siap saji. Proses kontaminasi dapat terjadi dimana saja,
termasuk diantaranya pada saat proses pemasakan maupun pada proses
penyimpanan.
b. Pada saat proses pengolahan makanan, gunakanlah alat masak yang berbeda
setiap kali mempersiapkan bahan mentah, seperti halnya pisau dan papan alas.
Begitupun air yang digunakan untuk membersihkan daging mentah tidak boleh
digunakan untuk bahan makanan yang telah siap untuk dikonsumsi.
c. Untuk mempersiapkan makanan yang berkuah, pastikan air mendidih
mencapaisuhu 70°C. Pada khususnya pengolahan masak daging ternak dan
unggas, pastikan airnya berwarna jernih dan tidak lagi merah muda. Hal ini untuk
menjaga makanan aman dari bakteri. Karena pada suhu 70°C-lah
mikroorganisme dapat mati dalam waktu hanya 30 detik.
d. Bagian dalam dari daging mentah pada umumnya bebas dari kuman. Tetapi
bakteri umumnya hidup di bagian luar daging. Memakan bagian dalam daging
yang masih merah tidaklah berbahaya, seperti daging yang diolah dengan metode
panggang medium (bagian tengah daging masih mentah). Berbeda dengan daging
cincang, daging panggang gulung dan unggas, masih terdapat bakteri di
keseluruhan sisinya, yaitu bagian luar dan bagian dalam.
e. Jangan menyimpan makanan yang telah dimasak pada temperatur kamar lebih
dari 2 jam. Masukkan segera makanan yang telah dimasak ataupun makanan
yang mudah rusak ke dalam lemari pendingin. Panaskan makanan yang telah
dimasak hingga matang di atas suhu 60°C pada saat akan dihidangkan (Sutiari,
2010).
5. Aktivitas Fisik

Aktivitas fisik adalah gerakan yang dilakukan oleh otot tubuh dan system
penunjangnya. Aktivitas fisik sangat penting dalam membantu menguras cadangan
energi yang tertimbun dalam tubuh, dan besarnya energi yang digunakan tergantung
dari jenis, intensitas dan lamanya kegiatan yang dilakukan. Secara umum, yang
termasuk dari aktivitas yaitu bermain sepeda, menari, menaiki dan menuru tangga,
senam dan berenang (Sutiari, 2010).

3.3 Kebiasaan makan kita dengan Rasulullah SAW

Makanan sehat di dalam Islam sangatlah penting untuk dikaji, hal ini beliputi
bukan hanya pada persoalan hukum halal atau haram makanan, tetapi kualitas (bobot
kandungan gizi) dan efek kesehatan makanan terhadap tubuh.

Allah berfirman dalam Al Qur’an surat Al A’raf ayat 31:

‫( ْال ُمس ِْرفِين ي ُِحبُّ ل ِإنَّهُ تُس ِْرفُوا ول وا ْشربُوا و ُكلُوا مس ِْجد ُك ِل ِع ْند ِزينت ُك ْم ُخذُوا آدم بنِي يا‬٣١)

“Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di Setiap (memasuki) mesjid,

Makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak


menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.” (QS Al-A’raf: 31)
Hal senada dapat ditemukan di surat Al Baqarah 168:

ُ َّ‫ض فِي ِم َّما ُكلُوا الن‬


‫اس أيُّها يا‬ ْ ‫ت تت َّ ِبعُوا ول طيِبًا حلل‬
ِ ‫اْلر‬ ُ ‫ان ُخ‬
ِ ‫طوا‬ َّ ‫( ُمبِين عد ُو ل ُك ْم إِنَّهُ ال‬١٦٨)
ِ ‫شيْط‬

“Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi,

dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; karena Sesungguhnya


syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu.” (QS Al-Baqarah: 168)

Sesungguhnya pangkal penyakit kebanyakan bersumber dari makanan. Maka


tak heran bila Rasulullah memberi perhatian besar dalam masalah ini, karena
makanan yang sehat akan membuat tubuh sehat. Dalam Al-Qur’an prinsip makanan
sehat adalah tidak berlebih-lebihan. Rasulullah bersabda: “Anak Adam tidak
memenuhkan suatu tempat yang lebih jelek dari perutnya. Cukuplah bagi mereka
beberapa suap yang dapat memfungsikan tubuhnya. Kalau tidak ditemukan jalan lain,
maka (ia dapat mengisi perutnya) dengan sepertiga untuk makanan, sepertiga untuk
minuman, dan sepertiganya lagi untuk pernafasan” (HR Ibnu Majah dan Ibnu
Hibban). Lalu prinsip lain yang disebutkan pada dalil lainnya adalah halal dan
tayyiban, yang dimaksud dengan halal yakni diketahui atau jelas riwayat makanannya
(misalnya bersumber dari mana dan diproses dengan cara seperti apa) selain itu
memenuhi standar halal makanan yang banyak disebutkan dalam Al-Qur’an maupun
Hadits. Sementara istilah tayyiban disini yakni kualitas kandungan gizi/nutrisi dalam
makanan.

Rasulullah melarang untuk makan lagi sesudah kenyang. “Kami adalah kaum
yang tidak makan sebelum merasa lapar dan bila kami makan tidak pernah
kekenyangan”(HR Bukhari Musim). Suatu hari, di masa setelah wafatnya Rasulullah,
para sahabat mengunjungi Aisyah ra. Lalu, sambil menunggu Aisyah ra, para sahabat,
yang sudah menjadi orang-orang kaya, saling bercerita tentang menu makanan
mereka yang meningkat dan bermacam-macam. Aisyah ra, yang mendengar hal itu
tiba-tiba menangis. “Apa yang membuatmu menangis, wahai Bunda?” tanya para
sahabat. Aisyah ra lalu menjawab, “Dahulu Rasulullah tidak pernah mengenyangkan
perutnya dengan dua jenis makanan. Ketika sudah kenyang dengan roti, beliau tidak
akan makan kurma, dan ketika sudah kenyang dengan kurma, beliau tidak akan
makan roti.” Dan penelitian membuktikan bahwa berkumpulnya berjenis-jenis
makanan dalam perut telah melahirkan bermacam-macam penyakit. Maka sebaiknya
jangan gampang tergoda untuk makan lagi, kalau sudah yakin bahwa Anda sudah
kenyang.

Salah satu makanan kegemaran Rasul adalah madu. Beliau biasa meminum
madu yang dicampur air untuk membersihan air liur dan pencernaan. Rasul bersabda,
“Hendaknya kalian menggunakan dua macam obat, yaitu madu dan Alquran” (HR.
Ibnu Majah dan Hakim).Yang selanjutnya, Rasulullah tidak makan dua jenis
makanan panas atau dua jenis makanan yang dingin secara bersamaan. Beliau juga
tidak makan ikan dan daging dalam satu waktu dan juga tidak langsung tidur setelah
makan malam, karena tidak baik bagi jantung. Beliau juga meminimalisir dalam
mengonsumsi daging, sebab terlalu banyak daging akan berakibat buruk pada
persendian dan ginjal. Pesan Umar ra, “Jangan kau jadikan perutmu sebagai kuburan
bagi hewan-hewan ternak!”

Puasa akan membawa kita pada kesehatan yang sangat luar biasa. Secara
fisiologis, puasa sangat erat kaitannya dengan kesehatan tubuh manusia. Saluran
pencernaan manusia tempat menampung dan mencerna makanan, merupakan organ
dalam yang terbesar dan terberat di dalam tubuh manusia. Sistem pencernaan tersebut
tidak berhenti bekerja selama 24 jam dalam sehari. Banyak hasil penelitian modern
yang memaparkan bahwa puasa sangat menyehatkan. Diantaranya, memberikan
istirahat fisiologis menyeluruh bagi sistem pencernaan dan sistem syaraf pusat,
menormalisasi metabolisme tubuh, menurunkan kadar gula darah, mengikis lipid
“jahat” (kolesterol), detoksifikasi (membuang racun dari tubuh), dan lain sebagai
BAB II

PENUTUP

Kesimpulan

- Dalam pengaturan makanan memainkan peranan yang penting dalam kedoteran


islam, Islam mengharamkan jenis makanan tertentu karena dampaknya yang buruk
serta menghalalkan semua makanan lainnya yang halal dan baik.

- Pola makan sehat harus memperhatikan faktor J4A, yaitu jumlah, jenis, jadwal dan
jurus masak serta yang terpenting juga adalah aktivitas fisik secara teratur yang
membantu proses dari hasil pola makan sehat dengan mengahasilkan bentuk badan
yang ideal dan sehat

-Dalam memakan makanan tidak lah berlebihan karna rasullah melarang makan
setelah kenyang dan berkumpulnya berjenis-jenis makanan dalam perut telah
melahirkan bermacam-macam penyakit.

DAFTAR PUSTAKA

Abd. Kadir A.(2016). Kebiasaan Makan dan Gangguan Pola MakanSerta


Pengaruhnya Terhadap Status Gizi Remaja. Jurnal Publikasi Pendidikan 6, no. .

Achmad Djaeni Sediaoetama. (2010). Ilmu Gizi (untuk mahasiswa dan profesi), Jilid
I. Jakarta: PT. Dian Rakyat. a

Ahmad Musthofa al-Maragi. Tafsir al-Maragi, Jilid II. Semarang: CV. Toha Putra th.
Ali Khomsan. (2004). Pangan dan Gizi untuk Kesehatan. Jakarta : PT RajaGrafindo.

Al-Hafidz, Ahsin W. (2007). Fikih Kesehatan. Jakarta: Amzah.


Arikunto, Suharsimi. (2012). Teknik Pengumpulan dan Analisis Data. Makalah yang
disajikan pada pelatihan Penelitian UIN Alauddin. Makassar: L.P.

Barasi, M. E. ( 2007). Hubungan asupan makan dan faktor lain. Jakarta: Erlangga.

Bobak. (2005). Perilaku makan sehat. Jakarta: salemba medika

Departemen Agama, al-Qur’an dan Tafsirnya, Jilid IV, Jilid X-XI-XII, h. 38.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Kamus Besar Bahasa Indonesia. h. 692.

Hanjaya Siaputra, dkk. (2011). Pola Perilaku Hidup Sehat Pra Lansia Dalam
Mengkonsumsi

Makanan Sehari-hari di Maureen Studio”. Surabaya: Universitas Kristen Petra, (t.th):


h. 131.

Hamka. Tafsir Al-Azhar, Jilid V. h. 3977.

Jansen Silalahi. (2006). Makanan Funsional. Yogyakarta: Kanisius.

Proverawati, A. (2010). Obesitas dan gangguan perilaku makan remaja. Yogyakarta:

Nuha Medika.

Sarintohe, Prawitasari. (2006). Perilaku makan tidak sehat. Jakarta: Rineka Cipta

Sunita Almatsier, dkk. (2011). Gizi Seimbang dalam Daur Kehidupan. Jakarta: PT.
Gramedia.

Ni Ketut Sutiari, dkk. (2010). Pola Makan dan Aktivitas Fisik pada Siswa Gizi Lebih
di SDK Soverdi Tuban. Kuta Bali : JIG 1.

M. Quraish Shihab. (2000). Wawasan al-Qur’an. Bandung: Mizan., h. 148-151.


MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DISIPLIN ILMU
PENGATURAN DAN POLA MAKAN MENURUT SYARIAT ISLAM

Alvin Fauzan Fadilah (10060316047)


Diajeng Azzahra (10060316052)
Mutiani (10060316067)
Shalma Suci Oktaviani (10060316049)

PROGRAM STUDI FARMASI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG
2019 M/1441 H

Anda mungkin juga menyukai