Penyusun:
JURUSAN GIZI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG
2019
1
STUDI KASUS
Wanita (Ny.S.H), 20 tahun, dating ke IGD RSUAM Pasien datang dengan keluhan kejang 3 jam
sebelum masuk rumah sakit. Keluarga mengatakan bahwa saat kejang kedua tangan pasien
lurus dan lebih kaku, mulut pasien tampak seperti mengigit sesuatu, tidak keluar busa dari
mulut, mata menatap ke atas. Keluarga pasien juga mengatakan bahwa saat serangan kejang
terjadi,pasien menjadi tidak sadar. Ketika kejang pasien tidak mengompol dan berkeringat, atau
wajah memucat. Serangan terjadi selama kurang lebih 2-5 menit. Tidak terdapat kelamahan
pada tangan dan kakinya,tidak mengalami gangguan dalam buang air besar atau kecil. Kejang
dialami pasien 3-4 kali dalam 1 bulan dan kemudian berulang pada bulan berikutnya.Keluarga
mengatakan bahwa serangan kejang pertama kali dialami pasien pada usia 7 tahun. Saat ini
keluarga pasien mengatakan bahwa pasien sedang hamil 3 bulan dan merupakan kehamilan
anak kedua.
Pemeriksaan Fisik Umum, Keadaan umum tampak sakit ringan, kesadaran compos mentis,
GCSE4 V5 M6 = 15. vital sign tekanan darah 110/70 mmHg, nadi 86 x/menit, RR 22x/menit,
Suhu 36,7o C, gizi Kesan cukup.Dari pemeriksaan neurologis tidakditemukan adanya kelainan
pada nervusI-nervus XII. Pemeriksaan darah lengkap
Hb 14,4 g/dl (N), GDS 67 mg/dl (↓), LED 15 mm/jam (N), Na 138 mmol/l (N),leukosit 9.100/ul
(N), K+ 4 mmol/l (N), Trombosit 257.000/ul (N). Diagnosis klinis pada pasien ini epilepsi
serangan umum tipe tonik +G2P1A0 hamil 15-16 minggu JTH Intra uterin. Diagnosa topis pada
pasien ini korteks motorik hemisfer cerebri bilateral. Etiologi idiopatik. Diagnosa banding pada
pasien ini adalah epilepsy serangan parsial kompleks. Penatalaksanaan pada pasien ini
meliputi tatalaksana secara umum yaitu tirah baring. Dietetik peroral makanan padat biasa,
tinggi kalori, tinggi protein Terapi medikamentosa Infus RL gtt xx, antikonvulsi dengan pilihan,
Carba- mazepine 200 mg tab 2x1 atau Gabapentin 2 x 300mg, neuroprotektor : B1B6 tab 2x1,
Asam Folat tablet 0,5 mg 2x1.Edukasi aktivitas berupa diper- bolehkan berolahraga dengan
penga- wasan dan dilakukan di lapangan /gedung olahraga (tidak di jalan umum, ketinggian,
atau air). Aspek pekerjaan, hendaknya didampingi ketika melakukan kegiatan sehari-hari yang
memiliki resiko bahaya lebih berat seperti memasak air. Pada pasien ini dianjurkan untuk
melakukan pemeriksaan EEG atau CT- scan, USG untuk konfirmasi, konsultasi dengan
spesialis Obstetri dan Ginekologi
2
FORM ASUHAN GIZI
Nama :
No.Register :
Ruang/Bed :
Usia :
Diagnosa penyakit : epilepsi serangan umum tipe tonik Back Pain
ASSESSMENT/REASSESSMENT KESIMPULAN
ANTROPOMETRI BB : 52 kg -
TB : 157 cm
52 52
𝐼𝑀𝑇 = (1,57)² = 2,46 = 21,13 normal
Sesudah MRS
3
Keadaan umum tampak sakit ringan,
Klinis PD. 1.1.9
Tekanan darah ↓
KU : CM, Demam
GCSE4 V5 M6 = 15.
Tekanan darah : 110/70 mmHg (N: 90/60-
120/80 mmHg)
Nadi : 86 x/menit (N: 80-90x/m)
RR : 22x/menit (N; 20-30x/m)
Suhu 36,7˚ C (36-370C)
RIWAYAT GIZI -
RIWAYAT RIWAYAT PENYAKIT DAHULU : NB-2.3 Tidak
PERSONAL mampu mengurus
riwayat kejang pertama kali ±2 tahun yang diri sendiri
lalu, ketika pasien sedang bekerja. Pasien
tidak dirawat. Riwayat kejang kedua ±7 CH – 2.1.11
bulan yang lalu. Pasien tidak dirawat, Neurological
tetapi makan obat dan setelah itu rajin
control ke RSUD Padang dan minum obat
teratur.
RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA : tidak
ada riwayat penyakit
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG :
kejang berulang sejak ±1 minggu yang
lalu. Kejang umum seluruh tubuh, lama ±2
menit, frekuensi kejang 1 kali dengan
diawali kaku seluruh tubuh ±30 detik diikuti
dengan kelonjotan ±1 menit. Saat kejang
pasien tidak sadar, mata mendelik keatas,
lidah tergigit, mulut berbuih. Saat dan
sesudah kejang pasien tidak sadar.
Setelah kejang pasien terlihat bingung dan
kelelahan. Demam tidak ada. Mual dan
muntah tidak ada
4
(epilepsi serangan umum tipe tonik)
EDUKASI GIZI : -
OLAHRAGA : tidak ada
DIAGNOSA GIZI
NI- 2.9 keterbatasan penerimaan makanan yang berkaitan dengan
penyakit pasien (epilepsi serangan umum tipe tonik) yang ditandai
dengan pasien kejang dan mulut pasien tampak seperti mengigit
sesuatu
NC- 2.2 perubahan nilai laboratorium terkait zat gizi khusus yang
berkaitan dengan gangguan fungsi neurologi yang ditandai
dengan kadar glukosa darah sewaktu menurun.
NB-2.3
Tidak mampu mengurus diri sendiri
CH – 2.1.11
Neurological
5
A. RENCANA INTERVENSI
b. Prinsip diet
c. Syarat diet
6
Vitamin B1 = 1,1 mg Kalium = 4700 mg
Vitamin C = 75 mg Besi = 26 mg
Iodium = 150 mcg Seng = 10 mg
Fluor = 2,5 mcg Air = 2500 ml
Serat = 38 g
2. INTERVENSI EDUKASI/KONSELING
a. Tujuan :
Memberikan konseling mengenai pola makan yang seimbang , makanan yang
bervariasi dan sesuai dengan diet tinggi energi tinggi protein.
Membimbing klien dan keluarga dalam merawat diri sesuai kondisi pasien
Memberikan motivasi kepada pasien agar lekas sembuh