Anda di halaman 1dari 27

USAHA PENGOLAHAN BAKSO LELE (PELE)

LAPORAN

PRAKTEK USAHA PERIKANAN

Untuk Memenuhi Persyaratan


Salah Satu Tugas Akhir

Oleh :

CV. One Food

Fahmi Rizal Maulana 201410260311050

Dedy sualaeman 201410260311053

Farid Wiknyo Siswoyo 201410260311086

JURUSAN PERIKANAN
FAKULTAS PERTANIAN PETERNAKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2019

i
ii
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTEK USAHA PERIKANAN

PENGOLAHAN IKAN LELE MENJADI “PELE” MAKANAN OLAHAN


GUNA MENINGKATKAN PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG
VARIASI OLAHAN IKAN LELE

OLEH :

Fahmi Rizal Maulana NIM : 201410260311070


Dedy Sulaeman NIM : 201410260311046
Farid Wiknyo Siswoyo NIM : 201410260311086
Telah diperiksa dan disetujui oleh :

Dosen Pembimbing Dosen Penguji


Praktek Usaha Perikanan,

Haryadi, Dr., S.Pi.MSi Dr. Hany Handajani S.Pi, M.Si


NIP. NIP.
Dekan FPP UMM, Ketua Jurusan Perikanan,

Dr. Ir. David Hermawan, Mp, IPM Ganjar Adhywirawan S., S.Pi, M.P
NIP. 19640526 199003 1 003 NIP. 110.1410.0538

iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayahnya sehingga penulis mampu menyelesaikan laporan Praktek Usaha
Perikanan yang berjudul “PELE” GUNA MEMPERBANYAK VARIASI
OLAHAN IKAN LELE. Laporan ini mampu penulis susun dengan baik berkat
bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis sampaikan banyak terima
kasih kepada :
1. Bapak Ganjar Adhywirawan S, S.Pi, MP selaku Kepala Jurusan
Perikanan yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melalukan
kegiatan Praktek Usaha Perikanan.
2. Bapak Haryadi, Dr., S.Pi.MSi selaku dosen pembimbing yang telah
memberikan bimbingan dan dukungan serta motivasi yang luar biasa
guna menyelesaikan Praktek Usaha Perikanan ini.
3. Bapak dan Ibu tercinta yang tak kenal lelah untuk melimpahkan kasih
sayangnya, memberikan dorongan serta do’a restunya yang selalu
memotivasi penulis agar selalu jadi yang terbaik dan menjadi anak
yang baik, serta berbakti kepada orang tua.
4. Teman-teman yang telah membantu penulis menyelesaikan Praktek
Usaha Perikanan.

Penulis menyadari bahwa penulisan laporan Praktek Usaha Perikanan ini


masih jauh dari sempurna, sehingga penulis sangat terbuka terhadap saran dan
kritikan selama itu mampu membantu penulis untuk melengkapi kekurangan
laporan ini.Besar harapan penulis agar laporan ini dapat bermanfaat.

Malang, 20 Desember 2019

Penulis

iv
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................. i


KATA PENGANTAR ........................................................................................... iv
DAFTAR ISI ........................................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2 Tujuan....................................................................................................... 1
1.3 Manfaat ..................................................................................................... 2
BAB II KELAYAKAN USAHA ............................................................................ 3
2.1 Pele .......................................................... Error! Bookmark not defined.
2.2 Manajemen Produksi ................................................................................ 3
2.3 Manajemen Sumber Daya Manusia ......................................................... 4
2.4 Manajemen keuangan ............................................................................... 5
2.5 Manajemen Pemasaran ............................................................................. 5
2.6 Analisa Usaha ........................................................................................... 6
BAB III OPERASIONAL....................................................................................... 9
3.1 Waktu dan Tempat ................................................................................... 9
3.2 Skala Usaha .............................................................................................. 9
3.3 Materi ....................................................................................................... 9
3.3.1 Materi ................................................... Error! Bookmark not defined.
3.3.2 Alat ..................................................................................................... 10
3.4 Teknis Pelaksanaan ................................................................................ 10
3.3.1 Persiapan............................................................................................. 10
3.3.2 Pelaksanaan......................................................................................... 10
BAB IV HASIL KEGIATAN USAHA ............................................................... 12
4.1 Pele ......................................................................................................... 12
4.2 Manajemen Produksi .............................................................................. 12
4.2.1 Persiapan Alat dan Bahan.................................................................... 13
4.2.2 Pengolahan .......................................................................................... 14
4.3 Manajemen Sumber Daya Manusia ....................................................... 14

v
4.4 Manajemen Keuangan ............................................................................ 14
4.5 Manajemen Pemasaran ........................................................................... 15
4.6 Analisa Usaha ......................................................................................... 16
4.7 Prospek Kedepan .................................................................................... 22
BAB V PENUTUP ............................................................................................... 17
5.1 Kesimpulan............................................................................................. 20
5.1. Saran ....................................................................................................... 20
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 21

vi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia memiliki perairan darat dan laut yang cukup luas dengan potensi
perikanan yang tinggi sebagai penyediaan protein hewani yang relatif murah.
Namun demikian ikan mudah sekali mengalami kerusakan yaitu kerusakan
kimiawi, biologis maupun fisik yang menyebabkan terjadinya penurunan mutu
ikan. Proses penurunan mutu karena autolisis berlangsung sebagai akibat aktifitas
enzim dalam daging ikan yang menguraikan jaringan tubuh ikan menjadi
komponen-komponen yang lebih sederhana. Dalam industri pengolahan ikan,
kesempurnaan penanganan ikan segar memegang peranan penting karena hal ini
menentukan hasil olahan, sehingga perlu dipikirkan suatu teknologi yang dapat
memperbaiki penanganan pasca panen dan dapat menganeka ragamkan hasil
olahan dari ikan. Solusi pengolahan ikan yang coba kita lakukan adalah Bakso
Lele.
Bakso merupakan hasil olahan daging yang sangat populer di Indonesia,
hampir disemua daerah ada penjual bakso. Bakso daging menurut SNI 01-3818-
1995 adalah produk makanan berbentuk bulatan atau entuk lain yang lain yang
diperoleh dari campuran daging ternak (kadar daging tidak kurang dari 50%) dan
pati atau serealia dengan atau tanpa Bahan Tambahan Pangan (BTP) yang
diizinkan (Dewan Standardsisasi Indonesia, 1995). Kelebihan bakso ialah olahan
makanan yang siap untuk dimakan (ready to eat). Disamping itu juga praktis,
melimpahnya produksi ikan lele sebagai bahan baku menjadi nilai positif bagi
usaha olahan bakso lele.
Pengolahan bakso lele merupakan upaya pengawetan sekaligus pengolahan
ikan yang menggunakan teknik pencampuran dan pemanasan selama waktu
tertentu. Melihat potensi ikan lele yang baik penulis ingin mengembangkan
produk bakso dengan citarasa yang berbeda dari sebelumnya.

1.2 Tujuan
Praktek Usaha Perikanan (PUP) ini memiliki tujuan sebagai :
1. Mengetahui cara pembuatan bakso ikan lele “Pele”.

1
2. Mengetahui prospek dan animo masyarakat terhadap makanan “Pele”
sebagai makanan olahan ikan lele
3. Mengetahui kelayakan usaha penjualan olahan makanan “Pele”

1.3 Manfaat
Praktek Usaha Perikanan (PUP) tentang pengolahan ikan lele menjadi
“Pele” guna meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang variasi olahan ikan
lele” diharapkan mampu menjadi pembelajaran mahasiswa dalam berwirausaha
mengenalkan produk baru olahan hasil perikanan.

2
BAB II
KELAYAKAN USAHA

2.1 Pele
Produk yang dipasarkan oleh CV. One Food merupakan makanan olahan
sendiri dari bahan utama ikan Lele segar. Pemasaran makanan ini berada pasar-
pasar yang ada di Malang, yang memang target konsumen kami merupakan ibu
rumah tangga. Walaupun tidak semua konsumen kami ibu rumah tangga, namun
ada juga mahasiswa yang membeli produk Bakso lele kita. Produk olahan ikan
lele dari kita memang dapat langsung makan dan juga diolah lagi atau sebagai
tambahan olahan sup. Dengan banyaknya pelajar maupun mahasiswa yang
menetap dalam kurun waktu yang cukup lama, maka dikota ini juga berkembang
pesat usaha-usaha rumah makanan. Melihat peluang tersebut, CV. One Food
berinisiatif untuk melakukan penjualan makanan oalahan dari daging ikan lele.
Sampai saat ini, pada umumnya bakso terbuat dari olahan daging sapi dan
ayam. Kita mencoba membuat inovasi lain yaitu dari daging ikan lele. Dalam
prakteknya, pemasaran bakso sapi jauh lebih banyak dan dari segi harga dan
bahan baku yang digunakan cukup mahal. Pele sendiri dibuat dari bahan dasar
ikan lele yang harganya cukup murah, kemudian diolah dengan higienis dan
pengemasan yang sedemikian rupa sehingga diharapkan mampu mengimbangi
pentol sapi serta pemasaran disemua kalangan.
Produk yang dihasilkan oleh CV. One Food, yaitu Pentol lele berupa
olahan ikan lele yang lezat dengan harga bersahabat. Desain stiker kemasan Pele
dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 2.1 Desain Stiker Pele Manajemen Produksi

3
Manajemen produksi meliputi kegiatan perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan, pengoordinasian, untuk mengelola secara optimal, faktor-faktor
produksi atau sumber daya manusia, mesin dan bahan baku yang tersedia.
Perencanaan produksi juga dapat diartikan sebagai perencanaan tentang jenis dan
jumlah produk yang akan diproduksi oleh perusahaan yang bersangkutan dalam
satu periode yang akan datang untuk mencapai tujuan yang diinginkan perusahaan
(Angela, 2012).
Target produksi One Food adalah 3 kilogram ikan lele dalam sekali
produksi. Hal ini berdasarkan pada jumlah tenaga kerja yang terbatas, keadaan
tempat produksi, dan masalah pemasaran produk yang belum cukup dikenal
masyarakat. Produk “Pele” yang merupakan makanan olahan baru yang tentu saja
masih asing ditelinga masyarakat Malang ataupun para pendatang yang berasal
dari berbagai daerah.
Adapun proses pembuatan Pele tercantum dalam Gambar 2.

Ikan Lele Difillet serta memisahkan Daging dihaluskan


daging dengan duri

Direbus Dicetak Dicampur bumbu

Ditiriskan Dikemas Masuk Frezer

Gambar 2.2 Diagram Alur pembuatan Pele

2.2 Manajemen Sumber Daya Manusia


Manajemen sumberdaya manusia dapat diartikan sebagai pendayagunaan
sumberdaya manusia di dalam organisasi yang dilakukan melalui fungsi–fungsi
perencanaan sumberdaya manusia, rekrutmen dan seleksi, pengembangan
sumberdaya manusia, perencanaan dan pengembangan karir, pemberian
kompetensi dan industrial.Perencanaan dan implementasi fungsi –fungsi ini harus

4
didukung oleh analisis jabatan yang cermat dan penilaian kinerja yang objektif
(Simamora, 1995).
Secara sederhana makna manajemen sumber daya manusia dapat
dipahami dengan penempatan orang (manusia) yang tepat pada posisi yang tepat
untuk mencapai target maksimal. CV. One Food merupakan usaha kecil-
menengah yang diproduksi dalam sekala rumahan, sehingga dalam menentukan
manajemen sumber daya manusia masih dalam skala yang sederhana. Anggota
CV. One Food sendiri hanya terdiri dari 3 orang sehingga dalam hal produksi,
pemasaran, manajemen keuangan dilaksanakan bersama-sama.
2.3 Manajemen keuangan
Manajemen Keuangan adalah manajemen terhadap fungsi–fungsi
keuangan, yaitu mengelola fungsi penggunaan dan mendapatkan dana,
merencanakan, mengorganisir, melaksanakan dan mengawasi sumber daya
keuangan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan melalui kegiatan orang
lain. Fungsi manajemen keuangan adalah melakukan pengelolaan terhadap
penggunaan dana, dan mendapatkan/memperoleh dana (Iwan, 2013).
Setiap usaha yang dilakukan dalam rangka mendapatkan keuntungan atau
nilai tambah tentunya membutuhkan modal awal untuk memulainya.Begitu juga
dengan usaha pengolahan ikan lele “Pele” yang berbahan dasar ikan lele. Proses
pengolahan, pengemasan dan pemasaran membutuhkan modal awal baik untuk
pembelian bahan dasar maupun pengemasan hingga penjualan. Modal awal yang
digunakan untuk memulai usaha penjualan “Pele” memperoleh modal awal dari
penanaman saham anggota yang digunakan untuk melakukan proses produksi
awal.
Manajemen keuangan CV. One Food dilakukan bersama, dengan
pengelolaan sederhana dimana uang hasil penjualan digunakan untuk melakukan
proses produksi selanjutnya. Hal ini dilakukan berulang hingga mampu
mengumpulkan modal awal dari hasil penjualan. Hasil penjualan selanjutnya
dilakukan pembagian keuntungan setelah dikurangi biaya produksi.
2.4 Manajemen Pemasaran
Manajemen pemasaran adalah suatu usaha untuk merencanakan,
mengimplementasikan serta mengawasi atau mengendalikan kegiatan pemasaran

5
agar tercapai tujuan organisasi secara efisien dan efektif. Di dalam fungsi
manajemen pemasaran ada kegiatan menganalisis yaitu analisis yang dilakukan
untuk mengetahui pasar dan lingkungan pemasarannya, sehingga dapat diperoleh
seberapa besar peluang untuk merebut pasar dan seberapa besar ancaman yang
harus dihadapi (Shinta, 2012).
Metode pemasaran yang saat ini digunakan oleh CV. One Food adalah
dengan memanfaatkan lokasi pasar sayur dengan langsung menawarkan produk
kami langsung kepada calon pembeli yaitu ibu rumah tangga. Target pemasaran
“Pele” sampai saat ini masih terpaku pada orang yang datang ke pasar. Hal ini
memang target utama kita adalah ibu rumah tangga dengan harapan produk kami
bisa mauk ke rumah makan yang ada disekitar kampus sehingga permintaan akan
makanan Pele bisa stabil.
2.5 Analisa Usaha
Menurut Affandi (2009) metode peniaian investasi di bagi menjadi
beberapa bagian yang tujuannya adalah untuk mengetahui apakah usaha tersebut
dapat dikatakan layak usaha atau tidak untuk dilanjutkan/diteruskan. Karena
dalam analisa usaha ini akan diketahui keadaan yang mencerminkan
perkembangan usaha, terutama untuk masa jangka panjang. Berikut ini adalah
metode penilaian investasi yang digunakan pada Praktek Usaha Perikanan (PUP)
Pele.
Keuntungan usaha atau pendapatan bersih menurut Soekarwati (2003)
adalah besarnya penerimaan setelah di kurangi dengan biaya yang dikeluarkan
untuk proses produksi. Total revenue (TR) atau penerimaan di dapat dari
perkalian antar produk yang dihasilkan (Q) dengan harga penjualan (P). Total
penerimaan diperoleh dari hasil produksi usaha dikalikan dengan harga tiap unit.
Penerimaan dirumuskan sebagai berikut :
TR = P x Q
Dimana :
TR = Total Revenue (Rp/Tahun)
P = Harga Jual per unit Produk (Rp/kg)
Q = Jumlah Produk (kg/tahun)
2.6.1 Keuntungan (Laba)

6
Menurut Pastan (2011), keuntungan usaha adalah besarnya penerimaan
setelah dikurangi dengan biaya yang dikeluarkan untuk proses produksi baik biaya
tetap (fixed cost), maupun biaya tidak tetap (variabel cost). Keuntungan
merupakan nilai bersih yang didapat usaha. Keuntungan pada usaha dapat
dihitung menggunakan rumus :

π = TR - TC
Dimana :
π = Keuntungan
TR = Total Revenue (total penerimaan)
TC = Total Cost (total biaya)
2.6.2 Benefit Cost Ratio (B/C Ratio)
Benefit Cost Ratio merupakan analisa yang paling sederhana karena masih
dalam keadaan nilai kotor. Lewat analisis B/C dapat diketahui kelayakan suatu
usaha. Bila nilainya 1 (satu), berarti usaha itu belum mendapatkan keuntungan
dan perlu adanya pembenahan Indriani dan Suminarsih, 2003).
Rumus untuk mendapatkan nilai B/C adalah :
𝐻𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑝𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛
B/C = 𝑀𝑜𝑑𝑎𝑙 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖

2.6.3 Break Event Point (BEP)


Titik Break Event Point (BEP) adalah suatu kondisi dimana perusahaan
tidak untung dan tidak rugi, kondisi ini penting diketahui oleh manager
perusahaan, sebagai dasar perencanaan laba. Titik impas dapat dicari dalam
bentuk unit yang dibutuhkan untuk impas atau dalam jumlah rupiah (Rangkuti,
2012). Rumus yang digunakan untuk menghitung break event point secara umum
dapat dirumuskan :
BEP Unit (Kg) :
𝐹𝐶
BEP Unit = 𝑃−𝑉

Dimana :
BEP = Break event point (titik impas)
FC = Fixed Cost (biaya tetap)
P = Harga jual per unit (Rp/kg)

7
V = Biaya variabel per unit (Rp/kg)
BEP Sales (Rp/Kg) :

𝐹𝐶
BEP Sales = 𝑉𝐶
1−
𝑇𝑅

Dimana :
BEP = Break event point (titik impas)
FC = Fixed cost (biaya tetap)
VC = Variable cost (biaya tidak tetap)
TR = Total Revenue (penerimaan)

8
BAB III
OPERASIONAL

3.1 Waktu dan Tempat


Kegiatan Praktek Usaha Perikanan (PUP) oleh CV. One Food
dilaksanakan terhitung mulai tanggal 27 Oktober 2018 sampai dengan tanggal 20
Desember 2017. Produksi Pele dilakukan di rumah kontrakan yang bertempat di
Jl. Buyut Risah RT 09/ RW O3, Dusun Babatan, Tegalgondo, Kecamatan
Karangploso, Kabupaten Malang. Sementara pembelian bahan produksi diperoleh
dari pembudidaya ikan lele di Kediri, dengan target pemasaran ibu rumahtangga
dengan langsung menjual kepasar sayur.
3.2 Skala Usaha
CV. One Food adalah usaha yang berskala mikro. Hal ini sesuai dengan
UU No. 20 tahun 2008 tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah, bahwa usaha
mikro adalah usaha yang memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp.
50.000.000,- tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha. Sumber dana
usaha CV. One Food berasal dari swadaya masing-masing anggota kelompok
dengan besar Rp 200.000, sehingga dana yang terkumpul dari 3 anggota
kelompok ialah Rp 600.000.
3.3 Materi dan Alat
3.3.1 Materi
Materi yang digunakan dalam proses produksi Bakso Lele oleh CV. One
Food tersaji dalam Tabel 1.
Tabel 1. Materi produksi pengolahan Bakso Lele
No Nama Jumlah/produksi Satuam
1. Ikan Lele 2 Kilogram
2. Tepung 2 Kilogram
¼
3. Bawang putih Kilogram
4. Es batu 1 bungkus
5. Garam 1 Bungkus
6. 50 Kotak

9
3.3.2 Alat
Alat yang digunakan dalam proses produksi Pele oleh CV. One Food
tersaji dalam Tabel 2.
Tabel 2. Alat produksi pengolahan Pele
No Nama Jumlah Fungsi
1. Kompor Gas 1 buah Untuk memasak
2. Tabung Gas 1 buah Bahan bakar untuk memasak
4. Dandang 1 buah Untuk mengukus
6. Wadah 2 buah Untuk wadah adonan
7. Telenan 1 buah Untuk alas memotong
9. Sarung tangan plastic 12 pasang Untuk menjaga sterilisasi
adonan
10. Cobek 1 buah Untuk menghaluskan bumbu
11 Frizer 1 buah Menyimpan hasil produksi
12 Blender 1 buah Menghaluskan daging ikan
lele
13. Pisau 1 buah Untuk memfillet ikan

3.4 Teknis Pelaksanaan


3.3.1 Persiapan
Sebelum dilaksanakannya proses Praktek Usaha Perikanan (PUP) oleh
CV. One Food tentang pengolahan ikan lele menjadi “Pele” guna meningkatkan
pengetahuan masyarakat tentang variasi olahan ikan lele, dilakukan beberapa
persiapan. Persiapan yang dilakukan antara lain adalah pemahaman tentang resep
pembuatan bakso, harga ikan Lele dan tempat penjualan ikan disekitar lokasi
produksi dan peralatan yang digunakan dalam proses produksi.
3.3.2 Pelaksanaan
Dalam menjalankan proses Praktek Usaha Perikanan (PUP), CV. One
Food membagi proses pelaksanaan ke dalam 3 tahap yaitu tahap pra-produksi,
tahap produksi-distribusi, dan tahap evaluasi. Berikut adalah penjabaran dari
setiap tahapan yang ada :

1. Pra-produksi
Adalah setiap kegiatan yang dilakukan sebelum dilaksanakannya
proses pembuatan Pele yang terdiri atas :

10
- Pemasaran produk dengan mencari calon pembeli dengan
batasan target jumlah minimal konsumen.
- Menyiapkan alat dan bahan untuk memproduksi produk,
termasuk membeli bahan dasar, bahan campuran, dan
formulasi produk
2. Produksi – Distribusi
Adalah setiap proses yang dilakukan dalam melayani customer
yang dimulai dengan mengolah bahan dengan alat yang telah
disiapkan hingga proses packing dan pendistribusian produk hasil
olahan terhadap konsumen yang telah memesan sebelumnya.
Berikut tahapannya :
- Membersihkan ikan lele dari kotoran dan memisahkan
daging ikan dari tulang dan kepala
3. Evaluasi
Adalah proses yang dilakukan untuk memanajemen hasil
penjualan untuk digunakan sebagai pembelajaran atas penjualan
yang telah dilakukan dan untuk menindaklanjuti proses produksi
selanjutnya. Berikut rincian yang dilaksanakan dalam proses
evaluasi :
- Menghitung laba dan membandingkan dengan uang modal.

11
BAB IV
HASIL KEGIATAN USAHA
4.1 Pele
CV. One Food adalah sebuah usaha yang dibangun dalam bidang
pengolahan hasil perikanan yang berkonsentrasi pada komoditas pengolahan ikan
lele. Kelompok usaha ini dimulai pada pertengahan tahun 2017, tepatnya pada
bulan 27 Oktober sampai 20 Desember 2017 didorong oleh kebutuhan anggota
untuk memenuhi persyaratan kuliah dan bentuk keprihatinan terhadap rendahnya
tingkat pendapatan masyarakat kelas bawah yang berkecimpung didunia
peikanan. Pengambilan nama kelompok usaha ini berdasarkan pada satu tujuan
anggota yang terdiri dari 3 orang dan berasal dari satu elemen yang sama yaitu
menekuni pendidikan di jurusan Budidaya Perairan yang mana bersinggungan
langsung dengan dunia ikan.
Bentuk usaha CV One Food ini cocok digunakan karena menurut
Suwardi (2015), Persekutuan Komanditer (CV) dapat digunakan oleh pengusaha
dengan modal terbatas dan dapat didirikan oleh minimal 2 orang. Cocok karena
mengingat ini merupakan badan usaha yang hanya dimiliki oleh 3 mahasiswa
anggota dengan modal tidak terlalu besar. Hak dan kewajiban masing-masing
anggota sama tanpa memperhitungkan persentase modal yang ditanamkan.
Makanan Pele yang diproduksi disini diharapkan mampu membuka wawasan
akan banyaknya variasi olahan yang bisa dihasilkan dari hasil perikanan baik itu
budidaya maupun perikanan tangkap.
Produk yang dipasarkan oleh CV. One Food merupakan umum di
Indonesia yang diolah sendiri yaitu Bakso. Pele sendiri dibuat dari bahan dasar
ikan Lele segar yang kemudian diolah dengan higienis dan pengemasan yang
sedemikian rupa sehingga diharapkan mampu mengimbangi pemasaran disemua
kalangan. Desain produk Pele dapat dilihat pada Gambar 4.
4.2 Manajemen Produksi
Persiapan konsep usaha dirancang pertama kali dalam menyiapkan usaha
yang akan dimulai, diawali dengan persiapan produksi dengan meninjau ulang
informasi yang dimiliki terkait produksi Pele, hingga bahan-bahan yang
dibutuhkan disekitar lokasi perencanaan produksi. Proses ini tidak membutuhkan

12
waktu yang lama mengingat lokasi yang berada dipusat keramaian sehingga
mudah untuk mendapatkan bahan yang dibutuhkan. Salah satu bahan utama yang
dibutuhkan adalah ikan lele, tepung dan beberapa bumbu dasar pembuatan.
Langkah selanjutnya adalah persiapan lokasi produksi. Untuk lokasi
tidak diperlukan banyak perizinan mengingat proses produksi tidak membutuhkan
ruangan ataupun fasilitas khusus dan juga tidak membutuhkan waktu yang lama.
Selain itu proses produksi sangat fleksibel sehingga dapat dilakukan dengan
kondisi tempat yang sederhana seperti dapur kontrakan anggota kelompok. Lokasi
yang dipilih adalah rumah kontrakan yang berada di Jl. Buyut Risah RT 09/ RW
O3, Dusun Babatan, Tegalgondo, Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang
Suharyadi dkk. (2007), menyatakan bahwa kreatif dan inovatif
merupakan hal pemberi sumbangan keberhasilan usaha. Para pengusaha masa kini
dituntut untuk kreatif dalam berbagai lini, termasuk promosi, pemasaran, produk
dan metode produksinya serta dalam teknis manajemen perusahaan. Sebelum
produk dipasarkan, ide produk harus disempurnakan dahulu agar nanti dalam
pemasarannya disukai oleh konsumen. Teknik yang digunakan dalam
penyempurnaan produk ialah formulasi produk. Diperlukan 4 kali formulasi
produk sehingga jadi produk yang layak jual baik dari segi tekstur, bau, warna,
rasa dan biaya produksi.
4.2.1 Persiapan Alat dan Bahan
Persiapan alat dan bahan dilakukan dengan tujuan memperoleh alat dan
bahan yang benar-benar siap digunakan dan sesuai untuk proses produksi
sehingga nantinya produk yang dihasilkan dapat terjaga kualitas, kehigienisan,
dan kehalalannya. Sterilisasi alat dilakukan dengan mengelap alat yang akan
digunakan dengan kain lap yang bersih. Peralatan produksi kemudian ditata sesuai
alur produksi agar efisien waktu dalam pembuatan produk. Sementara alat
disiapkan, bahan-bahan yang diperlukan untuk produksi dipersiapkan pula. Ikan
tongkol diperoleh dari pedagang yang tepercaya sehingga nanti produk yang
dihasilkan benar-benar halal sehat dan higienis. Bahan baku berupa ikan tongkol
difillet dengan menggunakan pisau yang tajam. Pisau tajam digunakan untuk

13
memudahkan proses fillet supaya daging hasil fillet bagus. Berikut gambar
persiapan alat dan bahan oleh CV. One Food pada Gambar 5.
4.2.2 Pengolahan
Setelah proses fillet selesai, selanjutnya daging ikan lele dan es batu di
giling sampai halus menggunakan blender. Setelah daging lembut, dicampur
dengan bahan putih telur, bawang putih goring, bawang putih, garam dan es batu.
Lalu beri tambahan tepung tapioka, baking soda dan adonan daging daging diaduk
hingga lembut dan kalis.
Dalam proses pembuatan bakso berjalan dengan mudah dan cepat,
oleskan tangan terlebih dahulu dengan minyak, hasil bakso jadi lebih halus dan
tidak lengket di tangan. Adonan yang telah dibulatkan selanjutnya dimatangkan
dengan cara memasukkannya dalam air panas, indikasi ketika bakso sudah matang
adalah ketika bakso mengambang.

4.3 Manajemen Sumber Daya Manusia


Kegiatan produksi dan pemasaran CV. One Food dilakukan oleh semua
anggota kelompok Praktek Usaha Perikanan, hal ini dikarenakan jumlah anggota
CV. One Food ini hanya terdiri dari 3 orang sehingga dalam proses produksi dan
pemasaran mengalami kekurangan jumlah personalia. Minimnya jumlah anggota
dalam organisasi ini menyebabkan lahirnya sifat kolektif kolegial dalam sistem
kinerja organisasi, yaitu saling membantu dan melengkapi masing-masing tugas
sesama anggota untuk mencapai tujuan bersama.
Kendala manajemen sumberdaya manusia yang terjadi adalah kurang
teraturnya jam kerja dikarenakan kesibukan masing-masing anggota diluar
organisasi. Semisal adanya jadwal kuliah yang berbeda sehingga menjadikan
sulitnya menentukan jam kerja untuk semua proses (produksi dan pemasaran)
dalam menjalankan organisasi ini.
4.4 Manajemen Keuangan
Modal yang terkumpul dari masing-masing personil Praktek Usaha
Perikanan CV. One Food mencapai Rp. 600.000,- dengan rincian masing-masing
personil menyetor uang sejumlah Rp. 200.000,-. Penyetoran uang modal

14
dilakukan pada awal pendirian perusahaan sebelum dilakukannya belanja alat dan
bahan produksi.
Penggunaan modal utama difokuskan pada pembeliaan bahan produksi,
hal ini dilakukan karena alat-alat yang digunakan adalah alat yang banyak
digunakan oleh masing-masing personil sehingga sudah tersedia seperti freezer
dan alat packing.
4.5 Manajemen Pemasaran
Manajemen pemasaran adalah suatu usaha untuk merencanakan,
mengimplementasikan serta mengawasi atau mengendalikan kegiatan pemasaran
agar tercapai tujuan organisasi secara efisien dan efektif. Di dalam fungsi
manajemen pemasaran ada kegiatan menganalisis yaitu analisis yang dilakukan
untuk mengetahui pasar dan lingkungan pemasarannya, sehingga dapat diperoleh
seberapa besar peluang untuk merebut pasar dan seberapa besar ancaman yang
harus dihadapi (Shinta, 2012).

Metode pemasaran yang saat ini digunakan oleh CV. One Food adalah
dengan memanfaatkan pasar sayur yang hampir semua penggunanya didominasi
pleh ibu rumah tangga yang merupakan target konsumen kita. Metode promosi
Pele dilakukan dengan cara langsung terjun kepada konsumen yang berada di
pasar dan menjelaskan tentang kualitas produk Pele yang memiliki harga yang
realtif lebih murah. Dengan metode promosi tersebut diharapkan konsumen
tertarik dengan produk yang kita pasarkan.

15
4.6 Analisa Usaha
Berikut ini merupakan analisa usaha CV. One Food selama 1 bulan usaha.
Tabel 3. Analisa usaha CV. One Food
Harga
Jumlah
No Uraian Volume Satuan Satuan
(Rp)
(Rp)
1. Modal
Iuran anggota 3 Orang 200.000 600.000
2. Investasi
Kompor Gas 1 Buah 200.000 200.000
Wajan 1 Buah 26.000 26.000
Dandang 1 Buah 39.000 39.000
Capit Masak 1 Buah 18.000 18.000
Wadah 2 Buah 10.000 20.000
Talenan 1 Buah 5.000 5.000
Sarung tangan 8 Pasang 2.500 20.000
plastic
Cobek 1 Buah 35.000 35.000
Pisau 1 Buah 7.000 7.000
Total Biaya Investasi 390.000
Penyusutan = Biaya Investasi x Persentase Penyusutan
= 390.000 x 5%
= 19.500
Nilai penyusuatan biaya investasi yaitu Rp 19.500
3. Operasional
Ikan lele 3 Kg 17.000 51.000
Telur 1/4 Kg 28.000 7.000
Tepung aren 200 Gram
Tepung maizena 400 Gram 5000 10.000
Minyak goreng 1 Kg 12.000 12.000
Stiker 50 Lembar 190 9.500
Garam 1 Bungkus 1.500 1.500
Tepung sikenyal 1 Bungkus
Bawang putih 30 gram 10.000 2.500
Plastik 1 Roll 30.000 30.000
Merica 4 Gram 2.000 2.000
Mika 50 Kotak 170 8.500
Air - - - -
Total biaya operasional 122.000
Total Siklus = 8 siklus
Total Penyusutan = 19.500
Total Biaya = (Nilai Penyusutan + Biaya
Operasional) x siklus
= (Rp 19.500 + Rp 122.000) x 8
= 1.076.000

16
4 Penerimaan
 1 kg lele menghasilkan 53 biji Pele, dalam 1 kali produksi
menghabiskan 3 kg ikan tongkol sehingga dihasilkan sekitar 160 biji
Pele
 1 bungkus paket berisi 8 biji Pele = 160 : 8
= 20 porsi
Total produksi selama pemasaran yaitu 160 porsi koncok-koncok.
Pele 160 Porsi
Harga 10.000 Rupiah
Total penerimaan 1.600.000
a. Keuntungan = Total penerimaan – Total biaya
= 1.600.000 – 976.000
= 624.000
b. Benefit Cost Ratio (B/C = Penerimaan : Total Biaya
Ratio) = 1.600.000 : 976.000
= 1.63
Artinya dengan penggunaan biaya produksi sebesar Rp 1,00 akan diperoleh
keuntungan sebesar Rp 1,63
c. Break Event Point (BEP) = Total Biaya : Harga satuan
- BEP Produksi = 976.000: 10.000
= 97.6
= Total Biaya : Total Produksi
- BEP Harga Produksi = 976.000 : 160
= 6.100
Artinya titik impas produksi Koncok-koncok pada produksi 97 porsi.
Sedangkan titik impas harga produksi dicapai pada harga Rp 6.100

4.6.1 Penerimaan
Penerimaan usaha diperoleh dari harga jual per cup dikalikan dengan
jumlah cup yang habis. Harga Pele dihargai 10.000 kemudian jumlah cup yang
terjual yaitu 160 bungkus selama 8 siklus. Sehingga penerimaan usaha ini
diperoleh Rp 1.600.000. Menurut Soekartawi (2003), keuntungan usaha atau
pendapatan bersih adalah besarnya penerimaan setelah dikurangi dengan biaya
yang dikeluarkan untuk proses produksi. Total penerimaan diperoleh dari hasil
produksi usaha dikalikan dengan harga tiap unit.
4.6.2 Keuntungan (Laba)
Pendapatan usaha Pele, 8 siklus diperoleh dari total penerimaan dikurangi
biaya total yang dikeluarkan. Total penerimaan usaha Rp 1.600.000 dikurangi
total pengeluaran sebesar Rp 976.000 sehingga diperoleh keuntungan Rp 624.000.
Disimpulkan usaha Pele selama 8 siklus mengalami keuntungan.

17
Hal ini sesuai dengan pernyataan Pastan (2011) keuntungan merupakan
besarnya penerimaan setelah dikurangi dengan biaya yang dikeluarkan untuk
proses produksi. Keuntungan merupakan nilai bersih yang didapat dalam setiap
usaha.
4.6.3 Benefit Cost Ratio (B/C Ratio)
B/C ratio menunjukkan perbandingan antara total penerimaan dan total
biaya. Berdasarkan perhitungan B/C ratio, diperoleh lebih tinggi dari 1 (satu)
sehingga dapat diinterpretasikan bahwa usaha Pele selama 8 siklus layak untuk
dilaksanakan. Menurut Indriani dan Suminarsih (2003) Benefit Cost Ratio
merupakan analisa B/C dapat diketahui kelayakan suatu usaha. Bila nilainya 1
(satu), berarti usaha itu belum mendapatkan keuntungan dan perlu adanya
pembenahan. Jika nilainya siatas 1 (satu), berarti usaha tersebut telah mendapat
keuntungan dan layak untuk dijalankan.
4.6.4 Break Event Point (BEP)
BEP pada usaha Pele menunjukkan suatu gambaran produksi setiap siklus
yang harus dicapai untuk memperoleh titik impas (tidak untung dan tidak rugi).
Perolehan BEP produksi diatas artinya titik impas dicapai saat Pele yang berhasil
dijual sebanyak 160 bungkus. Sedangkan untuk perolehan BEP harga diatas
artinya titik impas akan dicapai pada harga jual Pele sebesar Rp 6.100/bungkus.
Karena hasil akhir mencapai target maka usaha ini dikatakan mengalami
keuntungan. Menurut Rangkuti (2012), titik Break Event Point (BEP) adalah
suatu kondisi dimana perusahaan tidak untung dan tidak rugi, kondisi ini penting
diketahui oleh manager perusahaan, sebagai dasar perencaan laba. Titik impas
dapat dicari dalam bentuk unit yang dibutuhkan untuk impas atau dalam jumlah
rupiah.

4.7 Prospek Kedepan


Setelah adanya kegiatan Praktek Usaha Perikanan (PUP) yang
dilaksanakan mahasiswa tentang “Pengolahan ikan lele Menjadi Pele” Guna
Meningkatkan Pengetahuan Masyarakat Tentang Variasi Olahan Ikan lele”
diharapkan masyarakat semakin tahu akan berbagai macam olahan yang dapat
dihasilkan dari ikan tawar (dalam hal ini ikan lele). Selain itu juga mampu

18
meningkatkan daya beli terhadap produk yang sudah ada kaitan dengan hasil
olahan perikanan.

19
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1) Langkah dalam pembuatan Pele yaitu memfillet ikan lele segar, lalu
daging dan es batu diblender. Setelah halus daging dimasukkan ke dalam
bumbu dan tepung secara merata. Setelah menjadi rata, adonan di cetak
bulat. Kemudian direbus hingga matang
2) Prospek pemasaran Pele cukup positif, ada banyak testimony yang
mengatakan kalau Pele tidak amis dan cukup enak untuk diolah kedalam
masakan sup.
3) Analisa usaha Pele menunjukkan pendapatan sebesar Rp 1.600.000 dengan
biaya pengeluaran Rp 976.000 selama 8 siklus produksi sehingga
mendapat keuntungan Rp 624.000. Sementara titik impas produksi yang
didapat yaitu sebanyak 160 bungkus dan titik impas harga yaitu Rp 6.100
artinya modal awal akan kembali pada penjualan 160 bungkus dengan
harga Rp 6.100

5.1 Saran
Saran yang dapat disampaikan oleh CV. One Food yaitu langsung
menawarkan produk kerumah makan dan membuat konsep pemasaran
yang lebih menarik lagi terutama pada desain kemasan dan wadah produk
agar banyak diminati oleh masyarakat produk olahan beku agar konsumen
dapat menikmati produk olahan dirumah bersama keluarga. Perhitungan
keuangan harus lebih diintensifkan dan teliti agar tidak ada kesalaham
perhitungan pada akhir produksi.

20
DAFTAR PUSTAKA
Adi, S. 2011. Analisa Usaha Perikanan Budidaya. http://www.pusluh.kkp.go.id
/arsip/file/58/analisis-usaha.pdf/&prev=search Diakses 02 Januari 2017

Anggela. 2012. Makalah Manajemen Produksi dan Operasi.


https://www.scribd.com/doc/200019513/Makalah-Manajemen-Produksi-
Dan-Operasi. Diakses 29 Desember 2016

Iwan, G. 2013. Manajemen Keuangan. https://gedeiwan.files.wordpress.com


/2013/04/handout-mnjm-keuangan-lengkap.pdf. Diakses 29 Desember
2016.

Kompas kesehatan. 2011. MSG: Aman nggak sih?. http://health.kompas.com


/read/2011/03/07/14421962/msg.aman.tidak.sih diakses 20 Desember
2016.

Pastan. 2011. Buku Panduan Evaluasi Proyek. Penelitian Skripsi. Universitas


Brawijaya Malang. Malang.

Rangkuti. 2012. Riset Pasar Dalam Ilmu Agribisnis. Buku panduan


Kewirausahaan Perikanan. Universitas Brawijaya. Malang.

Shinta. 2012. Manajemen Pemasaran. http://shinta.lecture.ub.ac.id/files/2012


/11/Manajemen-Pemasaran-Agustina-Shinta.pdf. Diakses 29 Desember
2016.

Simamora, H. Manajemen Sumberdaya Manusia, Yogyakarta, Penerbitan STIE,


YKPN, 1995.

Soekartawi. 2003. Agribisnis Teori dan Aplikasinya. Malang : Universitas


Brawijaya.

Suharyadi., A. Nugroho., Purwanto S. K., M. Faturohman . 2007.


Kewirausahaan: Membangun Usaha Sukses Sejak Usia Muda Edisi 1.
Salemba Empat. Jakarta.

Suwardi. 2015. Hukum Dagang: Suatu Pengantar. Deepublish. Yogyakarta.

21

Anda mungkin juga menyukai