Metode Transduksi Sinyal yang Terjadi ketika tumbuhan berada dalam cekamansehingga
memicu produksi metabolit sekunder
Reseptor serine/threonin kinase berfungsi sebagai reseptor permukaan sel tumbuhan. Kebanyakan reseptor permukaan seltumbuhan adalah enzyme-linked receptors. Kelas terbesar enzyme-linked receptors dan paling melimpah pada reseptor tumbuhan ini adalah Leucine-rich repeats (LRR) proteins. LRR reseptor kinase berbeda disebut BRI1 bertindak sebagai reseptor hormon steroid permukaan sel pada Arabidopsis. Tumbuhan menggunakan protein yang merangsang cahaya untuk merasa cahaya pada panjang gelombang yang berbeda. Di tumbuhan, biasanya dikenal sebagai fotoreseptor. Hewan menggunakan beberapa famili fetoprotein sama yang digunakan oleh tumbuhan. Fotoprotein tumbuhan yang paling dikenal adalah fitokrom yang ada di semua tumbuhan dan beberapa algae. Walaupun fitokrom memiliki aktivitas serine/threonin kinase, sebagian strukturnya menyerupai hisridin kinase yang terlibat dalam kemotaksis bakteri. Fitokrom dapat mendeteksi cahaya merah. Tumbuhan merasa cahaya biru dengan menggunakan 2 tipe fetoprotein yaitu fototropin dan kriptokrom. Fototropin berhubungan dengan membran plasma dan sebagian bertanggung jawab untuk fototropisme. Protein-protein yang membentuk jalur sinyal transduksi, kemunculannya pada sel berdasarkan persepsi terhadap elisitor. Aktivasi berbagai protein tersebut terjadi melalui modifikasi pascatranslasi, perubahan konformasi dan/atau perubahan dalam formasi kompleks. Modifikasi pascatranslasi yang diketahui 8 paling luas terlibat dalam transduksi sinyal adalah fosforilasi protein. Inisiasi pensinyalan elisitor umum diprediksi terjadi melalui interaksi antara elisitor dengan reseptor yang terletak pada membran plasma. Pensinyalan dan respon awal tampaknya dimediasi melalui protein-protein berasosiasi membran, dimana hasil studi terbaru menunjukkan bahwa protein-protein tersebut mempunyai satu atau lebih situs fosforilasi (Nuhse et al. 2004). Metabolit sekunder pada tanaman memainkan peran utama dalam menghadapi perubahan lingkungan dan mengatasi cekaman. Peran penting tersebut terbentuk dari kompleksitas tipe kimiawinya yang luas maupun interaksinya yang mendasari beragam fungsi seperti menstabilkan struktur; sebagai penentu polimerisasi dan kondensasi fenol dan quinon; interaksi elektrostatis antara poliamin dengan lokus bermuatan negatif dalam komponen sel; fotoprotektif yang terkait dengan absorbansi cahaya tampak dan radiasi ultraviolet akibat adanya ikatan ganda terkonjugasi; antioksidan dan anti radikal yang diatur oleh ketersediaan kelompok –OH, –NH2, dan –SH serta transduksi sinyal (Edreva et al. 2008). Akumulasi metabolit sekunder tanaman sering terjadi pada tanaman yang terpapar oleh cekaman termasuk oleh berbagai elisitor atau molekul sinyal. Sejumlah aspek transduksi sinyal elisitor yang menghantarkan pada produksi metabolit sekunder tanaman diantaranya adalah : persepsi elisitor oleh berbagai reseptor tanaman; determinan avirulen dan keterkaitannya dengan protein R; protein pengikat small GTP dan heterotrimerik; fluks ion; alkalinisasi media dan asidifikasi sitoplasma; pecahan oksidatif dan ROS; inositol trifosfat dan nukleotida siklik (cAMP dan cGMP); asam salisilat dan nitrit oksida; pensinyalan asam jasmonat, etilen dan asam absisik; sinyal oksilipin dan sebagainya. Seluruh komponen sinyal ini diatur baik secara langsung ataupun tidak langsung oleh elisitor untuk menginduksi akumulasi metabolit sekunder tanaman SUMBER : Lodish, Harvey., A. Berk., S. Lawrence Zipursky., P. Matsudaira., D. Baltimore, dan J. Darnell. 2000. Molecular Cell Biology. New York: W. H. Freeman