ASKEP KMB Fraktur
ASKEP KMB Fraktur
N”
DENGAN DIAGNOSA MEDIS “Fraktur Radius Dextra”
DI RUANG B RSUD. WANGAYA
TANGGAL 5 Oktober – 8 Oktober 2019
I. PENGKAJIAN
1. Identitas
a. Identitas pasien
Nama : Bapak N
Umur : 58 Tahun
Agama : Hindu
Jenis Kelamin : Laki-laki
Status : Menikah
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Petani
Suku Bangsa : Indonesia
Alamat : Br. Taman, Abiansemal, Badung
Tanggal Masuk : 5 Oktober 2019
Tanggal Pengkajian : 5 Oktober 2019
No. Register : 246810
Diagnosa Medis : Fraktur Radius Dextra
2. Status Kesehatan
a. Status kesehatan saat ini
1) Keluhan utama (saat MRS dan saat ini)
a) Saat MRS
Klien mengatakan merasa nyeri.
b) Saat Pengkajian
Klien mengatakan merasa nyeri dengan skala nyeri 5 dibagian tangan kananya karena
patah tulang yang dialaminya rasanya seperti ditusuk-tusuk dan rasa nyeri dirasakan secara
terus menerus.
2) Alasan masuk rumah sakit dan perjalanan penyakit saat ini
Anak klien mengatakan tanggal 5 oktober klien sedang jatuh dari motor lalu dibawa ke
puskesmas terdekat tetapi pihak puskesmas mengatakan pasien mengalami fraktur
dibagian tangan kanan lalu pasien dirujuk ke RSUD wangaya dan mendapat perawatan
intensif di ruang B .
3) Upaya yang dilakukan untuk mengatasinya
Anak klien mengatakan, klien diantar kepuskesmas untuk mengobati penyakinya.
b. Status kesehatan masa lalu
1) Penyakit yang pernah dialami
Anak klien mengatakan ayahnya tidak memiliki penyakit serius.
2) Pernah dirawat
Anak klien mengatakan, klien tidak pernah dirawat di rumah sakit.
3) Alergi
Anak klien mengatakan klien tidak mempunyai riwayat alergi seperti alergi obat maupun
makanan.
4) Kebiasan (merokok/kopi/alkohol, dll)
Anak klien mengatakan, klien mempunyai kebiasasan minum kopi, dan klien memiliki
kebiasaan sering mengkonsumsi minum minuman alcohol.
c. Riwayat penyakit keluarga
Anak klien mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit keturunan
d. Diagnosa medis dan therapy
Diagnosa medis : Fraktur Radius
Therapy :
Asam Mefenamat 3x500mg
- Kegunaan Untuk mengatasi rasa nyeri
- Melalui oral
- Mekanisme kerja menghambat kerja enzim siklooksigenase enzim ini berfungsi untuk membantu
pembentukan rasa sakit dan peradangan.
- Efek samping mual dan berkeringat
2) Latihan
Sebelum sakit
Isri klien mengatakan pekerjaan klien bertani, rutin dilakukan sebelum sakit. Aktivitas
klien dilakukan sendiri (mandiri)
Saat sakit
Istri klien mengatakan, klien hanya berada di tempat tidur, aktivitas klien dibantu oleh
keluarga dan perawat.
e. Pola kognitif dan persepsi
Anak klien mengatakan dapat mendengar dengan baik, penciuman, perabaan, merasakan
sesuatu tidak ada masalah, penglihatan masih dengan baik.
f. Pola persepsi-konsep diri
Sebelum sakit
Peran : Sebagai kepala keluarga
Ideal Diri : Tidak bermasalah
Identitas : Tidak bermasalah
Harga diri : Tidak bermasalah
Saat sakit
Peran : Sebagai kepala keluarga
Ideal Diri : Tidak bermasalah
Identitas : Tidak bermasalah
Harga diri : Tidak ada perubahan
g. Pola tidur dan istirahat
Sebelum sakit
Anak klien mengatakan, klien terbiasa untuk tidur malam pukul 23.00 wita dan bangun pagi
pukul 07.00 wita.
Saat sakit
Anak klien mengatakan klien hanya bisa tidur saja, bangun hanya untuk makan dan minum.
Tidur selama ± 5 jam / hari tetapi kadang terbangun karena merasa nyeri.
h. Pola peran – hubungan
Anak klien mengatakan klien akur dengan keluarganya, hubungan klien dengan keluarga baik
maupun dengan tetangga.
i. Pola seksual-reproduksi
Sebelum sakit
Anak klien mengatakan klien memiliki satu istri dan dua orang anak laki-laki.
Saat sakit
Anak klien mengatakan masih sama saat sebelum sakit.
j. Pola toleransi stres-koping
Anak klien mengatakan klien jarang bertengkar dengan keluarga selain itu pasien mengeluh
bosan berada di Rumah Sakit.
k. Pola nilai-kepercayaan
Anak klien mengatakan klien taat beribadah di rumah (sanggah) 2 kali sehari dan saat sakit
hanya dibantu keluarga.
4. Pengkajian Fisik
a. Keadaan umum : Klien terlihat lemah.
b. Tingkat kesadaran : composmentis
GCS : verbal : 5 psikomotor : 6 mata : 4
c. Tanda-tanda vital
Nadi : 112x/menit, suhu : 37,3°C, TD : 130/70 mmHg, RR : 28x/menit
d. Keadaan fisik
a) Kepala dan leher
I : Bentuk kepala simetris, tidak ada lesi, tidak terdapat kotoran.
P : Tidak ada hematoma, edema, dan nyeri tekan.
Mata
I : Bentuk mata simetris, pupil isokor, sklera kuning (ikterik), konjungtiva anemis,
pergerakan mata (kiri-kanan, atas-bawah).
P : Tidak ada nyeri tekan pada bola mata.
Hidung
I : Bentuk hidung simetris, tidak ada sekret, tidak terdapat polip.
P : Tidak ada nyeri tekan sinus
Telinga
I : Bentuk telinga simetris, terdapat serumen
P : Tidak ada nyeri tekan pada telinga
Mulut
I : Bentuk mulut simetris, mukosa bibir lembab, warna merah muda, tidak ada
stomatitis, terdapat pendarahan pada gusi.
P : Tidak ada nyeri tekan pada sekitar mulut.
Leher
I : Leher antara leher kanan dan kiri simetris, tidak ada lesi, tidak ada hematoma.
P : Adanya distensi vena jugularis, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan limfe dan
tidak ada nyeri tekan.
b) Dada
Paru
I : Bentuk dan gerakan dada tidak simetris, adanya retraksi otot bantu nafas
P : Tidak ada nyeri tekan pada dada.
P : Tidak ada suara tambahan, getaran suara yang dihasilkan oleh perkusi adalah sonor.
A : Suara paru vesikuler.
Jantung
I : Ictus cordis terlihat pada ICS V medline clavicula
P : Iktus cordis teraba pada medline clavicula ICS V seperti hentakan kuat, dirasakan
dalam dimameter 2 cm
P : Batas jantung normal midline clavicula ICS 3-5 (dulness)
A : Suara jantung S1, S2 tunggal reguler, tidak ada suara tambahan.
c) Payudara dan ketiak
I : Payudara (dada) simetris, tidak ada lesi, persebaran bulu ketiak merata.
P : Tidak ada nyeri tekan pada payudara dan ketiak.
d) Abdomen
I : Tidak terdapat lesi, persebaran pigmen kulit abdomen merata.
A : Bising usus terdengar 20x/menit
P : Suara ketukan timpani.
P : Tidak ada nyeri tekan pada perut
e) Genetalia
Terdapat kehilangan rambut halus sekitar kemaluan.
f) Integumen
I : Adanya insisi pada integument tangan dextra.
P : Adanya nyeri tekan, turgor kulit elastis.
g) Ekstremitas
Atas :
I : Terdapat gips dan tidak ada benjolan.
P : Turgor kulit elastis, akral hangat, CRT < 3 detik, tidak ada nyeri tekan.
Bawah
I : Tidak ada lesi, hematoma, edema dan fraktur.
P : Turgor kulit elastis, CRT < 3 detik, tidak ada nyeri tekan.
h) Neurologis
Status mental dan emosi
Pasien terlihat emosinya stabil
Pengkajian saraf kranial
Hasil pemeriksaan penunjang :
Lesi pada nerve VII meringis : sudut bibir kiri tertinggal
XII disartri
Menjulur : deviasi ke kiri
Pemeriksaan refleks
Kemampuan pergerakan sendi
Tidak dikaji
5. Pemeriksaan penunjang
1. Data laboratorium yang berhubungan
Tidak terkaji
2. Pemeriksaan radiologi
Tidak terkaji
3. Hasil konsultasi : -
6. Analisa Data
a. Tabel analisa data
NO DATA INTERPRETASI MASALAH
1 DS : pasien mengatakan nyeri Post op Nyeri Akut
P : Nyeri karena luka insisi
Q : Nyeri seperti ditusuk-tusuk Luka insisi pada daerah fraktur
R : Nyeri dibagian tangan kanan
S : Skala nyeri 5 Merangsang nosiseptor
T : klien merasakan nyeri secara terus
Pasien meringis, pasien
menerus.
mengeluh nyeri, pasien gelisah
DO : pasien tampak meringis dan gelisah
Dengan TTV pasien :
Nyeri akut
TD: 130/70mmHg
Suhu : 37.3C
Nadi : 112x/menit
RR : 28x/menit
8. INTERVENSI
Hari/ No. Rencana Keperawatan
Tujuan dan Kriteria Hasil TTD
Tanggal Dx Intervensi Rasional
Sabtu, 1 Setelah diberikan asuhan 1. Identifikasi 1. Mengetahui seberapa
5-10- keperawatan selama 2x24 jam lokasi,karakteris berat nyeri yang (santri)
2019 diharapkan nyeri akut teratasi tik,durasi,frekue dirasakan
nsi,kualitas,inten
dengan KH :
sitas nyeri
-
2. Berikan tehnik
- Klien tidak meringis lagi 2. Membantu klien dalam
non
- Klien tidak gelisah. farmakologis mengurangi nyeri yang
- Klien tidak merasa seperti untuk dirasakan.
ditusuk-tusuk mengurangi
- Skala nyeri menjadi 1 nyeri ( mis:
TD : 120/70mmHg, teknik nafas
Suhu : 37.3o C dalam.
3. Ajarkan teknik
RR : 20x/menit 3. Membantu
non
Nadi : 100x/menit mengajarkan pasien
farmakologis
dan keluarga dalam
untuk melakukan nafas
mengurangi rasa dalam.
nyeri
4. Kolaborasi
pemberian
analgetik jika 4. Membantu meredakan
perlu rasa nyeri pada pasien.
3. Anjurkan 3. Menganjurkan
memposisikan gips pasien untuk
pada bantal membatasi
aktivitas sehingga
penyembuhan
efektif.
Hari/ Jam/
No. Dx Tindakan Keperawatan Evaluasi proses TTD
Tanggal
Minggu, 1 Memonitor pola nafas. Ds : Pasien mengatakan sesak :
21-04-2019 Do : Pasien nampak menggunakan pernafasan
Pkl 10.00 cuping hidung, RR = 26x/menit.
Menimbang berat badan tiap hari Ds : pasien mengatakan apa saja akan
dengan waktu yang tepat atau sama
(misalnya: setelah buang air kecil, dilakukan agar dia sembuh
setelah sarapan) dan monitor Do : pasien tampak pasrah, pasien tampak
kecenderungan lemah, dan pasien tampak putus asa
4 Menimbang berat badan tiap hari Ds : pasien mengatakan tidak telalu sulit
dengan waktu yang tepat atau sama untuk berdiri.
(misalnya: setelah buang air kecil,
setelah sarapan) dan monitor Do : pasien tampak tidak begitu lemah lagi,
kecenderungan berat badan pasien bertambah.
N No
Hari/ Tgl Jam Evauasi TTD
o Dx
1 Selasa, 1 S : Klien mengatakan nyerinya berkurang
8-10-2019 P : karena luka insisi
08.00 wita Q : rasa nyeri seperti di tusuk – tusuk (santri)
R : bagian tangan kanan
S : skala nyeri menjadi 2
T : muncul saat melakukan aktivitas
O : klien sedikit meringis, dan sedikit gelisah,
TD : 110/70mmHg,
Suhu : 37.3o C
RR : 24x/menit
Nadi : 102x/menit
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi