Anda di halaman 1dari 26

TUGAS MATA KULIAH METODE PEMBELAJARAN

LABORATORIUM DAN KLINIK PENDIDIKAN KEBIDANAN

SOOCA

Dosen Pengampu: Sefita Aryuti Nirmala, SST., M.Keb

Tim Penyusun :

1. Shandy Kusumaardhani (NPM


131020180504)
2. Verlina Maya Gita (NPM
131020180509)
3. Nur Imtihana Makmur (NPM
131020180516)
4. Nurul Husna (NPM
131020180521)
5. Nofitriana (NPM
131020180524)
PROGRAM STUDI MAGISTER KEBIDANAN
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PADJADJARAN
BANDUNG
2019

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat-Nya sehingga
tugas makalah yang berjudul “Laboratorium Dan Klinik Pendidikan Kebidanan
Sooca” ini dapat selesai tepat pada waktunya. Terimakasih kami sampaikan
kepada berbagai pihak yang membantu dalam terselesaikannya tugas makalah ini.

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Metode


Pembelajaran sebagai bahan pembelajaran. Dalam penyusunan tugas ini, kami
banyak mendapatkan kontribusi dari berbagai pihak dan semua pihak yang ikut
membantu, untuk itu kami mengucapkan banyak terimakasih.
Dalam penyusunan tugas ini, kami meyadari masih jauh dari
kesempurnaan, untuk itu kami membuka diri untuk segala kritik dan saran yang
membangun. Akhir kata, semoga tugas ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Bandung, Oktober 2019

Tim Penyusun

3
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN SAMPUL DEPAN....................................................................... i
KATA PENGANTAR....................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN
1.1.........................................................................................................Latar
Belakang............................................................................................... 1
1.2.........................................................................................................Tujua
n............................................................................................................ 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1.........................................................................................................Defin
isi ..........................................................................................................3
2.2.........................................................................................................Kegu
naan ...................................................................................................... 4
2.3.........................................................................................................Tata
Laksana................................................................................................. 5
2.4.........................................................................................................Kele
bihan dan Kelemahan Metode oral examinations................................ 8
2.5.........................................................................................................Taha
pan pelaksanaan oral examination bagi pendidik................................. 10
2.6.........................................................................................................Berik
ut hal-hal yang harus dilakukan jika SOCA diterapkan sebagai metode
assassment............................................................................................ 10
2.7.........................................................................................................Cont
oh Standar Operasional Prosedur (SOP) SOOCA................................ 12
2.8.........................................................................................................Telaa
h Jurnal.................................................................................................. 15

4
BAB III PENUTUP
3.1.........................................................................................................Kesi
mpulan.................................................................................................. 19
3.2.........................................................................................................Saran
19

DAFTAR PUSTAKA

5
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan dunia kesehatan didirikan untuk menghasilkan tenaga

kesehatan dalam jumlah dan jenis serta mutu yang disesuaikan dengan

tuntutan masyarakat. Dalam zaman modern ini dituntut adanya sumber daya

manusia yang mampu bekerja secara mahir dalam segala bidang termasuk

upaya pelayanan kesehatan. Peranan tenaga kesehatan sangat menentukan

keberhasilan pelaksanaan program pembangunan dibidang kesehatn untuk

mencapai visi Indonesia sehat 2025. 1

Pendidikan bidan harus didukung dengan kurikulum yang sesuai dengan

kebutuhan dan perkemabangan dunia kebidanan. Selain kurikulum, dalam

upaya menciptakan lulusan bidan yang berkualitas, diperlukan juga metode

pembelajaran yang tepat dalam penyampaian materi kuliah serta penilaian

guna melakukan evaluasi pada setiap pembelajaran. Penilaian hasil belajar

merupakan bagian yang terpenting dalam kurikulum karena memberi efek

konstruktik yang kuat terhadap pembelajaran dan kurikulum. Penilaian hasil

belajar dapat memberikan umpan balik kepada institusi pendidikan dan kepada

mahasiswa sebagai motivator mahasiswa untuk belajar. Belajar merupakan

proses perubahan sikap, keterampilan dan pengetahuan yang berlangsung terus

menerus dalam periode waktu yang panjang.

1
Kompetensi professional seorang bidan mencakup aspek pengetahuan dan

keterampilan didalam memberikan asuhan kebidanan. Untuk memenuhi

kompetensi-tersebut, maka setiap intitusi pendidikan menerapkasn sistem

metode pembelajaran CBL (Consep Based Learning) yaitu pelaksanaan proses

pembelajaran sampai memiliki kemampuan untuk menjelaskan konsep-konsep

yang harus dipelajari dan PBL (Problem Based Learning) yaitu pelaksanaan

proses pembelajaran berdasarkan problem klinik yang ada sampai memiliki

kemampuan mengkonsep penatalaksanaan problem klinik yang dihadapi.

Pendidikan kebidanan menerapkan strategi pembelajaran SOCCA. SOOCA

merupakan ujian lisan dengan cara menganalisis suatu kasus didepan 2 orang

penguji dalam waktu 20 menit. 2

Penilaian hasil belajar praktikum dengan metode SOOCA untuk melihat

efektivitas hasil belajar mahasiswa kebidanan. SOCCA diharapkan dapat

menilai kemampuan penalaran klinis mahasiswa kebidanan, sehingga menguji

kemampuan kognitif dan afektif secara terintegrasi, yang meliputi ilmu

kebidanan dasar dan kasus klinis. Selain itu juga melatih mental mahasiswa

kebidanan untuk dapat berfikir cepat dan sistematis, serta mampu

berargumentasi secara lisan. Ujian ini juga dianggap sesuai dengan paradigma

baru bahwa ujian harus juga menfasilitasi belajar mahasiswa.

1.2 Tujuan

1. Untuk mengetahui metode SOOCA (Student Oral Objective Case


Analysis)

2
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Definisi

Oral examination atauujianlisan adalahmetode penilaian terhadap

pengetahuan mahasiswa dengan cara mahasiswa berhadapan langsung

dengan seorang atau beberapa penguji. Mahasiswa akan diberikan beberapa

pertanyaan dengan lisan kemudian dijawab oleh mahasiswa. Oral

examination yang disebut juga viva voceadalah metode ujian yang

mengharuskan mahasiswa berhadapan dengan pasien, mengumpulkan

informasi kemudian menentukan diagnosis dan penatalaksanaan pasien

kepada penguji.3-5

Student Objective Oral Case Analysis (SOOCA) adalah salah satu

komponen dari sistem ujian yang menilai kompetensi atau kemampuan

kognitif mahasiswa kedokteran dalam menganalisis suatu kasus kemudian

mempresentasikan atau menjelaskan hasil analisis kasus tersebut secara

lisan. Metode presentasi ini sangat penting untuk melatih kemampuan

mahasiswa dalam menjelaskan suatu kasus kepada pasien maupun

keluarga pasien.6

SOOCA adalah salah satu alat ukur evaluasi sumatif (hasil

pembelajaran) yang dilakukan secara lisan. Bentuk ujiannya berupa

3
paparan mahasiswa dengan media bagan balik (flip-chart) dihadapan

penguji. Dalam memberikan penilaian, penguji berpatokan pada alat ukur

daftar tilik yang telah disusun.

Teknik pelaksanaan SOOCA dilakukan dengan menggunakan

beberapa station. Pada setiap station mahasiswa diberikan skenario kasus

dengan materi dari satu bidang mata kuliah utama dan diintegrasikan

dengan mata kuliah lain, lalu melalui skenario tersebut dilakukan penilaian

pemahaman mahasiswa mengenai materi yang bersangkutan. Setiap

mahasiswa yang melaksanakan ujian SOOCA harus mampu

mempresentasikan soal atau kasus dan pembahasannya di depan 1 atau 2

orang penguji dalam waktu 20 menit. Penilaian dilakukan secara individual

namun tetap berdasarkam standar yang sudah ditentukan oleh pihak

fakultas.6

2.2 Kegunaan SOOCA7-12

1. Menilai pengetahuan mahasiswa pada tingkat tahu(know) dan tahu

bagaimana (know how) dari level kompetensi yang dianjurkan oleh Miller

(1990), yang kitakenal dengan Piramida Miller, sedangkan dari taksonomi

Bloom oral examination ini mampu menilai pengetahuan mahasiswa pada

tingkat berfikir analisis dan sintesis.


2. Menilai kemampuan mahasiswa dalam ujian dirotasiklinik.
3. Oral examination selain menilai pengetahuan mahasiswa juga

dapat menilai kegesitan mental mahasiswa.

4
4. SOOCA diharapkan dapat menilai kemampuan penalaran klinis

mahasiswa, serta menguji kemampuan kognitif dan afektif, yang meliputi

ilmu kedokteran dasar dan kasus klinis.

5. Menilai kemampuan mahasiswa dalam menentukan prioritas

masalah beserta alasan yang mendasari


6. Menilai kemampuan mahasiswa dalam menyusun kerangka

konsep kasus secara sistematis


7. Menilai kemampuan komunikasi aktif mahasiswa selama proses

presentasi
8. Menilai kemampuan sistematika berpikir mahasiswa dalam

menuangkan ide

2.3 Tata Laksana SOCA

a. Tahap Awal12

Sebelum ujian SOOCA dilakukan terlebih dahulu proses Tutorial

yang merupakan pengimplementasian dari metode Problem Based

Learning (PBL). Dalam tutorial mahasiswa dibagi dalam kelompok kecil

dan setiap kelompok dibimbing oleh seorang dosen/tutor sebagai fasilitator

untuk memecahkan kasus yang ada.

Beberapa kelompok mempresentasikan dimuka kelas yang dipandu

oleh moderator dan didampingi oleh narasumber yang memberikan materi

kuliah. Diharapkan dalam diskusi ini mahasiswa akan lebih memahami

dan melihat lebih luas berdasar kasus PBL untuk belajar teori dari blok.

Syarat untuk mengikuti ujian SOOCA apabila kehadiran tutorial minimal

5
80% dan harus mengumpulkan tugas yang diberikan oleh ketua/sekretaris/

PJblok.

b. Tahap Pelaksanaan

1) Mahasiswa akan diberikan beberapa pertanyaan dengan oleh

penguji. Penguji memberikan suatu kasus (long case atau short case)

kepada mahasiswa, kemudian mahasiswa di berikan pertanyaan terkait

kasus tersebut. Pertanyaan yang diberikan terdiri dari:


2) Mahasiswa menentukan masalah-masalah yang dijumpai
3) Menentukan masalah utama
4) Memberi alasan mengapa masalah tersebut dijadikan sebagai

permasalahan utama
5) Menganalisis masalah dengan membuat pertanyaan dan memberi

jawaban langsung dibawah tiap pertanyaan menggunakan jawaban yang

relevan. Analisis yang diberikan dapat berisikan:15-17


a) Gambaran kasus

Gambaran ini harus merepresentasikan masalah pasien, dan harus

meringkas data secara singkat (signifikan dan/atau negatif) yang

mendukung diagnosis, pengobatan, dan prognosis. Gambarannya

harus mampu memberikan kesan keseluruhan mahasiswa terhadap

kasus tersebut.

b) Pernyataan singkat tentang kasus.


c) Penjelasan dasar sains tentang kasus paling penting mulai

dari riwayat, kondisi pasien yang relevan termasuk kemungkinan

diagnosis dan prinsip pengobatan yang tepat. Para siswa mengaitkan,

6
memanfaatkan, dan mengintegrasikan informasi sains dasar ke

dalam penjelasan keseluruhan dari masalah utama pasien dalam

kasus ini kemudian dipresentasikan.


6) Membuat kesimpulan dari scenario yang diberikan
7) Membuat skema secara sistematik sebagai penjelasan dari sebuah

kesimpulan
8) Ujian ini berlangsung selama waktu tertentu biasanya 20 menit

sampai 1 jam. Penguji menilai mahasiswa menggunakan daftar tilik

standar. Kemudian mahasiswa diberikan kesempatan untuk konfirmasi

dengan bertanya. Apabila tidak ada pertanyaan yang harus ditanyakan

tentang kontenblok yang terkait dengan kasus ini penguji akan

mendiskusikan hasilnya dalam 5-10 menitdan mengumumkan hasilnya

kepada siswa secara langsung. Berikut contoh daftar tilik yang dapat

digunakan:

NO. Item untuk dievaluasi Skor Skor

Maksimal
1 Kemampuan untuk menyajikan gambaran 10

ringkas tentang KASUS


2 Kemampuan untuk mengidentifikasi dan 20

mendiskusikan elemen penting dari masalah

pasien dalam KASUS dan mayor mekanisme

(s) yang terlibat dalam CASE


3 Kemampuan untuk mengasosiasikan, 25

memanfaatkan, dan mengintegrasikan ilmu

dasar informasi kedalam penjelasan

keseluruhan pasien masalah utama dalam

7
KASUS
4 Kemampuan untuk mensintesis wawasan 25

yang tidak secara eksplisitdinyatakan dalam

narasi KASUS, tetapi yang dapat

diturunkandari 2 atau lebih bit informasi

yang terkandung di dalamnya KASUS atau

dalam basis pengetahuan siswa.


5 Kemampuan untuk membedakan antara 10

sebab dan akibat peristiwa dikasus


6 Kemampuan untuk memverbalisasi 5

pengetahuan mereka selama presentasi


7 Organisasi keseluruhan dan kelengkapan 5

kritis mereka analisis KASUS


Skor total 100

2.4 Kelebihan dan Kelemahan Metode oral examinations

Berikut ini adalah kelebihan oral examination yang dirumuskan oleh

Davis dan Karunathilake:13

a. Direct personal contact (kontak langsungantara pengujidan

mahasiswa)
b. Menilai kemampuan problem solving, reasoning dan open

gambilan keputusan
c. Amandan menguji kompetensi klinik.
d. Menilai profesionalisme dan etika
e. Menggali pengetahuan
f. Lebih fleksibel untuk berpindah dari satu area ke area yang

lainnya
g. Feedback untuk kurikulum
h. Kemampuan mengkaitkan pertanyaan dan kebutuhan masing-

8
masing mahasiswa.

Berikut ini kelemahan metode oral examinations :14

a. Rendahnya reliabilitas, di sini menurut para ahli lebih banyak

terkait dengan penguji dari pada waktu ujian. Misalnya pertanyaan yang

ditanyakan kepada mahasiswa berbeda antara satu mahasiswa dengan

mahasiswa lainnya. Pada penilaian oral examinations dipengaruhi juga

oleh keterampilan komunikasi mahasiswa dari pada pengetahuan dan

keterampilan yang dimiliki.


b. Hasil dari penelitian Goldney dan McFlare, mendapatkan bahwa

mahasiswa yang sukses ujianoral examination biasanya mahasiswa

yang memiliki kemampuan pendekatan yang baik dengan penguji.


c. Oral examination tidak dianjurkan sebagai gold standar tetapi

menjadi tantangan untuk menilai perananoral examination pada ilmu

yang berhubungan dengan komunikasi interpersonal dan sintesis

pengetahuan. Pada penelitian ini Niehous dkk., juga mendapatkan tidak

adanya perbedaan nilai mahasiswa yang jelek pada ujian oral

examination dengan metode assessment lainnya.


d. Biaya yang dikeluarkan untuk penilaian oral examination ini juga

cukup tinggi, waktu dan energi yang dikeluarkan juga banyak terpakai,

diperberat lagi dengan reliabilitasnya rendah dalam menilai kompetensi.

2.5 Tahapan pelaksanaan oral examination bagi pendidik

1. Mempersiapkan strukturnya
2. Mempersiapkan administrasi
3. Pemberian scoring dan pengambilan keputusan.

Persiapan yang diperlukan dalam melaksanakanSOCA:

9
- Memilih penguji yang memahami materi yang diujikan
- Mengembangkan pertanyaan dan kasus
- Melatih penguji Penguji yang baru dapat dilatih dengan pelatihan

yang berlanjut dengan menggunakan video penilaian terhadap mahasiswa,

peerreview oleh teman sejawat dan memeriksa dengan teliti.


- Satu kasus atau skenario akan berisikan 4 pertanyaan, setiap

pertanyaan diberikan waktu 5 menit untuk menjawab.

2.6 Berikut hal-hal yang harus dilakukan jika SOCA diterapkan sebagai

metode assassment:
a. Menggunakan skenario yang terstruktur Structur Oral

Examination berdasarkan pada kasus-kasus klinik, analisis,

dipecahkan masalahnya oleh mahasiswa dengan menggunakan

pengetahuan yang dimiliki. Mengatakan reliabiliti Structure Oral

Examination bisa mendekati high-stakes examination.


b. Memperbanyak jumlah pertanyaan mendapatkan bahwa dengan

memperbanyak jumlah pertanyaan dapat meningkatkan reliabilitas

ujian oral examination.


c. Menggunakan banyak penguji.
d. Pertanyaan yang diberikansama untuk semua mahasiswa yang

mengikuti ujian.
e. Menggunakan rubrik atau kriteria jawabanKriteria jawaban dapat

membantu penguji dalam memberikan penilaian. Membuat jawaban

spesifik dan membuat skema dalam Structure Oral Examination


f. Melatih pengujiMelatih penguji dalam ujian oral examination

merupakan hal penting karena nanti akan berpengaruh kepada

reliabilitas dari ujian ini.


g. Memasukan oral examination (StructuredOral Examination)

dalam ujian OSCEPenelitian lain yang dilakukan oleh Amiel dan

10
Collegues 1997, menyarankan bahwa oral examination khususnya

structured oral examination ditambahkan ke dalam ujian OSCE pada

tahap sarjana dapat mengembangkan reliabiliti dan kepuasaan penguji

karena berinteraksi dengan mahasiswa secara langsung.


h. Modifikasi Long CaseOral Examination (OSLER) untuk

penerapan diklinik.

2.7 Contoh Standar Operasional Prosedur (SOP) SOOCA18


a. Tujuan
1) Mengukur kemampuan mahasiswa pendidikan akademik dalam hal

menganalisis suatu kasus.


2) Mengukur kemampuan mahasiswa dalam mempresentasikan dan

menjelaskan hasil dari analalis kasus tersebut.


3) Memberikan umpan balik kepada mahasiswa agar dapat

meningkatkan ketrampilan dalam menganalisa suatu kasus dan

mempresentasikannya pada saat menghadapi pasien secara nyata.


b. Pihak Terkait
1) Mahasiswa
2) Penguji
3) Pasien
c. Referensi/Dokumen Terkait
1) Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang

Sistem Pendidikan Nasional


2) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 19 tahun 2005

tentang Standar Nasional Pendidikan


d. Definisi
1) Evaluasi adalah kegiatan menilai keberhasilan proses pembelajaran

terhadap mahasiswa melalui soal-soal/kasus yang diujikan.


2) SOOCA adalah suatu bentuk penilaian terhadap mahasiswa dalam

menganalisis suatu kasus kemudian mempresentasikan atau

11
menjelaskan hasil analisis dari kasus tersebut. Tujuan dilaksanakannya

SOOCA adalah untuk melatih mahasiswa dalam menjelaskan suatu

kasus kepada pasien maupun keluarga pasien


3) Penguji adalah seorang yang ahli dan berkompeten dalam bidang

yang sesuai dengan kasus pasien


4) Mahasiswa adalah mahasiswa yang sedang menjalani kegiatan

akademik.
5) Pasien adalah orang awam yang dilatih untuk memerankan suatu

peran klinik sesuai yang dilatihkan oleh penguji


6) Pelaksanaan SOOCA adalah pada ujian akhir blok 14 yaitu saat

Simulasi Klinik.
7) Tekhnis pelaksanaannya dengan menggunakan beberapa station.

Pada setiap station mahasiswa diberikan soal dengan materi dari satu

bidang ajar utama dan diintegrasikan dengan mata ajar lain. Waktu

yang disediakan adalah 12 menit, dengan rincian :


 2 menit untuk membaca soal
 5 menit untuk menjawab pertanyaan secara tertulis
 5 menit untuk menjawab pertanyaan secara lisan
e. Urutan Prosedur
1) Mahasiswa yang telah menyelesaikan seluruh kewajiban di blok

sebelumnya yaitu blok 13, maka diharuskan untuk mengikuti penilaian

SOOCA.
2) Penilaian SOOCA dengan cara penguji menyaksikan mahasiswa

mempraktekkan pemeriksaan ke pasien secara langsung, dimana

interaksi mahasiswa dan pasien berlangsung sekitar 12 menit, kemudian

penguji memberikan nilai sesuai dengan check-list yang terstruktur.

Dengan rincian 2 menit untuk membaca soal, 5 menit untuk menjawab

pertanyaan secara tertulis, 5 menit untuk menjawab pertanyaan secara

lisan.

12
3) Setelah penguji memberikan nilai kepada mahasiswa, penguji

memberikan umpan balik tentang prosedur yang telah dilakukan

mahasiswa, apakah sudah cukup bagus atau masih memerlukan

perbaikan. Umpan balik yang diberikan oleh penguji ini bertujuan

untuk meningkatkan ketrampilan dalam menganalisa suatu kasus dan

mempresentasikannya pada saat menghadapi pasien secara nyata,

sehingga masih bisa memperbaikinya selama proses Simulasi Klinik


f. Bagan Alur Prosedur Pelaksanaan SOOCA

Mulai

Mahasiswa Menyelesaikan seluruh


akademik mata kuliah pada blok
sebelumnya
Mahasiswa Melapor kepada
akademik penguji/instruktur

Mahasiswa Menyiapkan pasien,


akademik peralatan dan bahan

Mahasiswa Pelaksanaan ujian


SOOCA
akademik

Penguji Pemberian umpan balik Mahasiswa

Selesai

2.8 Telaah Jurnal

a. Jurnal 119

1) Judul

13
Perbedaan learning impact pada metode penilaian MCQ dan OSOCA

mahasiswa program studi pendidikan dokter Fakultas Kedokteran

Unjani

2) Peneliti
Astrin Fabiyola, Sylvia Mustika Sari, Welly Ratwita

3) Penerbit

Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Achmad Yani

4) Variabel

Peneliti membandingkan learning impact mahasiswa program studi

pendidikan dokter Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Achmad

Yani yang menjalani ujian dengan metode MCQ dan OSOCA

5) Metode

Metode penelitian yang digunakan adalah analitik komparatif dengan

pendekatanwaktu cross sectional pada 270 mahasiswa PSPD FK

Unjani. Pengambilan sampel dengan cara probability simple random

sampling. Instrumen penelitian ini diadaptasi dari Assessment

Experience Questionnaire (AEQ) untuk mengetahui learning impact,

upaya persiapan ujian, umpan balik dan evaluasi diri pada metode

penilaian MCQ dan OSOCA. Sebelum digunakan, kuesioner dilakukan

uji validitas dan reliabilitas pada 30 sampel mahasiswa PSPD FK

Unjani.Hasil uji validitas menunjukkan bahwa seluruh pertanyaan

kuesioner valid dengan nilai Pearson Correlation ≥0,361. Hasil uji

reliabilitas didapatkan nilai Cronbach’s Alpha untuk metode penilaian

MCQ adalah 0,887 dan hasil uji reliabilitas metode penilaian OSOCA

14
didapatkan nilai Cronbach’s Alpha adalah 0,924. Analisis data

dilakukan secara statistik menggunakan uji beda t tidak berpasangan.

6) Hasil

Hasil uji beda t tidak berpasangan menunjukkan nilai P- value learning

impact, persiapan ujian, umpan balik dan evaluasi diri pada metode

penilaian MCQ dan OSOCA adalah 0,000 (p<0,05), 0,034 (p<0,05),

dan 0,000 (p<0,05).

7) Kesimpulan

Kesimpulan penelitian ini adalah terdapat perbedaan learning impact,

persiapan ujian, umpan balik dan evaluasi diri pada metode penilaian

MCQ dan OSOCA dengan learning impact, persiapan ujian, umpan

balik dan evaluasi diri pada metode penilaian OSOCA yang lebih tinggi

dibandingkan dengan metode penilaian MCQ.

b. Jurnal 220

1) Judul

Hubungan Antara Tingkat Kecemasan dengan Konsentrasi Menjelang

SOOCA pada Mahasiswa Laki-Laki Tingkat Satu Fakultas Kedokteran

Universitas Islam Bandung.

2) Peneliti
Rahayu Marlita Anesthesia, Ike Rahmawaty Alie , Cice Tresnasari

3) Penerbit

15
Global Medical Health & Communication (Glob Med Heal

Commun.)tahun 2017 Volume 2 Isuue 2 Halaman:531–538.

4) Variabel

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara tingkat

kecemasan dengan konsentrasi menjelang SOOCA pada mahasiswa

laki-laki tingkat satu Fakultas Kedokteran Universitas Islam Bandung

5) Metode

Penelitian dilakukan dengan metode analitik observasional dengan

pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah

mahasiswa laki-laki tingkat satu Fakultas Kedokteran Universitas Islam

Bandung.Mahasiswa yang termasuk dalam kriteria inklusi adalah

sebanyak 36 orang.

6) Hasil

Uji statistik dilakukan dengan uji chi-square dan didapatkan nilai

p=0,026 (p 0,05). Pada penelitian ini didapatkan simpulan hubungan

bermakna antara tingkat kecemasan dengan konsentrasi menjelang

SOOCA pada mahasiswa laki-laki Fakultas Kedokteran Universitas

Islam Bandung

7) Kesimpulan

Penelitian ini menyimpulkan bahwa terdapat 75% mahasiswa laki-laki

tingkat satu Fakultas Kedokteran Universitas Islam Bandung

mengalami kecemasan ringan dan 8,3% mengalami kecemasan sedang

menjelang ujianSOOCA. Sebagian besar tingkat konsentrasi menjelang

16
SOOCA pada mahasiswa laki- laki tingkat satu Fakultas Kedokteran

Universitas Islam Bandung adalah buruk 58%. Kejadian ini

dimungkinkan karena pada saat seseorang mengalami kecemasan maka

akan memicu pengeluaran hormon kortisol yang dapat menyebabkan

kerusakan (retriksi dendrit) pada hipokampus yang berperan dalam

pengaturan proses kognitif, salah satunya kemampuan berkonsentrasi.

BAB III

PENUTUP

2.7 Simpulan

SOOCA adalah salah satu alat ukur evaluasi sumatif (hasil pembelajaran)

yang dilakukan secara lisan. Bentuk ujiannya berupa paparan mahasiswa

dengan media bagan balik (flip-chart) dihadapan penguji. Dalam memberikan

penilaian, penguji berpatokan pada alat ukur daftar tilik yang telah disusun.

Teknik pelaksanaan SOOCA dilakukan dengan menggunakan beberapa

station. Pada setiap station mahasiswa diberikan skenario kasus dengan

materi dari satu bidang mata kuliah utama dan diintegrasikan dengan mata

kuliah lain, lalu melalui skenario tersebut dilakukan penilaian pemahaman

mahasiswa mengenai materi yang bersangkutan. Setiap mahasiswa yang

melaksanakan ujian SOOCA harus mampu mempresentasikan soal atau kasus

dan pembahasannya di depan 1 atau 2 orang penguji dalam waktu 20 menit.

Penilaian dilakukan secara individual namun tetap berdasarkam standar yang

sudah ditentukan oleh pihak fakultas. Penilaian hasil belajar praktikum

17
dengan metode SOOCA untuk melihat efektivitas hasil belajar mahasiswa

kebidanan.

2.8 Saran

Untuk dosen khususnya bidan pendidik mampu mendukung usaha

peningkatan sumber daya manusia dengan meciptakan tenaga bidan

professional dengan melakukan inovasi metode pembelajaran yang tepat

dalam penyampaian materi kuliah serta penilaian guna melakukan evaluasi

pada setiap pembelajaran.

18
DAFTAR PUSTAKA

1. Fitri, Dira., Nurhidayah., Hubungan Antara Evaluasi Pembelajaran


Teori dan Praktik Laboratorium Asuhan Kebidanan Persalinan Di Akademi
Kebidanan Farama Mulya. Jurnal Inovasi Pendidikan MH. September
2018; Thamrin ,vol. 2. Nomor 2: 2549-3310.
2. Christyanti, D., Mustami’ah, D., Hubungan Penyesuaian Diri
Terhadap Tuntutan Akademik Dengan Kecenderungan Stress Pada
Hamasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Hang Tuah Surabaya,
INSAN Vol. 1 No. 03, Desember 2010.
3. NorciniJJ, McKinleyDW. Assessment methods in medical
education. Teaching and Teacher Education. 2007; 23:239-50
4. Jayawickramarajah PT. Oral Examinations in medical education.
Medical Education 2009; 19 (4): 290-293.
5. Eustachius et al., (2010).Bab II Tinjauan Pustaka [homepage on the
internet]. Indonesia: Anzdoc [update 26 March 2010; cited 15 October
2019].Availablefrom:https://anzdoc.com/queue/bab-ii-tinjauan
pustaka73b0296c22ce4f81476823c15916ab475913.html
6. Anesthesia RM, Alie IR, Tresnasari C. Hubungan Antara Tingkat
Kecemasan dengan Konsentrasi Menjelang SOOCA pada Mahasiswa
Laki-Laki Tingkat Satu Fakultas Kedokteran Universitas Islam Bandung.
026:531–8.
7. Dornan T, Mann Karen, Scherpbier A, SpencerJ. Medical
education the ory and practice. Churchill Living stone: Elsevier, 2011

19
8. Downing MS. Reability: on there producibility of assessment
data.Themetric of medical education. Medical Education. 2004; 38:1006-
12
9. FK Unila. Regulasi Pelaksanaan Kurikulum Berbasis Kompetensi.
Bandar Lampung: Universitas Lampung; 2012
10. Davis MH, karunathilake I. Theplace ofthe oral examination
intoday’sassessment systems. Medical Teacher. 2005; 27(4):294-7
11. Niehous D, Jordaane, KoenL, Mashile M, MallS. Applicability and
fairnessof the oral examinationin under graduate psychiatry training in
SouthAfrica. African Journal Pshyciatry. 2012;15:119-23
12. Apriani AK. Perubahan Tekanan Darah Mahasiswa F K Ump
Angkatan 2013 Perubahan Tekanan Darah Mahasiswa Fk Ump Angkatan
2013. 2014;
13. Davis MH, Karunathilake I. The place of the oral examination in
today’s assessment systems. Med Teach [Internet]. 2005 Jun 1;27(4):294–
7. Available from: https://doi.org/10.1080/01421590500126437
14. Niehous D, Jordaane, Koen L, Mashile M, Mall S. Applicability
and fairness of the oral examination in under graduate psychiatry training
in South Africa. African Journal Pshyciatry. 2012; 15:119-23
15. John Norchini D. Criteria For Good Assessment : Consensus
Statement And Recomendations From The Ottawa 2010 Conference.
Medical Teacher. 2011;33:9. English.
16. John J. Norcini DWM. Assessment methods in medical education.
Elsevier. 2007;23:12. English.
17. Dewi SP. Evaluating Student's Metacognitive Thinking Skills In
PBL-Tutorial Using Structured Objective Oral Case Analysis (SOCA).
Netherland: Maastricht; 2007.
18. Program Studi Sarjana Kedokteran Gigi Fakultas Kedokteran
Universitas Brawijaya. Standard Operating Procedure SOCA ( Student
Oral Case Analysis ). 2017;0–6.
19. Fabiyola A, Sari SM, Ratwita W. Perbedaan learning impact pada
metode penilaian MCQ dan OSOCA mahasiswa program studi pendidikan
dokter fakultas kedokteran unjani. Fak Kedokt Unjani Cimahi. 20AD;1–7.
20. Anesthesia RM, Alie IR, Tresnasari C. Hubungan Antara Tingkat
Kecemasan dengan Konsentrasi Menjelang SOOCA pada Mahasiswa

20
Laki-Laki Tingkat Satu Fakultas Kedokteran Universitas Islam Bandung.
Glob Med Heal Commun. 2017;2(2):531–8.

21

Anda mungkin juga menyukai