3.1 Memilih peralatan dan kelengkapan gambar teknik berdasarkan fungsi dan cara penggunaan =
10JP
4.1 Menggunakan peralatan dan kelengkapan gambar teknik sesuai fungsi dan prosedur penggunaan
=
3.2 Membedakan garis-garis gambar teknik berdasarkan bentuk dan fungsi garis = 8JP
4.2 Menyajikan garis-garis gambar teknik sesuai bentuk dan fungsi garis
3.3 Mengklarifikasi huruf, angka dan etiket gambar teknik sesuai prosedur dan aturan penerapan =
6JP
4.3 Merancang huruf, angka dan etiket gambar teknik sesuai prosedur dan aturan penerapan
3.4 Mengelompokkan gambar konstruksi geometris berdasarkan bentuk konstruksi sesuai prosedur
= 16JP
4.4 Menyajikan gambar konstruksi geometris berdasarkan bentuk konstruksi sesuai prosedur
3.5 Mengintegrasikan persyaratan gambar proyeksi piktorial (3D) berdasarkan aturan gambar
proyeksi = 16JP
4.5 Menyajikan gambar benda 3D secara gambar sketsa dan gambar rapi, sesuai aturan proyeksi
piktorial
3.6 Mengintegrasikan persyaratan gambar proyeksi orthogonal (2D) berdasarkan aturan gambar
proyeksi = 20JP
4.6 Menyajikan gambar benda 2D secara gambar sketsa dan gambar rapi, sesuai aturan proyeksi
orthogonal
1. 1. Kreativitas merupakan potensi yang dimiliki setiap manusia dan bukan yang diterima dari
luar individu. Kreativitas yang dimiliki manusia, lahir bersama lahirnya manusia tersebut.
Sejak lahir individu sudah memperlihatkan kecenderungan mengaktualisasikan dirinya.
Dalam kehidupan kreativitas sangat penting, karena kreativitas merupakan suatu
kemampuan yang sangat berarti dalam proses kehidupan manusia.
2. 2. Menurut Conny R Semiawan (2009: 44) kreativitas adalah modifikasi sesuatu yang
sudah ada menjadi konsep baru. Dengan kata lain, terdapat dua konsep lama yang
dikombinasikan menjadi suatu konsep baru. Menurut Utami Munandar (2009: 12), bahwa
kreativitas adalah hasil interaksi antara individu dan lingkungannya, kemampuan untuk
membuat kombinasi baru, berdasarkan data, informasi, atau unsur-unur yang sudah ada
atau dikenal sebelumnya, yaitu semua pengalaman dan pengetahuan yang telah diperoleh
seseorang selama hidupnya baik itu di lingkungan sekolah, keluarga, maupun dari lingkungan
masyarakat
3. 3. Menurut Pedoman Diagnostik Potensi Peserta Didik (Depdiknas 2004: 19) dalam
Nurhayati (2011: 10), disebutkan ciri kreativitas antara lain : a) Menunjukan rasa ingin tahu
yang luar biasa, b) Menciptakan berbagai ragam dan jumlah gagasan guna memecahkan
persoalan, c) Sering mengajukan tanggapan yang unik dan pintar, d) Berani mengambil
resiko, e) Suka mencoba, f) Peka terhadap keindahan dan segi estetika dari lingkungan.
4. 4. Dengan berkreasi, orang dapat mewujudkan dirinya, perwujudan dirinya, perwujudan
diri tersebut termasuk salah satu kebutuhan pokok dalam hidup manusia. Kemampuan
untuk melihat kemungkinan-kemungkinan untuk menyelesaikan suatu masalah,
merupakan bentuk pemikiran dalam pendidikan Bersibuk diri secara kreatif tidak hanya
bermanfaat bagi diri pribadi dan lingkungannya tetapi juga memberi kepuasan pada
individu. Kreativitaslah yang memungkinan manusia meningkatkan kualitas hidupnya.
5. 5. Strategi 4P yaitu Pribadi, Pendorong, Proses, dan Produk : Pribadi, Memahami bahwa
setiap pribadi berbeda, baik dari bakat, minat, maupun keinginan. Pendorong, motivasi
sangat berguna bagi individu dalam mengembangkan motivasi instrinsik mereka, dengan
begitu mereka akan sendirinya berkreasi tanpa merasa dipaksa dan dituntut. Proses,
pengembangan kreativitas dimana individu akan merasa mampu dan senang bersibuk diri
secara kreatif dengan aktifitas yang dilakukannya. Produk, pada tahap ini individu sudah
bisa menghasilkan produk kreatif mereka, yang bisa dilakukan. Hargailah hasil kreatifitas
mereka meski hasilnya agak kurang memuaskan
6. 6. Para pakar kreativitas, misalnya Calark (1988) dan Gown (1989) melalui “Teori Belahan
Otak” (Hemisphere Theory) mengatakan bahwa sesungguhnya otak manusia itu menurut
fungsinya terbagi menjadi dua belahan, yakni belahan otak kiri (left hemisphere) dan otak
kanan (right hemisphere). Fungsi otak belahan kiri adalah berkaitan dengan pekerjaan-
pekerjaan yang bersifat ilmiah, kritis, logis, linier, teratur, sistematis, terorganisir, beraturan
dan sejenisnya. Adapun fungsi otak kanan, adalah berkenaan dengan kegiatan-kegiatan yang
bersifat non linear, non verbal, holistik, humanistic, kreatif, mencipta, mendesain, bahkan
mistik dan sejenisnya.
7. 7. Faktor-faktor yang mempengaruhi kreativitas adalah : Usia, Tingkat pendidikan orang tua,
Tersedianya fasilitas, Penggunaan waktu luang Faktor Pendukung : Situasi yang
menghadirkan ketidaklengkapan serta keterbukaan. Situasi yang memungkinkan dan
mendorong timbulnya banyak pertanyaan. Situasi yang dapat mendorong dalam rangka
menghasilkan sesuatu. Situasi yang mendorong tanggung jawab dan kemandirian. Faktor
Penghambat : Tidak menghargai terhadap fantasi dan hayalan. Otoritarianisme.
Diferensiasi antara bekerja dan bermain. Stereotif peran seks/jenis kelamin. Kurang
berani dalam melakukan eksplorasi.
8. 8. Teknik kreatif dalam pemecahan masalah diklasifikasikan ke dalam tiga tingkatan
(Treffinger dalam Munandar, 1999). Pada tingkat pertama diperkenalkan teknik sumbang
saran dan teknik daftar periksa atau daftar pertanyaan yang memacu gagasan. Prakondisi
yang diperlukan adalah terciptanya suasana atau iklim yang kondusif bagi pemikiran dan
sifat kreatif, yaitu dengan melakukan pemanasan (Warning – Up), mengajukan pertanyaan
yang memberikan kesempatan timbulnya berbagai macam jawaban atau mendorong
partisipan mengajukan pertanyaan terhadap suatu masalah.
9. 9. Teknik tingkat kedua adalah melatih proses pemikiran yang lebih majemuk, seperti yang
dituntut pada teknik sinektik dan teknik futuristik. Pada teknik sinektik orang akan dilatih
berpikir berdasarkan analogi dalam pemecahan masalah, diperkenalkan dalam penggunaan
analogi fantasi, analogi langsung dan analogi pribadi. Teknik futuristik membantu orang
untuk mengantisipasi dan menciptakan masa depannya, antara lain dengan menggambarkan
garis besar waktu yang mencakup masa lalu, masa kini dan masa depan.
10. 10. Teknik tingkat ketiga adalah menghadapkan orang pada tantangan dan masalah nyata.
Pendekatan pertama ialah pemecahan masalah secara kreatif yang meliputi lima tahap,
yaitu tahap: penemuan fakta, penemuan masalah, penemuan gagasan, penemuan solusi dan
implementasi.
Recommended
Pengolahan Citra digital
broadcastsmknpungging
Typografi
broadcastsmknpungging
Karakter/ Penokohan
broadcastsmknpungging
broadcastsmknpungging
Produksi film
broadcastsmknpungging
Animasi
broadcastsmknpungging
Multi kamera
broadcastsmknpungging
English
Español
Português
Français
Deutsch
MATERI INTI :
3.1 Memilih peralatan dan kelengkapan gambar teknik berdasarkan fungsi dan cara penggunaan
Pengenalan dan penggunanaan peralatan serta kelengkapan gambar teknik:
· Penggaris
· Jangka
· Pensil
· Mal
· Penghapus
- Kertas
3.2 Membedakan garis-garis gambar teknik berdasarkan bentuk dan fungsi garis
Pengenalan bentuk dan fungsi garis gambar:
· Garis potongan (garis bertitik tipis, ujung tebal atau garis tipis bebas)
· Garis arsiran (garis kontinyu tipis) Garis benda yang tertutup (garis putus-putus sedang)
3.3 Mengklarifikasi huruf, angka dan etiket gambar teknik sesuai prosedur dan aturan penerapan
Pengenalan aturan kelengkapan informasi gambar teknik:
· Huruf gambar
· Angka gambar
· Skala gambar
· Etiket gambar
3.4 Mengelompokkan gambar konstruksi geometris berdasarkan bentuk konstruksi sesuai prosedur
· Konstruksi garis
· Konstruksi sudut
· Konstruksi lingkaran
3.5 Mengintegrasikan persyaratan gambar proyeksi piktorial (3D) berdasarkan aturan gambar
proyeksi
· Gambar piktorial
· Isometric
· Dimetri
· Oblique/miring
· Perspektif
· Sketsa
· Menggunakan alat
3.6 Mengintegrasikan persyaratan gambar proyeksi orthogonal (2D) berdasarkan aturan gambar
proyeksi
Pengenalan jenis gambar proyeksi:
· Gambar orthogonal
Cara dan penyajian gambar proyeksi orthogonal:
· Sketsa
· Menggunakan alat
SUMBER BELAJAR :
3.1.
· Sato G., Takeshi, N. Sugiharto H (1983), “Menggambar Mesin menurut Standar ISO”, PT. Pradnya
Paramita, Jakarta
· Hantoro, Sirod dan Parjono. (2005), “Menggambar Mesin” Adicita, Jakarta
· Tablesfortheelectrictrade (GTZ) GmbH,Eschborn Federal Republic ofGermany
· Suparno (2008), “Teknik Gambar Bangunan untuk SMK Jilid 1”, Direktorat PSMK Buku referensi dan
artikel yang sesuai
3.2.
· Sato G., Takeshi, N. Sugiharto H (1983), “Menggambar Mesin menurut Standar ISO”, PT. Pradnya
Paramita, Jakarta
· Hantoro, Sirod dan Parjono. (2005), “Menggambar Mesin” Adicita, Jakarta
· Tablesfortheelectrictrade (GTZ) GmbH,Eschborn Federal Republic ofGermany
· Suparno (2008), “Teknik Gambar Bangunan untuk SMK Jilid 1”, Direktorat PSMK
· Dokumen gambar kerja Buku referensi dan artikel yang sesuai
3.3.
· Sato G., Takeshi, N. Sugiharto H (1983), “Menggambar Mesin menurut Standar ISO”, PT. Pradnya
Paramita, Jakarta
· Hantoro, Sirod dan Parjono. (2005), “Menggambar Mesin” Adicita, Jakarta
· Tablesfortheelectrictrade (GTZ) GmbH,Eschborn Federal Republic ofGermany
· Suparno (2008), “Teknik Gambar Bangunan untuk SMK Jilid 1”, Direktorat PSMK
· Dokumen gambar kerja Buku referensi dan artikel yang sesuai
3.4.
· Sato G., Takeshi, N. Sugiharto H (1983), “Menggambar Mesin menurut Standar ISO”, PT. Pradnya
Paramita, Jakarta
· Hantoro, Sirod dan Parjono. (2005), “Menggambar Mesin” Adicita, Jakarta
· Tablesfortheelectrictrade (GTZ) GmbH,Eschborn Federal Republic ofGermany
- Suparno (2008), “Teknik Gambar Bangunan untuk SMK Jilid 1”, Direktorat PSMK Buku referensi dan
artikel yang sesuai
3.5.
· Sato G., Takeshi, N. Sugiharto H (1983), “Menggambar Mesin menurut Standar ISO”, PT. Pradnya
Paramita, Jakarta
· Hantoro, Sirod dan Parjono. (2005), “Menggambar Mesin” Adicita, Jakarta
· Tablesfortheelectrictrade (GTZ) GmbH,Eschborn Federal Republic ofGermany
· Suparno (2008), “Teknik Gambar Bangunan untuk SMK Jilid 1”, Direktorat PSMK Buku referensi dan
artikel yang sesuai
3.6.
· Sato G., Takeshi, N. Sugiharto H (1983), “Menggambar Mesin menurut Standar ISO”, PT. Pradnya
Paramita, Jakarta
· Hantoro, Sirod dan Parjono. (2005), “Menggambar Mesin” Adicita, Jakarta
· Tablesfortheelectrictrade (GTZ) GmbH,Eschborn Federal Republic ofGermany
· Buku referensi dan artikel yang sesuai
KONSTRUKSI GEOMETRI
Unsur-unsur geometri sering digunakan seorang juru gambar atau ahli gambar teknik
untuk menggambar konstruksi mesin. Unsur-unsur goemetri yang dimaksudkan ini adalah
busur-busur, lingkaran, garis dan atau sudut. Konstruksi geometri digunakan agar lukisan
atau gambar yang dibuat memberikan bentuk yang baik.
Masalah-masalah geometri murni dapat diselesaikan cukup dengan jangka dan
penggaris datar (straightedge) dan dalam hal-hal tertentu metode ini dapat dimanfaatkan
untuk membuat gambar teknik.
A. KONSTRUKSI-KONSTRUKSI DASAR
Pada saat menggambar suatu komponen mesin, juru gambar sering menggunakan
konstruksi yang didasarkan atas unsur-unsur geometris. Unsur-unsur geometris yang
dimaksud di sini adalah busur-busur, lingkaran, garis atau sudut.
Untuk itu diperlukan ketrampilan dalam menggunakan penggaris T, jangka, segi tiga dan
lain-lain sebagai dasar menggambar bentuk-bentuk geometris.
Bentuk geometris sederhana sering dijumpai dalam menggambar sabuk, rantai atau
symbol-simbol dalam teori mendesain sebuah system permesinan.
1. Beberapa konstruksi dengan garis
a. Membagi sebuah garis dalam bagian-bagian yang sama.
Misalnya akan dibuat sebuah garis yang dibagi dengan lima bagian yang sama. Caranya
diperlihatkan pada Gambar 3.1.
Tarik sebuah garis AC yang membuat sudut sembarang dengan garis AB. Berilah garis AC
lima buah ciri 1 sampai dengan 5, yang mempunyai panjang yang sama antara masing-
masing ciri.
Hubungkan titik B dengan titik 5. tariklah garis-garis melalui titik 1 sampai dengan titik 4
sejajar dengan garis B 5. Titik potong antara garis-garis sejajar ini dengan garis AB
merupakan bagian-bagian yang diminta.
ambar 3.2: Melulis garis tegak lurus dengan sebuah penggaris T dan sebuah segi tiga.
2. GARIS-GARIS LENGKUNG
Jika sebuah kerucut dipotong oleh sebuah bidang datar dalam macam-macam kedudukan,
akan menjadi bermacam-macam garis potong. Tergantung dari kedudukan bidang datar
tersebut, maka garis potongnya dapat berbentuk lingkaran, elips, parabola atau hyperbola,
yang disebut potongan-potongan kerucut.
Sudut antara sumbu kerucut dan garis pembentuk disebut α, dan sudut antara sumbu kerucut
dan bidang potong disebut β. Hubungan antara α dan β menentukan bentuk potongan kerucut
sebagai berikut:
α < β, elips (Gambar 3.6)
α = β, parabola (Gambar 3.7)
α > β, hyperbola (Gambar 3.8)
Gambar 5.6: Ellips
Konstruksi Geometri
Pertama kali saya masuk SMKN 1 SDA Saya mendapatkan pengalaman yang sangat
bermanfaat salah satunya ketika saya belajar dengan almarhum Bpk Sugiarto
Yang saya inggat adalah ketika beliau memberikan materi yang menurut saya sangat
bermanfaat yaitu Konstruksi Geometri oleh karnaitu aq akan memberikan beberapa materi
tsb untuk kalian semua
Caranya :
a) Buat sudut BAC yang akan dibagi dua sama besar !
b) Tentukan r1 dengan jangka dan lingkarkan dengan titik pusat di A, hingga memotong
garis AB di D dan garis AC di E !
Cara II :
a) tarik garis OA mendatar
b) tentukan r (sembarang) dan lingkarkan dengan titik pusat di O hingga berpotongan di B !
c) pindahkan lingkaran yang berjari-jari r ke titik pusat B dan berpotongan di C !
d) pindahkan kembali ke titik pusat C dan berpotongan di D !
e) putarkan kembali dengan titik pusat di D dan C hingga berpotongan di E !
f) hubungkan O dengan E maka sudut AOE = 90o.
Caranya :
1) Lingkarkan jangka yang berjari-jari r1 dengan titik pusat di O !
2) Tarik garis sumbu mendatar melalui O hingga berpotongan dengan lingkaran di A dan B
!
3) Lingkarkan jangka yang berjari-jari r dengan titik pusat di A dan B hingga berpotongan
di C!
4) Tarik garis dari O ke C hingga memotong lingkaran di G !
5). Lingkarkan jangka yang berjari-jari r1 dari titik pusat B, hingga memotong lingkaran di
titik D dan E; lalu hubungkan D dengan E hingga memotong sumbu AB di titik F !
6) Ukurkan jangka dari F ke G (r2 = FG) dan lingkarkan r2 tersebut dengan titik pusat di F
hingga memotong sumbu AB di H !
7) Ukur GH dengan jangka (GH = r3) ini merupakan sisi segilima beraturan !
8) Pindahkan r3 berturut-turut dengan titik pusat di I, J, K, dan L !
9) Hubungkan G dengan I, I dengan J, j dengan E, E dengan L, dan L dengan G, sehingga
didapat segilima beraturan !
Caranya :
1) tentukan jari-jari r1 dan lingkarkan dengan titik pusat di O !
2) tarik garis mendatar (sumbu) melalui O hingga didapat titik potong A dan B !
3) buat garis tegak lurus AB melalui O hingga berpotongan di P dan perpanjang ke atas !
4) dengan cara lukisan, garis AB dibagi tujuh bagian sama besar, hingga didapat 1’, 2’, 3’,
4’, 5’, 6’, dan 7’ !
5) ukur dengan jangka dari A ke 1’ (A1’ = r2) dan lingkarkan r2 tersebut dengan titik pusat
di A hingga berpotongan dengan perpanjangan AB di E !
6) ukur dengan jangka dari O ke E (OE=r3) dan lingkarkan r3 tersebut dengan titik pusat di
O hingga memotong garis perpanjangan OP di G !
7) tarik garis dari E ke G hingga memotong lingkaran di titik H !
8) ukur dengan jangka dari H ke 3’, ini merupakan sisi segitujuh !
9) pindahkan s=H-3’ ke P-Q, Q-R, R-S, S-T, T-U, dan seterusnya hingga didapat segitujuh
beraturan !
(14) Elips
Elips dengan dua lingkaran pertolongan sepusat dapat dilukiskan dengan langkah-
langkah seperti berikut :
a) tentukan titik pusat lingkaran O !
b) buat lingkaran kecil dengan jari-jari r dan lingkaran besar dengan jari-jari R yang titik
pusatnya di
titik O’!
c) bagi lingkaran tersebut menjadi 16 bagian sehingga pada lingkaran besar terdapat titik
potong A, B, C, …, P dan pada lingkaran kecil terdapat titik potong 1, 2, 3, 4, 5, 6, …, 16!
d) Buat garis horizontal dari titik potong 2, 3, 4, ke kanan, garis horizontal dari titik potong
6, 7, 8, ke
kiri, 10, 11, 12 ke kiri, dan 14, 15, 16 ke kanan!
e) Buat garis vertikal dari I, E, dan K, hingga berpotongan di 1’, 2’, dan 3’!
f) Buat garis vertikal dari M, G, dan O, hingga berpotongan di 6’, 7’, dan 8’, sedangkan 5
= 5’!
g) Buat garis vertikal dari titik J, F, dan L, begitu juga titik N, H, dan P, hingga berpotongan
dengan
garis mendatar 9 = 9’, 10’, 11’, 12’, 13 = 13’, 14’, 15’, dan 16’!
h) Hubungkan titik A’ dengan 2’, 3’, 4’, …, 16’ menggunakan mal busur, hingga
mendapatkan elips
yang diinginkan!
c. Rangkuman 1
1) Gambar merupakan sebuah alat untuk menyatakan maksud terutama bagi orang-orang
teknik. Gambar teknik berfungsi sebagai : a) penyampaian informasi, b) pengawetan dan
penyimpanan, c) penuangan gagasan dan pengembangan.
2) Standar gambar teknik merupakan suatu keseragaman yang telah disepakati bersama
dengan tujuan untuk menghindari salah pengertian dalam komunikasi teknik.
3) Untuk dapat menggambar teknik dengan baik diperlukan alat-alat gambar yang lengkap,
cara menggunakan alat gambar serta membersihkan dan menyimpan alat-alat gambar dengan
baik. Alat-alat gambar yang biasa digunakan antara lain: a) kertas gambar, b) pensil, pena
atau rapido, c) macam-macam mistar, d) jangka, e) macam-macam mal, f) penghapus, g)
papan gambar dan meja gambar, h)mesin gambar.
4) Dalam gambar teknik huruf-huruf, angka-angka dan lambang-lambang dipergunakan
untuk memberi ukuran-ukuran, catatan-catatan, judul, dan sebagainya. Huruf dan angka harus
jelas, seragam dan bentuk huruf harus mudah ditulis dan dibaca. Penulisan huruf dan angka
biasanya dalam bentuk tegak dan bentuk miring. Sedangkan tipe huruf dan angka
berdasarkan perbandingan tinggi huruf dan tebal huruf adalah tipe huruf A (d=h/14) dan tipe
huruf B (d=h/10).
5) Macam-macam garis pada gambar teknik antara lain: a) garis tebal kontinu, b) garis tipis
kontinu, c) garis tipis kontinu bebas, d) garis gores tebal, e) garis bergores tipis, f) garis
bergores tipis yang dipertebal pada ujung-ujungnya. Masing-masing jenis garis tersebut
mempunyai kegunaan sendiri-sendiri.
6) Gambar konstruksi geometri diperuntukkan melatih ketrampilan dalam menggunakan
peralatan gambar. Konstruksi geometri antara lain: a) membagi garis, b) membagi dan
membuat sudut, c) menggambar segi-segi dan elips.
Gambar 1.2 menunjukkan cara membuat segi lima yang berada di dalam lingkaran. Langkah
pertama buat lingkaran dengan pusat lingkaran di titik P. Garis tengah lingkaran tersebut adalah AB.
Kemudian tarik garis tegak lurus AB melalui titik P dan memotong lingkaran di titik Q. Panjang garis
PB dibagi dua sehingga memperoleh titik S. Buat busur lingkaran di titik S dengan jari~jari SQ dan
memotong garis PA di titik T serta memotong lingkaran di titik R. Panjang garis QR adalah sisi dari
suatu segi lima.
Gambar 1.3 menunjukkan cara membuat suatu segi lima yang diketahui satu sisinya. Garis AB
adalah salah satu sisi segi lima. Garis tersebut dibagi menjadi dua sama panjang di titik C. Tarik garis
tegak lurus AB melalui titik C. Buat busur lingkaran di titik A dengan jari-jari sama dengan AB,
kemudian tarik garis tegak turus di A yang memotong busur lingkaran di titik D. Perpotongan busur
lingkaran DB dengan garis tegak lurus yang melalui C adalah di titik 6. Hubungkan titik B dengan titik
D sehingga memotong garis di titik 4. Jarak antara 4 dan 6 dibagi dua sehingga diperoleh titik 5 yang
merupakan pusat lingkaran segi lima. Untuk membuat segi lima, kita ukurkan sisi AB, pada lingkaran
tersebut. Prinsip ini bisa kita gunakan untuk membuat segi banyak, yaitu dengan jalan membuat
lingkaran-lingkaran di titik 6, 7, 8, 9, dan seterusnya, misainya akan membuat segi 6. Titik 6 adalah
pusat lingkaran yang berpusat di titik 6 tadi.
Gambar 1.4 menunjukkan cara membuat segi lima yang berada di dalam lingkaran. Buat garis dari
titik O dengan sudut tertentu dari sumbu OP, namai titik tersebut dengan Q. Garis OQ dibagi
menjadi lima bagian yang sama panjang. Hubungkan titik Q dengan titik P. Selanjutnya buat garis-
garis sejajar PQ dari titik-titik bagi ke sumbu OP. Buat busur lingkaran dengan jari-jari OP di titik O
dan titik P. Kedua busur lingkaran tersebut berpotongan di titik T. Tarik garis dari titik T ke titik 2
hingga memotong lingkaran di titik S. Jarak OS adalah salah satu sisi segi lima tersebut.
Gambar 1.3 Segilima dengan sisi tertentu Gambar 1.4 Segilima dalam lingkaran
C. Membuat Elips
Melukis sebuah elips dengan menggunakan dua buah lingkaran. Dengan catatan kedua lingkaran
tersebut terietak pada satu pusat lingkaran. Langkah pertama, lingkaran luar dibagi dalam beberapa
bagian yang sama, sebagai contoh dibagi dalam 12 bagian. Hubungkan titik bagi tersebut ke pusat
lingkaran. Garis ini akan membagi lingkaran dalam menjadi 12 bagian. Kemudian tarik garis garis
tegak dari titik yang terdapat pada lingkaran luar. Setelah itu tarik garis-garis mendatar dari titik-titik
yang terdapat pada lingkaran kecil. Titik-titik potong tersebut bila di hubungkan akan membentuk
suatu elips (Gambar 3.1)
b. Busur di antara dua garis yang mempunyai sudut lancip (<90 derajat)
Cara melukis sama dengan gambar 4.1, hanya di sini sudutnya kurang dari 90 derajat.
Gambar 4.3
E. Menggambar Busur Lingkaran di Antara Busur Dengan Garis
a. Busur lingkaran di antara busur dan garis
Unsur geometri yang diketahui adalah garis l dan busur lingkaran yang berjari-jari R2. Busur
lingkaran yang akan dibuat adalah busur di antara garis l dan busur lingkaran R2. Langkahnya adalah
sebagai berikut.: Buat garis l dan busur lingkaran R2 pada posisi yang benar. Selanjutnya buat garis
sejajar l dengan jarak R1. Buat busur lingkaran yang berpusat di titik pusat dengan busur lingkaran
R2 dengan panjang jari-jari R2+R1. Garis dan busur tersebut berpotongan di titik t. Titik t adalah
pusat busur lingkaran yang rnenghubungkan garis l dengan busur lingkaran R2 (Gambar 5.1 a, b, c).
Gambar 5.1
Gambar 5.2
1. Membagi sebuah garis dalam bagian-bagian yang sama. sebagai contoh gambar dibawah ini,
dengan membagi lima bagian garin dengan ukuran yang sama.
Tarik sebuah garis PE yang membuat sudut sembarang dengan garis PQ, berilah garis PE lima
buah huruf A sampai dengan E, yang mempunyai panjang yang sama antara masing-masing
ciri.
Hubungkan lah titik E dengan titik Q. Tariklah garis-garis melalui titik A sampai dengan titik D
sejajar denga E Q . Titik potong antara garis-garis sejajar ini dengan garis PQ merupakan
bagian-bagian yang diminta.
2. Membagi dua sebuah sudut, sebagai contoh seperti gambar dibawah ini
Dengan jari-jari r yang cukup besar, gambarlah sebuah busur lingkaran dengan titik A
sebagai titik pusat, dan memotong kaki sebuah sudut AB dan AC pada titik D dan E.
Dengan jari-jari r yang sama buatlah dua buah busur lingkaran dengan titik-titik D dan E
sebagai titik pusat, duah buah busur lingkaran ini akan berpotongan pada titik F
Garis penghubung AF adalah garis pembagi yang dicari.
3. Membuat sebuah garis lima teraturan dalam sebuah lingkaran, sebagai contoh seperti gambar
dibawah ini :
Gambarlah dua buah sumbu tegak lurus melalui titik pusat O dari lingkaran yang diketahui.
Tentukanlah titik bagi G dari garis OC, dan buatlah busur lingkaran dengan jari-jari AG dan
titik pusat G. Busur lingkaran ini memotong garis sumbu CD dititik H. Maka AH adalah
panjang sisi segi lima teratur yang diinginkan.
Dengan titik A sebagai titik pusat dan AH sebagi jari-jari, buatlah dua buah busur lingkaran
yang memotong lingkaran yang diketahui titik-titik I dan J. Dengan titik-titik I dan J sebagai
titik pusat dan AH sebagai jari-jari buatlah berturut-turut busur lingkaran yang memotong
lingkaran yang diketahui dititi-titik K dan L. hubungkanlah titik-titik A, J, K, L, dan I. Maka
AJKLI adalah segi lima tertur yang dinginkan.
Demikianlah yang saya jelaskan tentang cara membuat gambar konstruksi garis, mudah-mudahan
bermanfaat, terimakasih atas kunjunganya di tutorial ini,selamat mencoba dan sukses, wasalam.