Anda di halaman 1dari 27

KOMPETENSI DASAR :

3.1 Memilih peralatan dan kelengkapan gambar teknik berdasarkan fungsi dan cara penggunaan =
10JP
4.1 Menggunakan peralatan dan kelengkapan gambar teknik sesuai fungsi dan prosedur penggunaan
=
3.2 Membedakan garis-garis gambar teknik berdasarkan bentuk dan fungsi garis = 8JP
4.2 Menyajikan garis-garis gambar teknik sesuai bentuk dan fungsi garis
3.3 Mengklarifikasi huruf, angka dan etiket gambar teknik sesuai prosedur dan aturan penerapan =
6JP
4.3 Merancang huruf, angka dan etiket gambar teknik sesuai prosedur dan aturan penerapan
3.4 Mengelompokkan gambar konstruksi geometris berdasarkan bentuk konstruksi sesuai prosedur
= 16JP
4.4 Menyajikan gambar konstruksi geometris berdasarkan bentuk konstruksi sesuai prosedur
3.5 Mengintegrasikan persyaratan gambar proyeksi piktorial (3D) berdasarkan aturan gambar
proyeksi = 16JP
4.5 Menyajikan gambar benda 3D secara gambar sketsa dan gambar rapi, sesuai aturan proyeksi
piktorial
3.6 Mengintegrasikan persyaratan gambar proyeksi orthogonal (2D) berdasarkan aturan gambar
proyeksi = 20JP
4.6 Menyajikan gambar benda 2D secara gambar sketsa dan gambar rapi, sesuai aturan proyeksi
orthogonal

Dasar dasar kreativitas

1. 1. Kreativitas merupakan potensi yang dimiliki setiap manusia dan bukan yang diterima dari
luar individu. Kreativitas yang dimiliki manusia, lahir bersama lahirnya manusia tersebut.
Sejak lahir individu sudah memperlihatkan kecenderungan mengaktualisasikan dirinya.
Dalam kehidupan kreativitas sangat penting, karena kreativitas merupakan suatu
kemampuan yang sangat berarti dalam proses kehidupan manusia.
2. 2. Menurut Conny R Semiawan (2009: 44) kreativitas adalah modifikasi sesuatu yang
sudah ada menjadi konsep baru. Dengan kata lain, terdapat dua konsep lama yang
dikombinasikan menjadi suatu konsep baru. Menurut Utami Munandar (2009: 12), bahwa
kreativitas adalah hasil interaksi antara individu dan lingkungannya, kemampuan untuk
membuat kombinasi baru, berdasarkan data, informasi, atau unsur-unur yang sudah ada
atau dikenal sebelumnya, yaitu semua pengalaman dan pengetahuan yang telah diperoleh
seseorang selama hidupnya baik itu di lingkungan sekolah, keluarga, maupun dari lingkungan
masyarakat
3. 3. Menurut Pedoman Diagnostik Potensi Peserta Didik (Depdiknas 2004: 19) dalam
Nurhayati (2011: 10), disebutkan ciri kreativitas antara lain : a) Menunjukan rasa ingin tahu
yang luar biasa, b) Menciptakan berbagai ragam dan jumlah gagasan guna memecahkan
persoalan, c) Sering mengajukan tanggapan yang unik dan pintar, d) Berani mengambil
resiko, e) Suka mencoba, f) Peka terhadap keindahan dan segi estetika dari lingkungan.
4. 4. Dengan berkreasi, orang dapat mewujudkan dirinya, perwujudan dirinya, perwujudan
diri tersebut termasuk salah satu kebutuhan pokok dalam hidup manusia. Kemampuan
untuk melihat kemungkinan-kemungkinan untuk menyelesaikan suatu masalah,
merupakan bentuk pemikiran dalam pendidikan Bersibuk diri secara kreatif tidak hanya
bermanfaat bagi diri pribadi dan lingkungannya tetapi juga memberi kepuasan pada
individu. Kreativitaslah yang memungkinan manusia meningkatkan kualitas hidupnya.
5. 5. Strategi 4P yaitu Pribadi, Pendorong, Proses, dan Produk : Pribadi, Memahami bahwa
setiap pribadi berbeda, baik dari bakat, minat, maupun keinginan. Pendorong, motivasi
sangat berguna bagi individu dalam mengembangkan motivasi instrinsik mereka, dengan
begitu mereka akan sendirinya berkreasi tanpa merasa dipaksa dan dituntut.  Proses,
pengembangan kreativitas dimana individu akan merasa mampu dan senang bersibuk diri
secara kreatif dengan aktifitas yang dilakukannya. Produk, pada tahap ini individu sudah
bisa menghasilkan produk kreatif mereka, yang bisa dilakukan. Hargailah hasil kreatifitas
mereka meski hasilnya agak kurang memuaskan
6. 6. Para pakar kreativitas, misalnya Calark (1988) dan Gown (1989) melalui “Teori Belahan
Otak” (Hemisphere Theory) mengatakan bahwa sesungguhnya otak manusia itu menurut
fungsinya terbagi menjadi dua belahan, yakni belahan otak kiri (left hemisphere) dan otak
kanan (right hemisphere). Fungsi otak belahan kiri adalah berkaitan dengan pekerjaan-
pekerjaan yang bersifat ilmiah, kritis, logis, linier, teratur, sistematis, terorganisir, beraturan
dan sejenisnya. Adapun fungsi otak kanan, adalah berkenaan dengan kegiatan-kegiatan yang
bersifat non linear, non verbal, holistik, humanistic, kreatif, mencipta, mendesain, bahkan
mistik dan sejenisnya.
7. 7. Faktor-faktor yang mempengaruhi kreativitas adalah : Usia, Tingkat pendidikan orang tua,
Tersedianya fasilitas, Penggunaan waktu luang Faktor Pendukung : Situasi yang
menghadirkan ketidaklengkapan serta keterbukaan. Situasi yang memungkinkan dan
mendorong timbulnya banyak pertanyaan. Situasi yang dapat mendorong dalam rangka
menghasilkan sesuatu. Situasi yang mendorong tanggung jawab dan kemandirian. Faktor
Penghambat : Tidak menghargai terhadap fantasi dan hayalan. Otoritarianisme.
Diferensiasi antara bekerja dan bermain. Stereotif peran seks/jenis kelamin. Kurang
berani dalam melakukan eksplorasi.
8. 8. Teknik kreatif dalam pemecahan masalah diklasifikasikan ke dalam tiga tingkatan
(Treffinger dalam Munandar, 1999). Pada tingkat pertama diperkenalkan teknik sumbang
saran dan teknik daftar periksa atau daftar pertanyaan yang memacu gagasan. Prakondisi
yang diperlukan adalah terciptanya suasana atau iklim yang kondusif bagi pemikiran dan
sifat kreatif, yaitu dengan melakukan pemanasan (Warning – Up), mengajukan pertanyaan
yang memberikan kesempatan timbulnya berbagai macam jawaban atau mendorong
partisipan mengajukan pertanyaan terhadap suatu masalah.
9. 9. Teknik tingkat kedua adalah melatih proses pemikiran yang lebih majemuk, seperti yang
dituntut pada teknik sinektik dan teknik futuristik. Pada teknik sinektik orang akan dilatih
berpikir berdasarkan analogi dalam pemecahan masalah, diperkenalkan dalam penggunaan
analogi fantasi, analogi langsung dan analogi pribadi. Teknik futuristik membantu orang
untuk mengantisipasi dan menciptakan masa depannya, antara lain dengan menggambarkan
garis besar waktu yang mencakup masa lalu, masa kini dan masa depan.
10. 10. Teknik tingkat ketiga adalah menghadapkan orang pada tantangan dan masalah nyata.
Pendekatan pertama ialah pemecahan masalah secara kreatif yang meliputi lima tahap,
yaitu tahap: penemuan fakta, penemuan masalah, penemuan gagasan, penemuan solusi dan
implementasi.

Recommended


Pengolahan Citra digital

broadcastsmknpungging

Typografi

broadcastsmknpungging

Karakter/ Penokohan

broadcastsmknpungging

Sistem tata suara

broadcastsmknpungging

Produksi film

broadcastsmknpungging

Animasi

broadcastsmknpungging

Multi kamera

broadcastsmknpungging

 English
 Español
 Português
 Français
 Deutsch


MATERI INTI :

3.1 Memilih peralatan dan kelengkapan gambar teknik berdasarkan fungsi dan cara penggunaan
Pengenalan dan penggunanaan peralatan serta kelengkapan gambar teknik:

· Penggaris

· Jangka

· Pensil

· Mal

· Penghapus
- Kertas

3.2 Membedakan garis-garis gambar teknik berdasarkan bentuk dan fungsi garis
Pengenalan bentuk dan fungsi garis gambar:

· Garis gambar (garis kontinyu tebal)

· Garis sumbu (garis bertitik tipis)

· Garis ukuran (garis kontinyu tipis)

· Garis potongan (garis bertitik tipis, ujung tebal atau garis tipis bebas)

· Garis bantu (garis kontinyu tipis)

· Garis arsiran (garis kontinyu tipis) Garis benda yang tertutup (garis putus-putus sedang)

3.3 Mengklarifikasi huruf, angka dan etiket gambar teknik sesuai prosedur dan aturan penerapan
Pengenalan aturan kelengkapan informasi gambar teknik:
· Huruf gambar

· Angka gambar

· Skala gambar

· Etiket gambar
3.4 Mengelompokkan gambar konstruksi geometris berdasarkan bentuk konstruksi sesuai prosedur

Gambar konstruksi geometris:

· Konstruksi garis

· Konstruksi sudut

· Konstruksi lingkaran

· Konstruksi garis singgung Konstruksi gambar bidang

3.5 Mengintegrasikan persyaratan gambar proyeksi piktorial (3D) berdasarkan aturan gambar
proyeksi

Pengenalan jenis gambar proyeksi:

· Gambar piktorial

Cara dan penyajian gambar proyeksi piktorial:

· Isometric

· Dimetri

· Oblique/miring

· Perspektif

Pembuatan gambar proyeksi:

· Sketsa

· Menggunakan alat

3.6 Mengintegrasikan persyaratan gambar proyeksi orthogonal (2D) berdasarkan aturan gambar
proyeksi
Pengenalan jenis gambar proyeksi:

· Gambar orthogonal
Cara dan penyajian gambar proyeksi orthogonal:

· Sudut pertama/Proyeksi Eropa

· Sudut ketiga/Proyeksi Amerika

Pembuatan gambar proyeksi:

· Sketsa

· Menggunakan alat

SUMBER BELAJAR :

3.1.

· Sato G., Takeshi, N. Sugiharto H (1983), “Menggambar Mesin menurut Standar ISO”, PT. Pradnya
Paramita, Jakarta
· Hantoro, Sirod dan Parjono. (2005), “Menggambar Mesin” Adicita, Jakarta
· Tablesfortheelectrictrade (GTZ) GmbH,Eschborn Federal Republic ofGermany
· Suparno (2008), “Teknik Gambar Bangunan untuk SMK Jilid 1”, Direktorat PSMK Buku referensi dan
artikel yang sesuai

3.2.
· Sato G., Takeshi, N. Sugiharto H (1983), “Menggambar Mesin menurut Standar ISO”, PT. Pradnya
Paramita, Jakarta
· Hantoro, Sirod dan Parjono. (2005), “Menggambar Mesin” Adicita, Jakarta
· Tablesfortheelectrictrade (GTZ) GmbH,Eschborn Federal Republic ofGermany
· Suparno (2008), “Teknik Gambar Bangunan untuk SMK Jilid 1”, Direktorat PSMK
· Dokumen gambar kerja Buku referensi dan artikel yang sesuai

3.3.
· Sato G., Takeshi, N. Sugiharto H (1983), “Menggambar Mesin menurut Standar ISO”, PT. Pradnya
Paramita, Jakarta
· Hantoro, Sirod dan Parjono. (2005), “Menggambar Mesin” Adicita, Jakarta
· Tablesfortheelectrictrade (GTZ) GmbH,Eschborn Federal Republic ofGermany
· Suparno (2008), “Teknik Gambar Bangunan untuk SMK Jilid 1”, Direktorat PSMK
· Dokumen gambar kerja Buku referensi dan artikel yang sesuai
3.4.
· Sato G., Takeshi, N. Sugiharto H (1983), “Menggambar Mesin menurut Standar ISO”, PT. Pradnya
Paramita, Jakarta
· Hantoro, Sirod dan Parjono. (2005), “Menggambar Mesin” Adicita, Jakarta
· Tablesfortheelectrictrade (GTZ) GmbH,Eschborn Federal Republic ofGermany
- Suparno (2008), “Teknik Gambar Bangunan untuk SMK Jilid 1”, Direktorat PSMK Buku referensi dan
artikel yang sesuai

3.5.
· Sato G., Takeshi, N. Sugiharto H (1983), “Menggambar Mesin menurut Standar ISO”, PT. Pradnya
Paramita, Jakarta
· Hantoro, Sirod dan Parjono. (2005), “Menggambar Mesin” Adicita, Jakarta
· Tablesfortheelectrictrade (GTZ) GmbH,Eschborn Federal Republic ofGermany
· Suparno (2008), “Teknik Gambar Bangunan untuk SMK Jilid 1”, Direktorat PSMK Buku referensi dan
artikel yang sesuai

3.6.
· Sato G., Takeshi, N. Sugiharto H (1983), “Menggambar Mesin menurut Standar ISO”, PT. Pradnya
Paramita, Jakarta
· Hantoro, Sirod dan Parjono. (2005), “Menggambar Mesin” Adicita, Jakarta
· Tablesfortheelectrictrade (GTZ) GmbH,Eschborn Federal Republic ofGermany
· Buku referensi dan artikel yang sesuai

MATERI GAMBAR TEKNIK KONSTRUKSI


GEOMETRI
BAB III

KONSTRUKSI GEOMETRI

Unsur-unsur geometri sering digunakan seorang juru gambar atau ahli gambar teknik
untuk menggambar konstruksi mesin. Unsur-unsur goemetri yang dimaksudkan ini adalah
busur-busur, lingkaran, garis dan atau sudut. Konstruksi geometri digunakan agar lukisan
atau gambar yang dibuat memberikan bentuk yang baik.
Masalah-masalah geometri murni dapat diselesaikan cukup dengan jangka dan
penggaris datar (straightedge) dan dalam hal-hal tertentu metode ini dapat dimanfaatkan
untuk membuat gambar teknik.

A. KONSTRUKSI-KONSTRUKSI DASAR
Pada saat menggambar suatu komponen mesin, juru gambar sering menggunakan
konstruksi yang didasarkan atas unsur-unsur geometris. Unsur-unsur geometris yang
dimaksud di sini adalah busur-busur, lingkaran, garis atau sudut.
Untuk itu diperlukan ketrampilan dalam menggunakan penggaris T, jangka, segi tiga dan
lain-lain sebagai dasar menggambar bentuk-bentuk geometris.
Bentuk geometris sederhana sering dijumpai dalam menggambar sabuk, rantai atau
symbol-simbol dalam teori mendesain sebuah system permesinan.
1. Beberapa konstruksi dengan garis
a. Membagi sebuah garis dalam bagian-bagian yang sama.
Misalnya akan dibuat sebuah garis yang dibagi dengan lima bagian yang sama. Caranya
diperlihatkan pada Gambar 3.1.
 Tarik sebuah garis AC yang membuat sudut sembarang dengan garis AB. Berilah garis AC
lima buah ciri 1 sampai dengan 5, yang mempunyai panjang yang sama antara masing-
masing ciri.
 Hubungkan titik B dengan titik 5. tariklah garis-garis melalui titik 1 sampai dengan titik 4
sejajar dengan garis B 5. Titik potong antara garis-garis sejajar ini dengan garis AB
merupakan bagian-bagian yang diminta.

Gambar 3.1 Membagi sebuah garis dalam 5 bagian yang sama

2. Mengambar garis tegak lurus


Melalui sebuah titik pada atau di luar sebuah garis tertentu dapat digambarkan sebuah garis
tegak lurus pada garis tersebut, dengan menggunakan sebuah penggaris T dan sebuah segi
tiga, atau dua buah segi tiga seperti tampak pada Gambar 3.2.
 Letakkan penggaris T atau sebuah segi tiga, sehingga sisinya sejajar dengan AB.
 Letakkan sebuah segi tiga lain dengan sebuah sisinya menempel pada sisi penggaris T atau sisi
segi tiga pertama melalui titik D, dan tariklah garis melalui titik D. Garis terakhir ini adalah
garis yang dinyatakan. Jika titiknya berada diluar garis AB, seperti misalnya C, dapat
ditempuh cara yang sama. Di sini segi tiga kedua harus melalui titik C.

ambar 3.2: Melulis garis tegak lurus dengan sebuah penggaris T dan sebuah segi tiga.

3. Membagi dua sebuah sudut


Hal berikut yang akan kita pelajari adalah membagi sudut dengan alat penggaris dan jangka.
Ada banyak sudut yang dapat kita buat dengan kedua alat tersebut, sebagian diantaranya
adalah membagi dua sebuah sudut sembarang yang diperlihatkan pada Gambar 3.3.
 Dengan jari-jari yang cukup besar, gambarlah sebuah busur lingkaran dengan titik A sebagai
titik pusat, dan memotong kaki-kaki sudut AB dan AC pada titik D dan E.
 Dengan jari-jari r yang sama, buatlah dua busur lingkaran dengan titik-titik D dan E sebagai
titik pusat. Dua buah busur lingkaran ini akan berpotongan pada titik F.
 Garis penghubung AF adalah garis pembagi yang dicari.
Gambar 3.3: Membagi dua sebuah sudut.

4. Membagi tiga sudut siku


Cara ini dapat dilakukan dengan mudah, dengan menggunakan sebuah penggaris T dan
0 0
sebuah segitiga 30 – 60 . Gambar 3.4 memperlihatkan penyelesaian secara geometris.
 Gambarlah sebuah busur lingkaran dengan titik A sebagai titik pusat, dan memotong AB di D
dan AC di E.
 Dengan jari-jari yang sama buatlah dua busur lingkaran. Sekali dengan titik D sebagai titik
pusat dan memotong busur lingkaran yang pertama di titik F, kemudian dengan titik E
sebagai titik pusat dan memotong busur lingkaran yang pertama di titik G.
 Garis-garis dari A ke F dan G adalah garis-garis yang membagi tiga sudut siku BAC.
Gambar 5.4: Membagi tiga sebuah sudut siku.

B. KONSTRUKSI-KONSTRUKSI DENGAN LINGKARAN

1. Membagi keliling lingkaran dalam bagian-bagian yang sama


Pada umumnya membagi keliling lingkaran dapat dilakukan dengan cara membagi sebuah
sudut. Disini akan diuraikan cara membagi keliling lingkaran dalam dua belas bagian yang
0 0
sama. Dengan memakai penggaris T dan sebuah segi tiga 30 – 60 pembagian ini dapat
dilakukan dengan mudah seperti terlihat pada Gambar 3.5.
0
 Tariklah diameter dengan menggunakan segi tiga sudut 60 menempel pada penggaris T ke kiri,
0
dan sebuah diameter dengan cara yang sama, tetapi sudut 60 menghadap ke kanan.
 Tariklah diameter dengan cara yang sama, tetapi dengan sudut 300 yang menempel pada
penggaris T, sekali menghadap kekiri dan sekali menghadap ke kanan.
 Garis-garis diameter dan garis-garis sumbu lingkaran ini akan membagi lingkaran dalam dua
belas bagian yang sama.
Gambar 3.5: Membagi keliling lingkaran menjadi dua belas bagian yang sama dengan penggaris T dan
sebuah segi tiga.

2. GARIS-GARIS LENGKUNG
Jika sebuah kerucut dipotong oleh sebuah bidang datar dalam macam-macam kedudukan,
akan menjadi bermacam-macam garis potong. Tergantung dari kedudukan bidang datar
tersebut, maka garis potongnya dapat berbentuk lingkaran, elips, parabola atau hyperbola,
yang disebut potongan-potongan kerucut.
Sudut antara sumbu kerucut dan garis pembentuk disebut α, dan sudut antara sumbu kerucut
dan bidang potong disebut β. Hubungan antara α dan β menentukan bentuk potongan kerucut
sebagai berikut:
α < β, elips (Gambar 3.6)
α = β, parabola (Gambar 3.7)
α > β, hyperbola (Gambar 3.8)
Gambar 5.6: Ellips

Konstruksi Geometri
Pertama kali saya masuk SMKN 1 SDA Saya mendapatkan pengalaman yang sangat
bermanfaat salah satunya ketika saya belajar dengan almarhum Bpk Sugiarto
Yang saya inggat adalah ketika beliau memberikan materi yang menurut saya sangat
bermanfaat yaitu Konstruksi Geometri oleh karnaitu aq akan memberikan beberapa materi
tsb untuk kalian semua

(1) Membagi Garis Sama Panjang


Caranya :
(a). Gambarkan garis A-B (sembarang) !
(b). Lingkarkan jangka dengan jari-jari r1, dengan titik A sebagai pusatnya !
(c). Dengan tidak merubah jangka (r1 = r2), lingkarkan r2 tersebut dengan
titik pusat di B, sehingga berpotongan di C dan D !
(d). Tarik garis tipis dari C ke D hingga memotong garis A-B di E, sehingga
AE = EB !

Gb. 1.29 Membagi garis A – B sama besar

(2) Membagi Garis Menjadi n Bagian Sama Besar


Caranya : lihat gambar 3.7
(a) misalkan n = 15 bagian sama besar !
(b) tentukan garis AB dan gambarkan !
(c) tarik garis pertolongan dari titik A ke bawah dengan sudut sembarang !
(d) tentukan jangka dengan jari-jari r = A-1 !
(e) buatlah garis batas dengan jangka yang mempunyai jari-jari r tersebuit dengan titik pusat
berturut-turut A-1, 2, 3, … , sampai dengan 14 !
(f) hubungkan titik B dengan 15 (sebagai garis penutup) !
(g) buatlah garis sejajar (menggunakan mistar satu pasang) melalui 1, 2, 3, …, dan
seterusnya yang sejajar dengan garis penutup, hingga didapat perpotongan garis di C, D, E,
dan seterusnya ! Diperoleh AC = CD = DE = EF = FG dan seterusnya.
(3) Membagi Sudut Sama Besar

Caranya :
a) Buat sudut BAC yang akan dibagi dua sama besar !
b) Tentukan r1 dengan jangka dan lingkarkan dengan titik pusat di A, hingga memotong
garis AB di D dan garis AC di E !

Gb. 1.31 Membagi sudut sama besar

c) Tentukan r2 (sembarang) dan lingkarkan dengan titik pusat di D dan E, sehingga


berpotongan di F !
d) Hubungkan garis dari titik A ke titik F !
Diperoleh sudut BAF = sudut FAC.

(4) Membagi Sudut Menjadi Tiga Bagian


Caranya : lihat gambar 1.32
a) Gambarkan sudut BAC yang akan dibagi sudutnya menjadi tiga bagian sama besar !
b) Perpanjang AC ke kiri sebagai garis pertolongan !
c) Tentukan r1 (sembarang) dan lingkarkan dengan titik pusat di A hingga berpotongan
di E, D, dan F !
d) Tentukan r2 = 2 . r1 dan lingkarkan dari titik pusat E dan F hingga berpotongan di G !
e) Tarik garis bantu dari D ke G hingga berpotongan di H !
f) Bagi tiga panjang H-E hingga didapat 1’ dan 2’ !
g) Tarik garis dari G ke 1’ dan G ke 2’ hingga didapat I dan J pada lingkaran !
h) Hubungkan I dan J dengan A, sehingga didapat 3 sudut sama besar !
Gb. 1.32 Membagi sudut menjadi 3 bagian

(5) Membuat Sudut 60o


Caranya :
1) tentukan garis OA mendatar !
2) tentukan r (sembarang) dan lingkarkan busur dengan titik pusat di O !
3) Pindahkan jangka yang berjari-jari r 9tidak diubah) dengan titik pusat di B hingga
berpotongan di C !
4) Hubungkan O dengan C !
Diperoleh sudut AOC = 60o.

Gambar 1.33 Membagi sudut 600 dan 300

(6) Membuat Sudut 30o


Caranya :
a) buat garis OA mendatar !
b) tentukan jari-jari r dan lingkarkan dengan titik pusat di O hingga berpotongan di B !
c) pindahkan titik pusatnya ke B hingga berpotongan di C !
d) pindahkan kembali titik pusat ke B dan C hingga berpotongan di E !
e) hubungkan O dengan E hingga didapat AOE mempunyai sudut 30o !

(7) Membuat Sudut 90o


Cara I :
a) tarik garis AO dan perpanjang ke kiri !
b) tentukan r1 dan lingkarkan dengan titik pusat di O hingga berpotongan di B dan C !
c) tentukan r2 (sembarang) dan lingkarkan dengan titik pusat di B dan C hingga
berpotongan di D !
d) hubungan O dengan D maka sudut AOD = 90o !

Cara II :
a) tarik garis OA mendatar
b) tentukan r (sembarang) dan lingkarkan dengan titik pusat di O hingga berpotongan di B !
c) pindahkan lingkaran yang berjari-jari r ke titik pusat B dan berpotongan di C !
d) pindahkan kembali ke titik pusat C dan berpotongan di D !
e) putarkan kembali dengan titik pusat di D dan C hingga berpotongan di E !
f) hubungkan O dengan E maka sudut AOE = 90o.

Gb. 1.34 Membuat sudut 900

(8) Membuat Sudut 45o


Caranya :
1) Buat garis OA mendatar dan perpanjang ke kiri !
2) Tentukan r1 dan lingkarkan dengan titik pusat di O hingga berpotongan di B dan C !
3) tentukan r (sembarang) dan putar dengan titik pusat di B dan C hingga berpotongan di D !
4) tarik garis bantu dari O ke D hingga berpotongan dengan busur lingkaran r1 di E !
5) tentukan r2 (sembarang) dan lingkarkan dengan titik pusat di B dan E hingga berpotongan
di F
6) hubungkan O dengan F sehingga didapat sudut AOF = 45o !
Gb. 1.35 Membuat sudut 450

(9) Membuat segi empat beraturan


Caranya :
1) Tarik garis sumbu AB (mendatar) !
2) Lingkarkan jangka dengan r = ½ sisi segiempat yang dikehendaki (lingkaran bertitik
pusat di O) !
3) Lingkarkan busur dengan jari-jari R (sembarang) dan bertitik pusat di A dan B,
sehingga didapat titik C dan D !
4) Hubungkan C dan D melalui O (sehingga didapat sumbu tegak), memotong lingkaran
di E dan F !

Gb. 1.36 Segi empat beraturan


5) Tarik garis sejajar AB melalui E dan F !
6) Tarik garis sejajar EF melalui A dan B, hingga berpotongan di titik G, H, I, dan J !
Maka segiempat GHIJ adalah segiempat beraturan.

(10) Segi lima beraturan

Gb. 1.37 Segi lima beraturan

Caranya :
1) Lingkarkan jangka yang berjari-jari r1 dengan titik pusat di O !
2) Tarik garis sumbu mendatar melalui O hingga berpotongan dengan lingkaran di A dan B
!
3) Lingkarkan jangka yang berjari-jari r dengan titik pusat di A dan B hingga berpotongan
di C!
4) Tarik garis dari O ke C hingga memotong lingkaran di G !

5). Lingkarkan jangka yang berjari-jari r1 dari titik pusat B, hingga memotong lingkaran di
titik D dan E; lalu hubungkan D dengan E hingga memotong sumbu AB di titik F !
6) Ukurkan jangka dari F ke G (r2 = FG) dan lingkarkan r2 tersebut dengan titik pusat di F
hingga memotong sumbu AB di H !
7) Ukur GH dengan jangka (GH = r3) ini merupakan sisi segilima beraturan !
8) Pindahkan r3 berturut-turut dengan titik pusat di I, J, K, dan L !
9) Hubungkan G dengan I, I dengan J, j dengan E, E dengan L, dan L dengan G, sehingga
didapat segilima beraturan !

(11) Segi enam Beraturan


Caranya :
1) Tentukan jari-jari r dan lingkarkan dengan titik pusat di O !
2) Tarik garis sumbu mendatar melalui O hingga berpotongan dengan lingkaran di A dan B
!
3) Lingkarkan jangka yang berjari-jari r tadi (tidak dirubah) dengan titik pusat di A dan
titik pusat di B, hingga didapat titik potong dengan lingkaran di C, D, E, dan F !
4) hubungkan A dengan D, D dengan E, E dengan B, B dengan F, F dengan C, dan C
dengan A, hingga didapat segienam beraturan !

Gbr. 1.38 Segi enam beraturan

(12) Segi tujuh beraturan


Gb. 1.39 Segi tujuh beraturan

Caranya :
1) tentukan jari-jari r1 dan lingkarkan dengan titik pusat di O !
2) tarik garis mendatar (sumbu) melalui O hingga didapat titik potong A dan B !
3) buat garis tegak lurus AB melalui O hingga berpotongan di P dan perpanjang ke atas !
4) dengan cara lukisan, garis AB dibagi tujuh bagian sama besar, hingga didapat 1’, 2’, 3’,
4’, 5’, 6’, dan 7’ !
5) ukur dengan jangka dari A ke 1’ (A1’ = r2) dan lingkarkan r2 tersebut dengan titik pusat
di A hingga berpotongan dengan perpanjangan AB di E !
6) ukur dengan jangka dari O ke E (OE=r3) dan lingkarkan r3 tersebut dengan titik pusat di
O hingga memotong garis perpanjangan OP di G !
7) tarik garis dari E ke G hingga memotong lingkaran di titik H !
8) ukur dengan jangka dari H ke 3’, ini merupakan sisi segitujuh !
9) pindahkan s=H-3’ ke P-Q, Q-R, R-S, S-T, T-U, dan seterusnya hingga didapat segitujuh
beraturan !

(13) Segi-n Beraturan


Untuk membuat segi-n beraturan dengan cara pendekatan, dapat dilakukan/dilukiskan
seperti cara melukis segitujuh beraturan; perbedaannya hanya terletak dalam pembagian garis
tengahnya, yaitu garis tengahnya dibagi dalam n bagian sama besar. Misalnya untuk segi-11,
maka garis tengahnya dibagi menjadi 11 bagian. Sedangkan untuk menentukan panjang sisi r
selalu diambil jarak dari 3’ ke titik H pada gambar segi-7 atau titik F pada contoh segi-n = 11
untuk gambar berikut.
Untuk membuat segi-n beraturan ini, selain dapat dilukis dengan menentukan lingkaran
pembantu terlebih dulu, dapat juga dilukis dengan menentukan panjang sisi segi-n terlebih
dahulu (lihat gambar 1.40).
Gb. 1.40 Segi-n beraturan

(14) Elips

Elips dengan dua lingkaran pertolongan sepusat dapat dilukiskan dengan langkah-
langkah seperti berikut :
a) tentukan titik pusat lingkaran O !
b) buat lingkaran kecil dengan jari-jari r dan lingkaran besar dengan jari-jari R yang titik
pusatnya di
titik O’!
c) bagi lingkaran tersebut menjadi 16 bagian sehingga pada lingkaran besar terdapat titik
potong A, B, C, …, P dan pada lingkaran kecil terdapat titik potong 1, 2, 3, 4, 5, 6, …, 16!
d) Buat garis horizontal dari titik potong 2, 3, 4, ke kanan, garis horizontal dari titik potong
6, 7, 8, ke
kiri, 10, 11, 12 ke kiri, dan 14, 15, 16 ke kanan!
e) Buat garis vertikal dari I, E, dan K, hingga berpotongan di 1’, 2’, dan 3’!
f) Buat garis vertikal dari M, G, dan O, hingga berpotongan di 6’, 7’, dan 8’, sedangkan 5
= 5’!
g) Buat garis vertikal dari titik J, F, dan L, begitu juga titik N, H, dan P, hingga berpotongan
dengan
garis mendatar 9 = 9’, 10’, 11’, 12’, 13 = 13’, 14’, 15’, dan 16’!
h) Hubungkan titik A’ dengan 2’, 3’, 4’, …, 16’ menggunakan mal busur, hingga
mendapatkan elips
yang diinginkan!

c. Rangkuman 1
1) Gambar merupakan sebuah alat untuk menyatakan maksud terutama bagi orang-orang
teknik. Gambar teknik berfungsi sebagai : a) penyampaian informasi, b) pengawetan dan
penyimpanan, c) penuangan gagasan dan pengembangan.
2) Standar gambar teknik merupakan suatu keseragaman yang telah disepakati bersama
dengan tujuan untuk menghindari salah pengertian dalam komunikasi teknik.
3) Untuk dapat menggambar teknik dengan baik diperlukan alat-alat gambar yang lengkap,
cara menggunakan alat gambar serta membersihkan dan menyimpan alat-alat gambar dengan
baik. Alat-alat gambar yang biasa digunakan antara lain: a) kertas gambar, b) pensil, pena
atau rapido, c) macam-macam mistar, d) jangka, e) macam-macam mal, f) penghapus, g)
papan gambar dan meja gambar, h)mesin gambar.
4) Dalam gambar teknik huruf-huruf, angka-angka dan lambang-lambang dipergunakan
untuk memberi ukuran-ukuran, catatan-catatan, judul, dan sebagainya. Huruf dan angka harus
jelas, seragam dan bentuk huruf harus mudah ditulis dan dibaca. Penulisan huruf dan angka
biasanya dalam bentuk tegak dan bentuk miring. Sedangkan tipe huruf dan angka
berdasarkan perbandingan tinggi huruf dan tebal huruf adalah tipe huruf A (d=h/14) dan tipe
huruf B (d=h/10).
5) Macam-macam garis pada gambar teknik antara lain: a) garis tebal kontinu, b) garis tipis
kontinu, c) garis tipis kontinu bebas, d) garis gores tebal, e) garis bergores tipis, f) garis
bergores tipis yang dipertebal pada ujung-ujungnya. Masing-masing jenis garis tersebut
mempunyai kegunaan sendiri-sendiri.
6) Gambar konstruksi geometri diperuntukkan melatih ketrampilan dalam menggunakan
peralatan gambar. Konstruksi geometri antara lain: a) membagi garis, b) membagi dan
membuat sudut, c) menggambar segi-segi dan elips.

Gambar 5.7: Parabola

Gambar Teknik (Konstruksi Geometris)


KONSTRUKSI GEOMETRIS

A. Membuat Segilima Beraturan


Gambar 1.1 menunjukkan cara membuat suatu segi lima yang panjang salah satu sisinya sudah
diketahui. Garis AB adalah sisi dari segi lima, bagi garis tersebut menjadi dua bagian yang sama
panjang, namai titik itu dengan titik T. Tarik garis tegak lurus melalui titik T dengan panjang sama
dengan garis AB, namai titik tersebut dengan titik Q. Hubungkan titik A dengan titik Q. Dari titik Q
buat garis QS, dengan panjang sama dengan AT. Buat busur lingkaran di titik A dengan jari-jari AS
sehingga memotong garis TQ di titik C. Buat busur lingkaran di titik C, A, dan B dengan jari-jari AB,
sehingga akan diperoleh titik D dan E. Hubungkan titik ABCDE sehingga terbentuk segi lima yang
dikehendaki.

Gambar 1.2 menunjukkan cara membuat segi lima yang berada di dalam lingkaran. Langkah
pertama buat lingkaran dengan pusat lingkaran di titik P. Garis tengah lingkaran tersebut adalah AB.
Kemudian tarik garis tegak lurus AB melalui titik P dan memotong lingkaran di titik Q. Panjang garis
PB dibagi dua sehingga memperoleh titik S. Buat busur lingkaran di titik S dengan jari~jari SQ dan
memotong garis PA di titik T serta memotong lingkaran di titik R. Panjang garis QR adalah sisi dari
suatu segi lima.

Gambar 1.1 Membuat Segilima Gambar 1.2 Segilima dalam lingkaran

Gambar 1.3 menunjukkan cara membuat suatu segi lima yang diketahui satu sisinya. Garis AB
adalah salah satu sisi segi lima. Garis tersebut dibagi menjadi dua sama panjang di titik C. Tarik garis
tegak lurus AB melalui titik C. Buat busur lingkaran di titik A dengan jari-jari sama dengan AB,
kemudian tarik garis tegak turus di A yang memotong busur lingkaran di titik D. Perpotongan busur
lingkaran DB dengan garis tegak lurus yang melalui C adalah di titik 6. Hubungkan titik B dengan titik
D sehingga memotong garis di titik 4. Jarak antara 4 dan 6 dibagi dua sehingga diperoleh titik 5 yang
merupakan pusat lingkaran segi lima. Untuk membuat segi lima, kita ukurkan sisi AB, pada lingkaran
tersebut. Prinsip ini bisa kita gunakan untuk membuat segi banyak, yaitu dengan jalan membuat
lingkaran-lingkaran di titik 6, 7, 8, 9, dan seterusnya, misainya akan membuat segi 6. Titik 6 adalah
pusat lingkaran yang berpusat di titik 6 tadi.

Gambar 1.4 menunjukkan cara membuat segi lima yang berada di dalam lingkaran. Buat garis dari
titik O dengan sudut tertentu dari sumbu OP, namai titik tersebut dengan Q. Garis OQ dibagi
menjadi lima bagian yang sama panjang. Hubungkan titik Q dengan titik P. Selanjutnya buat garis-
garis sejajar PQ dari titik-titik bagi ke sumbu OP. Buat busur lingkaran dengan jari-jari OP di titik O
dan titik P. Kedua busur lingkaran tersebut berpotongan di titik T. Tarik garis dari titik T ke titik 2
hingga memotong lingkaran di titik S. Jarak OS adalah salah satu sisi segi lima tersebut.

Gambar 1.3 Segilima dengan sisi tertentu Gambar 1.4 Segilima dalam lingkaran

B. Membuat Segi Enam


Gambar 2.1 menunjukkan cara membuat sebuah segi enam di dalam lingkaran. Buat lingkaran
dengan garis tengah AB dan titik O sebagai titik pusat lingkaran. Tank garis tegak lurus AB melalui
titik O sehingga merupakan sumbu tegak dari lingkaran clan memotong lingkaran di titik C clan D.
Buat busur lingkaran di titik C dan D dengan panjang jari-jari sama, yaitu setengah sumbu AB. Busur
lingkaran tersebut memotong lingkaran di titik E, F, G, dan H. Langkah terakhir hubungkan titik-titik
tersebut sehingga membentuk segi enam.
Gambar 2.2 menunjukkan cara membuat segi enam yang berada di luar lingkaran dan salah satu
sisi sudah diketahui. Sebagai langkah awal buat lingkaran dengan titik pusat O. Buat garis AB metalui
pusat lingkaran, kemudian tarik garis OT tegak lurus garis AB melalui litik O. Buat garis yang
membentuk sudut 30 derajat di atas dan di bawah sumbu AB, garis sudut ini memotong lingkaran di
titik P, R, S, dan V. Tarik garis tegak lurus OP memotong garis AB di titik A. Selanjutnya buat lingkaran
dengan panjang jarijari AO di titik A hingga memotong perpanjangan AP di titik C. Lakukan langkah
yang sama pada diagonal OR, OS, dan OV untuk memperoleh titik D,E, dan F. Apabila kita
menghubungkan titik-titik tersebut maka terbentuk segi enam yang kita inginkan.
Gambar 2.1 Segienam dengan di dalam lingkaran Gambar 2.2 Segienam diluar lingkaran

C. Membuat Elips
Melukis sebuah elips dengan menggunakan dua buah lingkaran. Dengan catatan kedua lingkaran
tersebut terietak pada satu pusat lingkaran. Langkah pertama, lingkaran luar dibagi dalam beberapa
bagian yang sama, sebagai contoh dibagi dalam 12 bagian. Hubungkan titik bagi tersebut ke pusat
lingkaran. Garis ini akan membagi lingkaran dalam menjadi 12 bagian. Kemudian tarik garis garis
tegak dari titik yang terdapat pada lingkaran luar. Setelah itu tarik garis-garis mendatar dari titik-titik
yang terdapat pada lingkaran kecil. Titik-titik potong tersebut bila di hubungkan akan membentuk
suatu elips (Gambar 3.1)

Gambar 3.1 Menggambar elips

D. Menggambar Busur Lingkaran Antara Garis Lurus


a. Busur di antara garis yang tegak lurus. Busur lingkaran yang berjari-lari R akan digambar di

antara garis yang tegak lurus (Gambar 4.1 a)


Cara menggambar seperti gambar 4.1b dan 4.1c.
1. Gambar garis p dan q yang berpotongan tegak lurus.
2. Buat garis sejajar p dengan jarak R. Selanjutnya buat garis sejajar q dengan jarak R.
3. Kedua garis tersebut berpotongan di titik t. Buat busur lingkaran dengan titik pusat t.

b. Busur di antara dua garis yang mempunyai sudut lancip (<90 derajat)
Cara melukis sama dengan gambar 4.1, hanya di sini sudutnya kurang dari 90 derajat.

(Lihat Gambar 4.2 a, b, c).


c. Busur lingkaran di antara garis yang mempunyai sudut tumpul (>90 derajat)
Cara melukis busur lingkaran ini sama dengan cara-cara diatas, perbedaan terletak pada
sudut

yang lebih besar dari 90 derajat (lihat Gambar 4.3 a, b, c).

Gambar 4.1 Gambar 4.2

Gambar 4.3
E. Menggambar Busur Lingkaran di Antara Busur Dengan Garis
a. Busur lingkaran di antara busur dan garis
Unsur geometri yang diketahui adalah garis l dan busur lingkaran yang berjari-jari R2. Busur
lingkaran yang akan dibuat adalah busur di antara garis l dan busur lingkaran R2. Langkahnya adalah
sebagai berikut.: Buat garis l dan busur lingkaran R2 pada posisi yang benar. Selanjutnya buat garis
sejajar l dengan jarak R1. Buat busur lingkaran yang berpusat di titik pusat dengan busur lingkaran
R2 dengan panjang jari-jari R2+R1. Garis dan busur tersebut berpotongan di titik t. Titik t adalah
pusat busur lingkaran yang rnenghubungkan garis l dengan busur lingkaran R2 (Gambar 5.1 a, b, c).

Gambar 5.1

b. Busur lingkaran diantara garis dan busur yang cekung


Unsur geometris yang diketahui adalah garis 1 dan busur lingkaran yang berjari-jari R2 dalam
posisi yang benar. Buat garis sejajar garis 1 dengan jarak Rl. Buat busur lingkaran yang
rnempunyaijari-jari R2-R1 dan sepusat dengan busur lingkaran R2, yaitu di titik m. Garis dan busur
lingkaran (R2-R1) berpotongan di tilik t. Titik t adalah pusat busur lingkaran R1 yang menghubungkan
garis 1 dengan busur lingkaran R2 (Gambar 5.2 a, b, c).

Gambar 5.2

F. Menggambar Busur Lingkaran di Antara Dua Busur Lingkaran


a. Busur cembung di antara dua busur lingkaran
Busur R1 dengan pusal di m1 dan busur R2 dengan pusat m2 adalah unsur geometri yang
diketahui. Jarak antara titik pusat m1 dan m2 tertentu, yaitu L. Busur lingkaran yang harus digambar
adalah busur cembung R yang mempunyai titik pusat M (Gambar 6.1 a). Cara untuk mencari titik
pusat T adalah sebagai berikut. Gambar busur lingkaran R1 dengan titik pusat di m1 dan busur
lingkaran R2 dengan pusat di titik m2, sedang jarak m1 dan m2 adalah L pada posisi yang benar.
Selanjutnya buat busur lingkaran dengan jari-jari (R-R1) dengan titik pusat di m1. Buat busur
lingkaran dengan jari-jari (R-R2) dengan titik pusat di titik m2. Kedua busur tersebut berpotongan di
titik T. Titik T adalah titik pusat busur lingkaran yang menghubungkan kedua busur (Gambar 6.1 c)

Gambar 5.7: Hyperbola.

ik Dasar Cara Membuat Gambar Konstruksi Geometris


Teknik Menggambar Mesin
Gambar mesin, harus digambar dengan teliti dan cermat. Untuk itu, diperlukan keterampilan dalam
menggunakan peralatan seperti penggaris T, jangka, segi tiga dan lain lain. Sebagai dasar
menggambar bentuk-bentuk geometri, yang dasar-dasarnya akan dibahas dibawah ini.

Baca juga: 6 Peralatan untuk menggambar teknik beserta fungsinya

1. Membagi sebuah garis dalam bagian-bagian yang sama. sebagai contoh gambar dibawah ini,
dengan membagi lima bagian garin dengan ukuran yang sama.

gambar garis dalam 5 bagian

 Tarik sebuah garis PE yang membuat sudut sembarang dengan garis PQ, berilah garis PE lima
buah huruf A sampai dengan E, yang mempunyai panjang yang sama antara masing-masing
ciri.
 Hubungkan lah titik E dengan titik Q. Tariklah garis-garis melalui titik A sampai dengan titik D
sejajar denga E Q . Titik potong antara garis-garis sejajar ini dengan garis PQ merupakan
bagian-bagian yang diminta.

2. Membagi dua sebuah sudut, sebagai contoh seperti gambar dibawah ini

gambar dua sebuah sudut

 Dengan jari-jari r yang cukup besar, gambarlah sebuah busur lingkaran dengan titik A
sebagai titik pusat, dan memotong kaki sebuah sudut AB dan AC pada titik D dan E.
 Dengan jari-jari r yang sama buatlah dua buah busur lingkaran dengan titik-titik D dan E
sebagai titik pusat, duah buah busur lingkaran ini akan berpotongan pada titik F
 Garis penghubung AF adalah garis pembagi yang dicari.
3. Membuat sebuah garis lima teraturan dalam sebuah lingkaran, sebagai contoh seperti gambar
dibawah ini :

gambar segi lima teratur

 Gambarlah dua buah sumbu tegak lurus melalui titik pusat O dari lingkaran yang diketahui.
 Tentukanlah titik bagi G dari garis OC, dan buatlah busur lingkaran dengan jari-jari AG dan
titik pusat G. Busur lingkaran ini memotong garis sumbu CD dititik H. Maka AH adalah
panjang sisi segi lima teratur yang diinginkan.
 Dengan titik A sebagai titik pusat dan AH sebagi jari-jari, buatlah dua buah busur lingkaran
yang memotong lingkaran yang diketahui titik-titik I dan J. Dengan titik-titik I dan J sebagai
titik pusat dan AH sebagai jari-jari buatlah berturut-turut busur lingkaran yang memotong
lingkaran yang diketahui dititi-titik K dan L. hubungkanlah titik-titik A, J, K, L, dan I. Maka
AJKLI adalah segi lima tertur yang dinginkan.

Demikianlah yang saya jelaskan tentang cara membuat gambar konstruksi garis, mudah-mudahan
bermanfaat, terimakasih atas kunjunganya di tutorial ini,selamat mencoba dan sukses, wasalam.

Anda mungkin juga menyukai