Usoed Caica PKL-yuasafood PDF
Usoed Caica PKL-yuasafood PDF
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Buah merupakan salah satu hasil pertanian yang banyak dihasilkan Negara
jenisnya. Buah-buah yang tumbuh di Indonesia ada yang berbuah secara musiman
dan ada yang tidak, sehingga ada buah tertentu yang bila tidak musimnya berbuah
maka buah tersebut sulit di dapatkan. Selain karena manfaatnya yang banyak serta
memiliki nilai gizi tinggi, buah juga merupakan komoditi yang cepat rusak atau
awetkan. Saat ini dikenal beberapa cara pengawetan buah yaitu pengawetan
berbagai macam olahan dari buah antara lain jam, selai, sirup, manisan, acar serta
asinan.
Manisan buah adalah salah satu olahan buah yang diawetkan dengan gula.
Manisan merupakan produk olahan buah yang sangat digemari. Ada dua macam
bentuk olahan manisan buah, yaitu manisan basah dan manisan kering. Manisan
basah adalah daging buah yang ditambah dengan larutan gula encer. Sedangkan
manisan kering adalah daging buah dengan gula utuh (sebagai gula tidak larut dan
1
Buah yang dapat dikonsumsi setelah diolah menjadi manisan basah,
contohnya adalah carica dieng (Carica pubescens Lenne & K.Koch). Buah langka
ini memiliki kandungan gizi tinggi, rasa dan aroma yang harum, buah carica tidak
begitu disukai jika dikonsumsi secara langsung karena akan menimbulkan rasa
industri pangan yang bergerak di bidang pengolahan manisan buah carica adalah
Pengawetan yang dilakukan oleh CV. Yuasafood Berkah Makmur ini adalah
kombinasi antara perlakuan fisik dengan pengawetan secara kimia yaitu perlakuan
pentingnya pengolahan yang baik dan benar sehingga mampu menaikkan mutu
suatu produk. Selain itu yang perlu diperhatikan dalam pengolahan adalah
pengendalian mutu mulai dari bahan baku sampai menjadi produk jadi yang siap
dihasilkan, juga perlu diperhatikan mutu pada proses produksi. Hal yang lebih
baik adalah apabila perhatian pada mutu bukan pada produk akhir, akan tetapi
pada proses produksinya atau produk yang masih ada dalam proses (work in
2
process), sehingga apabila ada kesalahan masih dapat diperbaiki, dengan
demikian, produk akhir yang dihasilkan adalah produk yang bebas cacat dan tidak
ada lagi pemborosan karena produk tersebut harus dibuang atau dilakukan
mengingat kualitas suatu produk merupakan salah satu faktor penting dalam
meningkatkan daya saing produk, selain biaya produksi. Oleh karena itu, kerja
praktik mengambil objek industri manufaktur guna mengetahui seluk beluk proses
sehingga akan diketahui bagaimana pengendalian mutu yang dilakukan oleh CV.
dipasaran.
dalam proses pengolahan manisan buah carica kemasan gelas jar di CV.
3
3. Memiliki pengalaman kerja dan memperluas pengetahuan agar dapat
pengolahan dan pengendalian mutu manisan buah carica kemasan gelas jar di
4
II. TINJAUAN PUSTAKA
Carica atau pepaya gunung adalah kerabat pepaya yang hidup baik di
dataran tinggi basah, sekitar 1.500-3.000 meter di atas permukaan laut. Carica
berasal dari dataran tinggi Andes, Amerika Selatan (Warisno, 2003). Pepaya mini
ini banyak tumbuh di Dataran Tinggi Dieng, Wonosobo, Jawa Tengah. Tinggi
pohon carica dapat mencapai 5 meter dengan 4-7 cabang. Buahnya berbentuk
seperti granat dengan panjang 6-15 cm dan lebar diameter 3-8 cm, dengan lima
sudut memanjang dari pangkal ujung. Daging buah carica harum dan berwarna
kuning kepucatan jika dimakan rasanya asam. Carica jarang dimakan langsung
karena dapat menimbulkan rasa gatal di lidah dan lebih aman serta enak jika
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Superdivisio : Spermatophyta
Divisio : Angiospermae
Kelas : Diileniidae
Ordo : Violales
Famili : Caricaceae
Genus : Carica
5
Gambar 1. Buah carica.
dengan wortel, dan vitamin C-nya juga lebih tinggi dibandingkan dengan jeruk.
Enzim papain merupakan salah satu enzim yang terkandung dalam buah carica,
proteolitik), dan membentuk protein baru atau senyawa yang menyerupai protein
mampu mencerna zat sebanyak 35 kali lebih besar dari ukurannya sendiri, itulah
kenapa meskipun kandungan protein dalam buah carica tidak terlalu tinggi (4-6
gram) namun hampir seluruhnya dapat diserap oleh tubuh dan sangat berpengaruh
6
Enzim papain yang terlibat dalam proses pencernaan protein, secara alami
dapat diubah menjadi arginin. Senyawa arginin merupakan salah satu asam amino
esensial yang dalam kondisi normal tidak dapat diproduksi tubuh dan biasa
diperoleh melalui makanan seperti telur dan ragi. Proses pembentukan arginin
Growth Hormone (HGH)), karena arginin merupakan salah satu syarat dalam
B. Manisan Carica
manisan basah dan manisan kering. Manisan basah diperoleh setelah penirisan
buah dari larutan gula, sedangkan manisan kering diperoleh apabila manisan yang
pertama kali dihasilkan (manisan basah) dijemur sampai kering. Pada prinsipnya
Manisan adalah jenis makanan ringan yang terbuat dari buah yang
diawetkan terutama dengan menggunakan gula. Ada empat macam manisan yang
encer. Buah yang sering diolah menjadi manisan jenis ini ialah salak, jambu biji,
7
manisan basah dengan larutan gula kental. Buah yang diolah menjadi manisan
jenis ini ialah pala, ceremai, belimbing dan lobi-lobi. Golongan ketiga ialah
manisan kering bertabur gula pasir kasar. Buah yang diolah menjadi manisan jenis
ini ialah asam, pala dan kedondong. Golongan keempat ialah manisan kering asin,
rasanya asam, asin dan manis karena relatif banyak diragami. Jenis buah yang
diolah ialah mangga, jambu biji, pepaya, belimbing, ceremai dan lobi-lobi
(Satuhu, 2004).
pemberian gula dengan kadar yang tinggi pada manisan buah, selain untuk
kapang). Dalam proses pembuatan manisan buah ini juga digunakan air garam dan
air kapur untuk mempertahankan bentuk (tekstur) serta menghilangkan rasa gatal
sirup sampai kadar gula didalam jaringan cukup tinggi sehingga dapat mencegah
cara sedemikian rupa sehingga buah tidak lunak dan menyerupai jam atau menjadi
liat dan seperti kulit. Perlakuan buah-buahan dengan sirup berkadar gula yang
menaik akan dapat diperoleh hasil yang dikehendaki. Sesudah peresapan buah
dengan gula, buah dicuci dan dikeringkan. Manisan buah dapat dikemas dan
dipasarkan dalam kondisi seperti ini, atau dapat juga buah dilapisi dengan suatu
8
lapisan gula yang tipis. Dalam hal ini buah dicelupkan ke dalam sirup dan
dikeringkan kembali. Manisan buah yang berlapis gula disebut buah berlapis gula
(Desrosier, 2008).
Tujuan pemberian gula dengan kadar yang tinggi pada manisan buah,
selain untuk memberikan rasa manis, juga untuk mencegah tumbuhnya mikroba
(jamur dan kapang). Proses pembuatan manisan buah juga digunakan air garam
dan air kapur untuk mempertahankan bentuk (tekstur) serta menghilangkan rasa
gatal atau getir pada buah. Manisan buah yang baik berwarna kekuningan-
kuningan, kenyal bila digigit, dan tahan di simpan selama dua minggu sampai satu
bulan.
bahan makanan yang berasal dari buah-buahan, terutama untuk manisan basah
ataupun manisan kering. Manisan carica merupakan salah satu olahan dari buah
carica yang berupa hasil produk awetan dengan menggunakan gula. Berikut ini
1. Sortasi
membedakan hasil panen yang baik dan hasil panen yang jelek. Penentuan mutu
kemasakan, kebebasan dari benda asing dan penyakit, serta kerusakan oleh
9
Untuk mendapatkan kualitas dari keseragaman bahan makanan yang akan
dikalengkan, diperlukan tahap pemilihan (sortasi dan grading) dari bahan yang
terlalu muda atau tua, bahan yang rusak, bahan yang terkena serangan hama atau
Bahan yang sangat masak dapat dibuat produk jelli, jam, sari buah atau jus. Bahan
yang terlalu besar ukurannya dan bervariasi dapat diseragamkan dengan cara
pemotongan atau memperkecil ukurannya agar lebih seragam, hal ini dapat
2. Pengupasan
sangat dianjurkan untuk mengenakan sarung tangan supaya tangan tidak gatal.
Buah carica setelah dikupas, biji buah dikeruk dan dipisahkan dengan
daging buahnya, kemudian biji buah diperas untuk membuat sirup yang akan
yang menarik sehingga dapat dikemas dalam botol. Pemotongan buah menjadi
lebih kecil sesuai standar/ selera konsumen dan gula dapat lebih meresap ke dalam
jaringan buah.
10
Buah yang telah dipotong direndam dalam larutan garam beryodium
selama 3-5 menit dengan takaran 400 gram untuk 20 liter air. Hal ini bertujuan
6. Pencucian
untuk menghilangkan kotoran dan sisa-sisa garam yang menempel pada daging
buah.
7. Blanching
sayuran dan buah-buahan dalam air panas atau uap air. Tujuan blanching terutama
jenis enzim ini paling tahan terhadap panas. Perlakuan blanching juga bertujuan
untuk membersihkan bahan dari kotoran dan mengurangi jumlah bakteri dalam
hijau sayur-sayuran dan tekstur bahan menjadi lebih baik. Suhu blanching
8. Penirisan
mengurangi air.
pewadahan dan penimbangan dengan berat sekitar 75- 80 gram per wadah.
11
10. Pembuatan sirup buah
a. Biji beserta selaput yang melapisinya dengan ditambah sedikit air kemudian
diblender, sampai keluar cairan kental yang berbau khas buah carica.
a. Gelas jar dan tutup yang akan digunakan terlebih dahulu dicuci bersih dan
disterilisasi.
mendidih.
gelas.
12
setelah itu dilakukan pendinginan untuk menurunkan suhu manisan
pada kemasan. Cara pengawetan ini bisa membuat buah carica dalam sirup
f. Pengemasan
sirup dimasukkan dalam botol dan diawetkan, didiamkan sampai sekitar 7 hari
dengan tujuan untuk meresapkan sirup ke dalam buah, selanjutnya dikemas dan
Kandungan gizi per 100 gr botol manisan carica menurut Abdullah, (2009)
13
Tabel 1. Kandungan gizi manisan carica per 100 gram
Komponen Jumlah
Energi 24 kkal
Protein 1,9 g
Lemak 0,2 g
Karbohidrat 3,7 g
Serat 1g
Kalsium 51 g
Zat Besi 1,8 g
Vitamin A 1000 mg
Vitamin B1 0,32 mg
Vitamin C 85,3 mg
vitamin A, vitamin C serta mengandung kalium dan magnesium. Buah carica juga
mengandung protein, akan tetapi kadar protein dalam buah carica tidak terlalu
tinggi.
1. Gula
olahan, disamping itu juga sebagai pengikat komponen flavor. Pemanis yang
14
umum digunakan adalah sukrosa (gula pasir) karena manisnya yang bersifat murni
Gula adalah istilah umum yang sering diartikan bagi setiap karbohidrat
yang digunakan sebagai pemanis. Gula pada industri pangan biasanya digunakan
untuk menyatakan sukrosa, yaitu gula yang diperoleh dari bit, tebu, siwalan dan
memiliki sifat larut dalam air, berasa manis dan mempunyai sifat optis aktif. Rasa
manis pada gula dapat menurunkan rasa asam buah (Apriyantono, 1985 dalam
Nurjanah, 2002).
Gula dapat membantu mempertahankan warna dan flavor dari buah karena
sirup gula dapat mencegah hilangnya ester-ester folatil buah-buahan yang mudah
Nurjanah (2002) menegaskan bahwa perendaman buah dalam larutan gula yang
meningkatkan tekanan osmotik dengan cara mengikat air bebas yang ada dengan
kemampuan tersebut gula menjadi tidak dapat digunakan oleh mikroba pembusuk.
15
2. Asam sitrat
pemberi rasa asam, mengimbangi rasa manis dan sebagai pengawet. Winarno
(1992) menjelaskan asam sitrat dalam industri pangan digunakan sebagai asidulan
(zat pengasam) dan sebagai sekuestran (zat pengikat logam). Asidulan tidak hanya
berfungsi sebagai pemberi rasa asam, tetapi juga penegas rasa dan warna,
sehingga dapat mengalahkan sifat dan pengaruh jelek logam tersebut dalam
bahan, sehingga senyawa ini dapat membantu menstabilkan warna, cita rasa dan
tekstur. Logam-logam yang diikat antara lain, Mg, Fe, Co, Cu, Zn dan Mn.
3. Natrium benzoate
Garam benzoat pada bahan pangan akan terurai menjadi bentuk efektif
yaitu bentuk asam benzoat yang tidak terdisosiasi. Memiliki fungsi sebagai anti
dan khamir. Produk pangan yang banyak menggunakan natrium benzoat sebagai
pengawet adalah minuman ringan serta produk minuman yang terbuat dari buah.
4. Pewarna
(buatan), akan tetapi jenis pewarna yang digunakan adalah yang khusus untuk
16
makanan/minuman. Beberapa jenis pewarna yang diizinkan untuk digunakan
E. Pengemasan
atau tempat yang digunakan untuk mengemas suatu produk yang dilengkapi
macam wadah, yaitu wadah utama atau wadah yang langsung berhubungan
dengan bahan pangan dan wadah kedua atau wadah yang tidak langsung
berhubungan dengan bahan pangan. Wadah utama harus bersifat non toksik dan
inert sehingga tidak terjadi reaksi kimia yang dapat menyebabkan perubahan
warna, flavour dan perubahan lainnya. Selain itu, untuk wadah utama biasanya
mencegah masuknya bau dan gas, melindungi makanan dari sinar matahari, tahan
17
Bahan kemasan harus mempunyai syarat-syarat yaitu tidak toksik, harus
cocok dengan bahan yang dikemas, harus menjamin sanitasi dan syarat-syarat
kemasan bekas, ukuran, bentuk dan berat harus sesuai, serta harus memenuhi
syarat-syarat yaitu kemasan yang ditujukan untuk daerah tropis mempunyai syarat
yang berbeda dari kemasan yang ditujukan untuk daerah subtropis atau daerah
dingin, demikian juga untuk daerah yang kelembaban tinggi dan daerah kering.
F. Pengendalian Mutu
lainnya, terutama yang berhubungan dengan daya terima dan kepuasan konsumen.
konsumen ini bisa berupa industri, pedagang perantara, pasar swalayan, atau pun
konsumen rumah tangga. Karena itu, mutu buah dan sayuran juga akan sangat
dipengaruhi oleh kegunaan akhirnya. Dalam hal ini, pengertian mutu buah dan
dessert quality, nutritional quality, table quality, edible quality, shipping quality,
menjaga keamanan produk manisan tersebut dari bahaya yang tidak diinginkan.
18
Pengendalian mutu dalam suatu industri dilakukan mulai dari penanganan bahan
manisan carica dari tahap penerimaan bahan baku sampai pada produk akhirnya
Point (HACCP) serta uji kimiawi yaitu uji kadar gula dan pH dilakukan pada
manisan buah carica harus ditangani dan diawasi oleh penanggung jawab
kegiatan. Khusus untuk Quality Control (QC) bertanggung jawab dalam hal
pengawasan proses setiap kegiatan, baik input ataupun outputnya harus memenuhi
persyaratan yang telah ditetapkan, apabila produk olahan yang dihasilkan tidak
Sanitasi dalam industri pangan, mencakup cara kerja yang bersih dan
19
bahan pangan dapat menjadi sumber kontaminan, hal tersebut dapat dibuktikan
berbagai mikroorganisme; misalnya dari debu, air, proses aerasi, dari penderita
melekat pada bahan padat mikro misalnya debu atau terdapat didalam
droplet/tetesan air. Jika didalam suatu ruangan banyak terdapat debu dan cair,
bakteri, kapang ataupun khamir. Oleh karena itu kebersihan ruang pengolahan
harus lebih diutamakan mengingat ruang pengolahan adalah ruang utama yang
dengan menggunakan air yang kotor, dapat menyebabkan mikroba yang berasal
3. Sanitasi pekerja
20
kuku,kulit, rambut, saluran pernafasan, maupun pakaian yang kotor dan
pencegahan yang menitik beratkan kegiatan dan tindakan yang perlu untuk
membebaskan bahan dari segala bahaya yang dapat menganggu kesehatan, mulai
penyimpanan, pengangkutan, sampai pada saat dimana produk tersebut siap untuk
pada semua tingkatan, sejak makanan mulai dibeli, disimpan, diolah, dan
(Marriott, 1985).
21
III. METODE PRAKTIK KERJA LAPANGAN
yang beralamat di Jl. Dieng Km. 3,5 Krasak, Mojotengah, Wonosobo, Jawa
b. Letak perusahaan
c. Struktur organisasi
d. Ketanagakerjaan
2. Proses produksi
3. Pengendalian mutu
22
b. Pengendalian mutu proses produksi
5. Analisis SWOT
1. Partisipasi aktif dalam proses pengolahan manisan buah carica kemasan gelas
pengolahan manisan buah carica kemasan gelas jar di CV. Yuasafood Berkah
Makmur Wonosobo.
pengolahan.
23
b. Catatan, buku, dan pustaka yang berhubungan dengan proses produksi.
bawah ini:
24
IV. KONDISI UMUM PERUSAHAAN
buah carica yang ada di kota Wonosobo. Industri ini di dirikan dengan dilatar
belakangi karena tanaman carica hanya dapat tumbuh di daerah Dataran tinggi
Dieng, serta buahnya tidak dapat dikonsumsi secara langsung sehingga dengan
mengolah buahnya menjadi manisan carica dapat dikonsumsi secara praktis serta
Industri ini resmi didirikan pada tanggal 21 Juni 2001. Sebelum mulai
manisan yang aman dikonsumsi serta disukai oleh konsumen. Industri pengolahan
carica ini pada awalnya mengalami kendala bahan baku yaitu buah carica karena
hanya beberapa orang saja yang menanam tanaman carica di daerah Dataran
untuk menanam tanaman carica lebih banyak lagi. Seiring berjalannya waktu
tanaman carica maka banyak juga penduduk yang sebelumnya menanam sayur-
dagang Indo Buavica. Awalnya produk yang dihasilkan adalah manisan basah
25
carica dengan kemasan kaleng tetapi karena biaya produksi yang dikeluarkan
plastik dengan berbagai macam bentuk yaitu cup, mangkok, pouch dan gelas air
produk yang dihasilkan antara lain selai carica, serta sari buah carica.
(SOP) pembuatan manisan serta Standar Nasional Indonesia (SNI) koktail buah
kerja dari masyarakat sekitarnya hingga saat ini jumlah karyawan meningkat
menjadi 40 orang. Tahun 2009 CV. Yuasafood Berkah Makmur mengikuti lomba
pangan higienis tingkat nasional di Jakarta dan mendapatkan juara III. Selain itu,
pada tahun 2009 carica menjadi produk unggulan yang diakui sebagai produk
26
B. Lokasi dan Tata Letak Perusahaan
carica tersebut jauh dari keramaian sehingga lebih nyaman dalam melakukan
proses produksi, akan tetapi lokasi industri tersebut dekat dengan pemukiman
agar tidak mengganggu masyarakat sekitar. Lokasi perusahaan yang berada dekat
lokasinya.
a. Dekat dengan bahan baku utama. Bahan baku utama berupa buah carica
outlet pusat makanan khas, dan tempat pariwisata pemandian air panas alami
Kalianget.
buah carica.
c. Dekat dengan jalan raya dengan kondisi yang baik sehingga menguntungkan
karena mudah dijangkau dan mudah dilalui alat transportasi. Hal ini sangat
27
d. Tersedia air melimpah di kecamatan Mojotengah.
pengemasan produk jadi sesuai dengan tata letak ruangan yang telah diatur agar
dari masing-masing ruangan juga dilengkapi agar proses produksi berjalan lebih
CV. Yuasafood Berkah Makmur sendiri memliki visi, misi, dan juga
sehingga dapat bersaing dengan perusahaan lainnya yang bergerak di bidang yang
sama.
Visi :
Misi :
28
2. Memperluas pemasaran melalui jaringan pasar nasional dan internasional
(eksport).
Sasaran :
2. Memproduksi carica in sirup yang aman, sehat, dan mudah dikonsumsi oleh
semua masyarakat.
yang dibebankan padanya, juga mengatur sistem dan hubungan struktural antara
fungsi-fungsi atau orang-orang dalam hubungan satu dengan yang lainnya dalam
29
seluruh aktivitas terkoordinir dengan baik dan konsisten. Struktur organisasi di
PIMPINAN YUASAFOOD
TEAM HACCP
dan staf dengan kekuasaan tertinggi berada di tangan pimpinan CV. Yuasafood
Berkah Makmur sendiri yaitu bapak Trisila Juwantara. Sistem ini mempunyai
pengertian bahwa setiap atasan mempunyai bawahan yang tetap dan sebaliknya
setiap bawahan mempunyai satu atasan tetap, di bawah pimpinan beliau, terdapat
satu orang yang bertanggung jawab sebagai manajer produksi, satu orang sebagai
produksi dan QC, gudang, pemasaran, dan bagian pengadaan dan teknik. Masing-
masing bagian telah diberi tugas dan kewenangan masing-masing, namun karena
industri carica tersebut hanya memilki karyawan yang belum cukup banyak
30
Tugas dan wewenang masing-masing jabatan pada struktur organisasi
a. Pimpinan
seluruh divisi ataupun bagian, serta melakukan kontrak kerjasama dengan instansi
lain.
b. Manajer Produksi
permintaan konsumen.
e. Gudang
31
f. Pemasaran
serta barang- barang lain yang diperlukan oleh perusahaan dan bertanggung jawab
untuk memastikan kedatangan bahan baku. Bagian teknik meliputi teknik listrik,
sudah bekerja di perusahaan tersebut dan berasal dari daerah sekitar perusahaan.
Hal yang diperhatikan dalam perekrutan karyawan ini adalah skill yang dimiliki
dengan bidangnya.
32
kerja karyawan adalah dengan mengadakan evaluasi atau pertemuan setiap satu
bulan sekali untuk membicarakan tentang keluhan atau kendala yang kemudian
akan dicari solusinya secara bersama-sama atas kendala yang dihadapi, sedangkan
presensi setiap harinya. Karyawan yang sering tidak masuk, maka akan diberi
1) Semua karyawan masuk kerja dari hari Senin sampai dengan hari Minggu.
2) Seluruh karyawan harus berada di tempat kerja pada pukul 07.30 WIB kecuali
bagi bagian produksi yang berada ditempat kerja pada pukul 08.00 WIB.
seragam kerja setiap hari Senin dan Selasa, hairnet, sarung tangan, masker dan
sepatu.
4) Seluruh karyawan harus melakukan presensi saat datang dan pulang kerja.
07.30-15.30, kecuali pada bagian produksi jam kerja mulai pukul 08.00-selesai
proses produksi.
Jam istirahat adalah jam 12.00-13.00 WIB, untuk hari Jum’at khusus laki-
laki istirahat dimulai lebih awal yaitu pada jam 11.30-13.00 WIB karena untuk
kali sebulan yaitu pada tanggal 1 dan 16. Pemberian gaji untuk karyawan
33
tergantung dari kehadiran karyawan serta jam kepulangannya jika karyawan
pulang lebih dari pukul 17.00 WIB maka akan dihitung lembur, sedangkan pada
34
V. PROSES PENGOLAHAN MANISAN CARICA
Bahan yang digunakan terdiri dari bahan baku utama dan bahan tambahan.
Bahan baku utama yang digunakan adalah buah carica dan gula, sedangkan bahan
tambahan yang digunakan terdiri dari air, asam sitrat, natrium benzoat dan garam.
a. Buah carica
carica tersebut dari petani dan pedagang yang berasal dari daerah Dieng. Buah
carica bukan merupakan jenis buah musiman, sehingga buahnya bisa di peroleh
setiap hari. Petani dan pedagang mengirim carica satu minggu sekali, tetapi ada
juga yang mengirim satu bulan sekali. Jika musim panen raya tiba yang terjadi
pada musim penghujan petani dan pedagang bisa mengirim carica tiga kali dalam
seminggu. Dalam satu kali pengiriman petani dan pedagang membawa buah
carica sebanyak ± 600 kilogram – 1 ton buah carica. Buah carica yang digunakan
penerimaan bahan baku, seperti buah carica yang tua atau matang pohon, kulit
berwarna hijau kekuningan sampai kuning, tekstur keras sampai agak lunak,
memiliki aroma yang khas, diameter minimal 4 cm, sedangkan buah carica yang
belum matang berwarna hijau dan buah masih keras. Buah carica yang tidak
matang dalam waktu 5 hari pada suhu ruang dikembalikan ke supplyer. Buah
carica yang tidak sesuai spesifikasi dikembalikan ke supplyer atau di rejected atau
35
dipotong timbangannya atau tidak dibayar. Kriteria buah Carica yang dikemas di
Kriteria Spesifikasi
Warna Kulit berwarna hijau kekuningan sampai kuning
Tekstur Keras sampai agak lunak
Aroma Khas buah carica
Diameter Minimal 4 cm
Sumber : Divisi quality control CV. Yuasafood Berkah Makmur (2012)
b. Gula
Gula yang digunakan pada manisan carica ini adalah gula rafinasi. Gula
yang digunakan oleh CV. Yuasafood Berkah Makmur di dapatkan dari grosir
mencari gula untuk pembuatan sirup pengisi. Gula yang digunakan adalah gula
kristal putih, bentuk dan ukuran kristal halus sampai agak kasar, dengan
36
yang paling penting dalam pembuatan manisan. Gula yang digunakan dalam
proses produksi bersifat sebagai pemanis dan bahan pengawet alami. Gula dapat
menghambat pertumbuhan mikroba perusak makanan dan kadar gula yang tinggi
bila ditambahkan dalam bahan pangan menyebabkan air bebas dalam bahan
pangan menjadi terikat sehingga menurunkan nilai aktivitas air. Semakin sedikit
air bebas yang dapat digunakan oleh mikroba, maka bahan pangan menjadi lebih
awet. Mikroba perusak yang dihambat terutama jenis bakteri karena bakteri
oleh khamir osmofilik atau kapang xerofilik (toleran terhadap Aw rendah) karena
mikroba tersebut dapat tumbuh pada larutan gula yang pekat. Kadar gula yang
tinggi bersama-sama dengan kadar asam yang tinggi (pH rendah), perlakuan
bahan pengawet kimia seperti belerang dioksida (SO2) dan asam benzoat
c. Air
dalam pembuatan sirup, pencucian buah carica, exhausting, pasteurisasi. Air juga
digunakan sebagai sanitasi bagi pabrik dan lingkungan sekitar untuk mencucui
peralatan dan tempat yang digunakan selama proses produksi. Air yang digunakan
37
diperoleh dari air PDAM Wonosobo. Besar kecilnya kebutuhan air yang
dilakukan. Kebutuhan air untuk sanitasi ini cenderung lebih banyak bila
peralatan yang digunakan untuk proses produksi dilakukan selama dua kali dalam
sehari. Pencucian peralatan dilakukan sebelum proses produksi dan setelah proses
produksi berakhir.
d. Garam
sel bahan yang dihasilkan, sehingga akan memudahkan proses pengolahan dalam
menjadi lunak akibat pelunakan selulosa dan perubahan pektin menjadi bentuk
yang mudah larut. Perubahan tekstur menjadi lunak dapat dicegah menggunakan
garam. Oleh karena itu, dalam industri pengolahan manisan penambahan garam
merupakan suatu hal yang sangat penting sehingga manisan yang dihasilkan
memiliki tekstur yang tidak lunak. Garam selain dapat mempertahankan tekstur
juga dapat mencegah pencoklatan non enzimatis. Garam yang digunakan di CV.
Yuasafood Berkah makmur berasal dari grosir terdekat dan masih di wilayah
Wonosobo.
38
e. Asam sitrat
Asam sitrat pada proses pembuatan sirup buah pada manisan carica
bertindak sebagai penegas rasa dan juga dapat menyelubungi after taste yang
kurang disukai. Sifat asam dapat mencegah pertumbuhan mikroba dan bertindak
sebagai bahan pengawet. Penambahan asam sitrat pada proses pembuatan sirup
buah ditunjukan dapat memperoleh nilai pH 3,5 – 4,0. Nilai pH yang rendah dapat
dapat mengalahkan sifat dan pengaruh jelek logam tersebut dalam bahan,
sehingga senyawa ini dapat membantu menstabilkan warna, cita rasa dan tekstur.
Logam-logam yang diikat antara lain, Mg, Fe, Co, Cu, Zn dan Mn.
e. Natrium benzoat
putih, granula tanpa bau atau hampir bau, bubuk kristal atau serpihan. Memiliki
0,10%.
39
B. Proses Pengolahan Manisan Carica
Manisan adalah jenis makanan ringan yang terbuat dari buah yang
satu olahan dari buah carica yang berupa hasil produk awetan dengan
menggunakan gula. Proses pembuatan manisan carica di bagi menjadi dua, yaitu
proses pengolahan buah dan pembuatan larutan pengisi. Proses yang dilakukan
Bahan baku yang didatangkan dari supplier tidak diolah secara langsung,
akan tetapi disimpan dalam gudang penyimpanan pada suhu ruang. Buah carica
yang sudah memenuhi syarat maka siap untuk diolah menjadi manisan. Buah
gudang, yaitu selama tujuh hari. Hal ini untuk menjaga kualitas dari bahan baku
yang akan dibuat. Buah yang masih sangat muda bila sampai tujuh hari setelah
penyaluran tidak matang maka akan dikembalikan pada supplier. Hal ini juga
berlaku pada buah yang sudah matang dan siap diolah, akan tetapi buah yang
tidak sempat diolah dan membusuk juga akan dikembalikan kepada supplier.
Buah carica yang disimpan pada suhu ruang setelah didatangkan dari
fisiologis. Kerusakan bahan pangan nabati terjadi karena kegiatan dari mikroba
pembusuk dan aktivitas enzim yang tidak dikehendaki. Selain itu juga akan
40
mengalami pelayuan. Hal ini disebabkan kadar air dalam bahan juga menurun.
Penurunan kadar air pada bahan dikarenakan proses transpirasi dan respirasiyang
zat-zat nutrisi yang ada pada buah, sehingga dalam jangka waktu tertentu akibat
kemunduran mutu dan kerusakan fisiologis. Proses penyimpanan buah carica pada
Sortasi adalah pemilihan antara buah matang dan buah yang belum
matang. Buah carica yang akan diolah menjadi manisan harus melalui proses
seleksi atau sortasi terlebih dahulu. Tujuan dilakukannya sortasi adalah untuk
digunakan dalam proses seleksi ini adalah kenampakan, tekstur, ukuran dan
warna.
Buah yang memiliki kualitas bagus (kenampakan bagus, aroma khas, kulit
berwarna hijau kekuningan sampai kuning) dan lolos seleksi akan digunakan
untuk proses produksi selanjutnya, jika ditemukan buah yang cacat akan tetapi
41
dari segi ukuran dan berat masih memenuhi standar carica yang bagus, maka
bagian yang cacat dihilangkan, kemudian bagian yang tidak cacat dapat digunakan
sebagai bahan baku sedangkan carica yang mempunyai kualitas buruk dan tidak
lolos seleksi adalah carica cacat atau terdapat luka pada kulit dan daging buahnya.
Buah carica busuk atau belum matang tidak dapat diklasifikasikan sebagai carica
yang lolos seleksi. Buah yang tidak lolos seleksi ada dua kemungkinan yaitu,
pertama karena buah busuk dan yang kedua karena buah belum matang, untuk
buah yang busuk biasanya buah akan dibuang, dan untuk buah yang belum
matang maka buah akan disimpan kembali hingga buah matang, berubah menjadi
kekuningan hingga siap untuk dikupas. Banyaknya bahan baku yang digunakan
tergantung dari jumlah persediaan buah carica matang. Setiap proses produksi
biasanya menggunakan 700 kg – 1 ton buah carica. Proses sortasi tersaji pada
Gambar 6.
c. Pengupasan buah
kotoran, maupun panu (bercak putih) yang terdapat dalam daging buah, karena
bercak putih yang terdapat dalam daging buah dapat menyebabkan buah terasa
42
pahit saat dikonsumsi. Proses pengupasan buah carica di CV. Yuasafood Berkah
penampungan air sebelum dipotong untuk mengurangi getah yang keluar dari
yang bersih. Proses perendaman buah carica dalam bak penampungan tersaji pada
Gambar 8.
e. Pemotongan buah
pengambilan biji carica. Proses pemotongan buah carica tersaji pada Gambar 7.
43
Gambar 9. Proses pemotongan buah
bagian. Biji tersebut dipisahkan dari buah karena tidak dapat dikonsumsi begitu
saja, namun biji tersebut harus diekstrak sarinya dan selanjutnya dimasak dengan
ditambahkan gula dan asam sebagai larutan pengisi manisan. Selain itu, ekstrak
dari biji buah carica tersebut dapat digunakan sebagai produk sirup. Proses
diiris sesuai ukuran yang telah ditentukan, yaitu tidak terlalu besar dan tidak
44
proses sortasi kembali, yaitu pemilihan daging buah yang baik serta pembersihan
bagian kulit yang masih tersisa. Proses pengecilan ukuran buah carica tersaji pada
Gambar 11.
dengan larutan air garam. Perendaman ini dilakukan sebelum proses exhausting,
buah carica direndam dalam larutan garam untuk mempertahankan tekstur kenyal
pada buah setelah buah menjadi manisan karena dengan penambahan larutan
buah cukup mengeras, apabila perendaman buah tidak sampai kaku maka akan
mempengaruhi tekstur buah pada proses exhausting, buah akan terlalu lunak.
Perendaman buah yang terlalu lama juga akan mempengaruhi kelunakan pada
prosesexhausting, buah yang dihasilkan akan keras dan membutuhkan waktu yang
45
lebih lama untuk memperoleh buah yang kenyal. Setelah perendaman dilakukan
maka dilakukan proses pencucian untuk menghilangkan larutan garam, pada saat
pencucian jugadilakukan pemilihan terhadap buah yang rusak ataupun buah yang
masih ada sisa kulit agar hasil manisan yang dikemas tidak terasa pahit. Proses
perendaman buah carica dengan larutan garam tersaji pada Gambar 12.
Gelas jar terbuka yang telah dicuci, kemudian diisikan buah ke dalam
sampai seragam dengan berat buah carica 130 gram, 150 gram dan 270 gram.
Gelas yang telah diisi dengan buah (dan sirup) kemudian dilakukan proses
exhausting hingga suhu larutan mencapai suhu 60oC, ± 20 menit yang dilanjutkan
menghilangkan sebagian besar udara dan gas-gas lain dari dalam bahan dan
dilakukan untuk memberikan kondisi vakum yang baik dalam head space pada
kaleng setelah penutupan. Proses pengisian sirup dan closing/seaming tersaji pada
46
Gambar 13. Proses pengisian sirup. Gambar 14. Proses closing/seaming.
i. Pasteurisasi
dibagi menjadi tiga yaitu: pasteurisasi, pemanasan 100oC dan pemanasan diatas
treatment) yang diberikan pada produk pangan, biasanya di bawah suhu 100oC.
patogen dan inaktivasi enzim. Proses pasteurisasi untuk kemasan gelas jar,
dilakukan dengan menggunakan dandang besar dan prinsip pasteurisasi ini adalah
lainnya karena apabila kemasan kaca di masukkan pada panci yang berisi air
selama 45 menit. Perhitungan waktu selama 45 menit ini dilakukan setelah suhu
dilakukan pengecekan suhu, apabila suhu melebihi 87oC maka api harus
47
dikecilkan, dan apabila suhu terlalu rendah maka api harus dinaikan sehingga
suhu menjadi stabil 85-87oC. Proses pasteurisasi tidak mematikan semua mikroba
vegetatif dan hampir semua bakteri pembentuk spora, akan tetapi dengan adanya
pengaturan pH, penambahan pengawet, dan pengaturan aktivitas air pada manisan
perubahan pada karakteristik produk pangan seperti perubahan nutrisi dan sensori,
namun kelemahan pasteurisasi adalah umur simpan produk yang terbatas atau
pendek.
j. Pendinginan
Pendinginan untuk kemasan gelas jar dengan menyiram mula-mula dengan air
hangat secara perlahan untuk menurunkan risiko kejut panas (thermal shock)
terhadap kemasan seperti pecah dan retak akibat perubahan suhu yang cepat,
sehingga untuk kemasan ini tidak dilakukan perendaman dengan menggunakan air
dingin. Pendinginan tersebut juga bertujuan untuk menurunkan suhu manisan dan
kemasan. Proses pendinginan untuk kemasan gelas jar tersaji pada Gambar 15.
48
Gambar 15. Proses pendinginan.
mencegah debu dan mikroba yang lebih mudah menempel pada kemasan yang
dilakukan menggunakan kertas yang telah dilaminasi dan terdapat merk dagang
dari manisan carica. Pemberian label adalah kegiatan penempelan label pada
kemasan dengan maksud agar penampakan kemasan lebih menarik dan konsumen
kemasan bagian luar harus bersih dan tidak berminyak. Label kertas terdiri dari
beberapa informasi, yaitu merk dagang, berat bersih, komposisi bahan, tulisan dan
gambar, nama dan alamat pabrik, tanggal kadaluarsa, barcode, sertifikasi halal
MUI Jawa Tengah, nomor izin industri, tanda HACCP dan tanda OVOP.
Kemasan gelas jar juga dilakukan inkubasi dalam suhu ruang selama
kurang lebih 7 hari, dan diambil secara acak salah satu kemasan untuk dilakukan
pengujian. Proses inkubasi ini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya
perubahan yang terjadi selama pengujian tersebut, apabila setelah pengujian ada
perubahan maka semua manisan yang di produksi sesuai dengan sampel tersebut
49
tidak akan di distribusikan, tetapi selama ini kejadian tersebut belum pernah
terjadi. Setelah produk dikatakan aman maka dilakukan pelabelan dan setelah itu
Packaging produk manisan carica menggunakan karton kardus yang terdapat label
serta keterangan lain. Fungsi kemasan ini sebagai kemasan sekunder, yaitu wadah
l. Penyimpanan
terhindar dari kontaminasi udara serta untuk persiapan pemasaran manisan carica.
penyimpanan pada suhu ruang. Penyimpanan produk dengan sistem first in first
out bertujuan agar produk yang diproduksi lebih awal lebih terjual awal. Proses
50
Gambar 17. Proses penyimpanan
pencampuran larutan gula dengan air ekstrak selaput biji carica. Biji carica yang
hangat pada biji carica. Penambahan air hangat pada biji carica bertujuan untuk
memudahkan pemisahan antara selaput biji dengan biji carica. Ekstraksi dilakukan
menggunakan blender, setelah tercampur maka sari disaring dan diberi penekanan
mempermudah proses pemisahan antara selaput biji carica dengan biji carica.
Proses pencampuran biji carica dapat dilihat pada gambar 18 dan proses
51
Gambar 18. Proses pencampuran biji carica
b. Perebusan I
atau memisahkan buih yang dihasilkan dari selaput biji carica kemudian disaring
52
c. Perebusan II
dengan air kemudian didihkan. Proses perebusan II ditambahkan gula, asam sitrat
dan natrium benzoat, apabila larutan sirup telah mendidih maka proses perebusan
selesai tetapi kompor masih tetap dinyalakan dengan api kecil, agar larutan sirup
ditambahkan ke dalam kemasan yang telah diisi daging buah carica, larutan sirup
tersebut disaring terlebih dahulu dengan menggunakan alat penyaring yang telah
diberi kain saring. Pengukuran pH pada sirup buah dilakukan ketika larutan sudah
mendidih, pH pada sirup adalah 3,5-4,5. Kadar gula untuk kemasan gelas jar ±
20-22o brix.
D. Produk Akhir
Produk akhir yang dihasilkan dari CV. Yuasafood Berkah Makmur salah
satunya adalah manisan carica. Produk umumnya dikemas secara higienis dalam
botol kaca yang tertutup rapat. Pertimbangan dalam pemakaian botol kaca adalah
daya tahan produk dapat lebih lama sekitar 1 tahun dalam penyimpanan normal,
inert (tidak bereaksi dengan bahan yang dikemas, tahan asam dan basa, dan tahan
berpengaruh terhadap isi atau kualitas produk, serta kemasan botol yang
memiliki beberapa kelemahan, yaitu mudah pecah, bobot besar sehingga biaya
53
transportasi tinggi, perlu bahan pengemas kedua (kardus). Oleh karena itu dibuat
kemasan alternatif yang lebih murah, lebih ringan, praktis, dan tidak mudah pecah
yaitu menggunakan cup plastik, namun kemasan cup plastik juga memiliki
kelemahan, yaitu masa simpan hanya dapat mencapai 3 bulan sehingga diperlukan
bahan tambahan pangan untuk memperpanjang masa simpan menjadi 1 tahun dan
produk juga dapat berubah jika terlalu sering terkena sinar matahari langsung.
Setiap botol memiliki netto sebesar 350 gram. Sedangkan setiap cup plastik
berbagai ukuran yaitu glass jar 360 gr, cup plastik mangkok 250 gr, cup aqua 220
gr, dan 250 gr pada kemasan pouch. Setelah diberi label manisan masukkan dalam
kardus sesuai ukuran dan jumlahnya, lalu disimpan di gudang penyimpanan untuk
siap dipasarkan.
usahanya yang masih tergolong UKM, meskipun begitu CV. Yuasafood Berkah
54
quality control sendiri dengan alat yang masih terbatas. Beberapa mesin dan
a. Keranjang plastik
Keranjang plastik ini digunakan untuk meletakkan buah carica yang telah
disortasi, tempat meletakkan gelas jaryang telah diisi buah carica. Keranjang
plastik yang digunakan CV. Yuasafood Berkah Makmur tersaji pada Gambar 21.
b. Pisau
buah, dan pengecilan ukuran buah dan sortasi daging buah yang cacat. Pisau yang
digunakan terbuat dari stainless steel dan tersaji pada Gambar 22.
55
c. Bak penampungan
merendam carica setelah proses pengupasan dan pemisahan biji. Bak tersebut
terbuat dari bahan stainless steel yang tidak mudah mengalami korosi dan mudah
d. Sendok
e. Juicer
pengisi manisan maupun sebagai jus dan sirup carica. Juicer yang digunakan CV.
56
Gambar 24. Juicer
f. Ember
dipisahkan dari buahnya dan untuk menyimpan sirup pengisi yang telah masak.
Makmur.
g. Panci perebusan
Panci ini digunakan untuk perebusan sirup, perebusan sirup dilakukan dua
kali. Panci A digunakan untuk perebusan pertama dan panci B digunakan untuk
57
perebusan kedua. Panci perebusan yang digunakan untuk perebusan sirup tersaji
maupun bahan, selain itu juga digunakan sebagai tempat exhausting dan
i. Sealer
kerja sealer yaitu Tutup dan cup diletakkan pada mulut gelas lalu dipanaskan
58
dengan sealer sehingga lengket dan tertutup rapat. Sealer pada CV. Yuasafood
j. Timbangan digital
k. Termometer
59
Gambar 30. Termometer.
l. pH meter
pH (keasaman atau gaya basa) yang cair (khusus probes meskipun kadang-kadang
mengukur pH akhir yang dihasilkan oleh produk yang dihasilkan sampai sesuai
dengan standar. Jenis pH meter yang digunakan di CV. Yuasafood adalah jenis
tabel digital pH meter tersaji pada Gambar 31. Standar pH yang digunakan dalam
60
m. Hot code
Hot code digunakan untuk memberi tanggal kadaluarsa pada label. Mesin
cetak tanggal kadaluarsa atau disebut juga expired date printer. Mesin expired
date printer ini bisa dipakai untuk mencetak tanggal kadaluarsa atau kode
dengan mudah dan ekonomis. Alat ini memakai pita warna dan panas untuk
mencetak tanggal yang sudah disusun diatas plastik. Mesin cetak tanggal
kadaluarsa ini menggunakan sistem rol yang berputar automatis dan dapat diatur
jarak gesernya sehingga tidak perlu diputar manual. Hot code yang digunakan
jenis kemasan yang berbeda ukuran. Gelas jar ukuran 375 gram, gelas jar ukuran
61
VI. PENGENDALIAN MUTU MANISAN CARICA
Pengendalian mutu adalah suatu cara atau teknik yang dilakukan untuk
dihasilkan produk yang aman untuk dikonsumsi karena hanya produk hasil
industri yang bermutu yang dapat memenuhi kebutuhan pasar. Pengendalian mutu
tingkat industri maka makin kompleks dan makin canggih pula ilmu pengetahuan
yang sesuai dengan standar mutu produk yang berlaku dan produk yang seragam.
menjadi tiga bagian utama yaitu, pengendalian mutu bahan baku, pengendalian
dan bahan tambahan dilakukan dengan cara pemeriksaan terhadap bahan baku dan
62
Bahan baku yang digunakan pada pembuatan manisan carica adalah buah
carica, gula dan air. CV. Yuasafood Berkah Makmur mendapatkan buah carica
dari pedagang dan petani buah carica, pada saat perusahaan tersebut belum begitu
maju seperti saat sekarang ini, bahan baku diperoleh dengan cara pihak
perusahaan mendatangi para petani Dieng, namun seiring berjalannya waktu dan
mengalami kemajuan maka para petani Dieng sebanyak 18 orang secara rutin
setiap seminggu sekali menyuplai carica. Buah carica yang disuplai oleh pihak
petani Dieng apabila kondisinya belum matang atau masih berwarna hijau maka
bahan baku tersebut masih diterima oleh pihak perusahaan akan tetapi apabila
tujuh hari setelah pihak petani Dieng menyuplai carica tersebut masih belum
matang maka seluruh buah carica yang belum matang tersebut akan dikembalikan
kembali ke pihak petani. Selain itu jika pada saat akan dilakukan proses
pengupasan dan ditemukan buah carica yang busuk maka buah tersebut akan
dikumpulkan dan ditimbang dan setelah itu akan dikembalikan ke pihak supplier.
Air yang digunakan dalam proses pembuatan manisan ini berasal dari PDAM
Minum tersebut. Syarat air minum antara lain tidak berasa, tidak berwarna, tidak
berbau, tidak mengandung logam atau bahan kimia berbahaya, bersih, jernih,
Yuasafood Berkah Makmur memiliki standar penerimaan bahan baku, dalam hal
ini mengenai penerimaan terhadap buah carica dari supplier yaitu para pedagang
dan petani tanaman carica. Standar buah carica Dieng yang ditetapkan antara lain :
63
b. Kulit berwarna hijau kekuningan sampai kuning
d. Buah carica tidak terlalu muda, tidak terlalu tua, dan tidak pecah
f. Diameter minimum 4 cm
CV. Yuasafood Berkah Makmur mendapatkan gula dari agen yang khusus
pengecekan sesuai standar gula yang dimilki oleh CV. Yuasafood Berkah
Makmur, antara lain gula kristal putih (rafinasi), warna gula putih, bentuk dan
ukuran kristal halus sampai agak kasar, kenampakan bersih dan halal.
natrium benzoat (pengawet) dan garam dapur. Kendali mutu untuk masing-masing
bahan dilakukan oleh supplier yang berada di daerah Semarang dan Wonosobo
hanya dilakukan untuk buah carica, namun juga dilakukan pada bahan penunjang
lainnya. Gula, asam sitrat, dan bahan tambahan lainnya di simpan di gudang
penyimpanan yang kering dan tidak lembab agar tidak mengalami penurunan
mutu fisik.
64
B. Pengendalian Mutu Proses Produksi
pada buah carica yang masih mentah. Suhu ruang di daerah Wonosobo 27-28oC.
Buah yang masih mentah pada tahap penyimpanan ini diletakkan pada keranjang
plastik. Hal ini dilakukan agar buah tidak langsung menempel pada ubin yang
Faktor pertama yang sangat perlu mendapat perhatian khusus adalah bahan
mentah. Bahan makanan yang akan diolah harus dipilih yang berkualitas baik. Hal
yang tidak diinginkan. Bahan pangan mentah dapat menjadi rusak atau busuk
karena beberapa penyebab, tetapi yang paling utama adalah kerusakan atau
kebusukan karena mikroba. Mutu dan keamanan suatu produk pangan sangat
tergantung pada mutu dan keamanan bahan mentahnya. Oleh karena itu, untuk
dapat menghasilkan produk pangan yang bermutu dan aman dikonsumsi, bahan
Sortasi merupakan tahap pemilihan buah carica yang siap diolah. Buah
yang sudah terlalu masak bahkan ada buah yang sudah busuk, sehingga perlu
dilakukan pemilihan tersebut agar dihasilkan manisan carica yang bermutu baik.
Buah yang baik mutunya untuk di olah menjadi manisan memiliki tekstur agak
65
Pengupasan dilakukan untuk memisahkan daging buah carica dengan
stainless steel. Penggunaan pisau berbahan stainless steel tersebut agar tidak
getah. Pisau yang dipergunakan juga harus tajam agar hasil kupasan lebih rata dan
bagus. Pengendalian mutu pada proses pengupasan ini dilakukan secara visual
yaitu dengan melihat hasil buah yang dikupas, bila masih terdapat kulit yang
Proses pencucian dilakukan dengan cara merendam buah carica pada bak
menghilangkan getah pada buah carica, pada tahap ini kenampakan buah carica
Pembelahan yaitu membelah daging buah carica menjadi dua bagian yang
sama besar. Pengendalian mutu pada tahapan ini dilakukan secara visual yaitu
dengan melihat ukuran buah karena pembelahan buah ini ukurannya berbeda-beda
tergantung dari ukuran buah yang dibelah, apabila kemasan yang digunakan gelas
jardan pouch maka buah dibelah secara vertikal dan pada kemasan ini buah dipilih
yang memiliki ukuran besar, sedangkan untuk kemasan cup mangkok dan gelas
Pemisahan biji dilakukan untuk memisahkan daging buah dan biji, karena
keduanya akan memiliki perlakuan yang berbeda. Biji buah carica yang dilapisi
oleh selaput putih akan dijadikan sirup. Pemisahan biji tersebut dilakukan dengan
menggunakan sendok. Pemisahan ini harus dilakukan secara hati-hati agar tidak
66
merusak daging buahnya dan pada tahap ini daging buah harus benar-benar bersih
dari bijinya.
pertama (perendaman dalam bak penampung). Daging buah harus bersih karena
apabila masih terdapat getah pada daging buah maka akan mempengaruhi produk
akhirnya yaitu berasa pahit dan gatal. Daging buah yang telah bersih kemudian
diiris atau dikecilkan ukurannya. Ukuran irisan daging buah tersebut 5 cm dan
lebar 3 cm. pengirisan ini dilakukan menggunakan pisau stainless steel untuk
menghindari adanya reaksi dengan daging buah. Pengirisan buah ini disesuaikan
dengan lekuk yang terdapat pada daging buahnya. Pengendalian mutu pada tahap
yang tidak di pergunakan seperti ujung bagian atas dan bawah daging buah yang
akan mempengaruhi hasil irisan daging buah serta menghilangkan kulit-kulit yang
menit. Pengendalian mutu dilakukan secara visual yaitu dengan memegang daging
buah tersebut dan sedikit menekannya, apabila tekstur buahnya sudah keras maka
larutan garam dibuang. Daging buah yang sudah direndam kemudian dicuci
dengan air mengalir untuk menghilangkan garam yang menempel pada daging
buah tersebut. Pencucian ini dilakukan dengan sedikit demi sedikit agar daging
buah tersebut benar-benar bersih dan tidak ada garam yang menempel.
67
Kemasan atau wadah memiliki peran penting untuk membantu pengawetan
dan melindungi bahan pangan yang ada di dalamnya dari bahaya pencemaran dan
kemasan tersebut telah dicuci terlebih dahulu. Wadah atau kemasan botol
berbahan kaca (gelas). Kaca merupakan bahan pengemas yang paling inert (tidak
mudah berekasi dengan produk), dapat digunakan kembali, tahan gas dan tahan
uap air. Pengendalian mutu yang dilakukan pada tahapan ini yaitu dengan melihat
kemasan tersebut mengalami kerusakan atau tidak, tidak terdapat kotoran dalam
kemasan tersbut sehingga daging buah tetap aman di konsumsi. Selain itu
kebersihan kenampakan daging buah juga harus diperhatikan agar tidak terdapat
produk yang terbuang karena adanya noda pada daging buah. Jumlah atau
kemasan tersebut telah diisi daging buah, kemudian ditambahkan sirup. Pengisian
larutan pengisi bertujuan untuk menambah rasa dan flavor, mempercepat transfer
panas dan mencegah korosi karena akumulasi O2. Pengendalian mutu yang
dilakukan pemeriksaan pH, dan derajat brix dari larutan pengisi tersebut agar
menghasilkan manisan buah carica yang tahan lama dan memiliki cita rasa yang
khas.
Kemasan yang telah diisi buah carica dan larutan pengisi kemudian
suhu 60oC, ± 20 menit yang dilanjutkan dengan penutupan gelas secara manual.
Tujuan exhausting adalah untuk menghilangkan sebagian besar udara dan gas-gas
68
lain dari dalam bahan dan kaleng sesaat sebelum dilakukan penutupan gelas jar
Exhausting juga memiliki tujuan lain yaitu mencegah korosi dan perubahan
yang baik pada head space pada kaleng setelah penutupan. Pengaturan head space
akibat kurangnya larutan pengisi). Pengendalian mutu yang dilakukan pada tahap
ini adalah dengan memperhatikan suhu dan lama waktu yang digunakan, karena
apabila waktu yang digunakan terlalu lama maka akan menyebabkan tekstur buah
maka akan menyebabkan adanya udara dan gas-gas lain yang masuk ke dalam
kemasan maka akan menyebabkan penurunan mutu karena dengan adanya udara
Pasteurisasi yang bertujuan untuk menonaktifkan mikroba patogen, pada tahap ini
diperhatikan suhu dan waktu yang dibutuhkan untuk proses tersebut. Jika terlalu
tinggi atau rendah suhunya maka hasilnya kurang sempurna, begitu juga dengan
waktu yang digunakan harus sesuai dengan aturannya sehingga proses pasteurisasi
tersebut sempurna dan dihasilkan produk yang berdaya tahan maksimal dan aman
69
untuk dikonsumsi. Suhu dan waktu yang digunakan untuk pasteurisasi adalah
menggunakan air dingin akan tetapi menyiram mula-mula dengan air hangat
secara perlahan untuk menurunkan risiko kejut panas (thermal shock) terhadap
kemasan seperti pecah dan retak akibat perubahan suhu yang cepat.
desain sebaik mungkin untuk menarik perhatian calon konsumen serta sesuai
dengan syarat labeling. Label yang digunakan berupa stiker sehingga perlu dipilih
label dengan hasil cetakkan tulisannya bagus karena terkadang juga terdapat label
yang cetakkan tulisannya rusak. Pada label tersebut terdapat atau berisikan
halal, nomor pendaftaran izin produk, tanda HACCP, tanda OVOP. Tanggal
kadaluarsa pada tahap ini perlu diperhatikan dan harus disesuaikan dengan tanggal
produksinya. Manisan carica kemasan gelas jar memiliki umur simpan selama
Pengepakan manisan ke dalam kardus harus ditata secara rapi agar tidak
lain. Kardus dipilih yang bagus dan kuat sehingga tidak terjadi kerusakan pada
70
kardus. Setelah itu penulisan tanggal kadaluarsa pada bagian luar kardus juga
produksinya. Manisan ditata di atas palet kayu dan disesuaikan dengan tanggal
Out (FIFO) sehingga manisan yang masuk pertama akan keluar pertama. Setiap
produksi akan disimpan satu kemasan manisan yang diambil secara acak untuk
dilakukan pengujian sampel. Pengujian ini dilakukan selama tujuh hari, hal ini
bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya perubahan yang terjadi selama
pengujian tersebut, apabila setelah pengujian ada perubahan maka semua manisan
yang di produksi sesuai dengan sampel tersebut tidak akan di distribusikan, tetapi
Biji carica yang akan dibuat sirup diblender dengan ditambah sedikit air.
atau garam kalium atau natirum benzoat), yaitu bahan yang digunakan untuk
mengawetkan manisan ringan dan kecap 600 mg/kg. sari buah, saus tomat, saus
sambal, jam dan jeli, manisan, agar, dan makanan lain 1 g/kg sedangkan
g/kg, makanan bayi kalengan 15 g/kg, coklat dan coklat bubuk 5 g/kg, dan
makanan-makanan lain seperti pasta tomat, jam atau jeli, minuman ringan, udang,
71
daging, kepiting dan sarden kalengan, margarin, keju, saos, sayur dan buah kaleng
pemakaiannya secukupnya.
dan kadar gula. pH sirup tersebut sekitar antara 3,5-4,5 dan kadar gula untuk
kemasan gelas jar 20-22obrix. Semakin tinggi kadar gulanya maka tingkat
kemasan yang sudah diisi daging buah, sirup tersebut harus disaring terlebih
kriteria mutu yang telah ditetapkan oleh pemerintah tersebut. Kriteria mutu yang
Pengendalian mutu pada produk akhir ini dilakukan secara visual yaitu
dengan cara melakukan uji sampel manisan yang kemudian diamati perubahan
72
tujuh hari di dalam oven inkubasi. Setelah tujuh hari maka diamati secara visual
mengenai ada tidaknya perubahan pada manisan tersebut dan apabila terdapat
kecembungan pada tutup kemasan maka manisan yang sesuai dengan tanggal
dengan warna buahnya, daging buah renyah, rasa manis, aromanya khas buah
carica, larutan sirupnya encer, dan tidak terdapat noda hitam pada daging buah.
Pengendalian mutu produk akhir juga dilakukan dengan cara menguji sensoris
manisan carica yang dihasilkan setiap hari agar didapatkan hasil yang maksimal
pada rasa, aroma, warna dan tekstur yang paling diinginkan konsumen.
uji sensoris, sirup carica juga di uji kimiawi untuk pH dan tingkat kemanisannya.
yang mengutamakan FIFO, yaitu first in first out, agar produk yang diproduksi
lebih dulu tidak menumpuk terlalu lama dan mengalami kemunduran kualitas
73
VII. SANITASI DAN PENANGANAN LIMBAH
adalah salah satu usaha pencegahan pada kegiatan dan tindakan yang perlu untuk
membebaskan makanan dan minuman dari segala bahaya yang dapat mengganggu
Makmur antara lain seperti membuat sekat antar ruang satu dengan ruang lainnya.
Melapisi tembok perusahaan dengan cat putih agar terlihat bersih dan nyaman,
pengupasan dan bahan baku, serta menyediakan tempat khusus untuk cuci kaki
agar karyawan yang akan masuk ke ruang produksi dari ruang pengupasan tidak
dicuci bersih dengan sabun dan di tata rapi ke tempat semula agar pada saat mulai
74
pemakaian bahan baku tidak tercemar dengan kotoran sisa produksi hari
sebelumnya.
B. Sanitasi Pekerja
dengan bahan baku maupun produk jadi. Sebelum beraktivitas karyawan wajib
tangan yang berfungsi untuk mencegah terjadinya kontaminasi pada bahan baku
serta melindungi tangan karyawan dari getah carica yang dapat mengakibatkan
rasa gatal, penggunaan hairnet atau penutup kepala bertujuan agar kotoran dari
kepala tidak mengkontaminasi produk, masker bertujuan agar kotoran dari mulut
tidak mengkontaminasi produk dan celemek agar baju karyawan tidak kotor.
Sepatu juga harus digunakan oleh karyawan selama proses produksi karena
dikemas dalam kardus yang di simpan digudang. Salah satu sistem sanitasi produk
jadi yang diterapkan oleh CV. Yuasafood Berkah Makmur adalah dengan tetap
75
menjaga gudang bersih dan kering agar kemasan tidak rusak dan mempengaruhi
Sanitasi bahan baku atau bahan dasar dimulai dari penerimaan bahan baku
dalam gudang penerimaan bahan baku adalah dengan cara rutin membersihkan
gudang tersebut. Selama bahan baku disimpan lantai penyimpanan dilapisi dengan
papan dan rak-rak dengan ukuran super besar agar bahan baku tidak bersentuhan
langsung dengan lantai dan untuk mencegah penurunan mutu atau kualitas bahan
baku.
proses produksi. Bahan baku dibersihkan dengan cara di cuci satu persatu akan
tetapi cara tersebut dirasa kurang efektif dan menghabiskan waktu lama, sehingga
jenis limbah yaitu limbah padat, limbah cair, dan juga limbah gas. Masing-masing
limbah telah ditangani dengan cukup baik dan diberi penanganan yang berbeda.
76
a. Limbah cair
Limbah cair terdiri dari air sisa pencucian, sisa sabun, sisa kaporit, sisa
kapur, dan lainnya. Limbah tersebut dialirkan melalui selokan ke dalam kolam
dari sungai. Setelah melalui bak pengendapan, air dialirkan kembali ke sungai
dalam kondisi sudah netral (hasil penelitian dan analisa oleh laboratorium
b. Limbah padat
Limbah yang dihasilkan adalah berupa kulit carica, biji carica, dan kotoran
sementara. Selanjutnya setiap dua kali sehari bak penampungan dibersihkan dan
c. Limbah gas
Limbah gas berupa gas sisa pembakaran dan uap air yang dialirkan melalui
cerobong uap, dan jendela ventilasi yang sudah diberi blower dan screen.
77
VIII. PEMBAHASAN
A. Umum
air garam selama 3-5 menit, pencucian, botling dan penambahan sirup pengisi,
Pembuatan sirup carica dihasilkan melalui beberapa tahap yaitu penghancuran biji
bahan pengisi.
Manisan adalah jenis makanan ringan yang terbuat dari buah yang
manisan basah ataupun manisan kering. Manisan carica merupakan salah satu
olahan dari buah carica yang berupa hasil produk awetan dengan menggunakan
gula.
Tujuan pemberian gula dengan kadar yang tinggi pada manisan buah
carica, selain untuk memberikan rasa manis, juga untuk mencegah tumbuhnya
mikroba (jamur dan kapang). Proses pembuatan manisan buah carica juga
78
digunakan air garam untuk mempertahankan bentuk (tekstur) serta menghilangkan
Buah carica yang disimpan pada suhu ruang setelah didatangkan dari
fisiologis. Kerusakan bahan pangan nabati terjadi karena kegiatan dari mikroba
pembusuk dan aktivitas enzim yang tidak dikehendaki. Selain itu juga akan
mengalami pelayuan. Hal ini disebabkan kadar air dalam bahan juga menurun.
Penurunan kadar air pada bahan dikarenakan proses transpirasi dan respirasiyang
zat-zat nutrisi yang ada pada buah, sehingga dalam jangka waktu tertentu akibat
Buah yang memiliki kualitas bagus (kenampakan bagus, aroma khas, kulit
berwarna hijau kekuningan sampai kuning) dan lolos seleksi akan digunakan
untuk proses produksi selanjutnya, jika ditemukan buah yang cacat akan tetapi
dari segi ukuran dan berat masih memenuhi standar carica yang bagus, maka
bagian yang cacat dihilangkan, kemudian bagian yang tidak cacat dapat digunakan
sebagai bahan baku sedangkan carica yang mempunyai kualitas buruk dan tidak
lolos seleksi adalah carica cacat atau terdapat luka pada kulit dan daging buahnya.
kotoran, maupun panu (bercak putih) yang terdapat dalam daging buah, karena
bercak putih yang terdapat dalam daging buah dapat menyebabkan buah terasa
pahit saat dikonsumsi. Buah carica yang telah dikupas kemudian dimasukkan ke
79
dalam bak penampungan air sebelum dipotong untuk mengurangi getah yang
bagian. Biji tersebut dipisahkan dari buah karena tidak dapat dikonsumsi begitu
saja, namun biji tersebut harus diekstrak sarinya dan selanjutnya dimasak dengan
ditambahkan gula dan asam sebagai larutan pengisi manisan. Selain itu, ekstrak
dari biji buah carica tersebut dapat digunakan sebagai produk sirup.
wadah. Daging buah yang sebelum dikecilkan ukurannya dilakukan proses sortasi
kembali, yaitu pemilihan daging buah yang baik serta pembersihan bagian kulit
menit. Pengendalian mutu dilakukan secara visual yaitu dengan memegang daging
buah tersebut dan sedikit menekannya, apabila tekstur buahnya sudah keras maka
larutan garam dibuang. Daging buah yang sudah direndam kemudian dicuci
dengan air mengalir untuk menghilangkan garam yang menempel pada daging
buah tersebut.
dan melindungi bahan pangan yang ada di dalamnya dari bahaya pencemaran dan
kemasan tersebut telah dicuci terlebih dahulu. Selain itu kebersihan kenampakan
daging buah juga harus diperhatikan agar tidak terdapat produk yang terbuang
80
karena adanya noda pada daging buah. Jumlah atau banyaknya daging buah
untuk menambah rasa dan flavor, mempercepat transfer panas dan mencegah
korosi karena akumulasi O2. Pengendalian mutu yang dilakukan pemeriksaan pH,
dan derajat brix dari larutan pengisi tersebut agar menghasilkan manisan buah
carica yang tahan lama dan memiliki cita rasa yang khas.
Kemasan yang telah diisi buah carica dan larutan pengisi kemudian
suhu 60oC, ± 20 menit yang dilanjutkan dengan penutupan gelas secara manual.
Tujuan exhausting adalah untuk menghilangkan sebagian besar udara dan gas-gas
lain dari dalam bahan dan kaleng sesaat sebelum dilakukan penutupan gelas jar
Pengendalian mutu yang dilakukan pada tahap ini adalah dengan memperhatikan
suhu dan lama waktu yang digunakan, karena apabila waktu yang digunakan
terlalu lama maka akan menyebabkan tekstur buah menjadi terlalu lunak dan akan
Pasteurisasi yang bertujuan untuk menonaktifkan mikroba patogen, pada tahap ini
diperhatikan suhu dan waktu yang dibutuhkan untuk proses tersebut. Jika terlalu
tinggi atau rendah suhunya maka hasilnya kurang sempurna, begitu juga dengan
waktu yang digunakan harus sesuai dengan aturannya sehingga proses pasteurisasi
tersebut sempurna dan dihasilkan produk yang berdaya tahan maksimal dan aman
81
untuk dikonsumsi. Suhu dan waktu yang digunakan untuk pasteurisasi adalah
menggunakan air dingin akan tetapi menyiram mula-mula dengan air hangat
secara perlahan untuk menurunkan risiko kejut panas (thermal shock) terhadap
kemasan seperti pecah dan retak akibat perubahan suhu yang cepat.
produksinya. Manisan ditata di atas palet kayu dan disesuaikan dengan tanggal
Out (FIFO) sehingga manisan yang masuk pertama akan keluar pertama. Setiap
produksi akan disimpan satu kemasan manisan yang diambil secara acak untuk
dilakukan pengujian sampel. Pengujian ini dilakukan selama tujuh hari, hal ini
bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya perubahan yang terjadi selama
pengujian tersebut, apabila setelah pengujian ada perubahan maka semua manisan
yang di produksi sesuai dengan sampel tersebut tidak akan di distribusikan, tetapi
pencampuran larutan gula dengan air ekstrak selaput biji carica. Biji carica yang
82
hangat pada biji carica. Penambahan air hangat pada biji carica bertujuan untuk
atau memisahkan buih yang dihasilkan dari selaput biji carica kemudian disaring
kembali.
didihkan. Proses perebusan II ditambahkan gula, asam sitrat dan natrium benzoat,
apabila larutan sirup telah mendidih maka proses perebusan selesai tetapi kompor
masih tetap dinyalakan dengan api kecil, agar larutan sirup tetap dalam keadaan
kemasan yang telah diisi daging buah carica, larutan sirup tersebut disaring
terlebih dahulu dengan menggunakan alat penyaring yang telah diberi kain saring.
pada sirup adalah 3,5-4,5. Kadar gula untuk kemasan gelas jar ± 20-22o brix.
mengutamakan FIFO, yaitu first in first out, agar produk yang diproduksi lebih
dulu tidak menumpuk terlalu lama dan mengalami kemunduran kualitas serta
mutu di pasaran.
B. Analisis SWOT
kelemahan yang dimiliki serta peluang dan ancaman yang dihadapi CV.
83
Yuasafood Berkah Makmur Wonosobo, baik dalam proses perkembangan pabrik
secara umum maupun proses pengolahan. Analisis ini didasarkan pada logika
yang dapat memaksimalkan kekuatan dan peluang namun secara bersamaan dapat
SWOT.
berasal dari luar atau masyarakat terhadap perusahaan; 4) Threats (ancaman) yang
1. Strengths (Kekuatan)
jumlah bahan baku yang tepat ini merupakan kekuatan bagi industri ini
b. Setiap hari sudah ada jadwal yang jelas untuk kapan mulai dan
84
c. Bahan baku buah carica mudah diperoleh apabila musim hujan karena
produksi buah tersebut melimpah. Bahan baku ini diperoleh dari pemasok
yaitu petani dari dataran tingggi Dieng, dan apabila terjadi kelebihan
jumlah buah carica hijau yang dipasok, buah tersebut akan disimpan
dalam satu hari pembuatan manisan buah carica terlalu banyak, maka hasil
bahan baku dan manisan tersebut akan disimpan dalam gudang dan
memiliki mutu yang baik, rasanya enak, dan telah memiliki sertifikat
2. Weakness (Kelemahan)
a. Jadwal produksi dilakukan setiap hari namun dalam waktu tertentu (tidak
pasti) terkadang lembur dan tidak berproduksi apabila buah carica tidak
85
musim dan selain itu apabila keadaan buah carica masih hijau di dalam
b. Bahan baku yang dipasok oleh petani penyalur bahan baku tersebut
cenderung sedikit, hal ini akan menyebabkan buah carica yang dipasok
d. Limbah buah carica seperti biji dan kulit buah yang dibuang ditampung
dalam bak penampungan sampah dibuang dalam kurun waktu dua kali
e. Sanitasi tenaga kerja yang kurang ditangani dengan baik seperti sebagian
dipasarkan diluar kota memiliki resiko yang sangat besar diantara lain jika
3. Opportunities (Peluang)
86
a. Adanya penjadwalan dalam produksi maka proses produksi dapat
b. Terjadi perluasan pasar dan pemasaran manisan buah carica yang dulu
kesulitan.
e. Sejauh ini industri ini sudah memiliki banyak pelanggan tetap dan pangsa
konsumen.
87
4. Threats (Ancaman)
mencukupi.
c. Jarak distribusi ke luar kota dari tempat produksi dengan pasaran cukup
distribusi yang cukup rumit dan memerlukan persiapan serta cara khusus.
88
Tabel 4. Analisis SWOT
Opportunities Threats
1. Memiliki banyak 1. Adanya permintaan
pelanggan tetap dan konsumen yang berubah-
pangsa pasar khusus ubah menyebabkan
2. Adanya penjadwalan jadwal produksi tidak
produksi pasti
3. Distribusi produk yang 2. Adanya perubahan harga
luas sampai ke luar pulau carica ketika bahan baku
jawa sedikit akan
menyebabkan produksi
terganggu.
3. Munculnya industri
manisan carica lain
disekitar CV. Yuasafood
Berkah Makmur akan
menimbulkan persaingan
89
Weakness Strategi W – O Strategi W – T
1. Jadwal produksi tidak 1. Membuat tempat 1. Menambah mesin
pasti tergantung bahan penampungan sementara produksi untuk
baku yang tersedia limbah sebelum meningkatkan kualitas
2. Tempat pembuangan dilakukan pembuangan manisan carica
limbah jauh dari ke TPA 2. Meningkatkan kualitas
pengupasan sehingga 2. Peningkatan disiplin produk yang dihasilkan
menyulitkan pekerja karyawan dengan 3. Melakukan inovasi
3. Kurangnya sanitasi systemreward and pada kemasan agar lebih
pekerja,seperti tidak punishment menarik
memakai masker 3. Pembukaan outlet-
outlet baru untuk
memudahkan konsumen
90
IX. PENUTUP
A. Kesimpulan
penyimpanan, dan distribusi. Tahap pembuatan sirup pengisi yaitu biji carica
2. Pengendalian mutu manisan buah carica yaitu pengendalian mutu bahan baku
dan kadar gula sirup sebagai larutan pengisi, pengendalian mutu produk akhir
3. Masalah yang terjadi pada proses pengalengan sering terjadinya manisan yang
berubah warna, tekstur, swelling and leaking. Hal ini dipengaruhi dalam proses
91
bahan dasar, pengendalain mutu pada saat proses produksi dan pengendalian
B. Saran
keamanan pangan untuk produk khususnya manisan carica kemasan gelas jar.
hearnet, sepatu dan tempat pencucian tangan/ washtafle) supaya digunakan secara
92
DAFTAR PUSTAKA
Hidayat, S. 2000. Potensi dan prospek pepaya gunung (Carica Pubescens) dari
Sikunang, Pegunungan Dieng, Wonosobo. Dalam Seminar Sehari
Menggali Potensi dan Meningkatkan Prospek Tanaman Hortikultura
menjadi Ketahanan Pangan dalam rangka Hari Cinta Puspa dan Satwa
Nasional. Prosiding seminar; Bogor, 5 November 2000. Bogor : UPT
Balai Pengembangan Kebun Raya LIPI Bogor. Hlm 89 – 95.
Maga, J.A. and Anthony, T. 1995. Food Aditif. Dalam Noviatri. 2000. Skripsi.
Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya, Malang.
Ranken, M.D and R.C. Kill. 1993. Food Industrial Manual 23rd Edition. Dalam
Noviatri. 2000. Skripsi. Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas
Brawijaya, Malang.
93
Sinartani. 2009. Manisan Carica Khas Dieng. (On-line)
http://www.sinartani.com/ tipsantai/manisan-carica-khasdieng- wonosobo-
1264399656.htm diakses 29 November 2012.
Susanto, T dan B. Saneto. 1994. Teknologi Pengolahan Hasil Pertanian. PT. Bina
Ilmu. Surabaya.
94
Lampiran 1. Diagram Alir Proses Pembuatan Manisan Carica Kemasan Gelas Jar
Buah Carica
Sortasi
Pengupasan
Pengirisan
Pengecilan Ukuran
Pencucian
Pasteurisasi, ± 45 menit
Pendinginan
Packaging
95
Lampiran 2. Diagram Alir Proses Pembuatan Sirup Pengisi
Biji Carica
Gula, asam
sitrat, Na- Ekstrak dimasak hingga
Benzoat, air mendidih t ± 60 menit
Disaring Ampas
Sirup Carica
96
Lampiran 3. Layout Ruang Produksi
97
Lampiran 4. Layout Ruang Produksi (Saluran Limbah Cair)
98
Lampiran 5. Layout Ruang Produksi Saluran Air PDAM
99
Lampiran 6. Sertifikat HACCP CV. Yuasafood Berkah Makmur Wonosobo
100
Lampiran 7. Laporan Harian Praktik Kerja Lapangan
101
102
103
104
Lampiran 8. Sertifikat Praktik Kerja Lapangan
105