Anda di halaman 1dari 4

Rincian Pelaksanaan Kegiatan – Problem Solving Perpajakan

Identitas Mahasiswa
Nama : Ika Febriyanti
NPM : 2301170114
Jurusan : D-III Perpajakan
Lokasi KKM : Kabupaten Jombang
Nomor Kelompok : 1 (Satu)
Jenis Objek : Kantor Desa
Jenis Kegiatan : Utama

Permasalahan dan/atau Best Practices :


Setelah kami melakukan sharing session dan tanya jawab, kami menemukan
bahwa Bendahara Desa Dapurkejambon selama ini belum melakukan kewajiban
perpajakannya dalam hal pelaporan SPT Masa pajak yang telah dipungut oleh Bendahara
Desa Dapurkejambon karena untuk pelaporan perpajakan secara Online melalui e-filling yang
bersangkutan merasa kesulitan untuk menggunakan aplikasi tersebut.
Detail Kegiatan:
Pajak menurut Pasal 1 UU KUP ( Ketentuan umum dan tata cara perpajakan )
adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang
bersifat memaksa berdasarkan undang-undang, dengan tidak mendapatkan timbal balik
secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran
rakyat. Berkenaan dengan arti pentingnya pajak tersebut maka harus disosialisasikan ke
seluruh pelosok negeri termasuk di desa-desa. Berdasarkan Undang- undang Nomor 6
Tahun 2014 tentang Desa. Desa diberi kewenangan untuk mengatur dan mengurus urusan
pemerintahan, kepentingan masyarakat, mengatur bahwa desa adalah kesatuan masyarakat
hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan
pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal
usul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
Pemahaman tentang pajak harus lebih ditingkatkan seiring dengan perkembangan
transaksi ekonomi yang terjadi di berbagai daerah di seluruh penjuru wilayah tanah air.
Transaksi ekonomi selalu dapat dikaitan memiliki aspek pengenaan pajak baik dilakukan oleh
pelaku usaha maupun perangkat instansi pemerintah yang dananya bersumber dari
APBN/APBD. Adanya belanja barang dan jasa dari perangkat desa, menggiatkan sektor
ekonomi di pedesaan dan meningkatkan omzet para pelaku usaha, otomatis meningkatkan
jumlah wajib pajak dan penerimaan pajak.
Desa Dapurkejambon merupakan salah satu desa di wilayah Kabupaten Jombang,
Jawa Timur. Berdasarkan alokasi transfer dana desa pada tahun 2019 sebesar Rp.
918.617.087,00. Besarnya alokasi dana desa ini tentu memerlukan pendampingan terkait
penggunaan dana desa, untuk memastikan bahwa hak negara telah terpenuhi dalam bentuk
pajak.
Pelaksanaan pemenuhan kewajiban perpajakan memerlukan pemahaman terkait
kewajiban perpajakan yang sesuai dengan ketentuan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983
Tentang Ketentuan Umum Dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah diubah dengan
Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009, sistem perpajakan di Indonesia menggunakan sistem
self assessment. Sistem ini mewajibkan setiap Wajib Pajak untuk mendaftar, menghitung,
memperhitungkan, menyetor/membayar, dan melaporkan pajak-pajaknya secara mandiri.
Tujuan kegiatan ini adalah untuk mengetahui permasalahan di Desa Dapurkejambon
khususnya bendaharawan Desa Dapurkejambon dalam kehidupan sehari-hari sebagai koreksi
kebijakan perpajakan dikemudian hari serta meningkatkan pemahaman perpajakan oleh
Bendaharawan Desa. Pelaksanaan kegiatan ini dilakukan di Desa Dapurkejambon, Jombang
Jawa Timur pada tanggal 26 Juli 2019 pukul 09.00 – 10.30 WIB di Kantor Desa
Dapurkejambon. Kegiatan ini dilaksanakan dengan metode diskusi tatap muka dengan
Bendahara. Bendahara memaparkan kendala yang menghambat dalam menyetor pajak dan
melaporkan SPT Masa. Banyaknya volume pekerjaan Bendahara, terbatasnya jumlah pegawai
dan jauhnya lokasi Kantor Pelayanan Pajak menyebabkan proses pelaporan SPT Masa secara
offline dinilai kurang efektif. Maka Bendahara memutuskan melaporkan SPT Masa secara
online dengan e-Filing.
Permasalahan Baru/Temuan Baru/Potensi Pengembangan
Setelah kami melakukan pengabdian masyarakat terkait bidang perpajakan oleh
Bendaharawan Desa. Kami menemukan permasalahan baru mengenai kurang pemahaman
mengenai pengenaan perpajakan oleh Desa Dapurkejambon untuk memungut PPN dan/atau
PPh Pasal 22. Hasil tersebut terlihat dari kebingunan untuk mengenakan PPN dan/atau PPh
Pasal 22.
Contoh, mengenai :
1. Pengenaan Pajak atas pengadaan Konsumsi ( Makanan dan Minuman ) oleh
Bendahara desa melalui pembelian langsung ke warung/rumah makan maupun ke
penyedia jasa katering yang tidak terutang PPN dan terutang PPh Pasal 22 ( nilai
pengadaan diatas Rp. 2.000.000 dan tidak pembayaran terpecah-pecah ) serta Jasa
Boga atau Katering terutang PPh Pasal 23.
2. Pembelian ATK kepada Pengusaha Kena Pajak yang termasuk PPN.

Usulan:
Perlunya diberikan pengetahuan khusus tentang perpajakan agar Bendahara Desa
dapurkejambon dapat memahami hal-hal yang berkenaan dengan peraturan pajak.
Pengetahuan bisa melalui sosialisasi/penyuluhan dan pendampingan secara berkala. Serta
mengevalusi sistem aplikasi djp online untuk mempermudahkan Wajib Pajak untuk
melaksanakan kewajiban perpajakannya.

Peserta:
1. Ika Febriyanti
2. Bapak Agung Riadi (Bendahara Desa)

Mengetahui, Penanggungjawab Kegiatan


Ketua Kelompok

Eka Prasetya Putra Ika Febriyanti

Mengetahui
Kepala Desa Dapurkejambon

M. Subbatul Alimi

Anda mungkin juga menyukai