Anda di halaman 1dari 19

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ............................................................................................ i


HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................. ii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii
BAB 1 PENDAHULUAN .......................................................................................1
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ..............................................................................3
BAB 3 METODE PENELITIAN.............................................................................5
BAB 4 BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN ........................................................9
4.1. Anggaran Biaya .............................................................................................9
4.1. Jadwal Kegiatan ............................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................10
LAMPIRAN-LAMPIRAN .....................................................................................11
Lampiran 1 (Biodata Ketua, Anggota dan Dosen Pendamping) ............................11
Lampiran 2 (Justifikasi Anggaran Kegiatan) .........................................................15
Lampiran 3 (Susunan Organisasi Tim Kegiatan dan Pembagian Tugas) ..............17
Lampiran 4. (Surat Pernyataan Ketua Kegiatan) ...................................................18

iii
1
BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bunuh diri merupakan penyebab kematian ketiga di dunia pada kelompok
penduduk usia 10-24 tahun (Machell, Rallis and Esposito-smythers, 2016).
Menurut WHO angka kematian bunuh diri di dunia mencapai 800.000 setiap tahun.
Dari data tersebut berarti 1 orang meninggal setiap 40 detik (WHO, 2017). Data
dari Kementrian Sosial Republik Indonesia, pada tahun 2015 BPS setidaknya
mencatat 812 kasus bunuh diri pada kelompok usia 15-29 tahun. Angka ini belum
termasuk kejadian yang tidak dilaporkan pada pihak kepolisian, artinya angka
kejadian bunuh diri di lapangan dapat lebih tinggi dari yang tercatat (Gultom, 2018).
Penyebab terbesar kasus bunuh diri adalah penyakit psikiatrik seperti depresi,
gangguan kecemasan, skizofrenia, dan alkoholisme (Brådvik, 2018)
Farmakoterapi yang digunakan masih memiliki banyak tantangan, karena
keadaan anxiety yang konstan cenderung menjadi kronis. Masyarakat yang
memiliki tingkat ekonomi rendah membutuhkan anggaran biaya yang besar untuk
membeli obat farmakologi, selain itu penggunaan obat jangka panjang memiliki
resiko ketergantungan setelah penggunaan jangka panjang. Oleh karena itu,
pengembangan terapi nonfarmakologi untuk gangguan kecemasan (Reddy et al.,
2017)

1.2 Rumusan Masalah


Bagaimana efek anti-anxiolytic dari kombinasi susu kefir dan ekstrak kulit
Musa sapientum terhadap tingkat kecemasan pada tikus?
1.3 Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui bagaimana pengaruh pemberian kombinasi susu kefir
dan ekstrak kulit Musa sapientum yang diberikan secara oral terhadap tikus yang
diinduksi gangguan kecemasaan
1.4 Keaslian penelitian
1. Penelitian pada tahun 2018 yang dilakukan oleh McVaney menyebutkan
bahwa administrasi oral L. rhamnosus JB-1 sebanyak 109 CFU salama 28
hari pada tikus memberikan efek antianxiolitik yang sama dengan
pemberian fluoxetine. Perbedaan dengan penelitan yang akan dilakukan
adalah kombinasi dengan kulit musa sapientum.
2. Penelitian mengenai potensi kefir sebagai anti-anxyolitic terhadap tikus
pernah dilakukan oleh Noori dan kawan-kawan dengan pemberian kefir
yang diinokulasi pada susu UHT (ultra high temperature) sapi dan kedelai,
diberikan masing-masing 5mg/kg/hari pada 2 kelompok berbeda. Hasil
menunjukan kefir yang ditambahkan ke dalam susu sapi secara statistik
memiliki efek anti-anxiolytic yang signifikan.
3. Sebuah penelitian yang pernah dilakukan oleh Samad dan kawan-kawan
bahwa dosis tetrapeutik yang dianjurkan untuk mengurangi anxiety adalah
2

400 mg/kg yang diberikan secara oral selama 2 minggu. Dari hasil
penelitian menunjukkan hasil yang positif terhadap anxiety pada tikus.
1.5 Manfaat penelitian
1. Manfaat klinis
Potensi pengembangan obat antidepressant dari bahan alami.
2. Manfaat bagi ilmu pengetahuan
Memberi tambahan ilmu mengenai manfaat dari kandungan yang dimiliki
kefir dan musa sapientum terhadap kesehatan mental khususnya gangguan
kecemasan.
3. Manfaat studi lanjut
Memberi referensi untuk penelitian selanjutnya dan konfirmasi mengenai
potensi antidepresan pada kombinasi kefir dan musa sapientum
1.6 Luaran
Luaran yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Laporan kemajuan
2. Laporan akhir
3. Artikel ilmiah
4. Mendapatkan HKI terhadap formulasi Kombinasi Kefir dan Musa
sapientum sebagai Anti Anxiolitik pada Tikus Anxiety
5. Referensi untuk penelitian lebih lanjut.
3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kefir
Kefir adalah produk fermentasi yang terdiri dari campuran bakteri dan ragi yang
hidup dalam hubungan simbiotik. Kefir telah digunakan kaum Kaukasian di
pegunungan Tibet sejak 2000 tahun sebelum masehi. Masyarakat pegunungan Tibet
secara turun temurun menggunakan kefir sampai saat ini karena manfaatnya yang
sangat banyak bagi kesehatan. Kefir berbeda dengan produk fermentasi lainnya
karena kefir terdiri dari kompleks bakteri penghasil asal laktat dan asam asetat dan
ragi baik yang memfermentasikan laktosa atau pun tidak. Kefir berbentuk biji atau
butir-butir yang ketika diinokulasi pada media kultur seperti susu akan
menghasilkan susu fermentasi (Reis et al., 2017)
2.1.1 Kandungan Kefir
Kefir memiliki tingkat kelembaban 90%, kandungan gula (6%), dan
protein (3%). Jumlah asam amino seperti lisin, alanine, triptofan, valine,
metionin, pada kefir lebih tinggi dibanding pada susu yang tidak difermentasi.
Triptofan sendiri merupakan prekursor dari serotonin yang menurun pada orang
dengan gangguan kecemasan (Daliri, Oh and Lee, 2016). Komposisi mikrobiota
pada kefir sendiri didominasi oleh 65-80% Lactobasilus dan Lactococcus dan
sisanya adalah Bifidobacterium, ragi dari spesies Saccharomyces, Candida,
Toruluspora, dan yang lainnya (Reis et al., 2017)
Probiotik yang terkandung dalam kefir seperti lactobasilus dan
bifidobacterium terbukti memiliki efek signifikan pada kesehatan mental (Nasr,
2018)(Aslam et al., 2018). Bakteri ini juga terlibat dalam proses sintesis GABA.
Meningkatnya produksi GABA memberi efek penurunan pada perilaku anxiety
(Aslam et al., 2018). Selain terlibat dalam sintesis GABA, bakteri komensal usus
juga terlibat dalam sintesis serotonin melalui produksi enzim TPH1 (Yano et al.,
2016). Probiotik pada kefir juga memiliki kemampuan untuk melindungi diri
dari asam lambung dan getah empedu. Bakteri ini dapat bertahan pada pH 1-12
(Wang et al., 2015).

2.2 Musa sapientum


Musa sapientum adalah tanaman yang banyak tumbuh didaerah tropis
maupun subtropis. Baik buah maupun bagian lainnya memiliki banyak manfaat
untuk kesehatan. Tanaman ini banyak digunakan untuk pengobatan traditional non
farmakologi, karena kaya akan manfaat dan tidak memiliki efek toksisitas apabila
dikonsumsi dalam jangka waktu panjang. (Salako et al., 2018)
2.2.1 Kandungan Kulit Musa sapientum
Kulit Musa sapientum memiliki kandungan bioaktif yang banyak, salah
satunya adalah serotonin. Kadar serotonin pada kulit Musa sapientum sebesar
40–150 µg/g. Serotonin yang tinggi akan bermanfaat pada perbaikan mood
seseorang. Selain itu, serotonin merupakan antioksidan yang poten sehingga
4

dapat berperan sebagai anti inflamasi (Ramakrishna, Parvatam, dan Gokare,


2011).

2.3 Gangguan Kecemasan


Gangguan kecemasan adalah masalah kesehatan mental yang sering terjadi
selain depresi. Produktifitas dan kualitas hidup pada seseorang dengan gangguan
kecemasan sangat terganggu. Ketika serangan kecemasan ini datang penyintas akan
merasakan palpitasi, berkeringat, sangat ketakutan, mual, pusing, rasa tercekik,
nafas pendek, bahkan keinginan untuk mengakhiri hidup saat itu juga (Maina,
Mauri and Rossi, 2016). Pada tahun 2017 WHO mencatat setidaknya 264 juta jiwa
di dunia mengalami gangguan kecemasan (WHO, 2017). Hubungan antara suicidal
ideation ditemukan lebih sering terjadi pada pasien usia muda sekalipun mereka
yang tidak pernah mendapat bullying (Machell, Rallis and Esposito-smythers,
2016)
Penelitian terkini mengenai kesehatan mental mengungkapkan adanya
hubungan antara mikrobiota usus dengan masalah kesehatan mental. Adanya
disbiosis atau ketidakseimbangan pada mikrobiota usus berdampak pada produksi
hormon, neurotransmitter, dan faktor inflamasi yang menjadi sinyal menuju otak
melalu saraf autonom (Clapp et al., 2017). Ketiadaan mikrobiota usus
menyebabkan perubahan gut-sensory-motor yang menurunkan motilitas usus
ditandai dengan melambatnya pengosongan lambung, transit intestinal, dan
pelebaran sekum. Abnormalitas pada neuromuscular ini menurunkan ekspresi gen
yang terlibat dalam proses sintesis dan transport neurotransmitter (Carabotti et al.,
2015). Oleh karena itu, probiotik memiliki potensi untuk mengembalikan keadaan
bakteri komensal usus, sehingga dapat menormalkan kembali jaras gut-brain-axis
(Clapp et al., 2017).
5
BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Jenis dan Desain Penelitian


Penelitian yang akan dilakukan merupakan penelitian eksperimental.
Desain yang digunakan dalam penelitian eksperimental ini adalah pretest and
posttest controlled group design. Dengan desain tersebut, rancangan penelitian
terhadap subjek adalah sebagai berikut :
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan di laboratorium departemen fisiologi
Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia. Rencana waktu penelitian
terhitung dari bulan Februari-April 2020.
3.3 Populasi dan Subyek Penelitian
3.3.1. Batasan Populasi
Subyek dalam penelitian ini menggunakan tikus albino Wistar dengan
kriteria inklusi dan eksklusi sebagai berikut:
a) Kriteria inklusi:
1. Jenis kelamin jantan
2. Berat 180-210 gram
3. Sehat
4. Usia 8-10 minggu (dewasa)
b) Kriteria eksklusi:
1. Tikus tidak benar-benar terinduksi stress
2. Mati selama masa penelitian.

3.3.1. Besar Sampel


Dalam menentukan besar sampel untuk penelitian eksperimental ini
mengacu pada rumus Federer (1967). Berikut adalah rumus besar sampel menurut
Federer (1967) :
( t–1) (n–1) ≥ 15 Keterangan:

(4−1) (n−1) ≥ 15 t = banyaknya kelompok pada


penelitian
3n−3 ≥ 15
n = banyaknya sampek tiap
3n ≥ 18 kelompok
n≥6

Berdasarkan rumus yang digunakan, jumlah tikus yang akan dipakai


dalam penelitian ini setiap kelompok berjumlah 6 ekor dan terdapat 4
kelompok perlakuan, sehingga total sampel yang digunakan sejumlah 24 ekor.
6

3.4. Variabel Penelitian


3.4.1. Variabel Bebas
Variabel bebas pada penelitian ini berupa variasi intervensi pada tikus
yang diinduksi anxiety. Variasi intervensi yang diberikan pada 4 kelompok di
penelitian ini berupa:
Kelompok I : kontrol negatif diberikan normal salin.
Kelompok K1 : pemberian susu kefir 5 mg/kgBB/hari.
Kelompok K2 : pemberian ekstrak kulit Musa sapientum sebanyak
400 mg/kgBB/hari.
Kelompok K3 : pemberian kombinasi susu kefir 5 mg/kgBB/hari
dan ekstrak kulit Musa sapientum sebanyak 400
mg/kgBB/hari.
3.4.2. Variabel Terikat
Variabel terikat (dependent variable) pada penelitian ini gangguan
kecemasan yang diukur dengan menggunakan EPM (elevated plus maze).
3.4.3. Variabel Terkontrol
Variabel kontrol pada penelitian ini yaitu berupa jumlah makanan tikus
yang diberikan sama per ekor setiap hari yaitu sebanyak 20 gram, suhu,
lingkungan, kelembapan normal laboratorium,

3.5. Definisi Operasional


3.5.1 Tingkat kecemasan adalah perilaku pada tikus yang diukur dengan EPM
dalam satuan waktu (menit).
3.5.2 Ekstrak kulit Musa sapientum adalah ekstrak kulit musa sapien yang
didapat dengan metode maserasi.
3.5.3 Kefir atau starter adalah kefir grains yang dicampurkan ke dalam susu
UHT berapa gram didapat darimana.
3.6. Instrumen Penelitian
Alat ukur tingkat kecemasan yang digunakan dalam penelitian ini
adalah EPM (elevated plus maze). Pengukuran dilakukan setelah tikus
diisolasi dan setelah pemberian intervensi pada tikus selesai.

3.7 Alur Penelitian


3.7.1 Persiapan Alat dan Bahan
Alat :
1. Kandang tikus ukuran 30x40x50 cm
2. Sonde
3. EPM
4. Refrigrator untuk menyimpan kefir
Bahan Penelitian:
1. Pakan tikus
2. Akuades
7

3. Normal saline
4. Susu UHT
5. Kefir grains
6. Kulit Musa sapientum

3.7.2 Pembuatan susu kefir


Kefir grain ditambahkan pada susu sapi UHT dengan perbandingan (1:30).
Campuran keduanya akan difermentasikan pada tempat yang tertutup pada suhu
8 hingga 25 derajat celcius dan didiamkan selama 24 jam. Setelah diinkubasi
starter disimpan didalam kulkas bersuhu 4 derajat celcius untuk menghentika
proses fermentasi. Tingkat keasaman starter dipertahankan pada pH 4.8.

3.7.3 Pembuatan ekstrak kulit Musa Sapientum


Ekstrak kulit Musa Sapientum dibuat dengan cara merebus 600 gr kulit
Musa Sapientum dengan 1 liter air steril dengan suhu 80 derajat celcius,
kemudian tunggu hingga 2 menit. Setelah itu dihomogenisasi dengan
menggunakan aseton 70%, dalam suhu ruangan. Hasil yang telah
dihomogenisasi kemudian disentrifugasi 6000 rpm selama 10 menit. Ekstrak
yang sudah jadi kemudian di filtrasi dengan menggunakan alat rotary
evaporator dengan suhu 50 derajat celcius. Setelah itu ekstak didiamkan selama
satu malam dalam oven yang bersuhu 50 derajat celcus. Campuran ekstrak
kulit pisang dan kefir diberikan secara peroral dengan sonde.

3.7.4 Induksi gangguan kecemasan pada tikus


Gangguan kecemasan dalam penelitian ini, diinduksi dengan mengisolasi
tikus dari kelompoknya untuk mencegah interaksi dalam kandang, tempertatur
dan kelembapan dalam kondisi normal laboratorium selama satu minggu.

3.7.5. Pemberian Kefir dan Ekstrak Kulit Musa Sapientum


Setelah induksi kecemasan pada tikus dilakukan, tikus pada setiap
kelompok akan diintervensi dengan pemberian ekstrak kulit Musa sapientum
dan kefir. Kelompok yang diberi perlakuan adalah kelompok K1, K2, dan K3.
Masing-masing kelompok mendapat intervensi berupa, pemberian susu kefir
sebanyak 5 mg/kgBB/hari, ekstrak kulit Musa sapientum sebanyak 400
mg/kgBB/hari, dan kombinasi kefir dan esktrak Musa sapientum selama dua
minggu.

3.7.6. Pengukuran tingkat kecemasan pada tikus


Pengukuran tingkat kecemasan dilakukan setelah tikus diinduksi gangguan
kecemasan dan diberi intervensi. Tingkat kecemasan pada setiap kelompok
akan dibandingkan dan dilihat mana yang memberikan efek anti-anxiolytic
paling tinggi dengan kelompok kontrol negatif.
8

Tingkat kecemasan pada penelitian ini akan diukur dengan menggunakan


EPM (elevated plus maze) dan direkam selama 5 menit. Perilaku tikus berdiam
di lengan tertutup pada EPM (elevated plus maze) lebih lama menunjukkan
tingkat kecemasan yang lebih tinggi.

3.8. Metode Analisis Data


Signifikansi perbedaan hasil pengukuran tingkat kecemasan pada
masing-masing kelompok diketahui dengan menggunakan uji one-way
ANOVA dengan aplikasi statistik SPSS 23. Apabila pada uji normalitas data
diketahui persebaran data tidak normal, maka dilakukan uji alternatif
menggunakan uji Kruskal-Wallis. Hasil dikatakan signifikan apabila nilai p <
0,05.

3.9. Skema Alur Penelitian

Kelompok I : kontrol negatif diberikan normal salin.


Kelompok K1 : pemberian susu kefir 5 mg/kgBB/hari.
Kelompok K2 : pemberian ekstrak kulit Musa sapientum sebanyak
400 mg/kgBB/hari.
Kelompok K3 : pemberian kombinasi susu kefir 5 mg/kgBB/hari
dan ekstrak kulit Musa sapientum sebanyak 400
mg/kgBB/hari.
9

BAB IV BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN


4.1 Anggaran Biaya
Tabel 1. Format Ringkasan Anggaran Biaya

No Jenis Pengeluaran Biaya (Rp)


1. Peralatan Penunjang (15-25%) 2.630.000
2. Bahan Penelitian (20-35%) 4.365.000
3. Transportasi (15-25%) 300.000
4. Lain-lain (Maks. 15%) 900.000
Total 8.195.000

4.2 Jadwal Kegiatan


Tabel 2. Jadwal Kegiatan
No Jenis Kegiatan Bulan

1 2 3 4 5

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1. Persiapan

a. Pengajuan
Ethical
Clearence

2. Pelaksanaan

a. Pembuatan
Kesang Adi
b. Induksi
Gangguan
Kecemasan
c. Intervensi
dengan
Kesang Adi
d. Pengukuran
tingkat
kecemasan
3. Analisis Data
dan Hasil
10

Daftar pustaka
Aslam, H. et al. (2018) ‘Fermented foods , the gut and mental health : depression
and anxiety Fermented foods , the gut and mental health : a mechanistic
overview with implications for depression and anxiety’, Nutritional
Neuroscience. Taylor & Francis, 0(0), pp. 1–13. doi:
10.1080/1028415X.2018.1544332.
Brådvik, L. (2018) ‘Suicide Risk and Mental Disorders’. Environment Research
and Public Health.
Carabotti, M. et al. (2015) ‘The gut-brain axis : interactions between enteric
microbiota , central and enteric nervous systems’, pp. 203–209.
Clapp, M. et al. (2017) ‘Gut microbiota ’ s effect on mental health : The gut-brain
axis’, 7. doi: 10.4081/cp.2017.987.
Daliri, E. B., Oh, D. H. and Lee, B. H. (2016) ‘Psychobiotics ; A Promise for
Neurodevelopmental Therapy’, 4(2), pp. 2–5. doi: 10.4172/2329-
8901.1000146.
Gultom, M. 2018. Berawal dari Pengabaian. Kemensos.(citied 17 july 2019).
http://puspensos.kemsos.go.id/home/br/788
Machell, K. A., Rallis, B. A. and Esposito-smythers, C. (2016) ‘Family
environment as a moderator of the association between anxiety and suicidal
ideation’, Journal of Anxiety Disorders. Elsevier Ltd. doi:
10.1016/j.janxdis.2016.03.002.
Maina, G., Mauri, M. and Rossi, A. (2016) ‘Anxiety and depression’, pp. 236–250.
Nasr, N. F. (2018) ‘Psychological Impact of Probiotics and Fermented Foods on
Mental Health of Human in Integrated Healthy Lifestyle’, 7(08), pp. 2815–
2822.
Ramakrishna, A., Giridhar, P. and Ravishankar, G.A., 2011. Phytoserotonin: a
review. Plant signaling & behavior, 6(6), p.800.
Reddy, A. J. et al. (2017) ‘Effects of Musa sapientum stem extract on experimental
models of anxiety’, 7(6), pp. 495–501.
Reis, S. A. et al. (2017) ‘Milk ke fi r : nutritional , microbiological and health bene
fi ts Nutrition Research Reviews’, (18). doi: 10.1017/S0954422416000275.
Salako, O. A. et al. (2018) ‘Investigation of Antidepressant , Anxiolytic and
Sedative Activities of the Aqueous Leaf Extract of Musa sapientum Linn . (
Banana ; Musaceae ) Authors’.
Wang, J. et al. (2015) ‘Isolation , Identification , and Potential Probiotic
Characterization of One Lactococcus from Kefir Grain’, 24(5), pp. 1775–
1780.
World Health Organization, 2017. Depression and other common mental
disorders: global health estimates (No. WHO/MSD/MER/2017.2). World
Health Organization.
Yano, J. M. et al. (2016) ‘HHS Public Access’, 161(2), pp. 264–27
11

LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1 Biodata Ketua, Anggota dan Dosen Pendamping
Lampiran 1.1 Biodata Ketua
A. Identitas Diri

1 Nama Lengkap Raihan Lucky Buana

2 Jenis Kelamin Laki-laki

3 Program Studi Pendidikan Dokter

4 NIM 17711101

5 Tempat dan Tanggal Lahir Jakarta, 6 Januari 2000

6 Alamat E-mail raihan.buana@gmail.com

7 Nomor Telepon/HP 08561745376

B. Kegiatan kemahasiswaan yang sedang/pernah diikuti


No. Jenis Kegiatan Status Dalam Waktu dan
Kegiatan tempat
1.
2.
3.
C. Penghargaan Yang Pernah Diterima

No. Jenis Penghargaan Pihak Pemberi Tahun


Penghargaan
1.
2.

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan PKM-PE.
Yogyakarta, 20 Desember 2019
Pengusul

Raihan Lucky Buana


12
Lampiran 1.2 Biodata Anggota
A. Identitas Diri

1 Nama Lengkap Ratu Astrid Novianti


2 Jenis Kelamin Perempuan
3 Program Studi Pendidikan Dokter
4 NIM 17711042
5 Tempat dan Tanggal Lahir Tasikmalaya, 3 November 1997
6 Alamat E-mail raastrid3@gmail.com
7 Nomor Telepon/HP 081224710838
B. Kegiatan kemahasiswaan yang sedang/pernah diikuti
No. Jenis Kegiatan Status Dalam Waktu dan
Kegiatan tempat
1. SMART FK UII Staff Divisi 2019/FK
Kaderisasi UII
2.
3.
C. Penghargaan Yang Pernah Diterima

No. Jenis Penghargaan Pihak Pemberi Tahun


Penghargaan
1. Juara 3 Litrev IMSF 2018 FULD-FK 2018
2. Finalis Litrev SOMATIC SOMATIC Unsoed 2018

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan PKM-PE.

Yogyakarta, 20 Desember 2019


Pengusul

Ratu Astrid Novianti


13
Lampiran 1.3 Biodata Anggota
A. Identitas Diri

1 Nama Lengkap Prabaswara Ulung Linuwih


2 Jenis Kelamin Perempuan
3 Program Studi Pendidikan Dokter
4 NIM 18711147
5 Tempat dan Tanggal Lahir Purwokerto, 11 Agustus 2000
6 Alamat E-mail ulunglinuwih6@gmail.com
7 Nomor Telepon/HP 081327972999
B. Kegiatan kemahasiswaan yang sedang/pernah diikuti
No. Jenis Kegiatan Status Dalam Waktu dan
Kegiatan tempat
1.
2.
3.
C. Penghargaan Yang Pernah Diterima
No. Jenis Penghargaan Pihak Pemberi Tahun
Penghargaan
1.
2.

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan PKM-PE.
Yogyakarta, 20 Desember 2019

Pengusul

Prabaswara Ulung Linuwih


14
Lampiran 1.4 Biodata Dosen Pendamping
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap dr. Rokhima Lusiantari, M.Sc.
2 Jenis Kelamin Perempuan
3 Program Studi Pendidikan dokter
4 NIP/NIDN
5 Tempat dan Tanggal Lahir Ngawi, 19 September 1984
6 Alamat E-mail 097110419@uii.ac.id
7 Nomor Telepon/HP 081391612612
B. Riwayat Pendidikan
Gelar Akademik Sarjana S2/Magister S3/Doktor
Nama Institusi UGM UGM
Tahun Masuk- 2003-2009 2013-2015
Lulus
C. Rekam Jejak Tri Dharma PT
C.1. Pendidikan/Pengajaran
No Nama Mata Kuliah Wajib/Pilihan SKS
1 Muskuloskeletal & saraf Wajib 5
2 Uropoetika Wajib 3
3 Imunologi Wajib 5
C.2.Penelitian
No Judul Penelitian Penyandang Dana Tahun
1 Efek pemberian probiotik UPPM 2017
terhadap kadar MDA otak &
ekspresi endothelin B
2 Efek MSG terhadap jumlah UPPM 2015
hitung sel regio CA 2-3 tikus
Wiztar
3
C.3 Pengabdian Kepada Masyarakat
No Judul Pegabdian Kepada Penyandang Dana Tahun
Masyarakat
1
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan PKM-PE.

Yogyakarta, 20 Desember 2019


Dosen Pendamping

dr. Rokhima Lusiantari, M.Sc


15

Lampiran 2 (Anggaran Kegiatan)


1. Peralatan Penunjang
Jumlah Biaya
Material Volume Harga Satuan (Rp)
(Rp)

Masker 2 Kotak 25.000 50.000

Sarung tangan 4 Kotak 70.000 280.000

Sonde 4 buah 75.000 300.000

Elevated Plus
2 bulan 500.000 1.000.000
Maze

Sewa kandang 2 bulan 500.000 1.000.000

Jumlah 2.630.000

2. Bahan Habis Pakai


Jumlah Biaya
Material Volume Harga Satuan
(Rp)

Tikus Putih Rattus


35 ekor 35.000 1.220.000
novergicus

Buah Pisang 10 kg 12.000 120.000

Kefir grains 3 botol 250.000 750.000

Susu UHT 5 botol 25.000 125.000

Pakan Tikus 35 kg 10.000 350.000

Normal saline 20 buah 15.000 300.000

Biaya pembuatan
1.5 kg 1.500.000 1.500.000
ekstrak

Jumlah 4.365.000

3. Perjalanan
Material Volume Harga Satuan Jumlah Biaya (Rp)

Pembelian bahan 3 orang 50.000 150.000

Keperluan uji coba 3 orang 50.000 150.000

Jumlah 300.000
16

4. Lain-lain
Material Volume Harga Satuan Jumlah Biaya (Rp)

Ethical clearence 1 100.000 100.000

Kertas A4 dan tinta print 1 paket 300.000 300.000

Sewa laboratorium 1 500.000 500.000

Jumlah 900.000

Total 8.195.000
17
Lampiran 3. (Susunan Organisasi Tim Kegiatan dan Pembagian Tugas)

Alokasi
Program Bidang Waktu
NO Nama/NIM Uraian Tugas
Studi Ilmu (jam/m
inggu)

Bertanggungjawab
Raihan Lucky Sarjana 7 jam/ dalam uji pada
1. Buana/ Kedokteran subjek penelitian
Kedokteran minngu
17711101 dan mengatur
jalannya penelitian
Bertanggung jawab
Ratu Astrid dalam pengelolaan
Sarjana 7 jam/
2. Novianti/ Kedokteran uang penelitian dan
Kedokteran minggu
17711042 penyediaan alat dan
bahan

Bertanggungjawab
Prabaswara Sarjana 7 jam/
3. Kedokteran dalam penyediaan
Ulung Linuwih/ Kedokteran minngu tempat, alat dan
18711147
bahan penelitian

Anda mungkin juga menyukai