Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

FARMAKOLOGI

OBAT-OBAT YANG BEKERJA PADA SISTEM SUSUNAN SARAF PUSAT

DOSEN PENGAMPU:

Ihsanul Hafiz, S.Farm.,M.Si.,Apt.

KELOMPOK 2:

DEBBY FITRAH RAMADHANI HARAHAP

KIKI ADELIA

NANDA PUTRI

DARA HASPITA AYU

ADEL LIA AGUSTIN

ALDI AFRIANDANI

FAKULTAS FARMASI

INSTITUT KESEHATAN HELVETIA

MEDAN

2018
Kata pengantar

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat tuhan yang maha esa,karena atas berkat dan
rahmat-nya lah makalah ini dapat terselesaikan.

Melalui makalah ini,kita dapat mengetahui tentang macam-macam obat dan


fungsinya,beserta,dosis dan efek sampingnya.
Pembuatan makalah ini menggunakan metode kepustakaan,serta data-data saya peroleh dari
beberapa sumber dan pemikiran yang saya gabungkan menjadi sebuah makalah yang semoga dapat
bermanfaat bagi pembaca.

Saya menyadari akan kelemahan dan kekurangan darimakalahini.oleh sebab itu,saya


membutuhkan kritik dan saran yang sifatnya membangun,agar makalah ini akan semakin baik
sajiannya.semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pembaca.

MEDAN , 31 MARET 2018

PENULIS

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang................................................................................. 3
1.2 Tujuan..............................................................................
1.3 Permasalahan........................................................................ 4

BAB II PEMBAHASAN
1.4 Sistem Susunan Saraf Pusat .......................................................................... 5
1.5 Obat-obat Pada Sistem Saraf Pusat........................................................................ 9

BAB III PENUTUP


1.6 Kesimpulan...................................................................................... 30

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 31

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 latar belakang

Di zaman serba modern ini. Banyak orang-orang yang menggunakan obat-obatan tanpa
memperhatikan fungsi,dosis,serta efek samping dari obat yang merekakonsumsi.

1.2 Tujuan
Pembuatan makalah ini adalah untuk memperkenalkan kepada pembaca tentang macam-
macam obat apa saja yang dapat dipakai pada sistem saraf pusat,cara penggunaannya dan
efek sampingnya.

1.3 Permasalahan
Banyaknya penyalahgunaan obat-obatan yang menyebabkan berbagai macam penyakit
bahkan kematian,karena pemakaian tidak sesuai dengan anjuran yang diberikan pada
tenaga medis.
Metodedalam pembuatan makalah ini kami menggunakan metode kepustakaan.Pertama-
tama data dihimpun dariberbagai sumber yang erat kaitannya dengan judul yang telah
diperoleh menjadi satu kesatuan.Setelah itu kami menggabungkan sesuai dengan pemikiran
dan kemampuan yang kami miliki,sehingga makalah ini dapat terselesaikan seperti adanya
sekarang.

BAB II
PEMBAHASAN

1.4 SISTEM SUSUNAN SARAF PUSAT

Sistem saraf pusat terdiri atas otak dan sumsun tulang belakang,yang bertanggung jawab
untuk mengatur fungsi tubuh.sistem saraf pusat menerima informasi dari sistem saraf perifer yang
diterjemahkan dan kemudian sistem saraf pusat mengirimkan sinyal yang tepat kepada sistem saraf
perifer untuk merangsang aktivitas seluler.

Obat-obat yang bekerja padasistem saraf pusat (SSP)merupakan salah satu obat yang
pertama ditemukan manusia primitif dan masih digunakan secara luas sebagai zat farmakologi
sampai sekarang.disamping penggunaannya dalam terapi,obat-obat sistem saraf pusat dipakai
walaupun tanpa resep untuk meningkatkan kesejahteraan seseorang. Kopi, alkohol, dan nikotin
digunakan masayarakat diberbagai negara, hampir merata diseluruh dunia. Karena beberapa obat-
obat golongan ini bersifat adiktif dan menyebabkan disfungsi berat baikbagi pribadi, sosial
maupun ekonomi, maka masayarakat merasa perlu memberibatasan penggunaan dan
penyediaanya.

Cara kerja berbagai obat pada (SSP) tidak selalu dapat di jelaskan. Karena penyebab
penyakit-penyakit yang dapat disembuhkannya (skizofren,ansietas,dan lain-lain.)

Beberapa obat seperti anastetik umum dan alkohol dapat bekerja secara non spesifik pada
membran (meskipun perkecualian ini tidak sepenuhnya diterima) tetapi kerja tanpa melalui
reseptor ini mengakibatkan perubahan-perubahan yang mencolok transmisi sinaps.Obat-obatan
merupakan alat paling penting mempelajari aspek fisiologi SSP mulai dari bangkitan sampai pada
penyimpanan memori jaga panjang.

Bentuk susunan sel saraf manusia


1.5 OBAT-OBAT PADA SISTEM SARAF PUSAT

1. METIL-XANTINA

Metil-xantina meliputi theophylline yang terkadung dalam teh; theabromine, terkandung


dalam coklat; dan caffeine. Caffeine, perangsang yang paling banyak dikonsumsi di
dunia,ditemukan dalam konsentrasi tinggindalam kopi, namun juga terdapat dalam teh,
minuman cola, permen coklat dan coklat.

a) Mekanisme kerja:
Mekanisme telah di ajukan sebagai kerja metil-xentina, yaitu translokasi kalsium extra
seluler, peningkatan adenosin manofosfat siklik (cyclik adenosine monopehosphehate)
dan guanosin monfhosfat siklik atau (cyclik guanosine monophosphate) sebagai akibat
hambatan fosfosdiesterase, dan penghabatan reseptor adenoxin. Mekanisme terakhir
adalah mekanisme paling mungkin melalui konsumsi minuman mengandun caffeine
secara umum.

b) Kerja:
 SSP caffein yang terkandung dalam satu atau dua cangkir kopi (100-200 mg) menurunkan
rasa lelah dan meningkatkan kewaspadaan mdntal sebagai hasil dari rangsangan pada
kortekx dan area kotak lainnya. Konsumsi 1,5 g caffeine (12 hingga 15 cangkir kopi)
menyebabkan kecemasan dan tremor medulla spinalis perangsang hanya oleh dosis
caffeine yang sangat tinggi ( 2-5 g).
 Sistem kardiovaskular: dosis tinggi caffeine memiliki efek inotropik dan konotropik positif
bagi jantung.
 Kerja deuretik: caffein mempunyai kerja deoretik ringan yang meningkatkan keluran
(output) natrium, clorida, dan kalium dalam urine.
 Mukosa lambung: karena semua metil-xantina merangsang sekresi asam hidroklorat dari
mukosa lambung, penderita ulkus peptikum sebaiknya menghindari minuman yang
mengandung metil-xantina.

KEGUNAAN TEPARAUTIK:
Caffein dan derivatnya melemaskan otot polos brokiolus.

FARMAKO KINETIK:
Metil-xantina diabsorsi dengan baik melalui oral. Caffeine didistribusikan ke
seluruh tubuh, teramasuk otak. Obat ini melewati plasenta menuju janin dan disekresikan
pada air susu ibu.
EFEK SAMPING:
Dosis sedang caffeine menyebabkan insomnia, kecemasa, dan agitasi. Toksisitas
berdosis tinggi, yang bermanifestasi sebagai mual dan kejang. Dosis mematikan kurang
lebih 10 g caffeine (swkitar 100 cangkir kopi), yang menyebabkan aritmia; jadi, kematian
akibat caffeine sangat tidak memungkinkan.

DOSIS:

1. Dosis dewasa dengan Alergi Rhinitis: Acetate: 80 sampai 120 mg hanya melalui suntikan
intramuskular.
2. Dosis dewasa dengan Dermatologic Lesion: Acetate: 40 sampai 120 mg suntikan
intramuskular mingguan, 1 sampai 4 minggu.
3. Dosis dewasa dengan Rheumatoid Arthritis: Acetate: 40 sampai 120 mg intramuscular
weeklySendi besar: 20 sampai 80 mg intraartikularSendi medium: 10 sampai 40 mg
intraartikularSendi kecil: 4 sampai 10 mg intraartikular
4. Dosis dewasa dengan Adrenogenital Syndrome: Acetate: 40 mg intramuskular setiap dua
minggu.
5. Dosis dewasa untuk anti peradangan, 4 sampai 48 mg/hari, oral.Sodium succinate: 10
sampai 40 mg melalui infus selama 1 hingga beberapa menit. Gunakan dosis yang sesuai
untuk IV atau IM.
6. Dosis dewasa untuk Shock: 30 mg/kg IV ulangi setiap 4 sampai 6 jam atau 100 sampai 250
mg IV ulangi setiap 2 sampai 6 jam.
7. Dosis dewasa dengan Immunosuppression: 4 sampai 48 mg oral per hari.2 sampai 2.5
mg/kg per hari IV atau IM, sedikit-sedikit selama 2 sampai 3 minggu atau 250 sampai
1,000 mg IV sekali sehari atau setiap dua hari sekali sebanyak 3 sampai 5 dosis.
8. Dosis dewasa dengan Asma Akut: Eksaserbasi Asma (perawatan medis darurat atau dosis
rumah sakit):Oral atau IV: 40 sampai 80 mg/hari dalam dosis yang dibagi-bagi 1 sampai 2
kali per hari hingga puncak aliran ekspirasi mencapai 70% dari maksimal yang
diprediksikan.
9. Terapi Burst singkat (asma akut): Oral: 40 sampai 60 mg/hari dalam dosis yang dibagi-bagi
1 sampai 2 kali per hari untuk 3 sampai 10 hari. Catatan: Terapi Burst harus dilanjutkan
sampai gejala hilang dan puncak aliran ekspirasi mencapai 80% dari prediksi maksimum;
biasanya membutuhkan 3 sampai 10 hari pengobatan (rata-rata 5 hari); mungkin juga
dibutuhkan pengobatan yang lebih lama. IM (acetate): 240 mg sebagai dosis satu kali.
(Catatan: ini mungkin diberikan sebagai pengganti terapi Burst singkat menggunakan
steroid oral pada pasien yang muntah-muntah atau yang melawan.)
10. Dosis orang dewasa untuk Asma (Perawatan): Oral: 7.5 sampai 60 mg per hari, diberikan
sebagai dosis tunggal di pagi hari atau setiap dua hari sekali sesuai kebutuhan, untuk
mengontrol asma.
2.NIKOTINE

Nikotine adalah zat aktif yang tergantung dalam tembakau.walaupun obat ini tidak
digunakan untuk teraupetik pada masa sekarang (kecuali pada teraupi berhenti merokok ).nikotine
masih tetap pentinng karena merupakan perangsang sistem saraf pusat kedua terbanyak yang
digunakan setelah kaffeine dan merupakan obat kedua paling banyak yang disalah gunakan
sesudah alkohol.bersama dengan tar dan karbon monoksida yang terkandung dalam rokok,nikotine
adalah faktor resiko yang serius untuk penyakit paru dan kardiovaskular,berbagai kanker,dan juga
penyakit lainnya.

MEKANISME KERJA:

Dalam dosis rendah,nikotine merangsang ganglion melalui depolarisasi. Pada dosis


tinggi,nikotine menghambat ganglion.reseptor nikotine berada beberapa lokasi dalam sistem saraf
pusat,yang berperan dalam sifat rangsangan obat.

KERJA:

SSP:nikotine adalah zat mudah larut dalam lemak dan mudah melewati sawar darah otak.
Merokok atau pemberian dosis rendah nikotine menghasilkan euforia dan keadaan terjaga , serta
relaksasi.nikotine memperbaiki perhatian,pembelajaran,penyelesaian masalah,dan waktu reaksi.
Dosisi tinggi nikotinemenyebabkan paralisis resfiratorik sentral dan hipotensi berat akibat paralisis
medula nikotine merupakan penekan nafsu makan.

EFEK PERIFER:

Tipe 2 efek nikotine pada perifer bersifat kompleks. Rangsangan pada ganglion simpatetis
dan medula adrenal meningkatka tekanan dara dan prekuensi jantung. Oleh sebab itu, pemakaian
tembakau khususnya berbahaya pada penderita hipertensi. Banyak pasien dengan penyakit
paskular perifer mengalami pemburukan gejala karena merokok. Sebangai contoh, vasokonstriksi
yang diinduksi nikotine dapat menurunkan aliran darah koroner, yang berpengaruh kurang baik
bagi pasien dengan anggina. Rangsangan padaganglion parasimpatis juga meningkatkan aktifitas
motorik usus. Pada dosis yang lebih tinggi, tekanan darah turun, dan aktifitas otot-otot traktus
gastrointustinal dan kantung kemih terganggu sebagai akibat hambatan pada ganglion para
simpatetik/terinduksi/nikone.

FARMAKOKINETIK:

Karena nikotine sangat mudah larut dalam lemak, apsorpsi mudahterjadi melalui mulkosa
oral,paru,mukosa gartrointestinal,dan kulit.nikotine melewati membran plasenta dan disekresikan
dalam air susu ibu. Dengan menghirup asap tembakau,rata-rata perokok mengkonsumsi 1-2 mg
nikotie per rokok (sebagian besar rokok mengandung 6-8mg nikotine). Dosis letal akut adalah
60mg. Lebih dari 90% nikotine yang dihirup dari rokok terapsopsi. Bersihan nikotine melibatkan
metabolisme dalam paru dan hati,serta ekresi urine.Toleransi terhadapt efek toksik nikotine terjadi
secara cepat,sering kali dalam hitungan hari sejak mulai digunakan.

EFEK SAMPING;

Efek SSP nikotine berupa iritabilitas dan tremor.nikotine juga dapat menyebabkan kram
usus,diare,dan kenaikan frekuensi jantung dan tekanan darah.Akibatnya,merokok meningkatkan
metabolisme sejumlah obat-obat.

SINDROM DAMPAK-PENGHENTIAN:

Sama seperti obat lain dalam kelas ini,nikotine merupakan zat akdiktif dan ketergantungan
fisik terhadap nikotine terjadi secara cepat dan dapat bersifat berat. Dampak perhentian dapat
ditandai dengan iritabilitas,anxietas,kegelisaan,kesulitan berkosentrasi,sakit kepala,dan insomnia.
Nafsu makan terpengaruh dan sering timbul nyeri pada gastrosintestinal.Program berhenti
merokok yang menggabungkan terapi farmakologi dan tingkah laku yang merupakan terapi paling
berhasil dalam membantu seseorang dalam berhenti merokok.koyok transdermal dan permen karet
mengandung nikotine telah menunjukan penurunan gejala dampak penghentian nikotine dan
membantu perokok berhenti merokok.Sebagai contoh,konsentrasi nikotine dalam darah yang
diperoleh dari permen karet nikotine kurang lebih separuh kadar puncak dari merokok.suatu
antidepresan dapat mengurangi keinginan untuk merokok.

DOSIS:

1. Dosis Dewasa Biasa untuk Berhenti Merokok> 45 kg:Habitrol atau NicoDerm CQ: 21 mg /
hari selama 6 minggu, kemudian 14 mg / hari selama 2 minggu, kemudian 7 mg / hari
selama 2 minggu.
2. Prostep 22 mg / hari selama 4-8 minggu, kemudian 11 mg / hari selama 2 sampai 4
minggu.
3. Nicotrol: 15 mg / hari selama 6 minggu. Dosis diberikan lebih dari 16 jam. Patch tidak
boleh ditinggalkan di > 16 jam.
4. Permen karet Nicorette: sepotong 4 mg setiap 1-2 jam selama 6 minggu, kemudian
sepotong 4 mg setiap 2 sampai 4 jam selama 3 minggu, kemudian sepotong 4 mg setiap 4-
8 jam selama 3 minggu. Tidak lebih dari 24 potong / hari. Kunyah permen karet perlahan
selama minimal 30 menit. Sebaiknya tidak digunakan> 6 bulan.
5. Permen pelega tenggorokan: 2-4 mg pastiles setiap 1 sampai 2 jam di mulut sampai habis
(sekitar 20 sampai 30 menit). Gunakan dengan minimum sesuai yang disarankan dari 9
pelega tenggorokan / hari selama 6 minggu, kemudian 2-4 mg permen setiap 2 sampai 4
jam pada minggu ke 7 sampai 9. Pada awal minggu 10, kurangi dosis untuk satu permen
setiap 4 sampai 8 jam. Jangan menggunakan lebih dari 20 permen / hari. Untuk rencana
penggunaan dalam 12 minggu
6. Nicotrol NS: 1-2 mg / jam (2-4 semprotan). Harus menggunakan setidaknya sesuai dosis
minimum yang disarankan dari 8 dosis / hari. Dosis maksimum 40 mg (80 semprotan) /
hari.
7. Nicotrol Inhaler: 6-16 kartrid per hari selama 3 bulan. Kemudian, secara bertahap dosis
harian dikurangi dan kurangi pemakaian inhaler selama 6 sampai 12 minggu. Sebaiknya
tidak digunakan> 6 bulan.
8. <45 kg, perokok ringan, penyakit CV.:
9. Habitrol atau NicoDerm CQ: 14 mg / hari selama 6 minggu, kemudian 7 mg / hari selama 2
minggu.
10. Prostep: 11 mg / hari selama 4 sampai 8 minggu.
11. Permen karet Nicorette: sepotong 2 mg setiap 1-2 jam selama 6 minggu, kemudian satu
potong 2 mg setiap 2-4 jam selama 3 minggu, kemudian satu potong 2 mg setiap 4 sampai
8 jam selama 3 minggu. Tidak lebih dari 24 potong / hari. Kunyah permen karet perlahan
selama minimal 30 menit. Sebaiknya tidak digunakan> 6 bulan
12. Nicotrol NS: 1-2 mg / jam (2-4 semprotan).
13. Nicotrol Inhaler: 6-16 kartrid per hari selama 3 bulan. Kemudian, secara bertahap kurangi
dosis harian dan kurangi pemakaian inhaler selama 6 sampai 12 minggu. Sebaiknya tidak
digunakan> 6 bulan.

3.VARENICLINE

Varenicline adalah agonis parsial pada reseptor asetil kolin nikotinik neoron xalam SPP, karena
ini sebagai agonis parsial pada reseptor, varenicline menghasilkan efek euyforia yang lebih kecil
dari pada efek nikotina sendiri (nikotine merupakan agonis penuh pada reseptor ini) jadi,
varenichiline berguna sebagai tambahan penatalaksanaan henti merokok pada pasien dengan
gejala akubat peghentian nikotine. Selain itu, veranichiline cenderung memperkecil efek imbalan
(rewarding effekt) nikotine bila seseorang kambuh dan menggunakan tembakau. Pasien harus di
pantau akan timbulnya keinginan bunuh diri, mimpi buruk yang nyata, dan perubahan suasana
hati.

EFEK SAMPING:

Sedangkan efek samping yang serius mungkin termasuk:

 Mual (dapat bertahan selama beberapa bulan)


 Sakit perut, gangguan pencernaan, sembelit, gas
 Kelemahan, perasaan lelah
 Mulut kering, rasa tidak enak di mulut Anda
 Sakit kepala
 Masalah tidur (insomnia) atau mimpi yang tidak biasa.
 Tidak semua orang mengalami efek samping berikut ini. Mungkin ada beberapa efek
samping yang tidak disebutkan di atas. Bila Anda memiliki kekhawatiran mengenai efek
samping tertentu, konsultasikanlah pada dokter atau apoteker Anda.

D0SIS:
 Untuk dewasa
Hari 1 sampai 3: 0,5mg per oral sekali sehari

Hari 4 sampai 7: 0,5 mg secara oral dua kali sehari

Hari 8 sampai akhir pengobatan: 1 mg secara oral dua kali sehari

 Untuk anak-anak
Keamanan dan efektivitas belum ditentukan pada pasien anak (kurang dari 18 tahun).

INTERAKSI OBAT:

Walau beberapa obat tidak boleh dikonsumsi bersamaan sama sekali, pada kasus lain beberapa
obat juga bisa digunakan bersamaan meskipun interaksi mungkin saja terjadi. Pada kasus seperti
ini, dokter mungkin akan mengganti dosisnya, atau melakukan hal-hal pencegahan lain yang
dibutuhkan. Beri tahu dokter jika Anda sedang mengonsumsi obat lain baik yang dijual bebas
maupun dari resep dokter.

Menggunakan obat ini dengan obat berikut biasanya tidak dianjurkan, tapi mungkin diperlukan
dalam beberapa kasus. Jika kedua obat tersebut yang diresepkan bersama-sama, maka dokter
Anda dapat mengubah dosis atau seberapa sering Anda menggunakan salah satu atau kedua
obat tersebut.

4. COCAINE

Cocaine adalah salah satu senyawa yang terdapat dalam daun tumbuhan coca yg tumbuh
di dataran benua Amerika. Proses pemurnian senyawa tersebut menghasilkan bubuk cocaine
hydrochloride murni yg mudah larut ke dalam air.

Pemakaian cocaine hydrochloride menyebabkan terhalangnya penyerapan kembali


hormon dopamine, serotonin, dan noradrenaline yg sudah dilepaskan di dalam otak oleh sel2
sinapsis sehingga kadar dari hormon2 tersebut di dalam otak akan meningkat secara drastis.
Peningkatan dari hormon2 tersebut menyebabkan perasaan "high", hilangnya rasa sakit, lapar,
dan letih/ngantuk, menambah konsentrasi, rasa percaya diri, dan perasaan euphoria/senang.

MEKANISME:

Mekanisme kerja utama yang mendasari efek cocaine pada sentral dan periver adalah
penghambatan pengambilan ulang monoamina (norepinevrin, serotonin, dan dopamin)
memasuki terminal prasinaps, tempat pelepasan neurotranmiter. Penghambatan ini disebabkan
oleh pemikatan cocaine dengan pembawa yang mengambil ulang monoaminegik sehingga
memperkuat dan memperpanjang kerja moniamine ini pada SSP dan verifer. Secara khusus,
pemanjangan efek dopaminegik dalam sistem kesenangan (pleasure) otak (sistem limbik)
menghasilkan ioforia secara berlebihan yang mula-mula d ok sebabkan cocaine. Konsumsi
cocaine yang kronis mengurangi dopamin. Pengurangan ini memicu lingkaran setan
akantimbulnya keinginan mengonsumsi cocaine yang secara semwntara menghilangkan depresi
berat.

AFEK SAMPING:

Yang memungkinkan yang dapat terjadi dalam obat-obat yang mengandung Cocaine
Hydrochloride. Ini bukanlah daftar yang komprehensif. Efek-efek samping ini memungkinkan,
tetapi tidak selalu terjadi. Beberapa efek samping ini langka tetapi serius. Konsultasi pada dokter
Anda jika Anda melihat efek samping berikut, terutama jika efek samping tidak hilang.

PusingRingan.

Detak jantung cepat atau tidak teratur.

Efek pada perilaku akibat cocaine ditimbulkan melalui rangsangan yang kuat pada korteks dan
batang otak. Cocaine, secara akut meningkatkan kewaspadaan mental dan menimbulkan
perasaan senang dan euforia yang serupa dengan efek amphetamine.

DOSIS:

Pasien Kondisi AHD

1. Usia Anak Usia 3-5 tahun: Dosis Dimulai dari 2,5mg per hari.
2. Usia 6 tahun hingga dewasa: 5-10 mg per hari. Jika diperlukan, dosis dapat dinaikkan
sampai 40 mg per hari.
3. Pasien Narkolepsi
4. Anak usia 6 tahun ke bawah, Dosis Harus disesuaikan oleh resep dokter.
5. Anak usia 6-11 tahun: Dosis Dimulai dari 5 mg per hari.
6. Anak usia 12 tahun hingga dewasa: Dosis 10 mg per hari. Jika diperlukan, dosis dapat
dinaikkan sampai 60 mg per hari.
7. Menurunkan berat badan pada obesitas
8. Anak usia 12 tahun hingga dewasa: 5-10 mg per hari. Jika diperlukan, dosis dapat
dinaikkan sampai 30 mg per hari.

5.AMPHETAMINE

Amphetamine adalah amina simpatetik nonkatekolaminergik yang menunjukkan efek


neurologis dan klinis yang cukup serupa cocaine. Dextroamphetamine adalah anggota utama kelas
senyawa ini.methamphetamine (juga dikenal sebagai “speed”) merupakan derivat amphetamine
yang dapat dihirup dan lebih disukai oleh banyak pemakai.

MEKANISME KERJA:

sama seperti cocain, efek amphetamine pada SSP dan sistem saraf periver bersifat tidak
langsung:yaitu,kedua nya bergantung pada kenaikan kadar neurotransmiter ketekolamin dalam
celah ruang sinaps.amphetamine,meskipun demikian,mencapai efek ini melalui pelepasan
cadangan katekolamin intraseluler.karena amphetamine juga menghambat monoamina oksidase
(MAO), kadar katekolamin yang tinggi dengan mudah dilepaskan dalam celah sinaps.walaupun
mekanisme kerjanya berbeda,amphetamine derivatnya berefek serupa efek cocain terhadap
perilaku.

b.KERJA:

 SSP:Efek utama amphetamine terhadap perilaku disebabkan oleh kombinasi


kemampuannya untuk meningkatkan pelepasan dopamin dan
ronepinefrin.Amphetamine merangsang seluruh aksis serebrospinal,korteks,batang
otak,dan medula.Hal ini menimbulkan peningkatan kewaspadaan,berkurangnya
perasaan lelah,penurunan selera makan,dan insomnia.Efek rangsang SSP akibat
efek tamin dan derivatnya ini telah mengarahkan penggunaan keduanya untuk
terapi hiperaktivitas pada anak,narkolepsi,dan pengendalian nafsu ,makan,dalam
dosis tinggi,dapat terjadi psikosisdan kejang.
 Sistem saraf simpatif:bekerja pada sistem adrenergik dan tidak langsung
merangsang reseptop melalui pelepasan neropinefrin.

KEGUNAAN TERAPEUTIK:

Meliputi ketergantungan psikologis dan fisiologis yang mirip akibat cocain dan
perkembangan cocain,toleransi terhadap efek euforia dan anoreksia pada penggunaan kronis
toleransi terjadi lebih kecil terhadap SSP yang toksik (misal,kejang).

 Attention deficit hiperactivity disorder(ADHD):beberapa anak memiliki


hiperkinetik dan tidak mampu terlibat dalam satu aktifitas apapun selama lebih dari
beberapa menit.lisdexamphitemine adalah pro-drug yang diubah menjadi
komponen aktif dextroamphetamine sesudah absorpsi dan metabolisme dalam
gasrointestinal. Atomoxetine adalah obat non perangsang yang disetujui untuk
ADHD pada anak dan orang dewasa.obat ini tidak boleh diberikan pada penerima
penghambat MAO dan tidak dianjurkan pada pasien dengan glaukoma,sudut
tertutup.merupakan substansi yang perlu diawasi.
 Narkolepsi:adalah gangguan tidur yang relatif jarang,yang ditandai dengan
keinginan tidak terkontrol untuk tidur sepanjang hari.gangguan ini kadang disetai
oleh katalepsi,hilangnya kendali otot,atau bahkan paradisis yang disebabkan oleh
emosi yang kuat,seperti tertawa. modafinil menyebabkan efek psikoaktif dan
euforia serta perubahan mood,persepsi,pemikiran,dan perasaan yang hasyang
disebabkan perangsang SSP lainnya tidak menimbulkan kewaspadaan.

FARMAKOKNETIK:
Amphetamine diabsorpsi sepenuhnya dari saluran cerna,metabolisme dari hati,dan
sekresikan dalam urine.pemberian agen-agen yang mengalkalinisasi urine akan meningkatkan
non-ionisasi dan menurunkan ekresinya.penyalah guna amphetamine sering menggunakan obat
tersebut melalui injeksi IV dan dengan rokok.
 Efek sentral: efek samping yang tidak diinginkan dari penggunaan amphetamine meliputi
insomnia, iritabilitas,kelemahan ,pusing,tremor,dan refleks yang hiperaktif penggunaan
amphetamine kronis menimbulkan keadaan psikos amphetamine ,yang menyerupai episode
psikotik akibat skizofrenia,penggunaan amphetamine jangka panjang berhubungan dengan
ketergantungan psikis dan fisis ,sedangkan toleransi dapat terjadi dalam beberapa
minggu.over dosis amphetamine diobati dengan chlorpromazine atau haloperidol,yang
memulihkan gejala SSP dan juga hipertensi karena efek hambatan.
 Dosis :

 Pasien Kondisi AHD


o Usia Anak usia 3-5 tahun : Dosis Dimulai dari 2,5 mg per hari.
o Usia 6 tahun hingga dewasa : 5-10 mg per hari. Jika diperlukan, dosis dapat
dinaikkan sampai 40 mg per hari.
 Pasien Narkolepsi
o Anak usia 6 tahun ke bawah, Dosis Harus disesuaikan oleh resep dokter.
o Anak usia 6-11 tahun : Dosis Dimulai dari 5 mg per hari.
o Anak usia 12 tahun hingga dewasa : Dosis 10 mg per hari. Jika diperlukan, dosis
dapat dinaikkan sampai 60 mg per hari.
 Menurunkan berat badan pada obesitas
Anak usia 12 tahun hingga dewasa: 5-10 mg per hari. Jika diperlukan, dosis dapat
dinaikkan sampai 30 mg per hari.

6.METHYIPHENIDATE

Mempunyai sifat perangsang SSP yang serupa dengan amphetamine dan juga dapat
mengarah pada penyalahgunaaan walaupun potensi akdiktifnya masih bersifat kontropersial.obat
ini merupakan salah satu obat yang sering diresepkan pada anak-anak.diperkirakan bahwa
methyiphenidate diminum setiap hari olehempat hingga enam juta anak diamerikan serikat ADHD
.isomer aktif secara farmakologi,dexmethylphenidate,telah disetujui diamerika serikat untuk terapi
ADHD.

A.Mekanisme kerja:

Anak-anak dengan ADHD dapat menghasilkan sinyal dopamin yang lemah;ketika


aktifitas,yang biasanya menarik,hanya memberikan ketertarikan yang lebih kecil pada anak-anak
ini.saat ini,dasar efek perangsang methyiphenidate masih belum dipahami.meskipun
demikian,studi terkhir menggunakan tomografi emisi-positron(positron-emission tomography
)telah membuka bebrapa kemungkinan yang menarik.studi tersebut menunjukkan bahwa
methyiphenidate adalah penghambat transfor dopamin yang lebih kuat dibandingkan cocain
sehingga dopamin lebih banyak tersedia.{catatan methyiphenidate memiliki potensi
disalahgunakan yang lebih kecil.daripada cocain karena obat ini memasukan obat jauh lebih
lambat dari pada cocain sehingga tidak meningkatkan kadar dopamin secara cepat}.

B.kegunaan terapeutik:

Methyliphenidate telah digunakan selama beberapa dkd dalam pengobatan ADHD pada
anak-anak yang berusia enam hingga 16 tahun.obat ini juga efektif untuk pengobatan
narkolepsi.tidak seperti methylphenidate ,demethylphenidedate tidak diindikasikan untuk
pengobatan narkolepsi.

C. Farmakokinetik:
Baik methylphenidate maupun demethylphenidate diabsorpsi secara mudah pada
pebmberian oral .konsentrasi dalam otak melebihi konsentrasi dalam plasma.prodak yang dide-
esteripikasi,ritalinic acid,diekresikan dalam urine.

D.efek samping:

Efek gastrointestinal adalah efek yang paling sering terjadi.efek samping meliputi nyeri
abdolmen dan mual.

Dosis;

dewasa: 5 mg dosis awal 5 mg, 2-3 kali sehari,naikkan dosis jika perlu dengan interval tiap
minggu berdasarkan respon maksimal 100 mg dalam dosisi terbagi 2-3 kali; anak usia 6-8 tahun:
dosis awal 5 mg, 1–2 kali sehari, naikkan dosis jika perlu dengan interval tiap minggu sebanyak 5–
10 mg per hari hingga maksimum 60mg per hari dalam dosis terbagi 2-3 kali, dapat pula
ditingkatkan hingga 2,1 mg/kg per harinya dalam dosis dosis terbagi 2-3 (maksimum 90 mg per
hari) dibawah pengawsan dokter spesialis, hentikan pemakaian jika tidak ada respon setelah 1
bulan, dan juga hentikan secara periodik untuk menilai kondisi anak (biasanya pada akhirnya
dihentikan selama atau setelah pubertas), jika efek berkurang pada malam hari, pemberian satu kali
dosis pada sesaat sebelum tidur dapat dilakukan.
Dosis extended release: dosis awal : belum pernah menggunakan metilfenidat atau stimulan
lainnya: anak dan remaja usia 6-17 tahun : 18 mg satu kali sehari, Dewasa : 18 atau 36 mg satu
kali sehari,

BAB III

PENUTUP

1.6 Kesimpulan

0bat-obat yang dapat mengurangi atau menghilangkan rasa nyeri tanpa menghilangkan
kesadaran. Analgetika pada umumnya diartikan sebagai suatu obat yang efektif untuk
menghilangkan sakit kepala, nyeri otot, nyeri sendi, dan nyeri lain misalnya nyeri pasca bedah
dan pasca bersalin, dismenore (nyeri haid) dan lain-lain sampai pada nyeri hebat yang sulit
dikendalikan. Hampir semua analgetik ternyata memiliki efek antipiretik dan efek anti inflamasi
DAFTAR PUSTAKA

Sumber :

Anda mungkin juga menyukai