Perizinan PBF PDF
Perizinan PBF PDF
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
2011
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas karunia-Nya,
sehingga penyusunan Pedoman Pelayanan Perizinan Pedagang Besar Farmasi (PBF)
dapat diselesaikan.
Semoga pedoman ini dapat digunakan sebagai acuan bagi petugas kesehatan pusat
dan daerah, pelaku usaha yang melaksanakan Pelayanan Perizinan Pedagang Besar
Farmasi .
Kami mengharapkan kritik dan saran untuk perbaikan buku pedoman ini.
Jakarta, 2011
Direktur Bina Produksi dan Distribusi Kefarmasian
i
KATA SAMBUTAN
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Pertama-tama marilah kita memanjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT, bahwa atas
perkenanan-Nya, buku Pedoman Pelayanan Perizinan Pedagang Besar Farmasi ini
dapat diselesaikan.
Dengan telah disusunnya pedoman ini, diharapkan tatacara izin pedagang besar farmasi
menjadi lebih terarah dan dapat dijadikan dasar untuk menyamakan alur sistem dari
proses perizinan tersebut, sehingga dapat menjamin ketepatan waktu yang efisien dan
efektif.
Pedoman ini merupakan salah satu upaya merespon adanya perubahan dalam
Perizinan Pedagang Besar Farmasi, yaitu dengan adanya Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 1148/Menkes/Per/VI/2011 tanggal 13 Juni 2011 tentang
Pedagang Besar Farmasi.
Akhir kata, kami menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada semua pihak
yang telah berkontribusi dalam rangka penyusunan Pedoman Pelayanan Perizinan dan
Pembinaan Pedagang Besar Farmasi. -
Semoga Allah SWT memberkahi hasil kerja kita, sehingga dapat bermanfaat bagi
masyarakat dan bangsa Indonesia.
Jakarta, 2011
Direktur Bina Produksi dan Distribusi Kefarmasian
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................... i
KATA SAMBUTAN........................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................. 1
1. LATAR BELAKANG........................................................................................... 1
2. TUJUAN............................................................................................................. 1
3. SASARAN.......................................................................................................... 2
4. PENGERTIAN.................................................................................................... 2
iii
b. STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PENANGANAN
KELUHAN ......................................................................................15
4.4 EVALUASI...........................................................................................16
BAB IV PENUTUP...........................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................ 18
LAMPIRAN ................................................................................................................19-45
iv
KEPUTUSAN
DIREKTUR BINA PRODUKSI DAN DISTRIBUSI KEFARMASIAN
NOMOR : HK.03.06/01/424/2011
TENTANG
PEDOMAN PELAYANAN PERIZINAN PEDAGANG BESAR FARMASI
v
14. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan,
Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara serta Susunan
Organisasi,Tugas, dan Fungsi Eselon 1 Kementerian Negara;
15. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 189/Menkes/SK/III/2006
tentang Kebijakan Obat Nasional;
16. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1144/Menkes/Per/VIII/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Kesehatan RI;
18.Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1148/MENKES/PER/VI/2011 tentang Pedagang Besar Farmasi;
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
Pertama : KEPUTUSAN DIREKTUR BINA PRODUKSI DAN DISTRIBUSI
KEFARMASIAN TENTANG PEDOMAN PELAYANAN PERIZINAN
PEDAGANG BESAR FARMASI;
Kedua : Pedoman Pelayanan Perizinan Pedagang Besar Farmasi,
sebagaimana dimaksud pada diktum pertama sebagai landasan
kerja pelaksanaan pelayanan perizinan Pedagang Besar Farmasi ;
Ketiga : Pedoman Pelaksanaan Pelayanan perizinan Pedagang Besar
Farmasi, sebagaimana dimaksud pada Diktum Kedua agar
digunakan sebagai pedoman oleh bagi semua pihak yang terkait
dalam proses pelayanan perizinan Pedagang Besar Farmasi di
Direktorat Bina Produksi dan Distribusi Kefarmasian.
Keempat : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 11 Juli 2011
Drs.T.Bahdar J.Hamid,Apt.,M.Pharm
NIP 19560807 19860311001
vi
KEPUTUSAN
DIREKTUR BINA PRODUKSI DAN DISTRIBUSI KEFARMASIAN
NOMOR : HK. 03.06/01/425/2011
TENTANG
TIM PENYUSUN PEDOMAN PELAYANAN PERIZINAN PEDAGANG BESAR FARMASI
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
vii
3. Melaksanakan pembahasan Draft Pedoman Pelayanan Perizinan
Pedagang Besar Farmasi; dan
4. Menyempurnakan draft setelah mendapat masukan dalam
pembahasan.
KEENAM : Segala biaya yang timbul dalam pelaksanaan tugas Tim dibebankan
pada DIPA Direktorat Bina Produksi dan Distribusi Kefarmasian Tahun
2011;
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 11 Juli 2011
Drs.T.Bahdar J.Hamid,Apt.,M.Pharm
NIP 19560807 19860311001
viii
Lampiran Keputusan
Direktur Bina Produksi dan Distribusi
Kefarmasian
Nomor : HK. 03.06/01/425/2011
Tanggal : 11 Juli 2011
TIM PENYUSUN
PEDOMAN PELAYANAN PERIZINAN PEDAGANG BESAR FARMASI
ix
Sekretariat : 1. Isnaeni Diniarti, S.Farm., Apt;
2. Diara Oktania;
3. Ari Ariefah Hidayati, S.Farm., Apt.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 11 Juli 2011
Drs.T.Bahdar J.Hamid,Apt.,M.Pharm
NIP 19560807 19860311001
x
BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Dalam rangka melindungi masyarakat terhadap peredaran obat dan bahan obat
yang tidak memenuhi persyaratan keamanan, khasiat/manfaat dan mutu maka
Direktorat Bina Produksi dan Distribusi Kefarmasian melaksanakan pembinaan dan
pengendalian di bidang peredaran obat dan bahan obat. Pembinaan secara
menyeluruh dimaksudkan agar obat dan bahan obat yang beredar dan digunakan
oleh masyarakat telah memenuhi syarat dan tidak merugikan kesehatan
masyarakat.
2. TUJUAN
a. Sebagai acuan pelaksanaan proses perizinan Pedagang Besar Farmasi
b. Sebagai panduan bagi pelaku usaha dalam pengurusan perizininan Pedagang
Besar Farmasi
1
3. SASARAN
a. Petugas pelaksana pelayanan perizinan
b. Pelaku Usaha di bidang Sarana Produksi dan Distribusi Obat dan Bahan Obat
4. PENGERTIAN
2) PBF Cabang adalah cabang PBF yang telah memiliki pengakuan untuk
melakukan pengadaan, penyimpanan, penyaluran obat dan/atau bahan obat
dalam jumlah besar sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
3) Obat adalah bahan atau paduan bahan, termasuk produk biologi yang
digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan
patologi dalam rangka penetapan diagnosis, pencegahan, penyembuhan,
pemulihan, peningkatan kesehatan dan kontrasepsi untuk manusia .
4) Bahan Obat adalah bahan baik yang berkhasiat maupun tidak berkhasiat yang
digunakan dalam pengolahan obat dengan standar dan mutu sebagai bahan
baku farmasi termasuk baku pembanding.
5) Cara Distribusi Obat yang Baik yang selanjutnya disingkat CDOB adalah cara
distribusi/penyaluran obat dan/atau bahan obat yang bertujuan untuk
memastikan mutu sepanjang jalur distribusi/penyaluran sesuai persyaratan dan
tujuan penggunaannya.
7) Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan yang selanjutnya disebut Kepala
Badan, adalah Kepala Badan yang tugas dan tanggung jawabnya di bidang
pengawasan obat dan makanan.
2
8) Direktur Jenderal adalah Direktur Jenderal pada Kementerian Kesehatan yang
tugas dan tanggung jawabnya di bidang pembinaan kefarmasian dan alat
kesehatan.
3
BAB II
RUANG LINGKUP IZIN PEDAGANG BESAR FARMASI (PBF)
a. Izin usaha Pedagang Besar Farmasi (PBF) berlaku 5 (lima) tahun dan dapat
diperpanjang selama memenuhi persyaratan;
b. Pengakuan PBF Cabang berlaku mengikuti jangka waktu izin PBF
3. PENCABUTAN IZIN
4
c. Tidak lagi memenuhi persyaratan usaha sebagaimana ditetapkan dalam
peraturan; atau
d. Tidak lagi menyampaikan informasi Pedagang Besar Farmasi tiga kali dalam
berturut-turut; dan atau
e. Tidak memenuhi Tata Cara Penyaluran Perbekalan Farmasi sesuai peraturan
perundang-undangan.
4. PELAPORAN
Setiap 3 (tiga) bulan meliputi kegiatan Penerimaan dan Penyaluran obat dan / atau
bahan obat kepada Direktur Jenderal dengan tembusan kepada Kepala Badan,
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi dan Kepala Balai POM.
5
BAB III
PELAYANAN PERIZINAN
b. Paling lama dalam waktu 6 (enam) hari kerja sejak diterimanya tembusan
permohonan kepala dinas kesehatan provinsi melakukan verifikasi kelengkapan
administratif;
6
c. Paling lama dalam waktu 6 (enam) hari kerja sejak diterimanya tembusan
permohonan Kepala Balai POM melakukan audit pemenuhan persyaratan
CDOB;
d. Paling lama dalam waktu 6 (enam) hari kerja sejak dinyatakan memenuhi
kelengkapan administratif, kepala dinas kesehatan provinsi mengeluarkan
rekomendasi pemenuhan kelengkapan administratif kepada Direktur Jenderal
dengan tembusan kepada Kepala Balai POM dan pemohon dengan
menggunakan contoh Formulir 2;
e. Paling lama dalam waktu 6 (enam) hari kerja sejak dinyatakan memenuhi
persyaratan CDOB, Kepala Balai POM mengeluarkan rekomendasi hasil analisis
pemenuhan persyaratan CDOB kepada Direktur Jenderal dengan tembusan
kepada Kepala Dinas Kesehatan Provinsi dan pemohon dengan menggunakan
contoh Formulir 3;
f. Paling lama dalam waktu 6 (enam) hari kerja sejak menerima rekomendasi,
Direktur Jenderal menerbitkan izin PBF dengan menggunakan contoh Formulir 4;
h. Paling lama 12 (dua belas) hari kerja sejak diterimanya surat pernyataan
sebagaimana dimaksud pada butir (6), Direktur Jenderal menerbitkan izin PBF
dengan tembusan kepada Kepala Badan, kepala dinas kesehatan provinsi,
kepala dinas kesehatan kabupaten/kota dan Kepala Balai POM.
No Persyaratan
1. Surat permohonan harus ditandatangani oleh direktur utama atau
pengurus dan calon apoteker penanggung jawab
2. Berbadan hukum berupa perseroan terbatas atau koperasi
3. Fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP)/identitas direktur/ketua;
4. Susunan Direksi /Pengurus
7
5. Pernyataan Komisaris/dewan pengawas dan direktur/pengurus tidak
pernah terlibat, baik langsung atau tidak langsung dalam pelanggaran
peraturan perundang-undangan di bidang farmasi
6. Akta Pendirian badan hukum yang sah sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan
7. Nomor Pokok Wajib Pajak
8. Memiliki secara tetap apoteker Warga Negara Indonesia sebagai
penanggung jawab
9. Surat Tanda Daftar Perusahaan
10. Fotokopi Surat Izin Usaha Perdagangan
11. Surat bukti penguasaan bangunan dan gudang;
12. Peta lokasi dan denah bangunan
13. Surat pernyataan kesediaan bekerja penuh apoteker penanggung
jawab;
14. Fotokopi Surat Tanda Registrasi Apoteker penanggung jawab
15 Memiliki Laboratorium dan gudang khusus tempat penyimpanan bahan
obat
16. Rekomendasi Persyaratan CDOB dari Balai POM
17. Rekomendasi Administratif dari Dinkes Provinsi
b. Nama direktur
Salah satu nama yang tercantum dalam Akte Pendirian PT adalah Direktur
atau Direktur Utama.
c. Alamat kantor/Gudang
- Alamat yang jelas sesuai lokasi yang dicantumkan dalam surat
permohonan.
- Alamat kantor dan gudang boleh terpisah asalkan tidak mengurangi
aktivitas.
8
d. Akte pendirian badan hukum yang telah disahkan oleh Kementerian Hukum
dan HAM .
- Perseroan Terbatas disahkan oleh Kementerian Hukum dan HAM
- Koperasi disahkan oleh Kementerian Koperasi
- Maksud dan tujuan dalam Akte tercantum Bidang Farmasi (PBF/Obat-
obatan)
l. Domisili perusahaan
- Dikeluarkan oleh Kelurahan setempat diketahui oleh Kecamatan dan
Kabupaten/Kota, Provinsi dimana perusahaan tersebut berada.
- Diajukan oleh Direktur Perusahaan (PT).
9
m. Denah bangunan/peta lokasi
Dibuat oleh perusahaan (PT) tersebut, bila sudah disetujui akan dibubuhi
stempel/cap oleh Dinkes Provinsi atau Balai Besar POM pada saat
pemeriksaan ke lokasi.
n. Sertifikat tanah/IMB
- Fotokopi sertifikat tanah sesuai pemiliknya yang tercantum sebagai
Direktur/Komisaris perusahaan tersebut dan/atau pemilik yang membuat
perjanjian.
- IMB dari gubernur setempat
o. Kontrak/sewa
Fotokopi perjanjian kontrak antara perusahaan dengan pemilik sarana tanah
dan/atau bangunan.
10
2. Nama Direktur lama/baru √ √ √ √
3. Alamat kantor lama - √ √ √
4. Alamat kantor baru - √ - √
5. Alamat gudang lama - √ √ -
6. Alamat gudang baru - √ - -
7. Apoteker Penanggung Jawab lama √ √ √ -
8. Apoteker Penanggung Jawab baru √ - -
9. Surat perjanjian kerja apoteker √ - - -
penanggung jawab baru dengan direktur
10. Asli surat penugasan apoteker baru √ - - -
sebagai penanggung jawab PBF
11. Asli surat pengunduran diri apoteker yang √ - - -
lama sebagai penanggung jawab
11
26. Fotokopi ijazah, dan Surat Tanda √ √ √ √
Registrasi Apoteker penanggung jawab
27. Rekomendasi pemenuhan persyaratan - √ - -
CDOB oleh Balai POM
28. Rekomendasi kelengakapan administratif √ √ √ √
Dinkes Provinsi
29. Fotokopi SK Izin PBF/PBBBF lama √ √ √ √
Biaya
Sesuai peraturan yang berlaku, dalam hal ini Peraturan Pemerintah Nomor 13
Tahun 2009 tentang Jenis dan Tarif Atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak
yang berlaku pada Kementerian Kesehatan.
Waktu
Waktu yang diperlukan untuk proses permohonan perizinan Pedagang Besar
Farmasi obat dan / bahan obat adalah 6 (enam) hari kerja sejak diterimanya
rekomendasi administrasi dari Dinas Kesehatan Provinsi dan rekomendasi
pemenuhan persyaratan CDOB dari Balai POM, Direktur Jenderal menerbitkan
izin Pedagang Besar Farmasi.
Penanggung Jawab
Menteri Kesehatan cq Direktur Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan
12
2.3 SOP PERIZINAN : PEDAGANG BESAR FARMASI
2
Pembayaran
PNBP
Oleh
Pemohon
1
PEMOHON LOKET
TU
4
9
KASUBDIT Pengetikan
Berkas
5 8 10
lengkap
KASIE
PARAF
DIREKTUR
6 7
14 11
PENILAI
PARAF
SESDITJEN
12
TANDA TANGAN
DIRJEN
13
Izin Pedagang
Besar Farmasi
13
1) Pemohon memasukkan berkas permohonan di loket Unit Layanan Terpadu
(ULT);
2) Berkas yang lengkap dicatat;
3) Pemohon membayar PNBP setelah berkas lengkap;
4) Selanjutnya berkas diserahkan kepada TU;
5) TU menyerahkan berkas kepada Kasubdit;
6) Kasubdit memberikan disposisi kepada kepala seksi (Kasie) untuk
bertanggung jawab terhadap proses penilaian izin;
7) Kasie memberikan disposisi kepada penilai untuk dilakukan evaluasi;
8) Berkas yang tidak lengkap (jika masih terdapat kekurangan data yang
diperlukan dalam proses penilaian berkas) akan dibuatkan surat tambahan
data yang di tandatangani oleh Direktur dan diserahkan kepada pemohon
untuk dilengkapi segera;
9) Untuk berkas yang telah lengkap dilakukan pembuatan konsep izin;
10) Kasie mengevaluasi konsep izin tersebut;
11) Kasubdit melakukan verifikasi terhadap hasil konsep izin Kasie;
12) Untuk konsep izin yang sudah lengkap dan benar dilakukan
pengetikan/nett izin;
13) Konsep izin yang sudah dilakukan pengetikan/nett diserahkan ke Kasie
untuk dicek kembali dan diparaf;
14) Kemudian izin diserahkan ke subdit untuk dicek dan diparaf;
15) Kemudian izin diserahkan ke direktur untuk diparaf;
16) Izin selanjutnya diserahkan ke Dirjen;
17) Berkas pemohon yang telah disetujui dan ditandatangani oleh Dirjen diberi
nomor dan tanggal pengeluaran izin ;
18) Izin yang telah selesai diberikan kepada pemohon sesuai dengan Tata
Cara Pengambilan Izin.
14
3. MONITORING DAN EVALUASI PELAYANAN
Untuk melakukan penilaian terhadap mutu pelayanan, dapat dilakukan
monitoring dan evaluasi terhadap :
- Kesesuaian waktu layanan
- Berapa besar keluhan yang tidak terlayani
- Berapa rata-rata waktu penanganan keluhan
- Berapa persen kepatuhan pelaksanaan SPO
Dalam pelaksanaan monitoring dan evaluasi, dapat dilihat dari SOP yang telah
dibuat.
15
e. STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PENGGANTIAN PETUGAS
LOKET
Merupakan suatu petunjuk kerja yang menguraikan kegiatan yang
dilakukan jika petugas loket berhalangan hadir di loket Unit Layanan
Terpadu (terlampir)
3.4 EVALUASI
Evaluasi pelayanan dapat dilakukan dengan melihat :
a. berapa % pelayanan mengikuti SPO yang telah dibuat,
b. berapa lama rata-rata keluhan ditangani,
c. berapa % perizinan melebihi waktu yang telah ditetapkan
16
BAB IV
PENUTUP
17
DAFTAR PUSTAKA
4. Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2009 tentang Jenis dan Tarif Atas Jenis
Penerimaan Negara Bukan Pajak yang berlaku pada Departemen Kesehatan;
18
Formulir-1
Nomor :
Lampiran :
Perihal : Permohonan Izin Pedagang Besar Farmasi
Kepada Yth.
Direktur Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
di -
JAKARTA
Bersama ini kami mengajukan permohonan untuk mendapatkan Izin Pedagang Besar Farmasi
dengan data sebagai berikut:
1. Pemohon
a. Nama Direktur/Ketua Koperasi : ..............................................................
b. Alamat dan Nomor telepon : ..............................................................
c. E-mail : ..............................................................
d. Nomor Pokok Wajib Pajak : ..............................................................
2. Perusahaan
a. Nama Perusahaan : ..............................................................
b. Alamat Kantor dan Nomor telepon : ..............................................................
c. Alamat Gudang dan Nomor telepon : ..............................................................
d. Alamat Laboratorium dan Nomor telepon : ..............................................................
3. Apoteker Calon Penanggung Jawab
a. Nama : ..............................................................
b. Surat Tanda Registrasi Apoteker : ..............................................................
4. Data Lampiran:
a. fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP)/identitas direktur/pengurus;
b. susunan direksi/pengurus;
c. pernyataan komisaris/dewan pengawas dan direktur/pengurus tidak pernah terlibat
pelanggaran peraturan perundang-undangan di bidang farmasi;
d. akta pendirian badan hukum yang sah sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan;
e. fotokopi Surat Izin Tempat Usaha berdasarkan Undang-Undang Gangguan (HO);
f. surat Tanda Daftar Perusahaan;
g. fotokopi Surat Izin Usaha Perdagangan;
h. fotokopi Nomor Pokok Wajib Pajak;
i. surat bukti penguasaan bangunan dan gudang;
j. peta lokasi dan denah bangunan;
k. peta lokasi, denah bangunan, laboratorium dan daftar peralatan bagi PBF yang akan
menyalurkan bahan obat
l. surat pernyataan kesediaan bekerja penuh apoteker penanggung jawab; dan
m. fotokopi Surat Tanda Registrasi Apoteker penanggung jawab.
Demikianlah permohonan kami, atas perhatian dan persetujuan Bapak/Ibu kami sampaikan
terima kasih.
............................,................
(............................) (............................)
Tembusan :
1. Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan
2. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi ......................
3. Kepala Balai Besar/Balai Pengawas Obat dan Makanan di………………...
19
Formulir-2
Nomor : …………………...……..
Lampiran : ......................................
Perihal : Rekomendasi
Kepada Yth.
Direktur Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
di –
JAKARTA
Sehubungan dengan tembusan surat permohonan izin PBF dari ……… Nomor ………………..
tanggal ……………, bersama ini kami sampaikan bahwa telah dilakukan verifikasi persyaratan
administratif terhadap pemohon:
1. Pemohon
a. Nama Direktur/Ketua Koperasi (*) : ..............................................................
b. Alamat dan Nomor telepon : ..............................................................
c. E-mail : ..............................................................
d. Nomor Pokok Wajib Pajak : ..............................................................
2. Perusahaan
a. Nama Perusahaan : ..............................................................
b. Alamat Kantor dan Nomor telepon : ..............................................................
c. Alamat Gudang dan Nomor telepon : ..............................................................
d. Alamat Laboratorium dan Nomor telepon (*) : ..............................................................
3. Apoteker Calon Penanggung Jawab
a. Nama : ..............................................................
b. Surat Tanda Registrasi Apoteker : ..............................................................
( …………….…………. )
Tembusan :
1. Kepala Balai Besar/Balai Pengawas Obat dan Makanan di ……………….
2. Pemohon
20
Formulir -3
Nomor :
Lampiran :
Perihal : Rekomendasi Hasil Analisis Pemenuhan Persyaratan CDOB
Kepada Yth.
Direktur Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
di –
JAKARTA
Sehubungan dengan tembusan surat permohonan izin PBF dari ………. Nomor ………………..
tanggal ……………., bersama ini kami sampaikan bahwa telah dilakukan analisis pemenuhan
persyaratan CDOB terhadap pemohon:
1. Pemohon
a. Nama Direktur /Ketua Koperasi (*) : ..............................................................
b. Alamat dan Nomor telepon : ..............................................................
c. E-mail : ..............................................................
d. Nomor Pokok Wajib Pajak : ..............................................................
2. Perusahaan
a. Nama Perusahaan : ..............................................................
b. Alamat Kantor dan Nomor telepon : ..............................................................
c. Alamat Gudang dan Nomor telepon : ..............................................................
d. Alamat Laboratorium dan Nomor telepon (*) : ..............................................................
3. Apoteker Calon Penanggung Jawab
a. Nama : ..............................................................
b. Surat Tanda Registrasi Apoteker : ..............................................................
(.........................................)
Tembusan :
1. Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan
2. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi ……………….
3. Pemohon
Coret yang tidak perlu
21
Formulir -4
KEPUTUSAN
DIREKTUR JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN
NOMOR.........................................................
TENTANG
IZIN PEDAGANG BESAR FARMASI .........................
MEMUTUSKAN :
Menetapkan :
Kesatu : KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ALAT
KESEHATAN TENTANG IZIN PEDAGANG BESAR FARMASI
..........................
Ketiga : Izin PBF berlaku untuk 5 (lima) tahun dan berlaku untuk seluruh wilayah
Republik Indonesia
Ditetapkan di : Jakarta
Pada tanggal : ………………….….
Direktur Jenderal
Bina Kefarmasian Dan Alat Kesehatan,
…………………..……………………
Tembusan:
1. Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan
2. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi ……………………
3. Kepala Balai Besar/Balai Pengawas Obat dan Makanan di .............................
4. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota................
5. Gabungan Perusahaan Farmasi Indonesia di Jakarta
22
Formulir-5
Nomor : …………………..…..
Lampiran :
Perihal : Pernyataan siap melaksanakan kegiatan
Kepada Yth.
Direktur Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
di –
JAKARTA
Dengan hormat,
Sehubungan dengan surat permohonan izin PBF kami Nomor …………. tanggal ………….. dan
menunjuk ketentuan Pasal 8 ayat (6) Peraturan Menteri Kesehatan Nomor......… tentang
Pedagang Besar Farmasi dengan ini kami menyatakan bahwa PT/Koperasi* ……………… yang
beralamat di Jl. ………… telah siap untuk melaksanakan kegiatan sebagai Pedagang Besar
Farmasi.
Demikian pernyataan ini kami sampaikan, atas perhatiannya diucapkan terima kasih.
(............................) (............................)
Tembusan:
1. Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan
2. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi ......................
3. Kepala Balai Besar/Balai Pengawas Obat dan Makanan di ………………...
Coret yang tidak perlu
23
Formulir-6
Nomor :
Lampiran :
Perihal : Permohonan Pengakuan PBF Cabang
Kepada Yth.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi .......................
di -
..........................
Bersama ini kami mengajukan permohonan untuk mendapat Pengakuan sebagai PBF Cabang
dengan data sebagai berikut:
1. Pemohon
a. Nama Kepala Cabang : ..............................................................
b. Alamat dan Nomor telepon : ..............................................................
c. E-mail : ..............................................................
2. Perusahaan
a. Nama Perusahaan : ..............................................................
b. Nomor Pokok Wajib Pajak : ..............................................................
c. Alamat Kantor dan Nomor telepon : ..............................................................
d. Alamat Gudang dan Nomor telepon : ..............................................................
3. Apoteker Calon Penanggung Jawab
a. Nama : ..............................................................
b. Surat Tanda Registrasi Apoteker : ..............................................................
4. Data Lampiran:
a. fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP)/identitas direktur cabang/pengurus cabang;
b. fotokopi izin PBF yang dilegalisir oleh Direktur Jenderal;
c. surat penunjukan sebagai kepala PBF cabang;
d. pernyataan kepala PBF cabang tidak pernah terlibat pelanggaran peraturan perundang-
undangan di bidang farmasi;
e. fotokopi Surat Izin Tempat Usaha berdasarkan Undang-Undang Gangguan (HO);
f. surat pernyataan kesediaan bekerja penuh apoteker calon penanggung jawab;
g. surat bukti penguasaan bangunan dan gudang; dan
h. peta lokasi dan denah bangunan
i. peta lokasi, denah bangunan, laboratorium dan daftar peralatan bagi PBF
cabang yang akan menyalurkan bahan obat;
j. fotokopi Surat Tanda Registrasi Apoteker calon penanggung jawab.
Demikianlah permohonan kami, atas perhatian dan persetujuan Bapak/Ibu kami sampaikan
terima kasih.
............................,................
(............................) (............................)
Tembusan:
1. Direktur Jenderal
2. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota...........
3. Kepala Balai Besar/Balai Pengawas Obat dan Makanan di ……………….
24
Formulir -7
Nomor : …………………...……..
Lampiran : ......................................
Perihal : Rekomendasi
Kepada Yth.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi .......................
di -
..........................
Sehubungan dengan tembusan surat permohonan pengakuan PBF Cabang dari ……… Nomor
……………….. tanggal ……………, bersama ini kami sampaikan bahwa telah dilakukan verifikasi
kelengkapan administratif terhadap pemohon:
1. Pemohon
a. Nama Kepala Cabang : ........................................................
b. Alamat dan Nomor telepon :.........................................................
c. E-mail : …………………………………….....
2. Perusahaan
a. Nama Perusahaan : ........................................................
b. Nomor Pokok Wajib Pajak : ……………………………………......
c. Alamat Kantor dan Nomor telepon : ........................................................
d. Alamat Gudang dan Nomor telepon : ........................................................
e. Alamat Laboratorium dan Nomor telepon* : ........................................................
3. Apoteker Calon Penanggung Jawab
a. Nama : ........................................................
b. Surat Tanda Registrasi Apoteker : ........................................................
( …………….…………. )
Tembusan :
1. Direktur Jenderal
2. Kepala Balai Besar / Balai Pengawas Obat dan Makanan di ……………….
3. Pemohon
25
Formulir-8
Nomor :
Lampiran :
Perihal : Hasil Analisis Pemenuhan Persyaratan CDOB
Kepada Yth.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi .......................
di -
..........................
Sehubungan dengan tembusan surat permohonan pengakuan sebagai PBF Cabang dari
………………. Nomor ……………….. tanggal ……………., bersama ini kami sampaikan bahwa
telah dilakukan analisis pemenuhan persyaratan CDOB terhadap pemohon:
1. Pemohon
a. Nama Kepala Cabang : ........................................................
b. Alamat dan Nomor telepon :.........................................................
c. E-mail : …………………………………….....
2. Perusahaan
a. Nama Perusahaan : ........................................................
b. Nomor Pokok Wajib Pajak : ……………………………………......
c. Alamat Kantor dan Nomor telepon : ........................................................
d. Alamat Gudang dan Nomor telepon : ........................................................
e. Alamat Laboratorium dan Nomor telepon* : ........................................................
3. Apoteker Calon Penanggung Jawab
a. Nama : ........................................................
b. Surat Tanda Registrasi Apoteker : ........................................................
(.........................................)
Tembusan :
Pemohon
26
Formulir-9
KEPUTUSAN
KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI ........
NOMOR..............
TENTANG
IZIN ATAU PENGAKUAN PBF CABANG .............
MEMUTUSKAN :
Menetapkan:
Kesatu : KEPUTUSAN KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI .......................
TENTANG PENGAKUAN PBF CABANG....................
Kedua : Memberikan Pengakuan kepada PBF……………………….. Nomor Pokok
Wajib Pajak (NPWP) ………………… sebagai cabang dari PBF................
yang beralamat di .............................. dengan Nomor Izin: ......................
dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Apoteker Penanggung jawab obat........................STRA............................
2. Alamat kantor : ………………..
3. Alamat gudang obat : .......................
Keempat : Pengakuan PBF cabang berlaku mengikuti masa berlaku izin PBF
…………………..……………………
Tembusan:
1. Direktur Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan, Kementerian Kesehatan RI
2. Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan
3. Kepala Balai Besar/Balai Pengawas Obat dan Makanan di ...................
4. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota ........
5. Gabungan Perusahaan Farmasi Indonesia di Jakarta
27
Formulir-10
Nomor : …………………..…..
Lampiran :
Perihal : Pernyataan siap melaksanakan kegiatan
Kepada Yth.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi ......
di –
................
Dengan hormat,
Sehubungan dengan surat permohonan pengakuan sebagai PBF Cabang kami Nomor
…………………. tanggal ………….. dan menunjuk ketentuan Pasal 10 ayat (6) Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor.....… tentang Pedagang Besar Farmasi dengan ini kami menyatakan bahwa
PT/Koperasi ……………… yang beralamat di Jl. ………… telah siap untuk melaksanakan
kegiatan sebagai PBF Cabang.
Demikian pernyataan ini kami sampaikan, atas perhatiannya diucapkan terima kasih.
(............................) (............................)
Tembusan:
1. Direktur Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan, Kementerian Kesehatan RI
2. Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan
3. Kepala Balai Besar/Balai Pengawas Obat dan Makanan di ……………….
4. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.........
28
KENDALI KERJA PEDAGANG BESAR FARMASI
2 Berkas diagendakan di TU
Direktorat
29
URAIAN KERJA
1. Petugas Loket :
➢ Memeriksa kelengkapan berkas sesuai persyaratan.
➢ Menerima berkas lengkap dengan memberi tanda terima dan penomoran
yang sesuai.
➢ Mengagendakan berkas masuk ke buku TU Direktorat.
➢ Menyerahkan berkas ke Subdit
――――――――――――――――――――――――――――――――
➢ Menyerahkan izin ke pemohon dengan tanda terima dan surat kuasa.
➢ Menyerahkan tanda terima dan surat kuasa pada Kepala Seksi untuk
didokumentasikan.
Tugas Lain :
➢ Memberikan informasi tentang tata cara dan peraturan yang berlaku.
➢ Menangani keluhan di loket.
2. Kasubdit
➢ Mendisposisikan berkas ke Kasie untuk dinilai dan diagendakan.
――――――――――――――――――――――――――――――――
➢ Melakukan pemeriksaan akhir izin (verbal dan original).
Tugas Lain :
➢ Menangani keluhan yang tidak bisa diselesaikan.
➢ Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap seluruh proses perizinan.
3. Kasie
➢ Mendisposisikan berkas ke penilai untuk dinilai.
――――――――――――――――――――――――――――――――
➢ Melakukan pemeriksaan draft izin (verbal dan original).
Tugas Lain :
➢ Menangani keluhan yang tidak bisa diselesaikan di loket.
➢ Melakukan kendali waktu proses perizinan
➢ Melakukan filing terhadap berkas, surat, tanda terima dan surat kuasa.
4. Penilai
➢ Memeriksa kelengkapan berkas sesuai persyaratan.
➢ Membuat draft izin produksi.
➢ Membuat verbal sebagai pengantar izin .
➢ Kontrol waktu ke TU Dirjen.
5. Direktur
➢ Menyetujui dikeluarkan izin (paraf original izin dan tanda tangan verbal).
6. Sesditjen
➢ Menyetujui dikeluarkan izin (paraf original izin).
7. Dirjen
➢ Memberikan izin (tanda tangan original izin ).
30
Standar Prosedur Operasional
Penanganan Keluhan
3. Petugas loket merujuk kepada Kepala Seksi apabila tidak bisa menangani keluhan.
31
1. DASAR HUKUM
2. PELAYANAN YANG DIBERIKAN
a. Undang-undang Nomor 5 tahun 1997 tentang
Psikotropika; a. Izin Usaha Pedagang Besar Farmasi
b. Undang-undang Nomor 13 tahun 2009 tentang b. Izin Perpanjangan Pedagang Besar Farmasi
Pendapatn Negara Bukan Pajak (PNBP); c. Izin Penggantian Apoteker Penanggung Jawab
c. Undang-undang Nomor 35 tahun 2009 tentang d. Izin Prinsip Industri Farmasi
Narkotika; e. Izin Usaha Industri Farmasi
d. Undang-undang Nomor 36 tahun 2009 tentang f. Izin Prinsip Industri Obat Tradisional
Kesehatan; g. Izin Usaha Industri Obat Tradisional
e. Peraturan Pemerintah No. 72 tahun 1998 tentang
Pengamanan Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan; 3. TATA TERTIB PELAYANAN PERIZINAN
f. Peraturan Pemerintah Nomor 38 tahun 2007 tentang a. SOP Penerimaan berkas di loket pelayanan
Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah,
Pemerintah Daerah Propinsi dan Pemerintah Daerah 1. Pemohon melampirkan seluruh lampiran yang
Kab/Kota; dipersyaratkan (lampiran disusun sesuai dengan
g. Peraturan Presiden Nomor 77 Tahun 2007 tentang urutan persyaratan yang diminta dan diberikan label
pembatas)
Daftar Bidang Usaha yang Tertutup dan Bidang Usaha 2. Pemohon memasukan 1 set berkas asli melalui
yang Terbuka dengan persyaratan di bidang loket dan dimasukan dalam map berwarna :
Penanaman Modal sebagaimana telah diubah dengan - Industri Farmasi : Kuning
Peraturan Presiden Nomor 111 Tahun 2007; - Industri Obat Tradisional : Merah
- PBF : Hijau
h. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia 3. Petugas loket memeriksa kelengkapan dan
Nomor 287/Menkes/SK/XI/76 tentang Ketentuan kebenaran berkas masuk
Pengimporan, Penyimpanan dan Penyaluran Bahan 4. Petugas loket memisahkan berkas sesuai
permohonan
Baku; 5. Untuk berkas yang tidak memenuhi persyaratan
i. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia (tidak lengkap) dikembalikan kepada pemohon
dengan keterangan kekurangan data (diberi catatan)
Nomor 246/Menkes/Per/V/1990 tentang Izin Usaha
dan tanda terima dengan catatan tersebut tidak
Industri Obat Tradisional dan Pendaftaran Obat boleh hilang.
Tradisional; 6. Berkas yang telah memenuhi syarat diberi tanda
terima tetap untuk diproses lebih lanjut
j. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia 7. Berkas yang memenuhi syarat dicatat oleh petugas
Nomor 1799/MENKES/Per/XII/2010 tentang Industri loket di buku tanda terima loket
Farmasi 8. Pemohon yang berkasnya telah diterima dengan
lengkap harus membayar PNBP sesuai ketentuan
k. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia pada bank yang telah ditunjuk
Nomor 1148/MENKES/PER/VI/2011 tentang 9. Pemohon menyerahkan Copy Bukti setoran Bank
Pedagang Besar Farmasi dan PNBP Rangkap 3 kepada petugas loket.
4. PERSYARATAN PELAYANAN PERIZINAN 6. ALUR PROSES PERIZINAN 7. SOP PROSES PERIJINAN
A. Izin Pedagang Besar Farmasi 2 1. Pemohon memasukan berkas ke loket
Pembayaran
1. Memiliki surat rekomendasi pemenuhan PNBP 2. Setelah dinyatakan lengkap, pemohon membayar biaya
kelengkapan administratif dari Dinas Kesehatan Oleh PNBP dan bukti setor diserahkan kembali ke loket
Provinsi 1 3. Berkas yang telah lengkap diserahkan ke subdit
2. Memiliki rekomendasi hasil analisis pemenuhan
Pemohon
PEMOHON LOKET 4. Kasubdit mendelegasikan berkas permohonan ke
persyaratan CDOB dari Balai POM kepala seksi
5. Kepala seksi mendelegasikan berkas ke tim penilai
B. Izin Industri Farmasi dan Industri Obat Tradisional 3 untuk dievaluasi
1. Mengajukan Izin Prinsip ke Kementerian 6. Hasil evaluasi dari penilai diberikan ke Kasie untuk di
Kesehatan dengan sebelumnya mendapatkan RIP TU evaluasi kembali
(Rencana Induk Pembangunan) dari BPOM 7. Dari Kasie berkas diserahkan ke subdit untuk
2. Memiliki surat rekomendasi pemenuhan dilakukan evaluasi akhir
kelengkapan administratif dari Dinas Kesehatan 4 8. Berkas tidak lengkap dibuatkan surat tambahan data
Provinsi 9 9. Surat tambahan data di tandatangani oleh Direktur dan
KASUBDIT Pengetikan
3. Memiliki rekomendasi pemenuhan persyaratan diberikan kepada pemohon
CPOB dari BPOM 10. Untuk berkas yang telah lengkap dilakukan pengetikan
Berkas izin
5. TATA CARA PENGAMBILAN IZIN 5 8 10 11. Izin diserahkan ke subdit untuk dicek dan diparaf
lengkap 12. Kemudian diserahkan ke Direktur untuk diparaf
1. Surat Kuasa dari Direktur (bermaterai Rp. 6.000) 14 KASIE PARAF 13. Izin selanjutnya diserahkan ke Dirjen
2. Foto Kopi KTP Direktur dan Penerima Kuasa 14. Izin yang telah disetujui dan ditandtangani Dirjen
DIREKTUR
3. Surat Pernyataan Tidak ada pungutan Biaya selain diberi nomor dan tanggal pengeluaran
PNBP dari Direktur (bermaterai Rp. 6.000) 15. Izin yang telah selesai diberikan kepada pemohon di
4. Fotocopy formulir pembayaran PNBP yang telah 6 7 11 loket sesuai Tata Cara Pengambilan Izin .
disahkan oleh Bank yang telah ditunjuk .
5. Jika Pengambilan izin dilakukan oleh Direktur, hanya PENILAI PARAF
melengkapi butir 2 s/d 4 .
SESDITJEN