Anda di halaman 1dari 2

DIALOG HUTAN

Oleh : Ari Aprilianto


Satu per satu para pemain masuk ke panggung, lampu pun mulai menyala.

Hutan : Hai manusia, apa kabar mu?

Manusia : Aku sekarang baik, tetapi terkadang susah.

Hutan : Ada apa dengan kesusahan mu manusia ?

Manusia : Susahku karna aku tinggal di tempat mu hutan dan tinggal di kota mu. Kini
serba salah, tinggal di tempatmu sekarang semakin sulit. Rumah mu tidak muat
lagi. Sedangkan tinggal di kota sangat panas, banjir sering menghampiri kami.

Hutan : Mengapa kamu mengadu kepadaku ? (berdiri menghadap ke manusia)

Manusia : Karena kamu sangat baik hutan. Kamu bisa melindungi kami semua tidak
terkecuali manusia.

Satwa : Kami sekarang pun sulit untuk mendapatkan rumah yang baru. Rumah kami
bernama hutan yang sebelumnya kami tempati sudah roboh.

Hutan : Aku tau keluhan dari kalian, sejujurnya aku sudah sangat sulit untuk tumbuh
rimbun. Usia ku kini sudah semakin tua, anak-anak ku belum tumbuh dewasa.
Semakin hari banyak membunuhku dari pada memelihara dan menanamku.

Satwa : Kami juga kini sudah semakin sulit untuk bergerak, kami tidak bisaa
bergelayutan dan mencari makan lagi di pohon-pohon. Bukan kah begitu
tumbuhna ?

Tumbuhan : Iya, yang kalian bicaraakan itu benar adanya. Aku tumbuh-tumbuhan semakin
sulit tumbuh dan berkembang. Saban waktu banyak yang memusnahkan ku
beserta sahabatku bernama hutan.

Hutan : Lalu langkah apa yang bisa kita ambil demi keberlamjutan kita bersama ?

Satwa : Menurut ku, kamu hutan harus tetap ada. Manusia aku dan tumbuhan bisa
bernafas jika kamu ada.

Hutan : Tapi bagaimana caranya ?

Manusia : Sebagai salah satu cara kita akan merawat terus, menjagamu dan terus
menanam hutan.

Hutan : Tetapi, bukankah kalian manusia yang selalu mengmabilku, menjualku,


merobohkanku,memotong-motong aku da membakarku hingga aku tidak bisa
berdiri tegak lagi.
Manusia : Kami manusia perlu makan, dengan memotongmu (hutan) kami bisa makan.

Hutan : Aku tahu itu, siapapun perlu makan. Termasuk kami hutan perlu makan, tetapi
kami jga hanya menangis hingga mati jika kami terus kalian ambil dan kini
generasi kami semakin sedikit. Anak-anak kami pun sulit untuk hidup. Bumi
tempat kita semua hidup ini sudah semakun panas.

Manusia : Kami menyesal karna kami selalu membunuhmu hutan.

Satw : Kami sekarang juga sama dengan hutan, jika hutan habis kami satwa pun akan
mati dan tidak ada lagi tempat hidup.

Tumbuhan : Aku tumbuhan juga mengakami nasib yang sama dengan satwa dan hutan juga
sesama ku manusia. Kita semua sudah dalam masa-masa yang sulit dari awaktu
ke waktu. Sampai kapan kita semua mampu bertahan.

Hutan : Kami hanya bisa berharap kepada manusia yaang tinggal di sekitarku hutan
dan tinggal di kota untuk bersama-sama menjaga semua termasuk aku hutan
Satwa dan Tumbuhan.

Anda mungkin juga menyukai