1. Komunikatif
Pendekatan komunikatif adalah sistem pembelajaran yang menekankan pada
aspek komunikasi, interaksi, dan mengembangkan kompetensi kebahasaan, serta
keterampilan berbahasa (menyimak, membaca, menulis, berbicara) sebagai tujuan
pembelajaran bahasa dan mengakui bahwa ada kaitannya dengan kegiatan komunikasi
dalam kehidupan sehari-hari.
Ciri-Ciri Pendekatan Komunikatif
Mengutamakan makna sebenarnya daripada tata gramatikalnya
Adanya kegiatan komunikasi fungsional dan interaksi sosial yang saling
berkaitan
Pembelajaran berorientasi pada pemerolehan kompetensi komunikatif, bukan
ketepatan gramatikal (pemahaman untuk dapat diterapkan dalam kehidupan
sehari-hari)
Pembelajaran diarahkan pada modifikasi dan peningkatan murid dalam
menemukan kaidah bahasa lewat kegiatan berbahasa (learning by doing)
Materi pembelajaran berangkat dari analisis kebutuhan berbahasa
pembelajaran
Para pebelajar berinteraksi secara lisan dan tulisan
a Tahap persiapan
Pengajar perlu merumuskan tujuan pembelajaran dan menyiapkan berbagai
strategi yang berhubungan dengan pokok bahasan yang diajarkan.
- Pengajar membagikan “handout” yang berisi salinan berita dari koran.
- Pengajar meminta para pebelajar untuk menggarisbawahi tujuan penulisan
berita
- Pengajar mengarahkan kegiatan pebelajar dalam menggunakan bahasa
sasaran.
- Para pebelajar mencoba menjelaskan kembali tujuan si penulis dengan
bahasa mereka sendiri
b Tahap pelaksanaan
Pengajar menyajikan materi pelajaran dengan memanfaatkan pendekatan
komunikatif, sehingga menarik perhatian pebelajar dalam proses belajar
mengajar, sehingga pembelajaran berlangsung efektif dan efesien.
- Para pebelajar memainkan permainan bahasa. Pengajar membuat kartu
kata berisi nama-nama profesi. Salah seorang pebelajar diminta memilih
salah satu kartu, kemudian berusaha menjelaskan istilah yang ada di
dalamnya.
- Para pebelajar bekerja sama memprediksi gambar selanjutnya, dalam hal
ini pengajar mengabaikan kesalahan gramatikal sang pebelajar
- Para pebelajar diminta bermain peran. Mereka berperan dengan bekerja di
sebuah rumah sakit (seorang menjadi dokter, seorang lagi menjadi pasien)
c Tahap evaluasi
Pengajar mengadakan evaluasi materi pelajaran
- Pengajar memberikan saran (penguatan) atau menjawab pertanyaan yang
diajukan oleh kelompok pebelajar
- Setelah bermain peran, para pebelajar memperoleh sejumlah kosakata.
- Di rumah, para pebelajar diminta menyimak berita dari radio atau televisi.
2. Genre Based
Pendekatan ini menekankan pada hubungan antara jenis teks dan konteksnya.
Pendekatan pembelajaran berbasis teks adalah pendekatan yang membantu siswa
lebih kompeten berbahasa, mampu berkomunikasi melalui penguasaan
keterampilan berbahasa di antaranya dengan kegiatan menyimak, berbicara,
membaca, dan menulis melalui teks. Pendekatan ini bertujuan untuk membantu siswa
menjadi peserta yang efektif dalam lingkungan akademik dan profesionalnya, serta
dalam komunitas yang lebih luas.
Beberapa karakteristik dari pendekatan genre yang dikemukakan Luu (2011:
123), sebagai berikut.
Pendekatan genre menekankan pada pentingnya menjelajahi konteks sosial
dan budaya penggunaan bahasa pada tempat penulis dibuat.
Pendekatan genre menegaskan bahwa menulis adalah kegiatan sosial. Belajar
menulis dengan cara ini diyakini dapat menghilangkan perasaan terisolasi
yang sering dialami oleh peserta didik saat menulis. Pendekan ini juga
membantu siswa memiliki bantuan yang positif tentang pengetahuan
linguistik, konten, dan ide dalam menulis sebuah teks.
Pendekatan ini berkaitan dengan mengajarkan kepada peserta didik bagaimana
menggunakan pola bahasa agar koheren atau saling berhubungan, terutama
dalam menulis prosa.
Pendekatan ini menekankan peran penting dari interaksi antara penulis dan
pembaca melalui tulisan.
3. Discreet
Pendekatan ini memfokuskan pada kajian ilmu bahasa struktural, bahasa
dalam pendekatan ini dipahami sebagai sesuatu yang berstruktur dan terdiri dari
bagian-bagian yang bersama-sama membentuk suatu entitas yang disebut bahasa.
Bagian-bagian bahasa sampai yang terkecil itu dapat diidentifikasi secara terpisah dan
tersendiri atau diskret dalam pelaksanaan pembelajaran. Dari segi isi atau tugas, tes
dengan pendekatan ini menyangkut satu aspek kebahasaan saja pada satu kesempatan
pengetesan, misalnya aspek fonologi, morfologi, sintaksis, atau kosa-kata saja. Tiap
satu butir soal hanya dimaksudkan untuk mengukur satu aspek kebahasaan saja
Pendekatan diskret ini diterapkan atas dasar konvensional terhadap keempat
aspek kebahasaan (menyimak, membaca, menulis, berbicara) dan empat komponen
bahasa (bunyi bahasa, struktur bahasa, kosakata, dan kelancaran bahasa).
Karakteristik:
Prinsip bahwa bahasa itu merupakan sistem menunjukkan bahwa bahasa
dipandang memiliki sub-sub unit yang saling berhubungan membentuk suatu
struktur, mulai dari tingkat bunyi, kata, dan kalimat
Kemampuan bahasa seseorang dapat dilakukan dengan mengukur
pengetahuannya tentang bahasa melalui penguasaannya tentang aspek-aspek
bahasa secara terpisah dan sendiri-sendiri.
5. Flipped Learning
Pembelajaran Bersayap (Flipped Learning, FL) adalah suatu tipe pembelajaran
yang menolak pembelajaran di ruang kelas dengan cara tradisional. Pembelajaran ini
merupakan pembalikan prosedur pembelajaran tradisional, di mana yang biasanya
dilakukan di kelas dalam pembelajaran tradisional menjadi dilaksanakan di rumah.
Dalam metode FL, pengajar tidak menerangkan konten materinya secara terperinci di
dalam ruang kelas, melainkan melakukan aktivitas lain yang berkaitan dengan konten
pelajaran tersebut.
Ada beberapa syarat penerapan motode FL ini dalam pembelajaran bahasa
Indonesia. Yakni, penyediaan bahan ajar elektronik seperti buku aplikasi merupakan
syarat utama penerapan metode ini karena pebelajar perlu mempelejari konten
pelajaran sebelum masuk pembelajaran dengan bahan-bahan seperti itu. Buku aplikasi
ini terdiri dari berbagai menu seperti video percakapan, video pembelajaran, kosa kata
dan mendengar, latihan menulis, percakapan dan latihan, uji percakapan, dan
menyimak. Selain itu, perlu suatu platform yang menghubungkan pengajar dengan
pebelajar untuk menjalankan program ini. Pengajar dapat memberi informasi tentang
mata pelajarannya, memberi tugas, mengecek tugas dan memberi tanggapan
terhadapnya, membuka forum diskusi, dan memperkenalkan aplikasi terkait kepada
para pengajar.
Setiap pengajar perlu berusaha untuk mengembangkan aktivitas yang akan
dilaksanakan di dalam ruang kelas. Ini penting karena pebelajar dianggap sudah
mempelajari pelajaran tertentu kemudian diberi tugas yang sesuai di dalam ruang
kelas. Misalnya tugas membuat video terkait konten pelajaran yang sudah dipelajari
sendiri di rumah. Dengan demikian, pengajar harus berusaha mencari dan
mengembangkan aktivitas untuk dilakukan di dalam ruang kelas.
Contoh dalam Pembelajaran BIPA
Tema : Kesenian di Indonesia
6. Blended Learning
Blended learning adalah pembelajaran yang mengkombinasikan antara tatap
muka (pembelajaran secara konvensional, dimana antara pendidik dan peserta didik
saling berinteraksi secara langsung, masing-masing dapat bertukar informasi
mengenai bahan-bahan pembelajaran), belajar mandiri (belajar dengan berbagai
modul yang telah disediakan) serta belajar mandiri secara online.
Unsur-Unsur pembelajaran berbasis blended learning mengkombinasikan
antara tatap muka dan e-learningyang memiliki 6 (enam) unsur, yaitu: (a) tatap muka,
(b) belajar mandiri, (c) aplikasi, (d) tutorial, (e) kerjasama, (f) evaluasi.
Pembelajaran tatap muka dilakukan seperti yang sudah dilakukan sebelum
ditemukannya teknologi cetak, audio visual, dan komputer, pendidik sebagai sumber
belajar utama. Adapun karakteristik dari blended learning yaitu:
Pembelajaran yang menggabungkan berbagai cara penyampaian, model
pembelajaran, gaya pembelajaran, serta berbagai media berbasis teknologi
yang beragam.
Sebagai sebuah kombinasi pembelajaran langsung (face to face), belajar
mandiri, dan belajar mandiri via online.
Pembelajaran yang didukung oleh kombinasi efektif dari cara penyampaian,
cara mengajar dan gaya pembelajaran.
Guru dan orangtua peserta belajar memiliki peran yang sama penting, guru
sebagai fasilitator, dan orangtua sebagai pendukung.