Anda di halaman 1dari 11

STUDI KASUS RUMINOTOMY

Disusun oleh:

Fitra Risna Yanti., S.KH 1802101020042


Risfi febrina T.U.E., S.KH 1802101020057
Jhon Pampang Allo., S.KH 1802101020055
Vina Veronica., S.KH 1802101020056
Nuhrah Singkerru., S.KH 1802101020060
Wendelindia V.T.T., S.KH 1802101020061
Rizka Novidar., S.KH 1802101020066
Bin Abdillah., S.KH 1802101020076
Agung Maulana Basma., S.KH 1802101020095
Siti Aisyah., S.KH 1802101020082
Fitrah Arya., S.KH 1802101020097
Munasir M.Yusuf., S.KH 1802101020090
Nurul Mawaddah., S.KH 1802101020088
Fashihah Rahmah N.F., S.KH 1802101020117

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI DOKTER HEWAN


FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
2019

1
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ........................................................................................ i


DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 1
1.2 Tujuan ........................................................................................................... 1
1.3 Manfaat ......................................................................................................... 1
BAB II ISI
2.1 Pembahasan ................................................................................................... 2
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ................................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 9

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Ruminansia seperti kambing, domba, dan sapi memiliki beberapa lambung
(poligastric) atau disebut juga dengan lambung majemuk. Lambung memiliki
fungsi yang sangat penting yakni untuk mencerna makanan. Selain itu, dilambung
juga terjadi proses fermentasi makanan dengan bantuan bakteri baik yang ada di
saluran pencernaan. Oleh karena itu, jika terjadi kegagalan fungsi pada lambung
maka hewan akan mengalami anoreksia atau kehilangan nafsu makan dan pada
akhirnya akan mengalami penurunan berat badan yang drastis. Jika terjadi
kegagalan fungsi pada lambung ruminansia, terlebih dahulu yang diperhatikan
adalah jenis makanan yan dikonsumsi. Biasanya, ada beberapa jenis hijauan yang
menyebabkan timbulnya gas. Gas dari pakan berasal dari aktivitas fermentasi
pada rumen. Aktivitas ini tidak terjadi seperti biasanya sehingga gas dalam rumen
tidak dapat keluar dengan cepat dan terperangkap di dalam perut. Gas inilah yang
akhirnya menyebabkan terjadinya kembung atau bloat. Jika bloat atau kembung
pada kambing masih ringan maka penobatan dapat diberikan secara peroral.
Selain itu, ada juga beberapa benda asing yang ikut tertelan ketika hewan
mengkonsumsi makanannya. Benda asing ini tidak dapat dicerna oleh lambung
sehingga diperlukan tindakan untuk mengangkat benda tersebut. Adanya benda
asing didalam rumen dan juga bloat yang parah bisa diterapi dengan tindakan
rumenotomy. Rumenotomy merupakan salah satu teknik operasi membuka rumen
pada ruminansia, akibat adanya indikasi-indikasi tertentu yang akhirnya
membutuhkan tindakan operasi pembukaan rumen. Rumenotomi biasanya
dilakukan dengan posisi berdiri pada sapi, dan lateral recumbency pada hewan
ternak kecil, yang kemudian diberdirikan dengan menggunakan meja inverted “L”
block dengan anestesi line block, inverted block, atau paravertebral block.

3
1.2 Tujuan dan manfaat

Adapun tujuan dan manfaat dilakukannya penulisan paper ini adalah selain
sebagai pemenuhan tugas bedah khusus veteriner laboratorium bedah bagi
mahasiswa koasistensi FKH Unsyiah, juga diharapkan agar setiap mahasiswa
memahami teknik operasi ruminotomi pada kambing.

4
BAB II
PEMBAHASAN

Defenisi Rumenotomi

Rumenotomi terdiri atas rumenotomi dan rumenal fistulation.

Rumenotomi adalah pembedahan dengan membedah dinding abdomen

sehingga rumen akan terlihat. Melalui lubang yang dibuat pada rumen dapat

dilakukan palpasi pada daerah bagian dalam rumen atau reticulum.

Rumenotomi sering dipergunakan untuk menguras isi rumen dan mengganti

isinya dengan yang baru. Sedangkan Rumenal fistulation adalah teknik untuk

menangani penyakit bloat yang bersifat kronik. Bloat yang bersifat kronik

diakibatkan dari abnormalnya nervus parasympatik yang mensupplay cardia

rumen. Hal tersebut karena beberapa penyakit yaitu reticuloperitonitis dan

fibrinous pneumonia – pleuritis yang terkena pada nervus vagus. Selain itu

juga akibat dari pembengkakan lympa nodulus atau abses liver karena ada

bakteri Bacillus Lactis dari ambing yang menyebar secara hemoragi dan

berada di rumen menyebabkan rumenitis lalu bergerak menuju hati akibatnya

hati menjadi abses, terjadi gangguan fungsi hati sehingga hati tidak dapat

melakukan metabolism protein. Sapi akan mengalami hypoprotein dan

berakibat pada hilangnya tonus sehingga rumen tidak dapat mengeluarkan gas.

5
Indikasi Ruminotomi

Dinding tubuh bagian kiri (yaitu flank) merupakan subuah portal yang

mudah untuk mengakses struktur gastrointestinal proksimal termasuk

retikulum, lubang retikulo-omasal dan rumen itu sendiri. Indikasi untuk

operasi pada rumen meliputi trauma reticuloperitonitis, rumen dan adanya

benda asing di rumen, frothy boat, vagal indigesti, kelebihan gandum (grain

overload), toxin ingestion dan chronic reoccuring bloat. Rumenotommy

eksplorasi dapat dilakukan untuk mengambil benda asing yang tertelan.

Menggunakan rumen sebagai akses dapat mengurangi retikuloperitonitis

akibat dari eksplorasi retikulum. Pengeringan abses perireticular dapat

dilakukan dengan bedah rumenotomy. Indikasi lain untuk melakukan

rumenotomy yang meliputi penghapusan isi rumen dalam kasus menelan

racun akut, kelebihan biji-bijian, atau mengasapi berbusa. Rumenostomy bisa

menjadi pilihan terapi untuk hewan dengan bloat kronis, digunakan untuk

memberikan nutrisi enterik, atau digunakan untuk menempatkan Canula

rumen. Prognosa untuk kasus rumenotomi adalah fausta, artinya dapat

dilakukan pengobatan dengan melakukan beberapa penanganan bedah.

Tindakan Pre-medikasi dan anastesi

Sebelum dilakukan operasi, hewan dipuasakan makan selama 12 jam

dan puasa minum 6 jam sebelum operasi. Tujuan dari puasa ini adalah untuk

pengosongan lambung supaya tidak mendesak diafragma selama operasi

sehingga tidak terjadi muntah. Dari hasil pemeriksaan umum dan pemeriksaan

fisik, hewan tidak mengalami perubahan patologis sehingga hewan dinyatakan

6
sehat dan aman untuk dioperasi. Prosedur operasi dilakukan dengan posisi

hewan berdiri. Hewan yang telah dipersiapkan kemudian diletakkan diatas

meja operasi dan direstrain. Operasi dilakukan pada flank kiri. Sebelum

operasi dilakukan, bagian yang akan dioperasi dicukur pada daerah flank.

Setelah itu diolesi alkohol. Persiapan alat-alat operasi juga dilakukan. Alat

yang dipakai adalah pemakaian shroud atau plastik untuk rumen. Setelah itu

baru hewan diberi cairan anastesi.

Anastesi yang dapat diberikan dengan cara line block, inverted block,

atau paravertebral block. Anastesika diberikan secara regional dengan

menggunakan teknik paravertebral block dan L-block. Anastesi ini

dimaksudkan untuk mematikan rasa di daerah flank. Anastetika yang

digunakan adalah Lidocain HCl. Pemberian Lidocaine HCL dilakukan

menggunakan metode farqurhason dengan processus transversus sebagai

penanda. Tiap tempat diberikan injeksi Lidocaine HCl sebanyak 20 ml.

Setelah sekitar 5-10 menit kemudian, dilakukan tes untuk mengetahui apakah

daerah operasi sudah teranastesi sempuna atau belum, dengan menggunakan

Allis forceps dilakukan jepitan-jepitan daerah yang dianastesi tersebut.

Hasilnya adalah hewan masih menunjukkan respon kesakitan ketika dilakukan

jepitan menggunakan Allis forcep.

7
Prosedur Operasi Ruminotomy

1 Sebelum dilakukan operasi, kambing di anastesi paravertebral pada bagian


flank kiri, kemudian meja operasi dipersiapkan.
2 Setelah itu, hewan dipersiapkan di meja operasi (Inverted L Block) dgn hewan
di posisi Lateral recumbency dan meja diposisikan tidur untuk memudahkan
casting.

Gambar 1. Meja Operasi (ki) dan hewan diposisikan di meja operasi (ka)
3 Setelah itu, posisi meja diubah ke arah peripendicular.
4 Pada area yang hendak di operasi, dilakukan pembersihan dan pencukuran
pada area yang hendak diinsisi. Kemudian digunakan kain operasi untuk
sterilisasi daerah operasi.

Gambar 2. Meja operasi di posisi peripendicular

8
5 Kulit di daerah flank kiri di insisi sepanjang 12 cm, dimulai dari kira-kira 10
cm di bawah processus transversus dari vertebrae lumbaris pertengahan flank.
, kemudian dilakukan diseksi dari fascia subkutan dan m.oblique dilanjutkan
hingga terlihat m.transversus abdominis.
6 Dilakukan insisi secara secara satu persatu dari luar ke dalam sepanjang
fascianya, lalu ditahan dengan menggunakan Allis forceps. Dan pada bagian
terakhir, peritonium ditahan dengan menggunakan Allis tissue forceps dan
diinsisi dengan hati-hati agar tidak menyebabkan luka pada bagian bawah
rumen.
7 Panjang insisi dari kulit ke peritonium harus berurutan ke arah dalam untuk
mempermudah proses penutupan jahitan, serta harus cukup panjang untuk
memungkinkan lengan operator masuk pada bagian abdomen.
8 Jika rumen tidak dalam keadaan penuh, dinding dari rumen dan abdomen
dipisahkan untuk memudahkan eksplorasi, yang nantinya rongga abdomen
akan dieksplorasi untuk pemeriksaan diafragma, dinding luar retikulum,
limpa, dan hati untuk pemeriksaan lesi patologis. Untuk pemeriksaan secara
keseluruhan, dilakukan dengan memasukkan tangan ke kavum abdomen
melalui insisi dan mengelilingi rumen pada seluruh sisi untuk menemukan
hernia, abses, atau benda asing.
9 Jika rumen dalam keadaan penuh, rumen ditarik keluar dengan bantuan Allies
forceps atau dua buah jahitan yang kuat. Insisi rumen dibuat diantara kedua
jahitan setelah cavum abdomen ditutup.
10 Setelah rumen dibuka, dimasukkan Rumen shroud, dan untuk mencegah
kontaminasi isi rumen dikeluarkan ½ bagian sehingga rumen dapat
dieksplorasi untuk mencari material asing.
11 Tepi rumen yang diinsisi dibersihkan dan dijahit dengan tipe jahitan sederhana
menerus, dilanjutkan dengan tipe jahitan lambert menerus dengan
menggunakan chromic cat gut.
12 Peritonium dan muskulus dijahit secara terpisah dengan pola jahitan sederhana
tunggal dengan menggunakan chromic cat gut.

9
13 Subkutan dijahit dengan pola jahitan sederhana terus menerus menggunakan
benang plain cat gut. Kulit dijahit dengan pola tipe jahitan sederhana tunggal
dengan benang katun. Kemudian idoium tincture dioleskan pada luka.

Gambar 3. Laparotomi pada flank

4.3. Pasca Operasi


Terapi pasca operasi yang dapat diberikan pada kambing adalah injeksi
ampicillin, secara IM 2x sehari. Pengobatan antibiotik bertujuan untuk mencegah
terjadinya infeksi, dengan dosis ampicillin pada kambing 10-20 mg/kg BB secara
per-oral, dan 5-10 mg/kg BB secara parenteral. Umumnya jahitan dibuka setelah
operasi 10-14 hari.

10
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan dan saran

Rumenotomy pada ruminansia dilakukan untuk membuka rumen dan


melihat kelainan yang terjadi pada rumen. Jika terdapat benda asing maka harus
dilakukan pengangkatan, jika terjadi kembung maka harus dilakukan pengeluaran
gas dari dala rumen. Teknik bedah rumenotomy dilakukan dengan bantuan
anastesi epidural dan anastesi lokal. Anastesi epidural dilakukan di vertebarae
lumbosacral vertebrae lumba terakhir dan pada vertebrae sacral pertama. Selain
anastesi epidural, dilakukan juga anastesi lokal yakni dengan menyuntikan
lidocaine ke daerah yang akan diinsisi termasuk juga pada rumen. Hal lain yang
dianggap penting untuk operasi ini adalah Shroud. Shourd dianggap penting
karena sangat membantu untuk mengeluarkan isi rumen kambing sehingga tidak
mengkontamisai lapangan operasi.

DAFTAR PUSTAKA

Geehan, A.M., Amel, O.B., Shnain, H., Comparative Study of Two Rumenotomy
Techniques in Goat. Surgery Journal, 2006.
Alkattan, L.M. Alkattan, Salih, T.M. Salih. Modified Rumen Fixation Technique
During Rumenotomy In Sheep. 2012
Nugusu, Sileshi. Studies on Foreign Body Ingestion and their Related
Complications in Ruminants Associated with Inappropriate Solid Waste
Disposal in Gondar Town, North West Ethiopia. 2013

11

Anda mungkin juga menyukai