Disusun oleh:
1
DAFTAR ISI
2
BAB I
PENDAHULUAN
3
1.2 Tujuan dan manfaat
Adapun tujuan dan manfaat dilakukannya penulisan paper ini adalah selain
sebagai pemenuhan tugas bedah khusus veteriner laboratorium bedah bagi
mahasiswa koasistensi FKH Unsyiah, juga diharapkan agar setiap mahasiswa
memahami teknik operasi ruminotomi pada kambing.
4
BAB II
PEMBAHASAN
Defenisi Rumenotomi
sehingga rumen akan terlihat. Melalui lubang yang dibuat pada rumen dapat
isinya dengan yang baru. Sedangkan Rumenal fistulation adalah teknik untuk
menangani penyakit bloat yang bersifat kronik. Bloat yang bersifat kronik
fibrinous pneumonia – pleuritis yang terkena pada nervus vagus. Selain itu
juga akibat dari pembengkakan lympa nodulus atau abses liver karena ada
bakteri Bacillus Lactis dari ambing yang menyebar secara hemoragi dan
hati menjadi abses, terjadi gangguan fungsi hati sehingga hati tidak dapat
berakibat pada hilangnya tonus sehingga rumen tidak dapat mengeluarkan gas.
5
Indikasi Ruminotomi
Dinding tubuh bagian kiri (yaitu flank) merupakan subuah portal yang
benda asing di rumen, frothy boat, vagal indigesti, kelebihan gandum (grain
menjadi pilihan terapi untuk hewan dengan bloat kronis, digunakan untuk
dan puasa minum 6 jam sebelum operasi. Tujuan dari puasa ini adalah untuk
sehingga tidak terjadi muntah. Dari hasil pemeriksaan umum dan pemeriksaan
6
sehat dan aman untuk dioperasi. Prosedur operasi dilakukan dengan posisi
meja operasi dan direstrain. Operasi dilakukan pada flank kiri. Sebelum
operasi dilakukan, bagian yang akan dioperasi dicukur pada daerah flank.
Setelah itu diolesi alkohol. Persiapan alat-alat operasi juga dilakukan. Alat
yang dipakai adalah pemakaian shroud atau plastik untuk rumen. Setelah itu
Anastesi yang dapat diberikan dengan cara line block, inverted block,
Setelah sekitar 5-10 menit kemudian, dilakukan tes untuk mengetahui apakah
7
Prosedur Operasi Ruminotomy
Gambar 1. Meja Operasi (ki) dan hewan diposisikan di meja operasi (ka)
3 Setelah itu, posisi meja diubah ke arah peripendicular.
4 Pada area yang hendak di operasi, dilakukan pembersihan dan pencukuran
pada area yang hendak diinsisi. Kemudian digunakan kain operasi untuk
sterilisasi daerah operasi.
8
5 Kulit di daerah flank kiri di insisi sepanjang 12 cm, dimulai dari kira-kira 10
cm di bawah processus transversus dari vertebrae lumbaris pertengahan flank.
, kemudian dilakukan diseksi dari fascia subkutan dan m.oblique dilanjutkan
hingga terlihat m.transversus abdominis.
6 Dilakukan insisi secara secara satu persatu dari luar ke dalam sepanjang
fascianya, lalu ditahan dengan menggunakan Allis forceps. Dan pada bagian
terakhir, peritonium ditahan dengan menggunakan Allis tissue forceps dan
diinsisi dengan hati-hati agar tidak menyebabkan luka pada bagian bawah
rumen.
7 Panjang insisi dari kulit ke peritonium harus berurutan ke arah dalam untuk
mempermudah proses penutupan jahitan, serta harus cukup panjang untuk
memungkinkan lengan operator masuk pada bagian abdomen.
8 Jika rumen tidak dalam keadaan penuh, dinding dari rumen dan abdomen
dipisahkan untuk memudahkan eksplorasi, yang nantinya rongga abdomen
akan dieksplorasi untuk pemeriksaan diafragma, dinding luar retikulum,
limpa, dan hati untuk pemeriksaan lesi patologis. Untuk pemeriksaan secara
keseluruhan, dilakukan dengan memasukkan tangan ke kavum abdomen
melalui insisi dan mengelilingi rumen pada seluruh sisi untuk menemukan
hernia, abses, atau benda asing.
9 Jika rumen dalam keadaan penuh, rumen ditarik keluar dengan bantuan Allies
forceps atau dua buah jahitan yang kuat. Insisi rumen dibuat diantara kedua
jahitan setelah cavum abdomen ditutup.
10 Setelah rumen dibuka, dimasukkan Rumen shroud, dan untuk mencegah
kontaminasi isi rumen dikeluarkan ½ bagian sehingga rumen dapat
dieksplorasi untuk mencari material asing.
11 Tepi rumen yang diinsisi dibersihkan dan dijahit dengan tipe jahitan sederhana
menerus, dilanjutkan dengan tipe jahitan lambert menerus dengan
menggunakan chromic cat gut.
12 Peritonium dan muskulus dijahit secara terpisah dengan pola jahitan sederhana
tunggal dengan menggunakan chromic cat gut.
9
13 Subkutan dijahit dengan pola jahitan sederhana terus menerus menggunakan
benang plain cat gut. Kulit dijahit dengan pola tipe jahitan sederhana tunggal
dengan benang katun. Kemudian idoium tincture dioleskan pada luka.
10
BAB III
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
Geehan, A.M., Amel, O.B., Shnain, H., Comparative Study of Two Rumenotomy
Techniques in Goat. Surgery Journal, 2006.
Alkattan, L.M. Alkattan, Salih, T.M. Salih. Modified Rumen Fixation Technique
During Rumenotomy In Sheep. 2012
Nugusu, Sileshi. Studies on Foreign Body Ingestion and their Related
Complications in Ruminants Associated with Inappropriate Solid Waste
Disposal in Gondar Town, North West Ethiopia. 2013
11