Anda di halaman 1dari 6

Stage I : Penanganan specimen jaringan

Perkenalan, dan tujuan


Perkenalkan saya dokter Iqbal yang berjaga pada poli pagi hari ini. Saya akan melakukan
penanganan specimen jaringan yang bertujuan untuk menyiapkan jaringan yang akan
dikirim ke bagian PA

Persiapan
 Mencuci tangan terlebih dahulu
 Memakai APD (handscoon, jaslab, masker)
 Menyiapkan alat
 Pot jaringan yang ukurannya lebih besar daripada jaringan yang akan disiapkan
 Formalin buffer 10%
 Pisau
 Talenan
 Tissue
 Penggaris
 Pensil
 Label
Tahapan
 Ambil pot jaringan dan memberi label (Nama, umur, asal jaringan) dan tulis
menggunakan pensil agar tidak hilang
 Ambil talenan dan pisau
 Letakkan jaringan diatas talenan kemudian ukur denggan penggaris
panjangXlebarXtinggi dengan satuan cm
 Lakukan lamelasi dengan jarak 0,5-1cm, jangan sampai putus
 Perhatikan konsistensi, warna dan apakah ada terdapat nekrosis dan hemoragik
 Masukkan tisu kedalam jaringan agar mempermudah penetrasi formalin buffer
kedalam jaringan
 Masukkan kedalam pot jaringan yang telah diberi etiket lengkap
 Masukkan formalin buffer 10% sampai jaringan tenggelam(10-20x volume jaringan)
 Harus langsung ditutup dan diisolasi agar tidak tumpeh saat pengiriman
 Kirim ke sentra diagnostic PA dengan formulir permintaan
 Note: Lama fiksasi terbaik 24-72 jam. Jika <24jam jaringan akan lisis yang
menyebabkan hasil diagnosis sulit diketahui
 Setelah selesai cuci tangan kembali dan buang APD di kotak sampah medis dan non
medis
Stage II: Penanganan specimen sitology
Perkenalan dan tujuan
Perkenalkan saya dokter Iqbal yang berjaga pada poli pagi hari ini. Saya akan melakukan
penanganan specimen sitology (seperti cairan tubuh, urin, produk tumor, fese)yang
bertujuan untuk menyiapkan jaringan yang akan dikirim ke bagian PA
Teknik fiksasi specimen sitology (sediaan apus)
1. Fiksasi kering (biasanya darah)
 Mencuci tangan terlebih dahulu
 Memakai APD (handscoon, jaslab, masker)
 Menyiapkan alat
 spesimen
 kaca benda
 tusuk gigi
 tisu
 pensil
 label/etiket
 APD
 Tahapan
 Ambil 2 kaca benda dan alasi dengan tissue
 Lalu berikan keterangan dikaca objek dengan pensil
 Ambil specimen dengan tusuk gigi dan letakkan diatas salah satu kaca objek
(dikit aja)
 Lalu lakukan apusan, bisa dilakukan dengan 3 metode (BLOOD FILM,
direct, squash)
 Setelah kering taruh di kotak khusus, usahakan kaca objek tidak bergerak saat
pengiriman
 Sertakan fomulir permintaan ke departemen PA
 Setelah selesai cuci tangan kembali dan buang APD di kotak sampah medis
dan non medis
2. Fiksasi Basah (biasanya sputum)
 Mencuci tangan terlebih dahulu
 Memakai APD (handscoon, jaslab, masker)
 Menyiapkan alat
 spesimen
 kaca benda
 tusuk gigi
 alcohol 96% dalam wadah tertutup
 tisu
 pensil
 label/etiket
 APD
 Tahapan
 Ambil 2 kaca benda dan alasi dengan tissue
 berikan keterangan dikaca objek dengan pensil
 Ambil specimen dengan tusuk gigi dan letakkan diatas salah satu kaca objek
(dikit aja)
 Lalu lakukan apusan, bisa dilakukan dengan 3 metode (blood film, DIRECT,
squash)
 Lalu masukkan ke dalam cairan fiksasi alcohol 96% tutup dan diamkan selama
30 menit
 Setelah itu angkat dan tiriskan dengan posisi berdiri
 Setelah kering taruh di kotak khusus, usahakan kaca objek tidak bergerak saat
pengiriman
 Sertakan fomulir permintaan ke departemen PA
 Setelah selesai cuci tangan kembali dan buang APD di kotak sampah medis
dan non medis

Fiksasi Spesimen Cairan (biasanya cairan pleura, asites, urin)


 Mencuci tangan terlebih dahulu
 Memakai APD (handscoon, jaslab, masker)
 Menyiapkan alat
 Cairan (urin)
 Pot sampel tertutup
 Disposible spuit 5cc
 alcohol 50% dalam wadah tertutup
 pensil
 label/etiket
 APD
 Tahapan
 Ambil pot sampel
 Beri label identitas pada pot sampel terdiri dari nama, umur dan asal sampel
Misal: Ny. Ana bt S/ 45 tahun/ urine
 Ambil sampel urine menggunakan spuit 5cc (sesusai yang dibutuhkan)
 Masukkan urin ke dalam pot sampel.
 Ambil cairan fiksasi alkohol 50% dengan spuit, volume alcohol sebanyak dengan
volume sampel (sebanyak aa)
 Masukkan ke dalam pot sampel dan dicampur homogen, tutup rapat dan disegel.
 Kirim ke Sentra Diagnostik Patologi Anatomi beserta formulir permintaan
 Cuci tangan kembali
Stage III: Phlebotomi Vena
Perkenalan
a. Mengucapkan salam kepada pasien
b. Memperkenalkan diri kepada pasien
c. Menanyakan identitas kepada pasien
d. Menjelaskan prosedur tindakan kepada pasien
e. Meminta persetujuan tindakan plebotomi kepada pasien (inform consent)
“Pagi pak, saya dokter Iqbal yang berjaga pada poli pagi hari ini. Sebelumnya benar dengan
bapak ocad umur 45 tahun yaa? Benar ya bapak tidak mengalami hemofilia dan penyakit
gaungguan perdarahan lainnya?”
“baiklah pak saya akan mengambil darah bapak untuk dilakukan pemeriksaan laboratorium.
Mungkin sedikit sakit, dan setelah penyuntikan akan merasa sedikit tidak nyaman dan
timbul memar, tapi itu normal pak. Apakah bapak bersedia?
Persiapan dan pemeriksaan
 Baki alat pengambilan darah
 Sarung tangan
 Antiseptik (alkohol 70%/isopropil alkohol)
 Kapas steril dan kapas bulat
 Plester
 Torniket
 Spuit 3 ml, 5 ml, 10 ml, dan wing needle (untuk pasien vena kecil)
 Tabung vakum
 Tempat pembuangan sampah
 ATK
 Holde
Prosedur
 Persiapkan alat dan bahan
 Menanyakan identitas pasien (nama lengkap dan tanggal lahir) yang akan diambil darah
untuk mencocokkan dengan data pasien yang tertera di formulir permintaan.
 Tentukan daerah pengambilan darah: minta pasien untuk mengepalkan tangan, kemudian
pilih vena yang akan diambil darah.
o Untuk flebotomi cari vena yang paling mudah ditemukan di daerah antekubiti
dengan cara melihat atau dengan cara palpasi.
o Pemilihan vena berdasarkan beberapa alasan:
• Dekat: v.mediana cubiti paling dekat dengan permukaan kulit sehingga mudah
diakses
• Tidak bergerak: v.mediana cubiti merupakan vena yang terfiksir sehingga tidak
bergerak saat ditusuk
o Jika belum ketemu, minta pasien untuk memflexi-ekstensi kan tangannya,
tujuannya agar vena timbul kembali
 Jika sudah ketemu, baru Cuci tangan dan memakai sarung tangan
 Manset atau karet pembendung diikat pada lengan atas ±5 cm di atas fossa kubiti f. Regio
kubiti (daerah tempat vena yang akan ditusuk) didesinfeksi dengan kapas alkohol 70%.
 Jarum yang sudah terpasang holder ditusukkan ke dalam vena posisi 45 derajat, posisi
jarum yang tajam dibagian bawah, sedangkan yang bolong dibagian atasnya
 Darah akan mengalir sedikit ke dalam pluit. Pada waktu bersamaan lepas manset dan
genggaman tangannya
 Tarik pluit dengan perlahan dan tidak goyang agar pasien tidak merasa kesakitan, sampai
batas yang diinginkan
 Jarum dicabut dengan hati-hati dan tempat tusukan ditekan ringan dengan kapas kering
steril, lengan jangan ditekuk.
 Bila menggunakan spuit, maka darah dalam spuit dimasukkan ke dalam tabung vakum
sesuai dengan jenis pemeriksaan.
 Segera buang jarum ke dalam tempat pembuangan sampah tajam.
 Perhatikan bila ada instruksi khusus terhadap spesimen misalnya perlu dimasukkan ke
pendingin atau dihindarkan dari cahaya.
 Periksa kembali lengan pasien apakah perdarahan sudah berhenti, jika sudah pasang
plester dan instruksikan pasien untuk melepaskannya minimal setelah 15 menit.
 Buang sampah ke tempat sampah yang sesuai (infeksisus, noninfeksius dan tempat
sampah tajam), dan ucapkan terima kasih kepada pasien.
 Beri label identitas pasien pada tabung darah; nama pasien, tanggal lahir, medrec, tanggal
dan waktu pengambilan darah.

Anda mungkin juga menyukai