Anda di halaman 1dari 15

BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Rambut sehat dan indah merupakan keinginan setiap manusia. Rambut sehat mempunyai
siklus pertumbuhan rambut yang panjang dan kelembaban yang cukup. Pertumbuhan rambut terjadi
karena sel-sel daerah matriks atau umbi rambut secara terus menerus membelah. Rambut
mengalami proses pertumbuhan menjadi dewasa dan bertambah panjang lalu rontok dan kemudian
terjadi pergantian rambut baru. Pertumbuhan rambut diharapkan berlangsung dengan optimal
sehingga dihasilkan rambut yang sehat dan terhindar dari kerontokkan dan kebotakkan yang
merupakan salah satu kelainan dalam rambut yang banyak terjadi baik pada pria maupun wanita. Hal
ini umumnya disebabkan oleh kondisi fisiologis,stress emosional maupun fisik, kekurangan nutrisi,
gangguan hormonal dan obat (Harrison 2009).
Istilah kosmetika berasal dari kata Yunani yakni “Kosmetikos” yang berarti “Keahlian dalam
menghias”. Kosmetika adalah bahan atau campuran bahan untuk digosokkan, dilekatkan,
dituangkan, dipercikan atau disemprotkan pada, dimasukkan dalam, dipergunakan pada bahan atau
bagian badan manusia dengan maksud membersihkan, memelihara, menambah daya tarik atau
mengubah rupa dan tidak termasuk golongan obat. Sedangkan kosmetika tradisional adalah
kosmetika tradisional yang dapat dibuat sendiri, langsung dari bahan-bahan yang segar atau bahan-
bahan yang telah dikeringkan, buah-buahan atau tanaman yang ada disekitar kita. Kosmetika ini
diolah menurut resep dan cara pengolahan yang turun temurun dari nenek moyang.
Pomade merupakan sutau sediaan kosmetik yang masuk dalam kategori wax bassed cream
yang sedang diminati para pria untuk dapat membuat penampian rambut yang rapi. Jenis pomade
muai dikenal pada tahun 1800-an atau sekitar abad ke-19.Pomade merupakan sebuah produk hair
styler yang lebih identik dengan pria. Pomade terbuat dari bahan dasar besswax .Berbeda dengan
minyak rambut enis gel dan wax , minyak rambut jenis pomade menggunakan bahan dasar besswax
yang akan memberi kesan rapih,licin,dan mengkilap sehingga menimbulkan kesan basah dan klimis
bagi para pria .
Asal mula nama pomade ini berasa dari kata bahasa inggris yang berarti salep , merupakan
zat berminyak atau lilin yang digunakan untuk gaya rambut . Pomade membuat rambut terlihat licin ,
mengkilap, dan klimis . Sifat dari kaku dari pomade membuat gaya rambut terlihat rapi , sementara
siat pelembab tahan lama membuat rambut lebih bertekstur. (Rosi,2015). Berdasarkan basisnya ,
pomade dikategorikan menjadi 2 macam , yakni water based dan oil based (scrivo E ,2011) . Oil
based merupakan produk pomade klasik yang mengandung minyak dan wax , sedangkan pomade
yang modern adalah water based yang mengandung polimer larut air dan wax ( Baran R &
MaibachHI,2010) . Water based memilliki keuntungan yaitu lebih mudah untuk dicuci , lebih berasa
ringan dan ebih aman dengan kemungkinan tidak terjadinya acne (Scrivo E ,2011)
Di zaman yang serba modren kebanyakan masyarakat lebih sering menggunakan pomade
yang mengandung banyak bahan kimia yang merusak rambut , dengan kata lain masyarakat tidak
mengetahui jantung pisang kepok memiliki kandungan alam yang sangat aman untuk rambut
ditambah lagi jika jantung pisang kepok dikombinasikan dengan minyak kelapa VCO (virgin coconut
oil) .
Jantung pisang adalah bunga yang dihasilkan oleh Pokok Pisang (Musa sp.) yaitu sejenis
tumbuhan dari keluarga Musaceae yang berfungsi untuk menghasilkan buah pisang. Jantung Pisang
dihasilkan semasa proses pisang berbunga dan menghasilkan tandan pisang sehingga lengkap.
Metabollit sekunder Jantung pisang kepok flavonid , krumin, dan zat fenol lainnya.
Minyak kelapa murni atau lebih dikenal dengan Virgin Coconut Oil (VCO) sering digunakan
masyarakat untuk perawatan rambut , karena minyak VCO memiliki kandungan asam laurat yang
cukup tinggi .Struktur asam ini cenderung mudah diserap kedalam kulit atau batang rambut . Minyak
kelapa sendiri sering digunakan masyarakat untuk melembapkan rambut ,menyuburkan rambut dan
banyak lagi manfaat yang ada di dalam minyak kelapa VCO.Sedangkan jantung pisang kepok sendiri
jarang digunakan atau diketahui masyarakat manfaatnya , kandungan flavanoid yang ada dijantung
pisang kepok bermanfaat untuk penyuburan rambut sehingga rambut terlihat lebih banyak dan
lebat.
Untuk membuat penampilan rambut yang rapi , segar serta klimis yakni sediaan pomade
yang dibuat dari bahan alam yaitu dengan cara mencapurkan ekstrak kelopak jantung pisang kepok
dengan penambahan minyak kelapa vco (virgin coconut oil) yang berkhasiat dapat menyuburkan
rambut serta membuat rambut terlihat lebih klimis .
Berdasarkan hal tersebut , maka dilakukan penelitian ini yang membuktikan bahwa ekstrak
kelopak jantung pisang dengan penambahan minyak kelapa VCO dapat menyuburkan rambut serta
menjaga kelembapan rambut dan memiliki prospek yang baik untuk dikembangkan menjadi sediaan
farmasi dalam bentuk pomade.

1.2 Rumusan Masalah


 Apakah Ekstrak kelopak jantung pisang dan minyak kelapa VCO dapat diformulasikan
sebagai Pomade dalam bentuk sediaan krim ?

1.3 Manfaat penelitian


 Penilitian ini dilakukan untuk dapat bermanfaat dalam memberika informasi kepada
masyarakat bahwa kelopak jantung pisang bermanfaat untuk rambut
 Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi masyarakat serta dapat
memperluas pengetahuan masyrakat tentang manfaat kelopak jantung pisang
 Untuk memberikan informasi bahwa formulasi dan stabilitas fisik sediaan pomade ini
sesuai dengan standar

1.4 Tujuan penelitian


Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mencari komposisi basis yang stabil dalam
pembuatan pomade kelopak jantung pisang dan mencari konsentrasi ekstrak kelopak
jantung pisang dan minyak kelapa VCO yang menghasilkan sedian yang baik dan memenuhi
standar.

1.5 Hipotesis
Berdasarkan Perumusan masalah diatas , maka hipotesis pada penelitian ini adalah :
 Ekstrak kelopak jantung pisang kepok dan minyak kelapa VCO (Virgin coconut oil)
dapat diformuasikan sebagai pomade dalam bentuk sediaan krim
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Jantung Pisang


Jantung pisang adalah bunga yang dihasilkan oleh Pokok Pisang (Musa spp.) yaitu
sejenis tumbuhan dari keluarga Musaceae yang berfungsi untuk menghasilkan buah pisang.
Jantung Pisang dihasilkan semasa proses pisang berbunga dan menghasilkan tandan
pisang sehingga lengkap. Bunga pisang disebut juga jantung pisang karena bentuknya
menyerupai jantung. Bunga pisang tergolong berkelamin satu, yakni berumah satu dalam
satu tandan. Daun penumpu bunga biasanya berjejal rapat dan tersusun secara spiral. Daun
pelindung yang berwarna merah tua, berlilin, dan mudah rontok berukuran panjang 10-25
cm. Bunga tersebut tersusun dalam dua baris melintang, yakni bunga betina berada di
bawah bunga jantan (jika ada) lima daun bunga melekat.
sampai tinggi dengan panjang 6-7 cm. Benang dari yang berjumlah lima buah pada bunga
terbentuk tidak sempurna. Pada bunga betina terdapat bakal buah yang berbentuk persegi,
sedangkan pada bunga jantan tidak terdapat bakal buah (Suyanti & Supriyadi, 2008).
Jantung pisang merupakan bunga pisang berwarna merah keunguan yang biasanya
banyak dimanfaatkan untuk membuat sayur. Selain dibuat sayur, bunga pisang dapat pula
diolah menjadi manisan dan acar. Jantung pisang mengandung gizi cukup tinggi yaitu
protein, vitamin, lemak, dan karbohidrat (Suyanti dan Supriyadi, 2008). Organ jantung
pisang memiliki kandungan senyawa aktif (metabolit sekunder) yaitu alkaloid, saponin,
tannin, flavonoid, dan total fenol (Mahmood et al., 2011).

2.1.1 Taksonomi Pisang Kepok


Kedudukan tanaman pisang kepok dalam sistematika taksonomi tumbuhan adalah
sebagai berikut (Shenvi et al, 2015)
Kingdom : Plantae
Divisi : Tracheophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Zingiberales
Famili : Musaceae
Genus : Musa
Spesies : Musa paradisiaca L.

2.1.2 Morfologi Pisang Kepok


Menurut Ambarita & Bayu (2015) ,Pisang kepok mempunyai tinggi batang > 3m ,
warna batang hijau , bentuk pangkal daun kedua sisinya membulat , warna punggung tulang
daun hijau kekuningan , panjang tangkai tandan 31- 60 cm , bentuk tandan spiral , bentuk
jantung pisang bulat , warna jantung pisang merah keunguan , panjang buah < 15 cm ,
warna kulit buah pisang belum masak hijau , warna kulit buah pisang sudah masak kuning .

2.1.3 Kandungan dan Manfaat Jantung pisang kepok


Hampir seluruh bagian tanaman pisang kepok bisa digunakan dan memberikan
manfaat, seperti bunga, jantung pisang, buah pisang baik yang sudah matangmaupun yang
belum matang, daun dan juga batangnya. Ekstrak dan kandungan senyawa aktif bagian-
bagian tanaman pisang kepok tersebut telah digunakan untuk pengobatan sejumlah besar
penyakit. (Lakhsmi, 2015)
Berbagai bagian tanaman pisang kepok seperti daun, akar dan bunga telah
digunakan untuk tujuan pengobatan. Getah tanaman telah digunakan sebagai obat epilepsi,
histeria, disentri dan diare, sedangkan akar sebagai obat cacing, bunga sebagai astringent
dan buahnya digunakan sebagai obat pencahar ringan (Okareh, Adeolu, & Adepoju, 2015)
Menurut Zahid et al. jantung pisang mengandung alkaloid, flavonoid, lignin,
karbohidrat, sedangkan Adeolu dan Enesi (2013) melakukan penelitian lebih lanjut tentang
kandungan kimia,vitamin dan mineraldari Musa paradisiaca. Kandungan mineral tinggi yang
diperoleh dari sampel penelitian tersebut yaitu sodium, kalsium, fosfor dan potasium,
sedangkan kandungan besi dan magnesiumnya rendah. Kandungan kalium yang tinggi
dalam sampel jantung pisang bermanfaat sebagai bahan baku industri sabun tradisional dan
juga dalam perawatan keasaman tanah. Kalsium dan fosfor sangat penting dalam
pembentukan tulang dan gigi yang kuat, pertumbuhan, menjaga agar saraf dan aktivitas
otot tetap normal, pembekuan darah, fungsi jantung dan metabolisme sel.
Dari hasil penelitian yang dilakukan Zahid et al., bunga pisang kepok mengandung
senyawa alkaloid, glikosida, resin, flavonoid, protein, tritirpenoid dan steroid, sedangkan
hasil penelitian yang dilakukan Rao et al. ekstrak methanol dan etanol bunga pisang kepok
banyak mengandung senyawa glikosida dan fenol. Pada ekstrak ini juga menunjukkan
adanya flavonoid dan saponin, selain itu dengan pelarut aquades ekstrak bunga pisang
kepok mengandung glikosida, fenol dan banyak mengandung flavonoid sedangkan senyawa
saponin tidak terdeteksi dengan ekstrak aquades.

2.2 Minyak Kelapa VCO (Virgin coconut oil)


Minyak kelapa murni atau bahasa ilmiahnya virgin coconut oil adalah minyak
perawan yang berasal dari sari pati kelapa, diproses secara higienis tanpa sentuhan api
secara langsung dan bahan kimia tambahan. Dilihat dari warnanya, minyak kelapa murni
jauh lebih bening seperti air mineral. Selain itu kadar air dan asam lemak bebasnya kecil,
serta kandungan asam lauratnya tinggi. Minyak kelapa murni mengandung anti oksidan
bebas sehingga mampu menjaga kekebalan tubuh. (Rindengan,B dan Hengky,N , 2004)
Secara fisik, VCO harus berwarna jernih. Hal ini menandakan bahwa di dalamnya
tidak tercampur oleh bahan dan kotoran lain. Apabila didalamnya masih terdapat
kandungan air, biasanya akan ada gumpalan berwarna putih. Keberadaan air ini akan
mempercepat proses ketengikan. Selain itu, gumpalan tersebut kemungkinan juga
merupakan komponen blondo yang tidak tersaring semuanya. Kontaminasi seperti ini secara
langsung akan berpengaruh terhadap kualitas VCO.
Minyak kelapa murni (VCO) mempunyai banyak manfaat terutama dalam bidang
kesehatan (anonim, 2009) , diantaranya :
a. Merupakan antibakteri ,antivirus , antijamur dan antiprotozoa alamiah
b. Membantu meredakan gejala-gejala dan mengurangi resiko kesehatan yang
dihubungkan dengan diabetes.
c. Membantu melindungi diri terhadap serangan penyakit osteoporosis.
d. Membantu mencegah tekanan darah tinggi.
e. Membantu mencegah penyakit liver.
f. Menjaga kesehatan jantung dan pembuluh darah.
g. Membantu mencegah penyakit kanker.
h. Membantu menurunkan berat badan.
i. Menjaga stamina tubuh.
j. Memelihara kesehatan kulit dan rambut.

2.3 Simplisia
Simplisia adalah bahan alamiah yang dipergunakan sebagai obat yang belum
mengalami pengolahan apapun juga dan kecuali diyatakan lain simplisia merupakan bahan
yang dikeringkan. Simplisia dapat berupa simplisia nabati, simplisia hewani dan simplisia
pelikan atau mineral.
Simplisia nabati adalah simplisia yang berupa tumbuhan utuh, bagian tumbuhan
atau eksudat tumbuhan. Eksudat tumbuhan adalah isi sel yang secara spontan keluar dari
tumbuhan atau dengan cara tertentu dikeluarkan dari selnya atau zat nabati lain yang
dengan cara tertentu dipisahkan dari tumbuhannya (Ditjen POM, 1995).
Simplisia hewani adalah simplisia berupa hewan utuh atau zat-zat berguna yang
dihasilkan oleh hewan. Contohnya adalah minyak ikan dan madu (Gunawan, 2010).
Simplisia pelikan atau mineral adalah simplisia berupa bahan pelikan atau mineral
yang belum diolah atau telah diolah dengan cara sederhana. Contohnya serbuk seng dan
serbuk tembaga (Gunawan, 2010).

2.3.1 Cara Pembuatan Simplisia


a) Pengumpulan bahan baku
Kadar senyawa aktif dalam suatu simplisia berbeda-beda yang tergantung pada
beberapa faktor, antara lain: bagian tumbuhan yang digunakan, umur tumbuhan
atau bagian tumbuhan pada saat panen, waktu panen dan lingkungan tempat
tumbuh. Waktu panen sangat erat hubungannya dengan pembentukan senyawa
aktif di dalam bagian tumbuhan yang akan dipanen. Waktu panen yang tepat pada
saat bagian tumbuhan tersebut mengandung senyawa aktif dalam jumlah yang
terbesar. Senyawa aktif akan terbentuk secara maksimal di dalam bagian tumbuhan
atau tumbuhan pada umur tertentu.

b) Sortasi basah
Sortasi basah adalah pemilihan hasil panen ketika tanaman masih segar. Sortasi
dilakukan terhadap:
− Tanah atau kerikil,
− Rumput-rumputan
− Bahan tanaman lain atau bagian lain dari tanaman yang tidak digunakan, dan
− Bagian tanaman yang rusak (dimakan ulat atau sebagainya)

c) Pencucian
Pencucian simplisia dilakukan untuk membersihkan kotoran yang melekat, terutama
bahan-bahan yang berasal dari dalam tanah dan juga bahan-bahan yang tercemar
peptisida. Cara sortasi dan pencucian sangat mempengaruhi jenis dan jumlah
mikroba awal simplisia. Misalnya jika air yang digunakan untuk pencucian kotor,
maka jumlah mikroba pada permukaan bahan simplisia dapat bertambah dan air
yang terdapat pada permukaan bahan tersebut dapat mempercepat pertumbuhan
mikroba. Bakteri yang umum terdapat dalam air adalah Pseudomonas, Bacillus,
Streptococcus, Enterobacter, dan Escherichia.

d) Pengubahan bentuk
Pada dasarnya tujuan pengubahan bentuk simplisia adalah untuk memperluas
permukaan bahan baku. Semakin luas permukaan maka bahan baku akan semakin
cepat kering. Perajangan dapat dilakukan dengan pisau, dengan alat mesin
perajangan khusus sehingga diperoleh irisan tipis atau potongan dengan ukuran yang
dikehendaki.

e) Pengeringan
Proses pengeringan simplisia, terutama bertujuan sebagai berikut:
− Menurunkan kadar air sehingga bahan tersebut tidak mudah ditumbuhi kapang
dan bakteri.
− Menghilangkan aktivitas enzim yang bisa menguraikan lebih lanjut kandungan zat
aktif .
− Memudahkan dalam hal pengolahan proses selanjutnya (ringkas, mudah
disimpan, tahan lama, dan sebagainya).

f) Sortasi kering
Sortasi kering adalah pemilihan bahan setelah mengalami proses pengeringan.
Pemilihan dilakukan terhadap bahan-bahan yang terlalu gosong atau bahan yang
rusak.

g) Pengepakan dan penyimpanan


Setelah tahap pengeringan dan sortasi kering selesai maka simplisia perlu
ditempatkan dalam suatu wadah tersendiri agar tidak saling bercampur antara
simplisia satu dengan lainnya (Gunawan, 2010).

2.4 Ekstraksi
Ekstraksi adalah proses penyarian zat-zat berkhasiat atau zat-zat aktif dan bagian
tumbuhan obat, hewan dan beberapa jenis ikan termasuk biota laut. Zat-zat aktif tersebut
terdapat di dalam sel, namun sel tumbuhan dan hewan memiliki perbedaan begitu pula
ketebalannya sehingga diperlukan metode ekstraksi dan pelarut tertentu untuk
mengekstraksinya ( Tobo F, 2001).
Ekstraksi adalah pemurnian suatu senyawa. Ekstraksi cairan-cairan merupakan suatu
teknik dalam suatu larutan (biasanya dalam air) dibuat bersentuhan dengan suatu pelarut
kedua (biasanya organik), yang pada dasarnya tidak saling bercampur dan menimbulkan
perpindahan satu atau lebih zat terlarut (solut) ke dalam pelarut kedua itu. Pemisahan itu
dapat dilakukan dengan mengocok-ngocok larutan dalam sebuah corong pemisah selama
beberapa menit (Shevla, 1985).
Salah satu metode yang digunakan untuk penemuan obat tradisional adalah metode
ekstraksi. Pemilihan metode ekstraksi tergantung pada sifat bahan dan senyawa yang akan
diisolasi. Sebelum memilih suatu metode, target ekstraksi perlu ditentukan terlebih dahulu.
Ada be berapa target ekstraksi, diantaranya (Sarker SD, dkk., 2006):
1. Senyawa bioaktif yang tidak diketahui
2. Senyawa yang diketahui ada pada suatu organisme
3. Sekelompok senyawa dalam suatu organisme yang berhubungan secara struktural.
Semua senyawa metabolit sekunder yang dihasilkan oleh suatu sumber tetapi tidak
dihasilkan oleh sumber lain dengan kontrol yang berbeda, misalnya dua jenis dalam marga
yang sama atau jenis yang sama tetapi berada dalam kondisi yang berbeda. Identifikasi
seluruh metabolit sekunder yang ada pada suatu organisme untuk studi sidik jari kimiawi
dan studi metabolomik.
Proses ekstraksi khususnya untuk bahan yang berasal dari tumbuhan adalah sebagai
berikut:
1. Pengelompokan bagian tumbuhan (daun, bunga, dll), pengeringan dan penggilingan
bagian tumbuhan.
2. Pemilihan pelarut
3. Pelarut polar: air, etanol, metanol, dan sebagainya.
4. Pelarut semipolar: etil asetat, diklorometan, dan sebagainya.
5. Pelarut nonpolar: n-heksan, petroleum eter, kloroform, dan sebagainya

2.4.1 Metode Ekstraksi


Jenis-jenis metode ekstraksi yang dapat digunakan adalah sebagai berikut :
a) Maserasi
Maserasi merupakan metode sederhana yang paling banyak digunakan. Cara ini
sesuai, baik untuk skala kecil maupun skala industri.(Agoes,2007). Metode ini
dilakukan dengan memasukkan serbuk tanaman dan pelarut yang sesuai ke dalam
wadah inert yang tertutup rapat pada suhu kamar. Proses ekstraksi dihentikan ketika
tercapai kesetimbangan antara konsentrasi senyawa dalam pelarut dengan
konsentrasi dalam sel tanaman. Setelah proses ekstraksi, pelarut dipisahkan dari
sampel dengan penyaringan. Kerugian utama dari metode maserasi ini adalah
memakan banyak waktu, pelarut yang digunakan cukup banyak, dan besar
kemungkinan beberapa senyawa hilang. Selain itu, beberapa senyawa mungkin saja
sulit diekstraksi pada suhu kamar. Namun di sisi lain, metode maserasi dapat
menghindari rusaknya senyawa-senyawa yang bersifat termolabil.

b) Ultrasound - Assisted Solvent Extraction


Merupakan metode maserasi yang dimodifikasi dengan menggunakan bantuan
ultrasound (sinyal dengan frekuensi tinggi, 20 kHz). Wadah yang berisi serbuk sampel
ditempatkan dalam wadah ultrasonic dan ultrasound. Hal ini dilakukan untuk
memberikan tekanan mekanik pada sel hingga menghasilkan rongga pada sampel.
Kerusakan sel dapat menyebabkan peningkatan kelarutan senyawa dalam pel arut
dan meningkatkan hasil ekstraksi.

c) Perkolasi
Pada metode perkolasi, serbuk sampel dibasahi secara perlahan dalam sebuah
perkolator (wadah silinder yang dilengkapi dengan kran pada bagian bawahnya).
Pelarut ditambahkan pada bagian atas serbuk sampel dan dibiarkan menetes
perlahan pada bagian bawah. Kelebihan dari metode ini adalah sampel senantiasa
dialiri oleh pelarut baru. Sedangkan kerugiannya adalah jika sampel dalam
perkolator tidak homogen maka pelarut akan sulit menjangkau seluruh area. Selain
itu, metode ini juga membutuhkan banyak pelarut dan memakan banyak waktu.

d) Soxhlet
Metode ini dilakukan dengan menempatkan serbuk sampel dalam sarung
selulosa (dapat digunakan kertas saring) dalam klonsong yang ditempatkan di atas
labu dan di bawah kondensor. Pelarut yang sesuai dimasukkan ke dalam labu dan
suhu penangas diatur di bawah suhu reflux. Keuntungan dari metode ini adalah
proses ektraksi yang kontinyu, sampel terekstraksi oleh pelarut murni hasil
kondensasi sehingga tidak membutuhkan banyak pelarut dan tidak memakan banyak
waktu. Kerugiannya adalah senyawa yang bersifat termolabil dapat terdegradasi
karena ekstrak yang diperoleh terus-menerus berada pada titik didih.

e) Reflux dan Destilasi Uap


Pada metode reflux, sampel dimasukkan bersama pelarut ke dalam labu yang
dihubungkan dengan kondensor. Pelarut dipanaskan hingga mencapai titik didih.
Uap terkondensasi dan kembali ke dalam labu. Destilasi uap memiliki proses yang
sama dan biasanya digunakan untuk mengekstraksi minyak esensial (campuran
berbagai senyawa menguap). Selama pemanasan, uap terkondensasi dan destilat
(terpisah sebagai 2 bagian yang tidak saling bercampur) ditampung dalam wadah
yang terhubung dengan kondensor. Kerugian dari kedua metode ini adalah senyawa
yang bersifat termolabil dapat terdegradasi (Seidel V 2006).

2.5 Rambut
Rambut adalah dari salah satu zat protein yang disebut keratin atau horney.
Pertumbuhan rambut setiap orang berbeda -beda . Jika rambut sehat , maka perumbuhan
normalnya adalah ½ inci (1 ¼ cm ) setiap bulannya .Hal itu , akan sangat dipengaruhi juga
oleh usia , jenis kelamin , ras , dan iklim.

2.5.1 Fungsi Rambut


Rambut berfungsi sebagai mahkota kecantikan, disamping itu rambut juga
berfungsi sebagai pelindung kulit. Pertama sebagai pelindung terhadap rangsang fisik
seperti panas, dingin, kelembaban, dan sinar. Kedua sebagai pelindung terhadap
rangsang mekanik seperti pukulan, gosokan, dan tekanan serta ketiga sebagai pelindung
terhadap rangsang kimia seperti berbagai zat kimia dan keringat (Anonim.2014)

2.5.2 KOMPOSISI RAMBUT


1) Rambut terutama tersusun dari salah satu zat protein yang disebut keratin atau
horney.
2) Susunan kimiawi rambut.
a) Carbon: 50,65%
b) Hydrogen: 6,36%
c) Nitrogen: 17,14%
d) Belerang (sulfur): 5%
e) Oksigen: 20,85%

2.5.3 ANATOMI RAMBUT


Bagian atau susunan dari rambut terdiri dari beberapa bagian diantaranya ujung
rambut, batang rambut dan akar rambut. (Anonim.2014)
a) Ujung Rambut
Ujung rambut adalah bagian rambut yang berbentuk runcing terdapat pada
rambut yang baru tumbuh dan belum pernah dipotong.
b) Batang Rambut
Batang rambut merupakan
bagian rambut yang berada di luar
kulit, berupa benang-benang halus
terdiri dari keratin atau sel-sel
tanduk. Batang rambut mempunyai 3
lapisan, yaitu :
a) Cuticula/Kulit Ari
Merupakan lapisan-lapisan
luar, terdiri dari sel-sel tanduk
yang pipih/gepeng dan bening
(tembus cahaya) dan tersusun,
bagian bawah menutupi bagian
diatasnya. Karena cuticula bening dan tembus cahaya maka terlihatlah warna
dari rambut tersebut. Susunan rambut yang saling menutupi memungkinkan
hasil yang diinginkan dalam penyasakan dan memudahkan cairan lebih mudah
masuk dalam rambut.
b) Cortex/Kulit Rambut
Merupakan bagian yang berada di tengah (antara cuticula dan medulla)
disusun oleh kumpulan semacam benang-benang sangat halus sekali (tidak dapat
dilihat oleh mata hanya dengan mikroskop benda). Benang yang sangat halus
disebut fibril. Fibril terbentuk oleh molekul, molekul fibril mengandung butiran
pigmen melanin. Sel tanduk yang membentuk fibril mengandung suatu zat
belerang/sulfur mempunyai pengaruh reaksi terhadap obat keriting/cold wave
dan obat cat rambut. Molekul-molekul keratin berada dalam bentuk spiral
terdapat ikatan-ikatan yang mempertahankan bentuk rambut secara tetap
(pengeritingan).
c) Medula/Sumsum Rambut
Merupakan berupa bagian tengah rambut yang dibentuk oleh zat tanduk
yang berwujud anyaman dengan rongga-rongga yang berisikan udara.
Penampang melintang rambut lurus berbentuk bundar/lonjong berombak
menebal disatu sisi. Rambut keriting penampang melintangnya tidak menentu
(kadang berbentuk ginjal).

c) Akar Rambut
Merupakan bagian rambut
yang berada di dalam kulit dan
tertahan di dalam folikel/kantong
rambut. Akar rambut adalah bagian
rambut yang tertanam atau ber-ada
didalam kulit jangat. Bagian-bagian
dari akar rambut adalah sebagai
berikut:
a) Folikel Rambut
Adalah suatau saluran yang menyerupai kantong dan melindungi tunas
rambut serta tertanam di dalam dermis (lapisan dalam kulit). Folikel ini terdiri
dari sel-sel tanduk yang pipih dan bening
b) Umbi Rambut
Adalah bagian bawah folikel/kantong rambut yang punya mulut seperti
corong memanjang keatas dari lapisan dermis dan berakhir pada lapisan
epidermis. Gunanya untuk menghisap atau menyerap udara serta penim-bunan
kotoran dan sebum.
c) Papil Rambut
Adalah tempat membuat sel-sel tunas rambut dan tempat membuat sel-sel
pigmen melanin (zat warna pada rambut).

d) Pembuluh Darah
Adalah saluran yang untuk merembeskan cairan yang berisi zat makanan
untuk keperluan sel-sel lapisan epidermis.
e) Kelenjar Minyak
Adalah suatu saluran yang berguna untuk memberikan kelembutan rambut.
Kelenjar minyak berfungsi menghasilkan minyak untuk mencegah kekeringan
kulit dan rambut dan melindungi kulit dari bakteri.
f) Zat Warna Rambut
Adalah tempat untuk membuat warna pada rambut atau disebut sebagai sel
melanin.
g) Berdasarkan kelembabannya, rambut dibagi dalam empat tipe besar yaitu
sebagai berikut:
a) Rambut Berminyak (Oily Hair)
Rambut berminyak sering dikaitkan dengan kelenjar minyak yang terlalu aktif
karena kadar hormon yang lebih tinggi. Tipe rambut ini rata di kepala dan sering
kali terlihat lepek serta berketombe. Dan karena banyaknya minyak, debu dan
kotoran menjadi lebih mudah menempel. Akibatnya, rambut pun semakin
terlihat kusam, lemas dan tidak hidup.
b) Rambut Kering (Dry Hair)
Rambut tipe ini begitu mudah kusut, sulit disisir dan sangat rapuh. Sering juga
rambut terlihat pecah-pecah dan tidak sehat. Penyebabnya bisa karena terlalu
sering perawatan atau treatment di salon, seperti bolak-balik dicat, dikeriting
atau karena terlalu sering keramas. Akibatnya, kadar minyak rambut menjadi di
bawah normal dan rambut menjadi kurang kelembabannya. Penyebab lain, bisa
juga karena faktor kesehatan seperti gizi buruk (kwashiorkor), anorexia atau
karena cuaca yang sangat kering.
c) Rambut Kombinasi (Combination Hair)
Yaitu rambut yang memiliki kombinasi antara rambut berminyak dan rambut
kering. Biasanya, rambut jenis ini, bagian yang dekat dengan kulit kepala
berminyak, sedangkan ujungnya kering.

d) Rambut Normal (Normal Hair)


Rambut tipe ini adalah rambut yang tidak berminyak, tapi juga tidak kering.
Biasanya, cara perawatannya pun cenderung lebih mudah dibandingkan tipe
rambut lain.
h) Berdasarkan teksturnya, rambut dibagi dalam tiga tipe besar yaitu sebagai
berikut:
a) Rambut Ikal
Susun sisik pada kutikula rambut biasanya tak tersusun rapi mendatar karena
batang rambut tidak kusam.
b) Rambu Keriting
Rambut jenis ini disebut juga rambut afro. Karakter dari rambut ini adalah
kering dan kasar, karena itulah jenis rambut ini cenderung mudah patah dan
rusak.
c) Rambut Lurus
Batang rambut jenis ini sangatlah lurus. Karena itulah jika rambut dalam
kondisi sehat dan prima, sisik rambut pada kutikula rambut akan tersusun rapi
mendatar, membuat rambut tampak halus dan berkilau.

2.6 Kosmetika
Istilah kosmetika berasal dari kata Yunani yakni “Kosmetikos” yang berarti “Keahlian
dalam menghias”, itu pula sebabnya mungkin angkasa dinamakan cosmos, karena berhiasan
bintang-bintang. Maka para ahli berpendapat bahwa definisi dari kosmetika itu pada
dasarnya diseluruh dunia sama. Berdasarkan asal katanya definisi kosmetika ini sesuai pula
dengan yang telah diputuskan oleh Menteri Kesehatan Republik Indonesia (1976:220) yakni;
Kosmetika adalah bahan atau campuran bahan untuk digosokkan, dilekatkan, dituangkan,
dipercikan atau disemprotkan pada, dimasukkan dalam, dipergunakan pada bahan atau
bagian badan manusia dengan maksud membersihkan, memelihara, menambah daya tarik
atau mengubah rupa dan tidak termasuk golongan obat. Sedangkan obat dirumuskan
sebagai bahan, zat atau benda yang dipakai untuk diagnosis, pengobatan dan pencegahan
suatu penyakit atau bahan, zat yang dapat mempengaruhi struktur dan faal tubuh.
Sementara definisi kosmetika dalam peraturan Menteri Kesehatan RI No.
445/Menkes/Permenkes/1998 adalah sebagai berikut: “Kosmetika adalah sediaan atau
paduan bahan yang siap untuk digunakan pada bagian luar badan (epidermis, rambut, kuku,
bibir dan organ kelamin bagian luar), gigi dan rongga mulut untuk membersihkan,
menambah daya tarik, mengubah penampakan, melindungi supaya tetap dalam keadaan
baik, memperbaiki bau badan tetapi tidak dimaksudkan untuk mengobati atau
menyembuhkan suatu penyakit”.
Sedangkan kosmetika tradisional adalah kosmetika tradisional yang dapat dibuat
sendiri, langsung dari bahan-bahan yang segar atau bahan-bahan yang telah dikeringkan,
buah-buahan atau tanaman yang ada disekitar kita. Kosmetika ini diolah menurut resep dan
cara pengolahan yang turun temurun dari nenek moyang misalnya; minyak kelapa dan
minyak kemiri. Selain kosmetika-kosmetika yang murni di atas ada pula kosmetika
tradisional ini yang sudah dicampur dengan bahanbahan kimia misalnya, bahan pengawet,
sehingga kosmetika tersebut jadi tahan lama. Kesulitan yang dijumpai dalam memakai
kosmetika tradisional ini ialah pemakainya yang kurang praktis karena membutuhkan waktu
yang agak lama, sebab bila akan dipakai baru dibuat dan susah dalam penyimpanan
sehingga tidak semua orang mau melakukannya sebagaimana halnya kosmetika modern.
Tetapi kebaikan atau efek positifnya sangat memberi makna kepada pemakai karena secara
umum kosmetika tradisional tidak memberikan pengaruh yang negatif kepada kulit kepala
dan rambut.

2.6.1 Tujuan Penggunaan Kosmetika Rambut


Secara umum baik teori maupun praktik tujuan penggunaan kosmetika rambut
adalah untuk memelihara dan merawat kesehatan dan kecantikan kulit kepala dan rambut
yang digunakan secara teratur. Hal ini bertalian erat dengan peraturan dan cara-cara
produksi; penyimpanan dan penggunaan kosmetika rambut.
Sehubungan dengan itu, maka tujuan dari penggunaan kosmetika rambut dapat
dikelompokkan sebagai berikut:
1) Melindungi kulit kepala dan rambut dari pengaruh-pengaruh luar yang merusak
seperti: sinar matahari, polusi udara (debu, asap atau zat-zat kimia yang
dikeluarkan pabrik, udara laut dan sebagainya).
2) Mencegah lapisan terluar kulit kepala dan rambut dari kekeringan.
3) Mencegah agar kulit kepala dan rambut tidak cepat kering,
4) Menjaga kulit kepala dan rambut tetap dalam kondisi normal.
5) Mengubah rupa atau penampilan.

2.6.2 Manfaat Penggunaan Kosmetika Rambut


Bahan-bahan yang terkandung di dalam suatu kosmetika mempunyai fungsi yang
berbeda-beda. Hal ini dijelaskan juga oleh Tranggono dan Latifah (1992), dimana salah
satunya fungsi adalah Emulgator yakni suatu bahan yang memungkinkan tercampurnya
lemak/minyak dengan air menjadi suatu campuran yang homogen. Emulgator ini dikenal
ada 2 macam emulsi yakni emulsi w/o (water oil) artinya jumlah minyak lebih banyak
daripada air, contoh; mentega. Dan yang satu lagi disebut dengan o/w (oil water) artinya
jumlah air lebih banyak daripada minyak, contoh; santan kelapa, bahan ini berfungsi untuk
mengurangi kekeringan pada kulit kepala dan menyuburkan rambut.

2.6.3 Manfaat Kosmetik Rambut Tradisional


Manfaat yang dapat diperoleh antara lain:
1) Membersihkan kulit tubuh atau kulit kepala dan rambut
2) Memberikan ketahanan dan kerapian terhadap penataan rambut,
3) Menyuburkan rambut,
4) Menghindari beberapa gangguan kulit kepala dan rambut,
5) Memberikan kecemerlangan terhadap rambut.
BAB III
MATODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian


Metode ini menggunakan metode ekstraksi secara maserasi , eksperimental
dilaksanakan di Laboratorium Formulasi Institut Kesehatan Helvetia Medan Penelitian
meliputi uji ......................

3.2 Tempat Dan Waktu Penelitian

3.2.1 Tempat
Diakukan penelitian di Laboratorium Penelitian Institut Kesehatan Helvetia

3.2.2 Waktu
Penelitian ini diakukan pada bulan Maret – April 2019

3.3 Sampel Penetian


Sampe peneitian ini adalah Jantung pisang kepok dengan penambahan minyak
kelapa VCO (virgin coconut oi) yang diperoleh dari .....

3.4 Alat dan Bahan


3.4.1 Alat
Alat yang digunakan meliputi : timbangan digital , spatel , cawan petri , pipet tetes ,
gelas kimia , objek glas , gelas ukur , batang pengaduk , oven , penangas , stamfer dan
umpang , pot pomade

3.4.2 Bahan
Bahan yang digunakan daam penelitian ini meliputi :
R/ Paraffin Solidium
Cera alba
Vasein Album
Parfum
BHT

3.5 Metode Pembuatan


3.5.1 Pengolan sampel
1. Pengambilan sampel
Sampel diambil dari Kota Tanjung Balai , Kecamatan Sei Kepayang VII , Jantung
pisang yang diambil .....
2. Pencucian
Kelopak jantung pisang kepok ditimbang lebih dahulu sebelum dicuci. Pencucian
dilakukan dengan cara kelopak jantung pisang kepok dicuci dengan air bersih
dibawah air mengalir , lalu tiriskan kemudian diangin-anginkan lalu ditimbang
3. Sortasi Basah
Setelah dilakukan pencucian kemudian , sampel dibersihkan dari kotoran-
kotoran kecil
4. Pengubahan Bentuk
Setelah dilakukan sortasi basah , kemudian kelopak jantung pisang kepok
dirajang-rajang kecil dengan menggunakan pisau, setelah dirajang – rajang
kelopak jantung pisang ditimbang lagi.
5. Pengeringan
Setelah kelopak jantung pisang kepok dirajang-rajang , kemudian sampel
dikering kan dengan menggunakan pengeringan metode buatan . Kelopak
Jantung pisang kepok dikeringkan dibawah matahari.
6. Sortasi Kering
Kelopak jantung pisang kering , kelopak jantung pisang yang tidak bagus dibuang.
Setelah kelopak jantung pisang dipilah-pilah , kemudian kelopak jantung pisang
ditimbang lagi.
7. Pengepakan dan penyimpanan
Setelah tahap sortasi kering kelopak jantung pisang kepok ditempatkan diwadah
tersendiri agar tidak saling bercampur dengan kotoran-kotoran.

3.5.2 Ekstraksi Kelopak Jantung Pisang Kepok dengan Maserasi


Kelopak Jantung Pisang kepok (Musa Sp) yang telah dikeringkan ditimbang
sebanyak ....dan dimasukkan kedalam wadah maserasi , kemudian
ditambahkan ...... etanol hingga sampel terendam secara sempurna. Wadah
Maserasi ditutup dan disimpan selama 5 hari ditempat yang terlindung dari
sinar mathari sambil sesekali diaduk. Selanjutnya disaring dan dipisahkan
antara ampas dan filtrat . Ekstrak etanol yang telah diperoleh kemudian
dikumpulkan dan cairan penyarinya diuapkan diatas penangas air hingga
diperoleh ekstrak etanol jantung pisang kepok.

Anda mungkin juga menyukai