Yoga Suprayogi Laporan Teteap Rektifikasi
Yoga Suprayogi Laporan Teteap Rektifikasi
I. Tujuan Percobaan
Menjelaskan pengertian kurva baku dan kurva kesetimbangan
Membuat campuran biner untuk kurva baku
Menggambarkan kurva kesetimbangan berdasarkan hasil perhitungan
Menjelaskan pengertian rektifikasi
Menghitung jumlah pelat teoritis
Didapatkan persamaan 5
𝑉𝑅 1
Y1 = 𝑉𝑅+1 . xi + 1 𝑉𝑅+1 . xe
Mengerti tentang fase kesetimbangan adlah dasar teori dan praktek pokok – pokok
Pemisahan panas. Tanpa mengenal hukum dasar untuk pemisahan campuran biner, maka
tidak akan mungkin mengerti rektifikasi atau distilasai azeotrop.
Bila campuran dipisahkan dengan menggunakan proses termal, panas dan zat
biasanya dipindahkan diantara fase yang saling kontak satu sama lain. Suatu fase ditentukan
sebagai bagian darin suatu system dengan sifat – sifat macroscopic homogeneous yang
dipisahkan dari bagian lain oleh lapisan fase. Suatu system dikatakan setimbang bila tidak
ada perubahan yang terjadi pada kondisi eksternal. Semua perpindahan zat dan ebergi melalui
lapisan reversible phase. Fase dari suatu campuran heterogeneous dikatakan setimbang bila
tidak ada perbedaan tekanan maupun temperature.
% × 1000 × 𝜌
𝑀 𝑒𝑡𝑎𝑛𝑜𝑙 =
𝐵𝑀
𝑔𝑟
96% . 1000 .0,489 ⁄ 3
𝑐𝑚
= 𝑔𝑟
46,07 ⁄𝑚𝑜𝑙
= 16,44 𝑚𝑜𝑙⁄ 3
𝑐𝑚
= 16,44 𝑚𝑜𝑙⁄𝑚𝑙
1) netanol = M x V naquadest = M x V
= 0 mol = 5 mol
𝑛𝑒𝑡𝑎𝑛𝑜𝑙
𝑋𝑒𝑡𝑎𝑛𝑜𝑙 =
𝑛𝑒𝑡𝑎𝑛𝑜𝑙 + 𝑛𝑎𝑞𝑢𝑎𝑑𝑒𝑠𝑡
0 mol
= (0+5)
mol
=𝑜
2) netanol = M x V naquadest = M x V
𝑛𝑒𝑡𝑎𝑛𝑜𝑙
𝑋𝑒𝑡𝑎𝑛𝑜𝑙 =
𝑛𝑒𝑡𝑎𝑛𝑜𝑙 + 𝑛𝑎𝑞𝑢𝑎𝑑𝑒𝑠𝑡
8,22 𝑚𝑜𝑙
=
(822 + 4,5)𝑚𝑜𝑙
= 0,6465 𝑚𝑜𝑙
3) netanol = M x V naquadest = M x V
𝑛𝑒𝑡𝑎𝑛𝑜𝑙
𝑋𝑒𝑡𝑎𝑛𝑜𝑙 =
𝑛𝑒𝑡𝑎𝑛𝑜𝑙 + 𝑛𝑎𝑞𝑢𝑎𝑑𝑒𝑠𝑡
16,44 𝑚𝑜𝑙
=
(16,44 + 4) 𝑚𝑜𝑙
= 0,8043 𝑚𝑜𝑙
4) netanol = M x V naquadest = M x V
𝑛𝑒𝑡𝑎𝑛𝑜𝑙
𝑋𝑒𝑡𝑎𝑛𝑜𝑙 =
𝑛𝑒𝑡𝑎𝑛𝑜𝑙 + 𝑛𝑎𝑞𝑢𝑎𝑑𝑒𝑠𝑡
24,66 𝑚𝑜𝑙
=
(24,66 + 3,5) 𝑚𝑜𝑙
= 0,8757
5) netanol = M x V naquadest = M x V
𝑛𝑒𝑡𝑎𝑛𝑜𝑙
𝑋𝑒𝑡𝑎𝑛𝑜𝑙 =
𝑛𝑒𝑡𝑎𝑛𝑜𝑙 + 𝑛𝑎𝑞𝑢𝑎𝑑𝑒𝑠𝑡
32,88 𝑚𝑜𝑙
=
(32,88, +3) 𝑚𝑜𝑙
= 0,9163
6) netanol = M x V naquadest = M x V
𝑛𝑒𝑡𝑎𝑛𝑜𝑙
𝑋𝑒𝑡𝑎𝑛𝑜𝑙 =
𝑛𝑒𝑡𝑎𝑛𝑜𝑙 + 𝑛𝑎𝑞𝑢𝑎𝑑𝑒𝑠𝑡
41,1𝑚𝑜𝑙
=
(41,1 + 2,5) 𝑚𝑜𝑙
= 0,9426
7) netanol = M x V naquadest = M x V
𝑛𝑒𝑡𝑎𝑛𝑜𝑙
𝑋𝑒𝑡𝑎𝑛𝑜𝑙 =
𝑛𝑒𝑡𝑎𝑛𝑜𝑙 + 𝑛𝑎𝑞𝑢𝑎𝑑𝑒𝑠𝑡
49,32 𝑚𝑜𝑙
=
(49,32 + 2) 𝑚𝑜𝑙
= 0,9610 𝑚𝑜𝑙
8) netanol = M x V naquadest = M x V
𝑛𝑒𝑡𝑎𝑛𝑜𝑙
𝑋𝑒𝑡𝑎𝑛𝑜𝑙 =
𝑛𝑒𝑡𝑎𝑛𝑜𝑙 + 𝑛𝑎𝑞𝑢𝑎𝑑𝑒𝑠𝑡
57,54 𝑚𝑜𝑙
=
(57,54 + 1,5) 𝑚𝑜𝑙
= 0,9829 𝑚𝑜𝑙
9) netanol = M x V naquadest = M x V
𝑛𝑒𝑡𝑎𝑛𝑜𝑙
𝑋𝑒𝑡𝑎𝑛𝑜𝑙 =
𝑛𝑒𝑡𝑎𝑛𝑜𝑙 + 𝑛𝑎𝑞𝑢𝑎𝑑𝑒𝑠𝑡
65,76 𝑚𝑜𝑙
=
(65,76 + 1) 𝑚𝑜𝑙
= 0,9850 𝑚𝑜𝑙
𝑛𝑒𝑡𝑎𝑛𝑜𝑙
𝑋𝑒𝑡𝑎𝑛𝑜𝑙 =
𝑛𝑒𝑡𝑎𝑛𝑜𝑙 + 𝑛𝑎𝑞𝑢𝑎𝑑𝑒𝑠𝑡
73,98𝑚𝑜𝑙
=
(73,98 + 0,5) 𝑚𝑜𝑙
= 0,9932 𝑚𝑜𝑙
𝑛𝑒𝑡𝑎𝑛𝑜𝑙
𝑋𝑒𝑡𝑎𝑛𝑜𝑙 =
𝑛𝑒𝑡𝑎𝑛𝑜𝑙 + 𝑛𝑎𝑞𝑢𝑎𝑑𝑒𝑠𝑡
82,2𝑚𝑜𝑙
=
(82,2 + 0) 𝑚𝑜𝑙
= 1 𝑚𝑜𝑙
- Slope dan Intercept (Secara Teoritis)
X Y X.Y X2
0 1,33067 0 0
0,645 1,335015 0,8620 0,473
0,804 1,33904 1,0765 0,6464
0,875 1,34206 1,1743 0,7656
0,916 1,348165 1,2349 0,8390
0,942 1,35213 1,2737 0,8873
0,961 1,3515 1,2987 0,9235
0,974 1,35613 1,3208 0,9486
0,985 1,358165 1,3377 0,9702
0,993 1,35917 1,3496 0,9860
1 1,35917 1,35917 1
∑X = 9,096 ∑Y = 14,8307 ∑X.Y = 12,2873 ∑X = 8,38142
2
slope (a)
𝑛 ∑ 𝑥. 𝑦 − ∑ 𝑥 . ∑ 𝑦
𝑎=
𝑛 ∑ 𝑥 2 − (∑ 𝑥)2
= 0,02742
Intercept (b)
∑𝑦 ∑𝑥
𝑏= − 𝑎
𝑛 𝑛
14,8307 9,096
= 11
− (0,02742) 11
= 1,3255
Maka, y = ax + b
y = ,02742+ 1,3255
Fraksi Volume Indeks Bias
Etanol (X) (Y)
0 1,33067
0,645 1,335015
0,804 1,33904
0,875 1,34206
0,916 1,348165
0,942 1,35213
0,961 1,3515
0,974 1,35613
0,985 1,358165
0,993 1,35917
1 1,35917
VII. ANALISA DATA
Percobaan kali ini yaitu percobaan mengenai Rektifikasi. Rektifikasi adalah suatu
pemisahan komponen dari suatu campuran yang mudah menguap berdasarkan titik didihnya.
Bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah etanol 96% dan aquadest.
Pada percobaan minggu pertama ini terlebih dahulu membuat kurva baku sebagai acuan
untuk pratikum minggu selanjutnya (fasa kesetimbangan). Kurva baku yang dibuat yaitu
fraksi mol etanol dari fraksi mol aquadest terhadap indeks bias. Dimana dari masing-masing
campuran yang dibuat indeks biasnya diukur dengan menggunakan Refraktometer. Indeks
bias adalah percepatan cahaya dalam zat tersebut.
Refraktometer merupakan alat yang digunakan untuk mengukur kadar atau konsentrasi bahan
terlarut misalnya gula,garam,protein dan lain sebagainya. Prinsip kerja dari refraktometer ini
yaitu sesuai dengan namanya adalah dengan memanfaatkan refraksi cahaya.
Komponen-komponen yang terdapat pada refraktometer antara lain yaitu sumber
cahaya,sumber cahaya berfungsi sebagai sumber cahaya polikromatis yang pada nantinya
menyinari day light plate dan sampel. Berikutnya day light plate ini fungsinya melindungi
prisma dari goresan,debu dan benda asing yang dapat mempengaruhi pengukuran,day light
plate juga berfungsi menjaga sampel yang diteteskan pada prisma tidak jatuh dan tumpah,day
light plate biasanya terbuat dari bahan kaca.
Komponen selanjutnya adalah prisma,prisma merupakan komponen yang sensitif terhadap
goresan dan pengganggu cahaya yang masuk ke prisma contohnya debu. Prisma mengubah
cahaya polikromatis menjadi monokromatis. Berikutnya lensa,lensa itu fungsinya untuk
memfokuskan cahayadan berada dalam bagian handle,yang kelima bromaterial-
skip,merupakan komponen yang berfungsi untuk menstabilkan suhu dengan range20-25 ℃.
Berikunya lensa pembesar,yang befungsi untuk melihat dan mempermudah ketajaman
pembacaaan skala dengan detektor mata. Selanjutnya yaitu knop pengatur skala
berfungsi untuk mengkalibrasi alat dengan menggunakan aquadest. Selanjutnya skala
berfungsi sebagai pembacaan indeks bias suatu zat yang dianalisis dan trakhir handle
yang fungsinya untuk memegang refraktometer (area genggaman) ini biasaya terbuat
dari bahan karet yang tidak licin dan bersifat isolator.
Dari data yang didapatkan terlihat bahwa semakin besar fraksi mol etanol,maka
semakin besar indeks bias yang di hasilkan. Dari kurva baku dapat menentukan fraksi
mol uap dan cair yang akan mempengaruhi konstanta kesetimbangan (K) akan semakin
kecil,dan dari kurva baku ini kita bisa membuat kurva kesetimbangan.
Pada percobaan ini terdapat faktor-faktor yang dapat mempengaruhi dalam
pengambilan data diantaranya,temperatur operasi,komposisi etanol dalam
umpan,ketelitihan dalam membaca skala indek bias dan sifat etanol dalam umpan dan
udara bebas. Temperatur juga mempengaruhi indeks bias dari suatu campuran,apabila
semakin besar konsentrasi etanol dalam suatu umpan maka akan menyebabkan
penurunan temperatur kesetimbangan hal ini dikarenakan titik didih etanol lebih
rendah dari pada titik didih air sehingga temperatu kesetimbangan semakin rendah.
Terdapar dua jenis refraktometer yaitu refraktometer abbe dan refraktometer
brix/hand. Kelebihan datri refraktometer abbe adalah dapat diguanakan untuk
mengukur bermacam-macam indeks bias suatu larutan. Namun kelemahan jenis ini
adalah karena dimensi dan ukuranya besar sehingga tidak praktis untuk dibawah,dan
juga untuk mengetahui kadar larutan harus membuat kurva standartterlebih dahulu
sedangkan pada jenis refraktometer hand mempunyai kelebihan berdimensi dan
ukurannya yang kecil. Jenis refraktometer ini prtaktis untuk dibawa dan nilai indeks
bias sudah di konversikan hingga dapat langsung dibaca kadarnya tanpa membuat
kurva standart. Namun jenis ini juga mempunyai kelemahan salah satunya terbatasnya
pengukuran untuk zat tertentu dan juga jika larutan terlalu pekat maka harus
diencerkan terlebih dahulu.
VIII. KESIMPULAN
Kurva baku merupakan perbandingan antara fraksi mol etanol dan indeks bias.
y = 0,02742 X + 1,3255
Indeks bias sebanding dengan fraksi mol, semakin besar indeks bias dari campuran
maka semakin besar pula fraksi mol etanolnya.
Semakin besar volume etanol dalam campuran etanol-air maka indeks bias yang
diperoleh semakin besar pula.
Faktor – faktor yang dapat mempengaruhi dalam pengambilan data, yaitu : temperatur
operasi, ketelitian dalam pembacaan indeks bias, komposisi umpan dan sifat etanol yang
mudah menguap dalam udara bebas.
V. DATA PENGAMATAN
Bilangan Antoine
A B C
Etanol 16,68 3674,49 266,45
Air 16,262 3799,89 226,35
Diketahui :
Etanol = 500 ml
Aquades = 1000 ml
Tray A12
y = 0,02742 x + 1,3255
1,32907 = 0,02742 x + 1,3255
1,32907 - 1,3255 = 0,02742 x
x = 0,130
Tray B12
y = 0,02742 x + 1,3255
1,33165 = 0,02742 x + 1,3255
1,33165 - 1,3255 = 0,02742 x
x = 0,224
Tray A11
y = 0,02742 x + 1,3255
1,33401 = 0,02742 x + 1,3255
1,33401 - 1,3255 = 0,02742 x
x = 0,309
Tray A21
y = 0,02742 x + 1,3255
1,33502 = 0,02742 x + 1,3255
1,33502 - 1,3255 = 0,02742 x
x = 0,347
Tray A22
y = 0,02742 x + 1,3255
1,33730 = 0,02742 x + 1,3255
1,33730 - 1,3255 = 0,02742 x
x = 0,430
Tray B22
y = 0,02742 x + 1,3255
1,33630 = 0,02742 x + 1,3255
1,33630 - 1,3255 = 0,02742 x
x = 0,393
𝑃1𝑠𝑎𝑡 . 𝑋1
𝑌1 =
𝑃𝑡𝑜𝑡
6,08 . 0.130
=
4,148
= 0,190
Tray B12 T = 81,3 °C
𝐵 3674,49
𝑃1𝑠𝑎𝑡 = 𝐴 − = 16,68 − = 6,11
𝐶+𝑇 266,45 + 81,3
𝐵 3799,89
𝑃2𝑠𝑎𝑡 = 𝐴 − = 16,262 − = 3,91
𝐶+𝑇 226,35 + 81,3
Ptot = P2sat + (P1sat - P2sat) . X1
= 3,91+ (6,11-3,91) . 0.224
= 4,402
𝑃1𝑠𝑎𝑡 . 𝑋1
𝑌1 =
𝑃𝑡𝑜𝑡
6,11 . 0.224
=
4,402
= 0,310
𝑃1𝑠𝑎𝑡 . 𝑋1
𝑌1 =
𝑃𝑡𝑜𝑡
6,29 . 0.309
=
4,811
= 0,403
Tray A21 T = 88,5 °C
𝐵 3674,49
𝑃1𝑠𝑎𝑡 = 𝐴 − = 16,68 − = 6,32
𝐶+𝑇 266,45 + 88,5
𝐵 3799,89
𝑃2𝑠𝑎𝑡 = 𝐴 − = 16,262 − = 4,19
𝐶+𝑇 226,35 + 88,5
Ptot = P2sat + (P1sat - P2sat) . X1
= 4,19+ (6,32-4,19) . 0.3471
= 4,929
𝑃1𝑠𝑎𝑡 . 𝑋1
𝑌1 =
𝑃𝑡𝑜𝑡
6,32 . 0.3471
=
4,929
= 0,445
𝑃1𝑠𝑎𝑡 . 𝑋1
𝑌1 =
𝑃𝑡𝑜𝑡
6,51 . 0.430
=
5,330
= 0,525
Tray B22 T = 96,7 °C
𝐵 3674,49
𝑃1𝑠𝑎𝑡 = 𝐴 − = 16,68 − = 6,56
𝐶+𝑇 266,45 + 96,7
𝐵 3799,89
𝑃2𝑠𝑎𝑡 = 𝐴 − = 16,262 − = 4,49
𝐶+𝑇 226,35 + 96,7
Ptot = P2sat + (P1sat - P2sat) . X1
= 4,49+ (6,56-4,49) . 0.393
= 5,303
𝑃1𝑠𝑎𝑡 . 𝑋1
𝑌1 =
𝑃𝑡𝑜𝑡
6,56 . 0.393
=
5,303
= 0,486
𝑃1𝑠𝑎𝑡 . 𝑋1
𝑌1 =
𝑃𝑡𝑜𝑡
6,71 . 0.02
=
4,74
= 0,028
Tray B11(Distilat) T = 81,6 °C
𝐵 3674,49
𝑃1𝑠𝑎𝑡 = 𝐴 − = 16,68 − = 6,12
𝐶+𝑇 266,45 + 81,6
𝐵 3799,89
𝑃2𝑠𝑎𝑡 = 𝐴 − = 16,262 − = 3,92
𝐶+𝑇 226,35 + 81,6
Ptot = P2sat + (P1sat - P2sat) . X1
= 3,92+ (6,12-3,92) . 0.9
= 3,92
𝑃1𝑠𝑎𝑡 . 𝑋1
𝑌1 =
𝑃𝑡𝑜𝑡
6,12 . 0.9
=
3,92
= 0.933
- Penentuan Fraksi mol Umpan (Xf)
Diketahui :
Etanol = 500 ml
Aquades = 1000 ml
𝜌
500 𝑥 𝐵𝑀
𝑋𝑓 = 𝐴 − 𝜌 𝜌
500 𝑥 𝐵𝑀 𝑥 1000 𝑥 𝐵𝑀
0,78 𝑔𝑟/𝑚𝑜𝑙
500 𝑥
46,07𝑔𝑟/𝑚𝑙
𝑋𝑓 =
0,78 𝑔𝑟/𝑚𝑜𝑙 0,998 𝑔𝑟/𝑚𝑜𝑙
500 𝑥 𝑥 1000 𝑥
46,07𝑔𝑟/𝑚𝑙 18 𝑔𝑟/𝑚𝑙
𝑋𝑓 = 0,132
𝑋𝑑
𝑋𝑑′ =
𝑅+1
0,90
𝑋𝑑′ =
2+1
𝑋𝑑′ = 0,3
1. Rektifikasi merupakan pemisahan suatu komponen yang mudah menguap dai suatu
campuran dengan cara penguapan dan kondensasi berulang-ulang dengan perpindahan
panas massa tetap panas melalui refluks yang terkendali dan terkondensasi
3. Refluks rasio merupakan perbandingan antra jumlah uap yang kembali sebagai
cairan yang telah di refluks melalui kolom bertingkat dengan jumlah destilat
persatuan waktu.
4. Etanol yang memiliki titik didih rendah daripada air akan menguap dan naik .uap
naik tersebut akan kontak dengan refluks dalam arah yang berlawanan. Sehingga
terjadi perpindahana fase dan perpindahan panas.
DAFTAR PUSTAKA
Jobsheet, ”Petunjuk Praktikum Teknologi Minyak dan Gas Bumi” 2016. Politeknik Negeri
Sriwijaya : Palembang.
Pipet Tetes