Anda di halaman 1dari 92

PENERBIT

I I ,.---\---
de lo mocco
MUNA
MELAWAN
Sanksi Pelanggaran Hak Cipta
Undang-Undang Republik lndonesia No. 19 Tahun tentang Hak Cipta

Lingkup Hak Cipta


Pasal2:
1. Hak Cipta merupakan hak ekrklusif bagi pencipta dan pemegang
Hak Cipta untuk mengumumkan atau memperbanyal ciptaannya,
yang timbul secara otomatis setelah suatu ciptaanm dilahirkan tanjpa
m€ngurangi pembatasan yang menurut peraturan perundang-undangan
yang berlaku.

Ketentuan Pidana
PasalT2 t
1. Barang siapa denSan sengaja atau tanpa hak melakukan perbuatan
sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 a)rt (1) atau pasal 49 ayat (t) dan (2)
dipidana dengan pidana penjara masing-masing paling singkat satu (l) bulan dan/
atau denda paling sedikir Rp. 1.000.000,00 (satu juta rupiah), arau pidana peniara
paling lama 7 (ujuh) tahun dan / atau denda paling banyak Rp. 5.000.000.000,00
(lima mi\ar rupiah)
2. barangsiapa dengan sengaja menyiarlian, memamerkan, atau menjual kepada
umum suatu ciptaan atau barang hasil pelanggaran Hak Cipta atau Hak Terkait
sebagaimana dimaksud dalam ayat (l) dipidaDa dengan pidana peniara paling
Iama 5 (lima) tahun dan / atau denda palingbanyak Rp. 500.000.000,00 (lima ratus
iuta rupiah).
RISMAWIDIAWATI

MUNA
MELAWAN

Penerbit
De Lamacca
MunaMeLrwan
@Rismawidiawati

Penulie
Rismawidiawati

Editor
Suriadi Mappangara

Desain Cover
Welsy G.Andries

Layout
Monita Goenawan

Cetakan I, November 2013

Penerbit
De La Macca
(Anggota IKAPI Sulsel No.007/SSL/03)
Jln. Borong raya No. 75 ALt.2 Makassar 90222
Telp. 0411-241 0294 - 0811.468957 -0811 412472L
Email : de.lamacca@yahoo.com

Hak cipta dilindungi oleh Undang - Undang.


Dilarang mengutip isi buku ini tanpa izin tertulis
dari penulis dan Penerbit.

ISBN:978{02-263427-2
PENGANTAR PENERBIT

De Lamacca, sebagai lembaga penerbitan anggota IKAPI


(Ikatan Penerbit Indonesia) seiak tahun 2000, telah banyak
menerbitkan buku-buku kearifan lokal yang ditulis oleh
penulis di nusantara, khusunya di Provinsi Sulawesi Barat.
Kesempatan ini kami berbangga dapat menerbitkan
Buku Muna Melawaq oleh Rismamidiawati. Buku Muna
Melawan ini dituliskan secara apik dan spesifik sebagaimana
buku sejarah yang lain. Perjuangan pemuda Muna (Sulawesi
Tenggara) mempertahankan Kemerdekaan Republik
lndonesia, yang begitu gigilu sehingga dapat dicatat dalam
sejarah Kemerdekaan Republik Indonesia secara keseluruhan.
Dengan terbitnya buku ini, tak dapat dipungkiri, bahwa
telah memperkaya ragam penulisan sejarah Indonesia di
Provinsi Sulawesi Tenggara, dapat menjadi bahan refrensi
untuk h:Iisan-tulisan sejarah selanjubrya.
Untuk itu pada kesempatan ini, penerbit de lamacca
mengucapkan terimakasih kepada Rismawidiawati yang
telah mempercayakan penerbitan buku ini. Kesempatan ini
pula kami mnegucapkan terimakasih kepada Kepala Balai
Pelestarian Nilai Budaya Makassar, karena buku ini dapat
diterbitkan atas biaya Balai Pelestarian Nilai Budaya Makassar,
serta editor Dr. Suriadi Mappangara, M.Hum. yang telah
berlelah untuk menyempumakan buku ini.
Kepada semua pihak yang telah membantu sehingga
terbitnya buku ini. Semoga kepercayaan semacam ini dapat
terus terbina hingga di masa-masa datang.
Buku Muna Melawan ini sudah berada di tangan
pembaca yang budimary selamat membaca dan semoga
bermanJaat.

Penerbit De Lamacca

ll
PENGANTAR PENULIS

Pertama-tama puji dan syukur penulis panjatkan


kehadirat Allah SWI, karena berkat rahmat dan hidayahNya
sehingga tulisan ini dapat selesai tepat pada waktunya. Selain
itu tidak lupa pula penulis ucapkanbanyak terimakasihkepada
Kepala Balai Pelestarian Nilai Budaya Makassar, karena berkat
beliau buku ini dapat diterbitkan atas biaya Balai Pelestarian
Nilai Budaya Makassar, dan semua pihak yang tidak dapat
penulis sebutkan namanya satu per satu.
Merekonstruksi masa lalu bukanlah hal yang mudah.
Ketersediaan data menjadi kunci membangun peristiwa
di masa lalu untuk dijadikan satu kisah. Tanpa data hal itu
mustahil untuk dilakukan. Hal inilah yang penulis hadapi
ketika melakukan penelitian di Muna, Sulawesi Tenggara. Data
tertulis tentang gerakan para pemuda tidak cukup banyak
tetsedia. Meskipun demikian kurangnya data tertulis dapat
terbantukan dengan data yang diperoleh dari wawancara.
Mudah-mudahan tulisan ini memberi manfaat kepada
para pembaca, amin.

Makasear, September20l3
Penulis

Rismawidiawati

Itl
PENGANTAREDITOR

Proklamasi kemerdekaan tanggal 17 Agustus 1945


disambut gembira di seluruh pelosok tanah air. Kegembiraan
itu tidak berlangsung lama karena pihak Belanda kembali
memerintah, bahkan berupaya r:ntuk membentuk Negara
dalam Negara sebagai salah satu cara unhlk memecah kesatuan
dan persatuan Indonesia. Pembentukan Indonesia Timur pada
tahun 1946 merupakan contoh nyata bagaimana Belanda
berusaha untuk tetap bercokol di Lrdonesia. Usaha-usaha yang
dilakukan Belanda untuk datang kembali berkuasa, mendapat
reaksi keras dari para pemuda pejuang kemerdekaan. Dalam
usahanya membangun kekuatan menghadapi penjajah,
tampak bahwa gerakan yang dilakukan oleh pemuda berbeda
dari satu daerah dengan daerah lainnya, meskipun dengan
tuiuan yang sama.
Muhammad Idrus Effendy, demikian nama seorang
pemuda Muna yang memprakarsai terbentuknya satu
organisasi yang dinamakan Barisan 20. Ha1 menarik dari
organisasi ini adalah jumlah anggotanya yang terhitung kecil.
Sewaktu organisasi ini didirikan pada tanggal 30 Agustus 1945,
iumlah anggotanya hanya 4 orang. Dalam perkembangannya
kemudian, organisasi ini telah berhasil membangun kekuatan
sehingga gerakan-gerakannya mendapat perhatian dari pihak
peniajah.
Buku ini tampaknya sedikit berbeda dengan buku-
v
buku lainnya, yang membicarakan tentang usaha-usaha
yang dilakukan oleh para pemuda dalam mempertahankan
kemerdekaan. Di banyak tempat, gerakan-gerakan para
pemuda dalam melawan penjajah dilakukan dengan frontal,
namun di Muna usaha itu kurang tampak. Jumlah anggota
yang kecil menjadi Kendala dalam membangun perlawanan.
Tidak banyak data yang disajikan untuk memperlihatkan
bagaimana para pemuda di Muna membangun kekuatan
dalam usahanya melawan penjajah. Tidak ditemukan data
tentang banyaknya jumlah korban yang jatuh dalam satu
pertempuran. Tidak ditemukan banyak data bagaimana
organisasi ini membangun perlawanan melawan penjaiah.
Kita hanya disajikan banyak ha1 tentang usaha-usaha yang
dilakukan oleh Muhammad Idrus Effendy dalam usahanya
tetap meniaga agar perlawanan tidak terhenti.
Tidak demikian halnya dengan apa yang dilakukan oleh
para pemuda pejuangyangada diKota Makassar. Para pemuda
di Makassar melakukan perlawanan dengan cara frontal.
Akibatnya, pihak peniajah melakukan tindakan keras untuk
meredam gerakan-gerakan para pemuda. Tindakan keras itu
tampak kehka pihak Belanda melakukan pembantaian yang
dilakukan oleh Westerling di akhir tahun 1946.
D sinilah letak keunikan dari buku ini. Bukankah
sejarah itu bersifat unik, dalam arti kata berlainan dengan yang
lainnya. Membaca buku ini membawa kita kepada nuansa
baru dalam melihat peran pemuda dalam mempertahankan
kemerdekaan. Informasi yang didapatkan setelah membaca
buku ini dapat membuka pikiran kita bahwa kesulitan utama
yang dihadapi oleh para pemuda pejuang di masalalu, tidak

vl
saja pada soal bagaimana mendapatkan perlengkapan perang/
tetapi juga bagaimana membangun jaringan.
Hal lain yang tidak kurang pentingnya adalah buku ini
dapat menguatkan tesis kita selama ini, bahwa pergerakan
mempertahankan kemerdekaan di Indonesia di pelopori oleh
pemuda.

Makassar, September 2013

Editor

Dr. Suriadi Mappangara, M.Hum.

vll
DAFTAR ISI

Pengantar Penerbit i
Pengantar Penulis lll
Pengantar Editor
Daftar Isi vlll
Bab I Pendahuluan 1
Bab II Kerajaan Muna 19(X)-19l2 15
Kekuasaan Belanda di Muna 18

Bab III Pemerintahan Tentara Pendudukan Jepang


di Muna (19t12-19r15) 29
Kedatangan Jepang ke Asia 30
Restorasi Meiji 31

Kondisi Internal di Jepang 32


Masuknya Tentara Pendudukan Jepang -l,l

Pemerintahan Jepang di Muna 36


Kehidupan Sosial dan Ekonomi 39

Organisasi Kemiliteran Bentukan Jepang 45


Bab IV Perlawanan Mempertahankan Kemerdekaan
diMuna 49
Berdirinya Barisan 20 53
Membangun Jaringan 57

lx
Bab V Penutup 69
Kesimpulan 69

Saran-saran 72

Rekmendasi /5
Daftar Pustaka 75

Index 78

x
BAB I
PENDAHULUAN

Perubahan kebijakan Pemerintah Hindia Belanda dalam


melihat wilayah-wilayah yang berada di luar Pulau Jawa dan
Madura berdampak pada banyak kerajaan.l Pemerintah Hindia
Belanda mulai menerapkan satu kebiiakan untuk menguasai
seluruh wilayah Indonesia karena khawatir wilayah-wilayah
itu jatuh pada bangsa Barat lainnya, terutama bangsa Inggris
yang ketika itu mulai memperluas wilayahnya di Malaysia
dan Myanmar. Perubahan kebijakan itu berdampak pula pada
Kerajaan Muna, satu kerajaan yang sekarang ini berada di
Sulawesi Tenggara.
Pada tahun 1905 Pemerintah Hindia Belanda melakukan
satu ekspedisi besar-besaran ke Sulawesi dan berhasil
menguasai kerajaan-kerajaan yang ada di Sulawesi Selatan.
Setelah menguasai seluruh kerajaan yang ada di Sulawesi
Selataru Belanda melaniutkan usahanya untuk menguasai
kerajaan-keraiaan yang ada di Sulawesi Tenggara. Pada tahr.rn
1906 Pemerintah Hindia Belanda mengutus Brugman untuk

rPada awalnya Belanda memusatkan kekuasaannya atas Pulau


Jawa dan Sumatera. Pada akhir abad XIX Pemerintah Hindia Belanda mulai
menaruh perhatian pada wilayah-wilayah yang berada di luar Pulau Jawa.
Perhatian itu erat kaitannya dengan perubahan kebijkara dalam metihat
kedudukan wilayah jajahan.

1
! {
Irtaa lasa
t$1r. tElty-r8.t6
I'adrl

uil7 "d &

,ut.r{f(,
#
llltlr, IlllS

Wil ay ah Hin dl a B e I an ila


(sumber: [http:/lhome.iae.nl/users/arcengelfi']edlndiehteelimperialisme.gif
Introductiort to the History of the Dutch Enst Indiesl) ditelusuri 21 Februari 2006

melakukan perundingan dengan La Ode Akhmad Maktubu,


La Ode Muhammad Asikin, dan La Ode Tjo. Perundingan itu
Upaya yang ditulis oleh Sejarawan Buton yang isinya banyak
menempatkan Muna sebagai Subordinasi dari Kerajaan/
Kesultanan Buton.
Berdasar uraian di atas, penelitian ini berusaha untuk
mengetahui Mengapa rakyat Muna bangkit melawan
Belanda? Untuk menjawab pertanyaan pokok itu, ada
beberapa hal yang perlu mendapat perhatian, antara lain:
Bagaimana sistem pemerintahan yang diterapkan oleh
Belanda di Muna? Bagaimana reaksi rakyat Muna terhadap
kehadiran Belanda? Bagaimana taktik dan strateg yang
dilakukan oleh rakyat Muna dalam menghadapi Belanda?
Bagaimana kondisi politik di Muna setelah perjuangan rakyat
Muna mempertahankan kemerdekaan?
Dari rumusanpersoalan di atas, dapat dirumuskan fujuan
penelitian sebagai berikut: Menjelaskan sistem pemerintahan
yang diterapkan oleh Belanda di Muna? Menjelaskan reaksi
rakyat Muna terhadap kehadiran Belanda? Menjelaskan
2
taktik dan strategi yang dilakukan oleh rakyat Muna dalam
menghadapi Belanda? Menjelaskan kondisi politik di
Muna setelah perjuangan rakyat Mr:na mempertahankan
kemerdekaan? Menjelaskan alasan rakyat Muna bangkit
melawan Belanda.
Perlengkapan perang yang sangat minim temyata tidak
berkorelasi langsung pada kualitas perjuangan. Semangat
yang tinggi dan kerjasama yang baik dari seluruh masyarakat
menjadi kunci utama dalam mencapai kesuksesan. Penelitian
ini juga ingin menunjukkan bahwa faktor kepercayaan (agama)
dapat menjadi modal yanB sangat besar dalam membangun
kesatuan.
Dalam era otonomi daerah ada kecenderungan orang
untuk mencari identitas diri dan daerahnya. Salah satu
rujukan yang digunakan adalah sejarah mereka di masa lalu.
Mereka ingin mengetahui perjalanan sejarah wilayah itu dan
bagaimana sehingga wilayah itu tumbuh dan berkembang.
Tulisan ini diharap menjadi satu diantara sekian tulisan yang
berbicara tentang daerah Muna Provinsi Sulawesi Tenggara.
Penelitian ini juga diharapkan dapat mmiawab
kekhawatiran dari Bupati Muna yang melihat bahwa masih
sangat sedikit buku yang menulis tentang daerah Muna. Selain
itu diharapkan buku ini dapat menguak beberapa ha1 sehingga
kita mendapat banyak pelajaran dari masa lalu. Semoga
penelitian ini dapat bermanfaat bagi yang membacanya.
PenulisandenganjudulMunaMelawandibatasi olehtiga
lingkup atau batasan, yaitu lingkup spasial, lingkup temporal,
dan lingkup keilmuan. Penentuan ruang lingkup yang
terbatas dari studi sejarah bukan saja lebih praktis dan lebih

3
mempunyai kemungkinan untuk diteliti secara empiris, tetaPi
iuga secara metodologis lebih bisa dipertanggungiawabkan.z
Ruang lingkup spasial adalah batasan yang didasarkan
pada kesatuan wilayah, daerah atau tempat objek penelitian
yang diteliti. Pengambilan daerah tertentu dalam hal ini
Daerah Muna Provinsi Sulawesi Tenggara merupakan daerah
geografis yang terbatas untuk menunjukkan peristiwa yang
bersifat lokal.3 Diharapkan dengan penulisan sejarah lokal
ini akan tampak peranan dari bangsa Indonesia sendiri dan
dengan demikian dapat dipenuhi tuntutan yang timbul dari
perspektif lndonesiacmtris, karena menempatkan peranan
bangsa Indonesia sendiri sebagai fokus proses sejarah.a
Ruang lingkup temporal merupakan batasan waktu
yang telah ditentukan untuk menjadi objek penelitian. Dalam
penulisan ini penulis mengambil batasan waktu tahun 1945
sampai tahun 1950. Diawali pada tahun 1945 karena pada
saat itu Indonesia baru saja diproklamasikan sebagai negara
merdeka namun masih menghadapi berbagai tantangan yang
berat terkait dengan eksistensi kekuatan dan kekuasaan asing,
dan sebagaimana reaksi rakyat di seluruh Indonesia, rakyat
Muna pun bereaksi keras menolak kedatangan pihak asing
(Belanda) ini sedangkan diakhiri tahun 1950 karena Negara
Indonesia Timur yang dibentuk pada tahun 1946 di Denpasar
dinyatakan bubar. Selama periode tersebut berbagai komponen

(Yogyakarta: Gadjah Mada


'?Taufik Abdullah, Sgia rah Lokal di lndorcsia
University Press, 1979), hlm. 10.
3lbid.,hlm. n-"r2.
lsartono Kartodirdjo, Pemikirnn don Perkembangan Historbyofi
Altmntif faka*ai W. Gramedia, 1982), h1m. 34.
tudonesia: Suatu
masyarakat Muna ikut berperan dalam menegakkan dan
mempertahankan kemerdekaan negara RI.
Sesuai dengan permasalahan yang dikaii dalarn
tulisan ini, maka lingkup keilmuan tulisan ini termasuk
dalam kategori sejarah politik. Dalam hal ini sejarah politik
mengkaji segala persoalan yang berkaitan dengan perebutan
kekuasaan beserta konflik-konflik dalam aneka benhrk yang
terjadi antara Indonesia dan Belanda. Politik adalah ilmu yang
mempelajari suatu segi khusus dari kehidupan masyarakat
yang menyangkut soal kekuasaan.
Di dalam tahap penulisan ini, penulis melakukan
tinjauan terhadap beberapa karya-karya terdahulu. Karya-
karya terdahulu ini memuat uraian mengenai isi pustaka
secara ringkas, penjelasan tentang relevansi antara buku
yang ditinjau dengan penelitian yang diiakukan sekaligus
menunjukkan perbedaannya, Hal ini dilakukan demi
menghindari penjiplakan karya orang lain.
Pengkajian tentang daerah Sulawesi Tenggara
khususnya untuk daerah Muna tidak lah begitu banyak yang
dipublikasikan. Kajian yang dikhususkan untuk penulisan
akhir di jenjang Perguruan Tinggi sudah cukup memadai.
Tinjauan karya-karya terdahulu pada tulisan ini diawali
dengan buku yang berludd. Sejarah Sulawesi Tmggarakarangan
Dr. Anwar, dkk.s Tulisan ini adalah h:lisan sejarah yang holistik
yang membicarakan keadaan Sulawesi Tenggara dari awal
sampai setelah kemerdekaan. Meskipun tulisan ini dibuat
untuk menemu kenali tentang Sulawesi Tenggara dengan ibu

sAnwar Hafid, Sef rah Dauoh Kolaka (Kolaka: Humaniora, 2009)

5
kotanya Kendari. Dari tulisan ini akhimya diputuskan hari
jadi Kendari. Tulisan ini memberi banyak konstribusi dalam
penulisan ini, karena datadata yang disediakan di era tahun
1945-an cukup banyak.
Karya-karya terdahulu yang kedua adalah skripsi Wa
Haripan Sida (1994) yang menyelesaikan studi di Universitas
Hasanddin, jurusan sejarah. Wa Haripan Sida menulis tentang
Perjuangan Rakyat di Daerah Muna dalam Mempertahankan
Kemerdekaan RI (1945 - 1950).6 Tulisan ini banyak memberi
konstribusi dalam tulisan ini. Jika tulisan Wa Haripan Sida
menyoroti perjuangan para pemuda di Muna setelah pasca
kemerdekaan, tulisan ini lebih melihat bagaimana peran yang
dimainkan oleh para pejuang setelah terbentuknya Negara
Indonesia Timur. Perjuangan yang dilakukan pada periode
ini tentu tidak lagi terfokus pada perang fisik semata, tetapi
perjuangan lewat diplomasi yang tentu saja tidak kalah
pentingnya. Di sinilah letak perbedaan tulisan ini dengan
tulisan yang dilakukan oleh Wa Haripan Sida.
Langkah yang sangat penting dalam membuat analisis
sejarah ialah menyediakan suatu landasan pemikiran yang
mencakup berbagai konsep dan teori yang akan dipakai
daiam membuat analisis.T D samping itu, penggambaran
terhadap suatu peristiwa sangat tergantung pada pendekatan,
yaitu dari segi mana kita memandangnya, dimensi mana yang

6Wa Haripan Sida, Perjuangan Ralqat di Daerah Murw dalant


Menpertahonktn Kemertlekmn N Tahun 1945 - 1950 Gkripsi), (Ujung Pandang:
Jurusan Sejarah dan Arkeologi Fakultas Sastra Universitas Hasanuddin,
'1994\.
Tsartono Kartodindjo, Pendektton llnu Sosial Dalam Metodologi S4arah
flakarta: Cramedia Pustaka Utama, 1992), hal. 2.

6
diperhatikan, unsur-unsru mana yang diungkapkan, dan lain
sebagainya. Hasil-hasii pelukisannya akan sangat ditentukan
oleh pendekatan yang dipakai.E Pendekatan muJtidisiplin
sangat diperlukan dalam peru isan ini. Ha1 ini dilakukan
untuk memahami perjuangan rakyat di daerah Muna.
Tulisan ini sebagaimana ludulnya, maka tentu tidak lepas
dari konflik antara dua pihak. Konflik" adalah 'perbenturan'
antara dua pihak yang tengah berjumpa dan bersilang jalan pada
suatu titik kejadian, yang berujung pada terjadinya benturan.
Konflik itu pada umumnya didefinisikan sebagai suatu
peristiwa yang timbul karena adanya niat-niat bersengaja antara
pihak-pihak yang berkonflik itu. Dalam peristiwa seperti ini,
konflikakanmerupakansuahrpertumbukanantara dua atau lebih
dari dua pihak, yang masing-masing mencoba menyingkirkan
pihak lawannya dari arena kehidupan berama ini, atau setidak-
tidaknya menaklukkannya danmendegradasikan lawannya itu
ke posisi yang lebih tersubordinasi.
trdapat dua tokoh sosiologi modem yang berorientasi
pada teori konflik, yaitu Icwis A. Coser dan RaIf Dahrendorf.
Menurut Lewis Coser, konflik adalah perjuangan mengenai
nilai serta tuntutan atas status, kekuasan dan sumber
daya yang bersifat langka dengan maksud menetralkan,
mencenderai atau melenyapkan lawan.r0 Coser meiihat konflik

qbin., ttal. 4.
e'Konflik' berasal mula dari kata asing confiict ya g pada gllirarmya
berasal dari kata confligerc <con (yang berarti tersama' atau 'bersalhg-
sitang'\ + fligere (yang berarti 'tubruk' atau 'bentur').
lo"Teori Konflik", (onlirc\, (h|j{:/ / id.wikipedia.orglwiki/Teo
konflik., ditelusuri 09 Februari 2012).
-
7
sebagai mekanisme perubahan sosial dan penyesuaian, dapat
memberi peran positif, atau fungsi positif, dalam masyarakat.
Coser membedakan dua tipe dasar konflik yaitu yang
realistik dan non realistik. Konflil realishk memiliki sumber
yang kongkrit atau bersifat material, seperti sengketa sumber
ekonomi atau wilayah. Jika mereka telah memperoleh sumber
sengketa itu, dan bila dapat diperoleh tanpa perkelahian, maka
konflik akan segera diatasi dengan baik. Konflik non realistik
didorong oleh keinginan yang tidak rasional dan cenderung
bersifat ideologis, konflik ini seperti konflik antar agama,
antar etnis, dan konflik antar kepercayaan lainnya. Antara
konflik yang pertama dan kedua, konflik yang non realistik
lah cenderung sulit untuk menemukan solusi konflik atau
sulitnya mencapai konsensus dan perdamaian. Bagi Coser
sangat memungkinkan bahwa konflik melahirkan kedua tipe
ini sekaligus dalam situasi konflik yang sama.l1
Pendapat lain tentang konflik berasal dari Ralf
Dahrendorf (1959) yang menganggap masyarakat bersisi
ganda, memiliki sisi konflik dan sisi kerjasama.r2 Menurut
Ralph Dahrendorf konflik itu terjadi karena pengaruh
otoritasl3. Otoritas yang melekat pada posisi adalah unsur
kunci pada analisis Dahrendorf. Beliau mengatakan tiap posisi
sosial memiliki otoritas tersendiri yang bukan ditentukan
oleh individu, melainkan oleh posisi yang disandang oleh
individu itu. Konsep kunci lain pada pandangan Dahrendorf,

11lbid.
t, Ralf Datu€ndod Cr4ss and Class Confict h Industial Society, (Calif:
Stanlord University Press, 1959), hlm. 142 - 189.
13
Otoritas adalah hak urtuk bertindak;kekuasaan; wewenang.

8
adalah kepentingan. otoritas tersebut membawa dua bentuk
kepentingan yaitu kepentingan tersembunyi dan kepentingan
nyata. Aspek terakhir teori konflik Dahrendorf adalah
hubr:ngan konflik dengan perubahan. Singkatrya adalah
segera setelah kelompok konflik muncul, kelompok itu
melakukan tindakan yang menyebabkan perubahan dalam
struktur sosial. Bila konflik itu hebat, perubahan yang teriadi
adalah radikal. Bila konflik disertai tindakan kekerasan, akan
terjadi perubahan struktur secara tiba-tiba. Di dalam setiap
asosiasi, orang yang berada pada posisi dominan berupaya
mempertahankan status quo, sedangkan orang yang berada
pada posisi lain berupaya mengadakan perubahan.la
Tulisan ini menggunakan metode sejarah yaitu suatu
perangkat aturan-aturan atau prinsip-prinsip yang secara
sistematis dipergunakan untuk mencari atau menggunakan
sumber-sumber sejarah yang kemudian menilai sumber-
sumber itu secara kritis dan menyajikan hasil-hasil dari
penelitian itu umurnnya dalam bentuk tertulis dari hasii-hasil
yang telah dicapai.
Menurut Louis Gottschalk (1983), metode sejarah adalah
proses menguji dan menganalisa secara kritis rekaman dan
peninggalan masa lampau. Dengan metode seiarah iuga dapat
merekonstruksi sebanyak-banyaknya peristiwa masa larnpau
manusia.rs Metode penelitian sejarah kritis terdiri dari empat

1{ Ra.tf Dahrendorf, Essays in the Theory o/ Society, (Stanford, Calif:


Stanford Unive$ity Press, 1968), hlm. 56-89.
lslouis Gottschalk, Mrngetli SqhlaL te{emahan Nugroho
Notosusarto flaka a: Universitas I-ndonesia Press, 1983), hlm. 32

9
tahapan pokok yaitu heuristik, kritik sumber, interpretasi fakta
dan historiografi.16
Tahap pertama adalah heuristik, berasal dari bahasa
Yunari hueriskein artinya memperoleh.lT Heuristik merupakan
suatu proses untuk mencari dan mengumpulkan sumber-
sumber sejarah, baik sumber primer maupun sumber sekunder.
Sumber-sumber yang dicari dan dikumpulkan ialah sumber-
sumber yang relevan dengan tema yang diteliti.
Sumber primer penulisan ini berasal dari arsiparsip dan
dokumen-dokumen yang relevan, serta surat kabar-surat kabar
sejaman. Arsip-arsip tersebut baik yang tersimpan di Arsip
Daerah Sulawesi Selatan, Arsip Nasional Republik lndonesia,
dan perorangan. Arsip secara keseluruhan merupakan bahan-
bahan penting sebagai pemberi informasi dasar tentang
banyak aspek seiarah Indonesia modem.rE
Selain itu r;ntuk menunjang data yang diperoleh dari
arsip-arsip maupun dokumen, penulis juga mengadakan
wawancara dengan informan yang terdiri dari tiga kategori,
yaitu: orang yang terlibat langsung dalam peristiwa (pelaku,
pendukung, pengikut), orang yang tidak terlibat langsung
tetapi menyaksikan, dan orang-orang yang tidak terlibat
langsung dalam peristiwa, tetapi mendapat keterangan dari
orang yang terlibat dalam peristiwa. Wawancara dilakukan

r6Nugroho Notosusafio, Hokekot Sejaroh dnn Metode Sejarah


[akal,lta:
Mega Book Store, 1984),h1r .22-23.
17G.J.Renet, Metode dnn Matioat mu Siarar, teremahan Muin Umar
(Yogyakarta: Pustaka Pelajaa 1997), htm. 113.
r3T. B. Simatupang, "Revolusi dan Kita Sekarang" dalam William
H. Frcderick dan Soe Soeroto, Pemthaman Sejarah lndonesio: Sebelun dat
Sesudah Reformasi (lakarta: LP3ES, 1984),467.

l0
dengan beberapa veteran dan tokoh masyarakat yang ada
di Muna antara lain Ketua Markas Cabang Legiun Veteran
Republik Indonesia Kabupaten Muna).
Sumber sekunder diperoleh melalui riset kepustakaan
meliputi buku-buku karangan ilmiah yang dihrlis oleh para ahli
yang relevan dengan masalah yang diteliti. Hal ini berdasarkan
pada pertimbangan bahwa melalui penelusuran dan penelaahan
kepustakaan, dapat dipelajari bagaimana mengungkapkan
buah pikiran secara sistematis dan kritis.l' D samping itu data
iuga diperoleh dari intemet dan majalah atau jumal yang terkait
dengan permasalahan-permasalahan yang dikaji. Sumber
sekunder digunakan untuk membantu dalam melengkapi data
yang tidak diperoleh dari sumber primer
Tahap kedua adalah kritik sumber yang terdiri dari dua
macam kritik, yaitu kritik ekstern dan kritrk intem. Kritik
ekstern penting dilakukan guna mengetahui otensitas atau
keaslian sumber dan perlu atau tidaknya untuk mendukung
penulisan, sedangkan kritik intern penting untuk menentukan
apakah sumber yang digunakan kredibel, dapat dipercaya
atau tidak. Kritik ini dilakukan terhadap informasi yang
diperoleh dari para informan, yang kemudian dibandingkan
dengan data dari berbagai sumber terhrlis yang relevan dan
telah diseleksi, begitu pula sebaliknya dilakukan kritik dengan
membandingkan data dari sumber tertulis dengan keterangan
yang diperoleh dari informan. Di samping itu, kritik juga

lelrawati Singarimbun, "Pemanfaatan Perpustakaan", dalam


Masri Singarimbun dan Sofyan Effendy, Metodt Penelitirn Sl,rui oakarta:
LP3ES, 1982), hlm. 45.

l1
dilakukan terhadap berbagai arsip atau dokumen yang telah
diperoleh, antara lain seperti: peta, foto,foto dan sebagainya.
Tahap ketiga adalah interpretasi, yaitu menafsirkan
dan menyusun fakta-fakta sehingga menjadi keseiuruhan
yang masuk akal dan relevan dengan masalah yang diteliti.
Disini fakta disintesiskan dalam bentuk kata-kata dan kalimat,
sehingga dapat dibaca dan dimengerti.
Tahap yang terakhir adalah Historiografi, yaitu proses
penulisan kembali peristiwa sejaralr, dalam tahap ini fakta
yang sudah disentesiskan dan dianalisis harus dipaparkan
dalam bentuk tulisan dengan menggunakan bahasa yang baik,
sehingga dapat dipahami oleh pembaca.
Tulisan ini terdiri atas lima bab yang saling kait mengait
antara satu dengan lainnya. Bab I berisi tentang latar belakang
masalah, permasalahan, ruang lingkup penelitian, tujuan dan
manlaatpeneiitian, serta metode penelitian. Bab ini, selain berisi
latar mengapa tulisan ini penting dilakukan, juga akan berisi
tentang apa yang akan diteliti. Bab II membicarakan tentang
keadaan Kerajaan Muna sejak tahun 1906 sampai berakhirnya
kekusaan Belanda. Hal ini penting untuk melihat bahwa sejak
awal kehadiran Belanda sudah mendapat penolakan dari
msyarakat Muna. Gambaran bab II akan memberi penjelasan
bahwa kehadiran penjajah sudah sejak awal ditolak. Bab III,
khusus membicarakan pemerintahan Jepang di Muna. Hal
ini penting diketahui karena di masa Jepang 1ah dipupuk
rasa cinta kepada tanah air. Pemerintahan Jepang, meskipun
berlangsung singkat tetapi berhasil menanamkan rasa cinta
kepada tanah air. Cinta tanah air ini berdampak pada bentuk
perlawanan yang dilakukan oleh para pemuda menghadapi
Belanda. Bab IV, menjelaskan tentang taktik dan strategi yang
t2
dilakukan oleh rakyat Muna dalam membangun kekuatan
untuk mengusir penjajah (Belanda). Dalam bab ini juga akan
dibahas tentang taktik dan strategi yang dibangun oleh
Badan Kelasyakaran Perjuangan Barisan 20. Bab V adalah bab
kesimpulan yang berisi jawaban dari pertanyaan penelitian ini.

13
BAB II
KERAIAAN MLJNA tgoo - 1942

Pada waktu Veregnigde Oost lndische Compagnie (YOC)


dinyatakan bangkrut pada tanggal 31 Desember 1799, wilayah
kekuasaannya di Hindia Belanda diambil alih oleh Pemerintah
Beianda. Pada waktu itu hutang VOC kurang lebih 384
iuta gulden. Setelah pemerintahan Inggeris menyerahkan
kembali wilayah Hindia Belanda kepada Pemerintah Hindia
Belanda sesuai Perjanjian London 1814, Pemerintah Belanda
berusaha untuk mengolah wilayah ini agar dapat memberikan
keuntungan bagi Belanda. Van den Bosclu adalah orang yang
mengusulkan agar diperkenalkan satu sistem yang dipandang
dapat memberikan keuntungan bagi Pemerintah Belanda.
Demikianlah pada tahun 1830, diperkenalkan satu sistem yang
dikenal dengan Sistem Thnam Paksa. Secara teori, sistem ini
dipandang sebagai satu sistem yang dapat mensejahterahkan
rakyat Jawa yang selama ini dipandang tidak berdaya karena
ditindas oleh para bangsawan setempat. Meskipun demikian,
rakyat Jawa tidak dapat pula dilepaskan dari pengaruh
bangsawan, sehingga sistem ini masih melibatkan para
bangsawan untuk bertindak sebagai mandor mereka.
Sistem Tanam Paksa memiliki beberapa Persyaratan
yang harus diikuti untuk memastikan bahwa sistem ini tidak
membuat rakyat Jawa sengsara. Beberapa Persyaratan yang

15
harus diikuti adalah para petani dipaksa untuk menanam
tanaman yang ditentukan oleh penguasa Belanda. Thnaman
yang ditanam itu adalah tanaman ekspor yang dapat memberi
pemasukan finansial bagi Belanda. Thnah yang digunakan
untuk menanam tanaman ifu adalah tanah yang subur yang
disisihkan dari tanah petani. Jumlah tanah yang disisihkan itu
adalah seperlima dari tanah yang digunakan untuk menanam.
Selain itu, untuk menghindari teriadinya kelaparary maka para
petani yang bekerja ditanah yang ditentukan tidak harus lebih
lama dari pekerjaan menanam padi.
Sistem Tanam Paksa yang berlangsung kurang lebih 40
tahun lamanya itu telah memberi keuntungan yang luar biasa
kepada Pemerintah Belanda. Seiring dengan perkembangan
politik yang tejadi di Eropah di tahun 1850-aru Partai Liberal
telah memenangkan Pemilihan Umum yang berlangsung
di Belanda. Kemenangan Partai Liberal itu berdampak pada
kebijakan ekonomi yang diterapkan di Hinda Belanda.
Selama ini pemerintah Belanda terlalu memonopoli
perekonomiary sehingga tidak ada tempat bagi pihak swasta
untuk ikut memaiukan perekonomian di Hindia Belanda.
Setelah kemenangan Pa ai Liberal itu, kebijakan baru telah
diterapkan di Hindia Belanda. Pemerintah Belanda kemudian
memperkenalkan Sistem Liberal yang memberi kesempatan
kepada pihak Swasta untuk menanamkan modalnya di
Hindia Belanda. Akibatnya, kemajuan ekonomi semakin
meningkat. Infrastruktur di bangun hampir di seluruh Pulau
Jawa, terutama di daerah-daerah yang belproduksi. Jalan raya
dan jalan keretapi dibangr:n untuk menghubungi wilayah
produksi dengan pelabuhan-pelabuhan untuk memudahkan
mengekspor hasil bumi ke manca negara.
16
Perkembangan ekonomi yang pesat di Hindia
Belanda telah menarik bangsa asing lainnya untuk mencoba
menanamkan pengaruhnya di Hindia Belanda. Bangsa lrggeris
yang pernah berkuasa di Hindia Belanda seiama kurang lebih
5 tahun, juga tidak putus-putusnya membangun pengaruh
dan kekuasaannya. Setelah menguasai Singapura pada tahun
1819, dan setelah Perjanjian Belanda 1824 yang membagi dua
kekuasaan antara Belanda dan Inggeris, Pemerintah Hindia
Belanda tetap menaruh curiga kepada lnggeris. Perkembangan
pelabuhan Singapura telah mengancam kemajuan Batavia.
Selain itu, Inggeris sudah mulai meninggalkan politik
memerintah tidak langsung menjadi polihk memerintah
langsung. Konsekwensi dari perubahan sikap politik ini,
lnggeris berusaha meluaskan pengaruh dan kekuasaannya
dengan jalan menguasai wilayah itu. Dengan menguasai
wilayah itu secara politik, maka penguasaanatas ekonomi akan
iauh lebih mudah. Usaha-usaha yang dilakukan oleh bangsa
Inggeris itu membuat Pemerintah Hindia Belanda mencoba
mengubah sikap politiknya terhadap wilayah-wilayah yang
berada di luar Pulau Jawa. Selama ini Pemerintah Hindia
Belanda lebih memperhatikan Pulau Jawa dan Madura serta
sedikit wilayah yang ada di Sumatera, sedangkan wilayah-
wilayah lainnya, terutama wilayah Indonesia bagian timu1,
kurang diperhatikan.
Pada awal tahun 1900-an, seiring dengan perkenalan
politik Etis, Pemerintah Hindia Belanda memutuskan
untuk menguasai wilayah-wilayah yang selama ini belum
dikuasainya, termasuk kerajaan-kerajaan yang ada di
Sulawesi. Bermula dengan menguasai kerajaan-kerajaan yang

t7
ada di Sulawesi Selatan dan seterusnya ke wilayah-wilayah di
Sulawesi Tenggara.

Kekuasaan Belanda di Muna

Kehadiran bangsa Belanda di Nusantara bertuiuan untuk


berdagang, dan jika memungkinkanmemonopoliperdagangan
yang ada. Pada tahun 1602 dibentutlahSyarikat Dagang Hindia
Timur yang dikenal dengan singkatan VOC (Veregnigde Oost
Indische Compagnie. Syarikat Dagang Belanda ini diberi hak-
hak yang dapat mewakili Belanda dalam berhubungan dengan
dunia 1uar. Oleh karena itu VOC memiliki angkatan perang,
mata uang, dan hak untuk membangun perjanjian dengan
negara-negara lain. Dalam usahanya untuk mewujudkan cita-
cita mercka dalam memonopoli perdagangan, ada beberapa
hal yang dilakukannya, antara lain:
l.Melakukan perjanjian dengan kerajaan-kerajaan
setempat. Perjanjian yang dibangun itu sedikit demi
sedikit menjadikan kerajaan itu tergantung kepada
Belanda. Akhimya demi mempertahankan kerajaannya,
maka Belanda biasanya mendapatkan hak monopoli
perdagangan di Kerajaan itu.
2. Melakukan adu domba di antara kerajaan-kerajaan yang
ada. Adu domba itu mengakibatkan kerajaan-kerajaan
itu saling berperang. Salah satu diantara kerajaan-
kerajaan itu biasanya meminta bantuan kepada Belanda.
Jalan adu domba ini Belanda kemudian dapat eksis di
wilayah itu.
Kepulauan rempah-rempah menjadi incaran utama bagi
Belanda. Di Kepulauan rempah-rempah ini mereka berhasil

18
memonopii perdagangan. Bangsa Eropa yang pada awalnya
terlibat dalam perdagangary secara perlahan meninggalkan
wilayah ini. Pada tahun 1623 terjadi peristiwa pembunuhan
orang-orang Inggeris, yang akhirnya Inggeris meninggalkan
wilayah ini untuk selama-lamanya dan memi.lih memusatkan
perdagangan mereka di wilayah Bengkr:Iu.
Bangsa Belanda yang hilk mudik dari Batavia ke Maluku,
lambat laun bersentuhan pula dengan Kerajaan Buton dan
Munal. Kedua keraiaan ini sering dilewati, bahkan di Kerajan
Buton kapal-kapal Belanda sering membuang jangkarnya,
tidak saja untuk berdagang, tetapi iuga untuk memenuhi
kebutuhan penting untuk berlayar, misalnya untuk memenuhi
kebutuhan air dan tempat persinggahan.
Melihat letak geografisnya yang sangat strategis dan
potensi hasil bumi yang lumayan banyak, Belanda mencoba
rmtuk membangun kerjasama dengan Kerajaan Muna dan
Buton. Usaha-usaha yang diiakukan oleh Belanda r:ntuk
membangun kerjasama dengan Kerajaan Muna kurang
mendapat reson dari penguasa Kerajaan Mr:na. Raia Kerajaan
Muna, La Ode Kaindea tidak membuka pintu untuk menerima
Belanda. Raja Muna khawatir iika Kerajaannya membuka
pintu kepada Belanda, akan memberi kesempatan Belanda
untuk bermukim di wilayah itu. Ada kekhawatiran bahwa
kehadiran Belanda akan melemahkan Kerajaan Muna. Selain
itu pula, raja Muna yang ketika itu sudah memeluk agama
Islam, melihat bahwa Belanda adalah musuh.

lMuna juga merupakan penghasil ka1'u jati yang juga


dibuhrhkan ketika itu.

19
jika Kerajaan Muna menutup diri untuk membangun
perjanjian persahabatan dengan Belanda, lain halnya dengan
Kerajaan Buton. Raja Buton dengan tangan terbuka menerima
kehadiran Belanda. Bagi raja Buton, kehadiran Belanda
setidaknya akan dapat digunakan sebagai sekutu jika sewaktu-
waktu ia mendapatkan kesulitan, terutama dari kerajaan-
kerajaan yang ada di sekitamya, terutama Kerajaan Gowa
Kehadiran kekuasaan Belanda di Sulawesi Tenggara
merubah situasi politik yang sudah berlangsr:ng lama.
Keraiaan Buton dan Muna adalah bagian dari wilayah
pengaruh kekuasaan Gowa. Belanda mencoba melakukan
taktik politik pecah belah dan menguasai. Pemerintah Hindia
Belanda mencoba mempengaruhi Buton agar meiepaskan
diri dari kekuasaan Keraiaan Gowa, demikian pula Keraiaan
Muna. Belanda berusaha mengadu domba keduanya.
Kehadiran Belanda di Sulawesi Tenggara bertujuan
mengamankan jalur perdagangannya secara keseluruhary
terutama ialur perdagangan ke Maluku. Ikatan persahabatan
yang dibangun dengan Kerajaan Buton tampaknya memberi
keuntungan yang sangat besar bagi Belanda. Dalam usahanya
membangun pengaruh dan kekuasaannya, Belanda tidak
menaklukkan kerajaan-kerajaan yang dianggap menolak
kehadirannya, seperti Kerajaan Muna. Bagi Belanda Kerajaan
Buton jauh lebih penting untuk dipertahankan dibandingkan
dengan menguasai secara langsung Kerajaan muna. Kerajaan
Muna dibiarkan berdiri tanpa ditakluki, tetapi raja-raianya
dilantik dan harus disetujui oleh Kerajaan Buton. Hal itu
berarti secara tidak langsung adalah fuga keterlibatan Belanda.
Jumlah personil yang tidak begitu banyak membuat
Belanda tidak ingin melibatkan diri secara langsung dalam
20
rumah tangga kerajaan. Bagi Belanda, keleluasaan berdagang
dan tidak adanya larangan memonopoli perdagangan adalah
.laun lebih penting daripada mendudukinya.
Seiring dengan perkembangan waktu, terutama di awal
abad XX, kebijakan politik Pemerintah Hindia Belanda mulai
menunjukkan perubahan. Kerajaan-kerajaan yang selama ini
dibiarkan berdiri tanpa penguasaan dipandang berbahaya,
terutama jika kerajaan-kerajaan itu membangr:n keriasama
dengan bangsa barat lainnya. Oleh karena itu, ketika Politik
Etis mulai dicanangkan pada tahun 1902, Pemerintah Hindia
Belanda juga mulai menanamkan kekuasaan politiknya.
Kerajaan - kerajaan yang selama ini berdiri sendiri, mulai
ditaklukkan. Demikianlah yang tedadi pada Kerajaan Muna.
Pada tahun 1906 Kerajaan Muna secara langsung diduduki
oleh Pemerintah Hindia Belanda.
Para bangsawan yang selama ini menduduki tempat-
tempatstrategimulai diasingkan. Bagimereka yangmempunyai
itikat baik bersahabat dengan Belanda, tetap dipertahankan
tapi bagi mereka yang menunjukkan ketidaksengannya atas
kehadiran Belanda, ditangkap dan diasingkan keluar.
Dalammenjalankanpemerintaharurya di KeraiaanMuna,
Pemerintah Hindia Belanda memperkenalkan satu sistem
pemerintahan yang sama sekali berbeda dengan pemerintahan
tradisional yang selama ini berlangsung di Kerajaan Muna.
Meskipun demikian, raia tetap saja dipertahankan/ namun
siapakah yang akan menjadi raja tidak lepas dari campur
tangan Pemerintah Hindia Belanda.
Pada waktu jabatan raja kosong di Kerajaan Muna karena
raja Muna, La Ode Kaili meninggal dunia. Untuk mencari
siapakah yang layak untuk diangkat menjadi raia, Pemerintah
2t
Hindia Beianda mengutus Brugman untuk mencari figure
penggantinya. Brugman kemudian mengadakan perundingan
dengan La Ode Ahkmad Maktubu, La Ode Muhammad
Asikiry dan La Ode Tjo. Daiam perundingan itu disepakati
untuk mengangkat La Ode Akhmad Maktubu menjadi raia di
Kerajaan Muna.
Kehadiran Brugrnan dalam menentukan pengganti
raja tidak serta merta disetujui oleh rakyat Muna dan
juga kebanyakan bangsawan-bangsawan tinggi Kerajaan
Mrma. Rakyat Muna yang mayoritas penduduknya adalah
beragama Islam, memandang penunjukan itu sesuatu yang
tidak sah. Salah seorang bangsawan tinggi di Keraiaan Muna
yang menolak penunjukan itu adalah Kapita I-au Laimpi.
Menurutrya penuniukan itu tidak syah karena harus melalui
persetujuan Dewan Kerajaan yang bertugas untuk menentukan
pengganti raia. Protes yang dilancarkan oleh Kapita l,au Lampi
tidak sampai meletus menjadi pemberontakan berkat usaha
yang dilakukan oleh Bonto Balano La Nii. Meskipun demikian,
beberapa orang bangsawan tinggi Kerajaan Muna ditangkap
dan diasingkan. Saiah seorang bangsawan tinggi kerajaan
yang ditangkap dan kemudian dibunuh adlah la Ode Pagora,
kerabat dekat raja yang berkuasa, La Ode Akhmad Maktubu.
Timbulnya pertentangan yang melibatkan kerabat
dekat raja yang berkuasa dapat memberi indikasi bahwa
keberadaan Belanda di Kerajaan Muna tidak sepenuhnya
diterima di kalangan bangsawan Keraiaan Muna. Keadaan
yang demikian ini tentu saja mengkhawatirkan Pemerintah
Hindia Belanda. Untuk mengatasi persoalan Kerajaan Muna
ini, pihak Pemerintah Hindia Belana melakukan pendekatan
dengan Kerajaan Buton.
22
Dalam sejarah panjang, Kerajaan Buton memegang peran
penting di Kerajaan Muna. Kedua kerajaan ini sebenarnya
adalah kerajaan yang bersaudara. Pada suatu ketika, raja
di Buton dan raja di Muna adalah bersaudara. Dalam
perkembangannya kemudian karena kehadiran Belanda
kedua kerajaan ini pernah terlibat dalam satu perselisihan.
Dalam banyak hal, Kerajaan Buton dianggap jauh lebih besar
dan berpengaruh dibandingkan dengan Kerajaan Muna.
Oleh karena itu, untuk mengatasi persoalan yang terjadi di
Kerajaan Muna, pihak Belanda melakukan pendekatan dengan
penguasa Kerajaan Buton.
Pada tahun 1908, Pemerintah Hindia Belanda
membangun kembali perjanjian dengan Kerajaan Buton. Dalam
perundingan itu, Pemerintah Hindia Belanda menegaskan
bahwa seluruh kerajaan-kerajaan yang ada di Sulawesi
Tenggara berada dibawah naungannya. Kerajaan-kerajaan
dapat berdiri sendiri, namun harus mengakui pertuanan
Pemerintah Hindia Belanda.
Dalam perundingan dengan penguasa Kerajaan Butory
maka dibentuk satu afdeling yang dinamakan afdeling
Buton dan Laiwui. Kerajaan Muna yang dahulu mempunyai
kedudukan dan status yang sama dengan Buton, kini berubah
meniadi onderafdeling Muna. Perubahan status ini tentu saia
tidak dapat diterima oleh rakyat Muna.
Perundingan yang dilalukan antara raja Buton dan
Pemerintah Hindia Belanda memberi dampak yang sangat
besar dalam kelangsungan pemerintahan di Kerajaan Muna.
Raja-raja yang berkuasa di Kerajaan Muna harus mendapat
persetujuan dari raja Buton dan juga Pemerintah Hindia

23
Belanda. Hal ini tentu saja tidak dapat diterima oleh kebanyakan
rakyat Muna yang selama ini melihat bahwa Buton dan Muna
adalah dua kerajaan dengan status yang sama.
Selain harus mendapat persetujuan dari penguasa
Buton atas pengangkatan seorang raia di Keraiaan Muna,
Pemerintah Hindia Belanda kemudian mengutus Brugman
untuk melakukan perundingan dengan para penguasa di
Sulawesi Tenggara (Keraiaan Muna) karena pada waktu itu
pemerintahan di Muna kosong karena ra)a Muna l,a Ode Kaili
meninggal dunia. Keraiaan Muna untuk sementara tidak
memiliki raja. Para anggota Dewan Keraiaan selalu berselisih
faham tentang siapakah yang berhak menjadi raja di Muna.
Sistem pergantian raja di Keraiaan Muna tidak memiliki
satu mekanisme yang ielas sehingga hampir setiap raia yang
meninggal biasanya menimbulkan konflik kepentingan di
kalangan bangsawan-bangsawan tinggi, terutama mereka yang
duduk di dalam Dewan Keraiaan. Pada waktu Raja Muna La ode
Kaili wafat, dua orang bangsawan tinggi yang duduk di dalam
Dewan Keraiaan tidak bersepakat tmtang bakal pengganti raja
yang wafat itu. La Ode Ahkmad Maktubu dan Ia Ode Tio sama-
sama merasa berhak untuk menggantikan Ia Ode Kaili.
Kekosongan kekuasaan di Muna mengkhawatirkan
Pemerintah Hindia Belanda. Seringnya teriadi kekacauan
karena ketiadaan pemimpin secara tidak langsung juga
merugikan Pemerintah Hindia Belanda. Oleh karena itu,
Pemerintah Hindia Belanda mengutus Brugman untuk
mencari jalan penyelesaian sehubungan dengan kekosongan
kekuasaan itu
Brugman melakukan pertemuan dengan para tokoh
Kerajaan Muna pada tanggal S April 1906. Brugman melakukan
24
perundingan dengan La Ode Akhmad Maktubu, La Ode
Muhammad Asikin, dan La ode Tjo. Dalam perundingan
itu disepakati untuk mengangkat La ode Akhmad Maktubu
sebagai raia Muna. Pengangkatan La ode Akhmad Maktubu
sebagai ra,a Muna, tidak lepas dari andil Brugman. Oleh karena
itu Belanda secara tidak langsung mulai pula menanamkan
kekuasaannya di Muna.
Pengangkatan La ode Akhmad Mangkubu itu tidak
diterima secara aklamasi oleh seluruh bangsawan tinggi di
Kerajaan Muna, Salah seorang bangsawan tinggi yang kurang
setuju dengan pengangkat La Ode Akhmad Mangkubu
adalah Kapita Lau laimpi. Ia merencanakan untuk melakukan
pemberontakan melawan kekuasaan La Ode dhmad
Mangkubu.
Pengangkatan La Ode Aktrnud Mangkubu tidak
seluruhnya diterima di kalangan istana karena dianggap
pelantikan itu adalah bagian dari rekayasa besar yang
dilakukan oleh pihak Belanda, dalam hal ini Brugman. Mereka
belpendapat bahwa dengan pengangkatan itu, berarti Kerajaan
Muna secara tidak langsung berada dibawah bayang-bayang
Belanda. Oieh karena itu, bangsawan-bangsawan ti.gg y*g
kurang menyetujui itu merencanakan unfuk membangun
kekuatan melawan la Ode Akhmad Maktubu. Salah seorang
orang dekat I-a Ode Akhmad Maktubu yang secara terang-
terangan menolak keterlibatan Brugman adalah La Ode Pagora.
Penolakan ini membuat kondisi politik di wilayah
Kerajaan Muna kembali mencekam. D satu pihak berdiri
Belanda yang menyokong La Ode Akhmad Mangkubu,
sementara di pihak lain terdapat bangsawan-bangsawan
tinggi yang menolak La Ode Akhmad Mangkubu dan juga
25
kehadiran Belanda. Meskipun demikian situasi keamanan
yang mencekam itu dapat diatasi berkat diplomasi yang
dilakukan salah seorang bangsawan tinggi, yaitu Bonto Balang
La Nii yang dapat menasehati Kapita Lau Latapi sehingga
tidak teriadi perang saudara. Untuk menghindari hal-hal yang
tidak diinginkan, beberapa bangsawan tinggi Keraiaan Muna
yang secara terang-terangan memusuhi Belanda di tangkap,
diasingkan dan dibunuh.'?
Setelah berhasil mengukuhkan La Ode Akhmad
Mangkubu menjadi raja di Muna, Pemerintah Hindia Belanda
melakukan pendekatan dengan Kerajaan Butory Keraiaan
terbesar yang ada di Sulawesi Tenggara ketika itu. Bagi Belanda,
Keraiaan Buton perlu diikat dalam satu ikatan persaudaraan
untuk menjamin keberadaannya di wilayah ini tetap dapat
berterima. Keraiaan Buton adalah kerajaan terbesar dan sangat
berpengaruh.3Setelah berhasil membangun perianjian dengan
Buton yang menempatkan Buton sebagai satu bagian dari
kekuasaan Belanda yang kemudian disebut afdeling Butory
sedangkan Muna dijadikan seba gai onderafdeeling.
Dalam menata pemerintahan di lndonesia, Pemerintah
Hindia Belanda melakukannya secara senkalistik yang
belpusat di Batavia.a Secara administrasi membagi wilayah ke
dalam beberapa bagian, Pertama adalah gewest. Gewest adalah

'?Salah seorang bangsawar tinggi Kerajaan Muna yang dibunuh


adalah La Ode Pagora.
3
Dalam sejarah paniang Kerajaan Buton, hubungan antara keduanya
tidaklah asing lagi. Pada abad XVI Keraiaar Buton mendapat banyak
keuntungan dari pelayaran VOC ke Kepulauan Maluku.
a
Pu-sat kekuasaan Pemerintah Hindia Belanda dan sekarang dikenal
dengan nama Jakarta.

26
satu wilayah yang diperintah oleh seorang gubemur. Wlayah
inilah yang dikenal dengan keresidenan yang diperintah
oleh seorang residen yang berasal dari orang Belanda. Kedua
afdeeling. Afdeeling adalah daerah yang lebih kecil dari gewest
dan diperintah oieh seorang asisten residen yang juga berasal
dari orang Belanda. \Alilayah ini dapat disejajarkan dengan
kabupaten yang diperintah oleh seorang bupati. Ketiga adalah
onderafdeling. Wilayah ini diperintah oleh seorang controleur
atau gezagheber.s Ke empat adalah Controieur-afdeeling, satu
jabatan yang hanya ada di Pulau Jawa dan diperintah oleh
seorang controleur. Kelima adalah distrik. Wilayah ini dikepaiai
oleh seorang wedana atau demang. Jabatan ini biasanya
dipegang oleh orang pribumi dan dari kalangan bangsawan.
Ke enam adalah onderdistrik. Jabatan di wilayah ini dikepalai
oleh seorang asisten wedana. Ketujuh adalah wijk atau desa.
Wilayah ini dikepalai oleh seorang wijkmeester.
Dalam menjalankan pemerintahannya di Nusantara,
Pemerintah Hindia Belanda selalu menggunakan cara-cara
formal. Pada tahun 1854, Pemerintah Hindia Belanda dalam
mengaturt jalannya pemerintahan di Nusantara, membagi
wilayah ini dalam wilayah non-otonomi dengan beberapa
tingkatan, yang diterapkan secara berbeda antara Pulau Jawa
dan Sumatera dengan wilayah-wilayah yang ada di bagian
Timur Indonesia.6 Jika di Pulau Jawa dan Sumatera dikenal

sKhusus untuk wilayah ini hanya diperunhrkkan di


wilayah-wilayah luar Pulau Jawa.
' u La Ode Rab i, Kota-Kota Pantai di Sulawesi Tenggara
(Yogyakarta: Ombak, 2010), hal. 21.

27
dengan istilah keresidenan, sedangkan untuk wilayah-wilayah
yang ada di bagianTimur Nusantara hal itu tidak ditemukan.
Pemerintahan wilayah di Sulawesi Tenggara
ditetapkan dalam satu keputusan yang dikeluarkan oleh
Pemerintah Hindia Belanda pada tanggal27 Aprt' 1916, No.
49.7 Dalam Surat Keputusan itu, seorang Asisten Residen dan
8 orang controlzur atau gezaghebber diangkat untuk mengepalai
wilayah afdeling dan onderafdeling. Selan itu pula, diangkat
seorang pegawai dengan gaji sebesar 75 gulden.

7
Dasar dari keputusan ini adalah Besluit tanggal 18 Mei 1909, No. 30.

28
BAB III
PEMERINTAHAN TENTARA
PENDUDUKAN IEPANG DI MUNA
(1942-t94sl

Dalam Perang Dunia II, Jepang adalah satu-satunya


negara di Asia Timur yang bergabung dengan Jerman dan Italia.
Ketertbatan Jepang dalam Perang Dunia tr, unhrk wilayah
Timur memberi keuntungan besar bagi Jepang. Hal ini terbukti
dengan pengaruh dan kekuasaan Jepang di wilayah Timur
yang sangat besar dibandingkan dengan sekutu-sekutunya.
Dalam Perang Dunia II, Jepang yang termasuk dalam kelompok
fasisme, berhadapan dengan kelompok negara-negara Sekutu,
seperti: Inggeris, Amerika, Australia, Prancis, dan Belanda.
Keterlibatan Jepang dalam Perang Dunia II tidak terjadi
dengan tiba-tiba.Sejak Restorasi Meiji di akhir abd XX, Jepang
telah mempersiapkan diri untuk menjadi negara adikuasa.
Bermula ketika Commodor Perry berhasil membuka pintu
Jepang yang selama itu menutup diri dari dunia luar.Pada
masa pemerintahan Shogun Tokugawa, Jepang memutuskan
untuk menutup diri dari dunia luar.Pemerintahan ketika itu
dipegang oieh para Samurai-Samurai yang bertindak sebagai
ruja-taja kecil yang memegang kekuasaan atas satu wilayah.
eadaan terpencil ini berlangsr.rng lama yang kemudian berakhir
ketika kedatangan Commoder Perry.

29
Pengucilan diri yang berlangstrng lama itu kemudian
berubah meniadi satu pembaharuan yang berjalan dengan
sangatpesat.Demikianlahdalam sejarahJepangdikenal dengan
Restorasi Meiii. Jepang dianggap sangat mundur dibandingkan
dengan negara-negara iainnya.Pemerintahan Meiji kemudian
mencanangkan melakukan pembaharuan dengan mencontoh
kemajuan yang ada di dunia barat.Pembaharuan di zaman
Meiji itu membuahkan hasil yang sangat luar biasa.Jepang
dapat disamakan dengan bangsa barat lainnya, bahkan dalam
banyak ha1 mungkin dapat dikatakan lebih maiu'
Salah satu kemaiuan yang luar biasa yang diperlihatkan
oleh Jepang dalam petkembangan tekonologi adalah
kemenangan Jepang atas Rusia dalam Perang yang terjadi di
tahun 1895-1896 dan juga Perang yang teriadi ditahun 1904-
05.Dalam perang itu fepang berhasil mengimbangan peralatan
perang yang digunakan oleh Rusia.
Restorasi Meiji telah membawa Jepang ke dalam satu
dunia baru, yaitu dunia modem yang tidak saia haus akanbahan-
bahan mentah untuk keperluas industry yang berkembang
semakin pesat, tetapi juga menghendaki satu wilayah yang
dapat menjamin ketersediaan bahan-bahan baku dan iuga
wilayah tempat melemparkan hasil industry. Keinginan yang
semakin mendesak itu memaksa Jepang untuk melibatkan diri
atau terlibat dalam satu persekutuan yang lebih besar.

Kedatangan lepang ke Asia


Keterlibatan Jepang dalam perang bermula ketika
Jepang melakukan serangan atas pangkalan Amerka Serikat
Pearl Harbour.Tanggal 8 Desember 1941, )epang melancarkan
serangan atas pelabuhan Pea Harbour secara tiba-tiba.
30
Serangan itu mengaketkan pasukan Amerika Serikat. Serangan
gencar itu memporakporandakan pertahanan Amerika Serikat
yang selama ini dianggap kuat. Serangan itu iuga menandakan
dimulainya Perang Pasifik.
Ada banyak faktor yang saling kait mengait sehubungan
dengan keterlibatan Jepang dalam Perang Dunia II. Jika di lihat
dari perjalanan sejarah panjang Jepang, keterlibatan itu dapat
dirinci sebagai berikut:
Restorasi Meiji
Jepang berhasil membangun pembahruan dengan
melakukan modemisasi seiak tahun 1868. Pembaharuan itu
tidak terbatas pada satu aspek saja, tetapi merangkum banyak
aspek. Sejak dicanangkannya pembaharuary Pemerintah Meiii
melakukan pembaharuan utamanya dalam pengembangan
alaat-alat persenjataan modem. Kemajuan peralatan perang
itu terbukti dengan kemenangan Jepang atas Rusia di tahun
1904-1905.
Selain itu pula,
pembaharuan juga mencakup bidang
pendidikan dan pengajaran, pembangunan perekonomian
dan juga dalam bidang industri. Keinginan Jepang untuk
memaiukan pendidikan itu ditandai dengan pengiriman puka-
putri terbaiknya untuk belaiar di luar negeri. Hampir seluruh
buku-buku diterjemhkan ke dalam bahasa Jepang sehingga
dapat dikatakan terjadi trasformasi ilmu di kalangan rakyat
Jepang. Selain itu pula, guru-guru dan pendidik didatangkan
untuk mengajar di berbagai jenjang pendidikan yang sudah
dipersiapkan oleh penguasa Meiii.
Kemaiuan yang terjadi dihampir semua sektor memaksa
Jepang untuk melakukan ekspansi keluar. Perkembangan

31
industri yang demikian pesat menghendaki bahan-bahan
baku dalam iumlah yang cukup besar. Bahan-bahan baku
ini tidak cukup tersedia. Selain itu pula, ketersediaan
tempat untuk memasarkan hasil-hasil industry juga harus
dipersiapkan untuk menjamin bahwa hasil industri itu ada
tempat pemasarannya. Hal inilah yang mendorong ]epang
untuk melibatkan diri dalam Perang Dunia II.
Kondisi Intemal di |epang
Jika dilihat dari sudut geografi, Jepang merupakan satu
wilayah yang tidak begitu subur dan tanahnya bergunung-
Bunung. Keadaan yang demikian ini membuat Jepang
kadang kala mengalami kekurangan bahan pangan. Seiring
dengan kemajuan kesehata& umur penduduk Jepang
semakin bertambah dan ini berdampak pada penamabahan
iumlah penduduk. Pertambahan jumlah penduduk tentu
menghendaki ruang yang lebih besar dan ha1 ini tidak dimiliki
oleh Jepang. Oleh karena itu, salah satu ialan yang ditempuh
adalah melibatkan diri dalam Perang Dunia II untuk meluaskan
pengaruh dan kekuasaan.
Jepang melihat bahwa wilayah-wilayah yang berada di
bagian Timur adalah satu wilayah yang sangat belpotensi dan
harus dikuasai. Dalam Perang Dunia II, wilayah-wilayah yang
berada di bagian Selatan Asia hampir seluruhnya dikuasai
oleh fepang kecuali Thailand.l Dalam Perang Dunia II, Jepang
menguasai Indocina, Thailand, Myanmar, Malaya, Philipina

lThailand adalah satu-satunya kerajaan yang ada di Asia TenBgara


yang tidak pemah dijajah oleh bangsa Barat. Salah satu strategi yang dipakai
oleh para penguasa Thailand sehingga tidak ditaklukkan oleh bangsa Barat
adalah kecenderurgan Thailard mengikuti kemauan bangsa Barat terutama
yang berhubungan dengan ekonomi.

32
dan Indonesia. Negaraa-negara ini dikenal sebagai negara yang
kaya.Negara-negara ini tidak saia dipandang sebagai negara
yang dapat menyediakan berbagai keperluan bahan industry,
tetapi iuga dapat digunakan sebagai tempat pemasaran.
Di antara sekian banyak negara-negara yang terdapat
di Asia Tenggara, Indonesia menjadi incaran khusus bagi
bangsa Jepang. Indonesia adalah negara yang luas, subur dan
kaya akan bahan tambang untuk keperluan industry. Selain
itu Indonesia adalah negara dengan jumlah penduduk yang
banyak yang dapat digunakan sebagai modal dalam melawan
bangsa Barat.2

Maauknya Tentara Pendudukan Jepang


Jauh satu sebelum Jepang melibatkan diri dalam Perang
Dunia II, penguasa Jepang telah mengirim mata-mata di hampir
seluruh wilayah Asia Tenggara. Mata-mata ini disamping
sebagai pemberi informasi tentang keadaan atau situasi di
satu wilayah, mata-mata ini iuga banyak yang berperan ganda.
Selain sebagai mata-mata ia juga sebenamya adalah pegawai
resmi pemerintah Jepang yang ditugaskan melakukan berbagai
pendekatan agar kondisi yang sebenamya dapat diketahui
oleh Jepang. Penguasa )epang dengan berbagai cara mencoba

2 Indonesia kaya akan bahan mentah seperti minyak bumi dan


batu bara, kaya akan hasil pertanian dan perkebunan seperti karet beras,
jagung rempah-rempah yang sangat dibuhrhkan tentara Jepang dalam
peperangar, dan juSa memiliki tenaga manusia yang dipergunakan dalam
segala keperluan termasuk untul membantu melancarkar usaha perang.
Demikiar puta geopolitik Jepang sangat sempit yang tidak berimbang
dengan pertambahan penduduknya, maka emigrasi sebagai ialan keluamya
dan militerisme sebagai pemberi jalan.

33
melakukan ke{asama dengan Penguasa Hindia Belanda tetapr
semuanya ditolak.
Masuknya mata-mata Jepang dalam hampir seluruh
aspek kehidupan ketika itu, menjadi faktor penentu mengaPa
Jepang dengan mudah menguasa lndonesia dan mendapat
tempat yang teristimewa di awal kedatangannya. Setelah
berhasil melumpuhkan pangkalan Amerika Serikat di Pearl
Harbour, Jepang dapat dikatakan tidak mendapat perlawanan
yang berarti dalam usahanya membangun kekuasaan di Timur.
Pada awal tahun 1942, Jepang mulai melakukan pergerakan ke
arah Selatan danberusaha menduduki wilayah Hindia Belanda.
Tanggal 10 Januari 1942, Jepang telah berhasil menduduki
Thrakan (Kalimantan Tirmur) dan berhasil memaksakan pihak
Belanda untuk menyerahkan kekuasaan pada tanggal 13
lanuai 1942. Kemudian tentara Jepang berusaha menyerbu
Balikpapan yang merupakan sumber minyak dan berhasil
menguasainya pada 20 Januari 1942. Menyusul Pontianak
pada 2 Februari 1942, Martapura dan Baniarmasin pada 10
Februai 7942.3
Wilayah Hindia Belanda sangat luas dibandingkan
dengan wilayah lain yang ada di Asia Tenggara. Oleh karena
itu Jepang membagi dua wilayah Hindia Belanda ini.Satu
wilayah yang dikuasai atau dipantau langsung oleh Angkatan
Darat sedangkan yang satunya lagi dikuasai oleh Angkatan
Laut.Demikianlah yang terjadi bagi wilayah-wilayah yang

3Sartono Kartodidio dl*., Pengantu Sejarah lndorcsia Baru. SQarah


Pergerakon Nasional dari Kolo inlisfie somryi Nosiot.//,lisme gakatta: Gramedia,
193),hal.'127.

34
terdapat di wilayah Timut Indonesia. Wilayah-wilayah ini
dibawah kekuasaan Angkatan Laut Jepang.
Kehadiran Jepang di Pulau Sulawesi diawali dengan
pendudukan Philipina.Para pasukan Jepang kemudian
melakukan pe4alanan ke bagian Selatan. Mula-mula yang
dikuasai adalah Manado yang terletak di ujung utara pulau
Sulawesi. Wilkayah ini diduduki pada 11 Januari 1942.
Setelah itu pasukan Jepang bergerak ke arah Selatan dan
berhasil merebut lapangan udara di Kendari pada tanggal 24
Jantari 1942, dan memaksa pihak pemerintah Hindia Belanda
untuk menyerahkan kekuasaan. Setelah Kendari dikuasai
penuh oleh Jepang pada tanggal 25 Januari 1941, Jepang
kemudian meluaskan serangannya dan menguasai beberapa
wilayah lairurya di Sulawesi Tenggara.
". . . setelah Jepang dengan mudahnya dapat memasuki
Teluk Kendari, maka wilayah Kendari praktis diduduki
Jepang dan selanjutnya melanjutkan penguasaannya
atas wilayah-wilayah lainnya di Sulawesi Tenggara,
antara lain: Kolaka, Muna, dan Buton.a

Jatuhnya kota Kendari menjadi pembuka jalan


masuknya Jepang di Sulawesi Selatan. Dalam perkembangan
berikutnya Makassar akhimya dapat dikuasai dan dijadikan
pusat membangun kekuasaan di wilayah Indonesia Bagian
Timur. Selain ditugaskan untuk menguasai wilayah-wilayah
di bagian timur Nusantara, Pasukan Angkatan Laut Jepang

a
Ridwan, Pendudukar Tentara Jepang di Poleang Timur (Kendari:
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikar, Univeritas Haluoleo, 2003), hal.
30.

35
juga mendapat perintah untuk menduduki dan menguasai
Kalimantan.5

Pemerintahan ]epang di Muna


Jauh sebelum JePang memutuskan untuk bergabung
dengan pihak Fasisme dalam Perang Dunia II, Jepang telah
mengirim mata-mata di Asia untuk melihat Perkembangan
politik ekonomi dan sosial di daerah ini. Kehadiran orang
Jepang ini tidak begitu mendapat perhatian serius dari
bangsa Barat yang telah berkuasa, Tidak ada sedikit pun rasa
kekhawatiran mereka terhadaP kedatangan bangsa Jepang
ini.Jumlah mereka tidak banyak dan bergerak dalam bidang
perdagangan. Di Makassar misalnya ditemukan sebuah toko
olahraga yang dimiliki oleh orang Jepang.
Tidak jarang pula orang Jepang yang bertindak sebagai
broker dan penjual barang-barang yang keluar masuk
kampung. Dalam menjalankan usahanya itu tidak jarang
mereka melontarkan propaganda-propaganda tentang Jepang.
Oleh karena itu tidak mengherankan jika kehadiran Jepang
dengan cepat dapat diterima oleh bangsa Indonesia, bahkan
mereka dianggap sebagai saudara tua.

sM.C. Ricleft,op.cit.,hal. 187. Irngkahpenyerbuan ke Makassar diawali


dengan mengduduki dan menguasai Sinjai. Sehari setelah Sinjai diduduki
oleh Angkatan laut Jepang pada 9 Februari 1942, didaratkan pasulan dekat
Barombong, satu kampung yang terletak sekitar 10 km sebelah Selatan kota
Makassar. Dari Barombong tentara menyerbu masuk ke Kota Makassar
dan bergiat mendesak pihak pemerintah menyerahkan kekuasaannya
dan menyerang pusat-pusat pertahanar Belanda yang berada di daerah-
daemh sementara Belanda berusaha mempertahankannya. Namur usaha
perlawanan yang dilancarkan oleh pihak Belanda tidak mendapat manfaat,
bahkan semakin terdesak hingga pada pertahanan terakhir di Enrekang
pihak Belanda terpaksa menyerah kalah. Seluruh Sulawesi akhimya dapat
diduduki dan dikuasai oleh pihak Angkatan taut Jepang.

,6
Seperti halnya tentang orang Jepang yang ada di
wi-layah Muna. Jauh sebelum kota Kendari di duduki oleh
bala tentara Angkatan Laut Jepang, sudah ada beberapa orang
Jepang yang bertempat tinggal di Muna.6 jumlah mereka tidak
diketahui dengan pasti, mereka ditugaskan untuk melakukan
propaganda-propaganda anti Belanda secara rahasia. Selain
itu mereka juga ditugaskan untuk memberikan informasi yang
dibutuhkan oleh militer |epang.7
Pasukan Bala Tentara Jepang tiba di Raha pada tanggal
22 September 1942. Pada waktu itu Kerajaan Muna diperintah
oleh La Ode Pandu. Tidak ada perlawanan yang berarti yang
dilakukan oleh Beianda untuk mempertahankan wilayah ini.
Efektivitas gerakan-gerakan yang dilakukan oleh mata-mata
Jepang yang tersebar di berbagai daerah memberi sunbangan
yang sangat besar dalam penerimaan orang Iepang. Seperti
yang telah dibahas sebelumnya/ orang-orang Indonesia pada
umumnya menyambut kedatangan bangsa Jepang ini dengan
sangat luar biasa. Mereka dianggap saudara dan dianggap
sebagai penyelamat dalam kesengsaraan.
di Muna. Meskipun
Jepang mengambil alih kekuasaan
demikian raja tidak diturunkan bahkan dirangkul sebagai
sahabat. Tokoh-tokoh penting dalam Kerajaan Muna olehJepang
dirangkul.Sekolah-sekolahyang sudah ada tetap dipertahankan
hanya namanya saja yang diubah. Demikian pula tokoh-tokoh
yang dapat dipercaya tetap memegang jabatan, sedangkan yang
dianggap tidak bersahabat di-lengserkan.

6H.Rustam Efendy Tambuaka, Seiarah Sulawesi Tenggara (Konsep).,


hal. 375. (Belum diterbitkan).
7lbid.

37
Pada waktu Jepang menduduki Muna, wilayah ini
adalah bagian dari Afdeling Buton. Muna ditempatkan sebagai
onderafdeling dari wilayah Buton karena alas an politik.
Penempatan wilayah Muna di bawah afdeling Buton adalah
bagian dari rekayasa yang dilakukan oleh Pemerintah Hindia
Belanda agar Muna tetap daPat dikontrol lewat Kerajaan
Buton. Pada masa Jepang wilayah Muna dikenal dengan nama
Bunken Muna.
Dalam menialankan kekuasaannya, ]epang tetap
mempertahankan apa yang telah dilakukan oleh Belanda
sebelumnya. Pada posisiposisi penting dipegang oleh orang-
orang Jepang, sedangkan posisi yang lebih rendah dapat saia
diberikan kepada orang-orang pribumi yang dianggap layak.
Pemerintahan Swapraia tetap dipe ahankan.Pembagian
wilayah tetap seperti dimasa Pemerintahan Hindia Belanda,
yang berubah adalah namanya.Nama kesatuan dan peiabat
pemerintahan sipil diubah dan disesuaikan dengan istilah
Jepang. Jika sebelumnya satu wilayah dikenal dengan istilah
afdeling (wilayah yangluas) diubah menjadi Ken. Pejabat yang
memegang pemerintahan dikenal dengan nama kenkanrikan.
Untuk wiiayah yang lebih kecil yang berada di bawa afdeling
yang dikenal dengan istilah onderafdeling, diubah meniadi
Bun Ken dan pejabahrya dikenal dengan istilah Bun Ken
kanrikan. Distrik dan juga onderdishik diubah meniadi Gun
dengan pefabatnya dikenal dengan nama Kepala Gunco.
Satuan pemerintahan yang tercndah yang dikenal dengan
nama kampung diubah menjadi Son dan kepalanya dikenal
dengan nama Sunco. Dalam menialankan pemerintahannya,
Jepang sedaya upaya berusaha unhrk menarik hati rakyat

38
Indonesia untuk mendukung mereka dalam semua aspek. Oleh
karena itu dalam menjalankan kekuasaannya, orang Jepang
menempatkan orang-orang pribumi yang dipandang layak dan
dapat dimanlaatkan jika terjadi keadaan yang memaksa.Pada
posisi-posisi yang dianggap sangat skategis, Penguasa Jepang
tetap mempercayakannnya kepada orang Jepang, misalnya
jabatan Bun Ken Kanrikan yang tetap dlpeg*g oleh orang
fepang.Akan tetapi, jabatan-jabatan yang lebih rendah, misalnya
jabatan Gunco dan Sunco diberikan kepada orang Muna.

Kehidupan Sosial dan Ekonomi


Seperti yang dijelaskan sebelumnya, kehadiran Jepang
pada awalnya disambut dengan baik. Akan tetapi, dalam
perkembangannya kemudian, terjadi hal-hal yang sama sekali
tidak diduga sebelumnya oleh Jepang. Dalam berbagai medan
tempur pasukan tentara Fasisme dan juga pasukan Tentara
Jepang mengalami kekalahan. Oleh karena itu tentara Jepang
mencoba membangun kekuatan dengan mengajak para
pemuda untuk turut bersama mempertahankan wilayah ini.
Pada awalnya tentara Jepang telahpun mempergunakan
tenaga-tenaga para pemuda demi kepentingan perang. Para
pemuda dipaksa untuk melakukan pekeiaan, antara lain:
membangun gua-gua untuk perlindungan, membuat parit-
parit, membuat baker, lapangan terbang darurat, jalan raya, dan
lain sebagainya.
Pengerahan tenaga tidak hanya terbatas pada wilayah
tempat para Romusha itu berada.Ada para pemuda dari dari
Butonyang dipekerjakan di Muna dan demikian pula sebaliknya.
Misalnya peke4aan pembuata benteng-benteng pertahanan
unhrk kepentingan perang yang dibuat di desa Waeputang

39
tenaganya tidak saja berasal dari daerah setempat, tetapi juga
berasal dari daerah Muna, Kolaka, dan iuga Muna.Demikian
pula rakyat Muna ada yang diberangkatkan ke daerah-daerah
lain rnhrk bekeria sebagai tenaga kuli.Ada pula yang sengaja
diangkut untuk dipekerjakan pada temPat-temPat tertentu
yang dianggap penting oleh Jepang'Selain sebagai tenaga keria
(kuli) ada pula yang sengaja direktur demi untuk perang.
Para penguasa Jepang menialanlan tugasnya dengan
sangat keras.Para pemuda hampir dipastikan tidak memiliki
waktu luang.Mereka diawasi dan harus menyelesaikan
pekerjaan yang sudah ditargetkan. Demikian keras pemerintahan
Jepang sampai ada yang mengatakan pemerintahan Jepang itu
diibaratkan masuk ke mulut Buaya yang sebeiumnya (pada
masa Pemerintahan Hindia Belanda) dikatakan masuk ke dalam
mulut Flarimau. Jika ada pekeria yang dilihat istirahat tanPa
alas an atau bukan waktu istirahan akan menerima hukuman
yang sangat berat.
Para pekerja ini bekerja di bawah pengawasan serdadu
Jepang yang lengkap dengan alatnya yang sewaktu-waktu
dapat mendarat di tubuh para pekerja. Seorang pekeria yang
dianggap membangkang atau kedapatan melarikan diri akan
menerima hukuman yang sangat berat bahkan nyawa bisa
menjadi taruhannya. Demikianlah yang teriadi pada salah
seorang pekerja yang merasa lapar maka ia pergi makan tanPa
minta izin dari pengawas. Ia kemudian disiksa oleh pengawas
dan menemui ajalnya dua hari kemudian.8

3Ridwar, op. cif., hal. 39

40
Kerja paksa yang diterapkan oleh Jepangiugaberdampak
pada kaum perempuan.Banyak diantara mereka yang harus
menjadi korban karena dijadikan budak pemuas nafsu para
serdadu JepangJ Mereka dikumpulkan dan ditempatkan di
satu lokasi atau asrama dan diawasi dengan sangat ketat.Pada
umumnya mereka ini diawasi oleh seorang serdadu yang
berkebangsaan Ambon.
Apa yang dilakukan oleh serdadu Jepang ini tentu saia
mengkhawatirkan para orang tua yang memiliki anak gadis.
Selain khawatir mereka diiadikan budak untuk pemuas
nafsu, tidak jarang juga terjadi pemerkosaan. Oleh karena itu,
banyak orang tua yang dengan sengaja mengawinkan anak
gadisnya untuk terbebas dari tindakan yang tidak senonoh
yang dilakukan oleh orang-orang Jepang. Tidak jarang pula
banyak orang tua yang menyingkirkan anak gadisnya ke
hutan-hutan atau ke tempat-tempat yang dianggap lebih aman
untuk menghindari penangkapan yang kerap dilakukan oleh
serdadu Jepang terhadap anak-anak gadis. Hal ini membuat
ikatan keluarga teqpecah belah.
Selain itu, penduduk juga setiap pagi diharuskan
untuk menundukkan kepalanya kea rah Timur sebagai
penghormatan kepada kaisar Jepang. Dalam kehidupan
sehari-hari, anak-anak diminta untuk sering menundukkan
kepalanya jika bertemu dengan para serdadu Jepang.1.
Menurut Sarbi, tentara |epang itu sangat senang jika anak-
anak atau para pemuda memberi hormat kepada mereka jika

elb l.,hal.40.
lowawancara, tanggal 7 Jaruari 2002 (lihat RidwaD op. cit., hal. ,10).

4t
berpapasan. Selain itu pula, para serdadu Jepang juga senang
jika diberi hadiah-hadiah.l1
Pada masa pendudukan Jepang, perdagangan antara
Pulau di wilayah Muna dapat dikatakan lumpuh.l'? Jika
sebelumnya barang-barang dari luar banyak yang dipasarkan
di wilayah Muna, sejak Jepang berkuasa dilakukan pengetatan
terhadap setiapbarang. Banyakbarang-barang yang dibutuhkan
sudah tidak ditemukan lagi dan ini mengakibatkan teriadi
inflasi.Salah satu barang yang sulit ditemukan adalah kain yang
digunakan untuk membuat pakaian.
Pemerintah Jepang menaruh perhatian yang lebih pada
persediaan bahan pangan demi kepentingan perang.Oleh
karena banyak penduduk yang harus dipekerjakan di tempat-
tempat tertentu, mengakibatkan kurangnya tenaga untuk
menanaln tanaman seperti padi.Keadaan yang demikian ini
membuat banyak wilayah yang kekurangan padi.Pada waktu
Jepang merasa kewalahan dalam menyediakan beras, maka
dilakukan perampasan beras yang ada di tangan penduduk
yang kemudian menimbulkan perlawanan.
Tenaga parapemuda yang dikerahkan untukkepentingan
perang berdampak pula pada tanaman-tanaman yang
dikhususkan untuk eksport.Di bidang pertanian, penguasa
militer Jepang menggalakkan tanaman yang diperuntukkan
untuk diekspor! misalnya kapas, kelapa.Tanaman ini
kemudian mengalami gagal panen karena tenaga yang kurang
dan perang yang semakin lama semakin memojokkan Jepang

11lbid.
]'1H. Rustam Efendy Tamburaka, op. cif., hal. 378.

42
sehingga perhatian tidak lagi kepentingan ekonomi tetapi
bagaimana memenangkan perang.
Pada waktu Jepang mengalami kekalahan di banyak
medan tempur, fepang melakukan perekrutan pemuda untuk
membantu memobilisasi tenaga demi memenangkan perang.
Para pemuda dipaksa untuk memasuki perkumpulan-
perkumpulan yang dikhususkan untuk membantu Jepang.
Didirikan apa yang dikenal dengan Seinendan dan Keibondan.
Dua organisasi ini diperuntukkan untuk menghimpun tenaga
pemuda dalam rangka perang melawan sekutu.
Keberhasilan yang dicapai oleh Angkatan laut Jepang ini
tidak hanya di Sulawesi Selatan , tetapi juga di Kalimantan dan
bagian wilayah Indonesia Timur lainnya. Juga tentara Jepang
mendapat tugas menduduki dan meguasai Sumatera dan Jawa
yang telah berhasil baik mengembangkan tugas itu. Tentara
XXV dari Jepang yang beroperasi di Sumatera akhirnya
dapat menduduki dan menguasai Sumatra. Tentara X\rI yang
mendapat tugas untuk menduduki daerah Jawa dan Madura
juga demikian. Keberhasilan yang dicapai oleh pihak Jepang
itu merupakan keberhasilan yang luar biasa karena dilakukan
dengan begitu singkat. Hal itu menimbulkan pertanyaan besar
tapi tidak muda menjawabnya lantaran tidak ada dokumen
resmi untuk itu tapi kita bisa menduga bahwa tindakan Jepang
mengirim utusan kepada pemerintah yang ingin didudukinya
teruma di Indonesia bukanlah kejadian biasa manun Jepang
punya alasan dan keyakinan tersendiri, akhimya memaksa
pihak pemerintah Hindia Belanda yang berada dibawa
pimpinan I-etnan Jenderal H.Poorten selaku panglima
Angkatan Perang Hindia Belanda untuk menandatangani
piagam penyerahan tanpa syarat kePada pihak Jepang di
43
Kalijati pada 8 Maret 1942, Seluruh wilayah Hindia Belanda,
berdasarkan piagam itu berada dibawa kekuasaan pasukan
pendudukan Jepang.
Pada waktu pecah perang Pasifik, pihak pemerintah
Jepang telah berusaha menyebarkan pengaruh dengan
propaganda missi suci yang diembangnya dengan motto
"PersatuanAsia" serta membakar semangat rakyat melakukan
perlawanan dengan menanamkan anti Barat.r3. Melalui berita
radio disiarkan bahwa "Jepang pembelah Asia, merasa
berkewajiban memerdekakan Asia dari penindasan dan
penjajahan bangsa-bangsa kulit putih yakni Inggris, Amerika
dan Belanda. Tentara Nippon yang maha kuat dan tidak
terkalahkan oleh siapapun di dunia. Kini tentara Nippon
yang perkasa telah memaklumkan perang kepada Inggris,
Amerika dan Belanda yang tidak lama lagi seluruh Asia akan
dibebaskan dari penindasan dan peniajahan karena tentara
Nippon yang gagah berani pasti akan menang".la Disamping
itu kemenangan-kemenangan yang dicapai oleh tentara jepang
senantisa disiarkan, sehingga pengaruh Jepang termakan oleh
pendengar berbangsa Asia, juga termasuk penduduk Sulawesi
Selatan yang mendengarnya. Ha1 itu menyebabkan pihak
pemerintah Hindia Belanda membatasi gerak golombang
pesawat radio dan bahkan menyita pesawat radio rakyat
agar tidak terpengaruh oleh berita propaganda Jepang tapi

13H.A.i.Klootster, (...: 1992),hal. 102-103.


la Harun Kadir, dkb Z.qrrun Kebangkitan Nasional di SulaToesi Selatan
(1900-1942), (Makassar: Prcyek penelitian dan pencatatan kebudayaar
daerah Dep P & K, 19V), hal. 119; Harun Kadir, dkk. Sejaruh Perjuangan
Kemerdeknan Indonesia di Sulauesi Selaton,l 945{ 950 (ujung Pandang: Laporan
penelitian Bapeda Tmgkat I Propinsi Srrlawesi Selaran, 1984), hal. 106.
usaha Belanda tersebut sia+ia karena rakyat mengingingkan
perubahan.

Organisasi Kemiliteran Bentukan Jepang


Pada waktu Jepang mulai mengalami kesulitan dalam
upayanya mempertahankan wilayah yang dikuasainya,
mereka mulai kembali mendekati rakyat lndonesia. Berbagai
cara digunakan, diantaranya menjanjikan kemerdekaan
kepada bangsa Indonesia. Selain itu pula, Jepang melakukan
perekrutan tenaga para pemuda Indonesia untuk membantu
Jepang dalam melawan bangsa Barat,
Ada beberapa organisasi yang dibentuk oleh Jepang
sehubungan dengan upayanya membangun kembali kekuatan
bersama dengan bangsa hdonesia. Pertama dikenal dengan
nama Seinendan. Seinendan adalah organisasi semi militer
yang dibentr:k secara resmi pada tanggal 29 April 1943.Mereka
yang tergabung dalam organisasi semi militer ini berusia antara
14 tahun sampai 22 tahun.Mereka ini dilatih secara militer
yang tujuannya untuk mempertahankan diri rnauPun cara-
cara melakukan serangan.Selain latihan militer misalnya baris
berbaris, juga para pemuda yang tergabung dalam seinendan
ini dilatih olahraga. Jika dilihat perekrutan yang dilakukan,
perkumpulan seinendan ini dapat dikatakan sebagai salah satu
wadah yang dibentuk oleh Jepang sebagai tenaga cadangan
dalam menyongsong perang yang akan datang. Oleh karena
wadah ini adalah bagian dari perekrutan tenaga Para pemuda
dalam mempersiapkan perang, wadah ini didirikan di hampir
seluruh desa.Para serdadu Jepang yang berusala mendapatkan
tenaga tidak mengalami banyak kesulitan karena para pemuda
banyak yang berminat untuk masuk ke dalam wadah ini.Para

45
pemuda yang terlibat dalam Seinendan banyak yang digunakan
sebagai pengaman kampung-kampung dan iuga sebagai petani.
Oleh karena anggota seinendan tersebar di hampir seluruh desa,
maka tenaga mereka juga biasa digunakan sebagai mata-mata
Jepang.
Kedua adalah Keibodan @arisan Pembantu Polisi).
Selain Seinendan penguasa Jepang juga membentuk wadah
Keibodan. Iika Seinendan anggotanya berusia antara 14-22
tahun, maka Keibodan anggotanya berusia antara 23-25 tahun.
Organisasi ini juga dianggap sebagai semi militer. Organisasi ini
dibenhrk pada tanggal 29 April 1943. Tugas Keibodan adalah
sebagai pembantu polisi yang bertugas antara lain meniaga
1a1u lintas, pengamanan desa, sebagai mata-mata, dan lain-lain.

Jadi keibodan ini selain untuk memperkuat kewaspadaan dan


disiplin masyarakat juga untuk politik pecah belah.Keibodan
mendapat pengawasan ketat dari tentara Jepang karena untuk
menghindari pengaruh dari kaum nasionalis dalam badan ini.Di
seluruh pelosok tanah air sudah dibentuk Keibodan walaupun
berbeda, antara lain di Sumatera disebut Bogodan
sedangkan di Kalimantan disebut Bomeo Konen Hokukudan.
Ketiga adalah Heiho (Pembantu Prajurit jepang). Jika
Seinendan dan Keibodan dibentuk sebagai semi militer yang
dilatih dalam soal kemiliteran tetapi juga diberi tugas-tugas
lain, maka Heiho dibentuk khusus untuk kepentingan perang.
Para Heiho adalah barisan pembantu kesatuan angkatan
perang, Anggotanya berusia antara 18 - 25 tahun.Pada
ummnya para anggota Heiho ini berbadan tegap.Mereka ini
dilatih secara militer karena mereka diharapkan dapat menjadi
serdadu perang yang setiap waktu diteriunkan dalam perang
untuk membangu serdadu Jepang. Di Muna ada beberapa
46
pemuda pejuang yang dkekrut masuk ke dalam Heiho, antara
lain: Abdul Hamid Langkosono, La Dtoe, dan Alifin Tjoa.ls
Oleh karena Heiho dibentuk bertujuan untuk membantu
serdadu Jepang dalam memenangkan perang, maka banyak
anggota Heiho yang memiliki ketrampilan dalam soal
kemiliteran. Ketika Jepang harus meninggalkan Indonesia
karena kalah perang, para pemuda bekas Heiho banyak yang
masuk ke dalam organisaslorganisasi kelaskaran.Banyak
diantara mereka yang kemudian masuk ke dalam barisan
angkatan perang bangsa Indonesia.

1s
Ketiga orang ini adalah arggota dari Barisar 20 di Muna

47
BAB TV
PERLAWANAN MEMPERTAIIANIQ{N
KEMERDEKAAN DI MUNA
Proklamasi kemerdekaan yang dikumandangkan pada
tanggal 17 Agustus 1945 ditolak secara keras oleh pihak Sekutu
yang memenangkan perang Dunia II. Setelah Jepang mengaku
kalah tanpa syarat, oleh pihak Sekutu fepang diperintahkan
unfuk mempertahankan status quo dan mempersiapkan
penyerahan kekuasaan kepada pihak Sekutu. Status quo
itu dimanfaatkan oleh para peiuang Indonesia dan berhasil
memproklamasikan kemerdekaan.
Pihak Belanda yang tergabung dalam pihak Sekutu
menyusun strategi dan berhasil masuk kembali ke Indonesia.
Berbagai cara yang dilakukan oleh Belanda dalam membangun
kembaii kekuasaannya di Indonesia. Pihak Belanda melakukan
pendekatan diplomasi untuk membujuk para pejuang untuk
menerima kembali Belanda. Jika jalan damai gagal dilakukan,
penggunaan senjata juga dilakukan. Keadaan yang demikian
ini membuat proklamasi kemerdekaan tanggal 17 Agustus
1945 tidak sepenuhnya mendapat dukungan rakyat Indonesia.l
Akhirnya berdirilah beberapa negara di Sumatera, Kalimantan,
dan juga di Jawa. Salah satu negara yang berhasil dibangun

1
Audrey R. Kahin. Pergolakan Daerah Pada Atual Kenerd*aon [akarta:
Grafiti Press, 1985), hal. 16.

49
dan menjadikan Makassar sebagai pusat kekuasaannya
adalah berdirinya Negara Lrdonesia Timur pada tahun 1945.
Kehadiran kembali Belanda mendapat reaksi keras dari
para peiuang pemuda. Bangsawan-bangsawan tinggi dalam
keraiaan-kerajaan dengan segera memberi dukungan, bahkan
dengan segera menyatakan bahwa mereka mendukung
proklamasi kemerdekaan.2
Berita proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945
diketahui pula oleh para pemuda dan para pejuang yang ada di
Sulawesi Tenggara. Hubungan yang baik dengan para peiuang
yang ada di Sulawesi Selatan meniadi modal besar bagi para
pejuang di daerah ini. Seperti yang dilakukan dengan para
pemuda pejuang yang ada di Luwu dengan mendirikan barisan
Sukamo di Sulawesi Tmggara khususnya di Muna dibentuk
pula satu organisasi peiuang yang dikenal dengan nama Barisan
20. Organisasi ini beranggotakan 20 orang sehingga organisasi
ini dinamakan Barisan 20. Barisan ini diketuai oleh Muhammad
Idrus Efendy. Pendirian organisasi ini adalah membangun
kekuatan dalam rangka mempertahankan kemerdekaan.
Kekosongan kekuasaan sehubungan dengan kekalahan jepang
telah dimanfaatkan pula oleh para pejuang untuk merebut dan
menguasai perseniataan orang-orang Jepang. Bangsa Jepang
yang kalah perang tidak dapat melakukan tindakan aPapun/
terlebih memberikan keleluasaan kepada para pejuang untuk
merebut kekuasaan. Bangsa Belanda diminta untuk menjaga

jelas tampak pada banyak kerajaan yang ada di


'?Dukungan itu
Sulawesi Selatan. Dua keraiaar besar yang memberi dukungan penuh pada
kemerdekaan itu adalah Kerajaan Luwu dan Bone. Untuk keterangan lanjut
dapat dilihat tulisan Edward L. Poelinggomang dan Suriadi Mappangara
(editor), Sejarah Sulawesi Selatan

50
ketertiban dan keamanan sampai pasukan Sekutu mengambil
alih kekuasaan.
Kekalahan Jepang dengan pengakuan tanpa syarat
juga tidak sepenuhnya diterima oleh serdadu Jepang yang
berada di berbagai tempat. Oleh karena itu, terdapat reaksi
yang berbeda sehubungan dengan kekaiahan itu. Di Sulawesi
banyak serdadu Jepang yang bertindak masa bodoh dalam
melihat perkembangan politik yang ada. Tidak jarang diantara
mereka ada yang diangkat sebagai penasehat dalam organisasi
pequangan.
Demikian pula yang menimpa para pejuang dan juga para
penguasa. Ada yang berani bertindak dan ikut terbawa arus
kemenangan sehingga mengabaikan norma-norma hukum,
sementara ada pula yang tidak berani mengambil langkah
konkret karena khawatir akan kedatangan Sekutu. Mereka
khawatir akan dianggap sebagai sekutu dari bangsa Jepang.
Demikianlah yang terjadi kepada Laode Ipa, kepala
Pemerintahan Muna. La Ode Ipa khawatir mengambil
tindakan apapun. Meskipun ia tidak melarang para pemuda
pejuang untuk merayakan kemenangan atau merebut alat-alat
persenjataan, tetapi La Ode juga tidak mengambil tindakan
konkret untuk memperlihatkan kegembiraannya. Hal ini tentu
saia mengundang Thnya bagi banyak para pemuda pejuang,
termasuk anaknya yang ketika itu diangkat sebagai kepala
dalam satu organisasi yang disebut dengan Barisan 20.
Para pemuda di bawah pimpinan Muhammad Idrus
Effendy mengambil langkah tegas di awal bulan September
dengan menyatakan bahwa para pemuda dan pejuang
yang ada di Muna menyatakan mendukung proklamasi

51
kemerdekaan 17 Agustus 1945. Dukr.rngan itu ditandai dengan
pengibaraan bendera merah putih. Pernyataan itu mendapat
sambutan hangat dari masyarakat Muna. Para penduduk
dengan spontan membangun kekuatan dengan melakukan
semacam ronda untuk mengantisipasi hal-hal yang mungkin
terjadi sehubungan dengan pemyataan sikap itu' Para peiuang
iuga menyadari bahwa apa yang dilakukan mengandung
resiko besar karena kekuatan mereka tidaklah sepadan dengan
kekuatan yang dimiliki oleh serdadu Belanda.
Sikap yang diperlihatkan oleh Barisan 20 tidak lain
adalah upaya untuk mengajak rakyat Muna dan Para Penguasa
yang selama ini ragu-ragu dalam bertindak untuk bersatu
dan tidak perlu khawatir. Silap yang dituniukkan oleh para
pemuda pejuang itu mendapat dukungan tidak saja dari rakyat
tetapi juga dari kalangan bangsawan, meskipun dukungan
itu ditunjukkan dengan cara yang berbeda Dukungan rakyat
diperlihatkan denganjalan membantu para pejuang dalam soal
logistrk.3 Mereka melakukan keriasama dengan mengaku tidak
mengetahui keberadaan para pejuang ketika para penguasa
Belanda melakukan inspeksi di beberapa tempat. Demikian
pula kelompok bangsawan. Mereka memberi dukungan
dengan ialan memberi semangat kepada para pejuang
untuk tetap melawan. Tidak sedikit di antara mereka yang
membiarkan anak-anaknya ikut dalam organiasi-organisasi
kelaskaran, misalnya masuk dalam Barisan 20. Dulungan
yang diperlihatkan itu membuat para pemuda lebih berani
dan lebih terbuka dalam melakukan perlawanan. Mereka juga
lebih berani melakukan PeramPasan alat-alat perang yang
ketika itu masih berada dalam kekuasan tentara ]epang.

52
Muhammad Idrus menyadari bahwa perjuangan
untuk mempertahankan kemerdekaan tidak dapat dibangun
hanya dengan semangat. Dperlukan senjata untuk tetap
dapat menjaga kelangsungan perlawanan. Bangsa Jepang
yang diharapkan dapat memberi kerjasama dengan jalan
menyerahkan perceniataannya kepada pejuang pribumi
tidak dapat diharapkan. Jepang khawatir jika peralatan
persenjataan banyak yang diserahkan kepada para peiuang,
akan berdampak pada bangsa Jepang sendid.
Dr. GSS} Ratulangi diangkat menjadi Gubemur
Sulawesi. Para pemuda pejuang menaruh harapan yang besar
pada diri Ratulangi. Sebagai gubemur, para pemuda meminta
agar Ratulangi bertindak keras kepada siapapr.rn juga,
terutama kepada Belanda yang akan kembali berkuasa. Ketika
pihak Sekutu tiba untuk mengambil alih kekuasaan, Rah:langi
tidak melakukan reaksi keras bahkan menerima kedatangan
Sekutu dengan memberi jaminan keamanan. Persoalan baru
akhimya muncul ketika diketahui bahwa pihak Belanda ikut
serta dalam pasukan Sekutu itu. Para pemuda pejuang dan
kelompok bangsawan memberi sokongan kepada Ratulangi
untuk tidak takut bertindak keras. Namun, seperti apa yang
terjadi kemudiary pihak Belanda akhimya dapat membangun
kembali kekuasaannya sampai pada tahun 1949.

Berdirinya Barisan 20
Pada waktu Jepang menyerah kalah, pemerintahan
untuk wilayah Muna diserahkan kepada seorang gunco yang
bemama La Ode Ipa. Tidak lama setelah kekalahan Jepang itu,
para pemuda pejuang telah berhasil meminta Sukamo dan
Hatta untuk melakukan proklamasi kemerdekaan. Proklamasi
53
itu disambut dengan gembira oleh seluruh bangsa lndonesia.
Meskipun demikian, tidak semua kepala daerah memberi
respon yang sama. Demikianlah yang dilakukan oleh La Ode
Ipa yang tidak merespon dengan sungguh-sungguh keinginan
para pemuda di Muna. Para peiuang di Muna meminta kePada
La Ode Ipa untuk dengan segera menyatakan berada di
belakang proklamasi kemerdekaan. La Ode Ipa khawatir iika
ia memproklamirkan Muna berada di belakang kemerdekaan,
ia akan dianggap sebagai kolaborator Jepang. Sikap La Ode
Ipa ini sangat disayangkan oleh para pemuda pejuang yang
selama ini bergerak di Muna, termasuk anaknya sendiri,
Muhammad Idrus Effendy.
Tidak ingin melewatkan kesempatan yang ada,
Muhammad Idrus Effendy tampil ke depan dan memberi
dukungan atas proklamasi kemerdekaan. Setelah para pejuang
di wilayah Kolaka mmyatakan dukungannya pada tanggal 18
Agustus 1945, Muhammad Idrus Effendy dengan dukungan
beberapa pemuda peiuang akhimya berhasil mencetuskan ilrar
bersama pada tanggal26 Agustus 1945 yang intinya tetap berada
di belakang Repubfk hasil kemetdekaan Agustus 1945.
17

Proklamasi kemerdekaan mendaPat sambutan


dari hampir seluruh rakyat lndonesia. Dalam usahanya
mempertahankan kemerdekaan, para pemuda membangun
organisasi kelaskaran sebagai tanda bahwa kemerdekaan
Indonesia akantetap dipertahankan. Demikianlah yang tedadi
di wilayahMuna, didirikan sebuah organisasi kelaskaran
dengan perlengkapan yang sangat minim. Muhammad Idrus
Effendy adalah pencetus dan konsePtor berdirinya Barisan 20.4
Organisasi kelaskaran ini pada awalnya terdiri dari 20 orang
pemuda yang berasal dari empat unsur kekuatan pemuda.
54
Para pemuda itu sudah sejak awal telah mendirikan organisasi-
organisangsi illegal di zaman pemerintahan Jepang.
Organisasi-organisasi yang ada di wilayah Muna ini
kemudian bersepakat untuk membangun satu kekuatan agar
arah dan sasaran perjuangan mereka dapat diwujudkan,
yaitu mempertahankan kemerdekaan hasil proklamasi
kemerdekaan. Mereka kemudian bersepakat untuk mengirim
masing-masing lima orang sebagai wakil dari organisasinya.
Organisasi Pemuda Rakyat lrdonesia yang pada waktu itu
dipimpin oleh Muhammad Idrus Efendy,s mengirim lima
orang.6 Dari organisasi Peta, PM, dan bekas Heiho masing-
masing mengirimkan juga lima orang wakil.T Meskipun pada
awalnya organisasi ini jumlah anggotanya sedikit, namun jika
dilihat dari pengalamannya mereka ini sudah matang dalam
persoalan taktik dan strategi perang. Pengalaman mereka
di masa jepang sangat membanhr mereka dalam melihat
persoalan di lapangan.
Pembentukan organisasi Barisan 20 ini dimulai dengan
undangan yang dilayangkan oleh Muhammad Idrus Effendy
kepada organisasiorganisasi illegal yang ada di wilayahMuna
ketika itu. Muhammad Idrus meminta kepada organisasi itu

s Organisasi ini pada awalnya bemama Organisasi Pemberontak


Rakyat Indonesia. Lihat Notulen Rapat "Pembentukan Barisan 20 di atas
kuburWamponiki.
6Ke lima orang itu adalah: Muh. Idrus Efendy, La Toeboeloe, La Ditoe,
Suyadhi Djul Ganiru, Abojostiko, dan Pasali Musa.
7 Dari Peta terdiri atas: Th
eda Ahmad, Alifin Tjon, La Ode Kota, La
Ode Insa, dan La Adi. Dari PMI (Pemuda Muslimin Lrdonesia) terdiri atas:
Abd, Gani, L. Enda Anwar, La Ode Abul Ganiru, Abdut Hanik, dan H. La
Odo. Dari bekas Heihi terdiri atas: Thsi Alimin, Lam Pada, La KaraElo, La
Ode Diri, dan La Ode Alhi.

tl
untuk mengutus lima orang anggotanya sehubungan dengan
rencana pembentukan satu organisasi yang lega1 dan bergerak
secara terbuka. Muhammad Idrus tidak ingin organisasi yang
dibentuk itu selalu berialan di atas landasan yang salah. Surat
itu dikirim pada tanggal 27 Agustus 1945 dan pertemuan itu
dilaksanakan pada tanggal 30 Agustus 1945. Pada tanggal itu
mereka pun bersepakat untuk mendirikan apa yang dikenal
dengan nama Organisasi Barisan 20.
Dalam undangan itu Muhammad Idrus Efendy hanya
mencantumkan bahwa tujuan pertemuan pada waktu itu
adalah untuk membersihkan kuburan orang tua Muhammad
Idrus (ibunya). Hal itu sengaja dilakukan untuk menghilangkan
jejak dari pihak Jepang yang ketika itu selalu melakukan
pantauan untuk menjamin serah terima kekuasaan dari iepang
ke Sekutu dapat berjalan dengan lancar. Oieh karena itu, para
pemuda yang diundang membawa peralatan berupa cangkul,
parang dan lain sebagainya. Sekitar jam 16.00 sore seluruh
undangan sudah tiba di lokasi.
Setelah seluruh undangan hadi1, Muhammad Idrus
Efendy pun menyampaikan apa maksud dari pertemuan itu.
Setelah memberi pengarahan, Muhammad Idrus Efendy pun
menyampaikan keinginannya untuk mendirikan organisasi
Barisan 20. Setelah paniang lebar mengutarakan tentang
berbagai hal sehubungan dengan kemerdekaan 17 Agustus
7945, para pemuda itu pun sepakat untuk mendirikan
Organisasi Barisan 20. Mereka pun bersama-sama melakukan
ikrar bersama dan semuanya bertanda tangan di atas kubur
ibu Muhammad Idrus Efendy. Naskah itu ditandatangani
dengan darah. Ikrar bersama itu berbunyi:

50
1. Saya berjanji akan mempertahankan kemerdekaan yang
telah ada dengan cara dan dalih apapr:n juga sampai
tetes darah penghabisan.
2. Kolonialisme yang datangnya dari luar maupun dari
bangsa kita sendiri saya akan basmi dari bumi Indonesia.
3. Imperialisme/faham-faham monopoli eknomi baik dari
luar maupun dari bangsa kita sendiri saya akan usir dari
bumi Indonesia.
4. Feodalisme / dan faham-faham Tuan Tanah serta si-fat-
sifat perbudakan manusia atas manusia lainnya saya
akan kikis dari Bumi Indonesia.
5. Saya akan antar dan bebaskan bangsa Indonesia dari
kehancuran dan kemelaratan dalam arti yang luas.
Para personil yang berada dalam Barisan 20 ini diminta
untuk mencari iagi anggota. Satu orang anggota diharapkan
dapat menarik 5 orang anggota baru. OIeh karena itu dalam
jangka waktu yang singkat jumlah personil Barisan 20 ini
bertambah dengan pesat.
Mengetahui jumlah persenjataan tidak memadai,
Muhammad Idrus Efendy memutuskan untuk berangkat
ke Jawa untuk mencari perseniataan dan juga membangun
jaringan perlawanan. Selama ini, Muhammad Idrus
mengetahui bahwa di mana-mana telah dibangun organisasi-
organisasi perlawanan sehubungan dengan keinginan Belanda
untuk berkuasa kembali.

Membangun Jaringan
Pada tanggal 15 September 1945, Muhammad Idrus
bersama-sama dengan 9 orang pemuda pejuang dan seorang

57
Belanda bekas tawanan Jepang menuiu Jawa Timur.E Selama
ini Jawa Timur dipandang sebagai satu wilayah penyokong
Republik lndonesia. Muhammad Idrus Efendy tidak begitu
mengenal medan yang akan dikunjungi namun ia sadar
bahwa di Jawa Trmur ia akan dapat bertemu dengan para
peiuang, yang selama ini diketahuinya beriuang untuk
mempertahankan kemerdekaan hasil proklamasi tanggal
17 Agustus 1945. Setelah menempuh perialanan beberapa
hari lamanya, ia pun sampai di Surabaya. Sesampainya di
Surabaya, rombongan Muhammad Idrus Efendy ditangkap
karena dicurigai sebagai pasukan musuh karena dalam kapal
itu terdapat seorang Belanda. Mereka disergap dan ditangkap
oleh para pejuang Pasukan Merah Putih.
Pasukan Merah Putih dikenal sebagai satu pasukan yang
berjuang dengan gigih untuk mempertahankan kemerdekaan.
Oleh karena itu sifat kehati-hatian dan tindakan keras diambil
iika terdapat sesuatu yang mencurigakan. Demikianlah yang
terjadi pada rombongan Muhammad Idrus Efendy. Beliau
ditahan selama kurang lebih dua minggu lamanya. Selama
dua minggu itu ia beberapa kali diperiksa dan diselidiki. Pada
waktu itu para pemuda peiuang sangat berhati-hati karena
usaha-usaha Belanda untuk berkuasa kembali dilakukan
dengan berbagai cara. Para pemuda Peiuang sangat hati-hati
karena antara kawan dan lawan sulit untuk dideteksi.

3 Muiammad Idrus Efendy menggunakan perahu model Lambo


namanya Burga Melati. Juragang kapal adalah Ia Abu Isa. Kapal berangkat
dari Wawoni ke Kendari dan membawa penumpang 9 orang bekas Romusya
dan seorang Belanda.

58
Setelah dua minggu di tahary Muhammad Idrus
Efendy bertemu dengan salah seorang pejuang dari Sulawesi
Tenggara yang bemama Abdul Hamid. Muhammad Idrus
Efendy akhimya dibebaskan dan diberi latihan kemiiliteran,
terutama bagaimana cara menggunakan senjata-seniata yanE
lazim dipakai ketika itu.
Selain itu Muhammad Idrus Efendy juga dilibatkan
dalam usaha mempertahankan Surabaya dari serangan Sekutu
pada tanggal L0 Nopember 1945. Dari sini Muhammad Idrus
Efendy mendapat banyak pengalaman, terutama bagaimana
membangun kekuatan dalam menghadapi musuh.
Sementara Muhammad Idrus membangun jaringan di
luar, perlawanan yang diiakukan oleh para pejuang di Muna
tetap berlangsr;ng, meskipun tidak sekeras seperti yang
terjadi di Jawa. Oleh karena kekuatan perseniataan yang tidak
memadai dibandingkan dengan pihak Sekutu dan Nica, para
pejuang menggunakan taktik gerilya dalam melawan Belanda.
Dalam melakukan pertempuran dengan taktik gerilya,
kelengkapan persenjataan bukanlah hal pokok. Penguasaan
medan tempur menjadi hai yang sangat penting.
Perlawanan yang dilakukan dengan taktik gerilya
membawa hasil yang cukup menggembirakan. Para
pemuda pejuang mengenal baik lokasi pertempuran dan
ini memudahkan mereka untuk melakukan serangan dan
kemudian menghilang. Taktik gerilya yang diterapkan juga
ditopang oleh kerjasama yang baik dari para penduduk
setempat. Salah satu kekhawatiran para pemuda pejuang ini
adalah bahan logistik. Kekhawatiran itu tampaknya tidak
menjadi masalah karena kerjasama yang dibangr:n dengan
masyarakat berjalan dengan baik.
59
Dalam mengatur sEategi dan perlawanary organisasi
Barisan 20 menata struktur organisasinya layaknya satu
organisasi ketentaraan. Dalam organisasi ini dibentuk empat
kompi yang tersebar di seluruh Pulau Muna. Hal ini dilakukan
untuk mendukung periuangan yang dilakukan oleh rakyat
Muna yang tampaknya mulai tersebar luar. Perlawanan tidak
saja terfokus pada tempat atau wilayah tertentu, tetapi sudah
meluas di hampir seluruh wilayah Muna.
Komandan Batalyon ditempati oleh Kapten Laode
Muhammad Idrus Efendy yang dibantu dengan kttu Taeda
Ahmad dan La Ditu. Di iajaran bawahnya dibentuk Kompi I
yang diketuai oleh Komandan Letnan Satu Abdul Manik yang
dibantu dengan oleh Sersan Mayor Laode Ndiri dan Sersan
Mayor Lam Pada. Kompi I ini bermarkas di daerah La Pasilao.
Barisan Kompi tr diketuai oleh Komandan Lettu Alifin
Tjoa yang dibantu oleh Serma Laode Paminta dan Serma Laode
Hasigi. Kompi II ini bermalkas di wilayah hutan Kabungo.
Kompi III dipimpin oleh oleh Komandan Lethr I-a Karaela
yang dibantu oleh Serma Laode Paminta dan Serma Laode
Hasigi. Kompi III ini bermarkas di wilayah Matawe. Kompi IV
dipimpin oleh Lettu l,aode Abdul Ganiru yang dibantu oleh
Serma La Ogo dan Serma Laode Alihi' Kompi IV ini bermarkas
di wilayah Lambale.
Struktur organisasi Barisan 20 ini dibentuk ala struktur
ketentaraan diawali dengan Pertemuan yang dilakukan oleh
Muhammad Idrus Efendy bersama Abdul Hamid kngkosono
yang datang ke Lawang Jawa Timur bertemu dengan Letran
Kolonel Hamzah Tupu. Kepergian pemimpin Barisan 20 itu
adalah untuk membicarakan stsategi yang harus dilakukan
sehubungan dengan upaya-u?T, ,*t dilakukan oleh pihak
Belanda dalam mewujudkan apa yang dikenal dengan Negara
Indonesia Timur. Muhammad Idrus Efendy menyadari bahwa
strategi dan taktik perang yang dilakukan selama ini dalam
menghadapi Belanda sudah harus ditinggalkan sehubungan
dengan taktik dan strategi yang dilakukan oleh Belanda dengan
upaya membentuk negara dalam negara. ]ika taktik dan strategi
tidak disatukan dikhawatirkan akan terjadi perang saudara yang
merugikan penduduk pribumi. Oleh karena itu, Muhammad
Idrus Efendy memutuskan untuk berangkat ke Pulau ]awa.
Kehadirannya di ]awa Timur untuk bertemu dengan
para pejuang yang tergabung dalam Batalion Angkatan Laut
adalah untuk menyatukan persepsi dalam mempertahankan
kemerdekaan. Muhammad Idrus Efendy menyadari bahwa
wilayah Muna yang dikelilingi oleh laut perlu mendapat
perhatian dari para pejuang di Pulau Jawa. Selama berada
di ]awa Timuq, Muhammad Idrus Efendy bertemu dengan
Warouw, Sutrisno, ]. Tambote, Nyonya Tu Ega, Hasan Rala,
dan Hamzah Trppr.'
Dalam pertemuan yang berlangsung antara pemimpin
Barisan 20 dan para pejuang yang tergabung dalam ALRL
memutuskanuntuk membentuk satu batalyonALRI di Muna.
Muhammad Idrus Efendy diberikan mandat penuh untuk
membentuk satu Batalyon dengan nalna Ekspedisi ALRI
Batalyon Sadar yang diketuai oleh Muhammad Idrus Efendy.
Kesatuan ini kemudian digabungkan di bawah Divisi I l,awang
Jawa Timur dari KR. U X Brigade D 81 Kesatuan IX.10

eLihat catatnn Sedjaruh Chronologis Percljunngan Ex. Bn."Sabar" yatrlg


dibuat pada tanggal 17 April1979,

61
Berdirinya organisasi ketentaraan ini tidak berarti bahwa
pihak Belanda tidak mengetahui gerak gerik yang dilakukan
oleh para pejuang. Mata-mata Belanda yang tersebar dirnana-
mana membuat para pejuang ini harus berhati-hati dalam
melakukan usaha penyergaPan atau serangan ke pos-pos
lawan. Mata-mata Belanda yang tersebar dihampir seluruh
sector kehidupan masyarakat sedikihrya dapat membuktikan
bahwa perlawanan yang dilakukan oleh rakyat lndonesia
dilakukan secara menyeluruh, FIal ini iuga tercelmin
dari tindakan biadab yang dilakukan oleh Belanda ketika
menumpas perlawanan yang dilakukan oleh pihak gerilya di
Sulawesi Selatan.tl
Apa yang tejadi di Sulawesi Selatan sedikit banyak
sangat mempengaruhi taktik dan strategi perang yang
dilakukan oleh para pejuang pemuda di Muna. Seperti yang
telah diuraikan sebelumnya, perlawanan yang terjadi tidak
dituniukkan secara terbuka tetapi secara sembunylsembunyi.
Penyergapan merupakan satu cara yang selalu dilakukan
untuk melumpuhkan musuh. Taktik gerilya dipandang
sebagai strategi yang paling jitu.
Perang yang dilancarkan dengan menggunakan taktik
gerilya tidak berlangsung lama. Pada awalnya perjuangan
yang dilakukan oleh para pejuang adalah bagaimana dapat
membangun kerjasama dengan para peiuang yang berada di
luar Muna. Berbagai usaha dilakukan termasuk mendatangkan
alat-alat persenjataan dengan cara sembunyi.sembunyi.
Perjuangan dengan taktik gerilya dilakukan sebelum
terbentuknya Negara Indonesia Timur pada akhir tahun 1946
lol-ihat Catatan Notulen Pembentukan Organisasi Sadar.
rr Peristiwa itu dikenal dengan Peristiwa Korban 40.000 jiwa.
62
dalam satu pertemuan di Bali yang dikenal dengan Konperensi
Bali. Dalam pertemuan itu telah diputuskan untuk mendirikan
Negara lndonesia Timur dengan pusahya di Makassar.
Pertemuan itu sendiri adalah kelanjutan dari pertemuan yang
dilakukan di Malino di pertengahan tahr:n 1946.
Pembentukan Negara Indonesia Timur adalah bagian
dari usaha yang dilakukan oleh Belanda untuk memecahkan
persatuan dan kesatuan hasil Proklamasi Kemerdekaan 12
Agustus 1945. Dalam pertemuan itu tidak semua daerah yang
ikut mumi untuk mendukung keinginan Belanda, tetapi ada
pula yang menjadikan pertemuan itu bagian dari taktik dan
strategi mereka untuk menyatu kembali.
Setelah Negara Indonesia Timur terbentuk, perlawanan
yang dilakukan di Muna tidak lagi terfokus pada taktik gerilya
tetapijuga dilakukan secara terbuka danjuga secara diplomasi
lewat perwakilan di dalam Kabinet Negara Indonesia Timur.
Perjuangan lewat kabinet tercermin dari pergolakan yang
setiap saat terjadi di dalam kabinet. Kabinet silih berganti
sehingga ada kabinet yang usianya hanya beberapa bulan saja
dan kemudian diganti dengan kabinet lainnya.
Selain perjuangan lewat wakil-wakil di dalam kabinet,
perlawanan juga dilakukan secara terbuka. Sejak Muhammad
idrus Efendy melakukan perjalanan ke luar untuk mencari
bantuan dan membangun kekuatan, organisasi Barisan 20
sudah mulai diperhitungkan oleh Belanda. Segala gerak
geriknya dipantau oleh Pemerintah Hindia Belanda.
Menjelang dilakukannya konperensi Malino pada
bulan Juni tahun 1946, terjadi eskalasi politik yang memanas.
Para pejuang yang ada di Makassar menolak dan mereka
berusaha r;ntuk menggagalkan rencana itu namun tidak
63
berhasil. Pergolakan terus menerus berlangsung di Makassar
dan jaringan perlawanan juga terus diperluas. Melihat situasi
politik yang kurang menguntungkan di Makassar, Kepala
Staf ALRI Daerah Seberang yang bermarkas di Surabaya
memerintahkan kepada para pejuang yang ada di Sulawesi
Tenggara, khususnya di Muna untuk tetaP menjaga semangat
perjuangan. Mereka khawatir perlawanan yang dibangun oleh
para pejuang yang ada di Muna juga melemah seperti yang
terjadi di Makassar.
Muhammad Idrus Efendy sebelum meninggalkan
Surabaya dengan kapal Bunga Melati yang dinakhodai La
Abu Isa, diinstruksikan untuk tetap melakukan perlawanan
terhadap pasukan MCA. Secara khusus, Muhammad Idrus
Efendy diminta melakukan infiltrasi dan perlawanan terhadap
MCA dengan ialan taktik gerilya.l2 Muhammad Idrus Efendy
juga diminta untuk selalu mengganggu kedudukan Belanda di
pusat-pusat kekuasaannya di Muna.
Dalam perjalanan pulang, Muhammad Idrus Efendy
tidak segera kembali ke Muna, Sulawesi Tenggara. Dengan
kapal Bunga Melati, Muhammad Idrus mendarat di Pulau
Salemo karena khawatir akan meniadi incaran tentara MCA.
Kepergian Muhammad Idrus Efendy ke Pulau Jawa sudah
diketahui oleh pasukan NICA dan mereka berupaya untuk
menyergapnya jika kembali ke Muna. Setelah beberapa hari
berada di daratan Sulawesi Selatan, pada tanggal 9 Oktober
1946, Muhammad Idrus Efendy memutuskan untuk kembali
ke Muna. Muhammad Idrus Efendy tetap ingin menjaga
agar perlawanan tetap tampak dilakukan oleh Barisan 20.

1'zLihat Sedjarah Chronologis Perdjuangan Ex. Bn. Snbm.

64
Muhammad Idrus Efendy naik kapal Balanipa menuju Raha.
Ia mendarat di Kowa-Kowa. Dari situ ia kemudian melakukan
kontak dengan para pejuang yang tergabung dalam Barisan
20 dan memberitahukan tentang inshuksi yang diberikan oleh
komandan ALRI di Pulau Jawa,13
Instruksi yang diberikan kepada Muhammad Idrus
Efendy sebagai pemimpin Barisan 20 adalah bagian dari
taktik dan strategi yang dilakukan oleh para pejuang dalam
upayanya mengganggu tentara MCA. Gangguan yang terus
menerus dilakukan diharapkan akan membuat pasukan NICA
menyadari bahwa kehadiran mereka tidak lagi diterima oleh
masyarakat Indonesia.
Kiblat para pejuang di daerah Muna ada dua, yaitu di
Makassar dan juga di Pulau Jawa. Perjuangan yang dilakukan
oleh para pejuang di Makassar selalu mengilhami para
pejuang di Muna. Para pejuang selalu datang ke Makassar
untuk mendapatkan bahan-bahan logistik untuk keperluan
perang. Para pejuang juga selalu mendapatkan alat-alat
persenjataan dari Makassar. Selain Makassar, para pejuang
Muna juga sering melakukan perjalanan ke Jawa Timur untuk
mendapatkan alat-alat keperluan perang. Demikianlah yang
terjadi pada tahun 1947 . P ada tanggal 77 Aptl, 1947 , pemimpin
Barisan 20, Muhammad Idrus Efendy bersama dengan La
Ditoe datang ke Makassar untuk bertemu dengan Mr. Tajuddin
Nor. Mr. Tajuddin Nor adalah salah seorang peiuang yang
memiliki charisma dan sangat dihormati karena perannya
yang dimairkan dalam upaya mempertahankan kemerdekaan
di Makassar. Kedua pemimpin Barisan 20 ini berharap akan
13
Lihal, ibid.

05
mendapatkan bantuan Perseniataan berupa 5 pucuk seniata
karaben dan 10 biji granat yang dapat digunakan dalam
melawan Belanda.
Pada akhir tahun 1945 Belanda berhasil mendirikan
Negara Indonesia Timur. Pembentukan itu mendapat
perlawanan dari para pejuang terutama di Pulau Jawa yang
selama ini berusaha untuk tetap merangkul seluruh wilayah
hasil proklamasi kemerdekaan. Terjadi perang secara terbuka
antara pasukan Republik dengan pihak Belanda. Tindakan
itu membuat pihak Belanda melakukan terror untuk wilayah-
wilayah di luar Jawa untuk memberi tekanan psikologis.
Demikian pula dengan para peiuang yang ada di wilayah
Muna. Mereka menolak mengakui Negara Indonesia Timur
karena dianggap sebagai bikinan Belanda dan salah satu cara
untuk memecah belah persatuan dan kesatuan. Meskipun
mendapat penolakan dari para pejuang di Muna, tetapi tidak
demikian halnya dengan penguasa di Keraiaan Buton. Mereka
menghadiri pertemuan itu dan menjadi bagian dari lndonesia
Timur. Para pejuang di Muna tidak dapat berbuat banyak
karena pada waktu itu Muna adal ahbagian dali afdeeling Buton.
Pihak Republik menolak keras Konperensi Malino karena
dianggap bertentangan dengan kesepakatan sebelumnya yang
harus melibatkan kedua belah pihak dalam setiap perundingan.
Konperensi Malino dengan gagasan pembentukan Negara
Indonesia Timur dilanjutkan di Denpasar, Bali. Konlerensi
Denpasar yang berlangsung di Denpasar d,ai langgal 7 - 24
Desember 1946, dihadiri oleh wakil-wakil dari Sulawesi Selatan
20 orang Minahasa 3 orang, Sulawesi Tengah 6 orang, Bali 7
orang, Lombok 5 orang, Flores 3 orang, Sumbawa 3 orang, dan

66
Sumba 3 orang. Konperersi itu dibuka oleh Gubemur Jenderal
van Mook tanggal 18 Desember 1946, yang sebelumnya telah
diadakan Konferensi in-formal dibawah pimpinan Komisaris
pemerintah untuk Kalimantan dan Timur Besar Dr. W. Hovenra
Pembicaraan dalam konferensi tersebut dipusatkan
pada satu masalah pokok, yakni rencana pembentukan
susunan ketatanegaraan di wilayah Timur Besar lengkap
dengan personil pejabat, yakni; Presiden dan Ketua DpRS,
serta peraturan-pera turannya.
Jika dilihat dari mereka yang hadir dalam Konferensi
Depansar, dapat dikatakan bahwa mereka semuanya ingin
bekerjasama dengan Pemerintah Belanda, dibukhkan dengan
kehadirannya pada konferensi, akan tetapi jika dilihat secara
teliti maka komposisi keanggotaan konlerensi memperlihatkan
bahwa tidak semua wakil-wakil itu mendukung politil dan
kebijaksanaan pemerintah Belanda, bahkan diantara mereka
terdapat wakil-wakil yang menganut pendirian pro pada
Republik Indonesials.Dalam Konferensi tersebut wakil-wakil
dari setiap daerah dipilih oieh badan-badan regional seperti
Dewan Selebes Selatan dan yang lainnya ditunjuk oteh
Belanda, dengan tujuan untuk mendiskusikan dan sebagai
keseluruhan menyetujui usul-usul yang dikemukakan kepada
mereka oleh pemerintah Hindia Belanda. Konferensi Denpasar
menciptakan struktur-struktur pemerintahan dengan satu
kepala negara bagian yang dipilih dalam konferensi tersebut,

r{lapian, A.8., 1996. Tenflinologi Sejarlh 1945-1959 A rc50-1959.


Depdikbud N: Jakarta. hal. 34.
"Ide Anak Agung Gde Agurg. 1985. Dari Negara lndonesia Timur Ke
Republik lndorcsia Serikat. Gadjah Mada University Prcss: Yogyakarta. hal.
149-150.

67
satu perlemen sementara yang terdiri dari utusan-utusan
sendiri bersama sahr undanS-undang dasar sementara
yang disetujui oleh peserta. Dengan catatan, administrasi
pemerintahan di Indonesia Timur tetap dalam tangan peiabat-
pejabat kolonial Belanda.
Pada tanggal5 Oktober l g4TBelandaberusaha melakukan
penangkapan terhadap beberapa tokoh peiuang yang ada di
daerah Muna. Tindakan itu mendapat Perlawanan dari para
pejuang pemuda di Muna. Perang tidak dapat dihindari'
Dalam satu pertemPuran antara para pejuang dengan tentara
Belanda di bawah pimpinan Tuhumuri, seorang pejuang yang
bemama La Salepa gugur' Gugumya La Salepa mengundang
kemarahan rakyat dan,uga Para pejuang' Teriadi demonstrasi
yang meluas meniadi demo pembubaran Negara Indonesia
Timur. Selain itu dilakukan juga pemasangan pamphlet-
pamflet di seluruh kota Muna yang mengecam tindakan MCA'
Perlawanan yang terus menerus yang dilakukan oleh
Barisan 20 merepotkan tentara MCA dalam menjalankan
kekuasaan di Muna. Meskipun perlawanan yang dilakukan
oleh Barisan 20 tidak lagi dilakukan secara terbuka karena
perlawanan bangsa Indonesia di bagian wilayah Indonesia
Timur dilakukan dengan cara diplomasi melalui para wakil-
wakilnya didalam Kabinet lndonesia Timur' Meskipun
demikiary hal itu tidak berarti perlawanan yang dilakukan
oleh para pejuang yang tergabung dalam Barisan 20 berhenti'
Para pejuang tetap meniaga hubungan dengan para pejuang,
baik yang terdapat di Sulawesi Tenggara maupun yang ada di
1uar.

68
BAB V
PENUTI.'P

Kesimpulan
Kemerdekaan Rakyat Indonesia pada tanggal 17
Agustus 1945, baik Sekutu maupun Belanda menolak untuk
mengakuinya. Belanda melakukan berbagai cara untuk tetap
dapat berkuasa kembali. Mereka akhimya dapat masuk
kembali ke Indonesia bersamaan dengan kehadiran Sekutu
yang pada waktu itu datang untuk menghadiri serah terima
kekalahan Jepang.
Masuknya kembali Belanda mengundang reaksi yang
sangat besar dari rakyat Indonesia. Hampir di seluruh pelosok
tanah air, muncul organisasi-organisasi kelaskaran yang
bertujuan untuk mempertahanlan kemerdekaan. Reaksi yang
muncul sehubungan dengan kehadiran Belanda menyebabkan
timbuhya konflik antara Belanda dan para pemuda peiuant.
KonIlik itu berlangsung kurang lebih 5 tahun lamanya.
Pada awalnya para penguasa di wilayah Muna tidak
menunjukkan sikap tegas sehubungan dengan proklamasi
kemerdekaan. Sikap itu mendapat tanggapan dari para
pemuda pe,uang yang pada waktu itu telahpun membentuk
organisasi kelaskaran yang diberi nama Barisan 20. Lewat
ketuanya, Muhammad Idrus Efendy para pemuda mendesak

69
penguasa Muna pada waktu itu untuk menyatakan secara
terbuka mendukung kemerdekaan tanggal 17 Agustus 1945'
Sesuai dengan nalnanya Barisan 20, organisasi ini
didirikan oleh 20 orang. Mereka ini adalah para pemuda
yang memiliki pengalaman luas dalam bidang kemiliteran'
Ada di antara mereka bekas dari Heiho. Pengalaman mereka
menambah nilai positif dari organisasi ini.
Setelah menyatakan mendukung kemerdekaan,
organisasi ini secara pelan tapi pasti mulai mengembangkan
kekuatannya. Usaha untuk memperluas jaringan dan
perlawanarurya, mereka melakukan dengan mengikat
keriasama dengan pala pejuang yang ada di luar Sulawesi
Tenggara. Pada awalnya mereka berangkat ke Surabaya
untuk bertemu dengan para pemuda peiuang yang seiak
awal melakukan perlawanan sehubungan dengan kehadiran
kembali Belanda.
Barisan 20 akhimya mendapat bantuan peralatan
perseniataan, tidak saja dari para peiuang yang ada di Pulau
Ja*'a tetapiiuga daripara peiuang yang ada di Makassar'
Untuk
lebih rneningkatkan daya serang, Barisan 20 dibagi dalam
beberapa kompi yang menangani wilayah-wilayah tertentu'
Pembentukan beberapa kompi yang tersebar diseluruh
pelosok wilayah Muna secara tidak langsung membuka
lebih luas medan tempur yang tentu saja makin merepotkan
serdadu NICA. Semakin melebarnya medan tempur semakin
merepotkan para serdadu Belanda karena iumlah serdadu
MCA tidak sebanding dengan medan tempur.
Para pejuang yang bemaung di bawah organisasi Barisan
20 melakukan perlawanan dengan jalan taktik gerilya. Para
pejuang menyadari bahwa kekuatan mereka tidak sepadan
70
dengan pasulan MCA yang kehadirannya berusala untuk
menanamkan kembali kekuasaannya yang sempat diambil oleh
Jepang. Mereka memiliki perlengkapan persenjataan yang jauh
Iebih banyak dan lebih modem. Melihat hal yang demikian
itu, para pejuang mengandalkan taktik gerilya. Taktik gerilya
tampaknya efektif dan untuk sementara dapat merepotkan
para serdadu NICA . Taktik ini dapat bertahan karena adanya
dukungan yang kuat dari masyarakat. Para pejuang dapat
dipasfikan tidak mengalami kesulitan dalam soal logistik, satu
hal yang selalu menjadi kendala dalam satu pertempuran.
Selain itu, para pejuang mengenal baik wilayah Muna sehingga
serangan yang dilakukan secara mendadak dan kemudian
menghilang sangat metepotkan para serdadu MCA.
Perlawanan para pemuda peiuang di Muna juga
mendapat bantuan penuh dari para bangsawan, meskipun
dukungan itu tidak dilakukannya secara terbuka. Dukungan
para bangsawan itu telah turut membangun semangat para
pejuang untuk tetap berjuang. Keterlibatan para bangsawan
dalam mempertahankan kemerdekaan tidak lepas dari peran
bangsawan di Sulawesi Selatan. Hubungan antara para
bangsawan di Sulawesi Selatan dengan para bangsawan
yang ada di Sulawesi Tenggara sudah terjalin sejak awa1. Para
bangsawan Bugis dan Makassar menjadikan wilayah Sulawesi
Tenggara sebagai wilayah pelarian mereka jika timbul masalah
di Sulawesi Selatan.
Perlawanan yang dibangun oleh para peiuang pemuda
di Mr:na terus meningkat seiring makin kukuhnya kehadiran
Belanda. Para penguasa bumiputra yang berhasil dipujuk
oleh para penguasa Belanda akhimya berkumpul di Makassar

7t
pada tahun 1946 untuk melakukan Pertemuan dalam rangka
pendirian Negara lndonesia Timur. Meskipun para pemuda
pejuang dari wilayah Muna menolak, namun penguasa Buton
tetap hadir dalam Pertemuan yang diadakan diMakassaL Pada
waktu itu Muna berada di bawah afdeeling Buton' Kehadiran
penguasa Buton dalam Pertemuan itu berdampak pada
periuangan yang dilakukan oleh para pemuka masyarakat
Muna untuk melepaskan Muna dari wilayah Buton.
Perlawanan memPertahankan kemerdekaan di
Muna berubah seiring dengan perkembangan politik yang
terjadi. Setelah terbntuknya Negara Indonesia Timur pada
akhir tahun 1946 dan kemudian ditangkapnya Ratulangi
membuat pola perlawanan berubah. Perlawanan tidak lagi
dilakukan secara sembunyi-sembunyi tetapi lebih terbuka'
Perlawanan dilakukan lewat parlemen. Meskipun Belanda
berhasil mendirikan Negara Indonesia Timur, tetapi itu tidak
berarti bahwa mereka yang berada dalam kabinet semuanya
mendukung NTT. Jatuh bangun serta silih bergantinya
kabinet di NTI setidaknya dapat membuktikan bahwa
perlawanan yang dilakukan oleh golongan unitaris tetaP
berlangsung di Parlemen NTT' Perlawanan itu tampak dengan
diselenggarakannya Konperensi Meia Bundar di Den Haag
pada tahun 1949 dan kembaliinya Negara Kesatuan Republik
Indonesia pada tahun 1950.

Saran-Saran

1. Perlunya penulisan sejarah Muna yang lebih mendetail


dan mendalam lagi mengingat bahwa tulisan tentang
seiarah Muna saat ini masih sangat terbatas.
2. Perlunya sejarah lokal diaiarkan di sekolah-sekolah agar
72
generasi muda mengetahui sejarah daerahnya sejak dini
untuk menumbuhkan semangat nasionalisme dan cinta
tanah air.

Rekomendasi
1. Perlunya perhatian pemda setempat tentang sejarah
Iokal daerah Muna
2. Pendidikan sejarah di sekolah-sekolah sebaiknya
diajarkan oleh guru-guru yang memang memiliki latar
belakang sejarah
3. Perlunya pemerintah setempat menerbitkan buku
khusus tentang Sejarah Daerah Muna

73
DAFTARPUSTAKA

Abd. Rachim. Sejarah Masa Revolusi Fisik Daerah Sulawesi


Tenggara. Jakarta: Proyek IDKD, 1979 /gO.
Sejarah Kebangkitan Nasional Daerah Sulawesi
Tenggara. Jakarta: Proyek IKDK. 1928.
Anak Agung Gde Agung. Dari Negara Indonesia Timur Ke
Republik Indonesia Serikat. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press. 1985.
Anwar Hafid, Sq;a rah Daerah Kolaka (Kolaka: Humaniora, 2009).
Audrey R. Kahin . Pugolalan Daerah poda Awal Kemerdeloan [a-
karta: Grafiti Press, 1985).
Burhanuddin, B. (editor). Sejarah Daerah Sulawesi Tenggara.
fakarta: Yayasan Idaayu, 1981. Makassar: Bhakti Baru,
7989.
G. J. Renier, Mef ode dan Manfaat llmu Sejarah, terjemahan Muin
Umar (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1992).
Harun Kadiq, dkk, Zannn Kebangkitan Nasbrul di Sulawesi Se-
latan (1900-L942), (Makassar: Proyek peneltian dan pen-
catatan kebudayaan daerah Dep P &K,l97Z).
Harun Kadi-q, dkk. Sejarah Perjuangan Kemerdekaan lndonesia di
Sulawesi Sehtun, 1945-1950 (Ujung pandang: Laporan
penelitian Bapeda Tirngkat I Propinsi Sulawesi Selarary
teu).

7S
Irawati Singarimbun, "Pemanfaatan Perpustakaan", dalam
Masri Singarimbun dan Sofyan Effendy, Metode Pmeli'
tian Survai (Jakarta: LP3ES, 1982).
La Ode Rabani, Kota-Kota Pantai di Sulawesi Tmggara (\ogya-
karta: Ombak, 2010).
Lapian, A.B., 1996. Tetminologi Sejarah 1945-1'959 A rc50-
1959. Depdikbud RI: Jakarta. Ide Anak Agung Gde
Agung. 1985. Dati Negara lndonesia Timw Ke Republik
lndonesia Serikat. GadiahMada University Press: Yogya-
karta.
Louis Gottschalk, Mengerti Seiaruh, teriemahan Nugtoho Noto-
susanto (Jakarta: Universitas Indonesia Press, 1983)'
Mattulada. Menyusuri Jeiak Kehadiran Makassar Dalam Seja-
rah
M.C.Riclefs, Seiaruh lndonesia Modem (Yogyakarta: Gadiah
Mada UniversitY Press, 1994)'
Nugroho Notosusanto, Hakeknt Seiarah dan Metode Seiatah (Ja-
karta: Mega Book Store, 1984)
Ral{ Dahrendorf, Class and Class Conflict in lndustrinl Society,
(Calif: Stanford University Press, 1959).
RaIf Dahrendorf , Essays in the Theory of Sociefy, (Stanford, Calif:
StanJord UniversitY Press, 1968).
R. Kahin, Audrey. Pergolakan Daerah Pada Awal Kemerdekaan'

Jakarta: Grafiti Press, 1985.


Rustam Efendy Thmburaka. Seiarah Sulawesi Tenggara'
(draft). Kendari: Pemerintah Daerah Provinsi Sulawesi
Tenggara.
Sartono Kartodi rdio, Pemikiran dan Petkembangan Histotiografi
lndonesia: Srutu Altematif {Jakarta: PL Gramedia, 1982)'
Sartono Kartodirdlo, Pmdekatan llmu Sosial Dalam Metodologi
76
Sej ar ah akarta: Gramedia Pustaka tJ tama, 1.992).
(J

Sartono Kartodirdio, dk,k., Pengantar Sfarah lndonesia Baru. Se-


jarah Pergeraknn Nasional dari Kolonialisme sampai Nasioru-
lisme (Jakarta: Gramedia, 1993).
Taufik Abdullah, Slarah lnlal di lndonesia (\ogyakarta: Gadjah
Mada University Press, 1979).
T. B. Simatupang, "Revolusi dan Kita Sekarang,, dalam l,!ii-
liam H. Frederick dan Soeri Soeroto, pemahamnn Sejarah
lndonesia: Sebelum dan Sesudnh Mormtsl (fakarta: Lp3ES,
leu).
Wa Haripan Sida, Pujunngan Rnkyat di Daenh Muru dalam
Mempertahankan Kemedekaan Rt Tahun 1945 - 1950 (skrip-
st), (Ujung Pandangl Jurusan Sejarah dan Arkeologi
Fakultas Sastra Universitas Hasanuddin, 1994).

77
lndex

A
Amerika Serikat 28
Arsip Nasional Republik lndonesia 10
B
Batavia 17 ,25
Belanda ii, iii, 1, 2, 3, 4, 5, 72, 13, 1'4, 15, "16, 17, 18, 19, 20, 21,
22, 23, 24,',25, 26, 27, 32, 33, 34, 35, 36, 38, 41, 42, 43, 47,
48, 50, 57, 55, 56, 57, 59, 50, 61, 62, 64, 65, 66, 67, 68, 69, 70

Bonto Balano La Nii 20


Brugman 7,20,22,23
Buton 2, 18
C
Commoder Perry. 27
D
Denpasar 4
Dr. Anwar 5
E
Eropa 17
H
Hetho M,45,53,68
Heuristik 9
Hindia Belanda 1', 13, 1'4, 15, 78, 79, 27, 22, 32
Historiografi 11
I
Indonesia B, i, iv, L, 4, 5, 6, 70, 11, 75, 24, 25, 26, 37, 32, 33, 34,
35, 37, 41, 42, 43, 45, 47, 48, 52, 53, 55, 56, 59, 60, 67, 63,
64, 65, 66, 57, 70, 73, 74, 75

78
Indonesiacentris 4
lndonesia Timur 4
Inggeris 13,15,77
hggns \15,17
Islam 17,20
T
Jaw a 7, 13, 1,4, 1.5, 25, 26, 41., 42, SS, 56, SZ, 58, Sg, 62, 69, 64, 68
Jepang 72, 27, 28, 29, 30, 31., 32, 93, U, 35, %, 37, 38, 39, 40, 41,,
42, 43, 44, 45, 47, 48, 49, 50, 51,, 52, 53, 54, s6, 67, 69
K
Kalimantan 47
Kapita Lau I^aimpi 20,23
Kendari 5
Kerajaan Buton 78, 27, 24
Kerajaan Gowa 18
Kerajaan Muna 1,, 72, 17, 18, 19, 20, 22
Kesultanan Buton 2
Konflik Z8
kritik 11
L
Laiwui 21
La Ode Alkmad Maktubu 2,20,22
La Ode Kaili 19, 22
La Ode Kaindea 17
La Ode Muhammad Asikin 2, 20, 23
La Ode Pagora 20, 23
La OdeTjo 2,20,22
Lewis A. Coser 7
London 13
Louis Gottschalk 9

79
M
Madura 15
Makassar i, i, iv, 33, A, 42, 48, 61, 62, 63, 68, 69, 7 0, 73, 7 4
Maluku 1Z 18
Manado 33
Muna D i, ii, in, 7, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 70, 12, 76, 77, 18, 79, 20, 21,
22, 23, 24, 33, 34, 35, 36, 37, 38, 40, M, 45, 48, 49, 50, 57,
52, 53, 57, 58, 59, 60, 61, 62, 63, @, 66, 67, 68, 69, 70, 77,
75
Myanmar 1

N
Negara Indonesia Timur 4, 6
Nusantara 16,25
P
Partai Liberal 14
Pearl Harbour 28
pemberontakan 20
Pemerintah Belanda 13
Pemerintah Hindia Belanda 15, 79, 21', 22
Perguruan Trnggi 5
perjuangan 3
petani 14
politik 3,5
Proklamasi 3
Pulau Jawa 1, 15
R
Ralf Dahrendorf 7
Republik Indonesia 10
Restorasi Meiii 27, 28
Rusia 28
s
Sekuta 27, 47, 49, 51, 54, 57, 67

80
Shogun Tokugawa 27
Singapura 15
Sulawesi L, L5
Sulawesi Selatan L, 10, L6, 33, 4'1., 42, 48, @, 62, &, 69, 79
Sulawesi Tenggara i, 1., 3, 4, 5, 76, 1.8, 2'!.,22, 24, ZS, 26,33, 35,
49, 57, 62, 66, 69, 59, 73, 74
Sumatera 1, 15, 25, 26, 4L, M, 47
Syarikat Dagang Belanda L6
Syarikat Dagang Hindia Timur L6
T
ThnamPaksa 14
U
Universitas Hasanddin 6
v
VandenBosch L3
voc 13,16
w
Wa HaripanSida 6

Y
Yunani 9

81
"I)i sinilah lctak keunikan dari buku ini.
Bukankah srjarah itu bcrsifat unik. dalam
arti kata bcrlainan dengan vang lainnva.
illembaca buku ini memban'a kita kcp:rda
\ nuansa haru dalam nrelihat peran pemuda
dalam memprrtahankan kemerdckaan.
lnlbrmasi 1'ang didapatkan sctelah membaca
buku ini dapat membuka pikirrn kita brh$ a
kesulitan utama )'ang dihadapi oleh para
penruda pcjuang di masa lalu, tidak saja pada tnlanr
mendapatkan prrlengkapan pcrang, tetapi J
nrcnrbangun jaringan. D r. .SrriarlLl I uppangara,,

PENFRBIT

tsBN 978 602 263 027 2


ll. Boron,a Raya No.75 A
Telo. Olll-2{1024I - {t81r 168 957
Email: Bunmonoharto@yahoo.com

GERBANG KECERDASAN lilltltlllutilil t tltltttltil


MENUJU PERADABAN
YANG LEBIH BAIK

Anda mungkin juga menyukai