Anda di halaman 1dari 4

MAKALAH

SISTEM PENGHANTARAN OBAT


“FORMULASI FLOATING TABLET RANITIDINE HCL”

Nama : Emma Safyra Azizah


NIM : 1608010042
Kelas : 7B

PROGRAM STUDI FARMASI


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
2019
I. Latar Belakang
Sediaan lepas lambat merupakan bentuk sediaan yang dirancang untuk
melepaskan obatnya ke dalam tubuh secara perlahan-lahan, supaya
pelepasannya lebih lama dan memperpanjang obat. Kebanyakan bentuk lepas
lambat (sustained release) diracancang supaya pemakaian satu unit dosis
tunggal dapat menyajikan pelepasan sejumlah obat segera setelah
pemakaiannya, dan menghasilkan efek terapetik yang diinginkan secara
berangsur-angsur serta terus menerus melepaskan sejumlah obat lainnya untuk
mempelihara tingkat pengaruhnya selama periode waktu yang diperpanjang,
biasanya 8 sampai 12 jam.
Ranitidin HCl memiliki waktu paruh yang sangat singkat yaitu 2,5-3 jam
dan diabsropsi di bagian awal usus halus dengan bioavaibilitas absolut 50%,
sehingga menyebabkan kadar teraupetik ranitidine HCl dalam plasma sulit
dipertahankan dan membutuhkan adanya pengulanngan dosis. Penggunaan
dosis berulang ini merupakan alasan utama diperlukannya formulasi
Ranitidine HCl dalam bentuk sediaan modified release di lambung untuk
menurunkan laju pelepasan obat. Alasan lainnya diperlukan formulasi
Ranitidine HCl dalam bentuk sediaan pelepasan terkendali adalah Ranitidine
HCl memiliki mekanisme aksi sebagai antagonis H-2 dengan reseptor yang
terletak pada sel parietal lambung. Oleh karena itu, waktu tinggal obat yang
lebih lama di dalam lambung sangat menguntungkan karena akan
menyebabkan lebih banyak obat yang berikatan dengan reseptor, sehingga
dapat memperpanjang efek terapi.
II. Metode
A. Metode yang digunakan dalam proses pembuatan tablet Ranitidine HCl
menggunakan metode kempa langsung.
B. Formulasi

Tabel. Formulasi tablet Ranitidine HCl


C. Cara Pembuatan
 Menimbang semua bahan yang digunakan.
 Mencampurkan bahan menggunakan mortir kaca sampai homogen.
 Menambahkan laktosa, talk, dan magnesium stearat ke dalam
campuran diatas.
III. Evaluasi
A. Kekerasan
Tablet ditempatkan di antara alat penguji kekerasan tablet, kekuatan alat
yang digunakan untuk menghancurkan atau memecahkan tablet kemudian
dicatat.
B. Ketebalan dan Diameter
Lima tablet diambil dan dikalibrasi menggunakan Kaliper Vernier dan
hasilnya dalam mm.
C. Kerapuhan
Kerapuhan tablet yang tidak dilapisi ditentukan dengan menggunakan
friabilator Electrolab di laboratorium. Perangkat ini membuat sejumlah tablet
mengalami efek kombinasi abrasi dan goncangan dengan memanfaatkan ruang
plastik yang berputar pada 25 rpm, menjatuhkan tablet-tablet tersebut dengan
jarak enam inci dengan masing-masing operasi selama 100 putaran.
Tablet-tablet itu kemudian dibersihkan dan ditimbang ulang. Hal ini
dinyatakan sebagai kehilangan massa dan dihitung sebagai persentase dari
massa awal. Nilai untuk Hardness & Friability dapat bersama-sama
menunjukkan kekuatan mekanik tablet.
D. Uji Variasi Berat
Menimbang sebanyak 20 tablet dan menentukan berat rata-rata tablet.
Tablet yang masuk kriteria jika tidak lebih dari dua bobot individu
menyimpang dari batas persentase 10.
E. Keseragaman Bobot
Menimbang 10 tablet, tablet triturat setara dengna 100mg ditimbang dan
dilarutkan dengna buffer pH 1.2 dan diencerkan sampai 100ml dengan obat
yang sama. Pengenceran selanjunya dilakukan sesuai untuk mendapatkan
konsentrasi 10mcg / ml dengan simulasi pH cairan lambung 1.2. kemudian
dibaca absorbansi secara spektrofotometri pada panjang gelombang 313nm.
F. Uji Disolusi
Uji disolusi kali ini menggunakan alat disolusi USP tipe II dengan metode
dayung dan kecepatan pengadukan 50rpm pada suhu 37OC dalam 900 ,l 0,1 N
HCl selama 12 jam. Sampel diambil pada interval waktu yang telah ditentukan
dengan penggantian media disolusi dengan volume yang sama. Sampel yang
didapatkan tadi diencerkan dan dibaca absorbansi secara spektrofotometri
pada panjang gelombang 313nm.
IV. Daftar Pustaka
Ingale R.D., Thakare V.M., Tekade B.W. and Patil V.R., 2014, Development
and Evaluation of Ranitidine Hydrochloride Floating, International
Journal of Pharmaceutical Sciences and Reserch, 5 (1), 269–274.

Anda mungkin juga menyukai