Anda di halaman 1dari 5

1. Apa yang dimaksud dengan Gastro Retentive Drug Delivery System?

Jelaskan yang
dimaksud dengan tablet gastroretentive mengapung dan mengembang!
Jawab :
Gastro Retentive Drug Delivery System adalah sistem penghantaran obat yang
memiliki kemampuan menahan obat di dalam saluran pencernaan khususnya di
lambung untuk memperpanjang periode waktu. Setelah obat lepas selama periode
waktu yang disyaratkan, bentuk sediaan harus terdegradasi tanpa menyebabkan
gangguan pencernaan
Tablet gastroretentive mengapung (Floating system) adalah system yang memiliki
densitas bulk lebih rendah daripada isi lambung, system ini memiliki potensial untuk
pelepasan obat secara berkelanjutan dan tinggal mengapung dalam lambung untuk
periode waktu yang diperpanjang
Tablet gastroretentive mengembang (swelling system) adalah system yang dapat
bertahan dilambung tidak masuk ke dalam pilorus karena sifat mekaniknya. System
ini mengabsorbsi air dan kemudian mengembang. Pada awalnya bentuk sediaan ini
sangat kecil untuk ditelan, setelah mencapai lambung bentuk sediaan akan
mengembang

2. Sebutkan karakteristik bahan gastroretentive mengembang dan mengapung, serta


sebutkan contohnya masing-masing !
Karakteristik bahan tablet floating :
- Harus memiliki struktur yang cukup untuk membentuk sebuah gel penghalang
yang kohesif.
- Harus menjaga BJ keseluruhan lebih rendah dari isi lambung (1,004-1,010).
- Harus larut perlahan sehingga sesuai sebagai reservoir obat.
Contoh : Ranitidine dan teofilin tablet
Karakteristik bahan tablet swelling :
- Bahan pengembang adalah suatu rantai polimer hidrofilik yang cross linked secara
kimia dan fisika
- Swelling agent dapat menyerap/ mengabsorbsi air atau larutan organik hydrogel
- Kekuatan yang mengendalikan absorbs atau proses swelling umumnya adalah
keseimbangan dari 3 kekuatan yaitu osmotik, elektrostatik dan disolusi-entropi
polimer dalam air
Contoh : metformin dan gliquidon tablet

3. Buatlah formulasi tugas anda, evaluasi, perhitungan dan cara pembuatan


Formulasi tablet floating teofilin
1 batch berisi 1000 tablet
Teofilin = 260 mg x 1000 = 261.000 mg
HPMC K4M = 140 mg x 1000 = 140.000 mg Fase dalam (SL sebagian)
Na.alginat = 210 mg x 1000 = 210.000 mg
Lactosa = 79,5 mg x 1000 = 79.500 mg
Mg.stearat = 10,5 mg x 1000 = 10.500 mg Fase luar ( di + sisa SL)

Cara pembuatan
Metode pembuatan tablet floating teofilin yang digunakan adalah metode granulasi
basah.
1. Masing-masing bahan, ditimbang sesuai dengan formula
2. Teofilin, HPMC K4M, Na.alginat, dan sebagian laktosa dihaluskan masing-masing
3. Kemudian dicampurkan selama 25 menit sampai seluruh bahan homogen
4. Bambahkan bahan pembasah aquadest sebanyak 4% dari total bobot serbuk sedikit
demi sedikit dan digranulasi sampai terbentuk massa granul yang baik
5. Selanjutnya masaa garanul diayak dengan ayakan 60, granul hasil ayakan dikeringkan
dalam oven dengan suhu 60C selama 30 menit. Granul yang telah kering kemudian
diayak dengan mengunakan ayakan 80
6. Granul hasil ayakan dimasukan ke dalam wadah untuk dicampurkan dengan Mg.sterat
dan sisa laktosa, campur bahan-bahan tersebut sampai homogen 2-5 menit.
Campuran granul kemudian di kompresi menjadi tablet dengan bobot 700 mg.
Evaluasi
a. Pemeriksaan mutu fisik granul
Kecepatan alir dan sudut henti ditentukan dengan cara mengalirkan sejumlah granul
melalui corong.

b. Uji organoleptis
Pemeriksaan organoleptis biasanya meliputi bau, rasa, dan warna tablet
c. Keseragaman bobot
Uji keseragaman bobot dilakukan dengan menimbang 20 tablet satu persatu dan dihitung
bobot rata-ratanya, % keseragamannya dan besar penyimpangannya.
d. Keseragaman ukuran
Pengujian diameter dan ketebalan tablet menggunakan jangka sorong, diuji sebanyak 20
tablet.
Syarat : diameter tablet tidak lebih dari 3 kali dan tidak kurang dari 1 kali tebalnya tablet
e. Uji kekerasan tablet

Pemeriksaan dilakukan dengan menggunakan alat tablet hardness tester

f. Uji kerapuhan tablet

Di uji dengan menggunakan alat Friabilatot. Nilai kerapuhan yang diperbolehkan adalah
kurang dari 1%

g. Uji waktu hancur


Dengan menggunakan desintegration tester
h. Uji floating
Terdapat 2 uji kemampuan floating, yaitu lamanya waktu yang dibutuhkan tablet untuk
muncul kepermukaan sehingga dapat mengapung (floating log time)(FLT) dan durasi/
lamanya tablet mampu mengapung (floating duration time)(FDT).
i. Uji pelepasan tablet dari matriks HPMC
Formulasi optimum yang diperoleh dari hasil analisis diuji kemampuan gastroretentive-
nya serta kemampuan melepas teofilin dari matriknya dan dinyatakan dalam DE (Efisiensi
Disolusi).

4. Suppositoria adalah sediaan padat dalam berbagai bobot dan bentuk yang diberikan
melalui rektal, vaginal, dan uretral, meleleh, melunak, dan melarut pada suhu tubuh. Efek
yang di timbulkan adalah efek sistemik dan local
Macam-macam suppositoria :
a. Rektal Suppositoria sering disebut Suppositoria saja, bentuk peluru digunakan lewat
rektal atau anus, beratnya menurut FI.ed.IV kurang lebih 2 g.
b. Vaginal Suppositoria (Ovula), bentuk bola lonjong seperti kerucut, digunakan lewat
vagina, berat umumnya 5 g.
c. Urethral Suppositoria (bacilla, bougies) digunakan lewat urethra, bentuk batang
panjang antara 7 cm - 14 cm
Bahan dasar Suppositoria yang ideal harus mempunyai sifat sebagai berikut :
a. Padat pada suhu kamar, sehingga dapat dibentuk dengan tangan atau dicetak,
tapi akan melunak pada suhu rektal dan dapat bercampur dengan cairan tubuh.
b. Tidak beracun dan tidak menimbulkan iritasi
c. Dapat bercampur dengan bermacam-macam obat
d. Stabil dalam penyimpanan, tidak menunjukkan perubahan warna, bau dan pemisahan
obat.
e. Kadar air cukup
f. Untuk basis lemak, bilangan asam, bilangan iodium dan bilangan penyabunan harus
jelas.
Bahan dasar suppositoria :
g. Bahan dasar berlemak : Ol. Cacao (lemak coklat)
h. Bahan dasar yang dapat bercampur atau larut dalam air : gliserin-gelatin,
polietilenglikol (PEG)
i. Bahan dasar lain : Pembentuk emulsi A/M.misalnya campuran Tween 61 85 % dengan
gliserin laurat 15 %

5. Mikrokapsul adalah teknologi untuk menyalut atau melapisi suatu zat inti dengan suatu
lapisan diding polimer, sehingga menjadi partikel-partikel kecil berukuran mikro. Dengan
adanya lapisan dinding polimer ini, zat inti akan terlindungi dari pengaruh lingkungan luar.
Bahan inti dapat berupa padatan, cairan atau gas. Mikrokapsul yang terbentuk dapat
berupa partikel atau bentuk agregat dan biasanya memiliki rentang ukuran partikel antara
5-5000 mm. Ukuran tersebut berpariasi tergantung metode dan ukuran partikel bahan
inti yang digunakan.
Metode pembuatan mikrokapsul
Metode mikroenkapsulasi yang telah diterapkan dibidang farmasi meliputi suspensi
udara, pemisahan fase koaservasi, pengeringan semprot dan pembekuan, penyalutan
didalam panci, serta teknik penguapan pelarut.
Evalusai sediaan mikrokapsul, terdiri dari :
a. Pemeriksaan morfologi mikrokapsul
b. Distribusi ukuran partikel
c. Penetapan kadar air
d. Efisiensi penyerapan mikrokapsul
e. Penentuan kandungan zat inti

Anda mungkin juga menyukai