Anda di halaman 1dari 6

Ppt Kel 1 bsf

Slide 2

Definisi Supositoria

Supositoria adalah sediaan padat dalam berbagai bobot dan bentuk, yang diberikan melalui rektal,
vagina atau uretra. Umumnya meleleh, melunak atau melarut pada suhu tubuh. Supositoria dapat
bertindak sebagai pelindung jaringan setempat, sebagai pembawa zat terapetik yang bersifat lokal atau
sistemik. Bahan dasar supositoria yang umum digunakan adalah lemak coklat, gelatin tergliserinasi,
minyak nabati terhidrogenasi, campuran polietilen glikol berbagai bobot molekul dan ester asam lemak
polietilen glikol

*Jenis Supositoria*

Rectal suppositories : Suppositoria jenis ini biasa digunakan dengan cara dimasukkan ke dalam rektum
atau anus. Umumnya suppositoria rektum mempunyai panjang sekitar 2,54 cm dengan ujung membulat.
Obat ini biasanya dipakai untuk membantu mengatasi kondisi-kondisi seperti Wasir, Demam, Sembelit,
Nyeri tubuh dll.

Vaginal suppositories : dipakai untuk membantu mengatasi masalah pada organ kewanitaan. Berbentuk
bulat, suppositoria jenis ini digunakan untuk mengobati infeksi bakteri atau jamur, serta vagina kering.
Selain itu, vaginal suppositories juga dapat dipakai sebagai pengontrol kelahiran (kontrasepsi).

Urethral suppositories : dapat digunakan untuk membantu mengatasi masalah ereksi. Berbentuk seperti
biji beras, suppositoria jenis ini mengantarkan obat yang dikenal dengan nama alprostadil

*Contoh Supositoria*

1. Anusol Suppo (Antihemorroid)

2. Dulcolax Suppo (Laxative)

3. Kaltrofen Suppo (Analgetic, Anti Inflamasi )

4. Custodiol Suppo (Laxative)

5. Profenid Suppo (Analgetic, Anti Inflamasi)

6. Borraginol-N Suppo ( Antihemorroid )

7. Borraginol-S Suppo ( Antihemorroid )

8. Vagistin Ovula (Vaginitis)

9. Neo Gynoxa Ovula ( Vaginitis )

*Penyimpanan Supositoria
Penyimpanan supositoria dalam wadah tertutup baik dan pada suhu yang berkisar 2’C-8’C serta
terlindung dari cahaya.

Slide 3

A. Suppositoria Lemak Coklat

Suppositoria dengan bahan dasar lemak coklat dapat dibuat dengan mencampur bahan obat yang
dihaluskan ke dalam minyak padat pada suhu kamar dan massa yang dihasilkan dibuat dalam bentuk
sesuai, atau dibuat dengan minyak dalam keadaan lebur dan membiarkan suspensi yang dihasilkan
menjadi dingin di dalam cetakan. Sejumlah zat pengeras yang sesuai dapat ditambahkan untuk
mencegah kecenderungan beberapa obat, (seperti kloralhidrat dan fenol) melunakkan bahan dasar.
Yang penting, suppositoria meleleh pada suhu tubuh.

B. Pengganti Lemak Coklat

Suppositoria dengan bahan dasar jenis lemak, dapat dibuat dari berbagai minyak nabati, seperti minyak
kelapa atau minyak kelapa sawit yang dimodifikasi dengan esterifikasi, hidrogenasi, dan fraksionasi
hingga diperoleh berbagai komposisi dan suhu lebur (misalnya minyak nabati terhidrogenasi dan lemak
padat). Produk ini dapat dirancang sedemikian hingga dapat mengurangi terjadinya ketengikan. Selain
itu sifat yang diinginkan seperti interval yang sempit antara suhu melebur dan suhu memadat dan jarak
lebur juga dapat dirancang umtuk penyesuaian berbagai formulasi dan keadaan iklim.

C . Suppositoria Gelatin Tergliserinasi

Bahan obat dapat dicampur ke dalam bahan dasar gelatin tergliserinasi, dengan menambahkan
sejumlah tertentu kepada bahan pembawa yang terdiri dari lebih kurang 70 bagian gliserin, 20 bagian
gelatin dan 10 bagian air. Suppositoria ini harus disimpan dalam wadah tertutup rapat, sebaiknya pada
suhu dibawah 35 derajat.

D. Suppositoria dengan Bahan Dasar Polietilen Glikol

Beberapa kombinasi polietilen glikol mempunyai suhu lebur lebih tinggi dari suhu badan telah digunakan
sebagi bahan dasar suppositoria. Karena pelepasan dari bahan dasar lebih ditentukan oleh disolusi dari
pada pelelehan, maka massalah dalam pembuatan dan penyimpanan jauh lebih sedikit dibanding
massalah yang disebabkan oleh jenis pembawa yang melebur. Tetapi polietilen glikol dengan kadar
tinggi dapat memperpanjang waktu disolusi sehingga menghambat pelepasan. Pada etiket suppositoria
polietilen glikol harus tertera petunjuk “basahi dengan air sebelum digunakan”, meskipun dapat
disimpan tanpa pendinginan, suppositoria ini harus dikemas dalam wadah tertutup rapat.

E. Suppositoria dengan Bahan Dasar Surfaktan

Beberapa surfaktan nonionik dengan sifat kimia mendekati polietilen glikol dapat digunakan sebagai
bahan pembawa suppositoria. Contoh surfaktan ini adalah ester asam lemak polioksietilen sorbitan dan
polioksietilen stearat. Surfaktan ini dapat digunakan dalam bentuk tunggal atau kombinasi dengan
pembawa suppositoria lain untuk memperoleh rentang suhu lebur yang lebar dan konsistensi. Salah satu
keuntungan utama pembawa ini adalah dapat terdispersi dalam air. Tetapi harus hati-hati dalam
penggunaan surfaktan, karena dapat meningkatkan kecepatan absorpsi obat atau dapat berinteraksi
dengan molekul obat yang menyebabkan penurunan aktivitas terapetik.

F. Suppositoria Kempa atau Suppositoria Sisipan Suppositoria vaginal dapat dibuat dengan cara
mengempa massa serbuk menjadi bentuk yang sesuai. Dapat juga dengan cara pengkapsulan dalam
gelatin lunak.

Slide 4

Slide 4

Pengujian supositoria

a. Uji Organoleptis : Tiga dari setiap formula suppositoria dibelah secara vertikal dan horizontal
kemudian diamati secara visual pada bagian internal dan eksternal untuk melihat tekstur, bentuk, dan
warnanya.

b. Uji keseragaman bobot : untuk memastikan bahwa masing masing bobot supositoria tidak
menyimpang dari bobot rata ratanya sehingga memiliki dosis dan efektifitas terapi yang sama . Caranya
yaitu 20 supositoria ditimbang dan ditentukan bobot rata ratanya, persen deviasi masing masing
supositoria tidak boleh lebih dari 5%

c. Uji kandungan zat aktif : untuk menentukan kadar zat aktif yang terkandung didalam supositoria.
Supositoria bisakodil mengandung bisakodil tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 110,0% dari
jumlah yang tertera pada etiket. Caranya sopositoria dilarutkan dalam 100 ml buffer fosfat pH 7,4. Lalu
diaduk perlahan dengan pengaduk magnetik pada suhu 37 C selama 1 jam. Lalu larutan disaring, filtrat
diencerkan dan absorbansi diukur terhadap blanco 371 nm.

d. Uji titik lebur : bertujuan untuk mengetahui titik lebur supositoria yang dipengaruhi oleh basis.
Caranya supositoria diuji dengan Melting Point Apparatus, pembacaan suhu titik lebuh yaitu ketika
suppositoria dalam pipa kapiler berubah dari padat menjadi cair. Basis oleum cacao memiliki titik lebur
yang lebih baik dibanding dengan basis PEG

e. Uji waktu leleh : Bertujuan untuk mengetahui berapa lamanya waktu yang dibutuhkan supositoria
untuk melarut didalam tubuh. Suppositoria dimasukkan dalam sangkar berbentuk spiral gelas, sangkar
spiral tersebut dimasukkan pada pipa penguji lalu ditempatkan dalam sebuah mantel gelas yang dialiri
air bersuhu tetap 37°C, air masuk kedalam pipa penguji. Proses dihitung dari suppositoria mulai
dimasukkan ke dalam gelas mantel gelas yang dialiri air bersuhu tetap 37°C sampai meleleh tanpa sisa.
f. Uji kekerasan : Suppositoria diuji menggunakan alat uji kekerasan suppositoria yang diberikan beban
600 g pada alat uji sebagai masa dan pada saat yang sama stopwatch dijalankan. Setiap interval 1 menit
beban ditambahkan 200 g selama suppositoria belum hancur. Stopwatch dihentikan bila suppositoria
sudah hancur (beban telah sampai pada batas yang ditentukan). Beban maksimal yang ada dalam alat
adalah 1600.

Slide 5

KASA HIDROFIL

Tujuan Penggunaan : menyerap cairan atau eksudat yang keluar dari luka pasien.
Deskripsi/Prinsip Pengoperasian : adalah alat kesehatan steril ataupun nonsteril yang digunakan untuk
keperluan medis, misalnya untuk dipakai langsung menutupi luka pasien yang bertujuan untuk
menyerap cairan atau eksudat yang keluar dari luka pasien.

Definisi : Kasa tenun putih dengan tepi dilipat yang disajikan dalam berbagai ukuran panjang dan lebar
untuk penggunaan bedah.

SpesiHkasi Produk:

JENIS PARAMETER SPESIFIKASI

Organoleptik Tidak menunjukkan tanda-tanda kelebihan serpihan kain, benda asing, atau benang lepas.

Uji Fluorosensi Tidak Berfluorosensi/Berfluorosensi lemah

Uji daya serap Sesuai spesifikasi pabrik

Uji sterilitas Steril (memenuhi persyaratan uji steril SNI 16-0212-1987/Revisi 1995, Farmakope Indonesia
edisi IV)
Nomor Standar Nasional Indonesia (SNI) :SNI 16-6643-2002, Kasa penutup bedah - Kemasan sekali pakai.

KASA HIDROFIL TERDETEKSI SINAR-X

KASA HIDROFIL mi

Tujuan Penggunaan : menyerap cairan atau eksudat yang keluar dari luka pasien.
Deskripsi/Prinsip Pengoperasian : adalah alat kesehatan steril ataupun nonsteril yang digunakan untuk
keperluan medis, misalnya untuk dipakai langsung menutupi luka pasien yang bertujuan untuk
menyerap cairan atau eksudat yang keluar dari luka pasien.

Definisi : Kasa tenun putih dengan tepi dilipat yang disajikan dalam berbagai ukuran panjang dan lebar
untuk penggunaan bedah.

Spesiflkasi Produk:

JENIS PARAMETER SPESIFIKASI


Organoleptik Tidak menunjukkan tanda-tanda kelebihan serpihan kain, benda asing, atau benang lepas.

Uji Fluorosensi Tidak Berfluorosensi/Berfluorosensi lemah


Tanda terdeteksi sinar X Tanda sinar-X harus memenuhi uji ketidak-tembusan sinar-X menurut British
Pharmacopoeia 1993

Uji daya serap Sesuai spesiflkasi pabrik


Uji sterilitas Steril (memenuhi persyaratan uji steril SNI
16-0212-1987/Revisi 1995, Farmakope Indonesia edisi IV)

KASA PEMBALUT

Tujuan Penggunaan : menyerap cairan atau eksudat yang keluar dari luka pasien

Deskripsi/Prinsip Pengoperasian : adalah alat kesehatan steril ataupun nonsteril yang digunakan untuk
keperluan medis, misalnya untuk dipakai langsung menutupi luka pasien yang bertujuan untuk
menyerap cairan atau eksudat yang keluar dari luka pasien.

Spesifikasi Produk:

JENIS PARAMETER SPESIFIKASI

Uji Fluorosensi Tidak Berfluorosensi/Berfluorosensi lemah

Uji daya scrap Sesuai spesifikasi pabrik

Uji sterilitas Steril

KASA PEMBALUT ELASTIS

Tujuan Penggunaan: Digunakan pada bagian tubuh yang memerlukan penunjang.

Deskripsi/Prinsip Pengoperasian: adalah alat yang terdiri dari baik strip panjang datar atau tabung bahan
elastik yang digunakan untuk menunjang dan menekan bagian dari tubuh pasien.
Spesifikasi Produk:

JENIS PARAMETER SPESIFIKASI

Material Elastic woven

Dimensi panjang x lebar (cm)

Bobot kain Gram

PLESTER

Tujuan Penggunaan: Menutup dan melindungi luka


Deskripsi/Prinsip Pengoperasian: adalah alat kesehatan yang terdiri dari strip dari bahan kain atau
plastik yang dilapisi salah satu sisinya dengan perekat dan dapat mengandung dressing pad tanpa
disinfektan. Piaster digunakan untuk menutup dan melindungi luka.
Spesiflkasi Produk:

JENIS PARAMETER SPESIFIKASI

Material

- Strip Poly vinylchloride

- Pad Absorbent pol5T3ropilene

- Perekat Bahan perekat medis

Ukuran Sesuai spesiflkasi pabrik

Daya rekat Cukup lekat

Ketahanan terhadap air Tidak tembus air


Kerapatan Cukup agar ada sirkulasi udara

Elastisitas Panjang tidak lebih dari 80%

panjang plester setelah plester diregangkan sempurna

Nomor Standar Nasional Indonesia (SNI) : SNI 16-4945-1998, Plaster perekat elastis untuk bedah

Anda mungkin juga menyukai