Kelompok 1 :
Nisa Istaufa
P17120203039
Febryan Feriza Indra
P17120203040 Dosen Pengampu :
Faradicha Putri Herdita Apt Retno Ikayanti, S.Farm.
P17120203041 NIP. 198202192008012014
Tatsbita Safaone Altisya
P17120204043
Sekar Gading Andoko Putri
P17120204044
Penyimpanan Supositoria
Penyimpanan supositoria dalam wadah tertutup baik dan pada suhu
yang berkisar 2’C-8’C serta terlindung dari cahaya.
Jenis Basis atau Dasar Supositoria
A. Suppositoria Lemak Coklat
Suppositoria dengan bahan dasar lemak coklat dapat dibuat dengan mencampur bahan
obat yang dihaluskan ke dalam minyak padat pada suhu kamar dan massa yang dihasilkan
dibuat dalam bentuk sesuai, atau dibuat dengan minyak dalam keadaan lebur dan
membiarkan suspensi yang dihasilkan menjadi dingin di dalam cetakan. Sejumlah zat
pengeras yang sesuai dapat ditambahkan untuk mencegah kecenderungan beberapa obat,
(seperti kloralhidrat dan fenol) melunakkan bahan dasar. Yang penting, suppositoria
meleleh pada suhu tubuh.
Bahan obat dapat dicampur ke dalam bahan dasar gelatin tergliserinasi, dengan
menambahkan sejumlah tertentu kepada bahan pembawa yang terdiri dari lebih
kurang 70 bagian gliserin, 20 bagian gelatin dan 10 bagian air. Suppositoria ini
harus disimpan dalam wadah tertutup rapat, sebaiknya pada suhu dibawah 35
derajat.
Beberapa kombinasi polietilen glikol mempunyai suhu lebur lebih tinggi dari suhu
badan telah digunakan sebagi bahan dasar suppositoria. Karena pelepasan dari
bahan dasar lebih ditentukan oleh disolusi dari pada pelelehan, maka massalah
dalam pembuatan dan penyimpanan jauh lebih sedikit dibanding massalah yang
disebabkan oleh jenis pembawa yang melebur. Tetapi polietilen glikol dengan
kadar tinggi dapat memperpanjang waktu disolusi sehingga menghambat
pelepasan. Pada etiket suppositoria polietilen glikol harus tertera petunjuk “basahi
dengan air sebelum digunakan”, meskipun dapat disimpan tanpa pendinginan,
suppositoria ini harus dikemas dalam wadah tertutup rapat.
E. Suppositoria dengan Bahan Dasar Surfaktan
a. Uji Organoleptis : Tiga dari setiap formula suppositoria dibelah secara vertikal
dan horizontal kemudian diamati secara visual pada bagian internal dan eksternal
untuk melihat tekstur, bentuk, dan warnanya.
c. Uji kandungan zat aktif : untuk menentukan kadar zat aktif yang terkandung
didalam supositoria. Supositoria bisakodil mengandung bisakodil tidak kurang
dari 90,0% dan tidak lebih dari 110,0% dari jumlah yang tertera pada etiket.
Caranya sopositoria dilarutkan dalam 100 ml buffer fosfat pH 7,4. Lalu diaduk
perlahan dengan pengaduk magnetik pada suhu 37 C selama 1 jam. Lalu larutan
disaring, filtrat diencerkan dan absorbansi diukur terhadap blanco 371 nm.
d. Uji titik lebur : bertujuan untuk mengetahui titik lebur supositoria yang dipengaruhi oleh
basis. Caranya supositoria diuji dengan Melting Point Apparatus, pembacaan suhu titik
lebuh yaitu ketika suppositoria dalam pipa kapiler berubah dari padat menjadi cair. Basis
oleum cacao memiliki titik lebur yang lebih baik dibanding dengan basis PEG
e. Uji waktu leleh : Bertujuan untuk mengetahui berapa lamanya waktu yang dibutuhkan
supositoria untuk melarut didalam tubuh. Suppositoria dimasukkan dalam sangkar
berbentuk spiral gelas, sangkar spiral tersebut dimasukkan pada pipa penguji lalu
ditempatkan dalam sebuah mantel gelas yang dialiri air bersuhu tetap 37°C, air masuk
kedalam pipa penguji. Proses dihitung dari suppositoria mulai dimasukkan ke dalam
gelas mantel gelas yang dialiri air bersuhu tetap 37°C sampai meleleh tanpa sisa.
f. Uji kekerasan : Suppositoria diuji menggunakan alat uji kekerasan suppositoria yang
diberikan beban 600 g pada alat uji sebagai masa dan pada saat yang sama stopwatch
dijalankan. Setiap interval 1 menit beban ditambahkan 200 g selama suppositoria belum
hancur. Stopwatch dihentikan bila suppositoria sudah hancur (beban telah sampai pada
batas yang ditentukan). Beban maksimal yang ada dalam alat adalah 1600.
Kasa dan Plester
KASA HIDROFIL
● Tujuan Penggunaan : menyerap cairan atau eksudat yang keluar dari luka pasien.
Deskripsi/Prinsip Pengoperasian : adalah alat kesehatan steril ataupun nonsteril
yang digunakan untuk keperluan medis, misalnya untuk dipakai langsung
menutupi luka pasien yang bertujuan untuk menyerap cairan atau eksudat yang
keluar dari luka pasien.
● Definisi : Berupa kasa tenun putih dengan tepi dilipat yang disajikan dalam
berbagai ukuran panjang dan lebar untuk penggunaan bedah.
● Spesifikasi Produk :
JENIS PARAMETER SPESIFIKASI
Organoleptik Tidak menunjukkan tanda-tanda kelebihan serpihan kain, benda
asing, atau benang lepas.
Uji Fluorosensi Tidak Berfluorosensi/Berfluorosensi lemah
Uji daya serap Sesuai spesifikasi pabrik
Uji sterilitas Steril (memenuhi persyaratan uji steril SNI 16-0212-1987/Revisi
1995, Farmakope Indonesia edisi IV)