Anda di halaman 1dari 14

Supositoria

Kelompok 1 :

Nisa Istaufa
P17120203039
Febryan Feriza Indra
P17120203040 Dosen Pengampu :
Faradicha Putri Herdita Apt Retno Ikayanti, S.Farm.
P17120203041 NIP. 198202192008012014
Tatsbita Safaone Altisya
P17120204043
Sekar Gading Andoko Putri
P17120204044

PRODI D3 ANALIS FARMASI & MAKANAN KELAS B


Definisi, Jenis, dan Contoh Supositoria,
serta Cara Penyimpanannya
Definisi Supositoria
Supositoria adalah sediaan padat dalam berbagai bobot dan bentuk, yang
diberikan melalui rektal, vagina atau uretra.
Jenis Supositoria
 Rectal suppositories : Suppositoria jenis ini biasa digunakan dengan cara
dimasukkan ke dalam rektum atau anus. Umumnya suppositoria rektum
mempunyai panjang sekitar 2,54 cm dengan ujung membulat. Obat ini biasanya
dipakai untuk membantu mengatasi kondisi-kondisi seperti Wasir, Demam,
Sembelit, Nyeri tubuh dll.
 Vaginal suppositories : dipakai untuk membantu mengatasi masalah pada organ
kewanitaan. Berbentuk bulat, suppositoria jenis ini digunakan untuk mengobati
infeksi bakteri atau jamur, serta vagina kering. Selain itu, vaginal suppositories
juga dapat dipakai sebagai pengontrol kelahiran (kontrasepsi).
 Urethral suppositories : dapat digunakan untuk membantu mengatasi masalah
ereksi. Berbentuk seperti biji beras, suppositoria jenis ini mengantarkan obat
yang dikenal dengan nama alprostadil.
 Contoh Supositoria
 Anusol Suppo (Antihemorroid)
 Dulcolax Suppo (Laxative)
 Kaltrofen Suppo (Analgetic, Anti Inflamasi )
 Custodiol Suppo (Laxative)
 Profenid Suppo (Analgetic, Anti Inflamasi)
 Borraginol-N Suppo ( Antihemorroid )
 Borraginol-S Suppo ( Antihemorroid )
 Vagistin Ovula (Vaginitis)
 Neo Gynoxa Ovula ( Vaginitis )

 Penyimpanan Supositoria
Penyimpanan supositoria dalam wadah tertutup baik dan pada suhu
yang berkisar 2’C-8’C serta terlindung dari cahaya.
Jenis Basis atau Dasar Supositoria
A. Suppositoria Lemak Coklat
Suppositoria dengan bahan dasar lemak coklat dapat dibuat dengan mencampur bahan
obat yang dihaluskan ke dalam minyak padat pada suhu kamar dan massa yang dihasilkan
dibuat dalam bentuk sesuai, atau dibuat dengan minyak dalam keadaan lebur dan
membiarkan suspensi yang dihasilkan menjadi dingin di dalam cetakan. Sejumlah zat
pengeras yang sesuai dapat ditambahkan untuk mencegah kecenderungan beberapa obat,
(seperti kloralhidrat dan fenol) melunakkan bahan dasar. Yang penting, suppositoria
meleleh pada suhu tubuh.

B. Pengganti Lemak Coklat


Suppositoria dengan bahan dasar jenis lemak, dapat dibuat dari berbagai minyak nabati,
seperti minyak kelapa atau minyak kelapa sawit yang dimodifikasi dengan esterifikasi,
hidrogenasi, dan fraksionasi hingga diperoleh berbagai komposisi dan suhu lebur
(misalnya minyak nabati terhidrogenasi dan lemak padat). Produk ini dapat dirancang
sedemikian hingga dapat mengurangi terjadinya ketengikan. Selain itu sifat yang
diinginkan seperti interval yang sempit antara suhu melebur dan suhu memadat dan jarak
lebur juga dapat dirancang umtuk penyesuaian berbagai formulasi dan keadaan iklim.
C . Suppositoria Gelatin Tergliserinasi

Bahan obat dapat dicampur ke dalam bahan dasar gelatin tergliserinasi, dengan
menambahkan sejumlah tertentu kepada bahan pembawa yang terdiri dari lebih
kurang 70 bagian gliserin, 20 bagian gelatin dan 10 bagian air. Suppositoria ini
harus disimpan dalam wadah tertutup rapat, sebaiknya pada suhu dibawah 35
derajat.

D. Suppositoria dengan Bahan Dasar Polietilen Glikol

Beberapa kombinasi polietilen glikol mempunyai suhu lebur lebih tinggi dari suhu
badan telah digunakan sebagi bahan dasar suppositoria. Karena pelepasan dari
bahan dasar lebih ditentukan oleh disolusi dari pada pelelehan, maka massalah
dalam pembuatan dan penyimpanan jauh lebih sedikit dibanding massalah yang
disebabkan oleh jenis pembawa yang melebur. Tetapi polietilen glikol dengan
kadar tinggi dapat memperpanjang waktu disolusi sehingga menghambat
pelepasan. Pada etiket suppositoria polietilen glikol harus tertera petunjuk “basahi
dengan air sebelum digunakan”, meskipun dapat disimpan tanpa pendinginan,
suppositoria ini harus dikemas dalam wadah tertutup rapat.
E. Suppositoria dengan Bahan Dasar Surfaktan

Beberapa surfaktan nonionik dengan sifat kimia mendekati polietilen glikol


dapat digunakan sebagai bahan pembawa suppositoria. Contoh surfaktan ini
adalah ester asam lemak polioksietilen sorbitan dan polioksietilen stearat.
Surfaktan ini dapat digunakan dalam bentuk tunggal atau kombinasi dengan
pembawa suppositoria lain untuk memperoleh rentang suhu lebur yang lebar
dan konsistensi. Salah satu keuntungan utama pembawa ini adalah dapat
terdispersi dalam air. Tetapi harus hati-hati dalam penggunaan surfaktan,
karena dapat meningkatkan kecepatan absorpsi obat atau dapat berinteraksi
dengan molekul obat yang menyebabkan penurunan aktivitas terapetik.

F. Suppositoria Kempa atau Suppositoria Sisipan Suppositoria vaginal dapat


dibuat dengan cara mengempa massa serbuk menjadi bentuk yang sesuai.
Dapat juga dengan cara pengkapsulan dalam gelatin lunak.
Pengujian Supositoria

a. Uji Organoleptis : Tiga dari setiap formula suppositoria dibelah secara vertikal
dan horizontal kemudian diamati secara visual pada bagian internal dan eksternal
untuk melihat tekstur, bentuk, dan warnanya.

b. Uji keseragaman bobot : untuk memastikan bahwa masing masing bobot


supositoria tidak menyimpang dari bobot rata ratanya sehingga memiliki dosis
dan efektifitas terapi yang sama . Caranya yaitu 20 supositoria ditimbang dan
ditentukan bobot rata ratanya, persen deviasi masing masing supositoria tidak
boleh lebih dari 5%.

c. Uji kandungan zat aktif : untuk menentukan kadar zat aktif yang terkandung
didalam supositoria. Supositoria bisakodil mengandung bisakodil tidak kurang
dari 90,0% dan tidak lebih dari 110,0% dari jumlah yang tertera pada etiket.
Caranya sopositoria dilarutkan dalam 100 ml buffer fosfat pH 7,4. Lalu diaduk
perlahan dengan pengaduk magnetik pada suhu 37 C selama 1 jam. Lalu larutan
disaring, filtrat diencerkan dan absorbansi diukur terhadap blanco 371 nm.
d. Uji titik lebur : bertujuan untuk mengetahui titik lebur supositoria yang dipengaruhi oleh
basis. Caranya supositoria diuji dengan Melting Point Apparatus, pembacaan suhu titik
lebuh yaitu ketika suppositoria dalam pipa kapiler berubah dari padat menjadi cair. Basis
oleum cacao memiliki titik lebur yang lebih baik dibanding dengan basis PEG

e. Uji waktu leleh : Bertujuan untuk mengetahui berapa lamanya waktu yang dibutuhkan
supositoria untuk melarut didalam tubuh. Suppositoria dimasukkan dalam sangkar
berbentuk spiral gelas, sangkar spiral tersebut dimasukkan pada pipa penguji lalu
ditempatkan dalam sebuah mantel gelas yang dialiri air bersuhu tetap 37°C, air masuk
kedalam pipa penguji. Proses dihitung dari suppositoria mulai dimasukkan ke dalam
gelas mantel gelas yang dialiri air bersuhu tetap 37°C sampai meleleh tanpa sisa.

f. Uji kekerasan : Suppositoria diuji menggunakan alat uji kekerasan suppositoria yang
diberikan beban 600 g pada alat uji sebagai masa dan pada saat yang sama stopwatch
dijalankan. Setiap interval 1 menit beban ditambahkan 200 g selama suppositoria belum
hancur. Stopwatch dihentikan bila suppositoria sudah hancur (beban telah sampai pada
batas yang ditentukan). Beban maksimal yang ada dalam alat adalah 1600.
Kasa dan Plester
 KASA HIDROFIL
● Tujuan Penggunaan : menyerap cairan atau eksudat yang keluar dari luka pasien.
Deskripsi/Prinsip Pengoperasian : adalah alat kesehatan steril ataupun nonsteril
yang digunakan untuk keperluan medis, misalnya untuk dipakai langsung
menutupi luka pasien yang bertujuan untuk menyerap cairan atau eksudat yang
keluar dari luka pasien.
● Definisi : Berupa kasa tenun putih dengan tepi dilipat yang disajikan dalam
berbagai ukuran panjang dan lebar untuk penggunaan bedah.
● Spesifikasi Produk :
JENIS PARAMETER SPESIFIKASI
Organoleptik Tidak menunjukkan tanda-tanda kelebihan serpihan kain, benda
asing, atau benang lepas.
Uji Fluorosensi Tidak Berfluorosensi/Berfluorosensi lemah
Uji daya serap Sesuai spesifikasi pabrik
Uji sterilitas Steril (memenuhi persyaratan uji steril SNI 16-0212-1987/Revisi
1995, Farmakope Indonesia edisi IV)

● Nomor Standar Nasional Indonesia (SNI) :


● SNI 16-6643-2002, Kasa penutup bedah - Kemasan sekali pakai.
 KASA HIDROFIL TERDETEKSI SINAR-X
● Tujuan Penggunaan : menyerap cairan atau eksudat yang keluar dari luka pasien.
● Deskripsi/Prinsip Pengoperasian :
● adalah alat kesehatan steril ataupun nonsteril yang digunakan untuk keperluan
medis, misalnya untuk dipakai langsung menutupi luka pasien yang bertujuan
untuk menyerap cairan atau eksudat yang keluar dari luka pasien.
● Definisi : Kasa tenun putih dengan tepi dilipat yang disajikan dalam berbagai
ukuran panjang dan lebar untuk penggunaan bedah.
● Spesiflkasi Produk :

JENIS PARAMETER SPESIFIKASI


Organoleptik Tidak menunjukkan tanda-tanda kelebihan serpihan kain,
benda asing, atau benang lepas.
Uji Fluorosensi Tidak Berfluorosensi/Berfluorosensi lemah
Tanda terdeteksi sinar X Tanda sinar-X harus memenuhi uji ketidak-tembusan sinar-
X menurut British Pharmacopoeia 1993.
Uji daya serap Sesuai spesiflkasi pabrik
Uji sterilitas Steril (memenuhi persyaratan uji steril SNI 16-0212-
1987/Revisi 1995, Farmakope Indonesia edisi IV)
 KASA PEMBALUT
● Tujuan Penggunaan : menyerap cairan atau eksudat yang keluar dari
luka pasien
● Deskripsi/Prinsip Pengoperasian : adalah alat kesehatan steril ataupun
nonsteril yang digunakan untuk keperluan medis, misalnya untuk dipakai
langsung menutupi luka pasien yang bertujuan untuk menyerap cairan
atau eksudat yang keluar dari luka pasien.
● Spesifikasi Produk :

JENIS PARAMETER SPESIFIKASI


Uji Fluorosensi Tidak Berfluorosensi/Berfluorosensi lemah

Uji daya scrap Sesuai spesifikasi pabrik

Uji sterilitas Steril


 KASA PEMBALUT ELASTIS
● Tujuan Penggunaan : Digunakan pada bagian tubuh yang memerlukan
penunjang.
● Deskripsi/Prinsip Pengoperasian: adalah alat yang terdiri dari baik strip
panjang datar atau tabung bahan elastik yang digunakan untuk menunjang
dan menekan bagian dari tubuh pasien.
● Spesifikasi Produk :

JENIS PARAMETER SPESIFIKASI


Material Elastic woven

Dimensi panjang x lebar (cm)

Bobot kain Gram


 PLESTER
● Tujuan Penggunaan : Menutup dan melindungi luka
● Deskripsi/Prinsip Pengoperasian: adalah alat kesehatan yang terdiri dari
strip dari bahan kain atau plastik yang dilapisi salah satu sisinya dengan
perekat dan dapat mengandung dressing pad tanpa disinfektan. Piaster
digunakan untuk menutup dan melindungi luka.
● Spesiflkasi Produk :
JENIS PARAMETER SPESIFIKASI
Material - Strip Poly vinylchloride
- Pad Absorbent pol5T3ropilene
- Perekat Bahan perekat medis
Ukuran Sesuai spesiflkasi pabrik
Daya rekat Cukup lekat
Ketahanan terhadap air Tidak tembus air Kerapatan Cukup agar ada sirkulasi udara
Elastisitas Panjang tidak lebih dari 80%
panjang plester setelah plester diregangkan sempurna

● Nomor Standar Nasional Indonesia (SNI) :


● SNI 16-4945-1998, Plaster perekat elastis untuk bedah
TERIMA KASIH
Wassalamualaikum Wr.
Wb.
Thank's for
watching!

Anda mungkin juga menyukai