Oleh:
AHMAD ARUL EFANSYAH
NIM : 081710003
Oleh:
AHMAD ARUL EFANSYAH
NIM : 081710003
Oleh:
AHMAD ARUL EFANSYAH
NIM : 081710003
Mengetahui
Manajer Pembimbing Lapangan
PT. PLN ULP Babat PT. PLN ULP Babat
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT karna atas rahmat-Nya Praktikan dapat
dapat menyusun dan menyelesaikan Laporan Praktik Kerja Nyata ini dengan baik
dan tepat pada waktunya. Praktik kerja ini dilaksanakan untuk memenuhi
persyaratan akademik pada Program Studi Teknik Elektro , Fakultas Teknik,
Universitas Islam Lamongan .
Dalam Penulisan ini Praktikan banyak mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak. Untuk itu, pada kesempatan ini Praktikan ingin menyampaikan terimakasih
kepada:
1. Arief Budi Laksono, ST, MT selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas
Islam Lamongan
2. Affan Bachri, ST, MT selaku Ketua Program Studi Teknik Elektro FT
Universitas Islam Lamongan dan Dosen Pembimbing & Penguji Praktek Kerja
Nyata, terima kasih atas bimbingan dan pengarahannya selama ini
3. Zaenal Abidin, ST, M.Eng selaku dosen Pembimbing & Penguji Praktek Kerja
Nyata, terima kasih atas bimbingan dan pengarahannya selama ini
4. Wahyu Ponco Indarto Selaku Manajer PT PLN (Persero) ULP Babat, Area
Bojonegoro
5. Anggun Purnomo, ST. Selaku Pembimbing Lapangan PT PLN (Persero) Unit
Layanan Pelanggan Lamongan UP3 Bojonegoro
6. Kawan-kawan Seperjuangan Prodi Teknik Elektro FT Universitas Islam
Lamongan atas kebersamaan dan dukungannya
DAFTAR ISI
Halaman Judul ..................................................................................................... i
Lembar Pengesahan ............................................................................................ ii
Kata Pengantar ...................................................................................................iii
Daftar Isi............................................................................................................. iv
Daftar Gambar ..................................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .................................................................................... 1
1.2 Tujuan PKN ......................................................................................... 2
1.3 Manfaat Praktek Kerja Nyata ............................................................. 2
BAB II PROFIL PERUSAHAAN
2.1 Sejarah singkat PT PLN Indonesia ..................................................... 3
2.2 Visi dan Misi Peusahaan ..................................................................... 3
2.3 Ruang Lingkup PT. PLN UP3 ULP Babat Area Bojonegoro ............. 6
2.4 Struktur Organisasi PT PLN UP3 ULP Babat. ................................... 7
BAB III LANDASAN TEORI
3.1. Sistem Distribusi Tenaga Listrik ....................................................... 8
3.2. Bentuk Jaringan ................................................................................ 11
3.3. Macam macam gangguan pada sistem distribusi.............................. 15
3.4. Operasi pemeliharaan jaringan distribusi ......................................... 18
BAB IV PEMBAHASAN
4.1. Pengertian Recloser .......................................................................... 20
4.2. Cara Kerja Recloser .......................................................................... 22
4.3. Cara Pengoperasian Recloser ........................................................... 23
4.4. Bagian Bagian Panel Recloser .......................................................... 24
4.5. Klasifikasi Recloser .......................................................................... 26
4.6. Recloser Berdasarkan Jumlah dan Fasanya ...................................... 27
4.7. Recloser Berdasarkan Media dan Pemadam Busurnya ................... 29
4.8. Pengertian Sectionalizer ................................................................... 30
4.9. Tabel Kegiatan Praktek Kerja Nyata ............................................... 34
4.9.1. Rangkaian Kegiatan ................................................................... 36
4.9.1.1. Pemeliharaan Umum ............................................................. 36
4.9.1.2. Pemeliharaan Rutin ............................................................... 38
4.9.1.3. Pemeliharaan Khusus (Emergency Maintenance) ................ 49
BAB V PENUTUP
5.1. Kesimpulan ...................................................................................... 50
5.2. Saran ................................................................................................ 50
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 51
LAMPIRAN
v
DAFTAR GAMBAR
BAB 1
PENDAHULUAN
1
7
BAB II
PROFIL PERUSAHAAN
8
2. Kelas Dunia :
a. Menunjukkan kinerja yang melebihi ekspektasi pihak-pihak yang berkepentingan.
b. Memberikan layanan yang mudah, terpadu dan tuntas dalam berbagai masalah
3
kelistrikan.
c. Menjalin hubungan kemitraan yang akrab dan setara dengan pelanggan serta mitra
usaha nasional dan internasional.
d. Bekerja dengan pola pikir prima (Mindset Of Excellence).
9
e. Diakui oleh pelanggan dan mitra kerja sebagai perusahaan yang mampu memenuhi
standar mutakhir dan paling baik.
3. Bertumbuh - Kembang :
a. Antisipasif terhadap perkembangan lingkungan usaha dan selalu siap menghadapi
berbagai tantangan.
b. Secara konsisten menunjukkan kinerja yang lebih baik.
4. Unggul :
a. Menjadi yang terbaik dalam bisnis kelistrikan dan memenuhi tolak ukur mutakhir dan
terbaik.
b. Memposisikan diri sebagai Perusahaan yang terkemuka dalam percatura bisnis
kelistrikan dunia.
c. Mengelola usaha dengan mengedepankan pemberdayaan potensi insani secara
maksimal.
d. Meningkatkan kualitas proses, sistem, produk dan pelayanan secara
berkesinambungan.
5. Terpercaya :
a. Memegang teguh etika bisnis yang tertinggi.
b. Menghasilkan kinerja terbaik secara konsisten.
c. Menjadi Perusahaan Pilihan.
6. Potensi Insani :
a. Keberhasilan perusahaan lebih ditentukan oleh kesadaran anggota perusahaan untuk
memunculkan seluruh potensi mereka dalam wujud wawasan aspiratif dan etikal, rasa
kompeten, motivasi kerja, semangat belajar inovatif dan semangat bekerja sama.
b. Potensi insani diperkaya dengan kompetensi yang terbentuk dari pengetahuan
substansial, pengetahuan kontekstual, keterampilan, kemampuan, pengalaman dan
jenjang kerja sama.
Konsekuensi Visi terhadap strategi korporat :
10
1. Mewujudkan kinerja perusahaan engan kualitas setarap kelas dunia dalam usaha bisnis
kelistrikan.
2. Berfokus pada peningkatan kualitas proses secara terus-menerus untuk memperoleh
hasil yang maksimal.
3. Membangun lingkungan kerja yang memungkinkan anggota perusahaan
mentransformasikan potensi mereka menjadi kinerja perusahaan yang dihargai tinggi.
B. Misi
1. Menjalankan bisnis kelistrikan dan bidang lain yang terkait, berorientasi pada kepuasan
pelanggan, anggota perusahaan dan pemegang saham.
Konsekuensi Misi terhadap strategi korporat :
a. Mencari dan memanfaatkan peluang usaha secara berkesinambungan di bidang bisnis
kelistrikan dan usaha lain yang trerkait.
b. Mengembangkan budaya pelayanan.
c. Menerapkan prinsip-prinsip penyelenggaraan perusahaan yang baik (Good Coorporate
Governance).
d. Anggota perusahaan perlu menyadari bahwa bisnis kelistrikan adalah bagian dari
upaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
e. Berusaha secara konsisten untuk meningkatkan jangkauan pelayanan kelistrikan.
c. Menjadi pelopor dalam membangun masyarakat yang sadar dan cinta lingkungan.
2.3 Ruang Lingkup PT. PLN UP3 ULP Babat Area Bojonegoro
A. Cakupan Tugas dan Wewenang
1. Pelayanan di Bidang Jasa, meliputi : Pemasangan baru dan rubah daya.
2. Pelayanan di Bidang Teknik, meliputi : Pelayanan dan Pemeliharaan terhadap
keluhan pelanggan dan calon pelanggan.
B. Cakupan Pekerjaan
1. Melayani gangguan.
2. Melayani pemasangan baru dan rubah daya.
3. Melayani pengaduan pelanggan/calon pelanggan.
4. Melaksanakan pemeriksaan/mencatat stunt KWh meter pada pelanggan.
5. Merencanakan dan melaksanakan pekerjaan pemeliharaan dan konstruksi jaringan
PLN.
6. Mengawasi dan melaksanakan pemutusan bagi pelanggan yang menunggak.
2.4 Struktur Organisasi PT. PLN UP3 ULP Babat Area Bojonegoro
12
BAB III
LANDASAN TEORI
melalui jarak-jarak yang jauh ke pusat-pusat pemakaian tenaga listrik. Tiba di kota, energi
listrik itu harus dibagikan atau didistribusikan kepada para pemakai atau pelanggan
Salah satu bagian dari proses sistem tenaga listrik adalah sistem distribusi,
dimana secara garis besar proses operasi sistem tenaga listrik dapat dibagi menjadi tiga
tahap, antara lain :1.Proses pembangkitan tenaga listrik
(PLTA,PLTU,PLTG,PLTD,PLTP,PLTN,dll). (Chabibah, Tsalatsatul. 2013.).
Proses transmisi daya listrikdengan tegangan tinggi (30 kV,70 kV,150 kV,500kV)
dari pusat-pusat pembangkit ke gardu-gardu induk.3.Proses pendistribusian tenaga listrik
dengan tegangan menengah ( misalnya 6kV, 12 kV atau 20 kV ) dan tegangan rendah ( 110
V, 220 V dan 380 V ) dari gardu induk ke konsumen.Pada suatu sistem yang cukup besar,
tegangan yang keluar dari generatorharusdinaikkan dulu dari tegangan menengah (tegangan
generator) menjadi tegangan tinggi atau tegangan ekstra tinggi (tegangan transmisi).
Menyalurkan energi listrik melalui jarak-jarak yang jauh harus dilakukan dengan
tegangan yang tinggi untuk memperkecil kerugian-kerugian yang terjadi, baik rugi-rugi
energymaupun penurunan tegangan. Suatu sistem tenaga listrik harus memenuhi syarat-
syarat dasar seperti :
1. Setiap saat memenuhi jumlah energi listrik yang diperlukan konsumen sewaktu-
waktu.
2. Mempertahankan suatu tegangan yang tetap dan tidak terlampau bervariasi, standar
variasi tegangan Indonesia adalah -10% sampai +5%.
8
3. Mempertahankan suatu frekuensi yang stabil dan tidak bervariasi lebih dari misalnya
± 0,2 Hz.
4. Menyediakan energi listrik dengan harga yang wajar.
5. Memenuhi standar-standar keamanan dan keselamatan.
6. Tidak mengganggu lingkungan hidup.Tegangan generator yang biasanya berupa tegangan
menengah (TM) di gardu induk (GI) melalui transformator dinaikkan menjadi
tegangan transmisi, berupa tegangan tinggi (TT) atau tegangan ekstra tinggi (TET).
Standar tegangan menengah di indonesia adalah 20kV, 150kV, sampai 500kv untuk
tegangan tegangan ekstra tinggi. Standar ini mengikuti rekomendasi dari
International Electrotechnical Commission (IEC). Standar tegangan menengah untuk
distribusi adalah 20 kV. Standar Tegangan Rendah di Indonesia adalah 220V / 380V.
(Chabibah, Tsalatsatul. 2013.).
Pusat listrik tegangan generator dinaikkan di gardu induk dari tegangan
generator menjadi tegangan transmisi. Setibanya di pinggir kota, tegangan transmisi
14
diturunkan lagi menjadi tegangan menengah. Gardu induk merupakan instalasi yang
sangat penting dalam pengoperasian sistem tenaga listrik. Gardu induk pada prinsipnya
adalah pusat penerimaan dan penyaluran tenaga listrik pada tegangan yang berbeda.
Gardu induk terdapat di seluruh sistem tenaga listrik. Dimulai pada pusat tenaga listrik
dengan mempergunakan transformator daya, sebuah GI meningkatkan tenaga
menengah yang dibangkitkan oleh generator menjadi tegangan transmisi yang
diperlukan. Mendekati tempat-tempat pemakaian energi listrik, yaitu kota atau pemakai
besar seperti industri, tegangan transmisi diturunkan kembali menjadi tegangan
menengah. Sebuah gardu induk pada umumnya terdiri atas peralatan utama seperti
transformator daya, reaktor pembatas arus, pemutus daya, berbagai peralatan switching
(switch gear), pengamanan terhadap petir, danperalatan pengukuran serta
proteksi.Secara umum gardu induk dapat dibedakan dua macam yaitu, GI penaik
tegangan berfungsi sebagai pengumpul daya dan menyalurkannya melalui suatu
tegangan tinggi. GI ini dapat dibangun bersama-sama dengan pusat pembangkit.
Sedangkan GI penurun tegangan ditempatkan pada pusat beban yang disalurkan
melalui distribusi primer, daya disalurkan dengan tegangan yang lebih rendah daripada
tegangan yang masuk
Secara umum, baik buruk nya penyaluran sistem distribusi tenaga listrik
ditinjau dari hal-hal berikut ini :
a. Kontinuitas pelayanan yang baik, tidak sering terjadi pemutusan, baik karena
gangguan maupun karena hal-hal yang direncanakan.
15
Tegangan nominal di sini dapat pula diartikan kerugian tegangan yang terjadi pada
saluran relatif kecil sekali.
A. Perluasan dan penyaluran daerah beban yang dilayani seimbang. Khususnya untuk sistem
tegangan AC 3 fasa, faktor keseimbangan atau kesimentrisan beban pada masing-
masing fasa perlu diperhatikan.
B. Fleksibel dalam pengembangan dan perluasan daerah beban Perencanaan sistem distribusi
yang baik, tidak hanya bertitik tolak pada kebutuhan beban sesaat, tetapi perlu
diperhatikan perkembangan beban yang harus dilayani, bukan saja dalam hal
penambahan kapasitas dayanya, tetapi juga dalam hal perluasan daerah beban yang
harus dilayani.
D. Pertimbangan ekonomis Faktor ini menyangkut perhitungan untung rugi ditinjau dari
segi ekonomis, baik secara komersil maupun dalam rangka penghematan anggaran
yang tersedia. Sedikitnya ada 5 jenis konfigurasi jaringan distribusi tegangan
menengah yang sesuai dengan spesifikasi PLN.
jaringan distribusi primer. Gangguan pada SUTM jumlahnya lebih banyak dan
kebanyakan bersifat temporer seadangkan pada kabel tanah jumlah gangguannya lebih
sedikit tetapi kebanyakan bersifat sementara. Oleh karenanya banyak dipakai penutup balik
(recloser) untuk SUTM. Ada beberapa bentuk system distribusi yang umum
dipergunakan untuk menyalurkan dan mendistribusikan tenaga listrik yaitu: sistem Radial,
sistem Loop dan sistem Spindle. Pemeliharaan dari masing-masing jaringan distribusi
tersebut tergantung pada keperluan dan keandalan system yang diinginkan, seperti
kontinuitas penyalur / pelayanan tenaga listrik, perkembangan beban dan factor ekonomis
yang diinginkan.Khusus dalam pembahasan disini, uraian mengenai bentuk jaringan
distribusi akan dibatasi, akan dibahas antara lain: Jaringan Radial, Jaringan Loop, Jaringan
Spindle
sistem loop ini merupakan gabungan dari dua atau lebih sistem jaringan radial
dimana ujung kedua jaringan dipasang PMT. Pada konfigurasi loop ini satu penyulang
dapat disuplai dari penyulang lainnyasehingga akan mengurangi daerah padam saat
manuver, baik saat ada gangguan maupun saat ada pemeliharaanyang
ditunjukkan pada gambar
18
1. Gangguan Beban Lebih Gangguan ini sebenarnya bukan gangguan murni, tetapi bila
dibiarkan terus-menerus berlangsung dapat merusak peralatan listrik yang dialiri
oleh arus tersebut Karena arus yang mengalir melebihi dari kapasitas peralatan
listrik dan pengaman yang terpasang melebihi kapasitas peralatan, sehingga saat
beban melebihi pengaman akan trip.
2. Gangguan Hubung Singkat Gangguan hubung singkat, dapat terjadi antar fase (3 fasa atau
2 fasa) atau 1 fase ketanah dan sifatnya bisa temporer atau permanen.
A. Gangguan Permanen
Salah satu contoh gangguan permanen adalah Gangguan hubung singkat, yang
bisa terjadi pada kabel atau pada belitan transformator tenaga yang disebabkan karena
arus gangguan hubung singkat melebihi kapasitasnya.
Sehingga penghantar menjadi panas yang dapat mempengaruhi isolasi atau minyak
transformator, sehingga isolasi tembus. Pada generator yang disebabkan adanya gangguan
hubung singkat atau pembebanan yang melebihi kapasitas.Sehingga rotor memasok arus
dari eksitasi berlebih yang dapat menimbulkan pemanasan yang dapat merusak isolasi
sehingga isolasi tembus.
B.Gangguan Sementara
Salah satu contoh gangguan sementara adalah Flahsover. Flashover terjadi
karena sambaran petir (penghantar terkena sambaran petir), flashover dengan pohon,
penghantar tertiup angin yang dapat menimbulkan gangguan antar fase atau penghantar
fase menyentuh pohon yang dapat menimbulkan gangguan 1 fase ke tanah. Gangguan
ini yang tembus (breakdown) adalah isolasi udaranya, oleh karena itu tidak ada kerusakan
yang permanen.
Setelah arus gangguannya terputus, misalnya karena terbukanya circuit breaker oleh
relai pengamannya, peralatan atau saluran yang terganggu tersebut siap dioperasikan
kembali.Gangguan hubung singkat dapat merusak peralatan secara Termis atau pemanasan
berlebih pada peralatan listrik yang di-lalui oleh arus gangguan dapat merusak
peralatan listrik. Dimana kerusakan akibat arus gangguan tergantung pada besar dan
lamanya arus gangguan. Dan secara Mekanis atau gaya tarik menarik / tolak-menolak
pada penghantar fase yang terganggu karena adanya frekuensi elektris yang dapat
menimbulkan frekuensi mekanis
Gangguan tegangan lebih yang diakibatkan adanya kelainan pada sistem, dimana
tegangan lebih dibedakan atas :
dimana unit pembangkit yang lepas lebih besar dari spinning reserve, maka frekuensi akan
terus turun sehingga sistem bisa padam (collapse)
E. Gangguan Instability
Biasanya gangguan tersebut bersifat mendadak, jadi dapat disimpulkan bahwa sifat
dari pemeliharaan ini adalah mendadak dan perlu segera dilaksanakan perbaikan. Jadwal
Pemeliharaan Distribusi Pemeliharaan pada jaringan distribusi memerlukan program yang
disusun dengan baik dan periodik melalui jadwal tertentu. Hal ini merupakan salah
satu usaha untuk meningkatkan mutu, daya guna dan keandalan tenaga listrik. Adapun
jadwal tersebut menurut siklusnya yang di kelompokkan dalam 3 kelompok, yaitu :
1. Pemeliharaan Triwulan
2. Pemeliharaan Semesteran
22
3. Pemeliharaan Tahunan
Pemeliharaan perlu mendapat prioritas lebih tinggi, sehingga dengan hal ini diharap
daya guna dan keandalan sistem dapat diperoleh secara optional. Pada prakteknya
pemeliharaan tahunan dapat dilaksanakan dalam keadaan :
a. Pemeriksaan
b. Pembersihan
c. Pengetesan
d. Penggantian material baru jika ditemukan dalam keadaan rusak dan tidak layak
pakai.
23
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1. Skematik Umum Sistem Yang Terkait Kerja Praktek Dasar Teori Sistem
Distribusi 20 KV
Keluaran dari trafo daya dikumpulkan sebesar 20 KV pada kubikel Gardu Induk untuk
kemudian di distribusikan melalui beberapa penyulang sebesar 20 KV ke konsumen dengan
jaringan berupa Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM) atau Saluran Kabel Tegangan
Menengah (SKTM). Khusus Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM), jaringan bisa
ditarik sepanjang puluhan sampai ratusan Km termasuk percabangannya dan biasanya ada
diluar kota besar. Seperti diketahui di Indonesia, jaringan dengan konduktor tanpa isolasi
yang digelar di udara bebas banyak mengandung resiko terjadi gangguan hubung singkat
fasa-fasa atau satu fasa-tanah. Disepanjang Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM)
terdapat percabangan yang dibentuk di dalam Gardu Distribusi atau Gardu Tiang. Sementara
jaringan Saluran Kabel Tegangan Menengah (SKTM) relatif lebih pendek dan berada di
dalam kota besar dengan jumlah gangguan relatif sedikit. Bila terjadi gangguan itu biasanya
pada sambungan yang akan merupakan gangguan permanen. Seperti halnya di jaringan
Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM), di jaringan Saluran Kabel Tegangan
Menengah (SKTM) juga terdapat Gardu Distribusi untuk percabangan ke beban konsumen
atau percabangan Saluran Kabel Tegangan Menengah (SKTM).
c. Menganalisis faktor faktor yang menyebabkan adanya gangguan pada jaringan distribusi
Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM) 20 KV.
2. Analisis Masalah
Permasalahan yang timbul dalam bidang distribusi jaringan ini di titik beratkan pada
bagian pemeliharaan jaringan, yaitu berbagai gangguan yang timbul pada jaringan Saluran
Udara Tegangan Menengah beserta dampak yang terjadi terhadap jaringan tersebut. Dimana
gangguan yang terjadi pada jaringan Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM) ini sangat
penting untuk dipahami karena dengan banyaknya gangguan akan menyebabkan resiko yang
tidak baik terhadap performance operasi sistem distribusi tenaga listrik dan kualitas
pelayanan beban di sisi pelanggan, selain itu dikhawatirkan berbahaya bagi keselamatan
manusia dan lingkungan.
4.2. Gangguan yang terjadi pada Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM)
Dalam operasi sistem tenaga listrik terjadinya gangguan tidak dapat dihindarkan
terutama pada jaringan Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM). Adapun gangguan
tersebut dikarenakan adanya kejadian secara acak dalam sistem yang dapat berupa
berkurangnya kemampuan peralatan, meningkatnya beban dan lepasnya peralatan-peralatan
yang tersambung ke sistem Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM). Diantaranya
gangguan yang sering terjadi pada jaringan Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM)
adalah gangguan hubung singkat fasa-fasa atau satu fasa tanah.
Adapun berbagai gangguan yang terjadi pada jaringan Saluran Udara Tegangan
Menengah (SUTM) diakibatkan oleh beberapa faktor, diantaranya:
1. Sambaran petir yang mengenai jaringan (flash over) Karena ujung tiang biasanya lebih
tinggi maka diharapkan sambaran langsung jarang terjadi, kalau pun terjadi dan tahanan
tanah tiang cukup tinggi, bisa flash over ke konduktor fasa menyebabkan gangguan.
25
3. Burung
Burung, kelelawar, kodok besar, ular bisa menjadi penyebab gangguan hubung singkat 1
fasa ke tanah, 2 fasa bahkan 3 fasa.
4.3. Dampak yang terjadi akibat gangguan pada Saluran Udara Tegangan Menengah
(SUTM)
Dengan adanya sambaran petir yang mengenai jaringan, ranting pohon yang
menempel pada kabel jaringan dan benang layang-layang yang menempel atau melilit kabel
jaringan maka akan berdampak terjadinya arus lebih (over current) yang disebabkan hubung
singkat fasa-fasa. Terjadinya over current akan membuat sistem relay proteksi atau
pengaman jaringan bekerja. Apabila sering terjadi arus berlebih atau hubung singkat maka
semakin sering pula relay proteksi bekerja dengan demikian akan sesering itu pula trafo daya
menerima hubung singkat, dimana akan memperpendek umur trafo daya tersebut.
Selain itu dampak yang paling berbahaya adalah terputusnya kawat netral.
Dimana dampak tersebut adalah:
1. Dampak terhadap kerja Ground Fault Relay (GFR) Dengan banyaknya kawat netral
yang terputus menyebabkan arus gangguan ke tanah menjadi lebih kecil dari arus setting
peralatan proteksi yang terpasang. Dengan demikian impedansi urutan nol saluran akan
menjadi lebih besar daripada jaringan saat kondisi normal. Hal ini akan sangat
27
membahayakan manusia dan juga bisa menyebabkan kerusakan pada peralatan yang
tersambung ke sistem akibat tidak bekerjanya relay proteksi.
Dampak terhadap peralatan pelanggan dari pengaruh sambaran petir.
Sambaran petir terhadap jaringan Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM) bisa
menimbulkan arus gangguan yang sangat besar. Dan dengan putus atau hilangnya kawat
netral apabila jaringan tersambar petir maka akan menyebabkan tegangan menjadi besar
dan tegangan ini berpotensi merusak peralatan pelanggan.
1. Pemeliharaan kabel Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM) secara berkala dengan
memangkas ranting pohon atau batang pohon yang hampir atau sudah mengenai kabel
Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM) dan membersihkan kabel Saluran Udara
Tegangan Menengah (SUTM) dari benang-benang atau rangka layang-layang yang
menempel atau melilit pada kabel.
2. Mengefektifkan kerja sama antara PLN, polisi dan masyarakat dalam hal pengawasan
maupun penindakan terhadap perbuatan tangan-tangan yang tidak bertanggung jawab
seperti pencurian listrik ataupun pencurian alat-alat yang terpasang pada jaringan.
3. Dengan lebih memaksimalkan kerja suatu alat proteksi dalam mengatasi gangguan
hubung singkat, seperti relay arus lebih (Over Current Relay/OCR), relay arus lebih
gangguan tanah (Ground Fault Relay/GFR), Recloser, sectionaliser dan pelebur (Fuse
Cut Out).
Dua poin ini dipilih karena apabila kabel Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM)
sudah terpelihara dan tidak ada pencurian terhadap peralatan sistem jaringan maka sistem
distribusi pun akan lancar dan gangguan hubung singkat pun tidak akan terlalu sering terjadi
sehingga akan memperpanjang umur peralatan yang terpasang pada sistem.
1
Kamis,
Di Kantor PLN
12/09/2019
Jum’at,
Di Kantor PLN
13/09/2019
Sabtu,
Libur Libur Kantor
14/09/2019
Minggu,
Libur Libur Kantor
15/09/2019
Senin, Membantu memangkas pohon
Penebangan
16/09/2019 yang menganggu kabel jaringan
Selasa,
Pelayanan Pelanggan
17/09/2019
Rabu Memindahkan part tidak layak
Di Kantor PLN
18/09/2019 pakai ke gudang
Kamis,
Di Kantor PLN
19/09/2019
Jum’at,
Di Kantor PLN
20/09/2019
Sabtu,
Libur Libur Kantor
21/09/2019
Minggu,
Libur Libur Kantor
22/09/2019
Senin,
Di Kantor PLN
23/09/2019
Selasa, Pemeliharaan ke area dan
pemeliharaan
24/09/2019 pemadaman
Rabu
Pemeliharaan Mengganti Pinsolator
25/09/2019
Kamis,
Di Kantor PLN Entry data
26/09/2019
Jum’at, Memperkenalkan recloser dan
Pemeliharaan area
27/09/2019 fungsinya
3
Sabtu,
Libur Libur Kantor
28/09/2019
Minggu,
Libur Libur Kantor
29/09/2019
Senin,
Di Kantor PLN
30/09/2019
Selasa,
Di Kantor PLN
01/10/2019
Rabu
Perpisahan perpisahan
02/10/2019
1. Pemeliharaan Umum
Tujuan Pemeliharaan.
• Menjamin bahwa energi listrik yang diterima pelanggan selalu berada dalam
tingkat keandalan dan mutu yang baik.
• Mendapatkan jaminan bahwa system/peralatan distribusi aman baik bagi
personil maupun bagi masyarakat umum.
• Untuk mendapatkan efektivitas yang maksimum dengan memperkecil waktu
tak jalan peralatan sehingga ongkos operasi yang menyertai diperkecil.
• Menjaga kondisi peralatan atau sistem dengan baik, sehingga kwalitas produksi
atau kwalitas kerja dapat dipertahankan.
• Mempertahankan nilai atau harga diri peralatan atau system, dengan mencegah
timbulnya kerusakan-kerusakan.
• Untuk menjamin keselamatan bagi karyawan yang sedang bekerja dan seluruh
peralatan dari kemungkinan adanya bahaya akibat kerusakan dan kegagalan
suatu alat.
• Untuk mempertahankan seluruh peralatan dengan efisiensi yang maximum.
• Dan tujuan akhirnya yaitu untuk mendapatkan suatu kombinasi yang ekonomis
antar berbagai factor biaya dengan hasil kerja yang optimum.
Jenis Pemeliharaan.
Oleh karena luas dan kompleknya keadaan jaringan distribusi dan tidak
sedikitnya system jaringan dan peralatan distribusi yang perlu dipelihara,
pemeliharaan jaringan distribusi dapat dikelompokan dalam tiga macam
pemeliharaan yaitu :
2. Pemeliharaan Rutin.
• Pemeliharaan semesteran.
• Pemeliharaan tahunan.
• Pemeliharaan 3 tahunan.
• Gardu distribusi.
3. peralatan pelindung.
Bagian sistem yang cukup rawan terhadap gangguan dari luar (external )
salah satu diantaranya adalah :
Saluran udara tidak berisolasi, baik pada tegangan menengah (SUTM) maupun
pada tegangan rendah (SUTR).
12
1. Kawat penghantar.
2. Isolator Penghantar
3. Tiang penghantar
1. Kawat Penghantar.
1. Logam tembaga.
2. Logam aluminium.
Penghantar yang terbuka dari logam tembaga yang sering kita sebut BC
(Bare Copper) atau BCC (Bare Copper Conductor) merupakan penghantar yang
baik untuk menghantarkan energi listrik, meskipun penghantar ini mempunyai
bobot yang lebih besar dan disamping itu mempunyai harga yang lebih mahal.
13
Penghantar yang terbuat dari aluminium murni yang sering kita sebut ACC
atau A2C (All Alumunium Conductor) merupakan penghantar listrik yang cukup
baik, keuntungan penghantar ini bobotnya lebih ringan dari tembaga dan harganya
lebih murah. Namun meskipun demikian kawat alumunium mempunyai kuat tarik
yang lebih kecil dari tembaga dan lebih rapuh.
Untuk mengurangi kelemahan ini dibuat penghantar alumunium campuran
yang sering disebut AAAC atau A3C (All Alumunium Alloy Conductor) dimana
jenis penghantar ini mempunyai kelebihan dari A2C yaitu mempunyai kuat tarik
yang lebih besar.
Kuat tarik suatu penghantar perlu mendapat perhatian sewaktu melakukan
penarikan kawat selain itu yang perlu diperhatikan dari penghantar ini adalah kuat
hantar arusnya (KHA).
Dimana masing-masing penhantar mempunyai kuat hantar arusnya terdiri
sesuai dengan jenis dan penampang penghantarnya. Penghantar yang lebih besar
akan mempunyai kuat hantar arus yang lebih besar. Hal-hal yang perlu mendapat
perhatian dalam pelaksanaan pemeliharaan kawat penghantar, diantaranya adalah :
• Jamper/joint.
• Kondisi kawat/lingkungan.
• Pengkatan kawat.
Pemeriksaan Isolator.
Isolator merupakan suatu alat yang berfungsi untuk mengisolasi antara
kawat dengan kawat dan kawat dengan traves/tiang selain untuk tempat
pengikatan kawat.
Pemeriksaan Tiang.
Tiang merupakan alat untuk menyangga kawat penghantar sehingga
keadaannya aman bagi keselamatan umum.Dilihat dari bahanya, tiang listrik
tersendiri dari :
• Tiang kayu.
• Tiang beton.
• Tiang besi.
• Tiang 8 m.
• Tiang 9 m.
• Tiang 11 m.
• Tiang 12 m.
• Tiang 13 m.
15
• Tiang awal/akhir.
• Tiang sudut.
• Tiang percabangan.
• Tiang penegang.
4. Pondasi tiang.
• Kondisi penghantar.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari semua pembahasan yang telah di
tulis ditas adalah sebagai berikut :
1. Dengan adanya program Kerja Praktek (KP) ini, diharapkan pola pikir
mahasiswa menjadi berkembang dengan situasi dan kondisi teknologi dan ilmu
pengetahuan sekarang ini.
2. Permasalahan yang timbul pada bagian distribusi jaringan bagian pemeliharaan
jaringan Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM) adalah masalah
gangguan dan dampak yang terjadi pada jaringan.
3. Gangguan yang sering timbul pada jaringan Saluran Udara Tegangan
Menengah (SUTM) adalah gangguan hubung singkat fasa-fasa atau satu fasa
tanah.
4. Dampak yang terjadi akibat gangguan hubung singkat tersebut adalah terjadi
arus lebih (over current). Dimana over current ini dapat berbahaya bila alat
proteksi relay (pengaman arus lebih) tidak berfungsi dengan semestinya,
dikarenakan berkurangnya kemampuan peralatan maupun perbuatan tangan-
tangan yang tidak bertanggung jawab seperti pencurian peralatan sistem
jaringan.
5. Pemecahan masalah gangguan pada Saluran Udara Tegangan Menengah
(SUTM) yaitu dengan melakukan pemeliharaan jaringan secara berkala dan
pengawasan jaringan dari pencurian peralatan sistem jaringan.
5.2. Saran
1. Beberapa alternatif pemecahan masalah yang dikemukakan diatas dalam
mengatasi gangguan yang terjadi pada jaringan Saluran Udara Tegangan
Menengah (SUTM) masih sangat sederhana, namun solusi tersebut dapat bisa
menjadi masukan bagi masyarakat terutama pihak PLN. Dengan melakukan
pemeliharaan jaringan secara berkala dan mengefektifkan pengawasan
terhadap pelanggaran pencurian peralatan yang terpasang pada sistem jaringan
18
2. Melihat dari hal itu, maka disarankan untuk lebih meningkatkan kembali dalam
hal pemeliharaan jaringan secara intensif dan berkala serta pengawasan dan
kerja sama antara PLN, aparat dan masyarakat.
50
19
DAFTAR PUSTAKA
Nama Instansi tempat PKL : PT. PLN (persero) ULP Babat area Bojonegoro
Alamat Instansi : JL. Raya pantura 151, Plaosan, Babat, kabupaten
Lamongan, Jawa timur 62271, Indonesia
Nama/Nomor Mahasiswa : AHMAD ARUL EFANSYAH/081710003
Program Studi/Semester : Teknik elektro/smt 05
Lama Praktik : 30 hari/dari tanggal 02 September s.d. 02 Oktober 2019
No. Aspek Penilaian (angka) Keterangan
1. Sistematika laporan
2. Kelengkapan laporan
3. Kerapian
4. Tata Tulis
5. Bahasa
6. Relevansi dan keluasan sumber
pustaka dengan persoalan kajian
7. Kelengkapan data
8. Pembahasan sesuai tujuan
9. Kesimpulan sesuai tujuan
10. Ketepatan penyerahan
NILAI RATA-RATA :
Jumlah Nilai =
10
Ketentuan Penilaian :
1. 0 – 55 :D
2. 56 – 70 :C
3. 71 – 85 :B
4. 86 – 100 : A
Lamongan, ….. Januari 2019
Dosen Pembimbing
NILAI RATA-RATA :
Jumlah Nilai =
10
Ketentuan Penilaian :
1. 0 – 55 :D
2. 56 – 70 :C
3. 71 – 85 :B
4. 86 – 100 : A
NILAI PKL
(Diisi dan diserahkan oleh Dosen Pembimbing PKL)
Nilai Akhir PKL = Nilai Kegiatan KPL + Nilai Ujian Individu + Nilai Laporan =
3
(dalam huruf )
Yang Menyerahkan,
Dosen Pembimbing PKL,
Catatan :
1 lembar diserahkan ke Ketua Program Studi
23
LAMPIRAN – 3
TATA TERTIB
24
1. Peserta harus mengikuti seluruh kegiatan PKL sejak awal hingga akhir.
2. Peserta pada saat penerimaan PKL oleh instansi tempat PKL diharuskan
berpakaian sopan dan rapi, bersepatu, memakai jas almamater, memakai tanda
nama (kokard), dan berdasi.
3. Peserta pada saat mengikuti PKL tidak diperbolehkan memakai sandal, kaos
oblong, dan merokok.
4. Setiap peserta diharuskan memperhatikan dengan seksama petunjuk yang
diberikan oleh pembimbing dan mentaati setiap aturan yang berlaku di tempat
PKL.
5. Pada saat mengikuti kegiatan lapangan Peserta diharuskan memakai pakaian
lapangan sesuai kebiasaan instansi tempat PKL.
6. Sebelum PKL, Peserta harus sudah siap ditempat 10 menit sebelum kegiatan
dimulai.
7. Setiap peserta yang meninggalkan PKL harus mendapat izin dari Dosen
Pembimbing.
8. Syarat mendapatkan sertifikat PKL adalah Peserta yang telah mengikuti
seluruh kegiatan PKL dan telah membuat laporan resmi hasil PKL dan lulus
ujian PKL.
9. Ketentuan yang belum tercantum dalam tata tertib ini apabila perlu akan
ditentukan kemudian.
25
LAMPIRAN – 4
FORMULIR KONSULTASI & ASISTENSI
26
Tanda tangan
Bimb. Catatan Dosen
Hari/Tanggal Materi Bimbingan dosen
ke Pembimbing
pembimbing
Keterangan:
1. Mahasiswa wajib bimbingan minimal 6 kali, bila > 6 kali kartu ini boleh dicopy
2. Kartu ini wajib dilampirkan pada laporan Praktik Industri.
Mengetahui Mengesahkan,
Dekan Fakultas Teknik Unisla Kaprodi Teknik Elektro Unisla
Dengan ini saya menyatakan bahwa Laporan Praktek Kerja Nyata dengan judul “
SISTEM JARINGAN DISTRIBUSI PT. PLN UNIT LAYANAN BABAT UP 3
BOJONEGORO”, adalah benar-benar karya saya sendiri dan berasal dari ide saya
sendiri.
Bahwa Laporan Praktek Kerja Nyata ini belum pernah digunakan untuk kegiatan
akademis apapun dan merupakan pemikiran saya sendiri bukan dari pihak-pihak
lain. Laporan Praktek Kerja Nyata ini sepenuhnya menjadi milik penulis, semua
informasi yang diambil dari penulis lain telah penulis berikan penghargaan dan
dedikasi yang setinggi-tingginya yakni penulis tuliskan sumber kutipan dan tahun
terbitnya. Oleh karena itu, semua tulisan dalam Laporan Praktek Kerja Nyata ini
sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis.
Apabila ada pihak-pihak yang merasa ada kesamaan judul, tulisan dan informasi
yang berada dalam tulisan ini, maka saya siap untuk diklarifikasi dan
mempertanggung jawabkan segala resiko yang ditimbulkan.