Anda di halaman 1dari 59

i

SISTEM JARINGAN DISTRIBUSI PT. PLN UNIT LAYANAN


BABAT UP 3 BOJONEGORO

LAPORAN PRAKTEK KERJA NYATA

Oleh:
AHMAD ARUL EFANSYAH
NIM : 081710003

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ISLAM LAMONGAN
2019
i

SISTEM JARINGAN DISTRIBUSI PT. PLN UNIT LAYANAN


BABAT UP 3 BOJONEGORO

LAPORAN PRAKTEK KERJA NYATA

Oleh:
AHMAD ARUL EFANSYAH
NIM : 081710003

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ISLAM LAMONGAN
2019
ii

Laporan Praktek Kerja Nyata


SISTEM JARINGAN DISTRIBUSI PT. PLN UNIT LAYANAN
BABAT UP 3 BOJONEGORO

Oleh:
AHMAD ARUL EFANSYAH
NIM : 081710003

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana


Teknik Pada Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik
Universitas Islam Lamongan

Menyetujui Dosen Pembimbing Mahasiswa

ZAENAL ABIDIN, ST.,M.Eng AHMAD ARUL EFANSYAH


NIDN. 0009047401 NIM : 081710003

Mengetahui
Manajer Pembimbing Lapangan
PT. PLN ULP Babat PT. PLN ULP Babat

WAHYU PONCO INDARTO ANGGUN PURNOMO,ST.


NPP. ................................. NPP. .................................
iii

KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT karna atas rahmat-Nya Praktikan dapat
dapat menyusun dan menyelesaikan Laporan Praktik Kerja Nyata ini dengan baik
dan tepat pada waktunya. Praktik kerja ini dilaksanakan untuk memenuhi
persyaratan akademik pada Program Studi Teknik Elektro , Fakultas Teknik,
Universitas Islam Lamongan .
Dalam Penulisan ini Praktikan banyak mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak. Untuk itu, pada kesempatan ini Praktikan ingin menyampaikan terimakasih
kepada:
1. Arief Budi Laksono, ST, MT selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas
Islam Lamongan
2. Affan Bachri, ST, MT selaku Ketua Program Studi Teknik Elektro FT
Universitas Islam Lamongan dan Dosen Pembimbing & Penguji Praktek Kerja
Nyata, terima kasih atas bimbingan dan pengarahannya selama ini
3. Zaenal Abidin, ST, M.Eng selaku dosen Pembimbing & Penguji Praktek Kerja
Nyata, terima kasih atas bimbingan dan pengarahannya selama ini
4. Wahyu Ponco Indarto Selaku Manajer PT PLN (Persero) ULP Babat, Area
Bojonegoro
5. Anggun Purnomo, ST. Selaku Pembimbing Lapangan PT PLN (Persero) Unit
Layanan Pelanggan Lamongan UP3 Bojonegoro
6. Kawan-kawan Seperjuangan Prodi Teknik Elektro FT Universitas Islam
Lamongan atas kebersamaan dan dukungannya

Praktikan menyadari masih banyak kekurangan dalam menyelesaikan Laporan


PKN ini. Oleh karena itu Praktikan sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari semua pihak.
Akhir kata semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca khususnya bagi
mahasiswa/i yang ingin magang atau melakukan Praktik Kerja Nyata (PKN) di PT
PLN (Persero) ULP Babat, Area Bojonegoro, Lamongan.
Lamongan ,10 November 2019

Arizal habibur rahman


iv

DAFTAR ISI
Halaman Judul ..................................................................................................... i
Lembar Pengesahan ............................................................................................ ii
Kata Pengantar ...................................................................................................iii
Daftar Isi............................................................................................................. iv
Daftar Gambar ..................................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .................................................................................... 1
1.2 Tujuan PKN ......................................................................................... 2
1.3 Manfaat Praktek Kerja Nyata ............................................................. 2
BAB II PROFIL PERUSAHAAN
2.1 Sejarah singkat PT PLN Indonesia ..................................................... 3
2.2 Visi dan Misi Peusahaan ..................................................................... 3
2.3 Ruang Lingkup PT. PLN UP3 ULP Babat Area Bojonegoro ............. 6
2.4 Struktur Organisasi PT PLN UP3 ULP Babat. ................................... 7
BAB III LANDASAN TEORI
3.1. Sistem Distribusi Tenaga Listrik ....................................................... 8
3.2. Bentuk Jaringan ................................................................................ 11
3.3. Macam macam gangguan pada sistem distribusi.............................. 15
3.4. Operasi pemeliharaan jaringan distribusi ......................................... 18
BAB IV PEMBAHASAN
4.1. Pengertian Recloser .......................................................................... 20
4.2. Cara Kerja Recloser .......................................................................... 22
4.3. Cara Pengoperasian Recloser ........................................................... 23
4.4. Bagian Bagian Panel Recloser .......................................................... 24
4.5. Klasifikasi Recloser .......................................................................... 26
4.6. Recloser Berdasarkan Jumlah dan Fasanya ...................................... 27
4.7. Recloser Berdasarkan Media dan Pemadam Busurnya ................... 29
4.8. Pengertian Sectionalizer ................................................................... 30
4.9. Tabel Kegiatan Praktek Kerja Nyata ............................................... 34
4.9.1. Rangkaian Kegiatan ................................................................... 36
4.9.1.1. Pemeliharaan Umum ............................................................. 36
4.9.1.2. Pemeliharaan Rutin ............................................................... 38
4.9.1.3. Pemeliharaan Khusus (Emergency Maintenance) ................ 49
BAB V PENUTUP
5.1. Kesimpulan ...................................................................................... 50
5.2. Saran ................................................................................................ 50
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 51
LAMPIRAN
v

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Struktur Organisasi. .................................................................... 7


Gambar 3.1 Sistem Tenaga Listrik. .............................................................. 10
Gambar 3.2 Konfigurasi Jaringan Radial. .................................................... 12
Gambar 3.3 Jaringan Loop............................................................................ 14
Gambar 3.4 Jaringan Spindel. ....................................................................... 15
Gambar 3.5 Gangguan Jaringan Permanent. ................................................ 16
Gambar 4.1 Jaringan dengan Recloser. ........................................................ 20
Gambar 4.2 Panel Box Recloser. .................................................................. 24
Gambar 4.3 Recloser Fasa Tunggal. ............................................................. 27
Gambar 4.4 Recloser Tiga Fasa. ................................................................... 29
6

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada perkembangan bangsa saat ini para mahasiswa dituntut mempunyai kemampuan
bukan hanya pengetahuan teori tetapi juga membutuhkan pengetahunan praktik. Praktek
Kerja Nyata (PKN) adalah sebuah ajang bagi mahasiswa/i untuk menerapkan teori-teori
yang diterima saat proses pembelajaran di bangku kuliah kedalam dunia kerja yang
sebenarnya.
Perguruan tinggi adalah salah satu lembaga pendidikan yang mempersiapkan mahasiswa
untuk dapat bermasyarakat, khususnya pada disiplin ilmu yang telah dipelajari selama
mengikuti perkuliahan. Dalam dunia pendidikan hubungan antara teori dan praktek
merupakan hal penting untuk membandingkan serta membuktikan sesuatu yang telah
dipelajari dalam teori dengan keadaan sebenarnya dilapangan. Diharapkan mahasiswa yang
telah mengikuti kegiatan Praktik Kerja Nyata (PKN) ini bisa bekerja sama antar individu
dengan baik, memiliki sikap yang ulet, jujur dan bertanggung jawab dalam bekerja nantinya.
Universitas Islam Lamongan merupakan salah satu perguruan tinggi yang ada di
Lamongan yang menghasilkan sumber daya manusia yang mampu bersaing di dunia kerja
dan telah menghasilkan alumni-alumni yang berkualitas dari tiap-tiap disiplin ilmu yang
membidanginya.
Salah satu syarat membuat Tugas Akhir pada kurikulum Universitas Islam Lamongan
khususnya jurusan Elektro maka diadakan Praktek Kerja Nyata. Praktek Kerja Nyata ini
bertujuan agar mahasiswa dapat mengenal dunia kerja yang sebenarnya, mempraktekkan
teori yang diperoleh dari perkuliahan pada kantor atau perusahaan, baik swasta maupun
pemerintah.Praktik Kerja Nyata (PKN) ini dilaksanakan penulis di PLN UP3 ULP
Lamongan Area Bojonegoro. Penulis memilih Praktik Kerja Nyata (PKN) di PLN UP3 ULP
Lamongan Area Bojonegoro ini dikarenakan lokasi tempat yang dekat dengan rumah
penulis.

1.2 Tujuan dari PKN ini adalah:

1
7

1. Untuk mengaplikasikan ilmu yang diperoleh mahasiswa selama di perguruan tinggi


tidak hanya sebatas mengetahui teorinya saja tetapi dapat mempraktikan secara
langsung.
2. Untuk menambah wawasan dan belajar tentang fungsi recloser sebagai pengaman
jaringan distribusi.
3. Mempersiapkan mahasiswa untuk memasuki dunia kerja mulai dari berinteraksi,
bersosialisai, dan menyesuiakan diri dengan dunia kerja.

1.3 Manfaat Pratek Kerja Nyata


PKN mempunyai manfaat yang sangat besar bagi perusahaan, mahasiswa, dan
perguruaan tinggi. Adapun kegunaan PKL tersebut antara lain:
1. Bagi Mahasiswa (Praktikan)
a) Melatih disiplin,melatih bekerja sama dalam kelompok, melatih tanggung jawab
kerja, melatih mentalitas didunia kerja.
b) Menambah wawasan kepada praktikan didalam dunia kerja.
c) Dapat mengenal lebih jauh realita ilmu yang telah diterima di bangku perkulihan
melalui praktik kerja lapangan
d) Mempererat silaturahmi antara perusahaan dan perguruan tinggi.

2. Bagi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Jakarta


a) Membina hubungan baik dengan perusahaan atau instansi terkait
b) Membangun kerja sama antara dunia pendidikan dan perusahaan sehingga
perguruan tinggi lebih dikenal oleh kalangan dunia usaha.

BAB II
PROFIL PERUSAHAAN
8

2.1 Sejarah Singkat PT. PLN ( Persero ) di Indonesia


Sejarah ketenagalistrikan di Indonesia dimulai pada akhir abad ke-19, ketika beberapa
perusahaan Belanda mendirikan pembangkit tenaga listrik untukkeperluan sendiri.
Pengusahaan tenaga listrik tersebut berkembang menjadi untukkepentingan umum, diawali
dengan perusahaan swasta Belanda yaitu NV. NIGMyang memperluas usahanya dari hanya
di bidang gas ke bidang tenaga listrik. Selama Perang Dunia II berlangsung, perusahaan-
perusahaan listrik tersebut dikuasai oleh Jepang dan setelah kemerdekaan Indonesia, tanggal
1 Agustus 1945, perusahaan-perusahaan listrik tersebut direbut oleh pemuda pemuda
Indonesia pada bulan September 1945 dan diserahkan kepada Pemerintah Republik
Indonesia. Pada tanggal 27 Oktober 1945, Presiden Soekarno membentuk Jawatan Listrik
dan Gas, dengan kapasitas pembangkit tenaga listrikhanya sebesar 157,5 MW saja.
Tanggal 1 Januari 1961, Jawatan Listrik dan Gas diubah menjadi BPUPLN (Badan
Pimpinan Umum Perusahaan Listrik Negara) yang bergerak di bidang listrik, gas dan kokas.
Tanggal 1 Januari 1965, BPU-PLN dibubarkan dan dibentuk 2 perusahaan negara
yaitu Perusahaan Listrik Negara (PLN) yang mengelola tenaga listrik dan Perusahaan Gas
Negara (PGN) yang mengelola gas.
2.2 Visi dan Misi Perusahaan
A. Visi
Diakui sebagai perusahaan kelas dunia yang bertumbuh-kembang, unggul
dan terpercaya dengan bertumpu pada potensi insani.
Penjabaran :
1. Diakui : Mencerminkan cita-cita untuk meraih pengakuan dari pihak luar yang
menunjukkan bahwa PLN pantas dipandang sebagai perusahaan kelas dunia.

2. Kelas Dunia :
a. Menunjukkan kinerja yang melebihi ekspektasi pihak-pihak yang berkepentingan.
b. Memberikan layanan yang mudah, terpadu dan tuntas dalam berbagai masalah
3
kelistrikan.
c. Menjalin hubungan kemitraan yang akrab dan setara dengan pelanggan serta mitra
usaha nasional dan internasional.
d. Bekerja dengan pola pikir prima (Mindset Of Excellence).
9

e. Diakui oleh pelanggan dan mitra kerja sebagai perusahaan yang mampu memenuhi
standar mutakhir dan paling baik.

3. Bertumbuh - Kembang :
a. Antisipasif terhadap perkembangan lingkungan usaha dan selalu siap menghadapi
berbagai tantangan.
b. Secara konsisten menunjukkan kinerja yang lebih baik.

4. Unggul :
a. Menjadi yang terbaik dalam bisnis kelistrikan dan memenuhi tolak ukur mutakhir dan
terbaik.
b. Memposisikan diri sebagai Perusahaan yang terkemuka dalam percatura bisnis
kelistrikan dunia.
c. Mengelola usaha dengan mengedepankan pemberdayaan potensi insani secara
maksimal.
d. Meningkatkan kualitas proses, sistem, produk dan pelayanan secara
berkesinambungan.

5. Terpercaya :
a. Memegang teguh etika bisnis yang tertinggi.
b. Menghasilkan kinerja terbaik secara konsisten.
c. Menjadi Perusahaan Pilihan.

6. Potensi Insani :
a. Keberhasilan perusahaan lebih ditentukan oleh kesadaran anggota perusahaan untuk
memunculkan seluruh potensi mereka dalam wujud wawasan aspiratif dan etikal, rasa
kompeten, motivasi kerja, semangat belajar inovatif dan semangat bekerja sama.
b. Potensi insani diperkaya dengan kompetensi yang terbentuk dari pengetahuan
substansial, pengetahuan kontekstual, keterampilan, kemampuan, pengalaman dan
jenjang kerja sama.
Konsekuensi Visi terhadap strategi korporat :
10

1. Mewujudkan kinerja perusahaan engan kualitas setarap kelas dunia dalam usaha bisnis
kelistrikan.
2. Berfokus pada peningkatan kualitas proses secara terus-menerus untuk memperoleh
hasil yang maksimal.
3. Membangun lingkungan kerja yang memungkinkan anggota perusahaan
mentransformasikan potensi mereka menjadi kinerja perusahaan yang dihargai tinggi.

B. Misi
1. Menjalankan bisnis kelistrikan dan bidang lain yang terkait, berorientasi pada kepuasan
pelanggan, anggota perusahaan dan pemegang saham.
Konsekuensi Misi terhadap strategi korporat :
a. Mencari dan memanfaatkan peluang usaha secara berkesinambungan di bidang bisnis
kelistrikan dan usaha lain yang trerkait.
b. Mengembangkan budaya pelayanan.
c. Menerapkan prinsip-prinsip penyelenggaraan perusahaan yang baik (Good Coorporate
Governance).
d. Anggota perusahaan perlu menyadari bahwa bisnis kelistrikan adalah bagian dari
upaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
e. Berusaha secara konsisten untuk meningkatkan jangkauan pelayanan kelistrikan.

2. Menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk menungkatkan kualitas kehidupan


masyarakat.
Konsekuensi Misi terhadap strategi korporat :
a. Mengembangkan dan menjalankan bisnis kelistrikan sesuai dengan harapan dan
aspirasi masyarakat.
b. Mengembangkan usaha kelistrikan yang selaras dengan kebutuhan pertumbuhan
ekonomi di pasar yang kompetitif.

3. Mengupayakan agar tenaga listrik menjadi pendorong kegiatan ekonomi.


Konsekuensi Misi terhadap strategi korporat :
a. Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam kegiatan produktif.
b. Memacu pemanfaatan energi listrik secara tepat guna dan memberikan nilai tambah
bagi sektor ekonomi.
11

c. Menjadi pelopor dalam membangun masyarakat yang sadar dan cinta lingkungan.

4. Menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan.


Konsekuensi Misi terhadap strategi korporat :
a. Membangun dan mengoperasikan fasilitas kelistrikan yang akrab dengan lingkungan
alam dan lingkungan sosial.
b. Menjaga dan memelihara semua fasilitas kelistrikan sehingga tidak mencemari
lingkungan.

2.3 Ruang Lingkup PT. PLN UP3 ULP Babat Area Bojonegoro
A. Cakupan Tugas dan Wewenang
1. Pelayanan di Bidang Jasa, meliputi : Pemasangan baru dan rubah daya.
2. Pelayanan di Bidang Teknik, meliputi : Pelayanan dan Pemeliharaan terhadap
keluhan pelanggan dan calon pelanggan.

B. Cakupan Pekerjaan
1. Melayani gangguan.
2. Melayani pemasangan baru dan rubah daya.
3. Melayani pengaduan pelanggan/calon pelanggan.
4. Melaksanakan pemeriksaan/mencatat stunt KWh meter pada pelanggan.
5. Merencanakan dan melaksanakan pekerjaan pemeliharaan dan konstruksi jaringan
PLN.
6. Mengawasi dan melaksanakan pemutusan bagi pelanggan yang menunggak.

2.4 Struktur Organisasi PT. PLN UP3 ULP Babat Area Bojonegoro
12

Gambar 2.1 Struktur PLN ULP Babat

BAB III
LANDASAN TEORI

3.1 Sistem Distribusi Tenaga Listrik


Suatu sistem tenaga listrik pada umumnya terdiri atas empat unsur
yaitu,pembangkitan, transmisi, distribusi dan pemakaian tenaga listrik. Pembangkitan tenaga
listrik terdiri atas berbagai jenis pusat tenaga listrik, seperti pusat listrik tenaga air
(PLTA), pusat listrik tenaga uap (PLTU), pusat listrik tenaga nuklir (PLTN), pusat
listrik tenaga gas (PLTG), dan pusat listrik tenaga diesel (PLTD). Letak pusat tenaga listrik,
dan hal ini terutama berlaku bagi pusat listrik tenaga air, sering jauh dari pusat-pusat
pemakaian tenaga listrik, seperti kota dan industri. Dengan demikian, energi listrik
yang dibangkitkan di pusat tenaga listrik, sering harus disalurkan, atau ditransmisikan
13

melalui jarak-jarak yang jauh ke pusat-pusat pemakaian tenaga listrik. Tiba di kota, energi
listrik itu harus dibagikan atau didistribusikan kepada para pemakai atau pelanggan
Salah satu bagian dari proses sistem tenaga listrik adalah sistem distribusi,
dimana secara garis besar proses operasi sistem tenaga listrik dapat dibagi menjadi tiga
tahap, antara lain :1.Proses pembangkitan tenaga listrik
(PLTA,PLTU,PLTG,PLTD,PLTP,PLTN,dll). (Chabibah, Tsalatsatul. 2013.).
Proses transmisi daya listrikdengan tegangan tinggi (30 kV,70 kV,150 kV,500kV)
dari pusat-pusat pembangkit ke gardu-gardu induk.3.Proses pendistribusian tenaga listrik
dengan tegangan menengah ( misalnya 6kV, 12 kV atau 20 kV ) dan tegangan rendah ( 110
V, 220 V dan 380 V ) dari gardu induk ke konsumen.Pada suatu sistem yang cukup besar,
tegangan yang keluar dari generatorharusdinaikkan dulu dari tegangan menengah (tegangan
generator) menjadi tegangan tinggi atau tegangan ekstra tinggi (tegangan transmisi).
Menyalurkan energi listrik melalui jarak-jarak yang jauh harus dilakukan dengan
tegangan yang tinggi untuk memperkecil kerugian-kerugian yang terjadi, baik rugi-rugi
energymaupun penurunan tegangan. Suatu sistem tenaga listrik harus memenuhi syarat-
syarat dasar seperti :
1. Setiap saat memenuhi jumlah energi listrik yang diperlukan konsumen sewaktu-
waktu.
2. Mempertahankan suatu tegangan yang tetap dan tidak terlampau bervariasi, standar
variasi tegangan Indonesia adalah -10% sampai +5%.
8
3. Mempertahankan suatu frekuensi yang stabil dan tidak bervariasi lebih dari misalnya
± 0,2 Hz.
4. Menyediakan energi listrik dengan harga yang wajar.
5. Memenuhi standar-standar keamanan dan keselamatan.
6. Tidak mengganggu lingkungan hidup.Tegangan generator yang biasanya berupa tegangan
menengah (TM) di gardu induk (GI) melalui transformator dinaikkan menjadi
tegangan transmisi, berupa tegangan tinggi (TT) atau tegangan ekstra tinggi (TET).
Standar tegangan menengah di indonesia adalah 20kV, 150kV, sampai 500kv untuk
tegangan tegangan ekstra tinggi. Standar ini mengikuti rekomendasi dari
International Electrotechnical Commission (IEC). Standar tegangan menengah untuk
distribusi adalah 20 kV. Standar Tegangan Rendah di Indonesia adalah 220V / 380V.
(Chabibah, Tsalatsatul. 2013.).
Pusat listrik tegangan generator dinaikkan di gardu induk dari tegangan
generator menjadi tegangan transmisi. Setibanya di pinggir kota, tegangan transmisi
14

diturunkan lagi menjadi tegangan menengah. Gardu induk merupakan instalasi yang
sangat penting dalam pengoperasian sistem tenaga listrik. Gardu induk pada prinsipnya
adalah pusat penerimaan dan penyaluran tenaga listrik pada tegangan yang berbeda.
Gardu induk terdapat di seluruh sistem tenaga listrik. Dimulai pada pusat tenaga listrik
dengan mempergunakan transformator daya, sebuah GI meningkatkan tenaga
menengah yang dibangkitkan oleh generator menjadi tegangan transmisi yang
diperlukan. Mendekati tempat-tempat pemakaian energi listrik, yaitu kota atau pemakai
besar seperti industri, tegangan transmisi diturunkan kembali menjadi tegangan
menengah. Sebuah gardu induk pada umumnya terdiri atas peralatan utama seperti
transformator daya, reaktor pembatas arus, pemutus daya, berbagai peralatan switching
(switch gear), pengamanan terhadap petir, danperalatan pengukuran serta
proteksi.Secara umum gardu induk dapat dibedakan dua macam yaitu, GI penaik
tegangan berfungsi sebagai pengumpul daya dan menyalurkannya melalui suatu
tegangan tinggi. GI ini dapat dibangun bersama-sama dengan pusat pembangkit.
Sedangkan GI penurun tegangan ditempatkan pada pusat beban yang disalurkan
melalui distribusi primer, daya disalurkan dengan tegangan yang lebih rendah daripada
tegangan yang masuk

Gambar 3.1. Sistem Tenaga Listrik

Secara umum, baik buruk nya penyaluran sistem distribusi tenaga listrik
ditinjau dari hal-hal berikut ini :

a. Kontinuitas pelayanan yang baik, tidak sering terjadi pemutusan, baik karena
gangguan maupun karena hal-hal yang direncanakan.
15

b. kontinuitas pelayanan terbaik diprioritaskan pada beban-beban yang dianggap vital


dan sama sekali tidak dikehendaki mengalami pemadaman. Misalnya : Rumah sakit,
pusat pelayanan komunikasi, kantor, militer,dll. (Chabibah, Tsalatsatul. 2013.).

Kualitas daya yang baik, antara lain meliputi:

1.Kapasitas daya yang memenuhi.

2.Tegangan yang selalu konstan dan nominal.

3.Frekuensi yang selalu konstan (untuk sistem AC).

Tegangan nominal di sini dapat pula diartikan kerugian tegangan yang terjadi pada
saluran relatif kecil sekali.

A. Perluasan dan penyaluran daerah beban yang dilayani seimbang. Khususnya untuk sistem
tegangan AC 3 fasa, faktor keseimbangan atau kesimentrisan beban pada masing-
masing fasa perlu diperhatikan.

B. Fleksibel dalam pengembangan dan perluasan daerah beban Perencanaan sistem distribusi
yang baik, tidak hanya bertitik tolak pada kebutuhan beban sesaat, tetapi perlu
diperhatikan perkembangan beban yang harus dilayani, bukan saja dalam hal
penambahan kapasitas dayanya, tetapi juga dalam hal perluasan daerah beban yang
harus dilayani.

C. Kondisi dan situasi lingkunganFaktor ini merupakan pertimbangan dalam perencanaan


untuk menentukan tipe-tipe konfigurasi jaringan yang sesuai untuk lingkungan
bersangkutan, misalnya tentang konduktornya, konfigurasinya, tata letaknya, dsb,
termasuk pertimbangan segi estetikanya.

D. Pertimbangan ekonomis Faktor ini menyangkut perhitungan untung rugi ditinjau dari
segi ekonomis, baik secara komersil maupun dalam rangka penghematan anggaran
yang tersedia. Sedikitnya ada 5 jenis konfigurasi jaringan distribusi tegangan
menengah yang sesuai dengan spesifikasi PLN.

3.2 Bentuk Jaringan

Masalah utama dalam operasi sistem Distribusi adalah bagaimana mengatasi


gangguan dengan cepat karena gangguan terbanyak dari sistem tenaga listrik terdapat
dalam sistem distribusi. Jaringan distribusi tegangan menengah atau juga disebut
16

jaringan distribusi primer. Gangguan pada SUTM jumlahnya lebih banyak dan
kebanyakan bersifat temporer seadangkan pada kabel tanah jumlah gangguannya lebih
sedikit tetapi kebanyakan bersifat sementara. Oleh karenanya banyak dipakai penutup balik
(recloser) untuk SUTM. Ada beberapa bentuk system distribusi yang umum
dipergunakan untuk menyalurkan dan mendistribusikan tenaga listrik yaitu: sistem Radial,
sistem Loop dan sistem Spindle. Pemeliharaan dari masing-masing jaringan distribusi
tersebut tergantung pada keperluan dan keandalan system yang diinginkan, seperti
kontinuitas penyalur / pelayanan tenaga listrik, perkembangan beban dan factor ekonomis
yang diinginkan.Khusus dalam pembahasan disini, uraian mengenai bentuk jaringan
distribusi akan dibatasi, akan dibahas antara lain: Jaringan Radial, Jaringan Loop, Jaringan
Spindle

3.2.1. Jaringan Radial


Sistem radial merupakan bentuk sistem jaringan distribusi yang paling sederhana
dan yang paling umum dipakai untuk menyalurkan dan mendistribusikan tenaga listrik.
Sistem ini dikatakan radial karena dari kenyataan bahwa jaringan ini ditarik secara
radial dari gardu ke pusat-pusat beban / konsumen yang dilayaninya. System ini terdiri
dari saluran utama dan saluran cabang.Pelayanan tenaga listrik untuk suatu daerah beban
tertentu dilaksanakan dengan memasang transformator pada sembarang titik pada
jaringan yang sedekat mungkin dengan daerah beban yang dilayaninya. Transformator ini
berguna untuk menurunkan tenaga system agar dapat dikonsumsi pada beban konsumen.
Untuk daerah beban yang menyimpang jauh dari saluran utama atau saluran cabang
maka akan ditarik lagi saluran tambahkan yang dicabangkan pada saluran tersebut.Ditinjau
dari besarnya penampang saluran, maka penampang yang dekat dengan sumber daya
akan memiliki penampang terbesar, kemudian akan berangsur-angsur mengecil kearah
ujung saluran. Hal ini disebabkankarena semakin dekat dengan sumber daya
distribusi kerapatan arusnya akan semakin besar.
17

Gambar 3.2. Konfigurasi Jaringan Radial

Dalam penyulang tersebut dipasang gardu-gardu distribusi untuk konsumen.


Gardu distribusi adalah tempat dimana trafo untuk konsumen dipasang. Bisa dalam
bangunan beton atau diletakan diatas tiang. Keuntungan dari sistem ini adalah sistem ini
tidak rumit dan lebih murah dibanding dengan sistem yang lain.Namun keandalan sistem ini
lebih rendah dibanding dengansistemlainnya. Kurangnya keandalan disebabkan karena
hanya terdapat satu jalurutama yang menyuplai gardu distribusi, sehingga apabila
jalur utama tersebut mengalami gangguan, maka seluruh gardu akan ikut padam.
Kerugian lain yaitu mutu tegangan pada gardu distribusi yang palingujung kurang
baik, hal ini dikarenakan jatuh tegangan terbesar ada diujung saluran.
(Ir.WahyudiSarimun.N.MT 2012.).

3.2.2. Jaringan Loop Konfigurasi

sistem loop ini merupakan gabungan dari dua atau lebih sistem jaringan radial
dimana ujung kedua jaringan dipasang PMT. Pada konfigurasi loop ini satu penyulang
dapat disuplai dari penyulang lainnyasehingga akan mengurangi daerah padam saat
manuver, baik saat ada gangguan maupun saat ada pemeliharaanyang
ditunjukkan pada gambar
18

Gambar 3.3.Jaringan Loop

3.2.3. Jaringan Spindle


Selain bentuk-bentuk dasar dari jaringan yang telah ada, maka dikembangkan pula
bentuk-bentuk modifikasi, yang bertujuan meningkatkan keandalan dan kualitas sistem.
Salah satu bentuk modifikasi yang populer adalah bentuk spindle, yang biasanya terdiri
darimaksimum 6 penyulang dalam keadaan dibebani, dan satu penyulang dalam
keadaan kerja tanpa beban. Saluran 6 penyulang yang beroperasi dalam keadaan
berbeban dinamakan “Working Feeder” atau saluran kerja,dansatu
saluranyangdioperasikantanpabeban dinamakan “Express Feeder”.Fungsi “Express Feeder”
dalam hal ini selain sebagai cadangan pada saat terjadi gangguan pada salah satu “Working
Feeder”, juga berfungsi untuk memperkecil terjadinya drop tegangan pada sistem distribusi
bersangkutan pada keadaan operasi normal. Dalam keadaan normal memang “Express
Feeder” ini sengaja dioperasikan tanpa beban. Untuk memperjelas dapat dilihat pada gambar
3.4yang merupakan single line diagram dari jaringan spindle.
19

Gambar 3.4. Jaringan Spindle

3.3 Macam-Macam Gangguan Pada Sistem Distribusi Tenaga Listrik


Sumber gangguan pada jaringan tegangan menengah dapat berasal dari dalam dan
dari luar. Gangguan dari dalam antara lain adalah tegangan lebih atau arus lebih,
pemasangan tidak baik, penuaan, beban lebih dan peralatan yang dipasang tidak
memenuhi standar. Berikut adalah contoh macam-macam gangguan.

1. Gangguan Beban Lebih Gangguan ini sebenarnya bukan gangguan murni, tetapi bila
dibiarkan terus-menerus berlangsung dapat merusak peralatan listrik yang dialiri
oleh arus tersebut Karena arus yang mengalir melebihi dari kapasitas peralatan
listrik dan pengaman yang terpasang melebihi kapasitas peralatan, sehingga saat
beban melebihi pengaman akan trip.

2. Gangguan Hubung Singkat Gangguan hubung singkat, dapat terjadi antar fase (3 fasa atau
2 fasa) atau 1 fase ketanah dan sifatnya bisa temporer atau permanen.

A. Gangguan Permanen
Salah satu contoh gangguan permanen adalah Gangguan hubung singkat, yang
bisa terjadi pada kabel atau pada belitan transformator tenaga yang disebabkan karena
arus gangguan hubung singkat melebihi kapasitasnya.
Sehingga penghantar menjadi panas yang dapat mempengaruhi isolasi atau minyak
transformator, sehingga isolasi tembus. Pada generator yang disebabkan adanya gangguan
hubung singkat atau pembebanan yang melebihi kapasitas.Sehingga rotor memasok arus
dari eksitasi berlebih yang dapat menimbulkan pemanasan yang dapat merusak isolasi
sehingga isolasi tembus.

Gambar 3.5. Jaringan Permanen


20

Disini pada titik gangguan memang terjadi kerusakan yang permanen.Peralatan


yang terganggu tersebut, baru bisa dioperasikan kembali setelah bagian yang rusak
diperbaiki atau diganti

B.Gangguan Sementara
Salah satu contoh gangguan sementara adalah Flahsover. Flashover terjadi
karena sambaran petir (penghantar terkena sambaran petir), flashover dengan pohon,
penghantar tertiup angin yang dapat menimbulkan gangguan antar fase atau penghantar
fase menyentuh pohon yang dapat menimbulkan gangguan 1 fase ke tanah. Gangguan
ini yang tembus (breakdown) adalah isolasi udaranya, oleh karena itu tidak ada kerusakan
yang permanen.
Setelah arus gangguannya terputus, misalnya karena terbukanya circuit breaker oleh
relai pengamannya, peralatan atau saluran yang terganggu tersebut siap dioperasikan
kembali.Gangguan hubung singkat dapat merusak peralatan secara Termis atau pemanasan
berlebih pada peralatan listrik yang di-lalui oleh arus gangguan dapat merusak
peralatan listrik. Dimana kerusakan akibat arus gangguan tergantung pada besar dan
lamanya arus gangguan. Dan secara Mekanis atau gaya tarik menarik / tolak-menolak
pada penghantar fase yang terganggu karena adanya frekuensi elektris yang dapat
menimbulkan frekuensi mekanis

C. Gangguan Tegangan Lebih

Gangguan tegangan lebih yang diakibatkan adanya kelainan pada sistem, dimana
tegangan lebih dibedakan atas :

 Tegangan lebih dengan power frekuensi, misal : pembangkit kehilangan


beban yang diakibatkan adanya gangguan pada sisi jaringan, sehingga over speed
pada generator, tegangan lebih ini dapat juga terjadi adanya gangguan pada
pengatur tegangan secara otomatis (Automatic Voltage Regulator).
 Tegangan lebih Transient karena adanya surja petir yang mengenai peralatan
listrik atau saat pemutus (PMT) yang menimbulkan kenaikan tegangan yang disebut
surja hubung. (Ir.WahyudiSarimun.N.MT 2012.).

D. Gangguan Hilangnya Pembangkit

Hilangnya / lepasnya pembangkit akibat adanya gangguan pada sisi


pembangkit, gangguan hubung singkat di jaringan menyebabkan terpisahnya sistem,
21

dimana unit pembangkit yang lepas lebih besar dari spinning reserve, maka frekuensi akan
terus turun sehingga sistem bisa padam (collapse)

E. Gangguan Instability

Gangguan hubung singkat atau lepasnya pembangkit, dapat menimbulkan


ayunan daya (power swing) atau menyebabkan unit-unit pembangkit lepas sinkron,
Power swing dapat menyebabkan salah kerja Relay.

3.4. Operasi Pemeliharaan Jaringan Distribusi

Pemeliharaan jaringan distribusi yang rutin merupakan jenis pemeliharaan yaitu


direncanakan secara terus -menerus, periodik dengan tujuan mempertahankan kondisi
sistem dalam keadaan baik dengan keadaan daya guna yang optimal. Di lapangan
pemeliharaan ada beberapa langkah-langkah tersebut yaitu :1.Klasifikasi
PemeliharaanAdapun beberapa contoh klasifikasi pemeliharaan yaitu :

1. Pemeliharaan Korektif, Merupakan jenis pemeliharaan yang dimaksud untuk


memperbaiki kerusakan atau untuk mengadakan perubahan atau
penyempurnaan. Maksud dari memperbaiki kerusakan adalah untuk
mempertahankan atau mengembalikan kondisi sistem yang mengalami gangguan
kerusakan sampai kembali pada keadaan semula dengan kapasitas yang sama. Pekerjaan
tersebut meliputi penggantian kabel yang meleleh, perbaikan JTM yang putus,
penggantian bushing trafo yang pecah.

2. Pemeliharaan Darurat, Pekerjaan pemeliharaan yang dimaksud untuk memperbaiki


kerusakan yang disebabkan oleh bencana alam seperti gempa bumi, banjir, dll.

Biasanya gangguan tersebut bersifat mendadak, jadi dapat disimpulkan bahwa sifat
dari pemeliharaan ini adalah mendadak dan perlu segera dilaksanakan perbaikan. Jadwal
Pemeliharaan Distribusi Pemeliharaan pada jaringan distribusi memerlukan program yang
disusun dengan baik dan periodik melalui jadwal tertentu. Hal ini merupakan salah
satu usaha untuk meningkatkan mutu, daya guna dan keandalan tenaga listrik. Adapun
jadwal tersebut menurut siklusnya yang di kelompokkan dalam 3 kelompok, yaitu :

1. Pemeliharaan Triwulan

2. Pemeliharaan Semesteran
22

3. Pemeliharaan Tahunan

Pemeliharaan perlu mendapat prioritas lebih tinggi, sehingga dengan hal ini diharap
daya guna dan keandalan sistem dapat diperoleh secara optional. Pada prakteknya
pemeliharaan tahunan dapat dilaksanakan dalam keadaan :

1. Pemeliharaan tahunan keadaan bertegangan Pekerjaan yang perlu dilakukan


adalah mengadakan pemeliharaan secara visual dengan maksud untuk menemukan
gangguan yang dikhawatirkan. Gangguan tersebut menyebabkan kerusakan pada
sistem operasi. Pemeliharaan semacam ini pada pelaksanaannya menggunakan chek list
untuk memudahkan para petugas memeriksa dan mendata hal -hal yang perlu
diperhatikan.

2. Pemeliharaan tahunan keadaan bebas bertegangan. Pekerjaan yang meliputi:

a. Pemeriksaan

b. Pembersihan

c. Pengetesan

d. Penggantian material baru jika ditemukan dalam keadaan rusak dan tidak layak
pakai.
23

BAB IV
PEMBAHASAN

4.1. Skematik Umum Sistem Yang Terkait Kerja Praktek Dasar Teori Sistem
Distribusi 20 KV
Keluaran dari trafo daya dikumpulkan sebesar 20 KV pada kubikel Gardu Induk untuk
kemudian di distribusikan melalui beberapa penyulang sebesar 20 KV ke konsumen dengan
jaringan berupa Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM) atau Saluran Kabel Tegangan
Menengah (SKTM). Khusus Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM), jaringan bisa
ditarik sepanjang puluhan sampai ratusan Km termasuk percabangannya dan biasanya ada
diluar kota besar. Seperti diketahui di Indonesia, jaringan dengan konduktor tanpa isolasi
yang digelar di udara bebas banyak mengandung resiko terjadi gangguan hubung singkat
fasa-fasa atau satu fasa-tanah. Disepanjang Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM)
terdapat percabangan yang dibentuk di dalam Gardu Distribusi atau Gardu Tiang. Sementara
jaringan Saluran Kabel Tegangan Menengah (SKTM) relatif lebih pendek dan berada di
dalam kota besar dengan jumlah gangguan relatif sedikit. Bila terjadi gangguan itu biasanya
pada sambungan yang akan merupakan gangguan permanen. Seperti halnya di jaringan
Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM), di jaringan Saluran Kabel Tegangan
Menengah (SKTM) juga terdapat Gardu Distribusi untuk percabangan ke beban konsumen
atau percabangan Saluran Kabel Tegangan Menengah (SKTM).

Seringnya gangguan hubung singkat di jaringan distribusi menyebabkan sering pula


relay proteksi bekerja dan sesering itu pula trafo daya menderita gangguan hubung singkat
yang dapat memperpendek umur trafo daya tersebut. Dengan besarnya kapasitas sistem 150
KV, boleh dikatakan hubung singkat di 20 KV tergantung dan dibatasi oleh besarnya
kapasitas trafo daya.

1. Skematik dan Prinsip Kerja Sub-Sistem Yang Dihasilkan


a. Terjun lapangan untuk melihat, mengamati dan menganalisis secara langsung proses
pemeliharaan sistem jaringan distribusi Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM) 20
KV.
24

b. Mengamati langkah langkah yang diperlukan saat pemeliharaan sistem jaringan


distribusi Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM) 20 KV.

c. Menganalisis faktor faktor yang menyebabkan adanya gangguan pada jaringan distribusi
Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM) 20 KV.

2. Analisis Masalah
Permasalahan yang timbul dalam bidang distribusi jaringan ini di titik beratkan pada
bagian pemeliharaan jaringan, yaitu berbagai gangguan yang timbul pada jaringan Saluran
Udara Tegangan Menengah beserta dampak yang terjadi terhadap jaringan tersebut. Dimana
gangguan yang terjadi pada jaringan Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM) ini sangat
penting untuk dipahami karena dengan banyaknya gangguan akan menyebabkan resiko yang
tidak baik terhadap performance operasi sistem distribusi tenaga listrik dan kualitas
pelayanan beban di sisi pelanggan, selain itu dikhawatirkan berbahaya bagi keselamatan
manusia dan lingkungan.

4.2. Gangguan yang terjadi pada Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM)
Dalam operasi sistem tenaga listrik terjadinya gangguan tidak dapat dihindarkan
terutama pada jaringan Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM). Adapun gangguan
tersebut dikarenakan adanya kejadian secara acak dalam sistem yang dapat berupa
berkurangnya kemampuan peralatan, meningkatnya beban dan lepasnya peralatan-peralatan
yang tersambung ke sistem Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM). Diantaranya
gangguan yang sering terjadi pada jaringan Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM)
adalah gangguan hubung singkat fasa-fasa atau satu fasa tanah.

Adapun berbagai gangguan yang terjadi pada jaringan Saluran Udara Tegangan
Menengah (SUTM) diakibatkan oleh beberapa faktor, diantaranya:

1. Sambaran petir yang mengenai jaringan (flash over) Karena ujung tiang biasanya lebih
tinggi maka diharapkan sambaran langsung jarang terjadi, kalau pun terjadi dan tahanan
tanah tiang cukup tinggi, bisa flash over ke konduktor fasa menyebabkan gangguan.
25

Gambar 4.2.. Gangguan akibat flash over

2. Menempelnya layang-layang pada kabel jaringan

Gambar 4.3.. Gangguan akibat layang-layang

3. Burung

Burung, kelelawar, kodok besar, ular bisa menjadi penyebab gangguan hubung singkat 1
fasa ke tanah, 2 fasa bahkan 3 fasa.

Gambar 4.4.. Gangguan akibat sarang


burung
4. Pohon atau ranting yang menempel pada kabel jaringan.
26

Gambar 4.5. Gangguan akibat pohon


5. Hilang atau putusnya kawat netral.

Gambar 4.6. Hilang atau putusnya kawat

4.3. Dampak yang terjadi akibat gangguan pada Saluran Udara Tegangan Menengah
(SUTM)
Dengan adanya sambaran petir yang mengenai jaringan, ranting pohon yang
menempel pada kabel jaringan dan benang layang-layang yang menempel atau melilit kabel
jaringan maka akan berdampak terjadinya arus lebih (over current) yang disebabkan hubung
singkat fasa-fasa. Terjadinya over current akan membuat sistem relay proteksi atau
pengaman jaringan bekerja. Apabila sering terjadi arus berlebih atau hubung singkat maka
semakin sering pula relay proteksi bekerja dengan demikian akan sesering itu pula trafo daya
menerima hubung singkat, dimana akan memperpendek umur trafo daya tersebut.

Selain itu dampak yang paling berbahaya adalah terputusnya kawat netral.
Dimana dampak tersebut adalah:
1. Dampak terhadap kerja Ground Fault Relay (GFR) Dengan banyaknya kawat netral
yang terputus menyebabkan arus gangguan ke tanah menjadi lebih kecil dari arus setting
peralatan proteksi yang terpasang. Dengan demikian impedansi urutan nol saluran akan
menjadi lebih besar daripada jaringan saat kondisi normal. Hal ini akan sangat
27

membahayakan manusia dan juga bisa menyebabkan kerusakan pada peralatan yang
tersambung ke sistem akibat tidak bekerjanya relay proteksi.
Dampak terhadap peralatan pelanggan dari pengaruh sambaran petir.
Sambaran petir terhadap jaringan Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM) bisa
menimbulkan arus gangguan yang sangat besar. Dan dengan putus atau hilangnya kawat
netral apabila jaringan tersambar petir maka akan menyebabkan tegangan menjadi besar
dan tegangan ini berpotensi merusak peralatan pelanggan.

4.4. Alternatif Pemecahan Masalah


Permasalahan gangguan hubung singkat pada jaringan Saluran Udara
Tegangan Menengah (SUTM) dapat diselesaikan dengan beberapa alternatif
pemecahan, diantaranya adalah:

1. Pemeliharaan kabel Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM) secara berkala dengan
memangkas ranting pohon atau batang pohon yang hampir atau sudah mengenai kabel
Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM) dan membersihkan kabel Saluran Udara
Tegangan Menengah (SUTM) dari benang-benang atau rangka layang-layang yang
menempel atau melilit pada kabel.
2. Mengefektifkan kerja sama antara PLN, polisi dan masyarakat dalam hal pengawasan
maupun penindakan terhadap perbuatan tangan-tangan yang tidak bertanggung jawab
seperti pencurian listrik ataupun pencurian alat-alat yang terpasang pada jaringan.
3. Dengan lebih memaksimalkan kerja suatu alat proteksi dalam mengatasi gangguan
hubung singkat, seperti relay arus lebih (Over Current Relay/OCR), relay arus lebih
gangguan tanah (Ground Fault Relay/GFR), Recloser, sectionaliser dan pelebur (Fuse
Cut Out).

4.5. Pemecahan Masalah


Dari alternatif pemecahan masalah yang telah diutarakan diatas, alternatif pemecahan
yang dipilih adalah poin kesatu dan kedua, yaitu pemeliharaan kabel Saluran Udara
Tegangan Menengah (SUTM) secara berkala dengan memangkas ranting pohon atau batang
pohon yang hampir atau sudah mengenai kabel Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM)
dan membersihkan kabel Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM) dari benang-benang
atau rangka layang-layang yang menempel atau melilit pada kabel. Dan lebih
mengefektifkan kerja sama antara PLN, polisi dan masyarakat dalam mengawasi dan
menindak terhadap perbuatan tangan-tangan yang tidak bertanggung jawab seperti
pencurian listrik ataupun pencurian peralatan yang terpasang pada sistem jaringan.
28

Dua poin ini dipilih karena apabila kabel Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM)
sudah terpelihara dan tidak ada pencurian terhadap peralatan sistem jaringan maka sistem
distribusi pun akan lancar dan gangguan hubung singkat pun tidak akan terlalu sering terjadi
sehingga akan memperpanjang umur peralatan yang terpasang pada sistem.
1

4.6. Tabel Praktek Kerja Nyata

Nama ` : Arizal habibur rahman


NIM : 081710012
Unit Kerja / Bagian : Teknik
Pembimbing Lapangan : Anggun purnomo

Hari / Tanggal Nama Kegiatan Kegiatan Praktek Lapangan

Senin, Perkenalan area kantor dan


02/09/2019 staff
Selasa,
Di kantor PLN Entry data bpbl dan non bpbl
03/09/2019
Rabu Mengurus pendaftaran dan
Ijin tidak masuk
04/09/2019 bimbingan KRS
Kamis,
pemeliharaan Maintenance dan ganti part
05/09/2019
Jum’at, Pengecekan meter siap pasang
Di Kantor PLN
06/09/2019 baru
Sabtu,
Libur Libur Kantor
07/09/2019
Minggu,
Libur Libur Kantor
08/09/2019
Senin, Pengecekan data melalui entry
Di kantor PLN
09/09/2019 data subsidi dan non subsidi
Selasa,
Di Kantor PLN Entry data
10/09/2019
Mengecek dan
Rabu
Pengecekan memperbaiki/mengganti part –
11/09/2019
part yang sudah tidak layak
2

Kamis,
Di Kantor PLN
12/09/2019
Jum’at,
Di Kantor PLN
13/09/2019
Sabtu,
Libur Libur Kantor
14/09/2019
Minggu,
Libur Libur Kantor
15/09/2019
Senin, Membantu memangkas pohon
Penebangan
16/09/2019 yang menganggu kabel jaringan
Selasa,
Pelayanan Pelanggan
17/09/2019
Rabu Memindahkan part tidak layak
Di Kantor PLN
18/09/2019 pakai ke gudang
Kamis,
Di Kantor PLN
19/09/2019
Jum’at,
Di Kantor PLN
20/09/2019
Sabtu,
Libur Libur Kantor
21/09/2019
Minggu,
Libur Libur Kantor
22/09/2019
Senin,
Di Kantor PLN
23/09/2019
Selasa, Pemeliharaan ke area dan
pemeliharaan
24/09/2019 pemadaman
Rabu
Pemeliharaan Mengganti Pinsolator
25/09/2019
Kamis,
Di Kantor PLN Entry data
26/09/2019
Jum’at, Memperkenalkan recloser dan
Pemeliharaan area
27/09/2019 fungsinya
3

Sabtu,
Libur Libur Kantor
28/09/2019
Minggu,
Libur Libur Kantor
29/09/2019
Senin,
Di Kantor PLN
30/09/2019
Selasa,
Di Kantor PLN
01/10/2019
Rabu
Perpisahan perpisahan
02/10/2019

4.7. Rangkaian Kegiatan

1. Pemeliharaan Umum

Dari tahun ke tahun bidang pemeliharaan jaringan distribusi diperkirakan


menempati kedudukan yang cukup tinggi, baik dilihat dari fungsinya maupun
dilihat dari anggaran biaya yang diperlukan.Keadaan ini dapat terjadi karena
system distribusi terus semakin padat dan berkembang.

Pada hakekatnya pemeliharaan merupakan suatu pekerjaan yang


dimaksudkan untuk mendapatkan jaminan bahwa suatu system/peralatan akan
berfungsi secara optimal, umur teknisnya meningkat dan aman baik bagi
personil maupun bagi masyarakan umum.

Tujuan Pemeliharaan.

Dengan dasar Surat Edaran Direksi PT.PLN (Persero) Nomor :


040.E/152/DIR/1999 maksud diadakannya kegiatan pemeliharaan jaringan
distribusi, tujuan utama dari pelaksanaan pemeliharaan distribusi adalah untuk :

• Menjaga agar peralatan/komponen dapat dioperasi-kan secara optimal


berdasarkan spesifikasinya sehingga sesuai dengan umur ekonomisnya.
• Menjamin bahwa jaringan tetap berfungsi dengan baik untuk menyalurkan
energi listrik dari pusat listrik sampai ke sisi pelanggan.
4

• Menjamin bahwa energi listrik yang diterima pelanggan selalu berada dalam
tingkat keandalan dan mutu yang baik.
• Mendapatkan jaminan bahwa system/peralatan distribusi aman baik bagi
personil maupun bagi masyarakat umum.
• Untuk mendapatkan efektivitas yang maksimum dengan memperkecil waktu
tak jalan peralatan sehingga ongkos operasi yang menyertai diperkecil.
• Menjaga kondisi peralatan atau sistem dengan baik, sehingga kwalitas produksi
atau kwalitas kerja dapat dipertahankan.
• Mempertahankan nilai atau harga diri peralatan atau system, dengan mencegah
timbulnya kerusakan-kerusakan.
• Untuk menjamin keselamatan bagi karyawan yang sedang bekerja dan seluruh
peralatan dari kemungkinan adanya bahaya akibat kerusakan dan kegagalan
suatu alat.
• Untuk mempertahankan seluruh peralatan dengan efisiensi yang maximum.
• Dan tujuan akhirnya yaitu untuk mendapatkan suatu kombinasi yang ekonomis
antar berbagai factor biaya dengan hasil kerja yang optimum.

Jenis Pemeliharaan.

Oleh karena luas dan kompleknya keadaan jaringan distribusi dan tidak
sedikitnya system jaringan dan peralatan distribusi yang perlu dipelihara,
pemeliharaan jaringan distribusi dapat dikelompokan dalam tiga macam
pemeliharaan yaitu :

1. Pemeliharaan rutin ( preventif maintenance).

2. Pemeliharaan korektif (korektif maintenance).

3. Pemeliharaan darurat ( emergency maintenance).

1. Pemeliharaan rutin ( preventif maintenance)

Pemeliharaan rutin adalah pemeliharaan untuk mencegah terjadinya


kerusakan peralatan tiba-tiba dan mempertahankan unjuk kerja jaringan agar
selalu beroperasi dengan keadaan dan efisiensi yang tinggi.
5

Kegiatan pokok pemeliharaan rutin ini ditentukan berdasarkan


periode/waktu pemeliharaan: triwulan, semesteran atau tahunan. Berdasarkan
tingkat kegiatannya pemeliharaan preventif dapat dibedakan atas : pemeriksaan
rutin dan pemeriksaan sistematis.

2. Pemeliharaan Rutin.

Pemeriksaan rutin adalah pekerjaan pemeriksaan jaringan secara visual


(inspeksi) untuk kemudian diikuti dengan pelaksanaan pekerjaan-pekerjaan
pemeliharaan sesuai dengan saran-saran (rekomendasi) dari hasil inspeksi, antara
lain penggantian, pembersihan, peneraan dan pengetesan .

Hasil pekerjaan diharapkan dari pekerjaan pemeriksaan rutin ini adalah


dapat ditemukannya kelainan-kelainan atau hal-hal yang dikawatirkan bisa
menyebabkan terjadinya gangguan sebelum periode pemeliharaan rutin berikutnya
terselenggara.Suatu system jaringan dapat dinyatakan sudah mengalami
pemeliharaan rutin, system jaringan sudah diperiksa secara visual dan saran-saran
sudah dilaksanakan, kecuali saran pekerjaan yang bersifat perubahan/rehabilitasi
jaringan.

Pemeriksaan rutin sistematis.


Pemeliharaan sistematis adalah pekerjaan pemeliharaan yang dimaksudkan
untuk menemukan kerusakan atau gejala kerusakan yang tidak
ditemukan/diketahui pada saat pelaksanaan inspeksi yang kemudian disusun
saran-saran untuk perbaikan. Pekerjaan dalam kegiatan pemeriksaan rutin
sistematis akan lebih luas jangkauanya dan akan lebih teliti, bisa sampai tahap
bongkar pasang (over houl).
Suatu system jaringan dapat dikatakan sudah dilaksanakan pemeliharaan
rutin sistematis apabila system jaringan system tsb sudah dipelihara secara
sistematis termasuk pekerjaan-pekerjaan yang sifatnya penyempurnaan/
perubahan.
6

Pemeliharaan Korektif (korektif maintenance)


Pemeliharaan korektif dapat dibedakan dalam 2 kegiatan yaitu: terencana
dan tidak terencana. Kegiatan yang terencana diantaranya adalah pekerjaan
perubahan /penyempurnaan yang dilakukan pada jaringan untuk memperoleh
keandalan yang lebih baik (dalam batas pengertian operasi) tanpa mengubah
kapasitas semula. Kegiatan yang tidak terencana misalnya mengatasi/ perbaikan
kerusakan peralatan/gangguan.
Perbaikan kerusakan dalam hal ini dimaksudkan suatu usaha/pekerjaan untuk
mempertahankan atau mengembalikan kondisi system atau peralatan yang
mengalami gangguan/kerusakan sampai kembali pada keadaan semula dengan
kepastian yang sama.

Pekerjaan-pekerjaan yang termasuk pemeliharaan korektif diantaranya adalah :

• Pekerjaan penggantian mof kabel yang rusak.

• Pekerjaan JTM yang putus.

• Penggantian bushing trafo yang pecah.

• Penggantian tiang yang patah.

Perubahan/ penyempurnaan dalam hal ini dimaksudkan suatu usaha/


pekerjaan untuk penyempurnaan system atau peralatan distribusi dengan cara
mengganti/ merubah system peralatan dengan harapan agar daya guna dan
keandalan system peralatan yang lebih tinggi dapat dicapai tanpa merubah
kapasitas system peralatan semula.Pekerjaan-pekerjaan yang termasuk perubahan/
penyempurnaan yang dimaksudkan diantaranya adalah :

• Pekerjaan rehabilitasi gardu.

• Pekerjaan rehabilitasi JTM

• Pekerjaan rehabilitasi JTR.


7

3. Pemeliharaan Khusus (emergency maintenance)

Pemeliharaan Khusus atau disebut juga pemeliharaan darurat adalah


pekerjaan pemeliharaan yang dimaksud untuk memperbaiki jaringan yang rusak
yang disebabkan oleh force majeure atau bencana alam seperti gempa bumi, angin
rebut, kebakaran dsb yang biasanya waktunya mendadak.Dengan demikian sifat
pekerjaan pemeliharaan untuk keadaan ini adalah sifatnya mendadak dan perlu
segera dilaksanakan, dan pekerjaannya tidak direncanakan..
Salah satu usaha untuk meningkatkan mutu, daya guna, dan keandalan
tenaga listrik yang telah tercantum dalam tujuan pemeliharaan adalah menyusun
program pemeliharaan periodik dengan jadual tertentu.Menurut siklusnya
kegiatan pelaksanaan pemeliharan distribusi dapat dikelompokan dalam empat
kelompok yaitu :

• Pemeliharaan tri wulanan.

• Pemeliharaan semesteran.

• Pemeliharaan tahunan.

• Pemeliharaan 3 tahunan.

Pemeliharaan Tri wulanan (3 bln)


Pemeliharaan tri wulanan atau 3 bulanan adalah suatu kegiatan dilapangan
yang dilaksanakan dalam tiga bulan dengan maksud untuk mengadakan
pemeriksaan kondisi system. Dengan harapan langkah-langkah yang perlu
dilaksanakan perbaikan system peralatan yang terganggu dapat ditentukan lebih
awal.
Bila ada keterbatasan dalam masalah data pemeliharaan, program
pemeliharaan triwulan dapat dibagi untuk memelihara bagian-bagian jaringan
distribusi yang rawan gangguan, diantaranya adalah saluran telanjang atau tidak
berisolasi.Dimana saluran udara semacam ini diperkirakan paling rawan terhadap
gangguan external misalnya pohon-pohon, benang layang-layang dsb.
8

Kegiatan yang perlu dilakukan dalam program triwulanan adalah :

• Mengadakan inspeksi terhadap saluran udara harus mempunyai jarak aman


yang sesuai dengan yang di ijinkan (2 m).

• Mengadakan evaluasi terhadap hasil inspeksi yang telah dilaksanakan dan


segera mengadakan tindak lanjut.

Pemeliharaan Semesteran (6 bln)


Pemeliharaan semesteran atau enam bulanan adalah suatu kegiatan yang
dilakukan dilapangan dengan maksud untuk mengetahui sendiri kemungkin
keadaan beban jaringan dan tegangan pada ujung jaringan suatu penyulang TR
(tegangan rendah).
Dimana besarnya regulasi tegangan yang diijinkan oleh PLN pada saat ini
adalah + 5% untuk sisi pengirim dan – 10% untuk sisi penerima. Perbandingan
beban untuk setiap fasanya pada setiap penyulang TR tidak kurang dari 90%;
100% dan 110%. Hal ini untuk menjaga adanya kemencengan tegangan yang
terlalu besar pada saat terjadi gangguan putus nya kawat netral (Nol) di jaringan
TR.
Kegiatan yang perlu dilakukan dalam pemeliharaan ini adalah :

• Melakukan pengukuran (timbang) beban.

• Melaksanakan pengukuran tegangan ujung jaringan.

• Mengadakan evaluasi hasil pengukuran dan menindak lanjuti.

Pemeliharaan Tahunan (1 tahun).

Pemeliharaan tahunan merupakan suatu kegiatan yang dilaksanakan untuk


mengadakan pemeriksaan dan perbaikan system peralatan. Kegiatan pemeliharaan
tahunan biasanya dilaksanakan menurut tingkat prioritas tertentu .Pekerjaan
perbaikan system peralatan yang sifatnya dapat menunjang operasi secara
langsung atau pekerjaan-pekerjaan yang dapat mengurangi adanya gangguan
operasi system perlu mendapat prioritas yang lebih tinggi.
9

Pada prakteknya pemeliharaan tahunan dapat dilaksanakan dalam dua keadaan


yaitu :

• Pemeliharaan tahunan keadaan bertegangan.

• Pemeliharaan tahunan keadaan bebas tegangan.

Pemeliharaan tahunan keadaan bertegangan.

Pekerjaan-pekerjaan yang perlu dilakukan untuk pemeliharaan tahunan


keadaan bertegangan adalah mengadakan pemeriksaan secara visual (inspeksi)
dengan maksud untuk menemukan hal-hal atau kelainan-kelainan yang
dikawatirkan/dicurigai dapat menyebabkan gangguan pada operasi system,
sebelum periode pemeliharaan tahunan berikutnya terselenggara.
Pemeliharaan semacam ini pada pelaksanaanya meng-gunakan chek list
untuk memudahkan para petugas memeriksa dan mendata hal-hal perlu
diperhatikan dan dinilai. Adapun bagian-bagian system yang perlu dilakukan
pemeliharaan tahunan secara periodik diantaranya adalah :

• JTM dan peralatanya.

• Gardu distribusi.

• JTR dan peralatanya (bila ada).

• Sambungan rumah dan APP.

Pemeliharaan Tiga Tahunan.

Pemeliharaan tiga tahunan merupakan program pemeliharaan sebagai tindak


lanjut dari kegiatan pemeliharaan tahunan yang telah diselenggarakan. Kegiatan
pemeliharaan tiga tahunan dilaksanakan dalam keadaan bebas tegangan dimana
sifat pemeliharaanya baik teliti dan penyaluran, biasa sampai tahap bongkar
pasang (over houl).
Dengan keadaan ini, pelaksanaan pemeliharaan tiga tahunan merupakan
kegiatan pemeliharaan rutin yang termasuk pekerjaan pemeriksaan rutin
sistematis.
10

Pemeliharaan Gardu Distribusi (GD).

Dilihat dari rencana maupun perencanaannya pemeliharaan gardu distribusi


dapat dilaksanakan dalam tiga macam pemeliharaan, yaitu :

1. Pemeliharaan rutin gardu distribusi.

2. Pemeliharaan korektif gardu distribusi.

3. Pemeliharaan darurat gardu distribusi.

1. Pemeliharaan Rutin Gardu Distribusi

Pekerjan pemeliharaan rutin gardu distribusi dilaksana-kan dalam dua jenis


pemeriksaan, yaitu :

• Pemeriksaan rutin gardu distribusi.

• Pemeriksaan rutin sistematis gardu distribusi.

Pemeriksaan rutin gardu distribusi dilaksanakan dalam dua kegiatan yaitu :

• Pemeriksaan gardu keadaan bertegangan.

• Pemeriksaan gardu keadaan bebas tegangan.

Pemeriksaan gardu keadaan bertegangan adalah kegiatan pemeliharaan


dimana gardu diperiksa secara visual dengan menggunakan check list, hal ini
dimaksudkan untuk menemukan hal-hal / kelainan-kelainan yang dikawatirkan
dapat menyebabkan terjadinya gangguan sebelum periode pemeriksaan berikutnya
terselenggarakan.
Pemeriksaan rutin gardu bebas tegangan adalah kegiatan pemeliharaan rutin
dimana dilakukan pekerjaan-pekerjaan pembersihan, perbaikan, penggantin,
penyetelan, pengukuran dan sebagainya, kecuali pekerjaan yang sifatnya
penyempurnaan atau perubahan.
Pemeriksaan rutin sistematis dalam keadaan bebas tegangan dan jangkauan
pekerjaanya lebih luas dan lebih teliti bisa sampai tahap bongkar pasang.
11

Pemeliharaan korektif gardu distribusi.


Dimaksud untuk memperbaiki kerusakan-kerusakan yang diakibatkan
adanya gangguan atau mengadakan perubahan/ penyempurnaan, sebagai tindak
lanjut dari pelaksanaan pemeriksaan rutin (inspeksi).

Pemeliharaan Darurat Gardu Distribusi.


Dimaksud untuk memperbaiki kerusakan-kerusakan yang diakibatkan oleh
bencana alam seperti gempa bumi, banjir, dan sebagainya. Komponen-komponen
peralatan gardu distribusi yang perlu mendapat perhatian pada waktu pelaksanaan
kegiatan pemeliharaan tahunan (rutin) beban tegangan diantaranya adalah :

1. Instalasi tegangan menengah.

2. rak tegangan rendah.

3. peralatan pelindung.

Pekerjaan-pekerjaan yang diprioritaskan adalah :

• Pekerjaan pembersih dan perbaikan instalasi TM/TR.

• Pekerjaan pembersihan dan perbaikan pengaman/fault indikator.

• Pekerjaan pengisian minyak trafo.

• Pekerjaan perbaikan instalasi pengaman gardu.

• Pekerjaan pembersih ruangan gardu dan halaman gardu.

• Pekerjaan perbaikan bangunan sipil gardu.

• Pekerjaan pengcatan bangunan gardu.

Pemeliharaan Hantaran Udara (SUTM).

Bagian sistem yang cukup rawan terhadap gangguan dari luar (external )
salah satu diantaranya adalah :

Saluran udara tidak berisolasi, baik pada tegangan menengah (SUTM) maupun
pada tegangan rendah (SUTR).
12

Dengan demikian SUTM dan SUTR perlu mendapat pemeliharaan yang


semestinya .Adanya pepohonan, layang-layang, bangunan tinggi, petir dan
sebagainya dapat menyebabkan tingkat gangguan pada SUTM dan SUTR dan
untuk mempertahankan umur teknisnya.
Dalam pelaksanaanya, pemeliharaan SUTM dan SUTR dapat dilaksanakan
dalam 2 (dua) jenis pemeriksaan yaitu : pemeriksaan rutin yang dapat
diselenggarakan satu tahun sekali dan pemeriksaan sistematis dapat
diselenggarakan dalam tiga tahun sekali atau tergantung kepada keperluan.
Dengan adanya penghematan biaya, pemeliharaan untuk SUTR biasanya tidak
diselenggarakan pemeriksaan rutin sistematis.

Bagian SUTM dan SUTR yang perlu diperiksa diantaranya adalah:

1. Kawat penghantar.

2. Isolator Penghantar

3. Tiang penghantar

1. Kawat Penghantar.

Penghantar merupakan alat/ perangkat untuk memindahkan energi listrik dari


satu tempat ke tempat lain dengan hasil seoptimal mungkin. Dilihat dari jenis
logamnya, penghantar listrik yang dipergunakan oleh PLN pada dewasa ini terdiri
dari :

1. Logam tembaga.

2. Logam aluminium.

3. Logam aluminium campuran.

Penghantar yang terbuka dari logam tembaga yang sering kita sebut BC
(Bare Copper) atau BCC (Bare Copper Conductor) merupakan penghantar yang
baik untuk menghantarkan energi listrik, meskipun penghantar ini mempunyai
bobot yang lebih besar dan disamping itu mempunyai harga yang lebih mahal.
13

Penghantar yang terbuat dari aluminium murni yang sering kita sebut ACC
atau A2C (All Alumunium Conductor) merupakan penghantar listrik yang cukup
baik, keuntungan penghantar ini bobotnya lebih ringan dari tembaga dan harganya
lebih murah. Namun meskipun demikian kawat alumunium mempunyai kuat tarik
yang lebih kecil dari tembaga dan lebih rapuh.
Untuk mengurangi kelemahan ini dibuat penghantar alumunium campuran
yang sering disebut AAAC atau A3C (All Alumunium Alloy Conductor) dimana
jenis penghantar ini mempunyai kelebihan dari A2C yaitu mempunyai kuat tarik
yang lebih besar.
Kuat tarik suatu penghantar perlu mendapat perhatian sewaktu melakukan
penarikan kawat selain itu yang perlu diperhatikan dari penghantar ini adalah kuat
hantar arusnya (KHA).
Dimana masing-masing penhantar mempunyai kuat hantar arusnya terdiri
sesuai dengan jenis dan penampang penghantarnya. Penghantar yang lebih besar
akan mempunyai kuat hantar arus yang lebih besar. Hal-hal yang perlu mendapat
perhatian dalam pelaksanaan pemeliharaan kawat penghantar, diantaranya adalah :

• Jarak aman (clearence).

• Andongan kawat (lendutan).

• Jamper/joint.

• Kondisi kawat/lingkungan.

• Pengkatan kawat.

Pemeriksaan Isolator.
Isolator merupakan suatu alat yang berfungsi untuk mengisolasi antara
kawat dengan kawat dan kawat dengan traves/tiang selain untuk tempat
pengikatan kawat.

Isolator untuk penghantar udara yang tidak berisolasi diantaranya adalah :

a) Isolator TR – Isolator tumpu : RM I, II, III, IV.

– Isolator akhir : Afsan, Champignon.


14

b) Isolator TM- Isolator tumpu : Post insulator, pin insulator.

• Isolator penegang : Suspension insulator.

Long rod insulator.


Pemeriksaan isolator perlu diperhatikan dengan seksama karena isolasi
sering menjadi biang keladi dari gangguan operasi yang memusingkan petugas
pengusut gangguan. Dengan pemeriksaan isolator secara lebih teliti, mutu
penyaluran tenaga listrik dapat diperbaiki dan disamping itu dapat meringankan
petugas pengusut/ mencari letak gangguan. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
pemeriksaan isolator diantaranya adalah :

1. Kondisi fisik isolator.

2. Tempat kedudukan isolator.

3. Pengikatan kawat pada isolator.

Pemeriksaan Tiang.
Tiang merupakan alat untuk menyangga kawat penghantar sehingga
keadaannya aman bagi keselamatan umum.Dilihat dari bahanya, tiang listrik
tersendiri dari :

• Tiang kayu.

• Tiang beton.

• Tiang besi.

Dilihat dari panjang tiang :

• Tiang 8 m.

• Tiang 9 m.

• Tiang 11 m.

• Tiang 12 m.

• Tiang 13 m.
15

Dilihat dari kekuatan tarik nya :

• Tiang 100 daN.

• Tiang 200 daN.

• Tiang 350 daN.

• Tiang 500 daN.

• Tiang 800 daN.

Dilihat dari konstruksinya :

• Tiang awal/akhir.

• Tiang sudut.

• Tiang percabangan.

• Tiang penegang.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemeriksaan tiang listrik diantaranya


adalah :

1. Letak kedudukan tiang.

2. Kondisi fisik tiang.

3. Tanda-tanda tiang listrik.

4. Pondasi tiang.

5. Kondisi tupang tarik dan tupang tekan.

Pemeliharaan Sambungan Rumah.


Sambungan rumah adalah suatu hantaran beserta kelengkapannya yang
dimulai dari titik penyambungan sampai dengan alat pengukur danpembatas
konsumen (APP). Sambungan pelayanan atau sambungan rumah terdiri dari 2
bagian yaitu :
16

 Sambungan luar pelayanan (SLP) yaitu bagian sambungan pelayanan mulai


dari titik penyambungan di tiang KTR sampai dengan unit tiang atap
pengikat atap.
 Sambungan masuk pelayanan (SMP) yaitu bagian sambungan pelayanan
mulai dari unit tiang atap/pengikat atap sampai dengan alat pembatas.

Adapun penghantar untuk sambungan luar pelayanan (SMP) dapat


digunakan 2 jenis penghantar yaitu :

• Kawat udara tiang berisolasi.

• Kawat udara berisolasi (Twisted Isulation Cable).

Pemeliharaan rutin untuk sambungan pelayanan diadakan dalam periode


satu tahun sekali dengan maksud untuk meningkatkan mutu pelayanan dan
penyaluran lebih tinggi. Adapun pemeliharaan yang dilaksanakan adalah
pemeriksaan secara visual dan hal-hal yang perlu diperiksa antara lain :

• Kondisi penghantar.

• Kondisi perangkat penghantar.

• Kondisi titik sambungan (conector).

• Kondisi alat pengukuran/pembatas (APP).


17

BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari semua pembahasan yang telah di
tulis ditas adalah sebagai berikut :
1. Dengan adanya program Kerja Praktek (KP) ini, diharapkan pola pikir
mahasiswa menjadi berkembang dengan situasi dan kondisi teknologi dan ilmu
pengetahuan sekarang ini.
2. Permasalahan yang timbul pada bagian distribusi jaringan bagian pemeliharaan
jaringan Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM) adalah masalah
gangguan dan dampak yang terjadi pada jaringan.
3. Gangguan yang sering timbul pada jaringan Saluran Udara Tegangan
Menengah (SUTM) adalah gangguan hubung singkat fasa-fasa atau satu fasa
tanah.
4. Dampak yang terjadi akibat gangguan hubung singkat tersebut adalah terjadi
arus lebih (over current). Dimana over current ini dapat berbahaya bila alat
proteksi relay (pengaman arus lebih) tidak berfungsi dengan semestinya,
dikarenakan berkurangnya kemampuan peralatan maupun perbuatan tangan-
tangan yang tidak bertanggung jawab seperti pencurian peralatan sistem
jaringan.
5. Pemecahan masalah gangguan pada Saluran Udara Tegangan Menengah
(SUTM) yaitu dengan melakukan pemeliharaan jaringan secara berkala dan
pengawasan jaringan dari pencurian peralatan sistem jaringan.

5.2. Saran
1. Beberapa alternatif pemecahan masalah yang dikemukakan diatas dalam
mengatasi gangguan yang terjadi pada jaringan Saluran Udara Tegangan
Menengah (SUTM) masih sangat sederhana, namun solusi tersebut dapat bisa
menjadi masukan bagi masyarakat terutama pihak PLN. Dengan melakukan
pemeliharaan jaringan secara berkala dan mengefektifkan pengawasan
terhadap pelanggaran pencurian peralatan yang terpasang pada sistem jaringan
18

dapat membantu dalam mengurangi gangguan pada jaringan terutama


gangguan hubung singkat.

2. Melihat dari hal itu, maka disarankan untuk lebih meningkatkan kembali dalam
hal pemeliharaan jaringan secara intensif dan berkala serta pengawasan dan
kerja sama antara PLN, aparat dan masyarakat.

50
19

DAFTAR PUSTAKA

1. Arsip dan Dokumentasi PT. PLN APJ (Persero) Distribusi Bandung.


2. Sifa, Insan. 2011. Sistem Jaringan Distribusi Tenaga Listrik.
(http://www.docstoc.com/docs/9459991/jaringan-distribusi) Tanggal akses:
25 Juli 2016.
3. Www.google.com, ” Analisis Dampak Terputusnya Kawat Netral Terhadap
JTM 20 KV ” , Tanggal akses: 6 Juli 2016.
4. Www.PLN.com , ” Kegagalan Proteksi Distribusi 20 KV ”, Tanggal akses:
26 Juli 2016.
5. Rifki. 2010. Operasi dan Pemeliharaan Jaringan Distribusi Tegangan
Menengah 20 KV (www.google.com) Tanggal akses: 5 Agustus 2016.
20

LEMBAR PENILAIAN LAPORAN


PRAKTIK KERJA LAPANGAN
(Diisi Oleh Dosen Pembimbing)

Nama Instansi tempat PKL : PT. PLN (persero) ULP Babat area Bojonegoro
Alamat Instansi : JL. Raya pantura 151, Plaosan, Babat, kabupaten
Lamongan, Jawa timur 62271, Indonesia
Nama/Nomor Mahasiswa : AHMAD ARUL EFANSYAH/081710003
Program Studi/Semester : Teknik elektro/smt 05
Lama Praktik : 30 hari/dari tanggal 02 September s.d. 02 Oktober 2019
No. Aspek Penilaian (angka) Keterangan
1. Sistematika laporan
2. Kelengkapan laporan
3. Kerapian
4. Tata Tulis
5. Bahasa
6. Relevansi dan keluasan sumber
pustaka dengan persoalan kajian
7. Kelengkapan data
8. Pembahasan sesuai tujuan
9. Kesimpulan sesuai tujuan
10. Ketepatan penyerahan

NILAI RATA-RATA :

Jumlah Nilai =
10

catatan : Nilai diharapkan dalam bentuk angka

Ketentuan Penilaian :
1. 0 – 55 :D
2. 56 – 70 :C
3. 71 – 85 :B
4. 86 – 100 : A
Lamongan, ….. Januari 2019
Dosen Pembimbing

ZAENAL ABIDIN, ST.,M.Eng


NIDN. 0009047401
21

NILAI UJIAN INDIVIDU

Nama/Nomor Mahasiswa : …………………………………………


Program Studi/Semester : …………………………………………

No. Aspek Penilaian (angka) Keterangan


1. Kedisiplinan
2. Kreativitas
3. Ketekunan
4. Kerjasama
5. Kejujuran
6. Kesopanan (Tatakrama)
7. Semangat kerja (motivasi)
8. Kedalaman materi

NILAI RATA-RATA :

Jumlah Nilai =
10

catatan : Nilai diharapkan dalam bentuk angka

Ketentuan Penilaian :
1. 0 – 55 :D
2. 56 – 70 :C
3. 71 – 85 :B
4. 86 – 100 : A

Lamongan, ….. Januari 2019


Dosen Pembimbing

ZAENAL ABIDIN, ST.,M.Eng


NIDN. 0009047401
22

NILAI PKL
(Diisi dan diserahkan oleh Dosen Pembimbing PKL)

Nama Mhs. /No. Mhs. : …………………………………………


Program Studi/Semester : …………………………………………
Alamat Tempat PKL : …………………………………………

Nilai Akhir PKL = Nilai Kegiatan KPL + Nilai Ujian Individu + Nilai Laporan =
3
(dalam huruf )

Yang Menyerahkan,
Dosen Pembimbing PKL,

ZAENAL ABIDIN, ST.,M.Eng


NIDN. 0009047401

Catatan :
1 lembar diserahkan ke Ketua Program Studi
23

LAMPIRAN – 3
TATA TERTIB
24

TATA TERTIB PESERTA PKL

Setiap peserta PKL diwajibkan mentaati tata tertib berikut :

1. Peserta harus mengikuti seluruh kegiatan PKL sejak awal hingga akhir.
2. Peserta pada saat penerimaan PKL oleh instansi tempat PKL diharuskan
berpakaian sopan dan rapi, bersepatu, memakai jas almamater, memakai tanda
nama (kokard), dan berdasi.
3. Peserta pada saat mengikuti PKL tidak diperbolehkan memakai sandal, kaos
oblong, dan merokok.
4. Setiap peserta diharuskan memperhatikan dengan seksama petunjuk yang
diberikan oleh pembimbing dan mentaati setiap aturan yang berlaku di tempat
PKL.
5. Pada saat mengikuti kegiatan lapangan Peserta diharuskan memakai pakaian
lapangan sesuai kebiasaan instansi tempat PKL.
6. Sebelum PKL, Peserta harus sudah siap ditempat 10 menit sebelum kegiatan
dimulai.
7. Setiap peserta yang meninggalkan PKL harus mendapat izin dari Dosen
Pembimbing.
8. Syarat mendapatkan sertifikat PKL adalah Peserta yang telah mengikuti
seluruh kegiatan PKL dan telah membuat laporan resmi hasil PKL dan lulus
ujian PKL.
9. Ketentuan yang belum tercantum dalam tata tertib ini apabila perlu akan
ditentukan kemudian.
25

LAMPIRAN – 4
FORMULIR KONSULTASI & ASISTENSI
26

KARTU BIMBINGAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN


Judul PKL : SISTEM JARINGAN DISTRIBUSI PT. PLN UNIT
LAYANAN BABAT UP 3 BOJONEGORO
Nama : AHMAD ARUL EFANYSAH
No. Mahasiswa : 081710003
Jurusan : Teknik elektro
Tempat Praktik : PT. PLN UNIT LAYANAN BABAT UP 3
BOJONEGORO
Dosen Pembimbing/ : ZAENAL ABIDIN, ST.,M.Eng.
Pembimbing Lapangan

Tanda tangan
Bimb. Catatan Dosen
Hari/Tanggal Materi Bimbingan dosen
ke Pembimbing
pembimbing

Keterangan:

1. Mahasiswa wajib bimbingan minimal 6 kali, bila > 6 kali kartu ini boleh dicopy
2. Kartu ini wajib dilampirkan pada laporan Praktik Industri.

Lamongan, 12 November 2019


Dosen Pembimbing/Pembimbing Industri,

ZAENAL ABIDIN, ST.,M.Eng


NIDN. 0009047401
27

Lembar Persetujuan Dosen Pembimbing

Laporan Praktek Kerja Nyata


SISTEM JARINGAN DISTRIBUSI PT. PLN
Judul Laporan : UNIT LAYANAN BABAT UP 3
BOJONEGORO
Nama Mahasiswa : AHMAD ARUL EFANSYAH
NIM : 081710003
Program Studi : Teknik ELektro

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh


Gelar Sarjana Teknik Pada Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik
Universitas Islam Lamongan

Telah Dinyatakan Memenuhi Segala Persyaratan


Untuk Diikutkan Pada Ujian Komprehensif Praktek Kerja Nyata (PKN)
Pada Program Studi Teknik Elektro

Pada Hari : Minggu


Tanggal : 25 Januari 2019

Lamongan, 21 Januari 2019


Dosen Pembimbing

ZAENAL ABIDIN, ST.,M.Eng


NIDN. 0009047401
28

Lembar Persetujuan Dosen Penguji

Laporan Praktek Kerja Nyata

SISTEM JARINGAN DISTRIBUSI PT. PLN


Judul Laporan : UNIT LAYANAN BABAT UP 3
BOJONEGORO
Nama Mahasiswa : AHMAD ARUL EFANSYAH
NIM : 081710003
Program Studi : Teknik ELektro

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh


Gelar Sarjana Teknik Pada Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik
Universitas Islam Lamongan

Telah Dipertahankan di Depan Penguji Laporan Praktek Kerja Nyata


Pada Program Studi Teknik ELektro

Tanggal Ujian : 25 Januari 2019


Tempat : Ruang Sidang Fakultas Teknik

Lamongan, 27 Januari 2019


Dosen Penguji

ZAENAL ABIDIN, ST.,M.Eng


NIDN. 0009047401
29

Lembar Pengesahan Dan Persetujuan

Laporan Praktek Kerja Nyata

SISTEM JARINGAN DISTRIBUSI PT. PLN UNIT LAYANAN


BABAT UP 3 BOJONEGORO
Oleh:
AHMAD ARUL EFANSYAH
NIM. 081710003
Prodi Teknik Elektro

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana


Teknik Pada Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Islam
Lamongan

Menyetujui Dosen Pembimbing Mahasiswa

ZAENAL ABIDIN, ST.,M.Eng AHMAD ARUL EFANSYAH


NIDN. 0009047401 NIM. 081710003

Mengetahui Mengesahkan,
Dekan Fakultas Teknik Unisla Kaprodi Teknik Elektro Unisla

ARIEF BUDI LAKSONO, ST, MT AFFAN BACHRI, ST, MT


NIDN. 0712027702 NIDN. 0714078101
Pernyataan Keaslian Karya Ilmiah
30

Yang bertandan tangan di bawah ini, saya :

Nama : AHMAD ARUL EFANSYAH


NIM : 081710003
Program Studi : Teknik Elektro
Tempat & Tgl. Lahir : Lamongan, 22 Februari 1998
1. Mahasiswa S-1 Prodi Teknik Elektro FT
Pekerjaan :
Unisla
JL. Raya pantura 151, plaosan, Babat,
Alamat Kantor : kabupaten lamongan, Jawa timur 62271,
Indonesia
Alamat Rumah : Pilang Gedangan Sukodadi Lamongan

Dengan ini saya menyatakan bahwa Laporan Praktek Kerja Nyata dengan judul “
SISTEM JARINGAN DISTRIBUSI PT. PLN UNIT LAYANAN BABAT UP 3
BOJONEGORO”, adalah benar-benar karya saya sendiri dan berasal dari ide saya
sendiri.
Bahwa Laporan Praktek Kerja Nyata ini belum pernah digunakan untuk kegiatan
akademis apapun dan merupakan pemikiran saya sendiri bukan dari pihak-pihak
lain. Laporan Praktek Kerja Nyata ini sepenuhnya menjadi milik penulis, semua
informasi yang diambil dari penulis lain telah penulis berikan penghargaan dan
dedikasi yang setinggi-tingginya yakni penulis tuliskan sumber kutipan dan tahun
terbitnya. Oleh karena itu, semua tulisan dalam Laporan Praktek Kerja Nyata ini
sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis.

Apabila ada pihak-pihak yang merasa ada kesamaan judul, tulisan dan informasi
yang berada dalam tulisan ini, maka saya siap untuk diklarifikasi dan
mempertanggung jawabkan segala resiko yang ditimbulkan.

Lamongan, 25 November 2019


Yang Membuat Pernyataan
Penulis,

Tempelkan materai Rp. 6.000,-

ARIZAL HABIBUR RAHMAN

Anda mungkin juga menyukai