Anda di halaman 1dari 41

PERENCANAAN PELABUHAN

daniel b. p. allo

DERMAGA
PERENCANAAN PELABUHAN
DERMAGA
Daniel B. P. Allo

Batas muka antara


daratan dan perairan

Dermaga Bangunan pelabuhan yang digunakan untuk


merapat dan menambatkan kapal yang
melakukan bongkar-muat dan menaik-turunkan
penumpang

Bentuk dan tergantung pada jenis


dimensi dan ukuran kapal
PERENCANAAN PELABUHAN
DERMAGA
Daniel B. P. Allo
Pendukung kelancaran fungsi dari dermaga

Tampang dermaga dan fasilitas yang ada dari Pelabuhan Barang Umum (general cargo)
PERENCANAAN PELABUHAN
DERMAGA
Daniel B. P. Allo

Konstruksi terbuka, di mana lantai dermaga didukung


oleh tiang – tiang pancang
Struktur Konstruksi tertutup/solid, dimana batas antara darat
Dermaga dan perairan dipisahkan oleh suatu dinding yang
berfungsi menahan tanah di belakangnya, yang dapat
berupa dinding massa, kaison, turap, dan dinding
penahan tanah

Elevasi muka air pasang tertinggi

Kenaikan muka air karena pengaruh


Penentuan gelombang dan angin
elevasi puncak
Tipe kapal yang menggunakan pelabuhan
dermaga
Fasilitas yang digunakan untuk kegiatan
bongkar muat barang
PERENCANAAN PELABUHAN
DERMAGA
Daniel B. P. Allo

Wharf
Tipe
Pier
Dermaga
Jetty
PERENCANAAN PELABUHAN
DERMAGA
Daniel B. P. Allo
Tipe Dermaga

Dibuat sejajar dengan pantai dan bisanya berimpit


Tipe dengan garis pantai atau agak menjorok ke laut
Wharf Berfungsi sebagai penahan tanah yang ada di
belakangnya
PERENCANAAN PELABUHAN
DERMAGA
Daniel B. P. Allo

Tipe Wharf …

Biasanya digunakan untuk pelabuhan barang peti kemas di mana


dibutuhkan halaman terbuka yang cukup luas untuk menjamin
kelancaran angkutan barang

Perencanaannya harus memperhitungkan tambatan kapal,


peralatan bongkar muat barang dan fasilitas transportasi darat.

Tipe tertutup digunakan apabila kedalaman aliran < 15 m dan


tanah dasar mampu mendukung massa bangunan di atasnya.
PERENCANAAN PELABUHAN
DERMAGA
Daniel B. P. Allo
Wharf dari turap
PERENCANAAN PELABUHAN
DERMAGA
Daniel B. P. Allo

Wharf dari Dinding Penahan


Wharf dari Caison Tanah (Kantilever)
PERENCANAAN PELABUHAN
DERMAGA
Daniel B. P. Allo
Tipe Dermaga . . .
Serupa dengan wharf, berada pada garis pantai dan
posisinya tegak lurus dengan garis pantai (berbentuk jari)
Tipe Pier
Bisa digunakan pada satu sisi atau dua sisi, sehingga
dapat digunakan untuk merapat lebih banyak kapal
PERENCANAAN PELABUHAN
DERMAGA
Daniel B. P. Allo
Pier Struktur Terbuka

Berupa balok-balok dan plat yang didukung tiang-


tiang pancang

Tiang pancang miring digunakan untuk menahan gaya


horisontal (benturan kapal pada waktu merapat dan
gaya tarikan kapal akibat gelombang, arus dan angin)
PERENCANAAN PELABUHAN
DERMAGA
Daniel B. P. Allo
Pier Struktur Tertutup

Dibuat dari dua pasang turap baja atau beton yang dipancang
secara berhadapan, dan diantara kedua turap diisi pasir atau
bahan timbunan yang lain

Sisi atas diperkeras dengan dengan plat beton atau jenis


perkerasan lain.

Untuk mengurangi momen yang terjadi di turap bagian bawah


(jepit pada tanah), bagian atas turap ditahan oleh angker baja.
PERENCANAAN PELABUHAN
DERMAGA
Daniel B. P. Allo
Pier Struktur Tertutup …

Jarak antara kedua


turap tidak panjang

Jarak antara kedua


turap cukup lebar
PERENCANAAN PELABUHAN
DERMAGA
Daniel B. P. Allo
Tipe Dermaga . . .
Menjorok ke laut sedemikian sehingga sisi depannya berada
Tipe pada kedalaman yang cukup untuk merapat kapal
Jetty Pada umumnya digunakan untuk merapat kapal tanker atau
kapal pengangkut gas alam, yang mempunyai ukuran yang
sangat besar
PERENCANAAN PELABUHAN
DERMAGA
Daniel B. P. Allo
Pemilihan Tipe Dermaga

Jenis dan ukuran kapal yang dilayani (kapal penumpang atau


barang yang bisa berupa barang satuan, peti kemas, barang
curah padat maupun cair, kapal ikan, kapal militer, dsb)

Kondisi topografi dan tanah dasar laut

Kondisi hidro-oseanografi (glombang dan pasang surut)

Dipilih yang paling sesuai sehingga biaya


pembangunannya seekonomis mungkin
PERENCANAAN PELABUHAN
DERMAGA
Daniel B. P. Allo
Contoh Kasus…

Pantai mempunyai
kemiringan kecil (landai)

Akan digunakan untuk berlabuh kapal barang curah cair atau padat
(kapal minyak, kapal LNG, kapal tongkang batubara) dengan bobot
cukup besar (draft kapal besar)

Bongkar muat barang dapat dilakukan dengan pompa untuk minyak


dan LNG, sedang batubara bisa menggunakan belt conveyor

Tidak memberikan muatan yang


besar pada dermaga
PERENCANAAN PELABUHAN
DERMAGA
Daniel B. P. Allo

Jika menggunakan
tipe Wharf

Diperlukan kedalaman pelabuhan


yang dalam sehingga struktur
dermaga sangat besar Penggunaan tipe Jetty akan
lebih efisien dan murah
Pengerukan dasar laut dalam
jumlah yang sangat besar
PERENCANAAN PELABUHAN
DERMAGA
Daniel B. P. Allo
Contoh Kasus…

Pantai yang memungkinkan


dibangun tipe Wharf untuk
berlabuh kapal barang

Tipe tertutup

Tipe terbuka
PERENCANAAN PELABUHAN
DERMAGA
Daniel B. P. Allo
Contoh Kasus…
Pengembangan pelabuhan dapat dilakukan dengan
Pelabuhan dengan
membuat dermaga dan halaman dermaga di
luas lahan terbatas
perairan

Dermaga dan fasilitas pelabuhan


dibuat di atas tanah timbunan
(reklamasi) yang menggunakan
turap sebagai penahan timbunan

Dermaga dihubungkan dengan


daratan menggunakan jembatan
PERENCANAAN PELABUHAN
DERMAGA
Contoh Kasus… Daniel B. P. Allo

Pada perairan Dimungkinkan untuk memilih dermaga apung, yang


yang mempunyai bisa menyesuaikan perubahan elevasi muka air
pasang surut besar

Dermaga berupa ponton dari


kotak baja yang bisa
mengapung menyesuaikan
perubahan elevasi muka air laut

Ponton dan daratan


dihubungkan dengan jembatan
yang kedua ujungnya ditumpu
pada sendi putar sehingga bisa
menyesuaikan dengan
perubahan posisi dermaga
PERENCANAAN PELABUHAN
DERMAGA
Daniel B. P. Allo
Ukuran Dermaga

Tergantung pada dimensi kapal terbesar dan jumlah kapal yang


menggunakan dermaga

Lp  nLoa  (n  1) x10%.Loa Lp = panjang dermaga


Loa = panjang kapal yang ditambat
IMO (International Maritim Organization) n = jumlah kapal yang ditambat
PERENCANAAN PELABUHAN
DERMAGA
Daniel B. P. Allo
Apabila dermaga
digunakan oleh Di antara dua kapal yang berjajar diberi jarak
lebih dari satu sebesar 10 % dari panjang kapal terbesar
tambatan kapal

3A
b
d  2e  A
b
= luas gudang
= lebar gudang
d  L p  2e a = lebar apron
e = lebar jalan
PERENCANAAN PELABUHAN
DERMAGA
Menentukan nilai a dan e (Quinn A. Def., 1972) Daniel B. P. Allo
(Triatmodjo, 2010)
PERENCANAAN PELABUHAN
DERMAGA
Daniel B. P. Allo
Dermaga yang berbentuk Pier
Pier Satu Tambatan
Panjang pier
Lp  nLoa  50
Lebar pier
Bp  2a  b
Lebar slip
S  2B  35
Panjang gudang
d  L  (c  e)
Lebar gudang
A
b
d
PERENCANAAN PELABUHAN
DERMAGA
Daniel B. P. Allo
Dermaga yang berbentuk Pier . . .
Pier Dua Tambatan
Panjang pier
Lp  2Loa  65
Lebar pier
Bp  2a  b
Lebar slip
S  2B  50
Panjang gudang
d  L  (c  e)
Lebar gudang
A
b
d
PERENCANAAN PELABUHAN
DERMAGA
Daniel B. P. Allo

Gaya – Gaya yang Bekerja pada Dermaga

Gaya Vertikal (berat sendiri bangunan dermaga, beban hidup,


beban peralatan bongkar muat (crane), dsb)

Gaya Horisontal gaya sandar (berthing forces)

gaya tambat (mooring forces), gaya yang


ditimbulkan ketika kapal bertambat di
dermaga yang disebabkan oleh angin, arus
dan gelombang
PERENCANAAN PELABUHAN
DERMAGA
Daniel B. P. Allo
Gaya Sandar (Berthing Forces)

Pada waktu merapat ke demaga, Terjadi benturan antara kapal dan


kapal masih mempunyai dermaga
kecepatan

Benturan maksimum terjadi apabila kapal bermuatan penuh


menghantam dermaga pada sudut 10o terhadap sisi depan dermaga
PERENCANAAN PELABUHAN
DERMAGA
Daniel B. P. Allo

Gaya benturan kapal yang Energi benturan yang diserap oleh


harus ditahan dermaga sistem fender yang dipasang pada
dermaga

WVX2
Bekerja secara horisontal dan dihitung E CmCeCs CC
berdasarkan energi benturan 2g

E : energi benturan (ton meter)


V : komponen tegak lurus sisi dermaga dari kecepatan kapal
pada saat membentur dermaga (m/d)
W : displacement (berat) kapal
g : percepatan gravitasi (m/d2)
Cm: koefisien massa
Ce : koefisien eksentrisitas
Cs : koefisien kekerasan (diambil 1)
Cc : koefisien bentuk dari tambatan ( diambil 1)
PERENCANAAN PELABUHAN
DERMAGA
Daniel B. P. Allo

Koefisien massa (Cm) tergantung pada


gerakan air di sekeliling kapal

 d Cb 
W
Cm  1 
2Cb B L pp Bd 0

Cb : koefisien blok kapal


d : draft kapal (m)
B : lebar kapal (m)
Lpp : panjang garis air (m)
γo : berat jenis air laut (t/m3)
PERENCANAAN PELABUHAN
DERMAGA
1 Daniel B. P. Allo
Koefisien eksentrisitas adalah Ce  2
perbandingan antara energi sisa dan l
1  
energi kinetik kapal yang merapat r
l = jarak sepanjang permukaan air dermaga dari pusat berat kapal
sampai titik sandar kapal, l = 1/4 Loa
r = jari-jari putaran di sekeliling pusat berat kapal pada permukaan air
PERENCANAAN PELABUHAN
DERMAGA
Daniel B. P. Allo
Panjang garis air (Lpp)
Kapal barang : Lpp  0,846L1oa,0193

Kapal tangker : Lpp  0,852L1oa,0201

1
Nilai l Dermaga : l Loa
4

1
Dolphin : l Loa
6
PERENCANAAN PELABUHAN
DERMAGA
Daniel B. P. Allo
Gaya Tambat(Mooring Forces)

Kapal yang merapat di dermaga akan ditambatkan dengan


menggunakan tali ke alat penambat (bollard) yang ditanam/diangker
pada dermaga

Dimaksudkan untuk menahan gerakan (gaya tarikan) kapal yang


disebabkan oleh tiupan angin dan arus (gaya tambat)
PERENCANAAN PELABUHAN
DERMAGA
Daniel B. P. Allo
Gaya Tambat(Mooring Forces)…..

1. Gaya akibat angin

Angin yang berhembus


Kapal akan bergerak, yang bisa
ke badan kapal yang
menimbulkan gaya ke dermaga
ditambatkan

Arah angin Gaya benturan ke dermaga


menuju dermaga
Arah dan
kecepatan
hembus angin
Arah angin Gaya tarikan kapal pada
meninggalkan alat penambat
dermaga
PERENCANAAN PELABUHAN
DERMAGA
Daniel B. P. Allo

1. Gaya akibat angin . . .

Gaya longitudional apabila angin datang dari arah haluan, α = 0o


RW  0,42 Pa AW
Gaya longitudional (memanjang) apabila angin datang dari arah buritan,α = 180o
RW  0,5Pa AW
Gaya lateral (melintang) apabila angin datang dari arah lebar, α = 90o
RW  1,1Pa AW

Dimana : Pa  0,063V 2 Rw = gaya akibat angin (kg)


Pa = tekanan angin (kg/m2)
V = kecepatan angin (m/d)
Aw = proyeksi bidang yang tertiup angin (m2)
PERENCANAAN PELABUHAN
DERMAGA
Daniel B. P. Allo
Gaya Tambat(Mooring Forces)…..

2. Gaya akibat arus  VC2 


Ra  CC . W . AC . 
 2g 
Ra = gaya akibat arus (kg)
AC = luas tampang kapal yang terendam air(m2)
γW = rapat massa air laut (1025 kg/m3)
VC = kecepatan arus(m/d)
CC = koefisien tekanan arus (tergantung pada bentuk kapal dan kedalaman
air di depan tambatan)
Gaya arus melintang Gaya arus memanjang
Kedalaman air/draft kapal CC Laut dalam CC= 0,2
Di air dalam 1,0 – 1,5 Kedalaman air/draft kapal mendekati
2 2,0 1, CC= 0,6
1,5 3,0
1,1 5,0
1 6,0
PERENCANAAN PELABUHAN
DERMAGA
Daniel B. P. Allo
Contoh Soal
(Triatmodjo, 2010)
Dolphin di Pelabuhan Palembang berada di tengah Sungai Musi yang
berjajar di sepanjang arus sungai. Dolphin tersebut digunakan untuk
bertambat kapal dengan data sebagai berikut :
Bobot kapal = 10.000 DWT
Berat total : W1 = 13.996 ton
Panjang kapal: Loa = 137 m
Lebar kapal : B = 19,9 m
Draft : d = 8,2 m
Kec. Angin maksimum : Vw = 25 m/d
Luas bidang kapal terkena angin : Aw = 856 m2
Luas bidang kapal terendam : As = 238,8 m2
Kecepatan arus : VC = 1,7 m/d
Sudut merapat : ϕ = 10o
Berat jenis air : γ = 1,025 t/m3
Hitunglah gaya sandar dan tambat !
PERENCANAAN PELABUHAN
DERMAGA
Daniel B. P. Allo
Penyelesaian

1. Gaya Sandar

Panjang garis air

Lpp  0,852L
1, 021
oa 
 0,852. 137 1, 021
 128,86m

koefisien blok
W 13.996
Cb    0,6494
L pp Bd 0 128,86 x19,9 x8,2 x1,025

koefisien massa
 d 
8,2
Cm  1   1  1,996
2Cb B 2 x0,6494 19,9
PERENCANAAN PELABUHAN
DERMAGA
Daniel B. P. Allo
koefisien eksentrisitas

r
 0,235  r  0,235 x137  32,195
L

Untuk perencanaan dolphin


1 1
l  Loa  x137  28,83m
6 6

1 1
Ce  2
 2
 0,6653 Cb  0,6494
l  28,83 
1   1  
r  32,195 
PERENCANAAN PELABUHAN
DERMAGA
Daniel B. P. Allo

Komponen kecepatan kapal merapat dalam arah tegak lurus dolphin

VX  V sin   0,15 sin 10o  0,026m / s


Koefisien kekerasan (Cs) = 1,0 dan koefisien bentuk (Cc) = 1,0

Energi Sandar (berthing energy)

WVX2
E CmCeCs CC
2g

13996 x0,026 2
 1,996 x0,6653x1x1  0,6406ton  m
2 x9,81
PERENCANAAN PELABUHAN
DERMAGA
Daniel B. P. Allo
2. Gaya Tambat (Mooring Forces)

a. Gaya akibat angin

Pa  0,063V 2  0,063x252  39kg / m2

Misalnya proyeksi bidang kapal yang tertiup angin adalah 70 % dari luas
bagian kapal, sehingga gaya pada kapal :

RW  1,1Qa AW  1,1x39 x70% x856  25952kg  25,95ton

b. Gaya akibat arus (sejajar sumbu kapal)

 VC2 
Ra  CC  W AC 
 2g 

 

 1,7 2 
 0,6 x1025 x 238,8 x   21632kg  21,632ton
 2 x9,81 
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai