14 (3)
ISSN 1907-1760
ABSTRACT
This study aimed to compare the performance of reproduction between local horses and descendant
of Thoroughbred in Payakumbuh. In this study used a sample of 60 mares productive which have a
complete recording. This research was a field research with survey method. Samples were taken by
purposive sampling technique. The parameters were observed in between the age of first marriage, old
pregnant, and lust after lambing. The results showed that the average age of first marriage in the Local
horse was 26.2 ± 8.53 months while on horseback Throughbred derivative obtained at 51.8 ± 14.5 months,
the average of pregnant time of Local horse was 323.17 ± 8.55 days while on horseback derivative
Throughbred amounted to 324.37 ± 14 185 days and the median lust after lambing on Local horse was at
16.37 ± 9.37 days while on horseback Throughbred derivative obtained at 10.9 ± 6.64 days.
seperti halnya testes pada kuda jantan Vagina kuda mempunyai panjang 18-23
merupakan organ berpasangan yang memiliki cm dan diameter 10-15 cm. Pada bagian da-
dua fungsi yaitu, fungsi gametogenik sebagai lam tubuh vagina diselimuti oleh peritoneum
penghasil sel telur dan fungsi endokrin sebagai dan dikelilingi jaringan ikat longgar, lemak
penghasil hormon reproduksi. Menurut dan buluh darah. Vulva merupakan organ pa-
McDonald dan Pineda 1989 dalam Jamalia, ling luar dalam saluran reproduksi. Bagian da-
2006), kedua fungsi saling melengkapi, lam dilapisi membran mukous dan berhubu-
interdependen dan sama-sama penting dalam ngan dengan vagina. Bagian atas vulva (dorsal
keberhasilan proses reproduksi. comissure) berjarak 7 cm dari anus, sedangkan
Tuba Fallopii pada kuda terdapat sepa- bagian bawah (ventral comissure) terdapat cli-
sang dengan panjang 25-30 cm, berhubungan toris (Morel, 2002 dalam Jamalia, 2006).
langsung dengan cornua uteri (Morel, 2002 Gigi kuda dapat digunakan untuk me-
dalam Jamalia, 2006). Tuba Fallopii dapat nerka umurnya secara cermat, sehingga para
dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu isthmus pengusaha pacuan mempunyai ahli atau spe-
yang paling dekat dengan cornua uteri berdia- sialis untuk penentuan umur kuda. Seekor
meter 2-5 mm, ampula yang berdekatan de- kuda mempunyai gigi susu yang kemudian
ngan ovarium berdiameter 5-10 mm dan in- akan berganti dengan gigi tetap. Gigi tetap
fundibulum yang berhubungan langsung de- mulai muncul pada umur 2,5 tahun. (Blakely
ngan ovarium. Fertilisasi terjadi di ampula, and Bade, 1998). Jacoeb (1994) menambah-
yang memiliki daerah mukosa dengan permu- kan kuda mempunyai enam gigi depan atas
kaan bersruktur seperti rambut untuk men- dan enam gigi depan bawah, gigi seri setelah
transportasikan telur yang telah dibuahi pada umur tiga tahun telah lengkap. Pada
menuju utero tuba junction (Morel, 2002 da- umur empat tahun tinggal satu pasang gigi seri
lam Jamalia, 2006). dan menjadi lengkap pada umur lima tahun.
Uterus kuda merupakan sruktur meman- Setelah umur lima tahun pengamatan yang
jang yang menghubungkan cervix dengan tuba rinci yaitu dengan melihat keausan ujung serta
Fallopii. Uterus dibagi menjadi dua bagian sudut seri. Evans et al. (1977) menyatakan ru-
yaitu bagian badan atau corpus dan tanduk mus gigi dari seekor kuda dewasa adalah :
atau cornua. Corpus uteri pada kuda normal
panjangnya 18-20 cm dan diameter 8-12 cm. Jantan : 2 = 40 atau 42
Bagian cornua panjangnya 25 cm dengan dia-
meter 4-6 cm pada pangkal cornua 1-2 cm
pada saat mendekati tuba Fallopii. Ukuran ute- Betina : 2 = 38 atau 40
rus dipengaruhi oleh usia dan seringnya par-
tus. Tipe uterus kuda disebut uterus simpleks Menurut Bradley (1981) idealnya kuda
bipartitus karena ukuran corpus uteri lebih dikembangbiakkan mulai umur tiga tahun. Di-
besar dari cornua uteri dengan perbandingan tambahkan oleh Toelihere (1985) kuda betina
60 : 40 (Morel, 2002 dalam Jamalia, 2006). sebaiknya tidak boleh dikawinkan sebelum
Cervix terletak di belakang corpus uteri, berumur dua tahun atau tiga tahun. Menurut
berupa dinding yang tebal, dan kuat. Cervix Bradley (1981) idealnya kuda dikembangbiak-
berfungsi mengisolasi uterus dari lingkungan kan mulai umur tiga tahun, pada saat kondi-
luar selama kebuntingan dengan membentuk sinya dalam keadaan bagus. Jika memelihara
barrier berupa mucus yang sangat kental. Pada Brood Mares (anak-anak kuda betina) tidak
stadium diestrus kuda dewasa yang tidak aktif, dikembangbiakkan sampai berumur tiga ta-
cervix berkontraksi sangat kuat, berwarna pu- hun. Pendapat Frandson (1992) kuda dara se-
tih dengan panjang 6-8 cm dan diameter 4-5 baiknya dikawinkan untuk pertama kali pada
cm, sekresi cervix sedikit dengan konsistensi umur 2-3 tahun.
kental. kondisi otot dan ukuran cervix sangat Allen dan Antezak (2000) mengemu-
dipengaruhi oleh perubahan homonal (Morel, kakan bahwa pengetahuan tentang lama perio-
2002 dalam Jamalia, 2006). de bunting pada ternak kuda dan kemampuan
442 Perbandingan Performans Reproduksi Kuda Lokal dan Turunan Thoroughbred (Hendri, et al.)
Vol. 14 (3)
untuk memprediksi waktu kelahiran anak kuda Payakumbuh khususnya Kecamatan Payakum-
merupakan hal yang penting bagi keberhasilan buh Utara dan Payakumbuh Timur. Jumlah
beternak kuda, waktu bunting biasanya ± 11 sampel yang digunakan adalah 60 ekor dari
bulan. Sebelumnya dilaporkan Evans (1977), populasi yang ada dan ternak kuda betina yang
Harper (1999) bahwa rata-rata periode kebun- masih produktif yang terdiri dari 30 ekor kuda
tingan ternak kuda adalah berkisar dari 335 – Lokal dan 30 ekor kuda turunan Thorough-
340 hari, ditambah lagi bahwa pengamatan bred. Ternak ini dikawinkan pada umur 3 ta-
terhadap kuda Morgan bahwa rata-rata lama hun dan mempunyai catatan yang lengkap.
bunting adalah 300-385 hari dengan rata-rata Jumlah populasi ternak yang ada di Kecama-
339,6 hari. tan Payakumbuh Utara dan Payakumbuh Ti-
Menurut Adrianis (2003) bahwa kuda mur dapat dilihat pada Tabel 1.
betina yang dikawinkan dengan pejantan
Thoroughbred di Sumbar menunjukan lama Variabel Yang Diamati
bunting rata-rata 329,27 ± 9,71 hari yang ter- a. Umur kawin pertama dihitung saat hewan
diri dari 325,55 ± 8,25 hari untuk kandungan pertama kali dikawinkan yang dinyatakan
anak betina dan 355,65 ± 10,65 hari pada kan- dalam hari.
dungan anak jantan. Ditambahkan Hunter b. Lama bunting diukur sejak terakhir kali
(1995) bahwa lama bunting pada kuda adalah dikawinkan sampai terjadi kelahiran secara
335 hari dengan kisaran antara 320-341 hari, normal yang dinyatakan dalam hari.
dimana musim mempengaruhi lama kebun- c. Birahi kembali setelah beranak dihitung
tingan pada kuda. Harper (2000) mengemuka- mulai dari hari selesai melahirkan sampai
kan pentingnya peraturan terhadap induk kuda memperlihatkan gejala berahi kembali
yang kondisinya kurang baik untuk mendapat- setelah melahirkan yang dinyatakan dalam
kan turunan yang diinginkan. hari.
Berahi pasca beranak pada kebanyakan Untuk menguji perbandingan perfor-
hewan terjadi pada waktu sekitar 2 minggu mans reproduksi (umur kawin pertama, lama
setelah melahirkan, meskipun anaknya masih bunting dan birahi kembali setelah beranak)
aktif menyusui. Kuda biasanya datang estrus dilakukan dengan uji Z.
5-10 hari setelah beranak. Sama dengan pen-
dapat Jacoeb (1994) berahi pertama biasanya
akan terjadi 5-10 hari setelah melahirkan dan
terkadang biasa lebih lama dari keadaan yang
normal. Rata-rata muncul berahi pertama se-
telah melahirkan adalah 9 hari.
Menurut Toelihere (1985) pada kuda
inolusi uteri terjadi pada 20-40 hari sesudah
partus, karena estrus pertama sesudah partus
terjadi pada waktu 6-13 hari, maka uterus be-
lum cukup berinvolusi sehingga angka kon-
sepsi akan rendah bila dikawinkan pada saat
tersebut. Tidak berbeda dengan pendapat Tabel 1. Jumlah Populasi Kuda Jantan dan
Ensminger (1969) pada kuda setelah selesai Kuda Betina di Kota Payakumbuh
melahirkan anak, akan kembali berahi dalam
waktu 7-11 hari. Kecamatan Jantan Betina Jumlah
Payakumbuh 23 157 180
METODE Utara
Payakumbuh 45 140 185
Materi yang digunakan dalam penelitian Timur
ini adalah ternak kuda betina lokal dengan Jumlah 68 297 365
turunan Thoroughbred yang ada di Kota Sumber: Dinas Peternakan Kota Payakumbuh (2012)
Perbandingan Performans Reproduksi Kuda Lokal dan Turunan Thoroughbred (Hendri, et al.) 443
Vol. 14 (3)
Identitas Peternak Kuda di Kota Semua kandang kuda dewasa yang ada
Payakumbuh Aspek Teknis di Lapangan di kota Payakumbuh, satu kandang ditempati
oleh satu ekor kuda. Semua kandang pada ku-
Tata laksana pemeliharaan da penelitian atap terbuat dari seng dan alas
kandang dari sebuk gergaji. Dinding kandang
a).Membersihkan Kandang kuda pacu memiliki dinding yang terbuat dari
Peternak kuda pacu selalu member- beton, sedangkan dinding kandang kuda bendi
sihkan kandang dua kali sehari yaitu pagi hari ada yang terbuat dari beton, kayu dan bambu.
pada jam 08.00 – 09.30 dan sore hari pada jam
16.00 – 17.30. Berlainan dengan peternak ku- Sifat Reproduksi
da bendi yang hanya membersihkan kandang
satu kali sehari yaitu di pagi hari saat kuda Dari Tabel 2 terlihat bahwa rata-rata
bendi tersebut dibawa untuk menambang. umur kawin pertama pada ternak kuda Lokal
b). Memandikan Kuda lebih singkat dibandingkan dengan ternak ku-
Kuda yang tidak dipekerjakan biasanya da Thorougbred yaitu 26,2 dan 51,8 bulan.
dimandikan satu kali 15 hari atau satu kali 30 Hal tersebut sesuai dengan pendapat Blakely
hari. Pada kuda yang masih dibawa berpacu dan Bade (1991), yang menyatakan bahwa ku-
biasanya dimandikan dua kali seminggu. Se- da betina akan mencapai pubertas atau dewasa
dangkan pada kuda yang dibawa untuk bendi kelamin pada umur 12 sampai dengan 15 bu-
biasanya dimandikan satu kali seminggu sebab lan, akan tetapi sebaiknya kuda betina tidak
kulit kuda tersebut mengeluarkan keringat. dikawinkan sebelum mencapai umur dua ta-
hun atau bahkan akan lebih baik setelah men-
Makanan dan minuman capai umur tiga tahun.
444 Perbandingan Performans Reproduksi Kuda Lokal dan Turunan Thoroughbred (Hendri, et al.)
Vol. 14 (3)
mengawinkan kudanya dengan alasan bahwa dapat disimpulkan bahwa H1 di tolak dan H0
kuda akan diajak latihan berpacu dan belum diterima. Hal ini menunjukan bahwa rata-rata
untuk dikembangbiakan. Rata-rata peternak berahi kembali setelah beranak pada kuda
tidak mau mengawinkan kudanya pada umur Lokal lebih lama dibandingkan dengan berahi
muda walaupun pubertas telah tercapai. kembali setelah beranak pada kuda
Sedangkan bagi pemilik kuda bendi, keter- Thoroughbred.
lambatan perkawinan ini disebabkan sangat
banyaknya uang yang harus dikeluarkan untuk Tabel 4. Berahi kembali setelah beranak Kuda
mengawinkan kudanya. Penelitian di kota Payakumbuh
Nilai Z hitung pada umur kawin pertama
adalah sebesar -8,33, nilai ini lebih kecil dari - Ternak Kuda
Keterangan Simbol
1,96 sehingga dapat disimpulkan bahwa H1 di- Lokal Thorougbred
terima. Hal ini menunjukan bahwa rata-rata Jumlah
(n) 30 30
umur kawin pertama pada kuda Lokal lebih Sample
singkat dibandingkan dengan kuda Rata- rata
( ) 16,37 10,9
Thoroughbred. (hari)
Standar
(Sd) 9,37 6,64
Tabel 3. Lama Bunting Kuda Penelitian di Deviasi
kota Payakumbuh
Perbandingan Performans Reproduksi Kuda Lokal dan Turunan Thoroughbred (Hendri, et al.) 445
Vol. 14 (3)
Blakely, J and H.B. David. 1991. Ilmu Harper, F. 2000. Dry Wheather Management
Peternakan. Edisi Keempat. Gadjah Ma- Of Horse On Pasture. Horse Information
da University Press, Yogyakarta. series. http:// animalsciense.ag.utk.edu
/horse/repro. Htm 8 /8/2004.
Blakely, J and D.H. Bade. 1998. Ilmu
Peternakan. Edisi Keempat. Gadjah Hunter, R.H.F. 1995. Fisiologi dan Teknologi
Mada University Press, Yogyakarta. Reproduksi Hewan Betina
Domestik (Terjemahan oleh DK Harya
Bradley, M. 1981. Horse A Practical and
Putra) Penerbit ITB Bandang dan
Scientific Approach University of
Universitas Udayana.
Missouri. Columbia. McGraw-Hill Book
Company. Jacoeb, T. N. 1994. Budidaya Ternak Kuda.
Kanisius. Yogyakarta.
Dinas Peternakan. Propinsi Sumbar. 1989.
Laporan Penerimaan dan Pendistribusi- Jamalia. R. 2006. Kajian Karakteristik
an Kuda Jantan Bantuan Presiden RI. Anatomi dan Morfometri Organ
Laporan. Padang. Reproduksi Betina Kuda Lokal Indo-
nesia. Fakultas Kedokteran Hewan.
Ensminger, M.E. 1969. Animal Science,
Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Animal Agricultural Series. 6 th. Ed.
The Interstate Printers & Publisher, Inc, Manan, D. 2002. Ilmu Kebidanan Pada
Danville Illions. Ternak. Proyek Peningkatan Penelitian
Pendidikan Tinggi. Director Jenderal
Evans, J.W. 1977. Anatomy and Physiology
Pendidikan Tinggi Departemen
of Reproduction in The Mare. In The
Pendidikan Tinggi Nasional.
Horse. W. H. Freeman and Company.
USA.P. 351-378. Pordasi. 1990. Identifikasi Penanganan
Reproduksi Untuk Mencegah Kerugian
Evans, J.W. 1977 Anthony, Harold F. Hintz
Pada Tahap Perkawinan Kuda Pacu.
and L. Dale Van Vleck. 1997. The
Seminar Sehari Masalah dan prospek
Horse. W.H. Freeman and Co., San
Pengembangan Ternak Kuda. Fakultas
Francisco.
Peternakan Universitas Andalas dan
Frandson, R. D. 1992 Anatomi dan Fisiologi Provinsi Sumbar.
Ternak. Edisi ke Empat. Fakultas Peter-
Silver, C. 1976. Guide to The World. Exeter
nakan Dipenogoro. Gajah Mada Univer-
Book. New York.
sity Press. Yogyakarta.
Toelihere, M.R. 1985. Fisiologi Reproduksi
Harper, F. 1999. Let’s not Overproduce
Pada Ternak. Penerbit Angkasa
Horses. Horse Information Series. Horse
Bandung.
http://animalscience.ag.utk.edu/horse/re
pro. Htm. 8/82004.
446 Perbandingan Performans Reproduksi Kuda Lokal dan Turunan Thoroughbred (Hendri, et al.)