Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Alam memiliki banyak kekayaan yang berlimpah dimana terdapat kekayaan
di darat, laut maupun udara. Allah swt. menjelaskan bahwa didalam al-Qur’an
bahwasanya Dia telah menciptakan hewan dilaut sebagai sumber makanan
sebagaimana firman Allah swt. dalam QS an-Nahl/16: 14.

  


 
  
 
  
  
 
 
 
Terjemahnya:
Dan Dia-lah, Allah yang menundukkan lautan (untukmu), agar kamu dapat
memakan daripadanya daging yang segar (ikan), dan kamu mengeluarkan dari
lautan itu perhiasan yang kamu pakai; dan kamu melihat bahtera berlayar padanya,
dan supaya kamu mencari (keuntungan) dari karunia-Nya, dan supaya kamu
bersyukur (Kementrian RI, 2012).
Menurut tafsir Al-Misbah dijelaskan bahwa (dan Dialah yang menundukkan
lautan) Dia telah membuatnya jinak sehingga dapat dinaiki dan diselami (agar kalian
dapat memakan daripadanya daging yang segar) yaitu ikan (dan kalian
mengeluarkan dari lautan itu perhiasan yang kalian pakai) yaitu berupa mutiara dan
marjan (dan kamu melihat) menyaksikan (bahtera) perahu-perahu (berlayar
padanya) dapat melaju di atas air; artinya dapat membelah ombak melaju ke depan
atau ke belakang hanya ditiup oleh satu arah angin (dan supaya kalian mencari) lafal
ini diathafkan kepada lafal lita'kuluu, artinya supaya kalian mencari keuntungan

1
(dari karunia-Nya) karunia Allah swt. lewat berniaga (dan supaya kalian bersyukur)
kepada Allah swt. atas karunia itu (Shihab, 2015).

Berdasarkan ayat dan tafsir tersebut bahwa Allah swt. memperlihatkan


kekuasaan-Nya tentang nikmat adanya laut dan pengaruhnya dalam berbagai
kehidupan manusia. Laut mengembangbiakkan ikan dan menyerahkannya secara
gratis kepada manusia. Segala jenis makhluk hidup yang ada di lautan, yang
beberapa diantaranya dapat dimanfaatkan manusia sebagai daging untuk dikonsumsi
dan sebagai perhiasan untuk dipakai, semua itu agar kita dapat mencari keuntungan
dari karunia-Nya dan supaya kita bersyukur. Beberapa jenis ikan yang dapat
dikomsumsi termasuk dalam kelas Chondrichthyes.
Chondrichthyes (berasal dari kata chondros yang berarti tulang rawan dan
kata ichthyos yang berarti ikan). Semua ikan dengan rangka tersusun dari tulang
rawan termasuk ke dalam kelas chondrichthyes (Primawati, 2016).
Berdasarkan hal tersebut maka dilakukanlah praktikum ini untuk mengetahui
struktur tubuh morfologi dan anatomi Chondrichtheyes.

B. Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum ini yaitu untuk mengamati bentuk morfologi
dan anatomi ikan yang tergolong ke dalam kelas Chondrichthyes.

2
3
4

BAB II
TINJAUAN TEORITIS

A. Tinjauan Ayat yang Relevan


Allah swt. telah menciptakan berbagai jenis hewan yang memiliki bentuk,
ukuran dan habitat yang berbeda-beda. Begitu banyak ciptaan Allah swt.
sebagaimana Dia menciptakan berbagai kehidupan didunia, salah satunya seperti
halnya hewan dari air yang cara berjalannya berbeda-beda. Adapula ciptaan-Nya
yang dapat kita lihat secara langsung ataupun tidak. Sebagaimana Allah swt.
berfirman dalam QS an-Nur/24: 45.

  


   
   
  
  
   
    
    
   
Terjemahnya:
Dan Allah telah menciptakan semua jenis hewan dari air, Maka sebagian
dari hewan itu ada yang berjalan di atas perutnya dan sebagian berjalan dengan dua
kaki sedang sebagian (yang lain) berjalan dengan empat kaki. Allah menciptakan
apa yang dikehendaki-Nya, Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu
(Kementerian Agama RI, 2012).
Menurut tafsir al-Misbah (dan Allah swt. telah menciptakan semua jenis
hewan), maksudnya makhluk hidup (dari air) yakni air mani (maka sebagian dari
hewan itu ada yang berjalan di atas perutnya) seperti ulat dan binatang melata
lainnya (dan sebagian berjalan dengan dua kaki) seperti manusia dan burung
(sedangkan sebagian yang lain berjalan dengan empat kaki) seperti hewan liar dan
hewan ternak. Allah swt. menciptakan apa yang dikehendaki-Nya, sesungguhnya
Allah swt. Maha Kuasa atas segala sesuatu (Shihab, 2015).
5

Berdasarkan ayat dan tafsir di atas adalah tentang bagaimana kekuasaan


Allah swt. dari segala penciptaan-Nya. Mulai dari sesuatu yang tidak bisa dilihat
kasat mata hingga bentuk yang besar. Dia telah menciptakan hewan yang
bermacam-macam, salah satu diantaranya adalah mengenai sejarah asal usul
keberadaan ikan diciptakan dan sebangsanya (hewan) dan disamping bukti-bukti
kekuasaan dan limpahan anugerah-Nya, Allah swt. juga telah menciptakan semua
jenis hewan dari air yang memancar sebagaimana Dia menciptakan tumbuhan dari
air tercurah. Lalu Allah swt. menjadikan hewan-hewan itu beraneka ragam jenis,
potensi dan fungsinya. Semuanya telah Allah swt. atur segala sesuatu sesuai
dengan ukuran-ukurannya yang sesuai dengan pemanfaatannya. Allah swt.
menciptakan makhluk hidup berbeda antara satu sama lain. Baik dari segi warna,
bentuk, manfaat, kecil, besar ataupun dari ciri khasnya masing-masing. Maha suci
Allah swt. dengan segala penciptaannya.

B. Tinjauan Umum Tentang Chondrichthyes


Chondrichthyes berasal dari bahasa Yunani chondros yang berarti tulang
rawan, dan ichthyes yang berarti ikan yang dimana merupakan invertebrata rendah
yang mempunyai columna vertebralis sempurna yang terpisah satu sama lain
sehingga mudah membengkokkan tubuhnya. Kecuali itu telah mempunyai tulang
rawan serta beberapa pasang appendage berupa sirip (pinna). Dimana hampir
semuanya predacious hidup di laut. Dimana bentuk tubuh ikan dalam kelas ini ada
bermacam-macam, ada yang memiliki bentuk torpedo dimana memiliki dua sirip
punggung (pinna dorsalis) dimana masing-masing sebelah posteriornya yang
mempunyai duri dan pada ventral terdapat suatu tambahan yang memiliki bentuk
silindris atau disebut clasper dimana berguna pada saat perkawinanpada hewan
jantan (Campbell, 2010).
Ikan termasuk hewan bertulang belakang, berdarah dingin, berinsang dan
hidup di perairan. Diantara hewan bertulang belakang (vertebrata), ikan merupakan
kelompok terbesar dengan jumlah jenis terbanyak yaitu 42,6% dari jumlah
6

vertebrata yang sudah dikenal. Kelompok ikan ini mempunyai keanekaragaman


yang cukup tinggi baik dalam bentuk, ukuran, perilaku maupun habitatnya
(Nursyahra, 2012).
Chondrichthyes mempunyai sirip ekor (pinna dorsalis) yang dimana
berbentuk heterocercal. Dimana seluruh permukaan tubuhnya ditutupi oleh kulit
yang memiliki tipe bersisik placoid. Sisik tipe placoid terdiri atas lempeng dasar,
tangkai sentral dan berduri, dimana untuk bertahan di air tawar membutuhkan
adaptasi fisiologi yang bertujuan untuk keseimbangan konsentrasi ion dalam tubuh
(Sion, 2009).
Ikan vertebrata akuatis bernapas dengan insang dimana ada beberapa jenis
ikan yang bernapas melalui alat tambahan berupa modifikasi gelembung renang
atau gelembung udara serta memiliki otak yang terbagi menjadi regio-regio.
Dimana otak itu dibungkus dalam tulang kepala (kranium) yang berupa tulang
rawan atau tulang-menulang (kartilago) serta memiliki sepasang mata. Sirkulasi
menyangkut aliran seluruh bagian tubuh lain serta mempunyai tipe ginjal
pronefrus dan mesonefrus (Dumgair, 2018).
Pada laut mediterania terdiri atas 664 spesies ikan, dimana 86 spesies yang
mewakili kelas Chondrichthyes. Dalam dua dekade terakhir penelitian
Chondrichthyes Mediterania telah meningkat drastis. Dimana ikan bernapas
dengan melewatkan air lewat empat atau lima pasang insang yang terdapat di
dalam ruangan-ruangan yang tertutup oleh suatu penutup pelindung atau disebut
operculum. Air disedot ke dalam mulut melalui faring, lalu keluar di antara celah
insang tersebut, proses ini memungkinkan seekor ikan bertulang untuk bernafas
pada saat diam atau tidur (Utami, 2014).
7

BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM

A. Waktu dan Lokasi Praktikum


Adapun waktu dan lokasi praktikum ini dilaksanakan pada hari Jumat, 11
Oktober 2019 pukul 13.30-16.00 WITA di Laboratorium Zoologi Lantai II,
Fakultas Sains Dan Teknologi Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar,
Samata-Gowa.

B. Instrumen Praktikum
1. Alat
Adapun alat yang digunakan pada praktikum ini yaitu papan seksi, alat
bedah, alat tulis menulis, pinset, jarum pentul, dan kamera.
2. Bahan
Adapun bahan yang digunakan pada praktikum ini yaitu ikan pari (Trygon
sephen), ikan hiu (Carcharias manissorah), kapas, masker, dan handscoon.

C. Prosedur Kerja
Adapun prosedur kerja dari praktikum ini yaitu pertama-tama disiapkan
alat dan bahan yang akan digunakan, kemudian bahan diletakkan di atas papan
seksi yang sudah dilapisi dengan kertas hvs, lalu diamati struktur morfologi dari
bahan dan diambil gambar morfologinya. Sedangkan untuk pengamatan anatomi
dilakukan dengan cara bahan digunting secara vertikal mulai dari bagian mulut
sampai ekor dari bahan sehingga tampak terlihat jelas sistem organnya, kemudian
diamati struktur anatomi dari bahan dan diambil gambarnya.
8

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan
Adapun hasil pengamatan pada praktikum ini yaitu sebagai berikut.
1. Nama bahan : Ikan Pari (Trygon sephen)
a. Morfologi bagian ventral

6
6
1 1
5
5
2
2
4 4
3
3

Gambar 4.1.a Morfologi bagian ventral ikan pari (Trygon sephen)


Sumber : (Raharjo, 2018)
Keterangan :
1. Celah Insang (Sulci)
2. Sirip ekor ( Pinna caudalis)
3. Ekor (Caudal)
4. Sirip perut (Pinna pelvicus)
5. Sirip dada (Pinna pectoralis)
6. Mulut (Cavum oris)
9

b. Morfologi bagian dorsal

1
1
2 2

3
3
4
5 5
4

Gambar 4.1.b Morfologi bagian dorsal ikan pari (Trygon sephen)


Sumber : (Raharjo, 2018)
Keterangan :
1. Mata (Visus)
2. Sirip dada (Pinna pectoralis)
3. Sirip perut (Pinna ventralis)
4. Sirip ekor ( Pinna caudalis)
5. Ekor (Caudal)
c. Tipe Ekor

Gambar 4.1.c Tipe Ekor Protocercal Ikan Pari (Trygon sephen)


Sumber : (Wijayanti, 2018)
10

d. Tipe Sisik

Gambar 4.1.d Tipe Sisik Plakoid Ikan Pari (Trygon sephen)


Dokumentasi pribadi (2018)
e. Morfometri
Ukuran (mm)
No. Variasi Ukuran Tubuh
A B
1. Panjang baku 260 mm 270 mm
2. Tinggi badan 160 mm 140 mm
3. Tinggi batang ekor 20 mm 60 mm
4. Panjang kepala 90 mm 90 mm
5. Tinggi kepala 100 mm 130 mm
6. Lebar mata 10 mm 20 mm

f. Anatomi

7
1
2
6
5 3
4

Gambar 4.1.f Anatomi Ikan Pari (Trygon sephen)


Sumber : (Raharjo, 2018)
11

Keterangan
1. Hati (Hepar)
2. Limpa (Lien)
3. Usus (Intestinum)
4. Kloaka (Cloaca)
5. Gelembung udara
6. Lambung (ventrikulum)
7. Jantung (Cor)
2. Nama bahan: Ikan Hiu (Carcharias manissorah)
a. Morfologi

8
7 8 1 7 1 2
2

6 4 3 6 4 3
5 5
Gambar 4.2.a Ikan Hiu (Carcharias menissorah)
Sumber : (Manik, 2013)
Keterangan:
1. Sirip punggung (Pinna dorsalis)
2. Sirip ekor (Pinna caudalis)
3. Sirip anus (Pinna analis)
4. Sirip perut (Pinna ventralis)
5. Sirip dada (Pinna pectoralis)
6. Mulut (Cavum oris
7. Mata (Visus)
8. Celang insang (Sulci)
12

b. Tipe Ekor

Gambar 4.2.b Tipe Ekor Heterocercal Ikan Hiu (Carcharias menissorah)


Sumber : (Manik, 2013)

c. Tipe Sisik

Gambar 4.2.c Tipe Sisik Placoid Ikan Hiu (Carcharias menissorah)


Dokumentasi pribadi (2018)
13

d. Morfometri

No. Variasi Ukuran Tubuh Ukuran (mm)

1. Panjang baku 590 mm


2. Panjang seluruhnya 810 mm
3. Tinggi badan 150 mm
4. Tinggi batang ekor 60 mm
5. Panjang batang ekor 115 mm
6. Panjang dasar sirip punggung 300 mm
7. Panjang bagian muka sirip 260 mm
8. Panjang kepala 150 mm
9. Tinggi kepala 50 mm
10. Lebar mata 10 mm

e. Anatomi

7 1
1 7
6
6 2
2
5 5 3
3

4
4
Gambar 4.2.e Anatomi Ikan Hiu (Carcharias menissorah) (Manik, 2013)
Keterangan :
1. Jantung (Cor)
2. Usus (Intestinum)
3. Hati (Hepar)
4. Kloaka (Cloaca)
5. Lambung (Ventriculum)
6. Kantong empedu (Vesica velea)
14

7. ginjal (Ren)

B. Pembahasan
Adapun pembahasan pada praktikum ini yaitu sebagai berikut.
1. Ikan Pari (Trygon sephen)
a. Morfologi
Adapun morfologi dari ikan pari (Trygon sephen) yakni memiliki bentuk
tubuh pipih bulat, memiliki sepasang sirip dada (pinna vectoralis), sirip perut
(Pinna pelvicus), sirip punggung (pinna dorsalis) serta memiliki ekor (Caudal).
Dimana pada bagian ventral nya terdapat celah insang (Sulci) sebanyak 5 pasang
dimana berfungsi sebagai tempat mengalirnya air serta makanan. Mulut (Cavum
oris) terdapat dibagian posterior ventral kepala, memiliki warna yang bervariasi
mulai dari warna hitam, cokelat, biru, keabuan sampai warna putih. Dimana pola
warna yang bervariasi pada pari ditemukan pada bagian pasifik timur yang dimana
pada bagian bawah tubuhnya memiliki warna dominan hitam, sedangkan pada
jenis ikan pari (Trygon sephen) yang ditemukan pada pasifik barat warna bagian
tubuhnya lebih pucat.
b. Anatomi
Adapun anatomi dari ikan pari (Trygon sephen) yakni terdiri atas esofagus,
lambung (ventriculum), hati (hepar), jantung (cor), usus (intestinum), serta kloaka
(Cloaca). Dimana lambung (ventriculum) berfungsi dalam proses kimiawi pertama
dalam sistem pencernaan, usus (intestinum) sebagai tempat penyerapan air dan
sebagai tempat penyerapan nutrisi, ginjal (Ren) sebagai kelenjar pengeluaran, dan
jantung (cor) berfungsi memompa darah.
c. Fisiologi
1. Sistem digesti
Adapun sistem digesti ikan pari (Trygon sephen) yakni terdiri dari mulut
(Cavum oris), faring, kerongkongan (esofagus), lambung (ventriculum), usus
(intestinum), dan kloaka (Cloaca). Dimana dimulai dari bagian rongga mulut
15

(Cavum oris) yaitu dengan berperannya rongga mulut dan gigi dalam proses
pemotongan dan penghancur bahan makanan, selanjutnya makanan menuju faring
yang kemudian makanan melewati kerongkongan (esofagus), lalu makanan
kemudian berlanjut ke lambung (ventriculum), ketika makanan sudah sampai di
lambung (ventriculum) maka akan terjadi proses pencernaan secara kimiawi
setelah makanan di proses pada lambung, kemudian akan menuju usus (intestinum)
maka terjadi proses penyerapan sari-sari makanan, sisa dari makanan kemudian
akan disalurkan ke kloaka (Cloaca).
2. Sistem respirasi
Adapun sistem respirasi dari ikan pari (Trygon sephen) yakni insang
(Gills). Dimana dimulai insang (Gills) membuka dan menghalau air ke dalam
mulut serta menekan keluar dengan kekuatan menutup mulut melalui celah insang
(Sulci) dan spiracle, dimana insangnya terdiri dari filamen yang banyak
mengandung pembuluh darah.
3. Sistem ekskresi
Sistem ekskresi ikan pari (Trygon sephen) yaitu memiliki dua buah ginjal
(Ren) berbentuk silindris terletak dekat di atas coelom di sebelah menyebelah aorta
dorsalis. Urin dari buah ginjal (Ren) akan di tampung di dalam pembuluh darah
yang bersegmen yang selanjutnya bersambung dengan pembuluh urin yang
panjang terus melalui papillae urogenitalis yang ada di kloaka (Cloaca).
4. Sistem sirkulasi
Adapun sistem sirkulasi dari ikan pari (Trygon sephen) dimana memiliki
jantung (cor) terdiri atas sinus venosus yang berdinding agak tebal kemudian
dilanjutkan oleh auriculum dan ventriculum yang berdinding tebal. Kemudian
bersambung dengan conus arteriosus lalu ke ventral aorta yang bercabang 5
pasang arteri afferent branchialis yang mengambil O2 yang terdapat pada
gelembung udara yang ada di dalam air. Kemudian melalui 4 pasang afferent
branchialis darah masuk ke aorta dorsalis yang menjulur memanjang sepasang
pertengahan dorsalis dari rongga coelom.
16

5. Sistem saraf
Adapun sistem saraf pada ikan pari (Trygon sephen) yaitu mempunyai otak
kecil dimana otak tersebut terbagi menjadi beberapa bagian yaitu methecephalon,
myenchephalon, telenchephalon, dienchephalon, dan mesenchephalon. Sistem
saraf pada ikan pari (Trygon sephen) dibagi menjadi sistem saraf pusat dan sistem
saraf periferi. Sistem saraf pusat terdiri dari otak dan medulla spinalis. Sistem
saraf poriferi terdiri dari saraf spinalis dan cranial beserta cabang - cabangnya.
6. Sistem reproduksi
Adapun sistem reproduksi dari ikan pari (Trygon sephen) yakni alat
kelamin terpisah, dimana alat kelamin jantan berupa sepasang testis dan beberapa
vasa eferensia yang menuju vasa deferensia. Dimana saluran tersebut terbentang
di bawah ginjal (ren) dan berakhir pada papilae urogenitalia. Alat kelamin betina
terdiri dari sebuah ovarium yang menggantung pada sebelah dorsal dengan satu
membran dan dua buah oviduk yang menjulur disepanjang tubuh. Pada musim
kawin, sejumlah besar dari pari jantan akan berkumpul untuk mencari
pasangannya. Dimana ikan pari jantan yang berhasil mendapatkan ikan pari betina
akan berpasangan dengan menggunakan gigi serta merapatkan perutnya, kemudian
perkawinan dengan cara memasukka alat kelamin pari jantan ke dalam lubang
kelamin pada pari betina.
d. Habitat
Adapun habitat dari ikan pari (Trygon sephen) yakni dapat ditemukan di
laut serta hidup di air tawar, dimana pada umumnya berenang disekitar dasar laut
dan kadang-kadang memasuki perairan dengan substrat batu karang atau ke daerah
estuaria.
e. Peranan
Ikan pari (Trygon sephen) memiliki peranan penting dalam menjaga
perikanan serta ekosistem yang sehat, daging ikan pari dapat di konsumsi dan
dapat menambah perekonomian nelayan, serta kesehatan dapat menurunkan
kolestrol, mencengah stoke dan meningkatkan kekebalan tubuh.
17

f. Klasifikasi
Adapun klasifikasi dari ikan pari (Trygon sephen) yaitu:
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Class : Chondrichthyes
Ordo : Rajida
Family : Myliobatidae
Genus : Trygon
Spesies : Trygon sephen (Firdaus, 2016).
2. Ikan Hiu (Charcarias menisorrah)
a. Morfologi
Adapun morfologi dari ikan hiu (Charcarias menisorrah) yakni mata
(visus), sirip punggung (pinna dorsalis), sirip ekor (pinna caudal), sirip anal
(pinna analis), sirip perut (Pinna pelvicus), sirip dada (pinna vectoralis). Terdapat
5 buah celah insang (Sulci) di belakang mata, lubang kloaka terdapat di antara sirip
perut (Pinna pelvicus). Tubuh tertutup dengan sisik-sisik plakoid yang asalnya
homolog dengan gigi.
b. Anatomi
Adapun anatomi dari ikan hiu (Charcarias menisorrah) yakni yakni terdiri
atas esofagus, lambung (ventriculum), hati (hepar), jantung (cor), usus
(intestinum), serta kloaka (Cloaca). Dimana lambung (ventriculum) berfungsi
dalam proses kimiawi pertama dalam sistem pencernaan, usus (intestinum) sebagai
tempat penyerapan air dan sebagai tempat penyerapan nutrisi, ginjal (Ren) sebagai
kelenjar pengeluaran, dan jantung (cor) berfungsi memompa darah.
c. Fisiologi
1. Sistem digesti
Adapun sistem digesti pada ikan hiu (Charcarias menisorrah) yakni terdiri
atas mulut (Cavum oris), kerongkongan (esophagus), lambung (ventriculum), usus
(intestinum), dan kloaka (Cloaka) . Dimana dimulai dari bagian rongga mulut
18

(Cavum oris) yaitu dengan berperannya rongga mulut dan gigi dalam proses
pemotongan dan penghancur bahan makanan, selanjutnya makanan menuju faring
yang kemudian makanan melewati kerongkongan (esofagus), lalu makanan
kemudian berlanjut ke lambung (ventriculum), ketika makanan sudah sampai di
lambung (ventriculum) maka akan terjadi proses pencernaan secara kimiawi
setelah makanan di proses pada lambung, kemudian akan menuju usus (intestinum)
maka terjadi proses penyerapan sari-sari makanan, sisa dari makanan kemudian
akan disalurkan ke kloaka (Cloaca).
2. Sistem respirasi
Adapun sistem respirasi pada ikan hiu (Charcarias menisorrah) yakni
insang (Gills). Dimana insang (Gills) membuka dan menghalau air ke dalam
mulut serta menekan keluar dengan kekuatan menutup mulut melalui celah insang
(Sulci) dan spiracle, dimana insangnya terdiri dari filamen yang banyak
mengandung pembuluh darah.
3. Sistem eksresi
Adapun sistem eksresi pada ikan hiu (Charcarias menisorrah) yakni terdiri
atas sepasang ginjal (ren), berbentuk silindris terletak dekat di atas coelom di
sebelah menyebelah aorta dorsalis. Urin dari buah ginjal (Ren) akan di tampung
di dalam pembuluh darah yang bersegmen yang selanjutnya bersambung dengan
pembuluh urin yang panjang terus melalui papillae urogenitalis yang ada di kloaka
(Cloaca).
4. Sistem sirkulasi
Adapun sistem sirkulasi pada ikan hiu (Charcarias menisorrah) yakni
jantung (cor) terdiri atas sinus venosus yang berdinding agak tebal kemudian
dilanjutkan oleh auriculum dan ventriculum yang berdinding tebal. Kemudian
bersambung dengan conus arteriosus lalu ke ventral aorta yang bercabang 5
pasang arteri afferent branchialis yang mengambil O2 yang terdapat pada
gelembung udara yang ada di dalam air. Kemudian melalui 4 pasang afferent
19

branchialis darah masuk ke aorta dorsalis yang menjulur memanjang sepasang


pertengahan dorsalis dari rongga coelom.
5. Sistem saraf
Adapun sistem saraf pada ikan hiu (Charcarias menisorrah) yaitu
mempunyai otak besar dan otak kecil, dimana otak tersebut terbagi menjadi
beberapa bagian yaitu methecephalon, myenchephalon, telenchephalon,
dienchephalon, dan mesenchephalon. Sistem saraf ikan hiu (Charcarias
menisorrah) dibagi menjadi sistem saraf pusat dan sistem saraf periferi. Sistem
saraf pusat terdiri dari otak dan medulla spinalis. Sistem saraf poriferi terdiri dari
saraf spinalis dan cranial beserta cabang - cabangnya.
6. Sistem reproduksi
Adapun sistem reproduksi pada ikan hiu (Charcarias menisorrah) yakni
secara fertilisasi internal. Dimana ikan hiu (Charcarias menisorrah) jantan
memiliki alat kopulasi yang disebut penjepit (klasper) dan pada ikan hiu
(Charcarias menisorrah) betina memiliki 2 ovarium di dekat ujung anterior
kavum abdominal yang dimana telur yang telah masak melepaskan diri, menembus
selaput ovarium, kemudian masuk kedalam selom. Telur ikan hiu (Charcarias
menisorrah) lalu ditarik masuk ke dalam ostium dimana membentuk corong, lalu
masuk keoviduk. Pada ujung posterior oviduktersebut masing-masing membesar
menjadi uterus dan di dalam uterus embrio kemudian berkembang sampai menjadi
ikan hiu (Charcarias menisorrah) yang dapat berenang.
d. Habitat
Adapun habitat dari ikan hiu (Charcarias menisorrah) dapat ditemui di
semua samudra lautan di dunia tidak terkecuali Indonesia. Adanya yang senang
berada di dasar laut, namun adapula yang berada di perairan dangkal. Dimana hiu
biasanya melakukan migrasi kebeberapa tempat dengan melakukan perjalanan
jauh, hal ini dilakukan untuk mencari mangsa dan perkembangbiakannya.
20

e. Peranan
Adapun peranan dari ikan hiu (Charcarias menisorrah) yaitu dagingnya
dapat dimakan, hatinya dapat dijadikan minyak hati ikan hiu (Charcarias
menisorrah), dan sirip hiu merupakan salah satu produk perikana yang cukup
mahal yang di olah menjadi serat-serat seperti mie hun serta darahnya dapat
digunakan sebagai anti koagulan.
f. Klasifikasi
Adapun klasifikasi dari ikan hiu (Carcharias menisorrah) yaitu:
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Class : Chondrichthyes
Ordo : Carcharhiniformes
Family : Carchariadae
Genus : Carcharias
Spesies : Carcharias menisorrah (Firdaus, 2016)
21

BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil pengamatan yang telah dilaksanakan untuk
mengetahui morfologi dan anatomi dari kelas Chondrichthyes, yaitu ikan hiu
(Charcarias menisorrah) memiliki struktur morfologi yang terdiri dari sirip
punggung (Pinna dorsalis), sirip ekor (Pinna caudalis), sirip anus (Pinna analis),
sirip perut (Pinna ventralis), sirip dada (Pinna pectoralis), mulut (Cavum oris),
mata (Visus), dan celang insang (Sulci), dengan struktur anatomi yang terdiri dari
hati (hepar), ginjal (Ren), kerongkongan (Esophagus), lambung (ventriculum),
Kantong empedu (Vesica velea), usus (intestinum), dan jantung (cor). Adapun ikan
pari (Trygon sephen) secara morfologi pada bagian dorsal terdiri atas mata
(vissus), sirip perut (Pinna pelvicus) dan sirip ekor (caudalis), Ekor (Caudal), dan
sirip dada (Pinna pectoralis) sedangkan pada morfologi bagian ventral terdiri atas
mata (vissus), sirip perut (Pinna pelvicus) dan sirip ekor (caudalis), Ekor (Caudal),
sirip dada (Pinna pectoralis), dan celah insang (Sulci). Secara anatomi tersusun
atas hati (hepar), ginjal (Ren), kerongkongan (Esophagus), lambung (ventriculum),
kantong empedu (Vesica velea), usus (intestinum) dan jantung (cor).

B. Saran
Sebelum praktikan masuk kedalam Laboratorium guna melakukan
praktikum sebaiknya membaca penuntun terlebih dahulu agar lebih mengetahui
cara kerja praktikum tersebut.
22

KEPUSTAKAAN

Campbell. Biologi edisi jilid 2. Jakarta: Erlangga, 2010.


Dumgair, S. “Penerapan Metode Pembelajaran Inkuiri Melalui Identifikasi
Morfologi Ikan Tulang Rawan (Chondrichthyes) dan Ikan Tulang Sejati
(Osteichthyes) dalam Meningkatkan Hasil Belajar”.Jurnal Sains,
Matematika& Edukasi).5 no.1 (2018):h. 24-28.
Firdaus, N. Zoologi Vertebrata. Jakarta: Untirta Press, 2016.
Kementerian Agama Republik Indonesia. Al-Quran dan terjemahnya. Jakarta:
Pustaka Agung Harapan, 2012.
Manik, N. “Beberapa Catatan Mengenai Ikan Pari” Oseana. 28 no. 4 (2013): h.17-
23.
Manik, N. “Mengenal Beberapa Jenis Hiu”. Oseana. 29 no.1 (2013): h.9-17.
Nusyahra. “Jenis-Jenis Ikan Di Batang Air Dingin Kelurahan Balai Gadang
Kecamatn Kota Tengah Kota Padang”. Jurnal Pelangi. 4 no.4 (2012):
h.100-108.
Prinawati, S.N., Efendi. I., Marnita. “Identifikasi Jenis Hasil Ikan Hasil Tangkapan
Nelayan Di Pantai Jeranjang”. Jurnal Pendidikan Mandala.1 no.5 ( 2016):
h.73-78.
Raharjo.“The Indonesian Ichthyological Society”. Jurnal Iktimologi Indonesia.18
No.1 (2018):h. 1-30.
Shihab, Q. Tafsir Al-Misbah. Indonesia: Lantera Hati, 2015.
Sion, L., Bozzano, A., D’Ongha, G., Capezzuto, F., Panza, M. “Chondrichthyes
Species in Deep Water of the Maditerranean”. Scientia Maria. 68 no.3
(2009): p.153-162.
Utami, M.N.S., Redjeki, S., Taufik, N. “Studi Biologi Ikan Pari Di TPI Tasik
Agung Rembang”. Journal Of Marine Research. 2 no.3 (2014):p. 79-85.
Wijayanti, F., Abrari, M.P., Fitriani, N. “Keanekaragaman Spesies Dan Status
Konservasi Ikan Pari Di Tempat Pelelangan Ikan Muara Angke Jakarta
Utara”. Jurnal Biodjati. 3 no.1 (2018):h. 23-35.
23

Anda mungkin juga menyukai