Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH KEBUDAYAAN MELAYU TENTANG TARI SERAMPANG

DUABELAS

Kemala Sari

120709009

PRODI ILMU PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI S1

FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2015
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmat kesehatan dan
kesempatan kepada penulis untuk menyelesaikan laporan yang berjudul “Kebudayaan Melayu
Tentang Tari Serampang Duabelas ” ini tepat pada waktunya.
Penulis berterima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung terselesaikannya
makalah ini, terkhusus kepada dosen mata kuliah Seni, Budaya dan Kepariwisataan yang selalu
mengarahkan dan membimbing penyusun untuk membuat laporan dengan baik.
Penulis menyadari banyak kekurngan dari hasil makalah ini. Oleh karena itu, kritik dan
saran dari pembaca sangatlah penyusun harapkan. Penulis juga berharap seomga makalah ini
dapat berguna bagi pembaca sebagai pendukung kegiatan belajar dan menjadi pengetahuan
baru

Medan, Juni 2015

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................. 2

DAFTAR ISI............................................................................................................. 3

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................ 4

1.1 Latar Belakang.................................................................................................. 4

1.2 Tujuan ............................................................................................................... 4

1.3 Manfaat ............................................................................................................ 5

BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................... 6

2.1 Asal Usul Tari Serampang Duabelas.................................................................. 6

2.2 Peralatan Tari Serampang Duabelas.................................................................... 8

2.3 Gerakan Tari Serampang Duabelas..................................................................... 9

2.4 Nilai- Nilai........................................................................................................... 12

BAB III PENUTUP .................................................................................................. 14

3.1 Kesimpulan .......................................................................................................... 14


DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 15

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Seni merupakan sebuah kata yang semua orang pasti mengenalnya. Berapa jawaban dapat
diberikan oleh para pengamat dan pelaku seni. Menurut Sumardjo (2001:1) “seni adalah bagian
dari kehidupan manusia dan msyarakat”. Seni dapat dinikmati melalui pacera indera, seperti
pendengaran (seni suara), penglihatan (senilukis/seni rupa), atau dilahirkan dengan perantara
gerak (seni tari , drama)”.

Setiap daerah di Indonesia memiliki kesenian yang berbeda, seperti halnya seni tari yang
merupakan ciri khas dari daerahnya masing-masing. Menurut Soedarsono ( 1976:15)
merupakan ekspresi jiwa manusia yang diungkapkan dengan gerak-gerak ritmis yang indah “.
Berdasarkan pola garapnya, tari dapat dibagi menjadi dua jenis , yaitu tari tradisional dan kreasi
baru. Adapun dilihat dari fungsinya tari memiliki unsi primer dan sekunder. Kesenian yang
memiliki fungsi primer sebagi sarana ritual, hiburan pribadi presentasi estestis seperti yang
dikemukakan oleh Soedarsono dalam Narawati (2005:16). Mengajarkan bagaimana
selayaknya manusia berprilaku sosial. Seni tari merupakan salah satu bidang seni yang menjadi
bagian dari kehidupan masyarakat Indonesia.

Kesenian Melayu adalah ekspresi dari kebudayaan Masyarakat Melayu. Di dalamnya


terkandung sistem nilai Melayu, yang dijadikan pedoman dan tunjuk ajar da;am
berkebudayaan. Kesenian Melayu menjadi bahagian yang integral dari institusi adat. Kesenian
Melayu menyumbangkan berbagai nilai kepada perkembangan budaya secara nasional dan
tradisional, khususnya dikalangan negeri-negeri rumpun Melayu.

Melalui makalah ini penulis kan mengkaji salah satu kesenian Melayu dari daerah serdang
bedagai yaitu Tari Serampang Duabelas. Dalam kajian ini penulis menjabarkan tentang Tari
Serampang Duabelas mulai dari asal usulnya, peralatan, gerakan dan nilai-nilai yang terkadung
didalmnya.

1.2 Rumusan Masalah


- Bagaimana asal usul dari Tari serampang Duabelas?
- Bagaimana Makna dari Tari Serampang Duabelas ?
-

4
1.3 Manfaat Penulisan

Hasil dari penulisan ini diharapkan dapat memberikan manfaat, antara lain sebagai berikut;

- Memberikan pengetahuan tentang Kesenia Melayu khususnya tentang Trai


Serampang Duabelas
- Menjadi bahan referensi/rujukan bagi penulis lain tentang Tari Serampang Duabelas

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Asal Usul Tari Serampang Duabelas

Tari Serampang Duabelas merupakan salah satu dari sekian banyak tarian yang berkembang
dibawah Kesultanan Serdang di Kabupaten Serdang Bedagai. Tari ini merupakan jenis tari
tradisional yang dimainkan sebagai tari pergaulan yang mengandung pesan tentang perjalanan
kisah anak muda dalam mencari jodoh. Tarian ini diciptakan oleh Sauti pada tahun 1940-an
dan diubah ulang oleh penciptanya antara tahun 1950-1960. Sebelum bernama Serampang
Duabelas, tarian ini bernama Tari Pulau Sari, Sesuai dengan judul lagu yang mengiringi tarian
ini, yaitu lagu Pulau Sari. Sedikitnya ada dua alasan mengapa nama Tari Pulau Sari diganti
menjadi Serampang Duabelas. Pertama, nama Pulau Sari kurang tepat karena tarian ini
bertempo cepat (uick step). Menurut Tengku Mira Sinar, nama tarian yang diawali kata “pulau”
biasanya bertempo rumba, seperti Tari Pulau Kampai dan Tari Pulau Putri. Sedangkan Tari
Serampang Duabelas memiliki gerakan bertempo cepat seperti Tari Serampang Laut.
Berdasarkan hal terserbut, Tari Pulau Sari lebih tepat disebut Tari Serampang Duabelas. Nama
duabelas sendiri berarti tarian dengan gerakan tercepat diantar lagu yang bernama serampang
( Sinar, 2009:48). Kedua, Penamaan Tari Serampang Duabelas merujuk pada ragam gerak
tarinya yang berjumlah 12, yaitu : pertemuan perrtama, cinta meresap, memendam cinta,
menggila mabuk kepayang , isyarat tanda cinta, balasan isyarat, menduga, masih belum
percaya, jawaban, pinang-meminang, mengantar pengantin dan pertemuan kasih (Sinar ,
2009:49-52).

Pada awalnya perkembangan Tari Serampang Duabelas hanya boleh dibawakan oleh laki-laki.
Hal ini karena kondisi masyarakat pada waktu itu melarang perempuan tampil di depan umum,
apalagi memperlihatkan lenggak-lenggok tubuhnya. Tetapi dengan perkembangan zaman,
dimana perempuan sudah dapat berpartisipasi secara lebih leluasa dalam segala kegiatan, maka
Tari Serampang Duabelas kemudian dimaikan secara berpasangan antara laki-laki dan
perempuan di berbagai pesta dan arena perteunjukan.

Menurut Tengku Mira Sinar, tarian ini merupakan hasil perpaduan gerak antara tarian Portugis
dan Melayu Serdang. Pengaruh Portugis tersebut dapat dilihat pada keindahan gerak tariannya
dan kedinamisan irama musik pengiringnya. Tari Serampang Duabelas berkisah tentang cinta
suci dua anak manusia yang muncul sejak pandangan pertama dan diakhiri dengan pernikahan
yang direstui oleh kedua orang tua sang dara dan teruna. Oleh karena menceritakan proses

6
bertemunya dua hati tersebut, maka tarian ini biasanya dimainkan secara berpasangan, laki-
laki dan permpuan. Diperbolehkannya perempuan memainkan Tari Serampang Duabelas
ternyata berpengaruh positif terhadap perkembangan tarian ini. Serampang Duabelas tidak
hanya berkembang dan dikenal oleh masyarakat di wilayah Kesultanan Serdang, tetapi juga
menyebar ke berbagai daerah di Indonesia,seperti Riau, Jambi, Kalimantan, Sulawesi, bahkan
sampai ke Maluku. bahkan tarian ini sering di pentaskan di manca negara, seperti Malaysia,
Singapura, Thailand dan Hongkong.

Keberadaan Tari Serampang Duabelas yang semakin mendunia ternyata memantik kegelisahan
sebgaian masyarakat Serdang Bedagai pada khususnya, dan Sumatera Utara pada umumnya.
Kekhawtiran tersebut muncul karena dua hal anatara lain :

- Pertama, persebaran Tari Serampang Duabelas ke berabgai daerah dan negara tidak
diimbangi dengan transformasi kualitasnya. Artinya transformasi Tari Serampang
Duabelas terjadi hanya pada bentuknya saja , bukab kepada tekniknya. Menurut Jose
Rizal Firdaus (Kompas,1 Juli 2008), salah satu yang mengkhawatirkan dari
perkembangan Tarian Serampang Duabelas adalah pendangkalan dalam hal teknik
menari. Hal ini disebabkan oleh orang-orang dari luar daerah Deli Serdang yang
memainkan tarian ini tidak didukung oleh penguasaan terhadap teknik yang benar.
Akibtanya, terjadi pergeseran teknik tari dari aslinya .
- Kedua, minimnya kepedulian generasi muda kepada Tari Serampang Duabelas.
Meluasnya perserbaran tarian ini ke berbagai daerah ternyata tidak diimbangi dengan
meningkatnya kecintaan generasi muda Serdang Bedagai terhadap tarian ini. Kondisi
ini tidak saja dapat menyebabkan Tari Serampang Duabelas hilang karena tidak ada
penerusnya, tapi juga bisa hilang karen diklaim oleh pihak lain.

Kedua fenomena tersebut harus disikapi secara cepat dan tepat agar Tari Serampang Duabelas
tidak saja lestari, tetapi juga dapat diberikan manfaat bagi masyarakat Serdang Bedagai pada
khususnya, dan Indonesi pada umumnya. Sedikitnya ada tiga hal yang dapat dilakukan untuk
menyelamatkan Tari Serampang Duabelas yaitu :

- Pertama, menjadikan Tari Serampang Duabelas sebagai aset daerah. Artinya


pemerintah harus melakukan proteksi agar tarian ini tidak di klaim oleh pihak lain,
yaitu dengan mematenkan hak ciptanya

7
- Kedua,mendekatkan Tari Serampang Duabelas kepada anak-anak dan remaja. Cara
yang dapat dilakukan adalah dengan menjadikan Tari Serampang Duabelas sebgai salah
satu materi pengajaran muatan lokal.
- Ketiga, menyelenggarakan perlombaan rutin Tari Serampang Duabelas.
- Keempat,memberikan jaminan kesejahteraan hidup para pelestarinya. Pada stake
holder, khususnya pemerintah, perlu membuat terobosan agar pelestari Tari Serampang
Duabelas, dan juga para pelestari warisan budaya lainnya, dapat hidup secara layak.

2.2 Peralatan Tari Serampang Duabelas

Untuk menarikan Trai Serampang Duabelas, sedikitnya ada tiga hal yang harus dipersiapkan
yaiu:

- Musik pendukung. Pada awal perkembangannya, musik pendukung tarian ini


menggunakan peralatan musik tradisional. Namun seiring perkembangan zaman,
peralatan musik yang digunakan semakin beragam
- Pakaian penari. Biasanya, pakaina yang digunakan untuk menari Tari Serampang
Duabelas adalah pakian adat Melayu Pesisir pantai Timur Pulau Sumatera. Walaupun
bukan menjadi peralatan utama , keberadaan pakaian ini sangat penting. Yaitu;
pertama, warna-warni pakaian adat yang digunakan akan menjadikan ragam Tarian
Serampang Duabelas yang dimainkan sangat indah dan menarik . kedua, penggunaan
pakaian adat menjadi penanda daerah asal Tari Serampang Duabelas.
- Sapu Tangan, Sapu tangan dalam tari Serampang Duabelas mempunyai dua fungis,
yaitu sebagai kombinasi pakaian adat dan sebagai media tari pada gerakan penutup
tarian.

“Penari laki-laki memakai pakaian Teluk Belanga dan penari perempuan memakai kebaya Kakek. Sapu tangan yang
ditautkan merupakan simbol bersatunya cinta kasih sepasang muda-mudi

8
2.3 Gerakan Tari Serampang Duabelas

Dinamakan Tari Serampang Duabelas karena gerakan tari yang bercerita tentang proses
pencarian jodoh ini terdiri dari dua belas ragam gerakan. Keduabelas ragam gerakan
tersebut adalah;

- Ragam I: Tari permulaan ( Pertemuan pertama dua orang muda-mudi)

Gerakan pembuka Tari Serampang Duabelas diawali dengan menari ditempat, kemudian
mundur sambil berputar sembari melompat-lompat kecil. Gerakan ini bertutur tentang
bertemunya sepasang anak muda. Pada pertemuan pertama tersebut, dalam diri sepasang
pemuda muncul rasa ingin mengenal tapi masih malu-malu

- Ragam II: Tari berjalan ( cinta meresap)

Pada ragam kedua ini gerak tarian dilakukan sambil berjalan kecil, berputar dan berbalik
keposisi semula. Ragam ini menunjukkan bahwa dalam hati sepasang anak muda tersebut
mulai muncul benih-benih cinta. Benih- benih cinta tersebut terus berkembangn namun masih
belum berani untuk mengutarakannya.

- Ragam III: Tari Pusing ( memendam cinta)

Dinamakan tari pusing karena gerakan tari berputar-putar. Dalam ragam ini sepasang pemuda
semakin sering bertemu., sehingga benih-benih cinta dalam hati mereka semakin tumbuh
subur. Namun, cinta mereka yang menggelora harus mereka pendam. Kondisi ini menyebabkan
sepasang pemuda yang sedang kasmaran semakin tersiksa .

9
Kedua muda-mudi mulai saling jatuh cinta

- Ragam IV: Tari gila (gila karena mabuk kepayang)

Pada ragam IV ini, gerakan tarinya berlenggak-lenggok dan terhuyung-huyung sebagaimana


orang yang sedang mabuk. Gerakan seperti orang mabuk merupakan simbol dari dua pasang
kekasih yang sedang mabuk kepayang, akibat terlalu lama harus memendam cinta yang
semakin menggelora.

- Ragam V: Tari berjalan bersipat (isyarat tanda cinta)

Gerakan tari pada ragam V ini sering juga disebut dengan ragam gila. Ragam ini menunjukkan
bahwa sang pemuda semakin tidak mampu menahan hasrat hatinya. Kemanapun si gadis pergi,
si pemuda senantiasa mengikuti. Nampaknya, dalam diri sang pemuda telah muncul tekad
sekali melangkah pantang surut kebelakang. Pada tahap ini sang pemuda mulai mengirimkan
tanda-tanda bahwa ia jatuh cinta kepada sigadis.

- Ragam VI: Tari goncet-goncet ( balasan isyarat)

Tari dengan sikap goncet-goncet merupakan simbol pihak si gadis membalas isyarat yang
disampaikan si pemuda, dan si pemuda berupaya untuk memahami maksud dari isyarat
tersebut. Setelah sepasang pemuda tersebut mengetahui perasaan masing-masing, hati
keduanya semakin mantap untuk bersatu. Rasa mantap tersebut dapat dilihat pada gerakan tari
yang seirama dan sejalan.

10
- Ragam VII: Tari sebelah kaki kiri /kanan ( menduga-duga)

Ragam ini menunjukkan bahwa dalam hati sepasang pemuda tersebut mulai tumbuh
kesepahaman atas isyarat-isyarat yang mereka kirimkan. Keyakinan mereka dikuatkan dengan
janji untuk melanjutkan kisah yang mereka rajut hingga memasuki jenjang perkawinan. Setelah
janji diucapkan, sepasang kekasih yang sedang mabuk asmara tersebut pulang untuk bersiap-
siap melanjutkan cerita indah selanjutnya.

- Ragam VIII: Tari langkah tiga melonjak maju mundur ( masih belum percaya )

Pada ragam ini, gerakan tarinya melonjak maju mundur. Gerakan ini merupakan simbol dari
proses meyakinkan diri terhadap calon pasangannya. Sepasang muda mudi yang telah berjanji,
mencoba kembali meresapi dan lebih meyakinkan diri untuk memasuki tahap kehidupan
selanjutnya.

- Ragam IX: Tari melonjak ( jawaban)

Disebut tari melonjak karena gerakan tari dilakukan dengan melonjak-lonjak. Gerakan ini
sebgai simbol menunggu restu kedua orang tua masing-masing. Hati kedua pemuda tersebut
berdebar-debar menunggu jawaban dan restu orang tua mereka.

- Ragam X: Tari datang-mendatangi ( pinang – meninang)

Setelah ada jawaban kepastian dan restu dari kedua orang tua masing-masing, maka pihak
pemuda mengambil insiatif untuk melakukan peminangan terhadap pihak perempuan. Hal ini
dilakukan agar cinta yang sudah lama bersemi dapat bersatu dalam sebuah ikatan suci, yaitu
perkawinan.

- Ragam XI: Tari rupa-rupa ( mengantar pengantin)

Ragam ini berisi tarian yang memperlihatkan gerakan jalan dengan beraneka cara. Gerakan tari
ini sebagai simbol proses mengantar pengantin ke pelaminan. Setelah lamaran yang diajukan
oleh pemuda diterima, maka kedua keluarga akan melangsungkan perkawinan. Gerakan tari
biasanya dilakukan dengan nuansa ceria sebagai ungkapan rasa syukur menyatunya dua
kekasih yang sudah lama dimabuk asmara menuju pelaminan dengan hati yang berbahagia.

11
- Ragam XII: Tari sapu tangan ( pertemua kekasih)

Penggunaan sapu tangan merupakan ragam terakhir dari Tari Serampang Duabelas. Pada
ragam ini, gerakan tari dilakukan dengan menyatukan sapu tangan. Penggunaan sapu tangan
merupakan simbol telah menyatunya dua hati yang saling mencintai dalam ikatan perkawinan,
dan tidak akan terpisahkan baik dalam keadaan senang maupun susah.

2.4 Nilai- Nilai

Tari Serampang Duabelas tidak sekedar tarian yang menceritakan pertemuan sepasang pemuda
yang dilanjutkan dengan perkawinan , tetapi juga merekam nilai-nilai yang hidup dan
berkembang dalan masyrakat Kesultanan Serdang. Nilai-nilai tersebut antara lain:

- Akulturasi Budaya . Tari Serampang Duabelas merupakan hasil dari akulturasi antara
budaya Melayu dengan budaya Portugis. Pertemuan antara Melayu dan Portugis,
walaupun melalui kolonialisasi, ternyata juga memberikan dampak positif terhadap
perkembangan seni, khususnya seni tari di daerah Kesultanan Serdang. Penciptaan Tari
Serampang Duabelas juga menunjukkan bahwa dengan membuka diri terhadap
kebudayaan lain, sebuah kebudayaan akan menjadi kaya.
- Sifat inklusif bangsa Melayu. Keberadaan Tari Serampang Duabelas menunjukkan
bahwa bangsa Melayu, khususnya Melayu Serdang mempunyai sikap yang terbuka
terhadap budaya lain. Gerakan kaki yang cukup lincah pada Tari Serampang Duabelas
diadopsi dari seni tari yang berkembang di Portugis. Hal yang dapat diambil dari sifat
terbuka bangsa Melayu ini adalah bahwa Melayu dapat menerima kebudayaan apa saja
yang datang dari mana saja asalkan sesuai dengan nilai-nilai Melayu.

12
- Mencari jodoh . Tari Serampang Duabelas mengisahkan tentang perjalanan kisah anak
muda dalam mencari jodoh, mulai dari perkenalan sampai memasuki tahap pernikahan.
Tarian ini mengajarkan bahwa untuk memilih jodoh tidak hanya atas dasar kecocokan
kedua orang yang akan menikah , tetapi juga harus mendapatkan persetujuan dari orang
tua.

13
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Tari Serampang Duabelas merupakan khazanah warisan Melayu yang merefleksikan nilai-nilai
luhur Melayu. Melalui tarian ini, kita tidak saja mengetahui keindahan sebuah tarian Melayu,
tetapi juga akan mengetahui bagaimana proses pencarian jodoh masyarakat Melayu, khususnya
Melayu Serdang. Selain itu, tarian ini juga menginformasikan tentang sifat dasar Melayu yang
inklusif terhadap nilai-nilai yang berasal dari luar.

14
DAFTAR PUSTAKA

Takari, Muhammad. 2013. Kesenian Melayu: kesinambungan, perubahan dan strategi


budaya.Batam
http://www.researchgate.net/profile/Muhammad_Takari/publication/258201353_MAKALAH
BATAMTAKARI/links/0c9605273234cb0c29000000.pdf?inViewer=true

http://www.indonesia.go.id/in/provinsi-sumatera-utara/sosial-budaya/10848-tari-serampbelasang-
dua-

http://a-research.upi.edu/operator/upload/s_sdt_0800037_chapter1.pdf

http://melayuonline.com/ind/culture/dig/2319/serampang-duabelas-tari-tradisional-melayu-
kesultanan-serdang-sumatra-utara

http://www.scribd.com/mobile/doc/95047055/Kelompok-Tari-Berdasarkan-Keunikan-Pola-
Penyajiannya#fullscreen

15

Anda mungkin juga menyukai