Disusun Oleh :
AKHMAD JIBRAIL ALAMSYAH
ALIFIAN AMURA
AMANDA RAMADHANI
MUH RIAZ RAHMAN
MUHAMMAD FADILLAH RAHMAN
PATRIANDI
PUSPITA ADELIA
SALDY ARIF IRFAN
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas berkat dan rahmat-Nya,
sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah berjudul “Tari Pakarena Mare-
mare”.
Makalah ini kami susun guna memenuhi tugas sekolah untuk menambah
pengetahuan tentang Tari Tradisional.
Kami menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan
saran membangun sangat kami harapkan untuk perbaikan di masa mendatang.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………………
BAB I
Pendahuluan
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana sejarah Tari Pakarena Mare-mare?
2. Bagaimana jenis-jenis Tari Pakarena Mare-mare?
3. Bagaimana fungsi Tari Pakarena Mare-mare?
4. Bagaimana makna Tari Pakarena Mare-mare?
5. Bagaimana property Tari Pakarena Mare-mare?
C. TUJUAN MASALAH
1.Untuk mengetahui sejarah Tari Pakarena Mare-mare
2.Untuk mengetahui jenis-jenis Tari Pakarena Mare-mare
3.Untuk mengetahui fungsi Tari Pakarena Mare-mare
4.Untuk mengetahui makna Tari Pakarena Mare-mare
5.Untuk mengetahui properti Tari Pakarena Mare-mare
BAB II
Pembahasan
Tarian daerah ini dulunya, dimainkan di dalam istana Kerajaan Gowa oleh seorang
putri-putri bangsawan. Tari Kipas Pakarena tersebut juga digunakan sebagai bentuk
pelengkap maupun suatu hal wajib dipertunjukkan ketika ada upacara adat, pesta kerajaan,
dan lain sebagainya. Pada zaman dahulu katanya, tarian ini berasal dari kisah perpisahan
yang terjadi antara penghuni limo atau disebut juga bumi, dengan botong langit atau disebut
juga sebagai negeri khayangan. Sebelum terjadi perpisahan, diceritakan bahwa botong langit
telah memberikan ilmunya mengenai bagaimana cara hidup di bumi dengan baik.
Mulai dari bercocok tanam, beternak sampai dengan berburu semuanya telah
diajarkannya kepada para penghuni limo. Mereka mengajarkannya melalui sebuah gerakan
kaki maupun gerakan tangan. Dari gerakan tersebutlah menjadikan para penghuni limo untuk
membuat hal itu sebagai sebuah ritual.Ritual tersebut dipakainya sebagai bentuk ungkapan
rasa syukur yang telah diberikannya pada botong langit. Hingga akhirnya muncullah sebuah
nama tarian bernama Tari Kipas. Gerakan pada tarian tersebut mengandung sebuah ekspresi
kelembutan.
Hal itu menggambarkan mengenai sebuah sifat yang dimiliki oleh perempuan daerah
Gowa yaitu patuh, setia, sopan, dan hormat pada lelaki, terutamanya terhadap suami. Pada
dasarnya, Tarian Kipas ini terbagi ke dalam 12 bagian. Hanya saja tari kipas ini sangat sulit
untuk dibedakan, terlebih-lebih bagi orang yang baru mengenal sebab gerakan pada tarian ini
hampir serupa.
Setiap gerakan pada tari ini mempunyai makna masing-masing. Misalnya yaitu ketika
para penari melakukan gerakan duduk, maka hal itu sebagai bentuk tanda dimulai dan
diakhiri pertunjukan Tari Kipas. Sementara untuk gerakan berputar searah dengan jarum jam
mempunyai makna berupa siklus hidup pada manusia. Serta beberapa gerakan lainnya yang
memiliki makna tersendirinya.
Selain itu, Tari Kipas Pakarena juga pernah digunakan sebagai tarian resmi di Istana
ketika masa pemerintahan Raja Gowa di abad ke 16. Dari situlah budaya kesenian tari ini
lahir dari masa ke masa. Kemudian berdampak bagi kebudayaan masyarakat daerah Gowa
dan sekitarnya.Hingga akhirnya tarian kipas pakarena diturunkan dari generasi ke generasi
sampai saat ini. Meskipun Kerajaan Gowa telah tiada, namun Tari Kipas Pakarena tetap ada,
dan dilestarikan oleh masyarakat daerah Gowa, dan sekitarnya.
Serupa halnya dengan tarian daerah lainnya, tarian kipas Pakarena juga mempunyai
fungsi tertentu pada setiap pertunjukannya. Apa saja fungsinya? Berikut adalah beberapa
fungsi Tari Kipas Pakarena yang diantaranya yaitu:
1. Tari Ritual
Berdasarkan sejarah, tarian kipas Pakarena memiliki hubungan mengenai kisah antara langit
atau khayangan dan bumi atau penghuninya. Tari kipas ini diselenggarakan sebagai bentuk
tarian ritual. Memiliki tujuan untuk ungkapkan rasa syukur dan terimakasih kepada bumi dan
langit.
3. Sarana Dakwah
Tak hanya sebagai ritual dan pengiring saja, Tari Kipas Pakarena juga berfungsi sebagai
media dakwah. Lewat gerakan-gerakannya tersebut, tarian ini mengajarkan mengenai
kehidupan bahwa manusia perlu untuk sabar dan tidak mudah menyerah maupun putus asa.
4. Wujud Syukur
Fungsi Tari Kipas Pakarena selanjutnya yaitu wujud syukur. Tarian ini mulanya dilakukan
sebagai bentuk ungkapan rasa syukur karena pertanian berjalan secara baik, dan hasil panen
yang melimpah
5. Sarana Hiburan
Fungsi Tari kipas Pakarena yang terakhir ini yaitu sebagai sarana hiburan. Biasanya tarian ini
dipertunjukkan untuk media hiburan bagi masyarakat Gowa maupun para wisatawan yang
datang berkunjung ke daerah Gowa.
C. NILAI ESTETIS
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk : 1. Mengetahui Gerak Tari Pakarena
Samboritta, 2. Mengetahui Estetika Gerak Tari Pakarena Samboritta. Adapun tekhnik
pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah, dengan melakukan studi
pustaka, observasi, wawancara, dan dokumentasi. Penelitian ini merupakan penelitian yang
bersifat deskriktif dengan mengambil semua sampel yang mendukung penelitian ini. Hasil
dari penelitian ini menunjukkan bahwa: 1. Tari Pakarena Samboritta adalah tari persahabatan
yang dibawakan oleh penari perempuan yang berjumlah 4, 6, atau 8 orang penari dinamakan
sipinangka, dimana tari ini menggambarkan tentang kepribadian seorang wanita suku
Makassar. 2. Tari Pakarena Samboritta merupakan tari yang geraknnya lambat dan lembut,
tanpa ada gerakan melangkah jauh yaitu hanya melangkah kedepan, mengayunkan tangan,
membuka dan menutup kipas, dan kembali keposisi semula. 3. Estetika tari Pakarena
Samboritta yaitu terletak pada sembilan nilai unsur yaitu; kesatuan yang utuh, keragaman,
pengulangan, kontras, transisi, urutan, klimaks, keseimbangan, dan harmoni. Estetika tari
juga terdapat pada tekhnik gerak dan etika gerak dalam tari, seperti eskperesi muka dengan
tatapan kedepan tanpa tersenyum, tertawa, dan melakukan hal lain diluar dari etika tari. 4.
Tari Pakarena Samborita merupakan tari tradisional yang dahulunya sering di bawakan dalam
upacara tradisional seperti upacara khitanan dan pada acara sakral kerajaan, serta sering
dibawakan dalam penyambutan tamu kerajaan. Tari Pakarena Samboritta dalam geraknya
mempunyai urutan struktur gerak yaitu, accengke (jongkok), ammenteng (berdiri) dengan
posisi kipas tertutup, dan ammenteng (berdiri) dengan posisi kipas terbuka. Tari Pakarena
Samboritta mempunyai karakteristik dalam geraknya yaitu gerak yang lembut, ringan, dan
santai tanpa adanya penekanan gerak dan otot sedikitpun, serta sikap penari yang vertikal
keatas yang tetap stabil. Dalam tari Pakarena Samboritta terdapat karakteristik lain yaitu
dimana para penari selalu menghadap kearah pemain musik dan pemain musik selalu
menghadap kearah timur, serta penari yang selalu stabil dalam menari meskipun alunan
musik menggebu-gebu.
D. PROPERTI TARI PAKARENA
BAB III
Penutup
A.KESIMPULAN
1. Tari Pakarena Mare-mare di Kerajaan Mare-mare tepatnya di Desa Mare-mare di
Kabupaten kepulauan selayar. Masyarakat yang ada di desa tersebut menyiapkan
pembakaran dupa, lilin serta sesajiansesajian. Setelah semuanya sudah siap kemudian tari
pakarena tersebut dimulai. Penari yang menarikan tari Pakarena Mare-mareharuslah
berjenis kelamin perempuan yang berusia dari umur 15-20 tahun karena wanita identik
dengan sifat lemah lembutnya dan diibaratkan sebagai bidadari yang turun dari langit.
Penari Pakarena Mare-mare adalah orang-orang pilihan yang belum menikah atau masih
suci. Meskipun penarinya cantik namun bukan keturunan kerajaan tidak akan dipilih
sebagai penari Pakarena Mare-mare karena yang menjadi penari tersebut adalah orang-
orang yang memiliki kasta tinggi di dalam kerajaan.
2. Bentuk penyajian tari Pakarena Mare-mare yang dulunya dipertujukkan di istana kerajaan
Mare-mare, sekarang telah ditampilkan di mana saja dan kapan saja. Gerak tari Pakarena
Maremare geraknya megalun dan lembut tapi juga lebih energik. Kostum Pakarena Mare-
mare yaitu Baju bodo, dengan sarung Lipa‟ sa‟be dan juga dilengkapi dengan perhiasan
seperti bunga simboleng(kembang sanggul, pinang goyang, ponto (gelang), tokeng
(kalung), bangkara (anting) dan jima-jima (simak). Adapun propertinya kipas dan
selendang. Iringan tari Pakarena Mare-mare menggunakan musik internal dan eksernal,
musik internal yaitu berasal dari penari yaitu lelle dan kelong atau nyanyian, dan musik
eksternal yaitu dibawakan oleh pemain musik itu sendiri atau yang mengiringi tari
Pakarena Mare-mare yang berupa gendang, pui‟-pui‟ dan gong gentung.
B. SARAN
Berdasarkan hasil penelitian tari Pakarena Mare-mare ini, maka penulis
menyarankan sebagai berikut:
1. Kepada generasi muda yang ada di Kabupaten Kepulauan Selayar khususnya generasi
muda agar terus menjaga, mempertahankan serta melestarikan kebudayaan yang ada di
daerah kita seperti Tari Pakarena Mare-mare.
2. Perlunya meningkatkan perhatian pemerintah daerah dan apresiasi masyarakat terhadap
obyek atau sesuatu yang mempunyai potensi dikembangkan sebagai obyek wisata
budaya.
3. Perlunya pendokumentasian tari-tarian daaerah seperti tari Pakarena Mare-mare sebagai
tari-tarian etnik Makassar sehingga menjadi informasi budaya dan menambah khasanah
kepustakaan.
4. Perlunya motivasi dalam masyarakat untuk menyadari dan menghargai seni budaya
tradisional sebagai milik bersama agar dilestarikan dan dikembangkan.
5. Pengolahan terpadu dari semua pihak dalam memelihara nilai-nilai budaya khusus tari
Pakarena Mare-mare sebagai warisan leluhur yang perlu dilestarikan.
DAFTAR PUSTAKA
Aminudin, 2009. Apresia Karya Seni Tari Daerah Nusantara.Bandung : Puri
Pustaka.
Abdurachman, Rosjid & Rusliana, Iyus. 1979. Seni Tari III Untuk SPG. Jakarta:
C.V Angkasa.
Daulima, Farha dan Bila, Reiners. 2006. Mengenal Tari Tradisional dan Klasik
Gorontalo. Gorontalo: Forum Suara Perempuan
Dibia, I Wayang.Dkk. 2006. Tari Komunal. Jakarta: Lembaga Penelitian
Nusantara.
Hidajat, Roby. 2008. Seni Tari Pengantar Teori dan Praktek Menyusun Tari
Bagi Guru. Malang: Jurusan Seni dan Desain Fakultas Sastra Universitas
Negeri Malang.
Koentjaraningrat. 2006. Kebudayaan dan Waktu Senggang. Jakarta: PT
Gramedia.
Latief, Halilintar dan Sumiani, Niniek. 1995. Pakarena Bentuk Tari Tradisi
Makassar. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
La Meri, 1986. ELEMEN-ELEMEN KOMPOSISI TARI.Terjemahan :
SoedarsonoDiterbitkan oleh: Lagaligo
Najamuddin, Munasiah. 1982. Tari Tradisional Sulawesi Selatan. Ujung
Pandang: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sulawesi
Selatan.
Nalan, Arthur S. 1999. Aspek Manusia Dalam Seni Pertunjukan. Bandung: STSI
Press.
Murgianto, Sal, 2004.Tradisi dan Inovasi. Penerbit : Wedatama Widya Sastra
Sugiyanto, 2000. Kerajinan Tangan dan Kesenian. Jakarta: Erlangga.
Sulastianto, Harry, Dkk. 2006. Seni Budaya Buku Pelajaran Sekolah Menengah
Pertama Untuk Kelas VII. Bandung: Grafindo Media Pratama.
Subekti,Ari. 2008. Buku Keragaman Tari Nusantara. Klaten : Penerbit Intan
Pariwara.
Setyosari, Punaji. 2013. Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan.
Jakarta: Kencana.
Wardhana, Wisnoe. 1990. Pendidikan Seni Tari. Jakarta: Departemen Pendidikan