Anda di halaman 1dari 20

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Teori Bayi Baru Lahir Prematur

2.1.1 Pengertian Bayi Prematur


Bayi prematur adalah neonatus dengan umur hamil kurang dari 37 minggu dengan berat
kurang dari 2500 gram (Manuaba, 2008).Bayi prematur adalah bayi dengan masa kehamilan
kurang dari 37 minggu dan berat badan sesuai dengan usia kehamilan atau berat badan sesuai
dengan usia kehamilan atau berat badan terletak antara persenti ke-10 sampai persentil ke-90 pada
kurva pertumbuhan intra uterin (Surasmi dkk, 2003). Bayi prematur adalah bayi lahir hidup
sebelum 37 minggu kehamilan (dihitung dari hari pertama haid terakhir), mempunyai masa gestasi
yang pendek (Markum, 2003).

2.1.2 Etiologi bayi prematur

Faktor-faktor penyebab kelahiran bayi prematur menurut Manuaba


(2008), adalah :

1. Faktor ibu

a. Gizi saat hamil yang kurang

b. Umur kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun

c. Jarak hamil dan bersalin terlalu dekat penyakit menahun ibu seperti hipertensi,
jantung, gangguan pembuluh darah (perokok)

d. Faktor pekerja terlalu berat

2. Faktor kehamilan

a. Hamil dengan hidramnion

b. Hamil ganda

c. Perdarahan antepartum

d. Komplikasi hasil pre-eklampsia/ eklampsia ketuban pecah dini


3. Faktor janin
a. Cacat bawaan
b. Infeksi dalam rahim
c. faktor masalah yang belum diketahui.

2.1.3 Patofisiologi

Alat tubuh yang prematur belum berfungsi seperti bayi matur. Oleh karena itu ia mengalami
banyak kesulitan hidup untuk di luar uterus ibunya bersangkutan dengan kerja sempurna alat-alat
dalam tubuhnya maka mudah timbul komplikasi, diantaranya :

1. Suhu tubuh
a. Pusat pengatur suhu tubuh masih belum sempuran
b. Luas badan bayi relatif besar, sehingga penguapannya bertambah
c. Otot bayi masih lemah
d. Lemak kulit dan lemak coklat kurang, sehingga cepat kehilangan panas badan
e. Kemampuan metabolisme panas masih rendah

2. Pernafasan
a. Pusat pengaturan pernapasan belum sempurna
b. Surfaktan paru-paru masih kuarang, sehingga perkembangannya tidak
sempurna
c. Otot pernapasan dan tulang iga lemah
d. Dapat disertai penyakit

3. Alat pencernaan makanan


a. Belum berfungsi sempurna, sehingga penyerapan makan dengan
banyak lemah atau kurang baik
b. Aktifitas otot pencernaan makanan masih belum sempurna, sehingga
pengosongan lambung berkurang
c. Mudah terjadi regurgitasi isi lambung dan dapat menimbulkan
aspirasi pneumonia
d. Hepar yang belum matang (immature)
e. Mudah menimbulkan pemecahan bilirubin,sehingga mudah terjdi
hiperbilirubinemia (kuning) sampai kern ikterus.
f. Ginjal masih belum matang
g. Kemampuan mengatur pembuangan sisa metabolisme dan air masih
belum sempurna sehingga mudah terjadi oedema.

4. Perdarahan dalam otak


a. Pembuluh darah bayi prematur masih rapuh dan mudah pecah.
b. Sering mengalami gangguan pernapasan, sehingga mudah terjadi
perdarahan dalam otak.
c. Perdarahan dalam otak memperburuk keadaan dan menyebabkan
kematian bayi.
d. Pemberian O2 belum mampu diatur sehingga mempermudah terjadi
perdarahan dan nekrosis (Manuaba, 2008).

Patofisiologi Bayi Baru Lahir dengan Prematur

Bayi Baru Lahir Prematur

Etiologi :
BBLR
Faktor ibu
Faktor kehamilan
Faktor janin
Diagnosa Bayi Lahir Prematur
Faktor
yangbelum

Sebelum lahir Sesudah lahir


1) Kurang gizi 1) Berat badan
2) Hipoksia 2) Rendah
3) Asfiksia
4) KU lemah

Berat badan lahir rendah


Klasifikasi

Prematur Dismatur

Penanganan :
Bayi sembuh :
1) Jaga suhu tubuh
2) Cegah infeksi 1) Kenaikan BB
3) Pengawasan nutrisi 2) KU membaik
4) Penimbangan 3) Bayi dibawa pulang
5) Kolaborasi dokter

Gambar 2.1 Patofisiologi Bayi Baru Lahir dengan Prematur


(modifikasi) Sumber : Manuaba, 2008
2.1.4 Karakteristik Bayi Prematur
Tanda klinis yang tampak sangat bervariasi bergantung pada usia kehamilan
saat bayi dilahirkan. Makin kecil umur kehamilan saat dilahirkan makin besar pula
perbedannya dengan bayi yang lahir cukup bulan.

Tanda-tanda bayi prematur antara lain :

1. Umur kehamilan sama dengan kurang dari 37 minggu


2. Berat badan sama dengan atau kurang dari 2500 gr
3. Panjang badan sama dengan atau kurang dari 46 cm
4. Kuku panjang sudah melewati ujung jari
5. Batas dahi dan rambut kepala tidak jelas
6. Lingkaran kepala sama dengan atau kurang dari 33 cm
7. Lingkaran dada sama dengan atau kurang dari 30 cm
8. Rambut lanugo masih banyak
9. Jaringan lemak subutan tipis atau kurang
10. Tulang rawan daun telinga belum sempurna pertumbuhannya sehingga
seolah-olah tidak teraba Tulang rawan daun telinga
11. Tumit mengkilap, telapak kaki halus
12. Alat kelamin pada laki-laki, pigmenasi dan rugae pada skrotum kurang.
Testis belum turun kedalam skrotum. Untuk bayi perempuan klitoris
menonjol. Labia minora belum tertutup oleh labia miyora.
13. Tonus otot lemah, sehingga bayi kurang aktif dan pergerakannya lemah.
14. Fungsi saraf belum atau kurang matang maengakibatakan refleks hisap
dan menelan serta batuk masih lemah atau tidak efektif dan tangisannya
lemah.
15. Jaringan kelenjar mammae masih kurang akibat pertumbuhan otot dan
jaringan lemak masih kurang
16. Verniks caseosa tidak ada atau sedikit (Surasmi dkk, 2003)

Sedangkan menurut Wiknjosastro (2005) tanda dan gejala yang muncul selain tersebut di
atas, adalah sebagai berikut : kepala reatif besar dari pada badannya, kulitnya tipis transparan,
lanugonya banyak, lemak subcutan kurang, sering tampak paristaltik usus, tangisannya lemas dan
jarang, pernapasan tidak teratur dan sering timbul apnoe, otot-otot masih hipotonik sikap selalu
dalam keadaan kedua paha dalam abduksi. Sendi lutut dan pergelangan kaki dalam fleksi atau lurus
dan kepala mengarah ke satu sisi. Reflek tonok leher lemah dan reflek moro negatif, daya isap
lemah terutama pada hari-hari pertama, frekuensi nadi berkisar antara 100-140 per menit, frekuensi
pernapasan 40-50 per menit. Bila bayi lapar akan menangis, gelisah dan menggerak-gerakkan
tangannya.

2.1.5 Penatalaksanaa Bayi Prematur


Menurut Wiknjosastro (2005), hipotermia disebabkan oleh permukaan tubuh bayi lebih luas
dibandingkan dengan berat badan, kurangnya jaringan lemak dibawah kulit dan kekurangan lemak
coklat. Cara mempertahankan suhu antara lain :
1. Bayi dengan berat badan kurang dari 2000 gram dirawat dalam inkubator
dengan suhu 350C dan untuk berat badan 2000-2500 gram dengan suhu 340C.
Kelembaban antara 50-60%, suhu inkubator dapat diturunkan 10C per minggu.
2. Bila inkubator tidak dapat dilakukan dengan membungkus bayi dan memasang
lampu di dekat tempat tidur bayi.
3. Dengan memakai alat prespexheat shield yang diselimuti bayi dalam inkubator
untuk mengurangi kehilangan panas karena radiasi. Dan juga digunakan
temperatur sensor yang ditempel pada kulit bayi agar suhu kulit dapat
dipertahankan pada derajat yang telah ditetapkan sebelumnnya.
4. Badan bayi harus tetap kering untuk mencegah evaporasi.
5. Kamar bayi cukup sinar matahari pintu dan jendela dalam keadaan tertutup
untuk mencegah hilangnya panas secara radiasi dan konveksi.
6. Pemberian makanan
Alat pencernaan bayi prematur masih belum sempurna, lambung kecil, enzim
pencernaan belum matang, kebutuhan protein 3 sampai 5 gr/kgBB dari kalori
110 kal/kgBB. pemberian minum bayi 3 jam setelah lahir dan didahului dengan
menghisap cairan lambung untuk mengetahui Atresia Esophagus dan mencegah
muntah. Refleks menghisap masih lemah, sehingga pemberian minum sebaiknya
sedikit demi sedikit, tetapi dengan frekuensi yanglebih sering. ASI dapat diperas
dan diminumkan dengan sendok perlahan-lahan atau memasang sonde pada
lambung. Permulaan cairan yang di berikan sekitar 50 sampai 60 cc/kgBB/hari
dan terus dinaikkan sampai mencapai sekitar 200 cc/kgBB/hari (Manuaba,
2008).
7. Pencegahan infeksi
Bayi prematur mudah sekali terkena infeksi. Oleh karena itu upaya preventif
sudah dilakukan sejak pengawasan antenatal, sehingga tidak terjadi persalinan
prematur, dan pada masa post natal, yaitu keadaan ibu dan bayi mengizinkan
maka bayi dirawat bersama ibu dan diberi air susu ibu.

8. Tindakan septika dan antiseptika digalakkan, baik dirawat gabung maupun


bangsal neonatus. Infeksi yang sering terjadi ialah infeksi silang melalui
dokter, perawat, bidan, petugas lain yang berhubungan dengan bayi.

Untuk mencegah terjadinya infeksi maka:

1. Diadakan pemisahan antara bayi yang kena infeksi dengan bayi yang tidak
kena infeksi.
2. Mencuci tangan setiap kali sebelum dan sesudah memegang seorang bayi.
3. Membersihkan tempat tidur bayi segera sesudah tidak dipakai lagi.
4. Membersihkan ruangan pada waktu-waktu tertentu.
5. Setiap bayi mempunyai perlengkapan sendiri.
6. Jika mungkin setiap bayi dimandikan di tempat tidur masing- masing.
7. Petugas di bangsal bayi harus memakai pakaian yang telah disediakan.
8. Petugas yang menderita penyakit menular (infeksi saluran pernapasan, diare,
conjungtivitas dan lain-lain) di larang merawat bayi.
9. Kulit dan tali pusat bayi harus dibersihkan sebaik-baiknya.
10. Para pengunjung orang sakit hanya boleh melihat bayi dari belakang kaca
(Winkjosastro, 2005).

2.1.6 Penimbangan Ketat


Perubahan berat badan mencerminkan gizi/ nutrisi bayi erat kaitannya dengan daya tahan
tubuh, oleh sebab itu penimbangan berat badan harus dilakukan dengan ketat (Saifuddin, 2003).
Penimbangan bayi umumnya dilakukan secara ketat setiap pagi, siang, dan sore hari.
Penimbangan dilakukan dengan cara melepas semua pakaian yang dikenakan bayi (Abu Fais,
2010).
2.1.6.1 Memandikan
Jangan sekali-kali memandikan bayi prematur setiap hari. Bayi hanya boleh dimandikan
tiap beberapa hari sekali. Siapkan kamar yang bersih dan aman untuk bayi, bayi prematur lebih
rentan dengan infeksi dan penyakit karena daya tahan tubuhnya belum sempurna, jauhnya bayi dari
lingkungan yang berpolusi debu (Abu Fais, 2010).
Penatalaksanaan Bayi Baru Lahir Prematur

Bayi baru lahir dengan prematur

BBLSR (>1500 BBLR (1500-2500


sf

Komplikasi :
Tidak ada Bayi sianosis/ sukar
Sukar bernafas bernafas (frekuensi < 30/
Kesukaran
pemberian 1) Rooming in
minum 2) Dorongan ibu untuk
Penatalaksanaan :
Ikterus mulai menyusui
Infeksi satu jam pertama Beri O2 lewat kateter
3) Cegah infeksi
4) Pengawasan nutrisi
Penatalaksanaan : 5) Menjaga suhu

1) Beri O2 lewat kateter hidung/


Nasal prong
2) Beri minuman melalui NGT
menggunakan pipet Berat badan bayi
3) Menjemur bayi di pagi hari normal
4) Berikan gentamisin, 4 mg/ kg BB IM
benzil penisillin
5) Bungkus bayi dan hangatkan

Gambar 2.2 Penatalaksanaan bayi baru lahir prematur


(modifikasi) Sumber : Saifuddin (2000)
2.1.7 Klasifikasi Bayi Prematur
Klasifikasi bayi prematur berdasarkan atas timbulnya bermacam- macam
problematika pada derajat prematurisasi dalam Wiknjosastro (2005) menggolongkan
menjadi :

2.1.7.1 Bayi yang sangat prematur (extremely prematur) 24-30 minggu


Bayi pada masa gestasi 24-27 minggu masih sangat sukar hidup terutama di
negara yang belum atau sedang berkembang. Bayi dengan masa gestasi 28-30 minggu
masih mungkin dapat hidup dengan perawatan yang sangat intensif (perawatan yang
sangat terlatih dan menggunakan alat-alat canggih), agar dicapai hasil yang optimum.

2.1.7.2 Bayi derajat prematur sedang (moderately prematur) 31-36 minggu


Pada golongan ini kesanggupan untuk hidup jauh lebih baik dari golongan
pertama dan gejala sisa yang dihadapi di kemudian hari, jauh lebih ringan asal saja
pengelolaan terhadap bayi itu betul- betul intensif.

2.1.7.3 Barderlain prematur


Masa gestasi 37-38 minggu. Bayi ini mempunyai sifat-sifat prematur dan
matur. Biasanya berat badan seperti bayi mature dan dikelola seperti bayi mature.
Akan tetapi sering timbul problematika seperti yang dialami bayi prematur, misalnya
sindroma gangguan pernapasan, hyper billirunemia, daya isap yang lemah dan
sebagainya, sehingga bayi ini harus diawasi dengan seksama.

2.1.8 Komplikasi bayi Prematur


Dibawah ini akan diuraikan secara singkat beberapa penyakit yang ada hubungannya
dengan bayi prematur.
2.1.8.1 Sindrom Gangguan pernapasan idiopatik atau penyakit membranhialin
Penyebab kelainan ini adalah kekurangan surfaktan, suatu zat aktif pada alveoli yang
mencegah kolaps paru dan dapat menyebabkan kemampuan paru-paru untuk mempertahankan
stabilitas menjadi menjadi terganggu. Selain itu otot pernapasan dan tulang iga masih lemah dan
pusat pengatur pernapasan lebih sempurna.
2.1.8.2 Pneumonia aspirasi
Sering ditemukan pada bayi prematur karena reflek menelan dan batuk belum sempurna.
Penyakit ini dapat dicegah dengan perawatan yang baik, antara lain dengan selalu menyendawakan
bayi sesudah minum.
2.1.8.3 Perdarahan intraventrikuler
Perdarahan spontan di rentrikel otak otak lateral biasanya dikarenakan pembuluh darah
bayi prematur masih rapuh dan mudah pecah, sehingga terjadi anoksia otak.

2.1.8.4 Hiperbilirubinemia
Bayi prematur lebih sering mengalami hiperbilirubinemia sampai kern ikterus
dibandingkan dengan bayi cukup bulan. Hal ini disebabkan karena faktor kematangan hepar yang
masih imatur sehingga konjugasi bilirubin indirek menjadi bilirubin direk belum sempurna.

2.1.8.5 Gangguan Imunologik


Daya tahan tubuh terhadap infeksi belum memadai karena kemampuan leukosit masih
kurang, sehingga pembentukan antibody belum sempurna serta rendahnya kadar Ig G atau gamma
globulin.

2.1.8.6 Gangguan pencernaan dan problem nutrisi


Aktifitas alat pencernaan makanan masih belum sempurna, sehuingga penyerapan makanan
kurang baik, serta pengosongan lambung juga berkurang. Selain itu juga mudah terjadi regurgtasi
isi lambung dan dapat menyebabkan aspirasi pneumonia.

2.1.8.7 Hipotermia
Hipotermia dapat terjadi karena kemampuan untuk mempertahankan panas dan
kesanggupan menambah produksi panas sangat terbatas karena pertumbuhan otot-otot yang belum
cukup mamadai, lemak subkutan yang sedikit, belum matang sistem saraf pengatur suhu tubuh,
luas permukaan tubuh relatif lebih besar dibandingkan dengan berat badan sehingga mudah
kehilangan panas (Winkjosastro, 200
2.2 Konsep Asuhan Bayi Prematur
2.2.1 Pengertian
Manajemen kebidanan merupakan proses pemecahan masalah yang digunakan sebagai
metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah. Penemuan-
penemuan ketrampilan dalam rangkaian atau tahapan yang logis untuk pengambilan satu keputusan
yang berfokus pada pasien (Varney, 2008).

2.2.2 Langkah - Langkah Manajemen Asuhan Kebidanan


Proses manajemen terdiri dari tujuh langkah yang berurutan dimana setiap langkah
disempurnakan secara sistematis. Proses dimulai dari pengumpulan data dasar dan berakhir dengan
evaluasi. Ketujuh langkah tersebut adalah sebagai berikut :

Langkah 1 : Pengkajian
Pengkajian adalah langkah vital yang dipakai dalam menerapkan asuhan kebidanan pada
pasien (Varney, 2008). Pada tahap ini semua data dasar dan informasi tentang pasien dikumpulkan
dan dianalisa untuk mengevaluasi keadaan pasien, yaitu :

2.2.2.1 Data subyektif


Data subyektif adalah data yang didapat dari pasien sebagai suatu pendapatan terhadap
suatu situasi dari kajadian (Nursalam, 2003) meliputi :
a. Identitas / biodata antara lain :
Nama bayi : Untuk mengetahui identitas bayi.
Umur bayi : Untuk mengetahui umur bayi yang nantinya disesuaikan dengan
tindakan yang akan dilakukan.
Tanggal/jam/lahir : Untuk mengetahui kapan bayi lahir disesuaikan dengan hari
perkiraan lahir.
Barat badan : Untuk mengetahui kesesuaian antara berat badan dengan umur
kehamilan bayi prematur. Normalnya 2500 gr – 3500 gr (Hidayat,
2009). Pada kasus bayi premature berat badan kurang dari 2500
gr (Surasmi, 2003).
Panjang badan : Untuk mengetahui kesesuaian antara panjang badan dan umur
kehamilan pada bayi prematur. Normalnya 45 – 50 cm (Hidayat,
2009). Pada bayi premature panjang badan kurang dari 46 cm
(Surasmi, 2003).
Nama ibu/ ayah : Untuk mengetahui identitas orang tua bayi.
Umur : Pada kasus umur ibu yang kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35
tahun dapat menyebabkan terjadinya bayi prematur.
Suku bangsa : Berguna untuk mengetahui faktor pembawa ras.
Agama : Untuk mengetahui motivasi kepada keluarganya sesuai dengan
agamanya.
Pendidikan : Untuk mengetahui tingkat pendidikan yang nantinya penting dalam
memberikan KIE tentang perawatan bayi.
Pekerjaan : Untuk mengetahui gambaran keadaan sosial ekonomi berhubungan
dengan kemampuan dalam mencukupi kebutuhan nutrisi.
Alamat : Untuk mendapatkan gambaran tentang tempat dimana pasien
tinggal.

b). Keluhan Utama


Keluhan utama adalah keluhan yang harus dinyatakan secara singkat dan menggunakan
bahasa yang dipakai si pemberi keterangan (Varney, 2008). Pada kasus bayi baru lahir dengan
premature keluarga mengatakan berat badannya kurang dari 2500 gr, lahir dengan umur kehamilan
kurang dari 37 minggu.

c). Riwayat Kehamilan Sekarang


Berisi hari pertama haid terakhir (HPHT), hari perkiraan lahir (HPL), frekuensi
pemeriksaan ante natal (ANC), yang memeriksa, keluhan, imunisasi, golongan darah ibu dan ayah,
ibu hamil beberapa d Karakteristik bayi prematur dan keadaan sekarang bagaimana (Wiknjosastro,
2005). Pada kasus bayi premature disebabkan karena hamil dengan hidramnion, hamil ganda dan
perdarahan antepartum (Manuaba, 2008).

d). Riwayat Penyakit Kehamilan.

Untuk mengetahui adanya perdarahan, preklamasi, eklampsi, inkompetensi serviks, uterus


bikornis, trauma pada masa kehamilan baik fisik maupun psikologis sebagai penyebab kelahiran
prematur (Mochtar, 2003).
e). Kebiasaan Ibu Sewaktu Hamil

Untuk mengetahui kebiasaan ibu yaitu pola makan, obat-obatan, jamu, merokok, minum
alkohol dan lain-lain (Mochtar, 2002). Pada bayi premature biasanya terjadi pada ibu hamil yang
gizinya kurang.

f). Riwayat persalinan sekarang


Berisi tentang jenis persalinan, penolong, lama persalinan dari kala I sampai kala IV,
keadaan anak, jumlah air ketuban, dan adakah komplikasi dalam persalinan (Wheeler, 2003).

2.2.3 Data Obyektif


Data obyektif adalah data yang didapatkan dari observasi dan diukur
(Nursalam, 2009). Hal ini diperoleh dari pemeriksaan bayi yang meliputi :

2.2.3.1 Pemeriksaan Khusus


Dilakukan dengan pemeriksaan apgar score pada menit pertama, kelima dan
kesepuluh.
Tabel 2.1 Nilai apgar (NA)

Skor 0 1 2 NA

Seluruh tubuh
Apperance Badan merah
kemerah-
(warna kulit) Pucat Ekstremitas biru
merahan

Pulse rate
Tidak ada Kurang dari 100 Lebih dari 100
(frekuensi nadi)

Grimace (reaksi Sedikit gerakan


Tidak ada Batuk/ bersin
rangsangan) mimic (grimace)

Activity (tonus Ekstrimitas dalam


Tidak ada Gerakan aktif
otot) sedikit fleksi

Lemah/ tidak
Respiration Tidak ada Baik/ menangis
teratur

Jumlah

(sumber : Varney, 2007)


2.2.3.2 Pemeriksaan umum
Untuk mengetahui keadaan umum bayi meliputi tingkat kesadaran (sadar penuh, apatis,
gelisah, koma) gerakan yang ekstrim dan ketegangan otot (Alimul, 2004). Pada kasus bayi dengan
prematur keadaan umumnya sadar penuh (Arief, 2009). Untuk mengetahui tanda-tanda vital
(TTV) meliputi :

 Suhu
Temperatur axilla yaitu 36,40C sampai 37,20C. (Strigh, 2004). Pada bayi dengan
prematur suhu tubuh normal, tetapi mudah dan cepat sekali menderita hipotermia bila berada di
lingkungan yang dingin (Wiknjosastro, 2005).

 Pernapasan (respirasi rate)


Dinilai saat pernapasan dan bunyi nafas dalam 1 menit pernapasan normal normal 30-60
x/menit (Strigh, 2004). Pada bayi prematur frekuensi pernapasan tidak teratur, dan sering timbul
apnea (Wiknjosastro, 2005).

 Denyut jantung
Dinilai kecepatan, irama, kekuatan dalam 1 menit. Denyut jantung normal 120-160
x/menit (Strigh, 2004). Pada bayi prematur denyut jantung seperti bayi normal, yaitu 100-140
kali per menit (Wiknjosastro, 2005).

2.2.3.3 Pemeriksaan fisik sistematis


o Kepala : Bentuk mesochepal atau mikrocephal serta adakah kelainan cephal
hematom, caput succadeneum dan frontale sudah tertutup atau belum (Wiknjosastro,
2005). Pada bayi prematur batas dahi dan rambut tidak jelas, rambut lanugo masih banyak
(Surasmi, 2003).

o Mata : Untuk mengetahui conjungtiva berwarna kemerahan atau tidak, sklera


berwarna atau tidak (Alimul, 2004).

o Telinga : Adakah kotoran atau cairan, bagaimana tulang rawan daun telinga
belum sempurna pertumbuhannya sehingga seolah-olah tidak teraba tulang rawan daun
telinga (Surasmi, dkk, 2003).

o Hidung : Adakah nafas cuping, kotoran yang menyumbat dijalan nafas (Surasmi, dkk,
2003)

o Mulut :Adakah sianosis dan bibir kering. adakah kelainan labioskisis,


labiopalastoskisis (Surasmi, dkk, 2003).

o Leher : Adakah pembesaran kelenjar thyroid (Surasmi, dkk,2003).


o Dada : Adakah pembesaran buah dada, pernapasan, adakah retraksi,
frekuensi bunyi jantung, adakah kelainan (Surasmi, dkk, 2003)

o Abdomen : Bentuk, pembesaran hati dan limfa, tali pusat berdarah atau
tidak, jumlah pembuluh darah pada tali pusat, warna tali pusat, sering tampak
peristaltic usus (Surasmi, dkk,2003).

o Kulit : Ada atau tidak kemerahan pada kulit atau pembengkakan,


postula, luka atau trauma, bercak atau tanda abnormal pada kulit, elastisitas
kulit, serta ada tidaknya ruam popok (Hidayat, 2009). Pada bayi premature
jaringan subkutan kulit tipis atau kurang (Surasmi, 2003).

o Genetalia : Jika laki-laki apakah testis sudah turun pada skrotum, jika
perempuan apakah labia mayora sudah menutupi labia minora (Saifuddin, 2003).
Pada kasus bayi prematur pada laki-laki pigmenasi dan rugae pada skrotum
kurang, testis belum turun ke dalam skrotum, untuk bayi perempuan klitoris
menonjol, labia minora belum tertutup oleh labia mayora (Surasmi, 2003).

o Ekstremitas : Adakah kelainan seperti polidaktili atau sinidaktili,


adakah tulang yang retak misalnya clavicula (Varney, 2007).

o Tulang punggung : Adakah pembengkakan atau ada spina bivida (Aimul,


2004).

o Anus : Adakah lubang (Surasmi dkk, 2003).

2.2.3.4 Pemeriksaan Reflek

 Reflek moro
Lengan ekstensi, jari-jari mengembang, kepala terlempar ke belakang, dan tungkai
sedikit ekstensi. Lengan kembali ke tengah dengan tangan menggenggam. Tulang belakang
dan ekstremitas bawah ekstensi. Pada bayi prematur reflek moro negatif (Wiknjosastro, 2005).

 Reflek rooting
Sentuhan pada pipi ataubibir menybabkan kepala menoleh ke arah sentuhan. Pada bayi
prematur reflek rooting lemah (Strigh, 2004).
 Reflek suching
Reflek menghisap dengan kuat dalam berespon terhaap stimulasi. Pada bayi prematur reflek
menghisap dan menelan belum sempurna (Hidayat, 2005).

 Reflek plantar
Jari-jari kaki bayi akan melekuk ke bawah bila jari diletakkan didasar Jari-jari kakinya.
Pada bayi prematur reflek plantar berkurang (Strigh, 2004).

 Reflek tonic neck


Bayi melakukan perubahan posisi bila kepala diputar ke satu sisi. Normalnya reflek ini tidak
terjadi setiap kali kepala diputar. Pada bayi reflek tonic leher lemah (Wiknjosastro, 2005).

 Reflek plamar
Jari bayi melekuk di sekeliling benda dan menggenggamnya seketika bila jari diletakkan di
telapak tangan (Strigh, 2004). Pada bayi prematur reflek menggenggam masih lemah (Hidayat,
2005).

 Reflek staping
Kaki bayi bergerak ke atas dan ke bawah bila disentuhkan ke permukaan yang keras. Pada
bayi reflek bayi berkurang (Strigh, 2004).

2.2.4 Pemeriksaan Antropometri


Pada bayi baru lahir, perlu dilakukan pengukuran antropometri seperti berat badan, di mana
berat badan yang normal adalah sekitar 2.500 – 3.500 gram, berat badan bayi prematur yaitu kurang
dari 2500 gram, panjang badan bayi baru lahir normal lebih dari 45 cm, bayi prematur kurang dari
40 cm, lingkar kepala bayi baru lahir normal yaitu lebih 30 cm sedangkan lingkar kepala bayi
prematur kurang dari 30 cm, lingkar dada bayi baru lahir nomal yaitu lebih dari 30 cm sedangkan
bayi prematur kurang dari 30 cm.

2.2.4.1 Pola Eliminasi


Untuk mengetahui fungsi sistem pencernaan dan metabolisme tubuh meliputi : BAB dan
BAK (Wiknjosastro, 2005). Pada kasus bayi premature BAB dan BAK normal antara 6 – 8 kali
perhari (Kosim, 2003).

2.2.5 Data penunjang


Untuk mendukung pemeriksaan yang tidak dapat diketahui dengan pemeriksaan fisik yang
meliputi pemeriksaan laborat dan rontgen serta terapi dokter. Pada bayi prematur biasanya
dilakukan pemeriksaan Hb dan golongan darah (Wiknjosastro, 2005).
Langkah 2 : Interpretasi Data
Pada langkah ini dilakukakan identifikasi terhadap diagnosa/ masalah berdasarkan
interpretasi yang benar atas data-data yang dikumpulkan :

1. Diagnosa kebidanan
Diagnosa kebidanan adalah diagnosa yang ditegakkan oleh bidan dalam lingkup praktek
kebidanan dan memenuhi standar nemenklatur diagnosa kebidanan (Varney, 2007). Standar
nemenklatur kebidanan meliputi :

a. Diakui dan telah disahkan oleh profesi


b. Berhubungan langsung dengan praktek dokter
c. Memiliki ciri khas kebidanan
d. Dapat diselesaikan dengan pendekatan manajemen kebidanan Diagnosa kebidanan : Bayi
baru lahir Ny. X umur…..dengan prematur

Dasar : Data Subjektif :

-Ibu mengatakan umur kehamilannnya kurang dari 37 minggu

- Ibu mengatakan bayinya lahir dengan prematur Data Objektif :

 KU,Kesadaran
 TTV meliputi Nadi,Respirasi,Suhu
 Berat badan kurang dari 2500 gram
 Panjang badan kurang dari 46 cm
 Lingkar kepala kurang dari 33 cm
 Lingkar dada kurang dari 30 cm
 Rambut lanugo masih banyak
 Batas dahi dan rambut kepala tidak jelas
 Kuku panjang sudah melewati ujung jari
 Jaringan lemak subutan tipis atau kurang
 Tulang rawan daun telinga belum sempurna pertumbuhannya
 Tumit mengkilap, telapak kaki halus
 Alat kelamin pada laki-laki, pigmentasi dan rugae pada skrotum kurang. Testis belum turun
kedalam skrotum. Untuk bayi perempuan klitoris menonjol. Labia minora belum tertutup
oleh labia mayora.
 Tonus otot lemah, sehingga bayi kurang aktif dan pergerakannya lemah.
 Verniks caseosa tidak ada atau sedikit
 Apgar score

2. Reflek hisap masih lemah


3. Masalah
Masalah adalah hal-hal yang berkaitan dengan pengalaman klien yang ditemukan dari hasil
pengkajian atau yang menyertai diagnosa. Masalah tidak dapat diidetifikasi seperti diagnosa,
tetapi membutuhkan penanganan (Varney, 2007). Masalah yang sering timbul pada bayi
prematur adalah suhu tubuh rendah dan refleks hisap lemah (Wiknjosastro, 2005).

4. Kebutuhan
Kebutuhan adalah hal-hal yang dbutuhkan oleh pasien dan belum teridentifikasi dalam
diagnosa dan masalah (Varney, 2007). Hal ini didapatkan dengan melakukan analisa data pada
bayi prematur. Kebutuhan bayi prematur antara lain pemberian rasa nyaman dan hangat,
pemenuhan nutrisi (Manuaba, 2008).

Langkah 3 : Diagnosa Potensial


Diagnosa potensial adalah mengidentifikasi dangan hati-hati dan kritis pola atau kelompok
tanda dan gejala yang memerlukan tindakan kebidanan untuk membantu pasien mengatasi atau
mencegah masalah-masalah yang spesifik (Varney, 2007). Oleh karena itu membutuhkan
antisipasi pencegahan serta pengawasan dengan mempersiapkan tindakan bila benar-benar
terjadi. Pada bayi prematur potensial terjadi hipotermi (Saifuddin, 2003).

Langkah 4 : Antisipasi
Langkah ini bila ada kegawatan maka bidan harus bertindak segera menentukan bentuk
kolaborasi yang paling tepat untuk keselamatan pasien (Varney, 2007). Pada bayi prematur
biasanya dirawat di dalam incubator dengan suhu 350C, bungkus bayi dan memasang lampu di
dekat tempat tidur bayi ( Saifuddin, 2003).

Langkah 5 : Perencanaan Asuhan


Perencanaan asuhan adalah suatu tindakan yang tepat untuk mengatasi masalah/ kebutuhan
pasien secara efektif selanjutnya berfungsi untuk menentukan aktifitas dari semua petugas
perawatan kesehatan yang terlibat dalam perawatan pasien, sehingga akan memberikan kontribusi,
berpartisipasi dan memangku tanggung jawab atas perawatan merekasendiri dan mencapai tujuan
dan hasil yang diharapkan (Varney, 2007). Rencana asuhan pada bayi baru lahir dengan prematur
antara lain :

1. Lakukan pemantauan terhadap tanda-tanda vital yaitu : suhu, respirasi, dan


heart rate (Strigh, 2004).
2. Jaga suhu tubuh bayi dan cegah infeksi (Wiknjosastro, 2005).
3. Berikan nutrisi sesuai dengan kebutuhan bayi dengan kolaborasi dokter
spesialis anak (Manuaba, 2008).
4. Lakukan penimbangan secara ketat (Saifudin, 2006).
5. Mandikan bayi tiap beberapa hari sekali dan kaji reflek hisap (Surasmi,
2003).
Langkah 6 : Implementasi
Implementasi merupakan pelaksanaan dari rencana asuhan menyeluruh dari perencanaan
(Varney, 2007). Pada saat tertentu bidan bisa berkolaborasi dengan tenaga kesehatan lain, tetapi
bidan tetap bertanggung jawab terhadap pelaksanaan asuhan kebidanan bayi baru lahir dengan
prematur.
Pelaksanaan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan premature yaitu :

1. Melakukan pemantauan terhadap tanda-tanda vital yaitu : suhu, respirasi, dan


heart rate (Strigh, 2004).
2. Mencegah hipotermi, menjaga kehangatan bayi dan meletakkan bayi dalam
inkubator (Wiknjosastro, 2005).
3. Mencegah infeksi pada bayi prematur
4. Memberikan nutrisi sesuai dengan kebutuhan bayi dengan kolaborasi dokter
spesialis anak (Manuaba, 2008).
5. Melakukan penimbangan secara ketat (Saifudin, 2003).
6. Memandikan bayi tiap beberapa hari sekali dan kaji reflek hisap (Surasmi,
2003).

Langkah 7 : Evaluasi
Evaluasi merupakan sebuah perbandingan dari hasil yang aktual dengan hasil yang
diharapkan. Dilakukan penilaian apakah rencana asuhan yang telah disusun dapat terlaksana dan
terpenuhi kebutuhannya seperti yang telah diidentifikasi dalam masalah dan diagnosa (Varney,
2007) . Evaluasi pada bayi baru lahir prematur menurut Saifudin (2003) adalah :
a. KU : baik
b. Gerakan bayi aktif
c. Nutrisi terpenuhi
d. Reflek hisap bayi kuat
e. BB meningkat
DAFTAR PUSTAKA

Alimul, H. A. 2004. Kebutuhan Dasar Manusia. Buku Saku Praktikum.


Jakarta : EGC.

Arif, ZR, dkk. 2009. Neonatus dan Asuhan Keperawatan Anak.


Yogyakarta : Nuha Offset.

Arikunto. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta


: Rineka Cipta.

Depkes RI. 2004. Pedoman Pelaksanaan Stimulasi Deteksi dan


Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak.

Hasan, I. 2003. Metodologi Penelitian dan Aplikasi. Jakarta : Ghalia


.

Hidayat, A.A.A. 2005. Pengantar Ilmu Kesehatan Anak untuk


Pendidikan Kebidanan. Jakarta : Salemba Medika.

Husni. 2009. Pengantar Ilmu Kesehatan Anak untuk Pendidikan


Kebidanan. Jakarta : Salemba Medika.

Kosim, M. Sholeh. 2003. Buku Panduan Manajemen Masalah Bayi Baru


Lahir Untuk Dokter, Bidan Dan Perawat Di Rumah Sakit. Jakarta :
Departemen Kesehatan RI.

Manuaba, I. B. G. 2008. Gawat Darurat Obstetri Ginekologi. Cetakan I.


Jakarta : EGC.

Markum, A.H. 2004. Ilmu Kesehatan Anak. Jilid 3. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai