Uraian Bahan
Rumus struktur :
H H
tidak berbau.
sulfuricum.
Rumus struktur :
1,84.
Kegunaan : Pereaksi
Penyimpanan : Wadah tertutup rapat.
Nama lain : Ethyl asetat, etil asetat, ester asetat, ester etanol.
Rumus struktur :
dengan gliserol.
Rumus struktur :
Kegunaan : Pelarut
hexane.
Rumus Struktur :
kloroform P.
melatin.
Rumus struktur :
encer.
C. Uraian Bahan
1. Meniran (Phyllanthus niruri L) (Noor, Rusuane. 2018)
a. Klasifikasi :
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Euphorbiales
Famili : Euphorbiaceae
Genus : Phyllanthus
madungi (Ternate).
a. Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Scrophulariales
Famili : Acanthaceae
Genus : Andrographis
(Cina).
a. Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Zingiberales
Famili : Zingiberaceae
Genus : Elettaria
a. Klasifikasi :
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophytta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Gentianales
Famili : Apocynaceae
Genus : Alstonia
Hanjalutung, Aliag
(Antipiretik),
a. Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Zingiberales
Famili : Zingiberaceae
Genus : Curcuma
mempercerah kulit.
a. Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Euphorbiales
Famili : Euphorbiceae
Genus : Tinospora
pahit.
demam kuning.
BAB IV
A. Tabel Pengamatan
Jarak Noda
Kelompok
Jamu Tolak Angin Senyawa Quarsetin
1 - - 4,8 cm
2 4,8 cm - 4,8 cm
3 4 cm 0,4 cm 3,9 cm
4 4,8 cm 4,9 cm 4,9 cm
5 4,9 cm - 4,9 cm
B. Perhitungan Nilai Rf
1. Nilai Rf Jamu
𝐽𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑛𝑜𝑑𝑎
Rf = 𝐽𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑒𝑙𝑢𝑒𝑛
4,8 𝑐𝑚
= 5,5 𝑐𝑚
= 0,87
= 0,89
= 0,89
C. Pembahasan
Obat tradisional atau jamu merupakan bahan atau ramuan berupa tumbuhan,
bahan tumbuhan, hewan, bahan mineral sarian (galenik), atau campuran dari bahan-
senyawa menjadi senyawa murninya menggunakan 2 fase, yaitu fas gerak dan fase
sebelum diamati agar simplisia pada jamu yang berupa rajangan dapat hlus dan
daam tabung reaksi dan ditambah 1 ml methanol adalah untuk memperoleh filtrate
dari sampel, yang terlebih dahulu dikocok agar sampel dapat larut.
Alasan lempeng ditotol sampel tolak angina dan senyawa quarsetin yaitu
untuk melihat apakah sampel dan tolak angina mengandung senyawa senyawa
melihat jarak noda yang ditempuh sampel dalam tolak angina lalu dibandingkan
flouresensi pada lempeng. Adapun digunakan lampu UV 366 ialah untuk melihat
melihat penampakan noda atau agar noda tampak jelas oleh kasat mata.
Adapun hasil yang diperoleh dari pengamatan yaitu pada kelompok 1 jarak
noda jamu nol tidak naik atau tidak terelusi begitupun pada sampel tolak angina,
sedangkan pada senyawa quarsetin jarak nodanya yaitu 4,8 cm. Hal tersebut
atau adanya factor kesalahan pada saat pengerjaan sehingga sampel tidak terelusi.
Pada kelompok 2 diperoleh hasil jarak noda pada sampel jamu 4,8 cm, tolak
angina nol dan pada senyawa quarsetin 4,8 cm. Hal tersebut menandakan sampel
jamu pada kelompok 2 mengandung senyawa quarsetin karena jarak noda yang
Pada kelompok 3 jarak noda pada jamu diperoleh 4 cm, tolak angin 0,4 cm
dan 3,9 cm pada senyawa quarsetin. Hal tersebut menandakan pada sampel jamu
sampel dan pembanding hamper sama hanya beda q cm. Sedangkan pada sampel
Pada kelompok 4 diperoleh hasil jarak noda pada sampel jamu 4,8 cm, tolak
angin 4,9 cm, dan senyawa quarsetin 4,9 cm. Dari hasil pengujian kelompok 4
sampel dan tolak angin mengandung senyawa quarsetin karena jarak noda yang
ditempuh sama dengan jarak noda senyawa pembanding dan pada sampel hanya
beda 1 cm.
Pada kelompok 5 jarak noda pada jamu 4,9 cm, tolak angina nol dan
senyawa quarsetin 4,9 cm. Dari hasil pengujian kelompok 5 sampel mengandung
senyawa quarseti karena jarak noda sama sedangkan pada sampel tolak angina tidak
terelusi.
yaitu pada saat penyiapan sampel setelah ditambah methanol 1 ml tabung reaksi
yang digunakan tidak ditutup dengan aluminium foil sehingga sampel dan methanol
1 ml menguap dan mengakibatkan filtrat yang didapatkan sedikit. Dan pada saat
gosong.
Hubungan percobaan ini dengan farmasi yaitu untuk mengetahui kandungan
senyawa dari simplisia penyusun jamu berupa rajangan dengan pemeriksaan atau
pasaran.
ض ك َ ْم أ َن ْ ب َ ت ْ ن َا ف ِ ي هَ ا ِم ْن ك ُ لِ َز ْو ج ٍ ك َِر ي ٍم
ِ اْل َ ْر
ْ أ َ َو ل َ مْ ي َ َر ْو ا إ ِ ل َ ى
Artinya:
Dan apakah mereka tidak memperhatikan bumi, betapa banyak kami tumbuhkan di
selalu memperhatikan dan menelaah sekitarnya karena dari lingkungan ini manusia
bias belajar dan memperoleh pengetahuan tentang bahan-bahan alam yang memilih
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa dari sampel
jamu yang diujikan, yang mengandung senyawa quarsetin yaitu sampel jamu pada
noda sampel hampir sama dengan jarak noda pembanding. Sedangkan sampel
jamu pada kelompok 1 tidak mengandung senyawa quarsetin karena sampel tidak
terelusi.
B. Saran
1. Laboratorium
2. Asisten
praktikan.
LAMPIRAN
A. Skema Kerja
a. Persiapan eluen
Homogenkan
Jenuhkan chamber
b. Persiapan lempeng
Disiapkan lempeng
c. Penyiapan sampel
Digerus sampel
Ditambahkan 1 ml methanol
Dielusi
Disemprot H2SO4
Jenuhkan chamber
Jenuhkan chamber
A. Gambar pengamatan
Praktikum Farmakognosi
Jurusan Farmasi
Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar
Praktikum Farmakognosi
Jurusan Farmasi
Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar
Praktikum Farmakognosi
Jurusan Farmasi
Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar
Praktikum Farmakognosi
Jurusan Farmasi
Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar
Praktikum Farmakognosi
Jurusan Farmasi
Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar
Praktikum Farmakognosi
Jurusan Farmasi
Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar
Praktikum Farmakognosi
Jurusan Farmasi
Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar
Keterangan : Dielusi
Praktikum Farmakognosi
Jurusan Farmasi
Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar
Praktikum Farmakognosi
Jurusan Farmasi
Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar
Keterangan : Dipanaskan.
Praktikum Farmakognosi
Jurusan Farmasi
Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar
Dewato, Nur, dkk. Pengaruh Rasio Bunga dengan Pelarut Terhadap Rendemen
dan Mutu Minyak Melati (Jasminum Sambac) Menggunakan Metode
Ekstraksi Pelarut Menguap (Solvent Extraction). Jurnal Teknotan Volume 10
(2). Bandung: Universitas Padjadjaran. 2017.
Purwato, Ayu dan Proborini, Wahyu. Analisis Komposisi Minyak Atsiri Kulit Jeruk
Manis Hasil Ekstraksi Metode Microwave Hydrodiffusion and Gravity
dengan GC-MS. Jurnal Reka Buana Volume 3 (1). Malang: Universitas
Tribhuwana Tunggadewi. 2017.
Khairunnisa, Nila Ayuanji, dkk. Standarisasi Ekstrak Daun Nona Makan Sirih
(Clerodendrum X Speciosum Dombrain). Proceeding Of The 6th
Mulawarman Pharmaceuticals Conferences. Samarinda: Universitas
Mulawarman. 2017.
Lubis, Andi Irdam. Uji Aktivitas Antimikroba Fraksi Ekstrak Daun Senggani
(Melastoma offine D. Don) Terhadap Mikroba Patogen. Makassar: UINAM
Press. 2017.
Rusli, Taty Rusliati. Uji Fitokimia dan Efek Buah Ara Terhadap Kadar
Melondialdehid (MDA) Darah Dan Otak Tikus Spargne Dawley Yang
Diinduksi Hipoksia Sistemik Kronik. Jakarta: Univ. Tarumanegara. 2019.
Wulandari, dkk. Ekstraksi Teh Putih Berbantu Ultrasonik pada Berbagai Amplitudo.
Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan Volume 7 (3). Bandung: Universitas Padjdjaran. 2018.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
serta unit mempercantik diri dimana selama ini dikenal dengan jamu.
ketersediaan bahan baku, ketersediaan bahan obat dalam jenis dan jumlah yang
cukup. Keterjaminan kebenaran khasiat, mulai keabsahan obat bahan obat yang
dapat membahayakan masyarakat. Dalam kondisi seperti ini maka upaya yang
paling tepat adalah mendorong pengembangan obat herbal jamu ke arah obat herbal
terhadap obat modern dan hampir seluruh bahan bakunya masih diimport.
bahan kimia obat walaupun bukan berarti obat tradisional yang diproses oleh
industri rumah tangga bebas dari permasalahan ini, tetapi memang pemalsuan obat
tradisional juga penambahan BKO lebih banyak terjadi pada obat tradisional yang
Oleh karena itu, perlu dilakukan pengujian secara kualitatif kandungan pada
jamu agar dapat mengetahui kandungan kimia dari simplisia sedian jamu yang akan
2. Tujuan
C. Prinsip Percobaan
mampu mengaplikasikan cara analisis kandungan kimia dari simplisia sedian jamu
BAB III
METODE KERJA
1. Alat
Adapun alat yang digunakan pada percobaan ini yaitu cawan porselin,
chamber, gegep, gelas arloji, hot plate, lampu UV, lempeng KLT, lumpang dan alu,
neraca analitik, oven, pensil, penggaris, pipa kapiler, pipet mikro, pipet tetes, rak
2. Bahan
Adapun bahan yang digunakan pada percobaan ini yaitu aquadest, etik,
B. Metode Kerja
1. Persiapan Eluen
c. Dihomogenkan
2. Persiapan Lempeng
a. Disiapkan lempeng
3. Penyiapan Sampel
b. Digerus sampel
e. Ditambahkan 1 ml metanol
f. Dikocok
g. Diambil filtrat
4. Kromatografi Lapis Tipis
c. Dimasukkan ke Chamber
d. Diskusi
f. Disemprot H2SO4
g. Dipanaskan
h. Diamati
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.Teori Umum
terstandar (OHT) dan Fitofarmaka. Salah satu sedian obat tradisional yang sering
digunakan adalah jamu. Jamu adalah obat tradisional yang disediakan secara
tradisional, misalnya dalam bentuk sediaan pil dan cairan yang berisi seluruh bahan
tanaman yang menjadi penyusun jamu tersebut digunakan secara tradisional. Jenis
jamu di Indonesia sangat beragam seperti jamu rematik, jamu asma, jamu patuk,
Obat tradisional adalah bahan atau tanaman bahan yang berasal dari
tumbuhan, hewan, mineral, sedian satuan (galenik) atau campuran dari bahan
Obat tradisional Indonesia atau obat asli Indonesia yang lebih dikenal
dengan jamu, umumnya dicampurkan obat herbal yaitu obat yang berasal dari
tanaman. Bagian tanaman yang digunakan dapat berupa akar, batang, daun, umbi
dalam bentuk serbuk seduhan atau cairan yang berisi seluruh bahan tanaman yang
menjadi penyusun jamu tersebut serta digunakan secara umum. (Darwata. 2017:
25)
Golongan ini tidak memerlukan pembuktian ilmiah sampai dengan klinis tetapi
cukup bukti empiris pada umumnya jamu dibuat berdasarkan resep turun -temurun
aplikasi sampel ke plat KLT, menjalankan kromatografi dan menentukan nilai RF.
Eluen (fase gerak/mobile) yang umumnya dipilih dimasukkan ke dalam chamber
Jamu gendong merupakan salah satu obat tradisional yang banyak diminati
masyarakat karena harganya yang terjangkau dan mudah diperoleh. Jamu yang
dijual pedang jamu gendong ini biasanya merupakan jamu hasil racikan sendiri atau
dicampur dengan jamu yang telah dikemas secara moderen. Jamu gendong sangat
sejak lama bahkan bagi merupakan obat manjur dan penggunaan nya sudah
mengakar sebagai tradisi. Asal mula jamu dipikirkan sudah digunakan oleh
Pada umumnya, jamu dibuat berdasarkan resep turun menurun dan tidak
melalui proses seperti fitokimia, jamu harus memenuhi beberapa kriteria antara
lain;
a. Aman
(Darwata. 2017:
24)
dengan obat modern karena proses pembuatan nya yang standar dan khasiatnya
dalam jamu dilakukan dengan cara kromatografi lapis tipis (KLT) yang merupakan
menggunakan dua fase yaitu fase gerak dan fase diam. (Khairunnisa. 2017: 97)
Kromatografi Lapis Tipis (KLT) merupakan alat analisa yang cukup
sederhana karena dapat menentukan jumlah komponen yang ada pada selaku bahan,
kromatografi lapis tipis (KLT) atau TLC ( Thin Layer Chromatography) sangat
mirip dengan kromatografi kertas, terutama pada cara melakukan nya. Perbedaan
nyata terlihat pada media pemisahan nya, yakni digunakan lapis tipis adaorban
halus yang tersangka pada papan kaca, alumunium atau plastik sebagai pengganti
Lapis tipis adsorban ini pada proses pemisahan berlaku sebagai fase diam.
Fase diam KLT terbuat dari serbuk halus dengan ukuran 5 - 50 Nn serbuk halus ini
dapat berupa suatu adsorban. Suatu pengurai ion, suatu pengayakan molekul atas
dapat merupakan penyangga yang dilapisi suatu cairan. (Rahmawati. 2015: 52)
Bahan adsorban sebagai fase diam dapat digunakan sebagai silika gel,
alumunium dan serbuk selulosa. Partikel silika gel mengandung gugus hidroksil
Pada kromatografi lapis tipis, fase cair serupa lapisan tipis tebal 0,1 - 2 m
yang terdiri atas bahan padat yang biasanya terbuat dari kaca, tetapi dapat juga
dibuat dari pelat polimer dan logam, lapisan melekat pada permukaan dengan
Perbedaan lampu UV 254 dan 366 yaitu dimana pada UV 254 nm, lempeng
noda pada lampu UV 254 mm adalah karena adanya daya interaksi antara sinar UV
dengan indikator flourosensi yang terdapat pada lempeng. Pada UV 366 nm, noda
akan berfloursensi dan lempeng akan tampak gelap. pencampuran noda karena
adanya gaya interaksi antara sinar UV dengan gugus kromoform yang di tentukan